Bone Marrow Stem Cells
-
Upload
opanrusyanto -
Category
Documents
-
view
223 -
download
0
Transcript of Bone Marrow Stem Cells
-
8/2/2019 Bone Marrow Stem Cells
1/17
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pembentukan jaringan baru pada hewan umumnya meliputi tahap embrionik dan tahap
perkembangan. regenerasi pada jaringan komplek terjadi pada ampibi dan reptil. Pada mamalia,
penyembuhan kerusakan pada jaringan secara esensial menghasilkan penggantian fungsi sel oleh
jaringan fibrotik reparatif yang mengarah pada penurunan atau kehilangan fungsi organ.pada
lima tahun terakhir, hasil penelitian menunjukan bahwa multipotensial stem sel terdapat pada
orang dewasa. Sumsum tulang dan jaringan stem sel spesifik dapat diinduksi untuk
berdiferensiasi menjadi tipe sel dewasa yang sebelumnya diduga telah selesai berdiferensiasi
misalnya kardiomiosit, sel otot rangka dan saraf.
Stem sel atau sel induk memiliki dua karakteristik (1) kemampuan untuk
memperbaharui diri dan menghasilkan ssel induk lebih banyak melalui proses pembelahan sel.
(2) pada induksi yang tepat dapat menimbulkan progensi klonal yang berlanjut terjadinya
diferensiasi sel induk menjadi sel yang lebih spesifik. Pada orang dewasa sumsum tulang
merupakan tempat penyimpanan sel induk. Tidak seperti sel induk totipoten (misalnya sel telur
yang telah dibuahi) yang dapat berkembang menjadi organisme, sel induk pada sumsum tulang
(BMSCs) merupakan sel multipoten yang dapat berkembang menjadi berbagai sel dewasa tetapi
belum dapat dibuktikan dapat berkembang menjadi fetus (Stocum, 2001). Terapi sel induk dan
progenitor pada saat ini sedang dikembangkan untuk perawatan kardivaskular, yang menjadi
penyebab kematian utama di dunia barat (NIH,2000). Sejumlah uji coba klinis sedang dilakukan
untuk melihat keberhasilan dari penggunaan sel induk pada sumsum tulang baik secara lokal atau
sistemik untuk menggantikan kardiomiosit dan sel endotelial vaskular.( Britten et al, 2003; Perin
-
8/2/2019 Bone Marrow Stem Cells
2/17
2
and Silva, 2004). hasil awal menunjukan hasil yang baik, akan tetapi untuk aplikasi yang luas
diperlukan pemikiran yang seksama mengenai mekanisme penggantian seluler untuk
mengoptimalkan penggunaan BMSCs dalam perbaikan vaskuler dan kardioproteksi.
Gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologi dimana jantung gagal
mempertahankan sirkulasi adekuat untuk kebutuhan tubuh meskipun tekanan pengisian cukup.
Gagal jantung juga dikatakan sebagai suatu sindroma dimana fungsi jantung berhubungan
dengan penurunan toleransi latihan, insidensi aritmia yang tinggi, dan penurunan harapan hidup.
European Society of Cardiology, 1995 juga menjelaskan adanya gejala gagal jantung yang
reversible dengan terapi, dan bukti objektif adanya disfungsi jantung.
Penyakit Chaga adalah infeksi parasit ditularkan kepada manusia melalui kotoran dan
serangga yang masuk ke dalam kulit rusak atau selaput lendir, konjungtiva atau, transfusi darah
darah.. Parasit penyebab penyakit ini adalah Trypanosoma cruzi, protozoa ini ada di ujung
selatan Amerika Serikat, Amerika Tengah, di seluruh Amerika Selatan terutama Argentina dan
Chili. Penyakit chaga pada tahap akhir dapat meyebabkan suatu gagal jantung.
-
8/2/2019 Bone Marrow Stem Cells
3/17
3
BAB II
SEL INDUK
Sel induk memiliki potensi luar biasa untuk berkembang menjadi banyak jenis sel
dalam tubuh selama awal kehidupan dan pertumbuhan. Selain itu, dalam banyak jaringan sel
induk berfungsi sebagai sistem perbaikan internal, sel induk dapat diproduksi tanpa batas untuk
mengganti sel-sel lain yang telah rusak selama orang atau hewan tersebut masih hidup. Apabila
sel iduk membelah diri, setiap sel baru memiliki potensi baik untuk tetap menjadi sel induk atau
menjadi sel jenis lain dengan fungsi yang lebih khusus, seperti sel otot, sel darah merah, atau sel
otak.
