DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
-
Upload
ayah-mochie -
Category
Documents
-
view
452 -
download
61
Transcript of DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
1/148
Pendekatan,Pendekatan,Pendekatan,Pendekatan, Metodologi Metodologi Metodologi Metodologi dandandandanProgram Kerja Program Kerja Program Kerja Program Kerja
. PENDEKATAN METODOLOGIPENDEKATAN METODOLOGIPENDEKATAN METODOLOGIPENDEKATAN METODOLOGI
5.1. UmumPerencanaan keseluruhan Stadion, yang menjadi permasalahan utama adalah
Program Ruang. Pengaturan Program Ruang sebuah bagian fungsi Gedung Stadion
dapat ditentukan oleh beberapa hal diantaranya :
Sistim peralatan yang dipakai sehingga penentuan Program ruangnya harus
mengikuti spesifikasi peralatan tersebut.
Sistim pelayanan yang biasa dilakukan sesuai dengan kebutuhan baik atlet
maupun penonton, sehingga kesemua kebutuhan program ruangnya
ditentukan dari kebutuhan dan ketersediaannya peralatan serta ruang yang
ada yang berorientasi pada kemudahan operasional.
Dengan mengacu pada penjelasan pengalaman dalam merancang sebuah bagian
Gedung Stadion tersebut diatas maka dalam penentuan program ruang tersebut
perlu diadakan survey yang mendalam tentang kebutuhan dan permintaan pada
USERS yang akan menempati ruang tersebut.
Kebutuhan ruang dalam kaitan operasional penggunaan ruang harus dikonfirmasi
dengan para USERS yang diatur melalui langkah-langkah seperti pada Flowchart
dibawah ini :
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
2/148
Penyesuaian data
Dengan Bagan Alur tersebut diharapkan dapat mengurangi ketidak sesuaian antara
konsep Rancangan, standard dan spesifikasi ruang yang diminta.
Kegiatan ini dapat dilaksanakan pada tahap Rapat Persiapan pelaksanaan Kontrak
yang dapat diurai sebagai berikut :
1.1 PPK bersama penyedia dapat menyelenggarakan rapat persiapan pelaksanaan
kontrak.
1.2 Dalam rapat persiapan, PPK dapat mengikutsertakan Tim Teknis dan/atau Tim
Pendukung.
1.3 Beberapa hal yang dibahas dan disepakati dalam rapat persiapan pelaksanaan
kontrak adalah:
a. program mutu;
b. organisasi kerja;
c. tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan;
d. jadwal pengadaan bahan/material, mobilisasi peralatan dan personil
(apabila diperlukan); dan
l k ik l b
Batasan-batasan :
PermintaanUSERS
Konsep Rancangan
Standart KebutuhanRuang
Requirement Alat2yang terkait denganOlahraga
DiskusiPenataan
Program RuangINPUTANDATA PROGRAMRUANG DEFINITIF
PRARANCANGAN
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
3/148
5.2. Perancangan Program Ruang, fasilitas dan bentukbangunan.
1. Optimasi kebutuhan & fasilitas ruang dalam bangunan Stadion Olahraga.
Pada KAK telah diinformasikan tentang beberapa hal yang dapat
dikompilasikan dengan beberapa prasyarat yang ada dilapangan sebagai
berikut :
Bangunan Stadion yang akan dibangun harus dapat menampungminimal 30.000 orang penonton.
Pada Bangunan Stadion ini harus dapat terbentuk suatu bangunan
Arsitektur yang dapat menjadi Icon baru di Kabupaten Tapin
Dengan lahan seluas 10 Ha nantinya akan dapat dijadikan Taman
Rekreasi bagi masyarakat Kabupaten Tapin dengan dipenuhi fasilitas
olah raga lainnya yaitu : Lapangan Sepakbola Terbuka
Penataan Parkir yang teratur
Dengan penataan yang optimal maka keberadaan Bangunan Stadion pada
lokasi ini akan semakin menonjol menambah bobot bagi kawasan secara
keseluruhan
Bangunan stadion ini akan dapat diatur dengan tatanan program ruangsebagai fasilitas umum sebagai berikut :
a. Lantai 1 :
Hall
R. Atlit & Locker (Pria dan Wanita)
R. Official
R. Wasit Poliklinik
R. Panitia Pelaksana
R. Pemanasan/ Fitness Centre
Ruang Toilet
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
4/148
R. Studio FM
R. Toilet
c. Lantai 3 :
R. VVIP
R. VIP
R. Toilet
R. Komersial
d. Lantai 4 :
R. Operator
Toilet
e. Ruang Tribune
2. Persyaratan Bangunan
Dalam bab sebelumnya telah dijelaskan tentang persyaratan-persyaratan
dalam perencanaan nantinya tidak terdapat bagian-bagian yang keluar dari
koridor persyaratan. Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam
pembuatan gambar perencanaan diantaranya sebagai berikut :
1. Persyaratan Peruntukan
2. Persyaratan Arsitektur dan Lingkungan
3. Persyaratan Struktur Bangunan
4. Persyaratan Ketahanan terhadap Kebakaran
5. Persyaratan Sarana Jalan Masuk & Keluar
6. Persyaratan Pencahayaan Darurat, tanda arah keluar dan sistim
peringatan Bahaya Kebakaran.
7. Persyaratan Instalasi Listrik, Penangkal Petir dan Sistim Komunikasi.
8 P t S it i d l B g
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
5/148
Dengan Pengalaman dan tinjauan empiris maka setiap fungsi bangunan dapat
dirinci kebutuhan ruangnya yang sebelumnya harus pula dijabarkan dengan
flow Chart aktivitas gedung tersebut. Sebagai gambaran dapat dilihat pada :
Dengan Pengalaman dan tinjauan empiris maka setiap fungsi bangunan dapat dirinci
kebutuhan ruangnya yang sebelumnya harus pula dijabarkan dengan flow Chart
aktivitas gedung tersebut. Sebagai gambaran dapat dilihat pada :
Perlu Persiapanulang
OKOKOKOK
TinjauanTinjauanTinjauanTinjauanUlangUlangUlangUlang
OKOKOKOK
BATASAN LUAS BANGUNANDAN ANGGARAN BIAYAPEMBANGUNAN
APBDKab. Tapin
N A R A S U M B E R B I D A N G
K E O L A H R A G A A N
( K O N I & D I S P O R A )
D I N A S P U
.
C I P T A K A R Y A D A N T A T A
R U A N G
START
SKETSAIDEA
DESKRIPSI PROGRAMRUANG
PRA RANCANGAN Tim Asistensi Teknis(DPU Cipta Karya)
Kab. Tapin
Program RuangDEFINITIF
DEDC A R E
END
Konsultasi PenentuanProgram Ruang & luas
Bangunan
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
6/148
Dengan langkah - langkah yang terjelaskan pada bagan alur tersebut dapat
disimpulkan kebutuhan ruang untuk memfasilitasi suatu Bangunan Stadion Olah
Raga yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana yang MULTI EVENTS.
Kebutuhan ruang utama ini harus digabung dengan kebutuhan ruang yang telah
diminta pada KAK oleh karenanya dalam Lampiran Berita Acara Rapat Penjelasan
Pekerjaan telah diinformasikan kebutuhan ruang yang akan diprogram pada
bangunan ini. Dalam kaitan ini diusulkan agar ruang-ruang tersebut dapat
dikelompokkan pada setiap lantai dengan tata organisasi sesuai dengan bagan alur
tersebut diatas.
Secara garis besar ruang-ruang di dalam stadion menurut KAK terdiri dari beberapa
ruang :
Ruang Penerima/ Lobby
Toilet dan Locker
Ruang Tangga / tangga darurat
Ruang M & E
Ruang Security
Ruang kantor Building Management
Ruang Poliklinik
Ruang Panitia Penyelenggara Kegiatan
Ruang Penyimpan Peralatan
Adapun ruang-ruang yang ada dapat dikelompokkan menjadi :
Kelompok ruang pertandingan/penonton
Kelompok ruang pemain, panitia & official
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
7/148
Ruang luar untuk parkir kendaraan sejumlah 10.000 mobil harus tersebar sacara
merata dan banyak ditanami pohon peneduh agar berkesan teduh.
Adapun secara menyeluruh Program Ruang ini akan merupakan satu kesatuan
dengan bentuk tampilan bangunannya yang dapat diurai dalam penjelasan tentang
Arsitektur Bangunannya.
4. Konsep Penataan Tapak
Pendaerahan Aktivitas
Sesuai dengan penetapan Perencanaan Teknis Stadion di Kabupaten Tapin, maka
bangunan yang akan dirancang dan segera dilaksanakan merupakan blok Bangunan
yang merupakan fasilitas olah raga yang dapat menggambarkan masa yang akan
datang yang sarat dengan teknologi sehingga pada blok ini diperbolehkan
membangun dengan gaya arsitektur yang modern dan menggambarkan High
Technologi.
Dalam Perencanaan Teknis Stadion di Kabupaten Tapin, bangunan yang dimaksud
menempati posisi zona yang dominant sebagai penangkap (focal Point) pada
kawasan ini dan tidak lepas dari persyaratan standard dari stadion olah raga yang
dapat digunakan baik pada siang hari maupun malam hari.
Orientasi lapangan sepak bola harus membujur utara-selatan untuk menghindari
arah datangnya sinar matahari bagi kedua tim pemain. Dengan demikian maka arah
stadion memanjang utara-selatan dengan tribun utama di sebelah barat. Hal ini
dengan asumsi bahwa semua pertandingan yang diselenggarakan pada siang hari
berlangsung setelah jam 14.00 sehingga penonton sebelah barat lebih nyaman
dibanding sebelah timur.
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
8/148
LOKASI Gedung Stadion di Kabupaten Tapin
5. Konsep Pencapaian
Gedung Stadion Kabupaten Tapin diharapkan merupakan ICON bidang
olahraga terlengkap dan terbesar di Kabupaten Tapin.
6. Metoda Perancangan Arsitektural
Terdapat banyak Metoda dalam perancangan arsitektur seturut literatur yang
tersedia. Dari yang banyak tersebut sebagian hanya berupa tulisan pendapat
tanpa pernah diuji-cobakan dalam praktek, sebagian kecil sang sering
digunakan dan dipraktekkan yang salah satunya adalah sebagaimana yang
dilakukan oleh Broadbent (1973).
7. Konsep Massa Bangunan
Massa Bangunan Stadion ditinjau dari sisi kebutuhan ruang dan
ti b gk l h g t di g j g k di g t
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
9/148
8. Penataan Ruang Luar
Massa Bangunan Gedung Stadion di Kabupaten Tapin ditinjau dari sisi
kebutuhan ruang dan mempertimbangkan lahan yang tersedia, kebutuhan-
kebutuhan standard bagi bangunan Stadion yang berkapasitas 30.000
penonton harus dipenuhi secara lengkap karena hal ini terkait kenyamanan
pengunjung.
