FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELUANG …
Transcript of FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELUANG …
1
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELUANG TERJADINYA INCOME SMOOTHING
M. FURQON ADITYA MAGHFIROH1
ITA TRISNAWATI2 Trisakti School of Management
Jl. Kyai Tapa No. 20 Grogol, Jakarta Barat 11440 [email protected]
Abstract - Income smoothing is defined as a practice by management to stabilize reported income. This research was conducted with the aim of obtaining empirical evidence of the influence of institutional ownership, managerial ownership, public ownership, cash holding, income tax, and firm value on the probability for income smoothing. The data in this study used a purposive sampling method. The amount of samples used are 61 companies with a total of 183 data. The object used is a manufacturing company listed consistently on the Indonesia Stock Exchange (IDX) for 6 years from 2014 to 2019. The sample is classified as income smoothing and non-income smoothing using the Eckel Index. Data in the analysis using binary logistic regression. The results of this study indicate that income tax has an effect on the chances of income smoothing. Meanwhile, institutional ownership, managerial ownership, public ownership, cash holding, and firm value have no effect on the probability for income smoothing.
Keywords: Income Smoothing, Institutional Ownership, Managerial Ownership, Public Ownership, Cash Holding, Income Tax, and Firm Value.
Abstrak - Income smoothing didefinisikan sebagai praktik yang dilakukan manajemen untuk menstabilkan laba yang akan dilaporkan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan bukti empiris adanya pengaruh kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, kepemilikan publik, cash holding, income tax, dan firm value terhadap peluang terjadinya income smoothing. Data dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Jumlah sampel yang diperoleh sebanyak 61 perusahaan dengan jumlah 183 data. Objek yang digunakan merupakan perusahaan manufaktur yang terdaftar secara konsisten di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama 6 tahun dari 2014 hingga 2019. Sample diklasifikasikan sebagai income smoothing dan non-income smoothing dengan menggunakan Indeks Eckel. Data dalam di analisis menggunakan Binary logistic regression. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa income tax berpengaruh terhadap peluang terjadinya income smoothing. Sedangkan kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, kepemilikan publik, cash holding, dan firm value tidak terdapat pengaruh terhadap peluang terjadinya income smoothing.
Kata Kunci: Income Smoothig, Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Publik, Cash Holding, Income Tax, dan Firm Value.
PENDAHULUAN Hasil kegiatan usaha perusahaan yang dilaporkan kepada pihak di dalam dan di luar perusahaan adalah laporan keuangan. Dalam laporan keuangan terdapat salah satu informasi yang berguna bagi pihak internal maupun eksternal perusahaan yaitu laba. Laba juga menjadi salah satu tolak ukur perusahan dalam melihat peningkatan atau penurunan suatu kinerja
perusahaan, karena laba dapat menilai tingkat kinerja manajemen dalam menghasilkan suatu laba, serta tingkat risiko investasi dalam perusahaan tersebut. Maka dari itu investor hanya melihat pada informasi laba tanpa melihat bagaimana perusahaan memperoleh laba tersebut. Oleh karna itu, manajemen perusahaan selaku penyusun laporan keuangan yang telah menyadari bahwa informasi laba itu sangat penting bagi
2
investor sering melakukan manipulasi terhadap laba yang dikenal sebagai earnings management. Dimana praktik income smoothing atau perataan laba merupakan yang seirng dilakukan oleh manajemen. Di Indonesia terdapat beberapa kasus mengenai skandal manipulasi laporan keuangan, salah satunya yaitu kasus perataan laba yang dilakukan oleh PLN pada tahun 2019, perusahaan listrik terbesar di Indonesia sukses mencatatkan kenaikan pendapatan dari Rp255,29 triliun di tahun 2017 menjadi Rp272,89 triliun pada 2018. Namun, pertumbuhannya hanya satu digit, yaitu 6,89% atau lebih rendah dari pertumbuhan pendapatan 14,57% di tahun sebelumnya. Sedangkan, kenaikan pendapatan tidak sebanding dengan kenaikan beban operasional PLN. Tercatat beban usaha meningkat dari Rp 275,47 triliun di tahun 2017 menjadi Rp 308,18 triliun di tahun 2018. Satu hal yang perlu diperhatikan adalah PLN kembali mengalami kerugian selisih kurs. Berdasarkan pantauan, kerugian selisih kurs PLN meningkat dari Rp 2,93 triliun pada tahun 2017 menjadi Rp 10,92 triliun pada tahun 2018, yang berarti kerugian selisih kurs PLN meningkat sebesar 272,27%. Maka dari itu terjadinya kenaikan pendapatan dikarenakan PLN mempercantik laporan keuangannya (Arieza, CNN Indonesia ,29 Februari 2020 23.00 WIB). Oleh sebab itu penelitian ini dibuat untuk melihat seberapa besar pengaruh kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, kepemilikan publik, income tax, cash holding, dan firm value terhadap peluang terjadinya income smoothing. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi pada pengguna dalam menganalisis praktik income smoothing. Penelitian ini berisikan
pendahulan, metode penelitian, hasil penelitian dan penutup.
