Journal Reading teeth mouth

download Journal Reading teeth mouth

of 15

Transcript of Journal Reading teeth mouth

  • 7/24/2019 Journal Reading teeth mouth

    1/15

    Abstrak

    Ulserasi mukosa, penyakit dental dan abnormalitas gigi lainya, tumor jaringan

    lunak mulut, penyakit periodontal, patologi tulang, dan nyeri orofasial mungkin

    secara langsung berhubungan atau dikacaukan oleh penyakit sistemik yang

    mendasari. Pemahaman mengenai hubungan antara penyakit sistemik dan

    kelainan oral penting sehubungan dalam menegakkan diagnosis dan menentukan

    kompleksitas manajemen selanjutnya. Sebagai contoh, karies gigi yang

    dikacaukan oleh karena defisiensi nutrisi atau masalah psikologis seperti bulimia

    atau anoreksia, atau sebuah masalah medis yang secara langsung ataupun tidak

    langsung (melalui penggunaan obat-obatan) yang menyebabkan xerostomia, atau

    kondisi medis yang mempengaruhi kemampuan pasien untuk mempertahankan

    higienitas oral perlu ditangani dengan strategi yang komprehensif dengan

    memperhitungkan masalah medis yang mendasari serta masalah dental. Ulasan ini

    akan membahas masalah tersebut dan akibatnya terhadap kondisi oral.

    Pendahuluan

    erbagai kondisi orofasial berhubungan dengan penyakit sistemik.

    !asalah serius yang menjadi perhatian dokter gigi termasuk karies gigi, ulserasi

    oral, eritema dan pengelupasan mukosa, perdarahan gusi dan hipertrofi gingi"a,

    massa exophitic jaringan lunak, mulut kering, nyeri fasial, kelainan pergerakan,

    abnormalitas gigi, penggunaan gigi yang abnormal, diskolorasi gigi dan mukosa,

    patologi perkembangan tulang.

    Karies

    #aries gigi dapat disebabkan atau diperburuk oleh berbagai penyakit

    sistemik melalui efeknya pada tiga faktor utama yang diperkirakan berkontribusi

    untuk karies gigi$ adanya bakteri dan biofilm yang diketahui sebagai penyebab

    dari karies, ketersediaannya sumber makanan (seperti gula) bagi bakteri tersebut,

    dan higienitas oral. %aktor lain seperti genetik (misalnya pertumbuhan gigi, matrix

    metalloproteinase) dan penggunaan obat-obatan pada penyakit sistemik (seperti

    yang mengganggu sali"asi) juga dapat berperan dalam pembentukan karies.

    &

  • 7/24/2019 Journal Reading teeth mouth

    2/15

    'ubungan yang sangat kompleks terjadi antara faktor-faktor ini

    sehubungan dengan aal terjadinya karies baik pada gigi susu maupun gigi

    permanen. elah diketahui baha adanya gangguan pada lingkungan oral dapat

    meningkatkan potensi berkembangnya karies gigi. Sebagai contoh, pada studi

    mengenai hubungan antara karies gigi dengan status nutrisi, makanan ringan, dan

    konsumsi makanan gula dengan bahan pemanis pada anak-anak di hailand,

    ditemukan pula baha malnutrisi dan kebiasaan makan di aktu*jam tidur

    berhubungan signifikan terhadap perkembangan karies pada gigi susu.

    Sebagai tambahan pada malnutrisi, kondisi lain yang merupakan akibat

    dari diet juga dikutip pada literatur ini berhubungan dengan pertumbuhan karies.

    #eadaan ini termasuk masalah medis (seperti diabetes) dan psikologis (seperti

    drug abuse, bulimia,dll).

