Perlindungan Keanekaragaman Hayati: CBD dan Protokol Cartagena
KEANEKARAGAMAN JENIS CAPUNG DI WANA WISATA …lib.unnes.ac.id/26414/1/full.pdf · SEBAGAI BAHAN...
Transcript of KEANEKARAGAMAN JENIS CAPUNG DI WANA WISATA …lib.unnes.ac.id/26414/1/full.pdf · SEBAGAI BAHAN...
KEANEKARAGAMAN JENIS CAPUNG DI WANA WISATA PENGGARONSEBAGAI BAHAN PENYUSUN MODUL PEMBELAJARAN BIOLOGI
TESIS
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan
Oleh:
ISTIQOMAH0402513062
PROGRAM PASCASARJANAPROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG2016
ii
PENGESAHAN UJIAN TESIS
Tesis dengan judul “Keanekaagaman Jenis Capung di Wana Wisata Penggaron Sebagai
Bahan Penyusun Modul Pembelajaran Biologi” karya,
Nama : Istiqomah
NIM : 0402513062
Program Studi : Pendidikan Biologi, S2
telah dipertahankan dalam Sidang Panitia Ujian Tesis Program Pascasarjana, Universitas
Negeri Semarang pada hari Senin, tanggal 22 Februari 2016.
Semarang, Februari 2016
Panitia Ujian
Ketua,
Prof. Dr.rer.nat. Wahyu Hardyanto, M.Si.NIP. 196011241984031002
Sekretaris,
Prof. Dr. Wiyanto, M.Si.NIP. 196310121988031001
Penguji I,
Dr. Wiwi Isnaeni, M.Si.NIP. 195808021985032001
Penguji II,
Dr. Saiful Ridlo, M.SiNIP. 196604191991021002
Penguji III,
Prof. Dr. Ir. Priyantini Widiyaningrum, M.S.NIP. 196004191986102001
iii
iii
PERNYATAAN KEASLIAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam tesis ini benar-benar
karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain atau pengutipan dengan
cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku, baik sebagian
atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam tesis ini
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Atas pernyataan ini saya siap
menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan apabila ditemukan adanya
pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini.
Semarang, 2016Yang membuat peryataan,
IstiqomahNIM 0402513062
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
“Harmony in diversity, keselarasan dalam keanekaragaman mengajarkan kitauntuk saling menghargai perbedaan, ketika kita mampu menghargai danmengapresiasikan perbedaan itu, kita akan menemukan keselarasan hidup”.
“Alam memberi sejuta manfaat bagi kita, menjaga alam sama dengan mencintaidiri kita sendiri”.
Dengan segala kerendahan hati, saya persembahkan tesis ini untuk:
“Almamaterku tercinta Universitas Negeri Semarang”
v
ABSTRAK
Istiqomah. 2015. “Keanekaragaman Jenis Capung Di Wana Wisata PenggaronSebagai Bahan Penyusun Modul Pembelajaran Biologi”. Tesis. Program StudiPendidikan Ilmu Pengetahuan Alam konsentrasi Biologi. Program Pascasarjana.Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Prof. Dr. Ir. Priyantini WidiyaningrumM.S, Pembimbing II Dr. Saiful Ridlo M.Si.
Kata Kunci: Capung, Keanekaragaman jenis, Modul pembelajaran, Wana WisataPenggaron.
