DAFTAR PUSTAKA - · PDF fileLaporan penelitian S! Teknik kimia, ITB, 1999. Beatrix dan Wati,...

16
43 DAFTAR PUSTAKA A, Banerjee dkk. Botryococcus braunii: a renewable source of hydrocarbons and other chemicals. Department of Biotechnology, National Institute of Pharmaceutical Education and Research, Punjab, India. Akin, cavit. Removal of CO2 from flue gases by algae. Institute of gas technology,1993 Ali S, Achmad. Mikrobiologi Industri. Diktat Kuliah Teknik Kimia, ITB, Bandung, 2004. Ambari, Intan Agustina dan Aris Suryani. Kajian eksperimental pertumbuhan Chlorella Sp. dalam kultur akuatik dengan injeksi CO2. Laporan penelitian S! Teknik kimia, ITB, 1999. Beatrix dan Wati, Lusia. Pengaruh Injeksi CO2 terthadap Pertumbauhan Alga Mikro Chlorella dalam, Air Laut Alami. Laporan penelitian S1 teknik kimia , ITB, 1999 Becker, E.W. Microalgae: Microbiology dan Biotechnology. Cambridge University Press, Cambridge,1994. Brahmantyo, Anson. Pengaruh SO2 terhadap pertumbuhan Botryococcus braunii pada reaktor air lift. Laporan penelitian S1 teknik kimia, ITB, 2005. Cossarizka, Donny dan Limawan, Vica. Pengaruh kadar CO2 terhadap pertumbuhan mikroalga Botryococus braunii dalam reaktor air lift. Laporan penelitian S1 teknik kimia , ITB, 2005 Dayananda, Chandrappa dkk. Isolation and characterization of hydrokarbon producing green alga Botryococcus braunii from Indian freshwater bodies. Jurnal penelitian plant cell biotechnology department central food rechmological research institute. Mysore, India. Jian Qin. biohidrokarbon from algae. School of biological sciences flinders university, Adelaide. Februari 2005 Juninine, Rosalia dan A.R., Nurulita. Pengaruh CO2 terlarut pada laju pertumbuhan alga mikro. Laporan penelitian S1 teknik kimia , ITB, 1998. Larson, Ron dan Betsy Farber. 2000. Elementary Statistic Picturing the World. New Jersey: Prentice Hall, Inc.

Transcript of DAFTAR PUSTAKA - · PDF fileLaporan penelitian S! Teknik kimia, ITB, 1999. Beatrix dan Wati,...

Page 1: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileLaporan penelitian S! Teknik kimia, ITB, 1999. Beatrix dan Wati, Lusia. Pengaruh Injeksi CO2 terthadap Pertumbauhan Alga Mikro Chlorella dalam,

43

DAFTAR PUSTAKA

A, Banerjee dkk. Botryococcus braunii: a renewable source of hydrocarbons and other

chemicals. Department of Biotechnology, National Institute of Pharmaceutical

Education and Research, Punjab, India.

Akin, cavit. Removal of CO2 from flue gases by algae. Institute of gas technology,1993

Ali S, Achmad. Mikrobiologi Industri. Diktat Kuliah Teknik Kimia, ITB, Bandung,

2004.

Ambari, Intan Agustina dan Aris Suryani. Kajian eksperimental pertumbuhan Chlorella

Sp. dalam kultur akuatik dengan injeksi CO2. Laporan penelitian S! Teknik kimia,

ITB, 1999.

Beatrix dan Wati, Lusia. Pengaruh Injeksi CO2 terthadap Pertumbauhan Alga Mikro

Chlorella dalam, Air Laut Alami. Laporan penelitian S1 teknik kimia , ITB, 1999

Becker, E.W. Microalgae: Microbiology dan Biotechnology. Cambridge University

Press, Cambridge,1994.

Brahmantyo, Anson. Pengaruh SO2 terhadap pertumbuhan Botryococcus braunii pada

reaktor air lift. Laporan penelitian S1 teknik kimia, ITB, 2005.

Cossarizka, Donny dan Limawan, Vica. Pengaruh kadar CO2 terhadap pertumbuhan

mikroalga Botryococus braunii dalam reaktor air lift. Laporan penelitian S1

teknik kimia , ITB, 2005

Dayananda, Chandrappa dkk. Isolation and characterization of hydrokarbon producing

green alga Botryococcus braunii from Indian freshwater bodies. Jurnal penelitian

plant cell biotechnology department central food rechmological research institute.

