COMPUTER ASSISTED / AIDED LANGUAGE LEARNING (CALL) By: Sugeili Liliana Chan Santos.
C0MPUTER-ASSISTED LANGUAGE LEARNING ( CALL)
-
Upload
britanni-rogers -
Category
Documents
-
view
85 -
download
0
description
Transcript of C0MPUTER-ASSISTED LANGUAGE LEARNING ( CALL)
C0MPUTER-ASSISTED LANGUAGE LEARNING
( CALL)
Oleh :ACHMAD MAULUDI
EHA YANIARTI RITA
YUYUN JUMIATI
Apa CAL dan CALL itu?
Pertimbangan Pokok CALL• Ahmad et al., (1985:4) menyarankan : pertimbangan yang mencerminkan
pemanfaatan komputer dalam bahasa digunakan dalam fitur unik komputer. Salahsatu fitur tersebut adalah fleksibilitas komputer.
• Hiltz dan Turoff (1985) dan Hiltz (1994) menyarankan :bahwa fleksibilitas ini mendukung pembelajaran kolaboratif antar siswayang dapat berpartisipasi kapanpun dimanapun sesuai kemauan mereka.
• Cobut et al., 1985, Hope et al., 1984, Ahmad et al., 1985). Beranggapan bahwa metode pembelajaran bahasa berbasis komputer lebih baik daripada pembelajaran bahasa non-mediasi komputer manapun, artinya mengenai kemampuannya berinteraksi dengan pelajar ; pembelajaran bahasa dengan mediasi komputer yang dirancang dengan baik memungkinkan interaksi yang intensif antara siswa dan komputer.
• Ahmad et al., 1985, Tong Friedericks, 1984; Wyatt, 1984; Jones, 1986, Higgins, 1986.Menyatakan bahwa semakin maju teknologi “ manusiawi” pula fungsi dan penggunaan mesin. Jika komputer dikombinasikan dengan media lain (multimedia) seperti audio dan video, komputer bahkan dapat membangkitkan interaktif. Komputer juga dapat membangkitkan interaksi siswa dan menstimulasi percakapan antar pasangan atau kelompok siswa guna meningkatkan prestasi belajar.
• Abraham dan Liu, 1991:61 mengatakan bahwa:Komputer juga dinilai dapat digunakan dalam beberapa hal untuk meningkatkan interaksi yang bermanfaat dalam pembelajaran bahasa.
• Hawkin, Sheinggold, Geahart, & Berger:1982 dikutip dalam Johnson, 1991: 62. Beberapa pendidik mengganggap bahwa komputer menciptakan sebuah “konteks kelas baru yang mengundang interaksi yang berhubungan dengan tugas di antara anak didik”.
• Fox (1995), Ruhlmann (1995), Renie dan Chanier (1995), dan Thiierry (1996). kemungkinan menggabungkan media yang berbeda dalam satu program, membuat komputer lebih menarik seiring dengan kemampuannya yang dapat menampilkan sumber informasi ganda.
• Ahmad et al,. 1985; Hope et al,. 1984:16. Menyatakan bahwa komputer juga dapat memberikan perhatian secara individu pada siswa.
• Ahmad, Corbett, Rogers, & Sussex 1985; Higgins & Johns, 1984; Sanders & Kenner, 1983; Underwood, 1984; Wyatt, 1984; Dunkel, 1991.Menyatakan bahwa komputer juga dipandang memiliki potensi untuk meningkatkan perkembangan kompetensi komunikatif dalam bahasa kedua.
• Davis (1982: 11-12).Komputer dapat “menilai” respon siswa, dan dapat menyampaikan umpan balik pada siswa dengan segala seluk beluknya, dengan interval yang lebih daripada yang mungkin dilakukan semua.
• Ruhlmann (1995 : 46-47) berpendapat bahwa dengan menggunakan program pembelajaran berbasis komputer, siswa dapat belajar secara aktif; menanggapi pertanyaan; menyelesaikan tugas-tugas interaktif; dan terlibat dalam dialog personal dengan tutor elektronik. Siswa dapat juga dapat mengukur kemampuan mereka sendidri tanpa takut kehilanghan muka.
• Smit-Kreuzen, 1998:17 berpendapat bahwa komputer ideal digunakan siswa secara pribadi maupun kelompok, sebab komputer memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mendiskusikan hipotesis mereka, memberikan tes, dan belajar berpendapat satu sama lain.
