HUBUNGAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA …
Transcript of HUBUNGAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA …
CAKRAWALA – Repository IMWI | Volume 2, Nomor 1, April 2019
p-ISSN: 2620-8490; e-ISSN: 2620-8814
47
HUBUNGAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA
PT. GLOSTAR INDONESIA 2 DEPARTEMEN GUDANG
Mochamad Afrizal Maulana 1) dan Agisna Tri Munandar 2 )
1Program Studi Administrasi Bisnis, Institut Manajemen Wiyata Indonesia
[email protected] 2Program Studi Administrasi Bisnis, Institut Manajemen Wiyata Indonesia
Abstract
This research is motivated by the problem of turn over that continues to occur at PT Glostar
Indonesia 2 Department of Warehouse. The results of interviews with managers and staff show
the assumption that they generally think turn is normal. Then the purpose of this study was to
determine the effect of job satisfaction on employee performance. The research method used
is quantitative and associative methods. The sampling technique uses population sampling
method, with 25 respondents. Data analysis used multiple regression analysis, t test, which
was preceded by validity test, reliability test, normality test, heteroscedasticity test. The results
of this study are job satisfaction has a significant positive effect on employee performance.
Keywords : Job Satisfaction, Employee Performance.
Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi dengan adanya permasalahan turn over yang terus terjadi di PT
Glostar Indonesia 2 Departemen Gudang. Hasil wawancara dengan manajer dan staff
menunjukkan anggapan bahwa secara umum mereka beranggapan turn adalah hal biasa. Maka
tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kepuasan kerja pada kinerja
karyawan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dan asosiatif. Teknik
pengambilan sampel menggunakan metode sampling populasi, dengan jumlah responden
sebanyak 25 responden. Analisis data menggunakan analisis regresi berganda, uji t, yang
didahului oleh uji validitas, uji reliabilitas, uji normalitas, uji heterokedastisitas. Hasil dari
penelitian ini adalah kepuasan kerja berpengaruh positif signifikan pada kinerja karyawan.
Kata Kunci : Kepuasan Kerja, Kinerja Karyawan.
PENDAHULUAN
Bangsa Indonesia merupakan bangsa
yang mempunyai latar belakang panjang,
Selain sejarahnya Negara Indonesia
memiliki sektor perekonomian serta sektor
industri yang cukup besar. Prediksi
perekonomian indonesia tahun 2017 Bank
Indonesia (BI) menyatakan sangat optimis
terhadap pertumbuhan ekonomi indonesia.
48 CAKRAWALA – Repository IMWI | Volume 2, Nomor 1, April 2019
p-ISSN: 2620-8490; e-ISSN: 2620-8814
Gubernur BI, Agus Martowardoyo
menyebutkan, pertumbuhan ekonomi
indonesia pada tahun 2017 akan berada
pada kisaran 5 – 5,4 %. Pertumbuhan
ekonomi tersebut akan ditopang oleh
permintaan domestik, dengan perkiraan
tersebut, pada tahun 2017 ekonomi
indonesia diprediksi cenderung kondusif
pada tahun yang akan datang.
Seiring pertumbuhan ekonomi nasional
yang cenderung meningkat telah
mendorong investasi dalam bidang bisnis
diberbagai sektor. Namun hal itu juga
mendorong perubahan lingkungan kerja
serta lingkungan organisasi yang semakin
kompleks dan kompetitif, menuntut setiap
organisasi dan perusahaan bersikap lebih
responsif serta menghadapi persaingan
yang tinggi agar mampu bertahan dan terus
berkembang untuk mendukung perubahaan
organisasi yang lebih maju dan
berkembang. Berikut di bawah ini adalah
tabel pertubuhan ekonomi 1998 – 2018.
Grafik 1
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
1998 – 2018.
Sumber : BPS (2018)
Berbagai sektor usaha telah tumbuh
sejak kebangkitan dari masa krisis
keuangan 1998, misalnya industri makan
dan minuman, industri logam dasar, industri
manufaktur dan lainya. Selain perusahaan
nasional, perusahaan asing juga turut masuk
ke Indonesia untuk berinvestasi dalam
berbagai sektor industri. Hal ini sangat
menguntungkan pemerintah dalam
meningkatkan invesatasi asing dan PDB
nasional. Perusahaan asing dapat dengan
leluasa mendirikan perusahaan di Indonesia
sesuai dengan aturan yang berlaku. Selain
itu, dengan berdirinya industri baik lokal
maupun asing membantu pemerintah dalam
menampung tenaga kerja yang ada di
Indonesia dalam berbagai tingkat
pendidikan dan keahlian. Pertumbuhan
industri dapat dilihat dari laporan
Kementerian Perindustrian (2015), sebagai
berikut:
49 CAKRAWALA – Repository IMWI | Volume 2, Nomor 1, April 2019
p-ISSN: 2620-8490; e-ISSN: 2620-8814
Tabel 1
Pertumbuhan Sektor Industri 2011-2015
Sumber : BPS, Diolah Pusdatin
Kemenperin (2018)
Struktur perekonomian yang kuat tidak
hanya bergantung pada sumber daya alam,
namun juga harus mengedepankan
keunggulan berupa riset dan teknologi, serta
meningkatkan sumber daya manusia.
Sumber daya manusia dalam suatu
organisasi merupakan penentu yang sangat
penting bagi keefektifan berjalannya
kegiatan di dalam organisasi. Efendi (2014)
menjelaskan dalam manajemen ada
6(enam) unsur yang disingkat dengan 6 M,
yaitu man, money, methods, materials,
machines, market. Sumber daya manusia
menempati posisi pertama, sehingga
banyak perusahaan di indonesia
mewajibkan karyawannya untuk
meningkatkan keunggulannya dalam segala
hal maupun dalam segala bidang untuk
pencapaian kinerja (performance) yang
maksimal.
Satu hal yang harus di perhatikan oleh
perusahaan agar tercapainya kinerja yang
baik, sesuai dengan standar kinerja yang di
tetapkan oleh organisasi, dalam pencapaian
keberhasilan, perusahaan hendaknya
melakukan tindakan yang tepat untuk
menghadapi tantangan yang muncul di
masa yang akan datang. Maka setiap
organisasi selalu berusaha meningkatkan
kinerja pegawai, dengan harapan apa yang
menjadi tujuan organisasi akan tercapai
(Sopiah, 2008). Sehingga tujuan perusahaan
untuk lebih maju dan berkembang lebih
besar bisa dicapai, tentu saja tujuan
karyawan untuk bekerja diperusahaan dapat
pula dicapai dan dipuaskan, seperti yang
dikatakan Nelson (1998) "People may take
a job for more money, but they often leave
it for more recognition"
Selain mendapatkan uang, salah satu
tujuan orang bekerja adalah untuk
mengimplementasikan kompetensi yang
dimilikinya secara maksimal, dan tujuan
lainnya yaitu untuk mendapatkan
kompensasi karena manusia dikendalikan
oleh keinginan untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhannya seperti keinginan untuk
mendapatkan uang yang lebih banyak,
peningkatan karir (promosi), dan
kekuasaan. (Mathis dan Jackson, 2002)
Kompensasi adalah faktor yang
mempengaruhi bagaimana dan mengapa
orang-orang bekerja pada suatu organisasi
dan bukan pada organisasi lainnya.
