Isi Revisi Newest

download Isi Revisi Newest

of 23

Transcript of Isi Revisi Newest

  • 5/24/2018 Isi Revisi Newest

    1/23

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar BelakangDerajat kesehatan anak pada saat ini belum bisa dikatakan baik karena

    masih banyak terdapat masalah kesehatan khususnya pada anak sekolah. Menurut

    WHO (1948) kesehatan adalah suatu keadaan fisik, mental, dan kesejahteraan

    sosial dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan. Dalam UU No. 23

    Tahun 1992 disebutkan bahwa kesehatan sekolah diselenggarakan untuk

    meningkatkan pemahaman, kemampuan, peserta didik akan arti hidup sehat.

    Apabila lingkungan hidup anak sehat dan kondusif, maka anak dapat belajar

    dengan baik, serta tumbuh dan berkembang secara harmonis. Kondisi seperti ini

    diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia terutama di bidang kesehatan

    yang lebih berkualitas (WHO, 1948).

    Anak sekolah merupakan generasi penerus bangsa yang perlu dijaga

    kesehatannya, sehingga anak sekolah berpotensi sebagai agen perubahan untuk

    mempromosikan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat), baik di lingkungan

    sekolah, keluarga, maupun di masyarakat. Sekolah juga diharapkan dapat berperan

    aktif dalam upaya memberdayakan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat).

    Lingkungan sekolah yang sehat akan meningkatkan kualitas siswa-siswi yang akan

    menjadi contoh dan panutan belajar hidup sehat bagi masyarakat di sekitarnya.

    Institusi pendidikan dianggap sebagai tempat yang strategis sebagai tempat untuk

    mempromosikan kesehatan sekolah karena munculnya berbagai penyakit yang

    menyerang anak usia sekolah umumnya berkaitan dengan rendahnya PHBS yang

    dapat menyebabkan angka kejadian penyakit semakin meningkat dari tahun ke

    tahun sehingga menjadi kejadian luar biasa (KLB) (Judarwanto, 2008).

    Permasalahan perilaku kesehatan pada anak usia Sekolah Dasar biasanya

    berkaitan dengan kebersihan perorangan, lingkungan dan munculnya berbagai

    penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah, ternyata umumnya berkaitan

    dengan PHBS. Masalah kesehatan yang terjadi pada anak usia sekolah semakin

    memperjelas bahwa nilai-nilai PHBS di sekolah masih minimal dan belum

    mencapai tingkat yang diharapkan. Oleh karena itu diperlukan suatu penelitian

    tentang PHBS pada anak sekolah (Judarwanto, 2008).

  • 5/24/2018 Isi Revisi Newest

    2/23

    2

    Program PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) adalah upaya

    memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan,

    keluarga, kelompok, dan masyarakat dengan membuka jalur komunikasi,

    memberikan informasi, dan melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan,

    sikap serta perilaku hidup bersih sehat, melalui pendekatan pimpinan (advokasi),

    bina suasana (social support) dan pemberdayaan masyarakat (empowerment).

    (Depkes RI, 2008).

    Data

    Menurut L.Green yang mempengaruhi PHBS di sekolah adalah

    pengetahuan, sikap, kepercayaan dan tradisi (Notoatmodjo, 2007). Berdasarkan

    hasil penelitian sebelumnya dr jurnal(tentang hasil) Berkaitan dengan hal tersebut

    di atas maka peneliti berkeinginan meneliti tentang PHBS (Perilaku Hidup Bersih

    dan Sehat) pada anak usia sekolah di SD Negeri 2 Sumampir.

    B. Rumusan MasalahAnak usia sekolah merupakan generasi penerus bangsa dan merupakan

    masa keemasaan untuk menanamkan perilaku hidup bersih sehat, sehingga dalam

    hal ini sekolah sebagai tempat belajar mengajar juga merupakan ancaman

    penularan penyakit jika tidak dikelola dengan baik. Selain tidak terjadwalnya

    materi PHBS, peran sekolah dalam pengembangan kesehatan sekolah juga belum

    optimal. Tidak tersedianya sarana dan prasarana atau fasilitas untuk mendukung

    keberhasilan PHBS. Hal inilah yang menyebabkan tingginya angka penyakit pada

    anak sekolah terkait dengan rendahnya PHBS.

