HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN...

121
HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI, SELF EFFICACY DENGAN PENERAPAN PERAN PERAWAT SEBAGAI HEALTH EDUCATOR DI RUANG RAWAT INAP RSUD KAB. WAJO CORRELATION OF KNOWLEDGE, MOTIVATION AND SELF EFFICACY WITH IMPLEMENTATION OF NURSE’S ROLE AS HEALTH EDUCATION IN WARD OF WAJO REGENCY GENERAL HOSPITAL Oleh Z A I N A B P4200212014 PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2014

Transcript of HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN...

Page 1: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

HASIL PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI, SELF EFFICACY DENGAN

PENERAPAN PERAN PERAWAT SEBAGAI HEALTH EDUCATOR DI RUANG RAWAT INAP RSUD KAB. WAJO

CORRELATION OF KNOWLEDGE, MOTIVATION AND SELF EFFICACY WITH

IMPLEMENTATION OF NURSE’S ROLE AS HEALTH EDUCATION

IN WARD OF WAJO REGENCY GENERAL HOSPITAL

Oleh

Z A I N A B P4200212014

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2014

Page 2: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI, SELF EFFICACY DENGAN

PENERAPAN PERAN PERAWAT SEBAGAI HEALTH EDUCATOR DI RUANG RAWAT INAP RSUD KAB. WAJO

Tesis

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Magister

Program Studi

Magister Ilmu Keperawatan

Disusun dan diajukan oleh

Z A I N A B P4200212014

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2014

Page 3: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : ZAINAB

Nomor Pokok : P4200212014

Program Studi : Magister Ilmu Keperawatan

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang saya tulis ini benar-benar

merupakan hasilkarya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau

pemikiran orang lain. Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa

sebagian atau keseluruhan tesis ini karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi atas perbuatan tersebut.

Makassar, Agustus 2014

Yang Menyatakan

Zainab

Page 4: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulisan tesis ini dapat terselesaikan dengan baik. Selama

penulisan tesis penulis tidak terlepas dari berbagai hambatan, namun berkat bimbingan,

bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak baik secara moril maupun materil sehingga

penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Oleh karena itu dengan kerendahan hati,

perkenankan penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Ir. Mursalim, M.Sc, selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas

Hasanuddin.

2. Prof. dr. Irawan Yusuf, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas

Hasanuddin.

3. Dr. Ariyanti Saleh, S.Kp, M.Kes, selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu

Keperawatan FK. Unhas . dan selaku pembimbing I yang telah meberikan banyak

masukan dan motivasi.

4. Dr.dr.Irfan Idris, M.Kes, sebagai pembimbing II atas bantuan, bimbingan, arahan,

koreksi dan saran sehingga tesis ini dapat diselesaikan

5. Prof.dr.Budu,Ph.D.,Sp.M(K).,M.MedEd, Prof.Dr.dr.Suryani As’ad,M.Sc. dan

Dr.Werna Nontji,S.Kp.,M.Kep. sebagai tim penguji atas segala masukan dan kritikan

membangun yang diberikan pada penulis.

6. H. Muh. Amin Saleh, S.SiT,M.Pd selaku kepala UPTD Akper Pemda Wajo.

Page 5: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

7. Dr. Baso Rahmanuddin, M.Kes selaku direktur RSUD Kab. Wajo beserta jajarannya

yang telah memberikan penulis kesempatan untuk melakukan penelitian di Rumah

Sakit ini.

8. Hapsa,S.Kep,Ns.,M.Kep sebagai pembimbing pendamping yang telah banyak

meluangkan waktu, saran dan memberikan ilmu serta saran demi perbaikan

penelitian ini.

9. Kepada Bunda Hj. Soli dan Bunda Hj. Rukmini terima kasih atas cinta kasih dan

doa yang selalu diberikan.

10. Kepada suamiku Muh.Ichsan, ST dan kedua ananda tercinta; Tsabita Mustafisah

dan Qotrunnada Salsabila atas cinta, dukungan moril dan materil serta doanya.

11. Rekanku Nurliati, Rosnania, Muliana, Indra dan rekan-rekan Angkatan III PSMIK

yang sering meluangkan waktunya untuk berdiskusi.

Penulis menyadari akan berbagai keterbatasan dan kekurangan dalam

penyusunan tesis ini, oleh sebab itu segala kritikan dan saran yang sifatnya

membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan tesis ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Wassalam.

Makassar, Agustus 2014

Peneliti

Z a i n a b

Page 6: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

ABSTRAK

ZAINAB. Hubungan Pengetahuan, Motivasi, Self Efficacy dengan Penerapan Peran Perawat Sebagai Health Educator di Ruang Rawat Inap RSUD Kab. Wajo. (dibimbing oleh Ariyanti Saleh dan Irfan Idris).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan, motivasi, self efficacy dengan penerapan peran perawat sebagai health educator di ruang rawat inap RSUD Kab. Wajo.

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 Juli s/d 24 Juli 2014. Pengambilan sampel menggunakan metode deskriptif dengan rancangan cross-sectional dengan jumlah

sampel sebanyak 81 perawat.

Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar pengetahuan dengan penerapan peran perawat sebagai health educator ( α = 0,007) , ada hubungan antar motivasi dengan penerapan peran perawat sebagai health educator ( α = 0,002), dan ada hubungan antara self efficacy dengan penerapan peran perawat sebagai health educator ( α = 0,000).

Kata Kunci : Health Educator, Pengetahuan, Motivasi, self efficacy

Page 7: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

ABSTRACT

ZAINAB. Relationship between Knowledge, Motivation Self-Efficacy and Nurses’ Role Application as Health Education In Long Stay Ward Of Regional General Hospital of Wajo Regency (Supervised by Ariyanti Saleh and Irfan Idris) The research aimed to investigate the relationship between the Knowledge, Motivation Self-Efficacy and Nurses’ Role Application as Health Education In Long Stay Ward Of Regional General Hospital of Wajo Regency. The research was carried out from July 11th to July 24 th, 2014. Samples were taken using the descriptive method with the cross sectional design. The samples were as many as 81 nurses. The data were analysed using the qualitative descriptive method. The research result using chi-Square test indicates that there is the Relationship between the knowledge and Nurses’ Role Application as Health Educators (α = 0.007), there is the relationship between motivation and the nurses role application as the health educators (α = 0.002), and there is the relationship between the self-efficacy and the nurses’ role application as the health educators (α = 0.000)

Key -words : Health Educator, Knowledge, Motivation And Self- Efficacy

Page 8: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL……………………….…………………………… i

LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………… ii

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS.…………………………………. iii

KATA PENGANTAR…………………………………………………. iV

ABSTRAK ……………………….…….………………………………. vi

DAFTAR ISI………………….………………………………………… viii

DAFTAR TABEL………………………………..……………………... x

DAFTAR GAMBAR…. ……………………….………………………… xi

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………... xii

BAB I PENDAHULUAN……………...………………………………… 1

A. Latar Belakang……………………………………………. 1

B. Rumusan Masalah………..……………………………… 6

C. Tujuan Penelitian……………………………………........ 7

D. Manfaat…………………………………………………… 8

E. Ruang Lingkup/Batasan Penelitian……………………. 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA……………..………………………….. 10

A. Peran Perawat………………...…………………………..

B. Peran Perawat Sebagai Health Educator……….…….

C. Pengetahuan………………………………………………

D. Motivasi….………………………….………………………

E. Self Efficacy……………..…………………. ………….....

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS ………….

A. Kerangka Konseptual…..……………………………….

10

13

24

30

45

58

Page 9: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

B. Hipotesis Penelitian……...………………….……………

58

59

C. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif………..........

BAB IV METODE PENELITIAN………………………………………

A. Desain Penelitian………………………..........................

B. Tempat dan Waktu Penelitian.......................................

C. Populasi dan Sampel……… ……………………………

D. Alur Penelitian…………………….………………………

59

61

61

61

61

64

E. Instrumen Pengumpulan Data….………………………. 65

F. Analisa Data………………………………………………. 66

G. Etika Penelitian…………………………………………… 68

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHSAN………………… 70

A. Hasil Penelitian…..…………………………………...... 70

B. Pembahasan…………................................................

C. Keterbatasan Penelitian…………………………………

79

86

BAB VI PENUTUP ……………………………………………........... 87

A. Kesimpulan………….. …………………………………. 87

B. Saran…..………………………………………………….. 88

Daftar Pustaka…………………………………………………………… 90

Lampiran………………………………………………………………… 92

Page 10: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Distribusi Karakteristik responden di Ruang Rawat

Inap RSUD Kabupaten Wajo Tahun 2014

71

Tabel 5.2 Distribusi Variabel yang diteliti di Ruang Rawat Inap

RSUD Kabupaten Wajo Tahun 2014

72

Tabel 5.3 Distribusi pengetahuan menurut responden di

Ruang Rawat Inap RSUD Kabupaten Wajo Tahun

2014

73

Tabel 5.4 Distribusi motivasi menurut responden di Ruang

Rawat Inap RSUD Kabupaten Wajo Tahun 2014

74

Tabel 5.5 Distribusi self efficacy menurut responden di Ruang Rawat Inap RSUD Kabupaten Wajo Tahun 2014

75

Tabel 5.6 Distribusi hasil observasi pengetahuan menurut

responden di Ruang Rawat Inap RSUD Kabupaten

Wajo Tahun 2014

76

Tabel 5.7 Distribusi hasil observasi motivasi menurut

responden di Ruang Rawat Inap RSUD Kabupaten

Wajo Tahun 2014

77

Tabel 5.8 Distribusi hasil observasi self efficacy menurut responden di Ruang Rawat Inap RSUD Kabupaten Wajo Tahun 2014

78

Page 11: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka Teori…………….…………………………… 57

Gambar 2 Kerangka Konseptual Penelitian…………………… 58

Gambar 3 Skema Alur Penelitian….…………………………… 64

Page 12: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

DAFTAR LAMPIRAN

1 Lembar Permintaan Menjadi Responden

2 Lembar Persetujuan Menjadi Responden

3 Lembar Kuesioner Penelitian

4 Lembar Master Tabel

5 Lembar Hasil SPSS

6 Lembar Permohonan Izin Penelitian

7 Lembar Rekomendasi Persetujuan Etik

8 Lembar Surat Keterangan Selesai Meneliti

9 Lembar Biodata Peneliti

Page 13: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perawat adalah profesi kesehatan yang berfokus pada individu, keluarga dan

masyarakat sehingga mereka bisa mencapai, mempertahankan atau memulihkan

kesehatan yang optimal dan kualitas hidup sampai pada kematian, World Health

Organisation (WHO, 1992). Sedangkan peran perawat menurut Liweri (2002) adalah

tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai dengan

kedudukannya dalam suatu sistem. Ketika seseorang menjalankan perannya,

seseorang diharapkan memiliki pemahaman dasar yang diperlukan mengenai prinsip,

dalam menjalankan tanggung jawab secara efisien dan efektif dalam suatu sistem

tertentu (Bastable, 2002). Perawat dalam menjalankan perannya, dipengaruhi oleh

keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar profesi keperawatan yang bersifat

konstan. Peran perawat sebagai health educator ada 7 yaitu sebagai peran pelaksana

(Care Giver), peran Health educator, pengamat kesehatan, role model, peran

koordinator pelayanan kesehatan, peran koordinasi , peran pembaharu, peran

pengorganisir pelayanan kesehatan, peran fasilitator, memodifikasi lingkungan, dan

peneliti (Ali,2002).

Berdasarkan peran perawat diatas, salah satu peran perawat yang sangat

penting bagi pasien dan keluarga adalah peran sebagai Health edukator. Ada

beberapa faktor yang mempengaruhi peran perawat dalam melakukan peranya

sebagai Health educator bagi individu, keluarga dan masyarakat yaitu pengetahuan,

motivasi dan self efficacy. Dimana pengetahuan yang dimiliki perawat sangat

Page 14: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

berpengaruh dalam pelaksanaan Health educator kepada pasien, kelompok dan

masyarakat, karena pada saat pelaksanaan health educator, perawat memberikan

informasi, pendidikan kesehatan kepada pasien. Pengetahuan itu menjadi dasar dalam

bertindak, atau pengetahuan itu menjadikan seorang individu atau suatu institusi

memiliki kecakapan dalam melakukan tindakan yang benar. Pengetahuan memiliki dua

fungsi utama, pertama sebagai latar belakang dalam menganalisa sesuatu hal,

mempersepsikan dan menginterpretasikannya, yang kemudian dilanjutkan dengan

keputusan tindakan yang dianggap perlu adalah menjadi latar belakang dalam

mengartikulasikan beberapa pilihan tindakan yang mungkin dapat dilakukan memiliki

salah satu dari beberapa kemungkinan tersebut dan mengimplementasikan pilihan

tersebut (Achterbergh & Vriens, 2002)

Faktor lain yang mempengaruhi Health educator adalah motivasi. Meskipun

fasilitas memadai, organisasi dan manajemen baik, tanpa adanya motivasi tinggi, maka

sulit untuk melakukan Health educator dengan baik. Health educator dapat terlaksana

dengan baik jika motivasi kerja yang tinggi, sehingga apa yang menjadi tujuan tercapai

(Sujarwati, 2004). Menurut Revianto (dalam Vionita, 2006) menyimpulkan bahwa untuk

prestasi kerja manusia 80-90 % tergantung kepada motivasinya untuk bekerja dan 10-

20 % tergantung kepada kemampuan.

Faktor lain yang mempengaruhi Health educator adalah Self efficacy (Rasa

mampu diri), Self efficacy dapat menggerakkan motivasi, kemampuan kognitif dan

tindakan yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan situasi sehingga meskipun memiliki

beban kerja yang berat dan dihadapkan dengan permasalahan yang berat, perawat

masih memiliki semangat kerja yang tinggi (Prestinana & Purbadini, 2012). Hasil

Page 15: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

penelitian Lailani (2012) menujukkan 61,5% self efficacy seorang perawat dapat

memberikan sumbangan efektif terhadap kepuasan kerja.Jadi dapat disimpulkan bahwa

perawat yang memiliki self efficacy yang tinggi akan termotivasi melakukan Health

educator , namun sebelum melakukan Health educator perawat terlebih dahulu

belajar sehingga pengetahuan yang dimiliki bertambah. Health educator yang baik

dapat meningkat kualitas pelayanan keperawatan. Jika sebaliknya, self efficacy yang

rendah, perawat tidak termotivasi melakukan pendidikan kesehatan, pada akhirnya

menurunkan mutu pelayanan di rumah sakit

Menurut hasil penelitian Health Service Medical Corporation, Inc (Clinical

Research Group, 1993) diperkirakan bahwa sekitar 80 % dari semua kebutuhan dan

masalah kesehatan dapat diatasi di rumah, oleh sebab itu, kebutuhan untuk mendidik

masyarakat mengenai cara merawat diri mereka sendiri perlu ditingkatkan lagi. Selain

itu, berbagai studi mencatat bahwa pasien yang dibekali informasi memiliki

kemungkinan lebih besar untuk mematuhi rencana pengobatan medis dan

mendapatkan cara inovatif untuk mengatasi penyakit, menjadi lebih mampu mengatasi

gejala penyakit, serta kemungkinan mengalami komplikasi lebih kecil. Hal ini sesuai

dengan tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk membantu meningkatkan derajat

kesehatan yang optimal (Bastable, 2002).

Namun pada kenyataannya, pelaksanaan Health educator dan hasilnya tidak

memuaskan. Hanya seperlima dari 1500 perawat yang melakukan persiapan dalam

melakukan health educator dengan hasil yang memuaskan. Survai pada 1230 perawat

di posisi staf, administrasi dan health educator mengenai persepsi mereka terhadap

sejauh mana tanggung jawab perawat pada health educator dan pencapaiannya

Page 16: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

didapatkan bahwa mereka sangat yakin bahwa health educator pasien pada dasarnya

tanggung jawab 10 perawat, sebaliknya peneliti juga menemukan bahwa aktivitas

health educator yang dilakukan perawat secara keseluruhan hasilnya tidak memuaskan

(Bastable, 2002).

Di RSUD Kab. Wajo jumlah perawat pelaksana tahun 2013 adalah 243 orang

dengan presentase tenaga keperawatan yaitu SPK 1 %, D3 Keperawatan 74 %, D4

Keperawatan 2 %, S1 Keperawatan 17 %, S1 Keperawatan + Ners 5 %, S2

keperawatan 1 %. Maka dapat dilihat tenaga keperawatan di RSUD Kab. Wajo

mayoritas berpendidikan D3

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti di RSUD Kab. Wajo, pada tanggal 17

Maret sampai dengan 22 Maret 2014, dari 10 perawat pelaksana didapatkan 7 orang

perawat melakukan health educator namun belum maksimal. Health edukator yang

dilakukan tanpa persiapan dan dilakukan secara spontan sehingga hasilnya kurang

memuaskan.Selain itu, di RSUD Kab. Wajo tidak memiliki format khusus untuk

dokumentasi health educator, aktivitas perawat kebanyakan sebagai advis dokter dalam

hal pemberian terapi kesehatan (Care giver). Perawat sering memberikan health

educator sebatas informasi mengenai jenis penyakit yang diderita pasien dan terapi

kesehatan yang harus dijalani. Pengawasan dalam hal ini kepala ruangan dan ketua

Tim tidak melakukan pengawasan ataupun evaluasi terhadap pelaksanaan health

educator baik secara langsung maupun tidak langsung.

Pemberian health educator yang rendah dan tidak maksimal tidak jarang

menimbulkan masalah, antara lain : pasien merasakan cemas dan ketakutan tentang

penyakitnya atau saat dilakukan prosedur tindakan karena sebelumnya tidak diberikan

Page 17: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

pendidikan kesehatan, banyak pasien yang kembali ke rumah sakit tentang penyakitnya

yang semakin parah karena sebelumnya perawat tidak memberikan pendidikan

kesehatan tentang perawatan penyakitnya selama di rumah dan sulitnya

mengidentifikasi atau mengevaluasi pemberian pendidikan kesehatan secara tidak

langsung karena dokumentasi yang tidak lengkap atau malah tidak ada dokumentasi.

Fenomena tersebut menarik minat peneliti untuk melakukan penelitian untuk

melakukan penelitian tentang hubungan pengetahuan, motivasi dan self efficacy

dengan penerapan peran perawat sebagai healt educator di RSUD Kab. Wajo.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan hasil uraian latar belakang tersebut diatas, penulis mengajukan

pertanyaan dalam penelitian ini yaitu :

1. Apakah faktor pengetahuan berhubungan dengan penerapan peran perawat

sebagai Health educator di ruang rawat inap RSUD Kab. Wajo?

2. Apakah faktor motivasi berhubungan dengan penerapan peran perawat sebagai

Health educator di ruang rawat inap RSUD Kab. Wajo?

3. Apakah faktor self efficacy berhubungan dengan penerapan peran perawat

sebagai Health educator di ruang rawat inap RSUD Kab. Wajo?

4. Faktor Apa yang paling dominan berhubungan dengan penerapan peran perawat

sebagai Health educator di ruang rawat inap RSUD Kab. Wajo?

Page 18: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan, motivasi, self efficacy dengan

penerapan peran perawat sebagai Health educator di ruang rawat inap RSUD

Kab. Wajo.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya gambaran pengetahuan perawat di ruang rawat inap RSUD Kab.

Wajo.

b. Diketahuinya gambaran motivasi perawat di ruang rawat inap RSUD Kab. Wajo.

c. Diketahuinya gambaran self efficacy perawat di ruang rawat inap RSUD Kab.

