Fraud Auditing

8
Rangkuman tugas mata kuliah Fraud Auditing Valens Toni Londah / 2009 30 048 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Didalam suatu per usahan pasti terdapat bagian bagian perusahaan, bagian bagian ini dibeddakan dengan devisi .Semakin banyaknya devisi didalam perusahaan,maka semakin  besar prosentasi terdapat kecurangan,baik didalam devisi itu sendiri atau dengan d evisi lain  bahkan antar perusahaan. Fraud auditing atau audit kecurangan adalah upaya untuk mendeteksi dan mencegah kecurangan dalam transaksi-transaksi komersial. Untuk dapat melakukan audit kecurangan terhadap pembukuan dan transaksi komersial memerlukan gabungan dua keterampilan, yaitu sebagai auditor yang terlatih dan kriminal investigator. Fraud mencakup semua kejutan, trik, kelicikan dan penyamaran, serta setiap cara yang tidak adil di mana ada pihak lainnya yang tertipu. Fraud dalam laporan keuangan biasanya  berbentuk salah saji atau kelalaian yang disengaja baik dalam jumlah maupun  pengungkapan pos-pos dalam pelaporan k euangan untuk menyesatkan pemakai informasi laporan keuangan tersebut. Fraud dapat terungkap, bila ada kerja sama antara beberapa  pihak yang terkait dengan entitas, seperti dewan direksi, pihak man ajemen, akuntan publik dan internal auditor. Kecurangan yang terjadi dalam laporan keuangan pada umumnya disebabkan oleh lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Pengaruh lingkungan internal umumnya terkait antara l ain dengan lemahnya pengendalian internal, lemahnya  perilaku etika manajemen atau factor likuiditas serta profitabilitas entitas yang  bersangkutan.Sedangkan pengaruh lingkungan eksternal umumnya terkait antara lain dengan kondisi entitas secara umum, lingkungan bisnis secara umum, maupun  pertimbangan hokum dan perundang-undangan. TUJUAN Adapun tujuan dari pembuatan Makalah ini adalah agar kita sebagai mahasiswa dapat mengetahui kecurangan    kecurangan yang ter jadi didalam perusahaan, Serta dampak apa yang terjadi ketika kecurangan itu terus menerus dilakukan oleh pihak - pihak yang tidak bertanggung jawab.

Transcript of Fraud Auditing

  • 5/20/2018 Fraud Auditing

    1/8

    Rangkuman tugas mata kuliah Fraud Auditing

    Valens Toni Londah / 2009 30 048

    1

    BAB 1

    PENDAHULUAN 1.1

    LATAR BELAKANG

    Didalam suatu perusahan pasti terdapat bagian bagian perusahaan, bagian bagian ini

    dibeddakan dengan devisi.Semakin banyaknya devisi didalam perusahaan,maka semakin

    besar prosentasi terdapat kecurangan,baik didalam devisi itu sendiri atau dengan devisi lain

    bahkan antar perusahaan. Fraud auditing atau audit kecurangan adalah upaya untuk

    mendeteksi dan mencegah kecurangan dalam transaksi-transaksi komersial. Untuk dapat

    melakukan audit kecurangan terhadap pembukuan dan transaksi komersial memerlukan

    gabungan dua keterampilan, yaitu sebagai auditor yang terlatih dan kriminal investigator.

    Fraud mencakup semua kejutan, trik, kelicikan dan penyamaran, serta setiap cara yang

    tidak adil di mana ada pihak lainnya yang tertipu. Fraud dalam laporan keuangan biasanya

    berbentuk salah saji atau kelalaian yang disengaja baik dalam jumlah maupun

    pengungkapan pos-pos dalam pelaporan keuangan untuk menyesatkan pemakai informasi

    laporan keuangan tersebut. Fraud dapat terungkap, bila ada kerja sama antara beberapa

    pihak yang terkait dengan entitas, seperti dewan direksi, pihak manajemen, akuntan publik

    dan internal auditor. Kecurangan yang terjadi dalam laporan keuangan pada umumnya

    disebabkan oleh lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Pengaruh lingkungan

    internal umumnya terkait antara lain dengan lemahnya pengendalian internal, lemahnya

    perilaku etika manajemen atau factor likuiditas serta profitabilitas entitas yang

    bersangkutan.Sedangkan pengaruh lingkungan eksternal umumnya terkait antara lain

    dengan kondisi entitas secara umum, lingkungan bisnis secara umum, maupun

    pertimbangan hokum dan perundang-undangan.

