Deskripsi Kasus-casereport(Belum Revisi)- Fitria Apriliani (1102009117)- Drug Abuse Kel.5...

20
PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL,KELUARGA,INDIVIDU SEBAGAI AWAL MULA PENYALAHGUNAAN OPIOID Oleh : Fitria Apriliani 1102209117 Kelompok 5 Bidang Kepeminatan Ketergantungan Obat Tutor : dr. H. Achmad Sofwan M.Kes PA Tahun 2011-2012 Laporan Kasus Blok Elektif` 0

Transcript of Deskripsi Kasus-casereport(Belum Revisi)- Fitria Apriliani (1102009117)- Drug Abuse Kel.5...

Page 1: Deskripsi Kasus-casereport(Belum Revisi)- Fitria Apriliani (1102009117)- Drug Abuse Kel.5 (Autosaved)

PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL,KELUARGA,INDIVIDU SEBAGAI AWAL MULA PENYALAHGUNAAN OPIOID

Oleh :

Fitria Apriliani

1102209117

Kelompok 5 Bidang Kepeminatan Ketergantungan Obat

Tutor : dr. H. Achmad Sofwan M.Kes PA

Tahun 2011-2012

Laporan Kasus

Blok Elektif`

0

Page 2: Deskripsi Kasus-casereport(Belum Revisi)- Fitria Apriliani (1102009117)- Drug Abuse Kel.5 (Autosaved)

ABSTRACT

Objective: Data center and information Department of Health reported that 98.2% of drug users are opioid users, and 89.9% are young people aged between 15-29 years. Motivation and the reason why people take these drugs can vary among others as an act of rebellion because of the rejection by the environment such as a feeling of inferiority, the backdrop of a broken family.

Description of Cases:. Mr. SA since high school has been using drugs. He knew illicit goods from his friends. And it turns out some families such as brother and sister users. The reason he was taking drugs because of family issues, the environment, the lack of attention and supervision from parents

Discussion: The Diagnostic and Statistical Manual for Mental Disorders, Fourth Edition, Text Revision (DSM-IV-TR) defines opioid abuse as a maladaptive pattern of opioid use leading to clinically significant impairment or distress occurring in any of the following areas, within a 12-month period. Factors causing substance misuse: (1) social conditions that are not healthy or prone, (2) factors on the quality and consistency of family management, family communication, family relationships and parental role-modeling. (3) individuals who are experiencing changes in biological, psychological and social growth.

Conclusion : Factors that encourage abuse of opioid only genetic and personality factors. There is an impression that the limited role as a contributing factor to the behavior that has been chosen by the individual according tendencies.

Keywords : opioid abuse narcotic social environment family

LATAR BELAKANG

Penyalahgunaan zat merupakan suatu masalah yang memiliki dimensi yang cukup komplek,

terkait dengan berbagai segi kehidupan serta berdampak negatif, baik bagi pengguna,

keluarga, masyarakat, bahkan dapat pula membahayakan masa depan bangsa dan negara.

Dalam beberapa tahun terakhir ini jumlah pengguna NAPZA (Narkotika, Psikotropika, Zat

Adiktif lainnya) menunjukkan kecenderungan peningkatan yang cukup pesat, baik dalam

kuantitas maupun kualitasnya. Hasil Survei BNN-UI (2008) estimasi Estimasi penyalahguna

narkotika 1,99% populasi (3,3 juta). Dari 3,3 juta, populasi laki-laki ±2,9 juta dan perempuan

± 410 orang. Presentasi penyalahgunaan narkoba tahun 2008 dalam kalangan pelajar atau

mahasiswa adalah sebesar 59,70%. Jumlah Pecandu Narkotika yang harus direhabilitasi

berdasarkan estimasi pecandu teratur pakai sekitar 27 % (lebih kurang 700 ribu). Dari data

residen BNN berdasarkan jenis penyalahgunaan zat didapat 33% methampetamin, 24% opiat,

1

Page 3: Deskripsi Kasus-casereport(Belum Revisi)- Fitria Apriliani (1102009117)- Drug Abuse Kel.5 (Autosaved)

23% Tetrahydrocannabinol (THC), 13% Ecstasy (methylen dioxy methamphetamine), 7%

Benzodiazepine, 2% cocain.

