Dampak Modal Intelektual Terhadap Kinerja Bank Umum...

12
Jurnal Inspirasi Bisnis dan Manajemen, Vol 1, (2), 2017, 87-98 e-2579-9401, p-2579-9312 Page 87 Dampak Modal Intelektual Terhadap Kinerja Bank Umum Nasional Periode 2010-2015 Endang Pitaloka Program Studi Manajemen, Fakultas Humaniora dan Bisnis Universitas Pembangunan Jaya, Jakarta, Indonesia Abstract. The purpose of this study is to find out the influence of intellectual capital on Return on Asset of the National Commercial Bank 2010-2015 period. The intellectual capital variable as independent variable consists of Human Capital / Human Capital (HCE), Structured Capital (SCE), Capital Employed Capital (CEE).,and the dependent variable is Return on Assets (ROA). This study used secondary data sourced from the financial statements. The samples of this study are banks with assets of more than Rp. 50 trillion, include state-owned enterprise bank and private bank. Data analysis technique used in this research is pooled regression analysis. The results showed that both Human Capital (HCE) and Capital Employed (CEE) have significant influence and positive impact on Return on Asset (ROA) at α = 5%. Although Structured Capital (SCE) has no significant influence on Return on Asset (ROA), but SCE has positive impact on Return on Assets (ROA). Keywords: Intellectual Capital; HCE; SCE; CEE; ROA. Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh modal intelektual terhadap kinerja Bank Umum Nasional periode 2010-2015. Variabel modal intelektual sebagai variabel bebas terdiri dari: Modal Manusia / Human Capital (HCE), Modal Struktural / Structured Capital (SCE), Modal Kerja Capital Employed (CEE). Sedangkan variabel kinerja perusahaan sebagai variabel terikat adalah Return on Asset (ROA). Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersumber dari laporan keuangan bank-bank yang diteliti. Adapun bank yang diteliti adalah bank umum milik pemerintah dan bank devisa swasta dengan aset lebih dari Rp. 50 triliun. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis pooled regression analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Human Capital (HCE) dan Capital Employed (CEE) berdampak positif dan berpengaruh terhadap Return on Asset secara signifikan pada α = 5%. Variabel Structured Capital (SCE) berdampak positif namun tidak berpengaruh terhadap Return on Asset (ROA) secara signifikan. Katakunci: Modal Intelektual; HCE; SC; CEE; ROA. Cronicle of Article :Received (05,07,2017); Revised (13,11,2017); and Published (27,12,2017). ©2017 Jurnal Inspirasi Bisnis dan Manajemen, Lembaga Penelitian Universitas Swadaya Gunung Jati. Profile and corresponding author : Endang Pitaloka adalah dosen Program Studi Manajemen Fakultas Humaniora dan Bisnis Universtias Pembangunan Jaya. Jalan Cendrawasih Raya Blok B7/P. Bintaro Jaya, Tangerang Selatan 15414 Email : [email protected]. How to cite this article : Pitaloka, E. (2017). Dampak Modal Intelektual Terhadap Kinerja Bank Umum Nasional Periode 2010-2015. Jurnal Inspirasi Bisnis dan Manajemen. 1(2), 87-98. Retrieved from http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/jibm Jurnal Inspirasi Bisnis dan Manajemen Vol 1, (2), 2017, 87-98 JURNAL INSPIRASI BISNIS & MANAJEMEN Published every June and December e-ISSN: 2579-9401, p-ISSN: 2579-9312 Available online at http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/jibm

Transcript of Dampak Modal Intelektual Terhadap Kinerja Bank Umum...

Jurnal Inspirasi Bisnis dan Manajemen, Vol 1, (2), 2017, 87-98

e-2579-9401, p-2579-9312

Page 87

Dampak Modal Intelektual Terhadap Kinerja Bank Umum Nasional

Periode 2010-2015

Endang Pitaloka

Program Studi Manajemen, Fakultas Humaniora dan Bisnis

Universitas Pembangunan Jaya, Jakarta, Indonesia

Abstract. The purpose of this study is to find out the influence of intellectual capital on Return on Asset of the

National Commercial Bank 2010-2015 period. The intellectual capital variable as independent variable consists

of Human Capital / Human Capital (HCE), Structured Capital (SCE), Capital Employed Capital (CEE).,and the

dependent variable is Return on Assets (ROA). This study used secondary data sourced from the financial

statements. The samples of this study are banks with assets of more than Rp. 50 trillion, include state-owned

enterprise bank and private bank. Data analysis technique used in this research is pooled regression analysis.

The results showed that both Human Capital (HCE) and Capital Employed (CEE) have significant influence and

positive impact on Return on Asset (ROA) at α = 5%. Although Structured Capital (SCE) has no significant

influence on Return on Asset (ROA), but SCE has positive impact on Return on Assets (ROA).

Keywords: Intellectual Capital; HCE; SCE; CEE; ROA.

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh modal intelektual terhadap kinerja Bank Umum

Nasional periode 2010-2015. Variabel modal intelektual sebagai variabel bebas terdiri dari: Modal Manusia /

Human Capital (HCE), Modal Struktural / Structured Capital (SCE), Modal Kerja Capital Employed (CEE).