    TUJUAN

    Adapun tujuan dari pembuatan Makalah ini adalah agar kita sebagai mahasiswa dapat

    mengetahui kecurangan kecurangan yang terjadi didalam perusahaan, Serta dampak

    apa yang terjadi ketika kecurangan itu terus menerus dilakukan oleh pihak - pihak yang

    tidak bertanggung jawab.

  • 5/20/2018 Fraud Auditing

    2/8

    Rangkuman tugas mata kuliah Fraud Auditing

    Valens Toni Londah / 2009 30 048

    2

    BAB 2

    PEMBAHASAN 2.1

    KONSEP DASAR

    G.jack bologna, Robert J.Lindquist dan joseph T.Wellsmenmendefinisikan kecurangan

    Fraud is criminal deception intended to financially benefit the deceiver ( 1993 ) yaitu

    kecurangan adalah penipuan kriminal yang bermaksud untuk memberi manfaat keuangan

    kepada si penipu. Kriminal disini berarti setiap tindakan kesalahan serius yang dilakukan

    dengan maksud jahat. Kecurangan berarti bahwa suatu item tidak dimasukkan sehingga

    menyebabkan informasi tidak benar, apabila suatu kesalahan adalah disengaja maka

    kesalahan tersebut merupakan kecurangan. Dari sudut pandang akuntansi dan audit,

    kecurangan adalah penggambaran yang salah dari fakta material dalam buku besar atau

    laporan keuangan. Pernyataan yang salah dapat ditujukan pada pihak dalam organisasi

    seperti pemegang saham atau kreditor, atau pada organisasi itu sendiri dengan cara

    menutupi atau menyamarkan penggelapan uang, ketidakcakapan, penerapan dana yang

    salah atau pencurian atau penggunaan aktiva organisasi yang tidak tepat oleh petugas,

    pegawai atau agen.

    2.2 GEJALA DAN FAKTOR PENDORONG KECURANGAN

    2.2.1 Gejala kecurangan Pelaku kecurangan di atas dapat diklasifikasikan kedalam

    dua kelompok, yaitu: manajemen dan karyawan. Kecurangan yang dilakukan

    oleh manajemen umumnya lebih sulit ditemukan dibandingkan dengan yang

    dilakukan oleh karyawan. Oleh karena itu, perlu diketahui gejala yang

    menunjukkan adanya kecurangan tersebut.

    a.Gejala kecurangan manajemen:

    Ketidakcocokan diantara manajemen puncak

    Moral dan motivasi karyawan rendah

    Departemen akuntansi kekurangan staf

    Tingkat komplain yang tinggi terhadap organisasi/perusahaan dari pihak

  • 5/20/2018 Fraud Auditing

    3/8

    Rangkuman tugas mata kuliah Fraud Auditing

    Valens Toni Londah / 2009 30 048

    3

    Konsumen, pemasok, atau badan otoritas

    Kekurangan kas secara tidak teratur dan tidak terantisipasi

    Penjualan/laba menurun sementara itu utang dan piutang dagang meningkat \

    Perusahaan mengambil kredit sampai batas maksimal untuk jangka waktu yang

    lama

    Terdapat kelebihan persediaan yang signifikan

    Terdapat peningkatan jumlah ayat jurnal penyesuaian pada akhir tahun buku

    b.Gejala kecurangan karyawan:

    Pembuatan ayat jurnal penyesuaian tanpa otorisasi manajemen dan tanpa

    perincian/penjelasan pendukung

    Pengeluaran tanpa dokumen pendukung

    Pencatatan yang salah/tidak akurat pada buku jurnal/besar

    Penghancuran, penghilangan, pengrusakan dokumen pendukung pembayaran

    Kekurangan barang yang diterima

    Kemahalan harga barang yang dibeli

    Faktur ganda dan penggantian mutu barang

    2.2.2 Faktor Pendorong Kecurangan Terdapat empat faktor pendorong seseorang

    untuk melakukan kecurangan, yang disebut juga dengan teori GONE, yaitu:

    a. Greed (keserakahan): Merupakan faktor yang berhubungan dengan individu

    pelaku kecurangan (disebut juga faktor individual).