Gambar 1 diferensiasi sel induk menjadi beberapa organ
-
8/2/2019 Bone Marrow Stem Cells
4/17
4
Sel induk dibedakan dari jenis sel lain dengan dua karakteristik penting. Pertama,
mereka adalah sel terspesialisasi mampu memperbaharui dirinya melalui pembelahan sel. Kedua,
dalam kondisi fisiologis atau eksperimen tertentu, mereka dapat didorong untuk menjadi jaringan
atau organ-spesifik sel-sel dengan fungsi khusus. Dalam beberapa organ, seperti usus dan
sumsum tulang, sel induk secara teratur membagi untuk memperbaiki dan mengganti jaringan
aus atau rusak. Kemampuan sel induk untuk beregenarasi memungkinkan dapat dimanfaatkan
dalam perawatan berbagai penyakit misalnya diabetes dan gagal jantung serta berbagai penyakit
degenerasi lainnya.
2.1 Sumsum Tulang
Sumsum tulang merupakan jaringan haematopoetik yang terletak di dalam trabekula
tulang tempat memproduksi sel darah baru.. Trabekula dan sumsum tulang berfungsi untuk
menjaga (secara fisik) dan mempertahankan (secara fisiologis) haematopoeisis jaringan.
Sumsum tulang dibagi menjadi dua jenis, sumsum tulang merah (jaringan myeloid) dan
sumsum tulang kuning. Sumsum tulang merah menghasilkan sel darah merah, keping darah
dan sel darah putih. Sumsum tulang kuning menghasilkan sel darah putih. Pada orang
dewasa, sumsum tulang merupakan bagian yang menghasilkan seluruh sel hematopoeitik.
Stroma pendukung terdiri dari sel retikuler, osteosit, adiposit, endotelium vaskuler, dan
matriks ekstra seluler. Sumsum tulang dan pembuluh darah bersama-sama membentuk
induksi hematopoetik mikroenviroment yang mengendalikan hematopoesis pada orang
dewasa dimana memproduksi sel darah sebanyak lima juta sel setiap hari. Sumsum tulang
ditemukan terutama pada tulang pipih seperti tulang pinggul, tulang dada, tengkorak, tulang
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tulang_pipih&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tulang_pinggul&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tulang_dada&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Tengkorakhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tulang_rusukhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tulang_rusukhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tengkorakhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tulang_dada&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tulang_pinggul&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tulang_pipih&action=edit&redlink=1 -
8/2/2019 Bone Marrow Stem Cells
5/17
5
rusuk, tulang punggung, tulang belikat, dan pada bagian lunak di ujung tulang panjang
femur, humerus dan pada rongga interior bagian tengah tulang panjang.
Struktur vaskuler pada sumsum tulang terdiri dari sinusoidal vaskulatur dimana sel
endotelial tidak memiliki kapsul. Hal ini memungkinkan terjadinya migrasi dan emigrasi dari
sumsum tulang.
2.2Sel Induk HematopoetikSel induk hematopetik (HSCs) merupakan sel induk yang akan berkembang
menjadi sel darah merah dan sel darah putih. Sel ini bertanggung jawab dalam
mengembangkan, menjaga dan regenerasi darah yang menajaga kehidupan jaringan
(Weissman, 2000). HSCs dapat merekonstruksi dan merestorasi sistem hematopoetik
mielobas.
Gambar 2 Diferensiasi sel induk Hematopoetik menjadi berbagai sel darah
http://id.wikipedia.org/wiki/Tulang_rusukhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tulang_rusukhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tulang_punggunghttp://id.wikipedia.org/wiki/Tulang_belikathttp://id.wikipedia.org/wiki/Tulang_panjanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Femurhttp://id.wikipedia.org/wiki/Humerushttp://id.wikipedia.org/wiki/Humerushttp://id.wikipedia.org/wiki/Femurhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tulang_panjanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Tulang_belikathttp://id.wikipedia.org/wiki/Tulang_punggunghttp://id.wikipedia.org/wiki/Tulang_rusuk -
8/2/2019 Bone Marrow Stem Cells
6/17
6
2.3Sel Induk MesenkimSel induk mesenkim merupakan sel induk yang ditemukan pada sumsum tulang
yang akan membetuk tulang, tulang rawan, lemak, dan jaringan ikat longgar. Sel ini pertama
kali ditemukan oleh Friedenstein pada tahun 1978. Sel-sel tersebut bukan sel hematopoetik,
struktur komponen sumsum tulang membantu hematopoetsis dengan cara menyediakan
matriks ekstraseluler sitokin dan faktor pertumbuhan. MSCs meliputi 0,0001-0,01% pada
sumsum tulang dan secra morfologi berupa klonal dan sel plastik adheren yang menyerupai
sel spindle dengan masa hidup yang terbatas.