Optimasi lahan seluas 10 Ha yang tersedia bagi hadirnya Gedung Stadion ini
harus diusahakan dengan mempertimbangkan keutamaan aspek kebutuhan
kenyamanan area kedatangan sebagai fasilitas rekreasi masyarakat Tapin dan
tetap harus mempertimbangkan juga estetika bangunan dan penghijauan yang
cukup, karenanya tetap diusahakan ada penghijauan semaksimal mungkin .
9. Sirkulasi
Dalam merancang stadion olah raga yang berkapasitas 30.000 penonton
maka yang sangat dipentingkan adalah perencanaan sirkulasi alur penonton
pada saat :
INCOMING yang diasumsi kami tidak bersamaan.
OUTGOING yang diasumsikan dalam keadaan bersamaan
Dalam perencanaan hal ini harus selalu diperhatikan tentang alur pintu keluar
yang memadai dan dihitung dalam satuan waktu yang cepat.
Sirkulasi pada sebuah kompleks stadion merupakan salah satu isyu yang
penting karena menyangkut lalu-lintas orang sebanyak 30.000 penonton.
Selain itu penonton datang dan pulang dalam waktu yang cukup bersamaan
sehingga perlu diatur arah dan tempatnya.
D l i k l i d 2 h l i d
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
10/148
dibutuhkan jembatan dan jalan layang, tetapi penyediaan trotoar yang cukup
lebar merupakan suatu keharusan.
Untuk menghindari konsentrasi penonton hanya di satu tempat maka letak
tempat parkir kendaraan harus tersebar secara cukup merata. Hal ini juga
sesuai dengan penempatan pintu masuk stadion yang juga harus merata agar
jalur perjalan kaki tidak terlalu panjang. Untuk ini harus disediakan banyak
pintu masuk dengan penyediaan hall yang cukup lebar karena penonton akan
mengantre pada waktu pengecekan karcis.
S l i b gi t k d d i j i t b g i
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
11/148
duduk. Dengan pemisahan ini kemungkinan jalur sirkulasi yang bercampur
sudah sangat kecil.
Secara garis besar isyu sirkulasi penonton dapat diringkas sebagai berikut :
Pemisahan jalur dan tempat duduk suporter tuan rumah dan suporter tamu
Distribusi tempat parkir dan pintu masuk stadion yang merata
Distribusi penonton pada waktu masuk dan keluar stadion : jumlah &
penempatan pintu masuk/keluar, tangga & lubang tribun
Jalur sirkulasi pemain & official
Penyediaan halte kendaraan umum (bukan terminal)
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
12/148
bangunan rapi & bersih dari pengaturan komposisi bidang-bidang yang terjadi (tidak
banyak lipatan).
Jendela pada Gedung Sport Center secara konseptual dirancang untuk memenuhi
standart kebutuhan akan terang-langit serta pergantian udara segar alami dapat
dibuka tutup, namun demikian pola geometri pada gubahan massa diadakan sebagai
upaya sentuhan yang hanya bersifat estetika saja, yang dengan demikan aspek
fungsi dan kebutuhan ruang yang mendasar tetap menjadi prioritas rancangan.
Penampilan eksterior keseluruhan bangunan yang meliputi keseluruhan
komponennya atap, dinding, bukaan serta elemen-elemen yang mengesisi atau
menonjol struktur bangunan, disetiap bangunan antara komposisi sebagai tampilan
dan fungsi-fungsinya setaraf kebutuhan/ aktivitas didalamnya.
Kesan Modern, dimunculkan dengan memberi penyelesaian pada bidang-bidang
kaca dengan bingkai kerangka aluminium geometri pada garis-garis yang timbul,
sesedikit mungkin atau membebaskan dari unsur-unsur lengkung. Bentuk atap yang
sederhana juga memberikan kesan nilai kepraktisan & kemudahan dalam perawatan.
Kesan Unik/ khusus yang ditampilkan terkait dengan citra modern dan tehnologidiambil dengan memunculkan geometri garis-garis kuat serta lebar. Kesan
keseluruhan nik ini memang diharapkan ada kesan bersih dan sedikit bersifat
dekoratif pada fasad bangunan.
Solusi iklim dapat ditengarai dengan adanya selasar-selasar keliling bangunan
sebagai pelindung sebagian atau seluruh permukaan dinding. Bentuk atap hiasansebagai antisipasi kondisi curah hujan yang tinggi serta isolasi radiasi panas
matahari yang tinggi.
S t il f d tid k t gg b k it b g
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
13/148
2. Organisasi Ruang
Adapun Gedung Sport Center ini merupakan gedung yang mampu menampung
20.000 penonton sehingga kebutuhan akan ruang-ruang yang terkait dengan jumlah
penonton tersebut harus dapat ditata sebagai kebutuhan dasar tapi harus nyaman.
Sesuai dengan kebutuhan maka bangunan Gedung Sport Center di Kabupaten
Tapin ini memiliki program zonasi ruang dalam beberapa lantai bangunansebagaimana yang direncanakan yaitu pada masing-masing lantai mengakomodir
kegiatan-kegiatan.
3. Gubahan Ruang-Luar (Exterior)
Lahan yang tersedia untuk gedung Sport Center sangat terbatas dari standart yangdiberlakukan, oleh karenanya Ruang terbuka hijau yang seharusnya menyertai pada
rancangan ini terpaksa di optimalkan untuk mengakomodir kenyamanan sirkulasi
pada ruang kedatangan. Karena keberadaan bangunan ini ditengah lahan yang
cukup luas yang dimanfaatkan sebagai ruang terbuka hijau maka hal-hal tentang tata
hijau di sekitar bangunan tidak perlu dipermasalahkan.
Ruang kedatangan yang dirancang memiliki kekhasan secara arsitektural, akan
menjadi ruang kedatangan yang nyaman sekaligus sebagai unsur Penangkap dari
bangunan Gedung Sport Centre itu sendiri.
Detail sekeliling kanopi ruang kedatangan juga dirancang untuk dapat menjadi aksen
dari serial vision.
Salah satu persyaratan yang disebut dalam KAK adalah bangunan stadion ini harus
mampu manjadi ikon kota Tapin. Untuk ini tampilan arsitekturnya harus berbeda dari
yang ada serta mampu menjadi ciri suatu tempat dan mudah dikenal Hal ini
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
14/148
lapangan sepakbola sudah standar. Dengan kapasitas 20.000 penonton, maka
penyediaan tribun sisi timur dan barat sudah cukup dan jumlah baris tidak terlalu
banyak sehingga sudut kemiringannya tidak tajam. Kedua sisi ini dipilih karena dari
sisi ini sudut penglihatan yang paling baik bagi penonton dalam menikmati
pertandingan. Sisi utara-selatan dibutuhkan jika dikehendaki kapasitas yang lebih
besar.
Biasanya bentuk geometri tribun membesar dibagian VIP dengan distribusi
tempat duduk merata. Dalam rancangan ini bagian ujung atas tengah tribun
lihilangkan dan disisakan balok-balok pendukungnya saja. Dengan demikian
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
15/148
5. Tampilan Bangunan-bangunan dalam
Untuk memperkokoh tampilannya pengisi ruang dibagian bawah tribun dibuat
seminimal mungkin agar bagian struktur tribun terlihat lebih luas. Ini merupakan
gagasan untuk membuat tampilan tribun sebagai tampilan utama dan dominan dari
arsitekturnya.
Selain struktur tribun, struktur rangka penyangga tribun ikut mendominasi tampilan
stadion dengan menampilkan pada sisi memanjangnya. Untuk menyatukan tampilan,
atap utama tribun dibuat melengkung sejajar lengkungan tribun bagian atas. Atap ini
dirancang dengan struktur kantilever sehingga tidak ada struktur lain diluar tribun
agar tampilan eksterior terlihat lebih bersih.
Dengan kapasitas penonton 30.000 orang, tribun cukup ditempatkan di sisi timur dan
barat lapangan. Sisi utara dan selatan prinsipnya hanya digunakan untuk
menempatkan score-borad dan couldron bila digunakan untuk event pekan olahraga.
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
16/148
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
17/148
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
18/148
Untuk memberi skala yang lebih kecil pada entrance, dibuat kanopi dan tonjolan
ruang serta ramp menuju entrance utama. Bentuk geometri kanopi juga dibuatlengkung untuk keserasian tampilan secara keseluruhan.
SCORE BOARD DAN COULDRON
Rancangan score board dan couldron dibuat menyatu dengan tribun agar tidakterkesan tempelan. Untuk itu dibutuhkan penyelesaian bidang-bidang yang
meneruskan tribun ke bagian score board dan couldron. Bidang-bidang ini
dieksplorasi geometrinya untuk memberi tampilan yang estetis.
Karena skala tribun yang cukup besar maka ukuran score board dan ketinggian
couldron harus menyesuaikan. Untuk ini perlu dibuat beberapa elemen dekoratifyang menyatu dengan kedua elemen tersebut.
LAMPU STADION
Untuk kebutuhan penerangan pada event malam hari dibutuhkan lampu penerangan
lapangan yang cukup. Penempatan lampu-lampu ini harus merata dan posisinya
cukup tinggi agar tidak menyilaukan pemain. Dalam rancangan ini tiang lampu dibuatmenyatu dengan empat pintu parade yang ada di empat ujung stadion. Sedang
untuk bagian tengah lapangan ditempatkan pada ujung atap tribun memanjang
utara-selatan.
KEMUNGKINAN PENAMBAHAN KAPASITAS PENONTON
Dalam rancangan ini dibuat alternatif apabila diperlukan penambahan kapasitas
penonton. Untuk ini sisi utara-selatan bisa dibuat tribun sehingga tampilan tribun
terlihat menerus. Untuk ini juga diberi atap keliling tribun dengan memperhatikan
i i b d d ld S d g ti g l di t j g l g
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
19/148
5.4. Detail Engineering Design (DED)
a. Proses Pembuatan Dokumen Perencanaan dengan Rencana
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
20/148
a. Pengumpulan Data Lapangan
b. Perencanaan Tapak dan Blok Bangunanc. Pra Rancangand. Pembuatan Maket & Presentation Tools
Tahap Perancangan Detail Engineering Designa. Pengembangan Rancangan
b. Perhitungan Konstruksic. Pembuatan Gambar Kerjad. Penyusunan Rencana Anggaran Biayae. Penyusunan RKS
Tahap Pelelangan
Tahap Pembangunan Bertahap
Dalam pelaksanaan tahap-tahap pekerjaan tersebut diatas dimungkinkan untuk
dibangun dengan pentahapan untuk itu diusulkan untuk menghasilkan dokumen DED
untuk pelaksanaan Tahap Tahun Anggaran yang akan datang sebagai Karya
Perencanaan Tahap I dan untuk Tahun Anggaran lainnya sebagai Karya Perencanaan
Tahap II.