    +iabetes

    Pada model hean, berbagai studi menduga baha karies yang cepat dan

    progresif berhubungan dengan keadaan yang menyebabkan hiperglikemia.

    erbeda dengan studi hean, paling tidak satu tinjauan sistematis literatur

    mempertanyakan "aliditas ilmiah dari hubungan penyebab antara karies dan

    diabetes pada manusia. Pengarang dari tunjauan ini menyatakan baha karena

    berbagai studi melaporkan kejadian karies yang ber"ariasi diantara subjek dengan

    ataupun tanpa diabetes (seperti penurunan, peningkatan, dan kejadian yang sama),

    maka belum cukup bukti untuk menentukan hubungan risiko positif pada

    manusia.

    Penyalahgunaan bat-obatan (Drug Abuse)

    erbagai studi telah menghubungkan penyalahgunaan obat dengan pertumbuhan

    karies gigi. !asalah ini telah diidentifikasi di berbagai negara di dunia.

    Salah satu obat yang belakangan ini sering diteliti hubungannya dengan

    karies adalah methamphetamine. stilah meth mouth/ bukan tanpa alasan karena

    obat ini dan penyalahgunaannya menunjukkan hubungan dengan kerusakan gigi

    yang cukup besar dan juga masalah mulut lainnya seperti penyakit periodontal.

    0

  • 7/24/2019 Journal Reading teeth mouth

    3/15

    eberapa bukti menyatakan baha p' sali"a menjadi alasan obat tersebut

    berkontribusi terhadap karies.

    Penyalahgunaan narkotika dan alkohol juga berhubungan dengan

    meningkatnya risiko karies. 1alau bagaimanapun juga, pada satu studi

    komparatif, penyalahgunaan alkohol kurang menyebabkan karies dibandingkan

    penyalahgunaan obat-obatan. #ombinasi penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan

    (tidak hanya heroin dan methadone, tetapi juga ganja, ben2odia2epin dan kokain)

    menyebabkan peningkatan risiko karies (hingga 345).

    Pengarang pada studi ini berspekulasi rendahnya kasus pada orang yang

    menyalahgunakan alkohol dan khususnya yang meminum bir mungkin

    berhubungan dengan peningkatan konsumsi fluoride yang merupakan bahan

    dalam bir tersebut.

    6isiko karies oleh narkotika tidak hanya berhubungan dengan penggunaan

    yang sembarangan. 7aporan kasus belakangan ini menyatakan perkembangan dari

    rampant caries akibat transmucosal fentanyl citrate lo2enges oral yang digunakan

    untuk management oral pada nyeri kanker. +iduga risiko karies berhubungan

    dengan penggunaan obat-obatan adalah karena kebiasaan mengabaikan higienitas

    oral.

    Penggunaan smokeless tobacco/ juga dihubungkan dengan karies gigi,

    khususnya root caries. Sehubungan dengan penggunaan ganja, salah satu studi

    menemukan baha subjek yang menggunakan obat ini secara berlebihan

    menunjukkan permukaan karies yang lebih rata dibandingkan kelompok kontrol.

    Penulis berspekulasi baha hal ini berhubungan dengan efek obat pada sali"asi

    (hipersali"asi selama penggunaan) dan asupan gula pasca merokok (dari

    munchies/).

    Sebagai tambahan, berbagai pengobatan yang mengurangi sali"asi

    berpotensi untuk meningkatkan risiko karies, khususnya jika dikonsumsi dalam

    periode yang panjang. 8amun hanya sedikit penelitian yang menilai hubungan

    antara penggunaan obat yang menyebabkan xerostomia dan progresi"itas karies.

    Pada studi hean, penggunaan klonidin dan propanolol jangka panjang

    menunjukkan peningkatan risiko karies pada tikus. bat lain yang dapat

    3

  • 7/24/2019 Journal Reading teeth mouth

    4/15

    menyebabkan mulut kering dan menyebabkan karies termasuk antihistamin, anti-

    depresan seperti 9la"il (amitriptyline), :sendin (amoxapine), :nafranil

    (clomipramine), 6emeron (!irta2apine), dan :"entyl atau Pamelor

    (nortriptyline), dan +etrol yang biasanya digunakan untuk pengobatan

    inkontinensia.

    ulimia dan :noreksia

    ulimia, sebuah kondisi yang berhubungan dengan muntah berulang, telah

    dihubungkan dengan perkembangan karies gigi baik pada pria maupun anita.