Agency Theory Jensen dan Meckling (1976) dalam Godfrey et al. (2010) Hubungan keagenan didefinisikan sebagai kontrak antara satu pihak (prinsipal) dan manajemen (agen) untuk melakukan beberapa jasa atas kepentingan mereka, yang melibatkan penyerahan kuasa dalam pengambilan keputusan kepada agen. Dalam teori keagenan, manajemen dan pemilik memiliki kepentingan yang berbeda. Teori agensi bisa digunakan untuk menjelaskan penyebab timbulnya praktik income smoothing. Dimana pada dasarnya setiap pihak akan mementingkan kepentingannya sendiri yang menyebabkan pihak manajemen akan bertindak untuk melakukan kecurangan dengan memanipulasi laba pada laporan keuangan yang merupakan suatu informasi yang sangat berguna bagi pihak principal. Sebagai agen, manajer memiliki tanggungjawab untuk mengoptimalkan profit para pemilik dengan memperoleh kompensasi sesuai dengan kontrak. Sebagai manajer perusahaan tentu akan memiliki informasi yang lebih banyak mengenai prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan pemilik perusahaan. Fenomena tersebut dinamakan asimetri informasi. Menurut Ernawati dan Suartana (2018), salah satu penyebab adanya konflik pada suatu perusahaan adalah asimetri informasi antara manajemen sebagai agen dan pemilik perusahaan sebagai principal. Dengan adanya ketidakseimbangan informasi yang dimiliki oleh agent dan principal dan adanya konflik kepentingan yang terjadi antara agent dan principal yang memicu agent untuk memberikan informasi yang tidak aktual mengenai kinerja manajemen
3
kepada principal. Dengan itu manajemen berusaha untuk memanipulasi informasi laporan keuangan dengan melakukan praktik perataan laba. Dampak dari adanya konflik yang terjadi antara agent dan principal akan menimbulkan agency cost. Jensen dan Meckling (1976) dalam Ernawati dan Suartana (2018) menyatakan definis agency cost ialah biaya untuk dapat meminimalisasi konflik antara agent dan pricipal yang meliputi monitoring cost, bonding cost, dan residual loss.
Income Smoothing Menurut Subramanyam dan Wild (2013) dalam Arum et al. (2017) menyebutkan bahwa terdapat tiga jenis manajemen laba yaitu, increasing income, big bath, dan income smoothing. metoda manajemen laba yang sering digunakan manajemen adalah income smoothing atau perataan laba. Menurut Koch (1981) dalam Kusuma (2004) Income smoothing adalah metode yang digunakan oleh manajemen untuk meminimalkan variabilitas aliran pendapatan yang dilaporkan relatif terhadap tujuan yang dirasakan manajemen melalui metode akuntansi atau manipulasi transaksi.
Kepemilikan Institusional dan Income Smoothing Kepemilikan institusional adalah jumlah proporsi saham yang dimiliki oleh suatu instansi atau perusahaan. Misalnya bank, perusahaan asuransi, maupun lembaga lain yang berbentuk perusahaan. Menurut Suryani dan Damayanti (2015) dan Suyono (2018) tidak terdapat pengaruh adanya kepemilikan institusional terhadap peluang terjadinya praktik income smoothing. Menurut Kharisma dan Agustina (2015), dan Ernawati dan Suartana (2018) menyatakan bahwa
kepemilikan institusional berpengaruh secara signifikan terhadap income smoothing berkoefisien negatif. Sedangkan Pratiwi dan Dhamayanthi (2017) menyatakan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh secara signifkan terhadap income smoothing berkoefisien positif.
Kepemilikan Manajerial dan Income Smoothing Kepemilikan manajerial adalah proporsi jumlah saham yang dimiliki oleh para manajemen yang aktif dalam pengambilan keputusan. Menurut Kharisma dan Agustina (2015) dan Pratomo et al. (2019). menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh kepemilikan manajerial terhadap peluang terjadinya income smoothing. Sedangkan, menurut penelitian Peranasari dan Dharmadiaksa (2014), Nazira dan Ariani (2016), dan Cahyaningsih et al. (2016) menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan positif kepemilikan manajerial terhadap peluang terjadinya income smoothing.
Kepemilikan Publik dan Income Smoothing Kepemilikan publik adalah proporsi jumlah saham yang beredar di masyarakat. Penelitian yang dilakukan Wijoyo (2014) dan Alexander (2019) menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh kepemilikan publik terhadap peluang terjadinya income smoothing. Menurut Herni dan Susanto (2008) dan Putra dan Suardana (2016) menyatakan bahwa adanya pengaruh yang signifikan berkoefiisien positif kepemilikan publik terhadap income smoothing. Berbanding terbalik dengan hasil penelitian yang dilakukan Husaini dan Sayunita (2016) yang menyatakan bahwa adanya pengaruh signifikan dengan koefisien negatif kepemilikan publik terhadap income smoothing.