• Davey, Jones & Fox (1995). Menggagas bahwa komputer (multimedia) memiliki potensi yang luar biasa sebagai bagian seni teknologi bagi pembelajaran bahasa.
KELEBIHAN CALL
• CALL mendorong siswa untuk mengembangkan sebuah kebiasaan membaca yang tidak runtut ( nonsequential ). CALL diharapkan akan mempengruhi latihan membaca dengan cara tradisional, yaitu materi cetak (Ansel et al., 1992).
• CALL membebaskan pengguna untuk memilih topik informasi manapun yang tersedia dalam paket.
• CALL dapat digunakan dengan teman secara berpasangan, paket ini telah merangsang pengguna (siswa) berkolaborasi dalam mengatasi masalah dengan mempertimbangkan keterampilan mana yang baik untuk dikuasai, karena paket ini dapat diimplementasikan dalam konteks yang luas.
• CALL memungkinkan siswa untuk memutuskan topik apa dan seberapa lama ia ingin mempelajarinya.
KEKURANGAN CALL
PANDANGAN SISWA TERHADAP CALL
kajian 11) Program tutorial CALL, tujuh belas dari dua
puluh siswa/responden (85%) menyatakan bahwa sistem tersebut sangat mudah diduakan. Dua dari dua puluh responden (10%) menyatakan bahwa sistem tersebut cukup mudah untuk digunakan, dan satu dari dua puluh responden (5%) menyatakan bahwa sistem tersebut langsung pada intinya.
2) Dari sudut pandang penempilan sistem, delapan belas siswa (90%) menyatakan bahwa program tersebut menarik. Satu responden (5%) melaporkan bahwa program tersebut cukup menarik, dan responden lainya (5%) menyatakan bahwa program tersebut biasa-biasa saja.
3) Dalam struktur program tutorial CALL, lima belas siswa (75%) menyatakan bahwa stuktur program luar biasa, empat yang lain (20%) menyatakan bagus, dan satu responden (5%) menyatakan OK.
4) Hampir serupa dengan hasil sebelumnya, sebagian besar responden menjawab bahwa sistem sangat jelas atau menolong ( 17 responden atau 85%), satu responden (5%) menyatakan cukup jelas, dan sisanya dua responden (10%) menilai rata-rata.
5) Secara umum dapat diartikan bahwa penggunaan sistem tersebut sangat mudah; penampilan atau presentasinya menarik, isinya jelas dan sangat menolong, serta stuktur sistemnya luar biasa. Oleh karena itu, tidak berlebihan untuk menyatakan bahwa sistem tersbut secara keseluruhan bagus.
Kajian 21) Materi yang tertutup dalam sistem hendaknya
ditambahkan sehingga pengguna dapat belajar aspek bahasa Inggris lainnya, tidak hanya aspek gramatikalnya saja.
2) Seharusnya terdapat akses langsung dari bagian indeks pada bagian tertentu, sehingga sistem tersebut lebih fungsional dan berdaya guna.
3) Metode “pengajaran-terotomatisasi oleh program” dimana suatu latihan atau bagian praktik sebaiknya langsung muncul setelah
penjelasan spesifik, bukan pada akhir sistem.
4) Bagian latihan seharusnya dikonstruksi dalam bentuk “dialog” sehingga pengguna dapat berinteraksi secara aktif saat mereka menggunkakannya.
5) Konsitensi ukuran karakter judul hendaknya diperhatikan.
6) Latar belaknag layar, khususnya yang menampilkan gambar.
7) Seharusnya terdapat pendahuluan untuk sistemnya, dan tingkatan bagi pengguna yang dituju.
8) Informasi tambahan atau penjelasan yang dimasukkan pada glosarium hendaknya ditingkatkan.
9) Seharusnya nomor halaman atau judul yangbergerak dalam setiap sistem, khususnya dalam dokumen pembelajaran.
10) Seiring dengan komentar positif siswa juga memberikan reaksi negatif terhadap CALL. Umumnya, reaksi negatif terjadfi karena ketidakmampuan mereka dan tidak akrabnya mereka dengan komputer, sedangkan komputernya sendiri berjalan sangat lambat.
PEMBELAJARAN BERBASIS WEB
SEJARAH PERKEMBANGAN• Perkembangan pembelajaran kelas menjadi
pembelajaran komputer dimulai sekitar tahun ’50-an dengan munculnya televisi pendidikan. Pada tahun ‘60-an dan ‘70-an, televisi pendidikan berubah menjadi sistem tutorian audio, sistem pembelajaran secara individu, dan bentuk-bentuk lain dari program tutorial. Perkembangan tersebut mencapai titik penting dengan pengenalan pengajaran berbasis komputer (Computer-Based Intruction/CBI) tahun ‘80-an.
