EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM … · (RCD) with three replications and analyzed...

78
EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM HIDROPONIK NUTRIENT FILM TECHNIQUE (NFT) DI PT AMAZING FARM, LEMBANG, JAWA BARAT SINAR HIKMA PITRIANA A24120194 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016

Transcript of EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM … · (RCD) with three replications and analyzed...

Page 1: EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM … · (RCD) with three replications and analyzed with DMRT. The second method used t-student test. Commodities observed to 19 varieties,

EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN

DENGAN SISTEM HIDROPONIK

NUTRIENT FILM TECHNIQUE (NFT)

DI PT AMAZING FARM, LEMBANG, JAWA BARAT

SINAR HIKMA PITRIANA

A24120194

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2016

Page 2: EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM … · (RCD) with three replications and analyzed with DMRT. The second method used t-student test. Commodities observed to 19 varieties,
Page 3: EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM … · (RCD) with three replications and analyzed with DMRT. The second method used t-student test. Commodities observed to 19 varieties,

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Efisiensi Produksi

Sayuran Daun dengan Sistem Hidroponik Nutrient Film Technique (NFT) di PT Amazing

Farm, Lembang, Jawa Barat adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi

pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi

manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya teks dan

dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir karya ilmiah ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya ilmiah saya kepada

Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Desember 2016

Sinar Hikma Pitriana

NIM A24120194

Page 4: EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM … · (RCD) with three replications and analyzed with DMRT. The second method used t-student test. Commodities observed to 19 varieties,
Page 5: EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM … · (RCD) with three replications and analyzed with DMRT. The second method used t-student test. Commodities observed to 19 varieties,

ABSTRAK

SINAR HIKMA PITRIANA. Efisiensi Produksi Sayuran Daun dengan

Sistem Hidroponik Nutrient Film Technique (NFT) di PT Amazing Farm,

Lembang, Jawa Barat. Dibimbing oleh JUANG GEMA KARTIKA.

Efisiensi produksi berbagai jenis komoditas sayuran dengan sistem

hidroponik Nutrient Film Technique (NFT) dari produsen dalam negeri perlu

ditingkatkan dengan perencanaan dan pengelolaan produksi yang baik. Kegiatan

magang bertujuan mempelajari aspek efisiensi produksi sayuran daun di PT

Amazing Farm. Magang dilaksanakan bulan Februari sampai Juni 2016 di PT

Amazing Farm, Lembang, Jawa Barat. Metode pengumpulan data dilakukan

dengan mengikuti kegiatan budidaya sampai proses pascapanen dan melakukan

pengamatan aspek khusus mengenai kriteria panen, kehilangan hasil, heat unit dan

nilai keuntungan produk. Hasil yang diperoleh kemudian diolah dengan dua cara,

cara pertama menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan tiga ulangan dan

dianalisis dengan uji DMRT. Cara kedua menggunakan uji t-student. Komoditas

yang diamati berjumlah 19 varietas, 16 varietas dari Spesies Lactuca sativa dan 3

varietas dari Brassica oleraceae. Kegiatan produksi sayuran di PT Amazing Farm

meliputi pesemaian, pindah tanam 1 (2-17 HST; EC 1), pindah tanam 2 (17-32

HST; EC 1-1,2), pindah tanam 3 (32-49 HST; EC 1,2-2), dan pascapanen primer.

Umur panen sayuran daun berdasarkan SOP perusahaan pada spesies Lactuca

sativa (selada) 49 HST sedangkan spesies Brassica oleraceae (kubis-kubisan) 52

HST. Kehilangan hasil yang disebabkan oleh perompesan daun yang tua lebih

banyak dibandingkan dengan perompesan karena serangan hama dan penyakit.

Kehilangan hasil yang disebabkan oleh perompesan daun mencapai 4-46%

tergantung varietas yang diamati. Nilai keuntungan produk paling tinggi pada

spesies Lactuca sativa yaitu var Crispa cv Salanove green oak leaf dan pada

Brassica oleraceae pada var achepala cv Kale hijau.

Kata kunci: heat unit, kehilangan hasil, kriteria panen

Page 6: EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM … · (RCD) with three replications and analyzed with DMRT. The second method used t-student test. Commodities observed to 19 varieties,
Page 7: EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM … · (RCD) with three replications and analyzed with DMRT. The second method used t-student test. Commodities observed to 19 varieties,

ABSTRACT

SINAR HIKMA PITRIANA. Production eficiency of vegetables with a system

hydroponics of Nutrient Film Technique (NFT) in PT Amazing Farm, Lembang,

West Java. Supervised by JUANG GEMA KARTIKA.

Production eficiency of various types of vegetables with hydroponics,

Nutrient Film Technique (NFT) of the domestic producer need to be increased

with good managing and planning. This internship activities aimed to study

production efficiency of leafy vegetables in PT Amazing Farm. Internship

conducted from February to June 2016 in the PT Amazing Farm, Lembang, West

Java. The methods of data collected with following all cultivation activities until

the postharvest processed and observed specific aspects. The specific aspects were

harvesting criteria, loses of product, heat units and profit of product. The results

analyzed with two method. The first method used Randomized Complete Design

(RCD) with three replications and analyzed with DMRT. The second method used

t-student test. Commodities observed to 19 varieties, include 16 varieties of the

family Spesies Lactuca sativa and 3 varieties of the family Brassica oleraceae.

Vegetable production activities at PT Amazing Farm includes nursery,

transplanting 1 (2-17 DAP; EC 1), transplanting 2 (17-32 DAP; EC 1-1.2),

transplanting 3 (32-49 DAP; EC 1.2 to 2), and post primary. Period harvest of leaf

vegetables based companies GAP on the species Lactuca sativa (lettuce) 49 DAP

and the species Brassica oleracea (cabbage) 52 DAP. Trimming of old leaves

induced loss of product more than trimming of pests and diseases. Trimming of

leave induced 4-46% loss of product. Lactuca sativa species has The highest

profit value product on the species Lactuca sativa is var crispa cv Salanova green

oak leaf, and on the Brassica oleracea var cv achepala Green kale.

Keyword: criteria harvest, heat unit, lost of product.

Page 8: EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM … · (RCD) with three replications and analyzed with DMRT. The second method used t-student test. Commodities observed to 19 varieties,
Page 9: EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM … · (RCD) with three replications and analyzed with DMRT. The second method used t-student test. Commodities observed to 19 varieties,

Skripsi sebagai salah satu syarat

Untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

Pada fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN

DENGAN SISTEM HIDROPONIK

NUTRIENT FILM TECHNIQUE (NFT)

DI PT AMAZING FARM, LEMBANG, JAWA BARAT

SINAR HIKMA PITRIANA

A24120194

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2016

Page 10: EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM … · (RCD) with three replications and analyzed with DMRT. The second method used t-student test. Commodities observed to 19 varieties,
Page 11: EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM … · (RCD) with three replications and analyzed with DMRT. The second method used t-student test. Commodities observed to 19 varieties,
Page 12: EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM … · (RCD) with three replications and analyzed with DMRT. The second method used t-student test. Commodities observed to 19 varieties,
Page 13: EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM … · (RCD) with three replications and analyzed with DMRT. The second method used t-student test. Commodities observed to 19 varieties,

PRAKATA

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya

sehingga telah terselesaikan dengan baik. Magang dilaksanakan sejak bulan

Februari 2016 sampai bulan Juni 2016 dengan judul Efisiensi Produksi Sayuran

Daun dengan Sistem Hidroponik Nutrient Film Technique (NFT) di PT Amazing

Farm, Lembang, Jawa Barat

Rasa bangga penulis sampaikan kepada kedua orang tua dan keluarga yang

telah memberikan motivasi dan doa-doanya. Penulis mengucapkan terima kasih

kepada ibu Juang Gema Kartika, S.P., M.Si selaku dosen pembimbing skripsi

yang telah banyak memberikan kritik, saran, dan masukan sehingga penulisan

naskah skripsi ini dapat terselesaikan. Terima kasih juga penulis sampaikan

kepada Dr. Ir. Ade Wachjar, M.S selaku dosen pembimbing akademik yang telah

mendukung dan membantu dalam kegiatan pendidikan dan akadamik.

Penghargaan juga penulis sampaikan kepada teman-teman Agronomi dan

Hortikultura angkatan 49, teman-teman CSS Mora IPB, dan PT Amazing Farm

atas inspirasi yang telah diberikan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca

dan perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia maupun dunia.

Bogor, Desember 2016

Sinar Hikma Piriana

Page 14: EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM … · (RCD) with three replications and analyzed with DMRT. The second method used t-student test. Commodities observed to 19 varieties,
Page 15: EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM … · (RCD) with three replications and analyzed with DMRT. The second method used t-student test. Commodities observed to 19 varieties,

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan 2

TINJAUAN PUSTAKA 2

Asteraceae 2

Brassicaceae 4

Hidroponik 5

Nutrient Film Technique (NFT) 5

Pascapanen 6

METODE 8

Tempat dan Waktu Magang 8

Metode Pelaksanaan 8

Pengumpulan Data dan Informasi 8

Analisis Data dan Informasi 10

KEADAAN UMUM 11

Sejarah Perusahaan dan Letak Geografis 11

Luas Areal Konsensi dan Tata Guna Lahan 12

Struktur organisasi dan ketenaga kerjaan 16

HASIL DAN PEMBAHASAN 18

Aspek Teknis 18

Aspek Manejerial 32

Pembahasan 33

KESIMPULAN DAN SARAN 36

Kesimpulan 36

Saran 37

DAFTAR PUSTAKA 37

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

39 59

Page 16: EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM … · (RCD) with three replications and analyzed with DMRT. The second method used t-student test. Commodities observed to 19 varieties,
Page 17: EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM … · (RCD) with three replications and analyzed with DMRT. The second method used t-student test. Commodities observed to 19 varieties,

DAFTAR TABEL

1 Konsentrasi unsur hara dalam larutan hara 3

2 Komoditas yang diamati 9

3 Larutan Stok A, B dan Larutan Asam 14

4 Daya berkecambah benih 20

5 Perbedaan [EC] dan [pH] 20

6 Kriteria panen Asteraceae dan Brassicaceae 26

7 Bobot panen tanaman Asteraceae dan Brassicaceae 28

8 Kehilangan hasil tanaman Asteraceae dan Brassicaceae 29

9 Heat unit 30

10 Nilai keuntungan produk Asteraceae dab Brassicaceae 31

11 Prestasi kerja mahasiswa dan karyawan 33

DAFTAR GAMBAR

1 Tipe greenhouse PT Amazing Farm 12

2 Greenhouse piggy-back system 13

3 Jenis paralon hidroponik 13

4 Desain NFT 14

5 Packing house 15

6 Jenis benih 18

7 Rockwool 19

8 Proses penyemaian 19

9 Bibit yang ditutupi screen 21

10 Serangan hama penyakit di N1 pada NFT 22

11 Yellow trap 22

12 Bibit pindah tanam 23

13 Perbandingan tanaman normal dan bolting 23

14 Pemanenan sayuran 25

DAFTAR LAMPIRAN

1 Jurnal harian kegiatan magang sebagai karyawan harian 40

2 Jurnal harian kegiatan magang sebagai asisten mandor 43

3 Jurnal harian sebagai asisten supervisor 46

4 Struktur organisasi perusahaan 49

5 Layout PT Amazing Farm 50

6 Data populasi tanaman 51

7 Data pola tanam harian 52

8 Data curah hujan 52

9 Kriteria panen 53

Page 18: EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM … · (RCD) with three replications and analyzed with DMRT. The second method used t-student test. Commodities observed to 19 varieties,
Page 19: EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM … · (RCD) with three replications and analyzed with DMRT. The second method used t-student test. Commodities observed to 19 varieties,

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sayuran merupakan sumber provitamin A, vitamin C, mineral, terutama

kalsium dan besi. Sayuran juga merupakan sumber serat yang sangat penting

dalam menjaga kesehatan tubuh (Samad, 2006). Konsumsi sayuran masyarakat

Indonesia per kapita pada tahun 2014 adalah 35 kg/tahun (BPS, 2014). Angka

konsumsi sayuran masih dibawah anjuran FAO untuk memenuhi kebutuhan gizi

masyarakat. Angka konsumsi sayuran per kapita Indonesia masih perlu

ditingkatkan menjadi 75 kg/kapita/tahun agar dapat memenuhi kebutuhan gizi

masyarakat (FAO, 2014). Peningkatan angka kebutuhan konsumsi sayuran menjadi 15 juta kg/tahun

sejalan dengan peningkatan konsumsi sebesar 40 kg/kapita/tahun. Peningkatan

konsumsi ini menunjukkan potensi pasar dalam negeri untuk sayuran yang

menjanjikan. Produsen sayuran di Indonesia perlu perencanaan dan pengelolaan

produksi yang baik agar peluang pasar tidak dimanfaatkan oleh negara luar

(Wijaya, 2012). Efisiesi produksi yang tinggi menyebabkan tingkat kompetisi

komoditas hasil produksi dalam negeri meningkat.

Produk sayuran yang dihasilkan pasar lokal harus menarik minat masyarakat

agar tidak melirik produk impor dengan meningkatkan kualitas sehingga mampu

bersaing dengan pasar luar negeri. Cara untuk menghasilkan produk sayuran yang

berkualitas tinggi secara kontinyu dengan kuantitas yang besar dan produktivitas

yang tinggi salah satunya adalah budidaya dengan sistem hidroponik.

Pengembangan hidroponik di Indonesia cukup prospektif karena permintaan pasar

sayuran berkualitas yang terus meningkat, kondisi lingkungan dan iklim yang

tidak menunjang, kompetisi penggunaan lahan, dan adanya masalah degradasi

tanah. Kultur hidroponik adalah metode penanaman tanaman tanpa menggunakan

media tumbuh dari tanah.

Hidroponik secara harfiah berarti penanaman dalam air yang mengandung

campuran hara. Menurut Roidah (2014), hidroponik tidak terlepas dari

penggunaan media tumbuh lain yang bukan tanah sebagai penopang pertumbuhan

tanaman. Keuntungan dalam budidaya sayuran secara hidroponik, yaitu

keberhasilan tanaman untuk tumbuh dan berproduksi lebih terjamin, perawatan

lebih praktis dan gangguan hama lebih terkontrol, pemakaian pupuk lebih hemat,

tanaman yang mati lebih mudah diganti dengan tanaman yang baru, tanaman

dapat tumbuh lebih cepat dan dengan keadaan yang tidak kotor dan rusak, harga

jual hidroponik lebih tinggi dari produk non-hydroponic.

Kendala dalam produksi sayuran di Indonesia adalah mudah rusaknya

produk apabila setelah panen tidak ditangani dengan baik. Kerusakan produk

sebagian besar dipengaruhi oleh faktor fisik, kimiawi, mikrobiologi, dan fisiologis.

Karakteristik penting produk pascapanen sayuaran adalah bahan tersebut masih

hidup dan masih melanjutkan fungsi metabolisme. Metabolisme tidak sama

dengan tanaman yang tumbuh di lingkungan aslinya, karena produk yang telah

dipanen mengalami berbagai bentuk stress seperti hilangnya suplai nutrisi, proses

panen sering menimbulkan pelukaan berarti, pengemasan dan transportasi dapat

menimbulkan kerusakan mekanis lebih lanjut, orientasi gravitasi dari produk

Page 20: EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM … · (RCD) with three replications and analyzed with DMRT. The second method used t-student test. Commodities observed to 19 varieties,

2

pascapanen umumnya sangat berbeda dengan kondisi alamiahnya, hambatan

ketersediaan CO2 dan O2, hambatan regim suhu dan sebagainya (Utama, 2001).

Kerusakan yang terjadi menyebabkan kehilangan (losses) pada sayuran.

Salah satu bentuk kehilangan disebabkan adanya proses pelayuan dan pengaruh

dari luar, seperti penanganan pascapanen sampai pada proses pemasaran

(Sudarminto, 2000). Penanganan pascapanen hortikultura merupakan rangkaian

kegiatan yang dilakukan setelah selesai dipanen yang bertujuan untuk

mengurangi kerusakan. Penanganan pascapanen perlu dilakukan dengan hati-hati

agar kuantitas dan kualitas tetap dipertahankan sehingga kehilangan hasil

panen dapat diminimalkan. Menurut Permentan (2013) penanganan pasca panen

hortikultura terdiri dari perompesan, pembersihan, pengkelasan, pengemasan,

penyimpanan, dan pengankutan.

Informasi mengenai teknik budidaya, kriteria panen, proses penanganan

pasca panen, dan kehilangan hasil masih minim serta ingin melihat perbedaan

jumlah keuntungan setiap produk dengan teknik budidaya yang sama. Perlu

dilakukan kegiatan magang untuk memperoleh informasi tersebut.

Tujuan

Tujuan umum kegiatan magang untuk meningkatkan kemampuan teknis dan

kemampuan menejemen penulis sehinggga dapat menjadi ilmu tambahan untuk

dunia kerja. Tujuan khususnya adalah mengetahui segala kegiatan yang

bersangkutan dengan aspek budidaya sampai proses penanganan pascapanen

sayuran.

TINJAUAN PUSTAKA

Asteraceae

Indonesia dengan iklim tropis memiliki kekayaan alam yang tidak ternilai

harganya dan merupakan tempat yang sesuai untuk ditanami berbagai macam

tanaman, salah satunya adalah tanaman famili Asteraceae. Famili Asteraceae

adalah jenis tanaman yang paling banyak dijumpai di Indonesia. Asteraceae

memiliki sekitar 1.620 marga dan lebih dari 23.600 varietas, merupakan keluarga

terbesar tanman berbunga (Stevens, 2001). Mayoritas varietas Asteraceae adalah

herba, namun kebanyakan dari famili ini didasari oleh semak. Beberapa anggota

dari famili Asterceae terkenal sebagai tanaman hortikultura.

Selada merupakan sayuran yang termasuk ke dalam famili Astertaceae

dengan nama latin Lactuca satifa L. Tanaman selada diperkirakan berasal dari

dataran Mediterania Timur, hal ini terbukti dari lukisan di kuburan di mesir yang

menggambarkan bahwa penduduk Mesir telah menanam selada sejak tahun 4500

SM (Rubatzky dan Yamaguchi, 1999). Adapun klasifikasi tanaman selada sebagai

berikut:

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Page 21: EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM … · (RCD) with three replications and analyzed with DMRT. The second method used t-student test. Commodities observed to 19 varieties,

3

Ordo : Asterales

Famili : Asteraceae

Spesies : Lactuca sativa

Benih selada akan berkecambah dalam kurun waktu empat hari, bahkan

untuk benih yang viabel dapat berkecambah dalam waktu satu hari pada suhu 15-

25° C. Tanaman selada tumbuh dengan baik pada suhu harian 15-20

° C dan suhu

malam 10 °C. Budidaya selada di daerah tropis tumbuh dengan baik di dataran

tinggi. Tanah yang cocok untuk pertumbuhan selada yang dibudidayakan secara

konvensional yaitu jenis tanah dengan struktur yang bagus, memiliki kesuburan

tinggi dan kurang bagus pada tanah alkali berpasir-lempung. Tanaman selada

tidak toleran tanah masam (pH < 6). Kebutuhan hara tanaman selada yaitu N 100

kg/ha, P2O5 100 kg/ha, K2O 80 kg/ha, dan pupuk organik 30 ton/ha.

Produktivitas selada jenis head di daerah tropis sebesar 5-10 ton/ha, sedangkan

jenis leaf sebesar 3-8 ton/ha (Grubben dan Sukprakarn, 1994).

Budidaya selada secara hidroponik di dalam greenhouse termasuk mudah

dikerjakan. Suhu di dalam greenhouse adalah hal penting yang harus diperhatikan.