Wajo.

d. Diketahuinya gambaran penerapan peran perawat sebagai Health Educator.

e. Diketahuinya hubungan pengetahuan dengan penerapan peran perawat

sebagai health educator di ruang rawat inap RSUD Kab. Wajo.

f. Diketahuinya hubungan motivasi dengan penerapan peran perawat sebagai

health educator di ruang rawat inap RSUD Kab. Wajo

g. Diketahuinya hubungan self efficacy dengan penerapan peran perawat sebagai

health educator di ruang rawat inap RSUD Kab. Wajo.

Page 19: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Aplikasi

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan perbaikan

manajemen khususnya tenaga perawat, agar pihak manajemen rumah sakit dapat

mengidentifikasi faktor yang menyebabkan penerapan peran perawat sebagai

Health educator tidak terlaksana dengan baik sehingga kedepan penerapan peran

perawat sebagai Health educator dapat berjalan dengan baik dan memberikan

dampak positif pada pelayanan keperawatan di rumah sakit. Dengan adanya

penelitian ini, diharapkan dapat menjadi referensi baru untuk penelitian selanjutnya.

2. Manfaat pengembangan keilmuan.

Hasil penelitian ini dapat memberikan implikasi pada perkembangan ilmu

keperawatan khusunya yang berkaitan dengan manajemen keperawatan terkait

penerapan peran perawat sebagai Health educator, sehingga dapat memberikan

dampak positif pada pelayanan keperawatan di rumah sakit dan meningkatkan

professional perawat. Menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang manajemen

sumber daya manusia khususnya yang berkaitan dengan penerapan peran

perawat sebagai Health educator yang dapat digunakan untuk membantu pihak

manajemen rumah sakit dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Pihak

rumah sakit dapat mengetahui faktor penyebab tidak berjalannya dengan baik

penerapan peran perawat sebagai Health educator sehingga pihak rumah sakit

dapat mengantisipasinya dengan cepat, sehingga penerapan peran perawat

sebagai Health educator dapat berjalan dengan baik yang dapat meningkatkan

kualitas pelayanan terhadap pasien.

Page 20: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

E. Ruang Lingkup/Batasan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Wajo pada ruang

rawat inap yaitu ruangan bedah umum, bedah sayrah, interna umum, interna sayrah,

anak umum, Anak sayrah atau perinatologi. Adapun faktor yang berhubungan dengan

penerapan peran perawat sebagai Health educator yang diteliti terbatas pada faktor

pengetahuan, motivasi, self efficacy .

Page 21: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Peran Perawat

1. Pengertian Peran Perawat

Peran adalah perangkat perilaku yang diharapkan dari masyarakat sesuai

dengan kedudukannya di masyarakat. Peran perawat adalah seperangkat tingkah

laku yang dilakukan oleh perawat sesuai dengan profesinya. Peran perawat

dipengaruhi oleh keadaan sosial dan bersifat tetap (Kusnanto, 2004). Peran

perawat adalah tingkah laku perawat yang diharapkan oleh orang lain untuk

berproses dalam sistem sebagai pemberi asuhan, pembela pasien, pendidik,

koordinator, kolaborator, konsultan dan pembaharu (Ali, 2002).

2. Peran Perawat

Peran perawat dalam melakukan perawatan diantaranya yaitu :

a. Care Giver atau pemberi asuhan keperawatan.

Perawat memberikan asuhan keperawatan profesional kepada pasien meliputi

pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi hingga evaluasi. Selain itu,

perawat melakukan observasi yang kontinue terhadap kondisi pasien,

melakukan pendidikan kesehatan, memberikan informasi yang terkait dengan

kebutuhan pasien, sehingga masalah pasien dapat teratasi (Susanto, 2012);

b. Client advocate atau advokator.

Perawat sebagai advocator berfungsi sebagai perantara antara pasien dengan

tenaga kesehatan lain. Perawat membantu pasien dalam memahami informasi

yang didapatkan, membantu pasien dalam mengambil keputusan terkait

Page 22: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

tindakan medis yang akan dilakukan serta memfasilitasi pasien dan keluarga

serta masyarakat dalam upaya peningkatan kesehatan yang optimal

(Kusnanto, 2004);

c. Client educator atau pendidik

Perawat sebagai pendidik menjalankan perannya dalam memberikan

pengetahuan, informasi dan pelatihan keterampilan kepada pasien, keluarga

pasien maupun anggota masyarakat dalam upaya pencegahan penyakit dan

peningkatan kesehatan (Susanto, 2012). Perawat sebagai pendidik bertugas

untuk memberikan pengajaran baik dalam lingkungan klinik, komunitas,

sekolah, maupun pusat kesehatan masyarakat (Brunner & Suddarth, 2003).

Perawat sebagai pendidik berperan untuk mendidik dan mengajrkan individu,

keluarga, kelompok dan masyarakat, serta tenaga kesehatan lain sesuai

dengan tanggung jawabnya. Perawat sebagai pendidik berupaya untuk

memberikan pendidikan atau penyuluhan kesehatan kepada klien dengan

evaluasi yang dapat meningkatkan pembelajaran (Wong, 2009);

d. Change agent atau agen pengubah

Perawat sebagai agen pengubah berfungsi membuat suatu perubahan atau

inovasi terhadap hal-hal yang dapat mendukung tercapainya kesehatan yang

optimal. Perawat mengubah cara pandang dan pola pikir pasien, keluarga,

maupun masyarakat untuk mengatasi masalah sehingga hidup yang sehat

dapat tercapai (Susanto, 2012);

Page 23: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

e. Peneliti

Perawat sebagai peneliti yaitu perawat melaksanakan tugas untuk menemukan

masalah, menerapkan konsep dan teori, mengembangkan penelitian yang

telah ada sehingga penelitian yang dilakukan dapat bermanfaat untuk

peningkatan mutu asuhan dan pelayanan keperawatan (Susanto, 2012).

Perawat sebagai peneliti diharapkan mampu memanfaatkan hasil penelitian

untuk memajukan profesi keperawatan (Sudarma, 2008).

f. Consultan atau konsultan

Perawat sebagai tempat untuk konsultasi bagi pasien, keluarga dan

masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan yang dialami klien. Peran ini

dilakukan oleh perawat sesuai dengan permintaan klien (Kusnanto, 2004);

g. Collaborator atau kolaborasi

Peran perawat sebagai kolaborator yaitu perawat bekerja sama dengan

anggota kesehatan lainnya dalam memberikan pelayanan kepada klien

(Susanto, 2012).

B. Penerapan Peran Perawat Sebagai Health Edukator

1. Pengertian Health Educator

Health educator bagian dari seluruh upaya kesehatan yang menitik beratkan

pada upaya untuk meningkatkan perilaku sehat, Health educator yang mendorong

perilaku yang menunjang kesehatan mencegah penyakit, mengobati penyakit dan

membantu pemulihan (Suliha Uha, dkk. 2002). Steward juga mendefinisikan Health

educator adalah unsur program kesehatan dan kedokteran yang didalamnya

Page 24: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

terkandung rencana untuk mengubah perilaku perseorangan dan masyarakat

dengan tujuan untuk mengubah perilaku perseorangan dan masyarakat dengan

tujuan untuk membantu tercapainya program pengobatan, rehabilitasi, pencegahan

penyakit dan peningkatan kesehatan (Azwar, 1983). Dan menurut Sarwono (1997)

Health educator adalah suatu proses mendidik individu/masyarakat supaya mereka

dapat memecahkan masalah kesehatan yang dihadapinya. Dengan demikian

pendidikan kesehatan merupakan pemberian pengalaman yang berupa

pengetahuan tentang kesehatan kepada pasien yang bertujuan untuk mengubah

sikap dan perilaku yang dapat meningkatkan status kesehatan.

Health educator merupakan suatu proses dimana proses tersebut mempunyai

masukan (in put) dan keluaran (out put) di dalam suatu proses Health educator

yang menuju tercapainya tujuan pendidikan yakni perubahan perilaku, dipengaruhi

oleh faktor masukan, metode dan faktor materi atau pesannya, pendidikan yang

dipakai agar dicapai suatu hasil yang optimal, maka faktor-faktor tersebut harus

bekerja sama secara harmonis (Notoatmodjo, 2007).

Menurut World Health Organisation (1992) Health educator adalah bagian

dari seluruh upaya kesehatan yang menitik beratkan pada upaya untuk

meningkatkan perilaku sehat. Perilaku seseorang merupakan penyebab utama

timbulnya masalah kesehatan, tetapi dapat juga merupakan kunci utama

pemecahannya. Health educator mendorong perilaku yang menunjang kesehatan,

mencegah penyakit, mengobati penyakit dan membantu pemulihan (Notoatmodjo,

2007).

Page 25: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

rtujuan untuk mengurangi risiko yang menggangu kesehatan. Adapun tujuan

khususnya meliputi :

a. Memberikan pengetahuan bagi pasien.

Pasien perlu mengetahui tentang kondisi penyakit, semua berhubungan

dengan penyakit yang diderita, serta keterampilan yang diperlukan untuk

perawatan secara mandiri. Pemberian Health educator akan menyebabkan

pasien mengenal dan mengambil tindakan yang tepat berhubungan dengan

penyakitnya.

b. Mengurangi emosi pasien

Kurang pengetahuan terhadap penyakit yang dideritanya, sering sekali

membuat pasien cemas, gelisah, takut dan merasa tidak berdaya. Health

educator tentang kondisi penyakitnya diharapkan mampu mengurangi atau

menghilangkan perasaan cemas, karena jaminan kepastian yang mereka miliki.

c. Memberikan kepuasan pasien terhadap perawatan

Pengetahuan yang dimiliki pasien setelah pemberian Health educator ,

merupakan pedoman bagi pasien untuk berperilaku. Pasien akan merasa puas

jika mereka telah mengenal dan memiliki pedoman perilaku untuk melakukan

perawatan mandiri dan berkelanjutan guna mencapai

d. Meningkatkan kepercayaan pasien untuk menolong dirinya sendiri

Health educator akan mengubah pengetahuan dan kemampuan pasien

yang berhubungan dengan penyakitnya. Pengetahuan dan kemampuan yang

telah dimiliki menyebabkan pasien merasa lebih percaya bahwa dirinya mampu

menolong dirinya sendiri sebatas kewenangannya. Rasa percaya diri dapat pula

Page 26: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

membantu pasien dalam menjalankan program pengobatan, perawatan dan

rehabilitasi.

e. Memenuhi rencana pengobatan pasien

Perubahan pengetahuan pasien setelah mendapatkan informasi tentang

rencana perawatan dan pengobatan, dapat menyebabkan pasien lebih mudah

untuk diajak kerjasama dalam program pengobatan. Hal ini karena pasien telah

mengetahui tujuan dan manfaat program pengobatan yang memberikan

keuntungan bagi mereka.

f. Meningkatkan pengetahuan tentang gejala dini komplikasi dan pertolongan

darurat.

Health educator diharapkan dapat meningkatkan pengetahuandan

kemampuan pasien dan keluarga dalam mengenal gejala dan tanda komplikasi

dari penyakit yang diderita. Mereka juga diharapkan lebih mengenal tindakan

darurat yang diperlukan sehingga dapat mencegah terjadinya kecacatan dan

kematian dini.

g. Menghentikan perilaku yang tidak sehat.

Sebelum sakit seringkali pasien memiliki perilaku yang tidak sehat seperti

merokok, mengkomsumsi nutrisi yang tidak seimbang, atau kurang aktifitas.

Setelah diberikan Health educator, perilaku tersebut diharapkan dapat

dihentikan. Health educator yang diperlukan adalah tentang efek yang

merugikan dari perilaku yang tidak sehat. Pada kondisi pasien dirawat di rumah

sakit biasanya perilaku ini lebih mudah untuk diubah, karena pasien telah

merasakan dampak dari perilaku yang tidak sehat tersebut (Stanhope, 1989).

Page 27: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

2. Sasaran Health educator

a. Health educator individual dengan sasaran individu.

b. Health educator kelompok dengan sasaran kelompok.

c. Health educator masyarakat dengan sasaran masyarakat

3. Tempat pelaksanaan Health educator

a. Health educator disekolah, dilakukan di sekolah dengan sasaran murid, yang

pelaksanaanya diintegrasikan dalam upaya kesehatan sekolah (UKS).

b. Health educator di pelayanan kesehatan, dilakukan di pusat kesehatan

masyarakat, balai kesehatan, Rumah Sakit Umum maupun Khusus dengan

sasaran pasien dengan keluarga pasien.

c. Health educator di tempat-tempat kerja dengan sasaran buruh atau karyawan.

4. Tingkat Pelayanan Health educator

Health educator dapat dilakukan berdasarkan 5 (lima) tingkat pencegahan yaitu :

a. Promosi Kesehatan (Health Promotion)

Pada tingkat ini Health educator diperlukan misalnya dalam kebersihan

perorangan, perbaikan sanitasi lingkungan, pemeriksaan kesehatan berkala,

peningkatan gizi dan kebiasaan hidup sehat.

b. Perlindungan Khusus (Specifik Protection)

Pada tingkat ini diperlukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat,

misalnya pentingnya imunisasi, perlindungan kecelakaan di tempat kerja.

c. Diagnosa Dini dan Pengobatan Segera (Early Diagnosis and Prompt Treatment)

Pada tingkat ini diperlukan karena rendahnya tingkat pengetahuan dan

kesadaran masyarakat akan kesehatan dan penyakit yang terjadi di masyarakat.

Kegiatannya meliputi pencarian kasus individu atau massal, survei penyaringan

Page 28: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

kasus, penyembuhan dan pencegahan berlanjutnya proses penyakit,

pencegahan penyebaran penyakit menular dan pencegahan komplikasi.

d. Pembatasan Cacat (Disability Limitation)

Pada tingkat ini diperlukan karena masyarakat sering didapat tidak mau

melanjutkan pengobatannya sampai tuntas atau tidak mau melakukan

pemeriksaan dan pengobatan penyakit secara tuntas. Hal ini terjadi karena

kurangnya pengertian dan kesadaran masyarakat akan kesehatan dan

penyakitnya. Kegiatannya meliputi perawatan untuk menghentikan penyakit ,

pencegahan komplikasi lebih lanjut , fasilitas untuk mengatasi cacat dan

mencegah kematian.

e. Rehabilitasi (Rehabilitation)

Pada tingkat ini diperlukan karena setelah sembuh dari suatu penyakit

tertentu, seseorang mungkin menjadi cacat . Untuk memulihkan kecacatannya

itu diperlukan latihan-latihan.

5. Model Health Educator

Model health educator yang dapat digunakan untuk praktek pemberian Educasy

pasien di Rumah Sakit adalah model precede/proceed . Precede adalah singkatan

dari predisposing reinforcing and enabling causes in education all diagnosis and

evaluation. Model ini menjelaskan bahwa banyak faktor yang berpengaruh pada

perilaku sehat dan kesehatan. Faktor yang berpengaruh terhadap perilaku sehat

adalah faktor predisposisi (Predisposing Factors), faktor pendukung (Enabling

Factors) dan faktor pendorong (Reinforcing factors). Faktor predisposisi meliputi

pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi dan nilai. Faktor pendukung meliputi

Page 29: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

ketersediaan dan keterjangkauan fasilitas kesehatan, pemerintah (prioritas, hukum

dan komitmen kesehatan) serta praktek kesehatan. Faktor pendorong terdiri dari

keluarga, kelompok, guru, tokoh masyarakat, petugas kesehatan dan pengambilan

keputusan. Health educator merupakan salah satu bentuk eksperimen yang

bertujuan untuk merubah perilaku. Kegiatan ini bersifat multi deferensional, artinya

kegiatan ini harus diarahkan kepada ketiga faktor pokok yang mempengaruhi

perilaku tersebut (Green, L.W. & Kreuter, M.W., 2000).

6. Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Health Educator .

Menurut Potter dan Perry, proses Health educator dipengaruhi oleh bebrapa

faktor yang berasal dari perawat dan pasien. Faktor yang berasal dari perawat

adalah : sikap, emosi, pengetahuan dan pengalaman masa lalu (Notoadmodjo,

2007)

a. Sikap

Sikap yang baik dimiliki perawat akan mempengaruhi penyampaian

informasi kepada pasien. Sehingga informasi akan lebih jelas untuk dapat

dimengerti pasien.

b. Emosi

Pengendalian emosi yang dimilki perawat merupakan faktor yang

mempengaruhi pelaksanaan Health educator. Pengendalian emosi yang baik

akan mengarahkan perawat untuk lebih bersikap sabar, hati-hati dan telaten.

Dengan demikian informasi yang disampaikan lebih mudah di terima pasien.

Page 30: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

c. Pengetahuan

Pengetahuan adalah kunci keberhasilan dalam Health educator. Perawat

harus memiliki pengetahuan yang cukup untuk memberikan Health educator.

Pengetahuan yang baik juga akan mengarahkan perawat pada kegiatan

pembelajaran pasien. Pasien akan semakin banyak menerima informasi dan

informasi tersebut sesuai dengan kebutuhan pasien.

d. Pengalaman Masa Lalu perawat.

Pengalaman masa lalu perawat berpengaruh terhadap gaya perawat dalam

memberikan informasi yang diberikan akan lebih terarah sesuai dengan

kebutuhan pasien. Perawat juga lebih dapat membaca situasi pasien berdasar

pengalaman yang mereka miliki.

Faktor yang berasal dari pasien yang mempengaruhi proses Health educator

adalah : motivasi, kemampuan dalam belajar, sikap, rasa cemas/emosi, kesehatan

fisik, pendidikan, tahap perkembangan dan pengetahuan sebelumnya (Potter &

Perry, 1997; Sulih, Uha, dkk., 2002 & Machfoedz, I.,dkk., 2005).

a. Motivasi

Adalah faktor batin yang menimbulkan, mendasari dan mengarahkan pasien

untuk belajar. Bila motivasi tinggi pasien akan giat untuk mendapatkan

informasi tentang kondisi dan tindakan yang perlu dilakukan untuk

melanjutkan pengobatan dan meningkatkan kesehatannya.

b. Kemampuan dalam belajar

Kemampuan dalam belajar yang baik akan memudahkan pasien untuk

menerima dan memproses informasi yang ketika dilakukan pendidikan

Page 31: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

kesehatan. Kemampuan seringkali berhubungan dengan tingkat pendidikan

yang dimilki. Semakin besar tingkat pendidikan seseorang umumnya

kemampuan belajarnya juga semakin tinggi.

c. Sikap

Sikap positif pasien terhadap diagnosa penyakit dan perawatan akan

memudahkan pasien untuk menerima informasi ketika dilakukan pendidikan

kesehatan.

d. Rasa Cemas/Emosi

Emosi yang stabil memudahkan pasien menerima informasi, sedangkan

perasaan cemas akan mengurangi kemampuan untuk menerima informasi.

e. Kesehatan fisik

Pasien yang kurang baik akan menyebabkan penerimaan informasi

terganggu.

f. Tahap perkembangan berhubungan dengan usia

Semakin dewasa usia kemampuan menerima informasi semakin baik

dan didukung pula pengetahuan yang dimiliki sebelumnya.

7. Peran dan Tanggung Jawab Perawat dalam Health educator.

Health educator merupakan suatu bentuk tindakan mandiri keperawatan untuk

membantu klien baik individu, kelompok, maupun masyarakat dalam mengatasi

masalah kesehatannya melalui kegiatan pembelajaran, yang didalamnya perawat

berperan sebagai perawat pendidik (Suliha Uha, dkk, 2002).

