Death Case SUPER FINAL ( by Rosita)
-
Upload
diah-pratiwi -
Category
Documents
-
view
31 -
download
0
Transcript of Death Case SUPER FINAL ( by Rosita)
Kasus Kematian
BBLR (KMK) + Asfiksia Berat ec Sindrom Aspirasi Mekonium
dr. Diah Pratiwi*dr. Pramitha Rahayu Sp. A*
RSUD Wangaya
IDENTITAS
• Nama : By. RST
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Tgl Lahir : 7 Juni 2014
• Umur : 0 Hari
• Alamat : Jl. Imam Bonjol Utara 101 Denpasar
• No RM : 521911
• MRS : 7 Juni 2014
RIWAYAT PERSALINAN
Ibu dengan G3P2002, uk 34-35 minggu oligohidramnion, melahirkan bayi laki-laki
spontan dibantu bidan.
Riwayat ANC + : Bidan, USG (+)
Usia Ibu : 33 Tahun
ANAMNESIS
7 Juni 2014 pk. 16.00 WITA
Bayi laki-laki lahir spontan di bantu oleh bidan di VK, dengan air ketuban sedikit dan warna
kehijauan, bayi tidak segera menangis, dengan Apgar Score: 2-3-3.
Penilaian Awal: Tangis : -Cukup Bulan : Tidak (34-35 mg)Tonus : LemahAirway : Jalan Nafas terdapat sekret kehijauanBreathing : ApneaCirculation : HR 60 x/ menit Nadi lemah, Bayi tampak sianosisKemudian dilakukan langkah awal resusitasi :1. Hangatkan : bayi diposisikan pada Radian warmer yg sudah siap, Keringkan2. Posisikan & bersihkan jalan nafasTindakan : ventilasi tekanan positif + O2 Evaluasi :Airway : Sekret (-)Breathing : Tangis Merintih, Gerak dada Simetris statis/dinamis, Retraksi (+) Suara nafas sama
bilateral, Asukultasi Vesikular +/+, Ronki +/+, Wheezing -/-Saturasi 95% RR 39x/menit
Circulation : Nadi reguler, lemah HR 139 x/ menit Sianotik (-)→ Siapkan Pemasangan CPAPFlow 5 PEEP 5 FiO2 50%
Tgl 7 Juni 2014 pk 02.00 Tindakan di Ruang Resusitasi
Bagan resusitasi By RST
Bayi lahir Pk 02.00
Penilaian awal :-Tidak
menangis-Uk 34-35
mg-Air ketuban
sedikit kehijauan
-Tonus otot lemah
HangatkanPosisikan
Bersihkan Jalan Nafas
Keringkan,Rangsang Taktil
Pk 02.01Airway : Sekret
KehijauanBreathing :
ApneaCirculation :
HR 60x/menit Sianosis
Ventilasi Tekanan Positif + O2 100%
Bagan resusitasi By RST
Pk 02.03Airway : Sekret (-)
Breathing : Tangis
Merintih, retraksi (+) Suara nafas
↓Circulation : HR 130x/mnt RR 39 x/ mnt
Saturasi 90%
Pasang CPAPPEEP 5Flow
5 LFiO2 50%
•Pemeriksaan Fisik Lengkap
•Identifikasi masalah Medis yang mendasari
Pemeriksaan fisik : BBL : 2200 gram (diantara persentil 10 dan persentil 90 : KMK)
PB : 47 cmLK/LD : 27/27 cmAnus : (+), kelainan tidak adaKesan Umum :
Tampak sakit berat, pucat, tangis melengking, sianosis pada ekstremitas
Status Present (Pasca Resusitasi):Tax : 34,7 C RR :40x/ menitNadi : 149 x/ menit Sp O2 : 90 %
Kondisi pasien Pasca Resisitasi di ruang perina
(tgl 7 Juni 2014 pk 02.15)
Status General :Kepala : Normocephali, caput succidanium (-)
Mata : Anemis (-) RP +/+ isokor
THT : Nafas cuping hidung (+), sianosis (+)
Thorax : simetris (+) retraksi (+) epigastrial, intercostal (+)
Cor : S1 S2 tunggal reguler murmur (-)
Po : rh +/+ basah kasar
Abd : Tali pusat layu hijau (+) rapuh (+)
distensi (-) Hepar/Lien ttb
Ekstremitas : akral dingin (+) sianosis (+) pucat (+), capillary refill > 3 detik
Finnstrom Score*~ UK 38 minggu
*A simple scoring system based on skin colour, skin
texture, breast development, and ear firmness that can be performed even in an ill baby without manipulation or movement enables gestational age to be estimated to within +/- 15 days (95% confidence limits) at any time in the first 2 days of life.
DIAGNOSIS
Bayi BBLR (SMK) + Asfiksia Berat ec Susp.
