FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KARIR...

27
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KARIR AKUNTAN PUBLIK DAN NON AKUNTAN PUBLIK (Studi Empiris Pada Mahasiswa Program Studi S-1 Perguruan Tingi Swasta Di Semarang) Oleh : Dian Putri Merdekawati Ardiani Ika Sulistyawati Fakultas Ekonomi Universitas Semarang ABSTRACT The purpose of this study was to determine whether there is influence the selection of a career as a public accounting, corporate accountant, accountants, educators, and government accountants of the factors that will be reviewed financial awards, professional training, professional recognition, social values, work environment, labor market considerations and personality. The population in this study were active S1 Accounting students in the lecture at 6 private university in Semarang city that sits on six semesters as many as 200 students. The sample selection was done by using random sampling, the resulting sample of 125 respondents consisting of 35 students UNISSULA, 35 students UNIKA, 35 USM students, 35 students UDINUS, 35 students UNISBANK, and 25 students WIDYA Manggala stie. Data analysis was conducted in this study by using ANOVA test. The results of this study indicate that there is influence in the choice of accounting students as a career public accountant, company accountant, accounting educators, and government accountants who reviewed the factors of financial reward, professional training, professional recognition, social values, work environment, labor market considerations and personality. Key words: financial rewards, professional training, professional recognition, social values, work environment, labor market considerations, personnel PENDAHULUAN Perkembangan dalam dunia bisnis harus selalu direspon oleh sistem pendidikan akuntansi agar dapat menghasilkan sarjana akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia kerja. Agar dapat mencapai tujuan tersebut maka desain pendidikan akuntansi harus relevan terhadap dunia kerja bagi sarjana akuntansi. Berdasarkan dari berbagai jenis karir yang dapat dijalankan oleh sarjana akuntansi tersebut menunjukkan bahwa setiap sarjana akuntansi bebas untuk memilih karir apa yang akan dijalaninya (Rahayu, 2003:821). Sarjana akuntansi paling tidak mempunyai tiga alternatif langkah yang dapat ditempuh. Pertama, setelah menyelesaikan pendidikan ekonomi jurusan akuntansi, seseorang dapat langsung bekerja. Kedua, melanjutkan pendidikan akademik jenjang Strata-2. Ketiga, melanjutkan pendidikan profesi untuk menjadi akuntan publik.

Transcript of FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KARIR...

Page 1: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KARIR …ilib.usm.ac.id/sipp/doc/jurnas/gdl-usm--dianputrim-187-1-17.dian-).pdf · nilai sosial, lingkungan kerja, ... mengapa seseorang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KARIR

AKUNTAN PUBLIK DAN NON AKUNTAN PUBLIK

(Studi Empiris Pada Mahasiswa Program Studi S-1

Perguruan Tingi Swasta Di Semarang) Oleh :

Dian Putri Merdekawati

Ardiani Ika Sulistyawati

Fakultas Ekonomi Universitas Semarang

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine whether there is influence the selection of

a career as a public accounting, corporate accountant, accountants, educators, and

government accountants of the factors that will be reviewed financial awards,

professional training, professional recognition, social values, work environment,

labor market considerations and personality. The population in this study were active

S1 Accounting students in the lecture at 6 private university in Semarang city that

sits on six semesters as many as 200 students. The sample selection was done by

using random sampling, the resulting sample of 125 respondents consisting of 35

students UNISSULA, 35 students UNIKA, 35 USM students, 35 students UDINUS,

35 students UNISBANK, and 25 students WIDYA Manggala stie. Data analysis was

conducted in this study by using ANOVA test. The results of this study indicate that

there is influence in the choice of accounting students as a career public accountant,

company accountant, accounting educators, and government accountants who

reviewed the factors of financial reward, professional training, professional

recognition, social values, work environment, labor market considerations and

personality.

Key words: financial rewards, professional training, professional recognition, social

values, work environment, labor market considerations, personnel

PENDAHULUAN Perkembangan dalam dunia bisnis harus selalu direspon oleh sistem

pendidikan akuntansi agar dapat menghasilkan sarjana akuntansi yang berkualitas

dan siap pakai di dunia kerja. Agar dapat mencapai tujuan tersebut maka desain

pendidikan akuntansi harus relevan terhadap dunia kerja bagi sarjana akuntansi.

Berdasarkan dari berbagai jenis karir yang dapat dijalankan oleh sarjana akuntansi

tersebut menunjukkan bahwa setiap sarjana akuntansi bebas untuk memilih karir apa

yang akan dijalaninya (Rahayu, 2003:821).

Sarjana akuntansi paling tidak mempunyai tiga alternatif langkah yang dapat

ditempuh. Pertama, setelah menyelesaikan pendidikan ekonomi jurusan akuntansi,

seseorang dapat langsung bekerja. Kedua, melanjutkan pendidikan akademik jenjang

Strata-2. Ketiga, melanjutkan pendidikan profesi untuk menjadi akuntan publik.

Page 2: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KARIR …ilib.usm.ac.id/sipp/doc/jurnas/gdl-usm--dianputrim-187-1-17.dian-).pdf · nilai sosial, lingkungan kerja, ... mengapa seseorang

2

Dengan kata lain, setelah menyelesaikan pendidikan jenjang program sarjana jurusan

akuntansi, sarjana akuntansi dapat memilih menjadi akuntan publik atau memilih

profesi non akuntan publik (Astami, 2002:58). Wijayanti (2001:360) menambahkan

bahwa pilihan karir mahasiswa akuntansi dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti

penghargaan financial atau gaji, pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai-

nilai sosial, lingkungan kerja, keamanan kerja, dan kemudahan mengakses lowongan

pekerjaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karir mahasiswa dan jenis

karir yang akan mereka jalani merupakan hal yang menarik untuk diteliti karena

dengan diketahuinya pilihan karir yang diminati mahasiswa, maka dapat diketahui

mengapa seseorang memilih karir tersebut (Rahayu, 2003:822).

Penelitian Wijayanti (2001:370) menyimpulkan, faktor-faktor yang

mempengaruhi pilihan karir mahasiswa akuntansi dikelompokkan dalam tujuh faktor,

yaitu gaji atau penghargaan financial, pelatihan profesional, pengakuan profesional,

nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, dan banyaknya lapangan kerja yang ditawarkan.

Dari ketujuh faktor yang ada mahasiswa dapat mempertimbangkan dan memilih karir

tersebut yaitu faktor gaji, faktor pelatihan profesional, dan faktor nilai-nilai sosial.

Mahasiswa tidak mempertimbangkan faktor pengakuan profesional, lingkungan kerja

dan faktor lain seperti keamanan kerja dan akses lowongan kerja dalam memilih

karir. Wijayanti (2001:371) menyatakan, gaji atau penghargaan financial terdiri dari

gaji awal yang tinggi, tersedianya dana pensiun dan kenaikan gaji lebih cepat.

Dengan adanya hal itu menunjukkan bahwa mahasiswa yang memilih karir sebagai

akuntan publik dan akuntan perusahaan menganggap bahwa karir yang mereka jalani

memberikan gaji awal yang tidak tinggi dan tidak memberikan dana pensiun tetapi

berpotensi kenaikan gajinya secara cepat. Sedangkan mahasiswa yang memilih karir

sebagai akuntan pemerintah dan akuntan pendidik menganggap bahwa karir yang

mereka pilih memberikan gaji awal yang tidak tinggi namun memberikan jaminan

memperoleh dana pensiun.

Di dalam pelatihan profesional meliputi pelatihan sebelum mulai bekerja,

adanya pelatihan profesional (latihan ekstern), pelatihan kerja rutin dan pengalaman

kerja yang bervariasi. Hasilnya menunjukkan bahwa mereka lebih memerlukan

pelatihan kerja daripada menjalankan karirnya. Sedangkan karir-karir yang lain

menyatakan bahwa pelatihan kerja diperlukan dengan tekanan yang sedikit lebih

rendah daripada akuntan perusahaan. Karir sebagai akuntan publik dan akuntan

pendidik dianggap lebih memerlukan pelatihan kerja untuk meningkatkan

kemampuan profesional atau mendapatkan pengalaman kerja yang bervariasi

daripada karir yang lain (Wijayanti, 2001:371). Pengakuan profesional meliputi

kesempatan untuk berkembang, pengakuan terhadap prestasi, cara untuk kenaikan

pangkat, dan keahlian khusus untuk mencapai sukses (Wijayanti, 2001:371).

Diperoleh hasil mahasiswa tidak mempertimbangkan faktor keahlian profesional

dalam memilih karir.

Wijayanti (2001:371) menjelaskan bahwa nilai-nilai sosial meliputi

kesempatan untuk melakukan kegiatan sosial, kesempatan menjalankan hobi,

perhatian terhadap perlakuan individu dan bekerja dengan orang lain. hasilnya

menunjukkan mahasiswa yang memilih karir sebagai akuntan publik dan akuntan

pendidik menganggap karir yang mereka jalani mempunyai kesempatan lebih banyak

untuk berinteraksi dengan orang lain. Karir sebagai akuntan pemerintah dianggap

Page 3: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KARIR …ilib.usm.ac.id/sipp/doc/jurnas/gdl-usm--dianputrim-187-1-17.dian-).pdf · nilai sosial, lingkungan kerja, ... mengapa seseorang

3

kurang memberikan kepuasan pribadi daripada karir yang lain. Berbeda dengan karir

yang lain, karir sebagai akuntan perusahaan dianggap kurang memberi perhatian

terhadap pelaku individu. Lingkungan kerja meliputi pekerjaan rutin, pekerjaan yang

lebih cepat dapat diselesaikan, lingkungan kerja yang menyenangkan, pekerjaan yang

atraktif (banyak tantangan), sering lembur, tingkat kompetisi antar karyawan dan

tekanan kerja. Hasilnya menunjukkan sifat pekerjaan, banyaknya persaingan dan

tekanan kerja tidak dipertimbangkan mahasiswa dalam memilih karir. Namun untuk

banyaknya persaingan antara karyawan, mahasiswa berpendapat karir yang mereka

jalani ada persaingan antar karyawan. Untuk tekanan kerja, hanya karir sebagai

akuntan publik yang mereka anggap memberikan tantangan kerja untuk mencapai

sukses. Sedangkan karir yang lain dianggap kurang memberikan tekanan kerja

(Wijayanti, 2001:371).

Rahayu (2003:829) menyatakan bahwa personalitas merupakan faktor lain

yang diteliti. Variabel ini ditujukan untuk lebih mudah memperjelas faktor apa saja

yang mempengaruhi mahasiswa akuntansi dalam memilih karir. Personalitas diuji

menggunakan pernyataan yang berhubungan dengan kesesuaian pekerjaan dan sifat

atau kepribadian yang dimiliki oleh seseorang. Wijayanti (2001:371) menambahkan

faktor-faktor lain meliputi kesempatan kerja dan banyaknya tawaran kerja yang

diketahui mahasiswa atau kemudahan mahasiswa dalam mengakses lowongan kerja.

