CRS Cholelithiasis
-
Upload
niken-widayanti -
Category
Documents
-
view
287 -
download
2
Transcript of CRS Cholelithiasis
7/27/2019 CRS Cholelithiasis
http://slidepdf.com/reader/full/crs-cholelithiasis 1/17
CASE REPORT SESSION
Penyusun:Mochamad Rezza 1301-1210-0023
Niken Widayanti 1301-1210-0506
Nor Shafikah Diana 1301-1210-0207
Mulya Nurmansyah A 1301-1209-0513
Pembimbing:
Nurhayat Usman,dr., SpB-KBD
Bagian Bedah Digestif
Fakultas Kedokteran
Universitas Padjadjaran
Bandung
2011
7/27/2019 CRS Cholelithiasis
http://slidepdf.com/reader/full/crs-cholelithiasis 2/17
I. KETERANGAN UMUM • Nama Pasien : Ny. D
• Usia : 43 tahun
• Jenis kelamin : Perempuan
•
Agama : Islam• Pendidikan : SLTA
• Pekerjaan : Ibu rumah tangga
• Alamat : Jl. Alani no. 9, Bandung
•
Tanggal MRS : 20 Desember 2011• Tanggal pemeriksaan : 20 Desember 2011
7/27/2019 CRS Cholelithiasis
http://slidepdf.com/reader/full/crs-cholelithiasis 3/17
II. ANAMNESIS
Keluhan utama : Nyeri perut bagian kanan atas
Anamnesis
1 minggu yang lalu, pasien mengeluh nyeri perut kanan atas seperti
menusuk-nusuk yang dirasakan menjalar ke punggung. Nyeri padaawalnya hilang timbul dan kemudian dirasakan terus-menerus. Keluhantidak disertai mual dan muntah.
Riwayat BAK seperti warna teh tidak ada. Riwayat BAB seperti dempultidak ada. Karena keluhanya pasien lalu berobat ke RSHS.
Riwayat demam kuning di seluruh badan tidak ada. Riwayat keluarga
mempunyai keluhan yang sama disangkal.
7/27/2019 CRS Cholelithiasis
http://slidepdf.com/reader/full/crs-cholelithiasis 4/17
III. PEMERIKSAAN FISIK
KU : Compos mentis
TD : 120/80 mmHg R : 20x/m
N : 84x/m S : afebris
Kepala:
Mata -Konjungtiva tidak anemis
-Sklera tidak ikterik
Leher :
KGB tidak teraba membesar
JVP tidak meningkat
Thorax :
Bentuk dan gerak simetris
Cor: Bunyi jantung normal reguler
Pulmo: VF kiri=kanan, Sonor
7/27/2019 CRS Cholelithiasis
http://slidepdf.com/reader/full/crs-cholelithiasis 5/17
Abdomen :Datar lembut
Hepar dan lien tidak teraba membesar
Bising usus (+) normal
Ekstremitas :
Akral hangat
Capillary refill time < 2 detik
Sianosis (-), edema (-)
7/27/2019 CRS Cholelithiasis
http://slidepdf.com/reader/full/crs-cholelithiasis 6/17
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium (19 Desember 2011)
PT : 12.5 detik
INR : 0.9
APTT : 29.8 detik
Hb : 12.3 g/dL
Ht : 36 %
Leukosit :12.700/mm3
Eritrosit : 4.28 juta/µL
Trombosit : 364.000/mm3MCV : 82.9 fL
MCH : 28.7 pg
MCHC :34.8 %
sGOT : 13 IU/L
sGPT : 10 IU/LUreum : 29 mg/dL
Kreatinin : 0.8 mg/dL
GDS : 90 mg/dL
Na : 140 mEq/L
K : 3.9 mEq/L
7/27/2019 CRS Cholelithiasis
http://slidepdf.com/reader/full/crs-cholelithiasis 7/17
USG
- Kesan cholelithiasis, tidak tampak tanda-tanda Cholesistitis akut
- USG hepar, lien, pankreas, ginjal kanan dan kiri tidak tampak
kelainan
- Tidak tampak pembesaran KGB pada aorta maupun pada ileus
kanan dan kiri
7/27/2019 CRS Cholelithiasis
http://slidepdf.com/reader/full/crs-cholelithiasis 8/17