Wana Wisata Penggaron memiliki keanekaragaman hayati yang melimpah, baikkeanekaragaman hewan maupun tumbuhan. Kekayaan alam yang dimiliki WanaWisata Penggaron belum teridentifikasi dengan baik salah satunya adalahkeanekaragaman jenis capung. Keanekaragaman jenis capung ini dapat dimanfaatkanoleh para guru biologi sebagai sumber belajar di sekolah, namun hal ini belumdilakukan, sehingga pembelajaran terasa kurang optimal. Pembelajaran di MARiyadlus Sholihin Al-islamy belum menggunakan bahan ajar yang disusunberdasarkan potensi lokal, dan dalam pembelajaran biologi guru-guru belummenghadirkan contoh konkret ke dalam kelas. Tujuan penelitian ini adalah untukmengetahui keanekaragaman jenis capung di Wana Wisata Penggaron. Hasilidentifikasi selanjutnya disusun sebagai bahan ajar mandiri berupa modulpembelajaran yang terintegrasi pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan, dengan tahapan penelitianmeliputi observasi potensi dan masalah, pengumpulan data, desain produk, ujicobaproduk (skala kecil), revisi produk 1, validasi produk tahap I, revisi produk 2, validasiproduk tahap II, revisi produk 3 dan produk hipotetik. Berdasarkan hasil penelitian diWana Wisata Penggaron ditemukan 16 jenis capung. Hasil analisis indekskeanekaragaman, indeks kemerataan dan indeks dominansi masuk dalam kriteriarendah. Data yang telah terkumpul disusun menjadi sebuah bahan ajar mandiri berupamodul dan media keanekaragaman jenis capung, yang divalidasi oleh dosen ahlimedia dan ahli materi. Validasi dilakukan sebanyak dua kali. Hasil validasi tahap Idan II menunjukkan bahwa modul dan media keanekaragaman jenis capung masukdalam kategori sangat valid menurut pakar. Respon guru dan siswa pada saat uji cobaskala kecil menunjukkan bahwa modul dan media keanekaragaman jenis capungmasuk dalam kriteria sangat layak. Berdasarkan hasil validasi tahap I, tahap II, responguru dan repon siswa menunjukkan bahwa modul dan media keanekaragaman jeniscapung di Wana Wisata Penggaron yang telah disusun masuk dalam kategori sangatvalid dan layak digunakan sebagai sumber belajar biologi SMA/MA kelas X.
vi
vii
viii
ix
x
xi
vi
ABSTRACT
Istiqomah. 2016. “Dragonfly’s Diversity In Wana Wisata Penggaron as the Materialfor Biology Learning Module”. Thesis. Science Education Study. Graduate Program.Semarang State University. First Advisor: Prof. Dr. Ir. Priyantini Widiyaningrum,M.S., Second Advisor: Dr. Saiful Ridlo, M.Si.
Keywords: Dragonfly, Species diversity, Learning module, Wana Wisata Penggaron
Wana Wisata Penggaron (WWP) has abundance of biodiversity, both those of florasand faunas. Unfortunately, many of them have not been identified well yet, one ofthem is dragonfly’s diversity. Basically, the dragonfly’s diversity could be used bybiology teachers as the learning source in school. However, it had not been done yet,as a result the learning process had not been optimal. The learning process in MARiyadlus Sholihin Al-islamy have not been used the learning material which iscomposed based on local potential, and in the Biology teaching learning activity theteachers have not given the real model. The aim of this research is to investigate thedragonfly’s diversity in Wana Wisata Penggaron. The result of the identification thenwas composed as the self learning material in the form of learning module whichintegrated to Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). This research is adevelopment research consists of several stages: observation of potential andproblem, data collection, product design, product trial (small-scale), first productrevision, first product validation, second product revision, second product validation,third product revision, and hypothetical product. Based on the research in WanaWisata Penggaron, 16 species of dragonflies were identified. The result of thediversity, evenness, and dominancy index belong to low criteria. The data collectionfrom the research then was composed as self-learning material, namely thedragonfly’s diveristy module and media which was validated by the media andmaterial expert lecturers. Validation had been conducted twice. The result from thefirst and second validation showed that the dragonfly’s diveristy module and mediaare categorized into having high validity. The teachers’ and students’ responses insmall scale trial showed that they belong to very proper. Based on the result of thefirst and second validation, teachers’ and students’ responses showed that thedragonfly’s diveristy module and media in Wana Wisata Penggaron categorized intohaving high validity and proper to be used as the Biology learning source for thesecond graders of semester two Senior High School.
