GOOD CORPORATE GOVERNANCEDAN KINERJA KEUANGAN … · GOOD CORPORATE GOVERNANCEDAN KINERJA KEUANGAN...

15
GOOD CORPORATE GOVERNANCEDAN KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN FARMASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Ida Ayu Putu Purwani (1) , Gusti Ayu Mahanavami (2) , Tettie Setiyarti (3) (1), (2), (3) STIMI Handayani Denpasar e-mail: [email protected] ABSTRACT Purpose of this study was to determine the effect of partial and simultaneous among independent board, board of directors, and audit committee financial performance at a pharmaceutical company in Indonesia Stock Exchange. The population in this study is a pharmaceutical company listed on the Indonesian Stock Exchange 2011-2015. Samples numbered 7 companies were taken by purposive sampling. Methods of data collection using the method of documentation. The analysis technique used is: classical assumption test, multiple linear regression and hypothesis testing. The results showed that simultaneously there is influence between variables independent board, the board of directors and audit committee on the financial performance. Partially only independent board that influence financial performance. Recommendations for the management of the company should put the interests of the company above personal interest/ class and still maintain a presence and performance in the company’s independent board to maintain consistency so that the implementation of GCG perceived benefits for the long term. Keywords: Financial Perfomance (ROA), the Board of Independent Commissioners, Board of Directors, Audit Committee and Good Corporate Governance. I. PENDAHULUAN Lemahnya implementasi tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) menjadi penyebab terjadinya ketidakstabilan ekonomi yang berdampak pada penurunan kinerja keuangan. Darmawati, dkk. (2004) menyatakan bahwa GCG merupakan salah satu elemen kunci dalam meningkatkan efisiensi ekonomis, yang meliputi serangkaian hubungan antara manajemen perusahaan, dewan komisaris, para pemegang saham dan stakeholder lainnya. GCG juga dapat digunakan untuk memonitor masalah kontrak dan membatasi perilaku opportunistic manajemen. Perilaku manipulasi oleh manajer yang berawal dari konflik kepentingan tersebut dapat diminimumkan melalui suatu mekanisme monitoring yang bertujuan untuk menyelaraskan berbagai kepentingan tersebut. Perusahaan meyakini bahwa implementasi GCG merupakan bentuk lain penegakan etika bisnis dan etika kerja yang sudah lama menjadi komitmen perusahaan, dan implementasi GCG berhubungan dengan peningkatan citra perusahaan. Perusahaan yang mempraktikkan GCG akan mengalami perbaikan citra, dan peningkatan nilai perusahaan. SWA (dalam Utama Siddharta dan Afriani Cynthia, 2005), survei CLSA Emerging Market April 2001 menemukan korelasi positif antara harga saham dan praktek GCG. Selama tiga tahun sebelumnya, nilai saham 100 perusahaan di

Transcript of GOOD CORPORATE GOVERNANCEDAN KINERJA KEUANGAN … · GOOD CORPORATE GOVERNANCEDAN KINERJA KEUANGAN...

Page 1: GOOD CORPORATE GOVERNANCEDAN KINERJA KEUANGAN … · GOOD CORPORATE GOVERNANCEDAN KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN FARMASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Ida Ayu Putu Purwani(1),

GOOD CORPORATE GOVERNANCEDAN KINERJA KEUANGAN PADA

PERUSAHAAN FARMASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Ida Ayu Putu Purwani(1), Gusti Ayu Mahanavami(2), Tettie Setiyarti(3) (1), (2), (3) STIMI Handayani Denpasar

e-mail: [email protected]

ABSTRACT

Purpose of this study was to determine the effect of partial and

simultaneous among independent board, board of directors, and audit committee financial performance at a pharmaceutical company in Indonesia Stock Exchange. The population in this study is a pharmaceutical company listed on the Indonesian Stock Exchange 2011-2015. Samples numbered 7 companies were taken by purposive sampling. Methods of data collection using the method of documentation. The analysis technique used is: classical assumption test, multiple linear regression and hypothesis testing.

The results showed that simultaneously there is influence between variables independent board, the board of directors and audit committee on the financial performance. Partially only independent board that influence financial performance. Recommendations for the management of the company should put the interests of the company above personal interest/ class and still maintain a presence and performance in the company’s independent board to maintain consistency so that the implementation of GCG perceived benefits for the long term. Keywords: Financial Perfomance (ROA), the Board of Independent Commissioners, Board of Directors, Audit Committee and Good Corporate Governance. I. PENDAHULUAN

Lemahnya implementasi tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) menjadi

penyebab terjadinya ketidakstabilan ekonomi yang berdampak pada penurunan kinerja keuangan. Darmawati, dkk. (2004) menyatakan bahwa GCG

merupakan salah satu elemen kunci dalam meningkatkan efisiensi ekonomis, yang meliputi serangkaian hubungan antara manajemen perusahaan, dewan komisaris, para pemegang saham dan stakeholder lainnya. GCG juga

dapat digunakan untuk memonitor masalah kontrak dan membatasi perilaku opportunistic manajemen. Perilaku manipulasi oleh manajer yang berawal dari konflik kepentingan tersebut dapat

diminimumkan melalui suatu mekanisme monitoring yang bertujuan untuk menyelaraskan

berbagai kepentingan tersebut. Perusahaan meyakini bahwa

implementasi GCG merupakan bentuk lain penegakan etika bisnis dan etika kerja yang sudah lama menjadi komitmen perusahaan, dan implementasi GCG berhubungan dengan peningkatan

citra perusahaan. Perusahaan yang mempraktikkan GCG akan mengalami perbaikan citra, dan peningkatan nilai perusahaan. SWA (dalam Utama Siddharta dan Afriani Cynthia, 2005), survei CLSA Emerging Market April 2001

menemukan korelasi positif antara harga saham dan praktek GCG. Selama tiga tahun sebelumnya, nilai saham 100 perusahaan di