    b. Opportunity (kesempatan): Merupakan faktor yang berhubungan dengan

    organisasi sebagai korban perbuatan kecurangan (disebut juga faktor

    generik/umum). Kesempatan untuk melakukan kecurangan tergantung pada

    kedudukan pelaku terhadap objek kecurangan. Kesempatan untuk

    melakukan kecurangan selalu ada pada setiap kedudukan. Namun, ada yang

    mempunyai kesempatan besar dan ada yang kecil. Secara umum manajemen

    suatu organisasi/perusahaan mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk

    melakukan kecurangan daripada karyawan.

  • 5/20/2018 Fraud Auditing

    4/8

    Rangkuman tugas mata kuliah Fraud Auditing

    Valens Toni Londah / 2009 30 048

    4

    c. Need (kebutuhan): Merupakan faktor yang berhubungan dengan individu

    pelaku kecurangan (disebut juga faktor individual).

    d. Exposure (pengungkapan): Merupakan faktor yang berhubungan dengan

    organisasi sebagai korban perbuatan kecurangan (disebut juga faktor

    generik/umum). Pengungkapan suatu kecurangan belum menjamin tidak

    terulangnya kecurangan tersebut baik oleh pelaku yang sama maupun oleh

    pelaku yang lain. Oleh karena itu, setiap pelaku kecurangan seharusnya

    dikenakan sanksi apabila perbuatannya terungkap.

    2.3 KATEGORI DAN PENDETEKSIAN KECURANGAN

    Langkah-langkah yang dapat dilakukan auditor dalam mendeteksi fraud adalah sebagai

    berikut:

    a. Bagaimana auditor dapat berkomunikasi dengan efektif sehingga pihak klien lebih

    termotivasi untuk menyumbangkan informasi tentang fraud. Dengan perkataan lain,

    diskusi ini merupakan langkah awal bagaimana auditor mendapatkan informasi

    mengenai fraud.

    b. Auditor menerapkan unsur unpredictability (tidak dapat ditebak) dalam prosedur

    auditnya, misalnya mengacak sifat, jadwal dan sampel pengujiannya.

    c.

    Auditor perlu mengasah sensivitasnya akan hal-hal yang sifatnya tidak lazim yangboleh jadi merupakan indikasi akan terjadinya fraud. Misalnya memeriksa manual

    journal entry, auditor melihat adanya angka yang secara ganjil jumlahnya bulat;

    sewaktu dicek lebih lanjut ternyata benar bahwa angka tersebut merupakan angka

    yang dimarkup dengan cara dibulatkan ke atas.

    d. Dalam menjalankan jasa profesionalnya, auditor perlu menerapkan praktik -

    praktik manajemen risiko secara lebih baik. Sebagai contoh, auditor akan

    melakukan penilaian, berdasarkan kriteria tertentu,atas hal-hal sebagai berikut:

    apakah auditor dapat menerima suatu entitas sebagai kliennya,

    apakah audito dapat melanjutkan hubungan professional dengan kliennya dari

    satu periode ke periode berikutnya,

    apakah auditor dapat menerima suatu penugasan tertentu dari kliennya. Dengan

    perkataan lain, bila auditor meragukan integritas dari manajemen suatu entitas,

  • 5/20/2018 Fraud Auditing

    5/8

    Rangkuman tugas mata kuliah Fraud Auditing

    Valens Toni Londah / 2009 30 048

    5

    atau berdasarkan pengalaman entitas tersebut rentan terhadap fraud, maka

    auditor dapat memutuskan untuk secara professional tidak menerima entitas

    tersebut sebagai kliennya.

