Dbd Who 2009
Transcript of Dbd Who 2009
-
5/25/2018 Dbd Who 2009
1/14
A. Definisi Operasional Infeksi Dengue
Kriteria WHO (2009) :
1. Suspek Infeksi Dengueialah penderita dengan demam tinggi mendadak tanpasebab yang jelas berlangsung selama 2-7 hari dandisertai dengan 2 atau lebihtanda-tanda : mual, muntah , bintik perdarahan , nyeri sendi, tanda-tandaperdarahan: sekurang-kurangnya uji tourniquet (Rumple Leede) positif,leucopenia dan trombositopenia.
Infeksi Dengue dapat bermanifestasi 2 macam yaitu infeksi Dengue Ringan danBerat.
Tanda-tanda yang mengarah kepada infeksi Dengue Berat adalah :
Nyeri abdominal
Muntah yang terus menerus
Tanda-tanda kebocoran plasma ( asites, efusi pleura) Perdarahan mukosa (epistaksis, gusi)
Letargi
Pembesaran hati > 2 cm
Pemeriksaan Lab. : peningkatan hematokrit dan penurunan trombosit
Catatan : DD ditegakkan setelah melewati masa kritis (saat demam turun) dengan dasar
nilai hematokrit normal atau tidak ditemukan adanya kebocoran plasma sistemik. Pasien
dpat dipulangkan setelah diobservasi dalam waktu 24 jam setelah melewati masa kritis.
2. Demam Dengue (DD) ialah demam disertai 2 atau lebih gejala penyerta sepertisakit kepala, nyeri dibelakang bola mata, pegal, nyeri sendi ( athralgia ), rash,mual, muntah dan manifestasi perdarahan. Dengan hasil laboratoriumleukopenia ( lekosit < 5000 /mm3 ), jumlah trombosit cenderung menurun 10% dari data baselinesaat pasien belum sakit atau sudah sembuh atau adanya efusi pleura,asites atau hipoproteinemia (hipoalbuminemia).
b. Derajat Beratnya Penyakit DBDDerajat penyakit DBD diklasifikasikan dalam 4 derajat:
Derajat I : Demam dan satu-satunya manifestasi perdarahan ialah ujiTourniquetpositif.
Derajat II : Terdapat perdarahan spontan antara lain perdarahan kulit
(petekie), perdarahan gusi, epistaksis atau perdarahan lain(menstruasi berlebihan, perdarahan saluran cerna).
Derajat III : Derajat I atau II disertai kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepatdan lambat, tekanan nadi menurun (20 mmHg atau kurang)atau hipotensi, sianosis di sekitar mulut, kulit dingin danlembab, dan anak tampak gelisah.
Derajat IV : Seperti derajat III disertai Syok berat (profound shock), naditidak dapat diraba dan tekanan darah tidak terukur.
Catatan : DBD Derajat III & IV adalah Sindrom Syok DengueAdanya kebocoran plasma (plasma leakage) yang ditandai denganhemokonsentrasi membedakan DBD dari DD. Pembagian derajat penyakit
dapat juga dipergunakan untuk kasus dewasa.
c. Gejala /tanda utama DBD
Gejala / tanda utama DBD sebagai berikut: 1) Demam, 2) Tanda-tandaperdarahan, 3) Hepatomegali, 4) Syok
1) Demam
Demam tinggi mendadak, sepanjang hari, berlangsung 2-7 hari.
Fase kritis ditandai saat demam mulai turun biasanya setelah hari ke-3-6, hati-hatikarena pada fase tersebut dapat terjadi syok.
2) Tanda-tanda perdarahan
Penyebab perdarahan pada pasien DBD ialah gangguan padapembuluh darah, trombosit, dan faktor pembekuan. Jenis perdarahanyang terbanyak adalah perdarahan kulit seperti uji Tourniquetpositif,petekie, purpura, ekimosis dan perdarahan konjungtiva.