Sebagai perawat Health educator, perawat mengalihkan pengetahuan,

keterampilan dan pembentukan sikap selama pembelajaran yang berfokus pada

pasien. Perubahan perilaku selama proses pembelajaran berupa perubahan pola

Page 32: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

pikir, sikap, dan keterampilan yang spesifik tersebut diperlukan proses interaksi

perawat-pasien dalam menggali perasaan, kepercayaan dan filosofi pasien secara

individual. Dengan demikian, perawat mendapatkan gambaran masalah-masalah

pasien dan hal-hal yang perlu diberikan dalam Health educator. Kemudian bersama

pasien, perawat melakukan kerja sama demi memecahkan masalah melalui proses

negoisasi tentang Health educator yang diinginkan pasien. Hubungan proses

pembelajaran yang terjadi bersifat dinamis dan interaktif (Suliha Uha, dkk, 2002).

Ada tiga area yang merupakan tanggung jawab perawat dalam Health

educator yaitu :

a. Persiapan pasien untuk menerima perawatan

Kegiatan ini bertujuan agar pasien mampu beradaptasi dengan

lingkungan yang baru sehingga mengurangi kecemasan. Pasien diorientasikan

tentang lingkungan barunya, tindakan perawatan, program pengobatan dan

tenaga yang akan berhubungan dengan pasien.

b. Persiapan pasien pulang dari perawatan di Rumah Sakit

Perawat perlu menjelaskan tentang persiapan pasien pulang yang

meliputi : 1). Tanda dan gejala komplikasi. 2). Informasi tentang obat yang

diberikan. 3). Diet. 4) Latihan. 5). Penggunaan peralatan medis yang

diperlukan. 6). Hal-hal yang harus dihindari sesuai dengan penyakit yang

diderita atau operasi yang dijalani, pengaturan rumah untuk perawatan, serta

sumber pelayanan kesehatan di masyarakat yang dapat dipergunakan pasien

(Potter & Perry, 1997).

Page 33: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

c. Pencatatan aktifitas Health educator pasien

Setelah melakukan Health educator kepada pasien, perawat perlu

mencatat kegiatan yang dilakukan dalam dokumen pasien. Pencatatan ini

diperlukan sebagai bukti fisik atas tindakan keperawatan yang telah dilakukan.

C. Pengetahuan

1. Pengertian

Pengetahuan merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah melakukan

penginderaan terhadap suatu objek. Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah

berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan

inderawi. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan indera atau atau

akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah

dilihat atau dirasakan sebelumnya.

Sedangkan defenisi pengetahuan (knowledge) menurut Webster's New

World Dictionary of The Amerikan Language adalah persepsi tentang sesuatu

yang jelas dan tentu, semua yang telah dirasakan dan terima oleh otak, serta

merupakan informasi terorganisasi yang dapat diterapkan untuk penyelesaian

masalah.(Beritaiptek, 2010)

Pengetahuan yang lebih menekankan pengamatan dan pengalaman

inderawi dikenal sebagai pengetahuan empiris atau pengetahuan aposteriori.

Pengetahauan ini bisa didapatkan dengan melakukan pengamatan dan

observasi yang dilakukan secara empiris dan rasioanl. Pengetahuan empiris

tersebut juga dapat berkembang menjadi pengetahuan deskriptif bila seseorang

Page 34: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

dapat melukiskan dan menggambarkan segala ciri, sifat, dan gejala yang ada

pada objek empiris tersebut. Pengetahuan empiris juga bisa didapatkan melalui

pengalaman pribadi manusia yang terjadi berulangkali. Misalnya, seseorang

yang sering dipilih untuk memimpin organisasi dengan sendirinya akan

mendapatkan pengetahuan tentang manajemen organisasi.

Selain pengalaman empiris ada pula pengetahuan yang didapatkan

melalui akal budi yang kemudian dikenal sebagai rasionalisme. Rasionalisme

lebih menekankan pengetahuan yang bersifat apriori, tidak menekankan pada

pengalaman.Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang sehingga pengetahuan mengenai dokumentasi

asuhan keperawatan bagi seorang perawat sangatlah penting dalam melakukan

pendokumentasian asuhan keperawatan dengan baik dan benar.

2. Domain kognitif dalam pengetahuan

a. Tahu (know) atau C1

Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali atau recall terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh

bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Oleh sebab itu

“Tahu” ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja

untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain

yaitu mampu menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan

dan sebagainya.

Page 35: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

b. Memahami (Comprehension) atau C2

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan

secara benar tentang objek yang di ketahui, dan dapat menginterpretasi

materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek

atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,

menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap apa yang

dipelajarinya.

c. Aplikasi (Aplication) atau C3

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil atau nyata. Aplikasi di

sini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus,

metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

d. Analisis (Analysis) atau C4

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih ada kaitannya

satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan

kata-kata kerja, dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan,

mengelompokkan dan sebagainya.

e. Sintesis (Synthesis) atau C5

Sintesis menunjukkan pada kemapuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun

formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada , misalnya : dapat

Page 36: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkas, dapat menyesuaikan

dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah

ada.

f. Evaluasi (Evaluation) atau C6

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-

penilaian itu berdasarkan suatu criteria yang ditemukan sendiri, atau

menggunakan criteria-kriteria yang telah ada (Notoatmodjo, 2007).

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan.

a. Faktor Internal

1) Pendidikan

Pendidikan adalah proses perubahan sikap dan perilaku

seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan

manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Pendidikan

dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang

akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk berperan serta

dalam pembangunan kesehatan(Notoatmodjo, 2003).

2) Usia

Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan

seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja.

Seseorang yang mempunyai usia lebih tuan cenderung mempunyai

pengetahuan lebih banyak.

Page 37: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

3) Pekerjaan

Menurut Thomas (dikutif dalam Nursalam , 2003), pekerjaan

adalah kebutuhan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang

kehidupan keluarga.

b. Faktor Ekternal

1) Sosial budaya

Sosial budaya yang ada di masyarakat dapat mempengaruhi

cara dan sikap dalam menerima informasi (Nursalam, 2003).

2) Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar area.

Lingkungan ini sangat berpengaruh pada perkembangan dan

perilaku seseorang atau kelompok (Nursalam, 2003).

D. Motivasi

1. Pengertian Motivasi

Motivasi berasal dari bahasa latin “Movere” yang berarti

“menggerakkan”.Motivasi merupakan kekuatan yang ada dalam diri individu yang

mempengaruhi atau mendorong untu berperilaku (Marquis dan Huston, 2006).

Swansburg (1999) menyatakan motivasi sebagai konsep yang menguraikan

perilaku maupun respon instrinsik yang ditujukan dalam perilaku.

Robbins dan judge (2007) mendefenisikan motivasi sebagai suatu proses

yang menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan individu untuk mencapai

Page 38: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

tujuannya. Pernyataan serupa dinyatakan oleh siagian (2002) bahwa motivasi

adalah daya dorong seseorang untuk memberikan kontribusi yang sebesar

mungkin demi keberhasilan organisasi mencapai tujuannya, dimana hal ini dapat

terjadi jika tujuan pribadi anggota organisasi juga tercapai . Chaouis (2000)

menyatakan bahwa motivasi merupakan suatu kerelaan untuk berusaha

seoptimal mungkin dalam pencapaian tujuan organisasi yang dipengaruhi oleh

kemampuan usaha untuk memuaskan kebutuhan pribadi.

Pernyataan diatas menjelaskan bahwa motivasi adalah keadaan dalam

pribadi seseorang yang mendorong keiginan individu untuk melakukan kegiatan

tertentu guna mencapai suatu tujuan. Motivasi yang ada dalam diri seseorang

akan mewujudkan perilaku yang diarahkan untuk mencapai kepuasan.

Motivasi terbagi dua yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Dimana

motivasi intrinsik merupakan motivasi yang berasal dari dalam individu itu

sendiri, yang mendorong untuk menghasilkan sesuatu guna mencapai sesuatu

hal yang diinginkan. Motivasi instrinsik dipengaruhi oleh orang tua, kelompok dan

budaya. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang dihasilkan dari lingkungan

kerja atau penghargaan eksternal. Organisasi harus memberikan lingkungan

yang menstimulasi motivasi intrinsic dan ekstrinsik individu (Marquis dan Huston,

2006).

2. Teori Motivasi

Secara garis besar teori motivasi terbagi menjadi dua,yaitu teori motivasi isi

dan teori motivasi proses (Swansburg,1999). Isi teori motivasi berfokus pada

faktor yang ada dalam individu yang menguatkan, mengatur, mendorong dan

Page 39: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

menghentikan perilaku serta menjelaskan perilaku spesifik seseorang. Teori

yang termasuk motivasi isi adalah teori kebutuhan Maslow, Teori ERG Alderfer,

teori dua faktor Herzberg dan teori kebutuhan Mc.Clelland.

Teori motivasi proses juga disebut teori modifikasi perilaku. Teori ini

berdasarkan pada pembelajaran penyebab perilaku, penguatan perilaku melalui

reinforcement perilaku yang baik dengan penghargaan, pujian dan pengakuan

(Swansburg,1999). Teori proses tidak menjelaskan secara langsung mengenai

kebutuhan tetapi mendeskripsikan bagaiman proses kebutuhan diterjemahkan

menjadi perilaku (Shane,2003). Teori yang termasuk teori motivasi proses

adalah teori harapan (Expectasi), teori goal setting dan teori Equity. Teori

menjadi focus dari penelitian ini adalah teori motivasi Herzberg. Secara rinci

teori motivasi dijelaskan pada paragrap di bawah ini :

1). Teori Hirarki Kebutuhan Maslow

Inti dari teori adalah memandang kebutuhan sebagai suatu hirarki

(Ivancevich,2005). Maslow (1970) dalam Marquis dan Huston (2006)

berpendapat bahwa seseorang dimotivasi untu memuaskan kebutuhan

tertentu, mulai dari kebutuhan paling bawah hingga kebutuhan yang

paling tinggi ketika kebutuhan dibawahnya telah terpenuhi . secara rinci

terlihat pada gambr dibawah ini :

Page 40: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

Hirarki Kebutuhan Maslow

Sumber : A.H.Maslow, Motivation and personality, 1997, dalam Robbins dan Judge. Perilaku organisasi, 2008, hlm.224.

Teori ini menggambarkan individu bergerak menaiki tangga hirarki .

Seseorang akan berusaha meraih kepuasan pada tingkat kebutuhan yang ada

pada tingkat diatasnya setelah kebutuhan dibawahnya terpenuhi. Konsep ini

dikenal sebagai proses perkembangan kepuasan. Dari sudut motivasi, teori

tersebut menjelaskan bahwa meskipun tidak ada kebutuhan yang benar-benar

dipenuhi, sebuah kebutuhan yang pada dasarnya telah dipenuhi tidak lagi

memotivasi individu untuk meraihnya.

Hirarki Kebutuhan Maslow jika diterapkan di tempat kerja

Sumber : J.M.Ivancevich, Organizasional Behavior and Management, 2005. Aspek-aspek yang memotivasi perawat meliputi kebutuhan psikologi

seperti keamanan, dihargai, status, harga diri dan aktualisasi diri serta

kebutuhan kognitif individu meliputi kebutuhan akan pengetahuan dan ilmu,

perasaan memiliki, keamanan kerja, kondisi kerja dan hubungan interpersonal.

Aktualisasi diri

Penghargaan (Pengakuan,otonomi, harga diri)

Sosial (Kasih sayang, memiliki, penerimaan, persahabatan)

Rasa Aman (Rasa dilindungi, dari bahaya fisik dan emosional)

Fisiologis (Makan,minum,bernapas,seksual, dan kebutuhan fisik lainnya).

Aktualisasi diri (Pekerjaan sukses, mentoring, membantu

anak terlantar)

Penghargaan (Mendapatkan penghargaan atasan , prestasi kerja,)

Memiliki Sosial dan Cinta (Penerimaan oleh teman sebagai personal, dan profesional, bekerja dalam

kelompok, secara harmonis, suportif supervisi )

Rasa Aman (Peningkatan gaji, asuransi kesehatan,dan ketidak mampuan, lingkungan kerja yang bebas bahaya)

Fisiologis (Gaji yang sesuai, Lingkungan kerja yang nyaman).

Page 41: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

Hirarki kebutuhan Maslow tidak berlaku secara universal tetapi hirarki ini dapat

digunakan untuk meramalkan tingkah laku berdasarkan kebutuhan lebih tinggi

atau kebutuhan rendah. Seorang pimpinan harus memahami tingkat hirarki mana

orang tersebut berada saat ini dan fokus untuk memenuhi kebutuhan di atas

tingkat tersebut bila ingin memotivasi bawahan (Robbins dan Judge,2008)

a. Teori ERG Alderfer

Teori Alderfer mendukung teori Maslow bahwa kebutuhan individu merupakan

suatu hirarki. Aldefer membagi hirarki kebutuhan manusia menjadi tiga tingkatan

yaitu eksistensi (kebutuhan yang berhubungan dengan kelangsungan hidup atau

kesejahteraan fisiologis seperti makan,udara, air, gaji dan lingkungan kerja) ;

hubungan antara relatedness (menekankan pada kebutuhan akan hubungan

sosial dan hubungan pribadi). Dan perkembangan atau growth (kebutuhan

individu untuk membuat suatu kreatifitas dan berkontribusi terhadap suatu hasil

tertentu).

Berbeda dengan Maslow dan Herzbereg, Alderfer tidak berpendapat bahwa

kebutuhan tingkat yang lebih rendah harus dipenuhi sebelum individu

mempunyai keinginan untuk kebutuhan pada tingkat yang berada diatasnya.

b. Teori Herzbereg

Herzbereg mengembangkan teori yang dikenal dengan teori motivasi dua faktor.

Dua faktor tersebut dikenal dengan dissafiers-satisfier atau hygiene motivator

atau faktor intrinsik dan ekstrinsik. Motivator adalah faktor-faktor yang

menyebabkan kepuasan kerja karyawan. Yang termasuk motivator yaitu :

keberhasilan, penghargaan, faktor pekerjaan itu sendiri, otonomi, tanggung

Page 42: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

jawab dan kemungkinan pengembangan karier. Ketika faktor ini ditanggapi

secara positif oleh organisasi maka akan menyebabkan kepuasan bagi

karyawan, sehingga karyawan akan termotivasi untuk meningkatkan kinerja.

Sedangkan faktor-faktor yang berada di luar isi pekerjaan yang dapat

menyebabkan ketidak puasan jika faktor ini tidak terpenuhi dinamakan hygiene.

Hygiene mencakup keamanan kerja, kondisi kerja, kebijakan perusahaan, gaji,

status, hubungan dengan rekan kerja dan hubungan dengan supervisor. Ketika

faktor ini ditanggapi secara positif maka akan menyebabkan pekerja tidak

termotivasi, tetapi jika faktor ini tidak ada maka perkerja akan mengalami ketidak

puasan (Ivancevich,2005 : Marquis & Huston, 2006 : Shane,2003). Model

Herzbereg pada dasarnya mengasumsikan bahwa kepuasan bukanlah konsep

berdimensi satu,diperlukan dua kontinum untuk menggambarkan kepuasan kerja

secara tepat (Ivancevich,2005).

Penelitian yang dilakukan oleh Baedoeri (2003) menyatakan bahwa ada

hubungan yang signifikan antara semua komponen motivasi (persepsi, peran,

desain pekerjaan, kondisi kerja, pengembangan karir dan imbalan) terhadap

kinerja perawat yang merupakan sikap dan pengetahuan perawat dalam

melaksanakan asuhan keperawatan. Perawat dengan motivasi kerja baik

berpeluang 46,667 kali menghasilkan kinerja baik.

c. Teori Kebutuhan David Mc Clelland

Mc Clelland beranggapan bahwa teori motivasi berhubungan dengan konsep

“belajar”, di mana kebutuhan berasal dari kebiasaan yang dapat dipelajari. Teori

kebutuhan Mc Celland menyatakan bahwa prestasi, affiliasi dan kekuasaan

Page 43: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

adalah motivasi yang kuat menggerakkan individu berperilaku untuk

mendapatkan kepuasan (Ivancevich,2005; Shane,2003; Vecchio,1995).

1). Kebutuhan akan prestasi (nAc) yaitu dorongan untuk melakukan yang

terbaik sesuai dengan standar yang ditetapkan, bekerja keras mencapai

tujuan, menggunakan keterampilan dan kemampuan untuk mencapai

prestasi. Individu menyukai tantangan dalam pekerjaan, tanggung jawab

untuk memecahkan masalah, cenderung menyukai pekerjaan dengan

derajat kesulitan yang cukup tinggi, menyukai tantangan dan kompetisi,

berani mengambil resiko, mempunyai ide-ide kreatif.

2). Kebutuhan akan kekuasaan (nPow) yaitu keinginan untuk mengontrol

lingkungan, meliputi sumber daya manusia dan material. Seseorang

dengan kebutuhan kekuasaan yang tinggi akan berusaha mengontrol

orang lain dan berusaha mempertahankan posisinya sebagai pemimpi.

Mereka sering menggunakan komunikasi persuasif, mengajukan saran di

pertemuan dan cenderung mengkritisi apa yang terjadi di

sekitarnya.Mereka menggunakan kekuasaannya untuk mengembangkan

karir dan kepentingan pribadi lainnya. Kekuasaan dipandang sebagai

sesuatu yang negatif , jika terlalu dominan atau menguasai, tetapi

kekuasaan juga dapat dipandang sebagai suatu hal yang positif jika

bersifat persuasif dan mendorong perilaku yang baik.

3). Kebutuhan akan affiliasi (nAff) yaitu kebutuhan untuk berinteraksi social

dangan orang lain, kenyamanan adalah tujuan mereka dengan

menghindari konflik dan konfrontasi. Seseorang yang mempunyai

Page 44: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

kebutuhan affiliasi tinggi menginginkan bentuk hubungan yang positif

dengan orang lain, berusaha untuk menunjukkan image yang disukai oleh

orang lain. Pekerja yang mempunyai affiliasi tinggi selalu aktif

memberikan dukungan bagi rekan kerjanya dan berusaha menyelesaikan

konflik yang terjadi pada rapat atau pertemuan sosial lainnya.

Manager dapat menggunakan teori Mc Clelland untuk mengidentifikasi

kebuttuhan akan pencapaian, kebutuhan affiliasi dan kebutuhan

kekuasaan bawahannya sehingga dapat mengembangkan strategi untuk

memberikan motivasi sesuai dengan kebutuhan bawahannya tersebut

(Marquis & Huston,2006).

Teori Harapan (Expectancy Theory)

Teori ini diciptakan oleh Victor H Vroom (1964) dan disempurnakan oleh

Porter dan Lawler (1968). Teori ini menganggap bahwa sebagai satu fungsi yang

menimbulkan harapan-harapan seseorang dimana pemenuhannya tergantung

pada kaitan upaya-upaya dan efektivitas dari seseorang atau sekelompok orang

dengan imbalan yang mereka terima. Seseorang akan termotivasi jika mereka

merasa usahanya akan menghasilkan prestasi yang lebih baik atau akan

mendapatkan imbalan yang memadai. Motivasi individu untuk bekerja

dipengaruhi oleh hubungan antara tiga faktor harapan yaitu : 1) Expectancy,

yaitu kepercayaan individu bahwa dengan bekerja keras akan menghasilkan

tingkat kepercayaan performa terhadap pekerjaan sesuai apa yang diinginka. 2).

