FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA CONTRACT CHANGE...

12
Vol. 2 No. 02 Desember 2016 JURNAL INFRASTRUKTUR 1 - 40 FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA CONTRACT CHANGE ORDER (CCO) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG Aceng Maulana Mahasiswa Magister Teknik Sipil Universitas Katolik Parahyangan Email: [email protected] Abstract The construction project is a series of activities carried out only one time and short term nature. Implemen- tation of the project faced with the problems such Contract Change Order which will result in amendments to the contract. This study is a policy study or applied studies whose purpose is to find or formulate solutions to problems related to the Contract Change Order (CCO) of the Cost variant (different budgets) and Time variant (the time difference). The data used is the dam construction contract document data X. Based on an analysis of all amendments and Influence diagrams of all the factors that influence each other in the end boils down to three variables, namely: Changes in the value of the contract, the contract completion time change, change contract administration, change contract administration is the outcome of all the changes in the contract and the factors that cause changes in the contract. Amendment of the most common is the change in value of the contract caused by escalation (price adjustments) four times, additional work is less based on calculations MC twice, and design changes once. Technically all of the greatest influence and im- pact on changes in the value of the contract is the design changes that result in the addition of a contract value of 25.11% of the value of the initial contract, followed by escalation of 5.64% and a result of calcula- tion by 3.91% MC. But the greatest influence and impact on the contractual completion timeline changes are extreme weather conditions, removal of quarry locations and additional scope of work that resulted in the addition time for 21.92% of the initial contract period, whereas only design changes resulted in an addition of 10.96% of time contract initially. Keywords: project construction, amendment, price adjustments, changes in time, completion of contract Abstrak Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka pendek. Pelaksanaan proyek dihadapkan pada permasalahan diantaranya Contract Change Or- der yang akan menghasilkan amandemen kontrak. Penelitian ini merupakan studi kebijakan ataupun studi terapan yang tujuannya adalah untuk mengetahui atau merumuskan solusi terhadap permasalahan terkait Contract Change Order (CCO) terhadap Cost variant (perbedaan anggaran)dan Time variant (perbedaan waktu). Data yang digunakan adalah data dokumen kontrak pembangunan bendung X. Berdasarkan analisis dari semua amandemen dan Influence diagram dari semua faktor yang saling mempengaruhi satu sama lain pada akhirnya bermuara kepada tiga variable yaitu : Perubahan nilai kontrak, Perubahan waktu penyelesa- ian kontrak, Perubahan administrasi kontrak, perubahan administrasi kontrak merupakan muara dari semua perubahan dalam kontrak dan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan kontrak. Amande- men yang paling sering terjadi adalah perubahan nilai kontrak yang disebabkan oleh eskalasi (penyesuaian harga) sebanyak empat kali, pekerjaan tambah kurang berdasarkan perhitungan MC sebanyak dua kali, dan perubahan desain sebanyak satu kali. Secara teknis kesemuanya itu yang paling besar pengaruh dan dam- paknya terhadap perubahan nilai kontrak adalah perubahan desain yang mengakibatkan penambahan nilai kontrak sebesar 25,11% dari nilai kontrak awal, disusul eskalasi sebesar 5,64% dan akibat perhitungan MC sebesar 3,91%. Namun yang paling besar pengaruh dan dampaknya terhadap perubahan waktu penyelesa- ian kontrak adalah kondisi cuaca ekstrem, pemindahan lokasi quarry dan penambahan lingkup kerja yang mengakibatkan penambahan waktu sebesar 21,92% dari waktu kontrak awal, sedangkan perubahan desain hanya mengakibatkan penambahan sebesar 10,96% dari waktu kontrak awalnya. Kata kunci : proyek konstruksi, amandemen, penyesuaian harga, perubahan waktu, penyelesaian kontrak

Transcript of FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA CONTRACT CHANGE...

Vol. 2 No. 02 Desember 2016

JURNAL INFRASTRUKTUR1 - 40

FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA CONTRACT CHANGE ORDER (CCO) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI

PEMBANGUNAN BENDUNG

Aceng Maulana

Mahasiswa Magister Teknik Sipil Universitas Katolik ParahyanganEmail: [email protected]

Abstract

The construction project is a series of activities carried out only one time and short term nature. Implemen-tation of the project faced with the problems such Contract Change Order which will result in amendments to the contract. This study is a policy study or applied studies whose purpose is to find or formulate solutions to problems related to the Contract Change Order (CCO) of the Cost variant (different budgets) and Time variant (the time difference). The data used is the dam construction contract document data X. Based on an analysis of all amendments and Influence diagrams of all the factors that influence each other in the end boils down to three variables, namely: Changes in the value of the contract, the contract completion time change, change contract administration, change contract administration is the outcome of all the changes in the contract and the factors that cause changes in the contract. Amendment of the most common is the change in value of the contract caused by escalation (price adjustments) four times, additional work is less based on calculations MC twice, and design changes once. Technically all of the greatest influence and im-pact on changes in the value of the contract is the design changes that result in the addition of a contract value of 25.11% of the value of the initial contract, followed by escalation of 5.64% and a result of calcula-tion by 3.91% MC. But the greatest influence and impact on the contractual completion timeline changes are extreme weather conditions, removal of quarry locations and additional scope of work that resulted in the addition time for 21.92% of the initial contract period, whereas only design changes resulted in an addition of 10.96% of time contract initially.