Petekie sering sulit dibedakan dengan bekas gigitan nyamuk, untukmembedakannya: lakukan penekanan pada bintik merah yangdicurigai dengan kaca obyek atau penggaris plastik transparan, ataudengan meregangkan kulit. Jika bintik merah menghilang saatpenekanan/ peregangan kulit berarti bukan petekie. Perdarahan lain
yaitu epitaksis, perdarahan gusi, melena dan hematemesis. Padaanak yang belum pernah mengalami mimisan, maka mimisan
-
5/25/2018 Dbd Who 2009
4/14
merupakan tanda penting. Kadang-kadang dijumpai pula perdarahankonjungtiva atau hematuria.
Uji Tourniquet sebagai tanda perdarahan ringan, dapat dinilai sebagaipresumptif test(dugaan keras).
Pada hari ke-2 demam, uji Tourniquetmemiliki sensitivitas 90,6% danspesifisitas 77,8%,dan pada hari ke-3 demam nilai sensitivitas 98,7%dan spesifisitas 74,2%.
Uji Tourniquet dinyatakan positif jika terdapat lebih dari 10 petekiepada area 1 inci persegi (2,8 cm x 2,8 cm) di lengan bawah bagiandepan (volar) termasuk pada lipatan siku (fossa cubiti).
Gambar 17. A Gambar 17. BCara menghitung hasil uji Torniquet Bintik-bintik perdarahan di bawah kulit
Cara melakukan uji Tourniquet sebagai berikut :
Pasang manset pada lengan atas (ukuran manset sesuaikan dengan
umur, yaitu lebar manset = 2/3 lengan atas) Pompa tensimeter untuk mendapatkan tekanan sistolik dan tekanan
diastolik
Aliran darah pada lengan atas dibendung pada tekanan antara sistolikdan diastolik (rata-rata tekanan sistolik dan diastolik) selama 5 menit.(Bila telah terlihat adanya bintik-bintik merah 10 buah,pembendungan dapat dihentikan).
Lihat pada bagian bawah lengan depan (daerah volar) dan ataudaerah lipatan siku (fossa cubiti), apakah timbul bintik-bintik merah,tanda perdarahan (petekie)
Hasil Uji Tourniquet dinyatakan positif (+) bila ditemukan 10 bintikperdarahan (petekiae), pada luas 1 inci persegi ( 2,8 cm2.)
3) Hepatomegali (pembesaran hati)
Pembesaran hati pada umumnya dapat ditemukan pada permulaanpenyakit, bervariasi dari hanya sekedar dapat diraba (just palpable)sampai 2-4 cm di bawah lengkungan iga kanan dan dibawah procesusXifoideus
Proses pembesaran hati, dari tidak teraba menjadi teraba, dapatmeramalkan perjalanan penyakit DBD. Derajat pembesaran hati tidaksejajar dengan beratnya penyakit, namun nyeri tekan di hipokondriumkanan disebabkan oleh karena peregangan kapsul hati. Nyeri perutlebih tampak jelas pada anak besar dari pada anak kecil.
4) Syok
-
5/25/2018 Dbd Who 2009
5/14
Tanda-tanda syok (renjatan):
Kulit teraba dingin dan lembab terutama pada ujung hidung, jaritangan dan kaki
Capillary refill time memanjang > 2 detik
Penderita menjadi gelisah
Sianosis di sekitar mulut Nadi cepat, lemah, kecil sampai tak teraba
Perbedaan tekanan nadi sistolik dan diastolik menurun < 20 mmHg
d. Jenis-Jenis Pemeriksaan Laboratorium pada penderita DBD
Beberapa jenis pemeriksaan laboratorium pada penderita DBD antara lain:1) Hematologi
a) HemoglobinPenurunan Hb disertai dengan penurunan hematokrit diduga adanyaperdarahan internal.
b) Leukosit Jumlah leukosit normal, tetapi biasanya menurun dengan
dominasi sel neutrofil.
Peningkatan jumlah sel limfosit atipikal atau limfosit plasma biru(LPB) > 4% di darah tepi yang biasanya dijumpai pada hari sakitketiga sampai hari ke tujuh.
c) TrombositPemeriksaan trombosit antara lain dapat dilakukan dengan
cara:
Semi kuantitatif (tidak langsung)
Langsung (Rees-Ecker)
Cara lainnya sesuai kemajuan teknologi (Hematology Cell CounterAutomatically)Jumlah trombosit 100.000/l biasanya ditemukan diantara
hari ke 3-7 sakit. Pemeriksaan trombosit perlu diulang setiap 4-6jam sampai terbukti bahwa jumlah trombosit dalam batas normal ataukeadaan klinis penderita sudah membaik.
d) HematokritPeningkatan nilai hematokrit menggambarkan adanya
kebocoran pembuluh darah. Penilaian hematokrit ini, merupakanindikator yang peka akan terjadinya perembesan plasma, sehinggaperlu dilakukan pemeriksaan hematokrit secara berkala. Padaumumnya penurunan trombosit mendahului peningkatan hematokrit.