Hasilnya untuk faktor keamanan kerja, semua mahasiswa menganggap karir yang

mereka pilih memberikan keamanan kerja yang cukup. Demikian juga untuk

ketersediaan lowongan pekerjaan semua responden menganggap informasi mengenai

lowongan kerja yang mereka pilih cukup tersedia.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah apakah penghargaan financial, pelatihan

profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan

pasar kerja, dan personalitas berpengaruh signifikan terhadap pemilihan karir sebagai

akuntan publik dan non akuntan publik pada mahasiswa akuntansi perguruan tinggi

swasta di Kota Semarang.

TELAAH PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS Teori Pengharapan

Konsep dan pemilihan ini berhubungan dengan teori motivasi yakni teori

pengharapan (expectancy theory). Motivasi berasal dari kata motivation yang berarti

mendorong/merangsang. Teori pengharapan merupakan salah satu dari teori

motivasi. Definisi dari teori pengharapan merupakan salah satu dari teori motivasi,

definisi dari teori pengharapan adalah kecenderungan untuk bertindak dengan suatu

cara tertentu tergantung pada kekuatan atau pengharapan bahwa tindakan tersebut

akan diikuti oleh suatu hal tertentu bagi setiap individu (Robbins, 2001:185).

Menurut Robbins (2001:138), pengharapan akan mempengaruhi sikap. Sikap

seseorang terbentuk dari tiga komponen yaitu cognitive component, emotional

component, dan behavioral component. Cognitive component merupakan perasaan

yang bersifat emosi yang dimiliki seseorang untuk menyukai sesuatu. Apabila

Page 4: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KARIR …ilib.usm.ac.id/sipp/doc/jurnas/gdl-usm--dianputrim-187-1-17.dian-).pdf · nilai sosial, lingkungan kerja, ... mengapa seseorang

4

seseorang menyukai sesuatu, maka ia akan cenderung untuk mendapatkannya.

Behavioral component merupakan kegiatan untuk bertindak secara lebih khusus

dalam merespon kejadian dan informasi dari luar, sehingga seseorang akan

termotivasi untuk menjalankan tingkat usaha yang tinggi apabila ia meyakini bahwa

upaya tersebut akan menghantarkannya ke suatu kinerja yang lebih baik. Teori

pengharapan dari Vromm menjelaskan bahwa untuk memahami teori pengharapan

ada beberapa istilah penting yang perlu dipahami (Gibson, et al, 1996:103) :

1. Hasil tingkat pertama dan tingkat kedua (first and second level outcomes)

Hasil tingkat pertama merupakan hasil yang berkaitan dengan pelaksanaan

pekerjaan itu sendiri, misal prestasi kerja yang tinggi pada hasil kedua

merupakan hasil pekerjaan yang diakibatkan oleh hasil tingkat pertama, seperti

gaji yang tinggi.

2. Instrumentalisasi (instrumentality/I)

Instrumentalisasi berkaitan dengan persepsi individu bahwa hasil tingkat

pertama akan berhubungan dengan hasil tingkat kedua. Vromm menyatakan

bahwa instrumentalisasi mempunyai hasil –1 sampai +1. Nilai –1 menunjukkan

suatu persepsi bahwa pencapaian hasil tingkat kedua adalah pasti tanpa hasil

tingkat pertama. Sedangkan +1 menunjukkan hasil tingkat pertama perlu agar

hasil tingkat kedua tercapai.

3. Valensi (valensi/N)

Valensi berkaitan dengan preferensi hasil sebagaimana yang dilihat individu,

suatu hasil akan mempunyai valensi positif apabila disenangi dan mempunyai

valensi negatif apabila tidak disenangi. Suatu hasil mempunyai valensi nol

apabila hasil yang diperoleh tidak ternilai bagi individu tersebut. Konsep valensi

berlaku terhadap tingkat pertama dan tingkat kedua misalnya seseorang mungkin

memilih karir tertentu yang tinggi prestasi kerjanya (hasil pertama), karena ia

memilih berpendapat bahwa hal tersebut akan menyebabkan gaji yang tinggi

(hasil kedua).

4. Harapan (expentence/E)

Harapan berkaitan dengan keyakinan individu mengenai kemungkinan subjektif

bahwa suatu perilaku tertentu akan diikuti oleh suatu hasil yang akan terjadi

setelah adanya perilaku atas tindakan. Kemudian akan bernilai +1 apabila hasil

tertentu akan mengikuti suatu tindakan atau perilaku.

5. Kekuatan (Force/F)

Istilah kekuatan disamakan dengan motivasi, maksud teori pengharapan ini

adalah nilai besar dan arah dari semua kekuatan yang mempengaruhi individu.

Tindakan yang didorong oleh kekuatan paling besar adalah tindakan paling

mungkin dapat dilakukan.

6. Kemampuan (Ability/A)

Kemampuan berkaitan dengan potensi seseorang untuk melakukan pekerjaan

atau tugas, dimana potensi bisa jadi dimanfaatkan atau bisa jadi tidak

dimanfaatkan. Potensi berhubungan dengan kemampuan fisik dan mental

seseorang untuk melakukan tugas.

Page 5: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KARIR …ilib.usm.ac.id/sipp/doc/jurnas/gdl-usm--dianputrim-187-1-17.dian-).pdf · nilai sosial, lingkungan kerja, ... mengapa seseorang

5

Konsep Karir

Menurut Kunartinah (2003:185) karir dapat dilihat dari berbagai cara,

sebagai berikut :

1. Posisi yang dipegang individu dalam suatu jabatan di suatu perusahaan dalam

kurun waktu tertentu.

2. Dalam kaitannya dengan mobilitas dalam suatu organisasi. .

3. Tingkat kemapanan kehidupan seseorang setelah mencapai tingkatan umur

tertentu yang ditandai dengan penampilan dan gaya hidup seseorang.

Menurut Cascio dan Awad (1981) dalam Kunartinah (2003:185)

menyatakan bahwa karir dipandang sebagai rangkaian promosi untuk memperoleh

pekerjaan yang lebih mempunyai beban tanggung jawab lebih tinggi atau

penempatan posisi yang lebih baik dalam hirarki pekerjaan seseorang sepanjang

kehidupan kerjanya. Hall (1986) dalam Kunartinah (2003:185) menambahkan bahwa

karir dapat diartikan sebagai rangkaian sikap dan perilaku yang berhubungan dengan

pengalaman seseorang sepanjang kehidupan kerjanya.

Tahap-Tahap Karir

Dalam pengembangan suatu karir adapun tahap-tahap yang dilalui oleh

seseorang menurut Kunartinah (2003:185-186) adalah sebagai berikut :

1. Tahap pilihan karir (Career choice)

Tahap pilihan karir secara umum terjadi antara masa remaja sampai umur 20

tahun, ketika manusia mengembangkan visi dan identitas mereka yang

berkenaan dengan masa depan atau gaya hidup, sesuai dengan pilihan jurusan

dan pendidikan seseorang.

2. Tahap karir awal (Early Career)

Selama periode tahap karir awal, seseorang juga meninjau kembali pengalaman

yang terdahulu dan sekarang selama bekerja di perusahaan dan mencoba untuk

menentukan apa yang diharapkan di masa yang akan datang.

3. Tahap karir pertengahan (Middle Career)

Dalam tahap karir pertengahan ini, seseorang bergerak ke dalam suatu periode

stabilisasi dimana mereka dianggap produktif, menjadi semakin lebih kelihatan,

memikul tanggung jawab yang lebih berat dan menerapkan suatu rencana lahir

yang lebih berjangka panjang.

4. Tahap karir akhir dan pensiun

Tahap karir akhir dan pensiun merupakan tahap terakhir dalam tahapan karir.

Seseorang mulai melepaskan diri dari belitan-belitan tugasnya dan bersiap

pensiun. Tahapan ini juga berguna untuk melatih penerus, mengurangi beban

kerja atau mendelegasikan tanggung jawab kepada karyawan baru atau junior.

Profesi Akuntansi dan Bidang Spesialisasinya

Kebutuhan akuntansi dalam dunia usaha saat ini sangat dibutuhkan, terlebih

dalam menghadapi era globalisasi. Akuntansi sebagai bahasa bisnis sangat

membantu dunia usaha dalam mengukur, mengkomunikasikan dan

menginterpretasikan informasi aktivitas keuangan (Budhiyanto dan Ika Paskah,

2004:261). Jumamik (2004:7) menambahkan banyaknya bidang pengetahuan

akuntansi menunjukkan bahwa akuntansi menawarkan berbagai macam bidang

Page 6: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KARIR …ilib.usm.ac.id/sipp/doc/jurnas/gdl-usm--dianputrim-187-1-17.dian-).pdf · nilai sosial, lingkungan kerja, ... mengapa seseorang

6

pekerjaan sesuai dengan minat seseorang. Lagipula akuntansi telah diakui menjadi

suatu profesi setingkat dengan profesi dokter, penasehat hukum (Advokat) atau

apoteker. Luasnya lingkup aplikasi akuntansi menumbuhkan kebutuhan keahlian

khusus atau spesialisasi dalam profesi akuntansi. Selain itu pekerjaan tersebut

menyangkut perlindungan kepentingan umum (public interest) sehingga terdapat

pengawasan yang ketat baik dari dalam diri organisasi profesi maupun dari pihak lain

yang berwenang untuk dapat masuk ke dalam organisasi profesi dan menjalankan

profesi tersebut. Biasanya seseorang harus menjalani pendidikan dan latihan khusus

dan lulus ujian profesi. Secara umum mereka yang telah memiliki pengetahuan dan

ketrampilan di bidang akuntansi melalui pendidikan formal tertentu adalah akuntan.

Pada umumnya profesi akuntansi diperlukan beberapa macam spesifikasi yaitu :

1. Akuntan Publik

Akuntan publik atau auditor adalah akuntan yang bekerja di kantor akuntan

publik. Jenis pekerjaan yang dapat dilakukan oleh kantor akuntan publik adalah

pemeriksaan laporan keuangan dan konsultasi di bidang keuangan. Jenis

pekerjaan tersebut mencerminkan seorang akuntan yang bekerja di kantor

akuntan publik akan selalu berhubungan dengan klien, yaitu perusahaan yang

meminta jasa pada kantor akuntan publik (Wijayanti, 2001:362). Jumamik

(2007:8) menyatakan bahwa akuntan publik adalah akuntan yang bergerak

dalam bidang akuntansi publik, yaitu menyerahkan berbagai macam jasa

akuntansi untuk perusahaan-perusahaan bisnis. Atas penyerahan jasa-jasa itu

akuntan publik memperoleh kontrak prestasi yang biasa disebut sebagai fee.

