Identifikasi Kemampuan Pohon dalam Menyerap Gas...

14
Identifikasi Kemampuan Pohon dalam Menyerap Gas SOx (Contract Document No. 00002735) Kerjasama antara PT International Nickel Indonesia Tbk (Contact person Andi Nur Taslim) dengan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (Contact Person Endes N Dahlan) Abstract One of the activities in PT International Nickel Indonesia Tbk release SOx. The gas is very harmful to human as well as natural ecosystem. It is recommended that the gas should be reduced. One of the efforts is planting trees which have very high absorption ability. The objective of the research is to identify absorption ability of several trees found in the mining area. All leaves of 3 branches of certain species were collected, put in plastic bags and soaked in alcohol for about 1 hour. The leaves of all species then put in paper bags and put in oven of 60oC for 1 night. The dried leaves then grind to get material powder and then sent to laboratory to analyze the sulfur content. The research revealed that sulfur content of leaves were varied depend on species and locations. It is assumed that the variation caused by absorption ability of plants species. It was noticed that there are 19 sample species which have high sulfur content, more than average (0,2167%). The study should be followed with other studies to prove that the cause is only by air SOx and to calculate number of trees required for absorbing SOx produced by PT Inco. 1. Pendahuluan Aktivitas peleburan bijih nikel di parik PT International Nickel Indonesia TBk menghasilkan gas SOx yang terdiri dari SO 2 dan SO 3 yang ke luar dari cerobong asap pabrik. Gas SO 2 berbau tajam dan tidak mudah terbakar. Gas ini merupakan gas beracun yang sangat berbahaya baik terhadap manusia maupun komponen ekosistem lainnya termasuk flora, fauna, ekosistem tanah dan air. Gas ini jika terhirup manusia akan mengakibatkan sesak napas dan rasa perih di mata. Gas SO 2 akan berekasi dengan oksigen membentuk SO 3 : Bersifat sangat reaktif, mudah bereaksi dengan uap air di udara membentuk asam Sulfat (H 2 SO 4 ) yang bersifat korosif dan iriratif. Baik gas SO 2 dan SO 3 bereaksi dengan uap air akan membentuk asam sulfat dan sulfit yang dikenal dengan istilah HUJAN ASAM (acid rain) yang juga merusak. Gas yang ke luar dari crobong asap tidak dapat naik ke kolom udara yang lebih atas

Transcript of Identifikasi Kemampuan Pohon dalam Menyerap Gas...

Page 1: Identifikasi Kemampuan Pohon dalam Menyerap Gas SOxendesdahlan.staff.ipb.ac.id/files/2011/04/Laporan-Indentif-Gas-SOx.pdf · satu bioindikator adanya pencemaran udara. ... Data tentang

Identifikasi Kemampuan Pohon dalam Menyerap Gas SOx

(Contract Document No. 00002735)

Kerjasama antara

PT International Nickel Indonesia Tbk

(Contact person Andi Nur Taslim)

dengan

Fakultas Kehutanan

Institut Pertanian Bogor

(Contact Person Endes N Dahlan)

Abstract

One of the activities in PT International Nickel Indonesia Tbk release SOx. The gas is

very harmful to human as well as natural ecosystem. It is recommended that the gas

should be reduced. One of the efforts is planting trees which have very high absorption

ability. The objective of the research is to identify absorption ability of several trees

found in the mining area. All leaves of 3 branches of certain species were collected, put

in plastic bags and soaked in alcohol for about 1 hour. The leaves of all species then put

in paper bags and put in oven of 60oC for 1 night. The dried leaves then grind to get

material powder and then sent to laboratory to analyze the sulfur content. The research

revealed that sulfur content of leaves were varied depend on species and locations. It is

assumed that the variation caused by absorption ability of plants species. It was noticed

that there are 19 sample species which have high sulfur content, more than average

(0,2167%). The study should be followed with other studies to prove that the cause is

only by air SOx and to calculate number of trees required for absorbing SOx produced

by PT Inco.

1. Pendahuluan

Aktivitas peleburan bijih nikel di parik PT International Nickel Indonesia TBk

menghasilkan gas SOx yang terdiri dari SO2 dan SO3 yang ke luar dari cerobong

asap pabrik. Gas SO2 berbau tajam dan tidak mudah terbakar. Gas ini merupakan gas

beracun yang sangat berbahaya baik terhadap manusia maupun komponen ekosistem

lainnya termasuk flora, fauna, ekosistem tanah dan air. Gas ini jika terhirup manusia

akan mengakibatkan sesak napas dan rasa perih di mata. Gas SO2 akan berekasi

dengan oksigen membentuk SO3 : Bersifat sangat reaktif, mudah bereaksi dengan

uap air di udara membentuk asam Sulfat (H2SO4) yang bersifat korosif dan iriratif.

