FlashOver.pdf

download FlashOver.pdf

of 7

Transcript of FlashOver.pdf

  • 8/18/2019 FlashOver.pdf

    1/7

     

    ANALISIS ARUS BOCOR DAN TEGANGAN FLASHOVER 

    PADA ISOLATOR SUSPENSI 20 kV 3 SIRIP DENGAN 4 TIPE

    SIRIP BERBAHAN POLIMER RESIN EPOKSI SILANE

    SILIKADwi Aji Sulistyanto1, Hermawan2, Abdul Syakur  3 

     Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

     Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia1dwi t yan77@gmai l . com

    3gakusei 2003@yahoo. com

     

     Abstrak- Salah satu peralatan listrik yang sangat penting pada penyaluran tenaga listrik adalah isolator. Sebagai alternatif baru

     pengganti isolator bahan porselin atau gelas telah dikembangkanuntuk keperluan isolator pasangan luar dengan bahan isolasi

     polimer resin epoksi silane. Isolator resin epoksi silane memiliki sifat hydrofobic yang baik, tingkat tegangan flashover tinggi dan

     nilai arus bocor yang relatif kecil. Namun pada kode isolator

     RTV  24  saat Pengukuran flashover dengan tegangan tinggi impuls mengalami breakdown. Untuk mengatasi masalah ini perlu adanya

     peningkatan kekuatan dielektrik isolator dengan memperbesar konstruksinya.

    Tugas akhir ini menganalisa dan membandingkan pengaruhvariasi empat tipe sirip (Compact Type (SC), Standart Type (SS),

     Long Leakage Type (SL), Extra Long Leakage Type (SE)) isolator polimer resin epoksi silane silika terhadap besarnya arus bocor dan tegangan flashover pada tingkat kelembaban 60% dan 70% .

    Untuk mendapatkan tipe isolator yang paling optimal dalam peningkatan kekuatan dielektriknya.

     Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa jarak bocor atau rayap terpanjang terdapat pada isolator tipe SE, sedangkan jarak flashover terpanjang dimiliki oleh isolator tipe SL. Arus bocor

     semakin meningkat seiring dengan meningkatnya tegangan yang diterapkan pada isolator. Semakin panjang jarak flashover dari

    isolator, maka tegangan flashover semakin meningkat. Tingkat tegangan flashover dan arus bocor dipengaruhi oleh tingkat persentase kelembaban udara. Isolator tipe SE paling optimal dalam penurunan nilai arus bocor, sedangkan isolator tipe SL

     paling optimal dalam peningkatan tegangan flashover.

     Kata kunci - Isolator, arus bocor, tegangan flashover, jarak bocor, jarak flashover. 

    I.  PENDAHULUAN

     A.   Latar Belakang

    Energi listrik merupakan kebutuhan primer yang

    diperlukan dalam kehidupan manusia. Untuk mendapatkan

    sebuah sistem tenaga listrik yang andal, maka diperlukan peralatan-peralatan listrik yang andal pula. Salah satu

     peralatan listrik yang sangat penting pada penyaluran tenagalistrik adalah isolator yang berfungsi sebagai penyangga

    kawat saluran udara dan sebagai penyekat (isolasi) antara

    kawat tegangan tinggi dengan menara (tower) transmisi.Pada awalnya isolator yang banyak digunakan pada

    sistem tenaga listrik di Indonesia sampai saat ini adalah bahanisolasi keramik. Isolator jenis ini mempunyai rapat massa

    tinggi dan memerlukan suhu pembuatan yang tinggi (lebih

    dari 1000ºC)[10]

     sehingga memerlukan energi yang besar untuk

     pembuatannya, artinya secara ekonomi kurang

    menguntungkan.

    Alternatif baru bahan polimer telah dikembangkan untukkeperluan isolator pasangan luar. Berdasarkan hasil penelitian

    diperoleh bahan isolasi polimer resin epoksi silane yangmempunyai kinerja optimal pada daerah tropis yaitu sampel

    dengan bahan pengisi 40% atau sampel uji dengan kode

    RTV24.[10]

      Saat Pengukuran tegangan  flashover   dengantegangan tinggi impuls, isolator polimer resin epoksi silanesilica mengalami breakdown dan nilai arus bocor lebih besar

    dibanding dengan nilai arus bocor pada isolator siliconrubber .