4
Cash Holding dan Income Smoothing Adanya kas yang dimiliki perusahaan, menjadikan investor dapat melihat kinerja manajer dalam menjaga kestabilan kenaikan kas di perusahaan. perataan laba merupakan metode dilakukan management untuk menjaga kestabilan kas dalam perusahaan (Revinsia et al., 2019). Menurut hasil penelitian Eni dan Suaryana (2018) dan Putri dan Budiasih (2018), menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh cash holding terhadap income smoothing. Hasil dari penelitian Mohammadi et al. (2012) dan Dewi (2016), ditemukan adanya pengaruh signifikan positif cash holding terhadap income smoothing. Sedangkan, menurut Sumarna (2017) terdapat pengaruh yang signifikan dengan koefisien negatif.
Income Tax dan Income Smoothing Income tax adalah pajak yang dikenakan berdasarkan laba yang diperoleh suatu perusahaan yang dapat diporxikan dengan besarnya pajak yang dibayarkan perusahaan. Hasil penelitian Suharto dan Sujana (2016) ditemukan tidak adanya pengaruh tinggi rendahnya income tax terhadap probabilitas terjadinya praktik income smoothing dikarenakan dalam data menunjukkan ketika pajak yang diabayarkan kecil atau besar perusahaan tetap melakukan praktik income smoothing. Menurut Saeidi (2012), Luqman dan Shahzad (2012), Mardiana dan Yulianasari (2018), Firnanti (2019), dan Agustin (2020) menyatakan bahwa adanya pengaruh yang signifikan income tax terhadap income smoothing yang berkoefisien positif.
Firm Value dan Income Smoothing Firm value merupakan kondisi
tertentu yang dicapai oleh suatu
perusahaan sebagai gambaran kinerja
suatu perusahaan melalui proses
kegiatan selama beberapa tahun.
Menurut Sulistyawati (2013) menemukan
tidak adanya pengaruh nilai perusahaan
terhadap peluang terjadinya income
smoothing dikarenakan jika suatu
perusahaan memiliki nilai perusahaan
yang tinggi maka menunjukkan bahwa
kinerja manajemen perusahaan tersebut
baik. Hasil penelitian Husaini dan
Sayunita (2016), Arum et al. (2017),
Saputri et al. (2017), dan Pradipta dan
Susansto (2019) ditemukan adanya
pengaruh yang signifikan nilai
perusahaan terhadap peluang terjadinya
income smoothing yang berkoefisien
positif.
Pengembangan Hipotesis
Ha1: Terdapat pengaruh kepemilikan institusional terhadap peluang terjadinya Income Smoothing. Ha2: Terdapat pengaruh kepemilikan manajerial terhadap peluang terjadinya Income Smoothing. Ha3: Terdapat pengaruh kepemilikan publik terhadap peluang terjadinya Income Smoothing. Ha4: Terdapat pengaruh cash holding terhadap peluang terjadinya Income Smoothing. Ha5: Terdapat pengaruh income tax terhadap peluang terjadinya Income Smoothing. Ha6: Terdapat pengaruh firm value terhadap peluang terjadinya Income Smoothing.
METODE PENELITIAN Populasi yang digunakan pada
penelitian ini merupakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dimana sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur pada tahun 2014 sampai dengan tahun 2019. Metode nonprobability sampling yaitu teknik
5
purposive sampling merupakan metode pemilihan sampel dalam penelitian ini.
Data sampel dalam penelitian ini dipilih dengan kriteria sebagai berikut:
Menurut Barnea et al. (1975) dalam
Jatiningrum (2000) Income smoothing
merupakan tindakan manajer melakukan
perataan laba untuk mengurangi fluktuasi
pada pelaporan laba/rugi dan
meningkatkan kemampuan investor untuk
memprediksi arus kas pada masa yang
akan datang. Income smoothing dalam
penelitian ini diproxikan dengan Index
yang dikembangkan oleh Eckel (1981)
dimana perusahaan yang digolongkan
melakukan income smoothing jika
CVΔS>CVΔI, maka jika perusahan
melakukan income smoothing akan diberi
nilai 1 dan jika tidak diberi nilai 0. Oleh
karna itu variabel dependen ini menjadi
variabel dummy. Income smoothing yang
dilambangkan dengan (IS) dapat dihitung
dengan rumus:
Index Eckel= CV ∆I
CV ∆S
Mahariana dan Ramantha (2016)
dalam Pratomo et al. (2019) menyebutkan
bahwa kepemilikan institusional
merupakan proporsi kepemilikan saham
di sebuah perusahaan yang dimiliki oleh
institusi. Menghitung Kepemilikan
institusional yang dilambangkan (KI)
dapat dirumuskan sebagai berikut
(Stevanius dan Steven, 2017):
KI = Jumlah Saham Yang Dimiliki Institusi
Jumlah Saham yang Beredar Akhir Tahun
Menurut Wahidahwati (2002)
dalam Beny (2013) kepemilikan
manajerial merupakan proporsi
kepemilikan saham yang dimiliki oleh
pihak manajemen yang berwewenang
dalam pengambilan keputusan (Direktur
6
dan komisaris). Kepemilikan manajerial
yang dilambangkan (KM) dapat
diproxikan dengan rumus sebagai berikut
(Alexander, 2009):
KM = Saham Yang dimiliki Manager, Director and Commissioner
Jumlah saham yang beredar
Kepemilikan publik merupakan
proporsi jumlah saham beredar yang
dimiliki oleh masyarakat (Ghazali, 2014).