Gambar 3 Diferensiasi Sel Induk Mesenkim
-
8/2/2019 Bone Marrow Stem Cells
7/17
7
MSCs bukan termasuk sel hematopoetik karena tidak memiliki antigen CD34,
CD45, dan CD31 yang dimiliki oleh sel hematopoetik. MSCs mudah untuk dikultur dan
dapat berdiferensiasi menjadi berbagai macam jaringan sehingga secara klinis MSCs
memiliki potensi dalam perbaikan jaringan dan terapi gen.
2.4Sel Progenitor EndoteliumSel Progenitor Endotelial (EPCs) merupakan sel-sel yang memiliki kemampuan
untuk membelah dan berdiferensiasi menjadi sel-sel endotel. EPC merupakan bagian dari sel
induk yang bersifat lebih matang dan unipoten. Secara klinis, EPC dapat memperbaiki
kondisi-kondisi penyakit yang diawali dengan kerusakan sel-sel endotel, baik secara
anatomis/struktural maupun fungsional, melalui mekanisme neovaskularisasi. Sel ini juga
berperan dalam angiogenesis patologis seperti pada retinopati dan pertumbuhan sel tumor.
Para peneliti sampai sekarang belum sepaham dalam menentukan kelompok sel
yang lebih menggambarkan EPC, baik dari segi asal-usul, morfologi, ekspresi, maupun
kemampuannya secara in vitro dan in vivo. Melalui eksperimen in vitro, telah diketahui tiga
kelompok sel yang memiliki kemampuan neovaskularisasi, antara lain kelompok EPC yang
berasal dari sumsum tulang, kelompok sel endotel dari dinding pembuluh darah yang
bersirkulasi di dalam darah tepi (circulating endothelial cell (CEC)), serta kelompok sel
yang disebut endothelial outgrowth cell (EOC).
kelompok sel yang disebut endothelial outgrowth cell (EOC) masa embriogenesis,
hemangioblast bersifat bipotensial, mampu berdiferensiasi menjadi sel induk hematopoetik
(Hematopoietic Stem Cell (HSC)) dan EPC. Selain itu dilaporkan pula secara in vivo sel-sel
-
8/2/2019 Bone Marrow Stem Cells
8/17
8
endotel dapat berasal HSC4, common myeloid progenitor, granulocyte macrophage
progenitor, dan mesenchymal stem cell (Nababan dkk, 2007)
Gambar 3 Asal-usul EPC. HSC: H e m a t o p o i e t i c Stem Cell; HPP-CFC:
High Proliferative P o t e n t i a l - C o l o n y Forming Cell; LPPCFC: Low
Proliferative P o t e n t i a l - C o l o n y Forming Cell; EC: Endothelial Cell
2.5Perananan BMSCs dalam Regenerasi JaringanBMSCs merupakan sel multipotensial yang berperan bukan hanya sebagai mielo-
regeneratif dan sel pendukung tetapi juga dapat berdiferensiasi menjadi berbagi tipe sel.
HSCs dapat berdiferensiasi menjadi sel-sel endotelial juga dapat berdiferensiasi menjadi sel
lain seperti sel hati, sel otot lurik dan sel jantung. Bukti-bukti lain menunjukan bahwa MSCs
dapat berdiferensiasi menjadi sel-sel fungsional dan memperbaiki kerusakan jaringan. Ketika
MSCs di tanamkan secara in vivo, MSCs dapat memperbaiki jaringan secra multipel meliputi
-
8/2/2019 Bone Marrow Stem Cells
9/17
9
perbaikan jaringan pembuluh darah, jantung, hati, ginjal dan otot (Pittengger dan
Martin,2004).
2.5.1 Regenensi JantungRemodeling ventrikular yang diikiti oleh infraksi miokardial akut menunjukan
dilatasi ventrikular dan gagal jantung progresif. Proses remodeling ditandai oleh pembuangan
sel jantung yang nekrosis yang disertai pembentukan jaringan granulasi dengan induksi yang
simultan pada neovaskularisasi di daerah yang mengalami infraksi
.