    Untuk mengatasi masalah tersebut, maka dalam

     penelitian ini lebih menekankan pada peningkatan kekuatandielektrik (meningkatkan tingkat tegangan  flashover   dan

    mereduksi nilai arus bocor) isolator resin epoksi silane silika

    dengan memperbesar konstruksi isolator dalam empat tipe.Adapun empat tipe siripnya adalah Compact Type  (SC),

    Standart Type  (SS),  Long Leakage Type  (SL),  Extra Long Leakage Type (SE). Keempat tipe sirip ini akan dianalisis dan

    dibandingkan besarnya tegangan  flashover dan arus bocor,

    sehingga diperoleh tipe sirip yang paling optimal dalam peningkatan kekuatan dielektriknya.

     B.  Tujuan

    Tujuan pembuatan Tugas Akhir ini sebagai berikut:

    1)  Mengetahui dan membandingkan jarak bocor atau rayap

    (leakage or creepage distance) dan jarak  flashover  ( flashover distance) dari empat tipe sirip (Compact Type 

    (SC), Standart Type  (SS),  Long Leakage Type  (SL), Extra Long Leakage Type  (SE)) isolator polimer resinepoksi silane silika.

    2)  Mengetahui, mengukur, menganalisis danmembandingkan besarnya arus bocor dan tegangan

     flashover   pada empat tipe sirip (Compact Type  (SC),Standart Type  (SS),  Long Leakage Type  (SL),  Extra

     Long Leakage Type  (SE)) isolator polimer resin epoksisilane silika.

    3)  Mengetahui dan membandingkan pengaruh kelembaban

    udara antara kelembaban 60% dengan kelembaban 70%

    terhadap besarnya arus bocor dan tegangan  flashover  yang terjadi pada keempat tipe sirip isolator (CompactType (SC), Standart Type (SS), Long Leakage Type (SL),

     Extra Long Leakage Type  (SE)) isolator polimer resin

    epoksi silane silika.

  • 8/18/2019 FlashOver.pdf

    2/7

     

    4)  Untuk mendapatkan tipe sirip yang paling optimal dalam

     peningkatan kekuatan dielektrik pada isolator resin

    epoksi silane silika.

    II.  DASAR TEORI

     A.   Isolator

    Isolator pada sistem tenaga listrik adalah bahan yang

     berfungsi memisahkan secara elektris dua buah atau lebih penghantar listrik bertegangan yang berdekatan, sehingga

    tidak terjadi kebocoran arus, lompatan api ( flashover ),ataupun percikan api (sparkover ).[3] 

     B.   Isolator Pasangan Luar (Outdoor) Isolator pasangan luar merupakan komponen yang

    sangat penting pada sistem tenaga listrik seperti pada gardu

    induk, jaringan transmisi dan distribusi. Salah satu jenis

    isolator saluran udara adalah isolator gantung (suspensi), yangdigunakan untuk menggantung konduktor saluran udara dari

    menara.[6,7]

     

    C.   Desain Sederhana Isolator Polimer

    Pada gambar 2.1 memperlihatkan susunan dasar isolator polimer, yang terdiri dari inti (core) dan pembungkus

    (weather   shed ) yang kedua ujungnya dihubungkan dengan fitting yang terbuat dari logam.

    [3] 

    Gambar 2.1 Desain i solator polimer

     D.   Resin Epoksi Sebagai Bahan Polimer

    Resin epoksi merupakan suatu produk dari reaksi bahandasar dan pengeras serta bahan pengisi.  Bahan dasar resin

    epoksi yang sering banyak digunakan adalah DGEBA  danMPDA.

    [8,10] 

     E.   Bahan Pengisi

    Secara teknis, penggunaan bahan pengisi untukmeningkatkan sifat mekanis dan secara ekonomis penggunaan

     bahan pengisi sebagai bahan upaya untuk mereduksi biaya.Bahan pengisi silane (silicon rubber ) dan pasir silika.

    Bahan campuran ini digunakan untuk memperbaiki

    karakteristik dari isolator polimer dengan komposisi DGEBA: MPDA : silane : silika, 40% : 40% : 10% : 10%.

    [10] 

    F.   Arus Bocor

    Surface discharge  atau pelepasan muatan permukaanadalah pelepasan muatan dari konduktor ke media gas dan

    terjadi dipermukaan meterial isolasi padat yang tidak tertutupioleh konduktor. Karena peluahan muatan permukaan ini,

    maka arus akan mengalir pada permukaan isolator. Arus ini

    sering disebut arus bocor (leakage current).

