GAP Budidaya Tapak Dara 2

22
i Ni Luh Watiniasih Putu Sudiarta Nyoman Semadi Antara TROPICAL PLANTS CURRICULUM PROJECT UNIVERSITAS UDAYANA 2012 PRAKTEK BAIK BUDIDAYA TANAMAN TAPAK DARA (Catharanthus roseus (Linn.) Don)

description

Budidaya Tapak Dara

Transcript of GAP Budidaya Tapak Dara 2

  • i

    Ni Luh Watiniasih Putu Sudiarta Nyoman Semadi Antara

    TROPICAL PLANTS CURRICULUM PROJECT UNIVERSITAS UDAYANA 2012

    PRAKTEK BAIK BUDIDAYA TANAMAN TAPAK DARA

    (Catharanthus roseus (Linn.) Don)

  • DISCLAIMERThis publicati on is made possible by the generous

    support of the American people through the United

    States Agency for Internati onal Development (USAID).

    The contents are the responsibility of Texas A&M University

    and Udayana University as the USAID Tropical Plant

    Curriculum Project partners and do not necessarily refl ect

    the views of USAID or the United States Government.

  • ii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kami ucapkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang

    Maha Esa) atas asung kertha wara nugrahaNya kami dalam keadaan sehat sehingga dapat

    menyelesaikan tulisan ini. Tulisan ini yang berjudul Praktek Baik Budi Daya Tanaman

    Tapak Dara (Catharanthus roseus (Linn.) Don. bertujuan untuk memberikan informasi

    tentang bagaimana melaksanakan budi daya tanaman tapak dara dengan baik sehingga

    mendapatkan hasil yang maksimal. Tulisan ini berisikan ringkasan dari hasil awal penelitian

    yang kami lakukan digabungkan dengan informasi-informasi dari puskata.

    Tanaman tapak dara (Catharanthus roseus) atau yang juga disebut dengan nama

    Magasakar periwinkle. Tanaman tapak dara ini dapat ditemukan di berbagai tempat dan

    sering digunakan sebagai tanaman hias. Dari beberapa hasil penelitian, tanaman ini telah

    diketahui mengandung berbagai macam bahan kimia bioaktif dan dapat digunakan sebagai

    bahan obat maupun unutk mencegah berbagai macam penyakit seperti kanker dan hipertensi.

    Namun di masyarakat umum, pengetahuan tentang khasiat tanaman tapak dara ini belum

    banyak diketahui. Oleh karena itu, kami mengharapan dengan informasi yang kami berikan

    pada tulisan ini dapat membantu untuk memperkenalkan lebih luas tentang kegunaan dan

    cara membudidayakan tanaman tapak dara ini dengan lebih baik.

    Kami menyadari tulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran maupun

    kritik yang positif untuk perbaikan dari tulisan ini akan kami terima dengan baik.

  • ii

    DAFTAR ISI

    Hlm.

    KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

    DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

    DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... iii

    I. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

    1.1. Tinjauan Umum Tanaman Tapak Dara (Periwinkle) .............................. 1

    1.2. Kandungan Kimia Tanaman Tapak Dara dan khasiatnya ...................... 1

    1.3 Pentingnya Budidaya Tanaman Tapak Dara (Periwinkle)....................... 3

    II. PEMBIBITAN TANAMAN TAPAK DARA (PERIWINKLE) ............... 3

    2.1. Persiapan bibit/biji Tanaman Tapak Dara.............................................. 4

    2.2. Pembibitan Tanaman Tapak Dara ......................................................... 4

    2.3. Cara Pemilihan Biji Tanaman Tapak Dara ............................................ 4

    2.4. Cara Persemaian Tanaman Tapak Dara ................................................ 5

    2.5. Cara Pembibitan Tanaman Tapak Dara................................................. 6

    III. PENANAMAN DAN PEMANENAN TANAMAN TAPAK DARA

    (PERIWINKLE) DI LAPANGAN .............................................................. 7

    3.1. Persiapan Penanaman Bibit Tapak Dara .............................................. 7

    3.2. Pembuatan Guludan untuk Penanaman Bibit Tapak Dara ................... 8

    3.3. Penanaman dan Pemeliharaan Bibit Tapak Dara ..................................... 8

    3.4. Panen Tanaman Tapak Dara (Periwinkle) ........................................... 9

    3.4.1. Cara Panen Tanaman Tapak Dara .............................................. 10

    3.4.1.1. Cara Panen Bunga Tanaman Tapak Dara ............................... 10

    3.4.1.2. Cara Panen Daun Tanaman Tapak Dara ................................. 11

    IV. PENGARUH AIR, NUTRISI DAN PEMILIHAN TEMPAT PENANAMAN

    TANAMAN TAPAK DARA (PERIWINKLE) ..................................... 12

    4.1. Pengaruh Air dan Penambahan Nutrisi dalam Tanah Terhadap

    Pertumbuhan Tanaman Tapak Dara ......................................................... 12

    4.2. Pengaruh Ketinggian Tempat Terhadap Pertumbuhan Tanaman

    Tapak Dara ............................................................................................... 13

    SIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 15

    PUSTAKA ...................................................................................................... 15

  • iii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar Hlm.