Keywords: project construction, amendment, price adjustments, changes in time, completion of contract

Abstrak

Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka pendek. Pelaksanaan proyek dihadapkan pada permasalahan diantaranya Contract Change Or-der yang akan menghasilkan amandemen kontrak. Penelitian ini merupakan studi kebijakan ataupun studi terapan yang tujuannya adalah untuk mengetahui atau merumuskan solusi terhadap permasalahan terkait Contract Change Order (CCO) terhadap Cost variant (perbedaan anggaran)dan Time variant (perbedaan waktu). Data yang digunakan adalah data dokumen kontrak pembangunan bendung X. Berdasarkan analisis dari semua amandemen dan Influence diagram dari semua faktor yang saling mempengaruhi satu sama lain pada akhirnya bermuara kepada tiga variable yaitu : Perubahan nilai kontrak, Perubahan waktu penyelesa-ian kontrak, Perubahan administrasi kontrak, perubahan administrasi kontrak merupakan muara dari semua perubahan dalam kontrak dan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan kontrak. Amande-men yang paling sering terjadi adalah perubahan nilai kontrak yang disebabkan oleh eskalasi (penyesuaian harga) sebanyak empat kali, pekerjaan tambah kurang berdasarkan perhitungan MC sebanyak dua kali, dan perubahan desain sebanyak satu kali. Secara teknis kesemuanya itu yang paling besar pengaruh dan dam-paknya terhadap perubahan nilai kontrak adalah perubahan desain yang mengakibatkan penambahan nilai kontrak sebesar 25,11% dari nilai kontrak awal, disusul eskalasi sebesar 5,64% dan akibat perhitungan MC sebesar 3,91%. Namun yang paling besar pengaruh dan dampaknya terhadap perubahan waktu penyelesa-ian kontrak adalah kondisi cuaca ekstrem, pemindahan lokasi quarry dan penambahan lingkup kerja yang mengakibatkan penambahan waktu sebesar 21,92% dari waktu kontrak awal, sedangkan perubahan desain hanya mengakibatkan penambahan sebesar 10,96% dari waktu kontrak awalnya.

Kata kunci : proyek konstruksi, amandemen, penyesuaian harga, perubahan waktu, penyelesaian kontrak

JURNAL INFRASTRUKTUR 1 - 41

Vol. 2 No. 02 Desember 2016

1. PENDAHULUAN

Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian ke-giatan yang mengolah sumber daya proyek men-jadi elemen-elemennya. Proyek konstruksi memiliki 3 karakteristik yaitu: membutuhkan sumber daya (manusia, uang, mesin, metoda, material), bersi-fat unik, , dan membutuhkan organisasi (Ervianto, 2002).

Dalam pelaksanaan proyek konstruksi sering diha-dapkan pada permasalahan, salah satunya adalah terjadinya perubahan-perubahan. Perubahan terse-but dapat terjadi pada tahap awal, tahap pertenga-han, maupun tahap akhir proyek. Hana et al. (2002) mendefinisikan perubahan atau change order (CO) pada proyek konstruksi sebagai sebuah kejadian yang berakibat pada terjadinya modifikasi baik pada lingkup kerja, waktu pelaksanaan, atau biaya. Hal ini tidak dapat dihindari pada sebagian besar proyek akibat dari keunikan dari tiap proyek dan terbatas-nya waktu dan uang dalam proses perencanaan. Akibat tidak dapat dihindarinya CO, Alaryan et al. (2014) menyatakan bahwa CO adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan pada industri konstruksi.

Menurut Hinze (2001) dan Abdel Rashid., et al. (2012) sumber perubahan itu dapat disebabkan karena permintaan owner, kondisi lapangan yang tidak terduga, permintaan kontraktor, dan kesala-han konsultan dalam perancangan. Untuk itu perlu dilakukan penyesuaian dan hal ini seringkali berkon-sekuensi pada perubahan biaya dan perubahan wak-tu pelaksanaan proyek. Pada gilirannya penyesuaian yang dilakukan harus juga diakomodasi pada aspek administrasi dan kontrak berupa Contract Change Order (CCO)

Menurut Donald S. Barrie (1992), pengaruh change order pada pelaksanaan proyek dibagi menjadi 3 kategori antara lain: Biaya langsung, Perpanjangan waktu dan Biaya-biaya. Hanna (2002), menyatakan bahwa pengaruh change order pada suatu proyek konstruksi sering terjadi productivity loss, jika ter-jadi productivity loss akan terjadi penambahan waktu dan biaya proyek yang tidak sedikit. Menurut Schaufelberger & Holm (2002), jika terjadi change order akan terjadi penambahan tenaga kerja diser-tai dengan penambahan peralatan proyek

Terjadinya change order pada proyek konstruksi dapat memberikan dampak negatif secara langsung dan tidak langsung, baik bagi kontraktor maupun bagi pemilik. Dampak change order secara langsung adalah penambahan biaya item pekerjaan karena adanya penambahan volume dan material, kon-flik jadwal pelaksanaan, pekerjaan ulang, mening-katkan overhead dan meningkatkan biaya tenaga kerja. Dampak change order secara tidak langsung adalah terjadinya perselisihan antara pemilik dan kontraktor (Hanna et al, 1999). Begitu kompleksnya dampak dari change order, sehingga sangat berpen-garuh pada kinerja suatu proyek konstruksi. Dalam

pelaksanaannya, proyek konstruksi ini diharapkan memiliki kinerja waktu proyek yang maksimal, di-mana proyek dapat selesai tepat waktu, atau bah-kan lebih cepat dari jadwal yang direncanakan, mengingat ketepatan waktu ini sangat mempenga-ruhi penyerapan dana dan realisasi fisik di lapangan yang merupakan indikator kinerja dari Pemerintah

Seperti halnya proyek-proyek konstruksi pada um-umnya, pada proyek pembangunan Daerah Irigasi X ini dalam perjalanan pelaksanaan konstruksinya mengalami banyak perubahan kontrak yang me-nyebabkan perpanjangan waktu (time extension), penambahan maupun pengurangan nilai (harga) kontrak sebagai akibat dari perubahan (revisi) desain karena alasan-alasan maupun penyebab-penyebab lainnya. Semua proses prosedur, doku-men-dokumen pendukung dan hasil dari perubahan kontrak yang telah disetujui dan disepakati dituang-kan dalam dokumen Amandemen Kontrak.

Dalam proyek-proyek pemerintah, khususnya bi-dang sumber daya air sebagian besar menggunakan sistem Kontrak Harga Satuan Pekerjaan. Sistem kontrak ini dinilai paling mudah untuk dilaksanakan dan menganut pembagian risiko perubahan kontrak yang seimbang antara Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa. Dengan sistem Kontrak Harga Satuan peker-jaan, sangat dimungkinkan terjadinya perubahan-perubahan kontrak baik perubahan waktu pelaksa-naan maupun perubahan volume, desain dan nilai (harga) kontrak.