Kepemilikan publik yang dilambangkan
(KP) dapat diproxikan dengan rumus
sebagai berikut (Alexander, 2019):
Kepemilikan Publik = Jumlah Saham Yang Dimiliki Publik
Jumlah Saham Yang Beredar
Istilah holding of cash sering
digunakan untuk menggambarkan kas
ditangan oleh manajer keuangan
perusahaan bersamaan dengan
marketable securities, dimana marketable
securities terkadang disebut cash
equivalents (Ross et.al, 2015) dalam
(Simanjuntak dan Wahyudi, 2017).
Menghitung Cash Holding yang
dilambangkan (CH) dapatdirumuskan
sebagai berikut (Alexander, 2019):
Cash Holding = Cash and Cash Equivalent
Total Asset
Menurut Suharto dan Sujana
(2016) Pajak penghasilan merupakan
pajak yang diperoleh atas segala bentuk
peningkatan kemampuan ekonomi yang
dihasilkan oleh Wajib Pajak dihitung
sesuai dengan peraturan perundang-
undangan perpajakan. Nilai income tax
yang dilambangkan (IT) diproxikan
dengan hasil perhitungan income tax
expenses yang dibayarkan oleh suatu
perusahaan (Firnanti, 2019).
Nilai perusahaan didefiniskan
sebagai pandangan investor terhadap
perusahaan, biasanya berkaitan dengan
harga saham perusahaan (Marceline dan
Harsono, 2017). Firm value yang
dilambangkan (FV) dalam penelitian ini
diproxikan menggunakan Price to Book
Value Ratio (PBV). Rumus PBV dapat
dihitung dengan rumus (Megarani et.al,
2019):
PBV= Market Share Price
Book Value Per Share
HASIL PENELITIAN
Hasil pengujian statistik deskriptif
dapat dilihat sebagai berikut:
Berdasarkan Tabel 2 memperlihatkan
hasil uji statistik deskriptif dari total 186
data sampel perusahaan yang diperoleh.
Hasil dari pengujian efek
pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen yaitu income
7
smoothing. Hasil tersebut ditunjukkan
dalam tabel sebegai berikut:
Berdasarkan tabel 3 dapat
dirumuskan persamaan binary logistic
regression yang dapat dituliskan sebagai
berikut:
𝐋𝐧𝟏
𝟏−𝐏 = 0,145 - 0,139KI - 2,785KM
+ 0,877KP + 0,090CH + 0.000IT +
0,016FV + e Kepemilikan institusional (KI)
memiliki nilai sig. senilai 0,945, yang
berarti lebih besar dari alpha (α = 0,05).
Maka dapat dinyatakan bahwa Ha1 tidak
dapat diterima atau variabel kepemilikan
institusional tidak berpengaruh terhadap
peluang terjadinya income smoothing.
Oleh karena itu, keberadaan kepemilikan
institusional dalam perusahaan tidak
dapat diandalkan sebagai pengawas
kinerja manajemen perusahaan dan dan
keberadaan kepemilikan institusional
belum tidak dapat mempengaruhi kinerja
manajemen untuk melakukan atau tidak
melakukan praktik income smoothing
(Suryani dan Damayanti,2015). Hasil
penelitian ini sesuai dengan penelitian
yang telah dilakukan oleh Suryani dan
Damayanti (2015) dan Suyono (2018)
Kepemilikan manajerial (KM)
memiliki nilai sig. senilai 0,275, yang
berarti lebih besar dari alpha (α = 0,05).
Maka dapat dinyatakan bahwa Ha2 tidak
dapat diterima atau variabel kepemilikan
manajerial tidak berpengaruh terhadap
peluang terjadinya income smoothing.