Mysore, India.

Jian Qin. biohidrokarbon from algae. School of biological sciences flinders university,

Adelaide. Februari 2005

Juninine, Rosalia dan A.R., Nurulita. Pengaruh CO2 terlarut pada laju pertumbuhan

alga mikro. Laporan penelitian S1 teknik kimia , ITB, 1998.

Larson, Ron dan Betsy Farber. 2000. Elementary Statistic Picturing the World. New

Jersey: Prentice Hall, Inc.

Page 2: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileLaporan penelitian S! Teknik kimia, ITB, 1999. Beatrix dan Wati, Lusia. Pengaruh Injeksi CO2 terthadap Pertumbauhan Alga Mikro Chlorella dalam,

44

Lawrence, Ernest Orlando. 1981. Citation Caption: LBL News, Vol.6, No.3, Fall 1981.

http://gened.emc.maricopa.edu.

P, Metzger. Botryococcus braunii: a rich source for hydrocarbons and related ether

lipids. Ecole Nationale Superieure de Chimie de Paris, Paris

Pelczar, Michael J. Dan Chan, E.C.S. Dasar-dasar Mikrobiologi. Universitas Indonesia,

Jakarta, 2005. Hal 237-259.

Wolf, Fred R. dan Cox Elenor R. ultra structure of active and resting colonies

Botryococcus braunii (chlorophyceaea). Texas A&M University, Texas.

Biofuel. Wstafford @uwc.ac.za

Carbon dioxide. http://en.wikipedia.org/wiki/Carbon_dioxide

Carbon dioxide. http://scifun.chem.wisc.edu/chemweek/CO2/CO2.html

Carbon dioxide in water equilibrium. www.hawaii.edu/~kinzie/documents/470/

CO2%20 solubility.doc

Carbon Dioxide Solubility in Water. http://www.kgs.ku.edu/PRS/publication

/2003/ofr2003-33/P1-05.html

CO2, carbonate hardness, etc..http://www.thekrib.com/Plants/CO2/khgh.html

CO2 in air/water:http://jcbmac.chem.brown.edu/myl/hen/carbondioxideHenry.html

Kesadahan (Hardness). http://www.o-fish.com/parameter_air.htm

Solubility and dissociation of CO2 in water: http://adsorption.org/awm/utils/CO2.htm

Page 3: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileLaporan penelitian S! Teknik kimia, ITB, 1999. Beatrix dan Wati, Lusia. Pengaruh Injeksi CO2 terthadap Pertumbauhan Alga Mikro Chlorella dalam,

45

LAMPIRAN A

KURVA BAKU PERTUMBUHAN

y = 1,4114xR2 = 0,934

0

0,1

0,2

0,3

0,4

0,5

0,6

0,7

0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5

Absorbansi

Kons

entr

asi B

iom

assa

(g/L

)

Gambar A.1 Kurva Baku Pertumbuhan Botryococcus braunii

Page 4: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileLaporan penelitian S! Teknik kimia, ITB, 1999. Beatrix dan Wati, Lusia. Pengaruh Injeksi CO2 terthadap Pertumbauhan Alga Mikro Chlorella dalam,

46

LAMPIRAN B

DATA HASIL PENELITIAN

Tabel B.1 Pertumbuhan Sel pada Lama Pencahayaan 10 jam

Run Hari ke- A1 A2 A rata-rata Konsentrasi

biomassa (mg/L)log sel Berat total

(g) 1 0,007 0,008 0,0075 10,61 1,026 0,052 0,044 0,048 0,046 65,06 1,813 0,333 0,049 0,05 0,0495 70,01 1,845 0,354 0,072 0,07 0,071 100,42 2,002 0,50

1

5 0,161 0,159 0,16 226,30 2,355 1,131 0,088 0,083 0,0855 120,93 2,083 0,602 0,146 0,14 0,143 202,26 2,306 1,013 0,18 0,172 0,176 248,93 2,396 1,244 0,184 0,191 0,1875 265,20 2,424 1,33

2

5 0,195 0,208 0,2015 285,00 2,455 1,431 0,118 0,121 0,1195 169,02 2,228 0,852 0,163 0,167 0,165 233,38 2,368 1,173 0,172 0,175 0,1735 245,40 2,390 1,234 0,192 0,194 0,193 272,98 2,436 1,36

