#cumanaksirunite

208
1

Transcript of #cumanaksirunite

Page 1: #cumanaksirunite

1

Page 2: #cumanaksirunite

2

#cumanaksirunite sehimpun tulisan

Page 3: #cumanaksirunite

3

1 Ila Just a Crush

Just arrived at @hurufkecil's Twitter page by accident. And theeen, I saw that he/she *not sure which one, but I think it's he* would give a bundle of Book + Movie for the winner of writing competition with #cumanaksirunite *or so like #justacrush in english* theme. Well, I kinda confused, though. Because I have sooo many crushes that I don't LOVE. Yeah, I'm just a fans of them, WITHOUT special feelings. But, since I've decided to enter this competition and beside that I want to pour my heart out, so... yeah! I'm gonna tell y'all about my senior in my skool, tho :) You know that I got a Megane Fetish, right? Nah, he's a Megane Danshi, the one I had crush on. In fact, they are ALL Megane Danshi. But I think this one I'm gonna tell you is the first one and he's kinda awkward, not your usual type of boys. He's just, have a uniqueness of his handsomeness. Hmmm he's wearing a simple thin black rim eyeglasses. Very simple, yet in my eyes I don't know why it's very sophisticated. He's got a well-builded body... NATURALLY! And yes he's really really cool guy, he's got a prestige too. Aaaw maaan, he's sooo irrestisible! :3 He's incredibly active in high school organization as well as his position as the master of ceremony. Daaamn he's really REALLY REALLY COOL AND AWESOME! Everytime I saw him walk across me, I just, like... becomin' SCREAM of The Munch's and completely lost in my own craziness about him and started aarping about how awesome he was to my friends out there and screamin' to the death "OH MY GAWD DID YOU SEE HIM WALK ACROSS ME? YOU BETCHA! HE'S SOOO HANDSOME!" and sort of things like that... and it happens EVERY SINGLE DAY as long as I constantly meet him. Oh jeez. Could you imagine that? Everytime he leads the ceremony, in the VERY front of the field *while the GIRLS are in the VERY rear behind boys* I just hoping that god would help me with my height, or at least make my friends' height reduced for just 90 minutes so I could see his face, for the sake of rollerblading gozillas'! Oh and don't forget I also yawning to the awe of his pictures *I STALK HIS SOCIAL ACCOUNT, OH YEAH!* and then punching my desk, then my laptop, then myself -_- You could see how much I had crush on him, right? Buuut... BUT! I can't and I don't want to have a "special" feelings on him. I just don't want to. Errr, and you could rely on me about that! Because I've seen his MAGNIFICENT behaviour... his AUTHENTIC behaviour under the hood. And he's sooo... well, you don't wanna know about that, LOL IDK xD The point is, I'm not having a buzz on your heart that you get after you saw someone special to you. It's more, like... the scream of JOY to see his fucking handsome face, oh shit and he's handsome :3 And that's it! It's really fun that you could love someone, yet you could had crush on

Page 4: #cumanaksirunite

4

someone and admit it explicitly to friends. And maybe that's why it can't be a LOVE. Because it's waaay to sliced up. oleh: @dethap blog: http://dethap.blogspot.com/

Page 5: #cumanaksirunite

5

2 microblogging

Tak ada yang tampak berubah di tempat ini. Udara, bau, suasana. Selama aku di sini. Jika pun ada, itu hanya karena aku bertumbuh, engkau pun, kalian dan juga mereka.

Background yang sama. Retwit-retwit yang tak lelah berkejaran. Aroma timelime yang di terjang kalimat eksotis. Tweet-tweet yang selalu tampak menari-nari riang bersama desiran jari-jari yang enerjik. Ah, aku senang suasana seperti ini. Mengingatkanku akan microblogging yang terdahulu.

Aku paling suka memainkan jariku di antara huruf-huruf keyboard yang menghampar tak terkira. Bersenda gurau bersama karakter-karakter yang terpajang tak beraturan.

Aku senang mengamati berbagai kehidupan yang berlalu-lalang di tempat ini. Terlihat karakter-karakter yang tersusun rapi membentuk tweets rahasia kehidupan, mimpi, tawa-tawa, canda, cinta kasih, kegelisahan, tangis. Terkadang amarah pun dapat ditemukan di microblog ini. Kehidupan yang ada saatnya berjalan cepat dan ada saatnya berjalan lambat sekali. Seperti kali ini.

Langit mulai meredup, memerah jingga. Indah. Keramaian di tempat ini pun perlahan mulai menyepi. dan untuk pertama kalinya, aku melihatnya di sini. Di twitter

Siapakah dia? ->@ndachsari

Oleh: zugairawan Blog: http://turatea.tumblr.com/

Page 6: #cumanaksirunite

6

3 Cowok Arah Pukul 8 dari Bangku Gue.

Tapi harus gue lurusin sesuatu hal di sini. Gue normal. Dan jangan mentang-mentang lo cowok, gue ngebenerin tindakan macem ini. Jadi harus gue jelasin cewek di sini harus gue ganti cowok. Supaya lo ngerti, mat kalau gue itu cewek yang normal dan naksir cowok. Bukan cewek kayak apa yang lo tulis di tweet lo itu. Jadi intinya satu kata sialan itu udah ngabisin seenggaknya 4 baris dari yang seharusnya gak gue tulis. Intinya gue naksir COWOK!

Oke, jadi kata sialan itu gak ada masalah kan? Persetan sama tuh kata sialan. Tapi tetep aja, dampaknya bisa berarti sangat besar. Jadi, sebenernya bisa gak sih kita move on?

Yap, move on?

Gue sendiri sebenernya bingung gue mau move on atau enggak, karena gue sendiri gak yakin gue itu mau jadi pacar dia atau enggak. Kan gue cuma naksir dia...

Ini tentang cowok yang tempat duduknya arah jam 8 dari bangku gue duduk. Dan gue taksir sekitar setahun ini. Sebenernya agak bingung juga, karena kaya yang udah gue bilang tadi, gue cuma naksir dia. Dan kayak yang pernah lo tweet sebelumnya, "naksir cewek cowok yang ada pacarnya itu debarannya lebih mantap." Jujur aja, itu banget tomat!!!!

Gue mulai naksir dia ketika gue udah jomblo sekitar 2 tahun dan gue desperate selalu berada dipihak pendengar dan bukannya pencerita ditengah-tengah curhatan temen-temen gue tentang para cowok mereka. Gue sebenernya gak terlalu masalahin ini, tapi lo tau sendiri kalau remaja macem gue kalau udah sendirian dikamar, gue bakalan datengin cermin dan mulai ngaca sama diri gue sendiri terus bergumam gak jelas. Kurang lebih gumaman gue kayak gini.

"Gue kan gak sejelek itu. Gak gendut-gendut juga kok. Gak terlalu banyak jerawatnya juga. Emang sih jidat gue rada lebar. Idung gue rada bantet. Bibir gue juga lumayan cameuh. Tapi so far gue lumayan ah. Jadi, kenapa cowok yang gue taksir itu gak mau yah sama gue?"

Kita sebut aja si cowok arah jam 8 itu, Emm... Freddie.

Awalnya, gue sama sekali gak tau kalau si Freddie ini punya pacar. Kejadiannya sekitar setahun yang lalu, jaman-jamannya gue baru banget suka sama dia. Karena yang gue bilang tadi, gue cuma naksir dia, jadi gue gak terlalu excited buat ngebet smsan atau sok2 ngasih sinyal gitu ke dia. Gue kaget setengah mati waktu dia nge-add gue via facebook. Kedengerannya sih kuno, tapi tetep aja gue gak berhenti senyum2 sendiri depan laptop. Setelah gue approve pertemanan dari dia, tanpa basa-basi gue langsung nge-wall dia kurang lebih isinya kalau gue sok-sokan jadi pacarnya gitu... *Psstt... Disekolah juga gue emang rada gak tau diri, sok-sok bermuka cantik dan sok-sok jadi pacar temen cowok2 gue gitu. Padahal gue tau diem-diem dibelakang gue, mereka semua ngetawain gue. Dasar cowok!* Jadi

Page 7: #cumanaksirunite

7

intinya kita sempet wall-wallan kalau gue itu sok-sok kangen-kangenan gitu. *Pada akhirnya gue tahu kenapa cowok-cowok itu ngetawain gue.*

Asal tau aja, gue girang bukan main. Maksudnya, orang yang lo taksir ngeladenin elo! Walaupun lo tau dia sebenernya gak akan pernah serius sama lo. Tapi, tetep aja kan itu seru banget! Gue berasa... Gue berasa, gue ada...

Tapi ini gak tahan lama. Sekitar 15 menit kemudian, dia ngebales wall gue yang sukses bikin gue patah hati. Kurang lebih isinya tentang pacar dia yang gak suka kalau kita wall-wallan sok-sok romantis. Dititik ini gue langsung tercengang... Dan cepet-cepet nutup mulut rapet-rapet dan buru-buru nyadarin diri gue sendiri pake 'emang gue pikir gue siapa?'

Seketika itu juga gue langsung yang sok-sok bercanda. Sok-sok bilang 'ih cewek lo lebay banget, lo tau sendiri gue cuma bercanda.' dan kata-kata garing semacem itu, padahal dalem hati gondok abis. Tapi lagi-lagi gue langsung tau diri. Ditambah temen gue yang super fudul langsing sms gue dan bilang kalau ceweknya itu update twitter marah-marah gitu tentang wall dari gue. FYI, pacarnya itu adek kelas gue. Berkerudung. Lebih tinggi dari gue. Lebih pinter dari gue. Lebih langsung dari gue. Lebih putih dari gue. Lebih tinggi dari gue *gue gak tau harus pake emote apa supaya lebih meyakinkan kalau dia emang lebihhhhh banget dari gue*

Tapi itu setahun yang lalu. Sekarang,..... Dia masih sama ceweknya....... Emang sih gue cuma naksir dan gak pernah punya pikiran buat jadian sama dia. Karena ada beberapa alesan, kayak misalnya ada sifat-sifat dia yang bikin gue males dan bukan tipe gue banget. Tapi, tetep aja kaaaan gondok itu adaaaa.

Beberapa bulan yang lalu dia sempet putus sama ceweknya dan temen gue sempet nyuport gue supaya gue deketin dia. Dengan dramatis gue langsung melototin temen gue itu dan ngomong dengan penuh harga diri. 'Gila kali! Dari ceweknya ke gue? Si Freddie juga mending hidup selibat daripada jadian sama gue!" Padahal dalem hati, 'Anjrit! Kalo aja gue lebih manis dari mantannya!"

Tapi.. Balik lagi ke cuma naksir ini. Inget yang pernah gue bilang ada beberapa sifat dia yang bikin gue males. Well, sewaktu dia putus dari pacarnya itu, gak butuh lama buat dia nyari cewek lagi. Ilfiel gak sih? Maksudnya, emang gak bisa apa nunggu beberapa bulan dulu buat dia tarik nafas gitu? Tapi yasudahlah... Namanya juga cowok. Lagian gak terlalu masalah karena gue kan cuma naksir dia. Waktu dia balikan sama ceweknya juga gue yang sok-sok ngendikkin bahu gue gitu, sambil ketawa sinis kalau itu kan cuma masalah sepele.

Dan sekarang. Menjelang kelulusan gue, yang sayangnya walaupun banyak hal negatif dari diri dia yang gue liat, entah kenapa gue masih naksir dia. Apa emang karena gak ada cowok yang deketin gue ya sampe akhirnya gue stuck di dia gitu? Akhir-akhir ini gue gak terlalu nganggep serius tentang hati gue ke dia. Balik lagi ke faktor ceweknya itu dan faktor sifat-sifat negatif dari dia itu. Tapi sayangnya, kata gue tadi, gue bingung mau move on atau enggak.

Intinya sih, kehadiran dia itu gak sampe bikin gue nangis-nangis tiap malem memohon sama Tuhan supaya dia tau perasaan gue kayak gimana. Naksir itu bukan berarti gue suka seratus

Page 8: #cumanaksirunite

8

persen sama dia kan? Jadi untuk sekarang gue nyoba buat santai aja dan terima kenyataan kalau gue emang naksir dia. Tapi gak senaksir itu buat nyoba ngedeketin dia... Pada akhirnya gue toh bakalan ketemu seseorang yang dengan gampangnya ngebuat gue lupain dia. Buat para jomblo kaya gue, naksir macem ini kan selingan yang menyenangkan buat kita-kita. Seenggaknya gue masih bisa ketawa seneng kalau gue sama temen gue mulai ngejoke pura-pura dia sama cowok taksiran temen gue itu pacar beneran kita. See...

Gue ngerti sepenuh hati kalau lo nganggep gue pathetic, mat. Saking patheticnya naksir cowok aja sampe se-ironis ini.... Huff... Gue udah kebal kok sama yang beginian. Yah, tapi tetep aja, sebagai seorang cewek gue juga pengen ditaksir sama cowok... Meskipun cowok yang naksir gue itu gak seratus persen, kaya cara naksir gue ke Frieddie..

Oleh: @anjanif Blog: http://anjanemanese.posterous.com/

Page 9: #cumanaksirunite

9

4 Ijinkanlah Aku Menciummu Satu Kali Saja

Ijinkanlah aku menciummu satu kali saja. Ini dari lubuk hatiku yang paling dalam. Bukan cinta, bukan komitmen. Hanya satu kali saja kecupan dari bibirmu, sudah lebih dari cukup untukku. Aku tidak bisa tidur lelap tanpa dihiasi mimpi-mimpi tentangmu. Semua tentang bagaimana aku menciummu, atau kau menciumku. Tidak pernah tentang masa depan kita bersama, hidup bahagia sampai akhir zaman. Sederhana saja. Aku menciummu, atau sebaliknya. Apakah itu berlebihan? Entah sejak kapan keinginan ini bersemayam dalam benakku. Semakin lama, ia semakin tak terkendali. Seperti kanker yang terus membesar. Menggerogoti semua akal sehatku. Melupakan fakta bahwa kita sekedar teman biasa, tidak lebih. Melupakan bahwa kita memang tidak pernah dekat. Lalu kenapa? Kenapa keinginan ini begitu meraja, sehingga aku otomatis melakukan apa-apa tanpa berpikir. Karena pikiranku selalu melayang membayangkanmu. Membayangkan seperti apakah rasa bibirmu. Kecupanmu. Apakah seindah dalam mimpi-mimpiku? Haruskah aku ungkapkan keinginan gilaku ini kepadamu? Apakah kau akan marah dan mengatakan aku tidak waras. Aku tidak ingin kau berubah memusuhiku, apabila suatu saat aku mendekatimu dan mengatakan begitu saja bahwa aku amat sangat ingin menciummu. Ataukah kau akan berkata bahwa kau juga bermimpi setiap malam di mana kau menciumku atau aku menciummu. Mungkinkah? Katakan apa yang harus kulakukan? Semalam saat aku melihatmu di seberang ruangan, berjalan bersama istrimu di tengah banyak orang. Aku hanya melihatmu, tidak yang lain, seakan seorang gadis dimabuk cinta pertama kali dalam hidupnya, hanya melihat pemuda pujaan hatinya. Hanya sekilas, dan ia tahu bahwa sang pujaan ada di sana, membuat detak jantung semakin cepat, membuat perasaan tak menentu, membuat kaki terasa lemas. Padahal aku tidak jatuh cinta... Aku hanya ingin menciummu. Satu kali saja. Bolehkah? <Dedicated to someone that keep on buggin' me through dreams from time to time> Oleh: @oesyil Blog: http://oesyil.blogdrive.com/

Page 10: #cumanaksirunite

10

5

Hiburan Semata Ini bukan kali pertamanya aku begini. Ya kalian boleh sebut aku suka bermain api atau frase apalah yang tepat untuk menggambarkan sifatku ini. Namun, aku juga tidak mau menyebut diriku bodoh atas tindakkanku karena aku tidak melakukan kesalahan apapun. Awalnya aku hanya iseng menambah teman di Facebook. Berterima kasih padanya dan dia merespon pernyataanku dengan sangat ramah. Bahkan aku sendiri tidak yakin masih ada orang seperti itu di dunia ini. Pria itu wajahnya tidak tampan, tetapi menarik. Hmmm. Tepatnya, manis. Bicaranya pun bikin aku geregetan karena dia begitu lucu. Aku sering tertawa membaca obrolan kita via BBM. Aku merasa dia terlalu percaya diri bahwa aku menyukai dirinya. Bukannya aku yang begitu, aku punya buktinya. Aku membaca sendiri dari ucapannya di obrolan itu. Aku: Kamu sudah nonton "Breaking Dawn" belom? Dia: Emang kenapa? Kamu mau ditemani? Aku: Kamu uda nonton? Dia: Belom sih. Emang kamu mau ditemenin? Aku: Bukan begitu. Aku cuma tanya aja kok. Aku merasa tergelitik sendiri melihat tingkah lakunya. Pada dasarnya, aku hanya berbasa basi saja. Namun, selalu saja ia menangkapnya berbeda. Seakan-akan aku ini ingin sekali berpacaran dengannya. Pernah satu kali, aku dapat bagian dari tugasku untuk mewawancarai dia. Ketika selesai mewawancarainya, aku meminta temanku untuk memotret dia. Karena lensa yang ia pakai tidak bisa untuk jarak dekat, temanku mundur agak banyak dari tempat kami berdiri. "Kamu geseran. Berdirinya di sebelah sana," kataku memberikan instruksi. "Lah. Bukannya kita foto berdua?" tanyanya bingung. "Hahahaha. Enggak lah. Itu kan buat dokumentasi majalah. Masa foto berdua," kataku sambil tertawa membaca sinyal kepercayaan dirinya yang cukup tinggi. Bukannya tidak mungkin aku berpacaran dengannya, namun aku memang tidak punya rasa apa-apa kepada dia. Hanya saja, aku ingin bermain-main dengannya. Bermain perasaan, mungkin. Naksir? Mungkin. Suka? Bisa saja. Jatuh cinta? Tentu saja tidak. Pacaran dengannya? Tidak pernah terpikirkan sampai sejauh itu. Namun, biarlah aku menikmati kepercayaan dirinya yang berlebihan itu sebagai hiburan semata. Oleh: @ndazzle Blog: http://plainspokenwords.blogspot.com/

Page 11: #cumanaksirunite

11

6 Ini Ceritaku. Kalau kamu?

Siapa yang setuju masa-masa naksir adalah masa-masa paling indah? Siapa yang setuju terkadang naksir itu tidak berarti kita harus pacaran dengan orang yang kita taksir? This whole idea about having a crush with someone it's the craziest ever. So, I would tell it to you who willing to read this story. Selama masa 17 tahun hidup. Ketika beranjak remaja dan harus mampu melewati masa transisi yang dari SD (cuman tahu pulang sekolah ke warnet buat main game online)-- ke masa SMP yang pulang sekolah harus seperti wajib membuka friendster (Ah, masa friendster itu adalah masa dimana huruf besar dan huruf kecil dicampur sedikit angka masih dimaklumi) orang yang ditaksir. Ketika SD dengerin lagu dari penyanyi yang disuka (Ah, masa dimana Sheila On7, Westlife, Blues, dan lainnya) harus digantikan mendengar lagu My Chemical Romance, Good Charlotte dan band rock-punk lainnya agar bisa lebih dekat dengan orang yang ditaksir... Selama dua tahun dengan masa jatuh cinta monyet yang kualami, sungguh merupakan masa transisi paling indah ketika kita paling tahu apa yang orang kita taksir itu kesukaannya apa. Tahun kelas 7 dan 8 dihabiskan dengan begitu indah. Masih ingat aku bau hujan dan harum jaket hitammu yang kamu pinjamkan untukku. Berlanjut ke tahun ke-9 dalam Sekolah Menengah Pertama. Di situ masa-masa taksir-menaksir kembali terulang. Tetapi aku tahu hal ini akan sama seperti sebelumnya. Tidak akan berlanjut hingga jenjang yang dinantikan banyak anak muda sehabis taksir-menaksir dan PDKT. Aku cukup sadar bahwa pada masa kelas 9 ini benar-benar harus sampai pada tahap naksir, tidak bisa lebih. Karena orang yang ditaksir sendiri sudah punya pacar (Which his girlfriend is my friend too). Tetapi memang cinta memang gila dan tidak pakai basa-basi akhir tahun kelas 9 tanpa ada penyesalan kata 'Aku suka kamu' ke orang yang ditaksir pun terlontar. Cukup kami berdua tahu-- Aku suka, kamu tidak suka. Tidak perlu pakai embel-embel 'PLEASE GUE NAKSIR LO. PLEASE JADI PACAR GUE.' terlontar dari mulut. Okay, itu lebih persis remaja ababil yang lagi kesurupan atau lagi belajar acting buat casting untuk FTV. Toh, sampai sekarang kami masih berteman baik. Setuju dengan filosofi obat dari patah hati sendiri adalah mencari hati yang baru kan? Di masa kelas 10 hingga sekarang ini bisa dibilang masa naksir itu datang lagi. Orang yang beruntung itu adalah teman lama. Orang yang dulu ketika kita anggap tidak penting tapi sekarang bisa sukses membuat galau di masa kelas 11 dan 12. Di mana ini bukan cuman sampai tahap naksir dan tidak bakal pernah sampai ke tahap pacaran (Because, I just don't want to).Ketika naksir bisa merubah segalanya. Merubah genre music kamu, merubah kebiasaanmu yang biasa cuman blogging menjadi youtube-ing, dan merubah pola tidur. Ketika tahap naksir berkembang jadi respon yang baik itu adalah perasaan terbahagia ke-sekian untukku (Tidak tahu kenapa rasa bahagia habis kentut atau ngupil masih lebih baik). Sebab, aku tahu apa yang aku mau-- tidak terikat commitment pacaran untuk sekarang ini. Memang manusia butuh status tapi tidak bearti your whole life based on your

Page 12: #cumanaksirunite

12

status. Sehingga tahun sekarang, kata 'naksir' masih sukses membuatku menjadi single yang bahagia. Kadang ketika naksir kita selalu minta tolong sama orang lain (Bukan minta tolong seperti di Masih Dunia Lain yang kayak 'TOLONG SAYA NGGA KUAT! NGGA KUAT' sambil dadah-dadah ke camera) buat cari tahu juga informasi tentang orang yang kita taksir. Entah kenapa hal itu juga menyebabkan kita jadi lebih dekat dengan orang lain tersebut. Bukan dengan orang yang kita taksir. Padahal estetika dari naksir itu adalah kita belajar setiap detail orang yang kita taksir. Mungkin kamu belajar waktu tidur dia, pola makan dia, kesukaan dia, pada hari Selasa dia punya aktivitas apa, kenapa dia tidak mau pergi sekolah jam segini, kenapa dia lebih senang di library, kenapa dia kadang mau punya waktu untuk sendiri, dan masih banyak. 'Karena cinta--gak peduli seberapa dangdutnya kata ini-- itu simpel, Ver. Cinta itu ngga perlu pake logika dan rumus-rumus 'Kenapa aku ngga boleh suka sama dia?'. Cinta itu bukan ajang coba-coba yang bisa kita dapetin dari acara The Bachelor, cinta itu lebih dari itu. Cinta itu ketawa gak jelas kalo baca smsnya, cinta itu liatin dia dari jauh sambil malu-malu, cinta itu jadi sering senyum-senyum sendiri. Cinta itu belajar cara masak karena kata orang cara paling gampang buat bikin mereka suka kita itu dari perutnya, cinta itu bela-belain tidur jam 3 pagi padahal tau bakal sakit.' -- Andrea Jadi kata naksir sebenarnya secara harafiah adalah hal yang dijabarkan sahebat saya. Sesimple, semudah, seindah dan serumit itu. Naksir kalau menurut @pergijauh 'Cinta itu gak butuh eksistensi, cuma aku-kamu tanpa sederet konstitusi' itu benar. Kata naksir hanya segampang itu kok. Terkadang ketika kita naksir dengan seseorang, kita juga harus mengenal The Art of Letting Go. Karena mungkin kita bisa jadi naksir dengan orang yang tepat dalam waktu yang salah... Karena pada sesungguhnya ketika kita hanya naksir kita sudah mulai jatuh cinta. Ketika kita naksir kita sedang belajar. Belajar mencari tahu apa saja hal-hal tidak penting yang terkadang bisa menjadi penting untuk hidup kita sesaat. Sebab hal-hal yang tidak penting yang kamu ketahui itu sendiri akan menjadikan kamu penting. Tetapi tidak semua hal yang tidak penting dan sesaat itu jadi penting buat kamu--akan bertahan lama. Sebab, cinta itu tidak selalu everlasting--kecuali cinta Tuhan pada kita. Aku, kamu dan kita mungkin akan ada fase dimana harus berhenti untuk mempelajari hal-hal yang tidak penting itu. Bersyukur kalau kita bisa terus belajar hal-hal tidak penting itu. Tetapi pada masanya mungkin kita harus berhenti. Bukan karena tidak sanggup untuk belajar tapi karena kesempatan belajar itu akan hilang secara tiba-tiba. Juga karena pada sesungguhnya: Estetika dari naksir itu ketika kita bisa tahu kehidupan orang yang kita taksir dengan mencari tahunya sendiri. Estetika dari naksir itu adalah suka satu arah. Estetika dari naksir itu adalah ketawa ketika sms-mu dibales. Estetika dari naksir adalah ketika orang yang kita taksir merespon lebih dari yang kita bayangkan tetapi kita tidak pernah menanggap itu adalah sebuah signal. Estetika dari naksir itu ketika sama-sama terbangun buat nonton bola. Estetika dari naksir itu adalah ketika orang yang kita taksir diam-diam juga mengetahui kita naksir dan pada akhirnya akan pura-pura tidak tahu. Estetika dari naksir itu ketika ke sekolah jadi semangat karena ada orang yang kita taksir. Tetapi buat saya, the most important thing about having crush is-- Estetika dari naksir itu

Page 13: #cumanaksirunite

13

cukup sampai diam dan lihat punggungmu berlalu terus meyakinkan diri bahwa untuk jadi temanmu dan menjadikanmu cerita di masa depan-- itu sudah lebih dari cukup... Having crush but don't make your crush become your crash.

Seperti Indomie. Ini cerita taksir-menaksirku, selanjutnya apa ceritamu? ☺ PS: Kepada anak muda di seluruh Indonesia. Kenapa sih harus in a rush dalam masa taksir-menaksir, maunya cepat-cepat dipacari dan memacari? Cinta itu bukan Bus Kota yang harus kamu kejar, sekalipun kamu kelewat satu Bus Kota kamu harus yakin akan ada Bus Kota yang lainnya dan di saat itu kamu udah harus siap jangan sampai terlewat lagi. Untuk sekarang kenapa tidak coba enjoy tahap taksir-menaksir dan PDKT? Sebab menurut survey yang ada 75% orang suka masa-masa taksir-menaksir ketimbang masa pacaran. Oleh: @veraciu Blog: http://vera-ciu.blogspot.com/ l

Page 14: #cumanaksirunite

14

7

Hujan Kita

Saat aku menulis ini.. Rintik air menyatu bersama dentingan piano lagu Martina Mcbride di netbookku. Aroma hujan menambah harum semerbak rasa yang selalu aku pertahankan.. Dan bulatan bulatan embun bening di jendela memantulkan sebuah wajah yang sangat aku kenal... Hujan benar-benar menyatu bersama elegi kerinduan.. Hanya saja kita tak pernah menyebut itu "hujan kita" Selalu saja hujanmu.. hujanku... Kisahmu... Dan juga kisahku... Aku tak pernah menyatakannya, tidak hanya karena orang yang masih kau sebut adalah dia masa lalumu..dia yang juga teman baikku.. Aku hanya memendam rasa dibawah hujan.. saat aku memandangmu terduduk di depan caffe Ayahmu.. Termenung memandang jalanan dan langit dengan mata sipitmu... Membasahi wajah lugumu dengan air langit.. Elegi hujan selalu menjadi kisah musim... Yang tersimpan hingga kini dan saat jarak memisahkan kita... Aku masih sendiri sampai saat ini... Masih menjadi sosok misterius yang berdiri di seberang rumah yang penghuninya telah pindah jauh... masih memandangmu di dalam kenangan hujan.. Aku akan tetap memendamnya, Hingga hujan yang takdir turunkan untuk menyatukan kita... Tidak dengan aku, kamu dan dia... tapi kita.. hanya kita... Oleh: @biolahitam Blog: http://hujankita.blogspot.com/

Page 15: #cumanaksirunite

15

8

Yakin #cumanaksir?

Aku suka dia sejak dia tersenyum di awal perkenalan kami. Aku suka dia sejak dia tertawa dalam canda yang tercipta di antara kami. Aku suka dia sejak dia membiusku dengan wanginya yang khas. Aku suka dia sejak dia membuatku tertawa dalam setiap tingkahnya. Aku suka dia sejak dia terbatuk-batuk kecil di belakangku. Aku suka dia sejak dia duduk dihadapanku dan mendengarkanku bercerita. Aku suka dia sejak dia menjadi “dewa-penolong” yang selalu ada di setiap saat aku membutuhkannya.

Aku naksir dia dalam diam secara diam-diam..

(Harusnya) aku (tahu kalau aku) naksir dia sejak dia menulis kata “Iloveyou” yang tidak pernah ditulis oleh orang lain.

(Harusnya) aku (tahu kalau aku) naksir dia sejak dia menawarkan sesuatu yang tidak pernah ditawarkan oleh orang lain.

(Harusnya) aku (tahu kalau aku) naksir dia sejak dia mencariku di saat orang lain tidak ada yang mencari.

Page 16: #cumanaksirunite

16

(Harusnya) aku (tahu kalau aku) naksir dia sejak dia menjawab pertanyaan yang tidak pernah ku tanyakan pada orang lain.

(Harusnya) aku (tahu kalau aku) naksir dia sejak dia menyempatkan waktu yang tidak pernah disempatkan oleh orang lain.

(Harusnya) aku (tahu kalau aku) naksir dia sejak dia memberikan dukungan dan selamat yang tidak pernah diberikan oleh orang lain.

Page 17: #cumanaksirunite

17

(Sekarang) aku (hanya bisa) naksir dia dalam diam secara diam-diam.. Menanti dia menyadari pe-naksir-anku..

Yakin cuma naksir? Aku hanya bisa menaksir, selebihnya… terserah dia.

Oleh: @fatmacit Blog: http://macitstuff.wordpress.com/

Page 18: #cumanaksirunite

18

9 Kakak-Adek

Setelah beberapa minggu berkenalan. Aku dan dia sepakat menyebut hubungan ini sebagai ‘kakak-adek’. Dimana aku yang terpaut usia 3tahun lebih muda darinya berada diposisi ‘kakak’ sedang ia sebagai ‘adek’. faktor usia kami kesampingkan begitu saja, seolah tak ada artinya.

Satu yang pasti. setelah dua bulan menjalin hubungan ini, kedekatan kami kian menjadi-jadi. kali ini tidak hanya memperbincangkan masalah hati, tapi sudah merambah ke politik, agama dan sejarahpun sudah menjadi santapan obrolan di tiap pagi.

yah!, kami memang punya waktu khusus untuk bertukar kabar. hanya di pagi hari saja, antara pukul 06.00 sampai 07.00 wib. selebihnya kami akan bersepakat untuk memendam cerita – yang kemudian hari cerita itu akan kami tumpahkan kembali tepat pada jam yang sama.

Pernah pula kami mengingkari kesepakatan itu, meski hanya satu kali. waktu itu pukul 19.00 malam. tiga buah ‘ping’ melesat cepat menderingkan handphoneku. tumben sekali ia bbm pada jam-jam seperti ini.

“kenapa?, sekarang masih jam 7 malam bukan 7 pagi.” balasku tak kalah cepatnya.

“aku lagi sedih, gak tau harus cerita ke siapa lagi :’(” balasnya lebih bahkan super cepat sekali.

Aku pikir emoticon ‘crying’ itu cukup untuk mempertegas kegundahan hatinya. tanpa menghiraukan waktu, semalam suntuk kami sibuk berbalas bbm-ria. meski terkadang aku cukup kelimpungan dalam pemilihan kata, entah kata apa yang tepat untung menenangkan hatinya. ia baru saja kehilangan teman dekatnya untuk selama-lamanya. bagaimana mungkin aku bisa meminta Tuhan untuk mengembalikan nyawa kawan dekatnya itu?. tapi aku iya kan saja.

”Tuhan, kembalikan nyawa sahabat dekatnya itu!, Amin.”

Meskipun ia sadar, bahwa do’aku itu terdengar sangat aneh. tapi setidaknya do’a kecil itu cukup ampuh untuk meredam gemuruh di otak dan hati yang porak-poranda itu. terbukti dengan emoticon ‘smile’ yang ia kirim menuju handphoneku. senang sekali bisa menghiburmu, adikku

Namun kawan, ketahuilah!, wanita itu sulit diterka. ada banyak arti dibalik senyum itu. Aku yang telah berpuas hati dengan emoticon smile itu ternyata salah kaprah, ia sama sekali belum ceria dalam artian yang sebenarnya. Aku mengetahui hal itu selang beberapa menit kemudian. saat aku meng-iya-kan ajakannya untuk webcaman. Terang saja aku jadi grogi dibuatnya. ini kali pertama aku melihat wajahnya, cantik luar biasa

Page 19: #cumanaksirunite

19

Di layar laptopku, ia bercerita sambil berurai airmata. Sampai-sampai aku merasa benar-benar tenggelam oleh airmata itu, aku kebanjiran duka. Jujur, aku memang tak bisa mengembalikan nyawa kawan dekatnya itu. Tapi satu yang pasti, membuatnya kembali tersenyum tulus, itu adalah kewajibanku. Akan ku coba!.

Entah apa yang merasuk kepikiranku malam itu. Hingga aku rela berdandan ala badut hanya untuk melihat adikku ini bisa benar-benar tersenyum kembali. Tak sedikit yang aku korbankan. Gantungan kunci bola basket aku potong dua, yang separuhnya aku taruh dihidung. Sedang seluruh wajah aku polesi dengan bedak bayi. Merasa kurang cukup aku mengambil spidol hitam permanen dan menggambarkan lengkungan berbentuk smile di pinggir bibirku. Dan……. AJAIB, trik ini berhasil, meskipun aku kewalahan menghapus bekas spidol itu, tapi aku bahagia bisa sukses menghiburnya.

“ah kau memang cerdas anak muda”. ucapku pada diri sendiri :p

setelah kejadian haru yang lucu plus memalukan itu, aku dan dia malah semakin lebih dekat lagi. Obrolan kami menjadi semakin lebih super lagi. Yah, tampaknya aku sukses berat melakoni diri sebagai kakak untuk adik yang lebih tua ini.

“aih super sekali bisa berkenalan denganmu anak muda”. Begituah isi pesannya pada akhir percakapan disuatu pagi.

“Hubungan ini bisa di ibarat tangan dan mata. Saat mata menangis, tangan akan menghapus airmata itu dengan sendirinya”. Yah, begitu katanya, begitu pula sebaliknya. Pun di saat-saat terberat dalam hidupku, selain kepada orang tuaku juga kepada adikku inilah aku mengeluhkan kisah. Mungkin, sesekali aku perlu menjewer kupingnya agar peran kakak-adik ini semakin sempurna untuk dipanggungkan di dunia yang penuh drama dan sandiwara ini :p

Begitulah kisah kami, kakak-adik antar provinsi. mungkin karna status ‘tidak pacaran’ inilah yang membuat hubungan ini menjadi erat. Menurutnya, pacaran itu justru banyak pamrihnya, sedang kakak-adik tidak demikian. tapi entahah. yang jelas ini cerita dariku, mana ceritamu?

*ujung-ujungnya malah ngutip iklan ppfftt…*

Oleh: @ifdalsukri Blog: http://sesatsesaat.com/

Page 20: #cumanaksirunite

20

10 Someday!

13 tahun lalu bocah kecil hitam manis lari-lari kesetanan di siang bolong, dia berteman terik di sepanjang umurnya. sungai, laut, lapangan bola, pekarangan rumah, kali mati, sekolah, basket adalah kehidupan nya dulu_mungkin hingga kini. dia tetap indah dibalik pekat warna kulitnya. disaat bentuknya yang kesetanan itu, teman2 dekat sempat menjodohkan kami 'anak2 kecil masa lalu'. berhasil, usaha mereka membuat aq kecil 'naksir' setengah mati. 'naksir' padanya, pada dia teman masa kecilku, yang sekaligus menjadi pujaan hati banyak orang saat ini. beberapa saat lamanya kita terpisah karna keadaan, kebutuhan yg berbeda, dan kesempatan yang berbeda. seiring berjalanya waktu, ketika suatu saat kita kembali pada keadaan dan kebutuhan yang sama, sempat berfikir dan bertanya dalam hati.. 'mungkinkah dia jodoh yang tuhan telah titipkan??'. karena di setiap hari hampir tak ada sedikitpun kabar yang terlewati tentangnya.. selalu ada saja cerita dan kabar tentang dia. di setiap kesempatan meski dengan kondisi kita yang jauh berbeda (yes he's so famous right now!!), pesonanya masih tetap ada bahkan tak pernah hilang sampai saat dimana jarak dan waktu hanya setipis kapas sekarang. tapi masing-masing dari kita tetaplah memiliki jalan sendiri-sendri.. dia telah bahagia dengan orang lain saat ini, dan akupun kurang lebih sama (part ini aq benar2 berat). walaupun diriku tetap keukeuh 'naksir' dia mulai dari adegan lari-larinya ditengah terik 13 tahun lalu sampai sekarang toh tidak bisa mengubah apapun, dia sudah berbahagia dgn seseorang yang kebetulan tuhan percayakan sebagai sahabat terdekatku, yang seharusnya tidak aq kecewakan hatinya. :) kisah 'naksir-naksiran' itu pun terkubur, bahkan sangat malu untuk melihat kebelakang. bahwa sudah tak penting lagi meninggikan ego untuk sesuatu yang sudah tidak lucu lagi sekarang. untuk membayangkan bersamanya saja, aq harus terbahak-bahak mengingat kembali lelucon gila teman-teman dulu, walaupun aq kecil juga sangat menikmatinya (tidak munafik untuk yang satu ini). sering mendengar bahwa jodoh, maut, rejeki ada di tangan tuhan.. maka doaku, semoga dia mendapat jodoh yang sesuai dengan keinginanya. kalaupun nanti dia berjodoh denganku, mungkin di sepanjang usia, kenangan masa kecil itu akan jadi sejarah yang terus menerus akan aq ceritakan dengan semangat ke keturunan kami *sambil tertawa tentunya*. pertanyaan kepada tuhan : siapa sebenarnya jodohku?? kalau memang ada di tangan tuhan, di tangan sebelah mana kah tuhan menyimpan jodohku?? kiri atau kanan? *ah lupakanlah pertanyaan itu* ;p. tapi tuhan cukup berikanlah aq jodoh yang tepat pada waktu yang tepat.. :) perkenankanlah kami (aq dan jodohku nanti) sebelumnya saling naksir-naksiran yaaa :) Oleh: @raniepoenk Blog: http://ranroology.blogspot.com/

Page 21: #cumanaksirunite

21

11 Pengagum Bukan Penggandeng

Wajahmu terlalu indah untuk disebut sebagai manusia, meski manusia sempurna adanya mungkin kau adalah 'masterpiece' ciptaan Tuhan. Teman-teman sudah banyak yang menyindir dengan susunan kata demi kata yang tercipta tapi itu tak akan merubah fondasi hubungan kita yang telah terjalin 3 taun kebelakang. Sejenak aku ingin bercerita tentang skenario dalam menjalin hubungan terlebih dahulu;

Penjelasan Ilmiah; Saat pertama ditemukan kita gak akan henti-hentinya bersyukur sama Tuhan karna sudah dipertemuin sama 'someone', Melihat senyumannya rasanya sejuk sekali apalagi matanya yang indah berbinar. Tanpa pikir panjang akhirnya beraniin diri buat kenalan "entah bagaimana caranya pokoknya harus kenalan",susana pergolakan hati saat itu.Setelah itu kita saling tegur sapa, pendekatan tanpa ikatan terus dilakukan, kita jalan bareng entah kemana entah dimana tanpa arah..Tertawa bersama membuat kita terpaksa mengungkap cinta tapi ditolak, Usaha lagi deketin lebih intensif, nembak lagi dan kali ini akhirnya jadian. Senang seru untuk awal, ditengah perjalanan udah gak ada rasanya malah basi.break untuk beberapa musim akhirnya putus beneran lalu kita kehilangan kontak dengannya mungkin hati saat itu kecewa, marah. tapi setelah diem-dieman untuk waktu lama akhirnya kita temenan lagi dengan keadaan kaku. Aku benci skema hubungan seperti itu, daridulu selalu begitu.Lebih baik tak ada aturan dalam hubungan.Lebih baik kita berpegang tangan untuk sesekali tidak untuk sepanjang hari. Kita gak perlu memuji, merayu,kita hanya bicara seperti biasa adanya. Aku menyukaimu dan tak ingin memilikimu tapi kamu harus bahagia. Itu kenapa aku lebih memilih menjadi pengagum bukan menjadi penggandeng. Oleh: @ade_yanuar Blog: http://whenalienstrycry.blogspot.com/

Page 22: #cumanaksirunite

22

12 Ternyata lebih menyakitkan, cinta yang tanpa suara

Permulaan

Sebut saja namanya Clara (bukan nama sebenarnya), walau nama ini tampak begitu ke-bule-an untuknya. Dia sepupuku, dan dia perempuan. Sehingga dia bukanlah laki-laki. Terus-menerus bercerita seperti ini, sama saja menunggu sepatu hak tinggi 7 centi mendarat tanpa halangan di pipi.

Baiklah, ini kisah nyatanya sewaktu SMA.

Jadi ceritanya, sepupu saya ini ternyata pernah mengalami masa kelabilan. Pernah ada pada masa-masa centilnya perempuan. Pertama kali masuk SMA, dia seperti anak-anak lain, suka sama kakak kelas, yang namanya Egi (bukan nama samaran). Menurut dia, mereka sering curi-curi pandang. Tapi, mungkin memang sudah jalannya Tuhan, sehingga dipertemukannyalah dia dengan Daniel (bukan juga nama samaran), yang adalah teman Egi. Ada yang Clara rasa berbeda dari diri Daniel. Ya jelas beda, namanya juga lagi jatuh cinta.

Clara selalu punya caranya sendiri supaya matanya bisa bertemu pandang dengan Daniel. Dia biasa menggunakan alasan-alasan tertentu hanya untuk bisa sekadar memandang. Bodoh? Aneh? Lucu? Mungkin tidak. Mungkin itu cinta.

*****

“Lo kenapa sih nggak bilang aja sama dia? Daripada terus-terusan nikmatin dengan cara yang kayak gini?” Tanya salah satu teman Clara. “Eh, cewek duluan nyatain perasaan ke cowok tuh, nggak ada ya di dalam kamus gue.” Clara bersikeras. “Kalo nanti gue nemuin kamus lo, liat aja, bakal gue bakar! Biar lo susun lagi tuh kamus, dan men-sah-kan sikap cewek yang nyatain perasaan duluan ke cowok.” “Fine, selamat berjuang!” Clara tersenyum simpul.

Penyesalan yang terlambat, sangat terlambat

“Bener nggak sih yang selama ini anak-anak bilang? Kalo lo suka sama gue?” Ucap Daniel saat mereka jalan berdua. “Yaelah elo, percaya banget sih kata-kata mereka? Nggak usah dimasukin hati deh.” “Iya juga. Mana mungkin lo suka sama gue, ya?” JEDANG! Nyesel? Nggak usah ditanya. Kalo bisa balikin waktu, mungkin Clara nggak usah mikir dua kali lagi. Tapi bukannya nasi sudah menjadi bubur? Bukannya yang bisa dilakuin cuma nambahin bumbu biar rasanya jadi lebih nikmat?

Perempuan yang bernama Chika

Page 23: #cumanaksirunite

23

“Eh, bolot! Sini dulu, lot!” Panggilan ‘khusus’ Daniel untuk Clara. “Eh Kak Daniel! Apa kabar?” “Sini dulu, dong. Kenalin nih!” Di sebelahnya, ada sesosok perempuan yang Clara tak kenali. “Halo, Clara.” Clara menjabat tangannya. “Chika.” Chika menyambut. “Cewek gue, lot.” Entah Daniel menyadarinya atau tidak, ada sebagian dari raut wajah Clara yang nampak tak acuh, ada sebagian dari hati Clara yang nampak tak rela. “Oh. Eh, niel, gue pulang dulu, ya. Dah, semua!”

Daniel berlari menghampiri Clara, “Lot, ntar dulu! Lo mau pulang sama siapa?” “Eh, denger ya, gue mau pulang sama genderuwo kek, semau-mau gue dong! Apa urusan lo? Udah ah, gue mau balik.” Clara meninggalkan Daniel. Entah sedang memikirkan apa, yang pasti, yang Clara ingin hanya supaya Daniel bisa merasakan sakit hati yang dirasakannya. Aneh? Mungkin iya, mungkin juga cinta. Namun sejak itu, mereka lost contact. Clara berusaha mati-matian untuk menghindari Daniel. Caranya berhasil, dengan sebagian besar bantuan dari teman-temannya.

*****

“Lo kemana aja, lot?” Tanya Daniel, ketika akhirnya ditemuinya kesempatan, untuk mereka bisa ngobrol berdua. “Gue nggak kemana-mana. Emang lo kira gue kemana?” “Gue kayaknya nggak pernah ngeliat lo lagi. Lo ngilang gitu aja. Gue kira, lo udah nggak sekolah disini.” Clara hanya bisa diam. “Yaudah, nggak usah dijawab. To the point aja ya gue, lot. Kenapa semenjak gue kenalin lo ke cewek gue, lo jadi berubah?” Lanjut Daniel, yang lebih dari blak-blakan. “Gpp, gue lagi stress aja, soalnya lagi mikirin kepindahan gue ke London.” “Lo mau pindah, lot? Kapan?” “Nggak tahu pasti, cuma nggak lama lagi-lah gue disini.” Clara ngerasa sukses, dia akhirnya bisa nyakitin Daniel. “Yaudah, lo sukses ya disana, lot. Take care.” Nah, salah. Daniel ternyata biasa aja. Dan Clara juga ngerasa cukup gondok. Kalo bahasa kerennya, mission failed.

*****

Pernah sewaktu pulang sekolah, dengan segenggam keberanian yang telah dibubuhi ragi, Clara nyamperin Daniel. Daniel kaget. “Kak Daniel, apa kabar sih? Gimana sama chika?” “Eh, tumben lo nyapa gue. Baik-baik aja kok kita.” “Oh, yang awet deh kalo gitu.” Yang ternyata adalah ‘Damn! Belom putus lo?’ yang terselubung.

*****

3 tahun yang lalu, jarak yang memisahkan mereka, jarak pula yang mempertemukan mereka kembali. Clara akhirnya memberanikan diri menceritakan lagi semuanya dari awal. Bukan,

Page 24: #cumanaksirunite

24

bukan karena ingin memiliki Daniel lebih dari batas yang dia miliki, tapi karena memang ada hal-hal yang perlu diceritakan kembali. “Lot, kalo gue tahu ini dari awal, gue lebih baik milih lo daripada Chika.” Ucap Daniel ketika mengetahui semuanya. Tanpa disangka, air mata kembali bermula. “Niel, coba lo pikir. Kalo gue maksa cerita sama lo, kalo ternyata lo lebih milih gue, kalo kita jadian, kebayang nggak dengan apa yang udah gue lakuin ke Chika? Gue mutusin tali jodoh lo berdua! Emang gue sejahat itu, ya? Gue masih punya hati kali, niel. Udahlah, kita kayak gini aja. Gue udah nyaman dengan hubungan yang kayak gini.”

Setelah pernikahan Clara

Daniel lagi ngeliat foto-foto nikahan Clara; “Tuh kan, gue udah bilang, lo cantik kalo pake gaun kayak gitu, lot.” Komentar Daniel. “Udah deh, niel, jangan mulai. Lo jangan nyia-nyiain apa yang udah gue korbanin ke elo selama ini.” “Ternyata bener ya kata pepatah. Cewek baik itu, nggak dateng dua kali.”

Tidak ingin berbicara, bukan berarti tidak mau bersuara. Namun sejatinya, ada sayup-sayup keegoisan yang harus disimpan rapat-rapat.

Catatan: sewaktu menceritakan tentang ini, sepupu saya lagi masak nasi goreng, jadi nggak konsen. Nasi gorengnya malah berasa manis.

Oleh: @estipilami Blog: http://estipilami.wordpress.com/

Page 25: #cumanaksirunite

25

13 Untung Cuma Naksir

Manis.. terlalu manis tepatnya, kalau mengingat-ingat lagi kenangan itu. Ya meskipun tidak lama, tetapi aku merasa masih memiliki rasa yang lain kalau bertemu dengannya, atau sekadar melihat fotonya, membuatku tertawa kecil jika melihat percakapan kita di facebook/twitter, rasanya seperti itulah.. susah juga kalau harus diungkapkan. Jujur saja, aku bahkan tidak tahu harus membuat percakapan seperti apa untuk ceritaku ini, mungkin karena itu.. terlalu susah diungkapkan.

Awalnya aku pikir semua kelakuannya padaku hanya sekadar guyonan, aku pun merasa biasa saja. Tapi, entah kenapa semakin hari semakin tak bisa dijelaskan. Aku pikir perlakuan dia yang seperti itu tidak hanya untuk aku, ya aku lihat memang tidak hanya aku yang diperlakukan seperti itu. Tapi, ini berbeda. Lebih dari sekadar yang kukira. Aku perhatikan lama kelamaan, dan akhirnya aku biarkan mengalir begitu saja.

Namanya Adi, hmm mungkin itu nama yang biasa orang memanggilnya. Dengan postur yang tinggi dan agak aneh kalau berjalan, tetapi wajahnya yang cukup rupawan dan sikapnya yang sangat menghargai perempuan, rasanya semua perempuan pun ingin memiliki pacar seperti dia. Di sekolah, kami duduk satu barisan, cukup dekat sehingga kami bisa sering bercanda.

Namun agak aneh kalau dilihat beberapa bulan terakhir. Sikapnya padaku, terkadang membuat aku tertawa sendiri dirumah/dijalan, kalau mengingatnya. Yang pertama, ah aku bahkan tidak tahu mana yang pertama, mungkin ini awalnya atau apalah aku lupa, karena terlalu banyaknya, Saat itu suasana kelas tidak terlalu tegang, aku lupa sedang ada pelajaran apa. Saat aku sedang ngobrol -dengan teman sebangku-ku, tiba-tiba sebuah kapal-kapalan dari kertas menabrak kepalaku..

“Siapa ini (yang melempar)?”

“Gua..”

“Kenapa?”

“Gua suka sama lu….”

Seketika aku hening, membalikkan badan lalu kembali ngobrol dengan teman sebangku-ku. Dalam hati aku berpikir apakah dia benar-benar sedang waras atau hanya iseng. Ya sudahlah, kubiarkan.

Yang berikutnya, ketika itu anak-anak sedang melakukan praktek router. Aku ingat waktu itu ada aku, dia, dan temannya. Kita sedang ngobrol, aku memainkan kipas tangan, lalu kipas itu terjatuh dan ia mengambilnya. Ia melihatku sebegitu aneh dan

Page 26: #cumanaksirunite

26

dalamnya, seperti orang yang sedang mencari sesuatu. Tiba-tiba mulutnya melontarkan ucapan yang lagi-lagi membuatku hening.

“Gua cinta sama lu……”

Hening terhening-heningnya. Temannya hanya tertawa-tawa sambil meledekku. Ini sudah dua kali dia berucap yang ngawur. Kalau sampai ada yang selanjutnya, mungkin ini ada yang lain, pikirku. Ternyata benar, terlihat dari perlakuannya. Dia selalu memanggil namaku jika sedang lewat dihadapannya, menarik tanganku ketika dia diluar kelas dan aku ingin masuk kelas, meletakkan kedua tangannya dibahuku, melihatku sedalam-dalamnya sambil tersenyum, dan banyak lagi.

Yang ini juga lucu, saat aku baru saja sampai didepan kelas, kemudian dia menyuruhku untuk berpindah posisi yang ia tidak tahu dimana, ia menutup matanya dan berusaha mencariku. Ini juga lucu, kita memang punya kebiasaan memberi coklat satu sama lain. Saat aku sedang makan, dia datang ke tempatku tapi aku tidak menyadari kalau sebenarnya ia sedang memasukkan coklat ke dalam bungkusan makananku. Dan aku pun sering diam-diam menaruh coklat di tasnya.

Ada lagi, saat itu aku di dekat jendela dan dia dibawah, sedang berjalan bersama teman-temannya, baru saja dari kantin. Tiba-tiba saja dia mendekat ke arahku padahal dia ada di bawah.

“Di…ngapain lu disitu, cari cewek?”

(Dia tetap tersenyum seperti biasa, dengan senyuman yang luar biasa itu)

“Mana Di, ceweknya?”

“Tuh..” (Tangannya dengan jelas dan persis menunjuk ke arahku)

Aku diam. Lalu aku kembali lagi ke tempat dudukku. Begitulah keseharianku dengan dia. Aku yang suka memainkan rambutnya ketika baru sampai di kelas, Aku yang suka menemaninya waktu dia sedang mengecat kelas, Aku yang selalu menaruh coklat di tasnya/sekedar memberikannya langsung, Aku yang selalu senang dengan tatapannya, senyumannya, perhatiannya, caranya berbicara, caranya memegang kepalaku, tanganku, caranya menggodaku, dan caranya memperlakukanku dengan begitu manisnya.

Ah, padahal aku sudah menghayal-hayal kalau dia menyimpan rasa, Bahkan aku sendiri pun baru sadar kalau aku memiliki perasaan lain. Tetapi aku tahu, aku tidak betul-betul cinta. Aku jarang mengingatnya sekarang, ketika aku sedang bersama teman-teman yang lain, Aku jarang tersenyum-senyum sendiri sekarang. Aku tau aku jarang melakukan itu semua karena aku tau dia sedang jatuh cinta dengan seorang perempuan.

Aku baru mengerti, antara cinta dan suka itu berbeda. Aku yang akan tetap sayang padanya, kapanpun, sebagai seorang teman, yang akan selalu berusaha ada buat dia. Aku baru sadar karena aku pun ternyata masih mencintai seseorang yang lain, yang dari dulu ku cintai. Aku benar-benar sadar, kalau aku cuma sekadar naksir dengan Adi.

Page 27: #cumanaksirunite

27

“Hey, lo tau ga tik kenapa Pelangi cuma keliatan setengah? Karena setengahnya lagi ada di mata lo. itu jujur dari hati…………”

Oleh: @tiktikbumwer Blog: http://ilovem5.wordpress.com/

Page 28: #cumanaksirunite

28

14 Dua RIZKY

2007 namanya Rizky Gatot Febriansyah. aku mengenalnya ketika awal studi strata satu-ku sebagai mahasiswa Public Relations. ya, kali pertama melihatnya aku tahu dia tertutup dan pendiam. mungkin misterius adalah kata yang paling tepat untuk menggambarkannya. nama depan kami sama, sama-sama berawalan 'RIZKY' dan itulah yang selalu menyebabkan kami selalu mengangkat tangan bersamaan ketika absen mulai dibacakan. ya katakanlah Ibuku 'mencontek', karena dia lahir 5 tahun lebih awal dari aku (ini kata lain untuk menggambarkan bahwa aku masih muda hehehe...) aku cukup tertarik saat itu, apalagi ketika kami mulai bertukar nomor telepon. pesan-pesan singkatnya selalu membuat aku ingin lebih tahu dia. hingga akhirnya aku berkata pada diriku, "ya aku naksir kamu gatot". sampai akhirnya, aku tahu dari seorang sahabat dia (juga) naksir aku tapi sayangnya, saat itu aku sudah bersama orang lain.... 2008 pertengahan tahun, aku dan si orang lain itu berpisah. dan Gatot-pun 'kembali' lagi ke dalam hari-hariku. masih penuh perhatian, sama seperti setahun yang lalu. tapi entah kenapa, rasa naksir-ku dulu kian hanya menjadi sekedar 'naksir' saja. kata teman-temannya yang juga kenal denganku, dia masih naksir berlebihan padaku (baca : ingin memacariku). aku masih ingat betul rasa kecewanya yang diungkapkan pada satu teman baikku. waktu itu awal bulan puasa, Gatot yang selesai kuliah lebih dulu ternyata sengaja menungguku hanya untuk mengantar aku pulang kerumah, yang kenyataannya pada saat itu aku sudah terlanjur janji pada teman-temanku. ah, aneh rasanya diperlakukan terlalu istimewa seperti itu. aku mungkin sudah tahu dia naksir aku, tapi dia tidak pernah mengatakannya secara langsung padaku entah kenapa. sampai akhirnya di ujung tahun aku memutuskan untuk bersama dengan sahabatku. saat itu butuh waktu panjang bagiku agar berani mengatakan pada Gatot dan akhirnya dia tahu kalau aku tidak sendiri dari teman baikku. aku tahu, itu pasti amat menyakitinya dan itulah kali pertama aku menangis karena orang yang aku taksir (dulu). 2009-2010 2 tahun perjalananku dengan orang lain ternyata belum membuat Gatot menyerah begitu saja, aku agak kaget ketika tahu dia tetap bertahan dengan posisinya yang notabene (masih) naksir aku. ditengah ledek-ledek bercandaan teman-teman, dia masih tetap mencoba bersikap apa adanya. malah terkesan polos dan mengacuhkan aku. seorang

Page 29: #cumanaksirunite

29

teman berkata padaku soal Gatot dan kesempatannya untuk memilikiku dan itu membuat aku berpikir. sejahat itukah aku sampai aku tidak memberi sebuah kesempatan ? atau aku yang terlalu cepat memutuskan untuk bersama orang lain padahal ada dia di salah satu opsiku ? en-tah-lah... ingin rasanya aku mendengar nama lain untuk jadi 'korban' naksirnya, siapapun itu. tentu saja selain namaku. tapi sayangnya, aku belum pernah mendengarnya. hal itu membuatku merasa sedikit bersalah... 2011 tahun ini aku memutuskan berpisah dari teman baik yang kemudian menjadi pacarku. aku-pun dan Gatot sudah tidak pernah intens berkomunikasi lagi, hanya sesekali saat waktu-waktu khusus. sama seperti 2 minggu lalu saat aku berulang tahun, sebuah mentions di twitter dia kirimkan untukku. ucapan ulang tahun sederhana. aku cukup kaget karena dia masih ingat tanggal ulang tahunku ;) dia (Rizky Gatot Febriansyah), masih naksir aku dan (masih) ingin memilikiku. dia masih ada di tempatnya, tak berubah sejak 2007 lalu. dia masih baik dan penuh perhatian. namun dia tak pernah bisa memacariku. aku (Rizky Amelia Islonaully), masih mengakui kalau aku pernah naksir Gatot (dulu). aku masih merasa dia begitu menginginkanku, tapi entah kenapa sampai saat ini dia tidak pernah bicara secara langsung soal hatinya, soal cintanya padaku. dan itulah salah satu alasan, aku tak ingin dipacarinya. Oleh: @ameliaharahap Blog: http://messynauli.blogspot.com/

Page 30: #cumanaksirunite

30

15 Part of My Life: Lovelogica

Putus cinta seperti disengat lebah. Awalnya tidak terlalu berasa tetapi lama-kelamaan bengkaknya mulai terlihat.