vii
viii
ix
x
xi
ix
DAFTAR ISI
PENGESAHAN UJIAN TESIS.................................................................................iiPERNYATAAN KEASLIAN ....................................................................................iiiMOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................................ivABSTRAK .................................................................................................................vABSTRACT.................................................................................................................viPRAKATA..................................................................................................................viiDAFTAR ISI ..............................................................................................................ixDAFTAR TABEL.......................................................................................................xiDAFTAR GAMBAR .................................................................................................xiiDAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................11.2 Identifikasi Masalah.....................................................................................51.3 Cakupan Masalah.........................................................................................51.4 Rumusan Masalah........................................................................................51.5 Tujuan Penelitian ........................................................................................61.6 Manfaat Penelitian .......................................................................................61.7 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan ....................................................71.8 Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan ...................................................7
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKABERPIKIR ......................................................................................................92.1 Kajian Pustaka ............................................................................................9
2.1.1 Pembelajaran IPA..............................................................................92.1.2 Lingkungan Sebagai Sumber Belajar ................................................102.1.3 Modul Keanekaragaman Capung ......................................................142.1.4 Media Objek Fisik/Media Spesimen ................................................182.1.5 Pengertian Keanekaragaman Hayati .................................................212.1.6 Habitat Capung..................................................................................232.1.7 Keanekaragaman Capung..................................................................25
2.2 Kerangka Teoretis.......................................................................................262.2.1 Potensi Keanekaragaman Hayati di WWP Sebagai Sumber Belajar
Biologi ..................................................................................................262.3 Kerangka Berpikir.........................................................................................28
Halaman
x
BAB III METODE PENELITIAN .........................................................................313.1 Desain Penelitian .......................................................................................313.2 Prosedur Penelitian Pengembangan...........................................................313.3 Desain Uji Coba ........................................................................................393.4 Subyek Uji coba Skala Kecil .....................................................................403.5 Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data ................................................403.6 Teknik Analisis Data..................................................................................40
3.6.1 Indeks Keanekaragaman Jenis Capung ............................................413.6.2 Indeks Kemerataan ...........................................................................413.6.3 Indeks Dominansi ............................................................................41
3.7 Analisis Kualitas Modul dan Media Pembelajaran.....................................423.7.1 Validasi Modul dan Media Pembelajaran.........................................423.7.2 Respon Guru dan Siswa terhadap Modul dan Media Pembelajaran 43
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................444.1 Hasil Penelitian ..........................................................................................44
4.1.1 Keanekaragaman Jenis Capung di WWP.........................................444.1.2 Deskripsi Keanekaragaman Jenis Capung .......................................494.1.3 Validitas Modul dan Media Pembelajaran ......................................58
4.1.3.1 Validitas Modul dan Media Pembelajaran Tahap I..............594.1.3.2 Validitas Modul dan Media Pembelajaran Tahap II ............63
4.1.4 Respon Guru dan Siswa terhadap Modul dan Media Pembelajaran 654.1.4.1 Respon Guru.........................................................................654.1.4.2 Respon Siswa .......................................................................66
4.2 Pembahasan ................................................................................................724.2.1 Keanekaragaman Jenis Capung di Wana Wisata Penggaron ......724.2.2 Kualitas Modul dan Media Pembelajaran ..................................77
BAB V PENUTUP ....................................................................................................835.1 Simpulan....................................................................................................835.2 Implikasi ...................................................................................................835.3 Keterbatasan Produk .................................................................................845.4 Saran ..........................................................................................................85
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................86
vii
PRAKATA
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufik dan karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan tesis yang
berjudul “Identifikasi Keanekaragaman Jenis Capung Berbasis Wana Wisata
Penggaron Sebagai Bahan Penyusun Modul Pembelajaran Biologi”. Tesis ini
disusun sebagai salah satu persyaratan meraih gelar Magister Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan IPA Program Pascasarjana Universitas Negeri
Semarang.
Peneliti menyadari sepenuhnya, bahwa dalam menyelesaikan tesis ini tidak
terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti
menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada
pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penelitian ini. Ucapan
terima kasih peneliti sampaikan pertama kali kepada para pembimbing: Prof. Dr.
Ir. Priyantini Widiyaningrum, M.S (Pembimbing I) dan Dr. Saiful Ridlo M.Si
(Pembimbing II) yang telah senantiasa membimbing dan banyak memberikan
arahan, dorongan dan motivasi.
Ucapan terima kasih peneliti sampaikan juga kepada semua pihak yang
telah membantu selama proses penyelesaian studi, di antaranya:
1. Direktur Program Pascasarjana Unnes, yang telah memberikan kesempatan
serta arahan selama pendidikan, penelitian, dan penulisan tesis ini.