Sedangkan variabel kinerja perusahaan sebagai variabel terikat adalah Return on Asset (ROA). Jenis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersumber dari laporan keuangan bank-bank yang

diteliti. Adapun bank yang diteliti adalah bank umum milik pemerintah dan bank devisa swasta dengan aset

lebih dari Rp. 50 triliun. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis pooled

regression analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Human Capital (HCE) dan Capital Employed (CEE)

berdampak positif dan berpengaruh terhadap Return on Asset secara signifikan pada α = 5%. Variabel

Structured Capital (SCE) berdampak positif namun tidak berpengaruh terhadap Return on Asset (ROA) secara

signifikan.

Katakunci: Modal Intelektual; HCE; SC; CEE; ROA.

Cronicle of Article :Received (05,07,2017); Revised (13,11,2017); and Published (27,12,2017).

©2017 Jurnal Inspirasi Bisnis dan Manajemen, Lembaga Penelitian Universitas Swadaya Gunung Jati.

Profile and corresponding author : Endang Pitaloka adalah dosen Program Studi Manajemen

Fakultas Humaniora dan Bisnis Universtias Pembangunan Jaya. Jalan Cendrawasih Raya Blok

B7/P. Bintaro Jaya, Tangerang Selatan 15414 Email : [email protected].

How to cite this article : Pitaloka, E. (2017). Dampak Modal Intelektual Terhadap Kinerja Bank

Umum Nasional Periode 2010-2015. Jurnal Inspirasi Bisnis dan Manajemen. 1(2), 87-98.

Retrieved from http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/jibm

Jurnal Inspirasi Bisnis dan Manajemen Vol 1, (2), 2017, 87-98

JURNAL INSPIRASI BISNIS & MANAJEMEN

Published every June and December e-ISSN: 2579-9401, p-ISSN: 2579-9312

Available online at http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/jibm

Endang Pitaloka

Dampak Modal Intelektual Terhadap Kinerja Bank Umum Nasional Periode 2010-2015

Page 88

PENDAHULUAN

Sektor perbankan merupakan salah

satu sektor yang berbasis pengetahuan tinggi

(highly knowledge based industry) sehingga

penting bagi pelaku industri ini untuk terus

melakukan pembaharuan dalam infra

strukturnya. Selain infrastruktur fisik bank

juga memperkuat organisasinya melalui

modal intelektualnya. Modal intelektual

terdiri dari Human Capital, structural capital,

Capital Employed (Mehri, Umar, Saeidi,

Hekmat, & Naslmosavi, 2013).

Pelaku perbankan Indonesia

menyadari pentingnya modal intelektual

dalam peningkatan kinerja perusahaan. Hal

tersebut membuat mereka (perusahaan

perbankan) melakukan investasi, salah

satunya dengan membuat program-program

peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Karyawan sebagai Human Capital

dapat diukur dari kompetensi, gagasan,

kreativitas, dan produktivitasnya. kinerja

bank tidak hanya diukur melalui kepuasan

pelanggan dan laba yang dapat diperoleh

melainkan juga dari kepuasan karyawannya.

Human Capital merupakan modal perusahaan

yang jika dikelola dengan optimal dapat

menghasilkan value creation bagi perusahaan

juga bagi pelanggan (Joshi, Cahill, Sidhu, &

Kansal, 2013).

Karyawan merupakan fasilitator kunci

dalam memberikan layanan kepada nasabah,

sumber inovasi dan kreativitas melalui

pemikirannya, dan hal tersebut dapat

meningkatkan kinerja perusahaan dan dapat

menjadi keunggulan bersaing bagi

perusahaan. Oleh karena itu sangat penting

untuk memiliki karyawan yang kompeten

sesuai kebutuhan organisasi.

Human Capital dapat ditingkatkan

salah satunya dengan program pelatihan

pengembangan karyawan. Beberapa bank

bahkan mendirikan Corporate University

diantaranya Bank Mandiri dan Bank

Danamon. Dalam laporan tahunan Bank

Mandiri, disebutkan bahwa sejak 2010

hingga 2014 program Employee Value

Proposition (EVP) dan Mandiri Corporate

University menjadi program strategis dalam

peningkatan modal intelektual (Bank

Mandiri, 2014). Demikian juga dengan bank

Danamon yang telah lama mendirikan

universitas perusahaan yaitu Danamon

Corporate University (DCU) yang bertujuan

meningkatkan intellectual capital melalui

sumber daya manusia yang dimiliki (Bank

Danamon, 2011).

Modal struktural bank saat ini

umumnya hampir sama antara satu bank

dengan bank lainnya pada sistem informasi

yang digunakan, teknologi, dan prosedur

aktivitas perbankan. Hal yang berbeda antar

bank pada modal struktural adalah pada

proses manajemen pengetahuan dan budaya

organisasi. Hal ini karena proses manajemen

pengetahuan dan budaya organisasi berbeda

atar perusahaan dan bergantung pada karakter

karyawan masing-masing. Salah satu ukuran

yang digunakan dalam modal struktural

adalah nilai tambah yang dapat dihasilkan

dari pengeluaran/ belanja karyawan. Capital

Employed atau modal kerja umumnya terdiri

dari modal fisik. Semakin efisien

penggunaannya semakin menghasilkan nilai

tambah pada perusahaan.