Sindrom Aspirasi Mekonium
PENATALAKSANAAN
• Rawat inkubator• CPAP dengan PEEP 5, Flow 5, FiO2 50%• IVFD Dex 10% 6 tetes mikro/menit• Injeksi aminophilin 3 x 4 mg• Dexametason 3x1/5 ampul• Ranitidin 2x1/5 ampul• Taxegram 2x100 mg• Neo K 1mg IM• Gentamisin Salep Mata• KIE orang tua mengenai kondisi bayi dan berbagai
kemungkinan yang bisa terjadi
RENCANA PEMERIKSAAN
• Evaluasi Tanda Vital
• DL
• BS
HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG
DL 7/6/2014 (03.00)
WBC 32,28
HGB 17,2
HCT 51,3
PLT 210
GDS7/6/2014 Pk.03.00
61
PROBLEM LIST:
Asfiksia
Gangguan sirkulasi (Sianosis)
Hipotermia
Newborn Infection
Follow up tgl 5/6/2014 (pkl 09.00)
Subjektif Objektif Assestment Planning
Ku bayi lemah, Letargis
RR: 50HR:90sp.o2: 80-90%,temp: 32,00Cairway
Kepala: normocephaliMata: anemis -/-, ikterik -/-THT: nch +/+ Sianosis (+)Thorax : Simetris (+), Retraksi (+) subcostalCor : S1S2 tgl reguler, murmur (-)Po : Ves +/+, Ronki +/+, Wheezing -/-Abd: Dist (-), BU (+) NEks: Dingin(+), CRT >3 dtk
Bayi BBLR (SMK)+ Asfiksia Berat ec Sindrom Aspirasi Mekonium
- Resusitasi Neonatus
- Posisikan bayi- VTP dengan T-
piece recusitator+ Kompresi dada
Follow up tgl 7/6/2014 (pkl 04.30)
Subjektif Objektif Assestment Planning
Kesadaran Bayi menurun Usaha nafas (-)
RR: apneaHR:67 x/ mntsp.o2: 52%,temp: 35,00C
Kepala: normocephaliMata: anemis -/-, ikterik -/-THT: Sianosis (+)Thorax : Cor : S1S2 tgl reguler, murmur (-)Po : Ves +/+, Ronki +/+, Wheezing -/-Abd: Dist (-), BU (+) NEks: Dingin(+), CRT >3 dtk
Bayi BBLR (SMK)+ Asfiksia Berat ec Sindrom Aspirasi Mekonium
- Evaluasi - Metode resusitasi- Isap sekret pada
jalan nafas- Reposisi kepala
bayi- Isap sekret
sumbatan jalan nafas
- VTP dengan T-Piece
- Adrenalin (1: 10.000) 0,2 cc
Follow up tgl 7/6/2014 (pkl 04.45)
Subjektif Objektif Assestment Planning
Kesadaran Bayi menurun Usaha nafas (-)
RR: apneaHR:20 x/ mntsp.o2: 20%,temp: 35,00C
Kepala: normocephaliMata : Reflek -/-THT: Sianosis (+)Thorax : Cor : S1S2 tgl reguler, murmur (-)Po : Ves +/+, Ronki +/+, Wheezing -/-Abd: Dist (-), BU (+) NEks: Dingin(+), CRT >3 dtk
Bayi BBLR (SMK)+ Asfiksia Berat ec Sindrom Aspirasi Mekonium
- Evaluasi - Metode resusitasi- Isap sekret pada
jalan nafas- Reposisi kepala
bayi- Isap sekret
sumbatan jalan nafas
- VTP dengan T-Piece
- Adrenalin (1: 10.000) 0,2 cc
Follow up tgl 7/6/2014 (pkl 05.00)
Subjektif Objektif Assestment Planning
Kesadaran Bayi menurun Usaha nafas (-)
RR: apneaHR: -sp.o2: -,temp: 35,00C
Kepala: normocephaliMata : Reflek -/- Midriasis MaksimalTHT: Sianosis (+)
Bayi BBLR (SMK)+ Asfiksia Berat ec Sindrom aspirasi mekonium + Disfungsi Multi Organ
- Penghentian Resusitasi
- KIE Keluarga
- Bayi dinyatakan meninggal ec asfiksia berat + susp Meconium aspiration syndrome + Sindrom Disfungsi Multi Organ dihadapan dokter dan petugas keluarga maklum
• Batasan • Adalah suatu keadaan dimana bayi baru lahir yang tidak bernafas secara
spontan, teratur dan adekuat. • Etiologi • Asfiksia neonatorum dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: • Faktor neonatus: lanjutan asfiksia intra partum; aspirasi cairan amnion,
darah, mekonium, dan muntahan; imaturitas paru; kelainan jantung bawaan dan paru; anemia pada fetus; retardasi pertumbuhan intra uterin; kehamilan lewat waktu; infeksi fetus.
