Final Report Pamsimas I 2008-2012 Komponen 2_KALIMANTAN SELATAN

66
Pamsimas Komponen-2 Propinsi Kalimantan Selatan Laporan Akhir Maret 2013

Transcript of Final Report Pamsimas I 2008-2012 Komponen 2_KALIMANTAN SELATAN

Page 1: Final Report Pamsimas I 2008-2012 Komponen 2_KALIMANTAN SELATAN

Pamsimas Komponen-Propinsi Kalimantan Se

Laporan Akhir

2latan

Maret 2013

Page 2: Final Report Pamsimas I 2008-2012 Komponen 2_KALIMANTAN SELATAN

Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalima

Pamsimas Komponen-Propinsi Kalimantan Se

Laporan Akhir

SuparmantoPMAC / Trainer [email protected]+62 813 515 999 09

ntan Selatan 2

2latan

Maret 2013

Page 3: Final Report Pamsimas I 2008-2012 Komponen 2_KALIMANTAN SELATAN

Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 3

Mitos (baru) Banua Kalsel

Sekapur Sirih

Beberapa saat akan bertolak ke Banua Kalimantan Selatan, terbayang daerah yang penuh sungai

dan dikelilingi hutan lebat. Belum terfikirkan kondisi sanitasi di masyarakatnya dan bagaimana cara

yang cocok di masyarakat untuk peningkatan kualitas sanitasinya. Ternyata memang pada

umumnya hampir sebagian besar kondisi geografis disini adalah wilayah perairan, ada yang hidup

di sepanjang sungai dan ada yang hidup daerah rawa. Namun juga ada yang memilih tempat

tinggal di daerah pegunungan. Bahkan ada sebuah wilayah desa di daerah rawa yang memiliki titian

kayu sepanjang hampir 1,5 kilometer diatas rawa yang digunakan sebagai jalan menuju desa

tersebut.

Kondisi geografis biasanya membentuk apa yang biasa dilakukan oleh manusia secara naluri

sehari-hari, mulai dari membuka mata sampai akan menutup hari. Apa yang dilakukan terus-

menerus pada sekelompok masyarakat akan membentuk tata nilai sebuah keadaan yang normatif

di masyarakat. Ada penilaian-penilaian yang dianggap biasa oleh satu masyarakat, tetapi menjadi

satu hal yang tidak biasa oleh masyarakat lain. Secara tidak sadar kebiasaan yang terjadi seumur

hidup membentuk cara pandang, mindset, atau katakanlah paradigma sekelompok masyarakat

dalam kehidupan. Bagi masyarakat Banjar pun yang kebanyakan hidup di sepanjang sungai atau

daerah rawa melakukan aktifitas hari-harinya beradaptasi dengan kondisi alamnya. Termasuk pada

aktifitas rutin yang dilakukan masyarakat setiap hari adalah buang air besar atau bahera dalam

bahasa Banjar.

Pada saat program baru berjalan, masih banyak masyarakat yang menganggap buang air besar di

sungai atau rawa adalah hal yang biasa. Karena itu sudah terjadi sejak dulu, karena lebih praktis

dan mudah langsung di sungai atau rawa, atau karena-karena yang lainnya. Dan bagi masyarakat,

ini menjadi sebuah pandangan yang tidak mungkin diubah lagi karena memang sudah begitu

adanya.

Pamsimas hadir bukan untuk membedah mana yang benar dan mana yang tidak benar terhadap

perilaku yang ada. Tetapi Pamsimas ingin mengajak menyelami bersama apakah pandangan yang

ada sekarang sudah lebih baik, bagaimana akibatnya pada masyarakat sekitar, bagaimana akibatnya

pada diri sendiri, dan apakah sudah sesuai dengan nilai-nilai kebaikan.

Biasanya sebuah paradigma sulit untuk digeser ketika tidak ada alternatif paradigma yang lebih

baik dan lebih sesuai dengan perkembangan masalah. Proses fasilitasi di Pamsimas mencoba

menawarkan pilihan yang lebih baik dari yang ada.

Ternyata pilihan-pilihan cara hidup sehat dan berbudaya yang ditawarkan program, dirasa masuk

akal dan dapat diterima secara etika dan estetika di masyarakat. Bahkan menjadi sebuah

Page 4: Final Report Pamsimas I 2008-2012 Komponen 2_KALIMANTAN SELATAN

Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 4

kebanggan bagi masyarakat Banua, bila sudah mewujudkan perubahannya. Salah satu modal sosial

yang sangat membantu dalam mendorong perubahan perilaku sehat adalah masyarakat Banua

memiliki pandangan yang istimewa mengenai kegitan ritual keagamaannya. Masyarakat

menginginkan hubungan spiritual dengan Tuhan tidak terhambat hanya karena perilaku buang air

besar nya tidak sesuai dengan etika sosial dan agama.

Pada wilayah desa sasaran Pamsimas 2008 - 2012, hasil kesadaran masyarakat dalam mewujudkan

aksi perilaku sehatnya dengan membangun sarana sanitasi mencapai 30.793 WC. Beberapa

komentar unik keluar dari segelintir masyarakat yang sudah berubah. “nyaman wahini baisian wc kada

jauh lagi baheranya, lawan kada licak batis ulun, dan lawan kada tadangsar lagi pas kahandakkan bahera”

(sekarang sudah enak punya WC, tidak jauh lagi buang air, tidak kotor juga kaki saya, dan tidak

terpeleset lagi waktu buru-buru mau buang air), “tenyaman, kada uyuh lagi bejalan ke batang” (lebih

enak, tidak capek-capek lagi pergi ke sungai), “nyaman sudah pa ai, kada takutan lagi dijinguk orang”

(sudah enak pak, tidak takut dilihat orang lagi.).

Pembiayaan pembangunan sarana sanitasi di masyarakat murni dari kesadaran masyarakat untuk

punya pilihan yang lebih baik untuk buang air besar, tanpa bantuan biaya sepeserpun. Kalkulasi

cost benefit dari perubahan perilaku ini mencapai 30,78 Milyar rupiah berdasarkan standar harga

sarana sanitasi per unit di Kalimantan Selatihan.

Dalam implementasinya Program Pamsimas 2008 – 2012 menggulirkan dana bantuan yang

bersumber dari APBN, APBD, dan swadaya masyarakat untuk melaksanakan kegiatan intervensi

perubahan perilaku dalam bentuk pelatihan, promosi kesehataan, pembangunan sarana sanitasi

sekolah, dan penguatan kapasitas petugas kesehatan (Dinkes dan Puskemas). Jumlah dana untuk

implementasi kesehatan mencapai 24,4 Milyar rupiah. Bila membandingkan dengan cost benefit dari

sarana sanitasi masyarakat yang lebih besar dari dana implementasi kegiatan kesehatan, dapat

dikatakan program ini surplus di kegiatan perubahan perilaku kesehatan.

Dari kenyataan yang ada di wilayah desa sasaran Pamsimas, masyarakat Banua memiliki potensi

untuk bisa ditingkatkan akses sanitasinya. Tergantung bagaiamana kualitas proses perubahan yang

dilakukan para pendamping program.

Terlepas dari itu semua, penulis mengucapkan selamat kepada sebagian masyarakat Banua yang

sudah mencoba manfaat dari paradigma baru.

Page 5: Final Report Pamsimas I 2008-2012 Komponen 2_KALIMANTAN SELATAN

Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 5

Kata Pengantar

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kepada Allah SWT selalu kami panjatkan, karena hanya dengan rahmat dan kasih sayang-

Nya Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 Propinsi Kalimantan Selatan 2008 - 2012 telah dapat

diselesaikan. Dalam laporan ini dipaparkan capaian-capaian indikator yang terkait dengan target Key

Performance Indikator (KPI), yaitu sebuah indikator kunci yang menentukan keberhasilan Program

Pamsimas.

Pamsimas memiliki 5 komponen untuk mencapai tujuan besarnya, salah satunya adalah

Komponen – 2, yaitu komponen yang berkaitan dengan peningkatan perilaku hidup bersih dan

sehat. Hasil capaian pada Komponen-2 ini tidak lepas dari para pelaku program yang menjadi

ujung tombak katalis perubahan di masyarakat. Hasrat untuk mencapai target program begitu

penuh warna dan dinamika. Peluh, sabar, bangga, rasa khawatir, semangat, dan keyakinan selalu

hadir silih berganti saat membangun harapan perubahan melalui pelaksanaan kegiatan program

kesehatan di desa.

Pengumpulan data capaian dilakukan pada semua wilayah desa sasaran periode 2008 – 2012. Total

seluruh desa yang menjadi sasaran program mencapai 530 Desa, yang terdiri dari 482 desa yang

dibiayai melalui APBN dan APBD, dan 48 desa dibiayai murni dari APBD sebagai adopsi

Pemerintah Daerah terhadap Program Pamsimas (replikasi). Pengumpulan data yang dilakukan

secara periodik per Triwulan dilakukan secara bersama-sama antara fasilitator dengan sanitarian.

Data yang sudah terkumpul akan diverifikasi oleh Konsultan untuk menjaga kualitas, konsistensi,

dan reliabilitas data.

Penulis menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada kelompok masyarakat desa atas

kepedulian dan keikhlasan kerjanya yang telah menjadi penggerak perubahan di desanya. Dan

tentunya ucapan terimakasih kepada rekan kerja di lapangan, teman-teman fasilitator (TFM dan FK),

konsultan (DMAC dan PMAC) yang telah mendampingi dan meyakinkan masyarakat untuk bisa

memperbaiki perilaku sehatnya.

Tidak lupa penulis ucapkan salut kepada mitra stakeholder Komponen-2 dari Dinas Kesehatan

Propinsi dan Kabupaten, yang sudah kreatif membuat beberapa kebijakan yang dapat mendorong

isu perubahan perilaku hidup sehat menjadi milik semua masyarakat dan stakeholder.

Secara khusus, perkenankanlah penulis mengucapkan terimakasih kepada Satker PK PAM

Propinsi Kalimantan Selatan, Manajemen Amurwa Internasional, dan Team Leader PMAC yang

sudah memberi kepercayaan penuh kepada penulis dalam menjalankan tugasnya.

Page 6: Final Report Pamsimas I 2008-2012 Komponen 2_KALIMANTAN SELATAN

Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 6

Dari pencapaian yang telah ada, tentu saja masih banyak yang perlu dibenahi. Dan berharap pada

masa yang akan datang capaian kinerja ini bisa lebih baik lagi. Oleh karena itu penulis mohon

masukan, kritik, dan saran dari pelaksanaan yang sudah ada.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Banjarmasin, 30 Maret 2013

Provincial Management Advisory Consultan – Trainer Health and Hygiene Spesialist

Suparmanto

Page 7: Final Report Pamsimas I 2008-2012 Komponen 2_KALIMANTAN SELATAN

Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 7

Ringkasan Eksekutif

Program Pamsimas merupakan salah satu program percepatan nasional yang bertujuan untuk

meningkatkan akses air minum yang layak dan menyadarkan perilaku higienis di masyarakat

terhadap sarana sanitasi yang layak. Tujuan besar ini dibagun dari pencapaian 5 komponen

program, yaitu Komponen 1 (Pemberdayaan Masyarakat dan Pengembangan Kelembagaan

Lokal), Komponen 2 (Peningkatan Perilaku dan Layanan Hidup Bersih dan Sehat), Komponen 3

(Penyediaan Sarana Air Minum dan Sanitasi Umum), Komponen 4 (Insentif Desa/Kelurahan

dan Kabupaten/Kota), dan Komponen 5 (Dukungan Pelaksanaan dan Manajemen Proyek).

Setiap komponen program memiliki indikator kunci yang akan menjadi panduan dari tujuan

program.

Propinsi Kalimantan Selatan menjalankan Program Pamsimas sejak tahun 2008 hingga tahun

2012. Dalam pencapaian tujuan Komponen-2, dilakukan intervensi kegiatan mulai dari tahap

persiapan, perencanaan, pelaksanaan, dan paska program. Bentuk kegiatan-kegiatan yang

dilakukan adalah membangun komitmen desa untuk siap merubah perilaku sehatnya, pemicuan

perilaku hidup sehat dengan metode CLTS, penguatan kapasitas melalui pelatihan kesehatan,

melakukan promosi kesehatan di tingkat masyarakat dan sekolah dasar, hingga kepada

pembangunan sarana sanitasi di sekolah. Intervensi telah dilakukan di 8 Kabupaten, 530 Desa, dan

2.038 Dusun sasaran (setara). Jumlah total jiwa sasaran mencapai 636.966 jiwa dengan kondisi

akses sanitasi sebesar 46,96 % pada awal program.

Pamsimas Komponen-2 memiliki target indikator untuk mengukur keberhasilan program atau

yang disebut Key Performance Indicator (KPI). Ada empat indikator KPI Komponen-2, yaitu :

1. KPI-2, yaitu jumlah tambah orang yang mempunyai akses fasilitas sanitasi yang layak danberkelanjutan berdasarkan status sosial ekonomi. Target KPI-2 Nasional pada tahun ke-5(Tahun 2012) adalah penambahan akses sanitasi sebanyak 2,4 juta jiwa. Berdasarkanproporsi jiwa sasaran nasional terhadap propinsi, konversi target KPI-2 PropinsiKalimantan Selatan adalah penambahan akses sanitasi sebanyak 85.540 jiwa.

Saat program berakhir tahun 2012, kinerja KPI-2 Prop. Kalimantan Selatan sudah

mencapai 119.321 jiwa.

2. KPI-7, yaitu Persentase masayarakat wilayah dusun sasaran yang bebas dari buang airsembarang tempat (SBS). Target pencapaian dari indikator KPI-7 Nasional pada tahunke-5 program adalah 45,00% masyarakat wilayah Dusun Sasaran sudah SBS.

Kinerja KPI-7 Wilayah Kalimantan Selatan pada tahun ke-5 program sudah mencapai

45,02%. Atau sebanyak 917 Dusun SBS dari 2.038 Dusun sasaran.

3. KPI-8, yaitu Persentase masayarakat wilayah dusun sasaran yang sudah menerapkan

program Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS). Target pencapaian dari indikator KPI-7 pada

tahun ke-5 program adalah 62,00% masyarakat wilayah Dusun Sasaran sudah adopsi

CTPS.

Page 8: Final Report Pamsimas I 2008-2012 Komponen 2_KALIMANTAN SELATAN

Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 8

Kinerja KPI-8 Wilayah Kalimantan Selatan pada tahun ke-5 program mencapai 40,68%.

Atau sebanyak 829 Dusun SBS dari 2.038 Dusun sasaran.

4. KPI-9, yaitu Persentase sekolah sasaran yang memiliki sarana sanitasi yang layak dan

menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) Target pencapaian dari indikator KPI-9

pada tahun ke-5 program adalah 77,00% sekolah sasaran yang mempunyai fasilitas

sanitasi yang layak dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).

Kinerja KPI-9 Wilayah Kalimantan Selatan pada tahun ke-5 program sudah mencapai

96,66%. Atau sebanyak 542 SD yang memiliki Sarana Sanitasi Layak dan menerapkan

PHBS dari 559 SD sasaran.

Status pencapaian lainnya adalah 106 desa sasaran sudah menjadi desa yang seluruh

masyarakatnya akses sanitasi atau berpredikat menjadi Desa SBS. Kinerja ini mendapatkan

apresiasi dari Kementerian Kesehatan RI dengan melakukan Deklarasi Desa SBS di Kabupaten

Banjar dan Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Dan kini pada akhir program akses sanitasi di

masyarakat Kalimantan Selatan mencapai 65,70 %, atau meningkat sebesar 18,74 %.