Page 2: GOOD CORPORATE GOVERNANCEDAN KINERJA KEUANGAN … · GOOD CORPORATE GOVERNANCEDAN KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN FARMASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Ida Ayu Putu Purwani(1),

pasar yang sedang berkembang (emerging market) meningkat rata-

rata 127% (dalam US$) dan 25 perusahaan peringkat teratas yang mempraktekkan GCG dengan sangat baik, nilai sahamnya meningkat rata-rata 267%.

Fama dan Jensen (dalam

Ujiyantho dan Pramuka, 2007), menyatakan bahwa komisaris independen dapat bertindak sebagai penengah dalam perselisihan yang terjadi diantara para manajer internal dan mengawasi kebijakan manajemen serta memberikan nasihat kepada

manajemen. Komisaris independen merupakan posisi terbaik untuk melaksanakan fungsi monitoring agar tercipta perusahaan yang baik.

Dewan direksi merupakan pimpinan perusahaan dan memiliki wewenang dan tanggung jawab

dalam pengelolaan perusahaan. Dewan direksi memiliki tugas untuk menetapkan arah strategis, menetapkan kebijakan operasional dan bertanggung jawab memastikan tingkat kesehatan manajemen perusahaan. Selain itu, dewan direksi juga memiliki tanggung jawab untuk

mengembangkan dan melaksanakan program hubungan dengan pihak luar perusahaan(Hennie Van Greuning & Sonja Brajovic Bratanovic, 2011).Komite audit berperan untuk melakukan pengawasan internal perusahaan atas proses pelaporan

keuangan, manajemen risiko, pelaksanaan audit, dan implementasi corporate governance di perusahaan-perusahaan (Purwati, 2006).

Industri farmasi merupakan perusahaan manufaktur yang

bergerak disektor industri barang konsumsi yang berbasis riset. Pemilihan perusahaan farmasi adalah karena pada saat ini sudah

banyak masyarakat Indonesia menyadari pentingnya kesehatan serta didukung oleh program-program pemerintah tentang jaminan kesehatan masyarakat. Mengingat kesehatan sangat penting saat ini serta pertumbuhan masyarakat Indonesia yang semakin pesat maka peneliti

tertarik melakukan penelitian di perusahaan farmasi sebagai subyek penelitian.

Beberapa peneliti telah melakukan penelitian mengenai hubungan good corporate governance dengan kegunaan rasio

keuangan dalam mengukur dan memprediksi kinerja keuangan. Siti Murni Mulyati (2011) menyatakan bahwa komisaris independen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Penelitianlain yang

sejalan adalah oleh Candra Rifqi Triwinasis (2013) yang mendapatkan temuan empiris bahwa dewan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. Tetapi berbeda dengan hasil penelitian Kusumawati dan Riyanto (2005) menyatakan bahwa

dewan komisaris independen berpengaruh positif terhadap tingkat good corporate governance dan memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. Aprianingsih (2016) menyatakan bahwa dewan direksi berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Alina Addiyah (2014) juga menemukan bahwa ukuran dewan direksi berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Siti Murni Mulyanti (2011) menyatakan bahwa

komite audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Demikian juga Aprianingsih (2016) menemukan bahwa komite audit

Page 3: GOOD CORPORATE GOVERNANCEDAN KINERJA KEUANGAN … · GOOD CORPORATE GOVERNANCEDAN KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN FARMASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Ida Ayu Putu Purwani(1),

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Mayangsari (2003) meneliti pengaruh keberadaan komite audit terhadap integritas laporan keuangan, disimpulkan bahwa keberadaan komite audit

berhubungan negatif dengan integritas laporan keuangan.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh secara parsial dan simultan antara dewan komisaris independen, dewan direksi, dan komite audit terhadap

kinerja keuangan pada perusahaan farmasi di Bursa Efek Indonesia.

II. LANDASAN TEORI DAN

HIPOTESIS Good corporate governance

Menurut Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor KEP-117/M-MBU/2002, Corporate Governance adalah suatu proses

dari struktur yang digunakan oleh organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham

dalam jangka panjang dengan tetap memerhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan

peraturan perundangan dan nilai-nilai etika.

Di Negara Indonesia, Code Of Good Corporate Governance yang

diterbitkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance (2006)

terdapat 5 prinsip yang harus dilakukan oleh setiap perusahaan, yaitu: Transparency (Transparansi),

untuk mewujudkan dan mempertahankan objektivitas dalam praktek bisnis, perusahaan harus menyediakan informasi yang relevan dan material yang mudah diakses dan mudah dipahami bagi stakeholder.