Dokumen antara yang dapat dipakai sebagai dokumen Tender konstruksi
tahapan dapat dijelaskan seperti pada bagan alur sebagai berikut :
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
21/148
b. Perencanaan Bidang Arsitektural
Kehadiran Bangunan pada suatu kawasan / lingkungan setidaknya harus
memiliki dampak positif bagi kualitas lingkungan baik yang terkait dengan
kehidupan maupun estetikanya. Demikian juga dengan eksistensi Gedung Sport
Centre Kabupaten Tapin tentunya akan mampu menjadi ICON pada kawasan ini,
untuk itu harus difikirkan tentang bentuk arsitektur yang akan dipilih.
SKETSAIDEA
Batasan batasan : Kebutuhan Ruang Anggaran
DISKUSIPRA
RANCANGAN ASISTENSI
USER
DED
DEDTAHAP I
ASISTENSI
DOK. TENDER
Tahap I
ASISTENSI
DOKUMENPERENCANAAN
Tinjauan ulang Tinjauan ulang
Revisi
Tinjauan Ulang
BATASANKemampuan
Anggaran
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
22/148
mengutamakan UTILITAS penggunaannya dan penataan ruang yang nyaman
diharapkan dapat menghadirkan Gedung impian tersebut.
c. Perencanaan Bidang Struktural
1. STRUKTUR BANGUNAN BAWAH (LOWER STRUCTURE)
Struktur bangunan bawah pada suatu bangunan idealnya berupa satu kesatuanstruktur yang terdiri dari: pondasi, pilecap atau poer, dan tiebeam atau sloof.
Masing-masing komponen mempunyai peranan tersendiri. Peranan tersebut tidak
boleh dianggap ringan karena struktur yang ditopang berupa bangunan atas
sebuah gedung bertingkat banyak mempunyai berat ratusan ton pada tiap titik
kolomnya. Oleh karena masing-masing mempunyai peranan, maka perlu sebuah
konsep berpikir dan perhitungan yang cermat dalam menentukan strukturbangunan bawah tersebut.
Struktur pondasi sebuah bangunan berguna untuk mentransfer beban dari
bangunan atas untuk disalurkan ke tanah sebagai media pendukungnya. Daerah
sekitar lokasi bangunan mempunyai kondisi tanah berupa lempung lunak sampai
kedalaman tertentu. Mengingat kondisi tanah yang tidak cukup baik dilokasi dankedalaman tanah keras yang dalam 27 m, maka type pondasi yang digunakan
harus pondasi tiang (pondasi dalam). Ada dua alternatif pelaksanaan yang dapat
digunakan untuk membuat pondasi dalam, yaitu: menggunakan tiang pancang
pracetak dengan sistim injeksi dan sistim bored pile. Masingmasing memiliki
kelebihan dan kekurangan.
Pada pondasi tiang pancang pracetak sistim injeksi, kualitas material dan
kecepatan pelaksanaan sangat dominan. Lokasi pekerjaan relatif bersih,
sehingga memperlancar pelaksanaan pekerjaan. Disamping itu dengan
menggunakan sistim injeksi tidak menimbulkan masalah dengan lingkungan
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
23/148
Gambar1. Pemancangan dengan Sistim Injeksi
Sedangkan pada pelaksanaan pondasi bored pile juga tidak terdapat kebisingan
maupun getaran, namun site menjadi cukup kotor oleh lumpur hasil pengeboran.
Selain itu kualitas tiang pondasi yang dihasilkan tidak sebaik tiang pracetak karena
pondasi harus dicor ditempat. Bila dilaksanakan dengan pondasi bored pile maka
harus disiapkan prasarana penunjang pelaksanaan untuk menunjang metode yang
dipakai.
Prasarana yang perlu disiapkan yaitu lokasi untuk merangkai tulangan pondasi
boredpile yang cukup luas karena tulangan harus dirangkai dilapangan. Pada saat
pemboran tanah harus disiapkan lokasi yang cukup untuk menimbun deposit untuk
meniriskan tanah supaya tidak tercecer ketika dibawa keluar. Sebelum dibawa keluar
oleh dumptruck, kendaraan pengangkut harus dicuci supaya lumpur tidak jatuh di
perjalanan. Dan juga harus disiapkan petugas pembersih jalan dalam radius tertentu
untuk membersihkan ceceran lumpur yang jatuh supaya tidak merugikan pemakai
jalan yang lain.
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
24/148
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 2. Pondasi Boredpile (a) Pengeboran (b) Pembuatan bulb (c) Pemasangan
besi tulangan (d) Pengecoran
Perencanaan struktur bangunan bawah pada bangunan ini nantinya akanmenggunakan pondasi tiang pracetak sistim injeksi dengan alasan yang telah
dikemukakan diatas dan juga telah disesuaikan dengan kondisi lingkungan. Untuk
memastikan bahwa pelaksanaan pondasi sudah sesuai yang telah direncanakan
k l dil k k t t k g t h i d d k g ti g t g T
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
25/148
Gambar 3.
Proses pendataan dengan alat tes PDA (gambar kiri atas), Pelaksanaan tes PDA dilapangan (gambar kanan atas), dan Pelaksanaan Pembebanan Statis (gambar
bawah)
2. STRUKTUR ATAS (UPPER STRUCTURE)
1. Sistem StrukturStruktur yang digunakan dalam perencanaan adalah sistem Open Frame atau
portal rangka terbuka. Struktur rangka ruang terbuka sesuai dengan lokasi
bangunan yang berada pada daerah dengan resiko gempa rendah. Surabaya
berada pada zone gempa 2 pada peta wilayah gempa peraturan gempa tahun
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
26/148
Gambar 4. Pelaksanaan gedung dengan metode cor setempat
Keuntungan sistem ini adalah kecepatan pelaksanaan dan kualitas bahan yang
terkontrol langsung dilapangan oleh direksi. Disamping itu sistem ini relatif bersih dan
rapi apabila dikerjakan dengan baik karena fabrikasi tulangan dilaksanakan didalam
site (lapangan). Yang terpenting harus diperhatikan adalah schedule pelaksanaan
direncanakan sedemikian rupa agar tulangan elemen yang datang bisa segeradipasang agar tidak ada penumpukan dilapangan.
2. Elemen Struktur
Bangunan atas gedung terdiri dari struktur primer dan struktur sekunder. Struktur
primer adalah bagian langsung dari sistim struktur atas yang berupa rangka terbuka
balok dan kolom. Elemen struktur primer berupa balok dan kolom ini merupakan satu
kesatuan dalam kekuatan struktur dimana dalam perhitungannya nanti menerimabeban dari struktur yang didukungnya berupa struktur sekunder.
Struktur sekunder adalah elemen struktur yang membebani struktur primer walaupun
d d k k d i i j b h i k k k k d l i i
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
27/148
Gambar 5. Struktur rangka terbuka ( open frame )
3. PEMBEBANAN, ANALISA STRUKTUR DAN PERATURAN
1. Beban yang Diperhitungkan
a. Beban Mati: beban ini berasal dari berat sendiri struktur dan beban peralatanyang permanen (tidak dipindahkan lagi).
b. Beban Hidup: beban ini berdasarkan fungsi gedung dan fungsi pada tiap
lantainya.
c. Beban Gempa: kekuatan gempa yang dipergunakan dalam perencanaan akan
disesuaikan dengan peta zona gempa yang ada dalam peraturan perencanaan
bangunan tahan gempa untuk gedung tahun 2002 (SNI 03-1726-2002).
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
28/148
Gambar 6. Peta Gempa Wilayah Indonesia
2. Analisa Struktur
Perencanaan gedung ini akan menggunakan paket program komputer yang dianalisa
secara 3D untuk mengetahui perilaku struktur dan menjaga ketelitian proses disain.
Model bangunan berupa rangka terbuka 3D ( 3D open frame ) dengan struktur utama
berupa balok dan kolom. Dari permodelan geometri struktur akan diberikan
pembebanan dan kombinasi beban sesuai dengan peraturan yang berlaku dan
diperoleh gaya dalam yang selanjutnya digunakan untuk menentukan jumlah
tulangan pada masing-masing elemen struktur.
3. Peraturan yang Digunakan.
Untuk melakukan input data pada analisa struktur dan perhitungan penulangan akan
dipakai peraturan diantaranya: SNI 03-1726-2002, SNI 03-2847-2002, serta
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
29/148
4. PRECAST CONCRETE
Pendahuluan
Precast concrete atau beton pracetak mulai digunakan sejak sebelum tahun 1950-an
dan berkembang dengan pesat hingga saat ini penggunaan beton pracetak telah
lazim. Keuntungan utama dari metode ini adalah waktu fabrikasi yang sangat efisien
karena dilaksanakan di luar lokasi konstruksi secara simultan dengan pelaksanaan
struktur bangunan utama. Proyek-proyek stadion yang memiliki elemen-elemenstruktur bersifat repetasi akan sangat terbantu dengan sistem beton pracetak.
Banyak komponen struktur stadion yang dapat dicetak terlebih dahulu di luar lokasi
untuk nantinya dirakit menjadi sebuah bangunan di dalam lokasi. Salah satu elemen
stadion bersifat repetasi yang sangat terbantu dengan sistem beton pracetak adalah
plat lantai tribun.
Plat lantai tribun yang disokong oleh sistem portal balok dan kolom bukanlah plat
lantai yang memiliki permukaan yang rata. Oleh karena itu akan sulit membentuk plat
lantai tribun dengan sistem pengecoran di tempat karena dibutuhkan sebuah sistem
bekisting yang sangat rumit dan memakan waktu. Mengingat bentuk tribun yang
serupa di seluruh stadion, maka sistem pracetak sangat menarik untuk diterapkan
karena karakteristiknya sangat menguntungkan. Tentunya dudukan-dudukan darielemen tribun pracetak ini harus disesuaikan sehingga memungkinkan pemasangan,
namun demikian biaya tambahan yang muncul untuk grouting teramat kecil
dibanding dengan keuntungan dari produktifitas pracetak yang sangat tinggi. Dari
segi struktural, sistem pracetak pada tribun tidak mengganggu sistem struktur
bangunan secara keseluruhan sebab tribun merupakan sistem struktur sekunder
yang tidak mempertahankan integritas bangunan secara langsung. Oleh karena itusistem struktur bangunan utama dapat dianalisis dengan menggunakan prinsip-
prinsip open frame yang sederhana sehingga mengurangi peluang terjadinya
kesalahan dalam analisis struktural bangunan.
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
30/148
Gambar 1. Proses manufaktur tribun pracetak
Segmen-segmen tribun pracetak ini difabrikasi secara simultan sehingga umur beton
mencapai usia yang cukup bersamaan dengan cukup umurnya struktur utamabangunan. Satu-satunya kendala bagi fabrikasi beton pracetak ini adalah masalah
logistik. Kontraktor pelaksana harus dapat menyediakan bahan-bahan dalam jumlah
yang cukup untuk produksi masal dan menyediakan ruang yang cukup untuk
l k f b ik i
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
31/148
diperhitungkan dengan cermat baok akses maupun waktunya untuk menghindari
delay pemasangan beton. Pengangkutan beton pracetak dapat dilakukan dengancara sederhana yang melibatkan crane dan flat bed trailer.
