FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN …
Transcript of FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN …
i
ALOKASI PENDAPATAN SERTIFIKASI GURU SMP DAN SMA KOTA
SALATIGA
Oleh :
Muhammad Mansur
NIM: 212012124
KERTAS KERJA
Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Guna Memenuhi Sebagian Dari
Persyaratan - Persyaratan Untuk Mencapai
Gelar Sarjana Ekonomi
FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS
PROGRAM STUDI : MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2016
ABSTRACT
This study examines the revenue allocation of teacher certification in junior and
senior high school education in Salatiga. This research was conducted by survey
method using a sample of 100 junior and senior high school teachers. The
collected data were analyzed using descriptive analysis to describe revenue
allocation of teacher certification into several types, including the allocation of
consumption, saving, investment, and insurance. The results showed that the
highest revenue allocation of teacher certification is used for savings, while the
rest of the consumption, investment, and insurance.
Keywords: Revenue Allocation, Teacher Certification, Savings, Consumption,
Investment, Insurance.
SARIPATI
Penelitian ini menguji alokasi pendapatan sertifikasi guru pada jenjang pendidikan
SMP dan SMA di Salatiga. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei yang
menggunakan sampel 100 guru SMP dan SMA. Data yang telah terkumpul
dianalisis menggunakan analisis deskriptif untuk menggambarkan alokasi
pendapatan kedalam beberapa jenis alokasi diantaranya konsumsi, tabungan,
investasi, dan asuransi. Hasil penelitian menunjukan bahwa alokasi pendapatan
sertifikasi guru tertinggi digunakan untuk tabungan, sedangkan sisanya untuk
konsumsi, investasi, dan asuransi.
Kata Kunci : Alokasi Pendapatan, Sertifikasi Guru, Tabungan, Konsumsi, Investasi,
Asuransi.
5
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tahun 2006 merupakan awal munculnya sertifikasi guru, dimana gaji guru
setiap bulannya bertambah sebesar satu kali gaji pokok bagi guru PNS (Zubaidah,
2015). Hal ini merupakan salah satu perhatian pemerintah kepada tenaga pendidik
dengan menerbitkan sertifikasi. Tujuan pemberian sertifikasi sebagai upaya untuk
menaikkan mutu dan uji kompetensi tenaga pendidik dalam sebuah mekanisme
yang di atur oleh pemerintah melalui kerjasama antara Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan dan instansi pendidikan tinggi yang kompeten dan sudah memenuhi
standar professional (Sanaky, 2004). Namun faktanya, apa yang diharapkan oleh
pemerintah tidak sesuai dengan tujuan peningkatan mutu pendidikan. Hal tersebut
terbukti bahwa 50 % dari 3.670 responden menyatakan bahwa guru yang telah
sertifikasi melalui penilaian portofolio tidak mengalami peningkatan. Lebih lanjut
disebutkan bahwa hampir semua guru menyatakan bahwa motivasi utama
mengikuti sertifikasi adalah terkait masalah keuangan ( Triwiyanto, 2011).
Setelah adanya kenaikan gaji tersebut, guru memiliki pola hidup yang
cenderung lebih konsumtif, sehingga jumlah gaji sebesar apapun akan habis untuk
pengeluaran konsumtif (Muljono, 2013). Padahal beberapa tunjangan telah
dikeluarkan pemerintah untuk guru sertifikasi seperti mulai gaji pokok yang
tinggi, tunjangan istri, tunjangan anak, tunjangan kesehatan, tunjangan pensiun
dan tunjangan-tunjangan lain (Muslimah, 2015). Mengingat banyaknya tunjangan
yang diberikan, seharusnya hasil dari gaji sertifikasi guru lebih banyak alokasikan
di lembaga keuangan, asuransi dan pasar modal, agar sejahtera dimasa yang akan
datang. Tahun 2015 Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengadakan seminar di
kalangan akademik seperti Guru agar dapat meningkatkan pengetahuan keuangan,
serta tahun 2015 OJK menargetkan guru sebagai agensi keuangan (Ablert, 2015)
Sikap dalam perilaku keuangan individu sangatlah penting dalam
mengelola atau mengalokasikan pendapatan supaya tepat dalam pengalokasian
dananya (Robb dan James 2009). Masassya (2006) mengemukakan bahwa
mayoritas individu mengalokasian dananya dalam beberapa aspek seperti:
investasi, menabung, maupun asuransi. Dewan Asuransi Indonesia (DAI)
6
mengadakan seminar nasional untuk meningkatkan minat ansuransi di kalangan
pelajar dan akademis seperti guru ( Anton, 2014)
Alokasi pendapatan guru banyak dijumpai dalam penelitian sebelumnya
Damayanti dan Supramono (2011) meneliti alokasi pendapatan ekstra guru ke
pendidikan diri sendiri maupun untuk anaknya, sampel yang digunakan adalah
guru yang sedang melanjutkan pascasarjana. . Hasil penelitian Silvy dan Yulianti
(2013) meneliti tentang alokasi pendapatan yang berpengalaman perencanaan
investasi. Selanjutnya Setiawan (2014) melihat alokasi pendapatan guru dalam
perilaku impulsive buying. Sementara Malelak, dkk (2015) melihat alokasi
pendapatan dari hubungan demografi dengan alokasi investasi, menabung,
maupun konsumsi. Sejauh pengamatan peneliti belum ditemukan penelitian
mengenai alokasi pendapatan sertifikasi guru yang tidak sedang studi lanjut terkait
dalam mengalokasikan pendapatan sertifikasi guru.
Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dirumuskan persoalan
penelitian sebagai berikut (a) Bagaimana alokasi pendapatan sertifikasi guru yang
tidak sedang studi lanjut dalam alokasi pendapatan sertifikasi guru di Kota
Salatiga? (b) Prioritas apa yang dilakukan guru dalam mengalokasikan
pendapatan sertifikasi guru di Kota Salatiga?
Tujuan dari adanya penelitian ini yaitu untuk melihat pola
mengalokasikan pendapatan guru yang bersertifikasi di Kota Salatiga dan untuk
mengetahui prioritas penggunaan dana dalam alokasi pendapatan sertifikasi guru
SMP dan SMA di Kota Salatiga. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan
hasil empiris dalam alokasi pendapatan guru yang bersertifikasi. Selain itu
penelitian ini mampu memberikan referensi bagi guru yang bersertifikasi dalam
mengalokasikan pendapatannya dengan baik.
7
TELAAH PUSTAKA
Pendapatan
Pendapatan sangatlah berbeda dengan penghasilan dimana Mansury
(2000) menjelaskan bahwa penghasilan adalah sebagai hasil dari suatu usaha yang
telah dilakukan atau dijalani agar mendapat keuntungan. Dimana menurut Adji
(2004:3) mengartikan pendapatan adalah uang yang diterima oleh seseorang dari
perusahaan dalam bentuk gaji, upah, sewa, bunga dan laba termasuk juga beragam
tunjangan, seperti kesehatan, dana pensiun. Dari pengertian diatas jelas perbeda
antara pendapatan dana penghasilan, maka dalam penelitian ini menggunakan
pendapatan.
Alokasi Pendapatan
Pada dasarnya terdapat dua keputusan dalam manajemen keuangan, yang
pertama yaitu berkaitan dengan bagaimana menggunakan dana (allocation of
funds) yang kedua berkaitan dengan bagaimana mencari pendanaan (rising of
funds). Sedangkan Griffin (2004) menerangkan sumber dana sendiri dari dua
macam, yaitu berasal dari hutang dan pendapatan pribadi. Pendapatan yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah pendapatan pribadi.
Alokasi pendapatan yang baik dilakukan dengan membiasakan membuat
anggaran pengeluaran setiap bulan, menentukan dan menetapkan tujuan serta
tugas masing-masing keuangan, melakukan kegiatan keuangan sesuai dengan
besaran jumlah pendapatan, dan yang tak kalah penting adalah dapat memisahkan
antara kebutuhan dan keinginaan (Masassya, 2006). Warsono (2010) menjelaskan
proporsi pengalokasian pendapatan yang baik adalah 60% untuk kegiatan
konsumsi, 10% tabungan, dan 30% kegiatan. Hal lainnya disampaikan oleh
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bahwa sebaiknya 10 % dari pendapatan digunakan
untuk kegiatan asuransi (www.otoritas jasa keuangan.com). Adapun di dalam
alokasi pendapatan, penjelasan mengenai konsumsi, tabungan, investasi, asuransi
adalah sebagai berikut:
Konsumsi
Masassya (2004:9) mengatakan konsumsi dari pendapatan merupakan
pengeluaran biaya yang tetap yang tidak dapat ditunda. Biaya konsumsi ini
beragam, akan tetapi perlu dipatok atau ditentukan lazimnya biaya ini berkisaran
8
antara 40%-60%. Deliarnov (1995) juga menerangkan konsumsi merupakan
bagian dari pendapatan yang dibelanjakan untuk pembelian barang dan jasa guna
mendapatkan kepuasan dan memenuhi kebutuhan hidup. Konsumsi terdiri dari
barang tidak tahan lama (non durable goods), seperti makan dan pakian.
Kemudian adalah barang tahan lama (durable goods) atau barang yang memiliki
usia yang panjang seperti mobil, televisi, alat elektronik, liburan dan sebagainya.
Menurut pandangan klasik prioritas konsumsi harus didasarkan pada skala
kebutuhan yaitu terdiri dari kebutuhan primer (pangan sandang dan papan),
kebutuhan sekunder (kendaraan, fasilitas komunikasi dan hiburan dan lain
sebagainya), terakhir kebutuhan tersier (kendaraan mewah, wisata keluar negeri
dan lain sebagainya).
Tabungan
Tabungan merupakan bagian dari pendapatan yang tidak dikonsumsi atau
dibelanjakan. Dapat dikatakan bahwa besarnya tingkat konsumsi berbanding
terbalik dengan konsumsi. Persaulian, dkk (2013) menerangkan bahwa semakin
tinggi tingkat suku bunga maka semakin besar jumlah uang yang ditabung
sehingga semakin kecil pula jumlah uang yang dibelanjakan untuk konsumsi.
Terdapat enam faktor dalam rencana memilih tabungan, yaitu tingkat
pengembalian, inflasi, pertimbangan yang berkenaan dengan pajak, likuiditas,
keamanan, serta pembatasan-pembatasan dan fee (Kapoor, 2001). Selanjutnya,
Kapoor (2014) juga menerangkan bahwa menabung di bank juga
mempertimbangkan beberapa faktor seperti keamanan, risiko dan tingkat suku
bunga yang ada di bank.
Investasi
Jones (2004) mendefinisikan investasi sebagai komitmen menanamkan
sejumlah dana pada satu atau lebih aset selama beberapa periode untuk
mendapatkan return. Secara umum investasi dibagi menjadi dua, yang pertama
investasi ke aset ril (tanah, property dan real estate serta emas) yang bersifat
jangka panjang. Kedua investasi dalam bentuk aset keuangan (saham, obligasi,
sertifikat deposito, deposito dan reksadana). Kapoor (2001) menjelaskan ada lima
faktor yang mempengaruhi pilihan investasi, yaitu: keamanan dan risiko,
9
komponen, faktor risiko, pendapatan investasi, pertumbuhan investasi, dan
likuiditas.
Asuransi
Seseorang dengan pendapatan yang besar dimungkinkan memiliki
kelebihan uang yang dapat dialokasikan untuk keperluan yang lebih banyak, salah
satunya adalah untuk asuransi. (Mankiw,2007:476) mengungkapkan motif
memegang uang individu ada tiga macam, yaitu motif transaksi, motif spekulasi,
dan motif berjaga-jaga. Di dalam motif berjaga-jaga uang digunakan sebagai alat
untuk menghadapi ketidakpastian yang terjadi di masa depan. Maka, kebutuhan
masyarakat terhadap uang untuk berjaga-jaga juga akan semakin tinggi. Di era
modern, salah satu cara seseorang untuk berjaga-jaga menghadapi ketidakpastian
di masa depan dapat dilakukan melalui pemanfaatan jasa industri asuransi.
Salim (2000:1) mendefinisikan asuransi sebagai suatu kemauan untuk
menetapkan kerugian-kerugian kecil yang sudah pasti sebagai pengganti beberapa
kerugian besar yang belum terjadi. Purba (2002:55) juga menambahkan bahwa
tujuan asuransi adalah untuk meminimalkan risiko yang akan datang sebelum
menderita kerugian atau meminimalkan kerugian keuangan dimasa akan datang.
Kapoor (2012) memperjelas bahwa secara umum terdapat empat jenis asuransi
diantaranya, asuransi jiwa, asuransi kesehatan, asuransi motor dan asuransi
rumah. Untuk memproteksi risiko yang akan datang agar tidak terjadi kerugian
keuangan yang besar maka diperlukan proteksi asuransi dengan mengeluarkan
premi yang relatif kecil. Oleh karena itu, OJK menyarankan adanya alokasi
pendapatan 5% untuk asuransi (www.ototitas jasa keuangan.com).
10
METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Dalam penelitian ini yang dimaksud populasi dalam penelitian yaitu
seluruh guru SMP dan SMA yang berada di Kota Salatiga baik dari sekolah
swasta maupun negeri berjumlah 853 orang (Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah
Raga Salatiga, 2013.
Metode penetapan sampel yang digunakan yaitu purposive sampling.
Sugiyono (2011) menerangkan purposive sampling sebagai penentuan sampel
non-probabilitas berdasarkan pada kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan
dalam pemilihan sampel yaitu: pertama, guru yang memperoleh tunjangan
sertifikasi dan guru tidak sedang melanjutkan Pendidikan Pasca sarjana. Didalam
penelitian ini, pedoman pengambilan sampel ditentukan dengan menggunakan
rumus Slovin, dengan perhitungan sebagai berikut:
= 93,52 /100 (Bulatkan)
= 100 rersponden
Keterangan :
n = Ukuran Sampel
N = Ukuran populasi
e = Presentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan
sampel yang masih dapat ditolerir (10%)
Berdasarkan perhitungan rumus tersebut, dengan menggunakan toleransi
tingkat kesalahan 10%, maka didapatkan jumlah sampel yang akan digunakan
dalam penelitian ini adalah 93,52 responden atau dibulatkan menjadi 100
responden.