Dalam penelitian Ting dan Lean

(2009) modal intelektual yang terdiri dari

human capital, relational capital, structural

capital berpengaruh terhadap kinerja lembaga

keuangan di Malaysia (Ting, 2009). Modal

intelektual dan manajemen pengetahuan

adalah aset strategis bagi perusahaan yang

dapat meningkatkan kinerja perusahaan

(Daud & Yusoff, 2011). Penelitian lainnya

juga menunjukkan bahwa manajemen

pengetahuan dan modal intelektual dapat

memaksimalkan value creation dan pada

akhirnya meningkatkan kinerja perusahaan

(Joshi et al., 2013).

Hasil penelitian (Mehri et al., 2013)

juga menunjukkan variabel Human Capital,

structural capital, Capital Employed

mempengaruhi variabel kinerja perusahaan

yaitu market to book value (M/B), Return on

Assets (ROA), Return on Equity (ROE) dan

Asset turn over (ATO). Hasil penelitian

tersebut sama dengan (Budiandriani &

Mahfudnurnajamuddin, 2014) yang

menunjukkan bahwa modal intelektual yang

terdiri dari value added Capital Employed,

Jurnal Inspirasi Bisnis dan Manajemen, Vol 1, (2), 2017, 87-98

e-2579-9401, p-2579-9312

Page 89

value added human capital, and value added

structural capital berdampak positif terhadap

kinerja keuangan dan nilai perusahaan.

Dalam rancangan penelitian ini,

modal intelektual yang diteliti adalah modal

manusia (human capital) modal struktur

(structure capital) dan modal kerja (capital

empolyed). Ketiga modal tersebut sangat

melibatkan sumber daya manusia. Dalam

sektor perbankan, kualitas jasa pelayanan dan

kinerja perusahaan bergantung pada sumber

daya manusia dan juga inovasi teknologi

dalam memenuhi kebutuhan nasabah. Oleh

karena itu tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui pengaruh Human Capital (HCE),

Structured Capital (SCE) dan Capital

Employed (CEE) terhadap Return on Asset

(ROA) bank umum nasional baik secara

simultan maupun secara parsial

KAJIAN LITERATUR

Modal Intelektual

Menurut (Mehri et al., 2013) modal

intelektual merupakan aset yang tidak

berwujud berupa aset pengetahuan yang erat

kaitannya dengan keunggulan kompetitif

berkelanjutan (sustainable competitive

advantage) melalui output yang dihasilkan

dari kemampuan dan kompetensi yang

dimiliki sumber daya manusia pada suatu

perusahaan. Modal intelektual juga dapat

didefinisikan sebagai sumber-sumber dari

nilai bisnis yang telah dihasilkan oleh atau

dikembangkan dari inovasi, desain organisasi

yang unik atau praktik sumber daya manusia.

Intellectual capital terdiri dari human capital,

structure capital dan relational capital (Joshi

et al., 2013).

Mengetahui dan menghitung modal

intelektual adalah penting bagi organisasi,

agar organisasi dapat mengetahui

pengetahuan, pengalaman, teknologi, inovasi,

apa yang dimiliki organisasi dan hubungan

dengan pelanggan seperti apa yang dimiliki

organisasi. Organisasi secara intense

menggunakan pengetahuan sebagai sumber

utama keunggulan kompetitif. Mereka

menggunakan ―pengetahuan‖ tersebut untuk

membedakan diri dari pesaing dan sebagai

faktor penunjang keberhasilan bisnisnya.

Pengetahuan yang dimaksud adalah

pengetahuan yang terdapat dalam kompetensi

karyawan, pembelajaran yang diperoleh

organisasi, nilai-nilai yang dimiliki

organisasi, citra dan reputasi perusahaan,

pelanggan yang setia, dan hubungan dengan

stakeholder lainnya.

Semua hal tersebut adalah aset

organisasi yang tidak berwujud, aset dalam

bentuk pengetahuan ini dinamakan modal

intelektual (intellectual capital).

Modal intelektual adalah aset strategis

yang harus dimiliki perusahaan, karena aset

ini berdampak pada kinerja perusahaan.

modal intelektual dapat dikelompokan

menjadi tiga komponen yaitu modal manusia,

modal struktural, dan modal kerja (Mehri et

al., 2013).

Modal Manusia

Sveiby mendefinisikan modal

manusia sebagai "kapasitas karyawan untuk

bertindak dalam berbagai macam situasi

untuk menciptakan aset baik berwujud dan

tidak berwujud (Joshi et al., 2013). Modal

manusia merupakan keterampilan dan

pengetahuan karyawan yang dapat

ditingkatkan melalui program pelatihan dan

pengembangan karyawan. Dimensi lain dari

modal manusia adalah pengalaman. Modal

manusia dapat dibatasi mikro (individual)

(misalnya atribut pribadi, teknis kompetensi

dan kreativitas) atau makro (organisasi)

tingkat (misalnya kerja tim, sehat lingkungan

(Joshi, et al. 2013).

Modal manusia mengacu pada

keterampilan karyawan yang membantu

dalam memenuhi tugas. Menurut Bontis

dalam (Daud & Yusoff, 2011) modal manusia

Ini adalah gabungan pengetahuan,

keterampilan, inovasi dan kemampuan

individu. Modal manusia adalah elemen yang

sangat penting karena memiliki nilai

pengetahuan, informasi, dan pengalaman.