    1. Tanaman tapak dara atau dikenal dengan nama Madagaskar periwinkle

    atau dalam bahasa Latin disebut Catharanthus rosues (Linn.) Don) ................ 2

    2 Buah pada tanaman tapak dara (periwinkle) yang ditunjuk dengan

    anak panah (a), buah yang sudah dipanen (b)..................................................... 5

    3. Buah dan biji tanaman tapak dara yang telah dipanen......................................... 6

    4. Bibit tanaman tapak dara yang berumur 8 minggu yang siap

    dipindahkan ke tempat pembibitan...................................................................... 6

    5. Bibit yang ditanam pada gelas plastik yang berumur

    12 minggu dan siap untuk ditanam di lapangan............................................... ... 7

    6. Guludan dan tanaman tapak dara (periwinkle) yang sedang tumbuh.................... 9

    7. Pemeliharaan dan penyiangan tanaman tapak dara di lapangan............................ 9

    8. Periwinkle yang berumur 3 bulan sejak saat penanaman dilapangan dan

    telah siap untuk dipanen........................................................................................ 10

    9. Panen daun tanaman tapak dara............................................................................ 11

    10. Daun tapak dara yang dikeringudarakan.............................................................. 12

    11. Rata-rata tinggi tanaman, jumlah daun, dan jumlah bunga

    pada tanaman periwinkle yang di tanam di daerah dengan

    ketinggian tempat yang rendah (Renon). C = Kontrol; HW = banyak Air;

    LW = Sedikit Air; HF = Pupuk Tinggi; LF = Pupuk Rendah............................... 13

    12 Tanaman tapak dara (Periwinkle) yang tumbuh di Renon dengan ketinggian

    tempat < 10m dpl. (a) dimana habitusnya lebih besar

    dan lebih tinggi dari pada tanaman tapak dara yang tumbuh di

    Pancasari dengan ketinggian tempat sekitar 800m dpl. (b) .................................. 13

    13. Rata-rata tinggi tanaman, jumlah daun dan jumlah bunga dari

    periwinkle yang tumbuh di dataran rendah (Renon) dengan dataran

    tinggi (Pancasari) .................................................................................................. 14

  • 1

    I. PENDAHULUAN

    1.1. Tinjauan Umum Tanaman Tapak Dara (Periwinkle)

    Tanaman Tapak Dara (Catharanthus roseus (L.) Don.) adalah salah satu tanaman

    yang tersebar luas di daerah tropis termasuk ke dalam keluarga atau family Apocynaceae.

    Tanaman ini pada mulanya berasal dari Madagaskar sehingga dikenal juga dengan nama

    Madagascar periwinkle. Pada saat ini tanaman ini sudah menyebar hampir di seluruh daerah

    tropis seperti di China, India, Indonesia, Australia, Amerika Utara dan Selatan. Di Bali dan

    Indonesia umumnya tanaman ini sering dijumpai sebagai tanaman hias yang di tanam di

    halaman depan rumah. Tanaman ini berupa perdu menahun dengan tinggi tanaman kurang

    dari 1m. Tanaman ini memiliki warna bunga yang indah seperti ungu muda, merah muda

    atau putih.

    Penyebaran tanaman tapak dara yang luas diberbagai daerah ini menyebabkan

    tanaman ini banyak memiliki nama lokal, seperti di Indonesia tanaman ini dikenal dengan

    berbabai nama seperti kembang tapak dara (Jawa/Indonesia), sindapor (Sulawesi), kembang

    tembaga (Sunda). Di Malaysia dikenal dengan nama kemunting cina, kembang sari cina,

    sedangkan di Philippine dikenal dengan nama tsitsirika, dalam bahasa Inggris disebut

    periwinkle, di China dikenal dengan nama chang chun hua, dan di Belanda disebut dengan

    soldaten bloem (Tjitrosoepomo 1985; 1989).