3

5 0,209 0,209 0,209 295,61 2,471 1,48

Tabel B.2 Pertumbuhan Sel pada Lama Pencahayaan 5 jam

Run Hari ke- A1 A2 A rata-rata Konsentrasi

biomassa (mg/L)log sel Berat total

(g) 1 0,004 0,005 0,0045 6,36 0,804 0,032 0,009 0,011 0,01 14,14 1,151 0,073 0,015 0,016 0,0155 21,92 1,341 0,114 0,016 0,016 0,016 22,63 1,355 0,11

1

5 0,017 0,016 0,0165 23,34 1,368 0,121 0,087 0,09 0,0885 125,17 2,098 0,632 0,102 0,093 0,0975 137,90 2,140 0,693 0,108 0,105 0,1065 150,63 2,178 0,754 0,143 0,147 0,145 205,09 2,312 1,03

2

5 0,165 0,162 0,1635 231,25 1.554 1,161 0,133 0,137 0,135 190,94 1.552 0,952 0,136 0,143 0,1395 197,31 1.5524 0,993 0.139 0.154 0.1465 35.70 1.5524 1,044 0.157 0.155 0.156 35.75 1.5534 1,10

3

5 0.167 0.166 0.1665 35.81 1.554 1,18

Page 5: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileLaporan penelitian S! Teknik kimia, ITB, 1999. Beatrix dan Wati, Lusia. Pengaruh Injeksi CO2 terthadap Pertumbauhan Alga Mikro Chlorella dalam,

47

LAMPIRAN C

UJI MEAN

C.1 Uji Mean Run I

Data jumlah biomassa pada run I ditampilkan pada Tabel C.1.

Tabel C.1 Uji Mean Run I

Jumlah Biomassa (g) Hari ke- Variasi I Variasi II

1 0,05 0,03 2 0,33 0,07 3 0,35 0,11 4 0,50 0,11 5 1,13 0,12

Jumlah biomassa rata-rata, X 0,47 0,09 Standar deviasi sample, S 0,40 0,04 Jumlah biomassa total* 0,47 ± 0,5 0,09 ± 0,05

Keterangan :* tingkat kepercayaan 95%

Kasus I: jika varians (σ) populasi kedua variasi sama

Maka standar deviasi populasi (Sd)

( ) ( )2 21 1 2 2

1 2 1 2

1 1 1 1.2d

n s n sS

n n n n− + −

= ++ −

Sd = 0,81 Dengan:

n = jumlah sampel

Statistik penguji (tu) = (X1 –X2)/ Sd = 0,48

Derajat kebebasan (d.f) = n1+ n2 -2 = 8

Dengan tingkat kepercayaan 95%, maka daerah penerimaan |t| ≤ 2,306 ( Tabel 5

Appendix B Buku Elementary statistic)

Karena harga statistik penguji (tu) masih didalam daerah penerimaan t maka biomasaa

Page 6: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileLaporan penelitian S! Teknik kimia, ITB, 1999. Beatrix dan Wati, Lusia. Pengaruh Injeksi CO2 terthadap Pertumbauhan Alga Mikro Chlorella dalam,

48

total variasi I dan II mempunyai jumlah yang sama.

Kasus II: jika varians (σ) populasi kedua variasi berbeda

Maka standar deviasi populasi (Sd)

( ) ( )2 21 1 2 2

1 2 1 2

1 1 1 1.2d

n s n sS

n n n n− + −

= ++ −

Sd = 0,81

Statistik penguji (tu) :

1 2

2 21 2

1 2

uX Xts sn n

+=

⎛ ⎞+⎜ ⎟

⎝ ⎠ tu = 2,12

Derajat kebebasan (d.f):

( ) ( )

22 21 2

1 2

2 22 21 2

1 2

1 2

.

1 1

s sn n

d fs s

n n

n n

⎛ ⎞+⎜ ⎟

⎝ ⎠=⎛ ⎞ ⎛ ⎞⎜ ⎟ ⎜ ⎟⎝ ⎠ ⎝ ⎠+

+ + d.f = 4,1 ≈ 4

Dengan tingkat kepercayaan 95% dan derajat kebebasan 4, maka daerah penerimaan |t|

≤ 2,776 ( Tabel 5 Appendix B Buku Elementary statistic)

Karena harga statistik penguji (tu) masih didalam daerah penerimaan t maka jumlah

biomasaa total variasi I dan II sama.

C.2 Uji Mean Run II

Data jumlah biomassa pada run II ditampilkan pada Tabel C.2.

