Isi Endometriosis

20
1 BAB I PENDAHULUAN Endometriosis merupakan suatu kondisi klinis dimana terdapat presentasi jaringan endometrial ektopic. Dalam beberapa literatur tercatat pasien dengan kondisi ini umumnya mengeluhkan nyeri pelvis kronis, dismenorrea, dispareunia, dan subfertil. Kondisi ini menjadi sangat  stressfull  bagi penderitanya karena memelukan pengobatan yang cukup lama dengan tingkat kekambuhan dalam 5 tahun sampai dengan 50%. Infertilitas yang berkaitan dengan kondisi ini juga merupakan komplikasi yang sampai saat ini masih sulit untuk ditangani. Menurut data terakhir, kondisi ini mengenai hampir 7-10% wanita pada populasi umum di Amerika Serikat dengan 4 per 1000 diantaranya dirawat di rumah sakit tiap tahunnya. Salah satu teori yang paling banyak diyakini saat ini adalah akibat konversi metaplastik dari coelomic epithelium dan hematogenous atau lymphatic dispersion dari sel endometrium dengan pengaruh dari gabungan berbagai faktor yang nantinya menentukan keparahan dari penyakit ini. 1,2 Berbagai faktor resiko diyakini memiliki kontribusi pada kejadian penyakit ini adalah riwayat keluarga endometriosis, menstruasi pertama di usia yang lebih muda, siklus menstruasi yang pendek atau panjang, menstruasi dengan  pendarahan berat, kontrasepsi, def ek pada uterus atau t uba fall opi se rta defisiensi  besi juga mungkin berkontribusi pada onset dini dari endometriosis. 1 Prevalensi penyakit ini juga masih cukup tinggi yakni mencapai 40-60% pada wanita dengan dismenorrea, 15% pada wanita dengan abdominopelvic pain, 20- 30% pada wanita dengan subfertil, dan pada wanita tanpa gejala prevalensi  penyakit ini mencapai 2-22%. Sebagaimana disebutkan diatas, penyakit ini memiliki tingkat kekambuhan yang tinggi, efek samping dari terapi yang cukup  banyak, dan lama terapi yang panjang, serta kesembuhan total yang sampai saat ini masih belum dapat dicapai, maka penting bagi dokter untuk dapat melakukan edukasi yang baik pada pasien sehingga dapat tercapai 3 tujuan pengobatan endometriosis, yaitu berkurangnya rasa nyeri, meningkatkan rate kehamilan pada wanita yang menginginkannya, dan menunda kekambuhan. 1,3

description

Endometriosis

Transcript of Isi Endometriosis

  • 5/21/2018 Isi Endometriosis

    1/20

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Endometriosis merupakan suatu kondisi klinis dimana terdapat presentasi jaringan

    endometrial ektopic. Dalam beberapa literatur tercatat pasien dengan kondisi ini

    umumnya mengeluhkan nyeri pelvis kronis, dismenorrea, dispareunia, dan

    subfertil. Kondisi ini menjadi sangat stressfull bagi penderitanya karena

    memelukan pengobatan yang cukup lama dengan tingkat kekambuhan dalam 5

    tahun sampai dengan 50%. Infertilitas yang berkaitan dengan kondisi ini juga

    merupakan komplikasi yang sampai saat ini masih sulit untuk ditangani. Menurut

    data terakhir, kondisi ini mengenai hampir 7-10% wanita pada populasi umum di

    Amerika Serikat dengan 4 per 1000 diantaranya dirawat di rumah sakit tiap

    tahunnya. Salah satu teori yang paling banyak diyakini saat ini adalah akibat

    konversi metaplastik daricoelomic epitheliumdan hematogenousatau lymphatic

    dispersiondari sel endometrium dengan pengaruh dari gabungan berbagai faktor

    yang nantinya menentukan keparahan dari penyakit ini.1,2

    Berbagai faktor resiko diyakini memiliki kontribusi pada kejadian penyakit ini

    adalah riwayat keluarga endometriosis, menstruasi pertama di usia yang lebih

    muda, siklus menstruasi yang pendek atau panjang, menstruasi dengan

    pendarahan berat, kontrasepsi, defek pada uterus atau tuba fallopi serta defisiensi

    besi juga mungkin berkontribusi pada onset dini dari endometriosis.1

    Prevalensi penyakit ini juga masih cukup tinggi yakni mencapai 40-60% pada

    wanita dengan dismenorrea, 15% pada wanita dengan abdominopelvic pain, 20-

    30% pada wanita dengan subfertil, dan pada wanita tanpa gejala prevalensipenyakit ini mencapai 2-22%. Sebagaimana disebutkan diatas, penyakit ini

    memiliki tingkat kekambuhan yang tinggi, efek samping dari terapi yang cukup

    banyak, dan lama terapi yang panjang, serta kesembuhan total yang sampai saat

    ini masih belum dapat dicapai, maka penting bagi dokter untuk dapat melakukan

    edukasi yang baik pada pasien sehingga dapat tercapai 3 tujuan pengobatan

    endometriosis, yaitu berkurangnya rasa nyeri, meningkatkan rate kehamilan pada

    wanita yang menginginkannya, dan menunda kekambuhan.1,3

  • 5/21/2018 Isi Endometriosis

    2/20

    2

    BAB II

    ISI

    2.1 DefinisiEndometriosis merupakan keadaan patologis dengan ciri khas berupa

    pertumbuhan kalenjar atau stroma yang menyerupai endometrium di luar

    rongga uterus atau lesi endometriotik ektopik.4,5,6,7Lokasi yang paling sering

    adalah pada organ dalam pelvis peritonium, ovarium, dan septum

    rektovagina.4,5 Selain itu, terdapat juga beberapa kasus ditemukan pada

    diaphragma, pleura, dan pericardium.5

    Endometriosis dipengaruhi estrogen dan progesteron sehingga secara periodik

    mengalami perdarahan dan jaringan disekitarnya mengalami inflamasi dan

    perlekatan.4 Gangguan peritoneal yang bergantung pada kadar estrogen

    diakibatkan oleh retrograde menstruation pada jaringan endometrial yang

    sensitif terhadap hormon steroid. Jaringan tersebut terdapat pada permukaan

    peritoneal dan menghilangkan respon inflamasi. Respon tersebut bersamaan

    dengan angiogenesis, adhesi, fibrosis, scarring, neuronal infiltration, dan

    kelainan anatomis sehingga akhirnya menyebabkan nyeri dan infertilitas.5

    Wanita dengan endometriosis mempunyai resiko lebih besar untuk

    mengalami keganasan atau malignansi, terutama kanker ovarium dan non-

    Hodgkin lymphoma.6

    2.2 EpidemiologiEndometriosis sering ditemukan pada wanita usia reproduksi dengan

    persentase masing-masing 7-10% wanita usia reproduksi dan kira-kira 4

    orang per 1000 wanita masuk rumah sakit dengan kondisi tersebut tiap

    tahunnya.1,5Kondisi ini mempunyai prevalensi sebesar 20-50% pada wanita

    yang infertil, namun dapat meningkat hingga 80% pada wanita dengan nyeri

    panggul kronis.1Namun, endometriosis terdapat juga pada remaja dan wanita

    usia menopause yang mendapat terapi hormonal, dengan persenatase 50-60%

    remaja dengan nyeri panggul (pelvic pain) dan 50% wanita yang sudah

  • 5/21/2018 Isi Endometriosis

    3/20

    3

    infertil.4,5 Insiden pasti pada populasi keseluruhan belum pasti, karena

    diagnosis definitif memerlukan biopsi atau visualisasi terhadap implantasi

    endometrial pada saat laparoscopy atau laparotomy. Pada wanita dewasa

    dengan nyeri panggul kronis, 45% ditemukan memiliki endometriosis saat

    laparoscopy. Rasio endometriosis meningkat seiring bertambahnya usia dari

    12% pada wanita umur 11-13 tahun menjadi sebesar 45% pada wanita umur

    20-21 tahun. Perkembangan terakhir menunjukan bukti bahwa endometriosis

    ditemukan saat laparoscopy pada 20-50% wanita yang asimptomatik.

    Beberapa penelitian dilakukan pada populasi orang kulit putih namun tidak

    menunjukan adanya perbedaan diantara etnis dan kelomopok sosial tertentu.1

    2.3 Etiologi dan Faktor ResikoSaat ini penyebab dari endometriosis belum diketahui secara pasti, namun

    terdapat beberapa penjelasan mengenai hal tersebut berdasarkan pada

    temuan-temuan yang didapatkan pada pasien, adalah sebagai berikut:

    1. Menstruasi retrograde dan teori implantasi (teori Sampson)Pada teori ini menyatakan bahwa terdapat refluks dari implan jaringan

    endometriosis pada permukaan ovarium dan peritoneum pada wanitadengan gangguan pada sistem imun. Hal ini didukung oleh adanya

    hubungan antara obstruktif anomali dari traktus reproduktif wanita yang

    dapat meningkatkan aliran retrograde dan endometriosis pada remaja.8

    Pada menstruasi retrograde, darah menstruasi yang mengandung sel-sel

    endometrium mengalir kembali melalui Tuba Fallopi dan menuju kavitas.

    Hal ini menyebabkan sel endometrium yang menempel pada dinding

    pelvis dan permukaan dari organ plevis, dimana mereka tumbuh dan terusmenebal dan berdarah selama perjalanan dari setiap siklus menstruasi.9

    2. Metaplasia coelomic (teori Meyer) dan teori induksiSel-sel yang melapisi abdomen dan kavitas pelvis merupakan sel

    embrionik.8,9 Pada saat remaja, peningkatan produksi estrogen

    menginduksi maturitas peritonium atau permukaan sel ovarium untuk

    mengalami metaplasia menjadi sel endometrium.8 Ketika satu atau lebih

  • 5/21/2018 Isi Endometriosis

    4/20

    4

    area dari abdomen berubah menjadi jaringan endometrium, endometriosis

    dapat terjadi.9

    3. Metastasis limfatik dan vaskuler (teori Halban)Sel-sel endometrium yang viabel dapat menyebar melalui saluran vaskuler

    atau limfatik sehingga menghasilkan endometriosis di tempat yang jauh.

    Hal ini dapat menjelaskan mengenai adanya lesi endometriotik yang

    ditemukan pada tempat-tenpat ekstrapelvis seperti otak, paru, meskipun

    endomteriosis lebih umum terjadi pada daerah pelvis.8,9

    4. Teori penyakit endometrialInfiltrasi endometriosis dan kista endometriotik dari ovarium yang

    merupakan lesi patologis yang dihasilkan dari mutasi somatik dari

    beberapa sel.8

    5. Implantasi operasi jaringan parutSetelah operasi, seperti hysterectomy atau C-section, sel-sel endometrium

    dapat menempel pada insisi operasi.9

    6. Gangguan sistem imunTerdapat hubungan antara gangguan sistem imun dengan penyakit ini

    karena tubuh tidak mampu mengenali dan menghancurkan jaringan

    endometrium yang tumbuh di luar uterus.9

    Terdapat beberapa faktor resiko yang menyebabkan terjadinya endometriosis

    meliputi:

    1. Riwayat keluarga adanya endometriosis1,8,10Wanita dengan ibu atau saudara dengan endometriosis memiliki resiko

    sebesar 5-8% untuk berkembang memiliki kondisi ini (dibandingkan 1%

    terhadap populasi umum). Pasien dengan predisposisi keluarga juga lebih

    cenderung untuk mengalami endometriosis yang berat.8

    2. Terjadinya menstruasi pada usia dini13. Siklus menstruasi yang pendek (< 27 hari)14. Durasi menstruasi yang panjang (>7 hari)15. Adanya pendarahan hebat selama mengalami menstruasi16. Adanya hubungan inverse terhadap paritas17. Tertundanya memiliki anak (childbearing)1

  • 5/21/2018 Isi Endometriosis

    5/20

    5

    8. Adanya defek pada uterus atau tuba fallopi1,109. Hipoksia dan defesiensi besi dapat memberikan kontribusi terhadap onset

    dini munculnya endometriosis1

    10. Riwayat paparan terhadap diethylstilbestrol in utero811. Berat badan lahir rendah dan atau kehamilan yang multipel812. Belum pernah melahirkan1013. Terdapat kondisi medis yang mencegah aliran darah menstruasi keluar

    dari tubuh melalui rute normal8

    14. Riwayat infeksi pelvis8Endometriosis biasanya berkembang beberapa tahun setelah onset menstruasi.

    Gejala dan tanda dari endometriosis akan menghilang secara sementara pada

    saat hamil dan hilang secara permanen pada saat menopasuse, meskipun

    pasien menggunakan estrogen.10

    2.4 PatogenesisHingga kini, patogenesis endometriosis masih belum jelas. Diperkirakan

    endometriosis ovarium muncul akibat proses invaginasi dan metaplasia

    coelomic dari pelapis epitel ovarium atau dapat terjadi akibat implantasi

    langsung jaringan endometrium ke dalam kista folikel atau kista luteum.12

    Mekanisme perkembangan endometriosis adalah terjadi penyusukan sel

    endometrium dari haid berbalik, metaplasia epitel selomik, penyebaran

    limpatik dan vaskuler, sisa-sisa epitel muller embrionik, perubahan sel

    genitoblas, penyebaran iatrogenic atau pencangkokan mekanik,

    imunodefisiensi local, serta cacat enzim aromatase.

    11,13

    Darah haid yang berbalik ke rongga peritoneum diketahui mampu

    berimplantasi pada permukaan peritoneum dan merangsang metaplasia

    peritoneum, kemudian merangsang angiogenesis. Hal ini dibuktikan dengan

    lesi endometriosis sering dijumpai pada daerah yang meningkat

    vaskularisasinya. Pentingnya selaput mesotelium yang utuh dapat dibuktikan

    pada penelusuran dengan mikroskop elektron, terlihat bahwa serpih haid atau

    endometrium hanya menempel pada sisi epitel yang selaputnya hilang atau

  • 5/21/2018 Isi Endometriosis

    6/20

    6

    rusak. Lesi endometriosis terbentuk jika endometrium menempel pada selaput

    peritoneum. Hal ini terjadi karena pada lesi endometriosis, sel dan jaringan

    terdapat protein intergin dan kadherin yang berpotensi terlibat dalam

    perkembangan endometriosis.

    Gambar 1. Patofisiologi nyeri dan infertilitas berhubungan dengan

    endometriosis11

    Molekul perekat haid seperti (cell-adhesion molecules, CAMs) hanya ada di

    endometrium dan tidak berfungsi pada lesi endometriosis. Teori

    pencangkokan Sampson merupakan teori yang paling banyak diterima untuk

    endometriosis peritoneal. Semua wanita usia reproduksi diperkirakan

  • 5/21/2018 Isi Endometriosis

    7/20

    7

    memiliki endometriosis peritoneal, didasarkan pada fakta bahwa hampir

    semua wanita dengan tuba falopi yang paten melabuhkan endometrium hidup

    ke rongga peritoneum semasa haid dan hampir semua wanita mengalami

    endometriosis minimal sampai ringan ketika dilakukan laparoskopi.

    Walaupun demikian tidak setiap wanita yang mengalami retrograde

    menstruasi akan menderita endometriosis.12,14,16 Baliknya darah haid ke

    peritoneum, menyebabkan kerusakan selaput mesotel sehingga memajankan

    matriks extraseluler dan menciptakan sisi perlekatan bagi jaringan

    endometrium. Jumlah haid dan komposisinya yaitu antara jaringan kelenjar

    dan stroma serta sifat-sifat biologis bawaan dari endometrium sangat

    memegang peranan penting pada kecenderungan perkembangan

    endometriosis. Setelah perekatan matriks ekstraseluler, metaloperoksidasenya

    sendiri secara aktif memulai pembentukan ulang matriks ekstraseluler

    sehingga menyebabkan invasi endometrium ke dalam rongga submesotel

    peritoneum.15,17

    Endometriosis merupakan penyakit yang bergantung dengan kadar estrogen

    akibat P450 aromatase dan defisiensi 17 beta-hidrohidroksisteroid

    dehidrogenase. Aromatase mengkatalisis sintesis estron dan estradiol dari

    androstenedion dan testosteron, dan berada pada sel retikulum endoplasma.

    Pada sel granulosa 17 beta-hidrohidroksisteroid dehidrogenase mengubah

    estrogen kuat (estradiol) menjadi estrogen lemah (estron). Endometrioma dan

    invasi endometriosis ekstraovarium mengandung aromatase kadar tinggi.

    Faktor pertumbuhan, sitokin dan beberapa faktor lain berperan sebagai

    pemacu aktivitas aromatase melalui jalur cAMP. 17 beta-hidrohidroksisteroid

    dehidrogenase mengubah estrogen kuat (estradiol) menjadi estrogen lemah

    (estron) yang kurang aktif yang tidak ditemukan pada fase luteal jaringan

    endometriosis. Aktivitas morfologis endometrium terlaksana di dalam lapisan

    superfisial oleh pradesidualisasi dan perdarahan haid, sedangkan di

    kompartemen zona lapisan basal oleh metaplasia dan diferensiasi otot polos

    secara siklik. Peritoneum bereaksi terhadap serpihan darah haid, berupa

    berhentinya perekatan sel-sel endometrium yang viable ke peritoneum, yang

    kemudian dapat berubah bentuk menjadi lesi endometriosis. Dalam hal ini

  • 5/21/2018 Isi Endometriosis

    8/20

    8

    ikut berperan faktor imunologi. Sistem imunitas yang terdapat dalam aliran

    darah peritoneal berupa limfosit B, T, dan Natural Killer (NK). Kemudian

    terjadi pengaktifan makrofag namun tidak dapat membersihkan rongga pelvis

    dari serpih darah haid. Aktitas sel NK menurun pada penderita endometriosis

    sehingga menyebabkan penurunan imunitas seluler.12,13

    Terdapat empat teori yang berusaha untuk menjelaskan terjadinya lesi

    endometriosis.

    1. Teori regurgitasi dimana diperkirakan aliran darah menstruasi mengalir kearah berlawanan yaitu mengarah ke tuba falopi sehingga menghasilkan

    tumpahan dan implantasi sel endometrium yang masih hidup ke dalam

    rongga abdomen atau pelvis. Namun demikian, teori ini tidak bisa

    menjelaskan endometriosis yang tumbuh di dalam kelenjar limfe, otot

    skeletal atau paru-paru.12,15

    2. Teori metaplasia dimana terjadi proses diferensiasi epitel coelomic(mesothel pada pelvis atau abdomen) dimana pembentukan duktus

    mullerian dan endometrium bermula pada saat perkembangan embrio.

    Teori ini juga tidak bisa menjelaskan terjadinya proses endometriosis di

    organ seperti paru-paru dan kelenjar limfe.12,15

    3. Teori diseminasi vaskular atau limfatik yang dianggap bisa menjelaskanimplantasi ekstrapelvis atau implantasi intranodal.12

    4. Teori metastasis dimana jaringan endometrium mengadakan implantasi dicavum peritoneal akibat menstruasi retrograde ataupun pada mukosa

    serviks oleh karena prosedur bedah. Dalam hal ini, penyebaran

    endometriosis ke tempat-tempat yang jauh adalah melalui metastasis

    hematogen dan limfogen. Istilah metastasis disini hanya menunjukkan

    adanya jaringan endometrium yang menyebar ke tempat lain, namun tidak

    menunjukkan mekanisme yang sama dengan metastasis keganasan.12,15

    Dari semua teori di atas, teori yang paling diterima dan menjadi jawaban bagi

    banyak kasus endometriosis adalah teori metastasis. Namun, teori ini juga

    mempunyai kelemahan dimana tak dapat menjelaskan mengenai

    endometriosis pada wanita amenorrhea seperti oleh karena gonadal

  • 5/21/2018 Isi Endometriosis

    9/20

    9

    dysgenesis dan sebagainya. Sebagai tambahan, rendahnya insidensi

    endometriosis dibandingkan dengan tingginya kejadian menstruasi retrograde

    pada wanita (76% hingga 90%) memunculkan dugaan adanya faktor

    individual yang spesifik yang mendorong wanita tertentu lebih rentan

    menderita endometriosis. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah faktor

    genetik, hormonal, dan faktor imunitas.12,14,15

    Peran sistem kekebalan tubuh pada endometriosis digambarkan oleh Braun

    dan Dmowski yang memandang endometriosis timbul dari sel-sel

    endometrium yang abnormal, yang kronis merangsang sistem kekebalan

    tubuh, yang menyebabkan disregulasi dan akhirnya terjadi perubahan

    Physlogik karakteristik penyakit. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa

    sel-sel endometrium dari wanita dengan endometriosis secara fungsional

    berbeda dari sel-sel endometrium wanita normal. Misalnya, ekspresi reseptor

    estrogen dan progesteron yang berkepanjangan dan menyimpang dalam sel-

    sel endometrium wanita dengan endometriosis, yang dapat memberikan

    keuntungan pertumbuhan yang subset dari sel. Selain itu, jaringan

    endometrial dari wanita dengan endometriosis lebih tahan terhadap apoptosis

    spontan daripada perempuan tanpa disease.12,16

    Kelangsungan hidup sel-sel yang abnormal dianggap lebih ditingkatkan oleh

    respon imun. Peningkatan jumlah makrofag ditemukan dalam cairan

    peritoneal perempuan dengan endometriosis. Makrofag ini juga ditemukan

    memiliki efek stimulasi pada jaringan endometrium, dibandingkan dengan

    dengan makrofag wanita tanpa endometriosis yang memiliki efek penekanan.

    Sel natural killer(NK) yang memiliki aktivitas sitotoksik terhadap sel asing,yang jumlahnya berkurang dalam cairan peritoneal perempuan dengan

    endometriosis. Studi imunologi yang lebih baru pada wanita dengan

    endometriosis telah berfokus pada sitokin yang terlibat dalam signaling sel

    kekebalan lainnya. termasuk interleukin-1b (IL-1b), IL-6, IL-8, tumor

    necrosis factor-a (TNF-a), dan RANTES (diatur pada aktivasi sel T yang

    normal diekspresikan dan disekresikan) yang meningkat pada wanita dengan

    endometriosis. Sebuah survei dari Asosiasi Endometriosis AS memberikan

  • 5/21/2018 Isi Endometriosis

    10/20

    10

    bukti bahwa perempuan dengan endometriosis memiliki prevalensi lebih

    tinggi dari gangguan autoimun lainnya, seperti hipotiroidisme, fibromyalgia,

    alergi, dan asma, bila dibandingkan dengan population normal.12,18

    2.5 Manifestasi KlinisEndometriosis adalah penyakit dari kehidupan reproduksi aktif perempuan.

    Hal ini biasa sebelum menstruasi dan paling sering pada wanita di usia dua

    puluhan dan tiga puluhan. Pada sebagian besar kasus, gambaran klinis terjadi

    akibat adanya penyakit dalam panggul. Dengan meningkatnya penggunaan

    laparoskopi, endometriosis telah ditemukan lebih sering pada remaja. Dalam

    setiap kasus, diagnosis harus dipertimbangkan, bahkan pada remaja, jika ada

    temuan fisik sugestif, atau jika ketidaknyamanan menstruasi berbeda dari

    yang biasanya menyertai dismenore primer dalam hal sifat, lokasi, dan respon

    terhadap terapi standar.

    Endometriosis seringkali menyebabkan dismenorrea sekunder berupa nyeri

    mengejang yang terus menerus dan menjadi berat sebelum dan selama hari

    pertama menstruasi. Bila perdarahan menstruasi banyak dan disertai dengan

    keluarnya gumpalan darah maka rasa nyeri akan menjadi lebih hebat.

    Berkurangnya kadar estrogen saat menopause dapat mengurangi gejala

    karena estrogen mempengaruhi pertumbuhan endometriosis. Namun setelah

    periode itu berhenti, endometriosis tetap menjadi masalah setelah menopause

    karena dengan penghentian fungsi ovarium lesi siklik biasanya atrofi, yang

    menyebabkan pelunakan dan hilangnya dari sekitar nodul sekunder fibrosis

    dan kelainan bentuk jaringan parut. Sebagai tambahan, terdapat pula keluhan

    dispareunia (nyeri saat sanggama) yang terkait dengan deposit fragmen

    endometriotik dalam cavum Douglassi atau endometrioma dalam ovarium

    (chocolate cyst). Sebagian pasien juga mengeluhkan diskesia (nyeri saat

    buang air besar) akibat adanya lesi endometriosis pada ligamentum

    sacrouterina, cavum Douglassi, rectum dan colon sigmoid. Rasa nyeri saat

    buang air besar terjadi akibat feces yang melintasi ligamentum sacro uterina.

    Bercak premenstruasi dan pascamenstruasi merupakan gejala khas

  • 5/21/2018 Isi Endometriosis

    11/20

    11

    endometriosis. Salah satu pertanyaan besar yang sulit dijawab adalah tidak

    adanya korelasi antara beratnya keluhan dengan luasnya lesi endometriosis.

    2.6

    Diagnosis

    Keterlambatan diagnosis endometriosis sering terjadi karena pengetahuan

    praktisi kesehatan tentang endometriosis terbatas. Seorang penderita sudah

    mengalami endometriosis sejak usia 7 12 tahun, namun hingga dewasa

    belum terdiagnosis endometriosis.19 Dibutuhkan pemeriksaan dan kejelian

    praktisi dalam mendiagnosis endometriosis.

    2.6.1AnamnesisAnamnesis harus dilakukan pada setiap pasien yang datang. Hampir 80%

    penyakit mampu didiagnosis dengan melakukan anamnesis yang benar dan

    tepat. Kecurigaan terhadap pasien endometriosis nampak pada gejala yang

    dialami oleh pasien. Anamnesis pada pasien endometriosis dilakukan dengan

    memperhatikan basic fourandsacred seven, yaitu:

    1. Riwayat penyakit sekarang, terdiri dari :- Keluhan utama: gejala utama dan tersering endometriosis adalah nyeri

    abdomen bagian bawah atau area pelvis saat menstruasi dan biasanya

    nyeri semakin memburuk.20

    - Onset: sejak kapan atau mulai gejala tersebut dirasakan.- Lokasi: dibagian manakah gejala tersebut dirasakan. Endometriosis

    memiliki gejala utama nyeri abodmen bagian bawah atau area pelvis.

    - Kronologi: bagaimana keluhan tersebut bisa dirasakan oleh pasienpertama kali.

    - Kualitas: bagaimana nyeri abdomen pasien apakah seperti tertusuk,tumpul atau panas.

    - Kuantitas: keluhan yang dirasakan pasien apakah sampai menggangguaktivitasnya atau masih bisa beraktivitas secara normal.

    - Gejala yang memperingan atau memperburuk gejala yang dirasakan:saat sedang apakah gejala yang dirasakan terasa lebih baik. Hal yang

    menyebabkan nyeri membaik biasanya sangat bervariasi pada sebagian

  • 5/21/2018 Isi Endometriosis

    12/20

    12

    orang. Adakah hal yang menyebabkan nyerinya semakin bertambah

    sakit. Hal ini biasanya sangat subyektif.

    - Gejala penyerta: selain keluhan utama yang dirasakan pasien, gejalalain juga dapat dirasakan pasien, misal nyeri saat urinasi ketika sedang

    menstruasi, infertil atau belum memiliki anak, lelah, diare, mual dan

    konstipasi selama menstruasi.

    2. Riwayat penyakit terdahuluPenting untuk mengetahui adanya penyakit yang pernah diderita oleh

    pasien. Sebelumnya sudah pernah merasakan keluhan yang dirasakannya

    sekarang atau untuk pertama kali. Endometriosis memiliki kaitan dengan

    beberapa penyakit lainnya, seperti adanya riwayat asma, alergi dan

    sensitivitas terhadap zat kimia tertentu, fibromyalgia, kelainan katup mitral

    dan infeksi jamur.20

    3. Riwayat keluargaEndometriosis selain berkaitan dengan adanya penyakit tertentu pada

    pasien, juga berkaitan dengan penyakit genetik atau autoimun. Systemic

    lupus erythematosus, multiple sclerosis, hipotiroid, kanker payudara,

    ovarium melanoma dan non-Hodgkins lymphoma merupakan contah

    penyakit autoimun atau genetik yang memiliki predisposisi terhadap

    endometriosis.20

    4. Riwayat pengobatanPengobatan yang pernah dilakukan atau sedang dijalani pasien juga perlu

    diketahui untuk menghindari adanya alergi obat, resistensi terhadap obat

    ataupun efek samping.

    2.6.2Pemeriksaan FisikPemeriksaan fisik dilakukan untuk mendukung anamnesis serta pertimbangan

    dalam mendiagnosis. Pemeriksaan fisik yang dilakukan untuk endometriosis

    adalah pemeriksaan pelvis untuk mengetahui adanya kista yang besar atau

    scar pada uterus.20 Pemeriksaan yang dilakukan dalam keadaan mestruasi

    sangat sensitif karena selama menstruasi terjadi pembengkakan dan kekakuan

    yang optimal pada pelvis.12 Area cul-de-sac dan ligamen uterosacral

  • 5/21/2018 Isi Endometriosis

    13/20

    13

    merupakan area pemeriksaan pelvis yang biasanya dilakukan.21Namun jika

    area endometriosis sempit maka sulit dirasakan pada pemeriksaan fisik.20

    Pemeriksaan retrovagina juga bisa membantu diagnosis. Pada pemeriksaan ini

    akan ditemukan nodularitas uterosakral, retroverted uterus atau kekakuan

    pada daerah posterior cul-de-sac atau retrovaginal septum.4 Selain

    pemeriksaan diatas, pain mapping juga bisa dilakukan untuk mengetahui

    lokasi nyeri. Ruptur endometrium ovarian terjadi pada nyeri akut abdomen.21

    2.6.3Pemeriksaan PenunjangEndometriosis tidak bisa didiagnosis hanya berdasarkan anamnesis dan

    pemeriksaan fisik saja. Sensitivitas dan spesifisitas pemeriksaan fisik

    terhadap diagnosis rendah sehingga memungkinkan adanya false positive.

    Pemeriksa laboratorium harus peka dan jeli terhadap gambaran imagingyang

    bervariasi dari endometriosis.

    1. HistopatologiLesi endometriosis tampak sebagsai nodul atau implan merah-biru hingga

    kuning-cokelat. Penampakan mikroskopis tampak sebagai lesi bergaris

    tengah 1-2 cm dan terletak di atas atau dibawah permukaan serosa yang

    terkena. Lesi sering menyatu untuk membentuk massa yang lebih besar.

    Jika ovarium terkena, lesi bisa membentuk kista yang besar yang berisi

    darah dan akhirnya akan menjadi kista cokelat akibat penuaan darah.

    Perembesan darah menyebabkan fibrosis luas, perlekatan struktur panggul,

    ujung tuba yang berfimbria tertutup, dan distorsi oviduktus serta

    ovarium.22

    2.USGUSG yang biasa dilakukan adalah USG pelvis dan vagina. Tujuan USG

    untuk melihat adanya kista ovarian pada endometriosis. Pada USG vagina,

    pemeriksa memasukkan wand-shaped scanner ke dalam vagina.

    Sementara USG pelvis dilakukan dengan menggerakkan alat USG

    sepanjang abdomen.20

    3. MRI

  • 5/21/2018 Isi Endometriosis

    14/20

    14

    Dibandingkan dengan USG, MRI memiliki kelebihan mampu mendeteksi

    adanya lesi minimal dan signal pendarahan pada endometriosis. Selain itu,

    MRI juga mampu mendeteksi limit antara otot dan jaringan subkutan

    abdomen.21

    4. LaparoskopiGold standar pemeriksaan endometriosis adalah laparoskopi.19,20

    Laparoskopi merupakan operasi minor yang dilakukan untuk mengetahui

    adanya endometriosis jaringan.20 Gambaran yang tampak sangat bervariasi

    termasuk: powder burns, kemerahan, biru-kehitaman, kekuningan, putih,

    vesikular yang jelas dan peritoneal windows. Beberapa kasus

    menunjukkan adanya pembentukan adeshi dan kista.12 Kemungkinan

    terjadi kesalahan identifikasi cukup sering terjadi, sehingga akan lebih baik

    jika hasil laparoskopi diimbangi dengan gambaran histologi jaringan.19,20

    5.Immune marker juga bisa digunakan untuk menunjang diagnosisendometriosis yaitu dengan melihat adanya peningkatan TNF- pada

    cairan peritoneal.19

    2.7 Diagnosis BandingSecara klinis endometriosis sering sulit dibedakan dari penyakit radang pelvis

    atau kista ovarium lainnya. Visualisasi endometriosis diperlukan untuk

    memastikan diagnosis. Cara yang biasa dilakukan untuk menegakan diagnosis

    yaitu dengan melakukan pemeriksaan laparoskopi untuk melihat luka dan

    mengambil spesimen biopsi. Pemeriksaan ultrasonografi pelvis bisa

    membantu untuk menilai massa dan bisa menduga adanya endometriosis.

    Kadar antigen kanker 125 (CA-125) tinggi pada penderita endometriosis.

    12

    Diagnosa banding utama pada endometriosis, adalah sebagai berikut:

    - Penyakit radang panggul menahun- Salpingitus akut berulang- Neoplasma ovarium jinak atau ganas- Kehamilan ektopikDiagnosa banding yang perlu diperhatikan, adalah sebagai berikut:

    - Karsinoma ovarium.

  • 5/21/2018 Isi Endometriosis

    15/20

    15

    - Metastasis di kavum Douglas.- Mioma multiple.- Karsinoma rectum

    2.8 PenatalaksanaanPenanganan endometriosis terdiri dari terapi medik dan terapi pembedahan.11

    2.8.1Terapi MedikStandar terapi medik pada pasien endometriosis meliputi : analgesik (NSAID

    atau acetaminophen), pil kontrasepsi oral, agen androgenik (danazol

    [Danocrine]), agen progestogen (medroksiprogesteron asetat [Provera]),

    hormon pelepas-gonadotropin (GnRH) misalnya leuprolid [Lupron], goserelin

    [Zoladex], triptorelin [Trelstar Depot], nafarelin [Synarel], dan

    antiprogestogen (gestrinone).11

    Sebagai dasar pengobatan hormonal endometriosis ialah bahwa pertumbuhan

    dan fungsi jaringan endometrios dikontrol oleh hormone steroid. Jaringan

    endometriosis umumnya mengandung reseptor estrogen, progesteron, dan

    androgen. Progesteron sistetik umumnya mempunyai efek androgenik yang

    menghambat pertumbuhan endometriosis. Prinsip pertama pengobatan

    hormonal adalah menciptakan lingkungan hormon rendah estrogen dan

    asiklik. Keadaan yang asiklik mencegah terjadinya haid yang berarti tidak

    terjadi pelepasan jaringan endometrium yang normal sehingga dapat dihindari

    timbul sarang endometriosis yang baru karena transportretrograde serta

    mencegah pelepasan dan perdarahan jaringan endometriosis yang

    menimbulkan rasa nyeri karena rangsangan peritoneum.11

    Adapun terapi medik baik berupa obat maupun hormon yang digunakan pada

    kasus endometriosis, adalah sebagai berikut:11

    1. AndrogenPreparat yang dipakai adalah metiltestosteron sublingual dengan dosis 5-

    10 mg/hari. Biasanya diberikan 10 mg/hari pada bulan pertama dilanjutkan

    dengan 5 mg/hari selama 2-3 bulan berikutnya. Keberatan pemakaian

  • 5/21/2018 Isi Endometriosis

    16/20

    16

    androgen adalah timbulnya efek samping maskulinisasi dan bila terjadi

    kehamilan dapat menyebabkan cacat bawaan. Keuntungannya adalah

    untuk terapi nyeri, dispareuni, dan untuk membantu menegakkan

    diagnosis. Jika nyeri akibat endometriosis biasanya akan berkurang dengan

    pengobatan androgen satu bulan.

    2. Estrogen-progestogenKontrasepsi yang dipilih sebaiknya mengandung estrogen rendah

    dan progestogen yang kuat atau yang mempunyai efek androgenik yang

    kuat. Terapi standar yang dianjurkan adalah etinil estradiol 0,03 mg dan

    norgestrel 0,3 mg per hari. Bila terjadi perdarahan, dosis ditingkatkan

    menjadi estradiol 0,05 mg dan norgestrel 0,5 mg per hari atau maksimal

    estradiol 0,08 mg dan norgestrel 0,8 mg per hari. Pemberian tersebut setiap

    hari selama 6-9 bulan, bahkan 2-3 tahun.

    3. ProgestogenDosis yang diberikan adalah medroksiprogesteron asetat 30-50 mg per hari

    atau noretisteron asetat 30 mg per hari. Pemberian parenteral dapat

    menggunakan medroksiprogesteron asetat 150 mg setiap 3 bulan sampai

    150 mg setiap bulan. Lama pengobatan yakni 6-9 bulan.

    4. DanazolDanazol adalah turunan isoksazol dari 17 alfa etiniltestosteron. Danazol

    menimbulkan keadaan asiklik, androgen tinggi, dan estrogen rendah.

    Kadar androgen meningkat disebabkan oleh sifatnya yang androgenik dan

    danazol mendesak testosterone sehingga terlepas dan kadar testosterone

    bebas meningkat. Kadar estrogen rendah disebabkan karena danazol

    menekan sekresi GnRH, LH, dan FSH serta menghambat enzimsteroidogenesis di folikel ovarium sehingga estrogen turun. Dosisnya 400-

    800 mg per hari dengan lama pemberian minimal 6 bulan. Efek

    sampingnya berupa acne, hirsutisme, kulit berminyak, perubahan

    suara, pertambahan berat badan, dan edema. Kontraindikasi absolut yaitu

    kehamilan dan menyusui, sedangkan kontraindikasi relatif yaitu disfungsi

    hepar, hipertensi berat, gagal jantung kongestif, atau gagal ginjal.

    2.8.2Terapi pembedahan

  • 5/21/2018 Isi Endometriosis

    17/20

    17

    Pembedahan konservatif dapat dilakukan dengan 2 pendekatan yaitu

    laparotomi dan laparoskopi operatif. Laparoskopi operatif mempunyai

    beberapa keuntungan jika dibandingkan laparotomi, yaitu lama tinggal di RS

    lebih singkat, kembali aktivitas kerja lebih cepat, dan biaya lebih murah.

    Namun, luas dan derajat perlekatan setelah laparoskopi operatif lebih sedikit.

    Pembedahan radikal dilakukan pada wanita dengan endometriosis yang

    umurnya hampir 40 tahun atau lebih, dan yang menderita penyakit yang

    disertai dengan banyak keluhan. Operasi yang paling radikal ialah

    histerektomi total, salpingo-ooforektomi bilateral, dan pengangkatan semua

    sarang-sarang endometriosis yang ditemukan. Akan tetapi pada wanita kurang

    dari 40 tahun dapat dipertimbangkan untuk meninggalkan sebagian jaringan

    ovarium yang sehat. Hal ini mencegah jangan sampai terlalu cepat timbul

    gejala premenopause dan menopause dan juga mengurangi kecepatan

    timbulnya osteoporosis.11

    2.9 PrognosisNyeri panggul akut atau kronis dan infertilitas umum pada pasien dengan

    endometriosis. Sekitar 30-40% wanita dengan endometriosis akan subfertil.

    Gejala tidak berkorelasi baik dengan tingkat keparahan penyakit,

    endometriosis berat kadang-kadang tanpa gejala. Rasa nyeri pada

    endometriosis memberikan respon buruk terhadap antiprostaglandin dan

    kontrasepsi oral. Gejala berhubungan dengan bagian sisi dari implan

    endometriosis dan sistem organ yang terlibat.23,24

    Telah dilaporkan keterlibatan ekstrapelvis di hampir semua sistem organ

    lainnya, termasuk sistem saraf pusat (SSP), paru-paru, pleura, ginjal, dan

    kandung kemih. Saluran gastrointestinal adalah sisi endometriosis

    ekstrapelvis yang paling umum, dan gejalanya termasuk obstruksi usus,

    perdarahan rektum, dan konstipasi. Gejala di lokasi lain berkaitan dengan sisi

    dan ukuran implan endometrium.23,24

    Endometriosis telah ditemukan bisa sembuh secara spontan pada sepertiga

    wanita yang tidak diobati secara aktif. Namun, umumnya merupakan penyakit

  • 5/21/2018 Isi Endometriosis

    18/20

    18

    progresif, dengan tingkat perkembangan dan morbiditas berikutnya yang tak

    terduga. Meskipun sebagian besar pasien (sampai 95% pada beberapa studi)