Dengan adanya Contract Change Order (CCO), memberikan dampak yang besar terhadap pelaksa-naan kontrak konstruksi, khususnya proyek-proyek pemerintah bidang sumber daya air, seperti dian-taranya anggaran proyek menjadi lebih besar dari rencana, waktu pelaksanaan mengalami perpanjan-gan, munculnya desain atau item pekerjaan baru yang semula belum direncanakan, dan sebagainya. Dari latar belakang permasalahan tersebut maka di-lakukan suatu penelitian dengan mengangkat judul “Faktor Penyebab Terjadinya Contract Change Or-der (CCO) dan Pengaruhnya Terhadap Pelaksanaan Proyek Konstruksi pada Pembangunan Bendung X

Berdasarkan latar belakang di atas dan melihat kondisi di lapangan secara langsung proyek pem-bangunan Bendung X, permasalahan yang teridenti-fikasi adalah sebagai berikut:

A. Terjadinya keterlambatan (penambahan waktu penyelesaian) dalam pelaksanaan proyek dari waktu yang direncanakan.

B. Terjadinya penambahan biaya dari anggaran yang direncanakan.

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

Vol. 2 No. 02 Desember 2016

JURNAL INFRASTRUKTUR1 - 42

A. Menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya Contract Change Order (CCO) pada proyek Pem-bangunan Bendung X.

B. Mengetahui dampak atau akibat dari faktor-faktor tersebut terhadap cost variant (perbedaan biaya) dan time variant (perbedaan waktu).

2. TINJAUAN PUSTAKA

Kontrak dalam dunia konstruksi tercantum dalam Undang-Undang Jasa Konstruksi (UUJK) No. 18 Tahun 1999 Pasal 1 ayat (5), “Kontrak kerja kon-struksi adalah keseluruhan dokumen yang men-gatur hubungan hukum antara pengguna jasa dan penyedia jasa dalam penyelenggaraan pekerjaan konstruksi”. Dalam Peraturan Presiden Republik In-donesia No. 70 Tahun 2012, Pasal 1 ayat (22), juga terdapat pengertian mengenai kontrak, “Kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang selanjutnya disebut Kontrak adalah perjanjian tertulis antara PPK den-gan Penyedia Barang/Jasa atau pelaksana swake-lola”.

2.1. Bentuk-Bentuk Kontrak Konstruksi

Pembagian jenis-jenis kontrak konstruksi terdapat dalam Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 Ten-tang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Pasal 50, yang bunyinya sebagai beri-kut.

Kontrak Pengadaan Barang/Jasa meliputi:

A. Kontrak berdasarkan cara pembayaran;

B. Kontrak berdasarkan pembebanan Tahun Angga-ran;

C. Kontrak berdasarkan sumber pendanaan; dan

D. Kontrak berdasarkan jenis pekerjaan.

Kontrak Pengadaan Barang/Jasa berdasarkan cara pembayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, terdiri atas:

A. Kontrak Lump Sum;

B. Kontrak Harga Satuan;

C. Kontrak gabungan Lump Sum dan Harga Satuan;

D. Kontrak Persentase; dan

E. Kontrak Terima Jadi (Turnkey).

Kontrak Pengadaan Barang/Jasa berdasarkan pem-bebanan Tahun Anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, terdiri atas:

A. Kontrak Tahun Tunggal; dan

B. Kontrak Tahun Jamak.

Kontrak Pengadaan Barang/Jasa berdasarkan sum-ber pendanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c, terdiri atas:

A. Kontrak Pengadaan Tunggal;

B. Kontrak Pengadaan Bersama; dan

C. Kontrak Payung (Framework Contract).

Kontrak Pengadaan Barang/Jasa berdasarkan jenis pekerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d, terdiri atas:

A. Kontrak Pengadaan Pekerjaan Tunggal; dan

B. Kontrak Pengadaan Pekerjaan Terintegrasi.

Ketentuan mengenai perubahan kontrak dalam Per-pres No. 70 Tahun 2012 terdapat pada pasal 87

Dalam hal terdapat perbedaan antara kondisi lapan-gan pada saat pelaksanaan, dengan gambar dan/atau spesifikasi teknis yang ditentukan dalam Doku-men Kontrak, PPK bersama Penyedia Barang/Jasa dapat melakukan perubahan pada Kontrak yang meliputi:

A. Menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang tercantum dalam Kontrak;

B. Menambah dan/atau mengurangi jenis peker-jaan;

C. Mengubah spesifikasi teknis pekerjaan sesuai dengan kebutuhan lapangan; atau

D. Mengubah jadwal pelaksanaan.

Perubahan Kontrak yang disebabkan masalah ad-ministrasi, dapat dilakukan sepanjang disepakati kedua belah pihak.

Ketentuan mengenai Perubahan Kontrak dalam Per-men PU No: 14/PRT/M/2013 pada dasarnya men-gacu pada ketentuan Perubahan Kontrak pada Per-pres No. 70 Tahun 2012, hanya saja dalam Permen PU No: 14/PRT/M/2013, terdapat penjelasan yang lebih terperinci. Ketentuan tersebut diatur dalam pasal 36, 37, 38, 39 dan 40. Perubahan harga kon-trak akibat adanya penyesuaian harga (eskalasi/de-eskalasi).

2.2. Istilah-Istilah Dalam Perubahan Kontrak

Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi, terjadin-ya perubahan kontrak merupakan hal yang umum terjadi. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang mempengaruhi pelaksanaan peker-jaan konstruksi itu sendiri. Besarnya kemungkinan terjadinya perubahan dalam pelaksanaan peker-jaan konstruksi menyebabkan perlunya pengaturan yang jelas mengenai perubahan kontrak konstruksi. Dalam hal perubahan kontrak konstruksi tersebut, terdapat tiga istilah yang sering digunakan, yaitu

JURNAL INFRASTRUKTUR 1 - 43

Vol. 2 No. 02 Desember 2016

Adendum, Contract Change Order (CCO), dan Varia-tion Order. Agar lebih mudah dipahami, berikut akan diberikan penjelasan mengenai definisi dari masing-masing istilah tersebut.