2.5.2 Regenerasi TulangBMSCs dilaporkan dapat berdiferensiasi menjadi mioblas skeletal. Pada kultur
BMSCs manusia dapat berdiferensiasi menjadi miotubes multinukleat. Injeksi sumsum
tulang secara langsung pada otot tibialis anterior kanan pada tikus yang sebelumnya di
berikan kardiotoksin untuk mendegenerasi ototnya menunjukan hasil yang bervariasi tetapi
secara signifikan tampak peningkatan sel pencangkokan.
2.5.3 Regenerasi HatiPenanaman BMSC menjadi hepatosit melalui transplantasi sumsum tulang dengan
cara male-to- female transplatation pada tikus pertama kali di demonstrasikan untuk melihat
respon dari kerusakan hati yang memicu BMSC menjadi hepatosit.
-
8/2/2019 Bone Marrow Stem Cells
10/17
10
2.5.4 Regenerasi Sel SarafSel induk dari derivat sumsum tulang dapat menjadi progenitor dari sel non
hematopoetik di dalam sistem saraf pusat.
2.6Faktor Regulasi BMSCsRegenerasi dan Revaskularisasi jaringan dilakukan oleh sel induk dan sel progenitor. Sel
induk memediasi perbaikan sel jantung melalui tiga cara yaitu sumsum tulang sebagai suber sel
induk, miokardium sebagai daerah yang rusak melepaskan faktor mediasi dan sirkulasi untuk
menyampaikan sinyal dan sel induk dari sumsum tulang ke miokardium.
2.6.1 Vascular Endothelial Growth Factors (VEGFs)VEGFs merupakan protein yang disekresikan oleh hampir seluruh jenis sel. VEGF
merupakan protein yang berperan penting untuk mengarahkan pertumbuhan pembuluh darah
selama vaskularisasi dan angiogenesis.
Pasien dengan kadar plasma VEGF tinggi ditemukan pada hati yang memiliki
peningkatan BMSCs. Hal ini mengindikasikan kemampuan VEGF untuk merekrut sel induk
setelah infraksi miokardial. Pada hewan, infusi BMSCs berhubungan dengan pengurangan
ukuran infraksi jantung yang efeknya di kurangi dengan menetralisasi antibodi menjadi
VEGF dan peningkatan reseptor VEGF-R1
2.6.2 G-CSFG-CSF merupakan faktor hematopoetik yang menstimulasi neutropil dan BMSC
bergerak melewati celah iterseluler. G-CSF juga terlibat dalam proliferasi, diferensiasi
dan menjaga sel induk pada sumsum tulang dan sel progenitor.
-
8/2/2019 Bone Marrow Stem Cells
11/17
11
2.6.3 Stromal Cell-Derived Factor-1 (SDF-1)SDF-1 diproduksi oleh sel stroma sumsum tulang yang berfungsi untuk
mempromosikan penempatan dan penanaman HSCs pada sumsum tulang resipien.
2.6.4 Stem Cell FactorStem cell factor (c-kit atau steel factor) berikatan dengan reseptornya dan
menginduksi kemotaksis sel induk dan sel p[rogenitor. Dalam keadaan normal SCF
sangat berlimpah pada sumsum tulang dan jantung dan akan berkurang saat terjadi
infraksi miokardial.Orlic et al menunjukan kombinasi perawatan SCF dan G-CSF secara
sinergis pada tikus yang mengalami infraksi miokardial menunjukan peningkatan fungsi
jantung melalui mobilisasi BMSCs.
2.6.5 Interleukin-8
IL-8 dapat meningkat oleh pro-inflamatory sitokin seperti SCF-1 dan merupakn
faktor penting untuk proliferasi pada sumsum tulang niche dan memicu mobilisai
BMSCs. Dilain pihak IL-8 juga memicu migrasi sel endotelial ke daerah yang rusak.
Selian itu, aktivitas neutrofil yang menempel pada kardiomiosit memicu kematian
kardiomiosit.
-
8/2/2019 Bone Marrow Stem Cells
12/17
12
BAB III
LAPORAN KASUS
Bone Marrow Cell Transplantation to the Myocardium of a
Patient with Heart Failure Due to Chagas Disease
(Diambil dari jurnal Arq Bras Cardiol, volume 82 (n 2), 185-7, 2004)
3.1 Identifikasi Masalah
Pasien adalah seorang pria usia 52 tahun yang datang ke Hospital Santa Izabel and
Centro de Pesquisas Gonalo Moniz - FIOCRUZ/BA Brazil.