    'al ini dianggap berhubungan dengan fakta baha pasien yang muntah kronis,

    memandikan/ gigi mereka dalam asam lambung selama perilaku membersihkan

    ini. Selain bulimia, anoreksia adalah kondisi psikologis lain yang mungkin

    termasuk muntah dan juga telah dikaitkan dengan peningkatan karies gigi.

    8amun dalam tinjauan sistematis baru-baru ini pada literatur yang menilai

    manifestasi orofacial kondisi ini, termasuk karies, penulis menyarankan baha

    pembentukan karies pada pasien dengan gangguan makan mungkin bukan

    merupakan se;ualae otomatis kelainan ini.

    !eskipun demikian, sebaliknya pada pasien sehat dengan kebersihan

    mulut baik tetapi dengan lesi permukaan halus yang tidak biasa atau karies

    merajalela (ramapant caries), gangguan makan harus dipertimbangkan sebagai

    penyebab potensial dari penyakit. :kti"itas karies di grup pasien ini juga dapat

    dikacaukan oleh diet umum dan kebersihan mulut serta gangguan kelenjar ludah.

    #ondisi !edis yang !enurunkan #ebiasaan 'igienitas

    Setiap kondisi medis yang memberikan kontribusi untuk penurunan kebersihan

    mulut dapat meningkatkan potensi untuk pengembangan karies gigi. Penyakit

    yang mengurangi koordinasi, membatasi akti"itas kognitif, atau melibatkan secara

    signifikan kecacatan fisik atau mental memiliki potensi untuk memfasilitasi

    penyakit gigi, termasuk karies, dan kehilangan gigi berikutnya. :khirnya, ada

    bukti terbatas baha faktor genetik seperti alel mutan untuk !!P&3 (salah satu

  • 7/24/2019 Journal Reading teeth mouth

    5/15

    gen yang bertanggung jaab untuk menghasilkan matriks metalloproteinase)

    dapat berkontribusi dalam beberapa macam etiologi karies gigi.

    Ulserasi Oral

    #ondisi sistemik yang dapat menyebabkan ulserasi mulut termasuk infeksi

    (misalnya sifilis, tuberkulosis, '= *:+S, infeksi "irus termasuk herpangina dan

    herpetic stomatitis primer termasuk herpes simplex "irus kausalitas ('S=-& atau

    0), candida dan organisme jamur lainnya (misalnya mucormycosis atau

    histoplasmosis, penyakit autoimun (misalnya lupus, pemphigus dan pemphigus

    paraneoplastic, lichen planus, penyakit tiroid, penyakit radang usus, penyakit

    keganasan * hematologi, neutropenia siklik, alergi dan reaksi obat lainnya, dan

    penyakit radang pembuluh darah. Sariaan (oral ulcer) dapat juga terkait dengan

    transplantasi organ dan obat-obatan yang digunakan untuk mengelola penolakan

    atau mengobati penyakit lain (misalnya penyakit kelenjar gondok), transplantasi

    hati, atau transplantasi ginjal. #ekurangan gi2i juga terkait dengan ulserasi

    intraoral. Ulserasi oral juga telah dilaporkan pada hypogammaglobulinemia.

    Umumnya presentasi klinis ulkus oral tidak cukup spesifik untuk

    memungkinkan identifikasi patologi yang mendasari dalam kasus yang

    melibatkan penyakit sistemik. 8amun demikian, beberapa gambaran klinis yang

    mungkin membantu dalam membimbing dokter sehubungan dengan diagnosis

    diferensial dalam kasus ini. 'al ini termasuk lokasi ulkus, durasi, rekurensi,

    kedalaman, jumlah, ukuran, jaringan parut, dan tidak terjadinya penyembuhan.

