ISSN No. 0216 -2083 - VISI DAN MISI

12

Transcript of ISSN No. 0216 -2083 - VISI DAN MISI

Page 1: ISSN No. 0216 -2083 - VISI DAN MISI
Page 2: ISSN No. 0216 -2083 - VISI DAN MISI

Media Farmasi Vol. XIII. No. 22, April 2015 ii

ISSN No. 0216-2083

MEDIA FARMASI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR

Penasehat : Direktur Politeknik Kementrian Kesehatan Makassar

Penanggung Jawab : Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes Kementrian

Kesehatan Makassar

Dewan Redaksi

Ketua : Drs. Jumain, M.Kes, Apt.

Wakil Ketua : Ronny Horax, S.Si.,M.Sc.,PhD.

Muhammad saud, SH, S.Farm, M.Kes.

Drs. H. Tahir Ahmad, Apt.

Drs. H. Ismail Ibrahim, Apt.

Drs. Rusli, Sp.FRS.,Apt.

Redaksi Pelaksana

Ketua : Rusdiaman, S.Si.,M.Si.,Apt.

Wakil Ketua : Drs. H. Asyhari Asyikin, S.Farm., M.Kes.

Sekretaris : DR. Hj. Nurisyah, M.Si.,Apt.

Bendahara : Tajuddin Abdullah, ST.,M.Kes.

Anggota : Dra. Hiany Salim, M.MKes., Apt.

Djuniasti Karim, S.Si., M.Si., Apt.

Sultan, S.Farm., M.MKes.

Harbiah, ST., M.Si.

Humas : Mispari, SH., S.Farm., M.Kes.

Rusdiaman, S.Si., M.Si.,Apt.

Raimundus Chaliks, S.Si

Arisanty, S.Si.,Apt.

Sirkulasi : Ahmad Murad, S.Sos.

Hendra Stevani, S.Si., Apt

Alamat Redaksi : Jurusan Farmasi Politeknik Kementrian

Kesehatan RI Makassar

Jl. Baji Gau No. 10 Makassar

Telp. +62411-854021

Fax. +62411-830883

e-mail : [email protected]

Kode Pos 90134

Page 3: ISSN No. 0216 -2083 - VISI DAN MISI

Media Farmasi Vol. XIII. No. 22, April 2015 iv

DAFTAR ISI

MEDIA FARMASI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR i

EDITORIAL ii

DAFTAR ISI Iii

1. POLA PENGGUNAAN VITAMIN DAN MINERAL PADA IBU HAMIL DI

RSIA PERTIWI MAKASSAR. Oleh Rusdiaman, Rusli ……………………..

1

2. UJI DAYA HAMBAT EKSTRAK BUAH CABAI (Capsicum frutescens L)

TERHADAP Candida albicans. Oleh Rusli, Rusdiaman, Nurul Ilmi ………...

8

3. UJI DAYA HAMBAT SARI BUAH TOMAT (Solanum lycopersicum L)

TERHADAP PERTUMBUHAN Propionibactertium acnes. Oleh Sainal Edi

Kamal, Zulfiah, AM Iin Mareo ……………………………………………….

13

4. ANALISIS LOGAM Pb PADA PERONA KELOPAK MATA (EYE

SHADOW) YANG BEREDAR DI PASARAN KOTA MAKASSAR

SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM. Oleh Tajuddin

Abdullah ………………………………………………………………………..

17

5. PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG DIET HIPERTENSI DI

WILAYAH KERJA PUSKESMAS KANJILO KECAMATAN

BAROMBONG KABUPATEN GOWA Oleh H. baharuddin K, Sri Rezky

Syam ……………………………………………………………………………

21

6. STUDI KUALITAS PENANGANAN VAKSIN PADA BEBERAPA

PUSKESMAS DI KOTA MAKASSAR. Oleh Asyhari Asyikin ………………

28

7. UJI EFEKTIVITAS FORMULA SIRUP ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN

SIRSAK (Annona muricata L) TERHADAP Staphylococcus aureus. Oleh

Arisanty, Dwi Rachmawaty Daswi ……………………………………………

37

8. UJI EFEKTIVITAS SEDIAAN KRIM EKSTRAK ETANOL TAUGE

KACANG HIJAU (Phaseolus radiates L) TERHADAP Staphylococcus

aureus. Oleh Muh Saud, Alfrida Monica Salasa ……………………………....

43

9. EKSTRAKSI DAN IDENTIFIKASI DAUN ARTEMISIN DALAM

EKSTRAK DAUN Artemisia annua L. DENGAN METODE

KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS (KLT). Oleh Ida Adhayanti ………………

48

10. ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA KAROTENOID EKSTRAK

LOMBOK (Capsicum annum L). ASAL RANTEPANGLI KABUPATEN

TANA TORAJA. Oleh H. Ismail Ibrahim, St. Ratnah ………………………..

52

11. UJI EFEKTIVITAS SEDIAAN PASTA GIGI YANG MENGANDUNG

EKSTRAK DAUN GAMASI (Artocarpus gamansi Park) TERHADAP

Streptococcus mutans PENYEBAB KARIES GIGI. Oleh Syamsuddin Abu

Bakar, Muhammad Saleh, Jumain …………………………………………….

