Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

download Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

of 44

Transcript of Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

  • 8/8/2019 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

    1/44

    UNIVERSITAS INDONESIA

    FAKULTAS PSIKOLOGI

    SKRIPSI :

    PROFIL KEPRIBADIAN DAN PERILAKU KUALITAS

    SERVICE PADA CUSTOMER SERVICE

    REPRESENTATIVE

    (Studi Deskriptif pada Perusahaan Asuransi Jiwa DharmalaManulife)

    Oleh :DIAN YUWIRASWATI

    088900022B

    Guna Memenuhi PersyaratanUjian Sarjana Psikologi

    DEPOK, DESEMBER 1998

  • 8/8/2019 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

    2/44

    LEMBAR PENGESAHAN

    PROFIL KEPRIBADIAN DAN PERILAKU KUALITAS SERVICE PADACUSTOMER SERVICE REPRESENTATIVE

    (Studi Deskriptif pada Perusahaan Asuransi Jiwa Dharmala Manulife)

    NAMA MAHASISWA : DIAN YUWIRASWATINOMOR MAHASISWA : 088900022B

    Disetujui oleh :

    Pembimbing I Pembimbing II

    (DR. Hartanto Brotoharsojo) (Dra. Bertina S.)

    Dekan Fakultas PsikologiUniversitas Indonesia

    (Prof. Dr. Sarlito Wirawan Sarwono)

    DESEMBER 1998FAKULTAS PSIKOLOGI

    UNIVERSITAS INDONESIA, DEPOK

  • 8/8/2019 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

    3/44

    KATA PENGANTAR

    Terima kasih kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat,

    kekuatan, dan pertolongan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

    tugas akhir ini.

    Terima kasih saya ucapkan kepada Bapak DR. Hartanto

    Brotoharsojo atas perhatian. bantuan. bimbingan. serta pengertian yang

    begitu besar yang diberikan untuk penyelesaian tugas akhir ini.

    Untuk Bapak dan ibu serta kakak dan adik tercinta, tanpa dukungan

    pengertian dan doa kalian, saya dapat menyelesaikan "juga" apa yang

    menjadi harapan semua keluarga. Begitu pula untuk sahabat-sahabatku

    tersayang Esti dan Yanti; terima kasih akan kebersamaan kalian selama

    12 tahun dalam suka dan duka.

    Kepada mbak Aidar. dan mbak Yani terima kasih atas kesempatan

    dan kepercayaan yang diberikan, sehingga saya dapat tetap dapat

    berkarya dan menyelesaikan tugas akhir ini. Untuk Sije, Arie "bhewok",

    Yudhi, terima kasih atas motivasi dan "paksaan" kamu, sehingga saya

    sampai pada "langkah akhir" itu.

  • 8/8/2019 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

    4/44

    Dan tidak lupa bagi rekan-rekan di PT.AJ. Dharmala Manulife,

    yang tidak dapat disebutkan satu per satu. terima kasih atas kerja sama

    yang diberikan dalam penelitian ini. Semoga penelitian ini bermanfaat

    demi pengembangan selanjutnya.

    Jakarta, Desember 1998

    Dian Yuwiraswati

  • 8/8/2019 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

    5/44

    DAFTAR ISI

    Halaman

    KATA PENGANTAR ............................................................................. i

    DAFTAR ISI .................................................................................. iii

    BAB I PENDAHULUAN................................................................... 1

    BAB II TINJAUAN TEORlTIS .......................................................... 12

    A. Kepribadian..................................................................... 12

    1. Hubungan Kepribadian dengan Jenis Pekerjaan..... 13

    2. Kepribadian dengan Pekerjaan sebagai

    Customer Service Representative ........................... 15

    3. Hubungan Kepribadian CSR dengan

    Perilaku Kualitas Service ......................................... 17

    B. Perilaku Kualitas Service................................................ 20

    BAB III METODE

    A. Sampel............................................................................ 27

    B. Variabel dan. Instrumen Penelitian ............................... 30

    C. Prosedur Penelitian........................................................ 36

    D. Metode Analisis Data...................................................... 40

    BAB IV HASlL

    A. Responden..................................................................... 42

    B. Profil Kepribadian........................................................... 44

  • 8/8/2019 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

    6/44

    C. Perilaku Kualitas Service................................................ 47

    D. Hubungan Antara Kepribadian dan

    Dimensi Kualitas Service ............................................... 50

    BAB V KESlMPULAN DISKUSI DAN SARAN

    A. Kesimpulan .................................................................... 55

    B. Diskusi ........................................................................... 52

    G. Saran.............................................................................. 64

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • 8/8/2019 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

    7/44

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Memasuki era globalisasi, persaingan dalam dunia bisnis jasa

    asuransi terlihat semakin ketat. Perkembangan ekonomi dunia turut

    mempertajam persaingan antar perusahaan asuransi dalam berebut

    pangsa pasar. Meningkatnya kebutuhan proteksi keuangan terhadap jiwa

    dan harta benda yang dimiliki masyarakat, terutama pada saat kondisi

    stabilitas keamanan dan sumber pendapatan yang fluktuatif mendorong

    makin menjamurnya perusahaan-perusahaan asuransi nasional ataupun

    gabungan dengan investor asing, untuk menawarkan solusi investasi

    terbaik kepada masyarakat. Begitu ketatnya persaingan untuk merebut

    pangsa pasar, mendorong setiap perusahaan asuransi dalam menetapkan

    strategi yang jitu guna mengembangkan dan mempertahankan asset yang

    sudah ada. Asset yang dimaksud disini meliputi, asset finansial, asset

    sumber daya manusia (karyawan), serta asset pangsa pasar (pengguna

    jasa).

    Dalam kaitannya dengan upaya untuk mempertahankan asset

    pangsa pasar yang telah dimiliki, maka strategi yang banyak dilakukan

    perusahaan jasa asuransi pada saat ini adalah bersaing dalam

    meningkatkan kualitas penerapan konsep service-profit-chain atau rantai-

    service-laba (SPC), disamping pengembangan produk yang bermutu.

  • 8/8/2019 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

    8/44

    Pada konsep SPC, service sepenuhnya menjadi pendorong dan alat bagi

    tercapainya suatu tingkatan laba yang lebih tinggi dan berkesinambungan.

    Banyak perusahaan jasa asuransi besar di Indonesia yang

    menggunakan konsep SPC, mulai menunjukkan hasil dengan menjadikan

    perusahaannya unggul dibanding kompetitornya. Sebagai salah satu

    contoh adalah perusahaan asuransi jiwa Dharmala Manulife (DML),

    dimana dalam 13 tahun menerapkan konsep SPC dalam upaya

    menjadikan perusahaan asuransi terbaik di Indonesia, telah berhasil

    menempatkan diri dalam 10 besar dan termasuk paling profitable .