Hemokonsertrasi dengan peningkatan hematokrit > 20% (misalnyanilai Ht dari 35% menjadi 42%), mencerminkan peningkatanpermeabilitas kapiler dan perembesan plasma. Perlu mendapatperhatian, bahwa nilai hematokrit dipengaruhi oleh penggantian cairanatau perdarahan.
Namun perhitungan selisih nilai hematokrit tertinggi danterendah baru dapat dihitung setelah mendapatkan nilai Ht saat akutdan konvalescen (hari ke-7). Pemeriksaan hematrokrit antara laindengan mikro-hematokrit centrifugeNilai normal hematokrit:
Anak-anak : 33 - 38 vol%
Dewasa laki-laki : 40 - 48 vol%
Dewasa perempuan : 37 - 43 vol%
-
5/25/2018 Dbd Who 2009
6/14
Untuk puskesmas yang tidak ada alat untuk pemeriksaan Ht, dapatdipertimbangkan estimasi nilai Ht = 3 x kadar Hb.
2) SerologisPemeriksaan serologis didasarkan atas timbulnya antibodi pada
penderita terinfeksi virus Dengue.
a) Uji Serologi Hemaglutinasi inhibisi (Haemaglutination Inhibition Test)Pemeriksaan HI sampai saat ini dianggap sebagai uji baku
emas (gold standard). Namun pemeriksaan ini memerlukan 2 sampeldarah (serum) dimana spesimen harus diambil pada fase akut danfase konvalensen (penyembuhan), sehinggga tidak dapat memberikanhasil yang cepat.
b) ELISA (IgM/IgG)
Infeksi dengue dapat dibedakan sebagai infeksi primer atausekunder dengan menentukan rasio limit antibodi dengue IgMterhadap IgG. Dengan cara uji antibodi dengue IgM dan IgG, ujitersebut dapat dilakukan hanya dengan menggunakan satu sampeldarah (serum) saja, yaitu darah akut sehingga hasil cepat didapat.Saat ini tersedia Dengue Rapid Test (misalnya Dengue Rapid StripTest) dengan prinsip pemeriksaan ELISA.
Interpretasi Hasil Pemeriksaan Dengue Rapid TestDengue Rapid Test mendiagnosis infeksi virus primer dan
sekunder melalui penentuan cut-off kadar IgM dan IgG dimana cut-offIgM ditentukan untuk dapat mendeteksi antibodi IgM yang secara
khas muncul pada infeksi virus dengue primer dan sekunder,sedangkan cut offantibodi IgG ditentukan hanya mendeteksi antibodikadar tinggi yang secara khas muncul pada infeksi virus denguesekunder (biasanya IgG ini mulai terdeteksi pada hari ke-2 demam)dan disetarakan dengan titer HI > 1:2560 (tes HI sekunder) sesuaistandar WHO. Hanya respons antibodi IgG infeksi sekunder aktif sajayang dideteksi, sedangkan IgG infeksi primer atau infeksi masa lalutidak dideteksi. Pada infeksi primer IgG muncul pada setelah hari ke-14, namun pada infeksi sekunder IgG timbul pada hari ke-2
Interpretasi hasil adalah apabila garis yang muncul hanya IgMdan kontrol tanpa garis IgG, maka Positif Infeksi Dengue Primer (DD).Sedangkan apabila muncul tiga garis pada kontrol, IgM, dan IgGdinyatakan sebagai Positif Infeksi Sekunder (DBD). Beberapa kasusdengue sekunder tidak muncul garis IgM, jadi hanya muncul gariskontrol dan IgG saja. Pemeriksaan dinyatakan negatif apabila hanyagaris kontrol yang terlihat. Ulangi pemeriksaan dalam 2-3 hari lagiapabila gejala klinis kearah DBD. Pemeriksaan dinyatakan invalidapabila garis kontrol tidak terlihat dan hanya terlihat garis pada IgMdan/atau IgG saja.
c) Antigen NS1..