Jenis dan Sumber Data
Data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data
primer dengan cara menyebaran kuesioner kepada guru sertifikasi yang mengajar
11
sekolah swasta dan negeri di Kota Salatiga. Data sekunder yaitu jumlah data guru
sertifikasi sekolah swasta dan negeri di Kota Salatiga (sumber:Dinas Pendidikan
Pemuda dan Olah Raga Salatiga Tahun 2013)
Pengambilan data penelitian dilakukan pada 16 Desember 2015 sampai
dengan 14 Febuari 2016. Kuesioner penelitian didistribusikan dengan cara
mendatangi responden di beberapa sekolah SMP dan SMA swasta maupun negeri
di Kota Salatiga. Kuesioner diberikan melalui guru bidang bagian kurikulum yang
telah dijelaskan oleh peneliti tentang proses pengisian kuesioner. Selanjutnya,
guru bidang bagian kurikulum menyerahkan kuesioner kepada responden yang
memenuhi kreteria yang telah ditentukan. Total keseluruhan kuesioner yang
terdistribusikan berjumlah 150 kuesioner. Sekolah yang didistribusikan kuesioner
oleh peneliti sebagai berikut: SMA Negeri 1 Salatiga, SMA Negeri 3 Salatiga,
MAN Salatiga, SMA 1 Kristen Salatiga, SMA LAB Salatiga, SMK Kristen
Salatiga, SMK Muhammadiyah Salatiga, SMA Muhammadiyah, SMP Negeri 9
Salatiga, SMP Muhammadiyah, SMP 2 Kristen, SMP Negeri 3 Salatiga, SMP
Negeri 4 Salatiga, SMP Negeri 2 Salatiga, SMP Stella Salatiga dan SMP Lab
Salatiga. Berikut tabel 2 merupakan jumlah guru yang mendapat sertifikasi dan
belum mendapat sertifikasi di Kota Salatiga.
Tabel 1
Jumlah Guru Negeri dan Guru Swasta yang Bersertifikasi
dan Belum Bersertifikasi di Kota Salatiga Tahun 2013
Sumber :Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Salatiga, 2013
Pengukuran Variabel
Kuesioner mengenai alokasi pendapatan yang terdiri konsumsi, tabungan
investasi dan asuransi. Responden diminta untuk mengisikan presentase jumlah
konsumsi, tabungan, investasi dan asuransi yang sudah dilakukan. Rata-rata
presentase tersebut dapat dilihat berdasarkan jumlah alokasi pendapatan sertifikasi
guru. Alokasi pendapatan yang terdiri konsumsi tabungan, investasi dan asuransi
Uraian Bersertifikasi
Negeri Swasta
Guru SMP 349 48
Guru SMA/SMK 382 74
Jumlah 731 122
12
untuk alokasi menggunakan skala Prioritas. Skala prioritas merupakan suatu
daftar bermacam-macam kebutuham yang disusun berdasarkan tingkat
kepentingannya (Junaidi, 1999).
Tabel 3
Pengukuran Variabel Variabel Definisi Operasional Indikator Pengukuran
Alokasi pendapatan.
Kegiatan menentukan
banyaknya pendapatan yang
digunakan untuk empat
komponen, yaitu konsumsi,
tabungan, investasi dan
asuransi (Masassya 2006).
Presentase dalam alokasi pendapatan
untuk keperluan antara lain:
a. Konsumsi
b. Tabungan
c. Investasi
d. Asuransi
Sumber: Data Primer, 2016
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-
bahan lainnya, sehingga mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan
kepada orang lain Sugiyono (2011). Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan analisis deskriptif, yaitu berusaha menjelaskan atau
mengambarkan berbagai karakterisktik data seperti mean, varians, serta distribusi
frekuensi (Situmorang dan Muslich, 2010;10).
13
ANALISIS DATA
Dalam penyebaran Kuesioner peneliti menyebarkan SMP dan SMA di Kota
Salatiga dengan jumlah SMP dan SMA sebanyak 15 sekolah. Tabel 4 merupakan
daftar sekolah dan distribusi kuesioner sebagai berikut:
Tabel 4
Daftar SMP, SMA, Swasta dan Negeri Distribusi Kuesioner
No Sekolah
∑ Kuesioner yang
disebarkan
∑ Kuesioner yang
kembali
1 SMA Negeri 1 Salatiga Tidak bersedia 0
2 SMA Negeri 3 Salatiga Tidak bersedia 0
3 MAN Salatiga Tidak bersedia 0
4 SMA Kristen Salatiga 15 11
5 SMA LAB Salatiga 15 13
6 SMK 1 Kristen Salatiga 16 14
7 SMK Muhammadiyah Salatiga Tidak bersedia 0
8 SMA Muhammadiyah Tidak bersedia 0
9 SMP Negeri 9 Salatiga 24 18
10 SMP Muhammadiyah 15 10
11 SMP 2 Kristen Salatiga 10 7
12 SMP Negeri 3 Salatiga 18 13
13 SMP Negeri 4 Salatiga Tidak bersedia 0
14 SMP Negeri 2 Salatiga 25 18
15 SMP Lab Salatiga 12 1
Jumlah 150 105 Sumber: Data Primer, 2016
Sebanyak 6 sekolah menolak untuk distribusikan kuesioner oleh peneliti, 9
sekolah bersedia untuk didistribuskan kuesioner oleh peneliti. Jumlah kuesioner
yang tersebar sebanyak 150 kuesioner. Kuesioner yang kembali berjumlah 105
dan kuesioner yang layak untuk data peneliti sebanyak 100 kuesioner.
Dikarenakan 5 responden masih dalam status studi lanjut, sehingga tidak dapet
dijadikan sampel dalam penelitian.
14
Karakteristik Responden
Berdasarkan kuesioner yang telah didistribukan gambaran umum
responden terdiri dari jenis kelamin, usia, lama bekerja, golongan atau pangkat,
jabatan, jumlah pendapatan sertifikasi dan pendapatan suami maupun istri.
Analisis karakteristik responden digunakan untuk memperoleh gambaran sampel
yang dapat digunakan sebagai informasi untuk menunjang hasil penelitian dan
selengkapnya dapat dipaparkan pada tabel 5 berikut
Tabel 5
Karakteristik Responden Guru Kota Salatiga
Karakteristik Kategori
Jumlah
Responden Presentase
Jenis Kelamin Laki-laki 51 51%
Wanita 49 49%
Total 100 100%
Usia (Tahun) 30-40 14 14%
>40-50 46 46%
=>50 40 40%
Total 100 100%
Lama kerja (Tahun) 20-30 52 52%
>30-40 35 35%
=>40 13 13%
Total 100 100%
Pangkat/Golongan IIIA/ Penata Muda 1 1%
IIIB/Penata Muda TK I 8 8%
IIIC/Penata 18 18%
IIID/Penata TK I 19 19%
IVA/Pembina 49 49%
IVB/ Pembina TK I 5 5%
Total 100 100%
Sumber: Data Primer, 2016
15
Tabel 5
Karakteristik Responden Guru Kota Salatiga (Lanjutan)
Karakteristik Kategori Jumlah Responden Presentase
Jabatan Guru Kepala Sekolah 2 2%
Guru Kurikulum 2 2%
Guru Ketua Jurusan 1 1%
Guru Wakil Humas 1 1%
Guru 94 94%
Total 100 100%
Status Pernikahan Sudah Menikah 95 95%
Belum Menikah 2 2%
Janda 2 2%
Duda 1 1%
Total 100 100%
Pendapatan Sertifikasi 1.500.000 < 3.000.000 29 29%
3.000.000 < 4.500.000 53 53%
4.500.000 < 6.000.000 16 16%
≥ 6.000.000 2 2%
Total 100 100%
Pendapatan Suami
atau Istri* < 1.500.000 10 10%
1.500.000 < 3.000.000 31 31%
3.000.000 < 4.500.000 28 28%
4.500.000 < 6.000.000 14 14%
≥ 6.000.000 4 4%
Total 100 100%
Keterangan : * sebanyak 13 responden tidak berkenan mengisi pendapatan suami atau istri
Sumber: Data Primer, 2016
Berdasarkan tabel 5 dapat terlihat dari total responden 51% diantaranya
didominasi oleh pria, sedangkan 49% lainnya adalah wanita. Selain itu, data
tersebut juga memperlihatkan bahwa 46% diantaranya didominasi oleh usia antara
40-50 tahun dan 52% dari responden yang dijadikan sampel penelitian
menyatakan memiliki usia bekerja antara 20-30 tahun. Berdasarkan data tersebut,
dapat diduga karakteristik responden antara usia dan masa kerja memiliki
hubungan dengan pangkat golongan atau pangkat PNS yang dimiliki oleh
responden. Hal ini dapat dilihat tabel 5 pada golongan atau pangkat yang dimiliki
oleh responden. Sebagian besar dari responden telah memiliki masa kerja yang
cukup lama, golongan atau pangkat PNS yang dimiliki oleh sebagian besar
responden juga termasuk dalam tingkat yang tinggi. Dapat dilihat bahwa pangkat
16
IVA/Pembina berjumlah 49% dengan kisaran pendapatan dari gaji sertifikasi
sebesar diatas Rp 4.500.000.
Dapat diperoleh mayoritas 94% responden memiliki jabatan sebagai
pengajar, sedangkan sisanya menjabat di berbagai posisi penting di sekolah,
seperti kepala sekolah, wakil kepala dan ketua jurusan. Dengan didominasi 95%
yang menyatakan sudah menikah, pendapatan suami dan istri yang paling banyak
berada pada interval Rp 1.500.000–Rp 3.000.000 tepatnya sebesar 31%. Selain itu
dari 100 responden yang ada, ternyata 13 responden diantaranya tidak berkenan
mengisi jumlah pendapatan suami atau istri. Dapat diduga beberapa kemungkinan
yang memicu responden tidak mengisinya, seperti halnya suami atau istri yang
tidak bekerja, responden yang belum menikah dan responden yang berstatus
janda data ataupun duda. Selanjutnya alokasi pendapatan dapat diuraikan dari
masing-masing variabel yang terdiri konsumi, tabungan, investasi dan asuransi
selengkapnya pada tabel 6 berikut.
Tabel 6
Alokasi Pendapatan Sertifikasi Gaji
Guru SMP dan SMA Kota Salatiga
sumber : Data Primer yang telah diolah, SPSS
Berdasarkan perhitungan dari tabel 6 dapat diketahui bahwa n atau jumlah
data pada setiap variabel yaitu 100 responden yang berasal dari guru sertifikasi
SMP dan SMA Kota Salatiga. Masing–masing varibel akan dijabarkan sesuai
dengan data pada tabel 6 sebagai berikut:
Pada tabel 6 variabel konsumsi mempunyai nilai mean 46,87% yang
artinya rata-rata konsumsi guru SMP dan SMA di Kota Salatiga dalam alokasi
pendapatan sertifikasi, dimana pola konsumsi guru dapat dikatakan wajar,
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Konsumsi 100 .00 90.00 46.8700
Tabungan 100 .00 100.00 34.0900
Investasi 100 .00 70.00 15.3900
Asuransi 100 .00 30.00 3.2525
Valid N (listwise) 100
17
berdasarkan saran OJK konsumsi dari pendapatan tidak melebihi 60%. Nilai
minimum pada variabel konsumsi sebesar 0% dan nilai maxsimum 90% dapat
diartikan bahwa nilai minimal atau nilai paling kecil menunjukan dalam alokasi
pendapatan sertifikasi guru dalam alokasi konsumsi sebesar 0% dan tertinggi
alokasi konsumsi guru 90%, dapat dijabarkan guru dalam alokasi 0% karena gaji
sertifikasi tidak digunakan untuk konsumsi sudah dibantu dengan gaji bulanan
atau gaji rutin yang sudah memenuhi. Serta gaji sertifikasi tidak dialokasikan
konsumsi dikeranakan biaya konsumsi menggunakan gaji suami atau istri. Pola
konsumsi guru sertifikasi tertinggi 90% dikarenakan gaji bulan atau gaji rutin
tidak bisa memenuhi kebutuhan konsumsi.
Variabel tabungan pada tabel 6 untuk nilai mean 34,09% yang
menunjukkan nilai rata-rata tabungan dari pendapatan sertifikasi guru.
Berdasarkan perhitungan tersebut pola alokasi pendapatan sertifikasi guru
tabungan sangat bagus, dimana OJK menyarankan kepada masyarakat bahwa
alokasi pendapatan untuk tabungan sebasar 10%. Nilai maximum dan nilai
minimum pada variabel tabungan adalah 100% dan 0%, dapat diketahui bahwa
alokasi tabungan 100% berarti guru mengalokasikan seluruh gaji sertifikasi di
tabungan, sedangakan nilai minimal 0% bahwa beralasan tidak ada dana yang
tersisa untuk di tabung dan masih ada kebutuhan prioritas lain yang harus
terpenuhi.
Terakhir dalam alokasi pendapatan sertifikasi adalah investasi dan
asuransi, dimana kedua variabel tersebut dapat dikatakan kurang baik. Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) menyarankan untuk investasi dan asuranasi adalah 30% dan
10%. Berdasarkan tabel 6 menunjukan bahwa mean investasi dan asuransi adalah
15,75% dan 5,86% menjelaskan bahwa rata-rata investasi dan asuransi
pendapatan sertifikasi. Alokasi pendapatan sertfikasi yang dilakukan guru paling
tinggi (Maximum) sebesar 70 % dan 30% dengan alokasi terendah (minimum)
adalah 0%, dimana gaji sertifikasi sudah habis dialokasikan disektor lain.
Adapun alasan responden melakukan kegiatan alokasi pendapatan
sertifikasi dapat dilihat tabel 7 berikut
18
Tabel 7
Alasan Alokasi Pendapatan Sertifikasi
No Alasan Penggunaan Pendapatan Sertifikasi Untuk Konsumsi Jumlah Presentase
1 Biaya konsumsi kebutuhan keluarga(Bahan Pokok, Biaya bulanan) 45 50
2 Biaya pendidikan anak (Biaya semesteran, Biaya Kost) 22 18.89
3 Biaya Penunjang Profesi (Laptop, buku, Smartphone dll) 14 16.67
4 Kebutuhan diri sendiri ( Flasdisk, Kendaraan, biaya harian) 9 6.67
5 Kegiatan Sosial (Orang tua, orang membutuhkan) 3 3.33
6 Angsuran (Angsuran kendaraan) 3 3.11
7 Liburan/Rekreasi 1 1.11
Total 97 100
Alasan Tabungan Penggunaan Pendapatan Sertifikasi
1 Masa depan untuk keluarga 54 52.42
2 Untuk cadangan ketika kebutuhan mendesak 38 36.89
3 Pengendalian diri 9 8.73
4 Aman dan risiko kecil 2 1.94
Total 103 100
Alasan investasi Penggunaan Pendapatan Sertifikasi Jumlah Presentase
1 Mengembangkan pendapatan dan asset untuk mendapat return 36 51.43
2 Persiapan pensiun 23 32.86
3 Kenangan buat anak (Tanah, Rumah) 7 10
4 Modal usaha ( Membuka usaha privat, Usaha kuliner suami) 4 5.71
Total 70 100
Alasan Asuransi Penggunaan Pendapatan Sertifikasi
1 Mengantisipasi keuangan sesuatu yang akan terjadi di masa datang 15 50
2 Mengurangi kerugiana keuangan di masa datang 9 30
3 mahalnya biaya pendidikan, 6 20
Total 30 100
Sumber: Data Primer, 2016
Tabel 7 menjelaskan bahwa guru yang sudah sertifikasi di kota Salatiga
melakukan berbagai upaya dalam penggunaan pendapatan sertifikasi.