Gambar 2. Transportasi Tribun Pracetak
Di lokasi konstruksi bangunan utama, segmen-segmen beton pracetak ini dirangkai
dengan bangunan utama dan difiksasi sehingga tidak berubah posisi.
Gambar 3. Penempatan Tribun Pracetak
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
32/148
Gambar 4. Metode fiksasi beton pracetak
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
33/148
5. SPACE FRAME UNTUK ATAP GEDUNG
PendahuluanStadion merupakan bangunan dengan fungsi ruang yang sangat luas dan besar.
Digunakan untuk even yang dihadiri oleh puluhan ribu orang yang ingin menyaksikan
beragam suguhan acara yang populer. Oleh karena itu sistem struktur yang hendak
digunakan untuk menaungi ruangan ini haruslah mampu menyediakan ruang yang
luas dan bebas dari penghalang sehingga mereka yang datang dapat menonton
dengan leluasa. Sistem space frame adalah salah satu jawaban atas tantangan ini.Struktur space frame telah berkembang dan digunakan di seluruh penjuru dunia
selama lebih dari setengah abad lamanya. Pencarian bentuk-bentuk struktur baru
untuk mengakomodasi ruang bebas yang luas telah menjadi tujuan utama bagi para
arsitek dan insinyur sipil. Dengan munculnya teknik membangun dan material
konstruksi yang baru, space frame seringkali menyediakan jawaban yang tepat dan
memenuhi persyaratan berat, ekonomi, dan kecepatan pelaksanaan. Kemajuan yangpesat telah dicapai dalam proses pengembangan space frame. Banyak teori dan
program penelitian telah dilaksanakan oleh berbagai perguruan tinggi dan institusi
penelitian di banyak negara. Hasilnya, banyak pengetahuan yang telah
disebarluaskan dan diaplikasikan di lapangan. Dalam beberapa dekade terakhir,
pesatnya penggunaan space frame dapat diamati dalam berbagai jenis gedung
seperti arena olahraga, ruang pameran, ruang pertemuan, terminal transportasi,hangar pesawat terbang, bengkel, dan gudang. Bangunan-bangunan tersebut bukan
hanya menggunakan atap bentang panjang, namun juga penutup bentang sedang
dan pendek seperti atap, lantai, dinding, dan kanopi. Banyak proyek-proyek menarik
telah didisain dan dibangun di seluruh dunia menggunakan konfigurasi yang
bervariasi.
Beberapa faktor penting yang memengaruhi cepatnya perkembangan space frame
dapat disampaikan sebagai berikut. Pertama-tama, pencarian ruang dalam gedung
yang besar telah dan selalu menjadi fokus aktifitas manusia. Oleh karena itu,
t l h g t j k b d t l d d t
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
34/148
dipahami secara statis, dan analisis terhadap struktur ini sangatlah rumit bila
menggunakan metode manual. Sulitnya analisis yang rumit dari sistem inimenyebabkan penggunaan space frame menjadi terbatas. Namun munculnya
komputer telah merubah pendekatan dalam analisis space frame secara radikal.
Dengan menggunakan program bantu komputer, struktur ruang yang sangat
kompleks dapat dianalisis dengan akurasi yang sangat tinggi dalam waktu yang
sangat singkat. Pada akhirnya, space frame juga menemui masalah dalam
menyambung batang-batang yang sangat banyak (kadang mencapai 20 batang)dalam sebuah ruang dengan sudut yang bervariasi pada satu titik. Munculnya
beberapa metode penyambungan pada sistem-sistem yang telah dipatenkan telah
membantu pengembangan konstruksi space frame. Sistem-sistem ini menawarkan
cara-cara yang sederhana dan efisien untuk menyambung batang-batang. Toleransi-
toleransi yang persis dibutuhkan oleh sistem-sistem sambungan ini dapat dicapai
dalam fabrikasi batang dan sambungan.
Definisi Space Frame
Bila dicari dalam literatur atas rekayasa struktur, ditemukan bahwa arti kata space
frame sangatlah beragam dan membingungkan. Pada pemahaman yang luas, space
frame dapat diartikan secara literal sebagai struktur berdimensi tiga. Meski demikian,
dalam pemahaman yang lebih sempit, istilah space frame berarti sejenis strukturspesial yang bekerja secara tiga dimensi. Kadangkala insinyur sipil dan arsitek gagal
menyampaikan arti sesungguhnya dari istilah ini. Oleh karena itu sepantasnya
didefinisikan terlebih dahulu istilah space frame ini sehingga dapat sepaham
disepanjang ulasan ini. Sebuah kelompok kerja di Spatial Steel Structures of The
International Association on Shell dan Spatial Structures mendefinisikan space frame
sebagai berikut:Space frame adalah sistem struktur yang tersusun atas elemen-elemen linear yang
diatur sehingga gaya-gaya disalurkan secara tiga dimensi. Pada kasus tertentu,
elemen penyusun ini dapat saja bersifat dua dimensi. Secara makroskopik, space
f i g b b t k d t t k H di h tik b h t kt g
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
35/148
Karakter lainnya dari struktur kisi adalah mekanisme pemikulan bebannya bersifat
tiga dimensi.
Space frame lazimnya disusun dalam jajaran batang berlapis tunggal, ganda, atau
banyak. Beberapa orang tidak menggolongkan jajaran batang satu lapis bukan
sebagai space frame namun sebagai lengkung berkekang, kubah berkekang, atau
cangkang berkisi. Kadangkala, istlah rangka ruang muncul pada literatur teknis.
Pendekatan analisis struktur space frame mengasumsikan sambungan-sambunganadalah kaku sehingga mengakibatkan torsi dan momen internal pada batang-
batangnya, sedangkan sambungan-sambungan pada rangka ruang diasumsikan
sebagai sambungan sendi sehingga torsi dan momen internal batang tidak terjadi.
Perbedaan gaya antara space frame dan rangka ruang utamanya ditentukan oleh
detail sambungan dengan bentuk batang yang serupa diantara keduanya. Meskipun
demikian dalam praktek rekayasa tidak ada sambungan yang mutlak kaku atausendi. Contohnya, space frame dua lapis dengan permukaan datar biasanya
dianalisis dengan sambungan sendi, sedangkan space frame satu lapis dengan
permukaan lengkung dapat dianalisis baik dengan sambungan sendi ataupun kaku.
Istilah space frame akan digunakan untuk menyebut baik struktur space frame
maupun rangka ruang.
Konsep Dasar
Space frame dapat dibentuk baik dengan permukaan datar maupun lengkung.
Bentuk paling awal dari struktur space frame adalah jejaring satu lapis. Dengan
menambahkan rangka yang menghubungkan rangka batang pemikul utama, maka
terbentuklah space frame. Sifat utama konstruksi jejaring adalah distribusi beban
yang menyeluruh tidak seperti sebaran beban linear pada sistem rangka biasa.Karena penyaluran beban utamanya adalah sebagai bending, maka untuk bentang
yang lebih besar, kekakuan bending ditingkatkan dan lebih efisien dengan
menggunakan sistem dua lapis. Mekanisme penyaluran beban pada permukaan
f l gk g g tl h b b d d i i t j j i g g b k j ti
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
36/148
Gambar 1. Rangka atap bujur sangkar
Pada gambar 1(a) rangka kuda-kuda bekerja sendiri-sendiri dan menyalurkan gaya
ke kolom di ujung-ujungnya masing-masing. Sedangkan pada gambar 1(b) rangka
disusun ortogonal sehingga bekerja bersama-sama membuat sebuah sistem yang
menyalurkan beban ke seluruh kolom di sisi-sisi bangunan. Karena beban-bebandapat ditanggung oleh batang-batang secara tiga dimensi, maka gaya-gaya pada
rangka menjadi lebih kecil sehingga ketebalan seluruh sistem dapat dikurangi.
Gambar 2. Rangka atap pada kubah
Seperti halnya pada atap bujur sangkar, pada kubah berlaku sistem yang
sama sehingga apabila sistem rangka disusun sedemikian rupa seperti
pada gambar 2(b), maka rangka bekerja bersama-sama menyalurkan beban
menuju seluruh tumpuan, konsekuensinya ketebalan rangka dapat
dikurangi.
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
37/148
manapun digunakan sepenuhnya. Lebih jauh lagi, kini space frame banyak
menggunakan bahan baja atau aluminium yang sangat mengurangi beratsendiri. Hal ini penting untuk struktur atap bentang panjang.
2. Batang-batang space frame biasanya diproduksi secara masal di pabrik
sehingga sangat efisien. Ukuran-ukurannya telah distandardisasi dan sangat
mudah untuk diangkut dan dirangkai, konsekuensinya space frame dapat
dibangun dengan biaya yang lebih murah.
3. Space frame biasanya cukup kaku dan ringan sehingga dengan mudahmenyalurkan beban terpusat menuju struktur pemikulnya. Dengan demikian
penggunaan space frame akan mempermudah pembentukan layout dan
penentuan posisi kolom.
4. Space frame dapat dengan mudah disusun menjadi bentuk yang sangat
beragam, bahkan bentuk free-form. Oleh karenanya struktur ini sangat disukai
oleh Arsitek untuk membentuk bangunan yang dikehendakinya. Batang-batangspace frame juga cukup sedap dipandang sehingga dapat digunakan sebagai
hiasan arsitektural apabila ditampilkan.
Disain Awal Space Frame
Ketinggian bentang untuk space frame dapat di ambil perkiraan sesuai bentang
ruang yang akan dinaunginya sehingga membuat persamaan sebagai berikut:
Dengan L adalah bentang dan d adalah ketebalan struktur space frame dua lapis,
atau mengikuti tabulasi sebagai berikut:
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
38/148
Bentuk Batang dan Sambungan
Batang-batang dan sambungan-sambungan yang digunakan pada space frame telahdibuat terlebih dahulu di pabrik dengan mengikuti standar. Berikut contoh bentuk-
bentuk batang dan sambungan-sambungan yang diproduksi pabrik.
Tabel 2. Batang dan Sambungan Space Frame menggunakan Node
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
39/148
Gambar 3. Sambungan Mero
Aplikasi Pada Atap Stadion
Atap stadion sangat membutuhkan keuntungan-keuntungan yang disediakan oleh
space frame. Selain ruang yang perlu dinaungi oleh atap stadion tergolong luas,
stadion juga membutuhkan material yang efisien dari segi harga maupun waktu
pelaksanaan karena massanya yang besar. Berikut beberapa ilustrasi pelaksanaan
aplikasi struktur space frame pada atap stadion.