3.2 Anamnesa
Pasien adalah seorang pria 52 tahun didiagnosis 3 tahun sebelumnya dengan gagal
jantung etiologi chagasic. Pasien stabil, meskipun keterbatasan fungsional berat,
menggunakan digoxin (0,25 mg / hari), enalapril (10 mg BID), furosemid (40 mg / hari),
spironolactone (25 mg / d) dan carvedilol (6,25 mg BID).
3.3 Pemeriksaan Klinis dan Pemeriksaan Penunjang
Tekanan darahnya 120/80 mmHg, denyut jantungnya adalah 64 bpm, laju pernapasan
nya adalah 18 ipm, dan berat badannya adalah 61 kg. Pasien memiliki bilateral jugularis
stasis, paru-parunya jelas, intensitas suara jantung normal, dan II / VI derajat murmur
holosystolic mitral terdengar menjalar ke aksila, tanpa S3. Perbatasan hati berada di bawah
batas kosta kanan, dan tidak ada edema perifer ada. Para elektrokardiogram 12-lead
-
8/2/2019 Bone Marrow Stem Cells
13/17
13
mengungkapkan ritme sinus, lengkap kanan bundel cabang-blok dan blok divisi
anterosuperior. Para radiografi dada menunjukkan kardiomegali.
Para biokimia dan hematologi tes rutin normal sebagai berikut: ALT, 33,6 UI / L;
AST, 37,5 UI / L; glukosa, 83 mg / dL;; natrium, 136 mEq / L; kalium, 4,4 mEq / L
hemoglobin, 15,6 g / dL.
3.4 Diagnosis Kerja
Pasien didagnosa menderita gagal jantung yang disebabkan penyakit chagas
3.5 Penatalaksanaan
Sel-sel ini telah dikelompokkan dan diberi label sebagai "Prosedur dilakukan dengan
pasien dibius, dan terdiri dari 5 tusukan puncak setiap tulang iliaka, dari mana sekitar 50 mL
sumsum tulang di mana ditarik. Bahan-bahan tadi melewati sistem penyaringan sumsum
tulang (Washington University - USA), dan, kemudian, sel-sel mononuklear dipisahkan
melalui gradien Ficol. Setelah resuspension dalam 20 mL larutan garam albumin (5%),
sekitar 2,4 x 108 sel-sel disuntikkan dalam sistem koroner kanan dan kiri, melalui kateter
angioplasti sebagai berikut: 10 ml suspensi perlahan-lahan disuntikkan pada arteri koroner
anterior descending selama 10 menit, 5 mL pada arteri sirkumfleksa, dan 5 mL pada arteri
koroner kanan. Penyakit arteri koroner dikeluarkan melalui angiografi koroner. Pasien
mengalami tidak aritmia atau perubahan elektrokardiografi selama prosedur. Data penting
tetap stabil selama seluruh periode rawat inap (tab. I). Perubahan tidak diamati dalam tanda
nekrosis miokard maupun dalam parameter biokimia dan hematologi (tab. II). Setelah 4 hari,
pasien dipulangkan dengan menggunakan obat yang sama digunakan sebelum prosedur
-
8/2/2019 Bone Marrow Stem Cells
14/17
14
selain asam askorbat (1g / d). Dalam 30-hari awal tindak lanjut, reassessments klinis
mingguan dilakukan, seperti juga laboratorium penilaian pada akhir periode.
3.6 Evaluasi
Penurunan diameter ventrikel diamati pada echocardiography dan ada peningkatan
yang signifikan dalam fraksi ejeksi ventrikel kiri baik pada echocardiography dan
ventrikulografi radionuklida dengan warna merah berlabel sel-sel darah. apasitas fungsional,
dinilai baik dengan klasifikasi fungsional NYHA dan 6 menit tes jalan kaki, menunjukkan
peningkatan yang signifikan, begitu pula kualitas lifescore (tab. III).
3.7 Diskusi
Kardiomiopati Chagasic adalah salah satu penyebab utama gagal jantung di Amerika
Latin, dan presentasi klinis mirip dengan bentuk lain dari kardiomiopati dilatasi. Fase kronis
penyakit ini ditandai dengan infiltrasi inflamasi multifokal sel mononuklear. Pada fase ini,
tidak ada hubungan ada antara adanya parasit (Trypanosoma cruzi) dan intensitas peradangan
atau fibrosis.