Page 9: Final Report Pamsimas I 2008-2012 Komponen 2_KALIMANTAN SELATAN

Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 9

Daftar Isi

Sekapur Sirih 3

Kata Pengantar 5

Ringkasan Eksekutif 7

Daftar Isi 9

Daftar Tabel 10

Daftar Gambar 10

Daftar Foto 11

Daftar Lampiran 11

Pendahuluan 12

1.1 Program Pamsimas 13

Latar Belakang 13

Tujuan dan Sasaran 14

Target Indikator Pamsimas dalam MDG’s 14

Komponen Program 15

1.2 Wilayah Sasaran 16

1.3 Profil Akses Sanitasi Awal 17

1.4 Target KPI Pamsimas Kalimantan Selatan 18

Implementasi 19

2.1 Kegiatan Pemicuan CLTS dalam Pamsimas 20

2.2 Penguatan Kapasitas Masyarakat 23

2.3 Promosi Kesehatan 25

Promkes Masyarakat 25

Promkes Sekolah 26

2.4 Pembangunan Sarana Sanitasi Sekolah 27

2.5 Pembiayaan RRK Kesehatan dalam RKM 28

2.6 Penguatan Kapasitas Stakeholeder Komponen-2 29

2.7 Program Kerja Percepatan Desa SBS 30

Capaian Kinerja 32

3.1 Key Performance Indikator (KPI) 33

KPI 2 33

KPI 7 34

KPI 8 36

KPI 9 37

3.2 Capaian Kinerja Komponen-2 Lainnya 39

Pencapaian Jumlah Desa SBS 39

Deklarasi Desa SBS 40

Cost Benefit dari sarana sanitasi masyarakat 41

Kebijakan lokal pendukung peningkatan akses sanitasi 43

Kesimpulan 44

Apresiasi dan Tantangan 47

Referensi 50

Lampiran 51

Page 10: Final Report Pamsimas I 2008-2012 Komponen 2_KALIMANTAN SELATAN

Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 10

Daftar Tabel

Tabel 1. KPI Pamsimas dalam Target MDG’s 15

Tabel 2. Informasi Kependudukan Wilayah Pamsimas 2008 – 2012

Propinsi Kalimantan selatan

16

Tabel 3. Jumlah Desa Replikasi Pamsimas 2008 -2012 Propinsi

Kalimantan Selatan

17

Tabel 4. Akses Sanitasi Awal Wilayah Program Pamsimas 2008 – 2012 18

Tabel 5. Konversi Target KPI Pamsimas Kalimantan Selatan 18

Tabel 6. Proses Pemicuan Kabupaten Pamsimas 2008 – 2012 21

Tabel 7. Partisipasi Masyarakat Pelatihan Kesehatan Pamsimas 2008 –

2012

23

Tabel 8. Partisipasi Promkes Masyarakat Pamsimas 2008 – 2012 26

Tabel 9. Partisipasi Promkes Sekolah Pamsimas 2008 – 2012 27

Tabel 10. Realisasi Sarana Sanitasi Sekolah Pamsimas 2008 – 2012 28

Tabel 11. Rekapitulasi Biaya RRK Kesehatan dalam RKM Pamsimas

2008 – 2012

29

Tabel 12. Perkembangan KPI-2 Pamsimas Kalsel 2008 - 2012 33

Tabel 13. Pencapaian KPI-7 Kabupaten per Tahun Anggaran 35

Tabel 14. Pencapaian KPI-8 Kabupaten per Tahun Anggaran 36

Tabel 15. Pencapaian KPI-9 Kabupaten 38

Tabel 16. Jumlah Desa SBS per Kabupaten 39

Tabel 17. Cost Benefit dari Sarana Sanitasi Masyarakat 42

Daftar Gambar

Gambar 1 Rasio Terpicu dalam Proses Pemicuan 21

Gambar 2 Penambahan Jiwa Akses Sanitasi per TA 34

Gambar 3 Pencapaian Target KPI 2 34

Gambar 4 Perbandingan Capaian KPI 7 per Kabupaten 35

Gambar 5 Perbandingan Capaian KPI 8 per Kabupaten 37

Gambar 6 Jiwa Adopsi CTPS Akhir 37

Gambar 7 Perkembangan Jumlah Desa SBS Propinsi Kalimantan Selatan 40

Gambar 8 Investasi vs Cost Benefit Pamsimas Komponen-2 Propinsi

Kalimantan Selatan

43

Page 11: Final Report Pamsimas I 2008-2012 Komponen 2_KALIMANTAN SELATAN

Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 11

Daftar Foto

Foto 1 Pemicuan CLTS di masyarakat desa 20

Foto 2 Pendampingan Fasilitator Paska Pemicuan 22

Foto 3 Natural Leader memulai perubahan 22

Foto 4 Yang tua pun tak mau ketinggalan untuk berubah 22

Foto 5 WC seharga satu juta rupiah yang digunakan untuk 3 KK 22

Foto 6 Seorang Kepala Desa menjadi motor penggerak perubahan

dalam kegiatan Promkes Masyarakat

24

Foto 7 Pendampingan Kepala Desa dan Fasilitator menjadi kunci

transformasi

24

Foto 8 Duta Sanitasi Sekolah yang siap menggerakkan perubahan 25

Foto 9 Demo CTPS pada Promkes Masyarakat 25

Foto 10 Memperkenalkan perilaku higiene sejak dini pada Promkes

Sekolah

26

Foto 11 Sarana Sanitasi Sekolah 27

Foto 12 Workshop CLTS Dinkes Kab. Tanah Bumbu 29

Foto 13 KonsolidasiProgram Percepatan Desa SBS bersama Wakil

Bupati Kab. Hulu Sungai Selatan

30

Foto 14 Deklarasi Desa SBS Kab. Hulu Sungai Selatan 40

Foto 15 Demo CTPS oleh Public Figur 41

Daftar Lampiran

Lampiran 1 KPI – 2 Jumlah tambahan jiwa yang memiliki akses sarana

sanitasi yang layak berkelanjutan menurut status sosial

ekonomi

Lampiran 2 KPI – 7 Persentase target masyarakat dusun sasaran yang

bebas buang air besar sembarang tempat (SBS)

Lampiran 3 KPI – 8 Persentase target masyarakat dusun sasaran yang

menerapkan cuci tangan pakai sabun (CTPS)

Lampiran 4 KPI – 9 Persentase sekolah sasaran yang memiliki sarana

sanitasi yang layak dan menerapkan perilaku hidup bersih dan

sehat (PHBS)

Lampiran 5 Daftar nama Desa SBS

Lampiran 6 Contoh Perdes Desa Stop BABS

Lampiran 7 Contoh SK Dinkes Kabupaten dalam rangka Program Kerja

Percepatan Desa Target SBS

Lampiran 8 Contoh Sertifikasi Desa SBS

Page 12: Final Report Pamsimas I 2008-2012 Komponen 2_KALIMANTAN SELATAN

Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 12

Pendahuluan

Page 13: Final Report Pamsimas I 2008-2012 Komponen 2_KALIMANTAN SELATAN

Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 13

1.1 PROGRAM PAMSIMAS

LATAR BELAKANG

Setiap program pembangunan nasional memiliki harapan akhir yang sama yaitu mewujudkan

kemampuan masyarakat untuk dapat hidup sejahtera secara mandiri. Berbagai bentuk dukungan

yang diberikan pemerintah mulai dari pembangunan infrastruktur hingga pembentukan karakter

masyarakat juga stakeholder yang memungkinkan masyarakarat untuk dapat hidup lebih baik.

Program Nasional Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS)

memberikan dukungan untuk kesejahteraan masyarakat melalui penyediaan air bersih yang layak

dan peningkatan kesadaran masyarakat untuk berperilaku lebih higienis dengan menggunakan

sarana sanitasi yang layak.

Beberapa fakta sehari-hari yang ditemui pada masyarakat yang memiliki keterbatasan akses air

minum atau sulit mendapatkan air bersih adalah hilangnya waktu produktif seseorang untuk bisa

mendapatkan air bersih yang layak. Di beberapa wilayah yang sulit air bersih dibutuhkan waktu

minimal 1,5 jam untuk bisa mendapatkan air, dengan memperhitungkan waktu tempuh pulang

pergi ditambah waktu antri. Sehingga satu keluarga sehari-hari kehilangan waktu produktif sekitar

18,75%. Bila diasumsikan satu orang dalam 1 hari bisa mendapatkan pemasukan Rp 50.000,-, bisa

dihitung kehilangan pendapatan per orang setiap hari adalah minimal Rp 9.375,-. Hal ini

disebabkan hilangnya waktu produktif orang tersebut pada saat akan mencari air di wilayah ini.

Setiap hari rutinitas ini terjadi. Bisa dibayangkan bila dalam 1 tahun kerugian finansial yang

dirasakan pada masyarakat di wilayah ini adalah hampir sekitar 2,5 juta rupiah per orang

(diasumsikan 5 hari waktu kerja dalam seminggu).

Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2006, kondisi masyarakat sulit air bersih ini

terjadi di 52,2% di wilayah Perkotaan dan Perdesaan Indonesia. Begitu pula dengan gambaran

perilaku higienis masyarakat untuk menggunakan sarana sanitasi yang layak pada masyarakat

perkotaan dan perdesaan masih di angka 35,00% (Riskesdas 2006). Dalam dialog dengan masyarakat

desa di Propinsi Kalimantan Selatan di wilayah yang sulit air bersih dan perilaku masyarakat yang

kurang higienis, biasanya seseorang terkena penyakit yang disebabkan buruknya sanitasi sebanyak 2

kali dalam setahun. Penyakit yang terjadi bisa berbagai macam, misalnya Diare, DBD, Kecacingan,

dan lainnya. Seseorang dapat sembuh hingga bekerja kembali membutuhkan waktu setidaknya 3 – 4

hari.

Kembali kepada asumsi pendapatan per orang dalam sehari diatas, jika dalam satu kali kejadian

sakit setidaknya seseorang akan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan penghasilan sekitar 150

– 200 ribu rupiah sehari, belum termasuk biaya obat, pelayanan kesehatan, dan transportasi

menuju tempat berobat. Menurut hasil studi Economis Impact of Sanitation in Indonesia Tahun 2008,

kerugian ekonomi akibat sanitasi buruk di perkotaan sebesar Rp 275.000.-/kapita/tahun,

sedangkan di perdesaan sebesar Rp 224.000,-/kapita/tahun. Kerugian negara dapat mencapai 56

Trilyun Rupiah, karena sanitasi yang buruk dapat menyebabkan meningkatnya pengeluaran biaya

berobat, pemakaian air menjadi berlebihan, mengurangi kunjungan wisata, dan biaya perbaikan

dampak lingkungan

Page 14: Final Report Pamsimas I 2008-2012 Komponen 2_KALIMANTAN SELATAN

Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 14

Kita bisa dengan sederhana menghitung kemungkinan kerugian ekonomi yang dialami negara

selama 1 tahun dengan beberapa fakta sederhana diatas akibat terbatasnya akses air bersih dan

perilaku higienis sarana sanitasi.

Oleh karena itu Program Pamsimas hadir pada tahun 2008 – 2012, menjadi salah satu program

percepatan nasional untuk membangun sarana air minum yang layak dan menyadarkan perilaku

higienis di masyarakat terhadap sarana sanitasi yang layak. Harapannya adalah dapat mengurangi

kerugian-kerugian ekonomi yang dialami baik oleh masyarakat itu sendiri maupun Pemerintah,

yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pembahasan dalam laporan

akhir bidang kesehatan ini hanya terbatas pada lingkup perilaku higienis terhadap akses sanitasi

yang layak.

TUJUAN DAN SASARAN

Tujuan Umum Program Pamsimas adalah terciptanya masyarakat yang berperilaku hidup bersih

dan sehat melalui peningkatan akses masyarakat miskin perdesaan dan pinggiran kota terhadap

pelayanan air minum dan sanitasi.

Tujuan Khusus Program Pamsimas bertujuan untuk:

1 Meningkatkan praktik hidup bersih dan sehat dari masyarakat peserta program;

2 Meningkatkan akses masyarakat di lokasi program terhadap pelayanan air minum dan

sanitasi yang berkelanjutan dan dikelola secara efektif;

3 Meningkatkan kapasitas masyarakat dan kelembagaan lokal dalam penyelenggaraan

layanan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat;

4 Meningkatkan komitmen dan efektifitas pemerintah dalam penyediaan layanan air minum

dan sanitasi yang berkelanjutan.

Sasaran program adalah masyarakat, terutama kelompok miskin di perdesaan dan pinggiran kota

yang memiliki prevalensi penyakit terkait air yang tinggi dan belum mendapatkan akses layanan air

minum dan sanitasi, mendapatkan layanan air minum dan sanitasi dan terbangun budaya hidup

bersih dan sehat.

TARGET INDIKATOR PAMSIMAS DALAM MDG’s

PAMSIMAS yang menjadi salah satu bagian strategi pembangunan nasional memiliki peran

penting dan turut berkontribusi dalam mencapai target Millennium Develepment Goals pada sektor

Air Minum dan Sanitasi (WSS-MDG’s), yaitu menurunkan separuh dari proporsi penduduk yang

belum mempunyai akses air minum dan sanitasi dasar pada tahun 2015.

PAMSIMAS Phase I memiliki target indikator atau yang dikenal sebagai Key Performance

Indikator (KPI) memiliki kontribusi dalam target MDG’s. Target KPI Pamsimas ini akan menjadi

bagian dari indikator keberhasilan program.

Page 15: Final Report Pamsimas I 2008-2012 Komponen 2_KALIMANTAN SELATAN

Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 15

Berikut ini perbandingan KPI Pamsimas yang berhubungan dengan akses sanitasi dengan target

MDG’s.

Tabel 1.KPI Pamsimas dalam Target MDG,s

DESKRIPSI TARGETAKSES

AIR MINUMAKSES

SANITASI

MDG’s Th 2015 68,90% 62,40%

KPI PAMSIMAS I Th 2012 (Tahun ke-5 Program)

KPI 1 ,Jumlah tambah orang yang mempunyai akses fasilitas air minum yanglayak dan berkelanjutan berdasarkan status sosial ekonomi)

3 – 5 Juta

KPI 2 ,Jumlah tambah orang yang mempunyai akses fasilitas sanitasi yang layakdan berkelanjutan berdasarkan status sosial ekonomi)

1,5 – 2,4 Juta

KPI 7 ,Persentsae masayarakat wilayah dusun sasaran yang bebas dari buang airsembarang tempat (SBS)

45,00%

KPI 8 ,Persentase masayarakat wilayah dusun sasaran yang sudah menerapkanprogram Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)

62,00%

KPI 9 ,Persentase sekolah sasaran yang mempunyai fasilitas sanitasi yang layakdan menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS)

77,00%

Sumber : MIS Pamsimas 2012 dan Riskesdas 2010

KOMPONEN PROGRAM

Dalam pencapaian tujuan program, pelaksanaan Program Pamsimas dilakukan secara

komprehensif, yaitu pemberdayaan masyarakat, perubahan perilaku, pengembangan kapasitas,

penyediaan sarana dan prasarana AMPL, insentif desa/kelurahan dan kabupaten/kota, serta

bantuan teknis dan manajemen. Pendekatan ini tertuang dalam Komponen Program sebagai

berikut:

1 Komponen 1 : Pemberdayaan Masyarakat dan Pengembangan Kelembagaan Daerah

2 Komponen 2 : Peningkatan Perilaku dan Layanan Hidup Bersih dan Sehat

3 Komponen 3 : Penyediaan Sarana Air Minum dan Sanitasi Umum

4 Komponen 4 : Insentif Desa/Kelurahan dan Kabupaten/Kota

5 Komponen 5 : Dukungan Pelaksanaan dan Manajemen Proyek

Komponen 2 yang berkaitan dengan perilaku higienis dan sanitasi bertujuan untuk membantu

masyarakat dan lembaga lokal dalam pencegahan penyakit yang diakibatkan oleh air dan sanitasi

buruk, melalui perubahan perilaku menuju hidup bersih sehat dan peningkatkan akses pada

sanitasi dasar. Kegiatan dan bantuan teknis di bawah komponen ini yang akan diterima oleh

masyarakat adalah sebagai berikut:

1. Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat untuk menuju perilaku hidup bersih dansehat, melalui:

a. Buang air besar pada tempatnya (Stop Buang Air Besar Sembarangan)

b. Cuci tangan pakai sabun

Page 16: Final Report Pamsimas I 2008-2012 Komponen 2_KALIMANTAN SELATAN

Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 16

2. Penguatan kapasitas, melalui pelatihan dan pendampingan, tentang perilaku hidup bersihdan sehat serta teknik promosinya bagi LKM, kader/natural leader, tokoh masyarakat,tokoh agama, tokoh adat dan aparatur desa.

3. Pelaksanaan program sanitasi dan kesehatan sekolah yang meliputi promosi danpeningkatan kapasitas bagi masyarakat sekolah (guru dan murid) tentang perilaku hidupbersih dan sehat.

4. Dukungan pemerintah daerah terhadap penguatan kelembagaan lokal (sanitarian

Puskesmas/staf Pustu/Bidan Desa), pelaksanaan dan keberlanjutan perubahan perilaku

menuju hidup bersih dan sehat, melalui pelatihan maupun studi banding.

1.2 WILAYAH SASARAN

Program Pamsimas yang berjalan sejak tahun 2008 hingga 2012 di Propinsi Kalimantan Selatan

memiliki wilayah desa sasaran di 8 kabupaten. Total jumlah desa sasaran adalah 530 desa, dan

Kabupaten Balangan memiliki desa sasaran yang paling besar yaitu sejumlah 71 desa. Dari setiap

desa sasaran tidak semua dusun mendapatkan intervensi pembangunan sarana air minum, hanya

dipilih wilayah dusun yang paling memiliki keterbatasan akses air minum.

Dari seluruh dusun yang ada di desa sasaran dipilih berdasarkan penilaian partisipasif masyarakat

sejumlah 2.038 dusun dari 2.210 dusun. Jumlah penduduk di wilayah sasaran mencapai 636.966

jiwa. Kabupaten Tanah Laut memiliki jumlah penduduk yang paling besar di wilayah sasaran

Pamsimas yaitu mencapai 129.217 jiwa. Gambaran wilayah sasaran dan kependudukan

berdasarkan kabupaten dapat terlihat pada tabel 2 dibawah ini.

Tabel 2.Informasi Kependudukan

Wilayah Program Pamsimas 2008 - 2012Propinsi Kalimantan Selatan

PROPINSI /KABUPATEN

JmlKecamatan

Jml.Desa

JumlahTotal

DUSUN

JumlahDUSUN

PAMSIMAS(Intervensi

SAM)

JumlahKK

JumlahJIWA

A NASIONAL 27.554 22.154 4.626.855 17.871.411

BKALIMANTANSELATAN

90 530 2.210 2.038 177.400 636.966

1 Tanah Laut 11 68 212 193 36.624 129.2172 Hulu Sungai Selatan 11 69 293 287 23.673 81.6633 Balangan 8 71 266 227 13.019 45.0044 Kotabaru 14 64 235 218 17.942 68.4605 Banjar 12 67 262 222 25.758 90.4216 Barito Kuala 16 65 427 378 21.734 77.8317 Hulu Sungai Utara 11 69 318 316 17.286 65.6788 Tanah Bumbu 7 57 197 197 21.364 78.692

Sumber : Laporan Bulanan DMAC dan MIS Pamsimas

Dari 530 desa sasaran, terdapat 48 desa yang merupakan desa replikasi yaitu hasil adopsi

Pemerintah Kabupaten untuk memperluas cakupan wilayah program peningkatan akses air

minum dan sanitasi. Harapan dari replikasi ini adalah Pemda mampu melaksanakan, meneruskan,

dan mengembangkan program yang bertujuan meningkatkan akses air minum dan sanitasi secara

mandiri dengan sumber daya sepenuhnya dari Pemda dan masyarakat.

Page 17: Final Report Pamsimas I 2008-2012 Komponen 2_KALIMANTAN SELATAN

Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 17

Sebaran perluasan program melalui desa replikasi setiap kabupaten dapat terlihat pada Tabel 3

berikut ini.

Tabel 3Jumlah Desa Replikasi Pamsimas 2008 - 2012

Propinsi Kalimantan Selatan

Kabupaten Reguler Replikasi Jumlah Keterangan

1 Tanah Laut 59 9 68 -2 Hulu Sungai Selatan 66 3 69 -3 Balangan 62 9 71 -4 Kotabaru 59 5 64 -5 Banjar 61 6 67 -6 Barito Kuala 59 6 65 -7 Hulu Sungai Utara 65 4 69 -

8 Tanah Bumbu 51 6 573 Desa Replikasi Kab. Tanah Bumbu TA2009 tidak terdapat dalam MIS Pamsimas

TOTAL 482 48 530

Sumber : MIS Pamsimas

1.3 PROFIL AKSES SANITASI AWAL

Akses Sanitasi awal yang mendapat sorotan pada Program Pamsimas adalah perilaku higienis

dalam buang air besar dan kebiasaan cuici tangan pakai sabun dengan air bersih yang mengalir

(adopsi CTPS). Pada beberapa wilayah kabupaten yang memiliki karakteristik geografis perairan

(sungai dan rawa) terlihat masyarakat yang berperilaku higienis menggunakan sarana sanitasi masih

rendah. Faktor lain yang berpengaruh secara signifikan terhadap kebiasaan perilaku higienis adalah

kebiasaan praktis dalam buang air besar sembarang tempat (BABS) tanpa menyadari akibat sekitar.

Kondisi akses sanitasi WC awal secara rata-rata di Propinsi Kalimantan Selatan adalah sekitar

46,96%. Wilayah dengan akses sanitasi rendah terdapat pada wilayah sasaran Kab. Barito Kuala,

Kab. Hulu Sungai Utara, Kab. Kotabaru, dan Kab. Hulu Sungai Selatan. Untuk kebiasaan perilaku

cuci tangan pakai sabun (adopsi CTPS) dengan air bersih yang mengalir, jauh lebih rendah lagi di

semua kabupaten. Karena memang kebiasaan CTPS ini lebih sulit diterapkan dan sering diabaikan

bahkan untuk daerah yang perilaku akses sanitasi WC nya sudah tinggi. Secara rata-rata adopsi

CTPS di wilayah sasaran adalah 23,15%.