Pemeriksaan Laboratorium untuk konfirmasi :
-
5/25/2018 Dbd Who 2009
7/14
PCR (Polymerase Chain Reaction)
Isolasi Virus
3) Radiologi
Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan penunjang untukmendeteksi adanya kebocoran plasma. Pada foto toraks posisi RightLateral Decubitus dapat mendeteksi adanya efusi pleura minimal padaparu kanan. Pada pemeriksaan USG dapat mendeteksi adanya asites,penebalan dinding kandung empedu dan efusi pleura minimal.
C. Tatalaksana
1. Pertolongan Pertama Penderita Demam Berdarah Dengue oleh Masyarakat
Pada awal perjalanan DBD gejala dan tanda tidak spesifik, oleh karena itumasyarakat/keluarga diharapkan waspada jika terdapat gejala dan tanda yangmungkin merupakan awal perjalanan penyakit tersebut. Gejala dan tanda awalDBD dapat berupa panas tinggi tanpa sebab jelas yang timbul mendadak,sepanjang hari, selama 2-7 hari, badan lemah/lesu, nyeri ulu hati, tampak bintik-bintik merah pada kulit seperti bekas gigitan nyamuk disebabkan pecahnyapembuluh darah kapiler di kulit. Untuk membedakannya kulit diregangkan bilabintik merah itu hilang, bukan tanda penyakit DBD.
Apabila keluarga/masyarakat menemukan gejala dan tanda di atas, maka
pertolongan pertamaoleh keluarga adalah sebagai berikut:a. Tirah baring selama demamb. Antipiretik (parasetamol) 3 kali 1 tablet untuk dewasa, 10-15 mg/kgBB/kali
untuk anak. Asetosal, salisilat, ibuprofen jangan dipergunakan karena dapatmenyebabkan nyeri ulu hati akibat gastritis atau perdarahan.
c. Kompres hangatd. Minum banyak (1-2 liter/hari), semua cairan berkalori diperbolehkan kecuali
cairan yang berwarna coklat dan merah (susu coklat, sirup merah).e. Bila terjadi kejang (jaga lidah agar tidak tergigit, longgarkan pakaian, tidak
memberikan apapun lewat mulut selama kejang)
Jika dalam 2-3 hari panas tidak turun atau panas turun disertai timbulnyagejala dan tanda lanjut seperti perdarahan di kulit (seperti bekas gigitan nyamuk),muntah-muntah, gelisah, mimisan dianjurkan segera dibawa berobat/ periksakanke dokter atau ke unit pelayanan kesehatan untuk segera mendapatpemeriksaan dan pertolongan.
2. Langkah - Langkah Pemeriksaan Demam Berdarah Dengue
Penderita yang menunjukan gejala/ tanda klinis DBD maka dilakukanpemeriksaan sebagai berikut :a. Anamnesis (wawancara) dengan penderita atau keluarga penderita tentang
keluhan yang dirasakan, sehubungan dengan gejala DBD.
b. Observasi kulit dan konjungtiva untuk mengetahui tanda perdarahan.Observasi kulit meliputi wajah, lengan, tungkai, dada, perutdan paha.
-
5/25/2018 Dbd Who 2009
8/14
c. Pemeriksaan keadaan umum dan tanda-tanda vital (kesadaran, tekanandarah, nadi, dan suhu).
d. Perabaan hati dan Penekanan pada hipokondrium kanan menimbulkan rasasakit/nyeri yang disebabkan karena adanya peregangan kapsul hati
e. Uji Tourniquet (Rumple Leed)f. Pemeriksaan laboratorium darah rutin (Hb, Ht, Leukosit, Trombosit).
3. Tatalaksana Rujukan Penderita DBD
Demam Berdarah Dengue termasuk salah satu penyakit menular yangdapat menimbulkan wabah sesuai dengan Undang-Undang No. 4 th 1984tentang Wabah Penyakit Menular serta Peraturan Menteri Kesehatan No. 560tahun 1989, maka bila dijumpai kasus DBD wajib dilaporkan dalam kurun waktukurang dari 24 jam.
