DIFTERIAE

2
Spesies Corynebacterium Diphteriae adalah kuman batang gram- positif (basil aerob), tidak bergerak, pleomorfik, tidak berkapsul, tidak membentuk spora, mati pada pemanasan 60ºC, tahan dalam keadaan beku dan kering. Dengan pewarnaan, kuman ini bisa terlihat dalam susunan palisade, bentuk L atu V, atau merupakan formasi mirip huruf cina. Kuman tidak bersifat selektif dalam pertumbuhannya, isolasinya dipermudah dengan media tertentu (yaitu sistin telurit agar darah) yang menghambat pertumbuhan organisme yang menyaingi, dan bila direduksi oleh C. diphteheriae akan membuat koloni menjadi abu-abu hitam, atau dapat pula dengan menggunakan media loeffler yaitu medium yang mengandung serum yang sudah dikoagulasikan dengan fosfat konsentrasi tinggi maka terjadi granul yang berwarna metakromatik dengan metilen blue, pada medium ini koloni akan berwarna krem. Pada membran mukosa manusia C.diphtheriae dapat hidup bersama-sama dengan kuman diphtheroid saprofit yang mempunyai morfologi serupa, sehingga untuk membedakan kadang-kadang diperlukan pemeriksaan khusus dengan cara fermentasi glikogen, kanji, glukosa, maltosa atau sukrosa. (4) Secara umum dikenal 3 tipe utama C.diphtheriae yaitu tipe garvis, intermedius dan mistis namun dipandang dari sudut antigenitas sebenarnya basil ini merupakan spesies yang bersifat heterogen dan mempunyai banyak tipe serologik. Hal ini mungkin bias menerangkan mengapa pada seorang pasien biasa mempunyai kolonisasi lebih dari satu jenis C.diphtheriae. Ciri khas C.diphtheriae adalah kemampuannya memproduksi eksotoksin baik in-vivo maupun in-vitro, toksin ini dapat diperagakan

description

DIFTERIAE

Transcript of DIFTERIAE

Page 1: DIFTERIAE

Spesies Corynebacterium Diphteriae adalah kuman batang gram-positif (basil

aerob), tidak bergerak, pleomorfik, tidak berkapsul, tidak membentuk spora, mati pada

pemanasan 60ºC, tahan dalam keadaan beku dan kering. Dengan pewarnaan, kuman ini bisa

terlihat dalam susunan palisade, bentuk L atu V, atau merupakan formasi mirip huruf cina.

Kuman tidak bersifat selektif dalam pertumbuhannya, isolasinya dipermudah dengan media

tertentu (yaitu sistin telurit agar darah) yang menghambat pertumbuhan organisme yang

menyaingi, dan bila direduksi oleh C. diphteheriae akan membuat koloni menjadi abu-abu

hitam, atau dapat pula dengan menggunakan media loeffler yaitu medium yang mengandung

serum yang sudah dikoagulasikan dengan fosfat konsentrasi tinggi maka terjadi granul yang

berwarna metakromatik dengan metilen blue, pada medium ini koloni akan berwarna krem.

Pada membran mukosa manusia C.diphtheriae dapat hidup bersama-sama dengan kuman

diphtheroid saprofit yang mempunyai morfologi serupa, sehingga untuk membedakan

kadang-kadang diperlukan pemeriksaan khusus dengan cara fermentasi glikogen, kanji,

glukosa, maltosa atau sukrosa. (4)

Secara umum dikenal 3 tipe utama C.diphtheriae yaitu tipe garvis, intermedius dan

mistis namun dipandang dari sudut antigenitas sebenarnya basil ini merupakan spesies yang

bersifat heterogen dan mempunyai banyak tipe serologik. Hal ini mungkin bias menerangkan

mengapa pada seorang pasien biasa mempunyai kolonisasi lebih dari satu jenis C.diphtheriae.

Ciri khas C.diphtheriae adalah kemampuannya memproduksi eksotoksin baik in-vivo maupun

in-vitro, toksin ini dapat diperagakan dengan uji netralisasi toksin in vivo pada marmut (uji

kematian) atau diperagakan in vitro dengan teknik imunopresipitin agar (uji Elek) yaitu suatu

uji reaksi polimerase pengamatan. Eksotoksin ini merupakan suatu protein dengan berat

molekul 62.000 dalton, tidak tahan panas atau cahaya, mempunyai 2 fragmen yaitu fragmen

A (amino-terminal) dan fragmen B (karboksi-terminal). Kemampuan suatu strain untuk

membentuk atau memproduksi toksin dipengaruhi oleh adanya bakteriofag, toksin hanya

biasa diproduksi oleh C.diphtheriae yang terinfeksi oleh bakteriofag yang mengandung

toxigene. (1)