Indikator efisiensi modal manusia

atau Human Capital Efficiency (HCE)

menggambarkan kemampuan perusahaan

menghasilkan nilai tambah setiap rupiah yang

dikeluarkan pada modal manusia. HCE

diperoleh dengan perhitungan rumus berikut:

Endang Pitaloka

Dampak Modal Intelektual Terhadap Kinerja Bank Umum Nasional Periode 2010-2015

Page 90

HCE= VA/HC....................................... (1)

Keterangan: VA= Value added HC=

Total expenses of staffs

Modal struktural (Structured Capital (SC))

Modal struktural dapat didefinisikan

sebagai pengetahuan yang diciptakan oleh

sebuah organisasi dan tidak dapat dipisahkan

dari entitas. Hal ini dapat terdiri dari struktur

organisasi, prosedur, rutinitas, sistem,

hardware, database, dan budaya organisasi

(Joshi et al., 2013).

Modal struktural adalah infrastruktur

pendukung yang memungkinkan sumber

daya manusia berfungsi optimal. Pada modal

struktural terdapat proses sharing dan transfer

pengetahuan juga sistem pelatihan dan

pengembangan karyawan yang dimiliki

secara sah oleh perusahaan.

Nilai modal struktural (SC) diperoleh

dengan perhitungan rumus berikut:

SC= VA-HC....................................... (2)

Indikator efisiensi modal struktural

atau Structured Capital Efficiency (SCE)

menggambarkan jumlah modal struktural

(SC) yang dibutuhkan untuk menghasilkan

Rp. 1 dari nilai tambah. SCE adalah indikator

keberhasilan modal struktural (SC) dalam

penciptaan nila tamabah (VA). SCE

diperoleh dengan perhitungan rumus berikut:

SCE= SC/VA....................................... (3)

Modal kerja (Capital Employed (CE))

Modal kerja adalah indikator nilai

tambah dari modal yang digunakan. Nilai dari

modal kerja menggambarkan berapa banyak

nilai tambah yang bisa dihasilkan oleh

perusahaan dari modal yang digunakan

perusahaan (Mehri et al., 2013). Modal kerja

dilihat dari nilai buku aktiva bersih.

Indikator efisiensi modal kerja atau

Capital Employed Efficiency (CEE) diperoleh

dengan rumus berikut:

CEE= VA/CA....................................... (4)

Keterangan: CA= Book value of net-assets

Kinerja Perusahaan

Mengukur kinerja perusahaan dalam

kenyataannya tidaklah mudah, sehingga para

ahli terus mengembangkan berbagai

instrumen untuk mengukur kinerja

perusahaan. Secara umum pengukuran

kinerja dapat dilakukan dengan pendekatan

keuangan dan non keuangan. Pengukuran

kinerja keuangan biasanya menjabarkan

tentang kinerja dari semua produk dan

aktivitas jasa yang dihasilkan oleh sebuah

perusahaan dalam satuan mata uang. Dasar

yang digunakan adalah kinerja masa lalu,

sehingga pencapaian kinerja dan keunggulan

bersaing yang diperoleh kurang

mencerminkan kondisi pada saat ini. Menurut

(Titman, Keown, & Martin, 2014)

pengukuran kinerja keuangan mengacu pada

hasil akhir yang telah dicapai oleh

perusahaan sebagai dampak dari keputusan

yang telah dirumuskan oleh manajemen

perusahaan.

Alat ukur finansial yang

komprehensif bagi kinerja sebuah bank terdiri

dari tiga rasio keuangan, yaitu: Return on

Assets (ROA), return on equity (ROE) dan net

interest margin (NIM) (Mishkin, 2011).

Ketiga ukuran ini masing-masing

menjelaskan tiga hal yang relatif berbeda.

ROA menjelaskan kinerja bank dalam

mengelola seluruh aktivanya untuk

menghasilkan keuntungan bersih. ROE

khusus menjelaskan kinerja bank dalam

mengelola modal investasi dari para pemilik

untuk menghasilkan keuntungan bersih.

Selanjutnya NIM menunjukkan kinerja bank

dalam mengelola aktiva dan utang-utang

yang dipengaruhi oleh perbedaan (spread)

antara bunga yang dihasilkan oleh aktiva

bank dengan biaya-biaya bunga yang

dibebankan atas utang-utang bank.

Khusus mengenai alat ukur ROA,

Mishkin menyatakan sebagai berikut:

”A basic measure of bank profitability

that corrects for the size of the bank is

the Return on Assets (ROA). ROA is a

useful measure of how well a bank

manager is doing on the job because

it indicates how well a bank’s assets

are being used to generate profits.‖

Jurnal Inspirasi Bisnis dan Manajemen, Vol 1, (2), 2017, 87-98

e-2579-9401, p-2579-9312

Page 91

Dari penjelasan di atas, bahwa ROA

merupakan ukuran kinerja bank yang paling

utama, yang menunjukkan seberapa baik

sebuah bank menggunakan seluruh aktivanya

dalam menghasilkan profit sekaligus

mencerminkan ukuran dari sebuah bank.

Dari sudut pandang calon investor,

indikator penting untuk menilai prospek

perusahaan di masa yang akan datang adalah

dari pertumbuhan profitabilitas perusahaan

(Titman et al., 2014). Indikator ini sering

diperhatikan untuk mengetahui kemampuan

perusahaan memberikan return terhadap

investasi yang sesuai dengan tingkat yang

disyaratkan investor. Salah satu indikator

profitabilitas adalah Return on Assets (ROA).