    Tanaman tapak dara ini dapat tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi dengan

    ketinggian 800 m dari permukaan laut (dpl.). Tanaman ini menyukai tempat yang terbuka,

    namun juga dapat tumbuh pada tempat yang ternaungi. Tanaman ini tumbuh kesamping

    dengan banyak cabang, dengan tinggi berkisar antara 0,2 1,0 m, sehingga tanaman ini

    cocok digunakan sebagai tanaman hias.

    1.2. Kandungan Kimia Tanaman Tapak Dara dan khasiatnya

    Berbagai penelitian yang telah dilakukan mendapatkan bahwa tanaman tapak dara ini

    banyak sekali mengandung bahan kimia aktif yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku

    obat-obatan. Dengan adanya kesadaran kita tentang pentingnya obat-obatan yang berbahan

    dasar alami (Back to Nature) maka pengetahuan tentang banyaknya kandungan bahan kimia

    yang dapat digunakan menjadi bahan dasar obat sangatlah penting. Tanaman ini

    diidentifikasi mengandung sebanyak 130 bahan bioaktif yang dikenal dengan nama

    Terpenoid Indole Alkaloids atau disingkat dengan TIAs. Beberapa dari bahan ini telah

  • 2

    diketahui dapat digunakan sebagai bahan baku obat-obatan seperti bahan aktif yang disebut

    catharantine, vinblastine, vincristine, vindoline dan Catharoseumine. Vinblastine dan

    vincristine telah diketahui dapat digunakan sebagai obat kanker yang diekstrak dari daun

    tanaman tapak dara yang mengandung alkaloid bisindol (Chung et al. 2011; Man et al. 2012;

    Verma et al. 2012). Tanaman ini juga diketahui dapat digunakan sebagai obat hipertensi

    yang disebabkan karena kandungan ajmalicine dan serpentine-nya.

    Figure 1. Tanaman tapak dara atau dikenal dengan nama Madagaskar periwinkle atau dalam bahasa Latin disebut Catharanthus rosues (Linn.) Don)

    Informasi tentang kekayaan kandungan bahan kimia aktif dari tanaman tapak dara ini

    dan cara biosistesis yang terjadi pada tanaman juga telah dipelajari sampai ketingkat jaringan

    dan organ (Ferreres at al. 2011), bahkan sampai pada level enzim dan gen (Facchini 2001,

    2006; Facchini and De Luca 2008; Ziegler and Facchini 2008; Oudin et al. 2007). Dari hasil

    penelitian terbaru tanaman tapak dara ini juga diketahui dapat mempengaruhi perkembangan

    bakteri (Wang et al. 2012) dan penggunaan teknologi nanopartikel diketahui bahwa daun

    tapak dari tanaman dara ini dapat digunakan sebagai anti plasmodium (Ponarulselvam 2012).

    Penelitian sebelumnya mendapatlan bahwa tanaman tapak dara ini penting untuk

    industri farmasi karena kadungan alkaloid bisindiolnya yang disebut vinblastine (Noble

    1990). Bahan kimia aktif ini sekarang digunakan untuk mencegah dan mengobati berbagai

    penyakit neoplasma dan direkomendasikan juga untuk mengobati penyakit Hodgkin atau

    kanker limposit, leukemia akut, dan choriocarcinoma atau kanker uterus yang sudah

    resisten/tahan terhadap obat-obatan lain (Miura et al. 1987).

  • 3

    1.3. Pentingnya Budidaya Tanaman Tapak Dara (Periwinkle)

    Banyaknya bahan kimia aktif yang dapat dihasilkan oleh tanaman tapak dara ini

    menyebabkan tanaman ini banyak dibudidayakan di luar negeri seperti di China, India dan

    sekarang Malaysia. Bahan-bahan aktif yang dihasilkan tersebut masih terus didalami untuk

    dapat digunakan sebagai pengobatan dan pencegahan berbagai penyakit.

    Di Indonesia tanaman ini belum banyak dibudidayakan, walaupun telah lama

    diketahui dapat digunakan sebagai obat herbal. Kandungan vincristine dan vinblastine yang

    akhir-akhir ini telah diketahui sebagai obat kanker sangatlah membuka puluang bagi petani

    untuk membudidayakan tanaman tapak dara ini. Tanaman yang hanya dapat menghasilkan

    jumlah bahan kimia ini dalam jumlah yang kecil (0.001 0.0003%, Uniyal et al. 2001)

    dengan harganya sangat mahal, mengisyaratkan bahwa untuk menghasilkan jumlah

    vincristine dan vinblastine yang banyak maka diperlukan jumlah tanaman yang banyak pula.

    Oleh karena itu, membuka peluang yang sangat luas bagi petani untuk membudidayakan

    tanaman ini.

