Jurnal Produktivitas Penangkapan Armada Bagan Perahu Di Perairan Teluk Mandar Kbupaten Polewali...
-
Upload
iccank-jie -
Category
Documents
-
view
39 -
download
2
Transcript of Jurnal Produktivitas Penangkapan Armada Bagan Perahu Di Perairan Teluk Mandar Kbupaten Polewali...
1
PRODUKTIVITAS PENANGKAPAN ARMADA BAGAN PERAHU DI PERAIRAN TELUK MANDAR
DI KABUPATEN POLEWALI MANDAR
PRODUCTIVITY OF BOAT LIFTNETFISHING IN THE BAY OF MANDAR WATERS,
POLEWALI MANDAR REGENCY
1Muhammad Nur Ihsan, 2M.Yusran Nur Indar, dan 2Alfa F.P. Nelwan
1Jurusan Perikanan Universitas Sulawesi Barat2Jurusan Perikanan, FIKP, Universitas Hasanuddin
Alamat Koresponden :Muhammad Nur IhsanProgram PascasarjanaFakultas Ilmu Kelautan dan PerkananUniversitas HasanuddinMakassar 90245HP : 081342916335Email : [email protected]
2
ABSTRAKPerikanan bagan perahu merupakan salah satu perikanan utama di perairan Teluk Mandar kabupaten Polewali Mandar dan merupakan sumber mata pencaharian dan pendapatan bagi banyak pelaku usaha perikanan tangkap. Hasil tangkapan utama bagan perahu terdiri dari ikan-ikan pelagis kecil. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis produktivitas penangkapan alat tangkap bagan perahu dan kaitannya dengan berbagai faktor oseanografi dan teknis penangkapan. Penelitian ini dilaksanakan bulan Mei - Desember 2012 di Perairan Teluk Mandar, Kabupaten Polewali Mandar. Parameter yang diamati adalah kondisi oseanografi (suhu permukaan laut, salinitas, dan kepadatan plankton) dan teknis penangkapan (jarak fishing base ke fishing ground; lama waktu operasi penangkapan). Analisis dilakukan secara deskriptif (tabel dan grafik) dan statistik (uji perbandingan dan regresi Cobb-Douglass). Hasil penelitian menunjukkan terdapat 8 jenis ikan yang tertangkap. Produktivitas tertinggi terjadi pada pada bulan Juni dan Juli sebesar 50,99 kg.m-3.menit-1 dan 55,43 kg.m-3.menit-1 , sedangkan terendah pada bulan Mei dan Agustus sebesar 3,41 kg.m-3.menit-1 dan 4,23 kg.m-3.menit-1. Terdapat perbedaan produktivitas penangkapan berdasarkan waktu penangkatan jaring. Analisis regresi Cobb-Douglas menunjukkan faktor lama waktu operasi penangkapan yang dapat menjelaskan perubahan produktivitas penangkapan secara signifikan.
kata kunci : bagan perahu,produktivitas penangkapan, kondisi oseanografi, cobb-douglass, polewali mandar
ABSTRACT
Boat liftnet is one of the major fishing gears operated in Mandar Bay Regency of Polewali Mandar, and is the source of income for many fishermen. The main catch of boat-liftnet consists of small pelagic species. The aim of the research was to analyze the productivity of boat lift net fishing and its relation to various oceanographic factors and catch technique. The research was conducted in the waters of Mandar Bay, Polewali Mandar Regency from May to December 2012. The parameter used was oceanographic condition (sea level temperature, salinity, and plankton density) and catch technique (the distance of tishing base to fishing ground, catch operation period). The observation of plankton density was analyzed descriptively (table and graphics) and statistics (comparison test and cobb-douglass regression). The results ofthe research indicate that there are 8 types of caught fishes. The highest productivity is 50.99 kg.m-3.minute-1 and 55.43 kg.m-3. minute-1, happening in June and July, while the lowest one is 3.41 kg.m-3.minute-1 and 4.23 kg.m-3’.minute-1 happening from May to August. There is a difference of catch productivity based on the time of net elevation. The analysis of cobb-douglass regression indicates that the period of catch operation factor can explain the significant change of catch productivity.
