Chapter 3 Base Course.properties

47
Chapter 3 Chapter 3 BASE COURSE Aggregate Properties for Base and Sub-base Course Sri Atmaja P. Rosyidi

Transcript of Chapter 3 Base Course.properties

Page 1: Chapter 3 Base Course.properties

Chapter 3Chapter 3

BASE COURSE

Aggregate Properties for Base and Sub-base Course

Sri Atmaja P. Rosyidi

Page 2: Chapter 3 Base Course.properties

Why we need to chose the good material properties of aggregate ?

To provide the good performance for base and sub-base course from the traffic loading and ground water.

To prevent the pavement failure due to concentrated high stress from the wheel loading.

To minimize the cost of pavement construction.

Page 3: Chapter 3 Base Course.properties

Physical & Mechanical Properties

Strength & Toughness Particle Shape Porosity Surface Texture Surface Chemistry Surface Coatings Specific Gravity

Page 4: Chapter 3 Base Course.properties

Strength and toughness The aggregate must have a certain amount of

strength and toughness to prevent breakdown under traffic and subsequent loss of stability.

Unfortunately, no truly satisfactory test for measuring the effective strength and toughness of an aggregate.

The approach test is AASHTO T-96 and ASTM C 131-69, tests for resistance to abrasion of small size coarse aggregate using LA Machine.

Page 5: Chapter 3 Base Course.properties

Abrasion Machine

Page 6: Chapter 3 Base Course.properties

Requirement

For sub-base and base material, abrasion value of aggregate is max 40 % (after 500 cycles).

For asphalt mix, abrasion value of aggregate should to be max. 40 % and max. 30 % for wearing course.

Page 7: Chapter 3 Base Course.properties

Particle Shape Particle shape of angular aggregate

characteristics (is also crushed angular fine) give aggregate interlocking properties that can increase the stability of mix.

Thin and elongated aggregate pieces are also potentially troublesome because size aggregation in mixing process and tend to be of low strength.

Page 8: Chapter 3 Base Course.properties

Porosity Porosity strongly affects the economics of a

mix. The porosity is required to proper adhesion

between the aggregate and asphalt cement. High porosity can make the asphalt absorbed

into aggregate. Test: AASHTO T 84-88 & ASTM C 128-84 for fine

aggregate and AASHTO T 85-88 & ASTM C 127-84 for course aggregate.

Page 9: Chapter 3 Base Course.properties

Surface Texture The surface texture is important for forcing

aggregate by pavement loading and for adhesion between aggregate and bitument.

A smooth glossy aggregate is easy to coat with a bituminous film but offers a little adhesion to hold film in place.

A rougher surface texture makes the higher stability and durability of the bituminous mixture.

Page 10: Chapter 3 Base Course.properties

Surface Chemistry

Stripping of the aggregate from the asphalt during service because of water get between the film of bituminous and aggregate.

Page 11: Chapter 3 Base Course.properties

Surface Coating

The coating (composed by clay, silt, calcium carbonate, iron oxides, opal, gypsum, etc.) can make aggregate stripping.

Page 12: Chapter 3 Base Course.properties

Specific Gravity

The SG is quite important from the standpoint of mixture calculation.

Page 13: Chapter 3 Base Course.properties

Method of Test

LA Abrasion Soundness from Sodium or

Magnesium Sulfate Compaction Water Absorption & SG California Bearing Ratio

Page 14: Chapter 3 Base Course.properties

Base and Subbase Aggregate Material

Granular Material Gradation and Aggregate Blending Test : Sieve Analysis, LL, PL (IP),

OMC-MMD, Modified CBR (required 17, 42, 92 blows per layer).

Page 15: Chapter 3 Base Course.properties

Gradasi – sieve analysis

Page 16: Chapter 3 Base Course.properties

Bisakah Anda membuat campuran distribusi agregat?

Page 17: Chapter 3 Base Course.properties
Page 18: Chapter 3 Base Course.properties

Construction

Providing Aggregate (Final Grading) leveling Compaction Controlling Compaction

Page 19: Chapter 3 Base Course.properties

Penyiapan Agregat Pencampuran bahan untuk lapis pondasi

agregat Pencampuran bahan untuk memenuhi ketentuan

yang disyaratkan harus dikerjakan di lokasi instalasi pemecah batu atau pencampur yang disetujui dengan menggunakan pemasok mekanis yang telah dikalibrasi untuk memperoleh aliran yang menerus dari komponen-komponen campuran dengan proporsi yang benar. Dalam keadaan apapun tidak dibenarkan melakukan pencampuran di lapangan.