2.3. Adendum dan Amandemen

Dilihat dari arti katanya, addendum adalah lampiran, suplemen, tambahan. Pendapat lain menyatakan jika pada saat kontrak berlangsung ternyata ter-dapat hal-hal yang belum cukup diatur dalam kon-trak tersebut, dapat dilakukan musyawarah untuk suatu mufakat akan hal yang belum diatur tersebut. Untuk itu ketentuan atau hal-hal yang belum dia-tur tersebut harus dituangkan dalam bentuk tertulis sama seperti kontrak yang telah dibuat. Pengaturan ini umum disebut dengan adendum atau amande-men.

Banyak pihak yang menganggap sama arti dari kata adendum dan amandemen. Dari segi arti kat-anya, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Online Version), definisi kata adendum dan amandemen memang terlihat mirip. Amandemen/amendemen berarti : 1. Usul perubahan undang-undang yang dibicarakan di Dewan Perwakilan Rakyat dsb: hak -; 2. penambahan pada bagian yang sudah ada. Aden-dum : 1. Jilid tambahan (pada buku); lampiran; 2. ketentuan atau pasal tambahan, misal dalam akta.

Jadi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata amandemen dan adendum sama-sama mengand-ung arti ‘penambahan’.

Berdasarkan arti kata tersebut diatas, dapat dilihat bahwa kata amandemen memiliki makna yang lebih luas dari adendum. Kata amandemen mengandung arti merubah, sedangkan kata adendum (berasal dari bahasa inggris add) mengandung arti penam-bahan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa jika adendum merupakan bagian dari amandemen, dimana jika terjadi penambahan/pengurangan, maka otomatis terjadi perubahan. Dalam perkem-bangannya, istilah yang umum digunakan dalam kontrak konstruksi di Indonesia adalah adendum, seperti yang disebutkan dalam Permen PU No: 07/PRT/M/2011 Tentang Standar Dan Pedoman Pen-gadaan Pekerjaan Konstruksi Dan Jasa Konsultansi, Pasal 34 ayat (1).

2.4. Change Order

Dalam setiap proyek konstruksi sering kali terjadi perubahan atau yang biasa disebut dengan change order. Change order tersebut bisa terjadi sejak awal, pertengahan maupun pada akhir pekerjaan konstruksi. Menurut Fisk (2006) change order meru-pakan surat kesepakatan antara pemilik proyek dan kontraktor untuk menegaskan adanya revisi-revisi rencana, dan jumlah kompensasi biaya kepada kon-traktor yang terjadi pada saat pelaksanaan kon-struksi, setelah penandatanganan kontrak kerja antara pemilik dan kontraktor. Pendapat lain, yaitu menurut Schaufelbeger & Holm (2002), change or-

der bisa didefinisikan sebagai modifikasi dari origi-nal contract. Pengertian Change Order menurut Direktorat Jenderal Bina Marga, Departemen Pe-kerjaan Umum (1999) adalah pekerjaan tambah kurang untuk menyesuaikan volume lapangan atau perubahan skedul tanpa merubah pasal-pasal kon-trak. Berdasarkan pengertian tersebut, change or-der dapat didefinisikan sebagai suatu kesepakatan antara pemilik proyek dan kontraktor untuk mere-visi pekerjaan (baik volume maupun skedul) sesuai dengan kondisi lapangan.

Lebih lanjut, Untung Slamet menyatakan bahwa Ad-endum dan Amandemen Kontrak merupakan produk lanjutan dari CCO (Contract Change Order). Jika ter-jadi CCO berarti akan terjadi Adendum atau Aman-demen Kontrak, sedangkan jika terjadi Adendum atau Amandemen Kontrak belum tentu telah terjadi CCO. Hal ini dikarenakan Adendum atau Amande-men bisa hanya merubah atau menambah isi atau pasal yang terdapat dalam kontrak tanpa merubah ruang lingkup pekerjaan, sehingga Adendum atau Amandemen tidak selalu diikuti dengan CCO.

2.5. Variation Order

Berdasarkan FIDIC dalam klausa 13, perubahan kontrak didefinisikan dalam bentuk istilah variasi (variation) fan penyesuaian (Adjusment). Variasi be-rarti semua perubahan terhadap Pekerjaan, yang di-perintahkan atau disetujui sebagai suatu perubahan berdasarkan Klausula 13 [Variasi dan Penyesuaian]. Sedangkan penyesuaian merupakan bagian dari va-riasi yang dibagi dalam dua jenis yaitu penyesuaian akibat perubahan peraturan dan penyesuaian aki-bat perubahan biaya. Perubahan dalam penyesuaian berasal dari faktor eksternal proyek misalnya keter-lambatan pekerjaan karena perubahan perundang-undangan dan perubahan biaya proyek akibat nilai tukar mata uang yang menurun.

2.6. Amandemen Kontrak

Amandemen Kontrak adalah perubahan Kontrak atas dasar kesepakatan kedua belah Pihak yaitu Kontraktor dan Pengguna Jasa dan harus mengikuti peraturan perundangan yang berlaku. Berdasar-kan ketentuan-ketentuan yang ada sebenarnya CCO (Contract Change Order), Addendum dan Aman-demen Kontrak adalah istilah yang sama, hanya Addendum dan Amandemen Kontrak merupakan produk lanjutan dari CCO (Contract Change Order). Jika terjadi CCO berarti akan terjadi Addendum atau Amandemen Kontrak, sedangkan jika terjadi Ad-dendum atau Amandemen belum tentu telah terjadi CCO. Dilihat dari dasar alasannya Perpres 54 tahun 2010 Pasal 87 Ayat 1 tentang Perubahan Kontrak menyatakan, dalam hal terdapat perbedaan antara kondisi lapangan pada saat pelaksanaan, dengan gambar dan/atau spesifikasi teknis yang ditentukan dalam Dokumen Kontrak, PPK bersama Penyedia Barang/Jasa dapat melakukan perubahan Kontrak yang meliputi:

Vol. 2 No. 02 Desember 2016

JURNAL INFRASTRUKTUR1 - 44

A. menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang tercantum dalam Kontrak;

B. menambah dan/atau mengurangi jenis pekerjaan;

C. mengubah spesifikasi teknis pekerjaan sesuai dengan kebutuhan lapangan; atau

D. mengubah jadwal pelaksanaan.

Perka LKPP No. 2 tahun 2011 tentang Standar Dokumen Pengadaan pada Bagian Syarat-syarat Umum Kontrak (SSUK) Klausul Addendum atau Perubahan Kontrak dalam hal ini diambil dari Standar Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Metoda Pascakualifikasi.

Berdasarkan ketentuan di atas jelas dapat diketahui bahwa Perubahan kontrak dapat dilakukan dengan Adendum Kontrak. Artinya segala sesuatu peruba-han pada kontrak dilakukan melalui Adendum Kon-trak. Jenis Adendum Kontrak adalah:

A. Adendum akibat perubahan lingkup pekerjaan (CCO) atau sering disebut Adendum Tambah/Kurang, yang terbagi menjadi 4 (empat) jenis perlakuan, yaitu:

1. Adendum Tambah/Kurang, nilai kontrak tetap;

2. Adendum Tambah/Kurang, nilai kontrak ber-tambah;

3. Adendum Tambah/Kurang, nilai kontrak tetap, target/sasaran berubah.

4. Adendum Tambah/Kurang, nilai kontrak bert-ambah, target/sasaran berubah.

A. Adendum akibat perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan atau sering disebut Adendum Waktu.

B. Adendum akibat penyesuaian harga/eskalasi atau sering disebut sebagai Adendum Penyesuaian Harga/Eskalasi atau sering disebut Adendum Harga/Nilai Kontrak. Basanya adendum jenis ini untuk kontrak tahun jamak (multy years con-tract) atau terdapat kenaikan harga bahan bakar minyak.

2.7. Prosedur Amandemen Kontrak Pada ProyekPembangunan Bendung X

Pembangunan Bendung X yang merupakan salah satu paket pekerjaan dalam proyek Pembangunan Daerah Irigasi (D.I.) adalah salah satu proyek PIR-IMP yang sumber dananya berasal dari dana pin-jaman (loan) Bank Pemerintah Jepang (JBIC/JICA). Oleh karena itu segala peraturan yang berkaitan dengan pendanaan mengikuti peraturan dari JBIC/JICA. Begitu pula peraturan tentang amandemen kontrak, terdapat prosedur dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh penyedia jasa. Lingkup pe-rubahan/amandemen kontrak yang disetujui oleh penyandang dana dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, seperti terlihat pada Gambar 1, Se-dangkan untuk prosedur pengajuan dan persetu-juan amandemen, seperti terlihat pada Gambar 2 dan Gambar 3. Untuk prosedur pengajuan dan per-syaratan pekerjaan tambah (additional work) dan klaim penyesuaian harga, dapat dilihat pada Gam-bar 4 dan Gambar 5.

Gambar 1. Lingkup Amandemen Kontrak(Sumber: Hartoyo, 2012)

JURNAL INFRASTRUKTUR 1 - 45

Vol. 2 No. 02 Desember 2016

Gambar 2. Alur Dokumen Amandemen Kontrak(Sumber: Hartoyo, 2012)

Gambar 3. Alur Amandemen Berdasarkan Kontrak(Sumber: Hartoyo, 2012)

Gambar 4. Prosedur Amandemen Pekerjaan Tambah(Sumber: Hartoyo, 2012)

Vol. 2 No. 02 Desember 2016

JURNAL INFRASTRUKTUR1 - 46

2.8. Lampiran Amandemen Pekerjaan Tambah (Additional Work)

A. Surat perintah PPK

B. Surat Konfirmasi Kontraktor & Usulan utk penambahan Waktu atau penambahan biaya;

C. Berita Acara Negosiasi berikut data pendukung;

D. Surat usulan PPK ke Direktorat; dan

E. Persetujuan Explanatory Note dari JICA.

2.9. Lampiran Amandemen Klaim Penyesuaian Harga (Price Adjustment)

A. Surat pengajuan Kontraktor; dan

B. LHP BPKP dan Surat Deputi Investigasi BPKP.

3. METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan studi kebijakan ataupun studi terapan yang tujuannya adalah untuk menge-tahui permasalahan terkait Contract Change Order (CCO) terhadap Cost variant (perbedaan angga-ran)dan Time variant (perbedaan waktu)s, dengan pendekatan metode Influence Diagram. Data yang digunakan adalah data dokumen kontrak pemban-gunan bendung, dokumen amandemen kontrak, gambar konstruksi, schedule dan dokumen lainnya yang terkait dengan Amandemen. Langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan dapat dilihat pada Gambar 6.

Karakterisasi sistem merupakan pendekatan kondisi dunia nyata yang berhubungan dengan suatu per-masalahan digambarkan dalam sebuah sistem. Solusi dari permasalahan didefinisikan sebagai tu-juan (goal). Proses mendeskripsikan suatu sistem

Gambar 5. Alur Klaim Penyesuaian Harga(Sumbe: Hartoyo, 2012)

Gambar 6. Diagram Alir Metode Penelitian

JURNAL INFRASTRUKTUR 1 - 47

Vol. 2 No. 02 Desember 2016

membutuhkan pemahaman inti dan konsep yang digunakan dalam pendekatan sistem (system ap-proach). Permasalahan dalam dunia nyata, biasanya sangat kompleks. Jika sistem dilihat dan dideskripsi-kan secara keseluruhan, maka permasalahan men-jadi tercampur (involved) dan tidak teratur (unman-ageable). Tidak semua fitur dunia nyata relevan sebagai solusi, sehingga penjelasan secara parsial biasa digunakan. Penjelasan secara parsial biasanya disebut sebagai karakterisasi sistem. Karakterisasi sistem hanya melibatkan fitur-fitur yang relevan membuat sebuah solusi. Karakterisasi sistem meru-pakan proses penyederhanaan (simplification) dan idealisasi (idealization).