Bolting, tipburn, warna daun pucat, dan rendahnya perkecambahan terjadi jika

suhu udara di atas 25° C, selain itu juga komposisi larutan hara harus tepat,

misalnya kekurangan Ca dapat mengakibatkan tipburn (Jones, 2005). Konsentrasi

unsur hara dalam larutan hara yang biasa digunakan oleh beberapa petani selada

hidroponik tertera dalam Tabel 1.

Tabel 1. Konsentrasi unsur hara dalam larutan hara yang digunakan beberapa

petani selada hidroponik

(Morgan, 2000 in jones 2005)

Selada merupakan tanaman herba tahunan atau dua musim yang jenisnya

beragam dan memiliki tinggi antara 30-70 cm. Susunan daun selada beragam

tergantung kultivarnya, ada yang membentuk krop dan tidak membentuk krop.

Jenis kultivar mempengaruhi perbedaan tepi daun, ukuran daun, dan warna daun.

Terdapat ratusan kultivar dari tanaman selada yang dapat dikelompokkan ke

dalam enam kelompok kultivar, yaitu:

Unsur hara Konsentrasi (mg/L)

Hara Makro

Nitrogen (N) 100-200

Fosfor (P) 15-90

Kalium (K) 80-350

Kalsium (Ca) 122-220

Magnesium (Mg) 26-96

Hara Mikro

Boron (B) 0.14-1.5

Tembaga (Cu) 0.07-0.1

Besi (Fe) 4-10

Mangan (Mn) 0.5-1.0

Molibdenum (Mo) 0.05-0.06

Seng (Zn) 0.5-2.5

Page 22: EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM … · (RCD) with three replications and analyzed with DMRT. The second method used t-student test. Commodities observed to 19 varieties,

4

1. Kelompok kultivar selada Butterhead (L. sativa var capitata) memiliki

krop yang kompak dan lembut serta daun bagian dalam yang tipis,

berminyak, dan memiliki tekstur seperti mentega. Beberapa kultivar yang

termasuk kelompok ini yaitu: May Queen, Green Boston, Deer Tongue,

Summer Bibb, Summerlong, dan White Boston.

2. Kelompok kultivar selada crisphead (L. sativa var capitata) memiliki daun

yang tipis dan renyah serta biasanya memiliki tepi daun yang bergerigi dan

menggulung. Ada yang membentuk krop dan tidak membentuk krop.

Beberapa kultivar yang termasuk kelompok ini yaitu: Great Lakes,

Calmar, Fairton, Iceberg, Ithaca, Mesa, dan Pennlake.

3. Kelompok kultivar selada cos atau selada Romaine (L. sativa var

longifolia; L. sativa var romana) memiliki krop yang lonjong dan daunya

tegak. Beberapa kultivar yang termasuk kelompok ini yaitu: White Paris

Cos, Paris Island, dan Valmaine.

4. Kelompok kultivar bunching atau disebut juga selada daun (L. sativa var

crispa) memiliki daun yang tipis, berwarna hijau atau merah, dan tidak

membentuk krop. Beberapa kultivar yang termasuk kelompok ini yaitu:

Salad Bowl, Simpson, Oak leaf, Grand Rapids, Grenn Ice, Prizehead,

Slobolt, Walsmann’s Green, dan Ruby.

5. Kelompok kultivar selada batang (L. sativa var asparagina) memiliki

tinggi tanaman 30-50 cm, tebal batang 3-6 cm dengan tekstur yang renyah.

Contoh kultivar yang termasuk kelompok ini yaitu Celtus.

6. Kelompok kultivar selada Latin memiliki daun yang kecil, tebal, berwarna

hijau gelap, dan helaian daunnya lepas. Selada jenis ini toleran terhadap

suhu tinggi. Kultivar yang termasuk kelompok ini yaitu: Sucrine dan

Creole (Grubben dan Sukprakarn, 1994).

Salanova merupakan salah satu jenis selada yang masih baru yang tergolong

selada fancy. Secara fisik salanova lebih mirip dengan tanaman hias. Tanaman

salanova merupakan tanaman yang memiliki varietas yang berbeda dengan

tanaman salanova yang lain. Tanaman salanova memiliki daun lebih kecil yang

pas untuk sekali gigitan sehingga cocok dikonsumsi masyarakat modern yang

ingin praktis. Tanaman salanova memiliki daun yang renyah dan warna

mengkilap, dan tulang daun yang lunak.

Brassicaceae

Brassica oleracea L. (suku kubis-kubisan atau Brassicaceae) biasa dikenal

sebagai kubis atau kol. Brassica oleracea L. mencakup berbagai jenis sayuran

populer lain seperti kubis bunga (romanesco), brokoli, kubis tunas

(brusselsprout), kolrabi, dan Kailan. Varietas sayuran ini dengan mudah dapat

mengubah penampilannya sehingga dimanfaatkan oleh para petani untuk

menyeleksi bentuk-bentuk unik dan diperdagangkan dengan nama yang berbeda-

beda. Kolrabi dimanfaatkan pangkal batangnya yang menggelembung untuk

dimakan, Kailan dimanfaatkan daunnya yang terpisah, kubis dan kubis tunas

dimanfaatkan daunnya yang tumbuh rapat, sedangkan kubis bunga dan brokoli

dimanfaatkan bunganya yang tumbuh merapat.

Page 23: EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM … · (RCD) with three replications and analyzed with DMRT. The second method used t-student test. Commodities observed to 19 varieties,

5

Jenis tanaman ini luas dibudidayakan di seluruh dunia, namun biasanya

tidak mudah tumbuh di daerah tropika karena menyukai udara sejuk. Pembagian

secara taksonomik biasanya berdasarkan kepentingan budidaya (kelompok

budidaya) bukan berdasarkan aspek botani. Berikut adalah tujuh kelompok

dalam B. oleracea:

Brassica oleracea kelompok Acephala contohnya kale dan borekale

Brassica oleracea kelompok Alboglabra contohnya Kailan

Brassica oleracea kelompok Botrytis contohnya kubis bunga dan Romanesco

Brassica oleracea kelompok Capitata contohnya kubis atau kol

Brassica oleracea kelompok Gemmifera contohnya kubis tunas

Brassica oleracea kelompok Gongylodes contohnya kolrabi

Brassica oleracea kelompok Italica contohnya brokoli

Hidroponik

Hidroponik adalah metode penanaman tanaman tanpa menggunakan media

tumbuh dari tanah. Secara harfiah hidroponik berarti penanaman dalam air yang

mengandung campuran hara. Praktek hidroponik tidak terlepas dari penggunaan

media tumbuh lain yang bukan tanah sebagai penopang pertumbuhan tanaman

(Jones, 2005). Di Indonesia, kultur hidroponik mulai mendapat perhatian

masyarakat dan berkembang sejak tahun delapan puluhan, yang dimulai oleh

beberapa pengusaha di daerah perkotaan (Balitsa). Teknik dalam menerapkan

budidaya sayuran secara hidroponik, diantaranya teknik hidroponik sistem

terapung, (Susila dan Koerniawati, 2004), Standing Aerated Nutrient Solution,

Nutrient Film Technique, aeroponics, Ebb-And-Flow Nutrient Sulution Sistem,

dan drip or pass-Through Inorganic Medium System (Jones, 2005)

Menurut Zulfitri (2005), keuntungan dari hidroponik adalah agar hasil

tanaman lebih bagus dibandingkan dengan tanaman secara konvensional kualitas

dan kuantitas tanaman lebih terkontrol. Penggunaan nutrisi oleh tanaman yang

dibudidayakan secara hidroponik lebih hemat dan efisien, hama dan penyakit

dapat diminimalisir, kondisi lingkungan dapat diatur sesuai dengan kebutuhan

tanaman. Keadaan lingkungan pada sayuran yang dibudidayakan secara

hidroponik dapat dimodifikasi dengan tujuan memperbaiki kualitas tanaman (suhu,

kelembaban, pH, EC, dan intentitas cahaya), tidak memerlukan banyak tenaga

kerja, kebersihan lebih terjamin, lahan yang dibutuhkan sedikit dan nilai jual

tanaman yang tinggi.

Nutrisi merupakan hal yang mutlak dibutuhkan oleh tanaman selain esensial

cahaya, air dan CO2. Nutrisi yang dibutuhkan tanaman formulasi garam pupuk

yaitu unsur makro dan mikro. Unsur makro terdiri dari Urea, TSP, ZK, MgSO4,

dan kapur. Unsur mikro adalah nutrisi yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah

sedikit yang berperan sebagai komponen beberapa enzim yang memicu proses

fisiologi di dalam tanaman. Unsur mikro yang mutlak diberikan adalah H3BO4,

ZnSO4, HnSO4, CuSO4, H2MoO4, dan Fe-Chelat (Siswadi, 2008).

Nutrient Film Technique (NFT)

Tahun 1973, Dr. Allen Cooper mengembangkan teknik hidroponik dengan

memakai air sebagai medium tanam yang diedarkan ke tanaman secara tipis, agar

Page 24: EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM … · (RCD) with three replications and analyzed with DMRT. The second method used t-student test. Commodities observed to 19 varieties,

6

bagian atas dari akar yang berada di udara mendapat oksigen yang cukup. Teknik

NFT, tanaman dipelihara dalam saluran panjang yang sempit, terbuat dari plat

logam tipis tahan karat, yang mudah dibentuk. Jika tanaman dalam saluran

tersebut dialiri air yang mengandung unsur makanan secara dangkal, maka di

sekitar akar akan membentuk lapisan tipis (film) larutan mineral sebagai makanan

tanaman, oleh karena itu, teknik bercocok tanamnya disebut dengan nutrient film

technique (NFT) (Winsor et all., 1979)

Nutrient Film Technique (NFT) adalah metode budidaya yang akar

tanamannya berada di lapisan air dangkal yang bersirkulasi dan mengandung

nutrisi sesuai kebutuhan tanaman. Beberapa syarat untuk membuat selapis nutrisi,

yaitu kemiringan talang tempat mengalirnya larutan nutrisi ke bawah benar-benar

seragam, kecepatan aliran nutrisi masuk tidak boleh terlalu cepat dipertimbangkan

dengan kemiringan talang, lebar talang memadai untuk menghindari

terbendungnya aliran nutrisi oleh kumpulan akar, dasar talang harus rata dan tidak

melengkung untuk mencapai kedalaman larutan nutrisi yang disyaratkan

(Chadirin, 2001).

Kemiringan talang dibuat 1-5% sehingga larutan nutrisi mangalir dari atas

kebawah mengikuti arah gravitasi. Larutan nutrisi yang mengalir sepanjang talang

berasal dari sebuah tangki dengan kapasitas sesuai dengan populasi tanaman.

Larutan dipompa ke saluran distribusi dengan pompa. Setelah masuk ke talang

larutan nutrisi keluar melalui output kemudian masuk ke saluran distribusi yang

menuju tangki lagi. Sirkulasi larutan nutrisi dengan cara seperti ini mengalir terus

menerus (Chaidirin, 2001). Tanaman Selada, Pakchoi dan Kailan membutuhkan

talang dengan kemiringan berkisar 3 % (Untung, 2004).

Menurut Jansen (1990), Di daerah tropis, panjang maksimum bak

penanaman yang digunakan pada NFT tidak lebih dari 15-20 m dan suhu larutan

tidak lebih dari 30° C, hal ini untuk menjaga aerasi larutan yang baik. Hasil

penelitian di Malaysia melaporkan bahwa penggunaan PVC sebagai bak

penanaman tidak cocok untuk daerah tropis, karena menyebabkan suhu perakaran

mencapai lebih dari 40° C pada tengah hari (Chow 1990). Bahan yang paling baik

digunakan sebagai bak tanam adalah bambu dengan styrofoam sebagai penutup

permukaan bak (Rosliani dan Sumarni, 2005).

Menurut Chow (1990) dan Jensen (1990), keuntungan NFT adalah volume

larutan hara yang dibutuhkan lebih rendah dibandingkan kultur air lainnya, lebih

mudah mengatur suhu di sekitar perakaran tanaman (menaikkan atau menurunkan

suhu), lebih mudah mengontrol hama dan penyakit, kepadatan tanaman per unit

area lebih tinggi, dan hasil tanaman lebih bersih karena tidak ada sisa tanah atau

media lainnya. Kerugian dari sistem NFT, yaitu patogen dengan mudah menyebar

pada seluruh larutan, sehingga dalam waktu yang singkat tanaman akan mati,

modal awal relatif lebih mahal, pemilihan komoditas yang bernilai tinggi, dan

tingkat keahlian dan pengetahuan tentang ilmu kimia sangat penting.

Pascapanen

Sayuran, seperti produk hortikultura lainnya, merupakan produk pertanian

yang mudah busuk sehingga penanganannya mulai dari saat panen harus hati-hati

agar kualitasnya dapat terjaga sampai ke tangan konsumen dan memperoleh harga

jual yang tinggi. Tanaman yang telah dipanen, tidak ada perlakuan yang dapat

Page 25: EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM … · (RCD) with three replications and analyzed with DMRT. The second method used t-student test. Commodities observed to 19 varieties,

7

meningkatkan kualitas hasil sayuran, yang dapat dilakukan adalah

mempertahankan kualitas tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di

negara-negara berkembang kehilangan hasil sayuran dapat mencapai 20-50%

akibat penanganan panen dan pascapanen yang kurang tepat (BBPP, 2015).

Pascapanen adalah suatu tahapan kegiatan yang dimulai sejak pengumpulan

hasil pertanian sampai siap untuk dipasarkan yang bertujuan mempertahankan

mutu, mengurangi kerusakan, dan memperpanjang masa simpan komoditas

hortikultura. Menurut Permentan (2013), penanganan pascapanen hortikultura

terdiri perompesan, pembersihan, pengkelasan, pengemasan, penyimpanan, dan

pengankutan.

Perompesan (Trimming)

Perompesan yaitu kegiatan memisahkan atau membuang bagian produk

yang tidak diinginkan seperti memotong tangkai, membuang daun, akar, dan

bagian tertentu yang tidak diperlukan. Perompesan sebaiknya menggunakan cara

dan alat yang tidak merusak produk.

Pembersihan

Pembersihan merupakan kegiatan menghilangkan kotoran fisik, kimiawi,

dan biologis yang melekat pada sayuran untuk memperbaiki penampakan sayuran

dan menghilangkan bagian busuk atau rusak (trimming). Pembersihan hasil panen

dapat dilakukan dengan pencucian, perendaman, penyikatan, pengelapan,

penampian, pengayakan, dan penghembusan.

Pengkelasan

Pengkelasan atau pemilahan (grading) merupakan kegiatan pengelompokan

produk hortikultura hasil sortasi. Pemilahan berdasarkan kriteria yang telah

disepakati atau standar mutu yang digunakan untuk produk hortikultura yang

bersangkutan.

Pengemasan

Pengemasan merupakan kegiatan untuk membungkus sesuai dengan

karakteristik produk. Pengemasan produk hortikultura dapat dilakukan secara

manual maupun mekanis tergantung dari jumlah dan jenis produk hortikultura

yang bersangkutan. Tujuan pengemasan secara umum adalah untuk

melindungi hasil terhadap kerusakan, mengurangi kehilangan air,

mempermudah dalam pengangkutan, dan mempermudah dalam perhitungan.

Penyimpanan

Penyimpanan merupakan kegiatan untuk mengamankan produk hortikultura

sebelum diproses dan dikirim. Kondisi wadah, ruang, suhu, kelembaban dan

atmosfer penyimpanan disesuaikan dengan karakteristik produk dan tujuan

penyimpanan.

Pengangkutan

Pengangkutan atau distribusi merupakan upaya memindahkan produk dari

tempat pengumpulan sementara ke tempat pascapanen dan selama proses di dalam

tempat pascapanen, serta dari tempat pascapanen ke konsumen. Kerusakan saat

Page 26: EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM … · (RCD) with three replications and analyzed with DMRT. The second method used t-student test. Commodities observed to 19 varieties,

8

pengangkutan banyak disebabkan oleh penanganan yang kasar, adanya

keterlambatan, pemucatan, pembongkaran yang ceroboh, penggunaan wadah

yang tidak sesuai, dan kondisi pengangkutan yang kurang memadai.

METODE

Tempat dan Waktu Magang

Kegiatan magang dilakukan di PT Amazing Farm yang berlokasi di Desa

Cikahuripan, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat.

Kegiatan magang dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni 2016.

Metode Pelaksanaan

Metode pelaksanaan yang dilakukan meliputi kegiatan lapang, yaitu seluruh

kegiatan yang dilaksanakan di Amazing Farm yang berhubungan dengan aspek

budidaya dan pascapanen. Kegiatan lain yang dilaksanakan adalah melakukan

analisis informasi yang diperoleh. Bentuk kegiatan yang dilakukan pada saat

magang adalah:

1. Orientasi Lapang

Kegiatan orientasi lapang dilakukan untuk mengetahui keadaan umum

seperti profil perusahaan, tata area, sistem kerja yang diterapkan, sebagai

ajang perkenalan dangen para staf, dan untuk mengetahui permasalahan yang

ada di perusahaan.

2. Bekerja Sebagai Karyawan Harian

Kegiatan yang dilakukan mahasiswa sebagai karyawan harian lepas

adalah melakukan praktik budidaya sayuran secara hidroponik sistem NFT

mulai dari persiapan media, persemaian, perawatan di nursery, kegiatan

tanam, perawatan hingga proses panen, dan pascapanen (Lampiran 1).

3. Pendamping Mandor

Pendamping mandor memiliki tugas membantu mandor dalam hal

pengawasan penanaman, pengawasan panen, membantu pengecekan EC, pH,

suhu air dan suhu greenhouse (Lampiran 2).

4. Pendamping Supervisor

Memiliki tugas membantu supervisor dalam hal pengawasan produksi,

pengawasan panen, membantu taksasi, dan membantu menghitung jumlah

sayuran yang dipanen.

Pengumpulan Data dan Informasi

Pengumpulan data yang dilakukan dalam kegiatan magang menggunakan

metode langsung (data primer) dan metode tidak langsung (data sekunder). Data

primer diperoleh melalui pengamatan langsung di lapangan dan mengadakan

diskusi dengan karyawan kebun serta melakukan wawancara dengan harapan agar

Page 27: EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM … · (RCD) with three replications and analyzed with DMRT. The second method used t-student test. Commodities observed to 19 varieties,

9

mahasiswa memperoleh informasi secara langsung mengenai kondisi di lapang.

Pengatan dilakukan pada Spesies Lactuca sativa dan Brassicaseae (Tabel 2).