Menurut Stewardship Theory, manajer
digambarkan tidak termotivasi oleh tujuan
pribadi, tetapi berfokus pada tujuan hasil
utama mereka untuk kepentingan
organisasi. Oleh karena itu, teori tersebut
memiliki dasar psikologis dan sosiologis,
di mana manajer sebagai steward
berusaha untuk mencapai tujuan
organisasinya (Kharisma dan Agustina,
2015). Hasil peneitian ini sesuai dengan
penelitan yang telah dilakukan oleh
Kharisma dan Agustina (2015) dan
Pratomo et al. (2019).
Kepemilikan publik (KP) memiliki
nilai sig. senilai 0,671 yang berarti lebih
besar dari alpha (α = 0,05). Maka dapat
dinyatakan bahwa Ha3 tidak dapat
diterima atau variabel kepemilikan publik
tidak berpengaruh terhadap peluang
terjadinya income smoothing. Maka
8
dengan adanya kepemilikan publik tidak
menjadi ancaman bagi beberapa pihak
dalam melakukan praktik income
smoothing karena sedikitnya proporsi
saham yang dimiliki oleh publik. Dimana
informasi yang diperoleh publik juga
terbatas. Karena masyarakat dianggap
sebagai pemegang saham minoritas
dimana mereka hanya memiliki saham
rata-rata di bawah 5% yang membuat
mereka hanya mampu menjadi pengikut
dari pemegang saham mayoritas. Hasil ini
sesuai dengan penelitian yang telah
dilakukan oleh Wijoyo (2014) dan
Alexander (2019).
variabel cash holding (CH)
memiliki nilai sig. senilai 0,947, yang
berarti lebih besar dari alpha (α = 0,05).
Maka dapat dinyatakan bahwa Ha4 tidak
dapat diterima atau variabel cash holding
tidak berpengaruh terhadap peluang
terjadinya income smoothing. Karena
cash holding pada perusahaan pada
umumnya hanya digunakan secara
fungsional saja seperti membiayai
aktivitas operasional perusahaan,
pembayaran utang, dan pembayaran
dividen. Sehingga manajer tidak tidak
memiliki cash holding yang cukup untuk
melakukan praktik income smoothing
(Andriani,2012) dalam Eni dan Suaryana
(2018). Hasil ini sesuai dengan penelitian
yang telah dilakukan oleh Eni dan
Suaryana (2018) dan Putri dan Budiasih
(2018).
variabel income tax (IT) memiliki
nilai sig. senilai 0,021 dengan koefisien
positif, yang berarti lebih kecil dari alpha
(α = 0,05). Maka dapat dinyatakan bahwa
Ha5 dapat diterima atau variabel income
tax berpengaruh terhadap peluang
terjadinya income smoothing. Maka
semakin besar income tax yang
dibayarkan oleh suatu perusahaan maka
semakin besar peluang terjadinya income
smoothing dikarenakan semakin besar
perusahaan membayar pajak maka
manajemen akan lebih cenderung untuk
melakukan perataan laba untuk
meminimalkan pajak yang dibayarkan
oleh perusahaan. Karena apabila profit
yang dihasilkan perusahaan tinggi akan
membuat pajak penghasilan yang
dibayarkan perusahaan akan tinggi. Hasil
ini sesuai dengan penelitian yang telah
dilakukan oleh Saeidi (2012), Luqman
dan Shahzad (2012), Mardiana dan
Yulianasari (2018), Firnanti (2019), dan
Agustin (2020).
variabel firm value (FV) memiliki
nilai sig. senilai 0,404, yang berarti lebih
besar dari alpha (α = 0,05). Maka dapat
dinyatakan bahwa Ha6 tidak dapat
diterima atau variabel firm value tidak
berpengaruh terhadap peluang terjadinya
income smoothing. Maka tinggi
rendahnya nilai perusahaan tidak
mempengaruhi manajemen untuk
melakukan praktik income smoothing.
Perusahaan dengan nilai perusahaan
yang tinggi akan cenderung tidak
melakukan perataan laba agar menjaga
kredibilitas perusahaannya. Hasil ini
sesuai dengan penelitian yang telah
dilakukan oleh Sulistyawati (2013).
PENUTUP
Penelitian ini dilakukan bertujuan
untuk mendapatkan bukti empiris adanya
pengaruh kepemilikan institusional,
kepemilikan manajerial, kepemilikan
publik, cash holding, income tax, dan firm
value terhadap income smoothing. Hasil
dari penelitian ini membuktikan bahwa
income tax berpengaruh terhadap
peluang terjadinya income smoothing.
Sedangkan kepemilikan institusional,
9
kepemilikan manajerial, kepemilikan
publik, cash holding, dan firm value tidak
berpengaruh terhadap peluang terjadinya
income smoothing.