• Faktor ibu: hipoksia ibu karena anemia berat, penyakit paru kronis; menurunnya aliran darah dari ibu ke fetus pada hipotensi karena perdarahan, preeklamsia, eklamsia, diabetis melitus; obat anastesi yang berlebihan pada ibu.
• Faktor plasenta: infark dan perdarahan plasenta
Pada Kasus ini bayi tidak bernafas spontan (tidak segera menangis)Faktor resiko pada kasus ini air ketuban kehijauan, menandakan bayi
mengalami distres di dalam kandungan
ASFIKSIA NEONATORUM
• Patofisiologi Pada penderita asfiksia, akan terjadi: Menurunnya kadar PaO2 tubuh Meningkatnya PCO2 Menurunnya PH darah Dipakainya sumber glikogen tubuh Gangguan sirkulasi darah Keadaan tersebut akan mempengaruhi fungsi seltubuh tergantung dari berat dan lamanya asfiksia.Gangguan fungsi dapat bersifat reversibel ataumenetap, sehingga menimbulkan komplikasi, gejalasisa ataupun kematian.
Pada kasus ini bayi tampak sianosis, saturasi O2 menggunakan oksimetri tidak adekuat sebagai tanda terjadi gangguan sirkulasi
• Gambaran klinis Secara klinis, bayi baru lahir mengalami asfiksiamenunjukkan gejala: pernafasan terganggu (distres pernafasan) bradikardi refleks lemah tonus otot menurun warna kulit biru atau pucat
• Diagnosis Diagnosis asfiksia dapat ditegakkan denganmenentukan nilai APGAR menit ke-1, ke-5, ke-10,dan menit ke-15
Pada Kasus ini bayi mengalami distres pernafasan, bradikardi, tonus otot menurun, reflek lemah, warna kulit sianosis
Penilaian APGAR 2-3-3
APGAR Tanda Nilai
1 2 3
Appearance Warna kulit Biru/pucat Tubuh merah, ekstremitas biru
Merah seluruh tubuh
Pulse Frek. Jantung
Tidak ada < 100 x/mnt > 100 x/mnt
Grimace Refleks Tidak ada Menyeringai/gerakan sedikit
Batuk, bersin, menangis kuat
Activity Tonus otot Lunglai Fleksi ekstremitas lemah
Gerakan aktif
Respiration Nafas Tidak ada Tidak teratur, dangkal
Menangis kuat, teratur
Nilai APGAR
• Bila nilai APGAR 0–3 : asfiksia berat 4– 6 : asfiksia sedang 7–10 : asfiksia ringan
• Pemeriksaan laboratorium Pada asfiksia berat perlu dilakukan pemeriksaan penunjang, bila ada indikasi, seperti:
CT skan kepala DL, BUN/SC, analisa gas darah, elektrolit Thorak foto
Pada Kasus ini nilai APGAR 2-3-3 sesuai dengan Asfiksia Berat Sudah dilakukan pemeriksaan DL dan Gula Darah
Untuk pemeriksaan AGD dan Thorax Poto belum dilakukan oleh karena kondisi pasien memburuk
• Tatalaksana Prinsip tatalaksana bayi baru lahir yang mengalami asfiksia meliputi:
Segera dilakukan sesudah bayi lahir Intervensi harus cepat, tepat, jangan sampai
terlambat, (jangan menunggu hasil penilaian nilai APGAR 1 menit)
Pada dasarnya pada setiap bayi baru lahir kita harus melakukan penilaian terhadap 5 hal : Apakah air ketuban tanpa mekonium ? Apakah bayi bernafas atau menangis? Apakah tonus otot baik? Apakah warna kulit merah muda ? Apakah bayi cukup bulan ?
Pada Kasus Ini dilakukan Resusitasi Neonatus tanpa menunggu hasil Nilai APGAR
• Obat-obat yang sering digunakan selama Resusitasi Epinefrin 1 : 10.000, dosis : 0,1 – 0,3 mg/kgBB (setara dengan 0,01–0,03 mg/kgBB), diberikan secara intra vena atau melalui pipa endotrakeal. Volume ekspander (whole blood, larutan garam fisiologis, ringer laktat, cairan albumin-salin 5%), dosis: 10 ml/kgBB diberikan dalam waktu 5-10 menit dan dapat diulang bila tanda-tanda hipovolumia menetap, diberikan secara intra vena. Natrium bikarbonat: dosis 2 meq/kgBB intra vena pelan-pelan, minimal dalam waktu 2 menit (1 meq/kgBB/menit), diberikan bila terdapat apnea yang lama dan asidosis metabolik serta tidak terjadi respon terhadap terapi di atas.