    G.  Flashover Pada Isolator

    Kekuatan dielektrik suatu isolator ditentukan oleh

    tegangan flashover , semakin tinggi tingkat tegangan flashoverisolator semakin baik.  Flashover   adalah tembus listrik pada

    udara disekitar permukaan isolator yang menimbulkan adanya

     busur api disekitar permukaan isolator yang menjembatani

    kedua elektroda.  Pengukuran tegangan  flashover   dilakukandengan tegangan tinggi AC dan tegangan tinggi impuls.

     H.  Pengukuran Tegangan Tinggi AC

    Tegangan  flashover   adalah nilai tegangan yang

    mengakibatkan terjadinya flashover   di permukaan isolator.[7]

     

    Tegangan  flashover  pada keadaan permukaan isolator kering

    dan bersih dinyatakan pada keadaan standar.Untuk mengoreksi tegangan Pengukuran (V)terhadap tekanan udara dan suhu dipakai rumus :

    V = δ . Vs  (2.1)

    δ= x = (2.2)

    dengan :

    VS : tegangan flashover  isolator pada keadaan standarV : tegangan flashover  isolator pada saat Pengukuran

    δ  : faktor koreksi udara

    T : suhu sekeliling pada saat Pengukuran (oC)

     b : tekanan udara pada saat Pengukuran (mmHg)

     I. 

    Pengukuran Tegangan Tinggi Impuls 

    Gangguan tegangan lebih pada sistem transmisi dan

    distribusi daya listrik menyebabkan amplitudo gelombang

    tegangan melebihi puncak tegangan bolak-balik normal.Gangguan dari luar biasanya disebabkan oleh sambaran petir

    yang mengenai kawat penghantar.[1]

     

    Gambar 2.2 Gelombang impuls petir

    Dimana, Tf  merupakan waktu muka gelombang (O’ A).

    Tt merupakan waktu ekor gelombang (O’ B).

    Vmaks merupakan tegangan puncak.Standard gelombang impuls IEC, Tf x Tt = 1,2 x 50 µs.

    Standard gelombang impuls JEC, Tf x Tt = 1x 40 µs.

    Generator impuls adalah alat testing yang

    menghasilkan suatu tegangan impuls. Berikut adalah

    rangkaian dasar generator impuls.

    Gambar 2.3 Rangkaian dasar generator impuls[16]

  • 8/18/2019 FlashOver.pdf

    3/7

     

     Metode Pengukuran up-down 50% SOV

    Metode pengukuran tegangan tinggi impuls yang

    dilakukan secara bertahap dinaikkan dan diturunkan.

    Es = Emin +(Ei-Ei-1)(Σni/ Σini + 0,5) (2.3)Dimana,

    Es  = Tegangan SOV 50%

    Emin  = Tegangan impuls minimum yang tidak terjadi busur

    api

    Ei = Tegangan pada tingkat pertama yang tidak terjadi busur apiEi-1 = Tegangan pada tingkat pertama – tegangan tingkat

    kedua yang tidak terjadi busur api

    Es merupakan tegangan flashover  tegangan tinggi impuls (Vfoimpuls).

    III. METODOLOGI PENELITIAN

     A.   Bahan Pengukuran

    Bahan isolator polimer resin epoksi silane silika dalam

     pengukuran ini adalah sebagai berikut:1.  Bahan dasar polimer resin epoksi jenis  DGEBA 

    ( Diglycidyl Ether of Bisphenol A), bahan pematang/pengeras MPDA ( Metaphenylenediamine).

    2.  Bahan pengisi yaitu Silicon rubber atau Silane dan pasir

    silica.Urutan pencampuran bahan dimulai dari epoxy resin  ,

     pasir silica, silane atau Silicon rubber dan yang terakhire poxy hardener   dengan komposisi epoxy resin 40% ,  pasir

    silica 10%, silane 10%, e poxy hardener 40%.

     B.   Bentuk Isolator Uji

    Isolator yang digunakan dalam pengukuran adalah

    isolator tiga sirip dengan empat tipe antara lain: CompactType  (SC), Standart Type  (SS),  Long Leakage Type  (SL),

     Extra Long Leakage Type (SE).

    (a)  (b) (c) (d)

    Gambar 3.5 Sketsa tipe isolator uji (a) tipe SC, (b) tipe SS, (c) tipe SL, (d)

    tipe SE

    C.  Prosedur Penelitian

    Langkah-langkah proses penelitian yang dilakukandapat dilihat pada gambar berikut.