57

12. ANALISIS KADAR NATRIUM BENZOAT PADA MI INSTAN SECARA

SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS. Oleh Sisilia Tresia Rosmala Dewi ………

64

13. EFEK EMULGATOR NONIONIK TERHADAP KESTABILAN FISIS

KRIM LUKA BAKAR DARI PEGAGAN (Centela asiatica (L) Urban) DAN

69

Page 4: ISSN No. 0216 -2083 - VISI DAN MISI

Media Farmasi Vol. XIII. No. 22, April 2015 v

LIDAH BUAYA (Aloe vera (L). Burm) Oleh Santi Sinala …………………...

14. TINJAUAN ASPEK FARMASEUTIKA PADA RESEP RACIKAN PASIEN

PEDIATRIK PADA APOTIK DI KOTA MAKASSAR. Oleh Jumain,

Asmawati, Dewi Astuti ………………………………………………………..

77

15. PERBANDINGAN DAYA BEBERAPA SEDIAAN OBAT KUMUR

TERHADAP PERTUMBUHAN MIKROBA DALAM MULUT. Oleh

Djuniasti Karim, Hiany Salim …………………………………………………

85

16. PENERAPAN STRATEGI PENUGASAN INOVATIF UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PRAKTIS PENGGUNAAN

PROGRAM MICROSOFT EXCEL MAHASISWA. Oleh Hiany Salim,

Hasnah Ibrahim ………………………………………………………………..

90

17. PENENTUAN KONDISI OPTIMAL PADA ANALISIS KADAR

PARACETAMOL SECARA SPEKTROFOTOMETRI SINAR TAMPAK

MENGGUNAKAN PEREAKSI KALIUM BIKROMAT. Oleh Hj. Nurisyah..

98

18. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEJADIAN POSTPARTUM

BLUES DI RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK (RSKDIA)

PERTIWI MAKASSAR TAHUN 2014. Oleh Hidayati ………………………

103

19. KAJIAN INTERAKSI OBAT PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE

2 RAWAT INAP DI RSUD HAJI MAKASAR. Oleh Raimundus Chaliks,

Muh Saud, Hasnah Ibrahim ……………………………………………………

108

20. TINGKAT PEGGUNAAN INSULIN PADA PASIEN DIABETES MELITUS

TIPE 2 RAWAT INAP DI RSUD LABUANG BAJI MAKASAR. Oleh

Mispari, Raimundus Chaliks ………………………………………………….

113

21. UJI CEMARAN Escherichia coli dan Salmonella thypi PADA JAJANAN

AIR TAHU DI DAERAH DAYA KOTA MAKASSAR. Oleh H. Sultan, Muh

Saud, Isnaini Rahman ………………………………………………………….

117

22. PERBANDINGAN KADAR KOFEIN DALAM KOPI (Coffea Arabica)

SEDUHAN DAN DIDIHAN SECARA IODOMETRI. Oleh Ratnasari Dewi,

Tajuddin Abdullah, H. Sultan …………………………………………………

125

23. PENGARUH EKSTRAK DAUN SALAM (Syzygium polyanthum Wight)

TERHADAP PERTUMBUHAN Staphylococcus aureus dan Pseudomonas

aeruginosa. Oleh Sesilia Rante Pakadang ……………………………………..

130

24. UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN KRIM VCO ( Virgin coconut oil)

KELAPA MERAH (Cocos rubescens) Oleh Edi Sutarmanto, Ariyani Buang,

Hendra Stevani ………………………………………………………………...

135

25. ISOLASI FUNGI ENDOFIT DARI DAUN SRIKAYA (Annona squamosal

L). DAN UJI DAYA HAMBAT TERHADAP BAKTERI Staphylococcus

aureus DARI METABOLIT SEKUNDERNYA. Oleh Andi Irdawati, Rina

Asriana, Muhammad Farid Hasyim …………………………………………...

143

Page 5: ISSN No. 0216 -2083 - VISI DAN MISI

Uji Stabilitas Fisik Sediaan Krim VCO (Virgin Coconut Oil)

Kelapa Merah (Cocos rubescens)

Edi sutarmanto*) Ariyani Buang*) Hendra Stevani **) *) Jurusan Farmasi Universitas Pancasakti

**) Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Makassar

ABSTRAK

VCO merupakan minyak kelapa murni yang mengandung asam laurat cukup tinggi yang bermanfaat bagi

kesehatan khususanya pada luka bakar dan banyak digunakan sebagai bahan baku dalam industri kosmetik. Tujuan

penelitian ini untuk membuat sediaan VCO dalam formula sediaan krim tipe minyak dalam air (M/A), dengan

menggunakan emulgator tween 80 dan span 80 dengan zat aktif VCO kelapa merah (Virgin Coconut Oil). Formula

pertama (F1), formula kedua (F2) dan formula ketiga (F3) menggunakan emulgator yang sama, yaitu tween 80 dan

(span 80) dengan konsentrasi 3%, 4% dan 5%. Kemudian dilakukan pengujian organoleptik, tipe emulsi, pH,

viskositas dan kriming lalu diamati perubahan fisik krim VCO. Hasil penelitian dan analisis data secara statistika

menunjukkan bahwa sediaan krim VCO kelapa merah (Cocos rubescens) dengan konsentrasi emulgator 5% lebih

stabil secara fisik.