    7okasi 7esi

    7esi terkait dengan stomatitis herpes primer terjadi tidak hanya pada

    mukosa intraoral pipi, lidah, langit-langit, dan faring posterior, tetapi juga pada

    gingi"a terkait. ni bukan merupakan presentasi khas yang berhubungan dengan

    sebagian besar penyakit ulseratif mulut lain dan dengan demikian dapat digunakan

    untuk membantu membedakan antara etiologi non-"irus dan "irus.

    >

  • 7/24/2019 Journal Reading teeth mouth

    6/15

    +urasi 7esi

    7esi "irus dan ulkus aphthous biasanya bertahan selama &?-&< hari dan sembuh

    dengan resolusi lengkap. Sebaliknya, lesi yang berhubungan dengan penyakit

    ehcet dapat bertahan hingga empat sampai enam minggu. Ulkus yang

    berhubungan dengan neoplasma yang mendasari, sistem kekebalan imunitas

    tubuh, atau kekurangan gi2i dapat bertahan untuk jangka aktu yang lebih lama.

    6ekurensi 7esi

    6ekurensi ulkus pada gingi"a terkait biasanya menunjukkan 'S=-& atau 'S=-0

    sekunder (rekurens).

    #edalaman 7esi

    #aah yang dalam dari mukosa mulut khas pada ulkus berhubungan dengan

    penyakit ehcet dan '= * :+S. 8amun, lesi yang terkait dengan aphthous

    mayor, tuberkulosis dan sifilis juga mungkin relatif mendalam. 7esi lidah yang

    dalam juga dapat berhubungan dengan amyloidosis dan keganasan.

    @umlah 7esi

    eberapa ulkus berkerumun di seluruh mulut menunjukkan etiologi akibat "irus

    (mis. herpes 2oster, stomatitis herpes primer, atau herpangina).

    esarnya 7esi

    Ulkus oral berukuran besar (A & cm atau lebih) biasanya terlihat pada eritema

    multiforma, alergi, penyakit membran mukosa jinak pemfigoid (!!P),

    pemphigus "ulgaris, erosi"e lichen planus, mucositis akibat radiasi atau mucositis

    terkait dengan kemoterapi dan lesi yang berhubungan dengan imunosupresi berat

    atau stomatitis uremik. 7esi berukuran besar tidak biasanya ditemukan pada

    infeksi "irus meskipun terkadang lesi kecil akan bergabung untuk membentuk

    ulkus yang lebih besar.

    B

  • 7/24/2019 Journal Reading teeth mouth

    7/15

    @aringan Parut Post-7esi

    Ulserasi yang terjadi pada penyakit echet terjadi dengan menyisakan jaringan

    parut setelah penyembuhan. Pasien dengan kondisi ini akan memiliki daerah

    mukosa yang berjaringan parut yang berasal dari episode yang lalu.

    Ulserasi yang tidak sembuh

    #ondisi ini biasanya ditemukan pada keganasan.

    Perdarahan Gingiva, Hiperplasia, dan Diskolorasi

    Perdarahan Cingi"a

    #ondisi sistemik yang dapat menyebabkan perdarahan gingi"a termasuk beberapa

    dari mereka yang juga menyebabkan ulserasi seperti pemfigoid jinak selaput

    lendir (!!P), pemfigus, lupus erythematosis, leukemia, dan eritema

    multiforme. #ondisi lain seperti diabetes yang tidak terkontrol, Penyakit Drohn

    (yang dapat menyebabkan hiperplasia gingi"a serta eritema dan pendarahan), dan

    trombositopenia idiopatik juga telah dikaitkan dengan perdarahan gingi"a.