Sebaran akses sanitasi awal di masyarakat wilayah program dapat terlihat pada Tabel 4.

Page 18: Final Report Pamsimas I 2008-2012 Komponen 2_KALIMANTAN SELATAN

Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 18

Tabel 4.Akses Sanitasi Awal

Wilayah Program Pamsimas 2008 - 2012

KABUPATENJml.Desa

DusunSasaran

Pamsimas

JumlahPenduduk

(Jiwa)

JiwaAkses

SanitasiWC

DusunSBS

JiwaAdopsiCTPS

DusunCTPS

1 Tanah Laut 68 193 129.217 96.124 71 35.305 33

2 Hulu Sungai Selatan 69 287 81.663 32.768 19 21.907 18

3 Balangan 71 227 45.004 24.098 30 11.531 8

4 Kotabaru 64 218 68.460 23.078 19 13.313 12

5 Banjar 67 222 90.421 41.071 22 28.447 8

6 Barito Kuala 65 378 77.831 14.569 26 10.733 12

7 Hulu Sungai Utara 69 316 65.678 19.005 13 13.741 2

8 Tanah Bumbu 57 197 78.692 48.423 17 12.461 7

Kalimantan Selatan 530 2.038 636.966 299.136 217 147.438 100

Percentage 46,96% 10,65% 23,15% 4,91%

Sumber : IMAS Desa Pamsimas 2008 – 2012

1.4 TARGET KPI PAMSIMAS KALIMANTAN SELATAN

KPI menjadi indikator tercapai atau tidaknya tujuan program. Merujuk pada KPI yang ditetapkan

secara nasional perlu disesuaikan capaian targetnya sesuai dengan kondisi wilayah tertentu. Dari

keempat KPI Komponen 2, yang akan mengalami penyesuaian adalah KPI yaitu penambahan

jumlah jiwa yang menggunakan fasilitas sanitasi yang layak dan berkelanjutan menurut tingkat

sosial ekonomi. Dengan mengasumsikan proporsi jumlah jiwa sasaran di tingkat nasional dengan

jumlah jiwa sasaran yang ada di Propinsi Kalimantan Selatan akan dapat ditentukan target KPI 2

di Propinsi Kalimantan Selatan. Pada tabel dibawah ini disajikan penyesuaian target KPI yang

ada di Propinsi Kalimantan Selatan.

Tabel 5Konversi Target KPI

Pamsimas Kalimantan SelatanProporsi Jiwa

SasaranKalsel terhadap

Nasional

Target KPINasional

Target KPIKalimantan

SelatanKeterangan

Jiwa Sasaran Nasional = 17.871.411 Jiwa0,04

Jiwa Sasaran Kalsel = 636.966 Jiwa

KPI Pamsimas I Th 2012(Tahun ke-5 Program)

KPI 2 ,Jumlah tambah orang yang mempunyai aksesfasilitas sanitasi yang layak dan berkelanjutanberdasarkan status sosial ekonomi)

1,5 – 2,4Juta Jiwa

53.462 –85.540 Jiwa

Disesuaikan(KonversiPropinsi)

KPI 7 ,Persentase masayarakat wilayah dusun sasaranyang bebas dari buang air sembarang tempat (SBS)

45,00% 45,00%Tidak

Berubah

KPI 8 ,Persentase masayarakat wilayah dusun sasaranyang sudah menerapkan program Cuci Tangan PakaiSabun (CTPS)

62,00% 62,00%Tidak

Berubah

KPI 9 ,Persentase sekolah sasaran yang mempunyaifasilitas sanitasi yang layak dan menerapkan pola hidupbersih dan sehat (PHBS)

77,00% 77,00%Tidak

Berubah

Page 19: Final Report Pamsimas I 2008-2012 Komponen 2_KALIMANTAN SELATAN

Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 19

Implementasi

Page 20: Final Report Pamsimas I 2008-2012 Komponen 2_KALIMANTAN SELATAN

Laporan Akhir Pamsima

2.1. KEGIATAN PEMICUAN CLTS DALAM PAMSIMAS

Pemicuan CLTS merupakan sebuah pendekatan

proses fasilitasi yang membangun kesadaran

masyarakat terhadap apa yang dialami dengan

perilaku sehat yang terjadi di lingkungannya

sendiri selama ini. Dalam proses pemicuan,

transfer kesadaran yang muncul di masyarakat

adalah hasil dari refleksi masyarakat itu sendiri.

Fasilitator pemicuan hanya memberikan arah

dengan mengumpulkan gambaran kenyataan

yang kontekstual di masyarakat agar proses

refleksi berjalan lebih mudah dan sesuai dengan

apa yang masyarakat alami sehari-hari.

Oleh karena itu diwajibkan kepada fasilitator

pengenalan lingkungan dan berbagai detil yang ad

fasilitasi dalam menyadarkan masyarakat sesuai d

pendekatan pemicuan CLTS, kesadaran perilaku

muncul dari dialog refleksi yang dilakukan antar

kegiatan pemicuan akan muncul Natural Leader

menggerakkan masyarakat yang lain menuju perilak

Dalam metode CLTS, penyampaian dialog tidak

refleksi akan memunculkan kebutuhan masyarakat

karena kesadaran sendiri. Sehingga masyarakat tid

harus dikeluarkan sendiri untuk memiliki fasilitas sa

Pendekatan CLTS juga menempatkan bahwa perm

permasalahan pada orang yang belum menerap

permasalahan bagi orang yang sudah berperilaku se

berperilaku higienis, maka alur kontaminasi penyak

mereka hidup. Sehingga dengan metode CLTS

permasalahan bersama.

Pamsimas mempunyai skala prioritas perubahan pe

1. Perilaku Buang Air Besar di tempat yang a

2. Penerapan (adopsi) Cuci Tangan Pakai Sab

Sepanjang tahun 2008 – 2012 di wilayah Pamsima

sebanyak 713 kegiatan di 530 Desa. Dengan jum

dan berhasil memicu sekitar 48% peserta yang ha

yang terpicu. Dari peserta yang terpicu muncul

Foto 1Pemicuan CLTS di masyarakat desa

s Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 20

sebelum melaksanakan pemicuan melakukan

a di masyarakat, agar dapat membantu proses

engan kondisi keseharian masyarakat. Dengan

tidak muncul dari ucapan fasilitator. Tetapi

masyarakat sendiri. Pada saat setelah selesai

atau sosok masyarakat yang memiliki inisiatif

u sehat.

terkesan menggurui. Pemicuan berisi dialog

untuk memiliki fasilitas sanitasi yang lebih baik

ak merasa keberatan dengan adanya biaya yang

nitasi yang layak.

asalahan kesehatan bukan lagi hanya menjadi

kan perilaku higienis, tetapi juga merupakan

hat, karena ketika masih ada orang yang belum

it masih mungkin terjadi di lingkungan tempat

diharapkan permasalahan kesehatan menjadi

rilaku sehat yang akan dibangun, yaitu :

man (STOP BABS)

un (CTPS)

s Kalimantan Selatan telah dilakukan pemicuan

lah peserta pemicuan sebanyak 22.399 peserta,

dir dalam kegiatan atau sekitar 10.754 peserta

dari masyarakat yang menjadi Natural Leader

Page 21: Final Report Pamsimas I 2008-2012 Komponen 2_KALIMANTAN SELATAN

Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 21

sebanyak 1.964 orang. Gambaran proses pemicuan setiap kabupaten dapat terlihat pada Tabel 6.

berikut ini.

Tabel 6.Proses Pemicuan Kabupaten Pamsimas 2008 - 2012

Sumber : Laporan Bulanan DMAC HH

Gambar 1 memperlihatkan rasio masyarakat

yang terpicu dalam proses pemicuan pada

setiap kabupaten. Ada empat kabupaten

yang memiliki efektifitas pemicuan diatas

rata-rata angka propinsi.

Dari masyarakat yang terpicu terbangun

berbagai jenis WC mulai dari yang sederhana

hingga yang permanen. Mulai dari biaya

pembangunan Rp 150.000,- hingga ada yang

mencapai 2 - 3 juta rupiah. Bahkan sempat

ada LKM yang kewalahan melayani

permintaan pembuatan WC murah di

masyarakat karena masyarakat sudah

merasakan kebutuhan sarana sanitasi yang

layak.

No. KabupatenJumlahDesa

JumlahPemicuan

JumlahPeserta

Pemicuan

JumlahPesertaTerpicu

RasioTerpicu

JumlahNaturalLeader

1 Tanah Laut 68 109 2.765 1.296 46,87% 259

2 Hulu Sungai Selatan 69 74 2.714 1.630 60,06% 246

3 Balangan 71 144 3.498 1.561 44,63% 133

4 Kotabaru 64 64 1.677 870 51,88% 313

5 Banjar 67 68 2.339 1.365 58,36% 213

6 Barito Kuala 65 106 3.539 1.804 50,97% 321

7 Hulu Sungai Utara 69 83 3.842 1.310 34,10% 263

8 Tanah Bumbu 57 65 2.025 918 45,33% 216

Total 530 713 22.399 10.754 48,01% 1.964

Gambar 1. Rasio Terpicu dalam Proses Pemicuan

Page 22: Final Report Pamsimas I 2008-2012 Komponen 2_KALIMANTAN SELATAN

Laporan Akhir P

Pendampingan paska pemicuan menjadi

kunci keberhasilan perubahan perilaku

masyarakat yang konkrit menuju perilaku

sehat. Pemicuan dengan proses yang baik

belum tentu menjadikan masyarakat

benar-benar mewujudkan perubahannya.

Banyak sekali variasi kendala yang

dihadapi masyarakat untuk mewujudkan

perubahan ini. Kendala yang sering

dihadapi mulai dari kondisi geografis,

interaksi sosial, teknis pembangunan

sarana, hingga permasalahan biaya.

Dengan pendampingan yang intensif dari

fasilitator, akan dapat diselami hambatan-

hambatan yang ada, dan kemudian bisa

dicari jalan keluar secara bersama.

Beberapa contoh karya masyarakat yang m

untuk bisa hidup lebih baik dan beradab dap

Pada beberapa kabupaten dengan k

geografis perairan sungai atau rawa,

membutuhkan biaya pembangunan sarana sa

mahal untuk mengatasi konsi geografisnya,

juta rupiah dibutuhkan untuk membangun

Masyarakat yang terpicu di wilayah ini m

sarana sanitasi dengan cara berbagi denga

KK untuk membangun sarana sanitasinya.

Foto 2Pendampingan Fasilitator Paska Pemicuan

akan membantu masyarakat mendapatkan pilihan sarana sanitasi yangtepat dan layak

embangun sarana sanitasinya atas dasar keinginan

at dilihat pada beberapa dokumentasi berikut.

Foto 3Natural Leader memulai perubahan di masyarakat desa

dari dirinya sendiri dulu

amsimas Kompo

arakteristik

umumnya

nitasi lebih

minimal 1

1 unit WC.

embangun

n beberapa

Foto 5WC seharga 1 juta rupiah

yang digunakan untuk 3 KK

Foto 4Yang tua pun tidak mau ketinggalan untuk berubah

nen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 22

Page 23: Final Report Pamsimas I 2008-2012 Komponen 2_KALIMANTAN SELATAN

Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 23

2.2 PENGUATAN KAPASITAS MASYARAKAT

Salah satu intervensi Program Pamsimas dalam mendorong perilaku hidup sehat di masyarakat

adalah dengan cara memperkuat pengetahuan, ketrampilan, dan motivasi pada sekelompok

masayarakat yang potensial sebagai penggerak kesehatan, sehingga masyarakat memiliki

kemampuannya sendiri menyadari dan menjadikan masyarakat di sekitarnya untuk bisa

menerapkan perilaku hidup sehat.

Melalui penguatan kapasitas ini, akan membangun ketrampilan dan sikap positif pada kelompok

potensial ini untuk bisa melakukan promosi kesehatan di wilayah tempat tinggalnya. Penguatan

kapasitas masyarakat untuk bisa melakukan promosi kesehatan di wilayah sasaran dilaksanakan

melalui program pelatihan di sekelompok masyarakat.

Kelompok sasaran ini dimulai dari kelompok-kelompok yang dibentuk Pamsimas, misalnya

Natural Leader, LKM, BPSPAMS, Guru dan Murid SD, bahkan Aparat Desa. Jenis pelatihan yang

sudah dilakukan di Pamsimas Kalimantan Selatan adalah :

1. Pelatihan Tim Promosi Kesehatan (Promkes) Masyarakat dan Sekolah

2. Pelatihan Tim Pemicu

3. Pelatihan Tim Pemasaran Sanitasi

4. Pelatihan Duta Sanitasi di Sekolah

Pelatihan Kesehatan yang diselenggarakan di desa telah dilakukan sebanyak 570 kegiatan tersebar

di 8 kabupaten. Jumlah peserta mencapai 13.050 peserta, partisapasi perempuan yang mengikuti

pelatihan mencapai 48,09% atau sekitar 6.276 peserta perempuan. Pada Tabel 7 dapat terlihat

variasi partisipasi kegiatan pelatihan kesehatan di kabupaten.

Tabel 7Partisipasi Masyarakat Pelatihan Kesehatan Pamsimas 2008 - 2012

No. KabupatenJumlahDesa

JumlahKegiatan

Laki-Laki Perempuan % P Total

1 Tanah Laut 68 68 601 793 56,89 1.394

2 Hulu Sungai Selatan 69 87 1.075 1.046 49,32 2.121

3 Balangan 71 93 1.399 1.047 42,80 2.446

4 Kotabaru 64 64 971 528 35,22 1.499

5 Banjar 67 67 580 670 53,60 1.250

6 Barito Kuala 65 65 629 643 50,55 1.272

7 Hulu Sungai Utara 69 69 972 909 48,33 1.881

8 Tanah Bumbu 57 57 547 640 53,92 1.187

Total 530 570 6.774 6.276 48,09 13.050

Harapan dari penguatan kapasitas di masyarakat adalah munculnya sekelompok masyarakat yang

bisa menjadi katalisator perubahan di desanya. Intervensi program dapat dikatakan berhasil bila

masyarakat dengan segala kekurangan dan kelebihan sumber daya yang ada, mampu

menyelesaikan segala permasalahannya. Begitu juga dengan penguatan kapasitas di pelatihan-

pelatihan kesehatan ini.

Page 24: Final Report Pamsimas I 2008-2012 Komponen 2_KALIMANTAN SELATAN

Laporan Akhir Pamsim

Beberapa contoh keberhasilan sudah cukup

memuaskan, ada beberapa kegiatan

pelaksanaan Promosi Kesehatan Masyarakat

difasilitasi oleh Kepala Desa. Banyak LKM

yang sudah mampu memproduksi Closet

dengan kualitas konstruksi dan estetika yang

tidak kalah dengan produk yang dijual di Toko

Material. Dan pada satu kabupaten setiap

sekolah memiliki Duta Sanitasi Sekolah di

program tahun 2012.

FoPendampingan Kepala Desa dan F

Transformasi Kapasitasdiperlukan sikap dan hati yang p

Foto 6Seorang Kepala Desa dari Kab. Barito Kuala yang menjadi motor

penggerak perubahan masyarakat dalam kegiatan Promosi Kesehatan

as Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 24

to 7asilitator menjadi kunci transformasi

tidak terjadi dalam sekejapeduli untuk memotivasi masyarakat

Page 25: Final Report Pamsimas I 2008-2012 Komponen 2_KALIMANTAN SELATAN

Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Ka

2.3 PROMOSI KESEHATAN

Kegiatan Promosi Kesehatan (Promkes)

memprioritaskan sasarannya kepada masyarakat

wilayah desa yang masih memiliki perilaku

hidup sehat yang beresiko terhadap penyebaran

penyakit dan masyarakat SD yang merupakan

komunitas potensial yang diharapkan dapat

memutus generasi perilaku beresiko dengan

generasi yang sehat.

Sasaran kegiatan Promkes di Pamsimas terbagi

menjadi 2 kelompok besar yaitu di masyarakat

desa dan masyarakat sekolah (murid).

PROMKES MASYARAKAT

Materi promkes masyarakat dibuat kontekstual sesuai dengan jenis pe

status sanitasinya untuk mencapai masyarakat STOP BABS (SBS) dan m

wilayah yang akses sanitasinya masih rendah akan difokuskan kepada

tidak sehat menjadi sehat meski perubahan dalam level yang paling r

wilayah yang akses sanitasinya cukup baik namun kualitas konstruksi

diarahkan untuk meningkatkan kualitas sarana sanitasinya dengan men

Sanitasi.

Bentuk kegiatan

bermacam-maca

penyuluhan, pag

hingga memanf

untuk melakuk

Kesehatan. Mom

dijadikan m

masyarakat ada

Kabupaten, saat

Pamsimas, bahk

Dunia. Kegiata

Kalsel 2008 - 20

penyuluhan

diselenggarakan

530 desa dan d

orang. Artinya s

Promkes di mas

2 kegiatan.

FDuta Sanitasi Sekola

per

Foto 9Demo CTPS pada Promkes Masyarakat

oto 8h yang siap menggerakkanubahan

limantan Selatan 25

rmasalahan dan derajat

enerapkan CTPS. Pada

perubahan perilaku dari

endah. Sedangkan pada

nya masih belum layak,

awarkan pilihan Tangga

promkes di masyarakat

m mulai dari kegiatan

elaran kesenian rohani,

atkan moment tertentu

an Gebyar Promosi

ent istimewa yang biasa

omentum promkes

lah HUT Desa atau

serah terima kegiatan

an moment hari CTPS

n Promkes Pamsimas

12 yang berupa kegiatan

masyarakat telah

dalam 934 kegiatan di

ihadiri sebanyak 41.600

etiap desa melaksanakan

yarakat sebanyak hampir

Page 26: Final Report Pamsimas I 2008-2012 Komponen 2_KALIMANTAN SELATAN

Untuk kegiatan Gebyar Promkes sulit dihitung karena dihadiri oleh banyak massa mencapai

ratusan orang. Berikut ini pada Tabel 8 diperlihatkan sebaran jumlah masyarakat yang hadir dalam

kegiatan penyuluhan pada promosi kesehatan masyarakat di setiap kabupaten.