Berdasarkan keterangan dari responden alokasi pendapatan untuk mencapai 50%,
hal tersebut dikarenakan kebutuhan biaya konsumsi keluarga tidak hanya
kebutuhan primer (pangan, sandang, pangan) tetapi juga kebutuhan bulan seperti
biaya listrik, biaya air, biaya internet. Biaya konsumsi kebutuhan keluarga juga
dipengaruhi jumlah keluarga dan mertua masih ikut menjadi tanggung jawab
responden. Oleh karena itu, konsumsi paling tinggi adalah biaya pemenuhan
kebutuhan pokok keluarga. Kebutuhan biaya pendidikan anak mencapai 18,89%,
biaya ini diambilkan pendapatan sertifikasi untuk biaya semesteran dan biaya kos-
kosan. Sementara itu, biaya penunjang profesi mencapai 16,67%. Berdasarkan
keterangan responden didapati, biaya tersebut digunakan untuk keperluan
pengajaran seperti membeli buku, laptop untuk meningkatkan akademik
19
pengajaran. Kegiatan sosial hanya berkisar 3,33%. Alokasi pendapatan tersebut
digunakan untuk membantu orang tua dan orang lain. Sementara paling kecil
untuk kebutuhan mendesak 2,22%, dana tersebut dialokasikan untuk konsumsi
apabila pendapatan dari gaji tetap tidak lagi memenuhi konsumsi yang dilakukan.
Sisanya alasan responden digunakan untuk kebutuhan sekunder seperti membeli
kendaraan, liburan dan handpone. Sejalan dengan yang dikemukakan (Deliarnov
1995) bahwa individu dalam konsumsi terdiri dari barang tidak tahan lama (non
durable goods), seperti makan dan pakian dan barang tahan lama (durable goods)
atau barang yang memiliki usia yang panjang seperti mobil televisi, alat
elektronik, dan liburan.
Menabung dengan alasan untuk kepentingan masa depan (dana pensiun)
keluarga mencapai 52,42%. Sedangkan untuk berjaga-jaga dan spekulasi yaitu
36,89%. Responden masih beranggapan bahwa menabung merupakan salah satu
hal yang penting. Hal tersebut sejalan dengan pendapat (Kapoor 2001) dimana
menabung karena adanya kepentingan untuk berjaga-jaga dan spekulasi.
Tabungan yang dilakukakn responden juga dapat menghemat pengeluran
(pengendalian diri) 9%, dengan adanya penghematan dapat mendapat
kesejahteraan dimasa yang akan datang. Hal tersebut mendukung pendapat
sebelumnya yang dijelaskan oleh (Hartopo, 2003). Bahwa investasi dilakukan
untuk mengembangan dana dan asset. Disisi lain, hasil tersebut juga serupa
dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Jones 2004) dimana individu
investasi yang dilakukan berharap mendapat return di masa yang akan datang.
Alasan responden berinvestasi untuk modal usaha yang sedang berjalan atau
usaha yang sedang dikerjakan adalah 5,71%. Mayoritas responden
mengemukakan melakukan investasi supaya dimasa yang datang ketika usia tidak
produktif lagi tetap bisa menikmati hasil investasi yang sudah ditanamkan. Hal
tersebut mendukung penelitian (Wardhana 2012) bahwa Alokasi pendapatan
dengan baik adalah digunakan untuk tabungan dan investasi yang tidak lain
digunakan untuk menghindari pemborosan.
Alokasi pendapatan untuk asuransi dilakukan oleh responden dengan
alasan bahwa mengantisipasi sesuatu yang akan terjadi di masa datang perlu untuk
dilakukan, dimana 50% menyatakan masa depan penuh ketidakpastian, sedangkan
20
30% responden beralasan mengalokasikan pendapatannya untuk asuransi karena
dapat mengurangi kerugian keuangan di masa datang seperti kecelakaan. Hasil
penelitian tersebut sejalan dengan pemikiran (Salim 2000:1) bahwa asuransi dapat
mengurangi kerugian dapat kecil dan kerugian dimasa yang akan datang.
21
Tabel 8
Skala Prioritas Alokasi Pendapatan Sertifikasi dan Alasan Responden
Sumber: Data Primer 2016
No Konsumsi Prioritas 1 Prioritas 2 Prioritas 3 Alasan
1 Kebutuhan Pokok Keluarga 32 15 3 Banyak keluarga yang ditanggung.
2 Biaya Pendidikan 27 22 5 Biaya pendidikan yang semakin mahal.
3 Penunjang Profesi 17 14 10 Memperlancar pekerjaan dan meningkatkan kinerja pembelajaran
4 Kebutuhan diri sendiri 5 15 - Mengikuti perkembangan zaman dengan membeli gadget.
5 Sosial 4 3 2 Bersosialisasi dengan orang tua dan tetangga
6 Kebutuhan mendesak 4 7
Biaya konsumsi mendadak dan digunakan jika gaji utama sudah habis
7 Tempat tinggal 5 15 9 Gaji sertifikasi untuk membayar angsuran dan rehab rumah
8 Liburan/Rekreasi 3 6 6 Mengurangi stress dalam bekerja.
Total 97 97 35
No Tabungan Prioritas 1 Prioritas 2 Prioritas 3 Alasan
1 Bank Pembangunan Daerah 63 20 2
Uang lebih aman, jika disimpan dirumah hilang, Dana sertifikasi menggunakan BPD dan lebih
praktis, serta BPD familiar di Jawa Tengah
2 BNI, Mandiri 37 13 5 Aman dan risiko hilang kecil dan Bank familiar ada LPS, mempermudah transaksi (praktis)
3 Koperasi Sekolah 3 6 1 Mudah mengurusnnya
Total 103 39 8
No Investasi Prioritas 1 Prioritas 2 Prioritas 3 Alasan
1 Tanah 43 1 - Harga tanah setiap tahun naik serta mudah mengurusnya dengan risiko kecil
2 Deposito 29 3 - Resiko kecil, mendapat keuntungang setiap tahun.
3 Bisnis 13 6 2 Usaha berkembang dan mendapatkan tambahan pendapatan
4 Rumah 12 12 1
Harga setiap tahun naik dan tidak memperlukan ketrampilan bisnis dan merupakan investasi
yang aman.
Total 97 22 3
No Asuransi Prioritas 1 Prioritas 2 Prioritas 3 Alasan
1 Asuransi Kesehatan 18 8 - Dilakukan pendebitan otomatis dari bank yang bersangkutan.
2 Asuransi Pendidikan 9 2 1 Membantu meringankan beban pendidikan dimasa yang datang
3 Asuransi Dana Pensiun 1 6 3 Kesejahteraan keuangan dimasa pensiun
Total 28 14 4
22
Pada tabel 8 menjelaskan skala prioritas dalam mengalokasikan
pendapatan sertifikasi guru di Kota Salatiga. Prioritas konsumsi Guru SMP dan
SMA di Salatiga lebih mementingkan atau memprioritaskan kebutuhan pokok
keluarga yang beralasan bahwa kebutuhan pokok keluarga setiap tahun naik
seperti (bahan baku makanan, biaya listrik, biaya air dll). Serta banyak keluarga
yang di tanggung seperti mertua, orang tua masih menjadi tanggung jawab
responden sebanyak 32 guru. Sebanyak 15 guru memprioritaskan untuk
kebutuhan pokok keluarga pada prioritas kedua, guru juga memprioritaskan
kebutuhan pokok pada urutan yang ketiga sebanyak 3 guru. Selanjutnya prioritas
yang paling besar adalah untuk biaya pendidikan anak yang meliputi biaya kos,
biaya kuliah dan biaya persiapan masuk perguruan tinggi sebanyak 27 guru
memprioritaskan pada urutan yang pertama, sebanyak 22 guru dan 5 guru
memprioritaskan pada urutan kedua dan urutan yang ketiga. Guru lain juga
memprioritaskan urutan yang pertama seperti penunjang profesi seperti (membeli
buku, laptop dll). Sosial yang dimaksud pada tabel diatas adalah membantu orang
tua dan orang lain sebanyak 5 guru memprioritaskan pada urutan yang pertama.
Prioritas yang terakhir dengan jumlah yang paling kecil adalah untuk kegiatan
rekreasi/liburan jumlah guru yang memprioritaskan pada urutan pertama sebanyak
3 guru. Sisanya alasan responden digunakan untuk kebutuhan sekunder seperti
membeli kendaraan, liburan dan handpone. Sejalan dengan yang dikemukakan
Deliarnov (1995) bahwa individu dalam konsumsi terdiri dari barang tidak tahan
lama (non durable goods), seperti makan dan pakian dan barang tahan lama
(durable goods) atau barang yang memiliki usia yang panjang seperti mobil
televisi, alat elektronik, dan liburan.
Kegiatan tabungan sebagian besar responden lebih memilih untuk
menabung di Bank Pembangunan Daerah (BPD) dengan alasan lebih praktis. Gaji
sertifikasi secara langsung ditabung di Bank Pembangunan Daerah (BPD)
sebanyak 57 guru memprioritaskan pada urutan yang pertama, dan sisa sebanyak
20 dan 2 guru memprioritaskan pada urutan yang kedua dan ketiga. Guru juga
menabung di bank selain Bank Pembangunan Daerah seperti bank BNI dan
Mandiri, guru mempriotaskan pada urutan yang pertama sebanyak 37 guru
beralasan dari alokasi faktor keamanan, mendapatkan bunga yang lebih tinggi
23
dibandingkn bank konvensional lainnya, serta mudah untuk diambil sewaktu-
waktu. Guru juga memperhatikan Lembaga Simpan Pinjam dalam memutuskan
untuk memilih menabung. Hal ini juga sejalan dengan Kapoor (2001) dimana
dalam menabung ada enam faktor dalam mempertimbangan menabung salah
satunya adalah faktor keamanan.
Kegiatan investasi sebagian responden diprioritaskan untuk investasi
tanah. Hal ini bisa dijadikan alasan utama untuk pengambilan keputusan bahwa
tanah merupakan suatu investasi yang menjanjikan dan nilainya selalu meningkat
setiap tahun karena tidak terdepresiasi terbukti sebnyak 43 guru memprioritaskan
pada urutan yang pertama. Hal tersebut guru beralasan bahwa harga tanah setiap
tahun meningkat. Guru juga melihat bahwa investasi tanah lebih praktis dengan
dibandingkan dengan investasi lain. Didapati guru juga melakukan investasi di
aset keuangan seperti investasi deposito dengan alasan risiko yang kecil. Hasil
penelitian tersebut sesuai yang di sampai oleh (Warsono 2010) dimana individu
dapat melakukan investasi sektor rill seperti tanah property dan real estate dan
asset keuangan seperti saham, deposito dan reksadana. Alokasi pendapatan
sertifikasi yang terakhir adalah alokasi pendapatan untuk kegiatan asuransi,
dimana guru mempioritaskan asuransi kesehatan. Hal ini yang bisa beralasan
bahwa responden ingin kesejahteraan keuangan keluarga dimasa yang datang,
meskipun responden memiliki BPJS yang sudah dijamin pemerinah tetapi untuk
asuransi pendidikan tidak dijamin pemerintah maka guru beralasan bahwa dengan
asuransi pendidikan dapat meringankan biaya pendidikan dimasa yang akan
datang.
24
PENUTUP
Kesimpulan
Daril hasil penelitian mengenai alokasi pendapatan sertifikasi guru di Kota
Salatiga dapat disimpulkan:
1. Alokasi pendapatan sertifikasi guru di kota Salatiga antara lain konsumsi
46,87%, tabungan 34,09% , investasi 15,39% dan asuransi 3,25%, dimana
alokasi pendapatan sertifikasi paling banyak dialokasian di sektor konsumsi.
2. Alasan utama guru di kota Salatiga melakukan berbagai upaya
mengalokasikan pendapatan sertifikasi adalah banyaknya biaya kebutuhan
pokok keluarga. Biaya kebutuhan pokok keluarga merupakan kebutuhan
primer yang harus dipenuhi, sedangkan untuk kebutuhan sekunder guru hanya
sebagai penunjang profesi agar pengajaran akademik lebih meningkat.
3. Dalam alokasi pendapatan sertifikasi guru di kota Salatiga, prioritas yang
terdiri konsumsi, tabungan, investasi dan asuransi. Responden dalam
konsumsi lebih menprioritas untuk kebutuhan bahan pokok, tabungan
responden lebih memprioritaskan menabung di PBD. Investasi responden
lebih prioritaskan tanah karena beralasan bahwa tanah investasi yang aman,
selanjutnya untuk asurasnsi responden lebih mengutamakan untuk asuransi
kesehatan.
Implikasi Terapan
Alokasi pendapatan sertifikasi guru SMP dan SMA kota Salatiga
menunjukkan bahwa dalam alokasi guru SMP dan SMA sudah baik. Konsumsi
46,87%, tabungan 34,09%, investasi 15,39% dan asuransi 3,25%. Berdasarkan
saran OJK yaitu, 60% untuk kegiatan konsumsi, 10% tabungan, dan 30% investasi
dan 10% untuk asuransi (www.otoritas jasa keuangan.com).Untuk itu
berdasarkan hasil dalam penelitian ini sebaiknya guru melakukan investasi dan
asuransi lebih ditingkatkan, dimana investasi untuk mendapatkan return yang
optimal meskipun mempunyai jangka waktu yang panjang. Tidak hanya itu pola
alokasi pendapatan guru SMP dan SMA kota Salatiga untuk asuransi perlu
ditingkat agar dapat terproteksi risiko-risiko keuangan dimasa depan yang penuh
ketidakpastian, meskipun harus membayar premi yang relatif kecil setiap
bulannya.