Tabel 2. komoditas yang diamati

Nama latin Nama umum Varietas

L.sativa var capitata cv Curly lettuce

L. sativa var cos cv Romaine selada keriting Krebo

L. sativa var capitata cv Lollorosa Romaine Maximus

L. sativa var capitata cv Red batavia Lollorosa Lo-237

L. sativa var capitata cv Green batavia Red green Batavia

L. sativa var capitata cv Butterhead Green Batavia Turkuas

L. sativa var crispa cv Green oak leaf Butterhead Rex

L. sativa var crispa cv Red oak leaf Green oak leaf Kristine

L. sativa var latin cv Siomak Red oak leaf Monday

L. sativa var capitata cv Salanova lollorosa Siomak

L. sativa var crispa cv Salanova red oak leaf S. lollorosa Belagon

L. sativa var crispa cv Salanova green oak leaf S. red oak leaf Xerafin

L. sativa var capitata cv Salanova red butterhead S. green oak leaf Dagama

L. sativa var capitata cv Salanova green butterhead S. red butterhead Gaugin

L. sativa var cos cv Salanova green frisee S. green butterhead Aquino

L. sativa var cos cv Salanova red frisee S. green friseee Excite

L.sativa var capitata cv Curly lettuce S. red friseee Triplex Brassica oleraceae Brassica olareraceae var achepala cv Kale merah Kale merah Brassica olareraceae var achepala cv Kale hijau Kale hijau Brassica olareraceae var aboglabra cv Kailan Kailan

Data sekunder diperoleh dari arsip laporan manajemen perusahaan berupa,

harga beli produk, harga jual produk, dan teknik budidaya produk. Data sekunder

lainnya diperoleh dari buku, skripsi serta data-data instansi terkait yang

mendukung seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Departemen Pertanian, Ditjen

Hortikultura, internet dan literatur yang relevan. Peubah yang diamati pada data

primer adalah sebagai berikut:

1. Budidaya tanaman

Pra tanam meliputi penyiapan media tanam dan benih, penyemaian dan

teknik pemeliharaannya

Penanaman

Pemeliharaan meliputi pembersihan talang, pengecekan pH,

pengecekan EC, pembersihan bak nutrisi.

2. Pemanenan

Kegiatan pemanenan, meliputi waktu panen, cara pemanenan, peralatan

yang digunakan, kriteria penen, bobot panen berdasarkan kisaran heat unit

dan bobot panen.

Kriteria penen meliputi:

Jumlah daun, yang dihitung berdasarkan jumlah helai daun pada

tanaman

Tinggi tanaman, diukur dari pankal batang tanaman sampai bdaun

terpanjang

Page 28: EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM … · (RCD) with three replications and analyzed with DMRT. The second method used t-student test. Commodities observed to 19 varieties,

10

Lebar daun, diukur berdasarkan daun terlebar pada tanaman

Panjang daun, diukur berdasarkan daun terpanjang yang dimiliki

tanaman mulai dari pangkal daun sampai ujung daun terpanjang

Panjang akar, diukur mulai dri pangkal akar sampai ke akar

terpanjang.

Bobot panen

Bobot panen per tanaman, setiap tanaman contoh diukur beserta

dengan akar tanaman, daun tua, dan potnya

Bobot bersih per tanaman, tanaman yang diukur adalah tanaman

yang sudah dibersihkan dari akar dan daun tuang telah dirompes

serta potnya telah dilepas.

Bobot panen berdasarkan kisaran heat unit

Suhu hareian setiap greenhouse dihitung dan dikalkulasi berdasarkan

umur tanaman, 49 hari untuk Spesies Lactuca sativa dan 52 hari

untuk Brassica oleraceae

3. Penanganan pascapanen

Penanganan pascapanen meliputi perompesan, pembersihan, pengkelasan,

pengemasan, penyimpanan, dan pengangkutan.

4. Kehilangan hasil

Kehilangan hasil meliputi susut bobot, persentase kerusakan akibat

serangan hama dan penyakit, serta bobot yang dibuang.

Kehilangan hasil akibat perompesan daun tua, daun yang terserang

penyakit dan terserang hama pada tanaman contoh dihitung dengan

persentase untuk mendapatkan pesentase kehilangan hasil.

5. Nilai keuntungan produk

Nilai pengeluaran yang dihitung berdasarkan jumlah nutrisi yang terpakai

dan harga benih setiap tanaman karena kedua fariabel tersebut memiliki

nilai pengeluaranyang berbeda.

Kegiatan pengamatan untuk memperoleh data primer dilakukan pada

tanaman yang telah dipanan. Kegiatan pengamatan dilaksanakan di packing house

PT Amazing Farm.

Analisis Data dan Informasi

Data primer diperoleh dengan dua cara. Cara pertama menggunakan Rancangan

Acak Lengkap dengan tiga ulangan sedangkan cara kedua diperoleh tanpa menggunakan

rancangan dan ulangan. Data yang diperoleh pada cara pertama dianalisis dengan uji-F

dan apabila hasilnya berpengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji DMRT. Data yang

diperoleh denga cara kedua dianalisis dengan uji t-student.

Analisis RAL

Yij = µ + τi + εij

Keterangan:

Yij = Nilai pengamatan dari perlakuan ke-i pada ulangan ke-j

µ = Nilai tengah umum

τi = Tambahan akibat pengaruh perlakuan ke-i

εij = Tambahan akibat acak galat percobaa dari perlakuan k- i ulangan k- j

Page 29: EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM … · (RCD) with three replications and analyzed with DMRT. The second method used t-student test. Commodities observed to 19 varieties,

11

Uji t-student

x

Keterangan:

t = t hitung

x = Rata- rata yang menjadi pembanding

s = Standar deviasi sampel

n = Jumlah sampel

KEADAAN UMUM

Sejarah Perusahaan dan Letak Geografis

PT Amazing Farm atau sering juga disebut PT Momenta Agrikultura

merupakan perusahaan yang bergerak di bidang agribisnis khususnya budidaya

sayuran hidroponik. perusahaan ini pada awalnya merupakan sebuah perusahaan

yang bergerak dalam bidang finance atau pembiayaan, namun dengan adanya

krisis moneter yang terjadi pada tahun 1998, perusahaan ini mulai melakukan

kegiatan budidaya sayuran aeroponik agar perusahaan tersebut tetap bertahan. PT

Amazing Farm berdiri pada 28 Agustus 1998 dengan Bapak Ir. Dani K Rusli

sebagai pemilik. Bentuk perusahaan ini adalah Perseroan Terbatas (PT) dengan

modal awal berkisar Rp 500 juta dan semua modal disediakan oleh pemilik.

Budidaya sayuran tidak langsung dilakukan setelah perusahaan berdiri,

melainkan melakukan riset terlebih dahulu. Riset ini bertujuan untuk menemukan

jenis sayuran yang akan dibudidayakan dan formulasi nutrisi yang tepat agar

pertumbuhan sayuran baik dan berkualitas. Tahun 2000 perusahaan memokuskan

diri untuk membudidayakan sayuran dengan sistem aeroponik dan hidroponik.

Kebun pertama PT Amazing Farm pada tahun 1998 berlokasi di Desa Kayu

Ambon dengan luas lahan sekitar 3.000 m2. Tahun 2000 kebun PT Amazing Farm

melakukan perluasan ke Kampung Pojok, Desa Cikahuripan dengan luas lahan 1,5

Ha. Delapan tahun kemudian pada tahun 2008 melakukan pengembangan kebun

lagi seluas 7 ha di Kebun Kampung Cisaroni, Desa Cikahuripan dan 1,5 ha di

Desa Kayu Ambon. Saat ini PT Amazing Farm memiliki kebun di Kampung

Cisaroni (Cikahuripan 2) yang terletak di Kecamatan Lembang. Selain di

Kecamatan Lembang, PT Amazing Farm juga memiliki kebun di kabupaten

Bogor yaitu di Sentul serta membangun kemitraan dengan beberapa kebun di

Bandung, Bogor dan Jakarta.

PT Amazing Farm merupakan pelopor perkebunan sayuran komersial di

Indoneia yang menggunakan sistem budidaya tanaman dengan tehnik hidroponik

NFT. Kebun yang terletak di dataran tinggi di daerah Cikahuripan, Lembang,

Jawa Barat memiliki curah hujan 3.000 mm/tahun atau 250 mm/bulan (Lampiran

9). PT Amazing Farm memiliki suhu udara rata-rata antara 19o-23

o C dan

ketinggiannya 1.312 hingga 2.084 m diatas permukaan laut yang sangat ideal

untuk membudidayakan sayuran daun termasuk sayuran dari Spesies Lactuca

sativa dan Brassica oleraceae.

Page 30: EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM … · (RCD) with three replications and analyzed with DMRT. The second method used t-student test. Commodities observed to 19 varieties,

12

Luas Areal Konsensi dan Tata Guna Lahan

PT Amazing Farm kebun Cikahuripan memiliki lahan seluas 7 ha dengan

luas produksi 3,9 ha. Sebagian besar lahan digunakan sebagai greenhouse

budidaya, sisanya digunakan sebagai fasilitas pendukung.

Greenhouse

Kegiatan produksi sayuran di PT Amazing Farm dilakukan didalam

greenhouse. Greenhouse di Amazing farm berjumlah 29 unit yang memiliki luas

dan fungsi yang berbeda (Lampiran 5) Greenhouse di Amazing Farm dibangun

dengan struktur gutter-connected greenhouse yaitu greenhouse yang dibangun

secara bersambung dengan dinding yang disatukan. Atap greenhouse terbuat dari

plastik polyethylen dan dinding greenhouse menggunakan kasa plastik yang

mengandung polyethylen dan dibentuk menyerupai jaring. PT Amazing Farm

memiliki greenhouse dengan tiga bentuk, yaitu piggy-back system, bulbo, dan

tunnel. Greenhouse piggy-back system adalah greenhouse dengan bentuk

konvensional yang dimodifikasi dengan menambahkan atap kecil di bagian

atasnya sebagai ventilasi udara. Greenhouse di P1,P2, P3, dan P20 menggunakan

bentuk greenhouse piggy-back system (Gambar 2).

Bentuk greenhouse lain yang digunakan di PT Amazing Farm kebun

Cikahuripan adalah tipe Bulbo, yaitu model greenhouse dengan atap melengkung

dan saling menyilang, sehingga sirkulasi udara dapat masuk dari persilangan

rangka atap. Greenhouse P4, P5, P6, P7, P8, P11, P13, P14, P15, P16, P17, P18,

P19, Dan P21 menggunakan greenhouse dengan tipe bulbo. Rangka yang

digunakan untuk greenhouse tipe bulbo adalah aluminium. (Gambar 1).

greenhouse P11 baik A, B dan C menggunakan greenhouse dengan bentuk tunnel

yaitu greenhouse yang atapnya melengkung kebawah menyerupai terowongan.

Letak greenhouse di PT Amazing Farm (Lampiran 5).

(a) (b) (c)

a. Piggy-back system

b. Bulbo

c. Tunel

Gambar 1. Tipe greenhouse PT Amazing Farm

Jenis greenhouse lain yang digunakan PT Amazing Farm adalah

greenhouse yang terbuat dari rangka bambu. Bentuk bangunan greenhouse rangka

bambu menggunakan bentuk greenhouse piggy-back system dengan atap plastik

polyethylen dan dinding kasa (gambar 2).

Ventilasi Ventilasi

AtapAtap Dinding

Page 31: EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM … · (RCD) with three replications and analyzed with DMRT. The second method used t-student test. Commodities observed to 19 varieties,

13

Gambar 2. Greenhouse piggy-back system dengan rangka bambu

Jumlah populasi dalam setiap greenhouse adalah 12.600-49.400 untuk

budidaya sayuran hidroponik NFT. Jumlah populasi tanaman dalam setiap

greenhouse berbeda karena luas dari greenhouse juga berbeda (Lampiran 6).

Wadah penanaman

Bak tanam yang digunakan di PT Amazing Farm adalah paralon. Jenis

paralon yang digunakan ada tiga macam, yaitu persegi panjang, trapesium, dan

bulat (Gambar 3). Pengunaan paralon yang berbeda-beda untuk membandingkan

jenis paralon yang paling baik digunakan dalam produksi sayuran hidroponik NFT.

Berdasarkan informasi dari karyawan jenis paralon yang paling baik adalah yang

perbentuk persegi panjang dan trapesium karena jumlah air yang mengendap lebih

tipis, akar tanaman sampai ke dasar, dan tidak mudah tergeser. Paralon yang

berbentuk bulat kurang baik karena air yang mengendap lebih tebal, akar tanaman

yang masih kecil tidak sampai, dan paralon mudah tergeser sehingga harus diikat

untuk menghindari hal tersebut. Panjang paralon yang digunakan dalam setiap

greenhouse bebeda-beda, mulai 6 -18 meter.

(a) (b) (c)

a. Persegi panjang

b. Trapesium

c. Bulat

Gambar 3. Jenis paralon hidroponik NFT PT Amazing Farm

Page 32: EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM … · (RCD) with three replications and analyzed with DMRT. The second method used t-student test. Commodities observed to 19 varieties,

14

Larutan nutrisi Larutan nutrisi merupakan kebutuhan yang sangat vital dalam budidaya

secara hidroponik, karena tanaman yang dibudidayakan dengan sistem tersebut hanya

mendapat asupan nutrisi dari larutan nutrisi yang disediakan. Menurut Resh (2004),

formulasi larutan nutrisi berbeda-beda dan sangat bergantung dari beberapa variabel

berikut ini: spesies dan varietas tanaman, tahap pertumbuhan tanaman, bagian

tanaman yang ingin dipanen atau dikonsumsi, musim (panjang hari), dan cuaca (suhu,

intensitas cahaya, dan lama penyinaran).

Larutan nutrisi dibuat dari larutan stok. Larutan stok adalah konsentrat dari

larutan nutrisi. Larutan stok biasanya terdiri atas larutan stok A, larutan stok B dan

larutan asam (Tabel 1). Masing-masing jenis larutan stok harus dipersiapkan dan

disimpan pada tangki tersendiri (tidak dicampur). Pemisahan tersebut harus dilakukan

untuk menghindari terjadinya pengendapan antara sulfat dan nitrat apabila dicampur

bersama dalam konsentrasi tinggi dari beberapa komposisi kimiawi masing-masing

larutan stok. Misalnya saja larutan stok akan mengendap apabila sulfat dari senyawa

magnesium sulfat dicampur dengan kalsium dari senyawa kalsium nitrat (Resh,

2004). 9

Tabel 3. Larutan Stok A, B dan Larutan Asam

Stok A Stok B Asam

Komposisi Solubilitas

(g/100 ml air)

Komposisi Solubilitas

(g/100 ml

air)

Komposisi

KNO3 13.3 KNO3 13.3 HNO3 42%

Ca(NO3) 121.2 K2SO4 12.0 H2SO4 66%

NH4NO3 118.3 KH2PO4 33.0 H3PO4 75%

HNO3 tidak terbatas H3PO4 548 HCl -

Chelate Besi sangat mudah

larut

Mg SO4.7H2O 71.0

Cara menyuplai nutrisi pada budidaya sayuran secara NFT adalah dengan

mengalirkan nutrisi dari bak penampungan nutrisi yang terdapat dalam setiap

greenhouse melalui pipa utama yang diberi kran, air dari pipa utama mengalir ke

tanaman melalui selang PE dengan diameter 0,45. Air yang mengalir ke tanaman

keluar melalui bak tanam kemudian mengalir ke pipa dan kembali lagi ke bak

penampungan (Gambar 4).

Gambar 4. Desain NFT

Page 33: EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM … · (RCD) with three replications and analyzed with DMRT. The second method used t-student test. Commodities observed to 19 varieties,

15

Gudang Kebun, Packing House, dan Gudang Nutrisi

Gudang kebun adalah gudang yang digunakan untuk menyimpan

keseluruhan barang, bahan-bahan kemasan yang belum diperlukan oleh Packing

House (PH) dan alat-alat untuk keperluan berkebun. Gudang kebun terletak

berdampingan dengan bangunan kantor sehingga akan memudahkan bagian

logistik dalam melakukan pengeluaran maupun penerimaan barang baik dari mitra

tani, supplier dan logistik

Packing house terletak dibagian depan area kebun tujuannya untuk

memudahkan pengangkutan dan penurunan barang. Fasilitas yang terdapat dalam

Packing house adalah meja-meja stainless steel yang digunakan untuk kegiatan

pasca panen sayuran. Selain itu terdapat lemari pendingin (chiller) berukuran

besar yang digunakan untuk menyimpan sayuran yang belum dapat dikirim pada

hari tersebut, tempat pencucian sayuran, tempat pengeringan sayuran, kantor,

mesin portal, sealer, tempat barcode, pintu loading dan unloading serta toilet.

Bagian belakang Packing house digunakan untuk gudang plastik yang berisi

kemasan dan segala keperluan untuk mengepak sayuran seperti barcode, kardus,

dan solatip.

Gambar 5. Packing House

Selain gudang kebun dan gudang kemasan, ada juga gudang nutrisi,

penempatannya berada di dekat mess karyawan atau di samping greenhouse P3.

Gudang nutrisi adalah tempat penyimpanan nutrisi keseluruhan produksi, bukan

hanya nutrisi untuk budidaya hidroponik NFT, terdapat juga nutrisi untuk

produksi tomat, timun, dan tanaman lain.

Mess Karyawan

Mess karyawan di Amazing Farm ini berjumlah dua bangunan. Bangunan

yang pertama terletak di bagian belakang di samping greenhouse P3 dan area

penyemaian. Mess ini adalah sebuah kamar yang muat untuk menampung hingga

5 orang. Mess yang kedua terletak di belakang greenhouse P20. Mess satu ini

berbeda dengan mess sebelumnya. Bangunan mess ini berupa rumah yang terdiri

dari dua kamar, ruang dapur, ruang tamu dan satu kamar mandi. Penempatan mess

karyawan brtujuan untuk menjaga dan mengawasi apabila sedang melakukan

pengangkutan (loading) atau pun penurunan barang pada malam hari sehingga

masih ada pekerja yang di lingkungan perusahaan.

Nursery

Nursery untuk Nutrient Film Technique (NFT) merupakan tempat

penyemaian benih tanaman yang terbagi menjadi dua, yaitu Nursery 1 (NI) dan

Page 34: EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM … · (RCD) with three replications and analyzed with DMRT. The second method used t-student test. Commodities observed to 19 varieties,

16

Nursery 2 (N2). Nursery 1 merupakan tempat penanaman benih sayuran yang

telah disemai dan pertumbuhannya ditandai dengan bibit yang mulai tumbuh

daun. Nursery 2 yaitu tempat pertumbuhan bibit yang telah memasuki tahap

peremajaan. Lokasi nursery pada budidaya NFT, berada di dalam greenhouse P6,

P7 dan P20.

Bangunan Kantor

Bangunan kantor berfungsi sebagai kantor untuk diadakannya kegiatan-

kegiatan seperti rapat antara manajer kebun dengan supervisor, ataupun rapat

manejer kebun dengan para karyawan, kegiatan pencatatan dan kegiatan lainnya.

Bagian dalam kantor terdapat komputer dan juga arsip-arsip kebun dan segala

fasilitas terkait kegiatan administrasi. Selain terdapat mading pengumuman,

fasilitas lainnya yakni berupa whiteboard untuk menuliskan rencana kegiatan,

pencapaian produksi sementara dan pencapaian produksi per minggu. Bangunan

kantor ini juga dilengkapi dengan kamar mandi khusus pegawai dan kamar mandi

khusus tamu. Sebuah mushola disediakan di bangunan ini untuk keperluan ibadah

sholat bagi para pegawai kantor,

Struktur organisasi dan ketenaga kerjaan

Struktur organisasi (Lampiran 4) menjelaskan garis koordinasi masing

masing bagian, sehingga terlihat tugas dari masing-masing bagian. Berikut

merupakan tugas, wewenang, dan tanggungjawab masing-masing jabatan:

a. Manejer kebun, memiliki tanggung jawab untuk mengontrol kegiatan produksi

sehari-hari di kebun yang menjadi tanggung jawabnya.

b. Bagian Logistik

- Melakukan perencanaan dan pemesanan barang terkait bahan baku dan

bahan pembantu lainnya sesuai order yang diberikan oleh divisi lainnya

- Melakukan perencanaan mulai dari stok bahan baku, bahan pembantu,

sampai barang siap kirim.

c. Bagian Keuangan dan Ketenagakerjaan

- Menyelesaikan manajemen keuangan sehingga kondisi keuangan tetap

berjalan dengan baik dan mengatur jalannya keuangan agar berjalan

seefisien mungkin.

