DINAMIKA TEKNIK.pptx

download DINAMIKA TEKNIK.pptx

of 39

Transcript of DINAMIKA TEKNIK.pptx

  • 8/11/2019 DINAMIKA TEKNIK.pptx

    1/39

    DINAMIKA TEKNIK

    BAB 2

    ANALISA GAYA STATIS MEKANISME

  • 8/11/2019 DINAMIKA TEKNIK.pptx

    2/39

    Gaya-gaya yang dibebankan pada batang (link)

    terjadi akibat beberapa sumber yang berbeda,

    antara lain :a. berat batang sendiri

    b. gaya-gaya gesek

    c. gaya-gaya akibat perubahan temperatur operasional

    d. gaya-gaya asembling (ketika dirakit)e. gaya-gaya pembebebanan

    f. gaya-gaya akibat energi yang ditransmisikan

    g. gaya akibat tumbukan

    h. gaya-gaya pegas, dan

    i. gaya-gaya inersia.

    Gaya-gaya di atas hendaknya ditunjukkan ketika akan merencanakan

    suatu mekanisme dari permesinan. Masing-masing gaya dapat

    diklasifikasikan menjadi gaya statis dan gaya dinamis.

  • 8/11/2019 DINAMIKA TEKNIK.pptx

    3/39

    2.1 Gaya Statis

    Gaya-gaya yang dikenakan kepada btang-batangmekanisme mesin selalu dikalikan dengan operasionalmesin. Berarti gaya tersebut berada dalam domainoperasional spesifik yaitu domain waktu. Sehingga

    gaya-gaya selalu berhubungan dengan waktu ketikamesin beroperasi. Bila gaya selama domain waktutertentu besar (magnitude) dan arah vektornya tetapkonstan adalah gaya-gaya statis, sebaliknya bila besardan atau arah vektunya berubah terhadap waktu

    merupakan gaya gaya dinamis. Berat batang adalahcontoh dari gaya statis, umum selain itu sebagai gaya-gaya dinamis.

  • 8/11/2019 DINAMIKA TEKNIK.pptx

    4/39

    Gaya statis terjadi memang beban yang dikenakan besarnya

    tetap sepanjang waktu. Dari hukum Newton II, yang menyatakan

    hubungan antara gaya luar dan gaya aibat inersia (kelembaman) massa

    karena percepatan, adalah :

    dF( t ) = d{m.a( t )} ( 2 1 )

    dalam hal ini massa konstan, dan percepatan a adalah merupakan

    gradien kecepatan terhadap waktu. Untuk kondisi statis berari diam, atau

    kecepatannya nol. Kondisi statis juga bisa diartikan batang bergerakdengan kecepatan konstan, maka: a = (dv/dt) = 0, persamaan 2-1

    menjadi :

    dF(t) = 0 ( 2 2 )

    maka sepanjang waktu kondisi awal dan kondisi akhir opersaional besar

    gayanya tetap, , gambar-2.1, setelah diintegralkan, :F2(t) = F 1(t) ( 2 3 )

  • 8/11/2019 DINAMIKA TEKNIK.pptx

    5/39

    2.2 Gaya Dinamis

    Dari persamaan 2-1, untuk harga a yangkonstan, maka gaya saat akhir domain waktu :

    F2(t) = F 1(t) + m.a ( 2 4 )

    maka F2(t) F1(t), berarti berbeda besar gayamengakibatkan adanya percepatan pada

    batang. Gambar 2-2, untuk a positif, arahvektor gaya tetap, besar gaya berubah, makinbesar, dan sebaliknya.

  • 8/11/2019 DINAMIKA TEKNIK.pptx

    6/39

    2.3 Gaya Statis Komponen

    Beban gaya diberikan atau ditransmisikan

    melalui pena, batang luncur (slidder), roda gigi

    dan bermacam-macam yang membentu

    mekanisme permesinan.

