F Gunarwan S Prospek Dan Tantangan

download F Gunarwan S Prospek Dan Tantangan

of 5

Transcript of F Gunarwan S Prospek Dan Tantangan

  • 8/13/2019 F Gunarwan S Prospek Dan Tantangan

    1/5

    Jurnal Mannjcmen Hutan Tropikr Vol. No. 2 1-75 MOO) Komunikasi Communicdon)

    PROSPEK DAN TANTANGAN PENGEMBANGAN INDUSTRIPULP DAN KERTAS INDONESIA DALAM ERA EKOLABELING

    DAN OTONOMI DAERAH

    ABSTRACT

    The history andpurpose of Ecolab ling system should be understand and also the relation withI S 9000 and I S 14000 and then the problems of Agribusiness development on pulp and paperproduction con be predicted in the district otonomi system Capacity building and educatedmanpower in the district level should be improved Negative impact of ecolabel system inInternational Trade Should be avoided National ecolabel institute will be more favourable theninternational ecolabel institute

    PENDAHULUAN

    Tantangan yang akan dihadapi pengembangan agribisnis industri pulp dan kertasterutama dalam pemasaran hasil industri pulp dan kertas didalam dan luar negeri adalah

    adanya permintaan konsumen (pengimpor) untuk menjalankan pelabelan dari bahan bakuMembicarakan ekolabeling tidak akan lengkap apabila tidak mengkaitkan denganI S 0 9000 (Quality Management) dan I S 0 14000 (Environment Management System),yang kemudian k n dikaitkan dengan perdagangan internasional. Hambatan perdaganganini akan menimbuLkan aksi pemboikotan (ban) dan tekanakan pada program pinjaman(loan) dan hibah (grant).

    Menghadapi hambatan dengan adanya kesepakatan internasional hi, perlupemerintah, pengusaha dan masyarakat Indonesia menyiapkan diri dan mengantisipasipermasalahan yang akan menggagalkan pembangunan agribisnis industi pulp dan kertas.

    EKOLABELING

    engertian dari ECO LABELING

    Sudah banyak difmisi atau pengertian dari arti dari eco-labeling, pada dasamyadiartikan sebagai pemberian suatu label dari suatu produk . Label tersebut merupakant nd yang mengandung informasi bahwa produk tersebut dalam proses produksinya telahmernenuhi suatu standard pelestarian lingkungan, sehingga tujuan dari system ekolabelinguntuk memberikan informasi bahwa dari hasil penilaian tingkat pelestarian lingkungan dari

    suatu proses produksi, sehingga konsumen dalam atau luar negeri dapat memilih produkyang dihasilkan melalui proses pelestarian lingkungan.

    ) Guru Besar Fakultas Kehutanan IPTrop. For. M anage. J. VI I1) 1-75 2000)

  • 8/13/2019 F Gunarwan S Prospek Dan Tantangan

    2/5

    Secara umum dikenal2 dua) macam ekolabel sebagai berikut:

    a. Single issue Assessment: pelabelan yang ditujukan pada satu atau beberapa produk.Salah satu contoh system ekolabel yang ditujukan pada produk kayu log) dan dalampenilaian mengarah pada Sustainable Forest Management SFM).

    b. Life Cycle Assessment:pemberian ekolabel yang bersifat komprehensip mulai sejakinput bahan baku, proses pengolahan industri) sampai ke limbah dari produk yangsudah tidak dipakai selalu tidak memsak lingkungan. Sering pula disebut sebagai suatuproduksi yang selalu tidak memsak atau disebut sebagai prinsip fiom the cradle to thegrave77. Perkembangan d ri system ekolabeling ini berkembang menjadi IS0 9000atau Quality Management dan kemudian berkembang lagi menjadi IS0 14020 14024atau Environmental Labeling .

    Labeling pada produk industri hasil hutan misalnya pulp dan kertas) akan meliputisejak:

    a. Proses pengolahan hutannya, berarti bahan baku industri harus telah mendapatekolabel.

    b. Pengangkutan kayu dari hutan ke pabrikc. Proses dalam industri misalnya limbah gas, cair dan padatnya tidak memsak

    lingkungan disamping indicator lain seperti hemat air dan energi, kesejahteraanmasyarakat d n karyawan pabrik.

    d. Produk yang dihasilkan tidak memsak apabila digunakanldimanfaatkan.e. Pengaqkutan d n penyebaran dari produk ke konsumen tidak merusak lingkunganf. Limbah d ri produk yang telah selesai dipakai tidak m e ~ s a k ingkungan.