Pengusaha harus cukup kompetitif dengan
beberapa jenis kompensasi untuk
No. Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014* 2015**
1 Industri Makanan dan Minuman 10.98 10.33 4.07 9.49 7.54
2 Industri Pengolahan Tembakau -0.23 8.82 -0.27 8.33 6.43
3 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 6.49 6.04 6.58 1.56 -4.79
4Industri Kulit, Barang dari Kulit dan
Alas Kaki10.94 -5.43 5.23 5.62 3.98
5
Industri Kayu, Barang dari Kayu dan
Gabus dan Barang Anyaman dari
Bambu, Rotan dan Sejenisnya
-2.72 -0.8 6.19 6.12 -1.84
6
Industri Kertas dan Barang dari Kertas;
Percetakan dan Reproduksi Media
Rekaman
3.89 -2.89 -0.53 3.58 -0.11
7Industri Kimia, Farmasi dan Obat
Tradisional8.66 12.78 5.1 4.04 7.36
8Industri Karet, Barang dari Karet dan
Plastik2.08 7.56 -1.86 1.16 5.05
9 Industri Barang Galian bukan Logam 7.78 7.91 3.34 2.41 6.18
10 Industri Logam Dasar 13.56 -1.57 11.63 6.01 6.48
11
Industri Barang Logam; Komputer,
Barang Elektronik, Optik; dan Peralatan
Listrik
8.79 11.64 9.22 2.94 7.83
12 Industri Mesin dan Perlengkapan 8.53 -1.39 -5 8.67 7.49
13 Industri Alat Angkutan 6.37 4.26 14.95 4.01 2.33
14 Industri Furnitur 9.93 -2.15 3.64 3.6 5
15
Industri Pengolahan Lainnya; Jasa
Reparasi dan Pemasangan Mesin dan
Peralatan
-1.09 -0.38 -0.7 7.65 4.89
Industri Pengolahan Non Migas 7.46 6.98 5.45 5.61 5.04
Produk Domestik Bruto 6.17 6.03 5.58 5.02 4.79
50 CAKRAWALA – Repository IMWI | Volume 2, Nomor 1, April 2019
p-ISSN: 2620-8490; e-ISSN: 2620-8814
mempekerjakan, mempertahankan, dan
memberikan imbalan terhadap kinerja
setiap individu di dalam organisasi.
PT. Glostar Indonesia 2 yang berlokasi
di Cimangkok, Kabupaten Sukabumi
adalah perusahaan yang bergerak di bidang
industri sepatu dengn brand internasional
“Nike” dan “Converse”. Perusahaan ini
memiliki beberapa divisi atau departemen,
di mana setiap departemen memiliki
karyawan yang sesuai dengan tugas pokok
dan fungsi dari departemennya masing-
masing, seperti departeman Gudang.
Tampaknya di departemen gudang ada
masalah yang berkaitan dengan karyawan,
dugaan sementara masalah ini berdasarkan
observasi awal, bahwa jumlah karyawannya
mengalami turn over pada tahun Juli 2017
sampai dengan Juni 2018 yang cukup
tinggi. Misalnya pada Januari 2018
mencapai 25 % dan bulan Febuari 2018
mencapai 21.1 %. Hal ini dapat
menggambarkan kurang baiknya
pengelolaan sumber daya manusia, turn
over yang terus berulang dan cenderung
tinggi akan memboroskan biaya rekrutmen
dan pelatihan karyawan baru.
Demikian pula data absensi yang
fluktuatif dari Juli 2017 – Juni 2018 yang
menunjukan tingkat ketidakhadiran yang
cukup menggangu operasional. Toleransi
absensi adalah batas diperbolehkan
karyawan tidak masuk kerja biasanya
karena sakit dan kematian keluarga. Namun
tingkat kehadiran di bawah 90 % setiap
bulannya selama periode Juli 2017 – Juni
2018 .
Setelah memperhatikan data turn over
dan data absen karyawan PT. Glostar
Indonesia 2 dari Departemen Gudang
selama periode Juli 2017 – Juni 2018,
tampak ada masalah pada karyawannya.
Untuk sementara hal ini diduga berkaitan
dengan kepuasan kerja karyawan (job
satisfaction) yang pada akhirnya
memengaruhi kinerja (performance)
karyawannya. Luthans, (2006) menyatakan
kepuasan kerja pegawai akan baik, melalui
pemberian gaji yang sesuai, pekerjaan yang
diberikan sesuai dengan keahliannya, dan
hubungan dengan atasan terjalin dengan
baik, hal ini akan meningkatkan kinerja
para pegawai. Maka penelitian masalah turn
over di PT Glostar Indonesia 2 Departemen
Gudang yang diduga ada akibat hubungan
antara kepuasan kerja terhadap kinerja
karyawan perlu dilakukan.
TINJAUAN PUSTAKA
Sebuah penelitian harus memiliki
landasan teori yang merupakan pendapat
yang didasarkan pada penelitian dan
penemuan, didukung oleh data dan
argumentasi yang relevan, digunakan untuk
menjelaskan tentang variabel yang akan
diteliti dan sebagai dasar untuk memberi
jawaban sementara terhadap rumusan
masalah yang diajukan (hipotesis).
Kerlinger (dalam Rakhmat 2004)
menjelaskan teori merupakan himpunan
konstruk (konsep) definisi, dan proposisi
yang mengemukakan pandangan sistematis
tentang gejala dengan menjabarkan relasi
atau hubungan di antara variabel untuk
menjelaskan dan meramaikan gejala
tersebut.
Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja karyawan merupakan
cara pegawai merasakan dirinya atau
pekerjaanya, dapat di simpulkan bahwa
kepuasan kerja merupakan perasaan yang
51 CAKRAWALA – Repository IMWI | Volume 2, Nomor 1, April 2019
p-ISSN: 2620-8490; e-ISSN: 2620-8814
menyokong atau tidak menyokong dalam
diri pegawai yang berhubungan dengan
pekerjaan maupun kondisinya. Karyawan
yang memiliki dedikasi tinggi berupaya
memperioritaskan apa yang menjadi
tugasnya. Mangkunegara (2013)
menyatakan bahwa kepuasan kerja (Job
Satisfaction) adalah suatu perasaan yang
menyokong atau tidak menyokong diri
pegawai yang berhubungan dengan
pekerjaan maupun dengan kondisi dirinya.
Perasaan yang berhubungan dengan
pekerjaan melibatkan aspek-aspek seperti
upah dan gaji di terima, kesempatan
pengembangan karir, hubungan dengan
pegawai lainnya, penempatan kerja, jenis
pekerjaan, struktur organisasi perusahaan,
mutu pegawai.
Handoko (2008) menyatakan bahwa
kepuasan kerja (Job Satisfaction) adalah
keadaan emosional yang menyenangkan
atau tidak menyenangkan dengan mana
para karyawan memandang pekerja mereka.
Kepuasaan kerja mencerminkan perasaan
seseorang terhadap pekerjaanya. Ini tampak
dalam sikap positif karyawan terhadap
pekerjaan dan segala sesuatu yang di hadapi
di lingkungan kerjanya. Hasibuan (2014)
mengemukakan bahwa kepuasan kerja
adalah sikap emosional yang
menyenangkan dan mencintai pekerjaan.