  • 8/11/2019 DINAMIKA TEKNIK.pptx

    7/39

    2.3.1 Gaya pena.

    Bila berat pena dan gesekan tidak ada, atau diabaikan, maka gaya-gaya

    yang bekerja pada pena harus melalui titik pusat pena. Gaya tersebut

    merupakan resultan dari gaya-gaya yang mengarah radial pada

    permukaan kontak antara permukaan pena dan permukaan lubang

    batang, gambar-2.3a, dan gambar-2.3b. Bila terdapat gesekan gaya

    tersebut tidak akan melalui pusat pena, gambar-2.3c. Demikian pula

    arah gaya pena dipengaruhi oleh gaya-gaya yang bekerja pada batang.

    Bila gaya yang bekerja pada batang hanya pada sambungan-sambuangan (joint) di ujung-ujung batang, dan tidak ada gaya luar yang

    bekerja pada badan batang, maka arah gaya pena melalui pusat pena

    dan berimpit dengan sumbu batang, gambar-2.3a. Untuk batang yang

    dikenai gaya luar pada badan batang, maka gaya-gaya pada pena dan

    sambungan batang tidak mengarah aksial, artinya arah gaya pada

    sambungan ujung batang belum diketahui. Sehingga gaya ujung batangtersebut harus diuraikan menjadi normal Fn dan gaya tangensial Ft .

  • 8/11/2019 DINAMIKA TEKNIK.pptx

    8/39

    2.3.2 Gaya batang luncur (slidder)

    Gambar-2.4a, menunjukkan batang luncur (slidder) atau torak (piston),

    atau kepala silang (sross-head), bila tidak ada gesekan maka gaya

    normal, N, merupakan reaksi dari gaya beban P. Arah dari gaya normal

    selalu tegak lurus terhadap arah gerak translasi batang luncur. Dalam

    keseimbangan statis besar gaya normal sama dengan gaya beban,

    untuk sistem dua gaya.

    SF = 0

    N = P ( 2 5 )

    N = - P ( 2 6 )

  • 8/11/2019 DINAMIKA TEKNIK.pptx

    9/39

  • 8/11/2019 DINAMIKA TEKNIK.pptx

    10/39

    2.3.3. Gaya statis roda gigi

    Roda gigi yang dibahas disini adalah roda gigi

    lurus ddengan profil gigi involut, dan tanpa

    gesekan, sehingga gaya -gaya yang bekerja

    pada permukaan kontak gigi roda gigi terletak

    pada garis normal, yang disebut garis tekan.

    Umumnya garis ini mempunyai arah menurut

    sudut tekan gaya,j, sebesar 141/2 dan 20.Gambar-2.5a, menunjukkan dua buah roda gigi

    A dan B, roda gigi A sebagai penggerak

    (driver), sedang roda gigi B yang digerakkan

    (driven). Gambar-2.5b, merupakan diagram

    benda bebas, artinya diagram yang

    memperlihatkan masing-masing komponenroda gigi.

    Dalam diagram benda bebas harus

    digambarkan arah gerak dan beban

    yang diberikan.

  • 8/11/2019 DINAMIKA TEKNIK.pptx

    11/39

    Pada roda gigiA, bergerak dengan putaran wA searah jarum jam,

    dan beban kopel TA A juga searah jarum jam. Supaya dalam

    keseimbangan, maka gaya reaksi R di permukaan kontak gigi,sedemikian menimbulkan momen terhadap titik putar roda gigi A

    yang arahnya melawan arah TA.

    Pada roda gigi B, gaya R sebagai beban gaya yang diberikan

    kepada sistem, yang merupakan gaya aksi, sehingga gaya ini

    menimbulkan kopel berlawanan jarum jam. Kopel lawan TB

    sebagai reaksi, berarah searah jarum jam, dan terjadilah

    keseimbangan. Gaya reaksi R merupakan resultan dari gaya

    tangensial FT dan gaya radial FR, dimana R harus teletak padagaris tekan, yang mengarah sebesar sudut tekan j, terhadap

    garis radia di titik kontaknya.

  • 8/11/2019 DINAMIKA TEKNIK.pptx

    12/39

    2.4 Prosedur Penyelesaian Analisa

    Gaya Statis MekanismeProsedur penyelesaian grafis analisa gaya statis mengikuti

    tahapan-tahapan sebagai berikut :

    1. Gambar kembali setiap soal mekanisme, dengan skala gambar

    yang benar.

    2. Gambarkan diagram benda bebas masing-masing batang.

    3. Carilah batang yang sifatnya sebagai batangpenerus/pemindah gaya aksial. (lihat pada ketentuan subbab

    2.3.1).

    4. Selanjutnya perlihatkan perkiran arah-arah vektor gaya pada

    sambungan-sambungan setiap batang, dan gaya beban yang

    sudah diketahui.5. Hitunglah jumlah variabel vektor gaya yang belum tahu atau

    yang dicari untuk setiap batang, termasuk gaya beban yang

    dikenakan pada setap batang.

  • 8/11/2019 DINAMIKA TEKNIK.pptx

    13/39

    6. Pilih batang yang mempunyai jumlah variabel vektor gaya yang belum

    diketahui, yaitu dua buah, biasanya adalah besar (magnitude) atau skalar dari

    gaya-gaya batang, untuk mengawali analisa cara grafis, sehingga menghasilkan

    lukisan keseimbangan gaya (poligon gaya), yang membentuk segibanyak vektor

    tertutup (biasanya segitiga vektor tertutup).

    7. Bila setiap batang jumlah variabel vektor gaya lebih dari dua buah, maka bisa

    menggabungkan dua batang atau lebih, untuk mendapatkan analisa seperti

    prosedur urutan 6.

    8. Bila urutan 7 tidak mungkin dilaksanakan, biasanya untuk setiap batang,

    salah satu dari arah vektor gaya yang belum diketahui atau dicari, diuraikan

    menjadi komponen tangensial dan komponen normal.

    9. Gunakankan keseimbangan rotasi untuk mencari komponen

    tangensial dari urutan 8.

  • 8/11/2019 DINAMIKA TEKNIK.pptx

    14/39

  • 8/11/2019 DINAMIKA TEKNIK.pptx

    15/39

  • 8/11/2019 DINAMIKA TEKNIK.pptx

    16/39

    2.5 Analisa Gaya Statis Mekanisme

    Luncur

    Penyelesaian grafis gaya statis dalam analisa

    ini untuk mekanime luncur ada dua kasus,

    yang pertama, bila pada batang hubung

    yang sifatnya sebaga pemindah gaya aksialtidak dikenai gaya luar, yang kedua, bila

    batang tersebut dikenai gaya luar, sebagai

    beban.

    2 5 1 M k i l b b

  • 8/11/2019 DINAMIKA TEKNIK.pptx

    17/39

    2.5.1 Mekanisme luncur tanpa beban

    gaya luar pada batang hubung

  • 8/11/2019 DINAMIKA TEKNIK.pptx

    18/39

  • 8/11/2019 DINAMIKA TEKNIK.pptx

    19/39

  • 8/11/2019 DINAMIKA TEKNIK.pptx

    20/39

  • 8/11/2019 DINAMIKA TEKNIK.pptx

    21/39

  • 8/11/2019 DINAMIKA TEKNIK.pptx

    22/39

  • 8/11/2019 DINAMIKA TEKNIK.pptx

    23/39

  • 8/11/2019 DINAMIKA TEKNIK.pptx

    24/39

  • 8/11/2019 DINAMIKA TEKNIK.pptx

    25/39

  • 8/11/2019 DINAMIKA TEKNIK.pptx

    26/39

  • 8/11/2019 DINAMIKA TEKNIK.pptx

    27/39

  • 8/11/2019 DINAMIKA TEKNIK.pptx

    28/39

  • 8/11/2019 DINAMIKA TEKNIK.pptx

    29/39

  • 8/11/2019 DINAMIKA TEKNIK.pptx

    30/39

  • 8/11/2019 DINAMIKA TEKNIK.pptx

    31/39

  • 8/11/2019 DINAMIKA TEKNIK.pptx

    32/39

  • 8/11/2019 DINAMIKA TEKNIK.pptx

    33/39

  • 8/11/2019 DINAMIKA TEKNIK.pptx

    34/39

  • 8/11/2019 DINAMIKA TEKNIK.pptx

    35/39

  • 8/11/2019 DINAMIKA TEKNIK.pptx

    36/39

  • 8/11/2019 DINAMIKA TEKNIK.pptx

    37/39

  • 8/11/2019 DINAMIKA TEKNIK.pptx

    38/39

  • 8/11/2019 DINAMIKA TEKNIK.pptx

    39/39