- Menyelesaikan pembukuan keuangan dan akuntansi serta menyusun laporan

keuangan secara periodik.

- Menuyusun rencana pendapatan dan belanja perusahaan.

- Mengontrol sumber daya manusia yang ada

- Melakukan evaluasi terhadap kinerja pekerja dan membuat penilaian khusus

untuk menetukan kenaikan pangkat pekerja.

d. Bagian ME, FP dan Sanitasi

- Mengatur dan menangani bagian pengadaan bahan baku diperoleh dari

daerah setempat maupun dari daerah atau kota lain, yang dalam hal ini

dibantu oleh bagian pengadaan bahan baku.

- Mengatur dan menangani bagian pengadaan bahan baku baik mengatur dan

menangani bagian penggudangan yang dibantu oleh bagian sub

penggudangan.

Page 35: EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM … · (RCD) with three replications and analyzed with DMRT. The second method used t-student test. Commodities observed to 19 varieties,

17

- Mengecek kelengkapan greenhouse dan memastikan tidak ada pipa yang

bocor.

- Bertanggung jawab terhadap semua sarana dan prasarana serta peralatan

yang mendukung jalannya proses produksi

- Perawatan terhadap mesin dan seluruh peralatan produksi sehingga tidak

mengganggu jalannya proses produksi

- Perawatan terhadap bangunan yang mendukung jalannya proses produksi.

e. Bagian Packing dan Distribusi

- Mengatur pesanan produk untuk dikemas sesuai dengan planning order

- Membuat jadwal pengiriman dan menjamin produk dalam keadaan aman.

- Memastikan proses pengiriman berjalan sesuai jadwal

f. Bagian Marketing

- Mencari pelanggan baru untuk mengadakan kerja sama dengan perusahaan

- Mempromosikan produk-produk PT Amazing Farm

- membuat planning order untuk tiap hari

g. Bagian Sourcing

- Menjalin komunikasi dengan para mitra tani

- Mengawasi kesediaan pasokan dalam memasok bibit dan tanaman hasil

budi daya hidroponik baik sebelum dan setelah dikemas dari mitra tani yang

telah menyetujui kontrak kerja sama

- memastikan pasokan datang tepat waktu dari mitra tani

h. Bagian Produksi

- Bertanggung jawab terhadap seluruh proses produksi pada setiap greenhouse

mulai dari awal produksi hingga produk jadi termasuk bila ada klaim dari

pembeli.

- Mengatur dan memperlancar proses produksi sehingga menghasilkan produk

sesuai dengan sasaran tanpa menghasilkan resiko yang merugikan.

- Mengevaluasi segala macam bentuk proses produksi.

Karyawan yang bekerja di Amazing Farm terdiri atas karyawan harian tetap

dan pekerja kontrak. Pekerja harian tetap yaitu pekerja yang kurun waktu kerjanya

sama dengan pekerja bulanan tetap, hanya saja pekerja harian tetap tidak

diberikan upah hadir. Juli 2016, pekerja harian tetap di Kebun Cikahuripan-2 PT

Amazing Farm berjumlah 46 orang. Pekerja kontrak yaitu pekerja yang

pekerjaannya dibatasi dalam kurun waktu tertentu. Pemberian upah dilaksanakan

setiap bulan. (Salary) upah diberikan berdasarkan volume kerja atau hasil yang

karyawan peroleh (Price Rate). Juli 2016, pekerja kontrak di Kebun Cikahuripan-

2 PT Amazing Farm berjumlah 77 orang. Standar jam kerja karyawan atau pekerja

di PT Amazing Farm yaitu 6 hari/minggu dengan durasi waktu bekerja 7 jam per

hari untuk pekerja kebun, supervisor, dan pegawai kantor sedangkan pekerja di

Packing house kerja dimulai jam 08.00 WIB serta kerja efektif mulai jam 10.00

WIB dan pulang jam 20.00 WIB sehingga total 10 jam kerja/hari. Pekerja yang

melakukan pekerjaan lebih dari jam kerjanya, jam tersebut akan dihitung kerja

lembur dan mendapatkan upah lembur.

Page 36: EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM … · (RCD) with three replications and analyzed with DMRT. The second method used t-student test. Commodities observed to 19 varieties,

18

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Aspek Teknis

Persemaian. Kegiatan penyemaian merupakan kegiatan paling awal

dilakukan dalam memproduksi sayuran di PT Amazing Farm kebun Cikahuripan.

Kegiatan penyemaian dimulai dari pemilihan varietas yang dapat menghasilkan

produk sayuran dengan kualitas baik dan sesuai untuk di budidayakan secara

hidroponik Nutrient Film Technique (NFT). Pemilihan varietas yang akan ditanam

merupakan kewenangan dan tanggung jawab manejer kebun.

Benih yang ditanam di PT Amazing Farm untuk budidaya sayuran secara

hidroponik dengan sistem NFT dari family Spesies Lactuca sativa, yaitu Selada

keriting varietas Krebo, Romaine varietas Maximus, Butterhead varietas Rex,

Green Batavia Varietas turkuaz, Red batavia, Lollorosa varietas Lo-237, Gren oak

leaf varietas kristine, Red oak leaf varietas monday, Siomak, Salanova red oak

leaf varietas Xerafin, Salanova green oak leaf varietas Cook, Salanova red

butterhead varietas Gaugin, Salanova green butterhead varietas Aquino, Salanova

red frisee varietas Triplex, dan Salanova green frisee varietas Excite. Benih lain

yang digunakan dari family Brassica oleraceae, yaitu Kale hijau, Kale merah, dan

Kailan.

(a) (b)

a. Benih berbentuk pill

b. Benih berbentuk seed

Gambar 6. Jenis benih

Benih yang sering digunakan di PT Amazing Farm ada dua bentuk benih,

yaitu benih yang berbentuk seed dan benih yang berbentuk pill seperti pada

(Gambar 6). Benih yang berbentuk seed pada umumnya adalah benih yang berasal

dari dalam negeri, sedangkan untuk benih yang berbentuk pill adalah benih yang

diimpor dari Belanda karena ada beberapa varietas yang masih sulit diperoleh di

dalam negeri.

Page 37: EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM … · (RCD) with three replications and analyzed with DMRT. The second method used t-student test. Commodities observed to 19 varieties,

19

Benih disemai di atas rockwool yang awalnya berukuran 120 cm x 60cm x

5 cm kemudian dipotong berbentuk persegi panjang yang sering disebut slab

yang mengikuti ukuran tray persemaian dengan ukuran 24 cm x 5 cm x 5 cm.

Satu lembar rockwool dipotong menghasilkan 60 slab. Jumlah potongan rockwool

setiap satu tray persemaian berjumlah 6 slab rockwool, sehingga satu lembar

rockwool menghasilkan 10 tray. Rockwool dipotong dengan serat rockwool

memanjang dan menghadap keatas, agar memudahkan perkembangan akar bibit

untuk menembus rockwool sehingga dapat berkembang dengan baik (Gambar 7).

Gambar 7. Rockwool

Rockwool yang telah dipotong kemudian disusun ke dalam tray semai

selanjutnya dicelupkan kedalam larutan Propineb 70% untuk sterilisasi dan

memutus rantai bakteri dengan konsentrasi 20g/100 L air, setelah dicelupkan

kemudian ditiriskan sampai airnya berhenti menetes. Kegiatan selanjutnya adalah

benih disemai pada permukaan rockwol dengan kedalama 0.5-1 cm (Gambar 8).

(a) (b) (c)

a. Potongan rockwool di dalam tray

b. Penyemaian benih

c. Benih yang telah disemai 24 benih per slab

Gambar 8. Proses penyemaian PT Amazing Farm

Benih disusun diatas rockwool menurut susunan 2 x 12 baris dengan jarak

2 cm x 2 cm sehingga dalam satu rockwool terdapat 24 benih sayuran, jumlah

benih dalam satu tray persemaian sebanyak 144 benih. Jumlah standar benih yang

disemai oleh satu orang tenaga kerja minimal 40 tray/orang/hari dan maksimal 60

tray/orang/hari. Tray yang sudah berisi benih dimasukkan kedalam ruang gelap

selama dua hari untuk benih jenis Spesies L. sativa sedangkan untuk benih jenis

Brassica oleraceae disimpan selama tiga hari karena apabila hanya dua hari maka

perkecembahan benih belum merata. Tujuan penyimpanan di ruang gelap agar

Page 38: EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM … · (RCD) with three replications and analyzed with DMRT. The second method used t-student test. Commodities observed to 19 varieties,

20

daya kecambah dari benih diatas 75% (Tabel 2). Suhu penyimpanan benih di

dalam ruang gelap adalah 20-25oC yang setiap harinya dapat berubah-ubah sesuai

suhu di alam. Tray yang terdapat di ruang gelap disusun diatas rak yang sudah

dibagi per komoditas agar mempermudah dalam pengangkutan dan penyusunan di

greenhouse Nursery.

Tabel 4. Daya berkecambah benih pada 7 HST

Komoditas Daya berkecambah

Spesies Lactuca sativa

L.sativa var capitata cv Curly lettuce 80%

L. sativa var cos cv Romaine 90%

L. sativa var capitata cv Lollorosa 80%

L. sativa var capitata cv Red batavia 90%

L. sativa var capitata cv Green batavia 90%

L. sativa var capitata cv Butterhead 90%

L. sativa var crispa cv Green oak leaf 90%

L. sativa var crispa cv Red oak leaf 90%

L. sativa var latin cv Siomak 90%

L. sativa var capitata cv Salanova lollorosa 90%

L. sativa var crispa cv Salanova red oak leaf 90%

L. sativa var crispa cv Salanova green oak leaf 90%

L. sativa var capitata cv Salanova red butterhead 90%

L. sativa var capitata cv Salanova green butterhead 90%

L. sativa var cos cv Salanova green frisee 90%

L. sativa var cos cv Salanova red frisee 90%

Brassica oleraceae Brassica olareraceae var achepala cv Kale merah 80% Brassica olareraceae var achepala cv Kale hijau 80% Brassica olareraceae var aboglabra cv Kailan 90%

Kebutuhan Ec dan pH tanaman mulai dari tahap nursery sampai pada

tahap produksi berbeda berdasarkan umur tanaman dan janis tanaman. Spesies

Lactuca sativa membutuhkan Ec 1-1,7 µS cm-1

sedangkan Brassica oleraceae

membutuhkan Ec 1-2 µS cm-1

(Tabel 3).

Tabel 5. Perbedaan [EC] dan [pH] berdasarkan dan umur tanaman HST Lokasi [EC] (µS/cm) [pH]

Spesies

Lactuca

sativa

1-2 Ruang gelap - -

3-17 Nursery 1 1 7,2

18-32 Nursery 2 1 8,1

32-49 Produksi 1,2-1,7 6,8-7

Brassica

oleraceae

1-3 Ruang gelap - -

4-23 Nursery 1 1 7,2

24-38 Nursery 2 1,7 6,8-7

39-54 Produksi 2 7,8-8

Keterangan: HST: Hari Setelah Tanam, [EC]: konsentrasi Electrical Conductivity

Pindah tanam 1, tanaman yang telah berumur 2 HST pindah tanam dari

ruang gelap ke greenhouse Nursery 1. Tray persemaian yang telah berada di ruang

Page 39: EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM … · (RCD) with three replications and analyzed with DMRT. The second method used t-student test. Commodities observed to 19 varieties,

21

gelap selama dua hari dan sudah mulai berkecambah secara merata dikeluarkan

kemudian dipindahkan ke N1.

Bibit yang telah dipindahkan ke N1 kemudian disusun diatas meja Nursery

yang dilapisi Zincalume selama 15 hari. Bibit yang telah ditata diatas meja ditutup

menggunakan screen selama dua hari (Gambar 9). Penutupan bertujuan agar bibit

tidak dimakan oleh burung karena atap dan dinding greenhouse untuk nursery

sebagian mengalami kerusakan. Zincalume yang berada di meja Nursery dilapisi

rim kawat untuk meminimalisir kematian, karena diduga banyaknya kematian

pada tahun sebelumnya disebabkan karena akar tanaman yang bersentuhan

langsung dengan Zincalume. Zincalume memiliki suhu yang tinggi, karena

zincalume merupakan perpaduan dari seng, aluminium dan dan silicon.

Aluminium merupakan logam yang memiliki daya serap panas yang tinggi

sehingga apabila akar bersentuhan langsung maka tanaman cepat layu serta akar

tanaman yang kurang mendapatkan oksigen. Sesuai dengan yang diharapkan

kematian tanaman pada tahun ini lebih sedikit apabila dibandingkan dengan tahun

sebelumnya. Kematian tanaman pada tahun sebelumnya mencapai 90% sedangkan

untuk tahun ini hanya 10-20%.

Gambar 9. Bibit ditutupi screen

Benih yang berada didalam tray hari kemudian dikeluarkan dari tray untuk

digelar setelah berumur 3. Rockwool yang ada di dalam tray dikeluarkan dan

disusun berdasarkan waktu tanam dan jenis tanamannya. Tanaman disiram secara

manual menggunakan selang yang ujungnya diberi nozle untuk memberi unsur

hara agar tanaman tidak kering dan layu. Penyiraman tanaman menggunakan AB

mix. Greenhouse N1 memiliki sebuah tangki nutrisi berukuran 1.000 L untuk

menyimpan larutan nutrisi. Nutrisi yang dibutuhkan untuk menyiram tanaman di

N1 setiap harinya adalah 2L A dan 2L B/1.000L air dengan EC 1 µS/cm.

Permasalahan penyakit yang sering menyerang N1 adalah busuk batang dan

akar yang disebabkan oleh cendawan fusarium. Bagian batang dan akar akan

menjadi busuk dan diikuti oleh daun yang layu yang akhirnya menyebabkan

kematian. Solusi untuk mengurangi kerugian yang disebabkan oleh fusarium,

hingga saat ini belum ditemukan. Tanaman yang paling rentan terkena serangan

fusarium adalah Selada keriting dan yang paling resisten adalah Green oak leaf.

Penyakit yang disebabkan oleh cendawan fusarium dapat dilihat pada Gambar 10.

Page 40: EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM … · (RCD) with three replications and analyzed with DMRT. The second method used t-student test. Commodities observed to 19 varieties,

22

(a) (b) (c) (d)

a. Layu pada daun

b. Busuk batang

c. Bususk akar

d. Akar tanaman yang tidak terserang cendawan fusarium

Gambar 10. Serangan hama penyakit di N1 pada NFT

Hama yang sering menyerang N1 adalah burung dan lalat daun (Liriomyza

huidobrensis). Hama burung mampu memakan tanaman yang berada di tray, oleh

karena itu tanaman yang baru dipindahkan dari ruang gelap ke N1 perlu ditutup

menggunakan screen (Gambar 9). Lalat juga merupakan hama yang sering

menyerang tanaman di N1 dengan cara menghisap daun tanaman sehingga daun

menjadi berbintik serta meletakkan telur di bagian epidermis daun setelah menetas

lalat akan berubah menjadi larva dan akan menggorok daun. Cara yang digunakan

untuk menguranginya yaitu dengan menggunakan perangkap yang disebut yellow

trap (Gambar 11).

Gambar 11. yellow trap sebagai perangkap lalat

Pindah tanam 2. Bibit tanaman yang telah berumur 17 hari atau telah

muncul daun 4-6 helai di N1 kemudian dipindahkan ke nursery 2 (N2) untuk lebih

menyeregamkan pertumbuhan, di N2 juga tanaman dipisahkan dan dimasukkan ke

dalam pot yang berisi satu tanaman satu pot kecuali tanaman lollorosa dalam satu

pot berisi dua tanaman karena bobot dari Lollorosa lebih ringan dibanding

tanaman yang lain. Bibit yang telah dipindahkan dan dipisahkan setiap potnya dan

diberi jarak tanam pada paralon yaitu 2 cm x 5 cm (Gambar 12). Tanaman yang

telah dimasukkan kedalam pot telah berada dalam talangan paralon dengan

kemiringan setiap meternya dikurangi 1 cm dari tinggi sebelumya agar nutrisi

yang diberikan dapat mengalir. Tanaman yang berada di dalam N2 diberi nutrisi

Page 41: EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM … · (RCD) with three replications and analyzed with DMRT. The second method used t-student test. Commodities observed to 19 varieties,

23

dan bersilkulasi terus menerus selama 24 jam, sehingga jumlah nutrisi yang

dibutuhkan lebih banyak dibanding dengan N1. Nutrisi yang dibutuhkan pada N2

adalah sebanyak 5.000 L/hari dengan eletrical conductivity 1 µS/cm. pH nutrisi

pada N2 setiap hari harus diukur, rata-rata pH nutrisi harian di N2 adalah 8,1

(basa) dengan RH 86%.

(a) (b)

a. bibit yang siap dipindahkan ke N2

b. Bibit didalam N2

Gambar 12. Bibit yang dipindah tanam ke N2

Selama pertumbuhan N2, bibit-bibit tersebut diperiksa ada tidaknya bibit

yang layu. Bibit akan disisihkan apabila bibit tersebut memiliki daun layu atau

menguning atau akar yang tidak tampak keluar dari pot tanam. Selama penyisihan

tersebut, kegiatan lain yang dilakukan adalah penyeragaman ukuran tanaman atau

bisa disebut pula dengan penyulaman. Penyulaman ini berguna untuk

menyamakan ukuran ketika tanaman N2 hendak dipindahkan menuju talang

pendewasaan atau pembesaran.

Gambar 13. Perbandingan tanaman dengan pertumbuhan normal dan tanaman

yang mengalami penyakit bolting.

Permasalahan penyakit yang sering menyerang N2 adalah bolting. Penyakit

bolting merupakan penyakit yang tidak jarang di temui di N2 pertumbuhan

tanaman yang terserang penyakit bolting relatif lebih lambat dibandingkan dengan

pertumbuhan tanaman yang lain. Bolting membuat daun cenderung lebih kecil dan

tekstur lebih keras penyakit ini lebih mirip dengan penyakit kerdil. Penyakit

bolting disebabkan karena nutrisi yang diserap tanaman yang berbeda-beda

sehingga menyebabkan beberapa tanaman mengalami bolting karena terjadi

kompetisi dalam penyerapan nutrisi (Gambar 13).

Hama yang sering menyerang N2 adalah lalat daun yang menyebabkan daun

menjadi berbintik, hama ini juga sangat merugikan karena dapat menurunkan

Bolting

Page 42: EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM … · (RCD) with three replications and analyzed with DMRT. The second method used t-student test. Commodities observed to 19 varieties,

24

kualitas produksi dari tanaman. Yellow trap digunakan untuk mengurangi

serangan hama tersebut.

Pindah tanam 3. Tanaman yang berumur 37-49 HST dipindahkan dari

greenhouse nursery 2 ke greenhouse produksi. Kegiatan produksi di PT Amazing

Farm semuanya dilakukan didalam greenhouse produksi. Secara umum, kegiatan

produksi yang dibudidayakan secara hidroponik NFT adalah pengecekan keadaan

air dalam bak nutrisi, melakukan pengadukan nutrisi kemudian menunggu 15

menit agar nutrisi dapat tercampur secara merata, pemeriksaan nilai EC agar

sesuai dengan kebutuhan tanaman, melaksanakan kegiatan panen, membersihkan

gullyan (bak tanam) yang telah di panen, mengisi gullyan, melakukan penanaman,

pengecekan pH dilakukan pada jam 11.00.

Pengecekan nutrisi pada masing-masing greenhouse dilakukan pada pagi

hari yang dilakukan oleh mandor yang bertanggung jawab pada setiap greenhouse.