Sebuah sistem didefinisikan sebagai sekumpulan objek yang saling berhubungan. Objek memiliki atribut-atribut yang dideskripsikan sebagai param-eter dan variabel. parameter adalah atribut intrinsik sebuah objek. Sedangkan variabel adalah sesuatu yang dibutuhkan untuk mendeskripsikan interak-si atau hubungan antar objek-objek dalam suatu sistem. Karakterisasi sistem dapat digambarkan dalam influence diagram. Influence diagram sering digunakan untuk menggambarkan suatu pendeka-tan proses.

Influence diagram adalah representasi grafis dari suatu model keputusan yang digunakan untuk membantu perancangan model, pengembangan dan pemahaman. Kata influence merujuk pada keter-gantungan suatu variabel pada tingkatan tertentu terhadap variabel yang lainnya. Ada 4 simbol utama yang digunakan untuk membuat influence diagram, yaitu:

A. Kotak (rectangle) menunjukkan variabel kepu-tusan, kepastian, sesuatu yang dapat dikendal-ikan (decision, certainty, controllable);

B. Lonjong (oval) menunjukkan variabel ketidakpas-tian, sesuatu yang tidak dapat dikendalikan (un-certainty, uncontrollable);

C. Segi enam (hexagonal) menunjukkan variabel hasil, keluaran baik bersifat intermediate mau-pun final (result, output); dan

D. Garis panah (arrow) menunjukkan pengaruh hubungan, ketergantungan diantara variabel.

3.1. Proses Analisis Data

Dalam melakukan analisis data, proses awal yang dilakukan adalah membuat diagram kronologis ter-jadinya CCO pada setiap dokumen Amandemen I sampai dengan XVI. Dari setiap diagram kronol-ogis amandemen I s/d XVI selanjutnya mencari (mengidentifikasi) penyebab awal yang mendasari terjadinya CCO (amandemen) tersebut. Penyebab awal inilah yang disebut dengan faktor independent, yaitu faktor atau variable yang tidak dipengaruhi/disebabkan oleh faktor atau variable lainnya.

Langkah selanjutnya adalah membuat Influence Diagram, dengan cara menggabungkan semua dia-gram alir kronologis amandemen yang sudah dibuat sebelumnya. Melalui Influence Diagram dapat dik-etahui adanya keterkaitan dan ketergantungan an-tara variabel penyebab amandemen yang satu den-gan yang lainnya. Dari diagram ini semakin jelas teridentifikasi faktor-faktor apa saja yang menjadi faktor independent penyebab terjadinya CCO.

Tahap terakhir adalah mengetahui dampak/akibat dari faktor-faktor tersebut yang berpengaruh ter-hadap pelaksanaan proyek terutama pengaruhnya terhadap perbedaan waktu (time variant) dan per-bedaan biaya (cost variant).

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil kajian yang telah dilakukan pada proyek Pembangunan Bendung X, terjadi sampai 15 kali amandemen. Kejadian tersebut bukanlah ses-uatu yang diinginkan semua pihak namun kejadian tersebut mengharuskan diadakannya perubahan untuk mencapai suatu tujuan dan untuk memper-baiki sesuatu yang dinilai masih kurang.

Dari keseluruhan kronologis terjadinya amande-men ke-1 sampai dengan ke-16, dapat digabungkan menjadi satu kesatuan sistem dalam bentuk Influ-ence diagram, seperti terlihat pada gambar berikut ini.

Mengacu pada Gambar 7, kejadian tersebut bermu-la atau diawali oleh sebanyak sepuluh faktor yang merupakan variabel yang bersifat bebas (indepen-dent), yaitu variabel yang tidak dipengaruhi atau disebabkan oleh variabel lain, tapi justru mempen-garuhi/menyebabkan timbulnya variabel lain, se-hingga variabel inilah yang merupakan faktor-faktor penyebab terjadinya CCO. Kesepuluh faktor penye-bab terjadinya CCO adalah:

A. Kebijakan/Peraturan Pemerintah

B. Kondisi lapangan/lokasi pekerjaan

C. Kondisi cuaca

D. Perubahan kondisi alam pada Daerah Aliran Sun-gai (DAS)

E. Penyelidikan tanah kurang detail

F. Inflasi

G. Kebijakan penyandang dana Loan dari JICA (com-mitment charge)

H. Kebijakan penyedia jasa

I. Cash flow kontraktor tidak mampu mengejar progress

J. Desain (shop drawing)

Vol. 2 No. 02 Desember 2016

JURNAL INFRASTRUKTUR1 - 48

Terlihat pada Gambar 7, terdapat sembilan faktor penyebab yang merupakan variabel yang bersifat tidak pasti (uncertainty/uncontrollable), dan hanya satu faktor yang bersifat pasti (certainty/control-lable) yaitu faktor desain (shop drawing).

Amandemen kontrak yang terjadi pada proyek Pem-bangunan Bendung X yang berpengaruh terhadap perubahan nilai kontrak, terbagi menjadi dua pe-rubahan, yaitu perubahan penambahan dan pengu-rangan. Akan tetapi perubahan penambahan adalah yang paling dominan terjadi dan yang paling mem-pengaruhi terhadap perubahan nilai kontrak. Pe-rubahan pengurangan hanya sebagian kecil terjadi dan tidak terlalu berpengaruh. Perubahan nilai kon-trak dari setiap amandemen disajikan pada Tabel 1.

Dari alasan-alasan perubahan amandemen, ber-dasarkan Influence Diagram dapat dicari faktor-

Tabel 1. Kronologis Perubahan Nilai Kontrak

Sumber: Hasil Olahan Pada Dokumen Proyek Pembangunan Bendung

faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya pe-rubahan nilai kontrak. Berikut Tabel 2 di bawah ini adalah faktor penyebab terjadinya CCO yang men-gakibatkan perubahan nilai kontrak.