Tabel 8.Partisipasi Promosi Kesehatan Masyarakat

Pamsimas 2008 - 2012

No. KabupatenJumlahDesa

JumlahKegiatan

Laki-Laki Perempuan Total

1 Tanah Laut 68 84 1.474 2.791 4.265

2 Hulu Sungai Selatan 69 183 2.999 4.004 7.003

3 Balangan 71 111 1.725 1.881 3.606

4 Kotabaru 64 64 2.908 2.850 5.758

5 Banjar 65 65 586 1.540 2.126

6 Barito Kuala 67 256 1.548 6.596 8.144

7 Hulu Sungai Utara 69 69 3.831 3.695 7.526

8 Tanah Bumbu 57 102 1.117 2.055 3.172

Kalimantan Selatan 530 934 16.188 25.412 41.600

PROMOSI KESEHATAN SEKOLAH

Promosi Kesehatan Sekolah dibuat untuk mendukung perluasan manfaat kesehatan masyarakat di

desa dengan cara meningkatkan pengetahuan dan perilaku sehat dan sanitasi pada anak-anak

sekolah dasar. Selain itu Promosi Kesehatan Sekolah bertujuan agar murid-murid tersebut dapat

berperan sebagai agen perubahan bagi orang tua mereka, kerabat, tetangga, dan kawan-kawan

mereka.

Siswa sekolah dasar terutama kelas 3, 4, dan 5 SD adalah kelompok umur yang mudah menerima

inovasi baru dan mempunyai keinginan kuat untuk menyampaikan pengetahuan dan informasi

yang mereka terima kepada orang lain. Diharapkan

setelah siswa sekolah mendapat pembelajaran

perubahan perilaku di sekolah secara partisipasif,

dapat mempengaruhi orang tua, keluarga lain, serta

tetangga dari siswa sekolah tersebut. Dengan

demikian Promkes Sekolah mempunyai tujuan

membentuk generasi sehat pada masa yang akan

datang di wilayah desanya dan menjadi agen yang

efektif untuk menularkan kebiasaan sehat di

lingkungan rumahnya sendiri.

Materi yang disampaikan mulai dari perilaku sehat

dasar yaitu alur kontaminasi penyakit, kebiasaan

buang air besar dan CTPS, hingga kepada perilaku

ketertiban buang sampah, higienis diri

(membersihkan gigi dan kuku). Bentuk kegiatanM

Foto 10

emperkenalkan perilaku hiegene sejak dinisaat Promkes Sekolah

Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 26

Promkes Sekolah yang dilaksanakan bermacam-

Page 27: Final Report Pamsimas I 2008-2012 Komponen 2_KALIMANTAN SELATAN

Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 27

macam. Ada wilayah yang melakukan penyuluhan yang disertai demo sikat gigi dan CTPS yang

benar, Lomba Menggambar, bahkan ada yang menyelenggarakan Cerdas Cermat PHBS di SD.

Kegiatan Promkes SD diselenggarakan sebanyak 733 kegiatan pada seluruh wilayah desa

Pamsimas dengan melibatkan 1.776 kelas. Ada beberapa desa yang tidak memiliki SD, sehinggga

tidak diselenggarakan Promkes Sekolah. Namun murid SD wilayah tersebut tetap diikutkan

menjadi sasaran Promkes di kegiatan Promkes Masyarakat.

Tabel 9.Partisipasi Promosi Kesehatan Sekolah

Pamsimas 2008 - 2012

No. KABUPATENJumlahDesa

JumlahKegiatan

Laki-Laki

Perempuan TotalJumlahKelas

Peserta

1 Tanah Laut 68 126 3.922 3.829 7.751 353

2 Hulu Sungai Selatan 69 104 4.089 3.673 7.762 281

3 Balangan 71 85 1.722 1.608 3.330 203

4 Kotabaru 64 69 1.845 1.589 3.434 166

5 Banjar 67 115 3.788 3.877 7.665 192

6 Barito Kuala 65 108 1.533 1.665 3.198 203

7 Hulu Sungai Utara 69 69 1.961 2.101 4.062 217

8 Tanah Bumbu 57 57 1.521 1.533 3.054 161

Kalimantan Selatan 530 733 20.381 19.875 40.256 1.776

Sumber : Laporan Akhir DMAC HH 2013

2.4 PEMBANGUNAN SARANA SANITASI SEKOLAH

Pendekatan upaya perubahan perilaku yang dilakukan Pamsimas selain membangun kesadaran

juga ditunjang dengan pembangunan sarana sanitasi sebagai fasilitas yang memudahkan orang

untuk melakukan perubahan. Di di wilayah

masyarakat, Pamsimas menyediakan air bersih

yang layak, agar masyarakat saat melakukan

kegiatan higiene pribadi lebih terakomodir

dengan adanya air bersih yang mudah terjangkau.

Sedangkan di wilayah sekolah juga dilakukan

intervensi pembangunan sarana sanitasi, agar

pengetahuan dan sikap yang dibangun melalui

Promkes Sekolah dapat dengan mudah

diakomodir dengan adanya sarana sanitasi yang

tersedia. Sehingga pembentukan kebiasaan hidup

sehat lebih mudah dibentuk.

Sarana sanitasi sekolah yang terbangun sejak

tahun 2008 – 2012 mencapai 3.580 unit. Jenis

pembangunan sarana sanitasi di sekolah berupa

rehab dan pembangunan WC SD, sarana CTPS,

Foto 11Sarana Sanitasi Sekolah

Page 28: Final Report Pamsimas I 2008-2012 Komponen 2_KALIMANTAN SELATAN

Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 28

pembuatan tempat sampah, pembangunan SPAL, dan pembuatan incinerator. Pada Tabel 10

terlihat jumlah sarana sanitasi yang terbangun di sekolah per kabupaten.

Tabel 10.Realisasi Sarana Sanitasi Sekolah

Pamsimas 2008 - 2012

No. KabupatenJumlahDesa

WC SPALSaranaCTPS

TempatSampah

Incinerator TOTAL

1 Tanah Laut 68 66 - 168 312 - 546

2 Hulu Sungai Selatan 69 18 - 220 62 - 300

3 Balangan 71 34 31 183 180 - 428

4 Kotabaru 64 55 - 196 63 - 314

5 Banjar 67 79 - 148 125 17 369

6 Barito Kuala 65 98 - 379 347 - 824

7 Hulu Sungai Utara 69 51 - 273 165 - 489

8 Tanah Bumbu 57 29 - 181 100 - 310

Kalimantan Selatan 530 430 31 1.748 1.354 17 3.580

Sumber : Laporan Akhir DMAC HH 2013

Pada Tabel 10. terlihat pembangunan yang terbanyak adalah sarana CTPS, dan pada kabupaten

tertentu memiliki pembangunan sarana sanitasi yang spesifik. Di Kabupaten Balangan secara

intensif membangun SPAL di sekolah setiap tahunnya dan Kabupaten Banjar membangun sarana

sanitasi incinerator.

2.5 PEMBIAYAAN RRK KESEHATAN DALAM RKM

Untuk melaksanakan kegiatan pembangunan kapasitas kelompok masyarakat, promosi kesehatan,

dan pembangunan sarana sanitasi di sekolah diperlukan dana yang terencana dalam Rencana Kerja

Masyarakat (RKM). Sumber dana RKM berasal dari alokasi pembiayaan APBN, APBD, dan

swadaya masyarakat (Incash dan Inkind). Rata-rata jumlah biaya pelaksanaan kegiatan di RKM

adalah sekitar Rp 275.000.000,- untuk semua kegiatan yaitu pembangunan sarana air minum dan

sanitasi, pelatihan-pelatihan, promosi kesehatan perilaku hidup bersih dan sehat, dan biaya

operasional LKM

Rekapitulasi dana kegiatan kesehatan sepanjang tahun 2008 – 2012 mencapai sekitar 14,6 milyar

rupiah dari 145,7 milyar rupiah total keseluruhan biaya RKM di Propinsi Kalimantan Selatan. Atau

rata-rata sekitar 10,02% dari total biaya RKM. Tabel 11 memperlihatkan komposisi pembiayaan

kegiatan kesehatan per kabupaten selama 2008 – 2012.

Page 29: Final Report Pamsimas I 2008-2012 Komponen 2_KALIMANTAN SELATAN

Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 29

Tabel 11Rekapitulasi Biaya RRK Kesehatan dalam RKM

Pamsimas 2008 - 2012

2.6 PENGUATAN KAPASITAS STAKEHOLDER

KOMPONEN 2

Program Pamsimas mempunyai perhatian khusus dan lebih terhadap kesinambungan dari tujuan

program di Komponen 2, yaitu dengan tidak hanya melakukan intervensi penguatan kapasitas di

masyarakat tetapi juga memiliki program intervensi pada jalur stakeholder untuk memperkuat

sistem kerja yang ada di Dinas Kesehatan Propinsi dan Kabupaten hingga kepada pelaku

kesehatan di tingkat kecamatan, yaitu Sanitarian Puskesmas. Harapannya adalah pada saat paska

program, sistem kerja yang dibangun pada saat Program Pamsimas dapat diadopsi pada saat paska

program untuk mencapai peningkatan akses sanitasi di wilayah kerjanya.

Penguatan kapasitas dilakukan berjenjang mulai dari

stakeholder Dinas Kesehatan Propinsi, Dinas

Kesehatan Kabupaten, Kepala Puskesmas, dan

Sanitarian. Selain itu pada kegiatan-kegiatan tertentu

juga melibatkan Bappeda Kabupaten, Dinas PU,

Camat hingga Kepala Desa. Kegiatan penguatan

kapasitas yang telah dijalankan selama program

adalah :

1. Workshop Monitoring dan Target MDG’s

2. Pelatihan CLTS

3. Advokasi dan Workshop CLTS untuk

Pembentukan Opini Lokal dan Pengambil

Keputusan

4. Advokasi dan Workshop Pemasaran Sanitasi

5. Pelatihan Monitoring dan Supervisi Program

Kesehatan Sekolah

6. Pelatihan Surveilannce Air

No KABUPATENJumlahDesa

Dana RKM(APBN, APBD,

Incash, & Inkind)

PelatihanKesehatan

Kegiatan PHBSMasyarakat &

Sekolah

PembangunanSarana Sanitasi

Sekolah

Total Dana RRKKesehatan

Rp Rp Rp Rp1 Tanah Laut 68 18.700.000.000 249.768.400 657.499.000 597.114.200 1.504.381.6002 Hulu Sungai Selatan 69 18.975.000.000 263.762.237 792.546.113 918.676.598 1.974.984.9483 Balangan 71 19.525.000.000 267.762.550 922.843.100 645.223.300 1.835.828.9504 Kotabaru 64 17.600.000.000 228.800.000 616.000.000 540.040.000 1.384.840.0005 Banjar 67 18.425.000.000 385.200.667 1.099.394.700 1.620.458.823 3.105.054.1906 Barito Kuala 65 17.875.000.000 424.502.750 1.242.356.772 259.173.050 1.926.032.5727 Hulu Sungai Utara 69 18.975.000.000 480.599.500 957.776.750 222.422.750 1.660.799.0008 Tanah Bumbu 57 15.675.000.000 217.404.800 654.063.300 336.798.283 1.208.266.383

Total 530 145.750.000.000 2.517.800.903 6.942.479.735 5.139.907.004 14.600.187.643

Persentase 1,73% 4,76% 3,53% 10,02%

Foto 12Workshop CLTS Dinkes Kab. Tanah Bumbu

Page 30: Final Report Pamsimas I 2008-2012 Komponen 2_KALIMANTAN SELATAN

Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 30

Kegiatan penguatan kapasitas di tingkat stakeholder Komponen-2 didukung dengan

menggunakan Dana Dekonsentrasi yang hingga saat ini sudah terserap Rp. 9.882.459.200,-

dari dana yang direncanakan yaitu Rp 11.088.348.170,-

2.7 PROGRAM KERJA PERCEPATAN DESA SBS

Program Kerja ini berawal dari kondisi pencapaian Desa SBS sejak tahun 2008 hingga penghujung

tahun 2011 baru mencapai 42 Desa SBS. Sedikitnya pencapaian jumlah Desa SBS pada saat itu

membuat kita harus menggunakan strategi untuk mencapai Desa SBS yang lebih banyak lagi.

Akhirnya dilakukan pemetaan akses sanitasi desa – desa paska program (TA 2008 – 2011) yang

memiliki prospek untuk bisa dipercepat menjadi desa SBS.

Pemetaan ini dilakukan selama Desember 2011 – Februari 2012 dengan cara mengintensifkan

DMAC HH dan FK HH melakukan pemutakhiran data akses sanitasi di desa paska program. Dari

hasil pemutakhiran data, kita coba melakukan klasifikasi persentase capaian akses yang akan dibuat

skala prioritas target desa SBS, kemudian ditentukan target waktu untuk setiap klasifikasi. Ada tiga

klasifikasi capaian akses yang akan menjadi target, yaitu :

1. Desa dengan Akses Sanitasi 90% - 99%

ditargetkan menjadi Desa SBS pada

TriWulan I Program Kerja yaitu April –

Juni 2012

2. Desa dengan Akses Sanitasi 80% - 89%

ditargetkan menjadi Desa SBS pada

TriWulan II Program Kerja yaitu Juli –

September 2012

3. Desa dengan Akses Sanitasi 70% - 79%

ditargetkan menjadi Desa SBS pada

TriWulan III Program Kerja yaitu

Oktober – Desember 2012

Dari hasil pemutakhiran data, terlihat 152 Desa

yang memiliki akses 70% - 99% dan menjadi

target Desa SBS. Sehingga pada akhir program

diharapkan Propinsi Kalimantan Selatan memiliki

196 Desa SBS. Rancangan ini kemudian

disosialisasikan ke DMAC dan FK untuk menjadi

Program Kerja Tahun 2012 dengan cara

membangun kolaborasi bersama stakeholder

(Dinkes Propinsi, Dinkes Kabupaten, dan

Puskesmas)

Hasil konsolidasi internal konsultan kemudian

dikoordinasikan kepada Dinkes Propinsi.

Foto 13Konsolidasi Program Percepatan Desa SBS

bersama Wakil Bupati Kab. Hulu Sungai Selatan

Page 31: Final Report Pamsimas I 2008-2012 Komponen 2_KALIMANTAN SELATAN

Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 31

Sambutan baik dan antusias membangkitkan semangat bersama untuk pencapaian jumlah Desa

SBS yang lebih banyak lagi. Program Kerja Percepatan Desa SBS menjadi menu utama dalam

setiap acara Rapat Koordinasi Dinkes Propinsi/Kabupaten dan Rapat Koordinasi

PMAC/DMAC.

Kemudian para pelaku Pamsimas di Tingkat Propinsi, yaitu PPIU (Kasie PL Dinkes Propinsi),

Advisory Higiene Sanitation Specialist (HSS) dan PMAC HH melakukan Roadshow ke setiap

kabupaten untuk mensosialisasikan target Program Kerja ini kepada para pelaku program di

tingkat kabupaten. Sasaran dari sosialisasi ini adalah Ka Dinkes Kabupaten, Kasie PL Dinkes

Kabupaten, Sanitarian, DMAC, FK, dan TFM. Tujuannya adalah memaparkan peta potensi desa

yang memiliki prospek untuk menjadi Desa SBS dalam waktu dekat dan menjadikan target

Program Kerja ini menjadi target bersama.

Responnya sangat positif, pada beberapa kabupaten membuat kebijakan-kebijakan internal yang

bersifat teknis untuk mencapai target ini. Yaitu :

1. Kabupaten Hulu Sungai Selatan mencanangkan Program 100 Hari Kerja untuk mencapai

target Desa SBS. Kebijakan ini ditetapkan dalam Surat Keputusan No.

443.5/1092.IV/P2PL tanggal 23 Juli Th 2012.

2. Kabupaten Hulu Sungai Utara dengan membentuk Tim Percepatan Desa SBS yang

ditetapkan dalam Surat Keputusan No. 800/51/DINKES/2012

3. Kabupaten Banjar segera menetapkan prioritas target Desa SBS dalam waktu 10 hari

kepada desa – desa yang aksesnya sudah mencapai diatas 90%

Dan kebijakan ini lahir dari semangat yang di pelaku tingkat kabupaten mulai dari Kepala Dinkes,

PL Dinkes, Sanitarian, DMAC, dan FK. Pada beberapa kabupaten, Program Kerja Percepatan

Desa SBS bukan hanya menjadi urusan Dinas Kesehatan saja, melainkan sudah menggugah

stakeholder lain untuk bisa berkontribusi seperti Bappeda, Asisten II Pemerintah Kabupaten,

bahkan Wakil Bupati.

Page 32: Final Report Pamsimas I 2008-2012 Komponen 2_KALIMANTAN SELATAN

Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 32

Capaian Kinerja

Page 33: Final Report Pamsimas I 2008-2012 Komponen 2_KALIMANTAN SELATAN

Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 33

Pada BAB III ini akan disampaikan dalam dua jenis capaian kinerja. Pertama adalah capaian

kinerja yang diukur dari Key Performance Indicator (KPI) Komponen 2, yang merupakan

indikator resmi Program Pamsimas yang menjadi tolak ukur berhasil atau tidaknya capaian

program. Dan yang kedua, capaian kinerja lain yang bisa melengkapi capaian KPI Komponen 2.

3.1 KEY PERFORMANCE INDICATOR (KPI)

Key Performance Indicator (KPI) merupakan alat evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui

apakah Pamsimas berhasil mencapai tujuan-tujuan utamanya melalui pengukuran indikator kinerja

utama. Program Pamsimas memiliki 13 Key Performance Indikator. Pada kegiatan Komponen-2

memiliki 4 KPI.

KPI-2, Jumlah tambahan jiwa yang memiliki fasilitas sarana sanitasi yang layak

berkelanjutan menurut status social ekonomi

Pengertian KPI 2 ini adalah tambahan jumlah jiwa akses sanitasi pada saat paska pemicuan CLTS

dan paska sebuah program telah berakhir di desa sasaran, sejak tahun 2008 hingga akhir 2012.

Dari hasil pemutakhiran data yang dilakukan oleh DMAC dan FK, penambahan jiwa akses sanitasi

layak di wilayah Pamsimas 2008 – 2012 mencapai 119.321 jiwa.

Wilayah kabupaten yang mencapai penambahan jiwa akses sanitasi terbesar adalah di Kab. Hulu

Sungai Selatan dengan jumlah penambahan sebesar 19.020 jiwa. Bila dilihat dalam tahun anggaran

program, Pamsimas TA 2009 dan TA 2010 mengalami penambahan jiwa akses sanitasi paling

besar, yaitu Pamsimas TA 2009 dengan penambahan sebesar 34.410 jiwa dan Pamsimas TA 2010

dengan penambahan sebesar 29.060 jiwa.