    Penerapan konsep SPC di DML melalui berbagai cara , antara lain

    dengan memasukkan ke dalam salah satu nilai-nilai inti perusahaan yang

    dikenal dengan Real Value to Our Customer. Dengan memasukkan

    konsep SPC ke dalam salah satu nilai perusahaan, maka diharapkan

    setiap karyawan di DML senantiasa mengutamakan nilai nyata bagi

    konsumen, pada setiap perilaku kerjanya. Selain itu, konsep SPC juga

    diterapkan dalam bentuk project-projectperbaikan kualitas service, salah

    satu diantaranya adalah melaksanakan project Re-engineering pada

    departemen-departemen yang memiliki critical responsibility terhadap

    konsumen (Departemen Administrasi Individual serta Departemen

    Underwriting dan New Business)

    Dalam penerapan konsep SPC, tujuan dari semua kegiatan atau

    proses yang dilakukan oleh perusahaan beserta karyawannya adalah

  • 8/8/2019 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

    9/44

    meningkatkan quality service atau kualitas pelayanan. Bila tujuan tersebut

    dapat tercapai, maka akan memberi hasil bagi kepuasan konsumen.

    Seperti yang dikemukakan oleh Parasuraman, Berry, dan Zeithaml

    (1994), bahwa :

    "Customer satisfaction is generally viewed as a broader conceptthan service quality assessment, which focuses specifically ondimensions of service. With this view, perceived service quality is acomponent of customer satisfaction"

    Berdasarkan teori tersebut, kualitas service yang diterima oleh

    konsumen merupakan komponen yang menentukan kepuasan konsumen.

    Mengapa kualitas service dinilai dapat memberi kepuasan konsumen ? .

    Menurut Zeithaml dan Bitner (1996:302), dalam menilai kualitas

    service, konsumen menggunakan persepsinya terhadap kualitas hasil

    akhir dan kualitas dari proses. Dalam kualitas proses, terjadi proses

    interaksi yang simultan dan berkesinambungan, antara konsumen dengan

    pelaku service. Interaksi yang dimaksud adalah semua bentuk perilaku

    pelayanan yang diberikan oleh pelaku service kepada konsumen, seperti

    empati yang diberikan kepada konsumen, etika yang digunakan, serta

    kemampuan mendengar dengan aktif dan efektif.

    Selain itu, dalam menilai kualitas service, sifat service yang

    intangible membuat konsumen selalu mencari petunjuk tangible untuk

    menilai kualitas service yang diterimanya. Dalam rangka menyajikan

    petunjuk bagi konsumen agar dapat menilai kepuasan yang diperoleh dari

    kualitas pelayanan, diperlukan bentuk bauran service (Mix for Service)

    yang terdiri dari variabel-variabel yang mampu mengkomunikasikan

  • 8/8/2019 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

    10/44

    kepuasan kualitas pelayanan (Booms dan Bitner, 1981). Adapun variabel-

    variabel bauran service yang dimaksud adalah : Manusia, Bukti Fisik, dan

    Proses (People, Physical Evidence, Process).

    Variabel manusia dalam bauran service, dinilai paling menentukan

    dibandingkan dengan variabel lainnya, dikarenakan variabel inilah yang

    bertanggung jawab dalam menginterpretasikan kebutuhan dan permintaan

    konsumen. Walaupun bukti fisik dan proses telah didesain secara spesfik

    sesuai dengan harapan konsumen, namun tanpa adanya kualitas prima

    manusia pelaksana pelayanan, maka kualitas pelayanan prima akan sulit

    dicapai (Zeithaml & Bitner, 1996). Sedangkan variabel manusia yang

    dimaksud adalah semua pelaku yang memainkan peran dalam pemberian

    service dan juga mempengaruhi persepsi pembeli (konsumen).

    Berbicara tentang faktor manusia sebagai pelaku peran dalam

    pemberian service, berarti juga berbicara tentang faktor kepribadian dan

    perilaku yang merupakan refleksi dari kepribadian yang dimiliki. Menurut

    Allport (1973), kepribadian mengandung tendens-tendens determinasi

    yang memainkan peran aktif dalam tingkah laku individu.

    Tipe kepribadian yang dimiliki pelaku service, atau yang biasa

    disebut dalam bisnis asuransi sebagai Customer Service Representative

    (CSR), sering kurang mendapat perhatian oleh manajemen perusahaan

    dikarenakan mereka lebih bersemangat untuk mengembangkan teknologi

    yang canggih, sistem pelayanan ataupun variasi produk yang sesuai

    dengan kebutuhan konsumen. Namun sesungguhnya kepribadian pelaku

  • 8/8/2019 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

    11/44

    service-lah (CSR) yang sepatutnya mendapat perhatian penuh. Apalah

    artinya teknologi yang canggih, apabila CSR yang menggunakan teknologi

    tersebut tidak memiliki kepribadian yang penuh tanggung jawab untuk

    memastikan bahwa teknologi tersebut dapat berjalan dengan baik,

    sehingga tidak menimbulkan kekecewaan bagi konsumen. Belum lagi bila,

    teknologi tersebut mengalami kegagalan atau kesalahan operasional,

    karakter kepribadian CSR, seperti tingkat inisiatif dan keinginan yang

    besar untuk membantu menjadi penting untuk menentukan tindakan apa

    yang tepat sebagai service recovery kepada konsumen, agar konsumen

    tidak kecewa.

    Menurut Valerie Zeithaml dan Mary J. Bitner (1996) alasan untuk

    memberikan perhatian terhadap posisi CSR ini adalah, dikarenakan :

    1. Customer Service Representatives itulah yang sesungguhnyamerupakan jasa, dimana prosentase terbesar proses penjualan produkditentukan oleh kualitas pelayanan yang diberikan oleh pelakupelayanan (CSR). Dan yang menentukan apakah pelayanan itutergolong berkualitas atau tidak adalah seberapa baik kemampuandari customer service representatives itu sendiri.

    2. Dari sudut pandang konsumen, yang bertindak sebagai perusahaanadalah Customer Service Representatives (CSR). Sehingga bilapelayanan yang diberikan oleh CSR tidak berkualitas, imageperusahaan akan buruk di mata konsumen

    3. Customer Service Representatives juga memiliki fungsi marketing,dimana mereka memiliki tugas untuk tetap mempengaruhi persepsi

    konsumen terhadap manfaat produk yang telah dibeli.

    Dalam bidang asuransi, fungsi tugas CSR dinilai berat, kareria

    selain fungsi utamanya sebagai pihak perantara antara perusahaan

    dengan konsumen, dimana ia harus membawa kepentingan perusahaan

    agar dapat diterima oleh konsumen, ia juga harus secara konstan

  • 8/8/2019 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

    12/44

  • 8/8/2019 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

    13/44

    Pentingnya untuk mengetahui karakter kepribadian tertentu yang

    dapat mendukung keberhasilan pelaksanaan tugas dari CSR, mendorong

    beberapa perusahaan terutama pada saat rekruitmen untuk menetapkan

    standar kualifikasi perilaku customer service oriented sebelum

    menempatkan seorang karyawan baru dalam posisi CSR. Namun belum

    banyak diketahui tentang tipe kepribadian seperti apa yang dapat

    merefleksikan kualifikasi perilaku customer service oriented tersebut.