Sikap ini di cerminkan oleh moral kerja,
kedisplinan dan prestasi kerja. Kepuasan
kerja di nikmati dalam pekerjaan, luar
pekerjaan dan kombinasi dalam dan luar
pekerjaan.
Aspek-aspek Kepuasan Kerja
Wexley dan Yukl (2005) menjelaskan
secara umum ada 3 (tiga) teori tentang
kepuasan kerja yaitu :
1. Teori Pertentangan (Discrepancy
Theory). Teori ini dipelopori oleh
Porter (1961) dimana kepuasan ini
diukur dengan menghitung selisih dari
apa yang seharusnya dengan kenyataan
yang ada (dirasakan).
2. Equity Theory. Pendahulu teori ini
adalah Zeleznik (1958) dan
dikembangkan oleh Adams (1963).
Prinsip dari teori ini adalah bahwa puas
atau tidaknya seseorang itu tergantung
pada apakah ia merasakan adanya
keadilan (equity) atau tidak atas suatu
situasi, diperoleh orang dengan cara
membandingkan dirinya dengan orang
lain.
3. Two Factor Theory. Teori ini pertama
kali dikembangkan oleh Hazberg
(1969), Hazberg mempengaruhi sikap
seseorang terhadap pekerjaannya
menjadi dua kelompok yaitu kelompok
satisfiers atau motivator dan kelompok
dissatisfers atau hygiene factors.
a. Satisfiers (memotivator) atau
intrinsic factor, job content dan
motivator, adalah faktor-faktor
atau situasi yang dibuktikan
sebagai sumber kepuasan kerja
terdiri dari : achievement,
recognition, work it self,
responsibility and advancement.
b. Dissatisfiers (hiegiene factor) atau
extrinsic factor, job content adalah
faktor- faktor yang terbukti
menjadi sumber ketidakpuasan
yang terdiri dari : company policy
and administration, supervision
technical salary, interpersonal
relation, working conditing, job
security dan status.
52 CAKRAWALA – Repository IMWI | Volume 2, Nomor 1, April 2019
p-ISSN: 2620-8490; e-ISSN: 2620-8814
Selanjutnya Mangkunegara (2013)
menjelaskan faktor-faktor kepuasan kerja
merupakan aspek-aspek yang di ukur
melalui yaitu :
1. Faktor Pegawai
Faktor-faktor dari pegawai yaitu
kecerdasan (IQ), kecakapan khusus,
umur, jenis kelamin, kondisi fisik,
pendidikan, pengalaman kerja, masa
kerja, kepribadian, emosi, cara berfikir,
persepsi dan sikap kerja.
2. Faktor Pekerjaan
Faktor-faktor pekerjaan yaitu jenis
pekerjaan, sturktur organisasi, pangkat
( golongan), kedudukan, mutu
pengawasan, jaminan finansial,
kesempatan promosi jabatan, interaksi
soisal dan hubungan kerja.
Dimensi Kepuasan Kerja
Menurut Mangkunegara (2014)
mengemukakan bahwa variabel-variabel
yang berhungan kepuasan kerja adalah :
1. Turn Over, Kepuasan kerja lebih tinggi
di hubungkan dengan turn over yang
rendah, sedangkan pegawai-pegawai
yang kurang puas bisanya turn over nya
tinggi.
2. Tingkat ketidakhadiran (absen)
Pegawai-pegawai yang kurang puas
cenderung tingkat ketidakhadiran
tinggi. Mereka sering tidak hadir kerja
dengan alesan yang tidak logis dan
subjektif.
3. Umur, Ada kecenderungan pegawai
yang lebih tua lebih merasa puas dari
pada pegawai yang berumur relatif
muda.
4. Tingkat pekerjaan, Pegawai-pegawai
yang menduduki tingkat pekerjaan
lebih tinggi cenderung lebih puas dari
pada pegawai yang menduduki tingkat
pekerjaan lebih rendah.
5. Ukuran organisasi perusahaan, ukuran
organisasi perusahaan dapat
mempengaruhi kepuasan kerja. Hal ini
karena basar kecil suatu perusahaan
berhubungan pula dengan koordinasi,
komunikasi dan partisifasi pegawai.
Kinerja
Sebuah organisasi memerlukan
manusia sebagai sumber daya pendukung
utama untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Sumber daya manusia yang
berkualitas akan turut memajukan
organisasi sebagai suatu wadah peningkatan
produktivitas kerja. Kedudukan strategis
untuk meningkatkan produktivitas
organisasi adalah karyawan, yaitu individu
- individu yang bekerja pada suatu
organisasi atau perusahaan. Kinerja
merupakan suatu fungsi dari motivasi dan
kemampuan. Untuk menyelesaikan tugas
atau pekerjaan seseorang harus memiliki
tingkat kesediaan dan tingkat kemampuan
tertentu. Hersey and Blanchard, (2004)
menyimpulkan bahwa kinerja adalah
kesediaan dan ketrampilan seseorang
tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan
sesuatu tanpa pemahaman yang jelas
tentang apa yang akan dikerjakan dan
bagaimana mengerjakannya.
Sedarmayanti (2011) pengertian kinerja
(performance) adalah hasil kerja yang dapat
dicapai oleh seseorang atau sekelompok
orang dalam suatu organisasi sesuai dengan
wewenang dan tanggung jawab masing-
masing dalam upaya mencapai tujuan
organisasi yang bersangkutan secara legal
tidak melanggar hukum dan sesuai dengan
moral dan etika. Mangkunegara (2013)
53 CAKRAWALA – Repository IMWI | Volume 2, Nomor 1, April 2019
p-ISSN: 2620-8490; e-ISSN: 2620-8814
bahwa istilah kinerja dari kata job
performance atau actual performance
(prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya
yang dicapai oleh seseorang) yaitu hasil
kerja secara kualitas dan kuantitas yang
dicapai oleh seorang pegawai dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggungjawab yang diberikan padanya.
Faktor – faktor yang mempengaruhi
inerja
Prawirosentono (1999)
mengungkapkan, faktor – faktor kinerja
karyawan yang perlu dinilai antara lain
sebagai berikut :
1) Pengetahuan karyawan tentang
pekerjaan yang menjadi tanggung
jawabnya. Hal ini perlu dinilai karena
akan mempengaruhi efisiensi
pekerjaan administrative pada manajer.
2) Pengetahuan teknis atas pekerjaan yang
menjadi tugas seorang karyawan harus
dinilai, karena hal ini berkaitan dengan
mutu pekerjaan dan kecepatan seorang
karyawan menyelesaikan suatu
pekerjaan yang menjadi tanggung
jawabnya.
3) Ketergantungan kepada orang lain dari
seorang karyawan perlu dinilai, karena
berkaitan dengan kemandirian (self
confidence) seorang dalam
melaksanakan pekerjaannya.
4) Kebijakan (judment) yang bersifat
naluriah yang dimiliki karyawan.
Faktor ini penting karena karyawan
dapat diketahui mempunyai
kemampuan menyesuaikan dan menilai
tugasnya dalam menunjang tujuan
organisasi.
5) Kemampuan karyawan berkomunikasi
baik dengan sesama karyawan.