Kata Kunci : Stabilitas Fisik, Krim, VCO, uji dipercepat.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara

yang kaya akan jenis tanaman obat-obatan yang

diproduksi secara tradisional. Salah satu tanaman

di Indonesia yang banyak menghasilkan manfaat

yaitu tanaman kelapa merah (Cocos rubescens),

yang banyak terdapat didaerah Sulawesi dan

sekitarnya. Dimana, daerah Sulawesi dan

sekitarnya memiliki potensi areal perkebunan

yang besar, tersebar diberbagai kota. Disamping

itu, berdasarkan data yang ada, terdapat 11 jenis

tanaman perkebunan yang dibudidayakan oleh

Rakyat. Areal perkebunan yang paling dominan

adalah tanaman kelapa (dengan luasan mencapai

44.420,44 ha) diikuti oleh kemiri, kakao, cengkeh,

aren dan kopi (Heliyanto, 2010).

Tanaman kelapa ini dapat diolah menjadi

berbagai macam manfaat, salah satu diantaranya

buah kelapa dominan diolah menjadi minyak

kelapa secara tradisional. Akan tetapi, dengan

adanya mitos bahwa minyak kelapa tidak baik

untuk kesehatan maka pamakaian minyak kelapa

terpinggirkan dan diganti dengan minyak lainnya.

Tetapi dengan diadakannya penelitian, terbukti

minyak kelapa mengandung asam lemak yang

sangat baik untuk kesehatan, seperti yang

diutarakan Dr. E.V. Carandang dalam paper

“coconut uses and issues on its health and

nutraceutical benefits” menyebutkan bahwa

minyak kelapa dapat digolongkan sebagai pangan

fungsional atau nutraceutical. Maka dari itu,

minyak kelapa mulai mendapat perhatiaan

kembali, karena diketahui mempunyai banyak

manfaat diantaranya berfungsi sebagi antibakteri

(Padaga, 2006).

Disamping itu, VCO mempunyai manfaat yang

cukup banyak bagi kesehatan, berdasarkan

penelitian yang dilakukan Wijaya (2010) bahwa

kandungan asam laurat yang tinggi dalam VCO

dapat menyembuhkan luka bakar dengan

presentase kesembuhan tertinggi, maka tidak

menuntut kemungkinan dapat digunakan juga

pada bidang farmasi dalam hal membuat

formulasi minyak kelapa merah murni (VCO)

dalam bentuk sediaan krim tipe minyak dalam air

(M/A) dengan konsentrasi VCO 10 % untuk

melihat stabilitas fisik krim.

Dalam ruang lingkup kefarmasian krim

merupakan sedian yang baik untuk penggunaan

berbagai macam produk kosmetik maupun

kefarmasian. Daya tahan suatu obat maupun

kosmetik sangat berperan penting dalam proses

penyimpanan jangka panjang, oleh karena itu

dilakukan uji kestabilitas fisik karena suatu krim

dari sediaan produk obat atau kosmetik harus

mampu bertahan dalam batas spesifikasi yang

ditetapkan sepanjang periode penyimpanan dan

penggunaan untuk menjamin identitas, kekuatan,

kualitas dan kemurnian produk tersebut

Penelitian ini dilandasakan pada penelitian

sebelumnya oleh Dewi sulistiyani kadullah (2013)

dengangn judul “Perbandingan Pengaruh VCO

(Virgin Coconut Oil) Kelapa Hijau (Cocos

Viridis) Dengan VCO Kelapa Merah (Cocos

Rubescens) Terhadap Penyembuhanluka Bakar

Pada Kelinci (Oryctolagus Cuniculus), oleh

karena itu peneliti tertarik untuk membuat sediaan

krim VCO kelapa merah yang memiliki waktu

penyembuhan yang cepat terhadap luka bakar.

Page 6: ISSN No. 0216 -2083 - VISI DAN MISI

B. Rumusan Masalah

Bardasarkan uraian diatas, maka rumusan

masalahnya adalah :

1. Apakah sediaan krim VCO kelapa merah

(Virgin Coconut Oil) stabil dibuat dalam

formula sediaan krim tipe minyak dalam air

(M/A)?

2. Berapa konsentarasi yanag baik dalam

pengguanaan emulgator twen 80 dan span 80

untuk formula sediaan krim yang stabil

secara fisik?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Membuat sediaan krim VCO kelapa merah

(Virgin Coconut Oil) dalam formula sediaan

krim tipe minyak dalam air (M/A) yang stabil

secara fisik.

2. Menentukan konsentrasi stabilitas fisik krim

dengan penggunaan emulgator Tween 80 dan

Span 80 pada konsentrasi 3%, 4% dan 5%.

3. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan manfaat khususnya saya peneliti dan

masyarakat luar :

1. Mendapatkan formula krim M/A yang stabil

dari hasil penelitan.

2. Mendapatkan konsentrasi emulgator tween

80 dan span 80 yang sesuai dan stabil secara

fisik untuk krim VCO kelapa merah.

3. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat

bahwa krim VCO kelapa merah dapat

dimanfaatkan untuk pengobatan khususnya

luka bakar.

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang dilakukan adalah

penelitian experimental menganai formulasi sedian

krim VCO kelapa merah dengan melakukan uji

stabilitas fisik.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium

Farmasetika, Jurusan Farmasi Politeknik Kementrian

Kesehatan Makasar selama kurang lebih 1 bulan dari

bulan 16 Agustus sampali bulan 18 Oktober 20014

C. Pengambilan Sampel Penelitian

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah minyak kelapa merah murni (VCO/Virgin

Coconut Oil) produksi sendri

D. Alat dan Bahan Penelitian

1. Alat Penelitian

Alat-alat yang digunakan adalah waterbath,

Ultra turrax, timbangan analitik, viskometer

(Brookfield RVDV-E), lemari pendingin (Panasonic),

oven, gelas ukur, gelas kimia, cawan porsalin, kaca

arloji, lap kasar, lap halus, tissu, kertas perkamen,

batang pengaduk, pipet tetes, sendok tanduk dan sudip.

2. Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini

adalah VCO (Virgin Coconut Oil), Asam stearat, setil

alkohol, isopropil miristat, tween 80, span 80, nipagin

(metil paraben), nipasol (propil paraben), alpha

tokoferol (vitamin E), lanolin, asam stearat, oleum

rosae dan air suling.

E. Pembuatan Sediaan

1. Rancangan Formula

Table 3 : Rancangan Formula Sediaan Krim

VCO (Virgin Coconut Oil) kelapa merah

BAHAN

Dalam 100 gram krim VCO

mengandung :

Formula 1

(gram)

Formula 2

(gram)

Formula 3

(gram)

VCO 10 10 10

Asam stearat 10 10 10

Setil Alkohol 5 5 5

Lanolin 3 3 3

Isopropil

Miristat 2 2 2

Tween 80

Span 80 3 4 5

Metil Paraben 0,18 0,18 0,18

Propil Paraben 0,02 0,02 0,02

Alpha Tokoferol 0,05 0,05 0,05

Oleum Rosae 0,01 0.01 0.01

Aquadest Ad 100 g Ad 100 g Ad 100 g

2. Pembuatan VCO

Cara pembuatan VCO menggunakan cara

fermentasi: Dibelah buah kelapa kemudian dicuci dan

tiriskan kemudian diparut potongan buah kelapa dan

ditimbang 1 kg. Dituangkan 2 L air bersih kedalam

parutan kelapa dan disaring parutan kelapa agar

santannya keluar. Ditutup santan dan diamkan 1jam

hingga terbentuk dua lapisan yaitu air dan santan

kamudian dipisahkan santan dari air kemudian diaduk

santan. Kemudian ditutup dan diamkan selama 8-12

jam sampai terbentuk tiga lapisan yaitu air, galendo,

dan minyak. Dipisahkan minyak dari lapisan air dan

galendo. Disaring minyak menggunakan corong yang

29

Page 7: ISSN No. 0216 -2083 - VISI DAN MISI

sudah dilapisi kapas dan tissue. Ditutup dengan plastik

bening sementara sampai proses tersaringnya seluruh

minyak sehingga didapatkan minyak kelapa murni

(Kadullah Dewi, 2013)

4. Pembuatan krim

Dalam pembuatan krim pada formula dengan

tipe emulsi minyak dalam air (M/A), metode

pembuatan secara umum meliputi proses peleburan.

Pertama-tama timbang bahan secara seksama sesuai

formula yang telah di tentukan kemudian masing-

masing bahan fase minyak (VCO, asam stearat, setil

alcohol, isopropyl miristat, span, lanolin, propel

paraben) dimasukan kedalam beker glass kemudian

dilebur dalam cawan porselin diatas penangas air

(waterbath) pada suhu 70oC dan bahan fase air

dilarutkan dalam beker glass yang diletakkan diatas

waterbath dengan suhu yang sama 70oC, setelah kedua

fase telah dilebur dan dilarutkan, dicampurkan bahan

fase minyak (fase diskontinu) kedalam bahan fase air

(fase kontinu) dalam keadaan panas dan dilakukan

pengocokkan dengan mixser atau menggunakan

lumpang dan alu setelah massa krim dingin kemudian

ditambahkan pengaroma dan vitamin E sambil diaduk

sampai membentuk massa krim yang homogeny.

Proses pembuatan sedian krim dilakukan sebayak 3

kali sesuai formula yang di buat yaitu formula 1,

formula 2 dan formula 3. (Lachman L, Lieberman AH

dan Kanig LJ, 1994)

F. Pengujian Formula

1. Penentuan Tipe Emulsi

a. Metode Pengenceran

Emulsi dimasukkan kedalam vial,

kemudian ditambahkan air secukupnya, dan

diamati perubahan yang terjadi.

b. Metode Dispersi Zat Warna

Emulsi dimasukkan kedalam vial,

kemudian ditetesi metilen biru dan diamati

perubahan yang terjadi.

2. Evaluasi Stabilitas Fisik

a. Pengamatan Organoleptis

Pengamatan organoleptis yang

dilakukan terhadap sediaan krim yag telah

dibuat meliputi pengamatan perubahan bau,

warna serta penampilan fisik. Pengamatan ini

dilakukan sebelum dan setelah diberi kondisi

penyimpanan dipercepat, yaitu masing-

masing suhu 5oC dan 35oC.

b. Pengukuran Viskositas

Sediaan krim dimasukkan kedalam

gelas piala. Diukur viskositasnya

menggunakan alat viskometer

Brookfield dengan spindel no 5 dengan

kecepatan 3 rpm. Kemudian disimpan pada

suhu 5oC dan 35oC masing-masing selama 12

jam (1 siklus) sebanyak 12 siklus. Setelah

disimpan pada kondisi tersebut diukur

kembali viskositasnya. Dicatat perubahan

yang terjadi.

c. Pengukuran pH

Pengukuran pH di lakukan sebelum,

saat dan sesudah penyimpanan dipercepat

pada emulsi krim yang di masukan dalam

botol vial dengan menggunakan indikator pH

meter, setelah itu dicatat hasilnya apakah

memenuhi pH kulit antar 4,5 – 6,5.

d. Menghitung volume kriming

Sebanyak 25 ml krim dimasuk-kan ke

dalam gelas ukur kemudian diberi kondisi

penyimpanan dipercepat yaitu penyimpanan

selang seling pada suhu 5oC dan 35oC

masing-masing selama 12 jam sebanyak 10

siklus. Pengamatan volume kriming

dilakukan setiap 1 siklus penyimpanan.