ROA menunjukkan seberapa efisien

perusahaan menggunakan asetnya untuk

menghasilkan laba. Untuk menghasilkan

ROA yang tinggi perusahaan dituntut untuk

mengalokasikan investasinya pada aset yang

lebih menguntungkan (Titman et al., 2014).

Penelitian Sebelumnya

Dalam penelitian Ting dan Lean

(2009) modal intelektual yang terdiri dari

Human Capital, relational capital, structural

capital berpengaruh terhadap kinerja lembaga

keuangan di Malaysia. Untuk meningkatkan

modal intelektual, para manajer dapat

menerapkan konsep manajemen pengetahuan,

juga selalu melakukan evaluasi komposisi

ketiga elemen modal intelektual di atas secara

berkala (Ting, 2009).

Modal intelektual yang terdiri dari

value added Capital Employed, value added

Human Capital, and value added structural

capital berdampak positif terhadap kinerja

keuangan dan nilai perusahaan (Budiandriani

& Mahfudnurnajamuddin, 2014). Dalam

penelitian ini hanya value added Human

Capital yang tidak signifikan terhadap kinreja

perusahaan dan nilai perusahaan. Rasio-rasio

modal intelektual dapat dijadikan acuan bagi

investor dalam berinvestasi untuk mengukur

resiko dan tingkat pengembalian dari

investasi yang dilakukan tersebut (Andriani

dan Nurnajamuddin 2014).

Penelitian (Daud & Yusoff, 2011)

menunjukkan bahwa variabel manajemen

pengetahuan adalah anteseden dari variabel

modal intelektual, dan modal intelektual

adalah variabel moderasi yang

mempengaruhi variabel manajemen

pengetahuan terhadap kinerja perusahaan.

Manajemen pengetahuan jika dikombinasikan

dengan modal intelektual maka dapat

meningkatkan kinerja organisasi dengan

efektif. Modal intelektual dan manajemen

pengetahuan adalah aset strategis bagi

perusahaan (Daud & Yusoff, 2011).

Penelitian (Joshi et al., 2013)

mengungkapkan bahwa modal intelektual

yang terdiri dari Human Capital, Capital

Employed, structural capital memiliki

hubungan dengan kinerja keuangan

perusahaan perbankan Australia. Sedangkan

ukuran bank dalam bentuk jumlah aset,

jumlah karyawan dan ekuitas pemegang

saham tidak berdampak pada kinerja bank

tersebut. Sektor perbankan dapat

memaksimalkan value creation melalui

manajemen pengetahuan yang memperkaya

modal intelektual, sehingga pada akhirnya

kinerja perusahaan akan meningkat (Joshi et

al., 2013)

Hasil penelitian Mehri, et al. (2013)

menunjukkan variabel Human Capital,

structural capital, Capital Employed

mempengaruhi variabel kinerja perusahaan

yaitu market to book value (M/B), Return on

Assets (ROA), Return on Equity (ROE) dan

Asset turn over (ATO) (Mehri et al., 2013).

Sangat penting memasukan modal intelektual

dalam laporan keuangan, karena hal tersebut

akan membantu investor memprediksi return

yang akan diperoleh dari pembelian

sahamnya di perusahaan tersebut (Mehri et

al., 2013).

Kerangka Pemikiran

Berdasarkan kajian teori dan hasil

penelitian sebelumnya, maka kerangka

pemikiran penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Endang Pitaloka

Dampak Modal Intelektual Terhadap Kinerja Bank Umum Nasional Periode 2010-2015

Page 92

Sumber : (Mehri et al., 2013)

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Hipotesis Penelitian

1. Human Capital (HCE), Structured

Capital (SCE), Capital Employed (CEE)

secara simultan berpengaruh signifikan

terhadap Return on Asset(ROA)

2. Human Capital (HCE) berpengaruh

signifikan terhadap Return on

Asset(ROA)

3. Structured Capital (SCE) berpengaruh

signifikan terhadap Return on Asset

(ROA)

4. Capital Employed (CEE) berpengaruh

signifikan terhadap Return on Asset

(ROA)

METODE PENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitian

deskriptif bertujuan untuk menggambarkan

atau menguraikan bagaimana pengaruh

variabel-variabel bebas terhadap variabel

tidak bebas dalam penelitian ini. Pendekatan

yang digunakan adalah pendekatan

kuantitatif yang dilakukan dengan cara

analisis terhadap laporan keuangan dari bank

yang diteliti. Setelah masing-masing variabel

didapat, selanjutnya adalah melakukan

analisis statistik terhadap variabel-variabel

yang diteliti.

Variabel dalam penelitian ini terdiri

dari variabel independen dan variabel

dependen sebagai berikut:

Variabel independen:

1. Efisiensi Modal Manusia (HCE)

2. Efisiensi Modal Struktural (SCE)

3. Efisiensi Modal Kerja (CEE)

Variabel dependen:

1. Return on Asset (ROA)

Definisi operasional dari masing-

masing variabel di atas tercantum dalam

tabel 1 berikut:

ROA Stuctured Capital

Human Capital

Capital Employed

Jurnal Inspirasi Bisnis dan Manajemen, Vol 1, (2), 2017, 87-98

e-2579-9401, p-2579-9312

Page 93

Tabel 1. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Definisi

Return on Asset (ROA) Kemampuan total aset perusahaan dalam menghasilkan

laba

Efisiensi Modal Manusia (HCE) Kemampuan perusahaan menghasilkan nilai tambah

dari setiap rupiah yang dikeluarkan pada modal

manusia

Efisiensi Modal Struktural (SCE) Kemampuan modal struktural dalam menghasilkan

nilai tambah

Efisiensi Modal Kerja (CEE) Nilai tambah yang bisa dihasilkan oleh perusahaan dari

modal yang digunakan perusahaan

Sumber : Laporan keuangan

Sumber data dalam penelitian ini

berupa laporan keuangan per tahun selama

periode 2010-215. Bank yang diteliti terdiri

dari Bank BUMN dan Bank Swasta bank

dengan aset > 50 triliun rupiah. Dari data

statistik perbankan 2013 ada 12 bank swata

nasional yang termasuk dalam kategori

tersebut (Bank Indonesia, 2013). Periode

2010-2015 diharapkan dapat memberikan

hasil yang up to date. Daftar bank yang

diteliti tersaji pada tabel 2.

Dalam penelitian ini digunakan

teknik analisia data dengan menggunakan

pooled data regression model, karena data-

data yang akan diolah merupakan cross

section observation dan pooling of time

series yang diperoleh dan diteliti sejalan

dengan perjalanan waktu. Data yang

dianalisa terdiri dari beberapa bank sebagai

sampel, sehingga dapat diperoleh analisa

perbandingan antara satu bank dengan bank

lainnya. Selain itu juga menganalisa

perubahan variabel-variabel yang dteliti

sepanjang periode 2010-2015.

Tabel 2. Jumlah Bank Umum Berdasarkan Pengelompokan Total Aset

< Rp 1

Triliun

Rp 1 s.d 10

Triliun

Rp 10 s.d 50

Triliun

> Rp 50

Triliun Group of Bank

0 0 0 4 State Owned Banks

1 16 7 12 Foreign Exchange Commercial

Banks

10 16 2 1 Non-Foreign Exchange

Commercial Banks

0 11 14 1 Regional Development Banks

0 7 8 0 Joint Venture Banks

0 2 4 4 Foregin Owned Banks

11 52 35 22 Total

Sumber: Statistik Perbankan Indonesia, BI 2013

Endang Pitaloka

Dampak Modal Intelektual Terhadap Kinerja Bank Umum Nasional Periode 2010-2015

Page 94

Penelitian ini menggunakan ―Uji F‖

dan ―Uji t‖. Uji F: untuk menguji tingkat

signifikansi dari variabel bebas secara

bersama-sama terhadap variabel tak bebas.

Uji ini dilakukan dengan membandingkan

antara nlai Prob- F-statistik dengan nilai =

0.05.

―Uji t‖ untuk menguji tingkat

signifikansi dari masing-masing variabel

bebas terhadap variabel tak bebas. Uji ini

dilakukan dengan membandingkan antara

nlai Prob- t-statistik dengan nilai = 0.05

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Setelah memperoleh data dan

perhitungan rasio atas variabel-variabel yang

diteliti, data kemudian dioleh dengan bantuan

software eviews. Teknik analisa data

menggunakan pooled data regression model.

Hasil olah data tersaji dalam tabel 3 di bawah

ini:

Tabel 3. Hasil Estimasi Data

Dependent Variable: ROA?

Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)

Date: 11/27/16 Time: 15:29

Sample: 2010 2015

Included observations: 6

Cross-sections included: 13

Total pool (balanced) observations: 78

Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

HCE 0.762105 0.315878 2.412653 0.0183

SCE? 0.243686 0.158381 1.538603 0.1282

CEE? 3.692058 0.406794 9.075986 0.0000

C? 1.347855 11.99388 0.112379 0.9108

Random Effects (Cross)

_MEGA—C -0.705226

_BUKOPIN—C -0.107055

_OCBC—C 0.066398

_BTN—C -0.115774

_MAYBANK—C -0.135880

_PANIN—C 0.386098

_PERMATA—C -0.053006

_DANAMON—C -0.178530

_CIMB—C 0.039603

_BNI—C 0.009421

_BCA—C 0.167070

_BRI—C 0.438224

R-squared 0.558468 F-statistic 31.19937

Adjusted R-squared 0.540568 Prob(F-statistic) 0.000

Durbin-Watson stat 1.739348

Sumber: hasil pengolahan data, 2017

Jurnal Inspirasi Bisnis dan Manajemen, Vol 1, (2), 2017, 87-98

e-2579-9401, p-2579-9312

Page 95

Uji Simultan (Uji F)

Pengujian ini dilakukan untuk

mengetahui apakah variabel-variabel bebas

yang digunakan dalam model secara

bersama-sama mempengaruhi variabel tidak

bebasnya. Pada penelitian Uji F dilakukan

dengan cara mengukur besarnya probabilitas

F-statistik.

Tingkat signifikansi yang digunakan

adalah pada = 0.05. Jika nilai Prob F-

statistik lebih kecil dari atau sama dengan

0.05 maka H0 ditolak dan H1 diterima yang

artinya seluruh variabel bebas dalam model

secara bersama-sama mempengaruhi variabel

tidak bebas.