    SEJ R H PERKEMB NG N EKOL BEL

    Ekolabeling pertama sebenarnya telab diperkenalkan oleh Jerman pada tahun 1979dengan narna rogram Blue Angel, kemudian berturut-turut system ekolabelingdiperkenalkan Amerika Serikat, Belanda dan Kanada disekitar tahun 1980.

    Ekolabeling di Indonesia telah banyak dibicarakan pada tahun 1990 1994. Padatahun 1990 Departemen Kehutanan dan MPI Masyarakat Perhutani Indonesia) secara

    cepat dan serius segera mengantisipasi system tersebut.Di dalam konferensi anggauta ITTO (International Tropical Timber Organization) di

    Bali pada bulan Mei 1990 telah menetapkan tahun 2000 kayu tropis yang diperdagangkanharus berasal dari hutan tropis yang dikelola secara lestari atau disebut sebagai SustainableForest Management yang berarti pula bahwa produk kayu tropis hams mendapat sertifikatekolabel.

    Negara konsumen kayu tropis seperti Amerika, Inggris, Jerman, Belanda, Switzerlan,Austria dan beberapa negara eropa mulai menuntut diberlakukan ekolabeling produk kayudan Industri Hasil Hutan kayu tropis diberi label dan memenuhi syarat IS0 9000.

    Pada tahun 1990 dan 1991 ITTO telah mengeluarkan 2 dua) pedoman pengelolaanhutan tropis secara lestari sebagai berikut:a. Guidelinesfor the sustainable management of Natural Tropical (1990).b. Guidelinesfor the establishment of Planted Tropical Forest (1991).

  • 8/13/2019 F Gunarwan S Prospek Dan Tantangan

    3/5

    ITTC secara g ris bes r telah memperinci kriteria-kriteria yang berisi prinsip-prinsip d nrekomendasi kegiatan yang mungkin untuk mencapai pengelolaan hutan tropis yanglestari.

    Pada tahun 1987 International organization for standarization (ISO) telahmengeluarkan IS0 9000 yang dikenal sebagai Quality Managementatau secara lengkapdapat disebut sebagai Standar Manajemen Mutu dan Jaminan Mutu - Pedoman Seleksidan Penggunaan .

    IS0 9000 dibagi kedalam:

    a. IS0 9001 : Sistem Mutu-Model untuk jaminan mutu dalam desainpengembangan, produksi, instalasi dan jasa.

    b. IS0 9002 : Sistem Mutu Model untuk Jaminan mutu dalam produksi dan

    instalasic. IS0 9003 : Sistem Mutu-Model untuk jaminan mutu dalam inspeksi khir d n

    tes.d. IS0 9004 bag. 2 : Sistem Mutu-Model untuk jaminan mutu dalam standar pelayanan.

    IS0 9004 juga disebut sebagai Manajemen kualitas dan Pedomanelemen system kualitas

    Penomeran IS0 9000 dan isinya telah disempurnakan sekitar tahun 1996.Pada tahun 1993, IS0 membentuk panitia teknik atau TC (Technical Committee)-

    207 yang kemudian membentuk enam SC (Sub-committee)dan s tu W G (Work-Gronp)untuk merumuskan beberapa standar sebagai berikut:a. SC-1 : Sistem Manajemen Lingkungan (Enviromental Management System);ISO-

    1 3 14001.6b 'SC-2 : Audit Lingkungan (Environmental Auditing);IS0 140 10-1 401 5.c SC-3 Pelabelan Lingkungan (Environmental Labeling);IS0 14020 14025d. SC-4 Evaluasi Kinerja Lingkungan (Environmental Pet ormance Evaluation);ISO-

    14031e. SC-5 : Analisis Siklus Hidup (Life Cycle Analysis);IS0 14041 14044f. SC-6 : Istilah d n Definisi (Terms and Defnitions)g. W : Aspek Lingkungan dari Standar Produk (Environmental Aspects of Product

    SiriRdin t); ISO- 14060ISO 14000 mempakan Sistem Manajemen Lingkungan yang meliputi 5 (lima) spek dalamkntu desain d n kerangka kerja pengelolaan lingkungan untuk meminimkan dampak d rikegiatan operasional yang dapat dipadukan dalam manajemen-rnanajemen lain dalamsuatu perusahaan.

  • 8/13/2019 F Gunarwan S Prospek Dan Tantangan

    4/5

    PERMASALAHAN DENGAN PENGEMBANGAN AGRIBISNISPULP DAN KERTAS DALAM ERA EKOLABELING DAN

    OTONOMI DAERAH

    1 Ekolabeling adalah merupakan salah satu system dari pengelolaan lingkungan untukmelestatikan potensi sumberdaya yang terbaharui dan menghindarkan ataumeminimumkan dampak suatu proyek pembangunan (khususnya industri).