    Sehingga dengan bekal karakter kepribadian tertentu, dapat dijadikan

    acuan prediksi keberhasilan seseorang dalam menjalankan tugas sebagai

    CSR, yaitu memberikan kepuasan konsumen terhadap kualitas pelayanan

    yang diberikan.

    B. Permasalahan

    Telah disebutkan di atas bahwa diperlukan tipe kepribadian

    tertentu yang dapat membuat seorang CSR yang berkualitas. Diharapkan

    dengan dimilikinya tipe kepribadian tertentu tadi, seorang CSR dapat

    menampilkan perilaku pelayanan yang dapat memberikan kepuasan bagi

    konsumen.

    Untuk kepentingan tersebut, maka permasalahan dalam penelitian

    ini adalah :

    Apakah perbedaan tipe kepribadian yang dimiliki oleh customer servicerepresentative membuat CSR menampilkan perilaku kualitas pelayananyang berbeda terhadap konsumen ?

  • 8/8/2019 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

    14/44

    Selain itu, faktor pendorong diangkatnya permasalahan ini adalah,

    adanya penelitian dari Hogan dan Busch (1984) yang menyatakan bahwa

    adanya korelasi antara pemberian service dengan kepribadian yang

    berorientasi service.

    Sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah para

    karyawan yang customer service reperesentative (CSR) PT Asuransi Jiwa

    Dharmala Manulife.

    Saat ini belum diketahui gambaran karakteristik kepribadian seperti

    apa yang banyak dimiliki oleh customer service representative di PT. AJ.

    Dharmala Manulife. Oleh karena itu sebelum menjawab permasalahan

    utama di atas, terlebih dahulu peneliti ingin mengetahui gambaran

    karakteristik kepribadian apa yang dimiliki oleh para customer service

    representative tersebut. Selain itu peneliti juga ingin mengetahui terlebih

    dahulu gambaran perilaku pelayanan seperti apakah yang dapat

    memberikan kepuasan pada konsumen. Jadi sebelum menjawab

    permasalahan utama di atas, terlebih dahulu akan dijawab permasalahan

    berikut.

    1 . Bagaimanakah gambaran karakteristik kepribadian yang dimiliki olehcustomer service representative perusahaan asuransi jiwa Dharmala

    Manulife ?2. Bagaimanakah gambaran perilaku pelayanan yang dapat memberikankepuasan atau ketidakpuasan kepuasan pada konsumen perusahaanasuransi jiwa Dharmala Manulife ?

  • 8/8/2019 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

    15/44

    C. Metode Penelitian

    Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kuantitatif yaitu

    melakukan pengukuran terhadap variabel-variabel yang diteliti dan

    melakukan perhitungan statistik terhadap data yang diperoleh.

    Alat yang digunakan untuk pengumpulan data berupa kuesioner,

    yaitu : kuesioner tipe kepribadian Customer Service Representative, yang

    item-itemnya merupakan gambaran dari karakteristik setiap trait dalam

    "The Big Five" (Costa & Mc. Rae, 1985:2) dan kuesioner kepuasan

    terhadap perilaku pelayanan yang diterima oleh konsumen, yang item-

    itemnya merupakan gambaran perilaku pelayanan yang sesuai dengan

    trait dalam "The Big Five" (Costa & Mc. Rae, 1985 :2). Adapun hasil utama

    penelitian ini akan diolah secara statistik dengan menggunakan teknik

    korelasi Pearson Product Moment.

    D. Tujuan Penelitian

    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat :Apakah perbedaan tipe kepribadian yang dimiliki oleh customerservice representative membuat CSR menampilkan perilakukualitas pelayanan yang berbeda terhadap konsumen ?

    E. Manfaat Penelitian

    Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini dilihat dari sudut

    praktis dan teoritis adalah sebagai berikut :

    1. Mengingat masih sedikitnya penelitian mengenai karakteristik

    kepribadian yang tepat untuk pekerjaan sebagai customer service

  • 8/8/2019 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

    16/44

    representative, maka diharapkan data dari penelitian ini dapat

    memberikan kontribusi bagi teori tersebut, khususnya jika dikaitkan

    dengan kepuasan konsumen.

    2. Dapat memberikan masukan atau menambah pengetahuan tentang

    perilaku pelayanan seperti apa yang dipersepsikan sebagai kepuasan

    oleh konsumen, yang nantinya akan menjadi perhatian utama para

    customer service representative agar dapat meningkatkan image

    perusahaan bagi konsumen.

    3. Tulisan ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan tentang strategi

    pengembangan kualitas kepribadian dan pelayanan bagi pihak-pihak

    yang berkecimpung dalam penyelenggaraan pelatihan pelayanan

    yang berkualitas, dan pembinaan sumber daya manusia di dalam

    bisnis jasa.

    F. Sistematika Penulisan

    Penulisan penelitian ini diuraikan ke dalam beberapa bab, yaitu :

    Bab I Pendahuluan, berisi latar belakang masalah, permasalahan

    penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, serta

    sistematika penulisan.

    Bab II Landasan Teori, menguraikan teori kepribadian, gambaran

    karakteristik setiap trait kepribadian, gambaran perilaku pelayanan

    berdasarkan trait kepribadian, serta teori kepuasan konsumen.

  • 8/8/2019 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

    17/44

    Bab III Permasalahan dan Metode Penelitian, menjelaskan

    permasalahan penelitian, variabel-variabel penelitian, subyek penelitian,

    alat ukur, prosedur penelitian, serta metode analisis yang digunakan.

    Bab IV. Hasil dan Analisis Hasil, menguraikan gambaran umum

    subyek penelitian dan hasil penelitian beserta interpretasinya.

    Bab V Kesimpulan, Diskusi dan Saran, membahas kesimpulan

    penelitian, diskusi dan saran yang dapat diberikan sehubungan dengan

    penelitian yang dilakukan.

  • 8/8/2019 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

    18/44

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    Pada bab II ini akan diuraikan teori-teori yang berkaitan dengan

    variabel-variabel dalam penelitian ini, yaitu mengenai tipe kepribadian ,

    hubungan tipe kepribadian dengan jenis pekerjaan, Tipe kepribadian

    pekerjaan CSR, hubungan tipe kepribadian dengan perilaku pelayanan

    terhadap konsumen, serta dimensi kualitas service.

    A. Kepribadian

    Menurut Allport kepribadian adalah :

    "The dynamic organization within the individual of thosepsychophysical systems that determine his characteristics behaviorand thought" (Hurlock, 1974 :7)

    Didalam perilaku individu, kepribadian didefinisikan sebagai reaksi-

    reaksi konsisten terhadap stimuli-stimuli di lingkungan. Kepribadian adalah

    suatu pola khusus terorganisasi yang membuat individu unik dan berbeda

    dengan yang lain (Engel, Blackwell, Miniard, 1995 :443-434).