Hahay geli banget sama kutipan itu..

Pengalaman saya, yang memang baru-baru kemarin disengat tawon di kamar yang entah masuknya dari mana.. Awalnya berlagak biasa aja, cuma kaget, cuma dikasih minyak kampak. Selang berapa lama tanda-tanda inflamasi: kalor, lubor, dolor, sedikit tampakan tumor tanpa fungsiolesa

Hahay,

Awalnya bisa cekikikan ke kampus walau sedikit disorientasi hanya membawa tas tangan dan masih bisa cerita ke temen ngakak ngikik kalau barusan putus. Namun saat sepi, mulai kerasa sakitnya juga yaa..

Lalu menyendiri, berusaha mengerti kesalahan apa yang udah diperbuat, dan nangis.

Ayo donk move on?!

Rasanya sudah.. sudah lebih 2 tahun mencoba mengenali, menjajaki, membuka pintu hati. Ibaratnya mencoba menemukan warung makan yang menu makanannya bervariasi setiap hari tapi cocok dengan selera kita. Sudah, sudah menemukan beberapa alternatif restoran yang okey! Dengan pertimbangan jaraknya dekat, tempatnya okey, masakannya okey, harganya juga okey

namun sesuai hukum permintaan-penawaran ekonomi,,

Jika harga semakin murah maka permintaan atau pembeli akan semakin banyak dan sebaliknya. Jika harga semakin rendah/murah maka penawaran akan semakin sedikit dan sebaliknya.

Damn!

Dari kualitas yang ditawarkan resto yang okey harganya juga mendukung okey, tentunya pelanggannya okey, banyak!

Disini, dari cinta diam-diam menjadi terang-terangan..

Jatuh cinta yang indah berakhir dengan fraktur hepatica.

Hahay ironis.

Page 31: #cumanaksirunite

31

move on lagi donk!

Okey move on lagi, dan keinget postingan ini dengan kata-kata ini,

“Bisakah kau berhenti mengetuk bila tak berniat masuk?!”

zZZzzz

Galau kronis! Bingung dengan beberapa penyerang maju-mundur

Helooo apa saya begitu menakutkan..

La la la la

Skip deh..

Waktu mungkin obat yang paling baik untuk semua luka. Setelah berdamai dengan masa lalu, baru bisa belajar untuk kembali punya hubungan.

Entah ini sial “jatuh dilubang yang sama” atau keajaiban, masih baru-baru ini, lagi-lagi putus-nyambung–nyambung-putus. . .

Memulai kembali mempunyai hubungan. Berangkat dari mencari orang yang membuat gue nyaman, gue pun kembali dengan mantan pacar gue dua tahun lalu. Dia memang selalu ada buat gue, dan kesalahan apa pun yang gue buat, dia pasti terima. Dia sayang sama gue apa adanya, bukan ada apanya. Dan hal tersebut adalah perbedaan yang besar. (Raditya Dika – Manusia Setengah Salmon hal. 244)

Akhirnya nggantung, belum menemukan titik temu goal final!

Hmm.. Jujur, saya tidak pernah secara terang-terangan membicarakan hal ini. Terlalu memikirkan apa yang mereka semua pikirkan kisah cinta yang tidak semulus jalan tol, terlalu nanggung untuk berputar arah kembali, dan masih sangat jauh untuk berjalan ke depan sampai tujuan.

Beginilah prosesnya dan saya masih terus belajar…

Oleh: @charismatikaSD Blog: http://chasyide.wordpress.com/2011/12/26/part-of-my-life-_-lovelogica/

Page 32: #cumanaksirunite

32

16 Terkesan

Aku terkesan padamu sejak lagu pertama yang kaunyanyikan malam itu. Syahdu. Meski aku tahu pada siapa lagu itu tertuju, aku pura-pura tak membaca. Suaramu menjernihkan segala buruk prasangka dalam kepala. Aku, suka.

Aku terkesan padamu sejak konsensus makan malam pertama itu. Kau bertanya dan kuberikan beberapa rekomendasi meja. Bukan karena bingung, hanya saja, apa pun pilihanmu, aku pasti turut serta. Lagipula, pilihanmu istimewa. Aku, suka.

Aku terkesan padamu sejak percakapan pertama setelah menahun melihatmu, malam itu. Aku tak banyak bicara bukan karena keki. Justru tiap kalimatmu ialah hal yang begitu kunikmati. Lepas, seperti bocah sumringah menceritakan mainan barunya. Aku, suka.

Aku terkesan padamu sejak kali pertama berada sejarak satu kursi dalam perjalanan pulang malam itu. Dingin yang semestinya dibawa malam sejenak merupa kehangatan dalam beberapa jenak diam kita menatap jalanan. Meski lampu-lampu remang, juga dadaku, tapi aku suka.

Aku terkesan padamu sejak malam yang belum juga bisa kuulang. Ah!

Jakarta, 27 Desember 2011

Oleh: @ndigun Blog: http://ndigun.wordpress.com/2011/12/27/terkesan/

Page 33: #cumanaksirunite

33

17 Bukan Jatuh Cinta Diam-Diam

Aku tengadahkan tanganku keangkasa, aku selipkan namamu diatasnya, kemudian memejam mata sambil berkata dalam hati, “Aku mencintainya, Tuhan. Bisikkan rindu ini padanya, pelan-pelan”. – Doaku sore ini.

Sebulan terakhir ini, aku mengamati gerakmu. Mengikuti setiap langkah kakimu melalui mayanya dunia. Mereka bilang aku “Stalker” atau “Kepo”, hal tersebut bisa saja membuatmu sakit hati, katanya. Ah, bagiku asal aku bisa tahu banyak tentang kamu, aku bisa saja lebih mudah mengenalmu, siapa saja yang sedang dekat denganmu, bukan masalah besar bagiku, justru itu sangat membantu. Tapi kiranya aku salah, tahu banyak tentang kamu, membuat aku semakin jauh dan memilih mundur dan kecewa. Mereka benar, tidak enak menjadi seorang “Stalker”.

Tapi aku berpikir lagi, mencintai seseorang yang mencintai orang lain merupakan hal yang sering aku lakukan, tetapi setelahnya mundur tanpa basa-basi. Padahal sebenarnya masih bisa mencintai diam-diam kan? Tanpa harus berharap memilikinya adalah suatu keharusan. Ya, aku masih bisa mencintai kamu diam-diam. Ya, aku adalah yang masih memantau kamu, dari dunia maya.

Kamu adalah seorang penyair yang handal, setiap tulisan yang kamu coretkan dalam kertas (ah, maksudku dalam blogmu), setiap bait dalam puisi yang menghenyakkan hati, suaramu yang kamu upload pada soundcloud-mu, foto-fotomu yang lucu, segalanya tentang dirimu, ah, apakah kamu sama sekali tak berpikir betapa mudahnya kamu untuk dicintai? Sekalipun seringnya kamu menunjukkan cengkeramaanmu bersama yang kamu cintai, tak membuatku berhenti sampai disitu.

Setiap hari aku mengikutimu, sampai tanpa sengaja mengetahui selisih umurmu dengan pacarmu sangat bebeda jauh, hingga tahu juga kalian berbeda agama. Hal tersebut membuat diriku semakin semangat untuk tahu banyak tentang kalian, sama sekali bukan niat untuk mengacaukan, tetapi sungguh, aku sangat mengagumi pengorbanan percintaan dengan gap perbedaan agama bukanlah hal yang mudah, tetapi keras. Aku tepuk tangan untuk kalian untuk hal itu.

Beberapa hari yang lalu, tanpa sengaja juga aku mengetahui kalian memilih jalan sendiri-sendiri dan memutuskan hubungan. Senang, tapi sedikit iba. Ah entahlah, yang pasti, perasaanku kepadamu tidak berubah sedikitpun.

Jatuh cinta diam-diam? Tidak sepertinya, semalam aku sudah mengatakan aku jatuh cinta pada tulisan dan penulisnya lewat twitter, diapun menjawab “tentu saja, tidak ada yg melarang seseorang untuk jatuh cinta pada siapa saja :)”. Tuhan, aku semakin jatuh cinta.

Tahukah, aku sama sekali belum pernah melihat dirimu di dunia nyata, aku hanya melihat dirimu dalam kata-kata. Tapi tahukah, Tuhan pernah mengirimkan dirimu pada satu dari seribu mimpiku yang bahkan hanya kamu dan beberapa yang aku ingat.

Page 34: #cumanaksirunite

34

Sekarang, aku hanyalah orang lain bagimu, seseorang yang asing. Tapi nanti, kita pasti bertemu di dunia nyata. Hingga akhirnya kamu tahu, aku lah yang pantas.

yang awalnya #cumanaksirunite tapi lama-lama jadi jatuh cinta beneran :))

Oleh: @soniaanggi Blog: http://soniaanggyyaniar.blogspot.com/2011/12/bukan-jatuh-cinta-diam-diam.html

Page 35: #cumanaksirunite

35

18 Waktu Itu (Aku) Buta

Apa yang kamu lihat adalah apa yang kamu mengerti Apa yang aku tunjukan adalah apa yang aku sesali Waktu itu (aku) buta Mata dan hati Rasa dan indera Apa yang kamu kira adalah prasangka Apa yang aku sangka adalah cinta Waktu itu (aku) buta Mungkin karena luka Dari mereka yang tadinya kusetia Tuban, 27 Desember 2011 Oleh: @anggasht Blog: http://nerdsayshit.blogspot.com/2011/12/waktu-itu-aku-buta-cumanaksirunite-cc.html#links

Page 36: #cumanaksirunite

36

19

Kamu yang Tak Tergapai

Dulu,hmm skitar 6 tahun yang lalu, sewaktu masih ababil pake rok abu-abu pernah punya gebetan anak kelas sebelah..disaat tahun trakhir kami selalu bersama bahkan berjuang melanjutkan kuliah pun bersama.sayangnya akhirnya kami kuliah beda kota tapi tetap keep in touch dan berusaha saling bertemu. D saat mata ku hanya tertuju padanya tiba-tiba menemukan fakta bahwa lelaki yang selalu bersamaku ini telah lamq menjalin cinta dengan teman ku sendiri. Akhirnya aku memilih mundur dan minya maaf dengan si ceweknya.yg sebenarnya aku bingung yg ku tau dia memiliki kekasih yg lain. D satu sisi aku kecewa membiarkan dia menjadi bukan yg terbaik buat ku, di satu sisi aku tidak mau mengambil milik orang lain. Akhirnya setelah 2 tahun.. Saat telah agak dewasa,aku dan lelaki itu kembali bersama. Tapi tidak pernah lagi ada niatan untuk menjalani lebih. Hanya sekedar jalan-makan-nonton bersama.

Biarlah seperti ini saja.tidak lebih.

Oleh: @yaya_ruskariadi Blog: http://isitminetokept.blogspot.com/2011/12/kamu-yg-tak-tergapai.html

Page 37: #cumanaksirunite

37

20 Brondong Lovers

Ini pertama kalinya selama 16 tahun gue hidup, gue naksir adek kelas.. Kejadiannya waktu gue kelas 9 SMP dan brondong itu kelas 7 SMP. Sebut saja namanya Rizal (sensor). Dan beginilah kronologisnya....

Gue inget banget saat itu adalah hari Senin dimana setelah upacara pagi temen gue yang namanya Icha ngedatengin gue dengan tampang yang seperti dikejar pocong pake daster. Tiba tiba dia bilang gini, 'Sha, sini deh, aku kasih tau adek kelas ganteng yang katanya emang banyak temen temen kita yang suka.' Dengan setengah hati, dengan langkah gontai gue nurut aja tuh dibawa Icha ke kelas adek kelas itu. Alah....sesudah melihat tampangnya, gue nimpalin 'Ya ampun chaaa....jelek kali. Ganteng darimana?? Botak pula' Tapi Icha ga peduli gue mau ngomong dia jelek atau gimana. Dan satu hal ternyata yang bikin Icha bener bener terkena brondong fever adalah...tadi pagi selagi upacara si Rizal pingsan dan tepat di depan Icha, yaa singkat maksud si Rizal itu jatuh di dekapan Icha (ciyeee elah gaya banget dekapan). Seperti laga laga film hollywood alhasil Icha langsung tertusuk panah cinta tu adek kelas.. Tapi mat.....setelah berjalan beberapa waktu. Sepertinya tu adek kelas berdoa sama Allah biar gue ngejilat kata kata gue dulu. Gue tiba tiba kena sengatan cintanya juga mat, istilahnya First Sight. Badannya itu lohhh.....atletis banget aaaaaaa :' Dia emang atlet loh, tapi kulitnya tetep putih padahal gue tau olahraga yang dia sukai itu harus terus berada di bawah terik sinar matahari, rambutnya juga udah gondrong muehehehehe. Semenjak saat itu gue bener bener naksir tu adek kelas. Gue cari info tentang dia dari berbagai sumber. Lewat temen gue yang juga satu eskul sama dia. Gue malah sempet berani beraninya minta no hp tu brondong. Gue juga minta tolong ke temen gue itu biar ngejalanin apa yang gue udah rencanain. Gue buta banget saat itu sob, sampe sampe gue minta tolong seperti ini, gue minta tolong temen gue buat misscall gue dari hp brondong itu. Nanti gue punya rencana buat nanya balik, ini no siapa dan blablabla lainnya. Tapi temen gue ngejalaninnya kurang beruntung sob. Bisa dibilang dia malah bikin rencana gue berantakan. Singkat cerita gue ganti no hp...... Gue mikirin cara apalagi yang bakal gue pake biar bisa deket dan kenal sama dia (tapi tetep ga ngarep buat jadian). Hari Sabtu, gue beraniin diri ke kelasnya ditemenin sobat gue, Tia. Gue dateng ke kelasnya adalah untuk.........minjem buku matematiknya. Parah! Bego banget emang! Buat apa coba minjem buku kelas 1? Tapi gue tetep stay cool dan memegang teguh alesan gue yaitu gue disuruh guru Matematik gue buat pinjem buku kelas 1 dan mencatat soal soalnya untuk persiapan Ujian Nasional. Nah, pinter kan gue! Muahahahahaha :D Dan yak, berhasil. Malah sempet direkam saat saat gue pinjem buku ke dia sama Tia (tapi gatau deh tuh video udah lenyap apa belum). Rencana gue selanjutnya adalah....Sms dia. Yak mau gamau gue duluan kan akhir akhirnya yang sms dia. Gue inget aja saat itu H-1 hari ulang tahun gue, gue perjalanan mau ke Bandung. Gue sms dia kurang lebihnya gue bilang gini 'Hai, Rizal ya? Ini gue kakak kelas lo yang tadi siang minjem buku lo. Save ya' Elaaaaaaaaah apa banget ya huahahahaha. Terus dia bales sms gue cuy, kalo dibaca kata katanya dan mengingat gimana bentuk wajahnya kalo lagi ngomong gue bisa bilang dia bakal lucu banget kalo ngutarain apa yang dia sms ke gue sekarang.

Page 38: #cumanaksirunite

38

Selama perjalanan sampe gue touchdown Bandung gue ditemenin dia smsan =)) What a wonderful night! Gue bilang saat itu. Besoknya hari ulang taun gue, pengen banget si brondong itu tiba tiba sms dan ngucapin happy birthday or lalala~ Tapi gimana caranya?!?!?!? Masa gue harus bilang, Hi dek, gue ulang tahun hari ini, ucapin dong....apa banget. Singkat cerita, gue ga diucapin happy birthday atau apapun di hari ulang taun gue itu. Besoknya hari Senin, gue ketemu dia loooooh dan dia senyum. Selasanya sobbbbbbbb....entah Allah punya rencana apa buat hambanya yang sedang kasmaran ini, masa ya, gue bisa foto bareng dia, ceritanya gue sama Tia dateng ke kantin disaat Rizal lagi duduk sama temen sekelas Tia, dan Tia ngajakin kita semua foto bareng. Emang Tia tuh ngertiin bangeeeet ih :* Tapi seiring berjalannya waktu gue bener bener lostcontact sama dia, sesibuk itukah gue waktu menghadapi UN? Entahlah........yang jelas ini adalah pengelaman naksir brondong yang bener bener gila sob! Engga pernah gue sebelum ini huahahaha. Sekarang gue udah bener bener gatau gimana kabarnya, yang gue inget sekarang adalah ini tahun ke-tiga dia duduk di SMP, tahun depan dia akan menjadi siswa SMA disaat gue kelas 3 nanti. Gue yakin disaat ketemu lagi nanti nanti gue gapunya rasa apa apa lagi sama dia. Iyalah ini adalah #cumanaksirunite. Malah yang ada gue mungkin bakal ketawa, iyalah...sekarang aja ketawa ingetnya =)) Oleh: @shasafira Blog: http://shfraysh.blogspot.com/2011/12/brondong-lovers-cuma-naksir.html

Page 39: #cumanaksirunite

39

21 Cinta Itu Diam

(dari celah kecil hatiku ada kamu)

Sore itu, dari sudut kantin, cukup lama aku memandangimu. Mungkin, kau pun sedikit menyadari kehadiranku yang menghampiri alam bawah sadarmu. Hiruk-pikuk yang seolah menjadi musik latar perjumpaan semu itu kian menenggelamkanku dalam lautan emosi jiwa. Kau disitu, dan aku disini. Kita terpaut beberapa langkah, dan masih kunanti letupan empati dari kontak emosi yang kupertunjukkan saat itu.

Detik demi detik berlalu..

Menjadi menit per menit…

Akhirnya, momen istimewa itu tiba, sebuah ledakan emosi membahana di segenap inti reaktor emosiku. Kau mengacuhkan tatapanku. Aku melayang. Terhalusinogen oleh pandanganmu. Sorot matamu bagai ekstasi. Dan jadi candu bagiku.

Waktu seolah berjalan amat lambat saat itu. Dan ku menikmati tiap detiknya. Memori itu bagai parasit yang merekat kuat dalam ingatanku.

Hari demi hari berlalu. Kau selalu menggandeng anjing kesayanganmu. Kemana pun kau melangkah, dia seolah menjadi tabir yang menghalangiku untuk sekedar menikmati wajahmu itu. Bukan! Bukan aku takut kepadanya. Aku takut kau nanti akan lebih membela anjing kesayanganmu ketimbang aku. Dan itu hanya akan merusak romansa yang tengah kubangun saat itu.

Bulan berganti bulan, semua berlalu seperti biasa. Kita saling mengerti, saling memahami. Tapi tak bisa dan tak berani mengubah keadaan. Semua tetap kaku. Dan kita saling membisu. Semua terajut dalam tiap perjumpaan semu. Aku ingat saat itu, dalam percakapan hangat dengan ayahmu. Kau bahkan terkesima, tak kuacuhkan lagi keberadaanmu saat itu. Tapi kurekam senyummu dimalam itu. Begitu syahdu, aku melayang jauh seolah menatap bidadari dihadapanku.

Setiap saat anjingmu menghilang, aku akan hadir. Aku adalah hantu. Dan kau adalah misteri dari semua pertanyaanku. Kau begitu sempurna, tapi apakah kau akan menyempurnakanku? Kita dari dua dimensi yang berbeda, akankah kita bisa bersatu? Kau begitu baik, akankah kau membaikkanku dalam segala kekuranganku?

Pertanyaan itu terus berputar-putar di otakku. Menggoyahkan pondasi keteguhanku. Aku hampir mencintaimu.

Melalui status yang kau perbaharui di jejaring sosial itu kuikuti kamu. Apapun yang kau curahkan, menjadi bahan perenunganku.

Page 40: #cumanaksirunite

40

Dan… Sebuah berita gembira kudapati saat itu.. Kau lepaskan anjing setiamu.. Dan entah untuk alasan apapun, itu terdengar menyenangkan. Setidaknya tabir yang selama ini membatasi kita akan sedikit berkurang. Aku bahagia. Hirupan nafas serasa lapang, dada ini bergetar senang. Apakah aku berdosa telah bahagia diatas derita orang lain, Tuhan?

Namun, kurasa kita memang tak ditakdirkan bersama. Terlalu sulit untuk kita menyatu. Mata adalah jendela jiwa. Dan kau tahu, aku amat peka dengan itu. Namun, matamu… Seperti jendela berkaca gelap seratus persen dan berketebalan tiga inchi. Tak mampu aku sekedar mengintip kedalamnya. Apa isi hatimu tak pernah kutahu. Kaulah misteri bagiku.

Tak sedikitpun kata cinta terucap dari mulutku. Dan kupertahankan itu. Kubiarkan rasa ini mengendap di palung hatiku. Ini sungguh aneh, perasaan nyaman saat berada bersama orang yang tidak bisa kau cintai. Hanya bisa mengagumi dari kejauhan. Hanya bisa mengamati tanpa menyayangi. Cinta itu diam. Cinta itu tak pernah terucap. Cinta itu diam. Dan diam itu adalah emas. Cinta itu diam. Dan diam itu bukan berarti tak bertindak. Diam itu pun bukan berarti mundur. Ya, aku memang menyukai kamu. Aku naksir sama kamu. Tapi, ini berat, aku tak bisa mencintaimu. Dan itu adalah lebih baik untuk kita saat ini.

Aku terduduk dalam keheningan. Saat kuketik tulisan ini, sambil membayangkan wajahmu. Berharap akan ada momen kita menikmati petrichor berdua. Aku sangat menikmati petrichor, seperti kecintaanku pada hujan yang pernah menahanku bersamamu. Wewangian itu seperti dari surga, membasahi tanah yang tandus dan gersang. Mungkin itulah perasaan orang yang sedang jatuh cinta. Menikmati petrichor yang membuatnya melayang jauh.

Tahun pun berganti, dan kau kini sendiri. Aku masih tak mampu mencintaimu. Kuendapkan perasaan ini. Aku tak mau jatuh dan tenggelam lebih jauh. Ya, kutegaskan sekali lagi. Aku memang menyukaimu. Mengagumi segala keindahanmu. Tapi kau bagaikan malaikat bagiku. Jadi, biarkanlah cinta ini tetap diam. Kututup rapat-rapat hatiku untukmu, kubiarkan celah kecil. Disitu kuletakkan segala kenangan indah tentangmu.

Oleh: @AwankRicardo Blog: http://iwakbiroe.wordpress.com/category/kumpulan-fiksi/

Page 41: #cumanaksirunite

41

22 Cinta Dalam Semangkuk Bakmi

Jika cinta dapat diibaratkan seperti semangkuk bakmi, mungkin “cinta” dalam cerita saya ini termasuk mie instan. Terjadi begitu saja. Begini:

Saya pernah naksir seseorang. Cuma naksir. Mungkin bukan naksir. Hanya kagum saja. Kapan terjadinya? Kemarin. Dan berakhir hari ini. Penyebabnya? Terlalu banyak menonton serial Korea. Dan mengapa secepat itu berakhir? Karena saya sudah selesai menonton serial itu sampai episode terakhir. Kenapa saya bisa naksir? Karena lelaki itu tampan, penyayang, cerdas, jujur, dan baik hati. Yah, seperti tokoh “jagoan” dalam kebanyakan film lah. Lalu kenapa saya tidak ingin memacari dan dipacarinya? Karena dia hanya tokoh fiktif. Dan rumahnya jauh. Dan saya tidak bisa berbahasa Korea.

Sekian cerita saya. Memang pendek, karena kalau “cuma naksir” memang tidak perlu banyak kata untuk menceritakannya. Cinta memang dapat diibaratkan seperti semangkuk bakmi. Mudah putus, mengenyangkan, disukai hampir semua orang, dan banyak jenisnya. Dan “cinta” saya kali ini adalah mie instan Korea yang ditaburi potongan kimchee. Tunggu. Saya tersedak. Kimchee-nya menyangkut di tenggorokan. Beri saya minum, Han Kang. Sarang hae. Sumpah! Saya sarang kepadamu!

#cumanaksirunite

Oleh: @ Dear_Connie Blog: http://poeticonnie.tumblr.com/post/14866984057/cinta-dalam-semangkuk-bakmi

Page 42: #cumanaksirunite

42

23 Sekedar untuk Dicintai, Tapi Tak Perlu Dimiliki

#cumanaksirunite ku itu kakak kelasku di kampus, baru saja lulus setahun yang lalu. Aku memanggilnya Mister Tenor. Kenapa begitu? Karena dia juga pernah jadi bagian dari anggota paduan suara kampus, dan dia berada di barisan suara Tenor. Suara merdunya selalu bikin aku merinding disko. :))

Sebenarnya aku tak kenal dekat dengannya, aku hanya tahu dia kakak kelasku, dan juga kakak dari temanku. Aku sering latihan paduan suara bersamanya, tapi tak pernah ada percikan api-api cinta. Aku hanya tahu dia berwajah manis dengan kulit yang tidak terlalu putih, hmmmm.. Sesuai memang dengan kriteriaku. Tapi yah cuma sekedar enak dipandang.

Sampai suatu waktu….

Setahun yang lalu, tepatnya 4 Desember 2010, Mister Tenor wisuda, aku dan anggota paduan suara yang lain ikut mengiringi jalannya prosesi wisuda. Waktu itu Mister Tenor tidak menyandang status single. Yak! Dia sudah punya pacar, dan pacarnya hadir di acara wisuda itu. Bahkan aku sempat kenalan dengan pacarnya. Kata teman-temanku sih, pacarnya terlihat tua, tak seimbang dengan usianya yang masih SMA. Dan, yang lebih mengejutkan waktu aku lihat orang tuanya Mister Tenor, ternyata papanya adalah guru IPA ku waktu masih SD, dan aku sangat tidak suka pada guru itu. Menurutku terlalu galak dan menyebalkan. Ternyata dunia itu sempit, sodara-soadara!

Beberapa bulan sejak selesai acara wisuda, aku tak pernah mengingatnya lagi. Aku tetap bertemu dengannya di misa Gereja, saat paduan suara bertugas. Yah, walaupun dia sudah alumni. tapi dia tetep membantu paduan suara yang sering kekurangan anggota dibagian tenor.

Kemudian dia putus dengan pacarnya. Aku tahu dari facebook, karena pacarnya berteman denganku di facebook. FYI ajah nih, yang nge-add duluan itu pacarnya, beberapa hari setelah wisuda, tahu-tahu ada friend request dari dia.

Untung aku kenal dekat dengan adiknya, jadi untuk membuktikan kabar itu bener atau nggak aku konfirmasi ke adiknya. Dan, adiknya bilang mereka resmi putus, dan nggak tahu jelas apa penyebabnya. Mister tenor ini terlalu mengejutkan, tiba-tiba jadian, tiba-tiba putus. Dan, nggak ada seorangpun yang tahu kapan waktu dia PDKT.

Dari sinilah awal aku titip salam sama Mister Tenor lewat adiknya. “Wah, sudah putus yah, kasian yah.. Kalo gitu aku titip salam yah buat kakakmu. Kan dia jomblo, jadi nggak apa-apa donk titip salam.” begitu kataku. Besoknya, besoknya dan berlanjut aku titip salam terus untuk Mister Tenor. Saat aku tanya apa tanggapannya, adiknya bilang Mister Tenor cuma senyum-senyum doank. Berawal dari titip salam, sejak saat itu setiap kali ketemu

Page 43: #cumanaksirunite

43

dengannya selalu deg-degan, salting, dan semua tingkah bodoh orang yang sedang dijatuhi asmara.

Tapi tak ada niat dalam hati sedikitpun untuk mendekatinya, sms pun hanya sekedar buat ngajak dia tugas bulanan di gereja, selebihnya tak pernah. Tak ada basa-basi, tak ada keingin tahuan dia sedang apa, sudah makan ato belum, atau apa yang sedang dipikirkannya, aku cuma bisa broadcast message selamat tidur!

Kemudian dari pacar adiknya - yang juga kakak dari temanku, aku tahu kalo dia orangnya cuek, dan akhirnya aku juga tahu, penyebab putusnya dia sama mantannya karena kecuekkannya yang terlalu berlebihan itu. Yah, wajar sih itu, mana ada cewek yang betah diperlakukan seperti itu, punya pacar, tapi nggak kayak punya pacar, makanya si cewek memutuskan untuk mengakhiri hubungan yang berusia 6 bulan tersebut. Kabar lain lagi, 6 bulan itu waktu yang maksimal buat si Mister Tenor jadian, tak ada yang pernah bertahan lebih dari 6 bulan.

“Kalo kamu bisa tahan pacaran selama setahun sama dia, aku sujud sembah di kakimu.” begitu kata temanku. Aku cuma bisa mengelus dada. Sebaiknya jangan jadian, kalo kamu nggak kuat dicuekin.

Aku juga tidak pernah merasa bahwa ketika aku menyukai seseorang berarti dia harus menjadi milikku, meskipun khayalan-khayalan bersamanya itu ada. Bagiku dia adalah sosok yang sekedar untuk dicintai, tapi tak perlu dimiliki.

Sekian! :)

Oleh: @shevillamarsha Blog: http://senjadanhujan.tumblr.com/post/14866365674/sekedar-untuk-dicintai-tapi-tak-perlu-dimiliki

Page 44: #cumanaksirunite

44

24 Fans a la Chococino's Lover

"Hei Ara, that's your prince charming!", kata Nina sambil menunjuk seorang cowok yang sedang berjalan melewati mereka. Aku sebenarnya mendengar perkataan Nina namun aku lebih memilih berpura-pura tak memperhatikan cowok itu walaupun sampai Elly menyikut siku tanganku. Ampun tengsin dong! Huh, aksi sahabatku terkadang memang sedikit...umh, ya menjengkelkan. Tapi disisi lain aku bersyukur banget punya sahabat seperti mereka, Nina dan Elly. Banyak hal yang aku suka dari mereka, baik, royal, dan aku bangga dengan rasa solidaritas mereka. "ah payah lu Ra, dah ilang tuh orangnya", kata Elly "malu tauuu. Seandainya tuh orang tahu kita perhatiin gimana hayo?" "bagus dong kalau tahu, tinggal minta kenalan aja hahaha", sahut Elly dengan cepat. "hahahahaha", Nina pun tertawa. Ya itulah sahabat aku, jail. Bisa jadi mereka seperti itu karena bosan lihat aku yang cuma bisa ngagumin seseorang tapi ga pernah diungkapin. Tapi ya mau gimana? aku ga kenal siapa namanya, alamat rumahnya dimana, dan is he a single? sebenarnya pertanyaan terakhir ga pantes juga buat bahan pertimbangan seorang fans. Ya fans, sekedar fans untuk saat ini. Karena aku ga terlalu banyak berharap. Terkadang hari terasa begitu cepat atau memang karena aku aja yang ga sadar sama waktu. Elly dan Nina sedang praktikum di lantai dua, aku berbeda kelompok praktikum sama mereka. Alhasil aku berjalan sendirian menelusuri kampus menuju kantin. Teriknya matahari membuat kerongkonganku mengering namun langkahku nyaris terhenti ketika aku melihat seorang cowok yang baru saja menaiki sepeda motornya-dia orang yang selama ini menarik perhatianku dan sekarang dia lewatin aku, tapi sepertinya ada yang aneh. "Hei apa tadi dia senyumin aku ?" Ah! andai saja kaca helmnya tak menutupi wajahnya. *** Jika diibaratkan sebuah tangga, harapan aku naik satu anak tangga setelah kejadian dibalik kaca itu. Dan mata aku sudah terbiasa dengan kehadiran dia yang - hanya beberapa detik hadir di hari-hariku. Tapi dalam beberapa detik itu aku ngerasa cukup bagi seorang fans. Ya, Fans - Aku, Cassandra seorang fans dari cowok itu (@#$*?!!). Fans yang ga tahu identitas idolanya karena yang aku tahu hanyalah dia bukan dari fakultasku karena aku tidak pernah menemukannya masuk ke dalam gedung fakultasku. Aku sempat berfikir, aku ini fans macam apa? hahaha. Biarlah.

Page 45: #cumanaksirunite

45

Berhari-hari sudah berlalu begitu saja dengan kebiasaan aku yang suka lihatin dia dari jauh. Terkadang dia ga melintas di hadapan aku, aku nunggu. Kamu itu sudah membuat candu layaknya aku yang kecanduan chococino di setiap hariku. Namun kenapa hari ini kamu berjalan di hadapan aku dengan beberapa cewek menuju gerbang keluar. "hmmm...mungkinkah diantara mereka ada satu yang berpredikat pacarmu?” Aku terduduk dengan hati yang tak mendapatkan jawaban apapun. Hanya memperhatikannya dengan mereka hingga sosok itu pun menghilangg di balik gerbang kampus. *** "jangan Ara, jangan bertingkah aneh pllliiiis jangan, jangan, jangaaaaaaaaaaaan!" Hati aku teriak-teriak kegirangan sedangkan otak aku kasih interuksi agar aku tetap dalam keadaan sadar dan.............................................................................gagal ! SALTING ! Akhirnya yang aku lakuin adalah pencet tombol handaphone aku dan telepon temen, nanyain keberadaannya padahal dia sudah sms kalau dia ada di depan laboratorium. Oh Tuhan! Aku akhirnya bergegas menuju laboratorium tanpa menoleh sedikit pun. Fikiran aku seakan memutar sebuah rekaman video yang terekam disana selama aku berjalan. Di sana, direkaman itu, ada dia dan aku walau sebenarnya ada yang lainnya juga namun bayangan dalam videoku itu hanya ada aku dan kamu. Dalam rekaman itu aku berjalan menelusuri koridor gedung dan saat aku menyadari siapa yang ada disamping aku-berjalan berdampingan dengan dia! Kali ini jarak aku kurang dari satu meter! Great! HEI DUNIA APA KALIAN LIHAT?? AKU JALAN BERDAMPINGAN SAMA DIA??!!! Seandainya kamu tahu apa yang terjadi sama aku saat kamu berada disamping aku. Aku bahagia setelahnya, kenapa aku bilang setelahnya? karena saat itu terjadi aku ga rasain apa-apa. Fikiran aku, hati aku, tingkah aku, semuanya blank. Semua tak terkendali. Namun setelahnya aku tahu, aku bahagia walau itu sudah berlalu dan hanya terjadi dalam persekian detik. Walaupun kamu ga tahu kehadiran aku disamping kamu tadi. Seenggaknya aku tahu kalau tadi yang disamping aku itu kamu. My prince charming. *** "andai saja aku punya facebooknya atau akun lainnya, huh", gerutu aku dalam hati. Handphone yang sedari tadi aku utak-atik ga jelas, bolak-balik lihat kalender. Ga ada yang special sama tanggal hari ini atau besok dan bahkan besok-besoknya lagi gerakan ini hanya reflek gerakan karena bosan. Hari ini, aku tahu kamu ga ada di kampus. Aku merasa

Page 46: #cumanaksirunite

46

kehilangan sesuatu yang berharga. Terdengar berlebihan memang tapi entahlah, aku bosan karena ga ada kamu, ga ngelihat kamu. "kenapa sih aku mesti beda kelompok praktikum sama Elly dan Nina? aku kan jadi bosan ga ada mereka, ga ada dia juga di kampus. Kok jadi ga karuan gini", ujar aku ke diri aku. Akhirnya aku melangkah ke kantin mungkin segelas es kopi chococino bisa membuat aku lebih baik. Tapi ternyata ga berhasil ningkatin mood aku kali ini. Suasana disini panas, gerah, plus otak aku yang penuh kebosanan membuat trik peningkatan mood dengan chococino kali ini gagal. Aku pun melihat sekeliling aku sambil mengaduk-aduk gelas yang ada di hadapan aku. Aku inget, disini, pertama kalinya aku lihat dia sama temen-temennya makan siang. Dan aku juga sama temen-temen aku makan siang. Tempat ini memang sudah menjadi langganan sebelum aku ketemu sama dia. Mulai saat itulah aku suka lihatin dia. Ya, aku ngefans sama dia sejak pandangan pertama. Emang ada yah fans pada pandangan pertama? haha Akhirnya aku mulai senyum-senyum sendiri dan mood aku berangsur membaik. Saat aku sadar aku di tempat umum muka aku langsung berasa panas. Mungkinkah muka aku berubah jadi warna soas tomat? Oh Tuhan! Aku pun langsung kembali bersikap seperti biasa dan nahan ketawa dengan tingkah aku yang kadang sering salting ini. I do not know who you are but why do you always have the corner of my mind? ...first sight... ......smiling own...... ..........awkwardly......... oh! sampai kapan aku kayak gini? *** “siap?”, tanya Nina dengan tatapan serius. Aku hanya membalas dengan menganggukkan kepalaku. Hari ini kami bertiga akan melakukan sesuatu untuk mencari tahu identitas cowok itu setelah sekian lama kami hanya memperhatikannya dari jauh. Kami merencanakan untuk mewawancarai cowok yang sudah lama ku kagumi itu. Kami pun mulai beraksi, kami mendekat dengan perekam suara, buku dan pulpen selayaknya orang yang akan melakukan wawancara berita. “permisi, boleh minta waktu sebentar ga?”, tanyaku pada dia dan teman-temannya “ya, boleh mbak”, jawab mereka. “gini, saya dan teman-teman saya mau wawancara kalian tentang teknologi di kalangan mahasiswa, ini untuk tugas kelas. Bisa bantu kami kan?”, tanyaku lagi.

Page 47: #cumanaksirunite

47

“ya mbak bisa”,jawab mereka. Tiba-tiba teman satu kelasku menegurku. “eh Ra, ada apa?”, tanya Riska. “oh gak apa-apa kok”,jawabku segera. “lho tadi katanya buat tugas kelas, emang tugas mata kuliah apa?” DEG! “ehm..itu lho yang itu pak siapa namanya tuh…”, kata Elly sambil terbata-bata. “eh mas, mbak maaf yah lain kali kita wawancaranya. Makasih yah mas, mba”, kataku terakhir kalinya. Karena kami semua pun langsung pergi dengan menyeret tangan Riska. Sepanjang jalan saat kami menyeretnya dia menanyakan kebenaran tugas tersebut namun kami tak menanggapi pertanyaannya. Karena gara-gara dia, akhirnya usaha kami gagal total. *** Akhirnya jam kuliah pun selesai, kampi pun keluar dari kelas. Tiba-tiba tawa kami pun tak tertahankan jika mengingat hal memalukan yang terjadi di kantin itu. “hahahahahha”, suara tawa kami membelah kesunyian toilet wanita di gedung fakultas kami. “ah malu banget kemaren, gak kebayang mukaku kaya apa”,kataku “hahahahahaha”, tawa kami. “gimana? Masih mau usaha?”, tanya Elly. “entahlah”, kataku putus asa. “tapi menurutku apa ga sebaiknya kita udahin aja? Terlalu terobsesi juga ga bagus kali”, kata Nina. “ya juga tapi aku sukaaaaaaaaa”, kataku dengan nada manja. “ya aku sih terserah, yang penting sahabat aku bisa seneng, aku seneng”, kata Elly. “oooohh to twiiiit”, sambil berpelukan. Kami pun melanjutkan berjalan keluar kampus, namun saat hendak keluar gerbang kampus aku melihat dia, dia dengan seorang cewek. Huh! *** Beberapa hari telah berlalu saat aku terakhir kali melihat dia dengan seorang cewek. Bayangan itu masih nampak jelas dalam fikiranku. Apalagi saat aku sedang sendiri seperti saat ini. Elly dan Nina sahabatku pergi ke Mall saat aku praktikum tadi dan sampai sekarang belum menghubungiku. Aku pun duduk di bangku kantin paling pojok menunggu hari senja dengan segelas chococino seperti biasanya. Aku keluarin handphone dari tas aku. Aku buka menu handphone aku dan aku ambil headset, aku nyalain daftar lagu yang ada di

Page 48: #cumanaksirunite

48

handphone aku. Lagu sudah mengalun di telinga aku, namun tiba-tiba lagu itu hanya samar terdengar terganti oleh sebuah suara. "Semua yang kita inginkan terkadang tidak bisa kita dapatkan semuanya, mungkin kita hanya mendapatkannya sebagian dari list harapan kita atau tidak sama sekali. Dan sering kali seperti itu dan akhirnya kita mengeluh. Tapi apa mengeluh akan mengubah sebuah kenyataan? Tidak! Tuhan mengejarkan kita secara langsung dalam hal ini. Karena kita di tuntut untuk bersabar. Jika sesuatu yang kita inginkan tak bisa kita dapatkan yakinlah Tuhan akan memberimu sesuatu yang lebih dari yang kita inginkan. Itulah janji Tuhan" Itulah kurang lebih kata-kata yang aku denger semalem di radio. Kini kata-kata itu tergiang di telinga aku.Kata-kata itu nyadarin aku akan sesuatu hal bahwa aku - Cassandra mulai sekarang aku bakal jadiin elu bintang aku. Ya, Bintang aku. Hanya sekedar bintang layaknya bintang di langit. Bintang yang terlihat indah saat kita melihat kearahnya, sangat indah saat melihatnya dari jauh. Dan fikiranku terhenti pada kata "jauh". Jauh-jauh-jauh dan jauh. Terlalu jauh untuk menggapai sebuah bintang. Dan tanga aku udah ngerasa lelah untuk ngegapai bintang aku. Beberapa hari yang lalu adalah hari-hari yang indah dimana aku terobsesi buat deket sama elu, namun sekarang aku sadar. Aku sadar dari awal aku cuma fans elu dan mungkin hanya sekedar itu. Mungkin disatu sisi aku terlihat menjadi pecundang yang menyerah begitu saja, tapi aku bukan pecundang. Ini perubahan, melangkah maju kedepan dengan pilihan aku. Inilah hidup, penuh dengan pilihan. Aku melihat sekitar aku, sepi. Mungkin karena sudah menjelang senja, mahasiswa pagi sudah pulang. Mata aku berkeliling ke semua arah kantin sambil meminum segelas chococino aku yang sudah hampir habis. Dalam hati aku berbisik,"di sini, tempat aku pertama kalinya ngelihat kamu dan disinilah aku mengakhirinya. Karena udah saatnya aku fokus ke kehidupan aku. Terima kasih yah udah nyinarin hari-hari aku". Dan hari sudah senja saat aku sudah menyadarinya. Aku pun segera melangkah keluar kantin setelah membayar chococino yang aku minum dan bergegas untuk pulang. Oleh: @tiikaaa Blog: http://20bintang.blogspot.com/2011_12_01_archive.html

Page 49: #cumanaksirunite

49

25 #CumaNaksirUnite #PTJ

yak. entry kali ini gw khususkan untuk ikutan share mengenai #cumanaksirunite dari @hurufkecil. awalnya tau ada kayak ginian dari @febiantika. i thought, ya why not kita share2 aja toh perasaan ini ga akan pernah tersampaikan dan gw sendiri ga merasa harus nyampein. gue “cuma naksir” aja :p so, here we go. #CumaNaksirUnite

there’s this guy. Mari kita sebut dia #PTJ alias Pria Tidak terJamah.

awalnya tau dia sebetulnya udah lama banget. Dari 2004 kalo ga salah..

but i didnt put that much attention on him sampe tahun ini, di mana gw udah sama si yayank.

ketika gw mulai aktif di twitter, kebetulan PTJ dan anggota gengnya pada aktif juga di twitter.

truth to be told, kayaknya gw aktif di twitter malah karna geng mereka aktif di twitter.

gw mulai sering baca tweets dia, kesehariannya, dan pemikiran2 randomnya.

gw seakan jatuh ke dalam sebuah dunia kecil yg bernama kehidupannya.

dan tanpa sadar setiap buka twitter pasti scroll ke bawah utk nyariin dia di timeline.

he’s a great great guy. Loving, kind, funny, responsible, open-minded, cute,

he’s great enough to make my whole timeline absorbed into his words.

silly, sebenernya. Gw itu ga ada hubungan apa2 sama dia.

gw jarang banget ngobrol sama dia, bahkan ketemu pun hanya pernah satu-dua kali.

gw sendiri ngerasa silly karna bisa “naksir” dia hanya dari ngeliatin tweets. hahaha

mau itu tweets beneren sincere dirinya atau itu pencitraan yg dia buat,

Page 50: #cumanaksirunite

50

dia berhasil.

but..

you know, gw udah sama si yayank selama 2,5th sekarang. having this kind of feeling is almost a sin.

karna itulah gw jaga jarak dari si #PTJ. gw ngga add facebooknya sampe dia yg add gw..

gw ada bb contacts dia tapi gw sebisa mgkn ga pernah hubungin dia duluan..

gw berusaha utk ngga mention dia di twitter, let alone berharap dia mention gw. hahaha

gw menyadarkan diri kalo gw bukan “cinta”, bukan “sayang” sama si PTJ.

gw cuma terpukau sama bayangan gw tentang dia aja. bayangan yg sifatnya sementara,

yg ga bisa dibandingin sama kenyataan yg ada di yayank gw sendiri.

@Febiantika pernah nyebut, ada yg bilang “when you love two persons at the same time, choose the second.

because if you really love the first person you would never fall for the second one.”

menurut gw, that’s nonsense. i could have a crush with anybody, but i choose to be with my guy now.

kalo kerjaan gw cuman ngikutin perasaan gw dan pindah dari satu cowo ke cowo lainnya, mau sampe kapan?

kalau mau dicari, akan selalu ada cowok yg lebih baik dari yg paling baik. Selain si yayank ada si PTJ.

selain si PTJ, akan ada PTJ PTJ lainnya yg belum ketauan aja sekarang. Perasaan manusia ga ada puasnya.

i’ve decided.

“naksir” doank ga akan cukup utk ngalahin komitmen yg selama ini ud gw ikat bareng si yayank.

Page 51: #cumanaksirunite

51

gw udah memilih si yayank, i will stick with him with all i am. my guy is the choice i made. he is the real one.

karena itulah, makin ke sini gw makin sangat hati2 dan jaga jarak sama PTJ.

ditambah lagi sekarang dia udah punya pasangan jg.

gw ga jeles sih. ga sedih sih. i feel glad for him, really.

dari awal juga dia adalah Pria Tidak terJamah. so, sudah layak dan sepantasnya dia terus jadi PTJ.

mungkin di kehidupan berikutnya, kalau ada kesempatan, baru kita reset dari awal dan barulah dia ga lagi jadi PTJ.

kekaguman gw sama si PTJ gw simpan baik2 di sudut hati gw yg terjauh.

gw kunci dalam laci kecil yg bernama “Self Control” :p

segitu aja deh cerita gw tentang PTJ. ada yg punya pengalaman yg sama? hihihi..

RedZz, over and out.

Oleh: @RedZzdeLady Blog: http://redzzthelady.wordpress.com/2011/12/28/cumanaksirunite-ptj/

Page 52: #cumanaksirunite

52

26 Desember yang Berbeda

Awal desember, cuaca tidak pernah benar-benar bersahabat. Sang surya sedang

labil. Kadang tidak keberatan saat keberadaannya digantikan oleh segerombol awan hitam yang menyeramkan. Diantara awan mendung yang berarak mendekatiku, aku mengendus hawa yang khas, aroma desember. Entah sejak kapan selalu saja tertanam dibenakku bahwa Desember adalah bulan yang menyenangkan, banyak perayaan dan liburan, semua senang. Akhir tahun selalu terasa seperti hari sabtu; tenang, santai dan damai. Tapi nampaknya sedikit berbeda untuk kali ini, semua teori kacangan itu tidak berlaku untuk hari di suatu Desember dimana aku mengenakan setelan pakaian hitam dan berjalan dengan muram menuju pemakaman *** Ku gas motorku cepat-cepat. Aku tidak percaya semua kabar busuk yang kuterima sepeninggal waktu shalat shubuh. aku yakin semuanya hanyalah mimpi. Aku ingin memastikan sendiri benarkah dia telah dipanggil sang maha kuasa.

keperihan yang menyayat hati tidak lagi dapat kutahan saat melihat segerombolan orang berpakaian hitam berkerumun didepan rumahnya. Beberapa sahabatku disana, berdiri dengan wajah muram. Mataku berair, aku ingin meneteskan bulir-bulir tangis ini, tapi tidak satupun menetes dari pucukan mata. Aku hanya mampu terisak didalam hati.

Beberapa dari mereka berusaha menenangkan aku, meyakinkanku bahwa ia telah bahagia disana. Tapi sebenarnya tidak satupun dari mereka paham apa yang benar-benar aku rasakan. Tidak satupun dari mereka mengerti bahwa aku telah lama menaruh hati padanya, pada dia yang dijemput penciptanya tadi pagi.

*** Aku melangkahkan kaki memasuki rumah duka. Beberapa orang terduduk didepan

jenazah yang ditutupi oleh sehelai jarik sambil membaca surat yasin. Suara mereka semua parau, terbaca sekali kesedihan dan kehilangan di setiap lekuk tajwidnya.

Aku ikut bersimpuh di sudut ruangan. Membacakan yasin untuknya yang telah tiada. Aku masih belum benar-benar percaya bahwa orang yang kusukai, kini sudah sampai di penghujung umurnya. Aku menghadap sesosok mayat yang ditutupi jarik dari ujung kepala hingga ujung kakinya, dalam lantunan surat yasin, dadaku sesak dan aku terisak, masih tanpa air mata.

Sesudah membacakan yasin, aku memberanikan diri untuk menyingkap jarik yang menutupi jenazahnya, aku ingin meyakinkan diriku sendiri bahwa ia memang telah pergi. Kutarik jarik itu perlahan, dan aku melihatnya disana, tidur nyenyak dengan dibalut kain putih, wajahnya terlihat tampan dalam kedamaian.

Tiba tiba semua sesak, semua perih dan luka, semua kepedihan saat melihatnya tak berdaya kembali menyeruak, menusuk hatiku yang pilu, merobek harapanku yang bisu. Dadaku bergemuruh, seolah ada guntur yang menggelegar karena hujan tangis yang tertahan. aku seolah terlempar ke duniaku sendiri. Dimana gunung kerapuhan dan sungai

Page 53: #cumanaksirunite

53

keterpurukan jadi pemandangan. Aku mencengkeram bajuku, menguatkan diriku sendiri atas kepergiannya

*** Kami berbondong-bondong berjalan kearah pemakaman. Kami, kaum perempuan,

tidak diizinkan untuk melihat prosesi penguburan. Aku hanya menatap dari jauh. Menatap punggung orang-orang yang kini sibuk menguburkan dia.

Beberapa perempuan disekitarku sibuk bercerita tentang pengalaman termanis mereka dengannya. Tapi aku hanya diam, aku tidak punya satupun kisah manis tentangnya. Semua antara aku dan dia terjalin biasa biasa saja. Mungkin karena aku hanya menyukainya secara sepihak dan sebagai perempuan akupun tidak berani melangkah, jadilah kenangan termanisku tentangnya hanya saat menatapnya, menatapnya dari jauh tanpa melakukan apa apa.

Setelah prosesi penguburan selesai, aku berjalan cepat-cepar menuju pusaranya. Aku melihat sebuah makam yang masih basah, bertabur bebungaan yang wangi dan di batu nisannya tertulis namanya. Disitulah aku berlutut dan menangis sejadi jadinya. Semua beban, semua perih, semua luka seakan tumpah tak terbendung lagi. Aku menghabiskan airmataku diatas makamnya sambil berdoa pada yang maha kuasa agar ia dibahagiakan disana. aku berusaha meyakinkan sang pencipta bahwa tiada tempat yang lebih pantas untuknya selain surga :')

Oleh: @permatapia Blog: http://puputpermatapia.blogspot.com/2011/12/desember-yang-berbeda.html

Page 54: #cumanaksirunite

54

27 Ada Rindu yang Menetes dari Pucuk Mata

Ragaku terkurung dalam ruangan persegi berukuran 3x3 m bercat merah jambu sederhana dengan kipas angin kusam menggantung di langit langit. Tidak ada yang hendak kukerjakan malam ini. Entahlah, semenjak terbiasa dengan tugas yang menggunung, saat gunungan tugas itu terkikis habis tidak enak juga rasanya. Aku yang mulai bosan meraba-raba disekitar bantal mencari handphoneku. Kutatap layar mungil pada handphone itu, tidak ada tanda-tanda seseorang menghubungi aku. Semakin membosankan saja. Tiba tiba ingin sekali aku mengirim pesan pada seseorang, yah sedikitnya bisa mengurangi bosan yang menggerogoti waktuku. Aku menjelajahi kontak di handphoneku satu persatu, melihat nama mana yang sekiranya akan menemaniku membunuh bosan ini. Tiba-tiba tanganku berhenti menggerakkan scrool HP saat aku melihat nama kontak bertuliskan ‘Mas’. Ada air yang mengalir dari sudut mataku. Sudah lama kiranya sejak aku berusaha memperbaiki hubunganku dengannya. Dia kakak kelas satu tahun diatasku. Namanya Faiz. Kami satu sekolah tapi tidak pernah saling mengenal. Aku mulai mengenalnya sejak aku bergabung pada salah satu organisasi kepemudaan di kotaku. Dia orang yang luar biasa. Dulu kami cukup dekat, eh, sangat dekat. Aku tidak ingat betul bagaimana awal mula kedekatan kami. aku hanya tau kami begitu dekat, sedemikian hingga aku merasa dia adalah mas sintesis yang dikirimkan tuhan untuk menjagaku. Kakak buatan yang langsung kutemukan sebesar itu dengan perawakan tinggi yang ceking, kulit hitam legam, rambut keriting dan sorot mata yang tajam. Dia laki laki tegas yang mengagumkan, dengan pembawaan kharismatik yang bijak. Bibirku menyungging membentuk satu senyum simpul saat aku mengenangnya.

Lamunanku mulai membumbung tinggi, menembus labit-langit dan terbang bebas bersama awan yang kelabu. Mungkin kelabunya awan masih ingat bagaimana aku dan dia berkelakar bersama, berbagi cerita tentang manis dan indahnya dunia pun membuka kenangan pahit getirnya hidup.

*** Dulu pernah sepulang sekolah saat aku main ke kelasnya, mas Faiz segera

menghampiriku ketika melihatku melongok didepan pintu. Ia menyambutku ramah. Kemudian entah apa yang terjadi dengannya, mungkin karena suntuk dengan rutinitas yang semakin melelahkan atau jenuh dengan kehidupan monoton bertabur tugas dan ulangan, tiba-tiba saja ia mengajakku pergi ke kakek bodo, salah satu obyek wisata air terjun di kota tetangga.

Kami berkemas dan segera menuju ke parkiran untuk mengambil motor. Dibenakku aku sudah membayangkan perjalanan yang begitu menyenangkan. Ditambah lagi matahari sedang malu-malu menampakkan sinarnya, membuat cuaca hari ini sempurna! Angin sepertinya terlalu bersemangat berhembus di sekitar rambutku, membuat helai helai hitam manis ini seketika saja kusut. Raut wajahku yang terpantul di spion benda berroda dua ini nampak kucal. Tapi aku tidak perduli, karna bayanganku yang terlukis di potongan kaca mungil itu terlihat bahagia. Aku menatap punggung sesosok laki-laki yang sedang memboncengku. Dari punggung dan gestur tubuhnya saja sudah terlihat bahwa dia orang hebat, racauku dalam

Page 55: #cumanaksirunite

55

hati. Kami mengobrolkan hal-hal kecil sepanjang perjalanan. Nampaknya ia tidak ingin kami saling diam, dan ia terlalu pintar untuk mencari palu pemecah kecanggungan diantara kami. Setelah setengah perjalanan berhasil kami tempuh, angin mulai tampak resah. Berlarian dan menerbangkan pasir serta dedaunan. Awanpun ikut risau, lalu bergerak dengan ragu, membawa raut wajah yang terlihat bingung, menutup tabir sang surya yang sedari tadi bersinar sumringah. Langit menghitam. Seperti sebersit wajah marah yang tertahan, lalu bergulir menjadi derai air mata. Kami kehujanan. Cuaca tidak sesempurna yang kubayangkan. Setetes air mendarat diatas lenganku. Disusul dengan bala tentaranya yang lain. Melompat-lompat riang sambil bercengkrama dengan guntur. Kulihat air mulai menciptakan lingkaran lingkaran mungil bak noda kotor dan mulai menghitamkan aspal yang abu-abu. Perjalanan masih lebih kurang membutuhkan waktu setengah jam lagi. Kami gelagapan mencari tempat berteduh. Hingga sesosok gardu mungil yang nampak kesepian muncul di pelupuk mata. Gardu di pinggir jalan yang langsung menghadap pada bentangan sawah nun permai. Ia menepikan motornya, kami bergegas berlindung di gardu lucu beratapkan jalinan jerami dan beralaskan triplek tipis itu. Aku menyapu-nyapu alas triplek yang bertaburkan pasir dengan tangan. Sekejap telapakanku Nampak berdebu. Aku menjulurkan tangan kearah air yang berloncatan riang. Membersihkannya dari kotoran yang melekat. Kududukkan badan yang mulai letih disampingnya. Saat aku menatapnya, matanya terlihat menerawang jauh. Pandangannya bak terdampar di suatu dimensi indah bertahta hijaunya sawah, kelabunya awan yang sedang gundah dan tirai tirai air yang berjatuhan. Kami terdiam seolah terperangkap dalam khayalan masing-masing. Cukup lama kami tidak saling bicara. Bukan karena canggung tentu saja, kami sedang terkesima dengan sebongkah dunia baru yang membuat kami seperti tersedot kedalam sebuah lukisan. Lukisan maha megah hasil goresan tinta dari surga. Aku dapat merasakan damai menyusup melalui dua lubang hidungku, terus menuju ke paru-paru, dan gelembung-gelembung alveolus mengantarkannya ke peredaran darahku. Kedamaian itu menjalar ke seluruh tubuh, mendinginkan otakku yang kacau, membuncah masuk ke dalam hati, lalu kuhembuskan kembali. Aku menyedot damai yang lain dan menghembuskannya lagi. “Sudah reda put, mau lanjut atau pulang saja? Sudah sore sih..” “Aku nggak mau pulang kalo belum sampai.” Aku melihatnya tersenyum simpul. Ia mengibas-ngibaskan jaketnya, mengusir air-air nakal yang masih melekat. Sekejap saja ia sudah bersiap diatas motor. Segera aku naik ke boncengannya dan kamipun melanjutkan perjalanan. Aura disekeliling kami berubah. Terasa lembab sepeninggal hujan. Tercium bau khas wangi tanah yang basah. Jalanan mulai menanjak, terlihat menakutkan dan licin. Tapi kami baik-baik saja sampai akhirnya sampailah kami di obyek wisata yang dituju. Hari semakin sore. Kutengok jam tanganku menunjukkan pukul 16.00. tempat wisata ini sudah sangat sepi. Mungkin karena baru saja hujan. Angin sore menghempas tengkukku, membuatku bergidik. Kami membeli tiket dan segera masuk. Tempat ini sudah benar-benar sepi. Sisa-sisa air di pucuk dedaunan yang hijau menetes dengan anggunnya. Suara-suara burung mendesir di antara ranting dan daun-daun, lalu turun pelan-pelan ke tepi kuping. Dua ekor kupu-kupu terlihat riang. Berputar-putar memamerkan sayapnya yang elok. Aku mengikuti kedua kupu-kupu itu sambil menaiki tangga. Riuh rendah suara gemericik air mulai terdengar, hatiku mengembang. “ Jalannya biasa aja, ntar kepeleset lo.” “Aku kan ngikutin kupu-kupunya”

Page 56: #cumanaksirunite

56

“Kalo kupu-kupunya terbang ke jurang situ, kamu ikut?” “Kamu nggak berpikir kalau aku sebodoh itu kan?” kami terbahak. Suara air memang sudah terdengar sedari tadi, tapi ujung dari tangga batu berundak ini tak kunjung nampak. Aku mulai kelelahan dan terengah-engah, tapi hijaunya daun, coklatnya ranting yang basah dan aroma sepeninggal hujan yang sedap menghiburku. Kami terus berjalan sambil berkelakar. Tanpa sadar kami sudah menghadap pada sebuah air terjun yang maha indah. Gemercik air yang berisik begitu menenangkan kalbu. Air yang jernih mengalir dengan deras, menyapu lembut bebatuan besar nun gagah.