Dokter atau petugas kesehatan yang menemukan kasus/tersangka DBDdiwajibkan melaporkan ke Puskesmas setempat sesuai dengan domisili (tempat
tinggal) pasien dan membuat surat pengantar untuk disampaikan kepada kepaladesa/kelurahan melalui keluarga pasien. Formulir rujukan pasien DBD dariPuskesmas dan sarana pelayanan kesehatan lainnya menggunakan formulir S,atau surat tersendiri yang memuat data, nama, jenis kelamin, umur, nama kepalakeluarga, alamat, tanggal mulai masuk dan keluar sarana pelayanan kesehatan (Puskesmas Perawatan, Rumah Sakit) dan pengobatan yang telah diberikan,disampaikan kepada RS rujukan.
Persiapan rujukan
Sebelum merujuk pasien DBD perlu memperhatikan :a. Tanda vital pasien harus stabilb. Disertakan formulir dengan hasil parameter klinis dan laboratorium serta
terapi penting yang sudah diberikan.
Penderita dirujuk ke Rumah Sakit bila ditemukan tanda-tanda berikut :a. Letargib. Penurunan kesadaran,c. badan dingin dan lembab, terutama pada tangan dan kaki, Capillary refill time
>2 detikd. muntah terus menerus.e. kejang.f. Perdarahan berupa : mimisan, Hematemesis, Melena
g. ada tanda-tanda kebocoran plasma (asites, efusi pleura)h. tidak buang air kecil dalam 4-6 jam terakhiri. nyeri abdomen
4. Tatalaksana
Pada dasarnya pengobatan DBD bersifat simtomatis dan suportif, yaitumengatasi kehilangan cairan plasma sebagai akibat peningkatan permeabilitaskapiler dan sebagai akibat perdarahan. Pasien bermanifestasi ringan dapatberobat jalan sedangkan pasien dengan tanda bahaya dirawat. Tetapi padakasus DBD dengan komplikasi diperlukan perawatan intensif. Diagnosis dini danmemberikan nasehat untuk segera dirawat bila terdapat tanda bahaya,
merupakan hal yang penting untuk mengurangi angka kematian. Di pihak lain,perjalanan penyakit DBD sulit diramalkan.
-
5/25/2018 Dbd Who 2009
9/14
a. Tatalaksana Infeksi Dengue dengan manifestasi ringan
Pasien dengan manifestasi ringan dapat berobat jalan tetapi jika adaperburukan harus di rawat. Pasien rawat jalan dianjurkan:1) Tirah baring, selama masih demam.2) Obat antipiretik atau kompres hangat diberikan apabila diperlukan.3) Untuk menurunkan suhu menjadi
-
5/25/2018 Dbd Who 2009
10/14
derajat kebocoran plasma dan pedoman kebutuhan cairan intravena.Hemokonsentrasi pada umumnya terjadi sebelum dijumpai perubahantekanan darah dan tekanan nadi. Hematokrit harus diperiksa minimalsatu kali sejak hari sakit ketiga sampai suhu normal kembali. Bilasarana pemeriksaan hematokrit tidak tersedia, pemeriksaanhemoglobin dapat dipergunakan sebagai alternatif walaupun tidakterlalu sensitif.
Untuk puskesmas yang tidak ada alat pemeriksaan Ht, dapat dipertimbangkandengan menggunakan Hb Sahli dengan estimasi nilai Ht=3x kadar Hb
b.1) Penggantian Volume PlasmaDasar patogenesis DBD adalah perembesan plasma, yang
terjadi pada fase penurunan suhu (fase afebris, fase krisis, fase syok)maka dasar pengobatannya adalah penggantian volume plasma yanghilang. Walaupun demikian, penggantian cairan harus diberikandengan bijaksana dan berhati-hati. Kebutuhan cairan awal dihitunguntuk 2-3 jam pertama, sedangkan pada kasus syok mungkin lebihsering (setiap 30-60 menit). Tetesan berikutnya harus selaludisesuaikan dengan tanda vital, kadar hematokrit, dan jumlah volumeurin. Secara umum volume yang dibutuhkan adalah jumlah cairanrumatan ditambah 5-8%.
