Evaluasi Audit

36
UDIT SISTEM INFORMASI UDIT SISTEM INFORMASI Antonius Wahyu Sudrajat, M.T.I [email protected] [email protected] Pengumpulan dan Penilaian Bukti Audit

description

audit evaluation

Transcript of Evaluasi Audit

Slide 1Pengumpulan dan
Objektif: independen yaitu tidak tergantung pada jenis atau aktivitas organisasi yang diaudit
Sistematis: terdiri dari tahap demi tahap proses pemeriksaan
Ada bukti yang memadai: mengumpulkan, mereview, dan mendokumentasikan kejadian-kejadian
Adanyakriteria: untuk menghubungkan pemeriksaan dan evaluasi bukti–bukti
Audit Sistem Informasi
Pendahuluan
Sebenarnya konsep dan prinsip auditing baik di lingkungan manual dan lingkungan sistem informasi yang berbasis komputer tidak berubah, yang berubah adalah metode dan tekniknya saja.
Beberapa teknik dan metode tersebut berbeda karena antara lain disebabkan: Otomatisasi, yaitu seluruh proses di dalam pemrosesan data elektronik mulai dari input hingga output cenderung secara otomatis, bentuk penggunaan dan jumlah kertas cenderung minimal, bahkan sering kali tidak ada (paperless office) sehingga untuk penelusuran dokumen (tracing) audit berkurang dibandingkan sistem manual yang banyak menggunakan dokumen dan kertas.
Audit Sistem Informasi
Pengertian Bukti Audit
Bukti audit adalah segala informasi yang mendukung angka-angka atau informasi lain yang disajikan dalam laporan keuangan, yang dapat digunakan oleh auditor sebagai dasar yang layak untuk menyatakan pendapatnya.
Audit Sistem Informasi
Bukti audit didefinisikan sebagai semua informasi yang digunakan oleh auditor untuk menentukan apakah informasi yang diaudit telah disajikan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan
Informasi ini beragam tergantung pada tingkat pengaruhnya terhadap keputusan auditor mengenai apakah laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
Bukti audit mencakup informasi yang tingkat pengaruhnya tinggi seperti hasil perhitungan auditor terhadap persediaan, dan juga informasi yang kurang berpengaruh seperti jawaban dari pertanyaan­pertanyaan yang diajukan auditor kepada auditan
Bukti Audit
Bukti hukum sangat bergantung pada pemberian kesaksian dengan berbicara (oral testimony) sedangkan bukti audit lebih mengandalkan bukti dokumentasi.
Bukti hukum memperbolehkan adanya dugaan-dugaan tertentu bahwa fakta-fakta yang tertera dalam dokumen perjanjian antara pihak-pihak yang berkaitan adalah benar sedangkan auditor tidak terikat pada suatu dugaan tertentu dan akan selalu menguji semua bukti sampai auditor tersebut merasa puas mengenai kebenarannya.
Auditor harus memahami bentuk-bentuk bukti hukum. Pemahaman ini akan sangat berguna bila mereka menghadapi kasus-kasus kecurangan (fraud) selama melakukan audit
Audit Sistem Informasi
Material
Resiko material misstatement.
Resiko material misstatement menunjukkan pada resiko-resiko yang melekat yang dinyatakan salah dan kontrol resiko terhadap kontrol internal akan gagal untuk dicegah atau dideteksi material misstatement dalam pernyataan.
Ukuran dan karakteristik populasi.
Ukuran populasi menunjukkan jumlah item yang ada pada populasi, seperti halnya jumlah transaksi penjualan dalam jurnal penjualan. Karakteristik populasi umumnya menunjukkan sifat item yang termasuk dalam populasi.
Audit Sistem Informasi
Relevansi Bukti Audit
Audit Sistem Informasi
Independensi sumber.
Dokumen-dokumen yang ditulis.
Audit Sistem Informasi
Antonius Wahyu Sudrajat, M.T.I
Keputusan atas Bukti Audit
Masalah utama pengambilan keputusan atas bukti audit adalah penentuan jenis dan jumlah bukti audit yang memadai untuk mengambil kesimpulan
Keputusan auditor dalam pengumpulan bukti audit dapat dibagi dalam 4 (empat) bagian yaitu:
Prosedur audit apa yang akan digunakan?
Berapa jumlah sampel yang akan diuji dengan prosedur tersebut?
Item mana yang akan dipilih sebagai sampel dari populasi?
Kapan akan melakukan pro sedur audit ini?
Audit Sistem Informasi
Bukti ini dapat diperoleh melalui beberapa cara:
Hasil wawancara
Observation evidence
*
Bukti audit dari sumber-sumber eksternal (contohnya, konfirmasi yang diterima dari pihak ketiga) biasanya lebih reliabel daripada yang dibuat secara internal.
Bukti audit yang dibuat secara internal lebih reliabel apabila sistem akuntansi dan pengendalian intern berjalan efektif.
Bukti audit yang diterima langsung oleh auditor lebih reliabel daripada yang diperoleh dari entitas (auditee).
Bukti audit dalam bentuk dokumen dan bentuk tertulis lainnya biasanya lebih reliabel daripada bentuk lisan.
Dokumen asli lebih reliabel daripada fotocopy, teleks, atau faksimili.
*
Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan oleh auditor didalam menetapkan bukti audit, yaitu:
Di bidang hukum, pihak yang dituntut maupun penuntut mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk mempertahankan kebenaran yang diyakininya, atau untuk membela dirinya, dan kemudian hakim yang akan menentukan kebenaran berdasarkan bukti-bukti .