Berdasarkan ketentuan dari perusahaan, bak harus terisi nutrisi sebanyak ¾ bagian

dari bak, apabila kurang dari volume tersebut maka karyawan yang bertanggung

jawab harus menambahkan hingga mencapai volume yang telah ditentukan.

Penambahan air seperti ini dapat menyebabkan penurunan EC, oleh sebab itu

perlu menambahkan larutan nutrisi AB Mix untuk meningkatkan EC sesuai

dengan nilai EC yang telah ditetapkan oleh perusahaan yaitu sebesar 1.2-2 µS/cm.

Peningkatkan nilai EC dapat menggunakan perhitungan sederhana dalam

penambahan nutrisi AB Mix berdasarkan pengalaman. Berdasarkan ketentuan

perusahaan nutrisi yang ditambahkan kedalam air adalah 2L larutan A dan 2 L

larutan B setiap 1.000L air.

Panen. Kegiatan lain yang dilakukan didalam greenhouse setelah memeriksa

nilai EC dan sudah dalam keadaan normal adalah melakukan panen. Kegiatan

panen dilakukan sekali sehari, yaitu pada pagi hari dilakukan mulai pukul 07.00

WIB dan harus selesai sebelum pukul 09.00 WIB. Kegiatan pemanenan dilakukan

oleh dua orang karyawan setiap greenhouse. Cara panen yang dilakukan karyawan

yaitu mencabut tanaman beserta potnya dari bak tanam (Gambar 14). Kegiatan

panen panen harus dilakukan secara hati-hati agar tanaman tidak rusak. Sayuran

yang dipanen adalah tanaman yang berusia 47- 50 hari setelah tanam untuk

Spesies Lactuca sativa, sedangkan untuk Brassica oleraceae adalah tanaman yang

berumur 50-54 HST Penentuan panen tidak hanya berdasarkan umur tanaman saja

melainkan juga berdasarkan tinggi tanaman, bobot tanaman, dan kondisi

kesehatan tanaman (Tabel 4). Tanaman yang telah dipanen beserta potnya

kemudian dimasukkan dan disusun rapi dalam kontainer berukuran 60 cm x 40 cm

x 40 cm. Tanaman disusun dengan cara posisi akar saling berhadapan ke arah

dalam kontainer akar diposisikan pada bagian tengah kontainer (Gambar 14).

Sayuran yang telah berada didalam kontainer tidak boleh ditekan ataupun diisi

terlalu padat agar tidak merusak kulaitas sayuran. Sayuran yang telah disusun rapi

didalam kontainer kemudian dipindahkan ke packing house dengan menggunakan

mobil pick up. Kontainer-kontainer tersebut ditumpuk tapi terlebih dahulu dilapisi

koran agar tidak merusak dan mengotori sayuran dibawahnya. Penyusunan

kontainer maksilmal 4 tumpukan (Gambar 14).

Page 43: EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM … · (RCD) with three replications and analyzed with DMRT. The second method used t-student test. Commodities observed to 19 varieties,

25

(a) (b) (c)

a. Cara mencabut sayuran dari gullyan

b. Cara menyusun tanaman didalam kontainer

c. Kontainer diangkut menggunakan mobil pick-up menuju packing house

Gambar 14. Pemanenan sayuran di Amazing Farm

Jumlah daun. Kriteria panen untuk tanaman Asterceae dan Brassica

oleraceae berdasarkan jumlah daun (Tabel 6). Berdasarkan analisis statistik pada

Spesies Lactuca sativa, tanaman L. sativa var crispa cv Green oak leaf memiliki

jumlah daun lebih banyak dibandingkan L. sativa var capitata cv Red batavia.

Nilai yang berbeda nyata disebabkan karena L. sativa var crispa cv Green oak leaf

memiliki karakteristik daun dengan jumlah helai yang lebih banyak, yaitu rata-rata

200 helai setiap pohon. Trubus (2010), L. sativa var capitata cv Red batavia

memiliki karakter daun yang lebar dan memiliki jumlah helai daun yang sedikit,

yaitu rata-rata 50 helai setiap pohon. Brassica oleraceae, tanaman Brassica

Brassica olareraceae var achepala cv Kale hijau merupakan tanaman yang

memiliki jumlah daun terbanyak dibanding Brassica olareraceae var aboglabra

cv Kailan.

Tinggi tanaman. Tabel 6 menunjukkan kriteria panen untuk tanaman

Spesies Lactuca sativa dan Brassica oleraceae berdasarkan tinggi tanaman. Hasil

analisis statistik menunjukkan pada Spesies Lactuca sativa, yaitu tanaman L.

sativa var latin cv Siomak merupakan tanaman yang lebih tinggi dibanding

tanaman yang lain. Sedangkan tanaman L. Sativa var capitata cv Salanova green

butterhead merupakan tanaman yang lebih pendek dibanding tanaman yangn lain.

Nilai yang berbeda dikarenakan tanaman berbeda varietas, meskipun satu namun

setiap varietas memiliki karakter masing-masing. Tanaman L. Sativa var latin cv

Siomak memiliki daun panjang sehingga berpengaruh untuk tinggi tanaman.

Brassica oleraceae, yaitu Brassica olareraceae var achepala cv Kale hijau

merupakan tanaman tertinggi dibanding tanaman lain. Tanaman Brassica

olareraceae var aboglabra cv Kailan merupakan tanaman yang lebih pendek

dibanding tanaman lain. Samadi (2013), tanaman kale dan Kailan berada dalam

satu yang sama akan tetapi memiliki karakter masing-masing. Karakter yang

paling terlihat adalah daun, daun Kailan tebal, bergelombang dan mengkilap

sedangkan daun Kale bergerigi, dan berwarna pucat.

Lebar daun. Berdasarkan analisis statistik pada Tabel 6. Spesies Lactuca

sativa, yaitu tanaman L. Sativa var capitata cv Lollorosa memiliki daun yang

lebih lebar dibanding tanaman L. Sativa var latin cv Siomak, L. sativa capitata cv

Salanova green butterhead, dan L. sativa var capitata cv Salanova red butterhead.

Brassica oleraceae memiliki lebar daun yang sama antar spesies.

Page 44: EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM … · (RCD) with three replications and analyzed with DMRT. The second method used t-student test. Commodities observed to 19 varieties,

26

Tabel 6. Kriteria panen Spesies Lactuca sativa dan Brassica oleraceae

Keterangan: Nilai pada kolom yang sama diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan

tidak berbeda nyata menurut analisis DMRT pada taraf α 5%

Panjang Daun. Kriteria panen untuk tanaman Spesies Lactuca sativa dan

Brassica oleraceae pada Tabel 6. Panjang daun Spesies Lactuca sativa

Item Jumlah

daun

Tinggi

tanaman

Lebar

daun

Panjang

daun

Panjang

akar

------------------------cm---------------------------

Spesies Lactuca sativa

L.sativa var capitata cv

Curly lettuce 19cde 25,33c 17,33ab 16,57cd 13,83de

L. sativa var cos cv

Romaine 13ef 29,33b 12,43def 19,23c 14,17de

L. sativa var capitata cv

Lollorosa 11ef 23,33cd 17,67a 16,17cd 26,83abc

L. sativa var capitata cv Red

batavia 9f 19,77e 16,90abc 19,17c 27,33abc

L. sativa var capitata cv

Green batavia 13ef 24,03cd 15,37abcd 22,43b 34,20a

L. sativa var capitata cv

Butterhead 25cd 14,17fghi 11,67ef 12,73e 23,27bcd

L. sativa var crispa cv Green

oak leaf 23cd 16,27fg 15,67abc 13,50de 23,43bcd

L. sativa var crispa cv Red

oak leaf 18cde 16,80f 13,97cde 17,07c 23,50cde

L. sativa var latin cv

Siomak 11ef 37,13a 5,90g 34,07a 20,17cde

L. sativa var capitata cv

Salanova lollorosa 17def 15,00fgh 14,20bcde 13,87de 27,77abc

L. sativa var crispa cv

Salanova red oak leaf 45b 13,57ghi 11,43ef 12,20ef 31,17ab

L. sativa var crispa cv

Salanova green oak leaf 62a 13,97ghi 10,83f 11,57ef 20,37cde

L. sativa var capitata cv

Salanova red butterhead 51b 13,33hi 7,30g 11,83ef 19,77cde

L. sativa var capitata cv

Salanova green butterhead 51b 12,03i 7,27g 9,23f 19,67cde

L. sativa var cos cv

Salanova green frisee 22cd 23,53cd 15,47abcd 19,23c 13,00e

L. sativa var cos cv Salanova

red frisee 28c 21,53e 14,17bcde 17,67c 16,03de

Brassica oleraceae

Brassica olareraceae var

achepala cv Kale merah 32ab 11,00a 11,10a 18.60a 13,40b

Brassica olareraceae var

achepala cv Kale hijau 33a 11,00a 9,63a 16,50a 25,07a

Brassica olareraceae var

aboglabra cv Kailan 29b 9,00a 7,63a 10,63b 14,20b

Page 45: EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM … · (RCD) with three replications and analyzed with DMRT. The second method used t-student test. Commodities observed to 19 varieties,

27

berdasarkan analisis statistik menunjukkan bahwa Tanaman L. sativa var latin cv

Siomak merupakan tanaman yang memiliki daun paling panjang dibanding

tanaman L. sativa var capitata cv Salanova green butterhead. Tanaman L. sativa

var latin cv Siomak memiliki karakter daun yang sempit dan panjang dengan tepi

daun yang bergerigi dan ada juga yang bergelombang. Brassica oleraceae, yaitu

tanaman Brassica olareraceae var achepala cv Kale merah dan Brassica

olareraceae var achepala cv Kale hijau merupakan tanaman dengan panjang daun

yang yang sama dan lebih panjang dari tanaman Brassica olareraceae var

aboglabra cv Kailan.

Panjang akar. Kriteria panen pada Spesies Lactuca sativa dan Brassica

oleraceae bardasarkan panjang akar berbeda tiap varietas (Tabel 6). Berdasarkan

analisis statistik Spesies Lactuca sativa, yaitu tanaman L. sativa var capitata cv

Green batavia memiliki akar yang lebih panjang dibanding tanaman L. sativa var

cos cv Salanova green frisee. Brassica olareraceae var achepala cv Kale merah

dan Brassica olareraceae var aboglabra cv Kailan pada Brassica oleraceae

merupakan tanaman dengan panjang daun yang yang sama dan lebih panjang

dibandingkana tanaman Brassica olareraceae var achepala cv Kale hijau.

Bobot tanaman merupakan salah satu pertimbangan sebelum melaksanakan

kegiatan pemanenan. Bobot panen setiap tanaman memiliki nilai yang berbeda

setiap varietas (Tabel 7). Berdasarkan analisis statistik pada Spesies Lactuca

sativa, yaitu tanaman L.sativa var capitata cv Curly lettuce memiliki bobot panen

yang lebih berat dibanding tanaman L. sativa var latin cv Siomak. Sesuai dengan

karakterisik dari tanaman, perbedaan yang paling signifikan pada tanaman Selada

keriting adalah tanaman tersebut memiliki daun yang lebih tebal, tulang daun dan

batang yang lebih besar. Hal ini diduga penulis memberikan kontribusi yang besar

dalam perbedaan bobot panen. Brassicaceace, yaitu tanaman Kale merah

memiliki bobot yang paling tinggi dibandung kailan.

Bobot tanaman mengalami penyusutan setelah dilakukan pembersihan,

setiap tanaman memiliki bobot panen yang berbeda dan bobot bersih yang

berbeda. Berdasarkan analisis statistik Spesies Lactuca sativa, yaitu tanaman

L.sativa var capitata cv Curly lettuce dan L. sativa var cos cv Salanova green

frisee memiliki bobot bersih yang sama, dan lebih berat dibanding tanaman L.

sativa var latin cv Siomak. Berdasarkan dari semua parameter yang diamati

besarnya bobot bersih dari tanaman selada keriting dan Salanova green frisee

karena bobot awal yang lebih besar serta jumlah rompesan yang lebih sedikit

dibanding tanaman lain. Brassica oleraceae memiliki bobot bersih yang sama

antar varietas.

perbedaan bobot panen sebelum dan setelah dilakukan pembersihan dapat

dilihat pada Tabel 7. Spesies Lactuca sativa yang menunjukkan perbedaan yang

paling signifikan adalah L. sativa var cos cv Romaine. Tanaman L. sativa var cos

cv Romaine mengalami kehilangan bobot sebanyak 37,73 g atau sebesar 78,00%.

Susut bobot pada Brassica oleraceae setelah dibersihkan mencapai 79,30% pada

tanaman Brassica olareraceae var aboglabra cv Kailan.

Page 46: EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM … · (RCD) with three replications and analyzed with DMRT. The second method used t-student test. Commodities observed to 19 varieties,

28

Tabel 7. Bobot panen spesies Lactuca sativa dan Brassica oleraceae

Keterangan: Nilai pada kolom yang sama diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan

tidak berbeda nyata berdasarkan analisis DMRT pada taraf α 5%.

Kegiatan berikutnya setelah melakukan panen adalah membersihkan paralon

bekas pananaman sebelumnya atau karyawan sering menyebutnya membersihkan

bak tanam. Bak tanam yang kotor disikat kemudian disemprot air agar bersih

setelah itu dilakukan penanaman. Kegiatan penanaman diawali dengan

pengambilan bibit tanaman dari N2 yang dilakukan oleh karyawan yang

bertanggung jawab menggunakan mobil pick up.

Pascapanen. Kontainer yang berisi sayuran yang berada di lapang kemudian

di pindahkan ke packing house menggunakan mobil pick-up dan diturunkan di

bagian pemasukan barang kemudian disusun berdasarkan jenis sayuran agar

mempermudah pengambilan saat dilakukan perompesan, penyortiran, dan

pengepakan. Setelah sayuran yang berada di kontainer berada di tempatnya

masing-masing karyawan kemudian mulai melakukan perompesan daun pada

sayuran kemudian dilanjutkan dengan sortasi dan terakhir dilakukan pengepakan.

Kegiatan pascapanen sayuran mulai dilakukan pada pukul 08.00 WIB untuk

sayuran buah sedangkan untuk sayuran daun kegiatan dilakukan pada pukul 10.00

WIB karena menunggu proses panen sampai selesai, namun karyawan mulai

masuk pada pukul 08.00 WIB untuk melakukan pelabelan pada kemasan produk

dan penempelan barcode .

Kehilangan hasil sayuran di negara-negara berkembang dapat mencapai 20-

50% akibat penangan panen dan pasca panen yang kurang tepat (BBPP, 2015).

Kehilangan hasil akibat perompesan daun tua, daun yang terserang hama, dan

Item Bobot

panen/tanaman

Bobot

bersih/tanaman

------------------gr-----------------

Spesies Lactuca sativa

L.sativa var capitata cv Curly lettuce 184,60a 165,03a

L. sativa var cos cv Romaine 138,40abcd 100,67bcd

L. sativa var capitata cv Lollorosa 79,20ef 55,60de

L. sativa var capitata cv Red batavia 122,60cde 97,80bcd

L. sativa var capitata cv Green batavia 144,43abc 108,93bc

L. sativa var capitata cv Butterhead 91,60def 92,40bcde

L. sativa var crispa cv Green oak leaf 136,10bcd 108,73bc

L. sativa var crispa cv Red oak leaf 91,97def 71,13cde

L. sativa var latin cv Siomak 58,93f 45,07e

L. sativa var capitata cv Salanova lollorosa 93,53def 83,40bcde

L. sativa var crispa cv Salanova red oak leaf 79,60ef 64,00cde

L. sativa var crispa cv Salanova green oak leaf 125,07cde 112,53bc

L. sativa var capitata cv Salanova red butterhead 102,60cd 93,13bcde

L. sativa var capitata cv Salanova green butterhead 115,00cde 70,87cde

L. sativa var cos cv Salanova green frisee 179,20ab 167,13a

L. sativa var cos cv Salanova red frisee 134bcd 124,47ab

Brassica oleraceae

Brassica olareraceae var achepala cv Kale merah 104,47a 42,47a

Brassica olareraceae var achepala cv Kale hijau 68,20ab 22,13a

Brassica olareraceae var aboglabra cv Kailan 56,00b 44,40a

Page 47: EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM … · (RCD) with three replications and analyzed with DMRT. The second method used t-student test. Commodities observed to 19 varieties,

29

daun yang terserang penyakit di PT Amazing Farm adalah 4-46%. Hal ini terlihat

pada Tabel 8.

Tabel 8. Kehilangan hasil tanaman Spesies Lactuca sativa dan Brassica oleraceae

Item

Jumlah

daun

Daun

tua

Serangan

Hama

Penyakit Kehilangan

hasil

--------------Helai--------------- ---%---

Spesies Lactuca sativa

L.sativa var capitata cv Curly

lettuce 19,00 5,67bc 0,33a 0,67a 35

L. sativa var cos cv Romaine 13,00 5,67bc 0,00a 0,00b 44

L. sativa var capitata cv

Lollorosa 10,67 4,00cdef 0,00a 0,00b 38

L. sativa var capitata cv Red

batavia 9,33 4,33cde 0,00a 0,00b 46

L. sativa var capitata cv Green

batavia 13,00 3,00def 0,00a 0,33ab 26

L. sativa var capitata cv

Butterhead 25,33 4,67cd 0,00a 0,33ab 20

L. sativa var crispa cv Green

oak leaf 23,33 7,67a 0,00a 0,00b 33

L. sativa var crispa cv Red oak

leaf 18,67 6,67ab 0,00a 0,00b 36

L. sativa var latin cv Siomak 11,33 3,33def 0,33a 0,00b 32

L. sativa var capitata cv

Salanova lollorosa 17,67 2,33f 0,00a 0,00b 13

L. sativa var crispa cv

Salanova red oak leaf 45,00 3,00def 0,00a 0,00b 7

L. sativa var crispa cv

Salanova green oak leaf 62,33 2,67ef 0,00a 0,00b 4

L. sativa var capitata cv

Salanova red butterhead 51,00 2,67ef 0,00a 0,00b 5

L. sativa var capitata cv

Salanova green butterhead 51,33 3,00def 0,00a 0,00b 16

L. sativa var cos cv Salanova

green frisee 22,33 3,00def 0,00a 0,00b 13

L. sativa var cos cv Salanova

red frisee 27,67 2,67ef 0,00a 0,00b 10

Brassica oleraceae

Brassica olareraceae var

achepala cv Kale merah 11,00 5,00a 0,00a 0,00a 42

Brassica olareraceae var

achepala cv Kale hijau 10,67 4,00a 0,33a 0,00a 38

Brassica olareraceae var

aboglabra cv Kailan 9,33 4,00a 0,00a 0,00a 43

Keterangan: Nilai pada kolom yang sama diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan

tidak berbeda nyata berdasarkan menurut uni anova pada taraf α 5%

Tabel 8 menunjukkan hasil analisis statistik kehilangan hasil tanaman

Spesies Lactuca sativa berdasarkan jumlah daun tua, serangan hama, dan

serangan penyakit. Jumlah daun tua yang dirompes pada tanaman L. sativa var

Page 48: EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM … · (RCD) with three replications and analyzed with DMRT. The second method used t-student test. Commodities observed to 19 varieties,

30

crispa cv Green oak leaf lebih banyak dibanding tanaman L. sativa var capitata cv

Salanova lollorosa. Kehilangan hasil tanaman berdasarkan jumlah daun rompesan

yang terserang hama pada Spesies Lactuca sativa memiliki nilai sama. Jumlah

daun yang dirompes akibat serangan penyakit tanaman Spesies Lactuca sativa

pada tanaman L.sativa var capitata cv Curly lettuce paling banyak dibanding

tanaman lain. Analisis statistik menunjukkan jumlah daun yang dirompes pada

tanaman Brassica oleraceae berdasarkan jumlah daun tua, serangan hama

memiliki nilai yang sama sedangkan untuk yang terserang penyakit tanaman

Brassica olareraceae var achepala cv Kale merah lebih banyak dibanding yang

lain.