Volume kriming dihitung dengan % rumus :

Volume kriming =Hu

H0×100%

Hu = Volume emulsi yang kriming, dan H0 =

Volume total krim

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Dilakukan beberapa pengujian terhadap

krim dan diperoleh hasil sebagai berikut :

1. Penentuan Tipe Krim

Tabel 4. Hasil Pengamatan Uji Tipe Emulsi

Formula

Tipe Emulsi

Sebelum Kondisi

Penyimpanan

Dipercepat (T0)

Setelah Kondisi

Penyimpanan

Dipercepat (T akhir)

Metode

Pengenceran

Metode

Dispersi

Warna

Metode

Pengenceran

Metode

Dispersi

Warna

1 M/A M/A M/A M/A

2 M/A M/A M/A M/A

3 M/A M/A M/A M/A

Tidak ada perubahan tipe emulsi untuk

metode pengenceran maupun metode dispersi

warna saat sebelum dan sesudah penyimpanan

dipercepat selama 12 hari

Page 8: ISSN No. 0216 -2083 - VISI DAN MISI

Pengamatan Organoleptis

Tabel 5. Hasil Pengamatan Organoleptis

Formul

a

Hasil

Organoleptis

Sebelum Kondisi Penyimpanan

Dipercepat (T0)

Setelah Kondisi Penyimpanan

Dipercepat (Takhir)

Stabil /

Tidak

stabil

Bau Warna Fisik Bau Warna Fisik

1 Stabil Khas Putih Stabil Khas Putih Stabil

2 Stabil Khas Putih Stabil Khas Putih Stabil

3 Stabil Khas Putih Stabil Khas Putih Stabil

2. Perhitungan Viskositas

Tabel 6. Hasil Pengukuran Viskositas Krim

Formula RPM

Waktu

(detik)

Viskositas (cP)

Rata-rata

(cP)

Sebelum

Kondisi

Penyimpanan

Dipercepat (T0)

Setelah

Kondisi

Penyimpanan

Dipercepat

(Takhir)

1 3 180 116.400 99.300

117.700 102.300

117.500 101.700

Jumlah 351.600 303.300

Rata2 117.200 101,100 109.150

2 3 180 118.400 104.300

119.700 102.300

119.500 101.700

Jumlah 357.600 308.300

Rata2 119.200 102.766,67 110.983,33

3 3 180 119.400 104.300

120.700 102.300

120.500 101.700

Jumlah 360.600 308.300

Rata2 120.200 102.766,67 111.438,33

Tabel 7: Pengukuran pH

Formula Pengulangan

pengukuran

Sebelum Kondisi

Penyimpanan

Dipercepat

(T0)

Siklus ke 6 dalam

penyimpanan

dipercepat

Setelah

Kondisi

Penyimpanan

Dipercepat

(Takhir)

1 1 4,13 4,07 3,99

2 4,13 4,07 3,99

3 4,13 4,07 3,99

Page 9: ISSN No. 0216 -2083 - VISI DAN MISI

Rata-

rata

4,13 4,07 3,99

2 1 4,07 4,03 3,94

2 4,07 4,03 3,94

3 4,07 4,03 3,95

Rata-

rata

4,07 4,03 3,94

3 1 4,51 4,24 3,97

2 4,51 4,24 3,97

3 4,51 4,24 3,96

Rata-

rata

4,51 4,24 3,97

3. Pengukuran volume kriming

Volume kriming =Hu

H0×100%

Hu = Volume emulsi yang kriming, dan H0 = Volume total krim

Table 8 : Volume kriming

Hari H0 (cm) Hu = Volume emulsi yang kriming (cm) Volume kriming =Hu

H0×100%

F1 F2 F3 F1 F2 F3

1 2,1 0 0 0 0 0 0

2 2,1 0 0 0 0 0 0

3 2,1 0 0 0 0 0 0

4 2,1 0,3 0,3 0,1 14,29 14,29 4,76

5 2,1 0,3 0,3 0,1 14,29 14,29 4,76

6 2,1 0,4 0,4 0,2 19,05 19,05 9,52

7 2,1 0,4 0,4 0,2 19,05 19,05 9,52

8 2,1 0,5 0,4 0,2 23,81 19,05 9,52

9 2,1 0,5 0,5 0,3 23,81 23,81 14,29

10 2,1 0,6 0,5 0,4 28,57 23,81 19,05

11 2,1 0,7 0,6 0,5 33,33 28,57 23,81

12 2,1 0,8 0,7 0,5 38,1 33,33 23,81

Pembahasan

Telah dilakukan penelitian dengan tujuan

untuk memformulasikan sediaan krim dengan zat aktif

VCO dari kelapa merah menggunakan emulgator

tween 80 dan span 80. Sediaan krim dibuat dengan

basis krim tipe minyak dalam air (M/A) karena

menyenangkan, nyaman pada saat digunakan, tidak

berminyak, mudah menyebar rata dan mudah

dibersihkan. Pada penelitian ini dibuat tiga formula

yaitu formula pertama (F1), formula kedua (F2) dan

formula ketiga (F3) dengan konsentrasi tween 80 dan

span 80 masing-masing 3%, 4% dan 5%,. Jika

konsentrasi lebih dari 5% maka akan menyebabkan

terjadinya buih pada saat sediaan dikocok, terjadinya

buih tersebut telah dialami beberapa peneliti sebelunya

dan dianggp tidak stabil bila suatu sedian krim

mengeluarkan buih pada saat pengocokan pada alat

viskositas (Talib, meyke, 2013). Selain itu, konsentrasi

besar dari 5% tidak lagi berfungsi sebagai emulgator

tetapi berfungsi sebagai bahan aktif (Igirisa, 2011).