Profesi akuntan publik merupakan profesi independen dan dipercaya sebagai

perantara yang menghubungkan kepentingan antara pihak manajemen dan pihak

luar perusahaan. Akuntan publik merupakan satu-satunya profesi yang berhak

memberikan opini atas kewajaran dari laporan keuangan yang disusun

manajemen (Baridwan, 1998).

2. Akuntan Perusahaan

Akuntan perusahaan atau auditor intern adalah auditor yang bekerja dalam

perusahaan (perusahaan negara maupun perusahaan swasta) yang tugas

pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan

oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya

penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan ekfektivitas

prosedur kegiatan organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang

dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi (Yulia, 2004).

Stolle, 1976 dalam Wijayanti (2001:369) mengungkapkan bahwa

mahasiswa beranggapan bekerja sebagai akuntan perusahaan lebih memberikan

kepastian masa depan dengan adanya dana pensiun dan sifat pekerjaan yang

rutin. Carpenter dan Strowser, 1970 dalam Wijayanti (2001:371) juga

mengungkapkan bahwa ternyata mahasiswa akuntansi lebih senang profesi di

perusahaan nasional daripada perusahaan lokal, karena perusahaan nasional

lebih dikenal daripada perusahaan lokal, sehingga dapat diperkirakan segi baik

maupun buruknya suatu perusahaan. Hal tersebut mempunyai implikasi bahwa

posisi kerja di perusahaan nasional merupakan faktor penting dalam

mempertimbangkan dalam pemilihan profesi.

3. Akuntansi Pendidik

Page 7: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KARIR …ilib.usm.ac.id/sipp/doc/jurnas/gdl-usm--dianputrim-187-1-17.dian-).pdf · nilai sosial, lingkungan kerja, ... mengapa seseorang

7

Rahayu (2003:829), mengatakan bahwa mahasiswa yang memilih profesi

sebagai akuntan publik lebih mengharapkan pekerjaan yang keamanan kerjanya

terjamin dan sifat pekerjaan yang rutin sehingga tidak mengalami kesulitan

untuk melakukan sehari-hari. Mahasiswa yang mengharapkan bekerja sebagai

akuntan pendidik lebih mempunyai jaminan hari tua. Temuan inilah yang

menjadi pengharapan mahasiswa jurusan akuntansi untuk termotivasi memilih

profesi akuntan pendidik. Jumamik (2007) menambahkan akuntan pendidik

merupakan profesi yang menghasilkan sumber daya manusia yang berkarir pada

tiga bidang akuntan lainnya. Akuntan pendidik melaksanakan proses penciptaan

profesional, baik profesi akuntan publik, akuntan perusahaan dan akuntan

pemerintah. Seiring dengan perkembangan perekonomian yang pesat, maka

dibutuhkan akuntan yang semakin banyak pula. Dalam konteks permasalahan

inilah pemenuhan kebutuhan akan tenaga akuntan.

4. Akuntan pemerintah

Jumamik (2007) menyatakan bahwa akuntan pemerintah adalah akuntan

yang bekerja pada instansi pemerintah yang tugas pokoknya melakukan

pemeriksaan terhadap pertanggungjawaban keuangan yang ditunjuk oleh unit-

unit organisasi dalam pemerintahan atau pertanggungjawaban keuangan yang

ditunjuk kepada pemerintah, meskipun terdapat banyak akuntan yang bekerja di

instansi pemerintah, namun di departemen keuangan Badan Pengawasan

Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), dan

instansi pajak adalah instansi pemerintah yang bertanggungjawab kepada

Presiden Republik Indonesia (RI) dalam bidang pengawasan keuangan dan

pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah bukan oleh akuntan pemerintah.

Akuntan yang bekerja di BPKP mempunyai tugas pokok melaksanakan

pemeriksaan terhadap keuangan instansi pemerintah proyek-proyek pemerintah,

Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), dan

perusahaan-perusahaan swasta yang pemerintah mempunyai penyertaan modal

yang besar di dalamnya. BPK adalah unit organisasi di bawah DPR yang

tugasnya melakukan pemeriksaan terhadap pertanggungjawaban presiden dan

aparat di bawah departemen keuangan yang tugas pokoknya adalah

mengumpulkan beberapa jenis pajak yang dipungut oleh pemerintah dan

memeriksa dengan tujuan untuk memverifikasi apakah kewajiban pajak telah

dihitung oleh wajib pajak sesuai dengan pasal-pasal yang tercantum dalam

Undang-Undang Pajak yang berlaku.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pilihan Karir Mahasiswa Jurusan

Akuntansi

Wijayanti (2001 : 360) menyatakan dalam memilih suatu karir, mahasiswa

akuntansi tentunya akan mempertimbangkan beberapa faktor terlebih dahulu

sebelum memutuskan untuk memilih karir apa yang akan dijalankan setelah

kelulusannya nanti. Dalam penelitian ini faktor-faktor yang menjadi pertimbangan

mahasiswa akuntansi dalam memilih karir sebagai akuntan publik maupun non

akuntan publik meliputi penghargaan finansial, pelatihan profesional, pengakuan

profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja, dan

personalitas. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Kunartinah (2003) yang

Page 8: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KARIR …ilib.usm.ac.id/sipp/doc/jurnas/gdl-usm--dianputrim-187-1-17.dian-).pdf · nilai sosial, lingkungan kerja, ... mengapa seseorang

8

menggunakan faktor penghasilan, pertimbangan pasar kerja, kelebihan akuntan

publik, kelemahan akuntan publik dan personalitas.

1. Penghargaan Finansial

Wijayanti (2001:365) menyatakan bahwa penghargaan adalah hasil yang

diperoleh sebagai kontrak prestasi yang telah diyakini secara mendasar bagi

sebagian perusahaan sebagai daya tarik utama untuk memberikan keputusan

kepada karyawan. Sri Rahayu, dkk (2003:824) menambahkan penghargaan

finansial diuji dengan tiga butir pernyataan yaitu gaji awal yang tinggi, potensi

kenaikan gaji dan tersedianya dana pensiun. Hasil penelitian Sri Rahayu, dkk

(2003:825), menunjukkan bahwa mahasiswa yang memilih karir sebagai akuntan

perusahaan dan akuntan pemerintah menganggap dengan karir tersebut gaji awal

mereka tinggi dibandingkan dengan mahasiswa yang memilih karir sebagai

akuntan publik dan akuntan pendidik yang menganggap bahwa gaji awal dalam

karir mereka tidak begitu tinggi. Dana pensiun sangat diharapkan mahasiswa

yang memilih karir sebagai akuntan pemerintah dan akuntan pendidik. Sedang

mahasiswa yang memilih karir sebagai akuntan perusahaan tidak begitu berharap

akan memperoleh dana pensiun. Mahasiswa yang memilih karir sebagai akuntan

publik bahkan kurang mengharapkan dana pensiun.

2. Pelatihan Profesional

Pelatihan profesional meliputi hal-hal yang berhubungan dengan

peningkatan keahlian. Pelatihan profesional diuji dengan empat pernyataan

mengenai pelatihan sebelum mulai bekerja, pelatihan profesional, pelatihan kerja

rutin dan pengalaman kerja (Sri Rahayu, 2003:824). Felton (1974) dalam

Trirorania UPN (2004) menyatakan pelatihan dan pengakuan profesional

termasuk faktor penghargaan non finansial. Perbedaan tersebut akan dilihat

karena kemungkinan antara satu jenis profesi dengan jenis profesi yang lain

memberikan penghargaan non finansial ini dengan cara yang berbeda. Akuntan

publik mungkin dianggap sebagai profesi yang perlu banyak latihan, tapi

kenaikan jabatan lebih cepat dibanding profesi yang lain, selain itu seorang

akuntan publik kemungkinan juga akan lebih mendapatkan pengalaman kerja

yang lebih bervariasi dibanding yang lain, karena akuntan publik akan selalu

berhadapan dengan berbagai kasus di berbagai perusahaan. Akuntan perusahaan

barangkali dianggap sebagai profesi yang tingkat kompetisinya tinggi, karena

dalam perusahaan banyak karyawan dengan berbagai bidang ilmu yang mungkin

punya ambisi dan tujuan yang sama. Akuntan pemerintah mungkin dianggap

sebagai profesi yang sifat pekerjaannya rutin, namun memberikan penghargaan

yang sangat baik pada karyawan dengan jenjang pendidikan tertentu, misalnya

saja ada catatan bahwa kepala bagian harus menyandang gelar tertentu. Akuntan

pendidik punya kesempatan untuk mengikuti pelatihan kerja seperti seminar,

lokakarya, dan workshop yang lebih banyak dibandingkan profesi yang lain. Di

samping itu akuntan pendidik punya kesempatan yang lebih besar untuk

melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

3. Pengakuan Profesional

Pengakuan profesional meliputi hal-hal yang berhubungan dengan

pengakuan terhadap prestasi. Pengakuan profesional ini meliputi adanya

Page 9: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KARIR …ilib.usm.ac.id/sipp/doc/jurnas/gdl-usm--dianputrim-187-1-17.dian-).pdf · nilai sosial, lingkungan kerja, ... mengapa seseorang

9

kemungkinan bekerja dengan ahli yang lain, kesempatan untuk berkembang dan

pengakuan prestasi (Rahayu, 2003:824). Menurut Stolle (1976) dalam skripsi

Trirorania UPN (2004) menyatakan bahwa pengakuan profesional

dipertimbangkan oleh mahasiswa yang memilih profesi sebagai akuntan publik.

Hal ini berarti bahwa dalam memilih profesi tidak hanya bertujuan mencari

penghargaan finansial atau gaji, tapi juga ada keinginan untuk berprestasi dan

mengembangkan diri. Elemen-elemen dalam pengakuan profesional ini

diantaranya adalah adanya pelatihan kerja, adanya pelatihan profesi, adanya

pengakuan prestasi, pengalaman kerja yang bervariasi, kesempatan berkompetisi

dan perlunya keahlian untuk mencapai sukses. Pengakuan profesional yang akan

diuji dalam penelitian ini meliputi empat pertanyaan mengenai kesempatan

untuk berkembang, adanya pengakuan apabila berprestasi, cara untuk kenaikan

pangkat, dan keahlian untuk mencapai sukses (Rahayu, 2003:824).

4. Nilai Sosial

Nilai-nilai sosial ditujukan sebagai faktor yang menampakkan kemampuan

seseorang dari sudut pandang orang-orang lain terhadap lingkungannya (Stolle,

1976 dalam Wijayanti, 2001). Hasil penelitian Stolle (1976) menunjukkan

bahwa semua mahasiswa yang beranggapan bahwa profesi sebagai akuntan

publik lebih prestisius dibanding profesi sebagai akuntan perusahaan. Hal ini

karena akuntan publik lebih banyak berinteraksi dengan orang lain pada

berbagai perusahaan, sehingga lebih banyak orang yang mengenal akuntan

publik. Akuntan publik dalam masyarakat tersebut profesi akuntan publik

kurang bergengsi dibanding dengan profesi sebagai akuntan pemerintah.