    Gambar 3.2 Diagram alir penelitian

     D.  Peralatan Pengukuran

    Pengukuran isolator gantung (suspension isolator )

    menggunakan peralatan pengukuran berupa :

    1.  Peralatan pengukuran tegangan tinggi AC.2.  Peralatan pengukuran tegangan tinggi impuls.

    3.  Chamber atau Lemari uji.

    4. 

    Thermometer dan hygrometer.5.  Pembagi tegangan.6.  Sela jarum.

    7.  Osiloskop.

    8.  Isolator Uji.9.  Kompresor

     E.  Proses Pengukuran

    Pengukuran tegangan flashover  dan arus bocor dilakukan

     pada kelembaban 60% dan 70%. Dimaksutkan untukmendapatkan data dan mengetahui pengaruh kelembabanterhadap tegangan flashover  dan arus bocor dari keempat tipe

    isolator.

    1)  Pengukuran Tegangan Flashover

    Pengukuran tegangan  flashover   dilakukan denganmemberikan tegangan yang dinaikkan secara terus-menerus

    sampai terjadi  flashover. Tujuan pengukuran teganganFlashover   ini adalah untuk mengetahui kekuatan dielektrik

    isolator terhadap tegangan tinggi dan sebagai teganganterapan pada pengukuran arus bocor.

    Persiapan bahan

    Dengan komposisi: DGEBA 40%, MPDA 40%, Silane 10%,

    Mulai

    Pembuatan isolator uji

    Dalam empat tipe: SC, SS, SL, SE

    Persiapan pe ralatan dan membuat

    ran kaian u i

    Pengukuran isolator untuk memperoleh data:

    Vfo AC, Vfo impuls ILc,pada kelembaban 60% 

    Pengukuran tegangan flashover  

    Pengukuran Arus bocor dengan tegangan uji

    13.98 kV, 20 kV, 23.30 kV, 27.96 kV, 32.62

    Analisa data

    Kesimpulan

    Selesai

    Pengukuran isolator untuk memperoleh data:Vfo AC, ILc, pada kelembaban 70% .

    Pengukuran tegangan flashover  

    Pengukuran Arus bocor dengan tegangan uji13.98 kV, 20 kV, 23.30 kV, 27.96 kV, 32.62

  • 8/18/2019 FlashOver.pdf

    4/7

     

      Pengukuran Flashover Tegangan Tinggi AC

    Pada pengukuran tegangan flashover  tegangan tinggi AC

    menggunakan pembangkit tegangan tinggi AC dengan

    rangkaian yang digambarkan pada gambar 3.3.

    Gambar 3.3 Rangkaian pengukuran flashover tegangan tinggi AC

      Pengukuran Flashover Tegangan Tinggi Impuls

    Alat yang digunakan dalam pengukuran adalah generator  

    Marx empat tingkat. Di bawah ini gambar rangkaian generator

    Marx empat tingkat.

    Gambar 3.4 Generator Marx empat tingkat

    2)  Pengukuran Arus Bocor

    Pengukuran arus bocor yang dilakukan dengan

    memberikan variasi tegangan 13,98 kV; 20 kV; 23,30 kV;

    27,96 kV dan 32,62 kV. Tujuannya adalah untuk mengetahuinilai arus bocor permukaan ketika diberi tegangan terapan.

    Gambar 3.5 Rangkaian Pengukuran Arus Bocor

    IV.  HASIL PENELITIAN DAN ANALISA

    Dari Pengukuran keempat tipe isolator resin epoksi silanesilica didapatkan data jarak bocor atau rayap (leakage or

    creepage distance) dan jarak  flashover   ( flashover distance),

    seperti yang terdapat pada tabel 4.1.Tabel 4.1 Jarak bocor atau rayap (leakage or creepage distance) dan jarak

     flashover   ( flashover distance ) pada keempat tipe isolator resin epoksi silane

    silika

    Tipe IsolatorJarak Bocor

    (mm)

    Jarak Flashover  

    (mm)

    Compact Type (SC) 302 197

    Standart Type (SS) 360 222

     Long Leakage Type (SL) 432 238

     Extra Long Leakage Type (SE) 454 234

     A.  Pengukuran Tegangan Flashover

    1)  Hasil Pengukuran dan Analisa Tegangan Flashover  

    dengan Tegangan Tinggi AC pada Kelembaban 60% dan70%. 