Kutanggalkan sepatuku dan perlahan aku mencelupkan jemariku ke air yang dingin. Kurasakan sejuk yang menentramkan menhgujam ke ulu hati. Kulihat mas Faiz menghempaskan tasnya dan duduk di sebuah batu besar yang bertengger megah di sisi sungai kecil hasil aliran air terjun.

Aku masih bermain main dengan air saat ia menyuruhku duduk di batu besar di sebrang sungai sana. Aku tidak menolak dan segera menuntun kakiku menghempas arus yang deras. Menyebrangkan diri ke sisi sungai yang lain. Aku duduk diatas batu dengan separuh kaki tercelup ke air. Dua buah batu itu, batu besarku dan batu besar mas faiz, saling berhadapan dan ditengahnya dipisahkan oleh sungai kecil. Aku masih melamun menikmati indahnya suasana yang asri. Cahaya matahari tak kuasa menembus rimbunnya pepohonan bambu yang saling menyilang. Desir daunnya begitu berisik namun menentramkan. Sekawanan unggas terbang. Nampak bergegas menuju persinggahan sebelum gelap. “Dulu waktu aku kesini nggak seindah ini” ungkapku. “Soalnya nggak sama aku kan?” Aku tersentak. Tidak menyangka mas Faiz mendengar perkataanku. Kukira ungkapan itu hanya akan lebur bersama suara aliran air dan daun-daun bambu yang berisik. Tiba-tiba damai menelusup melalui perkataanya barusan. Ada kesejukan yang mengaliri diriku. Apakah karena air sungai yang sejuk sedari tadi menari-nari dikakiku ataukah karena lelaki yang duduk di sebrang sana dengan sebongkah senyum usilnya. Entahlah aku tak mengerti lagi batas dan antara. Kami mulai bercakap-cakap dan berbagi banyak cerita. Aku mendengarkannya. Betul betul menyimaknya sebelum terdampar dalam khayalanku sendiri. Mungkin benar damai ini adalah miliknya, mungkin benar sejuk ini ada karenanya. Laki-laki itu adalah pelengkap simfoni kebahagiaan ini. Kehadirannya, sedap sekali. Banyak laki-laki yang membuat aku terpesona dengan mata mereka, tapi laki-laki yang ada dihadapanku ini, matanya, memancarkan rumah. Ya, rumah untuk tempat berpulang, rumah untuk tempat mengadu, rumah untuk tempat berlindung dan rumah untuk tempat bersemayam dalam damai. Sepertinya kesadaranku tak cukup mengendalikan hati ini. Aku ingin menyediakan sebongkah perasaan yang lebih dalam dari kakak dan adik, tapi hal itu tidak boleh terjadi. Kakak sintesisku ini jelas jelas menaruh hati pada sahabatku, maka aku terlalu lancang untuk mencintainya. tapi Sebagaimanapun aku tahu bahwa hal itu tidak boleh terjadi, tapi kesan itu terlanjur dan tetap tumbuh, berkembang, menjalar dan menerobos ke palung hati. Mencabut akarnya akan sangat menyakitkan. Dan tak ada yang bisa kulakukan selain membiarkannya tumbuh didalam situ, dan menjaganya agar tak seorangpun tahu. Barangkali waktu memang tidak terukur disini. Aku sama sekali tidak menyadari bahwa matahari sudah mulai menurunkan egonya dan membiarkan tempatnya digeser oleh rembulan. sekelompok unggas yang melintas tampak bergegas sebelum gelap. Kami menghentikan percakapan. Aku segera menyebrang sungai kembali. Memakai sepatuku

Page 57: #cumanaksirunite

57

dan menarik tangannya. Aku tidak ingin tetap disini sementara tempat ini mulai berangsur menyeramkan. Di perjalanan pulang aku menyadari sesuatu. Setiap klimaks pasti akan berangsur kembali ke keadaan yang biasa biasa saja. Waktu memang selalu mencari gara-gara denganku. Ia akan berlari sekencang kencangnya saat aku menikmati sebuah moment indah. “Kapan-kapan aku masih mau kesana lagi Mas.” “Memang siapa yang mau ngajak kamu kesana lagi?” “Hhh.. Jahat!” seruku sembari memukul punggungnya “Kalau ada waktu lagi, nanti kamu tak ajak ke puncak Semeru. Biar kamu tahu rasanya berdiri di daratan paling tinggi di pulau jawa.” Aku menyimpannya sebagai sebuah janji. Yang entah kapan akan ditepati. Begitu pula dengan perasaan ini, aku menyimpannya dalam suatu kotak rahasia dibalik hati. *** Tok.. Tok.. Tok.. Kudengar mama mengetuk pintu kamarku. Menyadarkanku dari lamunan yang sudah terlalu jauh. Kenangan itu terlampau menyakitkan untuk kukenang. “Mbak, Ayo makan.” “Iya ma. Sebentar.”

Aku mengusap tangis yang mulai menyesakkan dada. Ada setetes rindu yang menetes dari pucuk mataku. Aku membuka pintu kamar, menuju ke dapur dan mengambil sepiring makanan. Aku berjalan ke ruang tamu. Mendudukkan diriku disebelah mama. Aku mulai memakan makanan ini pelan pelan. Rasanya pahit. Oleh: @permatapia Blog: http://puputpermatapia.blogspot.com/2011/12/ada-rindu-yang-menetes-dari-pucuk-mata.html

Page 58: #cumanaksirunite

58

28 Namanya juga Cuma

Bumi ini sesempit timeline, febiantika.22. Sering maen twitter kan? Ada berapa banyak selebtwit yang tiap hari seliweran di timeline kamu? Di temlen saya sih banyak banget. Mulai dari yang jago sepik, jago bikin kata-kata romantis, jago memotivasi dan lain sebagainya. Ada yang ganteng, jelek, berwibawa, songong, cantik, lucu, manis, bahkan yang nyebelin juga ada. Mungkin kelak jatuh cinta sama anak twitter udah biasa, lha setiap hari mention-mentionan dan hahahihi bareng gitu, pasti juga ujung-ujung nya ngopi darat. Malahan saya curiga jangan-jangan anak jaman sekarang lebih sering keluyuran di twitter ketimbang di kehidupan nyata. Dohhh!!. .. Kalo anak jaman dulu naksir nya sama kakak kelas, nunggu ditembak dan dijadiin pacar. Jaman sekarang kalo naksir bukan nunggu di tembak, tapi nunggu di follow biar bisa DMan. Nah, sekarang saya mulai ceritanya. Saya naksir sama salah satu selebtwit yang saya follow. Dia orang yang menarik dan cerdas, packagingnya juga oke, tapi lebih dari itu, saya sangat tertarik karna menurut saya dia pria yang pintar sekaligus bijak. Urusan hati dan jeroannya sih saya gak ngurusin, pacar juga bukan ngapain saya perdalam. Dari hasil stalking blog, twitter, facebook dan lain-lainya diketahuilah bahwa pria ini masih single. Single itu sejenis jomblo. Camkan ini! Jomblo bukan berarti ga punya gebetan ya, kalian gak tau aja kalo jomblo jaman sekarang pada HTSan,, mereka belum berani untuk berkomitmen, makanya ga mau pacaran. Bukan berarti jomblo itu gak laku. #belainjomblo #dikasiaward Cerita punya cerita, setelah sekian lama akhirnya saya di follow sama ini orang. Bukan karna dia suka sama twit saya, tapi waktu itu urgent banget dan dia harus follow saya karna saya harus DM sumthin.

Namanya juga naksir: Pertama kali di mention girang bener, serasa matahari di surabaya berpelangi, warna-warni. Di mention pake emot “:)” aja udah kaya diajakin kencan. Biar cuma heheheeh..dijadiin fav, di capture, disimpen, terus diliatin tiap mau tidur,. Namanya juga naksir,jadi harap maklum. Naksir itu beda sama ngarep, kalo naksir harapannya ga muluk-muluk. . cukup dia kenal dan bisa jadi temen aja udah puas. Nah..bedanya sama ngarep, kalo ngarep itu ngotot =D. Buat serius pacaran? Gak ada kepikiran sedikitpun. Kenal kagak, ngobrol kagak, sayang kagak, gimana mo pacaran. Saya cuma naksir !!Lagian kalodipikir-pikir lebih ganteng, baik dan kerenan pacar saya sih :) *lah terus kenapa naksir?* lah emang kenapa? Menurut saya rasa naksir itu bukan dosa,kalo naksir dan dilanjutin baru deh dosa. #versisaya Naksir itu beda sama cinta,naksir bisa terjadi dalam hitungan detik, tapi cinta butuh proses. cinta udah pasti naksir,tapi naksir belum tentu cinta. Kita nikah karna cinta bukan karna

Page 59: #cumanaksirunite

59

naksir doang :p Sampai sekarang, saya masih berteman dengan dia. Bukan suatu hubungan yang intens seperti tiap hari bbman atau mention-mentionan, kan saya cuma NAKSIR. Tips naksir dari saya: Kalo kamu cuma naksir jangan ngomong ke dia. Kalo kamu ngomong namanya bukan naksir tapi nembak. Kalo kamu #cumanaksirunite sejati kamu gak akan berambisi untuk ngedapetin dia, kamu akan puas dan cukup senang dengan tau setiap detail perkembangan hidupnya. Yahh. . mungkin sesekali kamu akan cemburu saat mengetahui orang yang kamu taksir dapet cewe, nikah terus punya anak. #nyanyiinlagunyaadele. . tapi, kalo emang kamu cuma naksir, kamu gak bakalan terjebak disana dan ga bisa move on!! Kan CUMA NAKSIR. . Oleh: @febiantika Blog: http://ffeebbyy.blogspot.com/2011/12/namanya-juga-cuma.html

Page 60: #cumanaksirunite

60

29 pada sebuah percakapan yang mungkin tidak pernah

terjadi… “boleh tanya sesuatu?” “ya?” “apa lo nyaman dengan situasi begini?” “maksudnya?” “situasi kita.” Anda mengangkat bahu… “apa lo nggak pernah mikir kenapa gue nggak ngajak lo pacaran atau semacamnya?” Anda menggeleng samar… “apa lo nggak pernah menduga kalau gue cuma main-main?” Anda mengernyit sedikit… “apa lo nggak pernah menuntut kejelasan soal hubungan kita? Anda mengulum senyum… Namun seketika bibir itu mengangkat singkat. Sebagai satu-satunya respon yang mungkin dilakukan untuk mengisi kekosongan jeda. Bersuara, gumam nada tanpa bait kata… “apa sekarang lo bingung?” “iya. Kok tiba-tiba bilang begitu?” “mastiin aja.” “mastiin apa?” “mastiin kalau kita sama-sama nggak menunggu kepastian.”

Page 61: #cumanaksirunite

61

Justru karena hidup ini penuh dengan ketidakpastian, juga anda, kita, bukankah ini cukup untuk menjadi alasan yang bebas dari tunggakan beban? .P - every relationship is absurd isn't it? Oleh: @pandji_p Blog: http://www.pandjiputranda.blogspot.com/2011/11/pada-sebuah-percakapan-yang-mungkin.html

Page 62: #cumanaksirunite

62

30 Permulaan

tanpa sengaja kita dibuat jadi pasangan dalam tugas kuliah. tanpa jabatan tangan. tanpa halo. kita bercakap seperti teman lama. mulai dari sana kita banyak cerita. mulai dari sana kita banyak bercanda. mulai dari sana aku mulai merasa. aku menyukaimu.

Oleh: @kerisirek Blog: http://kriskroskres.tumblr.com/post/12421618225/permulaan

Page 63: #cumanaksirunite

63

31 Acara Itu

Di suatu acara, aku bertemu denganmu. Ya, bertemu sekaligus juga berkenalan. Berawal dari pertemuan itu, kita didekatkan. Bukan didekatkan dalam artian pribadi apalagi perasaan, namun dekat dalam arti menjadi rekan kerja. Persiapan acara itu tidak memakan waktu yang lama, tapi sanggup untuk membuat kita cukup dekat dan aku mulai merasakan ada sesuatu yang aneh. Mungkin ini yang sering orang katakan dengan sebutan “rasa suka”. Saat penghujung acara itu tiba, ketika kita sudah mulai dekat sebagai teman, segelintir orang mengatakan bahwa kita cocok. Tentunya kita saling membantah atas tuduhan itu. Tak disangka-sangka, entah bagaimana ceritanya, kabar itu pun merebak. Dan, tidak tahu mengapa, aku merasa kamu menjauh dariku. Untuk sekedar menyapa saja, rasanya kamu enggan. Kamu memilih untuk pura-pura tidak melihatku tapi tetap menyapa teman-temanku. Aku pun mengikuti permainanmu. Bedanya, aku lebih jantan. Aku berani menyapamu jika tanpa ada teman-temanmu disekelilingmu. Sampai sekarang aku masih menyimpan tanda tanya, mengapa kamu bersikap seperti itu? Aku akui jika aku memang menyukaimu. Jika cinta saja tidak harus memiliki, apalagi jika hanya menyukai. Ya, aku hanya naksir. Tidak berharap lebih.

Oleh: @liakusuma Blog: http://liakusuma.tumblr.com/post/14860317263/acara-itu

Page 64: #cumanaksirunite

64

32 Hijau

Tisa suka warna hijau. Hijau muda, hijau tua. Hijau punggung lalat, hijau stabilo. Hijau

sajadah Ibu, hijau sapu tangan Bapak. Tisa suka warna hijau. Apalagi kaus warna gradasi hijau punya bocah tetangga baru

itu. Tisa bisa bermain seharian di depan rumah hanya untuk menunggu benar atau salahnya tebakan Tisa yang selalu disimpan dalam hati : “Hari ini dia pasti pakai kaus hijau itu”. Menunggu si bocah tetangga baru keluar dari hunian mungilnya.

Tisa suka warna hijau. Tisa terus menunggu si tetangga baru keluar memakai kaus itu. Tisa terus tersenyum walaupun tebakannya salah karena ternyata si tetangga baru memakai merah, cokelat, atau kadang abu-abu.

Tisa suka warna hijau. Tisa suka warna hijau sayap kupu-kupu yang selalu terbang di pelupuk matanya,

menggelitiki dada dan perut Tisa tiap kali bertemu si tetangga baru. Tisa suka tetangga barunya. Seperti Tisa suka warna hijau.

Oleh: @pupusupup Blog: http://sepotongkeju.blogspot.com/2011/12/hijau.html

Page 65: #cumanaksirunite

65

33 Tidak Lebih

Spatulamu beradu gesek dengan wajan panas, menghasilkan bunyi-bunyian merdu

yang tak pernah bosan kamu perdengarkan untukku dari hari ke hari, masa ke masa. Menaruh spatulamu sebentar, lalu kamu sibuk menuangkan ini-itu. Kamu begitu hafal semua resep masakan terbaik yang pernah ada, begitu hafal juga dengan para penghuni dapurmu sehingga mungkin kamu tak akan pernah salah meraba dan memasukkan bumbu-bumbu itu ke dalam masakanmu walaupun matamu tertutup.

Aku menggoyang-goyangkan kakiku yang tersembunyi di bawah meja makan. Menunggumu tak pernah bosan. Seperti ini yang selalu aku suka, melihatmu sibuk dan berkeringat, asyik sendiri sambil memunggungiku. Aku tak perlu merasa malu memperhatikanmu begitu lama. Lagipula, mungkin kamu sudah tahu, apalagi yang bisa kulakukan selain memperhatikanmu selagi aku menunggu kejutan darimu ?

Lalu tak perlu waktu lama, kamu selesaikan masakanmu. Kepiting Saus Jingga, katamu. Cacahan daging-daging kepiting dengan saus merah barbeque Jawa kamu sajikan lengkap dengan sepiring nasi. Asapnya masih mengepul, menarik-narik hidungku untuk ikut tertarik menghirup aromanya lebih dekat.

“Silakan”, katamu dengan senyum mengembang. Ah, tak usah berlama-lama lagi, kamu pasti sudah bisa menebak apa yang pasti akan

kukatakan, kata yang tak pernah absen keluar dari bibirku tiap kali mencicipi rsep-resep barumu. “Great !” Lalu seketika senyummu lebih mengembang lagi, lebih manis dan se-great masakanmu.

“Menurut kamu, suamiku akan suka masakan ini, nggak kalau aku masakin pas hari ulang tahunnya minggu depan”

Dan seperti itulah, aku selalu menjadi pria yang kamu mintai pendapat sebelum kamu memberikan sesuatu yang terbaik untuk suamimu. Kamu selalu ingin suamimu melihat segalanya sempurna, tanpa cacat. Tapi aku, tak perlu peduli kesempurnaanmu. Kurangmupun aku terima.

Mengenalmu tak perlu memakan waktu yang lama, tapi kalau waktu sebanyak sembilan tahun untuk kita saling mengenal kugunakan untuk mencintaimu, tidak akan pernah cukup. Bahkan lihatlah, aku seperti cecunguk bodoh yang merelakan wanita pujaannya berjalan mendampingi kehidupan orang lain, masih saja mencintainya dan belum bisa berpindah sampai selama itu. Tidak akan bisa berpindah. Seperti pangkat “sahabat” yang kamu torehkan untukku, tidak pernah menjadi lebih. Tapi tidak akan pernah bisa berkurang pula rasaku.

Aku mengangguk, mendukung setiap keinginanmu membahagiakan dia. Lagi dan lagi.

Oleh: @pupusupup Blog: http://sepotongkeju.blogspot.com/2011/06/tidak-lebih.html

Page 66: #cumanaksirunite

66

34 Matahari untuk Bumi

Dia Bumi. Berkaus cokelat tanah dengan semburan warna hijau-biru, berjalan

sendirian di jalanan. Sepi, kesepian. Matanya merunduk ke bawah, mengamati jari-jari kakinya yang telanjang, menjejaki tiap bulir-bulir basah jalan abu-abu beraspal.

Bumi menyeret payungnya, sadar betul bahwa hujan sedang menimpa tubuhnya, namun enggan membentengi dirinya dengan perlindungan. Bumi ingin sakit, sakit yang wajar. Demam atau semacamnya saja. Sialnya, Bumi malah sakit di satu sisi hatinya.

Berkali-kali, Bulan yang suka warna kuning pucat itu meninggalkan Bumi. Berusaha menjauhi Bumi yang tak bisa berjalan beriringan bersamanya. Bulan selalu berada di atas, berada di nomor satu di mana dia menjadi pusat perhatian. Sedangkan Bumi, terlalu jauh di bawah dengan segala ketidakmampuannya menjangkau dan menyamai keunggulan Bulan, sekaligus dengan segala kemampuannya jatuh cinta kepada wanita seanggun Bulan.

Lalu patah, rusak begitu saja. Bumi terlempar, terasing di sudut jalan di mana dia hanya bisa menjumpai mendung dari pagi hingga malam. Terdampar.

Bumi hanya tidak tahu, ada Matahari yang menangis diam-diam. Matahari kelu menyaksikan pria seperti Bumi harus terluka. Matahari hanya ingin berada begitu dekat dengan Bumi, dengan jarak yang tidak bisa dijelaskan oleh satuan-satuan angka pada mistar, dengan jarak yang tidak bisa dijelaskan oleh para alphabet yang menyusun kata ‘kedekatan’. Ada yang ia inginkan lebih dari itu.

Maka Matahari hanya bisa menangis. Agar air matanya mampu mendinginkan perasaan Bumi yang berjalan sendirian di sana. Agar tetesannya ada menemani tiap langkah sejauh Bumi berjalan. Karena Matahari tahu bagaimana caranya mencintai dengan tulus, bukan lidah api yang ia wujudkan untuk Bumi.

Matahari hanya ingin Bumi tahu, bahwa ia tidak sendiri. Bahwa meskipun berada pada jarak ratusan juta cahaya, ada yang ditakdirkan Tuhan untuk menemaninya. Bahwa Bumi tidak hanya bisa mencintai, tapi juga dicintai, dikagumi. Walaupun diam-diam. Oleh: @pupusupup Blog: http://sepotongkeju.blogspot.com/2011/07/matahari-untuk-bumi.html

Page 67: #cumanaksirunite

67

35 September

September itu sendiri. Menunggu di bawah pohon jambu. Bercelana pendek warna

khaki. Menghitung bulir-bulir keringat dari dahi hingga leher yang dijatuhkannya satu per satu ke atas tanah, menjadikannya basah.

Sebenarnya, September sudah mau pulang. Ibu memanggil-manggil namanya dari tadi. Mungkin makanan sudah siap, terhidang hangat di balik tudung meja makan. Atau Ibu menyuruhnya mandi dan membersihkan diri karena senja sudah mulai merayap.

Tapi September masih betah duduk di bawah pohon jambu, hampir terlelap. Tubuhnya bau matahari, bau kering yang khas.

September itu, sendiri. Menunggu Desember yang tidak menunggunya. Desember terlalu jauh, duduk di suatu tempat di belahan lain dunia September. Sedang asyik merapatkan jemarinya, menadah hujan. Tanpa ada September di lintas pikirannya.

Ada yang mengisyaratkan September harus berhenti, namun ia enggan. September tertidur, sampai larut malam. Sendirian.

Oleh: @pupusupup Blog: http://sepotongkeju.blogspot.com/2011/08/september.html

Page 68: #cumanaksirunite

68

36 Muadzin

Bel istirahat di sekolah menurutku merupakan bunyi paling indah untuk segera keluar dari kelas dan menghirup oksigen sebebas-bebasnya tanpa terselip beban pelajaran. Aku segera melangkahkan kakiku keluar ruangan. Kebetulan ruang kelasku ada di lantai atas, sehingga setiap istirahat aku bisa mengamati aktivitas siswa yang ada dibawah. Iseng, aku mengambil foto aktivitas anak-anak melalui kamera pocket yang aku bawa setiap hari. Di taman, ada sekumpulan cewe-cewe cantik dan tajir sedang bersenda gurau. Tepat dibawah pandanganku, ada pemain basket sedang mendribbel bolanya kesana kemari. Satu adegan yang cukup menarik, saat nomor punggung 17 melakukan lay-up, dan hap ! Bola masuk ke ring, dan tepat saat itu juga aku mengabadikan momen itu.

“Kereennn !! :D ” Gumamku dalam hati.

Disebelah barat lapangan, ada satu anak laki-laki yang sedang duduk diteras masjid. Pandangannya menerawang ke langit biru, seperti menggumam tentang kebesaran Tuhan yang telah memberikan kecerahan pada pagi hari ini.

Bel masuk kelas berbunyi, akupun berhenti melakukan aktivitas memotretku. Begitu juga dengan objek-objek fotoku tadi, mereka menderapkan langkahnya menuju ke kelas masing-masing.

***

Bel istirahat berbunyi, saatnya istirahat sholat dzuhur. Aku selalu menyempatkan sholat di Masjid sekolah. Sebelum adzan dzuhur berkumandang, bisa dipastikan aku sudah berada disana. Keadaan masjid masih sepi, dan ini juga momen baik untuk hunting foto. Hahaha..

Objek kali ini, seberapa besar respon siswa terhadap istirahat sholat dzuhur untuk datang ke Masjid. Diujung sana ada 5 gerombolan wanita membawa mukena. Ada 4 laki-laki berjalan menuju masjid. Lalu kucoba membidikan kamera ke dalam Majid. Eh, siapa itu yg berdiri di pintu masjid? Wajahnya sangat familiar. Oh iya, aku baru ingat dia si Muadzin sekolah. Aku tak tau namanya, yang jelas ia anak kelas XII IPA 6, sebelah ruang kelasku.

Ia mulai berjalan menuju mimbar adzan. Suaranya lembut, merdu. Nyaman sekali terdengar. Anak-anak mulai mengantri untuk berwudu. Begitupun denganku.

***

Beberapa hari ini, aku selalu ketagihan menikmati suara adzannya di teras masjid. Kenapa tak terfikirkan olehku untuk mengambil gambarnya ? hhihi. . Segera saja aku bidikkan kameraku pada sosoknya. Sip, aku sudah mendapatkan gambarnya. Sosok muadzin muda yang berkharisma.

***

Page 69: #cumanaksirunite

69

Semakin lama aku semakin menggila. Aku selalu memotret nya diam-diam. Saat dia sedang bercanda tawa dengan temannya di depan kelas, saat dia belajar sendirian di dalam kelas. Sungguh, momen yang indah. Rasanya hanya sedang berdua. Aku dan dia. No more ;)

Mungkin ini yang disebut pengagum rahasia. Aku bisa merasakan keistimewaan tersendiri tanpa harus mengenalnya lebih jauh dan memilikinya. Setiap detik selalu terasa istimewa, tak ada yang perlu mengetahui, cukup Aku dan Tuhan yang perlu merasakan kebahagiaannya.

***

Puluhan foto sudah aku pindahkan ke laptop. Aku mencoba mengamatinya satu persatu. Saat dia sedang mengumandangkan adzan, belajar sendirian dikelas, dan tertawa kecil bersama teman-temannya. Aku tersenyum dan menggumam, betapa indah ciptaanMu Tuhan. Untung saja aku tak pernah ketahuan saat mencoba mengambil gambarnya.

***

Tak terasa hari ini adalah hari kelulusan dan perpisahan kelas XII, semuanya sibuk mondar-mandir. Aku mengamatinya dari lantai atas. Disamping kelasku kebetulan ruang kelas XII, mereka naik turun tangga untuk mempersiapkan acara. Aku menengok kesamping kelas,kulihat sosoknya begitu berwibawa menggunakan setelan jas hitam. Aku mencoba mengambil gambar untuk terakhir kalinya sebelum dia pergi dari sekolah ini.

Aku mulai membidik nya dengan kamera sakuku, aku mundur sedikit kebelakang. Tapi, ouch ! Gagal, kakiku tersandung. Aku kesakitan. Dia menoleh ke arahku dan tertawa kecil.

“ Bisa bangun? “ Dia menghampiriku dan mengulurkan tangan. Aku mengangguk dan mencoba berdiri tanpa menjabat uluran tangannya. Aku tak sanggup berkata apapun.

“Kamu sedang apa kok jatuh? “ tanyanya. Aku terdiam mendengar suaranya. Bibirku terkatup. Aku menggeleng dan tersenyum kecut.

“Permisi kak.” Itu adalah kata pertama yang aku ucapkan untuknya. Dia tersenyum sedikit bingung, namun tetap mempersilahkanku pergi.

***

Hari itu adalah hari terakhir bertemu sosoknya di sekolah. Sampai akhirnya dia pergi, aku hanya mampu me-naksir-nya, tidak lebih. Kado pertama dan terindah, aku mendengar sosoknya berbicara padaku. Suara indah kedua setelah dia mengumandangkan adzan. Oh muadzin :)

Oleh: @asitawidya Blog: http://asitawidya.tumblr.com/post/14916341930/cumanaksirunite

Page 70: #cumanaksirunite

70

37 Memang Cuma Naksir

High heels ini membunuhku.. Ga cukup sepertinya memakai korset dan kebaya saja yang membuat hari ini berat. Tapi semua ini sama sekali ga boleh ngerusak hari bahagia ini. Kutatap dia yang sangat gagah dengan pakaian pengantin putihnya. Bahu yang bidang, senyumnya yang selalu menenangkanku, serta pelukannya yang selalu hangat. Benar-benar pria sempurna idamanku. Ahh.. dia menatapku dari sudut matanya. Spontan ia tertawa memperlihatkan sederetan gigi putihnya yang tentu saja membuat wajahku merah bersemu. Aku ingat ia selalu berkata tak dapat membayangkan aku dengan kebaya dan make up tebal ala putri keraton. Tak lama ia berjalan mendekatiku. "Ayo..", ajaknya sembari merangkul bahuku dari belakang. "Semua udah nungguin dari tadi", sambungnya. Oh Tuhan, akhirnya saat-saat yang selalu hanya ada dalam bayanganku akan segera menjadi kenyataan. Aku peluk ia erat sekali. Ia dapat merasakan betapa gemetarnya seluruh tubuhku saat memeluknya. Ia mengelus kepalaku pelan, lalu perlahan melepaskan dekapanku. "Udah, ayo kita ke depan", ujarnya dengan senyuman khas itu. Ia membimbingku perlahan ke ruang depan. Cahaya kuning dari spotlight fotografer pernikahan ini begitu silau saat kami memasuki ruangan tempat akad akan dilaksanakan.

Disana telah menunggu, ayah, ibu, penghulu.. Serta dia, Sang Pengantin Wanita.. Calon Kakak Iparku... Oleh: @_ceientea_ Blog: http://cintacuapcuap.blogspot.com/2011/12/memang-cuma-naksir.html

Page 71: #cumanaksirunite

71

38 Secret Admirer

Panggil saja Raras, nama yang sudah akrab ditelinga teman-temanku sejak kelas 5 SD. Rastina Meydinara lengkapnya, perempuan kecil berdarah Batak dan Maluku, duduk di pojokan kelas. Ini jam istirahat sekolah, seharusnya aku sedang duduk di kantin menikmati Mie Ayam Pak Agus, bukan justru ada di dalam kelas sambil menikmati gorengan ubi dan curi-curi pandang ke parkiran sepeda.

“Ras…!” Laura mengagetkan dari balik pintu kelas.

“Mampus gue! Brengsek. Apaan sih pake ngagetin. Tabok juga lo” teriakku dengan wajah masam.

Sambil melangkah ke dalam kelas, Laura cekikikan, tak dapat menahan tawa. “Lu tumben istirahat di dalam kelas. Ga kangen Pak Agus? Bikin contekan Fisika ya?” tuduh Laura dan kemudian duduk di sebelahku.

Kuabaikan Laura dan memberinya tatapan nista. Untung jantungku masih bersahabat kalau tidak sudah selesai hidupku sejak dia datang dan berteriak tadi. Sambil mengunyah ubi dalam mulut, mataku masih tak beranjak dari parkiran sepeda.Kulihat Laura mengikuti arah mataku memandang, dan melirik ke arahku.

“Lu mau bikin hal jahat ya? Sepeda siapa yang mau dikempesin sih?” lagi Laura menuduhku.

“La, lu mending ke kantin sendirian deh sekarang. Daripada cuma bisa ngeganggu disini. Gak guna banget lo disini. Seriusan gue lagi gak lapar dan pengen di dalam kelas” pintaku dengan nada mengancam. Laura masih cekikikan sambil berdiri dari kursinya.

“Halaaaah, paling-paling ngeliatin Theo. Gak mutu!” Laura langsung berlari sebelum kulempar bolpoin tinta milikku.

Dugaan Laura jelas saja salah. Theo mungkin masuk kategori cowo paling kece di SMP 12, tapi tidak dalam pilihan cowo kesukaanku. Aku justru tertarik dengan sahabatnya, Andrew Moestopo. Lelaki jangkung anak kelas 1D, yang hobinya main basket dan makan nasi rames Bu Harjo, dia kesukaanku. Ya, Andrew adik kelasku, satu tingkat di bawahku. Tidak salah dong kalo aku tertarik dengan cowo yang usianya lebih muda dibawahku? Namanya juga naksir, kan gak pernah direncanakan.

Seperti biasa, di jam istirahat seperti saat ini Andrew akan duduk di parkiran sepeda dengan sepiring nasi rames bersama teman-teman tim basketnya. Dan aku sedang kegirangan bisa melihat dia meski cuma dari jarak jauh.

Kring. Kring. Bel istirahat berbunyi. Sudah harus masuk kelas lagi. Andrew beranjak ke arah sepedanya sebelum kembali ke kelasnya di lantai 2, dan mengambil sesuatu disana. Dan aku tersenyum seperti biasanya.

Page 72: #cumanaksirunite

72

“Ras, hari ini kamu kebagian absenin anak kelas 1D ya. Hari ini pramuka hanya belajar morse di lapangan setelah absensi selesai.” Tia, si Ketua Pramuka, memberi tahu.

“Siap!”ujarku sambil tersenyum tipis.

Aku kegirangan, tanpa bisa kutunjukkan di depan teman-teman seangkatan. Aku akan melihat Andrew secara dekat, bahkan memanggil namanya. Ah, ini sih namanya bahagia yang sederhana.

Aku masih duduk di dalam kelas. Menunggu anak-anak basket pulang dari latihan sore ini. Cuma ada Tia, Sonya dan Oskar di depan kelas yang lagi asik ngerumpi sambil mengerjakan tugas mading. Sambil mengerjakan latihan biologi, pandanganku tak lepas dari parkiran sepeda yang letaknya di samping kelasku.

“Ras, bantuin sini. Ngapain sih sok rajin masih di dalam. Awas kesambet!” Tia berteriak ke arahku, dan kemudian terbahak.Aku hanya mengangguk sambil memberi isyarat nanti akan menuju tempat mereka.

Sore ini, aku menunggu Andrew selesai latihan basket dan memastikan dia pulang dengan sepedanya tanpa kekurangan suatu apapun.

Dan wajah itu pun melintas di ujung mataku. Andrew menghampiri sepedanya. Dan kulihat ia langsung mengambil kertas yang terjepit di dekat spion sepedanya. Dag-dig-dug jantungku berdegup kencang saat ia membuka kertas itu. Kemudian segera dimasukkan ke kantong bajunya sebelum diketahui orang lain. Kulihat senyum tipis dari bibirnya saat membuka kertas. Dan sesaat kemudian kulihat matanya melirik sekitar parkiran sepeda. Kututup kepalaku dengan buku sebelum ia sempat melihat ke arahku.

Tak lama Andrew meninggalkan parkiran dengan sepedanya. Dan aku beranjak keluar kelas menghampiri ketiga sahabatku.

“Udah puas ngeliat reaksinya Andrew, Ras?” ledek Oskar.

“BODO !! Jangan sirik” protesku.

Tia melirik dan memberi pandangan meledek. “Tembak aja sih. Daripada naksir diam-diam. Takut ditolak, neng?”

“Apa musti gue samperin trus kasih tahu tuh anak kalo elo naksir dia, Ras?” tanya Oskar dengan pandangan meledek.

“Gue berhenti jadi temen kalian kalo sampe berani ngelakuin itu. Awas aja.” ancamku.

“Jadi elu ga mau pacarin tuh anak kecil? Masa iya cuma naksir doang?” Sonya ikutan bertanya.

Page 73: #cumanaksirunite

73

“Emang salah ya kalo gue cuma naksir doang? Gue cuma naksir, gak kepengen pacaran.”

“But you looks so desperate and pathetic. Just send him a note, okay a letter, every day. Diselipin di sepeda lagi. Norak kali. Masa gini-gini aja?” Kulirik Tia dan memberikan pandangan kesal.

Kuluruskan kakiku, menyender di tembok, duduk di lantai di sebelah Sonya. “Kan dari awal gue udah bilang gue gak ada niatan buat pacaran sama Andrew. Gue naksir doang, N A K S I R” jelasku sambil mengeja.

“Ah bilang aja lu cupu. Gak ada nyali buat nembak si Andrew” todong Oskar.

“Dor….!” kataku. Yang kemudian diiringi gelak tawa Tia, Sonya dan Oskar. “…berisik ah. Pulang yuk. Gue capek” ajakku. Ketiga sahabatku pun berdiri, membereskan kertas-kertas untuk tugas mading.

“Kalo lu ga berani nembak, Ras, hati-hati diembat si Sonya. Gue curiga dia juga naksir” ledek Tia. Aku cuma senyum-senyum sambil melirik Sonya. Sonya hanya tertawa kecil “Iya, lu gak takut gue embat?”

Akhirnya selesai juga surat untuk Andrew kutulis. Surat ini besok akan kuselipkan lagi di sepedanya. Kubaca ulang, dan aku puas.

Menuliskan surat dan kuselipkan di sepeda Andrew sudah menjadi kegiatanku selama 3 bulan ini. Biasanya sih hanya tulisan pendek seperti “Sudah selesai ya latihan basketnya? Sekarang mau pulang kan? Hati-hati di jalan ya. Awas kalo ketemu kucing di tanjakan jangan ditabrak ya” atau yang lebih pendek “Hey, hari ini ada ulang matematika ya? Sukses dong nyonteknya? Good luck!”

Menjadi secret admirer seperti ini memang menyenangkan. Andrew sudah menjadi orang kesekian yang menjadi korban gombalanku. Puisi-puisi pendek, tulisan-tulisan penyemangat, bahkan pujian manis selalu mewarnai isi surat kecil yang kutuliskan dan diselipkan di sepeda. Dulu, sebelum Andrew, aku juga pernah mengirimi Herdy, Bayu, Yudhi. Dan si Andrew ini memang yang terlama dibandingkan yang lainnya. tapi kalau ada yang menyarankan untuk menjadikan mereka sebagai pacar, tentunya aku akan dengan cepat menjawab tidak mau. Rasa suka pada mereka hanya sebatas ini saja, tidak sejauh menjadikan mereka pacar. Melihat mereka tersenyum saat membaca surat singkat yang kukirim, melihat mereka mengantongi kertas tersebut, atau mencarinya saat aku absen mengirim surat untuk mereka, itu saja yang aku mau. Tidak pernah berpikir untuk lebih.

Surat yang kutulis malam ini mungkin akan menjadi surat terakhirku untuk Andrew. Sejak hari Sabtu kemarin, rasa suka pada Andrew langsung menghilang. Oskar yang menjadi panitia acara tukar kado saat pelajaran pramuka, secara sengaja membuat kado dariku berada di tangan Andrew, dan kado Andrew berada di tanganku. Saat itu sepertinya Andrew sedikit bercuriga karena melihat tulisan tanganku. Dan kebiasaanku menulis surat untuknya harus kuakhiri sebelum semuanya terlanjur ketahuan.

Page 74: #cumanaksirunite

74

Kulipat surat itu. Kumasukkan kedalam kotak pensil biru. Besok sebelum pulang sekolah aku akan langsung ke parkiran sepeda, memberikan surat ini untuk Andrew.

———

“Ah, disini rupanya kamu. Tumben sekali diselipkan disini. Biasanya didekat rem, sekarang justru dijepit di dekat spion. Ah, apalagi ya kira-kira isi surat Kak Raras?” pertanyaan itu berkelebat di dalam kepala.

Kubuka lipatan kertas tersebut. Sontak aku kaget membaca isinya. Ah, padahal aku sudah cukup terbiasa menerima surat ini, dan menyadari sepertinya aku naksir dengan Kak Raras.

“Ndrew, jadi nembak Raras hari ini kan?” tanya Theo.

Aku hanya menggeleng, tanpa memberikan alasan. Kemudian meninggalkan Theo dengan kebingungannya. Kubuang kertas yang sudah kubaca.

“Hai, Ndrew. Terima kasih sudah menemani aku beberapa bulan ini. Terima kasih sudah mau membaca surat dari aku dan tidak membuangnya. Maaf, ini surat terakhir. Tidak akan ada lagi surat dari aku. Aku tahu kamu sudah tahu siapa aku. Dan anggap saja kamu tidak pernah tahu. Aku akan menjaga jarak denganmu, dan kuharap kamu juga menjaga jarak dari aku. Good luck untuk pertandingan basket besok. Semangat !”

o——————END——————o

Oleh: @starlian Blog: http://starlian.tumblr.com/post/14917976087/secret-admirer

Page 75: #cumanaksirunite

75

39 Kerumitan yang Sederhana

kamu itu rumit tapi sederhana

memainkan mataku semaumu

menaikkan bibir ku sesukamu..

kamu itu sederhana tapi rumit

selalu membuat arah pandanganku tertuju pada singasanamu, berharap ku temukan senyumanku

membuat aku lupa akan beban yang ada dibahu,

membuat mataku ribut dan senyumanku gaduh kalau menemukan hal apapun yang berkaitan denganmu

aku selalu senang saat pergi, pulang dan saat lapar

karena itu artinya jika aku beruntung aku bisa menemukanmu di perjalanan pergi, pulang dan saat lapar

ya.. sekali lagi dan berulang kali harus ku katakan kamu itu rumit tapi sederhana…

kamu bisa membuat teman-temanku histeris di media apapun jika melihatmu dan mengabariku 5 detik setelahnya..

aku menyukai tatapan matamu, amarahmu dan kejamnya kamu.

bukan dari betapa manisnya kamu! aku juga menyukai cara berjalanmu, cara menyapa temanmu, aku suka motormu bahkan helmmu dan caramu melihatku aku tau ! karena aku sadar aku terlalu sering melewati singasanamu dan akhirnya kamu mungkin sekarang mengerti kamu itu petualanganku yang menyenangkan

ini bukan hal yang melelahkan ketika harus melihatmu dari kejauhan dan mengakomodasikan mata semampunya hanya untuk melihatmu !

ini bukan hal yang melelahkan ketika harus mencari jejaring sosial apa saja yang kamu dan punya dan diam-diam mengintip Aktivitasmu !

ini bukan hal yang melelahkan ketika harus terdiam dan tak berani tersenyum saat pandangan bertabrakan !

Page 76: #cumanaksirunite

76

ini bukan hal yang melelahkan ketika harus membuang muka saat matamu tertuju padaku !

sungguh ini tidak melelahkan..

ini menyenangkan dan ini kerumitan yang aku tunggu.

untuk membuat cerita tentangmu saja begitu rumit, aku harus mengingat bagaimana tatapanmu yang membuat aku seperti luntur karenanya.

tapi tak pernah aku berani tersenyum saat berpapasan gengsiku terlalu besar ! tak pernah aku mencoba berbasa basi sapa di jejaring sosial denganmu karena ya.. itu. . aku lebih suka begini ini menyenangkan. dan juga keberanian ini tidak sekuat tatapanku –”

ah kamu sungguh oxymoron yang indah ketika harus dirangkai dengan tatapan mata

ketika harus berlari mendekat hanya untuk melihatmu tapi tetap dari kejauhan

aku hanya ingin seperti ini, terus seperti ini…

karena ya… aku lebih suka begini..

sayang, kamu dua bukan satu tapi tak masalah karena aku pun tak mau jadi satu denganmu cukup begini saja

sayang untuk yang kedua kali :’) aku baru sadar kamu tidak akan lama lagi ditempat ini..

waktu yang tersisa tidak akan sia, Kamu pasti akan lebih pintar membuatku tersenyum tanpa sadar

hingga ketikan ini menjadi banyak emoticon dan

ah kamu ! kerumitan yang sederhana !

matamu ya matamu membuat hatiku ciut

Oleh: @AlbertaShendy_L Blog: http://greenndy.wordpress.com/2011/12/28/kerumitan-yang-sederhana/

Page 77: #cumanaksirunite

77

40 Senior

Aku suka saat dia melihatku dalam redup matanya. Aku suka saat dia tersenyum. Aku suka saat dia menawarkan sesuatu yang tidak dia tawarkan kepada yang lain dalam satu ruangan tempat kita berada. Aku suka saat dia memimpin, dia terlihat bijaksana berwibawa, sangat berwibawa. Aku suka saat dia mengatakan kalau dia akan menjagaku dalam suatu event. Aku suka saat dia membantuku mengerjakan tugas. Ya....dia cukup pintar, sangat pintar. Aku suka saat dia menanyakan apakah aku baik baik saja. Aku suka saat melihatnya menggigil karena badannya tidak fit hari itu. Aku suka saat dia memanggil lembut namaku. Aku suka saat dia menyediakan punggungnya untukku menulis nama lengkapnya dengan benar. Aku suka saat dia menyatakan cita citanya yang ingin meneruskan studynya ke Jerman. Aku suka saat kenyataannya dia berhasil menjadi siswa ber-jas kuning Dan aku suka saat untuk pertama kalinya kita bertemu kembali, dia tersenyum dan masih mengingat walau sedikit tentangku. Tapi aku benci disaat aku tau ada wanita lain yang suka caranya memperlakukan wanita lain yang beruntung itu. Saat itulah aku tau bahwa mungkin yang aku rasakan hanya berupa rasa menyukai saat dia mengkhawatirkanku, rasa mengidolakan karena dia adalah orang yang dapat memotivasiku, rasa bahagia saat dia menyebut namaku dalam lembut suaranya, dan yang jelas semua itu adalah rasa yang semu, bukan rasa sayang atau cinta bahkan bukan pula rasa ingin memiliki......

Dear, your junior ☺ Oleh: @shasafira Blog: http://shfraysh.blogspot.com/2011/12/senior-cuma-naksir.html

Page 78: #cumanaksirunite

78

41 Ah ternyata…

Belasan tahun lalu dengan seragam abu-abu

“Ya udah jangan nangis lagi. Adek sendiri kan yang ga mau dan nolak dia jadi pacar kamu?’. Kalau dia sekarang jalan dengan sahabatmu, ya sudah jangan nangis gitu”.

“Udah ahh sana ganti baju” Kata mamaku saat itu

Beberapa tahun lalu di gang kos-kosan

“Yahh…gw bingung deh sama elo. Elo yang bilang naksir tapi saat dia nembak kamu, kamu ga mau terima. Eh sekarang, saat dia jalan sama anak fakultas itu, kamu jadi cranky dan meracau gini”. Gerutu sahabat baikku saat itu.

Beberapa bulan lalu di kubikel kantor

“Haddoohh…niy anak. Bingung deh apa maunya. Bilang naksir, giliran di ajak jalan bareng nolak. Di ajak ini itu ga mau. Nah sekarang dia jalan sama si itu, ga rela”. Cerocos teman kantorku saat itu

Hari ini…

Ahh ternyata saya masih sama. Masih seperti tahun-tahun yang berlalu itu.

Oleh: @tweetycious Blog: http://acprilia.wordpress.com/2011/12/28/ahh-ternyata/

Page 79: #cumanaksirunite

79

42 Gadis Dongeng

Anela, peristiwa beberapa tahun lalu membuat hidupku lebih unik. Ya, unik. Aku benar-benar baru mengerti sekarang. Apa maksudmu saat perjumpaan kita di kafe seberang kampus. Saat itu aku hanya tertarik pada dirimu, bukan buku tebal dongengmu. Dulu, aku hanya melihatmu turun dari bis kota di depan gerbang sekolah. Kau tampak sibuk. Merapihkan rambut, membawa beban yang tampaknya berat dibahumu dan tak luput buku tebal yang selalu kau bawa. Buku itu sangat tebal, Anela! Aku mulai mengenalmu hanya dari berita angin. Berita yang sayup-sayup terdengar masuk ketelingaku. Berita yang langsung kucerna, dan tersenyum. Orang-orang bilang kau itu aneh. Ada juga yang bilang, kau itu gila. ...Dan kau tahu? Berita itu seperti mulai memunculkan benang merah diantara kita. Benar-benar butuh perjuangan untukku untuk bisa duduk didepanmu saat kita bertemu di kafe. Aku memikirkan rencana ini semalaman. Berawal dari mengikutimu menaiki bis kota, berusaha untuk menabrakmu di tikungan kampus, mencarimu di perpustakaan, hingga berkontak langsung kepadamu untuk tugas kampus. Saat itu juga, itulah pertama kali kita saling berbincang. Aku menanyakan segala pertanyaan yang terus mengikatku sejak aku mengenalmu. Semuanya ditumpahkan semua pada kedai kopi di seberang kampus kita. Aku tanyakan semuanya, hidupmu, bis kota, kehidupanmu, matamu yang cukup hebat menghadapi buku-buku tebal dan buku tebal yang selalu kau bawa itu. Dan kau pasti masih mengingatnya, Anela. Saat kau mengatakannya, aku menjadi terbelalak. Aku benar-benar tak sanggup. Memori-memori yang sudah pecah menjadi satu diotakku pada saat itu. Kau pasti ingat, alasanku untuk menyelesaikan perbincangan di kafe ini. Dan kau dapat melihat ekspresiku membanting pintu kafe. Sementara kau hanya duduk manis dan tersenyum. Itu semua masih ada di otakmu, kan? Apakah kau tak mengertinya? Ya, perasaanku yang aneh terhadap dirimu. Rasa sayang. Aku masih tak sanggup menerimanya. Aku juga masih mengingat mimik muka sahabatku saat mendengarnya. "Kau tak jadi, dengannya?" tanyanya.

Page 80: #cumanaksirunite

80

Aku menggeleng lesu. Sahabatku menghembuskan napas berat. Dia benar-benar tak mengerti. "Lalu, apa yang kau dapatkan dari pertemuan itu? Kau tak menyatakannya?" "Yang aku ingat sepertinya dia juga menyukaiku," "Lalu, mengapa kau..." "Dia ingin siapapun pacarnya nanti,, menyukai dongeng." Sahabatku terdiam. Sekarang ia baru mengerti sebabnya. Dia mengerti hubunganku dengan yang namanya dongeng. Hubungan bagai minyak dengan air. Tak akan. Takkan bisa menyatu. Saat itu, aku belum mengerti. Kenapa kau menyuruh siapapun calon pacarmu menyukai dongeng. Kisah-kisah yang tak akan jadi kenyataan. Seperti kisahku saat ini. Saat mendengarnya, Anela. 25 tahun silam, aku baru mengerti semuanya. Cucuku membeli buku dongeng. Ia meminta aku membacanya. Aku sudah menggeleng, tetapi ia merengek. Apa boleh buat, itu adalah pertama kalinya aku membaca dongeng. Halaman demi halaman, akhirnya sampai dengan akhir yang tak bahagia. Sang puteri tidak menjadi permaisuri sang pangeran karena dongeng penyebabnya. Rasanya aku menjadi mengenali tokoh yang ada didalamnya. Sejenak aku berpikir, tokoh itu adalah aku dan dirinya, Anela. Segera aku menutup buku dan aku melihat namamu sebagai sang dalang di sampul depan. Sekarang, aku baru mengerti. Kau menginginkan lelaki yang mempercayai dongeng untuk percaya akan dongeng yang sedang dijalaninya. Aku tak menyangka bahwa kisah kita adalah dongeng, Anela! Kini, aku menyesalinya. Sampai sekarang pun rasa itu masih tertahan, walau secuil. Segera aku memerintahkan cucuku,: "...Beli buku dongeng yang banyak, nak!"

Selesai Oleh: @sofcrates Blog: http://dapursampah.blogspot.com/2011/12/gadis-dongeng.html

Page 81: #cumanaksirunite

81

43 Hanya Menyiapkan Kejutan

Hari ini tepat tanggal 5 Agustus. Tepatnya pukul 07.22. Suasana ruangan kantor selalu tampak mempesona, tirai-tirai jendela sengaja dibuka sebagai tanda untuk mempersilahkan sinar matahari ikut bekerja, layar monitor komputer sudah tidak sabar untuk segera digunakan, telepon-telepon pada setiap meja belum saling bersahutan. Lantai lantai keramik kantor, terlihat bersih menyerupai cermin, sebagai tanda untuk siap merefleksikan segala bentuk aktivitas diatasnya. Lalu Terdengar sayup sayup percakapan para penghuni kantor dari luar ruangan yang datang hampir bersama sama. Lalu Satu persatu, para penghuni kantor mulai memasuki ruangan yang mempesona itu. Para penghuni kantor yang hanya berjumlah 4 orang. Ya, hanya 4 orang. Pak Sam, Mas Bagas, Mba Catur, dan Tarmin. Namun meskipun hanya dengan 4 orang, mereka dapat bekerja layaknya 8 orang. Pak Sam, pria yang tampil percaya diri dengan ubannya adalah pemilik perusahaan sekaligus kantornya, dan melingkup sebagai manajer. Sedangkan pria berkemeja polos dan berambut keriting itu adalah Mas Bagas, seorang desainer grafis melingkupi produksi nya Kantor ini. Satu satunya perempuan yang ada di kantor ini ialah Mba Catur, perempuan bertubuh agak gemuk namun memiliki sorotan mata yang dapat melumerkan pria yang segarang apapun ini adalah sebagai sekertaris, meliputi marketing dan kepegawaian. Dan yang terakhir adalah Tarmin, pria yang setiap hari tinggal di suatu ruangan menyerupai kamar, yang berada di lorong dekat pintu keluar. Tarmin merupakan seorang pria muda berumur 23 tahun yang ditugasi untuk membantu Pak Sam, Mas Bagas dan Mba Catur untuk membuat pekerjaan mereka menjadi lancar. Terkadang Tarmin membuatkan tiga cangkir kopi untuk mereka, atau kadang, membuatkan mie kuah untuk Mba Catur, atau bahkan menemani Mas Bagas merokok di luar kantor pada sela sela makan siang sampai menjadi pengawal pribadi Pak Sam dalam urusan urusannya. Bisa dibilang Tarmin ini adalah orang yang cukup berjasa bagi ketiga orang itu, karena tidak jarang mereka dengan gampangnya memanggil Tarmin yang sedang menyapu, mengelap kaca, atau bahkan sedang bersantai hanya untuk menyuruh Tarmin menyeduhkan kopi atau memasak mie instan. Namun raga pria bertubuh kurus dan berkulit putih itu tidak pernah sekalipun menerjemahkan bentuk keluhan. Kantor ini adalah kantor yang bergerak di dunia periklanan yang baru berdiri sekitar 2 tahun yang lalu. Maka dari itu ruangan yang didesain pun tidak terlalu luas, yang penting dapat memberikan kenyamanan dan kebersamaan, tanpa harus mengubah karyawannya menjadi seorang penjilat antara satu dengan lainnya. Dan pada tanggal 5 ini adalah waktunya para penghuni mendapatkan hasil dari keringatnya sendiri yang ditampung oleh perusahaannya. Sedikit jenaka, karena pada saat pembagian Gaji tersebut terlihat lebih seperti pembagian uang jajan yang dibagikan dari tangan Pak Sam untuk karyawan lainnya. Seolah Pak Sam itu adalah seorang kakek yang membagikan uang jajan kepada cucu-cucu nya. Semua Karyawan tampak senang. Tidak terkecuali Tarmin. Lelaki muda berusia 23 tahun itu terlihat berseri-seri, raut wajahnya seperti menerjemahkan sebuah kegembiraan yang sangat berarti, binar matanya juga tampak jelas bercahaya, seakan-akan setiap tanggal 5 itu merupakan kebahagiaan yang sebahagia-bahagianya. Tarmin tampak tersenyum lebar, entah mengapa senyum setiap tanggal 5 dan setiap tanggal 29 terkadang berbeda, jauh

Page 82: #cumanaksirunite

82

berbeda. Sapaan dari masing masing karyawan, menimbulkan resonansi yang sangat enak didengar di ruangan kantor itu. Sekali lagi, “hari ini adalah waktunya pembagian uang jajan dari Pak Sam”. Kira-kira seperti itulah ungkapan canda yang dilontarkan oleh mereka. 2 tahun yang sudah mereka lalui, membuat mereka saling mengenal karakteristik satu sama lainnya. Dan bisa saja menimbulkan ketertarikan yang lebih antar karyawan lainnya. Dalam hal ini adalah Tarmin. Sudah lama Tarmin menyimpan perasaan terhadap Mba Catur, terlihat dari bentuk perhatiannya selama 2 tahun terhadap Mba Catur, seperti selera mie instan Mba Catur yang tidak terlalu matang, atau kopi hitam yang tidak terlalu pekat, sampai kepada takaran gula yang pas untuk kopinya. Pernah juga, suatu kali, jaket Mba Catur tertinggal di dalam Kantor, dan lusa nya, jaket tersebut sudah dalam keadaan yang rapih dan bersih. Dan Mba Catur menatap sambil berbicara kepada Tarmin. “Tarmin, lain kali kalo ada barang apapun yang tertinggal di Kantor, jangan kau cuci atau rapihkan. Bisa-bisa lain waktu saya akan pura-pura menaruh dan meninggalkan cucian saya di dalam kantor ini, agar kamu cuci, hehehe”. Tarmin pun terlihat malu sekaligus takjub terhipnotis tatapan mata Mba Catur yang sangat lembut melebihi kelembutan jaket yang pernah dicuci oleh Tarmin. “mbaik mba, sengaja ditinggal pun akan saya cuci dan rapihkan”. Jawab Tarmin sambil tersipu. Mba Catur pun menimpali nya “hahaha Tarmin.. Tarmin, aku cuman becanda loh, jangan sampai aku memiliki inisiatif untuk membuatnya menjadi serius”. Dan seketika itu, tawa mereka berdua terdengar sayup di dalam ruangan kantor juga di antara Mas Bagas dan Pak Sam. Mungkin tidak hanya itu saja yang berhasil membuat hati Tarmin menjadi lebih merekah. Pernah suatu hari, ketika terjadi hujan lebat, Tarmin mengantarkan Mba Catur pulang sampai Mba Catur mendapatkan angkutan umum menuju rumahnya, karena Mba Catur kebetulan sedang lembur dan Mas Bagas serta Pak Sam lebih dahulu pulang. Dan juga Mba Catur tidak membawa payung, alhasil Tarmin mengantarkan Mba Catur dengan menggunakan payung kantor yang cukup besar untuk menaungi 2 orang di bawahnya sampai menuju seberang, tempat Mba Catur memberhentikan angkutan umum. “Mba, payungnya Mba bawa saja sampai rumah, takut-takut nanti ketika turun dari angkot, hujannya masih belum berhenti” Tarmin hampir berteriak, karena suara hujan lebat yang cukup berisik. “Lalu kamu bagaimana Tarmin, kamu kan butuh payungnya untuk sampai kantor di seberang, kalo payungnya aku bawa, bisa-bisa kamu basah kuyup ketika sampai seberang sana”. Mba Catur pun berusaha mengimbangi suara Tarmin tadi. “tidak apa-apa kok Mba, jarak saya dari sini ke kantor hanya dipisah oleh jalan raya saja kan? Kalo Mba kan beda, Mba mesti mengendarai angkutan umum dulu sebelum sampai di rumah, belum lagi ketika turun dari angkutan umum, takutnya di daerah tempat tinggal Mba, hujannya masih blum berhenti, jadi bawa saja dulu Mba payungnya”. Tarmin kembali berteriak dengan badan yang sedikit kebasahan. “Baik kalo begitu, terima kasih Tarmin, sesampainya di Kantor, kamu buat saja mie instan buatanmu sendiri, dijamin nikmat, hehehe”. Mba Catur terlihat berbicara sambil dengan wajah yang cukup basah akibat hujan yang cukup lebat. Tarmin cukup menganggukan kepalanya sambil tersipu malu. Lalu dia memberhentikan angkutan umum untuk Mba Catur. “terima kasih Tarmin sudah mau mengantar dan meminjamkan payungnya” terlihat paras, suara dan harum parfum Mba Catur segera berlalu mengikuti angkutan umum yang dinaikinya. Dan Tarmin terlihat bahagia, terbukti, ketika Tarmin tersenyum bahagia walaupun sambil menyeberang jalanan yang diguyur oleh hujan lebat.