Sebaliknya dalam golongan masyarakat yang lain mungkin menganggap profesi

sebagai akuntan pendidik lebih bergengsi dibanding profesi lain. perbedaan

pandangan masyarakat terhadap suatu profesi bisa mempengaruhi pemilihan

profesi mahasiswa, karena mahasiswa yang berasal dari golongan masyarakat

tertentu. Nilai-nilai sosial dalam penelitian ini meliputi enam pernyataan

mengenai kesempatan melakukan kegiatan sosial, kesempatan untuk berinteraksi

dengan orang lain, kesempatan untuk menjalankan hobi, memperhatikan

perilaku individu, pekerjaan yang lebih bergengsi di bidang karir lainnya dan

kesempatan untuk bekerja dengan ahli di bidang lain (Wijayanti, 2001:367).

5. Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja merupakan suasana kerja (rutin, atraktif, sering lembur),

tingkat persaingan antara karyawan dan tekanan kerja merupakan faktor dari

lingkungan pekerjaan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Stolle (1970) dan

Felton (1994) dalam Wijayanti (2001:378) menyatakan bahwa faktor lingkungan

tidak dipertimbangkan mahasiswa dalam memilih suatu karir. Dalam hal ini,

lingkungan kerja yang akan diuji meliputi tujuh pernyataan mengenai sifat

pekerjaan (rutin, atraktif, sering lembur, menyenangkan, mudah diselesaikan),

tingkat persaingan antar karyawan dan tekanan kerja.

6. Pertimbangan Pasar Kerja

Pertimbangan pasar kerja meliputi keamanan kerja dan tersedianya

lapangan kerja atau kemudahan mengakses lowongan kerja (Rahayu, 2003:829).

Keamanan kerja merupakan faktor dimana karir yang dipilih dapat bertahan

dalam jangka waktu yang cukup lama. Karir yang diharapkan bukan pilihan

Page 10: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KARIR …ilib.usm.ac.id/sipp/doc/jurnas/gdl-usm--dianputrim-187-1-17.dian-).pdf · nilai sosial, lingkungan kerja, ... mengapa seseorang

10

karir sementara, akan tetapi harus dapat terus berlanjut sampai seseorang

nantinya akan pensiun. Pertimbangan pasar kerja diuji dengan dua pernyataan

mengenai keamanan kerja dan kemudahan mengakses lapangan pekerjaan.

7. Personalitas

Personalitas merupakan salah satu determinan yang potensial terhadap

perilaku individu saat berhadapan dengan situasi atau kondisi tertentu. Hal

tersebut membuktikan bahwa personalitas berpengaruh terhadap perilaku

seseorang (Rahayu dkk, 2003:825). Menurut Jumamik (2007:23) personalitas

diuji dengan satu pernyataan yaitu mencerminkan personalitas seseorang yang

bekerja secara profesional.

Penelitian Terdahulu

Astami (2001) meneliti tentang faktor-faktor yang berpengaruh dalam

pemilihan profesi akuntan publik dan non akuntan publik bagi mahasiswa jurusan

akuntansi. Dengan menggunakan sampel 130 mahasiswa peserta mata kuliah teori

akuntansi semester genap pada PTS di Yogyakarta. Variabel independen yang diteliti

adalah gaji, ketersediaan lapangan kerja, persepsi mahasiswa tentang pengorbanan,

nilai intrinsik pekerjaan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa secara parsial

nilai intrinsik pekerjaan dan persepsi mahasiswa tentang pengorbanan berpengaruh

signifikan terhadap pemilihan karir, sedangkan gaji dan ketersediaan lapangan kerja

tidak berpengaruh signifikan terhadap pemilihan karir. Namun secara simultan gaji,

ketersediaan lapangan kerja, persepsi mahasiswa tentang pengorbanan, nilai intrinsik

pekerjaan berpengaruh signifikan terhadap pemilihan karir mahasiswa sebagai

akuntan publik dan non akuntan publik.

Penelitian Wijayanti (2001) ymenggunakan sample 355 mahasiswa semester

6 dan 8 PTN dan PTS di Yogyakarta. Variabel independen yang diteliti adalah

penghargaan financial, pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai

sosial, lingkungan kerja, keamanan dan kesempatan kerja. Hasil penelitiannya secara

parsial penghargaan finansial, pelatihan profesional, dan nilai-nilai sosial

berpengaruh signfikan terhadap pemilihan karir, sedangkan pengakuan profesional,

lingkungan kerja, keamanan dan kesempatan kerja tidak berpengaruh signifikan

terhadap pemilihan karir. Namun secara simultan penghargaan financial, pelatihan

profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, keamanan

dan kesempatan kerja berpengaruh signifikan terhadap pemilihan karir mahasiswa

sebagai akuntan publik dan non akuntan publik.

Kunartinah (2003) menggunakan sampel 180 mahasiswa semester 5 ke atas

dan sudah memperoleh mata kuliah auditing di STIE Stikubank Semarang.

Kunartinah meneliti tentang perilaku mahasiswa akuntansi STIE Stikubank

Semarang dan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karir sebagai akuntan

publik. Variabel independen yang digunakan adalah gaji, faktor intrinsik pekerjaan,

pertimbangan pasar kerja, kelebihan akuntan publik, personalitas. Hasil penelitian

dengan uji Mann Whitney menunjukkan kelebihan profesi sebagai akuntan publik

berpengaruh signifikan terhadap pemilihan karir, sedangkan faktor intrinsik, gaji,

pertimbangan pasar kerja, dan personalitas tidak berpengaruh signifikan terhadap

pemilihan karir. Hasil penelitian menggunakan uji Chi Square kepribadian

mahasiswa atau personalitas berpengaruh signifikan terhadap pemilihan karir.

Page 11: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KARIR …ilib.usm.ac.id/sipp/doc/jurnas/gdl-usm--dianputrim-187-1-17.dian-).pdf · nilai sosial, lingkungan kerja, ... mengapa seseorang

11

Dengan menunjukkan analisis deskriminan hasil penelitiannya menunjukkan bahwa

124 mahasiswa memilih karir sebagai akuntan publik, dan 56 mahasiswa memilih

karir sebagai non akuntan publik. Secara simultan gaji, faktor intrinsik pekerjaan,

pertimbangan pasar kerja, kelebihan akuntan publik, personalitas berpengaruh

signifikan terhadap pemilihan karir mahasiswa sebagai akuntan publik dan non

akuntan publik.

Rahayu (2003) melakukan penelitian tentang persepsi mahasiswa akuntansi

mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karir. Rahayu menggunakan

sampel 330 mahasiswa PTN dan PTS di Jakarta, Yogyakarta dan Surakarta. Variabel

independen yang digunakan penghargaan finansial, pelatihan profesional, pengakuan

profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja dan

personalitas. Hasil penelitian secara parsial menunjukkan penghargaan finansial,

pelatihan profesional, pengakuan profesional, dan lingkungan kerja berpengaruh

signifikan terhadap pemilihan karir, sedangkan nilai-nilai sosial, pertimbangan pasar

kerja dan personalitas tidak berpengaruh signifikan terhadap pemilihan karir

mahasiswa sebagai akuntan publik dan non akuntan publik. Namun hasil penelitian

secara simultan menunjukkan bahwa penghargaan finansial pelatihan profesional,

pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja,

personalitas berpengaruh signfikan terhadap pemilihan karir mahasiswa sebagai

akuntan publik dan non akuntan publik.

Trirorania (2004) meneliti dengan menggunakan sampel 100 mahasiswa

UPN “Veteran” Yogyakarta angkatan 2000 dan 2001 yang telah menempuh 120

SKS. Trirorania meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan profesi

akuntan oleh mahasiswa akuntansi. Variabel independen yang digunakan adalah

penghargaan finansial/gaji, pengakuan profesional, pelatihan profesional, lingkungan

kerja, nilai-nilai sosial, keamanan kerja. Hasil penelitian secara parsial menunjukkan

penghargaan finansial, pengakuan profesional, keamanan kerja berpengaruh

signifikan terhadap pemilihan karir, sedangkan pelatihan profesional, lingkungan

kerja, nilai-nilai sosial tidak berpengaruh signifikan terhadap pemilihan karir. Namun

hasil penelitian secara simultan menunjukkan penghargaan finansial/gaji, pengakuan

profesional, pelatihan profesional, lingkungan kerja, nilai-nilai sosial, keamanan

kerja berpengaruh signifikan terhadap pemilihan karir mahasiswa sebagai akuntan

publik dan non akuntan publik.

Jumamik (2007) meneliti tentang persepsi mahasiswa akuntansi mengenai

faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karir akuntan. Jumamik menggunakan

sampel 125 mahasiswa PTS di Semarang angkatan 2003-2007. Variabel independen

yang diteliti adalah gaji/ penghargaan finansial, pelatihan profesional, pengakuan

profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja,

personalitas. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa secara parsial dan

simultan gaji/penghargaan finansial, pelatihan profesional, pengakuan profesional,

nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja, personalitas

berpengaruh signifikan terhadap pemilihan karir mahasiswa sebagai akuntan publik

dan non akuntan publik. Namun hasil penelitian secara simultan variabel-variabel

yang diteliti berpengaruh signifikan terhadap pemilihan karir.

Page 12: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KARIR …ilib.usm.ac.id/sipp/doc/jurnas/gdl-usm--dianputrim-187-1-17.dian-).pdf · nilai sosial, lingkungan kerja, ... mengapa seseorang

12

Kerangka Pemikiran

Untuk memudahkan pemahaman mengenai keseluruhan rangkaian

penelitian ini, maka disusunlah kerangka pemikiran sebagai berikut :

Gambar 1

Kerangka Pemikiran

Hipotesis

H1 : Variabel penghargaan finansial berpengaruh signifikan terhadap pemilihan

karir sebagai akuntan publik dan non akuntan publik pada mahasiswa S1

jurusan Akuntansi.

H2 : Variabel pelatihan profesional berpengaruh signifikan terhadap pemilihan karir

sebagai akuntan publik dan non akuntan publik pada mahasiswa S1 jurusan

Akuntansi.

H3 : Variabel pengakuan profesional berpengaruh signifikan terhadap pemilihan

karir sebagai akuntan publik dan non akuntan publik pada mahasiswa S1

jurusan Akuntansi.

H4 : Variabel nilai-nilai sosial berpengaruh signifikan terhadap pemilihan karir

sebagai akuntan publik dan non akuntan publik pada mahasiswa S1 jurusan

Akuntansi.