2. Ketua Program Studi dan Sekretaris Program Studi Pendidikan IPA Program
Pascasarjana Unnes yang telah memberikan kesempatan dan arahan dalam
penulisan tesis ini.
viii
3. Bapak dan Ibu dosen Program Pascasarjana Unnes, yang telah banyak
memberikan bimbingan dan ilmu kepada peneliti selama menempuh
pendidikan.
4. Kepala Wana Wisata Penggaron yang telah memberikan ijin penelitian
kepada Penulis.
5. Darissalamah S.Pd, guru Biologi kelas X IPA MA Riyadlus shalihin al-
islamy yang telah memberi ijin penelitian dan arahan kepada penulis.
6. Siswa kelas X Riyadlus shalihin al-islamy atas bantuan dan kesediaannya
membantu peneliti menjadi sampel penelitian.
7. Bapak dan Ibu tercinta, dengan penuh kasih sayang dan kesabaran telah
membesarkan dan mendidikku hingga dapat menempuh pendidikan yang
layak, juga buat kakak-kakakku tercinta terimakasih atas bantuannya,
motivasinya dan kasih sayangnya.
8. Teman-teman Biologi Reguler angkatan 2013, yang telah memberikan
motivasi bagi penulis.
9. Teman-teman kos “Green House” yang memberikan semangat dan dukungan.
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Akhir kata, semoga hasil penelitian ini bermanfaat dan merupakan
kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
Semarang, Januari 2016
Istiqomah
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Wana Wisata Penggaron disingkat WWP adalah hutan wisata yang masih
berupa hutan alami. WWP memiliki keanekaragaman hayati yang melimpah, baik
keanekaragaman tumbuhan maupun keanekaragaman hewan. Kekayaan alam
yang dimiliki WWP belum teridentifikasi dengan baik salah satunya adalah
keanekaragaman jenis capung. WWP mempunyai potensi keanekaragaman jenis
capung yang tinggi hal ini terkait dengan keadaan hutan yang masih alami dan
sumber air yang belum tercemar. Menurut Acquah et al., (2013) capung
digunakan sebagai bioindikator air bersih dimana kehidupan capung tak dapat
dipisahkan dengan air. Sebelum menjadi capung dewasa, capung hidup sebagai
serangga air. Sebagian besar dari bakal capung tak mampu hidup tanpa air bersih,
sedangkan sebagian kecil mampu toleran terhadap air yang tidak bersih. Jika mata
air tempat tinggal capung tercemar, capung akan meninggalkan tempat tersebut.
Observasi awal yang dilakukan di WWP, keanekaragaman capung
ditemukan pada habitat perairan dan padang rumput. Berdasarkan pertimbangan
ada tidaknya capung yang ditemukan, pemilihan lokasi dalam penelitian ini
dipilih pada petak 4, petak 6 dan petak 7. Ketiga petak tersebut terdapat sumber
air yang dibutuhkan oleh capung. Capung yang ditemukan pada observasi awal
sebanyak 8 jenis yang terdiri dari 3 capung biasa dan 5 capung jarum.
Keanekaragaman capung ini dapat dijadikan peluang bagi siswa untuk belajar
mengenali alamnya sendiri melalui potensi alam yang dimiliki suatu lingkungan
2
tertentu, agar siswa mampu mengenali keanekaragaman hayati dengan belajar
langsung dari alam.
Pembelajaran keanekaragaman hayati melalui potensi lokal selain
memberikan pemahaman bagi siswa tentang lingkungan alam juga untuk
mengajarkan kepada siswa bagaimana menjaga lingkungan yang ada di sekitar
agar tetap lestari. Pemanfaatan lingkungan sekitar akan melibatkan siswa secara
langsung untuk mengamati sumber daya yang ada di sekitar misalnya, taman
sekolah, kebun, sawah, museum, dan lain sebagainya. Sistem belajar yang
demikian meningkatkan minat siswa untuk belajar mandiri (Suartini et al., 2015)
dan memotivasi siswa dalam proses pembelajaran (Rumidani, 2014). Dengan
bekal motivasi dan minat siswa yang tinggi diharapkan siswa mampu
mengembangkan berbagai keterampilan yang dimilikinya untuk mendapatkan
hasil belajar yang maksimal.