Page 20: Chapter 3 Base Course.properties

Penyiapan formasi untuk lapis pondasi agregat

Bilamana lapis pondasi agregat akan dihampar pada perkerasanatau bahu jalan lama, semua kerusakan yang terjadi pada perkerasan atau bahu jalan lama harus diperbaiki terlebih dahulu ini.

Bilamana lapis pondasi agregat akan dihampar pada suatu lapisan perkerasan lama atau tanah dasar baru yang disiapkan atau lapis pondasi yang disiapkan, maka lapisan ini harus diselesaikan sepenuhnya, sesuai pada lokasi dan jenis lapisan yang terdahulu.

Page 21: Chapter 3 Base Course.properties

Lokasi yang telah disediakan untuk pekerjaan lapisan pondasi agregat, harus disiapkan dan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari direksi pekerjaan paling sedikit 100 meter ke depan dari rencana akhir lokasi penghamparan lapis pondasi pada setiap saat. Untuk perbaikan tempat-tempat yang kurang dari 100 meter panjangnya, seluruh formasi itu harus disiapkan dan disetujui sebelum lapis pondasi agregat dihampar.

Page 22: Chapter 3 Base Course.properties

Bilamana lapis pondasi agregat akan dihampar langsung diatas permukaan perkerasan aspal lama, yang menurut pendapat direksi pekerjaan dalam kondisi tidak rusak, maka harus diperlukan penggaruan atau pengaluran pada permukaan perkerasan aspal lama agar diperoleh tahanan geser yang lebih baik.

Page 23: Chapter 3 Base Course.properties

Leveling

Page 24: Chapter 3 Base Course.properties

Penghamparan Lapis pondasi agregat harus dibawa ke badan

jalan sebagai campuran yang merata dan harus dihampar pada kadar air dalam rentang yang disyaratkan. Kadar air dalam bahan harus tersebar secara merata.

Setiap lapis harus dihampar pada suatu operasi dengan takaran yang merata agar menghasilkan tebal padat yang diperlukan dalam toleransi yang disyaratkan. Bilamana akan dihampar lebih dari satu lapis, maka lapisan-lapisan tersebut harus diusahakan sama tebalnya.

Page 25: Chapter 3 Base Course.properties

Lapis pondasi agregat harus dihampar dan dibentuk dengan salah satu metode yang disetujui yang tidak meyebabkan segregasi pada partikel agregat kasar dan halus. Bahan yang bersegregasi harus diperbaiki atau dibuang dan diganti dengan bahan yang bergradasi baik.

Tebal padat minimum untuk pelaksanaan setiap lapisan harus dua kali ukuran terbesar agregat lapis pondasi. Tebal padat maksimum tidak boleh melebihi 20 cm, kecuali diperintahkan lain oleh direksi pekerjaan.

Page 26: Chapter 3 Base Course.properties

Pemadatan Segera setelah pencampuran dan pembentukan akhir,

setiap lapis harus dipadatkan menyeluruh dengan alat pemadat yang cocok dan memadai dan disetujui oleh direksi pekerjaan, hingga kepadatan paling sedikit 100% dari kepadatan kering maksimum modifikasi (modified) seperti yang ditentukan oleh SNI 03-1743-1989, metode D.

Direksi pekerjaan dapat memerintahkan agar digunakan mesin gilas beroda karet yang digunakan untuk pemadatan akhir, bila mesin gilas statis beroda baja dianggap mengakibatkan kerusakan atau degradasi berlebihan dari lapis pondasi agregat.

Page 27: Chapter 3 Base Course.properties

Pemadatan harus dilakukan hanya bila kadar air dari bahan berada dalam rentang 3% dibawah kadar air optimum sampai 1% diatas kadar air optimum. Dimana kadar air optimum adalah seperti yang ditetapkan oleh kepadatan kering maksimum modifikasi (modified) yang ditentukan oleh SNI 03-1743-1989, metode D.

Page 28: Chapter 3 Base Course.properties

Operasi penggilasan harus dimulai dari sepanjang tepi dan bergerak sedikit demi sedikit ke arah sumbu jalan, dalam arah memanjang. Pada bagian yang ber”superelevasi”, penggilasan harus dimulai dari bagian yang rendah dan bergerak sedikit demi sedikit ke bagian yang lebih tinggi. Operasi penggilasan harus dilanjutkan sampai seluruh bekas roda mesin gilas hilang dan lapis tersebut terpadatkan secara merata.

Bahan sepanjang kerb, tembok, dan tempat-tempat yang tak terjangkau mesin gilas harus dipadatkan dengan timbris mekanis atau alat pemadat lainnya yang disetujui.