Berdasarkan hasil estimasi pada tabel

3, diperoleh nilai Prob F-statistik sebesar

0.000, maka H0 ditolak. Dapat disimpulkan

bahwa semua variabel bebas yaitu Human

Capital, Structured Capital dan Capital

Employed (HCE, SCE, dan CEE) secara

bersama-sama mempengaruhi variabel tidak

bebas Return on Asset (ROA) pada = 0.05

Uji Parsial (Uji t)

Pengujian ini dilakukan untuk

mengetahui apakah variabel bebas yang

digunakan dalam model secara parsial

mempengaruhi variabel tidak bebasnya. Uji-t

dilakukan dengan cara mengukur besarnya

probabilitas t-statistik.

Pengujian dilakukan dengan uji dua

arah pada tingkat signifikansi α= 0,05. Kriteria

yang berlaku: bila Prob t-statistik ≤ 0.05,

maka pengaruh variabel bebas tersebut

terhadap variabel tidak bebas adalah

signifikan. Sebaliknya bila Prob t-statistik >

0.05, maka pengaruh dari variabel bebas ini

terhadap tidak bebas adalah tidak signifikan.

Tabel di bawah ini menunjukkan nilai Prob t-

statistik dari variabel-variabel bebas dalam

model penelitian ini

Tabel 4. Nilai Prob t-statistik

Variabel Prob t-statistik

HCE 0.0183

SCE 0.1282

CEE 0.000

Sumber: hasil pengolahan data, 2017

Hasil Uji-t:

1. Nilai Prob t-statistik variabel Human

Capital (HCE) lebih kecil dari nilai α

(0.0183 < 0.05), maka H0 ditolak. Dapat

disimpulkan bahwa variabel Human

Capital (HCE) mempengaruhi Return on

Asset (ROA) secara signifikan pada α =

0.05.

2. Nilai Prob t-statistik Structured Capital

(SCE) lebih besar dari nilai α (0.1282 >

0.05), maka H0 diterima. Dapat

disimpulkan bahwa variabel Structured

Capital (SCE) tidak mempengaruhi

Return on Asset (ROA) pada α = 0.05.

3. Nilai Prob t-statistik Capital Employed

(CEE) lebih kecil dari nilai α (0.0000 <

0.05), maka H0 ditolak. Dapat

disimpulkan bahwa variabel Capital

Employed (CEE) mempengaruhi Return

on Asset (ROA) secara signifikan pada α

= 0.05.

Pembahasan

Berdasarkan hasil estimasi pada tabel

3, diperoleh koefisien masing-masing

variabel bebas untuk variabel Human

Capital (HCE), Structure Capital (SCE)

sebesar, Capital Employed (CEE) dan

konstanta sebesar masing-masing unit cross

section. Adapun makna dari nilai koefisien

dan hasil uji parsial di atas adalah sebagai

berikut:

Endang Pitaloka

Dampak Modal Intelektual Terhadap Kinerja Bank Umum Nasional Periode 2010-2015

Page 96

1. Pengaruh Variabel Human Capital

(HCE) terhadap Return on Asset

(ROA)

Nilai koefisien variabel Human

Capital (HCE) sebesar 0.762, artinya

setiap peningkatan nilai Human Capital

(HCE) sebesar 1%, dengan asumsi nilai

variabel lain dalam model adalah tetap

maka akan meningkatkan rasio Return on

Asset (ROA) sebesar 0,762%.

Variabel Human Capital (HCE)

mempengaruhi Return on Asset (ROA)

secara signifikan. Hal tersebut

menunjukkan bahwa bank-bank yang

diteliti sudah meperhatikan kebutuhan

pengembangan karyawan. Bank-bank tsb

menyadari bahwa keterampilan dan

pengetahuan karyawan dapat

meningkatkan kinerjanya. Hal ini juga

sejalan dengan nilai koefisien variabel

HCE yang positif. Artinya semakin besar

HCE semakin meningkat kinerja

perusahaan. Organisasi yang berfokus

pada sumber daya manusia akan terus

berkembang.

2. Pengaruh Variabel Structured Capital

(SCE) terhadap Return on Asset

(ROA)

Nilai koefisien variabel Structured

Capital (SCE) sebesar 0.244, artinya

setiap peningkatan nilai Structured

Capital (SCE) sebesar 1%, dengan

asumsi nilai variabel lain dalam model

adalah tetap maka akan meningkatkan

rasio Return on Asset (ROA) sebesar

0.244%.

Berdasarkan hasil uji t (parsial),

variabel Structured Capital (SCE) tidak

mempengaruhi Return on Asset (ROA)

secara signifikan. Modal struktural dapat

berupa penemuan, proses, hak cipta,

paten, teknologi, strategi, sistem

informasi, dan lain-lain. Pada bank-bank

yang diteliti teknologi dan sistem

informasi yang dimiliki tidak jauh

berbeda antar bank. Hal tersebut

menjadikan variabel ini tidak signifikan

terhadap kierja. Namun SCE berdampak

positif terhadap kinerja bank. semakin

besar SCE semakin meningkat kinerja

perusahaan.

3. Pengaruh Variabel Capital Employed

(CEE) terhadap Return on Asset (ROA)

Nilai koefisien variabel nilai Capital

Employed (CEE) sebesar 3.692, artinya

setiap peningkatan nilai Capital

Employed (CEE) sebesar 1%, dengan

asumsi nilai variabel lain dalam model

adalah tetap maka akan meningkatkan

rasio Return on Asset (ROA) sebesar

3.692%.