Page 83: #cumanaksirunite

83

Dan dalam rutinitas sehari-hari nya pun, Tarmin tampak lebih memperhatikan Mba Catur dengan bertanya “Mba Catur, Mba mau makan apa siang ini? Biar saya belikan”. Atau “Mba sudah sarapan? Kalau belum, saya bisa buatkan Mba telur mata sapi. Terlalu sering mie instan, itu tidak baik Mba”. Mas Bagas juga Pak Sam lambat laun mulai menyadari hal ini, dan mereka memilih untuk tidak terlalu banyak berkomentar. Beragam catatan kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa sekecil apapun yang terdapat pada rutinitas mereka, itu sangat bermakna bagi Tarmin, bahkan pikiran radikalnya dengan lancang menyebutkan bahwa, lebih baik dia basah kuyup kehujanan, asal bisa berdekatan dengan Mba Catur dalam satu payung. Namun, sekali lagi Tarmin tahu diri, tentang keberadaan dirinya dan perbedaan umur keduanya yang berbeda 4 tahun. Tarmin 23 dan mba Catur 27. Dalam setiap harinya, rutinitas kantor tersebut selalu menyenangkan. Sifat Mas Bagas yang humoris dipadu dengan Pak Sam yang menganggap karyawan itu sebagai sahabatnya, membuat keakraban pun semakin erat dari waktu ke waktu sampai gelak tawa di ruangan itu menjadi lebih sering terjadi, bahkan seringkali mereka ber empat dapat menghabisakn waktu makan siang mereka hanya dengan tertawa sampai terbahak-bahak. Pak Sam yang dermawan pun, selalu menjadi pusat kesenangan para karyawannya. Ketika perusahaannya memenangkan tender untuk iklan produk, Pak Sam tidak segan–segan mengajak para karyawannya untuk makan di luar. Namun diantara gelak tawa yang memenuhi ruangan itu, terkadang tersembunyi sebuah kesedihan yang ikut bersembunyi di sela sela jam dinding, di sela pembatas buku, atau menyelinap masuk ke dalam lemari arsip dan yang paling parah, membuat Tarmin sedikit sesak. Ya, Tarmin tidak bisa menyembunyikan perasaannya yang telah tumbuh kurang lebih selama 2 Tahun, terkadang ia butuh mengungkapkan segalanya, namun ia bingung campur takut, ia takut kalau-kalau Mba Catur malah menjauhi dirinya ketika Mba Catur tahu bahwa ia menautkan perasaan padanya. Dan Tarmin tidak berniat untuk menceritakan hal ini kepada Mas Bagas apalagi kepada Pak Sam. Tanggal 19 Agustus. Ketika jam makan siang. Mas Bagas mengajak Tarmin untuk menemaninya merokok di luar kantor. Dan tetiba, Mas Bagas melontarkan sebuah pertanyaan yang cukup membuat Tarmin terkaget-kaget. “Min, besok itu ulang tahunnya Catur loh, sudah ada rencana, untuk memberikan dia hadiah, Min?” sambil tangan Mas Bagas meraih cangkir kopi di meja istirahatnya. “Tidak Mas, saya masih malu Mas, Mas tau sendiri kan, dari tahun ke tahun saya tidak pernah memberikan Mba Catur hadiah”. Timpal tarmin. Bagas menurunkan cangkir kopinya dan kembali menyalakan batang rokok ke 2 nya, sambil berusaha memberikan pengertian kepada Tarmin. “Justru ini kesempatan kamu Min, kapan lagi kamu bisa nyoba ngasih hadiah atau kejutan buat Catur? Belum tentu tahun depan itu suasana nya sama kaya gini. Gini lo Min, sebagai seorang pria, aku ngerti kok, apa yang kamu rasakan. Namun tidak ada salahnya kita nyoba Min, setidaknya kita mencoba mengungkapkan perasaan kita dalam bentuk lain, dalam hal kejutan atau hadiah”. Mas Bagas terlihat lebih meyakinkan rekan kerjanya itu agar Tarmin, mau mengiyakan saran darinya. “baiklah Mas Bagas, saya akan mencobanya besok”. Terlihat simpul senyum kecil yang muncul dari bibir Tarmin sebagai bentuk bahwa ia setuju akan saran dari Mas Bagas. Mas Bagas pun menepuk bahu Tarmin, sebagai tanda bahwa Mas Bagas ikut mendukung

Page 84: #cumanaksirunite

84

rekannya itu. Tarmin pun memikirkan, kira-kira kejutan apa yang akan ia berikan untuk memaknai hari lahir nya Mba Catur, agar secara spontan, Mba Catur sendiri menjadi terkesan atasnya. Tanggal 20 Agustus. Cuaca 07.22 ini cukup sejuk, jendelanya dibiarkan terbuka, agar semilir angin dapat mengisi kursi-kursi yang masih kosong belum terisi, disambut dengan sinar matahari yang membalut hangat, sebagai penyeimbang sejuknya udara pagi ini. Ruangan kantor itu masih terlihat sepi, namun sepertinya pandangan tersebut dilayangkan kepada meja Mba Catur yang sudah dihias menggunakan pita-pita merah muda yang diikat pada kaki-kaki kursi melewati kabel-kabel komputer sampai memunculkan simpul-simpul manis yang berada tepat di meja kerja Mba Catur, Cangkir kopi berwarna coklat muda yang merupakan warna kesukaan Mba Catur, dipadu dengan vas bunga yang berada tepat di ujung meja kerja nya. Tak lupa sepucuk surat yang dibungkus menggunakan amplop cokelat muda juga, tersimpan manis di depan monitor komputer Mba Catur. Dari dalam ruangan dekat pintu masuk yang masih terkunci, Tarmin tersenyum tersipu malu, menyaksikan pekerjaannya semalam, dalam menghias meja kerja Mba Catur dan menyiapkan kado serta menulis surat untuk Mba Catur. Isi surat itu berbunyi : “Selamat Pagi Mba Catur, Mba Catur sempat sarapankah tadi? Kalau tidak sempat, saya akan buatkan telur mata sapi kesukaan Mba, terlalu sering makan mie instan itu kurang baik Mba. Saya sengaja buatkan Mba Catur teh manis panas bukan kopi hitam encer seperti biasanya, sengaja Mba, biar Mba ngadepin kerjaan pagi ini dengan rileks dan pikiran yang tenang. Waduh, saya hampir lupa mengucapkan Mba, hari ini Mba mengulang tanggal pada Tahun yang berbeda, umur Mba bertambah menjadi 28 tahun, saya tidak ingin mengucapkan selamat, namun saya ingin mendoakan, selalu mendoakan agar apa yang Mba inginkan dapat terwujud, amin. Mohon maaf Mba, kali ini saya berani lancang, saya lancang karena saya ingin mengutarakan suatu hal kepada Mba Catur, maaf kalo tidak berkenan. Selama 2 tahun ini, saya hidup jauh dari dunia luar Mba. Saya tinggal di dalam ruangan ini, bangun di ruangan ini, tidur juga di ruangan ini, namun saya tidak ingin hati saya, saya buat bisu di ruangan ini. Saya ingin, hati saya berbicara, menerjemahkan segala hal yang ia temui, yang ia rasakan, atas dasar semua rutinitas yang saya jalankan. Hati saya berbicara bahwa ternyata saya dan hati saya telah jatuh dan tenggelam kedalam diri Mba Catur seutuhnya. Iya betul Mba, saya mencintai Mba Catur sedari kita mulai menjalankan rutinitas bersama-sama dalam kantor ini. Hanya saya berani mengungkapkannya sekarang. Namun Mba, perlu diingat, bahwa Cintaku ini adalah cinta yang bebas. Cintaku ini adalah cinta yang tidak ingin merangkul. Cintaku ini hanya kejutan mba, dan biarlah cintaku ini tetap dalam kejutannya, dari waktu ke waktu. Agar Mba Catur dapat merasakan setiap kejutan dari perasaanku, setiap waktu. Berbahagialah Mba, dengan siapapun Mba bertemu. Hanya jangan denganku, karena aku hanya bisa memberikan kejutan saja, bukan memberikan keutuhan. Mba tak perlu berkomentar, tak perlu menjawab, cukup tatap mata saya dan kita menjalankan aktivitas serta rutinitas seperti sebelumnya, tanpa harus dibebani oleh perasaan. Biarkan perasaan Mba jadi kejutan untuk saya. Terima kasih Mba, telah mengizinkan saya untuk berterus-terang. Sekali lagi terima kasih mba” Oleh: @andihamad Blog: http://wajahmalam.blogspot.com/2011/12/hanya-menyiapkan-kejutan.html

Page 85: #cumanaksirunite

85

44 Menjabat TanganNya

Sengaja aku pindah kesini, ingin berdua saja denganMu, Tuhan. Orang-orang di timeline sedang ramai membicarakanMu. Katanya, jodoh itu ada di tanganMu. Eh iya, sebelum ku beri tau Tuhan pasti sudah tau lebih dulu. Kalau benar jodoh ada di tanganMu, mulai sekarang aku mau rajin mencuci tangan pakai sabun. Siapa tau kalau tanganku bersih dan wangi, Tuhan akan mengizinkanku berjabat tangan denganNya lantas membiarkanku berkenalan dengan seseorang yang sudah Ia simpan di tanganNya, bertukar cerita menggunakan metode tadoma seperti helen keller.

“kamu sudah sampai mana? Aku lelah kalau harus berpindah dari satu hati ke hati yang lain, sebelum akhirnya aku menemukan kamu. Iya, sambil menunggu kamu datang,aku hanya berani menyukai seseorang diam-diam hingga akhirnya aku tau ternyata kami saling menyukai tapi tidak pernah ada kepastian dalam hubungan kami. Atau lebih tepatnya aku yang tidak pernah memberikan kejelasan. Semata karena aku hanya ingin memiliki kepastian dengan kamu. Aku menyukai tetapi tak ingin memiliki ataupun dimiliki, selain dengan kamu.”

Tidak! Jangan memelukku seperti ini Tuhan. Pelukan hanya akan mencairkan air mata yang sudah lama dan susah payah ku bekukan dalam hati. Cukup dengarkan cerita serta keluh kesahku dan tolong sampaikan padanya, aku rindu.

Oleh: @ziahfauziaaah Blog: http://ziahziahziah.wordpress.com/2011/12/29/menjabat-tangannya/

Page 86: #cumanaksirunite

86

45 Kebetulan

Tempo hr sy jd volunteer di acara social media festival di Fx Jakarta. Kebetuan hr itu sy lg jaga meja informasi sm 2org volunteer lainnya, Meimei n Muthi. Namanya jg meja informasi, jd aja bny tamu yg nanya2 disana. Tp saat itu sy lg sibuk lipat2 leaflet info acara, jd Muthi n meimei aja yg layani pertanyaan para tamu. Tiba2 ada se-geng cewe2 datang mendekat, n bertanyalah salah seorg dr mereka, seorg cewe imut n menarik perhatian sy, dia nanya soal acara yg guess star-nya Nicholas Saputra. Tp Muthi yg jawab bla3x. Lalu beranjaklah se-geng itu. Dan sy tiba2 tersadar, "Eh, Muth, td yg nanya siapa namanya?" Sy bertanya. "Meneketeheee!" Muthi menjwb “Errr....” "emang kenapa sih?" lanjutnya "mau tauuu ajah!" sy nyinyir. Brbrbrb... Oh my, sudahlah, udah berlalu jg. Eh, tp td lucu bgt sih wajahnya. Hmmm... Kr2 siapa ya namanya? Aaaah, penasaraaan! Sy cuma perlu tau namanya aja deh! Sy membatin. ...Dua jam berlalu... Sy bosan di meja informasi. so, beralih ke stage n asik menyimak acara di stage, tiba2 kebetulan ddpn sy ada geng cewe2 td n tentu aja ada si imut. Hehe... Dengan grogi ganteng sy memberanikan diri mendekat n bertanya: "udah ketemu sm Nicholas-nya?" "Belooom, katanya acara Nico itu bsk" jwb si imut memonyongkan mulutnya yg membuat sy deg2an. "Oh, yaudah, bsk kesini lg aja" sy menawar "Mau sih, tp kr2 dia dtg ga ya?" doi menimbang "Mmm... Gini aja, tinggalin no hp ke sy, nanti bsk sy kabari kl Nico dtg atau ngga" "Oh, yaudah, 085695...." "Oia, sy Atu" "Aku Tia" "Oke, bsk sy kabari ya" "Makasih ya" "Iya" sy pasang senyum semanis mungkin. Huaaaa.... Akhirnya tau jg nama si cewe imut ini! Tia!! Tiba2 sy merasa udah kenyang, pdhl td berasa lapar bgt. ...Besoknya... Ternyata hr ini sy agak sibuk, jd volunteer yg bener2 ga dibayar tapi disuruh kerja fisik yg bikin betek. Huffft... Kira2 Tia dateng lg ga ya? Eh, tp tergantung Nico jg nih, dateng apa ngga? Eh, trnyata Tia n dGeng dtg lg. tp sy sibuk, jd aja ga bs ktm. Cuma bs sms2an singkat: "Hi Tia, dtg lg? mdh2an Nico-nya jg dtg ya, selamat menikmati" n dibls "iya, makasih" (_ _!) ah, singkat sekali.

Page 87: #cumanaksirunite

87

Singkatnya hr itu berlalu n Nico ga dtg. Dan Tia ga kesampean ktm idolanya. Yaudah lah ya, namanya jg artis! Dan cerita cukup smp disitu. Cukup seneng krn udah tau namanya. Udah gt doang? Ga seru ah. etapi, kl ada kesempatan jln sm doi asik jg tuh. Ah, sudahlah udah lewat jg. ...Bbrp hr berlalu... Sy buka milis kojak n ada undangan launching piso cukur pilip dgn brand ambassador-nya Nicolas! Duaaar!! Kebetulan apa ini? Tiba2 langsung inget Tia! Hmmm... kl ajak Tia mau ga ya dia? Yaudah, begitu lngsung baca undangan itu lngsng jg sms si Tia: Tiaaa ada undangan ktm Niscap, mau ga? Di reply Tia: mauuuuu... Aha! doi mau bukan krn sy, tp doi emang fans berat Nico. baiklah, membuat org lain senang itu kadang kita jg bs merasa senang. Ada kebetulan yg kayaknya harus diperjuangkan setelah undangan di-iya-kan, sy harus rela antar jemput doi untuk ke acara ini. pdhl kl sy menuju tkp cm tinggal ngesot aja, tp ini seperti memperjuangkan kesusahan untuk apa yg sy suka. Yup, kadang rasa 'cinta' bs memberi energi lebih buat usaha ngedapetinnya. Sejauh ini sy sebenarnya merasa beruntung. Yg pertama hanya ingin sekedar tau nama, eh kebetulan jd tau. Kedua, ingin ketemu lg n jalan bareng, eh kebetulan ada 'event'-nya. Oke, hari itu pun tiba. Sy sudah siap menjemput doi di kantorny naik motor item kebanggan sy. Smp sana, deg2an abis, tp hrs tetep keliatan cool. Eh, doi muncul, wuaaah... Seneng bgt bs liat doi lg. Seketika capek sy hilang. Lalu berangkatlah menuju tkp. Ada hal yg sulit dilakukan untuk ngobrol di atas mtr. itulah sebabnya org terlihat kurang akrab diatas mtr. Jadi aja selama djln cm tanya-jawab yg penting2 aja. Ya gt lah. Akhirnya smp di tkp. Dan ini pertama kalinya jg sy mengantarkan fan yg ingin ktm idol-nya. Ya agak lebay sih, tp sy mmaklumi. Disana agak bete krn ulah artis yg yeah, you know-lah. Sy menunggu lebih dr 3jam buat doi smp bs ktm n foto bareng Nico. Udah dpt foto, ya udah balik lg anterin ke kantornya. Hmmm... agaknya selama brsm doi sy ga terlalu berani jauh lebih mendekatkan diri padanya. Sindrom jiper menghadapi cewe. Atau mungkin sok cool aja biar dibilang ga terlalu caper, agresif or somthing-lah. Etapi ada kalanya sy sesekali ’mendekat’ dan ternyata doi seperti ’menjauh’ Mencoba bersikap manis tapi dibalas asem. Yah, mungkin gt kali ya kl cewe merasa diperlakukan ’lebih’, suka berlebihan firasatnya. And then, time is move on. Day by day everything is ok. Everthing is on dright path. Sepanjang cerita ini, ada satu hal kebeteluan yg harus sy ketahui: Kebetulan doi ga suka sm sy. Padahal kebenarannya sy cuma naksir. Aha! Oleh: @atuketralala Blog: http://atuke.blogspot.com/2011/12/kebetulan.html

Page 88: #cumanaksirunite

88

46 Cinta tak harus memiliki

Oke disini cerita pertama gue setelah gue ganti password baru karna gue lupa yg lama -___- langsung aja ke cerita, yuk ciin ----> jadi gue dan temen-temen gue bikin group yg di juluki "ALTIUS" naaah ada pendiri nya atau yg mengusulkan itu namanya Maulana Dwiyandra. Dia biasa dipanggil "Maul" atau "Didi" naaah dia itu temen gue dari sd. Waktu kelas 9 atau kelas 3 SMP dia pernah jujur tntg perasaannya ke gue ternyata dia suka sama gue sejak kelas 6 sd *oh maygat apa yg harus gua lakukan* *makan pasir* tapi gue tidak menerima cintanya karena, pertama gue masih terjebak dengan mantan gua yg hobinya ngasih harkos itu dan yg kedua gue gaada perasaan apa-apa sama dia. Pada akhirnya di SMA, gue satu sekolah lagi sama Maul dan buat group yg namanya althius itu dengan beranggotakan 10org. Di group itu kerjaan kita bikin video, foto-foto, dan jalan-jalan gajelas -___- dan karena terbentuknya group ini otomatis gue jadi sering jalan bareng si Maul. Pada akhirnya munculah rasa suka pada hati gue, gue suka sama dia karena yg pertama dia itu baik banget, kedua dia tinggi karena kebetulan gue tinggi jadi gue nyari cowo yg lebih tinggi dari gue dan Maul termasuk, ketiga dia anaknya asik, dan ke empat yaa gue suka sama dia hehe :D tapi dia itu kalo udah nyebelin amit-amit deh gue pgn gue pites *gigitin pager* sampai akhirnya anggota altius yg lain menyadari kedekatan gue dengan Maul, di cengcengin lah kita berdua yg bikin gue sama Maul mesem-mesem gajelas. Tapi yg gue bikin galau, apa dia masih punya perasaan yg sama? Tapi rasa suka gue ke dia itu cuma kagum aja karena dia baik, tinggi dan asik. Gamau jadi pacar soalnya kalo jadi pacar pasti nanti aneh deh pasti beda rasanya jadi maunya temenan aja walaupun setiap gue tau dia deket sama cewe lain gue sakit hati tp tetep sabaaar toh dia bukan siapa-siapa gue, bapak gue bukan, kakak gue bukan, kakek gue juga bukan, emak gue apalagi yakali emak gua cowo -____- oke oke lupakan! Perasaan gue sama dia sampe skrg hanya sekedar mengagumi. Gue seneng kalo ngeliat dia senyum, gue juga seneng kalo udah bercanda sama dia apalagi kalo jalan-jalan bareng altius gue pasti naik motor bareng dia aduuuh syenaaaaang :) dan ada hal lain yg bikin gue gamau pacaran sama dia yaitu, gue gamau merusak persahabatan gue sama dia di altius team gue pengen, gue sama Maul kaya gini terus kita sahabatan walaupun kadang hati berkata lain :') udah dulu ah ceritanya pegel jari gue ngetik panjang-panjang, bye! Salam Olahraga! Oleh: @vanililidput Blog: http://vlpampam.blogspot.com/2011/12/cinta-tak-harus-memiliki.html

Page 89: #cumanaksirunite

89

47 Cuma Naksir

Kulitnya putih, tubuhnya tinggi semampai, lekuk tubuhnya sempurna, rambutnya hitam panjang, hidungnya kecil dan mancung, dan senyumnya itu…..rasanya aku rela memindahkan gunung hanya untuk melihat senyumnya. Iya, memang dia begitu sempurna di mataku. Gerak geriknya, tawanya, kerling matanya, semua begitu indah di mataku. Dan sepertinya dia tahu itu.

Aku mengenalnya 3 tahun lalu, saat pertama kali masuk di kantor ini. Kebetulan kami ada di departemen yang sama. Dan satu project akhir tahun lalu membuat kami menjadi semakin dekat. Sejak itu aku menjadi makin kagum padanya. Dia menjadi teman diskusi yang menyenangkan.

Beberapa kali dia memergokiku sedang memandanginya lama-lama. Dan senyumnya cukup membuatku salah tingkah. Namun sikapnya padaku tidak berubah. Tetap hangat dan manis seperti biasa. Justru teman-temanku yang sering menggodaku.

“Kalo naksir jangan ditahan-tahan, bro. Ngga baik. Sudahlah, ngga apa-apa kok, kita ngerti. Buruan ntar keduluan digaet anak kantor seberang lho hahahaha”

Dan selalu kujawab dengan senyum lebar.

“Ah, kalian ada-ada aja. Kalian kali yang naksir hahahaha”

Namun akhir-akhir ini ada yang berubah. Beberapa kali aku gantian memergoki dia yang sering memandangiku lama-lama. Dan tentu saja teman-temanku juga tahu tentang itu.

“Dapat salam tuh dari dia. Masak pura-pura ngga tau kalo dia juga naksir?”

Lagi-lagi aku hanya tertawa. Walaupun aku tetap melakukan kebiasaanku untuk memandanginya lama-lama. Mengaguminya.

Sore itu untuk kesekian kalinya kupergoki dia sedang memandangiku. Dan tiba-tiba sebuah email masuk lewat Outlook. Darinya.

“Hai, nanti malam temenin aku cari kado untuk mamaku yuk. Tenang aja, aku traktir makan deh”

Lalu tiba-tiba juga ponselku berdering 3 kali sebelum akhirnya kuangkat sambil tersenyum.

“Pulang jam berapa, Yang?”

Senyumku mengembang.

Page 90: #cumanaksirunite

90

“Sebentar lagi mau pulang, nih. Kamu mau dibawain apa?”

Ya, itu alasan mengapa aku tak ingin memilikinya. Aku sudah punya seseorang di rumah yang menungguku tiap hari. Seseorang yang fisiknya mungkin tak seindah dia tapi hatinya sangat sempurna untukku. Lalu segera aku mengirim balasan email untuknya.

“Wah malam ini aku sudah ada rencana. Next time ya.”

Oleh: @bernardls Blog: http://bangbernard.wordpress.com/2011/12/29/cuma-naksir/

Page 91: #cumanaksirunite

91

48 Naksir

Seusai magrib, ketika langit berganti jubah menjadi gelap, gue sudah duduk dibangku salah satu Sekolah Tinggi di Ibu kota, sepertinya kali ini gue emang datang terlalu cepat, kursi yang emang disediakan untuk dosen masih kosong, kejadian seperti ini sama sekali tidak gue sukai, suasana kelas yang berisik membuat gue tidak konsentrasi untuk melakukan apapun, gue tidak begitu suka berbaur dalam keadaan hingar bingar. Gue ga habis pikir sama orang yang masih punya suara full sehabis pulang kerja gini Gue memilih duduk tepat disamping seorang cowok yang sudah gue kenal jauh sebelum kita sama-sama melanjutkan kuliah setelah lulus Diploma 3. Gue merasa dia sebenernya naksir gue sejak awal kali kita bertemu, hanya saja mungkin karena dia sudah punya kekasih, dia memutuskan untuk mengagumi gue saja. Entah darimana gue yakin dengan yang gue rasain itu, sejauh ini gue tidak pernah cari kebenarannya, karena untuk apa? Lagipula gue hanya menganggap dia teman biasa, tidak lebih. Gue sendiri lebih suka dengan title “single” selama ini gue sandang. Menurut gue ini buktikan kalau cewek itu bisa mandiri tanpa cowok dan satu hal lagi kenapa gue bangga, karena sebenarnya yang nyajak gue jadian itu banyak. Tapi belom ada yang bisa ngambil hati gue. Masih dengan suara ruangan kelas yang gaduh, gue lebih memilih mendengarkan musik lewat MP3 sambil iseng ngebaca novel yang tebelnya nguras tempat di tas gembok gue. Ternyata teman disamping gue itu dari tadi ngajak ngobrol, gue baru tersadar pas dia melempar buku catatannya ke arah novel yang lagi gue baca. Spontan gue copot headset dari telinga. “Kenapa?” tanya gue sambil nengok. “Coba deh liat sekitar, ngga ada apa cowok yang loe taksir apa?” tanya teman gue sambil matanya menuntun pandangan gue juga untuk mengelilingi seisi kelas. “Ada, tuh dia” jawab gue pasti sambil menggerakkan dagu menunjuk kearah cowok yang lagi sibuk sendiri dengan laptopnya. Gue sendiri heran dengan jawaban gue. Gue rasa barusan setan lewat di depan gue. “Oh” reaksi si teman dan ga lebih dari itu, gue juga ga begitu perhatiin reaksi mukanya kaya apa, menurut gue itu ga penting, yang sekarang lagi berkeliaran di otak gue lah yang penting. Masa iya gue naksir tuh cowok? Kenal juga kagak. Sampai seminggu dari kejadian itu, gue masih kepikiran sama ucapan gue sendiri, akhirnya gue nyari tahu itu cowok lewat dunia maya dengan hanya bermodal nama lengkapnya yang gue temuin dari absen kelas dan ternyata namanya tepat dibawah nama gue. Menurut gue setan emang lagi asik-asiknya lewat didepan gue kali yah, entah dengan nyali apa gue tiba-tiba nge-add itu cowok jadi teman di Facebook gue. Dan besoknya ada notification di henpon gue, kalau ternyata dia menerima request pertemanan dari gue dan gilanya lagi dia

Page 92: #cumanaksirunite

92

nulis di wall gue bilang makasih sudah nge-add. Ga nyangka aja, cowok se low profile kaya dia bisa ngenalin gue, padahal gue aja baru tahu namanya semalem, gue pikir dia orangnya suka asik sama dunianya sendiri. Semuanya mengalir begitu aja, kita jadi sering kontak-kontakan lewat dunia maya. Tapi kalau di kelas kita sama-sama kaya orang yang ga kenal satu sama lain. Gue sendiri ga masalahin sampai akhirnya gue ngerasa kehilangan kalau dia ga ngehubungin gue. Mungkin emang alam bawah sadar gue naksir itu cowok. Satu hal yang gue ga suka, yaitu cara berpakainnya yang menurut gue kaya tetoris, gue ga bisa jabarin dasar penilaian keanehan gue itu. Tapi dia memang cakep sih. Pintar dan ga banyak ngomong. Misterius yang terpenting. Itu yang gue suka. Hari-hari gue disibukan dengan chating yang penting seperti nanyain tugas kampus, sampai yang ga penting kaya nanyain udah mandi atau belum. Dan itu dilakukan sehabis pulang kuliah sampe tertidur. Kejadian seperti ini berlangsung lama, sampai akhirnya gue ngerasa kalau dia hanya mempermainkan perasaan gue aja, atau gue yang terlalu kegeeran padahal dia cuma nganggap gue temen dunia mayanya ga lebih dari itu. Gue nyerah tanpa syarat dan gue mutusin untuk membuka hati gue untuk teman-temen gue yang lain yang lagi medeketin gue. Waktu berlalu terlalu cepat menurut gue, sampai akhirnya gue memutuskan mempunyai pacar dan ternyata cowok gue adalah teman kerjanya dia. Kita bertiga dipertemukan disatu acara pernikahan teman kantor cowok gue. Tentu saja dia ada karena temen cowok gue ya pasti temen dia juga. Yang gue rasain mungkin setan lagi ngegoda gue lagi, gue jadi salah tingkah dengan tatapan dia yang menurut gue ga bisa dijabarin artinya, sampai pada acara poto bersama bareng pengantin, gue berpose disamping cowok gue dan tanpa gue sadar ternyata dia tepat disamping gue juga sambil berkata lirih ketelinga gue “harusnya tanganmu itu yang menggandeng tangganku”. Dari situ gue baru tahu kalau sebernya dia naksir gue juga dan ternyata dia berniat langsung melamar gue tanpa pacaran karena dia tipe yang tidak setuju dengan sebuah hubungan yang mengatasnamakan pacaran. Tuhan berkata lain, gue hanya diijinkan Tuhan untuk naksir dia tanpa harus memiliki dia, ini mungkin yang dinamakan jodoh. Dia bukan jodoh gue karena beberapa bulan setelah itu dia menikah dengan cewek lain. “harusnya tanganku ini yang menggandeng tangganmu” bisik gue lirih diacara pernikahan dia. Oleh: @AdlissanaFikha Blog: http://adlissanafikha.blogspot.com/2011/12/naksir.html

Page 93: #cumanaksirunite

93

49 Sesimpel, Semudah, Seindah dan Serumit Itu

Alangkah lucu dan anehnya dunia ini.

Kadang tidak ada angin dan tidak ada hujan, lalu tiba-tiba ada angin dan ada hujan. Suatu hari kamu tertidur pulas dan bangun keesokkan harinya—setengah bersyukur kamu masih hidup, setengah menggerutu kesal kamu belum meninggal—lalu entah bagaimana, seseorang akan melakukan hal bodoh seperti tersenyum kepadamu, memegang pundakmu atau tertawa—lalu seolah disihir, kamu jatuh cinta. Kamu lalu membiarkan ia masuk ke dalam pikiranmu, berlari-lari tiada henti—dan kamu akhirnya menyadari sesuatu, semua pikiranmu—apapun itu—selalu akan berakhir pada pikiran tentangnya. Angan tentangnya. Kamu bangun di pagi hari dengan harapan kamu akan menemuinya, kamu tidur di malam hari karena kamu akan menemuinya di esok hari—atau setidaknya, ia membantumu menjalani hari-harimu meskipun ia tidak ada di situ, karena hari-hari tanpanya—meskipun berat, suatu hari juga akan berakhir. Kamu akan segera menemuinya—dan mungkin saja, jika Tuhan sedang berbaik hati, Ia akan tersenyum kepadamu lalu membiarkan kalian berdua berubah menjadi satu. Terdengar seperti lagu dangdut yang pembantuku sering dengarkan dan klise kisah cinta Hollywood memang, tapi kamu jatuh cinta. Sesimpel, semudah, seindah dan serumit itu.

Aku pertama kali melihatmu di lapangan hijau—kamu berlari-lari sekuat tenaga menendang bola kesana kemari di dalam baju merah-putihmu yang sudah ternodai rumput. Kamu tentu saja bukan orang pertama yang pernah aku lihat melakukan hal ini, tapi ada sesuatu yang berbeda darimu. Kamu dapat tersenyum dan tertawa meskipun aku tahu kamu lelah. Dan mungkin itu alasan, mungkin itu sebab aku jatuh cinta kepadamu. Aku jatuh cinta kepadamu sesimpel, semudah, seindah dan serumit dirimu yang berlari-lari menendang bola di lapangan hijau itu. Lalu sejak itu, aku menunggu kapan aku bisa bertemu kamu lagi. Tidak mudah memang, dunia ini tidak selebar daun kelor—kita mempunyai beratusan negara! Tiap malam minggu aku bisa bertemu denganmu—tidak cukup tentu saja. Tapi rasa rindu yang aku rasakan bisa luntur saat aku melihatmu—seperti itu, sesimpel, semudah, seindah dan serumit hari-hari yang cepat berlalu sampai akhirnya aku bisa melihatmu lagi.

Aku tidak tahu apa kamu mengetahui ini, tapi cinta itu susah. Terutama jika kamu mencintai orang yang tidak tahu kamu ada. Kata orang cinta itu buta, cinta itu tidak buta—cinta membuat orang buta. Karena itu, aku hanya dapat berharap—suatu hari cinta dapat membutakanmu dan kamu akan melihatku lalu berkata, ‘Aku bisa membayangkan menghabiskan seluruh hidupku denganmu.’

Aku tidak tahu apa kamu mengetahui ini, tapi cinta itu gila. Terlalu gila, sampai kamu bisa mencintai orang yang tidak tahu kamu ada. Cinta tidak berkata permisi dan masuk begitu saja ke dalam hatimu—karena jika cinta berkata permisi, kita bisa menghindar jika cinta ini bertepuk sebelah tangan. Karena itu, aku hanya dapat berharap suatu hari kamu menemuiku lalu berkata, ‘Terima kasih sudah ada selama ini, maaf aku selama ini tersesat.’

Page 94: #cumanaksirunite

94

Karena ini, aku hanya dapat berharap—suatu saat kamu dapat mencintaiku sesimpel, semudah, seindah dan serumit aku mencintaimu.

Kemarin kita bertemu lagi. Tapi seperti biasa, kamu tidak melihatku. Mungkin ini karena jarak Indonesia dan Inggris terlalu jauh sehingga tidak memungkinkanmu untuk melihatku, mungkin ini karena kamu bising karena semua teriakan orang yang melilingimu. Kamu tidak pernah melihatku. Layar TVku menunjukkanmu berlari-lari menggelinding bola kesana kemari. Kamu, berserta 10 kawanmu lainnya, berjuang setengah mati membela Arsenal untuk menang pertandingan ini. Jantungku berdetak kencang saat komentator mengucapkan namamu, jantungku seolah tidak berfungsi saat kamu tidak ada di layar TVku—karena rasanya, dunia ini hampa dan hidup tak layak untuk dijalani jika tak ada kamu. Hasilnya seri, mengecewakan tentu saja. Tapi aku masih dan akan selalu percaya padamu, seperti aku akan selalu mencintaimu—sesimpel, semudah, seindah dan serumit itu. Mungkin lain kali kita akan menang, mungkin suatu saat kamu akan mencintaiku.

Orang lain mungkin mengira aku gila karena aku merasakkan apa yang aku rasakan. Tapi tidak, aku tidak gila! Sungguh, aku tidak gila. Percayalah padaku…

Aku hanya naksir padamu, Robin van Persie—sesimpel, semudah, seindah dan serumit itu.

Oleh: @abcdrea Blog: http://adayolder.tumblr.com/post/14967241800/sesimpel-semudah-seindah-dan-serumit-itu

Page 95: #cumanaksirunite

95

50 Cerita dari Jendela

Bekerja dengan tirai jendela yang tertutup di siang hari itu rasanya cukup aneh. Setiap kali cahaya matahari terasa menyilaukan, tirai akan diturunkan, dan sebaliknya. Saya pernah mengusulkan agar meja kerja saya dijauhkan dari jendela. Namun, untuk beberapa alasan yang tak pernah diutarakan, hal itu tak pernah dikabulkan.

Saya hanya bisa berdoa, semoga Tuhan melindungi kesehatan mata saya. Sebab mata adalah aset berharga, penunjang utama produktivitas sehari-hari saya. Di luar itu, bagi saya, mata merupakan media sederhana namun paling sempurna untuk menikmati keindahan dunia—menikmati keberadaan dia.

Ya, dia. Saya ulangi, dia.

Awalnya, dia bukan objek menarik di mata saya. Mungkin selalu seperti ini reaksi kimianya. Segalanya butuh proses, dan setiap proses mesti punya progres. Semakin sering melihatnya, semakin saya menyadari keberadaannya. Menyadari keindahannya.

Ternyata benar, sesuatu yang sedikit itu lama-lama bisa menjadi bukit. Dalam sehari, dia hanya beberapa kali muncul di sana. Dia berdiri di depan tempat kosnya, di seberang jendela di mana saya berada. Menunggu temannya. Mengobrol dengan entah siapa. Membeli jajanan yang lewat. Atau hanya sekadar berdiri tanpa motivasi yang terprediksi.

Segmen-segmen kecil itu membentuk pola, yang kemudian diterjemahkan reaksi kimia di dalam diri saya sebagai rasa suka.

Ya, suka.

Page 96: #cumanaksirunite

96

Dia menjadi sesuatu yang saya nantikan setiap harinya. Menjadi kebahagiaan di antara keluh-kesah dan kesedihan. Menjadi inspirasi di tengah pantulan-pantulan cahaya dari luar yang menyilaukan.

Sampai pada suatu hari, pandangan kami bertemu di satu titik di antara kedua mata kami. Titik tak nampak yang berarti kami saling menatap. Saat itu, ungkapan spontan yang mampu saya lakukan adalah berteriak “Anjrit, dia ngeliat gue!” di dalam hati. Selanjutnya, setiap kali dia berdiri di sana, sihir-sihir matanya mulai bekerja, berbisik, dan membukakan dimensi yang tak kenal batas toleransi.

Syukurlah, curi-curi pandang tidak termasuk ke dalam tindakan kriminal.

Dia melihat saya; saya pura-pura tidak melihatnya. Mungkin, begitu pun sebaliknya. Ada kalanya kami gagal menghindar, dan akhirnya saling menatap juga. Saya cuma bisa tersenyum di belakang rasa malu dan canggung, lantas melarikan diri ke kamar mandi dan senyum-senyum sendiri.

Sesederhana inikah rasanya jatuh hati?[]

Oleh: @daaduun Blog: http://ininyadadun.wordpress.com/2011/12/28/cerita-di-jendela/

Page 97: #cumanaksirunite

97

51 Naksir Tak Sampai

Tahun 2001-2004

"Itu dia, itu dia keluar les-lesan!" teriak saya ke temen seperjuangan, si Mamenk, waktu berangkat mengaji saat maghrib. Yang keluar adalah sosok cewek imut umur 8 tahunan atau kelas 3 SD, putih, tinggi dan cantik yang mampu menggelitiki perasaan saya yang waktu masih umur 11 tahunan atau kelas 5 SD. Iya saya naksir dia.

"Ivon, Ivon dicariin lohh, suiit suiit" goda si Mamenk saat cewek tadi dan temannya keluar dari tempat les bahasa inggris. Ya, cewek imut itu panggilannya Ivon, namanya lengkapnya belum tau. Karena emang kenalan aja belum.

"Shieren, oi Shieren, dicariin Mamenk nih!" saya membalas si Mamenk dengan menjodohkannya dengan teman si Ivon, menurut kabar sih Shieren ini bukan cuman temen, tapi emang sodara sepupunya. Dan menurut kabar yang beredar Shieren ini anak yang judes. Kapoklah si Mamenk ini, saya jodoh-jodohin sama si Judes itu.

Shieren menoleh dengan tatapan yang menurut kami berdua, saya dan Mamenk, melebihi seramnya tatapan mak lampir. Saya langsung memasang wajah sok cool waktu Ivon ikut menoleh. Saya berjalan biasa-biasa saja seolah-olah tak terjadi apa-apa dengan masang wajah alim khas anak sholeh yang sedang berangkat mengaji di masjid. Sementara Mamenk tetep aja menggoda saya sambil manggil-manggil nama Ivon.

"Ayo cepet." Kata saya sambil mempercepat langkah, saat Ivon dan Shierin mengayuh sepeda mereka untuk pulang, agar waktu lewat rumahnya saya bisa lihat wajah imutnya lagi, karena rumah dia berada sebelum masjid tempat saya mengaji. Dan dia jadi salah satu alasan saya untuk rajin mengaji, biar bisa melihatnya waktu berangkat ngaji, selain takut dimarahi sama emak tentunya.

Beberapa lama kemudian sepertinya perasaan suka saya ke Ivon semakin menjadi-jadi. Semua hal tentang Ivon ini saya kumpulkan, mulai biodata lengkapnya yang saya dapet dari adek saya yang ternyata satu kelompok mengaji. Saat dapet biodata plus tanda tangannya itu rasanya kayak ngebelah atmosfir berlapis-lapis naik badak atlantis menembus rasi bintang paliiiing maniss. eh malah kayak iklan yak. intinya sih saya seneng banget. Dan saya baru tau kalau nama dia itu keren banget, Radhisca Invonne, cocok lah sama wajahnya yang imut kayak bule gitu.

Tapi, lama-lama saya kayak psikopat kurang nutrisi. Saking sukanya sama Ivon, saya dan Mamenk setiap hari selepas sholat Maghrib sambil nunggu ngaji dimulai, iseng-iseng lewat depan rumahnya yang ternyata ada di belakang rumah sodaranya, jadi kami ngelewati gang kecil begitu, sambil berharap pas lewat ada Ivon yang sedang belajar atau ngapain gitu. Deg!! ternyata dia ada, seperti sedang belajar di meja belajar, terlihat jelas dari balik jendela

Page 98: #cumanaksirunite

98

kaca rumahnya yang cukup luas. Dan entah kenapa saya dan Mamenk malah lari waktu dia mau noleh. Bener-bener psikopat deh. Sampe-sampe dimarahi sama orang sekitar situ karena bikin rame.

Karena saya ini tipikal orang pemalu dan penakut jadi saya selalu berharap akan ada kesempatan datang untuk berkenalan dia. Sampai saat saya kelas 1 SMP, saya mendaftar les di tempat dia les bahasa Inggris juga. Tapi dengan perhitungan saat maghrib saya dan Mamenk mengaji, maka kami ambil les yang jam 7 malem. Tentu saja pada akhirnya kami gak pernah ketemu sama si Ivon dan teman-temannya. Dan akhirnya tetap seperti semula, saya tetep mengaguminya entah saat melihat dia berangkat les di sore hari, atau pun saat dia iseng ada di depan rumahnya saat saya lewat berangkat mengaji.

Semakin lama, semakin jauh dari kesempatan, akhirnya perasaan saya turun ke level normal, yaitu cuman naksir saja, cuman kagum aja, gak sampe psikopat seperti sebelumnya. Sampai Ivon masuk SMP dan dia pindah rumah. Sebenernya pindah rumah atau enggak juga kurang jelas, yang pasti dia sudah jarang terlihat baik di daerah rumahnya mau pun di les-

lesan. Mungkin kisah naksir saya cuman sampai segitu, naksir tak sampai.

Tahun 2007 - sekarang

Meskipun terkadang ngeliat si Ivon yang masih sering main di rumah lamanya, dan masih cari tau informasi dia berada, rasa naksir saya tetep stagnan di level normal, gak turun gak naik. Dia masuk SMA di sudut kota, yang menurut berita rumah dia emang pindah kesana, padahal waktu itu saya berharap dia bisa masuk SMA 1, karena entah ada angin apa saya malah masuk SMA 1, padahal cuman iseng-iseng aja. Kerja semesta memang tak bisa ditebak. Rasa naksir saya ke Ivon mulai menurun saat saya mulai berpacaran, cailah.

pada akhir November 2010, saya iseng-iseng mengingat nama Ivon, karena saya yakin dia bukanlah cewek alay, dia pasti pake nama aslinya yang keren itu. Aku cari di facebook, dan muncullah profilnya dengan foto yang familiar. ada mutual friend (teman bersama) dari adek kelas pas SMA, sepertinya temennya waktu SMP.

Dia telah tumbuh jadi cewek yang sangat cantik, kayak model, sekilas mirip vokalis grupband 'dengarkan curhatku', tapi lebih cakepan dia, mungkin efek naksir jaman dulu kali yak. Langsung saja tanpa pikir panjang, saya klik tombol "Add Friend" dan beberapa hari kemudian akhirnya diapprove, Uye! rasanya itu kayak......*coba replay paragraf di atas yang saat saya mendapatkan biodatanya*. Dan saya menyadari satu hal, selera saya tentang

cewek jaman SD memang luar binasa.

Page 99: #cumanaksirunite

99

Kayak artis kan?

"oh yes, I'm just a stranger" kalau tidak salah itu adalah kalimat komentar saya di statusnya

dan saya mencoba mencari perhatiannya, meski gagal. . Dari FBnya saya mulai tau banyak hal tentang dia lagi, semacam mengisi kotak tentang dia yang lama tak di-update. Dia suka Justin Beiber, suka aktor Thailand Mario Maurer beserta film-filmnya, suka salah satu personil 2pm, kalau tidak salah, karena saya lebih hafal girlband korea ketimbang boyband-nya hahaha. Saya tau dia ternyata mengajar les di tempat lesnya dulu sebagai guru bahasa inggris.

Karena saya berpikir, kalau saya bilang padanya, "hei, saya ini dulu pernah naksir kamu loh", adalah tindakan bodoh, maka saya memilih diam saja, toh rasa naksir saya sekarang berubah ke rasa kagum saja, semacam fans yang nge-fans sama girl band korea, menikmati dari layar kaca, tanpa ada niat memacari si artis tersebut. saya memilih menikmati hal ini seperti itu.

Dan pada suatu hari ada blogger/twitter user (@hurufkecil) yang bikin tantangan bikin cerita dengan tema #cumaNaksirUnite, nah saya mau ikutan karena inget sebuah kenangan jaman SD tentang Ivon ini, terus saya mention deh di twitternya, semacam minta ijin, buat masukin namanya di cerita saya. dia bilang "trus apa hubungannya sama gue?" EHH iya yak, setelah sekian lama (sekitar 10 tahun), saya baru sadar, kalau ternyata dia gak pernah kenal sama saya. Dia cuman tau saya adalah salah satu teman di Facebooknya dan follower di twitternya. #GLODAK!!

======================

cerita asli meski ada yang lupa-lupa ingat. semoga gak menyinggung yang bersangkutan

poto asli punyanya Radhisca Ivonne (@radhisca). semoga diijinin make

makasih buat mamenk yang inget sama jaman dulu

Oleh: @vachzar Blog: http://vachzar.com/?p=446

Page 100: #cumanaksirunite

100

52 Senja untuk Kamu

Sudah lama saya tidak menjejakkan kaki di tempat ini. Mungkin sudah hampir 6 tahun lamanya, semenjak malam prom night tahun 2005 yang lalu. Secara tidak sengaja, perusahaan tempat saya bekerja menugaskan saya di kota ini. Kota kelahiran sekaligus kota tempat saya tumbuh dan berkembang. Hari ini saya sedang “off duty” dan memutuskan untuk “napak tilas” ke beberapa penjuru kota Bandung yang sudah lama tidak saya kunjungi. Salah satunya adalah tempat ini, tempat saya berdiri saat ini, Sekolah Menengah Atas Negeri 8 Bandung.

Banyak perubahan disana-sini, namun saya masih mengenali dan tanpa diminta, perlahan memori jaman SMA datang, seperti kilasan film namun tanpa suara. Dari mulai gerbang, pos piket, lapangan tenis, aula atau gor olahraga, sepanjang jalan menuju kantin yang populer disebut “sepanjang jalan kenangan” hingga saat ini, kantin belakang, lapangan futsal, kelas saat saya bersekolah disini, ruang OSIS, lab IPA, dan tempat terakhir yang membuat saya ingin diam sejenak: lapangan basket.

Lapangan basket ini sangat besar dan posisinya strategis di tengah-tengah keramaian sekolah. Berada di antara koperasi sekolah, ruang tata usaha, ruang guru, kelas-kelas dan ruang OSIS. Tetiba, kenangan mengalir begitu derasnya sehingga sulit untuk saya bendung. Dari mulai kenangan registrasi ulang (saya sudah jatuh cinta pada pandangan pertama dengan lapangan basket ini), masa orientasi sekolah (MOS), perpisahan sekolah/prom night, upacara hari Senin, pertandingan antar sekolah dan satu lagi kenangan yang begitu kuat yaitu kenangan tentang kamu. Awal mula pertemuan saya dengan kamu saat ada perkenalan klub basket pada saat masa orientasi sekolah.

Kamu adalah kakak kelas yang paling senior tingkatannya, dari kelas 3 IPS A. Salah satu anggota klub basket di sekolah yang cukup banyak penggemarnya. Well, it’s so typical, the member of basketball club or School Organization at highschool will be a famous student.

Kamu cukup menarik. Tinggi diatas 175cm, badan kurus dan agak berotot, pembawaan yang supel dan ceria, gaya berpakaian yang sederhana serta kemampuan bermain basket yang cukup baik, membuat mata saya dengan mudahnya menangkap kamu sebagai objek-yang-sayang-untuk-dilewatkan. Dengan gigi seperti kelinci dan gingsul di sebelah kanan atas, membuat kamu tidak mudah untuk dilupakan. Iya, itu ciri khas kamu. :)

Saya senang melihat kamu begitu lepas bermain basket, tertawa hingga muncul ciri khasmu yang menurut saya sangat lucu sekali. Beruntungnya saya, kelas kita berseberangan. Sehingga saya bisa dengan bebas mengamati kamu sepuasnya. Kamu yang bermain basket pada saat istirahat jam kedua, kamu yang selalu ke koperasi sekolah pada jam istirahat pertama dan menghabiskan makananmu, duduk di bangku di depan kelas saya, kamu yang tidak pernah melewatkan sholat dzuhur ketika pulang sekolah. Kamu tidak pernah tahu kan kalau saya mengamati dan menghafal kebiasaan-kebiasaanmu di sekolah? Saya cukup lihai menyimpannya sendirian. Mengamati kamu menjadi penyemangat hari-hari saya pada masa-masa pertama di SMA.

Page 101: #cumanaksirunite

101

Bohong kalau saya bilang kalau saya tidak merasa jengah, jika kamu akrab dengan perempuan lain, sekalipun itu teman sekelasmu dan bahkan pada teman-teman saya yang ternyata juga begitu menggilai kamu. Entah magnet apa yang kamu punya sehingga banyak kaum hawa diluar sana yang tertarik dengan kamu.

Bohong kalau saya bilang saya tidak geer dan senang setengah mati, saat kamu mengirimkan sms ketika sudah hampir 2 minggu saya absen akibat divonis typus oleh dokter:

“Cepet sembuh, biar kita bisa main basket bareng lagi. Istirahat yang cukup, jangan lupa minum obat!”

Saya melonjak kegirangan dan langsung memaksa Mama untuk membolehkan saya pergi sekolah. Saya ingin melihat kamu segera. Dengan berat hati Mama membolehkan saya untuk pergi sekolah esoknya.

Bohong kalau saya bilang saya tidak pernah punya keinginan untuk jadi pacar kamu. Tapi harapan itu menguap ketika kita semakin dekat dan bahkan menjadi sahabat. Entah mengapa buat saya, mengamati kamu saja sudah lebih dari cukup. Buat saya, berada di dekat kamu saja sudah bisa membuat saya senang, dan saya mulai melepaskan perasaan jengah saya ketika kamu mulai bercerita bahwa kamu sedang suka pada seorang perempuan di angkatan saya. Mungkin terdengar klise, tapi saya mengalaminya, saya bahagia ketika melihat kamu bahagia, bahkan saat kamu bercerita tentang perasaan sukamu pada dia.

Saya sempat sedih melihat kelasmu kosong karena kamu sudah menyelesaikan masa studimu di SMA. Ternyata, mengamati kamu sudah menjadi kebiasaan pada hari-hari saya dan saya harus beradaptasi lagi dengan keadaan baru: tanpa mengamati kamu.

Minggu demi minggu berlalu. Tepat ketika namamu resmi diumumkan sebagai alumni, sejak saat itu pula, perasaaan yang saya punya terhadap kamu turut ‘lulus’ juga dari hati saya. Saya terbiasa menjalani hari-hari tanpa mengamati kamu, dengan rutinitas baru yang juga sama menyenangkannya dengan yang saya alami saat saya masih bisa mengamati kamu. Kamu pernah ada dalam cerita setahun pertama saya menjalani masa SMA. Kita sudah sempat bersahabat dan bagi saya kedekatan itu sudah lebih dari cukup, saya menikmatinya. Maybe we will never meant to be together as a lover, that’s why we never make it happened. Because i believe, if we’re meant to be together, then it will be, it will find a way to make it happen but it just didn’t..

Saya memutuskan untuk kembali ke hotel tempat saya menginap selama disini. Hari sudah senja. Setelah menemui tempat ini, saya akan menemui si bagian dari kenangan yang datang dari tempat ini. Kamu, di pesta pernikahanmu minggu depan.

Saya rasa ini akan menjadi hadiah yang tepat untuk pernikahanmu nanti. Hadiah dari seorang sahabat yang pernah menjadi penggemar beratmu:

Page 102: #cumanaksirunite

102

selamat menikmati mentari pagi dengan orang yang kamu cinta sampai tua. :)

Oleh:@ naminadini Blog: http://berceloteh.tumblr.com/post/14969049005/senja-untuk-kamu

Page 103: #cumanaksirunite

103

53 Stalker yang Manis

Hujan mengguyur bumi yang kerontang sejak siang tadi. Jam tanganku berdenting 6 kali. Senja sudah mampir dikotaku yang sepi. Waktunya kembali ke rumah. Kopi hangat dengan teras yang sejuk rasanya sudah terbayang dikepala. Tapi aku masih harus mengayuh sepedaku sekitar satu setengah kilometer lagi. Jas anti hujan tak sanggup menahan derasnya air yang mengguyur tubuhku. Aku mulai menggigil. Sesaat kemudian aku tak ingat lagi apa yang terjadi. Ketika sadar, aku berada dikamar yang hangat dengan selimut biru bergambar superman. Aku mencoba bangun dan duduk. Kepalaku masih terasa pusing. Aku mencoba turun dari ranjang kayu, berjalan ke meja kerja didekatnya. Aku duduk di meja kerja tersebut dan mulai tersadar bahwa ini bukan kamarku. Diatas meja ada sebuah laptop yang menyala. Ada fotoku di layar depannya. Aku mulai bingung. Kuamati sekitar. Hanya ada sebuah lemari tua, dinding yang berisi banyak foto, sebuah gitar, dan pakaian yang lumayan berantakan. Aku kembali mengamati laptop didepanku. Fotoku berubah. Screensavernya memainkan slide fotoku dengan bermacam pose. Aku segera menyentuh touchpadnya. Mencoba mencari folder images didalamnya. Tak ada. Yang ada folder bertuliskan Naira, namaku. Aku membukanya dan terkejut. Berbagai macam fotoku ada disini. Tapi aku tak merasa pernah difoto sebelumnya. Aku bangkit, tertarik berjalan kearah dinding yang berisi banyak foto. Di dinding ini, hanya ada fotoku, dengan berbagai pose di segala suasana. Aku sadar aku pernah berada di semua tempat yang ada di foto itu. Tapi siapa yang telah mengambil fotoku? Siapa yang selama ini menjadi stalker? Aku kembali mengamati sekelilingku. Tak ada sesuatu yang bisa menjadi petunjuk siapa pemilik kamar ini. Kemudian pintu kamar terbuka. Seorang lelaki muda seumurku berdiri dengan segelas air dan makanan ditangannya. Aku menatapnya. Dia menyapaku. “Kau sudah bangun. Minum dulu airnya.” Aku hanya berdiri terpaku didepan foto-fotoku sendiri. Dia menghampiriku. Memapahku duduk diranjang. Memberiku segelas air putih. “Terimakasih telah menolongku. Bisa tolong jelaskan tentang semua foto-foto didinding itu? Dan foto-foto dilaptopmu?” Dia hanya tersenyum sambil duduk dimeja kerjanya. Menatap layar laptopnya dan mulai bercerita. “Ini fotomu ketika hari pertamamu dikampus.” Aku melihat diriku sendiri di depan pagar kampus pagi itu. Dia mengklik tombol next dan melanjutkan cerita. “Ini fotomu ketika kau dihukum oleh senior.” Aku melihat diriku sedang berjongkok kelelahan dengan kedua tangan dibelakang kepala. Dia mengklik tombol next beberapa kali. “Ini fotomu setelah laki-laki sialan itu membuatmu menangis.”

Page 104: #cumanaksirunite

104

Aku tersentak. Itu fotoku ditaman belakang kampus. Tempat yang selalu kudatangi jika aku ingin sendiri. “Ini fotomu ketika kau baru saja sampai didesa itu.” Aku melihat diriku ketika baru sampai didesa tempat dimana aku praktek mengajar. Dia mengklik tombol next hingga akhir. “Ini fotomu sore tadi. Ketika kau nekad menerobos hujan disaat tubuhmu tidak fit, dan kau terjatuh.” Aku tersadar, itu jas anti hujan yang tadi kupakai. Dia berbalik menghadapku, menatap lekat-lekat wajahku. Aku merasa kamar ini makin hangat. Entah perasaan apa ini. Tetapi semakin dalam menatap matanya, semakin hangat rasa didalam dadaku. Bola matanya yang terlihat sipit dibalik kacamata segiempatnya seperti melindungiku. Dia sedikit tersenyum. Senyumnya manis dengan lesung pipit dipipi kanan dan kirinya. Tangan kanannya menggenggam tanganku. Terasa hangat ditanganku yang dingin. Entah mengapa aku tak merasa takut sedikitpun. “Aku bukan stalker. Aku akui, sejak hari pertama kau masuk kuliah, aku sudah naksir kamu. Hanya naksir. Aku mungkin hanya seorang pengecut yang tak berani melakukan apa-apa untuk menyatakan perasaanku. Tapi kupikir, aku tak memerlukan hubungan yang lebih, sekarang ini. Percuma, jika hanya berakhir seperti lelaki sialan itu yang hanya bisa membuatmu menangis. Aku hanya ingin menjaga dan melindungi apapun yang aku sayangi. Jika saatnya tiba nanti, aku akan memberinya kebahagian juga.”

Page 105: #cumanaksirunite

105

54 Puisi untuk Pujaan Hati

Kalian berdua adalah lelaki yang aku taksir, dalam waktu yang berbeda. Kalian punya banyak kesamaan. Kalian lahir dibulan yang sama. Sifat kalian mirip. Kalian mandiri. Kalian punya jalan pikiran yang mirip, meski dasar kepercayaan kalian berbeda. Kalian smart meski bukan sarjana. Jika berdebat dengan kalian, aku selalu merasa kalah. Mungkin karena semua hal itu aku naksir kalian. Hanya naksir. Karena kalian selalu lalu lalang di waktuku. Kalian seperti bergantian menemaniku menyelesaikan hari. Kalian ada di sebagian besar tawaku, dan ada di sebagian besar tangisku. Kalian saling mengenal meski kalian tak saling tahu perasaanku. Jika kalian digabung sama dengan perfect. Dan ini puisi persembahanku, untuk kalian.. Ketika naksir kamu adalah jembatan yang membentang diantara rasaku dan hatimu. Dan sinar mentari pagi menjadi kawan setia menyusuri jalan yang sama setiap pagi. Hanya untuk senyum manis yang efeknya seperti obat bius yang menguasaiku seharian. Ketika naksir kamu adalah cerita-cerita indah yang menemani teriknya hari yang sibuk. Menangani urusan hati yang kadang merona, kadang terkoyak. Dan hanya sebagian hatimu yang mampu menambalnya. Ketika naksir kamu adalah senja yang memerah seperti rona pipiku ketika kau menyapaku manja. Beberapa patah kata yang kau katakan membuat gejolak didada yang tak kunjung mereda hingga kau segera menyudahinya. Ketika naksir kamu adalah duri yang tetap berdiri diantara mawar merah dan helai daunnya. Membuatku jauh berlari kedalam hatimu dan tersadar seketika itu langkahku terluka. Darah yang mengalir bukan buah dari sakit hatiku, tapi hanyalah hasil keteledoranku. Ketika naksir kamu adalah rasa yang biasa dengan keadaan yang tak biasa. Meski bukan rasanya yang salah. Meski bukan kau dan aku yang salah. Tetapi perbedaan mendasar hanya bisa membuatku berdiri disini tanpa bisa melangkah lagi. Ketika naksir kamu adalah malam yang sepi bersama bayangan dirimu disisi. Wangi tubuhmu akan kubawa kedalam mimpi indah ditiap malam yang kulewati. Dan ucapan selamat tidur yang kadang kau kirim kepadaku akan menjelma tetes embun yang mengawali esokku yang maya. Oleh: @bublespuff Blog: http://blognyaastri.blogspot.com/search/label/%23cumanaksirunite

Page 106: #cumanaksirunite

106

55 Detak Jantung dan Bunyi Jarum Jam

“Aku menyayangimu jauh sebelum mengenalmu” kata lelaki pada perempuan yang mendengarkannya. “Kamu memang pintar menggombal, sudah berapa banyak perempuan yang takluk oleh gombalanmu?” “Kata-kataku tadi tidak dimaksudkan untuk menggombali kamu, apalagi untuk menaklukan perempuan”

“Lalu apa maksud dari kata-kata tadi?”

Kedua orang itu lalu ditelan keheningan. Beberapa bayangan berjalan-jalan dalam kepala masing-masing. Barangkali dugaan-dugaan baru akan lahir setelahnya. Siksaan selalu mengintai setiap keheningan dengan gigi-gigi tajam prasangka. Waktu berjalan pada lintasan yang pasti, namun merasakannya jadi sesuatu yang tidak dapat dipastikan. Paling tidak begitulah yang dialami lelaki dan perempuan itu. “Aku menyayangimu sebagai kewajiban sesama manusia, karena kita harus menyayangi bahkan terhadap semua makluk bernyawa di bumi ini. Ah, maafkan aku jika kata ‘sayang’ terlalu sensitif bagimu”

“Tidak. Aku suka kamu berani mengatakannya” “Terima kasih. Aku suka atas penerimaanmu terhadap kata-kataku” “Apakah kau menyukaiku?”

Lelaki itu dihantui keinginan untuk mengatakan bahwa detak jantungnya masih

seperti biasa ketika mengatakan telah menyayangi perempuan itu. Tapi ia tetap menyimpannya di dalam dada. Baginya itulah adalah kesekian kalinya ia berkata yang sama kepada perempuan. Walau kesekian kalinya juga ia dikatakan gombal oleh perempuan. Pertayaan terakhir perempuan itu kembali mengundang keheningan untuk mereka.

“Aku mulai menyukaimu semenjak mengenalmu” “ Apa yang membuatmu suka padaku?” “Segala kebaikan dan kelebihan yang kamu miliki” “Kenapa kamu bisa mengatakan aku baik dan memiliki kelebihan? Aku merasa biasa

saja” “Kata-katamu sebelum ini jadi salah satu sebab aku menyukaimu” “Ah, kamu bisa saja. Ayo katakan alasan kenapa kamu menyukaiku?”

Datang juga masanya lelaki itu untuk mencari alasan atau mencari-cari alasan. Yang

terakhir ini selalu dihindarinya, karena ia telah memikirkan apa yang akan diucapkannya. Baginya alasan menyukai seorang perempuan jadi rahasia sementara sebelum tiba waktu yang tepat untuk mengatakannya. Alasan menyukai wanita itu telah ia simpan dalam

Page 107: #cumanaksirunite

107

ingatannya menjadi kenangan yang ia pelihara dengan baik. Lelaki itu mengambil nafas dalam-dalam seolah memasukkan alasan ia menyukai perempuan itu ke dalam dadanya.

“Suatu saat nanti akan kujelaskan padamu” “Kapan? Kamu bisa saja membuatku jadi penasaran”

“Pada waktu yang kurasa tepat nantinya. Tidak masalah kamu jadi penasaran, asal tidak diiringi prasangka-prasangka”

“Agar aku tidak berprasangka, maukah kamu mengatakannya sedikit saja?” “Sebenarnya aku telah mengatakan lebih banyak padamu dalam kata-kataku

sebelumnya” “Kamu serius? Kata-katamu yang mana?”

Lelaki itu berusaha mengatur detak jantungnya. Sekarang ia merasakan dirinya jadi

sangat sensitif. Selama perbicangan semua perasaan yang dirasakannya telah ia sampaikan dengan sepenuh hati. Ia mencoba meyakinkan dirinya kalau pertanyaan perempuan itu sebagai keinginan untuk meyakini sesuatu, yaitu dirinya. “Aku serius mengatakan semua kata-kata tadi padamu. Semoga tidak mengubah perasaanmu padaku”

“Tidak jadi masalah bagiku. Aku takut membayangkan jika perempuanmu tahu kamu mengatakan sayang dan suka padaku”

“Hahaha, percayalah tidak ada perempuan seperti dalam bayanganmu itu” “Aku meragukannya. Lelaki sepertimu pasti dengan mudah dapat memikat hati perempuan mana saja”

“Kamu terlalu berlebihan memujiku” “Buktinya aku sudah merasakannya”

Menikmati detik-detik yang saling berganti sekarang seolah menikmati waktu yang

hilang. Perbincangan telah membuat mereka melupakan jarum jam sedang menunjukkan angka apa. Semua yang dikatakan adalah semua yang dirasakan. Barangkali inilah hakikat dari perbincangan. Tapi mengatakan semua yang dirasakan hanya jadi sebatas usaha, karena tidak semua yang dirasakan dapat dikatakan. “Kita telah mengatakan saling menyayangi dan menyukai, mungkinkah kita dapat saling mencintai? Tapi sebelumnya aku ingin tahu cinta itu menurutmu apa?” “Bagiku cinta itu adalah semua alasan kita melakukan perbincangan ini, sebelum dan sesudahnya. Kita bisa saja saling mencintai selama perbincangan demi perbincangan kita lakukan. Karena diam tidak mampu mengungkapkan cinta itu sendiri.”

“Apakah perbincangan yang sudah sering kita lakukan dapat menumbuhkan rasa cinta itu?” “Tentu saja. Aku katakan sekarang kalau perasaan cintaku mulai tumbuh kepadamu. Tapi aku berusaha untuk...” Tuuut....tuuut...tuuut...

Keheningan terjadi lagi di antara mereka. Bukan karena sebuah pertanyaan, tapi sebuah pernyataan yang belum tuntas disampaikan. Lelaki itu berusaha menenangkan jantungnya yang tadi berdetak lebih cepat dari biasanya. Di dalam pikirannya perempuan

Page 108: #cumanaksirunite

108

yang berada di kota lain itu sedang menerka-nerka pernyataannya tadi. Sungguh ia tidak ingin perempuan itu menciptakan terkaan-terkaan yang buruk terhadapnya. Jemarinya bergetar saat menekan huruf-huruf di layar ponselnya. Perasaan cinta memang telah tumbuh dan akarnya menancap dengan kuat. Tapi aku berusaha lebih kuat untuk tidak membiarkannya tumbuh lebih besar. Karena meyakini kalau perbincangan saja belum cukup untuk membesarkan cinta yang mulai tumbuh itu. Kita juga butuh perjumpaan demi perjumpaan untuk memeliharanya. Sekarang saatnya kita untuk memelihara perasaan cinta masing-masing, barangkali ada tunas baru yang dapat ditumbuhkannya pada waktu dan tempat lain di mana kita dapat berjumpa atau saling melupakan.

Setelah pesan singkat itu terkirim lelaki itu kembali berdamai dengan detak jantungnya. Bunyi jarum jam yang mengabarkan detik demi detik berlalu mengingatkan ia pada pagi yang menanti. Lelaki itu mulai mengatupkan matanya sambil menikmati malam bersama detak jantung dan bunyi jarum jam. Bunyi yang terasa sama saat mengabarkan kehidupan, namun tersimpan dalam dua wujud yang tidak sama atau dapat disamakan. Barangkali dapat menjadi pengandaian dirinya dengan perempuan di kota lain itu. Semarang, Akhir 2011 #cumanaksirunite Nb: Cerita ini adalah fiksi yang diinspirasi kisah dengan perempuan dalam foto di bawah ini

Oleh: @guri_ridola Blog: http://guriridola.blogspot.com/2011/12/detak-jantung-dan-bunyi-jarum-jam.html

Page 109: #cumanaksirunite

109

56 My December

Dia bernama Desember. Dia adalah penghangat ditengah cuaca yang dingin di akhir tahun, pemberi semangat saat aku terjebak dalam setumpuk tugas kuliah menjelang Ujian Akhir Semester ganjil ini, dan sifatnya yang meneduhkan, itulah hal-hal yang paling aku suka darinya.

Pertemuan kita hanya tinggal beberapa hari sebelum dia pergi dan kembali padaku 11 bulan lagi. Ini bukan perpisahan yang pertama tetapi sudah berkali-kali. Harusnya aku sudah cukup terlatih dengan perpisahan ini tapi aku pasti akan tetap merinduinya dengan debaran yang sama. Saat dia pergi namanya akan selalu ada disetiap debaran ku hingga mampu menggangu pernapasan, kalau begini terus aku bisa mati jika dia tidak kembali 11 bulan lagi.

Setiap tahun sambil menunggu dia kembali aku melewati hari-hari bersama kesebelas bulan lainnya. Kesebelas bulan itu nyaris menggodaku untuk berpaling dari Desember. Mereka mempunyai karakter yang berbeda-beda. Inilah sepenggal kisah tentang mereka:

Desember, di malam yang sama saat kamu pergi Januari datang menyapaku. Hari pertama bertemu Januari yang paling aku ingat adalah dia suka menghambur-hamburkan uang, bau alkohol, bangun telat sampai mengabaikan ibadah pagi.

Ada pun Februari, dia begitu menawan, pandai merayu, romantis dan sempurna nyaris memikat ku tapi dia tidak sehangat dan seteduh kamu Desember.

Hmm …sedangkan Maret dia mantanku sudahlah Desember jangan khawatir.

Si April ? semua tau bahkan kamu ( Desember ) pun tau dia pembohong besar.

Mei si kutu buku, Si kembar Juni & Juli, ketiganya biasa saja bagiku.

Agustus namanya seperti salah satu kaisar Romawi. Dia pandai, nasionalis dan orator yg handal. Dia teman baik sekaligus pembakar semangatku.

Kemudian aku bertemu September yang sangat egois seperti penjajah dengan tugas-tugas awal perkuliahan yang mulia menumpuk. Aku sangat kebingungan dan benar-benar membutuhkanmu saat ini. Musim hujan pun tiba, aku merasa kedinginan, dan membutuhkan tempat berteduh untuk menghangatkan diri.

Namanya Oktober, dia begitu idealis berjiwa muda dan selalu menepati janji. Dia berhasil melindungiku dari sikap annoying September. Aku terlibat dalam berbagai event kepemudaan dengannya. Dia berhasil menjadi penghangatku. Akupun mulai menyukainya dan bermain hati …Maaf Desember.

Page 110: #cumanaksirunite

110

Akhirnya aku bertemu November dia baik dan bijak mampu menyadarkan ku untuk kembali mengejarmu. November pahlawanku, dia membantuku untuk kembali pada mu. ..ya " Back to u, Back to December "

Desember cepatlah kembali …. you're still the one

Perjalanan melewati kesebelas bulan tersebut semakin menguatkan ku untuk menetapkan hati padamu karena tidak ada yang sanggup menyaingi kehangatanmu. Namun sayang kamu hanya sebatas nama bulan yang terdapat pada kalender tetapi masamu, aroma hujan khasmu, kehangatanmu benar-benar membuatku nyaman. Yang bisa kulakukan hanya sekedar naksir, suka, dan mengagumi tidak untuk dipacari dan mana mungkin memacariku. Aku berharap kelak ada pria yang bisa sehangat dan seteduh dirimu Desember. Sampai jumpa lagi tahun depan semoga aku pun bisa menemukan pria yang mempunyai karakter sepertimu Desember, I’ll be missing you.

Page 111: #cumanaksirunite

111

57 Saya (Wanita) Naksir Dia (Wanita)

Saya seorang wanita dan sewaktu SMA saya sempat Naksir dengan guru bahasa Inggris saya sebut saja Bu Erna. Ya dia juga seorang wanita, weird ? of course not, lets read more …

Biasanya 15 menit menjelang pelajaran usai terasa sangat lama tapi tidak untuk pelajaran Bu Erna. 2 jam pelajaran Bu Erna terasa sangat singkat, saya sangat menikmati gaya, tutur bicara dan cara mengajar beliau. Kalau saja mood saya pada semua guru seperti ini mungkin saya akan selalu mendapat juara umum tapi sayangnya tidak *miris. Sekedar pamer, saya termasuk siswa yang paling menonjol dalam pelajarannya tepatnya hanya dipelajarannya *miris T_T.

Cara dia berpakaian begitu modis namun tetap sesuai umurnya, sepatu heels yang tidak mengurangi langkah tegasnya saat berjalan menyusuri koridor sekolah dengan rambut panjang bergelombangnya yang tergerai dan kulitnya yang terawat, tas-tas nya, cara dia bermake-up, gerak tubuh, tutur katanya, belum lagi mobil sedan merahnya yang berkilau saat melaju memasuki gerbang sekolah.

Dia seorang single parent dengan 2 orang anak yang seumuran dengan saya. Entah sekuat apa dia telah membanting tulangnya sampai mampu membiayai anak-anaknya dan membiayai dirinya untuk tampil sedemikian rupa, begitu menyilaukan.

Saat itu saya pun bermimpi …akh semoga sekitar 20 tahun lagi saya bisa semapan dia. Bukannya menjadi seorang wanita yang berakhir didapur, minim kegiatan lalu bertambah gendut, dan menunggu uang bulanan dari suami yang seadanya bahkan untuk creambath ke salon pun harus hilang dari daftar prioritas bulanan saya yang tersingkir dengan daftar keperluan anak dan rumah tangga. Sungguh saya tidak mau berakhir seperti itu.

Bu Erna …beruntunglah kalau kita pernah bertemu saat saya masih remaja dulu. Saya sungguh naksir dengan anda, saya naksir sifat anda, gaya hidup anda, rambut bergelombang anda, pakaian, tas, sepatu, dan sedan merah anda yang berkilau tentunya.

Sekarang saya adalah mahasiswa jurusan Sastra Inggris semester 3 mempunyai kekasih hati yang seorang pria tentunya ( FYI : saya normal ) dan cita-cita saya adalah jadi seperti Bu Erna. Menarik, bertata krama dan bergaya dengan hasil usaha sendiri bukannya menikah muda lalu kemudian melupakan impian apalagi harus terkurung di dapur.

Oleh: @Comenecci Blog: http://comenecci.blogspot.com/2011/12/cumanaksirunite-vol1-vol2.html

Page 112: #cumanaksirunite

112

58 Cinta Tanpa Kata

hai, namaku rangga. singkat saja, aku adalah pelajar teknik menengah. ada banyak orang yang menyebutnya dengan sekolah menengah kejuruan. tapi aku lebih suka disebut dengan stm. ya kira-kira begitu, ada beberapa murid yang berpikiran primitif bahwa identitas sekolah itu adalah ‘kami adalah artis ibukota’ atau ‘kami goyang jakarta dengan darah’. kamu tau maksudku? bisa dibilang dengan kata tawuran itu sudah mendarah daging di sekolahku. bodoh sekali mereka di jaman secanggih ini dan saatnya berlomba-lomba ingin maju sedangkan mereka sibuk mempertahankan ideologi tolol leluhurnya. mari kita tinggalkan mereka, aku tidak ingin membahas mereka disini. bagi laki-laki, perempuan adalah sesuatu mahluk Tuhan yang tak ada habisnya untuk dibahas. kamu mau tau rupa-rupa perempuan di sekolahku? aku bisa menyebutnya beraneka macam. aku pernah menyukai seorang perempuan. ini terjadi ketika dua tahun lalu. tepatnya aku masih memakai putih-biru untuk mengikuti acara masa orientasi siswa atau ospek. sebut saja namanya alya, tingginya sekitar 165cm, tubuhnya langsing, dan kulitnya putih. omong-omong soal pacaran ibuku selalu berkata, “angga, kamu jangan pacaran sebelum kerja. gak malu, pacaran minta duit orang tua,” kira-kira seperti itu. itu sebabnya aku menjomblo, tapi ikan di laut masih banyak bukan? setelah aku perhatikan, alya ini termasuk anak ‘broken home’. sering keluar malam seperti gadis-gadis biasanya yang katanya cukup gaul di jakarta. ada beberapa alasan aku tidak mengungkapkan perasaanku kepadanya. kami beda agama. orang macam aku seperti ini pasti berpikir dua kali atau berkali-kali

untuk mengatakan cintanya. selera dan gaya hidupnya terlalu tinggi dia itu perempuan nakal. kau tau maksudnya? aku tau dia punya orang tua yang bisa

dikatakan berlebihan dengan kata mapan. aku lebih senang menyukai seseorang diam-diam lalu sakit hati diam-diam. sederhana

bukan? aku bukanlah orang yang gampang jatuh cinta. terkadang aku sering menyukai

beberapa wanita, lalu membiarkannya mereka bermain di alam imajinasiku.

aku punya pengalaman lucu dengannya. jadi, dulu sebelum tobat karena masuk penjara semalam suntuk dan dipulangkan jam satu pagi karena aku ikut nge-basis. basis adalah sebuah kelompok jalan pulang yang satu arah secara solidaritas yang tinggi. aku berani bertaruh bahwa anak stm itu rasa pertemanannya lebih kuat dibandingkan anak sma yang kerjanya hanya pamer harta orang tuanya. sore itu, tanggal 30 september kira-kira bertepatan ulang tahun sekolah musuh bebuyutan. aku senang sekali bukan karena masalah ulang tahun mereka. di sini aku bisa mengobrol banyak dengan alya, di sekolah juga sering sih. tak sedikit teman-temanku yang mengira kami sudah pacaran. sedangkan pasukan setan yang haus darah sibuk membajak sebuah bis kota, dihadangnya ramai-ramai sambil membawa bambu. kejadian ini selalu mengingatkan aku tentang kerusuhan tahun ‘98 silam. lalu kami menaiki bus kota yang baru dibajak itu. seperti pasukan bajak laut yang

Page 113: #cumanaksirunite

113

bahagia karena mendapatkan kapal baru. di dalam bus kami duduk bersebelahan dan sibuk mengobrol. pemandangan bus kota yang tua, reot dan jalannya pun bergetar. persis bajaj yang berukuran besar. kamu sebagai orang jakarta belum mencobanya? sayang sekali. coba kamu naik bis patas ppd 41a jurusan cililitan - galur - senen dan rasakan sensasinya. entah apa kami terlalu sibuk mengobrol sampai-sampai… “di depan musuh! musuh! lapan tuh bantai goblok! gear mana gear? majuin majuin!!” sementara mereka sibuk dengan alat perangnya, kami berdua turun paling belakangan. bak pangeran dan putri solo yang baru turun dari kereta kuda. aku dan alya, hanya menikmati pertarungan mereka yang sengit di belakang arena. “budut lagi!! budut lagi!! lagi lagi budut lagi!! lalu terdengar kemudian teriakan lantang, “sopo ora kenal karo budut satu empat lima. sang penguasa jalanan jakarta,” kira-kira seperti itu. kau tau, disini ada adegan lucu. jadi sekolah mereka yang bubar pulang terpaksa harus masuk kembali karena melihat rombongan umroh kami. bisa terhitung hampir ada pelajar setengah sekolah di jalanan dan macet itu sudah pasti. kau bisa membayangkan apa yang ada di televisi. aku pun tertawa terbahak-bahak melihat mereka lari terbirit-birit seperti ingin mendapatkan pelajaran tambahan lagi. kami pun tepuk tangan. Ini lucu, mereka berteriak seperti supporter bola yang ada di stadion. “satu kosong.. satu kosong.. satu kosong,” sorak-sorai mereka sambil mengibarkan bendera merah-putih-biru dan bergambar kucing di tengahnya. kesenangan kami pun akan berakhir sampai di sini. tiba-tiba ada sekitar lima mobil patroli dan beberapa orang berbadan tegap, berjaket kulit dan menunggangi motor touringnya. siapa lagi kalau bukan aparat kepolisian dan tepatnya si perusak suasana. pasukan kami kocar-kacir, sibuk melarikan diri tak peduli kawan. yang penting dirinya selamat duluan. aku melihat mereka lari tunggang langgang. banyak pedang, clurit atau senjata tajam lainnya dibuang dengan sengaja. Di gorong-gorong atau pun di bawah jembatan penyebarangan. aku dan alya? dengan tenang kami bergandengan tangan lalu menyebrangi jalan dan seolah-olah menunggu bis untuk pulang. ini persis adegan sepasang sejoli baru mengenal cinta di sekolah. aku lebih menang telak dari mereka yang sibuk menyelamatkan diri mereka masing-masing. aku tertawa dalam hati sekaligus ada perasaan takut. padahal di dalam tasku tak ada apa-apa, hanya ada buku dan alat tulis saja. lalu kami menaiki bis kota asal-asalan, ini supaya tidak di curigai oleh aparat saja. Aku sempat tersentak kaget, ketika di dalam bus dia berkata; “di dalam tas gw ada be-er,” katanya setengah panik.

Page 114: #cumanaksirunite

114

aku tau ada ekspresi muka pucatnya waktu itu. untung saja kami mengambil arah berlawanan dari mereka yang sibuk mempertaruhkan nyawanya. mereka saat itu hanya punya dua pilihan; selamat dan tidur dengan lelap di rumah atau tertangkap dan sibuk di hajar habis-habisan oleh buru sergap yang iseng di kantor polisi. aku pernah merasakannya dan itu tidak enak. Makanya aku kapok. lalu kami turun di terminal dan berpisah pamit pulang. kebetulan kami beda arah, aku di bekasi sedangkan dia di bsd serpong bagian barat jakarta. *** keesokan harinya, “heh, kampret!! gw ama anak-anak lari-lari di udak polisi, elo malah enak-enakan gandengan sama cewek,” ucap sahabatku dengan ketusnya. “sabar.. namanya rejeki gak kemana, bro!” dengan santai aku menjawab sambil menepuk pundaknya. lagi-lagi aku tertawa melihat mukanya yang keki karena sepatunya hilang sebelah di kampung orang. setelah itu, beberapa bulan terakhir alya jarang sekolah. sesekali aku chatting dengannya lewat facebook, lalu dia menghilang begitu saja. Seperti ninja yang terhebat di perguruannya. tak lama kemudian, dia dikeluarkan dari sekolah dan menurut kabarnya dia sekarang bersekolah di sma 6 jakarta. terkadang ada rasa rindu ingin tertawa kembali bersamanya mengingat kejadian ini. aku pernah berangan-angan, jika aku mencintainya lalu aku harus bisa merubah pola pikiran dan hidupnya. aku tau itu gak mungkin, sebab aku bisa terperangkap lama di dalam hatinya jika aku benar-benar mencintai seseorang. meskipun, seseorang itu akan menyakiti perasaan masing-masing pada akhirnya. naksir dan cinta itu beda tipis. setipis lapisan embun dipagi yang ingin beranjak pergi menuju angkasa raya. aku lebih senang memilih untuk menjadi pengagum rahasia. sebenarnya, dengan aku menceritakan ini sudah bukan rahasia lagi bukan? aku pernah mengirimnya sajak pendek lewat sms. Kira-kira seperti ini isinya: “kepada kamu; aku terpesona melihat indahnya matamu, ada perasaanku yang menderu, maukah kamu berbagi rindu denganku?” Lalu dia menjawab, “hahaha.. elo ngegombal?” #kemudianhening dasar perempuan aneh, pikirku dalam hati. aku sedih, dia tak mengerti baru saja mendapat sms orang lelaki paling romantis. dia tidak tahu kalau itu sajak terhebat abad ini. aku jamin, jika dia baca ini pasti sangat menyesal sekali. sebenarnya sajak itu, aku hanya ingin menggodanya. mungkin, sebotol bir lebih romantis menurutnya. Oleh: @ranggarivelino Blog: http://ranggarivelino.tumblr.com/post/14972354949/cinta-tanpa-kata

Page 115: #cumanaksirunite

115

59 Cuma Naksir

Hm.. bingung mau nulis apa buat acara #cumanaksirunite nya si tomat @hurufkecil, aku rasa semua orang pasti ngalamin jatuh cinta, ada sebagian berlanjut ke hubungan yang lebih serius ada juga yang berakhir #cumanaksirunite Hehehe. Ngomong-ngomong tentang #cumanaksirunite aku pernah beberapa kali ngalamin #cumanaksirunite. #cumanaksirunite part 1, adalah waktu aku masih kecil waktu itu aku #cumanaksirunite dengan salah satu teman mainku, dia adalah tetanggaku dulu. Aku ngalamin cinta monyet sama dia karena dulu anak-anak sering nyomblangin aku sama dia. Namun waktu itu keluargaku harus pindah rumah karena ayahku harus pindah kerja ke kota lain dan akhirnya aku dan cimon pertamaku lost contact. #cumanaksirunite part 2 beranjak masa sekolah dasar aku ngalamin #cumanaksirunite dengan salah satu teman sekelasku. Dia dulu pernah sebangku denganku, dulu sih masih jamannya nyatain cinta dengan surat. Aku sering nulis namanya dan tulisan “I love u” pada buku pas halaman terakhir pengen rasanya nobek tuh kertas lalu aku kasihin ke dia tapi sayangnya kertas itu gak pernah sampai ke dia. Saat itu alasanku adalah karena dulu masih jamannya malu-malu kucing.hehehe Udah beberapa tahun berlalu, terakhir dengar kabar dari temen sekarang dia udah mau nikah. #cumanaksirunite part 3 waktu itu aku masuk masa SMP aku ngalamin #cumanaksirunite ke salah satu cewek yang satu kelas sama gebetan. Dulu ceritanya kenal tuh cewek gara-gara suka main ke kelas sebelah buat ngapelin gebetan, eh ternyata malah ketagihan kenalan ama tuh cewek. Pedekate cukup lama akhirnya kita mutusin untuk sahabatan karena kita saling berpendapat lebih enak kalo kita jadi sahabat dan 6tahun berlalu kita jadi sahabat dia jalanin cinta dengan orang lain dan aku pun juga. Sampai terakhir kali kita sama-sama nyatain cinta tapi aku malah jadian dengan orang lain yang baru aku kenal dan akhirnya dia jadian dengan temenku. Sejak saat itu komunikasi kami mulai renggang terlebih cowoknya gak suka dengan kedekatanku dengan dia. #cumanaksirunite part 4 waktu aku masih SMA aku ngalamin #cumanaksirunite dengan adik kelas. Aku dan dia ketemu di ekstra kulikuler sekolah, sebenernya gak ngira juga bisa #cumanaksirunite dengan dia. Karena kita jarang banget ngobrol langsung, kita dekat juga cuma lewat dunia maya. Sayangnya #cumanaksirunite itu aku anggap hanya sebatas sayang kakak adik. Dia orang yang unik dan aku pengen melestarikan dia hehehe. Gak tau kenapa juga, aku rasa dia marah sama aku. Semua akunku di dunia maya di remove gitu aja dari akunnya. Akhirnya kami lost contact, dia ada di barat dan aku di timur (jauuuh). Terakhir aku dengar kabar, dia sedang serius belajar diperantauan. Aku harap dia bisa jelasin semuanya ke aku suatu saat nanti jika kita bertemu dan semoga dia dapat menjaga diri dengan baik serta dapat meraih cita-citanya. #cumanaksirunite part 5 aku ngalamin #cumanaksirunite saat aku pertama masuk kuliah. Dia adalah orang yang pertama aku kenal di kampus, kejadiannya pun juga gak disengaja

Page 116: #cumanaksirunite

116

waktu itu kami sama-sama melihat pegumuman dikampus. Lalu aku dekati dia dan ajak kenalan yang cakep, minta nomor telefon, berlanjut deh. Aku suka sama dia dan aku yakin juga sebaliknya tapi aku masih merasa belum siap aja pacaran waktu itu akhirnya kita #cumanaksirunite, Lalu hubungan kita mulai renggang, dia sudah pacaran dengan orang lain dan aku pun juga. Kita masih berhubungan tapi hanya sebatas masalah tugas saja. Oleh: @Modod Blog: http://dodix-zone.blogspot.com/2011/12/cuma-naksir.html

Page 117: #cumanaksirunite

117

60 Your (Secret) Admirer

Siang itu, sehabis pelajaran olahraga aku dan seorang kawan menuju kantin sekolah untuk sekedar mengisi ulang energi dan bersantai melepas lelah. Dan hey, suara aneh siapa itu? Suara sendawa yang mengiringi kami sampai di kantin bilik kedua. Aku pun menoleh ke belakang, dan buahahaa!! Melihat wajahmu yang bersemu malu karena tawaku. Kau pun melenggang dengan sewot. Entah, ada yang salah sepertinya pada jantungku yang tiba-tiba berdegup lebih kencang. Mungkin agak berlebihan memang, namun jika aku tak salah mengingat memang begitu adanya. Dan aku pun diam-diam mengulum senyum, kagum. Kagum pada sosok mu :”>

Hari itu, beberapa hari setelah pertemuan-memalukanmu(mungkin)-namun-pertemuan-berkesan-bagiku, entah hari apa aku lupa, yang aku ingat hanya kau yang bergelut berusaha memasukkan bola ke dalam ring basket. Aku hanya lewat sambil mencuri pandang, takut kau dan atau orang lain memergoki ku. Begitu seterusnya. Hari berikutnya, dan berikutnya lagi. Tak berani menatap mu lama, hanya sesekali melihat wajahmu, kemudian sibuk sendiri menenangkan degup jantung yang kembali meningkat kecepatannya.

“Mana yang namanya Valen? Katanya suka **** ya?”. Kudengar suara seorang gadis bertanya pada salah satu kawanku, dan tak ketinggalan dia menyebut namamu! Tak heran, kau memang sosok yang banyak dikagumi gadis di Sekolah Menengah Pertama kita. Terang saja, sosok tampan dan piawai memainkan alat musik sepertimu, hanya gadis bodoh yang tak simpati. Bahkan dengan polosnya kau tak mau menjadi sebab disalahkan atas pingsannya seorang gadis yang sempat kau tolak waktu itu. Hey gosip macam apa ini? Kenapa seisi sekolah jadi membicarakan kita, maksutku, aku. Aku ralat. Mengapa seisi sekolah jadi membicarakanku. Aku yang mengagumimu. Ah ternyata satu kawanku iseng menitipkan salam atas nama ku, untuk dirimu, lewat seorang temanmu. Dan.. menyebar! Entah apa yang harus aku lakukan. Jingga selalu menempel di pipiku, tiap orang-orang jahil memanggil aku dengan namamu. Tak banyak yang aku lakukan. Tak mengelak, tak mengiyakan, tak mengejar, juga tak menghindar dari mu. Hanya bersemu. Toh katanya kau juga mengagumiku :P

Tahun terakhir kita di bangku SMP, tahun pertama kita berada dalam satu ruangan untuk waktu yang cukup lama, dua semester. Sudah diberikan kesempatan emas seperti itu pun dari Tuhan, aku tak menggunakannya dengan baik. Jika baik dalam kalimat tadi adalah mendekatimu. Aku tak melakukannya. Ya, aku sudah senang hanya berada di dekatmu, sudah puas hanya duduk di depan mu, entah bahagia jenis apa yang aku rasakan. Oiya, hampir saja aku melewatkan satu kejujuran lagi. Aku mengaku, aku yang mengirimimu kartu ucapan selamat Natal dengan music jingle bells didalamnya. Aku yang menginisialkan diri sebagai YSA. Maaf jika kau tak berkenan. Dan satu lagi. Tahukah kau kenapa aku menyukai genre reggae? Karena aku mendengarmu menyanyikan lagu Welcome to My Paradise nya Steven Coconuttreez. Pasti kau tak sadar pernah menyanyikan sepenggal lagu itu di dalam kelas. Aku merekamnya dengan baik, jika kau mau tahu.

Page 118: #cumanaksirunite

118

Lulus dari jenjang itu, ku kira rasa itu sudah hilang. Kurang lebih tiga tahun tak berjumpa, karena kita berbeda SMA, berbeda kota pula. Namun aku menyadari, setiap melihat seperti ada sosokmu, entah kenapa degup kembali memperbanyak intensitasnya.

Atas nama ‘tahun pertama di Sekolah Menengah Pertama, hingga kini, kita yang sudah tahun ketiga di bangku kuliah dan sudah pernah menjalin hubungan kekasih masing-masing’, ijinkan aku membagi kisahku yang tanpa kamu tak kan menjadi seindah ini. Aku bahagia dengan kediamanku. Kediamanku mengagumimu. Semoga kau juga menyukai kisah ini. Salam, YSA, Your Secret Admirer :)

Oleh: @valendgranith Blog: http://shandikapuri.tumblr.com/post/14988001348/your-secret-admirer

Page 119: #cumanaksirunite

119

61 Cuma Naksir Unite!

Mengagumimu itu keahlianku diam-diam. Menikmati gerakmu dari jauh adalah hal yang paling aku suka. Ini... Apa namanya ya? Naksir ya? Iya cuma naksir. Perilaku bodoh mu adalah hal yang tidak rugi untuk aku konsumsi. Jalan pikiranmu adalah hal ter rumit dan menakjubkan darimu. Berbincang denganmu adalah cara menghabiskan waktu paling menyenangkan. Waktu bersama mu adalah yang baik. Kita sahabat, tapi diam-diam aku naksir. Tapi tak mau lah aku jika aku dipacari atau memacari. Status sahabat memang sepertinya hanya cocok sebagai sahabat, tidak cocok jika menjadi lebih. Bayangkan kekakuan yang terjadi nanti. Kekakuan, membuat jarak. Membuat ruang dalam gerak. Tak perlu ada hal lebih kan diantara kita? Aku tak perlu mengharapkanmu, dan kaupun tak perlu mengharapkanku. Kita bisa tetap saling berbincang, menceritakan banyak hal dari sore hari hingga larut malam. Kamu mendengarkan aku dan semua ceritaku, dan silahkan kamu berkomentar dengan gayamu. Kamu tetap menjadi pilihanku dalam mengambil keputusan, semua keputusanku harus minta pendapat dulu darimu. Kamu adalah seorang motivator luar biasa, tapi kamu tetap beranggapan kamu biasa saja. Kamu adalah pembuat naik mood seseorang, tapi katamu, kamu tak pernah sadar kamu melakukan itu. Kamu pekerja seni yang hebat, karyamu bagus, tapi katamu itu hanya hobi. Kamu orang yang cocok diberi kepercayaan. Dan kita tetap sahabat. Kita bisa pergi ke konser musik bersama. Kita bisa urusi akun twitter kelompok kita. Kita bisa tetap lakukan banyak hal bersama. Naksir ini biar aku saja yang pendam diam-diam. Kau tak perlu tau. Jika kau pun tau, kau juga harus diam jika kau tidak mau kusumpal. Ah tidak-tidak, anggap saja naksir itu tidak pernah ada, agar tidak pernah ada ruang dan kekakuan diantara kita.

Page 120: #cumanaksirunite

120

Tetap jadi yang cuma di taksir ya, aku hanya tidak tau apa yang akan terjadi diantara kita hari ini, besok, lusa atau seterusnya. Salam manis. Oleh: @maharanifilen Blog: http://maharanifln.blogspot.com/2011/12/cuma-naksir-unite.html?m=1

Page 121: #cumanaksirunite

121

62 Flashback

untuk mengikuti program #cumaNAKSIRunite http://hurufkecil.wordpress.com/ :) Lama. Hujan sudah terlanjur turun menderas dan aku segera menepi, mencari tempat setidaknya supaya kepalaku tidak tersentuh air. Beruntung, di sekitar situ ada halte. Kukirim sebuah pesan singkat, demikian isinya : Agak cepat sedikit jemputnya, sayang. Disini sudah hujan Send to : Awan Kalau ia bukan lelaki yang akan menikah denganku 2 hari lagi, tentu lain pesannya. Mungkin memaki, mungkin mengeluh, hahaha. Dan aku melihat sekeliling, banyak orang asing yang berlalu lalang, sebagian orang yang turun dari motor untuk mulai memakai jas hujannya, sebagian berlari kecil karena tempat tujuannya sudah dekat dan ingin segera sampai, sebagian lagi mencari tempat berteduh dan berpikiran sama denganku untuk tinggal sejenak di halte ini. “Loh, Rani kan?” Kuamat-amati sejenak, aku kenal lelaki ini. Kulitnya gelap, wajahnya sudah sedikit berubah namun senyumnya yang manis, yang dulu kusuka, masih sama. “Hai, Steve.” Semua percakapan langsung mengalir begitu saja, membantingku keras-keras menuju memori yang sudah lampau. Waktu itu aku yang duduk di kelas 1 SMP, menyukai orang ini dan senyumannya secara tak sengaja. Suka memang sesederhana ini, muncul tak sengaja dan tak dapat dicegah pikirku. Dia sekedar berjalan lalu di depanku dan seperti ada yang berteriak di dada “Lihat laki-laki ini! Dia tidak bisa dilewatkan !” Kemudian aku menjadi tidak dapat tidak peduli pada setiap aktivitasnya, tidak dapat menahan untuk bercerita pada sahabat terdekat tentang dia, setiap harinya.‘Kenapa gak coba bilang aja sama dia?’ dengan bodohnya sahabatku bertanya tapi aku tidak pernah cukup berani untuk menyambut tantangan itu. Bodoh ! aku tidak ingat kepada siapa saja aku bercerita sampai perasaanku ini menyebar dan sampai ke telinga lelaki itu tanpa aku harus mengungkap sendiri. Klakson motor Tiger berbunyi 3 kali, khayalan itu sampai dimana perasaanku itu kandas karena ia akhirnya memilih menyukai dan menjalin hubungan dengan yang lain dan bukannya aku yang menyukainya lebih dulu. “Wah sudah dijemput, duluan ya Steve.”

Page 122: #cumanaksirunite

122

“Oya, hati-hati di jalan lho!” Gara-gara memori yang muncul mendadak,aku tidak memperhatikan dengan cukup jelas ketika ia bercerita dimana ia tinggal sekarang, bagaimana hidupnya sekarang. Aku memasang jas hujanku, tersenyum sebentar pada laki-laki pengendara Tiger, “Ayo pulang, sayang. Makasih udah jemput” “haha yah mungkin itu memang bukan jenis perasaan yang harus diungkapkan” gumam suara dalam pikiranku. Toh takdir sudah membawaku bertemu dengan laki-laki sempurna yang menjemputku kini. Oleh: @RemajaBilang_ Blog: http://immarocketeer.blogspot.com/2011/12/untuk-mengikuti-program-cumanaksirunite.html

Page 123: #cumanaksirunite

123

63 Semacam Hobi

perasaan nyaman dalam berteman menghasilkan rasa yang lebih besar. itu teori pertamaku. hampir semua orang berusaha bertahan di zona nyaman dengan cara apa pun. itu teoriku yang kedua. #cumannaksir kali ini ternyata menyeretku pada hitungan waktu dua tahun. sangat lama. kami saling membagi separuh hati. menyimpannya masing-masing tanpa saling mengetahui. dan seolah tidak terjadi hal yang aneh diantara kami, layaknya pertemanan biasa, waktu terlalui. aku masih menyimpan sepotong hatinya. menyembunyikannya dalam kotak yang kupendam dalam tanah. sementara kuncinya aku genggam selalu. sementara dia, hingga saat ini masih belum mau memberitahuku dimana sepotong hatiku disembunyikannya untuk terakhir kali. mungkin suatu ketika dia akan memberiku semacam petunjuk untuk kupecahkan. seperti permainan yang biasa kami lakukan. perjalan dua tahun tak hanya melulu #cumanaksir. ada kalanya aku singgah di hati lain. merasa bosan, lalu kembali padanya, sebagai teman baik. kembali meyakinkannya bahwa kunci kotak tempat sepotong hatinya masih aku genggam tanpa ada perasaan ingin mengurung, mengunci atau bahkan menguasai. dia yakin itu. pun dirinya. singgah di hati lain, namun tak lama akan kembali menggenggam separuh hatiku yang dimilikinya, untuk dia sembunyikan lagi. lalu dia akan memberiku semacam petunjuk untukku menemukan kembali potongan itu. permainan yang sebenarnya terlalu kekanakan. mengingat usia kami yang menginjak angka matang. namun permainan ini masih berlanjut. belum usai. pun ketika kami memilih tinggal berjauhan, kegiatan #cumanaksir masih berlangsung diantara kami. aku, yang masih mengagumi nya dan selalu 'lari' pada nya karena dia selalu bisa menenangkanku. dia, yang masih mencariku di tiap penat dan kesendiriannya karena aku selalu bisa membuatnya tertawa. mungkin #cumanaksir ini dirasakan oleh kami berdua. namun tak satupun dari kami yang mau beranjak dari zona #cumanaksir ini. hingga akhirnya, kisah kami pun berakhir pada kata #cumanaksir... sampai kapan? | entah ~ Oleh: @dyaschasbi Blog: http://winterwatermelon.blogspot.com/2011/12/semacam-hobi.html

Page 124: #cumanaksirunite

124

64 Yang Masih Sama

Semarang, 28 Desember 2011 Untuk 9 yang sempurna di bulan sulung, Sekolah ini masih sama kalau kamu mau tau. Satpam galak berkumis tebal yang berjaga di pos depan masih sama galaknya. STP2K yang siap menyita sepatu non-hitam masih tetap berdiri berjaga di depan gerbang sekolah setiap pagi. Dan masih ada aku yang selalu datang terlalu pagi setiap hari. Aku juga masih sama. Sekolah ini masih sama kalau kalau saja kamu sudah lupa. Guru matematika disiplin yang siap meremidi anak-anak yang tidak tuntas ulangan, masih bertahan dengan sistem "remidi-sampai-mampus"nya. Pegawai sekolah yang setiap pagi datang ke kelas mencatat absensi juga masih sama dari tahun ke tahun. Dan masih ada aku yang selalu datang kepagian setiap harinya untuk mendapat tempat parkir strategis, agar bisa pulang berbarengan dengan keluarnya kamu dan motor abu-abumu dari parkiran. Aku juga masih sama. Masih berkhayal suatu hari nanti kita akan bertemu lagi. Pertemuan tidak sengaja ketika kita sudah sama-sama dewasa. Pertemuan aku dan kamu yang pada akhirnya akan disisipi oleh kata bahagia dan seterusnya. Seperti Jung Tae Woo dan Han Soon He, atau seperti Gu Jun Pyo dan Geum Jan Di. Sekolah ini masih sama kalau kamu mau tau. Cat bangunannya masih didominasi warna biru. Hanya ada sedikit perubahan yang tidak signifikan. Ada yang masuk, ada yang keluar. Ada yang datang, ada yang pergi. Dan masih ada aku yang selalu datang kepagian setiap harinya untuk mendapat tempat parkir strategis, agar bisa pulang berbarengan dengan keluarnya kamu dan motor abu-abumu dari parkiran, kemudian mengumpat kesal jika ternyata kamu sudah pulang duluan. Satu tahun terlalu cepat, ya. Coba saja waktu mau melanggar kewajibannya sebentar untuk berhenti berputar, atau berputar balik saat aku bertemu denganmu di kantin pojok kiri. Suatu kebetulan yang menyenangkan mengingat kamu adalah makhluk yang hobi tinggal di dalam kelas saat istirahat, dan hanya keluar saat istirahat kedua untuk sholat dzuhur. 5 menit saja. Aku masih sama. Masih menyukaimu diam-diam. Nafasku masih saja tertahan kalau kamu lewat. Dan pipiku masih tetap menyemu kalau aku tertangkap basah memandang ke arahmu. ***

Page 125: #cumanaksirunite

125

"Menyukai diam-diam, walau hati berterak paling kencang, dalam frekuensi diam-diam" - Jacob Bunyamin. Oleh: @anindyu Blog: http://anindyu.blogspot.com/2011/12/yang-masih-sama.html

Page 126: #cumanaksirunite

126

65 Terlalu Banyak Pengahalang Di Antara Kita

Kata orang, cinta yang menyakitkan adalah cinta yang tak dapat diungkapkan. Namun bagiku, cinta yang menyakitkan adalah… cinta yang tidak dapat dinikmati secara bebas, karena terlalu banyak hal yang menghalanginya.

Aku mengenalnya setahun silam, di suatu komunitas rekan satu profesi. Saat itu aku baru bergabung, dan ia telah menjadi senior di sana. Walaupun ia bergabung hanya beberapa bulan sebelumku, namun ia telah dipercaya memegang jabatan sebagai Ketua, karena konon katanya ia yang terbaik di antara kami semua.

Terbaik. Itulah kata kunci mengapa sejak awal aku tertarik padanya. Selain karena fisiknya yang, ehm, lumayan, dan dia berkacamata (iya, aku suka pria berkacamata), matanya berbinar saat pertama kali kami berkenalan. Jabat tangannya erat, senyumnya hangat. Harumnya khas, membuat siapapun nyaman didekatnya. Cara bicara dan pola pikirnya benar-benar menunjukkan bahwa ia yang terbaik, walau usianya masih terbilang muda. Namun buruknya ia terkesan agak sombong dan sangat perfeksionis.

Suatu senja di bulan Januari, tiba-tiba dia menyapaku di layar chat. “Sore, Key.. Tumben OL :)” “Hahahaa.. Iya nih mas, iseng sambil browsing :D” balasku. “Haduh, jangan panggil mas dong, Key.. Emang saya udah keliatan tua banget ya?” Sejak itu obrolan kami mengalir lancar, sampai tak terasa malam melarut. Esok dan esoknya pun kami sering berjumpa di dunia maya. Bertukar cerita yang seakan tak ada habisnya. Interaksi kami memang jauh lebih intens di dunia maya, karena waktu kami yang sedikit serta pertemuan rutin komunitas kami yang hanya 2 minggu sekali. Dari percakapan-percakapan kami itulah aku mulai mengenalnya lebih dekat. Ia peraih IPK tertinggi di angkatannya - nyaris sempurna, mahasiswa kesayangan dosen, selain itu ia juga aktif di klub basket kampusnya dan sempat meraih predikat MVP di beberapa pertandingan yang ia ikuti. Sampai saat ini ia masih aktif membina klub basket SMAnya dahulu dan memberi bimbingan belajar untuk adik dan teman-teman adiknya. Tak heran jika saat ini ia dipercaya sebagai manajer termuda di kantornya.

Semakin lama dekat dengannya, rasa kagumku pun semakin meningkat. Namun aku bertekad tak mau melebihkan perasaan itu padanya. Selain karena dia sudah punya kekasih - yang selevel dengannya, tentu saja, aku pun sudah punya tambatan hati yang kini sedang melanjutkan S2nya di negeri seberang. Dan yang paling penting diantaranya adalah kami memiliki keyakinan yang berbeda. Jadi, sedekat apapun kami, aku berusaha untuk membatasinya agar tak lebih dari sahabat.

Sabtu malam yang cerah. Saat itu aku berada di resepsi pernikahan teman komunitasku. Kami datang berdua, karena kekasihnya sedang bertugas ke luar kota dan aku sudah pasti sendiri. Seusai makan ia mengambilkan minuman untukku dan mengajakku duduk di dekat taman. Kami asyik bercakap-cakap, kemudian tiba-tiba ia bertanya, “Key, menurut lo, gue tuh orangnya kayak gimana sih?”

Page 127: #cumanaksirunite

127

“Eh tumben nanya gitu, hahaa.. Emang kenapa, Fan?” “Ngga apa-apa sih, pengen tau aja gimana pendapat orang lain tentang gue.. Boleh, kan?” Ujarnya sambil memainkan mata. Aku tertawa. “Hahahaa.. Tumben mau peduli pendapat orang lain,” ujarku. Aku katakan semua yang aku rasa tentang dia saat pertama mengenalnya, dan aku pun bertanya tentang hal yang sama. “Yakin mau tau?” Ujarnya sambil tersenyum. “Yaiyalaaah.. Gantian doong,” kataku. Kemudian kami berdua terdiam. Dia tersenyum. “Sebenernya banyak, Key.. Tapi semua itu bisa diwakili dengan satu kalimat,” katanya. “Apa?” “Gue seperti jatuh cinta pada pandangan pertama sama lo, tapi dalam lingkup persahabatan.” Aku terperangah mendengarnya. Dia? Bicara itu ke aku? Seorang Ifan bisa bicara seperti itu?

Sejak saat itu kami semakin dekat. Tidak hanya di dunia maya, kami pun mulai dekat di kehidupan nyata. Kami sering pulang dan pergi ke pertemuan komunitas berdua, makan berdua, sekedar jalan dan curhat sambil ngopi, dan lain lain. Tak memungkiri, rasa sayang itu tumbuh di hatiku dan hatinya. Kami mengganti penggunaan ‘lo-gue’ dengan ‘aku-kamu’, lebih memperhatikan satu sama lain, mencuri-curi waktu untuk bersama, bahkan pernah sekali waktu ia menggandeng mesra tanganku.

Kedekatan kami mulai tercium rekan komunitas lainnya, dan sedikit menjadi bahan gosipan mereka. Indy, sahabatku di komunitas itu pernah menegurku. “Key, lo sama Ifan ada hubungan apa sih sebenernya?” “Sahabat,” kataku sambil menyisir rambut. Saat itu kami berada di toilet wanita di seminar profesiku. “Yakin? Deket banget, hahaa.. Anak-anak kan mulai ngegosipin lo tau.” “Yakiiin.. Dia tuh bagi gue, sama kayak lo, Priska, Meta, Raka, Dani, Rian, dan yang laen-laen.” “Hahahaa.. Iya gue percaya.. Tapi tau ngga, lo berdua tuh kayak ada chemistry-nya loh.. Dia keliatan beda kalo memperlakukan lo, apalagi lo tau kan dia susah deket ama cewek, ama cowok aja susah, sukanya sendiri. Tapi kalo ama lo tuh lain sikapnya.. Lebih sweet.. Inget Rafa, lagi sekolah jauh-jauh demi masa depannya, demi lo.. Si Ifan juga udah punya cewek kan.. Lagipula Tuhan memang satu, kalian yang berbeda.. Gue gak mau lo salah ambil keputusan Key, lo sahabat gue, gue ga mau lo salah jalan dan nyesel akhirnya..” Aku hanya menanggapinya dengan tersenyum. Aku belum ingin ada orang lain yang mengetahui hal sebenarnya tentang aku dan dia, termasuk sahabatku.

Semakin lama kami semakin terlarut dalam kesemuan ini. Walau tak pernah terucap, sikap kami makin menguatkan bahwa kami saling sayang. Omongan orang-orang semakin santer terdengar. Aku semakin sadar, semua ini salah. Aku tak mau memainkan hati Rafa, juga tak mau menyakiti hati pacar Ifan. Selain itu, kepercayaan yang berbeda semakin menguatkan rasa bersalahku. Semakin dekat kami, semakin resah aku rasakan.

Akhirnya, tanpa pembicaraan apapun, aku dan dia semakin menjauh. Apalagi pekerjaanku yang semakin sibuk menuntut banyak waktuku dan membuatku jarang hadir di pertemuan rutin komunitas. Kuliah Rafa sebentar lagi selesai, dan dia akan pulang ke Indonesia. Tanpa mengucap kata berpisah, kami telah berpisah dengan sendirinya. Setiap bertemu dengannya, kami hanya bertegur sapa dan berbincang hal umum, biasa saja. Dan tanpa

Page 128: #cumanaksirunite

128

mengucap kata sayang, kami tahu - kami pernah saling sayang, dan pernah berusaha menikmatinya walau banyak hal yang menghalangi, dan akhirnya hilang juga.

Oleh: @nyzaisme Blog: http://missnizz.tumblr.com/post/15020427503/cumanaksirunite-terlalu-banyak-penghalang-di-antara

Page 129: #cumanaksirunite

129

66 Satu Kesatuan yang Tak Satu

bahwa setelah itu tak banyak yang terlalu dan berlalu. apa arti sekali pertemuan dalam sebulan jika kita tak bertemu? tak pernah terucap janji, memang. maka harapku tak melulu muluk.

bahwa setiap kamu yang ku kenang adalah mimpi yang khayal. dan kemudian suara, canda, dan tawa tentang kita yang tak ada mengungguli apa yang nyata di depan mata.

bahwa laut dan pantai tak perlu menyatu untuk jadi satu. begitu pun kita.

Oleh: @prema_kala Blog: http://racaukacau.wordpress.com/2011/12/30/satu-kesatuan-yang-tak-satu/

Page 130: #cumanaksirunite

130

67 Curahan Terpendam

"Andaikan kubisa berpaling dari dirimumu, oh lemas hati ini jika aku harus memilih lagi. ." ya itulah petikan lagu dari D'cinnamons yang akhir2 ini kudengarkan. . secara tidak langsung lagu itu menjadi curhatanku untuk "Seseorang" Seseorang yang dalam beberapa waktu ini menghantui tidurku, dan menguras pikiranku. . Seseorang yang tidak sengaja masuk diam-diam dalam kehidupanku dan mengisi hari-hari sepi ini.. Seseorang yang menjadi penyemangatku.. walaupun kutahu aku bukan sesuatu untuknya.. dan mungkin ini hanya keGeeranku saja.. aku tau aku bukan menjadi penyemangatnya, aku tau aku bukan siapa-siapa dihidupnya ya aku hanya temannya tidak lebih dari itu.... Namun jauh dari lubuk hatiku aku menyimpan suatu kekaguman yang berlebih padanya kekaguman akan sikapnya padaku kekaguman akan kepeduliannya padaku kekaguman akan kedekatan ia dengan-Nya(Allah SWT) kekaguman atas bakti kepada orangtuanya yang kupikir tidak semua laki-laki memiliki sesuatu itu.. Terkadang diriku merasa resah selalu dihantui bayang-bayangnya Terkadang diriku gundah jika tiap kali aku harus selalu memikirkannya namun inilah yang dinamakan "Naksir" tidak ada yang bisa mencegahnya namun tak mudah juga untuk melepaskannya.. Pernah terpikir ingin memilikinya namun batinku menjerit tak sanggup jika suatu saat harus berpisah dan harus menerima kenyataan kehilangan suporter tangguh dalam segala rintanganku namun akupun tak percaya jika cinta itu tak harus memiliki, munafik rasanya jika ku mengatakan itu. namun lebih munafik lagi jika kukatakan aku sanggup tanpanya dan kini ku berusaha sepenuh hati meyakini bahwa ini semua perasaan #CumaNaksir ku padanya.. suatu bentuk perasaan mengagumi namun tak ingin memiliki.. Dan aku tak pernah menyesal pernah merasakan semua ini, karena ini semua adalah anugerah Tuhan yang paling indah. . jangan sesali jika suatu saat kau merasakannya karena itu semua terasa indah walaupun terkadang perih membayang-bayangi. .

Page 131: #cumanaksirunite

131

teruntuk seseorang yang telah mengisi hari-hari dan menjadi "suporter tangguh dalam segala rintanganku" you're my everithing. . Inilah tulisan pertamaku dihalaman ini yang sengaja kubuat untuk mengikuti #Cumanaksirunite. . masih sangat amburadul dan. ..

Oleh: @mputtars Blog: http://kepakkepiks.blogspot.com/2011/12/curahan-terpendam.html?spref=tw

Page 132: #cumanaksirunite

132

68 Percaya Saja, Ini Cuma Naksir

Aku masih mengingat pagi itu saat pertama kali mataku beradu dengan matamu. Pagi itu aku masih menjabat status sebagai mahasiswa baru di sebuah PTN di kota kembang. Aku tergesa-gesa menaiki tangga demi tangga menuju lantai 4, aku kesiangan pada mata kuliah Morfologi. Sesaat sebelum memasuki R.185 aku melihatnya, pria berkaos merah. Ia tengah bergurau dengan teman-temannya. Berisik sekali, kekanak-kanakkan, batinku. Kemudian mata kami beradu, hanya sesaat sebelum akhirnya aku masuk kelas. Kelasku cukup unik, sebagian dindingnya terbuat dari kaca sehingga kami masih bisa melihat keluar kelas begitupun sebaliknya. Jika dibayangkan, kelas tersebut menyerupai akuarium besar. Entah apa yang membuatku mencuri-curi kesempatan untuk melihat keluar kelas, melihat pria berkaos merah itu. Ini aneh, aku baru sedetik tadi melihatnya dan ia berhasil membuat hatiku gelisah. Wajahnya, senyumnya, dan tatapan matanya terekam jelas dalam otakku. Aku menyukai mata dan bibirnya. Hari itu, aku memikirkannya. Ini tidak wajar, bagaimana mungkin aku menyukainya pada pandangan pertama, sedang saat itu hatiku sudah diisi oleh pria lain.

Sejak pertemuan pagi itu aku menjadi sering melihatnya. Jantungku berdetak lebih kencang dari biasanya tiap kali melihatnya. Mungkinkah aku menyukainya? Percayalah, ini cuma naksir. Sepenuhnya aku (masih) mencintai pacarku.

Waktu terus bergulir, aku sudah naik tingkat, aku sudah jarang melihatnya, dan hubunganku dengan pacar baru saja berakhir.

Sampai akhirnya satu siang di pertengahan Oktober 2010 aku melihatnya lagi. Waktu itu aku bersama kelima teman dekatku sedang menuju toilet, tiba-tiba seperti ada sesuatu yang menyuruhku untuk berpaling ke kelas itu. Ya, ia sedang duduk di kursi dosen sambil memainkan handphonenya. Deg! Jantungku berdegup kencang, tanpa disadari aku mengatakan “aku naksir cowok itu” kepada teman-temanku. Sontak mereka heboh dan berebut untuk melihat siapa cowok yang aku taksir. Kami tertawa cekikikan sepanjang koridor.

Aku tidak bisa menghitung sudah berapa bulan aku menyukainya dengan diam-diam. Selama itu pula aku aku terlalu malu untuk sekedar berkenalan dengannya. Meskipun sudah beberapa kali teman dekatku berniat mengenalkan aku dengannya. Aku tidak tahu namanya, hanya menyebutnya Pria- Berkaos-Merah. Itu saja cukup.

Sedikit ada pencerahan menuju tahap aku mengenalnya. Waktu itu teman sekelasku ada tugas mewawancarai mahasiswa tentang bahasa apa yang sering mereka gunakan sehari-hari. Aku menjadi semangat untuk membantu temanku itu, tujuannya simpel; aku mewawancarai saja cowok yang aku taksir itu-tahu namanya-mencarinya di situs jejaring sosial-ngeadd-beres. Aku dan temanku menunggunya keluar kelas. Begitu ia keluar kelas, aku langsung menghampirinya. Sumpah itu hal terkonyol yang pernah aku lakukan demi untuk mengenal

Page 133: #cumanaksirunite

133

gebetanku. Aku mencegatnya, meminta waktu sebentar saja untuk mewawancarainya. Ternyata di luar dugaan, ia menolak karena sedang ada urusan lain. Aku kecewa tapi setidaknya hari itu aku berhasil ‘mengobrol’ dengannya. Rupanya ada hikmah juga dari modus wawancara itu. Aku mengadd Facebook salah seorang temannya yang turut berpartisipasi mengisi kuesioner dari temanku. Dari temannya itu aku pun berhasil menemukan akun miliknya. Terlalu rumit untuk diceritakan bagaimana akhirnya aku bisa menemukannya. Aku senang sekali. Mengetahui nama, kota asal, angkatan berapa (ternyata dia senior), tanggal lahir, dan….nama pacarnya. Deg! Sebulan setelah aku mendapatkan akunnya, aku memberanikan diri untuk menjadikannya teman di Facebook. Butuh waktu cukup lama baginya hingga akhirnya aku diconfirm. Kami berteman. Hari itu aku resmi menjadi ‘stalker’ nya tanpa meninggalkan jejak (baca: memberi komentar atau memberi like). Aku senang sekali ketika suatu hari ia meninggalkan jejaknya di salah satu statusku. Jatuh cinta itu…unik.

Di awal Februari aku berpacaran dengan seorang teman. Belakangan aku tahu kalau aku jadian tepat dua hari setelah Pria Berkaos Merah itu putus dengan pacarnya. Aku tidak menyesal, toh selama ini aku cuma naksir dia. Bukan ingin memacarinya. Aku jadi teringat kata-kata salah seorang temanku, dia bilang kalau gebetan itu cuma enak buat jadi gebetan, bukan pacar. Entah, aku begitu setuju dengan kata-kata temanku itu. Sekedar flashback, seringkali aku berpacaran dengan orang yang bukan gebetanku. Bisa disebut, cinta yang nyasar. Barangkali. Kini dunia seolah berbalik, aku berpacar, dia single. Tapi tetap saja aku naksir dia :) Dia begitu sulit untuk tidak diingat. Aku begitu sulit melupakan tatapan matanya saat pertama kali kami bertemu. Ya, percayalah ini cuma naksir. Aku pun tetap menjalin hubungan baik dengan pacarku.

Lima bulan berpacaran, akhirnya aku memutuskan untuk mengakhiri hubungan dengan pacarku.

Sekarang, aku dan dia sama-sama tidak berpacar. Aku tidak terlalu berharap untuk menjadi pacarnya. Terkadang, dalam fase remaja kita memang harus mempunyai seseorang untuk ditaksir. Sekedar untuk penyemangat atau hiburan. Seperti aku dengannya, dulu pun begitu, aku mencintai siapapun yang menjadi pacarku dan tetap menyukai pria itu.

Tapi percayalah, ini cuma naksir.

Oleh: @emarosalita Blog: http://erosl.tumblr.com/post/15024693976/percaya-saja-ini-cuma-naksir

Page 134: #cumanaksirunite

134

69 Perasaanku Padanya? Samar.

Ketika matahari merambat turun ketika cahaya tak lagi benderang, dan ketika semburat jingga mulai memudar seperti itulah perasaanku padanya, samar, seperti senja.

Entah sejak kapan aku mulai menyimpan rasa ini padanya yang jelas perasaan ini telah bertahan cukup lama. Mungkin. Kepribadiannya sungguh mengagumkan, dimataku Tuhan telah ciptakan dia dengan begitu sempurna. Entah apa yang ada dalam otakku hingga aku begitu mengaguminya. Nyatanya dia begitu arogan, yaa begitu arogan.

Aku mengenalnya pada saat itu, pada saat yang telah direncanakan oleh Tuhan. Namun rupanya Tuhan belum menumbuhkan rasa itu, waktu berjalan, kulihat kepribadiannya yang mengagumkan, kelebihannya, kekurangannya dan semua tentangnya aku mulai tau. Entah kapan benih-benih ini jatuh dihatiku aku pun tak tau pasti kapan tepatnya namun yang kutau benih ini nampaknya telah tumbuh. Waktu berjalan kian cepat dan aku mendapatkan momenku. Situasi dimana aku bisa dekat dengannya. Namun walaupun aku berada sangat dekat dengannya aku tak pernah bisa mengatakan atau bahkan untuk menunjukkan apa yang aku rasa saja aku tak sanggup. Terlebih setelah aku tau kearoganannya, mungkin dia tau apa yang aku rasakan terhadapnya sehingga aku merasa dia menghindar dariku. Tetapi bodohnya apapun yang dia lakukan aku masih tetap mengaguminya. Setiap tingkahnya terlihat begitu istimewa dimataku. Istimewa dengan segala kelebihan dan kekurangan yang dia miliki. Telah banyak situasi yang telah menempatkan aku bersama dengannya, dimana kami bisa begitu dekat, entah itu aturan Tuhan atau hanya suatu kebetulan belaka. Tapi apa yang aku lakukan? Aku hanya bisa memandangi wajahnya dan tersenyum kecil tanpa ketahuan. Masih jelas dalam ingataku saat (lagi-lagi) situasi menempatkan aku bersamanya. Saat itu dia mengambil tempat disebelahku, tepat disebelahku, kami berbicara banyak, tanpa aku sangka dia bercerita tentang hidupnya. Dia begitu hangat, begitu akrab padaku. Padahal aku telah membubuhkan cap “manusia terdingin” di keningnya. Memang dia akrab dengan orang-orang sekelilingnya tapi tidak denganku, karena itu aku heran, aku heran mengapa dia bisa begitu baik padaku, bukankah dia pernah menjauh dariku?? Antara senang dan bingung saat itu yang bisa aku lakukan hanya bisa mendengarkan ceritanya sambil sesekali tersenyum. Masih jelas dalam ingatanku betapa ramahnya dia saat itu. Namun sekarang aku berfikir, mungkin itu kebetulan saja, aku tak akan membiarkan hatiku ini melambung terlampau tinggi. Karena aku tau jika jatuh nanti akan sakit sekali rasanya. Lagu lama.

Mungkin Tuhan memang ciptakan rasa ini hanya untuk aku pendam sendiri. Mungkin dirinya memang tak kan bisa aku miliki. Mungkin aku hanya bisa menjadikannya selintas kisah dalam perjalanan hidupku.

Perasaanku padanya?? Samar. Cuma naksir, mungkin itu sebutan yang tepat. Naksir bukan berarti harus memiliki. Naksir

Page 135: #cumanaksirunite

135

dapat diartikan sebatas mengagumi. Akupun tak berharap lebih padanya. Karena hanya dengan mengaguminya saja aku sudah merasa bahagia. Sungguh.

Oleh: @liakhairunnisa Blog: http://machahazelbee.tumblr.com/post/15029354953/perasaanku-padanya-samar

Page 136: #cumanaksirunite

136

70 Aku Takut Mengatakan(nya) Cinta

“kalau kau tak bisa katakan cinta, katakan saja I love you” -nagabonar jadi 2-

Ketahuilah,

banyak orang terutama laki-laki, ketika dia sedang jatuh cinta akan sulit mengatakannya kepada orang yang dicintainya. tak peduli siapa dan apa profesinya. gugup dan keringat dingin akan satu paket ketika harus mengatakannya. masih beruntung, ketika dia mampu mengungkapkannya. karena banyak laki-laki yang takut mengatakannya, lebih tepatnya takut ditolak !!!

dan jujur, aku takut mengatakan cinta. tapi bukan karena aku tak berani, atau takut ditolak. bukan… bukan itu.. !!!

tapi….

aku takut mengatakan rasa ini adalah cinta,

karena….

cinta itu suci, aku takut mengotorinya dengan khilaf yang berselingkuh dengan nafsu.

cinta itu lembut, aku takut membuatnya kasar dengan amarah yang kadang membabi buta.

cinta itu ikhlas, aku takut membuatnya penuh dendam suatu saat nanti ketika semua tak sama lagi.

*maafkan aku jika kita bukan sebuah kesatuan hingga akhir nanti. aku mungkin hanya akan menjadi pelangi yang mengindahkanmu setelah hujan turun.

Oleh: @cindolonatape Blog: http://cindolonatape.wordpress.com/2011/12/23/aku-takut-mengatakannya-cinta/

Page 137: #cumanaksirunite

137

71 Mencintai Itu Menguatkan

#cumanaksirunite

1 Aku dan Rando, berteman baik sampai saat ini, satu sekolah sejak SMP,SMA, dan mulai mengenal sejak SD.Aku sering merasa cuma aku yang mengenal Rando, semuanya dari luar sampai dalam. Begitu pula dia.

2. Dulu, sebelum dia menemukanku, aku hanyalah gadis arogan yang tak tahu bagaimana cara berkawan.Tapi dia selalu mengucapkan “Kamu nggak akan sanggup menjalaninya sendiri”. Dan terus menemaniku, apapun keadaanku.

3. Semakin bertumbuh, semakin dewasa, takdir rupanya masih enggan memisahkan persahabatan kami. Menginjak remaja kami saling menguatkan satu sama lain. Kadang kita terlalu sama, kadang kita tampak terlalu berbeda.

4. Kadang kami terlalu berbeda. Rando sangat rupawan, rasanya cukup dia berjalan semua wanita akan jatuh cinta. Dia cukup pandai menempatkan diri, dia punya banyak kawan, dia bisa bercanda dan tertwa dengan siapa saja. Dia bisa membuat mungkin hampir semua orang menyukainya. Sedangkan aku, cukup susah bergaul dengan orang lain, setiap kali aku mencoba bercanda dengan orang-orang, hanya sedikit yang bisa memahami dan tertawa bersamaku. Namun, lagi-lagi dia menyelamatkanku. Dia adalah satu-satunya orang yang bisa selalu tertawa dengan segala leluconku. Walau aku tahu, terkadang dia tidak paham dengan apa yang aku bicarakan. Tapi dia selalu tertawa. Tertawa dengan kencang. Ah, Rando yang baik.

5. Tetapi kadang kami juga terlalu sama. Keluarga kami sama-sama mengalami masa-masa sulit saat itu. Ya, Ayah kami sama-sama mengalami tuduhan kasus korupsi di kantor. Bagi remaja yang baru tumbuh, itu merupakan saat sulit. Beruntung kami bersama, saling menguatkan. Ketika merasa tak sanggup bertemu kawan-kawan di sekolah ada seorang sahabat yang berjalan di sampingmu. Ketika tak sanggup mengangkat kepalamu ketika berjalan di lapangan basket di tengah halaman sekolah, ada seseorang yang berjalan di sampingmu dengan tegap. Ketika tak ada seorang anakpun yang mau menunggu bus sekolah bersamamu, ada seseorang yang mau menunggu di sebelahmu sekalipun dia membawa sepeda. Tidak pernah ada yang lebih baik dari itu.

6. Kisah cinta kami juga sama. Walaupun dia rupawan, tapi untuk masalah percintaan dia juga kurang beruntung, dan aku rasa tidak banyak yang tahu, bahkan tak banyak yang menduganya. Rando sangat menyukai teman SD-nya, anak komplek kami juga namanya Dira. Dira cantik, pintar dan menarik. Nampaknya Dira juga menyukai Rando, tapi rupanya Rando terlalu lama berfikir dan Dira terlalu lama menanti. Akhirnya Dira pacaran sama kakak tingkat kami, Kak Adon. Rando yang tampak tegar di luar, ternyata

Page 138: #cumanaksirunite

138

tak sekuat itu. Dia tetap menunggu Dira, sekalipun Dira sekalipun tak pernah terlihat rebut dengan Kak Adon.

7. Sedangkan aku, sudah bisa ditebak dengan cara bergaul seperti dulu, tak banyak lelaki yang bisa dekat denganku. Rando adalah satu-satunya lelaki yang bisa dekat denganku. Tentu saja tak bisa dipungkiri aku jatuh hati pada Rando. Sementara Rando setiap hari setiap saat selalu membicarakan Dira. Dan aku, sebagai sahabat yang tahu betul Rando tentu hanya bisa memberikan dukungan dan berdoa semoga dia bisa berjodoh dengan Dira.

8. Saat Rando bertanya adakah orang yang aku suka, tentu sangat bodoh jika aku bilang tidak ada di masa SMA seperti itu. Rando tentu curiga dan menganggap aku tidak jujur, tapi kalau aku jujur itu lebih tidak mungkin. Lalu aku sebut saja nama seorang teman kami, Artha yang dulu sedang santer digosipkan teman-teman dengan aku.

9. Itulah kisah cinta kami masing-masing waktu SMA. Kami saling menguatkan satu sama lain untuk tetap bertahan dengan keyakinan masing-masing, bahwa kebahagiaan akan datang nanti. Bahwa orang yang kami cintai akan datang kepada kami.

10. Dan akhirnya kami melanjutkan pendidikan di tempat yang berbeda. Dia masuk arsitektur di bandung, dan aku masuk kedokteran di Jogja. Pertemanan sudah tidak seintens dulu, tapi kami selalu menyempatkan bertemu tiap liburan semester. Yah, sekarang kami hanya bertemu setahun dua kali.

11. Sampai kuliah berjalan 1 tahun, akhirnya untuk pertama kalinya Rando jadian dengan teman seangkatannya di Bandung. Lega, akhirnya dia merelakan Dira dan menyerah dengan kenyataan. Tapi sedikit sakit, bahwa akhirnya aku juga harus mengalah dengan kenyataan.

12. Sekarang, Rando dengan Ista, ceweknya itu udah jalan dua tahun. Rando sudah pernah mengajak Ista ke rumah mengenalkannya pada aku, sahabatnya, beitu dia menyebutku. Dan waktu berjalan begitu saja, aku dengan duniaku dia dengan dunianya. Sesekali kamu bertemu dan saling berbincang.

13. Sampai akhirnya hari itu, hari ulang tahuhku, 5 Mei. Keluar dari fotokopian di area kampus, aku melihat sosok mirip Rando. Semakin mendekat, dia lantas menyerangku dengan gerakan-gerakan bela diri yang sempat aku ketahui dulu waktu SMA. Sambil tersenyum, aku hanya bisa melakukan gerakan defensif, sampai akhirnya tanganku terpiting ke belakang dan dia meletakkan sesuatu seperti tangkai bunga di tanganku sambil berkata “Happi birthday Kani”. Rasanya air mata udah mulai menetes waktu itu, ya itulah hal paling manis yang bisa diberi Rando untuk aku. “eh, ada kejutan lagi Kan” tak lama setelah itu Ista, ceweknya, datang dan membawa kue ulang tahun yang cantik. Agak sedikit sakit di dada waktu itu. Setelah berbincang-bincang sebentar mereka pamit, karena memang harus segera balik ke Bandung.

14. Di tempat kuliah ini aku punya sahabat baru, tapi kali ini cewek, namanya Sirda. Sirda tau semua mengenai Rando. Tapi sayang tadi belum sempat aku kenalin dengan Rando. Dia mendekatiku dan bertanya “kamu bisa beladiri juga? Kok nggak pernah

Page 139: #cumanaksirunite

139

cerita? Itu tadi Rando?” awalnya aku cuma tersenyum, sambil mengingat masa lalu, kuceritakan beberapa hal yang belum sempat aku ceritakan pada Sirda.

15. Rando adalah atlet beladiri sewaktu SMA. Dalam satu minggu dia bisa latihan 3-4 kali di sore hari. Aku sering datang menemaninya,atau sekedar melihatnya. Dari situ aku mulai hafal gerakan dasar yang paling sering dilakukan rando. Bertahun-tahun melihat dia melakukan gerakan yang sama aku ikut menemukan gerakan pertahanan jika aku berdiri sebagai musuh Rando. Rando menyadari itu dan dia mulai sedikit mengajariku, tentang teknik pertahanan. Orang yang melihat mungkin mengira aku bisa beladiri, padahal aku hanya menghafal gerakan Rando dan mengantisipasi setiap gerakan tersebut. Jika orang lain yang berhadapan denganku dan menyerangku, tentu aku tidak bisa melakukan gerakan apapun selain jadi babak belur.

16. Itulah yang selalu aku kenang sampai saat ini, bagaiman cinta bisa membuat kita menjadi lebih baik, mempelajari lebih banyak dan lebih baik. Itu pula lah yang aku yakini selama ini, mencintai tidak selalu menyakitkan. Mencintai itu menguatkan. Sekalipun kita tidak selalu mendapatkannya.

Oleh: @yenibelawati Blog: http://meandthewayofmylife.blogspot.com/2011/12/mencintai-itu-menguatkan.html?spref=tw

Page 140: #cumanaksirunite

140

72 Reuni

Hari ini adalah reuni pertama angkatan kami, setelah lulus dan meninggalkan SMA ini delapan tahun yang lalu. Aku datang lebih awal diacara ini. Belum banyak orang yang hadir saat aku tiba. Karenanya aku memanfaatkan waktu untuk berkeliling sekolah ini, membanding-bandingkannya dengan delapan tahun yang lalu, saat dimana aku masih belajar disini 6 hari dalam seminggu. Telah banyak perubahan, semacam cat di dinding ruangan kelas yang telah berubah warna. Atau pohon-pohon di taman yang telah jauh lebih tinggi. Setelah cukup lelah berkeliling aku istirahat di bangku batu dibawah pohon palem dibelakang ruangan Osis. Ini tempat paling sering aku datangi ketika ingin menyendiri saat masih bersekolah disini dulu. *** Aku senang bisa kembali kesekolah ini lagi. Berkumpul dengan teman-teman lama yang beberapa diantaranya namanya telah terlupa olehku. Selain senang, ada banyak perasaan yang bercampur dihatiku. Terutama jika nanti aku bertemu lagi dengan Rahne. Dia teman terbaikku semasa SMA, sebenarnya lebih dari teman, karena kami begitu akrab dan sering bersama. Aku menyukai banyak hal darinya, atau lebih tepatnya aku menyukai semua tentangnya. Tetapi Sejak lulus SMA, hubungan kami mulai menjauh. Palingan hanya setahun pertama kami masih saling berkomunikasi. Selebihnya aku bahkan tidak tau bagaimana kabarnya. Saat itu aku kuliah ke luar kota, sedang dia tetap di kota ini. *** "Indra, hei kamu Indra kan?" seseorang menepuk pundak ku dari belakang menghentikan lamunanku. "Iya, Ra.. Rahne?" gelagapku menjawab pertanyaanya. Dia tersenyum, aku membalas dengan senyuman pula. "Bagaimana kabarmu, Ne?" Aku memulai pembicaraan. "Cukup baik, Ndra." "Kamu kok tau aku ada disini?" "Emang dimana lagi aku harus menemukan kamu selain di tempat ini? Sedari dulupun kamu lebih sering menghabiskan waktu disini dari pada di kelas kan? Aku tau itu, Ndra!"

Page 141: #cumanaksirunite

141

"Haha. Masih sama seperti dulu, kamu lebih tau siapa aku dari pada aku sendiri, Ne." Untuk beberapa saat kami tertawa karena percakapan ini. Ini satu dari semua hal yang aku suka dari Rahne, dia mengenal diriku lebih daripada aku sendiri. "Setelah banyak hal yang kita lakukan, setelah hampir delapan tahun berlalu. Akhirnya kita bisa bertemu lagi ditempat ini. Aku senang". Aku memulai kembali pembicaraan. Meski kali ini tanpa basa-basi. "Aku juga, aku pikir kita tidak akan pernah bertemu lagi. Kamu pergi begitu lama tanpa kabar. Apa mengkhawatirkan kamu, Ndra. Aku menadahkan tangan, kemudian menyelipkan namamu didoaku berharap kamu baik-baik saja." "Maaf, aku tidak berpikir kamu merisaukan aku sampai seperti itu. Aku senang kamu mengkhawatirkan ku." "Jadi kamu pikir aku bisa melupakanmu setelah banyak kisah yang kita ukir bersama? Tidak Ndra, aku tidak bisa melupakanmu begitu saja. Tidak akan pernah." Rahne menjawab dengan nada bicara lebih tinggi. "Maaf, Ne. Aku tidak bermaksud melupakanmu. Buktinya sekarang aku disini untuk menemuimu, dan ingin bercerita banyak hal bersamamu." Aku mencoba membuat Rahne meredakan kemarahannya. "Aku tau aku salah, aku menyesal. Tidak seharusnya aku melupakanmu." Aku melanjutkan pembicaraan. "Aku tidak bermaksud menyalahkan kamu, Ndra. Aku hanya sedikit kecewa padamu, bukan memarahimu." Aku diam, tidak ingin menjawab lagi apa yang dikatakan Rahne. Suasana sejenak hening sebelum Rahne kembali memulai pembicaraan. "Lihat aku, Ndra. Perhatikan aku, kamu tidak melihat ada yang berubah dariku?" Rahne bertanya dengan mimik sedikit menyedihkan. Itu cukup untuk membuat aku memperhatikannya, memandanginya. Retinaku menyusuri setiap titik pada dirinya. Dan pada akhirnya tatapanku terhenti tepat dijari manis tangan kirinya. Aku terdiam, sebuah cincin telah melingkar disana. Aku membisu, tidak tau apa yang harus dikatakan. "Dulu kamu selalu bilang menitipkan rindu di sela jemariku, Ndra. tapi perlahan waktu rindu itu mulai terkikis dan aku tidak lagi menemukannya. Sampai seseorang menggantikannya, dia juga menitipkan rindunya di sela jemariku. Dan cincin ini, ini adalah penjaga rindu dari dia. Agar aku selalu mengingatnya. Sejak hampir sebulan lalu, aku telah bertunangan, Ndra." ujar Rahne, membunyikan lagi keheninganku. "Selamat yah, Ne. Dulu aku berharap juga punya cincin yang bisa dilingkarkan dijarimu untuk menjaga rinduku. Tapi kita sepertinya tidak berjodoh. Mungkin sepuluh tahun yang lalu, diperkenalan pertama kita, dijabatan tangan pertama kita, garis-garis tangan kita yang beradu telah mengisyaratkan kita hanya akan menjadi sahabat, tidak lebih." Aku berusaha bersikap biasa.

Page 142: #cumanaksirunite

142

"Iya, Ndra. Aku juga berpikir begitu." "Beginilah jalan dari takdir kita, Ne. Aku senang pernah menjadi orang dihati kamu. Kita saling suka, saling naksir, namun tidak saling cinta seperti sepasang kekasih saling mencintai". Kemuadian Rahne mengangguk, mengiyakan pernyataanku. Lalu panggilan master of ceremony dari atas panggung membuat kami harus berlalu dari tempat ini, dan melangkah menuju tempat yang telah disiapkan pantia reunian. Sore ini disebuah pertemuan singkat, setelah sekian lama tak bertemu. Aku menemukan Rahne, kecuali cincin di jari manis tangan kirinya, tak ada yang berubah darinya. Aku dan dia sepakat, kami adalah satu dimasa lalu, begitupun sekarang dan sampai kapanpun. Kami sahabat selamanya. Oleh: @iQrom Blog: http://www.tandakutip.com/2011/12/cumanaksirunite-reuni.html

Page 143: #cumanaksirunite

143

73 Jatuh Cinta Kepada #Kamuku -nya

Aku ingin tinggal di hatimu. Sebagai sesuatu yang tak mengganggu; sebagai apapun yang kaumau. - @naishakid

naksir, kagum, apapun itu. terasa luar biasa. setiap kalimat yg dia tweet. tentang apapun. ia terasa hidup. lebih gila lagi tweet itu seakan sebuah #kode untuk saya di twitterland walau jelas-jelas memang bukan untuk saya. ini memang perasaan yg aneh menurut saya. bisakah seseorang tertarik pada orang asing hanya dari tweet-tweetnya?

Kangen akut! Sekian dan terima dijemput buat dipeluk! - @naishakid

sayang, dia sudah punya cowok sepertinya. dan sayangnya lagi, sayapun sudah punya. dan yg paling disayangkan, dia tidak pernah balas mention saya. :D

sepertinya dia pribadi yg menarik. tipe perempuan pintar yang humoris. plus berkerudung pula. god damn, saya benar-benar naksir berat sepertinya. satu hal lagi, dia FM’ers yg banyak penggemarnya. ah satu lagi, sepertinya dia romantis :)

dear akid, Semua tweet2mu penting bagiku, Semua tweet2ku tak penting bagimu.. Kira-kira begitu.

padahal kalau boleh meminjam kata-katanya @hurufkecil. “kamu akan menemukan banyak rindu di timeline ku”.ya untukmu, cuma untukmu.

dear akid, kekaguman yang jatuh di hatiku, kian kuat mengakar, kian lebat membesar. maka jika kekaguman ini belum hilang untuk satu tahun kedepan. saya punya permintaan buat kamu. tepat tanggal 30 agustus nanti, ucapkan selamat ulang tahun dong buat saya. mau ya? ya? ya?dan satu lagi, followback dong :*

ini bukan nyepik lho, ini #cumanaksirunite.

your number one big fans,

Oleh: @kacang_almond Blog: http://kacangalmond.tumblr.com/day/2011/12/30

Page 144: #cumanaksirunite

144

74 Kurang Dari Tiga

Panggil aku Devira, seorang gadis yang sudah tercandu oleh twitter. Setiap detik, aku selalu buat twit. Ini rada spaming gitu ya... Hampir setiap malam, aku begadang hanya karena twitter. Devira juga bisa dibilang atlit kepo, kepo adalah “pengen tau aja”. Karena kecanggihannya fudulin twitter orang. Dan saat itu, devira menemui satu akun seorang laki-laki, bernama Raka Adiputra.

Lalu dia klik ‘follow’. “ @R____ follback, plisss....” mention Devira kepada Raka. Seperti kebiasaan pengguna twitter yang meminta followback ketika sudah mem-follow seseorang. Dan Raka follow balik Devira. Melalui twitter, mereka berkenalan. Drrrtt...

Handphone yang dipegang Devira bergetar. Ternyata Raka sms Devira malam itu juga. “Devira, kamu pilih Julia Perrez atau Britney Spears?” Hening. Aku heran dengan apa yang di sms oleh Raka. “ Aku sih lebih pilih Malinda Dee...” “Kenapa ga milih aku? Haha” Deg. Apa ini bertanda.... Hati Devira bergetar seperti Blackberry yang banyak dapet Broadcast Messages. “Karena kamu terlalu ganteng..” Balas Devira. “Eh sumpah nih sms kamu bikin aku ngefly...” “Ya ampun....” Devira, pencitraan. Seolah-olah. “Eh, Devira, pasti papah kamu jualan sepedah ya?” Raka pun mulai gombal. “Ngga kok, papah aku jualan mie ayam. Haha :P” Aku berusaha menggagalkan gombalan Raka. “Yah, ga jadi gombal, deh.. Oh iya Devira, pasti ibu kamu kerja di bengkel ya?” Raka terus berusaha bergombal ria. “Ngga bang, ibu aku kuli bangunan.” “Pantesan ibu kamu berotot.” Raka mulai ga jelas. “Hahaha.. Kok kamu tau?”

“Tau dong, katanya ibu kamu kuli, gimana sih ni ah, peluk juga nih..” “Ya ampyun, Raka menel nih, aku cubit lho..” “Ih, mau nyubit, atuuuut...” Jawab Raka sok imut. “Ampun deh, si Raka, kemasukan banci apa sih?” “Aku kemasukan kamu...” “Hahahaha... tapi kan, aku bukan banci..” “Kamu bukan banci, tapi kamu telah merasuki hatiku.” “Jiah, aku kayaknya masuk jebakan batman, deh..” “Kamu ga masuk jebakan batman, tapi masuk jebakan hatiku....”

“Stoooppp!!! Rakaaaa!!!!” Aku yang sudah tak kuat lagi dengan gombalan-gombalan mautnya.

Page 145: #cumanaksirunite

145

“Haha oke, eh Devira pasti bapak kamu suka perang ya?” “Ngga, papah aku suka makan nasi. Hehehe” “Pantesan hati kamu seputih nasi..” “Ya ampun Raka, gombal banget sih? Raka, papah kamu tukang bakso ya?” Aku

balas gombalan Raka. “Tapi kamu seneng, kan? Ih, Devira kok tau sih?” “Iya, abis kamu mirip bakso sih..” “Yaah.. Kirain mau gombal. Eh Devira, liat tiang itu deh!” “Yang mana? Tiang bendera?” “Itu...yang itu....” Raka sok iyeh. “Ih yang mana sih? Ga keliatan ah, udah malem, gelap. Aku juga udah ngantuk.” “Hmm... ya udah deh.. Selamat tidur, cantik...” “Selamat tidur juga, ganteng...” Okey. Percakapan yang singkat melalui sms ini membuat aku merasakan terbang ke

langit ke 7. Senyuman ini tidak mau lepas dari bibir manisku. Hari sudah larut malam. Saat nya tidur. Dan aku berharap, aku bermimpi indah

bersama Raka. Esok harinya, aku bercerita pada sahabatku, Shera di sekolah. “Sher, mau tau ga? Kemaren gue smsan sama cowok, kita kenalan di twitter. Dia tuh

orangnya nyenengin, deh....” Devira berbunga-bunga. “Oh ya? gue juga udah dua hari ini chating sama cowok di MSN, dia baik banget

sama gue. Kalo udah chatting sama dia tuh hati jadi berasa tenang......” kata Shera sambil memeluk botol minum yang dipegangnya.

“Lebey lo! Emang cowok itu siapa, Sher?” Aku mulai penasaran. “Hmm... mau tau? Gope dulu donggg....” Shera cengengesan. Hening. “Ini sebenernya Shera atau Pak Ogah, sih? Buruan deh kasih tau orangnya siapa...”

Devira semakin penasaran. “Namanya....... Raka Adiputra.” “HAH?!” Devira kaget. Jantung nya berasa berhenti sesaat. Batinku berkata. “Ya ampun, ternyata Raka deketin Shera juga.” “Devira....Devira?? Halooo....” Kata Shera sambil melambai-lambaikan tangannya

didepan mukaku. “Kenapa sih lo jadi diem gini?” “Eh, Ngg... ngga kok, gapapa.” Jawab Devira, lalu meminum Teh Botol yang ada

dimejanya. “Lo kenal sama Raka?” “Ah, ngga kok, ngga...” “Oh iya, vir. Gue berharap banget Raka nembak gue dimalam tahun baru ini. Pasti

gue bakalan seneng banget. Dan mungkin menjadi malam tahun baru terindah sepanjang masa.”

“Amin...” Speechless. Malamnya Devira termenung di kamarnya. “Aku sayang Raka, walaupun kita belum pernah bertemu sebelumnya. Aku sayang

Shera, sahabatku sejak kecil. Ah, aku bingung. Aku nampak seperti seorang pembohong dihadapan Shera. Aku pura-pura tidak mengenal Raka.” Aku sangat merasa labil. “Aku tidak ingin mengecewakan sahabatku sendiri. Tapi, disisi lain hatiku tersayat oleh pisau karena ulahku sendiri. Ya Tuhan...”

Page 146: #cumanaksirunite

146

“Inilah yang membuatku memilih tuk sendiri. Bukan karena tak berani jatuh cinta, tapi karena takut jatuh pada sesuatu yang aku pikir cinta. Seperti halnya perasaanku kepada Raka.”

“Saat ini, aku memang labil. Tapi menurut ku, labil itu wajar, karena kita hidup diatas banyak pilihan. Dan aku harus memilih persahabatan atau perasaanku dan keegoisanku saja.”

Drrrtt... Handphone yang berada di genggamanku bergetar. Tenyata, sms dari Raka lagi. “What r u doing, beautiful?” “Nothing, just breathe and texting, how bout u?” “Same with u, but I was lil hard to breathe.” “Hmm.. what’s wrong with ur nose?” “Not because of my nose, but since I saw you.” “Raka, aku mau ngomong sesuatu.” Aku mulai berbicara serius. “Apa itu? Wah....” “Bukan maksudku memutuskan tali silaturahmi atau cuma mempermainkanmu,

tapi....tolong jauhi aku mulai saat ini.” “Kamu ga lagi bercanda kan, vir?” “Ngga kok, aku ga lagi bercanda.” “Tapi, kenapa tiba-tiba gini? Salah aku apa?” “Ngga, aku hanya ingin melakukan hal kecil untuk sahabatku. Dan hal kecil ini

mampu memberikan kebahagian yang indah dihatinya.” “Maksud kamu? Aku jadi ga ngerti...” “Nanti kamu akan mengerti...” “Devira, padahal aku udah mulai serius sama kamu. Aku itu ngga lagi bercandain

kamu.” “ ” “Oke kalo itu mau kamu. Aku turuti."

Huh. Apa yang sudah tergadi hari ini? Begitu dramatis. Aku mulai menarik selimut dan bergegas tidur. Aku mulai berdoa, “Tuhan

terimakasih sudah memberiku sahabat dan laki-laki terbaik untukku. Aku mohon, jaga dan lindungi mereka.” Oleh: @BukanPrincess Blog: http://akubukanprincess.blogspot.com/2011/12/cumanaksirunite.html

Page 147: #cumanaksirunite

147

75 Be Careful What You Wish For..

Sebenernya nih, saya ga mau cerita ini, karena ini…sifatnya terlalu pribadi. And I’m not an extrovert. Tapi, saya pengen kamu, kamu dan kamu belajar dari sini untuk ga maen-maenin kekuatan pikiran kamu pake LoA. Note that. Saya juga awalnya sama sekali ga berniat maen-maen. Tapi sayangnya, saya melakukannya tanpa pikir panjang. Reckless abandon. Begini ini jadinya.

Kebanyakan temen-temen saya pengen mempelajari LoA itu buat menarik cinta. Yah, pokoknya urusan cinta-cintaan lah. Mereka pengen jadian ama gebetan atau balikan, atau apalah pokoknya buat dapetin kehidupan cintrong yang lebih baik. Begini. Itu ga salah. Tapi, kamu harus extra hati-hati, pikirin masak-masak, pertimbangkan dari berbagai sisi, dan jangan cuma mau enaknya di kamu doang. Karena…sekali kamu minta pake Law of Attraction, itu pasti akan dateng. Masih inget kata saya waktu itu, kan? Law of Attraction itu hukum mutlak kayak gravitasi, jadi pasti bereaksi ama mind power kamu. Ibaratnya, universe itu jin nya aladdin, kamu aladdin nya. Kamu minta apa juga, pasti jawabannya, “your wish is my command.” Dann…voilaa…ini dia.

Kamu pasti mikir, “terus ati-ati dimananya? kan enak kalo semua keinginan gitu bisa terwujud?” Ohh..jangan salah. Be careful what you wish for cause you might just get it. Kenapa mesti ati-ati? karena bahkan keinginan gegabah kamu pun bisa terwujud. Masih ga ngerti juga bahayanya? Udah saya duga. Makanya saya bermaksud ngasih contoh yang nyata pake cerita saya, meskipun saya ga nyaman sebenernya…

Jadi begini. Anggeplah saya tertarik ama…seseorang. Padahal awalnya saya sama sekali ga tertarik ama orang ini. Dia temen saya, walaupun ga begitu deket. Dulu saya sebel banget ama dia. Abis orangnya…ga songong sih. Cuma waktu awal-awal ngumpul dia ga ngenalin saya, malah nanya “Kennisa yang mana, sih?” di depan saya. Ih…!!! saya sebelnya setengah mati. Kurang ajar banget sih, orang bisa ga ngenalin saya (siapa lo kali ah. berasa ngartis ). Makanya terus saya ga pernah deket ama dia. Dalam bayangan saya, dia itu orang sok yang nyebelin. Temen-temen saya nyadar kalo saya jaga jarak ama dia, terus malah becandain kita, suka dijodoh0h-jodohin. Saya sebel luar biasa.

Anehnya, lama setelah kita udah ga ketemu lagi, saya kok jadi kebayang-bayang dia. Ini pasti efek dari becandaan babu temen-temen saya dulu. Ampe saya udah ada di titik yang fatal, bukan lagi kebayang-bayang dia, tapi mulai naksir dia!!!!!!!!!! Saya bener-bener desperately in love ama orang ini. Oh ya..apa saya udah bilang kalo orang ini udah punya pacar? Yes. Saya tau pacarnya. Orangnya cantik dan baikk..banget. Oh..dan apa kamu tau kalo saya juga ga single? rumit. Tapi saya waktu itu (lebih tepatnya 2 bulan-an lalu), mikirnya, “ah..pacaran kan belom tentu jodoh. Siapa tau aja saya jodohnya ama orang ini.” Pokoknya saya sibuk meyakinkan diri sendiri sambil ngasih pembenaran-pembenaran sendiri ke pikiran saya itu.

Page 148: #cumanaksirunite

148

Iya. Saya pake LoA. Dimana saya ga ngejar-ngejar dia secara aktif, tapi ngirimin cinta lewat alam bawah sadarnya. Karena saya udah pernah gagal pake cara mind power dalam urusan beginian, kayak yang pernah saya ceritain dulu, jadi sekarang saya udah belajar dari kegagalan-kegagalan saya dulu dan make cara yang benernya. Singkat cerita, hasilnya..persis kayak apa yang saya mau. Orang ini..ngedeketin saya. Makin lama makin deket, ampe puncaknya terus dia curhat baru putus ama pacarnya. Jeng..jeng!! selanjutnya..bisa ditebak kan. Saat itu, terus saya baru nyadar; astaga…apa yang udah saya lakukan?? Saya udah berhasil dapetin apa yang saya mau. Tapi..saya terus ngeh kalo I don’t love him. I love the idea of being with him. Saya terus baru mulai tanya jawab ama diri saya sendiri;

Kamu suka ama dia? Ya.

Kamu cinta ama dia? Maybe.

Kamu pengen dia putus ama pacarnya? Sejujurnya, iya.

Kamu pengen jadian ama dia? Ga.

Kamu pengen dia jadi bagian dari idup kamu gantiin pacanganmu? GA!

Nah..liat kan? saya terus terjebak ama keinginan saya sendiri. Saya ga pikir panjang waktu “meminta” orang ini. Seharusnya saya udah tanya jawab ama diri sendiri sebelom “meminta”. Sebenernya, ada beberapa alesan tersembunyi yang baru saya sadari keberadaannya setelah saya dapetin apa yang saya mau: 1) saya cuma mau ngetes, bisa ga saya “meminta” seseorang yang saya suka, setelah saya gagal di percobaan jaman dahulu kala, saya butuh pembuktian kalo saya bisa. 2) saya penasaran. Ok, mungkin sebenernya saya emang suka ama orang ini. Tapi, sama kayak hal-hal laennya yang saya pengenin, sebenernya saya cuma tertarik pas sesi “mengejar” nya aja. Begitu udah didapetin, kok malah jadi ilang asyiknya. Ini emang bajingan sekali . 3) Ok. Saya emang suka ama orang ini. cinta, mungkin. Tapi kalo dipikir-pikir lagi ratusan ribu juta kali, membangun masa depan ama orang yang cuma saya suka bedasarkan “lust”, bukan “love”, itu mengerikan!

Jadi kamu semua, kalo kamu mau “meminta” seseorang, pastikan kalo kamu dan dia bener-bener ada di posisi yang memungkinkan untuk bisa jadian. Kamu mesti yakin seratus persen kalo dia emang bener-bener yang kamu mau. Nih, gini nih. Sebenernya situasi saya pas “meminta” itu ironis dan paradoks. Waktu itu temen saya bilang kalo untuk attracting soulmate, itu jangan dipatok kayak gimana. Jangan spesifik disebut orangnya siapa. Mestinya kita bikin aja daftar ciri-ciri fisik dan sifat soulmate yang kita mau. Jangan cuma sebut ganteng/cantik, karena ganteng/cantik itu relatif. Bikin se-spesifik mungkin. Yang kayak gimana yang menurut kamu ganteng/cantik, kayak contohnya; tinggi, putih, idungnya mancung, dsb. Terus tentuin kamu mau dia kayak gimana. Misalnya, orang jawa, pinter matematika, baik, romantis, dsb. Nah, sebagian orang yang mendalami mind power percaya kalo kita mau attract soulmate mesti kayak gitu. Karena kalo kita attract seseorang secara spesifik, itu berarti membatasi hasil kerja Tuhan. On the contrary, sebagian orang lagi bilang kalo attracting someone specific itu bisa. Ga ada yang ga mungkin untuk kuasa Tuhan, karena “ga bisa” dan “ga mungkin” aja tuh udah bertolak belakang ama konsep pemikiran LoA. Caranya ya kayak biasa, kayak yang udah saya jelasin di blog-blog entry tentang mind

Page 149: #cumanaksirunite

149

power sebelomnya. Ada banyak cara juga sih sebenernya, tergantung kamu “ngena” nya ke yang mana.

Buat yang mau ngikutin cara saya, baiklah saya jabarin. Karena master LoA sendiri pun terbagi antara “yang bisa attracting someone specific” ama “yang ga bisa attracting someone specific”, jadi saya gabungin konsepnya dan saya pake cara The Secret. Ga usah ditulis-tulis atau pake vision board atau hal-hal yang sekiranya bagi kamu repot. Bahkan ga usah visualisasi yang ribet-ribet kalo kamu ama gebetanmu udah jadian terus lagi jalan-jalan berdua di pantai sambil nungguin sunset. Ga usah. Kalo saya sih, sebelom tidur cukup mengakses vorteks saya (nanti vorteks saya jelasin sendiri di blog entry berikutnya ya). Caranya, rasain seolah-olah kamu ama gebetanmu udah jadian. Sekali lagi, ga usah pake visualisasi. Cukup rasain aja di dalem ati kalo kamu udah jadian. Nanti berasanya tuh seneeeeennnggg….banget. Pernah saya ampe nangis saking berasa senengnya. Saya ga bisa jelasin secara tepat gimana tepatnya untuk bisa ngerasain seneng luar biasa itu. Pokoknya, intinya adalah percaya ama sesuatu yang kamu ga bisa buktiin keberadaannya. Kamu ga bisa buktiin kalo kamu udah jadian ama gebetan kamu, tapi kamu percaya kalo itu udah terjadi. Titik. Rasain gimana rasanya. Pelihara terus perasaan itu. Setelahnya, masih saat sebelom tidur, kamu bayangin gebetanmu. Ga usah terlalu detail lagi ngapain atau dimana atau kapan blablabla. Just see in your mind that he/she is standing right in front of you. Terus kamu rasain semua perasaan cinta dan suka mu ke dia di dada, itu energinya berasa kok. Kadang bisa ampe deg-degan. Pokoknya berasa penuh di dada. Kamu pikirin aja, cinta macam gimana yang kamu tawarin ke gebetanmu; perhatian, kepercayaan, dukungan, rasa keibuan, dsb. Ucapin aja dalam ati, kalo kamu punya cinta yang begini..begini dan begini, terus kamu tawarin ke dia. Kamu liat reaksi gebetanmu. Ini udah sesuatu yang ga bisa dikontrol lagi. Kalo gebetanmu tersenyum dan nunjukkin, reaksi positif, lanjutin. Bayangin semua cinta kamu ke dia, yang tadi udah kamu tawarin, keluar dari dadamu dalam bentuk energi. Apa aja bentuknya, terserah imajinasi kamu, pokoknya kamu mesti yakin kalo itu energi cinta kamu. Terus biar energinya mengalir keluar dan masuk ke dada sang gebetan. Jadi kamu dan gebetanmu akan tersambung energi itu. Biasanya reaksi dia akan seneng penuh kepuasan. Terus kamu pertahanin begini, sambil fokus ke gebetan kamu. Kalo kamu udah ngeliat tanda “udah cukup” dari dia, kamu harus berenti. Stop mengaliri energi ke dia. Buyarkan visualisasi (iya, sebenernya ini termasuk visualisasi juga, tapi ga terlalu kompleks) mu. Biasanya saya ngeliat tanda kalo gebetan yang saya udah ngerasa cukup, dia tersenyum sambil ngangguk. Nah..nah..laen cerita kalo pas kamu tawarin cinta kamu, terus si gebetan menolak. Inget, ini sesuatu yang ga bisa kamu kontrol. Kamu akan tau sendiri kalo udah ngerti gimana cara transfer energi ini. Kalo dia nunjukkin tanda nolak, kamu ga boleh maksa. Stop ampe disitu. Coba lagi besok. Kalo ampe berhari-hari dia masih nolak, berarti dia emang ga pantes buat kamu. Lupain. Cari gebetan baru. Begitulah cara saya.

Dan karena temen saya bilang kalo sebenernya ga bisa untuk attracting someone specifically, jadi saya ga pernah berharap yang muluk-muluk. Pokoknya bener-bener saya lepas. Saya mikirnya, “gue mau dia, tapi gue ga butuh dia. Berarti tanpa dia pun idup gue udah bahagia. Dapet sukur engga ya udah.” Justru karena “kepasrahan” saya ini, yang disebabkan karena saya agak kepengaruh ama sebagian orang yang bilang ga bisa, saya justru let go sepenuhnya dan akhirnya…tadaaa…here he is.

Page 150: #cumanaksirunite

150

Sejujurnya..saya menyesal sekali udah ngelakuin tindakan terburu-buru begini saya merasa bersalah ama orang ini, karena saya ngerasa ga bisa niggalin pacangan saya untuk dia. Dia belom ampe seberharga itu di mata saya. Jadi gini, setelah melalui pengalaman pribadi, saya jadi paham ama perasaan saya sendiri; pas orang ini nyanyiin saya lagu the Smith yang “there’s a light that never goes out” pas bagian chorus

“…and if a doubledecker bus crashes into us, to die by your side is such a heavenly way to die. And if a ten ton truck kills the both of us, to die by your side, well the pleasure, the privilege is mine…”

Saya tersanjung setengah mati dan ngerasa terbang ke langit ke tujuh, dan ngerasa itu lirik paling romantis. Tapi..pas pacangan saya yang nyanyi begitu ke saya, saya bakal ngamuk luar biasa dan ga pernah mau denger. Kenapa? karena kalo dia yang nyanyi, saya pasti nangis. I just can’t stand the idea of him being dead meskipun se-heavenly way apapun. Enggak. Jangan bahkan ngebayanginnya aja bikin saya nangis . Liat kan perbedaanya?

Meskipun saya ngerasa bersalah ama orang ini, tapi at least saya dapet keuntungan dari keberhasilan “menarik” dia (bukannya ngambil untung, tapi saya udah belajar untuk selalu bisa ngeliat sisi baik dari keadaan apapun dan bersyukur, karena ini kunci utama LoA selaen let go). Mind power saya udah semakin terasah, mungkin naek level meskipun untuk hal-hal kecil, tapi berasa efeknya. Mungkin bagi kamu ga penting, tapi kalo lagi dengerin playlist dengan shuffle mode, saya bisa ngatur lagu apa yang akan keputer selanjutnya, tanpa harus di-next-next. Tombol pengaturnya ada di kepala saya . Terus juga, tiap adek saya begadang dan nonton tipi malem-malem, dia pasti nyetel volume ga kira-kira. Ampe kedengeran jelas ke kamar saya karena udah setengah tidur dan males untuk turun dari tempat tidur, keluar kamar, dan nereakin dia; “BERISIK!!”, jadi saya kirimin aja dia pikiran untuk ngecilin tipi. Berhasil ga sampe 5 menit saya suruh via alam bawah sadar, dia udah ngecilin tuh tipi. Dan suka juga saya tiba-tiba kebayang makanan oleh-oleh yang suka dibeliin babe saya; muffin choco, mie godog jawa, milkshake, atau yang laennya, terus tau-tau babe saya pulang kantor bawa tepat apa yang saya bayangin Saya ga pernah bermaksud jadi manipulatif, tapi itu terjadi begitu aja. Itu berarti….terima kasih banyak-banyak buat Tuhan yang udah melatih saya

Nah, jadi saya ingetin lagi. Kalo kamu mau “menarik” seseorang, ada baiknya kamu meditasi dulu. Tanya ama inti dirimu, ini bener kayak apa yang kamu mau? Kamu bener mau dia? Percaya deh, kalo kamu udah ada di keheningan mutlak, jawaban bijaksana akan gampang kedengeran. Ini yang dibilang kata hati. Ikutin. Jangan pernah make buat maen-maen. Percayalah, apa yang kamu perbuat pasti ada balesannya. Jangan keburu napsu. Jangan gegabah. Pikir dulu sebelom bertindak.

Baiklah. cukup sekian dulu cerita-cerita kali ini. Ambil pelajarannnya ya. Bukan gosipnya Semoga kamu lebih bijak nantinya dari saya kalo make LoA, setelah denger cerita saya ini. Saya pamit. Over and out Pareng.. Oleh: @sneaking_jeans

Page 151: #cumanaksirunite

151

Blog: http://menyingsingfajar.wordpress.com/2011/11/03/be-careful-what-you-wish-for/#more-281

76 #cumanaksirunite

“LOLIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII. LOLIPOOOOOOOOOOOOOP. LOLITAAAAAAAAAAAAAA!!!” Hosh. Hosh. Hosh. Hosh. “Fallaaaaaaaa! Kamu bisa diem nggak sih ?! aku maluuuuu dilietin banyak orang disini. ERRR! Kamu tuh bisa nggak sekali aja kalau nyamperin aku pake acara yang normal aja, gak perlu treak gitu ? ha ? lagian itu kasian pita suara kamu kalo kebanyakn teriak bisa korslet loh.” Aku menggerutu pelan pada sahabat ku itu, menoleh ke belakang tempat dia berada selangkah dibelakang ku, lalu kembali berjalan ke depan. “Banyak omong kamu, ah. Ini tuh namanya tradisi ala aku tauuu, nanti kalau nggak ada lagi yang ngagetin kamu kayak tadi, kamu bakal kangen dan nyariin aku pasti.” Balasnya sambil memperbaiki rambutnya yang tomboy itu. Lalu menyeka kacamatanya dan segera menggandeng ku. “Dih. Pede kamu. Udah ah, lepas tangannya, ntar dikira sekampus kita belok lagi. Aku nggak mau reputasi ku ancur gegara kamu. HA.HA.HA” “ERRRR! Eh itu tadi, Pak Tio nyari kamu, katanya kamu diminta buat ngisi kuliahnya besok jam 10 di kelas biasa. Ciyeee, besok bakal digombal adek-adek unyu lagi, loli ciyeeee. Hihiy. HA.HA.HA” “HISSSSH” wajah ku membentuk garis-garis cemberut basi karena membayangkan suasana kelas biasa tempat ku gantiin Pak Tio. Lalu dalam sekejap berubah ceria, kepalaku mengikuti arah orang itu berjalan, dan akhirnya menghilang. Aku mencari-cari. “Lol ? Lolipop ? Lolitaaa ? Hoi ? Hoi ?!! LOLITA!” panggil fala dan kemudian diakhirinya dengan menggerutu dihadapan wajahku sambil mengoyang-goyangkan kedua telapak tangannya. “Apaan sih, fal. Ganggu deh, kamu. Eh ? mana yaaa ?” masih mencari. Orang itu. “ngapain sih, kamu ? nyari siapa ? falla lalu turut serta mencari-cari siapa gerangan yang membuat ku sibuk mencarinya.

Page 152: #cumanaksirunite

152

“siapa sih, lol ?” Pak Tio ?” lanjutnya. “Eh ? enggak. Yuk ah.”

☺☺☺ Kampus, Universitas Slamet Riyadi, Surakarta. Pukul 09.48.

Aku menyusuri jalan menuju kelas tempat aku bakal ngajar gantiin Pak Tio yang hari ini entah sedang dimana. Menyusuri jalanan penuh mahasiswa yang masing-masing sibuk dengan kegiatan mereka. “Falla, mana yaaa. Harusnya udah nongol dia jam segini. Huh, kemana lagi deh dia..” aku membathin, sembari mata ku menyapu bersih setiap sudut-sudut koridor kampus, kalau-kalau falla sedang berkeliaran disini. Hari ini dia janji akan menemani ku.

☺☺☺ “Fiuh. Akhirnya kelar juga ngajarnya. Dasar junior-junior gila, aku ngajar meraka melongos, juga menggoda ku. Lain kali kalau dimintai tolong Pak Tio aku gak lagi-lagi deh” kata ku, dalam hati. Tentu saja, aku tidak ingin diliat orang-orang disekitar sini berbicara sendiri, lalu menganggap ku gila. “LOLITA!!!” “ASTAGHFIRULLAH!!” kamu tuh yaa! Falla mengagetkan ku, lagi lagi. Jika saja aku punya kelainan jantung atau lemah jantung, aku mungkin akan pingsan dibuatnya. Tapi, sayang. Jantung ku baik-baik saja, malah sudah terbiasa dengan ulah sahabat ku yang satu ini. “he he he. Santai dong, kayak baru sekali ini aja. Makan yuk ah, laperrrr...” kata falla seraya memegang perutnya. “Aku juga, tadi anak-anak rese.” “HA HA HA! Kan emang mereka kayak gitu. Harusnya udah terbiasa dong kamunya. Hihi” “OGAAAAAAAAAH!! HEH ?!! “Eh, maaf maaf. aku buru-buru, tadi ngecek hape trus hgak fokus ke jalan abis itu nabrak kamu. Maaf maaf.” DHEG. DHEG. DHEG. “Ini cowok kemarin yang ku cari-cari itu. Ah, kebetulan sekali. Waaah, manis sekali dia. Sopan pula. Kalo anak-anak lain abis nabrak ya pasti kabur gitu aja, ini dia sampe maaf berkali-kali. Aw.” Aku bercerita, bukan pada falla, pada hatiku, pendengar setia. “Eh, iya gak papa.” Aku masih memandangnya, terus memandangnya hingga yang terlihat kini hanya punggungnya. “EKHEM..” Falla memeluk dadanya, lalu menyikutku denga tangannya. Dia, menggoda ku. Rupanya dia tahu bahwa aku daritadi terus melihat orang itu. “Apa ih. Wooo!” balas ku tidak ingin menanggapi godaan falla. “kita tuh sahabatan udah lama, lol. Aku taulah, watak kamu itu kalo lagi kesengsem sama orang. Ya kayak tadi itu. Senyam senyum sendiri. Aku kenal dia lagi. Hahaha!” “Eh ?” “Iyaaa, dia itu senior ku. Kita se-jurusan kok. Tiap hari juga ketemu dia. Jadi ? mau nitip salam ?” “Idih, enggak hei. Awas aja kalo berani ngomong.” Aku meneruskan jalan ku, sedikit lebih cepat dari Falla.

☺☺☺

Page 153: #cumanaksirunite

153

Kantin kampus. Pukul 11.36 Kantin adalah tempat dimana aku melepas dahagaku juga laparku. Memanjakan perut juga tenggorokanku. Aku memesan menu seperti biasa, Falla juga demikian. Makanannya belum sampai ke meja kami, aku duduk sembari melihat sekeliling, terheran-heran kantin pagi ini kok sepi. Hanya ada aku, Falla, dua orang cewek dua meja dari kami, sepasang kekasih didepan dua orang cewek tadi, dan... DHEG. Cowok itu. Dia berada dimeja tepat dibelakang kami, aku dan Falla. DHEG. Aku terdiam, masih melihatnya yang sibuk dengan semangkuk baksonya. Sedang makan pun dia masih terlihat “keren”. Sesekali ia menyeruput Es Teh untuk menghilangkan rasa pedasnya, aku melihat jelas betapa ia sedang kepedisan. Hahaha, lucu. Melihatnya seperti itu. “Lolita! Itu leher kasian, ntar bengkok loh.” Falla mengagetkan ku. “Huss ah. Yuk makan.” Makanan kami ternyata sudah hampir daritadi tiba dimeja kami. Aku saja yang terlalu sibuk dengan orang itu. Aku memalingkan kembali kepala ku. Memulai makan dengan tetap sesekali melihat kearah belakang, kearah cowok itu. Sekali, dua kali, tiga kali, empat kali, lalu untuk yang kelima kali aku menoleh, ia menghilang. Meja itu sudah kosong, yang tertinggal hanyal semangkuk sisa bakso dan segelas Es Teh punya cowok itu tadi. Ah. Mana yaaa ?. aku menengok ke segala penjuru ruangan kantin, dan tidak menemukannya. Lalu kembali fokus pada makananku. “Lolitaaa. Dia tuh udah pergi daritadi.... hahaha kasian. Tuh kaaaaan, naksir. Hihi. Besok kalo ketemu dia, aku kasih tau deh kalo temen aku yang satu ini rupanya sedang terpesona padanya. Hahaha” “Nggak kok, Fal. Biasa aja ah. Coba aja ya sampe ngomong.” Aku melanjutkan kegiatan makanku.

☺☺☺ Terduduk diam, tanpa bersuara. Dadaku berdegup. Canggung. Mengingat-ngingat aku bermimpi apa semalam kini orang itu, ah cowok itu, duduk bersebelahan dengan ku, berniat membicarakan sesuatu. Aku semakin tidak mengerti, bagaimana orang yang bahkan tidak mengenal ku kini ingin membicarakan sesuatu dengan ku. Ia memulai, ceritanya... “Kemarin, kau kah yang kemarin sering menoleh kearah ku ? Di kantin...” DHEG. DHEG. DHEG. Mendadak aku ingin sekali agar Falla tiba-tiba saja meneriaki ku dengan caranya, seperti selalu. Hingga aku bisa lari dari pembicaraan ini. Aku. Sama sekali tidak ingin membahasnya. Astagah. “Benarkah ? kau diam. Aku menganggapnya benar. Itu kamu. Kemarin, ada seorang kawan yang mengatakan padaku. Kurasa kau sudah tahu itu...” DHEG. DHEG. DHEG. Aku tercegat. Apa ini. Kawan siapa. Ah. Lalu aku teringat kejadian kemarin bersama Falla, di Kantin. Aku ingat ia mengatakan akan memberitahu pada orang ini bahwa aku naksir padanya dan sering melihatnya. ERRR. “FALLAAAA, RESE!!” aku berteriak, pada hatiku tentu saja. Lagi lagi. “Hah ? siapa ? aku gak ngerti deh kamu ngomong apa...” aku mencoba tetap santai seperti biasa. “Falla, katany...” “Ah itu... (aku segera memotong pembicaraanya, tidak ingin mendengar kalimat selanjutnya) Iya, maaf aku...”

Page 154: #cumanaksirunite

154

“Loh kok maaf ? nggak papa lagi. Aku juga pengen ngomong sama kamu...” kini dia yang memotong pembicaraan yang baru mau ku mulai untuk memberreskan semua ini. “Kamu bukan pemarah kan ? aku takut kamu marah...” lanjutnya, kini dengan suara yang agak terbata. “Ngomong apa ? ya kalo ngomong macem-macem pasti marah. Haha” aku tertawa, basi. “Nggaklah. Ehmm. Mmm. Aku... jadi pacar kamu boleh ?” DHEG. DHEG. DHEG. Aku tercegat, lebih dari yang tadi. Dadaku berdesir, ini kenapa jadinya gini ? bathin ku. Segera aku memantapkan mulut ku. Satu, dua, tiga! Kabur! Eh, enggak deng. “sebelumnya aku maaf sama kamu. Maaf aku nggak bisa, soal aku naksir kamu itu emang bener kok. Aku suka ngliat kamu. Tapi Cuma sebatas itu aja kok, kalau bertemu dengan mu aku seneng, tapi saat tidakpun aku lantas tidak punya hasrat untuk mnecari agar bisa bertemu denganmu. Kamu, menarik. Kata teman ku, aku jatuh cinta pada pandangan pertama. Saat pertama melihatmu. Tapi, sayangnya aku gak percaya hal itu. Cinta, urusan hati. Aku lebih suka menyebutnya, suka pada pandangan pertama. Atau seperti yang sekarang berlangsung, Naksir pada pandangan pertama. Dan disitulah aku, pada naksir yang tidak beraharap apapun darimu...”

☺☺☺ Kantin Kampus. Pukul 12.47 Aku menceritakan semuanya yang terjadi tanpa terlewat satu katapun pada Falla. Ia hanya tertawa sepuasnya. Setelah aku selesai bercerita, ia bergantian yang bercerita. Bara, nama cowok itu. Beberapa hari yang lalu ternyata putus sama pacarnya. Ia mengatakan bahwa mungkin penyebabnya adalah aku. Aku hanya tertawa dan menolak mengiyakan. Jelas saja, itu tidak mungkin. “Harusnya bukan gegara aku ya. Kamu kan ngomong ke dia baru kemarin, sementara dia udah putus sebelum hari kamu ngomong sama dia. jadi, ya nggak mungkin.” “haha iya ya, huuu dodolll” “ya lagian kamu sih, aku tuh Cuma naksir aja sama dia, itu aja kok. Sama sekali gak ada perasaan lebih atau harapan bisa pacaran sama dia. gila aja kalo gitu, kamu kan tau sendiri. Aku cintanya sama siapa...” jelasku lalu mengarahkan pandangan ku ke arah jam 10 dari meja kami, memandang dengan senyum pada pria berkacamata dan memakai kameja kotak-kotak itu. Dia sedang berjalan kearah kami, mengangkat tangan kananya lalu menggoyangkannya kearah ku. Pria itu, kekasih ku. Sudah 5 tahun kami bersama sejak lulus SMA. Adit. namanya. Oleh: @tiaraahere Blog: http://pintukecil.blogspot.com/2011/12/cumanaksirunite.html

Page 155: #cumanaksirunite

155

77 Genie: Cuma Naksir

Sebelum memulai tulisan ini, saya mau berterima kasih kepada saudara @hurufkecil yang mengadakan #cumanaksirunite (sebuah event di dunia blogging & media promosi blog juga).

Cerita ini bermula beberapa bulan lalu, ketika sebuah akun anonim yang saya follow memention seseorang yang sedang ulang tahun, sebut saja orang itu adalah Genie (alasannya karena saya gemar mendengarkan lagu Tell Me Your Wish (Genie) - SNSD).

Karena iseng, sayapun ikut memention Genie yang sama sekali saya tidak kenal, baik di dunia nyata maupun di dunia maya. Selama dua minggu berikutnya saya masih merasa biasa saja.

Sampai kemudian saya mulai merasakan sesuatu di sini *menunjuk ke hati* setiap saya melihat tweetnya Genie yang termasuk jarang muncul itu.

Rasa bahagia selalu muncul di setiap tweetsnya Genie yang saya baca. Dan hari-hari selanjutnya saya mulai belajar tidak bisa memulai online tanpa membuka liniwaktu (timeline) Genie.

Selain itu saya juga mulai tahu sedikit sifat Genie, agak selfish dan mengejar pencitraan. Contohnya dia suka menghapus beberapa tweet yang isinya memention orang lain dan hanya menyisakan tweets bijaknya sendiri.

Tapi hal itu tidak membuat saya illfeel terhadapnya, malah makin membuat saya penasaran. Kamipun beberapa kali saling berbalas mention, memang kebanyakan saya yang memulai dengan mereply atau meretweet (old retweet) tweetnya yang menarik, agak agresif memang.

Makin lama, sayalah yang memulai mention tanpa dibalas oleh Genie, saya tidak kehabisan akal untuk sedikit saja menyentuh hatinya. Saya retweet beberapa tweetnya yang menurut saya bijak dan memberikan pelajaran hidup.

Tentunya saya retweet dengan “new retweet” karena saya takut terlalu kelihatan cari perhatian. Dengan harapan sekali waktu Genie mengecek kolom “my tweet, retweeted”.

Page 156: #cumanaksirunite

156

Semakin hari saya juga mulai mengetahui tujuan hidupnya (lewat tweetsnya) yaitu hidup sukses dan berkeluarga, saya agak sedih karena sepertinya saya memang tidak ada harapan mengenalnya lebih jauh.

Sayapun curhat ke 2 orang sahabat saya di twitter, @NeZzzOus dan @Vantalahend. Mereka berdua tinggal di Aceh dan Jakarta, sementara saya di Bandung. Kami juga kenal hanya di twitter, bedanya saya lebih dekat dengan mereka seperti sahabat lama.

Saya berkonsultasi tentang perasaan saya terhadap Genie, mereka berdua kompak menyemangati saya untuk menyatakannya kepada Genie.

Saya sempat bertekad bulat akan menlakukan hal tersebut. Lagi-lagi sebuah tweet tentang masa depan dambaan Genie menyurutkan perasaan saya. Dan membuat saya bertekad menyembunyikan rasa “Jatuh Cinta Sendirian” saya kepada Genie.

Di masa depan mungkin saya akan mengenang saat-saat saya menjadi stalker, menunggu tweet Genie yang pernah seharian tidak muncul, terus menunggunya hingga cemas, sampai mendoakannya sebelum tidur.

Masa-masa yang sangat indah sekali. Saya tidak percaya bahwa cinta namun itulah yang terjadi terhadap saya saat ini. Kadang saya berharap mengenal Genie lebih jauh, tapi juga tidak jarang saya merasa bersyukur tidak mengenalnya dekat, karena akan makin menyulitkan saya untuk melupakannya nanti.

Melupakan Genie dan tweet-tweetnya yang membuat saya jatuh hati, bahagia dan sakit di saat yang bersamaan.

Oleh: @VRPQ Blog: http://vrpq.blogdetik.com/2011/12/31/genie-cuma-naksir/

Page 157: #cumanaksirunite

157

78 Empat Kali Empat

Mulas, tapi hell no, ini bukan hamil muda. Aku sedang sibuk beternak kupu-kupu di perut. Setiap melirik senyummu, lahir sejuta kupu-kupu baru. Saking banyaknya tidak bisa aku beri nama satu-satu.

.

Raya

Malam ini sudah ada delapan skenario di kepalaku. Kedelapan-delapannya dibintangi kamu. Aku tidak pernah menghitung domba lompat pagar sebelum tidur. Jauh lebih sering menghitung berapa persen kemungkinan kamu menyukaiku. .

Bima

Gadis ini tertawa. Gue bersyukur yang gue butuh cuma lelucon, Raya.

Kalau tawanya harus dibayar, bisa bangkrut gue lama-lama.

.

Raya

Aku sayang Bima. Tanpa dia, aku sekosong kolam renang olimpiade yang sedang dikuras tuntas.

.

Bima

Gue sayang Raya. Tanpa dia, hidup gue sejanggal warung seafood tanpa kucing yang mengemis secuil nila.

.

Raya

8 tahun kemudian kami bertemu lagi. Jemari kami bertaut dalam genggaman orang yang kami cintai.

Istrinya bernama Santi. Tunanganku bernama Rifki.

Page 158: #cumanaksirunite

158

.

Di depan kamar kecil dia berdiri sendiri, kelihatan geli saat aku datangi. “Bima. Udah lama sekali nggak ketemu, ya? Apa kabar 2003?” “Ah, Soraya. Ternyata lo ngangenin juga, ya.” “Bisa aja, Bim. Selamat untuk pernikahannya.” Aku memeluknya erat-erat, menyembunyikan sekeluarga kupu-kupu yang lahir kembali. Perih. .

Bima

“Makasih, Raya. Tunangan lo boleh juga. Tapi masih gantengan gue kan? Ngaku, deh. Dulu kan lo naksir gue! Hahaha.”

“Idih.”

Lalu sunyi.

“Sebenarnya, Bim. Dulu kita sama-sama naksir.” Oh ya? Seorang Raya baru ngaku setelah delapan tahun berlalu. Lucu. Cinta ternyata memudar, tapi nggak kadaluwarsa.

“Apa yang misahin kita dulu, Bim?”

Pelukan gue semakin erat.

“Hidup dan pilihan, Soraya.”

.

Raya

Aku melepas Bima dengan senyum. Setengah menertawai teman masa kecilku itu. Menertawai naksir-naksiran delapan tahun lalu. Yang dia tidak tahu, aku masih menyimpan surat-suratnya dulu.

Empat kali empat sama dengan enam belas. Sempat tidak sempat cinta gue harus dibalas.

Empat kali empat sama dengan enam belas. Erat tidak erat peluk harus dibalas.

Oleh: @larasatchi Blog: http://nona-laras.tumblr.com/post/15073140057/empat-kali-empat

Page 159: #cumanaksirunite

159

79 Semenandung Cinta, yang Hilang Terbuai Asa..

Sepi, begitu saja mengisi kekosonganku. Semilir ombak yg memecah pekik, di seantero buritan kapal… Aku yg terlalu larut dalam rasa membahana, bak penguasa di negeri tetangga. Berfikir seolah paling pintar dan bertindak seolah paling benar.

Awal malam itu, seolah menjadi tonggak bagi kesadaranku. Aku yg terbuai bersama keletihan-keletihan senja, semacam tersentak oleh desir angin yg membelai serona wajah segar, namun tak terkesan vulgar. Ya, sikap cantik dari seorang gadis pramusaji pada sebuah restoran kapal.

Senyum yg hanya cuma-cuma, seolah mengisyaratkan bahwa dirimu bukan wanita penebar jaring pesona. Bibir yg seolah tak pandai bicara, dilengkapi dengan sepasang lingkar mata yg bersinar seadanya. Kekagumanku kian memuncak, setelah terlihat sehelai kerudung yg terdampar pada seluruh bagian kepalamu, seolah tak ingin mata manapun menjamahi helai demi helai mahkota kehormatanmu. Namun agak sedikit terganggu, setelah seorang lelaki paruh baya yg terkesan begitu angkuh menatapku sembari berdiri tepat sejajar dengan tubuh manjanya.

Kali ini, aku mencoba membuang ion-ion negatif pada kinerja otakku, dengan menganggap lelaki itu adalah sosok ayah yg sedang membimbing sang anak dalam menemukan jodohnya kelak.. dan ia tak mau buah cinta dengan istrinya jatuh ke tangan lelaki yg penuh dengan noda.. Untuk itu, aku pasti akan mencuci tanganku dengan sabun hingga bersih… khiiiikkkk *celotehku dalam hati*.

Aku benar-benar layu, jiwaku sungguh tersipu, tenggelam bagai Berudu yg tak tahu malu..

Ucapku membisu, namun hati tak henti mengelu, “Ya, Tuhan. Pemandangan indah macam apa yg Kau sajikan padaku kali ini?.. aku bukan tak ingin menikmati sedikitpun baris kenikmatan-Mu ini, aku hanya takut tergadai rasa kesetiaan ini..”, ada seseorang yg sangat mencintaiku, menanti dan mengaminkan seluruh kebaikan untukku.

Namun Tuhan tak tinggal diam. Kuasanya seolah menggerakan sepasang kakiku, untuk berusaha menghampirinya, alih-alih memesan secangkir kopi dengan segala kenikmatan aroma cinta di dalamnya. (kali ini Tuhan mengujiku setingkat lebih tinggi dari biasanya).

Aku mendekat, bagai kucing melihat ikan, bagai besi yg tertarik oleh magnet, dan bagai rindu yg segera ingin bertemu.. belum sempat bibirku berucap, (pada saat itu sekitar satu setengah langkah kaki, jarak yg membentang diantara kami), sayup semampai terdengar suara dengan nada lembut sekitar satu tiga perempat oktaf meraba ujung daun telingaku.., “mau pesan apa, mas?”. .dengan perlahan, sungguh dengan perlahan. Aku sangat menikmati setiap lekuk huruf yg merangkai kata menjadi kalimat itu, yg seolah tak ingin terburu-buru meninggalkan bibir mungilmu yg penuh daya tarik cumbu. Seraya tak mampu memposisikan mataku di depan matanya secara langsung, aku berusaha menunduk dengan

Page 160: #cumanaksirunite

160

menatapnya sesekali, berbicara meskipun terbata, memesan sesuai inginku, secangkir kopi dengan aroma cinta di dalamnya..

(pesananku sedang diracik olehnya..)

Sembari menunggu dari kursiku, aku terhening… Sungguh, apakah Surga telah bocor? Hingga seorang bidadarinya tercecer beberapa langkah dihadapanku., *pikirku diam-diam*.. Dalam pengawasan lelaki paruh baya tersebut di atas, aku berusaha memberanikan diri untuk menatapnya lebih lama. Haluan emosiku seolah tak ingin melewatkan setiap detik untuk terlepas dari menatap wajah indahnya. Kali ini, kuharap tuhan menghentikan waktu dititik ini, agar Ia menjadi saksi betapa aku benar-benar kaku terbuai kenikmatan semu. Ya, kenikmatan yg memang hanya serupa angin lalu, tetiba datang, dan tak tahu akan hilang..

Nuraniku menjerit, kepada harap yg yg terus memekik, alangkah bahagianya hati ini bila aku menjadi imam sekaligus ayah bagi anak-anaknya. Asaku kembali melambung, bagai tapal tanpa batas, menyeruak bak hingar bingar tahun baru musim ini.

Seketika itu juga aku terpaut, pada bingkai kehidupan masa depan. Begitu ingin kuraih bersama kecantikan paras sang jelmaan bidadari yg berada di hadapku saat ini. Aku terenyuh, jauh lebih dalam, jauh lebih lelap dari sebelumnya.. oleh semenandung cinta, yg aku tahu sesaat lagi akan hilang terbuai asa.

Inilah egoku, sesekali aku pun harus mengikutinya kemana arah menuntun.

(dan aku masih terenyuh dalam buai semu…)

Alur waktu terus berpacu, seketika itu juga pikiranku sangat terganggu oleh suara dering bebunyian yg memecah alam bawah sadarku, yg semua orang pun akan mengira bahwasanya itu bermuara dari sebuah telepon genggam. Dan memang benar, lelaki paruh baya tersebut di atas merogoh kocek dan mengaluarkan sebuah telepon genggam yg sudah penuh dengan getar nyaring suara. Ia mengangkatnya dan berbicara agak sedikit antusias. (aku tak terlalu menghiraukannya).

Namun entah kenapa, fokusku kembali tertuju pada lelaki paruh baya itu, ketika ia memberikan jeda pada pembicaraannya sedari tadi. Jeng jengg!!! apakah yg terjadi pemirsah… Dengan pelan, ia berkata pada gadis (yg menurutku adalah salah satu bidadari yg tercecer dari surga) yg berjarak beberapa langkah di sebelahnya. ., “Ma, kesinilah sejenak. anak kita mau bicara..” (gadis itu pun menghampirinya dengan sumringah..)

Aku tercengang. Dan tiba-tiba… GUBRAKKKK!!!, pikiranku salto di tempat, menabrak lantai dengan seketika, jiwaku tersungkur, asaku pecah apa adanya.. aku terdiam sejenak, berusaha menenangkan pikiran yg sontak kaget dengan tingkah laku yg dilakukan oleh dua orang (yg ternyata) suami-istri. Mereka pun terlihat begitu akrab, memanjakan buah hatinya meskipun hanya lewat telepon.

Lelaki yg tadinya kukira hanya akan menjadi figuran dalam cerita ini, ternyata telah berhasil lebih dulu, meraih votting tertinggi dari Tuhan, untuk menggantikanku menjadi pemeran utama dalam keluarga mereka.

Page 161: #cumanaksirunite

161

Aku berusaha senyum, bahkan sesenyum-senyumnya. Seolah tertawa kecil, sebagai kado bagi asaku yg hancur tertabrak tembok.. pffttt!!

Disinilah gejolakku kembali tertuju, pada kekasih hati yg sebenarnya telah menanti kepulanganku. Naluriku berucap padanya dari kejauhan.. “Sayang, maafkan aku yg diam-diam telah terlibat dalam semenandung cinta, tanpa sepengetahuanmu. Tapi tenanglah, Tuhan masih mempercayakan aku padamu, Ia membuat semuanya hilang terbuai asa..”

Yah, begitulah ceritaku. Aku masih disini, cengar-cengir di kursi ini. Sembari menunggu secangkir kopi yg ku pesan, dan aku yakin telah memesannya dari tadi.. *lalu, mengapa hingga kini kopiku belum tersaji..,? - tanyaku dalam hati..* -_-

Oleh: @rickykosp Blog: http://pecandumalam.tumblr.com/post/15076065060/semenandung-cinta-yang-hilang-terbuai-asa

Page 162: #cumanaksirunite

162

80 Gumpalan Kertas

Setelah pulang sekolah, seminggu satu atau dua kali, aku punya kebiasaan untuk menyempatkan diri bersantai di taman dekat rumah. Kebiasaan itu kulakukan sebagai rutinitas melepas penat setelah belajar seharian. Aku senang mengamati orang-orang yang lalu lalang, menghirup udara senja di taman, sembari membaca buku-buku perpustakaan yang baru saja kupinjam. Suatu sore, saat aku sedang membaca buku di bangku taman, tampak seorang gadis mungil berseragam putih merah berjalan gontai ke arahku. Bocah perempuan—yang kira-kira kelas 1 atau 2 SD—itu duduk di sebelahku, memegang selembar kertas. Wajahnya muram. Mungkin hasil ulangannya hari ini jeblok, pikirku saat itu. Lama dia memandang kertas yang digenggamnya. "Ulanganmu jelek?" tanyaku. Gadis kecil itu menatapku, kemudian memandang kertasnya lagi, tidak menjawab pertanyaanku. "Sudah, kau bisa belajar lebih giat lagi. Ibumu paling hanya marah sehari saja, tidak akan lama-lama," kataku, sok berpengalaman. "Ini bukan kertas ulangan, Kak." Setelah menjawabku dengan suara lemahnya, gadis mungil itu kemudian beranjak dari duduknya, berjalan ke arah tong sampah yang tidak jauh dari bangku kami. Kemudian dia remas kertas yang sedari tadi diratapinya dan dia buang ke tong sampah. Gadis itu pun pergi meninggalkan taman, dengan langkah yang masih gontai. Entah apa yang merasuki naluri keingintahuanku, aku sungguh ingin tahu kertas apa itu. Aku tidak peduli dengan tatapan aneh orang-orang yang melihatku ketika sibuk meng-obok-obok tong sampah tempat si Gadis Mungil tadi membuang kertasnya. Apa sih, sesuatu yang bisa menjadi pikiran anak sekecil itu, selain MBTM (makan, belajar, tidur, main)? Aku pun menemukan gumpalan kertas itu, membawanya ke bangku yang tadi kutinggalkan sejenak, kemudian membukanya secara perlahan. Surat? Ya, tidak salah lagi, ini sebuah surat. Surat yang menggunakan bahasa Inggris.

Page 163: #cumanaksirunite

163

"Dear Tom, Apa kabarmu? Semoga kau baik-baik saja dalam perjalanan pulang hingga tiba di Florida. Hari ini Bu Mia mengajarkan kami membuat gambar buah-buahan. Seru sekali. Aku menggambar buah mangga kesukaanmu. Teman-teman lain ada yang menggambar buah pisang, jeruk, apel, pokoknya macam-macam. Oh ya, selama ini kau ingin sekali melihat buah durian, bukan? Tadi siang Bu Mia membawa sebuah durian yang sangat besar, sebesar perutnya Si Gendut Suryo. Bu Mia kemudian memotong durian tersebut dan membagikan isinya kepada kami semua. Hmm, rasanya enak, lho. Bu Mia juga memberi tugas untuk pelajaran bahasa Inggris hari ini. Beliau menugaskan kami membuat sebuah surat untuk siapapun yang kami sayangi. Mereka bisa ibu kita, ayah kita, atau siapapun. Terserah kami. Aku membuat surat ini untukmu, Tom. Karena menurutku, kita adalah sahabat baik yang saling menyayangi. Kau juga berpikir begitu, kan? Tom, apa kau masih ingat, ketika kita bersama teman-teman sekelas mengunjungi pasar malam di seberang rumahku? Kau mengajakku untuk berpencar dari teman-teman yang lain. Kau dan aku nekat menaiki sebuah bianglala mini yang sudah berkarat! Kita duduk berdampingan di sebuah kapsul berwarna merah sambil tertawa. Kau duduk di sampingku, dan aku duduk di sampingmu. Kau masih ingat tidak, ketika bianglala yang kita naiki itu berhenti tiba-tiba saat kita berada tepat di atas? Tadinya Aku takut, tapi Aku jadi tidak takut lagi. Karena saat itu kau dengan cepat memegang tanganku dan berkata, "Semua akan baik-baik saja." Tom, apa kau masih ingat, saat kita mengelilingi Danau Sunter dengan sepeda? Lucu, ya, hingga kini aku masih tertawa jika mengingat kejadian itu. Waktu itu kau tidak bisa berhenti mengejekku yang masih memakai sepeda roda tiga. Namun saat kau mengataiku untuk yang ketiga kalinya, kau terjatuh dari sepedamu. Aku, yang seketika menoleh ke arahmu yang tersungkur di tanah, menertawakanmu hingga tidak memerhatikan jalan. Aku menabrak pohon setelah itu. Kita pun pulang dengan kaki dan siku yang berdarah-darah. Tetapi anehnya,

Page 164: #cumanaksirunite

164

kita berdua tidak menangis. Kita malah bercanda dalam perjalanan pulang. Tom, Aku masih ingat semuanya. Ketika kita bermain layangan hingga sore, ketika kau mengajariku bagaimana menaiki sepeda roda dua setelah kejadian bodoh itu, ketika aku mengajarimu cara membuat gado-gado, dan ketika kita mengobrol sampai malam di atap rumah tinggalmu sambil melihat bulan purnama. Aku juga masih ingat bagaimana saat pertama kalinya kau masuk ke kelas, berdiri di depan, dan menceritakan banyak hal tentang dirimu. Aku masih ingat juga bagaimana lucunya kau saat melambaikan tangan ke arahku dan teman-teman sebagai tanda perpisahan di bandara. Tom, jika kau mengikuti program pertukaran pelajar lagi di negaramu, kumohon, berkunjunglah ke Indonesia. Jangan pergi ke negara lain. Karena teman-teman merindukanmu. Budi, Suryo, Ajeng, Selli, Tio, bahkan Bu Mia pun merindukanmu. Kembalilah, karena Aku juga ingin bertemu denganmu. Aku sangat ingin bertemu denganmu. Aku ingin mengulang semua hal yang telah kita lakukan selama dua bulan itu. Bersama-sama. Best regards, Mona" Setelah menyelesaikan kalimat terakhir suratnya, aku hanya bisa tertegun. Sungguh, aku cuma bisa terdiam. Pikiranku menerawang. Tunggu, apa ini? Seketika bayangan 'dia' muncul, terlintas lagi di benakku. Dia, seorang lelaki yang pernah kuinginkan diam-diam.

Page 165: #cumanaksirunite

165

81 Payah

Apa yang bisa dilakukan oleh seorang perempuan yang sedang jatuh cinta?

Apa yang bisa dilakukan oleh seorang perempuan ketika mata hatinya hanya terpaku kepada satu sosok lelaki impiannya? Apa yang bisa dilakukan oleh seorang perempuan ketika hanya lelaki itulah yang terus mengisi pikirannya, dalam setiap ayunan langkahnya? ------------------------ Di bumi ini, ada seorang gadis tak bernyali, yang gemar sekali memendam 'rasa itu'. Ketika diserang oleh penyakit cinta pertama, si Gadis kala itu berusia 10 tahun. Ya, kelas 3 SD. Bocah laki-laki beruntung itu adalah teman sekelasnya, sekaligus teman seperjuangannya. Teman seperjuangan? Maksudnya? Si Gadis waktu itu terkenal dengan kepandaiannya. Dia sering mengikuti lomba-lomba akademik yang mewakili sekolahnya. Begitu juga dengan bocah lelaki itu. Dia merupakan siswa pintar di sekolah mereka waktu itu. Dia pun juga sering mengikuti lomba-lomba bersama si Gadis. Dari situlah, akhirnya benih-benih ‘rasa itu’ tumbuh. Entah salah satu dari mereka yang merasakannya, atau pun mungkin keduanya. Yang jelas, si Gadis membiarkan ‘rasa itu’ masuk ke dalam kotak hatinya. Gadis itu seakan rela membuang gembok yang terpasang di kotak hatinya, yang selama 9 tahun terkunci dan enggan menerima ‘rasa itu’ kecuali dari keluarga serta teman-temannya. Masa perlombaan telah usai. si Gadis dan si Bocah Lelaki pun naik kelas. Walaupun kelas mereka berbeda, si Gadis selalu menganggap bocah lelaki itu ada di kelas yang sama dengan dirinya. Si Gadis selalu membayangkan dia sedang duduk di dekat mejanya, saat pelajaran berlangsung, sebagai penyemangat semu-nya dalam belajar. Hingga kelas 6 SD, gadis itu masih menyimpan ‘rasa itu’ di kotak hatinya. Selama 3 tahun, Si Gadis tidak pernah mengatakan apapun kepada Si Bocah Lelaki tentang ‘rasa itu’. Jika mereka berpapasan di koridor sekolah, yang dilakukan gadis itu hanya menyapanya dengan kalimat singkat “hai”. Tanpa disadari tahun pelajaran di sekolah dasar telah berakhir. Mereka pun melanjutkan pendidikan di sekolah yang berbeda. si Gadis pun hanya bisa meratapi kesalahannya, dan

Page 166: #cumanaksirunite

166

kemudian membiarkan ‘rasa itu’ hanyut, hanyut terbawa arus sungai waktu. Kotak hatinya kosong saat itu. Dua tahun menduduki bangku SMP, gadis itu tidak mau berusaha memendam lagi 'rasa itu' sendirian, hingga saat dia menginjak kelas 3 SMP. Sebenarnya ada beberapa laki-laki yang hilir mudik di pikirannya selama dua tahun itu, namun tidak bertahan lama. Dia benar-benar mau memutuskan untuk menyimpan ‘rasa itu’ lebih lama, ketika matanya tertuju kepada sesosok laki-laki yang duduk di sudut pojok kelasnya. Ya, teman sekelasnya. Lagi. Laki-laki itu tidak terlalu tampan, tidak juga terlalu tinggi, tipikal laki-laki pada umunya. Tetapi, kebaikan hatinya, membuat si Gadis jatuh. Lagi-lagi si Gadis menyimpan ‘rasa itu’, sendirian. Hingga pada suatu saat, kotak hatinya yang selama 6 bulan dijaganya baik-baik untuk laki-laki itu, harus rela untuk pecah. Selama 6 bulan itu, si Gadis baru mengetahui kalau si Lelaki ternyata sudah bersama dengan seorang perempuan miliknya sendiri. Suatu hal yang harusnya bisa dia ketahui lebih cepat, jika dia mau mencoba untuk jujur tentang ‘rasa itu’ kepada si Lelaki. Bodohnya, Si Gadis tetap nekat menjaga ‘rasa itu’ di dalam puing-puing kotak hatinya yang dia coba rekat kembali. Walaupun dia tahu, ketika melihat wall facebook nya, ketika melihat timeline twitter nya, ketika melihat wallpaper yang terpampang di ponsel lelaki itu, dia harus kuat untuk menahan sakit. Tiga tahun di SMP pun berlalu. Si Gadis dan lelaki itu melanjutkan pendidikan ke SMA tujuan mereka masing-masing. Si Gadis pun (lagi-lagi) hanya bisa meratapi kebodohannya, dan kemudian melenyapkan ‘rasa itu’ pelan-pelan. Kotak hatinya kembali kosong saat itu. Kini., di tahun ketiganya, si Gadis kembali mencoba untuk memendam ‘rasa itu’ untuk yang ketiga kalinya. Lagi-lagi lelaki beruntung itu adalah teman sekelasnya. Mata coklatnya yang bulat, rambut lurusnya yang bergerak lucu ketika dia mengangguk-anggukkan kepalanya, senyumnya yang memikat, perangainya yang unik, dan suara beratnya yang khas, membuat si Gadis tidak pernah punya alasan untuk tidak jatuh kepada laki-laki itu. Namun si Gadis hanya bisa memandang sosoknya dari sudut kelas, memperhatikan segala gerak-geriknya. Dia tidak pernah menunjukkan sesuatu apapun, bahkan sebuah isyarat sekalipun, agar lelaki itu tahu bahwa dia menyimpan ‘rasa itu’ terhadapnya. Mengapa? Gadis itu merasa bahwa dia dan lelaki itu sangatlah berbeda. Si Lelaki adalah seorang yang periang dan mudah berbagi canda dengan orang lain, sedangkan si Gadis hanyalah seorang yang pendiam dan tidak banyak bicara. Karena perbedaan timpang itulah, gadis itu merasa harus membiarkan dirinya jatuh kembali, diam-diam, mengulangi kesalahan bodohnya di masa lalu. Entah sampai kapan. ------------------------

Page 167: #cumanaksirunite

167

Gadis itu, mungkin lelah untuk berharap dan berandai-andai, mungkin lelah untuk berpura-pura tidak peduli terhadap dia, mungkin lelah untuk berpura-pura memiliki lelaki impiannya, dalam sebatas ruang imajinasinya, mungkin jenuh untuk mengartikan setiap kalimat yang dia lontarkan dan setiap tatapan yang dia berikan, mungkin jenuh untuk mengalirkan tetesan air mata ke pipinya, hanya untuk sesuatu yang tidak pernah pasti dan tak akan pernah pasti, mungkin takut untuk menunjukkan perasaannya, atau mungkin berpegang pada kodrat. Baginya, kodrat seorang perempuan bukanlah untuk ‘menangkap’. Seorang perempuan tidak bisa memilih lelaki yang diinginkannya, tetapi hanya bisa memilih lelaki yang inginkan dirinya. Oleh: @etrois Blog: http://planetrois.blogspot.com/2011/12/sore-itu.html

Page 168: #cumanaksirunite

168

82 #cumanaksirunite

Menurut saya, setiap orang pasti menginginkan bertemu dengan orang lain, naksir-naksiran, pedekate, jatuh cinta, jadian, pacaran, nikah, then happily ever after.. Tiap tahapannya bisa aja berubah-rubah, ada yang gak pedekate tapi bisa langsung jadian, atau ada yang nikah dulu baru ngerasain pacaran, atau setelah pacaran baru jatuh cinta. Tapi gimana kalau siklus tersebut tidak selesai, dimulai dengan mengenal orang- lalu naksir- selesai. Konyol kan? Belum tentu. Belajar dari pengalaman, suatu rasa ketertarikan kepada seseorang (yang entahlah bisa kita bahasakan 'cinta') tidak harus berakhir dengan jadian. Perihal naksir-naksiran yang hanya sebatas naksir biasanya muncul dari kriteria naksir yang akan saya jabarkan sebentar lagi.. eh sekarang aja ya :) 1. Penasaran Naksir kategori ini dialami kalo kita ketemu yang unyu-unyu, kiyut abis.. yang biasanya dimulai dengan ketertarikan fisik, selanjutnya kita mulai cari tau segala hal tentangnya, hobi, warna kesukaan, makanan favorit, alamat, tiap malam minggu dia dimana, siapa temannya, udah punya pacar apa belum dll. Kalaupun udah punya pacar, biasanya kita tetap naksir, karena masih penasaran, sampai kita nemu hal yang bisa buat kita ilfil, after that will so simple, we forget about him/her and find another one.. untuk di-naksir-in! 2. Kagum Kalau ini lebih mirip seperti fans ke artis, naksir berat tapi merasa gak sanggup untuk bersanding bersamanya #halah. Rasa kagum yang berlebihan buat kita nurunin standar kualitas diri dan merasa gak pantas untuk orang yang kita naksirin, bisa jadi karna memang orang yang ditaksirin itu orang yang emang populer di komunitas, atau yang gaul dan smart abis. Akibatnya, hal ini berakhir dengan menjadikan orang dengan kategori ini sebagai pemuja rahasia, yang hanya berani memandang dan mendoakan dari kejauhan, such as like korean movie.. :'( 3. Best Friend Kategori ini paling suka bersabda 'cinta tak harus memiliki'. Wajar saja, jika kita menjalin persahabatan dan merasa nyaman dengan ikatan tersebut, tak jarang tumbuh benih-benih cinta. Tapi hanya sebatas suka atau naksir. Mereka pasti akan berpikir, jika mencoba pacaran dan ternyata gak happy ending, maka mereka akan kehilangan pacar sekaligus sahabat. Jadi daripada gak jadi pacar atau sahabat, mendingan pilih salah satu aja, terbukti kok bahwa persahabatan memang lebih indah, kecuali jika kita bisa menemukan sahabat yang ternyata klop jadi pacar dan akhirnya kalian berdua bisa bernyanyi bersama lagunya Jason Mraz dan Colbie, 'lucky i'm in love with my best friend'...

Page 169: #cumanaksirunite

169

4. Punya pacar Wohoo.. yang ini sudah jelas, naksir sebatas naksir karna emang gak bisa ke tahap selanjutnya. Ada juga orang yang suka naksir milik orang lain (baca: pacar orang) karena merasa lebih tertantang, atau memang alasan lainnya yang masuk di tiga kategori diatas. Naksir kategori ini paling berbahaya, karna bisa nyakitin orang lain, bukan cuma satu orang, tapi nyakitin semua pihak yang terlibat dalam hubungan tersebut. Biasanya seseorang yang sudah punya pacar bisa naksir orang lain karna dia menemukan ada yang beda atau lebih yang ga ada di pacarnya. (nyebelin yah). Tapi gak bisa disalahkan juga sih, kita gak bisa ngatur tertarik dan jatuh cinta pada siapa. Lagipula dia hanya sebatas naksir, yang gak bakal mau jadian dengan orang yang ditaksirin karna ia lebih sayang sama pacarnya. Well, kalau ditanya pengalaman #cuma-naksir-unite saya, i've done all of silly things like that.. Ternyata naksir bisa buat kita bertindak konyol, aneh, labil dan galau.. Jaman sekolahan dulu sempat berkali-kali naksir dan ilfil, --> *pernah juga naksir sama wakil ketua OSIS yang cool banget, sangat mempesona sampai saya pernah nekat cari nomer henphonenya dan ngirimin dia puisi cinta, tapi tanpa nama pengirim! Sampai sekarang kayaknya dia gak tau deh kalau saya naksir dia.. haha. --> *Atau juga naksir sama teman, atau tepatnya ditaksir teman, dan memutuskan bahwa tetap temanan lebih baik daripada pacaran. Terbukti, sampe sekarang saya masih berteman dengan mereka. --> *Sempat juga sih kena masalah karna pacar orang naksir sama saya (ih pede banget yah saya?) sampai disebarin kabar buruk kalau saya perebut pacar orang (sedih banget yah hiks), padahal saya gak ngerebut pacarnya, gak minta pacarnya naksir saya, dan pacarnya itu pun gak mau ninggalin ceweknya demi saya kok. Saya juga gak mau sama pacarnya, oh please dehh.. emang saya bisa ngatur siapa yang naksir sama sayaaa... (kayaknya curcol nih). --> *Atau cinta segiempat, naksir sama pacarnya orang meski saat itu saya sudah punya pacar, tapi tetap aja.. hanya sebatas naksir. (nyesek banget karna merasa ngebohongin diri sendiri dan juga pasangan. But it's over now, yang berlalu tetaplah jadi masa lalu). Apapun perihal 'cuma-naksir' ini, it can be fun or complicated, Tapi satu hal yang pasti, cuma-naksir gak akan membuat kita kehilangan apapun, karena kita gak pernah merasakan 'memiliki'. Setuju? Oleh: @melmellie Blog: http://aiishare.blogspot.com/2011/12/cuma-naksir-united.html

Page 170: #cumanaksirunite

170

83 Percakapan dengan Diri Sendiri

Kalau ditanya pernah naksir seseorang? jawabku sudah pasti pernah, sering kali dan banyak momen-momen dimana aku naksir seseorang selama 33 tahun hidup di bumi ini, ketika menikah pun tidak menghalangi aku untuk naksir orang lain tapi bukan berarti naksir untuk memacari atau di pacari ya, lagipula ga dosa kan sekedar naksir…lain ceritanya kalau aku masih jomblo.

Dari yang berdasi dan berambut klimis ke tukang pos dan pekerja kasar berotot dan berkeringat pernah aku taksir, tapi bukan sembarang menaksir seseorang yang pertama kali aku lihat, tentu saja harus ada sesuatu dari seseorang tersebut yang menarik dan membuatku deg-degan melihatnya.

Apa sih yang membuatku naksir seseorang itu? mungkin lumrah kalau seseorang naksir pria yang tampan, rapih, berdasi dan terlihat keren tapi bagiku bukan karena itu, banyak kok pria yang berdasi dan terlihat keren tetapi tidak menarik untukku. Aku naksir seseorang itu karena ada sesuatu dari orang tersebut yang aku suka, mungkin senyumnya yang begitu menawan hati, aura nya atau wangi tubuhnya ketika berdekatan (seperti didalam iklan parfume) atau caranya berbicara dengan tipe humor yang aku suka ketika berbicara dengan seseorang tersebut, dari caranya memandangku juga bisa menjadi magnet yang membuatku naksir.

Apa ada yang aku taksir saat ini? ya, ada seseorang yang aku taksir saat ini, dia bermata biru, berkacamata tebal, tubuh tegap dan kalau bertemu selalu bersifat manja. Kalau mata kita bertemu selalu kerlingan matanya tampak sedikit nakal dan kekanak kanakan (membuatku gemas) dan apabila cipika cipiki dan aku terlupa mencium pipinya yang satunya, dia selalu menagihnya dan harus mulai dari awal, pelukannya pun hangat dan erat membuatku sesak tapi senang.

Apa dia yang kamu taksir ingin kamu pacari? Kalau dia juga mau memacari kamu? jawabku….tidak, bukan karena aku sudah menikah dan dia sudah punya seseorang disampingnya, bagiku itu bukan alasan yang begitu besar di jaman modern ini tetapi aku lebih suka seperti ini, tidak perlu mengenalnya lebih jauh hingga tahu baik dan buruk kepribadiannya, aku suka perasaan deg-degan kalau tahu akan bertemu dengannya dan teman-teman lainnya, becanda dan mencuri pandang dengannya, aku suka perasaan itu yang membuatku lebih senang dengan permainan taksir menaksir ini, berbeda sekali ketika sudah memiliki, memacari dan berujung ke pernikahan. Yah ini sekedar selingan untuk membuatku lebih bergairah menjalani hidup. Motivasi untuk berdandan memakai gincu dan mencoba berpenampilan cantik juga menciptakan senyum ketika sedang kesal dengan suami…. Sekian.

Oleh: @NonaHujan_ Blog: http://strangerinengland.tumblr.com/post/15077562550/percakapan-dengan-diri-sendiri

Page 171: #cumanaksirunite

171

84 Monsieur Alan

Rea nyaris tersedak coffee mix ketika melihat sosok kece yang memasuki kantin itu. Biasanya Rea hanya berpapasan dengan sosok kece itu di koridor kampus, perpustakaan, atau di Lobi lantai 2 Gedung A, gedung kantor semua program studi Fakultas Bahasa dan Budaya UPNI. Tapi tidak di kantin yang nyaris overload, pengap saat cuaca panas dan bocor saat cuaca hujan, serta penuh asap dari konter tukang sate dan asap rokok itu.

“Tis, lo ambil kuliah Bahasa Perancis Pemula kan?” tanya Rea.

“I…ssssh…ya…Re…” jawab Tissa sambil menikmati ayam penyet yang sambelnya terkenal notorious itu.

“Itu…dosen lo kan?” Rea mengedikkan kepalanya ke sosok di meja depan mereka. Laki-laki berusia sekitar awal 30an, berkemeja abu-abu digulung sesiku dan celana bahan hitam, dan kini tengah sibuk menyalakan sebatang rokok.

“Oh iya, Monsieur Alan. Nih entar gue ada kelasnya, jadi gue nyusul ya ngerjain papernya Mevrouw Wina.” “Oke,” jawab Rea tidak terlalu memperhatikan. Matanya masih sibuk mengamati Monsieur Alan yang tampak menikmati sepiring soto ayam dan segelas es jeruk. Ganteng banget sih Pak, batinnya.

“Eh Re, kalo nggak lo mau ngerjain di kelas Monsieur Alan ga abis kuliahnya kelar? Kan di ruang kelas Mevrouw Wina abis itu ada kelas lagi, kalo di perpus juga rame, gaada colokan,” usul Tissa.

“Oh ya udah. Cuma sejam juga kan kelas lo? Gue tungguin deh.”

***

Rea mengintip ruang kelas I213. Semestinya sih kurang dari 5 menit lagi kelas Bahasa Perancis Pemula yang diikuti Tissa ini sudah selesai, tapi Monsieur Alan sepertinya masih antusias menerangkan di depan kelas tentang sesuatu-entah-apa dalam bahasa Perancis. Dan entahlah, di mata Rea, laki-laki itu jadi terlihat makin kece saat menjelaskan di depan kelas dengan bahasa Perancis yang seksi itu.

Rea baru akan menyusun rencana untuk mengambil kuliah ini semester depan, pintu ruang kelas terbuka dan satu persatu peserta kuliah keluar. Buru-buru Rea bangkit seraya mengangkat tote bag kanvas ak.’sa.ra berisi laptop dan chargernya,dan setengah berlari menyusul Tissa ke dalam kelas. Tak diperhatikannya langkahnya,dan mendadak ia tersandung ujung sandalnya sendiri.

“Whoops!” untung, Rea berhasil mengendalikan langkah sebelum menubruk orang di depannya. “Maaf!” cetus Rea gugup demi mendapati bahwa Monsieur Alan-lah yang

Page 172: #cumanaksirunite

172

tengah berdiri di depannya. Muka Rea serasa panas saat memikirkan betapa nyaris badannya jatuh ke badan laki-laki ganteng itu.

“Kamu nggak apa-apa?” tanya Monsieur Alan. Timbre suaranya unik, berat tapi agak sedikit sengau. Rea buru-buru menguasai diri. “Eh…nggak apa-apa, eh Pak…” jawabnya. “Hati-hati lain kali,” tukas Monsieur Alan, menatap Rea dengan pandangan ini-mahasiswi-kok-selebor-banget dan berlalu. “Re?” panggil Tissa dari depan pintu I213.

***

He just talked to me, batin Rea, masih berdiri mengamati punggung Monsieur Alan yang beranjak menjauh dan menuruni tangga. Kayanya momen tadi cukup untuk bikin seneng ya Re, lanjutnya dalam hati sambil nyengir gaje menemui Tissa.

Oleh: @germarama Blog: http://larizaokyadisty.wordpress.com/2011/12/31/monsieur-alan/

Page 173: #cumanaksirunite

173

85 Sepuluh Kejadian

1. Pria yang bisa main gitar itu menarik bagi saya.

2. Secara tak sengaja melihatnya bermain akustik dalam suatu pertunjukkan puisi kecil di fakultas.

3. Bisa ditebak, dia mulai mencuri perhatian.

4. Satu kali papasan, dua kali papasan, tiga kali papasan di tempat parkir. Masih belum kenal tapi mulai saling melirik.

5. "Mas nya itu siapa sih Pak?" tanya saya kepada penjaga tukang parkir. Si Bapak kemudian berinisiatif memperkenalkan kami.

6. Dia bilang mau main ke kost-an. Karena saya bilang mau belajar gitar.

7. Saya tidak bisa tidur.

8. Hanya butuh tiga kali kunjungan untuk dia menyatakan dia menyukai saya.

9. Entah kenapa hati berbelok dan kemudian mendorong untuk menjawab "tidak"

10. Kemudian dia memiliki pacar, begitu pula saya. Psttt... pacar saya tidak menyukai gitar.

Oleh: @ildesperados Blog: http://abracupa.posterous.com/sepuluh-kejadian

Page 174: #cumanaksirunite

174

86 Aku adalah Kamu

Kita sering berada di satu ruangan yang sama. Kita sering berada di satu situasi yang sama. Kita pernah menjaili satu sama lain. Kita pernah memadu kasih bersama. Kita selalu tumbuh bersama. Hanya saja kita sedang terpisah dalam hidup yang berbeda. Bertahun-tahun kita bersama, sampai ku menyadari suatu keganjilan yang akut. Aku sering memperhatikanmu. Mungkin kau tak sadar, atau sengaja tak sadarkan diri. Setiap pagi setelah kau mandi, kau kenakan pakaian terbaikmu. Kau ikat tali sepatumu dengan erat. Sepertinya kau takut ada yang menghalangi langkahmu. Bagiku, apapun yang kau kenakan, kau akan terlihat menawan. Kau menyisir rambutmu hingga rapi. Kau gunakan parfum yang kurasa bisa membuat dunia mencium keberadaanmu dengan jelas. Aku hapal cara kau berjalan, tertawa, bericara, bersin bahkan batuk. Kita berada di tempat yang sama namun dunia kita tak sama. Satu hal yang ingin kuajarkan, yg mungkin tak kau dapat di duniamu, yaitu tersenyum padaku. Kau membeku bagai es. Aku terbakar mencoba melelehkanmu. Kita pernah mencair bersama. Pernah. Kau tidak pernah berkomentar bila ada lelaki lain yg berkencan denganku. Tapi aku selalu iri pada perempuan yang menggandengmu setiap malam minggu. Aku bertanya dalam hati apakah kemudian kita terpisah? Aku benci mengatakan hal ini, “Mengapa kita dilahirkan dari rahim yang sama?”

Oleh: @giepelangi Blog: http://giepelangi.tumblr.com/post/15079264291/aku-adalah-kamu

Page 175: #cumanaksirunite

175

87 Dipsy di Dunia Fantasy

“Coba tebak dimana aku sekarang?” Hatiku berdegup kencang. Ini adalah kali pertama, aku menelponnya, berbicara dengannya. Hanya berdua. Aku dan dia.

“Apa??sorry aku gak bisa dengar suaramu. Berisik sekali disini. Ini siapa? Hallo??haloo??”

Dan peet. Mati begitu saja. Sial.

Padahal aku ingin mengatakan bahwa aku disini. Di dekatnya. Sangat dekat. Jarak kami hanya sekitar dua pot tanaman. Dia di depan. Aku di belakang. Namun rindu ini setengah mati membunuhku. Rindu untuk mengatakan siapa aku sebenarnya. Aku pun melangkah gontai, pergi menjauh darinya.

“fotoo dong! Ooyy Dipsssyy. Mana Lala sama Po nyaaa. Mau dong foto dengan anakku ya”

suara khas ibu-ibu yang tidak pernah mau bersabar mengagetkan langkahku. Membuyarkan lamunanku akannya. Mengingatkan aku tentang pekerjaanku. Dan beginilah. Jepret sana jepret sini. Senyum sana sini. Ah ya, tak lupa ku goyang goyangkan perutku. Biasanya anak anak suka kalau aku mulai menari seperti ini. Ibu-ibu yang lain mulai mengerumuni aku, membawa anaknya yang menangis keras karena takut padaku. Ayahnya sibuk mengambil gambar, dengan kamera, handycam, telepon genggam. Kembali aku goyangkan badanku. Si anak mulai diam dan tersenyum melihatku bertingkah lucu.

Perkenalkan. Namaku Juned. Kalau di Dunia Fantasy orang lebih mengenalku sebagai Dipsy. Ya. Di dalam boneka Dipsy ada aku, Juned. Dan, di dalam hati Juned, ada Manda. Gadis yang kelewat manis, penjual permen kapas tepat di depan wahana Teletubbies. Wajahku yang pas-pasan ini membuatku selalu mengurungkan niat untuk dapat berkenalan langsung dengannya. Apalagi ditambah jika dia tahu pekerjaanku ini. Cih! Mungkin melihatku saja dia tak mau.

Selesai sudah sessi foto-foto pagi ini. Lumayan. Aku punya waktu untuk rehat sejenak. Dari dua lobang mataku yang hanya seukuran bola pingpong ini, aku jatuh cinta padanya. Dari mata, turun ke hati. Sungguh indah rasanya melihatnya dari sini. Senyumnya selalu mengembang pada tiap orang. Tak heran, permennya selalu laku di jual. Rambutnya yang hitam, diikat ekor kuda. Bergoyang kesana kemari mengikuti gerak badannya yang lincah. Kulitnya putih. Aku selalu takjub betapa sinar matahari dapat memantulkan sosoknya dengan ajaib. Pipinya bersemu merah jika matahari tepat berada di atasnya. Namun itu tak pernah menyurutkan langkahnya untuk bekerja. Perman kapas berwarna warni serasi dengan pakaian kerjanya. Biru. Pink. Ungu. Putih. Merah. Haduh. Membuat kepala dan hati ku pusing tujuh keliling. Hidupku jadi berwarna warni semenjak Manda hadir di depan wahanaku, selama satu bulan ini. Ada untungnya memang pekerjaanku sebagai pengisi boneka orang. Aku bebas. Bebas memandangi Manda lekat. Menelanjangi mata sampai tungkai kakinya, tanpa dia tahu kalau sedang diamati. Tetapi, bagian terburuknya adalah,

Page 176: #cumanaksirunite

176

pakaian ini, boneka ini, telah menguasai sepenuhnya diriku menjadi manusia pengecut. Jangankan untuk menggandeng tangannya, berkenalan saja aku tak mampu. Tak mau, lebih tepatnya. Aku didalam sini nyaman bersembunyi. Sembunyi dari kegagalan cinta. Takut jatuh. Tidak mau sakit. Enggan ditolak. Malu.

Seorang anak lelaki menghampiri Manda. Di tangannya terlipat surat merah jambu. Diberikannya kepada Manda. Mendadak perutku seperti disengat puluhan kupu-kupu. Aneh. Selalu seperti ini. Padahal itu sudah surat ke 5 dariku untuknya. Perlahan, ah seperti yang lalu-lalu, Manda mulai membuka dan menyusuri kata demi kata yang kutulis dari lubuk hati paling dalam. Senyum simpul, pipi merona merah, mata apalagi, binarnya tak dapat mengelabui siapapun kalau Manda juga suka. Yah setidaknya pada kata-kataku. Manda lalu mendekapkan surat di dadanya. Memejamkan mata. Aku juga. Disini –kalau saja kau tahu-

Dunia Fantasy, malam tahun baru, 2010

Entah setan atau mungkin malaikat mana yang merasukiku. Hari ini di penghujung tahun 2010, seorang Juned dengan mengumpulkan segenap keberaniannya akan maju ke medan pertempuran –berkenalan- dengan Manda. Ya Tuhan, berkatilah hari bersejarah ini. Bisikku di depan kaca sembari menyemprotkan parfum baru lima ribuan isi ulang. Baju necis ala anak muda jaman sekarang hasil tabunganku selama ini, sudah hinggap di tubuhku. Kuhirup nafas dalam-dalam, keluarkan. Hirup, keluarkan. Keringat dingin mulai muncul di kening.

“..kutunggu senyummu di bawah pohon akasia depan wahana bianglala jam delapan. Salam, J –yang tak henti merindumu-“

Begitulah bunyi surat terakhirku. Dan beginilah aku disini sekarang. Tepat di bawah pohon akasia. Tepat di depan bianglala. Orang-orang mulai hilir mudik bersilewaran di depanku. Sekuntum mawar merah sudah kuselipkan di dalam tasku, yang nantinya kan kugunakan sebagai salam pembuka perjumpaan kami. Ratusan balon berwarna warni disiapkan oleh panitia bagi para pengunjung untuk menuliskan doa, yang nantinya akan serentak diterbangkan ketika waktu pergantian tahun tiba. Ku ambilkan dua balon untuk kami. Merah hati dan merah tua. Balon kami yang pertama.

Satu jam berlalu.

Tiga jam berlalu.

Tubuhku lungkrah sudah. Kemejaku yang tadinya rapi, sudah kucek, sebingung hatiku. Tanda tanya hinggap di kepalaku. Ada dengan Manda? Kenapa dia tidak mau datang menemuiku? Tapi kenapa, ucapan terakhir yang dia katakan pada kurir suratku, si Udin, adalah “tolong bilang ya pada J, aku pasti datang”

Tak terasa waktu pergantian tahun pun tiba. Hitungan mundur mulai bergema dimana-mana. Pun di hatiku. Hitungan mundur untuk pulang, pergi meninggalkan harapan. Pupus. Musnah semua asa. Hhff. Kugenggam erat dua balon ini. Kugoreskan untuk yang terakhir kalinya, ungkapan hatiku di balon merah hati.

Page 177: #cumanaksirunite

177

“Manda, di mana pun kamu…….semoga pesan ini sampai, aku sangat kehilangan kamu. Juned-Dipsy-”

Aku berusaha keras untuk tetap kuat berjalan pergi dengan tegak. Dadaku naik turun, menahan tangis. Dibelakangku balon merah hati itu mulai membumbung tinggi. Menari ditiup angin pergantian tahun. Kutinggalkan keriuhan tempat itu dengan dada penuh sesak. Melewati gerbang depan yang ramai dengan lampu kelapkelip, sekilas kubaca : “Selamat Datang di Dunia Fantasy” Yeah. Dunia (hanya) Fantasi (belaka). ….

Oleh: @o_lalalal Blog: http://basillia2010.wordpress.com/2011/12/31/dipsy-di-dunia-fantasy/

Page 178: #cumanaksirunite

178

88 Sore ini, ditemani matahari yang mulai tenggelam di peraduannya, kubuka kembali, kamu. Ya, kamu. Siapa lagi. Orang yang datang tak dijemput dan pulang tak diantar. Selalu kembali bertemu walau jarak, waktu dan dunia terbentang luas diantara kita. Namun, sapa nyana, ternyata hati tak lebihnya sependek daun kelor. Jika hati mulai mencitramu, tak ayal pertemuan kembali terjadi. Dan beginilah kami bertemu, pertama kali.

-lima belas tahun lalu- Meja rias. Belakang panggung. Dan sebuah sisir.

“dik” “ya Bli” “panggil saja aku, Kak. Bisa ku minta tolong?” “ada apa?” “tolong sisirkan rambutku” Dan mulailah ia bertutur. Tentang dia, seluas luasnya. Ada cerita rumah, drama, puisi, cinta, hidup, tarian, sampai tangan ini tak berasa sudah berapa kali menghaluskan rambut panjangnya. Beberapa helai rambut putihnya terselip. Jemariku menari nari diantaranya. Aku dibuatnya menahan napas, setiap kali matanya bertubrukan dengan mataku. Seperti telanjang. Panas dingin. Matanya sebening lautan teduh menyisakan tanda tanya, yang tak pernah berhasil kujawab.

“sudah cukup. Terimakasih”. Tuturnya lembut, sambil memegang tanganku, menghentikan laju jariku yang masih mencintai rambutnya. Aku terkesiap. Tidak siap bersentuhan. Tidak siap jatuh. Apalagi jatuh cinta. “eh. Iya Kak” “siapa namamu adik manis?” “mmm Aku, Rea”. Deg. Aduh, matanya kembali menatapku, tepat mengarah di tengah. Mata hatiku. “Rea. Ya, Rea ku. Pasti kita akan berjumpa lagi” Masih di depan meja rias. Tanganku tak lagi di rambutnya. Namun, kini tangannya mengelus rambutku. Tanganku sibuk memilin-milin ujung kaosku yang tak berbentuk lagi. Kacau. Galau. Semantara hujan di bulan Desember menderas, acuh tak peduli.

Itulah kali pertama kami bertemu. Sebut saja namanya Luh (nama sebenarnya). Jauh jauh datang dari Bali untuk beberapa kali meruntuhkan hati perempuan Jawa ini. Dan dia berhasil. Namun, kisah kami tak semudah kisah cinta fitri. Semesta seperti enggan untuk menyatukan kami.