25
Keterbatasan Penelitian dan Saran
Penelitian ini masih ditemukan keterbatasan yaitu pemaknaan responden yang
cenderung menimbulkan bias terhadap konsumsi, investasi, tabungan dan asuransi
yang telah di paparkan. Berdasarkan keterbatasan yang ada, dapat diberikan
beberapa saran untuk penyempurnaan penelitian selanjutnya. Saran tersebut antara
lain: pertama kali lakukan pemilihan (screning) terlebih dahulu kepada responden
dalam memahami pertanyaan-pertanyaan dalam alokasi pendapatan yang meliputi
konsumsi, tabungan, investasi dan asuransi, sehingga jawaban yang diberikan
tidak bias.
26
Daftar Pustaka
Abbas, S. 2000. Asuransi dan Manajemen Resiko. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Albert, T, K. 2015 . Seminar Keuangan Nasional dan Tugas OJK. Http: //scientiarum.com/2014/01/23/seminar-keuangan-nasional-dan-tugas-ojk-2/ Di
unduh tanggal 24 Mei 2016
Adji, W., H. dan Suharyadi. 2004. Ekonomi Kelas XI. Kurikulum Berbasis Kompetensi.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Antara Jateng. 2015. Bersertifikasi, Guru diminta tidak Merubah Gaya Hidup.
Http://www.antarajateng.com/ Di unduh tanggal 1 juli 2015.
Antara Palembang. 2015. OJK Tingkatkan literasi Keuangan Guru.
Http://www.ekonomi.metrotvnews.com/ diunduh tanggal 19 Mei 2014
Anton, L. 2014. Sosialisasi Kurikulum Asuransi SMA. Http
http://dai.or.id/2014/09/10/sosialisasi-kurikulum-asuransi-untuk-sma-kelas-x/ Di
unduh 25 Mei 2016
Damayanti, T, W. dan Supramono. 2011. Realitas Mental Accounting: Studi Pada
Perlakuan Pendapatan Eksrta. Jurnal Manajemen Usahawan Indonesia.8.(2):
139-149
Deliarnov. 1995. Pengantar Ekonomi Makro. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia
Deliarnov . 2005. Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Jakarta: PT Grafindo Persada.
Griffin, W., R .2004 .Manajemen Edisi 7 Jilid 1 .Erlangga; Jakarta. .
Hartono. 2003. Kebijakan Struktur Modal: Pengujian Trade Off Theory dan Pecking
Order Theory (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang tercatat di BEJ).
Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE) 8 (2): 249-257
Jones, C., P. 2004. Investment. New York: Prentice-Ha
Kapoor, B., S. 2001. Enviromental Sanitation.S Chand & Companny Ltd .Ram Nagar.
New Delhi: 110055
Kapoor, J., R., L., Dlabay dan Hughes, R., J. 2001. Personal Finance. Edisi Keanam.
Singapore: McGrawHill Book,Co
Kapoor., J., R., et al. 2014. Business and Personal Finance. California: Glencoe/
McGrawHill.
27
Koran Joglo Semar. 2009. Sertifikasi Guru perlu dievaluasi. tanggal 13 November. hal
14. Http:// http://www.edisicetak.joglosemar.com. Di unduh pada diunduh tanggal
19 Mei 2016
Mankiw., N.,G.2007. Makroekonomi. Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.
Malelak, I, M, Ariadi, R, dan Astuti, D. 2015. Analisa Hubungan Financial Literacy dan
Demografi Dengan Investasi, Saving dan Konsumsi. Jurnal FINESTA. 3 (1):7-12
Mansury, R. 2002. Pajak Penghasilan Lanjutan Pasca Reformasi. 2000. Jakarta: YP 4
Masassya., E.,G. 2006. Arsitektur Keuangan Pekerja Profesi. Kompas, Edisi 7 Agustus.
Muslimah, A. 2015. Besaran Gaji Pokok, Tunjangan dan Iuran Wajib PNS.
http://www.asncpns.com/2015/03/besaran-gaji-pokok-tunjangan-dan-iuran.html.
Di unduh 25 Mei 2016
Muljono, T. 2013. Sinar Harapan Tak Sadar Kesejahteraan Guru. Di unduh tanggal 19
Mei dari Http://sinarharapan.com//
Otoritas Jasa Keuangan. 2015. Perencanaan Keuangan Keluarga. Di unduh tanggal 21
dari Http://OJK.com//
Persaulian, A, H. dan Anis, A. 2013. Analisis konsumsi masyarkat di Indonesia. Jurnal
Kajian Ekonomi 2 (2): 55-62
Pride, W., R., J. dan Kapoor, J., R. 2012. Foundations of Bussiness. 3th Edition. South
Western Cengage Learning.USA
Radiks, P. 2002. Asuransi Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.
Robb, C., A. dan James, R., N. 2009. Associations bet ween individual characteristics and
financial knowledge among college students. Journal of Personal Finance 8 (2):
170 -184.
Rool, D. dan Fisher, J., R. 1995. Normative influences on Impulsive buying behavior
dalam Bearden dan Netemeyer,G.R (Eds), Handbook of Marketing Scales 8(2):
55-56.
Setiawan, F., S. 2014. Alokasi Pendapatan, Concientiousness dan Faktor Demografis
Terhadap Impulsive Buying. Skripsi. Program Sarjana Universitas Kristen Satya
Wacana.
Situmorang. S., H. dan Mulich. L. 2012. Analisis Data untuk Riset Manajemen. Medan :
Usu Press
Triwiyanto, T dan Sobri, Y, A. 2010, Panduan Mengelola Sekolah Bertaraf
Internasional, Yogyakarta: Ar Ruz Media
28
Yulianti,N. dan Silvy, M. 2013. Sikap Pengelola Keuangan dan Perilaku Perencanaan
Investasi Keluarga di Surabaya. Journal of Business and Banking. 3.(1): 57-68
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta
Wardhana. H., J. 2012. Pengaruh Masa Penugasan Audit Dan Ukuran Kantor Akuntan
Publik Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahan Yang Sahamnya Terdaftar di
Indeks LQ45 Di Tahun 2005-2009. Skripsi. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta
Warsono, S. 2011. Adopsi Standar Akuntansi IFRS. Yogyakarta: AB Publisher
Warsono, H. 2010. Prinsip-Prinsip dan Praktik Keuangan Pribadi. Journal Of
Science,Vol.13 Nomer 2 Juli-Desember 2010.
Zubaidah, N. 2015. Pemerintah Menaikkan Tunjangan Guru. Http: //nasional.sindonews.com/read/1042489/149/pemerintah-janji-naikkan-dana-
tunjangan-profesi-guru-1441772104. Di unduh tanggal 24 Mei 2016
29
Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian
Kuesioner
Dengan hormat,
Berkenaan dengan penelitian skripsi saya yang berjudul “Alokasi Pendapatan
Sertifikasi Guru di Kota Salatiga” saya sangat membutuhkan informasi dari
Bapak atau Ibu guru untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu dengan
hormat, saya mengharapkan bentuan Bapak atau Ibu guru untuk mengisi
koesioner berikut. Informasi atau data yang diperoleh bersifat rahasia, dan hanya
digunakan untuk penelitian ini.
Atas perhatian dan kerjasamanya saya ucapkan terima kasih
Hormat Saya
Muhammad Mansur
30
Karakteristik Responden
Petunjuk:Isilah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dan berikan tanda centang
() pada pilihan anda.
1. Jenis Kelamin : Pria Wanita
2. Usia :
3. Lama Kerja :
4. Pangkat atau golongan :
5. Jabatan :
6. Status Penikahan :
Belum Menikah Sudah menikah
7. Pendapatan Sertifikasi:
< Rp 1.500.000,00
Rp 1.500.000,00 <Rp 3.000.000,00
Rp 3.000.000,00 <Rp 4.500.000,00
Rp 4.500.000,00 <Rp 6.000.000,00
≥Rp 6.000.000,00
8. Pendapatan Suami/Istri
< Rp 1.500.000,00
Rp 1.500.000,00 <Rp 3.000.000,00
Rp 3.000.000,00 <Rp 4.500.000,00
Rp 4.500.000,00 <Rp 6.000.000,00
≥Rp 6.000.000,00
Lampiran 1: Alokasi Pendapatan
Dari gaji sertifikasi guru yang saya peroleh, berapa persen yang dialokasikan
untuk keperluan berikut:
1.Konsumsi= ……….%
Alasannya:
....................................................................................................................................
.....Kemudian dari alokasi pendapatan untuk konsumsi, saya akan memberikan
pioritas untuk jenis konsumsi saya antara lain :
1. …………….
2. ……………
3. ……………
Alasannya:..................................................................................................................
.....
31
2.Tabungan =……….%
Alasannya:
....................................................................................................................................
.....
Jenis tabungan yang saya miliki saat ini adalah
1. ………….
2. ………….
3. ………….
Alasannya:
....................................................................................................................................
.....
3.Investasi =……….%
Alasannya:
....................................................................................................................................
.....Kemudian dari alokasi pendapatan untuk investasi , saya akan memberikan
pioritas untuk jenis investasi antara lain :
1. …………..
2. …………..
3. …………..
Alasannya:
....................................................................................................................................
.....
4.Asuransi = ……….%
Alasannya:
....................................................................................................................................
.....Kemudian dari alokasi pendapatan untuk asuransi , saya akan memberikan
pioritas untuk jenis saya asuransi antara lain :
1. ……………
2. ……………
3. ……………
Alasannya: ……………………………
32
No
Jenis
Kelamin
Usia
(Tahun)
Lama
Kerja
(Tahun)
Pangkat Golongan
Jabatan
Status
Pernikahan Pendapatan Sertifikasi Pendapatan Suami/Istri
1 Wanita 54 28 IVA Pembina Guru Sudah Menikah Rp 4,500,00.00< Rp 6,000,000.00 Rp 4,500,00.00< Rp 6,000,000.00
2 Wanita 55 29 IVA Pembina Guru Sudah Menikah Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00 Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00
3 Pria 52 16 III C Penata Muda Guru Sudah Menikah Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00 Rp 1,500,000.00<Rp3,000,000.00
4 Pria 55 30 IVA Pembina Guru Sudah Menikah Rp 4,500,00.00< Rp 6,000,000.00 Rp 1,500,000.00<Rp3,000,000.00
5 Pria 48 18 IVA Pembina Guru Sudah Menikah Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00 Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00
6 Pria 58 28 IVA Pembina Guru Sudah Menikah <Rp6,000,000.00 Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00
7 Pria 51 27 IV B Pembina Tingkat 1 Kepala Sekolah Sudah Menikah Rp 4,500,00.00< Rp 6,000,000.00 Rp 4,500,00.00< Rp 6,000,000.00
8 Pria 48 19 IVA Pembina Guru Sudah Menikah Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00 Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00
9 Wanita 47 17 III D Penata Tingkat1 Guru Sudah Menikah Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00 Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00
10 Pria 44 14 III D Penata Tingkat1 Guru Sudah Menikah Rp 4,500,00.00< Rp 6,000,000.00 Rp 1,500,000.00<Rp3,000,000.00
11 Wanita 40 15 III C Penata Muda Guru Sudah Menikah Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00 Rp 1,500,000.00<Rp3,000,000.00
12 Wanita 45 15 IVA Pembina Guru Sudah Menikah Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00 Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00
13 Pria 47 16 IVA Pembina Guru Sudah Menikah Rp 1,500,000.00<Rp3,000,000.00 Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00
14 Wanita 52 27 IVA Pembina Guru Belum Menikah Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00 Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00
15 Pria 41 10 III A Penata Guru Sudah Menikah Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00 0
16 Pria 50 25 IVA Pembina Guru Sudah Menikah Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00 0
17 Wanita 45 20 IVA Pembina Guru Sudah Menikah Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00 Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00
18 Wanita 51 20 IVA Pembina Guru Sudah Menikah Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00 <Rp 1,500,000.00
19 Wanita 43 11 III D Penata Tingkat1 Guru Sudah Menikah Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00 <Rp 1,500,000.00
20 Wanita 46 19 IVA Pembina Guru Sudah Menikah Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00 Rp 1,500,000.00<Rp3,000,000.00
21 Wanita 44 12 IVA Pembina Guru Sudah Menikah Rp 1,500,000.00<Rp3,000,000.00 Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00
22 Wanita 48 21 III D Penata Tingkat1 Guru Sudah Menikah Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00 <Rp 1,500,000.00
23 Wanita 56 35 IVA Pembina Guru Sudah Menikah Rp 4,500,00.00< Rp 6,000,000.00 Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00
24 Wanita 45 10 III D Penata Tingkat1 Guru Sudah Menikah Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00 <Rp 6,000,000.00
25 Wanita 46 16 IVA Pembina Guru Sudah Menikah Rp 4,500,00.00< Rp 6,000,000.00 Rp 1,500,000.00<Rp3,000,000.00
KARAKTERISTIK RESPONDEN Lampiran 2: Karakteristik Responden
33
KARAKTERISTIK RESPONDEN(LANJUT)
No
Jenis
Kelamin
Usia
(Tahun)
Lama
Kerja
(Tahun) Pangkat Golongan Jabatan Status Pernikahan Pendapatan Sertifikasi Pendapatan Suami/Istri
26 Pria 59 29 III C Penata Guru Sudah Menikah Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00 Rp 1,500,000.00<Rp3,000,000.00
27 Pria 49 19 III D Penata Tingkat1 Guru Sudah Menikah Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00 Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00
28 Wanita 56 28 IV B Pembina Tingkat 1 Guru Sudah Menikah Rp 4,500,00.00< Rp 6,000,000.00 0
29 Pria 52 28 III D Penata Tingkat1 Guru Sudah Menikah Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00 <Rp 6,000,000.00
30 Pria 41 13 III A Penata Guru Sudah Menikah Rp 1,500,000.00<Rp3,000,000.00 0
31 Pria 48 23 IVA Pembina Guru Sudah Menikah Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00 Rp 1,500,000.00<Rp3,000,000.00
32 Pria 54 28 IV B Pembina Tingkat 1 Guru Sudah Menikah Rp 1,500,000.00<Rp3,000,000.00 Rp 1,500,000.00<Rp3,000,000.00
33 Pria 53 26 IVA Pembina Kepala Sekolah Sudah Menikah Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00 Rp 1,500,000.00<Rp3,000,000.00