Page 29: Chapter 3 Base Course.properties

Compaction Control

Page 30: Chapter 3 Base Course.properties

Factors Affecting Compaction

Environmental Factors Construction FactorsTemperature

Ground temperatureAir temperatureWind speedSolar flux  

 Mix Property Factors Aggregate

GradationSizeShapeFractured facesVolume  Type

Asphalt Binder    Chemical propertiesPhysical propertiesAmount  

Page 31: Chapter 3 Base Course.properties

Factors Affecting Compaction

Construction FactorsRollers 

NumberSpeed and timingNumber of passes Lift thickness

Page 32: Chapter 3 Base Course.properties

Material SUBBASE di Indonesia

Subbase – bagian konstruksi perkerasan jalan yang terletak antaran subgrade dan fondasi atas (base course).

Terdapat 3 macam syarat bahan yang digunakan untuk subbase di Indonesia, yang disebut sebagai kelas A, B dan C

Page 33: Chapter 3 Base Course.properties

SUBBASE KELAS A Agregat subbase kelas A, terdiri dari batuan

pecah, kerikil pecah dengan kualitas seperti yang disebutkan dalam AASHTO M174.

Persyaratan Gradasi: 3” - 100 % No. 8 6 – 36 % 1½” 60 – 90 % No. 30 2 – 22 % 1” 46 – 78 % No. 40 2 – 18 % ¾” 40 – 70 % No. 200 0 – 10 % ⅜” 24 – 56 % No. 4 13 – 45 %

Page 34: Chapter 3 Base Course.properties

Subbase Kelas A

Sand Equivalent Min. 25 % Kehilangan Abrasi Max. 40 % Bila kerikil pecah min. 50 %, berat di

atas ayakan No.4 harus satu bidang pecah.

Page 35: Chapter 3 Base Course.properties

Subbase Kelas B

Subbase kelas B terdiri dari campuran kerikil, pecahan batu yang mempunyai berat jenis yang seragam dengan pasir lanau atau lempung yang menuruti persyaratan gradasi yang ditetapkan.

Page 36: Chapter 3 Base Course.properties

Persyaratan Gradasi 2” - 100 % 1½” 70 – 100 % 1” 55 – 85 % ¾” 50 – 80 % ⅜” 40 – 70 % No. 4 30 – 60 % No. 10 20 – 50 % No. 40 10 – 30 % No. 200 5 – 15 %

Page 37: Chapter 3 Base Course.properties
Page 38: Chapter 3 Base Course.properties

Subbase Kelas C

Subbase kelas C terdiri dari pasir dan kerikil dengan gradasi baik menuruti persyaratan seperti berikut:

1½” 100 % berat lolos max No.10 80 % berat lolos max No. 200 15 % berat lolos max

Kadar Lempung 25 % min. Kehilangan Berat Akibat Abrasi 40 %

Max.

Page 39: Chapter 3 Base Course.properties

Material BASE di Indonesia

Base – bagian konstruksi perkerasan jalan yang terletak antara lapisan permukaan dan fondasi bawah (subbase course).

Terdapat 2 macam syarat bahan yang digunakan untuk base di Indonesia, yang disebut sebagai kelas A dan B.

Page 40: Chapter 3 Base Course.properties

Syarat Umum:

Semua agregat yang akan dipakai untuk lapisan base harus bersih, keras, awet, bersudut, tidak pipih, tidak bulat dan bebas bahan organis. Bahan dari pemecahan batu blondos atau pemecahan dari gunung batu.

Bila bahan dari pemecahan batu blondos maka 80% dari berat mempunyai satu bidang pecah.

Page 41: Chapter 3 Base Course.properties

Gradasi Agregat Kelas A dan B

Page 42: Chapter 3 Base Course.properties

Syarat-Syarat Lainnya

Page 43: Chapter 3 Base Course.properties

Spesifikasi Lainnya

Page 44: Chapter 3 Base Course.properties

Thank You

Any Questions ?

Page 45: Chapter 3 Base Course.properties

Soal-Soal Untuk Latihan

23.5

Page 46: Chapter 3 Base Course.properties

Soal-Soal

1. Apakah agregat itu? 2. Sebutkan asal agregat? 3. Bagaimana cara mengevaluasi mutu

agregat? 4. Apa tujuan kita dalam mencampur

agregat? 5. Bagaimana menggolongkan agregat

kasar, halus dan filler?

Page 47: Chapter 3 Base Course.properties

Soal-Soal6. Apa syarat agregat untuk lapisan base? 7. Apa syarat agregat untuk lapisan sub-base? 8. Mengapa jumlah butiran yang lolos saringan

No. 200 pada gradasi dibatasi?9. Apakah ”gradasi agregat” dan ”specific

gravity agregat”? 10.Apakah tujuan diadakan ”spesifikasi

gradasi”?