Heat Unit Pertumbuhan tanaman selada pada budidaya hidroponik di pengaruhi oleh

suhu. Menurut Darmawan (1997), pertumbuhan selada grand rapid akan optimal

pada kisaran suhu 25-26 oC dan kelembaban berkisar 76-77%.

Tabel 9. Heat unit dan bobot panen

Item

Heat unit

P value Pr(>| t |) 1.070-

1.130

1.1130-

1.190

---------gr--------

L.sativa var capitata cv Curly lettuce 121,3 139,0 0,065 tn

L. sativa var cos cv Romaine 130,5 127,9 0,772 tn

L. sativa var capitata cv Lollorosa 113,0 124,4 0,105 tn

L. sativa var capitata cv Red batavia 124,1 117,6 0,632 tn

L. sativa var capitata cv Green batavia 114,9 121,8 0,398 tn

L. sativa var capitata cv Butterhead 138,9 130,1 0,650 tn

L. sativa var crispa cv Green oak leaf 125,5 129,4 0,462 tn

L. sativa var crispa cv Red oak leaf 105,7 116,4 0,15 tn

L. sativa var capitata cv Salanova

lollorosa 101,9 108,1 0,46 tn

L. sativa var crispa cv Salanova red oak

leaf 118,7 110,5 0,13 tn

L. sativa var crispa cv Salanova green oak

leaf 153,5 137,7 0,08 *

L. sativa var cos cv Salanova green frisee 134,4 136,1 0,84 tn

L. sativa var cos cv Salanova red frisee 172,1 142,3 0,15 tn

Item

Heat unit

P value Pr(>| t |) 1.120-

1.155

1.155-

1.190

------gr--------

L. sativa var capitata cv Salanova red

butterhead 117,8 95,8 0,04 *

L. sativa var capitata cv Salanova green

butterhead 164,5 161,2 0,72 tn

Keterangan: *= berpengaruh nyata, tn= tidak berpengaruh nyata pada taraf α 5%

Hasil penelitian Miller et al. (2001) menunjukkan bahwa masing-masing

fase perkembangan organisme memiliki kebutuhan panas sendiri. Perkembangan

tanaman dapat diperkirakan dengan mengumpulkan derajat hari (degree days)

Page 49: EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM … · (RCD) with three replications and analyzed with DMRT. The second method used t-student test. Commodities observed to 19 varieties,

31

antara suhu tinggi dan rendah sepanjang musim. Menurut Pantastico (1989)

jumlah satuan panas menunjukkan kebutuhan suhu setiap hari untuk pertumbuhan

tanaman. Pemanenan dapat dilakukan pada setiap daerah pertanaman apabila

jumlah total derajat-hari atau satuan panasnya sudah tercapai.

Berdasarkan Uji-t pada Tabel 9 bobot tanaman Spesies Lactuca sativa yaitu

tanaman L. Sativa var crispa cv Salanova green oak leaf panen pada total suhu 1.070-

1.130 (21-23o

C/hari) dan 1.130-1.190 (23-25oC/hari) memberikan pengaruh yang

berbeda terhadap bobot panen dan lebih sesuai pada total suhu 1.070-1.130 oC

dibanding 1.130-1.190 oC. Tanaman L. sativa var capitata cv Salanova red

butterhead dan L. sativa var capitata cv Salanova green butterhead memiliki

range suhu yang berbeda dan lebih tinggi dibanding dengan tanaman yang lain,

hal ini dikarenakan posisi greenhouse yang berbeda sehingga memiliki suhu yang

berbeda dengan tanaman yang lain. Salanova red butterhead merupakan tanaman

yang lebih sensitif terhadap perubahan suhu. Berdasarkan analisis statistik total

1.120-1.155oC siklus

-1 (22-23

oC hari

-1) dan 1.155-1.190 (23-24

oC hari

-1)

memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap bobot panen tanaman Lactuca

sativa crispa cv Salanova red butterhead. Lactuca sativa crispa cv Salanova red

butterhead memiiki bobot yang lebih tinggi pada suhu 1.120-1.155oC siklus

-1 (22-

23oC hari

-1).

Nilai Keuntungan Produk

Berdasarkan Tabel 10 dapat dilihat bahwa dalam memproduksi sayuran

jumlah keutungan setiap produk yang dihasilkan berbeda setiap varietas.

Budidaya sayuran Spesies L. sativa yang lebih menguntungkan adalah sayuran

Salanova L. sativa var crispa cv Green oak leaf. Nilai keuntungan pada budidaya

sayuran Brassica oleraceae berdasarkan Tabel 10 Budidaya sayuran Brassica

oleraceae yang lebih menguntungkan adalah sayuran jenis Brassica olareraceae

var achepala cv Kale hijau. Apabila kedua spesies dibandingkan maka spesie

Brassica oleraceae, yaitu Brassica olareraceae var achepala cv Kale hijau

memiliki nilai keuntungan yang lebih tinggi dibanding Spesies Lactuca sativa.

Tabel 10. Nilai keuntungan produk Spesies Lactuca sativa dan Brassica

oleraceae

Item

Jumlah

tanman/

kemasan

Harga

benih/

pack

Harga

nutrisi/

pack

Harga/

pack

Output

/ pack

Keuntung

an

-----------------------Rp--------------------------

Spesies Lactuca sativa

L.sativa var capitata cv

Curly lettuce 4 20 1.896 13.000 1.916 11.084

L. sativa var cos cv

Romaine 4 680 5.408 13.000 6.088 6.912

L. sativa var capitata cv

Lollorosa 4 80 3.056 13.000 3.136 9.864

L. sativa var capitata cv

Red batavia 4 960 2.852 13.000 3.812 9.188

L. sativa var capitata cv

Gree batavia 4 960 1.896 13.000 2.856 10.144

Page 50: EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM … · (RCD) with three replications and analyzed with DMRT. The second method used t-student test. Commodities observed to 19 varieties,

32

Tabel 10. Nilai keuntungan produk Spesies Lactuca sativa dan Brassica

oleraceae (Lanjutan)

Item

Jumlah

tanman/

kemasan

Harga

benih/

pack

Harga

nutrisi/

pack

Harga/

pack

Output

/ pack

Keuntung

an

--------------------------Rp----------------------------

L. sativa var capitata cv

Gree batavia 4 960 1.896 13.000 2.856 10.144

L. sativa var capitata cv

Butterhead 4 832 1.896 13.000 2.728 10.272

L. sativa var crispa cv

Green oak leaf 5 680 2.370 13.000 3.050 9.950

L. sativa var crispa cv Red

oak leaf 5 690 3.565 13.000 4.255 8.745

L. sativa var latin cv

Siomak 5 700 2.370 13.000 3.070 9.930

L. sativa var capitata cv

Salanova lollorosa 4 1.460 5.408 15.000 6.868 8.132

L. sativa var crispa cv

Salanova red oak leaf 5 1.728 5.408 15.000 7.136 7.864

L. sativa var crispa cv

Salanova green oak leaf 2 806 1.116 15.000 1.922 13.078

L. sativa var capitata cv

Salanova red butterhead 3 1.209 2.706 15.000 3.915 11.085

L. sativa var capitata cv

Salanova green butterhead 3 1.326 2.649 15.000 3.975 11.025

L. sativa var cos cv

Salanova green frisee 2 806 2.704 15.000 3.510 11.490

L. sativa var cos cv

Salanova red frisee 2 806 2.704 15.000 3.510 11.490

Brassica oleraceae

Brassica olareraceae var

achepala cv Kale merah 8 160 7.400 21.875 7.560 14.315

Brassica olareraceae var

achepala cv Kale hijau 7 140 6.475 21.875 6.615 15.260

Brassica olareraceae var

aboglabra cv Kailan 6 150 5.550 15.000 5.700 9.300

Aspek manejerial

Karyawan Harian Lepas. Kegiatan yang dilakukan mahasiswa sebagai

karyawan harian lepas adalah melakukan praktik budidaya sayuran secara

hidroponik sistem NFT mulai dari persiapan media, persemaian, perawatan di

nursery, kegiatan tanam, perawatan hingga proses panen, dan pascapanen.

Berdasarkan Tabel 11 prestasi kerja penulis pada setiap kegiatan lebih kecil

dibandingkan dengan prestasi kerja karyawan. Kecilnya prestasi kerja pada

penulis dikarenakan kurangnya keterampilan kerja yang dimiliki. Prestasi kerja

setiap kegiatan memiliki peningkatan setiap harinya (Lampiran 1).

Page 51: EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM … · (RCD) with three replications and analyzed with DMRT. The second method used t-student test. Commodities observed to 19 varieties,

33

Tabel 11. Prestasi kerja mahasiswa dan karyawan

Kegiatan Prestasi kerja

Mahasiswa Karyawan

Penyemaian 19,33 35,25

Menggelar tray 63,33 198,33

Penanaman 4,20 18,22

Panen 4,00 19,16

Sortir timun 37,50 260,00

Packing tomat 17,87 50,00

Packing lettuce 232,87 2238,13

Mandor Produksi. Mandor produksi memiliki posisi struktural dibawah

supervisor. Tugas mandor produksi adalah bertanggung jawab dan mengawasi

langsung kegiatan karyawan harian di kebun. Mandor produksi melakukan

pengecekan tanaman yang telah dipanen oleh karyawan apakah sudah sesuai

dengan taksasi panen yang diberikan oleh supervisor produksi atau belum. Tugas

mandor yang lain adalah mengecek keadaan nutrisi, EC, pH, dan pada pukul

11.00-12.00 melakukan pengecekan suhu greenhouse dan RH setiap greenhouse.

Setiap hari pada pukul 13.00 mandor produksi mencatat taksasi panen

untuk hari selanjutnya, supervisor produksi kemudian mengecek langsung ke

kebun keadaan tanaman tersebut. Kegiatan selanjutnya, yaitu memeriksa tanaman

yang telah ditanam oleh karyawan harian apakah sudah sesuai dengan pola tanam

atau belum.

Penulis menjadi asisten mandor produksi selama satu bulan. Kegiatan

penulis selama menjadi asisten mandor adalah membantu mandor dalam

pengawasan kegiatan penanam dan pemanenan, melakukan pengecekan EC, pH,

dan mikroklimat (Lampiran 2).

Supervisor Produksi. Supervisor produksi memiliki posisi struktural

dibawah manajer kebun. Tugas supervisor produksi adalah bertanggung jawab

dan mengawasi langsung kegiatan produksi di kebun. Supervisor produksi

melakukan pengecekan dan pengawasan keadaan tanaman dan keadaan nutrisi di

setiap greenhouse. Tugas supervisor yang lain adalah membuat taksasi panen

setiap hari yang disesuaikan dengan pola tanam, melakukan pengecekan EC dan

pH setiap greenhouse.

Kegiatan pada hari sabtu setiap minggunya adalah membuat taksasi

mingguan untuk minggu berikutnya yang disesuaikan dengan tanggal penanaman

dan pola tanam. Hasil dari taksasi mingguan menjadi patokan untuk taksasi harian,

dan taksasi harian menjadi patokan oleh karyawan harian untuk pemanenen dihari

tersebut. Kegiatan penulis selama menjadi asisten supervisior produksi adalah

membantu supervisor dalam hal pengawasan produksi, pengawasan panen,

membantu taksasi, dan membantu memperhitungkan jumlah sayuran yang

dipanen, membantu pengecekan EC, dan pH setiap greenhouse.

Pembahasan

Proses produksi sayuran Lactuca sativa dan Brassica oleraceae sistem

hidroponik NFT yang dilakukan oleh PT Amazing Farma berdasarkan SOP oleh

Page 52: EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM … · (RCD) with three replications and analyzed with DMRT. The second method used t-student test. Commodities observed to 19 varieties,

34

perusahaan. Secara umum, penerapannya di lapang telah sesuai dengan SOP,

namun beberapa tahap dari teknik produksi masih dapat ditingkatkan sehingga

proses produksi lebih efisien dengan kualitas yang sama.

Persemaian dan nursery di PT Amazing Farm menggunakan media tanam

yang berupa rockwool yang merupakan media tanam yang baik, karena menurut

Resh (2004), rockwool dapat menyediakan oksigen, air, nutrisi dan dapat

menunjang pertumbuhan akar tanaman. Bahan ini berasal dari bahan batu basalt

yang bersifat inert yang dipanaskan sampai mencair, kemudian cairan tersebut di

spin (diputar) seperti membuat aromanis sehingga menjadi benang-benang yang

kemudian dipadatkan seperti kain wool. Menurut Bussel dan Mckennie (2004),

Pembuatan rockwool ini menggunakan suhu yang sangat tinggi (1.500 oC)

sehingga rockwool bebas dari hama, penyakit tanaman dan benih gulma.

Penelitian Susila dan Koerniawati (2004), menyatakan bahwa penggunaan media

rockwool secara umum memberikan hasil terbaik bagi pertumbuhan dan bobot

panen selada pada sistem Teknologi Hidroponik Sistem Terapung (THST).

Proses pencelupan rockwool ke dalam larutan Propineb 70% sebelum

penanaman benih menurut penulis adalah hal yang efisien untuk memotong rantai

pertumbuhan bakteri dan juga sebagai sistem kekebalan bagi tanaman.

Mencelupkan rockwool terlebih dahulu sebelum penanaman akan menghilangkan

resiko benih hanyut dalam air dan juga menghilangkan resiko benih berpindah

tempat. Resiko tersebut dihilangkan dengan harapan benih yang disemai dapat

timbuh dengan optimal.

Kendala yang sering ditimbulkan pada saat penyemaian, yaitu karyawan

cenderung menanam lebih dari satu bibit pada satu lubang tanam. Hasil dari

penanaman yang demikian akan mengakibatkan pertumbuhan tanaman yang

kurang optimum, karena terbatasnya ruang bagi tanaman untuk tumbuh serta

persaingan dalam penyerapan nutrisi. Selain masalah pertumbuhan, penanaman

dua bibit dalam satu lubang tanam juga akan menyebabkan pemborosan bibit,

seharusnya satu lubang tanam diisi satu bibit, menjadi satu lubang tanam diisi dua

bibit hal ini sesuai dengan hasil kegiatan magang Prawoto (2012).

Perlakuan perkecambahan yang dilakukan PT Amazing Farm di dalam

ruang gelap selama dua hari denga suhu 20-25o

C sudah sesuai dengan hasil

Grubben dan Suprakarn (1994). Benih selada akan berkecambah dalam kurung

waktu empat hari, bahakan untuk benih yang viabel dapat berkecambah dalam

waktu satu hari, pada suhu 15-25o C (Grubben dan Suprakarn, 1994).

Daya berkecambah benih di Amazing Farm sudah baik karena rata-rata daya

berkecambahnya diatas 75%. Menurut Sunarjono (2010), untuk penaman selada di

lapang, daya berkecambah diatas 75% sudah dikatakan bagus. Benih selada sering

menunjukkan kondisi dormansi, khususnya ketika benih disimpan pada suhu yang

tinggi dan disemai pada tanah dengan temperatur diata 24o

C. Cara yang paling

baik untuk mematahkan dormansi adalah dengan menyimpan benih yang telah

dibasahi dalam kulkas pada suhu 2-5oC selama 1-3 hari (Grubben dan Sukprakarn,

1994). Bibit yang akan dipindah ke N2 memiliki kriteria, yaitu Bibit sudah berusia

16-18 hari, Bibit yang tegak, kokoh, dan tidak etiolasi, Bibit dalam bentuk normal

(sesuai dengan genotipnya), dan Bibit bebas dari hama penyakit.

Paralon yang digunakan pada PT Amazing Farm sebagai bak tanam dapat

digunakan berualang kali, hingga mencapai masa pakai 10 tahun. Proses

pembersihan paralon untuk bagian dalam jarang dilakukan sehingga ganggang

Page 53: EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM … · (RCD) with three replications and analyzed with DMRT. The second method used t-student test. Commodities observed to 19 varieties,

35

hijau dapat tumbuh dan berkembang dengan cepat. Cahaya matahari yang

langsung mengenai larutan nutrisi dapat memacu tumbuhnya ganggang hijau yang

dapat mengurangi kadar oksigen didalam larutan nutrisi. Kadar nutrisi yang

rendah didalam larutan nutrisi dapat mengakibatkan akar tanaman kekurangan

oksigen sehingga dapat memicu proses fermentasi pada akar tanaman.

Budidaya sayuran secara hidroponik di PT Amazing Fam sering dijumpai

kondisi pertumbuhan tanaman yang tidak seragam. Apabila dilihat dari jauh tinggi

tanaman tidak seragam dan tampak seperti gelombang. Kondisi ini disebabkan

karena penyerapan nutrisi oleh tanaman yang berbeda-beda sehingga

pertumbuhannya juga berbeda yang dapat mengurangi produktivitas dan

keseragaman tanaman. Tanaman yang terlalu kecil tidak dapat dapat dijual,

sehingga akan mengurangi jumlah sayuran yang diproduksi dan tingkat

kehilangan hasil yang diaibatkat perompesan daun yang cukup tinggi.

Kehilangan hasil sayuran di PT amazing farm berdasarkan perompesan daun

mencapai 4-46%. Secara umum rompesan daun terbanyak diakibatkan karena

rompesan daun tua yang dikarenakan umur tanaman yang yang telah melewati

batas panen. Oleh karena itu perlu dilakukan pengamatan kembali mengenai SOP

umur panen di perusahaan untuk mengefisienkan biaya produksi dan mengurangi

kehilangan hasil akibat rompesan daun tua.

Pertumbuhan tanaman selada pada budidaya hidroponik di pengaruhi oleh

suhu. Menurut Darmawan (1997), pertumbuhan selada grand rapid akan optimal

pada kisaran suhu 25-26 oC dan kelembaban berkisar 76-77%. tanaman Spesies

Lactuca sativa yaitu tanaman L. Sativa var crispa cv Salanova green oak leaf lebih

sesuai pada total suhu 1.070-1.130 oC dibanding 1.130-1.190

oC. Hasil penelitian

Miller et al. (2001) menunjukkan bahwa masing-masing fase perkembangan

organisme memiliki kebutuhan panas sendiri. Tanaman L. sativa var capitata cv

Salanova red butterhead dan L. sativa var capitata cv Salanova green butterhead

memiliki range suhu yang berbeda dan lebih tinggi dibanding dengan tanaman

yang lain, hal ini dikarenakan posisi greenhouse yang berbeda sehingga memiliki

suhu yang berbeda dengan tanaman yang lain.

Keuntungan produk pada PT Amazing Farm berbeda setiap pesies.

Budidaya sayuran Spesies L. sativa yang lebih menguntungkan adalah sayuran L.

sativa var crispa cv Salanova red oak leaf, hal ini disebabkan karena jumlah

nutrisi yang diserap oleh L. sativa var crispa cv Salanova red oak leaf lebih

sedikit dibadingkan sayuran lain. Harga benih untuk L. sativa var crispa cv

Salanova red oak leaf cukup tinggi dibanding tanaman yang lain, namun harga

tersebut dapat tertutupi dengan harga jual yang juga cukup tinggi. Meskipun

tingkat keuntungan tanaman L. sativa var crispa cv Salanova red oak leaf lebih

tinggi dibanding tanaman Spesies L. sativa yang lain, namun jumlah tanaman

yang diproduksi tidak terlalu banyak karena menyesuaikan dengan permintaan

pasar.