Auditor yang memerlukan bukti audit untuk tujuan pemeriksaan harus mengerti dan menyadari bahwa tidak ada sesuatu hal yang pasti untuk tujuan tersebut. Auditor itu sendiri yang harus menentukan bagaimana mutu bukti yang diperoleh, berapa banyak bukti audit yang diperlukan, dan seberapa mendukung keyakinannya dalam mengambil kesimpulan dari pemeriksaan tersebut.
Bukti audit harus dicatat, dikelola dan dievaluasi.
*
Antonius Wahyu Sudrajat, M.T.I
Dalam memilih prosedur audit yang akan digunakan, auditor dapat memilih 7 (tujuh) kategori bukti audit seperti yang dikemukakan Arens dan Loebbecke, yaitu:
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik
Oleh Arens dan Loebbecke, Pemeriksaan fisik didefinisikan sebagai pemeriksaan atau penghitungan yang dilakukan oleh auditor atas tangible asset. Jenis bukti audit ini sering berhubungan dengan persediaan, kas dan juga termasuk verifikasi investasi, piutang dan tangible fixed asset
Bukti audit fisik (physical evidence) terdiri dari semua yang dapat dihitung, diperiksa, diamati, atau diinspeksi. Bukti audit ini, melalui bukti langsung (faktual), menyediakan dukungan utama bagi tujuan eksistensi
Audit Sistem Informasi
SA-IAI mendefinisikan konfirmasi sebagai proses pemerolehan dan penilaian suatu komunikasi langsung dari pihak ketiga sebagai jawaban atas suatu permintaan informasi tentang unsur tertentu yang berdampak terhadap asersi laporan keuangan.
Proses konfirmasi mencakup:
Perancangan permintaan konfirmasi
Pemberitahuan permintaan konfirmasi kepada pihak ketiga yang bersangkutan
Penerimaan jawaban dari pihak ketiga
Penilaian terhadap informasi, atau tidak adanya informasi, yang disediakan oleh pihak ketiga mengenai tujuan audit, termasuk keandalan informasi tersebut
Audit Sistem Informasi
Dokumentasi adalah pemeriksaan yang dilakukan auditor atas catatan dan dokumen auditan untuk membuktikan informasi dalam laporan keuangan atau yang seharusnya disajikan dalam laporan keuangan
Bukti audit dalam bentuk dokumen terdiri dari catatan akuntansi dan semua dokumen yang mendukung pencatatan transaksi dan kejadian dalam catatan akuntansi tersebut
Audit Sistem Informasi
Pro sedur analitis menggunakan perbandingan dan hubungan-hubungan (korelasi) untuk memperkirakan apakah saldo akun atau data yang lain telah disajikan dengan layak.
Menurut Arens dan Loebbecke, tujuan dari pro sedur analitis dalam audit atas laporan keuangan adalah:
Memahami sifat industri dan usaha auditan
Memperkirakan kemampuan auditan untuk melanjutkan usahanya (going concern)
Mengindikasikan terjadinya kemungkinan salah saji dalam laporan keuangan
Audit Sistem Informasi
Wawancara adalah proses untuk mendapatkan informasi baik tertulis maupun lewat kalimat langsung sebagai tanggapan atas pertanyaan auditor.
Meskipun banyak bukti yang dapat diperoleh dari auditan melalui wawancara, bukti-bukti ini tidak dapat memberikan kesimpulan karena berasal dari sumber yang tidak independen dan mungkin cenderung untuk menguntungkan auditan. Karena itu, ketika auditor mendapatkan bukti melalui wawancara, biasanya auditor akan berusaha untuk mendapatkan bukti-bukti pendukung melalui prosedur audit yang lain.
Audit Sistem Informasi
Audit Sistem Informasi
Audit Sistem Informasi
Bukti audit yang mendukung laporan keuangan terdiri dari 2 data :
Data Akuntansi dan,
Audit Sistem Informasi
Pengendalian Intern.
Catatan Akuntansi.
Bukti Fisik.
Bukti Dokumenter.
Meigs Walter B. Larsen. E (1977) mengelompokan tipe bukti audit menjadi 10 tipe, tipe-tipe tersebut antara lain:
Audit Sistem Informasi
Materialitas .
Audit Sistem Informasi
Inspeksi.
Observasi.
Konfirmasi.
Wawancara.
Perbandingan.
Dalam proses pengumpulan bukti audit, auditor melakukan empat pengambilan keputusan yang saling berkaitan yaitu:
Penentuan prosedur audit yang akan digunakan.
Penentuan besarnya sampel untuk prosedur audit tertentu.
Audit Sistem Informasi
Penentuan waktu yang cocok untuk melaksanakan prosedur audit tersebut.
Audit Sistem Informasi
Antonius Wahyu Sudrajat, M.T.I
Berbagai teknik dan prosedur yang digunakan dalam audit operasional hampir sama dengan yang diterapkan dalam audit system informasi dan keuangan.
Perbedaan utamanya adalah bahwa lingkup audit system informasi dibatasi pada pengendalian internal, sementara lingkup audit keuangan dibatasi pada output sistem.
Sebaliknya, lingkup audit operasional lebih luas, melintasi seluruh aspek manajemen system informasi.
Tujuan audit operasional mencakup faktor- faktorseperti: efektivitas, efisiensi, dan pencapaian tujuan.
Pengumpulan bukti mencakup kegiatan- kegiatan berikut ini :
Meninjau kebijakan dokumentasi operasional
Prosedur pengumpulan bukti, cont. Mengamati fungsi-fungsi dan kegiatan operasional
Memeriksa rencana dan laporan keuangan serta operasional
Menguji akurasi informasi operasional