    Bali yang telah banyak dikenal dengan pariwisaanya, juga berpeluang besar untuk

    mengembangkan tanaman tapak dara ini. Disamping dapat digunakan sebagai tanaman hias,

    produksi masal untuk bahan baku obat herbal juga masih memungkinkan. Untuk

    mendapatkan hasil yang baik penelitian telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh air dan

    nutrisi dalam tanah terhadap pertumbuhan tanaman tapak dara pada ketinggian tempat yang

    berbeda. Pengetahuan tentang pertumbuhan tanaman menjadi penting karena, seperti yang

    telah dipaparkan di atas bahwa dengan pertumbuhan tanaman yang optimal diharapkan dapat

    menghasilkan daun yang maximal sehingga kadar bahan kimia aktif yang dihasilkan oleh

    tanaman yang diekstrak dari daunnya dapat ditingkatkan.

    Selanjutnya di dalam tulisan ini akan dijelaskan bagaimana cara baik budidaya

    tanaman tapak dara yang dijabarkan menjadi 3 bagian yaitu pembibitan, penanaman,

    pemeliharaan dan pemanenan, serta

  • 4

    II. PEMBIBITAN TANAMAN TAPAK DARA (PERIWINKLE)

    Pembibitan yang baik satu tanaman yang akan dibudidayakan sangatlah menentukan

    kualitas bibit yang digunakan, dan selanjutnya akan menentukan kualitas tanaman yang akan

    dihasilkan. Untuk mendapatkan bibit tanaman tapak dara yang baik ada beberapa tahapan

    yang harus diperhatikan seperti yang dijabarkan di bawah ini.

    2.1. Persiapan bibit/biji Tanaman Tapak Dara

    Pada tahapan ini beberapa alat dan bahan perlu dipersiapkan. Alat-alat dan bahan-bahan

    yang diperlukan pada tahap persiapan ini adalah:

    1. Biji tanaman tapak dara

    2. Air untuk menyeleksi biji

    3. Ember kecil untuk menyeleksi biji

    4. Bambu untuk pembatas

    5. Gelas plastik untuk menanam

    6. Tempat/lahan pembibitan

    2.2. Pembibitan Tanaman Tapak Dara

    Bahan dan alat yang diperlukan pada tahap pembibitan ini adalah:

    1. Kompos dan pupuk kandang

    2. Kantong plastik/polybag

    3. Bibit tanaman periwinkle

    4. Sekam untuk media pembibitan

    5. Selang untuk menyiram

    6. Lahan tempat pembibitan

    2.3. Cara Pemilihan Biji Tanaman Tapak Dara

    Buah yang mengandung biji yang baik untuk dijadikan bibit adalah buah yang sudah

    tua berwarna kekuningan. Buah ini dapat dipanen langsung dari tanaman tapak dara.

    Namun, buah yang dihasilkan oleh tanaman tapak dara sangat mudah luruh, sehingga untuk

    pemilihan biji yang baik juga dapat dilakukan dengan mengambil buah yang telah luruh dari

    tanaman yang jatuh disekitar tanaman tersebut. Buah tanaman tapak dara ini relatif mudah

    untuk dikenali dengan bentuk buah yang lonjong memanjang dan tumbuh berpasangan pada

    batangnya (Gambar. 2). Biji yang baik yang didapat dari buah tanaman ini dapat dipilih

  • 5

    dengan memasukkan buah yang sudah terkumpul pada satu wadah/ember kecil yang telah

    diisi air. Biji yang baik adalah biji yang tenggelam. Setelah pemilihan biji, biji tersebut

    haruslah dikering-udarakan, kemudian ditanam atau disemaikan. Jika tidak dilakukan

    pembibitan langsung, biji dapat disimpan pada tempat yang teduh dan lembab. Bentuk buah

    dan biji yang telah dipanen dari tananam tapak dara dapat dilihat pada Gambar 3.

    Gambar 2. Buah pada tanaman tapak dara (periwinkle) yang ditunjuk dengan anak

    panah (a), buah yang sudah dipanen (b).