Keyword : Lift net b oat, fishery productivity, Oceanographic condition, cobb-douglass, Polewali Mandar
3
PENDAHULUAN
Perairan Kabupaten Polewali Mandar yang terletak di Teluk Mandar merupakan
salah satu kawasan perairan yang memiliki potensi perikanan tangkap yang cukup potensil di
wilayah perairan Provinsi Sulawesi Barat. Dengan demikian potensi perikanan tangkap yang
dimiliki harus dapat dipertahankan agar dapat berkelanjutan. Aspek keberlanjutan dapat
dipertahankan melalui tindakan pengelolaan, dimana untuk melakukan tindakan pengelolaan
membutuhkan data dan informasi terkini tentang input dan output dalam kegiatan perikanan
tangkap. Input dalam kegiatan perikanan tangkap adalah jumlah upaya penangkapan yang
memanfaatkan sumberdaya ikan. Output adalah produksi ikan dari sejumlah upaya
penangkapan, baik dalam jumlah unit maupun luasan daerah penangkapan ikan.
Potensi perikanan tangkap di perairan Teluk Mandar, Kabupaten Polewali Mandar
seyogianya dapat dipertahankan keberlanjutannya melalui evaluasi terhadap aktivitas armada
penangkapan ikan, salah satu cara untuk mengetahui aktivitas armada penangkapan adalah
dengan mengetahui pola pergerakan armada penangkapan ikan. Pola pergerakan armada
penangkapan ikan adalah tindakan yang dilakukan nelayan untuk mendapatkan sejumlah
hasil tangkapan, proses produksi yang dilakukan nelayan secara ekologi adalah proses
pemangsaan. Secara alami sumberdaya ikan berada dalam suatu komunitas dengan
karakteristik tertentu yang berdampingan antara pemangsa dan mangsa. Nelayan adalah
pemangsa yang masuk dalam komunitas ikan yang dapat mempengaruhi keseimbangan
ekologi (Gillis dkk., 1998).
Pola pergerakan armada penangkapan ikan misalnya ikan pelagis kecil akan
menggambarkan kemampuan alat tangkap untuk mendapatkan sejumlah hasil tangkapan ikan
pelagis kecil dalam luasan perairan tertentu. Dengan demikian kemampuan tangkap
merupakan salah satu informasi utama untuk menentukan tindakan pengelolaan untuk
perikanan pelagis kecil di perairan Polewali Mandar. Produksi ikan pelagis kecil di perairan
Teluk Mandar Kabupaten Polewali Mandar umumnya diperoleh dari kegiatan penangkapan
bagan perahu.
Sehubungan dengan tindakan pengelolaan perikanan tangkap ikan pelagis kecil di
perairan Polewali Mandar, perlu dilakukan penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui
pola pergerakan armada bagan perahu untuk kemampuan tangkap ikan pelagis kecil dengan
bagan perahu. Kemampuan tangkap (produktivitas) adalah seberapa besar produksi yang
dapat dihasilkan (berat dari setiap jenis ikan) dari luasan jaring bagan perahu dan luasan
perairan yang menjadi kawasan penangkapan ikan.
4
BAHAN DAN METODE
Lokasi dan waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan bulan Mei - Desember 2012 di Perairan Teluk Mandar di
Kabupaten Polewali Mandar. Serta pengamatan kepadatan plankton dianalisis di laboratorium
kualitas air Politani Negeri Pangkep.
Rancangan penelitian dan Pengumpulan data
Ruang lingkup penelitian ini adalah menghitung kemampuan tangkap atau
produktivitas alat tangkap bagan perahu. Produktivitas dihitung berdasarkan perbandingan
antara output dan input, dimana out put adalah jumlah hasil tangkapan (kg) dan input adalah
volume jaring (m3) dalam lama waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil tangkapan
(menit). Penelitian ini juga memetakan pergerakan armada bagan perahu sehingga diketahui
luasan perairan yang terpapar armada bagan perahu di perairan Teluk Mandar, Kabupaten
Polewali Mandar. Selain itu, penelitian ini juga mengungkapkan kemampuan tangkap bagan
perahu.