Instrumentaly yaitu kepercayaan bahwa dengan performa yang baik akan

menimbulkan imbalan dan penghasilan lain yang memadai. 3) Valence yaitu nilai

Page 45: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

yang diberikan seseorang untuk imbalan yang didapatkan individu. Secara

matematik dirumuskan dengan M=ExLxV. Vroom berpendapat bahwa motivasi

individu tergantung pada interaksi tiga faktor harapan tersebut. Jika seseorang

merasa salah satu factor harapan rendah maka ia merasa tidak perlu mencoba

mencapai sesuatu (Vecchio,1995).

d. Teori Pencapaian Kebutuhan (Teory Goal Setting)

Teori penentuan tujuan menjelaskan bahwa tujuan-tujuan yang spesifik dan sulit,

dengan pemberian umpan balik,dapat menghasilkan kinerja yang lebih tinggi

(Robbins & Judge,2008). Locke dalam Robbins dan Judge (2008)

menyampaikan bahwa niat untuk mencapai suatu tujuan merupakan sumber

motivasi kerja yang utama. Individu akan bekerja lebih baik ketika mereka dapat

umpan balik mengenai seberapa baik kemajuan mereka, karena umpan balik

membantu mengidentifikasi ketidaksessuaian apa yang telah dan apa yang

diinginkan. Tujuan yang di tentukan secara partisipatif kemungkinan dapat

meningkatkan penerimaan tujuansebagai tujuan yang diinginkan bersama antara

pimpinan dan bawahan (Robbins & Judge,2008).

Individu menentukan tujuan untuk berespon terhadap tuntutan pekerjaan

dan performe mereka. Kekuatan hubungan antara tujuan dan performa

dipengaruhi oleh kemampuan pekerja, komitmen terhadap tugas dan

penerimaan umpan balik tentang performa mereka. Performa meningkat ketika

pekerja berfokus pada pekerjaan. Pekerja yang motivasinya rendah untuk

menampilkan pekerjaan dengan benar dan efektif , kita dapat mengidentifikasi

apakah individu mempunyai tujuan, menerima tujuan yang telah ditentukan, dan

Page 46: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

terakhir apakah mereka mendapatkan umpan balik terhadap pencapaian tujuan

yang telah ditentukan (Gordon,1993).

Kesimpulan dari beberapa teori yang telah dikemukakan di atas adalah

faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja seseorang dikategorikan

menjadi dua yaitu factor intrinsic dan ekstrinsik. Kedua faktor motivasi tersebut

mempengaruhi kepuasan kerja seseorang. Manager yang memahami faktor-

faktor motivasi karyawan dan dapat memaksimalkan kedua faktor dalam

penerapan di tempat kerja maka karyawan akan meningkatkan kinerjanya secara

optimal.

3. Teknik Motivasi

Teknik motivasi adalah kemampuan seseorang atau pemimpin

menggunakan sumber daya dan sarana dalam menciptakan situasi yang

memungkinkan timbulnya motivasi pada bawahan untuk berperilaku sesuai

dengan tujuan organisasi (Cushway & Lodgee,1999). Swansburg (1999)

mengungkapkan teknik motivasi yang dapat digunakan oleh manager

keperawatan dalam meningkatkan kinerja perawat dalam menerpakan perilaku

etika adalah sebagai berikut

a. Harga diri yaitu pengakuan terhadap pekerjaan yang telah dilakukan staf

perawatan sehingga semakin meningkatkan harga diri dan diharapkan dapat

menumbuhkan motivasi dalam penerapan perilaku etik.

b. Memperkaya tugas, yaitu mengembangkan tugas staf perawatan sehingga

tugas itu sendiri membuat staf termotivasi.

Page 47: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

c. Pendelegasian, melalui pendelegasian tanggung jawab dan kewenangan

akan timbul rasa percaya diri dan mempercayai orang lain serta saling

mendukung.

d. Promosi lateral,yaitu promosi karier dengan memberikan kesemapatan

kepada staf perawatan untuk maju dan mendapatkan tugas yang lebih

komplek dan sesuai.

e. Pertumbuhan yaitu, tumbuh dan berkembang guna meningkatkan

kemampuan dengan cara memberikan kesempatan pada staf perawatan

untuk meneruskan pendidikan dan pelatihan.

f. Komunikasi, hal ini bertujuan memberikan motivasi dengan menggunakan

informasi dan konsultasi.

g. Penghargaan, pemberian penghargaan dapat berupa finansial maupun non

finansial, penghargaan ini dimaksudkan untuk mendorong atau menstimulasi

dalam melakukan hal-hal yang sama di masa yang akan datang.

4. Mengukur Motivasi

Para pakar mengukur motivasi dengan alat ukur sebagai berikut :

a. Pengukuran motivasi kerja yang dikembangkan oleh Street dan

Brandstein(Robbins,2001) berdasarkan teori kebutuhan dengan komponen

kebutuhan akan prestasi, kebutuhan akan afiliasi.

b. Pengukuran motivasi kerja yang dikembangkan oleh Hellrieger Scolum yang

berdasarkan teori pemenuhaan dasar dengan komponen kebutuhan fisik dan

kenikmatan, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial dan afiliasi, kebutuhan

pemenuhan harga diri dan kebutuhan aktualisasi diri.

Page 48: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

c. Lussiner (1993) mengembangkan kuesioner untuk menentukan dimensi dari

teori motivasi hygiene Herzberg berupa hal-hal yang ada dalam dan diluar

pekerjaan yang dianggap penting bagi pekerja (Robbins,2003).

5. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi

Beberapa hal yang mempengaruhi motivasi adalah :

a. Kecemasan

Kecemasan adalah sensasi tidak menyenangkan yang sering dialami

sebagai perasaan kekhawatiran dan iritabilitas umum yang disertai

restlessness, fatigue, dan bermacam-macam simptom somatis seperti sakit

kepala dan sakit perut (Chess & Hassibi, 1978, hl, 241).

Sejak perhatian kita secara primer mengacu pada. kecemasan, kita

harus menyadari bahwa motivasi intens dan ekstrim yang menghasilkan

kecemasan tinggi memiliki efek negatif pada performa. Motivasi sedang

merupakan tingkat yang diinginkan dalam mempelajari tugas kompleks.

Yorkes-Dodson law adalah prinsip yang menyatakan bahwa motivasi ideal

akan menurun secara intens ketika kesulitan tugas meningkat.

b. Rasa keingintahuan (curiousity) dan minat

Tingkah laku curious sering digambarkan dengan istilah lain seperti

exploratory, manipulative, atau aktif yang kurang lebih memiliki arti yang

sama dengan tingkah laku curious itu. Menurut Loewenstein (1994),

curiousity adalah hal kognitif berdasarkan emosi yang muncul ketika siswa

Page 49: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

menyadari bahwa ada diskrepansi atau konflik antara apa yang ia percayai

benar tentang dunia dan apa yang sebenarnya terjadi.

Minat kurang lebih sama dan berkaitan dengan curiousity. Minat adalah

karakteristik yang dipertahankan yang diekspresikan oleh hubungan antara

belajar dan aktivitas atau objek partikular (Deci, 1992).

c. Locus of Control

Locus of control adalah penyebab dari suatu tingkah laku, beberapa

orang mempercayai suatu hal disebabkan oleh sesuatu yang ada dalam diri

mereka, ada pula yang mempercayai hal itu akibat sesuatu yang ada di luar

diri mereka. Individu yang mengatribusikan penyebab tingkah laku adalah

factor-faktor di luar diri mereka disebut individu dengan locus of control

external, dan sebaliknya apabila berasal dari dalam diri sendiri disebut locus

of control internal .

d. Learned Helplessness

Learned helplessness adalah reaksi beberapa individu yang berupa

frustasi dan secara mudah menyerah setelah kegagalan yang berulang-ulang

(Seligman, 1975). Tiga komponen dari learned helplessness memiliki

kegunaan particular untuk kelas yaitu :

1) Kegagalan untuk memulai tindakan berarti bahwa siswa yang memiliki

pengalaman learned helplessness cenderung untuk tidak mencoba

mempelajari materi baru.

Page 50: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

2) Kegagalan dalam belajar berarti bahwa walaupun arah baru diberikan

kepada siswa tersebut, mereka tidak memepelajari apapun dari hal itu.

3) Masalah emosional sepertinya menyertai learned helplessness. Frustrasi,

depresi dan rasa tidak kompeten muncul secara berkala.

6. Strategi untuk Meningkatkan Motivasi

Berikut adalah beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk

meningkatkan motivasi , yaitu:

a.) Menyediakan model yang kompeten yang dapat memotivasi mereka untuk

belajar.

b). Menciptakan atmosfer yang menantang dan tingkat harapan yang tinggi

c). Mengkomunukasikan bahwa mereka akan menerima dukungan sosial

dan emosional.

d). Mendorong motivasi intrinsik untuk belajar

e). Bekerja sama untuk membantu mereka menetapkan tujuan dan rencana

serta memonitor perkembangannya.

f). Mengadakan supervisi secara berkala

g). Menggunakan teknologi secara efektif.

Page 51: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

E. Self Efficasy

1. Pengertian Self-efficacy

Self efficacy diturunkan pertama kali dikemukakan oleh Bandura (1986) dari

teori kognitif sosial, Self efficacy diartikan sebagai keyakinan seseorang mengenai

kemampuannya untuk memberikan kinerja atas aktivitas atau perilaku dengan

sukses.

Self efficacy adalah keyakinan seseorang mengenai peluangnya untuk berhasil

mencapai tugas tertentu menurut Kreitner dan Kinicki (2003). Sedangkan menurut

Philip dan Gully (1997), Self efficacy dapat dikatakan sebagai faktor personal yang

membedakan setiap individu dan perubahan Self efficacy dapat menyebabkan

terjadinya perubahanperilaku terutama dalam penyelesaian tugas dan tujuan.

Self-efficacy mengacu pada persepsi tentang kemampuan individu untuk

mengorganisasi dan mengimplementasi tindakan untuk menampilkan kecakapan

tertentu (Bandura, 1986,) Baron dan Byrne (2000) mengemukakan bahwa self-

efficacy merupakan penilaian individu terhadap kemampuan atau kompetensinya

untuk melakukan suatu tugas, mencapai suatu tujuan, dan menghasilkan sesuatu.

Di samping itu, Schultz (1994) mendefinisikan self-efficacy sebagai perasaan kita

terhadap kecukupan, efisiensi, dan kemampuan kita dalam mengatasi kehidupan.

Berdasarkan persamaan pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan

bahwa self-efficacy merupakan keyakinan atau kepercayaan individu mengenai

kemampuan dirinya untuk untuk mengorganisasi, melakukan suatu tugas,

Page 52: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

mencapai suatu tujuan, menghasilkan sesuatu dan mengimplementasi tindakan

untuk menampilkan kecakapan tertentu.

2. Dimensi Self-efficacy

Bandura (1997) mengemukakan bahwa self-efficacy individu dapat dilihat dari tiga

dimensi, yaitu :

a. Tingkat (level)

Self-efficacy individu dalam mengerjakan suatu tugas berbeda dalam

tingkat kesulitan tugas. Individu memiliki self-efficacy yang tinggi pada tugas

yang mudah dan sederhana, atau juga pada tugas-tugas yang rumit dan

membutuhkan kompetensi yang tinggi. Individu yang memiliki self-efficacy yang

tinggi cenderung memilih tugas yang tingkat kesukarannya sesuai dengan

kemampuannya.

b. Keluasan (generality)

Dimensi ini berkaitan dengan penguasaan individu terhadap bidang atau

tugas pekerjaan. Individu dapat menyatakan dirinya memiliki self-efficacy pada

aktivitas yang luas, atau terbatas pada fungsi domain tertentu saja. Individu

dengan self-efficacy yang tinggi akan mampu menguasai beberapa bidang

sekaligus untuk menyelesaikan suatu tugas. Individu yang memiliki self-efficacy

yang rendah hanya menguasai sedikit bidang yang diperlukan dalam

menyelesaikan suatu tugas.

c. Kekuatan (strength)

Dimensi yang ketiga ini lebih menekankan pada tingkat kekuatan atau

kemantapan individu terhadap keyakinannya. Self-efficacy menunjukkan bahwa

Page 53: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

tindakan yang dilakukan individu akan memberikan hasil yang sesuai dengan

yang diharapkan individu. Self-efficacy menjadi dasar dirinya melakukan usaha

yang keras, bahkan ketika menemui hambatan sekalipun.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa self-efficacy mencakup dimensi

tingkat (level), keluasan (generality) dan kekuatan (strength).

3. Sumber-sumber self efficacy

Bandura (1997) self efficacy dapat diperoleh, dipelajari dan dikembangkan

dari empat sumber informasi, pada dasarnya keempat sumber tersebut adalah

stimulasi atau kejadian yang dapat memberikan inspirasi atau pembangkit positif

untuk berusaha menyelesaikan tugas atau masalah yang dihadapi. Adapun

sumber-sumber self efficacy yakni:

a. Pengalaman akan kesuksesan/ Enactive Attainment

Pengalaman akan kesuksesan adalah sumber yang paling besar pengaruhnya

terhadap self-efficacy individu karena didasarkan pada pengalaman otentik,

dimana seseorang pernah mencapai prestasi di masa lalu. Pengalaman akan

kesuksesan menyebabkan self-efficacy individu meningkat, sementara

kegagalan yang berulang mengakibatkan menurunnya self-efficacy, khususnya

jika kegagalan terjadi ketika self-efficacy individu belum benar-benar terbentuk

secara kuat. Kegagalan juga dapat menurunkan self-efficacy individu jika

kegagalan tersebut tidak merefleksikan kurangnya usaha atau pengaruh dari

keadaan luar, semakin sulit tugasnya, keberhasilan akan membuat self efficacy

semakin tinggi sehingga dalam mencapai keberhasilan akan memberi dampak

efficacy yang berbeda-beda tergantung proses pencapaiannya

Page 54: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

b. Pengalaman orang lain /vicarious experience

Yakni mengamati perilaku dan pengalaman orang lain sebagai proses

belajar individu (model sosial). Individu tidak bergantung pada pengalamannya

sendiri tentang kegagalan dan kesuksesan sebagai sumber self-efficacynya.

Melalui model ini self efficacy diri individu dapat meningkat, terutama jika ia

merasa memiliki kemampuan yang setara atau bahkan merasa lebih baik dari

pada orang yang menjadi subyek belajarnya, maka ia akan mempunyai

kecenderungan merasa mampu melakukan hal yang sama. Self-efficacy juga

dipengaruhi oleh pengalaman individu lain.

Pengamatan individu akan keberhasilan orang lain dalam bidang tertentu akan

meningkatkan self-efficacy individu tersebut pada bidang yang sama. Individu

melakukan persuasi terhadap dirinya dengan mengatakan jika individu lain

dapat melakukannya dengan sukses, maka individu tersebut juga memiliki

kemampuan untuk melakukanya dengan baik sehingga meningkatnya self

efficacy individu dapat meningkatkan motivasi untuk mencapai suatu prestasi.

Pengamatan individu terhadap kegagalan yang dialami individu lain meskipun

telah melakukan, banyak usaha menurunkan penilaian individu terhadap

kemampuannya sendiri dan mengurangi usaha individu untuk mencapai

kesuksesan. Ada dua keadaan yang memungkinkan self-efficacy individu

mudah dipengaruhi oleh pengalaman individu lain, yaitu kurangnya

pemahaman individu tentang kemampuan orang lain dan kurangnya

pemahaman individu akan kemampuannya sendiri.

Page 55: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

c. Persuasi verbal/ verbal persuasion

Persuasi verbal dipergunakan untuk meyakinkan individu bahwa individu

memiliki kemampuan yang memungkinkan individu untuk meraih apa yang

diinginkan. Individu mendapat sugesti untuk percaya bahwa ia dapat mengatasi

masalah-masalah yang akan dihadapinya, persuasi verbal ini dapat

mengarahkan individu untuk berusaha lebih gigih untuk mencapai tujuan dan

kesuksesan. Akan tetapi, efikasi diri yang tumbuh dengan metode ini biasanya

tidak bertahan lama, apalagi individu mengalami peristiwa traumatis yang tidak

menyenangkan

d. Keadaan fisiologis dan psikologis/ physiological state and emotional arousal

Situasi yang menekan kondisi emosional, penilaian individu akan

kemampuannya dalam mengerjakan suatu tugas sebagian dipengaruhi oleh

keadaan fisiologis. Gejolak emosi dan keadaan fisiologis yang dialami individu

memberikan suatu isyarat terjadinya suatu hal yang tidak diinginkan sehingga

situasi yang menekan cenderung dihindari. Informasi dari keadaan fisik seperti

jantung berdebar, keringat dingin, dan gemetar menjadi isyarat bagi individu

bahwa situasi yang dihadapinya berada di atas kemampuannya, peningkatan

emosi (yang tidak berlebihan) dapat meningkatkan self efficacy.

Self efficacy sebagai pridiktor tingkah laku, menurut Bandura (1997)

sumber pengontrol tingkah laku adalah resiprokal antar lingkungan, tingkah laku

dan pribadi. Self efficacy merupakan variabel pribadi yang penting jika digabung

dengan tujuan-tujuan spesifik dan pemahaman mengenai prestasi akan

menjadi penentu tingkah laku mendatang yang penting. Setiap individu

Page 56: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

mempunyai self efficacy yang berbeda-beda pada situasi yang berbeda

tergantung kepada:

1). Kemampuannya yang ditutut oleh situasi yang berbeda

2). Kehadiran orang lain, khususnya saingan dalam situasi

3). Keadaan fisiologis dan emosional

Self efficacy yang tinggi atau rendah, dikombinasikan dengan lingkungan

yang responsif atau tidak responsif akan menghasilkan empat kemungkinan

prediksi tingkah laku.

Efficacy Lingkungan Prediksi hasil tingkah laku

Tinggi Responsif Sukses melaksanakan tugas

yang sesuai dengan

kemampuannya

Rendah Tidak

responsif

Depresi, melihat orang lain

sukses pada tugas yang

dianggapnya sulit

Tinggi Tidak

responsif

Berusaha keras, merubah

lingkungan menjadi responsif,

melakukan protes, aktivitas

sosial bahkan memaksakan

perubahan

Rendah Responsif Orang menjadi apatis, pasrah,

merasa tidak mampu

4. Proses self efficacy

Page 57: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

Bandura (1997) menguraikan proses psikologis self-efficacy dalam

mempengaruhi fungsi manusia. Proses tersebut dapat dijelaskan melalui cara-

cara dibawah ini :

a. Proses kognitif

Dalam melakukan tugas akademiknya, individu menetapkan tujuan dan

sasaran perilaku sehingga individu dapat merumuskan tindakan yang

tepatuntuk mencapai tujuan tersebut. Penetapan sasaran pribadi tersebut

dipengaruhi oleh penilaian individu akan kemampuan kognitifnya. Fungsi

kognitif memungkinkan individu untuk memprediksi kejadian-kejadian sehari-

hari yang akan berakibat pada masa depan. Asumsi yang timbul pada aspek

kognitif ini adalah semakin efektif kemampuan individu dalam analisis dan

dalam berlatih mengungkapkan ide-ide atau gagasan-gagasan pribadi, maka

akan mendukung individu bertindak dengan tepat untuk mencapai tujuan

yang diharapkan. Individu akan meramalkan kejadian dan mengembangkan

cara untuk mengontrol kejadian yang mempengaruhi hidupnya. Keahlian ini

membutuhkan proses kognitif yang efektif dari berbagai macam informasi.

b. Proses motivasi

Motivasi individu timbul melalui pemikiran optimis dari dalam dirinya untuk

mewujudkan tujuan yang diharapkan. Individu berusaha memotivasi diri

dengan menetapkan keyakinan pada tindakan yang akan dilakukan,

merencanakan tindakan yang akan direalisasikan. Terdapat beberapa

macam motivasi kognitif yang dibangun dari beberapa teori yaitu atribusi

penyebab yang berasal dari teori atribusi dan pengharapan akan hasil yang

Page 58: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

terbentuk dari teori nilai-pengharapan. Self-efficacy mempengaruhi atribusi

penyebab, dimana individu yang memiliki self-efficacy akademik yang tinggi

menilai kegagalannya dalam mengerjakan tugas akademik disebabkan oleh

kurangnya usaha, sedangkan individu dengan self-efficacy yang rendah

menilai kegagalannya disebabkan oleh kurangnya kemampuan.