Accountability (Akuntabilitas),

Perusahaan harus dapat mempertanggung jawabkan kinerjanya dengan wajar dan transparan. Akuntabilitas adalah salah satu prasyarat untuk memperoleh kinerja berkelanjutan. Responsibility (Tanggung Jawab),

perusahaan harus mematuhi hukum dan aturan dan memenuhi tanggung jawab kepada komunitas dan lingkungan dengan tujuan mempertahankan kelangsungan bisnis jangka panjang dan dikenal sebagai perusahaan yang baik. Independensi (Kemandirian), untuk

mendukung implementasi prinsip-prinsip GCG, perusahaan harus diatur secara independen oleh kekuasaan yang seimbang, dimana tidak ada salah satu organ perusahaan yang mendominasi organ lain dan tidak ada intervensi

dari pihak lain. Fairness (Kewajaran), dalam

melakukan aktivitasnya, perusahaan harus mengutamakan kepentingan pemegang saham dan stakeholder lain berdasarkan

prinsip kewajaran.Jika prinsip-prinsip GCG di atas dapat dilaksanakan secara sungguh-sungguh, dapat diartikan perusahaan akan memiliki landasan kokoh dalam menjalankan bisnisnya. Adrian Sutedi (2011: 41-42)

mengatakan bahwa ada beberapa unsur-unsur dalam corporate governance yang bisa menjamin berfungsinya Good Corporate Governance:

1) Corporate Governance – Internal

Perusahaan adalah unsur-unsur yang berasal dari dalam perusahaan dan merupakan unsur yang selalu diperlukan di dalam perusahaan. Unsur-unsur internal perusahaan

tersebut sebagai berikut:Pemegang saham, Direksi, Dewan Komisaris,

Page 4: GOOD CORPORATE GOVERNANCEDAN KINERJA KEUANGAN … · GOOD CORPORATE GOVERNANCEDAN KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN FARMASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Ida Ayu Putu Purwani(1),

Manajer, Karyawan/serikat pekerja, Sistem remunerasi berdasar kinerja, Komite audit

2) Corporate Governance – External Perusahaan, unsur

yang berasal dari luar perusahaan adalah antara lain

:Kecukupan undang-undang dan perangkat hokum, Investor, Institusi penyedia informasi, Akuntan public, Institusi yang memihak kepentingan publik bukan golongan, Pemberi pinjaman, Lembaga yang mengesahkan

legalitas Dari berbagai unsur corporate governance yang telah diuraikan

sebelumnya, penelitian ini terfokus pada dewan komisaris independen, dewan direksi dan komite audit.

Kinerja keuangan Kinerja keuangan

merupakan penentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba (Sucipto, 2003:2). Payatma (dalam Sabrinna, 2010), kinerja

keuangan perusahaan merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan dimanapun, karena kinerja keuangan merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Kinerja keuangan

perusahaan adalah kemampuan perusahaan dalam menjelaskan operasionalnya.

Menurut Hastuti (2005), kinerja keuangan perusahaan adalah hasil banyak keputusan individual yang dibuat secara terus-menerus oleh manajemen.

Oleh karena itu dalam menilai kinerja keuangan perusahaan diperlukan analisis dampak keuangan komulatif dan ekonomi dari keputusan dan mempertimbangkannya dengan

menggunakan ukuran komparatif. Kinerja keuangan adalah salah satu faktor yang menunjukkan efektivitas dan efisiensi suatu organisasi dalam pencapaian tujuan. Efektivitas diukur melalui kemampuan manajemen untuk memilih suatu alat yang tepat untuk mencapai tujuan. Efisien

dapat diartikan sebagai perbandingan antara masukan dan keluaran.

Salah satu rasio yang dinilai bisa memberikan informasi yang paling baik adalah profitabilitas. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba

dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Dengan demikian bagi investor jangka panjang akan sangat berkepentingan dengan analisis profitabilitas ini misalnya bagi pemegang saham akan melihat keuntungan yang benar-benar

akan diterima dalam bentuk dividen (Sartono, 2001:122).

Rasio profitabilitas yang digunakan adalah Return On Asset (ROA). ROA merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas suatu perusahaan. Rasio ini

digunakan untuk mengukur seberapa besar laba yang dapat diperoleh dari seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan. Dendawijaya (2009: 120) menjelaskan bahwa rasio ROA digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam memperoleh

keuntungan (laba) secara keseluruhan, semakin besar ROA semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan tersebut dan semakin baik pula posisi perusahaan dari segi penggunaan aset.

Brigham & Houston (2012:

148) ROA merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian total aset

Page 5: GOOD CORPORATE GOVERNANCEDAN KINERJA KEUANGAN … · GOOD CORPORATE GOVERNANCEDAN KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN FARMASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Ida Ayu Putu Purwani(1),

yang digunakan dan biasa digunakan sebagai indikator tingkat profitabilitas.Ponttie Prasnanugraha (2007: 17), ROA dapat digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Darsono dan Ashari

(2005: 57) juga menjelaskan bahwa ROA menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari setiap satu rupiah aset yang digunakan. Rasio ini memberikan ukuran lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan manajemen dalam

menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan.

Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa ROA merupakan rasio yang mampu menggambarkan kemampuan efisiensi perusahaan dalam menghasilkan laba/ keuntungan

dengan memanfaatkan aset yang dimiliki. ROA dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡

=Laba Setelah Pajak

Total Assetx 100%

Hipotesis Penelitian Pengaruh dewan komisaris independen terhadap kinerja keuangan

Teori yang dikemukakan Fama dan Jensen (1983) (dalam Ujiyantho dan Pramuka, 2007) menyatakan bahwa Non-executive director (komisaris independen)

dapat bertindak sebagai penengah dalam perselisihan yang terjadi diantara para manajer internal dan mengawasi kebijakan manajemen

serta memberikan nasihat kepada manajemen. Komisaris independen merupakan posisi terbaik untuk melaksanakan fungsi monitoring agar tercipta perusahaan yang baik. Kusumawati dan Riyanto

(2005) menyatakan bahwa dewan komisaris independen berpengaruh positif terhadap tingkat good corporate governance dan memiliki

pengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. Oleh karena itu hipotesis dapat dirumuskan

sebagai berikut: H1: Dewan komisaris independen berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Pengaruh dewan direksi terhadap kinerja keuangan

Teori yang dikemukakan oleh Walace dan Zinkin (dalam Ahmad Minan Santoso, 2015: 22) menyatakan bahwa dewan direksi merupakan organ penting dalam perusahaan dan memiliki tugas dan tanggung jawab secara penuh terhadap kepentingan perusahaan.

Dewan direksi juga memiliki tugas untuk membuat rencana strategis dan memastikan berjalannya sistem dalam perusahaan. Peran yang dimiliki oleh dewan direksi menjadikannya organ yang sangat penting bagi perusahaan untuk menentukan arah kebijakan perusahaan. Astri Aprianingsih

(2016) menyatakan bahwa dewan direksi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Oleh karena itu hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut:

H2: Dewan direksi berpengaruh positif signifikan terhadap

kinerja keuangan perusahaan.

Pengaruh komite audit terhadap kinerja keuangan

Teori yang dikemukakan oleh Waterhouse (1989) (dalam Yusriati, 2010) menyatakan bahwa investor, analis dan regulator menganggap

komite audit memberikan kontribusi dalam kualitas kinerja keuangan. Komite audit meningkatkan integritas dan

Page 6: GOOD CORPORATE GOVERNANCEDAN KINERJA KEUANGAN … · GOOD CORPORATE GOVERNANCEDAN KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN FARMASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Ida Ayu Putu Purwani(1),

kredibilitas pelaporan keuangan melalui pengawasan atas proses pelaporan termasuk sistem pengendalian internal dan penggunaan prinsip akuntansi berterima umum dan mengawasi proses audit secara keseluruhan. Ahmad Minan Santoso (2015) menunjukkan bahwa komite audit

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan. Oleh karena itu hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut:

H3: Komite audit berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.

Pengaruh dewan komisaris independen, dewan direksi dan komite audit secara simultan terhadap kinerja keuangan

Ekowati Dyah Lestari (2011) menyatakan bahwa good corporate governance atau tata kelola

perusahaan yang baik membantu terciptanya hubungan yang kondusif dan dapat dipertanggungjawabkan diantara elemen dalam perusahaan (dewan komisaris, dewan direksi, dan para pemegang saham) dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan.

Yuda Adestian (2015) menyatakan bahwa dewan komisaris, dewan komisaris independen, dewan direksi, komite audit dan ukuran perusahaan secara simultan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Oleh karena itu hipotesis dapat dirumuskan

sebagai berikut: H4: Dewan komisaris independen, dewan direksi dan komite audit secara simultan berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan.

III. METODE PENELITIAN

Obyek dan Subyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini

adalah dewan komisaris independen, dewan direksi dan

komite audit terhadap return on asset. Subyek dalam penelitian ini

adalah perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Sedangkan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data sekunder yang diambil dari website BEI, Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang dapat diakses melalui www.idx.co.id dan

jurnal-jurnal yang berkaitan dengan penelitian ini.

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh perusahaan yang bergerak pada sektor industri farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015sebanyak 9 emiten bersumber dari ICMD (Indonesian Capital Market Directory). Teknik

penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive samplingdengan kriteria

sebagai berikut : 1. Perusahaan farmasi yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun

2011-2015. 2. Perusahaan farmasi yang

mempublikasikan laporan keuangan tahun 2011-2015.

3. Perusahaan yang mendapatkan laba positif secara berturut-turut

selama tahun pengamatan.

4. Memiliki data yang lengkap terkait dengan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian dan dapat diakses melalui website

Bursa Efek Indonesia.

Page 7: GOOD CORPORATE GOVERNANCEDAN KINERJA KEUANGAN … · GOOD CORPORATE GOVERNANCEDAN KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN FARMASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Ida Ayu Putu Purwani(1),

Berdasarkan tahapan penentuan jumlah sampel maka sampel dalam penelitian ini digunakan 7 perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Teknik Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

dokumentasi dimana data dikumpulkan dari Indonesian Capital Market Directory yang dapat diakses melalui www.idx.co.id.

Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis uji asumsi klasik, regresi linier berganda dan uji hipotesis. 1. Uji asumsi klasik

a. Uji normalitas Uji normalitas

bertujuan untuk menguji

apakah dalam sebuah model regresi, variabel terganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji statistik yang digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non-parametrik Kolmogrov-

Smirnov (K-S). Apabila nilai K-S diatas 0,05 maka berdistribusi normal, namun apabila dibawah 0,05maka tidak berdistribusi normal (Ghozali, 2012).

b. Uji multikolinearitas Uji multikolinieritas

bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas (independen). Penelitian ini mendeteksi mulitikolinieritas dengan cara melihat : (1) nilai tolerance dan lawannya

(2)variance inflantion factor (VIF). Nilai cutoff yang umum

dipakai adalah nilai tolerancelebih dari 0,10 atau

VIF di bawah 10 (Ghozali, 2012).

c. Uji heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas

bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual antara

satu pengamatan dengan pengamatan lainnya. Mendeteksi ada atau tidak heteroskedastisitas dilakukan dengan uji Glejser. Ketentuan tidak mengandung adanya heteroskedastisitas diketahui

jika profitabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5% (Ghozali, 2012).

d. Uji autokorelasi Uji autokorelasi

bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model

regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode ke t dengan kesalahan pengganggu pada periode ke t-1. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah melalui

uji Durbin-Watson (DW). Keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah apabila DW berada diantara -2 dan 2, maka tidak terjadi autokorelasi. Apabila DW lebih kecil dari -2, maka terjadi autokorelasi positif

dan apabila DW lebih besar dari 2, maka terjadi autokorelasi negatif (Ghozali, 2007).

2. Analisis regresi linier berganda Menurut Ghozali (2011)

persamaan regresi linier berganda dapat dinyatakan

sebagai berikut: Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e

Keterangan:

Page 8: GOOD CORPORATE GOVERNANCEDAN KINERJA KEUANGAN … · GOOD CORPORATE GOVERNANCEDAN KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN FARMASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Ida Ayu Putu Purwani(1),

Y : Return On Asset X1 : Dewan Komisaris Independen X2 : Dewan Direksi X3 : Komite Audit α : Konstanta β1-3 : Koefisien regresi e : Error

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Uji asumsi klasik Uji normalitas

Tabel 1 hasil uji normalitas

Sumber : hasil penelitian

Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui nilai asymp sig sebesar 0,968 lebih besar dari 0,05.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi terdistribusi secara normal. Uji multikoloniearitas Tabel 2 hasil uji multikoloniearitas

Sumber : hasil penelitian

Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa nilai tolerance dari 3

variabel independen lebih dari 0,10, demikian pula nilai VIF ketiga variabelnya kurang dari 10.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak terindikasi adanya multikoloniearitas.

Uji heteroskedastisitas

Tabel 3 hasil uji heteroskedastisitas

Sumber: hasil penelitian

Berdasarkan tabel 3 terlihat bahwa nilai signifikansi dari masing-masing variabel independen lebih dari 0,05 maka model regresi

pada penelitian ini tidak terindikasi gejala heteroskedastisitas.

Uji autokorelasi Tabel 4 hasil uji autokorelasi

Sumber : hasil penelitian

Berdasarkan tabel 4, menunjukkan nilai Durbin-Watson

sebesar 1,789 berarti nilai Durbin-Watson berada diantara -2 sampai

dengan 2, maka dapat disimpulkan model regresi pada penelitian ini tidak terjadi autokorelasi.

Page 9: GOOD CORPORATE GOVERNANCEDAN KINERJA KEUANGAN … · GOOD CORPORATE GOVERNANCEDAN KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN FARMASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Ida Ayu Putu Purwani(1),

Hasil uji analisis regresi linier

berganda Tabel 5 hasil uji regresi linier berganda

Sumber : hasil penelitian

Uji parsial (uji statistic t) 1) Pengaruh dewan komisaris

independen terhadap return on asset

Berdasarkan hasil analisis pada tabel 5 diperoleh nilai signifikan dewan komisaris independen sebesar 0,000 < probabilitas (0,05) berarti ada pengaruh positif dan signifikan antara dewan komisaris independen terhadap return on asset. 2) Pengaruh dewan direksi

terhadap return on asset Berdasarkan hasil analisis pada tabel 5 diperoleh nilai signifikan

dewan direksi sebesar 0,380 > probabilitas (0,05) berarti ada pengaruh negatif dan tidak signifikan antara dewan direksi terhadap return on asset. 3) Pengaruh komite audit terhadap

return on asset

Berdasarkan hasil analisis pada tabel 5 diperoleh nilai signifikan komite audit sebesar 0,126 > probabilitas (0,05) berarti ada pengaruh positif dan tidak

signifikan antara komite audit terhadap return on asset. Uji simultan (uji statistic F)

Berdasarkan hasil analisis uji F diperoleh nilai F hitung sebesar 15,910 dan signifikansinya 0,000 lebih kecil dari taraf

signifikan yaitu 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa dewan komisaris independen, dewan direksi dan komite audit secara simultan berpengaruh signifikan terhadap return on asset.

V. PEMBAHASAN Pengaruh Dewan Komisaris Independen terhadap Return On Asset Perusahaan Farmasi di BEI.

Hasil analisis statistik untuk variabel dewan komisaris independen diketahui bahwa nilai t hitung bernilai positif sebesar

6,812. Hasil statistik uji t untuk hasil dewan komisaris independen diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000, dimana lebih kecil dari tingkat kesalahan α = 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa dewan komisaris independen berpengaruh positif dan signifikan terhadap return on asset pada

perusahaan farmasi di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015, sehingga hipotesis kesatu diterima. Dewan komisaris independen memiliki pengaruh positif terhadap return on asset, hal tersebut dapat

dilihat dari fungsi dewan komisaris yang menjamin pelaksanaan strategi perusahaan, mengawasi manajemen perusahaan dalam mengelola perusahaan, serta terlaksananya akuntabilitas. Dengan adanya dewan komisaris yang memberikan petunjuk dan

arahan serta pengawasan kepada pengelola perusahaan, maka kinerja perusahaan akan lebih baik lagi. Hasil penelitian sekarang menunjukkan adanya persamaan hasil dengan penelitian sebelumnya