b.2) Cairan intravena diperlukan, apabila:1) Anak terus menerus muntah, tidak mau minum, demam tinggi
sehingga tidak mungkin diberikan minum per oral, ditakutkanterjadinya dehidrasi sehingga mempercepat terjadinya syok,
2) Nilai hematokrit cenderung meningkat pada pemeriksaan berkala.Jumlah cairan yang diberikan tergantung dari derajat dehidrasi
dan kehilangan elektrolit, dianjurkan cairan glukosa 5% di dalamlarutan NaCI 0,45%. Bila terdapat asidosis, diberikan natriumbikarbonat 7,46%, 1-2 ml/kgBB intravena bolus perlahan-lahan.
Pada saat pasien datang, berikan cairan kristaloid/ NaCI 0,9%atau dekstrosa 5% dalam ringer laktat/NaCI 0,9%, 6-7 ml/kgBB/jam.Monitor tanda vital, diuresis setiap jam dan hematokrit serta trombositsetiap 6 jam. Selanjutnya evaluasi 12-24 jam.
Apabila selama observasi keadaan umum membaik yaitu anaknampak tenang, tekanan nadi kuat, tekanan darah stabil, diuresiscukup, dan kadar Ht cenderung turun minimal dalam 2 kali
pemeriksaan berturut-turut, maka tetesan dikurangi menjadi 5ml/kgBB/jam. Apabila dalam observasi selanjutnya tanda vital tetapstabil, tetesan dikurangi menjadi 3 ml/kgBB/jam dan akhirnya cairandihentikan setelah 24-48 jam.b.3) Jenis Cairan- Kristaloid: Larutan ringer laktat (RL), Larutan ringer asetat (RA),
Larutan garam faali (GF), Dekstrosa 5% dalam larutan ringer laktat(D5/RL), Dekstrosa 5% dalam larutan ringer asetat (D5/RA),Dekstrosa 5% dalam 1/2 larutan garam faali (D5/1/2LGF)(Catatan: Untuk resusitasi syok dipergunakan larutan RL atau RAtiak boleh larutan yang mengandung dekstosa)
- Koloid: Dekstran 40, Plasma, Albumin, Hidroksil etil starch 6%,gelafundin
-
5/25/2018 Dbd Who 2009
11/14
c) Fase Penyembuhan/konvalesenPada fase penyembuhan, ruam konvalesen akan muncul pada
daerah esktremitas. Perembesan plasma berhenti ketika memasukifase penyembuhan, saat terjadi reabsorbsi cairan ekstravaskularkembali ke dalam intravaskuler. Apabila pada saat itu cairan tidakdikurangi, akan menyebabkan edema palpebra, edema paru dandistres pernafasan.
Gambar 18 : Tanda penyembuhan DBDRuam petekie yang menyeluruh dengan bercak- bercak putih
2). Tatalaksana SSD
Syok merupakan keadaan kegawatan. Cairan pengganti adalahpengobatan yang utama, berguna untuk memperbaiki kekurangan volumeplasma. Pasien anak cepat mengalami syok dan sembuh kembali biladiobati segera dalam 48 jam. Pasien harus dirawat dan segera diobati biladijumpai tanda-tanda syok yaitu gelisah, letargi/lemah, ekstrimitas dingin,bibir sianosis, oliguri, dan nadi lemah, tekanan nadi menyempit ( 20mmHg) atau hipotensi, dan peningkatan mendadak dari kadar hematokritatau kadar hematokrit meningkat terus menerus walaupun telah dibericairan intravena. Pada penderita SSD dengan tensi tak terukur dantekanan nadi 20 mm Hg segera berikan cairan kristaloid sebanyak 20ml/kg BB selama 30 menit, bila syok teratasi turunkan menjadi 10ml/kgBB/jam
a) Penggantian Volume Plasma Segera
Cairan resusitasi awal adalah larutan kristaloid 20 ml/kgBBsecara intravena dalam 30 menit. Pada anak dengan berat badanlebih, diberi cairan sesuai berat BB ideal dan umur, bila tidak adaperbaikan pemberian cairan kristoloid ditambah cairan koloid. Apabila
syok belum dapat teratasi setelah 60 menit, berikan cairan koloid 10-20 ml/kg BB secepatnya dalam 30 menit. Pada umumnya pemberiankoloid tidak melebihi 30ml/kgBB/hari atau maksimal pemberian koloid1500ml/hari, dan sebaiknya tidak diberikan pada saat perdarahan.