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
40/148
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
41/148
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
42/148
Gambar 1. Proses pemasangan PVD
Pada ujung selongsong PVD dipotong dan ujung yang belum ditanam dikaitkan pada
sebuah angkur yang nanti akan mengaitkan PVD ke dalam tanah sehingga tidak ikut
keluar saat selongsong ditarik.
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
43/148
Proses ini dilanjutkan sesuai dengan konfigurasi sesuai kebutuhan drainase tanah.
Gambar 3. Konfigurasi penanaman PVD dan proses drainase tanah oleh PVD
Berikut proses pemasangan PVD di lapangan dalam stadion terbuka.
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
44/148
Pemasangan Horizontal DrainJaringan pipa-pipa PVC berpori digelar dan dilindungi oleh lapisan-lapisan geotextile
untuk mencegah kebuntuan pipa.
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
45/148
Gambar 5. Pemasangan Horizontal Drain
d. Perencanaan Bidang Mekanikal, Elektrikal & Plumbing
Desain sistem Mekanikal, Elektrikal dan Plumbing pada Bangunan Stadion
didasarkan pada beberapa prasarana / utilitas sebagai berikut :
Sistem jaringan Listrik Arus Kuat untuk melayani seluruh bangunan
Sistem jaringan Arus lemah yang terdiri dari : Telephone, Jaringan komputer
/ LAN,Fire alarm,Sound system.
Keamanan, kenyamanan dan kehandalan
Selaras dengan konsep desain dan lay-out keseluruhan kawasan
Optimasi beaya secara keseluruhan
Kondisi Eksisting
Prediksi ke depan tentang fungsi dan perkembangan bangunan,
pemelihaaan perlatan dan lain sebagainya.
Dalam pembuatan DED pada bidang M & E dapat dijelaskan dalam uraian yang
terinci sbb :
1. SISTEM ELEKTRIKAL
Perencanaan dan Desain sistem Mekanikal & Elektrikal Pembangunan Gedung
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
46/148
Sistem jaringan Listrik Arus Kuat untuk melayani seluruh bangunan
Sistem jaringan Arus lemah yang terdiri dari :Telephone,MATV,CCTV,LAN,Fire alarm,Sound system.
Keamanan, kenyamanan dan kehandalan
Pelayanan/ service yang optimal terhadap pasien.
Selaras dengan konsep desain dan lay-out keseluruhan kawasan
Optimasi baaya secara keseluruhan
Kondisi Exissisting Prediksi ke depan
LINGKUP PERENCANAAN DAN DESAIN
Perencanaan dan Desain sistem Mekanikal & Elektrikal Pembangunan Gedung
Sport Center di Kabupaten Jember ini meliputi :
SISTEM ELEKTRICAL.
Sistem Distribusi Tenaga Listrik
Sistem Cadangan Tenaga Listrik / Generator set.
Sistem Jaringan Pemantau Kebakaran / Fire alarm System.
Sistem Jaringan Telepon / PABX .
Sistem Jaringan MATV. Sistem Jaringan Sound system dan Carr call.
Sistem Jaringan CCTV.
Sistem Penangkal Petir
Sistem Jaringan Adm.Komputer
SISTEM MEKANIKAL . Sistem Penyediaan dan Pendistribusian Air Bersih
Sistem pembuangan Air Kotor ( Sewage), dan Air Hujan/ Drainase.
Sistem Hydrant Pemadam Kebakaran
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
47/148
DESAIN SISTEM ELEKTRIKAL
SISTEM LISTRIKSistem listrik terdiri dari beban listrik, suplai daya listrik dan jaringan distribusi
listrik. Sistem penerangan buatan dan sistem proteksi terhadap petir termasuk pula
dalam sistem listrik ini.
Dasar Perencanaan
Adapun dasar pemikiran dan dasar perhitungan dalam perencanaan bangunan ini
adalah :
1. TOR (Term of Reference)
2. Referensi
3. Kuat Penerangan (Lux level)
4. Spesifikasi teknis
1. TOR (Term of Refence)
Penentuan sistem instalasi listrik adalah berdasarkan TOR yang diberikanpemberi tugas, antara lain untuk kebutuhan penerangan dalam maupun luardan peralatan-peralatan listrik yang menunjang kebutuhan bangunan.
2. Referensi
a. PUIL 2000
b. Standarisasi pabrik, selama tidak bertentangan dengan peraturan
yang berlaku
c. Dan lain-lain, bila tidak ada di PUIL dan secara International diakui
3. Kuat Penerangan (Lux Level)
Kuat penerangan (Lux Level) ruangan yang ditentukan sebagai berikut :
Tangga : (100 - 150) lux
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
48/148
Referensi :
* Standar penerangan buatan di dalam gedung-gedung penerbitan kedua Mei
1985 (Departemen Pekerjaan Umum)
* Mechanical & Electrical for building, Edition 6 th, 1980, John Wiley & Son, Inc.
by William J. McGuinness
* SK.Dirjen P2M PLP No.HK 00.06.6.44.
Rumus untuk perhitungan jumlah lampu sebagai berikut :
Jumlah lampu (N) = Kuat penerangan (E) x Luas bidang kerja (A)
Lumen lampu x LLF x CU
LLF= Light loss factor = 0,7 0,8
CU = Coeffsien of utilization = 50 60 %
NAMA SIMBOL RUMUS KETERANGANArus cahaya
E
I
Kuat
Kuat cahaya Q
E = Q / A
I = Q WattQ = I X Watt
LUX
CANDLELUMEN
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
49/148
METODE PERHITUNGAN DENGAN CALCULUX SYSTEM :
LANTAI SATU :
0 2 4 6X(m)
0
2
4
6
Y ( m )
A A A
A A A
60 0
50 0
40 0
30 0
0 2 4 6X(m)
- 2
0
2
4
6
Y ( m )
A A A
A A A
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
50/148
0 2 4 6X(m)
0
2
4
6
Y ( m )
X-RAY 1
A A
A A
A A
233257304
357364336
336364357
304257233
333372437
516527480
480527516
437372333
423474556
656668607
607668656
556474423
440491576
680692630
630692680
576491440
386428503
595608555
555608595
503428386
329367435
514526485
485526514
435367329
329367435
514526485
485526514
435367329
386428503
595608555
555608595
503428386
440491576
680692630
630692680
576491440
423474556
656668607
607668656
556474423
333372437
516527480
480527516
437372333
233257304
357364336
336364357
304257233
LOBBY
AAAAAAAA
AAAA
AAAA
AAA
AAA
AAA
XY
Z
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
51/148
-2 0 2 4 6 8X(m)
0
2
4
6
8
Y ( m )
LOBBY
A A A
A A A
A A A
A A A A
A A A A
A A A A
A A A A
0 1
2 3
4
5 6 7
8
X ( m )
0 1
2 3
4 5
6 7
8
Y ( m )
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
52/148
300
250
200
150
100
0 2 4 6 8X(m)
0
2
4
6
8
Y ( m )
LOBBY
A A A
A A A
A A A
A A A A
A A A A
A A A A
A A A A
-2 0 2 4 6 8
0
2
4
6
8
Y ( m )
LOBBY
A A A
A A A
A A A
A A A A
A A A A
A A A A
A A A A
77115
114118
134121
121
134
118114
115
77
115207
191201
246205
205
246
201191
207
115
114191
248264
255269
269
255
264248
191
114
118201
264281
272288
288
272
281264
201
118
134246
255272
313278
278
313
272255
246
134
121205
269288
278295
295
278
288269
205
121
121205
269288
278295
295
278
288269
205
121
134246
255272
313278
278
313
272255
246
134
118201
264281
272288
288
272
281264
201
118
114191
248264
255269
269
255
264248
191
114
115207
191201
246205
205
246
201191
207
115
77115
114118
134121
121
134
118114
115
77
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
53/148
0 1
2 3
4 5
6 7
8
X ( m )
0 1
2 3
4 5
6 7
8
Y ( m )
R OFFICIAL
A A A AA AAA
A AA AA A AA
AAA AAA
AAA
XY
Z
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
54/148
A A A
A A A A
A A A A
A A
A A A A
A A A A
A A A A
- X(m)
Y(m) R OFFICIAL
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
55/148
-2 0 2 4 6 8X(m)
0
2
4
6
8
Y ( m ) R SAMPLING
A A A
A A A
A A A
A A A A
A A A A
A A A A
A A A A
77
115114118
134121
121134
118114
11577
115
207191201
246205
205246
201191
207115
114
191248264
255269
269255
264248
191114
118
201264281
272288
288272
281264
201118
134
246255272
313278
278313
272255
246134
121
205269288
278295
295278
288269
205121
121
205269288
278295
295278
288269
205121
134
246255272
313278
278313
272255
246134
118
201264281
272288
288272
281264
201118
114
191248264
255269
269255
264248
191114
115
207191201
246205
205246
201191
207115
77
115114118
134121
121134
118114
11577
R STAFF
AA
AA
AA
XY
Z
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
56/148
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
57/148
450
400
350
300
250
200
0 2 4 6X(m)
0
2
4
6
8
Y ( m )
R STAFF
A A
A A
A A
-2 0 2 4 6 8Xm
0
2
4
6
8
Y ( m )
R STAFF
A A
A A
A A
155
171
192
226
228
199
199
228
226
192
171
155
246
283
310
356
358
319
319
358
356
310
283
246
338
396
429
483
485
440
440
485
483
429
396
338
347
405
440
496
498
451
451
498
496
440
405
347
277
315
346
401
404
357
357
404
401
346
315
277
217
239
268
321
323
278
278
323
321
268
239
217
217
239
268
321
323
278
278
323
321
268
239
217
277
315
346
401
404
357
357
404
401
346
315
277
347
405
440
496
498
451
451
498
496
440
405
347
338
396
429
483
485
440
440
485
483
429
396
338
246
283
310
356
358
319
319
358
356
310
283
246
155
171
192
226
228
199
199
228
226
192
171
155
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
58/148
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
59/148
0 1
2 3
4 5
6 7
8
X ( m )
0 1
2 3
4 5
6
Y ( m )
R PERTEMUAN
AAA
AAA
XY
Z
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
60/148
R PERIKSA & KONSULTASI
AA
AA
Y
Z
0 2 4 6 8X(m)
0
2
4
6
Y(m) R PERTEMUAN
A A A
A A A
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
61/148
5. Beban Listrik
Beban listrik yang direncanakan untuk bangunan ini meliputi kebutuhan-kebutuhanuntuk :
- Penerangan dalam dan luar gedung.
- Stop kotak.
- AC dan Exhouse Fan.
- Pompa Distribusi air bersih dan Pompa Sewage.
- Transportasi vertical ( Lift ).- Pompa pemadam kebakaran.
- Sistem elektronik (fire alarm, telephone, sound system , matv ,cctv ).