Page 10: GOOD CORPORATE GOVERNANCEDAN KINERJA KEUANGAN … · GOOD CORPORATE GOVERNANCEDAN KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN FARMASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Ida Ayu Putu Purwani(1),

oleh Kuslinah Riniati (2015) menyatakan bahwa dewan komisaris independen berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan. Pengaruh Dewan Direksi terhadap Return On Asset Perusahaan

Farmasi di BEI. Hasil analisis statistik untuk

variabel dewan direksi diketahui bahwa nilai t hitung bernilai negatif sebesar -0,890. Hasil statistik uji t untuk hasil dewan direksi diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,380, dimana lebih besar dari tingkat

kesalahan α = 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa dewan direksi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap return on asset

pada perusahaan farmasi di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015, sehingga hipotesis kedua ditolak.

Dewan direksi memiliki pengaruh negatif terhadap return on asset, karena ukuran dewan direksi tidak dilihat dari besar kecilnya dewan direksi akan tetapi tergantung dari norma dan kepercayaan yang diterima dalam organisasi. Hasil penelitian sekarang menunjukkan

adanya persamaan hasil dengan penelitian sebelumnya oleh Framudyo Jati (2009) menyatakan bahwa dewan direksi tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan.

Pengaruh Komite Audit terhadap Return On Asset Perusahaan

Farmasi di BEI. Hasil analisis statistik untuk

variabel komite audit diketahui bahwa nilai t hitung bernilai positif sebesar 1,574. Hasil statistik uji t untuk hasil komite audit diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,126,

dimana lebih besar dari tingkat kesalahan α = 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa komite audit berpengaruh positif dan tidak

signifikan terhadap return on asset pada perusahaan farmasi di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015, sehingga hipotesis ketiga ditolak. Komite audit tidak signifikan karena tidak terdapat hubungan antara komite audit dengan kinerja perusahaan, penelitian ini tidak

sesuai dengan penelitian Waterhouse (1989), menyatakan bahwa investor, analis dan regulator menganggap komite audit memberikan kontribusi dalam kualitas kinerja keuangan. Komite audit meningkatkan integritas dan kredibilitas pelaporan keuangan

melalui pengawasan atas proses pelaporan termasuk sistem pengendalian internal dan penggunaan prinsip akuntansi berterima umum dan mengawasi proses audit secara keseluruhan. Hasilnya mengindikasikan bahwa adanya komite audit memiliki

konsekuensi pada laporan keuangan yaitu berkurangnya pengukuran akuntansi yang tidak tepat, berkurangnya pengungkapan akuntansi yang tidak tepat dan berkurangnya tindakan kecurangan manajemen dan tindakan ilegal. Hasil penelitian sekarang menunjukkan adanya

persamaan hasil dengan penelitian sebelumnya oleh Framudyo Jati (2009) menyatakan bahwa komite audit tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan.

Pengaruh Dewan Komisaris

Independen, Dewan Direksi dan Komite Audit terhadap Return On Asset Perusahaan Farmasi di BEI.

Hasil analisis statistik untuk variabel dewan komisaris independen, dewan direksi dan komite audit diperoleh nilai F hitung sebesar 15,910 dan

signifikansinya 0,000 lebih kecil dari taraf signifikan yaitu 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa dewan

Page 11: GOOD CORPORATE GOVERNANCEDAN KINERJA KEUANGAN … · GOOD CORPORATE GOVERNANCEDAN KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN FARMASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Ida Ayu Putu Purwani(1),

komisaris independen, dewan direksi dan komite audit secara simultan berpengaruh signifikan terhadap return on asset pada

perusahaan farmasi di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015, sehingga hipotesis keempat diterima. Dewan komisaris

independen, dewan direksi dan komite audit berpengaruh positif terhadap return on asset, berarti good corporate governance atau tata

kelola perusahaan yang baik membantu terciptanya hubungan

yang kondusif dan dapat dipertanggungjawabkan diantara elemen dalam perusahaan (dewan komisaris, dewan direksi, dan para pemegang saham) dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan.

VI. SIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan,

maka diperoleh simpulan hasil penelitian adalah sebagai berikut:

1. Dewan komisaris independen berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia tahun 2011-2015. Hal ini ditunjukkan dengan nilai t hitung sebesar 6,812 dan nilai signifikansinya sebesar 0,000 < 0,05, sehingga hipotesis pertama diterima.

2. Dewan direksi berpengaruh

negatif dan tidak signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015. Hal ini ditunjukkan dengan nilai t hitung sebesar -0,890 dan nilai signifikansinya

sebesar 0,380 > 0,05, sehingga hipotesis kedua ditolak.

3. Komite audit berpengaruh positif dan tidak signifikan

terhadap kinerja keuangan perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015. Hal ini ditunjukkan dengan nilai t hitung sebesar 1,574 dan nilai signifikansinya sebesar 0,126 > 0,05, sehingga hipotesis ketiga

ditolak. 4. Hasil analisis dengan

menggunakan uji F dalam penelitian ini menunjukkan bahwa dewan komisaris independen, dewan direksi dan komite audit secara simultan berpengaruh

signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015. Hal ini ditunjukkan dengan nilai F hitung sebesar 15,910 dan nilai signifikansinya sebesar

0,000 < 0,05, sehingga hipotesis keempat diterima.