    Mc.Crae & Costa (dalam Pervin, 1990:306) mengungkapkan

    bahwa dalam lima tahun terakhir, ahli psikolog kepribadian dari berbagai

    sudut pandang, mulai sepakat (converge) dalam suatu model kepribadian

    yang dinamakan "The Big Five".

  • 8/8/2019 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

    19/44

    Ada lima trait faktor yang dikenali dalam "The Big Five" (Pervin,

    1990:307), yaitu Openess, Conscientiousness, Extraversion,

    Agreeableness, Neuroticism. Untuk memudahkan mengingatnya

    digunakan huruf depan dari kelima trait, yaitu OCEAN (John, 1990:96).

    Pada tabel di bawah ini akan terlihat jelas karakteristik dari setiap trait

    dalam "The Big Five" (Costa & Mc. Crae, 1985:2)

    Characteristics of the

    high scorer

    Trait Scales Characteristics of the

    low scorer

    NEUROTICISM (N)

    Worryng, nervous,emotional, insecure,inadequate,hypochondriacal

    Assesses adjustment vs.emotional instability.Identifies individuals proneto psychological distress,unrealistic ideas, excessive

    cravings or urges, andmaladaptive copingresponses

    Calm, relaxed,unemotional, hardy,secure, self-satisfied

    EXTRAVERSION (E)

    Sociable, active,talkative, Person-oriented, optimistic,fun-loving, affectionate

    Assesses quantity andintensity of interpersonalinteraction, activity level,need for stimulation, and

    capacity for joy

    Reserved, cober,unexuberant, aloof,task-oriented, retiring,quiet.

    OPENNESS (O)

  • 8/8/2019 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

    20/44

    Characteristics of thehigh scorer

    Trait Scales Characteristics of the low scorer

    Curious, broadinterests, creative,original, imaginative,untraditional

    Assesses proactive seeking andappreciation of experience for itsown sake, toleration for andexploration of the unfamiliar

    Conventional, downto earth, narrowinterests, nartistics,unanalytical

    AGREEABLENESS (A)

    Softhearted, good-natured, trusting,helpful, forgiving,gullible, straightforward

    Asssesses the quality of one'sinterpersonal orientation along acontinuum from compassion toantagonism in thoughts, feelingand actions.

    Cynical, rude,suspicious,uncooperative,vengeful, ruthless,irritable, anipulative.

    CONSCIENTIOUSNESS (C)

    Organized, reliable,hard-working, self-

    disciplined, punctual,scrupulous, neat,ambitious, persevering

    Asseses the individual's degreeof organization, persistence, and

    motivation in goal-directedbehavior. Contrast dependable,fastidious people with those whoare lackadaisical and sloppy.

    Aimless, unreliable,lazy, careless, lax,

    negligent, weakwilled, hedonistic.

    A.1. Hubungan Tipe Kepribadian dengan Jenis Pekerjaan

    Adanya hubungan antara tipe kepribadian dengan pilihan jenis

    pekerjaan, seperti yang dikemukakan oleh Holland (1966, 1973) :

    "...occupational preferences as the choice of way of life - a choicethat reflects the individual's self-concept and major personalitycharacteristics".

    Dalam seorang individu memilih jenis pekerjaan sama halnya

    dengan memilih gaya hidup yang akan dijalaninya, dimana pilihan jenis

  • 8/8/2019 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

    21/44

    pekerjaan secara langsung merefleksikan konsep diri dan karakteristik

    kepribadian individu.

    Masih merujuk pada konsep yang dikemukakan oleh Holland, pada

    saat individu menentukan pilihan jenis pekerjaan, maka ia juga melakukan

    pemilihan terhadap model lingkungan yang akan dijalaninya. Model

    lingkungan ini meliputi lingkungan fisik, tuntutan tugas, serta orang-orang

    yang memiliki hubungan kerja (rekan kerja, atasan, konsumen ataupun

    klien). Hal ini berarti setiap individu akan mencari lingkungan pekerjaan

    yang sesuai dengan tipe kepribadiannya, sehingga diharapkan

    kesesuaian tersebut akan meningkatkan kepuasan kerja, pencapaian

    prestasi, serta kepuasan orang-orang yang melakukan hubungan kerja

    dengan individu tersebut.

    A.2. Tipe Kepribadian dengan Pekerjaan sebagai Customer Service

    Representative (CSR)

    Seseorang yang memilih jenis pekerjaan tertentu, sangat ditentukan oleh

    faktor-faktor psikologis, yang kelak membentuk seperti apa gambaran diri

    (Krech dan Crutchfield, 1962). Faktor-faktor psikologis yang turut

    membentuk kepribadian individu melalui pekerjaan yang dipilihnya adalah

    faktor kognisi, kebutuhan, serta bentuk respon yang ditampilkan dalam

    hubungan interpersonal.

    Melalui tugas-tugas yang dilakukan seorang customer service

    representative (CSR) setiap harinya, akan terbentuk cara berpikir,

  • 8/8/2019 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

    22/44

    berkeinginan, dan respon yang ditampilkan dalam hubungan interpersonal

    individu tersebut, yang kesemuanya merujuk pada karakter kepribadian

    people-oriented (Krech dan Crutchfield, 1962:130). Hal ini mungkin terjadi

    dikarenakan CSR banyak memiliki kesempatan untuk berhadapan dengan

    orang dibandingkan dengan benda, serta tuntutan tugas yang berupaya

    memberi bantuan atau pelayanan dalam memenuhi kebutuhan dan

    kepuasan orang lain.

    Arlie Hochschild (1983) mengemukakan bahwa pelaku service

    membutuhkan keterampilan fisik dan mental serta kepribadian yang

    berorientasi konsumen agar dapat memberikan service yang berkualitas.

    Dengan keterampilan fisik, mental serta kepribadian yang berorientasi

    konsumen, diharapkan CSR dapat mengatasi stress emosional dan dapat

    melakukan strategi coping yang efektif.

    A.2. Hubungan Tipe Kepribadian CSR dengan Perilaku Kualitas

    Pelayanan

  • 8/8/2019 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

    23/44

    Adanya hasil riset yang dilakukan oleh Joyce Hogan, Robert Hogan

    dan Catherine Busch tahun 1984 (dalam Zeithaml , 1996 :314),

    bahwa :

    "service quality is correlated with having service-orientedpersonality characteristics, such as helpfulness, thoughtfulness,and sociability".

    Dalam riset tersebut, mulai nampak beberapa karakteristik perilaku

    dari kepribadian yang berorientasi pada service, seperti tingkah laku suka

    membantu, perhatian, ramah, dan suka bergaul. Karakteristik kepribadian

    tersebut berkorelasi dengan kualitas service.