Analisis data
Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini yaitu menghitung produktivitas
penangkapan bagan perahu dengan rumus Dahle 1981 yang telah dimodifikasi serta analisis
fungsi produksi coob-douglas. Variable dependen (Y) adalah produktivitas bagan perahu
sedangkan variable independen (x) adalah faktor oseanografi dan faktor teknis.
HASIL
Hasil Tangkapan
Jumlah produksi hasil tangkapan yang tinggi seperti ikan teri (Stolephorus sp) sebesar
54.258,75 kg, ikan Layang (Decapterus macrosoma) 25.767,6 kg, ikan Tembang (sardinella
fimbriata) 21.540 kg, ikan Kembung Lelaki (Rasterliger kanagurta) 7043.7 kg. Sedangkan
beberapa jenis ikan yang lain memiliki jumlah produksi rendah, seperti Layur (Trichiurus sp)
1.004.2 Kg, Cumi-cumi (Loligo sp) 2.200.25 Kg, ikan Katombo (Rastrelliger branchysoma)
686.6 Kg dan ikan Barracuda (sphyraena barracuda) 112.1 Kg.
Produktivitas
Analisis produktivitas berdasarkan waktu hauling menunjukkan produktivitas
tertinggi terjadi saat hauling pertama sebesar 1.508,69 Kg.m-3.menit-1, kemudian hauling
kedua sebesar 672,44 Kg.m-3.menit-1, dan yang terendah adalah hauling ketiga sebesar
117,59 Kg.m-3.menit-1 (Gambar 1)
5
Suhu
Suhu permukaan laut berkisar antara 28 – 29,9 oC dengan suhu rata-rata sebesar 28,7 oC. Distribusi suhu permukaan laut dikelompokkan dalam tiga kisaran distribusi suhu
permukaan laut. Pada kisaran suhu permukaan laut 28 – 28,6 oC, kisaran suhu 28,7 – 29,3 oC,
dan kisaran suhu 29 – 29,9 oC. (Gambar 2).
Salinitas
Salinitas perairan antara 37 - 38 ‰ dengan salinitas rata-rata sebesar 37,3 ‰.
Distribusi salinitas tiga kisaran distribusi salinitas. Pada kisaran salinitas 37 – 37,3 ‰, Pada
kisaran salinitas 37,4 – 37,7 ‰, dan kisaran salinitas 37,8 - 38 ‰, (Gambar 3).
Kepadatan Plankton
Kepadatan plankton berkisar antara 22 - 245 Sel/Liter dengan kepadatan rata-rata
sebesar 73,5 Sel/Liter. Distribusi kepadatan dikelompokkan dalam tiga kisaran distribusi
kepadatan plankton. kisaran kepadatan plankton 22 - 96 Sel/Liter, kisaran kepadatan plankton
96,4 – 170,7 Sel/Liter, dan kisaran kepadatan plankton 170.8-245 Sel/Liter, (Gambar 4).
Pola Pergerakan Armada Bagan Perahu
Berdasarkan hasil analisis pemetaan sebaran lokasi armada penangkapan ikan bagan
perahu di Perairan Mandar antara bulan Mei hingga Agustus terlihat sangat dinamis pada 2
(dua) daerah penangkapan. Lokasi pertama berada di perairan sekitar perbatasan Polman dan
kabupaten Pinrang dan lokasi kedua berada di perairan desa Tonyaman, polman. Jika
dibandingan jumlah armada yang beroperasi di lokasi pertama lebih banyak dan merupakan
indikasi sebagai lokasi penangkapan terbaik bagi nelayan (Gambar 5)
PEMBAHASAN
Penelitian ini menunjukkan bahwa selama penelitaian hasil tangkapan bagan perahu
adalah ikan pelagis kecil yang terdiri dari delapan jenis, sesuai dengan penelitian sebelumnya
tentang bagan perahu yang menunjukkan bahwa hasil tangkapan dominan dari alat tangkap
bagan perahu adalah ikan pelagis kecil (Takril, 2008). Dalam mengetahui jenis Ikan hasil
tangkapan di identifikasi berdasarkan petunjuk buku identifikasi ikan dari (Allen, 2002).