VII. SARAN – SARAN Beberapa saran yang dapat

diberikan berdasarkan analisis yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan hendaknya

dapat meminimalisir konflik yang ada. Berdasarkan hasil penelitian, dewan direksi berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan. Oleh karena itu, para pengurus perusahaan hendaknya mengutamakan

kepentingan perusahaan diatas kepentingan pribadi/golongan. Selain itu, perusahaan hendaknya terus melakukan upaya dalam mempertahankan dan meningkatkan kinerja keuangannya dengan tetap

mempertahankan keberadaan dan kinerja

Page 12: GOOD CORPORATE GOVERNANCEDAN KINERJA KEUANGAN … · GOOD CORPORATE GOVERNANCEDAN KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN FARMASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Ida Ayu Putu Purwani(1),

dewan komisaris independen dalam perusahaan. Hal ini dikarenakan untuk menjaga konsistensi dalam pelaksanaannya dewan komisaris independen memiliki peran penting dalam tata kelola perusahaan sehingga

penerapan GCG dapat dirasakan manfaatnya untuk jangka panjang.

2. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan dan menambah variabel lain yang dapat mempengaruhi

kinerja keuangan perusahaan seperti current ratio, debt to equity ratio dan total assets turn over ratio

serta dapat menggunakan proksi yang lain dari mekanisme good corporate governance seperti

kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial dan ukuran perusahaan. Selain itu sampel yang digunakan tidak hanya terbatas pada

perusahaan subsector farmasi melainkan diperluas ke beberapa industri lain seperti perbankan, properti, pertambangan dan lain – lain.

REFERENSI Adrian Sutedi. 2011. Good Corporate Governance. Jakarta:

Sinar Grafika.

Ahmad Minan Santoso. 2015. Pengaruh GCG, CAR, dan NIM terhadap Kinerja Keuangan Perbankan yang

terdaftar di BEI periode 2010-2013. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.

Andayani, Tutut Dwi. 2010. Pengaruh Karakteristik

Dewan Komisaris Independen Terhadap Manajemen Laba (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Tesis, Program Magister

Sains Akuntansi,

Semarang: UNDIP.

Alina Addiyah. 2014. Pengaruh Penerapan Corporate Governance Terhadap

Kinerja Keuangan Perbankan yang Terdaftar

di BEI Tahun 2010-2012. Skripsi. UNDIP.

Alina Addiyah dan Anis Chariri. 2014. Pengaruh Penerapan Corporate Governance

Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan (Studi pada Perusahaan

Perbankan yang Terdaftar di BEI Tahun 2010 – 2012). Diponegoro Journal of Accounting. 3 (4): h:1.

Aprianingsih, Astri. 2016. Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance, Struktur Kepemilikan, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan yang Terdaftar di BEI periode 2011-2014. Skripsi.

Universitas Negeri Yogyakarta.

Bambang Riyanto. 2012. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat.

Yogyakarta: BPFE.

Brigham dan Houston.2010. Dasar-dasar Manajemen Keuangan,Alih Bahasa Ali

Akbar Yulianto. Jakarta: Salemba Empat.

Candra Rifqi Triwinasis. 2013. Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap

Page 13: GOOD CORPORATE GOVERNANCEDAN KINERJA KEUANGAN … · GOOD CORPORATE GOVERNANCEDAN KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN FARMASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Ida Ayu Putu Purwani(1),

Kinerja Keuangan (Studi Kasus pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI tahun 2011-2012). Skripsi. UNES.

Darsono dan Siswandoko Tjatjuk. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia Abad 21.

Jakarta: Nusantara Consulting.

Darmawati, Deni, Rika Gelar Rahayu dan Khomsiyah. 2004. Hubungan Corporate Governance dan Kinerja

Perusahaan. Denpasar Bali: Simposium Nasional Akuntansi VII, IAI, 2004.

Darsono dan Ashari. 2005. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan. Yogyakarta :

ANDI.

Dendawijaya, Lukman. 2009. Manajemen Perbankan.

Jakarta: Ghalia Indonesia..

Effendi, Muh.Arief. 2009. The Power Of Corporate Governance. Teori dan

Implementasi. Jakarta: Salemba Empat.

Ekowati Dyah Lestari. 2011. Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap

Kinerja Keuangan (Studi Kasus pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Tahun 2007 – 2009). Skripsi. UNDIP.

Ermayanti, Dwi. 2009. Kinerja Keuangan Perusahaan. http://dwiermayanti.wordpress.com. Diakses tanggal

27 April 2010.

Fahmi, irham. 2015. Pengantar Manajemen Keuangan Teori dan Soal Jawab.

Bandung: Alfabeta.

Faiza Nur Rohmah. 2013. “Pengaruh Penerapan Corporate Governance

terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Earnings Management sebagai

Variabel Moderasi”. Skripsi. Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Farida, Yusriati Nur. 2010. Pengaruh Penerapan Corporate Governance

Terhadap Timbulnya Earnings Management Dalam Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan Di Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Volume 12.