Teori nilai-pengharapan memandang bahwa motivasi diatur oleh

pengharapan akan hasil (outcome expectation) dan nilai hasil (outcome

value) tersebut. Outcome expectation merupakan suatu perkiraan bahwa

perilaku atau tindakan tertentu akan menyebabkan akibat yang khusus bagi

individu. Hal tersebut mengandung keyakinan tentang sejauhmana perilaku

tertentu akan menimbulkan konsekuensi tertentu. Outcome value adalah nilai

yang mempunyai arti dari konsekuensi-konsekuensi yang terjadi bila suatu

perilaku dilakukan. Individu harus memiliki outcome value yang tinggi untuk

mendukung outcome expectation.

c. Proses afeksi

Afeksi terjadi secara alami dalam diri individu dan berperan dalam

menentukan intensitas pengalaman emosional. Afeksi ditujukan dengan

mengontrol kecemasan dan perasaan depresif yang menghalangi pola-pola

pikir yang benar untuk mencapai tujuan.

Proses afeksi berkaitan dengan kemampuan mengatasi emosi yang

timbul pada diri sendiri untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Kepercayaan individuterhadap kemampuannya mempengaruhi tingkat stres

dan depresi yang dialami ketika menghadapi tugas yang sulit atau bersifat

Page 59: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

mengancam. Individu yang yakin dirinya mampu mengontrol ancaman tidak

akan membangkitkan pola pikir yang mengganggu. Individu yang tidak

percaya akan kemampuannya yang dimiliki akan mengalami kecemasan

karena tidak mampu mengelola ancaman tersebut.

d. Proses seleksi

Proses seleksi berkaitan dengan kemampuan individu untuk menyeleksi

tingkah laku dan lingkungan yang tepat, sehingga dapat mencapai tujuan

yang diharapkan. Ketidakmampuan individu dalam melakukan seleksi

tingkah laku membuat individu tidak percaya diri, bingung, dan mudah

menyerah ketika menghadapi masalah atau situasi sulit. Self-efficacy dapat

membentuk hidup individu melalui pemilihan tipe aktivitas dan lingkungan.

Individu akan mampu melaksanakan aktivitas yang menantang dan memilih

situasi yang diyakini mampu menangani. Individu akan memelihara

kompetensi, minat, hubungan sosial atas pilihan yang ditentukan.

Page 60: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

D. Hasil Penelitian Terkait

Hasil penelitian terkait berhubungan pendidikan, motivasi,self efficasy dengan peran perawat sebagai Health Educator

Peneliti Judul Penelitian Jenis Penelitian

Populasi Penelitian

Hasil Penelitian

Gaguk Eko Waluyo. Tesis (2010), PPS, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap kepuasan pasien di ruang rawat inap RSUD Kota Madium

Kuasi eksperimen dengan desain Nonequivalent control group desains

30 sampel

Tidak ada perbedaan kepuasan pasien aspek kehandalan dan aspek jaminan terhadap pendidikan kesehatan antara kelompok eksperimen dan kontrol. Sedangkan ada perbedaan antara aspek ketanggapan, aspek kepedulian dan aspek bukti langsung terhadap pendidikan kesehatan antara kelompok eksperimen dan kontrol.

Raditya Wahyu Hapsari, 2013

Hubungan peran perawat sebagai edukator dengan pemenuhan kebutuhan rasa aman pasien di ruang rawat inap Rumah sakit Umum dr. H. Koesnadi Kabupaten Bondowoso.

Kuantitatif dengan deskriptik analitik, pendekatan cross sectional

75 responden

Hasilnya yaitu menunjukkan bahwa mayoritas responden yang mendapatkan peran perawat sebagai educator merasa aman.

Diana Noviseantri Naitboho, 2012

Persepsi Perawat Mengenai Perannya Sebagai Educator Bagi Pasien dan Keluarga di Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga

Kualitatif dengan studi deskriptif.

9 Perawat Hasil penelitian tentang makna peran perawat Educator adalah perawat menjalankan tugas sebagai educator/pendidik dengan memberikan pengetahuan pada pasien dan keluarga berupa pendidikan kesehatan dan informasi-informasi kesehatan.

Agung Pribadi

Analisis Pengaruh Faktor Pengetahuan,

Observasional

31 Sampel Hasil : ada hubungan Faktor pengetahuan

Page 61: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

2009 tesis pps UNDIP Semarang

Motivasi dan Persepsi Perawat Terhadap Supervisi Kepala Ruangan Terhadap Pelaksanaan Dokumentasi Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah di Jepara.

dengan pendekatan kuantitatif.

perawat terhadap pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan. Ada hubungan faktor motivasi perawat terhadap pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan dan ada hubungan faktor persepsi perawat mengenai supervisi terhadap pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan.

Erlina Rumanti 2009. Tesis PPS UNDIP Semarang

Analisis Pengaruh Pengetahuan Perawat Tentang Indikator Kolaborasi Terhadap Praktek Kolaborasi Perawat Dokter di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Daerah dr. Amino Gondohutomo Semarang.

Observasional bersifat deskriptif analitik

100 Sampel

Ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan, control kekuasaan , lingkup praktek, kepentingan bersama, tujuan bersama dengan praktek kolaborasi perawat dokter.

Yani Indrastuti, 2010, Tesis,pps UI Depok.

Analisis hubungan perilaku caring dan motivasi dengan kinerja perawat pelaksana menerapkan prinsip etik keperawatan dalam asuhan keperawatan di RSUD Sragen.

Deskripsi korelasi dengan rancangan cross sectional.

100 Sampel

Hasil : penelitian menunjukkan bahwa perilaku caring, dimensi respectful, dimensi assurance of human presence, motivasi, otonomi, tanggung jawab dan kebijakan secara signifikan dengan kinerja menerapkan prinsip etik. Variabel yang paling dominan yaitu dimensi assurance of human presence.

Page 62: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

F. Kerangka Teori

G Gambar 2.1 Skema Kerangka Teori

Self Efficacy

Tingkat

Keluasan

Kekuatan (Bandura, 1997)

Peran Perawat :

1. Care Giver 2. Health Educator 3. Pengamat kesehatan 4. Role Model 5. Peran Koordinator 6. Peran Koordinasi 7. Peran Pembaharu 8. Peran Pengorganisir 9. Peran Fasilitator 10. Memodifikasi Lingkungan 11. Peneliti

(Lokakarya Nasional Keperawatan, 1983; Susanto, 2012; Sudarma, 2008; Kusnanto, 2004; Wong, 2009 ; Ali, 2002)

Sikap

Nilai

Emosi

Pengetahuan

Pengalaman (Perry & Potter, 1997:

Notoadmodjo, S, 2003)

Motovasi Instrinsik:

Otonomi pekerjaan

Tanggung jawab kerja

Motivasi Ekstrinsik:

Sistem penggajian

Kebijakan RS

Supervisi atasan

Hubungan dengan rekan kerja.

(Marquis & Huston, 2006)

Pengetahuan :

Intrinsik Pendidikan Usia Pekeraan

Ekstrinsik Sosial budaya Lingkungan (Notoadmodjo, 2003; Nursalam, 2003)

Faktor yang mempengaruhi motivasi

Kecemasan

Rasa keingin tahuan

Locus of Control

Learned helplessness (Chess & Hassibi, 1978 ; Loewenstein, 1994; Deci, 1992; Seligman, 1975)

Mutu

Pelayanan

Page 63: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL & HIPOTESIS

A. Kerangka Konseptual Penelitian

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian

Pengetahuan

Motivasi

Self Efficacy

Peran Perawat

Sebagai Health

Educator

Variabel Independen Variabel Dependen

Sikap

Nilai

Pengetahuan

Emosi

Pengalaman

Page 64: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

B. Hipotesis Penelitian

1. Faktor pengetahuan berhubungan dengan penerapan peran perawat sebagai

Health educator di ruang rawat inap RSUD Kab. Wajo

2. Faktor motivasi berhubungan dengan penerapan peran perawat sebagai Health

educator di ruang rawat inap RSUD Kab. Wajo.

3. Faktor self efficacy berhubungan dengan penerapan peran perawat sebagai

Health educator di ruang rawat inap RSUD Kab. Wajo.

C. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif.

1. Penerapan Peran Perawat Sebagai Health Edukator

Dalam penelitian ini adalah peran yang memberikan pendidikan kesehatan

sesuai dengan prosedur yang telah dibuat,yang dituangkan dalam kuesioner Alat

ukur yang digunakan adalah kuesioner (terlampir) yang terdiri dari 9 item

pertanyaan dengan kriteria objektif:

Rendah : jika skor responden = <20

Tinggi : jika skor responden = ≥20

2. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan apa yang diketahui perawat mengenai health educator

pada pasien. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner (terlampir) yang terdiri dari

10 item pertanyaan yang berbentuk pilihan ganda dengan kriteria objektif :

Kurang Baik : jika skor responden = <15

Baik : jika skor responden = ≥15

3. Motivasi

Page 65: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

Kemampuan perawat menggerakkan diri sendiri dalam melakukan

kegiatan yang diukur dengan adanya ketekunan dalam bekerja, mampu

menguasai diri, bertanggung jawab dalam pelaksanaan Health educator di rumah

sakit. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner (terlampir) yang terdiri dari 7

item pertanyaan dengan kriteria objektif :

Rendah : jika skor responden = <42,5

Tinggi : jika skor responden = ≥42,5

4. Self Eficasy

Self efficacy adalah keyakinan diri perawat untuk melakukan kegiatan

penerapan peran perawat sebagai Health educator di rumah sakit. Alat ukur

yang digunakan adalah kuesioner (terlampir) yang terdiri dari 10 item

pertanyaan dengan kriteria objektif :

Kurang Baik : jika skor responden = <25,5

Baik

: jika skor responden = ≥25,5

Page 66: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang dipakai pada penelitian ini yaitu observasi analitik dengan

pendekatan cross sectional dimana data yang menyangkut variable bebas dan variabel

terikat, akan dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan (Notoatmodjo, 2007). Umur,

jenis kelamin, status perkawinan, pengalaman kerja, penghasilan, jarak dari rumah ke

rumah sakit merupakan variabel perancu.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan pada tanggal 11 Juli 2014 sampai tanggal 24

Juli 2014 di ruang rawat inap RSUD Kab. Wajo

C. Populasi Dan Sampel

1. Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang akan di teliti (Notoadmodjo,

2012). Populasi dalam penelitian adalah seluruh perawat pelaksana yang

bekerja di ruang rawat inap (Interna Umum, Interna Sayrah, Bedah Umum,

Bedah sayrah,Anak Umum, Anak Sayrah atau Perinatologi) RSUD Kab.Wajo

berjumlah 101 orang

Page 67: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimilki oleh populasi

(Sugiyono, 2012). Sampel dalam penelitian ini adalah perawat yang bertugas di

ruang rawat inap RSUD Kab.Wajo dengan kriteria penelitian sebagai berikut :

• Kriteria inklusi

• Pendidikan minimal DIII Keperawatan

• Masa kerja minimal 1 tahun

• Bersedia menjadi responden

• Kriteria ekslusi

• Sedang tidak hadir saat penelitian dilaksanakan

3. Tehnik Pengambilan Sampel

Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan cara Proporsionate

Random Sampling, adalah tehnik penentuan sampel bila populasi mempunyai

anggota / unsure yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional

(Sugiyono, 2012).

Besar sampel dihitung dengan menggunakan sample minimal size. Besar

sampel dihitung menurut rumus slovin (Umar, 2003)

Page 68: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

Keterangan :

n : Jumlah sampel

N : Jumlah populasi

d : Tingkat signifikansi yang dipilih (0,05)

NO Ruang Rawat Inap Besar Sub Populasi Besar Sampel ni =

• INTERNA UMUM 16 16/101X81 = 13

• INTERNA SAYRAH 15 15/101X81 =12

• ANAK UMUM 11 11/101X81 = 9

• ANAK SAYRAH 11 11/101X81 = 9

• BEDAH UMUM 18 18/101X81 = 14

• BEDAH SAYRAH 19 19/101X81 = 15

• PERINATOLOGI 11 11/101X81 = 9

Jumlah 101 81

Data Sumber :BidangKeperawatan RSUD Kab. Wajo

Page 69: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

D. Alur Penelitian

Studi fenomena, penyusunan latar belakang

Populasi Seluruh Perawat yang bekerja di ruang rawat inap RSUD Kab. Wajo: 101 orang

Tehnik Sampling Proporsionate Random Sampling

Sampel 81 Orang Pengumpulan Data : Kuesioner dan Observasi

Analisis Data menggunakan uji : observasi analitik dengan pendekatan cross sectional

Penyajian hasil penelitian

Gambar 4.1. Alur Penelitian

Variabel Independen : 1. Pengetahuan, 2. Motivasi, 3. Self Efficasy

Variabel dependen : Peran Perawat Sebagai

Health Educator

Page 70: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner

tertutup, dimana sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh

informasi dari responden mengenai hal-hal yang diketahui oleh responden.

Instrumen penelitian ini terdiri dari 4 macam kuesioner yaitu

1. Kuesioner untuk mengukur peran perawat sebagai Health Educator

Kuesioner ini 9 item pertanyaan yang telah disesuaikan dengan karakteristik

sampel dan lokasi penelitian.

Untuk mengukur peran perawat sebagai Health Educator menggunakan skala

ordinal, dengan kategori berpedoman pada skala likert. yaitu : Kategori 4 = sangat

baik, Kategori 3 = Baik, Kategori 2 = kurang baik, kategori 1= tidak baik.

2. Kuesioner untuk mengukur pengetahuan perawat

Kuesioner ini 10 item pertanyaan yang dibuat dalam bentuk pilihan ganda

yang berpedoman pada skala likert. yaitu : Kategori 2 = benar , kategori 1= salah.

3. Kuesioner untuk mengukur motivasi perawat

Kuesioner ini 7 item pertanyaan yang telah disesuaikan dengan karakteristik

sampel dan lokasi penelitian.

Untuk mengukur motivasi perawat menggunakan skala ordinal, dengan kategori

berpedoman pada skala likert. yaitu : Kategori 4 = sangat baik, Kategori 3 = Baik,

Kategori 2 = kurang baik, kategori 1= tidak baik

4. Kuesioner untuk mengukur self efficacy perawat

Kuesioner ini 10 item pertanyaan yang telah disesuaikan dengan karakteristik

sampel dan lokasi penelitian.

Page 71: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

Untuk mengukur self efficacy perawat menggunakan skala ordinal, dengan

kategori berpedoman pada skala likert. yaitu : Kategori 4 = sangat baik, Kategori 3

= Baik, Kategori 2 = kurang baik, kategori 1= tidak baik

F. Analisis Data

Pengolahan data dengan menggunakan bantuan perangkat lunak computer.

Kegiatan ini dilakukan melalui beberapa tahapan (Notoatmodjo, 2010)

1. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh

atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau

setelah data terkumpul.

2. Coding

Coding merupakan kegiatan pembagian kode numerik (angka) terhadap data

yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting karena

pengolahan dan analisa data dalam penelitian ini menggunakan komputer.

3. Tabulating

Mengelompokkan data sesuai dengan tujuan penelitian kemudian dimasukan

dalam tabel yang sudah disiapkan.

4. Data entry

Data entry adalah kegiatan memasukkan data dengan memberikan skor untuk

pertanyaan-pertanyaan

Page 72: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

5. Analisa data

Pengolahan data ini hasilnya disajikan dalam bentuk tabel dan narasi

dimana menampilkan hubungan sesuai uji statistik serta kategori dari peran

perawat sebagai health educator yaitu : Kategori 4 = sangat baik, Kategori 3 =

Baik, Kategori 2 = kurang baik, kategori 1= tidak baik

Untuk menentukan jumlah responden setiap kategori dari masing-masing

variabel penelitian tersebut diperoleh melalui jumlah nilai skore masing-masing

jawaban item pertanyaan dari responden dibagi total item pertanyaan. Kemudian

untuk mengetahui persentase dari masing-masing kategori diperoleh melalui

jumlah rata-rata N pada setiap kategori dibagi total N dan dikalikan 100%.

Untuk melihat hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat maka

uji statistik dengan menggunakan system komputerisasi. Signifikan atau tidaknya

hubungan variabel bebas dan variabel terikat dapat dilihat dari nilai signifikan,

apabila < 0,05 maka variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat.

G. Komisi Etik Penelitian Kesehatan

Penelitian ini dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip

etikmeliputi:

1. Menghormati harkat dan martabat manusia (resfect for human dignity).

Subjek memiliki hak asasi dan kebebasan untuk menentukanpilihanikut atau

menolak penelitian (autonomy). Tidak boleh adapaksaan agar subjek

bersedia ikut dalam penelitian. Subjek dalampenelitian ini juga berhak

mendapatkan informasi yang terbuka danlengkap tentang pelaksanaan

penelitian meliputi tujuan, manfaat,prosedur, resiko penelitian , keuntungan

Page 73: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

yang mungkin didapat dankerahasiaan informasi. Hal ini tertuang dalam

informed Consentyaitu persetujuan untuk berpartisipasi sebagai subjek

penelitiansetelah mendapatkan penjelasan yang lengkap dan terbuka

daripeneliti tentang keseluruhan pelaksanaan penelitian.

2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek (resfect for privacy and

confidentiality).

Peneliti perlu merahasiakan berbagai informasi yang menyangkutprivasi

subjek yang tidak ingin identitas dan segala informasitentang dirinya diketahui

oleh orang lain. Prinsip ini dapatditerapkan dengan cara meniadakan identitas

seperti nama danalamat subjek kemudian diganti dengan kode tertentu.

3. Menghormati keadilan dan inklusivitas (resfect for justice inclusiveness).

Prinsip keterbukaan dalam penelitian mengandung makna bahwa penelitian

dilakukan secara jujur, tepat, cermat, hati-hati dan dilakukan secara

profesional. Sedangkan prinsip keadilan mengandung makna bahwa

penelitian memberikan keuntungan dan beban secara merata sesuai dengan

kebutuhan dan kemampuan subjek.

4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing harm

and benefits).

5. Prinsip ini mengandung makna bahwa setiap penelitian harus

mempertimbangkan manfaat yang sebesar-besarnya bagi subjek penelitian

dan populasi dimana hasil penelitian akan diterapkan (beneficience).

Kemudian meminimalisir risiko/dampak yang merugikan bagi penelitian

(nonmaleficience)

Page 74: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian dilakukan di ruang rawat inap RSUD Kab. Wajo selama 2

minggu mulai tanggal 11 Juli 2014 sampai tanggal 24 Juli 2014.