Page 7: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileLaporan penelitian S! Teknik kimia, ITB, 1999. Beatrix dan Wati, Lusia. Pengaruh Injeksi CO2 terthadap Pertumbauhan Alga Mikro Chlorella dalam,

49

Tabel C.2 Uji Mean Run II

Jumlah Biomassa (g) Hari ke- Variasi II Variasi I

1 0,60 0,63 2 1,01 0,69 3 1,24 0,75 4 1,33 1,03 5 1,43 1,16

Jumlah biomassa rata-rata, X 1,12 0,85 Standar deviasi sample, S 0,33 0,23 Jumlah biomassa total* 1,12 ± 0,41 0,85 ± 0,28

Keterangan :* tingkat kepercayaan 95%

Kasus I: jika varians (σ) populasi kedua variasi sama

Maka standar deviasi populasi (Sd)

( ) ( )2 21 1 2 2

1 2 1 2

1 1 1 1.2d

n s n sS

n n n n− + −

= ++ −

Sd = 0,66 Dengan:

n = jumlah sampel

Statistik penguji (tu) = (X1 –X2)/ Sd = 0,41

Derajat kebebasan (d.f) = n1+ n2 -2 = 8

Dengan tingkat kepercayaan 95%, maka daerah penerimaan |t| ≤ 2,306 ( Tabel 5

Appendix B Buku Elementary statistic)

Karena harga statistik penguji (tu) masih didalam daerah penerimaan t maka biomasaa

total variasi I dan II mempunyai jumlah yang sama.

Kasus II: jika varians (σ) populasi kedua variasi berbeda

Maka standar deviasi populasi (Sd)

( ) ( )2 21 1 2 2

1 2 1 2

1 1 1 1.2d

n s n sS

n n n n− + −

= ++ −

Page 8: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileLaporan penelitian S! Teknik kimia, ITB, 1999. Beatrix dan Wati, Lusia. Pengaruh Injeksi CO2 terthadap Pertumbauhan Alga Mikro Chlorella dalam,

50

Sd = 0,66

Statistik penguji (tu) :

1 2

2 21 2

1 2

uX Xts sn n

+=

⎛ ⎞+⎜ ⎟

⎝ ⎠ tu = 1,52

Derajat kebebasan (d.f):

( ) ( )

22 21 2

1 2

2 22 21 2

1 2

1 2

.

1 1

s sn n

d fs s

n n

n n

⎛ ⎞+⎜ ⎟

⎝ ⎠=⎛ ⎞ ⎛ ⎞⎜ ⎟ ⎜ ⎟⎝ ⎠ ⎝ ⎠+

+ + d.f = 8,74 ≈ 9

Dengan tingkat kepercayaan 95% dan derajat kebebasan 9, maka daerah penerimaan |t|

≤ 2,262 ( Tabel 5 Appendix B Buku Elementary statistic)

Karena harga statistik penguji (tu) masih didalam daerah penerimaan t maka jumlah

biomasaa total variasi I dan II sama.

C.3 Uji Mean Run III

Data jumlah biomassa pada run III ditampilkan pada Tabel C.3.

Tabel C.3 Uji Mean Run III

Jumlah Biomassa (g) Hari ke- Variasi II Variasi I

1 0,85 0,95 2 1,17 0,99 3 1,23 1,04 4 1,36 1,10 5 1,48 1,18

Jumlah biomassa rata-rata, X 1,22 1,05 Standar deviasi sample, S 0,24 0,09 Jumlah biomassa total* 1,22 ± 0,3 1,05 ± 0,11

Keterangan :* tingkat kepercayaan 95%

Page 9: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileLaporan penelitian S! Teknik kimia, ITB, 1999. Beatrix dan Wati, Lusia. Pengaruh Injeksi CO2 terthadap Pertumbauhan Alga Mikro Chlorella dalam,

51

Kasus I: jika varians (σ) populasi kedua variasi sama

Maka standar deviasi populasi (Sd)

( ) ( )2 21 1 2 2

1 2 1 2

1 1 1 1.2d

n s n sS

n n n n− + −

= ++ −

Sd = 0,48 Dengan:

n = jumlah sampel

Statistik penguji (tu) = (X1 –X2)/ Sd = 0,34

Derajat kebebasan (d.f) = n1+ n2 -2 = 8

Dengan tingkat kepercayaan 95%, maka daerah penerimaan |t| ≤ 2,306 ( Tabel 5

Appendix B Buku Elementary statistic)

Karena harga statistik penguji (tu) masih didalam daerah penerimaan t maka biomasaa

total variasi I dan II mempunyai jumlah yang sama.