    2.4. Cara Persemaian Tanaman Tapak Dara:

    1. Pilihlah biji baik yang telah terpilih

    2. Pada satu gelas plastik, masukkanlah kompos lebih kurang 2/5 dari volume gelas

    3. Taruhlah 2-3 biji yang telah terpilih dalam gelas yang telah diisi kompos

    4. Taburilah biji tersebut dengan seditkit kompos, cukup untuk menunuti biji yang

    disemaikan

    5. Siramlah dengan sedikit air, sehingga cukup lembab

    6. Kumpulkan gelas-gelas tesebut pada satu lahan penyemaian

    7. Batasilah kumpulan bibit tersebut dengan bambu atau bahan lain

    8. Lahan penyemaian hendaknya cukup mendapat sinar matahari di pagi hari namun

    mendapat daungan di siang hari

    9. Biji yang telah disemaikan disiram setiap hari untuk mencegah dari kekeringan

    10. Setelah lebih kurang 4 minggu bibit akan mulai tumbuh

    11. Setelah berumur 2 bulan tanaman tersebut sudah siap untuk dipindahkan dalam media

    pembibitan

    12. Jika dalam satu gelas biji yang tumbuh lebih dari satu, maka pilihlah 1 bibit yang

    paling baik pertumbuhannya, seperti tumbuh tegak dan subur

    a b

  • 6

    Gambar 3. Buah dan biji tanaman tapak dara yang telah dipanen

    2.5. Cara Pembibitan Tanaman Tapak Dara

    1. Sediakanlah kantong plastik hitam/polybags berukuran 1kg sebagai media pembibitan

    2. Kantong-kantong tersebut diisi sekam

    3. Bibit yang telah tumbuh dan berumur lebih kurang 2 bulan dipindahkan pada kantong

    plastik yang diisi dengan sekam

    4. Bibit disiram setiap hari untuk menghindari kekeringan

    5. Bibit dibiarkan tumbuh selama 4 minggu sebelum dipindahkan/ditanam di lapangan

    Gambar 4. Bibit tanaman tapak dara yang berumur 8 minggu yang siap dipindahkan ke

    tempat pembibitan.

  • 7

    Bibit yang telah tumbuh pada gelas plastik dapat juga diteruskan pemeliharaannya

    sampai berumur lebih kurang 12 minggu sebelum ditanam dilapangan (Gambar 4). Namun,

    kemungkinan untuk tumbuh dilapangan lebih kecil dibandingkan dengan bibit yang terlebih

    dahulu ditanam dengan media sekam.

    Gambar 5. Bibit yang ditanam pada gelas plastik yang berumur 12 minggu dan siap untuk ditanam di lapangan.

  • 8

    III. PENANAMAN DAN PEMANENAN TANAMAN TAPAK DARA

    (PERIWINKLE) DI LAPANGAN

    Bibit tanaman tapak dara (periwinkle) yang telah berumur lebih kurang 12 minggu

    telah siap untuk ditanam di lapangan. Sebelum penanaman lahan perlu dipersiapkan terlebih

    dahulu sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik. Tanaman tapak dara akan tumbuh baik

    pada lahan yang mendapatkan sinar matahari cukup/langsung, namun tanaman ini juga dapat

    tumbuh dibawah naungan. Tanaman ini akan tumbuh baik jika mendapat sinar matahari pagi

    yang cukup, namun mendapat naungan di siang hari. Apabila tanaman ini kena langsung

    terik sinar matahari di siang hari, maka daunnya akan menggulung atau layu.

    3.1. Persiapan Penanaman Bibit Tapak Dara

    Pada persiapan penanaman diperlukan beberapa peralatan dan bahan yang harus

    dipersiapkan. Alat dan bahan tersebut adalah:

    1. Cangkul untuk menggemburkan tanah

    2. Sekop kecil untuk membuat lubang

    3. Selang untuk menyiram

    4. Pita ukur untuk mengukur luas lahan

    3.2. Pembuatan Guludan untuk Penanaman Bibit Tapak Dara

    Gulukan dipersiapkan terlebih dahulu sebelum bibit ditanam. Guludan dibuat dengan

    cara sebagai berikut:

    1. Tanah dengan ukuran 1m x 3 meter digemburkan dengan menggunakan cangkul

    untuk membuat guludan

    2. Guludan dibuat beberapa buah sesuai dengan keperluan

    3. Guludan dibatasi dengan parit dengan kedalaman sekitar 40 cm untuk menghindarkan

    tanaman dari genangan air

    4. Sebelum ditanami bibit guludan disiram secukupnya untuk menjaga kelembaban

    tanah

    3.3. Penanaman dan Pemeliharaan Bibit Tapak Dara

    1. Dengan menggunakan sekop kecil, lubang untuk menanam bibit di buat dengan

    kedalaman sekitar 20cm di dalam guludan

  • 9

    2. Guludan dengan ukuran tersebut diatas dipersiapkan untuk ditanami dengan 12 bibit

    tanaman

    3. Jarak antar tanaman/lubang adalah 50cm x 50cm

    4. Pada setiap lubang ditanami dengan 1 bibit tanaman

    5. Plastik polybag atau gelas pembibitan digunting untuk mendapatkan bibit yang masih

    utuh dengan media pembibitannya

    6. Bibit bersamaan dengan media langsung ditanam pada lubang yang telah disiapkan

    7. Dengan bantuan sekop kecil tanaman ditimbun dengan tanah sampai menutupi

    seluruh akar tanaman

    8. Setelah seluruh tanaman di tanam, kemudian disiram dengan menggunakan selang.

    9. Pada permulaan penanaman ini tanaman disiram setiap hari, dan jika hari terlalu

    panas maka tanaman dapat disiram 2 kali sehari sehingga tanaman tetap segar

    10. Setelah tanaman tumbuh dan membesar tanaman disiram sesuai dengan kebutuhan,

    jangan sampai tanaman menjadi layu dan mati

    11. Jika diperlukan, pemupukan dengan pupuk organik atau pupuk kimia dapat dilakukan

    setelah tanaman berumur 1 bulan

    12. Tanaman ini dipelihara selama 3 bulan kemudian siap untuk di panen

    Gambar 6. Guludan dan tanaman tapak dara (periwinkle) yang sedang tumbuh.

  • 10

    Gambar 7. Pemeliharaan dan penyiangan tanaman tapak dara di lapangan.

    3.4. Panen Tanaman Tapak Dara (Periwinkle)

    Tanaman yang telah berumur 3 bulan telah tumbuh dengan baik dan siap untuk

    dipanen (Gambar 8) . Untuk memanen bunga dan daun serta cabang tanaman, panen dapat

    dilakukan dengan memotong seluruh cabang tanaman. Pemilahan dapat dilakukan di rumah

    di tempat lain yang teduh (Gambar 9).

    Gambar 8. Periwinkle yang berumur 3 bulan dari saat penanaman dilapangan telah siap untuk dipanen

    Pada saat panen, beberapa peralatan yang diperlukan adalah:

    1. Sabit untuk menyabit cabang tanaman tapak dara

    2. Tas plastik besar ukuran 10 kg untuk tempat tanaman yang baru di panen

  • 11

    3. Tisu dengan air digunakan untuk mempertahankan kelembaban tanaman yang

    dipanen

    4. Air untuk mempertahankan kelembaban tanaman yang telah dipanen

    5. Keranjang untuk mengumpulkan dan mengangkut hasil tanaman yang dipanen

    6. Kantung plastik 2 kg untuk tempat daun, bunga, buah, dan batang hasil panen

    7. Nampan untuk mengeringkan daun, bunga, buah dan cabang

    3.4.1. Cara Panen Tanaman Tapak Dara

    3.4.1.1. Cara Panen Bunga Tanaman Tapak Dara

    1. Bunga dipanen dengan mengambil kuntum bunga langsung sesaat sebelum tanaman

    dipanen

    2. Bunga dikumpulkan dan diletakkan dalam kantung plastik 2 kg

    3. Di dalam kantung plastik yang berisi bunga ditambahkan tisu yang telah dibasahi

    dengan air untuk menjaga kesegaran bunga

    4. Bunga, kemudian diletakkan di dalam nampan untuk dikering-udarakan

    5. masihTanaman yang telah siap untuk dipanen di sabit pada pangkal cabang

    3.4.1.2. Cara Panen Daun Tanaman Tapak Dara

    1. Cabang tanaman di sabit dengan menggunakan sabit

    2. Cabang dari masing-masing tanaman bersamaan dengan daunnya di letakkan di dalam

    tas palstik besar (10 kg)

    3. Didalamnya juga diletakkan tisu yang telah dibasahi dengan air untuk menjaga

    kesegaran daun

    4. Setelah sampai di rumah/tempat yang teduh daun-daun dipanen dari batangya

    (Gambar 9)

    5. Daun dari satu tanaman di letakkan di dalam nampan untuk dikeringudarakan

    (Gambar 10)

    6. Setelah kering daun disimpan di dalam kantung plastik berukuran 2 kg sebelum

    dianalisa kandungan bahan kimianya

    7. Batang dari cabang yang dipanen juga dikeringkan untuk diambil kandungan bahan

    kimia aktifnya juga

  • 12

    Gambar 9. Panen daun tanaman tapak dara

    Gambar 10. Daun tapak dara yang dikeringudarakan

    a

  • 13

    IV. PENGARUH AIR, NUTRISI DAN PEMILIHAN TEMPAT PENANAMAN

    TANAMAN TAPAK DARA (PERIWINKLE)