    Selain di atas, yang disebut hormonal gingi"itis, suatu kondisi yang dapat

    terjadi dengan kehamilan atau penyakit yang berhubungan dengan kehamilan,

    juga dapat menyebabkan eritema gingi"a, eritema perdarahan.

    eberapa obat yang digunakan dalam pengelolaan sejumlah kondisi

    sistemik dapat menyebabkan eritema gingi"a dan perdarahan. ni termasuk$

    rileptalE, obat-obatan antikoagulan seperti DoumadinE, 1arfarin atau heparin

    dan agen kemoterapi seperti methotrexate dan >-fluorouracil.

    bat anti inflamasi non-steroid, termasuk aspirin juga dapat menyebabkan

    perdarahan gingi"a jika digunakan selama jangka aktu lama. Sejumlah obat-

    obatan herbal dapat berinteraksi dengan obat non-herbal (misalnya antikoagulan)

    untuk meningkatkan potensi perdarahan gingi"a termasuk ginkgo biloba, dong

    ;uai, dan +anshen. bat herbal lain yang terkait dengan perdarahan gingi"a

    meliputi jahe, ginseng, baang putih, dan pepaya

    F

  • 7/24/2019 Journal Reading teeth mouth

    8/15

    'iperplasia Cingi"a

    #elas spesifik obat termasuk imunosupresan, calcium channel blocker, dan

    antikon"ulsan digunakan pada penanganan berbagai kondisi medis yang

    menginduksi hyperplasia gingi"a. Pengobatan yang paling sering bermasalah pada

    pertumbuhan abnormal gingi"a termasukG imunosupresan, calcium channel

    blocker, dan obat antiepilepsi.

    Perubahan 1arna (+iskolorasi) Cingi"a

    +iskolorasi gingi"a (lebih dari eritema) bisa merupakan tanda dari penyakit

    :ddison (hipoadrenokortisisme primer), keracunan sil"er, malignansi primer atau

    metastase (melanoma), Sarcoma #aposi (dengan atau tanpa :+S), taliektasia

    hemorargi herediter, dan sindroma Peut2-@eghers (lesi bibir).

    Tumor Jaringan Lunak ntraoral

    #ondisi medis umum yang dapat menyebabkan tumor jaringan lunak intraoral

    adalah penyakit paratiroid (contoh hiperparatiroidisme primer atau sekunder

    sampai adenoma atau karsinoma kelenjar paratiroid H ronIs tumor), akantosis

    nigrikan maligna (hiperplastik, lesi berkerikil pada bibir), imunosupresi

    (papilloma skuamosa), metastase neoplasma (biasanya dari payudara, prostat,

    tiroid, paru), amyloidosis sekunder sampai myeloma multipel (lesi pebbly pada

    bibir dan pipi).

    eberapa kondisi sistemik yang dapat menyebabkan papula eksofitik

    tunggal atau multipel, pembesaran jaringan, atau pertumbuhan lainnya adalah

    penyakit kronik granulomatosa (penyakit Drohn) (yang menghasilkan pembesaran

    granulomatosa gingi"a), limfoma, sifilis (ulser ditambah dengan gejala klinis

    atipikal pada :+S), penyakit ginjal tahap akhir dengan dialisis (menyebabkan

    lidah berbulu)G limfangioma (hasil pada permukaan mukosa berkerikil).

    !ulut Kering

    Penyakit sistemik lainnya yang memengaruhi kelenjar sali"a mayor maupun

    minor melalui penyakit yang berkaitan langsung atau sekunder sebagai

    4

  • 7/24/2019 Journal Reading teeth mouth

    9/15

    konsekuensi dari penggunaan obat, radiasi, atau trauma bedah bisa menyebabkan

    mulut kering atau xerostomia. #ondisi sistemik ini mampu memengaruhi kelenjar

    sali"a termasukG Penyakit Sjorgen, gagal ginjal kronis, penyakit autoimun lainnya

    (rematoid artritis, spondiloartritis seronegatif, penyakit jaringan ikat, sistemik

    lupus erotematosis), limfoma non-'odgkin, diabetes, penyakit Parkinson,

    '=*:+S, masalah psikologis (ansietas dan depresi), stroke dan :l2heimer,

    anemia, kista fibrosis, dan kondisi lainnya seperti trauma kepala dengan

    kerusakan saraf dan kemo atau terapi radiasi untuk kanker pada kepala dan leher.