Baik gas SO2 dan SO3 bereaksi dengan uap air akan membentuk asam sulfat dan

sulfit yang dikenal dengan istilah HUJAN ASAM (acid rain) yang juga merusak. Gas

yang ke luar dari crobong asap tidak dapat naik ke kolom udara yang lebih atas

Page 2: Identifikasi Kemampuan Pohon dalam Menyerap Gas SOxendesdahlan.staff.ipb.ac.id/files/2011/04/Laporan-Indentif-Gas-SOx.pdf · satu bioindikator adanya pencemaran udara. ... Data tentang

ketika terjadi Inversi Suhu (thermal inversion). Sehingga efek negatifnya akan lebih

buruk, baik bagi manusia maupun flora dan fauna. Gas SOx selain masuk ke daun

lewat stomata juga dapat masuk lewat lenti sel/kutikula (15%), oleh sebab itu tetap

sama berbahaya untuk jenis deciduous plants (jenis yang menggugurkan daun). Gas

SO2 mengakibatkan Klorosis dan Nekrosis pada daun. Masuk ke dalam daun

kemudian berubah menjadi Bisulfit (HSO3-) yang nontoxic dan Sulfit (SO3-) ,

kemudian kedua senyawa itu akan diubah menjadi sulfat yang relatif kurang toxic.

Sulfit 30 X lebih merusak drpd Sulfat. Laju pembentukan HSO3- dan SO3- lebih

cepat drpd pembentukan SO4- terjadi kerusakan, jika sebaliknya, maka kerusakan

tidak mudah terlihat.

Mengingat gas SOx sangat berbahaya, maka emisi gas ini yang keluar dari cerobong

asap harus diturunkan. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan

menggunakan Scrubber yang sangat mahal harganya. Cara lain yang dapat

dilakukan yaitu dengan menggunakan pepohonan dalam jumlah yang banyak yang

berkemampuan tinggi dalam menyerap gas SOx, dengan demikian konsentrasi gas

ini di udara ambien menjadi kecil dan tidak berbahaya baik bagi manusia maupun

lingkungan.

Tujuan penelitian:

Mengidentifikasi kadar sulfur pada tanaman untuk mendapatkan tanaman dengan

kemampuan tinggi dalam menyerap gas SOx.

2. Metodologi

Semua daun (pucuk sampai daun tua) pada 3 ranting diambil lalu diawetkan dengan

menggunakan alkohol dan direndam dalam kantong plastik selama 1 jam. Daun lalu

dikering dalam oven dengan suhu 60oC selama 1 malam. Setelah kering sampel daun

kemudian dikirim ke laboratorium untuk diukur kandungan Sulfurnya.

Selain pengukuran sulfur pada daun dilakukan juga analisis visual untuk menentukan

jenis yang ekstrim jelek. Jenis yang ekstrim jelek, maka tidak dianjurkan lagi pada

penanaman berikutnya. Analisis visual dilakukan dengan cara, jika didapatkan suatu

jenis pertumbuhannya sangat jelek yang ditandai dengan: (1). Tidak nampak

pertambahan tinggi, (2). Daun banyak yang mati meranggas, dan (3). Kerusakan

daun (klorosis dan nekrosis) sangat parah pada sebagian besar daun.

Jika tidak terjadi hal-hal ekstrim seperti yang telah disebutkan di atas, maka

dilakukan penentuan berdasarkan analisis sebagai berikut:

Page 3: Identifikasi Kemampuan Pohon dalam Menyerap Gas SOxendesdahlan.staff.ipb.ac.id/files/2011/04/Laporan-Indentif-Gas-SOx.pdf · satu bioindikator adanya pencemaran udara. ... Data tentang

No Nama Jenis Ketahanan Daya serap Total Skor

1 A T T 6

2 B T R 4

3 C R S 5

4 D R R 2

Jika total skor:

• 5 – 6 : terpilih, ditanam pada daerah industri dekat cerobong asap, perkantoran

dan permukiman

• 3 – 4 : sedang ditanam pada daerah kurang tercemar

• 1 – 2 : rendah ditanam jauh dari daerah industri

3. Hasil Penelitian

3.1. Analisis Wilayah dan Keragaman Biodiversitas

Daerah hutan Anoa nampaknya sangat kurang kadar polusinya yang ditandai dengan

tidak adanya kerusakan daun akibat pencemaran udara dan pertumbuhan

pepohonannya cukup baik. Selain itu banyak burung pada pohon Kole (Alphitonia

incana) dan lebah juga didapati terbang di sana. Burung dan lebah merupakan salah

satu bioindikator adanya pencemaran udara.

Daera hutan alam tergolong tercemar ringan. Ada burung elang dan beberapa daun

Macaranga terlihat spot necrosis ringan.

Lokasi lainnya (Debbi-Viona, arboretum) tergolong sedang dan Watu Labu

tergolong berat.

3.2. Analisis Visual Pohon

Dari analisis visual diperoleh hasil:

Eucalyptus urograndis umumnya di semua lokasi mati meranggas khususnya di

bagian percabangan daun di sebelah bawah. Oleh sebab itu, jenis ini tidak

dianjurkan untuk ditanam di masa yang akan datang.

Jenis tanaman yang sensitif: Psidium guajava (jambu batu) – klorosis dan daun

tertutup jelaga, Callophyllum soulatri (Betau) – di semua lokasi daun mengalami

klorosis pada tepi daun demikian juga dengan Mallotusa sp. Acacia mangium –

klorosis, Swietenia macrophylla – klorosis, Macaranga – nekrosis.