Sebaran total hasil tangkapan bagan Perahu selama 66 trip penelitian diamati untuk
delapan jenis hasil tangkapan dominan dan memiliki nilai ekonomis tinggi yaitu ikan teri
(Stolephorus sp) Sebesar 54.258,75 kg sebesar 2.398,5 kg, ikan Layang (Decapterus
macrosoma) sebesar 25.767,6 kg, ikan Tembang (sardinella fimbriata) sebesar 21.540 kg,
dan ikan Kembung Lelaki (Rasterliger kanagurta) dengan total produksi sebesar 7043.7 kg.
Sedangkan beberapa jenis ikan yang lain memiliki jumlah produksi rendah, seperti Layur
6
(Trichiurus sp) dengan total produksi sebesar 1.004.2 Kg, Cumi-cumi (Loligo sp) dengan
total produksi sebesar 2.200.25 Kg, ikan Katombo (Rastrelliger branchysoma) dengan total
produksi sebesar 686.6 Kg dan ikan Barracuda (sphyraena barracuda) dengan total
produksi 112.1 Kg.
Hasil tangkapan terbanyak didapatkan pada ikan teri dan diikuti dengan ikan lainnya,
hal ini sejalan dengan peneltian Effendy (2005) dan Ihsan (2007) yang menjelaskan
penengkapan bagan di selat sunda banyak memperoleh ikan teri dibandingkan ikan lainya.
Ikan teri (Stolephorus sp) merupakan jenis ikan yang responsif terhadap cahaya, akibat
ketertarikan terhadap cahaya mengakibatkan ikan teri (Stolephorus sp) banyak terkonsentrasi
di catchable area bagan perahu, sehingga peluang tertangkap menjadi lebih besar
dibandingkan jenis ikan lainnya. Menurut Sudirman dkk., (2011) ikan teri (Stolephorus sp)
sangat responsif terhadap cahaya sehingga terkonsentrasi di bagian permukaan, sedangkan
beberapa jenis ikan pelagis kecil lainnya berada pada kedalaman 20-30 meter. Beberapa ikan
yang diperoleh merupakan ikan karang, Sale (ed) (1991) dalam Razak dkk., (2005)
menyatakan bahwa ikan karang memiliki ketajaman penglihatan lebih baik dibandingkan
kelompok ikan norturnal. Sebaran hasil tangkapan tersebut menunjukkan adanya keragaman
ikan yang tertangkap, Hal ini diasumsikan karena pengaruh cahaya yang berbeda-beda. Hela
dkk., (1970), Puspito (2008) bahwa setiap spesies ikan menyukai cahaya yang berbeda-beda.
Sudirman dkk., (2004a, 2004b) menjelaskan bahwa beberapa ikan pelagis bergerak lebih
cepat seiring dengan peningkatan iluminasi cahaya.
Delapan jenis ikan di atas jenis ikan yang jumlahnya lebih dari 5% dapat dikatakan
sebagai hasil tangkapan dominan sedangkan empat jenis lainnya yang jumlah hasil
tangkapannya di bawah 5% bisa dikatakan sebagai hasil tangkapan sampingan. Tingginya
variasi jenis ikan yang tertangkap pada bagan perahu diduga karena terbentuknya rantai
makanan (food chain) yang bersifat sementara selama proses penangkapan berlangsung. Ikan
teri yang tergolong dalam fototaksis positif menjadi kemudian mendorong munculnya jenis
ikan lain yang merupakan predator dari ikan teri tersebut. Sebagai bentuk respon ikan
terhadap intensitas cahaya yang berasal dari lampu yang digunakan bagan perahu dan secara
alamiah hasil tangkapan dominan tersebut tergolong dalam ikan fototaksis positif. (Takril,
2008)
Pola pergerakan yang bersifat dinamis ini lebih banyak didasari pada pengalaman,
(Nelwan dkk., 2003) keahlian nelayan walaupun secara demografi keseluruh lokasi
penangkapan masih berada didalam teluk sehingga seluruh perairan cukup aman untuk
mengoperasikan bagan perahu. Banyaknya armada penangkapan yang beroperasi pada daerah
7
penangkapan Ikan pertama secara langsung berdampak pada luasan daerah penangkapan dan
jumlah hasil tangkapan. Pada lokasi pertama luas daerah penangkapan mencapai 9.124,87 Ha
dan lokasi kedua hanya sebesar 5.147,79 Ha. Luasan daerah penangkapan ikan di daerah