Pemanfaatan potensi lokal sebagai sumber belajar biologi merupakan salah
satu karakteristik yang diharapkan kurikulum agar pembelajaran menjadi aplikatif
dan bermakna. Potensi lokal adalah potensi sumber daya spesifik yang dimiliki
suatu daerah meliputi sumber daya alam, manusia, teknologi, dan budaya. Potensi
lokal yang terintegrasi dalam pembelajaran melalui bahan ajar bertujuan
memotivasi siswa untuk mempelajarinya, sehingga pembelajaran menjadi
bermakna. Menurut Lamasai et al., (2014) penggunaan lingkungan alam sebagai
sumber belajar dalam proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak
hanya mendengar, tetapi juga melihat penerapan konsep yang dipelajari.
3
Semua potensi lingkungan dapat dikembangkan dan dipergunakan sebagai
sumber belajar, dengan demikian berarti semua potensi yang terkandung di
dalamnya dapat dimanfaatkan sebagai sumber permasalahan, ide atau gagasan
yang dapat dikembangkan untuk kepentingan belajar serta untuk mendukung
proses pembelajaran (Suhardi, 2007). Sumber belajar perlu diolah menjadi bahan
ajar serta dirancang dan disusun menjadi suatu hal yang dapat membelajarkan
siswa dan mudah dipahami oleh siswa. Bahan ajar umumnya dikemas dalam
bentuk bahan-bahan cetakan atau media lain yang secara potensial mampu
menumbuhkan dorongan pada diri siswa untuk belajar (Surachman, 2001). Bahan
ajar yang dirancang harus menimbulkan minat baca dan juga mampu
mengakomodasi kesulitan siswa dalam belajar. Salah satu bentuk bahan ajar
tertulis yang dapat dikembangkan guru adalah modul pembelajaran. Penggunaan
modul dalam proses pembelajaran dapat mengaktifkan siswa sehingga dapat
menghasilkan perubahan pada diri siswa.
Hasil observasi di sekolah MA Riyadlus Sholihin Al-Islamy ditemukan
bahwa: (a) kegiatan pembelajaran biologi belum memanfaatkan potensi lokal
sebagai sumber belajar; (b) guru-guru biologi belum banyak berkarya untuk
mengembangkan modul pembelajaran yang berbasis potensi lokal; (c) bahan ajar
yang digunakan masih banyak menggunakan buku paket yang dijual di toko buku,
belum menerapkan pembelajaran yang kontekstual; (d) pembelajaran biologi
khususnya keanekaragaman hayati selama ini belum menghadirkan contoh konkrit
di dalam kelas (surat penelitian terlampir pada halaman 116). Dengan demikian,
4
guru diharapkan berusaha mengembangkan bahan ajar dan menghadirkan contoh
yang nyata yang sesuai dengan karakteristik
Salah satu bahan ajar yang dapat disusun oleh guru adalah modul
pembelajaran. Modul pembelajaran berbasis lingkungan alam atau potensi lokal
diharapkan mampu meningkatkan motivasi siswa. Lingkungan alam mampu
memberikan pengalaman konkrit pada siswa. Oleh karena itu, lingkungan alam
dapat digunakan sebagai sumber belajar karena banyak benda, makhluk hidup,
dan fenomena-fenomena alam yang menarik sebagai bahan kajian (Nugroho,
2013).
Media pembelajaran berperan penting dalam proses pembelajaran.
Keberadaannya mampu menghantarkan siswa menuju proses pembelajaran yang
utuh. Media pembelajaran yang berbasis alam diharapkan mampu membangkitkan
semangat siswa, dalam hal ini yaitu media pembelajaran spesimen. Media
spesimen penting dalam materi keanekaragaman hayati karena digunakan sebagai
bahan untuk belajar struktur tubuh serangga/insekta secara mendalam, melalui
media tersebut siswa dapat melihat secara langsung bentuk asli dari insekta yang
sedang dipelajari.
Berdasarkan latar belakang di atas akan dilakukan eksplorasi
keanekaragaman jenis capung untuk mengetahui jenis capung yang ada di WWP.
Capung hasil eksplorasi dapat diawetkan menjadi media pembelajaran di kelas,
dan juga akan disusun dalam media cetak berupa modul pembelajaran
keanekaragaman jenis capung. Secara tidak langsung hasil penelitian ini
5
dimanfaatkan untuk mengenalkan keanekaragaman hayati khususnya capung yang
ada di WWP kepada peserta didik.