Page 4: Identifikasi Kemampuan Pohon dalam Menyerap Gas SOxendesdahlan.staff.ipb.ac.id/files/2011/04/Laporan-Indentif-Gas-SOx.pdf · satu bioindikator adanya pencemaran udara. ... Data tentang

Bunu (Colona scabra), Sengon buto dan Eucalyptus plita dianjurkan untuk ditanam

sebagai tanaman pionir. Jenis untuk penghijauan di perkantoran dan permukiman

yang tahan: nangka, mangga dan Kihujan/trembesi (Albizia saman).

3.3. Analisis Kandungan Sulfur

Pada dasarnya gas SOx sangat mudah diserap oleh daun tanaman, karena gas ini

sangat mudah larut di dalam protoplasma sel. Kandungan sulfur pada daun bervariasi

menurut jenis tanaman dan lokasi penanaman.

Diasumsikan tingginya kadar sulfur disebabkan oleh masuknya SOx ke dalam daun

melalui stomata sehingga daya serap SOx oleh jenis-jenis tertentu sangat tinggi.

Daftar Kandungan sulfur pada setiap jenis tanaman pada beberapa lokasi dapat

dilihat pada lampiran. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis pohon

yang memiliki kadar sulfur di atas rata-rata (0,2167%) ada 21 jenis. Diasumsikan

tingginya kadar sulfur disebabkan oleh masuknya SOx ke dalam daun melalui

stomata, karena tingginya daya serap SOx oleh jenis-jenis tertentu.

Jika dihitung rerata pada setiap lokasi, daya rosot SOx Watu Labu (0,2600), Debbi –

Viona (0,1811) dan Anoa Himalaya hanya 0,1125. Dari kenyataan ini dapat

disimpulkan bahwa tinggi rendahnya nilai tersebut sangat berkaitan dengan emisi gas

SOx. Watu Labu merupakan lokasi yang sangat dekat dengan cerobong asap pabrik

yang mengakibatkan tanaman terpapar gas dengan konsentrasi yang cukup tinggi,

sementara Debbi – Viona agak jauh. Daerah Anoa – Himalaya nampaknya kadar

SOx yang ada di daerah tersebut relatif rendah. Rendahnya kadar polutan di daerah

ini memungkinkan untuk burung dan lebah dapat hidup dengan baik.

Menurut Literatur beberapa jenis yang tinggi daya serapnya terhadap gas SO2 antara

lain adalah: Carolina Crane’s Bill (Geranium carolinianum L.) dan Lolium perenne

L. (Ledge and Krupa, 2002).

4. Pembahasan

Data yang diperoleh dari hasil penelitian awal ini menunjukkan bahwa daun dari

semua jenis pohon mengandung sulfur. Sulfur dibutuhkan oleh tumbuhan untuk

pembentukan protein klorofil dan bintil akar pada legum (Frazer, 19..). Ada yang

rendah dan ada yang tinggi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kadar

sulfur pada daun terendah pada Trema Love di Kawasan Anoa (0,0233%) dan

tertinggi pada Dengen (0,4392%) pada Dengen juga di Anoa. Hasil penelitian ini

sejalan dengan Frazer (19..) yang mengemukakan bahwa nilai rerata dari 21 jenis

tumbuhan berkisar antara 0,042 – 0,475%. Sementara Bohne (1970) menyatakan,

kisaran kadar SO3 di daun berkisar antara 0,36 – 1,87%.

Di muka telah dinyatakan bahwa ada 21 contoh jenis yang memiliki kadar sulfur di

atas rerata (0,2167%). Tingginya kadar sulfur di daun dimungkinkan karena gas SOx

dapat masuk lewat stomata daun dan larut menjadi sulfit atau sulfat. Jika kadar sulfit

Page 5: Identifikasi Kemampuan Pohon dalam Menyerap Gas SOxendesdahlan.staff.ipb.ac.id/files/2011/04/Laporan-Indentif-Gas-SOx.pdf · satu bioindikator adanya pencemaran udara. ... Data tentang

lebih tinggi daripada sulfat, maka tanaman dapat menderita keracunan, karena

senyawa sulfit 30 kali lebih toksik dibandingkan senyawa sulfat. Jika itu yang terjadi,

tanaman dapat menunjukkan gejala klorosis atau nekrosis. Walaupun demikian,

proses detoksifikasi dapat saja terjadi sesuai dengan metabolisme yang ada di dalam

tubuh tanaman.

Telah dijelaskan di muka bahwa nilai rerata pada setiap lokasi, Watu Labu

(0,2600%), Debbi – Viona (0,1811%) dan Anoa Himalaya hanya 0,1125%.