34 Pria 47 19 III D Penata Tingkat1 Guru Sudah Menikah Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00 Rp 1,500,000.00<Rp3,000,000.00
35 Pria 53 28 IVA Pembina Guru Sudah Menikah Rp 4,500,00.00< Rp 6,000,000.00 <Rp 6,000,000.00
36 Wanita 52 30 IV A Pembina Guru Sudah Menikah Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00 <Rp 1,500,000.00
37 Pria 55 29 III C Penata Guru Sudah Menikah Rp 1,500,000.00<Rp3,000,000.00 Rp 1,500,000.00<Rp3,000,000.00
38 Pria 50 25 IVA Pembina Kepala Sekolah Sudah Menikah Rp 1,500,000.00<Rp3,000,000.00 Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00
39 Pria 41 14 III C Penata Guru Sudah Menikah Rp 1,500,000.00<Rp3,000,000.00 Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00
40 Pria 41 17 III C Penata Guru Sudah Menikah Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00 Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00
41 Pria 58 35 IVA Pembina Waka Humas Sudah Menikah Rp 1,500,000.00<Rp3,000,000.00 Rp 4,500,00.00< Rp 6,000,000.00
42 Wanita 55 30 III D Penata Tingkat1 Guru Sudah Menikah Rp 1,500,000.00<Rp3,000,000.00 0
43 Pria 59 36 IVA Pembina Guru Sudah Menikah Rp 1,500,000.00<Rp3,000,000.00 <Rp 1,500,000.00
44 Wanita 53 24 III B Penata Muda Tingkat 1 Guru Janda Rp 1,500,000.00<Rp3,000,000.00 0
45 Pria 35 20 III B Penata Muda Tingkat 1 Guru Sudah Menikah Rp 1,500,000.00<Rp3,000,000.00 Rp 1,500,000.00<Rp3,000,000.00
46 Pria 50 27 III D Penata Tingkat1 Guru Sudah Menikah Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00 Rp 1,500,000.00<Rp3,000,000.00
34
47 Wanita 48 26 IVA Pembina Guru Sudah Menikah Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00 Rp 1,500,000.00<Rp3,000,000.00
48 Pria 55 30 IVA Pembina Guru Sudah Menikah Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00 Rp 1,500,000.00<Rp3,000,000.00
49 Wanita 55 30 IVA Pembina Guru Sudah Menikah Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00 Rp 1,500,000.00<Rp3,000,000.00
50 Wanita 55 32 IVA Pembina Guru Janda <Rp6,000,000.00 0
51 Wanita 50 25 III B Penata Muda Tingkat 1 Guru Belum Menikah Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00 0
52 Wanita 45 19 III B Penata Muda Tingkat 1 Guru Sudah Menikah Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00 Rp 4,500,00.00< Rp 6,000,000.00
53 Pria 46 13 III C Penata Guru Duda Rp 1,500,000.00<Rp3,000,000.00 0
54 Pria 58 34 IV A Pembina Guru Sudah Menikah Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00 Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00
55 Wanita 57 33 IVA Pembina Guru Sudah Menikah Rp 1,500,000.00<Rp3,000,000.00 Rp 1,500,000.00<Rp3,000,000.00
56 Wanita 38 13 III C Penata Muda Guru Sudah Menikah Rp 1,500,000.00<Rp3,000,000.00 Rp 1,500,000.00<Rp3,000,000.00
57 Pria 47 20 III D Penata Tingkat1 Guru Sudah Menikah Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00 Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00
58 Pria 36 12 III B Penata Muda Tingkat 1 Guru Sudah Menikah Rp 1,500,000.00<Rp3,000,000.00 Rp 1,500,000.00<Rp3,000,000.00
59 Wanita 45 20 III C Penata Muda Guru Sudah Menikah Rp 1,500,000.00<Rp3,000,000.00 Rp 4,500,00.00< Rp 6,000,000.00
60 Pria 46 10 III C Penata Muda Guru Sudah Menikah Rp 1,500,000.00<Rp3,000,000.00 Rp 4,500,00.00< Rp 6,000,000.00
61 Pria 44 13 III C Penata Muda Guru Sudah Menikah Rp 4,500,00.00< Rp 6,000,000.00 Rp 1,500,000.00<Rp3,000,000.00
62 Wanita 47 16 III C Penata Muda Guru Sudah Menikah Rp 1,500,000.00<Rp3,000,000.00 0
63 Wanita 58 13 III B Penata Muda Tingkat 1 Guru Sudah Menikah Rp 1,500,000.00<Rp3,000,000.00 Rp 1,500,000.00<Rp3,000,000.00
64 Pria 40 10 III B Penata Muda Tingkat 1 Guru Sudah Menikah Rp 1,500,000.00<Rp3,000,000.00 Rp 1,500,000.00<Rp3,000,000.00
65 Wanita 42 12 III C Penata muda Guru Sudah Menikah Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00 Rp 4,500,00.00< Rp 6,000,000.00
66 Wanita 52 27 IV A Pembina Guru Sudah Menikah Rp 4,500,00.00< Rp 6,000,000.00 <Rp 6,000,000.00
67 Pria 40 10 III B Penata Muda Tingkat 1 Guru Sudah Menikah Rp 1,500,000.00<Rp3,000,000.00 Rp 1,500,000.00<Rp3,000,000.00
68 Wanita 42 12 III C Penata Muda Guru Sudah Menikah Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00 Rp 4,500,00.00< Rp 6,000,000.00
69 Pria 45 13 III C Penata Muda Guru Sudah Menikah Rp 1,500,000.00<Rp3,000,000.00 Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00
70 Pria 43 14 III D Penata Tingkat1 Guru Sudah Menikah Rp 1,500,000.00<Rp3,000,000.00 0
71 Wanita 51 18 IVA Pembina Guru Sudah Menikah Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00 Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00
KARAKTERISTIK RESPONDEN(LANJUT
35
72 Wanita 44 15 III C Penata Muda Guru Sudah Menikah Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00 Rp 1,500,000.00<Rp3,000,000.00
73 Wanita 51 24 III D Penata Tingkat1 Guru Sudah Menikah Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00 Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00
74 Wanita 51 37 IV A Pembina Guru Sudah Menikah Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00 Rp 4,500,00.00< Rp 6,000,000.00
75 Wanita 39 13 III C Penata Muda Guru Sudah Menikah Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00 Rp 1,500,000.00<Rp3,000,000.00
76 Wanita 53 21 IV A Pembina Guru Sudah Menikah Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00 Rp 1,500,000.00<Rp3,000,000.00
77 Wanita 39 38 IV A Pembina Guru Sudah Menikah Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00 0
78 Wanita 52 35 IV A Pembina Guru Sudah Menikah Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00 Rp 4,500,00.00< Rp 6,000,000.00
79 Pria 49 18 IV A Pembina Guru Sudah Menikah Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00 <Rp 1,500,000.00
80 Pria 48 28 IVA Pembina Guru Sudah Menikah Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00 Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00
81 Wanita 53 39 IV B Pembina Tingkat 1 Guru Sudah Menikah Rp 4,500,00.00< Rp 6,000,000.00 Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00
82 Wanita 41 33 IVA Pembina Guru Sudah Menikah Rp 4,500,00.00< Rp 6,000,000.00 Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00
83 Wanita 41 34 IVA Pembina Guru Sudah Menikah Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00 Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00
84 Pria 53 28 IV A Pembina Guru Sudah Menikah Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00 Rp 1,500,000.00<Rp3,000,000.00
85 Wanita 48 22 IVA Pembina Guru Sudah Menikah Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00 Rp 4,500,00.00< Rp 6,000,000.00
86 Pria 37 10 III D Penata Tingkat1 Guru Sudah Menikah Rp 1,500,000.00<Rp3,000,000.00 0
87 Pria 41 14 IV A Pembina Guru Sudah Menikah Rp 1,500,000.00<Rp3,000,000.00 <Rp 1,500,000.00
88 Pria 52 20 IV A Pembina Guru Sudah Menikah Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00 <Rp 1,500,000.00
89 Pria 37 10 III D Penata Tingkat1 Guru Sudah Menikah Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00 Rp 1,500,000.00<Rp3,000,000.00
90 Wanita 47 19 III D Penata Tingkat1 Guru Sudah Menikah Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00 Rp 4,500,00.00< Rp 6,000,000.00
91 Pria 53 22 IV A Pembina Guru Sudah Menikah Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00 <Rp 1,500,000.00
92 Pria 37 14 IV A Pembina Guru Sudah Menikah Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00 <Rp 1,500,000.00
93 Pria 52 10 IV A Pembina Guru Sudah Menikah Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00 Rp 1,500,000.00<Rp3,000,000.00
94 Pria 36 28 IV A Pembina Guru Sudah Menikah Rp 4,500,00.00< Rp 6,000,000.00 Rp 4,500,00.00< Rp 6,000,000.00
95 Wanita 42 26 IVA Pembina Guru Sudah Menikah Rp 4,500,00.00< Rp 6,000,000.00 Rp 4,500,00.00< Rp 6,000,000.00
KARAKTERISTIK RESPONDEN (LANJUT)
36
96 Wanita 52 14 III D Penata Tingkat1 Guru Sudah Menikah Rp 1,500,000.00<Rp3,000,000.00 Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00
97 Wanita 40 12 III D Penata Tingkat1 Guru Sudah Menikah Rp 1,500,000.00<Rp3,000,000.00 Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00
98 Pria 47 24 III C Penata Muda Guru Sudah Menikah Rp 1,500,000.00<Rp3,000,000.00 Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00
99 Pria 52 18 III D Penata Tingkat1 Guru Sudah Menikah Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00 Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00
100 Wanita 40 33 IV B Pembina Tingkat 1 Guru Sudah Menikah Rp 3,000,000.00<Rp 4,500,000.00 Rp 1,500,000.00<Rp3,000,000.00
KARAKTERISTIK RESPONDEN (LANJUT)
Lampiran 3: Presentase Alokasi Konsumsi dan Skala Pioritas
Presentase Alokasi Konsumsi dan Alasannya
No
Presentase
Konsumsi Alasannya
1 10 Untuk kebutuhan lain-lain /kebutuhan tidak terduga
2 80 Peningkatan kesejahteraan yang sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
3 80 Untuk biaya pendidikan anak dan untuk menyejahteraan hidup (Konsumsi
4 50 Untuk biaya sekolah anak dan alat transportasi untuk mempermudah segala keperluan
5 75 Kebutuhan untuk memenuhi pendidikan karier kerja dan anak
6 50 Banyak kebutuhan yang diperlukan
7 60
Dalam upaya peningkatan derajat kesehatan guna menambah kebugaran dalam bekerja,
kemudahan dalam transportasi
8 50 Untuk memperbaiki tingkat kesehatan sehingga meningkatkanya kinerja.
9 80 Untuk menyimbangakan kehidupan (Liburan) , Pendidikan anak prioritas pertama
10 50 Karena amanat dari tunjangan sertifikasi untuk meningkatkan SDM
11 20 Dari bukan dari gaji sertifikasi masih cukup
12 30 Untuk tambahan belanja tiap bulan
13 40 Sebagian digunakan untuk konsumsi jika pendapatan istri tidak cukup
14 30 Untuk penunjang pekerjaan
15 25 Memudahkan sarana transportasi dan pekerjaan
16 0 Biaya konsumsi menggunakan pendapatan dari istri
17 20 Karena sebagaian menggunakan pendapatan suami
18 70 Sesuai kebutuhan diri sendiri dan keluarga
19 75 Sesuai kebutuhan profesi
20 80 Alokasi pendapatan yang paling tinggi adalah untuk biaya pendidikan di perguruan tinggi
21 30 Untuk Kubutahan pekerjaan
22 35 Sekarang kebutuhan konsumsi meningkat
23 80 Sudah cukup dari gaji
24 50 Gaji utama untuk kebutahan sehari-hari gaji sertifikasi untuk pensiun
25 20 Kebutuhan sehari-hari bisa di penuhi dari gaji utama
26 0 Sudah terpenuhi dari gaji utama
27 55 Untuk tambahan bulanan
28 20 Utamanya dari gaji rutin
29 80 Menjadi kebutuhan hidup
30 90 Sangat penting untuk keperluaan rumah tangga
31 0 Dari gaji utama sudah cukup
32 25 Untuk menjaga kondisi tubuh (Kesehatan)
33 50 Untuk membantu pihak lain yang masih kekurangan
34 2 Menghemat
35 30 Sesuai kebutuhan
38
Presentase Alokasi Konsumsi dan Alasannya (Lanjutan)
No
Presentase
Konsumsi Alasannya
36 50 Menunjang kesehatan keluarga
37 90 Biaya hidup
38 20 Gaji utama sudah cukup
39 10 Disesuaikan dengan kebutuhan
40 80 Untuk keperluaan rumah tangga yang masih belum cukup
41 1 Konsumsi diambil dari gaji utama
42 50 Gaji utama utam tidak cukup
43 40 Anak merupakan pioritas utama
44
50 Gaji dari tempat saya bekerja kurang mencukupi, disampingnya orang tua tInggal tanpa
pensiun dari almarhum suami
45 30 Penunjang aktifitas
46 80 Untuk kebutuhan keluarga dan lain-lain
47 60 Kebutuhan yang terus meningkat dari sehari-hari termasuk biaya transportasi
48 35 Kebutuhan yang terus meningkat dari sehari-hari termasuk biaya transportasi
49 10 Untuk biaya pendidikan anak
50 80 Untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan lain-lainnya
51 70 Untuk memenuhi kebutuhan hidup sosial masyrakat dll
52 59 Tambahan biaya pendidikan anak seperti beli motor buat anak
53 75 Menyesuaikan kebutuhan
54
65 Digunakan untuk kebutuhan sehari-hari diantaranya,pembayaran daya dan jasa, pengadaan
kelengkapan rumah tangga serta pemenuhan kebutuhan bahan poko k
55 0 Konsumsi menggunakan gaji utama (Rutin)
56 50 Kebutuhan keluarga dan profesi
57 50 Dari gaji utama belum cukup
58 90 Kelancaran dan Faktor Penunjang pekerjaan
59 50 Kebutuhan yang terus meningkat dari sehari-hari termasuk biaya transportasi
60 30 Untuk biaya pendidikan anak
61 60 Untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan lain-lainnya
62 80 Untuk memenuhi kebutuhan hidup sosial masyrakat dll
63 0 0
64 60 Menyesuaikan kebutuhan
65
25 Digunakan untuk kebutuhan sehari-hari diantaranya,pembayaran daya dan jasa, pengadaan
kelengkapan rumah tangga serta pemenuhan kebutuhan bahan pokok
66 50 Konsumsi menggunakan gaji utama (Rutin)
67 40 Kebutuhan keluarga dan profesi
68 20 Dari gaji utama belum cukup
69 40 Kelancaran dan Faktor Penunjang pekerjaan
70 30 Kebutuhan yang terus meningkat dari sehari-hari termasuk biaya transportasi
39
No
Presentase
Konsumsi
Alasannya
71 25 Sesuaikan dengan kebutuhan
72 50 Tergoda karena ada uang
73 40 Untuk keperluan: sandang, pangan
74 0 Memanfaatkan gaji bulanan
75 50 Banyak kebutuhan
76 20 Untuk keperluan peralatan KBM
77 60 Untuk pendidikan anak
78 50 Hidup dengan sederhana
79 0 Dari gaji cukup untuk biaya konsumsi
80 60 Masih banyak kebutuhan yang diperlukan.