Sebaran penambahan jiwa akses sanitasi setiap kabupaten dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12.Perkembangan KPI 2

Pamsimas Kalimantan Selatan TA 2008 - 2012

Propinsi / KabupatenJumlahDesa

2008 2009 2010 2011 2012Total

PenambahanJiwa

1 Tanah Laut 68 3.940 2.733 4.007 3.487 3.531 17.6982 Hulu Sungai Selatan 69 1.864 5.207 5.710 4.350 1.889 19.0203 Balangan 71 1.225 1.680 1.641 838 987 6.3714 Kotabaru 64 1.651 3.150 2.909 5.026 1.815 14.5515 Banjar 67 4.781 4.994 7.063 587 854 18.2796 Barito Kuala 65 1.615 9.827 1.725 3.074 1.750 17.9917 Hulu Sungai Utara 69 1.864 2.177 1.749 2.441 1.069 9.3008 Tanah Bumbu 57 3.446 4.642 4.256 2.744 1.023 16.111

Kalimantan Selatan 530 20.386 34.410 29.060 22.547 12.918 119.321

Page 34: Final Report Pamsimas I 2008-2012 Komponen 2_KALIMANTAN SELATAN

Dapat terlihat perbandingan kinerja KPI – 2 berdasarkan tahun program dengan melihat Gambar

2.

Gambar 2. Penambahan Jiwa Akses Sanitasi per TA

Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 34

Bila membandingkan penambahan KPI – 2 yang

sudah dicapai Pamsimas Kalimantan Selatan dengan

target KPI-2 Propinsi pada Tabel 5, maka dapat

disimpulkan pencapaian ini sudah melebihi target

maksimal, mencapai 139,49%. Perbandingannya dapat

dilihat pada Gambar 3.

Penambahan jiwa akses sanitasi yang besar pada wilayah program tahun 2009 dan 2010 terjadi

karena masyarakat di wilayah sasaran Pamsimas TA 2009 dan TA 2010 sudah mengalami dampak

perubahan perilaku yang diintervensi program melalui pemicuan dan kegiatan promosi kesehatan.

Namun pada wilayah program tahun 2008 terlihat lebih rendah. Hal ini dapat disebabkan bentuk

intervensi pada tahun tersebut belum efektif. Perlu perbaikan dalam proses pemicuan, pemilihan

bentuk kegiatan promkes, dan target sasaran personal di masyarakat. Penyebab lain yang mungkin

dapat mendukung adalah monitoring peningkatan akses sanitasi pada wilayah sasaran paska

program dalam 1 kabupaten begitu banyak, hampir sekitar 60 desa. Dan proses monitoring lebih

banyak ditangani oleh FK HH dan DMAC HH yang jumlah personilnya di kabupten hanya 2

orang, tidak sesuai dengan jumlah desa yang harus dipantau.

KPI-7, Persentase target masyarakat dusun sasaran yang bebas buang air besar

sembarang tempat (Dusun SBS)

Perhitungan KPI-7 ini ditentukan hanya pada wilayah dusun yang menjadi sasaran akses air

minum di wilayah desanya pada saat program berjalan. Jadi dusun yang saat itu tidak menjadi

target akses air minum pamsimas, tidak masuk dalam perhitungan indikator ini. Melalui KPI-7 kita

akan dapat melihat seberapa besar efektifitas peningkatan akses air minum mendukung perubahan

perilaku sehat di wilayah target.

Gambar 3. Pencapaian Target KPI 2

Page 35: Final Report Pamsimas I 2008-2012 Komponen 2_KALIMANTAN SELATAN

Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 35

Capaian KPI-7 ditentukan dengan menghitung proporsi jumlah dusun yang sudah SBS pada

wilayah dusun target akses air minum dibandingkan jumlah seluruh dusun yang menjadi target

akses air minum di wilayah desanya pada saat program berjalan. Pada wilayah desa yang tidak

menggunakan satuan wilayah dusun untuk satu level dibawah wilayah pemerintahan desa, dapat

menggunakan satuan wilayah sesuai dengan yang sudah digunakan di desa tersebut dan

diasumsikan setara dengan dusun. Misalnya pada wilayah tertentu, menggunakan nama RT, RW,

atau RK untuk satuan wilayah dibawah pemerintahan desa.

Capaian KPI-7 pada wilayah sasaran Program Pamsimas Kalimantan adalah 45,00% dari 2.038

dusun sasaran yang ada. Persentase Dusun SBS yang tertinggi adalah Kab. Tanah Laut dengan

pencapaian 69,95%. Sedangkan peningkatan akses yang paling besar pada KPI-7 ada di Kab.

Tanah Bumbu dengan peningkatan persentase Dusun SBS sebesar 47,72%. Pencapaian persentase

Dusun SBS setiap kabupaten per tahun program dapat diperlihatkan pada Tabel 13.

Tabel 13.

Pencapaian KPI-7 Kabupaten per TA

Propinsi / KabupatenJumlahDusun

JumlahDusunSasaran

%Awal

DusunSBS

Jumlah Dusun SBS %AkhirDusun

SBS2008 2009 2010 2011 2012 Total

1 Tanah Laut 212 193 36,79% 19 30 43 25 18 135 69,95%

2 Hulu Sungai Selatan 293 287 6,62% 30 23 41 41 20 155 54,01%

3 Balangan 266 227 13,27% 15 18 22 21 28 104 45,81%

4 Kotabaru 235 218 8,72% 19 52 19 7 11 108 49,54%

5 Banjar 262 222 9,91% 14 31 40 18 16 119 53,60%

6 Barito Kuala 427 378 6,88% 6 47 18 10 25 106 28,04%

7 Hulu Sungai Utara 318 316 4,11% 15 29 15 20 - 79 25,00%

8 Tanah Bumbu 197 197 8,63% 22 37 23 21 8 111 56,35%

Kalimantan Selatan 2.210 2.038 10,65% 140 267 221 163 126 917 45,02%

Target Nasional 45,00%

Bila membandingkan pencapaian kinerja

KPI-7 Pamsimas Kalimantan Selatan

dengan Target KPI Nasional, maka kinerja

Program Pamsimas Kalimantan Selatan

sudah mencapai target yang ditentukan.

yaitu sebesar 45% masyarakat dusun

menggunakan sarana sanitasi yang layak.

Pada Gambar 4. terlihat kinerja 6

kabupaten sudah melebihi Target

Nasional. Hanya 2 kabupaten yang

pencapaiannya masih dibawah Target

Nasional, yaitu Kab. Barito Kuala dan

Kab. Hulu Sungai Utara.

Gambar 4Perbandingan Capaian KPI-7 per Kabupaten

Page 36: Final Report Pamsimas I 2008-2012 Komponen 2_KALIMANTAN SELATAN

Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 36

Kendala pada 2 kabupaten ini memang terjadi karena karakteristik geografisnya di dominasi

dengan wilayah perairan yaitu sungai dan rawa. Sehingga memang sulit untuk mendorong semua

masyarakat yang berada dalam satu dusun untuk bisa SBS. Akan tetapi bila dilihat penambahan

jiwa akses sanitasi di kedua kabupaten ini peningkatannya sangat besar, misalnya untuk Kab.

Barito Kuala, peningkatan akses sanitasinya mencapai 17.991 jiwa. Namun memang cukup berat

untuk mencapai seluruh masyarakat dusun tersebut untuk bisa SBS.

KPI-8 Persentase target masyarakat dusun sasaran yang menerapkan cuci

tangan pakai sabun (Dusun CTPS)

Dasar perhitungan KPI-8 adalah sama dengan KPI-7 yaitu perhitungannya berdasarkan dusun

yang menjadi target akses air minum pada saat tahun program berjalan. Indikator perilaku CTPS

dalam Program Pamsimas yang menjadi ukuran adalah kebiasaan cuci tangan pakai pakai sabun

dengan air bersih yang mengalir. Dalam penjelasan indikator CTPS, Program Pamsimas hanya

memprioritas dua dari lima waktu penting, yaitu hanya setelah melakukan kegiatan buang air besar

dan setelah membersihkan anak yang selesai BAB.

Karena saat-saat penting itu merupakan resiko yang paling besar memungkinkan terjadinya alur

kontaminasi penyakit ke dalam tubuh manusia. Membiasakan CTPS pada saat-saat kegiatan kritis

dapat menurunkan angka diare hingga 45%. Pada Tabel 14. diperlihatkan perkembangan dan

capaian KPI-8 Kabupaten pada setiap tahun program.

Tabel 14.

Perkembangan KPI-8 Kabupaten per TA

Propinsi / KabupatenJumlahDusun

JumlahDusunSasaran

%Awal

DusunSBS

Jumlah Dusun SBS %AkhirDusun

SBS2008

2008 2009 2008 2009 2008 2009

1 Tanah Laut 212 193 17,10% 19 29 42 16 18 124 64,25%

2 Hulu Sungai Selatan 293 287 6,27% 27 22 41 40 20 150 52,26%

3 Balangan 266 227 3,54% 12 15 22 17 24 90 39,65%

4 Kotabaru 235 218 5,50% 16 42 18 4 10 90 41,28%

5 Banjar 262 222 3,60% 13 28 38 15 14 108 48,65%

6 Barito Kuala 427 378 3,17% 6 40 18 6 19 89 23,54%

7 Hulu Sungai Utara 318 316 0,63% 13 28 15 20 - 76 24,05%

8 Tanah Bumbu 197 197 3,55% 21 32 20 21 8 102 51,78%

Kalimantan Selatan 2.210 2.038 4,91% 127 236 214 139 113 829 40,68%

Target Nasional 62,00%

Page 37: Final Report Pamsimas I 2008-2012 Komponen 2_KALIMANTAN SELATAN

Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH K

Bila membandingkan pencapaian kinerja

KPI-8 Pamsimas Kalimantan Selatan

dengan Target KPI Nasional, maka

kinerja Program Pamsimas Kalimantan

Selatan belum mencapai target yang

ditentukan. yaitu masih sebesar 40,68%

masyarakat dusun menerapkan perilaku

CTPS.

Pada Gambar 5. terlihat hanya Kab.

Tanah Laut yang sudah melebihi Target

Nasional. Kinerja perilaku CTPS yang

belum tercapai ini banyak disebabkan

karena masyarakat masih belum

memahami manfaat CTPS dalam

kesadarannya. Pemahaman baru sebatas

pengetahuan saja. Tantangan dalam

memberi pemahaman CTPS adalah

masyarakat masih merasa baik-baik saja

ketika setelah BAB cukup mencuci

tangan dengan air saja. Masyarakat

merasa sudah cukup estetis. Berbeda

pada saat kita mendorong orang untuk

menggunakan WC pada saat BAB,

banyak ketidaknyamanan yang bisa

dipicu untuk mengguggah kesadaran

masyarakat.

Pada awal program persentase jiwa yang

adopsi CTPS sekitar 23,13% dan akhir

program persentase jiwa yang adopsi

CTPS mencapai 59,31%. dan jumlah

jiwa adopsi CTPS mencapai 337.993

jiwa.

KPI-9 Persentase target sekolah sasaran yang mempunyai

layak dan penerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS)

Pada pencapaian KPI-9 terasa lebih mudah untuk dicapai, karena mem

adalah siswa sekolah dasar. Pada usia anak sekolah terutama kelas 3,

informasi dan pengetahuan perilaku sehat lebih mudah untuk dib

dibandingkan pada usia orang dewasa. Figur tauladan pada saat promosi

dalam diri anak-anak. Dan ada perasaan bangga pada saat anak-anak su

sekolah.

GaJiwa Adops

Gambar 5Perbandingan KPI-8 per Kabupaten

Total Jiwa Adopsi CTPS = 377.993 JiwaJumlah Jiwa Sasaran = 637.300 Jiwa

alimantan Selatan 37

fasilitas sanitasi yang

ang sasaran yang dipilih

4, dan 5 SD penerimaan

angun pemahaman bila

kesehatan begitu melekat

dah melakukan PHBS di

mbar 6i CTPS Akhir

Page 38: Final Report Pamsimas I 2008-2012 Komponen 2_KALIMANTAN SELATAN

Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 38

Ketika kebanggaan dimiliki oleh siswa, muncul keinginan kuat untuk menyampaikan pengetahuan

dan informasi yang mereka terima kepada orang lain. Yang paling dekat dalam keseharian adalah

keluarga mereka, sehingga dapat mempengaruhi orang tua, keluarga lain, serta tetangga dari siswa

sekolah tersebut. Sehingga Promosi Kesehatan Sekolah dapat mendukung perluasan manfaat

kesehatan masyarakat di desa.

Persentase Sekolah Dasar yang masuk dalam Rencana Kerja Masyarakat (RKM) dan masih

memiliki sarana sanitasi layak dan masih menerapkan kegiatan PHBS di SD mencapai 96,66%,

hampir seluruh SD masih memiliki sarana sanitasi dan kebiasaan perilaku PHBS sampai sekarang.

Atau sebanyak 542 SD yang memiliki Sarana Sanitasi Layak dan menerapkan PHBS dari 559 SD

sasaran.

Tabel 15

Pencapaian KPI-9 Kabupaten

Propinsi /Kabupaten

Target Sekolah diRKM

Keberlanjutan

% KPI - 9SaranaSanitasi

PHBSSaranaSanitasi

PHBS

1 Tanah Laut 102 121 89 107 87,89%

2 Hulu Sungai Selatan 93 116 93 116 100,00%3 Balangan 48 79 47 79 99,21%4 Kotabaru 63 65 63 65 100,00%

5 Banjar 93 107 93 107 100,00%6 Barito Kuala 29 94 29 84 91,87%7 Hulu Sungai Utara 61 70 60 70 99,24%

8 Tanah Bumbu 70 76 68 74 97,26%

Kalimantan Selatan 559 728 542 702 96,66%

Target Nasional 77,00%

Page 39: Final Report Pamsimas I 2008-2012 Komponen 2_KALIMANTAN SELATAN

Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 39

3.2 CAPAIAN KINERJA KOMPONEN-2 LAINNYA

Pemaparan capaian kinerja yang akan disampaikan di bagian bawah ini adalah capaian-capaian

yang berkaitan dengan Komponen-2 dan berharap dapat saling melengkapi dan mendalami detil

perkembangan yang ada di wilayah program.

Pencapaian Jumlah Desa SBS

Pada BAB II sebelumnya disampaikan bahwa Pamsimas Kalimantan Selatan memiliki Program

Kerja Percepatan Desa Target SBS dengan memetakan kondisi akses sanitasi yang memiliki

potensi untuk bisa menjadi SBS di wilayah desa sasaran Pamsimas 2008 – 2011. Desa yang

ditergetkan adalah desa yang memiliki akses sanitasi diatas 70%, dengan membagi range akses

sanitasi dalam kerangka waktu per TriWulan.

Program kerja mulai dicanangkan pada April 2012, dan pencapaian jumlah Desa SBS di Kalsel

pada saat itu adalah mencapai 42 Desa SBS. Dengan program kerja ini diharapkan jumlah desa

SBS mencapai 196 Desa SBS. Hasilnya adalah pada status Februari 2013, jumlah Desa SBS yang

bertambah adalah 64 Desa SBS. Sehingga jumlah Desa SBS di wilayah Propinsi Kalimantan

Selatan mencapai jumlah 106 Desa SBS. Sebaran jumlah Desa SBS di kabupaten dapat terlihat

pada Tabel 16.

Tabel 16.

Jumlah Desa SBS per Kabupaten

No KABUPATEN 2008 2009 2010 2011 2012 TOTAL

1 Tanah Laut 5 4 7 4 1 21

2 Hulu Sungai Selatan 5 2 5 9 1 22

3 Balangan 1 1 1 2 4 9

4 Kotabaru 2 4 2 0 2 10

5 Banjar 2 4 5 1 4 16

6 Barito Kuala 1 3 2 0 2 8

7 Hulu Sungai Utara 0 2 0 0 0 2

8 Tanah Bumbu 6 8 2 1 1 18

Kalimantan Selatan 22 28 24 17 15 106

Pencapaian jumlah Desa SBS terbanyak terjadi di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, yaitu mencapai

22 Desa SBS. Hal ini terjadi karena pelaku program di kabupaten dari Dinkes, Sanitarian, DMAC,

dan Fasilitator (TFM dan FK) melakukan kolaborasi yang lebih baik dan lebih konsisten

dibanding kabupaten lain. Bahkan stakeholder lain yaitu Bappeda dan Wakil Bupati turut memicu

perubahan perilaku di desa.

Page 40: Final Report Pamsimas I 2008-2012 Komponen 2_KALIMANTAN SELATAN

Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kali

Pada Gambar 7 peningkatan tambahan jumlah

desa SBS paling besar terjadi pada periode Juli

– September 2012. Karena pada saat ini sedang

hangat-hangatnya program kerja menjadi

agenda Pamsimas Kalsel. Namun setelah

September konsistensi dari kolaborasi yang

dibangun mulai mengalami penurunan

sehingga penambahan desa SBS tidak sebesar

sebelumnya.

Deklarasi Desa SBS

Dalam rangka memotivasi wilayah sasaran untuk pencapaian Desa SBS, Kementerian Kesehatan

RI memberikan apresiasi kepada wilayah yang telah berhasil mendorong desa sasaran menjadi

desa SBS. Kementerian Kesehatan RI akan dengan bangga menghadiri langsung acara Deklarasi

Desa SBS bila dikomunikasikan dengan rentang waktu yang cukup.

Di Propinsi Kalimantan Selatan, telah

menyelenggarakan 3 kali acara resmi

Deklarasi Desa SBS di wilayah kabupaten.

Yang pertama di Kabupaten Banjar pada

tanggal 5 Mei 2011 yang mendeklarasikan 5

Desa SBS. Pada acara ini dihadiri Direktorat

Jendral Pengendalian Penyakit dan

Penyehatan Lingkungan Kementerian

Kesehatan RI (Dirjen P2 & PL Kemenkes

RI).

Penyelenggaraan yang kedua adalah Deklarasi

Desa SBS di Kabupaten Tanah Laut pada

tanggal 18 April 2012 yang dihadiri oleh

Bupati Kab. Tanah Laut dan

mendeklarasikan 5 Desa SBS pada saat itu.

FoDeklarasi Desa SBS K

PerkembaPamsima

to 14ab. Hulu Sungai Selatan

Gambar 7ngan Jumlah Desa SBSs Kalimantan Selatan

mantan Selatan 40

Page 41: Final Report Pamsimas I 2008-2012 Komponen 2_KALIMANTAN SELATAN

Dan yang terakhir seremoni Deklarasi Desa

SBS diselenggarakan di Kabupaten Hulu

Sungai Selatan pada tanggal 18 Oktober

2012 yang mendeklarasikan 18 Desa SBS.

Even terakhir ini juga dihadiri oleh Direktur

Penyehatan Lingkungan Kemenkes RI,

Bapak Drh. Wilfried H Purba.

Dalam setiap kesempatan kunjungan di

acara Deklarasi Desa SBS, pejabat

Kemenkes RI selalu mengajak masyarakat

dan stakeholder berdialog. Beliau selalu

memberikan tips-tips sederhana namun

sangat bermanfaat sekaligus membuka

wawasan yang sebelumnya tidak terfikirkan

oleh kita tentang manfaat dan pentingnya

perilaku hidup bersih dan sehat.