Gambar 1. Presentasi penyalahgunaan narkoba dalam kalangan pelajar atau mahasiswa

Gambar 2. Data berdasarkan jenis penyalahgunaan zat

2

Page 4: Deskripsi Kasus-casereport(Belum Revisi)- Fitria Apriliani (1102009117)- Drug Abuse Kel.5 (Autosaved)

Opioid yang baik berasal dari alami opium (misalnya heroin) atau dibuat secara

sintetis (misalnya metadon, buprenorfin). Jika digunakan terus menerus, mereka memiliki

potensi untuk menyebabkan ketergantungan fisik dan psikologis dalam waktu 2-10 hari.

Opioid memiliki dua efek utama: berdampak analgesik dan efek euforia. Ini adalah efek

euforia mereka yang merupakan alasan mengapa mereka dapat disalahgunakan. Mereka dapat

digunakan secara intravena (IV), subkutan, dan intranasal atau merokok. Heroin mempunyai

efek jauh lebih tinggi dari pada morfin. Pengguna heroin beresiko tinggi untuk kecanduan-

diperkirakan bahwa sekitar 23 persen dari individu yang menggunakan heroin menjadi

tergantung pada itu

Motivasi dan penyebab mengapa orang mengkonsumsi obat-obatan tersebut dapat

bermacam-macam antara lain sebagai tindakan pemberontakan karena adanya penolakan oleh

lingkungan seperti adanya perasaan minder, latar belakang dari keluarga yang berantakan,

patah hati, atau hal-hal lain. Penyebab lain adalah sebagai tindakan untuk mengurangi stres

dan depresi, sekedar mencoba untuk mendapatkan perasaan nyaman dan menyenangkan,

sebagai tindakan agar diterima dalam lingkungan tertentu dan adanya rasa gengsi atau

sebagai tindakan untuk lari dari realita kehidupan. Banyak kejadian dimana remaja

menggunakan narkoba hanya untuk mendapatkan pengakuan dan penghargaan dari orang

lain, contohnya ketika seorang anak sedang mengalami konflik, anak membutuhkan

kehadiran serta perlindungan dari orangtuanya namun ketika anak tidak pernah mendapatkan

penyelesaian dari orangtua maka dirinya mencari penyelesaian dari lingkungan dan teman-

temannya. Hal tersebut hanyalah manifestasi dari kebutuhan mereka akan penghargaan dan

pengakuan dari orangtua mereka sendiri. Disamping itu, alasan utama seseorang mencoba

obat-obatan adalah karena rasa ingin tahu mereka terhadap efek yang menyenangkan dari

narkotik dan keinginan untuk mengikuti bujukan orang lain terutama dari lingkungan

pergaulan mereka (McInthosh 2002).

DESKRIPSI KASUS

Tuan SA, umur 29 tahun belum menikah telah mengkonsumsi Narkotik sejak dia

duduk dibangku SMA tahun 1999. Tuan SA mengaku pertama kali mengenal narkoba dari

teman-temannya, alasan ia memakai karena banyaknya masalah keluarga, lingkungan

pergaulannya, dan kurang perhatian dan pengawasan dari pihak keluarga bahkan beberapa

3

Page 5: Deskripsi Kasus-casereport(Belum Revisi)- Fitria Apriliani (1102009117)- Drug Abuse Kel.5 (Autosaved)

keluarganya seperti om, kakak, dan adeknya juga memakai barang haram tersebut. Jenis

narkoba yang ia pakai pertama kali adalah putaw dengan cara disuntik dengan dosis 0.1 gram

- 0,5 gram sehari lalu dosis ditingkatkan, tidak hanya putaw ia juga mencoba heroin, shabu

dan ganja. Namun tuan SA lebih menyukai dan sering memakai putaw dengan alasan “ putaw

itu bisa bikin saya tenang, merasa happy, masalah hilang dan dunia itu kaya milik kita”

ungkap tuan SA.