Pada kasus ini bayi tidak mengalami perbaikan walaupun dilakukan VTP dan kompresi dada efektif sehingga diberikan Epineprin 0,2 cc melalui kateter umbilikal untuk
merangsang jantung dan meningkatkan frekuensi jantung
• Obat-obat yang sering digunakan Pada bayi BBLR jika mengalami episode apnu lebih dari sekali atau membutuhkan resusitasi perlu diberikan aminopilin Dosis awal 10 mg/kgBB (IV) dilarutkan menjadi 5 cc diberikan dalam 15-30 menit Dosis rumatan 2,5 mg/kgBB/dosis setiap 12 jam diberikan dalam 5 menit
Pada Kasus ini bayi mengalami episode apnu hingga diperlukan
resusitasi dan diberikan aminopilin 3x 0,2 cc strip
• Komplikasi Penyulit terpenting pada asfiksia neonatorum adalah: Perdarahan dan odema otak Hipoksik iskemik ensefalopati (HIE) NEC GGA Hiperbilirubinemia
• Prognosis Asfiksia neonatorum dapat menyebabkan semua gradasi mental retardasi, kelainan neurologis bahkan kematian.
Pada kasus ini bayi terus mengalami perburukan hingga terjadi kematian
• Batasan
Suatu kumpulan gejala klinis oleh karena fetus / bayi baru lahir menghirup cairan amnion yang terkontaminasi oleh mekonium.
• Etiologi
Cairan amnion yang terkontaminasi mekonium (mekonium terdiri dari: sel-sel epitel, rambut fetus, mukus, empedu)
Pada kasus ini ketuban sedikit dan berwarna kehijauan akibat kontaminasi mekonium. Hasil aspirasi sekret pada jalan nafas
bayi didapatkan cairan mekonium berwarna kehijauan
SINDROM ASPIRASI MEKONIUM
• Patofisiologi Dalam keadaan normal, janin biasanyamemperlihatkan gerakan nafas periodik, disertai dengan keluar masuknya cairan amnion melalui orofaring dalam keadaan glotis tertutup. Bila bayi mengalami gawat janin / hipoksia intrauterin, organ-organ vital seperti otot jantung, otak dan adrenal, akan mendapatkan aliran darah yang lebih baik dari bagian tubuh lainnya. Gastrointestinal akan mengalami hipoksemia, sehingga timbul peningkatan peristaltik usus, relaksasi anus, dan pengeluaran mekonium ke dalam cairan amnion. Apabila janin menderita asfiksia akan mengakibatkan tarikan nafas yang memungkinkan terbukanya glotis dan masuknya cairan amnion yang mengandung mekonium ke dalam paru sehingga terjadi aspirasi mekonium.
Pada saat kontrol kehamilan diketahui terjadi Oligohidramnion hal ini meningkatkan resiko gawat janin
• Faktor risiko Kehamilan lewat waktu Preeklamsia-eklamsia Ibu hipertensi Ibu DM Denyut jantung janin abnormal IUGR Oligohidramnion Ibu perokok berat
Pada Kasus terdapat kondisi Oligohidramnion sebagai faktor resiko
• Gambaran klinis Anamnesis: adanya faktor risiko Pemeriksaan fisik: bayi biasanya lahir dengan asfiksia, dan gejala distres nafas. Pada auskultasi mungkin ditemukan suara nafas bronkial yang kasar disertai ronki dan ekspirasi yang memanjang. Foto thorak: bercak infiltrat pada ke dua paru disertai gambaran kasar pembuluh darah paru.
• Diagnosis Sesuai dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik serta hasil foto thorak.
Pada Kasus terdapat faktor resiko terjadi distres nafas pada auskultasi terdapat suara nafas ronki pada kedua lapang paru
Pada Kasus ini belum dilakukan pemeriksaan Rongen thorax oleh karena kondisi bayi mengalami perburukan.
• Antibiotika: Ampisilin + gentamisin, sampai terbukti tidak ada infeksi • Ampisilin:
Umur 0-7 hari: 100 mg/kgBB/hari, IV, IM dibagi 2 dosis Umur > 7 hari: 100 mg/kg BB/hari, IV, IM dibagi 3-4 dosis
• Gentamisin: Dosis 2,5 mg/kgBB/dosis, IV, IM, diberikan: < 7 hari: umur kehamilan < 28 minggu diberikan setiap 36 jam umur kehamilan 28 – 32 minggu, diberikan setiap 24 jam umur > 32 minggu diberikan setiap 18 jam umur > 7 hari: umur kehamilan < 28 minggu, diberikan setiap 24 jam umur 28-32 minggu diberikan setiap 18 jam umur kehamilan > 32 minggu diberikan setiap 12 jam cukup bulan diberikan setiap 8 jam
Terima kasih