Diasumsikan kandungan Sulfur pada tanah pada setiap lokasi sama karena tanah

berasal dari batuan yang sama. Maka disimpulkan bahwa tinggi rendahnya nilai

tersebut sangat berkaitan dengan emisi gas SOx. Watu Labu (dengan rerata 0,2600%)

merupakan lokasi yang sangat dekat dengan cerobong asap pabrik, sementara Debbi

– Viona agak jauh (reratanya 0,1811%). Daerah Anoa – Himalaya (0,1125%)

nampaknya kadar SOx yang ada di daerah tersebut relatif rendah, karena agak jauh

dan gas SOx nampaknya tidak di bawa ke arah itu, karena arah angin yang dominan

tidak ke sana. Dengan demikian, burung dan lebah dapat hidup dengan baik, karena

rendahnya kadar polutan di daerah ini.

Tingginya nilai Sulfur pada daun pohon Dengen (0,4392) di wilayah Anoa yang

kadar polutannya relatif tidak tinggi, mungkin ada kaitannya dengan buah dari pohon

ini berasa sangat masam. Nampaknya Sulfur pada daun berupa asam sulfit dan asam

sulfat yang rasanya masam yang kemudian akan ditranslokasikan ke buah.

Data tentang keadaan kualitas pertumbuhan tanaman dapat dilihat pada Lampiran 1,

sedangkan nama latinnya dan karakteristik fisik daun (berat dan lebar daun) terdapat

pada Lampiran 2. Data tentang karakteristik fisik daun (berat dan lebar daun) akan

dipergunakan nanti untuk penelitian yang menentukan kemampuan rosot setiap jenis

per pohon. Penelitian ini diperlukan untuk menentukan berapa pohon yang

diperlukan sebagai penyerap gas SOx untuk menyerap semua gas yang dihasilkan

oleh pabrik PT Inco.

5. Kesimpulan

1. Semua jenis pohon yang ada di areal PT Inco dapat berfungsi (potensial)

sebagai rosot gas SOx.

2. Eucalypyus urograndis hidup meranggas, maka jenis ini tidak disarankan untuk

digunakan pada program rehabilitasi pasca tambang di masa yang akan datang.

3. Ada 5 jenis tanaman yang menunjukkan gejala klorosis atau nekrosis dan mati

cabang yakni: betao (Callophyllum soulattri), damar (Agathis damara),

Mangium (Acasia mangium), Macaranga (Macaranga triloba) dan Eucalyptus

urograndis yang daunnya mati meranggas. Ke lima jenis ini disarankan untuk

ditanam di halaman perkantoran dan permukiman dan lokasi yang sangat

rendah kadar emisinya, tidak di daerah yang tinggi kadar emisinya.

Page 6: Identifikasi Kemampuan Pohon dalam Menyerap Gas SOxendesdahlan.staff.ipb.ac.id/files/2011/04/Laporan-Indentif-Gas-SOx.pdf · satu bioindikator adanya pencemaran udara. ... Data tentang

4. Dari data pengamatan di Watu Labu (lokasi yang sangat dekat dengan pabrik)

ternyata ada 8 jenis tanaman yaitu : macaranga, jambu daun lebar, mataha,

kolaka dan ficus, pulai, saga dan uru yang memiliki daya rosot SOx yang

sangat tinggi dan tidak menunjukkan gejala kerusakan (daya tahan tinggi).

Oleh sebab itu, jenis tersebut dapat ditanam di lokasi dengan emisi gas tinggi.

5. Ada 19 jenis pohon (bertanda * pada Lampiran 1) yang memilki daya rosot di

atas nilai rerata dan tidak menunjukkan gejala tidak sehat, sehingga dapat

disarankan untuk ditanam secara massal di lokasi lainnya untuk menurunkan

konsentrasi gas SOx ambien.

5. Saran-Saran

1. Jenis tanaman Macaranga, Jambu daun lebar, Mataha, Kolak dan Ficus,

Alstonia scholaris (pulai), Saga dan Uru memiliki daya rosot SOx yang sangat

tinggi dan tidak menunjukkan gejala kerusakan (daya tahan tinggi) walau di

tanam di lokasi dengan emisi gas SOx yang tinggi, sehingga dapat dianjurkan

untuk dikembangkan di lokasi penghijauan PT Inco pada lokasi dengan emisi

berat, sedangkan jenis lainnya (bertanda * pada Lampiran 1) pada lokasi

lainnya yang berfungsi untuk mengurangi konsentrasi gas SOx.

2. Ada penelitian lanjutan untuk menentukan daya serap setiap jenis tanaman per

satuan waktu per satuan pohon, sehingga dapat ditentukan jumlah pohon yang

dibutuhkan untuk menyerap gas SOx berdasarkan emisi dan rosot (supply dan

demand).

3. Trembesi dapat disarankan untuk ditanam di lokasi PT Inco sebagai penyerap

gas SOx, karena jenis ini memiliki daya rosot gas CO2 yang sangat tinggi

(Dahlan, 2007).

Page 7: Identifikasi Kemampuan Pohon dalam Menyerap Gas SOxendesdahlan.staff.ipb.ac.id/files/2011/04/Laporan-Indentif-Gas-SOx.pdf · satu bioindikator adanya pencemaran udara. ... Data tentang

Daftar Pustaka

Bohne, H., 1970. Fluorides and Sulfur Dioxides as Causes of Plant Damage. Journal

of the International Society for Fluoride Research. July 1970 (Volume 3,

Issue 3: 137-142.