- Peralatan peralatan kontrol , monitor
6. Sumber Daya
Sumber daya untuk bangunan ini terdiri dari :1. Sumber daya utama :
Sumber listrik PLN di supplay dari sumber daya existing yang mana tegangan
menengah 20 kVA dari PLN, Tegangan Menengah (TM) ini diturunkan menjadi
tegangan rendah (TR) 220/380 V oleh sebuah transformator yang mempunyai
kapasitas 630 KVA untuk mengaliri sirkuit di seluruh bangunan melalui panel induk
(LVMDP) existing .
2. Sumber Daya Cadangan
Sebuah diesel generator set 380/220 V, 50 Mz, 3 phasa, 4, kawat dengan dilengkapi
dengan AMF (Automatic Main Failure) system. Sumber daya ini dipergunakan untuk
mengaliri sebagian beban apabila sumber daya utama dari PLN padam.
7. Sistem Instalasi Listrik
KETENTUAN PERHITUNGAN ARUS LISTRIK
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
62/148
Cos = Faktor rugi tegangan ( 0,8 0,9 )
Luas penampang kabel penghantar ( A ) dalam fasa tiga :
A = L I u
Cos
2
Dimana : A = Luas penampang penghantar ( mm 2 ) = Daya hantar jenis penghantar
( Cu / tembaga = 50x10 6 ) (ohm.m )1
L = Panjang penghantar ( meter )I = Kuat arus dalam penghantar
b. Kuat arus pada instalasi tiga phase:
I = Cos E
P 1732,1
Dimana : I = Arus listrik ( Ampere )P = Beban daya listrik ( Watt )E1 = Tegangan listrik antar fasa ( Volt )
Cos = Faktor rugi tegangan ( 0,8 0,9 )Luas penampang kabel penghantar ( A ) dalam fasa tiga :
A = L I uCos
732,1
Dimana : A = Luas penampang penghantar ( mm 2 ) = Daya hantar jenis penghantar
( Cu / tembaga = 50x10 6 ) (ohm.m )1
L = Panjang penghantar ( meter )
I = Kuat arus dalam
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
63/148
KEMAMPUAN HANTAR KABEL
PENAMPANG ARUS ARUSKABEL ( mm ) NOMINAL ( A ) MAKS. ( A )
1 6 111,5 10 142,5 15 204 20 256 25 31
10 35 4316 60 75
25 80 10035 100 12550 125 16070 160 20095 200 240
120 250 280150 300 325185 350 380240 400 450300 450 470400 500 570
500 600 660
Uraian Sistem Listrik
a. Daya utama existing didapat dari PLN dengan tegangan 20 Kv,sumber pln
2 suppay daya.
b. Tegangan 20 kV diturunkan menjadi 220/380 V melalui sebuah
transformator daya sebesar 630 KVA.
c. Arus listrik didistribusikan ke seluruh bangunan untuk penerangan, peralatanmekanikal dan seluruh kebutuhan daya listrik bangunan.
d. Jika PLN padam maka secara otomatis genset akan mensupply sebagian
kebutuhan daya listrik bangunan
g Bila pada waktu kebakaran PLN padam Genset juga padam maka secara
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
64/148
g. Bila pada waktu kebakaran PLN padam, Genset juga padam, maka secara
otomatis pompa diesel kebakaran akan bekerja.
i. Secara keseluruhan sistem kelistrikan dapat dilihat pada gambar diagram
satu garis (single line diagram)
8. Sumber Listrik Tegangan Menengah Existing sebagai berikut
a. Sumber daya PLN 20 kV masuk melalui suatu Circuit Breaker 24 kV jenis
VCB atau GCB.
b. Panel tegangan menengah ini, merupakan plat baja yang digalvanisasidengan ketebalan minimum 2 mm, tegangan kerja 20 kV, Isolasi sampai 24
kV, Frekwensi 50 Hz dengan ketahanan arus hubung singkat 16 kA 1 detik.
c. Untuk mendapatkan tegangan kerja 220/380 V, incoming 20 kV dari PLN
diturunkan menjadi tegangan 220/380 V melalui sebuah transformator
d. Transformator Existing sebagai berikut :
- Kapasitas : 630 kVA- Type : Oil Immersed
- Frekwensi : 50 Hz
- Jumlah phasa : 3
- Bahan kumparan : copper
- Pendinginan : onan
- Tegangan primer : 20 kV- Tegangan sekunder : 220/380 V
- Tapping voltage : + 2 x 2,5%
- Vektor group : Dyn 5
- Impedansi : 5,75%
9. Panel Listrik Tegangan Rendah ( LV-MDP) sbb: a. Panel Utama Tegangan Rendah Existing adalah sebagai berikut :
Panel utama berupa metal enclosed indoor type, dilengkapi dengan
komponen proteksi, relay, instrument, pengukuran, tegangan kerja 220/380
kebakaran presuration fan mempergunakan kabel tahan api (minimum 2
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
65/148
kebakaran, presuration fan mempergunakan kabel tahan api (minimum 2
jam / sesuai ketentuan SNI).
Penentuan ukuran kabel didasarkan ;
- kHA kabel (tabel 7.1.1.2.2 PUIL 2000)
- Tegangan jatuh (drop voltage)
- Faktor koreksi kHA akibat temperature (pasal 7.3.4.2 PUIL 2000)
- Faktor koreksi kHA akibat cara pemasangan (pasal 7.3.4.3 PUIL
2000)
c. Beban
Beban dari setiap panel sesuai dengan tabel beban terlampir ditentukan
berdasarkan beban tersambung. Untuk mendapatkan faktor beban dari
setiap beban ditentukan berdasarkan pasal 4.3.2 PUIL 2000.
Seluruh beban listrik dibagi dalam kategori :
1. Beban Normal (PLN-Normal)Seluruh jaringan instalasi, panel dan beban listrik sesuai tabel
beban listrik (terlampir) dan sesuai diagram satu garis (single line
diagram) sistem listrik beroperasi.
2. Beban Essential/Emergency (PLN-padam)
Sesuai dengan diagram satu garis (single line diagram)
beroperasi, karakteristik dan layanan yang diisyaratkan, bila PLN
padam maka jaringan instalasi, panel dan beban listrik sesuai
tabel beban listrik terlampir dapat berfungsi dan beroperasi
dengan supply listrik dari generator yang start secara otomatis
melalui mekanisme yang diatur oleh Automatic Main Failure
(AMF).
d. Kondisi Pada Waktu Kebakaran
1. Bila terjadi ada tanda kebakaran yang diterima oleh detector,
3. Bila sumber daya listrik PLN padam, maka secara otomatis
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
66/148
3. Bila sumber daya listrik PLN padam, maka secara otomatis
generator akan bekerja mensupply daya listrik ke jaringan
instalasi, antara lain panel pompa pemadam kebakaran, panel lift
kebakaran dan lain-lain.
e. Penerangan Bangunan
1. Penerangan Bagian Dalam
Penerangan bagian dalam umumnya menggunakan lampu
Fluorescent (TL), Down Light PLC, Down Light IL
2. Penerangan bagian luar
a. Area Jalan & Taman
Penerangan ini diberikan untuk area penerangan jalan dan
taman, umumnya lampu-lampu Mercury (HPLN) digunakan
untuk penerangan jalan dan taman serta ditambah dengan
lampu sorot. Seluruh penerangan luar dilengkapi dengan
saklar otomatis.
b. Ilmuninated Signs/Emergency Luminaires
Sesuai dengan pasal 8.26 PUIL 2000 tanda-tanda "EXIT" yang
diterangi dipasang pada seluruh jalan keluar dari bangunan
dan lokasi yang dipandang perlu untuk pengosongan ruangan.
Penerangan darurat ditempatkan pada lokasi-lokasi strategis
diseluruh bangunan yang akan menyala pada saat aliran listrik
PLN putus (sebelum genset cadangan bekerja), minimum 2
jam dengan menggunakan jenis lampui fluorescent 1 x 10 W.
10. Sistem Proteksi
Si t t k i t k k l h i t l i dib ik l h k bi i t
2. Over Current Relays, Earth Fault Relays & Under voltage relays
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
67/148
y , y g y
digunakan pada panel TM- existing.
3. ACB, MCCB, MCB & fuse digunakan pada panel TR / LV-MDP Dan juga
ada di panel MDP-UTAMA.
11. Sistem Kontrol Instalasi Listrik
Sistem kontrol untuk instalasi listrik menggunakan monitor peralatan M/E. Sistem ini
akan memonitor status ON/OFF dan keadaan gangguan dari sistem listrik
12. Instalasi Pembumian
Pengamanan terhadap bahaya sentuh tidak langsung
Sistem pengamanan terhadap bahaya sentuh tidak langsung menggunakan sistem
pembumi pengaman (PP).
Nilai maksimum tahanan pembumian disesuaikan dengan besar kecilnya
peralatan/motor-motor listrik.
Sistem pembumian adalah kombinasi dari sistem pembumian peralatan dan sistem
hantaran pengaman pembumian.
Luas penampang nominal minimum penghantar pengaman ditentukan berdasarkan
tabel 7.1.1 PUIL 2000.
13. Daftar Peralatan EXISTING sebagai berikut :
1. Panel TMa. Panel Incoming (1 unit)
b. Panel Transformer Protection (1 unit)
2. Transformer daya (1 unit)
3. Panel TR ( LV MDP , Sub.2 DP )
- tingkat penerangan
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
68/148
- luas bangunan
- fungsi ruangan
- kebutuhan daya penerangan dengan tingkat penerangan 400 lux diambil 16-24
W/m2 sebagai dasar perencanaan tergantung dari jenis lampu yang
digunakan.
- Kebutuhan daya untuk kontak diambil sebagai berikut ;
- 10 VA/m2 ruang kerja utama, atau sesuai kebutuhan.
- 15 VA/m2 ruang komputer, atau sesuai kebutuhan.
- 5 VA/m2 parkir
- 60 VA/m2 untuk tata udara
15. Jatuh Tegangan (Drop Voltage)
Dalam merencanakan instalasi harus diperhitungkan jatuh tegangan yang terjadi.
Tegangan jatuh yang diperbolehkan pada titik terjauh instalasi penerangan < 3% danmesin-mesin 5%.
DETEKSI KEBAKARAN (FIRE ALARM )
1. Sistem Instalasi yang direncanakan
Peraturan Pemerintah
- Peraturan Umum Instalasi Listrik
- Panduan pemasangan sistem deteksi dan alarm kebakaran untuk pencegahan
bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung Dep. PU 1987 (SKBI-
3.4.53 1987)
- Peraturan pemadam kebakaran
2. Perhitungan
Perhitungan dalam perencanaan sistem ini akan didasarkan pada beberapa
pemilihan besaran sebagai berikut ;
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
69/148
1. Master Control Fire Alarm akan ditempatkan di ruang kontrol.
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
70/148
2. Annuciator & Mimic Diagram ditempatkan di ruang Pos jaga.
3. Detector panas akan ditempatkan pada ;
a. Dapur / Loundry
b. R. Kantor / R. Pasien
c. Genset Room
4. Detector asap tipe Ionisasi akan ditempatkan pada ;
a. Gudang
b. Ruang kontrol
c. Ruang mesin lift
d. Ruang panel listrik & trafo
e. Ruang pompa
5. Titik Panggil Manual (TPM) akan ditempatkan dengan dasar jarak dari
suatu titik sembarang ke TPM adalah maximum 30 m / pada setiap
hydrant box.
