Indonesia WASHMay

download Indonesia WASHMay

of 1

Transcript of Indonesia WASHMay

  • 7/28/2019 Indonesia WASHMay

    1/1

    Edisi Mei 200816 Haba

    Penanggung Jawab Program: Edwin Shri Bimo, Hj.Rukaiyah Ibrahim Nain (Wk.Ketua PMI Bidang Pengembangan Citra dan Hub.Antar Lembaga) Pemimpin Redaksi: Helena Rea, RedakturPelaksana: Zulfikar, Penulis: Indra, Jaka, Yayan, Dini Gandini, Rahmad YD, Airlambang, Awee, Nursafri Kartunis/Ilustrator: Yudi/Cek Basri Layout: Fes Alamat:Jl.Ajuen Jeumpet No.18-B

    Desa Ajuen Jeumpet Kec. Darul Imarah Aceh Besar Nanggroe Aceh Darussalam, Email: [email protected] Percetakan: PT.Aceh Media Grafika (isi diluar tanggungjawab percetakan)

    Sanitasi

    Saat ini hampir tiap tahunnya100,000 anak-anak meninggaldunia karena penyakit diare,terutama anak-anak balita.

    Kerugian ekonomi akitat tidak tersedianyafasilitas air, sanitasi dan higenitasdiperkirakan mencapai 2.4% dari GDP(Gross Domestic Product) pada tahun2002.

    Data Organisasi Kesehatan Dunia(WHO) menyebutkan penyakit infeksiseperti diare (18%), pneumonia (14%) dancampak (5%) merupakan beberapapenyebab kematian 161,000 anak-anakusia balita di Indonesia sepanjang 2005.Menurut hasil JMP 2005 (Joint MonitoringProgram) antara UNICEF dan WHO di In-donesia saat ini baru 77% dari totalpopulasi penduduk di Indonesia yangmempunyai akses terhadap air bersih danbaru 55% total populasi yang mempunyai

    Kebijakan Pemerintah Republik Indonesia

    Pemerintah Republik Indonesia telahmengadopsi Kebijakan mengenasiSanitasi Total sebagai bagian dari

    Strategi Nasional mengenai sanitasi dipedesaan dan higenitas untuk dapatditerapkan didalam kegiatan sehari-hari.

    Tujuan dari Strategi nasional Sanitasi TotalBerbasis Masyarakat ini untuk memberi arahandan mendukung Pemerintah Daerah dalamperencanaan, pelaksanaan, pemantauanserta evaluasi program sanitasi total di daerahperdesaan dengan begitu akan dapat

    meningkatkan derajat kesehatan dan kualitashidup masyarakat, terutama di pedesaan.Dalam rangka mempercepat peningkatan

    cakupan akses sanitasi pedesaan sesuaidengan target Millenium Development Goals(MDGs) melalui peningkatan perilakumasyarakat untuk hidup bersih dan sehat,maka disusunlah suatu strategi nasionalgerakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat(Community Led Total Sanitation). SanitasiTotal dapat dicapai oleh masyarakat dipedesaan, kecamatan dan kabupatenapabila setiap Kepala Keluarga (KK) akan:a. Menghentikan BAB sembaranganb. Menggunakan WC yang dirawat dan

    bersihc. Mencuci tangan pakai sabun setelah BAB

    dan sebelum makan ataupun menyuapibayi/Balita

    d. Menjaga agar WC tetap bersih danberfungsi dengan baik

    e. Menggunakan air minum yang aman danmengelola makanan dengan baik

    f. Mengelola limbah dengan baik, termasukdi dalamnya limbah padat dan limbah cair.Setiap intervensi dari Sanitasi Total

    tersebut akan memberikan dampak danpersentase yang berbeda-beda. MenurutUNICEF, Badan Dunia PBB yang mengurusianak-anak, perilaku cuci tangan pakai sabundapat mengurangi resiko terkena diare

    hingga 44 % melalui pengelolaan air yangaman mencapai 39%, perbaikan kondisisanitasi mencapai 32% dan dengan perilakuhidup bersih dan sehat bisa mengurangiresiko terkena penyakit diare hingga 28%.

    Kebijakan Pemerintah Provinsi NanggroeAceh Darussalam

    Pemerintah Provinsi Nanggroe AcehDarussalam memberikan perhatian yangbesar di bidang Air Minum dan PenyehatanLingkungan atau Sanitasi, dan memimpinkoordinasi pembangunan di sektor air minumdan penyehatan lingkungan di Provinsi NAD.

    Pembangunan di Bidang Air Minum danPenyehatan Lingkungan tidak bisa dilakukanoleh satu atau dua dinas pemerintah saja,karena permasalahan seputar Air Minum danPenyehatan Lingkungan melibatkan banyak

    sektor terkait dan dinas-dinas serta instansipemerintah, oleh itu dibutuhkan koordinasidan kerja sama yang baik di antara dinas-dinas serta instansi pemerintah yangbertanggung jawab mengenai Air Minum danPenyehatan Lingkungan.

    Terkait dengan masalah itu, GubernurProvinsi NAD telah mengesahkan SuratKeputusan (SK) mengenai pembentukanKelompok Kerja Air Minum dan PenyehatanLingkungan. SK Gubernur Provinsi NADtersebut merupakan payung hukum pemba-

    ngunan air minum dan penyehatan lingkungandi bawah koordinasi BAPPEDA ProvinsiNanggroe Aceh Darussalam dan melibatkanberbagai Dinas dan instansi, seperti DinasBina Marga dan Cipta Karya, Dinas Kesehatan,Dinas Pendidikan, dan Dinas-dinas lainnya.

    Dengan adanya Tim koordinasi yangkhusus menangani masalah Air Minum danPenyehatan Lingkungan, diharapkan agarkoordinasi di berbagai dinas pemerintah yangmenangani masalah Air Minum dan Penye-hatan Lingkungan semakin terkoordinasidengan baik, rencana kerja tahunan danpembangunan yang lebih terarah, sesuaidengan Rencana Pembangunan JangkaMenengah dan pelan namun pasti ProvinsiNanggroe Aceh Darussalam bisa mencapaiTarget Pembangunan Milenium padatahun 2015.

    Untuk informasi lebih lanjut mengenai TahunSanitasi Internasional 2008, dapat menghubungiKris Cahyanto. WES Officer, UNICEF BandaAceh Jl. Masdjid Sadaqah No. 2, Lamlagang.Banda Aceh 23243 Telp: (0651) 40004 pesawat322. e-mail: [email protected]

    Total Berbasis Masyarakatakses terhadap fasilitas sanitasi dasar.

    Angka ini tidak memadai untuk menca-pai target Millennium Development GoalsNo. 7, (MDGs/Tujuan Pembangunan Mil-lennium) pada tahun 2015, yaitu mengu-rangi setengah dari populasi pendudukyang tidak terjangkau akses ke sanitasiyang baik pada tahun 2015.

    Menurut data dari Dinas KesehatanNanggroe Aceh Darussalam (NAD) tahun2006 mengenai kepemilikan saranasanitasi dasar, sebanyak 64.99% keluargadi 21 kabupaten memiliki persediaan airbersih, sementara 68.54% keluargamemiliki toilet sendiri di rumah, 52.12%memiliki tempat sampah dan 38.36%keluarga mempunyai tempat pengelolaanair limbah keluarga.

    Sementara itu, dari total 2450 KepalaKeluarga di 14 desa di wilayah AcehTengah dan Bener Meriah, hanya 535

    Kepala Keluarga yang mempunyai fasilitasiMCK di rumahnya pada 2007. Wargadimotivasi untuk membangun fasilitas MCKdi rumah-rumah mereka.

    Warga secara mandiri bergotong-royong membangun jamban-jamban dekattempat tinggalnya. Hasilnya? Kini, lebihdari 993 KK di 14 Desa memiliki fasilitasMCK di setiap rumah antar lain di DesaGemboyah, Taman Firdaus, BintangBerangun, Pakat Jeroh dan Kala Nempandi Kabupaten Aceh Tengah/Bener Meriah.Ya, hanya dalam waktu kurang dari 6bulan, sejak dicanangkan upaya sadarakan sanitasi, telah terbangun 458 fasilitassanitasi dasar.

    Project Concern International (PCI)melalui program kerja sama denganUNICEF dan Dinas Kesehatan di AcehTengah dan Bener Meriah telah menge-nalkan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat(STBM) dan menggalakkan perlunya

    Gerakan Sanitasi Total untuk menghen-tikan kebiasaan perilaku Buang Air Besar(BAB) Sembarangan. PCI memfasilitasiwarga dengan memberikan dukungan

    pengetahuan dalam bentuk pelatihan danmembuka ruang diskusi masyarakatdengan staff Puskesmas tentangpentingnya BAB dijamban. Masyarakatsecara mandiri membangun jambannyatanpa subsidi apapun.