Dari hasil pengamatan organoleptis baik

sebelum (T0) maupun setelah kondisi penyimpanan

dipercepat (Takhir), krim formula pertama (F1) Stabil

dengan tidak menunjukkan perubahan fisik (sediaan

kental dan tidak berbuih). Formula ini menggunakan

emulgator nonionik, yaitu tween 80 dan span 80

sebayak 3% yang bersifat netral atau tidak bermuatan,

akan tetapi pada saat dilakukan pengocokan untuk

menetukan nilai viskositas pada kecepatan 8000 rpm

mengakibatkan timbulnya buih pada sediaan,

dikareankan sedian pada formula pertama hanya

menggunakan emulgator dengan presentasi 3%,

dimana semakin cepat pengocokan yang dilakukan

maka semakin menghasilkan buih atau gelembung

udara pada sediaan (Joshita dan Juheini, 2013).

Formula krim pada sediaan kedua (F2) yang

dihasilkan stabil karena krim tidak menunjukkan

perubahan bentuk, warna dan bau. Sediaan kental dan

tidak berbuih hal ini tidak jauh berbeda dengan sedian

krim formula pertama (F1) serta pada saat pengukuran

viskositas kecepatan pengocokan diturunkan pada

kecepatan 6000 rpm untuk menghindari terjadinya

Page 10: ISSN No. 0216 -2083 - VISI DAN MISI

buih pada sediaan. Formula ini menggunakan

emulgator nonionik sama seperti yang digunakan pada

F1 yaitu tween 80 dan span 80 akan tetapi memiliki

konsentrasi pada lebih tinggi dari formula pertama

yaitu 4%. Emulgator tween 80 dan span 80 yang

digunakan memilikin daya toksisitas dan iritasinya

rendah serta derajat ketercampurannya yang paling

tinggi dengan bahan lain (Igirisa, 2011). Dari

pengujian tersebut menunjukkan untuk sediaan krim

F2 stabil secara fisik begitu pula untuk sediaan krim

F3.

Tahap pengujian selanjutnya dilakukan untuk

mengujian tipe krim pada F1, F2 dan F3. Pengujian

krim tipe sebelum dilakukan penyimpanan dipercepat

(T0) dan setelah dilakukan penyimpanan dipercepat

(Takhir) dilakukan dengan metode pengenceran

menggunakan aquadest dan metode dispersi zat warna

menggunakan metilen biru. Dari metode pengenceran,

diperoleh hasil bahwa sediaan krim F1, F2 dan F3

dapat terencerkan dengan aquadest. Hal ini disebabkan

karena sediaan krim tersebut mengandung air yang

merupakan fase luar yang jumlahnya lebih banyak.

Sedangkan pada sediaan yang terjadi intesifase dari

M/A menjadi A/M tidak akan terencerkan dan terjadi

pemisahan fase. Metode pengenceran didasarkan atas

adanya kenyataan bahwa emulsi dapat diencerkan

dengan fase luarnya (Syamsuni, 2005). Dari metode

dispersi zat warna, ketiga sediaan krim menunjukkan

perubahan warna dari putih menjadi biru muda. Hal

ini disebabkan karena volume air dalam sediaan krim

cukup besar, sehingga zat warna metilen biru mudah

terlarut dalam sediaan krim dan mampu mewarnai

sediaan tersebut. Metode dispersi zat warna didasarkan

atas kenyataan bahwa zat warna akan tersebar merata

dalam emulsi jika zat warna tersebut larut dalam fase

luar emulsi (Syamsuni, 2005). Berdasarkan hasil

pengujian tipe krim VCO, maka dibuktikan bahwa

ketiga fomulasi sediaan krim mempunyai tipe emulsi

M/A dan hal ini sekaligus menunjukkan tidak terjadi

inversi fase setelah kondisi penyimpanan dipercepat.

Hasil pengujian viskositas krim

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nilai

kekentalan sediaan krim VCO. Perbedaan dikarenakan

adanya perbedaan konsentrasi emulgator tween 80 dan

span 80 dari formula pertama 3%, formula kedua 4%

dan formula ketiga 5% selain itu, viskositas juga

dipengaruhi oleh temperatur. Kenaikan dalam

temperatur akan mengurangi viskositas. Kebanyakan

emulsi menjadi lebih encer pada suhu tinggi dan

menjadi lebih kental bila dibiarkan pada suhu rendah.

Viskositas juga mengalami penurunan seiring

bertambahnya waktu penyimpanan. Hal ini dapat

dilihat dari data viskositas pada F1, T akhir mengalami

penurunan relatif lebih jauh dibawah jarak viskositas

yang ditentukan. Untuk F2 dan F3 juga mengalami

penurunan, tetapi jarak penurunan viskositasnya tidak

jauh berbeda dari viskositas awal pengukuran serta

viskositas yang didapatkan berada pada jarak

viskositas yang ditentukan.