81 30 Hanya di gunakan Ketika gaji ritun habis
82 75 Untuk membantu pekerjaan
83 75 Banyak keluarga yang harus di tanggung
84 70 Disesuaikan dengan kebutuhan yang di perlukan keluarga.
85 70 Anak Kuliah di luar Kota
86 75 Anak kuliah dan masih anak yang SMA
87 65 Disesuaikan dengan kebutuhan keluarga
88 60 Anak masih membutuhkan biaya yang banyak
89 70 Untuk biaya kuliah
90 45 Banyak anggota keluarga anak, mertua
91 40 Pengeluaran pendidikan
92 60 Untuk kebutuhan harian dan bulan
93 60 Biaya pendidikan anak dan kebutuhan keluarga
94 50 Membantu membayar angsuran rumah anak
95 55 Gaji utama tidak cukup, digunakan kebutuhan anak
96 40 Anak masih membutuhkan bantuan dana
97 20 Gaji utama sudah cukup
98 60 Menunjang profesi
99 80 Gaji utama tidak cukup untuk kebutuhan bulan
100 60 Kebutuhan harian atau bulanan
40
Skala Pioritas Konsumsi dan Alasannya
No Skala Pioritas Alasannya
1 1. Tambahan dana untuk kebutuhan pokok Banyak keluarga yang harus di tanggung
2
1. kebutuhan yang di perlukan keluarga. Sudah menjadi rencana saya , kalau penghasilan
bertambah / cukup akan membantu orang tua dan
memperhatikan orang lain.
3 1. Anak Kuliah di luar Kota Untuk masa depan anak
4
1. anak kuliah dan masih anak yang SMA Untuk meringankan pekerjaan dan memperlancar
pekerjaan.
5 1. laptop 2. Buku 3. Biaya pendidikan Untuk memenuhi perkembangan jaman
6 Anak masih membutuhkan biaya yang banyak
7 1. Untuk biaya kuliah Upaya peningkatan kerja
8 1. Biaya anggota keluarga. Peningkatan hasil kerja
9 1. Biaya makan Banyak keluarga yang harus di tanggung
10 1. Biaya pendidikan anak
11 1. Biaya anak Kuliah di luar Kota Ketiga hal ini sifatnya utama dalam kehidupan.
12
1.Tambahan kebutuhan pokok 2. pembeliaan
perlengkapan kerja 3.Biaya Pendidikan anak
Untuk mencukupi kebutuhan pokok karena
harga-harga semakin naik dan perlengkapan kerja
untuk tuntutan kerja
13 1.kebutuhan rutin 2. Pendidikan Dialokasikan kebutuhan yang sering muncul
14 1. Laptop 2.Buku Sarana mengajar
15
1. Kendaraan 2. Laptop 3. Buku Untuk membayar transportasi agar
mempermudahkan pekerjaan.
16
17
1.Kebutuhan primer 2. Kebutuhan sekunder Hal ini yang sering dibeli keluarga seperti
kebutuhan pokok dll
18 1.Netbook 2. Bayar anak kuliah 3. Pendidikan anak Untuk meningkatkan kualiatas guru dan anak
19
1.Membeli Buku 2. Pendidikan anak 3.Laptop Untuk meningkatkan kemampuan guru dalam
PBM
20 1. Bayar kuliah Yang paling utama
21
1. Kuliah anak 2. membayar Koperasi 3. Membeli
Netbook
Pendidikan anak semakin lama semakin mahal
22
1. Sumbangan (orang yang tidak punya pekerjaan 2.
Membantu tengga
Untu bersosialiasi dengan tetangga.
23
1.Makan keluarga 2.Pengembangkan diri 3.
Pendidikan anak
Gaji habis untuk kebutuhan sehari-hari.
24
1. Pengembangan diri 2. Pendidikan anak Dari gaji utama habis untuk kebutuhan sehari-
hari.
25 1.Membeli Buku 2.Flasdisk 3. Laptop Untuk menunjang pembelajaran
26
27 1. Membayar listril. 2 Bayar sekolah
28
1. Laptop 2. Langganan internet/Indovision Menopang kelancaran pekerjaan, meningkatkan
professional guru.
29 1. Operasional sehari-hari 2. Penunjang Profesi Untuk tambahan biaya
41
30 1. Makan 2. Bayar sekolah 3. PDAM dan Listrik Keluarga besar
No Skala Pioritas Alasannya
31 0
32 1.Kesehataman 2.Buah-buahan Untuk memenuhi kebutuhan tubuh
33
1. Membantu saudara 2. Membantu teman 3. Membeli
Mobil
Mereka masih dalam kondisi kekurangan.
34 1. Tambahan dana kebutuhan pokok Karena dibantu dengan gaji utama
35 1. Elektronika 2. Transportasi 3. Rekreasi Sesuai kebutuhan/ pioritas
36 1. Makan 2. Minum 3. Suplemen Banyak keluarga yang harus di tanggung
37 1. Kuliah anak 2. Sosial 3. Pajak Pioritaskan biaya pendidikan anak
38 1. Alat-alat sekolah
Untuk menunjang profesi dan pengembangan
diri
39 1. Rekreasi keluarga Untuk menjaga kesegaran pikiran keluarga
40
1. Makan 2. Pembeliaan alat pembelajaran anak dan diri
sendiri
Belum punya laptop untuk proses saran
pembelajaran.
41 1. Sosial agama 2. Konsumsi sedikit Untuk kegiatan sosial
42 1. Makan 2. Transportasi 3. Liburan Banyak keluarga yang harus di tanggung
43 1. Biaya Kuliah anak Pioritaskan biaya pendidikan anak
44
1. Kursus anak 2. Sarana tugas kelancaran tugas
(Laptop) 3. M embantu membayar kulaih anak
Anak ke 2 sudah kelas XII anak ke 1 Perguruan
Tinggi
45 1.Rekreasi Agar pikiran fress
46 1. Kendaraan Untuk penunjang kegiatan
47 1. Kebutuhan pokok 2. Pendidikan anak 3.Angsuran Keluarga besar dan pendidikan mahal
48
1. Makan/ Kebutuhan pokok 2. Kendaraan 3. Tempat
tinggal
Gaji saya lebih banyak pendidikan
49 1. Pendidikan anak 2. Membantu saudara Pioritaskan biaya pendidikan anak
50 1. Angsuran pinjaman 2. Biaya pendidikan anak
Sebagai penunjang kesejahteraan hidup dan
dalam pelaksanaan tugas pendidikan,
51
1. Biaya Hidup 2. Untuk saudara 3. Kebutuhan
sekunder
Untuk kebutuhan pokok
52
1.Pendidikan anak 2. Alat penunjang pendidikan anak
3. Makan
Menyesuaikan pendapatan dari gaji utama
53 1. 4 sehat 5 sempurna 2. Biaya Pendidikan
Sebagai penunjang utama kesejahteraan rumah
tangga dan digunakan untuk penunjang
melaksnakan tugas sebagai guru.
54
1.Daya dan Jasa 2.Kelengkapan rumah tangga
3.kebutuhan poko
Agar dana sesuai yang diharapkan
55 Gaji sertifikasi tidak digunakan untuk konsumsi
Biar ada keseimbangan antara antara kebutuhan
pekerjaan dan kebutuhan sehari-hari.
56
1.Penunjang pekerjaan 2.Kebutuhan profesi 3.
keperluan hari-hari
Untuk membantu pengembangan KBM
57 o Kebutuhan yang paling sering muncul
58 1.Sandang dan pangan 2. Kuliah anak 3. Kendaraan Untuk tambahan biaya konsumsi.
59 1. Sembako 2 .Kuliah Anak Penting buat keluarga
42
No Skala Pioritas Alasannya
60 1. Tambahan biaya pendidikan anak Sesuai kebutuhan keluarga dan anak
61 1.Makan 2. Membayar kuliah anak 3.Internet Anak-anak kuliah di luar kota
62 1.Bayar kuliah anak 2. Bayar kost anak 3. Buku Jadi sertifikasi tidak digunakan untuk konsumsi
63
64 1. Buku 2. Kendaraan 3. Internet
Dengan peningkatan kualitas lauk dan penambah
susu kualiatas bisa hidup lebih baik.
65 1. Lauk 2 .Susu Untuk menunjang profesi dan pengembangan diri
66 1. Laptop 2. Buku Referensi 3. Majalah/ Koran
Harganya cukup mahal,jadi dengan dana dari
sertifikasi cukup membantu.
67 1. Alat bantu pembelajaran 2. Laptop 3. Buku
Urutan pertama lauk, lebih ditingkatkan, biasanya
makan dengan lauk tahu, sekarang di selingi
daging/ikan
68 1. Lauk 2. Buah Yang paling di pioritaskan
69
1.Bahan Pokok 2. Kebutuhan Rumah Tangga 3.
Kendaraan
Sesuaikan dengan kebutuhan yang sering muncul.
70 1. Bahan Pokok 2. Listrik, Air dll
71
1. Kebutuhan anak-anak 2. Kebutuhan saya dan keluarga
3. Pengembangan diri
Anak-anak belum kuliah, orang tua dan mertua
butuh dukungan kami.
72 1. Kebutuhan harian 2. Belanja Tambahan biaya konsumi
73 1. Pangan 2. Kebutuhan sehari-hari Konsumsi sehari-hari
74
75 1. Rekreasi 2. Kuliner Butuh Refresing
76 1. Netbook/Komputer 2. Flasdisk 3. Alat Tulis (ATL) Untuk menunjang KBM
77 1. Kuliah Anak Membayar semesteran
78 1. Kebutuhan pokok
Disesuaikan dengan kebutujan harian yang sering
digunakan
79 0
80 1. Makanan 2. Tempat Tinggal 3. Kendaran
Dari dari gaji sertifikasi digunakan untauk
angsuran kendaraan
81 1. Sembako Digunakan ketika gaji utama habis
82 1. Elektronik 2. Kendaraan 3. Hiburan Untuk meningkatkan kinerja.
83 1. Kebutuhan Pokok 2. Laptop Kebutujan pokok setiap than naik
84 1. Makan Keluarga 2. Kendaraan 3. Kuliner Kebutuhan pokok yang sering muncul
85 1. Pendidikan anak 2. Sembako Biaya yang yang diutamakan
86 1. Makanan 2. Pendidikan Anak Sesuai kebutuhn keluarga dan biaya anak.
87 1. Pendidikan Anak 2. Flasdisk 3. Kendaraan Pendidikan anak dan menunjang kinerja
88 1. Pendidikan Anak 2. Alat Penunjang Profesi Pendidikan anak yang di pioritaskan
89 1. Makanan Keluarga 2. Tagihan Rumah 3. Liburan
Tambahan dana digunakan untuk tambahan
angusran rumah
90 1. Biaya konsumsi bulan Biaya keluaRga besar
43
91 1. Biaya Kuliah anak Pendidkan anak penting
92 1. Biaya Kuliah anak Pendidkan anak penting
93 1. Biaya kost 2. Biaya tranportasi Untuk tambahan biaya pendidikan anak
94 1. Biaya anak 2. Biaya kansumsi Untuk kesejahteraan anak dan keluarga
95 1. Privat dua anak 2. Biaya transportasi Untuk meningkatkan potensi anak
96 1.Biaya kuliah anak 2. Kost anak Pendidikan anak pioritaskan
97 1. Diambil untuk pekerluan mendadak Dari gaji sertifikasi tidak di gunakan
98 1. Kendaraan 2. Laptop 3 . Buku
Tambahan dana digunakan untuk tambahan
angsuran rumah
99
1. Kridit rumah 2. Biaya kuliah anak 3. Biaya
listrik
Tambahan dana biaya bulanan
100 1. Biaya pendidikan anak 2. Lauk pauk Biaya anak dipioritaskan
44
Lampiran 4: Presentase Alokasi Tabungan dan Skala Pioritas
Presentase Alokasi Tabungan dan Alasannya
No Presentase Alasannya
1 90 Untuk masa depanAgar masa depna lebih baik, ketika usia sudah pensiun.
2 20 untuk cadangan kalau ada kebutuhan darutan
3 20 Untuk masa depan
4 40 untuk meningkatkan keamanan
5 25 sering ada kebutuhan mendadak
6 10 Untuk masa depan anak dak keluarga
7 29 Jaminan hari tua dan sebagai cadangan kedarut
8 25 Untuk persiapan pendidikan tinggi bagi anak
9 15 Untuk masa depan anak dak keluarga
10 30 Untuk hari tua dan untuk pendidikan anak nanti
11 80 Wajib punya tabungan untuk masa depan atau sebagai cadangan keperluan tak terduga
12 30 Untuk mengendalikan pola hidup konsumtif
13 20 Agar masa depna lebih baik, ketika usia sudah pensiun.