penangkapan ikan pertama dibandingkan daerah penangkapan ikan kedua berbanding lurus
dengan jumlah hasil tangkapan. Total ikan yang tertangkap pada daerah penangkapan ikan
pertama sebesar 179,340 kg dan daerah penangkapan ikan kedua sebesar 71,937 kg,
Pola pergerakan sepeti ini pada dasarnya tidak menjadi masalah selama ada
pencatatan jumlah hasil tangkapan pada setiap hauling atau trip penangkapan yang nantinya
bisa digunakan nelayan dalam menentukan lokasi penangkapan yang potensial berdasarkan
data-data hasil tangkapan sebelumnya. Sehingga diperlukan upaya dari Dinas Kelautan dan
Perikanan (DKP) Propinsi Sulawesi Barat untuk mensosialisasikan penggunaan logbook
bagan perahu, disamping berguna dalam menentukan DPI yang potensial setiap bulannya
atau musim, juga dapat bergunan dalam penyusunan pengelolaan perikanan secara
berkelanjutan di Perairan Polewali Mandar
Teknik yang digunkan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda
dalam bentuk logaritma dengan menggunakan model fungsi produksi Coobdoglas. Sehingga
parameter yang akan dianalisis terlebih dahulu ditransformasi kedalam bentuk Logaritma
Natural (Ln) (Soekartawi, 2002).
Hasil analisis regresi linear berganda, diketahui bahwa semua parameter yang diamati
telah bebas dari uji statistik sehingga persamaan model regresi linear yang dihasilkan sebagai
berikut :
LnY = 42,304 - 3,416LnX1 - 8,892LnX2 + 0,193LnX3 + 1,003LnX4 - 0,061LnX5
Hasil Uji F diketahui bahwa variabel independent secara bersama-sama memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas bagan perahu, dengan tingkat kepercayaan
95%. Hal ini dapat terlihat dari nilai Fhitung yang lebih besar dari Ftabel (2,730 > 2,368)
Setelah uji F dilanjutkan dengan uji t untuk menentukan variabel bebas yang
signifikan berpengaruh terhadap produktivitas penangkapan Berdasarkan hasil perhitungan
Ttabel diperoleh nilai sebesar 2,000 sehingga jika dibandingkan dengan nilai Thitung pada setiap
variabel independent yang diamati terlihat bahwa hanya faktor waktu operasi yang
memberikan pengaruh yang sangat signifikan (3,290) terhadap produktivitas bagan perahu
(Thitung > Ttabel).
8
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan uraian hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan Terdapat empat jenis
ikan yang memiliki proporsi lebih besar dibandingkan jenis ikan lainnya, yaitu ikan teri
(Stolephorus sp), ikan Layang (Decapterus macrosoma), ikan Tembang (sardinella
fimbriata) dan ikan Kembung Lelaki (Rasterliger kanagurta) ikan teri (Stolephorus sp)
memiliki frekuensi kemunculan lebih tinggi dibandingkan jenis ikan lainnya yang tertangkap
bagan perahu selama 66 trip penangkapan.Produktivitas penangkapan tinggi pada kisaran
suhu permukaan laut 28,7-29,3°C salinitas pada kisaran 37-37, 3 ‰ dan kepadatan plankton
pada kisaran 22-96,3 individu. Lama waktu penangkapan berpengaruh nyata pada
peningkatan produktivitas penangkapan bagan perahu saran Berdasarkan pola pergerakan
armada penangkapan bagan perahu maka sebaiknya nelayan mencari atau memperluas daerah
penangkapan ikan untuk menghindari lebih tangkap di daerah penangkapan saat ini
Dibutuhkan analisis lebih lanjut dengan pendekatan ekologi yaitu kebiasaan makan, rantai
makanan dan mekanisme predasi, serta kondisi biologi yaitu umur dan pertumbuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Allen G, (2002). Marine Fishes of the great barrier reef and south-east asia. Western Australian Museum.