Berikut ini merupakan beberapa
keterbatatan yang ada dalam penelitian
ini: (1) Populasi yang digunakan tergolong
terbatas, dimana hanya menggunakan
perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEI dengan periode pengamatan dalam
penelitian ini hanya selama 3 tahun , yaitu
tahun 2017 hingga 2019, sehingga
kurang mampu mendeteksi pengaruh
secara akurat dan kurang memberikan
data observasi yang baik. (2) Penelitian
ini hanya menggunakan 6 (enam) variabel
independen yang terdiri dari kepemilikan
institusional, kepemilikan manajerial,
kepemilikan publik, cash holding, income
tax, dan firm value dimana hanya satu
variabel yang dapat membuktikan
pengaruh terhadap variabel dependen
yaitu variabel Income Tax, sementara itu
masih banyak variabel lain kemungkinan
besar dapat mempengaruhi perusahaan
melakukan praktik income smoothing.
Melihat dari keterbatasan dalam
penelitian ini, maka rekomendasi yang
dapat untuk peneliti selanjutnya agar
mendapatkan hasil yang lebih baik dalam
meneliti pengaruh income smoothing
adalah sebagai berikut: (1) Diharapkan
pada penelitian selanjutnya dapat
memperluas populasi dan menambah
periode pengamatan agar mendapatkan
data yang lebih baik. (2) Menambahkan
variabel-variabel yang berpotensi besar
dapat mempengaruhi perusahaan
melakukan praktik income smoothing,
seperti audit quality, dividen payout ratio,
tipe industri, dan asimetri informasi.
REFERENCES
Agustin .P. (2020). THE EFFECT OF CORPORATE GOVERNANCE AND INCOME TAX ON INCOME SMOOTHING (Vols. Vol. 23, No.1, 2020, 19-30). doi:DOI: 10.34209/equ.v23i1.1307
Alexander, Nico. (2019). The Effect of Ownership Structure, Cash Holding and Tax Avoidance on Income Smoothing. GATR Journal of Finance and Banking Review, 128–134 ISSN 2636-9176, e-ISSN 0128-3103. doi:https://doi.org/10.35609/jfbr.2019.4.4(3)
Arieza, U. (2019, Mei Jumat, 31). Menyoal Laba BUMN yang Mendadak Kinclong. Retrieved from cnnindonesia.com: https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20190531144248-92-400048/menyoal-laba-bumn-yang-mendadak-kinclong
Arum, Hermawati N, Mohamad Rafki Nazar & Wiwin Aminah. (2017). PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, DAN NILAI PERUSAHAAN. Jurnal Riset Akuntansi Kontemporer (JRAK), Volume 9, Hal. 71-78. ISSN 2088-5091.
Beny. (2013). PENGARUH DIVIDEN PAYOUT, PROFITABILITAS, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, DAN ALIRAN KAS TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG (Vol. 15). JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI. Retrieved from http://www.tsm.ac.id/JBA
10
Cahyaningsih, RMT, Rina Arifati & Abrar Oemar. (2016). PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN MANAJERIAL, PROFITABILITAS, DIVIDEND PAYOUT RATIO, FREE CASH FLOW, STRUKTUR ASET, DAN LEVERAGE OPERASI TERHADAP PRAKTIK PERATAAN LABA. Jurnal Ilmiah Mahasiswa S1 Akuntansi Universitas Pandanaran, Vol 2 no 2 ISSN : 2502-7697.
DEWI, SISCA. C. (2008). PENGARUH KEPEMILIKAN MANAGERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEBIJAKAN HUTANG, PROFITABILITAS DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN. JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI, Hlm. 47-58. ISSN: 1410 - 9875. Retrieved from http://jurnaltsm.id/index.php/JBA
Dewi,Ni Made Sintya Surya & Made Yenni Latrini. (2016). PENGARUH CASH HOLDING, PROFITABILITAS DAN REPUTASI AUDITOR PADA PERATAAN LABA. E-journal Akuntansi Universitas Udayana, Vol.15.3, ISSN: 2302-8556.
Eni,I Gusti Ayu Ketut Ratna Sri Mara & I.G.N. Agung Suaryana. (2018). Pengaruh Cash Holding, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan Terhadap Perataan Laba Pada Perusahaan Properti di BEI. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, ISSN: 2302-8556.
Ernawati, dan I Wayan Suartana. (2018). Pengaruh Asimetri Informasi, Agency Cost, dan Kepemilikan Institusional Pada Income Smoothing. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, ISSN: 2302-8556.
Firnanti, Friska. (2019). The Influence of Dividend Policy and Income Tax on Income Smoothing. Accounting and Finance Review, vol 4 (1), 15 – 20. doi:ISSN 2636-915X, e-ISSN 0128-2611
Ghazali, Olga. (2014). VARIABEL-VARIABEL YANG BERPENGARUH TERHADAP PRAKTIK PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN NON KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA. JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI, Vol. 16, No. 2, Hlm. 17-28 ISSN: 1410 – 9875. Retrieved from http://www.tsm.ac.id/JBA
Godfrey. Jayne, Allan Hudgson, Ann Tarca, Jane Hamilton, Scott Holmes. (2010). Accounthing Theory (7th ed.). Australia: John Wiley & Sons Australia Ltd.