Di kampung halamannya Tuan SA tinggal bersama ibu kandung, 3 kakak perempuan

dan 1 adik laki-lakinya. Ayah tuan SA sudah lama meninggal. Ia merupakan anak ke 4 dari

5 bersaudara. Penghasilan keluarga bertumpu dari hasil ladang pertanian milik keluarga.

Setelah 2 tahun pemakaian dan uang sudah habis, Ibu tuan SA pun mengetahui anaknya

pemakai. Pada tahun 2005 tuan SA pernah tertangkap oleh polisi dan ibunya harus

membayar uang jaminan sebesar Rp. 250.000.000.- yang mengakibatkan harta keluarga

terkuras. Kemudian tuan SA pergi merantau ke Ibu Kota untuk mencari pekerjaan. Namun

karena tidak mudah mendapat pekerjaan di Ibu Kota dan ketergantunggannya pada narkoba

memaksanya untuk menghalalkan berbagai cara untuk mendapat uang, seperti menipu pacar

dan orang lain. Sama seperti ketika tuan SA di Lampung, pergaulannya di Jakarta pun

dikelilingi oleh orang-orang pemakai, keluar malam dan pergi ke club-club malam, dan sex

bebas sudah menjadi kebiasaannya. Uang yang dia dapat pun hanya cukup untuk membeli

paket putaw dan kehidupan sehari-hari. Jika tidak ada uang ia pun terpaksa berhutang pada

bandar yang ia kenal baik, sebagai dampak jika tidak dapat membayar hutangnya bandar akan

melaporkannya ke polisi dan masuk penjara.

Seiring berjalannya waktu masalah semakin menumpuk, uang habis, hidup

berantakan, dan ditinggal pacar. Maka tuan SA berkeinginan untuk lepas dari ketergantungan

narkoba, hal ini tidak lepas dari nasehat ibunya. Pada tahun 2011 tuan SA pertama kali

mendaftar sebagai residen di Badan Narkotika Nasional (BNN) Lido di Sukabumi. Awalnya

sangat tidak mudah bagi tuan SA, beberapa kali ia mengalami sakaw yang membuat

tubuhnya kesakitan hingga tulang terasa mau remuk, serta emosi dan kesadarannya pun tidak

terkontrol. Tidak hanya itu dia pun harus lepas komunikasi dari dunia luar dan mengikuti

beberapa serangkaian pemeriksaan dan kegiatan di BNN. Tuan SA sangat bersyukur karena

dari beberpa pemeriksaan yang ia jalani ia dinyatakan terbebas dari penyakit menular

HIV/AIDS yang bagi kebanyakan pengguna narkoba itu adalah bonus. Karena keinginannya

4

Page 6: Deskripsi Kasus-casereport(Belum Revisi)- Fitria Apriliani (1102009117)- Drug Abuse Kel.5 (Autosaved)

dan tekadnya yang kuat untuk membahagiakan ibunya,menjalani hidup yang lebih baik dan

mendapat jodoh maka tuan SA berusaha untuk pulih.

DISKUSI

Menurut Undang-Undang RI Nomor 22 tahun 1997 Narkotika adalah zat atau obat yang

berasal dari tanaman atau bukan tanaman baiksintetis maupun semisintetis yang dapat

menyebabkan penurunan atau perubahankesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai

menghilangkan rasa nyeri, dan dapatmenimbulkan ketergantungan. NARKOTIKA dibedakan

kedalam golongan-golongan [1] :

a) Narkotika Golongan I :

Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan, dan tidak

ditujukanuntuk terapi serta mempunyai potensi sangat tinggi menimbulkan

ketergantungan, (Contoh : heroin/putauw, kokain, ganja).

b) Narkotika Golongan II :

Narkotika yang berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir dan

dapatdigunakan dalam terapi atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta

mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan (Contoh : morfin, petidin ).

c) Narkotika Golongan III :

Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi atau

tujuanpengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan

ketergantungan (Contoh : kodein ).

Narkotika yang sering disalahgunakan adalah Narkotika Golongan I :

1. Opiat : morfin, herion (putauw), petidin, candu, dan lain-lain 

2. Ganja atau kanabis,marihuana, hashis

3. Kokain, yaitu serbuk kokain, pasta kokain, daun koka

Opioid adalah jenis NAPZA yang mempunyai potensi ketergantungan paling kuat.