1.2 Identifikasi Masalah
a. Wana Wisata Penggaron memiliki keanekaragaman hayati yang melimpah
salah satunya adalah keanekaragaman jenis capung, yang potensial untuk
dijadikan sebagai sumber belajar pada materi keanekaragaman hayati.
b. Belum ada dokumentasi yang berisi informasi mengenai keanekaragaman
capung di Wana Wisata Penggaron.
c. Kurangnya pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar biologi.
d. Belum ada media spesimen capung di MA Riyadlus Sholihin Al-Isamy.
1.3 Cakupan Masalah
a. Identifikasi keanekaragaman capung di Wana Wisata Penggaron dibatasi pada
keanekaragaman tingkat jenis.
b. Materi dalam modul pembelajaran dibatasi pada hasil identifikasi
keanekaragaman jenis capung di Wana Wisata Penggaron.
c. Prosedur penelitian dibatasi sampai pada tahap uji coba skala terbatas.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan sebagai berikut.
a. Bagaimana keanekaragaman jenis capung di Wana Wisata Penggaron?
b. Apakah modul dan media keanekaragaman jenis capung valid berdasarkan
penilaian pakar?
6
c. Bagaimana respon guru dan siswa terhadap modul dan media keanekaragaman
jenis capung di Wana Wisata Penggaron?
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Mendeskripsi keanekaragaman jenis capung di Wana Wisata Penggaron
b. Menguji validitas modul dan media keanekaragaman jenis capung berdasarkan
penilaian pakar
c. Mendeskripsi respon guru dan siswa terhadap modul dan media
keanekaragaman jenis capung di Wana Wisata Penggaron
1.6 Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Potensi lokal dapat disusun menjadi bahan ajar berupa modul dan media
pembelajaran. Modul berbasis potensi lokal mampu membuat siswa belajar
secara mandiri dan mampu meningkatkan prestasi belajar baik prestasi dari
segi kognitif, afektif, maupun psikomotorik (Novana et al., 2014).
b. Manfaat Praktis
1. Memotivasi para guru untuk lebih giat berinovasi dalam menyusun bahan ajar
yang memanfaatkan sumber belajar berupa potensi lingkungan yang ada di
sekitar sekolah dalam proses pembelajaran.
2. Memperkenalkan kepada siswa tentang potensi lokal Wana Wisata Penggaron
dengan bantuan modul.
3. Secara tidak langsung mengajak siswa melestarikan potensi lokal daerah
Semarang dan menjaga lingkungan tempat tinggal siswa.
7
1.7 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan
1. Produk yang dihasilkan berupa modul keanekaragaman capung di Wana
Wisata Penggaron sebagai bahan ajar mandiri siswa SMA/MA kelas X
semester 2.
- Modul berbentuk media cetak. Modul memuat materi keanekaragaman jenis
capung. Pembahasan di dalam modul dimulai dari keanekaragaman tingkat
gen, jenis dan ekosistem. Modul dilengkapi dengan kata pengantar, daftar isi,
outline, kompetensi, petunjuk penggunaan modul, materi pokok, tugas-tugas,
info capung, glosarium, rangkuman materi, soal latihan, kunci jawaban,
umpan balik, dan daftar pustaka.
2. Media spesimen keanekaragaman capung di Wana Wisata Penggaron
- Media ini berupa spesimen keanekaragaman jenis capung yang ditemukan di
Wana Wisata Penggaron. Spesimen capung dikemas dalam kotak spesimen,
yang dilengkapi dengan nama ilmiah, ukuran tubuh dan lokasi tempat
ditemukan capung.
1.8 Asumsi dan Keterbatasan yang Dikembangkan
1. Asumsi Pengembangan
- Asumsi dari penelitian ini adalah dengan disusunnya modul berbasis
potensi lokal Wana Wisata Penggaron, siswa dengan tingkat berfikir yang
telah berkembang mampu menggunakan modul sebagai bahan ajar mandiri
yang dapat membantu siswa dalam memahami materi lebih dalam.
8
2. Keterbatasan Pengembangan.
- Modul disusun berdasarkan objek capung yang ditemukan di Wana Wisata
Penggaron.
- Materi di dalam modul disesuaikan dengan standar isi KTSP mata pelajaran
Biologi SMA/MA kelas X semester 2.
9