    Berdasarkan permasalahn tersebut maka, rumusan masalah praktikum ini

    adalah Bagaimanakah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada siswa siswi SD

    Negeri 2 Sumampir Kecamatan Purwokerto Utara Kabupaten Banyumas?.

    C. Tujuan1. Tujuan Umum

    Mengetahui gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehatpada siswa-siswi

    SD Negeri 2 Sumampir Kecamatan Purwokerto Utara Kabupaten Banyumas.

    2. Tujuan Khususa. Mendeskripsikan karakteristik responden meliputi umur, jenis kelamin,

    kelas.

  • 5/24/2018 Isi Revisi Newest

    3/23

    3

    b. Mendeskripsikan pengetahuan siswa-siswi SD Negeri 2 SumampirKecamatan Purwokerto Utara Kabupaten Banyumas mengenai Perilaku

    Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di sekolah.

    c. Mendeskripsikan sikap siswa-siswi SD Negeri 2 Sumampir KecamatanPurwokerto Utara Kabupaten Banyumas mengenai Perilaku Hidup Bersih

    dan Sehat (PHBS).

    d. Mendeskripsikan sarana prasarana pendukung Perilaku Hidup Bersih danSehat pada siswa-siswi SD Negeri 2 Sumampir Kecamatan Purwokerto

    Utara Kabupaten Banyumas.

    e. Mendeskripsikan peran Guru SD di Desa Sumampir KecamatanPurwokerto Utara Kabupaten Banyumas mengenai PHBS.

    f. Mendeskripsikan perilaku siswa-siswi SD Negeri 2 Sumampir KecamatanPurwokerto Utara Kabupaten Banyumas mengenai Perilaku Hidup Bersih

    dan Sehat (PHBS) di sekolah.

    D. Manfaat1. Bagi siswa-siswi SDN 2 Sumampir

    Meningkatkan pengetahuan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di sekolah.

    2. Bagi SDN 2 SumampirMeningkatkan sarana prasarana yang dapat mendukung Perilaku Hidup Bersih

    dan Sehat di Sekolah.

    3. Bagi Jurusan Kesehatan MasyarakatMemberikan gambaran kondisi instansi pendidikan terkait pengetahuan PHBS

    pada tatanan sekolah.

    4. Bagi penelitiSebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapat selama kuliah di

    bidang kesehatan masyarakat dalam bentuk penelitian ilmiah mengenai PHBS

    tatanan sekolah.

  • 5/24/2018 Isi Revisi Newest

    4/23

    4

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A.PHBS Tatanan Sekolah1. Pengertian PHBS

    PHBS adalah sekumpulan perilaku yang dipraktekkan atas dasar

    kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga

    dapat menolong diri sendiri dibidang kesehatan dan berperan aktif mewujudkan

    kesehatan masyarakat (Depkes RI, 2006).

    PHBS adalah wujud pemberdayaan masyarakat yang sadar, mau dan

    mampu mempraktekkan PHBS. Program PHBS adalah upaya untuk memberikan

    pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga,

    kelompok dan masyarakat. Masyarakat diharapkan dapat mengenali dan

    mengatasi masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan masing-masing dan

    masyarakat agar dapat menerapkan cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara

    dan meningkatkan kesehatannya (Depkes RI, 2006).

    2. Indikator PHBS Tatanan SekolahIndikator diperlukan untuk menilai apakah aktivitas pokok yang

    dijalankan telah sesuai dengan rencana dan menghasilkan dampak yang

    diharapkan. Dengan demikian indikator merupakan suatu alat ukur untuk

    menunjukkan suatu keadaan atau kecenderungan keadaan dari suatu hal yang

    menjadi pokok perhatian (Depkes RI, 2006).

    a. Mencuci Tangan Dengan Air Mengalir dan SabunMencuci tangan merupakan langkah yang cukup penting untuk

    mencegah penyebaran penyakit. Tangan merupakan salah satu jalur penularan

    berbagai penyakit menular seperti penyakit gangguan usus dan pencernaan

    (diare, muntah) dan berbagai penyakit lainnya yang dapat berpotensi membawa

    kepada arah kematian. Mencuci tangan dengan air saja lebih umum dilakukan,

    namun hal ini terbukti tidak efektif dalam menjaga kesehatan dibandingkan

    dengan mencuci tangan dengan sabun. Menggunakan sabun dalam mencuci

    tangan sebenarnya menyebabkan seseorang harus mengalokasikan waktunya

    lebih banyak saat mencuci tangan, namun penggunaan sabun menjadi efektif

    karena lemak dan kotoran yang menempel akan terlepas saat tangan digosok

    dan bergesek dalam upaya melepasnya. Didalam lemak dan kotoran yang

    menempel inilah kuman penyakit hidup. Efek lainnya adalah tangan menjadi

  • 5/24/2018 Isi Revisi Newest

    5/23

    5

    harum setelah dicuci dengan menggunakan sabun dan dalam beberapa kasus,

    tangan yang menjadi wangilah yang membuat mencuci tangan dengan sabun

    menjadi menarik untuk dilakukan (Depkes RI, 2006).