    4.1. Pengaruh Air dan Penambahan Nutrisi dalam Tanah Terhadap Pertumbuhan

    Tanaman Tapak Dara

    Walaupun tahan terhadap kekeringan, tanaman ini perlu disiram tertutama pada saat

    awal penanaman dan pada saat musim kering. Dari hasil penelitian tentang pengaruh air dan

    nutrisi tanah (Gambar 11) yang telah dilakukan didapatkan bahwa pertumbuhan tanaman

    tapak dara lebih baik pada lahan yang tidak terlalu basah, yaitu tanaman yang hanya disiram

    dengan air secukupnya sehingga idak berlebihan (kontrol dan sedikit air). Penambahan

    nutrisi (pupuk) pada tanah sangat membantu pertumbuhan tanaman tapak dara. Hal ini dapat

    dilihat dari jumlah daun yang dihasilkan oleh tanaman yang diberi tambahan pupuk

    menghasilkan daun dua kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan tanaman yang tidak

    diberi tambahan pupuk.

    Gambar 11. Rata-rata tinggi tanaman, jumlah daun, dan jumlah bunga pada tanaman

    periwinkle yang di tanam di daerah dengan ketinggian tempat yang rendah (Renon). C = Kontrol; HW = anyak Air; LW = Sedikit Air; HF = Pupuk Tinggi; LF = Pupuk Rendah

    4.2. Pengaruh Ketinggian Tempat Terhadap Pertumbuhan Tanaman Tapak Dara

    Seperti telah diketahui bahwa tanaman tapak dara dapat tumbuh di dataran rendah

    maupun dataran tinggi. Namun dari hasil penelitian yang kami dapatkan bahwa tanaman

    yang tumbuh di dataran yang lebih rendah yaitu tanaman yang di tanam di Renon dengan

    ketinggian kurang dari 10m dpl., habitus tanamannya lebih besar dan lebih tinggi

    0

    100

    200

    300

    400

    500

    C HF LF HW LW

    Perlakuan

    Rata

    -rata

    per

    tan

    am

    an

    Tinggi (cm)

    # Daun

    # Bunga

  • 14

    dibandingkan dengan tanaman yang tumbuh di dataran tinggi dalam hal ini tanaman yang di

    tanam di Pancasari dengan ketinggian tempat sekitar 800m dpl. (Gambar 12).

    Figure 12. Tanaman tapak dara (Periwinkle) yang tumbuh di Renon dengan ketinggian tempat < 10m dpl. (a) dimana habitusnya lebih besar dan lebih tinggi dari pada tanaman tapak dara yang tumbuh di Pancasari dengan ketinggian tempat sekitar 800m dpl. (b).

    Pertumbuhan tumbuhan, dari hasil penelitian kami, mendapatkan bahwa ada

    perbedaan pertumbuhan antara tanaman yang tumbuh di dataran rendah dengan tanaman

    yang tumbuh di dataran tinggi. Dengan menggabungkan data tanpa mempertimbangkan

    perlakuan, didapatkan bahwa tanaman tapak dara yang tumbuh di dataran yang lebih rendah

    lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman yang di tanam di dataran yang lebih tinggi

    (Pancasari) (Gambar 13). Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Kofidid et al.

    (2003) yang mendapatkan bahwa peningkatan ketinggian tempat secara progresif

    menyebabkan penurunan tinggi tanaman.

    Figure 13. Rata-rata tinggi tanaman, jumlah daun dan jumlah bunga dari periwinkle yang tumbuh di dataran rendah (Renon) dengan dataran tinggi (Pancasari)

    0

    50

    100

    150

    200

    250

    300

    350

    400

    Tinggi tanaman (cm) Jumlah daun Jumlah bunga Luas daun (mm)

    Rata

    -rata

    per

    tan

    am

    an

    Renon

    Pancasari

    a b

  • 15

    Jumlah daun yang dihasilkan oleh tanaman tapak dara yang tumbuh di dataran rendah

    juga lebih banyak dibandingkan dengan tanaman yang tumbuh di dataran tinggi. Akan tetapi

    rata-rata luas daunnya lebih rendah pada tanaman yang ditumbuh di dataran rendah

    dibandingkan dengan tanaman yang tumbuh di dataran tinggi. Walaupun demikian, analisa

    tentang masa daun yang dapat berpengaruh terhadap kandungan bahan kimia aktif yang akan

    dihasilkan perlu dilakukan, disamping menganalisa konsentrasi bahan kimia yang dikadung

    di dalam daun dari masing-masing tanaman yang tumbuh pada ketinggian tempat yang

    berbeda. Semua parameter ini telah menjadi pertimbangan dalam penelitian kami, namun

    analisanya masih sedang dilakukan, dimana hasilnya diharapkan akan didapatkan dalam

    waktu dekat.