Kasus II: jika varians (σ) populasi kedua variasi berbeda

Maka standar deviasi populasi (Sd)

( ) ( )2 21 1 2 2

1 2 1 2

1 1 1 1.2d

n s n sS

n n n n− + −

= ++ −

Sd = 0,48

Statistik penguji (tu) :

1 2

2 21 2

1 2

uX Xts sn n

+=

⎛ ⎞+⎜ ⎟

⎝ ⎠ tu = 1,44

Derajat kebebasan (d.f):

Page 10: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileLaporan penelitian S! Teknik kimia, ITB, 1999. Beatrix dan Wati, Lusia. Pengaruh Injeksi CO2 terthadap Pertumbauhan Alga Mikro Chlorella dalam,

52

( ) ( )

22 21 2

1 2

2 22 21 2

1 2

1 2

.

1 1

s sn n

d fs s

n n

n n

⎛ ⎞+⎜ ⎟

⎝ ⎠=⎛ ⎞ ⎛ ⎞⎜ ⎟ ⎜ ⎟⎝ ⎠ ⎝ ⎠+

+ + d.f = 5,65 ≈ 6

Dengan tingkat kepercayaan 95% dan derajat kebebasan 6, maka daerah penerimaan |t|

≤ 2,365 ( Tabel 5 Appendix B Buku Elementary statistic)

Karena harga statistik penguji (tu) masih didalam daerah penerimaan t maka jumlah

biomasaa total variasi I dan II sama.

Berdasarkan uji mean pada run I, II, dan III dapat disimpulkan bahwa jumlah biomassa

kedua variasi sama.

Page 11: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileLaporan penelitian S! Teknik kimia, ITB, 1999. Beatrix dan Wati, Lusia. Pengaruh Injeksi CO2 terthadap Pertumbauhan Alga Mikro Chlorella dalam,

53

LAMPIRAN D

ALAT ANALISIS KANDUNGAN HIDROKARBON

KROMATOGRAFI GAS

Kromatografi gas adalah suatu cara untuk memisahkan senyawa dengan melewatkan

arus gas melalui fasa diam. Dasar pemisahan kromatografi gas adalah penyebaran

cuplikan diantara dua fasa. Distribusi ini diatur oleh koefisien partisi masing-masing

solute diantara fasa diam dan fasa gerak (McNair dan Bonelli, 1998). Kromatografi gas

dapat dimanfaatkan untuk analisis sampel berupa gas, cair, atau padat, asalkan analit

dalam sampel dapat diuapkan secara termal tanpa terurai (Munson, 1984).

Cara kerja gas kromatografi dapat dijelaskan sebagai berikut. Sampel diinjeksikan

melalui suatu injection port yang temperaturnya dapat diatur. Senyawa-senyawa

tersebut akan menguap dan dibawa oleh gas inert menuju kolom. Zat terlarut akan

teradsorpsi pada bagian atas kolom oleh fasa diam, kemudian akan merambat dengan

laju rambatan masing-masing komponen yang sesuai dengan nilai Kd (koefisien partisi)

masing-masing komponen tersebut. Komponen-komponen tersebut akan terelusi sesuai

dengan urutan-urutan makin membesarnya nilai koefisien partisi (Kd). Kemudian,

detektor mencatat sederetan sinyal yang timbul akibat perubahan konsentrasi dan

perbedaan laju elusi. Pada alat pencatat sinyal ini, akan tampak sebagai kurva antara

waktu terhadap komposisi aliran gas pembawa.

Gambar D.1 Kromatografi gas

Page 12: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileLaporan penelitian S! Teknik kimia, ITB, 1999. Beatrix dan Wati, Lusia. Pengaruh Injeksi CO2 terthadap Pertumbauhan Alga Mikro Chlorella dalam,

54

Faktor-faktor yang harus diperhatikan untuk menghasilkan analisis yang optimal dalam

kromatografi gas yaitu gas pembawa, sistem penyuntikan, kolom penyangga padat, fasa

diam, suhu, detektor dan perekam.

D.1. Penerapan Kromatografi Gas dalam Analisis

Kromatografi gas dapat digunaan untuk menganalisis senyawa baik kuantitatif maupun

kualitatif.