    Konsumen dalam melakukan evaluasi terhadap dimensi kualitas

    service, lebih banyak mengandalkan pada perilaku yang ditampilkan oleh

    CSR. Perilaku CSR yang menunjukkan responsiveness dan empathy

    dinilai sebagai wujud kualitas service yang dapat memberikan kepuasan

    bagi konsumen (Parasuraman, Zeithaml, Berry, 1994). Sedangkan

    perilaku responsiveness dan empathymerupakan bagian dari karakteristik

    kepribadian Extraversion dari trait "The Big Five" (Mc. Crae & Costa,

    1985:2).

    B. Dimensi Kualitas Service

    Kualitas service (service quality) adalah :

  • 8/8/2019 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

    24/44

  • 8/8/2019 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

    25/44

    Pada bab ini akan dijelaskan permasalahan dan metode yang

    digunakan dalam penelitian, yang meliputi deskripsi mengenai subyek

    penelitian, penggunaan alat ukur, pengumpulan data, serta metode

    analisis data.

    A. Permasalahan

    Pada bab pendahuluan telah diuraikan bahwa diperlukan tipe

    kepribadian tertentu agar seorang CSR yang berkualitas. Diharapkan

    dengan dimilikinya tipe kepribadian tertentu tadi, seorang CSR dapat

    menampilkan perilaku kualitas pelayanan yang dapat memberikan

    kepuasan bagi konsumen.

    Dengan demikian penelitian ini dirancang untuk menjawab

    permasalahan sebagai berikut :

    1. Apakah perbedaan tipe kepribadian yang dimiliki oleh customer

    service representative membuat CSR menampilkan perilaku kualitas

    pelayanan yang berbeda terhadap konsumen ?

    2. Bagaimanakah gambaran karakteristik kepribadian yang dimifiki oleh

    customer service representative perusahaan asuransi jiwa Dharmala

    Manulife ?

    3. Bagaimanakah gambaran perilaku pelayanan yang dapat memberikan

    kepuasan atau ketidakpuasan kepuasan pada konsumen perusahaan

    asuransi jiwa Dharmala Manulife ?

  • 8/8/2019 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

    26/44

    Operasionalisasi masalah :

    Apakah ada perbedaan skor tipe kepribadian yang dimiliki oleh customer

    service representative terhadap perbedaan skor perilaku service quality ?

    Untuk permasalahan 2 dan 3 tidak dibangun hipotesis karena bersifat

    eksptoratif, sedangkan untuk permasalahan 1 dibangun hipotesis alternatif

    yang akan diuji sebagai berikut :

    Terdapat perbedaan skor nilai rata-rata pada perilaku servicequality dari tipe kepribadian CSR yang berbeda

    Hipotesis Nol yang akan diuji adalah sebagai berikut :

    Tidak ada perbedaan skor nilai rata-rata pada perilaku servicequality dari tipe kepribadian CSR yang berbeda

  • 8/8/2019 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

    27/44

    BAB V

    KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

    A. Kesimpulan

    Studi ini berhasil menghimpun sejumlah fakta untuk mencapai

    tujuan yang telah dikemukakan di dalam bab Pendahuluan. Tiga hal pokok

    yang ingin dicapai yaitu bagaimana profil kepribadian dari CSR, profil

    perilaku kualitas service dari CSR, dan bagaimana kepribadian

    menjelaskan perilaku kualitas service. Ketiga hal tersebut diatas dipelajari

    melalui respons yang diberikan oleh para customer service representative

    di PT.AJ. Dharmala Manulife.

    A.1. Profil Kepribadian CSR

    Respon individu terhadap kuesioner tentang kepribadian

    menunjukkan adanya dua pembagian cluster, dimana masing-masing

    cluster memiliki karakter kepribadian tertentu berdasarkan pembagian

    kepribadian dari Costa & Mc.Rae (1985:2).

    Pada cluster I, ditemukan kepribadian dengan skor tinggi pada

    karakter Extraversion, Agreeableness, dan Openness. Sedangkan skor

    rendah pada karakter Conscientiousness dan Neuroticism. Berdasarkan

    skor-skor yang diperoleh dari tiap karakter kepribadian tersebut, maka

  • 8/8/2019 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

    28/44

    dapat disimpulkan bahwa anggota dari cluster I ini umumnya memiliki

    gambaran kepribadian sebagai berikut : mudah bergaul, aktif, senang

    bicara, senang melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan manusia

    (Extraversion tinggi, mean : 21.85), suka menolong, memiliki inisiatif

    (Agreeableness tinggi, mean : 19.55), kreatif, memiliki rasa keingintahuan

    yang besar, serta minat yang luas (Openness tinggi, mean 23.55).

    Sedangkan pada sisi lain dalam diri anggota di cluster I ini memilki

    karakter : kurang teliti, mudah menyerah (Conscientiousness rendah,

    mean : 19.35), dan cenderung mudah khawatir, dan cenderung emosional

    (Neuroticism rendah, mean 21.40).

    Karakter anggota pada cluster I ini, bila dikaitkan dengan job

    description sebagai CSR memiliki kekuatan dalam hal minat terhadap

    pekerjaan yang berhubungan dengan manusia, serta kemampuan

    komunikasi aktif dalam memberikan penjelasan akan suatu masalah. Bila

    dikaitkan dengan job specification sebagai CSR, anggota pada cluster I

    ini memiliki kekuatan dalam hal inisiatif, suka menolong, mudah bergaul,

    kreatif, serta rasa keingintahuan yang besar. Dengan kekuatan tersebut,

    maka setiap anggota pada cluster I ini akan mampu memberikan

    perhatian yang besar pada masalah yang dihadapi konsumen, cakap

    dalam memberikan penjelasan yang diinginkan oleh konsumen, tanggap

    dan cepat dalam memberikan respon atas permasalahan konsumen,

    ramah, aktif, serta kreatif dalam mencari pemecahan masalah.

  • 8/8/2019 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

    29/44

    Namun di sisi lain karakter yang dimiliki oleh anggota di cluster I

    adalah mudah khawatir, kurang teliti, mudah menyerah dan cenderung

    emosional, dimana bila dikaitkan dengan job description dan job

    specification dari seorang CSR, maka menunjukkan CSR yang cenderung

    kurang tekun dan kurang mau bekerja keras untuk menyelesaikan

    permasalahan hingga tuntas. Selain itu para CSR ini cenderung lebih

    memberi perhatian pada kuantitas hasil pekerjaan dibandingkan dengan

    kualitas pekerjaan.

    Sedangkan pada cluster II, ditemukan kepribadian dengan skor

    tinggi pada karakter Conscientiousness dan Neuroticism. Sedangkan skor

    rendah pada karakter Extraversion, Agreeableness dan Openness.