Golongan ini terdiri dari berbagai turunan dan zat sintesisnya. Turunan tersebut antara lain :

opium, morfin, diasetilmorfin/ diamorfin (heroin, smack, horse, dope), metadon, kodein,

5

Page 7: Deskripsi Kasus-casereport(Belum Revisi)- Fitria Apriliani (1102009117)- Drug Abuse Kel.5 (Autosaved)

oksikodon (percodan, percocet), hidromorfon (dilaudid), levorfanol (levo-dromoran),

pentazosin (talwin), meperidin (demerol), propeksipen (dorvon) (Kosten,2002).

Diagnostic and Statistic Manual of Mental Disorder edisi keempat Revisi Text (DSM-IV)

mendefinisikan penyalahgunaan opioid sebagai pola maladaptif dari penggunaan opioid yang

mengarah ke penurunan klinis yang signifikan atau tekanan yang terjadi di salah satu bidang

berikut, dalam 12 - bulan periode [6]:

1. Kegagalan untuk memenuhi kewajiban pekerjaan utama di tempat kerja, sekolah,

atau rumah

2. Berulang opioid digunakan dalam situasi berbahaya, seperti mengemudi atau

mengoperasikan mesin berat sementara terganggu

3. Opioid-terkait masalah hukum

4. Masalah sosial dan interpersonal yang disebabkan oleh atau diperparah oleh

penggunaan opioid

Kebanyakan individu yang memenuhi kriteria penyalahgunaan opioid dan terus

menggunakan akhirnya memenuhi kriteria ketergantungan opioid.

Kata “opiat” dan opioid berasal dari kata “opium”, jus dari bunga opium. Papaver

somniferum, yang mengandung kira-kira 20 alkoloid opium, termasuk morfin. (Diagnostic

and Statistic Manual of Mental Disorder edisi keempat [DSM-IV] menggunakan kata

"opioid’ untuk mencakup “opiat”, suatu preparat atau derivat dari opium, dan guna “opioid”,

suatu narkotik sintetik yang kerjanya menyerupai opiat tetapi tidak didapat dari opium.) Opiat

yang didapatkan alami diselundupkan ke Amerika Serikat dari Timur Tengah. Opiat yang

disintesis dari opiat alami adalah heroin (diacethylmorphine), kodein (3-methrixymorphine),

dan hydromorphine (Dilaudid). Heroin kira-kira dua kali lebih kuat dari morfin dan opiat

yang paling sering digunakan pada orang dengan gangguan berhubungan dengan opioid [2].

Jika opioid digunakan terus menerus, mereka memiliki potensi untuk menyebabkan

ketergantungan fisik dan psikologis dalam waktu 2-10 hari.

Opioid memiliki dua efek utama: berdampak analgesik dan efek euforia. Ini adalah

efek euforia mereka yang merupakan alasan mengapa mereka dapat disalahgunakan. Mereka

dapat digunakan secara intravena (IV), subkutan, dan intranasal atau merokok. Ingat bahwa

6

Page 8: Deskripsi Kasus-casereport(Belum Revisi)- Fitria Apriliani (1102009117)- Drug Abuse Kel.5 (Autosaved)

jika seseorang melaporkan penyalahgunaan opioid, mereka juga mungkin menyalahgunakan

obat lain

Golongan opioid mampu melewati sawar darah otak. Dalam hal ini heroin memiliki

kemampuan 100 kali dibandingkan dengan kemampuan morfin, oleh karena itu heroin

dinamakan ”hero drug”, dan oleh karena alasan ini pula, heroin menduduki peringkat

tertinggi untuk disalahgunakan, terutama dengan menggunakan jarum suntik yaitu sebesar

75,63 % (PPIKB/CME,2002).

FAKTOR PENYEBAB PENYALAHGUNAAN ZAT

1. Lingkungan Sosial

Hawari dalam disertasinya tahun 1990 menemukan bahwa faktor lingkungan substance

availability berperan sebagai faktor pencetus perilaku penyalahgunaan zat pada individu

dengan predisposisi gangguan kepribadian [5].