Pengertian komunikasi disini adalah
kemampuan menerima ataupun
menyampaikan informasi dapat
mempengaruhi kinerjanya, terutama
kinerja kelompok.
6) Kemampuan karyawan bekerjasama
dengan karyawan lainnya. Seorang
karyawan yang tidak dapat
bekerjasama dengan karyawan lain
cenderung mempunyai kinerja tidak
baik, karena bekerja sama
mencerminkan saling percaya antar
teman.
7) Kehadiran dalam rapat disertai dengan
kemampuan menyampaikan gagasan –
gagasan kepada orang lain mempunyai
nilai tersendiri dalam menilai kinerja
seorang karyawan.
8) Kemampuan mengatur pekerjaan yang
menjadi tanggung jawabnya, termasuk
membuat jadwal kerja, umumnya
mempengaruhi kinerja karyawan.
9) Kepemimpinan menjadi faktor yang
harus dinilai dalam menilai kinerja
terutama bagi karyawan yang berbakat
memimpin sekaligus memobilitasi dan
memotivasi teman – temannya untuk
bekerja lebih baik.
10) Minat memperbaiki kemampuan diri
seorang karyawan menjadi faktor lain
untuk menilai kinerja seorang
karyawan
Indikator Kinerja
Indikator kinerja menurut
Mangkunegara (2013) adalah hasil kerja
secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
oleh seseorang pegawai dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Adapun indikator dari kinerja karyawan
54 CAKRAWALA – Repository IMWI | Volume 2, Nomor 1, April 2019
p-ISSN: 2620-8490; e-ISSN: 2620-8814
menurut Mangkunegara (2013) adalah
sebagai berikut:
1) Kualitas kerja adalah seberapa baik
seorang karyawan mengerjakan apa
yang seharusnya dikerjakan.
2) Kuantitas kerja adalah seberapa lama
seorang pegawai bekerja dalam satu
harinya. Kuantitas kerja ini dapat
dilihat dari kecepatan kerja setiap
pegawai itu masing-masing.
3) Pelaksanaan tugas adalah seberapa jauh
karyawan mampu melakukan
pekerjaannya dengan akurat atau tidak
ada kesalahan.
4) Tanggung jawab terhadap pekerjaan
adalah kesadaran akan kewajiban
karyawan untuk melaksanakan
pekerjaan yang diberikan perusahaan.
Sedangkan indikator dari kinerja
karyawan menurut Bernardin (2001) dalam
Sudarmanto (2009) adalah sebagai berikut:
1) Quality, terkait dengan proses atau
hasil mendekati semprna/ ideal dalam
memenuhi maksud atau tujuan.
2) Quantity, terkait dengan satuan jumlah
atau kuantitas yang dihasilkan.
3.Timeliness, terkait dengan waktu
yang diperlukan dalam menyeleseaikan
aktivitas atau menghasilkan produk.
3) Cost Effectiveness, terkait dengan
tingkat penggunaan sumbersumber
organisasi ( orang, uang, material,
teknologi ) dalam mendapatkan hasil
atau pengurangan pemborosan dalam
penggunaan sumber-sumber
organisasi.
4) Need For Supervision, terkait dengan
kemampuan individu dapat
menyelesaikan pekerjaan atau fungsi
pekerjaan tanpa pengawasan dari
pimpinan.
5) Interpersonal Impact, terkait dengan
kemampuan individu dalam
meningkatkan perasaan harga diri,
keinginan baik, dan kerja sama diantara
sesama pekerja adan anak buah.
METODE PENELITIAN
Tahapan-tahapan desain penelitian
yang berurutan sangat dibutuhkan dalam
suatu penelitian dan harus di susun secara
terstruktur supaya lebih memudahkan
penelitian dalam melakukan penelitiannya
dan agar penelitian tersebut bisa
menghasilkan suatu penelitian yang akurat.
Langkah-langkah penelitian tersebut di
desain dalam gambar berikut ini :
.
Gambar 1
Langkah-langkah Penelitian
Sumber : Sugiama (2008)
Populasi dan Sampel Penelitian
Sampel ialah sebagian atau wakil
populasi yang di teliti. Namun sampel untuk
penelitian harus di ambil dari semua
populasi yang ada. Hal ini sebagaimana
dalam teori Arikunto (2013) yang
mengemukakan bahwa jika populasi kurang
dari 100 (seratus) orang, lebih baik semua
populasi tersebut diambil untuk dijadikan
sampel sehingga penelitiannya merupakan
penelitian populasi.
55 CAKRAWALA – Repository IMWI | Volume 2, Nomor 1, April 2019
p-ISSN: 2620-8490; e-ISSN: 2620-8814
Operasionalisasi Variabel
Tabel 2
Operasionalisasi Variabel
VARIABEL
DAN
KONSEP
DIMENSI INDIKATOR
Kepuasan
Kerja (X) Turn over
Tingkat
kepentingan
pribadi
Mangkunegara
(2013)
menyatakan
bahwa
kepuasan kerja
adalah suatu
perasaan yang
menyokong
atau tidak
menyokong
diri pegawai
yang
berhubungan
dengan
pekerjaan
maupun
dengan kondisi
dirinya
Tingkat
ketidakhadiran
Tingkat
kehadiran
Umur
Kesesuaian usia
dengan
pekerjaan
Tingkat
Pekerjaan
Tingkat
peranan dan
kesulitan
pekerjaan
Ukuran
Organisasi
Kordinasi dan
komunikasi
Kinerja
Karyawan (Y)
Kualitas
Tingkat
kesesuaian
dengan kualitas
kerja yang telah
ditentukan.
Mangkunegara
(2013)
menyatakan
kinerja adalah
adalah hasil
kerja secara
kualitas dan
kuantitas yang
dicapai oleh
seseorang
pegawai dalam
melaksanakan
tugasnya
sesuai dengan
tanggung
jawab yang
diberikan
kepadanya.
Hasil kerja
tidak pernah
mengecewakan
perusahaan
Kuantitas
Jumlah hasil
kerja sesuai
dengan yang
telah
ditentukan.
Jumlah hasil
kerja sesuai
tidak
mengecewakan.
Pelaksanaan
tugas
Penyelesaian
tugas sesuai
waktu yang
ditetapkan
Penyelesaian
tugas dapat
lebih cepat
Tanggung
jawab
Tingkat
tanggung jawab
Dapat membagi
waktu dengan
baik
Anlisis Data
Pengujian Validitas Suatu penelitian dikatan valid jika
penelitian tersebut menjalankan fungsi
ukurannya atau memberikan hasil ukur
sesuai dengan makna dan tujuan peneliti
tersebut. Dalam penelitian ini menggunakan
kuesioner sebagai alat ukur, maka
pertanyaan-pertanyaan yang di susun pada
kuesioner merupakan alat ukur yang
menjadi tujuan dalam penelitian. Menurut
Azwar (2014) bahwa validitas mengacu
sejauh mana akurasi suatu tes atau skala
dalam menjalankan fungsi pengukurannya.
Valid tidaknya alat ukur tersebut dapat diuji
dari penjumlahan semua skor pernyataan,
apabila r hitung lebih besar daripada r tabel
(r hitung > r tabel) maka dapat disimpulkan
bahwa alat pengukur tersebut valid..