  • 16

    IV. PENUTUP

    Dengan banyaknya kandungan bahan kimia aktif yang dihasilkan oleh tanaman tapak

    dara ini, dan beberapa telah dibuktikan dapat digunakan sebagai obat terutama penyakit yang

    mengobatannya masih dianggap susah saat ini, maka budidaya tanaman tapak dara ini masih

    sangat diperlukan. Dengan semakin banyaknya penyakit seperti penyakit kanker dan

    hipertensi yang terjadi saat ini maka produksi masal tanaman dengan budidaya yang baik

    akan dapat membantu menghasilkan bahan obat yang lebih banyak.

    Dari hasil awal penelitian yang kami lakukan, maka tanaman tapak dara dapat tumbuh

    lebih baik jika ditanam dengan ketersediaan air tanah yang cukup dan ditanam di dataran

    yang rendah. Namun hasil ini masih perlu dipelajari lebih dalam karena masih berdasarkan

    data yang minim.

    PUSTAKA

    Chung I, Kim E, Li M, Peebles CAM, Jung W, Song H, Ahn J, San K. 2011. Screening 64 Cultivars Catharanthus roseus for the Production of Vindoline, Catharanthine, and Serpentine. Biotechnol. Prog. 27(4):937-943

    Facchini PJ. 2001. Alkaloid biosynthesis in plants: biochemistry, cell biology, molecular regulation, and metabolic engineering applications. Ann Rev Plant Mol Biol 52:2966

    Facchini PJ. 2006. Regulation of alkaloid biosynthesis in plants. Alkaloids Chem Biol 63:144

    Facchini PJ, De Luca V. 2008. Opium poppy and Madagascar periwinkle: model non-model systems to investigate alkaloid biosynthesis in plants. Plant J 54:763784

    Lopez C, Claude B, Morin P, Max JP, Pena R, Ribet JP. 2011. Synthesis andstudy of a molecularly imprinted polymer for the specific extraction of indolealkaloids from Catharanthus roseus extracts. Anal. Chim. Acta 683:198205.

    Man S, Gao W, Wei C, Liu C. 2012. Anticancer Drugs from Traditional Toxic ChineseMedicines: Review. Phytother. Res. 26: 14491465 (2012)

    Miura Y, Hirata K, Kurano N. 1987. Isolation of vinblastine in callus culture with differentiated roots of Catharanthus roseus. Agric. Biol. Chem. 51:611614.

    Noble RL. 1990. The discovery of the vinca alkaloidschemotherapeutic agents against cancer, Biochem. Cell Biol. 68:13441351.

    Oudin A, Courtois M, Rideau M, Clastre M . 2007. The iridoid pathway in Catharanthus roseus alkaloid biosynthesis. Phytochem Rev 6:259276

    Tjitrosoepomo G. 1985. Morfologi Tumbuhan. Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

    Tjitrosoepomo G. 1989. Taksonomi Tumbuhan: Spermatophyta. Gajah Mada University Press, Yogyakarta

  • 17

    Uniyal GC, Bala SS, Mathur AK, Kulkarni RN. 2001. C18 column: a better choice for the analysis of indole alkaloids of Catharanthus roseus. Phytochem. Anal. 12:206210.

    Verma P, Mathur AK, Srivastawa A, Mathur A. 2012. Emerging trends in research on spatial and temporal organization of terpenoid indole alkaloid pathway in Catharanthus roseus: A literature update. Protolasma 249:255-268.

    Wang L, He H, Di Y, Zhang Y, Hao X. 2012. Catharoseumine, a new monoterpenoid indole alkaloid possessing a peroxy bridge from Catharanthus roseus. Tetrahedron Letters 53: 15761578

    Wang Q, Shihai XS, Pan Q, Yuan F, Zhao J, Tian Y, Chen Y, Wang G, Tang K. 2012. Development of efficient catharanthus roseus regeneration and transformation system using agrobacterium tumefaciens and hypocotyls as explants BMC Biotechnology 12:34 http://www.biomedcentral.com/1472-6750/12/34

    UCAPAN TERIMA KASIH

    Kami mengucapkan terimakasih kepada PIC-TPC Unud atas pendaan yang diberukan. Kami

    juga mengucapkan terimakasih kepada: Saka, Dyah, Melandani, Royana, Timothy, Wahyu,

    and Buya untuk bantuannya pada saat panen. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada

    keluarga Bapak Ketut Suparta dan Bapak Made Wirata atas kerelaan menyediakan lahan dan

    bantuannya.

    http://www.biomedcentral.com/1472-6750/12/34