Dengan jumlah sampel sebanyak 81 perawat. Teknik pengambilan

sampel dengan menggunakan Proporsionate Random Sampling. Dalam

penelitian ini menggunakan desain penelitian observasi analitik dengan

pendekatan cross sectional. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui

dua cara yaitu pengisian kuesioner dan observasi kemudian disajikan

dan dikelompokkan berdasarkan karakteristik responden, variabel

independen yang terdiri dari pengetahuan, motivasi dan self efficacy,

sedangkan variabel dependen yaitu Health educator. Selanjutnya data

diolah dan dianalisis dengan menggunakan uji Spearman’s Rho yang

disesuaikan dengan tujuan penelitian. Hasil analisis data disajikan

dalam bentuk tabel yang dilengkapi dengan penjelasan sebagai berikut :

Page 75: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

1. Analisis Univariat

a. Karakteristik Responden

Karakteristik responden berdasarkan umur, jenis kelamin,

pendidikan, masa kerja, status kepegawaian, penghasilan per bulan,

jarak dari rumah ke RS adalah sebagai berikut :

Tabel 5.1

Distribusi karakateristik responden berdasarkan umur, jenis kelamin, pendidikan, masa kerja, status kepegawaian, penghasilan per bulan,

jarak dari rumah ke RS (n=81).

Karakteristik n %

Umur

< 30 tahun 31 - 40 tahun 41 - 50 tahun

61 15 5

75.3 18.5 6.2

Jenis Kelamin Pria Wanita

10 71

12.3 87.7

Pendidikan

S1 Keperawatan DIII Keperawatan

15

66

18.5 81.5

Masa Kerja 1 - 2 tahun 3 - 4 tahun > 5 tahun

11 25 45

13.6 30.9 55.6

Status Kepegawaian Kontrak PNS Gol II PNS Gol III

46 16 19

56.8 19.8 23.5

Penghasilan Per Bulan < 500.000 ribu 500.000-1jt 1-2 jt > 2 jt

46 6 10

19

56.8 7.4

12.3 23.5

Waktu tempuh dari rumah ke tempat kerja < 1 jam

81

100

Sumber : Data Primer,2014

Page 76: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

Berdasarkan Tabel 5.1 diketahui bahwa sebagian besar responden

berada pada kelompok umur < 30 tahun yaitu 61 orang (75.3%),

berdasarkan jenis kelamin terdapat jenis kelamin terbanyak adalah

perempuan yaitu 71 orang (87.7%), responden berpendidikan lebih

banyak DIII Keperawatan yaitu sebanyak 66 orang (81.5%),masa kerja

terbanyak adalah > 5 tahun yaitu sebanyak 45 orang (55.6%), sebagian

besar responden dengan status kepegawaian kontrak yaitu sebanyak 46

orang (56.8%), berdasarkan jumlah penghasilan per bulan terbanyak <

500.000 ribu yaitu sebanyak 46 orang (56.8%) dan berdasarkan waktu

tempuh dari rumah ke tempat kerja semuanya < 1 jam yaitu 81 orang

(100%)

b. Variabel yang diteliti

Variabel yang diteliti yaitu : Health Educator, pengetahuan, motivasi, self efficacy

Tabel 5.2 Distribusi Variabel yang diteliti yaitu : Health Educator, pengetahuan, motivasi,

self efficacy (n=81) Variabel n %

Health Educator Rendah Tinggi

38 43

46.9 53.1

Pengetahuan Kurang Baik Baik

30 51

37.0 63.0

Motivasi Rendah Tinggi

36

45

44.4 56.6

Self efficacy Rendah Tinggi

30 51

37.0 63.0

Sumber : Data Primer,2014

Page 77: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

Tabel 5.2 menunjukkan bahwa dari 81 perawat yang diteliti yang

melakukan penerapan peran perawat terbanyak yaitu Health Educator

tinggi sebanyak 54 orang (66.7 %).,Berdasarkan pengetahuan terbanyak

kategori baik yaitu 51 orang ( 63.0 %),motivasi kategori tinggi

sebanyak 44 orang ( 54.3 %.), dan self efficacy kategori tinggi 51 orang

(63.0 %).

2. Analisis Bivariat

a. Hubungan faktor pengetahuan dengan penerapan peran perawat sebagai

Health Educator di Ruang Rawat Inap RSUD Kab. Wajo Tahun 2014

Tabel 5.3 Hubungan faktor pengetahuan dengan penerapan peran perawat sebagai

Health Educator pada perawat di Ruang Rawat Inap (n=81)

Pengetahuan

Health Educator

Rendah Tinggi Total r p

n % n % n %

Kurang Baik 16 19.8 14 17.3 30 37.0 0.325 0.030

Baik 11 13.6 40 49.4 51 63.0

Analisis Spearman’s Rho

Pada table 5.3 menunjukkan bahwa dari hasil analisis

Spearman’s Rho menunjukkan bahwa nilai r = 0,325 dan p < α

(0.030) ini berarti bahwa ada hubungan yang sedang antara faktor

pengetahuan dengan penerapan peran perawat sebagai health

educator, yang searah dengan makin baik pengetahuan perawat

Page 78: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

pelaksana maka makin baik dalam penerapan peran perawat sebagai

health educator.

b. Hubungan faktor Motivasi dengan penerapan peran perawat sebagai Health

Educator di Ruang Rawat Inap RSUD Kab. Wajo Tahun 2014

Tabel 5.4 Hubungan faktor motivasi dengan penerapan peran perawat sebagai Health

Educator pada perawat di Ruang Rawat Inap (n=81)

Motivasi

Health Educator

Rendah Tinggi Total R p

n % N % n %

Rendah 19 23.5 18 22.2 37 45.7 0,369 0,001

Tinggi 8 9.9 36 44.4 44 54.3

Analisis Spearman’s Rho

Tabel 5.4 diketahui bahwa hasil pengujian statistik dengan

menggunakan Spearman’s Rho menunjukkan bahwa nilai r= 0,369

dan p < α (0.001), ini berarti bahwa ada hubungan yang sedang

antara faktor motivasi dengan penerapan peran perawat sebagai

health educator, makin baik motivasi perawat maka akan

meningkatkan pelaksanaan peran perawat sebagai health educator.

Page 79: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

c. Hubungan faktor Self Efficacy dengan penerapan peran perawat sebagai

Health Educator di Ruang Rawat Inap RSUD Kab. Wajo Tahun 2014

Tabel 5.5 Hubungan faktor Self Efficacy dengan penerapan peran perawat sebagai

Health Educator pada perawat di Ruang Rawat Inap (n=81)

Self Efficacy

Health Educator

Rendah Tinggi Total r p

n % n % n %

Kurang Baik 23 28.4 7 8.6 30 37.0 0,705 0.000

Baik 4 4.9 47 58.0 51 63.0

Analisis Spearman’s Rho

Tabel 5.5 menunjukkan hasil pengujian statistik dengan

menggunakan uji Spearman’s Rho diperoleh nilai r = 0,705 dan p<α

(0.000). Hal ini berarti ada hubungan kuat antara faktor Self Efficacy

dengan penerapan peran perawat sebagai health educator, jadi jika

perawat mempunyai self efficacy tinggi maka akan mempengaruhi

pengetahuan dan motivasi perawat dalam penerapan peran perawat

sebagai health educator.

d. Pada hasil observasi antara hubungan pengetahuan,motivas, self efficacy

dengan penerapan peran perawat sebagai Health Educator terdapat hubungan

dan hasilnya tidak jauh beda dengan hasil kuesioner.

Page 80: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

3. Analisis Multivariat

Analisis multivariate adalah untuk melihat secara bersama-sama variabel independent yang paling mempengaruhi variabel dependen. Untuk melakukan hal ini maka digunakan uji regresi logistic, dengan mengambil variabel yang memiliki tingkat kemaknaan (p) < 0,25. Dari hasil analisis bivariate di ketahui bahwa variabel yang memiliki nilai p < 0,025 diantaranya adalah sebagai berikut :

Variabel p

Pengetahuan

Motivasi

0.030

0.001

Self Efficacy 0.000

Variabel kandidat analisis regresi logistic

Adapun hasil analisis regresi logistic ditampilkan dalam tabel berikut :

Tabel 5.9

Hasil analisis regresi logistik

Langkah Variabel Koef p OR(IK95%)

Langkah1 Langkah 2 Langkah 3

Pengetahuan Motivasi Self Efficacy Constant Pengetahuan Motivasi Constant Self Efficacy Constant

0,453 -0,422 2,129 -1,281 0,247 1,954 -1,276 2,065 -1,190

0,508 0,579 0,002 0,008 0,668 1,001 0,008 0,000 0,006

1,573 (0,412-6,007) 0,656 (0,148-2,910) 8,404(2,239-31,540) 1,281(0,413-3,972) 7,058(2,243-22,208) 7,886(2,791-22,278)

Dari table diatas menyajikan analisis regresi yang dilakukan

sebanyak 3 langkah, pada langkah kedua variabel motivasi dikeluarkan

dari pemodelan, pada langkah ketiga variabel pengetahuan dikeluarkan

Page 81: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

dari pemodelan didapatkan self efficacy memiliki hubungan paling kuat

dengan nilai p = 0,006, sehingga persamaan regresi yang didapatkan

adalah :

Ketiga didapatkan self efficacy memiliki hubungan paling kuat

dengan penerapan peran perawat sebagai Health Educator dengan nilai

p = 0,006.

Sehingga disimpulkan bahwa apabila perawat memiliki Self Efficacy

tinggi maka perawat akan berusaha menambah pengetahuannya dan

termotivasi dalam melakukan penerapan peran perawat sebagai Health

Educator.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil uji yang telah Adapun pembahasan penelitian dengan

judul hubungan pengetahuan, motivasi, self efficacy dengan penerapan

peran perawat sebagai health educator di RSUD Kab. Wajo adalah

sebagai berikut

1. Hubungan pengetahuan dengan penerapan peran perawat sebagai

health educator di RSUD Kab. Wajo

Berdasarkan hasil uji yang telah dilakukan maka dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang sedang antara

Page 82: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

pengetahuan dengan penerapan peran perawat sebagai health

educator di RSUD Kab. Wajo dengan nilai r = 0,325 dan p< α.

Menurut Staton (dalam Notoadmodjo, 2007) menyebutkan

bahwa pengetahuan atau knowledge adalah individu yang tahu apa

yang akan dilakukan dan bagaimana melakukannya. Sehubungan

dengan itu pengetahuan merupakan salah satu aspek perilaku yang

menunjukkan kemampuan seseorang untuk mengerti dan

menggunakan kemampuan (dengan pikiran) segala sesuatu yang

telah dipelajari. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang

sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt

behavior). Selain itu pengetahuan merupakan hasil tahu yang di

dapatkan dari lima penginderaan individu seperti indera penglihatan,

pendengaran, penciuman, perabaan dan perasa terhadap suatu

objek tertentu. Pengetahuan dalam penelitian ini merupakan apa

yang diketahui perawat mengenai helath educator .

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Suharti Dahlan, dkk (2014) yang mengatakan bahwa ada

hubungan antara pengetahuan dengan pelaksanaan peran perawat

sebagai health educator.Hasil tersebut dapat diartikan bahwa

pengetahuan yang dimiliki perawat merupakan ujung tombak dalam

Page 83: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

melakukan health educasi kepada pasien. Tampa pengetahuan

yang cukup, perawat sulit melakukan health educasi pada pasien.

Hasil penelitian ini juga dapat didukung penelitian yang

dilakukan oleh Adi Nugroho, dkk. (2008) yang mengatakan bahwa

pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kematangan intelektual

seseorang dalam hal ini perawat, dimana merupakan faktor

terpenting dalam proses penyerapan informasi. Semakin baik tingkat

pengetahuan maka semakin mudah memenuhi serta

mengembangkan diri dalam melakukan Health educator.

Meningkatnya wawasan dan cara berfikir selanjutnya akan

memberikan dampak salah satunya persepsi perawat dalam

mengambil keputusan untuk berperilaku

Berdasarkan hasil uji Spearman diperoleh nillai r=0,325 yang

bermakna bahwa kekuatan hubungan kedua variabel ini sedang

dengan sifat hubungan yang searah (+), sehingga dapat disimpulkan

bahwa ketika pengetahuan perawat baik maka tidak terdapat

hambatan dalam melakukan penerapan peran perawat sebagai

health educator.

Penelitian di dapatkan sebanyak 8 perawat (13.6%) perawat

yang mempunyai pengetahuan baik tetapi tidak melakukan health

Page 84: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

educator . Menurut analisis dan observasi yang dilakukan oleh

peneliti disebabkan karena kurangnya dorongan secara terus

menerus kepada staf untuk melakukan health educasi sebagai

bagian penting dari penerapan peran perawat. Selain itu kurangnya

waktu yang disediakan kepada staf untuk melakukan health educator

dan tidak adanya kemudahan-kemudahan yang diberikan kepada

staf untuk penerapan peran perawat sebagai health educasi.

Dari hasil penelitian juga didapatkan sebanyak 18 orang (17.3

%) perawat yang mempunyai pengetahuan kurang baik tetapi

melakukan health educator tinggi. Hal ini tidak baik karena

pengetahuan tidak baik maka menghambat perawat dalam

pelaksanaan peran perawat sebagai health educator karena

pengetahuan menjadi dasar dalam bertindak dan menjadikan

seseorang memiliki kecakapan dalam melakukan tindakan yang

benar. Jadi perawat perlu diberikan kesempatan untuk mengikuti

jenjang pendidikan lebih tinggi agar pengetahuanya bisa lebih baik

ini terbukti bahwa di RSUD Kab. Wajo mayoritas perawat pelaksana

lulusan DIII keperawatan dan tidak pernah mengikuti pelatihan yang

berhubungan dengan penerapan peran perawat sebagai health

educator meskipun perawat pelaksana harus menyadari bahwa

Page 85: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

selain memberikan perawatan atau care giver masih banyak peran

perawat yang harus dilakukan salah satunya sebagai health educator

selain mengikuti jenjang pendidikan perawat perlu pelatihan-

pelatihan khusunya penerapan perawat sebagai health educator .

Selain itu, pada saat observasi di seluruh ruangan perawatan,

penulis juga menemukan adanya beberapa pekerjaan tambahan

yang dilakukan perawat diantaranya mengikuti apel pagi, mengantar

pasien ke ruangan radiologi, poliklinik dan mengurus administrasi

pasien. Tambahan-tambahan pekerjaan yang dilakukan perawat

menambah kesibukan perawat untuk melakukan tugas administrasi

dibandingkan dengan bertemu dengan pasien untuk melaksanakan

perannya sebagai health educator.

Dari hasil penelitian ini merekomendasikan perlunya

memberikan reward kepada staf untuk melanjutkan pendidikan, serta

mengadakan pelatihan-pelatihan yang berhubungan dengan

penerapan peran perawat sebagai health educator selain itu

memberikan kemudahan-kemudahan kepada staf dalam

pelaksanaan perawat sebagai health educator dan mengurangi

beban kerja perawat dengan pengadaan tenaga administrasi.

Page 86: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

2. Hubungan motivasi dengan penerapan peran perawat sebagai

health educator di RSUD Kab. Wajo

Hasil analisis statistik dalam penelitian ini menemukan bahwa

terdapat hubungan yang sedang antara motivasi dengan penerapan

perannya sebagai health educator di RSUD Kab. Wajo dengan nilai

r=0,369 dan p < α (0,05)

Perawat dalam menjalankan perannya sebagai health educator

membutuhkan motivasi yang merupakan faktor utama untuk

menentukan keberhasilannya. (Bastable, 2008)

Menurut Suarli (2009) mengatakan bahwa motivasi merupakan

salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja. Kinerja dalam

hal ini merupakan peran perawat sebagai health educator. Semakin

tinggi motivasi kerja seseorang maka akan semakin baik dalam

melakukan perannya sebagai health educator.

Menurut Simamora (2009) mengatakan keberhasilan

pelaksanaan Health Educasi tidak lepas dari peran aktif dari health

educator yang mampu memberikan motivasi atau dorongan pada

pasien.

Page 87: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

Seseorang dengan motivasi rendah akan menunjukkan adanya

ketidak mampuan dalam mengatasi masalah-masalah dalam

melaksanakan perannya sebagai health educator. Karena pada

dasarnya mereka yang memiliki motivasi rendah, menganggap

pekerjaan tersebut tidak mmemiliki makna yang berarti dan bukan

menjadi tujuan utama untuk mencapai kesenangan serta

kesejahteraan, sehingga pada kelompok ini, akan melakukan

penerapan peran perawat sebagai health educator rendah.

Dengan melihat data yang dihasilkan dari penelitian ini,

kecenderungan perawat pada kategori baik yaitu sebanyak 44

perawat (54,8 %). Menurut penulis, perawat dengan motivasi kerja

baik akan menunjukkan perilaku kerja yang tinngi karena adanya

harapan yang ingin dipenuhi dari hasil kerjanya. Adanya tujuan kerja

yang ingin dicapai, menjadikan pekerjaan itu dirasakan menarik,

menantang dan menyenangkan. Hal ini menyebabkan perawat begitu

antusias, berdedikasi dan berkomitmen terhadap pekerjaan sehingga

perawat bekerja terlalu keras dan mengerjakan banyak hal untuk

mencapai harapan tersebut..

Hasil penelitian ini relevan dengan penelitian Dewi Nurazizah

(2013) yang menyatakan bahwa ada hubungan antara motivasi

Page 88: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

dengan pelaksanaan peran perawat sebagai health educator. Hasil

tersebut dapat diartikan bahwa jika motivasi tinggi yang dimilik

perawat, maka perawat dalam menerapkan perannya sebagai

health educator tinggi pula. Jika perawat memiliki motivasi rendah,

maka perawat dalam menerapkan perannya sebagai health educator

rendah pula karena motivasi mempunyai arti mendasar sebagai

inisiatif penggerak perilaku seseorang secara optimal, hal ini

disebabkan karena motivasi merupakan kondisi internal, kejiwaan

dan mental manusia seperti aneka keinginan, harapan kebutuhan,

dorongan dan kesukaan yang mendorong individu untuk berperilaku

kerja guna mencapai tujuan yang dikehendakinya, dan bertanggung

jawab serta berani menghadapi resiko sesuai keinginannya.

Dari hasil penelitian ini merekomendasikan perlunya

mengadakan nursing comperence serta pelaksanaan supervisi

secara berkala terhadap penerapan peran perawat sebagai health

educator.

3. Hubungan self efficacy dengan penerapan peran perawat sebagai

health educator di RSUD Kab. Wajo

Hasil analisis statistik dalam penelitian ini menemukan bahwa

terdapat hubungan yang kuat antara self efficacy dengan penerapan

Page 89: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

perannya sebagai health educator di RSUD Kab. Wajo dengan nilai

r=0,705 dan p < α (0,05)

Menurut Bandura (Ghufron, 2010) self efficacy merupakan

keyakinan individu mengenai kemampuan dirinya dalam melakukan

tugas atau tindakan yang diperlukan untuk mencapai hasil tertentu.

Self efficacy ini dapat menggerakkan motivasi, kemampuan kognitif

dan tindakan yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan situasi

sehingga meskipun memiliki beban kerja yang berat dan dihadapkan

dengan permasalahan yang berat, perawat masih memiliki semangat

kerja yang tinggi.

Menurut Octary (2007), seseorang yang memiliki self efficacy

tinggi akan cenderung takut akan kegagalan, meningkatkan aspirasi,

meningkatkan cara penyelesaian masalah dan kemampuan berfikir

analitik.