Nilai keuntungan pada budidaya sayuran spesies Brassica oleraceae

oleraceae yang lebih menguntungkan adalah sayuran jenis Brassica olareraceae

var achepala cv Kale hijau. Tingginya keuntungan yang dihasilkan untuk sayuran

Brassica olareraceae var achepala cv Kale hijau dipengaruhi oleh harga bibit

yang relatif lebih murah dan harga jualnya yang tinggi. Spesies Lactuca sativa

dan Brassica oleraceae memiliki nilai keuntungan yang berbeda. Brassica

Page 54: EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM … · (RCD) with three replications and analyzed with DMRT. The second method used t-student test. Commodities observed to 19 varieties,

36

oleraceae, yaitu Brassica olareraceae var achepala cv Kale hijau memiliki nilai

keuntungan yang lebih tinggi dibanding Spesies Lactuca sativa.

Jumlah sayuran dan jenis sayuran yang diproduksi di PT Amazing Farm

disesuaikan dengan jumlah permintaan konsumen, aspek budidaya, dan bobot

panen. Tanaman siomak memiliki nilai keuntungan yang tinggi, namun tanaman

tersebut sudah tidak diproduksi lagi di PT Amazing Farm pada 18 Mei 2016, hal

ini disebabkan karena bobot panen dari tanaman kecil. Tanaman kale merah

memiliki nilai keuntungan yang relatif tinggi, namun tanaman tersebut sudah

tidak diproduksi di PT Amazing Farm karena jumlah permintaan dari produk

tersebut tidak terlalu tinggi apabila dibandingkan dengan tanaman lain. Tanaman

kailan merupakan tanaman yang memiliki jumlah permintaan yang tinggi, namun

tanaman tersebut juga sudah tidak diproduksi di PT Amazing Farm disebabkan

dalam hal budidaya tanaman Kailan kurang cocok dibudidayakn di Amazing Farm

karena kerusakan warna daun yang belum bisa di tangani dengan baik.

Prestasi kerja penulis pada setiap kegiatan lebih kecil dibandingkan dengan

prestasi kerja karyawan. Kecilnya prestasi kerja penulis dikarenakan kurangnya

keterampilan kerja yang dimiliki dibandingkan keterampilan kerja para karyawan.

Strategi perusahaan dalam meningkatkan prestasi kerja khususnya untuk

karyawan packing house dengan memberikan premi untuk setiap pack yang

diselesaikan. Prestasi kerja selain karyawan packing house tidak dipengaruhi oleh

premi melainkan keterampilan individu. Prestasi kerja penulis setiap kegiatan

memiliki peningkatan setiap harinya dikarenakan keterampilan yang dimiliki

semakin meningkat.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kegiatan magang di PT Amazing Farm meningkatkan kemampuan teknis

dan kemampuan manajemen penulis, sehingga dapat menjadi ilmu tambahan

untuk dunia kerja. Perompesan daun mengakibatkan kehilangan hasil yang cukup

tinggi, yaitu 4-46%. Kehilangan hasil kebanyakan disebabkan oleh perompesan

daun yang tua dibandingkan dengan perompesan karena serangan hama dan

penyakit. Nilai keuntungan pada budidaya sayuran Spesies Lactuca sativa yang

paling penguntungkan adalah L. sativa var crispa cv Salanova red oak leaf hal ini

dikarenakan jumlah nutrisi yang diserap tanaman lebih sedikit dibadingkan

sayuran lain namun harga benih yang cukup tinggi tetapi dapat tertutupi dengan

harga jual yang juga cukup tinggi. Spesies Brassica oleraceae oleraceae yang

lebih menguntungkan adalah sayuran jenis Brassica olareraceae var achepala cv

Kale hijau, tingginya keuntungan yang dihasilkan untuk sayuran Brassica

olareraceae var achepala cv Kale hijau dipengaruhi oleh harga bibit yang relatif

lebih murah dan harga jualnya yang tinggi

Page 55: EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM … · (RCD) with three replications and analyzed with DMRT. The second method used t-student test. Commodities observed to 19 varieties,

37

Saran

Perlu dilakukan pengamatan kembali mengenai SOP umur panen di

perusahaan untuk mengefisienkan biaya produksi dan mengurangi kehilangan

hasil akibat rompesan daun tua. Pengawasa terhadap penerapan SOP lebih

ditingkatkan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi.

DAFTAR PUSTAKA

[BBPP] Balai Besar Pelatihan Pertanian. 2015. Pascapanen sayuran. www.bbpp-

Lembang.info [23 Juli 2016].

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2014. Konsumsi dan pengeluaran rumah tangga.

http://www.bps.go.id/site [07 Desember 2015].

Bussel W. T. and S Mckennie. 2004. Rockwool in horticulture, and its importance

and sustainable use in New Zealand. Crop and horticultural Sience 23(1):29-

37.

Chaidirin Y. 2001. Pelaihan aplikasi teknologo hidroponik untuk pengenmbangan

agribisnis perkotaan. Lembaga Penelitian Institut Pertanian Bogor. Bogor

Chow V. 1990. The commercial approach in hydroponics. International seminar

on hydroponic culture of high value crops in the tropics in Malaysia,

November 25-27 1990.

Roidah I. S. 2014. Pemanfaatan lahan dengan menggunakan sistem hidroponik.

Jurnal Universitas Tulungagung Bonorowo 1 (2): 43-48.

Douglas J. S. 1985. Advanced Guide to Hydroponic. Pelham Books, London.

[FAO] Food and Agriculture Organization. 2014. Nutrition and food system

division. http://www.fao.org/economic/nutrition [08 desember 2015].

Grubben G. J. H. and S. Sukprakarn. 1994. Lactuca sativa L. in J. S. Siemonsma

and K. Pileuk (Eds). PROSEA (Plant Sesource in South east Asia 8):

Vegetable. Prosea Foundation. Bogor.

Jensen M.H. 1990. Hydroponic culture for the tropics: Opportunities and

alternatives. International Seminar on Hydroponic Culture of High Value

Crops in the Tropics in Malaysia, November 25-27 1990.

Jones J. B. 2005. Hydroponics: A Practicial Guide For the Soilless Grower. CRC

Press, Florida.

[Kementan] Kementerian Pertanian. 2014. Produksi sayuran indonesia.

http://www.pertanian.go.id/ap_pages/mod/datahorti [ 07 Desember 2015].

Miller P., Lanier W. and Brandt S. 2001. Using growing degree days to predict

plant stage. Montana State University Extension Service. http://msuex

tension.org/Publications/AgandNautural REsources/MT200103AG. Pdf. [15

September 2016].

Pantastico ErB. 1989. Fisiologi Pascapanen, Penanganan dan Pemanfaatan Buah

buahan dan Sayur-sayuran Tropika dan Subtropika. Kamariyani,

penerjemah. Terjemahan dari: Postharvest Physiology Handling and

Utilization of Tropical and Sub-Tropical Fruits and Vegetables. Gajah Mada

Universitas Press, Yogyakarta.

Page 56: EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM … · (RCD) with three replications and analyzed with DMRT. The second method used t-student test. Commodities observed to 19 varieties,

38

[Permentan] Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia. 2013. Pedoman

panen, pascapanen, dan pengelolaan bangsal pascapanen hortikultura yang

baik. http://bimpapah.com/uploads/pdf/PEDOMAN-PP-73TAHHUN-2013

[ 05 Deseber 2015].

Prawoto B. R. 2012. Pengelolaan proses produksi dan pascapanen selada (Lactuca

sativa L.) secara aeroponik dan hidroponik deep flow technique di Amazing

Farm, Lembang, Bandung. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Resh H. M. 2004. Hydroponic Food Production. New Concept Press. New Jersey.

Roidah I. S. 2014. Pemanfaatan lahan dengan mrnggunakan sistem hidroponik.

Jurnal Universitas Tulungaagung Bonorowo 1 (2): 43-49.

Rosliani R. Dan N. Sumarni. 2005. Budidaya Sayuran dengan Sistem Hidroponik.

Balitsa, Bandung.

Rubatzky V. E. dan M. Yamaguchi. 1999. World Vegetable: Principles,

production, and Nutritive values. Second Edition. Aspen Publishers, Inc.

Maryland.

Samad M. Y. 2006. Pengaruh penanganan pascapanen terhadap mutu komoditas

hortikultura. Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia 8: 31-36.

Samadi B. 2013. Budidaya Intensif Kailan Secara Organik dan Anorganik.

Pustaka Mina, Jakarta.

Salunkhe D. K. 1976. Storage, Processing and nutritional quality of fruits and

vegetable. CRC Press USA. 1 (2):166.

Siswadi. 2008. Berbagai formulasi kebutuhan nutrisi pada sistem hidroponik.

Inovasi Pertanian 7 (1):103-110.

Sudarminto. 2000. Studi kehilangan (susut) berat dalam penanganan pascapanen.

Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Sunarjono H. 2010. Bertanam 30 Jenis Sayuran. Penebar Swadaya, Jakarta.

Suwandi. 2009. Menakar kebutuhan hara tanaman dalam pengemangan inovasi

budidaya sayuran berkelanjutan. Pengembangan Inovasi Pertanian 2: 131-

147.

Susila A. D. dan Y. Koerniawati. 2004. Pengaruh volume dan jenis media tanam

pada pertumbuhan dan hasil tanaman selada (Lactuca sativa L.) pada

teknologi hidroponik sistem terapung. Bul. Agron. 23 (3):6-21.

Stevens P. F. 2001. Angiosperm phylogeny website.

www.mobot.org/research/APweb/. [27 Agustus 2016].

Trubus. 2010. Salanova selada fancy, siap saji. www.trubus-online.co.id [7 Juli

2016].

Untung O. 2004. Hiroponik Sayuran Sistem NFT (Nutrient Film Technique).

Penebar Swadaya, Jakarta.

Utama I. M. S. 2001. Penanganan pascapanen buah dan sayur segar. Forum

Konsultasi Teknologi” Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Bali. 21

November 2001.

Wijaya K. A. 2012. Pengantar Agronomi Sayuran. PT Agromedia pustaka, Jakarta.

Winsor G.W., R.G. Hurd and D. Price. 1979. Nutrient Film Technique. Grower

Bulletin 5. Glasshouse Crops Research Institute, Littlehampton, England. Zulfitri. 2005. Analisis varietas dan polybag terhadap pertumbuhan serta hasil

cabai (capsicum annum l.) Sistem hidroponik. Bulletin Penelitian 80:1-10

Page 57: EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM … · (RCD) with three replications and analyzed with DMRT. The second method used t-student test. Commodities observed to 19 varieties,

39

Lampiran

Page 58: EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM … · (RCD) with three replications and analyzed with DMRT. The second method used t-student test. Commodities observed to 19 varieties,

40

Page 59: EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM … · (RCD) with three replications and analyzed with DMRT. The second method used t-student test. Commodities observed to 19 varieties,

40

Lampiran 1. Jurnal harian kegiatan magang sebagai karyawan harian di PT

Amzing Farm

Tgl Uraian

kegiatan

Prestasi kerja Lokasi

Penulis Karyawan Standar

12/02/16 Memasukkan

berkas ke PT

amazing farm

s15/02/16 Orientasi

lapang

16/02/16

- Menggelar

tray

- Penyemaian

N1

16 42 50 Ruang

semai

17/02/16 Penyemaian 24 33.2 50

Ruang

semai

18/02/16 Penyemaian 20 34 50

Ruang

semai

19/02/16 Penyemaian 16

36.5

50

Ruang

semai

19/02/16 Penyemaian 20 38 50

Ruang

semai

20/02/16 Penyemaian 16 29 50

Ruang

semai

22/02/16 Penyemaian 20 40 50

Ruang

semai

23/02/16 Menggelar

tray

62 192 200 N1

24/02/16 Menggelar

tray

70 176 200 N1

25/02/16 Menggelar

tray

75 166 200 N1

26/02/16 Menggelar

tray

60 196 200 N1

27/02/16 Menggelar

tray

40 236 200 N1

29/02/16 Menggelar

tray

73 170 200 N1

01/03/16 Penanaman

4

kontiner

18

kontainer

18

kontainer N2

02/03/16 Penanaman

6

kontiner

22

kontainer

22

kontainer

N2

Page 60: EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM … · (RCD) with three replications and analyzed with DMRT. The second method used t-student test. Commodities observed to 19 varieties,

41

Lampiran 1. Jurnal harian kegiatan magang sebagai karyawan harian di PT

Amzing Farm (Lanjutan)

Tgl Uraian

kegiatan

Prestasi kerja lokasi

Penulis Karyawan standar

03/03/16 penanaman

3

kontiner

18

kontainer

18

kontainer N2

04/03/16 penanaman

3

kontiner

15

kontainer

15

kontainer N2

05/03/16 penanaman

3

kontiner

19

kontainer

19

kontainer N2

07/03/16 penanaman

5

kontiner

18

kontainer

18

kontainer N2

08/03/16 penanaman

6

kontainer

14

kontainer

14

kontainer N2

09/03/16 Panen

4

kontainer

20

kontainer

20

kontainer P6,p7

10/03/16 Panen

6

kontainer

20

kontainer

20

kontainer P11

11/03/16 Panen

3

kontainer

20

kontainer

20

kontainer P11

12/03/16 Panen

4

kontainer

17

kontainer

17

kontainer P6,p7

14/03/16 Panen

3

kontainer

23

kontainer

23

kontainer P11

15/03/16 Panen

4

kontainer

16

kontainer

16

kontainer P11

16/03/16 Sortir timun 35 250 250 PH

17/03/16 Sortir timun 40 270 270 PH

18/03/16 Packing tomat

chery 15.75 56 71.75 PH

19/03/16 Packing tomat

chery 20 44 64 PH

21/03/16 Packing

lettuce 247 1467 1741 PH

22/03/16 Packing

lettuce 230 2080 2310 PH

23/03/16 Packing

lettuce 278 2027 2305 PH

24/03/16 Packing

lettuce 265 2121 2386 PH

25/03/16 Packing

lettuce 280 2041 2321 PH

26

/03/16

Packing

lettuce 125 2280 2405 PH

28/03/16 Packing

lettuce 230 2816 3046 PH

39/03/16 Packing

lettuce 340 2071 2357 PH

Page 61: EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM … · (RCD) with three replications and analyzed with DMRT. The second method used t-student test. Commodities observed to 19 varieties,

42

Lampiran 1. Jurnal harian kegiatan magang sebagai karyawan harian di PT

Amzing Farm (Lanjutan)

Tgl Uraian

kegiatan

Prestasi kerja Lokasi

Penulis Karyawan standar

30/03/16 Packing

lettuce 250 2373 2623 PH

31/03/16 Packing

lettuce 180 2402 2582 PH

01/04/16

Packing

lettuce 120 2412 2532 PH

02/04/16 Packing

lettuce 240 2292 2576 PH

03/04/16 Packing

lettuce 170 2187 2348 PH

/04/2016 Packing

lettuce 343 2233 2576 PH

05/04/16 Packing

lettuce 278 2158 2436 PH

06/04/16 Packing

lettuce 350 2218 2568 PH

07/04/16 Packing

lettuce 265 2322 2587 PH

08/04/16 Packing

lettuce 280 2274 2554 PH

09/04/16 Packing

lettuce 125 2331 2456 PH

10/04/16 Packing

lettuce 230 2257 2487 PH

11/04/16 Packing

lettuce 120 2423 2543 PH

12/04/16 Packing

lettuce 240 2324 2564 PH

13/04/16 Packing

lettuce 170 2368 2538 PH

Page 62: EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM … · (RCD) with three replications and analyzed with DMRT. The second method used t-student test. Commodities observed to 19 varieties,

43

Lampiran 2. Jurnal kegiatan harian sebagai asisten mandor di PT Amazing Farm

Tgl Uraian kegiatan

Prestasi kerja penulis

Lokasi Jumlah

KH

yang

diawasi

Luas area

yang

diawasi

Lama

kegiatan

(jam)

14/04/

2016

Pengecekan jumlah bibit

masuk, keadaan lokasi, 6 1 GH 7

N1 dan

nursery

15/04/

2016

Pengecekan jumlah bibit

masuk, keadaan lokasi, 6 1 GH 7

N1 dan

nursery

16/04/

2016

Pengecekan jumlah bibit

masuk, keadaan lokasi, 6 1 GH 7

N1 dan

nursery

18/04/

2016

Pengecekan pH, EC,

menghitung jumlah bibit

masuk dan keluar, penanaman.

6 1 GH 7 N2

19/04/

2016

Pengecekan pH, EC,

menghitung jumlah bibit

masuk dan keluar, penanaman.

6 1 GH 7 N2

20/04/

2016

Pengecekan pH,EC, taksasi

panen, pengecekan panen dan

pengecekan tanam 5 6 GH 7

P6, P7,

P11 A, P

11 B, P11

C,P20

21/04/

2016

Pengecekan pH,EC, taksasi

panen, pengecekan panen dan

pengecekan tanam 5 6 GH 7

P6, P7,

P11 A, P

11 B, P11

C,P20

22/04/

2016

Pengecekan pH,EC, taksasi

panen, pengecekan panen dan

pengecekan tanam 5 6 GH 7

P6, P7,

P11 A, P

11 B, P11

C,P20

23/04/

2016

Pengecekan pH,EC, taksasi

panen, pengecekan panen dan

pengecekan tanam 5 6 GH 7

P6, P7,

P11 A, P

11 B, P11

C,P20

25/04/

2016

Pengecekan pH,EC, taksasi

panen, pengecekan panen dan

pengecekan tanam 5 6 GH 7

P6, P7,

P11 A, P

11 B, P11

C,P20

26/04/

2016

Pengecekan pH,EC, taksasi

panen, pengecekan panen dan

pengecekan tanam 5 6 GH 7

P6, P7,

P11 A, P

11 B, P11

C,P20

27/04/

2016

Pengecekan pH,EC, taksasi

panen, pengecekan panen dan

pengecekan tanam 5 6 GH 7

P6, P7,

P11 A, P

11 B, P11

C,P20

28/04/

2016

Pengecekan pH,EC, taksasi

panen, pengecekan panen dan

pengecekan tanam 5 6 GH 7

P6, P7,

P11 A, P

11 B, P11

C,P20

29/04/

2016

Pengecekan pH,EC, taksasi

panen, pengecekan panen dan 5 6 GH 7

P6, P7,

P11 A,

Page 63: EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM … · (RCD) with three replications and analyzed with DMRT. The second method used t-student test. Commodities observed to 19 varieties,

44

Lampiran 2. Jurnal kegiatan harian sebagai asisten mandor di PT Amazing Farm

(Lanjutan)

Tgl Uraian kegiatan

Prestasi kerja penulis

Lokasi Jumlah

KH

yang

diawasi

Luas area

yang

diawasi

Lama

kegiatan

(jam)

