EPIDEMIOLOGI TREMATODA

6
Prevention Elimination of molluscan hosts to control infection with schistosomes and intestinal, liver, and lung flukes. Proper sanitary disposal of human and pig excreta to avoid water contamination. Drug treatment for infected persons. Avoidance of consumption of contaminated water, water plants, fruits, fish, crab, and raw liver. Thorough cleaning and washing of raw vegetables and aquatic fruits to prevent infection with intestinal flukes. Thorough cooking of water-grown vegetables before eating. Cooking of crab and crayfish before eating in order to prevent infection with lung flukes. Pencegahan dapat dilakukan melalui: 1. pengobatan penderita sebagai sumber infeksi, 2. memperbaiki sarana pembuangan excreta (feses) 3. pemberantasan keong (keong air) yang menjadi intermediate host didaerah endemis. 4. Jangan mandi di sungai/danau di daerah endemis. 5. melakukan pemberantasan penyakit pada hewan 6. Memasak hati (organ dalam) dengan sempurna (mencegah Pharyngeal fascioliasis). 7. memasak sayur dengan sempurna (jangan makan sayur mentah) Trematoda hati : Clonorchis sinensis 1. pemberntasan untuk mencegah penyebaran infeksi cacing ini: penyuluhan kesehatan kepada masyarakat khususnya yang bertempat tinggal di daerah ??? Memasak semua ikan air tawar Tidak menggunakan tinja sebagai pupuk pada tanaman air

description

trematoda

Transcript of EPIDEMIOLOGI TREMATODA

Page 1: EPIDEMIOLOGI TREMATODA

Prevention Elimination of molluscan hosts to control infection with schistosomes and

intestinal, liver, and lung flukes.

Proper sanitary disposal of human and pig excreta to avoid water

contamination.

Drug treatment for infected persons.

Avoidance of consumption of contaminated water, water plants, fruits, fish, crab,

and raw liver.

Thorough cleaning and washing of raw vegetables and aquatic fruits to prevent

infection with intestinal flukes.

Thorough cooking of water-grown vegetables before eating.

Cooking of crab and crayfish before eating in order to prevent infection with lung

flukes.

Pencegahan dapat dilakukan melalui:1. pengobatan penderita sebagai sumber infeksi,2. memperbaiki sarana pembuangan excreta (feses)3. pemberantasan keong (keong air) yang menjadi intermediate host didaerah endemis.4. Jangan mandi di sungai/danau di daerah endemis.5. melakukan pemberantasan penyakit pada hewan6. Memasak hati (organ dalam) dengan sempurna (mencegah Pharyngeal fascioliasis).7. memasak sayur dengan sempurna (jangan makan sayur mentah)

Trematoda hati : Clonorchis sinensis1. pemberntasan untuk mencegah penyebaran infeksi cacing ini:

penyuluhan kesehatan kepada masyarakat khususnya yang bertempat tinggal di daerah ???

Memasak semua ikan air tawar Tidak menggunakan tinja sebagai pupuk pada tanaman air Opistorchis vivermi : pendidikan kesehatan akan bahaya ikan yang tidak

dimasak, devekasi pada jamban yang jauh dari daerah berair Fasciola hepatica : pendidikan kesehatan di daerah endemik cacing ini dan

menekankan bahaya makan seledri air yang liar di tempat yang banyak keong. Trematoda paru : paragonimis oesternami, penyuluhan kesehatan kepada

masyarakat akan bahayanya makan ketam atau udang mentah dari daerah endemik, pemakaian njamban yang tidak mencemari sawah dan sungai.

Tremtoda usus : 1. Pencegahan dengan cara tanaman harus dimasak atau di rebus selama beberapa detik sebelum dimakan. 2. Pelarangan pupuk tinja yang tidak distrilkan untuk menyuburkan tanah.

Page 2: EPIDEMIOLOGI TREMATODA

Echinostoma : 1. Membatasi pupuk tinja dan makan keong yang telah dimasak/ dimatangkan.

Heteropes : 1. tidak memakan ikan mentah/ diasamkan yang berasal dari daerah endemik. 2. Meningkatlkan kondisi kebersihan dan pendidikan mengenai pembuangan sampah yang baik jauh dari kolam/ danau dimana hospes perantara berada.

I. TREMATODA DARAH/ SCHISTOSOMA/BILHARZIA

Secara umum untuk trematoda darah prevalensi di Indonesia hanya Skistosomiasis japonica ditemukan endemic disulawesih tengah. Penyakit ini befrhubungan erat dengan pertanian yang mendapat air dari irigasi. Dengan meluasnya daerah pertanian dan irigasi maka dapat terjadi penyebaran hopes perantara dan penyakitnya. Infeksi biasanya berlangsung pada waktu orang bekerja di sawah.

Kelompok umur yang terkena pada umumnya antara 5-50 tahun.