Dari Tabel 1 dan 2, terlihat bahwa terdapat tiga ala-san yang mengakibatkan perubahan nilai kontrak yaitu:

A. Perubahan Desain, yaitu perubahan pada de-sain rencana struktur pondasi bendung setelah dilakukan penyelidikan tanah ulang, mengaki-batkan penambahan sebesar 25,11% dari nilai kontrak awal.

B. Eskalasi, sesuai dengan kesepakatan dalam kon-trak bahwa untuk proyek multi years dapat di-lakukan penyesuaian harga (eskalasi), mengaki-

Gambar 7. Influence Diagram Proses Terjadinya CCOSumber: Hasil Olahan Data Pada Dokumen Proyek Pembangunan Bendung X

JURNAL INFRASTRUKTUR 1 - 49

Vol. 2 No. 02 Desember 2016

batkan penambahan sebesar 5,64% dari nilai kontrak awal.

C. Perhitungan Mutual Check (MC), mengakibatkan pengurangan sebesar 3,91% dari nilai kontrak awal. Pada saat dilakukan perhitungan MC, ter-jadi pengurangan volume pekerjaan dan pengu-rangan beberapa item pekerjaan yang tidak jadi dilaksanakan. Hal ini disebabkan karena pada

tahap perencanaan, desain terlalu boros dan kurang detail dalam melakukan pengukuran vol-ume di lokasi pekerjaan.

Berdasarkan Tabel 2, faktor penyebab perubahan nilai kontrak dibagi menjadi dua, yaitu:

A. Faktor yang mengakibatkan penambahan nilai kontrak :

1. Penyelidikan tanah yang kurang detail pada saat tahap perencanaan

2. Desain rencana (shop drawing) yang kurang matang

3. Inflasi

B. Faktor yang mengakibatkan pengurangan nilai kontrak :

1. Kondisi lapangan/lokasi pekerjaan

Tabel 3. Kronologis Perubahan Waktu Kontrak

Tabel 2. Faktor yang Mengakibatkan Perubahan Nilai Kontrak

Sumber : Hasil Olahan Pada Dokumen Proyek Pembangunan Bendung X

Sumber : Hasil Olahan Pada Dokumen Proyek Pembangunan Bendung X

2. Desain rencana (shop drawing) yang kurang detail dan teliti

Perubahan waktu pelaksanaan kontrak yang terjadi pada proyek Pembangunan Bendung X adalah pe-rubahan penambahan waktu yang sebagian besar disebabkan oleh faktor cuaca. Penambahan waktu penyelesaian kontrak dari setiap amandemen disa-jikan pada Tabel 3.

Dari Tabel 3, penambahan waktu yang terjadi adalah sebesar 360 hari atau sebesar 32,88% dari waktu penyelesaian kontrak awal, dengan rincian alasan perubahan sebagai berikut:

A. Perubahan desain, mengakibatkan penambahan waktu sebesar 120 hari atau sebesar 10,96% dari waktu kontrak awal.

B. Pemindahan lokasi quarry, kondisi cuaca, peruba-han desain dan penambahan lingkup pekerjaan, secara total mengakibatkan penambahan waktu sebesar 240 hari atau sebesar 21,92% dari wak-tu kontrak awal.

Berdasarkan Influence Diagram dan Tabel 3, faktor penyebab terjadinya perubahan waktu penyelesaian kontrak seperti pada Tabel 4.

Vol. 2 No. 02 Desember 2016

JURNAL INFRASTRUKTUR1 - 50

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah di lakukan pada ke enam belas amandemen, yang paling sering terjadi dan mengakibatkan amandemen itu terbit adalah adanya perubahan nilai kontrak yang dise-babkan oleh eskalasi (penyesuaian harga) sebanyak empat kali, pekerjaan tambah kurang berdasarkan perhitungan MC sebanyak dua kali, dan perubahan desain sebanyak satu kali.

Secara teknis kesemuanya itu yang paling besar pengaruh dan dampaknya terhadap perubahan nilai kontrak adalah perubahan desain yang mengakibat-kan penambahan nilai kontrak sebesar 25,11% dari nilai kontrak awal, disusul eskalasi sebesar 5,64% dan akibat perhitungan MC sebesar 3,91%.

Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan nilai kontrak adalah sebagai berikut:

A. Perubahan desain disebabkan oleh faktor peny-elidikan tanah yang kurang detail; dan gambar desain yang kurang matang.

B. Eskalasi disebabkan oleh faktor inflasi.

C. Perhitungan MC disebabkan oleh faktor kondisi lapangan/lokasi pekerjaan; dan gambar desain yang kurang detail dan teliti.

Disamping karena perubahan nilai kontrak, aman-demen juga disebabkan oleh adanya perubahan waktu penyelesaian kontrak yang disebabkan oleh perubahan desain yang terjadi sebanyak dua kali, dan pemindahan lokasi quarry, kondisi cuaca yang ekstrem, dan penambahan lingkup kerja yang mas-ing-masing terjadi hanya satu kali.

Namun yang paling besar pengaruh dan dampaknya terhadap perubahan waktu penyelesaian kontrak adalah kondisi cuaca ekstrem, pemindahan lokasi quarry dan penambahan lingkup kerja yang men-gakibatkan penambahan waktu sebesar 21,92% dari waktu kontrak awal, sedangkan perubahan de-sain hanya mengakibatkan penambahan sebesar

10,96% dari waktu kontrak awalnya.

Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan waktu kontrak adalah sebagai berikut:

1. Kondisi cuaca ektrem disebabkan oleh faktor cu-aca, pemindahan lokasi quarry disebabkan oleh faktor adanya Kebijakan/Peraturan Pemerintah Daerah dan penambahan lingkup kerja disebab-kan oleh faktor perubahan kondisi alam pada Daerah Aliran Sungai.