30/04/

2016

Pengecekan pH,EC, taksasi

panen, pengecekan panen dan

pengecekan tanam 5 6 GH 7

P6, P7,

P11 A, P

11 B, P11

C,P20

02/05/

2016

Pengecekan pH,EC, taksasi

panen, pengecekan panen dan 5 6 GH 7

P6, P7,

P11 A, P

11 B,

03/05/

2016

Pengecekan pH,EC, taksasi

panen, pengecekan panen dan

pengecekan tanam 5 6 GH 7

P6, P7,

P11 A, P

11 B, P11

C,P20

04/05/

2016

Pengecekan pH,EC, taksasi

panen, pengecekan panen dan

pengecekan tanam 5 6 GH 7

P6, P7,

P11 A, P

11 B, P11

C,P20

05/05/

2016

Pengecekan pH,EC, taksasi

panen, pengecekan panen dan

pengecekan tanam 5 6 GH 7

P6, P7,

P11 A, P

11 B, P11

C,P20

06/05/

2016

Pengecekan pH,EC, taksasi

panen, pengecekan panen dan

pengecekan tanam 5 6 GH 7

P6, P7,

P11 A, P

11 B, P11

C,P20

07/05/

2016

Pengecekan pH,EC, taksasi

panen, pengecekan panen dan

pengecekan tanam 5 6 GH 7

P6, P7,

P11 A, P

11 B, P11

C,P20

09/05/

2016

Pengecekan pH,EC, taksasi

panen, pengecekan panen dan

pengecekan tanam 5 6 GH 7

P6, P7,

P11 A, P

11 B, P11

C,P20

10/05/

2016

Pengecekan pH,EC, taksasi

panen, pengecekan panen dan

pengecekan tanam 5 6 GH 7

P6, P7,

P11 A, P

11 B, P11

C,P20

11/05/

2016

Pengecekan pH,EC, taksasi

panen, pengecekan panen dan

pengecekan tanam 5 6 GH 7

P6, P7,

P11 A, P

11 B, P11

C,P20

12/05/

2016

Pengecekan pH,EC, taksasi

panen, pengecekan panen dan

pengecekan tanam 5 6 GH 7

P6, P7,

P11 A, P

11 B, P11

C,P20

13/05/

2016

Pengecekan pH,EC, taksasi

panen, pengecekan panen 5 6 GH 7

P6, P7,

P11 A,

Page 64: EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM … · (RCD) with three replications and analyzed with DMRT. The second method used t-student test. Commodities observed to 19 varieties,

45

Lampiran 3. Jurnal harian sebagai pendamping supervisior

Tgl Uraian Kegiatan

Prestasi Kerja Penulis

Lokasi

Jumlah

mandor

yang

diawasi

(orang)

Luas

area

yang

diawasi

(GH)

Lama

kegiatan

(jam)

14/05/2016

Pengecekan EC dan

pH nutrisi

Taksasi panen

Penentuan penanaman

Penimbangan bobot

tanaman yang akan

dipanen

2 11 8 Greenhouse

dan kantor

16/05/2016

Pengecekan EC dan

pH nutrisi

Taksasi panen

Penentuan penanaman

Penimbangan bobot

tanaman yang akan

dipanen

2 11 8 Greenhouse

dan kantor

17/05/2016

Pengecekan EC dan

pH nutrisi

Taksasi panen

Penentuan penanaman

Penimbangan bobot

tanaman yang akan

dipanen

2 11 8 Greenhouse

dan kantor

18/05/2016

Pengecekan EC dan

pH nutrisi

Taksasi panen

Penentuan penanaman

Penimbangan bobot

tanaman yang akan

dipanen

2 11 8 Greenhouse

dan kantor

19/05/2016

Pengecekan EC dan

pH nutrisi

Taksasi panen

Penentuan penanaman

Penimbangan bobot

tanaman yang akan

dipanen

2 11 8 Greenhouse

dan kantor

20/05/2016

Pengecekan EC dan

pH nutrisi

Taksasi panen

Penentuan penanaman

Penimbangan bobot

tanaman yang akan

dipanen

2 11 8 Greenhouse

dan kantor

Page 65: EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM … · (RCD) with three replications and analyzed with DMRT. The second method used t-student test. Commodities observed to 19 varieties,

46

Lampiran 3. Jurnal harian sebagai pendamping supervisior (Lanjutan)

Tgl Uraian kegiatan

Prestasi Kerja Penulis

Jumlah

mandor yang

diawasi

(orang)

Luas

area

yang

diawasi

(GH)

Lama

kegiatan

(jam)

Lokasi

21/05/

2016

Pengecekan EC dan pH

nutrisi

Taksasi panen

Penentuan penanaman

Penimbangan bobot

tanaman yang akan

dipanen

2 11 8 Greenhouse

dan kantor

23/05/

2016

Pengecekan EC dan pH

nutrisi

Taksasi panen

Penentuan penanaman

Penimbangan bobot

tanaman yang akan

dipanen

2 11 8 Greenhouse

dan kantor

24/05/

2016

Pengecekan EC dan pH

nutrisi

Taksasi panen

Penentuan penanaman

Penimbangan bobot

tanaman yang akan

dipanen

2 11 8 Greenhouse

dan kantor

25/05/

2016

Pengecekan EC dan pH

nutrisi

Taksasi panen

Penentuan penanaman

Penimbangan bobot

tanaman yang akan

dipanen

2 11 8 Greenhouse

dan kantor

26/05/

2016

Pengecekan EC dan pH

nutrisi

Taksasi panen

Penentuan penanaman

Kunjungan ke mitra

Penimbangan bobot

tanaman yang akan

dipanen

2 11 8

Greenhous,

Cigugur, dan

kantor

27/05/

2016 Pengecekan EC dan pH

nutrisi

Taksasi panen

Penentuan penanaman

Penimbangan bobot

tanaman yang akan

dipanen

2 11 8 Greenhouse

dan kantor

Page 66: EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM … · (RCD) with three replications and analyzed with DMRT. The second method used t-student test. Commodities observed to 19 varieties,

47

Lampiran 3. Jurnal harian sebagai pendamping supervisior (Lanjutan)

Tgl Uraian kegiatan

Prestasi Kerja Penulis

Jumlah

mandor yang

diawasi

(orang)

Luas

area

yang

diawasi

(GH)

Lama

kegiatan

(jam)

Lokasi

30/05/

2016

Pengecekan EC dan pH

nutrisi

Taksasi panen

Penentuan penanaman

Penimbangan bobot

tanaman yang akan

dipanen

2 11 8 Greenhouse

dan kantor

31/05/

2016

Pengecekan EC dan pH

nutrisi

Taksasi panen

Penentuan penanaman

Penimbangan bobot

tanaman yang akan

dipanen

2 11 8 Greenhouse

dan kantor

01/06/

2016

Pengecekan EC dan pH

nutrisi

Taksasi panen

Penentuan penanaman

Pengamatan dan

penimbangan biomassa

tanaman

2 11 8 Greenhouse

dan kantor

02/06/

2016

Pengecekan EC dan pH

nutrisi

Taksasi panen

Penentuan penanaman

Pengamatan dan

penimbangan biomassa

tanaman

2 11 8 Greenhouse

dan kantor

03/06/

2016

Pengecekan EC dan pH

nutrisi

Taksasi panen

Penentuan penanaman

Pengamatan dan

penimbangan biomassa

tanaman

2 11 8 Greenhouse

dan kantor

04/06/

2016 Pengecekan EC dan pH

nutrisi

Taksasi panen

Penentuan penanaman

Pengamatan dan

penimbangan biomassa

tanaman

2 11 8 Greenhouse

dan kantor

Page 67: EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM … · (RCD) with three replications and analyzed with DMRT. The second method used t-student test. Commodities observed to 19 varieties,

48

Lampiran 3. Jurnal harian sebagai pendamping supervisior (Lanjutan)

Tgl Uraian kegiatan

Prestasi Kerja Penulis

Jumlah

mandor yang

diawasi

(orang)

Luas

area

yang

diawasi

(GH)

Lama

kegiatan

(jam)

Lokasi

06/06/

2016

Pengecekan EC dan pH

nutrisi

Taksasi panen

Penentuan penanaman

Pengamatan dan

penimbangan biomassa

tanaman

2 11 8 Greenhouse

dan kantor

07/06/

2016

Pengecekan EC dan pH

nutrisi

Pengamatan dan

penimbangan biomassa

tanaman

2 11 8 Greenhouse

dan kantor

08/06/

2016

Pengambilan data curah

hujan di BMKG

Pengamatan dan

penimbangan biomassa

tanaman

2 11 8 Greenhouse

dan kantor

09/06/

2016

Pengecekan kelengkapan

data

Pengamatan dan

penimbangan biomassa

tanaman

Perpisahan

2 11 8 Greenhouse

dan kantor

Page 68: EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM … · (RCD) with three replications and analyzed with DMRT. The second method used t-student test. Commodities observed to 19 varieties,

49

Lampiran 4. Struktur organisasi PT Amazing Farm

Marketing HO

Marketing Bandung

Manajer Kebun

Divisi Produksi

Bagian NFT

Bagian Organik

Bagian Tomat dan timun

Divisi Non Produksi

Mechanical Electricity and Field Preparation (ME &

FP) dan Sanitasi

Keuangan dan Ketenagakerjaan

Logistik Pengemasan dan

Distribusi

Sourcing Keamanan

Page 69: EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM … · (RCD) with three replications and analyzed with DMRT. The second method used t-student test. Commodities observed to 19 varieties,

50

Lampiran 5. Layout PT Amazing Farm

Page 70: EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM … · (RCD) with three replications and analyzed with DMRT. The second method used t-student test. Commodities observed to 19 varieties,

51

Lampiran 6. Data populasi NFT PT Amazing Farm

Lampiran 8. Data curah hujan selama kegiatan magang

Sumber: BMKG Bandung

Greenhouse Panjang Lebar Luas Populasi

---------------------------m------------------------

P2 56,0 56,5 3164,00 49.000

P3 48,0 56,5 1920,00 45.000

P6 39,0 38,5 1502,00 23.400

P7 39,0 39,5 1541,00 23.140

P8A 43,2 17,9 773,28 29.568

P8B 43,2 17,9 773,28 29.568

P8C 43,2 17,9 773,28 29.568

P11A 43,5 17,9 778,65 23.870

P11B 43,5 17,9 778,65 23.870

P11C 43,5 17,9 778,65 23.870

P20 85,5 12,0 1026,00 12.600

Total 13806,79 313.454

Tahun Bulan

Januari Februari Maret April Mei

2016 321,3 64,4 244,4 310,1 268,8

Page 71: EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM … · (RCD) with three replications and analyzed with DMRT. The second method used t-student test. Commodities observed to 19 varieties,

52

Lampiran 7. Data pola tanam harian

Item

Tanaman

/Hari

hole

Total

bibit Semai/hari

keterangan

N1 Benih tray L.sativa var capitata cv

Curly lettuce 1.100 3.500 3.500 30 Krebo

L. sativa var cos cv

Romaine 1.400 2.500 2.500 20 Maximus

L. sativa var capitata cv

Lollorosa 1.800 2.200 2.200 18 Lo-237

L. sativa var capitata cv Red

batavia 360 500 500 5 Turkuas

L. sativa var capitata cv

Green batavia 600 750 750 6 Rex

L. sativa var capitata cv

Butterhead 450 550 550 4 Kristine

L. sativa var crispa cv Green

oak leaf 180 550 550 4 Monday

L. sativa var latin cv

Siomak 120 150 150 2

L. sativa var capitata cv

Salanova lollorosa 330 432 432 3 Belagon

L. sativa var crispa cv

Salanova red oak leaf 880 1.152 1.152 8 Xerafin/

L. sativa var crispa cv

Salanova green oak leaf 660 864 864 6 Dagama

L. sativa var capitata cv

Salanova red butterhead 770 1.008 1.008 7 Gaugin

L. sativa var capitata cv

Salanova green butterhead 550 720 720 5 Aquino

L. sativa var cos cv

Salanova green frisee 110 288 288 2 Excite

L. sativa var cos cv Salanova

red frisee 110 288 288 2 Triplex

Brassica olareraceae var

achepala cv Kale merah 2.000 2.500 500 25

Brassica olareraceae var

achepala cv Kale hijau 720 864 864 6

Brassica olareraceae var

aboglabra cv Kailan 550 660 660 5

Total 12.690 17.476 17.476 158

Page 72: EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM … · (RCD) with three replications and analyzed with DMRT. The second method used t-student test. Commodities observed to 19 varieties,

53

Lampiran 9. Kriteria panen tanaman Spesies Lactuca sativa dan Brassica

oleraceae

Item Kriteria Kemasan

Selada Keriting Tinggi: 15-30 cm dari

pangkal batang

Berat: 165-200 g

Umur: 47-50 hari

Daun: daun keriting,

daun tidak patah, bebas

hama dan penyakit

Akar: sehat, panjang,

bersih

Kondisi umum:

bersih, segar, tidak

layu, warna hijau segar

Romaine Tinggi: 20-30 cm dari

pangkal batang

Berat: 130-152 g

Umur: 47-50 hari

Daun: warna daun

hijau gelap, ujung daun

bulat, daun lurus, tidak

patah, bebas hama dan

penyakit

Akar: sehat, panjang,

bersih

Kondisi umum:

bersih, segar, tidak layu

Lollorosa Tinggi: 12-25 cm dari

pangkal batang

Berat: 71-86 g

Umur: 47-50 hari

Daun: warna daun

merah gelap, keriting,

tidak patah, bebas

hama dan penyakit

Akar: sehat, panjang,

bersih

Kondisi umum:

bersih, segar, tidak layu

Page 73: EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM … · (RCD) with three replications and analyzed with DMRT. The second method used t-student test. Commodities observed to 19 varieties,

54

Lampiran 9. Kriteria panen tanaman Spesies Lactuca sativa dan Brassica

oleraceae (Lanjutan)

Item Kriteria Kemasan

Green Batavia

Tinggi: 12-20 cm dari

pangkal batang

Berat: 80-208 g

Umur: 47-50 hari

Daun: warna daun

hijau dengan bercak

merah, tepi daun

bergelombang, tidak

patah, bebas hama dan

penyakit

Akar: sehat, panjang,

bersih

Kondisi umum:

bersih, segar, tidak layu

Red Green Batavia

Tinggi: 19-21 cm dari

pangkal batang

Berat: 117-130 g

Umur: 47-50 hari

Daun: warna daun

hijau dengan bercak

merah, tepi daun

bergelombang, tidak

patah, bebas hama dan

penyakit

Akar: sehat, panjang,

bersih

Kondisi umum:

bersih, segar, tidak layu

Selada Butterhead

Tinggi: 8-15 cm dari

pangkal batang

Berat: 62-110 g

Umur: 47-50 hari

Daun: warna daun hijau

tua, ujung daun bulat,

daun lebar, membentuk

crop, tidak patah, bebas

hama dan penyakit

Akar: sehat, panjang,

bersih

Kondisi umum:

bersih, segar, tidak layu

Page 74: EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM … · (RCD) with three replications and analyzed with DMRT. The second method used t-student test. Commodities observed to 19 varieties,

55

Lampiran 9. Kriteria panen tanaman Spesies Lactuca sativa dan Brassica

oleraceae (Lanjutan)

Item Kriteria Kemasan

Red Oak Leaf

Tinggi: 14-20 cm dari

pangkal batang

Berat: 78-102 g

Umur: 47-50 hari

Daun: warna daun

merah gelap, tepi daun

begelombang, daun

lebar, membentuk crop,

tidak patah, bebas

hama dan penyakit

Akar: sehat, panjang,

bersih

Kondisi umum:

bersih, segar, tidak layu

Kale hijau

Tinggi: 30-35 cm dari

pangkal batang

Berat: 65-75 g

Umur: 50-54 hari

Daun: warna daun

hijau tua, daun keriting,

daun lebar, membentuk

crop, tidak patah, bebas

hama dan penyakit

Akar: sehat, panjang,

bersih

Kondisi umum:

bersih, segar, tidak layu

Kale merah Tinggi: 30-35 cm dari

pangkal batang

Berat: 86-122 g

Umur: 50-54 hari

Daun: warna daun merah

gelap keunguan, daun

lebar, daun keriting,

membentuk crop, tidak

patah, bebas hama dan

penyakit

Akar: sehat, panjang,

bersih

Kondisi umum: bersih

dan tidak layu

Page 75: EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM … · (RCD) with three replications and analyzed with DMRT. The second method used t-student test. Commodities observed to 19 varieties,

56

Lampiran 9. Kriteria panen tanaman Spesies Lactuca sativa dan Brassica

oleraceae (Lanjutan)

Item Kriteria Kemasan

Kailan

Tinggi: 25-30 cm dari

pangkal batang

Berat: 45-75 g

Umur: 50-54 hari

Daun: warna daun

hijau tua, daun lebar,

daun berbentuk ovale,

membentuk crop, tidak

patah, bebas hama dan

penyakit

Akar: sehat, panjang,

bersih

Kondisi umum:

bersih, segar, tidak layu

Salanova Lollo rossa

Tinggi: 14-16 cm dari

pangkal batang

Berat: 64-123 g

Umur: 47-50 hari

Daun: warna daun

merah g, keriting, tidak

patah, bebas hama dan

penyakit

Akar: sehat, panjang,

bersih

Kondisi umum:

bersih, segar, tidak layu

Salanova green oak

leaf Tinggi: 13-15 cm dari

pangkal batang

Berat: 106-148 g

Umur: 47-50 hari

Daun: warna daun hijau

segar, tepi daun

begelombang, daun lebar,

membentuk crop, bebas

hama dan penyakit

Akar: sehat, panjang,

bersih

Kondisi umum:

bersih, segar, tidak layu

Page 76: EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM … · (RCD) with three replications and analyzed with DMRT. The second method used t-student test. Commodities observed to 19 varieties,

57

Lampiran 9. Kriteria panen tanaman Spesies Lactuca sativa dan Brassica

oleraceae (Lanjutan)

Item Kriteria Kemasan

Salanova Red

Butterhead

Tinggi: 12-14 cm dari

pangkal batang

Berat: 98-107 g

Umur: 47-50 hari

Daun: warna daun

merah gelap daun

bulat, daun lebar,

membentuk crop, tidak

patah, bebas hama dan

penyakit

Akar: sehat, panjang,

bersih

Kondisi umum:

bersih, segar, tidak layu

Selada Butterhead

Tinggi: 11-13 cm dari

pangkal batang

Berat: 97-125 g

Umur: 47-50 hari

Daun: warna daun

hijau tua, ujung daun

bulat, daun lebar,

membentuk crop, tidak

patah, bebas hama dan

penyakit

Akar: sehat, panjang,

bersih

Kondisi umum:

bersih, segar, tidak layu

Salanova Green Friseee

Tinggi: 21-25 cm dari

pangkal batang

Berat: 97-125 g

Umur: 47-50 hari

Daun: warna daun hijau

tua, ujung daun runcing

bergerigi, daun lebar,

membentuk crop, bebas

hama dan penyakit

Akar: sehat, panjang,

bersih

Kondisi umum:

bersih, segar, tidak layu

Page 77: EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM … · (RCD) with three replications and analyzed with DMRT. The second method used t-student test. Commodities observed to 19 varieties,

58

Lampiran 9. Kriteria panen tanaman Spesies Lactuca sativa dan Brassica

oleraceae (Lanjutan)

Tanaman Kriteria kemasan

Salanova Red Friseee

Tinggi: 21-23 cm dari

pangkal batang

Berat: 100-170 g

Umur: 47-50 hari

Daun: warna daun

merah tua, ujung daun

runcing bergerigi, daun

lebar, membentuk crop,

tidak patah, bebas

hama dan penyakit

Akar: sehat, panjang,

bersih

Kondisi umum:

bersih, segar, tidak layu

Page 78: EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM … · (RCD) with three replications and analyzed with DMRT. The second method used t-student test. Commodities observed to 19 varieties,

59

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di kayumalle, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan pada

tanggal 28 September 1994. Penulis merupakan anak pertama dari pasangan

Bapak Sangkala dan Ibu Suriani.

Pendidikan dasar diselesaikan pada tahun 2006 di SD Negeri Bulueng,

Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Pendidikan lanjut menengah pertama

diselesaikan pada tahun 2009 di MTS Guppi Samata Kabupaten Gowa, Sulawesi

Selatan dan pendidikan lanjut menengah atas diselesaikan pada tahun 2012 di

MA Guppi Samata Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Penulis diterima sebagai

mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut

Pertanaian Bogor melalui jalur Beasiswa Utusan Daerah (BUD) pada tahun 2012.