    memberikan respon terhadap terapi medis (penekanan ovulasi) untuk

    mengurangi nyeri panggul. Terapi tersebut tidak efektif untuk pengobatan

    infertilitas yang terkait endometriosis tetapi menjaga potensi untuk

    pembuahan. Meskipun demikian, sebanyak 50% wanita mengalami gejala

    kembali dalam waktu 5 tahun dengan terapi medis.25

    Kombinasi estrogen/progestin meringankan rasa sakit pada 80-85% dari

    pasien dengan nyeri panggul yang terkait endometriosis. Setelah 6 bulan

    terapi danazol, sebanyak 90% pasien dengan endometriosis sedang,

    mangalami peredaan nyeri yang adeuat. Terapi bedah dengan minimally

    invasive yang minimal memberi tingkat kesuburan yang lebih baik, tetapi

    tidak efektif untuk menghilangkan rasa sakit. Terapi bedah definitif

    (histerektomi total dengan salpingo-ooforektomi bilateral dan peritoneal

    stripping) menawarkan kesempatan terbaik untuk resolusi nyeri jangka

    panjang (hingga 90%). Namun, opsi ini sebagai pilihan terakhir pada pasien

    dengan kelumpuhan (incapacitating disability) atau orang-orang yang tidak

    memiliki keinginan di masa depan untuk melahirkan.25

    Secara umum, kehamilan mungkin terjadi, tetapi tergantung pada tingkat

    keparahan penyakit. Tanda-tanda dan gejala endometriosis umumnya

    mengalami regressi dengan onset menopause dan selama kehamilan.25

    2.10 KomplikasiKomplikasi yang mungkin dari endometriosis adalah sebagai berikut:1.Nyeri panggul kronis dan kecacatan selanjutnya

    Hubungan antara gejala nyeri panggul kronis dan endometriosis tidak jelas

    karena gejala nyeri pada wanita sering tanpa proses patologis, dan karena

    bentuk asimtomatik dari endometriosis. Sebuah hubungan kausal antara

    dismenorea berat dan endometriosis sangat mungkin. Hubungan ini adalah

    independen dari jenis lesi makroskopik atau lokasi anatomi mereka dan

    mungkin berhubungan dengan siklus pendarahan mikro yang berulang di

  • 5/21/2018 Isi Endometriosis

    19/20

    19

    implan. Endometriosis yang terkait perlekatan juga dapat menyebabkan

    dismenorea berat. Ada alasan histologis dan fisiopatologis yang

    bertanggung jawab untuk infiltrasi endometriosis yang mendalam

    (Deepply Infiltrating Endometriosis) dalam gejala nyeri panggul kronis

    parah. DIE yang terkait nyeri mungkin berhubungan dengan kompresi atau

    infiltrasi saraf dalam ruang panggul sub-peritoneal dengan implan. Gejala

    nyeri yang disebabkan oleh DIE dengan karakteristik tertentu, menjadi

    spesifik untuk melibatkan lokasi anatomi yang tepat (dispareunia

    mendalam parah, buang air besar menyakitkan) atau organ (tanda-tanda

    fungsional saluran kemih, tanda-tanda usus).26

    2. Gagguan kesuburan (Infertilitas)Komplikasi utama dari endometriosis adalah gangguan kesuburan

    (infertilitas). Sekitar sepertiga sampai setengah dari wanita dengan

    endometriosis mengalami gangguan kesuburan (kesulitan untuk hamil).

    Untuk terjadinya kehamilan, sel telur harus dilepaskan dari ovarium,

    kemudian berjalan melalui tuba fallopi, dibuahi oleh sel sperma dan

    menempelkan dirinya pada dinding rahim untuk memulai perkembangan.

    Endometriosis dapat menyebabkan obstruksi pada tuba fallopi dan

    menghalangi sel telur untuk bersatu dengan sel sperma. Endometriosis

    juga bisa mempengaruhi kesuburan dengan cara tidak langsung seperti

    kerusakan pada sperma atau sel telur.27

    3. Kanker ovariumKanker ovarium terjadi lebih tinggi dari angka yang diharapkan (expected

    rate) pada wanita dengan endometriosis. Beberapa studi menunjukkan

    bahwa endometriosis meningkatkan resiko untuk kanker ovarium, tetapimasih relatif rendah. Meskipun jarang, kanker jenis lain seperti

    adenokarsinoma yang terkait endometriosis dapat berkembang di

    kemudian hari pada wanita dengan endometriosis.27

    4. Gangguan anatomis dari sistem organ yang terlibat (misalnya,perlengketan, pecah kista).23

  • 5/21/2018 Isi Endometriosis

    20/20

    20

    BAB III

    KESIMPULAN

    Endometriosis merupakan keadaan patologis dengan ciri khas berupa

    pertumbuhan kalenjar atau stroma yang menyerupai endometrium di luar rongga

    uterus atau lesi endometriotik ektopik. Endometriosis dipengaruhi estrogen dan

    progesteron sehingga secara periodik mengalami perdarahan dan jaringan

    disekitarnya mengalami inflamasi dan perlekatan. Endometriosis sering

    ditemukan pada wanita usia reproduksi dengan persentase masing-masing 7-10%

    wanita usia reproduksi dan kira-kira 4 orang per 1000 wanita masuk rumah sakit

    dengan kondisi tersebut tiap tahunnya.

    Saat ini penyebab dari endometriosis belum diketahui secara pasti, tetapi beberapa

    teori telah dikemukakan untuk menjelaskan penyebab dari kasus ini. Salah satu

    teori metaplasia menejalaskan penyebab endometriosis adalah peningkatan

    produksi estrogen saat remaja yang menginduksi maturitas peritonium atau

    permukaan sel ovarium untuk mengalami metaplasia menjadi sel endometrium.

    proses invaginasi dan metaplasia coelomic dari pelapis epitel ovarium atau dapat terjadi

    akibat implantasi langsung jaringan endometrium ke dalam kista folikel atau kista luteum