    Hasil pengukuran tegangan  flashover   isolator polimerresin epoksi silane silika yaitu,

    Tabel 4.2 Tegangan  flashover   isolator Resin epoksi silane silika tipe SC

    dengan jarak flashover  197 mm

    Isolator

    Tipe SC

    Percobaan

    ke

    Tegangan Flashover  Kelembaban 60% Kelembaban 70%

    Vp (V) Vu (kV) Vp (V) Vu (kV)

    1 210 97.860 192 89.472

    2 210 97.860 197 91.802

    3 203 94.598 201 93.666

    4 202 94.132 203 94.598

    5 210 97.860 204 95.064

    Rata-rata: 207 96.462 199.4 92.920

    Tabel 4.3 Tegangan  flashover   isolator Resin epoksi silane silika tipe SSdengan jarak flashover  222 mm

    IsolatorTipe SS

    Percobaanke

    Tegangan Flashover  

    Kelembaban 60% Kelembaban 70%

    Vp (V) Vu (kV) Vp (V) Vu (kV)

    1 232 108.112 215 100.190

    2 230 107.180 213 99.2583 213 99.258 211 98.326

    4 215 100.190 210 97.860

    5 227 105.782 209 97.394

    Rata-rata: 223.4 104.104 211.6 98.605

    Tabel 4.4 Tegangan  flashover   isolator Resin epoksi silane silika tipe SL

    dengan jarak flashover  238 mm

    Isolator

    Tipe SL

    Percobaan

    ke

    Tegangan Flashover  

    Kelembaban 60% Kelembaban 70%

    Vp (V) Vu (kV) Vp (V) Vu (kV)

    1 >240 >111.840 240 111.840

    2 >240 >111.840 231 107.646

    3 >240 >111.840 238 110.908

    4 >240 >111.840 231 107.646

    5 >240 >111.840 235 109.510

    Rata-rata: >240 >111.840 235 109.510

    Tabel 4.5 Tegangan  flashover   isolator Resin epoksi silane silika tipe SEdengan jarak flashover  234 mm

    IsolatorTipe SE

    Percobaanke

    Tegangan Flashover  

    Kelembaban 60% Kelembaban 70%

    Vp (V) Vu (kV) Vp (V) Vu (kV)

    1 >240 >111.840 211 98.326

    2 >240 >111.840 213 99.258

    3 >240 >111.840 216 100.656

    4 >240 >111.840 225 104.850

    5 >240 >111.840 219 102.054

    Rata-rata: >240 >111.840 216.8 101.028

    Berdasarkan data-data hasil pengukuran flashover  semuadari tabel 4.2 sampai tabel 4.5, didapatkan disajikan dalam

    satu tabel seperti di bawah ini.

  • 8/18/2019 FlashOver.pdf

    5/7

     

    Tabel 4.6 Tegangan  flashover  pada keempat tipe sirip isolator pada

    kelembaban 60% dan kelembaban 70%.

    Tipe IsolatorJarak Flashover

    (mm)

    Vu (kV)

    kelembaban60%

    kelembaban70%

    SC 197 96.462 92.920

    SS 222 104.104 98.605

    SL 238 >111.840 109.510

    SE 234 >111.840 101.028

    Untuk menganalisis unjuk kerja isolator, data pada tabel4.6 dibuat ke dalam bentuk grafik yang ditunjukan pada

    gambar 4.2, 4.3, dan 4.4 sebagai berikut.

    Gambar 4.1 Grafik tegangan flashover dengan jarak flashover  

     pada kelembaban 60% 

    Gambar 4.1 merupakan grafik tegangan  flashover  

    dengan jarak  flashover   pada tingkat kelembaban 60%. Pada jarak  flashover 197 mm didapatkan tegangan  flashover  

    terendah, sedangkan tegangan  flashover   tertinggi terdapat pada jarak flashover 234 mm dan 238 mm. Dapat disimpulkan

    semakin panjang jarak  flashover   pada suatu isolator, semakin besar pula nilai tegangan flashover .

    Gambar 4.2 Grafik tegangan flashover dengan jarak flashover  

     pada kelembaban 70%

    Gambar 4.2 merupakan grafik tegangan  flashover  

    dengan jarak  flashover   pada tingkat kelembaban 70%. Pada

     jarak  flashover 197 mm didapatkan tegangan  flashover  terendah, sedangkan tegangan  flashover   tertinggi terdapat

     pada jarak  flashover 238 mm. Dapat disimpulkan semakin

     panjang jarak  flashover   pada suatu isolator, semakin besar pula nilai tegangan flashover . Karena semakin panjang jarak flashover dibutuhkan energi ionisasi  untuk terjadi  flashover  yang semakin besar.