Hasil uji t menunjukkan bahwa

variabel Capital Employed (CEE)

mempengaruhi Return on Asset (ROA)

secara signifikan. Capital Employed

merupakan modal kerja yang umumnya

berupa modal fisik. Pada bank-bank yang

diteliti alokasi modal dan penggunaan

modal kerja dapat dikatakan sudah

efisien, sehingga mempengaruhi kinerja

bank. Nilai koefisien variabel CEE yang

positif juga menunjukkan bahwa

semakin besar nilai CEE semakin

meningkat kinerja perusahaan.

Dapat disimpulkan bahwa komponen

modal intelektual yang terdiri dari Human

Capital, Structured Capital dan Capital

Employed (HCE, SCE, dan CEE) berdampak

positif terhadap Return on Asset (ROA).

Variabel yang memiliki dampak dan

pengaruh terbesar terhadap Return on Asset

adalah variabel Capital Employed.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Modal intelektual adalah salah satu

hal penting bagi perusahaan dalam

mempertahankan eksistensinya,

meningkatkan kinerja dan daya saing

perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa:

1. Human Capital, Strutural Capital dan

Capital Employed secara simultan

terbukti berdampak positif dan

mempengaruhi Return on Asset.

Jurnal Inspirasi Bisnis dan Manajemen, Vol 1, (2), 2017, 87-98

e-2579-9401, p-2579-9312

Page 97

2. Human Capital (HCE) mempengaruhi

Return on Asset secara signifikan.

Variabel Human Capital berdampak

positif terhadap Return on Asset Setiap

kenaikan nilai rasio Human Capital

denagn asumsi variabel lain tetap, akan

meningktakan rasio ROA.

3. Structured Capital (SCE) tidak

mempengaruhi Return on Asset (ROA).

Variabel Structured Capital berdampak

positif terhadap Return on Asset. Setiap

kenaikan nilai rasio Structured Capital

denagn asumsi variabel lain tetap, akan

meningktakan rasio ROA.

4. Capital Employed (CEE) mempengaruhi

Return on Asset secara signifikan.

Variabel Capital Employed berdampak

positif terhadap Return on Asset. Setiap

kenaikan nilai rasio Capital Employed

denagn asumsi variabel lain tetap, akan

meningktakan rasio ROA.

Saran

1. Industri perbankan selalu mengevaluasi

efisiensi Human Capital yang dimilikinya

secara berkala agar mengetahui apakah

kapasitas, keterampilan dan pengetahuan

karyawan masih sesuai dengan kebutuhan

industri perbankan.

2. Berdasarkan hasil penelitian, variabel

dominan adalah variabel Capital

Employed (CEE) degan nilai koefisien

terbesar. Capital Employed merupakan

modal fisik sebagai sumber daya

pendukung aktivitas dan kinerja

karyawan. Oleh karena itu perbankan

harus memastikan alokasi modal dan

penggunaan modal kerja secara efisien.

Dengan modal kerja yang memadai

kinerja bank akan meningkat.

3. Agar modal struktural (SCE) dapat

menghasilkan nilai tambah yang lebih

besar dibandingkan investasi yang

diberikan bank pada modal struktural

maka, bank harus membuat pemetaan

modal struktural yang sejalan dengan

modal manusia dan tujuan perusahaan

dalam meningkatkan kinerja.

4. Industri perbankan disarankan juga untuk

mengevaluasi nilai tambah yang

dihasilkan dari setiap Rp.1 yang

diinvestasikan pada modal kerja. Dengan

demikian nilai buku aktiva bersih selalu

tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Bank Danamon. (2011). Laporan Tahunan

PT Bank Danamon Indonesia. Jakarta.

Bank Mandiri. (2014). Laporan Tahunan

Bank Mandiri. Annual Report Bank

Mandiri. Jakarta.

Budiandriani, B., & Mahfudnurnajamuddin,

M. (2014). The Influence of Intellectual

Capital Components to Financial

Performance and Value of the Firm

Registered in Indonesia Stock Exchange.

Research in Applied Economics, 6(1),

216.

https://doi.org/10.5296/rae.v6i1.5400

Daud, S., & Yusoff, W. F. W. (2011). How

intellectual capital mediates the

relationship between knowledge

management processes and

organizational performance? African

Journal of Business Management, 5(7),

2607–2617.

https://doi.org/10.5897/AJBM10.806

Joshi, M., Cahill, D., Sidhu, J., & Kansal, M.

(2013). Intellectual capital and financial

performance: an evaluation of the

Australian financial sector. Journal of

Intellectual Capital, 14(2), 264–285.

https://doi.org/10.1108/1469193131132

3887

Mehri, M., Umar, M. S., Saeidi, P., Hekmat,

R. K., & Naslmosavi, S. H. (2013).

Intellectual capital and firm performance

of high intangible intensive industries:

Malaysia evidence. Asian Social

Science, 9(9), 146–155.

https://doi.org/10.5539/ass.v9n9p146

Endang Pitaloka

Dampak Modal Intelektual Terhadap Kinerja Bank Umum Nasional Periode 2010-2015

Page 98

Mishkin, F. S. (2011). The Economics of

Money, Bnaking, and Financial Markets

(5th ed.). Pearson.

Ting, W. K. & L. (2009). Intellectual capital

performance of financial institutions in

Malaysia. Journal of Intellectual

Capital, 10(4), 588–599.

https://doi.org/10.1108/1469193091099

6661

Titman, S., Keown, A. J., & Martin, J. D.

(2014). Financial Management (12th

ed.). Pearson.