2. Perubahan desain disebabkan oleh faktor peny-elidikan tanah yang kurang detail; dan gambar desain yang kurang matang.

Dari semua kesimpulan diatas secara teknis CCO terjadi karena adanya perubahan desain yang dise-babkan oleh penyelidikan tanah yang kurang detail sehingga waktu dan biaya jadi bertambah.

5.2. Saran

Solusi agar kejadian tidak terulang maka diperlu-kan perencanaan yang sedetail mungkin dan dilaku-kan feasibility study untuk meminimalisir terjadinya perubahan desain yang bisa mengakibatkan waktu dan penambahan biaya.

DAFTAR PUSTAKA

Abdel Rashid Ibrahim; El-Mikawi Mohamed A. & Saleh Mohammed E. Abdel-Hamid, (2012), “The Impact of Change Orders on Construc-tion Projects Sports Facilities Case Study”, Journal of American Science, 8(8), pp: 628 – 631

Alaryan A., Emadelbeltagi, Elshahat A., Dawood M, (2014), ”Causes and Effects of Change Orders on Construction Projects in Kuwait”, Int. Jour-nal of Engineering Research and Applications, Vol. 4, Issue 7( Version 2), pp.01-08

Amin, Jurisman., Said, Taufiq., dan Mubarak. (2013). “Penyebab Variation Order dan Dampak Pada Pelaksanaan Proyek Konstruksi Jembatan (Studi Kasus Pada Pelaksanaan Proyek Kon-struksi Jembatan di Provinsi Aceh)”, Jurnal Teknik Sipil, Pascasarjana Universitas Syiah

Tabel 4. Faktor yang Mengakibatkan Perubahan Waktu Kontrak

Sumber : Hasil olahan pada Dokumen proyek Pembangunan Bendung X

JURNAL INFRASTRUKTUR 1 - 51

Vol. 2 No. 02 Desember 2016

Kuala, Banda Aceh. Volume 2, ISSN 2302-0253.

Barrie, Donald S, and Paulson, Boyd C Jr. (1992). Professional Construction Management, third edition. Singapore, Mc Graw-Hill

Buku III Kitab Undang-Undang Hukum Perdata ten-tang Perikatan.

Direktorat Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum dan Kimpraswil, Bagian Proyek Pen-ingkatan Sistim dan Kinerja Manajemen Pelaksana Tengah, Direktorat Bina Pelaksana Wilayah Tengah. (1999). Pedoman Praktis Kendali Mutu Pelaksanaan Proyek. Direktorat Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum dan Kimpraswil, Jakarta.

Echols, John M., dan Shadily, Hassan. (2014). Ka-mus Inggris Indonesia. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Ervianto, Wulfram I. (2002). “Manajemen Proyek Konstruksi”. Andi, Yogyakarta.

Fakhrizal. (2013). “Identifikasi Penyebab dan Dam-pak Contract Change Order Terhadap Biaya dan Kualitas Pada Proyek Gedung di Kota Padang”, Artikel, Program Studi Teknik Sipil, Program Pascasarjana, Universitas Bung Hat-ta.

Gumolili, Sandy A., dan Sompie, B. F., dan Rantung, J.P. (2012). “Analisa Faktor-Faktor Penyebab Change Order dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Waktu Pelaksanaan Proyek Konstruksi di Lingkungan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara”, Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol. 2, No. 4, ISSN 2087-9334 (247-256).

Hanna, A. S., Camlic, R., Peterson, P. A., Nordheim, E. V. (2002), “Quantitative Definition of proj-ects Impacted by Change Orders”, Journal of Construction Engineering and Management. 128(1)

Hanna, Award S., Russel, Jeffrey S., Gotzion, Timo-thy W., Nordheim, erik V (1999). “Impact of Change Order on Labor Efficiency for Mechani-cal Construction”. Journal of Construc-tion En-gineering and Management, 125,p.176-184

Hartoyo. (2012). Amandemen Kontrak Loan dan APBN.

Hinze, J., “Construction Contracts”, McGraw Hill, Second Edition (2001)

Knapp, Charless L. dan Nathan M. Crystal, 1993:2, dalam Salim H.S. (2010). Hukum Kontrak. Sinar Grafika, Jakarta.

Perka LKPP No. 2 tahun 2011 tentang Standar Do-

kumen Pengadaan pada Bagian Syarat-syarat Umum Kontrak (SSUK) Klausul Addendum atau Perubahan Kontrak.

Permen PU No: 14/PRT/M/2013 Tentang Standar Dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Kon-struksi Dan Jasa Konsultansi.

Perpres No. 70 Tahun 2012 Tentang Perubahan Ked-ua Atas Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

Sapulette, Willem. (2009). “Analisa Penyebab dan Pengaruh Change Order Pada Proyek Infra-struktur dan Bangunan Gedung di Ambon”, Jurnal Teknologi, Volume 6 Nomor 2 (627 – 633).

Schaufelberger, John E., and Holm, Len. (2002). Management of Construction Project A Con-structor’s Perspective. Prentice Hall, New Jer-sey.

Schaufelberger, John E., and Holm, Len. (2002). Management of Construction Project A Con-structor’s Perspective, New Jersey, Prentice Hall

Undang-Undang Jasa Konstruksi (UUJK) No. 18 Ta-hun 1999.

Wicaksono, Frans S. (2008). “Panduan lengkap membuat surat-surat kontrak”. Visimedia, Jakarta.

http://id.wikipedia.org/wiki/Addendum, tanggal 06 April 2015, pukul 17:06 WIB.

http://id.wikipedia.org/wiki/Amendemen, tanggal 06 April 2015, pukul 17:02 WIB.

http://kbbi.web.id/amendemen, tanggal 06 April 2015, pukul 16:20 WIB.

http://kbbi.web.id/adendum, tanggal 06 April 2015, pukul 16:22 WIB.

http://kbbi.web.id/variasi, tanggal 09/04/2015, pu-kul 11:56 WIB.

http://pengadaaneprocurement.blogspot.com/ 2014/12/pengertian-cco-contract-change-order.html, tanggal 08/04/2015,pukul 16:33