Pengukuran viskositas krim berdasarkan

jarak viskositas skala tertinggi 133.333,33 cP yang

didapatkan perhitungan pada kecepatan 3 rpm.

Dimana, pada hasil pengukuran menunjukkan bahwa

sediaan krim F1 viskositas rata-rata T0 dan T akhir

diperoleh 109.150 cP terdapat pada jarak viskositas

yang ditentukan, antara 100.000 cP sampai 133.333,33

cP. Sedangkan pada sediaan krim F2 hasil pengukuran

viskositas rata-rata T0 dan T akhir diperoleh

110.983,33 cP terdapat dalam jarak viskositas yang

diharapkan. pada sediaan krim F3 hasil pengukuran

viskositas rata-rata T0 dan T akhir diperoleh

111.438,33 cP terdapat dalam jarak viskositas yang

diharapkan Hal ini berdasarkan dengan dilakukannya

pengujian viskositas sediaan yang baik pada

viskometer brookfield dengan spindel nomor 05 pada

kecepatan 3 rpm. Serta dalam pengujian statistika

dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan

bermakna dari rata-rata viskositas krim.

Untuk penentuan sifat aliran (rheologi) dari

sediaan krim VCO formula pertama (F1), formula

kedua (F2) dan formula ketiga (F3) didapatkan aliran

thiksotropi, hal ini disebabkan terjadinya perubahan

struktur yang tidak dapat kembali ke keadaan semula

dengan segera apabila tekanan dikurangi (Martin dkk,

1993). Terlihat pada sediaan krim, semakin lama

penyimpanan dipercepat sifat alirannya menurun dan

tidak mudah kembali ke bentuk semula ketika tekanan

atau penyimpanan dipercepat dihentikan.

Dari hasil pengujian terhadap perubahan pH

sedian krim sebelum kondisi penyimpanan dipercepat

(T0) dan setelah kondisi penyimpanan dipercepat

(Takhir) mengalami penurunan pH setelah penyimpanan

dipercepat, pada formula ketiga memiliki penurunan

yang tinggi di bandiangkan dengan formula pertama

dan kedua yang hampir memiliki penurunan yang

lebih rendah. Perubahan pH pada sediaan krim

dipengaruhi oleh suhu dan kelembapan saat

penyimpanan dipercepat selama 12 hari di dalam

climatic cember. Disamping itu bahan-bahan yang

digunakan dalam formulasi juga dapat mempengaruhi

pH pada sediaaan, pada penelitian ini bahan-bahan

yang berpengaruh pada pH yaitu Asam stearat yang

memiliki pH asam dan zat aktif berupa VCO yang

memiliki pH asam, oleh karena itu pH krim yang

dihasilkan berupa pH asam antara 3-4, di bandingkan

dengan formulasi yang dilakukan Talib, Meyke 2013

antar VCO yang bersifat asam dan paraffin cair yang

memiliki pH basa lemah yang menghasilkan sediaan

krim yang memiliki pH asam lemah antar 5-6. Dalam

pengujian statistika dapat disimpulkan bahwa tidak

terdapat perbedaan bermakna dari rata-rata pH krim.

Page 11: ISSN No. 0216 -2083 - VISI DAN MISI

Dari hasil pengukuran volume kriming dalam

kondisi penyimpanan dipercepat (takhir), menunjukan

bahwa formula ketiga memiliki nilai kriming yang

relatif kecil dibandingakan dengan sediaan pada

formula pertama dan kedua, akan tetapi jumlah

kenaikan presentasi volume kriming dari hari ke hari

relatif sama antara formula pertama hingga formula

ketiga, ini menunjukan bahwa lama waktu

penyimpanan suatu produk krim dapat mempengaruhi

besarnya volume kriming yang di hasilkan dan

penggunaan konsentrasi yang tepat dapat

memperlambat jumlah volume kriming yang

dihasilkan. Untuk menentukan stabilitas fisik suatu

formulasi krim dalam pengamatan volume kriming

dapat diambil kesimpulan bahwa semakin kecil nilai

kriming maka semakin stabil dan lama penyimpanan

suatu produk krim, begitu pula yang di katakana Andi

Nur Alam Syiah, semakin kecil nilai kriming maka

semakin stabil sedian tersebut. Dalam pengujian

statistika dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat

perbedaan bermakna dari rata-rata kriming krim

Dari hasil pengamatan diatas adanya variasi

bahan emulgator yang digunakan dapat

mempengaruhi, viskositas, pH dan kriming pada

sediaan krim VCO. Terlihat pada sediaan krim

formula pertama (F1), formula kedua (F2) dan formula

ketiga (F3) yang diperoleh memiliki nilai yang

berbeda setiap sediaan, akan tetapi untuk sediaan krim

formula ketiga (F3) diperoleh sediaan yang lebih stabil

dari formula pertama dan kedua. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa sediaan krim formula ketiga (F3)

dengan penggunaan emugator tween 80 dan span 80

pada konsentrasi 5% dinyatakan lebih stabil secara

fisik.

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis

data maka dapat dikesimpulan bahwa :

1. Sediaan VCO kelapa merah (Cocos rubescens)

stabil dibuat dalam sediaan krim tipe minyak

dalam air (M/A).