    2. Pelaksanaan system ekolabeling merupakan sukarela, tetapi kalau pihak konsumendalam atau luar negeri menghendaki, maka produsen hams memenuhi.

    3. Sertilikat atau tanda harus diberikan oleh. lembaga yang kredibel (dipercaya olehkonsumen) atau professional secara ilmiah dan harus Independen artinya tidak dibawah

    instansi pemerintah atau pengusaha dan biasanya lembaga tersebut nir-laba. Indonesiadapat membentuk lembaga sendiri seperti L E I (Lembaga Ekolabel Indonesia) ataudilakukan oleh Sucofindo, masalahnya apakah negara pengimport produk hasil hutanIndonesia percaya pada lembaga ekolabel dari Indonesia. Kalau negara pengimportidak percaya maka negara tersebut akan mengirim asesor nya dan menilai sendiri hasilkerja asesornya. Penilaian ekolabeling dari negara pengimport k n dapat digunakan

    lam perang dagang intemasional.4. Pelaksanaan dari system ekolabeling tidak akan terpengaruh oleh otonomi Daerah,

    yang menjadi masalah keadaan hutan produksi dan Industri Pulp dan Kertas siapa yangmembina agar dapat memenuhi syarat system ekolabeling.

    5 Selama ini pembinaan dari hutan produksi dan pabrik pulp dan kertas dilakukan olehBapedalda Tk I atau Bapedal (pusat) dan Dinas Perindustrian atau DepartemenPerindustrian serta Pemerintah Daerah Tingkat I (propinsi) misalnya melalui StudiAmdal disarnping berbagai peraturan perundang-undangan lainnya.

    6. Keberadaan Bapedalda Tk I1 dan Dinas Perindustrian Tk I1 sangat perlu dipikirkankeberadaannya.

    7. Pemerintah dan para pengusaha perlu rnenyusun strategi g r system ekolabeling tidakdigunakan untuk menghambat produk pulp dan kertas dalam perdaganganintcmasional.

    8. Negara-negara pesaing produk pulp dan kertas perlu diwaspadai atau asosiasi-asosiasipengusaha internasional yang menghasilkan pulp dan kertas.9. Peningkatan Profesional dari pengelola (Manager) dari P dan HTI serta pengelola

    Industri pulp dan kertas terutama pengelolaan limbah cair, gas dan padat) dan dmpaksosial-ekonomi, tennasuk karyawannya.

    10.Bantuan atau dukungan dari Pemerintah, Departemen Kehutanan dan DepartemenPerindustrian perlu digalakkan atau ditingkatkan bukan memberikan beban ataukesulitan dengan melalui berbagai peraturan perundang undangan an kebijaksanaan-nya.

    11.Dukungan dan kerjasama dengan pakar-pakar yang terkait baik dari universitas

    maupun lembaga peneliti perlu digiatkan.12. Kerjasama dalam mengumpulkan informasi dalam ilmu dan teknologi pengelola hutan

    dan industri pulp dan kc+s baik dari dalam maupun luar negeri perlu diadakan.

  • 8/13/2019 F Gunarwan S Prospek Dan Tantangan

    5/5

    13 Aktif dalam kegiatan asosiasi pulp dan kertas intemasional serta dalam pelaksanaanperdagangan bebas perlu dilakukan baik oleh pemerintah maupun pengusaha.

    PENUTUP

    1 Selama pengelolaan hutan produksi dan industri pulp dan kertas dalam mengikuticriteria dar i system manajemen lingkungan tidak perlu dikhawatirkan.

    2 Perlu c p city building yang terkait di tingkat I1 (kabupaten) yang dipegang tenagayang professional dan berdedikasi tinggi perlu dibentuk.

    3 Usaha negatif dari perdagangan bebas internasional yang akan dapat menimbulkanperang gang perlu diantisipasi oleh Pemerintahdan pengusaha.

    4 Terbentuknya lembaga ekolabeling Indonesia akan lebih menguntungkan dibandingkan

    lembaga ekolabeling dan asesor yang datang dari luar negeri.

    D FT R PUST K

    Kelompok Kerja Ekolabeling Indonesia, 1996. Lembaga Ekolabel Indonesia (LEI),JakartaKuhre, W.L. 995. IS 0 1400 1 Certification Environmental Management System. Prentice

    Hall, NJ. USARothery, B., 1993. Analisis IS 0 9000. (PPM). Pustaka Biaman Pressindo. Jakarta.Suratmo, F.G. 994. Prinsip Ecolabeling dan kaitannya dengan ITTO,UU 4 tahun 1982,

    PP. tahun 1993, I S 0 9000, Audit Lingkungan, GATTIWTO dan Peraturan dalamnegeri yang telah ada Fakultas Kehutanan, IPB B ogor.