    Berdasarkan skor-skor yang diperoleh dari tiap karakter kepribadian

    tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa anggota dari cluster I ini

    umumnya memiliki gambaran kepribadian sebagai berikut : cenderung

    kaku, kurang suka banyak bicara, dan lebih berorientasi pada tugas

    (Extraversion rendah, mean : 20.50), kurang suka bekerja sama dan pasif

    (Agreeableness rendah, mean : 16.10), kurang kreatif, kurang memiliki

    rasa keingintahuan , serta minat yang terbatas (Openness rendah, mean

    20.30). Sedangkan pada sisi lain dalam diri anggota di cluster I ini memilki

    karakter : ambisius, teliti, dan cenderung senang bekerja keras

    (Conscientiousness tinggi, mean : 24.00), dan cenderung tenang serta

    tidak emosional (Neuroticism tinggi, mean 25.60). Karakter anggota pada

    cluster II ini, bila dikaitkan dengan job description sebagai CSR memiliki

  • 8/8/2019 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

    30/44

    kekuatan dalam hal mampu bekerja keras dalam mengatasi tekanan

    banyaknya tugas dan mampu menyelesaikan masalah hingga tuntas. Bila

    dikaitkan denganjob specification sebagai CSR, anggota pada cluster 11

    ini memiliki kekuatan dalam hal daya tahan emosi terhadap tekanan

    tugas. Dengan kekuatan tersebut, maka setiap anggota pada cluster II ini

    akan tampil sebagai CSR yang memiliki dorongan yang kuat untuk

    menyelesaikan permasalahan konsumen secara tuntas dengan tetap

    memperhatikan kualitas hasil. Selain itu, CSR pada cluster II ini, memiliki

    kesabaran yang tinggi dalam menghadapi konsumen yang tidak puas atau

    bermasalah.

    Namun di sisi lain karakter yang dimiiliki oleh anggota di cluster II

    adalah kurang senang bekerja sama, kaku, kurang kreatif dan cenderung

    pendiam. Bila dikaitkan dengan job description dan job specification dari

    seorang CSR, maka menunjukkan CSR pada cluster ini yang cenderung

    lebih banyak terpaku pada prosedur dalam penyelesaian masalah serta

    kurang dapat memberikan sentuhan pribadi kepada permasalahan yang

    dihadapi konsumen, sehingga konsumen merasa kurang dianggap

    penting.

  • 8/8/2019 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

    31/44

    A. 2. Profil Perilaku Kualtas Service

    Pada profil perilaku kualitas service yang diperoleh dari studi ini,

    terdapat tiga pembagian cluster pola perilaku dari lima dimensi kualitas

    service.

    Pada cluster I, dimana perilaku untuk lima dimensi kualitas

    service memiliki skor mean sedang. Artinya, anggota pada cluster I ini

    mempersepsikan tampilnya perilaku yang menggambarkan lima dimensi

    kualitas service sebagai hal yang penting untuk ditampilkan. Namun

    pada saat atau kondisi tertentu, perilaku yang menggambarkan lima

    dimensi kualitas service tersebut tidak penting untuk untuk ditampilkan.

    Dengan gambaran perilaku seperti ini, maka CSR yang berada pada

    cluster ini diperkirakan dalam menjalankan tugasnya tidak dapat secara

    konstan menyampaikan service yang berkualitas bagi konsumennya.

    Sedangkan pada anggota di cluster II mempersepsikan tampilnya

    perilaku yang menggambarkan lima dimensi kualitas service sebagai

    suatu hal yang tidak perlu atau tidak penting. Dengan gambaran perilaku

    tersebut, CSR yang termasuk dalam cluster II ini merupakan gambaran

    CSR yang tidak mampu memberikan service yang berkualitas bagi

    konsumen. Dengan perkataan lain konsumen yang berhadapan dengan

    CSR pada cluster ini, sering tidak mendapatkan kepuasan dalam dalam

    penerimaan service, sebagaimana yang menjadi harapan atau

    kebutuhannya.

  • 8/8/2019 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

    32/44

    Lain halnya pada anggota di cluster III yang memiliki persepsi

    tampilnya perilaku yang menggambarkan lima dimensi kualitas service

    sebagai sutau yang sangat perlu atau sangat penting. CSR yang berada

    pada cluster III ini secara konstan berusaha menampilkan perilaku yang

    menggambarkan kualitas service. Dengan perilaku CSR seperi ini, maka

    diharapkan konsumen akan mendapat kepuasan dalam menerima

    service.

    A.3. Hubungan Antara Kepribadian dengan Perilaku Kualitas

    Service

    Berdasarkan data yang diperoleh, terdapat skor yang signifikan

    antara karakter kepribadian dengan perilaku kualitas service. Hal ini

    berarti ada perbedaan antara karakter kepribadian dengan tampilnya

    perilaku kualitas service.

    Dari cluster-cluster yang diperoleh, baik pada aspek kepribadian

    maupun aspek perilaku kualitas service, maka dari hasil cross-cluster

    diperoleh gambaran jumlah anggota dari tiap cluster tersebut.

    Pada anggota kepribadian di cluster I dengan dimensi kualitas

    service di cluster sedang, terdapat 1 orang anggota. Pada diri anggota

    ini memiliki gambaran profil kepribadian yang inisiatif, suka menolong,

    mudah bergaul, kreatif, serta rasa keingintahuan yang besar, cenderung

    mudah khawatir, emosional, kurang teliti dan mudah menyerah.

    Sedangkan perilaku kualitas servicenya tampil kurang konstan.

  • 8/8/2019 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

    33/44

    Sedangkan pada anggota kepribadian di cluster II dengan perilaku

    kualitas service di cluster sedang, terdapat 3 anggota. Pada diri anggota

    ini terdapat gambaran perilaku yang cenderung kaku, pendiam, ambisius,

    teliti dan senang bekerja keras, dan menampilkan perilaku kualitas service

    yang cenderung kurang konstan.

    Pada anggota kepribadian di cluster II dengan perilaku kualitas

    service di cluster rendah, terdapat 7 anggota. Pada diri anggota ini,

    gambaran kepribadiannya pendiam, ambisius, teliti, senang bekerja keras,

    namun perilaku yang menggambarkan kualitas service kurang tampil.

    Sedangkan anggota kepribadian di cluster I dengan perilaku

    kualitas service di cluster tinggi, terdapat 19 anggota. Pada diri anggota

    yang terbanyak dari keseluruhan sampel yang diambil ini, terdapat

    gambaran kepribadian yang inisiatif, suka menolong, mudah bergaul,

    kreatif, serta rasa keingintahuan yang besar, cenderung mudah khawatir,

    emosional, kurang teliti dan mudah menyerah. Dan perilaku yang tampil

    kesemuanya menggambarkan kualitas service yang konstan.

  • 8/8/2019 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

    34/44

    B. Diskusi

    Dalam kuesioner yang mengukur kepribadian, diperoleh gambaran

    kepribadian CSR yang terbagi menjadi dua cluster, dimana masing-

    masing cluster memiliki komposisi karakteristik kepribadian yang berbeda.