    #elas obat yang digunakan untuk menangani penyakit sistemik mampu

    menyebabkan mulut kering, termasukG antihistamin, antipsikotik, diuretik, obat

    kemoterapi, obat migraine, agen antikolinergik*antispasmodik, antidiare,

    analgesik-antiinflamatori, analgesik narkotik, anti-akne, obat anti-ansietas, anti

    kon"ulsan, anti hipertensi, anti nausea dan anti emetik, obat anti Parkinson,

    bronkodilator, relaksan otot, dan obat lainnya seperti cannabis.

    !ulut kering bisa terjadi sebagai efek sekunder dari penanganan pada

    pasien yang menggunakan D-pap untuk apnea ketika tidur dan konsekuen pada

    penggunaan inhaler PP#.

    "#eri Oro$asial

    8yeri pada regio mulut dan ajah mungkin disebabkan oleh sejumlah masalah

    sistemik, termasukG

    Penyakit jantung (contoh infark miokard, angina)

    Penyakit tiroid (contoh tiroiditis)

    Penyakit sinus (contoh sinusitis akut dan kronik)

    Penyakit autoimun (contoh rematoid artritis, lupus, scleroderma)

    8euralgia trigeminal sekunder (contoh dari tumor seperti meningioma,

    tumor epidermoid, neurinoma akustik, tumor metastase, glioma batang

    otakG lesi "askuler seperti aneurisma arteri basilar atau sinus ka"ernosaG

    penyakit ikat seperti sclerodermaG penyakit pagetG sifilis, atau toksinG !S)

    nfeksi (seperti otitis media, infeksi sekunder sampai imunosupresan)

    Penyakit sel sabit (artropati sel sabit)

    #ondisi inflamatori "askular (contoh arteritis sel giant, arteritis temporal,

    sistemik lupus eritematosa)

    J

  • 7/24/2019 Journal Reading teeth mouth

    10/15

    :bnormalitas psikologis (contoh kelainan somatoform, nyeri psikologis

    dari kepala atau ajah) Pengobatan neuroksisitas (contoh "incristine)

    !asalah otot atau saraf suboksipital atau ser"ikal

    +iabetes

    Kelainan pergerakan rahang

    Pergerakan rahang bisa diubah oleh beberapa kondisi medis berat yang

    memengaruhi sistem otot, saraf, "askular, atau tulang kranium atau mandibular.

    #elainan pergerakan termasuk kekakuan membuka, kesulitan membuka, nyeri

    pada saat bergerak, dan pergerakan tidak sengaja. #ondisi ini harus

    dipertimbangkan dengan diagnosis banding yang berkaitan dengan penyakit

    sistemik untuk pergerakan rahang atas adalah sebagai berikut$

    #eka k uan membuka rahang

    #ekakuan membuka rahang bisa disebabkan oleh skleroderma, fibromialgia,

    distrofi muskular, dan sclerosis multipel (!S).

    #esulitan membuka rahang

    #esulitan membuka rahang bisa dihasilkan dari infeksi (termasuk bentuk sefalik

    dari tetanus), keracunan, penyakit neurologis, abnormalitas psikogenik, tumor,

    penyalahgunaan 2at, distonia, radiasi diinduksi trismus, sindroma Klocked-inI, lesi

    batang otak, dan miopati inflamatori idiopati.

    8yeri pada pergerakan rahang

    Pergerakan rahang menjadi terbatas oleh karena fibromialgia, tetanus, tumor, dan

    distonia yang berhubungan dengan penyakit echet.

    Cerakan tidak sengaja yang intermiten

    &?

  • 7/24/2019 Journal Reading teeth mouth

    11/15

    Penambahan abnormalitas pergerakan rahang termasuk gerakan tidak disadari

    yang intermiten bisa didapat dari penyakit Parkinson, epilepsi, distonia, distonia

    nokturnal paroksismal, sindroma serotonin, dan penyalahgunaan 2at.