Berdasarkan hasil penelitian di dapatkan sebanyak 4.9 %

perawat yang mempunyai self efficacy baik tapi tidak melakukan

health educator . Hal ini disebabkan karena kurangnya pengawasan

yang diberikan kepada perawat dalam melaksanakan perannya

sebagai health educator selain itu kurangnya fasilitas yang diberikan

Page 90: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

kepada perawat untuk memudahkan pelaksanaan peran sebagai

health educator.

Berdasarkan hasil penelitian juga di dapatkan sebanyak 8.6 %

perawat yang mempunyai self efficacy kurang baik tetapi melakukan

health educator tinggi.Hal ini juga kurang baik karena self efficacy

yang rendah dapat menyebabkan perawat mudah merasa cemas dan

mudah menyerah dalam menghadapi hambatan. Selain itu, jika

mengalami hambatan perawat tersebut tidak melakukan upaya

apapun untuk mengatasi hambatan yang ada karena percaya bahwa

tindakan yang ia lakukan tidak membawa pengaruh apapun.

Hasil penelitian diatas sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Novita, dkk. (2011). Perawat yang memiliki self

efficacy tinggi yakin akan kemampuan yang dimilikinya dalam

melaksanakan tugasnya, mampu menjalankan tugas dengan baik

meskipun tuntutan dan beban kerja yang tinggi. Dalam hal ini,

perawat menjalankan perannya sebagai Health Educator dengan

baik.

Dimana orang yang memiliki self efficacy yang tinggi akan

mempunyai semangat yang lebih tinggi di dalam menjalankan suatu

tugas tertentu dibandingkan dengan orang yang memiliki self efficacy

Page 91: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

yang rendah, sehingga seorang perawat yang memiliki self efficacy

yang tinggi akan mengembangkan sikap positif seperti percaya diri

dan berkomitmen tinggi. Dengan demikian perawat mampu

menjalankan peran dan fungsinya dengan baik dalam menjalankan

perannya sebagai health educator .

C. Keterbatasan Peneliti

Peneliti menyadari bahwa dalam pelaksanaan penelitian tentu

menemukan keterbatasan yang dapat mempengaruhi hasil

penelitian, diantaranya adalah

1. Alat ukur yang digunakan disusun berdasarkan berbagai literatur

dan belum pernah digunakan sebelumnya, oleh karenanya itu

peneliti telah melakukan uji validitas dan uji realibilitas agar

kuesioner yang digunakan benar-benar mengukur peneran peran

perawat sebagai health educator.

2. Pengambilan sampel tidak dilakukan pada semua perawat,

sampel hanya dilakukan pada perawat pelaksana di ruang rawat

inap.

Page 92: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini dapat disimpulkan

hal-hal sebagai berikut :

1. Terdapat hubungan pengetahuan dengan penerapan peran perawat sebagai

health educator di RSUD Kab. Wajo.Karena pengetahuan merupakan ujung

tombak dalam melakukan health educasi pada pasie selain itu, menjadikan

health educator memiliki kecakapan dalam melakukan tindakan yang benar

dalam melakukan health educasi, tampa pengetahuan yang cukup, perawat sulit

melakukan health educacy pada pasien.

2. Terdapat hubungan motivasi dengan penerapan peran perawat sebagai health

educator di RSUD Kab. Wajo. Karena dengan motivasi baik perawat dapat

melakukan health educator dengan baik untuk mencapai tujuan yang

dikehendaki serta bertanggung jawab dalam melakukan health educasi pada

pasien.

3. Terdapat hubungan self efficacy dengan penerapan peran perawat sebagai

health educator di RSUD Kab. Wajo.Dengan self efficacy tinggi perawat yakin

akan kemampuannya dalam menggerakkan motivasi, dan kemampuan kognitif

serta mampu mengontrol diri dan lingkungannya dalam melaksanakan health

educator dengan baik.

Page 93: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

B. Saran

1. Bagi Manager Rumah Sakit

a. Memberikan pelatihan-pelatihan khususnya health educator dimulai dari kepala

ruangan yang selanjutnya mereka menerapkan pada klien sehingga

memberikan masukan tentang standar health educator

b. Melakukan Supervisi secara berkala kepada staf dalam penerapan peran

perawat sebagai health educator sebagai bagian penting dari asuhan

keperawatan.

c. Memberikan kemudahan kepada staf untuk penerapan peran perawat sebagai

health educator misalnya dengan menyediakan materi-materi siap saji dalam

berbagai bentuk misalnya kumpulan materi health educator sehingga

memudahkan perawat dalam penerapan peran perawat sebagai health educator

d. Mengaktifan nursing conference untuk meningkatkan kohesifitasnya dalam

kelompok sehingga perawat merasa mendapatkan dukungan dari rekan-rekan

dalam penerapan peran perawat sebagai health educator.

e. Mengingatkan kepada staf agar meningkatkan kesadaran tanggung jawab

terhadap penerapan peran perawat sebagai health educator secara kontinyu.

f. Membuat standar yang baku tentang penerapan peran perawat sebagai health

educator.

2. Bagi Direktur Rumah Sakit

Memfasilitasi perawat untuk terus meningkatkan pendidikan sebagai reward

terhadap prestasi kerjanya.

Page 94: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

3. Bagi peneliti selanjutnya

Disarankan kepada peneliti selanjutnya agar dapat melanjutkan penelitian ini

dengan mengamati variabel-variabel yang lain yang berhubungan dengan judul

peneliti ini.

Page 95: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

DAFTAR PUSTAKA

Abraham, L. & Shanly, E., (2007). Psikologi Sosial untuk Perawat, EGC, Jakarata.

Agung Pribadi. ( 2009), Analisis Pengaruh Faktor Pengetahuan, Motivasi dan Persepsi Perawat Terhadap Supervisi Kepala Ruangan Terhadap Pelaksanaan Dokumentasi Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah di Jepara. Tesis.

Azwar, A. ( 1996). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek ,Jakarta : Rineka Cipta.

Badeni. (2013). Kepemimpinan dan perilaku organisasi. Bandung: Alfabeta

Bastable, Susan, B. (2002).Perawat Sebagai Pendidik : Prinsip-Prinsip Pengajan pembelajaran. Jakarta : EGC.

Bandura. (1993). Perceived self efficasy in cognitive dievelopment and fungsioning.

American psychologist.

Bandura, A. (1997). Self efficacy the exercise of control. United States of America: W.H. Freeman and company.

Bandura, A. (1997).Self- efficacy: toward a unifying theory of behavioral chose. Psychologycal Review.

Depkes RI. (2000). Pedoman Uraian Tugas Tenaga Perawat di Rumah Sakit, Tim Depkes RI , cetakan 4, Direktorat Rumah Sakit Umum danPendidikan Direktorat Jenderal Pelayanan Medik, Jakarta.

Dharma, dkk. ( 2012). Metodologi penelitian keperawatan. Jakarta: TIM.

Gaguk Eko Waluyo . (2010), Pengaruh health educator terhadap kepuasan pasien di ruang rawat inap RSUD Kota Madium .Tesis

Ghufron,M.Nur & Rini Risnawwita,S. (2010). Teori-teori Psikologi. Jogyakarta : Ar-ruzz. Media

Irham, F. (2013). Manajemen Keperawatan Teori dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta.

Kozier,et,all. (1991).Knowledge. Addison Wesey Publishing Company. Inc, California

Page 96: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

Leidecker, Joel K dan Hall. James J. (1999). Motivasi : teori baik - tapi penerapan buruk. Dalam : Timple. A dale, ed. Seri Manajemen Sumber Daya Manusia : Memotivasi Pegawai. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta.

Lailani, F. (2012). Burnout pada perawat di tinjau dari efikasi diri dan dukungan sosial. Jurnal Talenta Psikologis.

Madya Sulisno. (2003). Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan Kepada Klien Oleh Perawat Pelaksana Di Rs Mardi Rahayu Kudus. Tesis Magister Keperawatan Universitas Indonesia.

Marquis & Huston. (2010). Kepemimpinan dan manajemen keperawatan. Jakarta: EGC

Nugroho Adi, dkk. (2008).Studi Korelasi Karakteristik dengan Perilaku Keluarga dalam Upaya Penanggulangan Malaria di Kec. Kintap, Kab. Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia. Vol.3/no.1/Januari 2008.

Nursalam. (2003). Managemen Keperawatan Aplikasi Praktek Keperawatan Profesional,Salemba Medika, Jakarta.

Notoadmodjo,S. (2007). Pengantar Health educator dan Ilmu Perilaku. Yogyakarta : Andi Offset.

Nurazizah D. (2013) . Hubungan Motivasi Kerja Perawat dengan Pelaksanaan Peran Perawat sebagai Educator di Ruang Rawat Inap RSUD Kajen, Kab. Pekalongan. Skripsi. STIK Muhammadiyah Pekalongan.

Pinasti, W. (2011). Pengaruh self efficacy, locus of control dan faktor demografis terhadap kematangan karier mahasiswa. Skripsi. Fakultas Psikologi universitas Islam Negeri Jakarta.

Page 97: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

Prestiana, I.D.,& Purbandini, D. (2012). Hubungan antara self efficacy dan stres kerja dengan kejenuhan kerja pada perawat IGD dan ICU RSUD kota Bekasi. Jurnal Soul.

Potter,A.P. & Perry,G.A. (1997).Fundamentals of Nursing : consepts ,process, and practice. St Louis : Mosby Year book.

Octary,M.Anton . (2007). Hubungan Antara Self Efficacy Dengan Kecemasan Pada Mahasiswa Yang Sedang Mengerjakan Skripsi. Depok : FPUI

Sarwono. (1997). Pendidikan Kesehatan. Jakarta,Rhineka Cipta.

Sri Hastuti. (2010). Pengaruh Pengetahuan Sikap dan Motivasi Terhadap Penatalaksanaan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) pada Petugas Kesehatan di Puskesmas Kabupaten Boyolali. Tesis Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Sri, T. (2006). Pengantar Keperawatan Profesional. Cetakan Keempat. Rineka Cipta.Jakarta., Y (2009). Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan Praktis, Penerbit Erlangga. Jakarta.

Suarli, M & Bahtiar. (2009) .Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan Praktis. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D.Bandung: Alfabeta.

Sugiro, S. J., & Suyono, J. (2005). Analisis perbedaan tingkat kepuasan kerja ditinjau dari locus of control, tipe kepribadian dan self efficacy. Bisnis & Managemen.

Sunyoto, D. (2013). Perilaku organisasi. Yogyakarta: Center for Academic Publishing Service.

Page 98: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

Sulih,U ; Herawati ; Sumiati ; Yeti, R. (2002). Health educator dalam Keperawatan. Jakarta : EGC.

Susilo, R. (2011), Pendidikan Kesehatan Dalam Keperawatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Stanhope, M. & Jeanette L. (1989). Community Health Nursing : process and practice for Promotion Health . St Louis : The C.V. Mosby Company.

Rifai,S. (2000) .Penjaminan Kualitas Dalam Keperawatan.Cetakan Kedua. EGC.Jakarta.

Yani Indrastuti. (2010). Analisis hubungan perilaku caring dan motivasi dengan kinerja perawat pelaksana menerapkan prinsip etik keperawatan dalam asuhan keperawatan di RSUD Sragen. Tesis.

Zulkosky, K. (2009) . Self- efficacy: A concept analysis. Journal compilation.

Internet :

http://en.wikipedia.org/wiki/knowledge. Knowledge. Wikipedia the free encyclopedia. Diakses 2 Mei 2014

http://www.beritaiptek.com. Kajian Pemanfaatan Teknologi Knowledge Based Expert System di dalam Pengelolaan Sumberdaya Alam. Diakses 2 Mei 2014

Jurnal :

International Journal Of Nursing Studies, Volume 38, Issue 2, April 2001, Pages 163-173 Janet Nolan, Mike Nolan, Andrew Booth. Diakses tanggal 2 Mei 2014.

Page 99: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

LEMBAR PENJELASAN UNTUK RESPONDEN

Yth. Bapak/Ibu perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Wajo

Nama saya Zainab, NIM. P4200212014 adalah mahasiswa Program Studi

Magister Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, sedang

melakukan penelitian untuk tesis dengan judul “ Hubungan Pengetahuan, motivasi,

self efficacy dengan penerapan peran perawat sebagai Health Educator di Ruang

Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Wajo”

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan,

motivasi, self efficacy dengan penerapan peran perawat sebagai Health Educator di

Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Wajo. Dengan harapan

dapat memberikan manfaat kepada manajemen keperawatan khususnya manajemen

sumber daya manusia dalam peningkatan kualitas pelayanan keperawatan.

Penelitian ini menggunakan kuesioner yang akan diisi oleh perawat selama 15-

20 menit dan tidak akan merugikan para perawat selaku responden maupun pihak

rumah sakit pada umumnya.

Saya selaku peneliti akan menjaga kerahasiaan identitas dan informasi yang

akan diberikan oleh perawat jika bersedia menjadi responden, sehingga saya sangat

berharap Bapak/Ibu perawat dapat menjawab pernyataan dengan jujur tanpa keraguan.

Jika BapakIbu perawat dapat menjawab yang diberiakn tidak diketahui orang lain, maka

bias menentukan tempat yang dianggap lebih nyaman untuk mengisi kuesioner

tersebut.

Page 100: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

Bila selama penelitian ini berlangsung atau saat mengisi kuesioner Bapak/Ibu

perawat ingin mengundurkan diri yang disebabkan oleh satu dan lain hal (missal : sakit

atau ada keperluan lain yang mendesak) maka bapak/Ibu dapat mengungkapkan

langsung, menelpon, atau mengembalikan kuesioner tersebut pada peneliti. Sebagai

tanda ucapan terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu menjadi responden, peneliti

memberikan notebook dan pulpen yang terdapat didalam sebuah amplop yang

disertakan bersama dengan kuesioner. Setelah pengisian kuesioner, lembaran tersebut

kiranya dimasukkan kembali ke dalam amplop dan peneliti dapat mengambil kembali.

Hal-hal yang tidak jelas dapat menghubungi saya (Zainab/Hp. 082188137388)

Makassar , Juli 2014

Peneliti

(Zainab)

Page 101: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Setelah saya mendapat informasi dan membaca penjelasan, maka saya memahami

manfaat dan tujuan penelitian ini. Saya yakin peneliti akan menghargai dan menjunjung

tinggi hak-hak saya sebagai responden. Saya juga menyadari bahwa penelitian ini tidak

akan menimbulkan dampak negative bagi saya dan RSUD Kab. Wajo. Saya menyadari

bahwa keikutsertaan saya dalam penelitian ini sangat besar manfaatnya bagi

pengembangan manajemen sumber daya manusia untuk peningkatan mutu pelayanan

keperawatan di RSUD Kab. Wajo.

Oleh karena itu, dengan menandatangani lembar persetujuan ini, maka saya

menyatakan bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

Sengkang, Juni 2014 (………………………………….) Nama Lengkap.

Page 102: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

KUESIONER Petunjuk Pengisian 1. Bacalah dengan teliti setiap pertanyaan sebelum memberikan jawaban. 2. Jawaban bapak/ibu akan dijamin kerahasiaannya (privacy) oleh penulis. 3. Jawablah dengan jujur tanpa pengaruh dari teman/orang lain. 4. Hendaklah semua pertanyaan diberikan jawaban dan setelah selesai dikumpulkan

kembali ke penulis.

5. Berilah tanda ( ) pada jawaban yang sesuai dengan pendapat saudara. 6. Kejujuran bapak /ibu sangat kami hargai dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan

ini. A BIODATA

No. Kuesioner : (diisi penulis)

Tanggal pengisian :

1. Umur anda sekarang : < 30 tahun ( ) 41 – 50 tahun ( )

31- 40 tahun ( ) 51 tahun ke atas ( )

2. Jenis kelamin : pria ( ) wanita ( ) 3. Pendidikan terakhir :

S1 keperawatan ( )

D III Keperawatan ( )

4. Lama kerja : 1 – 2 tahun ( )

3 – 4 tahun ( )

> 5 tahun ( )

5. Pegawai : Kontrak ( ) PNS Gol II d ( )

PNS Gol II c ( ) PNS Gol III a ( )

6. Gaji/ penghasilan yang diterima + insentif dari rumah sakit / bulan : < 500.000 ( ) 1.000.000 – 2.000.000 ( )

500.000 – 1.000.000 ( ) > 2.000.000 ( )

7. Waktu perjalanan dari rumah ke tempat kerja : < 1 jam ( ) 1 – 2 jam

Page 103: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

Kuesioner A

Health Edukator (Pendidikan Kesehatan)

Petunjuk Pengisian :

Berilah tanda ( ) Jawaban di bawah ini sesuai dengan pernyataan yang tersedia.

Alternatif Jawaban

TB = Tidak Baik

KB = Kurang Baik

B = Baik

SB = Sangat Baik

No Pernyataan TB KB B SB

1 Saya memberikan penjelasan kepada pasien tentang persiapan pasien untuk menerima perawatan.

2 Saya memberikan penjelasan kepada pasien tentang persiapan pasien pulang dari perawatan di Rumah Sakit

3 Saya memberikan penjelasan kepada pasien tentang tanda dan gejala komplikasi.

4 Saya memberikan penjelasan kepada pasien tentang Informasi mengenai obat yang diberikan.

5 Saya memberikan penjelasan kepada pasien tentang diet.

6 Saya memberikan penjelasan kepada pasien tentang latihan

7

Saya memberikan penjelasan kepada pasien tentang penggunaan peralatan medis yang diperlukan.

8

Saya memberikan penjelasan kepada pasien tentang hal-hal yang harus dihindari sesuai dengan penyakit yang diderita atau operasi yang dijalani.

9 Setelah melakukan pendidikan kesehatan kepada pasien, saya mencatat kegiatan yang dilakukan dalam dokumen pasien.

Page 104: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

Kuesioner B

Pengetahuan

Petunjuk Pengisian :

Pilihlah Jawaban yang paling benar dibawah ini dengan menggunakan tanda X 1. Pengetahuan yang didapatkan dengan akal budi biasa disebut yaitu :

a. Pengetahuan Empiris b. Pengetahuan Rasionalisme c. Pengetahuan Aposteriori d. Pengetahuan Deskrptif

2. Program Health Educator pasien bertujuan untuk mengurangi risiko yang menggangu kesehatan kecuali : a. Memberikan pengetahuan bagi pasien b. Mengurangi emosi pasien c. Memberikan kepuasan pasien terhadap perawatan d. Jawaban a,b dan c benar.

3. Sasaran Health Educator yaitu kecuali : a. Individu c. Kelompok Khusus b. Kelompok d. Masyarakat.

4. Tempat pelaksanaan Health educator yaitu kecuali : a. Upaya kesehatan sekolah (UKS) c. Tempat kerja b. Rumah Sakit d. Masyarakat

5. Health Educator mempunyai manfaat pencegahan yaitu kecuali : a. Promosi kesehatan b. Perlindungan khusus c. Perlindungan Umum d. Pembatasan cacat.

6. Manfaat Health Educator dalam meningkatkan kesadaran masyarakat, misalnya pentingnya imunisasi, perlindungan kecelakaan di tempat kerja termasuk dalam manfaat Health Educator sebagai : a. Promosi kesehatan b. Perlindungan khusus c. Perlindungan Umum

d. Pembatasan cacat.

7. Faktor yang berpengaruh terhadap perilaku sehat adalah kecuali :

a. Faktor predisposisi b. Faktor pendukung c. Faktor pendorong d. Faktor Sikap

8. Faktor yang berpengaruh pada Health Educator yang berasal dari perawat yaitu kecuali: a. Sikap perawat b. Pengalaman masa lalu perawat c. Emosi perawat d. Kesehatan fisik perawat.