Penghargaan

Finansial (X1)

Pelatihan

Profesional (X2)

Pengakuan

Profesional (X3)

Nilai-nilai Sosial

(X4)

Lingkungan Kerja

(X5)

Pertimbangan

Pasar Kerja (X6)

Personalitas (X7)

Pemilihan karir (Y) :

~ Akuntan publik

~ Non akuntan publik

Page 13: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KARIR …ilib.usm.ac.id/sipp/doc/jurnas/gdl-usm--dianputrim-187-1-17.dian-).pdf · nilai sosial, lingkungan kerja, ... mengapa seseorang

13

H5 : Variabel lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap pemilihan karir

sebagai akuntan publik dan non akuntan publik pada mahasiswa S1 jurusan

Akuntansi.

H6 : Variabel pertimbangan pasar kerja berpengaruh signifikan terhadap pemilihan

karir sebagai akuntan publik dan non akuntan publik pada mahasiswa S1

jurusan Akuntansi.

H7 : Variabel personalitas berpengaruh signifikan terhadap pemilihan karir sebagai

akuntan publik dan non akuntan publik pada mahasiswa S1 jurusan Akuntansi.

H8 : Variabel-variabel penghargaan finansial, pelatihan profesional, pengakuan

profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja dan

personalitas secara simultan berpengaruh signifikan terhadap pemilihan karir

sebagai akuntan publik dan non akuntan publik pada mahasiswa S1 jurusan

Akuntansi.

METODOLOGI PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Pemilihan Karir

Karir dilihat sebagai posisi yang dipegang individu dalam suatu jabatan

dalam kurun waktu tertentu (Rahayu, 2003). Dalam penelitian ini tiap responden

diminta memilih salah satu dari empat kategori pilihan karir, yaitu :

a. Akuntan publik

Akuntan publik merupakan profesi yang menjual jasa kepada masyarakat

umum terutama dalam bidang pemeriksaan laporan keuangan yang disajikan

oleh klien. Akuntan publik atau auditor ini biasanya bekerja di Kantor

Akuntan Publik (Wijayanti, 2001:362).

b. Akuntan pendidik

Akuntan pendidik merupakan profesi yang pekerjaan utamanya mengajar di

suatu perguruan tinggi baik itu negeri dan swasta. Akuntan pendidik

biasanya juga disebut dosen (Wijayanti, 2001:362).

c. Akuntan perusahaan

Akuntan perusahaan merupakan akuntan yang bekerja pada salah sebuah

perusahaan, akuntan perusahaan dapat pula disebut akuntan intern atau

akuntan manajemen (Wijayanti, 2001:362).

d. Akuntan pemerintah

Akuntan pemerintah merupakan akuntan yang bekerja pada instansi

pemerintah. Akuntan pemerintah biasanya bekerja di instansi pemerintah

seperti kantor pajak, departemen keuangan, dan BPK (Wijayanti, 2001:362).

2. Penghargaan finansial/gaji

Menurut Sri Rahayu, dkk (2003:824) penghargaan finansial adalah hasil

yang diperoleh sebagai kontraprestasi dari pekerjaan yang telah diyakini secara

mendasar bagi sebagian besar perusahaan sebagai daya tarik utama bagi

Page 14: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KARIR …ilib.usm.ac.id/sipp/doc/jurnas/gdl-usm--dianputrim-187-1-17.dian-).pdf · nilai sosial, lingkungan kerja, ... mengapa seseorang

14

karyawannya yang diuji dengan tiga pernyataan yaitu : a) Gaji awal yang tinggi,

b) Potensi kenaikan gaji, c) Tersedianya dana pensiun.

3. Pelatihan profesional

Pelatihan profesional meliputi hal-hal yang berhubungan dengan

peningkatan keahlian (Rahayu, 2003:824) yang diukur dengan : a) Pelatihan

kerja sebelum mulai kerja, b) Latihan di luar lembaga untuk meningkatkan

profesionalitas, c) Pelatihan rutin di dalam lembaga, d) Pengalaman kerja yang

bervariasi (Wijayanti, 2001).

4. Pengakuan profesional

Pengakuan profesional meliputi hal-hal yang berhubungan dengan

pengakuan terhadap prestasi (Wijayanti, 2001:347) yang diukur dengan : a)

Kesempatan untuk berkembang, b) Pengakuan apabila berprestasi, c) Cara untuk

naik pangkat, d) Keahlian tertentu untuk meraih sukses.

5. Nilai-nilai sosial

Nilai-nilai sosial adalah faktor yang menampakkan kemampuan seseorang

di masyarakat atau nilai seseorang yang dapat dilihat dari sudut pandang orang-

orang lain di lingkungannya (Stolle, 1976 dalam Wijayanti, 2001) yang diuji

dengan : a) Kesempatan untuk bekerja dengan ahli lain, b) Kesempatan untuk

melakukan pelayanan social, c) Kesempatan untuk berinteraksi dengan orang

lain, d) Kesempatan untuk menjalankan hobi di luar pekerjaan, e) Perhatian

terhadap perilaku individu, f) Gengsi pekerjaan di mata orang lain.

6. Lingkungan kerja

Lingkungan kerja merupakan faktor yang memberikan suasana bagi

seseorang dalam menjalankan pekerjaannya (Wijayanti, 2001:377) yang diukur

dengan : a) Pekerjaan rutin, b) Pekerjaan yang lebih cepat diselesaikan, c)

Pekerjaan yang atraktif /banyak tantangan, d) Lingkungan kerja yang

menyenangkan, e) Sering lembur, f) Tingkat persaingan antar karyawan, g)

Tekanan kerja

7. Pertimbangan pasar kerja

Pertimbangan pasar kerja merupakan salah satu faktor yang dapat digunakan

untuk menentukan pilihan karir. Pertimbangan pasar kerja meliputi keamanan

kerja dan kemudahan dalam mengakses lowongan kerja (Rahayu, 2003:825).

Untuk menguji faktor pertimbangan pasar kerja terdapat dua pernyataan yaitu :

a) Keamanan kerja, b) Kemudahan mengakses lowongan kerja.

8. Personalitas

Personalitas merupakan salah satu determinan yang potensial terhadap

perilaku individu saat berhadapan dengan situasi/kondisi tertentu. Hal ini

membuktikan bahwa personalitas berpengaruh terhadap perilaku seseorang.

Personalitas diuji dengan satu pernyataan mengenai kesesuaian pekerjaan

dengan kepribadian yang dimiliki seseorang (Rahayu, 2003:825).

Populasi dan Sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa S1 regular

program studi akuntansi pada Perguruan Tinggi Swasta di Semarang (USM, UNIKA,

UDINUS, UNISSULA, UNISBANK, STIE WIDYA MANGGALA). Jumlah

mahasiswa yang aktif dalam perkuliahan adalah sebanyak 200 mahasiswa. Teknik

Page 15: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KARIR …ilib.usm.ac.id/sipp/doc/jurnas/gdl-usm--dianputrim-187-1-17.dian-).pdf · nilai sosial, lingkungan kerja, ... mengapa seseorang

15

pengambilan sampel adalah purposive sampling, dengan kriteria pemilihan

berdasarkan strata, yaitu mahasiswa angkatan 2006 yang telah atau sedang

menempuh mata kuliah Auditing 1 dan 2. Untuk mengetahui dan menentukan ukuran

sampel dari suatu populasi dapat digunakan pendekatan Slovin dengan rumus

sebagai berikut (Husain Umar, 1998:74) :

n = 2

N

1 Ne

dimana :

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

e = persen kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir.

Jenis, Sumber dan Metode Pengumpulan Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari

kuesioner yang telah dibagikan kepada responden dalam bentuk pertanyaan tertulis,

tentang persepsi mahasiswa akuntansi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

pemilihan karir akuntan. Skala pengukuran dengan likert 1-5.

Metode Analisis Data

Analisis Statistik Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk memberikan informasi mengenai

karakteristik variabel penelitian (gaji, pelatihan profesional, pengakuan profesional,

nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja, dan personalitas) serta

penjelasan secara umum mengenai data demografi responden.

Uji Kualitas Data

Uji Validitas adalah ukuran yang menunjukkan sejauhmana suatu alat

pengukuran betul-betul mengukur apa yang perlu diukur (Masri Singarimbun dan

Sofyan Effendi, 1989:122). Analisis reliabilitas untuk mengukur suatu kuesioner

yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan

reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten

atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2002:132).

Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal ataukah

tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau

mendekati normal. Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat

penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau histrogram residual

(Imam Ghozali, 2000 : 74). Selain itu pengujian normalitas juga dapat menggunakan

statistik, yaitu Kolmogorov-Smirnov Test.

Pengujian Hipotesis

Uji hipotesis dalam penelitian ini diadopsi dari penelitian yang dilakukan

oleh Rahayu, Sudaryono dan Setiawan (2003), yaitu uji kruskal-wallis. Uji ini

digunakan untuk menguji signifikansi hipotesis komparatif K sampel independent

apabila datanya berbentuk ordinal. Uji kruskal wallis merupakan alat uji statistik

Page 16: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KARIR …ilib.usm.ac.id/sipp/doc/jurnas/gdl-usm--dianputrim-187-1-17.dian-).pdf · nilai sosial, lingkungan kerja, ... mengapa seseorang

16

Count

3 3 3 12 21

6 0 8 3 17

2 0 3 11 16

3 3 5 17 28

2 3 16 12 33

1 1 6 2 10

17 10 41 57 125

UNISSULA

UNIKA

USM

UDINUS

UNISBANK

STIE WM

PT

Total

Akuntan

Publik

Akuntan

Pendidik

Akuntan

Perusahaan

Akuntan

Pemerintah

Karir

Total

Count

5 16 21

4 13 17

10 6 16

11 17 28

8 25 33

2 8 10

40 85 125

UNISSULA

UNIKA

USM

UDINUS

UNISBANK

STIE WM

PT

Total

Laki-laki Perempuan

Jenis Kelamin

Total

non-parametrik yang sangat berguna untuk menentukan K sampel independent

berasal dari populasi yang berbeda.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskriptif Statistik

Sebelum melakukan pengujian hipotesis dan pembahasan hasil analisis,

telebih dahulu akan dibahas mengenai gambaran responden dalam penelitian ini.

Tabel 1

Pengembalian Kuesioner

Perguruan

Tinggi

Jumlah yang

disebar

Kuesioner

yang tidak

kembali

Kuesioner

Rusak Dapat dipakai

UNISSULA 35 12 2 21

UNIKA 35 18 0 17

USM 35 19 0 16

UDINUS 35 7 0 28

UNISBANK 35 0 2 33

STIE WM 25 12 3 10

Total 200 68 7 125

Sumber : Data primer yang diolah, 2009

Distribusi hasil penelitian ini disajikan berikut ini.