Kondisi lingkungan sosial yang tidak sehat atau rawan, dapat menjadi faktor

terganggunya perkembangan jiwa kearah perilaku yang menyimpang yang pada gilirannya

terlibat penyalahgunaan/ketergantungan narkoba.

Lingkungan sosial yang rawan tersebut antara lain :

1) Semakin banyaknya penggangguran, anak putus sekolah dan anak jalan.

2) Tempat-tempat hiburan yang buka hingga larut malam bahkan hingga dini hari

dimana sering digunakan sebagai tempat transaksi narkoba.

3) Banyaknya penerbitan, tontonan TV dan sejenisnya yang bersifat pornografi dan

kekerasan.

4) Masyarakat yang tidak peduli dengan lingkungan.

5) Kebut-kebutan, coret-coretan pengerusakan tempat-tempat umum.

6) Tempat-tempat transaksi narkoba baik secara terang-terangan maupun sembunyi-

sembunyi

7) Lemahnya penegakan hukum

8) Situasi politik, sosial dan ekonomi yang kurang mendukung

9) Berteman dengan penyalahguna.

10) Tekanan atau ancaman teman kelompok atau pengedar.

7

Page 9: Deskripsi Kasus-casereport(Belum Revisi)- Fitria Apriliani (1102009117)- Drug Abuse Kel.5 (Autosaved)

Di sekolah:

1) Sekolah yang kurang disiplin.

2) Sekolah yang terletak dekat tempat hiburan dan penjual NAPZA.

3) Sekolah yang kurang memberi kesempatan pada siswa untuk mengembangkan diri

secara kreatif dan positif.

4) Adanya murid yang menggunakan NAPZA

Pengaruh yang ditimbulkan dari lingkungan sosial pelaku, baik lingkungan sekolah,

pergaulan dan lain-lain. Hal tersebut dapat terjadi karena benteng pertahanan dirinya lemah,

sehingga tidak dapat membendung pengaruh negatif dari lingkungannya. Pada awalnya

mungkin sekedar motif ingin tahu dan coba-coba terhadap hal yang baru, kemudian

kesempatan yang memungkinkan serta didukung adanya sarana dan prasarana. Tapi lama

kelamaan dirinya terperangkap pada jerat penyalahgunaan narkoba.

Penelitian di Universitas Airlangga ini pada kelompok individu yang tidak

menyalahgunakan zat dan kelompok pecandu opioid yang keduanya menghadapi lingkungan

dengan substance availability sama, ternyata menemukan bahwa faktor yang mendorong

penyalahgunaan opioid hanya faktor genetik dan kepribadian. Terdapat kesan bahwa

lingkungan berperan terbatas sebagai faktor pendukung untuk perilaku yang telah dipilih

sendiri oleh individu sesuai kecenderungan [5].

2. Keluarga

Keluarga telah digambarkan sebagai yang paling mempengaruhi masa kanak-kanak

dalam faktor mengontrol anak dan dalam membentuk adaptasi kemudian hari. Pengaruh dari

keluarga pada penyalahgunaan narkoba remaja pada dasarnya penting, tapi kompleks. faktor

tentang kualitas dan konsistensi dari manajemen keluarga, komunikasi keluarga, hubungan

keluarga dan role-modelling orangtua telah konsisten diidentifikasi sebagai prediksi dari

penyalahgunaan obat [3].

Menurut Kartono dalam Wina (2006) keluarga merupakan satu organisasi yang paling

penting dalam kelompok sosial dan keluarga merupakan lembaga didalam masyarakat yang

paling utama bertanggung jawab untuk menjamin kesejahteraan sosial dan biologis anak

manusia. 8

Page 10: Deskripsi Kasus-casereport(Belum Revisi)- Fitria Apriliani (1102009117)- Drug Abuse Kel.5 (Autosaved)

Penyebab penggunaan narkoba salah satunya adalah keluarga dengan ciri-ciri sebagai berikut:

a. Keluarga yang memiliki sejarah (termasuk orang tua) pengguna narkoba

b. Keluarga dengan konflik yang tinggi dan tidak pernah ada jalan keluar yang

memuaskan semua pihak dalam keluarga. Konflik dapat terjadi antara ayah dan ibu,

ayah dan anak, ibu dan anak, maupun antar saudara.