5. Bel tanda bahaya akan ditempatkan di dalam ruangan sedemikian rupa
sehingga pada saat berbunyi akan menimbulkan kuat suara tidak kurang
dari 90 dB.
6. Alarm gong akan ditempatkan di ruang pompa sedemikian rupa sehingga
pada saat sprinkler bekerja akan berbunyi dan menimbulkan kuat suara
tidak kurang dari 90 dB.
7. Flow switch yang ditempatkan di ruang shaft plumbing masing-masing
lantai akan bekerja apabila terdapat satu atau lebih kepala sprinkler
pecah
4. Sumber Daya
Mengingat fungsi sistem ini sangat penting, maka satu daya bagi peralatan ini
disediakan pada bagian darurat, dengan kata lain alat ini tetap akan bekerja apabila
pelayanan dari PLN mengalami gangguan (padam) dimana Peralatan ini juga
i d g b b tt k i g (A id B tt ) g
1. Secara garis besar sistem Fire Alarm harus bekerja sebagai berikut ;
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
71/148
a. Sistem Fire Alarm menggunakan sistem semi addressable sistem, yaitu
setiap satu zone detector, ada 1 buah detector yang dilengkapi dengan
address sedang detector lain dengan detector biasa (konvensional tanpa
address).
Dalam 1 zone detector ditentukan jumlah detector antara (20-40) buah.
Untuk type heat detector sampai dengan 40 buah. Untuk type smoke
detector sampai dengan 20 buah.
b. Pada waktu detector/manual station aktif maka bell akan berbunyi di ;
- Lantai waktu detector/manual station tersebut berada
- Main kontrol panel memberikan indikasi secara Visual yang
menunjukkan zone dimana alarm itu berasal dan Buzzer akan
berbunyi.
c. Bila kebakaran menjadi lebih besar maka dengan memutar kunci pada
main panel alarm, bell akan berbunyi pada lantai di atas dan di bawah
dari lantai yang sedang terjadi kebakaran.
d. Bila kebakaran menjadi lebih besar dan telah dianggap kritis, maka cukup
dengan memutar kunci pada manual station di Zone tempat kejadian
kebakaran tersebut atau menekan tombol general alarm pada main panel
Fire Alarm, maka bell akan berbunyi di seluruh gedung dan Evakuasi
dijalankan. Auxiliary contact dari masing-masing panel kontrol lift akan
diberi sinyal kontrol oleh MCFA untuk memerintahkan car lift-nya turun ke
lantai dasar.
e. Alat-alat yang dirangkai ke instalasi fire alarm seperti : pompa kebakaran,
akan memberikan indikasi apabila ada kebakaran atau gangguan
kebakaran.
6. Sistem Distribusi tanda bahaya kebakaran
S i gk t k di ik di t ib i i i t di i d i i t t d b h
kebakaran yang kemudian memberikan indikasi kepada operator dengan nyala
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
72/148
lampu dan bunyi bel elektronik.
TELEPHONE
1. Dasar Perencanaan
Adapun dasar pemikiran dan dasar perhitungan dalam perencanaan bangunan
ini adalah ;1. TOR (Term of Reference)
2. Peraturan Pemerintah
3. Data-data Bangunan
4. Spesifikasi teknis
2. TOR (Tor of Reference )
Penentuan sistem instalasi telepon adalah berdasarkan TOR yang diberikan
pemberi tugas
3. Peraturan Pemerintah
Di dalam perencanaan, pelaksanaan, peralatan dan material
pelengkap/pembantu lainnya harus memenuhi peraturan pemerintah yangberlaku anatar lain ;
a. PUIL 2000
b. SII (Standard Industri Indonesia)
c. Standarisasi pabrik, selama tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku
4. Sumber DayaSumber daya untuk peralatan telepon ini disediakan dari jaringan 220/AC, 50 Hz
5. Spesifikasi Teknis
- Type Hybrid 4000 digital type
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
73/148
- Digunakan untuk kepentingan pengelola
- Kapasitas yang ada :
c. Sumber Daya :
- PLN (220 V, 50 Hz)
- Thyristor Rectifier (automatic)
- NICAD battery (48 V, 200 AH)
- Battery ini sebagai catu daya cadangan yang akan memenuhi
kebutuhan PABX dan sudah dilengkapi dari pabrik.
d. Kondisi Operasi :
- Temperatur : 40o C - 50o C
- RH : 20 - 80%
e. Memiliki Sistem pembumian yang baik, R < 1 ohm
6. Sistem Instalasia. Type pasangan dinding
b. Service outlet adalah single type dan double type
7. Material Instalasi
a. Kabel : ITC cable, harus memenuhi SPLN/PT. Telekomunikasi ex
Kabelindo, kabel metal atau setara.b. Pipa : - PVC (Pralon
- GIP (yang telah memiliki SII)
c. Pemasangan peralatan, instalasi, outlet dan lainnya harus rapi dan baik.
8. Sistem Distribusi
Saluran komunikasi dari PT. Telekomunikasi melalui kotak penghubung PT.Telekomunikasi (box PT. Telkom) disalurkan ke Main Distribution Frame (MDF).
Setiap outlet telepon di setiap lantai dihubungkan ke TB TLP, (sesuai skematik
terlampir) untuk selanjutnya dihubungkan ke MDF. Hubungan dari luar bangunan ke
TATA SUARA (SOUND SYSTEM)
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
74/148
1. Sistem Instalasi yang direncanakan
Adapun dasar pemikiran dan dasar perhitungan dalam perencanaan bangunan ini
adalah :
1. TOR (Term of Reference)
2. Peraturan pemerintah
3. Data-data bangunan4. Spesifikasi teknis
2. TOR (Term of Reference)
Penentuan sistem instalasi tata suara adalah berdasarkan TOR yang diberikan
pemberi tugas.
3. Peraturan Pemerintah
Di dalam perencanaan, pelaksanaan, peralatan dan material pelengkap/pembantu
lainnya harus memenuhi peraturan pemerintah yang berlaku antara lain ;
a. PUIL 2000
b. SII (Standard Industri Indonesia)
c. Standarisasi pabrik, selama tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku
4. Sumber Daya
Sumber daya untuk peralatan sound system ini disediakan dari jaringan
220+V/AC,+50+Hz.
5. Spesifikasi Teknis
a. Penggunaan : Parkir
- Car call
- Emergency call Lobby/Ground Floor/Koridor
c. Dilengkapi dengan sistem pentanahan yang memenuhi syarat untuk
semua peralatan yang bekerja dengan listrik dan material terbuat dari
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
75/148
semua peralatan yang bekerja dengan listrik dan material terbuat dari
logam.
d. Kondisi operasi : - Temperatur : 5 - 40 o C
- RH : 20 - 80%
e. Sistem pendingin : dibantu dengan blower yang dapat mengatur
suhu udara
f. Impedansi speaker yang dipakai :
1 watt = 10 Kohm (input)
2 watt = 5 Kohm (input)
3 watt = 33 Kohm (input)
6 watt = 66 Kohm (input)
6. Peralatan Sistem Tata Suara
Car Call
a. Mixer pre amplifier
b. Power amplifier 1 x 120 W
c. Microphone dengan chime
d. Horn speaker 15 W indoor/outdoor type
e. Material instalasi penunjang lainnya
PA System
a. Mixer pre amplifier
b. Power amplifier announcement/emergency & Back ground music
4+x+240 +W
c. Microphone dengan chime
d. Ceiling speaker 6 We. Zone selector
f. Material instalasi penunjang lainnya
- GIP (yang telah memiliki SII)
c Penggunaan material lokal semaksimal mungkin dengan catatan sudah
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
76/148
c. Penggunaan material lokal semaksimal mungkin dengan catatan sudah
memenuhi peraturan/standarisasi pemerintah yang berlaku.
8. Pelaksanaan
a. Instalasi tata suara tidak boleh saling berhimpit (berdempetan) dengan
instalasi listrik arus kuat, jadi harus terpisah atau sama lainnya.
b. Bila instalasi mengalami beban mekanis, maka kabel/hantaran harus
dilindungi dan dimasukkan ke dalam konduit GIP.
9. Cara Kerja Sistem Tata Suara
Sinyal suara dari radio AM/FM, tape desk, CD player dikuatkan melalui amplifier
untuk selanjutnya di selektor dipilih zone mana yang akan bypass masuk ke
pengumuman (EVAC).
10. Perhitungan Instalasi Tata Suara
Tingkat kebisingan pada setiap ruang berbeda-beda sesuai dengan fungsinya :
Fungsi NL ( Db )
- Daerah kantor 65 dB
- Daerah Parkir 70 dB- Koridor 50 dB
Sound Pressure Level untuk musik ditentukan 10 dB lebih kuat dari NL ruangan danuntuk paging ditentukan 15 dB lebih kuat dari NL ruangan.
11. Perhitungan Jumlah Speaker
- Tinggi lantai ke ceiling : 5 meter
- Tingkat kebisingan di dalam rumah sakit (noise level) = 40 db.
- Jika dikehendaki volume suara berada 6 db, volume suara yang diinginkan
akan ditambah dengan faktor puncak (peak factor) 10 db.
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
77/148
.1. Indoor Fixed Camera
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
78/148
Fixed camera indoor yang digunakan harus dilengkapi dengan lensa
varifocal, pengaturan auto iris, bracket, harus tipe universal yang bisa
dipasang pada ceiling maupun tembok.
Camera yang digunakan adalah color dengan fasilitas night mode, yang
artinya camera secara otomatis berubah menjadi B/W bila iluminasi
cahaya di daerah tersebut minim. Camera harus beresolusi tinggi,
Camera harus mempunyai tombol-tombol menu pengaturan seperti level,
white balance, Day dan Night Mode, dan menu tersebut bisa ditampilkan
pada Monitor (On Screen Display). Fixed camera indoor difungsikan
untuk memantau orang yang bukan karyawan/karyawan yang memasuki
ruangan, atau karyawan yang sedang bekerja.
.2. Indoor P/T/Z Camera dan Indoor Speed DomeIndoor P/T/Z Camera dan Indoor Speed Dome Camera akan ditempatkan
pada ceiling atau plafond. Camera yang digunakan adalah color,
dilengkapi dengan lensa zoom dan dibantu dengan digital zoom, juga
dilengkapi dengan high speed motor Pan Tilt yang dapat berputar secara
continuous 360 , Kecepatan motor bisa diatur secara variable, feature
yang diperlukan seperti recording/guard tour, pre-position tour, auto-pan.