Effendy, A. (2005). Analsis Optimasi Faktor-Faktor Produksi Bagan Motor di Selat Sunda, Provinsi Banten. (Tesis). Bogor: Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Program Studi Teknologi Kelautan.
Gillis DM, Peterman RM. 1998. Implications of Interference Among Fishing Vessels and the Ideal Free Distribution to The Interpretation of CPUE. Can. J. Fish. Aquat. Sci. 55: 37-46.
Hela, I. and Laevestu, T. (1970).Fisheries Oceanography.Fishing News Bokks Ltd. London.238 p.
Ihsan, M.N. (2007). Komposisi Hasil Tangkapan Dan Pemetaan Daerah Penangkapan Bagan Perahu Di Perairan Polewali Mandar Sulawesi Barat, Universitah Hasanuddin. Makassar.
Nelwan, A., M. Kurnia, A. Rasyid. (2003). Studi Tentang Daerah Penangkapan Ikan Alat Tangkap Purse Seine Di Perairan Kota Makassar Dan Kabupaten Takalar Serta Hubungannya Dengan Faktor Oseanografi. Laporan Penelitian. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitras Hasanuddin. Makassar
Puspito, G. (2008). Lampu Petromaks; Manfaat, Kelemahan dan Solusinya pada PerikananBagan.ISBN 978-979-1225-04-5. Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan.Fakultas Perikanan dan Kelautan-IPB.2008.
Razak, A, Anwar K dan Baskoro MS. (2005).Fisiologi mata ikan. Departemen PemanfataanSumberdaya Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
9
Sudirman, .M.S.Baskoro, APurbayanto, D. Monintja T.Arimoto, (2004a) Adaptasi RetinaMata Ikan Layang (Decapterus ruselli) Terhadap Cahaya Dalam Proses Penangkapan pada Bagan Rambo di Selat Makassar. Jumal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia Desember (2003).Jilid 10 No.2 ISSN 0854-3194.IPB Bogor.
Sudirman, .M.S.Baskoro, A.Purbayanto, D. Monintja T.Arimoto, 2004b Respon retina mataikan teri(stolephorus insularis) terhadap cahaya dalam proses penangkapan pada bagan rambo. (Bulletin Torani), Edisi September 2004.
Sudirman., Nessa N., (2011). Perikanan Bagang dan aspek pengelolaannya, UMM press. Malang
Soekartawi. (2002). Teori Ekonomi Produksi dengan Pokok Bahasan Analisis Fungsi Produksi Cobb-Douglas. Penerbit PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Takril, (2008). Kajian pengembangan perikanan bagan perahu Di polewali, kabupaten polewali mandar, Sulawesi barat, Sekolah pascasarjana, Institut pertanian bogor Bogor
10
Gambar 1. Fluktuasi Produktivitas Penangkapan Alat Tangkap Bagan Perahu di Perairan Polewali Mandar Berdasarkan Waktu Hauling
Gambar 2. Frekuensi Kisaran Suhu Permukaan Laut Selama 66 Trip Penangkapan Bagan Perahu di Perairan Polewali Mandar.
28-28.6 28.7-29.3 29.4-29.9
2733
6
Kisaran Sebaran Suhu Permukaan Laut
11
Gambar 3. Frekuensi Kisaran Salinitas permukaan Selama 66 Trip Penangkapan Bagan Perahu di Perairan Polewali Mandar.
Gambar 4. Frekuensi Kisaran Kepadatan Plankton Selama 66 Trip Penangkapan Bagan Perahu di Perairan Polewali Mandar.
37-37.3 37.4-37.7 37.8-38
45
21
Sebaran Kisaran Salinitas Permukaan
22-96.3 96.4-170.7 170.8-245
47
12
7
Sebaran Kisaran Kepatan Plankton (sel/liter)
12
Mei 2012 Juni 2012
Juli 2012 Agustus 2012
Gambar 5. Peta Sebaran Arrmada Penangkapan Bagan Perahu di Perairan Polewali Mandar