    Adapun karakter kepribadian yang paling menonjol ada pada

    kedua cluster adalah Openness, Extraversion dan Neuroticism. Dengan

    gambaran kepribadian tersebut, bila dikaitkan dengan kualifikasi karakter

    kepribadian yang dipercaya dapat menentukan keberhasilan kerja

    seorang CSR dari Kenneth Huggins (1991 : 193), maka karakter

    kepribadian Openness dan Extraversion yang dinilai paling banyak dimiliki

    oleh para CSR di Dharmala Manulife. Dengan karakter kepribadian

    Openness, para CSR Dharmala Manulife memiliki kualifikasi kepribadian

    yang Flexibility & Creative, dan Proactive Insight. Dengan kedua

    kualifikasi kepribadian ini, maka dapat diharapkan para CSR memiliki

    kemampuan memberikan tanggapan yang cepat, mudah beradaptasi

    dengan kebutuhan konsumen, serta melakukan tindakan secara aktif

    sebelum masalah tersebut berkembang menjadi lebih kompleks.

    Sedangkan pada karakter Extraversion, memiliki kesesuaian

    dengan kualifikasi kepribadianAbility to work well with otherdan Desire to

    serve. Dengan kualifikasi kepribadian ini, maka para CSR di Dharmala

    Manulife memiliki keinginan untuk memberi bantuan terhadap konsumen

    serta dapat bekerja sama dengan rekan kerja maupun dengan konsumen.

  • 8/8/2019 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

    35/44

    Adapun sisi menarik dari karakter kepribadian yang juga menonjol

    pada CSR adalah Neuroticism , dimana dengan karakter kepribadian ini

    para CSR cenderung mudah khawatir dan emosional. Pada CSR dengan

    karakter kepribadian Neuroticism ini bila tidak diberikan treatmen yang

    tepat, dikhawatirkan akan menimbulkan kesan kurang mampu mengatasi

    masalah dan situasi yang sulit dengan sikap tenang dan sabar. Selain itu,

    para CSR dengan karakter kepribadian Neuroficism ini, akan menjadi

    kurang antusias dan memiliki pandangan yang tidak menyenangkan

    terhadap tugas serta suasana kerja .

    Sedangkan pada variabel perilaku kualitas service, diperoleh

    profile tampilnya perilaku kelima dimensi kualitas service yang tinggi

    (cluster III) pada sebagian besar CSR Dharmala Manulife yang menjadi

    sampel dalam penelitian. Dengan profile perilaku seperti ini, maka dapat

    diharapkan kepuasan konsumen terhadap kualitas service dapat tercapai.

    Hal ini dikarenakan para CSR mampu secara konsisten menampilkan

    perilaku kualitas servicenya.

    Adapun masalah karakter kepribadian Neuroticism dari CSR, yang

    cenderung mudah khawatir dan emosional nampaknya tidak menimbulkan

    pengaruh rendahnya perilaku kualitas service. Atau dengan perkataan

    lain, para CSR masih dapat mengontrol kecenderungan kepribadian

    tersebut terhadap perilaku kualitas servicenya.

    Bila dilihat penyebaran skor mean dari kelima dimensi kualitas

    service pada cluster III, diketahui bahwa dimensi yang memiliki skor mean

  • 8/8/2019 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

    36/44

    sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan dimensi lainnya adalah

    Assurance dan Empathy. Hal ini menunjukkan bahwa kedua dimensi

    tersebut dipersepsikan oleh para CSR sangat penting untuk tampil.

    Dengan perkataan lain, para CSR Dharmala Manulife menonjolkan

    perilaku yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, etika sopan

    santun, kepercayaan diri, serta perhatian khusus pada setiap konsumen.

    C. Saran

    1. Saran bagi penelitian selanjutnya :

    a) Penelitian ini baru tahapan awal dari usaha untuk menjelaskan

    terjadinya suatu gejala perilaku CSR di lapangan. Dimana

    ditemukan bahwa perbedaan kepribadian yang dimiliki oleh para

    CSR menimbulkan tampilan perilaku kualitas servicenya yang

    berbeda-beda tingkatannya. Ada baiknya pada penelitian

    selanjutnya diambil sampel dengan jumlah yang lebih banyak,

    yang memiliki dominan kepribadian tertentu, kemudian dicari

    korelasinya terhadap tampilnya perilaku kualitas service yang

    diinginkan. Dengan demikian diharapkan diketahui dengan pasti

    kepribadian seperti apa yang sesuai bagi CSR untuk menghasilkan

    perilaku kualitas service tertentu.

    b) Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah para CSR,

    sehingga hasil yang diperoleh merupakan persepsi CSR terhadap

  • 8/8/2019 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

    37/44

    diri dan perilaku yang ditampilkannya. Sementara untuk menilai

    keberhasilan CSR dalam menjalankan tugasnya, sangat

    ditentukan oleh pihak lain yaitu konsumen dan perusahaan. Untuk

    itu ada baiknya, agar hasil penelitian lebih obyektifitas, perlu

    diberikannya kuesioner perilaku kualitas service kepada konsumen

    yang memiliki pengalaman menerima service langsung dari CSR

    tersebut serta pada perwakilan dari perusahaan (atasan atau

    rekan kerja)

    c) Perlu dilakukannya studi qualitative yang biasa disebut sebagai

    "direct research". Pada pada studi tersebut tidak membuktikan

    suatu hipotesa, dikarenakan kurangnya informasi tentang proses

    yang dilakukan oleh perusahaan dalam meningkatkan kualitas

    service, yang dapat menunjang munculnya kemungkinan

    hubungan variabel. Dalam studi ini akan dilakukan observasi yang

    meliputi tiga tahap, yaitu : tahap 1 dilakukan interview mendalam

    yang bersifat openended question terhadap item-item tentang

    issue kualitas service, tahapan kontrol yang dilakukan dalam

    usaha meningkatkan kualitas service, serta masalah-masalah apa

    yang dihadapi dalam usaha memberikan kualitas service yang

    prima (high qualify service). Tahap 2 adalah dilakukannya fokus

    group diantara para CSR untuk membahas tentang persepsi

    mereka mengenai harapan konsumen terhadap kualitas service,

    standar kualitas service yang telah ditetapkan oleh perusahaan ,

  • 8/8/2019 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

    38/44

    serta perbedaan standar kualitas service antara yang telah

    ditetapkan oleh perusahaan dengan aktual pemberian service

    yang terjadi di lapangan. Tahap 3 dilakukan interviews yang lebih

    sistematis mengenai hasil temuan pada dua tahapan studi

    sebelumnya. Dengan studi kualitatif ini diharapkan akan memberi

    lebih banyak informasi awal tentang variabel-variabel yang

    berpengaruh pada pemberian kualitas service pada suatu

    perusahaan. Sehingga untuk penelitian selanjutnya, masalah yang

    diajukan akan lebih fokus dan benar-benar dapat memberi

    masukan atau menerangkan bentuk hubungan suatu gejala.