14 50 ingin kejenjang pendidikan sang anak
15 25 untuk mengantisipasi kebutuhan yang mendesak \ mendadak
16 57 cadangan kebutuhan sehari-hari dalam bentuk kas
17 40 untuk masa depan anak
18 20 berjaga-jaga
19 10 untuk kebutuhan yang tak terduga
20 20 masih banyak kewajiban
21 40 untuk kebutuhan mendadak
22 35 bisa untuk kebutuhan mendadak
23 10 sebagai cadangan
24 20 hanya cadangan
25 30 untuk tabungan keperluan yang mendadak
26 70 untuk berjaga-jaga
27 50 Untuk cadangan
28 40 memenuhi kebutuhan tidak terduga
29 15 sisa kebutuhan hidup yang sudah terpenuhi
30 10 untuk jaga-jaga siapa
31 80 Untuk masa depan anak
32 75 untuk cadangan biaya anak sekolah
33 25 untuk persiapan kuliah anak
34 78 untuk simpanan
35 0 kebutuhan lain masih pioritas
45
No Presentase Alasannya
36 20 tabungan hari tua
37 10 hari tua
38 80 untuk cadangan biaya anak kuliah
39 50 untuk jaga-jaga kondisi mendesak
40 15 cadangan masa depan sekolah anak
41 99 untuk pensiun
42 50 biaya kuliah anak
43 15 cadangan hidup
44 15
yang tidak mengharus menabung 15% itu sudah diperhitungkan dan kebutuhan yang
lain
45 40 jaminan hari tua
46 20 untuk persiapan kebutuhan masa depan
47 20 digunakan untuk cadangan untuk kebutuhan yang besar atau masa yang akan datang
48 65 Tabungan anak
49 65 untuk mempersiapkan kebutuhan masa yang akan datang
50 20
untuk mempersiapkan kebutuhan masa yang akan datang dan apabila ada kebutuhan
mendadak yang taj terduga
51 25
agar penggunaan uang bisa terkontrol dan dapat di ambil untuk kebutuhan yang
mendadak
52 36 dekat dengan tempat kerja, mudah dijangkau dan pelayanan
53 20 diupayakan agar memiliki dana cadangan yang memadai
54 20 untuk pensiun
55 50 jaminan hari tua
56 40 apabila ada kebutuhan yang membutuhkan dana yang banya
57 20 untuk hari tua
58 0 tunjangan sertifikasi tidak tersisa
59 20 persiapan masa depan
60 30 untuk masa depan dan mendadak jika dibutuhkan dana
61 35 persiapan hari tua dan keperluan mendadak
62 15 untuk masa depan dan mendadak jika di butuhkan dana
63 80 untuk kebutuhan pengembangkan diri sendiri
64 30 untuk masa depan anak dan keluarga
65 50 Sangat penting
66 25 untuk cadangan dana saat dibutuhkan sewaktu-waktu dan mempersiapkan pensiun
67 35 untuk kebutuhan pengembangan diri seperti study banding
68 40 membutuhkan jaminan untuk berjaga-jaga
69 30 menyiapkan masa depan anak dan hari tua
70 50 untuk menghemat
46
No Presentase Alasannya
71 25 untuk cadangan biaya kuliah
72 30 untuk cadangan biaya
73 25 untuk dana keperluan sekolah anak-anak
74 50 untuk cadangan setelah pensiun
75 30 untuk kebutuhan tak terduga
76 10 untuk cadangan biaya kuliah
77 25 Demi amasa depan/ hari tua agar bisa mandiri , tidak memohon bantuan anak
78 45 untuk cadangan untuk biaya perbaiki rumah
79 100 untuk biaya sekolah anak
80 40 Hemat
81 60 untuk dana pensiun dan untuk cadangan ketika terjadi kecelakaan
82 25 sisa dari konsumsi untuk masa depan
83 20 dana pensiun
84 25 untuk persiapan naik haji
85 25 untuk persiapan kuliah anak
86 20 untuk persiapan masa depan anak dan keluarga
87 20 jaminan hari tua
88 30 kebutuhan darurat
89 20 agar pola konsumsi dapat di kendalikan dan untuk dana darurat
90
20 untuk masa depan yg lebih baik, dana cadangan utuk sesuatu peristiwa yg tidak
diingkan, seperti sakit,
91 45 untuk mengembangakan diri
92 30
Menabung karena suapaya uang kita aman di bank, menabung karena untuk berjaga-
jaga
93 30 kebutuhan yang mendadak dikemudian hari
94 30 untuk persiapan masa depan
95 25
untuk menjamin kehidupan di masa depan serta memenuhi kebutuhan di waktu yang
akan datang
96 40
menabung karena kita harus menyisihkan dari uang yang kita punya untuk berjaga-
jaga jadi apabila suatu saat kita butuh punya uang untuk dipakai tidak merepotkan
orang lain
97 50 spekulasi/jaga-jaga
98 20 Jaminan untuk masa depan
99 15 menabung untuk berjaga-jaga
100 10 masih banyak untuk membayar kewajiban
47
Skala Pioritas Tabungan dan Alasannya
No Presentase Alasannya
1 1. Tabungan Tunai Lebih aman
2 1. BPD Lebih aman
3 1. BPD Lebih aman
4 1.Tabungan Haji lebih aman, jika uang di simpan dirumah risiko hilang.
5 1. Tabungan di Bank karena ada LPS
6 1.BNI Aman
7 1. Simpedes. banyak sudah familiar
8
1.Tabungan Bima 2. Tabungan
Simpeda Dana sertifikasi langsung masuk ke rekening BPD
9
1. Tabungan di Bank 2. Dana
Pensiun Bank terkenal
10 1. BRI 2. BPD
sudah lama menjadi nasabah bank tersebut dan aman jika
disimpan di rumah risiko hilang
11 1. BNI aman mudah untuk transaksi dengan keluarga dan teman
12 1. BIMA 2. BIMA 2 3. SIMPEDES
Kalau ada kebutuhan tak terduga mudah terpenuhi dan
menanamkan sikap hidip yang hemat
13 1. BNI Bank familiar dan ada LPS
14 1. Tabungan BIMA Bank Jateng Aman
15 1. BRI 2. BPD Risiko kecil
16 1. Bank Jateng2. BNI 46 3. BRI lebih aman
17 1. Tabungan Anak Aman
18 1. BPD Risiko kecil
19 1. Tabungan Mandiri sudah lama menjadi nasabah bank tersebut
20 1. Bank Jateng Aman
21
1. Tabungan Bima2. Tabungan Bni
46 Risiko kecil
22
1. Tabungan Jateng 2. Tabungan
BNI 46 Kalau ada ditangan cepat habis, maka sebagian di tabung
23 1. BPD Simpeda Tabungan dari gaji dan sertifikasi
24 1. BP Hiprada 2. BPD BIMA Jenis tabungan yang untuk gaji
25 1. Tabungan BIMA Bank Jateng aman
26 1. BPD Simpeda Dana sertifikasi langsung masuk ke rekening BPD
27 1.BPD Aman
28 1.Tabungan Bulanan
setiap saat bisa di ambil untuk memenuhi kebutuhan untuk
yang tabungan
29 1. Tabungan Biasa 2. Deposito praktis
30 1. BRI ada LPS
48
No Presentase Alasannya
31 1. BPD Simpeda dari gaji sertifikasi langsung masuk ke BPD Simpeda
32 1. BNI Mudah dan cepat pelayanannya
33 1. BRI 2. BNI aman
34 1. Bank BRI Aman dan berbunga
35
36 1. Simpedes berbunga
37 1. BNI 2. BPD agar hemat
38 1. BNI Risiko kecil
39
1. Tabungan Biasa 2. Koperasi
sekolah praktis
40 1. BPR 2. Koperasi risiko kecil dan berbunga
41 1. Tabungan Taplus BNI dana lebih berkembang
42 1. BNI 2. BRI 3. Bank Jateng sudah terkenal
43 1. Bank BRI Lebih aman
44
1. Koperasi sekolah 2. Koperasi
sosial 3. BNI dan BCA
menabung karena sudah di perhitungkan bahwa bulan-bulan
tertentu banyak keperluan/pengeluaran baik untuk sosial maupun
sekolah
45 1. BPD untuk pengendalikan diri agar lebih hemat
46 1. Simpedes 2. BPD saat membutuhkan dana lebih mudah transaksinya
47 1. Koperasi sekolahan mudah mengurusnya dan sekaligus ada bagi hasil
48 1. BRI Dapet bunga
49 1. Simpedes
saat membutuhkan dana dapat di ambil sewaktu-waktu dengan
mudah dan cepat keamanan terjamin
50 1.BNI 2. BPD3. BRI
BNI : yang ditetapkan pemerintah sebagai saran transaksi
sertifikasi. BPD : karena sebagai orang jawa tengah. BRI : untuk
mempermudah transaksi dengan saudara
51 1. BNI 2.BRI 3. BII bunganya lumayan
52 1. BNI aman
53
1. Tabungan Bank 2. Tabungan
koperasi digunaka untuk dana cadangan apabila ada keperluan mendadak
54 1. BRI 2. BNI aman
55 1. BPD 2. BNI3. Mandiri Syariah risiko kecil
56 1. BNI 2. BRI Karena mudah dan terjangkau
57 1.BNI risiko kecil
58
59 1. BNI 2.Mandiri persiapan untk hari tua dan kperluluan mendadak
60 1. BRI 2. Mandiri 3. BNI BNI: Tabungan sudah menjadi nasabah lama ,BNI .
61 1. DPLK 2. Taplus berbunga
62 1. BRI 2. Mandiri 3.BNI
BRI= Tabungan sudah berlangsung lama, BNI untuk sertifikasi dan
mandiri untuk penerimaan gaji
49
Skala Pioritas dan Alasannya
No Presentase Alasannya
62 1. BRI 2. Mandiri 3.BNI
BRI= Tabungan sudah berlangsung lama, BNI untuk sertifikasi
dan mandiri untuk penerimaan gaji
63 1. BPD 2. BNI 3. Mandiri Aman
64 1. BPD Risiko kecil dan berbunga serta ada LPS
65 1. BPD Untuk mengontrol hemat
66 1. Pendidikan 2. Dana pensiun untuk mempersiapkan pendidikan anak dan dana pensiun
67 1. BNI 2. Mandiri 3. Koperasi aman, karena BUMN, kalau koperasi jejaring dengan alumni
68 1. BNI 2. BTN aman
69 1. BNI 2. BRI 3. BPD berbunga
70 1. BPD sudah lama menjadi nasabah bank tersebut
71 1. BPD Lebih aman
72 1. BPD Dana sertifikasi langsung masuk ke rekening BPD
73 1. Simpeda 2. BPD aman mendapat bunga
74 1. Simpedes supaya aman
75 1. BPD Karena sekalian pencairan gaji bulanan
76 1. BPD Gaji sertifikasi lewat bank BPD
77 1. Simpedes biaya adminitrasi ringan walaupun bunga sedikit
78 1. BPD BIMA 2. BPD Tamades untuk cadangan biaya di masa depan
79 1. BPD aman
80 1. BPD 2. BPD Simpedes Dana sertifikasi langsung masuk ke rekening BPD
81 1. BPD 2. BPD Simpedes Dana sertifikasi langsung masuk ke rekening BPD
82 1. BPD Gaji sertifikasi lewat bank BPD
83 1. BPD lebih aman
84 1. BPD risiko kecil
85 1. BPD Bank terkenal
86 1. BPD 2. BNI aman dan dana sertifikasi menggunakan BPD serta lebih praktis
87 1. BNI aman
88 1. Bank Jawa Tengah cepat pelayanan
89 1. BPD 2. BNI Dana sertifikasi langsung masuk ke rekening BPD
90 1. Bank Jateng karena biaya administrasi rendah
91 1. Simpedes cepat pelayanan
92 1. BNI aman
93 1. BRI 2. BPD pelayanan baik
94 1. Bank Jawa Tengah Lebih aman
95 1. BPD Dana sertifikasi langsung masuk ke rekening BPD
96 1. Simpedes Praktis sudah kerja sama
97 1. BNI 2. BTN aman
98 1. Tabungan BIMA Bank Jateng biaya murah
99 1. BPD Simpeda gaji sertifikasi menggunakan Bank BPD
100 1. BPD BIMA 2. BPD Tamades gaji sertifikasi menggunakan bank BPD
50
Lampiran 3 : Presentase Alokasi Investasi dan Skala Pioritas
Presentase Alokasi Investasi dan Alasannya
No Investasi (%) Alasannya
1 0 Tidak ada dana yang tersisa
2 0 Tidak ada dana yang tersisa
3 0 Tidak ada dana yang tersisa
4 10 untuk persiapan pensiun
5 0 Tidak ada dana untuk investasi
6 30 Untuk keperluan masa yang datang
7 11 Pengembangkan pendapatan
8 25 Pengembangkan pendapatan
9 5 investasi bukan merupakan pioritas utama
10 20 Ingin menambah penghasilan
11 0 bukan pebisnis handal
12 30 untuk cadangan kebutuhan yang akan datang dan mengimbangi inflasi
13 30 berharap mendapat keuntungan ketika di jual dimasa yang akan datang
14 20 tidak repot untuk mengurus dana yang di investasikan
15 50 untu mendapat keuntungan dimasa yang akan datang
16 43 Tabungan dalam bentuk deposito dan benda yang tidak bergerak
17 40 agar dana perkembang
18 10 untuk masa depan anak
19 10 agar mendapat keuntungan di masa yang datang
20 0 Tidak ada dana yang tersisi
21 30 Biar ada dana tambahan
22 25 mudah mengurusnya
23 10 agar dana berkembang
24 20 agar dana berkembang
25 50 agar mendapat keuntungan di masa yang datang
26 30 untuk kegiatan masa pensiun
27 0 Tidak ada dana yang tersisa
28 20 Jaminan hari tua / masa pensiun
29 5 agar mendapat keuntungan
30 0 Pendapatan tidak mencukupi
31 20 lumayan mendapat keuntungan
32 0 sudah habis untuk biaya anak kuliah
33 20 untuk pensiun
34 20 untuk masa depan anak
35 70 menunjang masa depan/ pensiun
51
No Investasi (%) Alasannya
36 15 untuk kenang-kenangan anak
37 0 Tidak ada dana yang tersisa
38 0 Tidak ada dana yang tersisa
39 40 untuk meningkatkan aset
40 0 Tidak ada dana yang tersisa
41 0 Tidak berbakat
42 0 Tidak ada dana yang tersisa
43 30 untuk mengembangkan usaha
44 35 belum ada dana yang investasikan
45 20 tambahan pendapatan
46 0 Tidak ada dana yang tersisa
47 0 Tidak ada dana yang tersisa
48 0 usia sudah tua, tidak membutuhkan investasi
49 25 untuk anak
50 0 Tidak ada dana yang tersisa
51 0 Tidak ada dana yang tersisa
52 0 Tidak ada dana yang tersisa
53 0 Tidak ada dana yang tersisa
54 10 Agar punya kepimilikan yang nilainya tidak menyusut
55 50 Dana berkembang
56 10 untuk keperluan jangka panjang
57 0 Tidak ada dana yang tersisa
58 0 Tidak dana untuk investasi
59 30 masa depan
60 20 Untuk mendapatkan penghasilan tambahan
61 0 tidak pinter mengelola uang unutk investasi
62 0 Tidak ada dana yang tersisa
63 20 untuk meningkatkan aset
64 10 tidak handal untuk investasi
65 25 untuk menambah penghasilan
66 25 supaya dana tidak berhenti
67 15 untuk tambahan pendapatan
68 30 mempersiapkan masa depan keluarga sebagai modal usaha
69 20 supaya uang tidak berhenti
70 20 untuk masa depan keluarga
71 25 untuk mengembangkan diri dan anak
72 20 untuk cadngan haru tua
73 25 untuk cadangan setelah pensiun
52
No Investasi (%) Alasannya
74 50 supaya uang berputar
75 10 untuk investasi ke depan
76 65 Untuk membantu usaha suami
77 15 Cadangan Pensiun
78 5 untuk persiapan hari tua
79 0 Tidak ada dana yang tersisa
80 0 Tidak ada dana yang tersisa
81 5 mendapat keuntungan
82 0 Tidak ada dana yang tersisa
83 5 untuk masa depan agar bisa dinikmati
84 5 untuk jangka panjang
85 0 Tidak ada dana yang tersisa
86 5 mendapat keuntungan
87 0 tidak ada dana yag tersisi untuk investasi
88 10 untuk meningkatkan aset pribadi
89 5 tidak pebisnis handal
90 35 agar mendapat keuntungan dimasa depan
91 0 tidak ada dana sersisa
92 10 untuk kenang-kenangan anak
93 10 untuk masa yang akan datang
94 20 mendapat tambahan pendapatan
95 15 jaminan hari tua / masa pensiun
96 20 tidak pebisnis handal
97 20 membantu anak
98 20 Menyiapkan dana masa pensiun.