-lima tahun lalu-

“08150218xxx. hallo” “ya, haloo” “halo, kak. Masih ingat aku?” “ah Sebentar,sebentar.

Page 179: #cumanaksirunite

179

Rea ya? Ya, kamu pasti Rea kan?!” Duniaku mendadak berhenti begitu saja. Semua percakapan yang sudah kurencanakan, runtuh. Duh. Dia masih mengenali suaraku. Bagaimana mungkin. Setelah satu dekade sama sekali tak ada komunikasi, dia masih mengingatku. Tiba tiba ingin muntah. Tidak mungkin, ini mustahil. Hatiku pun kembali terbelah. Herannya, itu sangat mudah. Pacarku dan Luh. Demikian pula dia. Pacarnya dan Rea. Lori jelita, demikian dia menyapaku setelah 10 tahun tak bersua. Bocah tua nakal, begitulah panggilan sayangku padanya. Pertemuan demi pertemuan hadir mengisi hari kami, untuk kembali berpisah dengan keyakinan yang sama, pasti akan bertemu kembali.

-lima jam yang lalu- Pinggir pantai. Pinggir hati kami.

“jangan tinggalkan aku”

“kenapa? Bukankah kita ada, bukan untuk bersama. Selamanya.” Ujarku sambil beranjak berdiri, menepis tangannya yang mencoba meraih tanganku.

“tapi kenapa kita selalu bertemu? Seperti kali ini. Aku lelah menanti pertemuan kalau hanya untuk kembali berpisah” balasnya masih tetap di tempat yang sama. Duduk bersila, berhadapan dengan riak ombak kecil yang berlarian di ujung jari kakinya. Kali ini dia tak lagi menatapku.

“kak. Jangan khawatir. Berhentilah bertanya. Kadang, ada pertanyaan yang memang tak perlu ada jawaban. Mungkin, jawabnya ada di siapa kita dulu dan nantinya. Bukan di kita sekarang. Belum waktunya. Namun satu hal yang pasti. Kita, kapanpun dan apapun kita nantinya menjelma, pasti akan selalu bertemu. Kembalilah pada Nur, istrimu. Padanyalah hatimu harus berlabuh sekarang. Jika kita yang memang selalu dipertemukan oleh jaman, mungkin ini hanyalah sekedar awal dari sesuatu yang tak bisa kita ketahui. Bukankah kau yang selalu meyakinkanku, bahwa tubuh ini fana? Tapi cinta itu eternal? sshh. Berdamailah kak, dengan waktu. Kita pasti akan bertemu lagi”. Kali ini ku tak tahan mendekapnya dari belakang. Menghirup dalam dalam wangi tubuhnya yang tak pernah lekang digerus jaman. Membelai mesra rambutnya, seperti pertama kami bertemu, yang kini basah oleh airmataku. Aku berharap, dalam setiap gerakan jemariku, Luh dapat merasakan apa yang ku rasakan. —- -Hari ini-

Krrrrriiiiiiiinngggggggg!!!!! Gubraaaak ! Glondang! Aseeeeemmmm!! Weker sialaan!. Huh. Bodohnya aku. Selalu lupa untuk menyetel ulang alarm, supaya tidak berbunyi di pagi buta hari Minggu. Sial! Eh. Mimpi apa aku tadi? Hfffh. Pasti bocah tua itu lagi. Selalu seperti itu. Seperti pencuri. Dia punya hobi menyelinap dalam mimpi, tanpa permisi. Sebaaal! Ingin rasanya ku awul-awul rambutnya melampiaskan geregetan ini. Kalau sudah begini, biasanya aku jadi gloomy sepanjang hari, tanpa tahu harus kemana berlari. Pantai, kamu, aku, tak pernah terjadi.

Page 180: #cumanaksirunite

180

Kubuka laci mejaku, ada sisir merah hati. Pertama bertemu, kami bertukar barang. Waktu itu yang ada di dalam tasku hanya ada gantungan kunci hello kitty. Pun itu kuberikan padanya. Dia beri aku, sisir warna merah hati. Pun itu kusimpan sampai detik ini. Menatap jengah di depan cermin. Apa kabar gantungan kunci hello kitty ku?

Ku tak pernah tahu.

Ku tak mau tahu.

Di waktu yang sama, tempat yang berbeda, Luh terdiam bisu. Lori jelita itu kembali masuk dalam mimpinya. Ia bahagia sekaligus patah hati pada saat yang bersamaan. Saat ia tahu dan diyakinkan bahwa mereka saling mencintai, dan selamanya tidak mungkin bersama.

Apa kabar sisir merah hatiku?

Ku tak pernah tahu.

Ku tak mau tahu.

Solo, penghujung tahun 2011

Oleh: @o_lalalal Blog: http://basillia2010.wordpress.com/2011/12/31/luh/

Page 181: #cumanaksirunite

181

89 Saya (Bukan) Jatuh Cinta

sebab saya sangat mengerti betapa jatuh cinta adalah perasaan yang begitu sangat tinggi, hingga jiwa-jiwa kerdil takkan cukup mampu menyentuhnya, termasuk saya.

tapi tidak, ketika saya bertemu kamu pada suatu hari perayaan, dimana kamu membaca puisi dan mendengarnya dada saya cukup berdebar, bergetar, sampai ke akar. saya tidak kenal siapa kamu, begitupun kamu tidak mengenal saya. sebab saya cuma penonton dalam barisan kedua atau ketiga, namun kamu adalah pembaca puisi paling keren saat itu. sudah lama memang saya jatuh cinta pada puisi, dan ketika melihat seseorang membaca puisi, saya bisa jatuh cinta berkali-kali.

mungkin ada suatu hal yang saya telah abaikan: jatuh cinta bukan perkara mudah, sebab dalam jatuh cinta butuh mengingat dan pada akhirnya (kadang) melupakan. mengingat dan melupakan, dua hal yang sangat bukan keahlian saya. saya tidak cukup mampu untuk itu. dan sekali lagi saya memutuskan jatuh cinta memang bukan perkara mudah: butuh, saya, butuh kamu, dan butuh cinta. tidak gampang mengumpulkan ketiganya dalam tempat yang sama, waktu yang sama.

saat itu juga saya berpikir juga, saya (bukan) jatuh cinta, saya cuma naksir.

Oleh: @ ameenourma Blog: https://twitter.com/#!/hurufkecil/favorites

Page 182: #cumanaksirunite

182

90 Sebatas Layar Kaca

Ketika padang ilalang bertaburan cahaya kunang-kunang

Sementara di mataku bermandikan cahayamu

Sedetikpun tak ku izinkan apapun yang menghalangi lensa mata untuk tak membiaskan cahayamu masuk ke mataku, kemudian ku tanam bayangmu di retinaku, erat-erat.

Hasrat untuk selalu berada di dekatmu begitu kuat

Kelakuanku yang tidak lazim untuk mencuri perhatianmu kian menggila

Nafsu untuk memelukmu makin menjadi-jadi

Saluran retinaku berdekatan dengan saluran hatiku, tapi bayangmu hanya terbenam di pelupuk mata, tak pernah berakhir menjadi cerita cinta

Sesaat kemudin aku terbangun, ku sadari itu semua hanyalah mimpi

Melihatmu berada di sampingku itu hanyalah fatamorgana saja

Karena sejujurnya aku paham betul, kau artis ibukota, dan kau selalu aku lihat di televisi saja

Olah: @ Carnation92 Blog: http://sekotakpena.wordpress.com/2011/12/31/sebatas-layar-kaca/

Page 183: #cumanaksirunite

183

91 Kamar Mandi

Kamu tahu jam 6 pagi slalu menjadi waktu favoritku di kostan yang tidak mengenal gender ini?

Seperti biasa aku akan diri di depan pintu kamar mandi ini. Ya, untuk mandi dan melihatmu sesudah mandi. Jangan bayangkan aku wanita yang kerjanya ngintip lubang kunci buat mengintip ritual pagi para lelaki!

Aku akan diri dan menunggu kamu keluar dari pintu. Risyad taukah kamu? Aku sudah hafal gerak-gerikmu. Aku hafal apa yang akan kau katakan padaku. Bahkan aku hafal tanggal berapa kamu akan mencukur kumis dan jenggotmu itu!

Aku tau kamu slalu melihat kebawah saat keluar dari pintu kamar mandi. Kamu akan menggunakan celana pendek dan bertelanjang dada. Handukmu akan kau sampirkan di bahumu. Lalu kamu akan menggoyangkan kepalamu sehingga aku akan terkena cipratan air.

Dan ya Risyad, aku sadar kamu bukanlah orang yang ulung memainkan kata. Terbukti 6 bulan aku menunggu di depan pintu kamar mandi tapi tiap hari hanya kalimat itu saja yang aku dengar.

“Baru bangun, Na? Cewe ko bangun siang terus sih. Rezeki lo dipatok baru tau rasa.”

Syid, apa perlu aku ajarin merangkai kata yang lebih bagus dari itu?

Hari ini tanggal 15. Ah, aku slalu senang dengan tangggal ini. Jadwal kamu bercukur! Aku slalu suka melihat sisa-sisa rambut di pipimu dan warna sedikit kehijauan di kulitmu karena cukur. Cuma 1 kata yang bisa menggambarkannya. Seksi.

Piiiiiiip…. piiip

Ada pesan masuk di BB ku.

From : Anggara

Good Morning Ranaku! Cepet mandi ya aku jemput jam 7, Ibu lagi ada di kostan aku nih pengen ketemu calon mantunya. Hahaha. Harus cantik ya jangan pake jins belelmu itu!

Ah, dasar Angga. Kenapa sih dia benci jins belel yang super duper pewe itu?

Reply to : Anggara

Ibumu pasti bakal terpesona sama calon mantunya ko walopun cma pake jins belel hahaha just kidding honey! Ga akan dipake ko. Okay, jgn telat jemput ya.

Page 184: #cumanaksirunite

184

Ya, Rasyid pun keluar tepat seperti yang aku duga. Betul sekali hari ini jadwal dia mencukur rambut-rambut di wajahnya. And oh my god, hari ini dia ga seksi sama sekali. Super seksi.

“Baru bangun, Na? Cewe ko bangun siang terus sih. Rezeki lo dipatok baru tau rasa.”

Dan aku pun tertawa sambil memasuki kamar mandi.

Oleh: @ intenpujirianti Blog: http://ceritateh.tumblr.com/post/15081286912/kamar-mandi

Page 185: #cumanaksirunite

185

92 Kalimat yang Tidak Sempat Teralamatkan

20 April 2008

Hari yang sama dengan tanggal yang juga sama, 5 tahun lalu.

Ini hari minggu, hari di mana seharusnya tubuh dan kasur melepas rindu.

Ini hari minggu, hari di mana anime-anime pagi yang ditayangkan oleh channel televisi lokal menungguku.

Ini hari minggu, hari untuk menyejukkan kalbu.

Seharusnya memang seperti itu. Jika saja tak ada latihan di sekolah. Jika saja.

Aku menjejakkan kaki di depan laboratorium sekolah, tempat di mana aku dan kawan-kawan akan melakukan latihan cepat tepat matematika bersama. Tidak ada ruang khusus untuk latihan di sini. Sekolah kami yang tak begitu besar menuntut kami untuk menggunakan fasilitas seadanya.

Pukul 09.20 WIB. Aku terlambat 20 menit, semoga saja tidak dimarahi.

“Semlekum!” Sambil mendobrak pintu aku berteriak, seisi kelas menoleh.

Ditatap oleh Pak Danni–guru pembimbing–dengan tajam membuatku hanya bisa nyengir dengan wajah tanpa dosa.

“Sori Pak, kesiangan. Hehe.” Pak Danni diam saja, Ia hanya terus mendelik dan aku terus saja menampilkan cengiran anehku.

Mengambil tempat duduk dan memandang seluruh sudut laboratorium. Ada yang berbeda dari biasanya. Seseorang berkulit putih berambut cokelat jabrik dan bermata cukup sipit duduk di antara anak-anak lelaki dekil yang menyebalkan.

Aku mencolek Sarah yang duduk di sampingku dan bertanya “Itu yang rambutnya coklat, siapa?”

“Ooh, yang ganteng itu? Itu Henry. Dia cadangan buat tim A. Kenapa? Lo suka ya?”

Page 186: #cumanaksirunite

186

“Ah, biasa aja tuh.”

Selama sesi latihan itu, aku terus memandangi anak lelaki itu. Henry.

Dia tampan.

Ah, aku masih ingat dengan jelas peristiwa hari itu.

24 April 2003

Ternyata Henry batal menjadi pemain cadangan, dia berada di posisi tombak kanan. Aku yang berada di sana sebagai supporter (ah, aku belum bilang bahwa aku dilarang mengikuti lomba ini karena sering melanggar peraturan sekolah ya?) tentu dalam hati merasa senang, bisa memandang tampangnya yang lumayan dengan jelas.

Permainannya masih cukup kaku, mungkin karena dia anak baru ya. Sayang sekali tim mereka kalah.

Ah iya, sebelum berangkat tadi pagi, teman-teman memintaku untuk memotretnya secara diam-diam. Aku melakukannya dan mendapatkan beberapa hasil yang cukup oke, tanpa berniat untuk meminta cetakan fotonya juga.

Cukup aku yang menyadari bahwa aku mulai menyukainya.

5 Mei 2003

Henry semakin tenar di sekolah, apalagi di kalangan anak perempuan.

“Kok lo nggak pernah ikut-ikutan ngomongin Henry sih?” Suatu hari Sita bertanya seperti itu.

“Enggak ah, ngapain banget, nggak penting.”

Sebenarnya aku hanya tak mau kecewa. Aku tidak cantik, tidak kaya apalagi gaul seperti anak-anak perempuan lainnya. Untuk apa aku ikut membicarakan Henry? Hanya memperjelas bahwa kemungkinan bahwa aku akan dekat dengannya itu sungguh kecil saja.

8 Juni 2003

Aku melihat Henry berlari-lari kecil di bawah hujan, untuk menemui Sita. Kemudian Henry dan Sita mengobrol bersama, mereka terihat sangat dekat.

Mataku terasa beku, genangan air berkaca-kaca.

Sita sahabatku.

10 Juni 2003

Page 187: #cumanaksirunite

187

“… Si Henry temen SD gue tau, kalian kalo mau naksir mah ya silahkan aja hahaha…” ujar Sita dalam kelompok anak perempuan yang memuja Henry itu.

Entah mengapa, dada ini terasa ringan.

4 September 2003

081331031333.

Itu nomor ponsel Henry yang aku dapatkan dari Sita. Tertera tanggal lahirku di dalamnya, 31 Maret. Apakah ini pertanda bahwa aku dan Henry berjodoh? Ah, mustahil.

Eh, ini Henry ya? Gue Atika, anak kelas 10-8, yang keren banget itu lho huehehe..

Tombol send hendak tertekan, beruntunglah aku membaca pesan singkati ni terlebih dahulu. Ini terlalu memalukan, sok kenal, dan sok asyik.

Aku menghapus kalimat-kalimat itu dan berjuang untuk memikirkan kalimat apa yang mesti dirangkai untuk menyapanya. Satu jam, dua jam, tetap tak ada inspirasi.

Akhirnya aku batal untuk mengiriminya pesan singkat.

28 September 2003

Banyak hal yang terlewat sebelum tulisan hari ini. Seperti, aku yang semakin keren, atau tinggi badanku yang bertambah tiga sentimeter.

Oke, itu tidak penting.

Yaa, intensitas pertemuanku dan Henry agak meningkat, walaupun aku hanya dapat bertemu dengannya ketika latihan bersama di laboratorium atau bertemu di lorong sekolah.

Namun yang paling penting adalah; sekarang kami bersahabat!

“Lo asik juga ya orangnya hahaha.. Mau jadi sahabat gue nggak?” begitu isi pesan singkat dari Henry 25 menit yang lalu.

Demi tuhan, bahagia itu sederhana.

13 September 2003

“Gue nggak nyangka, ternyata Sita bisa kayak gitu. Sedih banget gue, Ka. Padahal dia kan temen gue dari SD, dan mantan gue sejak 2 jam lalu..” Ujar Henry sambil menyeruput kopi tubruknya, mukanya pucat.

3 hari yang lalu, entah karena kesal atau apa—aku sendiri juga tak mengetahui apa masalahnya—Sita berkata kepada —yang merupakan sahabat Henry—sesuatu yang kurang menyenangkan.

Page 188: #cumanaksirunite

188

“Kok lo mau sih temenan sama Henry, gue aja sebenernya ogah banget jadi pacarnya. Ribet bok, dia nggak mau banget hubungan kita dipublish. Apalagi nyokapnya tuh, udah gendut bawel pula. Hih! Kalo bonyok si Henry nggak kaya juga mana mau gue pacarin, ogah banget.”

“…” aku tak tahu harus berkata apa. Memang seharusnya aku tak berkata apapun mungkin, cukup mendengarkan cerita Henry saja.

“Emang, belakangan ini kita agak sering ribut, Ka. Tapi gue nggak nyangka dia sampe ngomong kayak gini. Gue sayang banget sama dia…”

“Gue sih nggak masalah kalau dia mau ngatain gue apa aja, Ka. Tapi masalahnya dia ngatain nyokap gue, Ka. Nyokap gue!” ujarnya getir. Kopi tubruknya ditenggak hingga habis denga sekali teguk.

“Hen..”

“Dia nggak sadar apa kalo nyokap gue tuh udah baik banget sama dia? Dan dia udah ngatain nyokap gue. Padahal nyokap lagi sakit, Ka, jantung. Nyokap udah berapa minggu diopname di rumah sakit..” suaranya bergetar.

Aku menepuk pundak Henry “Udah malem Hen. Pulang aja yuk, nanti disambung sambil jalan, atau nggak di rumah gue.” Henry mengangguk pelan. “Di rumah lo aja, Ka.”

Jarak antara warung kopi ini dengan rumahku tidak terlalu jauh, hanya sekitar 800 meter. Karenanya kami pulang dengan berjalan kaki lambat-lambat, menikmati malam sekaligus menemani Henry yang sedih.

Dear Henry, mengapa kamu tidak menyadari bahwa aku, jauh lebih baik daripada Sita? Mengapa aku sungguh tak terlihat? Tak tahukah kamu bahwa aku menyukaimu? Ah..

Gerimis mulai turun, seakan mengerti perasaan Henry yang teriris-iris. Aku hendak mempercepat langkahku, menghindari kemungkinan gerimis ini akan menderas. Namun, tangan Henry menahan pundakku erat, kemudian meletakkan kepalanya di pundakku dan mulai menangis.

“Sebentar, Ka. Gue capek…”

Pinggir jalan. Malam. Aku. Henry. Hujan. Menangis.

Aku ingin sekali menenangkannya. Tapi berkata “Aku mengerti perasaanmu” menurutku bukanlah kata yang tepat karena jelas aku belum pernah merasakan apa yang Henry rasakan.

Pada malam itu Henry menangis di atas bahuku. Di bawah hujan, di pinggir jalan.

Andai rasa pedih itu bisa dibagi…

17 Juli 2004

Page 189: #cumanaksirunite

189

Kemudian, tak ada yang terlalu hebat untuk kuceritakan. Hubunganku dengan Henry masih tetap sahabat biasa, tidak lebih. Aku semakin menyukai relasi ini, dengan bersahabat dengannya dan tidak memacarinya, kemungkinan relasi ini akan putus dan kami akan bermusuhan sepertinya kecil sekali.

Lagipula, semenjak putus dari Sita, Henry belum menjalin hubungan lain. Untuk itu, aku sedikit bahagia, hehe…

19 Juli 2004

“Lo emangnya nggak pernah naksir sama siapa-siapa, gitu? Gue nggak pernah denger lo ngomongin cowok deh selama ini. Apa jangan-jangan lo lines? Ahaha..” Henry tertawa sendiri atas lelucon yang dibuatnya, aku ikut tertawa bersamanya.

“Ya enggak lah, gue normal. Enak aja lu! Hahaha…”

“Ooh, jangan-jangan lo suka sama gue lagi nih. Hahaha…”

“Enak aja lu. Males banget deh yee..” Henry menjitak kepalaku, kemudian kami tertawa bersama.

Aku takut, jika aku mengungkapkan perasaan suka ini, kamu akan merasa aneh kemudian menjauhiku, Hen…

25 Agustus 2004

“Gue nggak suka, Ka, lo pacaran sama Romi.”

“Yee, emang kenapa? Lu naksir si Romi? Yaudah ambil aja kali, kita bagi dua.”

“Lo nggak ngasih tau gue sih, seenaknya aja udah pacaran sama Romi.”

“Gitu doang? Emangnya lu emak gue, tuhan gue? Yang mesti gue kasih tau segalanya. Hah?”

“Ya bukan itu aja sih…”

“Apalagi? Bacot banget sih!” Aku mendengus kesal, kemudian pergi. Henry memanggil namaku beberapa kali, namun aku tidak menoleh ke belakang sama sekali.

Seharusnya kamu tahu, Hen. Aku memacari orang lain supaya aku bisa lepas dari perasaan menyukaimu yang semakin dalam ini. Aku takut jika persahabatan kita akan berakhir jika kamu mengetahui bahwa aku menyukaimu. Maafkan aku.

29 September 2004

Sejak hari itu, Henry seakan menjauh dariku. Tak ada lagi pesan singkat ataupun panggilan-panggilan telepon lainnya. Di sekolah pun kami seakan tak saling mengenal.

Sungguh, aku merasa bersalah.

Page 190: #cumanaksirunite

190

20 April 2008

Ini hampir 4 tahun sejak aku dan Henry saling marah satu sama lain. Sedangkan menurut yang kupelajari, tak boleh tidak saling menyapa dalam keadaan marah lebih dari tiga hari, dan sekarang sudah berapa ratus kali lipat dari 3 hari? Entah.

Seraya menyiapkan kata-kata untuk meminta maaf dan topik untuk diperbincangkan nanti, aku memilih pakaian untuk dikenakan menuju rumahnya. Apa topik yang menarik untuk diperbincangkan ya? Semacam aku naksir padanya dan sampai sekarang pun masih?

Menyapukan sedikit bedak dan memoles sedikit lip balm dan berkaca, aku cukup manis juga ternyata.

Rumah Henry sudah banyak berubah, menjadi lebih manis. Dulu rumah ini didominasi oleh warna-warna pucat minimalis, sekarang berwarna cerah. Kandang Derry—anjing milik Henry—pun sudah tak ada, digantikan oleh pot-pot berisikan bunga-bunga yang cantik.

Sambil mengulang-ulang kalimat yang akan kukatakan pada Henry, aku memencet bel dengan tangan gemetar. Ah, bunyi bel rumah ini pun sudah berubah..

Seseorang wanita cantik yang sepertinya seumuran denganku keluar. Apa dia pacar Henry sekarang?

“Henry –nya ada nggak?”

“Henry yang mana, mbak?” perempuan itu mengernyitkan dahinya. Aku mulai merasakan perasaan yang kurang enak.

“Henry Andreas lah mbak. Siapa lagi Henry yang tinggal di rumah ini? Hahaha..” aku berusaha mencairkan suasana.

Perempuan itu seakan mengingat sesuatu. Bukan, bukan sesuatu yang baik. Perasaanku makin tidak enak.

“Henry Andreas itu, anaknya bapak Samuel Andreas kan, yang mbak maksud?”

“Iya, emang kenapa?”

“Kan mereka sekeluarga mati keracunan mbak, pas tanggal 28 September 2 tahun lalu. Mbak nggak dikasih tau ya?”

DEG.

28 September 2006, Henry sekeluarga meninggal. Tepat pada 2 tahun persahabatan kami.

Henry meninggal disaat kami masih bertengkar hanya karena aku yang tak suka ketika dia kesal akibat aku yang tak memberitahunya lebih dulu soal aku berpacaran dengan Romi,

Page 191: #cumanaksirunite

191

yang beberapa saat kemudian teman-teman memberitahuku bahwa sebenarnya Henry menyukaiku. Dan aku tetap mengacuhkannya hanya karena gengsi.

Henry meninggal sebelum aku meminta maaf kepadanya.

Henry sudah meninggal sebelum aku mengatakan bahwa sebenarnya aku menyukainya.

Henry sudah meninggal. Ini tidak nyata, bukan?

Henry sudah meninggal…

Tanpa sadar, aku menggenggam tangan kananku yang mengenakan gelang persahabatan darinya.

Henry.

Aku terdiam, tak ada air mata yang keluar sama sekali.

“Mbak?” tegur perempuan di depanku ini.

Henry, ini-tidak-nyata-bukan?

Oleh: @ teruuus Blog: http://teruuus.wordpress.com/2011/12/31/kalimat-yang-tidak-sempat-teralamatkan/

Page 192: #cumanaksirunite

192

93 Siput Oh Siput

Ini bukan tentang hewan yang ke mana-mana membawa serta rumahnya. Bukan juga tentang jaringan lambat yang orang-orang menyebutnya sebagai jaringan siput. Tapi ini tentang seorang cowok, yang beberapa bulan belakangan sering kuperhatikan gerak-geriknya. Seorang cowok yang kemudian [dari seorang teman yang juga naksir sama dia] saya ketahui bernama M. Rivaldhi Agano. Pada saat itu dia berstatus mahasiswa fakultas ekonomi jurusan akuntansi tahun 2009.

Lelaki bertubuh tinggi, tegap, berkulit putih dan berwajah agak ke-korea-an itu selalu memarkirkan yamaha vixion merahnya di parkiran fakultas sastra karena parkiran fakultas ekonomi yang selalu penuh. Karena kebiasaan saya yang hampir setiap hari setelah kuliah selalu duduk-duduk terlebih dahulu di parkiran, hampir setiap hari saya melihatnya meski hanya sekilas, dua kilas dan tiga kilas. Tapi itu cukup membuat mata saya ‘fresh’ karena di fakultas sastra sendiri, di mata saya tidak ada sosok lelaki yang ‘good-looking’. Parahnya, ternyata bukan cuma saya sendiri yang ‘naksir’ sama dia, tapi ada beberapa teman dekat saya yang juga mengaguminya. Maka tradisi nongkrong di parkiran menunggu dia pulang pun setiap hari kami lakukan. What a freak..

Cowok yang tergolong pemalu ini pun sepertinya tahu gelagat kami yang sengaja menunggu dia pulang. Maka setiap dia melihat kami nongkrong di parkiran, dia sepertinya sengaja berlama-lama ngobrol dengan teman-temannya dan tidak segera mengambil motornya. Itu membuat kami semakin geregetan.

Pernah suatu hari saya sengaja memindahkan motor saya untuk parkir di samping motornya yang kebetulan kosong. Kemudian iseng saya tulis di akun twitter saya, isinya begini : “meskipun raga kita tak berdekatan, setidaknya motor kita parkir berdekatan”

Beberapa bulan lalu salah seorang teman saya nekat mengirimkan friend request di akun facebooknya. Ya berkat dia juga kami jadi tahu info-info terbaru tentang dia. Dan berita duka yang terakhir kami dengar adalah : dia pindah kampus. Hmm, kini tak ada lagi ‘pemandangan indah’ di parkiran.

Tapi naksir hanyalah sebatas naksir. Tidak ada niatan mengejarnya sebagai pacar. Karena dia terlalu high quality untuk kami yang ordinary, bisa-bisa banyak yang nikung

Oleh: @ si_ucrit Blog: http://littleucrit.wordpress.com/2011/12/31/siput-oh-siput/

Page 193: #cumanaksirunite

193

94 First Date

Sejak sekian lama, baru kali ini aku ngedate dengan dia. Aku berusaha tampil se-cute mungkin. Hampir setengah jam kuhabiskan di depan cermin, hasilnya…nihil, tidak ada perubahan berarti. Wajahku tetap tampan.

Kami sengaja memilih meja di dekat jendela agar bisa menikmati warna hujan. Meja segi empat untuk berdua. Aku dan dia. Ternyata mimpi selama ini menjadi nyata. Dia berada di depan mataku. Cantik. “kamu sudah baca?” tanyaku memecah kekakuan. Dia berfikir sejenak. Bola bening matanya menyeripit, seolah mencari ingatan yang terlupakan, “Owh…sudah. Spesifikasinya yang mana?” “Yang lollypop” tegasku. “Ehm…sajak-sajak, perempuan, status-status yang pernah kamu tulis.” Aku terkejut, ternyata selama ini dia memperhatikan akun jejaring sosialku. “Kamu tahu mengapa gula jawa sekarang tidak manis? Karena manisnya telah kamu curi.” godaku untuk melihat senyumnya. “ahh…itu statusmu yang pernah kamu tulis di facebook.” Aku nyengir. Dia benar-benar memperhatikanku selama ini. “Kamu terharu, tidak?”, godaku sekali lagi. “Kamu hadirkan dia untuk menggantikanku. Luka ini sudah membeku, tak mencair”, ucapnya yang begitu spontan tetapi tertahan. Aku diam. Kupandang matanya. “sebenarnya saat aku memperkenalkan dia kepadamu kami sudah putus.” “Tak lama setelah itu kamu memperkenalkan dia sebagai pacarmu pada temanmu.” Senyumnya berubah. kuambil ponsel dalam saku. Kuperlihatkan beberapa pesan singkatnya yang dia kirimkan sebulan lalu. “kamu masih ingat pesan singkatmu itu? Kamu menyuruhku meninggalkanmu. Dan sekarang? Aku tidak pernah melewati garis batas yang kamu buat.”

Page 194: #cumanaksirunite

194

“karena kamu saat itu menggantung dua orang. Dan dia yang kamu pilih. Yang sejujurnya bukan yang seharusnya, kamu ingat pesanmu itu?” tanyanya balik. “sebagai laki-laki, sejujurnya aku tidak ingin kehilangan keduanya.” “dan berbahagialah karena telah bersama dengan dia. Orang yang tak ingin kamu melepasnya.” Wajahnya berpaling ke jendela. Melihat hujan yang seolah-olah keluar dari matanya. “dan sampai saat inipun aku tak pernah melewati garis batas yang kamu buat” “karena kamu memang tidak pernah berkenan masuk ke kawasanku.” “kamu tahu bagaimana sulitnya mendapatkan perhatianmu? Tahu? Itu sama sulitnya melupakanmu.” Giliran senyumku yang berubah. “dan kamu tahu benar bagaimana menghancurkan hati wanita.” “kamu tahu berapa kali hati laki-laki (tampan) hancur, kemudian disusun kembali, mencoba bertahan dengan kepingan yang tersisa? Hampir dua tahun…dua tahun, isinya hanya kamu, kamu, KAMU. Sudah berapa kali kamu runtuhkan?” “berapa kali kamu dengan orang selain aku selama dua tahun itu? Berapa kali memintaku dengan resmi, jelas tegas, bukan lewat tanda, selama dua tahun itu?” “berulangkali aku menemukan Amerika kemudian menyakitinya. Kamu tahu karena apa? Aku selalu cerita tentang Hindia, kamu tahu? Setiap Amerika yang kusinggahi tahu semua tentang Hindia. Kamu tahu berapa air dalam mata setiap Amerika yang keluar ketika aku bercerita tentang Hindia? Kamu pasti tahu karena mereka juga wanita, sama sepertimu.” “dan kamu tahu hancurnya Hindia saat kamu besama Amerika-amerika?” “seperti apa? Seperti masa lalumu kehilangan Vasco da Gama, orang kali pertama yang menemukan Hindia?” “Lebih sadis.” Tatapan matanya menusuk pernapasanku. “Aku yakin, rasa sayangku padamu lebih besar daripada rasa sayangmu kepadaku, dan ketika patahpun begitu.” “Mungkin, karena aku tidak tahu.” Nada suaranya pelan. “dan kamu tidak pernah tahu bagaimana rasanya dibodoh-bodohin oleh teman-temanmu sendiri karena mencintai seseorang.”

Page 195: #cumanaksirunite

195

“Hai!”, sanggahnya. “Apa?” “sepertinya aku lebih dulu mengalaminya.” “lebih dulu? Sejak kapan?” “saat aku mencintai Vasco da Gama”, tegasnya. “ya, dan aku saat mencintai Hindia”, tegasku balik. “bahkan jauh sebelum kamu mengenal Hindia.” Aku menghela nafas, “sebenarnya kitalah yang lollypop, timbul tenggelam terus menerus kemudian hilang, yang tersisa tinggal batangnya saja.” Aku dan dia diam. Hening yang tercipta sejenak. Pertengkaran ini tak pernah kuduga. Sepertinya dia menantikan saat ini. “Dan alam semesta bersekongkol merelakanmu.”ungkapnya sesak. “Mengapa nasib selalu tidak berpihak pada orang yang setia?” “Tidak semua.” “Lalu bagaimana dengan mereka yang tidak dipihaki nasib? Atau bagaimana mereka yang mempunyai perasaan yang sama tetapi waktu tak pernak memihak?” Dia berpikir. “Bertanya padaku sama dengan bertanya pada batu.” “sepertinya dari dulu hatimu membatu untukku.” “kamu memang tak pernah paham. Nyatanya kamu masih menilaiku batu.” “tragisnya, sampai sekarangpun aku masih mencintai batu.” “dengan menggandeng bunga.” “apa maksudmu?” Dia mendiam. Kuamati sekitar. Hujan di balik jendela menyisakan rintik saja. Nafas kuatur sedemikian hingga tidak mencerminkan suasana organ di dalamnya.

Page 196: #cumanaksirunite

196

“kamu pernah rindu kepadaku?”, tanyaku yang mulai tertahan. “Pernah.” “pernah kamu mengucapkan sayang atau sekadar membalas kata cinta kepadaku?” “tidak pernah aku mengucapkannya kepadamu.” “lalu bagaimana aku bisa tahu perasaanmu, sedang indra perasaku tak peka? Kamu tahu sendiri, aku kaum yang mengandalkan logika!” Pandangannya tertunduk. Dia menyembunyikan sesuatu dibalik matanya yang berkaca. Sejenak, tak ada kata yang terselip. Aku memilih diam daripada mengutarakan bentuk risauan hatiku. Aku menunggunya berbicara. Namun hingga dipenghujung pertemuan dia tidak memilih kata untuk mewakil rasa, tetapi lewat mata. Pertemuan yang selama ini kuimpikan, mengalir begitu saja. Tidak ada beda dengan jeda waktu selama ini tanpa dia. Dia memilih pergi menghilang bersama hujan yang tinggal sebentar. Berulang-ulang aku menghela napas. Aku berdiri, sebelum pergi, kuucapkan selamat ulang tahun untuk diriku sendiri. Dengan berakhirnya pertemuan ini aku berusaha untuk tidak mengharapkannya (lagi). Sepuluh menit kemudian aku kembali. Aku lupa belum bayar. Oleh: @ lukaardiansyah Blog: http://gosaki.blogspot.com/2011/10/first-date.html

95

Page 197: #cumanaksirunite

197

Terima Kasih

Twitter, 26 desember. Sebuah kicauan kecil singgah terbang ke garis waktuku. kicauan kecil yang mampu menabrak keras hatiku,

˜Terimakasih untuk tabrakannya, aku suka tak luka.˜ —- Seorang gadis. berdiri di seberangku tempat aku duduk. dia lagi menikmati acara class meeting sekolah kami. dan aku lagi menikmati indah matanya.

Belum sehari umur kontaknya di hpku saat itu, hanya perpesanan singkat biasa yang terjadi malam sebelumnya. Berisi tentang permintaanku kepadanya untuk menjadi photografer diacara esok. Ini adalah awal kedekatan kami.

˜Terima kasih acara akhir semester ganjil, engkau sungguh ganjil.˜

Hari demi hari pesan-pesan singkatmu mewarnai kotak masukku. Kita saling berbagi hari demi hari dan saat-saat acara pelepasanmu pun tiba setelah Ujian Nasional. Kali ini kau yang memintaku menjadi photografer di acaramu. Tak bisa kugambarkan betapa cantiknya kau dihari itu.

˜Hai gadis bergaun merah putih, aku naksir denganmu.˜

Bertukar kabar via pesan singkat, makin kerap kita lakukan setelah kau dan aku berada di kota yang berbeda. Saat bulan Ramadhan juga kau selalu memintaku untuk membangunkanmu untuk sholat tahajud dan sahur. kau memintaku karena kau tahu aku tak pernah tidur cepat.

˜Terima kasih Imsonia, kini aku punya seseorang untuk ditelpon.˜

dan semua berjalan bergitu indahnya. Sampai saat status hubungan di sebuah jejaring sosialmu berubah. frekuensi pesan singkat yang kukirim padamu pun lambat laun mulai menurun.

ya sejak awal pun aku sudah tahu, aku tak bisa memelikimu. karena aku memanggilmu “kakak”

˜Terima kasih kakak.˜

Oleh: @ Felly_Liu Blog: http://fellyliu.wordpress.com/2011/12/31/terima-kasih/

Page 198: #cumanaksirunite

198

96 Maaf

"Aku rindu mencintai seseorang dengan bebas dan aku rindu dicintai seseorang dengan hanya aku yang kamu inginkan." *** Sejenak, Raisa berhenti berjibaku dengan tumpukan berkas tugas, memandang memelas terhadap kertas-kertas. Namun tiba-tiba Aldo lewat membawa kertas manila yang masih menggulung dan memukul kepala Raisa. "Aduh..." keluh Raisa sambil mengusap kepalanya. Namun Aldo berlalu tanpa merasa bersalah. "Nyebelin kamu, Do." Aldo yang memasang tampang tak bersalah langsung duduk santai di meja kerjanya yang tepat di belakang meja kerja Raisa. Dan Raisa kembali mengerjakan pekerjaannya. Raisa yang baru lulus dan bekerja di selama 6 bulan di Perusahaan tersebut mempunyai partner kerja sebaya diantara para pegawai di perusahaan yang rata-rata sudah menikah. Aldo, pria tinggi tegap dan wajah bisa dikategorikan tampan ini juga pegawai baru, baru lulus dan baru bekerja. Hobinya mengganggu dan menggoda Raisa. Sesaat konsentrasi Raisa dibuyarkan oleh Hp Raisa yang bergetar di atas meja kerjanya. Pesan pendek itu muncul dilayar hp Raisa hanya berisikan "Sayang kamu, muah.." dan Raisa hanya menanggapi datar, dia tahu siapa si pengirim yang tidak lain adalah Aldo. Raisa sudah biasa mendapati sms yang tidak jelas dari Aldo. "Heh, kalo sayang beneran gimana?" Balas sms Raisa. Tanpa menunggu lama Aldo pun membalas. "Biarin, emang aku sayang jadi mau digimanain lagi." Raisa hanya menoleh ke belakang dan mencibir. Sesuatu yang tidak mungkin menurut Raisa jika Aldo menyukainya, karena Aldo sudah memiliki pasangan dan menjalin hubungan hampir 3 tahun. *** "Aku ke rumahmu ya?" Sms di malam minggu dari Aldo. Raisa mengerutkan keningnya, "mau ngapain ya dia" pikirnya. "Aku udah di gang rumahmu nih, rumah kamu di yang mana ya?" Smsnya lagi. Raisa pun keluar dari Rumah, lalu terlihat Aldo dengan motor sportnya tersenyum. "Ih, kamu apa-apaan sih malam minggu ke sini? Bukannya sama pacarnya"

Page 199: #cumanaksirunite

199

"Biarin dong, mungkin awal pendekatan hehehe.." jawab Aldo dengan cengirannya. "Heh.." Raisa memukul manja Aldo tapi tetap mempersilahkan Aldo duduk. Mereka bercakap-cakap tentang pekerjaan, curhat tentang kehidupan dan juga tentang mantan-mantan dan pacarnya Aldo. Entah mengapa saat Aldo bercerita tentang pacarnya ada sesak yang menghampirinya seakan oksigen di terasnya habis oleh polusi-polusi angan yang terlarang. *** "Ah aku senang banget malem ini bisa ngobrol denganmu, kamu tahu tidak? Kakiku tadi lemas pas turun dari motor. Kamu cantik malam ini." Sms Aldo setelah dari rumah Raisa. Ada rasa senang sekaligus sakit di dada. "Iya, trimakasih. Aku tahu kamu memang sedang butuh teman ngobrol, makanya datangnya ke aku, huft." Balas Raisa. "Hehehe... terima cinta juga boleh. Sayang kamu, minggu depan lagi ya." Lagi-lagi sms Aldo yang membuat Raisa bimbang. 'Dasar cowok aneh, belum nikah aja udah punya bakat poligami' bathin Raisa. *** 4 bulan berlalu, Aldo yang terus-terusan menggoda Raisa dan Raisa pun sudah mulai tak kuat dan meminta penjelasan Aldo. Suatu senja yang berubah malam di taman kota, Raisa dan Aldo duduk di bangku taman berdua, "Do, hmm aku mau menanyakan sesuatu." Tanya Raisa ragu. "Apa?" Sahut Aldo dengan senyum yang menggodanya "Kita ini hubungannya kaya gimana sih? Sahabat bukan, pacar juga bukan. Perasaan kamu ke aku tuh gimana sih?" Tanya Raisa yang tatapannya terpaku pada rerumputan di taman sambil mengayunkan kaki ia menunggu jawaban Aldo. "Hahaha.. aku sayang kok sama kamu." Jawab Aldo dengan tawa yang memecahkan keheningan. "Aku serius, Do." Raisa menatap Aldo dengan mata memelas. "Gini ya Raisaku sayang, aku suka hubungan ini, masalah apa yang terjadi di depan itu kita liat nanti. Yang perlu kamu tahu, aku sayang kamu, tapi aku gak mau kamu jadi pacar aku karena aku sudah milik Aina dan kamu tahu itu." Jawab Aldo yang masih saja tersenyum melihat langit yang di penuhi bintang. "Jadi?" Tanya Raisa. Namun lagi-lagi Aldo hanya menatap Raisa tersenyum lalu mengalihkan lagi pandangannya pada bintang-bintang di langit. Aldo menarik napas dan menjawab

Page 200: #cumanaksirunite

200

“Kamu sudah tahu jawabannya tanpa harus bertanya.”

Oleh: @ Whynae Blog: http://logicofnae.blogspot.com/2011/12/maaf.html

Page 201: #cumanaksirunite

201

97 Selamat ulang tahun

31 Desember 2011, 16.05 “Halo, Assalamu’alaikum” Sapaku memulai pembicaraan

“Wa’alaikumsalam khan” Jawabnya dari seberang sana, entah dimana.

“Selamat ulang tahun ya, sukses selalu buat kamu”

“iya, makasih banyak khan”

“eh, lagi dimana?”

“lagi dirumah *** ni, tahun baruan bareng dia”

*hening sebentar* “oh, yaudah ya, semoga sukses aja ya buat kamu”

“iya, kamu juga ya khan”

*tutt tutt tut* *telepon aku tutup*

—————- Dessy, aku mengenalnya waktu kami berdua sedang lomba matematika SMA tingkat provinsi di semarang.. dia 1 kabupaten denganku, namun beda sma. orangnya kecil, manis, dan kalau senyum matanya menyipit..

Waktu aku mengenalnya, dia baru saja jadian dengan teman sekelasnya, dia bilang sih, dia tidak terlalu suka dengannya, ingin segera mengakhiri hubungannya.

Semakin lama, aku semakin mengenalnya, dan dia jauh lebih mengenalku, mungkin cuma dia cewek yang benar-benar tau tentang aku. Sempat beberapa kali jalan bareng dan foto berdua di photobox. *lagi tren banget kala itu*

Saat akhir - akhir kelas 3, saat kita semakin dekat, dan saat kamu sudah single, aku justru agak menjauhimu, mau konsentrasi ujian pikirku. Tapi sungguh, aku tak pernah berhenti memikirkanmu, kamu yang bisa smsan denganku padahal besoknya ujian. Kamu yang selalu mengingatkanku untuk tidak begadang. Dan kamu yang selalu bilang aku semakin tinggi dan sipit setiap hari.

Saat awal kuliah, saat kita kembali dekat, saat aku mau menyempatkan waktuku beberapa kali bolak balik jogja semarang. Saat itulah aku melakukan hal yang paling bodoh. Aku menyuruhmu untuk mencari tambatan hati disana, agar ada seseorang yang selalu menjagamu, dan menyayangimu.

Page 202: #cumanaksirunite

202

Sampai suatu malam minggu, saat dikampusku sedang ada mid semester ganjil, aku menyempatkan waktuku ke semarang, karena memang ada beberapa hari kosong, dan aku selalu butuh semangatmu dikala ujian.

“aku lagi disemarang ini, kosmu belum pindah kan?” sms pertamaku saat tiba di smg

“eh, aku udah pindah khan, di ……. kamu kesini aja ya, sekalian aku kenalin ke ****”

*degg*

sungguh aku langsung terdiam saat itu juga. aku memikirkan berbagai alasan untuk membatalkan janji ke kosmu.

beberapa bulan terlewati, akhirnya perasaan ini kembali biasa saja, aku menyadari bahwa kita tak pernah berbicara soal cinta, hanya hati kita yang memang seperti sudah menyatu sendiri.

—————-

Setelah itu, aku cuma dua kali bertemu dengannya, saat aku main kerumahnya di pekalongan, dan waktu dia sedang main ke jogja bersama teman2nya..

Namun, kita masih sering berbagi kabar lewat SMS, sering sekali kamu tiba-tiba sms aku di malam hari, kamu yang selalu tau kapan aku begadang, kita yang hanya saling meledek kalau kita sedang kangen satu sama lain.

—————-

Aku senang kamu bisa langgeng sama ****, walaupun kamu tak pernah bercerita banyak tentang dia. Tapi aku tahu, dia bisa membuatmu selalu tersenyum, senyum yang selalu aku rindukan, yang selalu aku kagumi.

Selamat ulang tahun dessy.

Semoga kau selalu sehat dan bahagia disana.:)

Oleh: @ mfarkhann Blog: http://blackangelid.tumblr.com/post/15100574978/selamat-ulang-tahun

Page 203: #cumanaksirunite

203

98 Tanggal

empatbelas hari yang lalu aku menghubungi seluruh nomor kontakmu; smartphone, telepon kantor, bahkan akun-akun media sosial milikmu. tak ada jawaban.

sepuluh hari yang lalu, aku mendapatimu…yah, aku yakin itu kamu, meski sepersekian detik kita berpapasan, aku ke arah selatan, sementara kau ke arah utara, di jendela itu aku melihat kamu sedang bersamanya, seseorang yang menggantikan posisiku selama enam hari belakangan ini.

hari ke duabelas sejak tak lagi bertemu dan dapat menghubungimu, tubuhku lemas. dadaku sering sekali merasa berdebar dan sesak dalam waktu bersamaan. bayangan tentang dirimu bermesraan dengannya merusak seluruh konsentrasiku. aku mudah marah. kuputuskan untuk berdiam diri saja di kamar sepanjang sisa hari.

dan akhirnya, malam ini aku bertemu denganmu. di kamar yang selalu mejadi ruang rahasia-langganan kita meluapkan rindu. bercerita tentang ini itu, dan melengkapkan hasratku dengan menyeka peluh di tubuhmu.

kali ini kau bilang,

“selingkuh itu ada, karena ada komitmen.”

sungguh, pikiran sederhanaku tak mampu mencerna kata-katamu itu. yang kutahu, aku emosi!

kau mencoba menenangkanku, mengelus tubuhku perlahan; kaucoba mendekapku, kutolak!

ingin rasanya kulabrak dirinya dan merebutmu kembali ke pelukanku, selamanya. yah, kau milikku, hanya untukku!

gelap! pikiran sederhana ini ternyata menyimpan bom waktu yang maha dahsyat. ledakannya baru saja melemparku jauh. aku tak lagi dapat melihat apapun, selain merasakan dan gelombang energi yang besar. sakit..

sesaat kemudian kudengar seseorang berbicara padaku, “selamat datang nona merah. selamat menikmati suasana rumah barumu di bawah tanah.”

-o-O-o-

di ruangan itu aku mendengar banyak suara yang kukenal. yah, sangat kukenal. suara mereka meskipun berbeda-beda tetapi tetap saja aku bisa mengenalnya satu-satu.

Page 204: #cumanaksirunite

204

pria cerdas berkulit coklat itu bernama Theo, sedangkan gadis riang yang terkesan bodoh namun baik hati itu bernama Corry, dan perempuan anggun yang gemar mengenakan anting berlian bernama Vivian.

mungkin kalau bertemu dengan mereka saat ini, aku akan dikenali sebagai Amber, si seksi bergaun merah berujung runcing duabelas senti.

dan mereka akan bergantian mencoba menenangkanku, mengatakan bahwa Dinda sedang dalam kondisi tidak memungkinkan untuk menggunakan kami semua untuk saat ini.

mereka akan terus mengulang informasi berisi kenyataan pahit, bahwa dokter menyarankan Dinda harus banyak istirahat dan mengganti banyak alas kakinya dengan jenis yang disarankan untuk perempuan hamil.

yah, setelah Yudo, suamimu, membawamu ke rumah sakit setelah kamu meninggalkanku di sudut kamar ini seminggu lalu.

janin di kandunganmu memang semakin membesar, saatnya kamu mengistirahatkan kami semua untuk berganti dengan sodara baru kami yang empuk dan hangat, meski bentuknya menggelikan sih menurutku.

betul katamu, “selingkuh itu ada, karena ada komitmen.”

aku tak pernah betul-betul berkomitmen denganmu. aku hanya menikmati decak kagum para pria dan perempuan sebaya di belakang sekitar langkah kita selama ini.

kupikir, sudahlah cukup konsep “friends with benefit” ini, toh aku yakin kamu juga merasa tidak ada yang dirugikan.

kamu tak salah.. aku tak seharusnya marah..

“tapi kamu juga tak sepenuhnya benar!”, teriak suara dari dalam hatiku..

tetapi harus aku akui, berat rasanya disisihkan. aku tahu, bukannya kau tak mau aku lagi. hanya saja aku tak lagi pas untukmu. ah, aku tak pernah siap untuk hal ini.

delapan Desember dua ribu delapan

adalah aku yang pernah kau tunggalkan, akhirnya ditanggalkan..kemudian ditinggalkan.. (*)

jauh di keremangan malam aku mengucap harap, sesuatu yang sudah lama tak kulakukan. aku berharap, agar semesta mau mengembalikan tubuhmu ke semua ukuran sebelum kau mengandung janin itu. kuharap juga itu tak perlu lama-lama, setelah bayi itu lahir.

waktuku tak banyak, pesaingku menanti di tiap kelebat sale tiap akhir musim. belum lagi tantangan dari halaman-halaman majalah mode terkutuk-yang-aku-pernah-jadi-bintang-di-dalamnya-itu.

Dinda, tubuh ini tidak selamanya molek, aku yakin itu.

Page 205: #cumanaksirunite

205

-o-O-o-

“klik!”

lampu kamarmu akhirnya dimatikan.

hanya aku dan beberapa teman yang terpaksa harus mulai kuakrabi ini, tersusun rapi di lantai terbawah lemari bajumu.

kau memang baik.. kau tahu benar cara menanganiku dengan baik..

Dinda.. sungguh, kuharap kau mengerti perasaanku padamu.

Hubungan kita lebih dari sekedar ini.

“Ya kan?!”, rintihku sendiri.

Oleh: @dbrahmantyo Blog: http://dbrahmantyo.tumblr.com/post/15178910711/tanggal

Page 206: #cumanaksirunite

206

99 My Steve Vai

Gw meratap penuh haru geje alias ngga jelas ke panggung yang berisi tiga orang cowo-cowo gondrong mengalunkan Can't Fight This Feeling Anymore-nya REO Speedwagon. Ingatan gw flashback seketika sekitar setahun lalu, pertama kali gw liat cowo-cowo itu. Jumat ini, seperti Jumat-jumat biasanya. Gw menghabiskan malam dengan nongkrong di sebuah mall yang punya tempat nongkrong terbuka dan biasa menyajikan live music. Iya, nongkrong aja sendirian gitu... Biasanya sih di depan kedai kopi gaul, karena posisi gw cukup jauh dari personel band untuk bisa lihat keberadaan gw, tapi gw cukup deket untuk tetep bisa menikmati permainan musik mereka. Gw pesen minuman kopi favorit gw.. Ya iyalah kopi, masa iya bandrek sih? Seperti biasa juga, gw selalu pesen satu gelas kopi lagi untuk gw minta si waiter kirimin ke mas kibordis yang unyu itu. Iyah! Gw ngefans banget ama si mas kibordis. Jago banget maen sempoa-nya... Selalu tanpa pesan, tanpa catatan atau kata-kata apapun. Biar aja dia menduga-duga siapa sih secret admirer-nya. Kadang-kadang khayalan gw ini suka kemana-mana. Enaknya yang punya pacar musisi, setiap ngambek dikit, gw pasti dibujuk dinyanyiin lagu, dibikinin lagu, katanya terinspirasi tentang gw.. Owh, so cuiiit.. Tiba-tiba aja ingatan-ingatan akan masa awal-awal kenal mereka itu buyar waktu temen gw nyodok iga gw. Kekencengan. DUK! Gw ngelus-ngelus iga gw yang ngga berlemak itu, alias emang tulang semua. "Tuh, disenyumin. Ciyeeee...," kata Fina sambil mesem-mesem mujaer. Abis bibirnya agak lebar sih... *sambil berharap orangnya ngga baca blog gw ini* Gw cuma bisa tertunduk sok-sok malu ngarep mupeng gimana gitu. Bisa ngga bibir yang senyum itu nemplok dikiiiiiittt aja di pipi gw... Tiba-tiba gw ngerasain muka gw panas, padahal AC di cafe itu dingin. Abis servis kali yah? Coba deh nanti gw tanyain sama managernya. OK, so balik lagi tuh... Ke masa silam, sampai akhirnya gw mulai beraniin diri sambil nyuruh adek gw, untuk mintain foto ke si mas kibordis. Ya aaammppyyuuunn, kalo inget masa itu, gw suka tengsin sendiri. Bagi gw, dia boleh jadi suami orang di dunia nyata, tapi dia adalah "milik gw" ketika dipanggung. Sampe-sampe gw bikin tagline: Loving you secretly is my satisfaction. Keren ngga tuh? :D Iya, gw minta tolong adek gw untuk ngomong dulu ke si mas kibordis, bahwa ada yang

Page 207: #cumanaksirunite

207

pengen minta foto. Adek gw sih karena cowok juga ama dia beneran disamperin. Gw yang maju mendekat udah kaya mau ngadep dosen penguji skripsi, lutut gemeteran, mulut terkunci, tapi bedanya yang ini ganteng dan perlu disogok makan nasi kepala kakap supaya nilai gw A. Sekian bulan gw ngejar si mas kibordis kemanapun dia main. Bahkan walaupun beda format seperti yang gw tonton sekarang ini. Sampai akhirnya gw melihat dia.... Siapa? SETAAAANNN!! Nope, I begin to jayus... Sigh. OK, he's the same guitar player as I always see before. But WHY WHY WHY??! Just now he arrived in my mind and realized how handsome he is? How cool he is when playing the guitar? He has the style!

Sejak saat itu, gw menyatakan sebagai groupie setianya, yang kemana aja si mas gitaris ini main, walau sama band lain sekalipun, gw tonton! Apesnya untuk gw, entah kenapa yah? Untuk nonton dia gw selalu butuh pengorbanan tinggi. Mulai dari abis nonton dia, mobil gw si Tweeny sama sekali ngga mau nyala --yang akhirnya terpaksa gw tinggal di parkiran mall--, mesin Tweeny yang over-heat, keujanan deres banget sampe2 Tweeny kebocoran, dan aneka macem deh. Udah gitu, lokasi gw nonton ngga kira2. Dengan rumah gw yang di Tangerang, dulu paling deket nonton dia di Karawaci Mall dan Summarecon Serpong. Tapi setelah itu? Gw jabanin mulai dari Citywalk Karet, Tebet sampe ke La Piazza Kelapa Gading! Demi apa, demi apa, demi apa, demi apa cobaaaaa???! Demi cinta! Demi cinta terlarang yang gw pendam karena dia adalah suami orang --disinyalir orang yang setia kalo denger kata temen2nya--, dan punya 3 anak cowok yang gw yakin walau belum pernah ketemu, pasti ganteng2 deh kaya bapaknya yang super unyu itu!! Selama gw kenal dan ngobrol sama dia, gw ngga pernah tuh yang namanya bercanda yang

Page 208: #cumanaksirunite

208

terlalu gimana sama dia. Selama ini obrolan kami ya seputar musik dan kehidupan. Dia yang banyak cerita "keras"nya hidup sebagai musisi pengamen dan kenapa dia ngga mau masuk ke industri musik major label. Selain itu, gw sama dia ngga pernah, sekali lagi ngga pernah yang namanya sampe cipika-cipiki kalau pamitan. Itu hal yang biasa sebenernya bagi para musisi itu kalau tamunya balik sampe cipika-cpipiki.... Tapi... Malem itu rasanya ada yang aneh diantara gw dan dia. Malam itu, untuk pertama (dan terakhir kali gw rasa), pas pamit dia cipika-cipiki sama gw dan waktu gw minta foto bareng dia NGERANGKUL gw!!! Ya Allah, kalau aja dia single, kalau aja dia tau isi hati dan perasaan gw ke dia... Gw yakin deh, gw bisa pingsan tuh, minimal lutut gw lemes deh! Selalu foto itu yang gw pandang. Seeing his smile.. Ouch!!! :))) Gw paling suka liat dia kalo lagi bawain lagu Whitesnake - Still of The Night. Entah kenapa, ngeliat dia mainin gitarnya, ngeliat dia nyibak rambutnya yang basah berkeringat, ngeliat ekspresi dia, bagi gw, itu heaven banget. I want nothing else other seeing him happy with his guitar. Meanwhile, rasa ke-admire-an gw ke si gitaris ini kayanya kebaca sama temen-temen gw yang suka nemenin gw nonton dia. Menurut sebagian yang cowok-cowok, mereka cukup yakin bahwa si gitaris tau bahwa gw ada rasa sama dia. Tapi, yah, istri dan 3 anak, membuat semua terhenti cukup sampai disitu. Dia adalah musisi yang menghibur, gw adalah penonton yang sedang dihibur. Honestly, kadang-kadang mungkin lebay kali yah, tapi kalau udah absen agak lama ngga nonton dia, gw kangen banget. Dia bener-bener gitaris yang handal... Senyumnya juga handal... Puh!! Gini deh #CumaNaksirUnite biarlah tagline gw terus berkumandang selama kami masih hidup, loving you secretly is my satisfaction. You're someone else's husband in the real life, but you're mind while on stage. I wrote this, with full of my heart and love for the best guitarist ever, #MySteveVai Oleh: @ntikeren Blog: http://antikeren.blogspot.com/2012/01/my-steve-vai.html