    Association of Certified Fraud Examinations (ACFE- 2000), salah satu asosiasi di

    USA yang mendarmabaktikan kegiatannya dalam pencegahan dan pemberantasan

    kecurangan, mengkategorikan kecurangan dalam tiga kelompok sebagai berikut:

    a. Kecurangan Laporan Keuangan (Financial Statement Fraud)

    Kecurangan Laporan Keuangan dapat didefinisikan sebagai kecurangan yang

    dilakukan oleh manajemen dalam bentuk salah saji material Laporan Keuangan yang

    merugikan investor dan kreditor. Kecurangan ini dapat bersifat financial atau kecurangan

    nonfinancial. Kecurangan dalam penyajian laporan keuangan umumnya dapat dideteksi

    melalui analisis laporan keuangan sebagai berikut :

    analisis vertikal, yaitu teknik yang digunakan untuk menganalisis hubungan

    antara item-item dalam laporan laba rugi, neraca, atau Laporan arus kas dengan

    menggambarkannya dalam persentase. Sebagai contoh, adanya kenaikanpersentase hutang niaga dengan total hutang dari rata-rata 28% menjadi 52%

    dilain pihak adanya penurunan persentase biaya penjualan dengan total

    penjualan dari 20% menjadi 17% mungkin dapat menjadi satu dasar adanya

    pemeriksaan kecurangan.

    analisis horizontal, yaitu teknik untuk menganalisis persentasepersentase

    perubahan item laporan keuangan selama beberapa periode laporan. Sebagai

    contoh adanya kenaikan penjualan sebesar 80% sedangkan harga pokok

    mengalami kenaikan 140%. Dengan asumsi tidak ada perubahan lainnya dalam

    unsur-unsur penjualan dan pembelian, maka hal ini dapat menimbulkan

    sangkaan adanya pembelian fiktif, penggelapan, atau transaksi illegal lainnya.

    analisis rasio, yaitu alat untuk mengukur hubungan antara nilai-nilai item dalam

    laporan keuangan. Sebagai contoh adalah current ratio, adanya penggelapan

  • 5/20/2018 Fraud Auditing

    6/8

    Rangkuman tugas mata kuliah Fraud Auditing

    Valens Toni Londah / 2009 30 048

    6

    uang atau pencurian kas dapat menyebabkan turunnya perhitungan rasio

    tersebut.

    b. Penyalahgunaan aset (Asset Misappropriation)

    Penyalahagunaan aset dapat digolongkan ke dalam Kecurangan Kasdan

    Kecurangan atas Persediaan dan Aset Lainnya, serta pengeluaran-pengeluaran

    biaya secara curang (fraudulent disbursement). Teknik untuk mendeteksi

    kecurangan-kecurangan kategori ini sangat banyak variasinya. Namun,

    pemahaman yang tepat atas pengendalian intern yang baik dalam pos-pos tersebut

    akan sangat membantu dalam melaksanakan pendeteksian kecurangan. Dengan

    demikian, terdapat banyak sekali teknik yang dapat dipergunakan untuk mendeteksi

    setiap kasus penyalahgunaan aset. Masing-masing jenis kecurangan dapat dideteksi

    melalui beberapa teknik yang berbeda. Misalnya, untuk mendeteksi kecurangan

    dalam pembelian ada beberapa metode deteksi yang dapat digunakan. Metode-

    metode tersebut akan sangat efektif bila digunakan secara kombinasi gabungan,

    setiap metode deteksi akan menunjukkan gejala penyimpangan yang dapat

    diinvestigasi lebih lanjut untuk menentukan ada tidaknya kecurangan. Selain itu,

    metode-metode tersebut akan menunjukkan kelemahan-kelemahan dalam

    pengendalian intern dan mengingatkan / memberi peringatan pada auditor akan

    adanya potensi terjadinya kecurangan di masa mendatang.

    c. Korupsi (Corruption)

    Korupsi dalam konteks pembahasan ini adalah korupsi menurut ACFE,

    bukannya pengertian korupsi menurut UU Pemberantasan TPK di Indonesia.

    Menurut ACFE, korupsi terbagi ke dalam pertentangan kepentingan (conflict of

    interest), suap (bribery), pemberian illegal, dan pemerasan. Sebagian besar

    kecurangan ini dapat dideteksi melalui keluhan dari rekan kerja yang jujur, laporan

    dari rekan, atau pemasok yang tidakpuas dan menyampaikan komplain ke

    perusahaan. Atas sangkaan terjadinya kecurangan ini kemudian dilakukan analisis

    terhadap tersangka atau transaksinya.