99 5 untuk tempat tingga
100 30
membangun kehidupan masa depan mulai dari memikirkan kehidupan setelah
pensiun
53
Skala Pioritas Investasi dan Alasannya
No Pioritas Alasannya
1
2
3
4 1. Tanah 2. Rumah Untuk tempat tinggal, jika anak ingin membangun rumah
5
6 1. Tanah 2. Rumah
Untuk tempat tinggala anak dimasa yang akan datang dan harga rumah
setiap tahun naik
7 1. Bangunan Nilai jual semakin bertambah
8 1. Rumah 2. Tanah harga naik setiap tahun
9 1. Rumah 2. Perhiasan Jika dijual mendapat nilai tambah
10
1. Membuka usaha kelas
Privat lumayan untuk mendapat penghasilan
11
12 1.Tanah 2. Rumah Jangka panjangnya nilai jual tidak akan turun
13 1. Tanah risiko rugi kecil
14 1. Tanah 2. Perhiasan aman jika dijual dimasa yang akan datang
15 1. Tanah 2. Rumah aman risiko kecil , jika dijual dimasa yang akan datang akan naik
16 1. Tanah 2. Deposito
Harga tanah yang relatif meningkat dan investasi yang baik . Deposito
dengan risiko rugi kecil
17
1. Barang tidak bergerak
(Tanah) risiko rugi kecil
18 1. Tanah 2. Rumah Risiko kecil, untuk masa depan anak jika ingin membangun rumah
19 0 aman risiko kecil , jika dijual dimasa yang akan datang akan naik
20
21
1. Deposito 2. Dana
Pensiun Risiko kecil, mendapat keuntungan setiap tahun
22
23 1. Tanah untuk persiapan pensiun digunakan untuk kegiatan bercocok tanam
24 1. Tanah harga setiap tahun relatif naik
25
1. Tanah 2. Emas 3.
Deposito Risiko kecil dibandingan dengan investasi yang lain
26
1. Wiraswasta Kecil 2.
Rehab rumah untuk kegiatan masa depan
27
28 1. Pasar Modal Ketidakpastian masa depan
29 1. Deposito
30
31 1. Deposito Aman risiiko kecil
32
54
33 1. Tanah Untuk persiapan anak hari tua
No Pioritas Alasannya
34 1. Tanah prospek bagus dan keamanan baik
35 1. Tanah 2. Rumah investasi fleksibel ( barang semakin naik)
36 1. Tanah 2. Rumah Aman risiko kecil
37
38
39 1. Deposito Aman
40
41
42
43 1. Usaha agar mendapat keuntungan dari usaha
44
45 1. Modal usaha agar usaha berkembang dan mendapat tambahan pendapatan
46
47
48 1.Tanah
49
50
51
52
53
54 1. Saham
Agar mempunyai cadangan kepimilikan dana agar nilainya senantiasa
bertambah
55
1. Rumah 2.
Deposito 3.
Perhiasan untuk tambahan pendapatan
56 1. Tanah Memiliki stabilitas harga
57
58
59
60
1. Deposito 2.
Rumah Supaya mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang
61
62
63 1. Deposito Aman risiko kecil
64
65 1. Modal usaha dengan modal usaha dapat menambah penghasilan keluarga
66
1.Tanah 2. Deposito
3. Perhiasan harga cenderung naik setiap tahun
67 1. Bisnis jual beli Mencari keuntungan
55
No Pioritas Alasannya
68 1. Modal usaha 2. Rumah agar usaha berkembang dan mendapat keuntungan dari usaha
69 1. Tanah 2. Bangunan Tanah dan bangunan setipa tahun meningkat
70 1. Rumah 2. Tanah investasi yang aman
71 1. Tanah 2. Usaha Jasa Tanah harga makin naik tiap tahun, agar usaha berkembang lalu mendapat keuntungan
72 1. Usaha/ tambaham modal mendapat keuntungan dari hasil usaha
73 1. Tanah 2. Rumah harga tanah / rumah selalu naik
74 1. Tanah kalau dijual tidak rugi
75 1. Tanah Harga tidak mungkin menurun
76 1. Kos kosan untuk mengembangkan usaha suami
77
78 1. Rumah jika dijual tidak akan turun
79
80
81
82
83 1. Rumah 2. Emas
84
85
86 1. Deposito
87
88 1. Deposito
89 1. Deposito
90 1. Privat 2. Rumah mempersiapkan dana untuk mengembangkan diri
91
92 1. Rumah 2. Deposito 3. Perhiasan
93 1. Tanah 2. Rumah
94 1. Tanah2. tambahan usaha
95 1. Tanah
96 1. Deposito
97 1. Bisnis Makanan Mencari keuntungan
98 1. Deposito
99 1. Rumah
100 1. Deposito
56
Lamapira 4 : Presentase Alokasi Asuransi dan Skala Pioritas dan Skala
Prioritas dan Alasannya
No
Asuransi
(%) Alasannya
1 0 Tidak ada dana untuk asuransi
2 0 Tidak ada dana untuk asuransi
3 0 Tidak ada dana untuk asuransi
4 0 Tidak sesuai dengan ajaran agama kami
5 0 Tidak ada dana untuk asuransi
6 10 untuk jaminan hari tua
7 0 Asuransi kesehatan sudah termaksud dalam dalam potongan penghasilan
8 0 Asuransi kesehatan sudah termaksud dalam dalam potongan penghasilan
9 0 Tidak ada dana untuk asuransi
10 0 Tidak suka asuransi
11 0 sudah dikover dengan ASKES
12 10 mengantisipasi sesuatu yang akan terjadi di masa datang
13 10 agar dapat mengurangi kerugiana keuangan di masa datang
14 0 Tidak ada dana untuk asuransi
15 0 Tidak ada dana untuk asuransi
16 0 Tidak ada dana untuk asuransi
17 0 Tidak ada dana untuk asuransi
18 0 Tidak ada dana untuk asuransi
19 5 Agar masa depan anak aman
20 0 Tidak ada dana untuk asuransi
21 0 Tidak ada dana untuk asuransi
22 0 Tidak ada dana untuk asuransi
23 0 Tidak ada dana untuk asuransi
24 10 untuk masa depan anak
25 0 Tidak ada dana untuk asuransi
26 0 sudah ada pemotongan bulanan dari gaji untuk asuransi
27 0 Sudah ada asuransi
28 20 mahalnya biaya pendidikan, Tidak semua di kover dalam BPJS
29 0 Tidak ada dana untuk asuransi
30 0 Tidak ada dana untuk asuransi
31 0 Tidak ada dana untuk asuransi
32 0 Tidak ada dana untuk asuransi
33 5 untuk persiapan hari tua
34 0 Tidak ada dana untuk asuransi
35 0 sudah ada dana pensiun
57
No
Asuransi
(%) Alasannya
36 15 Jaminan hari tua
37 0 Tidak ada dana untuk asuransi
38 0 Tidak ada dana untuk asuransi
39 0 Belum ada rencana asuransi
40 7 Jimanan Hari tua
41 0 Tidak tertarik
42 0 Tidak ada dana untuk asuransi
43 15 biar membantu dimasa yang akan datang
44 0 belum ada dana untuk masuk asuransi
45 10 untuk masa depan anak
46
47 0 Tidak ada dana untuk asuransi
48 0 Tidak ada dana untuk asuransi
49 0 sudah ada askes
50 0 Tidak ada dana untuk asuransi
51 5 agar dimasa tua lebih enak !. Kesehatan .2. Ksejahteraan/ dana pensiun
52 5 agar lebih aman
53 5 berjaga-jaga kalau sakit dan memerlukan biaya
54 5 agar memiliki jaminan kesehatan dan jaminan hari tua
55 0 Tidak ada dana untuk asuransi
56 0 Tidak ada dana untuk asuransi
57 30 membantu keuangan di masa akan datang
58 10 Jaminan hari tua dan meminjamkan beban tagihan kesehatan
59 0 Tidak ada dana untuk asuransi
60 20 Tidak ada dana untuk asuransi
61 5 Untuk jaminan kesehatan keluarga
62 0 Tidak ada dana untuk asuransi
63 0 Tidak ada dana untuk asuransi
64 0 Tidak ada dana untuk asuransi
65 0
untuk mempersiapkan kesehatan keluarga yang lebih baik dan kenyamanan
dalam bekerja
66 0 Tidak ada dana untuk asuransi
67 10 untuk masa depan keluarga
68 10 utamakan asuransi kesehatan keluarga pendidikan anaka dan kerja
69 10 untuk masa depan anak
70 0 Tidak ada dana untuk asuransi
71 25 rutin setiap bulan membayar premi asuransi
72 0 Tidak ada dana untuk asuransi
73 10 untuk cadangan kesehatan sewaktu-waktu
58
No
Asuransi
(%) Alasannya
74 0 Tidak ada dana untuk asuransi
75 10 untuk mengurangi beban
76 5 mengurangi biaya
77 0 Tidak ada dana untuk asuransi
78 0 Tidak ada dana untuk asuransi
79 0 Tidak ada dana untuk asuransi
80 0 Tidak ada dana untuk asuransi
81 5 untuk berjaga-jaga keluarga
82 0 Tidak ada dana untuk asuransi
83 0 Tidak ada dana untuk asuransi
84 0 Tidak ada dana untuk asuransi
85 0 Tidak sesuai dengan ajaran agama kami
86 0 Tidak sesuai dengan ajaran agama kami
87 10 berjaga-jaga kalau sakit dan memerlukan biaya
88 0 Tidak ada dana untuk asuransi
89 5 Tidak ada dana untuk asuransi
90 0 Tidak ada dana untuk asuransi
91 5 Untuk jaminan kesehatan keluarga
92 0 Tidak ada dana untuk asuransi
93 0 Tidak ada dana untuk asuransi
94 0 Tidak ada dana untuk asuransi
95 5 . Melindungi peristiwa yang sudah pasti – Kematian
96 0 Tidak ada dana untuk asuransi
97 10 agar dapat mengurangi kerugiana keuangan di masa datang
98 0 Tidak ada dana untuk asuransi
99 0 Tidak ada dana untuk asuransi
100 0 Tidak ada dana untuk asuransi
59
Skala Pioritas Asurnasi dan Alasaaanya
No Skala Pioritas Alasannya
1
2
3
4
5
6 1. BPJS
Agar mengurangi risiko keuangan dimasa yang akan
datang
7
8
9
10
11
12
1. Asuransi kesehatan .2.
Asuransi Dana Pensiun
Yang terjadi dimasa depan kita tidak tahu maka perlu
adanya asuransi
13
1. Prudential 2. Asuransi
Kesehatan Disarankan keluarga
14
15
16
17
18
19 1. Asuransi Pendidikan anak Supaya dapat membantu keuangan di masa depan
20
21
22
23
24 1. Asuransi pendidikan anak Jumlah anak tiga yang terkecil
25
26
27
28
1. Jaminan Hari Tua
.2.kesehatan.3. Pertanggunagn Masih ada nilai tunai pada saat jatuh tempo asuransi
29
30
31
32
33 1. CAR.2.AIG-LIPPO Supaya masa tua lebih enak
34
60
No Skala Pioritas Alasannya
35
36 1.Jiwa Sraya Supaya keuangan terjaga
37
38
39
40 1.BPJS Asuransi kesehatan penting
41
42
43 1. Kesehatan 2. Hari Tua Penting
44
45 1. Asuranasi Pendidikan Agar lebih murah untuk membayar biaya pendidikan
46
47
48
49
50
51
52 1.kesehatan 2. Dana Pensiun Tidak ingin membebani ahli waris
53 1. kesehatan Karena biaya berobat mahal
54 1. Kesehatan .2. Hari Tua
Sebagai jaminan kesejahteraan kesehatan dan
jaminanan hari tua setalah tidak aktif bekerja (
pensiun)
55
56
57
1. asuransi kesehatan .2.
Asuransi Dana Pensiun
Supaya dimasa yang akan datang bisa dibantu dari
pihak asuransi
58 1. BPJS
59
60
61 1. Asuransi Kesehatan Supaya biaya lebih ringan di masa depan
62
63
64
65 1. Asuransi Kesehatan Penting
66
61
67
1. Asuransi Pndidikan 2. Asuransi BPJS. 3.
Asuransi Dana Pensiun Anak saya lebih membutuhkan
68
1. Asuransi Keluarga .2. Pendidikan anak 3.
Asuransi kerja Penting untuk masa depan
69 1. Asuransi pendidikan Persiapan pendidikan anak
70
71 1. Asuransi Pendidikan Anak Anak belum kuliah
72
73
1. Asuransi Kesehatan 2. Asuransi
Pendidikan
Untuk cadangan keperluan kesehatan dan
pendidikan anak-anak yang masih sekolah
74
75
1. Asuransi Pendidikan 2. Asuransi
kesehatan
Biaya pendidikan dan biaya kesehatan semakin
lama semakin naik
76 1. Asuransi Jiwa Penting
77
78 1. Asuransi Kesehatan Meringankan biaya kesehatan
79
80
81
82
83
84
85
86
87 1. asuransi kesehatan Penting
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97 1. Asuransi Kesehatan penting
98
99
100