2. Sediaan krim VCO kelapa merah (Cocos

rubescens) lebih stabil secara fisik pada sedian

krim formula ketiga (F3) dengan konsentrasi

emulgator tween dan span 5% dibandingkan

dengan formula pertama (F1) maupun formula

kedua (F2).

B. Saran

Disarankan untuk dilakukan penelitian

lanjutan terhadap indikasi sediaan krim VCO untuk

pengobatan luka bakar.

DAFTAR PUSTAKA

Anief, M. 1994. Farmasetika. Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press.

Anonim. 1979. Farmakope Indonesia. Ed. III.

Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan

Makanan. Jakarta: Departemen Kesehatan

Republik Indonesia.

Anonim. 1995. Farmakope Indonesia. Ed. IV.

Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan

Makanan. Jakarta: Departemen Kesehatan

Republik Indonesia.

Ginting, B. 2008. Pembuatan Dan Uji Aktivitas

Antibakteri Krim Minyak Kelapa Murni

(Vco/Virgin Coconut Oil) Terhadap

Staphylococcus Aureus ATCC 29737 Dan

Pseudomonas Aeruginosa Atcc 25619.

Skripsi. Medan: Fakultas Farmasi

Universitas Sumatera Utara.

Heliyanto, B. 2010. Varietas Kelapa Dalam Unggul

Spesifik Gorontalo. Manado: Balai

Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma

Lain.

Igirisa, JE. 2011. Pengembangan Formulasi Krim

Ekstrak Ikan Gabus dan Pengujian

Kestabilan Fisik Krim. Fakultas Farmasi.

Skripsi. Makassar: Universitas

Hasanudin.

Joshita P, Juheini D, 2013. Teknologi Kosmetik.

http://staff.ui.ac.id/internal/130674809/ma

terial/TEKNOLOGIKOSMETIK.pdf.

Diakses tanggal 2013/06/17.

Kadullah S Dewi. 2013. Perbandingan Pengaruh Vco

(Virgin Coconut Oil) Kelapa Hijau (Cocos

Viridis) Dengan Vco Kelapa Merah (Cocos

Rubescens) Terhadap Penyembuhanluka

Bakar Pada Kelinci (Oryctolagus

Cuniculus)

Khomsan, A. 2009. Rahasia Sehat Dengan Makanan

Berkhasiat. Jakarta: Penerbit Buku

Kompas.

Lachman L, Lieberman AH dan Kanig LJ. 1994.

Teori dan Praktek Farmasi Industri, Ed.

III. Terjemahan oleh Siti Suyatmi. Jakarta:

Penerbit Universitas Indonesia.

Martin A, Swarbrick J, Cammarata A. 1993. Farmasi

Fisik, Ed III. Jilid kedua. Penerjemah

Yoshita. Jakarta: UI Press.

Page 12: ISSN No. 0216 -2083 - VISI DAN MISI

Nanikartinah. 2012. Sediaan Krim.

http://www.nanikartinah.sediaankrim.html

. Diakses tanggal 2013/05/15.

Padaga, M. 2006. “Virgin Coconut Oil” (VCO)

Manfaat Ditinjau dari Aspek Kesehatan.

Universitas Brawijaya: Fakultas

Teknologi Pertanian.

Palungkun, Rony. 2003. Aneka Produk Olahan

Kelapa. Jakarta: PT Penebar Swadaya.

Plantamor. 2012. Klasifikasi Kelapa (Cocos nucifera

L.).

http://www.plantamor.com/index.php?pla

nt=365.html. Diakses tanggal 2013/04/19.

Rindengan, B. 2005. Pembuatan dan Pemanfaatan

Minyak Kelapa Murni. Seri Agritekno.

Cetakan Keempat. Jakarta: Penebar

Swadaya.

Rowe RC, Sheskey PJ, Quinn ME. 2009. Handbook

of Pharmaceutical Excipients, Sixth

Edition: London, Chicago: Pharmaceutical

Press.

Rukmana, R. 2003. Aneka Olahan Kelapa.

Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Setiaji, B. 2006. Membuat VCO Berkualitas Tinggi.

Jakarta: Penebar Swadaya.

Soekardi, Y. 2012. Pemanfaatan dan Pengolahan

Kelapa Menjadi Berbagai Bahan

Makanan dan Obat Berbagai Penyakit.

Bandung: Yrama Widya.

Sutomo, B. 2006. Menu Sehat VCO (Virgin Coconut

Oil). Jakarta: Puspa Swara.

Syah, A. 2005. Virgin Coconut Oil. Cetakan Kedua.

Jakarta: Agromedia Pustaka.

Syamsuni, A. 2005. Ilmu Resep. Jakarta: Penerbit

Buku Kedokteran EGC.

Wijaya I. 2010. Pengaruh Pemberian Berbagai

Coconut Oil Secara Topikal Terhadap

Penyembuhan Luka Bakar Kimiawi Pada

Kulit Tikus Putih (Rattus Norvegicus)

Terinduksi Asam Sulfat. Skripsi.

Yogyakarta: Fakultas Kedokteran Dan

Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah.

Wiryawan, A. 2011. Uji Organoleptik.

http://www.chem-is-

try.org/materikimia/instrumen_analisis/uji

-organoleptik/uji-organoleptik. Diakses

tanggal 2013/06/06.

Yuswiyanto, A. 2013. Industri Kelapa Kopyor.

http://www.agro.kemenperin.go.id/1566-

KELAPA-KOPYOR-PT-RPN-Target-

Jual-5.000-Bibit-Per-Tahun&docid.

Diakses tanggal 2013/05/29.