    2. Bagi perusahaan

    a. Dengan adanya fakta-fakta dari studi ini, diperoleh masukan bagi

    perusahaan untuk menetapkan kriteria bagi calon CSR, yaitu segi

    kepribadian yang seharusnya dimiliki agar dapat menampilkan

    perilaku kualitas service secara optimal.

    b. Perusahaan dapat menerapkan design pelatihan yang lebih fokus,

    guna memperbaiki performa CSR yang ada serta memberikan

    treatmen tertentu terhadap karakter kepribadian dominan yang ada

    pada diri sebagian besar CSR di perusahaan.

    c. Dengan timbulnya cluster sedang dan rendah pada perilaku

    kualitas service, menandakan perlunya review menyeluruh

  • 8/8/2019 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

    39/44

    terhadap kontrol performa serta standardisasi prosedur service

    yang telah ditetapkan.

  • 8/8/2019 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

    40/44

    BAGIAN II

    Petunjuk :Untuk setiap pernyataan berikut Anda diminta memilih salah satu jawaban dengan memberikan tandasilang (X) pada kolom :

    STS Jika Anda merasa Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut TS Jika Anda merasa Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut

    AST Jika Anda merasa Antara Setuju dan Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut

    S Jika Anda merasa Setuju dengan pernyataan tersebut

    SS Jika Anda merasa Sangat Setuju dengan pernyataan tersebut

    No PERNYATAAN

    STS TS AST S SS

    1.

    Saya selalu berusaha memenuhi janji kepada konsumenuntuk menyelesaikan masalahnya.

    2

    .

    Tidak semua masalah membuat saya antusias untuk

    memberi tanggapan

    3.

    Saya selalu dapat mengerti permasalahan yang dihadapikonsumen

    4.

    Saya kurang dapat merasakan apa yang dirasakan olehkonsumen

    5.

    Saya berusaha untuk menjaga kerapihan tempat sayabertugas

    6.

    Saya tidak selalu dapat memberikan informasi yangdibutuhkan oleh konsumen

    7.

    Saya selalu bersemangat memberikan penjelasankepada konsumen

    8.

    Saya tidak yakin informasi yang saya sampaikan dapatdimengerti oleh konsumen

    9.

    Saya selalu dapat merasakan kesulitan yang dihadapikonsumen

    10.

    Saya kurang memperhatikan kerapihan penampilansaya

    11.

    Saya selalu memberikan pelayanan sesuai prosedurperusahaan

    12.

    Tidak semua masalah konsumen menjadi tanggungjawab saya

    13.

    Pengetahuan yang saya miliki selalu dapat membantuuntuk mengatasi permasalahan konsumen

    1 Saya tidak selalu dapat sabar menghadapi keluhan

  • 8/8/2019 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

    41/44

  • 8/8/2019 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

    42/44

    28.

    Saya sulit menjawab masalah performa perusahaan padakonsumen

    29.

    Saya dapat memahami penyebab kekecewaankonsumen

    30.

    Saya tidak terlalu menjaga kerapihan dan kelengkapandokumen yang akan diberikan kepada konsumen

    31.

    Saya dapat mengoreksi setiap perbedaan informasi yangditerima oleh konsumen

    32.

    Saya berusaha menunjukkan kesalahan konsumen yangmenjadi penyebab timbulnya permasalahan

    33.

    Saya selalu berhasil meyakinkan konsumen tentangkeuntungan investasi yang akan diperoleh

    34.

    Saya tidak dapat memberikan perhatian secara individualkepada tiap konsumen

    3

    5.

    Saya selalu siap menyajikan data yang lengkap dan

    akurat kepada konsumen

  • 8/8/2019 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

    43/44

    Responden : Orang lain yang menilai :

    No. : Umur : tahun Teman/Pasangan/Orang tua/Atasan/Bawahan

    Jenis : L/P Jenis : L / P

    PROFIL KEPRIBADIAN

    OMNI BERKELEYPetunjuk :

    Test kepribadian di bawah ini terdiri dari 35 pernyataan yang menggambarkan ciri-ciri kepribadian.Pada lembar jawaban Anda diminta secara jujur menyatakan seberapa jauh Anda setuju dengan pernyataan yang menggambarkan

    Bagaimana Anda menilai diri Anda sendiri

    Bagaimana orang lain menilai diri Anda

    Untuk setiap pernyataan Anda diminta memilih salah satu jawaban dengan memberikan tanda silang (X) pada kolom :

    STS jika Anda merasa sangat tidak setuju dengan pernyataan ybs.

    KS jika Anda merasa kurang setuju dengan pernyataan ybs.

    AST jika Anda merasa antara setuju dan tidak setuju dengan pernyataan ybs.

    AS jika Anda merasa agak setuju dengan pernyataan ybs.

    SS jika Anda merasa sangat setuju dengan pernyataan ybs.

    No.

    PERNYATAAN

    Saya menilaidiri saya Orang lainmenilai diri sayaNoS

    TS

    KS

    AST

    AS

    SS

    STS

    KS

    AST

    AS

    SS

    1. Mudah berteman 1

    2. Cenderung mencari kesalahan orang lain 2

    3. Pekerja yang dapat diandalkan 3

    4. Tetap tenang dalam situasi yang menekan 4

    5. Menghargai pengalaman artistik dan estetik 5

    6. Tertutup 6

    7. Mempertimbangkan perasaan dan baik pada orang lain 7

    8. Mungkin agak ceroboh 8

    9. Santai, dapat mengatasi stress dengan baik 9

    10.

    Memilih pekerjaan yang rutin dan sederhana 10

    11.

    Penuh energi 11

    12.

    Mungkin berperasaan dingin dan menyendiri 12

    13.

    Bekerja secara efisien 13

    14.

    Mudah gugup 14

    15.

    Aktif dengan gagasan 15

    16.

    Kadangkala malu dan terhambat 16

    17.

    Suka bekerjasama dengan orang lain 17

    18.

    Cenderung tidak teratur 18

    19.

    Berperasaan stabil, tidak mudah bingung 19

    20.

    Memilih kebiasaan, tradisioil 20

    21.

    Banyak bicara 21

    22.

    Kadangkala kasar pada orang lain 22

    23.

    Bekerja sampai beres 23

    24.

    Merasa sedih, tertekan (depressed) 24

  • 8/8/2019 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

    44/44

    25.

    Berselera tinggi pada seni, musik atau bacaan 25

    26.

    Cenderung pendiam 26

    2

    7.

    Umumnya percaya pada orang lain 27

    28.

    Kadangkala malas 28

    29.

    Banyak khawatir 29

    30.

    Ingn segala sesuatu sederhana dan jelas 30

    31.

    Menggugah banyak semangat 31

    32.

    Mudah memaafkan 32

    33.

    Mudah terganggu perhatian 33

    34.

    Mungkin merasa tegang 34

    35.

    Mudah menemukan gagasan 35