Foto 15Demo CTPS oleh Public Figur

Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 41

Tidak cukup dengan dialog, para pejabat stakeholder pun bersama-sama melakukan demo salah

satu contoh perilaku hidup sehat dengan mempraktekkan cuci tangan pakai sabun yang benar di

depan masyarakat dan murid sekolah. Dan biasanya di akhir acara dilakukan kunjungan lapangan

untuk melihat kualitas air minum yang dihasilkan dari Program Pamsimas dan juga kualitas sarana

sanitasi keluarga yang dibangun dengan kesadaran masyarakat itu sendiri.

COST BENEFIT dari Sarana Sanitasi Masyarakat

Pada bagian capaian kinerja ini, penulis mencoba untuk mengkalkulasikan manfaat yang diterima

masyarakat atau pemerintah pusat maupun lokal. Layaknya sebuah inevstasi, tentu kita ingin

mengetahui apakah investasi atau dalam hal ini Program Pamsimas Komponen-2 memiliki

manfaat yang signifikan, tidak bermanfaat banyak, atau bahkan merugi.

Penulis mencoba menggunakan asumsi setiap KK yang terpicu ataupun yang sudah memiliki

kesadaran akan kebutuhan sarana sanitasi, membangun satu unit sarana sanitasi yaitu WC. Jenis

WC yang dibangun dengan spesifikasi permanen (improved) atau sederhana (unimproved). Dan

penulis juga mempertimbangkan setiap KK yang terpicu tetapi pada saat aktifitas BAB

menumpang dengan tetangga atau keluarganya (shared).

Berdasarkan beberapa kondisi tersebut, maka asumsi yang digunakan untuk menghitung cost benefit

wilayah sasaran Pamsimas Kalimantan Selatan TA 2008 – 2012, adalah :

1. Indikator KPI-2, yaitu penambahan jiwa yang menggunakan fasilitas sanitasi yang layak

dan berkelanjutan. Capaian KPI-2 di Propinsi Kalimantan Selatan adalah 119.321 jiwa

2. Rasio Jiwa dalam 1 KK. Rasio Jiwa / KK di wilayah sasaran Propinsi Kalimantan Selatan

adalah 3,59 (Sumber : Data IMAS Pamsimas 2008 - 2012).

3. Menurut Data Riskesdas 2010 tentang Cara BAB sesuai definisi Joint Monitoring

Program WHO – UNICEF 2008, di wilayah Kalimantan Selatan memiliki karakteristik

cara BAB dengan menggunakan WC Improved sekitar 46,8%, Menumpang (Shared) sekitar

Page 42: Final Report Pamsimas I 2008-2012 Komponen 2_KALIMANTAN SELATAN

Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 42

6,1%, WC Unimproved 30,0%, dan BABS (Open Defecation) 17,0%. Asumsi proporsi cara

BAB ini digunakan, karena penulis memiliki keterbatasan data jenis sarana yang dibangun

oleh masyarakat.

4. Asusmsi biaya pembangunan 1 unit WC adalah rata-rata Rp 1.000.000,-.

Menurut dialog yang pernah dilakukan penulis dan Dinkes Propinsi / Kabupaten

bersama masyarakat, kisaran biaya pembuatan WC adalah antara Rp 150.000,- hingga Rp

3.000.000,-. Tetapi paling sering ditemui adalah masyarakat membangun WC dengan

biaya sekitar Rp 1.000.000,-. Jadi diputuskan biaya pembangunan 1 unit WC dengan harga

Rp 1.000.000,- cukup mewakili untuk asumsi ini.

Berdasarkan hasil capaian dan asumsi yang disebutkan diatas, kita dapat memperkirakan jumlah

WC yang dibangun dan berapa biaya yang dikeluarkan masyarakat untuk membangun sarana

sanitasi yang layak karena kesadarannya sendiri. Pada Tabel 17 dapat diperlihatkan jumlah sarana

dan biaya yang dikeluarkan masyarakat.

Tabel 17.

Cost Benefit dari Sarana Sanitasi Masyarakat

PROP /KAB

JumlahJiwa

JumlahKK

RasioJiwa/KK

Data Riskesdas 2010tentang Cara BAB sesuai

JMP WHO UNICEF 2008,di Prop. Kalsel (Asumsi)

PenambahanJiwa

AksesSanitasi(KPI-2)

JumlahWC

Terbangun(asumsi

Riskesdas2010 dan

rasioJiwa/KK)

Unit CostWC

(asums)

BiayaPembangunan

WC

Improved

Shared

Unimproved

OD(COST

BENEFITPROGRAM)

Tala 129.217 36.624 3,53 46,8 6,1 30,0 17,0 17.698 4.647 1.000.000 4.647.000.000

HSS 81.663 23.673 3,45 46,8 6,1 30,0 17,0 19.020 5.108 1.000.000 5.108.000.000

Balangan 45.004 13.019 3,46 46,8 6,1 30,0 17,0 6.371 1.707 1.000.000 1.707.000.000

Kotabaru 68.460 17.942 3,82 46,8 6,1 30,0 17,0 14.551 3.533 1.000.000 3.533.000.000

Banjar 90.421 25.758 3,51 46,8 6,1 30,0 17,0 18.279 4.824 1.000.000 4.824.000.000

Batola 77.831 21.734 3,58 46,8 6,1 30,0 17,0 17.991 4.654 1.000.000 4.654.000.000

HSU 65.678 17.286 3,80 46,8 6,1 30,0 17,0 9.300 2.268 1.000.000 2.268.000.000

Tanbu 78.692 21.364 3,68 46,8 6,1 30,0 17,0 16.111 4.052 1.000.000 4.052.000.000

KALSEL 636.966 177.400 3,59 46,8 6,1 30,0 17,0 119.321 30.793 1.000.000 30.793.000.000

Pada Tabel 17. diketahui jumlah WC yang terbangun adalah sekitar 30.793 unit, dan biaya

pembangunan dari sarana sanitasi yang dibangun sendiri adalah sekitar Rp 30.793.000.000,-.

Kemudian kita mengasumsikan investasi Program Pamsimas bersumber dari :

1. Dana RKM Kegiatan Kesehatan 2008 – 2012 yang bersumber dari APBN, APBD,

Incash, dan Inkind. RKM Kegiatan Kesehatan terdiri dari Pembangunan Sarana Sanitasi

Sekolah, Pelatihan Kesehatan, Promosi Kesehatan Masyarakat dan Sekolah. Total Dana

RKM Kesehatan adalah sekitar Rp 14.600.187.643,- (Tabel 11)

2. Dana yang dikeluarkan untuk kegiatan Penguatan Kapasitas Stakeholder Komponen-2

sebesar Rp 9.822.459.200,-

Page 43: Final Report Pamsimas I 2008-2012 Komponen 2_KALIMANTAN SELATAN

Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 43

Bila dihitung secara keseluruhan dana investasi yang sudah dikeluarkan untuk kegiatan

Komponen-2 adalah totalnya sekitar Rp24.422.646.843,-, maka dapat dinyatakan investasi

Pamsimas Komponen-2 Th 2008 – 2012 adalah Surplus sebesar Rp 6.370.353.157,-.

Kebijakan lokal pendukung peningkatan akses sanitasi

Gerakan untuk perilaku hidup bersih dan sehat tidak hanya terjadi di masyarakat dan petugas

kesehatan. Tetapi menjadi sebuah kebutuhan pemerintah lokal mulai dari desa sampai kabupaten.

Pemerintahan Desa di wilayah Kab. Barito Kuala memiliki kebijakan dengan mengeluarkan

Peraturan Desa untuk melakukan perilaku BAB di tempat yang aman. Contohnya di Desa Kolam

Kiri No. 14.09/002/BKR/2011 tentang Penetapan Desa Kolam Kiri sebagai Desa Stop BABS.

Dan masih ada banyak desa yang menerapkan Peraturan Desa sebagai pendorong masyarakatnya

untuk bisa berperilaku hidup sehat.

Begitu juga di level Dinkes Kabupaten mengeluarkan keputusan dalam bentuk Surat Keputusan

Kepala Dinas Kesehatan untuk melakukan gerakan percepatan SBS pada desa target. Di Kab.

Hulu Sungai Selatan mencanangkan Program 100 Hari Kerja percepatan Desa Target SBS dengan

mengeluarkan SK No 443.5/1092.IV/P2PL tanggal 23 Juli Th 2012.

Kemudian Kabupaten Hulu Sungai Utara dengan membentuk Tim Percepatan Desa SBS yang

ditetapkan dalam Surat Keputusan No. 800/51/DINKES/2012 dan Kabupaten Banjar dalam

menyambut HUT Kabupaten Banjar mengambil keputusan untuk mempercepat target Desa SBS

dalam waktu 10 hari kepada desa – desa yang aksesnya sudah mencapai diatas 90%.

Gambar 8.Investasi Vs Cost Benefit Pamsimas Komponen-2

Propinsi Kalimantan Selatan

Page 44: Final Report Pamsimas I 2008-2012 Komponen 2_KALIMANTAN SELATAN

Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 44

Kesimpulan

Page 45: Final Report Pamsimas I 2008-2012 Komponen 2_KALIMANTAN SELATAN

Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 45

4.1 KESIMPULAN

Program Pamsimas di wilayah Propinsi Kalimantan Selatan sudah dijalankan sejak tahun 2008

hingga tahun 2012. Begitu banyak bentuk bantuan intervensi yang diberikan pada Komponen-2

baik intervensi di masyarakat maupun di penguatan kapasitas stakeholder sektor kesehatan untuk

meningkatkan capaian akses sanitasi di wilayah ini.

Sesuai dengan data dan informasi yang berhasil dikumpulkan untuk mengukur kinerja Program

Pamsimas Kalimantan Selatan, maka dengan ini disimpulkan capaian-capaian kinerja yang berhasil

dibuat adalah sebagai berikut :

1. KPI-2, yaitu penambahan jiwa yang mempunyai akses fasilitas sanitasi yang layak dan

berkelanjutan berdasarkan status sosial ekonomi.

Berdasarkan hasil konversi target dari jumlah Jiwa Wilayah Sasaran Nasional kepada

jumlah Jiwa Wilayah Sasaran Kalimantan Selatan, maka pada tahun ke-5 program (Th

2012) Wilayah Kalimantan Selatan mempunyai target KPI-2 sebesar 53.462 – 85.540 Jiwa.

Dan di Wilayah Kalimantan Selatan, pencapaian KPI-2 mencapai 119.321 Jiwa.

Sehingga disimpulkan kinerja KPI-2 Kalimantan Selatan TERCAPAI, dan melebihi

target.

2. KPI-7, yaitu Persentase masayarakat wilayah dusun sasaran yang bebas dari buang air

sembarang tempat (SBS). Target pencapaian dari indikator KPI-7 pada tahun ke-5

program adalah 45,00% masyarakat wilayah Dusun Sasaran sudah SBS.

Kinerja KPI-7 Wilayah Kalimantan Selatan pada tahun ke-5 program sudah mencapai

45,02%. Atau sebanyak 917 Dusun SBS dari 2.038 Dusun sasaran.

Sehingga disimpulkan kinerja KPI-7 Kalimantan Selatan TERCAPAI.

3. KPI-8, yaitu Persentase masayarakat wilayah dusun sasaran yang sudah menerapkan

program Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS). Target pencapaian dari indikator KPI-7 pada

tahun ke-5 program adalah 62,00% masyarakat wilayah Dusun Sasaran sudah adopsi

CTPS.

Kinerja KPI-8 Wilayah Kalimantan Selatan pada tahun ke-5 program mencapai 40,68%.

Atau sebanyak 829 Dusun SBS dari 2.038 Dusun sasaran.

Sehingga disimpulkan kinerja KPI-8 Kalimantan Selatan TIDAK TERCAPAI.

4. KPI-9, yaitu Persentase sekolah sasaran yang mempunyai fasilitas sanitasi yang layak dan

menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Target pencapaian dari indikator KPI-9

pada tahun ke-5 program adalah 77,00% sekolah sasaran yang mempunyai fasilitas

sanitasi yang layak dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).

Kinerja KPI-9 Wilayah Kalimantan Selatan pada tahun ke-5 program sudah mencapai

96,66%. Atau sebanyak 542 SD yang memiliki Sarana Sanitasi Layak dan menerapkan

PHBS dari 559 SD sasaran.

Sehingga disimpulkan kinerja KPI-7 Kalimantan Selatan TERCAPAI, dan melebihi

target.

Page 46: Final Report Pamsimas I 2008-2012 Komponen 2_KALIMANTAN SELATAN

Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 46

5. Jumlah Desa SBS yang dicapai wilayah Program Pamsimas TA 2008 – 2012 adalah

mencapai 106 Desa SBS dari 530 desa yang menjadi wilayah sasaran

6. Jiwa Akses Sanitasi di wilayah sasaran Program Pamsimas Propinsi Kalimantan Selatan

TA 2008 – 2012 mencapai 65,70% atau sebesar 418.457 Jiwa dari 636.966 Jiwa.

7. Jiwa Adopsi CTPS di wilayah sasaran Program Pamsimas Propinsi Kalimantan Selatan

TA 2008 – 2012 mencapai 40,70% atau sebesar 377.993 Jiwa dari 636.966 Jiwa.

Page 47: Final Report Pamsimas I 2008-2012 Komponen 2_KALIMANTAN SELATAN

Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 47

Apresiasi & Tantangan

Page 48: Final Report Pamsimas I 2008-2012 Komponen 2_KALIMANTAN SELATAN

Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 48

5.1 Apresiasi

Dengan melihat hasil kesimpulan dari capaian indikator KPI Komponen-2, rasanya tidak

berlebihan bila penulis menyampaikan penghargaannya kepada semua pihak yang terlibat dalam

pencapaian tujuan Komponen-2. Baik dari pihak stakeholder dan jajarannya, dari pihak konsultan

atau fasilitator yang terlibat langsung di masyarakat, maupun masyarakat dan lembaga lokal yang

dibentuk Pamsimas. Dari empat indikator KPI yang dicanangkan Program Pamsimas, tiga

diantaranya memenuhi target, bahkan ada yang melebihi.

Program Kerja Percepatan Desa Target SBS yang digulirkan bersama Dinas Kesehatan Propinsi

dan PMAC mendapat respon yang sangat positif. Tindak lanjut pihak kabupaten bukan hanya

terbatas pada sektor kesehatan, melainkan menjadi agenda pemerintah daerah pada sektor lain.

Tidak hanya sampai di lintas sektor, pada jenjang pemerintahan kecamatan dan desa pun

menjadikan moment program kerja ini untuk memperbaiki kualitas citra wilayah tempat

tinggalnya. Kolaborasi yang dilakukan dari lintas Dinas Kesehatan Kabupaten dan Konsultan

(DMAC, TFM & FK) setidaknya memberikan sebuah pengalaman kerja dalam mencapai target

bersama.

Pada sektor konsultan dan fasilitator pun dari waktu ke waktu mencoba untuk memperbaiki

kualitas kerja dan cara pandangnya dalam pendampingan di masyarakat. Pembekalan yang didisain

oleh Centre Management and Advisory Consultant (CMAC) dan Training Development Service

(TDS) melalui Awareness Training, memberikan penyadaran kritis tentang substansi harapan

program. Setidaknya membuat para konsultan dan fasilitator memikirkan lebih dalam tentang

bagaimana seharusnya pendampingan dilakukan agar manfaat dan dampak program bisa

berkesinambungan. Dan penyadaran kritis tidak hanya bermanfaat untuk program tetapi juga

membantu mengembangkan kepribadian personal

5.2 Tantangan

Terlepas dari keberhasilan yang sudah dicapai, penulis ingin mengungkapkan sedikit pengalaman

selama bertugas tentang beberapa hal yang masih menjadi tantangan bersama.

Pertama, dari sisi pendamping program yaitu konsultan (PMAC dan DMAC) dan fasilitator (TFM

dan FK), perlu sebuah AKSI yang NYATA dari pemahaman yang sudah ada tentang bagaimana

mencapai tujuan program. Tidak akan optimal pencapaian tujuan program bila masing-masing

komponen (bidang) berdiri sendiri. Pada beberapa kejadian yang ditemui di lapangan, terkadang

masyarakat ragu dengan kualitas air yang akan dipakai bila masih ada masyarakat yang BABS di

sumber (intake), ada keadaan masyarakat sulit untuk tidak lagi BABS bila air yang digunakan untuk

membersihkan masih sulit terjangkau, begitu pula kita bisa temui BPSPAMS yang sulit

mengembangkan iuran bila tidak ada air yang layak.

Mari kita salami bersama bahwa komponen (bidang) yang ada bukan bagian yang terpisah, tetapi

merupakan bagian-bagian yang harus disinergikan untuk mencapai tujuan program. Kondisi yang

kita miliki masih sebatas pengetahuan belum sampai kepada sebuah paradigma yang meyakinkan

di diri pendamping program. Kita perlu membenahi cara pandang kita terlebih agar bisa

meyakinkan dan mengadvokasi harapan-harapan program dan masyarakat.

Page 49: Final Report Pamsimas I 2008-2012 Komponen 2_KALIMANTAN SELATAN

Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 49

Yang kedua, fungsi manajerial pada level pendamping program tingkat konsultan perlu

ditingkatkan melalui pelatihan. Bukan berarti selama ini tidak berjalan, akan tetapi dengan adanya

penyegaran materi ini dapat menambah wawasan kita untuk bisa lebih mencermati tujuan

program. Kita bersama harus punya semangat untuk berbenah dengan mencoba menjawab

kondisi-kondisi yang ada, apakah pekerjaan yang sudah selesai ini dapat bermanfaat atau hanya

sekedar terlaksana, apakah kita sudah memotivasi rekan bawahan untuk bisa lebih berkembang

kemampuannya, apakah kita sudah berupaya meningkatkan kesadaran dan kapasitas fasilitator,

dan sudah seberapa sering kita melakukan konsolidasi antar komponen (bidang) program untuk

membuat racikan strategi pencapaian tujuan.

Yang ketiga, tantangan yang lebih teknis berkaitan langsung dengan Komponen-2. Kita perlu

sama-sama meluruskan pemahaman tentang tehnik komunikasi dalam melakukan pemicuan.

Seseorang bisa berubah cara pandangnya tentang perilaku sehat tentu saja melalui tahapan. Proses

pemicuan tanpa mengenal detil lingkungan di wilayah desa, sulit untuk membuat suasana

pemicuan menjadi kontekstual. Masyarakat akan mudah berkomunikasi pada hal-hal yang

keseharian mereka jalani. Sehingga kita dapat dengan mudah menawarkan keyakinan-keyakinan

yang baru terhadap apa yang dilakukan saat ini melalui dialog refleksi. Pada moment inilah kita

bersama bisa menemukan keyakinan yang baru atau pilihan yang baru.