V. USULAN PEMERIKSAANERCP (Endoscopic Retrograde Cholangioraphy Procedure)
VI. DIAGNOSIS KERJA :Cholelithiasis
7/27/2019 CRS Cholelithiasis
http://slidepdf.com/reader/full/crs-cholelithiasis 9/17
VII. PENATALAKSANAAN – Explore CBD (common bile duct)
VII. PROGNOSIS Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
7/27/2019 CRS Cholelithiasis
http://slidepdf.com/reader/full/crs-cholelithiasis 10/17
PEMBAHASAN(KHOLELITIASIS)
7/27/2019 CRS Cholelithiasis
http://slidepdf.com/reader/full/crs-cholelithiasis 11/17
1. Anamnesis
• Setengah sampai duapertiga penderita kolelitiasis adalah asintomatis. Keluhan
yang mungkin timbul adalah dispepsia yang kadang disertai intoleran terhadap
makanan berlemak. Pada yang simtomatis, keluhan utama berupa nyeri di daerah
epigastrium, kuadran kanan atas atau perikomdrium. Rasa nyeri lainnya adalah
kolik bilier yang mungkin berlangsung lebih dari 15 menit, dan kadang baru
menghilang beberapa jam kemudian. Timbulnya nyeri kebanyakan perlahan-lahan
tetapi pada 30% kasus timbul tiba-tiba.
• Penyebaran nyeri pada punggung bagian tengah, skapula, atau ke puncak bahu,
disertai mual dan muntah. Lebih kurang seperempat penderita melaporkan bahwa
nyeri berkurang setelah menggunakan antasida. Kalau terjadi kolelitiasis, keluhan
nyeri menetap dan bertambah pada waktu menarik nafas dalam.
7/27/2019 CRS Cholelithiasis
http://slidepdf.com/reader/full/crs-cholelithiasis 12/17
• 2. Pemeriksaan Fisik
• 2.1. Batu kandung empedu
• Apabila ditemukan kelainan, biasanya berhubungan dengan komplikasi, seperti kolesistitis
akut dengan peritonitis lokal atau umum, hidrop kandung empedu, empiema kandung
empedu, atau pangkretitis. Pada pemeriksaan ditemukan nyeri tekan dengan punktum
maksimum didaerah letak anatomis kandung empedu. Tanda Murphy positif apabila nyeri
tekan bertambah sewaktu penderita menarik nafas panjang karena kandung empedu yang
meradang tersentuh ujung jari tangan pemeriksa dan pasien berhenti menarik nafas.
• 2.2. Batu saluran empedu
• Baru saluran empedu tidak menimbulkan gejala dalam fase tenang. Kadang teraba hatidan
sklera ikterik. Perlu diktahui bahwa bila kadar bilirubin darah kurang dari 3 mg/dl, gejal ikteriktidak jelas. Apabila sumbatan saluran empedu bertambah berat, akan timbul ikterus klinis.
7/27/2019 CRS Cholelithiasis
http://slidepdf.com/reader/full/crs-cholelithiasis 13/17
• 3. Pemeriksaan Penunjang
• 1. Pemeriksaan laboratorium
• Batu kandung empedu yang asimtomatik umumnya tidak menunjukkan kelainan pada
pemeriksaan laboratorium. Apabila terjadi peradangan akut, dapat terjadi leukositosis.
Apabila terjadi sindroma mirizzi, akan ditemukan kenaikan ringan bilirubin serum akibat
penekanan duktus koledukus oleh batu. Kadar bilirubin serum yang tinggi mungkin
disebabkan oleh batu di dalam duktus koledukus. Kadar fosfatase alkali serum dan mungkin
juga kadar amilase serum biasanya meningkat sedang setiap setiap kali terjadi serangan akut.