Tabel 2

Pilihan karir akuntan oleh mahasiswa

Sumber : Data primer yang diolah, 2009

Tabel 2 menunjukkan, pilihan menjadi akuntan pemerintah merupakan

pilihan paling favorit diikuti oleh pilihan sebagai akuntan perusahaan, sedangkan

akuntan pendidik menjadi pilihan terakhir dari mahasiswa.

Tabel 3

Jenis kelamin responden

Page 17: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KARIR …ilib.usm.ac.id/sipp/doc/jurnas/gdl-usm--dianputrim-187-1-17.dian-).pdf · nilai sosial, lingkungan kerja, ... mengapa seseorang

17

Tabel 3 menunjukkan, mahasiswa perempuan memiliki jumlah yang lebih

banyak dibanding mahasiswa laki-laki. Hal ini didukung oleh hampir semua

perguruan tinggi, kecuali pada USM yang menunjukkan lebih banyak laki-laki

dibanding perempuan.

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Berdasarkan hasil uji validitas diketahui, semua instrumen dalam penelitian

ini valid karena memiliki nilai corrected item total correlation di atas 0,176 (r tabel

untuk sampel sebanyak 125). Sedang hasil uji reliabilitas menunjukkan, semua

variabel mempunyai koefisien Alpha yang lebih besar dari 0,6 sehingga dapat

dikatakan semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah reliabel.

Deskripsi Variabel

a. Variabel Finansial

Variabel finansial diukur dengan 3 buah item kuesioner. Berikut ini

merupakan persepsi mengenai gaji berdasarkan profesi masing-masing akuntan.

Tabel 4

Deskripsi Variabel Finansial

Indikator

Rata-rata skor

Akuntan

Publik

Akuntan

Pendidik

Akuntan

Perusahaan

Akuntan

Pemerintah Jumlah

Gaji awal yang tinggi 4.35 2.90 3.07 2.98 3.19

Potensi kenaikan gaji 4.47 3.70 3.56 4.05 3.92

Tersedianya pensiun 4.47 3.70 3.59 3.74 3.78

Sumber : Data primer yang diolah, 2009

Tabel 4 menunjukkan adanya kecenderungan yang tinggi pada kelompok

akuntan publik. Indikator gaji awal yang tinggi skor tertinggi diperoleh dari

persepsi terhadap akuntan publik yang mencapai nilai 4,35. Indikator dana

terhadap akuntan publik menempati urutan tertinggi yaitu sebesar 4,47. Sedang

potensi kenaikan gaji, skor tertinggi juga diperoleh dari profesi akuntan publik.

b. Variabel Pelatihan Profesional

Berikut ini merupakan persepsi mengenai pelatihan profesional berdasarkan

profesi masing-masing akuntan.

Tabel 5

Deskripsi Variabel Pelatihan profesional

Indikator

Rata-rata skor

Akuntan

Publik

Akuntan

Pendidik

Akuntan

Perusahaan

Akuntan

Pemerintah Jumlah

Pelatihan kerja

sebelum mulai kerja 4.35 3.90 3.51 3.77 3.78

Latihan di luar

lembaga untuk

meningkatkan

4.29 3.30 3.27 3.53 3.53

Page 18: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KARIR …ilib.usm.ac.id/sipp/doc/jurnas/gdl-usm--dianputrim-187-1-17.dian-).pdf · nilai sosial, lingkungan kerja, ... mengapa seseorang

18

profesionalitas

Pelatihan rutin di

dalam lembaga 4.00 3.40 3.22 3.19 3.33

Pengalaman kerja yang

bervariasi 4.47 3.80 3.37 3.56 3.64

Sumber : Data primer yang diolah, 2009

Tabel 5 menunjukkan adanya kecenderungan yang tinggi pada kelompok

akuntan publik. Indikator pelatihan sebelum mulai kerja, profesi akuntan publik

memiliki skor tertinggi mencapai 4,35. Indikator frekuensi mengikuti latihan di

luar lembaga dan di dalam lembaga menunjukkan persepsi tertinggi pada

pemilih akuntan publik. Indikator pengalaman kerja yang bervariasi diperoleh

bahwa akuntan pendidik menduduki peringkat pertama. Namun demikian semua

jawaban mendapatkan rata-rata di atas 3.

c. Variabel Pengakuan Profesional

Berikut ini merupakan persepsi mengenai pengakuan profesional berdasarkan

profesi masing-masing akuntan.

Tabel 6

Deskripsi Variabel Pengakuan profesional

Indikator Akuntan

Publik

Akuntan

Pendidik

Akuntan

Perusahaan

Akuntan

Pemerintah Jumlah

Kesempatan untuk

berkembang 4.29 3.70 3.51 3.65 3.70

Pengakuan apabila

berprestasi 4.29 3.60 3.66 3.54 3.69

Cara untuk naik

pangkat 4.18 2.80 2.59 2.93 2.98

Keahlian tertentu

untuk sukses 4.00 3.40 3.44 3.47 3.53

Sumber : Data primer yang diolah, 2009

Hasil jawaban sebagaimana pada Tabel 6 menunjukkan adanya

kecenderungan yang tinggi pada kelompok akuntan publik. Dari indikator

pemberian kesempatan berkembang, adanya pengakuan apabila berprestasi dan

diperlukannya keahlian tertentu untuk sukses, akuntan publik menempati urutan

tertinggi, sedangkan pada indikator memerlukan banyak cara untuk naik

pangkat, akuntan pendidik menempati persepsi yang paling tinggi dibanding

ketiga profesi akuntan lainnya. Namun demikian semua jawaban mendapatkan

rata-rata di atas 3.

d. Variabel Nilai-nilai Sosial

Berikut ini merupakan persepsi mengenai nilai-nilai sosial berdasarkan

profesi masing-masing akuntan.

Page 19: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KARIR …ilib.usm.ac.id/sipp/doc/jurnas/gdl-usm--dianputrim-187-1-17.dian-).pdf · nilai sosial, lingkungan kerja, ... mengapa seseorang

19

Tabel 7

Deskripsi Variabel Nilai-Nilai Sosial

Indikator Akuntan Publik

Akuntan Pendidik

Akuntan Perusahaan

Akuntan Pemerintah

Jumlah

Kesempatan untuk bekerja dengan ahli di bidang lain

3.94 3.60 3.39 3.68 3.62

Kesempatan untuk melakukan pelayanan social

3.53 3.40 3.24 3.53 3.42

Kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain

3.53 3.20 3.07 3.37 3.28

Kesempatan untuk menjalankan hobby

3.65 3.00 2.80 2.86 2.96

Memperhatikan perilaku individu 4.29 3.60 3.93 4.09 4.02

Gengsi pekerjaan di mata orang lain

3.41 2.90 3.44 3.47 3.41

Sumber : Data primer yang diolah, 2009

Tabel 7 menunjukkan adanya kecenderungan yang tinggi pada kelompok

akuntan publik dan pemerintah. Persepsi tertinggi adalah berasal dari pemilih

akuntan publik, sedangkan 1 indikator lainnya adalah pada akuntan pemerintah.

e. Variabel Lingkungan Kerja

Berikut ini merupakan persepsi mengenai lingkungan kerja berdasarkan

profesi masing-masing akuntan.

Tabel 8

Deskripsi Variabel Lingkungan Kerja

Indikator Akuntan Publik

Akuntan Pendidik

Akuntan Perusahaan

Akuntan Pemerintah

Jumlah

Pekerjaan rutin 3.24 3.00 2.93 3.05 3.03

Pekerjaan lebih cepat dapat diselesaikan

3.24 3.00 2.90 3.14 3.06

Adanya tekanan untuk hasil sempurna

3.41 3.80 3.29 3.61 3.50

Lingkungan kerjanya menyenangkan 2.65 2.10 2.56 2.39 2.46

Sering lembur 2.94 3.40 2.76 2.60 2.76

Tingkat Kompetisi antar karyawan tinggi

2.65 2.20 2.56 2.28 2.42

Sumber : Data primer yang diolah, 2009

Tabel 8 menunjukkan ada kecenderungan yang tinggi pada pilihan akuntan

public dan 4 indikator memiliki persepsi tertinggi pada pilihan akuntan publik

dan 2 lainnya pada akuntan pendidik.

f. Variabel Pertimbangan Pasar Kerja

Berikut ini merupakan persepsi mengenai pertimbangan pasar kerja

berdasarkan profesi masing-masing akuntan.

Page 20: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KARIR …ilib.usm.ac.id/sipp/doc/jurnas/gdl-usm--dianputrim-187-1-17.dian-).pdf · nilai sosial, lingkungan kerja, ... mengapa seseorang

20

Tabel 9

Deskripsi Variabel Pertimbangan Pasar Kerja

Indikator Akuntan Publik

Akuntan Pendidik

Akuntan Perusahaan

Akuntan Pemerintah

Jumlah

Keamanan kerja 4.47 4.20 3.59 4.14 4.01

Kemudahan mengakses lowongan kerja

4.18 4.10 3.61 3.79 3.81

Sumber : Data primer yang diolah, 2009

Tabel 9 menunjukkan kecenderungan yang sedikit lebih tinggi pada akuntan

publik dan akuntan pendidik. Indikator keamanan kerja karena tidak mudah

PHK menunjukkan, akuntan publik sebagai peringkat pertama, diikuti akuntan

pendidik. Indikator lapangan pekerjaan yang mudah diakses menunjukkan,

akuntan publik menempati peringkat pertama, diikuti akuntan pendidik.

g. Variabel Personalitas

Berikut ini merupakan persepsi mengenai personalitas berdasarkan profesi

masing-masing akuntan.

Tabel 10

Deskripsi Variabel Personalitas

Indikator Akuntan

Publik

Akuntan

Pendidik

Akuntan

Perusahaan

Akuntan

Pemerintah

Jumlah

Karir/profesi sesuai

dengan kepribadian

3.82 3.90 3.59 3.79 3.74

Karir/profesi sesuai

dengan keinginan

3.76 3.60 3.59 3.42 3.54

Sumber : Data primer yang diolah, 2009

Tabel 10 menunjukkan, kecenderungan yang sedikit lebih tinggi pada akuntan

pendidik dan akuntan publik. Dari dua indikator pengukurnya diperoleh satu

indikator yang memiliki persepsi tertinggi pada pilihan akuntan pendidik dan

satu indikator lainnya pada akuntan publik.

Hasil Uji Normalitas Data

Berdasarkan hasil uji normalitas data dengan menggunakan Kolmogorov

Smirnov, diketahui bahwa hanya variabel penghargaan financial, pengakuan

professional dan nilai-nilai sosial saja yang memiliki nilai signifikansi Z yang lebih

besar dari 0,05. Hal ini berarti bahwa ketiga varibel tersebut saja yang berdistribusi

normal. Dengan demikian analisis data yang akan digunakan adalah regresi logistik.