Pengujian Reliabilitas Uji realibitas menurut Sugiyono (2013)
di lakukan untuk mengetahui seberapa jauh
hasil pengukuran tetap konsisten apabila di
lakukan pengukuan dua kali atau lebih
terhadap gejala yang sama dengan
menggunakan alat ukur sama. Instrumen
yang baik tidak akan bersifat tendensius
mengarahkan reponden untuk memilih
jawaban-jawaban tertentu. Reliabel artinya
dapat di percaya juga dapat di andalkan
sehingga beberapa kali diulangpun hasilnya
akan tetap sama (konsisten). Pengujian
reabilitas dapat dilakukan secara eksternal
(stability/test retest equivalen atau
gabungan keduanya) dan secara internal
(analisis konsisten butir-butir yang ada pada
instrumen). Di dalam penelitian ini
56 CAKRAWALA – Repository IMWI | Volume 2, Nomor 1, April 2019
p-ISSN: 2620-8490; e-ISSN: 2620-8814
pengujian reabilitas dapat dilihat dari nilai
koefesien alpha cronbach s ≥ 0,6 maka
kriteria alat ukur yang digunakan adalah
baik (andal).
Uji Asumsi Klasik
Merupakan persyaratan statistik yang
harus di penuhi pada analisis regresi linear
berganda yang berbasis Ordinary Least
Square ( OLS). Uji ini di lakukan untuk
memperoleh hasil regresi yang dapat di
pertanggung jawabkan dan mempunyai
hasil yang pasti. Uji asumsi kalsik yang
sering di gunakan yaitu uji normalitas.
Menurut Ghozali (2012) Pengujian asumsi
klasik atas data penelitian, dengan
menggunakan 2 (dua) model penguji yaitu :
1. Uji Normalitas
Model rergresi yang baik yaitu yang
memiliki nilai residual yang
terdisribusi normal. Jadi, uji normalitas
bukan di lakukan pada masing-masing
variabel tetapi pada nilai residualnya.
Terdapat dua cara untuk mengetahui
apakah residual berdistribusi normal
atau tidak, yaitu dengan menggunakan
analisis garfik dan uji statistik.
2. Uji Heteroskedastitas
Uji heteroskedastitas ini bertujuan
untuk menguji apakah dalam model
jalur terjadi ketidaksamaan varian dari
residual suatu pengamatan yang lain.
Uji heteroskedastitas dalam peneliti ini
di majsudkan agar prisnsip BLUE
(Best, Linier, Unbias, Estimator) dapat
terpenuhi. Model yang baik yaitu
homokedastitas atau yang tidak
heterokedastitas. Jika nilai probabilitas
≥ nilai alpa nya (0,05), maka dapat di
simpulkan model pengujian
kompensasi dan kepuasan kerja
pegawai tidak mengandung situasi
heterokedastisitas. Pengujian situasi
heterokedastitas juga di lakukan
dengan pendekatan grafik.
Teknik Analisis Data
Analisis Regresi Sederhana
Menurut Kurniawan mengemukakan
bahwa Regresin Sederhana di dasarkan
pada hubungan fungsional ataupun kausal
antara satu variabel independen dengan satu
variabel independen. Persamaan umum
regresi linier sederhana yaitu :
Di mana :
Y = Subyek dalam variabel dependen
yang di predisikan
a = Konstanta
b = Koefisien Regresi
X = Variabel Independen
Uji T Hitung (Uji Koefiensi Regresi
Secara Parsial)
Menganalisis hipotesis kepuasan kerja
(X) terhadap kinerja karyawan (Y) secara
parsial menggunakan Uji t. Pada dasarnya,
uji t digunakan untuk menunjukkan
seberapa jauh pengaruh satu variabel
independen secara parsial dalam
menerangkan variasi variabel dependen
(Ghozali, 2013).
Rumusan hipotesis operasional secara
parsial (βYZ)
Ho : βYZ = 0, Tidak terdapat pengaruh
Kepuasan Kerja terhadap Kinerja
Karyawan.
Y = a + bX
57 CAKRAWALA – Repository IMWI | Volume 2, Nomor 1, April 2019
p-ISSN: 2620-8490; e-ISSN: 2620-8814
Ha : βYZ ≠ 0, Terdapat pengaruh Kepuasan
Kerja terhadap Kinerja Karyawan.
Kriteria pengujian :
Tolak Ho jika thitung ≤ ttabel
Terima Ha jika thitung ≥ ttabel
Koefisien Determinasi
Ghozali menyatakan bahwa analisis
koefisien determinasi (R2) dalam regersi
linear berganda di gunakan untuk mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel dependen.
Nilai koefiensi determinasi merupakan
antara nol atau satu. Jika R2 sama dengan
nol, maka tidak ada sedikitpun persentase
sumbangan pengaruh yang di berikan
variabel independen terhadap variabel
dependen. Nilai R2 yang kecil berarti
kemampuan variabel-variabel independen
dalam menejelaskan variasi variabel
dependen begitu terbatas dan sebaliknya,
nilai yang mendekati atau sama dengan 1
berarti sumbangan pengaruh yang di
berikan variabel-variabel independen
terhadap variabel dependen maka sempurna
dan memberikan informasi yang di
butuhkan.
.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Validitas
Hasil uji validitas dari setiap butir soal
ditetapkan berdasarkan perbandingan
antara r hitung dengan r tabel. Item soal
dinyatakan valid ketika diperoleh r hitung ≥ r
tabel. Diketahui r tabel = untuk jumlah sampel
n = 25 pada α = 0,05 adalah 0.380.
Selanjutnya dapat ditetapkan bahwa butir
soal dinyatakan valid jika diperoleh r hitung ≥
0.380.
Tabel 3
Validitas Variabel Kepuasan Kerja
r
Hitung
r
Tabel Ket
Kepuasan_1 Pearson Correlation
,572* ,380 Valid
Kepuasan_2 Pearson Correlation
,867* ,380 Valid
Kepuasan_3 Pearson Correlation
,750* ,380 Valid
Kepuasan_4 Pearson Correlation
,405* ,380 Valid
Kepuasan_5 Pearson Correlation
,726* ,380 Valid
Kepuasan_6 Pearson Correlation
,599* ,380 Valid
Kepuasan_7 Pearson Correlation
,439* ,380 Valid
Kepuasan_8 Pearson Correlation
,405* ,380 Valid
Kepuasan_9 Pearson Correlation
,767* ,380 Valid
Kepuasan_10 Pearson Correlation
,676* ,380 Valid
*. Correlation is significant at
the 0.05 level (2-tailed). Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2018
Tabel 4
Validitas Variabel Kinerja Karyawan
r
Hitung
r
Tabel Ket
Kinerja_1 Pearson
Correlation ,812* ,380 Valid
Kinerja_2 Pearson Correlation
,525* ,380 Valid
Kinerja_3 Pearson
Correlation ,621* ,380 Valid
Kinerja_4 Pearson
Correlation ,476* ,380 Valid
Kinerja_5 Pearson
Correlation ,551* ,380 Valid
Kinerja_6 Pearson Correlation
,410* ,380 Valid
Kinerja_7 Pearson
Correlation ,779* ,380 Valid
Kinerja_8 Pearson
Correlation ,702* ,380 Valid
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2018
58 CAKRAWALA – Repository IMWI | Volume 2, Nomor 1, April 2019
p-ISSN: 2620-8490; e-ISSN: 2620-8814
Tabel 3 dan 4 di atas dapat diketahui
bahwa semuanya item kuesioner valid
untuk variabel kepuasan kerja dengan
nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel
= 0,380 ( r hitung > 0,380) untuk jumlah
sampel sebanyak 25 reponden.
Uji Reliabilitas
Reliabilitas atau keandalan suatu
pengukuran menunjukan sejauh mana
pengukuran tersebut tanpa bias (bebas dari
kesalahan) dan karena itu menjamin
pengukuran yang konsisten lintas waktu
dan lintas beragam item dalam instrument.
Uji realiabilitas dilakukan dengan
menggunakan metode digunakan adalah
menggunakan batas nilai Alpha 0,6.
Nunnally dalam Imam Ghozali mengatakan
bahwa suatu konstruk atau variabel
dikatakan reliable jika memberikan nilai
Cronbach Alpha > 0,60.
Tabel 5
Reliabilitas Variabel Kepuasan Kerja
Cronbach's
Alpha
N of
Items
,806 10
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2018
Tabel 6
Reliabilitas Variabel Kinerja Karyawan
Cronbach's
Alpha
N of
Items
,736 8
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2018
Tabel 5 dan 6 di atas, memperlihatkan
hasil uji reliabilitas dari 2 variabel, dengan
nilai cronbach alpha dari variabel kepuasan
kerja (X) adalah 0,806, artinya dapat
diterima. Variabel kinerja karyawan (Y)
yang memiliki nilai hitung cronbach alpha
0,736 juga bisa diterima. Output
perhitungan yang dihasilkan menunjukkan
bahwa semua nilai cronbach alpha dari
kedua variabel sudah memasuki kondisi
reliabel.
Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas
Hasil dari output pengujian normalitas
dengan Kolmogorov Smirnov dapat dilihat
pada tabel 7.
Sumber : Hasil Pengolahan Data. 2018
Berdasarkan tabel 7 diatas diperoleh
nilai Asymp. Sig. (2-tailed) variabel
kepuasan kerja > 0,05 ( 0,114 > 0,005) dan
nilai Asymp. Sig. (2-tailed) variabel kinerja
karyawan lebih besar dari 0,05 ( 0,169 >
0,05). Hal tersebut di atas menunjukkan
bahwa data sampel berdistribusi secara
normal. Sehingga dapat digunakan sebagai
pertimbangan analisis data.
Tabel 7
One-Sample Kolmogorov-Smirnov
Test
Kepuasan Kerja
Kinerja Karyawan
N 25 25
Normal Parametersa,
b
Mean 36,6800 30,8000
Std. Deviation
4,27902 3,17543
Most Extreme Differences
Absolute ,197 ,167
Positive ,099 ,157
Negative -,197 -,167
Test Statistic ,197 ,167
Asymp. Sig. (2-tailed) ,114c ,169c
a. Test distribution is Normal.
59 CAKRAWALA – Repository IMWI | Volume 2, Nomor 1, April 2019
p-ISSN: 2620-8490; e-ISSN: 2620-8814
Uji normalitas juga dapat dilihat
dengan memperhatikan hasil hitungan pada
grafik P-plot sebagai berikut :
Grafik 2
P-plot Dependent Variabel Kinerja
Sumber : Hasil Pengolahan Data. 2018
Pada grafik P-plot terlihat data
menyebar di sekitar garis diagonal pada
koordinat kiri bawah (0,0 : 0,0) menuju
koordinat kanan atas (1,0 : 1,0) dan
mengikuti garis histograf menuju pola
distribusi normal maka variabel dependen
Y ( kinerja karyawan ) memenuhi asumsi
normalitas.
Uji Heterokedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan
menguji apakah dalam regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual suatu
pengamatan ke pengamatan yang lain.
Untuk menguji heteroskedastisitas
menunjukkan variabel dapat disimpulkan
tidak mengandung adanya
heterokedastisitas. Uji Heterokedastisitas
juga dapat dilihat pada grafik scatterplot.
Grafik 3
Scatterplot Dependent Variabel Kinerja
Sumber : Hasil Pengolahan Data. 2018
Uji Hipotesis
Uji Analisis Regresi Linier
Hasil analisis regresi linear
memperoleh model regresi sebagai berikut :
Tabel 8
Analisis Regresi Linear
a. Dependent Variable: Kinerja_Karyawan
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2018
Persamaan regresi linear dapat dilihat
pada tabel 8 di atas. Berdasarkan analisis
dengan diperoleh hasil persamaan regresi
sebagai berikut:
Y = 13.071 + 0.483X
Persamaan regresi tersebut mempunyai
makna sebagai berikut:
1. Konstanta = 13.071
60 CAKRAWALA – Repository IMWI | Volume 2, Nomor 1, April 2019
p-ISSN: 2620-8490; e-ISSN: 2620-8814
Jika variabel kepuasan kerja memiliki
nilai (=) sama dengan nol, maka
variabel kinerja karyawan adalah
13.071
2. Koefisien X = 0.483
Jika variabel kepuasan kerja
mengalami kenaikan sebesar satu
tingkat, maka akan menyebabkan
kenaikan kinerja karyawan sebesar
0.483
Uji t
. Uji t dilakukan untuk mengetahui
apakah secara individual (parsial) variabel
independen mempengaruhi variabel
dependen secara signifikan atau tidak. Hasil
dapat dilihat pada tabel 9
Tabel 9
Uji t
b. Dependent Variable: Kinerja_Karyawan
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2018
Berdasarkan ringkasan uji t seperti
yang dikemukakan pada tabel di Hasil
pengujian statistik pada variabel X
kepuasan kerja diperoleh nilai t hitung
4,117 > 1,713 dengan tingkat signifikansi
0,000. Karena mempunyai nilai signifikansi
0,000 < 0.05 maka Ho ditolak dan Ha
diterima. Hal ini menunjukan bahwa secara
parsial bahwa : variabel kepuasan kerja
berpengaruh positif signifikan terhadap
variabel employee performace.
Koefisien Determinasi (R²)
Koefisien determinasi digunakan untuk
mengukur seberapa besar pengaruh
variabel Independen terhadap variabel
dependen. Hasil dapat dilihat pada tabel 10.
Tabel 4.11
Koefisien Determinasi (R²)
Mode
l R
R
Square
Adjusted
R Square
Std.
Error of
the
Estimate
1 ,651a ,424 ,399 2,46134
a. Predictors: (Constant), Kepuasan_Kerja
b. Dependent Variable: Kinerja_Karyawan
Pada tabel di atas diperoleh nilai
Adjusted R² = 0.424 = 42,4%, hal ini berarti
variabel kepuasan kerja mempengaruhi
variabel kinerja karyawan sebesar 42,4%,
dan sisanya 57,6% dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak masuk dalam
penelitian ini.
Pembahasan Penelitian
Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan
Pendapat Prawirosentoso (1999),
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
karyawan adalah sebagai berikut:
1. Efektifitas dan Efisiensi
Dalam hubungannya dengan kinerja
organisasi, maka ukuran baik buruknya
kinerja diukur oleh efektivitas dan
efisiensi. Masalahnya adalah
bagaimana proses terjadinya efektivitas
dan efisiensi organisasi. Dikatakan
efektif bila mencapai tujuan, dikataka
efisien apabila hal itu memuaskan
sebagai pendorong mencapai tujuan,
terlepas apakah efektif atau tidak.
61 CAKRAWALA – Repository IMWI | Volume 2, Nomor 1, April 2019
p-ISSN: 2620-8490; e-ISSN: 2620-8814
Artinya, efektivitas dari kelompok
(organisasi) adalah tujuan kelompok
tersebut dapat dicapai sesuai dengan
kebutuhan yang direncanakan.
Sedangkan efisien berkaitan dengan
jumlah pengorbanan yang dikeluarkan
dalam upaya mencapai tujuan
organisasi. Agar tercapai tujuan yang
diinginkan organisasi, salah satu yang
perlu mendpat perhatian adalah hal
yang berkaitan dengan wewenang dan
tanggung jawab para peserta yang
mendukung organisasi tersebut.
b. Otoritas dan Tanggung Jawab
Dalam organisasi yang baik wewenang
dan tanggung jawab telah
didelegasikan dengan baik, tanpa
adanya tumpang-tindih tugas. Masing-
masing karyawan jawab dalam rangka
mencapai tujuan organisasi. Kejelasan
wewenang dan tanggung jawab setiap
orang dalam suatu organisasi akan
mendukung kinerja karyawan tersebut.
Kinerja karyawan akan dapat terwujud
apabila karyawan mempunyai
komitmen dengan organisasinya dan
ditunjang dengan disiplin kerja yang
tinggi.
c. Disiplin
Secara umum disiplin menunjukkan
suatu kondisi atau sikap hormat yang
ada pada diri karyawan terhadap
peraturan dan ketetapan perusahaan.
Disiplin meliputi ketaatan dan hormat
terhadap perjanjian yang dibuat antara
perusahaan dan karyawan. Dengan
demikian, bila peratuan atau ketetapan
yang ada dalam perusahaan diabaikan
atau sering dilanggar, maka karyawan
mempunyai disiplin yang buruk.
Sebaliknya, bila karyawan tunduk pada
ketetapan perusahaan, menggambarkan
adanya kondisi disiplin yang baik.
d. Inisiatif
Inisiatif seseorang berkaitan dengan
daya pikir, kreatifitas dalam bentuk ide
untuk merencanakan sesuatu yang
berkaitan dengan tujuan organisasi.
Setiap inisiatif sebaliknya mendapat
perhatian atau tanggapan positif dari
atasan, kalau memang dia atasan yang
baik.
Hasil pengujian dan analisis yang telah
dilakukan pada penelitian ini dapat
diketahui bahwa variabel bebas kepuasan
kerja yang digunakan berpengaruh terhadap
kinerja karyawan. Kreitner dan Kinicki
(2005)menyatakan kinerja karyawa adalah
suatu efektifitas atau respon emosional
terhadap aspek pekerjaan. Hal itu
menunjukan bahwa kinerja karyawan
dipengaruhi kepuasan kerja Hasil penelitian
ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
Garry Surya Changgriawan (2017) yang
menunjukkan adanya pengaruh positif atas
variabel independen kepuasan kerja
terhadap variabel dependen kinerja
karyawan.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai
pengaruh kepuasan kerja terhadap Kinerja
Karyawan pada PT. Glostar Indonesia 2
Sukabumi, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Variabel Independen Kepuasan Kerja
yang memiliki 5( lima dimensi) :
a. Turn Over (Pergantian)
b. Level of absence (Tingkat
ketidakhadiran (absen) karyawan)
c. Age (Umur)
62 CAKRAWALA – Repository IMWI | Volume 2, Nomor 1, April 2019
p-ISSN: 2620-8490; e-ISSN: 2620-8814
d. Level of work (Tingkat pekerjaan)
e. The size of the organization (
Ukuran organisasi perusahaan )
Setelah diproses dalam uji intrumen, uji
asumsi klasik dan uji hipotesis
menunjukkan bahwa kepuasan kerja
berpengaruh secara signifikan terhadap
kinerja karyawan.
2. Variabel kepuasan kerja mendorong
kinerja karyawan, hal itu dapat dilihat
dari besaran hasil uji. Akan tetapi
terdapat beberapa indikator yang
berada pada katagori kurang baik yaitu
dalam hal kuantitas, hal ini
menandakan bahwa karyawan PT.
Glostar Indonesia 2 Departemen
Gudang Sukabumi harus lebih
meningkatkan masing-masing
indikator kinerja karya terutama dalam
hal kualitas dalam pencapaian lama
kerja dan kuantitas dari segi
pencapaian target bekerja.
Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas
diperoleh pengaruh yang positif dan
signifikan antara kepuasan kerja dan kinerja
karyawan PT. Glostar Indonesia 2
Departemen Gudang Sukabumi. Ada
beberapa manfaat yang dapat diambil oleh
peneliti dan oleh perusahaan.
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini memperkaya bukti
empiris hubungan kepuasan kerja
terhadap kerja kinerja karyawan,
khususnya di PT Glostar Indonesia 2,
Departemen Gudang. Hal ini dapat
dijadikan sebagai referensi untuk
mahasiswa atau akademisi untuk
menambah khasanah pengetahuan
dibidang yang relevan. Bagi peneliti ini
mendorong untuk melakukan
penelitian lebih dalam lagi, untuk
mendapatkan pengetahuan yang lebih
dalam lagi di bidang ini.
2. Manfaat Parktis
Untuk memberikan pemahaman
kepada perusahaan PT Glostar
Indonesia 2 arti penting dari kepuasan
kerja bagi seorang karyawan untuk
tetap bertahan serta meningkatkan
kualitas kerjanya.
a. Perusahaan perlu meninjau
kembali cara rekrutmen agar hanya
meneriman calon karyawan yang
memiliki komitmen pada
perusahaan. Berdasarkan hasil
penelitian menunjukkan bahwa
turn over memberikan petunjuk
bahwa cara rekrutmen harus
diperbaiki untuk meningkatkan
kualitas karyawan yang diterima.
b. Perusahaan harus secara
berkesinambungan mengadakan
penilaian kinerja karyawan, baik
untuk pimpinan dan staf supaya
bisa meningkatkan kualitas dan
kuantitas kerja para karyawan,
sehingga karyawan cenderung
produktif dan dapat berkontribusi
dengan stabil bagi perusahaan.
c. Perusahaan dapat melakukan
penelitian lanjutan dalam rangka
menyempurnakan penelitian ini
agar dapat mengetahui faktor
lainnya uang mendukung
kepuasan kerja, misalnya
kepemimpinan, komitmen dan
lainnya yang berkaitan dengan
bidang sumber daya manusia.
63 CAKRAWALA – Repository IMWI | Volume 2, Nomor 1, April 2019
p-ISSN: 2620-8490; e-ISSN: 2620-8814
DAFTAR PUSTAKA
Agus Martowardoyo. (2017). Membangun
Kesadaran dan Kepedulian Sukarela
Wajib Pajak.
Arikunto. (2013). Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
As’ad, M. (2008). Psikologi industri.
Yogyakarta : Yogyakarta Lyberty.
Azwar, Saifuddin. (2014). Reabilitas dan
validitas. edisi 4. Yogyakarta. Pustaka
pelajar
Bob Nelson. (1998). 1001 Cara
Menghargai Karyawan. Jakarta.
Pustaka Delapratasa.
Budiyono. (2009). Statistika untuk
Penelitian. Surakarta: Sebelas Maret
University Press.
BPS. (2018)
Emron, Yohny, dan Imas. (2016).
Manajemen Sumber Daya Manusia.
Bandung: ALFABETA.
Endang, Maria, dan Edward. (2016).
Analisis Pengaruh Gaya
Kepemimpinan, Motivasi, Kualitas
Kehidupan Kerja terhadap Kinerja
Karyawan.
Garry Surya Changgriawan (2017).
Pengaruh Kepuasan Kerja Dan
Motivasi Kerja Tehdapap Kinerja
Keryawan Di One Way Production.
AGORA Vol. 5, No. 3,
Sugiama, Gima (2008). Metode Riset Bisnis
dan Manajemen. Bandung: Guardaya
Intimarta
George dan Jones. (2005). Understanding
and Managing Organizational
Behavior. New Jersey: Upper Saddle
River.
Ghozali, I. (2012). Aplikasi Analisis
Multivariate dengan program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
Gunawan, Iman. 2013. Metode Penelitiaan
Kualitatif : Teori dan Pratilik. Jakarta:
Bumi Aksara.
Hale, Judith. (2012). Performance – Based
Certification How to Design a Valid,
Defensible, Cost Effective Program (
Second Edition ). United States of
Amerika : Pfeiffer
Handoko, T. Hani. (2008). Manajemen
Personalia dan Sumber Daya Manusia.
Liberty: Yogyakarta
Hasibuan, Malayu. S.P. (2014). Manajemen
Sumber Daya Manusia (EdisiRevisi).
Jakarta BumiAksara.
Hartatik, I. P. (2014). Buku Praktis
Mengembangkan SDM. Yogyakarta:
Laksana.
Hersey and Blanchard. (2011) Management
Of Organizational Behavior Utilizing
Human Resources. New Jersey.
Prentice Hall.
Indriantoro, Nur. dan Supomo, Bambang.
(2013). Metodologi Penelitian Bisnis
Untuk Akuntansi & Manajemen.
Yogyakarta. BPFE
Istijanto. (2005). Riset Sumber Daya
Manusia. PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
Kemenperin. (2018).
Kerlinger. (2006). Asas-Asas Penelitian
Behaviour. Edisi 3, Cetakan 7.
Yogyakarta: Gadjah Mada Universty
Pres
Komalasari, Gantina., Eka Wahyuni., dan
Karsih. (2011). Teori dan Teknik
Konseling. Jakarta: Indeks.
Kreitner, Robert dan Kinicki, Angelo.
(2005). Perilaku Organisasi. Buku 1
dan 2, Jakarta : Salemba Empat.
64 CAKRAWALA – Repository IMWI | Volume 2, Nomor 1, April 2019
p-ISSN: 2620-8490; e-ISSN: 2620-8814
Mangkunegara AA. Anwar Prabu (2013).
Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan. Bandung. Bandung.
Nawawi. (2011). Manajemen Sumber Daya
Manusia, Untuk Bisnis Yang
Kompetitif. Jogjakarta. Gadjah Mada
University Press
Narimawati, Umi. (2010). Metodologi
Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif :
Toeri dan Aplikasi. Bandung. Alfabeta.
Panggabean, M. S. (2002). Manajemen
Sumber Daya Manusia. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Rakhmat, Jalaluddin, (2004). Metode
Penelitian komunikasi : Di lengkapi
Contoh Analisis Statistik, Bandung PT
Remaja Rosdakarya
Robert Kurniawan. (2016). Analisis
Regresi. Jakarta. Prenada Media
Prawirosentono. (1999). Kebijakan Kinerja
Karyawan. Yogyakarta: BPFE.
PT. Glostar Indoensia 2. (2018). Laporan
Data Karyawan. Turn Over dan
Kehadairan. Departemen Gudang.
Rivai, & Basri. (2005). Performance
Appraisal : Sistem yang tepat untuk
menilai kinerja karyawan dan
meningkatkan daya saing perusahaan.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Riza Ovita Risqi, Mirwan Ushada, dan
Wahyu Supartono (2015). Analisis
Pengaruh Kepuasan Terhadap Kinerja
Karyawan Dengan Pendekatan Kansei
Enginnering Perusahaan XYZ.
AGRITECH, Vol. 35, No. 1, Februari.
Robbins. (2006). Perilaku Organisasi.
Jakarta: Indeks , Kelompok Gramedia.
Suad, H. (2004). Teori Pengembangan
Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Sedarmayanti. (2011). Manajemen Sumber
Daya Manusia. Reformasi Birokrasi
dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil.
Cetakan Kelima. Bandung. PT Refika
Aditama.
Sudarmanto. (2014). Kinerja dan
Pengembangan Kompetensi SDM.
Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Sugiyono (2010). Statistik untuk
Pendidikan. Bandung. Alfabeta,
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian
Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D. Bandung:
ALFABETA.
Sugiyono. (2016). Statistika Untuk
Penelitian. Bandung: ALFABETA.
Sopiah. (2008). Perilaku Organisasi.
Jogjakarta : Andi
Undang-undang No. 17 tahun 2007.
Tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional (RPJPN)
2005-2025.
Usman Effendi. (2014). Asas Manajemen.
Jakarta. PT RajaGrafindo Persada.
Wexley KN, & Yukl GA. (2005). Perilaku
organisasi dan psikologi personalia,
Jakarta: Bina Aksara.
Wibowo. (2014). Manajemen Kinerja.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Yunus, H. S. (2010). Metodologi Penelitian
Wilayah Kontemporer. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Garry Surya Changgriawan (2017).
Pengaruh Kepuasan Kerja Dan
Motivasi Kerja Tehdapap Kinerja
Keryawan Di One Way Production.
Iva Chandraningtyas, M. Al. Musadieq, dan
Hamidah Nayati Utami (2015).
Pengruh Kepuasan Kerja Dan
Motivasi Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan Melalui Komitmen
Organisasional.
65 CAKRAWALA – Repository IMWI | Volume 2, Nomor 1, April 2019
p-ISSN: 2620-8490; e-ISSN: 2620-8814
Kamala Saranya. (2014). Influence of Job
Satisfaction on Employees’
Performance – A general Perspective.
Riza Ovita Risqi, Mirwan Ushada, dan
Wahyu Supartono (2015). Analisis
Pengaruh Kepuasan Terhadap Kinerja
Karyawan Dengan Pendekatan Kansei
Enginnering Perusahaan XYZ.
Rosseleny dan Ratna, A. (2012). Pengaruh
Kompensasi Finansial dan Non-
Finansial terhadap Kinerja karyawan
di PT Taspen (Persero) cabang
Malang.
Theresa Ifeyinwa Ndulue dan Henry
Chinonso Ekechukwu. (2016). Impact
Of Job Satisfaction On employess
Performance : A Study Of Nigerian
Breweries PLC Kaduna State Branch
Nigeria.
Wanda Febriyana (2015). Pengaruh
Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan PT. Kabepe Chakra.
Indonesia-Invesment. (2018). Pertumbuhan
Investasi Indonesia.