Forum for Corporate Governance

in Indonesia (FCGI). 2003. Indonesia Company Law. http://www.fcgi.org.id.

Diakses tanggal 27 April 2010.

Framudyo, Jati. 2009. Pengaruh Struktur Corporate Governance Terhadap

Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di BEI. Universitas Gunadarma.

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi

3.Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang:

Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang:

Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Page 14: GOOD CORPORATE GOVERNANCEDAN KINERJA KEUANGAN … · GOOD CORPORATE GOVERNANCEDAN KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN FARMASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Ida Ayu Putu Purwani(1),

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang :

Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam. 2012.Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21 Upadate PLS Regresi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hastuti,Theresia Dwi. 2005. Hubungan antara Good

Corporate Governace dan Struktur Kepemilikan Dengan Kinerja Keuangan (Studi Kasus pada Perusahaan yang listing di Bursa Efek Jakarta). Simposium Nasional Akuntansi VIII, IAI, 2005.

Hasibuan, Malayu. 2011. Manajemen : Dasar, Pengertian dan Masalah.

Edisi Revisi, Cetakan 9. Jakarta: Bumi Aksara.

Hennie Van Greuning & Sonja Brajovic Bratanovic. 2011. Analisis Risiko Perbankan-Analyzing Banking Risk. Edisi 3. Jakarta : Salemba Empat.

Helfina Rimardhani dan R. Rustam Hidayat Dwiatmanto. 2016. Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance

Terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan BUMN yang Terdaftar di BEI Tahun 2012 – 2014. Jurnal Administrasi Bisnis. 31 (1):

h: 167-175.

Irmala Sari. 2010. “Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance terhadap

Kinerja Perbankan Nasional”. Skripsi.

Universitas Diponegoro.

Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG). 2006. Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia, Jakarta.

Kuslinah Riniati. 2015. Pengaruh Komisaris Independen dan Komite Audit Terhadap Kinerja Perusahaan yang

Terdaftar di BEI Tahun 2011 – 2013. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.

Kusumawati,Dwi Novi dan Bambang Riyanto L S. 2005. Corporate Governance dan Kinerja: Analisis Compliance Reporting dan Struktur

Dewan Terhadap Kinerja. Simposium Nasional Akuntansi(SNA) VIII Solo.

Mawar Rohmah. 2013. “Pengaruh CAR,NPL, dan LDR terhadap Kinerja Keuangan Perbankan yang terdaftar di BEI 2008-2011”. Skripsi.

Universitas Negeri Yogyakarta.

Mayangsari,S. 2003. Analisis Pengaruh Independensi, Kualitas Audit, serta Mekanisme Corporate Governance terhadap Integritas Laporan Keuangan. Makalah SNA

VI, hlm.1255-1273.

Novi. 2010. Komite Audit. http://dank26novi.wordpress.com. Diakses tanggal 5

Mei 2010.

Purwati, Atiek Sri. 2006. Pengaruh Karakteristik

Komite Audit terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan pada Perusahaan Publik yang Tercatat di BEJ. Tesis,

Program Magister Sains

Page 15: GOOD CORPORATE GOVERNANCEDAN KINERJA KEUANGAN … · GOOD CORPORATE GOVERNANCEDAN KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN FARMASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Ida Ayu Putu Purwani(1),

Akuntansi, Semarang: UNDIP..

Ponttie Prasnanugraha. 2007. “Analisis Pengaruh Rasio-Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Bank Umum di Indonesia”. Tesis. Universitas Diponegoro.

Sanda, Ahmadu, Aminu S. Mikaliu dan Tukur Garba. 2005. “Corporate GovernanceMechanism and Firm Financial Performance in Nigeria”. African EconomicResearch Consortium, Nairobi, Maret

2005, Department of Economics, Usmanu Danfodiyo University, Sokoto, Nigeria.

Sabrinna, Anindhita Ira. 2010. Pengaruh Corporate Governance dan Struktur

Kepemilikan terhadap Kinerja Perusahaan. Skripsi, Program Sarjana

Akuntansi, Semarang: UNDIP.

Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi 4.

Yogyakarta: BPFE Universitas Gadjah Mada.

Siti Murni Mulyati. 2011. Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance

Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI periode 2007-2009). Skripsi. UNES.

Sucipto. 2003. Penilaian Kinerja Keuangan. Medan: USU

Digital Library.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Manajemen. Bandung:

Alfabeta.

Surya, Indra dan Ivan Yustiavandana. 2006. Penerapan Good Corporate Governance:

Mengesampingkan hak-hak Istimewa Demi Kelangsungan Usaha.

Jakarta: Kencana.

Ujiyantho, M. A. dan B. A.Pramuka. 2007. Mekanisme Corporate Governance, Manajemen

Laba dan Kinerja Keuangan (Studi Pada Perusahaan Go

Publik Sektor Manufaktur). Simposium Nasional Akuntansi X, Unhas.

Makassar.

Utama, Siddharta dan Afriani, Cynthia. 2005. Praktek Corporate Governance dan

Penciptaan Nilai Perusahaan: Studi Empiris di BEJ. Manajemen Usahawan Indonesia. No.08/TH.XXXIV Agustus. FEUI.

www.idx.co.id

Yuda Adestian. 2015. Pengaruh Dewan Komisaris, Dewan Direksi, Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan Ukuran Perusahaan pada Kinerja Perusahaan Perbankan. Skripsi. Universitas Dian

Nuswantoro.