Terkadang pemicuan masih dilakukan dengan bahasa-bahasa buku, yang tidak ada dalam kosa kata

keseharian masyarakat. Masih belum banyak mengembangkan panduan proses pemicuan yang

ada, sehingga jalannya pemicuan terasa lebih seperti prosedur wajib ketimbang sebuah seni

mempengaruhi orang untuk mempunyai pilihan perilaku yang lebih baik.

Dan yang terakhir adalah sebuah tantangan yang menjadi salah satu kunci kesinambungan untuk

meningkatkan akses sanitiasi masyarakat yaitu meningkatkan kembali pemahaman bersama

tentang peran Sanitarian dalam peningkatan akses sanitasi. Masih ada disorientasi peran selama

Sanitarian menjalankan tugas sehari-harinya. Terkadang Sanitarian mempunyai tugas ganda di

Puskesmas yang tidak ada hubungannya dengan perannya dalam meningkatkan akses sanitasi.

Hal yang menarik adalah, selama penulis berkegiatan di masyarakat bersama Sanitarian atau

Dinkes Kabupaten, penulis merasakan potensi yang sangat besar pada saat pemicuan atau tindak

lanjut yang dihadiri oleh petugas Sanitarian atau Dinkes Kabupaten. Dengan adanya kunjungan

petugas pada saat pemicuan, masyarakat merasa sangat diperhatikan dan muncul rasa menghargai

(respect) dari masyarakat. Seharusnya ini dapat menjadi kekuatan untuk mendorong perubahan.

Seharusnya pencapaian yang kita dapatkan bisa lebih baik dari yang ada. Sekiranya keadaan yang

sudah dipaparkan tidak semuanya terjadi di setiap wilayah sasaran. Namun keadaan yang ada dapat

menjadi ajang pembelajaran bersama.

Page 50: Final Report Pamsimas I 2008-2012 Komponen 2_KALIMANTAN SELATAN

Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 50

Referensi

1. Pedoman Pengelolaan Program Pamsimas 2012

2. Kepmenkes No 852/MENKES/SK/IX/2008

3. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kemenkes RI, Riset Kesehatan Dasar

2010

4. Penduan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia, Depkes 2009

5. Field Book Pamsimas Promosi Kesehatan Sekolah

6. Field Book Pamsimas Panduan PHBS Aspek Higiene dan Sanitasi

Page 51: Final Report Pamsimas I 2008-2012 Komponen 2_KALIMANTAN SELATAN

Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 51

Lampiran

Page 52: Final Report Pamsimas I 2008-2012 Komponen 2_KALIMANTAN SELATAN

Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 52

STATUS 18 MARET 2013

Penambaha

n Hasil

Pemicuan

Pemutakhiran /

Penambahan

Paska

Implementasi

TOTALSasaran

PAMSIMASKK JIWA JIWA JIWA JIWA JIWA

1 3 4 5 6 7 8 9 1011

(9+10)12 (8+9+10)

13

(8/7)

14

(12/7)

530 2.210 2.038 177.400 636.966 299.136 38.680 80.641 119.321 418.457 46,96 65,70

1 TANAH LAUT 68 212 193 36.624 129.217 96.124 6.830 10.868 17.698 113.822 74,39 88,09

2 HULU SUNGAI SELATAN 69 293 287 23.673 81.663 32.768 5.594 13.426 19.020 51.788 40,13 63,42

3 BALANGAN 71 266 227 13.019 45.004 24.098 2.062 4.309 6.371 30.469 53,55 67,70

4 KOTABARU 64 235 218 17.942 68.460 23.078 4.966 9.585 14.551 37.629 33,71 54,96

5 BANJAR 67 262 222 25.758 90.421 41.071 6.571 11.708 18.279 59.350 45,42 65,64

6 BARITO KUALA 65 427 378 21.734 77.831 14.569 5.891 12.100 17.991 32.560 18,72 41,83

7 HULU SUNGAI UTARA 69 318 316 17.286 65.678 19.005 2.510 6.790 9.300 23.590 28,94 35,92

8 TANAH BUMBU 57 197 197 21.364 78.692 48.423 4.256 11.855 16.111 64.534 61,53 82,01

A

1 TANAH LAUT 9 24 23 4.670 17.195 12.352 52 3.888 3.940 16.292 71,83 94,75

2 HULU SUNGAI SELATAN 9 36 36 2.999 10.577 6.851 195 1.669 1.864 8.715 64,77 82,40

3 BALANGAN 9 28 27 1.147 4.244 1.987 375 850 1.225 3.212 46,82 75,68

4 KOTABARU 9 37 37 1.657 7.420 3.531 159 1.492 1.651 5.182 47,59 69,84

5 BANJAR 9 29 23 3.089 11.435 2.600 444 4.337 4.781 7.381 22,74 64,55

6 BARITO KUALA 8 31 31 1.685 6.134 2.194 646 969 1.615 3.809 35,77 62,10

7 HULU SUNGAI UTARA 9 42 42 2.201 8.854 1.731 206 1.658 1.864 3.595 19,55 40,60

8 TANAH BUMBU 9 30 30 3.750 13.814 8.570 636 2.810 3.446 12.016 62,04 86,98

TOTAL 71 257 249 21.198 79.673 39.816 2.713 17.673 20.386 60.202 49,97 75,56

-B -

1 TANAH LAUT 14 44 43 7.360 26.488 18.934 115 2.618 2.733 21.667 71,48 81,80

2 HULU SUNGAI SELATAN 15 66 66 4.455 16.362 3.421 149 5.058 5.207 8.628 20,91 52,73

3 BALANGAN 15 48 46 2.282 7.902 3.229 253 1.427 1.680 4.909 40,86 62,12

4 KOTABARU 15 71 71 3.778 13.942 8.412 2.149 1.001 3.150 11.562 60,34 82,93

5 BANJAR 15 57 47 6.052 21.323 11.301 429 4.565 4.994 16.295 53,00 76,42

6 BARITO KUALA 15 102 102 4.810 16.982 2.060 2.778 7.049 9.827 11.887 12,13 70,00

7 HULU SUNGAI UTARA 15 67 67 3.459 14.120 5.559 560 1.617 2.177 7.736 39,37 54,79

8 TANAH BUMBU 15 48 48 5.964 21.816 14.903 667 3.975 4.642 19.545 68,31 89,59

TOTAL 119 503 490 38.160 138.935 67.819 7.100 27.310 34.410 102.229 48,81 73,58

C

1 TANAH LAUT 15 54 54 9.285 29.913 24.978 1.131 2.876 4.007 28.985 83,50 96,90

2 HULU SUNGAI SELATAN 12 56 56 5.376 18.376 8.859 2.493 3.217 5.710 14.569 48,21 79,28

3 BALANGAN 14 55 46 2.807 10.035 4.938 179 1.462 1.641 6.579 49,21 65,56

4 KOTABARU 14 52 52 3.156 11.912 2.718 312 2.597 2.909 5.627 22,82 47,24

5 BANJAR 13 60 53 5.979 20.103 8.165 4.433 2.630 7.063 15.228 40,62 75,75

6 BARITO KUALA 12 84 49 3.140 11.262 2.231 262 1.463 1.725 3.956 19,81 35,13

7 HULU SUNGAI UTARA 14 68 67 3.517 12.959 3.001 83 1.666 1.749 4.750 23,16 36,65

8 TANAH BUMBU 15 56 56 4.712 17.608 8.117 1.478 2.778 4.256 12.373 46,10 70,27

TOTAL 109 485 433 37.972 132.168 63.007 10.371 18.689 29.060 92.067 47,67 69,66

-D

1 TANAH LAUT 15 44 41 6.100 22.700 14.970 2.001 1.486 3.487 18.457 65,95 81,31

2 HULU SUNGAI SELATAN 16 64 64 4.817 16.531 6.605 868 3.482 4.350 10.955 39,96 66,27

3 BALANGAN 16 69 56 3.805 13.031 7.506 268 570 838 8.344 57,60 64,03

4 KOTABARU 14 38 34 5.741 21.792 4.563 531 4.495 5.026 9.589 20,94 44,00

5 BANJAR 15 60 51 4.486 15.995 6.062 411 176 587 6.649 37,90 41,57

6 BARITO KUALA 15 96 96 6.122 21.611 1.744 455 2.619 3.074 4.818 8,07 22,29

7 HULU SUNGAI UTARA 14 62 62 3.982 15.016 5.068 592 1.849 2.441 7.509 33,75 50,01

8 TANAH BUMBU 12 34 34 4.490 16.234 10.693 452 2.292 2.744 13.437 65,87 82,77

TOTAL 117 467 438 39.543 142.910 57.211 5.578 16.969 22.547 79.758 40,03 55,81

D

1 TANAH LAUT 15 46 32 9.209 32.921 24.890 3.531 - 3.531 28.421 75,61 86,33

2 HULU SUNGAI SELATAN 17 71 65 6.026 19.817 7.032 1.889 - 1.889 8.921 35 45

3 BALANGAN 17 66 52 2.978 9.792 6.438 987 - 987 7.425 66 76

4 KOTABARU 12 37 24 3.610 13.394 3.854 1.815 - 1.815 5.669 29 42

5 BANJAR 15 56 48 6.152 21.565 12.943 854 - 854 13.797 60 64

6 BARITO KUALA 15 114 100 5.977 21.842 6.340 1.750 - 1.750 8.090 29 37

7 HULU SUNGAI UTARA 17 79 78 4.127 14.729 3.646 1.069 - 1.069 4.715 25 32

8 TANAH BUMBU 6 29 29 2.448 9.220 6.140 1.023 - 1.023 7.163 67 78

TOTAL 114 498 428 40.527 143.280 71.283 12.918 - 12.918 84.201 49,75 58,77

TAHUN 2012

2

PROP. KALIMANTAN SELATAN

TOTAL CAPAIAN PAMSIMAS

2008 - 2012

TAHUN 2009

TAHUN 2010

TAHUN 2011

TAHUN 2008

PERKEMBANGAN %

MASYARAKAT

AKSES JAMBAN

JUMLAH DUSUN /

setara DusunJUMLAH PENDUDUK KPI 2 : Total

Penambahan

Jiw a

% Aw al

Masyarak

at Akses

Jamban

%

Pemutakhir

an

Masyaraka

t Akses

Jamban

( REKAPITULASI )

KPI 2 - PENAMBAHAN MASYARAKAT AKSES SARANA SANITASI (JAMBAN)

PAMSIMAS PROPINSI KALIMANTAN SELATAN

No Provinsi / Kab/KotaJml.

Desa

STATISTIK DESA

Data Dasar

Masy

Akses

Jamban

PENAMBAHAN JIWA PEMANFAAT

AKSES SANITASI (JAMBAN)Data Akhir

Masy

Akses

Jamban

Lampiran 1

Page 53: Final Report Pamsimas I 2008-2012 Komponen 2_KALIMANTAN SELATAN

Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 53

STATUS 18 MARET 2013

Jumlah

Dusun

SBS

Paska

Pemicuan

Jumlah Dusun

Target SAM

(RKM)

Jumlah

Dusun

Target SAM

yang sdh

SBS

% Aw al

Dusun

SBS

% Akhir

Dusun

SBS (KPI-

7)

TOTALSasaran

PAMSIMASKK JIWA DUSUN DUSUN DUSUN % %

1 3 4 5 6 7 8 9 1011

(8/9)

12

(10/9)

530 2.210 2.038 177.478 637.300 217 2.037 917 10,65 45,02

1 TANAH LAUT 68 212 193 36.624 129.217 71 193 135 36,79 69,95

2 HULU SUNGAI SELATAN 69 293 287 23.673 81.663 19 287 155 6,62 54,01

3 BALANGAN 71 266 227 13.019 45.004 30 226 104 13,27 46,02

4 KOTABARU 64 235 218 17.942 68.460 19 218 108 8,72 49,54

5 BANJAR 67 262 222 25.758 90.421 22 222 119 9,91 53,60

6 BARITO KUALA 65 427 378 21.734 77.831 26 378 106 6,88 28,04

7 HULU SUNGAI UTARA 69 318 316 17.268 65.693 13 316 79 4,11 25,00

8 TANAH BUMBU 57 197 197 21.460 79.011 17 197 111 8,63 56,35

A

1 TANAH LAUT 9 24 23 4.670 17.195 14 23 19 60,87 82,61

2 HULU SUNGAI SELATAN 9 36 36 2.999 10.577 6 36 30 16,67 83,33

3 BALANGAN 9 28 27 1.147 4.244 8 27 15 29,63 55,56

4 KOTABARU 9 37 37 1.657 7.420 3 37 19 8,11 51,35

5 BANJAR 9 29 23 3.089 11.435 1 23 14 4,35 60,87

6 BARITO KUALA 8 31 31 1.685 6.134 1 31 6 3,23 19,35

7 HULU SUNGAI UTARA 9 42 42 2.201 8.854 - 42 15 - 35,71

8 TANAH BUMBU 9 30 30 3.750 13.814 4 30 22 13,33 73,33

TOTAL 71 257 249 21.198 79.673 37 249 140 14,86 56,22

B

1 TANAH LAUT 14 44 43 7.360 26.488 18 43 30 41,86 69,77

2 HULU SUNGAI SELATAN 15 66 66 4.455 16.362 4 66 23 6,06 34,85

3 BALANGAN 15 48 46 2.282 7.902 2 46 18 4,35 39,13

4 KOTABARU 15 71 71 3.778 13.942 11 71 52 15,49 73,24

5 BANJAR 15 57 47 6.052 21.323 7 47 31 14,89 65,96

6 BARITO KUALA 15 102 102 4.810 16.982 4 102 47 3,92 46,08

7 HULU SUNGAI UTARA 15 67 67 3.459 14.120 6 67 29 8,96 43,28

8 TANAH BUMBU 15 48 48 5.964 21.816 10 48 37 20,83 77,08

TOTAL 119 503 490 38.160 138.935 62 490 267 12,65 54,49

C

1 TANAH LAUT 15 54 54 9.285 29.913 24 54 43 44,44 79,63

2 HULU SUNGAI SELATAN 12 56 56 5.376 18.376 4 56 41 7,14 73,21

3 BALANGAN 14 55 46 2.807 10.035 6 46 22 13,04 47,83

4 KOTABARU 14 52 52 3.156 11.912 5 52 19 9,62 36,54

5 BANJAR 13 60 53 5.979 20.103 5 53 40 9,43 75,47

6 BARITO KUALA 12 84 49 3.140 11.262 6 49 18 12,24 36,73

7 HULU SUNGAI UTARA 14 68 67 3.499 12.974 2 67 15 2,99 22,39

8 TANAH BUMBU 15 56 56 4.808 17.927 1 56 23 1,79 41,07

TOTAL 109 485 433 38.050 132.502 53 433 221 12,24 51,04

D

1 TANAH LAUT 15 44 41 6.100 22.700 11 41 25 26,83 60,98

2 HULU SUNGAI SELATAN 16 64 64 4.817 16.531 4 64 41 6,25 64,06

3 BALANGAN 16 69 56 3.805 13.031 10 56 21 17,86 37,50

4 KOTABARU 14 38 34 5.741 21.792 - 34 7 - 20,59

5 BANJAR 15 60 51 4.486 15.995 5 51 18 9,80 35,29

6 BARITO KUALA 15 96 96 6.122 21.611 - 96 10 - 10,42

7 HULU SUNGAI UTARA 14 62 62 3.982 15.016 5 62 20 8,06 32,26

8 TANAH BUMBU 12 34 34 4.490 16.234 - 34 21 - 61,76

TOTAL 117 467 438 39.543 142.910 35 438 163 7,99 37,21

E

1 TANAH LAUT 15 46 32 9.209 32.921 4 32 18 12,50 56,25

2 HULU SUNGAI SELATAN 17 71 65 6.026 19.817 1 65 20 1,54 30,77

3 BALANGAN 17 66 52 2.978 9.792 4 51 28 7,84 54,90

4 KOTABARU 12 37 24 3.610 13.394 - 24 11 - 45,83

5 BANJAR 15 56 48 6.152 21.565 4 48 16 8,33 33,33

6 BARITO KUALA 15 114 100 5.977 21.842 15 100 25 15,00 25,00

7 HULU SUNGAI UTARA 17 79 78 4.127 14.729 - 78 - - -

8 TANAH BUMBU 6 29 29 2.448 9.220 2 29 8 6,90 27,59

TOTAL 114 498 428 40.527 143.280 30 427 126 7,03 29,51

TAHUN 2012

JUMLAH DUSUN SBS

PERKEMBANGAN %

MASYARAKAT

DUSUN SBS

JUMLAH DUSUN /

setara DusunJUMLAH PENDUDUK

( REKAPITULASI )

TOTAL CAPAIAN PAMSIMAS

2008 - 2012

TAHUN 2009

TAHUN 2010

KPI 7 - PERSENTASE MASYARAKAT DUSUN SBS

PAMSIMAS PROPINSI KALIMANTAN SELATAN

No Provinsi / Kab/KotaJml.