Dalam beberapa dekade terakhir, pilihan terapi beberapa mencukur dikembangkan
atau ditingkatkan untuk menunda perkembangan disfungsi ventrikel pada pasien dengan
gagal jantung. Namun, pengembalian dataran proses belum diperoleh, dan prognosis dari
pasien masih sangat terbatas
Terapi sel telah muncul sebagai pilihan yang menjanjikan untuk pengobatan kasus-
kasus lanjutan dari gagal jantung. Orlic et AL6, dalam sebuah penelitian dengan tikus
infarcted, melaporkan perbaikan miokard melalui pembentukan serat jantung baru dan
-
8/2/2019 Bone Marrow Stem Cells
15/17
15
neoangiogenesis setelah transplantasi sel sumsum tulang. Strauer et al7 adalah yang pertama
untuk menunjukkan kelayakan dan keamanan infus intracoronary sel induk sumsum tulang
untuk pengobatan pasien dengan kardiomiopati iskemik. Perin dkk 8 menunjukkan, untuk
kali pertama, Implantasi sel sumsum tulang mononuklear ke miokardium pasien dengan
gagal jantung iskemik tanpa kemungkinan perkutan atau revaskularisasi bedah.
Menggunakan teknik pemetaan endomyocardial elektromekanis (Noga), sel-sel disuntikkan
melalui rute endocardial di pinggiran daerah iskemik, sehingga perbaikan parameter klinis
dan laboratorium. Kami adalah laporan pertama dari transplantasi sumsum tulang sel untuk
jantung pasien dengan gagal jantung chagasic. Model Penyakit Chagas sangat menarik untuk
penggunaan terapi sel induk. Secara teoritis, howing sel induk dalam miokardium
mengharuskan beberapa faktor atau sitokin chemotactic diproduksi, menarik sel-sel 3. Pada
penyakit jantung kronis Chagas ', sebuah produksi tinggi sitokin terjadi karena peradangan
multifokal gigih, karena itu, faktor-faktor ini dapat menjelaskan daya tarik sel, fiksasi, dan
diferensiasi
Berbeda dengan studi sebelumnya, kami disuntikkan approximatel 10 sampai 20 kali
lebih banyak sel (2,4 X 108) dari apa yang telah dilaporkan pada pasien dengan
kardiomiopati, iskemik 7 8 Kurangnya efek samping terkait dengan infus Konsentrasi sel
yang lebih besar mungkin sebagian disebabkan oleh 2 faktor berikut: 1) penggunaan rejimen
lambat infus di bawah tekanan rendah, 2) tidak adanya penyakit arteri koroner dalam
pembuluh epicardial atau mikrosirkulasi
Jenis sel yang digunakan adalah perlu diperhatikan. Kami menggunakan teknik
aspirasi sumsum tulang dan pemisahan sel mononuklear, di antaranya adalah mereka diakui
sebagai sel batang. Cara lain untuk mendapatkan sel pluripoten adalah melalui stimulasi dari
-
8/2/2019 Bone Marrow Stem Cells
16/17
16
sumsum tulang dengan faktor colonystimulating granulocyte (G-CSF), dan penghapusan,
melalui aphereses serial, populasi sel induk yang ada dalam darah perifer. Kerugian teoritis
menghilangkan sel-sel dari darah perifer terletak pada kenyataan bahwa belum ditentukan
yang garis keturunan sel bertanggung jawab atas diferensiasi menjadi kardiomiosit, yaitu,
garis keturunan sel mononuklear lain dapat berdiferensiasi menjadi kardiomiosit, atau bahkan
ke kapal baru, saraf , dll Kelemahan lain teoritis dari penggunaan sel-sel darah tepi adalah
bahwa Gambar itu. 1 - ventrikulografi Radionuklida dengan label sel-sel darah merah pra (A)
dan posting (B) tulang sumsum transplantasi sel. sel dimobilisasi mungkin secara istimewa
mengikuti garis keturunan hematopoietik, sedangkan sel yang dapat berdiferensiasi menjadi
garis keturunan kardiomiosit tetap di sumsum tulang.
-
8/2/2019 Bone Marrow Stem Cells
17/17
17
BAB IV
KESIMPULAN
BMSCs memilki potensi yang baik dalam pengobatan melalui proses regenerasi sel.
Meskipun BMSCs memiliki potensi yang sangat baik dalam proses regenerasi jaringan, masih
perlu dilakukan penelitian lebih mendalam mengenai BMSCs ini.