.3. Outdoor Fixed Camera
Fixed camera outdoor yang digunakan adalah camera color yang
dilengkapi dengan Night Mode yang bisa secara otomatis berubah
menjadi B/W pada batas penerimaan cahaya yang minim. Camera harus
beresolusi tinggi. Lensa digunakan adalah jenis varifocal yang dilengkapi
dengan pengaturan auto iris, bracket yang disesuaikan dengan tiang atau
tembok, dilengkapi juga dengan camera housing beserta accessories
i hi ld h h ll bl d fil d
.4. Indoor Fixed Dome Camera
Fixed Dome camera Indoor yang digunakan type vandal resistant sampai
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
79/148
y g g yp p
dengan 120 lbs dengan lensa varifocal 2.8 6 mm dan auto iris, Camera
beresolusi tinggi sekitar 460 480 TVL, dilengkapi dengan feature-
feature standar seperti white balance, Automatic white balance,
Fixed Dome camera indoor difungsikan untuk memantau orang yang
bukan karyawan/karyawan yang sedang beraktivitas, atau karyawan
yang sedang bekerja.
CCTV Main Control Unit
Peralatan ini terdiri dari :
1. Digital Video Recorder
Digital video recorder mempunyai 16input camera dan min 1 output
monitor, harus bisa :
Menampilkan tampilan multi screen dari camera manapun yang adapada jaringan DVR .
DVR mempunyai sistem Operasi Functionality Pentaplex yang artinya
Bisa secara bersamaan (simultaneously) menampilkan live , playback,
record pada camera-camera dari DVR itu sendiri maupun camera pada
DVR-DVR lainnya yang terhubung dalam jaringan network dan mampu
menampilkan sampai dengan 32 camera sekaligus dalam satu tampilanmonitor.
DVR harus bisa menampilkan denah / layout setiap camera.
DVR harus bisa diakses melalui Internet explorer dan di integrasikan ke
sistem integrasi melalui HTTP atau sebagai OPC Server/Client sehingga
sistem integrasi mempunyai kemampuan untuk secara penuh mengontrol
DVR untuk menampilkan Video secara Live maupun playback, untukmemulai recording, maupun untuk mengontrol camera.
DVR mempunyai kapasitas hard disk internal sebesar 480 GB, dan
dil gk i d g CD RW
DVR akan ditempatkan pada 19 rack cabinet, untuk keyboard dan
mouse akan diletakkan dimeja console dilengkapi dengan KVM Switch
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
80/148
kapasitas 8 port, sehingga cukup menggunakan satu pasang keyboard
dan mouse untuk mengontrol semua DVR termasuk PC Sistem Integrasi
Untuk 1 unit DVR dengan 16 Camera harus mempunyai kapasitas
storage internal dan external yang mampu menyimpan hasil rekaman
dengan kondisi sebagai berikut :
a. Dengan resolusi gambar (pixel) : 720 x 288 atau 640 x 480 dengan
quality 2CIF/Normal/Fine
b. Perhitungan dibagi menjadi 2 bagian waktu yaitu :
1. Jam kerja : mulai pukul 7.00 s/d 17.00 :
DVR merekam dengan kecepatan total 100 frame/second untuk
16 Camera dengan perkiraan 100% aktivitas motion2. Diluar Jam kerja : mulai pukul 17.00 s/d 7.00 :
DVR merekam dengan kecepatan total 100 frame/second untuk
16 Camera dengan perkiraan 25% aktivitas motion
c. Lama penyimapanan selama 31 Hari termasuk internal dan external
storage
- Untuk kapsitas internal storage sesuai yang dijelaskan pada
RKS
- Untuk external kapasitas external storage harus disesuaikan
dengan yang disebut diatas.
2. External Disk Array (storage)
Disk array digunakan untuk memperbesar kapasitas penyimpan DVR
sehingga bisa memperpanjang masa rekaman.
Untuk kapasitas external storage harus disesuaikan dengan yang disebut
mempunyai 2 Ultra SCSI-3 untuk Host Port ke DVR dan 2 Ultra SCSI-3
untuk Looptrought ke external storage lain. Dan juga menyiapkan Lan
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
81/148
interface RJ-45 untuk dihubungkan ke Network untuk Konfigurasi melaluiWeb-based GUI
3. Monitor
Monitor yang digunakan adalah tipe 20.1 LCD Monitor untuk DVR,
monitor harus mempunyai bentuk yang ringkas dengan frame yang tipis.
Mempunyai resolusi tinggi 1280 x 1024 pixels dengan pixel pitch yangrapat . Monitor nantinya akan ditempatkan pada console yang terdiri dari
monitor console dan meja operator
4. Rack, Monitor Console dan Power
Untuk penempatan peralatan utama CCTV akan ditempatkan pada 19
Rack Cabinet . 19 Rack cabinet dengan tinggi harus 42U dan jumlah /banyaknya rack disesuaikan dengan kebutuhan space peralatan. Rack
dilengkapi dengan pintu depan kaca, top fan tray dengan 4 AC Fan, MCB
untuk setiap masing-masing Camera (86 MCB untuk Camera) dan MCB
setiap masing-masing Peralatan yang ada pada rack. Untuk Power
disiapkan UPS untuk semua camera dan peralatan utama termasuk
monitor dengan jumlah dan kapasitas disesuaikan dengan kebutuhan,dengan back-up selama 15 menit, UPS harus mempunyai model 19
yang akan ditempatkan pada 19 Rack Cabinet.
Console digunakan untuk menempatkan LCD Monitor dari DVR, dan
meja operator untuk printer keyboard dan mouse. Console dibuat
sedemikian rupa agar memudahkan operator dalam memonitoring
maupun mengontrol. Console terbuat dari kayu dilapis melamik. Consoleharus dibuat rapi dan kokoh.
PEKERJAAN JARINGAN KOMPUTER ( LAN )
a. Sistem instalasi kabel data harus bersertifikasi / bergaransi selama 20
tahun.
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
82/148
b. Semua pekerjaan instalasi kabel data mampu dilalui data dengan
kecepatan 1 Gbps.
c. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah :
kabel instalasi dan out-let serta Pekerjaan Instalasi jaringan sampai ke titik
out-let.pemasangan rak kabinet beserta PatchMax Panel dan kelengkapanya
sehingga dapat berfungsi sebagaimana mestinya,dan mampu berfungsi
dengan system existing
d. Material dan Cabling sistem
- Instalasi kabel data menggunakan kabel UTP Cat-6,4 pairs 1061C,yang dapat dilalui data dengan kecepatan 1 Gbps dalam Pipa konduit
High Impact 20 mm.
- PatchMax Panel cat-6 adalah terminal untukn kabel UTP 1061C+
yang dipasang pada rack system .
- PatchMax Panel cat-6 adalah terminal untukn kabel data 1071 XL
yang dipasang pada rack system dan untuk koneksi antar Swicth Hub.- Out-let Data yang dipasang pada dinding partisi / tembok
menggunakan tipe MPS100E+Face Plate.
- D8PS 3 FT / 1 meter,kabel Patch Cord 3 ft yang dipakai untuk
menhubungkan kabel data dari PacthMax Panel ke Switch Hub.
- D8PS 9 FT / 3 meter,kabel Patch Cord 9 ft yang dipakai untuk
menhubungkan kabel data dari Out-let Cat-6 ke PC.- 107Xl UTP Cable Cat-6 adalah kabel data yang dipakai untuk tranmisi
data dengan kecepatan 1 Gbps untuk menhubungkan antar Swicth
H b d di t ik 2 li ( k b l b kb )
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
83/148
- Menciptakan electron bebas atau emisi lebih awal mendahului
obyek sekeliling yang dilindungi atau yang menjadi sasaran
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
84/148
sambaran.- Mengantipasi secara dini sambaran petir dengan aktif reaktif
- Tidak menggunakan radio elemen, battery atau solar cells,
capacitors, diodes maupun electric resistance.
- Mampu menerima sambaran petir hingga 150 kA
- Memberikan efek radius proteksi cukup luas, tergantung pada
ketinggian pemasangan dan intensitas sambaran. KabelPenghantar memiliki fungsi / keuntungan diantaranya:
- Kabel, menyalurkan arus petir kebumi tanpa menimbulkan efek
listrik terhadap obyek sekitar.
- Mencegah adanya induksi.
- Mencegah adanya lompatan arus listrik / kilat samping.
- Mampu menerima tegangan sambaran hingga 250 kV.- Earting / Arde
- Kondisi Arde / pertanahan yang baik mampu menghilangkan arus
petir dengan cepat dan aman ke bumi.
DESAIN SISTEM MEKANIKAL
1. Air Bersih
Sistem penyediaan Air Bersih
Kebutuhan air bersih salah satu sarana penunjang sehingga suatu bangunan
dapat berfungsi dengan baik. Yang termasuk dalam sistem penyediaan air
bersih meliputi :
1. Pengadaan sumber asal air
2. Sistem pendistribusian
3. Sistem jaringan distribusi
2. Perencanaan dan Pemeliharaan Sistem Plumbing
3. Normalisasi Indonesia ( NI )
-
8/10/2019 DED (Detailed Engineering Design) of Sport Hall Approach Methodology
85/148
4. Peraturan Daerah ( Perda )5. NFPA Standart
6. Standart Industri Indonesia ( SII )
Perkiraan kebutuhan air bersih
1. Berdasarkan standart pemakaian air untuk bangunan ini dengan asumsi
kebutuhan sesuai standart yang berlaku yaitu :- Untuk per orang = 100 Lt /Hari/orang
(ref. Wastewater Engineering,Metcalf & Edy,Inc.Mc.Graw-Hill)
Maka besarnya kebutuhan air bersih dapat diperkirakan jumlahnya.
Jadi kebutuhan air bersih untuk rumah sakit , yang mempunyai kapasitas
adalah :
5000/6meter x 100 Lt/hari = 50.000/hari ( 50 m 3 / hari )
maka daripada itu maka harus disediakan Ground Water Resevoar untuk
kebutuhan air bersih minimal 1,5 x dari kebutuhan sehari jadi minimalm
mempunyai kapasitas 75 m 3 ( tidak termasuk untuk keperluan sistem
pemadam kebakaran ).dan Yang masing-masing banguanan lain telah
disediakan sub-sub Ground Water Resevoar.
Sistem pengolahan air bersih
Oleh karena menggunakan bahan baku kebutuhan air-bersih PDAM, dan
sesuai dengan kwalitas dan kapasitas yang diperlukan. Sehingga tidak
diperlukan unit pengolahan yang lengkap, cukup ditambah Sand Filter dan
Carbon Filter / sesuai kebutuhan.
Dan diperlukan kapasitas PDAM Sebagai pensuplai kebutuhan utama air
bersih sebesar 50 m 3 / Hari ( Maint Supplay ).