c. Keluarga dengan orang tua yang otoriter, yang menuntut anaknya harus menuruti

apapun kata orang tua, dengan alasan sopan santun, adat-istiadat, atau demi kemajuan

dan masa depan anak itu sendiri tanpa memberi kesempatan untuk berdialog dan

menyatakan ketidak setujuan.

d. Keluarga tidak harmonis

Menurut Hawari dalam Wina (2006), keluarga harmonis adalah persepsi terhadap situasi

dan kondisi dalam keluarga dimana didalamnya tercipta kehidupan beragama yang kuat,

suasana yang hangat, saling menghargai, saling pengertian, saling terbuka, saling menjaga

dan diwarnai kasih sayang dan rasa saling percaya sehingga memungkinkan anak untuk

tumbuh dan berkembang secara seimbang.

3. Individu

Kebanyakan penyalahgunaan zat dimulai atau terdapat pada masa remaja, sebab remaja

yang sedang mengalami perubahan biologik, psikologik maupun sosial yang pesat merupakan

individu yang rentan untuk menyalahgunakan zat. Anak atau remaja dengan ciri-ciri tertentu

mempunyai risiko lebih besar untuk menjadi penyalahguna NAPZA. Ciri-ciri tersebut antara

lain :

a. Cenderung membrontak dan menolak otoritas.

b. Cenderung memiliki gangguan jiwa lain (komorbiditas) seperti Depresi, cemas,

Psikotik, keperibadian dissosial.

c. Perilaku menyimpang dari aturan atau norma yang berlaku

d. Rasa kurang percaya diri (low self-confidence), rendah diri dan memiliki citra diri

negatif (low self-esteem)

e. Sifat mudah kecewa, cenderung agresif dan destruktif

f. Mudah murung, pemalu, pendiam

g. Mudah merasa bosan dan jenuh

h. Keingintahuan yang besar untuk mencoba atau penasaran

9

Page 11: Deskripsi Kasus-casereport(Belum Revisi)- Fitria Apriliani (1102009117)- Drug Abuse Kel.5 (Autosaved)

i. Keinginan untuk bersenang-senang (just for fun)

j. Keinginan untuk mengikuti mode, karena dianggap sebagai lambang keperkasaan dan

kehidupan modern

k. Keinginan untuk diterima dalam pergaulan.

l. Identitas diri yang kabur, sehingga merasa diri kurang “jantan”

m. Tidak siap mental untuk menghadapi tekanan pergaulan sehingga sulit mengambil

keputusan untuk menolak tawaran NAPZA dengan tegas

n. Kemampuan komunikasi rendah

o. Melarikan diri sesuatu ( kebosanan, kegagalan, kekecewaan, ketidakmampuan,

kesepian dan kegetiran hidup,malu dan lain-lain)

p. Putus sekolah

q. Kurang menghayati iman kepercayaannya

PANDANGAN ISLAM TENTANG PENYALAHGUNAAN NARKOBA

Di dalam agama Islam, terdapat beberapa ayat al-Qur’an dan hadits yang melarang

manusia untuk mengkonsumsi minuman keras dan hal-hal yang memabukkan. Di era

Rasulullah, zat berbahaya yang paling populer memang baru minuman keras (khamar).

Kemudian pada zaman modern seperti sekarang ini, Narkoba juga dapat dianalogikan sebagai

hal-hal yang memabukkan.

10

INDIVIDU

KELUARGA LINGKUNGAN

Page 12: Deskripsi Kasus-casereport(Belum Revisi)- Fitria Apriliani (1102009117)- Drug Abuse Kel.5 (Autosaved)

Dalam al-Qur’an surat Al-Maidah ayat 90 dijelaskan :

“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi,

(berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan

syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan“. (QS

Al-Maidah : 90)

Kemudian pada ayat yang selanjutnya dijelaskan :

“Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan

kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi

kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan

pekerjaan itu)“.(QS Al-Maidah : 91)

Anak dan istri digunakan Allah SWT untuk menguji kesabaran bagi manusia. Karena

dalam perjalanan hidup di dunia ini tidak lepas dengan lingkungan (social interaction),

sehingga dibutuhkan etika atau norma-norma dalam bersosialisasi dengan masyarakat sekitar.