D.1.1. Analisis kuantitatif

Penerapan utama kromatografi gas adalah untuk analisis kuantitatif masing-masing

komponen dalam suatu campuran. Metode pengukuran yang digunaan dalam analisis

kuantitatif yaitu penetapan luas puncak dan penetapan tinggi puncak.

a. Penetapan Luas Puncak

Metode Penetapan luas puncak dilakukan dengan cara menghitung luas puncak

kromatogram. Ada beberapa cara penetapan luas puncak, cara pertama yaitu integrasi

mekanik atau elektronik yang merupakan metode penetapan luas yang lebih disukai

untuk ketepatan dan ketelitian yang maksimum. Integrator elektronik atau computer

dapat menetapkan luas puncak dengan penyimpangan 0.5% atau kurang. Cara

penetapan kedua yaitu metode yang melibatkan segitiga dengan menggambar tangen

pada titik simpangan puncak dan menghitung luas segitiga tersebut. Cara ketiga yaitu

planimetri, menggunakan suatu alat untuk menetapkan luas dengan melacak batas tepi

sekeliling gambar. Cara ini lambat dan untuk puncak-puncak yang terpisah sempurna

tidak lebih tepat dari penyetigaan, namun bermanfaat bagi puncak tumpang tindih dan

puncak bahu karena metode lan kurang tepat (Munson, 1984).

b. Penetapan Tinggi Puncak

Pengukuran dengan penetapan tinggi puncak sangat cocok untuk puncak tinggi, sempit

dan waktu retensi pendek. Pengukuran dilakukan secara manual dengan menggunaan

Page 13: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileLaporan penelitian S! Teknik kimia, ITB, 1999. Beatrix dan Wati, Lusia. Pengaruh Injeksi CO2 terthadap Pertumbauhan Alga Mikro Chlorella dalam,

55

penggaris. Metode ini cepat dan masih sering dipakai dalam kromatografi gas.

Penafsiran data penetapan tinggi puncak merupakan metode perhitungan untuk

mengubah data kromatografi ke kadar atau jumlah (Munson, 1984).

D.1.2. Analisis Kualitatif

Kromatografi gas dapat digunakan secara kualitatif untuk memastikan senyawa yang

tidak diduga, tetapi untuk hai itu kromatografi gas tidak dapat digunakan secara tunggal,

karena tidak dapat menyatakan struktur tak dikenal. Secara umum, kromatografi gas

tidak terlalu bermanfaat jika digunakan secara tunggal untuk analisis senyawa tak

dikenal, tetapi kromatografi gas banyak digunakan sebagai metode bantu atau analisis

campuran yang telah diketahui komposisinya (Munson, 1984).

D.2. Karakteristik Kromatografi Gas

Pada percobaan yang dilakukan, analisis komposisi campuran umpan dan permeat

dilakukan dengan menggunakan lat kromatografi gas. Spesifikasi alat yang digunakan

pada percobaan ini adalah :

Tabel D.1 Spesifikasi Alat Kromatografi Gas

Karakteristik

Peralatan Shimadzu QP-5050 Series

Jenis Kolom Porapa Q

Gas Pembawa Nitrogen

Tekanan gas nitrogen 100 kPa

Laju alir nitrogen 1.6 mL/menit

Temperatur injeksi 3000C

Temperatur TCD 3200C

Page 14: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileLaporan penelitian S! Teknik kimia, ITB, 1999. Beatrix dan Wati, Lusia. Pengaruh Injeksi CO2 terthadap Pertumbauhan Alga Mikro Chlorella dalam,

56

LAMPIRAN E HASIL ANALISA GC-MS

E.1 Hasil GC-MS Hidrokarbon Pada Lama Pencahyaan 10 jam

Gambar E.1 Hasil Kromatogram Hidrokarbon Pada lama pencahayaan 10 jam

Page 15: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileLaporan penelitian S! Teknik kimia, ITB, 1999. Beatrix dan Wati, Lusia. Pengaruh Injeksi CO2 terthadap Pertumbauhan Alga Mikro Chlorella dalam,

57

E.2 Hasil GC-MS Hidrokarbon Pada Lama Pencahyaan 5 jam

Gambar E.2 Hasil Kromatogram Hidrokarbon Pada lama pencahayaan 10 jam

Page 16: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileLaporan penelitian S! Teknik kimia, ITB, 1999. Beatrix dan Wati, Lusia. Pengaruh Injeksi CO2 terthadap Pertumbauhan Alga Mikro Chlorella dalam,

58

Tabel E.1 Komposisi Hidrokarbon pada Lama pencahayaan 10 jam

Tabel E.2 Komposisi Hidrokarbon pada Lama pencahayaan 5 jam