  • 5/20/2018 Fraud Auditing

    7/8

    Rangkuman tugas mata kuliah Fraud Auditing

    Valens Toni Londah / 2009 30 048

    7

    2.4 6 BIDANG YANG BERESIKO TINGGI TERKENA FRAUD

    Ada 6 bidang yang beresiko tinggi untuk terkena fraud / kecurangan , yaitu :

    1. Purchasing and payroll Fraud dalam purchasing biasanya dilakukan dengan cara :

    a. Kickback atau suap diberikan kepada pihak yang mengurus pembelian sebagai

    imbalan atas diberikannya kontrak kepada supplier.

    b. Invoice palsu yang dibuat sendiri oleh pihak yang mengurus pembelian,

    kemudian ditagihkan ke perusahaan dan dibayar.

    c. Manipulasi data supplier misalnya nomor rekening pembayaran ke supplier

    diubah ke rekening orang lain.

    2. Sales and inventory Fraud dalam jenis ini misalnya:

    a.

    Pencurian inventory baik yang sedang disimpan atau dalam pengiriman .

    b. Transaksi penjualan dengan sengaja tidak dicatat atau dikurangi pencatatannya

    dan uang yang diterima atas penjualan tersebut masuk ke kantong pribadi.

    c. Mengurangi atau menghapuskan jumlah utang konsumen atas barang yang

    sudah dijual secara kredit.

    d. Mencatat transaksi penjualan palsu untuk mendapatkan komisi atau bonus

    terkait dengan penjualan.

    e.

    Memberikan diskon berlebihan kepada konsumen.3. Cash and check. Kas merupakan aset yang paling sensitif terhadap fraud karena kas

    kelihatan secara fisik dan relatif lebih mudah dipindah tangankan dibandingkan aset

    perusahaan yang lain. Fraud atas cek biasanya terjadi ketika terdapat kelemahan

    dalam proses rekonsiliasi bank.

    4. Physical security. Kelemahan dalam physical security dapat menimbulkan asset

    misa propriation.

    5. Hak kekayaan intelektual (HAKI) dan kerahasiaan informasi. Ini terkait dengan

    fraud dalam pembajakan dan pencurian informasi penting milik perusahaan.

    6. Information Technology. IT fraud meliputi hacking, mail-bombing, spamming,

    domain name hijacking, server takeovers, denial of service, internet money

    laundering, electronic eavesdropping, electronic vandalism and terrorrism.

  • 5/20/2018 Fraud Auditing

    8/8

    Rangkuman tugas mata kuliah Fraud Auditing

    Valens Toni Londah / 2009 30 048

    8

    BAB 3

    PENUTUP 3.1

    KESIMPULAN

    Pendeteksian kecurangan bukan merupakan tugas yang mudah dilaksanakan oleh

    auditor. Terjadinya kecurangan atau fraudsebenarnya berbeda dengan kekeliruan. Fraud

    merupakan problem yang serius, maka akuntan public harus mengambil langkah-langkah

    komprehensif dalam pencegahan dan pendeteksian kecurangan tersebut. Pemahaman

    tentang fraud sangat penting, agarlebih dini biasa dilakukan pencegahan. Langkah awal

    dalam mendeteksi fraud adalah berasal dari informasi atau petunjuk dari berbagai pihak

    seperti karyawan, rekanan dan konsumen. Selain itu, mendeteksi fraud atau kecurangan

    tentunya dengan adanya pengendalian internal yang diimplementasikan dalam organisasi

    (entitas), namun semua pihak bertanggung jawab dalam mendeteksi adanya fraud dalam

    entitas tersebut, apakah dia seorang dewan komisaris, internal auditor, eksternal auditor,

    pihak manajemen dan karyawan sekalipun. Tanggung jawab profesi akuntan umumnya dan

    akuntan publik khususnya sebagai the last regiments standingdi dalam menciptakan iklim

    bisnis yang kondusif di Indonesia yang menganut pilar-pilar good corporate governance

    seperti kejujuran, transparansi dan tanggung jawab serta adanya akuntabilitas akan semakin

    berat. Selain itu, dalam profesi akuntan publik, sikap mental yang jujur, independen dan

    skeptik secara professional lebih ditekankan di dalam kode etik profesi akuntan public.

    Akuntan public bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit untuk

    memperoleh keyakinan yang memadai tentang apakah laporan keuangan bebas dari salah

    saji yang material, baik yang disebabkan oleh kekeliruan maupun kecurangan.