Dahlan, EN., 2007. Rosot Gas CO2 oleh Beberapa Jenis Tanaman. TRUBUS

Februari 2007.

Frazer, J., 19…. Sulphur Content of Plants.

Ledge, AH and SV Krupa, 2002. Effects of Sulphur Dioxide in Air Pollution and

Plant Life. John Willey. England .

Page 8: Identifikasi Kemampuan Pohon dalam Menyerap Gas SOxendesdahlan.staff.ipb.ac.id/files/2011/04/Laporan-Indentif-Gas-SOx.pdf · satu bioindikator adanya pencemaran udara. ... Data tentang

Lampiran 3. Daftar Kandungan Sulfur daun pada beberapa jenis pohon pada beberapa

lokasi penelitian.

No Nama Sampel Gejala kerusakan S (%)

1 Uru (Ermerellia thyampacca)-Debby 0.1613

2 Kemiri (Aleurites moluccana) –Debby 0.1552

3 Ficus (Ficus spp.) - Debby 0.1552

4 Agathis (Agathis dammara) -Debby 0.2391 *

5 Mangium (Acasia mangium) – Debby 0.2094

6 Bitti (Vitex coffasus) – Debby 0.1548

7 Kayu Tanduk (Alsthonia spectabilis) – Debby 0.2075

8 Jambu-jambu 1 (Psidium guajava) – Viona 0.1796

9 Jambu-jambu 2 (Psidium guajava) - Viona 0.1622

10 Kokopu (Elaeocarphus sp.) – Viona 0.1804

11 Kayu Asah (Lithocarpus sp.) –Viona 0.1838

12 Makaranga (Macaranga triloba) Spot lesion 0.2190

13 Glochidion uttorate Blume 0.2235 *

14 Gluchidian mollucanum Blume 0.0593

15 Nama local ? (Premna sp) 0.2258 *

16 Eucalyptus urograndis - w.labu Meranggas 0.3003

17 Kemiri (Aleurites molluccana) -w.labu 0.1858

18 Betao daun tipis (C. soulatri) -w.labu Klorosis pada tepi daun 0.1756

19 Kayu Hitam (Diospyros celebica) -w.labu 0.2754 *

20 Kumea ((Manilkara celebica) - w.labu 0.2054

21 Agathis (A. damara) - w.labu Klorosis 0.2363

22 Trema tomentosa-w.labu 0.0515

23 Nangka (Artocarpus integra) -w.labu Sangat tahan 0.0987

24 Buri (Weinmannia devogelii ) -w.labu 0.2395 *

25 Mangium (Acasia mangium) - w.labu Klorosis 0.2848

26 Kapuk randu (Zeiba petandra) -w.labu 0.2420 *

27 Nyatoh (Palaqium sp.) - w.labu 0.1071

28 Trema love (Trema tomentosa) -w.labu 0.2779 *

29 Spathodea (S. campanulata) -w.labu 0.2767 *

30 Saga (Adenanthera pavonina) -w.labu 0.2979 *

31 Uru (Ermerellia thyampacca) -w.labu 0.2984 *

32 Macaranga ((Macaranga triloba)-w.labu Nekrosis 0.3361

33 Nyatoh batu (Palaqium sp.) - w.labu 0.2954 *

34 Jambu daun lebar (P. guajava) -w.labu 0.3219 *

35 Mataha (Calicarpa sp.) - w.labu 0.3928 *

36 Kolak (Palaquium sp) -w.labu 0.3295 *

37 Betao (C. soulatri) lebar-w.labu Klorosis ringan 0.3557

38 Ficus (Ficus spp.) - w.labu 0.3444 *

39 Trema (T. tomentosa) - w.labu 0.2783 *

40 Pulai (Alstonia scolaris) - w.labu 0.3023 *

41 Kayu tanduk (Alsthonia spectabilis) - w.labu 0.2401 *

42 Ficus (Ficus spp. ) – Anoa 0.1758

Page 9: Identifikasi Kemampuan Pohon dalam Menyerap Gas SOxendesdahlan.staff.ipb.ac.id/files/2011/04/Laporan-Indentif-Gas-SOx.pdf · satu bioindikator adanya pencemaran udara. ... Data tentang

No Nama Sampel Gejala kerusakan S (%)

43 Eucalyptus – Himalaya 0.1142

44 Betao (C. soulatri) – Himalya 0.0727

45 Ficus (Ficus spp.) – Anoa 0.0693

46 Kayu Tanduk (Alsthonia spectabilis) –

Himalaya 0.0696

47 Bunu (Colona scabra) - Hasan 0.2234

48 Dengen (Dillenia serrata) – Anoa 0.4392 *

49 Mahoni (Swietania mahagoni) –Hasan 0.1998

50 Kemiri (A. molluccana) -Hasan 0.0933

51 K. Hitam (D. celebica) - Hmly 0.0856

52 Uru-Hasan 0.0524

53 Betau daun kecil (C. soulatri) –Hasan 0.0372

54 Trema (T. tomentosa) -Hmly 0.0346

55 Trema love (T. tomentosa) - Anoa 0.0233

56 Kayu Afrika (Maesopsis eminii) –Hasan 0.0792

57 Bitti (Vitex coffasus) - Hasan 0.0311

Keterangan :

Eucalyptus urograndis tidak diambil sampelnya di banyak tempat, karena tanaman ini

mati meranggas seluruh cabang di bagian bawahnya, hanya tinggal bagian pucuknya

saja yang masih berdaun, itu pun mengalami nekrosis berat.

Page 10: Identifikasi Kemampuan Pohon dalam Menyerap Gas SOxendesdahlan.staff.ipb.ac.id/files/2011/04/Laporan-Indentif-Gas-SOx.pdf · satu bioindikator adanya pencemaran udara. ... Data tentang

Lampiran 2. Nama latin, famili dan karakteristik fisik daun (berat dan lebar daun)

Blok : I

Lokasi : Debby

No.

Nama Tanaman Berat Daun Berat

Replika

Daun

(g)

Berat

kertas

contoh(g)

luas

kertas

contoh

(cm2)

Luas

daun

(cm2)

Lokal Latin Family Berat basah

(g)/lembar

Berat kering

(g)/lembar

daun

1 Kemiri Aleurites moluccana Euphorbiaceae 3,74 7.09 / 9 1,25 0,03 4,00 11,97

2 Premna/Tanpa nama Premna sp. Verbenaceae 4,76 17.89 / 17 1,32 0,03 4,00 14,42

3 Kayu tanduk Alsthonia spectabilis Apocynaceae 5,72 17.64 / 34 1,57 0,03 4,00 14,57

4 Uru Ermerellia thyampacca Magnoliaceae 10,54 20.68 / 6 3,76 0,03 4,00 11,21

5 Ficus 1 Ficus spp. Apocynaceae 10,6 10.14 / 7 3,66 0,03 4,00 11,58

6 Akasia mangium Acasia mangium 3,33 17.84 / 36 0,70 0,03 4,00 19,03

7 Agathis Agathis dammara Araucariaceae 1,39 17.23 / 78 0,31 0,03 4,00 17,94

8 Bitti Vitex coffasus Verbenaceae 2,4 13.37 / 33 0,62 0,03 4,00 15,48

Blok : II

Lokasi : Fiona

No.

Nama Tanaman Berat Daun Berat

Replika

Daun

(g)

Berat

kertas

contoh(g)

luas

kertas

contoh

(cm2)

Luas

daun

(cm2)

Lokal Latin Family Berat basah

(g)/lembar

Berat kering

(g)/lembar

daun

1 Macaranga Macaranga triloba Euphobiaceae 24,95 30.69 / 4 12,4 0,03 4,00 8,05

2 Kayu Asah Lithocarpus sp. Fagaceae 1,07 12.12 / 28 0,52 0,03 4,00 8,23

3 Kokopu Elaeocarphus sp. Elaeocarphaceae 2,87 21.65 / 17 1,99 0,03 4,00 5,77

4 Jambu2 daun besar Zysigium sp. Myrtaceae 12,63 32.52 / 16 1,92 0,03 4,00 26,31

5 Glochidiuon/legum 01 Glochidion littorate 0,9 10.35 / 636 0,19 0,03 4,00 18,95

6 jambu2 daun kecil Zysigium sp. Myrtaceae 2,03 7.47 / 18 0,76 0,03 4,00 10,68

7 Glochidiuon Glochidion littorate 13,16 35.43 / 13 3,49 0,03 4,00 15,08

Page 11: Identifikasi Kemampuan Pohon dalam Menyerap Gas SOxendesdahlan.staff.ipb.ac.id/files/2011/04/Laporan-Indentif-Gas-SOx.pdf · satu bioindikator adanya pencemaran udara. ... Data tentang

Blok : III

Lokasi : Watulabu

No.

Nama Tanaman Berat Daun Berat

Replika

Daun

(g)

Berat

kertas

contoh(g)

luas

kertas

contoh

(cm2)

Luas

daun

(cm2)

Lokal Latin Family Berat basah

(g)/lembar

Berat kering

(g)/lembar

daun

1 Kemiri Aleurites moluccana Euphorbiaceae 9,27 40.05 /13 2,76 0,03 4,00 13,43

2 Saga merah Adenanthera pavonina 0,18 29.00 / 63 0,07 0,03 4,00 10,29

3 Pulai Alsthonia scolaris Apocynaceae 2,94 23.55 / 57 0,92 0,03 4,00 12,78

4 Mataha Calicarpa sp. Verbenaceae 3,22 25.84 / 30 1,26 0,03 4,00 10,22

5 Betao daun tebal Callophyllum sp. Clusiaceae 13,69 43.19 / 13 2,15 0,03 4,00 25,47

6 Ficus 1 Ficus spp. Apocynaceae 17,72 35.22 / 18 5,63 0,03 4,00 12,59

7 Nato batu Planconella sp. Sapotaceae 4,04 35.40 / 34 0,82 0,03 4,00 19,71

8 Uru Ermerellia thyampacca Magnoliaceae 11,86 29.81 / 13 3,71 0,03 4,00 12,79

9 Macaranga Macaranga triloba Euphorbiaceae 34,18 26.89 / 2 14,56 0,03 4,00 9,39

10 Nangka Arthocarphus sp. Apocynaceae 4,75 40.16 / 50 1,34 0,03 4,00 14,18

11 Pohon nona Spathodhea sp. Bignoniaceae 1,85 29.13 / 75 0,71 0,03 4,00 10,42

12 Kayu tanduk Alsthonia spectabilis Apocynaceae 3,23 38.98 / 56 1,01 0,03 4,00 12,79

13 Akasia Acasia mangium 2,62 20.79 / 48 0,76 0,03 4,00 13,79

14 Kumea Manilkara celebica Myristicaceae 3,47 22.47 / 31 0,73 0,03 4,00 19,01

15 po'eme / buri' Weinmannia devogelii Cunnoniaceae 0,34 50.21 / 574 0,13 0,03 4,00 10,46

16 Kapuk Ceiba petandra 1,56 7.85 / 32 0,74 0,03 4,00 8,43

17 Trema Trema tomentosa Euphorbiaceae 3,60 25.94 / 76 2,20 0,03 4,00 6,55

18 Nyatoh Palaqium sp. Sapotaceae 6,90 36.38 / 21 1,86 0,03 4,00 14,84

19 Trema love Trema spp. Euphorbiaceae 0,82 10.01 / 54 0,36 0,03 4,00 9,11

20 Ekaliptus Ecalipthus urograndis 0,59 18.86 / 103 0,26 0,03 4,00 9,08

21 Agathis Agathis dammara Araucariaceae 1,93 27.30 / 71 0,40 0,03 4,00 19,30

22 X1 hitam 4,49 26.69 / 34 1,23 0,03 4,00 14,60

23 Kolaka Palaqium sp. Sapotaceae 3,10 30.44 / 29 0,87 0,03 4,00 14,25

24 Betao daun tipis Callophyllum sp. Clusiaceae 1,96 24.78 / 63 0,68 0,03 4,00 11,53

25 Jambu2 daun lebar Zisigium sp. Myrtaceae 16,68 35.64 / 8 2,34 0,03 4,00 28,51

Page 12: Identifikasi Kemampuan Pohon dalam Menyerap Gas SOxendesdahlan.staff.ipb.ac.id/files/2011/04/Laporan-Indentif-Gas-SOx.pdf · satu bioindikator adanya pencemaran udara. ... Data tentang

Blok : IV

Lokasi : Hasan

No.

Nama Tanaman Berat Daun Berat

Replika

Daun

(g)

Berat

kertas

contoh(g)

luas

kertas

contoh

(cm2)

Luas daun

(cm2) Lokal Latin Family

Berat basah

(g)/lembar

Berat kering

(g)/lembar

daun

1 Bitti Vitex coffasus Verbenaceae 2,22 24.43 / 36 1,02 0,03 4,00 8,71

2 Nato batu Planconella sp. Sapotaceae 2,33 29.00 / 37 0,62 0,03 4,00 15,03

3 Kemiri Aleurites moluccana Euphorbiaceae 6,8 26.31 / 16 1,98 0,03 4,00 13,74

4 Kayu Afrika 1,01 27.49 / 111 0,05 0,03 4,00 80,80

5 Jambu2 daun besar Zysigium sp. Myrtaceae 7,03 20.95 / 13 1,29 0,03 4,00 21,80

6 Johar Cassia siamea Leguminoceae 0,15 31.27 / 33 0,11 0,03 4,00 5,45

7 Betao daun tebal Callophyllum soulattri Clusiaceae 16,07 26.73 / 6 3,06 0,03 4,00 21,01

8 Trema tomentosa Trema tomentosa Euphorbiaceae 1,62 23.26 / 55 0,62 0,03 4,00 10,45

9 Bunu Colona scabra Tiliaceae 1,59 25.85 / 63 0,5 0,03 4,00 12,72

10 Betao daun tipis Callophyllum sp. Clusiaceae 2,1 22.76 / 37 0,98 0,03 4,00 8,57

11 Uru Ermerellia thyampacca Magnoliaceae 9,58 22.02 / 7 3,34 0,03 4,00 11,47

12 Mahoni Sweetenia macrophylla 2,13 35.74 / 51 0,75 0,03 4,00 11,36

13 Kayu Tanduk Alsthonia spectabilis Apocynaceae 2,99 38.98 / 56 0,99 0,03 4,00 12,08

14 Ecauliptus Ecalipthus urograndis 0,29 11.68 / 138 0,16 0,03 4,00 7,25

15 Nyatoh Palaqium sp. Sapotaceae 6,38 15.29 / 8 2,15 0,03 4,00 11,87

16 Trema sp. Trema sp. Euphorbiaceae 2,34 20.48 / 32 1,76 0,03 4,00 5,32

17 Saga Adenanthera pavonina 0,09 38.35 / 1728 0,04 0,03 4,00 9,00

Page 13: Identifikasi Kemampuan Pohon dalam Menyerap Gas SOxendesdahlan.staff.ipb.ac.id/files/2011/04/Laporan-Indentif-Gas-SOx.pdf · satu bioindikator adanya pencemaran udara. ... Data tentang

Blok : V

Lokasi : Anoa

No.