Dalam Al-Qur’an Surat At-Tagabun (64) Allah memperingatkan (yang artinya) :

“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak- anakmu

ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka. Dan jika

kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka), maka sesungguhnya

Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”(QS 64:14)

“Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan disisi Allah-lah

pahala yang besar.” Ini senada dengan QS Al-Anfal (8:28): “Dan ketahuilah, bahwa

hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala

yang besar.” (QS 64:15)

Baik-buruknya kondisi lingkungan luar keluarga, dampaknya sangat besar pada pertumbuhan

anak. Karena umumnya si anak lebih banyak berinteraksi dengan lingkungan luar, seperti

sekolahan, tetangga, teman sepermainan, dsb. Sehingga lingkungan itulah yang membentuk

dan mempengaruhi olah pikir serta perilaku anak. Bila lingkungan pergaulan anak buruk,

11

Page 13: Deskripsi Kasus-casereport(Belum Revisi)- Fitria Apriliani (1102009117)- Drug Abuse Kel.5 (Autosaved)

dapat saja mengakibatkan anak itu cenderung melakukan hal-hal negatif. Salah satunya

adalah mengkonsumsi obat-obat terlarang atau penyalahgunaan narkoba.

Pada awalnya mungkin hanya sebuah tawaran, mencoba atau sengaja mengkonsumsi, atau

terpaksa menggunakan narkoba. Bisa juga si anak ditantang utuk membuktikan kejantan-

annya, apakah ia berani mencoba narkoba. Bila si anak tidak kuat imannya, ia akan mudah

tergoda. Pertama hanya ikut-ikutan, lalu kecanduan.

Allah telah menetapkan dan memutuskan, bahwa dalam berkehidupan di masyarakat dapat

mencontoh Rasulullah, sehingga kita bisa membedakan antara yang haq dan yang bathil.

Sebagaimana yang pernah dicontohkan oleh para rasul (nabi) yang diangkat Allah SWT.

Dalam firman-Nya di QS Al-Azhab :

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu, (yaitu)

bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat, dan dia banyak

menyebut Allah.” (QS 33:21)

KESIMPULAN DAN SARAN

Faktor yang mendorong penyalahgunaan opioid hanya faktor genetik dan kepribadian.

Terdapat kesan bahwa lingkungan berperan terbatas sebagai faktor pendukung untuk perilaku

yang telah dipilih sendiri oleh individu sesuai kecenderungan. faktor individu sendiri dapat

kita bentuk sejak dini dari pihak keluarga yang harmonis, hubungan komunikasi antara anak -

orang tua atau kakak – adik semua berjalan baik . tidak luput juga dibutuhkannya

pengawasan orang tua dalam lingkungann sosial yang baik dan sehat. Maka dari itu setiap

orang perlu menanamkan keimanan dan taqwa kepada Allah SWT di lingkungan, keluarga

bahkan diri sendiri agar terhindar dari hal-hal buruk baik dunia maupun akhirat.

12

Page 14: Deskripsi Kasus-casereport(Belum Revisi)- Fitria Apriliani (1102009117)- Drug Abuse Kel.5 (Autosaved)

DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan RI, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun

1997 tentang Narkotika. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta

2. Kaplan & Sadock. Sinopsis Psikiatri Jilid satu. Binarupa Aksara. Jakarta 1997.

3. National Drug and Alcohol Research Centre, Univers ity of New South Wales. Causes

and Correlates of Adolescent Drug Abuse and Implications For Treatment. Sydney,

Australia. 1999

4. National Institute of Drug Abuse. Prescription Drugs: Abuse and Addiction, October

2012

5. Nurdin AE. Madat, Sejarah, Dampak Klinis dan Penanggulangannya. Penerbit

Mutiara Wacana. Semarang 2007

6. Preda A. Opioid Abuse Clinical Presentation. Available at

http://emedicine.medscape.com/article/287790-clinical (last update 2012, Juli 5)

13