    Dari kedua grafik diatas dapat disajikan dalam satu

    grafik untuk memperoleh pengaruh tingkat % kelembaban

    terhadap besarnya tegangan  flashover . Seperti ditunjukkan

     pada gambar 4.3 di bawah ini.

    Gambar 4.3 Grafik tegangan flashover dengan jarak flashover  

     pada kelembaban 60% dan kelembaban 70%

    Dari grafik pada gambar 4.3 menunjukkan pengaruh

    tingkat kelembaban udara pada tegangan flashover . Tegangan flashover  pada tingkat kelembaban 70% lebih rendah daripadategangan  flashover  pada tingkat kelembaban 60%. Sehingga

    semakin tinggi tingkat % kelembaban udara, tegangan flashover   semakin rendah dan mengakibatkan isolator lebih

    cepat terjadinya flashover .

    2)   Hasil Pengukuran dan Analisa Tegangan Flashover

    dengan Tegangan Tinggi ImpulsPengukuran tegangan tinggi impuls ini menggunakan

    metode up-down 50% SOV dalam 16 kali percobaan yangdilakukan pada kelembaban 60% dengan suhu ruang 29

    oC dan

    tekanan udara 741,076 mmhg. Tegangan  flashover  diperoleh

    dari persamaan berikut.[19]

    Es = Emin +(Ei-Ei-1)(Σni/ Σini + 0,5) (4.1)

    Berikut adalah tabel hasil perhitungan tegangan

     flashover  tegangan tinggi impuls.

    Tabel 4.7 Nilai tegangan flashover  dari hasil perhitungan.

    Tipe Isolator Jarak Flashover (mm) Es (kV)

    SC 197 155.7

    SS 222 165.7

    SL 238 187.9

    SE 234 187.2

    Untuk menganalisis unjuk kerja isolator, data pada tabel4.7 dibuat ke dalam bentuk grafik sebagai berikut.

    Gambar 4.4 Grafik flashover  tegangan tinggi impuls dengan jarak flashover  

    Dari grafik pada gambar 4.4 menunjukkan hubungantegangan  flashover tegangan tinggi impuls dengan jarak

  • 8/18/2019 FlashOver.pdf

    6/7

     

     flashover . Pada jarak  flashover 197 mm didapatkan tegangan

     flashover   terendah, sedangkan tegangan  flashover   tertinggi

    terdapat pada jarak  flashover 238 mm. Dapat disimpulkan

    semakin panjang jarak  flashover   pada suatu isolator, semakin besar pula nilai tegangan flashover . Karena semakin panjang

     jarak  flashover dibutuhkan energi ionisasi  untuk terjadi flashover  yang semakin besar.

     B.  Pengukuran Arus Bocor

    Pengukuran arus bocor (leakage current ) dilakukandengan variasi tegangan 13.98 kV; 20 kV; 23.3 kV; 27.960kV; dan 32.620 kV pada kondisi kelembaban 60%, 29

    0C, 988

    mbar dan kelembaban 70%, 280C, 989 mbar. Pengukuran

    arus bocor ini menggunakan osiloskop untuk menampilkannilai tegangan masukan dari rangkaian pembagi tegangan.

    Tegangan (Vrms) pada osiloskop yang nantinya akandigunakan untuk menghitung arus bocor dengan persamaan

    3.13 pada bab 3 seperti di bawah ini.

    I1 = 0.027285294 VCF 

    Dimana VCF  merupakan tegangan (Vrms) yang terbaca padaosiloskop.

    Data-data hasil pengukuran arus bocor pada isolator resin

    epoksi silane silika ditunjukkan pada tabel-tabel berikut.Tabel 4.8 Arus bocor keempat tipe isolator pada kelembaban 60%

    Tipe

    isolator

    Jarak

    Bocor

    (mm)

    Arus bocor pada variasi tegangan(µA)

    13.98

    kV20 kV

    23.30

    kV

    27.96

    kV

    32.62

    kV

    SC 302 57.3 73.9 82.9 98.2 109.4

    SS 360 55.1 70.4 80.2 94.9 107.8

    SL 432 53.2 70.1 78.3 92.2 104.5

    SE 454 52.1 69.6 76.9 90 103.1

    Tabel 4.9 Arus bocor keempat tipe isolator pada kelembaban 70%

    Tipeisolator

    JarakBocor

    (mm)

    Arus bocor pada variasi tegangan

    (µA)

    13.98

    kV20 kV

    23.30

    kV

    27.96

    kV

    32.62

    kV

    SC 302 71.2 95.8 111.9 135.3 166.2

    SS 360 70.7 94.9 108.6 130.4 157.7

    SL 432 64.3 80.5 96.3 117.3 137.2

    SE 454 63 77.2 83.8 97.1 117.3

    Untuk menganalisis unjuk kerja isolator, data pada tabel4.8 dibuat ke dalam bentuk grafik di bawah ini.