Nama Tanaman Berat Daun Berat

Replika

Daun

(g)

Berat

kertas

contoh(g)

luas

kertas

contoh

(cm2)

Luas

daun

(cm2)

Lokal Latin Family Berat basah

(g)/lembar

Berat kering

(g)/lembar

daun

1 Motaha Calicarpa sp. Verbenaceae 2,9 32.66 / 37 1,18 0,03 4,00 9,83

2 Trema sp. Trema spp. Euphorbiaceae 1,32 23.42 / 40 0,61 0,03 4,00 8,66

3 Trema love Trema spp. Euphorbiaceae 0,75 23.50 / 104 0,34 0,03 4,00 8,82

4 Trema tomentosa Trema tomentosa Euphorbiaceae 1,02 17.67 / 47 0,4 0,03 4,00 10,20

5 Ficus 2 Ficus spp. Apocynaceae 1,49 25.01 / 54 0,62 0,03 4,00 9,61

6 Ficus 1 Ficus spp. Apocynaceae 9,09 23.06 / 7 4,52 0,03 4,00 8,04

7 Dengen Dillenia serrata Dilleniaceae 7,16 24.54 / 8 2,67 0,03 4,00 10,73

8 Macaranga sp. Macarangan sp. Euphorbiaceae 6,72 21.99 / 10 3,07 0,03 4,00 8,76

Page 14: Identifikasi Kemampuan Pohon dalam Menyerap Gas SOxendesdahlan.staff.ipb.ac.id/files/2011/04/Laporan-Indentif-Gas-SOx.pdf · satu bioindikator adanya pencemaran udara. ... Data tentang

Blok : VI

Lokasi : Himalaya

No.

Nama Tanaman Berat Daun Berat

Replika

Daun

(g)

Berat

kertas

contoh

(g)

luas

kertas

contoh

(cm2)

Luas

daun

(cm2)

Lokal Latin Family Berat basah

(g)/lembar

Berat kering

(g)/lembar

daun

1 Betao daun tebal Callophyllum soulattri Clusiaceae 11,77 34.64 / 6 1,9 0,03 4,00 24,78

2 Bitti Vitex coffasus Verbenaceae 2,97 21.83 / 34 1,09 0,03 4,00 10,90

3 Jambu2 daun besar Zisigium spp. Myrtaceae 3,95 29.92 / 24 0,66 0,03 4,00 23,94

4 Beringin Ficus benjamina Apocynaceae 0,91 23.78 / 108 0,26 0,03 4,00 14,00

5 Durian Durio zebathinus 1,56 20.36 / 74 0,5 0,03 4,00 12,48

6 Nyatoh Palaqium sp. Sapotaceae 4,87 26.77 / 23 1,54 0,03 4,00 12,65

7 Manggis hutan Garcinia sp. Clusiaceae 1,23 19.04 / 61 0,27 0,03 4,00 18,22

8 Bunu Colona scabra Tiliaceae 3,15 18.75 / 27 1,01 0,03 4,00 12,48

9 Kolaka Palaqium sp. Sapotaceae 1,71 37.41 / 57 0,37 0,03 4,00 18,49

10 Betao daun tipis Callophyllum sp. Clusiaceae 1,74 18.82 / 59 0,47 0,03 4,00 14,81

11 Mata kucing Shore sp. Diptrocharpaceae 2,32 28.75 / 64 0,65 0,03 4,00 14,28

12 Mangga Mangifera indica 2,47 25.53 / 27 0,68 0,03 4,00 14,53

13 Kayu Tanduk Alsthonia spectabilis Apocynaceae 1,95 18.86 / 34 0,57 0,03 4,00 13,68

14 Agathis Agathis sp. Araucariaceae 1,44 17.90 / 92 0,31 0,03 4,00 18,58

15 Jambu2 pucuk merah Zisigium spp. Myrtaceae 7,06 23.45 / 13 1,05 0,03 4,00 26,90

16 Jambu2 daun kecil Zisigium spp. Myrtaceae 0,96 26.77 / 132 0,22 0,03 4,00 17,45

17 Jambu2 pucuk ungu Zisigium spp. Myrtaceae 2,71 29.10 / 86 0,44 0,03 4,00 24,64

18 Kayu kukuh Pericopsis mooniana 1,08 28.77 / 90 0,59 0,03 4,00 7,32

19 Bance' Anthocephalus sp. Rubiaceae 14,32 36.76 / 3 9,46 0,03 4,00 6,05

20 Nato putih Planconella sp. Sapotaceae 1,08 15.99 / 93 0,36 0,03 4,00 12,00

21 Belulang Stemonurus celebica Icacinaceae 5,43 24.55 / 23 1,13 0,03 4,00 19,22

22 Uru Ermerellia thyampacca Magnoliaceae 9,05 21.57 / 8 2,45 0,03 4,00 14,78

23 Kayu Hitam Diosphyros celebica Ebenaceae 3,99 22.34 / 17 1,56 0,03 4,00 10,23

24 Trema sp. Trema spp. Euphorbiaceae 6,47 36.55 / 15 3,45 0,03 4,00 7,50