•
• 2. Pemeriksaan radiologis
– Foto polos Abdomen
• Foto polos abdomen biasanya tidak memberikan gambaran yang khas karena hanya sekitar
10-15% batu kandung empedu yang bersifat radioopak. Kadang kandung empedu yang
mengandung cairan empedu berkadar kalsium tinggi dapat dilihat dengan foto polos. Pada
peradangan akut dengan kandung empedu yang membesar atau hidrops, kandung empedu
kadang terlihat sebagai massa jaringan lunak di kuadran kanan atas yang menekan gambaran
udara dalam usus besar, di fleksura hepatica.
• Gambar 2. Foto rongent pada kolelitiasis.
– Ultrasonografi (USG)
• Ultrasono rafi mem un ai dera at s esifisitas dan sensitifitas an tin i untuk mendeteksi
7/27/2019 CRS Cholelithiasis
http://slidepdf.com/reader/full/crs-cholelithiasis 14/17
• L. Penatalaksanaan
• Jika tidak ditemukan gejala, maka tidak perlu dilakukan pengobatan. Nyeri
yang hilang-timbul bisa dihindari atau dikurangi dengan menghindari atau
mengurangi makanan berlemak. Pilihan penatalaksanaak antara lain :
•
1. Kolesistektomi terbuka• Operasi ini merupakan standar terbaik untuk penanganan pasien denga
kolelitiasis simtomatik. Komplikasi yang paling bermakna yang dapat
terjadi adalah cedera duktus biliaris yang terjadi pada 0,2% pasien. Angka
mortalitas yang dilaporkan untuk prosedur ini kurang dari 0,5%. Indikasi
yang paling umum untuk kolesistektomi adalah kolik biliaris rekuren,diikuti oleh kolesistitis akut.
7/27/2019 CRS Cholelithiasis
http://slidepdf.com/reader/full/crs-cholelithiasis 15/17
• 2. Kolesistektomi laparaskopi
• Indikasi awal hanya pasien dengan kolelitiasis simtomatik tanpa adanya
kolesistitis akut. Karena semakin bertambahnya pengalaman, banyak ahli
bedah mulai melakukan prosedur ini pada pasien dengan kolesistitis akut
dan pasien dengan batu duktus koledokus. Secara teoritis keuntungan
tindakan ini dibandingkan prosedur konvensional adalah dapat
mengurangi perawatan di rumah sakit dan biaya yang dikeluarkan, pasien
dapat cepat kembali bekerja, nyeri menurun dan perbaikan kosmetik.
Masalah yang belum terpecahkan adalah kemanan dari prosedur ini,berhubungan dengan insiden komplikasi 6r seperti cedera duktus biliaris
yang mungkin dapat terjadi lebih sering selama kolesistektomi
laparaskopi.
• 3. Disolusi medis
• Masalah umum yang mengganggu semua zat yang pernah digunakan
adalah angka kekambuhan yang tinggi dan biaya yang dikeluarkan. Zat
disolusi hanya memperlihatkan manfaatnya untuk batu empedu jenis
kolesterol. Penelitian prospektif acak dari asam xenodeoksikolat telah
mengindikasikan bahwa disolusi dan hilangnnya batu secara lengkap
terjadi sekitar 15%. Jika obat ini dihentikan, kekambuhan batu tejadi pada
7/27/2019 CRS Cholelithiasis
http://slidepdf.com/reader/full/crs-cholelithiasis 16/17
J. Terapi
• 1. Ranitidin
•
Komposisi : Ranitidina HCl setara ranitidina 150 mg, 300mg/tablet, 50 mg/ml injeksi.
Indikasi : ulkus lambung termasuk yang sudah resisten
terhadap simetidina, ulkus duodenum, hiperekresi asam
lambung ( Dalam kasus kolelitiasis ranitidin dapat mengatasi
rasa mual dan muntah / anti emetik).
Perhatian : pengobatan dengan ranitidina dapat menutupi
gejala karsinoma lambung, dan tidak dianjurkan untuk wanita
hamil.
• 2. Buscopan (analgetik /anti nyeri)
• Komposisi : Hiosina N-bultilbromida 10 mg/tablet, 20 mg/ml
injeksi
Indikasi : Gangguan kejang gastrointestinum, empedu, saluran
kemih wanita.