    :bnormalitas morfologi gigi

    !asalah dental yang berhubungan dengan penyakit sistemik termasuk pemakaian

    gigi berlebihan (dari bulimia, anoreksia, penyakit neurologis, masalah psikologi,

    kelainan genetik), perkembangan (genetik) abnormal menyebabkan gigi berubah

    bentuk, impaksi, atau berlebihan, diskolorasi (dari penggunaan obat), dan resorpsi

    akar gigi (bulimia, refluks gastroesofagus, konsumsi softdrink berlebihan

    berhubungan dengan obesitas, diabetes, penyalahgunaan obat, agenesis kelenjar

    sali"a, dan tekanan darah tinggi.

    Diskolorasi Gigi dan !ukosa

    +iskolorasi dental

    +iskolorasi dental bisa meningkat dari penanganan infeksi sistemik dengan

    antibiotik tetrasiklin dan turunan tetrasiklin spektrum luas. 'asilnya adalah

    permanen jika obat digunakan selama perkembangan gigi dan tulang. @aringan

    yang terkena termasuk gigi, tulang, dan kartilago. Cigi primer maupun sekunder

    diperkirakan mengalami diskolorasi menjadi abu-abu sampai coklat atau kuning.

    Pemakaian hidroklorida minosiklin selama pertumbuhan dan perkembangan

    tulang menyebabkan perubahan arna hitam atau hijau pada akar gigi dan biru-

    abu gelap dari mahkota gigi permanen. 8oda bisa terjadi pada gigi permanen yang

    erupsi dari minosiklin dan dengan mukosa palatum.

    Paparan lingkungan terhadap sejumlah elemen berhubungan dengan

    diskolorasi gigi. 'al ini termasuk sil"er, besi, dan mangan yang bernoda hitamG

    merkuri dan debu timah yang menodai gigi hijau-biruG noda biru atau biru

    kehijauan, tembaga dan nikel, dan asam kronis yang dapat menodai gigi menjadi

    oranye tua. %luoride berlebihan selama perkembangan cenderung mearnai

    enamel. Sebagai tambahan terhadap penyebab diskolorasi di atas, sepsis neonatus

    juga berhubungan dengan emergensi Kgreen teethI.

    &&

  • 7/24/2019 Journal Reading teeth mouth

    12/15

    +iskolorasi mukosa

    +iskolorasi mukosa diindikasikan pada penyakit sistemik. erikut ini adalah

    masalah sistemik yang diketahui menyebabkan diskolorasi mukosa dan jenis

    spesifik diskolorasi yang dijelaskan untuk masing-masing kondisi. !inosiklin

    dihubungkan dengan cincin palatum. Sarcoma #aposi dihubungkan dengan lesi

    merah multipel di dalam mukosa, penyakit :ddison menghasilkan

    hiperpigmentasi mukosa, melanoma menghasilkan jaringan biru hitam diskret

    soliter atau difus, trombositopenia purpura*leukemia dan hemophilia

    dikarakteristikan oleh ptekia mukosa, anemia pernisiosa menyebabkan diskolorasi

    lidah, infeksi (seperti infeksi mononucleosis) dihubungkan dengan ptekiae

    palatum.

    #emerahan umum mukosa mulut dihubungkan dengan sejumlah penyakit

    sistemik termasuk$ pemphigus, erosi lichen planus, radiasi nekrosis, mukositi,

    candidosis sekunder terhadap imunosupresi, alergi, eritema multiform,

    polisitemia, penyakit crohn, bulosa epidermosis, infeksi "irus, leukemia,

    stomatitis uremik, dan defisiensi "itamin .