    Gambar 4.5 Grafik arus bocor pada keempat tipe isolator dengan tegangan uji

     pada kelembaban 60%

    Untuk menganalisis unjuk kerja isolator, data pada tabel

    4.9 dibuat ke dalam bentuk grafik di bawah ini.

    Gambar 4.6 Grafik arus bocor pada keempat tipe isolator dengan tegangan uji

     pada kelembaban 70%

    Dari kedua grafik diatas, nilai arus bocor meningkat saat

    tegangan uji dinaikkan dan nilai arus bocor isolator tipe SCyang paling besar diantara tipe-tipe lainnya, karena memiliki

     jarak bocor terpendek, sedangkan nilai arus bocor terendahterdapat pada isolator tipe SE, karena memiliki jarak bocor

    terpanjang. Dapat disimpulkan bahwa nilai arus bocor

    sebanding dengan besarnya kenaikan tegangan yangditerapkan pada isolator dan besarnya arus bocor berbanding

    terbalik dengan jarak bocor.

    Dari tabel 4.8 dan 4.9 dapat di sajikan dalam satu tabel

    untuk mengetahui pengaruh kelembaban terhadap besarnyanilai arus bocor. Tabel sebagai berikut.Tabel 4.10 Arus bocor keempat tipe isolator dengan tegangan terapan 20 kV

     pada kelembaban 60% dan 70%. 

    Tipe

    Isolator

    JarakBocor(mm)

    Arus Bocor (µA)

    Kelembaban 60% Kelembaban 70%

    SC 302 73.9 95.8

    SS 360 70.4 94.9

    SL 432 70.1 80.5

    SE 454 69.6 77.2

    Untuk menganalisis unjuk kerja isolator, data pada tabel

    4.10 dibuat ke dalam bentuk grafik di bawah ini.

    Gambar 4.7 Grafik arus bocor dengan jarak bocor pada berbagai tipe isolator pada kelembaban 60% dan kelembaban 70%

    Berdasarkan grafik pada gambar 4.7 menunjukkan bahwa nilai arus bocor pada kedua kelembaban dengantegangan uji yang sama tiap isolator cenderung menurun

    sesuai dengan bertambahnya jarak bocor pada isolator dannilai arus bocor pada kelembaban 70% lebih tinggi dari pada

    kelembaban 60%. Kesimpulannya, semakin panjang jarak

     bocor pada isolator, maka semakin kecil nilai arus bocor yang

    melewati permukaan isolator. Serta semakin tinggi tingkat %

    kelembaban udara, nilai arus bocor semakin meningkat. 

  • 8/18/2019 FlashOver.pdf

    7/7

     

    V. PENUTUP 

     A.  Kesimpulan

    Berdasarkan hasil pembahasan dapat ditarik beberapa

    kesimpulan sebagai berikut:1.  Pada pengukuran dari keempat tipe sirip isolator,

    didapatkan jarak bocor atau rayap (leakage or creepage distance) terpanjang terdapat pada isolator tipe  Extra

     Long Leakage Type  (SE), sedangkan jarak  flashover  

    ( flashover   distance) terpanjang terdapat pada isolator

    tipe Long Leakage Type (SL).2.   Nilai tegangan  flashover   terbesar terdapat pada isolator

    tipe Long Leakage Type (SL), sedangkan untuk nilai arus bocor terkecil terdapat pada isolator tipe  Extra Long

     Leakage Type (SE).3.  Peningkatan tingkat persentase kelembaban udara saat

    dinaikkan dari 60% ke 70% berpengaruh pada tegangan flashover yang cenderung menurun, sedangkan nilai arus bocor semakin meningkat.

    4.  Dalam peningkatan kekuatan dielektrik pada keempat

    tipe isolator yang paling optimal adalah untuk

     peningkatan tingkat tegangan  flashover   yang palingoptimal terdapat pada isolator tipe  Long Leakage Type (SL), sedangkan untuk penurunan nilai arus bocor yang

     paling optimal terdapat pada isolator tipe  Extra Long Leakage Type (SE).