Analisis Regresi Logistik

Untuk menguji hipotesis adanya pengaruh faktot-faktor dalam terhadap

keputusan pemilihan karir sebagai akuntan publik dan non akuntan publik secara

mutivariate akan digunakan analisis regresi logistik. Penggunaan analisis regresi

logistik ini adalah karena variabel dependen (pilihan karir) adalah merupakan data

yang berbentuk dummy, dimana variabel ini merupakan variabel yang dinyatakan

Page 21: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KARIR …ilib.usm.ac.id/sipp/doc/jurnas/gdl-usm--dianputrim-187-1-17.dian-).pdf · nilai sosial, lingkungan kerja, ... mengapa seseorang

21

dalam nilai 1 untuk menunjukkan pilihan karir akuntan publik dan nilai 0 yang

menunjukkan pilihan karir non akuntan publik (Akuntan pendidik, perusahaan dan

pemerintah). Kelebihan analisis ini adalah tidak diperlukannya pengujian terhadap

normalitas data maupun sedikitnya asumsi yang diperlukan untuk menjustifikasi

hasil penelitian. Pengujian hipotesis dengan analisis regresi logistik dalam penelitian

ini dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS Versi 13. Hasil yang

diperoleh dari penghitungan selanjutnya akan dibahas.

a. Uji kelayakan model (Goodness of Fit)

Pengujian ini diperlukan untuk memastikan adanya kecocokan modal hasil

prediksi dengan data hasil estimasi. Model regresi logistik yang baik adalah

apabila tidak terjadi perbedaan antara data hasil pengamatan dengan data yang

diperoleh dari hasil prediksi. Pengujian tidak adanya perbedaan antara prediksi

dan observasi ini dilakukan dengan uji Hosmer Lameshow dengan pendekatan

metode Chi square. Dengan demikian apabila diperoleh hasil uji yang tidak

signifikan, maka berarti tidak terdapat perbedaan antara data estimasi model

regresi logistik dengan data observasi. Hasil pengujian Hosmer Lameshow test

diperoleh nilai chi square 9,334 dengan signifikansi 0,315 (>0,05) berarti tidak

ada perbedaan antara data estimasi model regresi logistik dengan data

observasinya. Hal ini berarti bahwa model tersebut sudah tepat dengan tidak

perlu adanya modifikasi model.

b. Overall fit test

Pada pengujian pada blok 1 atau pengujian dengan memasukkan 7 prediktor

diperoleh nilai –2 log likelihood sebesar 50,068 sedangkan –2 log likelihood

awal adalah sebesar 99,409. Dengan demikian terjadi penurunan –2 log

likelihood yang cukup besar yaitu sebesar 49,341. Hal ini berarti bahwa model

dengan 7 prediktor menunjukkan sebagai model yang baik. Signifikansi

penurunan –2 log likelihood dapat dilihat pada uji omnibus test of model

coefficient. Hasil pengujian kemaknaan prediktor secara bersama-sama dalam

regresi logistik menunjukkan nilai chi square sebesar 49,341 dengan signifikansi

sebesar 0,000. Nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 menunjukkan adanya

pengaruh yang bermakna dari ke tujuh variabel tersebut dalam menjelaskan

variabel pemilihan karir pada taraf 5%. Besarnya estimasi nilai pemilihankarir

yang dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebasnya dapat diperoleh dalam

nilai Nagelkerke R Square sebesar 0,595.

c. Model Persamaan

Pengujian kemaknaan prediktor secara parsial dilakukan dengan

menggunakan uji Wald dan dengan pendekatan chi square.

Tabel 11

Hasil uji regresi logistik

Variables in the Equation

.394 .248 2.527 1 .112 1.483

.292 .140 4.336 1 .037 1.339

.771 .237 10.613 1 .001 2.163

-.482 .163 8.795 1 .003 .617

-.068 .156 .192 1 .661 .934

.142 .322 .194 1 .660 1.153

-.352 .308 1.304 1 .253 .704

-10.675 3.607 8.760 1 .003 .000

x1

x2

x3

x4

x5

x6

x7

Constant

Step

1a

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Variable(s) entered on step 1: x1, x2, x3, x4, x5, x6, x7.a.

Page 22: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KARIR …ilib.usm.ac.id/sipp/doc/jurnas/gdl-usm--dianputrim-187-1-17.dian-).pdf · nilai sosial, lingkungan kerja, ... mengapa seseorang

22

Bentuk persamaan regresi logistik dapat ditulis sebagai berikut :

PLn

1 P = -10,675 + 0,394X1 + 0,292X2 + 0,771X3 + 0,482X4

– 0,068X5 + 0,142X6 – 0,352X7 +

d. Pengujian Pengaruh secara Parsial

Untuk mengetahui kemaknaan pengaruh dari masing-masing variabel tdapat

dilihat dari nilai uji Wald (identik dengan uji chi square). Nilai signifikansi yang

lebih kecil dari 0,05 menunjukkan, variabel terebut berpengaruh signifikan.

1. Pengaruh gaji terhadap pemilihan karir akuntan publik atau non akuntan

publik diperoleh nilai Wald sebesar 2,527 dengan signifikansi sebesar 0,112.

Dengan demikian dapat disimpulkan, variabel gaji tidak memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap pemilihan karir akuntan.

2. Pengaruh pelatihan profesional terhadap pemilihan karir akuntan publik atau

non akuntan publik diperoleh nilai Wald sebesar 4,336 dengan signifikansi

sebesar 0,037. Sehingga dapat disimpulkan, pelatihan profesional memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap pemilihan karir akuntan.

3. Pengaruh pengakuan profesional terhadap pemilihan karir akuntan publik

atau non akuntan publik diperoleh nilai Wald sebesar 10,613 dengan

signifikansi sebesar 0,001. Sehingga dapat disimpulkan, pengakuan

profesional berpengaruh signifikan terhadap pemilihan karir akuntan.

4. Pengaruh nilai-nilai sosial terhadap pemilihan karir akuntan publik atau non

akuntan publik diperoleh nilai Wald sebesar 8,795 dengan signifikansi

sebesar 0,003. Artinya, nilai-nilai sosial berpengaruh signifikan terhadap

pemilihan karir akuntan.

5. Pengaruh lingkungan kerja terhadap pemilihan karir akuntan publik atau non

akuntan publik diperoleh nilai Wald sebesar 0,192 dengan signifikansi

sebesar 0,661. Artinya, lingkungan kerja tidak berpengaruh signifikan

terhadap pemilihan karir akuntan.

6. Pengaruh lingkungan kerja terhadap pemilihan karir akuntan publik atau non

akuntan publik diperoleh nilai Wald sebesar 0,192 dengan signifikansi

sebesar 0,661. Artinya, lingkungan kerja tidak berpengaruh signifikan

terhadap pemilihan karir akuntan.

7. Pengaruh pertimbangan pasar kerja terhadap pemilihan karir akuntan publik

atau non akuntan publik diperoleh nilai Wald sebesar 0,194 dengan

signifikansi sebesar 0,660. Artinya, pertimbangan pasar kerja tidak

berpengaruh signifikan terhadap pemilihan karir akuntan.

8. Pengaruh personalitas terhadap pemilihan karir akuntan publik atau non

akuntan publik diperoleh nilai Wald sebesar 1,304 dengan signifikansi

sebesar 0,253. Artinya, personalitas tidak berpengaruh signifikan terhadap

pemilihan karir akuntan.

e. Tabel Klasifikasi

Untuk memperjelas gambaran atas ketepatan model regresi logistik dengan

data observasi dapat ditunjukkan dengan tabel klasifikasi yang berupa tabel

tabulasi silang antara dari hasil prediksi dan hasil observasi.

Page 23: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KARIR …ilib.usm.ac.id/sipp/doc/jurnas/gdl-usm--dianputrim-187-1-17.dian-).pdf · nilai sosial, lingkungan kerja, ... mengapa seseorang

23

Tabel 12

Tabel klasifikasi

Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan bahwa dari 108 sampel yang

secara empiris memilih karir non akuntan publik, 106 sampel atau 98,1% yang

secara tepat dapat diprediksikan oleh model regresi logistik ini, sedangkan 2

sampel lainnya gagal diprediksikan oleh model sebagai pemilih karir non

akuntan publik. Sedangkan dari 17 sampel pemilih akuntan publik, 9 sampel

atau 52,9% dengan tepat dapat diprediksikan oleh model regresi logistik ini,

sedangkan 8 sampel gagal diprediksikan dengan tepat oleh model. Dengan

demikian secara keseluruhan berarti bahwa 115 sampel dari 125 sampel atau

82,0% sampel dapat diprediksikan dengan tepat oleh model regresi logistik ini.

Tingginya persentase ketepatan tabel klasifikasi tersebut mendukung tidak

adanya perbedaan yang signifikan terhadap data hasil prediksi dan data

observasinya yang menunjukkan sebagai model regresi logistik yang baik.

Pembahasan Hasil Penelitian

1. Pengaruh variabel penghargaan finansial terhadap pemilihan karir

Hasil pengujian menunjukkan bukti empiris bahwa persepsi mahasiswa

terhadap faktor finansial tidak berpengaruh dalam pemilihan karir mereka

sebagai akuntan public atau non akuntan. Faktor finansial menunjukkan sebagai

faktor yang tidak membedakan secara signifikan terhadap pemilihan profesi

Akuntan oleh mahasiswa. Hal ini nampak tidak ada pertimbangan penghasilan

yang akan diperoleh dari profesi Akuntan Publik disbanding dengan non akuntan

publik. Nampak bahwa mahasiswa akuntansi sebagai individu yang beberapa

tahun kemudian akan memasuki dunia kerja yang nampaknya akan banyak

dipengaruhi oleh persepsi mereka mengenai pendapatan yang dapat mereka

terima. Keinginan untuk memperoleh gaji atau pendapatan tertentu yang sesuai

dengan bidang kerja mereka nampaknya bukan menjadi pendorong mahasiswa

untuk memilih karir pada salah satu karir akuntan saja. Hal ini karena karir

akuntan lain juga dinilai cukup menjanjikan mendapatkan pendapatan yang

besar. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Astami (2001),

Kunartinah (2003), yang berpendapat bahwa penghargaan finansial tidak

berpengaruh signifikan terhadap pemilihan karir. Namun hasil penelitian ini

berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wijayanti (2001), Sri

Classification Tablea

106 2 98.1

8 9 52.9

92.0

Observed

Non Akuntan Publik

Akuntan Publik

Karir

Overall Percentage

Step 1

Non Akuntan

Publik

Akuntan

Publik

Karir

Percentage

Correct

Predicted

The cut v alue is .500a.

Page 24: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KARIR …ilib.usm.ac.id/sipp/doc/jurnas/gdl-usm--dianputrim-187-1-17.dian-).pdf · nilai sosial, lingkungan kerja, ... mengapa seseorang

24

Rahayu (2003), Yulia (2004), Jumamik (2007), yang mendapatkan hasil bahwa

penghargaan finansial berpengaruh yang signifikan terhadap pemilihan karir.