Herni & Yulius Kurnia Susanto. (2008). PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN PUBLIK, PRAKTIK PENGELOLAAN PERUSAHAAN, JENIS INDUSTRI, UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS DAN RISIKO KEUANGAN TERHADAP TINDAKAN PERATAAN LABA (STUDI EMPIRIS PADA INDUSTRI YANG LISTING DI BURSA EFEK JAKARTA). Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 23, No. 3 , 302 – 314.
HERYANTO, dan WILLIEM CHAHYA WIJAYA. (2017). ANALISIS PERHITUNGAN, PENYETORAN, PELAPORAN, DAN PENCATATAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS PEGAWAI TETAP PADA PT X. JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI, Vol. 19, No. 1a , Hlm. 266-273. ISSN: 1410 - 9875. Retrieved from http://jurnaltsm.id/index.php/JBA
11
Husaini & Sayunita. (2016). Determinant of Income Smoothing At Manufacturing Firms Listed On Indonesia Stock Exchange. International Journal of Business and Management Invention, Volume 5 Issue 9, 01-04. doi:ISSN (Online): 2319 – 8028, ISSN (Print): 2319 – 801X
Jatiningrum. (2000). ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PERATAAN PENGHASILAN BERSIH/LABA PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEJ. JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI, Vol. 2, No. 2 ISSN: 1410 - 9875, 145-155. Retrieved from http://jurnaltsm.id/index.php/JBA
Kharisma, Akbar dan Linda Agustina. (2015). PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PRAKTIK PERATAAN LABA. Accounting Analysis Journal, ISSN 2252-6765. Retrieved from http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/aaj
KUSUMA,INDRA WIJAYA. (2004). PENGGUNAAN AKRUAL UNTUK PERATAAN LABA. JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI, Hlm 75-89. ISSN: 1410 - 9875. Retrieved from http://jurnaltsm.id/index.php/JBA.
Luqman, Shahzad .F. (2012). An Association between Income Smoothing, Income Tax And Profitability Ratios in Karachi Stock Exchange (An Empirical Investigation). INTERDISCIPLINARY JOURNAL OF CONTEMPORARY RESEARCH IN BUSINESS, VOL 3, NO 9. Retrieved from ijcrb.webs.com
Marceline, Lilian dan Anwar Harsono. (2017). PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE, KARAKTERISTIK PERUSAHAAN, LIKUIDITAS, LEVERAGE, KEBIJAKAN DIVIDEN, DENGAN NILAI PERUSAHAAN. JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI, Vol. 19, No. 1a ISSN: 1410 - 9875, 226-236. Retrieved from http://jurnaltsm.id/index.php/JBA
Mardiana,Poppy & Nina Yulianasari. (2018). PENGARUH NILAI SAHAM, FINANCIAL LEVERAGE, DAN PAJAK PENGHASILAN TERHADAP PERATAAN LABA(STUDI KASUS PERUSAHAAN BATUBARA DAN MIGAS YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2012-2016). Jurnal Akuntansi Unihaz - JAZ, ISSN 2620 – 8555 –Vol .1 No.2.
Megarani, Novia, Warno dan Muchammad Fauzi. (2019). The effect of tax planning, company value, and leverage on income smoothing practices in companies listed on Jakarta Islamic Index. Journal of Islamic Accounting and Finance Research, Vol. 1 No. 1 ISSN 2715-0429 (print); 2714-8122 (online) , 139-162. doi: https://dx.doi.org/10.21580/jiafr.2019.1.1.3733
Mohammadi, Saman, Mohammad Monfared Maharlouiem & Omid Mansouri. (2012). THE EFFECT OF CASH HOLDINGS ON INCOME SMOOTHING. INTERDISCIPLINARY JOURNAL OF CONTEMPORARY RESEARCH IN BUSINESS, VOL 4, NO 2, 523-532. doi:ISSN : 2073-7122
Nazira, Nita Erika Ariani. (2016). PENGARUH JENIS INDUSTRI, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, OPERATING PROFIT MARGIN DAN DIVIDEND PAYOUT RATIO TERHADAP PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR
12
DIBURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2012-2014. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi (JIMEKA), Vol. 1, No. 1, Halaman 158-170.
Peranasari, Ida Ayu Agung Istri & Ida Bagus Dharmadiaksa. (2014). PERILAKU INCOME SMOOTHING, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHINYA. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol 8.1 ISSN: 2302-8556, 140-153.
Pradipta, Arya dan Yulius Kurnia Susanto. (2019). Firm Value, Firm Size and Income Smoothing. Journal of Finance and Banking Review, Review 4 (1) ISSN 2636-9176, 01–07. Retrieved from www.gatrenterprise.com/GATRJournals/index.html
Pratiwi, Ni Wayan Piwi Indah dan I Gst. Ayu Eka Damayanthi. (2017). ANALISIS PERATAAN LABA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol.20.1., 496-525. doi:ISSN: 2302-8556
Pratomo, Kurnia dan Adli Dzil Ikram. (2019). THE EFFECT OF OWNERSHIP STRUCTURE ON INCOME. Accounting Research Journal of Sutaatmadja (Accruals)], Volume 3, No. 1, 73-82 ISSN : 2615-0409.
Putra, Rizky Anggriawan Susanta & Ketut Alit Suardana. (2016). PENGARUH VARIAN NILAI SAHAM, KEPEMILIKAN PUBLIK, DAN DEBT TO EQUITY RATIO PADA PRAKTIK PERATAAN LABA. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol.15.3. ISSN: 2302-8556, 2188-2215.
Putri, Putu Ayu Diah Widari & I Gusti Ayu Nyoman Budiasih. (2018). Pengaruh Financial Leverage, Cash Holding, dan ROA Pada Income Smoothing di Bursa Efek Indonesia. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol.22.3, 1936-1964 ISSN: 2302-8556. doi:https://doi.org/10.24843/EJA.2018.v22.i03.p11
Revinsia, Vionesy Stela, Sri Rahayu, & Tri Utami Lestar. (2019). PENGARUH CASH HOLDING, PROFITABILITAS, DAN LEVERAGE TERHADAP PERATAAN LABA (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN SEKTOR PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PADA TAHUN 2013–2017). Jurnal AKSARA PUBLIC, Volume 3 Nomor 1 , 127-141. doi:ISSN : 2877-1516
Saeidi, P. (2012). The relationship between income smoothing and income tax and profitability ratios in iran stock market. Asian Journal of Finance & Accounting, vol 4, ISSN 1946-052X. doi:10.5296/ajfa.v4i1.790
Saputri,Yolanda Zulia, Robiatul Auliyah & Rita Yuliana. (2017). PENGARUH NILAI PERUSAHAAN, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN. Neo-Bis, Volume 11, No.2.
Sekaran, Uma and Roger Bougie. (2016). Research Methode for Business : a skill-building approach. John Wiley & Sons.
SIMANJUNTAK, dan A. SRI WAHYUDI. (2017). FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CASH HOLDING PERUSAHAAN. JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI, Vol. 19, No. 1a, Hlm. 25-31. Hlm. 25-31. Retrieved from http://jurnaltsm.id/index.php/JBA
13
STEVANIUS, dan STEVEN YAP. (2017). PENGARUH DEBT TO ASSET RATIO, RASIO KAS, SIZE, RETURN ON ASSET, GROWTH DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP DIVIDEN PAYOUT RATIO PADA SEKTOR PERBANKAN. JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI, Vol. 19 No. 1, Hlm. 117-128. ISSN: 1410 - 9875. Retrieved from http://jurnaltsm.id/index.php/JBA
Suharto, I Ketut Sujana. (2016). PENGARUH NILAI SAHAM, PROFITABILITAS DAN PAJAK PENGHASILAN TERHADAP PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN PROPERTI DAN REAL ESTATE. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol.17.3, ISSN: 2302-8556.
Sulistiyawati. (2013). PENGARUH NILAI PERUSAHAAN, KEBIJAKAN DIVIDEN, DAN REPUTASI AUDITOR TERHADAP PERATAAN LABA. Accounting Analysis Journal, ISSN 2252-6765. Retrieved from https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/aaj
Sumarna, Alfonsa Dian. (2017). INCOME SMOOTHING DALAM INDUSTRI MANUFAKTUR. Jurnal Elektornik REKAMAN (Riset Ekonomi Bidang Manajemen dan Akuntansi), Vol. 1 No. 1, 66-75. doi:ISSN : 2598-8107
Suryani, Ayu Dewi dan I Gusti Ayu Eka Damayanti. (2015). PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEBT TO EQUITY RATIO, PROFITABILITAS DAN KEPEMILIKAN INSTITUTIONAL PADA PERATAAN LABA. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, ISSN: 2302-8556, 208-223.
Suyono, E. (2018). Institutional Ownership, Types of Industry, and Income Smoothing: Empirical Evidence from Indonesia. JOURNAL OF AUDITING, FINANCE, AND FORENSIC ACCOUNTING (JAFFA), Vol. 6, No. 1, 1 - 12. doi:E-ISSN: 2461-0607 ISSN: 2339-2886
Wijoyo, Dewi Sari. (2014). VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI PRAKTIK PERATAAN LABA PADA PERUSAHAANMANUFAKTUR YANG PUBLIK. JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI, Vol. 16, No. 1 ISSN: 1410 -9875, Hlm. 37 -45. Retrieved from http: //www.tsm.ac.id/JBA