    Patologi tulang

    6adiolusen yang berhubungan dengan space adjacent perikorona atau folikular

    gigi tidak sering. 8amun penyakit sistemik yang dapat menyebabkan jenis

    kehilangan tulang adalah jarang. #ondisi tersebut yang telah dihubungkan dengan

    lesi pada gigi yang tidak erupsi termasuk sarcoma eing, histiositosis x,

    pseudotumor hemofili, dan tumor kelenjar sali"a. Penyakit yang dapat

    menyebabkan radiolusen unilokular atau multilokular atau radiolusen pada

    maksila atau mandibular tetapi tidak dihubungkan dengan pertumbuhan gigi

    termasuk karsinoma metastase, tumor sel giant yang dihasilkan dari

    hiperparatiroid atau tipe & neurofibromastosis, limfoma burkitt, kondrosarkoma,

    granuloma eosinofilik, displasia fibrosa, serubisme, sarcoma eing, penyakir sel

    langerhan (histiositosis idiopatik), limfoma malignan tulang, multipel mieloma,

    neuroblastoma, neurosarkoma, sarkoidosis, tuberculosis, dan scleroderma.

    &0

  • 7/24/2019 Journal Reading teeth mouth

    13/15

    +iagnosis banding dibedakan secara klinis berdasarkan jenis kelamin,

    usia, predominan dan region rahang dimana lesi berlokasi, jenis lesi (unilokular

    atau multilokular) dan konfigurasi batas lesi (contoh tergambar baik atau difus),

    riayat gejala pasien (contoh nyeri ada atau tidak, distesi*parastesi), dan temuan

    pemeriksaan (contoh pembengkakan terlokalisir, keterlibatan gingi"a, mobilitas

    gigi, "italitas gigi). Pertimbangan penting lainnya termasuk pemeriksaan serum

    kimia, gejala klinis, dan biopsi tulang.

    #ondisi lain yang melibatkan tulang rahang adalah osteonekrosis yang

    disebabkan oleh penggunaan bisfosfonat sebagai tatalaksana untuk bentuk lanjut

    dari kanker. 6esorpsi tulang sudut mandibular telah dihubungkan dengan sklerosis

    sistemik progresif. Penipisan tulang rahang bisa dihasilkan dari abnormalitas

    nutrisi seperti defisiensi kalsium (menyebabkan osteomalaasia atau KricketsI) atau

    defisiensi "itamin D sebaik anemia hemolitik herediter seperti talasemia dan

    anemia sel sabit. 7eukemia juga menyebabkan penipisan tengkorak dan ramus

    rahang. Pada fase aal penyakit paget (osteotis deforman) penipisan dan resorpsi

    tulang dihubungkan dengan radiografis radiolusen dan pada fase selanjutnya

    ketika ada deposisi fibrosa tulang berpenampilan Kcotton-oolI ketika dilihat

    secara radiografi.

    Sendi temporomandibula bisa dipengaruhi oleh penyakit jaringan ikat

    seperti rematoid artritis, ju"enile artritis idiopatik, psoriatik artritis, dan artritis

    yang berhubungan dengan lupus seperti kanker sistemik yang metastasis. :sam

    urat bisa memengaruhi !@. +ermatomiositis dilaporkan berhubungan dengan

    resorpsi kondilar.

    Kesimpulan

    9fek penyakit sistemik pada penyakit mulut didokumentasikan dengan baik dan

    termasuk abnormalitas dan patologi dari jaringan lunak dan keras. +iagnosis

    patologi mulut oleh dokter gigi bisa berkontribusi terhadap temuan penyakit

    sistemik. anpa menghiraukan panah menunjuk arah mana, kerumitan dalam

    penanganan pernyakit mulut yang berhubungan dengan penyakit sistemik

    &3

  • 7/24/2019 Journal Reading teeth mouth

    14/15

    dikacaukan dengan hubungan antara keduanya dan untuk penanganan yang

    berhasil membutuhkan pemahaman dari kedua masalah tersebut.

    &

  • 7/24/2019 Journal Reading teeth mouth

    15/15

    DA%TA& PU'TAKA

    odhade, :.S., S.!.Can"ir, =.#. 'a2arey. 0?&&. Oral Manifestation of HIV

    infection and their correlation with CD4 count. >3 (0),

    (http$**jos.dent.nihon-u.ac.jp*journal*>3*0*0?3.pdfL

    originMpublicationNdetail, diakses &4 @uni 0?&