    Pengertian akan pentingnya kebiasaan mencuci tangan oleh siapapun

    menjadi hal dasar yang dibutuhkan untuk mengatasi kuman. Bukan hanya

    sekedar mencuci tangan saja melainkan juga menggunakan sabun dan

    dilakukan di bawah air yang mengalir karena sabun bisa mengurangi atau

    melemahkan kuman yang ada di tangan. Mencuci tangan dengan air mengalir

    dan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan

    dan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia untuk menjadi bersih

    dan memutuskan mata rantai kuman. PBB telah mencanangkan tanggal 15

    Oktober sebagai Hari Mencuci Tangan dengan Sabun Sedunia. Ada 20 negara

    di dunia yang akan berpartisipasi aktif dalam hal ini, salah satu diantaranya

    adalah Indonesia. Cuci tangan pakai sabun penting dilakukan, khususnya:

    1. Sebelum menyiapkan makanan dan sebelum makan2. Sebelum menyuapi anak3. Sesudah buang air besar dan kecil4. Setelah menceboki bayi5. Setelah bersin, batuk, membuang ingus, setelah pulang dari bepergian6. Sehabis bermain/memberi makan/memegang hewan peliharaan.

    (Depkes RI, 2006).

    b.Mengkonsumsi Jajanan Sehat di Kantin SekolahJajan bagi anak merupakan hal yang paling sering dilakukan dan hal ini

    dapat membahayakan apabila jajanan yang mereka konsumsi tidak sehat. Hal

    ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Dianita (2011) di Depok

    dimana telah ditemukan Salmonella paratyphi A di 25% - 50% sampel

    minuman yang dijual di kaki lima. Bakteri ini mungkin berasal dari es batu

    yang tidak dimasak terlebih dahulu. Selain cemaran mikrobiologis, cemaran

    kimiawi yang umum ditemukan pada makanan jajanan kaki lima adalah

    penggunaan Bahan Tambahan Pangan (BTP) ilegal seperti borax (pengempal

    yang mengandung logam berat Boron), formalin (pengawet yang digunakan

    untuk mayat), rhodamin B (pewarna merah pada tekstil) dan methanol yellow

    (pewarna kuning pada tekstil) (Judarwanto, 2008).

  • 5/24/2018 Isi Revisi Newest

    6/23

    6

    Makanan jajanan dapat menyumbang asupan energi bagi anak sekolah

    sebanyak 36%, protein 29% dan zat besi 52%. Oleh karena itu, makanan

    jajanan memiliki peranan penting pada pertumbuhan dan prestasi belajar anak

    sekolah. Jadi, untuk mengurangi paparan anak sekolah terhadap makanan

    jajanan yang tidak sehat dan tidak aman, perlu dilakukan usaha promosi

    keamanan pangan baik kepada pihak sekolah, guru, orang tua, murid, serta

    pedagang (Judarwanto, 2008).

    Anak-anak sekolah umumnya setiap hari menghabiskan waktunya di

    sekolah, demikian halnya berpengaruh pada pola makan anak. Sebagai orang

    tua mungkin perlu kita sadari bahwa makanan dari luar rumah (di sekolah)

    memberikan konstribusi terhadap pemenuhan kebutuhan energi sebesar 3l,l%

    dan protein sebesar 27,4%. Hasil survei juga menunjukkan bahwa sejumlah

    78% anak sekolah jajan di lingkungan sekolah, baik di kantin maupun dari

    penjaja sekitar sekolah (Badan POM, 2008).