Desa

TAHUN 2011

TAHUN 2008

STATISTIK DESA

2

PROP. KALIMANTAN SELATAN

Lampiran 2

Page 54: Final Report Pamsimas I 2008-2012 Komponen 2_KALIMANTAN SELATAN

Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 54

STATUS 18 MARET 2013

Jumlah

Aw al

Dusun

CTPS

Jumlah Aw al

Jiw a CTPS

Jumlah Akhir

Dusun CTPS

Jumlah

Akhir Jiw a

CTPS

TOTALSasaran

PAMSIMASKK JIWA DUSUN JIWA DUSUN JIWA

1 3 4 5 6 7 8 9 10 1112

(8/4)

13

(11/4)

530 2.210 2.037 177.478 637.300 100 147.438 829 377.993 4,91 40,70

1 TANAH LAUT 68 212 193 36.624 129.217 33 35.305 124 110.311 17,10 64,25

2 HULU SUNGAI SELATAN 69 293 287 23.673 81.663 18 21.907 150 50.553 6,27 52,26

3 BALANGAN 71 266 226 13.019 45.004 8 11.531 90 29.024 3,54 39,82

4 KOTABARU 64 235 218 17.942 68.460 12 13.313 90 31.903 5,50 41,28

5 BANJAR 67 262 222 25.758 90.421 8 28.447 108 54.964 3,60 48,65

6 BARITO KUALA 65 427 378 21.734 77.831 12 10.733 89 26.322 3,17 23,54

7 HULU SUNGAI UTARA 69 318 316 17.268 65.693 2 13.741 76 26.568 0,63 24,05

8 TANAH BUMBU 57 197 197 21.460 79.011 7 12.461 102 48.348 3,55 51,78

A

1 TANAH LAUT 9 24 23 4.670 17.195 1 1.635 19 15.775 4,35 82,61

2 HULU SUNGAI SELATAN 9 36 36 2.999 10.577 5 5.519 27 8.545 13,89 75,00

3 BALANGAN 9 28 27 1.147 4.244 - 320 12 3.447 - 44,44

4 KOTABARU 9 37 37 1.657 7.420 1 2.997 16 5.117 2,70 43,24

5 BANJAR 9 29 23 3.089 11.435 1 2.300 13 7.358 4,35 56,52

6 BARITO KUALA 8 31 31 1.685 6.134 1 2.194 6 3.298 3,23 19,35

7 HULU SUNGAI UTARA 9 42 42 2.201 8.854 - 1.731 13 3.595 - 30,95

8 TANAH BUMBU 9 30 30 3.750 13.814 - 921 21 11.623 - 70,00

TOTAL 71 257 249 21.198 79.673 9 17.617 127 58.758 3,61 51,00

B

1 TANAH LAUT 14 44 43 7.360 26.488 7 16.726 29 20.677 16,28 67,44

2 HULU SUNGAI SELATAN 15 66 66 4.455 16.362 4 2.829 22 8.111 6,06 33,33

3 BALANGAN 15 48 46 2.282 7.902 1 1.253 15 4.909 2,17 32,61

4 KOTABARU 15 71 71 3.778 13.942 6 4.389 42 9.621 8,45 59,15

5 BANJAR 15 57 47 6.052 21.323 4 8.180 28 14.836 8,51 59,57

6 BARITO KUALA 15 102 102 4.810 16.982 4 2.060 40 10.200 3,92 39,22

7 HULU SUNGAI UTARA 15 67 67 3.459 14.120 2 4.227 28 7.732 2,99 41,79

8 TANAH BUMBU 15 48 48 5.964 21.816 5 696 32 14.892 10,42 66,67

TOTAL 119 503 490 38.160 138.935 33 40.360 236 90.978 6,73 48,16

C

1 TANAH LAUT 15 54 54 9.285 29.913 12 1.131 42 26.349 22,22 77,78

2 HULU SUNGAI SELATAN 12 56 56 5.376 18.376 4 2.493 41 14.569 7,14 73,21

3 BALANGAN 14 55 46 2.807 10.035 - 857 22 6.247 - 47,83

4 KOTABARU 14 52 52 3.156 11.912 5 834 18 4.857 9,62 34,62

5 BANJAR 13 60 53 5.979 20.103 2 7.503 38 14.693 3,77 71,70

6 BARITO KUALA 12 84 49 3.140 11.262 6 1.156 18 3.205 12,24 36,73

7 HULU SUNGAI UTARA 14 68 67 3.499 12.974 - 2.981 15 4.726 - 22,39

8 TANAH BUMBU 15 56 56 4.808 17.927 1 899 20 10.433 1,79 35,71

TOTAL 109 485 433 38.050 132.502 30 17.854 214 85.079 6,93 49,42

D

1 TANAH LAUT 15 44 41 6.100 22.700 12 11.623 16 18.134 29,27 39,02

2 HULU SUNGAI SELATAN 16 64 64 4.817 16.531 4 6.099 40 11.534 6,25 62,50

3 BALANGAN 16 69 56 3.805 13.031 7 5.241 17 7.063 12,50 30,36

4 KOTABARU 14 38 34 5.741 21.792 - 2.208 4 6.894 - 11,76

5 BANJAR 15 60 51 4.486 15.995 - 4.430 15 6.123 - 29,41

6 BARITO KUALA 15 96 96 6.122 21.611 - 1.511 6 3.214 - 6,25

7 HULU SUNGAI UTARA 14 62 62 3.982 15.016 - 4.105 20 7.509 - 32,26

8 TANAH BUMBU 12 34 34 4.490 16.234 - 7.460 21 8.043 - 61,76

TOTAL 117 467 438 39.543 142.910 23 42.677 139 68.514 5,25 31,74

D

1 TANAH LAUT 15 46 32 9.209 32.921 1 4.190 18 29.376 3,13 56,25

2 HULU SUNGAI SELATAN 17 71 65 6.026 19.817 1 4.967 20 7.794 1,54 30,77

3 BALANGAN 17 66 51 2.978 9.792 - 3.860 24 7.358 - 47,06

4 KOTABARU 12 37 24 3.610 13.394 - 2.885 10 5.414 - 41,67

5 BANJAR 15 56 48 6.152 21.565 1 6.034 14 11.954 2,08 29,17

6 BARITO KUALA 15 114 100 5.977 21.842 1 3.812 19 6.405 1,00 19,00

7 HULU SUNGAI UTARA 17 79 78 4.127 14.729 - 697 - 3.006 - -

8 TANAH BUMBU 6 29 29 2.448 9.220 1 2.485 8 3.357 3,45 27,59

TOTAL 114 498 427 40.527 143.280 5 28.930 113 74.664 1,17 26,46

TAHUN 2012

TAHUN 2010

TAHUN 2011

TAHUN 2008

%

Pemutakhir

an

Masyaraka

t Dusun

CTPS

JUMLAH DUSUN DAN JIWA ADOPSI CTPS

2

PROP. KALIMANTAN SELATAN

TOTAL CAPAIAN PAMSIMAS

2008 - 2012

TAHUN 2009

KPI 8 - PERSENTASE MASYARAKAT DUSUN ADOPSI CTPS

PAMSIMAS PROPINSI KALIMANTAN SELATAN

No Provinsi / Kab/KotaJml.

Desa

STATISTIK DESAPERKEMBANGAN %

MASYARAKAT

DUSUN ADOPSI CTPS

JUMLAH DUSUN /

setara DusunJUMLAH PENDUDUK % Aw al

Masyarak

at Dusun

CTPS

Lampiran 3

Page 55: Final Report Pamsimas I 2008-2012 Komponen 2_KALIMANTAN SELATAN

Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 55

STATUS 18 MARET 2013

Sarana

Sanitasi

Sekolah

Program

PHBS

Sekolah

Sarana

Sanitasi

Sekolah

Program

PHBS

Sekolah

Sarana

Sanitasi

Sekolah

Program

PHBS

Sekolah

JML

SEKOLAH

JML

SEKOLAH

JML

SEKOLAH

JML

SEKOLAH

JML

SEKOLAH

JML

SEKOLAH

1 3 4 5 6 7 8 910

(8+9) / (4+5)

530 559 728 556 716 542 702 96,66

1 TANAH LAUT 68 102 121 102 119 89 107 87,89

2 HULU SUNGAI SELATAN 69 93 116 93 116 93 116 100,00

3 BALANGAN 71 48 79 48 79 47 79 99,21

4 KOTABARU 64 63 65 63 65 63 65 100,00

5 BANJAR 67 93 107 93 107 93 107 100,00

6 BARITO KUALA 65 29 94 29 86 29 84 91,87

7 HULU SUNGAI UTARA 69 61 70 60 70 60 70 99,24

8 TANAH BUMBU 57 70 76 68 74 68 74 97,26

A

1 TANAH LAUT 9 6 16 6 16 6 16 100,00

2 HULU SUNGAI SELATAN 9 14 17 14 17 14 17 100,00

3 BALANGAN 9 6 8 6 8 5 8 100,00

4 KOTABARU 9 9 9 9 9 9 9 100,00

5 BANJAR 9 10 10 10 10 10 10 100,00

6 BARITO KUALA 8 2 12 2 9 2 8 78,57

7 HULU SUNGAI UTARA 9 6 8 6 8 6 8 100,00

8 TANAH BUMBU 9 12 14 12 14 12 14 100,00

TOTAL 71 65 94 65 91 64 90 96,86

-B -

1 TANAH LAUT 14 28 28 28 28 28 28 100,00

2 HULU SUNGAI SELATAN 15 21 21 21 21 21 21 100,00

3 BALANGAN 15 8 15 8 15 8 15 100,00

4 KOTABARU 15 15 15 15 15 15 15 100,00

5 BANJAR 15 17 20 17 20 17 20 100,00

6 BARITO KUALA 15 4 19 4 19 4 18 100,00

7 HULU SUNGAI UTARA 15 15 15 15 15 15 15 100,00

8 TANAH BUMBU 15 18 18 16 16 16 16 88,89

TOTAL 119 126 151 124 149 124 148 98,19

C

1 TANAH LAUT 15 30 30 30 30 17 18 100,00

2 HULU SUNGAI SELATAN 12 26 26 26 26 26 26 100,00

3 BALANGAN 14 5 17 5 17 5 17 100,00

4 KOTABARU 14 14 14 14 14 14 14 100,00

5 BANJAR 13 15 23 15 23 15 23 100,00

6 BARITO KUALA 12 2 17 2 12 2 12 73,68

7 HULU SUNGAI UTARA 14 14 14 14 14 14 14 100,00

8 TANAH BUMBU 15 24 24 24 24 24 24 100,00

TOTAL 109 130 165 130 160 117 148 89,83

-D

1 TANAH LAUT 15 22 22 22 22 22 22 100,00

2 HULU SUNGAI SELATAN 16 25 25 25 25 25 25 100,00

3 BALANGAN 16 14 19 14 19 14 19 100,00

4 KOTABARU 14 14 14 14 14 14 14 100,00

5 BANJAR 15 24 24 24 24 24 24 100,00

6 BARITO KUALA 15 7 21 7 21 7 21 100,00

7 HULU SUNGAI UTARA 14 15 15 14 15 14 15 96,67

8 TANAH BUMBU 12 12 12 12 12 12 12 100,00

TOTAL 117 133 152 132 152 132 152 99,65

D

1 TANAH LAUT 15 16 25 16 23 - - 100,00

2 HULU SUNGAI SELATAN 17 7 27 7 27 - - 100,00

3 BALANGAN 17 15 20 15 20 - - 100,00

4 KOTABARU 12 11 13 11 13 - - 100,00

5 BANJAR 15 27 30 27 30 - - 100,00

6 BARITO KUALA 15 14 25 14 25 - - 100,00

7 HULU SUNGAI UTARA 17 11 18 11 18 - - 100,00

8 TANAH BUMBU 6 4 8 4 8 - - -

TOTAL 114 105 166 105 164 - - 99,26

TAHUN 2011

TAHUN 2008

KPI 9 - PERSENTASE SEKOLAH YANG MEMILIKI SARANASANITASI DAN PROGRAM PHBS

PAMSIMAS PROPINSI KALIMANTAN SELATAN

No Provinsi / Kab/KotaJml.

Desa

TAHUN 2012

RENCANA KEGIATAN

( RKM )REALISASI KEGIATAN KEBERLANJUTAN KPI 9 - % SARANA

SANITASI DAN

PHBS SEKOLAH

YANG MASIH

BERJALAN DI

SEKOLAH

2

PROP. KALIMANTAN SELATAN

TOTAL CAPAIAN PAMSIMAS

2008 - 2011

TAHUN 2009

TAHUN 2010

Page 56: Final Report Pamsimas I 2008-2012 Komponen 2_KALIMANTAN SELATAN

Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 56

TAHUN

PROGRAM

JUMLAH

DESA SBS

% Awal Akses

Sanitasi

% Akhir Akses

Sanitasi

2008 - 2012 106 74,65 100,00

1 TANAH LAUT

1 Gunung Melati 2008 1 75,05 100,00

2 Karang Rejo 2008 1 92,97 100,00

3 Bukit Mulia 2008 1 93,11 100,00

4 Kampung Baru 2008 1 78,02 100,00

5 Panggung 2008 1 80,64 100,00

6 Nusa Indah 2009 1 92,63 100,00

7 Bumi Asih 2009 1 85,22 100,00

8 Sukaramah 2009 1 100,00 100,00

9 Gunung Makmur 2009 1 81,96 100,00

10 Bentok Darat 2010 1 76,94 100,00

11 Kait Kait 2010 1 97,67 100,00

12 Kait Kait Baru 2010 1 95,81 100,00

13 Damit 2010 1 100,00 100,00

14 Kandangan Baru 2010 1 81,24 100,00

15 Tanjung (REP) 2010 1 64,59 100,00

16 Ujung Batu (REP) 2010 1 98,88 100,00

17 Asam Jaya 2011 1 94,14 100,00

18 Mekar Sari 2011 1 80,85 100,00

19 Ambungan (REP) 2011 1 87,66 100,00

20 Tampang (REP) 2011 1 99,37 100,00

21 Durian Bungkuk 2012 1 98,20 100,00

2 HULU SUNGAI SELATAN

1 Bamban Selatan 2008 1 74,18 100,00

2 Bamban Utara 2008 1 69,75 100,00

3 Long Awang 2008 1 75,07 100,00

4 Pakuan Timur 2008 1 73,09 100,00

5 Pandulangan 2008 1 69,90 100,00

6 Garunggang 2009 1 79,60 100,00

7 Ulin 2009 1 79,36 100,00

8 Tawia 2010 1 70,14 100,00

9 Sungai Kupang 2010 1 41,21 100,00

10 Amparaya 2010 1 72,12 100,00

11 Wasah Hilir 2010 1 82,13 100,00

12 Tamiyang 2010 1 36,52 100,00

13 Tambingkar 2011 1 71,51 100,00

14 Kaliring 2011 1 36,35 100,00

15 Kapuh 2011 1 77,37 100,00

16 Wasah Tengah 2011 1 78,89 100,00

17 Paring Agung 2011 1 64,44 100,00

18 Sungai Kali 2011 1 36,25 100,00

19 Gumbil 2011 1 60,08 100,00

20 Batang Kulur Kanan 2011 1 91,06 100,00

21 Batang Kulur Tengah 2011 1 69,03 100,00

22 Batang Kulur Kiri (REP) 2012 1 94,73 100,00

3 BALANGAN

1 Kasai 2008 1 55,05 100,00

2 Halubau 2009 1 35,25 100,00

3 Murung Abuin 2010 1 93,89 100,00

4 Telaga Purun 2011 1 94,41 100,00

5 Merah (REP) 2011 1 90,89 100,00

6 Hampar Raya 2012 1 99,44 100,00

7 Binjai 2012 1 84,20 100,00

8 Timbun Tulang (REP) 2012 1 56,32 100,00

9 Panimbaan (REP) 2012 1 77,56 100,00

4 KOTABARU

1 Sangking Baru 2008 1 97,67 100,00

2 Selambus 2008 1 89,69 100,00

3 Tanjung Sari 2009 1 72,83 100,00

4 Sidomulyo 2009 1 76,43 100,00

5 Sekapung 2009 1 74,95 100,00

6 Ujung 2009 1 83,04 100,00

7 Karang Liwar 2010 1 79,63 100,00

8 Bangun Rejo (Rep) 2010 1 97,50 100,00

9 Bumi Asih 2012 1 53,17 100,00

10 Suka Maju 2012 1 61,42 99,90

5 BANJAR

1 Baru 2008 1 21,34 100,00

2 Kupang Rejo 2008 1 47,24 100,00

3 Awang Bangkal Timur 2009 1 22,21 100,00

4 Gunung Ulin 2009 1 55,76 100,00

5 Lok Tamu 2009 1 71,17 100,00

6 Sungkai Baru 2009 1 97,11 100,00

7 Biih 2010 1 51,50 100,00

8 Mandi Kapau Barat 2010 1 54,70 100,00

9 Surian 2010 1 81,05 100,00

10 Berkat Mulia 2010 1 20,09 100,00

11 Mandi Kapau Timur (REP) 2010 1 90,57 100,00

12 Kertak Empat 2011 1 86,66 100,00

13 Balau 2012 1 92,27 100,00

14 Sungai Besar 2012 1 87,54 100,00

15 Batu Tanam 2012 1 98,47 100,00

16 Keramat Mina 2012 1 99,87 100,00

6 BARITO KUALA

1 Sumber Rahayu 2008 1 47,02 100,00

2 Karang Buah 2009 1 29,77 100,00

3 Karang Dukuh 2009 1 41,30 100,00

4 Karang Bunga 2009 1 36,06 100,00

5 Gandaria 2010 1 88,90 100,00

6 Mentaren 2010 1 75,67 100,00

7 Simpang Jaya 2012 1 87,78 100,00

8 Waringin Kencana (REP) 2012 1 89,13 100,00

7 HULU SUNGAI UTARA

1 Teluk Paring 2009 1 33,81 100,00

2 Murung Asam 2009 1 39,21 100,00

8 TANAH BUMBU

1 Batu Meranti 2008 1 89,98 100,00

2 Dwi Marga Utama 2008 1 83,21 100,00

3 Marga Mulya 2008 1 65,15 100,00

4 Sari Mulya 2008 1 92,48 100,00

5 Sari Utama 2008 1 84,11 100,00

6 Tri Martani 2008 1 89,96 100,00

7 Angsana 2009 1 85,83 100,00

8 Purwodadi 2009 1 92,75 100,00

9 Harapan Jaya 2009 1 50,07 100,00

10 Karang Mulya 2009 1 92,95 100,00

11 Wonorejo, Kusan Hulu 2009 1 97,34 100,00

12 Indra Loka Jaya 2009 1 84,69 100,00

13 Karang Intan 2009 1 95,20 100,00

14 Suka Damai 2009 1 75,22 100,00

15 Pematang Ulin 2010 1 21,91 100,00

16 Sido Mulyo 2010 1 69,31 100,00

17 Banjarsari 2011 1 80,29 100,00

18 Batuah 2012 1 84,83 100,00

DAFTAR DESA SBS

PAMSIMAS KALIMANTAN SELATAN 2008 - 2012

PROPINSI / KABUPATEN

PROPINSI KALIMANTAN

SELATAN

Lampiran 5

Page 57: Final Report Pamsimas I 2008-2012 Komponen 2_KALIMANTAN SELATAN

Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 57

Page 58: Final Report Pamsimas I 2008-2012 Komponen 2_KALIMANTAN SELATAN

Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 58

Page 59: Final Report Pamsimas I 2008-2012 Komponen 2_KALIMANTAN SELATAN

Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 59

Page 60: Final Report Pamsimas I 2008-2012 Komponen 2_KALIMANTAN SELATAN

Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 60

Page 61: Final Report Pamsimas I 2008-2012 Komponen 2_KALIMANTAN SELATAN

Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 61

Page 62: Final Report Pamsimas I 2008-2012 Komponen 2_KALIMANTAN SELATAN

Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 62

Page 63: Final Report Pamsimas I 2008-2012 Komponen 2_KALIMANTAN SELATAN

Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 63

Page 64: Final Report Pamsimas I 2008-2012 Komponen 2_KALIMANTAN SELATAN

Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 64

Page 65: Final Report Pamsimas I 2008-2012 Komponen 2_KALIMANTAN SELATAN

Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 65

Page 66: Final Report Pamsimas I 2008-2012 Komponen 2_KALIMANTAN SELATAN

Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 66