    Usaha mencapai Target PembangunanMillenium (MDG) diperkirakan membu-tuhkan dana sebesar USD 600 juta untukmenyediakan investasi di sektor air dansanitasi selama tahun 2005-2015. Jumlahuang sebesar ini tidak akan dapat dicapaioleh pemerintah mengingat setiaptahunnya rata-rata hanya USD 27 juta yangdianggarkan oleh Pemerintah selama 30tahun terakhir. Anggaran pemerintahtersebut masih prioritas pembangunan didaerah perkotaan saja, belum menjangkaudaerah-daerah pedesaan dan daerahterpencil lainnya. Dengan data-data sepertiini, terutama sekali untuk di bidang sanitasi

    Target Pembangunan Milenium (MDG)tidak akan dapat dicapai jika hanyamengandalkan investasi dari Pemerintah.Untuk itu diperlukan suatu pendekatanstrategi khusus untuk dapat meningkatkanpencapaian di bidang sanitasi, terutamauntuk penyediaan fasilitas sanitasi bagimasyarakat melalui peran masyarakatsendiri dan swasta.

    Belajar dari pengalaman masa lam-pau, pembangunan fasilitas air dan sanitasidi masyarakat pada umumnya meng-gunakan pendekatan proyek semata, danhanya berfokus pada pembangunan

    jam ban -jamb an di mas yar aka t yan gseringkali tidak menjangkau masyarakatmiskin dan di daerah terpencil. Pendekatanini seringkali tidak disertai denganpendidikan akan perilaku hidup bersih dansehat, sehingga seringkali jamban-jambanyang telah dibangun menjadi tidak dipakai,tidak dimanfaatkan dan dirawat sama

    sekali oleh masyarakat.Pendekatan tersebut gagal untuk dapat

    meningkatkan kebutuhan akan penting-nya sanitasi dan adanya perubahan

    perilaku di masyarakat, serta gagal untukmemberdayakan peran masyarakat untukdapat mempromosikan adanya inovasi-inovasi serta pengembangan teknologiyang sesuai dengan budaya masyarakatsetempat.

    Untuk itu strategi nasional pengem-bangan sanitasi pedesaan kemudiandirancang untuk dapat memberikanpemikiran-pemikiran baru dan memper-baharui pendekatan-pendekatan di sektorair dan sanitasi berdasarkan pengalaman-pengalaman baru baik di Indonesiamaupun di luar negeri yang sesuai denganlatar belakang berbagai macam budayayang ada di Indonesia.

    Sanitasi Total Berbasis Masyarakat danTahun Sanitasi Internasional 2008

    Tahun Sanitasi Internasional 2008 yangtelah ditetapkan oleh Majelis Umum PBBsangat sejalan dan berhubungan erat

    dengan program pemerintah di sektor airdan penyehatan lingkungan.

    Sanitasi Total melibatkan perlunyakebersihan diri, toilet yang dipakai danterawat, pengelolaan air dan air limbahserta promosi kesehatan yang semuanyabertujuan untuk memutus perpindahanbakteri yang bersumber dari limbah dankotoran manusia. Ketika itu tidak dirawatdengan baik, tentu saja bakteri tersebutakan berpengaruh terhadap kesehatan,dan seringkali mengurangi kesempatananak-anak untuk mendapatkan pendidikanyang baik, berpengaruh terhadap masalahsocial dan pertumbuhan ekonomi.

    Di Sekolah, kurangnya fasilitas sanitasidi sekolah berpengaruh terhadap ketidakhadiran dan rendahnya prestasi belajarmengajar di kelas karena murid yang sakit,dan tingkat kehadiran yang redah. CarollBellamy, Direktur UNICEF periode 1995-2005 menyebutkan Ketersediaan air

    bersih, sanitasi yang layak dan pendidikanhigenitas telah dibuktikan berdampakpada kesehatan anak, di dalam pembe-lajaran, lingkungan belajar-mengajar, danpendidikan anak perempuan, hal initermasuk di dalamnya fakta bahwa siswa-siswi akan lebih efektif belajar dilingkungan yang bersih dan higenis, dananak perempuan akan lebih tertarik untukhadir di sekolah - ketika mereka merasa-kan adanya perlindungan dan dihargai

    Air minum dan Penyehatan Lingkunganserta higenitas bukan hanya ditentukanoleh jumlah toilet yang dibangun atausaluran air yang telah terbangun, tetapimengenai pengetahuan, sikap danperilaku akan hidup bersih dan sehat.Fasilitas air, dan sanitasi di sekolah untukdapat diakses dan dipergunakan oleh or-ang serta dirawat dan dimanfaatkandengan baik.

    Untuk itu marilah di tahun 2008 bekerja

    sama dengan semua elemen dan kelompokmasyarakat untuk turut mendukung pro-gram Tahun Sanitasi Internasional 2008dan meningkatkan pembangunan sanitasiserta perilaku hidup bersih dan sehat.Diharapkan dengan Pelaksanaan TahunSanitasi Internasional 2008, secara terusmenerus pemahaman masyarakat akanmeningkat dan bisa mengubah perilakuhidup yang tidak sehat, terutama untukmeningkatkan kualitas hidup anak-anakdan generasi yang akan datang.

    BASILIUS K. CAHYANTO | Staf UNICEF