Setelah pemberian cairan resusitasi kristaloid dan koloid, syokmasih menetap sedangkan kadar hematokrit turun, maka pikirkanadanya perdarahan internal. Maka dianjurkan pemberian transfusidarah segar/ komponen sel darah merah. Apabila nilai hematokrittetap tinggi, maka berikan darah dalam volume kecil (10ml/kgBB/jam)dapat diulang sampai 30ml/kgBB/24jam, Setelah keadaan klinismembaik, tetesan infus dikurangi bertahap sesuai keadaan klinis dan
kadar hematokrit.
-
5/25/2018 Dbd Who 2009
12/14
b) Pemeriksaan Hematokrit untuk Memantau Penggantian VolumePlasma
Pemberian cairan harus tetap diberikan walaupun tanda vitaltelah membaik dan kadar hematokrit turun. Tetesan cairan segeraditurunkan menjadi 10 ml/kgBB/jam dan kemudian disesuaikantergantung dari kehilangan plasma yang terjadi selama 24-48 jam.
Cairan intravena dapat dihentikan apabila hematokrit telahturun, dibandingkan nilai Ht sebelumnya. Jumlah urin 1ml/kgBB/jamatau lebih merupakan indikasi bahwa keadaaan sirkulasi membaik.Pada umumnya, cairan dapat dihentikan setelah 48 jam syok teratasi.
Apabila cairan tetap diberikan dengan jumlah yang berlebihpada saat terjadi reabsorpsi plasma dari ekstravaskular (ditandaidengan penurunan kadar hematokrit setelah pemberian cairanrumatan), maka akan menyebabkan hipervolemia dengan akibat
edema paru dan gagal jantung. Penurunan hematokrit pada saatreabsorbsi plasma ini jangan dianggap sebagai tanda perdarahan,tetapi disebabkan oleh hemodilusi. Nadi yang kuat, tekanan darahnormal, diuresis cukup, tanda vital baik, merupakan tanda terjadinyafase reabsorbsi.
c) Koreksi Ganggungan Metabolik dan Elektrolit
Hiponatremia dan asidosis metabolik sering menyertai pasienDBD/SSD, maka analisis gas darah dan kadar elektrolit harus selaludiperiksa pada DBD berat. Apabila asidosis tidak dikoreksi, akanmemacu terjadinya KID, sehingga tatalaksana pasien menjadi lebih
kompleks.Pada umumnya, apabila penggantian cairan plasma diberikan
secepatnya dan dilakukan koreksi asidosis dengan natriumbikarbonat, maka perdarahan sebagai akibat KID, tidak akan tejadisehingga heparin tidak diperlukan.
d) Pemberian Oksigen
Terapi oksigen 2 liter per menit harus selalu diberikan padasemua pasien syok. Dianjurkan pemberian oksigen denganmempergunakan masker, tetapi harus diingat pula pada anakseringkali menjadi makin gelisah apabila dipasang masker oksigen.
e) Transfusi Darah
Pemeriksaan golongan darah cross-matching harus dilakukanpada setiap pasien syok, terutama pada syok yang berkepanjangan(prolonged shock). Pemberian transfusi darah diberikan padakeadaan manifestasi perdarahan yang nyata. Kadangkala sulit untukmengetahui perdarahan interna (internal haemorrhage) apabiladisertai hemokonsentrasi. Penurunan hematokrit (misalnya dari 50%menjadi 40%) tanpa perbaikan klinis walaupun telah diberikan cairanyang mencukupi, merupakan tanda adanya perdarahan. Pemberian
darah segar dimaksudkan untuk mengatasi pendarahan karena cukupmengandung plasma, sel darah merah dan faktor pembeku trombosit.Plasma segar dan atau suspensi trombosit berguna untuk pasien
-
5/25/2018 Dbd Who 2009
13/14
dengan KID (Koagulasi Intravascular Disseminata) dan perdarahanmasif. KID biasanya terjadi pada syok berat dan menyebabkanperdarahan masif sehingga dapat menimbulkan kematian.