    Karena itu dapat difahami peran penting makanan jajanan pada

    pertumbuhan dan prestasi belajar anak sekolah. Makanan jajanan yang tidak

    sehat dan tidak bermutu mengakibatkan timbulnya risiko bagi kesehatan dan

    memiliki dampak negatif jangka panjang terhadap pembentukan generasi

    bangsa. Sungguh ironis, jika kita menganggap makanan jajanan anak sekolah

    hanya sebagai masalah kecil karena dampaknya yang begitu besar terhadap

    kelangsungan bangsa di masa depan. Peningkatan perhatian kesehatan anak

    usia sekolah melalui makanan jajanan yang sehat ini diharapkan dapat

    menciptakan peserta didik yang sehat, cerdas dan berprestasi yang merupakan

    aset bangsa di masa mendatang.

    3. Menggunakan Jamban yang Bersih dan SehatTindakan yang paling penting dan dapat dilakukan oleh sekolah untuk

    mencegah penyebarluasan penyakit menular seperti diare adalah membuang

    kotoran manusia secara aman yaitu dengan menggunakan jamban. Letak

    jamban sebaiknya tidak terlalu dekat dengan ruangan kelas. Jamban antara

    siswa laki-laki dan siswa perempuan harus dipisahkan agar kebersihan jamban

    dapat terjaga dan jamban dilakukan pemeriksaan kebersihan setiap hari.

    Jamban merupakan sanitasi dasar penting yang harus dimiliki setiap

    masayarakat. Pentingnya buang air kecil dan besar di jamban yang bersih

  • 5/24/2018 Isi Revisi Newest

    7/23

    7

    adalah untuk menghindari dari berbagai jenis penyakit yang timbul karena

    sanitasi yang buruk (Depkes RI, 2010).

    Oleh karena itu jamban harus mengikuti standar pembuatan jamban

    yang sehat dimana harus terletak minimal 10 meter dari sumber air dan

    mempunyai saluran pembuangan udara agar tidak mencemari lingkungan

    sekitar. Syarat jamban sehat meliputi :

    a. Tidak mencemari sumber air bersih, untuk ini letak lubang penampungankotoran paling sedikit berjarak 10 m dari sumber air minum. Tetapi jika

    keadaan tanahnya berkapur atau tanah liat yang retak-retak pada musim

    kemarau, demikian juga bila letak jamban di sebelah atas dari sumber air

    minum pada tanah yang miring, maka jarak tersebut hendaknya lebih dari

    15 m.

    b. Tidak berbau dan tinja tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus, untukini tinja harus tertutup rapat, misalnya dengan menggunakan leher

    angsa/penutup yang rapat.

    c. Mudah dibersihkan, aman digunakan, untuk ini maka harus dibuat daribahan-bahan yang kuat dan tahan lama dan agar lebih irit hendaknya dibuat

    dari bahan-bahan yang ada di daerah setempat.

    d. Dilengkapi dinding dan atap pelindung, dinding kedap air dan berwarnaterang.

    e. Cukup penerangan.f. Lantai kedap air.g. Luas ruangan cukup, atap tidak terlalu rendah.h. Ventilasi cukup baik.i. Tersedia air dan alat pembersih.

    (Depkes RI, 2010).

    4. Olahraga Yang Teratur dan TerukurOlahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana

    untuk memelihara gerak (mempertahankan hidup) dan meningkatkan

    kemampuan gerak (meningkatkan kualitas hidup). Olahraga adalah suatu

    bentuk aktivitas fisik yang terencana dan terstruktur yang melibatkan gerakan

    tubuh berulang-ulang dan ditujukan untuk meningkatkan kebugaran jasmani

    (Depkes RI, 2002).

  • 5/24/2018 Isi Revisi Newest

    8/23

    8

    Kebugaran jasmani sangat penting dalam menunjang aktivitas

    kehidupan sehari-hari, akan tetapi nilai kebugaran jasmani setiap orang

    berbeda-beda sesuai dengan tugas dan profesi masing-masing. Kebugaran

    jasmani terdiri dari komponen - komponen yang dikelompokkan menjadi

    kelompok yang berhubungan dengan kesehatan (Health Related Physical

    Fitness) dan kelompok yang berhubungan dengan keterampilan (Skill Related

    Physical Fitness) (Depkes RI, 2002). Manfaat olahraga :

    1. Meningkatkan kerja dan fungsi jantung, paru dan pembuluh darah yangditandai dengan :

    a. Denyut nadi istirahat menurun.b. Isi sekuncup bertambah.c. Kapasitas bertambah.d. Penumpukan asam laktat berkurang.e. Meningkatkan pembuluh darah kolateral.f. Meningkatkan HDL Kolesterol.g. Mengurangi aterosklerosis.

    2. Meningkatkan kekuatan otot dan kepadatan tulang yang ditandai pada:a. Pada anak : mengoptimalkan pertumbuhan.

    b. Pada orang dewasa : memperkuat masa tulang, menurunkan nyeri sendikronis pada pinggang, punggung dan lutut.

    3. Meningkatkan kelenturan (fleksibilitas) pada tubuh sehingga dapatmengurangi cedera.

    4. Meningkatkan metabolisme tubuh untuk mencegah kegemukan danmempertahankan berat badan ideal.

    5. Mengurangi resiko terjadinya berbagai penyakit seperti :a. Tekanan darah tinggi : mengurangi tekanan sistolik dan diastolik.

    b. Penyakit jantung koroner : menambah HDL-kolesterol dan mengurangilemak tubuh.

    c. Kencing manis : menambah sensitifitas insulin.d. Infeksi : meningkatkan sistem imunitas.

    6. Meningkatkan sistem hormonal melalui peningkatan sensitivitas hormonterhadap jaringan tubuh.

    7. Meningkatkan aktivitas sistem kekebalan tubuh terhadap penyakit melaluipeningkatan pengaturan kekebalan tubuh.

  • 5/24/2018 Isi Revisi Newest

    9/23

    9

    (Depkes RI, 2002).

    5. Tidak MerokokRokok mengandung kurang lebih 4000 elemen-elemen dan setidaknya

    200 diantaranya dinyatakan berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada

    rokok adalah tar, nikotin dan karbon monoksida. Menurut data Survei Sosial

    Ekonomi Nasional (Susenas), bahwa pada tahun 2004 sekitar 3% anak-anak

    mulai merokok sejak kurang dari usia 10 tahun. Presentase merokok tertinggi

    sebesar 64% berada pada kelompok usia remaja (15-19 tahun). Hal ini berarti

    bahaya rokok pada masyarakat yang rentan yakni anak - anak dan akan

    berdampak pada masa remaja. Oleh karena itu kebiasaan merokok harus

    dihindarkan sejak dini mulai dari tingkat sekolah dasar (Depkes RI, 2010).

    6. Menimbang Berat Badan dan Mengukur Tinggi BadanMengukur berat dan tinggi badan merupakan salah satu upaya untuk

    mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak. Dengan diketahuinya

    tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak dapat memberikan masukan

    untuk peningkatan konsumsi makanan yang bergizi bagi pertumbuhan anak.

    Sedangkan untuk mengetahui pertumbuhan seorang anak normal atau tidak

    bisa diketahui melalui cara membandingkan ukuran tubuh anak yang

    bersangkutan dengan ukuran tubuh anak seusia pada umumnya. Apabila anak

    memiliki ukuran tubuh melebihi ukuran rata-rata anak yang seusia pada

    umumnya, maka pertumbuhannya bisa dikatakan maju. Sebaliknya bila

    ukurannya lebih kecil berarti pertumbuhannya lambat. Pertumbuhan dikatakan

    normal apabila ukuran tubuhnya sama dengan ukuran rata-rata anak-anak lain

    seusiannya (Depkes RI, 2010).

    Pencatatan hasil penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi

    badan siswa di Kartu Menuju Sehat Anak Sekolah (KMS-AS) secara teratur

    setiap 6 bulan yang akan memperlihatkan pertumbuhan dan perkembangan

    siswa (kekurangan gizi, kegemukan atau gizi baik) dilakukan untuk

    mengetahui pertumbuhan dan perkembangan siswa. Anak dengan status gizi

    baik akan tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai usia. Tanda-tanda

    siswa dengan gizi kurang :

    1. Siswa tampak kurus.2. Tidak segar, tidak ceria.3. Tidak bergairah/ malas melakukan aktivitas

  • 5/24/2018 Isi Revisi Newest

    10/23

    10

    4. Cenderung sering sakit.Tanda-tanda siswa dengan gizi lebih :

    1. Siswa tampak gemuk.2. Bentuk tubuh terlihat tidak seimbang.3. Tidak dapat bergerak bebas.4.Nafas mudah tersengal-sengal jika melakukan kegiatan.5. Mudah lelah.6. Malas melakukan kegiatan.Tanda-tanda siswa dengan gizi baik :

    1. Tumbuh normal.2. Segar, kuat, giat dan ceria.3. Mata bersih dan bersinar.4. Nafsu makan baik.

    (Asim, 1992).

    7. Membuang Sampah pada TempatnyaSampah adalah termasuk yang mempengaruhi kelestarian lingkungan

    hidup, karena sampah mempengaruhi lingkungan alam dan lingkungan sosial,

    apabila ada kesalahan dalam pembuangan sampah maka akan berakibat fatal

    bagi lingkungan hidup di masa sekarang dan di masa yang akan datang. Seperti

    membuang sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), yang tanpa ada

    pengolahan lebih lanjut, yang pada akhirnya mengakibatkan penumpukan.

    Ketika sampah menumpuk akan mengakibatkan bencana yang membuat

    kerusakan lingkungan, contohnya seperti mengakibatkan banjir, longsor dan

    bencana lainnya. Membuang sampah pada tempatnya merupakan cara sederhana

    yang sangat besar manfaatnya untuk menjaga kebersihan lingkungan namun

    sangat susah untuk diterapkan. Hasil peneltian ini sesuai dengan pernyataan oleh

    Andang Binawan yang menyebutkan bahwa kebiasaan membuang sampah

    sembarangan dilakukan hamper di semua kalangan masyarakat, tidak hanya

    warga miskin, bahkan mereka yang berpendidikan tinggi pun melakukannya

    (Kartiadi, 2009).

    8. Memberantas Jentik Nyamuk1. Alasan Memberantas Jentik Nyamuk di Sekolah

  • 5/24/2018 Isi Revisi Newest

    11/23

    11

    Agar sekolah bebas jentik nyamuk , peserta didik dan masyarakat lingkungan

    sekolah terhindar dari berbagai penyakit yang ditularkan melalui nyamuk.

    2. Pengertian Memberantas Jentik NyamukMemberantas jentik nyamuk di sekolah adalah kegiatan memeriksa tempat -

    tempat penampungan air bersih yang ada di sekolah (bak mandi, kolam, dll),

    apakah bebas dari jentik nyamuk atau tidak.

    3. Kegiatan memberantas jentik nyamukPemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3 M plus (Menguras,

    Menutup, Mengubur, plus Menghindari gigitan nyamuk). PSN merupakan

    kegiatan memberantas telur, jentik dan kepompong nyamuk menular sebagai

    penyakit seperti Demam Berdarah, Demam Dengue, Chikungunya, Malaria,

    Filariasis (Kaki Gajah) di tempat-tempat perkembangbiakannya.

    3 M Plus adalah tiga cara plus yang dilakukan pada saat PSN seperti :

    a. Menguras dan menyikat tempat-tempat penempungan air seperti bakmandi, kolam, tatakan pot kembang, dll.

    b. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti lubang bak kontrol,lubang pohon, lekukan-lekukan yang dapat menampuang air hujan.

    c. Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapatmenampung air seperti ban bekas, kaleng bekas, plastik-plastik yang

    dibuang sembarangan ( bekas botol/gelas air mineral,plastik , dll ).

    d. Plus Menghindari gigitan nyamuk seperti :1)Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk, misalnya

    memakai obat nyamuk oles / diusap ke kulit, dll.

    2)Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi yang memadai.3)Memperbaiki saluran dan talang air yang rusak.4)Menaburkan larvasida (bubuk pembunuh jentik) di tempat - tempat

    yang sulit dikuras misalnya di talang air atau di daerah sulit air.

    5)Memelihara ikan pemakan jentik di kolam/bak penampung air,misalnya ikan cupang, ikan nila, dll.

    6)Menanam tumbuhan pengusir nyamuk misalnya, zodia, lavender,rosemary, dll.

    (Depkes RI, 2010).

    3. Tujuan dan Manfaat PHBS di Sekolah

  • 5/24/2018 Isi Revisi Newest

    12/23

    12

    PHBS di sekolah adalah upaya untuk memberdayakan siswa, guru, dan

    masyarakat lingkungan sekolah agar tahu, mau dan mampu mempraktekkan

    PHBS, dan berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat.

    Manfaat PHBS di Sekolah :

    1. Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga peserta didik, guru, danmasyarakat lingkungan sekolah terlindungi dari berbagai gangguan dan

    ancaman penyakit.

    2. Meningkatnya semangat proses belajar-mengajar yang berdampak padaprestasi belajar peserta didik.

    3. Citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehinggamampu menarik minat orang tua (masyarakat).

    4. Meningkatnya citra pemerintah daerah di bidang pendidikan.5. Menjadi percontohan sekolah sehat bagi sekolah atau daerah lain.

    (Depkes RI, 2010).

    B.Perilaku Kesehatan1. Definisi

    Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang (organisme) terhadap stimulus

    atau objek yang berkaitan dengan sakit atau penyakit, sistem pelayanan

    kesehatan, makanan, dan minuman, serta lingkungan (Notoatmodjo, 2003).

    2. Jenis Perilaku KesehatanJenis perilaku dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka

    perilaku dapat dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2003) :

    a. Perilaku tertutup (convert behavior)Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk

    terselubung atau tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini

    masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap

    yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat

    diamati secara jelas oleh orang lain.

    b. Perilaku terbuka (overt behavior)Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau

    terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk

    tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh

    orang lain (Notoatmodjo, 2003).

    3. Domain Perilaku

  • 5/24/2018 Isi Revisi Newest

    13/23

    13

    Perilaku terbagi menjadi beberapa domain, pengetahuan, sikap, dan

    tindakan. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan terjadi setelah orang

    melakukan penginderaan terhadap suatu objek. Sedangkan sikap adalah reaksi

    atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau

    objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuain reaksi terhadapi

    stimulus tertentu yang sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional

    terhadap stimulus social. Dan sikap adalah kecenderungan untuk bertindak

    (Notoatmodjo, 2010).

    C.FaktorFactor yang Mempengaruhi PHBS di SekolahMenurut Green dalam Notoatmodjo (2007) perilaku tentang kesehatan di

    tentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi dari orang tersebut.

    Disamping itu, ketersediaan fasilitas atau sarana PHBS seperti ketersediaan air bersih

    dan tempat sampah juga akan mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku.

    Hitchock, Schubert dan Thomas (1999) dalam Notoatmodjo (2010)

    mengungkapkan bahwa perilaku sehat merupakan rangkaian aktivitas yang

    dilakukan seseorang dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan

    kebutuhan fisik dan mental seperti; makan makanan bergizi, olahraga secara teratur,

    istirahat, manajemen stress, dan aktivitas ibadah. Notoatmodjo (2010) menyatakan

    bahwa perilaku kesehatan adalah semua aktivitas yang dilakukan oleh seseorang,

    baik yang dapat diamati maupun tidak dapat diamati, yang berhubungan dengan

    upaya pemeliharaan termasuk pencegahan, perlindungan diri dari penyakit/masalah

    kesehatan dan mencari penyembuhan, serta peningkatan kesehatan

    Dr jurnal

  • 5/24/2018 Isi Revisi Newest

    14/23

    14

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Kerangka Konsep

    Variabel Bebas

    Variabel Terikat

    Gambar 3.1. Kerangka Konsep.

    B. Definisi OprasionalTabel 3.1 Definisi Operasional

    No Variabel

    Definisi

    OperasionalParameter Kategori Skala

    1 Pengetah Proses tahu atau Diukur 1. Baik ( Ordinal

    1. Predisposisia. Karakteristik reponden

    1) Usia2) Jenis Kelamin3) Tingkatan Kelas

    b.

    Penegtahuanc. Sikap

    2. Pendukunga. Sarana Prasarana di

    sekolah

    3. Penguata. Persepsi peran guru di

    sekolah

    Perilaku hidup bersih

    dan sehat di sekolah

    pada siswa-siswi SD

    Negeri 2 SumampirKecamatan Purwokerto

    Utara Kabupaten

    Banyumas.

  • 5/24/2018 Isi Revisi Newest

    15/23

    15

    uan pemahaman

    siwa-siswi SD

    Negeri 2

    Sumampir

    tentang perilaku

    hidup bersih dan

    sehat di sekolah

    yang meliputi:

    mencuci tanganyang baik

    jajanan sehatjamban bersih olahraga teraturbahaya merokokpengukuran berat

    badan dan tinggi

    badan

    membuangsampah yang

    baik

    pemberantasanjentik nymauk.

    dengan

    kuesioner

    yang terdiri

    dari

    pertanyaan.

    Untuk

    pertanyaaan

    positif

    jawaban iya

    skor 1

    jawaban tidak

    skor 0. Untuk

    pertanyaan

    negative

    jawaban iya

    skor 0 dan

    jawaban tidak

    skor 1.

    mean jika

    data

    berdistribu

    si normal

    atau

    median

    jika dta

    tidak

    berdistribu

    si normal).

    2. Kurang

    baik (