9. Faktor yang berpengaruh pada Health Educator yang berasal dari pasien yaitu : a. Sikap pasien c. Emosi Pasien b. Motivasi d. Jawaban a,b dan c benar

10. Tanggung jawab perawat dalam Health Educator yaitu kecuali: a. Persiapan pasien untuk menerima perawatan. b. Pada saat melakukan tindakan /prosedur. c. Persiapan pasien pulang dari perawatan di Rumah Sakit.

d. Pencatatan aktifitas pendidikan kesehatan pasien.

Page 105: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

Kuesioner C

Motivasi

Petunjuk Pengisian :

Berilah tanda ( ) Jawaban di bawah ini sesuai dengan pernyataan yang tersedia.

Alternatif Jawaban

TB = Tidak Baik

KB = Kurang Baik

B = Baik

SB = Sangat Baik

No Pernyataan TB KB B SB

1 Saya dapat memotivasi diri sendiri untuk melakukan Health educator

2 Saya menghargai potensi maupun kelebihan yang saya miliki untuk melakukan health educator

3 Saya memiliki harapan ketika menghadapi sulitnya tantangan dalam melakukan Health Educator.

4 Saya bisa melakukan Health Educator secara konsisten meskipun ketika berada di bawah tekanan.

5 Saya tidak menjadi sedih dalam jangka waktu yang lama bila ada sesuatu yang salah dalam melakukan health educator

6 Saya cepat tanggap memperbaiki masalah dalam melakukan health educator

7 Saya tidak menunda-nunda melakukan Health Educator.

Kuesioner ini dikembangkan dari dimensi kecerdasan Goleman (2000) dan Teori Davis (2006)

Page 106: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

Kuesioner D

General Self Efficacy Scale

Petunjuk Pengisian :

Berilah tanda ( ) Jawaban di bawah ini sesuai dengan pernyataan yang tersedia.

Alternatif Jawaban

TB = Tidak Baik

KB = Kurang Baik

B = Baik

SB = Sangat Baik No Pernyataan TB KB B SB

1 Pemecahan masalah yang sulit selalu berhasil bagi saya,kalau saya berusaha keras

2 Jika seseorang menghambat tujuan saya, saya akan mencari cara dan jalan untuk mendapatkan apa yang saya inginkan

3 Saya tidak mempunyai kesulitan untuk melaksanakan niat dan tujuan saya.

4 Dalam situasi yang tidak terduga saya selalu tahu bagaimana saya harus bertingkah laku.

5 Kalau saya akan menghadapi hal yang baru, saya tahu bagaimana saya dapat menanggulanginya.

6 Untuk setiap problem saya mempunyai pemecahan.

7 Saya dapat menghadapi kesulitan dengan tenang karena saya selalu dapat mengandalkan kemampuan saya

8 Kalau saya menghadapi kesulitan, biasanya saya mempunyai banyak ide untuk mengatasinya.

9 Jika saya dalam kejadian (masalah) yang tidak terduga, saya akan dapat menanganinya dengan baik.

10 Apapun yang terjadi saya akan siap menanganinya.

Page 107: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

INSTRUMEN PENILAIAN HEALTH EDUCATOR

Petunjuk : Berilah tanda ( ) bila kegiatan dilakukan

Berilah tanda ( - ) bila kegiatan tidak dilakukan

PELAKSANAAN HEALTH EDUCATOR

OBSERVASI

No Pertanyaan Nama Nama Nama Nama Nama

1 Perawat memberikan penjelasan kepada pasien tentang persiapan pasien untuk menerima perawatan.

2

Perawat memberikan penjelasan kepada pasien tentang persiapan pasien pulang dari perawatan di Rumah Sakit

3 Perawat memberikan penjelasan kepada pasien tentang tanda dan gejala komplikasi

4 Perawat memberikan penjelasan kepada pasien tentang Informasi mengenai obat yang diberikan

5 Perawat memberikan penjelasan kepada pasien tentang diet.

6 Perawat memberikan penjelasan kepada pasien tentang latihan

7

Perawat memberikan penjelasan kepada pasien tentang penggunaan peralatan medis yang diperlukan

8

Perawat memberikan penjelasan kepada pasien tentang hal-hal yang harus dihindari sesuai dengan penyakit yang diderita atau operasi yang dijalani.

9 Setelah melakukan pendidikan kesehatan kepada pasien Perawat melakukan pendokumentasian.

TOTAL

PROSENTASE = Total X 100 % = ……%

9

Standar Kinerja perawat di RS Tinggi : 85%

Rendah : < 85 %

Page 108: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

Nonparametric Correlations (PAKE HE OBSERVASI)

Correlations

HE Observasi Pengetahuan Motivasi Self Efficacy

Spearman's rho

HE Observasi

Correlation

Coefficient 1,000 ,252

* ,254

* ,457

**

Sig. (2-tailed) . ,023 ,022 ,000

N 81 81 81 81

Pengetahuan

Correlation

Coefficient ,252

* 1,000 ,652

** ,471

**

Sig. (2-tailed) ,023 . ,000 ,000

N 81 81 81 81

Motivasi

Correlation

Coefficient ,254

* ,652

** 1,000 ,600

**

Sig. (2-tailed) ,022 ,000 . ,000

N 81 81 81 81

Self Efficacy

Correlation

Coefficient ,457

** ,471

** ,600

** 1,000

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 .

N 81 81 81 81

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Nonparametric Correlations (HE KUESIONER)

Correlations

Health

education

Pengetahuan Motivasi Self Efficacy

Spearman's rho

Health education

Correlatio

n

Coefficien

t

1,000 ,325** ,369

** ,705

**

Sig. (2-

tailed) . ,003 ,001 ,000

N 81 81 81 81

Pengetahuan

Correlatio

n

Coefficien

t

,325** 1,000 ,652

** ,471

**

Sig. (2-

tailed) ,003 . ,000 ,000

Page 109: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

N 81 81 81 81

Motivasi

Correlatio

n

Coefficien

t

,369** ,652

** 1,000 ,600

**

Sig. (2-

tailed) ,001 ,000 . ,000

N 81 81 81 81

Self Efficacy

Correlatio

n

Coefficien

t

,705** ,471

** ,600

** 1,000

Sig. (2-

tailed) ,000 ,000 ,000 .

N 81 81 81 81

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Frequencies

Umur

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

< 31 tahun 61 75,3 75,3 75,3

31-40 tahun 15 18,5 18,5 93,8

41-50 tahun 5 6,2 6,2 100,0

Total 81 100,0 100,0

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Laki-laki 10 12,3 12,3 12,3

Perempuan 71 87,7 87,7 100,0

Total 81 100,0 100,0

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

S1 keperawatan 15 18,5 18,5 18,5

DIII Keperawatan 66 81,5 81,5 100,0

Total 81 100,0 100,0

Page 110: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

Masa Kerja

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1-2 tahun 11 13,6 13,6 13,6

3-4 tahun 25 30,9 30,9 44,4

? 5 tahun 45 55,6 55,6 100,0

Total 81 100,0 100,0

Status kepegawaian

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Kontrak 46 56,8 56,8 56,8

PNS Gol.II 16 19,8 19,8 76,5

PNS Gol.III 19 23,5 23,5 100,0

Total 81 100,0 100,0

Gaji

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

< 500.000 46 56,8 56,8 56,8

500.000-1.000.000 6 7,4 7,4 64,2

1.000.000-2.000.000 10 12,3 12,3 76,5

> 2.000.000 19 23,5 23,5 100,0

Total 81 100,0 100,0

Jarak rumah ke RS

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid < 1 jam 81 100,0 100,0 100,0

Health education

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Rendah 27 33,3 33,3 33,3

Tinggi 54 66,7 66,7 100,0

Total 81 100,0 100,0

Page 111: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

Pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Kurang baik < 15 30 37,0 37,0 37,0

Baik 51 63,0 63,0 100,0

Total 81 100,0 100,0

Motivasi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Rendah 36 44,4 44,4 44,4

Tinggi 45 55,6 55,6 100,0

Total 81 100,0 100,0

Self Efficacy

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Kurang baik 30 37,0 37,0 37,0

Baik 51 63,0 63,0 100,0

Total 81 100,0 100,0

HE Observasi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Rendah 38 46,9 46,9 46,9

Tinggi 43 53,1 53,1 100,0

Total 81 100,0 100,0

Page 112: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

unit kerja

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

interna umum 13 16,0 16,0 16,0

interna syaraf 12 14,8 14,8 30,9

anak umum 9 11,1 11,1 42,0

anak syaraf 9 11,1 11,1 53,1

bedah umum 14 17,3 17,3 70,4

bedah syaraf 15 18,5 18,5 88,9

perinatologi 9 11,1 11,1 100,0

Total 81 100,0 100,0

Page 113: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI, DAN SELF EFICACY DENGAN PENERAPAN

PERAN PERAWAT SEBAGAI HEALTH EDUCATOR DI RUANG RAWAT INAP RSUD

KAB. WAJO

Responden nomor 20 (motivasi) diubah dari rendah (1) menjadi tinggi (2)

UNIVARIAT

Khusus utk motivasi

Motivasi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Rendah 36 44,4 44,4 44,4

Tinggi 45 55,6 55,6 100,0

Total 81 100,0 100,0

BIVARIAT

Pengetahuan * HE kuesioner

Crosstab

HE Observasi Total

Rendah Tinggi

Pengetahuan

Kurang baik < 15 Count 19 11 30

Expected Count 14,1 15,9 30,0

% within Pengetahuan 63,3% 36,7% 100,0%

Baik Count 19 32 51

Expected Count 23,9 27,1 51,0

% within Pengetahuan 37,3% 62,7% 100,0%

Total

Count 38 43 81

Expected Count 38,0 43,0 81,0

% within Pengetahuan 46,9% 53,1% 100,0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 5,158a 1 ,023

Continuity Correctionb 4,164 1 ,041

Likelihood Ratio 5,201 1 ,023

Fisher's Exact Test ,037 ,020

Linear-by-Linear Association 5,094 1 ,024

N of Valid Cases 81

a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 14,07.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 114: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

Interpretasi : terdapat hubungan antara pengetahuan dengan peran perawat dalam health

education dengan nilai p = 0,041

Motivasi * HE kuesioner

Crosstab

HE Observasi Total

Rendah Tinggi

Motivasi

Rendah Count 22 14 36

Expected Count 16,9 19,1 36,0

% within Motivasi 61,1% 38,9% 100,0%

Tinggi Count 16 29 45

Expected Count 21,1 23,9 45,0

% within Motivasi 35,6% 64,4% 100,0%

Total

Count 38 43 81

Expected Count 38,0 43,0 81,0

% within Motivasi 46,9% 53,1% 100,0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 5,245a 1 ,022

Continuity Correctionb 4,269 1 ,039

Likelihood Ratio 5,293 1 ,021

Fisher's Exact Test ,027 ,019

Linear-by-Linear Association 5,180 1 ,023

N of Valid Cases 81

a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 16,89.

b. Computed only for a 2x2 table

Interpretasi : terdapat hubungan antara motivasi dengan peran perawat dalam health education

dengan nilai p = 0,039

Page 115: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

Self Efficacy * HE kuesioner

Crosstab

HE Observasi Total

Rendah Tinggi

Self Efficacy

Kurang baik Count 23 7 30

Expected Count 14,1 15,9 30,0

% within Self Efficacy 76,7% 23,3% 100,0%

Baik Count 15 36 51

Expected Count 23,9 27,1 51,0

% within Self Efficacy 29,4% 70,6% 100,0%

Total

Count 38 43 81

Expected Count 38,0 43,0 81,0

% within Self Efficacy 46,9% 53,1% 100,0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 16,936a 1 ,000

Continuity Correctionb 15,092 1 ,000

Likelihood Ratio 17,593 1 ,000

Fisher's Exact Test ,000 ,000

Linear-by-Linear Association 16,727 1 ,000

N of Valid Cases 81

a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 14,07.

b. Computed only for a 2x2 table

Interpretasi : terdapat hubungan antara self eficacy dengan peran perawat dalam health education

Page 116: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

UJI BEDA

Untuk mendapatkan data perbedaan pada variabel baik indepen maupun dependen yang memilki

skala data kategorik berdasarkan ruangan kerja perawat, digunakan uji Kruskal Wallis

Ranks

unit kerja N Mean Rank

Pengetahuan interna umum 13 34,19

interna syairah 12 35,75

anak umum 9 38,00

anak syairah 9 38,00

bedah umum 14 47,32

bedah syairah 15 42,50

Perinatologi 9 51,50

Total 81

Motivasi interna umum 13 40,31

interna syairah 12 45,50

anak umum 9 36,50

anak syairah 9 32,00

bedah umum 14 41,64

bedah syairah 15 42,80

Perinatologi 9 45,50

Total 81

Self Efficacy interna umum 13 37,31

interna syairah 12 45,88

anak umum 9 42,50

anak syairah 9 33,50

bedah umum 14 38,64

bedah syairah 15 45,20

Perinatologi 9 42,50

Total 81

HE Observasi interna umum 13 31,96

interna syairah 12 36,38

anak umum 9 42,00

anak syairah 9 46,50

bedah umum 14 42,64

bedah syairah 15 49,20

Perinatologi 9 37,50

Total 81

Page 117: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

Test Statisticsa,b

Pengetahuan Motivasi Self Efficacy HE Observasi

Chi-Square 6,922 3,407 3,490 6,665

df 6 6 6 6

Asymp. Sig. ,328 ,756 ,745 ,353

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: unit kerja

Interpretasi :

Pengetahuan : tidak terdapat perbedaan pengetahuan perawat berdasarkan unit kerja

dengan nilai p = 0,328

Motivasi : tidak terdapat perbedaan motivasi perawat berdasarkan unit kerja dengan nilai

p = 0,756

Self eficacy : tidak terdapat perbedaan self eficacy perawat berdasarkan unit kerja dengan

nilai p = 0,745

HE observasi : tidak terdapat perbedaan penerapan peran perawat dalam health education

berdasarkan unit kerja dengan nilai p = 0,353

MULTIVARIAT

Langkah Variabel Koef. Sig. OR (95% CI)

Langkah 1 Pengetahuan 0,453 0,508 1,573 (0,412-6,007)

Motivasi -0,422 0,579 0,656 (0,148-2,910)

Self Eficacy 2,129 0,002 8,404 (2,239-31,540)

Constant -1,281 0,008

Langkah 2 Pengetahuan 0,247 0,668 1,281 (0,413-3,972)

Self Eficacy 1,954 0,001 7,058 (2,243-22,208)

Constant -1,276 0,008

Langkah 3 Self Eficacy 2,065 0,000 7,886 (2,791-22,278)

Constant -1,190 0,006

Interpretasi : variabel yang paling berhubungan dengan penerapan perawat dalam health

educator adalah self eficacy.

Logistic Regression

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases

Included in Analysis 81 100,0

Missing Cases 0 ,0

Total 81 100,0

Unselected Cases 0 ,0

Total 81 100,0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Page 118: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value

Rendah 0

Tinggi 1

Categorical Variables Codings

Frequency Parameter coding

(1)

Self eficacy regresi Baik 51 1,000

kurang baik 30 ,000

Motivasi regresi Tinggi 45 1,000

Rendah 36 ,000

Pengetahuan regresi Baik 51 1,000

kurang baik 30 ,000

Classification Tablea,b

Observed Predicted

HE Observasi Percentage

Correct Rendah Tinggi

Step 0 HE Observasi

Rendah 0 38 ,0

Tinggi 0 43 100,0

Overall Percentage 53,1

a. Constant is included in the model.

b. The cut value is ,500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant ,124 ,223 ,308 1 ,579 1,132

Variables not in the Equation

Score df Sig.

Step 0

Variables

Penget_reg(1) 5,158 1 ,023

Mot_reg(1) 5,245 1 ,022

SE_reg(1) 16,936 1 ,000

Overall Statistics 17,327 3 ,001

Page 119: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 18,092 3 ,000

Block 18,092 3 ,000

Model 18,092 3 ,000

Step 2a Step -,318 1 ,573

Block 17,774 2 ,000

Model 17,774 2 ,000

Step 3a Step -,181 1 ,671

Block 17,593 1 ,000

Model 17,593 1 ,000

a. A negative Chi-squares value indicates that the Chi-squares

value has decreased from the previous step.

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R

Square

Nagelkerke R

Square

1 93,889a ,200 ,267

2 94,207a ,197 ,263

3 94,388a ,195 ,261

a. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter

estimates changed by less than ,001.

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

1 8,803 4 ,066

2 ,553 2 ,758

3 ,000 0 .

Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test

Page 120: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

HE Observasi = Rendah HE Observasi = Tinggi Total

Observed Expected Observed Expected

Step 1 1 1 ,846 0 ,154 1

2 14 14,869 5 4,131 19

3 8 7,285 2 2,715 10

4 4 3,285 6 6,715 10

5 8 10,859 29 26,141 37

6 3 ,856 1 3,144 4

Step 2 1 15 15,634 5 4,366 20

2 8 7,366 2 2,634 10

3 4 3,366 6 6,634 10

4 11 11,634 30 29,366 41

Step 3 1 23 23,000 7 7,000 30

2 15 15,000 36 36,000 51

Classification Tablea

Observed Predicted

HE Observasi Percentage

Correct Rendah Tinggi

Step 1 HE Observasi Rendah 23 15 60,5

Tinggi 7 36 83,7

Overall Percentage 72,8

Step 2 HE Observasi Rendah 23 15 60,5

Tinggi 7 36 83,7

Overall Percentage 72,8

Step 3 HE Observasi Rendah 23 15 60,5

Tinggi 7 36 83,7

Overall Percentage 72,8

a. The cut value is ,500

Page 121: HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antar

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) 95% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Step 1a Penget_reg(1) ,453 ,684 ,439 1 ,508 1,573 ,412 6,007

Mot_reg(1) -,422 ,760 ,308 1 ,579 ,656 ,148 2,910

SE_reg(1) 2,129 ,675 9,951 1 ,002 8,404 2,239 31,540

Constant -1,281 ,483 7,019 1 ,008 ,278

Step 2a Penget_reg(1) ,247 ,578 ,183 1 ,668 1,281 ,413 3,972

SE_reg(1) 1,954 ,585 11,165 1 ,001 7,058 2,243 22,208

Constant -1,276 ,480 7,056 1 ,008 ,279

Step 3a SE_reg(1) 2,065 ,530 15,188 1 ,000 7,886 2,791 22,278

Constant -1,190 ,432 7,594 1 ,006 ,304

a. Variable(s) entered on step 1: Penget_reg, Mot_reg, SE_reg.

Model if Term Removed

Variable Model Log

Likelihood

Change in -2 Log

Likelihood

df Sig. of the

Change

Step 1 Penget_reg -47,162 ,434 1 ,510

Mot_reg -47,103 ,318 1 ,573

SE_reg -52,797 11,705 1 ,001

Step 2 Penget_reg -47,194 ,181 1 ,671

SE_reg -53,390 12,573 1 ,000

Step 3 SE_reg -55,991 17,593 1 ,000

Variables not in the Equation

Score df Sig.

Step 2a Variables Mot_reg(1) ,310 1 ,578

Overall Statistics ,310 1 ,578

Step 3b

Variables Penget_reg(1) ,184 1 ,668

Mot_reg(1) ,064 1 ,801

Overall Statistics ,502 2 ,778

a. Variable(s) removed on step 2: Mot_reg.

b. Variable(s) removed on step 3: Penget_reg.