Pada manusia termatoda cacing ditemukan 3 spesies: 1. Schistosoma japonicum2. Schistosoma mansoni (Epidemiologinya sama)3. Schistosoma haematobium (Epidemiologinya sama)

Schistosoma japonicum

Di Indonesia penyakit inni di temukan endemic di dua daerah di sulawesi tengah, yaitu di daerah danau lindu dan lembah napu. Didaerah danau lindu penyakit ini ditemukan pada tahun 1937 dan dilembah napu pada tahun 1972. terdapat beberapa hospes reservoirnya yaitu Tikus sawah/ ratus, rusa hutan, babi hutan, sapi, dan anjing. Hospes perantaranya yaitu keong air Oncomelania hupensis lindoensis baru ditemukan pada tahun 1971. 1. Focus didaerah yang digarap seperti lading, sawah

yang tidak dipakai lagi atau dipinggir parit diantara sawah.

2. Focus didaerah hutan diperbatasan bukit dan dataran renndah.

Page 3: EPIDEMIOLOGI TREMATODA

II. TREMATODA USUS Fasciolopsis buski

Epidemiologi Hospes reservoir adalah anjing, babi, dan kelinci

Infeksi sering ditemukan di cina bagian selatan dan tengah Taiwan, thailan, Indonesia, Malaysia,Bengal dan Pakistan.Defekasi di/dekat kolam atau danau dimana terdapat keong dari family Planorbidae, Segmentina / Hippeutis serta tanaman air yang bersifat sebagai vector, memungkinkan siklus hidup terpenuhi.Metaserkaria mengadakan enkistasi pada tumbuh-tumbuhan air seperti “ Water chestnut, Bamboo shoots, Water calthrop, dan infeksinya didapat apabila tanaman yang terinfestasi ini dimakan mentah atau kulit uar dari kacang ini diikupas dengan gigi sehingga tertelan tanpa sengaja

Echinostoma ilocanum

Epidemiologi Reservoar adalah mamalia pemakan ikan termasuk anjing,kucing,burung.

Infeksi ditemukan di Mesir, Israel,Filiphina, Jepang, Korea,Cna, Taiwan dan india Barat. Keong yang berfungsi sebagai hospes perantara pertamanya adalah termasuk pironella dan cerihidea dan berbagai ikan air tawar dapat berfungsi sebagai hospes perantara yang ke dua.

III. TREMATODA HATI & PARU

Clonorchis sinensisManusia, anjing, kucing, dan mamalia pemakan ikan lainnya merupakan

hospes lainnya. Pada beberapa daerah lainnya merupakan satu-satunya penyebab penularan berkesinambungan. Infeksinya ditemukan dicina, Taiwan, jepang,korea, Vietnam. Pada penduduk asli hawai juga diitemukan mengidap infeksi ini dan didapat karena memakan ikan inpor yang telah dibekukan, diasinkan, atau dikeringkan dari daerah endemik. Manusia terinfeksi apabila makan ikan air tawar yang diasinkan, diasapi, dikeringkan atau dimasak dan ikan tersebut mengandung metaserkaria.

Siklus hidupnya dilanjutkan terus oleh manusia atau hospes reservoar yang bedefekasi pada atau dekat dengan sumber air tawar yang mengandung

Page 4: EPIDEMIOLOGI TREMATODA

spesies keong yang sesuai. Keong beroperkulum yang dapat diinfeksi yaitu Parafossarulu, Bulinu, Semisulcospira, Alocinma dan Melanoides. Metaskaria akan mengadakan emkistasi pada beberapa spesies ikan air tawar.

Opistorchis viverrini Reservoirnya anjing,kucing dan mamalia pemakan ikan lainnya termasuk

manusia. Infekssi terjadi di bagian utara Thailand. Manusia terinfeksi karena menelan metaskaria yang terdapat dalam ikan air tawar yang tidak dimasak, diasamkan, dan dikeringkan. Keong Bithynia merupakan hospes perantara pertama dan ikan air tawar kedua.

Faschiola hepaticaFascioliasis merupakan penyakit cosmopolitan yang ditemukan dimana

terdapat hubungan erat diantara manusia, keong dan ternak. Hospes reservoar adalah herbivora seperti sapi dan domba. Infeksi ini didapat karena makan tanam air yang tidak dimasak dan mengandung metaserkaria, seperti seledri air.

Paragonimus westermani Hospes reservoar adalah anjing dan kucing di daerah endemic (Timur jauh dan Afrik). Telur-telur yang dikeluarkan bersama tinja disekitar danau atau sungai dimana hospes perantara hidup, dapat bertindak sebagai sumber infeksi. Hospes perantaranya adalah keong Semisulcospira dan brotia.manusia mendapatkan infeksi karena memakan ketam atau udang yang tidak dimasak, atau karena memakan daging binatang liar mentah, seperti babi liar. Larva yang bermigrasi pada daging ini dapat melalui dinding usus dan meneruskan siklus perkembanganya ketika tertelan.