2. Pengaruh variabel pelatihan profesional terhadap pemilihan karir

Persepsi mengenai pelatihan profesional dalam suatu bidang karir akuntan

nampaknya juga menjadi salah satu factor yang mempengaruhi mahasiswa untuk

memilih karir di bidang akuntansi. Keinginan untuk menjalankan pekerjaan

mereka secara profesional dalam bidang akuntansi nampaknya mendorong

mahasiswa untuk memilih profesi yang lebih praktis dan profesional. Dalam hal

ini nampak bahwa tipe mahasiswa akan berperan dalam membentuk satu

keinginan untuk bekerja secara profesional, dan hal tersebut dirasakan oleh

mahasiswa hanya dapat dilakukan dengan memilih semua karir akuntan dari

beberapa pilihan karir. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Wijayanti (2001), Sri Rahayu (2003), Jumamik (2007), yang berpendapat bahwa

pelatihan profesional mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pemilihan

karir. Namun hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Yulia (2004), yang mendapatkan hasil bahwa pelatihan profesional tidak

berpengaruh signifikan terhadap pemilihan karir.

3. Pengaruh variabel pengakuan profesional terhadap pemilihan karir

Hasil yang sama juga diperoleh dari adanya pengaruh persepsi mengenai

pengakuan profesional dalam suatu bidang karir akuntan yang nampaknya juga

menjadi salah satu factor yang mempengaruhi mahasiswa untuk memilih karir di

bidang akuntansi. Adanya perbedaan tersebut muncul karena pertimbangan

bahwa karir di bidang akuntansi nampaknya dapat dianggap sebagai sebuah karir

profesional. Hasil tersebut sependapat dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Sri Rahayu (2003), Yulia (2004), Jumamik (2007). Lain halnya dengan

hasil penelitian yang dilakukan oleh Wijayanti (2001), yang mendapatkan hasil

bahwa pengakuan profesional tidak berpengaruh signifikan terhadap pemilihan

karir.

4. Pengaruh variabel nilai-nilai sosial terhadap pemilihan karir

Persepsi mengenai nilai-nilai sosial diperoleh menunjukkan sebagai factor

yang mempengaruhi dalam memilih karir akuntan publik. Pertimbangan nilai

sosial yang tinggi justru akan menurunkan pemilihan akuntan publik atau

mahasiswa akan cenderung memilih karir non akuntan public. Adanya pengaruh

dalam nilai-nilai sosial ini menunjukkan adanya penilaian yang sama bahwa

profesi akuntan baik akuntan pendidik, akuntan perusahaan maupun akuntan

pemerintah memegang nilai-nilai sosial dalam pekerjaan mereka. Peranan

pentingnya memegang nilai-nilai sosial bagi semua tingkatan akuntan tersebut

karena pentingnya seorang akuntan untuk memegang nilai-nilai sosial yang

diakui secara umum, dan hal ini nampaknya harus dipahami oleh semua pilihan

karir akuntan. Hasil ini didukung dengan adanya penelitian yang dilakukan oleh

Wijayanti (2001), Jumamik (2007) didapatkan hasil variabel nilai-nilai sosial

berpengaruh signifikan terhadap pemilihan karir. Tetapi penelitian yang

dilakukan oleh Sri Rahayu (2003), Yulia (2004) tidak signifikan. Peranan

penting memegang nilai-nilai sosial bagi semua tingkatan akuntan tersebut

karena pentingnya seorang akuntan untuk memegang nilai-nilai sosial yang

Page 25: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KARIR …ilib.usm.ac.id/sipp/doc/jurnas/gdl-usm--dianputrim-187-1-17.dian-).pdf · nilai sosial, lingkungan kerja, ... mengapa seseorang

25

dinilai secara umum, dengan adanya hal ini nampak terlihat harus dipahami oleh

semua pilihan karir akuntan.

5. Pengaruh variabel lingkungan kerja terhadap pemilihan karir

Persepsi mengenai lingkungan kerja diperoleh menunjukkan tidak

berpengaruh signifikan pada pemilihan karir akuntan.. Hal ini nampaknya

tergantung pada hubungan kerja atau kondisi kerja yang akan dihadapi sebagai

akuntan. Pada akuntan pendidik lingkungan kerja mereka akan banyak berada di

sekeliling mahasiswa, akuntan publik akan banyak berhadapan dengan klien

perusahaan, akuntan perusahaan akan berhadapan dengan kondisi keuangan

perusahaan dan akuntan pemerintah akan berhadapan dengan perusahaan-

perusahaan milik pemerintah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel

lingkungan kerja tidak berpengaruh signfikan. Hasil penelitian ini sesuai dengan

hasil penelitian yang dilakukan oleh Wijayanti (2001) dan Yulia (2004), yang

mendapatkan hasil bahwa lingkungan kerja tidak berpengaruh signifikan

terhadap pemilihan karir. Namun hasil penelitian ini berbeda dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Sri Rahayu (2003) dan Jumamik (2007) yang

mendapatkan hasil penelitian variabel lingkungan kerja berpengaruh signifikan

terhadap pemilihan karir.

6. Pengaruh variabel pertimbangan pasar kerja terhadap pertimbangan karir

Pertimbangan pasar kerja diperoleh menunjukkan tidak adanya pengauh

signifikan dalam pemilihan karir sebagai akuntan. Hal ini tampaknya terkait

dengan keinginan mahasiswa untuk selalu dapat bekerja pada beberapa

pekerjaan yang secara prinsip tidak lepas dari bidang akuntansi. Dalam variabel

ini menunjukkan hasil pertimbangan pasar kerja tidak berpengaruh signifikan

terhadap pemilihan karir. Sama halnya hasil yang diperoleh dari penelitian yang

dilakukan oleh Kunartinah (2003) dan Sri Rahayu (2003), yang memiliki hasil

bahwa pertimbangan pasar kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap

pemilihan karir. Namun hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Jumamik (2007) yang mendapatkan hasil signifikan.

7. Pengaruh variabel personalitas terhadap pemilihan karir

Variabel personalitas menunjukkan hasil yang sama dengan variabel nilai-

nilai sosial. Dimana variabel personalitas tidak berpengaruh signifikan terhadap

pemilihan karir. Hal ini dapat dijelaskan karena personalitas berhubungan

dengan salah satu kecocokan pada profesi, yaitu kepribadian. Hasil penelitian ini

sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kunartinah (2003), Sri

Rahayu (2003). Namun hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Jumamik (2007), yang memiliki hasil bahwa personalitas

berpengaruh signifikan terhadap pemilihan karir.

PENUTUP Keterbatasan Penelitian

1. Dalam penelitian ini hanya mengambil sampel dari mahasiswa jurusan akuntansi

dari 6 (enam) perguruan tinggi swasta di Kota Semarang.

2. Sampel yang digunakan hanya 125 responden dan hanya mahasiswa angkatan

2006/semester VI.

Page 26: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KARIR …ilib.usm.ac.id/sipp/doc/jurnas/gdl-usm--dianputrim-187-1-17.dian-).pdf · nilai sosial, lingkungan kerja, ... mengapa seseorang

26

3. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu hanya menggunakan kuesioner,

sehingga kesimpulan yang dapat diambil hanya berdasarkan pada data-data yang

dikumpulkan melalui kuesioner tersebut.

4. Pada kuesioner penelitian ini untuk non akuntan publik dibagi 3 yaitu akuntan

pendidik, akuntan perusahaan, akuntan pemerintah. Sehingga dikhawatirkan

terdapat hasil yang bias.

5. Model penelitian ini hanya menguji faktor-faktor yang sebelumnya telah

digunakan dalam penelitian selanjutnya, sehingga penelitian mendatang untuk

dapat lebih mengeksplorasi faktor-faktor tersebut.

Implikasi Penelitian Mendatang

1. Penelitian yang dilakukan lebih dari 6 (enam) universitas dan tidak satu

angkatan saja.

2. Sampel yang digunakan lebih dari 125 responden.

3. Penelitian mendatang dilakukan pada universitas di Jateng.

4. Dalam penelitian selanjutnya, untuk kuesioner pada bagian pemilihan karir

hanya menggunakan dua profesi yaitu akuntan publik dan non akuntan publik,

tanpa menjabarkan non akuntan publiknya.

5. Agar hasil penelitian bisa mendukung kesimpulan yang lebih akurat, maka

variabel dalam penelitian ini diperbanyak.

DAFTAR PUSTAKA

Suharsimi Arikunto, 1995, Manajemen Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta.

Emita Wahyu Astami, 2001, “Faktor-faktor yang Berpengaruh dalam Pemilihan

Profesi Akuntansi Publik dan Non Akuntansi Publik Bagi Mahasiswa Jurusan

Akuntansi”, KOMPAK No. 1, Halaman 57-84.

Gibson, et.al, 1996, Organisasi : Perilaku, Struktur dan Proses, Jilid 2, Erlangga,

Jakarta.

Ika Paskah, 2004, “Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Pemahaman

Akuntansi, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. X, No. 2, 2004.

Indriantoro dan Supomo, 2002, Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan

Manajemen, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.

Jumamik, 2007, “Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Pemilihan Karir Akuntan”, Skripsi, USM, Semarang.

Haryono Jusup, 2001, Auditing, Buku 1, STIE YKPN, Yogyakarta.

Husain Umar, 1998, Metode Riset Bisnis, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Imam Ghozali, 2002, Analisis SPSS Multivariate, BP UNDIP, Semarang.

Page 27: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KARIR …ilib.usm.ac.id/sipp/doc/jurnas/gdl-usm--dianputrim-187-1-17.dian-).pdf · nilai sosial, lingkungan kerja, ... mengapa seseorang

27

Kunartinah, 2003, “Perilaku Mahasiswa Akuntansi di STIE STIKUBANK Semarang

dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Karir sebagai Akuntan

Publik”, Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Vol 10, No. 2, Halaman 182-197.

Lilies Endang Wijayanti, 2001, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pilihan Karir

Mahasiswa Akuntansi, KOMPAK, No. 3, halaman 359-383.

Masri Singarimbun, 1995, Metodologi Penelitian Survey, LP3ES, Jakarta.

Purbayu Budi Santoso dan Ashari, 2005, Analisis Statistik dengan Microsoft Excel

dan SPSS, Andi, Yogyakarta.

Robbin, Stephen P, 2001, Perilaku Organisasi, Konsep, Kontroversi dan Aplikasi,

Jilid 1, Prenhalindo, Jakarta.

Sri Rahayu, dkk, 2003, “Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi Pemilihan Karir”, SNA VI, Halaman 821-837.

Yulia Trirorania, 2004, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Profesi

Akuntan oleh Mahasiswa Akuntansi”, Skripsi, UPN, Yogyakarta.

Zaky Baridwan, 1998, Intermediate Accounting, BPFE, Yogyakarta.