     B.  Saran

    Pengukuran yang dilakukan ini masih memiliki banyakkekurangan, untuk itu perlu dilakukan perbaikan untuk

     percobaan-percobaan sejenis. Beberapa perbaikan yang dapat

    dilakukan adalah sebagai berikut:1.  Untuk penelitian lebih lanjut hendaknya dilakukan uji

    coba di lapangan agar didapatkan data yang lebih akurat.2.  Penelitian tentang isolator resin epoksi silane silika perlu

    dikembangkan lebih lanjut dengan variasi konstruksiukuran sirip yang lain agar didapatkan tipe isolator yang

     paling efektif dalam perbaikkan kinerja isolator.

    DAFTAR PUSTAKA

    [1]  Abduh, Syamsir.,  Dasar Pembangkitan dan Pengukuran Teknik

    Tegangan Tinggi, Salemba Teknika, Jakarta, 2001.[2]  Tobing, Bonggas L,  Dasar Teknik Pengujian Tegangan Tinggi, PT

    Gramedia Pustaka Utama,Jakarta, 2003. 

    [3]  Arismunandar, A., Teknik Tegangan Tinggi, Pradnya Paramita,Jakarta, 2001. 

    [4]  Arismunandar, A., Teknik Tegangan Tinggi Suplemen, Ghalia

    Indonesia, Jakarta, 1983.[5]  Dissado, L.A., Fothergill J.C.,  Electrical Degradat ion and

     Breakdown in Polymers, Peter Peregrinus Ltd, London, 1992.

    [6]  Guror, Ravi S., E.A. Cherney dan J.T Burnham, Outdoor Insulators,

    USA, 1999.

    [7]  Tobing, Bonggas L, Peralatan Tegangan Tinggi, PT Gramedia

    Pustaka Utama, Jakarta, 2003.

    [8]  Lee, Henry, Kris Neville,  Epoxy Resins Their Applications And

    Technology, McGraw-Hill Book Company, INC, New York TorontoLondon, 1957. 

    [9]  Arif Rahman Hakim, Muhammad, “Studi Pengaruh UV terhadap

    karakteristik bahan isolasi resin epoksi berpolutan garam (NaCl)

    dengan bahan pengisi pasir silika dan lem silicon” , Skripsi UGM,

    Yogyakarta, 2003. 

    [10]  Berahim, Hamzah,  Metodologi untuk Mengkaji Kinerja Isolasi

    Polimer Resin Epoksi Silane Sebagai Material Isolator Tegangan

    Tinggi di Daerah Tropis,  Disertasi S-3 Fakultas Teknik Elektro

    Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 2005. 

    [11]  Anggraini, Ika Novia., Pengaruh Komposisi Bahan Isolasi Resin

     Epoksi dengan Bahan Pengisi Silicone Rubber terhadap Proses

    Tracking dan Erosi, Tesis S-2, Fakultas Teknik Elektro Universitas

    Gadjah Mada, Yogyakarta, 2010. [12]

     

    T. J. Gallagher,  High Voltage Measurement Testing and Desain,

    John wiley and Sons, 1983.

    [13] 

    Syakur, Abdul, Teori dan Hasil Eksperimen Partial Discharge Pada

     Bahan isolasi, BP UNDIP, Semarang, 2009.[14] Naidu, MS., dan V. Kamaraju,  High Voltage Engineering, Tata

    McGraw-Hill Publishing Company, New Delhi, 1991.

    [15] Prabayani, Yuliana., Analisis Karakteristik Arus Bocor Pada IsolatorSuspensi Dengan Bahan Isolasi Polimer Resin Epoksi Silane dan

     Isolator Silicon Rubber , Skripsi S-1, Fakultas Teknik Elektro

    Universitas Diponegoro, Semarang, 2012. [16] Kind, D., An Introduction To High- Voltage Experimental Technique,

    Vieweg, 1978.

    BIOGRAFI PENULIS

    Mengetahui / Mengesahkan,Pembimbing I

    Dr. Ir. Hermawan, DEA

     NIP.196002231986021001Tanggal :

    Pembimbing II

    Abdul Syakur, ST. MT.

     NIP.197204221999031004Tanggal :

    Dwi Aji Sulistyanto (21060110151081).

    Lahir di Demak, 25 Juli 1989. MahasiswaTeknik Elektro Fakultas Teknik

    Universitas Diponegoro Semarangkonsentrasi Teknik Tenaga Listrik.