• Pembelajaran berbasis web, dikenal juga sebagai pembelajaran jarak jauh (Uzuner, 2009), pembelajaran on-line (Johnson, 2010), pelatih berbasis web (Olson dan Wisher, 2002) atau pengajaran berbasis web (Sitzman et al., 2005) menjadi perhatian utama dalam pendidikan.
• Pembelajaran berbasis web, on-line, pelatihan web, atau pengajaran bebasis web digunakan dengan cukup bebas untuk merujuk pada praktik pengajaran dan pembelajaran menggunakan internet atau world wide web (www) sebagai media pembelajaran.
PENERAPAN TERKINI PEMBELAJARAN BERBASIS WEB
Pada tahun 1999, National Center for Education Statistics dalam analisis statistik jarak jauhnya, menemukan bahwa 82% pendidikan tinggi berencana untuk meningkatkan penggunaan pengajaran yang diberikan melalui web (web-delivered couses) (Johnson,2001). Sebagai tambahan, diperkirakan bahwa per tahun 2003, sekitar $11, 4 juta dolar dihabiskan untuk pelatihan on-line dan lebih dari 30% perusahaan pendidikan akan dilaksanakan secara on-line.
KELEBIHAN PEMBELAJARAN BERBASIS WEB
Khan (2001) mendeskripsikan bahwa pengajaran berbasis web dapat membantu pembelajaran diantaranya :
1) Menawarkan akses yang tidak paralel terhadap sumber belajar.
2) Menyediakan pengalaman belajar yang terbuka, fleksibel, dan terdistribusi, serta menyediakan pembelajaran yang akrab, interaktif, dan efesien.
• Fletcher & Dodds (2001) menegaskan hal ini sebagai pembelajaran “kaapanpun dan dimanapun,” sementara pembelajaran ini juga menyediakan “navigasi yang fleksibel,” dengan “konteks yang lebih kaya,” dan “ berpusat pada siswa,” dan “pembelajaran berkonteks sosial.”
• Flectcher (1990) menyimpulkan dari hasil kajiannya bahwa pengajaran menggunakan video interaktif lebih efektif dan hemat dibandingkan dengan pengajaran konvensional.
• Kruse (2004) merinci bahwa pembelajaran berbasis web memberikan banyak manfaat;1) Ketersediaan akses kapanpun dan dimanapun di seluruh dunia;2) Harga perlengkapan yang terjangkau untuk siswa;3) Memudahkan pelacakan, penilaian, dan pencatatan kehadiran serta prestasi siswa;4) Menyediakan dukungan materi pelajaran yang dapat disesuaikan dengan minat dan kemampuan siswa;5) Memudahkan pembaharuan materi.
KEKURANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS WEB
1) Keterbatasan teknis konfigurasi berbasis web seperti kecilnya area untuk memutar video, video dengan kecepatan rendah, atau ‘lemotnya’ respon karena berjubelnya pengguna dunia maya dapat membatasi efektifitasnnya;
2) Interaksi dan unpan balik pada website untuk mengajar (Eli-Tigi & Branch, 1997);
3) Ketiadaan soko guru pedagogi yang kokoh untuk program berbasis web.
4) Keberterimaan praktik pedagogis (Fisher, 2000);
5) Penyempitan bandwidth bagi permintaan siswa, contohnya pemutaran video (Saba, 2000);
6) Penelitian terdahulu mendemonstrasikan sedikit penurunan dalam pembelajaran dikarenakan penundaan inheren dalam mentransmisikan grafis kompleks pada internet (Wisher & Curnow, 1999).
PERANAN WEB DALAM SITUASI PEMBELAJARAN
• Pengajaran model ini mampu menyediakan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
• Web, sebagai media potensial untuk pengajaran dan pembelajaran jarak jauh menyediakan fleksibilitas yang tak terpisahkan.
lanjutan
• Kahn (2001) menjelaskan ada dua tingkat berbeda pembelajaran berbasis web:
1) Penggunaan mikro2) Penggunaan makro
lanjut• Galloway (1998) mengidentifikasi tiga
tingkatan penggunaan web:1) Web digunakan untuk memasang materi yang pembelajaran dengan sedikit atau tidak menggunakan pengajaran on-line.2) Web digunakan sebagai medium pengajaran.3) Pembelajaran yang ditawarkan sepenuhnya on-line.