Deskripsi Kasus-casereport(Belum Revisi)- Fitria Apriliani (1102009117)- Drug Abuse Kel.5...
-
Upload
muhammad-fauzi -
Category
Documents
-
view
35 -
download
1
Transcript of Deskripsi Kasus-casereport(Belum Revisi)- Fitria Apriliani (1102009117)- Drug Abuse Kel.5...
PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL,KELUARGA,INDIVIDU SEBAGAI AWAL MULA PENYALAHGUNAAN OPIOID
Oleh :
Fitria Apriliani
1102209117
Kelompok 5 Bidang Kepeminatan Ketergantungan Obat
Tutor : dr. H. Achmad Sofwan M.Kes PA
Tahun 2011-2012
Laporan Kasus
Blok Elektif`
0
ABSTRACT
Objective: Data center and information Department of Health reported that 98.2% of drug users are opioid users, and 89.9% are young people aged between 15-29 years. Motivation and the reason why people take these drugs can vary among others as an act of rebellion because of the rejection by the environment such as a feeling of inferiority, the backdrop of a broken family.
Description of Cases:. Mr. SA since high school has been using drugs. He knew illicit goods from his friends. And it turns out some families such as brother and sister users. The reason he was taking drugs because of family issues, the environment, the lack of attention and supervision from parents
Discussion: The Diagnostic and Statistical Manual for Mental Disorders, Fourth Edition, Text Revision (DSM-IV-TR) defines opioid abuse as a maladaptive pattern of opioid use leading to clinically significant impairment or distress occurring in any of the following areas, within a 12-month period. Factors causing substance misuse: (1) social conditions that are not healthy or prone, (2) factors on the quality and consistency of family management, family communication, family relationships and parental role-modeling. (3) individuals who are experiencing changes in biological, psychological and social growth.
Conclusion : Factors that encourage abuse of opioid only genetic and personality factors. There is an impression that the limited role as a contributing factor to the behavior that has been chosen by the individual according tendencies.
Keywords : opioid abuse narcotic social environment family
LATAR BELAKANG
Penyalahgunaan zat merupakan suatu masalah yang memiliki dimensi yang cukup komplek,
terkait dengan berbagai segi kehidupan serta berdampak negatif, baik bagi pengguna,
keluarga, masyarakat, bahkan dapat pula membahayakan masa depan bangsa dan negara.
Dalam beberapa tahun terakhir ini jumlah pengguna NAPZA (Narkotika, Psikotropika, Zat
Adiktif lainnya) menunjukkan kecenderungan peningkatan yang cukup pesat, baik dalam
kuantitas maupun kualitasnya. Hasil Survei BNN-UI (2008) estimasi Estimasi penyalahguna
narkotika 1,99% populasi (3,3 juta). Dari 3,3 juta, populasi laki-laki ±2,9 juta dan perempuan
± 410 orang. Presentasi penyalahgunaan narkoba tahun 2008 dalam kalangan pelajar atau
mahasiswa adalah sebesar 59,70%. Jumlah Pecandu Narkotika yang harus direhabilitasi
berdasarkan estimasi pecandu teratur pakai sekitar 27 % (lebih kurang 700 ribu). Dari data
residen BNN berdasarkan jenis penyalahgunaan zat didapat 33% methampetamin, 24% opiat,
1
23% Tetrahydrocannabinol (THC), 13% Ecstasy (methylen dioxy methamphetamine), 7%
Benzodiazepine, 2% cocain.
Gambar 1. Presentasi penyalahgunaan narkoba dalam kalangan pelajar atau mahasiswa
Gambar 2. Data berdasarkan jenis penyalahgunaan zat
2
Opioid yang baik berasal dari alami opium (misalnya heroin) atau dibuat secara
sintetis (misalnya metadon, buprenorfin). Jika digunakan terus menerus, mereka memiliki
potensi untuk menyebabkan ketergantungan fisik dan psikologis dalam waktu 2-10 hari.
Opioid memiliki dua efek utama: berdampak analgesik dan efek euforia. Ini adalah efek
euforia mereka yang merupakan alasan mengapa mereka dapat disalahgunakan. Mereka dapat
digunakan secara intravena (IV), subkutan, dan intranasal atau merokok. Heroin mempunyai
efek jauh lebih tinggi dari pada morfin. Pengguna heroin beresiko tinggi untuk kecanduan-
diperkirakan bahwa sekitar 23 persen dari individu yang menggunakan heroin menjadi
tergantung pada itu
Motivasi dan penyebab mengapa orang mengkonsumsi obat-obatan tersebut dapat
bermacam-macam antara lain sebagai tindakan pemberontakan karena adanya penolakan oleh
lingkungan seperti adanya perasaan minder, latar belakang dari keluarga yang berantakan,
patah hati, atau hal-hal lain. Penyebab lain adalah sebagai tindakan untuk mengurangi stres
dan depresi, sekedar mencoba untuk mendapatkan perasaan nyaman dan menyenangkan,
sebagai tindakan agar diterima dalam lingkungan tertentu dan adanya rasa gengsi atau
sebagai tindakan untuk lari dari realita kehidupan. Banyak kejadian dimana remaja
menggunakan narkoba hanya untuk mendapatkan pengakuan dan penghargaan dari orang
lain, contohnya ketika seorang anak sedang mengalami konflik, anak membutuhkan
kehadiran serta perlindungan dari orangtuanya namun ketika anak tidak pernah mendapatkan
penyelesaian dari orangtua maka dirinya mencari penyelesaian dari lingkungan dan teman-
temannya. Hal tersebut hanyalah manifestasi dari kebutuhan mereka akan penghargaan dan
pengakuan dari orangtua mereka sendiri. Disamping itu, alasan utama seseorang mencoba
obat-obatan adalah karena rasa ingin tahu mereka terhadap efek yang menyenangkan dari
narkotik dan keinginan untuk mengikuti bujukan orang lain terutama dari lingkungan
pergaulan mereka (McInthosh 2002).
DESKRIPSI KASUS
Tuan SA, umur 29 tahun belum menikah telah mengkonsumsi Narkotik sejak dia
duduk dibangku SMA tahun 1999. Tuan SA mengaku pertama kali mengenal narkoba dari
teman-temannya, alasan ia memakai karena banyaknya masalah keluarga, lingkungan
pergaulannya, dan kurang perhatian dan pengawasan dari pihak keluarga bahkan beberapa
3
keluarganya seperti om, kakak, dan adeknya juga memakai barang haram tersebut. Jenis
narkoba yang ia pakai pertama kali adalah putaw dengan cara disuntik dengan dosis 0.1 gram
- 0,5 gram sehari lalu dosis ditingkatkan, tidak hanya putaw ia juga mencoba heroin, shabu
dan ganja. Namun tuan SA lebih menyukai dan sering memakai putaw dengan alasan “ putaw
itu bisa bikin saya tenang, merasa happy, masalah hilang dan dunia itu kaya milik kita”
ungkap tuan SA.
Di kampung halamannya Tuan SA tinggal bersama ibu kandung, 3 kakak perempuan
dan 1 adik laki-lakinya. Ayah tuan SA sudah lama meninggal. Ia merupakan anak ke 4 dari
5 bersaudara. Penghasilan keluarga bertumpu dari hasil ladang pertanian milik keluarga.
Setelah 2 tahun pemakaian dan uang sudah habis, Ibu tuan SA pun mengetahui anaknya
pemakai. Pada tahun 2005 tuan SA pernah tertangkap oleh polisi dan ibunya harus
membayar uang jaminan sebesar Rp. 250.000.000.- yang mengakibatkan harta keluarga
terkuras. Kemudian tuan SA pergi merantau ke Ibu Kota untuk mencari pekerjaan. Namun
karena tidak mudah mendapat pekerjaan di Ibu Kota dan ketergantunggannya pada narkoba
memaksanya untuk menghalalkan berbagai cara untuk mendapat uang, seperti menipu pacar
dan orang lain. Sama seperti ketika tuan SA di Lampung, pergaulannya di Jakarta pun
dikelilingi oleh orang-orang pemakai, keluar malam dan pergi ke club-club malam, dan sex
bebas sudah menjadi kebiasaannya. Uang yang dia dapat pun hanya cukup untuk membeli
paket putaw dan kehidupan sehari-hari. Jika tidak ada uang ia pun terpaksa berhutang pada
bandar yang ia kenal baik, sebagai dampak jika tidak dapat membayar hutangnya bandar akan
melaporkannya ke polisi dan masuk penjara.
Seiring berjalannya waktu masalah semakin menumpuk, uang habis, hidup
berantakan, dan ditinggal pacar. Maka tuan SA berkeinginan untuk lepas dari ketergantungan
narkoba, hal ini tidak lepas dari nasehat ibunya. Pada tahun 2011 tuan SA pertama kali
mendaftar sebagai residen di Badan Narkotika Nasional (BNN) Lido di Sukabumi. Awalnya
sangat tidak mudah bagi tuan SA, beberapa kali ia mengalami sakaw yang membuat
tubuhnya kesakitan hingga tulang terasa mau remuk, serta emosi dan kesadarannya pun tidak
terkontrol. Tidak hanya itu dia pun harus lepas komunikasi dari dunia luar dan mengikuti
beberapa serangkaian pemeriksaan dan kegiatan di BNN. Tuan SA sangat bersyukur karena
dari beberpa pemeriksaan yang ia jalani ia dinyatakan terbebas dari penyakit menular
HIV/AIDS yang bagi kebanyakan pengguna narkoba itu adalah bonus. Karena keinginannya
4
dan tekadnya yang kuat untuk membahagiakan ibunya,menjalani hidup yang lebih baik dan
mendapat jodoh maka tuan SA berusaha untuk pulih.
DISKUSI
Menurut Undang-Undang RI Nomor 22 tahun 1997 Narkotika adalah zat atau obat yang
berasal dari tanaman atau bukan tanaman baiksintetis maupun semisintetis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahankesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapatmenimbulkan ketergantungan. NARKOTIKA dibedakan
kedalam golongan-golongan [1] :
a) Narkotika Golongan I :
Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan, dan tidak
ditujukanuntuk terapi serta mempunyai potensi sangat tinggi menimbulkan
ketergantungan, (Contoh : heroin/putauw, kokain, ganja).
b) Narkotika Golongan II :
Narkotika yang berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir dan
dapatdigunakan dalam terapi atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan (Contoh : morfin, petidin ).
c) Narkotika Golongan III :
Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi atau
tujuanpengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan
ketergantungan (Contoh : kodein ).
Narkotika yang sering disalahgunakan adalah Narkotika Golongan I :
1. Opiat : morfin, herion (putauw), petidin, candu, dan lain-lain
2. Ganja atau kanabis,marihuana, hashis
3. Kokain, yaitu serbuk kokain, pasta kokain, daun koka
Opioid adalah jenis NAPZA yang mempunyai potensi ketergantungan paling kuat.
Golongan ini terdiri dari berbagai turunan dan zat sintesisnya. Turunan tersebut antara lain :
opium, morfin, diasetilmorfin/ diamorfin (heroin, smack, horse, dope), metadon, kodein,
5
oksikodon (percodan, percocet), hidromorfon (dilaudid), levorfanol (levo-dromoran),
pentazosin (talwin), meperidin (demerol), propeksipen (dorvon) (Kosten,2002).
Diagnostic and Statistic Manual of Mental Disorder edisi keempat Revisi Text (DSM-IV)
mendefinisikan penyalahgunaan opioid sebagai pola maladaptif dari penggunaan opioid yang
mengarah ke penurunan klinis yang signifikan atau tekanan yang terjadi di salah satu bidang
berikut, dalam 12 - bulan periode [6]:
1. Kegagalan untuk memenuhi kewajiban pekerjaan utama di tempat kerja, sekolah,
atau rumah
2. Berulang opioid digunakan dalam situasi berbahaya, seperti mengemudi atau
mengoperasikan mesin berat sementara terganggu
3. Opioid-terkait masalah hukum
4. Masalah sosial dan interpersonal yang disebabkan oleh atau diperparah oleh
penggunaan opioid
Kebanyakan individu yang memenuhi kriteria penyalahgunaan opioid dan terus
menggunakan akhirnya memenuhi kriteria ketergantungan opioid.
Kata “opiat” dan opioid berasal dari kata “opium”, jus dari bunga opium. Papaver
somniferum, yang mengandung kira-kira 20 alkoloid opium, termasuk morfin. (Diagnostic
and Statistic Manual of Mental Disorder edisi keempat [DSM-IV] menggunakan kata
"opioid’ untuk mencakup “opiat”, suatu preparat atau derivat dari opium, dan guna “opioid”,
suatu narkotik sintetik yang kerjanya menyerupai opiat tetapi tidak didapat dari opium.) Opiat
yang didapatkan alami diselundupkan ke Amerika Serikat dari Timur Tengah. Opiat yang
disintesis dari opiat alami adalah heroin (diacethylmorphine), kodein (3-methrixymorphine),
dan hydromorphine (Dilaudid). Heroin kira-kira dua kali lebih kuat dari morfin dan opiat
yang paling sering digunakan pada orang dengan gangguan berhubungan dengan opioid [2].
Jika opioid digunakan terus menerus, mereka memiliki potensi untuk menyebabkan
ketergantungan fisik dan psikologis dalam waktu 2-10 hari.
Opioid memiliki dua efek utama: berdampak analgesik dan efek euforia. Ini adalah
efek euforia mereka yang merupakan alasan mengapa mereka dapat disalahgunakan. Mereka
dapat digunakan secara intravena (IV), subkutan, dan intranasal atau merokok. Ingat bahwa
6
jika seseorang melaporkan penyalahgunaan opioid, mereka juga mungkin menyalahgunakan
obat lain
Golongan opioid mampu melewati sawar darah otak. Dalam hal ini heroin memiliki
kemampuan 100 kali dibandingkan dengan kemampuan morfin, oleh karena itu heroin
dinamakan ”hero drug”, dan oleh karena alasan ini pula, heroin menduduki peringkat
tertinggi untuk disalahgunakan, terutama dengan menggunakan jarum suntik yaitu sebesar
75,63 % (PPIKB/CME,2002).
FAKTOR PENYEBAB PENYALAHGUNAAN ZAT
1. Lingkungan Sosial
Hawari dalam disertasinya tahun 1990 menemukan bahwa faktor lingkungan substance
availability berperan sebagai faktor pencetus perilaku penyalahgunaan zat pada individu
dengan predisposisi gangguan kepribadian [5].
Kondisi lingkungan sosial yang tidak sehat atau rawan, dapat menjadi faktor
terganggunya perkembangan jiwa kearah perilaku yang menyimpang yang pada gilirannya
terlibat penyalahgunaan/ketergantungan narkoba.
Lingkungan sosial yang rawan tersebut antara lain :
1) Semakin banyaknya penggangguran, anak putus sekolah dan anak jalan.
2) Tempat-tempat hiburan yang buka hingga larut malam bahkan hingga dini hari
dimana sering digunakan sebagai tempat transaksi narkoba.
3) Banyaknya penerbitan, tontonan TV dan sejenisnya yang bersifat pornografi dan
kekerasan.
4) Masyarakat yang tidak peduli dengan lingkungan.
5) Kebut-kebutan, coret-coretan pengerusakan tempat-tempat umum.
6) Tempat-tempat transaksi narkoba baik secara terang-terangan maupun sembunyi-
sembunyi
7) Lemahnya penegakan hukum
8) Situasi politik, sosial dan ekonomi yang kurang mendukung
9) Berteman dengan penyalahguna.
10) Tekanan atau ancaman teman kelompok atau pengedar.
7
Di sekolah:
1) Sekolah yang kurang disiplin.
2) Sekolah yang terletak dekat tempat hiburan dan penjual NAPZA.
3) Sekolah yang kurang memberi kesempatan pada siswa untuk mengembangkan diri
secara kreatif dan positif.
4) Adanya murid yang menggunakan NAPZA
Pengaruh yang ditimbulkan dari lingkungan sosial pelaku, baik lingkungan sekolah,
pergaulan dan lain-lain. Hal tersebut dapat terjadi karena benteng pertahanan dirinya lemah,
sehingga tidak dapat membendung pengaruh negatif dari lingkungannya. Pada awalnya
mungkin sekedar motif ingin tahu dan coba-coba terhadap hal yang baru, kemudian
kesempatan yang memungkinkan serta didukung adanya sarana dan prasarana. Tapi lama
kelamaan dirinya terperangkap pada jerat penyalahgunaan narkoba.
Penelitian di Universitas Airlangga ini pada kelompok individu yang tidak
menyalahgunakan zat dan kelompok pecandu opioid yang keduanya menghadapi lingkungan
dengan substance availability sama, ternyata menemukan bahwa faktor yang mendorong
penyalahgunaan opioid hanya faktor genetik dan kepribadian. Terdapat kesan bahwa
lingkungan berperan terbatas sebagai faktor pendukung untuk perilaku yang telah dipilih
sendiri oleh individu sesuai kecenderungan [5].
2. Keluarga
Keluarga telah digambarkan sebagai yang paling mempengaruhi masa kanak-kanak
dalam faktor mengontrol anak dan dalam membentuk adaptasi kemudian hari. Pengaruh dari
keluarga pada penyalahgunaan narkoba remaja pada dasarnya penting, tapi kompleks. faktor
tentang kualitas dan konsistensi dari manajemen keluarga, komunikasi keluarga, hubungan
keluarga dan role-modelling orangtua telah konsisten diidentifikasi sebagai prediksi dari
penyalahgunaan obat [3].
Menurut Kartono dalam Wina (2006) keluarga merupakan satu organisasi yang paling
penting dalam kelompok sosial dan keluarga merupakan lembaga didalam masyarakat yang
paling utama bertanggung jawab untuk menjamin kesejahteraan sosial dan biologis anak
manusia. 8
Penyebab penggunaan narkoba salah satunya adalah keluarga dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Keluarga yang memiliki sejarah (termasuk orang tua) pengguna narkoba
b. Keluarga dengan konflik yang tinggi dan tidak pernah ada jalan keluar yang
memuaskan semua pihak dalam keluarga. Konflik dapat terjadi antara ayah dan ibu,
ayah dan anak, ibu dan anak, maupun antar saudara.
c. Keluarga dengan orang tua yang otoriter, yang menuntut anaknya harus menuruti
apapun kata orang tua, dengan alasan sopan santun, adat-istiadat, atau demi kemajuan
dan masa depan anak itu sendiri tanpa memberi kesempatan untuk berdialog dan
menyatakan ketidak setujuan.
d. Keluarga tidak harmonis
Menurut Hawari dalam Wina (2006), keluarga harmonis adalah persepsi terhadap situasi
dan kondisi dalam keluarga dimana didalamnya tercipta kehidupan beragama yang kuat,
suasana yang hangat, saling menghargai, saling pengertian, saling terbuka, saling menjaga
dan diwarnai kasih sayang dan rasa saling percaya sehingga memungkinkan anak untuk
tumbuh dan berkembang secara seimbang.
3. Individu
Kebanyakan penyalahgunaan zat dimulai atau terdapat pada masa remaja, sebab remaja
yang sedang mengalami perubahan biologik, psikologik maupun sosial yang pesat merupakan
individu yang rentan untuk menyalahgunakan zat. Anak atau remaja dengan ciri-ciri tertentu
mempunyai risiko lebih besar untuk menjadi penyalahguna NAPZA. Ciri-ciri tersebut antara
lain :
a. Cenderung membrontak dan menolak otoritas.
b. Cenderung memiliki gangguan jiwa lain (komorbiditas) seperti Depresi, cemas,
Psikotik, keperibadian dissosial.
c. Perilaku menyimpang dari aturan atau norma yang berlaku
d. Rasa kurang percaya diri (low self-confidence), rendah diri dan memiliki citra diri
negatif (low self-esteem)
e. Sifat mudah kecewa, cenderung agresif dan destruktif
f. Mudah murung, pemalu, pendiam
g. Mudah merasa bosan dan jenuh
h. Keingintahuan yang besar untuk mencoba atau penasaran
9
i. Keinginan untuk bersenang-senang (just for fun)
j. Keinginan untuk mengikuti mode, karena dianggap sebagai lambang keperkasaan dan
kehidupan modern
k. Keinginan untuk diterima dalam pergaulan.
l. Identitas diri yang kabur, sehingga merasa diri kurang “jantan”
m. Tidak siap mental untuk menghadapi tekanan pergaulan sehingga sulit mengambil
keputusan untuk menolak tawaran NAPZA dengan tegas
n. Kemampuan komunikasi rendah
o. Melarikan diri sesuatu ( kebosanan, kegagalan, kekecewaan, ketidakmampuan,
kesepian dan kegetiran hidup,malu dan lain-lain)
p. Putus sekolah
q. Kurang menghayati iman kepercayaannya
PANDANGAN ISLAM TENTANG PENYALAHGUNAAN NARKOBA
Di dalam agama Islam, terdapat beberapa ayat al-Qur’an dan hadits yang melarang
manusia untuk mengkonsumsi minuman keras dan hal-hal yang memabukkan. Di era
Rasulullah, zat berbahaya yang paling populer memang baru minuman keras (khamar).
Kemudian pada zaman modern seperti sekarang ini, Narkoba juga dapat dianalogikan sebagai
hal-hal yang memabukkan.
10
INDIVIDU
KELUARGA LINGKUNGAN
Dalam al-Qur’an surat Al-Maidah ayat 90 dijelaskan :
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi,
(berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan
syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan“. (QS
Al-Maidah : 90)
Kemudian pada ayat yang selanjutnya dijelaskan :
“Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan
kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi
kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan
pekerjaan itu)“.(QS Al-Maidah : 91)
Anak dan istri digunakan Allah SWT untuk menguji kesabaran bagi manusia. Karena
dalam perjalanan hidup di dunia ini tidak lepas dengan lingkungan (social interaction),
sehingga dibutuhkan etika atau norma-norma dalam bersosialisasi dengan masyarakat sekitar.
Dalam Al-Qur’an Surat At-Tagabun (64) Allah memperingatkan (yang artinya) :
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak- anakmu
ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka. Dan jika
kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka), maka sesungguhnya
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”(QS 64:14)
“Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan disisi Allah-lah
pahala yang besar.” Ini senada dengan QS Al-Anfal (8:28): “Dan ketahuilah, bahwa
hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala
yang besar.” (QS 64:15)
Baik-buruknya kondisi lingkungan luar keluarga, dampaknya sangat besar pada pertumbuhan
anak. Karena umumnya si anak lebih banyak berinteraksi dengan lingkungan luar, seperti
sekolahan, tetangga, teman sepermainan, dsb. Sehingga lingkungan itulah yang membentuk
dan mempengaruhi olah pikir serta perilaku anak. Bila lingkungan pergaulan anak buruk,
11
dapat saja mengakibatkan anak itu cenderung melakukan hal-hal negatif. Salah satunya
adalah mengkonsumsi obat-obat terlarang atau penyalahgunaan narkoba.
Pada awalnya mungkin hanya sebuah tawaran, mencoba atau sengaja mengkonsumsi, atau
terpaksa menggunakan narkoba. Bisa juga si anak ditantang utuk membuktikan kejantan-
annya, apakah ia berani mencoba narkoba. Bila si anak tidak kuat imannya, ia akan mudah
tergoda. Pertama hanya ikut-ikutan, lalu kecanduan.
Allah telah menetapkan dan memutuskan, bahwa dalam berkehidupan di masyarakat dapat
mencontoh Rasulullah, sehingga kita bisa membedakan antara yang haq dan yang bathil.
Sebagaimana yang pernah dicontohkan oleh para rasul (nabi) yang diangkat Allah SWT.
Dalam firman-Nya di QS Al-Azhab :
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu, (yaitu)
bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat, dan dia banyak
menyebut Allah.” (QS 33:21)
KESIMPULAN DAN SARAN
Faktor yang mendorong penyalahgunaan opioid hanya faktor genetik dan kepribadian.
Terdapat kesan bahwa lingkungan berperan terbatas sebagai faktor pendukung untuk perilaku
yang telah dipilih sendiri oleh individu sesuai kecenderungan. faktor individu sendiri dapat
kita bentuk sejak dini dari pihak keluarga yang harmonis, hubungan komunikasi antara anak -
orang tua atau kakak – adik semua berjalan baik . tidak luput juga dibutuhkannya
pengawasan orang tua dalam lingkungann sosial yang baik dan sehat. Maka dari itu setiap
orang perlu menanamkan keimanan dan taqwa kepada Allah SWT di lingkungan, keluarga
bahkan diri sendiri agar terhindar dari hal-hal buruk baik dunia maupun akhirat.
12
DAFTAR PUSTAKA
1. Departemen Kesehatan RI, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun
1997 tentang Narkotika. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta
2. Kaplan & Sadock. Sinopsis Psikiatri Jilid satu. Binarupa Aksara. Jakarta 1997.
3. National Drug and Alcohol Research Centre, Univers ity of New South Wales. Causes
and Correlates of Adolescent Drug Abuse and Implications For Treatment. Sydney,
Australia. 1999
4. National Institute of Drug Abuse. Prescription Drugs: Abuse and Addiction, October
2012
5. Nurdin AE. Madat, Sejarah, Dampak Klinis dan Penanggulangannya. Penerbit
Mutiara Wacana. Semarang 2007
6. Preda A. Opioid Abuse Clinical Presentation. Available at
http://emedicine.medscape.com/article/287790-clinical (last update 2012, Juli 5)
13