f) Monitoring
Tanda vital dan kadar hematokrit harus dimonitor dandievaluasi secara teratur untuk menilai hasil pengobatan. Hal-hal yangharus diperhatikan pada monitoring adalah :(1) Nadi, tekanan darah, respirasi, dan temperatur harus dicatat
setiap 15-30 menit atau lebih sering, sampai syok dapat teratasi.(2) Kadar hematokrit harus diperiksa tiap 4-6 jam sekali sampai
keadaan klinis pasien stabil.(3) setiap pasien harus mempunyai formulir pemantauan, mengenai
jenis cairan, jumlah, dan tetesan, untuk menentukan apakahcairan yang diberikan sudah mencukupi.
(4) Jumlah dan frekuensi diuresis
Pada pengobatan syok, kita harus yakin benar bahwapenggantian volume intravaskuler telah benar-benar terpenuhi denganbaik. Apabila diuresis belum cukup 1ml/kgBB/jam, sedang jumlahcairan sudah melebihi kebutuhan diperkuat dengan tanda overloadantara lain edema, pernapasan meningkat, maka selanjutnyafurosemid 1 mg/kgBB dapat diberikan. Jika pasien sudah stabil, makabisa dirujuk ke RS rujukan.
g) Ruang Rawat Khusus Untuk DBD/SSD
Untuk mendapatkan tatalaksana DBD lebih efektif, makapasien DBD seharusnya dirawat di ruang rawat khusus, yangdilengkapi dengan perawatan untuk kegawatan. Ruang perawatankhusus tersebut dilengkapi dengan fasilitas laboratorium untukmemeriksa kadar hemoglobin, hematokrit, dan trombosit yangtersedia selama 24 jam. Pencatatan merupakan hal yang pentingdilakukan di ruang perawatan DBD. Paramedis dapat dibantu olehorang tua pasien untuk mencatat jumlah cairan baik yang diminummaupun yang diberikan secara intravena, serta menampung urin sertamencatat jumlahnya.
h) Kriteria Memulangkan Pasien
Pasien dapat dipulangkan, apabila memenuhi semua keadaandibawah ini:(1) Tampak perbaikan secara klinis(2) Tidak demam selama 24 jam tanpa antipiretik(3) Tidak dijumpai distres pernafasan (disebabkan oleh efusi pleura
atau asidosis)(4) Hematokrit stabil
(5) Jumlah trombosit >50.000/l
(6) Tiga hari setelah syok teratasi.(7) Nafsu makan membaik
-
5/25/2018 Dbd Who 2009
14/14
5. Pelaporan Kasus
Laporan kasus/tersangka infeksi dengue dari Puskesmas dan RumahSakit Perawatan menggunakan formulir KD-DBD dikirimkan kepada DinasKesehatan Kabupaten/Kota, dengan tembusan kepada Puskesmas sesuaidengan domisili (tempat tinggal) pasien yang bersangkutan. Pelaporan dilakukan24 jam setelah diagnosis kerja ditegakkan. Pelaporan hasil pemeriksaanlaboratorium DBD dilakukan oleh Balai Laboratorium Kesehatan/BagianMikrobiologi/bag. laboratorium RS setempat.
I. KEPUSTAKAAN
1. Departemen Kesehatan, 2006, Tatalaksana Demam Berdarah Dengue di Indonesia2. Departemen Kesehatan, 2005, Pencegahan dan Pemberantasan Demam Berdarah
Dengue di Indonesia3. Departemen Kesehatan, 2003, Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Demam
Dengue dan Demam Berdarah Dengue4. WHO SEARO, 1999, Guidelines for Treatment of Dengue Fever/Dengue
Haemorrhagic Fever in Small Hospitals.5. WHO, 1997, Dengue Haemorrhagic Fever, Diagnosis treatment, prevention and
control, second edition, World Health Organization,Geneva 1997.6. Buku Ajar Infeksi Tropik, 20097. WHO SEARO, 2010, Comprehensive Guideline for Prevention and Control of
Dengue and Dengue Haemorrhagic Fever
Revisi lanjutan akan di email ke [email protected]
Catt. Modul ini bisa berubah mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi.