Bmf 53 teologi reformed

468
TEOLOGI REFORMED (BMF 53) BMF collections - 2015

Transcript of Bmf 53 teologi reformed

Page 1: Bmf 53 teologi reformed

TEOLOGI REFORMED (BMF 53)

BMF collections - 2015

Page 2: Bmf 53 teologi reformed
Page 3: Bmf 53 teologi reformed

i | P a g e

Table of Contents Jemaat-jemaat Kristus di Asia Melintasi Abad Ke-21 (Bagian 1) ............................ 1

Jemaat-jemaat Kristus di Asia Melintasi Abad Ke-21 (Bagian 2) .......................... 10

Permulaaan Pembaharuan Gereja (Reformasi) ................................................... 20

Perubahan-perubahan Radikal, Sebagai Akibat Reformasi ................................. 31

Mengenang Dr. Cornelius Van Til: Tokoh Apologetika Reformed ....................... 40

John Wycliffe dan John Hus ................................................................................. 47

Philip Melanchthon .............................................................................................. 59

Teologi Reformed ialah Teologi Covenant ........................................................... 63

Gereja Beraliran Teologi Reformed...................................................................... 70

Teologia Reformed dan Relevansinya bagi Gereja Masa Kini .............................. 81

Bimbingan dan Rencana Allah (1) ........................................................................ 98

Bimbingan dan Rencana Allah (2) ...................................................................... 114

Penebusan Yang Terbatas .................................................................................. 129

Sola Fides Justificate .......................................................................................... 145

Doktrin Sola Scriptura ........................................................................................ 315

Kematian Rohani dan Kehidupan Rohani ........................................................... 336

Presuposisi Teologi ............................................................................................. 366

Spiritualitas Injili: Suatu Tinjauan Ulang ............................................................ 374

Gereja; Mau Kemana? Konservatif dan Radikal ................................................. 385

Allah Tidak Berubah ........................................................................................... 402

Kemuliaan Bagi Allah .......................................................................................... 406

"Ekklesia" -- Gereja............................................................................................. 419

Inti Kekristenan .................................................................................................. 436

Karya Roh Kudus dalam Mematikan Dosa ......................................................... 455

Page 4: Bmf 53 teologi reformed

ii | P a g e

Page 5: Bmf 53 teologi reformed

iii | P a g e

Page 6: Bmf 53 teologi reformed
Page 7: Bmf 53 teologi reformed

1 |TEOLOGI REFORMED

Jemaat-jemaat Kristus di Asia Melintasi Abad Ke-21

(Bagian 1)

Editorial:

Dear e-Reformed Netters,

Saya senang membaca biografi orang-orang terkenal, karena ada banyak

hal yang dapat kita pelajari dari mereka, khususnya pemikiran- pemikiran

mereka yang cemerlang, prinsip-prinsip hidup mereka yang sangat

bernilai, dan pengalaman hidup mereka yang penuh perjuangan. Dalam

dunia kekristenan ada banyak tokoh "pembela iman" yang kita kenal,

tetapi hanya sedikit saja tokoh yang sebagian besar hidupnya dipakai

untuk mengajarkan dan menegakkan kebenaran doktrin yang

berpusatkan kepada Kristus dan berdasarkan pada Alkitab. Di antara

jumlah yang sedikit itu adalah Dr. Cornelius Van Til.

Tulisan Pdt. Cornelius Kuswanto berikut ini akan menolong kita mengenal

tokoh Teologia Apologetika Reformed tersebut. Meskipun artikel ini

pendek tapi isinya padat. Saya harap kita bisa belajar sesuatu yang

berharga dari tulisan tentang Dr. Cornelius Van Til ini dan menghargai

karya-karyanya yang memuliakan Tuhan dan yang memberi pengaruh

bagi gereja Reformed masa kini.

In Christ,

Yulia

Edisi:

046/I/2004

Isi:

Page 8: Bmf 53 teologi reformed

2 |TEOLOGI REFORMED

Bagaimana penggembalaan gerejawi di Asia menghadapi tendensi

perkembangan gereja dan masyarakat abad ke-21?

Ladang pelayanan penggembalaan gereja Asia adalah negara-negara di

Asia, maka sebelum membicarakan bagaimana menyusun strategi

penggembalaan gerejawi di Asia dalam menghadapi tendensi

perkembangan gereja dan masyarakat abad ke-21, perlu meninjau

kembali prinsip dan strategi perkembangan sejarah tiap suku bangsa,

sambil juga meninjau bagaimana pemimpin-pemimpin negara di Asia

merancangkan rencana pembangunan negara untuk masa mendatang.

Selain itu, yang terpenting adalah cara-cara Allah. Penguasa sejarah

dalam menangani segala perkara dengan benar, yang tercantum dalam

Alkitab itu perlu didiskusikan dan dipanuti sebagai strategi yang terbaik.

I. MENINJAU KEMBALI PRINSIP DAN STRATEGI PERKEMBANGAN SEJARAH

NEGARA- NEGARA DI ASIA

Suku bangsa tertua di Asia adalah suku Jawa. Menurut catatan arkeologi,

telah ditemukan fosil "manusia Jawa" yang berumur 10.000-100.000

tahun. Karena belum ada kesimpulan akhir, maka kita tidak perlu

membicarakannya. Memang benar bahwa suku Jawa telah 4.000 tahun

lebih dapat menerima sejarah itu. Menurut Buku Sejarah yang diterbitkan

oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, 3.000 tahun

yang lalu sejumlah besar suku Mongol berimigrasi ke Kepulauan

Indonesia. Rute perjalanan suku Mongol ini mula-mula ke Han Chong

(daratan Cina Tengah), kemudian Yun Nan, Thailand, Semenanjung

Malaka, Sumatra, Jawa, akhirnya tersebar ke Kalimantan, Sulawesi, Bali

dan Kepulauan lainnya. Imigrasi kedua terjadi pada 2.000 tahun yang

lampau, sekitar abad ke-1, termasuk sejumlah suku Yun Nan yang

berimigrasi ke Selatan. Suku Yun Nan sebenarnya adalah suku Mongol

yang mula-mula, setelah imigrasi ke Selatan berbaur dengan suku

setempat. Jalur perjalanan imigran kedua ini sama dengan yang pertama.

Page 9: Bmf 53 teologi reformed

3 |TEOLOGI REFORMED

Alasan imigrasi adalah karena kekacauan akibat peperangan,

perdagangan, mencari tempat tinggal yang lebih aman dan sejahtera.

Imigrasi besar ketiga berasal dari India. Mereka memakai jalur darat dan

laut: Lautan Hindia, Thailand, Myanmar ke Sumatra, Jawa, dan kemudian

pada abad ke-2 mendirikan Kerajaan Prambanan di Jawa Tengah. Sampai

pada abad ke 8, penganut agama Budha dari Cina dan India datang dan

mendirikan Kerajaan Sriwijaya di Palembang, Sumatra Selatan.

Imigrasi besar keempat adalah penganut agama Islam dari Arabia, di

Timur Tengah. Kebanyakan di antaranya yang kini menjadi orang-orang

Pakistan. Pada abad ke-12, dengan amanat untuk menaklukkan dunia

bagi Islam, mereka datang ke Aceh, Sumatra Utara, Kalimantan,

kemudian ke Selatan, tiba di Pulau Jawa, dan mendirikan Kerajaan

Majapahit. Sesudah itu ekspansi ke Timur Laut menaklukkan Sulawesi,

dan ke Utara sampai ke Pulau Mindanao, Filipina Selatan. Pada abad ke-

15, tentara Spanyol menaklukkan Pulau Luzon, kemudian ke Selatan

menghambat rencana ekspansi Islam ke utara ke Pulau Luzon itu.

Kolonialisme Eropa Barat pertama yang berekspansi ke Timur adalah

Portugis, yang mulai menaklukkan Goa di pantai Barat India, kemudian

menyeberangi selat Malaka di Lautan Hindia, tiba di Pulau Jawa,

memerintah Indonesia selama kurang lebih 100 tahun lamanya. Bangsa

Spayol menjajah pulau Luzon. Pada abad ke-16, Belanda menyerang

Indonesia, mengusir Portugis dan menjajah Indonesia selama 350 tahun

lamanya. Pada abad ke-18, kolonialisme Inggris menjajah negara-negara

Arab, India, Myanmar, Malaysia, Borneo Utara (sekarang Sarawak, Sabah

dan Brunei). Sampai Perang Dunia II, negara-negara Eropa dikalahkan

Jepang. Abad ke-19, Perancis menjajah daratan Indocina: Vietnam,

Kamboja, Laos. Melihat negara-negara Eropa memiliki negara jajahan di

Asia Tenggara, Timur Tengah, daratan India dan memiliki kekayaan yang

besar, maka tentara Amerika Serikat maju ke Timur, mengusir Spanyol,

dan menjajah Filipina selama 50 tahun lamanya. Usia Perang Dunia II,

Page 10: Bmf 53 teologi reformed

4 |TEOLOGI REFORMED

Amerika Serikat menang atas Jerman, Italia dan Jepang, dan mengusir

kolonialisme Inggris, Perancis dan Belanda kembali ke Eropa, bersikap

sebagai pahlawan mendukung negara-negara di Asia Tenggara.

Perusahaan-perusahaan besar Amerika Serikat mulai menanam modal di

Asia Tenggara, melalui pendidikan dan teknologi menarik para

cendekiawan untuk melakukan berbagai penelitian. Dengan demikian

Amerika Serikat menjadi negara adikuasa dalam bidang pendidikan,

kesenian, ekonomi, militer dan dunia hiburan (catatan: Materi di atas

dikutip dari Sejarah Indonesia, dan artikel Ensiklopedia Britanica tentang

perkembangan kolonialisme di Asia).

Di masa 500 tahun yang silam, kolonialisme yang menjajah negara-negara

di Asia Tenggara, memiliki angkatan laut yang kuat, dan menguasai

perniagaan dan ekonomi. Dengan filsafat Romawi dan Yunani, serta

kemajuan teknologi (sebenarnya adalah relatif), membuat rasa

superioritas bangsa dan budaya, yang meremehkan bangsa dan budaya

Timur. Pandangan tersebut kemudian berubah sejalan dengan kemajuan

ekonomi yang telah dicapai negara-negara Asia akhir-akhir ini.

Meninjau kembali sejarah singkat di atas, Asia didiami oleh berbagai suku

bangsa, dan pemeluk berbagai agama, memiliki beraneka ragam budaya

dan pemikiran filsafat, serta berbagai sistem pemerintahan. Wilayah ini

memiliki sumber daya alam yang kaya raya, oleh sebab itu beratus-ratus

tahun lamanya terjadi perebutan kekuasaan, yang kuat menindas yang

lemah. Mungkin karena iklim yang baik sepanjang tahun, alam yang

indah, sehingga yang pernah datang mengunjungi negeri-negeri di sini,

ingin datang lagi, bahkan berusaha menetap untuk jangka waktu yang

panjang. Penduduknya ramah dan sopan, lapang dada dan terbuka,

mudah menerima kebudayaan dan agama lain yang masuk. Tidak

demikian dengan para pendatang yang kuat itu, yang sering menindas,

merampok dan membunuh. Namun setelah lewat puluhan, ratusan

tahun, yang tidak membaur, setelah tiba waktunya, di saat kekuatan

makin melemah, mereka pun kembali ke negerinya.

Page 11: Bmf 53 teologi reformed

5 |TEOLOGI REFORMED

Dari perkembangan sejarah di atas, kita dapat mengambil beberapa

prinsip: Dengan sikap yang sabar dan lapang dada menerima budaya,

agama dan bangsa lain, memberikan ruang gerak bagi mereka dan

waktulah yang akan menentukan semuanya. Kebijakan yang diambil oleh

negara-negara Asia adalah bersatu berjuang untuk bangsa dan negara,

walaupun cara atau strategi berbeda, tetapi tujuannya adalah sama.

II. RENCANA PEMBANGUNAN NEGARA-NEGARA DI ASIA UNTUK MASA

MENDATANG

Di masa 30 tahun silam (1965-1995), kebanyakan pemimpin-pemimpin

politik di negara-negara Asia berunding dengan kelompok pemikir

internasional untuk menggariskan rencana politik negara jangka panjang.

Seperti Indonesia, Rencana Pembangunan Jangka Panjang 25 tahun tahap

pertama: tahun 1969-1994. Pembangunan tersebut meliputi: Wajib

belajar 9 tahun (bebas biaya) untuk warga negara Indonesia. Minimal

mendirikan sebuah Perguruan Tinggi di setiap ibukota kabupaten,

mendorong lembaga-lembaga keagamaan berperan serta dalam

pembangunan di sektor pendidikan. Anggaran pendidikan mencapai 12%

dari Rancangan Anggaran Belanja Negara. Mendirikan satu poliklinik

dengan tim dokter di setiap desa yang berpenduduk 500 kepala keluarga.

Mengupayakan listrik masuk desa. Demi kelancaran transportasi,

dibangun jalan-jalan raya, pelabuhan laut, lapangan udara, dan jalan

kereta api. Juga membangun tempat-tempat pariwisata. Di sektor

perekonomian, mengupayakan kemajuan di bidang industri, perdagangan

dan pertanian. Membangun industri minyak bumi, petrokimia,

pertambangan, pertanian, perikanan, industri mobil dan pesawat

terbang, bank-bank dan perusahaan asuransi yang bertaraf internasional,

investasi modal asing. Laporan akhir dari hasil pembangunan jangka

panjang tahap pertama ini menunjukkan peningkatan: 12% warga negara

sudah dapat mengenyam pendidikan perguruan tinggi, 28% pendidikan

menengah dan 48% pendidikan dasar 6 tahun. Pendapatan per kapita

setiap tahun meningkat dari US$ 15 menjadi US$ 1,000, 1997.

Page 12: Bmf 53 teologi reformed

6 |TEOLOGI REFORMED

Perdagangan internasional meningkat dari US$ 800 juta menjadi US$ 67,6

miliar. Laju perekonomian tiap tahun meningkat 6,5%-7,8%. Rencana

Pembangunan Jangka Panjang tahap kedua dimulai tahun 1994 sampai

tahun 2019.

Sejak 30 tahun silam, Singapura juga melaksanakan pembangunan jangka

panjang. Penduduk yang dapat mengenyam pendidikan telah mencapai

98%, pendapatan per kapita sebesar US$ 22,520, 98,3% penduduk telah

beroleh pekerjaan. Perdagangan internasional mencapai US$ 200 miliar

tiap tahun. Laju ekonomi tiap tahun meningkat 6,8-8,3%. Kini Singapura

telah mengembangkan industri elektronik yang canggih dan mahal, dan

menjadi pusat moneter, pusat perhubungan di Asia, dan kota

internasional.

Sejak merdeka di tahun 1957, Malaysia dipimpin oleh lebih dari sepuluh

partai politik. Malaysia juga melaksanakan rencana pembangunan jangka

panjang tahun 1991-2020. 90% penduduk sudah bisa mengenyam

pendidikan. Pendapatan per kapita telah mencapai US$ 3,530. 97,1%

penduduk telah beroleh pekerjaan. Perdagangan internasional mencapai

US$ 120 miliar lebih per tahun. Laju perekonomian tiap tahun meningkat

8,5-10%. Negara ini kaya akan hasil tambang: minyak bumi, batu bara,

timah, tembaga dan sebagainya. Kekayaan hutan yang besar terdapat di

Sabah dan Sarawak. Dalam kurun waktu yang tidak lama lagi, negara ini

bisa menjadi negara terkaya ke-5 di Asia.

Sistem pemerintahan Thailand adalah monarki konstitusional, dipimpin

oleh Kabinet Parlementer. Pada masa lalu secara bergantian dipimpin

oleh kekuatan militer, namun kini dikuasai oleh kaum cendekiawan.

Walaupun selalu berganti kabinet, tetapi dengan dilaksanakannya

rencana pembangunan jangka panjang, maka tercapailah kemajuan di

sektor pendidikan dan ekonomi. Pemerataan pendidikan baik pendidikan

umum juga pendidikan wihara. 87% penduduk telah mengenyam

pendidikan dasar. Pendapatan per kapita telah mencapai US$ 2,315.

Page 13: Bmf 53 teologi reformed

7 |TEOLOGI REFORMED

96,3% penduduk telah beroleh pekerjaan. Perdagangan internasional

mencapai US$ 100 miliar per tahun. Laju perekonomian tiap tahun

meningkat sejumlah 7-8%. Setelah Perang Dunia II, negara ini menjadi

markas besar ASEAN. Pada masa 20 tahun perang di daratan Indocina,

negara ini dijadikan markas bagi tentara PBB dan Amerika Serikat.

Sejak Filipina merdeka di tahun 1946, karena dijajah dan dididik selama

500 tahun lebih oleh Spanyol dan Amerika Serikat, negara ini telah

menjadi negara Timur yang sangat dipengaruhi oleh budaya barat.

Agama Roma Katolik ditetapkan sebagai agama negara. Pemerataan

pendidikan menengah ke atas mencapai angka 90%. Pendapatan per

kapita US$ 1,010. 89,1% penduduk telah mendapat pekerjaan. Tetapi

diperkirakan ada 600.000 tenaga kerja yang dikirim ke luar negeri, yang

menghasilkan devisa negara sebesar US$ 2,5 miliar tiap tahun. Sejak

tahun 1986, dibawah kekuatan pemerintahan rakyat, sangat

mengutamakan kesejahteraan dan keamanan masyarakat, kemajuan

ekonomi, investasi modal asing dan sebagainya.

Brunei adalah sebuah negara kecil yang berpenduduk 300.000 orang.

Yang dipimpin oleh Sultan. Secara geografis letaknya tidak terlalu

menonjol, namun produksi minyaknya mencapai 200.000 barel per hari,

sehingga pendapatan per kapita mencapai US$ 18,500 per tahun. Semua

penduduk dapat menikmati pendidikan dan pengobatan gratis. Setiap

tahun Departemen Pendidikan menyediakan bea siswa untuk 1.000 orang

pemuda yang diutus belajar di universitas-universitas terkemuka di dunia.

Setelah menyelesaikan pendidikan, mereka kembali untuk membangun

tanah air. Tidak ada pengangguran di negara ini (0%), sebaliknya kira-kira

ada 17.000 orang asing yang bekerja di negara ini. Perdagangan

internasional mencapai US$ 6 miliar. Laju perekonomian tiap tahun

meningkat 3%.

Setelah usai perang Vietnam tahun 1975, walaupun Vietnam menganut

paham komunis, pada tahun 1985 Vietnam mulai mengubah

Page 14: Bmf 53 teologi reformed

8 |TEOLOGI REFORMED

perekonomian pasar, dengan memberi kesempatan bagi penanam modal

asing untuk mendirikan industri-industri. Walaupun kini pendapatan per

kapita hanya US$ 220 per tahun tetapi laju perekonomian telah

meningkat 8%. Volume perdagangan internasional telah mencapai US$

10 miliar. 88% warga negara yang telah beroleh pekerjaan. (Materi di

atas diambil dari laporan dalam Majalah Tahunan Bank Dunia edisi 1994,

dan Asiaweek edisi Juni 1995).

Dalam segi keagamaan, mayoritas penduduk Indonesia, Malaysia dan

Brunei adalah pemeluk agama Islam, juga ada pemeluk agama Kristen,

Budha dan Hindu. Mayoritas penduduk Thailand dan Vietnam adalah

pemeluk agama Budha, tetapi diberikan juga ruang gerak yang luas bagi

agama Islam, Kristen dan agama tradisional Cina. Penduduk di Singapura

memeluk agama tradisional Cina, Budha, Kristen, Hindu dan Islam, dan

ada kerukunan beragama di sana. Walaupun Filipina adalah negara Roma

Katolik, tetapi penduduk di Pulau Mindanao (Selatan Filipina) adalah

pemeluk agama Islam, juga ada agama tradisional Cina dan Agama

Kristen.

Kini penduduk Asean sudah berjumlah 420 juta jiwa, pertambahan

pendudukan per tahun 2,2%, berarti setiap tahun akan bertambah ± 10

juta jiwa. Sampai tahun 2.000, jika Kamboja, Myanmar dan Laos masuk

ASEAN, maka jumlah penduduk akan menjadi 500 juta jiwa. Sedangkan

umat Kristen, termasuk umat Roma Katolik hanya berjumlah sekitar 100

juta, 20% dari jumlah seluruhnya. Setiap negara berusaha untuk

mencapai masyarakat yang sejahtera, agar dapat memajukan

perekonomian, sehingga sikap terhadap kemajuan di bidang agama

adalah "terbatas tapi bebas, bebas tapi terbatas." Dilarang menyerang

kegiatan agama lain. Dilarang melanggar apa yang telah menjadi

ketetapan pemerintah. Sebaliknya mendukung semua kegiatan yang

memasyhurkan dan mengharumkan nama bangsa dan negara di mata

internasional. Meninjau tendensi-tendensi di atas, bagaimanakah gereja-

gereja Asean menggariskan strategi dan langkah-langkah untuk

Page 15: Bmf 53 teologi reformed

9 |TEOLOGI REFORMED

menghadapi era pemerataan pendidikan, era informatika, era globalisasi,

pluralis, dan teknologi canggih ini? Semuanya ini harus menjadi

perenungan bagi para pemimpin gereja. Berdoalah kepada Kristus,

Kepala Gereja itu, agar Ia mengutus Roh Kudus untuk memimpin kita,

bagaimana berlandaskan kepada prinsip-prinsip Alkitab untuk mendobrak

tradisi-tradisi denominasi gereja, berembuk menyusun rencana dan

strategi, yang mendukung rencana pembangunan pemerintah,

menunaikan Amanat Agung Kristus, menunggu Kristus datang kembali.

III. PERLENGKAPAN YANG DIBUTUHKAN DALAM PENGGEMBALAAN DI

GEREJA-GEREJA ASEAN

(Bersambung ke Bagian 2)

Sumber:

Sumber:

Judul Buku : Hamba Tuhan dan Jemaat Kristus yang Melintasi Zaman

Pengarang : Dr. Peter Wongso

Penerbit : Seminari Alkitab Asia Tenggara (SAAT)

Tahun : 1997/2002

Halaman : 7 - 23

http://reformed.sabda.org/jemaat_jemaat_kristus_di_asia_melintasi_aba

d_ke_21_bagian_1

Page 16: Bmf 53 teologi reformed

10 |TEOLOGI REFORMED

Jemaat-jemaat Kristus di Asia Melintasi Abad Ke-21

(Bagian 2) Editorial:

Dear e-Reformed Netters,

Saya senang membaca biografi orang-orang terkenal, karena ada banyak

hal yang dapat kita pelajari dari mereka, khususnya pemikiran- pemikiran

mereka yang cemerlang, prinsip-prinsip hidup mereka yang sangat

bernilai, dan pengalaman hidup mereka yang penuh perjuangan. Dalam

dunia kekristenan ada banyak tokoh "pembela iman" yang kita kenal,

tetapi hanya sedikit saja tokoh yang sebagian besar hidupnya dipakai

untuk mengajarkan dan menegakkan kebenaran doktrin yang

berpusatkan kepada Kristus dan berdasarkan pada Alkitab. Di antara

jumlah yang sedikit itu adalah Dr. Cornelius Van Til.

Tulisan Pdt. Cornelius Kuswanto berikut ini akan menolong kita mengenal

tokoh Teologia Apologetika Reformed tersebut. Meskipun artikel ini

pendek tapi isinya padat. Saya harap kita bisa belajar sesuatu yang

berharga dari tulisan tentang Dr. Cornelius Van Til ini dan menghargai

karya-karyanya yang memuliakan Tuhan dan yang memberi pengaruh

bagi gereja Reformed masa kini.

In Christ,

Yulia

Edisi:

047/I/2004

Isi:

III. PERLENGKAPAN YANG DIBUTUHKAN DALAM PENGGEMBALAAN DI

GEREJA-GEREJA ASEAN

Page 17: Bmf 53 teologi reformed

11 |TEOLOGI REFORMED

Selama 40 tahun lebih, oleh anugerah Tuhan, penulis menjadi pengajar di

seminari, mengadakan penginjilan, membuka ladang baru, mendirikan

gereja dan sekolah Kristen. Semuanya itu dilakukan penulis selaku hamba

kecil yang menaati dan melakukan kehendak-Nya. Dengan pemahaman

yang dangkal, melalui kesempatan ini penulis mencoba memberikan

beberapa saran, kiranya pembaca yang terhormat berkenan memberi

petunjuk dan koreksi.

Dosen seminari dan pemimpin gereja perlu membentuk kelompok

pemahaman Alkitab untuk menyelidiki seluruh doktrin Alkitab, kebenaran

Alkitab yang tak pernah berubah itu, untuk mengevaluasi doktrin-doktrin

yang telah menjadi tradisi denominasi-denominasi gereja Barat, yang

selama ini disebut sebagai kepercayaan ortodoks, namun tidak sesuai

dengan kebenaran Alkitab. Memisahkan kebenaran Alkitab yang tidak

berubah itu dengan kebudayaan barat, agar orang Asean dengan jelas

mengenal garis pemisah antara kebenaran agama Kristen dan

kebudayaan Barat, untuk mengurangi sikap menentang kebudayaan

Barat sebagai alasan menentang kebenaran Kristen.

Dosen seminari dan pemimpin gereja perlu membentuk kelompok kecil

untuk mempelajari rencana pembangunan nasional. Berdasarkan

kebenaran Alkitab, dengan sikap positif meresponinya, serta mendorong

orang Kristen turut berperan serta di berbagai sektor pembangunan

nasional. Yusuf, Ester, Mordekai, Daniel dan juga tidak sedikit orang

Kristen yang saleh yang mempunyai kontribusi dalam politik negara.

Alangkah baiknya jika dapat mengundang politikus Kristen untuk hadir

dalam pertemuan-pertemuan kelompok kecil ini.

Dosen seminari perlu menyelidiki baik buruknya pemikiran, motivasi,

langkah-langkah, dan penafsiran. Menjadualkan pengadaan seminar,

dengan mengundang Gembala atau hamba Tuhan dan orang Kristen yang

berpendidikan tinggi, bersama-sama meneliti dan diskusi, kemudian

menjelaskan kembali hasilnya kepada jemaat. Hal ini dapat menghindari

Page 18: Bmf 53 teologi reformed

12 |TEOLOGI REFORMED

agama menyalahgunakan nama kekristenan untuk menentang kebenaran

Alkitab, yang berdampak negatif bagi citra gereja, juga dapat mencegah

orang Kristen menerima teori yang nampak benar tetapi sesungguhnya

salah, dan menggantikannya dengan slogan rohani yang muluk-muluk,

dengan sembrono mengikutinya demi keuntungan material.

Perlu adanya kerja sama antara seminari dan gereja setempat untuk

membentuk pendidikan teologi kaum awam, di mana dosen teologi dan

orang Kristen awam dapat berinteraksi secara langsung selaku guru dan

sahabat. Kebenaran yang murni itu disampaikan dengan rinci, konkret,

praktis, aplikatif, dan universal. Pendidikan teologi kaum awam dapat

menjadi tempat di mana dari tangan pertama seorang dosen teologi

mendapatkan persoalan-persoalan yang berkaitan langsung dengan

kehidupan orang Kristen di tengah-tengah masyarakat dunia, dan orang

Kristen memperoleh jawaban yang berbobot yang sesuai dengan

kebenaran Alkitab. Gembala Sidang setempat sebaiknya juga menjabat

sebagai dosen pendidikan teologi kaum awam, sehingga dalam proses

belajar mengajar yang cukup panjang itu, gembala sidang memacu

jemaat untuk menyelidiki kebenaran Alkitab dengan saksama.

Gereja harus memberikan kesempatan secara berkala bagi gembala

sidang atau hamba Tuhan untuk mengikuti pendidikan teologi lanjutan.

Konsep tentang seorang hamba Tuhan cukup berbekalkan pendidikan

teologi selama 4 tahun dan kemudian melayani seumur hidup harus

diubah. Pada era informatika dan meledaknya pengetahuan kini, jika

setiap minggu seorang gembala sidang atau hamba Tuhan tidak secara

intensif membaca 1-2 buah buku ilmiah atau yang berbobot, 5-7 tahun

kemudian tidak mengikuti 1-2 tahun pendidikan lanjut, maka dengan

kerutinan setiap minggu yang harus membuat 2-3 naskah khotbah itu, ia

akan terasa begitu sulit dan kering. Setiap kali ia akan merasa letih lesu,

kecewa dan putus asa, dengan langkah yang berat dan tidak bersemangat

menuju mimbar. Sekalipun jemaat datang beribadah dengan hati yang

hormat dan takut kepada Tuhan, rindu untuk memperoleh makanan

Page 19: Bmf 53 teologi reformed

13 |TEOLOGI REFORMED

rohani yang dibutuhkan sebagai pedoman dalam kehidupannya, tetapi

kenyataannya ialah: "kata-kata usang atau kata klise belaka, yang tak

bermakna", yang tidak dapat memenuhi kebutuhan rohani mereka. Yang

lebih fatal, karena pengkhotbah merasa begitu tertekan, seringkali tanpa

sadar mengeluarkan kata-kata omelan, sindiran di mimbar, menjadikan

jemaat sebagai tempat pelampiasan amarah, akibatnya hubungan antara

gembala dengan jemaat akan semakin memburuk. Ini adalah bencana

bagi gereja, bahkan bencana yang besar! Jika secara berkala gembala

atau hamba Tuhan itu mengikuti pendidikan lanjut, lebih meneliti dan

mendalami Alkitab, maka Firman Tuhan akan disampaikannya dengan

penuh keyakinan dan suara yang mantap. Ditambah dengan doa serta

kuasa Roh Kudus, maka akan seperti air sungai yang mengalir dengan

lancar, bersemangat dan mendatangkan berkat bagi yang mendengarkan.

Pelayanan mimbar merupakan kesempatan di mana seorang hamba

Tuhan bekerja sama dengan Tuhan, juga merupakan suatu kenikmatan

rohani. Hal ini merupakan kunci bagi pertumbuhan rohani orang Kristen

dan vitalitas gereja.

Setiap minggu gembala sidang atau hamba Tuhan harus berusaha untuk

menulis artikel-artikel yang bersifat penelitian dan sistematis, atau

mengundang orang Kristen yang pandai dalam kesusasteraan untuk

menulisnya. Kemudian dimuat dalam buletin gereja. Di samping melatih

diri sendiri agar semakin maju dalam membuat naskah khotbah. (Karena

untuk diterbitkan, sudah tentu akan lebih teliti memikirkan secara rinci,

dan akan berusaha untuk menggunakan materi yang lebih tepat.) Juga

melatih diri melakukan pelayanan literatur. Jikalau dalam satu tahun

memiliki 52 naskah khotbah yang ringkas, pada akhir tahun dapat

diterbitkan sebagai sebuah buku, baik untuk dijual kepada orang Kristen,

atau sebagai kenang-kenangan di hari Natal kepada sanak saudara dan

sahabat. Dalam anugerah Tuhan, selama pelayanan 50 tahun, ia akan

memiliki 50 buah buku kumpulan khotbah, dengan demikian ia telah

menjadi gembala yang mengarang. Yang lebih berharga ialah ketika ia

Page 20: Bmf 53 teologi reformed

14 |TEOLOGI REFORMED

kembali ke pangkuan Bapa, hasil karya ini dapat menjadi kesaksian untuk

orang banyak. Pelayanan yang tahan lama ini, juga melatih gembala atau

hamba Tuhan untuk memiliki kehidupan yang teratur, ulet dan mau

berupaya untuk maju. Selain Gembala sidang atau hamba Tuhan harus

memiliki tekad ini, gereja juga harus memberi dukungan kepada mereka.

Contoh: John Wesley (abad-18), Charles Spurgeon (abad-19), Harun

Hadiwijono, R. Sudarmo, J. L. Ch. Abeneno (abad-20).

IV. STRATEGI YANG DIKEMUKAKAN KRISTUS BAGI GEREJA DALAM

MENGHADAPI PERUBAHAN SEJARAH

Kristus belum datang kembali, namun gereja telah memasuki abad ke-21.

Beberapa pemimpin gereja mengamati sejarah 100 tahun yang lalu, di

mana gereja di Eropa dan Amerika semakin melemah dan mundur,

sebaliknya agama-agama lain bangkit, bertumbuh, dengan gigih maju

mendobrak semua penghalang, menembus masuk ke dalam basis gereja

di Eropa dan Amerika. Walaupun di negara-negara Asia memberikan

keleluasaan bagi kekristenan, tetapi ketika memperkenalkan anugerah

keselamatan Kristus kepada yang lain, seringkali dihalangi karena alasan

"kerukunan dan ketenteraman". Sehingga tidak sedikit yang peduli akan

masa depan penggembalaan gereja menjadi cemas, dan umumnya

bersikap membalas, bahkan untuk menunaikan Amanat Agung sampai ke

seluruh dunia, mereka siap membayar harga "lebih baik mati berkalang

tanah, daripada hidup bercermin bangkai." Berdasarkan kebenaran

Alkitab, kita akan melihat bagaimana Kristus menangani strategi gereja

menghadapi perubahan sejarah.

Dasar Gereja Kristus

Tuhan Yesus Kristus sendiri adalah dasar bagi gereja (Mat. 16:18-20; lKor.

3:11; Ef. 2:20). Dasar ini bukan bersifat materi, bukan organisasi manusia

yang kelihatan, bukan orang banyak yang kenyang karena makan roti,

terlebih bukan teologi dari teolog timur dan barat, atau pencerahan

khusus para penafsir. Dasar ini adalah: Yesus Kristus, Firman yang telah

Page 21: Bmf 53 teologi reformed

15 |TEOLOGI REFORMED

menjadi manusia, diam di antara manusia, taat sepenuhnya kepada

kehendak Bapa, dengan darah-Nya yang kudus oleh Roh yang kekal telah

mempersembahkan diri-Nya sebagai korban bagi penebusan dosa umat

manusia, yang telah bangkit dari kematian, dan yang telah menang atas

segala kuasa. Ia adalah kekal, hidup selama-lamanya, menjadi Pemimpin

semua raja-raja di dunia. Dia adalah Raja yang telah diurapi Allah Bapa

sejak kekekalan (Mzm. 2:7; Ibr. 1:8-13; Why. 5:9-14; 6:16; 19:11-16; dan

sebagainya).

Dengan hidup yang kekal Kristus telah mempersembahkan korban yang

kekal. Hidup yang diberikan-Nya adalah hidup dari Allah, dan gereja

didirikan oleh-Nya dan merupakan kumpulan orang-orang yang oleh-Nya

telah beroleh hidup. (Yoh. 1:12-13; 10:10-11, 17-18; 17:3; 20:31; Ibr.

9:11-14; 10:10-18 dan sebagainya). Oleh sebab itu, gereja Kristus itu

adalah hidup dan rohaniah, yang adalah milik Allah yang esa dan benar.

Karena gereja didirikan di atas darah tubuh Kristus yang kekal, maka

gereja bersifat kekal dan kokoh.

Ujian Gereja Kristus

Tuhan Yesus berkata kepada Petrus: "Di atas batu karang ini Aku akan

mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya." (Mat.

16:18). Hal ini menyatakan: Ketika mendirikan jemaat (gereja), ada

kekuatan yang menolak dan merusakkannya, tetapi tidak akan dapat

menguasainya.

Sejarah gereja juga memberitahukan kepada kita, ketika Kristus

memberitakan Injil Kerajaan Surga di bumi ini, untuk menyelamatkan

semua bangsa, pemimpin-pemimpin Yahudi menolak-Nya, menyerang-

Nya bahkan bersiasat untuk membunuh-Nya (bandingkan Yoh. 5:16; 7:1,

30; 8:59, 34; 11:53, 57; 19:6-7, 15; dan sebagainya). Gereja pada zaman

para Rasul juga menderita penganiayaan dari golongan Yudaisme. Orang-

orang Yahudi berupaya keras untuk memusnahkan orang Kristen

(bandingkan Kis. 4:1-3, 5-7, 17-18; 5:17-40; 6:9-14; 7:54-59; 8:1-3; 9:1-2;

Page 22: Bmf 53 teologi reformed

16 |TEOLOGI REFORMED

13:50; 14:1-6, 19; 17:1-9; 18:12-17; 21:27-36; 23:12-15 dan sebagainya).

Sesudah itu, pada masa Kekaisaran Romawi berkuasa pada tahun 60-12

TM, sepuluh kali gereja menderita penganiayaan besar. Pada abad-7,

sebuah agama baru muncul di Timur Tengah dan menghancurkan gereja-

gereja di Arab, Mesir, Afrika Utara dan Spanyol, serta membunuh ratusan

ribu orang Kristen. Pada abad-14 dan 15, agama Timur Tengah di Turki

memusnahkan hampir seluruh umat Kristen di negara itu. Pada abad-20,

ketika Partai Komunis berkuasa di Rusia, juga hampir memusnahkan

Gereja Ortodoks Yunani, Roma Katolik di Eropa Timur Rusia dan Agama

Kristen di Cina. Namun selama 2.000 tahun, gereja yang berakar dalam

Kristus yang telah bangkit dan hidup selama-lamanya itu, tetap

bereksistensi, bahkan seturut kehendak Allah masuk ke dalam semua

lapisan masyarakat, bersaksi kepada penganiaya-penganiaya itu. Seperti

yang dikatakan dalam surat Wahyu "Kuasa kegelapan berupaya dengan

berbagai cara ingin menyerang dan menelan gereja, bagaikan naga

merah yang besar itu menelan anak yang dilahirkan perempuan itu,

tetapi Allah sendiri menyediakan tempat bagi perempuan dan anaknya di

padang belantara, memeliharanya, sehingga tidak ditelan oleh naga

merah besar itu" (Why. 12:1-6, 13-17).

Perkembangan Gereja Kristus

Gereja yang ditebus dan didirikan oleh darah Kristus adalah gereja yang

hidup dan bersifat rohani. Karena hidup, maka akan terus berkembang

biak; karena bersifat rohani, maka tidak dibatasi oleh dunia materi.

Kristus pernah memakai perumpamaan benih untuk melukiskan firman

yang hidup dan rohani. Ia berkata, "Sesungguhnya jikalau biji gandum

tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia

mati, ia akan menghasilkan banyak buah." (Yoh. 12:24). Seorang Kristen

yang memiliki hidup dibunuh, berarti sebuah benih yang hidup jatuh ke

tanah dan mati. Tidak lama kemudian akan menghasilkan banyak buah.

Oleh sebab itu, darah kaum martir adalah benih-benih Injil yang jatuh dan

mati. Di mana ada seorang martir Kristen, benih Injil tersebut akan

Page 23: Bmf 53 teologi reformed

17 |TEOLOGI REFORMED

melampaui ruang dan waktu, di situ ia akan menghasilkan banyak buah

yaitu orang-orang Kristen yang memiliki hidup Kristus, orang-orang

Kristen dari berbagai bangsa dan negara. Contoh: Martir Stefanus (Kis. 7),

benih yang mati dan menghasilkan buah yaitu Paulus yang menjadi rasul

untuk bangsa bukan Yahudi (Kis. 9).

Selama 2.000 tahun ini sejarah gereja memberitahukan kepada kita:

Eksistensi dan misi gereja yang ditebus dan diselamatkan oleh darah

Kristus, di tempat, bangsa, budaya dan zaman yang berbeda, selalu

ditentang, didesak, difitnah, dilarang, bahkan diancam untuk dibunuh,

namun karena Kepala gereja adalah Kristus yang telah bangkit, yang telah

menang atas kematian dan maut, yang hidup untuk selama-lamanya

selalu menyertai gereja-Nya, menderita bersama-sama dengan gereja-

Nya. Dengan cara yang ajaib, Ia memelihara semua orang Kristen yang

mengasihi-Nya, yang taat memberitakan Injil-Nya di seluruh bumi,

sehingga Injil dapat diberitakan dari satu tempat ke tempat yang lain.

Gereja berkembang dan menyebar dari satu bangsa ke bangsa yang lain,

keselamatan oleh darah Kristus diteruskan dari satu generasi ke generasi

yang berikut, Alkitab diterjemahkan dari satu bahasa ke bahasa yang lain.

Penyebaran gereja bagaikan sebuah perahu yang berlayar, mengarungi

lautan, menerpa badai dan ombak, dengan gagah maju terus, untuk

menggenapkan amanat pemberitaan Injil yang telah ditetapkan Allah

dalam kekekalan, agar semua bangsa menjadi murid Kristus.

Kesaksian Gereja Kristus

Alkitab Perjanjian Baru secara konkret menjelaskan isi iman Kristen,

amanat orang Kristen dalam kehidupan dan karir sehari-hari, baik atau

tidak baik waktunya, harus memberitakan keselamatan dalam Kristus.

2.000 tahun silam, kepercayaan Kristen tak putus-putusnya mengalami

penolakan dan penyerangan dari kekuatan pikiran filsafat manusia dan

arus kejahatan yang ada dalam budaya sekular, agar moral orang Kristen

yang bersih dan murni itu dinodai, serta menurunkan standar yang

Page 24: Bmf 53 teologi reformed

18 |TEOLOGI REFORMED

ditetapkan Alkitab. Namun, Kristus yang bangkit, oleh darah-Nya yang

tetap berkhasiat, dan kuasa Roh Kudus, senantiasa menyucikan,

memelihara kekudusan gereja dan orang Kristen (bandingkan 1Yoh. 1:5-

2:2; Why. 7:14; dan sebagainya). Membangun yang gagal, menopang

yang lemah, memanggil yang bertekad meneladani Kristus, menyangkal

diri, memikul salib-Nya (bandingkan Luk. 22:31-34, 60-62; Yoh. 10:28-29;

1Tes. 5:23-24; Yud. 24-25 dan sebagainya). Roh Kudus seturut kehendak-

Nya mengaruniakan berbagai karunia rohani kepada setiap orang Kristen

di posisi masing-masing: berkata-kata dengan hikmat, pengetahuan,

iman, kasih, mengajar, menasihati, memimpin, membedakan bermacam-

macam roh, memberitakan Injil, menggembala-kan jemaat, menafsirkan

kebenaran Alkitab dan sebagainya, agar saling melengkapi, membangun

kerohanian orang Kristen, di tiap zaman, tiap tempat, tiap bangsa, tiap

lapisan masyarakat (bandingkan Rm. 12:6-8; Ef. 4:11; 1Kor. 12:8-10, 28-

29; lPtr. 4:10-11 dan sebagainya).

Selama 2.000 tahun, dalam kondisi seperti inilah gereja Kristus

bereksistensi, bertumbuh dan menyebar sampai ke semua bangsa.

Sebelum kedatangan Kristus yang kedua kalinya, gereja dan orang Kristen

akan tetap menghadapi tantangan dan penganiayaan, serangan dan

kebejatan moral, ketidaktenteraman di dalam dan agresi dari luar,

sekalipun secara bentuk dan kualitas berbeda, tetapi satu motivasi yaitu

untuk menentang dan memusnahkan gereja. Namun, bagaimanapun

dahsyatnya penolakan dan pukulan itu, gereja tetap bereksistensi dan

berkembang. Seturut kehendak Kristus, gereja terus maju dan berani

bersaksi kepada orang-orang yang tidak percaya, di zaman yang jahat dan

kacau balau ini.

Jikalau gembala sidang, hamba Tuhan dan orang Kristen tidak mengerti

bahwa penderitaan dan penganiayaan yang dialami itu adalah

kesempatan bersaksi yang Tuhan berikan, dan di bawah pengontrolan

Kristus, maka ketika orang-orang yang mengasihi Tuhan ini menghadapi

ketidaktenteraman di dalam dan agresi dari luar, akan menjadi kecewa

Page 25: Bmf 53 teologi reformed

19 |TEOLOGI REFORMED

dan putus asa, merasa sendiri dan tak berdaya untuk menunaikan

amanat beritakan Injil ke seluruh bumi. Bahkan ada sebagian gembala

sidang dan hamba Tuhan yang pasif, ketika menghadapi kegarangan

tantangan dan serangan iblis, akan menyerah, berkhianat menyangkal

Tuhan, menjual saudara seiman, juga menjual diri sendiri.

Perjalanan sejarah gereja selama 2.000 tahun ini membuktikan bahwa

Kristus senantiasa beserta dengan gereja-Nya dalam penderitaan,

menderita dan menang bersama-sama. Gereja telah melewati milenium

ke-2, 20 abad, yakinlah bahwa sebelum Kristus datang lagi, gereja-Nya

tetap akan sanggup dan tenang melewati milenium ke-3, abad-21,

bahkan memiliki kekuatan bersaksi pada setiap zaman, kepada setiap

umat manusia yang kosong hatinya, yang hidup tanpa berpengharapan

dan tanpa tujuan yang pasti.

Gembala sidang gereja-gereja di Indonesia yang mengerti dengan baik

strategi Kristus yang diwahyukan dalam Alkitab, baiklah bersandar pada

bimbingan dan pertolongan Roh Kudus untuk memanfaatkannya. Barulah

dapat bersama-sama dengan gembala-gembala sidang yang ada pada

setiap zaman menggenapkan amanat misi di seluruh bumi, serta

mengalami kemenangan dalam Kristus.

[ Catatan: Artikel ini diterjemahkan (dari bahasa Chinese ke bahasa

Indonesia) oleh Ev. Amy Kho, Sm. Th. ]

Sumber:

Judul Buku : Hamba Tuhan dan Jemaat Kristus yang Melintasi Zaman

Pengarang : Dr. Peter Wongso

Penerbit : Seminari Alkitab Asia Tenggara (SAAT)

Tahun : 1997/2002

Page 26: Bmf 53 teologi reformed

20 |TEOLOGI REFORMED

Halaman : 7 - 23

http://reformed.sabda.org/jemaat_jemaat_kristus_di_asia_melintasi_abad_ke_

21_bagian_2

Permulaaan Pembaharuan Gereja (Reformasi) Editorial:

Dear e-Reformed Netters,

Selamat Hari Reformasi Gereja yang tahun ini kita peringati tanggal 31 Oktober

2004. Kiranya semangat untuk terus memperbaharui gereja tetap menyala-

nyala sebagaimana para Reformator dulu. Jangan hanya memperbaharui

tampilan gereja saja (seperti tempatnya dan gedungnya), tapi yang terutama

doktrin dan pengajarannya (teologianya).

Sola Scriptura, Sola fide, Sola gracia.

Soli Deo gloria!

In Christ,

Yulia Oen

Edisi:

055/X/2004

Isi:

Yang menyebabkan timbulnya pembaruan gereja ialah perbedaan antara teologi

serta praktik gereja dengan ajaran Alkitab seperti yang ditemukan oleh Luther.

Peristiwa yang membuat Reformasi itu mulai adalah penjualan surat-surat

penghapusan siksa di Jerman oleh Tetzel. Menentang ucapan-ucapan Tetzel,

Luther menyusun ke-95 dalilnya.

Page 27: Bmf 53 teologi reformed

21 |TEOLOGI REFORMED

Apa yang telah ditemukan oleh seorang guru teologi jauh di daerah, merupakan

bahan peledak yang nanti akan meruntuhkan susunan gereja. Tetapi pemimpin-

pemimpin gereja di pusat tidak menyadari bahaya yang mengancam. Paus Leo X

dan tokoh-tokoh gereja lainnya sibuk merencanakan pembangunan gereja

raksasa, yaitu gereja Santo Petrus di Roma, yang harus melambangkan

keagungan Gereja Barat. Untuk mengumpulkan dana bagi proyek itu, mereka

memaklumkan penghapusan siksa bagi orang-orang yang akan memberi

sumbangan. Di Jerman, surat-surat penghapusan siksa itu diperdagangkan oleh

Tetzel. Dan perdagangan itulah yang menjadi pendorong dimulainya Reformasi.

Meskipun Tetzel seorang anggota Ordo Dominikan, namun ia tidak begitu

mengindahkan rumusan-rumusan teologi yang halus. Ajaran resmi mengenai

penghapusan siksa itu menentukan bahwa penghapusaan itu hanya berlaku,

kalau orang sungguh-sungguh menyesali dosanya dan kalau dosa itu telah

diampuni melalui sakramen pengakuan dosa. Namun, Tetzel berusaha

meningkatkan penjualan barangnya dengan mengatakan bahwa surat-surat

yang ditawarkannya itu menghapuskan dosa juga dan memperdamaikan orang

dengan Allah. Demikianlah orang mendapat kesan bahwa pengampunan dosa

dan pendamaian dengan Allah bisa diperoleh dengan uang, di luar penyesalan

hati dan di luar sakramen-sakramen juga.

Luther, sebagai seorang imam juga harus menerima pengakuan dosa dari pihak

anggota-anggota jemaat. Karena pengalamannya sendiri, maka ia sangat

bersungguh-sungguh dalam hal ini. Kini ia didatangi oleh orang-orang yang

menganggap sepi ajakan yang diberikannya sesudah pengakuan, agar mereka

betul-betul menyesal dan menunjukkan penyesalan mereka dengan

perbuatannya. Mereka memperlihatkan kepadanya surat penghapusan siksa

sambil berkata: dosa kami sudah diampuni. Luther kaget. Akhirnya ia mengambil

keputusan untuk menjadikan hal ini sebagai pokok pembicaraan antara sarjana-

sarjana teologi. Begitulah ia menyusun 95 dalil mengenai penghapusan siksa,

dalam bahasa Latin, bahasa kaum cendekiawan. Pada tanggal 31 Oktober 1517,

ia memperkenalkan dalil-dalil itu dengan menempelkannya di pintu gereja di

Wittenberg (bacaan 1).

Dalil-dalil Luther menyangkut perkara yang sudah menghebohkan masyarakat

Jerman, meskipun biasanya dengan alasan lain (harta Jerman yang mengalir ke

Page 28: Bmf 53 teologi reformed

22 |TEOLOGI REFORMED

luar negeri). Dari sebab itu, tulisan tersebut dibaca dengan asyik oleh orang

banyak. Sebaliknya, pemimpin-pemimpin gereja di Roma menuding Luther

sebagai seorang penyesat.

Dalam dalil-dalilnya itu, Luther menentang perkataan-perkataan Tetzel. Bahkan,

ia menegaskan pula bahwa penyesalan sejati bukanlah sesuatu hal yang dapat

diselesaikan orang dengan memenuhi syarat- syarat yang ditentukan oleh iman

setelah pengakuan dosa, misalnya dengan mengucapkan Doa Bapa Kami sekian

kali. Penyesalan itu berlangsung selama hidup! Itulah makna dalil yang pertama,

yang berbunyi: "Apabila Tuhan dan Guru kita Yesus Kristus berkata: Bertobatlah,

dan seterusnya, yang dimaksudkanNya ialah bahwa seluruh kehidupan orang

percaya haruslah merupakan pertobatan (= penyesalan)." Siapa yang betul-betul

mengasihi Allah, tidak akan berusaha secara egoistis menebus hukuman atas

dosanya, apalagi dengan uang; yang penting baginya ialah agar Allah

mengampuni kesalahannya. Luther belum menyangkal adanya api penyucian,

sama seperti ia belum menyangkal kekuasaan sri paus dan banyak hal lain yang

di kemudian hari ditolaknya. Maksudnya, hanyalah untuk melawan pendapat

seakan-akan surat-surat penghapusan siksa itu dapat memberi keselamatan,

seperti yang didengung-dengungkan oleh para penjajanya untuk menipu rakyat

biasa. Namun, sebenarnya Luther telah merombak seluruh ajaran Gereja Abad

Pertengahan, bila ia mengatakan, "Bukan sakramen, melainkan imanlah yang

menyelamatkan."

Dalil-dalil diterjemahkan oleh mahasiswa-mahasiswanya ke dalam bahasa

Jerman, dan dalam waktu empat minggu saja sudah tersiar ke seluruh Jerman.

Umat Kristen, yang sudah lama tidak senang lagi mengenai keadaan gereja, kini

mendengar suara yang menyatakan keberatannya dan yang sekaligus

menunjukkan jalan lain. Sebaliknya, pemimpin-pemimpin gereja tidak begitu

senang. Dalam waktu yang singkat saja hasil penjualan surat-surat penghapusan

siksa telah menjadi sangat berkurang. Luther dituduh di hadapan paus sebagai

seorang penyesat, dan Leo X menuntut supaya ia menarik kembali ajaran yang

salah itu. Luther menjelaskan maksud dalil-dalilnya kepada paus dalam sepucuk

surat yang penuh penghormatan. Tetapi paus memberi perintah kepadanya

untuk menghadap hakim-hakimnya di Roma dalam waktu 60 hari. Itu berarti

bahwa Luther akan dibunuh.

Page 29: Bmf 53 teologi reformed

23 |TEOLOGI REFORMED

Akan tetapi, keadaan politik di Jerman menolong Luther. Sebenarnya negeri

Jerman adalah kekaisaran, namun kekuasaan kaisar sangat terbatas. Jerman

terbagi atas ratusan daerah yang praktis yang merupakan negara-negara

merdeka. Salah satu yang terbesar di antara daerah-daerah itu ialah Kerajaan

Sachsen, di mana Luther tinggal. Kalau rajanya, Raja Friedrich yang Bijaksana,

berbuat sesuatu yang menentang gereja, kaisar atau paus tidak bisa berbuat

apa-apa. Friedrich tidak mau menyerahkan Luther, namun paus tidak berani

melawan Friedrich, sebab memerlukan dukungan Friedrich dalam pemilihan

seorang kaisar baru (Charles V, 1519-1555).

Lalu Luther diperiksa di Jerman sendiri, tetapi di luar wilayah Saksen, oleh

Kardinal Cajetanus (1518). Sudah barang tentu ia mengira bahwa ia akan

ditangkap dan dibunuh. Di tengah jalan, orang- orang meneriakkan kepadanya,

"Balik, balik!" Tetapi Luther menjawab, "Di sana pun berkuasa Kristus. Semoga

Kristus hidup, Martinus binasa, bersama dengan setiap orang berdosa!" Ia

menghadap sang kardinal dengan berlutut dan ia mencoba membujuk Luther

baik-baik, tetapi dengan segera toh terjadi perdebatan. Pegawai-pegawai istana

paus menertawakan Luther yang begitu bodoh membenarkan dirinya

berdasarkan Kitab Suci. Akibatnya, sang kardinal menjadi marah, dan Luther

terpaksa diselundupkan ke luar kota, supaya ia lolos dari bahaya maut. Baru dua

tahun kemudian Luther dihukum secara resmi.

Sementara itu, gerakan Reformasi semakin meluas. Luther sendiri makin sadar

bahwa pengertiannya yang baru itu akan berpengaruh terhadap seluruh ajaran

dan tata gereja: makin banyak unsur dari teologi dan praktik Gereja Roma yang

ia tolak.

Banyak kota dan daerah di Jerman yang memihak kepada Luther dan namanya

mulai terkenal di luar negeri juga. Kalangan humanis bergelora semangatnya

karena pembaruan-pembaruan yang dianjurkannya. Salah seorang humanis

yang selama hidupnya bersahabat dengan Luther ialah rekannya di Universitas

Wittenberg, Melanchthon (1497-1560), yang pada tahun 1518 menjadi guru

besar bahasa Yunani di sana. Pengajaran sekolah umum di negeri Jerman

disusunnya secara baru, menurut asas-asas Reformasi. Dialah yang menulis

buku dogmatika protestan yang pertama, yang berjudul: Loci Communes

Page 30: Bmf 53 teologi reformed

24 |TEOLOGI REFORMED

("Pokok-pokok Teologi", 1521). Ia juga merupakan pembantu Luther dalam hal

penerjemahan Alkitab.

Pandangan-pandangan baru Luther tidak berkembang dengan cepat, sebab ia

berwatak konservatif, dan tidak suka melepaskan apa yang pernah dianutnya.

Namun justru dialah yang terpanggil untuk memelopori pembaruan gereja! Baru

pada tahun 1519, ia menginsafi bahwa paus bisa keliru juga, bahwa konseli-

konseli gereja pun bisa sesat. Dengan demikian, seluruh tradisi gereja, yaitu

anggapan-anggapan dan kebiasaan-kebiasaan yang telah muncul dan dipelihara

berabad-abad lamanya, kehilangan kekuasaannya di samping Alkitab. Tradisi itu

hanya masih berlaku di bawah kekuasaan Alkitab: apa yang berlawanan dengan

ajaran Alkitab harus dihapuskan.

Pada tahun 1520 Luther menerbitkan tiga tulisan yang di dalamnya, ia

menguraikan pandangannya yang baru. Yang paling terkenal ialah "Kebebasan

Seorang Kristen", yang merupakan buku etika protestan yang pertama.

Dalam ketiga karangan itu, Luther merobohkan seluruh sistem Abad

Petengahan. Yang pertama ialah" Kepada para pemimpin Kristen Jerman,

mengenai perbaikan masyarakat Kristen. Di sini Luther menyatakan bahwa paus

dan kaum rohaniwan tidak boleh berkuasa atas "kaum awam". Setiap orang

Kristen adalah seorang imam dan ikut bertanggung jawab dalam gereja. Dunia

juga tidak "bertingkat dua". Berkhotbah atau bercocok tanam sama tingkatnya,

sebab sama-sama bertujuan melayani Allah. Jadi, tidak dengan sepatutnya kaum

"rohaniwan", khususnya paus, menuntut kekuasaan atas negara dan

masyarakat. Bangsa Jerman, dengan diwakili oleh pemimpin-pemimpinnya,

boleh dan harus memperbaiki sendiri keadaan gerejanya.

Karangan yang kedua berjudul: Pembuangan Babel untuk Gereja. Buku itu berisi

uraian tentang sakramen-sakramen. Hanya baptisan dan Perjamuan Kudus yang

bisa ditemukan dasarnya dalam Alkitab. Tentang pengakuan dosa, Luther masih

ragu-ragu; keempat sakramen lainnya ditolaknya. Arti sakramen dan hubungan

antara sakramen dengan Firman Tuhan dirumuskannya secara baru juga:

sakramen bukanlah saluran anugerah ke dalam diri kita. Sakramen, menurut

Luther adalah tanda dari apa yang dinyatakan oleh Firman itu, Firman dalam

rupa tanda, dan jawaban kita atas penerimaan sakramen itu hanyalah iman.

Page 31: Bmf 53 teologi reformed

25 |TEOLOGI REFORMED

Pada karangan pertama, Luther berbicara kepada para penguasa. Pada karangan

kedua, ia berdiskusi dengan teolog-teolog. Pada karangan ketiga, Kebebasan

Seorang Kristen, ia menulis bagi rakyat Kristen. Buku itu menguraikan soal

perbuatan-perbuatan baik. Luther mulai dengan merumuskan dua dalil yang

tampaknya saling bertentangan:

"Seorang Kristen bebas dari segala ikatan dan bukanlah hamba kepada siapa

pun";

"Seorang Kristen terikat pada segala sesuatu dan hamba dari semua orang".

Demikian yang dimaksud Luther: Seorang Kristen bebas dari hukum atau taurat

mana pun, dan tidak terikat pada peraturan yang dikeluarkan oleh siapa pun,

biar sri paus sekalipun, sebab ia telah memiliki kebenaran Kristus dan tidak

membutuhkan lagi perbuatan-perbuatan amal. Tetapi di dalam diri orang

Kristen itu masih ada kemauan yang buruk, tubuhnya yang penuh hawa nafsu

(Luther pernah menjadi rahib!) dan tubuh itu harus dikekang dengan banyak

"perbuatan-perbuatan": dengan askese juga. Namun, perbuatan-perbuatan itu

tidak mengandung amal - bukankah kita telah mendapat seluruh amal yang kita

butuhkan di dalam Kristus? (bacaan 2).

Gereja Roma dan Negara Jerman mengutuk dan mengucilkan Luther. Akan

tetapi, Raja Friedrich yang Bijaksana tetap melindungi dia.

Pada tahun 1520, keluarlah bulla (surat resmi) dari paus, yang telah lama

ditunggu-tunggu. Jikalau Luther tak mau menarik kembali ajarannya yang sesat

itu, ia akan dijatuhi hukuman gereja. Luther membalas bulla itu dengan

karangan yang berjudul: "Melawan bulla yang terkutuk dari si Anti-Krist". Lalu

bulla itu dibakarnya di muka pintu gerbang kota Wittenberg di hadapan para

guru besar dan mahasiswa. Kemudian, keluarlah bulla-kutuk paus.

Menurut anggapan abad pertengahan, negara tidak bisa tidak menghukum

seorang penyesat yang telah dikutuk oleh gereja. Tetapi karena banyak kepala

daerah (bnd. pasal 2) menyetujui ajarannya, maka Luther dipanggil ke "sidang

kekaisaran" yang pada bulan April 1521 diadakan di kota Worms untuk

mempertanggungjawabkan perbuatan- perbuatan dan karangan-karangannya.

Sahabat-sahabat Luther takut kalau-kalau ia akan ditangkap dan oleh sebab itu

Page 32: Bmf 53 teologi reformed

26 |TEOLOGI REFORMED

memohon kepadanya supaya jangan pergi juga. Tetapi Luther berkata, "Biarpun

di Worms ada setan sebanyak genteng di atas rumah, aku pergi juga! "

Pembelaannya di hadapan kaisar dan raja-raja pada tanggal 18 April 1521

menjadi termasyhur. Wakil paus menuntut kepadanya supaya ia memungkiri

segala pandangannya yang sesat itu, tetapi Luther menunjuk pada Alkitab,

"Bahwa saya bisa sesat sebagai manusia, tentang itu saya yakin. Akan tetapi,

hendaknya saya diperbolehkan menuntut supaya dari Firman Allah dibuktikan

kepada saya bahwa saya sesat." Namun, bukti itu tidak akan diberikan, karena

ajarannya sudah lebih dahulu ditolak oleh gereja. Lalu kata Luther, "Saya tidak

percaya kepada paus atau kepada konseli-konseli saja, karena sudahlah jelas

seperti siang bahwa mereka berkali-kali sesat dan seringkali bertentangan

dengan dirinya sendiri. Suara hati saya sudah terikat oleh perkataan Kitab Suci

dan saya tertangkap dalam Firman Allah: menarik kembali, saya tidak dapat dan

saya tidak mau sama sekali. Semoga Allah menolong saya. Amin!"

Beberapa minggu kemudian, dalam Edik Worms, Luther bersama pengikut-

pengikutnya dikucilkan dari masyarakat dengan "kutuk kekaisaran". Segala

karangan Luther juga harus dibakar. Ia sendiri boleh ditangkap atau dibunuh

oleh siapa saja yang menemukan dia. Karena kaisar telah memberi jaminan

keamanan, maka Luther boleh pulang dulu ke kotanya. Ketika keretanya

melintasi suatu hutan, sekonyong-konyong ia disergap oleh sepasukan orang

berkuda yang bersenjata. Orang menyangka Luther telah dibunuh seteru-

seterunya, tetapi sebenarnya ia dilarikan atas perintah Friedrich yang Bijaksana,

yang hendak meluputkan sahabatnya itu dari bahaya maut. Luther dibawa ke

puri Wartburg, supaya ia aman dan tersembunyi untuk sementara waktu.

Sepuluh bulan lamanya, Luther tinggal di Wartburg dengan berpakaian ksatria

dan memakai nama samaran, yaitu "Pangeran Georg". Di tempat yang sunyi itu,

hatinya digoda oleh banyak kebimbangan. Benarkah ia mengikuti jalan Tuhan

dengan gerakannya itu? Kata orang, pernah Luther melemparkan sebotol tinta

kepada Iblis yang tampak olehnya dalam biliknya dan yang mengganggu dia.

Yang pasti ialah bahwa ia melawan Iblis dengan tinta yang keluar dari penanya:

Luther bekerja keras di Wartburg, dan dalam beberapa bulan saja Perjanjian

Baru sudah siap diterjemahkannya ke dalam bahasa Jerman, dengan memakai

juga naskah Yunani terbitan Erasmus. Di samping itu, ia mengarang sebuah kitab

Page 33: Bmf 53 teologi reformed

27 |TEOLOGI REFORMED

rencana khotbah untuk pendeta-pendeta Protestan yang sangat membutuhkan

pimpinan dalam hal berkhotbah.

Sesudah satu tahun, Luther kembali lagi ke Wittenberg dan meneruskan

pekerjaan Reformasi. Sekarang ia mulai memperbarui tata kebaktian.

Luther berwatak konservatif (pasal 3), sehingga ia mau mempertahankan

sebanyak mungkin tata kebaktian yang lama. Asasnya ialah bahwa yang perlu

diubah hanyalah apa yang nyata bertentangan dengan Alkitab. Jadi, kebaktian

Protestan, khususnya yang memakai aturan Lutheran, tetap berjalan seperti

Misa Katholik: sesudah salam-berkat, jemaat mengaku dosanya dan

pengampunan diberitakan, lalu Alkitab dibacakan, khotbah diadakan, kemudian

ada perayaan sakramen.

Akan tetapi, dalam beberapa hal harus ada perubahan. Pertama: bahasa. Misa

biasanya dilayankan dengan memakai bahasa Latin. Sulit bagi rakyat untuk

memahami bahasa itu. Padahal, kebaktian itu justru dimaksudkan untuk

menyampaikan Firman kepada mereka! Jadi, bahasa Latin diganti dengan

bahasa Jerman (dan di negeri-negeri lainnya yang menerima Reformasi, dengan

bahasanya sendiri). Kedua: pengertian mengenai makna ibadah berubah secara

asasi. Dalam teologi Katholik, Misa adalah pengulangan korban Kristus secara

tak berdarah. Melalui penerimaan sakramen itu, berlangsung penyaluran

anugerah yang menjadikan manusia sanggup berbuat sesuai dengan kehendak

Allah. Karena itu, yang menjadi pusat ibadah ialah perayaan sakramen Misa.

Kebaktian tanpa khotbah tetap merupakan ibadah yang lengkap, tetapi

kebaktian tanpa Ekaristi tidaklah lengkap. Malah, kebaktian dimana satu dua

orang imam sendiri merayakan Ekaristi dengan tidak dihadiri jemaat,

merupakan ibadah juga. Kedua wawasan tentang makna sakramen Misa itu tadi

ditolak oleh Luther. Baginya, makna ibadah bukan pengorbanan Kristus dalam

Misa, bukan juga penyaluran anugerah, melainkan pemberitaan rahmat Tuhan

kepada setiap orang yang mau mendengar. Pemberitaan itu terjadi dalam

pemberitaan Firman, dan dalam perayaan sakramen, yang menandai dan

memperlihatkan apa yang dinyatakan dalam pemberitaan Firman itu. Maka,

khotbah diberi tempat yang lebih wajar dalam kebaktian. Khotbah harus ada; itu

dilakukan beberapa kali seminggu; perayaan Perjamuan Kudus "hanya" ada

pada setiap Minggu pagi, sesudah khotbah. Sama halnya seperti sebuah buku

Page 34: Bmf 53 teologi reformed

28 |TEOLOGI REFORMED

yang teksnya bisa dipahami walau tidak ada gambar; tetapi gambar itu

ditambahkan supaya teksnya lebih jelas lagi. Luther berpegang pada kehadiran

nyata tubuh dan darah Kristus dalam Ekaristi (Perjamuan); hanya tubuh dan

darah itu tidak hadir sebagai ganti roti dan anggur (trans-substansiasi), tetapi

bersama dengannya (con-substansiasi, con/cum = bersama dengan).

Perubahan ketiga yang membuat Misa Katholik menjadi kebaktian Protestan

ialah kegiatan jemaat di dalamnya. Pada zaman Ambrosius, kebaktian diselingi

nyanyian jemaat (Kid. Jemaat 245 berasal dari Ambrosius). Tetapi dalam Abad

Pertengahan, jemaat semakin tidak aktif. Sekarang Luther sendiri dan ahli-ahli

musik serta penyair lain menyusun lagu-lagu dalam bahasa Jerman untuk

jemaat yang tidak biasa menyanyi itu, sehingga bisa dipakai sebagai nyanyian

dalam kebaktian gereja dan di rumah.

Bacaan-bacaan:

Beberapa di antara ke-95 dalil Luther

37. Setiap orang Kristen telah mengambil bagian dalam segala harta Kristus dan

gereja; hal itu dianugerahkan kepadanya oleh Allah, biarpun tidak ada surat

penghapusan siksa dari gereja.

43. Patutlah kepada orang-orang Kristen diajarkan: "Kalau seorang memberikan

sesuatu kepada orang miskin, atau meminjamkan uang kepada orang yang

membutuhkannya, ia berbuat lebih baik, ketimbang kalau ia membeli surat

penghapusan siksa."

44. Karena oleh perbuatan kasih, kasih bertambah dan manusia bertambah

baik; tetapi oleh penghapusan siksa ia tidak bertambah baik, hanya saja lebih

bebas dari hukuman.

65. Harta Injil ialah jala-jala, yang dengannya dahulu kala orang ditangkap dari

kekayaan (Matius 4:9; Lukas 18:18-27).

66. Harta penghapusan siksa ialah jala-jala, yang dengannya sekarang

ditangkaplah kekayaan orang.

Dari Kebebasan Seorang Kristen

Page 35: Bmf 53 teologi reformed

29 |TEOLOGI REFORMED

Seorang Kristen bebas dari semuanya dan atas seluruhnya, sehingga dia tidak

membutuhkan sesuatu perbuatan untuk menjadikan dia benar dan

menyelamatkannya, karena hanya iman saja yang menganugerahkan semuanya

berlimpah-limpah.

Walaupun seseorang cukup dibenarkan oleh iman, namun ia masih hidup di

dunia yang fana ini. Dalam hidup ini, ia harus menguasai tubuhnya (= segala

nafsunya yang menentang kehendak Allah) dan bergaul dengan sesamanya. Dia

menemukan tantangan kehendak di dalam tubuhnya yang berdaya upaya

melayani dunia dan yang mencari segala kepuasan. Hal ini tak dapat dibiarkan

oleh roh iman. Karena melalui iman, jiwa kita disucikan dan digerakkan untuk

mengasihi Allah, maka jiwa itu menghendaki segala sesuatu. Teristimewa

tubuhnya sendiri, menjadi suci-murni, sehingga segala sesuatu akan turut serta

dengannya dalam mengasihi dan memuji Allah. Oleh karena itu, manusia tidak

lagi malas, karena kebutuhan tubuhnya mendorongnya dan memaksanya

mengerjakan banyak perbuatan yang baik supaya tubuh itu dapat ditaklukkan.

Dengan jalan ini, tiap-tiap orang sangat mudah mempelajari bagi dirinya sendiri,

pembatasan dan kebijaksanaan dari penyiksaan badannya, karena ia akan

berpuasa, berjaga-jaga dan bekerja sebanyak yang diperlukan untuk menahan

keinginan hawa-nafsu tubuhnya.

Akhirnya, kita akan membicarakan juga hal-hal perbuatan kepada sesama

manusia. Seseorang tidak hidup untuk dirinya sendiri saja dalam tubuh yang

fana ini, dan bekerja untuk dirinya saja, tetapi ia hidup untuk orang lain dan

bukan untuk dirinya sendiri. Untuk tujuan inilah, ia menaklukkan tubuhnya,

supaya dapat lebih ikhlas dan lebih bebas melayani orang lain. Dari iman

mengalirlah kasih dan kegembiraan dalam Tuhan, dan dari kasih pikiran yang

gembira, tulus dan bebas, yang melayani sesama manusia dengan rela hati dan

tidak memikirkan penghargaan atau olok-olok, pujian atau celaan, untung atau

rugi.

Luther mengenai "rohaniwan " dan "awam ". (Dari: Kepada para pemimpin

bangsa Jerman, pasal 1).

Menamakan para paus, uskup, imam, biarawan, dan biarawati "golongan

rohaniwan", sedangkan para pangeran, tuan, tukang, dan petani "golongan

Page 36: Bmf 53 teologi reformed

30 |TEOLOGI REFORMED

duniawi", merupakan akal yang direka-reka oleh orang-orang lihai. Karena

semua orang Kristen, tanpa kecuali, benar-benar dan sungguh-sungguh

termasuk golongan rohaniwan, dan tidak ada perbedaan di antara mereka,

kecuali pekerjaan mereka yang berlainan. (...) Tidak ada di antaranya perbedaan

dalam hal kedudukan Kristen. Semuanya bersifat rohani kedudukannya, dan

semuanya sungguh-sungguh imam, uskup, dan paus. Mereka yang sekarang

dinamakan kaum rohaniwan , tidak lebih luas atau lebih besar pangkatnya

daripada orang Kristen lainnya, kecuali dalam hal bahwa mereka mempunyai

tugas menerangkan Firman Allah dan melayankan sakramen-sakramen. Tukang

sepatu, pandai besi, petani, masing-masing mempunyai kesibukan tangan dan

pekerjaannya; sementara itu, mereka semuanya dapat dipilih pula untuk

bertindak sebagai imam dan uskup.

Sumber:

Bahan di atas diedit dari sumber:

Judul Buku : Harta dalam Bejana - Sejarah Gereja Ringkas

Judul Artikel : Permulaan Pembaruan Gereja (Reformasi)

Penulis : Dr. Th. Van Den End

Penerbit : PT BPK Gunung Mulia Jakarta

Tahun : 2001

Halaman : 162 - 172

http://reformed.sabda.org/permulaaan_pembaharuan_gereja_reformasi

Page 37: Bmf 53 teologi reformed

31 |TEOLOGI REFORMED

Perubahan-perubahan Radikal, Sebagai Akibat

Reformasi Editorial:

Dear e-Reformed netters,

Beberapa waktu yang lalu, saya tertarik untuk membaca kembali buku

terbitan BPK tahun 1985 (cetakan ketiga) yang berjudul "Theologia Kaum

Awam", tulisan Dr. H. Kraemer (jelas buku tersebut pasti ditulis jauh

sebelum tahun 1985). Walaupun kelihatannya buku ini sudah "kuno",

ternyata isu-isu yang dibahas di dalamnya masih sangat segar dan relevan

dengan keadaan gereja masa kini, yaitu tentang kedudukan kaum awam

dalam gereja. Sebelum Reformasi, kaum awam jelas tidak memiliki

kedudukan yang penting dalam gereja. Semua urusan gereja merupakan

tugas "para klerus" (pendeta-pendeta yang ditahbiskan), sedangkan

kaum awam (jemaat) hanya menjadi objek saja. Setelah Reformasi,

terjadi perubahan yang radikal, karena prinsip-prinsip gereja yang salah

dan tidak alkitabiah didobrak, salah satu hasilnya adalah konsep

"keimaman orang percaya" atau istilah yang dipakai Dr. H. Kraemer,

"imamat am semua orang percaya", bahwa semua orang Kristen adalah

imam, tak ada perbedaan di antara mereka (termasuk dengan para

klerus), kecuali dalam hal jabatan.

Pikiran-pikiran yang dilahirkan para Reformator begitu tajam dan sangat

sarat dengan kebenaran Alkitab. Tuhan menunjukkan hikmat kepada

mereka untuk menjadi jalan bagi kita mengerti lebih dalam akan

panggilan Tuhan bagi jemaat-Nya. Tapi sayang sekali, menurut Dr.

Kraemer, usaha para Reformator untuk mengembalikan kedudukan kaum

awam pada tempat yang sewajarnya ternyata sebagian besar hanya

sampai pada pemikiran saja. Menurut beliau, kalau kita jujur, kita harus

mengakui bahwa pada kenyataanya pikiran-pikiran Reformasi tersebut

sulit untuk dijalankan/diaplikasikan, bahkan sampai hari ini. Mengapa?

Page 38: Bmf 53 teologi reformed

32 |TEOLOGI REFORMED

Saya harap pertanyaan "Mengapa" ini dapat memicu keingintahuan dan

kekritisan Anda untuk berpikir lebih jauh tentang topik ini. Untuk itu,

silakan baca cuplikan artikel dari buku Dr. Kraemer di bawah ini.

In Christ,

Yulia

< yulia in-christ.net >

Penulis:

H. Kraemer

Edisi:

062/V/2005

Isi:

Pikiran-pikiran pokok dari Reformasi memberi kemungkinan untuk

perubahan-perubahan radikal dalam seluruh konsep dan tempat kaum

awam. Pada saat yang menentukan, karena kepatuhan kepada Firman

Allah, Luther menolak untuk patuh kepada gereja yang terjelma dalam

kekuasaan hirarkis Paus. Konsep Luther tentang gereja, terutama dalam

tulisan- tulisan militannya yang terdahulu, adalah suatu serangan frontal

terhadap konsep gereja hirarkis. Faham tentang pejabat gereja yang

hirarkis juga ditolak. Secara prinsip perbedaan antara "kaum klerus" dan

"kaum awam" tidak ada lagi.

Dalam manifestonya kepada kaum bangsawan Kristen ia mengumumkan,

"Semua orang Kristen adalah benar-benar imam, tak ada perbedaan di

antara mereka kecuali dalam hal jabatan .... Setiap orang yang sudah

dibaptis dapat berkata bahwa ia sudah ditahbiskan menjadi imam, uskup

atau paus." Hanya demi ketertiban, orang-orang tertentu dipisahkan oleh

jemaat, mereka adalah "pelayan-pelayan", bukan imam-imam dalam arti

budaya, orang-orang perantara antara Allah dan jemaat atau antara Allah

Page 39: Bmf 53 teologi reformed

33 |TEOLOGI REFORMED

dan manusia, tapi "pelayan-pelayan Firman" (verbi divini ministri). Pada

prinsipnya, pelayanan yang diartikan secara baru ini (mengajar dan

berkhotbah, membaptiskan, melayani Perjamuan Kudus, mengikat dan

melepaskan dosa, berdoa syafaat, mempertimbangkan ajaran dan

membeda-bedakan roh) adalah hak setiap orang Kristen yang telah

dibaptis. Ini berarti imamat orang-orang yang percaya atau, seperti biasa

disebut, "imamat am" adalah semua orang yang percaya. Sejak itu prinsip

ini selalu disertai oleh hukum "sola gratia", "sola scriptura". Kedua prinsip

ini sudah menjadi prinsip besar resmi dari Reformasi dan khususnya

Protestantisme.

Dalam faham-faham yang militan ini terdapat benih-benih individualisme

dan equalitarianisme yang tidak sepenuhnya sesuai dengan pandangan

Alkitab, yaitu "imamat yang berkerajaan", yang adalah milik semua orang

percaya secara keseluruhan. [1] Militansi dan pernyataan yang

nampaknya berlebih-lebihan ini dapat dimengerti melihat kenyataan

bahwa pada waktu itu Luther harus berjuang melawan sistem hirarki

yang luar biasa, faham hirarki yang sudah tertanam sangat dalam di

pikiran orang sejak berabad-abad. Faham seperti itulah yang hendak

digugatnya di hadapan forum faham Alkitab mengenai gereja beserta

anggota- anggotanya. Implikasi dari serangan-serangannya itu ialah

penghapusan semua klerikalisme dan pemulihan tempat yang sewajarnya

bagi kaum awam.

Tapi, secara jujur harus disebut di sini bahwa konsep baru tentang gereja

dan pemulihan tempat kaum awam tidak pernah menjadi pokok-pokok

yang dominan. Prinsip yang banyak digembar-gemborkan tentang

"imamat am semua orang percaya" mempunyai akibat-akibat tertentu

yang sangat menarik dalam Dunia Baru, tapi pada umumnya di Dunia

Lama hal ini tak pernah punya efek apa-apa. Sampai sekarang prinsip itu

hanya punya peranan sebagai bendera, bukan prinsip yang memberi

hidup dan kekuatan. Sudah tentu, sejak Reformasi dan lahirnya banyak

macam gereja sebagai akibatnya, pandangan eklesiastik hirarkis tentang

Page 40: Bmf 53 teologi reformed

34 |TEOLOGI REFORMED

gereja tidak pernah lagi mendapat tempat yang tidak dapat diganggu-

gugat seperti sebelumnya. Panggilan untuk membenarkan setiap doktrin

gereja dan tugas anggota-anggotanya berdasarkan Alkitab, tak pernah

lagi diabaikan seperti sebelumnya. Dasar etika Calvinisme tentang orang-

orang awam yang harus membuktikan bahwa mereka adalah orang-

orang yang sudah dipilih Allah dengan bekerja sepenuh hati, adalah

akibat dari prinsip "imamat am semua orang percaya". Juga tak dapat

disangkal bahwa prinsip ini, terutama pada abad 19 di bawah pengaruh

faham liberalistis-individualistis, sudah lebih merupakan kata-kata muluk

teologis untuk faham modern pada waktu itu, dari pada sumber kekuatan

rohani yang mengubah gereja.

Mengapa definisi baru dari Luther dan Calvin tentang gereja, pelayanan

dan tentang tempat sentral dan utama dari jemaat secara keseluruhan,

akhirnya hanya menjadi prinsip dan bukan menjadi kenyataan? Mengapa

kaum pendeta yang jadi dominan dan bukan jemaat (Gemeinde) secara

keseluruhan?

Pertama-tama, kita akan menyebut sebab-sebabnya, lepas dari keadaan-

keadaan sejarah yang banyak mempengaruhinya. Ketika para Reformator

kembali kepada Alkitab dan mendapati bahwa Yesus Kristus adalah satu-

satunya Kepala Gereja yang benar, yang memerintah gereja melalui Roh-

Nya yang kudus, anugerah dan pengampunan-Nya, dan menghapuskan

semua tingkatan-tingkatan kekuasaan dan hak, mereka bertekad untuk

meninggalkan sistem tingkatan-tingkatan hirarkis dan penyamaan gereja

dengan kaum klerus yang dianggap sebagai imam pengantara sakramen.

Gereja terdiri atas orang-orang percaya dan orang-orang berdosa yang

sudah diampuni. Tapi ketika mengorganisir atau mereorganisir gereja,

mereka berusaha menghindari dan menghapuskan pelanggaran-

pelanggaran mencolok dan kebobrokan sistem yang dominan. Pandangan

para Reformator tentang gereja tidak sepenuhnya alkitabiah. Ini dapat

dimengerti, sebab kecamuk dan hangatnya perjuangan dan pandangan

mereka sangat dipengaruhi oleh protes dan polemik. Lagi pula, ucapan-

Page 41: Bmf 53 teologi reformed

35 |TEOLOGI REFORMED

ucapan Luther bahwa setiap orang Kristen yang dibaptis mempunyai

kuasa seperti yang dipunyai oleh paus, uskup-uskup dan imam-imam,

mengandung bahaya- bahaya tersembunyi.

Bahaya PERTAMA ialah: bahwa dalam suatu gereja yang sudah berabad-

abad "orang Kristen yang dibaptis" sama sekali tidak sama dengan

seorang Kristen yang benar-benar percaya. Sebab, walaupun benar

pendapat bahwa otoritas untuk mengatur dan mengadakan konsep

tentang gereja terletak dalam pola-pola alkitabiah tentang gereja, itu

bukan berarti bahwa pola-pola alkitabiah itu yang harus ditiru. Situasi

sejarah yang lain memerlukan ekspresi kreatif yang lain walaupun

peraturan dan konsep pokoknya sama.

Yang KEDUA: anggota-anggota gereja yang sudah berabad-abad itu

menghalangi anggota-anggotanya menjadi dewasa secara rohani, karena

ajaran tentang "iman implisit" dari kaum awam, tidak dapat dengan tiba-

tiba menjadi orang-orang dewasa dalam kerohanian.

Yang KETIGA: gerakan Reformasi menekankan pentingnya khotbah di

samping penghapusan habis-habisan perbedaan antara "kaum klerus"

dan "kaum awam". Memberi tekanan penting terhadap khotbah yang

benar dan "murni" [2] (die reine Predigt) sebagai makanan rohani yang

memberi hidup. Untuk itu, diperlukan orang-orang yang cakap untuk

memegang jabatan itu. Pelayanan sakramen yang benar, yang juga

dinyatakan sebagai salah satu tanda hakiki dari gereja, terutama

Perjamuan Kudus di banyak gereja, tidak mendapat tempat yang sama

penting seperti "khotbah murni Firman Allah". Pelayanan sakramen

hanya diperuntukkan bagi pendeta-pendeta. Walaupun perkembangan

ini mempunyai alasan- alasan yang baik, hal ini menimbulkan kekaburan

arti dalam keseluruhan konsep "pelayanan". Di satu pihak, hal ini

cenderung kepada pembentukan kembali suatu golongan "kaum klerus",

padahal di pihak lain, setidak-tidaknya dalam prinsip, diusahakan

menghapuskan perbedaan antara "kaum klerus" dan "kaum awam".

Page 42: Bmf 53 teologi reformed

36 |TEOLOGI REFORMED

Pentahbisan ke dalam "status rite vocatus", yang telah menjadi dinding

pemisah antara "kaum klerus" dan "kaum awam" di gereja sebelumnya,

sebenarnya sekarang juga masih menjadi semacam dinding pemisah.

Seperti yang telah dikatakan di atas, perbedaan ini diadakan demi tata

tertib. Motif itulah satu-satunya motif yang benar, kalau ditinjau dalam

terang prinsip "imamat am semua orang percaya". Sebagai jawaban

terhadap konsep imam sebagai perantara sakramen di masa yang lalu,

prinsip itu ingin meninggalkan faham tentang "para klerus" yang

mempunyai tempat yang lebih tinggi dan terasing dari kaum awam. Tapi

sebenarnya, berlawanan dengan teori tentang tidak adanya perbedaan

secara fundamentil, dalam praktiknya prinsip itu menempatkan kaum

awam lebih rendah dari kaum pendeta, membuat kaum awam jadi pasif,

memberi tekanan besar pada arti "jabatan" (Amt) dan pimpinannya.

Perkembangan ini makin diperkuat dengan kenyataan bahwa para

pendeta, yang tugas utamanya ialah untuk mengkhotbahkan Firman Allah

dengan benar, makin lama makin kelihatan sebagai "ahli-ahli teologia",

"orang-orang yang tahu", dan dalam tingkatan sosial mereka mempunyai

status "rohaniawan"; dengan kata lain sebagai pneumatikoi, manusia-

manusia rohani (1Korintus 3). Akibat buruknya ialah bahwa kaum awam

lambat-laun menerima saja kedudukan sebagai "orang-orang yang tidak

tahu", orang-orang yang tidak dewasa secara rohani. Hal ini

menghasilkan suatu situasi, yang terdapat di semua gereja, dimana ada

perpisahan jelas antara pejabat gereja yang memimpin dan kaum awam

yang dipimpin. Dengan kata lain, gereja adalah urusan pendeta-pendeta.

Pada masa Reformasi sendiri dan pada masa-masa permulaan

pengkonsolidasiannya, unsur-unsur konkret dalam sejarah sudah

menghalangi dipraktikannya "imamat am semua orang percaya" itu. Pada

mulanya, Reformator-reformator itu tidak bermaksud mendirikan gereja

baru. Tujuan mereka mula-mula ialah untuk memurnikan iman. Tapi

ketika perlawanan keras dari pimpinan gereja memaksa mereka untuk

mengorganisir hidup gereja menurut prinsip-prinsip mereka sendiri, maka

Page 43: Bmf 53 teologi reformed

37 |TEOLOGI REFORMED

mereka harus berhadapan dengan kurangnya pengetahuan dan

pengertian kaum awam dan dengan susahnya memelihara ketertiban

dalam jemaat-jemaat. Keadaan seperti ini bukan saja terdapat di Jerman,

melainkan juga di Inggris, dimana Reformasi berlangsung tidak sedrastis

dan sesistematis seperti di negeri-negeri lain [3].

Lagipula, suatu Reformasi yang terorganisir tak dapat dilangsungkan

tanpa pertolongan dan kekuasaan raja-raja dan hakim-hakim yang

memihak kepada gerakan Reformasi itu. Akibatnya ialah bahwa raja-raja

dan hakim-hakim menduduki tempat-tempat penting dalam urusan-

urusan gereja. Jadi, golongan awam yang besar itu walaupun mereka

bukan orang-orang yang tidak tahu, tidak melihat kemungkinan lain

kecuali menyerahkan saja kepengurusan hidup gereja kepada para

pendeta dan badan-badan negara yang dibentuk itu. Pada tahun 1526

Luther sudah mengakui bahwa untuk mendirikan suatu jemaat yang

benar-benar ideal, ia belum mendapati cukup banyak orang-orang Kristen

dan malahan ia belum menjumpai banyak orang yang meminta supaya

jemaat seperti itu didirikan. Organisasi yang dihasilkan oleh

perkembangan itu tidak memberi status yang memungkinkan jemaat-

jemaat mempunyai tanggung jawab yang aktif. Jemaat-jemaat itu

menjadi objek dari pekerjaan pastoral pendeta dan peraturan-peraturan

pemerintah. Akibatnya, walaupun kaum awam lain keadaannya dari masa

sebelum Reformasi, mereka tetap seperti semula, tetap sebagai objek,

sama sekali bukan sebagai subjek. Berlainan dengan Luther, Calvin

menghadapi soal yang sama hanya dalam satu kota dan bukan di negeri-

negeri yang berlain-lainan, makanya ia lebih berhasil dengan

"Ordonnance ecclesiastique"-nya pada tahun 1541 untuk mewujudkan

kebebasan relatif dalam kehidupan gereja. Ini merupakan hasil dari

fahamnya tentang tata gereja yang ditetapkan oleh Allah. "Ordonnance

ecclesiastique" Calvin itu adalah tata gereja yang paling dinamis yang

berasal dari Reformasi. Konsepnya tentang kekuasaan dan pentingnya

pendeta bagi suatu gereja yang terpimpin baik, mengandung unsur-

Page 44: Bmf 53 teologi reformed

38 |TEOLOGI REFORMED

unsur, walaupun tak disengaja, yang mengabaikan arti dan pentingnya

kaum awam.

Amerika, yang waktu itu disebut Dunia Baru, mempunyai corak-corak

tersendiri. Sejarah Amerika merupakan suatu rangkaian dari adaptasi dan

readaptasi kepada dunia yang baru dengan kondisi-kondisi baru dan

dengan perubahan-perubahan yang terus-menerus terjadi. Gereja-gereja

di Amerika adalah gereja-gereja Eropa yang dipindahtanamkan dalam

tanah baru dengan keadaan sekeliling yang baru. Dalam proses ini

Amerika memperkembangkan gereja corak baru. Sejak datangnya

pendatang- pendatang baru, terutama gelombang-gelombang besar

pendatang baru pada abad 19, proses itu berjalan terus. Hasilnya ialah

munculnya gereja- gereja parokhial yang berpemerintahan sendiri yang

khas Amerika, dengan pengawasan dan partisipasi yang lebih besar dari

kaum awam. Dengan prinsip yang sangat dipegang teguh, yakni prinsip

kemerdekaan beragama dan pemisahan antara gereja dengan negara,

gereja dianggap sebagai perkumpulan sukarela dari orang-orang yang

diselamatkan dan sebagai suatu institut untuk memperbaiki kehidupan

masyarakat dengan jalan menyelamatkan perorangan-perorangan.

Urbanisasi telah memaksa gereja mencari dan melayani segala macam

orang dan golongan, dan gereja-gereja itu cenderung untuk memperkuat

persekutuan batiniah dari gereja setempat. Pelayanan oleh kaum awam

telah makin maju karena perkembangan ini.

Kalau kita bandingkan kehidupan gereja di Eropa dengan Amerika, kita

lebih cenderung untuk berkata bahwa struktur dan suasana di dalam

gereja-gereja Eropa tidak memberi banyak dorongan kepada inisiatif-

inisiatif kaum awam. Di Amerika sebaliknyalah yang terjadi. Di Amerika,

bukannya hasil pemikiran-pemikiran teoritis yang menghasilkan keadaan

seperti itu, melainkan hasil pertimbangan-pertimbangan pragmatis, yaitu

bahwa kegunaan gereja sebagai institut yang efektif tergantung hampir

sepenuhnya pada kesediaan kaum awam untuk melibatkan dirinya.

Page 45: Bmf 53 teologi reformed

39 |TEOLOGI REFORMED

Untuk mengakhiri pembahasan historis yang selektif tentang status

teologis kaum awam, kita hendak menyebutkan beberapa patah kata lagi.

Pada abad 19, pada zaman dimana orang semakin menjauhi gereja dan

kekristenan, Johann Heinrich Wichern [4], bapak dari "Innere Mission" di

Jerman, mencoba mengaktuilkan "prinsip-prinsip" Reformasi tentang

imamat am semua orang percaya. Ia tidak menafsirkannya menurut

tafsiran biasa seperti "mempunyai hubungan langsung dengan Allah"

tanpa perantaraan imam, tapi sebagai kewajiban terhadap "diakonia",

yang berlaku bagi semua anggota gereja. Dinamisme "Communio

Sanctorum" terletak pada kenyataan, menurut dia, bahwa "communio

sanctorum" itu bukan saja "Congregatio vere credentium" (persekutuan

orang-orang yang benar-benar percaya), melainkan terutama adalah

"congregatio vere amantium" (persekutuan orang-orang yang benar-

benar mengasihi). Hal ini sudah menunjuk kepada suatu arah yang baru.

Catatan Kaki:

T.F. Torrance, Royal Priesthood, hal. 35, catatan 1, mencela sebutan

"imamat am orang-orang percaya" sebagai sesuatu yang kurang tepat,

"sebab di dalamnya ada unsur-unsur individualisme yang merusak".

Yaitu tafsiran yang benar dari Firman Allah.

Pembahasan yang berikut banyak saya ambil dari buku W. Pauck "The

Ministry in Historical Perspectives", hal. 110 - 147.

Bnd. Martin Gerhardt: J.H. Wichern, Hamburg 1927.

Sumber:

Bahan di atas dikutip dari sumber:

Judul buku : Theologia Kaum Awam

Page 46: Bmf 53 teologi reformed

40 |TEOLOGI REFORMED

Penulis : Dr. H. Kraemer

Penerbit : BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1985

Hal : 45 - 51

Mengenang Dr. Cornelius Van Til: Tokoh Apologetika

Reformed Editorial:

Dear e-Reformed Netters,

Saya senang membaca biografi orang-orang terkenal, karena ada banyak hal

yang dapat kita pelajari dari mereka, khususnya pemikiran- pemikiran mereka

yang cemerlang, prinsip-prinsip hidup mereka yang sangat bernilai, dan

pengalaman hidup mereka yang penuh perjuangan. Dalam dunia kekristenan

ada banyak tokoh "pembela iman" yang kita kenal, tetapi hanya sedikit saja

tokoh yang sebagian besar hidupnya dipakai untuk mengajarkan dan

menegakkan kebenaran doktrin yang berpusatkan kepada Kristus dan

berdasarkan pada Alkitab. Di antara jumlah yang sedikit itu adalah Dr. Cornelius

Van Til.

Tulisan Pdt. Cornelius Kuswanto berikut ini akan menolong kita mengenal tokoh

Teologia Apologetika Reformed tersebut. Meskipun artikel ini pendek tapi isinya

padat. Saya harap kita bisa belajar sesuatu yang berharga dari tulisan tentang

Dr. Cornelius Van Til ini dan menghargai karya-karyanya yang memuliakan

Tuhan dan yang memberi pengaruh bagi gereja Reformed masa kini.

In Christ,

Yulia

Penulis:

Pdt. Cornelius Kuswanto

Page 47: Bmf 53 teologi reformed

41 |TEOLOGI REFORMED

Edisi:

045/XI/2003

Tanggal:

1988

Isi:

Cornelius Van Til dilahirkan di dalam sebuah keluarga Kristen yang mengasihi

Tuhan di Nederland pada tanggal 5 Mei 1895. Selain mendapat pendidikan

agama Kristen di rumah, Cornelius Van Til juga mendapat pendidikan yang baik

dari sekolah Kristen. Melalui latar belakang yang baik ini, Cornelius Van Til

mengenal Tuhan Yesus sebagai Juruselamat dan ia menyadari bahwa semua

bidang kehidupan manusia ada di bawah pengaturan Tuhan yang Maha Kuasa

dan Maha Bijaksana.

Pada usia sepuluh tahun, Cornelius Van Til pindah ke Amerika Serikat. Beliau

menjadi besar bersama kaum imigran Belanda yang tinggal di negara bagian

Indiana. Kemudian beliau melanjutkan sekolah di Calvin College dan Princeton

Theological Seminary.

Beliau mendapat gelar Ph.D dari Princeton Seminary. Setelah melayani Tuhan

sebagai pendeta di Spring Lake, Michigan, beliau mengajar Apologetika di

Princeton Seminary selama satu tahun (1928-1929). Pada tahun 1929, tokoh-

tokoh dari PCUSA (Presbyterian Church in the United States of America)

mencoba mengubah Princeton Seminary agar tidak menekankan kesetiaan

kepada doktrin Reformed. Hal ini menyebabkan beberapa dosen dari Princeton

keluar dan mendirikan sebuah seminari yang berdiri teguh pada doktrin

Reformed. Tokoh-tokoh yang keluar dari Princeton dan turut serta dalam

mendirikan Westminster Seminary ialah Robert Dick Wilson, J. Gresham

Machen, Oswald T. Allis, Cornelius Van Til, dan John Murray yang ikut keluar

pada tahun berikutnya.

Di Westminster Seminary Dr. Van Til mengajar Apologetika dari tahun 1929-

1972. Dari tahun 1972-1987 Dr. Van Til menjadi guru besar pensiun di

Westminster.

Page 48: Bmf 53 teologi reformed

42 |TEOLOGI REFORMED

Selain merupakan salah seorang tokoh pendiri Westminster Seminary, Dr. Van

Til juga merupakan seorang pendiri dari sebuah sekolah Kristen yang terkenal di

Philadelphia. Sekolah ini didirikan pada tahun 1942 dan dikenal dengan nama

Philadelphia-Montgomery Christian Academy. Sekarang sekolah itu sudah

berkembang menjadi tiga sekolah, masing- masing mulai dari TK sampai SMA.

Dr. Van Til meninggal pada tanggal 17 April 1987 dan dimakamkan pada tanggal

22 April. Upacara pemakaman dipimpin oleh Pendeta Steven F. Miller dari

Calvary Orthodox Church di mana Dr. Van Til mengetahui bahwa ia akan

meninggal, beliau minta Pendeta Miller membacakan dua pasal terakhir dari

kitab Wahyu. Bagian Alkitab ini merupakan tujuan dari hidup beliau. Iman beliau

menengadah kepada janji Tuhan, yang akan memberikan kesembuhan kepada

bangsa-bangsa melalui pohon kehidupan yang ada di taman Tuhan dimana tidak

ada lagi kutukan. Dr. Van Til hidup selama 91 tahun dan 11 bulan. Untuk

mengenang jasa beliau yang besar terhadap Westminster Seminary, bangunan

kelas Westminster diberi nama Van Til Hall.

PANDANGAN DAN PIKIRAN PENTING DARI DR. VAN TIL

Sumbangsih yang terbesar dari Dr. Van Til bagi gereja Tuhan ialah dalam bidang

Apologetika. Ayat pegangan bagi beliau untuk melakukan apologetika

ialah 2Korintus 10:5,

"Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang

dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah.

Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus."

Dr. Van Til menekankan bahwa ketika Paulus mengajar kita mengenai menawan

segala pikiran, Paulus mau agar kita menaklukkan setiap argumentasi dan dalih

dari dunia yang menentang Tuhan. Kita harus membawa semua kebenaran

kepada kemuliaan Tuhan. Dalam melakukan apologetika, Dr. Van Til setia

kepada Alkitab. Beliau menghendaki agar kita juga mengritik pikiran dan

pandangan yang bukan Kristen sesuai dengan ajaran Alkitab.

Ajaran ahli filsafat Jerman, Immanuel Kant, merupakan "musuh" Dr. Van Til.

Menurut Kant, pengetahuan kita terbatas oleh pengalaman kita. Pengetahuan

seseorang dibatasi oleh bidang phenomenal (phenomenal realm) atau bidang

Page 49: Bmf 53 teologi reformed

43 |TEOLOGI REFORMED

pengalaman dan penglihatan manusia. Kita tak dapat menyelidiki kenyataan-

kenyataan yang berada di luar batas pengalaman kita. Semua yang berada di

luar batas pengalaman kita, menurut Kant. termasuk dalam bidang noumenal

(noumenal realm). Dr. Van Til melukiskan posisi Kant sebagai berikut:

noumenal -----> di luar kemampuan kita untuk mengetahui

phenomenal ---> sumber dari semua pengetahuan kita

Kelemahan Kant yang terbesar menurut Dr. Van Til adalah:

Semua pengetahuan adalah bersifat subyektif (tergantung dari orang yang

mengetahuinya);

Manusia tidak dapat mempunyai pengetahuan tentang Allah, karena

pengetahuan ini termasuk dalam bidang noumenal.

Dualisme ini menurut Dr. Van Til tidak perlu ada. Beliau menyelesaikan

persoalan ini dengan membuat sebuah lingkaran yang mengelilingi baik bidang

noumenal maupun bidang phenomenal. Tuhan menciptakan kedua bidang ini

dan Tuhan dinyatakan dalam dua bidang ini. Baik bidang noumenal maupun

bidang phenomenal ada di bawah kekuasaan Tuhan dan mereka adalah satu di

dalam ciptaan dan wahyu-Nya. Perbedaan yang dibuat oleh Kant adalah salah.

Dr. Van Til memakai apologetika yang berkeyakinan pada Allah Tritunggal: Bapa,

Anak, dan Roh Kudus berbicara kepada kita melalui Alkitab. Alkitab mengajar

bahwa kita harus melihat perbedaan posisi yang besar antara Allah sebagai

Pencipta dan manusia sebagai ciptaan. Sebagai Pencipta, Allah tidak bergantung

kepada manusia. Sebaliknya semua manusia sebagai ciptaan Allah, bergantung

kepada Allah.

Menurut Dr. Van Til, pikiran manusia yang sudah jatuh dalam dosa tidak dapat

menjadi jawaban untuk menyelesaikan persoalan hidup manusia. Alkitab adalah

jawaban yang final untuk menjawab persoalan manusia. Dr. Van Til dengan

tegas menolak prinsip manusia yang mau hidup secara otonom, tidak mau

bergantung pada Allah. Manusia yang mau hidup otonom adalah manusia yang

tidak menyadari bahwa ia adalah ciptaan Allah.

Page 50: Bmf 53 teologi reformed

44 |TEOLOGI REFORMED

Dr. Van Til berkata bahwa Kristus yang diberitakan dalam Alkitab selalu menjadi

titik pusat dari apa yang beliau ajarkan. Seorang guru besar kesayangan Dr. Van

Til waktu beliau masih belajar di Princeton Seminary ialah Dr. Geerhardus Vos.

Kekaguman Dr. Van Til pada Dr. Vos disebabkan karena Dr. Vos mengajarkan

Alkitab yang berpusat pada Kristus. Bertitik tolak dari hal ini, Dr. Van Til

meninggikan Kristus dalam apologetika. Segenap bidang kehidupan harus

berpusat pada Kristus; bukan saja di gereja, tetapi juga di rumah, di sekolah, di

universitas, di pasar, di bidang politik, bahkan segala sesuatu di dalam hidup

bermasyarakat.

PENGARUH DR. CORNELIUS VAN TIL BAGI ORANG KRISTEN

Selain menjadi berkat di bidang Apologetika, Dr. Van Til juga memberikan

sumbangsih yang besar di bidang-bidang lain. Teologi Sistematika juga tak lepas

dari perhatian Dr. Van Til. Dalam bukunya, "In Defense of the Faith" jilid ke-5,

Dr. Van Til membahas mengenai pentingnya Teologi Sistematika. Dr. Richard

Gaffin, seorang dosen Teologi Sistematika di Westminster Seminary berkata,

"Saya tidak dapat membayangkan Teologi Sistematika tanpa Van Til." Dr. Van Til

membedakan antara Teologi Sistematika dan Apologetika. Kedua bidang ini

mengajarkan hal yang sama, yaitu Alkitab, tetapi dengan tujuan yang berbeda.

Teologi Sistematika dipakai untuk menghadapi gereja, sedangkan Apologetika

dipakai untuk menghadapi dunia. Sebagaimana Alkitab merupakan dasar untuk

melakukan Apologetika, demikian pula Alkitab merupakan dasar untuk Teologi

Sistematika. Menurut Dr. Van Til, kita tak dapat menjadi seorang apologet

Kristen yang baik, kalau kita belum mengetahui teologi secara sistematis. Untuk

melakukan apologetika dengan baik, kita harus mengetahui Teologi Sistematika

dengan baik juga. Kedua bidang ini saling membutuhkan dan saling melengkapi.

Dr. Van Til juga berpengaruh dalam bidang misi dan penginjilan. Dalam 1Petrus

3:15, Petrus mengimbau kita agar kita siap sedia pada segala waktu untuk

memberi pertanggungan jawab tentang pengharapan yang ada pada kita.

Penginjilan lebih menekankan apa yang kita percaya, sedangkan Apologetika

lebih menekankan mengapa kita percaya. Apologetika merupakan langkah lebih

lanjut dari penginjilan, di mana kita berusaha membela kebenaran Alkitab dan

berusaha meyakinkan orang yang tidak percaya mengenai berita penghukuman

dan pengharapan yang ada di dalam Alkitab. Baik dalam melakukan apologetika

Page 51: Bmf 53 teologi reformed

45 |TEOLOGI REFORMED

maupun dalam penginjilan, Dr. Van Til menekankan pentingnya keyakinan

Kristen (Dr. Van Til memakai istilah Christian presupposition) dan epistemologi

Kristen. Dosen Harvie Conn yang mengepalai Departemen Misi di Westminster

Seminary memakai prinsip ini dalam melaksanakan penginjilan. Kita dapat

mengenal ajaran Dr. Conn yang bertitik tolak dari prinsip Dr. Van Til melalui

bukunya yang berjudul "Eternal Word in Changing World".

Departemen Sejarah Gereja dan Konseling di Westminster Seminary juga

mengikuti jejak pendirian Dr. Van Til yang berdiri teguh di atas Alkitab. Van Til

tidak menghendaki Sejarah Gereja berada dalam bidang yang netral. Konseling

yang diajarkan di Westminster juga bertitik tolak dari ajaran Van Til. Profesor

John Bettler, seorang dosen konseling di Westminster berkata, "Kita berusaha

mempraktekkan apologetika Van Til di dalam bidang psikologi."

Kita mengucap syukur kepada Tuhan atas berkat Tuhan yang besar pada gereja-

Nya melalui kehidupan Dr. Van Til. Kalau Dr. Van Til beserta pikiran dan karya

tulisnya sudah menjadi berkat yang besar untuk gereja Tuhan di Amerika,

biarlah berkat-berkat tersebut juga boleh menjadi berkat yang besar bagi gereja

dan umat Tuhan di Indonesia.

Dr. Van Til gemar mengutip Abraham Kuyper (pendeta, pendiri Free University

of Amsterdam, juga mantan perdana menteri Belanda), yang pernah berkata,

"Tidak ada satu sentimeter pun dari kehidupan di mana Kristus tidak berkata,

'Itu adalah milik-Ku.'" Biarlah segenap bidang pendidikan dan hidup kita dikuasai

seluruhnya oleh Kristus dan dipakai untuk meninggikan serta memuliakan Dia,

Raja atas segala raja dan Tuhan atas sekalian yang dipertuan.

KEPUSTAKAAN

Beberapa buku (yang penulis miliki) yang ditulis mengenai Van Til:

Churchill, Robert K. Lest We Forget. A Personal Reflection on the Formation of

the Orthodox Presbyterian Church. Philadelphia: The Committee for the

Historian of the Orthodox Presbyterian Church.

Notaro, Thom. "Van Til and the Use of Evidence. Phillipsburg, New Jersey:

Presbyterian and Reformed, 1980.

Page 52: Bmf 53 teologi reformed

46 |TEOLOGI REFORMED

Pratt, Richard L. Every Thought Captive. Phillipsburg, New Jersey: Presbyterian

and Reformed, 1979.

Beberapa buku (yang penulis miliki) yang ditulis oleh Van Til:

Van Til, Cornelius. Why I Believe in God. Philadelphia: Great Commission

Publication, no date.

A Christian Theory of Knowledge. Philipsburg, New Jersey: Presbyterian and

Reformed, 1969.

The Defense of the Faith. Phillipsburg, New Jersey, Presbyterian and Reformed,

1967. Cetakan ketiga.

In Defense of the Faith Vol. 2. A Survey of Christian Epistemology. Phillipsburg,

New Jersey: Presbyterian and Reformed, no date.

In Defense of the Faith. Vol. 5. An Introduction to Systematic Theology.

Phillipsburg, New Jersey: Presbyterian and Reformed, 1974.

Catatan:

Pdt. Cornelius Kuswanto selama 8 tahun menempuh studi lanjut di Amerika

Serikat, terakhir di Westminster Theological Seminary. Beliau saat ini mengajar

di Seminari Alkitab Asia Tenggara, Malang.

Sumber:

Sumber:

Judul

Majalah : Momentum 5

Judul Artikel : Mengenang Dr. Cornelius Van Til: Tokoh Apologetika

Reformed Gereja

Penulis : Pdt. Cornelius Kuswanto

Penerbit : Lembaga Reformed Injili Indonesia, Jakarta, Des

Page 53: Bmf 53 teologi reformed

47 |TEOLOGI REFORMED

1988

Halaman : 40 - 42

John Wycliffe dan John Hus Editorial:

Dear e-Reformed Netters,

Artikel di bawah ini sebenarnya saya siapkan untuk menyambut "Hari

Reformasi Gereja", tanggal 31 Oktober 2002. Tapi karena satu dan lain

hal artikel ini terlambat dikirim. Untuk itu saya mohon maaf sebesar-

besarnya. Namun meskipun terlambat, saya kira tidak ada salahnya untuk

tetap mengirim artikel ini.

Ada dua judul artikel yang saya siapkan, adalah berupa biografi dari dua

tokoh perintis Reformasi yaitu: JOHN WYCLIFFE dan JOHN HUS. Kedua

tokoh ini dianggap memiliki jasa besar karena mereka telah memberikan

sumbangsih yang sangat berarti bagi terbukanya jalan yang lebar untuk

lahirnya gerakan Reformasi Gereja. Melalui kesaksian hidup yang penuh

perjuangan dan tantangan dari kedua tokoh yang luar biasa ini kiranya

kita dapat belajar bagaimana dapat memiliki hidup yang berprinsip pada

kebenaran Firman Tuhan (Alkitab). Dengan takut akan Tuhan, mari kita

teruskan perjuangan para perintis Reformasi gereja ini.

Belated HARI REFORMASI GEREJA 2002!

In Christ,

Yulia

Artikel Terkait

Page 54: Bmf 53 teologi reformed

48 |TEOLOGI REFORMED

Sejarah dan Pentingnya Alkitab Geneva

John Calvin Mencari Istri Yang Tepat, Idelette

Philip Melanchthon

Mengenang Dr. Cornelius Van Til: Tokoh Apologetika

Reformed

Jemaat-jemaat Kristus di Asia Melintasi Abad Ke-21

(Bagian 1)

Jemaat-jemaat Kristus di Asia Melintasi Abad Ke-21

(Bagian 2)

Permulaaan Pembaharuan Gereja (Reformasi)

Edisi:

034/XI/2002

Isi:

JOHN WYCLIFFE

John Wycliffe dilahirkan di Yorkshire pada tahun 1325. Studi teologianya

ditempuh di Universitas Oxford dan memperoleh gelar doktor teologia di

sana pada tahun 1372. Wycliffe dikenal sebagai seorang mahasiswa yang

sangat cerdas. Banyak kalangan sangat menghormatinya sebagai orang

yang bijaksana dan berpendidikan. Reputasi Universitas Oxford ikut

terangkat karena keberadaan Wycliffe sebagai pengajar di universitas ini,

yang telah dimulainya sejak tahun 1361. Hampir sebagian besar hidup

Wycliffe akhirnya ia habiskan untuk mengabdi di sekolah ini.

Kehidupan Wycliffe pada dasarnya penuh dengan kontroversi. Ia

mempunyai kebiasaan berbahaya yaitu mengatakan apa saja yang

dipikirkannya. Jika apa yang dipelajarinya membuatnya mempertanyakan

Page 55: Bmf 53 teologi reformed

49 |TEOLOGI REFORMED

tentang ajaran Katolik resmi, maka ia langsung akan menyuarakannya.

Namun hal yang membuat gereja mulai bermusuhan dengan Wycliffe

adalah ketika ia mempertanyakan tentang hak Gereja atas kuasa duniawi

dan kekayaan gereja. Paus telah menuntut bahwa hak milik gereja-gereja

di Inggris adalah milik Paus. Wycliffe sangat tidak menyetujui tuntutan

seperti itu. Menurutnya harta milik gereja adalah milik negara. Persoalan

inilah yang mendorong Wycliffe mulai menyelidiki prinsip dasar

kepemilikan dalam Alkitab. Ia menarik kesimpulan bahwa gereja

seharusnya tidak memiliki harta duniawi. Gereja harus menjadi miskin

dan sederhana seperti gereja pada masa Perjanjian Baru. Dalam hal ini

Paus dikritik secara tajam oleh Wycliffe. Menurutnya Paus dan konsili

seharusnya berada di bawah hukum Allah, karena Kristus lah Kepala

Gereja. Oleh karena Kristus tidak pernah mentahbiskan Paus, maka Paus

tidak mempunyai kekuasaan dari Kristus. Bahkan sampai puncaknya

Wycliffe menyebut Paus sebagai Si Anti-Kristus.

Selain itu Wycliffe juga mempertanyakan tentang penjualan kartu- kartu

pengampunan dosa dan jabatan-jabatan gerejawi, penyembahan kepada

para santo dan religi yang berbau takhayul. Ia mempertanyakan juga

pandangan resmi tentang Ekaristi (doktrin transubstansiasi) yang

dikeluarkan oleh Konsili Lateran Keempat. Untuk pandangan-

pandangannya inilah Wycliffe sering harus berhadapan dengan para

uskup dan konsili-konsili untuk disidang. Namun, Inggris pada dasarnya

penuh sentimen terhadap Gereja Roma, khususnya pada tahun- tahun

1300-an. Para pangeran -- dan banyak orang awam yang memegang

kepemimpinan yang sangat kuat di Inggris.-- menyesalkan cara Gereja

merampas kekuasaan dan harta rakyat. Dalam hal inilah Wycliffe

mendapat dukungan dari John Gaunt (Pangeran Lancaster). Dengan

memanfaatkan kecerdasan Wycliffe, John Gaunt sering memakai ide-ide

dan kepopuleran Wycliffe untuk berargumentasi dengan Gereja. Sebagai

imbalannya, Pangeran John Gaunt memberi Wycliffe semacam

perlindungan.

Page 56: Bmf 53 teologi reformed

50 |TEOLOGI REFORMED

Pada tahun 1377, Wycliffe akhirnya diajukan ke persidangan dan diminta

menghadap uskup London untuk mempertanggungjawabkan pandangan

dan ajaran-ajaran sesat yang dituduhkan kepadanya. Namun persidangan

terpaksa dihentikan, sebelum Wycliffe sempat mengeluarkan sepatah

kata pun, karena ternyata John Gaunt dan pemimpin persidangan beradu

pendapat tentang bagaimana persidangan dijalankan, tentang apakah

Wycliffe harus duduk atau berdiri. Namun sejak itu Paus mengutuk

pandangan dan ajaran Wycliffe. Tulisan- tulisan Wycliffe mulai dilarang

beredar.

Selama kritik Wycliffe adalah seputar kebusukan-kebusukan Paus dan

tentang penyelewengan terhadap pengambilalihan hak milik gereja,

maka Wycliffe merupakan pahlawan yang populer. Paus sangat geram

terhadap Wycliffe dan memerintahkannya untuk berhenti berkotbah,

bahkan meminta universitas Oxford untuk memecatnya, namun tidak

berhasil karena Wycliffe mendapat perlindungan dari John Gaunt. Oxford

justru mendukung Wycliffe. Dewan doktor di Oxford menyatakan bahwa

tidak satupun tuduhan itu dapat membuktikan bahwa ajaran Wycliffe

salah. Buku yang berjudul "Protes" akhirnya ditulis Wycliffe, sebagai

pembelaan terhadap ajaran-ajarannya.

Namun, ketika Wycliffe mulai menyerang gereja dalam hal doktrin

transubstansiasi, ia mulai kehilangan banyak pendukung. Hal lain yang

terjadi yang akhirnya menyakitkan Wycliffe adalah Skisma Besar yang

menyebabkan Inggris menjalin persekutuan dengan Roma dan

Pembrontakan Petani (1381) yang dianggap merupakan hasil dari

pengajarannya yang sesat. Akibatnya, tulisan-tulisannya dilarang, bahkan

diperintahkan untuk dibakar. Wycliffe sendiri akhirnya kehilangan

kedudukannya di Oxford dan dilarang berkotbah. Para pengikutnya juga

diusir dari Oxford.

Akibat pengusirannya ini, Wycliffe justru memanfaatkan waktunya untuk

menterjemahkan Alkitab. Menurut Wycliffe, setiap orang harus diberi

Page 57: Bmf 53 teologi reformed

51 |TEOLOGI REFORMED

keleluasaan membaca Kitab Suci dalam bahasanya sendiri. "Oleh karena

Alkitab berisikan Kristus, yang diperlukan untuk mendapatkan

keselamatan. maka Alkitab sangat diperlukan bagi semua orang, bukan

hanya bagi para imam saja," tulisnya. Maka meskipun Gereja tidak setuju,

ia bekerjasama dengan sarjana lain untuk menterjemahkan Alkitab

bahasa Inggris pertama yang lengkap. Menggunakan salinan tulisan

tangan Vulgata (Alkitab terjemahan bahasa Latin) Wycliffe berusaha

keras membuat Kitab Suci agar dapat dimengerti oleh orang- orang

sebangsanya. Edisi pertama diterbitkan. Penerbitan kedua mengalami

perbaikkan tetapi baru selesai dikerjakan setelah Wycliffe meninggal.

Edisi itu dikenal sebagai "Alkitab Wycliffe", dan dibagi- bagikan secara

ilegal oleh para Lollard (skolar dari Oxford).

Karena kelemahan badan yang menyerangnya, Wycliffe akhirnya tinggal

di Lutterworth dan menghabiskan waktunya di sana untuk menulis.

Begitu produktifnya Wycliffe dalam menulis sampai membuat para

musuhnya kagum. Pada tanggal 31 Desember 1384 Wycliffe meninggal

karena serangan stroke. Tiga puluh satu tahun setelah Wycliffe

dikuburkan, Konsili Konstanz mengucilkan dan menghukum dia. Pada

tahun 1428 kuburannya digali dan tulang-tulangnya dibakar, abunya

disebarkan di sungai Swift.

Pengaruh ajaran Wycliffe sangat kuat, khususnya keyakinannya yang

sangat dalam terhadap otoritas Alkitab sehingga memberi inspirasi yang

luar biasa bagi munculnya gerakan Reformasi di kemudian hari. Itu

sebabnya sangat pantas jika John Wycliffe mendapat julukan "Si Bintang

Fajar Reformasi", karena melalui semangatnya Reformasi mulai muncul

seperti munculnya fajar di pagi hari.

Pada dasarnya Wycliffe berusaha untuk tetap bertahan di Gereja Roma,

namun Gereja tidak lagi menghendakinya. Sesudah Wycliffe, para

pengikutnya juga ditindak di Inggris, namun pandangan-pandangannya

mulai tersebar dengan cepat ke Eropa. Diantara para pengikut Wycliffe

Page 58: Bmf 53 teologi reformed

52 |TEOLOGI REFORMED

muncul seorang murid Kristus yang setia dan mengikuti jejaknya, yaitu

John Hus.

JOHN HUS

John Hus dilahirkan di kota Husinetz, wilayah Bohemia Selatan, dari

sebuah keluarga petani. Pendidikan dasar dan menengahnya ditempuh di

Husinetz, tetapi kemudian melanjutkan studi theologinya ke Universitas

Charles, di Praha, yang diselesaikannya tahun 1396.

Diantara teman-teman sebayanya, John Hus dikenal sebagai seorang

mahasiswa yang pandai. Kesukaannya membaca melebihi teman-

temannya. Hampir semua macam buku dibacanya, baik itu buku-buku

teologia yang diakui resmi oleh gereja maupun yang dianggap sesat oleh

gereja, seperti halnya buku karangan para pembaharu gereja Bohemia,

Milic, Yanov, dan buku-buku John Wycliffe, sang reformator Inggris. John

Hus adalah seorang yang sangat ramah dan bersahabat dengan orang-

orang di sekitarnya. Selain diakui sebagai seorang yang saleh, ia juga

dianggap sebagai seorang yang mempunyai tingkah laku yang sangat

terpuji.

Pada tahun 1401 ia ditahbiskan menjadi imam dan tahun 1402 diangkat

menjadi rektor Universitas di Praha. Di kampus inilah John Hus

menghabiskan sebagian besar waktunya. Namun disamping tugasnya

sebagai rektor, ia juga menjadi pengkhotbah rutin di Kapel Betlehem,

sebuah kapel yang sangat berpengaruh, yang letaknya tidak jauh dari

universitas itu. Di Kapel ini Hus berkotbah dua kali sehari.

Kapel Bethlehem banyak dihiasi dengan lukisan-lukisan gambar Kristus

dan Paus, namun dengan prilaku yang justru sangat berlawanan. Di satu

sisi adalah gambar Kristus yang sedang berjalan tanpa alas kaki, di sisi lain

gambar Paus yang sedang menunggang kuda. Di satu sisi gambar Yesus

yang sedang membasuh kaki murid-murid-Nya, di sisi lain gambar Paus

yang sedang diciumi kakinya. Hus sangat geram dengan sifat keduniawian

Page 59: Bmf 53 teologi reformed

53 |TEOLOGI REFORMED

para rohaniwan gereja saat itu, termasuk Paus. Pada kesempatan

berkotbah inilah ia terus menerus mengajarkan tentang kesucian pribadi

dan kemurnian hidup. Tapi tak jarang ia gunakan kesempatan kotbahnya

untuk mengkritik kehidupan gereja, khususnya para klerus, uskup dan

juga kepausan. Dari semua kotbahnya sangat jelas terlihat bahwa ajaran

tentang otoritas Alkitab adalah penekanan utamanya.

Di antara buku dan tulisan para reformator gereja pada abad

pertengahan, Hus paling tertarik pada pandangan-pandangan Wycliffe.

Meskipun John Wycliffe ada di Inggris namun pengaruh tulisannya

tersebar sampai ke Bohemia, bahkan sampai ke istana, khususnya ke

saudara perempuan raja Bohemia, Anne, yang menikah dengan Raja

Richard II dari Inggris. Hus lah yang menjadi penyebar utama ajaran-

ajaran Wycliffe di Bohemia. Ajaran-ajaran Wycliffe dikuliahkannya kepada

mahasiswanya, bahkan karangan Wycliffe "Trialogus" diterjemahkannya

ke dalam bahasa Cekoslowakia. Banyak orang tertarik dengan ajaran yang

baru itu sehingga Hus menjadi sangat terkenal, bahkan sampai ke

kalangan aristokrat, termasuk sang ratu. Ketika pengaruh Hus di

universitas semakin besar, maka semakin populerlah tulisan-tulisan

Wycliffe.

Namun dari pihak gereja, hal ini dipandang sebagai malapetaka. Uskup

Agung Praha menolak ajaran Hus dan mulai memerintahkan Hus untuk

berhenti berkotbah. Namun Hus menolak perintah tsb. Paus Innocentius

VII (salah satu dari tiga Paus hasil Skisma Besar) memerintahkan Uskup

Agung Bohemia untuk mengambil tindakan-tindakan perlawanan

terhadap ajaran Wycliffe yang sudah dinyatakan sesat pada tahun 1407.

Universitas secara khusus diperintahkan untuk membakar semua tulisan-

tulisan Wycliffe. Paus John XXIII akhirnya menempatkan Praha di bawah

"interdict" -- suatu tindakan untuk mengucilkan seluruh kota itu, sehingga

tidak ada seorang pun di kota itu yang dapat menerima sakramen gereja.

Demi jemaat, akhirnya Hus bersedia meninggalkan kota Praha. Namun,

Hus mempunyai cukup banyak pendukung. Tantangan- tantangan yang

Page 60: Bmf 53 teologi reformed

54 |TEOLOGI REFORMED

dihadapi Hus justru membangkitkan semangat nasionalisme rakyat

Bohemia, termasuk Raja Bohemia.

Di luar kota Praha Hus terus melanjutkan perjuangannya dengan

mengembangkan perlawanan terhadap gaya hidup yang amoral dari

kaum rohaniwan, termasuk Paus, bahkan menegaskan bahwa hanya

Kristus lah Kepala Gereja, bukan Paus. Dalam bukunya yang berjudul "On

the Church", Hus mencela otoritas kaum rohaniwan, tapi menekankan

bahwa hanya Allah yang dapat mengampuni dosa. Menurut Hus, jika

doktrin gereja bertentangan dengan ajaran Alkitab, maka ajaran Alkitab

lah yang harus dijunjung tinggi.

Pengajaran Hus tentang otoritas Alkitab inilah yang sangat menonjol,

bahwa Alkitab adalah satu-satunya yang memiliki kewibawaan yang

tertinggi dalam gereja. Kristus adalah Kepala yang memerintah gereja,

bukan Paus. Semua ajaran gereja yang bertentangan dengan Alkitab

ditolak oleh Hus, seperti penjualan surat penghapusan dosa, kehidupan

mewah dan amoral dari para pejabat gereja, termasuk Paus, dan

mendesak agar roti dan anggur dalam perjamuan juga harus diberikan

kepada semua anggota jemaat.

Menyadari sangat berbahayanya ajaran-ajaran Wycliffe, yang

dipopulerkan oleh Hus, bagi Gereja Katolik Roma saat itu, maka Paus

Gregorius memperingatkan Uskup Agung agar melakukan tindakan yang

tegas terhadap Hus dan tulisan Wycliffe. Oleh karena itu pada bulan Juni

1408 diadakan sidang sinode yang memutuskan untuk membrendel

semua tulisan Wycliffe dan meminta Hus untuk tidak lagi

mengajarkannya. Akibat dari keputusan tersebut Hus mengadakan

perlawanan terhadap Uskup Agung. Hal yang tidak dapat dielakkan

adalah terjadinya pergolakan dalam Universitas Praha karena ada

sebagian orang yang mendukung Hus tapi ada juga yang melawan.

Namun demikian Hus bertekad untuk menegakkan pengajaran yang ia

yakini berdasarkan pada Alkitab. Selama hampir dua tahun ia mencoba

Page 61: Bmf 53 teologi reformed

55 |TEOLOGI REFORMED

mengadakan pembelaan lewat tulisan-tulisan dan kotbah-kotbahnya,

sampai akhirnya Paus John XXIII menggunakan kekuasaannya untuk

mengucilkan Hus dan para pendukungnya dari gereja. Raja Romawi,

Sigismund sebenarnya menaruh simpati terhadap Hus. Itu sebabnya ia

menawarkan bantuannya untuk menyelesaikan pertikaian Hus dengan

Paus. Didesaknya John Hus untuk mau menghadiri konsili yang akan

diadakan oleh Paus pada thun 1414. Pada pikirnya konsili yang akan

membahas tentang tindakan-tindakan pembaharuan dalam gereja akan

dapat mengakomodasi ide-ide Hus. Karena tempat diadakannya konsili

adalah di Contanz, maka jika Hus bersedia menghadirinya, Sigismund

menjanjikan keselamatan diri Hus, bahkan jika hasil konsili tidak

menguntungkan Hus.

Itikat baik Raja Sigismund diterima dengan baik oleh Hus, sehingga ia

setuju untuk menghadiri konsili dengan tujuan agar ia dapat

mempertanggungjawabkan pandangan-pandangan teologinya yang

dituduh menyesatkan jemaat. Namun, malapetaka menimpa diri Hus,

setibanya di Contanz, John Hus ditangkap dan dijebloskan ke dalam

penjara. Kesempatan untuk pembelaan diri dalam konsili ternyata tidak

pernah diberikan, sebaliknya Hus dihadapkan ke beberapa kali

persidangan dengan tuduhan-tuduhan yang sangat memojokkannya.

Konsili akhirnya memutuskan untuk meminta Hus menarik kembali

ajaran-ajarannya yang dianggap sesat, namun Hus menolak dengan tegas

dan menuntut untuk suatu persidangan yang adil. Hus bersedia mengaku

bersalah hanya jika konsili berhasil menunjukkan dari Alkitab bahwa

ajarannya telah menyimpang. Untuk hal ini Hus tidak pernah

mendapatkan jawaban dari sidang konsili. Selama delapan bulan masa

persidangan yang silih berganti Hus dipaksa harus meringkuk di dalam

penjara dan diperlakukan dengan tidak layak.

Sekali dua kali Raja Sigismund berusaha untuk membujuk anggota sidang

konsili agar mereka mendengarkan pembelaan Hus. Namun konsili

menolak bahkan mengancam untuk mengucilkan Raja dari gereja jika ia

Page 62: Bmf 53 teologi reformed

56 |TEOLOGI REFORMED

terus mendesak konsili. Ancaman ini membuat Raja tidak berkutik untuk

membela Hus, sehingga janji perlindungan Raja terhadap keselamatan

Hus pun terpaksa harus dibatalkan dengan alasan bahwa janji terhadap

penyesat tidak perlu ditepati.

Keadaan penjara dan masa persidangan yang panjang membuat kondisi

fisik Hus menurun dengan drastis. Namun ditengah kelemahan tubuh

karena kurang tidur dan penyakit yang menyerangnya, serta desakan Raja

agar Hus menyerah, Hus tetap menyatakan tidak bersalah, bahkan ia

terus menuntut haknya untuk memberikan pembelaan diri atas tuduhan-

tuduhan yang diberikan kepadanya. Pada sidang konsili ia berseru:

"Meskipun ditawarkan sebuah kapel yang penuh dengan emas, saya tidak

akan mundur dari kebenaran." Selama dalam penjara John Hus masih

sempat menulis banyak surat kepada sahabat- sahabatnya di Bohemia.

Surat-suratnya penuh memuat petunjuk- petunjuk bagi para pengikutnya,

bahkan untuk beberapa tahun lamanya surat-surat itu menunjukkan

wibawa yang besar.

Pada tanggal 6 Juli 1415, sidang konsili di hadapan jemaat membacakan

tiga puluh tuduhan yang diberikan kepada ajaran Hus, yang mana tidak

satu pun dari tuduhan itu betul. Gereja akhirnya memutuskan dengan

resmi menyatakan bahwa Hus adalah pengajar sesat, jabatannya sebagai

imam dicopot dan ia diserahkan kepada pihak otoritas sekuler untuk

segera dihukum mati pada hari itu juga. Dalam perjalanan menuju

tempat eksekusi, Hus melewati halaman sebuah gereja dimana sedang

berkobar sebuah api unggun yang dibuat dari buku-bukunya. Hus masih

sempat berseru kepada orang-orang yang berkumpul di jalan agar tidak

mempercayai kebohongan yang beredar tentang dia dan ajarannya. Pada

saat Hus siap dibakar mati di atas tiang pancang, yaitu hukuman paling

keji yang pantas dijatuhkan bagi pengajar sesat jaman itu, pejabat

pemerintah yang bertugas melaksanakan hukuman mati masih berharap

agar Hus menarik kembali ajaran-ajarannya, namun Hus berkata: "Allah

adalah saksi saya. Bukti yang mereka kemukakan salah. Saya tidak pernah

Page 63: Bmf 53 teologi reformed

57 |TEOLOGI REFORMED

mengajar atau berkotbah kecuali untuk maksud memenangkan manusia,

jika mungkin, dari dosa mereka. Hari ini saya siap mati dengan gembira."

Walaupun John Hus telah mati dibakar hidup-hidup, tetapi

pengajarannya masih terus dikumandangkan oleh para pengikutnya yang

setia. Mereka menamakan diri Kaum Hussit. Selama beberapa waktu

pengikut kelompok ini dikejar-kejar dan dihambat dengan sangat kejam.

Namun pemerintah Bohemia dan Gereja Katolik Roma tidak mampu

membendung semangat mereka. Setelah melewati perang Hussit yang

panjang akhirnya Gereja Hussit diakui keberadaannya di Bohemia

disamping Gereja Katolik Roma.

Abu jasad John Hus telah hanyut di sungai, tapi semangat Hus untuk

menegakkan pengajaran Alkitab yang murni tidak pernah dihanyutkan

oleh jaman dan waktu. Pengaruh dari semangat dan kegigihan John Hus

untuk membela kebenaran Alkitab telah membuka jalan bagi pencerahan

rohani yang memuncak pada terjadinya Reformasi Gereja Protestan.

Sumber:

Bahan disusun oleh Yulia Oeniyati dari sumber-sumber:

1. Judul Buku

Judul

Artikel

Penulis

Penerbit

Halaman

:

:

:

:

:

Riwayat Hidup Singkat Tokoh-tokoh dalam Sejarah

Gereja

1. Hus, John

2. Wycliffe, John

Drs. F.D. Wellem, M.Th.

PT BPK Gunung Mulia, Jakarta 1989

1. 134-136

2. 246-247

2. Judul Buku

Judul

Artikel

:

:

:

100 Peristiwa Penting dalam Sejarah Kristen

1. John Hus, Dibakar pada Tiang Pancang

2. Wycliffe Mengawasi Penerjemahan Alkitab ke dalam

Bahasa Inggris

Page 64: Bmf 53 teologi reformed

58 |TEOLOGI REFORMED

Penulis

Penerbit

Halaman

:

:

A. Kenneth Curtis, dkk.

PT BPK Gunung Mulia, Jakarta 1991

1. 68-69

2. 66-67

3. Judul Buku

Judul

Artikel

Penulis

Penerbit

Halaman

:

:

:

:

:

The New International Dictionary of the Christian Church

1. Hus, Jan

2. Wycliffe, John

J. D. Douglas

Zondervan Publishing House

1. 492-493

2. 1064-1065

4. Judul Buku

Judul

Artikel

Penulis

Penerbit

Halaman

:

:

:

:

:

New Dictionary of Theology

1. Hus, John

2. Wyclif, John

Sinclair B. Ferguson

InterVarsity Press

1. 323 - 324

2. 732

Page 65: Bmf 53 teologi reformed

59 |TEOLOGI REFORMED

Philip Melanchthon Editorial:

Dear e-Reformed netters,

Tanggal 31 Oktober ditetapkan oleh gereja Kristen sebagai hari perayaan

peristiwa bersejarah "Reformasi Gereja". Banyak orang Kristen yang

hanya tahu Martin Luther dan John Calvin sebagai tokoh Reformasi. Tapi

sebenarnya ada banyak tokoh-tokoh Reformasi lain yang ikut ambil

bagian dalam mempersiapkan, mematangkan dan mengembangkan

Reformasi Gereja pada tahun 1517. Di antara tokoh-tokoh tersebut

adalah seorang Jerman yang bernama Philips Melanchthon. Nah, dalam

rangka memperingati "Hari Reformasi Gereja" 2001, mari kita mengenal

lebih dekat Philip Melanchthon dan karya tulisan Teologia Sistematiknya

"Loci Communes".

Selamat Hari Reformasi Gereja.

In Christ,

Yulia

Edisi:

021/X/2001

Isi:

RIWAYAT HIDUP PHILIP MELANCHTHON

Melanchthon dilahirkan dari keluarga yang terhormat dan saleh pada 16

Februari 1497 di Bretten, Palatin, Jerman. Ayahnya adalah seorang

penyalur tenaga tentara yang cakap bagi Pangeran Philip dan kaisar

Maximilianus I. Ibunya adalah kemenakan Reuchlin yang terkenal itu.

Dalam menentukan studinya sangat ditentukan oleh pamannya, Reuchlin.

Page 66: Bmf 53 teologi reformed

60 |TEOLOGI REFORMED

Melanchthon adalah salah seorang sarjana Jerman yang matang sebelum

waktunya. Ia memiliki keahlian dalam banyak bidang ilmu pengetahuan

terutama philologi klasik. Pada umur 17 tahun ia telah memperoleh gelar

MA dari Universitas Tubingen. Ia menulis dan berbicara dalam bahasa

Yunani, Latin lebih baik daripada orang Jerman lainnya. Puisi-puisinya

disusun juga dalam bahasa-bahasa itu.

Ia memulai karyanya di depan umum di Universitas Tubingen sebagai

dosen bahasa-bahasa klasik. Ia menterjemah karya-karya Plutarch,

Aristoteles. Pada tahun 1518 ia menerbitkan Tata Bahasa Yunani yang

diterbitkan beberapa kali. Namanya terkenal di mana-mana sehingga

datanglah tawaran untuk menjadi mahaguru pada Universitas Ingolstadt,

Leipzig dan Wittenberg. Ia memutuskan untuk pergi ke Wittenberg untuk

menjadi mahaguru Yunani. Reuchlin memberikan rekomendasi kepada

kemenakannya sebagai berikut: "Saya tahu tidak seorangpun di antara

orang Jerman yang melebihi Philip Schwarzerd kecuali Eramus

Roterdamus, seorang Belanda yang melebihi kita semua dalam bahasa

Latin".

Di Wittenberg Philip Melanchthon mendapat penghormatan yang besar

dari rekan mahagurunya serta pendengar-pendengarnya. Melanchthon

adalah seorang yang berperawakan tinggi, berdahi lebar, bermata biru

yang bagus. Kecendekiawannya tidak perlu diragukan dan demikian juga

dengan kesalehan dan hidup keagamaannya.

Melanchthon mencurahkan perhatiannya kepada studi bahasa Yunani

agar memajukan penelitian terhadap Alkitab. Pada tahun 1519 ia juga

memberikan kuliah tafsiran. Sekalipun ia tidak pernah ditahbiskan

sebagai imam, namun ia sering menyampaikan khotbahnya kepada

mahasiswa-mahasiswa asing yang kurang mengerti bahasa Jerman.

Khotbah-khotbah itu diucapkannya dalam bahasa Latin. Ia mendapatkan

panggilan ke mana-mana, namun ia lebih suka tinggal di Wittenberg

hingga meninggal.

Page 67: Bmf 53 teologi reformed

61 |TEOLOGI REFORMED

Atas anjuran Luther ia menikah dengan Katharina Krapp, saudara

perempuan walikota Wittenberg, yang dengan setia menemaninya dalam

suka dan duka. Mereka memperoleh 4 orang anak. Philip Melanchthon

biasa mengucapkan pengakuan iman tiga kali sehari dalam keluarganya.

Istrinya meninggal tahun 1557 sementara Philip Melanchthon dalam

perjalanan ke Diet Worms. Ketika ia mendengar kematian istrinya di

Heidelberg, ia berkata: "Syukurlah, saya segera akan mengikutimu".

Melanchthon mempersiapkan suatu theologia yang sistematis untuk

golongan reformatis sementara Luther berada di Watburg. Karangannya

itu disebut LOCI COMMUNES, yang diselesaikannya pada tahun 1521.

Dalam buku ini Philip Melanchthon menguraikan ajaran-ajaran pokok

reformatis terutama mengenai dosa dan anugerah; pertobatan dan

keselamatan. Loci merupakan buku dogmatik pertama dari kalangan

reformatoris serta mempersiapkan jalan kepada Pengakuan Augsburg, di

mana Melanchthon menyusunnya sendiri. Pengakuan Augsburg ini

adalah salah satu surat pengakuan resmi Gereja Lutheran.

Melanchthon memainkan peranan penting dalam diet-diet yang diadakan

oleh kaisar Karel V. Ia hadir dalam Diet Speyer, 1529; di Margburg, 1529.

Dalam diet Margburg ia menentang dengan keras ajaran Zwingli tentang

perjamuan kudus. Melanchthon di masa-masa akhir hidupnya

mencurahkan perhatiannya kepada mengorganisir gerejanya di Saksen

atas dasar semi-episkopal. Karena pandangan-pandangan theologinya

mirip dengan Calvin, maka Philip Melanchthon sering dicurigai sebagai

Cripto-Calvinisme (Calvinisme tersembunyi). Melanchthon meninggal

pada tahun 1560 di Wittenberg.

LOCI COMMUNES

Karya Melanchthon "LOCI COMMUNES" ini telah menjadi Buku Pegangan

Dogmatika pertama (terbit thn. 1521) yang dibuat untuk kalangan Gereja

Lutheran. Isinya antara lain adalah pembahasan tentang kebenaran

Firman Allah yang disusun berdasarkan urutan yang dipakai Rasul Paulus

Page 68: Bmf 53 teologi reformed

62 |TEOLOGI REFORMED

dalam suratnya kepada Jemaat di Roma. Menurut Melanchthon seluruh

isi Alkitab dapat dibagi menjadi tiga topik/ bagian besar, yaitu: Dosa,

Hukum dan Anugerah.

Pada bagian yang pertama, yaitu - Dosa -, dijelaskan bahwa manusia

dengan kehendak bebasnya sendiri tidak mungkin melakukan sesuatu

yang dapat menghasilkan pembenaran dari Allah, karena pohon yang

jelek akan menghasilkan buah yang jelek pula. Pada bagian - Hukum -,

Melanchthon berpendapat bahwa Allah memberikan hukum kepada

manusia supaya ia sadar akan keberdosaannya. Hukum Illahi yang

diberikan oleh Allah menuntut ketaatan manusia. Di sini manusia sadar

bahwa ia tidak mungkin dapat memenuhinya, kecuali jika Tuhan bersedia

mengampuni dosa-dosa manusia. BErangkat dari pokok inilah kemudian

Melanchthon membahas kebutuhan manusia akan - Anugerah - Allah,

yaitu bagian ketiga dari bukunya.

Buku LOCI COMMUNES telah direvisi berkali-kali oleh Melanchthon. Pada

edisi aslinya Melanchthon menyetujui semua pendapat Luther, namun

pada edisi-edisi perbaikan berikutnya ia memberikan beberapa

pandangan yang tidak sepenuhnya setuju dengan Luther. Sebaliknya,

Philip Melanchthon mengambil posisi di tengah, antara Luther dan Calvin,

khususnya dalam pandangannya tentang Perjamuan Kudus. Juga pada

edisi sebelumnya pandangan Melanchthon tentang predistinasi lebih

cenderung fatalistis (determination), tetapi dalam edisi perbaikan Philip

Melanchthon lebih cenderung mengikuti pandangan Calvin.

Sumber :

Judul Buku

Penulis

Penerbit

Halaman

:

:

:

:

Riwayat Hidup Singkat Tokoh-tokoh dalam Sejarah

Gereja

Drs. F.D. Wellem, M.Th.

PT BPK Gunung Mulia Jakarta, tahun 1999

181 - 182

Page 69: Bmf 53 teologi reformed

63 |TEOLOGI REFORMED

http://reformed.sabda.org/philip_melanchthon

Teologi Reformed ialah Teologi Covenant Richard Pratt Jr*

Teologi Reformed sering diasosiasikan dengan “teologi covenant”[1]

(covenant theology). Jika Anda mendengarkan dengan seksama, Anda

akan sering mendengar pendeta dan pengajar menggambarkan diri

mereka sebagai “Reformed dan covenantal.” Istilah ‘”Reformed” dan

“Covenant” digunakan bersama dengan begitu luas sehingga membuat

kita memahami mengapa keduanya terkait.

Teologi Covenant merujuk kepada salah satu kepercayaan dasar yang

Calvinis pegang mengenai Alkitab. Semua orang Protestan yang tetap

setia kepada warisan menegaskan Sola Scriptura, kepercayaan bahwa

Alkitab ialah otoritas yang tertinggi dan tidak terbantahkan.

Bagaimanapun, teologi Covenantmembedakan pandangan Reformed

mengenai Kitab Suci dari pandangan kaum Protestan lain dengan

menekankan bahwa covenant ilahi menyatukan pengajaran seluruh

Alkitab.

Perkembangan awal dalam Reformed, pemahaman covenantal mengenai

Kitab Suci mencapai puncaknya di Inggris pada abad ke tujuhbelas

dengan Pengakuan Iman Westminster (1646), Deklarasi Savoy (1658),

Pengakuan Baptis London di tahun 1689, dan setiap perwakilan kelompok

Page 70: Bmf 53 teologi reformed

64 |TEOLOGI REFORMED

yang berbeda dari Calvinis berbahasa Inggris. Dengan hanya sedikit sekali

variasi di antara mereka, dokumen-dokumen ini masing-masing

mencurahkan sebuah bab penuh tentang jalan covenant Allah dengan

manusia, yang menyingkapkan kesatuan dari semua yang Alkitab ajarkan.

Sebagai contohnya, Pengakuan Iman Westminster berbicara mengenai

kerendah hatian Allah untuk menyingkapkan diri-Nya kepada manusia

dengan cara covenant. Ini kemudian membagi seluruh sejarah Alkitab

hanya ke dalam dua covenant: “covenant kerja” (covenant of works)

dalam Adam dan “covenantAnugerah” (covenant of grace) di dalam

Kristus. Covenant kerja adalah rencana Allah dengan Adam dan Hawa

sebelum mereka jatuh ke dalam dosa. Covenantanugerah mempengaruhi

sisanya di dalam Alkitab. Dalam pandangan ini, semua

tahap covenant anugerah adalah sama secara substansi. Mereka berbeda

hanya karena Allah mengurs satu covenant anugerah-Nya di dalam

Kristus dalam bermacam cara di sepanjang sejarah Alkitab.

Sepanjang garis yang sama ini sejumlah teolog Reformed yang lebih

belakangan telah menegaskan kesatuan covenantal dari Kitab Suci

dengan menghubungkan covenant biblikal tertentu dengan apa yang

Perjanjian Baru sebut “Kerajaan Allah.” Yesus mengindikasikan

kepentingan Kerajaan Allah dalam kata-kata pembuka Doa Bapa kami:

“Bapa Kami yang ada di sorga, dikuduskanlah nama-Mu. Datanglah

Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga” (Mat. 6:9-

10). Kata-kata Yesus yang pertama menandakan bahwa yang tujuan

terutama dari sejarah ialah kemuliaan dan hormat bagi Allah sendiri.

Tetapi, kata-kata-Nya juga mengindikasikan bahwa Allah akan menerima

kemuliaan ini melalui kedatangan Kerajaan-Nya di bumi sebagai terjadi di

sorga. Tujuan Allah adalah selalu menerima pujian kekal dari setiap

ciptaan dengan mendirikan Kerajaan-Nya yang mulia di bumi. Meminjam

pujian yang sangat terkenal dalam Wahyu 11;15, di akhir sejarah

“kerajaan dunia akan menjadi Kerajaan Allah kita dan Kristus-Nya (TB LAI:

Dia yang diurap-Nya), dan Dia akan memerintah selama-lamanya.

Page 71: Bmf 53 teologi reformed

65 |TEOLOGI REFORMED

Penemuan arkeologis belakangan telah menunjukkan bahwa

bagaimanacovenant Allah terkait dengan kerajaan-Nya di bumi. Dalam

zaman Alkitab, banyak raja bangsa-bangsa mendukung Israel yang

menjalankan ekspansi kerajaan mereka melalui persetujuan

internasional. Sarjana Alkitab telah memperhatikan paralel yang luar

biasa di antara persetujuan kuno ini dancovenant biblikal dengan Adam,

Nuh, Abraham, Musa, Daud, dan Kristus. Kesamaan-kesamaan ini

menandakan bahwa Kitab Suci menghadirkan covenantsebagai cara Allah

mengatur ekspansi kerajaan-Nya di bumi.

Covenant alkitabiah menekankan apa yang diperlukan pada tahap khusus

tentang Kerajaan Allah dengan melanjutkan prinsip-

prinsip covenantsebelumnya. Allah mulai dengan Adam untuk

menyingkapkan kerajanian-Nya sendiri, peran manusia, dan tujuan akhir

yang Dia telah canangkan untuk dunia (Kej. 1-3). Prinsip-prinsip ini terus

dibawa ke depan sebagaimana Allah menjanjikan kestabilan dalam alam

untuk pelayanan manusia dalam covenantNuh (Kej. 6, 9). Allah

mempertinggi covenant-Nya sebelumnya dengan menjanjikan bahwa

keturunan Abraham akan menjadi kerajaan yang besar dan menyebarkan

berkat Allah kepada bangsa-bangsa lain (kej. 15, 17). Allah akan

membangun di atas covenant ini dengan memberkati Israel dengan

hukum-Nya di masa Musa (Kel. 19-24). Setiap covenant sebelumnya

dibawa kepada ketinggian yang baru ketika Allah membangun dinasti

Daud dan menjanjikan bahwa salah satu keturunannya akan memerintah

dalam kebenaran atas Israel dan atas seluruh dunia (Mzm. 72; 89; 132).

Semua covenant Perjanjian Lama kemudian dilanjutkan dan digenapi di

dalam Kristus (Yer. 31:31; 2Kor. 1:19-20). Sebagai keturunan terbesar dari

Daud, hidup, kematian, kebangkitan, kenaikan, dan kedatanganNya

secara kekal menjamin perubahan seluruh dunia kepada Kerajaan Allah

yang mulia.

Banyak orang Kristen Injili hari ini menemukan kesulitan untuk

memercayai bahwa semua yang ada dalam Kitab Suci setelah Kejadian

Page 72: Bmf 53 teologi reformed

66 |TEOLOGI REFORMED

3:15 mengenai Kerajaan Allah, dijalankan melalu penyingkapan

sebuah covenantanugerah. Mayoritas orang Injili Amerika memandang

Kitab Suci terbagi atas periode waktu yang dikuasai oleh prinsip-prinsip

teologis yang berbeda secara substansial. Ketika orang Kristen mengikuti

pendekatan populer ini, tidak lama sebelum mereka menjadi yakin

bahwa covenant baru dari masa kita sebenarnya aneh dengan banyak

aspek dari Perjanjian Lama.

Setidaknya tiga isu sering muncul ke depan: perbuatan (works) dan

anugerah, iman kelompok (corporate) dan pribadi, dan perhatian spiritual

dan duniawi. Pertama, banyak orang Injili memercayai bahwa penekanan

Perjanjian Lama pada perbuatan baik tidak sesuai dengan keselamatan

oleh anugerah melalui iman di dalam Kristus. Kedua, hubungan kelompok

Israel dengan Allah sebagai sebuah komunitas nampak digantikan oleh

sebuah fokus pada relasi pribadi seseorang dengan Allah. Ketiga, banyak

orang Injili memercayai bahwa Perjanjian Lama ada untuk mendirikan

kerajaan duniawi bagi Allah yang kontras dengan penekanan Perjanjian

Baru pada kerajaan rohani di dalam Kristus.

Teologi Covenant telah memampukan teolog Reformed untuk melihat

bahwa Perjanjian Baru sebenarnya cukup sama dengan Perjanjian Lama

dalam tiga area ini. Pertama, dalam pandangan keselamatan oleh

anugerah melalui iman di dalam Kristus adalah satu-satunya cara

keselamatan alam kedua perjanjian. Seluruh Alkitab membicarakan

perbuatan baik karena iman yang menyelamatkan selalu enghasilkan

buah ketaatan kepada Allah. Kedua, teologicovenant menolong kita

melihat bahwa kedua perjanjian berbicara tentang relasi pribadi dan

kelompok dengan Allah. Semua covenant Allah berurusan dengan orang-

orang pada kedua level tersebut. Ketiga, teologi covenant telah

menunjukkan bahwa Kerajaan Allah selalu duniawi dan rohani. Perjanjian

Lama dan Perjanjian Baru berfokus pada pelayanan kita dalam dua dunia

tersebut. Dalam satu dan lain cara, teologi covenant memiliki banyak hal

untuk ditawarkan kepada komunitas Injili yang lebih luas. Di saat yang

Page 73: Bmf 53 teologi reformed

67 |TEOLOGI REFORMED

sama, ada keperluan yang bertumbuh untuk teologi covenant untuk

dipertegas dengan kuat dalam lingkaran orang Reformed masa kini.

Dalam dekade belakangan, banyak pembela teologi Reformed yang lebih

baru telah mengabaikan teologi covenant.

Lagi dan lagi, kita menemukan bahwa teologi Reformed telah direduksi

kepada apa yang kita sering sebut doktrin anugerah – kepercayaan

familier seperti kerusakan total (total depravity), pemilihan tanpa syarat

(unconditional election), penebusan terbatas (limited atonement),

anugerah yang tidak bisa ditolak (irresistible grace), dan ketekunan

orang-orang kudus (perseverance of the saints). Tentu saja, kita

seharusnya menghargai kebenaran-kebenaran Kitab Suci ini, tetapi waktu

kita gagal menekankan kerangka yang lebih luas yang

teologi covenant berikan, pemahaman kita tentang Alkitab segera mulai

kacau dalam tiga area yang sama.

Pertama, doktrin anugerah tanpa teologi covenant telah membawa

beberapa orang memercayai bahwa teologi Reformed perhatian

utamanya mengajarkan bahwa anugerah Allah menopang kehidupan

orang Kristen dari permulaan hingga akhirnya. Tentu saja, ini benar.

Tetapi, covenant kedua perjanjian secara konsisten mengajarkan bahwa

Allah selalu memerlukan usaha penentuan dari umat-Nya sebagai respon

kepada anugerah-Nya dan Dia akan membalas ketaatan dan menghukum

ketidaktaatan.

Kedua, terpisah dari teologi covenant, banyak orang dalam lingkup kita

terlihat berpikir bahwa teologi kita semuanya tentang menemukan

keunikan cara Reformed bagi individu-individu untuk mengembangkan

relasi mereka dengan Tuhan. Dalam zaman kita, sejumlah langkah

menuju kesucian prbadi dan kesalehan telah diperlakukan sebagai ciri

sentral dari teologi Reformed. Sepenting individu dalam Alkitab,

teologi covenant menyoroti relasi bersama kita dengan Allah juga. Tidak

ada covenant alkitabiah yang dibuat hanya dengan satu orang. Mereka

Page 74: Bmf 53 teologi reformed

68 |TEOLOGI REFORMED

juga meliputi relasi yang Allah bangun dengan sekelompok orang. Karena

alasan ini, kedua perjanjian mengajarkan kita bahwa keluarga orang

percaya ialah komunitas covenant dimana dalamnya kemurahan Allah

disalurkan dari generasi ke generasi lain. Lebih lagi, gereja yang kelihatan

di dalam kedua perjanjian ialah komunitas covenant dimana dalamnya

kita menerima Injil dan perangkat umum dari anugerah.

Ketiga, doktrin anugerah dapat denga mudah memberi kesan bahwa

teologi Reformed hanya terkait soal spiritual. Banyak orang dalam lingkup

kita sangat memperhatikan perubahan batiniah melalui pemahaman

Kitab Suci yang benar. Tetapi, kita sering mengabaikan efek sosial dan

fisikal dari dosa dan keselamatan. Teologi covenant memberi kita sebuah

visi yang lebih besar dan lebih memaksa tentang pengharapan kita

sebagai orang Kristen. Dalam kedua perjanjian, orang-orang percaya

memperluas Kerajaan Allah baik secara rohani maupun duniawi. Kita

harus mengajarkan Injil Kristus kepada semua bangsa supaya orang-orang

mungkin diubahkan secara rohani, tetapi pembaharuan spiritual ini demi

perluasan ketuhanan Kristus dalam semua faset budaya di seluruh dunia.

Kesimpulan mengatakan bahwa teologi covenant memiliki lebih banyak

hal untuk ditawarkan kepada setiap orang Kristen. Sehingga ketika kita

bertanya pada diri kita sendiri, “apa itu teologi Reformed?” akan sangat

berguna jika kita merespon, “teologi Reformed ialah teologi covenant.”

Catatan Akhir:

[*] Dr. Richard L. Pratt, Jr (Th.D, Harvard University) ialah salah seorang

teolog Perjanjian Lama yang sangat brilian pada masa ini. Dia adalah

salah satu anugerah Tuhan bagi kekristenan Injili masa kini. Ketelitan,

logis, komprehensif, dan aplikatif adalah ciri-ciri pembahasannya. Dia

Page 75: Bmf 53 teologi reformed

69 |TEOLOGI REFORMED

telah menulis banyak buku yang sangat baik, beberapa di antaranya telah

diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Momentum maupun

SAAT (Dirancang bagi Kemuliaan, judul asli Designed for Dignity;

Menaklukkan Segala Pikiran kepada Kristus, judul asli Every Thought

Captive; Dia Berikan Kisah-Nya, judul asli He Gave Us Stories). Artikel ini

merupakan terjemahan dari tulisannya yang berjudul, “Reformed

Theology is Covenant Theology,” yang dibaca di sini

Trans. Dr. Richard L. Pratt Jr (Th. D, Harvard University) is a one of the

most briliant Old Testament theologians today. He is one of God’s gifts

for Evangelical Christianity this day. Thorough, logic, comprehensive, and

applicable are his main styles in writing. He has authored many very good

books which some of them has been translated into Indonesian either by

Momentum or SAAT (SEABS; South East Asia Bible Seminary: Dirancang

bagi Kemuliaan forDesigned for Dignity; Menaklukkan Segala Pikiran

kepada Kristus for Every Thought Captive; Dia Berikan Kisah-Nya, for He

Gave Us Stories). This article is translated from his writing

entitled “Reformed Theology is Covenant Theology,” that could be read

at here

[1] Secara umum, kata “covenant” biasanya diterjemahkan menjadi

‘perjanjian.” Akan tetapi, penerjemahan tersebut sebenarnya tidak

terlalu tepat sebab kata “perjanjian” terlalu sempit untuk memuat makna

yang dikandung kata “covenant.” Beberapa orang berusaha

menransliterasikan kata “covenant” menjadi “kovenan,” namun tindakan

ini sendiri tidak terlalu tepat karena kata tersebut bukan kata yang baku

dalam bahasa Indonesia. Maka dari itu, mengingat tidak adanya padanan

kata, saya tetap mempertahankan kata ini dalam bahasa Inggris.

http://abbamenjawab.blogspot.com/2011/04/teologi-reformed-ialah-teologi-

covenant.html

Page 76: Bmf 53 teologi reformed

70 |TEOLOGI REFORMED

Gereja Beraliran Teologi Reformed Editorial:

Dear e-Reformed Netters,

Saya membeli sebuah buku kecil dengan judul yang sangat menarik, "The

Readable TULIP". Buku tersebut ditulis oleh seorang Pendeta Gereja

Covenant Evangelical Reformed di Singapura yang bernama Cheah Fook

Meng. Belum pernah terbayang dalam benak saya ada buku yang

membahas TULIP (Lima Inti Calvinisme), sekecil dan setipis itu. Tentu

menyenangkan sekali menemukan kenyataan bahwa itu bukan mimpi

lagi.

Saya kira kata "Readable" yang dipakai di sini bukan dimaksudkan sebagai

sindiran (kalau untuk sindiran, kata-katanya mungkin akan seperti ini:

"TULIP for the Dumies"), tapi sebagai pembelaan, bahwa walaupun

kebenaran iman Reformed memang tidak mudah (harus berpikir), namun

bukan berarti tidak bisa dijelaskan dengan sederhana, khususnya bagi

orang Reformed baru. Yang menjadi masalah adalah, yang

mempersulitnya justru orang Reformed itu sendiri. Selain bahasanya yang

sederhana, cara penyampaian gagasan dalam buku ini kelihatan

bersahaja. Memang ada kesan tegas, solid, dan bertahan pada pendirian,

namun tidak sombong. Memang ada kesan elite, tapi tidak eksklusif.

Bagian pertama buku ini menjelaskan tentang TULIP. Namun, saya

sengaja tidak mengambil bagian ini untuk saya bagikan kepada Anda

karena saya berasumsi bahwa kebanyakan dari Anda sudah tahu. Saya

justru mengambil dua artikel pendek lain sesudahnya karena bagi saya,

bagian ini lebih menarik. Dua bab yang saya ambil adalah:

Why We are Reformed?

What if We Reject the Reformed Faith?

Page 77: Bmf 53 teologi reformed

71 |TEOLOGI REFORMED

Silakan menyimak. Jika Anda ingin memberi komentar, silakan

berkunjung (tapi harus mendaftar menjadi anggota dulu) ke situs Soteri

di:

==> http://reformed.sabda.org

In Christ,

Yulia Oeniyati

< yulia(at)in-christ.net >

Penulis:

Cheah Fook Meng

Edisi:

102/VIII/2008

Tanggal:

14-8-2008

Isi:

GEREJA BERALIRAN TEOLOGI REFORMED

MENGAPA KAMI MENJADI JEMAAT REFORMED?

Gereja dan teologi Reformed tidak populer untuk banyak orang. Kalau

mau jujur, kalau saya bercita-cita ingin membangun gereja yang nantinya

akan dipenuhi dengan pengunjung, maka saya tidak akan membangun

gereja Reformed. Gereja-gereja kontemporer dengan musik pop dan

nada musik yang keras serta panggung/mimbar yang ditata dengan apik,

lebih populer. Gereja-gereja yang sangat menekankan pemuridan (red:

sel group), sedang digemari pada era milenium ini. Gereja-gereja yang

memfokuskan diri pada kebutuhan manusia juga memiliki banyak jemaat.

Page 78: Bmf 53 teologi reformed

72 |TEOLOGI REFORMED

Namun, posisi gereja Reformed tidak terlalu baik dalam popularitas

kekristenan.

Citra umum gereja Reformed adalah bahwa gereja ini membosankan dan

banyak batasannya. Gaya penyembahannya yang kuno tidak relevan

dengan budaya modern berteknologi tinggi. Jemaatnya berpenampilan

terlalu tenang karena penekanannya pada kerusakan moral; hidup

mereka nampak pasif karena ajaran predestinasi. Dan lagi, usaha

penginjilannya tidak menarik untuk zaman sekarang. Namun meski

kurang populer, kami tetap ingin menjadi jemaat Reformed. Mengapa?

Pertama, menjadi jemaat Reformed bukanlah pilihan, namun pendirian.

Menjadi jemaat Reformed berarti menjadi alkitabiah. Semua doktrin

iman Reformed -- predestinasi, kerusakan moral total, penebusan dosa

yang absolut, anugerah yang luar biasa, dan ketekunan orang percaya --

merupakan kebenaran yang ada dalam Injil. Meskipun istilah-istilah yang

kami gunakan untuk menyimpulkan iman Reformed, tercipta dari

panasnya debat teologi, namun kebenarannya berakar dalam pada

pengajaran Alkitab. Seperti yang dikatakan sang pengkhotbah, Charles

Spurgeon, "menjadi Calvinis berarti menjadi alkitabiah".

Kedua, menjadi Reformed berarti menjadi apostolik. Kami tidak percaya

pada rangkaian apostolik seperti agama Katolik Roma memercayainya.

Mereka percaya pada rangkaian jasa para santo. Namun, kami percaya

pada rangkaian doktrin orang kudus. Iman Reformed bukanlah suatu

ajaran baru. Iman Reformed muncul pada era Reformasi abad ke-16.

Meskipun namanya diambil dari kata Reformasi, doktrin iman Reformed

diajarkan oleh Agustinus bahkan sebelum Martin Luther melontarkan 95

tesisnya. Iman Reformed dan penekanannya pada kedaulatan anugerah

Allah, bersumber pada wahyu Injil.

Ketiga, iman Reformed memuliakan Allah. Gereja superbesar

(megachurch) pada zaman sekarang menyembah Allah dengan musik

kontemporer dan aksi panggung yang terus berkembang. Gereja

Page 79: Bmf 53 teologi reformed

73 |TEOLOGI REFORMED

Reformed memuliakan Allah dengan pengagungannya yang dalam pada

kedaulatan dan kekudusan Allah. Allah berdaulat atas karya penciptaan

dan pemeliharaan. Kedaulatan Allah adalah sebuah kebenaran yang

sangat diakui oleh iman Reformed. Namun iman Reformed mengatakan

lebih dari itu. Karena saat kami mengakui bahwa Allah berdaulat atas

karya penebusan, kami mengatakan bahwa keselamatan adalah murni

karena anugerah. Kami tidak mulai bertobat dengan sendirinya. Allah

mengubahkan kami oleh anugerah-Nya. Dengan kuasa-Nya, Ia membuat

kami berkehendak untuk berubah. Respons iman adalah sebuah

anugerah yang Allah kerjakan dalam hati orang-orang pilihan-Nya. Hal ini

bertentangan dengan teologi populer. Dalam banyak presentasi Injil,

karya keselamatan dinyatakan sebagai sebuah kerja sama. Allah

mengerjakan 50% dalam anugerah-Nya dan menunggu tak berdaya untuk

manusia mengerjakan 50% sisanya dalam kehendak bebasnya. Charles

Spurgeon pernah mengatakan bahwa jika ada satu persen kehendak

manusia dalam selubung kebenaran-Nya, ia akan selamanya tersesat.

Keempat, iman Reformed memberikan jaminan sejati bagi gereja dan

jemaatnya dalam masa pencobaan dan krisis. Iman Reformed bukanlah

sebuah doktrin teoritis alternatif. Iman Reformed merupakan teologi

dengan kebenaran yang secara praktis sangat berkuasa. Saat seorang

anak Allah mengalami pencobaan hebat, ia memandang pada kasih

pemeliharaan Allah dan mengakui bahwa Allah berkuasa atas segalanya.

Ia mengakui bahwa Allah berkuasa memberikan kelepasan. Lebih

daripada mengharapkan datangnya kelepasan, orang itu akan berpegang

pada imannya yang percaya bahwa Allah sanggup membawa kebaikan

bahkan, dalam situasi yang paling buruk sekalipun.

Orang Reformed tidak pernah putus asa. Bandingkan iman sederhana ini

dengan pengakuan arogan beberapa pendoa kesembuhan. Mereka

mengatakan kepada kita bahwa Allah ingin menyembuhkan penyakit kita.

Dan saat kesembuhan tidak terjadi, kesalahan ditimpakan kepada orang

percaya dengan alasan bahwa ia tidak cukup beriman untuk dapat

Page 80: Bmf 53 teologi reformed

74 |TEOLOGI REFORMED

sembuh. Namun, orang Kristen Reformed lebih dewasa dalam

pandangannya. Pertama-tama, ia menginginkan kesembuhan jiwa. Saat ia

memohon kesembuhan fisik, ia tahu bahwa Allah mungkin akan

mengabulkannya, tapi mungkin juga tidak, sesuai dengan kedaulatan

tujuan-Nya. Dan saat kesembuhan tidak juga datang, itu bukan karena ia

kurang beriman, namun karena Allah ingin ia percaya bahwa Ia sanggup

memberikan kebaikan, bahkan dalam hal buruk sekalipun. Orang Kristen

Reformed mensyukuri kekayaan dan kebahagiaan, tapi juga dalam

penderitaan. Ia tahu bahwa Allah berkuasa atas dua hal ekstrim yang ada

dalam kehidupan itu.

Kelima, iman Reformed selalu memperbaiki. Iman Reformed tidak pernah

mandek (stagnan). Meski mengakui iman yang sudah kuno, namun iman

ini selalu bekerja keras memahami lebih banyak kebenara-Nya dari

firman Tuhan. Kita tidak akan pernah dapat memahami segalanya

tentang Allah. Meski Allah dapat dikenali, Ia juga tidak terpahami.

Pengetahuan kita akan Allah akan semakin dalam, khususnya pada

saat-saat Ia mencobai kita dengan kesulitan-kesulitan. Dari pencobaan-

pencobaan itulah kami biasanya melihat lebih banyak keindahan dan

kemuliaan-Nya. Iman Reformed tidak berkembang dari perenungan di

tempat tinggi dengan suasana yang tenang. Kebenaran iman Reformed

diformulasi saat ada pertumpahan darah, ancaman, dan kontroversi.

Kebenaran-kebenaran itu dikembangkan untuk memenuhi perjuangan

umat Allah sehari-hari. Katekisme Heidelberg, yang jelas merupakan iman

Reformed paling disukai, diawali dengan pertanyaan yang benar-benar

praktis dalam instruksinya, "Apa yang menjadi satu-satunya penghiburan

bagi Anda dalam kehidupan dan kematian?"

Yang terakhir namun tak kalah pentingnya, iman Reformed selalu

konsisten. Dispensasionalisme memiliki banyak variasi. Karismatisme

memiliki banyak jemaat. Arminianisme mengubah Allah dan

membuatnya makin terbuka dan mudah dikecam. Namun, iman

Page 81: Bmf 53 teologi reformed

75 |TEOLOGI REFORMED

Reformed konsisten dalam pengakuannya atas anugerah kedaulatan

Allah. Apa yang diakui iman Reformed kini sama dengan yang diakui pada

generasi yang akan datang. Setiap generasi mungkin memerluasnya.

Namun presuposisi dan prinsip dasarnya tetap sama -- Allahlah yang

berkuasa. Dan karena kekonsistenannya ini, hanya iman Reformedlah

yang dapat membawa gereja melalui masa depan yang terus berubah.

Kebenaran-Nya tidak pernah berubah. Allah berkuasa kemarin. Ia

berkuasa sekarang ini. Dan Ia berkuasa selamanya.

BAGAIMANA JADINYA JIKA KITA MENOLAK IMAN REFORMED?

Menyepelekan Allah adalah Konsekuensi dari Menolak Iman Reformed

"Aku percaya padamu". Siapa yang mengucapkannya? Itulah yang

pertama kali terlintas di benak saya saat melewati sebuah gereja yang

memasang spanduk bertuliskan kalimat itu. Filsuf, psikologis, humanis,

atau ahli manajemen mana yang telah mengatakan sesuatu yang sangat

berpusat pada manusia itu? "Apakah filsuf besar Yunani, Socrates, yang

mengatakannya?" tanyaku. Ia adalah orang yang bersikeras bahwa Anda

harus "mengenal diri Anda sendiri". Apakah Narcissus, seorang pemikir

sombong yang jatuh cinta dengan citra dirinya sendiri dan memuji

kebajikannya sebagai manusia dan keterlibatan pribadinya?

Saat saya melihat di bagian bawah tulisan yang dicetak tebal itu untuk

mencari sumbernya, saya benar-benar kaget. Allah yang mengatakannya.

Allah? Saya segera membaca cepat seluruh Perjanjian Lama dan Baru

untuk mencari firman Allah yang mengatakan, "Aku percaya padamu."

Saya tidak bisa menemukannya. Kalimat itu tidak ada dalam Alkitab.

"Sejak kapan Allah menempatkan manusia sebagai objek kepercayaan-

Nya," pikirku. Kalimat itu mungkin terlihat keren bagi generasi modern,

namun tidak sesuai dengan teologi yang saya tahu di Alkitab.

Page 82: Bmf 53 teologi reformed

76 |TEOLOGI REFORMED

Alkitab menjelaskan kejatuhan manusia sebagai "maut dalam

pelanggaran dan dosa". Alkitab mengatakan kepada kita bahwa

"keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah". Alkitab

mengatakan bahwa setiap manusia telah berdosa dan kehilangan

kemuliaan Allah. Dan bahkan Alkitab dengan berani mengatakan bahwa

kita "diperanakkan dalam kesalahan dan dikandung ibu kita dalam dosa.

Dengan pernyataan-pernyataan tegas tentang keadaan manusia yang

tersesat seperti itu, hal baik apa yang membuat manusia yang sudah

berdosa dan rusak itu menjadi objek kepercayaan-Nya?

Pernyataan itu memang tegas. Seperti kebanyakan tipu muslihat iklan,

pernyataan itu ditujukan untuk menarik perhatian masyarakat modern.

Dan dalam usahanya menarik massa, bahkan ada juga yang cukup berani

menulis ulang pokok-pokok iman Kristen.

Mereka menulis ulang apa yang Injil katakan tentang manusia, dan

membuatnya menjadi seseorang dengan bawaan lahir ilahi yang

disenangi Allah. Namun, Injil menegaskan bahwa manusia jasmani tidak

dapat menyenangkan Allah (Roma 8:6-8). Mengatakan Allah percaya

pada manusia berarti menyatakan secara tak langsung bahwa manusia

memiliki kebaikan dan keterampilan spiritual yang terhadapnya Allah

berkenan. Hal baik apa yang ada dalam manusia berdosa yang dapat

membuat Allah mengatakan padanya, "Aku percaya padamu?"

Mungkin Allah terkesan dengan intelegensi kita. Lagipula, kita adalah

manusia yang berpendidikan tinggi dan inovatif. Kita telah menghasilkan

sarjana-sarjana dan menciptakan sistem yang memiliki kontribusi besar

dalam membentuk masyarakat global.

Mungkin Allah terkesan dengan budaya populer kita. Pada 1960-an, kita

memiliki Beatles dan kemudian, Bee Gees, dan kini kita punya Westlife

dan Britney Spears. Mungkin Allah senang dengan bagaimana kita

Page 83: Bmf 53 teologi reformed

77 |TEOLOGI REFORMED

memakai musik untuk menghilangkan stres dan membuat jiwa kita

menari.

Mungkin Allah terkesan dengan bagaimana kita saling mencintai satu

sama lain sebagai manusia. Karena kasih adalah hal yang terpenting,

mungkin Allah tergerak oleh bagaimana kita mengasihi tanpa penilaian,

pernikahan, etika, dan tanggung jawab. Mungkin Ia terkesan dengan

bagaimana kita dapat dengan mudah terlibat dan melakukan pernikahan

sesama jenis.

Mungkin Allah terkesan dengan bagaimana kita dapat lebih maju dalam

memandang kehidupan. Ada yang bilang kita berasal dari kera. Yang lain

berkata bahwa materialisme dan kesenangan hidup adalah yang

terpenting. Namun, yang lain lagi berkata bahwa kita harus memutuskan

etika kita berdasarkan perasaan kita -- jika dirasa baik, lakukan. Dan

mungkin Allah terkesan dengan bagaimana pandangan- pandangan ini

mampu bertahan dalam pasar publik tanpa persaingan.

Atau mungkin terkesan dengan bagaimana kita percaya terhadap diri kita

sendiri. Manusia adalah tolok ukur segala sesuatu. Ia adalah kapten dari

takdirnya sendiri. Ia memiliki kemampuan untuk membentuk dunia tanpa

Allah. Dan karena semua yang dapat dilakukan manusia itu, Allah percaya

padanya.

"Aku percaya padamu?" Sebaliknya, saya menemukan di Alkitab kalimat

yang jauh lebih menenangkan. Allah mengatakan kepada setiap orang

yang memusatkan diri pada manusia bahwa jika Anda hidup dalam

daging, Anda akan mati (Roma 8:13).

Pernyataan itu mengubah apa yang sudah dituliskan Allah, karena

merendahkan kedaulatan Allah dan menjadikan Allah sekadar sebagai

penonton, motivator, "Aku percaya padamu, kamu pasti bisa!"

Page 84: Bmf 53 teologi reformed

78 |TEOLOGI REFORMED

Allah, dalam kepercayaan Protestan tradisional, disembah sebagai

Pencipta dan Penebus. Ia memutuskan hidup semua manusia. Ia

menentukan bagaimana segala sesuatu akan terjadi. Ia melakukan segala

sesuatu menurut kehendak-Nya. Tidak seorang pun dapat menggagalkan

rencana-Nya. Tak seorang pun mampu menentang perkataan- Nya. Dan

tak seorang pun yang menyarankan-Nya bahwa rencana B jauh lebih baik.

Salah satu pernyataan paling indah tentang Allah ada di Yesaya 46.

"... Akulah Allah dan tidak ada yang lain, Akulah Allah dan tidak ada yang

seperti Aku, yang memberitahukan dari mulanya hal yang kemudian dan

dari zaman purbakala apa yang belum terlaksana, yang berkata:

Keputusan-Ku akan sampai, dan segala kehendak-Ku akan Kulaksanakan."

(Yesaya 46:9-10)

Allah tidak perlu percaya kepada siapa pun. Ia sendiri adalah Yang

Mahakuasa. Tak ada yang seperti-Nya. Tak seorang pun memiliki kuasa

membentuk masa depan. Tak seorang pun dapat menebus kejatuhan

manusia. Tak seorang pun dapat melakukan sesuatu tanpa Allah. Tanpa

Allah, manusia dan segala ciptaan bahkan tidak dapat hidup barang

sesaat. Mengapa Allah mengatakan kepada manusia, "Aku percaya

padamu?"

"Aku percaya padamu" hanyalah satu dari banyak peryataan yang dapat

Anda temukan di www.lovesingapore.org.sg. Pernyataan lain di

antaranya: "Aku berpikir akan membuat dunia hitam dan putih. Lalu Aku

berpikir ... naaaah." "Aku benci aturan. Itulah sebabnya mengapa aku

hanya membuat sepuluh aturan." Dan semua pernyataan itu

dipertautkan dengan Allah.

"Golden rules" seperti itu dimaksudkan untuk menempatkan Allah di

jantung kota, untuk membuat-Nya nampak keren, jenaka, tak ketinggalan

zaman, dan dapat diterima. Namun sungguh, hal ini merupakan sesuatu

yang menjelaskan bagaimana gereja modern sudah melangkah terlalu

jauh. Gereja masa kini telah kalah oleh budaya populer. Jika sesuatu tidak

Page 85: Bmf 53 teologi reformed

79 |TEOLOGI REFORMED

modern, maka sesuatu itu tidak relevan. Karena itu gereja yang memakai

metode iklan baru ini memutuskan untuk membuat Allah lebih modern.

Namun dengan membuat Allah menjadi lebih relevan, mereka tidak

menghormati Allah. Kini, Allah menjadi seperti produk konsumen. Ia

harus didikte untuk berkata sesuatu yang tampak keren di budaya

populer kita. Jadi, perkataan-Nya harus dinyatakan ulang, status-Nya

diposisikan ulang, dan kedaulatan-Nya direndahkan dalam rangka

membuat-Nya lebih relevan dengan keadaan masa kini. Allah harus

mengatakan apa yang para pembuat iklan inginkan untuk Dia katakan.

Dan orang-orang yang mendanainya sepertinya tidak merasa bahwa

menggunakan nama Allah dengan begitu sembarangan dan tidak

menghormati adalah pelanggaran perintah yang ketiga, "Jangan

menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan." Nama Allah,

yang adalah kemuliaan-Nya, kini direduksikan menjadi label komersial,

untuk mempromosikan produk baru Injil masa kini.

Penyepelean Allah ini adalah sesuatu yang serius. Perhatikan komentar

Warren Wiersbe, seorang pengkhotbah Kristen yang terkenal, "Kita tidak

perlu mengutuk atau bersumpah untuk menyebut nama Allah dengan

sembarangan. Kita hanya perlu menggunakan nama-Nya dalam hal- hal

sepele, maka kita pun sudah menghina nama Allah. Tak semestinya

familiaritas dapat merendahkan nama ilahi layaknya penghinaan nama

Allah yang jelas-jelas diucapkan. Mengucapkan hal-hal spiritual yang

berharga dengan cara seadanya dan terkesan menyepelekan merupakan

sebuah dosa dan sekaligus menyangkal kebenaran-Nya.

Menyepelekan Allah sama dengan menyingkirkan Allah dari kekristenan

historis. Pernyataan "Aku percaya padamu" bukanlah pernyataan yang

netral dan tak berbahaya. Pernyataan itu adalah perusakan teisme dan

humanisme. Pernyataan itu merupakan sebuah paduan yang jelas

antialkitabiah. Pernyataan itu lebih buruk daripada Arminianisme yang

membawa masalah bagi gereja pada era Reformasi. Arminianisme

Page 86: Bmf 53 teologi reformed

80 |TEOLOGI REFORMED

bersifat sinergis. Paham ini mengatakan bahwa Allah membutuhkan kerja

sama manusia. Namun pernyataan "Aku percaya padamu" nampak

seperti sinkretisme, yang membawa suara humanistis yang halus namun

tegas. Manusia memiliki masa depan yang dapat ia atur sendiri. Manusia

dapat melakukan apapun menurut kehendaknya untuk menyenangkan

Allah. Dan saat manusia itu berhasil, Allah bertepuk tangan untuknya dan

berkata, "Benar, kan, kamu pasti bisa melakukannya. Aku selalu percaya

padamu." Pernyataan ini menempatkan Allah dan manusia pada derajat

yang sama.

Allah yang dipromosikan dalam iklan-iklan itu bukanlah Allah yang ada di

dalam Injil. Saya yakin gereja-gereja yang mendukung slogan ini tidak

bermaksud untuk merendahkan dan menyingkirkan Allah dari

kekristenan historis. Namun pernyataan itu jelas membuktikannya. Hal ini

membawa saya kepada pertanyaan yang perlu diselidiki: "Sudahkah kita

menjadi sedemikian acuh secara teologis sampai-sampai kita tidak lagi

mampu membedakan dasar kekristenan dari humanisme dan

ketidakpercayaan?"

Memasang tulisan-tulisan seperti itu di dalam dan di luar gereja tidak

akan membuat kekristenan menjadi keren dan relevan. Pernyataan itu

hanya menunjukkan seberapa jauh komunitas Kristen secara teologis

sudah sangat tersesat. Fakta banyaknya gereja terkemuka memasang

spanduk seperti itu telah mencerminkan tidak adanya kepemimpinan

teologis dalam komunitas Kristen lokal. Warisan Protestan di Singapura

telah kalah oleh roh zaman ini. Allah alkitabiah tidak ada lagi dalam

spanduk-spanduknya. Segera, Ia akan hilang dari aula suci kita ... kecuali

kita kembali kepada kesehatan rohani alkitabiah dan mulai menghormati

Allah serta menyadari kemuliaan-Nya. (t/Dian)

Sumber:

Diterjemahkan dari:

Page 87: Bmf 53 teologi reformed

81 |TEOLOGI REFORMED

Judul buku : The Readable TULIP

Judul asli

artikel : 1. Why We are Reformed? 2. What if We Reject

Reformed Faith?

Penulis : Cheah Fook Meng

Penerbit : Genesis Books, Singapura 2003

Halaman : 62 -- 71

http://reformed.sabda.org/gereja_beraliran_teologi_reforme

Teologia Reformed dan Relevansinya bagi Gereja Masa

Kini Editorial:

Dear All,

Pertama-tama, mohon maaf karena pengiriman artikel bulan ini agak

terlambat.

Artikel yang saya muat bulan ini diambil dari buku "Sebuah Bunga Rampai

dalam Peringatan 25 Tahun Kependetaan Caleb Tong."

Mudah-mudahan artikel ini menjadi berkat dan mendorong kita untuk

semakin mengenal dan menghargai semangat gerakan Reformed. Selain

itu harapan saya inti dari gerakan Reformed dapat semakin nampak di

gereja kita dan kehidupan kita masing-masing.

In Christ,

Yulia

Artikel Terkait

Page 88: Bmf 53 teologi reformed

82 |TEOLOGI REFORMED

Jika Kristus Tidak Dibangkitkan

Roh Kudus dan Alkitab

Inti Kekristenan

Memahami Ulang Konteks Berteologi John Calvin dalam

Doktrin Predestinasi (2)

Apakah Tujuan Kematian Kristus?

Bimbingan dan Rencana Allah (1)

Gereja Beraliran Teologi Reformed

Penulis:

Stephen Tong

Edisi:

026/III/2002

Isi:

PENDAHULUAN

Teologia Reformed merupakan sesuatu gerakan pengertian firman Tuhan

yang berdasarkan hati nurani yang murni dan perasaan tanggung jawab

yang sungguh-sungguh kepada Tuhan. Baik dari Martin Luther, Zwingli

maupun Calvin mereka sebenarnya tidak ada maksud untuk memecah

gereja, mengajarkan doktrin-doktrin yang baru atau memisahkan

sebagian orang untuk memihak mereka, melainkan mereka benar-benar

terdorong oleh suatu keadaan yang menyedihkan yaitu penyelewengan-

penyelewengan yang terjadi dalam gereja terhadap Alkitab dan doktrin-

doktrin yang diajarkan dari jaman ke jaman.

Page 89: Bmf 53 teologi reformed

83 |TEOLOGI REFORMED

Para Reformator adalah orang-orang jujur yang mau kembali setia

kepada Allah dan mereka juga mau mempengaruhi gereja agar kembali

setia kepada Allah. Mereka tidak menegakkan doktrin yang baru,

melainkan menjelaskan doktrin yang dari kekal sampai kekal tidak

berubah berdasarkan firman Tuhan yang diwahyukan dalam Kitab Suci.

Khususnya Calvin, dalam "Institutes of the Christian Religion",

mempunyai motivasi supaya manusia mengenal bahwa ajaran-ajaran

Reformed adalah sesuai dengan ajaran-ajaran Kitab Suci. Boleh dikatakan

ini adalah semacam kebangunan doktrinal yang bersangkut-paut dengan

pengertian kepada interpretasi yang sah terhadap iman rasuli. Selain

daripada pengaruh dalam hal doktrin yang benar, kekristenan juga

membawa kita sebagai anak-anak Tuhan yang setia menjalankan tugas

kehidupan di dalam dunia ini untuk mempunyai perasaan tanggung-

jawab kultural dan sosial. Baik di dalam aliran Lutheran maupun Calvinis

keduanya memiliki gagasan bagaimana orang Kristen hidup sebagai

warga negara yang harus menjadi terang dunia dan dapat mempengaruhi

kebudayaan serta membawa Kekristenan kepada Kristus yang

sebenarnya adalah Raja di atas segala bidang dan aspek kebudayaan.

Dengan demikian di mana teologi Reformed berada, daerah itu

menerima pengaruh daripada kebenaran di dalam semua aspek

kebudayaan.

Selain kembali kepada ajaran Kitab Suci dan hidup bertanggung jawab

dan memberi pengaruh kebudayaan, Calvin juga mementingkan:

Kedaulatan Allah di dalam seluruh dunia, khususnya di dalam Tubuh

Kristus,

hanya berdasarkan iman saja manusia dibenarkan.

Di dalam kedua hal di atas, boleh dikatakan bahwa kedua Reformator

mendapat pengaruh dari Agustinus. Doktrin anugerah, doktrin

keselamatan, doktrin Allah dan Injil yang murni ditegakkan kembali di

dalam ajaran teologia Reformed sehingga kita tidak asing dengan istilah-

Page 90: Bmf 53 teologi reformed

84 |TEOLOGI REFORMED

istilah: sola scriptura, solagratia, sola fide, soli Deo gloria dan lain-lain.

Kesemuanya adalah cetusan istilah yang begitu singkat namun tepat

untuk melukiskan tekanan-tekanan dari gerakan Reformasi pada jaman

itu yang berpengaruh ke segala jaman.

Itulah sebabnya sejak Reformasi, 470 tahun lebih y.l., kita melihat

pengaruh Teologi Reformed sangat menonjol, seperti:

Di mana pengajaran Reformed disebarkan di sana penghargaan terhadap

kehormatan atau martabat manusia tidak terlepas dari gerakannya. Dan

akibat dari penghargaan terhadap hak manusia ini maka di mana

Calvinisme berada di sana boleh dikatakan menjadi tempat-tempat

suburnya demokrasi di dalam pembentukan masyarakat dan politik

mereka.

Selain daripada itu aliran Lutheran dan Calvinis juga berpengaruh di

bidang sastra, bahasa maupun musik. Ini merupakan suatu kontribusi

yang penting. Sesudah beberapa ratus tahun kemudian, mandat kultural

menjadi sesuatu aspek yang dipentingkan dan ditekankan oleh kaum

Calvinis. Maka kita melihat semua negara Protestan mencapai kemajuan

di dalam bidang industri, ilmiah lebih pesat daripada negara-negara yang

tidak dipengaruhi oleh teologia Protestan. Sampai hari ini produksi-

produksi yang paling akurat dan dapat diandalkan, misalnya, adalah

berasal dari Jerman, Swedia dan sebagainya. Ini adalah pengaruh tidak

langsung dari Reformasi. Hal yang sama juga terjadi di bidang musik. Jadi

boleh dikatakan bahwa pengaruh ini telah meluas dan mencapai segala

bidang, seperti yang dikatakan oleh Abraham Kuyper bahwa tidak ada

satu inci pun di dalam bidang hidup manusia yang Kristus tidak ada

takhtanya.

TEOLOGIA REFORMASI DI TENGAH-TENGAH KONTEKS BERGEREJA DI

INDONESIA

Page 91: Bmf 53 teologi reformed

85 |TEOLOGI REFORMED

Indonesia pernah dijajah oleh Belanda sehingga gereja Protestan

merupakan gereja yang sangat luas dan berakar di Indonesia semasa

penjajahan. Kami pikir gereja pada waktu itu merupakan gereja dari

lapisan kelompok masyarakat yang agak tinggi sehingga Keristenan

sebenarnya masih belum terlalu mendarat dan berakar dalam

masyarakat umum. Menunggu sampai Gereja Pentakosta timbul di

Indonesia, barulah Injil dikabarkan kepada khalayak yang lebih banyak.

Khususnya melalui karunia-karunia seperti kesembuhan dan sebagainya.

Hal ini menarik banyak orang miskin datang kepada Kekristenan sehingga

Kekristenan menurun kepada lapisan yang lebih rendah.

Sedikit berbeda dengan penginjilan di daratan Tiongkok yang pada waktu

itu lapisan masyarakat atasnya adalah penganut Konfusianisme, mereka

bersikap antipati kepada Keristenan. Karena itu Kekristenan melalui OMF

(dahulu CIM) hanya mencapai kebanyakan orang dari lapisan bawah atau

rendah. Sedangkan di Indonesia karena gereja adalah milik lapisan yang

agak atas atau tinggi, kecuali di beberapa tempat yang dahulunya

merupakan daerah animisme dan kemudian ada sebagian yang menjadi

daerah Kristen, maka kami tidak berpandangan bahwa orang-orang

Kristen itu sudah menerima dengan jelas atau mempunyai posisi teologia

Reformed dengan pengertian dan kepercayaan yang kuat di dalam

kondisi sedemikian. Setelah gereja-gereja harus menghadapi kultur yang

lebih bersifat pluralistik, kita melihat banyak gereja Protestan mempunyai

gejala yang sangat tidak normal. Misalnya sebagian dari mereka tidak

puas dengan pelayanan gereja masing-masing sehingga banyak yang

terpengaruh dan menuju kepada gereja-gereja yang lebih bercorak

emosional maupun gerakan pengalaman ke gerakan Karismatik atau

Pentakostal dan sebagainya. Sementara banyak orang yang dulunya

anggota Protestan masih menyimpan jimat-jimat dan berhala-berhala

sebagai pengaruh kebudayaan lama yang tidak mereka lepaskan sesudah

menamakan dirinya Kristen. Di sini terlihat bahwa gerakan Protestan

sendiri masih berusaha di dalam suatu ketidak-stabilan teologia maupun

Page 92: Bmf 53 teologi reformed

86 |TEOLOGI REFORMED

iman kepercayaan dan pengalaman agama yang sesuai dengan teologia

itu. Karenanya teologia Reformed perlu cepat-cepat ditanamkan dengan

sebenar-benarnya dan sekokoh-kokohnya kepada jemaat yang ada

bahkan hendaknya mulai berpengaruh dinamik kepada orang-orang yang

belum mengenal teologia Reformed.

Pada dewasa ini sebagian dari pemimpin-pemimpin gereja Reformed

sudah terlalu menyimpang dan jauh dari ajaran Reformed yang asli.

Misalnya mereka tidak lagi memegang prinsip-prinsip dari jaman

Reformasi, termasuk sola scriptura, sola gratia, sola fide dan sebagainya

sehingga orang-orang gereja Protestan sudah dipengaruhi oleh teologia-

teologia kontemporer yang menamakan dirinya tetap bertradisi

Reformed tetapi yang sebenarnya sudah banyak menyimpang. Misalnya:

aliran neo- ortodoks, baik dari Karl Barth maupun Emil Brunner semuanya

menganggap diri beraliran Reformed. Mereka menganggap sendiri tetap

membela teologia Reformed tetapi dari semangat dan prinsip dasarnya

sudah jauh sekali dari Reformed yang asli. Kalau orang Kristen di

Indonesia sudah banyak terpengaruh oleh mereka sehingga mereka

menganggap diri juga termasuk orang-orang Reformed yang bersifat

lebih dinamis karena merasa gereja harus menyesuaikan atau

mempunyai semangat adaptasi di dalam setiap jaman dan sebagainya,

maka kami kira ada bahaya yang harus cepat disadari oleh para

pemimpin gereja maupun orang-orang Kristen di Indonesia pada jaman

ini.

PERKEMBANGAN MANDAT KULTURAL DAN SOSIAL DALAM TRADISI

REFORMASI

Teologia Reformed mempunyai satu ciri khas selain memberitakan Injil

sebagai mandat utama juga ada mandat kultural yang harus kita kerjakan

sehingga ini memungkinkan orang Kristen menjadi terang di dalam segala

bidang kehidupan. Jikalau kita mau menyaksikan Kristus bukan hanya di

dalam lingkup gereja, maka kita harus mempunyai semangat Kekristenan

Page 93: Bmf 53 teologi reformed

87 |TEOLOGI REFORMED

yang harus dibawa ke dalam bidang-bidang di mana kita diutus sebagai

hakim, profesor, presiden, guru, dokter, pedagang dan sebagainya

seharusnya membawa "tanda" dari iman Kristen dan semangat

Kekristenan untuk mempengaruhi bidang-bidang di mana mereka

berada. Di dalam hal ini terlihat bahwa negara-negara Barat menjunjung

tinggi kejujuran lebih daripada negara-negara yang bukan dipengaruhi

oleh Kekristenan. Sedangkan kejujuran ini menjadi suatu hal yang

dianggap sangat merugikan diri di banyak kebudayaan Timur yang kuno,

maka akhirnya kita melihat nilai kejujuran itu bukan saja tidak merugikan

Barat karena negara-negara yang menjunjung tinggi kejujuran malah

diberkati oleh Tuhan dengan kekuatan yang melebihi negara-negara

agama lain maupun negara-negara komunis. Bagi Mao Ze Dong dan bagi

Moscow, Watergate Affair merupakan suatu hal yang tidak perlu

diperjuangkan, tetapi bagi orang-orang yang dipengaruhi oleh

Protestantisme, hal itu merupakan suatu hal yang penting sekali bagi

filsafat negara mereka. Ini adalah suatu contoh kasus untuk membuktikan

pengaruh tidak langsung dari Kekristenan di Barat.

Selain daripada itu pengaruh pertemuan-pertemuan ilmiah menjadi

makin pesat sekali bertumbuh di bawah pengaruh langsung maupun tak

langsung Kekristenan di Barat sehingga negara-negara Protestan jauh

lebih cepat maju dibanding dengan negara-negara Katholik maupun

negara-negara beragama lainnya. Dan di bidang politik karena mereka

meninggikan hak azasi manusia sebagai ciptaan Allah menurut peta dan

teladan-Nya, ini mengakibatkan kesama-rataan dan penghormatan

terhadap harkat manusia menjadi mungkin. Hal inilah yang menjadi dasar

yang penting dari demokrasi di Barat. Meskipun banyak yang belum bisa

menjalankan demokrasi ini, seperti politik Apartheid (diskriminasi) dan

sebagainya, namun hal ini sebenarnya bertentangan dengan semangat

Kekristenan.

Musik sebelum Johan Sebastian Bach dikatakan kebanyakan dimonopoli

di Italia daerah Katholik, tetapi Jerman merupakan suatu negara yang

Page 94: Bmf 53 teologi reformed

88 |TEOLOGI REFORMED

mengalami Reformasi sehingga semacam semangat keketatan dan

semangat ketelitian diwarisi di sana sampai sekarang ini. Dan Martin

Luther adalah seorang petani yang mempunyai semangat keakuratan,

ketelitian, kejujuran serta kesungguhan yang tak bisa dikompromikan. Hal

seperti ini juga mengakibatkan timbulnya semacam pengalaman peitisme

ditambah dengan semangat keakuratan yang telah berakar menyebabkan

Johann Sebastian Bach dan lain-lainnya mencetuskan musik-musik yang

sampai kini diakui amat tepat dengan presisi yang tinggi bahkan setelah

diuji dan dianalisa dengan komputer. Baik George Frederick Handel

maupun Bach adalah orang-orang Protestan. Semuanya ini merupakan

permulaan kebangunan musik di daerah Jerman yang sebelumnya tidak

pernah mencapai mutu setinggi ini di dalam dunia musik. Kedua orang

Jerman ini telah dikagumi baik oleh Joseph Haydn, Mozart maupun

Ludwig van Beethoven. Dan ketiga orang yang disebutkan belakangan ini

adalan orang-orang Katholik, namun pengaruh dari Handel dan Bach

sudah meresap mendalam kepada mereka.

MISI DAN PEKABARAN INJIL DALAM TRADISI REFORMASI

Sepanjang sejarah penginjilan terlihat Reformasilah yang mengembalikan

Kekristenan kepada Injil yang paling murni dengan pemberitaan,

kepercayaan dan dasar teologi yang tidak berkompromi. Skop Injil ini

adalah bahwa hanya dengan mengenal Tuhan Yesus saja kita

diselamatkan, hanya melalui iman saja kita diterima dan hanya melalui

kedaulatan Tuhan kita boleh menjadi anak-anakNya serta hanya melalui

Kristus saja kita ditebus. Maka Reformasi ini merupakan satu-satunya era

yang begitu kompak dan murni untuk kembali kepada Injil yang asli

sehingga teologi Reformed itu juga disebut teologia Injili. Dan dari

permulaan gereja Lutheran disebut evangelical church sehingga nama

"Injili" merupakan suatu istilah yang tak terpisahkan dari gereja-gereja

Protestan. Misalnya pada waktu Injil disebarkan di Indonesia, gereja-

gereja Protestan selalu tidak lupa mencantumkan istilah tersebut dalam

nama lengkapnya. Contohnya: Gereja Masehi Injili Minahasa (GMIM),

Page 95: Bmf 53 teologi reformed

89 |TEOLOGI REFORMED

Gereja Masehi Injili Timor (GMIT), Gereja Masehi Injil Sangir-Talaud

(GMIST) dan istilah-istilah ini adalah suatu indikasi yang menunjukkan

bahwa Injil memang sangat penting. Dan di mana gereja Protestan

berada di sana banyak orang kembali kepada Tuhan sehingga boleh

dikatakan bahwa gereja Protestan mempunyai jiwa injili yang luar biasa.

Namun fakta juga menunjukkan banyak gereja Reformed sesudah melalui

suatu jangka waktu mereka lupa akan anugerah Tuhan atau

menginterpretasikannya secara tidak benar. Kita mengambil contoh:

karena segala sesuatu berdasarkan anugerah maka kalau berdosapun

akan diampuni dan lain sebagainya. Ini mengakibatkan etika dan moral

gereja-gereja Protestan itu tidak ditekankan. Dengan perkataan lain

kesalah-pengertian ini telah mengakibatkan banyak orang Kristen hidup

tak sesuai dengan ajaran kepercayaannya. Hal ini tentu sangat disesalkan

dan menyedihkan.

Itulah sebabnya juga setelah 150 tahun dari gerakan Reformasi Martin

Luther, gerakan Pietisme berusaha merubah kesulitan-kesulitan yang

timbul. Di Indonesia banyak orang Kristen di daerah Protestan yang

sangat tidak mementingkan hidup sesuai dengan panggilan sebagai saksi

Kristus di dalam dunia ini. Salah satu sebab lainnya adalah karena di

dalam gerakan Reformed, Protestan sangat mementingkan penanaman

dan penyebaran gereja, maka banyak yang menjadi anggota gereja tanpa

mempunyai pengalaman sendiri bergumul untuk bertobat, menerima

Kristus secara pribadi dan lain sebagainya. Karena di dalam gereja

Protestan umumnya orang mempercayai akan perjanjian keluarga

sehingga seisi keluarga menjadi orang Kristen, maka amat mungkin

sebagian dari anak- anak yang dibaptiskan itu belum atau tidak

mengalami pertobatan pribadi. Dapat dikatakan inilah letak titik

kelemahan jiwa atau semangat penginjilan dalam gereja-gereja bertradisi

Reformed.

ANTARA PROTESTANTISME DAN KAPITALISME

Page 96: Bmf 53 teologi reformed

90 |TEOLOGI REFORMED

Bagi kami, Kapitalisme adalah semacam hasil dari keserakahan manusia

yang egosentris dan usaha mendapatkan uang melalui cara-cara yang

tidak adil di dalam masyarakat. Maka menurut Max Webber, hal

sedemikian ini makin menonjol sesudah Protestantisme timbul. Tetapi

kita harus mengetahui dan memisahkan hal ini dengan jelas. Sebelum

terjadi Reformasi, Kapitalisme sudah ada. Kapitalisme merupakan

semacam gejala masyarakat yang konsisten semenjak permulaan sejarah

sampai akhir jaman. Tetapi mengapakah kapitalisme dianggap menonjol

sesudah Reformasi timbul, khususnya Calvinisme? Ini adalah karena

ajaran penatalayanan (stewardship) yaitu manusia adalah juru kunci di

hadapan Allah yang harus mempertanggungjawabkan segala sesuatu

termasuk kesehatan, waktu, uang, bakat dan seluruh karunia yang

diberikan-Nya. Ajaran ini menyebabkan semua orang Kristen harus baik-

baik memakai waktunya untuk bekerja. Uang yang mereka dapatkan

tidak boleh dihamburkan untuk berjudi, bermabuk-mabukan, berzinah

dan sebagainya sehingga dengan penghematan sedemikian mereka justru

menyimpan uang lebih banyak lagi. Uang yang banyak ini ditambah

dengan rasa tanggungjawab terhadap Tuhan mengakibatkan mereka

tidak secara sembarangan mempergunakannya. Maka mereka menanam

modal dan bekerja lagi sampai mendapatkan uang (kapital) yang lebih

besar lagi. Jadi kita tidak bisa tidak mengakui bahwa karena konsep

bekerja keras, penghematan dan rasa tanggungjawab kepada Tuhan telah

mengakibatkan dimana Protestantisme sejati berada di sana pasti ada

kekayaan yang lebih besar dibandingkan masyarakat yang bukan

Protestan.

Sebagai contoh kita melihat bahwa masyarakat Bali memakai uang yang

banyak hasil kerja mereka untuk upacara pemakaman dan sebagainya,

sehingga bagaimanapun juga mereka tidak akan menjadi terlalu kaya. Ini

merupakan kenyataan bagaimana agama mempengaruhi hidup

perekonomian manusia.

Page 97: Bmf 53 teologi reformed

91 |TEOLOGI REFORMED

Tetapi karena sesudah negara-negara kapitalis menjadi kaya, lalu mereka

berusaha meminjamkan uang kepada negara-negara miskin, maka secara

tidak langsung ini menimbulkan penindasan antara manusia dengan

manusia melalui penerimaan suku bunga dan sebagainya. Semuanya ini

merupakan suatu hal yang tak bisa dihindarkan. Namun sekalipun

demikian, kita harus membedakan antara Kapitalisme dengan prinsip

Kekristenan. Banyak negara meskipun mayoritas penduduknya Kristen

tetapi tidak menjalankan prinsip Kekristenan karena pemerintahan di

sana dipegang oleh orang-orang yang tidak setia kepada Kekristenan yang

sejati.

MEMPERTAHANKAN TRADISI REFORMASI DALAM KONTEKS GEREJA

KONTEMPORER MASA KINI

Kita harus membagi teologia dan aplikasinya secara jelas. Teologia berarti

pengertian manusia secara ilmiah akan Allah, sedangkan aplikasinya yaitu

bagaimana menyatakan iman kita dan fungsi iman di dalam hidup sehari-

hari. Teologia Reformed mengajarkan tentang Allah Tritunggal, Kristus

adalah Mediator satu-satunya, Roh Kudus adalah diri-Nya Allah, dan

Alkitab adalah firman Tuhan yang diwahyukan serta gereja adalah orang-

orang Kristen yang ditebus oleh Tuhan, juga melalui pertobatan dan

diperanakkan pula manusia menjadi anak-anak Allah dan lain sebagainya.

Kesemuanya adalah ajaran yang bukan saja harus dipertahankan,

melainkan tidak boleh berubah dari selama-lamanya sampai selama-

lamanya. Dan ini dimasukkan ke dalam kategori iman kepercayaan yang

bersifat mutlak dan melampaui segala jaman dan daerah. Kita harus

mempertahankan, memperjuangkan dan memperdebatkan hal ini dalam

keadaan bagaimanapun demi menjaga kemurnian kepercayaan maupun

substansi dari Kekristenan itu sendiri.

Sedangkan di dalam masyarakat orang Kristen harus menjadi terang atau

cahaya kesaksian melalui pengamalan akan sifat kasih, keadilan dan

kesucian Allah dalam hidup kita. Hal ini merupakan sesuatu yang harus

Page 98: Bmf 53 teologi reformed

92 |TEOLOGI REFORMED

kita pelajari yakni bagaimana memancarkan kemuliaan Allah di dalam

setiap jaman yang berbeda. Di samping itu harus diketahui bagaimana

mempertahankan hidup Kekristenan dan bahkan bisa mempengaruhi

orang lain melalui sifat-sifat ilahi yang bersangkut-paut dengan etika

serta penerapannya di dalam masyarakat yang sangat pluralistik.

Dalam katekismus Heidelberg dikatakan bahwa gereja yang benar dan

sejati harus mengajarkan kebenaran firman Tuhan dengan benar dan

ketat, lalu menjalankan sakramen dengan benar serta melaksanakan

disiplin gereja dengan benar pula. Selain itu gereja harus memberitakan

Injil demi menjamin kelangsungan dan kesehatan pertumbuhan gereja

secara konsisten.

Apa yang seharusnya gereja bina pada masa kini?

Gereja yang baik, pertama, harus membenahi doktrin-doktrin

kepercayaannya sehingga berakar dengan mengetahui siapa, apa dan

mengapa kita percaya. Kedua, pengajaran tentang hidup bertanggung

jawab kepada Allah menurut etika yang sesuai dengan ajaran Alkitab

yakni memancarkan sifat ilahi di bidang moral kepada sesama manusia.

Ketiga, membenahi akan makna hidup dan pelayanan. Sebagaimana kita

adalah orang-orang Kristen maka kita harus hidup dan melayani orang

lain sesuai dengan prinsip-prinsip Alkitab. Keempat, kita harus berusaha

membina orang Kristen untuk memuliakan Tuhan di bidang- bidang yang

berbeda dalam masyarakat luas. Kelima, bagaimana gereja mendorong

pelebaran pekabaran Injil di dalam melaksnakan tugas Amanat Agung.

Akhirnya, bagaimana gereja bisa mempunyai orang-orang yang mampu

memimpin di dalam masyarakat?

Kecuali gereja bisa memberikan isi pemberitaan dan pengajaran yang

dirasakan cukup oleh orang-orang berpotensi maka barulah kita bisa

mendapatkan orang-orang yang bermutu bagi Kekristenan. Mereka yang

berkualitas ini harus membimbing agar lebih berkembang, potensi

Page 99: Bmf 53 teologi reformed

93 |TEOLOGI REFORMED

mereka perlu digali serta diarahkan dengan benar. Dengan demikian,

untuk mengharapkan munculnya pemimpin-pemimpin yang menjadi

kunci dalam masyarakat maka seharusnya para pemimpin gereja pada

masa kini memiliki hati yang lapang, visi yang jauh, pandangan yang tepat

serta cinta kasih yang limpah dan bijaksana. Jikalau tidak, maka

Kekristenan akan selalu tertinggal di belakang. Di lain pihak

kepemimpinan itu bukanlah sekedar bisa dilatih atau dicetak oleh usaha

manusia, melainkan dibangkitkan oleh Tuhan ditambah dengan

penggalian dan latihan sehingga segenap potensi dapat

diperkembangkan. Juga harus diciptakan kemungkinan praktek di ladang

sebagai sarana output dari apa yang sudah ada padanya ditambah

dengan ujian yang lama barulah seseorang bisa menjadi pemimpin yang

kuat yang hebat!

Sumber:

Sumber diambil dari:

Judul Buku : Menuju Tahun 2000; Tantangan Gereja

Di Indonesia

Judul Artikel : Teologia Reformed dan Revelansinya Bagi

Gereja Masa Kini

Penulis : -

Penerjemah : -

Penerbit : Momentum

Halaman : 47 - 55

Page 100: Bmf 53 teologi reformed

94 |TEOLOGI REFORMED

http://reformed.sabda.org/teologia_reformed_dan_relevansinya_bagi_g

ereja_masa_kini

Situs-situs Reformed

Lebih dari 80 Artikel tentang Doktrin. Situs yang

menyediakan artikel-artikel seputar Doktrin Kristen.

Publikasi elektronik e-Reformed.

Situs PESTA (Pendidikan Elektronik Studi Teologi Awam).

Sebuah Situs penyelenggara Pendidikan Teologi untuk

Awam.

Situs SOTERI (Situs Online Teologi Reformed Injili). Situs

SOTeRI menyediakan berbagai Artikel-Artikel Teologia

yang memiliki corak pemahaman Teologia Reformed.

Yabina Ministry (Yayasan Bina Awam Ministry). Situs yang

menyediakan artikel-artikel Teologia Kristen.

Situs GKRI-Exodus: Doktrin (Gereja Kristen Rahmani

Indonesia-Exodus). Halaman dari situs GKRI-Exodus yang

berisi artikel-artikel seputar Teologia.

Reformed Injili Center

Iman Reformed, Semangat Injili

Blog Teologi Reformed

Blog Daniel Ronda

Reformed Indonesia

Christian Reformed Ink

Page 101: Bmf 53 teologi reformed

95 |TEOLOGI REFORMED

Blog Wahyu Pratama

Blog Denny Tan

Blog Hendri

Denny Teguh Sutandio

Forum Teologi

Forum Reformed Sarapan Pagi Biblika

Ekaristi Org

Aku Percaya

eInjil

Mangapul Sagala

Gereja dan Organisasi Reformed

World Reformed Fellowship

Schottish Reformaed Presbyterian Seminary

Calvin Theological Seminary

Westminster Theological Seminary

GRII (Gereja Reformed Injili Indonesia)

Buletin Pillar - Buletin Pemuda GRII

STEMI

STTRII (Sekolah Tinggi Theologi Reformed Injili Indonesia)

Penerbit Momentum

Page 102: Bmf 53 teologi reformed

96 |TEOLOGI REFORMED

Reformed CRS (Christian Reformed Center for Religion and

Society)

Institut Reformed Jakarta

IRECT (Indonesian Reformed Evangelical Church)

Persekutuan Studi Reformed

JIBC (Jakarta International Baptist Church) - Reformed

Facebook dan Twitter Reformed

FB SABDA Reformed

Twitter SABDA Reformed

Twitter Reformed Injili

Facebook Reformed CRS

Facebook GRII

Facebook STTRII

Reformed Baptis Indonesia (fanpage 1 - 2)

Reformed Baptist Institute Jakarta

Jakarta Reformed Church

Artikel tentang Teologi

Apa itu Teologi Reformed?

Quo Vadis Kristologi?

Apakah Yesus Kristus adalah Allah?

Teologi Penginjilan

Page 103: Bmf 53 teologi reformed

97 |TEOLOGI REFORMED

Doktrin-doktrin Esensial Kekristenan

De'Bultman'isasi Mitos Paskah

Penetapan Atas Dosa

Jesus Seminar

Doktrin tidak penting?

Ayub 28:1-28, Manusia tidak dapat menemukan hikmat

Hukum Taurat dan Dosa

Milis Teologi

Metamorphe. Untuk berlangganan layangkan surat

ke Metamorphe

Rohani. Untuk berlangganan layangkan surat ke Milis

Rohani

Kristen sejati (perlu mendaftar). Untuk berlangganan

layangkan surat ke KristenSejati

Debatkan kebenaran itu. Untuk berlangganan layangkan

surat ke Debatkankebenaranitu

Soli Deo Gloria (perlu mendaftar). Untuk berlangganan

layangkan surat ke solideogloria

http://reformed.co/TOP_Reformed

Page 104: Bmf 53 teologi reformed

98 |TEOLOGI REFORMED

Bimbingan dan Rencana Allah (1) Editorial:

Dear e-Reformed netters,

Dalam perjalanan hidup Kristen kita, sejak bertobat sampai bertumbuh

menjadi murid-murid Kristus, saya kira pertanyaan yang paling sering kita

tanyakan adalah tentang bagaimana mengetahui "kehendak Allah" bagi

hidup kita. Kebanyakan dari kita terjebak pada pemikiran bahwa Allah

sejak semula sudah menetapkan rencana-Nya yang terbaik bagi hidup

kita, tapi sekarang tugas kita adalah mencari tahu apa rencana terbaik itu

supaya kita tidak salah melangkah. Tapi pertanyaannya, bagaimana kalau

dalam perjalanan hidup kita, kita sudah mengambil langkah yang salah?

Apakah berarti rencana Tuhan yang terbaik itu menjadi tidak mungkin

terjadi dalam hidup kita? Apakah Tuhan memiliki rencana cadangan bagi

kita?

Menurut James C. Petty, penulis buku "STEP BY STEP", orang Kristen

perlu memahami Doktrin Providensia Allah dengan benar agar pengertian

kita ditopang oleh pengajaran yang alkitabiah. Nah, untuk itu saya

kirimkan tulisan James C. Tetty ini, agar kita semua dapat memahami

dengan jelas dimana letak kesalahan kita ketika kita memikirkan tentang

kehendak dan rencana Tuhan bagi hidup kita.

Selamat menyimak.

In Christ,

Yulia

<yulia in-christ.net></yulia

Artikel Terkait

Kematian Kristus

Page 105: Bmf 53 teologi reformed

99 |TEOLOGI REFORMED

Christ's Church and Our Calling

Gereja; Mau Kemana? Konservatif dan Radikal

Mengenal Yesus Kristus

Diselamatkan dalam Pengharapan (1)

Calvin dan Tuduhan Skisma dari Katolik Roma Terhadap

Para Reformator: Sebuah Studi Tentang Kesatuan Gereja

(Bag. 1)

Siapakah Kristus Yang Naik Ke Surga?

Penulis:

James C. Petty

Edisi:

064/VII/2005

Isi:

RICK adalah perancang grafis berbakat yang saya kenal beberapa tahun

lalu. Ia telah sepuluh tahun bekerja di sebuah perusahaan periklanan

yang sukses, namun ia tertekan oleh persaingan yang tajam di antara

para karyawan yang berebut untuk menjadi rekanan di perusahaan

tersebut. Ia juga mencemaskan kondisi moral yang rendah dan tekanan

kerja yang berat. Wajar jika ia mulai berpikir untuk berwiraswasta,

namun ia sangat takut untuk bersaing dengan perusahaan lamanya. Ia

bermimpi bahwa jika ia dapat memulai perusahaannya sendiri, ia tentu

akan dapat mengatur hidupnya sendiri. Ia dapat menetapkan jam

kerjanya dan dapat lebih banyak terlibat dalam pelayanan. Namun, ia

juga memiliki seorang istri dengan tiga anak yang masih kecil. Jika ia gagal

Page 106: Bmf 53 teologi reformed

100 |TEOLOGI REFORMED

dalam usahanya untuk berwiraswasta, semua akan menderita. Ia

mungkin akan kehilangan rumah dan tabungannya.

Rick berdoa agar Allah menyatakan rencana-Nya. Ia bertanya apakah

Allah mau memanggilnya untuk berwiraswasta atau tetap bertahan

dengan pekerjaannya sekarang. Ia mulai mencari cara-cara yang mungkin

Allah gunakan untuk berkomunikasi dengannya. Ia mencari pelanggan

potensial yang mungkin datang dengan cara yang tidak seperti biasanya.

Ia mulai berusaha mendengarkan suara Allah dalam pikirannya beberapa

"kesan" khusus yang akan meyakinkannya bahwa pikiran tersebut

sungguh berasal dari Allah. Ia mencari-cari alat uji yang dapat ia pakai

untuk mengambil keputusan. Misalnya, jika ada fitnah, gosip yang tidak

wajar, atau hal-hal buruk lain saat ia merayakan hari pertobatannya,

mungkin itu menjadi tanda bahwa tempat kerjanya sudah terlalu rusak.

Saat ia merenungkan semua ini, sebuah gagasan yang menggelisahkan

mulai menyusup dalam benaknya. Ia tidak yakin, tapi ia takut kalau- kalau

ia sudah keluar dari rencana Allah sejak saat ia masih kuliah dulu. Ia telah

menghadiri Konvensi Misionaris Mahasiswa Urbana dan telah

menyerahkan diri untuk pelayanan misi. Namun saat kembali ke kampus,

dengan mudah pembimbing akademisnya meyakinkannya untuk

meninggalkan niat tersebut. Apa yang akan terjadi seandainya ia

memakai kemampuan komunikasinya bukan untuk menciptakan iklan,

melainkan untuk menyebarkan Injil? Mungkin ia telah berada jauh dari

kehendak Allah bagi hidupnya sehingga sia-sia untuk mencoba kembali,

atau untuk meminta Allah membimbingnya dalam rencana yang "tidak

taat" ini.

Masalah yang dihadapi Rick dalam mencari bimbingan Allah sangat lazim

terjadi pada umat Kristen. Bagi Rick dan sebagian besar orang,

pemahaman mereka tentang rencana dan kehendak Allah tidak pernah

dipertajam oleh konsep yang alkitabiah. Salah satu masalah utama yang

Page 107: Bmf 53 teologi reformed

101 |TEOLOGI REFORMED

dihadapi Rick adalah mencampuradukkan dua penggunaan yang sangat

berbeda di dalam Alkitab untuk istilah "kehendak Allah".

Dalam Alkitab, frasa "kehendak Allah" bisa berarti rencana atau perintah

Allah. Para teolog menjelaskan hal ini sebagai dua bentuk kehendak

Allah: "Kehendak-Nya yang dekritif" (dekrit/ketetapan atau rencana

Allah) dan "kehendak-Nya yang preseptif" (titah atau perintah Allah)

(Hodge 1865, 1:405). Kehendak Allah yang dekritif mengarahkan segala

sesuatu yang terjadi di bawah kendali Allah. Kehendak Allah yang

preseptif berkaitan dengan perintah Allah apa yang Ia perintahkan

supaya kita lakukan. Karena Alkitab memakai kata "kehendak Allah"

untuk menyebut keduanya, maka kerancuan mudah sekali terjadi dan

mengacaukan upaya kita dalam mencari bimbingan. Inilah salah satu

masalah Rick.

Supaya Anda terhindar dari jebakan ini, mari kita memeriksa kedua

konsep yang Alkitab ajarkan tentang kehendak Allah ini. Dalam bab ini

kita akan melihat "kehendak Allah" yang merujuk kepada rencana Allah

yang berdaulat (yang dalam teologi sering disebut sebagai ketetapan atau

kehendak-Nya yang dekritif). Dalam bab berikut kita akan mempelajari

"kehendak Allah" sebagai perintah-perintah Allah.

Kehendak Allah: Rencana-Nya

Alkitab sering memakai frasa "kehendak Allah" untuk menyebut rencana

Allah. Paulus dalam Efesus 1:5 berbicara tentang rencana Allah yang

berdaulat, "Ia [Allah] telah menentukan kita dari semula ... sesuai dengan

kerelaan kehendak-Nya." Setiap orang percaya seharusnya terhibur jika

mengetahui bahwa ia telah dipilih sebelum penciptaan untuk mewarisi

keselamatan. Pilihan itu dilakukan oleh Allah dalam rencana-Nya yang

berdaulat. Paulus melanjutkan tema ini dalam Efesus 1:11, "Di dalam

Dialah kami mendapat bagian yang dijanjikan -- kami yang dari semula

ditentukan untuk menerima bagian itu sesuai dengan maksud Allah, yang

di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendak-Nya."

Page 108: Bmf 53 teologi reformed

102 |TEOLOGI REFORMED

Yakobus 4:15 merupakan contoh lain yang serupa. Yakobus mendorong

pembacanya untuk tidak membuat rencana (berangkat ke sebuah kota,

tinggal dan berdagang) dengan bersandar pada diri sendiri. Mereka

seharusnya berkata, "Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan

berbuat ini atau itu." Yakobus tidak mengecam perencanaan; ia

mengecam rencana yang tidak melibatkan rencana Allah di dalamnya.

Yakobus mengajarkan kepada kita untuk tidak memberikan perhatian

yang berlebihan pada rencana kita, karena hidup kita adalah seperti uap

yang terlihat hanya sebentar kemudian lenyap begitu saja.

Dalam Roma 15:32, Paulus menerapkan ajaran Yakobus. Ia meminta

jemaat Roma untuk berdoa demikian, "Agar aku yang dengan sukacita

datang kepadamu oleh kehendak Allah, beroleh kesegaran bersama-sama

dengan kamu." Paulus ingin mengunjungi orang-orang Kristen di Roma,

namun ia sadar bahwa ia bisa datang hanya oleh karena providensi dan

rencana Allah, yaitu jika Allah menetapkannya.

Jika kita bermaksud memaksakan makna lain kepada frasa "kehendak

Allah" yang ada dalam perikop ini, hasilnya tidak akan masuk akal. Paulus

tidak meminta agar orang-orang Roma berdoa supaya ia dapat

melakukan kehendak Allah (seperti memenuhi perintah Allah). Paulus

ingin mereka berdoa supaya Allah mengizinkannya datang ke Roma

dengan menyediakan kondisi yang memungkinkan hal itu terjadi.

Contoh terakhir: Petrus memakai kata "kehendak Allah" juga dalam arti

ini di 1Petrus 3:17: "Sebab lebih baik menderita karena berbuat baik, jika

hal itu dikehendaki Allah, daripada menderita karena berbuat jahat."

Ketika mendorong umat Kristen untuk menderita karena berbuat baik

daripada menderita karena berbuat jahat, Petrus mengemukakan pokok

tambahan bahwa penderitaan itu sendiri datang melalui izin dan rencana

Allah. Karena itu, ia berbicara tentang penderitaan yang bisa terjadi "jika

hal itu dikehendaki Allah". Sekali lagi, kita bertemu dengan pelaksanaan

rencana Allah.

Page 109: Bmf 53 teologi reformed

103 |TEOLOGI REFORMED

Rick tidak hanya mengacaukan kedua istilah ini, tetapi kekacauan ini

menjeratnya ke dalam apa yang saya sebut sebagai "Sindrom Rencana B".

Menurut pemikiran Rick: jika Allah memiliki rencana yang sudah

ditetapkan secara mendetail bagi kehidupan setiap orang percaya dan Ia

ingin kita mengikuti rencana itu, apa yang harus kita lakukan ketika kita

terlanjur menyimpang dari rencana itu? Kita akan turun ke Rencana B dan

harus memulainya dari sana.

Saya akan memberikan contoh. Setiap tahun saya menghadapi rutinitas

yang menyusahkan karena harus menentukan rencana mana yang akan

saya pilih untuk kontrak servis bagi alat panggangan tua saya. Menurut

penjual bensin langganan kami yang ramah, Rencana A tampaknya akan

menjauhkan semua kekuatiran saya. Dengan Rencana A mereka akan

memperbaiki segala kerusakan, tetapi tentu biayanya mahal. Biaya

Rencana B lebih terjangkau, tapi hanya mengatasi permasalahan yang

perlu saja. Rencana C hanya memberikan servis tanpa perbaikan apa-apa.

Jika saya memiliki uang cukup, maka saya cenderung memilih Rencana A.

Jika tidak, maka saya akan memilih Rencana C, dan dengan Rencana C itu

berarti tukang reparasi akan sering datang ke rumah saya tiap tahun.

Kita pun cenderung berpikir bahwa meskipun Allah memiliki sebuah

rencana yang "terbaik" bagi hidup kita, Ia juga memiliki rencana lain yang

"lebih murah" bagi mereka yang telah meleset dari rencana yang terbaik

itu. Kita teringat keputusan bodoh dan berdosa yang pernah kita ambil

dan, akibatnya, kita melihat diri kita berada dalam "Rencana B" kehendak

Allah bagi hidup kita. Jika kita tetap membuat keputusan yang jelek, maka

kita akan turun lagi ke Rencana C, Rencana D, dan karena kita orang

berdosa kita akan segera kehabisan daftar abjad yang tersedia. Kita

berpikir tentang "apa yang mungkin terjadi" seandainya kita tidak

menikahi pasangan hidup kita yang sekarang, seandainya kita tidak hamil

sebelum hari pernikahan, seandainya kita tidak mengambil pekerjaan

yang mengerikan ini dan menerima pekerjaan satunya yang mungkin

Page 110: Bmf 53 teologi reformed

104 |TEOLOGI REFORMED

akan membuat kita sukses, atau seandainya kita tidak meledak dalam

kemarahan kepada anak kita yang masih remaja.

Dalam bab ini kita akan melihat bahwa bagi mereka yang berada di dalam

Kristus, hanya ada satu rencana, Rencana A. Rencana ini tetap tergenapi

meskipun kita melakukan berbagai dosa dan kesalahan. Kita akan melihat

keajaiban perhatian Allah sebagai Gembala, dan detail kasih-Nya di

sepanjang rencana yang telah Ia tetapkan bagi hidup kita. Kebenaran

agung ini sungguh mencerahkan, menghiburkan, dan terkadang

menakutkan ciptaan Allah yang sombong.

Satu Rencana yang Berdaulat

Alkitab mengajarkan bahwa (1) Allah memiliki satu rencana khusus bagi

hidup Anda dan (2) peristiwa-peristiwa dan pilihan-pilihan dalam hidup

Anda secara tak dapat ditolak dan secara berdaulat mengerjakan rencana

itu dalam setiap detailnya. Berlawanan dengan pandangan Rick tentang

rencana Allah, seseorang tidak mungkin bisa "gagal ujian" dalam rencana

itu. Semua kesalahan, kebutaan, dan dosa Anda telah diperhitungkan

sebelumnya. Kebenaran ini diajarkan dalam doktrin providensi Allah.

Tanpa memahami providensi, kita tidak akan dapat memahami

keterlibatan Allah secara jelas dalam hidup kita sehari-hari. Kekacauan

dalam hal bimbingan Allah di kalangan Kristen banyak disebabkan oleh

kurangnya pemahaman akan doktrin ini.

Doktrin providensi telah diringkaskan dengan sangat cemerlang pada

tahun 1648 dalam Pengakuan Iman Westminster (Westminster

Confession of Faith, dokumen yang mendasari theologi gereja

Kongregasional, Reformed, Presbiterian, dan Baptis yang berbahasa

Inggris). Bab 5 yang diberi judul "Mengenai Providensi" dimulai demikian:

"Allah, Pencipta yang agung atas segala sesuatu, menopang, memimpin,

mengatur, dan memerintah atas semua ciptaan, tindakan, dan segala

sesuatu; mulai dari yang terbesar hingga yang terkecil; dengan

Page 111: Bmf 53 teologi reformed

105 |TEOLOGI REFORMED

providensi-Nya yang agung dan suci; menurut pra-pengetahuan-Nya yang

tak dapat bersalah (infallible) dan pertimbangan kehendak-Nya yang

bebas dan kekal; untuk mendatangkan pujian bagi kemuliaan hikmat,

kuasa, keadilan, kebaikan, dan kemurahan-Nya."

Pernyataan ini meringkaskan jawaban bagi banyak pertanyaan yang

muncul saat kita mencoba memahami apa yang Alkitab katakan tentang

pengendalian Allah atas dunia ini. Perhatikan, doktrin ini menegaskan

bahwa Allah mengerjakan setiap detail "menurut pertimbangan

kehendak- Nya yang kekal [tidak berubah]". Jika hal ini benar, dampaknya

sangat luas sekali terhadap Rick ketika ia mengevaluasi pilihannya. Rick

tidak perlu memanjat keluar dari lubang yang telah ia gali sendiri agar

dapat kembali pada kehendak Allah bagi hidupnya. Sejarah hidup Rick

dan keputusan-keputusan yang menyebabkan hal itu terjadi, berada di

dalam rencana keselamatan yang Allah siapkan baginya.

Jika hal ini benar, itu berarti keputusan yang harus diambilnya sekarang

juga adalah sah, karena ia tidak terjerat dalam situasi terbaik kedua atau

situasi terbaik kedua puluh. Ia berada dalam program providensi Allah

yang Mahabijaksana dan Mahasempurna. Ia bukan seperti pemain golf

yang harus memulai pertandingan dengan dua puluh pukulan penalti. Jika

doktrin ini benar, ada harapan yang besar ketika kita membuat

keputusan-keputusan dalam hidup kita.

Namun sebelum kita melihat lebih jauh implikasi dari kebenaran ini, kita

harus bertanya, "Apakah ini sungguh-sungguh benar?" Dan jika ini benar,

bagaimana dengan tanggung jawab dan kebebasan manusia? Bagaimana

dengan masalah yang diakibatkan oleh dosa dan kebebalan kita?

Bagaimana dengan masalah kejahatan yang ada di dunia ini? Apakah itu

menempatkan Allah sebagai sumber kejahatan? Mari kita uji beberapa

bagian kunci Alkitab yang dipakai untuk mendasari doktrin providensi.

Semua ini akan menolong kita memahami implikasi providensi terhadap

banyak bidang kehidupan kita yang penting.

Page 112: Bmf 53 teologi reformed

106 |TEOLOGI REFORMED

Berbagai Situasi

Apakah Allah mengendalikan segala keadaan dalam semua situasi?

Kristus sendiri menjawab pertanyaan itu dalam Matius 10:29-31. Ia

berkata, "Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit? Namun

seekorpun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak

Bapamu. Dan kamu, rambut kepalamupun terhitung semuanya." Yesus

menjelaskan pemeliharaan dan pengendalian Allah yang luar biasa ini

untuk menenangkan ketakutan para murid ketika mereka menghadapi

ujian dan penganiayaan. Hal-hal yang terlihat kebetulan (menemukan

seekor burung mati di tepi jalan) tidak terjadi tanpa seizin Allah. Kristus

berkata (ay. 31), "Sebab itu janganlah kamu takut karena kamu lebih

berharga dari pada banyak burung pipit."

Perhatikan tujuan pengajaran Yesus. Ia tidak bertujuan menyusun suatu

prinsip abstrak yang dapat diterapkan dalam segala hal yang kita

angankan. Ia mengajarkan hal ini untuk mengatasi ketakutan umat-Nya

akan kehilangan, kematian, penderitaan, penganiayaan, dan lain-lain.

Pengajaran ini dengan jelas menegaskan pengendalian Allah yang

berdaulat dan menyeluruh atas kehidupan, tetapi doktrin ini juga

memiliki maksud pastoral yang harus dihormati.

Sebagian orang mungkin bertanya, "Bagaimana saya dapat menerima

penghiburan dari doktrin yang mengajarkan bahwa segala sesuatu telah

ditetapkan, yang implikasinya adalah bahwa tidak ada gunanya saya

berdoa dan berupaya?" Orang non-Kristen mungkin akan menolak dan

berkata, "Mengapa saya harus menerima pandangan yang menempatkan

Allah sebagai sumber kejahatan?" Kesalahan mereka adalah melihat

doktrin ini sebagai kebenaran yang terisolasi, yang bertentangan dengan

logika mereka. Alkitab tidak pernah memakai doktrin kedaulatan Allah

untuk meremehkan doa atau upaya manusia, yang benar justru

sebaliknya. Karena Allah dapat campur tangan, kita harus berdoa dan

berupaya. Doktrin ini tidak pernah dipakai untuk mengesahkan Allah

Page 113: Bmf 53 teologi reformed

107 |TEOLOGI REFORMED

sebagai sumber kejahatan. Hal ini jelas dibantah dalam Yakobus 1:13 dan

banyak bagian Alkitab lain. Iblis dan dosa umat manusialah yang dilihat

sebagai penyebab semua kejahatan.

Mari kita perhatikan tujuan doktrin ini dalam Alkitab. Doktrin ini

bertujuan menjadikan makhluk ciptaan Allah rendah hati (Roma 9:20),

membangkitkan pujian bagi kasih Allah yang besar atas para pendosa

(Efesus 1:11), meyakinkan orang percaya kepada kasih Allah yang tidak

dapat dirusak dan sangat praktis (Roma 8:28), dan untuk menegur para

musuh akan pemberontakan dan perlawanan mereka yang sia-sia

(Mazmur 2:9-10; Daniel 4:34-35). Doktrin ini menggarisbawahi fakta

bahwa individualitas dan musim-musim kehidupan kita diatur oleh Allah

(Mazmur 139:13-16). Daud merenungkan betapa bernilainya

pemahaman bahwa Allah terus memperhatikannya. Ia berkata:

"Dan bagiku, betapa sulitnya pikiran-Mu, ya Allah! Betapa besar

jumlahnya! Jika aku mau menghitungnya, itu lebih banyak dari pada

pasir." (Mazmur 139:17-18)

Berapa banyak dari antara kita yang sungguh-sungguh percaya bahwa

Allah yang kita sembah begitu menyadari kondisi-kondisi kehidupan kita?

Bahwa Ia memperhatikan kondisi-kondisi kita bahkan secara lebih

mendetail daripada yang kita bayangkan? Daud berkata bahwa kita

bahkan tidak dapat menghitung pikiran Allah, apa lagi memberikan

perhatian yang begitu berlimpah dan mendetail kepada kondisi-kondisi

kita sendiri. Saya menangisi orang Kristen yang telah menyimpulkan

bahwa mereka tidak dapat menikmati keyakinan kepada providensi Allah

karena takut membuat Allah menjadi sumber kejahatan.

Kita mungkin pernah bertemu dengan orang-orang yang

menyalahgunakan doktrin providensi, seperti seorang Calvinis garis keras

(yang percaya bahwa Allah mengendalikan segala sesuatu) yang suatu

pagi terjatuh di tangga saat ia akan sarapan pagi. "Untungnya" tangga itu

dilapisi karpet sehingga ia masih mampu bangkit berdiri, mengebaskan

Page 114: Bmf 53 teologi reformed

108 |TEOLOGI REFORMED

debu, dan berjalan terpincang-pincang menuju meja. Ia duduk,

memandang istrinya, dan berkata, "Saya lega semua ini telah berakhir."

Meski secara logis (dan humoris) respons itu mungkin menarik, respons

itu hanya mengalihkan perhatiannya dari tugas untuk memikirkan apa

yang salah dan mengambil langkah pencegahan untuk masa mendatang.

Allah tidak menyingkapkan realitas providensi-Nya untuk membuat kita

tidak lagi mengurus hidup kita. Tetapi panggilan intim seperti itu

terkadang memang mengingatkan kita kepada perhatian Allah yang tidak

kelihatan.

Saya pernah mendengar kisah tentang John Witherspoon, presiden

Princeton University dan juga penandatangan Deklarasi Kemerdekaan

Amerika Serikat. Suatu hari dalam perjalanan menuju Princeton, ia

terlempar dari kereta kudanya. Kereta kuda itu masuk ke selokan, dan ia

terlempar sampai tergeletak di tanah dan berlumuran kotoran.

Sesampainya di kantor, ia mulai membersihkan diri dan mengomentari

providensi Allah yang begitu ajaib dalam melindungi hidupnya pada

situasi yang amat berbahaya. Asistennya yang masih muda mengamati

dengan bijak, "Tetapi Dr. Witherspoon, bukankah perhatian Allah bahkan

lebih ajaib dalam ratusan pagi hari saat Anda berangkat kerja tanpa

mengalami kecelakaan?" Witherspoon mendapat pelajaran berharga

tentang mensyukuri providensi Allah saat hal itu tidak terlihat dan tidak

dramatis.

Sebuah gambaran indah mengenai providensi Allah tercatat di Kejadian

50:20. Pada bagian itu dikisahkan bagaimana saudara-saudara Yusuf

menjualnya menjadi budak, bagaimana ia secara keliru dituduh

memperkosa dan dipenjara secara tidak adil, bagaimana ia mendapat

kekuasaan yang besar di Mesir, lalu menyelamatkan Mesir dan

keluarganya dari bencana kelaparan. Setelah semua itu, Yusuf berkata

kepada saudara-saudaranya mengapa ia tidak membalas dendam atas

pengkhianatan mereka. Katanya, "Memang kamu telah mereka-rekakan

yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk

Page 115: Bmf 53 teologi reformed

109 |TEOLOGI REFORMED

kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini,

yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar." Setiap tindakan

saudara-saudara Yusuf, Yusuf sendiri, Firaun, dan bahkan cuaca yang

mendatangkan bencana, semua sesuai dengan kendali Allah yang

berdaulat.

Singkatnya, tidak ada situasi mulai dari jumlah rambut hingga pergerakan

bangsa-bangsa yang dalam segala halnya tidak menggenapi rencana

Allah.

Jika kita mengakui bahwa semua situasi ditentukan oleh providensi Allah,

bagaimana dengan akibat tindakan umat manusia yang jahat? Kisah Yusuf

memperlihatkan jawabannya.

Orang Baik, Orang Jahat, dan Politikus

Apakah rencana Allah digenapi oleh tindakan manusia yang bebas dan

bertanggung jawab, entah itu baik atau jahat? Inilah pertanyaan yang

ditimbulkan oleh Hitler, Pol Pot, dan penjahat keji yang menyerang anak

Anda. Inilah pertanyaan Wilberforce dan Martin Luther King, yang

memperjuangkan hak asasi dan martabat keturunan Afrika.

Pertanyaan ini wajar sehubungan dengan realitas penghakiman terakhir

yang akan menuntut setiap pria, wanita, dan anak-anak untuk

bertanggung jawab atas perbuatan mereka. Menurut Yohanes 5:28-29:

"Janganlah kamu heran akan hal itu, sebab saatnya akan tiba, bahwa

semua orang yang di dalam kuburan akan mendengar suara-Nya, dan

mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup

yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk

dihukum."

Implikasi dari kisah Yusuf di atas secara khusus diajarkan dalam Alkitab:

setiap tindakan yang dilakukan setiap individu adalah sesuai dengan

cetak biru Allah yang tidak dapat berubah. Alkitab menekankan fakta

Page 116: Bmf 53 teologi reformed

110 |TEOLOGI REFORMED

bahwa orang yang paling "bebas" (para raja dan penguasa) mengerjakan

rencana Allah. Amsal 21:1 menyatakan, "Hati raja seperti batang air di

dalam tangan Tuhan, dialirkan-Nya ke mana Ia ingini." Bagian-bagian lain

Alkitab juga membawa pesan yang sama tentang kedaulatan Allah:

"Tetapi rencana TUHAN tetap selama-lamanya, rancangan hati-Nya

turun-temurun." (Mazmur 33:11)

"Tuhan semesta alam telah merancang, siapakah yang dapat

menggagalkannya? Tangan-Nya telah teracung, siapakah yang dapat

membuatnya ditarik kembali?" (Yesaya 14:27)

"Ingatlah hal-hal yang dahulu dari sejak purbakala, bahwasanya Akulah

Allah dan tidak ada yang lain, Akulah Allah dan tidak ada yang seperti

Aku, Yang memberitahukan dari mulanya hal yang kemudian dan dari

zaman purbakala apa yang belum terlaksana, Yang berkata: Keputusan-

Ku akan sampai, dan segala kehendak-Ku akan Kulaksanakan." (Yesaya

46:9-10)

"Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan Tuhanlah yang

terlaksana." (Amsal 19:21)

Tidak ada tindakan musuh-musuh Allah atau para penguasa yang

berpengaruh terhadap kemampuan Allah untuk melaksanakan setiap

detail dari rencana-Nya. Sebaliknya, tindakan-tindakan mereka tidak

terpisah dari rencana yang telah Allah tetapkan, sama seperti tindakan

Firaun yang sia-sia ketika menentang Musa dalam Keluaran. Roma 9:17

mencatat perkataan Allah kepada Firaun: "Itulah sebabnya Aku

membangkitkan engkau, yaitu supaya Aku memperlihatkan kuasa-Ku di

dalam engkau, dan supaya nama-Ku dimasyhurkan di seluruh bumi."

Sangat menarik bahwa di dalam catatan Keluaran tentang

pemberontakan Firaun, dikatakan Allah mengeraskan hati Firaun tetapi

juga dikatakan bahwa Firaun mengeraskan hatinya sendiri (Keluaran 14:4;

Page 117: Bmf 53 teologi reformed

111 |TEOLOGI REFORMED

9:34). Firaun bertindak menurut kehendaknya sendiri, namun

kehendaknya itu melaksanakan rencana kekal Allah.

Kedaulatan Allah atas tindakan jahat manusia dinyatakan dengan paling

murni dalam khotbah Petrus di Kisah Para Rasul 2:23. "Dia [Yesus] yang

diserahkan Allah menurut maksud dan rencana-Nya, telah kamu salibkan

dan kamu bunuh oleh tangan bangsa-bangsa durhaka." Perhatikan,

sekalipun Petrus menyatakan bahwa kejahatan terkeji dalam sejarah

manusia itu telah ditetapkan oleh rencana Allah, namun ia tetap berani

meletakkan tanggung jawab atas kejahatan itu secara langsung kepada

para permimpin rohani bangsa Israel.

Pemahaman bahwa semua tindakan manusia tercakup di dalam rencana

Allah sungguh sangat menghibur saya setiap hari. Istri saya adalah staf

pengerja kampus di InterVarsity Christian Fellowship [Perkantas]. Tiga

atau empat kali dalam seminggu ia pergi ke kampus hingga larut malam

(anak-anak kami sudah beranjak remaja). Baru-baru ini, seorang siswi

diculik di pinggiran jalan sekitar jam delapan malam. Padahal istri saya

baru saja melewati jalan itu sekitar sepuluh menit sebelumnya. Siswi itu

dibawa ke sebuah parkiran kosong lalu diperkosa. Dengan kondisi seperti

itu, saya sangat mengkuatirkan istri saya yang sering keluar malam, dan

kami mengambil beberapa langkah pencegahan. Tetapi hal yang paling

menghibur kami adalah pemahaman bahwa tak seorang pun, termasuk

pemerkosa paling tangguh, yang dapat menyentuh istri saya tanpa

menggenapi rencana keselamatan Allah.

Anda mungkin bertanya, "Bukankah mustahil, bahwa Allah yang

mengendalikan, namun manusia tetap menjadi penyebab bagi kebaikan

dan kejahatan?" Hal ini terbukti tidak mustahil bagi Allah. Pikiran kita

tidak dapat memahami bagaimana Allah dapat menciptakan makhluk

bertanggung jawab yang benar-benar harus memberi

pertanggungjawaban kepada-Nya meskipun semua dosa mereka, sejak

Adam di taman hingga pedihnya kebinasaan akhir si Iblis, terlaksana

Page 118: Bmf 53 teologi reformed

112 |TEOLOGI REFORMED

sesuai dengan rencana- Nya. Kehidupan berada di bawah kendali yang

sedemikian rumit, yang melampaui kemampuan manusia untuk

memahaminya. Dengan kehendak kita sendiri yang bertanggung jawab,

kita mengerjakan rencana Allah meskipun Allah sama sekali tidak

mencobai atau secara langsung memaksa kehendak kita. Meski kita tidak

tahu bagaimana Allah mengendalikan segala sesuatu, tampaknya Ia

biasanya tetap "lepas tangan" terhadap mekanisme kehendak kita. Tetapi

kita bertanggung jawab dan dengan bebas memilih untuk melakukan

semua yang Ia rencanakan.

Selama bertahun-tahun begitu banyak orang percaya berkata kepada

saya, "Anda tidak mungkin bisa mempercayai kedua-duanya secara

bersamaan; Anda harus memilih antara tindakan manusia yang

sepenuhnya bertanggung jawab, atau rencana Allah yang sedang

bekerja." Kita harus dengan tegas menolak pendapat bahwa karena kita

tidak tahu bagaimana Allah melakukan hal ini, maka kita harus memilih

antara tanggung jawab manusia atau kedaulatan ilahi; kita menolak

anggapan bahwa kita hanya bisa memilih satu, dan bukan kedua-duanya.

Fakta bahwa keduanya benar merupakan kemuliaan bagi hikmat Allah.

Kita harus sujud dan menyembah, bukannya terhanyut dalam pikiran kita

yang dengan sombong memikirkan apa yang bisa atau tidak bisa Allah

kerjakan. Kita adalah ciptaan yang terbatas dan tidak memiliki akses

untuk menjangkau tingkat pemikiran atau eksistensi Allah. Sesungguhnya

ini merupakan inti dari logika dan pemahaman yang baik, yang

mempercayai pewahyuan Allah tentang diri-Nya. Kita harus menikmati

kepenuhan providensi Allah yang begitu mulia, dan penghiburan dari

pengendalian-Nya yang misterius dan berdaulat. Seharusnya ini

mendorong kita untuk menanggapi dengan gentar sebagai orang-orang

yang mengetahui bahwa diri mereka yang harus bertanggung jawab,

sebagai penyandang gambar dan rupa Allah.

Page 119: Bmf 53 teologi reformed

113 |TEOLOGI REFORMED

Bukan hanya perbuatan-perbuatan jahat yang tercakup di dalam

providensi Allah, tetapi perbuatan-perbuatan baik manusia juga telah

ditetapkan sebelumnya. Efesus 2:10 menyatakan, "Karena kita ini buatan

Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik,

yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di

dalamnya." Tetapi kita tetap berulang kali diperintahkan untuk

melakukan pekerjaan-pekerjaan baik (1Timotius 6:18; Ibrani 10:24).

Dalam Filipi 2:12-13, Paulus menyingkapkan tirai metafisika dan

mengizinkan kita melihat dua fakta ini berfungsi bersamaan. Ia berkata,

"... tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, ... karena

Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun

pekerjaan menurut kerelaan-Nya." Bukannya mengurangi tanggung

jawab orang Kristen, kebenaran ini justru meningkatkan tanggung jawab

dengan mengaitkannya kepada kuasa yang tidak dapat ditolak Allah

sedang mengerjakan rencana-Nya yang baik di dalam diri kita. Dari sini

kita melihat providensi Allah sedang berkarya di dalam keselamatan kita.

(Redaksi: Bagian 2 dari artikel di atas akan dikirimkan pada pengiriman e-

Reformed edisi berikutnya.)

Sumber:

Sumber diambil dari:

Judul Buku : Step By Step

Judul Artikel : -

Penulis : James C. Petty

Penerjemah : -

Penerbit : Momentum, Surabaya, 2004

Halaman : 41 - 54

Page 120: Bmf 53 teologi reformed

114 |TEOLOGI REFORMED

Bimbingan dan Rencana Allah (2) Editorial:

Dear e-Reformed netters,

Berikut ini adalah Bagian (2) dari posting bulan lalu. Selamat menyimak.

P.S. Bagi Anda yang belum/tidak mendapatkan Bagian (1) dari artikel ini,

silakan berkunjung ke arsip Publikasi e-Reformed di alamat:

==> http://www.sabda.org/publikasi/reformed/064/>

In Christ,

Yulia

<yulia in-christ.net></yulia

Artikel Terkait

Bagaimana Theolog Reformed Bertheologi pada Masa Kini

(I)

Spiritualitas Injili: Suatu Tinjauan Ulang

Anatomi Kepercayaan Dan Iman: Sebuah Refleksi Teologis

Dan Pastoral (1)

Dilahirkan Untuk Menderita

Bagaimana Theolog Reformed Bertheologi pada Masa Kini

(II)

Kemuliaan Bagi Allah

Page 121: Bmf 53 teologi reformed

115 |TEOLOGI REFORMED

Anatomi Kepercayaan Dan Iman: Sebuah Refleksi Teologis

Dan Pastoral (2)

Penulis:

James C. Petty

Edisi:

065/VIII/2005

Isi:

Providensi Allah dalam Keselamatan dan Penghakiman

Di sini kita memasuki area providensi yang paling kudus. Kita akan segera

dijadikan rendah hati oleh ketakjuban dan kedahsyatan dari bagian Kitab

Suci yang akan kita baca. Jika kita mendekati perikop klasik Alkitab yang

berkaitan dengan "predestinasi" dan meyakini pernyataannya yang paling

gamblang, maka sangatlah jelas bahwa orang percaya bisa menjadi

percaya karena mereka dipilih oleh Allah. Kita memilih Dia karena Dia

memilih kita. Berikut adalah beberapa ayat yang mengajarkan hal itu:

"Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus

untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya."

(Efesus 1:5)

"Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu ...

supaya kamu pergi dan menghasilkan buah, dan buahmu itu tetap."

(Yohanes 15:16)

"Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan

barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang.... Dan inilah

kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang

telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya

Kubangkitkan pada akhir zaman." (Yohanes 6:37,39)

Page 122: Bmf 53 teologi reformed

116 |TEOLOGI REFORMED

Di ayat-ayat ini Yesus menyatakan bahwa Allah memberi-Nya

sekelompok orang tertentu untuk diselamatkan, dan masing-masing dari

mereka akan sungguh-sungguh diselamatkan. Perhatikan bagaimana

Yesus menyeimbangkan ajaran-Nya dengan mengatakan bahwa setiap

orang yang datang kepada-Nya menginginkan keselamatan akan

menemukannya. Ia tidak akan menolak seorang pun. Keselamatan ini

bersifat pribadi dan eksklusif, tetapi sekaligus terbuka bagi semua orang.

Di sini kembali kita perhatikan paradoks agung itu, yang tercipta oleh cara

Allah yang bertingkat dan misterius (bagi kita), memerintah atas ciptaan-

Nya. Ia memiliki rencana yang kekal dan tidak mungkin berubah, yang

tidak dapat digagalkan oleh apa pun juga, namun Allah dapat

menciptakan dunia dengan martabat dan tanggung jawab yang

sesungguhnya.

Cara Allah merencanakan dan menggenapi keselamatan untuk umat

pilihan- Nya ini tercatat dalam Roma 8:28-30, yang berbunyi demikian:

"Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu

untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu

bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Sebab semua

orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari

semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia,

Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. Dan mereka

yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil- Nya. Dan

mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka

yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dipermuliakan-Nya."

Seluruh garis waktu keselamatan kita -- sejak sebelum penciptaan hingga

pemuliaan berjalan sesuai "rencana Allah". Setiap orang yang dipilih-Nya

(bdk. Roma 11:2, yaitu Allah tidak menolak umat-Nya yang dipilih-Nya)

telah ditentukan, dan setiap orang yang ditentukan akhirnya

dipermuliakan. Tidak ada orang yang dapat menyimpang dari sistem ini.

Page 123: Bmf 53 teologi reformed

117 |TEOLOGI REFORMED

Kitab Roma lebih jauh menyatakan bahwa bahkan mereka yang tidak

pernah bertobat dan yang dihakimi karena kebencian mereka terhadap

Allah, juga berbuat demikian sesuai rencana Allah, yang telah ditetapkan

sebelum penciptaan.

Roma 9:11 berbicara tentang anak-anak Ribka (Yakub dan Esau), "Sebab

waktu anak-anak itu belum dilahirkan dan belum melakukan yang baik

atau yang jahat, supaya rencana Allah tentang pemilihan-Nya diteguhkan,

bukan berdasarkan perbuatan, tetapi berdasarkan panggilan- Nya

dikatakan kepada Ribka: `Anak yang tua akan menjadi hamba anak yang

muda,` ... Aku mengasihi Yakub, tetapi membenci Esau." Paulus

kemudian menjelaskan maksud kebenaran ini di ayat 16: "Jadi hal itu

tidak tergantung pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi kepada

kemurahan hati Allah."

Paulus tidak menyatakan pokok-pokok filsafat yang dapat dipakai oleh

pikiran-pikiran yang kreatif sesuka mereka. Tidak, ia menyingkapkan tirai

yang ada di ruang tahta Allah supaya kita dapat melihat bahwa

keselamatan kita adalah karena anugerah semata, bersumber di dalam

kasih Allah yang murni dan pribadi. Sekali lagi, yang dapat kita kerjakan

hanyalah menyembah.

Sementara kita merasa begitu sulit untuk mencerna obat keras yang

menyembuhkan kesombongan manusia ini, doktrin ini tidak akan terlalu

menyulitkan bila kita memakainya di dalam tujuan pastoral yang memang

menjadi maksud diwahyukannya kebenaran ini. Saya harus kembali

berkata bahwa kebenaran-kebenaran teologis, tidak peduli betapa

alkitabiahnya, harus dipakai secara alkitabiah. Kebenaran-kebenaran ini

bukan peluru yang dapat kita tembakkan ke semua arah, melainkan

hanya kepada arah yang dinyatakan dalam Alkitab.

Misalnya, kita tidak dapat memakai hak Allah untuk memilih sebagai

alasan untuk menyangkal tanggung jawab manusia atau untuk

meyakinkan diri bahwa usaha kita menginjili atau berdoa bagi orang-

Page 124: Bmf 53 teologi reformed

118 |TEOLOGI REFORMED

orang yang belum percaya tidak ada gunanya. Sebaliknya, predestinasi

dan pengendalian Allah memberi harapan bahwa Allah akan bertindak.

Karena itu, kita berdoa agar Allah menyelamatkan mereka. Allah dapat

menyelamatkan atau menghukum dengan adil, dan Ia memiliki otoritas

dan kuasa untuk melakukan keduanya.

Paulus menampilkan sikap yang benar tentang para kerabat Yahudinya

yang belum diselamatkan.

"Aku mengatakan kebenaran dalam Kristus, aku tidak berdusta. Suara

hatiku turut bersaksi dalam Roh Kudus, bahwa aku sangat berdukacita

dan selalu bersedih hati. Bahkan aku mau terkutuk dan terpisah dari

Kristus demi saudara-saudaraku, kaum sebangsaku secara jasmani. Sebab

mereka adalah orang Israel." (Roma 9:1-4)

Paulus memahami pergumulan kita dan menyuarakan kesedihan yang

kita rasakan saat memikirkan kesesatan orang-orang yang kita kasihi.

Tetapi ia menanggapi kerinduannya akan keselamatan mereka dengan

memberitakan Injil tanpa gentar kepada saudara sebangsanya di tiap

kota, dan dengan berdoa agar mereka diselamatkan (Roma 10:1).

Rencana dan kehendak Allah yang dilaksanakan dalam providensi

merupakan realitas yang sangat besar dan tidak terlihat aktif setiap menit

untuk melindungi, membimbing, dan menentukan aliran nasib kita. Jika

kita ada di dalam Kristus, kita memiliki hak untuk mempercayakan diri

kepada kehendak Allah yang kekal dan tidak berubah, yang menopang

hidup kita sehari-hari. Anda berada dalam keharmonisan yang tidak

terlihat dengan rencana Allah atas hidup Anda. Tidak ada Rencana B, C,

atau D. Yang ada hanya apa yang Allah tetapkan dalam rencana-Nya, dan

tindakan kita yang harus dipertanggungjawabkan. Dalam kedaulatan-Nya

yang misterius (bagi kita), keduanya menjadi satu.

Kristus menawarkan keamanan yang tidak terbayangkan bagi siapa pun

yang ingin datang kepada-Nya untuk beroleh keselamatan. Kebenaran

Page 125: Bmf 53 teologi reformed

119 |TEOLOGI REFORMED

bahwa Kristus dapat menawarkan pilihan kepada ciptaan mana pun yang

menginginkannya rasanya merupakan "hal yang terlalu muluk untuk bisa

dianggap sebagai kenyataan" bagi pikiran manusia yang merasa dirinya

mandiri. Kristus dapat menawarkan pilihan dan kasih Allah yang dari

kekal hingga kekal kepada orang-orang yang datang kepada-Nya dan

meminta hal itu. Mungkin Injil adalah satu-satunya hal yang sungguh-

sungguh "terlalu muluk untuk bisa dianggap sebagai kenyataan" di alam

semesta ini, tetapi toh Injil tetap merupakan kenyataan. Sekali lagi, tidak

seorang pun dapat membayangkan bagaimana Allah melakukan hal

tersebut, namun Allah benar-benar melakukannya. Kita hanya dapat

menarik nafas melihat kebesaran dan keluarbiasaan Allah dalam

menyatakan kuasa dan kemurahan-Nya.

Pengetahuan yang Beracun?

Anda mungkin seperti saya di bulan-bulan pertama saya di seminari. Saya

marah dan meremehkan pemikiran bahwa saya tidak bisa memahami

pengaturan Allah atas kebaikan dan kejahatan. Saya menuntut,

"Bagaimana Anda bisa mempercayai Allah Alkitab tanpa memahami hal

ini? Bagaimana Anda bisa tahu bahwa kekristenan benar jika Anda tidak

dapat memeriksanya?" Banyak orang rindu untuk bisa mengetahui

seperti Allah mengetahui, tetapi saya menuntut untuk mengetahuinya.

Itulah godaan yang dialami Adam dan Hawa di taman Eden (Kejadian 3:5).

Tetapi inilah esensi kuasa dan kekuatan Allah yang memampukan diri-

Nya untuk menetapkan dan mengetahui setiap peristiwa yang akan

terjadi di surga dan alam semesta. Pengetahuan akan masa depan seperti

ini tidak diberikan kepada kita demi kebaikan kita sendiri. Ada sejumlah

alasan mengapa kita akan mendapatkan masalah bila kita memiliki

pengetahuan semacam itu.

PERTAMA, pengetahuan Allah mencakup segalanya. Pengetahuan itu

menciptakan dan meliputi gerakan setiap partikel atom sejak awal

penciptaan. Bahkan, Daud mengakui bahwa pikiran Allah tentang dirinya

Page 126: Bmf 53 teologi reformed

120 |TEOLOGI REFORMED

saja lebih banyak dari pasir yang ada di tepi laut (Mazmur 139:7), yang

mungkin ratusan juta jumlahnya. Singkat kata, rencana Allah dalam

memerintah dunia jauh melampaui tingkatan kita -- baik dalam

kerumitan maupun kuantitas informasinya. Sebagai misal, ketika Allah

menjelaskan apa sebenarnya relasi antara teori kuantum dan gravitasi, Ia

bahkan tidak mungkin menemukan satu orang ilmuwan di bumi yang

dapat memahaminya. Bahkan, kata gravitasi dan kuantum bisa begitu

dangkal dan sama sekali tidak berguna. Bahkan, pemahaman kita

mengenai proses- proses yang telah Allah jadikan begitu jelas tetapi

seperti lelucon primitif. Contohnya, para ilmuwan telah mempelajari

bentuk kehidupan yang paling sederhana selama ratusan tahun, dan

meskipun kita memiliki begitu banyak contoh kehidupan "primitif", kita

tetap belum mampu menghasilkan bentuk kehidupan yang paling

sederhana sekalipun. Pertanyaan Allah kepada Ayub mengenai alam (psl.

38-42) menantang Ayub hingga ia meminta Allah berhenti bertanya.

Tetapi, kita dapat bertanya apakah kita setidaknya bisa memiliki sebagian

kecil saja dari sketsa rencana Allah yang begitu luas atas hidup kita. Hal

ini membawa kita kepada alasan KEDUA mengapa kita tidak dapat

mengetahui rencana Allah. Informasi itu akan merusak kita. Hal itu terlalu

beracun untuk bisa kita tangani. Mari saya jelaskan.

Misalnya, kita mungkin berpikir bahwa akan sangat menentramkan hati

bila kita dapat melihat daftar orang yang Allah pilih untuk menerima

hidup kekal. Kita ingin memastikan apakah kita termasuk di dalam daftar,

atau justru tidak terdaftar, sehingga kita bisa berhenti berusaha dan

mulai bersantai, makan, minum, dan bergembira sepanjang sisa waktu

yang kita miliki. Tetapi, mengetahui dengan pasti pengetahuan Allah

bahwa kita akan diselamatkan, tidak peduli apa yang kita lakukan atau

percayai, akan merusak kita sehingga tidak lagi dapat dikenali sebagai

orang Kristen. Pengetahuan itu akan menjadi racun bagi perjalanan

kekristenan kita.

Page 127: Bmf 53 teologi reformed

121 |TEOLOGI REFORMED

Saya pernah mengkonseling sepasang suami istri Kristen yang secara

menyedihkan berusaha menghujat Roh Kudus agar mereka bisa

memastikan kebinasaan mereka. Demikian besar obsesi mereka untuk

"mengetahui dengan pasti". Mereka pikir hal itu setidaknya dapat

membuat mereka bisa mengendalikan masa depan dan tempat di mana

mereka akan menjalani kekekalan. Mereka percaya mereka dapat

merampas kendali Allah atas masa depan. Mereka menyimpulkan dengan

tepat bahwa mereka tidak akan pernah bisa mengetahui dengan

kepastian seperti yang dimiliki Allah mengenai apakah mereka akan pergi

ke surga atau ke neraka. Namun, mereka berencana bahwa jika mereka

menghujat Roh Kudus, mereka (dengan kuasa seperti yang dimiliki Allah)

dapat memutuskan sendiri nasib mereka dan lepas dari ketidakpastian

dan kecemasan. Mereka bernafsu mendapatkan kepastian pengetahuan

Allah akan masa depan dan mereka bersedia menukarnya dengan nyawa!

Pengetahuan akan kematian merupakan contoh lain dari pengetahuan

beracun. Kita mungkin berpikir akan sangat menarik bila dapat

mengetahui hari dan cara kematian kita, atau kematian anak-anak dan

orang yang kita cintai. Kita pikir akan sangat menolong bila kita dapat

mengetahui lebih dulu hal-hal mengerikan dan hal-hal ajaib yang akan

terjadi bertahun-tahun sebelum kejadiannya. Tidakkah menentramkan

hati bila kita dapat mengetahui lebih dulu apakah karir kita akan sukses

atau tidak? Apakah usaha kita akan sukses? Ketika kita memikirkan hal

ini, ada hal yang jelas muncul di benak kita. Jika kita tahu apa yang

tercakup dalam sebagian besar tindakan kita, kita mungkin tidak akan

pernah memulainya. Kita dapat mengatasi permasalahan yang muncul

sehari-hari, namun kita tidak akan dapat mengatasi masalah jika kita

telah terlebih dahulu mengetahuinya.

Pengetahuan kita tentang kebaikan dan kejahatan dibatasi oleh kasih

Allah kepada kita. Yang baik terlalu baik dan yang jahat terlalu jahat bagi

kita. Sebagai contoh, Allah tidak memberi tahu Ayub asal-usul

malapetaka yang menimpanya, padahal ia adalah orang yang saleh dan

Page 128: Bmf 53 teologi reformed

122 |TEOLOGI REFORMED

benar, yang takut akan Allah dalam semua jalannya. Ia juga tidak

memberi tahu Ayub tentang peperangan kosmis antara diri-Nya dan Iblis

yang terjadi melalui penderitaan Ayub. Sama dengan hal ini, Allah juga

tidak menyingkapkan rencana dekritif-Nya kepada ciptaan-Nya -- dan ini

demi kebaikan kita.

Problema kejahatan telah mengesalkan hati orang Kristen selama

berabad-abad (khususnya generasi Kristen yang kedua). Orang-orang

non- Kristen dengan gembira menolak pernyataan Kristus sambil berkata,

"Jika Allah begitu baik dan berdaulat, mengapa Ia mengizinkan kejahatan

ada?" Karena Allah tidak menyingkapkan jawaban yang spesifik bagi

pertanyaan itu, maka itulah yang harus kita katakan kepada mereka. Bagi

orang tidak percaya, hal tersebut otomatis berarti Allah tidak baik atau Ia

tidak berdaulat atau Allah tidak baik dan sekaligus tidak berdaulat.

Mereka secara naluriah membatasi pilihan Allah sebatas yang dapat

mereka bayangkan. Itu meliputi apa yang dapat mereka pahami, dengan

pengetahuan manusia yang ditempatkan sebagai titik awal, tertinggi, dan

penentu kebenaran.

Mereka tidak pernah berpikir bahwa Allah sedang menjaga kita dari

informasi yang tidak dapat kita tangani. Suatu hari kelak, saya percaya

kita akan belajar lebih banyak tentang pemberontakan Iblis yang terjadi

sebelum penciptaan [dunia]. Kita akan belajar lebih banyak tentang asal

mula Iblis. Mungkin kita akan belajar lebih banyak tentang mengapa Allah

memilih untuk menyelamatkan dunia yang telah dirusak oleh pengaruh

Iblis, dan bukannya memusnahkan dan memulai lagi dari awal. Ada

berbagai tingkatan irasionalitas mengenai asal-usul kejahatan yang tidak

dapat dipahami oleh ciptaan yang terbatas, atau akan melumpuhkan jika

kita berusaha menyingkapkannya saat ini. Kita berada pada posisi dimana

kita harus bergantung pada penilaian yang baik dari Allah yang mengasihi

kita dan yang berketetapan memberi hidup sekalipun kita pernah

memberontak melawan- Nya.

Page 129: Bmf 53 teologi reformed

123 |TEOLOGI REFORMED

Allah telah berketetapan, dengan beberapa pengecualian, bahwa nama-

nama umat pilihan dan orang binasa harus tetap menjadi rahasia. Kitab

kehidupan dan "kitab" lainnya itu tidak dibuka hingga Hari Penghakiman

(Wahyu 20:12). Perang ultimat antara kebaikan dan kejahatan, dan

refleksi perang itu dalam providensi Allah, paling baik kita serahkan

kepada Allah.

Yesus mengajarkan bahwa kita "dimampukan" untuk mengatasi

kekuatiran sehari untuk sehari tidak lebih daripada itu (Matius 6:34).

Dalam praktik konseling, saya mendapati bahwa hampir semua masalah

yang berkaitan dengan kekuatiran, disebabkan oleh kebutuhan yang

dipaksakan untuk mengetahui masa depan. Itulah yang ditawarkan oleh

astrolog, pelihat, penyihir, dan seluruh armada ilmu gaib. Semua itu jelas

bertentangan dengan orang yang takut akan Tuhan, yang percaya bahwa

Allah sanggup memerintah semesta seorang diri.

"Pengetahuan tentang kebaikan dan kejahatan" yang sekarang kita

pahami secara terbatas adalah akibat pemberontakan manusia terhadap

Allah (Kejadian 3:5). Manusia ingin mengetahui dan memahami dasar

dari segala yang Allah perintahkan, namun karena kita bukan Allah,

pengetahuan ini memicu problema yang mengancam hidup kita.

Pemahaman akan kejahatan tampaknya mengandung unsur yang

mematikan. Bahkan apa yang Allah nyatakan sepertinya dipaparkan

dalam bahasa kiasan, dan sepertinya Ia sengaja membiarkan pertanyaan-

pertanyaan kita tidak terjawab, demi kebaikan kita.

Musa dengan indah mengungkapkan perbedaan antara dua macam

pengetahuan ini dalam Ulangan 29:29.

"Hal-hal yang tersembunyi ialah bagi TUHAN, Allah kita, tetapi hal- hal

yang dinyatakan ialah bagi kita dan bagi anak-anak kita sampai selama-

lamanya, supaya kita melakukan segala perkataan hukum Taurat ini."

Page 130: Bmf 53 teologi reformed

124 |TEOLOGI REFORMED

Dalam ayat ini Musa mengajar kita untuk tidak mencari tahu hal-hal yang

Allah sembunyikan, dan mendorong kita untuk memusatkan diri pada apa

yang telah Allah nyatakan, yaitu hukum-hukum-Nya, dan bagaimana kita

dapat menerapkannya pada masa kini. Ia menasihati kita untuk tidak

memboroskan tenaga dan waktu mencari cara membuka rencana-

rencana Allah yang tersembunyi, baik bagi kita maupun bagi orang lain.

Allah ingin kita mempercayai-Nya untuk hal itu. Allah menghendaki kita

memusatkan diri untuk menata hidup kita sesuai dengan apa yang telah

Ia nyatakan, yaitu Firman-Nya.

Kebanyakan pengetahuan gaib berusaha menerobos batasan

pemahaman yang bermanfaat yang telah Allah tetapkan. Para penyihir

menawarkan komunikasi dengan arwah orang mati. Para petenung

berupaya menembus batasan alam berpikir seseorang. Para pelaku

praktik semacam itu tidak mempercayai kuasa Allah atas masa depan

ataupun keterbatasan mereka. Mereka menginginkan pengetahuan yang

dapat memberikan kuasa dan kelegaan yang muncul dari

ketidakpercayaan mereka. Bruce Waltke menunjukkan bahwa gagasan

tentang "menemukan kehendak Allah" adalah gagasan kafir (Waltke

1995, 30) karena gagasan itu biasanya berusaha menembus rencana

Allah yang bersifat rahasia (dekritif).

Mendapatkan arahan semacam itu dari para dewa merupakan kegiatan

utama di dalam hampir semua masyarakat pra-Kristen. Hal ini

menghabiskan banyak uang dan waktu dari para praktisi agama-agama

non-Kristen (Waltke 1995, 30). Kuasa atas masa depan juga dianggap

sangat bermanfaat. Manfaat ini dicari mulai dari Afrika pedalaman

(Oosthuizen dkk. 1988, 47-62) hingga kebudayaan Druids yang paling

maju (Ellis 1994, 248).

Bertolak belakang dengan pengetahuan yang menjanjikan terbatasnya

manusia dari ketergantungan kepada Allah, Yesus menyingkapkan Allah

dalam bentuk yang memberi hidup, tidak beracun, dan tidak mematikan.

Page 131: Bmf 53 teologi reformed

125 |TEOLOGI REFORMED

Ia memberi tahu kita apa yang kita perlu ketahui agar dapat

diperdamaikan dengan Allah dan mendapatkan hidup baru di dalam-Nya.

Kematian-Nya di atas kayu salib mengubah hati kita yang menakutkan

dan sombong agar kita dapat menjadi ciptaan yang penuh sukacita,

bukan dewa-dewi yang frustrasi. Kini kita dapat mempercayai Allah yang

mengendalikan masa depan kita, dan memusatkan diri untuk hidup bagi-

Nya di masa sekarang ini.

Terangkatnya seluruh beban kekuatiran akan masa depan dari pundak

kita merupakan pengalaman yang sangat membebaskan. Yesus tidak

datang untuk memberi kita akses ke dalam hal-hal rahasia yang ada di

dalam providensi Allah, namun untuk menyingkapkan misteri

tersembunyi tentang bagaimana Allah menebus dunia yang berdosa ini.

Ia memberikan kebenaran yang membebaskan kita. Kebenaran-Nya

memusatkan kekuatan kita pada ketaatan dan pelayanan saat ini. Kita

dapat berkata seperti Salomo, "Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia

akan meluruskan jalanmu." (Amsal 3:6) Allah berjanji memperhatikan

setiap rintangan yang ada di jalan orang-orang yang percaya kepada-Nya.

Yesus berjanji, "Tetapi carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenarannya,

maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu." (Matius 6:33) Kini kita

dapat kembali pada situasi yang dihadapi Rick dengan memegang semua

konsep ini.

Saat Rick bergumul menentukan apakah ia harus berwiraswasta atau

tidak, ia tidak akan mampu membedakan rencana Allah bagi dirinya

seketika itu juga. Namun, ia dapat mengetahui bahwa karena karya

Kristus, ia tidak berada di Rencana B, C, atau Z. Di dalam Kristus hanya

ada satu rencana: Rencana A. Ia harus berusaha keras menemukan

prinsip-prinsip Alkitab dan mengaplikasikannya pada situasi yang ia

hadapi. Ia harus mengumpulkan informasi tentang dirinya dan situasi

yang dihadapinya. Ia harus berdoa lalu mengambil keputusan. Rick akan

sangat diteguhkan jika ia tahu bahwa ia membuat keputusan dalam

Page 132: Bmf 53 teologi reformed

126 |TEOLOGI REFORMED

keadaan terlindung. Sang Gembala Agung, Allah Yang Mahakuasa,

mengawasinya. Pengawasan itulah yang disebut providensi.

Pagar Pengaman Providensi

Providensi Allah mirip dengan pagar pengaman di pegunungan. Di suatu

musim panas ketika saya masih kuliah, saya pergi ke Amerika Selatan

dalam suatu perjalanan misi bersama dua belas rekan musisi muda lain.

Suatu hari kami harus melintasi dua kota di Kolombia yang terletak di

pegunungan Andes. Kami berangkat jam enam pagi dan mengembara

hingga jam enam sore melintasi sebuah jalan kecil berkerikil. Jalan yang

mengerikan ini tingginya ratusan kaki dari permukaan lembah, dengan

belokan tajam setiap menit.

Tidak ada pagar pengaman, satu pun tidak! Saya ingat si sopir meluncur

diiringi bunyi klakson di setiap tikungan untuk memperingatkan

pengendara lain dari arah berlawanan yang hampir tertabrak oleh kami.

Sepanjang jalan ada tanda peringatan bagi korban yang meninggal di

lokasi itu. Ada catatan angka pada setiap rambu peringatan di sepanjang

jalan itu. Karena bus yang seharusnya berkapasitas empat puluh dua

telah diisi hingga enam puluh lima orang penumpang, saya mendapat

kehormatan harus berdiri dalam bus itu seharian. Saya sangat tertolong

karena bisa bersandar pada tiga orang ketika saya muntah dari jendela

bus (saya mabuk darat bila naik mobil).

Tetapi kemudian saya sadar bahwa sesungguhnya terdapat pagar

pengaman di tepian jalan itu: providensi Allah yang berdaulat. Saya

terhibur oleh fakta bahwa saya tidak akan bisa disentuh oleh kematian,

kecuali Allah menyetujui terjadinya kecelakaan. Saya bayangkan pagar

pengaman yang tidak terlihat dan tidak dapat ditembus, ditopang, dan

dijaga oleh Allah yang hidup. Saya pikir kami benar-benar telah menabrak

pagar pengaman yang tidak terlihat itu beberapa kali.

Page 133: Bmf 53 teologi reformed

127 |TEOLOGI REFORMED

Bagi keputusan yang kita ambil, providensi Allah yang berdaulat

menyerupai pagar pengaman itu. Kita meluncur cepat di gunung

kehidupan dengan melintasi belokan-belokan tajam dan jalur-jalur

pindah yang terus ada di depan kita. Namun, kita memiliki keyakinan

bahwa Allah telah menetapkan batasan hidup kita. Ia menggandeng kita

dengan hati- hati di tangan-Nya meskipun ada bahaya yang harus kita

hadapi dan keputusan-keputusan bodoh yang telah kita buat. Hanya di

surga kita akan mengetahui berapa kali kita telah menabrak pagar

pengaman rencana Allah dan kita tetap dilindungi demi rencana-Nya

yang penuh kemurahan itu.

Bagaimana mungkin kita tidak sujud dan menyembah Allah yang

berdaulat seperti ini, yang mempedulikan baik perkara kecil maupun

besar dalam hidup kita? Ia adalah Allah yang melindungi kita, melatih kita

dengan providensi-Nya, dan cukup mengasihi kita sehingga bersedia

mengajar kita untuk percaya kepada-Nya di saat kita merasa sulit

memahami-Nya. Bukankah pengetahuan bahwa ada rencana berdaulat

semacam itu seharusnya membuat kita menyembah, hormat, bersyukur,

dan berkeyakinan penuh di dunia yang semakin kacau ini?

Mereka yang ada di dalam Kristus tahu bahwa terlepas dari semua

keputusan yang dihadapi, kesalahan yang diperbuat, dosa yang

ditinggalkan, dan hal-hal yang tidak diperkirakan, Allah bekerja dalam

segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan yang mengubah kita

menjadi serupa dengan gambar Kristus, Anak Allah (Roma 8:28). Melalui

providensi Allah atas anak-anak-Nya, Allah, Gembala Agung kita,

memimpin kita dengan tongkat-Nya yang perkasa menuju hidup yang

kekal. Jika itu tujuan hidup Anda, Anda pasti akan aman-aman saja!

Untuk Tinjauan dan Refleksi

Apa perbedaan penting antara kehendak dekritif Allah dan kehendak

preseptif Allah?

Page 134: Bmf 53 teologi reformed

128 |TEOLOGI REFORMED

Bagaimana pemahaman yang kacau atas kedua bentuk kehendak itu

dapat menimbulkan masalah bagi orang Kristen yang sedang menghadapi

berbagai pilihan dalam kehidupan?

Bagaimana kita menyelaraskan antara kendali Allah yang berdaulat atas

seluruh kehidupan dan tanggung jawab moral kita?

Mengapa Allah tidak menjawab pertanyaan kita tentang problema

kejahatan?

Mengapa pengetahuan kita tentang kedaulatan Allah harus membuat kita

menyembah dan percaya kepada-Nya?

Sumber:

Sumber diambil dari:

Judul Buku : Step By Step

Judul Artikel : -

Penulis : James C. Petty

Penerjemah : -

Penerbit : Momentum, Surabaya, 2004

Halaman : 55 - 67

Page 135: Bmf 53 teologi reformed

129 |TEOLOGI REFORMED

Penebusan Yang Terbatas Editorial:

Dear e-Reformed Netters,

Tak lama lagi, kita akan merayakan Paskah. Saya berharap artikel yang

saya kirimkan ini dapat menolong kita semua untuk mempersiapkan hati

merenungkan kasih Allah yang luar biasa bagi kita, umat pilihan-Nya.

Ada banyak orang Kristen yang mungkin merayakan Paskah sekadar

sebagai tradisi gereja saja. Kristus dipandang hanya sebagai "Pahlawan"

kemanusiaan, bahwa Ia rela mati untuk manusia secara umum. Kita ikut

senang karena kita adalah anggota dari manusia secara umum. Karena

itu, perayaan Paskah acap kali menjadi sangat "impersonal". Namun,

pernahkah Anda sungguh-sungguh merenungkan bahwa secara khusus

Kristus datang, menanggung sengsara, dan mati adalah untuk Anda

secara pribadi? Nah, artikel di bawah ini akan memaksa Anda untuk

mengetahui kebenaran ini.

Selamat merayakan Paskah. Biarlah kebenaran bahwa Kristus telah

mengalahkan maut supaya kita dapat hidup, menjadi kekuatan kita untuk

terus hidup bagi Dia.

"Hidup bagiku adalah Kristus." (Fil. 1:21)

In Christ,

Yulia Oeniyati

< yulia(at)in-christ.net >

Artikel Terkait

Inti Kekristenan

Karya Roh Kudus dalam Mematikan Dosa

Teologia Reformed dan Relevansinya bagi Gereja Masa Kini

Page 136: Bmf 53 teologi reformed

130 |TEOLOGI REFORMED

Roh Kudus dan Alkitab

Bimbingan dan Rencana Allah (1)

Gereja Beraliran Teologi Reformed

Juru Selamat: Yesus Kristus

Penulis:

Cheah Fook Meng

Edisi:

109/III/2009

Tanggal:

25-3-2009

Isi:

PENEBUSAN YANG TERBATAS

(LIMITED ATONEMENT)

Hal mendasar yang paling kontroversial dalam iman Reformed adalah

doktrin tentang penebusan yang terbatas (limited atonement). Istilah itu

sendiri kontroversial karena sepertinya menyiratkan gagasan bahwa

penebusan itu terbatas dalam kuasanya yang menyelamatkan. Tapi isi

doktrinnya mungkin lebih kontroversial daripada istilahnya. Karena

menurut doktrin iman Reformed -- bertentangan dengan sudut pandang

aliran teologi lain -- menyatakan bahwa Kristus mati hanya untuk

sejumlah orang saja.

Seperti halnya banyak orang, saya dulu memercayai gagasan umum

bahwa Kristus mati untuk semua manusia. Awalnya saya berpikir bahwa

itulah kebenaran paling logis untuk dipercayai, apalagi saat Anda melihat

Page 137: Bmf 53 teologi reformed

131 |TEOLOGI REFORMED

fakta Alkitab yang mengatakan, "Karena begitu besar kasih Allah

akan dunia ini" (Yohanes 3:16). Pemikiran saya yang sederhana

mengatakan bahwa sesuatu yang baik seperti anugerah keselamatan

pasti menguntungkan semua manusia. Jika anugerah ini sifatnya selektif,

maka Allah tidak adil.

Namun, saat saya merenungkan isu penebusan dosa ini dengan lebih

dalam, saya menyadari bahwa pendapat saya tentang "Kristus mati untuk

semua manusia" sebenarnya tidak terlalu konsisten dengan apa yang

selama ini Alkitab ajarkan tentang natur dan desain penebusan dosa.

Pemahaman saya yang terbatas tentang penebusan dosa menghalangi

saya mengetahui kuasa dan tujuan kematian Kristus bagi para pendosa.

Sebelum kita masuk lebih dalam kepada kontroversi itu, kita perlu

memahami lebih dahulu konsep-konsep yang ada dalam doktrin

penebusan.

ISTILAH PENEBUSAN (ATONEMENT)

Di Alkitab, istilah "penebusan" digunakan dalam dua hal. Di Perjanjian

Lama (PL), istilah ini berarti "menutupi, atau menyembunyikan". Istilah

yang digunakan di konteks ibadah PL merujuk pada makna menutupi

dosa seseorang. Penebusan dosa ini melibatkan penyembelihan anak

domba yang tidak bercela. Pada saat anak domba ini disembelih,

darahnya dipercikkan ke selubung emas Tabut Perjanjian untuk

menghapus murka Allah. Darah itu juga dipercikkan kepada anak domba

kedua yang kemudian dibiarkan bebas. Kebebasan ini mengindikasikan

kebebasan pendosa. Dia dibebaskan dari dosa karena hidupnya sudah

ditebus oleh darah anak domba.

Di Perjanjian Baru (PB), istilah "penebusan" digunakan di Roma 3:5 untuk

kata "pendamaian". Pendamaian mencakup pemadaman murka Allah

sehingga seorang pendosa tidak perlu lagi mananggung penderitaan

akibat murka Allah terhadapnya. Hasil dari pendamaian ini adalah

Page 138: Bmf 53 teologi reformed

132 |TEOLOGI REFORMED

anugerah pengampunan dan kebebasan. Pendosa dibebaskan dari dosa

dan diperdamaikan dengan Allah.

PENEBUSAN KRISTUS: PELUNASAN KEADILAN TUHAN YANG SUNGGUH

MENYELAMATKAN

Alkitab mengatakan bahwa Yesus Kristus adalah Penebus kita. Dia adalah

Anak Domba yang tidak bercela yang digiring ke Kalvari untuk menutupi

dosa kita dengan darah-Nya. Kematian Yesus tidak terjadi karena Dia

melakukan tindak kriminal. Yesus mati sebagai penanggung dosa kita. Dia

mengambil dosa-dosa kita dan menjadi bersalah karena dosa-dosa kita.

Dan oleh karena hal ini, Dia menanggung murka Allah.

Dengan kematian-Nya, Kristus juga menghapus murka Allah. Dia

melakukan ini untuk memenuhi semua persyaratan yang Allah tetapkan

untuk seorang pendosa kembali kepada-Nya. Allah itu adil. Keadilan-Nya

menuntut dua hal dari pendosa agar dapat diperdamaikan dengan Allah.

Pertama, semua pendosa harus mati untuk dosanya. Tuhan tidak main-

main dengan dosa. Dia menghukum semua pendosa dengan maut.

Kedua, pendosa yang ingin diselamatkan dari murka-Nya harus

memenuhi semua perintah hukum Allah yang benar. Dosa adalah suatu

pelanggaran terhadap hukum Allah. Dan untuk diperdamaikan dengan

Allah, seseorang harus menaati semua perintah-perintah Allah. Jika kita

dapat memenuhi dua persyaratan tersebut, Allah akan mencabut murka-

Nya atas kita.

Masalahnya sudah jelas. Semua orang telah berdosa. Tidak ada satu

orang pun yang dapat memenuhi persyaratan Allah yang sempurna.

Manusia harus menemukan penggantinya. Pengganti kita adalah Yesus

Kristus.

Yesus Kristus pergi ke Kalvari untuk memenuhi tuntutan kebenaran Allah

dan untuk menarik murka-Nya atas kita. Yesus Kristus sangat cocok untuk

melakukan penebusan ini karena Dia adalah Manusia yang sempurna,

Page 139: Bmf 53 teologi reformed

133 |TEOLOGI REFORMED

Manusia tak berdosa. Pada saat Yesus Kristus menawarkan diri-Nya

sebagai Penebus kita, Dia melakukannya sebagai Seseorang yang

menanggung dosa-dosa kita. Jadi, Yesus menggantikan kita menanggung

maut. Selain itu, saat Dia memberikan diri-Nya sendiri kepada Allah

sebagai Penebus dosa-dosa kita, Dia menampilkan diri-Nya sendiri

sebagai Seseorang yang telah memenuhi tuntutan kebenaran Allah demi

kita.

Allah dipuaskan dengan kematian Yesus. Di sepanjang hidup-Nya, Yesus

menaati mandat Bapa untuk menderita bagi umat-Nya dan menaati

hukum atas nama mereka. Dia tidak menyerah terhadap tekanan yang

mendesak- Nya untuk meninggalkan tugas-Nya. Dia memenuhi misi-Nya,

bahkan saat Dia mengetahui bahwa misi tersebut mengharuskan-Nya

untuk menanggung murka Bapa. Yesus berhasil menuntaskan misi

tersebut. Di kayu salib, Dia berteriak, "Sudah selesai." Penebusan telah

terpenuhi. Arti sesungguhnya dari hal ini adalah bahwa Yesus sungguh

dan secara efektif menghapuskan murka Allah dan membawa

perdamaian antara Allah dan manusia. Di kematian-Nya, Dia telah

mencurahkan darah-Nya untuk menutupi dosa-dosa kita sehingga Allah

tidak lagi menghukum kita dengan maut. Dalam kematian Kristus, kita

sungguh-sungguh dibebaskan. Kita dapat mengatakan bahwa penebusan-

Nya efektif; yakni, penebusan ini sungguh menyelamatkan kita dari

murka Allah, karena kalau tidak, kita pasti sudah masuk neraka.

Bahkan sebelum kita menjawab pertanyaan tentang arti luas penebusan,

yakni, "Untuk siapa Kristus mati?", kita harus yakin pada fakta bahwa

Kristus, dengan kematian-Nya, sesungguhnya memenuhi keadilan Allah

yang sempurna, dan akhirnya menebus kita dari kutuk maut. Bukti dari

hal ini adalah di Ibrani 9:12: "dan Ia telah masuk satu kali untuk

selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan

dengan membawa darah domba jantan dan darah anak

lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan

dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal."

Page 140: Bmf 53 teologi reformed

134 |TEOLOGI REFORMED

Ayat ini menunjukkan bahwa penebusan Kristus adalah tindakan

penyelamatan yang pasti. Ini adalah kematian yang sungguh

menyelamatkan. Ayat tersebut mengatakan bahwa Kristus telah

"mendapat kelepasan yang kekal". Kata "mendapatkan" berarti

penebusan telah tercapai dan terwujud. Salah satu versi terjemahan

Alkitab menggunakan kata "memperoleh".

Bagi non-Calvinis, penebusan hanyalah sebuah syarat. Kristus mati hanya

untuk membuat keselamatan menjadi mungkin. Kematian Kristus, kata

mereka, telah menyingkirkan segala halangan yang mencegah pendosa

untuk datang kepada Kristus. Tidak ada apa pun yang berdiri di antara

dirinya dan Kristus, kecuali ketidakmauannya sendiri.

Hal ini tidak benar. Nilai apa yang ada dalam penebusan semacam ini?

Jika penebusan hanya membentuk dasar dari keselamatan, namun tidak

memiliki kuasa untuk menyelamatkan, nilai apa yang terkandung di

dalamnya? Nilai apa yang didapat dari sebuah penebusan yang tidak

memberikan keselamatan?

Lebih tepat untuk mengatakan bahwa Kristus mati demi menghapus dosa

kita. Kristus tidak mati hanya untuk membuka jalan yang memungkinkan

penghapusan dosa dan keselamatan dapat dialami oleh para pendosa.

Kematian-Nya sungguh merupakan suatu penebusan dosa, yaitu, Dia

benar- benar mati untuk menghapus dosa-dosa kita. Meskipun kenyataan

pengampunan ini tidak dialami seorang pendosa hingga ia menerimanya

dengan iman, Kristus benar-benar menggantikan kita di kayu salib. Dosa

kita ditanggungkan pada Kristus, dan kebenaran-Nya diberikan kepada

kita. Perubahan pribadi tentu saja tidak terjadi hingga kita menaruh iman

kita pada Kristus. Namun, sebuah penggantian benar-benar terjadi dalam

alam spiritual saat Kristus berteriak, "Sudah selesai." Hal ini terlihat

abstrak. Saya akan menjelaskannya dengan sebuah contoh.

Jimmy berusia 7 tahun. Ayahnya mengirim $1 juta ke rekening Jimmy.

Tapi karena dia masih terlalu muda untuk menggunakan uang sebanyak

Page 141: Bmf 53 teologi reformed

135 |TEOLOGI REFORMED

itu, ayahnya mengatakan padanya bahwa dia hanya dapat menarik

uangnya pada saat ia berumur 25 tahun. Meskipun Jimmy hanya dapat

memilikinya di kehidupannya nanti, namun $1 juta yang telah

didepositokan di bank itu sungguh ada dan nyata. Buku tabungan atas

namanya benar-benar menunjukkan saldo $1 juta. Pada umur 7 tahun,

Jimmy memiliki $1 juta. Namun, dia belum benar-benar menjadi seorang

miliuner hingga ia dewasa nanti.

Kematian Kristus sungguh-sungguh merupakan karya penyelamatan, di

mana benar-benar terjadi sebuah pertukaran. Murka Allah secara efektif

dihapuskan; dosa-dosa kita sungguh dilenyapkan, dan perdamaian

terjadi. Kematian-Nya bukanlah, saya katakan lagi, sebuah prasyarat, di

mana Dia hanya membuka jalan bagi para pendosa untuk kembali kepada

Allah. Iman Reformed mengajarkan bahwa di buku kehidupan Allah,

pertukaran terpenuhi saat Kristus mati di kayu salib. Pertukaran yang

sungguh terjadi ini menjamin perubahan sejati yang akan terjadi pada

saat pendosa secara sadar datang kepada Kristus untuk hidup yang baru.

Sekarang kita yakin (saya harap), bahwa kematian Kristus benar-benar

merupakan karya keselamatan, dan kita siap untuk menghadapi

pertanyaan, "Untuk siapa Kristus mati?" Pertanyaan ini adalah

pertanyaan logis yang mengikuti kesimpulan kita sebelumnya. Jika Kristus

sungguh melakukan sebuah karya penyelamatan di kayu salib, untuk

siapakah Dia menyerahkan diri-Nya untuk membawa keselamatan?

KEMATIAN KRISTUS ADALAH SEBUAH SUBSTITUSI

Alkitab selalu menggunakan istilah penggantian (substitusi) untuk istilah

penebusan dosa. Teologi Kristen mengatakan bahwa kematian Kristus

adalah kematian yang menggantikan. Ini merupakan faktor dasar dalam

menganalisa doktrin penebusan dosa yang terbatas. Dalam kematian-

Nya, Ia menanggung dosa. Tapi dosa siapa? Dia dihukum demi kita. Tapi

"kita" itu siapa?

Page 142: Bmf 53 teologi reformed

136 |TEOLOGI REFORMED

Pertanyaan "untuk siapa Kristus mati?" adalah pertanyaan yang

menyinggung penebusan dalam arti luas. Kita harus menjawab

pertanyaan ini dengan terlebih dahulu menegaskan apa yang telah kita

katakan sebelumnya tentang natur penebusan dosa oleh Kristus. Anda

ingat, penebusan dosa merupakan karya nyata keselamatan yang

membawa sebuah transaksi yang benar-benar menyelamatkan antara

Allah dan pendosa. Kenyataan ini adalah kebenaran yang tidak dapat

ditawar-tawar. Faktor kedua yang harus dipertimbangkan adalah karakter

penggantinya.

Iman Reformed memandang penebusan dosa sebagai sebuah

penggantian (substitution). Ini berarti bahwa Kristus mati untuk

menggantikan kita.

Kita semua tahu apa arti substitusi/penggantian itu. Dalam permainan

sepak bola, seorang pelatih kadang memanggil seorang pemain cadangan

untuk menggantikan pemain lain yang cedera atau permainannya buruk.

Pemain itu keluar dan pemain cadangan menggantikan tempatnya.

Kristus adalah pengganti kita di kayu salib. Dia mati menggantikan kita.

Alih-alih memaku kita di salib, Allah menyediakan pengganti bagi kita di

kayu salib dan mencurahkan murka-Nya atas-Nya. Namun di kayu salib,

Allah juga memberikan kepada kita kebenaran (righteousness) Kristus.

Hal ini, seperti Rev. Carl Haak (seorang pendeta gereja Reformed

Protestan) katakan dalam salah satu pesannya melalui radio, adalah

sesuatu yang tidak biasa. Ketika seorang pemain cadangan dalam

olahraga menggantikan posisi pemain lain, skor yang diperolehnya tidak

diberikan pada orang yang dia gantikan. Namun, skor yang ia dapat

adalah untuk dirinya sendiri.

Namun, penggantian yang Kristus lakukan di kayu salib berbeda. Ketika

Dia mati di kayu salib, Tuhan memberikan kebenaran-Nya pada kita! Apa

yang Pengganti kita dapatkan untuk kita, diberikan-Nya kepada kita.

Page 143: Bmf 53 teologi reformed

137 |TEOLOGI REFORMED

Dalam teologi Kristen, kita menyebut penebusan ini sebagai penebusan

yang dilakukan untuk orang lain. Alkitab menggunakan preposisi "untuk"

(dalam bahasa Yunani -- "atas nama") untuk menunjukkan natur

penebusan dosa yang substitusional dan dilakukan untuk orang lain ini.

"Sebab kasih Kristus yang menguasai kami, karena kami

telah mengerti, bahwa jika satu orang sudah mati untuk

(atas nama) semua orang, maka mereka semua sudah

mati." (2 Korintus 5:14)

"dan kamu tidak insaf, bahwa lebih berguna bagimu, jika

satu orang mati untuk (atas nama) bangsa kita dari pada

seluruh bangsa kita ini binasa." (Yohanes 11:50)

"Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita,

oleh karena Kristus telah mati untuk (atas nama) kita,

ketika kita masih berdosa." (Roma 5:8)

"yang sudah mati untuk (atas nama) kita, supaya entah

kita berjaga-jaga, entah kita tidur, kita hidup bersama-

sama dengan Dia." (1 Tesalonika 5:10)

"Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun

telah menderita untuk (atas nama) kamu dan telah

meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti

jejak-Nya." (1 Petrus 2:21)

"Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia

telah menyerahkan nyawa-Nya untuk (atas nama) kita;

jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk

saudara-saudara kita." (1 Yohanes 3:16)

Pengertian penggantian ini bukanlah pengertian asing yang ada dalam

agama dan budaya Ibrani. Dalam budaya Ibrani, ada sebuah praktik yang

Page 144: Bmf 53 teologi reformed

138 |TEOLOGI REFORMED

sangat menarik yang disebut penebus kerabat yang bisa menggambarkan

aspek penggantian dalam penebusan dosa yang dilakukan Kristus.

Pada masa lalu, saat seorang wanita kehilangan suaminya, dia sangat

rawan sekali dirugikan dan berada dalam bahaya. Dalam masyarakat yang

menganut sistem patrilineal, di mana para pria yang berkuasa dan

bekerja, sulit bagi seorang janda mencari pekerjaan untuk memenuhi

kebutuhan rumah tangga. Dan lagi, dia juga menjadi mangsa yang empuk

bagi orang-orang jahat yang ingin mengambil keuntungan dari status

hidupnya yang inferior.

Untuk melindungi seorang janda, hukum Musa mengizinkan seorang

kerabat dekat untuk menikahinya. Kerabat pria yang akan menikahinya

untuk menyelamatkannya dari situasi berbahaya ini disebut penebus

kerabat.

Kamus Alkitab Easton mencatat beberapa fakta mengenai penebus

kerabat dari Alkitab:

Bahasa Ibrani untuk kerabat adalah "goel". Akar makna goel adalah

menebus. Ini menyiratkan bahwa dalam pola pikir Ibrani, penebusan

dilakukan untuk menyelamatkan orang-orang tertentu.

"Goel" di antara kaum Ibrani, haruslah pria yang memiliki hubungan

darah terdekat.

"Goel" ini dibutuhkan untuk menyelesaikan beberapa kewajiban

pentingnya. Bila seseorang dalam keadaan miskin dan tidak dapat

menebus hartanya, adalah tugas kerabat untuk menebusnya (Imamat

25:25, 28; Rut 3:9, 12). Dia juga harus menebus kerabatnya yang telah

menjual diri sebagai budak (Imamat 25:48, 49).

"Goel" juga merupakan penuntut darah (Bilangan 35:21) bila kerabatnya

mati dibunuh.

Page 145: Bmf 53 teologi reformed

139 |TEOLOGI REFORMED

Yang paling mengesankan adalah fakta bahwa Allah adalah "Goel" umat-

Nya, sebab Dia menebus mereka.

"Sebab itu katakanlah kepada orang Israel: Akulah TUHAN,

Aku akan membebaskan kamu dari kerja paksa orang

Mesir, melepaskan kamu dari perbudakan mereka dan

menebus kamu dengan tangan yang teracung dan dengan

hukuman-hukuman yang berat."(Keluaran 6:6)

"Tetapi sekarang, beginilah firman TUHAN yang

menciptakan engkau, hai Yakub, yang membentuk engkau,

hai Israel: "Janganlah takut, sebab Aku telah menebus

engkau, Aku telah memanggil engkau dengan namamu,

engkau ini kepunyaan-Ku." (Yesaya 43:1)

"Dia yang menebus hidupmu dari lobang kubur, yang

memahkotai engkau dengan kasih setia dan

rahmat," (Mazmur 103:4)

Baca juga Yesaya 41:14; 44:6, 22; 48:20 dan Ayub 19:25.

Kristus adalah Penebus kerabat, "Goel", yang menebus umat Allah dari

dosa. Penulis Perjanjian Baru menerapkan kebenaran ini dalam banyak

cara. Salah satu pasal tentang hal ini terdapat dalam Roma 5.

Dalam Roma 5, Paulus membahas dua kepala umat manusia. Adam,

katanya, adalah kepala umat manusia yang telah jatuh dalam dosa.

Kristus adalah Kepala umat manusia yang sudah ditebus dan dibenarkan.

"Sebab itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua

orang beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu

perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran

untuk hidup. Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu

orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian

Page 146: Bmf 53 teologi reformed

140 |TEOLOGI REFORMED

pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang

benar."(Roma 5:8, 19)

Ketidakpatuhan Adam telah membawa maut bagi semua yang berdosa.

Ini termasuk tiap-tiap manusia. Karena setiap manusia berdosa akibat

dosa asal yang diwariskan Adam.

Ketaatan Kristus membawa kehidupan bagi manusia yang dibenarkan

dalam kehidupan. Namun tentu saja, hal ini bukan untuk setiap manusia,

karena tidak setiap manusia diselamatkan di dalam dan oleh Kristus.

Alasan mengapa semua orang mati karena Adam adalah karena Adam

bertindak sebagai wakil kita di Taman Firdaus. Karena itu, dosa

pribadinya memiliki konsekuensi yang sangat luass. Dosanya itu

menghancurkan seluruh manusia. Dengan prinsip perwakilan yang sama,

ketaatan Kristus telah memberikan kehidupan bagi banyak orang. Alasan

mengapa tidak semua manusia dibenarkan dalam hidup adalah karena

Kristus bukan wakil dari setiap manusia. Dia datang dan mati sebagai

wakil dari umat pilihan Allah.

Bagaimana dengan kata "semua" di ayat 19? Kata ini jelas tidak secara

serta-merta menunjuk kepada semua orang. Kata "semua" yang

digunakan dalam teks tersebut digunakan untuk menunjukkan fakta

bahwa konsekuensi dari dosa Adam berdampak pada lebih dari satu

orang. Demikian pula, ketaatan Kristus membawa kehidupan bagi lebih

dari satu orang. Ketaatan-Nya memberikan kehidupan bagi banyak orang.

Prinsip perwakilan ini adalah sebuah prinsip umum yang berlaku dalam

banyak bidang kehidupan. Misalnya saja tragedi 11 September. Ketika

Presiden Bush mengumumkan perang terhadap terorisme, pengumuman

ini tidak hanya merupakan pernyataan pribadi. Meskipun keputusan itu

dibuat oleh presiden, pernyataan itu merupakan proklamasi nasional.

Suaranya mewakili suara seluruh rakyat Amerika.

Page 147: Bmf 53 teologi reformed

141 |TEOLOGI REFORMED

Penebusan adalah penggantian. Penebusan juga adalah sebuah

pelunasan. Apa yang diajarkan oleh dua kebenaran ini adalah bahwa

penebusan Kristus melalui kematian-Nya benar-benar menghapuskan

murka Allah terhadap mereka yang telah ditebus melalui kematian

Kristus.

TIGA KEMUNGKINAN

Kita telah mengerti dua konsep dasar mengenai penebusan ini, sekarang

marilah kita membahas tiga kemungkinan yang berhubungan dengan arti

luas dari penebusan.

Kristus mati untuk semua orang.

Kristus mati bukan untuk siapa-siapa.

Kristus mati untuk beberapa orang.

Apakah Kristus mati untuk semua manusia? Pernyataan pertama yang

mengatakan, "Kristus mati untuk semua", saya katakan pada Anda,

adalah hal yang mustahil. Jika Kristus benar-benar mati untuk menghapus

murka Allah terhadap semua manusia di bumi, maka tidak ada seorang

pun yang akan masuk neraka. Dan jika Kristus benar-benar menanggung

kesalahan semua manusia di atas kayu salib, maka akibatnya pasti semua

manusia akan diampuni, dibenarkan, dan diselamatkan. Pernyataan ini

tentu saja tidak sesuai dengan apa yang kita lihat dalam kehidupan yang

sebenarnya. Bahkan orang-orang non-Kristen dapat melihat bahwa tidak

setiap orang masuk surga. Malahan, di dalam kehidupan nyata, banyak

orang yang tersesat tanpa Tuhan.

Pandangan yang menyatakan bahwa Kristus mati untuk semua orang

disebut sebagai universalisme. Pandangan ini dianut oleh sedikit kaum

Kristen. Namun, kaum liberal sangat berpegang teguh memertahankan

pandangan bahwa semua manusia suatu hari nanti akan diselamatkan.

Page 148: Bmf 53 teologi reformed

142 |TEOLOGI REFORMED

Apakah Kristus mati bukan untuk siapa-siapa? Pernyataan bahwa Kristus

mati bukan untuk siapa-siapa menunjukkan bahwa kematian Kristus

semata-mata hanya sebagai suatu syarat. Dengan kata lain, Dia mati

untuk membukakan jalan bagi para pendosa untuk diperdamaikan

dengan Allah, dan mendapatkan pengampunan dan keselamatan.

Jelas ada masalah dalam pernyataan ini. Karena untuk mengatakan

bahwa Kristus mati bukan untuk siapa-siapa benar-benar membuat

penebusan itu tidak ada artinya. Sekali lagi, kita harus menanamkan

dalam pikiran kita bahwa penebusan adalah suatu pelunasan dan

penggantian yang benar-benar terjadi. Penebusan ini benar-benar

menghapuskan murka Allah terhadap orang-orang yang ditebus melalui

kematian Kristus. Pernyataan yang pertama paling tidak mengatakan

bahwa Kristus benar- benar mati untuk manusia. Dia mati untuk semua

orang. Tetapi opini yang kedua ini menghina seluruh doktrin penebusan.

Karena opini yang kedua ini mengatakan bahwa Kristus menghapus

keadilan Allah, tetapi bukan untuk siapa-siapa. Dan Kristus bukanlah

penebus dosa bagi siapa pun. Dia juga tidak menghapus kesalahan setiap

pendosa. Dan jika Kristus tidak menanggung dosa siapa pun, lalu untuk

siapa Dia mati? Pernyataan ini membuat pernyataan di Alkitab yang

menyatakan bahwa "Kristus mati bagi orang-orang yang berdosa"

menjadi tidak berarti. Apakah Dia mati untuk semua manusia? Atau

apakah Dia mati bukan untuk siapa-siapa? Kedua pernyataan itu tidak

benar.

Jika kematian Kristus bagi semua orang berarti bahwa semua manusia

akan masuk surga, maka Kristus mati bukan untuk siapa-siapa

menunjukkan bahwa tidak seorang pun akan masuk surga. Pernyataan

pertama tidaklah masuk akal, sedang pernyataan kedua adalah konyol.

Bagaimana mungkin seseorang bisa mengatakan bahwa Kristus mati

untuk pendosa bila pada saat yang sama dia menyatakan bahwa Dia mati

bukan untuk para pendosa? Hal ini seperti meminta seorang manajer

Page 149: Bmf 53 teologi reformed

143 |TEOLOGI REFORMED

bank mengatakan bahwa Anda tidak punya uang di bank padahal

sebenarnya Anda sudah mendepositokan uang Anda seminggu yang lalu.

Pernyataan kedua membuat penebusan menjadi benar-benar tidak

diperlukan. Bila Kristus mati bukan untuk siapa-siapa, maka Dia datang

tanpa tujuan yang spesifik untuk menyelamatkan manusia yang ini atau

yang itu. Keselamatan benar-benar merupakan pilihan manusia. Kristus

mati hanya untuk membuka jalan kepada Tuhan. Di kayu salib, Dia hanya

bisa berharap bahwa manusia akan berbalik kepada-Nya. Kristus

menunggu para pendosa kembali kepada-Nya. Karya-Nya telah selesai.

Kini giliran kita. Dan Kristus tidak bisa menyelamatkan kita bila kita tidak

melakukan sesuatu dengan kehendak dan kemampuan bebas kita.

Apa yang saya lihat sangat kurang dalam pandangan Arminian tentang

penebusan ini adalah pandangan alkitabiah tentang penggantian

(substitution). Suatu penebusan pengganti yang tidak menggantikan,

menurut saya bukanlah suatu penebusan. Seorang yang tidak menebus

tidak bisa disebut sebagai penebus.

KRISTUS MATI UNTUK MEREKA YANG TERPILIH

Pernyataan terakhir yang menyatakan bahwa Kristus mati hanya untuk

beberapa orang adalah satu-satunya doktrin yang benar. Pernyataan

tersebut benar bukan karena kita telah menolak kedua pernyataan

sebelumnya, sehingga kita tinggal memiliki satu pilihan. Pernyataan

tersebut benar karena doktrin ini sesuai dengan natur alkitabiah dalam

doktrin penebusan. Kristus disalib untuk membayar lunas dosa orang-

orang pilihan-Nya.

Mari kita lihat beberapa bukti alkitabiah yang menyiratkan bahwa Kristus

mati untuk orang-orang tertentu.

Kristus mati untuk "umat-Nya":

Page 150: Bmf 53 teologi reformed

144 |TEOLOGI REFORMED

"Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan

menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan

menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka." (Matius 1:21)

Kristus mati untuk domba-domba-Nya:

"Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik

memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;" (Yohanes

10:11)

Kristus mati untuk gereja-Nya:

"Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah

mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya

baginya" (Efesus 5:25)

Kristus mati untuk orang-orang pilihan:

"Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan

Allah? Allah, yang membenarkan mereka? Siapakah yang

akan menghukum mereka? Kristus Yesus, yang telah mati?

Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di

sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi

kita?" (Roma 8:33-34)

Dari semua ayat di Alkitab yang membuktikan penebusan yang terbatas

(ada banyak lagi ayat selain yang disebutkan di atas), saya paling suka

menggunakan ayat dalam Roma 8. Di ayat 33, Paulus menguatkan

pembacanya dengan mengatakan kepada mereka bahwa tidak seorang

pun bisa menggugat orang-orang pilihan Allah dan menghukum mereka.

Paulus menjelaskan alasannya di ayat 34, bahwa Kristus adalah Pribadi

yang mati bagi mereka.

Kristus mati hanya untuk orang-orang pilihan. Ini adalah doktrin Alkitab

yang jelas dan menyakinkan. (t/dian)

Page 151: Bmf 53 teologi reformed

145 |TEOLOGI REFORMED

Sumber:

Diterjemahkan dari:

Judul buku : The Readable Tulip: Understanding the Doctrines of

Grace

Judul asli

artikel : Limited Atonement

Penulis : Cheah Fook Meng

Penerbit : Genesis Book, Singapore 2003

Halaman : 29 -- 42

Sola Fides Justificate Editorial:

Dear e-Reformed netters,

Di tengah-tengah gencarnya arus pengajaran gereja yang hanya

menggembar-gemborkan tentang "berkat-berkat" Tuhan, mari kita duduk

diam untuk merenungkan, apakah inti iman Kristen sebenarnya?

Sangat disayangkan banyak gereja, termasuk jemaatnya, yang saat ini

terlena dalam penyesatan zaman. Secara perlahan tapi pasti, pijakan

gereja beralih dari "Batu Karang" yang teguh dan keras, kepada pijakan

yang lebih empuk dan enak, yaitu kenikmatan dunia yang terselubung

dalam pameran karunia-karunia rohani dan berkat-berkat rohani.

Alangkah enaknya mendengar khotbah-khotbah yang menghibur bahwa

pada dasarnya manusia itu baik dan berharga, bahwa dosa itu hal yang

kecil yang bisa diatasi cukup dengan meminta doa dari para pengkhotbah

Page 152: Bmf 53 teologi reformed

146 |TEOLOGI REFORMED

terkenal, dan sekarang kita berhak hidup dengan sebebas-bebasnya

menikmati semua berkat-berkat Tuhan?

Kapan terakhir kali Anda mendengar khotbah pendeta gereja Anda yang

membuka borok-borok hati kita yang penuh kenajisan dan dosa-dosa

yang tersembunyi? Kapan terakhir kali Anda mendengar bahwa manusia

pada dasarnya adalah durhaka dan patut dimurkai Allah? Kapan Anda

mendengar khotbah yang mengatakan bahwa Anda tidak lagi memiliki

hak atas hidup Anda, tetapi Kristus?

Apa yang sebenarnya menjadi inti iman Kristen kita? Bukankah pada

kasih Allah yang besar sehingga manusia yang seharusnya dibuang ke

dalam hukuman kekal, sekarang mendapat anugerah pengampunan dosa

dalam Yesus Kristus? Bahwa hidup yang dulu bagi diri sendiri, sekarang

hidup hanya bagi Dia dan kesukaan Dia?

Tepat tanggal 31 Oktober ini umat Kristen akan memperingati hari yang

sangat bersejarah bagi gereja, yaitu Hari Reformasi Gereja. Untuk itu saya

hadirkan sebuah artikel tulisan Pak Paul Hidayat, ketua Persekutuan

Pembaca Alkitab (PPA), yang sangat bagus untuk kita renungkan

bersama. Saya harap menjadi berkat bagi kita semua.

In Christ,

Yulia

< yulia in-christ.net >

Artikel Terkait

Kita Percaya bahwa Kita adalah, dan Selalu akan Menjadi

Pakar dalam Berbuat Dosa

Bimbingan dan Rencana Allah (2)

Penebusan Yang Terbatas

Allah Tidak Berubah

Page 153: Bmf 53 teologi reformed

147 |TEOLOGI REFORMED

Doktrin Sola Scriptura

Kitab Suci: Perkataan Manusia, Mitos atau Firman Tuhan?

Doktrin Kecukupan Alkitab

Penulis:

Paul Hidayat

Edisi:

067/X/2005

Isi:

Pertanyaan: "Bagaimanakah Anda dibenarkan di hadapan Allah?" Jawab:

"Hanya oleh iman yang sejati kepada Yesus Kristus sehingga, walaupun

setahu hati saya mengemukakan tuduhan, bahwa saya berdosa sekali

terhadap segala Firman Allah, dan tidak ada yang saya taati, dan bahwa

saya masih tetap cenderung kepada segala macam kejahatan, namun

Allah, dengan tak ada jasa barang apapun dari pihak saya, tetapi semata-

mata karena anugerah saja, memberikan dan menghitungkan kepada

saya penggantian dan pelunasan yang sempurna, kebenaran dan

kesucian dari Kristus, seolah-olah saya belum pernah berdosa atau

berbuat dosa, bahkan seolah-olah saya sendirilah mengerjakan, jikalah

saya menerima kebajikan itu dengan hati yang percaya."

(Katekismus Heidelberg: Pertanyaan 60)

Bulan Oktober bagi orang Kristen Protestan adalah bulan bersejarah. Bila

bangsa kita memperingati Hari Kesaktian Pancasila tiap 1 Oktober, gereja-

gereja Protestan memperingati Hari Reformasi, yaitu hari kemenangan

Firman Injil kebenaran tiap tanggal 31 Oktober. Di hari itulah, pada tahun

1517, Martin Luther dengan berani telah menempelkan 95 pernyataan

teologis yang tanpa dimaksudkannya semula telah mengobarkan api

Page 154: Bmf 53 teologi reformed

148 |TEOLOGI REFORMED

reformasi. Reformasi adalah suatu revolusi teologis dan spiritual. Bila kita

membandingkannya dengan revolusi Copernicus yang menemukan

tempat di bumi sesungguhnya sebagai satelit matahari; Reformasi

mengakui kedudukan manusia sesungguhnya yang harus bergantung

penuh pada kemurahan dan anugerah Allah.

Pergumulan Martin Luther

Sesudah beralih studi dari hukum ke teologi karena suatu peristiwa

dramatis yang hampir merenggut nyawanya, Martin Luther banyak

dibimbing oleh seorang profesor teologi dari ordo Agustinian bernama

Johann Staupitz. Meskipun Luther adalah seorang biarawan yang taat,

namun ia banyak bergumul tentang dosa-dosanya. Dalam terang Roma

1:17 yang diartikannya sebagai pernyataan keadilan Allah, dia hanya

mampu melihat dirinya sebagai orang yang tidak mungkin mencapai

standar kebenaran Allah. Dia hanyalah seorang berdosa yang harus

dimurkai Allah.

Sesuai dengan ajaran gereja pada waktu itu, Luther berusaha

memperoleh anugerah Allah dengan berdoa, berpuasa, berjaga dalam

doa semalam suntuk, melakukan berbagai perbuatan kebajikan. Namun,

dalam tulisan-tulisannya terbaca bahwa pada saat yang sama jiwanya

tetap merana, seolah sedang menenggak hukuman kekal Allah.

Karena itu, berulangkali ia menjumpai mentor teologis dan spiritualnya:

Johann Staupitz, mengakui dosa-dosanya. Seringkali ia memerlukan

waktu berjam-jam, mengakui dosa di hadapan Staupitz. Yang diakuinya

itu kebanyakan adalah hal-hal yang timbul dalam hati dan angan-

angannya. Seringkali sesudah satu sesi pengakuan dosa selesai, ia

kembali lagi kepada Staupitz untuk mengakui hal yang teringat dan belum

diakuinya. Itu sebabnya pada suatu kesempatan Staupitz mengatakan

demikian: "Saudara Martin, jika begitu banyak hal yang ingin kauakui,

mengapa tidak kau buat sesuatu yang nyata yang memang patut untuk

diakui? Bunuhlah ayah atau ibumu. Berzinahlah. Jangan lagi bolak-balik

Page 155: Bmf 53 teologi reformed

149 |TEOLOGI REFORMED

ke sini hanya mengakui dosa-dosa yang hanya merupakan angan-angan

dan semu belaka!"

Ucapan itu tentu tidak dimaksudkan Staupitz secara harafiah. Namun,

ucapan itu membuat Martin Luther menggumuli dosa bukan saja secara

pribadi, melainkan juga secara teologis, dalam kadar sangat dalam yang

mungkin tak seorang pun pernah menggumulinya sedalam itu. Pada saat

itu ajaran gereja menganggap dosa sebagai penyimpangan, atau

penyakit, atau kelemahan. Dengan kata lain, dosa adalah

ketidakberdayaan moral. Padahal, ajaran gereja saat itu juga mengatakan

bahwa secara kodrati manusia masih memiliki kemampuan budi pekerti,

intelektual, moral yang baik yang dapat dikembangkan untuk

mengupayakan anugerah Allah. Jelas dua posisi teologis yang

bertentangan ini yang membuat orang semacam Luther mengalami

frustrasi yang berat. Tambahan, ajaran tentang anugerah pun tidak

memberinya jalan keluar. Allah memang memberikan pengampunan

aktual, yaitu mengampuni dosa-dosa aktual. Tetapi anugerah

pengampunan dosa-dosa aktual itu harus dilengkapi dengan anugerah

untuk dosa-dosa habitual yang ditanamkan ke dalam manusia untuk

mengubah kecenderungan hatinya. Anugerah habitual itu harus

diusahakan. Jelas semakin berat saja tindihan di hati Luther. Bagaimana

mungkin orang yang dibuat tidak berdaya oleh dosa berupaya untuk

beroleh anugerah dengan usahanya sendiri?

Puncak kegelapan jiwa Luther dialaminya ketika ia menyadari bahwa

dosa bukan saja kelemahan, tetapi yang ada di hatinya itu juga

diinginkannya sebab itu adalah sifat berontak dirinya yang terdalam

melawan kehendak Allah. Dalam kegelapan itu, Luther membuat suatu

pernyataan penting: "Jika ada orang yang sungguh merasakan besarnya

dosanya, ia tidak mungkin lagi sesaat pun melanjutkan hidupnya.

Alangkah besar dan berkuasanya dosa!"

Terang Firman Tuhan

Page 156: Bmf 53 teologi reformed

150 |TEOLOGI REFORMED

Selain dibimbing oleh Staupitz dan banyak membaca buku-buku rohani,

terang yang mengenyahkan kegelapan hatinya itu terbit ketika ia mulai

menafsirkan Kitab Mazmur dan kemudian Kitab Roma. Dalam perspektif

Mazmur, dilihatnya bahwa Daud beroleh anugerah dan pengampunan

bukan karena usahanya untuk mengubah kondisi hidupnya, melainkan

karena Allah tidak memperhitungkan dosa-dosanya itu kepadanya.

Pembenaran bukan seperti pernyataan dokter yang memeriksa pasiennya

dan menemukan bahwa kondisi pasien itu sehat-sehat saja. Pembenaran

lebih tepat diumpamakan sebagai pernyataan seorang hakim yang

menyatakan seorang terdakwa bebas dari hukuman karena dinyatakan

tidak bersalah. Pernyataan Allah yang membebaskan seseorang dari salah

itu tidak didasarkan atas usaha atau kondisi manusia, tetapi atas hidup

dan karya Yesus Kristus yang diimani oleh orang bersangkutan.

Itu sebabnya, reformasi dikenal dengan slogan-slogan teologis penting:

Sola Gratia, Sola Fide, Sola Scriptura. Keselamatan hanya karena iman

berdasarkan anugerah semata. Kebenaran penting yang membangkitkan

kehidupan penuh syukur dan bebas untuk hidup benar itu dialami karena

Martin Luther mempersilakan Allah berbicara kepadanya melalui Alkitab.

Di dasar terdalam semua prinsip penting itu adalah Kristus saja: Solo

Christo!

Iman yang hidup

Reformasi meletakkan anugerah Allah dalam Yesus Kristus sebagai pusat

pengharapan untuk manusia. Tetapi, pemberian Allah yang tanpa syarat

itu yang berkhasiat untuk menyelamatkan siapa saja, hanya akan

bermanfaat bagi orang yang beriman kepada Kristus.

Luther melihat iman sesuai yang Firman Allah ajarkan. Tidak cukup

beriman bahwa Kristus untuk Petrus, untuk Paulus, dan lain sebagainya.

Tidak cukup beriman tentang fakta-fakta sejarah kehidupan dan

perbuatan Yesus Kristus. Iman itu harus merupakan langkah yang

melaluinya seseorang percaya masuk dalam relasi yang hidup: "Kristus

Page 157: Bmf 53 teologi reformed

151 |TEOLOGI REFORMED

untukku, untuk kita": Christo pro me, pro nobis! Iman yang merupakan

uluran tangan menyambut uluran tangan Allah itu harus bersifat fiducia,

sikap mempercayakan diri penuh terhadap janji-janji Allah dalam Firman

Injil dan pada realitas sifat Allah yang membuat janji- janji-Nya patut

dipercayai. Luther juga melihat iman seumpama tindakan seorang wanita

menerima cincin pernikahan dari suaminya, suatu ungkapan komitmen

dan persekutuan hidup timbal-balik yang dinamis.

Bebas untuk Allah

Luther melihat dengan jelas bahwa di dalam dirinya sendiri manusia sejati

(dalam tulisannya: The Freedom of a Christian), ia merdeka dari murka

Allah. Kemerdekaan itu memungkinkan orang tidak lagi hidup di sekitar

poros keakuannya yang berdosa, tetapi di sekitar poros anugerah Allah

dalam Yesus Kristus, suatu hidup yang penuh dengan kegembiraan

karena keselamatan, penuh dengan suasana syukur yang pada waktu

berikutnya mendorong orang untuk mempersembahkan seluruh

hidupnya bagi Tuhan.

Prinsip-prinsip penting reformasi ini patut kita hayati ulang secara segar

dari waktu ke waktu, dari generasi ke generasi. Kehidupan Kristen adalah

kehidupan yang direguk dalam suasana iman. Orang benar akan hidup

dari iman kepada iman. Hanya bila kita sudah mengalami anugerah Allah

yang membenarkan diri kita, kita dimungkinkan hidup bagi Allah, bebas

bagi Dia. Bahkan, iman dan semua perbuatan baik kita pun adalah akibat

dari bekerjanya anugerah Allah itu dalam diri kita.

Sumber:

Bahan di atas diambil dari sumber:

Judul buku : Menerbangi Terowongan Cahaya

Penulis : Paul Hidayat

Page 158: Bmf 53 teologi reformed

152 |TEOLOGI REFORMED

Penerbit : PPA, Jakarta, 2002

Hal : 29 - 33

Kristus adalah Semua ...

Editorial:

Dear e-Reformed netters,

Tak terasa bulan Desember telah kita masuki dan sebentar lagi seluruh

umat Kristen di seluruh dunia akan merayakan Hari Kelahiran Kristus di

dunia, yang terjadi 2000 tahun yang lalu. Memang tidak ada sesuatu yang

"magic" ketika kita merayakan hari lahir Kristus, bahkan tanggal

kelahiran-Nya pun kemungkinan besar bukan tanggal 25 dan bukan bulan

Desember.... Namun, ada sesuatu yang sangat amat penting tentang

Kristus sehingga hari kelahiran-Nya perlu dirayakan dan menjadi tonggak

iman bagi umat Kristen, tidak peduli tanggal berapa dan bulan apa Ia

dilahirkan.

Banyak orang Kristen mungkin hanya mengenal dan mengagungkan

Kristus karena kelahiran-Nya yang ajaib sebagai Juruselamat. Rasa

sukacita muncul ketika kita menyebut Nama-Nya, khususnya pada hari

Natal. Tapi banyakkah di antara kita yang memiliki rasa hormat yang

tinggi kepada Kristus, bukan hanya karena Dia adalah Juruselamat, tetapi

juga karena Dia adalah Pencipta, Pemelihara, Raja dan Hakim yang

Mahatinggi, Tuhan yang memiliki seluruh alam semesta ini, serta pusat

dari segala sesuatu di dalam hidup kita dan di luar hidup kita? Sejauh

manakah kita telah mengagungkan Kristus?

Perayaan Natal sesungguhnya adalah peristiwa sangat penting bagi orang

Kristen. Tapi mengapa orang Kristen sering gagal menangkap makna

Natal? Apakah karena Natal sekarang ini terlalu banyak dibungkus

Page 159: Bmf 53 teologi reformed

153 |TEOLOGI REFORMED

dengan berbagai keramaian acara yang meniru dunia "showbiz" dan juga

makan-makan dan dekorasi yang mengalihkan perhatian kita justru pada

hal-hal yang serba non-esensial?

Kita gagal menangkap makna Natal karena kita gagal meletakkan Kristus

sebagai pusat dari segala-galanya. Oleh karena itu, marilah pada

perayaan Natal tahun ini, kita memberikan hormat yang setinggi-

tingginya kepada Kristus, karena "Kristus adalah segala-galanya..." (BIS,

Kol. 3:11). Artikel yang Anda akan baca di bawah ini kiranya dapat

menolong kita semua memahami betapa luar biasanya Kristus, dan

biarlah kita merayakan Natal dengan pikiran yang benar tentang Dia yang

Mahatinggi sehingga kita tidak kehilangan esensi dari perayaan Natal

yang sesungguhnya; sehingga kita juga tidak kehilangan esensi dari hidup

Kristen yang sesungguhnya.

"Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa,

yang mengutus Dia" (Yoh. 5:23).

Pada kesempatan ini, saya juga ingin mengucapkan "Selamat Hari Natal"

kepada para sahabat dan pembaca e-Reformed semua! Biarlah segala

kemuliaan adalah bagi Dia, Raja di atas segala raja.

In Christ,

Yulia

< yulia in-christ.net >

Artikel Terkait

Bimbingan dan Rencana Allah (2)

Penebusan Yang Terbatas

Allah Tidak Berubah

Kita Percaya bahwa Kita adalah, dan Selalu akan Menjadi

Pakar dalam Berbuat Dosa

Page 160: Bmf 53 teologi reformed

154 |TEOLOGI REFORMED

Kitab Suci: Perkataan Manusia, Mitos atau Firman Tuhan?

Doktrin Kecukupan Alkitab

Doktrin Sola Scriptura

Penulis:

J.C. Ryle

Edisi:

068/XI/2005

Isi:

"Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu"

(Kol. 3:11b)

Kata-kata dalam pernyataan ini sedikit, ringkas, dan cepat selesai bila

diucapkan. Tetapi kata-kata ini penuh makna bagi orang percaya sejati.

Kata-kata ini merupakan dasar dan intisari dari Kekristenan. Jika kita

memahaminya dalam hati kita, maka kita boleh yakin bahwa iman kita

sedang memimpin kita ke arah yang benar. Itulah sebabnya saya ingin

membahas pernyataan yang luar biasa ini. Barangsiapa mengejar

kekudusan tidak akan mengalami kemajuan, kecuali Kristus diberi tempat

yang benar dalam pikiran mereka.

Marilah kita memahami bahwa Kristus ada di dalam keseluruhan pikiran

Allah mengenai manusia

Ada suatu masa ketika dunia ini tidak ada. Tidak ada gunung- gunung,

lautan, dan bintang-bintang. Tidak ada makhluk hidup, tidak ada

manusia. Di mana Kristus saat itu? Saat itu Kristus ada bersama-sama

dengan Allah dan Ia adalah Allah dan setara dengan Allah (Yoh. 1:1; Flp.

2:6). Yesus berbicara tentang kemuliaan yang Ia miliki sebelum dunia ada,

Page 161: Bmf 53 teologi reformed

155 |TEOLOGI REFORMED

"Ya Bapa, permuliakanlah Aku ... dengan kemuliaan yang Kumiliki di

hadirat-Mu sebelum dunia ada" (Yoh. 17:5). Dan bahkan saat itu pun

Kristus adalah Juruselamat -- Petrus menulis bahwa kita ditebus "...

dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah

anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat. Ia telah dipilih sebelum

dunia dijadikan" (1Ptr. 1:19-20).

Ada suatu masa ketika dunia diciptakan dalam bentuknya yang sekarang

ini. Matahari, bulan, bintang, laut, daratan, dan semua makhluk

diciptakan - dan yang terakhir dari semuanya ialah Adam, manusia

pertama, yang dibentuk dari debu tanah. Di mana Kristus saat itu?

Bacalah apa yang dikatakan Alkitab: "Segala sesuatu dijadikan oleh Dia

dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah

dijadikan" (Yoh. 1:3). Dan di kemudian hari Paulus menulis, "Karena di

dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang

ada di bumi" (Kol. 1:16). Ibrani 1:10 berbunyi, "Pada mulanya, ya Tuhan,

Engkau telah meletakkan dasar bumi, dan langit adalah buatan tangan-

Mu." Oleh sebab itu, apakah Anda heran kalau Tuhan senantiasa

mengajarkan pelajaran-pelajaran yang diambil dari dunia alam? Ketika

berbicara tentang domba, ikan, burung, gandum, pohon ara, dan pokok

anggur, Ia sedang berbicara tentang benda-benda yang telah Ia ciptakan

sendiri!

Ada suatu hari ketika dosa masuk ke dalam dunia melalui ketidaktaatan

Adam dan Hawa. Mereka kehilangan natur kudus yang mereka miliki

pada saat mereka diciptakan. Mereka kehilangan persahabatan dan

dukungan Allah, dan menjadi pendosa-pendosa yang rusak dan tidak

berdaya. Dosa mereka menjadi penghalang antara mereka sendiri dan

Bapa sorgawi mereka. Jika Ia memperlakukan mereka sesuai dengan apa

yang patut mereka terima maka tidak ada yang bisa diharapkan oleh

manusia keturunan mereka kecuali maut dan neraka kekal. Di mana

Kristus saat itu?

Page 162: Bmf 53 teologi reformed

156 |TEOLOGI REFORMED

Pada hari itu juga Kristus dinyatakan sebagai satu-satunya pengharapan

keselamatan bagi orang-orang berdosa. Allah berkata kepada ular itu,

"Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini,

antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan

meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya" (Kej.

3:15). Dengan kata lain, seorang Juruselamat yang dilahirkan dari seorang

perempuan akan mengalahkan Iblis. Tidak pernah ada nama lain yang

dikenal yang melakukan hal ini selain nama Yesus Kristus.

Ada suatu masa ketika bangsa-bangsa di bumi tidak mengindahkan Allah.

Bangsa-bangsa Mesir, Siria, Persia, Yunani, dan Romawi, semuanya

tenggelam dalam dunia takhayul dan penyembahan berhala. Para

penyair, sejarawan, dan filsuf, semuanya menunjukkan bahwa dengan

segenap kekuatan intelektual mereka, mereka tidak dapat menemukan

Allah yang sejati. "Dunia, dalam hikmat Allah, tidak mengenal Allah oleh

hikmatnya" (1Kor. 1:21). Kecuali sebagian orang Yahudi, seluruh dunia

mati secara rohani dalam kebebalan dan dosa. Apa yang dilakukan Kristus

saat itu?

Ia meninggalkan kemuliaan kekal yang Ia miliki bersama Allah Bapa dan

datang ke dunia yang durhaka ini untuk menyediakan jalan keselamatan

bagi para pendosa semacam itu. Ia mengambil bagi diri-Nya natur

manusiawi kita dan dilahirkan sebagai manusia. Sebagai manusia, Ia

melakukan kehendak Bapa-Nya dengan sempurna, dan inilah yang

seharusnya kita lakukan tetapi tidak mampu kita lakukan karena dosa

kita. Di atas salib Ia menanggung murka Allah yang seharusnya kita

tanggung. Dan dengan demikian, Ia membawa ke dalam dunia

kebenaran-Nya sendiri, yang melaluinya sekarang Ia dapat menebus

orang-orang berdosa. "Yesus, yang telah diserahkan karena pelanggaran

kita dan dibangkitkan karena pembenaran kita" (Rm. 4:25). Ia naik ke

sorga supaya kembali bersama-sama dengan Bapa-Nya, dan dari sana Ia

sekarang menganugerahkan keselamatan kepada semua orang yang mau

Page 163: Bmf 53 teologi reformed

157 |TEOLOGI REFORMED

datang kepada-Nya dalam penyerahan diri yang sederhana dan penuh

iman.

Akan tiba saatnya ketika dosa akan disingkirkan dari dunia ini. Akan ada

langit dan bumi yang baru. "Seluruh bumi penuh dengan pengenalan

akan TUHAN, seperti air laut yang menutupi dasarnya" (Yes. 11:9). Dan di

mana Kristus saat itu? Apa yang akan Ia kerjakan? Ia akan menjadi Raja!

Ia akan datang kembali dengan kuasa dan kemuliaan besar dan dunia

akan menjadi kerajaan-Nya. Di hadapan-Nya semua lutut akan bertelut

dan semua lidah akan mengaku bahwa Ia adalah Tuhan. Kerajaan-Nya

akan menjadi kerajaan yang kekal, yang tidak akan pernah berlalu atau

dihancurkan. Seluruh bumi akan menjadi milik-Nya! Lihat apa yang

dikatakan Alkitab sehubungan dengan masa yang menakjubkan ini:

Mazmur 2:8; Daniel 7:14; Matius 24:30; Filipi 2:10-11; Wahyu 11:15.

Akan tiba saatnya ketika seluruh umat manusia akan dihakimi. Laut akan

menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, maut dan

kerajaan maut akan menyerahkan orang-orang mati yang ada di

dalamnya; dan mereka akan dihakimi masing-masing menurut

perbuatannya. Dan di mana Kristus saat itu? Kristus sendiri akan menjadi

Hakim! "Kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya

setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan

yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat" (2Kor. 5:10).

Sesungguhnya kita melakukan yang baik jika kita memikirkan perkara-

perkara ini. Barangsiapa berpikiran remeh tentang Kristus, ia berpikiran

sangat berbeda dengan Allah Bapa! Dalam keseluruhan pikiran Allah

tentang masalah-masalah dunia ini dan manusia di dalamnya, Kristus

diberi tempat terhormat. Berpikiran remeh tentang-Nya berarti

menghina Pribadi yang sangat dijunjung tinggi oleh Allah. Tidak

mengherankan jika kita membaca, "Barangsiapa tidak menghormati

Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia" (Yoh. 5:23).

Page 164: Bmf 53 teologi reformed

158 |TEOLOGI REFORMED

Marilah kita memahami bahwa Kristus ada di dalam semua kitab yang

membentuk Alkitab

Kristus ditemukan di dalam semua kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian

Baru - kurang jelas dalam kitab-kitab permulaan, lebih jelas dalam kitab-

kitab yang di tengah, dan secara lengkap dalam kitab-kitab yang terakhir -

namun secara nyata dan terus terang Ia ditemukan di mana-mana.

Pengorbanan Kristus di atas salib dan kerajaan-Nya adalah hal-hal yang

harus kita ingat bila membaca bagian mana pun dari Kitab Suci. Dialah

yang menjadi kunci untuk memahami banyak bagian yang sukar di dalam

Alkitab. Mari saya tunjukkan kepada Anda apa yang saya maksud:

Pengorbanan dan penyaliban Kristuslah yang digambarkan dalam korban-

korban binatang sembelihan di Perjanjian Lama. Korban- korban itu

menunjukkan bagaimana korban pengganti bagi orang berdosa dapat

menghapuskan dosa melalui penumpahan darah; "tanpa penumpahan

darah tidak ada pengampunan" (Ibr. 9:22). Ingatlah juga perkataan Yesus

yang penting, "Inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi

banyak orang untuk pengampunan dosa" (Mat. 26:28).

Pengorbanan Kristuslah yang digambarkan Habel ketika ia

mempersembahkan korban yang lebih baik daripada Kain, saudaranya

(Kej. 4). Dalam mempersembahkan seekor binatang dari kawanan ternak

gembalaannya sebagai pengganti dirinya sendiri, Habel menunjukkan

bahwa ia memahami bahwasanya tanpa penumpahan darah tidak ada

pengampunan.

Kristuslah yang dinubuatkan Henokh selama merajalelanya kejahatan

dahsyat manusia sebelum air bah pada zaman Nuh, ketika ia berkata,

"Sesungguhnya Tuhan datang dengan beribu-ribu orang kudus-Nya,

hendak menghakimi semua orang" (Yud. 1:14-15).

Kristuslah yang dipikirkan Abraham ketika ia mempercayai janji Allah

bahwa melalui salah satu keturunannya semua bangsa akan diberkati.

Page 165: Bmf 53 teologi reformed

159 |TEOLOGI REFORMED

Seperti yang Tuhan Yesus katakan kepada orang-orang Yahudi, "Abraham

bapamu bersukacita bahwa ia akan melihat hari- Ku dan ia telah

melihatnya dan ia bersukacita" (Yoh. 8:56).

Kristuslah yang dibicarakan Yakub kepada anak-anaknya ketika menjelang

ajal ia menubuatkan, "Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda

ataupun lambang pemerintahan dari antara kakinya, sampai dia datang

yang berhak atasnya, maka kepadanya akan takluk bangsa-bangsa" (Kej.

49:10).

Semua upacara yang berkaitan dengan hukum Taurat yang Allah berikan

kepada bangsa Israel dirancang untuk mengajar mereka tentang karya

Kristus, Mesias yang akan datang itu. Korban- korban pagi dan petang,

penumpahan darah yang terus-menerus, perabot kemah suci, imam

besar, pasah (Passover), hari pendamaian, kambing Azazel - semua ini

adalah gambaran tentang Kristus dan karya-Nya.

Semua mujizat yang setiap hari terjadi di hadapan bangsa Israel di padang

gurun ketika mereka meninggalkan Mesir adalah gambaran tentang karya

Kristus. Tiang awan dan tiang api yang menuntun, manna dari sorga, air

dari gunung batu, ular tembaga yang bila dipandang akan menghindarkan

orang dari kematian akibat gigitan ular-ular tedung berbisa - semua ini

dan banyak yang lain dimaksudkan untuk mengajarkan tentang natur

pelayanan Kristus (1Kor. 10:4).

Kristuslah yang dicontohkan dalam diri para hakim, karena mereka

diangkat agar menjadi juruselamat bagi orang-orang yang dalam

kesesakan.

Kristuslah yang digambarkan dalam diri Daud. Daud dipilih menjadi raja

padahal hanya sedikit orang yang menyegani dan menghormatinya; ia

dihina dan dianiaya oleh banyak orang dari bangsanya sendiri, namun

pada akhirnya ia menjadi raja besar dan penuh kemenangan - semua ini

mengingatkan kita pada Kristus.

Page 166: Bmf 53 teologi reformed

160 |TEOLOGI REFORMED

Kristuslah yang dibicarakan semua nabi, mulai dari Yesaya sampai

Maleakhi. Kadang-kadang mereka berbicara tentang penderitaan- Nya,

kadang-kadang kemuliaan-Nya. Kadang-kadang mereka diilhami untuk

berbicara tentang kedatangan-Nya yang pertama dalam kerendahan hati,

kadang-kadang tentang kemuliaan kedatangan-Nya yang kedua.

Kadangkala mereka melihat kedua kedatangan-Nya dan

membicarakannya seolah-olah keduanya itu satu, tetapi Kristuslah yang

selalu ada dalam pikiran mereka.

Perjanjian Baru penuh dengan Kristus. Kitab-kitab Injil berbicara tentang

kehidupan-Nya di tengah-tengah umat-Nya; Kisah Para Rasul berbicara

tentang Kristus yang diberitakan oleh orang-orang percaya mula-mula;

Surat-surat para rasul memberikan penjelasan yang teliti tentang

pengajaran-pengajaran Kristus, kitab Wahyu menjelaskan tentang akhir

dari semuanya, ke mana Kristus akan membawa segala sesuatu.

Kapan saja Anda mempelajari Alkitab, saya mendesak Anda untuk

mengingat bahwa Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu!

Marilah kita memahami bahwa Kristus ada di dalam semua pengalaman

religius semua orang Kristen sejati

Dengan mengatakan ini saya tidak bermaksud untuk mengatakan bahwa

kebenaran-kebenaran Alkitab lainnya seperti doktrin Trinitas, doktrin

pemilihan Allah Bapa atas umat-Nya, atau doktrin Roh Kudus yang

menguduskan umat Allah tidak penting. Saya sungguh yakin bahwa saat

sampai di sorga setiap orang percaya akan memuji dan memegahkan tiga

Pribadi dalam diri Allah, yakni Bapa, Anak, dan Roh Kudus.

Walaupun begitu, saya melihat bukti yang jelas dalam Kitab Suci bahwa

Allah memaksudkan agar Kristus khususnya menangani masalah

penyelamatan manusia. Kelahiran dan kematian-Nya adalah dasar dari

keselamatan yang sepenuhnya. Kristus adalah jalan dan pintu yang

melaluinya semua orang percaya harus datang kepada Allah. Paulus

Page 167: Bmf 53 teologi reformed

161 |TEOLOGI REFORMED

menulis kepada orang percaya di Kolose, "Seluruh kepenuhan Allah

berkenan diam di dalam Dia [Kristus]" (Kol. 1:19). Matahari memiliki arti

bagi langit kita, begitu pula Kristus bagi Kekristenan.

Kristus adalah semua dalam pembenaran orang berdosa di hadapan

Allah. Bagaimanakah kita dapat diterima di hadapan Allah? Bukan karena

apa pun yang pernah kita lakukan! Kita semua bersalah dalam hal

melanggar hukum-hukum Allah. Jadi, bagaimana kita dapat mendekati

Allah? Kita bisa datang kepada-Nya hanya dalam nama Yesus, sembari

menyatakan bahwa Ia mati bagi orang-orang durhaka dan bahwa kita

mempercayai-Nya. Nama Kristus adalah satu-satunya nama, satu-satunya

jasa yang melaluinya siapa saja dapat mencapai sorga.

Jangan pernah kita lupa bahwa Kristus harus menjadi semua bagi siapa

pun yang ingin dibenarkan di hadapan Allah. Kita harus puas dengan pergi

ke sorga sebagai pengemis-pengemis rohani, yang hanya mengandalkan

kasih karunia Allah dan karunia keselamatan-Nya untuk semua orang

yang beriman hanya kepada Kristus.

Kristus adalah semua dalam pengudusan orang percaya. Jangan salah

mengerti saya bila saya mengatakan hal ini. Saya tidak bermaksud

mengecilkan pekerjaan Roh Kudus yang berdiam di dalam diri orang-

orang percaya. Tetapi yang saya maksudkan ialah bahwa tidak seorang

pun dapat menjadi kudus jika mereka tidak datang terlebih dahulu

kepada Kristus dan dipersatukan dengan-Nya oleh iman. Yesus sendiri

berkata, "Di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa" (Yoh. 15:5).

Tidak seorang pun dapat bertumbuh dalam kekudusan kecuali mereka

menjadi satu dengan Kristus.

Kristus adalah semua dalam memberikan penghiburan bagi orang- orang

percaya dalam kehidupan ini. Orang percaya mempunyai dukacita

mereka sendiri sama seperti orang lain. Mereka mempunyai tubuh yang

sama lemahnya seperti orang lain. Mereka mempunyai natur yang

sensitif, barangkali lebih sensitif daripada banyak orang lainnya. Mereka

Page 168: Bmf 53 teologi reformed

162 |TEOLOGI REFORMED

harus menanggung kesedihan karena kematian, melawan pola pikir

dunia, menjalani kehidupan yang tak bercela. Mereka kerap dianiaya, dan

sama seperti orang lainnya, mereka harus mati. Tetapi orang-orang

Kristen semacam ini mempunyai suatu penghiburan yang besar; "dalam

Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih" (Flp. 2:1). Kristus adalah

sahabat yang lebih dekat daripada seorang saudara kandung; hanya Dia

yang dapat menghibur umat-Nya. Bagaimana orang percaya menanggung

kesusahan-kesusahan hidup kelihatan luar biasa, tetapi alasan di balik

semuanya itu adalah bahwa Kristus memberi penghiburan yang luar

biasa.

Kristus adalah semua dalam pengharapan orang Kristen tentang masa

depan. Hampir semua orang mempunyai harapan-harapan pribadi untuk

masa depan. Tetapi kebanyakan harapan itu tidak mempunyai dasar yang

kuat. Orang yang tidak percaya tidak mempunyai kepastian tentang

harapan di masa depan. Harapan orang Kristen untuk masa depan

didasarkan pada fakta bahwa Yesus Kristus akan datang kembali - datang

kembali untuk mengumpulkan semua keluarga-Nya agar mereka

bersama-sama dengan Dia untuk selamanya. Oleh karenanya, orang

percaya mampu menunggu masa depan mereka dengan sabar. Mereka

dapat menanggung berbagai kesukaran tanpa bersungut-sungut sebab

mereka sedang menunggu kedatangan Tuhan kembali dengan

pengetahuan yang pasti.

Sekarang orang percaya dapat menjadi moderat dalam segala perkara

sebab mereka tahu bahwa harta mereka ada di sorga, hal- hal yang

terbaik bagi mereka masih akan datang! Dunia ini bukan tempat

perhentian kita, melainkan sebuah hotel. Hotel bukan rumah. Kristus

akan datang, sorga akan datang - dan itu sudah cukup. "Hanya pada Allah

saja kiranya aku tenang, sebab dari pada-Nyalah harapanku" (Mzm. 62:6).

Marilah kita memahami bahwa Kristus adalah semua di sorga

Page 169: Bmf 53 teologi reformed

163 |TEOLOGI REFORMED

Tidak mudah untuk berbicara tentang pokok bahasan ini, karena saya

tidak bisa bicara banyak tentang suatu dunia yang tidak terlihat dan tidak

dikenal, seperti sorga! Tetapi inilah yang saya tahu, bahwa semua orang

yang mencapai sorga akan menemukan bahwa di sana pun Kristus adalah

semua.

Seperti mezbah di Kemah Suci dan Bait Allah di Perjanjian Lama, luka-luka

Kristus yang disalib akan menjadi objek puji-pujian yang besar di sorga. Di

tengah-tengah takhta Allah akan ada Dia yang menyerupai "Anak Domba

seperti telah disembelih" (Why. 5:6). Nyanyian semua penghuni sorga

adalah, "Anak Domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa,

dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan,

dan puji-pujian!" (Why. 5:12).

Kehadiran Kristus di sorga adalah semua. Kita akan melihat wajah- Nya,

mendengar suara-Nya, dan berbicara dengan-Nya seperti sahabat dengan

sahabat. Kehadiran-Nya akan memuaskan semua kebutuhan kita.

Melayani Tuhan Yesus Kristus akan menjadi pekerjaan abadi bagi

penghuni sorga. Pada akhirnya, orang-orang percaya akan dapat bekerja

bagi-Nya tanpa gangguan dan melayani Dia tanpa merasa lelah.

Betapa sorga akan menjadi tempat yang manis dan mulia bagi mereka

yang telah mengasihi Tuhan Yesus selagi mereka masih berada di bumi.

Tetapi yang menyedihkan adalah ada banyak orang yang berbicara

tentang kepergian menuju sorga bila mereka meninggal, tetapi tidak

mempunyai hubungan yang benar dengan Kristus. Di dunia, mereka tidak

menghormati-Nya, jadi apa yang akan mereka lakukan di sorga? Di dunia,

mereka tidak mempunyai persekutuan dengan-Nya, jadi apa yang akan

mereka lakukan di sorga? Di dunia, mereka tidak menikmati perkara-

perkara rohani, jadi bagaimana mereka bisa mendapatkan sukacita di

sorga?

Saya harap saya telah mulai menunjukkan kepada Anda betapa dalamnya

makna yang ada dalam frasa "Kristus adalah semua." Ada lebih banyak

Page 170: Bmf 53 teologi reformed

164 |TEOLOGI REFORMED

lagi yang semestinya bisa saya katakan. Misalnya, Kristus seharusnya

adalah semua dalam kehidupan dan ibadah semua gereja Kristen.

Upacara- upacara yang semarak, gedung-gedung yang indah, jajaran

hamba Tuhan yang profesional, semua ini tidak ada artinya jika Tuhan

Yesus tidak diberi penghormatan yang tertinggi. Gereja di mana Kristus

bukan semua hanyalah menjadi kerangka yang mati.

Saya dapat menegaskan bahwa Kristus seharusnya adalah semua dalam

pengajaran seluruh pelayanan Kristiani. Para pengkhotbah dan guru

Kristen harus menjadi duta-duta yang membawa berita tentang Anak

Allah kepada dunia yang tidak percaya, dan jika mereka mengajar orang

untuk memikirkan lebih banyak hal yang lain selain Anak Allah, maka

mereka tidak cocok menjadi pengkhotbah dan guru Kristen. Allah tidak

akan pernah menghormati suatu pelayanan yang tidak mengajarkan

bahwa Kristus adalah semua.

Saya pun dapat menunjukkan betapa Alkitab tampaknya menghabiskan

bahasa dalam menggambarkan semua pelayanan Tuhan Yesus yang

beraneka ragam. Imam Besar, Pengantara, Penebus, Juruselamat,

Pembuka Jalan, Jaminan, Panglima, Sang Amin, Yang Mahakuasa, Allah

yang Perkasa, Penasihat - semua ini dan masih banyak lagi adalah

sebutan yang diberikan kepada Kristus dalam Kitab Suci. Cara-cara yang

menggambarkan kepenuhan Kristus ini kelihatannya hampir tidak ada

habis-habisnya!

Apakah Kristus adalah semua bagi Anda, hai pembaca? Jika tidak, maka

belajarlah dari apa yang telah saya katakan di sini bahwa iman

kepercayaan tanpa Kristus itu sama sekali tidak ada gunanya. Apakah

Kristus adalah semua bagi Anda? Jika tidak, maka belajarlah dari apa yang

telah saya katakan di sini bahwa sama sekali tidak ada gunanya untuk

berusaha menambahkan apa pun pada apa yang telah Kristus kerjakan

bagi keselamatan orang-orang berdosa. Anda jangan pernah berpikir

bahwa keselamatan ialah oleh Kristus ditambah dengan sesuatu yang

Page 171: Bmf 53 teologi reformed

165 |TEOLOGI REFORMED

telah Anda kerjakan. Hal itu berarti mengubah rencana keselamatan Allah

yang di dalamnya Kristus adalah semua.

Apakah Kristus adalah segala bagi Anda? Jika tidak, maka langsunglah

berhubungan dengan Kristus sekarang! Hanya memandang sekoci

penyelamat tidak akan menyelamatkan pelaut yang mengalami karam

kapal, kecuali ia benar-benar masuk ke dalamnya. Hanya memandang roti

tidak akan menyelamatkan orang dari kelaparan kecuali ia sungguh-

sungguh memakannya. Demikian juga, yang akan menyelamatkan Anda

bukan pengetahuan tentang Kristus, atau bahkan kepercayaan Anda

bahwa Ia seorang Juruselamat, tetapi harus ada transaksi yang

sebenarnya antara Anda dan Dia, yaitu dengan sengaja Anda

mengikatkan diri kepada-Nya. Anda harus dapat berkata, "Kristus adalah

Juruselamat saya, karena saya telah datang kepada-Nya dengan rasa

percaya dan iman dan telah mengambil Dia sebagai milik saya."

Martin Luther berkata, "Ternyata dalam Kekristenan banyak digunakan

kata ganti milik. Ambillah kata "ku" (my) dari saya, maka Anda telah

mengambil Allah-ku!" Marilah kita hidup bergantung pada Kristus.

Marilah kita hidup bersama Kristus. Marilah kita hidup mengarah pada

Kristus. Dengan berbuat demikian, kita akan mencapai damai sejahtera

yang besar dan membuktikan bahwa "tanpa kekudusan tidak seorang

pun akan melihat Tuhan" (Ibr. 12:14).

Sumber:

Sumber diambil dari:

Judul Buku : Aspek-aspek Kekudusan

Judul Artikel : -

Penulis : J.C. Ryle

Page 172: Bmf 53 teologi reformed

166 |TEOLOGI REFORMED

Penerjemah : -

Penerbit : Momentum, Surabaya, 2003

Halaman : 149 - 160

Firman Menjadi Daging (1)

Editorial:

Dear e-Reformed Netters,

Akhirnya, kita sampai dipenghujung tahun. Tahun 2006 sudah siap

menanti kedatangan kita semua. Apakah tahun 2006 akan lebih baik dari

tahun 2005? atau sebaliknya apakah akan lebih buruk? "Hanya Tuhan dan

Anda yang tahu ...." Mungkin Anda akan bertanya, "Kalau Tuhan saya

percaya pasti tahu, tapi apakah kita tahu? Hmmm ....

Menjelang tahun baru ada sebagian orang yang memiliki kebiasaan untuk

membuat "resolusi tahun baru". Apakah Anda termasuk orang yang

demikian? Di dalam resolusi ini, biasanya orang akan membuat janji- janji

untuk melakukan sesuatu yang baik, yang bermakna, yang memberi

kemajuan ... dll, pokoknya yang baik-baik, dengan harapan tahun di

depan nati kita bisa mewujudkannya. Nah ... pernahkah Anda membuat

resolusi agar tahun depan bisa lebih berhati-hati dalam berbicara?

Kelihatannya sepele, ya ... tapi ini seperti "musuh dalam selimut", sangat

berbahaya. Apalagi kalau kita melihat ke belakang dan menyadari betapa

banyaknya "kecelakaan" yang terjadi gara-gara mulut kita yang kurang

bijaksana atau kurang bisa mengontrol diri sehingga menghancurkan

hubungan dengan rekan kerja, teman dekat, bahkan dengan anggota-

anggota keluarga yang kita cintai, terutama istri atau suami atau anak.

Lalu terjadilah "sesal kemudian tak berguna", karena sudah terlanjur,

minta maaf pun sering tidak menolong. Tentu kecelakaan "perang mulut"

Page 173: Bmf 53 teologi reformed

167 |TEOLOGI REFORMED

yang terjadi bukan sesuatu yang disengaja atau direncanakan, tapi

herannya hal-hal seperti ini terjadi begitu saja, dan tiba-tiba yang kita

alami adalah "shock" karena melihat hasilnya yang tak terduga dan

sangat menyakitkan, bukan dari satu pihak, tapi dari dua belah pihak,

sama-sama sedih dan menyesal. Tapi sayangnya "nasi sudah menjadi

bubur". Yang tinggal hanya kemampuan berandai- andai, "Seandainya

aku tahu akan begini, nggak bakal aku ngomong gitu tadi ..." atau

"kenapa cuman omongan yang sepele gitu aja bisa bikin 'perang',

andaikan aku tadi tutup mulut, mungkin ...."

Buku menarik yang saya baca beberapa waktu yang lalu, dengan judul

yang sangat provokatif "War of Words", menolong saya melihat masalah

komunikasi ini dari sudut pandang kebenaran Firman Tuhan. Wah ...

sangat bagus sampai saya ingin sekali mensharingkan hal ini dengan Anda

semua. Nah, selamat menikmati posting saya untuk menyambut Tahun

Baru 2006 ini. Kiranya dapat menolong kita semua untuk bisa melihat

masalah hidup kita yang sangat sensitif ini (khususnya dalam hal dosa

lidah) dengan lebih jelas dan lebih mendasar.

Tak lupa, sekali lagi saya mengucapkan: Selamat Tahun Baru!

In Christ,

Yulia Oen

< yulia in-christ.net >

Artikel Terkait

Gereja Beraliran Teologi Reformed

Karya Roh Kudus dalam Mematikan Dosa

Teologia Reformed dan Relevansinya bagi Gereja Masa Kini

Roh Kudus dan Alkitab

Bimbingan dan Rencana Allah (1)

Page 174: Bmf 53 teologi reformed

168 |TEOLOGI REFORMED

Perjanjian Baru: Kovenan Penebusan dalam Yesus Kristus

Juru Selamat: Yesus Kristus

Penulis:

Paul David Tripp

Edisi:

069/XII/2005

Isi:

"Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita."

(Yohanes 1:14)

SAYA telah menikah selama lebih dari seperempat abad. Allah telah

memberikan kepada saya seorang istri yang saleh yang karakternya lebih

baik dari pada saya. Luella dan saya menikmati hubungan yang indah

dalam berbagai hal. Kami dibesarkan dalam keluarga Kristen dimana kami

diajarkan kebenaran sejak kecil. Kami berdua mengenal Kristus ketika

masih anak-anak dan dididik di perguruan tinggi Kristen. Kami telah

mempergunakan waktu kami untuk pelayanan dan telah diberkati

dengan pengajaran alkitabiah yang baik. Kami telah bekerja keras untuk

mengikuti rancangan Kristus bagi pernikahan kami.

Kami menghabiskan waktu bersama-sama setiap minggu di luar rumah

untuk membicarakan hal-hal yang perlu didiskusikan. Selama bertahun-

tahun kami telah mencoba untuk mengadakan ibadah keluarga setiap

hari. Namun, saya mengakui bahwa sekalipun dengan semuanya itu,

sampai saat saya mempersiapkan buku ini, kami tidak bebas dari

kesulitan dalam komunikasi kami. Saya tidak mengatakan bahwa kami

menjerit dan berteriak. Kami tidak selalu marah-marah dan bersitegang

urat leher satu sama lain. Tetapi kami tidak perlu melihat terlalu jauh

untuk menemukan dosa dalam percakapan kami. Dosa itu mungkin

Page 175: Bmf 53 teologi reformed

169 |TEOLOGI REFORMED

adalah perkataan yang diucapkan terburu-buru dan tanpa pikir panjang,

kata- kata kekesalan, tuduhan yang terlalu cepat, tuntutan atau komentar

yang mementingkan diri sendiri, kalimat "Kan sudah saya bilang,"

sementara yang diperlukan sebenarnya adalah kata-kata penghiburan

dan pemberi semangat. Dosa itu mungkin juga berupa jawaban yang

tidak sabar, saat-saat mengorek detail yang tidak perlu, komentar yang

bernada membenarkan diri atau mengasihani diri, atau situasi dimana

dosa masa lalu diungkit kembali.

Sekalipun dengan semua ajaran Alkitab yang telah kami terima, dengan

semua komitmen pribadi dan usaha-usaha praktis kami, dengan semua

permohonan pengampunan kami dan doa kami meminta pertolongan,

sebagai pasangan kami masih bermasalah dengan percakapan kami.

Begitulah besarnya kebutuhan kami! Begitulah dalamnya persoalan kami!

KECENDERUNGAN KITA UNTUK LUPA

Ketika saya mengunjungi toko buku Kristen, kadang saya merasa heran

apakah kita telah melupakan persoalan kita yang sesungguhnya. Apakah

kita benar-benar merasa bahwa kita bisa menyelesaikan persoalan

komunikasi yang kronis dengan pengertian manusia dan teknik yang

pintar? Apakah kita telah melupakan bahwa masalah komunikasi

menunjukkan masalah yang jauh lebih mendalam dan tingkatan yang

lebih mendasar? Jika kita tidak mengatasi masalah yang lebih mendalam

ini, kita tidak akan pernah menyelesaikan permasalahan komunikasi kita

sehari-hari. Jika yang kita perlukan hanyalah pengetahuan dan

ketrampilan, Luella dan saya sudah menyelesaikan persoalan

pembicaraan kami jauh sebelumnya. Tetapi kami membutuhkan sesuatu

yang lebih mendalam daripada teknik, ketrampilan, dan pengetahuan.

Kebutuhan yang mendalam ini ditunjukkan setiap hari ketika kami

berkomunikasi.

Baru-baru ini saya memperhatikan dua anak laki-laki saya yang sedang

bertengkar. Ini bukan sesuatu yang baru; usia mereka terpaut dua tahun

Page 176: Bmf 53 teologi reformed

170 |TEOLOGI REFORMED

dan telah sering bertengkar. Sebenarnya, pertengkaran ini adalah

pertengkaran yang telah sering mereka alami sebelumnya. Tetapi, sekali

ini pertengkaran mereka menarik perhatian saya. Kata-kata mereka

penuh dengan tuduhan. Nada bicara mereka penuh kemarahan. Tidak

ada di antara mereka yang berhenti untuk mendengarkan pada saat

berondongan perkataan mereka meningkat dan volume suara mereka

meninggi. Tidak begitu lama kemudian mereka telah meninggalkan

masalah yang mereka hadapi dan saling melemparkan luka masa lalu.

Mereka berdua berbicara dengan penuh rasa sakit, frustrasi dan

kemarahan, ketidaksabaran dan kecemburuan. Mereka tidak berbicara

untuk menyelesaikan persoalan atau mendengar untuk memahami. Kata-

kata mereka hanyalah senjata dalam peperangan. Masing-masing dari

mereka ingin membungkam lawannya dan menang. Kalimat-kalimat

mereka penuh dengan "kamu selalu" dan "kamu tidak pernah". Mereka

berdua berdiri di sana, terbungkus oleh jubah perasaan benar sendiri,

merasa cukup beralasan untuk menuduh yang lain. Dan sekalipun mereka

terus mengeluarkan keluhan mereka, mereka berdua

mengkomunikasikan keyakinan mereka bahwa mereka hanya sedang

membuang-buang waktu. Mereka merasa yakin bahwa lawannya tidak

akan pernah "memahaminya".

Ketika saya mendengarkan itu, dua pikiran muncul dan menarik perhatian

saya. Yang PERTAMA adalah bahwa saya tidak ingin mengatasi "perang"

ini sebagai hal pertama di pagi hari. Tetapi pikiran yang KEDUA lebih

teologis dan lebih mencengkeram. Saya menyadari bahwa saya tidak

pernah mengajar kedua anak laki-laki saya bagaimana bertengkar dan

berkelahi. Saya tidak pernah mengajar mereka bagaimana melukai satu

sama lain dengan kata-kata. Saya tidak pernah mengkuliahi mereka

tentang saat yang tepat untuk melemparkan catatan kesalahan pada

orang lain. Saya tidak pernah mencoba mengajari mereka ketrampilan

menuduh dan mengutuk. Tetapi anak-anak saya berduel dengan percaya

Page 177: Bmf 53 teologi reformed

171 |TEOLOGI REFORMED

diri dan trampil. Mereka memiliki bakat yang alamiah untuk memakai

kata-kata persis seperti apa yang diinginkan hati mereka yang marah.

Ketika saya mulai campur tangan, hati saya penuh dengan kesedihan.

Saya dapat menghentikan pertengkaran itu, tetapi saya tidak dapat

mengubah apa yang benar-benar membutuhkan perubahan. Lagi pula,

saya menyadari sepenuhnya bahwa apa yang perlu diubah di dalam diri

mereka masih perlu diubah di dalam diri saya! Di rumah kami, jarang ada

beberapa jam (apalagi sehari penuh) yang berlalu tanpa konflik dalam

bentuk apa pun! (Dan, percaya atau tidak, kami memiliki keluarga yang

lumayan baik.) Betapa dalamnya kebutuhan kami! Saya berbicara kepada

anak-anak saya pagi itu dengan air mata, karena sekali itu saya lebih

dikuasai oleh beratnya kebutuhan rohani kami daripada oleh frustrasi

saya yang timbul karena pertengkaran kecil yang harus diselesaikan.

Mungkin Anda sedang berpikir apakah anak-anak saya akan mendapat

manfaat dengan mempelajari teknik komunikasi yang lebih baik atau

kejelian untuk mengenal tempat dan momen yang lebih baik. Tidak

diragukan lagi mereka akan mendapat manfaatnya. Tetapi, perang

perkataan pagi itu lebih dalam lagi sifatnya. Yang ditunjukkan adalah

kebutuhan rohani yang mendalam, yang tidak dapat dipuaskan dengan

beberapa prinsip komunikasi yang baik.

KEDATANGAN SANG FIRMAN

Bagaimana Allah, Sang Pembicara Agung, memenuhi kebutuhan kita

dalam bidang ini? Dia tidak menuntut kita untuk mencapai standar-Nya

dengan kekuatan kita. Tidak, Dia mengutus Anak-Nya, Sang Firman, untuk

menjadi daging, lalu hidup sebagai manusia dan menjadi yang paling

mulia dari seluruh wahyu Allah kepada kita! Firman itu telah menjadi

daging. Dengarkanlah perkataan Yohanes.

Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan

Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.

Page 178: Bmf 53 teologi reformed

172 |TEOLOGI REFORMED

Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang

telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup dan hidup

itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan

kegelapan itu tidak menguasainya ...

Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia

tidak mengenal-Nya. Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi

orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. Tetapi semua orang

yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah,

yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang- orang yang

diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara

jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.

Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah

melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya

sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.

... Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia

demi kasih karunia; sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi

kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus. Tidak seorang

pun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di

pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan- Nya. (Yohanes 1:1-5, 10-14, 16-

18)

Renungkanlah. Allah yang menciptakan perkataan dan menciptakan

dunia ini dengan berfirman, Allah yang memakai perkataan manusia

untuk menyatakan diri-Nya kepada umat-Nya sepanjang zaman, datang

ke dunia- Nya sebagai Firman, kepada manusia yang telah meninggalkan-

Nya. Dia bukan hanya Pemberita kebenaran, Dia adalah Kebenaran, dan

hanya di dalam Dia ada harapan bagi kita. Hanya di dalam Firman kita

menemukan harapan untuk membereskan perang dengan kata-kata dan

kembali berbicara menurut contoh dan rancangan Pencipta kita. Firman

itu telah menjadi daging karena tidak ada jalan lain untuk mengoreksi

kerusakan di dalam diri kita.

Page 179: Bmf 53 teologi reformed

173 |TEOLOGI REFORMED

Kenyataan bahwa Firman datang dalam daging memberi tahu kita akan

sesuatu yang sangat penting mengenai kesulitan kita dalam hal

pembicaraan: Persoalan kita pada dasarnya bukan persoalan

ketidaktahuan atau tidak adanya ketrampilan. Ingatlah perkataan

Yakobus: "Semua jenis binatang liar, burung-burung, serta binatang-

binatang menjalar dan binatang-binatang laut dapat dijinakkan dan telah

dijinakkan oleh sifat manusia, tetapi tidak seorang pun yang berkuasa

menjinakkan lidah; ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan

penuh racun yang mematikan" (Yakobus 3:7-8). Maksud Yakobus adalah

bahwa masalah komunikasi kita tidak dapat diselesaikan dengan cara

manusia yang lazim. Perubahan pada lokasi, situasi, pendidikan,

pelatihan, dan pengulangan, atau sifat dari hubungannya tidak akan

menyelesaikan masalah. Lidah itu tidak dapat dijinakkan secara

manusiawi! Ia adalah sesuatu yang berkuasa, buas, dan tidak terkuasai

yang membuat kita semua kebingungan.

PERANG DI BALIK PERANG DENGAN KATA-KATA

Di sini ada satu pengamatan alkitabiah yang mendasar yang perlu kita

kemukakan: Firman tidak akan datang ke dunia kita kalau pergumulan

kita pada dasarnya adalah pergumulan darah dan daging. Masalah kata-

kata kita adalah masalah kerohanian yang sangat kental, masalah hati

manusia. Mungkin Anda adalah seorang istri yang sangat dilukai oleh cara

suami Anda berkomunikasi dengan Anda. Atau, mungkin Anda adalah

seorang remaja, dan sulit untuk tidak merasa terkutuk oleh cara orangtua

berbicara kepada Anda. Mungkin Anda adalah seorang suami yang

merasa getir karena kurangnya penghormatan yang diberikan oleh

keluarga kepada Anda. Masing-masing kita pernah secara pribadi dilukai

oleh kata-kata orang lain, dan masing-masing kita pernah mengucapkan

kata-kata yang telah menyengat orang lain. Oleh sebab itu, penting bagi

kita untuk mengakui bahwa perang dengan kata-kata sebenarnya adalah

buah dari perang yang lebih besar dan lebih mendasar. Perang ini adalah

perang dari segala perang; ini adalah masalah kehidupan. Paulus

Page 180: Bmf 53 teologi reformed

174 |TEOLOGI REFORMED

menunjuk kepada perang ini di Efesus 6:12 ketika dia mengatakan,

"Karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi

melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa,

melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh

jahat di udara."

Di Efesus 4 Paulus berbicara panjang lebar tentang percakapan di dalam

tubuh Kristus. Dia menyerukan, "Hendaklah kamu selalu rendah hati,

lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling

membantu. Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan

damai sejahtera ... dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam

kasih ... buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain,

karena kita adalah sesama anggota." Dia mengatakan, "Apabila kamu

menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari

terbenam, sebelum padam amarahmu." Dia memberi dorongan kepada

kita, "Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah

perkataan yang baik untuk membangun." Dia mengatakan, "Segala

kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah

dibuang dari antara kamu, demikian juga segala kejahatan, hendaklah

kamu ramah seorang terhadap lain, penuh kasih mesra dan saling

mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni

kamu." Dalam Efesus 5 dan 6, Paulus menerapkan prinsip-prinsip ini

kepada gereja, rumah tangga, dan dunia di luar.

Anda tidak dapat membaca apa yang telah dikatakan Paulus tanpa

merasa terkesan oleh kedalaman dan jangkauan dari perintah-perintah

ini. Mungkin ketika Anda membaca, Anda berpikir, Paulus, Anda pasti

bercanda! Pembicaraan yang selalu rendah hati dan lemah lembut di

rumah kami? Tidak mungkin! Komunikasi yang bebas dari segala

kemarahan dan kejahatan? Itu akan menjadi hari yang penuh keajaiban!

Namun, ini adalah seruan Paulus kepada kita. Dan perintah-perintah ini

dimaksudkan untuk menolong ki�a.

Page 181: Bmf 53 teologi reformed

175 |TEOLOGI REFORMED

Anda berkata, "Perintah-perintah ini tidak membantu saya -- malahan

meninggalkan saya dalam keadaan putus harapan!" Tetapi, mungkin ini

adalah masalahnya. Ketika Anda menghadapi standar Allah yang tinggi

bagi kata-kata kita dan melihat betapa jauhnya kejatuhan kita dari

standar itu, Anda dibuat untuk mengakui dua hal yang merupakan fokus

dari bab ini. Pertama-tama, Anda dan saya segera dihadapkan dengan

kenyataan bahwa kita menghadapi masalah yang menyedihkan dalam

komunikasi kita, masalah yang jauh lebih mendasar daripada

ketrampilan, teknik, dan perbendaharaan kata. Fakta kedua berasal dari

yang pertama: Oleh karena kebutuhan kita lebih mendalam daripada

teknik, kita memerlukan lebih daripada sekadar kelas latihan atau

seperangkat ketrampilan yang baru. Kita memerlukan pertolongan yang

hanya dapat diberikan Yesus, Firman yang hidup dan Penebus kita.

Oleh sebab itu, ketika usaha terbaik kita untuk memenangkan perang

dengan kata-kata gagal, kita menjumpai harapan terbesar. Tetapi, bukan

di dalam diri atau potensi kita, melainkan di dalam diri Sang Firman dan

penyertaan-Nya, kuasa-Nya, dan janji-Nya. Karena Kristus telah datang

untuk hidup, mati, dan dibangkitkan bagi kita, ada harapan bagi kita

untuk berbicara menurut rancangan Allah.

KEHIDUPAN ADALAH PEPERANGAN

Dengan demikian, kata-kata Paulus di Efesus 6:12 adalah paling praktis.

Ketika Paulus menulis tentang peperangan rohani di akhir surat ini, dia

tidak mengganti topik; tetapi merangkum apa yang telah dia katakan

sebelumnya (termasuk apa yang telah dia katakan tentang komunikasi).

Paulus sangat antusias agar kita menyadari bahwa kehidupan adalah

peperangan, bukan dengan orang lain, melainkan dengan roh-roh jahat di

udara!

Kehidupan adalah peperangan. Suatu konflik yang dramatis sedang

berlangsung antara kekuatan dari Sang Pembicara Agung dan Penipu

Besar. Sementara Allah mencoba memperdalam akar kita di dalam

Page 182: Bmf 53 teologi reformed

176 |TEOLOGI REFORMED

kehidupan, damai sejahtera, dan kebenaran-Nya, Iblis mencoba

mencabut kita dari semua itu dengan rencana yang menipu, dusta yang

pintar, dan jebakan yang jahat. Seperti semua peperangan, peperangan

ini juga untuk merebut kendali. Ini adalah peperangan untuk merebut

hati kita. Dan jika peperangan rohani ini tidak terjadi, maka tidak akan

ada perang dengan kata-kata.

Ini memperkuat pemahaman kita akan Injil, yaitu tentang mengapa Yesus

perlu datang. Yesus, Firman yang hidup, datang sebagai Wahyu dan

Penebus sehingga kita memiliki apa yang kita perlukan untuk teguh

berdiri di tengah-tengah konflik. Pada diri kita sendiri, kita tidak sanggup

melawan "roh-roh jahat di udara" ini. Maka Kristus datang, bukan hanya

sebagai Firman, melainkan juga sebagai Adam kedua. Adam pertama

mewakili kita semua, dan ketika dia menghadapi Iblis, dia percaya kepada

dustanya, menyerah kepada jebakannya, dan jatuh ke dalam dosa.

Kristus harus datang sebagai Adam kedua, kembali sebagai Wakil kita

untuk menghadapi Iblis. Oleh sebab itu, sebelum memulai pelayanan-Nya

kepada orang banyak, Kristus menghadapi musuh-Nya. Tiga kali Dia

dicobai dengan dusta dan jebakan yang sama. Tiga kali Dia menaklukkan

Iblis, menunjukkan kuasa-Nya terhadap kekuatan jahat dan mencapai

kemenangan besar bagi kita (lihat Matius 4:1-11, 12:22-29; Roma 5:12-

21).

Melalui karya-Nya, Kristus memberi kita kuasa dan membekali kita untuk

peperangan ini, sehingga ketika datang hari yang jahat, kita mampu

berdiri teguh dan tidak ada sesuatu apa pun yang menggeser kita dari

kehidupan yang untuknya Dia memanggil kita. Kehidupan ini mencakup

berbicara dengan cara yang layak bagi Injil. Kemenangan Yesus memberi

kita kemampuan untuk hidup damai dengan-Nya dan dengan sesama.

Ini memberi kita pandangan yang sama sekali berbeda tentang rebutan

memakai kamar mandi atau siapa yang menghabiskan sereal yang paling

disenangi keluarga. Masalah pada momen-momen seperti ini melampaui

Page 183: Bmf 53 teologi reformed

177 |TEOLOGI REFORMED

masalah yang tampak di permukaan, seperti terlalu banyak orang, terlalu

sedikit kamar mandi, dan terlalu banyak kotak sereal yang kosong. Kita

adalah masalahnya dalam setiap keadaan itu. Dan sangat penting bahwa

kita tidak mengecilkan masalah kita (dengan mengatakan bahwa momen-

momen ini tidak penting) atau menjadi pesimis (dengan mengatakan

bahwa tidak ada harapan untuk berubah). Momen-momen kecil ini

penting, karena di situlah kita hidup setiap hari. Namun ada harapan

untuk perubahan besar karena Yesus Kristus, Firman itu, Penebus itu,

telah memberi kita setiap sumber daya yang kita perlukan untuk

berbicara sebagaimana layaknya.

(Redaksi: Lanjutan dari artikel di atas akan dikirimkan pada pengiriman e-

Reformed edisi berikutnya.)

Sumber:

Bahan di atas dikutip dari sumber:

Judul buku : War of Words

Penulis : Paul David Tripp

Penerbit : Momentum, Surabaya, 2004

Halaman : 43 - 53

Firman Menjadi Daging (2)

Editorial:

Dear e-Reformed Netters,

Berikut ini adalah lanjutan dari artikel bulan lalu. Semoga menjadi berkat.

Selamat menyimak.

Page 184: Bmf 53 teologi reformed

178 |TEOLOGI REFORMED

In Christ,

Yulia Oeniyati

< yulia in-christ.net >

Artikel Terkait

Bimbingan dan Rencana Allah (2)

Penebusan Yang Terbatas

Allah Tidak Berubah

Kita Percaya bahwa Kita adalah, dan Selalu akan Menjadi

Pakar dalam Berbuat Dosa

Kitab Suci: Perkataan Manusia, Mitos atau Firman Tuhan?

Doktrin Kecukupan Alkitab

Doktrin Sola Scriptura

Penulis:

Paul David Tripp

Edisi:

070/I/2006

Isi:

SUMBER YANG TEPAT UNTUK MENGHADAPI PERGUMULAN

Apa yang telah diberikan Firman kepada kita sehingga kita dapat

berbicara dengan standar Allah dan menurut rancangan-Nya? Dalam doa

singkat di Efesus (1:15-23), Paulus memakai empat kata yang dinamis

untuk menyatakan sumber-sumber daya yang menjadi milik kita karena

karya penebusan Kristus.

Page 185: Bmf 53 teologi reformed

179 |TEOLOGI REFORMED

Kata yang pertama adalah harapan. Di dalam Sang Firman kita

menemukan harapan bagi perkataan kita. Harapan ini bukan keinginan

dalam mimpi atau pengharapan yang tidak berdasar. Tidak, harapan yang

alkitabiah tidak kurang dari suatu pengharapan penuh keyakinan akan

hasil yang pasti. Di dalam Dia kita dapat menang dalam perang dengan

kata-kata. Kita tidak perlu berkompromi dengan komunikasi yang penuh

dengan kegetiran, kemarahan, perusakan, dan usaha memecah belah.

Kita boleh memiliki standar yang tinggi dan menentukan target yang

tinggi, bukan karena siapa kita ini, tetapi karena apa yang telah Dia

lakukan. Oleh karena itu, kita menolak status quo, kita menolak

membiarkan kesinisan yang ditimbulkan oleh keputusasaan merambat

dan menyebabkan kita menyerah di dalam pergumulan. Tidak, kita hidup

dan berbicara dengan iman dan keberanian, kita percaya bahwa sesuatu

yang lebih baik dapat dicapai karena apa yang telah Dia lakukan.

Sebagai istri, Anda tidak boleh membiarkan diri Anda percaya bahwa

komunikasi di dalam pernikahan Anda tidak akan pernah membaik.

Dalam Sang Firman ada harapan. Sebagai suami, Anda tidak boleh

menyerah pada kemarahan Anda dan kata-kata yang dicetuskan oleh

kemarahan itu. Ada harapan. Sebagai seorang teman, Anda tidak boleh

menolak berbicara di saat Anda terluka, dengan mengira itu tidak apa-

apa. Ada harapan. Sebagai orang tua, Anda harus percaya bahwa Anda

dapat melayani anak- anak Anda sekalipun Anda sendiri terluka dan

terkuras, karena Sang Firman telah datang, dan bersama-Nya juga, ada

harapan. Pembaca, tanyakanlah pada diri Anda, "Apakah komunikasi saya

mengalir dari keyakinan saya akan karya Firman yang memberikan

sumber kekuatan?"

Apa yang menjadi harapan kita untuk berbicara dengan sikap saleh ketika

anak remaja yang membangkang menolak kita? Apa yang menjadi

harapan kita untuk berbicara seperti yang dirancang oleh Allah kepada

suami yang menjauh, istri yang kritis, teman Kristen yang getir, atau

tetangga yang suka bertengkar? Dari mana kita mendapatkan kekuatan

Page 186: Bmf 53 teologi reformed

180 |TEOLOGI REFORMED

untuk berbicara dengan benar kepada majikan yang keras, penuntut, dan

tidak berterima kasih, atau kepada anak-anak yang mementingkan diri

sendiri dan terus mengeluh? Harapan apa yang kita miliki untuk

komunikasi yang utuh ketika kita memulai pembicaraan yang sulit dalam

keadaan lelah dan patah semangat? Apa yang akan kita lakukan ketika

kita bergumul dengan kegetiran kita sendiri, ketika kita marah, atau

bergumul dengan keinginan mengikuti jalan kita sendiri? Apa yang akan

menolong kita ketika tuduhan kepada kita tidak benar, ketika kita merasa

tidak dihargai, tidak diperhatikan, atau kebaikan kita dianggap sudah

menjadi kewajiban kita? Apa yang menjadi harapan kita untuk berbicara

dengan cara yang menunjukkan karya Allah dalam diri kita dan bukannya

menurut keinginan dari sifat dosa kita? Harapan kita satu- satunya adalah

Sang Firman. Karya-Nya bagi kita mengubah sama sekali cara yang dapat

kita pakai untuk menanggapi pergumulan kata-kata kita.

Anda mengetahui bagaimana cara kerjanya. Kebanyakan dari komunikasi

kita sehari-hari tidak ditata atau ditulis. Kita terus-menerus hanyut ke

dalam saat-saat yang bukan merupakan bagian dari agenda kita untuk

hari itu.

Misalnya anak laki-laki saya datang kepada saya pada Kamis malam jam

10:30 dan berkata, "Papa, saya harus menyerahkan tugas pelajaran sains

besok dan ada beberapa hal yang saya butuhkan." Ingat, dia telah

mendapat tugas ini selama berminggu-minggu! Sambil mencoba menjaga

ketenangan, saya menanyakan apa yang dia butuhkan. "Oh, saya

memerlukan sedikit papan untuk poster," dia mengatakan dengan ragu-

ragu. "Itu masih lumayan," saya berpikir. "Kita dapat menyatukan karton-

karton yang ada di rumah." "Ada lagi?" saya bertanya. Dia berkata, "Oh,

mungkin saya perlu beberapa spidol." Saya dapat merasakan tingkat

kemarahan saya meningkat, tetapi saya berdalih bahwa kita mungkin

dapat menuangkan air ke dalam beberapa spidol kering yang ada di

rumah untuk menyelesaikan satu proyek lagi. Sekali lagi saya bertanya,

"Ada lagi yang lain?" Dengan suara yang ketakutan dia berkata, "Dua

Page 187: Bmf 53 teologi reformed

181 |TEOLOGI REFORMED

belas anak ayam." Saya tidak dapat mempercayai apa yang saya dengar!

Saya merasakan wajah saya merah padam. "Tentu saja, saya akan pergi

ke toko ayam 24 jam dan membeli selusin yang segar!"

Dalam sekejap mata perang ini berkecamuk -- bukan, bukan antara anak

laki-laki saya dan saya, tetapi di dalam hati saya. Saya marah dan

frustrasi. Saya sudah lelah dengan ranjau-ranjau kesulitan yang tidak

terduga. Dengan menghantamnya dengan kata-kata, saya dapat dengan

berkuasa membuat kedudukan menjadi seri. Saya ingin mengatakan

kepadanya betapa bodohnya dia dan bahwa dia gila kalau dia pikir saya

akan membantunya. Saya ingin mengatakan kepadanya bahwa di zaman

saya, saya tidak pernah menunda-nunda tugas. Banyak sekali yang ingin

saya katakan, dan pada saat itu, sebaiknya saya mempunyai harapan

yang memampukan saya untuk melawan semua yang ingin saya lakukan

secara naluriah!

Jika perang berkecamuk di dalam hati kita pada momen-momen kecil dan

biasa, betapa hebatnya perang ini akan hadir pada momen-momen yang

menyakitkan dalam pernikahan, momen-momen yang mengecewakan

sebagai orang tua, dan kegagalan yang mengecewakan di dalam tubuh

Kristus! Kebanyakan dari momen-momen ini tidak dapat dihindarkan,

tetapi Anda akan menghadapinya dengan cara yang sama sekali berbeda

jika Anda percaya bahwa karena karya Firman, ada harapan bagi kita. Tiga

kata berikut yang dipakai Paulus untuk melukiskan harapan itu.

SEGALA SESUATU YANG KITA PERLUKAN

Kata kedua yang dipakai Paulus dalam Efesus 1:15-23 untuk menunjukkan

manfaat dari karya Sang Firman pada saat ini adalah kekayaan. Paulus

mengatakan tentang "betapa kayanya kemuliaan di dalam Kristus". Apa

yang dia sampaikan di sini? Petrus menangkapnya dengan baik ketika dia

mengatakan bahwa "kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita

segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh" (2Petrus 1:3).

Bukan hanya banyak, melainkan segala sesuatu yang berguna. Perhatikan

Page 188: Bmf 53 teologi reformed

182 |TEOLOGI REFORMED

kata-kata itu di sini. Kata kerja di dalam ayat Alkitab ini ("telah

menganugerahkan") memakai bentuk waktu perfektif, yang menunjukkan

suatu tindakan di masa lalu dengan akibat yang terus berlangsung hingga

ke masa yang akan datang. Artinya, Kristus telah memasukkan segala

sesuatu yang saya perlukan ke dalam perbendaharaan saya. Mungkin

Anda bertanya, "Untuk apa?" Petrus mengatakan, "Untuk hidup yang

saleh." Kepada saya telah dianugerahkan bukan hanya segala sesuatu

yang saya perlukan untuk hidup yang kekal, melainkan juga segala

sesuatu yang saya perlukan untuk menjalankan kehidupan yang saleh

sejak saya diselamatkan sampai Allah membawa saya pulang kepada Dia!

Biarlah kuasa dari kata-kata ini diserap. Tuhan tidak akan pernah

membiarkan Anda di dalam suatu keadaan tanpa memberikan semua

yang Anda butuhkan untuk melaksanakan panggilan-Nya bagi Anda.

Misalnya, Anda adalah seorang istri yang berada dalam pembicaraan

yang sangat sulit dengan suami Anda. Untuk saat seperti ini sudah ada

kekayaan di dalam perbendaharaan Anda. Mungkin Anda adalah pekerja

yang bergumul menghadapi majikan yang sangat kritis. Segala sesuatu

yang Anda butuhkan untuk berbicara dengan saleh telah diberikan.

Sebagai orang tua, Anda menghadapi satu hari lagi dimana anak remaja

Anda membangkang dan tidak hormat. Tuhan telah memberikan semua

kekayaan yang Anda perlukan untuk melewati luka dan kemarahan Anda

sendiri, serta untuk berfungsi sebagai alat-Nya. Firman telah datang dan

di dalam tangan-Nya ada kekayaan yang mulia. Karunia-Nya adalah satu-

satunya alat yang dapat menjinakkan lidah manusia!

Hal ketiga di dalam daftar sumber daya yang diberikan Paulus adalah

kuasa. Paulus mengatakan, "Betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang

percaya" (Efesus 1:19). Karena karya Sang Firman, kita mempunyai kuasa

untuk menang dari perang yang menjadi penyebab pergumulan kita

dengan kata-kata. Kita tidak bergumul dalam komunikasi hanya karena

kita kekurangan ketrampilan atau kata-kata. Masalah kita adalah

Page 189: Bmf 53 teologi reformed

183 |TEOLOGI REFORMED

ketidakberdayaan. Masalah kita adalah ketidakmampuan. Itulah

sebabnya Yakobus mengajukan pertanyaan retorika, siapa yang dapat

menjinakkan lidah? Jawaban Alkitab yang terbaik untuk pertanyaan ini

adalah tidak seorang pun di dunia ini yang mampu! Tetapi Kristus telah

datang, dengan menunjukkan kuasa-Nya dalam pelayanan-Nya,

menjalankan kuasa- Nya terhadap kejahatan di atas salib, dan

memberkati umat-Nya dengan kuasa di dalam pribadi Roh Kudus yang

berdiam di dalam mereka. Paulus mengatakan bahwa Allah, yang dapat

melakukan jauh lebih banyak daripada yang kita doakan atau pikirkan,

sedang bekerja dengan kuasa- Nya di dalam kita (lihat Efesus 3:20).

Perhatikan ini sebentar. Allah tidak mengeluarkan serangkaian perintah

agung dan tinggi, kemudian duduk bersandar untuk melihat apakah kita

mentaatinya. Tidak, Dia memahami bahwa dosa kita telah membuat kita

tidak berdaya, dan bahwa kita tidak akan mengetahui apa yang kita perlu

ketahui dan tidak dapat melakukan apa yang perlu kita lakukan tanpa Dia.

Oleh sebab itu Dia telah membebaskan kita dan masuk ke dalam diri kita

dengan Roh-Nya. Kuasa-Nya yang tidak terbayangkan ada di dalam kita!

Dan bukan hanya di dalam, kuasa-Nya sedang bekerja! Paulus

mengatakan bahwa kita telah diberikan kuasa yang hanya dapat

dibandingkan dengan kuasa yang telah membangkitkan Kristus dari

kematian.

Ini mengubah segala sesuatu. Sang Firman telah menjadikan kita tempat

tinggal-Nya sehingga kita mempunyai kuasa untuk berbicara seperti yang

telah dirancang-Nya. Di dalam Dia apa yang tidak mungkin menjadi

mungkin. Perang dapat dimenangkan. Lidah dapat dijinakkan sehingga

bukan lagi menjadi alat kejahatan, melainkan penghasil kebaikan.

Apa yang membuat buku ini berbeda dari buku komunikasi yang lain

bukanlah besarnya perbendaharaan hikmat dan pengalaman dari penulis

buku. Tetapi hanya satu: Injil. Injil mengubah sama sekali cara kita

Page 190: Bmf 53 teologi reformed

184 |TEOLOGI REFORMED

memahami dan melakukan perang dengan kata-kata yang merupakan

bagian terbesar dari pegumulan manusia.

Injil menghindarkan kita dari model komunikasi kekuatan independen

yang mengasumsikan bahwa masalah kita dapat diselesaikan dengan

pemahaman dan ketrampilan yang benar. Injil memaksa kita untuk

menghadapi ketidakmampuan kita. Injil juga menghindarkan kita dari

model komunikasi lemah dan tidak mampu yang membuat kita melihat

target Tuhan dan mengatakan, "Kalau saja kita sanggup!" Di dalam

Kristus kita merangkul ketidakmampuan dan kemampuan. Firman datang

dan memenuhi kita dengan kuasa-Nya karena kita begitu lemah. Tetapi di

dalam Kristus, kita yang dulunya tidak sanggup berdiri, sekarang sanggup

berdiri!

Terapkan ini ke dalam dunia pembicaraan Anda. Kuasa telah diberikan. Ia

tinggal di dalam Anda oleh Roh dan menjangkau sampai kelemahan

komunikasi Anda yang terdalam. Hai, istri, Anda menyangkal Injil jika

Anda melihat suami Anda lalu berkata kepada diri Anda sendiri, "Untuk

apa lagi? Dia tidak dapat berubah." Hai, suami, Anda menyangkal Injil

dengan membela diri dan merasa benar sendiri ketika istri Anda mencoba

berbicara kepada Anda tentang dosa di dalam percakapan Anda. Hai,

orang tua, Anda menyangkal Injil ketika Anda membiarkan komunikasi

Anda dengan anak Anda dikuasai oleh emosi dan keinginan yang tidak

terkendalikan. Karena Firman telah datang dan telah memberikan kepada

kita kuasa-Nya, kita dapat melangkah maju dengan penuh keberanian,

percaya bahwa kita akan berkembang dalam dunia pembicaraan kita.

Karena kehadiran Roh Allah yang tinggal di dalam kita, ada harapan

bahwa lidah dapat melakukan kebaikan yang telah ditentukan Allah.

Tidak ada yang dapat mengatakan bahwa kita terlalu lemah ("Kalau saja

saya lebih beriman" atau "Kalau saja saya sedikit lebih berani atau "Kalau

saja saya dapat memikirkan hal yang tepat untuk dikatakan"). Tidak

seorang pun di antara kita yang dapat menyalahkan kepribadian kita

Page 191: Bmf 53 teologi reformed

185 |TEOLOGI REFORMED

("Saya orangnya terbuka" atau "Saya sangat pemalu" atau "Maaf, saya

bukan orang yang mudah bangun pagi"). Tidak seorang pun dari kita yang

dapat menyalahkan masa lalu kita ("Saya tidak pernah diberikan contoh

komunikasi yang baik" atau "Saya selalu diajarkan untuk melawan" atau

"Orang tua saya tidak pernah sungguh-sungguh memakai waktu untuk

mengajar kami"). Tidak seorang pun dari kita yang boleh menyalahkan

orang-orang di sekeliling kita ("Kalau saja saya mempunyai anak-anak

yang lebih penurut" atau "Kalau saja suami saya lebih mengasihi dan

lebih perhatian, maka saya akan ..." atau "Kalau saja istriku tidak selalu

mengkritik saya" atau "Kalau saja majikan saya lebih menghargai apa

yang saya lakukan bagi dia setiap hari"). Tidak seorang pun di antara kita

yang boleh menyalahkan situasi kita sekarang ini ("Kalau saja saya

mempunyai lebih banyak waktu" atau "Kalau saja pekerjaan saya tidak

begitu banyak menuntut saya").

Benar, kita hidup dengan orang berdosa, jadwal kita padat, banyak di

antara kita dibesarkan di lingkungan yang negatif, dan kita semua telah

diberikan kepribadian yang berbeda yang membantu dan menghambat

kita dalam berbagai cara. Tetapi ini yang penting: Allah telah memberikan

kita Roh-Nya, bukan sekalipun, melainkan oleh karena kenyataan ini. Roh

Kudus diberikan agar kita dapat melakukan kehendak Allah sekalipun kita

adalah orang berdosa di dunia yang berdosa, sehingga hidup dan kuasa-

Nya dapat menutupi semua akibat dosa kita sendiri dan dosa orang lain

terhadap kita, sehingga kita benar-benar dapat melakukan kehendak

Allah! Kuasa-Nya tidaklah jauh atau terlelap, tetapi sedang bekerja di

dalam kita! Kita dapat berbicara menurut standar Allah dan menurut

rancangan-Nya karena Dia hidup di dalam kita dengan kuasa yang aktif.

PEMERINTAHAN KRISTUS YANG PERSONAL DAN YANG MENEBUS

Kata terakhir yang merangkum sumber daya yang telah dikaruniakan

kepada kita di dalam Kristus adalah kendali. Paulus mengatakan bahwa

Kristus adalah "Kepala dari segala yang ada. Jemaat yang adalah tubuh-

Page 192: Bmf 53 teologi reformed

186 |TEOLOGI REFORMED

Nya" (Efesus 1:22-23). Tidak ada situasi yang akan kita hadapi yang tidak

dikendalikan oleh Kristus. Kehidupan kita tidak berada di luar kendali.

Kristus secara hati-hati mengaturnya demi kebaikan kita dan kemuliaan-

Nya.

Konsep tentang pengepalaan dan kendali Kristus secara tepat masuk ke

dalam komunikasi kita yang paling bermasalah. Sering kata-kata kita

menunjukkan suatu usaha untuk mengendalikan segala sesuatu demi

kepentingan kita. Kita didorong oleh suatu perasaan pribadi tentang apa

yang kita inginkan atau apa yang kita anggap baik, sehingga kita berbicara

dengan cara yang menjamin bahwa kita akan mendapatkannya. Kita

membela diri, menuduh, menimbulkan rasa bersalah, memanipulasi,

merasionalisasi, bertengkar, mendesak, memohon, atau mengancam,

semuanya dengan tujuan mengendalikan seseorang atau suatu situasi.

Adakalanya kita melakukannya karena rasa takut. Rasanya sungguh

seolah-olah kehidupan kita sedang berguling di luar kendali kita. Memang

kelihatannya orang-orang di sekeliling kita sedang menghambat apa yang

kelihatannya paling baik. Kelihatannya tepat bagi kita untuk mengambil

kendali, kalau tidak, apa yang akan terjadi? Tetapi pembicaraan yang

didorong rasa takut melupakan salah satu janji paling berharga dari Injil:

bahwa Kristus sekarang ini, pada saat ini, sedang mengendalikan segala

sesuatu bagi kebaikan kita secara khusus sebagai anak-anak Allah.

Mungkin saya tidak selalu melihat tangan-Nya dan saya tidak selalu

melihat kebaikan yang Dia lakukan, tetapi Dia tetap aktif dan memegang

kendali. Komunikasi yang mencoba untuk mencari keamanan pribadi

dengan mengambil kendali telah melupakan salah satu karunia paling

manis dari Firman, yaitu kendali Allah atas segala sesuatu bagi anak-anak-

Nya.

Cara lain untuk mengatakan hal ini adalah bahwa kata-kata kita sering

menunjukkan bahwa kita tidak begitu percaya kepada Tuhan karena kita

Page 193: Bmf 53 teologi reformed

187 |TEOLOGI REFORMED

mencoba menjadi Dia. Kita mencoba melakukan dengan kata-kata kita

apa yang hanya dapat dilakukan-Nya.

Sebagai contoh, seorang ayah tidak seharusnya begitu takut pada apa

yang akan terjadi pada anaknya sampai-sampai dia mencoba melakukan

dengan kata-katanya apa yang hanya dapat dilakukan Allah dengan

anugerah-Nya, "Kalau ini adalah hal terakhir yang akan saya lakukan, saya

akan membuat kamu, menghormati saya" (ancaman). "Pikirkan semua

kerja keras kami, pikirkan semua uang yang kami keluarkan, pikirkan

semua waktu yang kami tanamkan -- apakah ini ucapan terima kasih yang

kami dapatkan?" (rasa bersalah). "Ingat mobil yang kamu minta untuk

ulang tahunmu? Kalau kamu ____, kita tidak tahu -- mungkin kamu akan

memegang kuncinya" (manipulasi). Dalam masing-masing contoh,

pembicara mencoba memutar hati anaknya dengan sejenis alat verbal.

Tetapi usaha untuk mengendalikan dengan kata-kata tidak selalu muncul

dari rasa takut. Usaha ini sering juga timbul dari keangkuhan. Sebagai

orang berdosa, kita cenderung mementingkan diri sendiri. Kita cenderung

bergumul dengan rasa puas diri dan memasuki setiap keadaan penuh

dengan keinginan kita sendiri.

Ketika saya bangun pagi, sering sekali orang pertama yang saya pikirkan

adalah saya! Saya sudah dipenuhi dengan keinginan saya sendiri,

membayangkan di dalam pikiran saya seperti apa hari itu jadinya. Ketika

saya duduk di kantor dan telepon berbunyi, saya sering berpikir, "Apa

lagi?" karena takut kalau-kalau seseorang akan mengganggu rencana

saya. Ketika saya pulang sambil mengemudikan mobil di malam hari, saya

sering memimpikan seperti apa malam itu, mengkuatirkan bencana apa

yang akan dibawa orang lain ke dalam rumah yang akan merusak mimpi

saya. Kata-kata kita sering menunjukkan betapa kita berfokus pada diri

sendiri dan betapa inginnya kita mendapatkan apa yang kita inginkan dari

orang lain.

Page 194: Bmf 53 teologi reformed

188 |TEOLOGI REFORMED

"Tidak dapatkah saya menikmati kedamaian satu malam saja!" teriak

seorang ayah kepada anaknya yang datang meminta bantuannya untuk

proyek yang perlu waktu semalam suntuk. "Saya rasa kamu tidak

sungguh- sungguh mencintai saya!" kata seorang istri kepada suaminya

yang keluar dengan bergegas karena sudah terlambat dan sekarang

menjadi marah dan frustrasi pula. Kata-kata si istri terfokus pada diri

sendiri, dikatakan pada waktu yang tidak tepat, dan tidak mempedulikan

kebutuhan suaminya. "Kalau saya tidak tinggal di sini, separuh dari

persoalan saya akan selesai!" gerutu seorang remaja yang ditegur karena

sikapnya yang buruk. Karena didorong oleh keinginannya, dia balik

menyerang orang tuanya yang kelihatan selalu menghambatnya.

Injil membahas pergumulan ini juga. Kristus memanggil kita untuk suatu

agenda yang lebih tinggi daripada kesenangan kita sendiri. Kristus

mengendalikan segala sesuatu bagi kita, tetapi pengendalian-Nya bukan

dilakukan demi kesenangan kita. Kita dipanggil untuk mentaati Kristus

agar kita menjadi kudus dan supaya kekudusan kita memberikan

kemuliaan kepada-Nya.

Sang Firman telah datang dan telah membawa ke dalam dunia kita

pengendalian yang mulia, menyeluruh, setia, dan menebus. Pembicaraan

kita harus bersumber pada kedamaian yang kita temukan di dalam

pengendalian-Nya.

Sumber daya yang tersedia dalam Kristus merupakan satu-satunya

harapan kita agar kata-kata kita dapat diucapkan sesuai dengan standar-

Nya dan menurut rancangan-Nya. Di dalam Firman kita menemukan

harapan ketika segala sesuatu sepertinya tidak ada harapan, kita

menemukan kekayaan ketika kita merasa miskin, kita menemukan kuasa

ketika kita melihat kelemahan kita, dan kita menemukan pengendalian

ketika segala sesuatu di sekeliling kita kelihatannya di luar kendali.

INJIL DAN PEMBICARAAN ANDA

Page 195: Bmf 53 teologi reformed

189 |TEOLOGI REFORMED

Pembicaraan yang utuh dari tubuh Kristus di rumah, gereja, atau tempat

kerja berakar pada kenyataan Injil yang mulia. Firman telah datang dan

membawa beserta-Nya segala sesuatu yang kita butuhkan untuk melalui

kehidupan dengan pembicaraan yang saleh. Karena Dia telah datang, kita

dapat mempunyai harapan bahwa kata-kata kita akan mengikuti pola dari

Sang Pembicara Agung dan bukan mengikuti si Pendusta Besar itu.

Firman telah datang untuk membebaskan kita dari kerusakan besar yang

ditimbulkan kejatuhan, dimana karunia komunikasi yang luar biasa

menjadi dunia kesusahan yang mengerikan. Kristus telah datang untuk

menjinakkan apa yang tidak akan pernah dijinakkan manusia. Dia telah

datang untuk memakai apa yang kelihatannya tidak dapat dipakai bagi

tujuan-Nya. Dia telah datang untuk memberikan kepada kita kekayaan

yang mulia dan kuasa yang tidak terimbangi sehingga lidah kita dapat

dipakai sebagai alat kebenaran-Nya. Dunia pembicaraan kita tidak perlu

menjadi dunia kesulitan karena satu alasan yang andal ini: Firman telah

datang.

PENDALAMAN DAN PENERAPAN PRIBADI: KRISTUS DAN PEMBICARAAN

ANDA

Ujilah pembicaraan Anda dengan orang lain minggu ini. Apakah

pembicaraan Anda dibangun di atas fondasi kokoh yang telah Kristus

dirikan bagi kita? Contohnya:

Apakah Anda dengan rendah hati mengakui ketidakmampuan Anda dan

memohon pertolongan Tuhan sebelum tiba waktunya untuk melakukan

komunikasi yang penting?

Dalam hubungan Anda yang penting, apakah Anda mencoba melakukan

dengan kata-kata hal yang hanya dapat dilakukan Tuhan dengan

anugerah dan kuasa-Nya?

Page 196: Bmf 53 teologi reformed

190 |TEOLOGI REFORMED

Apakah Anda menjadi korban keputusasaan sehingga Anda tidak mau

berbicara ketika kata-kata Anda dibutuhkan atau menyerah pada pola

pembicaraan yang berdosa?

Apakah Anda mau mengakui kelemahan Anda dalam komunikasi,

mengenal adanya tema yang timbul berulang-ulang, mengaku pada

Tuhan dan orang-orang yang telah Anda sakiti, dan berkomitmen pada

pola pembicaraan yang baru? (Semua ini didasarkan pada merangkul janji

Kristus bahwa kekuatan-Nya disempurnakan di dalam kelemahan kita.)

Apakah Anda mampu memikirkan dengan rendah hati apa yang

ditunjukkan orang lain sebagai dosa dalam pembicaraan Anda? Ataukah

Anda menyangkal, merasionalisasi, menyerang balik, mencari kambing

hitam, atau bersenang-senang di dalam kegagalan Anda?

Apakah Anda bersyukur kepada Tuhan setiap hari atas karunia-Nya, dan

harapan yang diberikan sehingga Anda dapat berbicara dengan

memberkati orang lain dan memuliakan-Nya?

Bacalah Efesus 1:15-23. Mintalah Tuhan untuk membuka mata Anda

terhadap kebaikan yang mulia dari karya Kristus dan harapan yang

diberikan bagi kata-kata Anda. Mintalah agar Dia menunjukkan kepada

Anda di mana perubahan dibutuhkan dan melangkahlah dengan iman.

Terakhir, tinggallah di dalam kenyataan akan apa yang dikatakan Yohanes

tentang Firman itu: "Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah

menerima kasih karunia demi kasih karunia" (Yohanes 1:16), dan percaya

bahwa aliran anugerah-Nya yang terus menerus mengalir dapat

mengubah dunia pembicaraan Anda secara radikal.

Sumber:

Bahan di atas dikutip dari sumber:

Judul buku : War of Words

Page 197: Bmf 53 teologi reformed

191 |TEOLOGI REFORMED

Penulis : Paul David Tripp

Penerbit : Momentum, Surabaya, 2004

Halaman : 53 - 66

Kematian Kristus

Editorial:

Dear e-Reformed netters,

Senang sekali bisa berjumpa Anda lagi. Posting saya kali ini ingin saya

pakai untuk mempersiapkan kita semua dalam menyambut perayaan hari

penting umat Kristen, yaitu PASKAH, hari kematian Kristus. Namun

sebelum Anda membacanya, saya ingin minta maaf terlebih dahulu,

khususnya kepada para pembaca e-Reformed yang memiliki keyakinan

pada Doktrin Penebusan Universal, yaitu doktrin yang percaya bahwa

Kristus mati untuk semua orang. Tiga artikel pendek yang diambil dari

bukunya John Owen ini akan menjelaskan tentang beberapa masalah dari

Doktrin Penebusan Universal.

Saya perkirakan, sebagian besar umat Kristen di Indonesia lebih

mempercayai/menyukai Doktrin Penebusan Universal dibandingkan

dengan Doktrin Pilihan. Selain lebih mudah dinalar, Doktrin Penebusan

Universal juga dirasa lebih manusiawi. Namun demikian, kebenaran yang

kita pegang seharusnya berdiri di atas Kebenaran yang sejati, bukan di

atas penalaran dan perasaan manusia. Oleh karena itu, saya ingin

mengajak Anda untuk meninjau kembali kebenaran tentang "untuk siapa

Kristus mati" dengan meneliti kebenaran Alkitab. Artikel-artikel John

Owen yang saya kutipkan dari bukunya "The Death of Death in the Death

of Christ" ini saya pikir dapat menolong kita untuk melihat secara teliti

apa yang sebenarnya Alkitab katakan tentang tujuan kematian Kristus.

Page 198: Bmf 53 teologi reformed

192 |TEOLOGI REFORMED

Salah satu ayat yang sering dipakai untuk mendukung Doktrin Penebusan

Universal adalah Yohanes 3:16. Ayat ini banyak ditafsirkan dengan cara

yang tidak sesuai dengan maksud penulisan bahasa aslinya. Artikel ketiga

yang saya sajikan di sini akan membahas secara khusus tentang

penafsiran ayat tersebut. Nah, supaya Anda tidak semakin penasaran,

silakan simak posting saya di bawah ini.

Selamat membaca dan merenungkan.

In Christ,

Yulia

< yulia in-christ.net >

Artikel Terkait

Teologia Reformed dan Relevansinya bagi Gereja Masa Kini

Roh Kudus dan Alkitab

Gereja Beraliran Teologi Reformed

Karya Roh Kudus dalam Mematikan Dosa

Apakah Tujuan Kematian Kristus?

Bimbingan dan Rencana Allah (1)

Perjanjian Baru: Kovenan Penebusan dalam Yesus Kristus

Penulis:

John Owen

Edisi:

71/II/2006

Isi:

Page 199: Bmf 53 teologi reformed

193 |TEOLOGI REFORMED

Artikel 1: JAWABAN TERHADAP EMPAT ALASAN UMUM

YANG SERING DIPAKAI OLEH DOKTRIN PENEBUSAN

UNIVERSAL

Artikel 2: PENJELASAN PENDAHULUAN MENGENAI AYAT-

AYAT YANG MENGGUNAKAN KATA "DUNIA"

Artikel 3: STUDI TERPERINCI MENGENAI YOHANES 3:16

JAWABAN TERHADAP EMPAT ALASAN UMUM YANG SERING DIPAKAI

OLEH DOKTRIN PENEBUSAN UNIVERSAL

Alasan 1.

Terdapat ayat-ayat Alkitab yang berbicara mengenai apa yang dicapai

Kristus melalui kematian-Nya dengan istilah-istilah yang sangat umum

dan tidak jelas. Oleh karena itu timbul pendapat bahwa kematian-Nya

bukanlah bagi tujuan tertentu atau terbatas.

Sebagai contoh, Alkitab berbicara mengenai nilai kematian Kristus yang

tak terbatas. Di mana dikatakan mengenai pengucuran "darah Anak-Nya

sendiri" (Kis. 20:28). Kematian Kristus dikatakan sebagai suatu

persembahan "tanpa cacat" yang dipersembahkan oleh "Roh yang kekal"

(Ibr. 9:14). Darah Kristus dikatakan "mahal", lebih mahal dari perak atau

emas (lPtr. 1:18). Jika kematian Anak Allah memiliki nilai yang begitu

nyata dan tak terbatas, mungkinkah itu tidak cukup untuk menebus

semua manusia?

Kita tidak menyangkal bahwa kematian Kristus adalah pembayaran yang

cukup untuk menebus semua manusia. Apa yang kita tekankan ialah

Alkitab menyatakan dengan jelas bahwa kematian Kristus tidak

dimaksudkan untuk menjadi tebusan bagi setiap manusia. Sebagian orang

mungkin keberatan: Jika Kristus tidak mati untuk semua manusia, maka

tidak ada gunanya untuk memberitakan Injil kepada semua orang, seperti

yang diperintahkan kepada kita (Mat. 28:19). Saya menjawab:

Page 200: Bmf 53 teologi reformed

194 |TEOLOGI REFORMED

Terdapat sejumlah orang yang akan diselamatkan dari setiap bangsa. Hal

ini tidak dapat terlaksana tanpa pengabaran Injil kepada seluruh bangsa.

Karena sekarang tidak ada lagi perlakuan khusus untuk Bangsa Yahudi,

maka Injil harus diberitakan kepada semua bangsa tanpa pembedaan.

Panggilan kepada manusia untuk percaya, pertama-tama bukanlah

panggilan untuk percaya bahwa Kristus telah mati secara khusus bagi

mereka, tetapi panggilan untuk percaya bahwa di luar Kristus tidak ada

yang dapat membawa keselamatan.

Para Pendeta tidak pernah dapat mengetahui siapa di antara jemaatnya

yang adalah orang-orang pilihan Allah. Karena itu, mereka harus

memanggil semuanya untuk percaya, dan meyakinkan bahwa semua

yang percaya akan diselamatkan karena kematian Kristus cukup untuk

menyelamatkan setiap orang yang percaya.

Pembahasan tersebut seharusnya sudah cukup untuk menjelaskan bahwa

Injil harus diberitakan kepada semua orang, meskipun tidak semua orang

diselamatkan.

(Uraian panjang lebar penggunaan istilah-istilah "dunia" dan "semua

manusia" akan di bahas di dua artikel selanjutnya)

Alasan 2.

Alkitab terkadang memberikan kesan bahwa sebagian orang yang

untuknya Kristus mati tidak benar-benar diselamatkan. Hal ini berarti

bahwa Kristus pasti telah mati untuk semua orang, tetapi hanya beberapa

orang saja yang berhasil memenuhi syarat-syarat yang ditentukan.

Kita perlu memahami bahwa Alkitab sering menggambarkan manusia

dengan penampilan luarnya dan bukan keadaan sebenarnya di dalam

dirinya. Contohnya, Yerusalem disebut "kota kudus" (Mat. 27:53). Bukan

berarti kita harus berpikir bahwa Yerusalem sungguh-sungguh kudus.

Page 201: Bmf 53 teologi reformed

195 |TEOLOGI REFORMED

Demikian juga, Alkitab seringkali menggambarkan orang-orang sebagai

"kudus" atau "orang-orang suci" atau bahkan sebagai "pilihan" karena

mereka secara lahiriah berkaitan dengan komunitas orang percaya.

Paulus berkata mengenai orang-orang percaya di Filipi: "Memang sudah

sepatutnya aku berpikir demikian akan kamu semua" (Fil. 1:7). Dari

perkataan tersebut, tidak dapat disimpulkan bahwa semua penerima

surat Paulus adalah orang percaya. Paulus menilai mereka berdasarkan

pengenalan terbaik yang dimilikinya mengenai mereka. Jadi jika beberapa

orang gagal diselamatkan, kita tidak boleh mengatakan bahwa Allah

berniat untuk menyelamatkan semua tetapi hanya beberapa yang

terjangkau. Barangsiapa gagal, sebenarnya tidak pernah sungguh-

sungguh menjadi orang percaya, meskipun dari luar tampak seperti orang

percaya.

Alasan 3.

Alkitab terkadang mengesankan bahwa keselamatan ditawarkan secara

umum kepada semua orang, asal saja mereka mau percaya akan

diselamatkan. Dengan demikian, disimpulkan bahwa Kristus pasti mati

untuk semua orang.

Dalam Alkitab, memang iman dan keselamatan selalu berkaitan. Orang

yang percaya akan diselamatkan. Tetapi ini tidak lebih dari berarti bahwa

semua orang percaya pasti akan diselamatkan. Ini tidak berarti bahwa

Allah bermaksud untuk menyelamatkan semua orang jika mereka mau

percaya. Alasannya:

Kenyataan Allah tidak menawarkan hidup kekal pada semua manusia.

Sebagian besar umat manusia tidak pernah mendengar Injil.

Perintah umum Allah tidak memberitahukan kita akan maksud-maksud

khusus-Nya. Secara umum, Allah memerintahkan manusia untuk taat

kepada-Nya. Tetapi dalam contoh kasus Firaun, maksud Allah berbeda

dengan perintah-Nya, karena Ia mengeraskan hati Firaun (Kel. 4:21),

sementara itu juga memerintahkannya untuk taat.

Page 202: Bmf 53 teologi reformed

196 |TEOLOGI REFORMED

Janji Injil mengajarkan kepada kita hubungan yang tak terpisahkan antara

iman dan keselamatan. Tetapi ini tidak berarti Allah menghendaki semua

orang bertobat dan percaya, karena jika demikian mengapa ada

pemilihan ilahi? Jika Ia bermaksud menyelamatkan semua orang,

mengapa hanya memilih sebagian? Dan bagaimanapun juga, jika Ia

bermaksud untuk menyelamatkan semua orang, mengapa Ia gagal untuk

mencapai maksud-Nya? (Tidak ada gunanya untuk berpendapat bahwa Ia

gagal karena manusia tidak mau percaya; Ia seharusnya sudah

mengetahui sebelumnya bahwa mereka tidak akan percaya; lalu

mengapa Ia merencanakan sesuatu yang Ia sudah tahu tidak akan

terlaksana?)

Juga fakta bahwa orang percaya dan yang tidak percaya hidup campur

bersama, dan para pendeta tidak dapat memastikan siapa yang dipilih

dan siapa yang tidak dipilih Allah, berarti ia harus berkhotbah secara

umum bagi semua orang. Ini tidak berarti bahwa janji Injil diperuntukkan

bagi semua orang secara umum, melainkan ia hanya dikabarkan kepada

semua orang. Karena Kristus hanya diterima berdasarkan iman, dan iman

merupakan pemberian Allah bagi mereka yang dikehendaki-Nya, maka

jelas bahwa Ia tidak mungkin merencanakan keselamatan mereka yang

tidak diberi-Nya iman.

Alasan 4.

Jika Kristus tidak mati untuk semua orang, bukankah seruan Alkitab

kepada semua orang bahwa mereka harus percaya tidak ada gunanya?

Perlu dipahami bahwa iman yang dibicarakan dalam Alkitab memiliki

berbagai tahap pertumbuhan dan urutan penggunaan yang logis. Kita

tidak boleh berpikir seruan Alkitab untuk percaya secara pasti akan

menjadikan setiap orang percaya Kristus mati untuknya secara khusus.

Ada hal-hal lain yang dipercayai, yang dapat diterima oleh semua

manusia. Tak seorang pun yang diperintahkan untuk mempercayai

sesuatu yang tidak memiliki cukup bukti. Sebagai contoh:

Page 203: Bmf 53 teologi reformed

197 |TEOLOGI REFORMED

Hal pertama yang harus dipercayai oleh manusia adalah bahwa mereka

tidak dapat menyelamatkan diri mereka sendiri, karena mereka adalah

orang berdosa. Setiap manusia mempunyai bukti mengenai hal ini di

dalam dirinya sebagaimana yang ditunjukkan Paulus dalam Roma 1-3.

Berapa banyak orang yang tidak mau mempercayai hal ini meskipun

mereka mempunyai banyak bukti untuknya!

Injil memanggil orang-orang berdosa untuk percaya bahwa Allah telah

menyediakan jalan keselamatan melalui Yesus Kristus. Berjuta-juta orang

telah mendengarnya tetapi menolak untuk menerima hal itu meskipun

ada banyak bukti untuknya.

Injil memanggil orang-orang berdosa untuk percaya bahwa tidak ada

Juruselamat yang lain selain Yesus Kristus. Hal ini merupakan hal yang

paling ditolak orang Yahudi. Mereka malah menganggap Kristus sebagai

musuh Allah!

Panggilan umum ini dilakukan bukan karena Kristus mati untuk semua

orang, tetapi karena kebenaran-kebenaran ini merupakan bukti untuk

semua orang. Dan hanya setelah penjelasan ini diberikan, orang baru

dipanggil untuk percaya bahwa Yesus mati untuknya secara khusus.

Sebagian orang telah memperhatikan bahwa Pengakuan Iman Rasuli

(Ringkasan kuno agama Kristen) menempatkan frasa "pengampunan dosa

dan hidup yang kekal" di bagian akhir. Hal ini mengisyaratkan bahwa

sebelum kita sampai pada pengampunan dosa dan hidup yang kekal, ada

hal-hal lain yang harus dipercayai dulu; dan telah ada banyak bukti bagi

hal itu.

PENJELASAN PENDAHULUAN MENGENAI AYAT-AYAT YANG

MENGGUNAKAN KATA "DUNIA"

Page 204: Bmf 53 teologi reformed

198 |TEOLOGI REFORMED

Sebenarnya saya enggan untuk menyebutkan pasal-pasal Alkitab yang

telah digunakan untuk mendukung pendapat bahwa Kristus mati untuk

semua manusia. Bukan karena ayat-ayat tersebut sulit saya jelaskan,

tetapi karena saya tidak ingin menyinggung ketidakbenaran ini. Saya

menduga bahwa ayat-ayat tersebut telah disampaikan kepada para

pembaca oleh mereka yang meyakini kesalahan tersebut. Jadi sekarang

saya harus memberikan jawaban kepada Anda untuk menjawab mereka.

Jangan terbawa oleh kelogisan kata-kata semata. Ingatlah selalu apa yang

menjadi garis besar pengajaran Alkitab, dan jangan pernah menafsirkan

satu ayat bertentangan dengan garis besar tersebut. Sebagai contoh, kata

"dunia" dalam suatu ayat dapat diartikan berdasarkan ayat-ayat di

sekitarnya; ada 5 penggunaan yang berbeda dari kata "dunia":

Alam semesta atau bumi sebagai tempat tinggal

[Ayub 34:13

Matius 13:38

Kisah Para Rasul 17:24

Efesus 1:4

dan banyak ayat lainnya]

Penduduk dunia:

Semua orang tanpa terkecuali

[Roma 3:6

Semua tanpa perbedaan

Yohanes 7:4

Banyak orang Kebanyakan orang

Matius 18:7

Kerajaan Roma

Roma 1:8

Page 205: Bmf 53 teologi reformed

199 |TEOLOGI REFORMED

Orang-orang yang baik

Lukas 2:1

Yohanes 6:33

Orang-orang yang jahat

Yohanes 14:17

dan banyak ayat lainnya]

Dunia sebagai sistim yang rusak

[Galatia 6:14]

dan banyak ayat lainnya

Pemerintahan manusia

[Yohanes 18:36

dan banyak ayat lainnya]

Kerajaan setan

[Yohanes 14:30

dan banyak ayat lainnya]

Sebagian orang mungkin mengajukan keberatan bahwa sebuah kata

harus selalu mempunyai makna yang sama di manapun letaknya dalam

Alkitab. Saya menjawab: Hal itu tidak benar, karena ada beberapa bagian

di mana Alkitab menggunakan arti yang berbeda untuk kata yang sama

dalam kalimat yang sama. Dalam Mat. 8:22, kata "mati" yang pertama

berarti kematian rohani dan yang kedua berarti kematian jasmani. Dalam

Yoh 1:10, kata "dunia" yang pertama berarti bumi tempat tinggal,

sedangkan yang kedua berarti planet bumi, dan ketiga berarti sebagian

manusia di atas bumi.

Page 206: Bmf 53 teologi reformed

200 |TEOLOGI REFORMED

Demikianlah, jika kata "dunia" kadangkala digunakan untuk mengartikan

sebagian manusia, maka kata ini tidak boleh dipaksakan harus selalu

berarti semua manusia. Dan ada beberapa bagian di mana kata tersebut

secara jelas tidak mengacu pada semua manusia.

Lukas 2:1 - "seluruh dunia". Ini jelas mengacu pada Kerajaan Romawi.

Tidak mungkin mengacu pada setiap orang di dunia.

Yohanes 1:10 - "dunia tidak mengenal-Nya". Tetapi sebagian manusia

mengenal-Nya. Oleh karena itu kata "dunia" di sini tidak dapat diartikan

setiap orang.

Yohanes 8:26 - "Kukatakan kepada dunia". Tetapi hanya beberapa orang

Yahudi yang mendengarNya berbicara. Kata "dunia" tidak dapat diartikan

setiap orang.

Yohanes 12:19 - "seluruh dunia datang mengikuti Dia". Ini hanya dapat

diartikan sebagian besar bangsa Yahudi datang mengikuti Dia. Tidak

dapat diartikan setiap orang.

1 Yohanes 5:19 - "seluruh dunia". Tetapi ada banyak orang percaya dalam

dunia ini yang tidak berada dalam kuasa si jahat. Kata "dunia" tidak dapat

diartikan setiap orang.

Jadi secara umum kata "dunia" hanya mengacu pada sebagian orang di

dunia. Saya tidak tahu mengapa kata tersebut diartikan lain pada bagian-

bagian di atas dalam hubungannya dengan keselamatan.

Setelah pengamatan-pengamatan umum ini, marilah kita melihat

beberapa ayat Alkitab yang menggunakan istilah "dunia", antara lain Yoh.

1:29; 3:16; 4:42; 6:51; 2Kor. 5:19 dan 1 Yoh. 2:2. Dengan menggunakan

ayat- ayat tersebut, beberapa orang berpendapat:

Dunia meliputi semua dan setiap manusia.

Kristus dikatakan mati untuk dunia.

Page 207: Bmf 53 teologi reformed

201 |TEOLOGI REFORMED

Jadi Kristus mati untuk semua dan setiap manusia.

Logika semacam ini salah karena kata "dunia" digunakan dalam dua

pengertian yang berbeda. Dalam pernyataan pertama, "dunia" mengacu

pada bumi sebagai planet. Dalam pernyataan kedua, kata ini mengacu

pada orang-orang di dalam dunia. Tidak ada titik temu di antara kedua

pernyataan tersebut. Jadi kesimpulan yang dihasilkan juga salah (kecuali

Anda ingin mengatakan bahwa Kristus mati untuk planet bumi).

Beberapa orang berusaha untuk merumuskan kembali argumen

tersebut secara demikian:

Di dalam beberapa bagian Alkitab, "dunia" mengacu pada semua dan

setiap manusia.

Kristus dikatakan mati untuk dunia.

Jadi Kristus mati untuk semua dan setiap manusia.

Argumen ini juga salah, karena Anda tidak dapat menarik suatu

kesimpulan umum jika pernyataan pertama hanya mengacu pada makna

sempit dari sebuah kata atau frasa, seperti kata "beberapa bagian". Juga

saya harus menegaskan bahwa pada banyak bagian, kematian Kristus

hanya dikaitkan pada "domba-domba-Nya" atau "jemaat-Nya".

Jadi argumentasi tersebut harus ditulis ulang, seperti ini:

Pada beberapa bagian Alkitab kata "dunia" berarti semua dan setiap

manusia.

Pada beberapa bagian Alkitab, Kristus dikatakan mati untuk seluruh

dunia.

Jadi Kristus mati untuk semua dan setiap manusia.

Page 208: Bmf 53 teologi reformed

202 |TEOLOGI REFORMED

Jelas bagi siapa pun, argumentasi ini tampak menggelikan! Harus

ditunjukkan bahwa "beberapa bagian" dari pernyataan pertama adalah

sama dengan "beberapa bagian" pada pernyataan kedua. Bila tidak,

argumentasi tersebut tidak membuktikan apa-apa. Dan dalam kasus

apapun, sebuah kesimpulan umum tidak dapat diambil dari pernyataan

pertama yang terbatas, seperti yang telah kita lihat sebelumnya.

Jadi sebagai pembukaan, saya kira saya telah memaparkan kesalahan dari

argumen-argumen yang didasarkan pada penggunaan kata "dunia". Saya

berani mengatakan bahwa argumen-argumen lemah tersebut tidak

pernah dipakai oleh orang-orang yang berpikir baik-baik! Tinggalkanlah

argumen-argumen itu, marilah kita kembali kepada Alkitab itu sendiri.

STUDI TERPERINCI MENGENAI YOHANES 3:16

Ayat ini sering dipakai untuk mengajarkan bahwa:

"mengasihi" = Allah mempunyai kerinduan alamiah bagi

kebaikan dari

"dunia" =

seluruh umat manusia dari segala suku

bangsa di segala tempat dan waktu,

sehingga

"memberikan" =

Ia memberikan Anak-Nya untuk mati, bukan

untuk secara aktual menyelamatkan orang-

orang tertentu, tetapi

"Barangsiapa" = supaya setiap orang yang memiliki

kemampuan alamiah untuk percaya

"beroleh" = dengan demikian dapat beroleh hidup yang

kekal.

Page 209: Bmf 53 teologi reformed

203 |TEOLOGI REFORMED

Seharusnya, kita memahami ayat tersebut sebagai berikut:

"mengasihi" = Allah mempunyai kasih yang begitu khusus

dan agung sehingga Ia menghendaki

"dunia" = Semua umat-Nya yang berasal dari segala

suku bangsa pasti akan diselamatkan

"memberikan" =

dengan menetapkan Anak-Nya menjadi

Juruselamat yang berdaulat untuk

menyelamatkan semua orang pilihan-Nya

"Barangsiapa" =

Ia memastikan bahwa semua orang percaya

[umat pilihan-Nya], siapa pun juga, dan

hanya mereka

"beroleh" = yang sungguh-sungguh memiliki semua hal

mulia yang disediakan-Nya untuk mereka.

Ada tiga hal yang harus dipelajari dengan hati-hati di sini.

Pertama, kasih Allah;

kedua, penerima kasih Allah, yang di sini disebut sebagai "dunia";

ketiga, maksud dari kasih Allah, yaitu supaya orang-orang percaya "tidak

binasa".

Penting untuk dipahami di sini bahwa tidak ada suatu

ketidaksempurnaan apa pun yang dapat dikatakan mengenai Allah.

Pekerjaan-Nya adalah sempurna. Tetapi jika dikatakan bahwa Ia

mempunyai kerinduan alamiah untuk menyelamatkan semua orang,

maka kegagalan bagi semua orang untuk diselamatkan mengesankan

bahwa keinginan-Nya lemah, dan kebahagiaan-Nya tidak lengkap.

Demikian juga, tidak ada bagian Alkitab yang mengajarkan kerinduan

alamiah Allah bagi "kebaikan" (baca: keselamatan - ed.) semua orang.

Page 210: Bmf 53 teologi reformed

204 |TEOLOGI REFORMED

Sebaliknya, justru dikatakan bahwa Allah secara bebas dan berdaulat

menyatakan belas kasihan kepada siapa Ia ingin menaruh belas kasih-

Nya. Kasih-Nya merupakan tindakan bebas dari kehendak-Nya, bukan

sebuah emosi yang muncul di dalam diri-Nya karena keadaan kita yang

menderita. (Jika penderitaanlah yang menimbulkan keinginan alamiah

Allah untuk menolong maka Ia harus berbelaskasih pada Iblis dan orang-

orang terkutuk!)

Kasih yang digambarkan di sini adalah tindakan khusus dan berdaulat dari

kehendak Allah, dan diarahkan secara khusus kepada orang-orang

percaya. Kata-kata "begitu" dan "supaya" menekankan pada tindakan

luar biasa dari kasih ini, dan tujuan yang jelas bagi penyelamatan orang-

orang percaya dari kebinasaan. Oleh karena itu, kasih ini tidak mungkin

merupakan perasaan kasih-sayang yang umum terhadap semua orang

yang sebagian darinya akan binasa.

Ayat-ayat Alkitab yang lain juga membenarkan bahwa kasih Allah ini

merupakan sebuah tindakan agung, yang ditujukan secara khusus bagi

orang-orang percaya, contohnya Rm. 5:8 atau 1 Yoh. 4:9-10. Orang tidak

akan berbicara mengenai kecenderungan alamiah bagi kebaikan semua

orang dengan ayat-ayat yang begitu tegas seperti ini.

Adalah jelas bahwa Allah menginginkan kebaikan bagi mereka yang Ia

kasihi .... [Kasih yang khusus] inilah yang menyebabkan Ia memberikan

Kristus, dan semua hal lain yang mereka butuhkan. "Ia, yang tidak

menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita

semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu

kepada kita bersama-sama dengan Dia?" (Rm. 8:32). Karena itu, kasih

Allah yang khusus ini hanya mungkin dialami oleh orang-orang yang

kepadanya diberikan anugerah dan kemuliaan.

Sekarang Anda harus menentukan; mungkinkah kasih Allah, yang telah

memberikan Anak-Nya ini dimengerti sebagai sebuah keinginan baik

Allah yang bersifat umum kepada semua orang? Tidakkah ini lebih

Page 211: Bmf 53 teologi reformed

205 |TEOLOGI REFORMED

merupakan kasih Allah yang khusus untuk orang-orang percaya pilihan-

Nya?

Selanjutnya, kita akan menyelidiki siapakah penerima kasih Allah, yang

disebut "dunia" itu.

Sebagian orang mengatakan: ini pasti berarti semua dan setiap manusia.

Saya tidak mengerti bagaimana bisa berarti demikian. Di depan, kita telah

diperlihatkan pengertian-pengertian yang berbeda dari kata "dunia"

dalam Alkitab. Dan dalam Yoh. 3:16, kasih disebutkan di bagian awal, dan

tujuan kasih itu di bagian akhir, tidak mungkin sesuai dengan pengertian

"semua dan setiap manusia" yang oleh sebagian orang diselipkan pada

kata "dunia" di tengah-tengah ayat ini!

Bagi kita, kata "dunia" ini dipahami sebagai orang-orang pilihan Allah

yang tersebar di seluruh dunia dari antara segala bangsa. Bukan sebagai

anugerah khusus Allah yang ditujukan hanya bagi orang Yahudi saja.

Pengertiannya adalah, "Allah, begitu mengasihi orang-orang pilihan-Nya

yang ada di seluruh dunia, sehingga Ia memberikan Anak-Nya dengan

tujuan supaya oleh-Nya orang-orang percaya dapat diselamatkan". Ada

beberapa alasan untuk mendukung pandangan ini.

Sifat kasih Allah, sebagaimana yang telah kita bahas di sini, tidak mungkin

dapat dipikirkan sebagai pemberian kepada semua dan setiap manusia.

Kata "dunia", dalam ayat ini harus mengacu pada suatu dunia yang

menerima hidup kekal. Hal ini ditegaskan oleh ayat berikutnya - Yoh. 3:17

- di mana, untuk ketiga kalinya kata "dunia" disebutkan. Dikatakan bahwa

tujuan Allah dalam mengirimkan Kristus adalah "supaya dunia

diselamatkan". Jika "dunia" di sini diartikan selain orang-orang percaya

yang dipilih, maka Allah telah gagal mencapai tujuannya, kita tidak dapat

membenarkan penjelasan seperti ini.

Page 212: Bmf 53 teologi reformed

206 |TEOLOGI REFORMED

Dalam kenyataannya, bukan hal yang aneh kalau orang percaya disebut

dengan istilah-istilah semacam "dunia", "seluruh manusia", "seluruh

bangsa" dan "seluruh keluarga di atas bumi". Sebagai contoh, dalam Yoh.

4:42, Kristus dikatakan sebagai Juruselamat dunia. Juruselamat orang

yang tidak diselamatkan akan merupakan suatu pertentangan istilah.

Jadi, mereka yang disebut di sini sebagai "dunia" harus merupakan

mereka yang diselamatkan.

Ada beberapa alasan mengapa orang-orang percaya disebut "dunia".

Alasannya adalah untuk membedakan mereka dari malaikat-malaikat;

untuk menolak orang-orang Yahudi sombong yang menganggap hanya

mereka yang merupakan umat Allah; untuk mengajarkan perbedaan

antara Kovenan Lama yang dibuat dengan satu bangsa, dengan Kovenan

Baru - di mana seluruh bagian dunia dijadikan taat kepada Kristus; dan

untuk memperlihatkan kondisi orang percaya sebenarnya, sebagai

ciptaan yang hidup di atas bumi, di dalam dunia.

Jika tetap bersikeras bahwa kata "dunia" di sini mempunyai pengertian

seluruh dan setiap manusia sebagai penerima kasih Allah, maka mengapa

Allah tidak menyatakan Yesus kepada setiap orang yang begitu Ia kasihi?

Sungguh aneh, jika dikatakan Allah memberikan Anak-Nya kepada

mereka, namun Ia tidak pernah memberitahu mereka mengenai kasih-

Nya - berjuta-juta orang tidak pernah mendengar berita Injil! Bagaimana

mungkin Ia dikatakan mengasihi setiap manusia [dalam arti khusus], jika

ketetapan-Nya ini tidak diketahui oleh setiap orang?

Akhirnya, kata "dunia" tidak mungkin berarti seluruh dan setiap manusia

kecuali Anda siap untuk menerima bahwa:

Kasih Allah kepada sebagian orang adalah sia-sia,

karena mereka binasa.

Kristus diberikan kepada berjuta-juta orang yang tidak pernah

mengenal-Nya.

Kristus diberikan kepada berjuta-juta orang yang tidak

Page 213: Bmf 53 teologi reformed

207 |TEOLOGI REFORMED

dapat mempercayai-Nya.

Allah merubah kasih-Nya, dengan mengabaikan mereka yang binasa

(atau

sebaliknya, Ia tetap mengasihi mereka dalam neraka).

Allah gagal untuk memberikan segala sesuatu kepada orang-orang yang

baginya Ia telah memberikan Kristus.

Allah sebelumnya tidak mengetahui siapa yang akan percaya dan

diselamatkan.

Kemustahilan-kemustahilan semacam ini tidak dapat kita terima; Kata

"dunia" hanya berarti orang-orang pilihan yang tersebar di seluruh dunia.

Cara supaya orang pilihan Allah menerima hidup yang ada di dalam

Anak-Nya adalah dengan percaya. Dikatakan "Setiap orang yang

percaya tidak akan binasa".[*]

Jika dikatakan bahwa Kristus mati untuk seluruh dan setiap manusia, dan

kita tahu bahwa hanya orang-orang percaya saja yang akan diselamatkan,

lalu apa perbedaan antara orang-orang percaya dengan orang-orang yang

tidak percaya? Mereka tidak mungkin membuat perbedaan itu sendiri

(lihat 1Kor. 4:7). Maka pasti Allah yang membuat perbedaan antara

mereka. Tetapi jika Allah yang membuat mereka berbeda, maka

bagaimana mungkin Ia dapat memberikan Kristus kepada mereka semua?

Ayat tersebut menyatakan maksud Allah bahwa orang-orang percaya

akan diselamatkan. Hal itu berarti bahwa Allah tidak memberikan Anak-

Nya untuk mereka yang tidak percaya. Bagaimana mungkin Ia

memberikan Anak- Nya bagi orang-orang yang kepadanya Ia tidak berikan

anugerah untuk percaya?

Sekarang silakan pembaca menimbang semua ini, pertama-tama dan

khususnya, mengenai kasih Allah, dan dengan serius menanyakan apakah

mungkin itu merupakan kasih kepada semua orang, yang membiarkan

kebinasaan begitu banyak orang yang dikasihi-Nya? Ataukah kasih ini

Page 214: Bmf 53 teologi reformed

208 |TEOLOGI REFORMED

lebih baik dimengerti sebagai kasih yang unik dan khusus dari Bapa untuk

anak-anak-Nya yang percaya, yang menjamin masa depan mereka? Maka

Anda akan mendapatkan jawaban mengenai apakah Alkitab mengajarkan

bahwa Kristus mati sebagai tebusan umum - tidak berguna bagi sebagian

orang yang seharusnya telah ditebus - atau sebagai penebusan khusus

yang berlaku bagi setiap orang percaya secara berkemenangan. Dan

ingatlah ayat ini, Yoh. 3:16, yang begitu sering digunakan untuk

mendukung pendapat bahwa Kristus mati untuk setiap manusia -

meskipun, seperti yang telah saya jelaskan, sangat tidak sesuai dengan

pendapat demikian!

Ket. [*]:

Tidak ada gunanya mendukung penebusan universal dengan

berpendapat bahwa "barangsiapa" berarti "setiap orang", secara tidak

definit.

Bentuk kata Yunaninya sebenarnya adalah "setiap orang percaya".

Mengusulkan "setiap orang" berarti menyangkal bahwa kasih Allah

diberikan secara merata kepada setiap orang! Jika hanya sebagian yang

diperkenan-Nya - "barangsiapa", maka Allah tidak mungkin mengasihi

semua manusia secara merata. Namun bagaimanapun juga tampak jelas

bahwa Ia lebih mengasihi sebagian "barangsiapa" dari yang lainnya.

Sumber:

Bahan di atas dikutip dari sumber:

Judul buku : Kematian yang Menghidupkan

Penulis : John Owen

Penerbit : Momentum, Surabaya, 2001

Halaman : 95 - 114

Page 215: Bmf 53 teologi reformed

209 |TEOLOGI REFORMED

Mengenal Yesus Kristus

Editorial:

Dear e-Reformed Netters,

Kali ini saya akan menjumpai Anda dalam suasana PASKAH. Oleh karena

itu saya pilihkan satu artikel yang pas yang saya kutip dari buku hasil

seminar dari Pdt. Stephen Tong, yang berjudul: SIAPAKAH KRISTUS?

Jika orang bertanya kepada Anda, "ceritakan kepada saya, siapakah

Kristus?" Apakah jawaban Anda? Ada banyak orang Kristen yang

mengenal Kristus hanya sebatas dalam pengertian kognitif saja. Ibarat

burung beo yang pandai menirukan apa yang diajarkan tuannya.

Bagaimana dengan Anda? Pdt. Stephen Tong menyinggung satu fakta

yang ironis, bahwa jika kita dapat mendengar jawaban-jawaban yang

diberikan oleh orang-orang Kristen di Indonesia tentang siapakah Kristus,

maka kita akan mengetahui betapa simpang-siurnya kekristenan pada

zaman ini.

Melalui peristiwa perayaan PASKAH, marilah kita mengambil waktu untuk

merenungkan pertanyaan ini: siapakah Kristus menurut Anda? Apakah

Anda mengenal Kristus secara pribadi, ataukah masih sebatas menurut

apa kata orang? Mengenal Kristus menurut apa yang orang lain katakan

tentu tidak sama dengan jika Anda mengenal-Nya sendiri secara pribadi.

Pengenalan pribadi melibatkan bukan hanya pikiran, tapi juga emosi,

yang kemudian tentu akan melahirkan satu tindakan yang nyata. Nah,

kiranya artikel berikut ini dapat menjadi pengantar akan perenungan

Anda tentang siapakah Kristus.

Selamat Hari PASKAH 2006.

Page 216: Bmf 53 teologi reformed

210 |TEOLOGI REFORMED

In Christ,

Yulia

< yulia in-christ.net >

Artikel Terkait

Sola Fides Justificate

Kristus, Buah Sulung Kebangkitan

Kematian Rohani dan Kehidupan Rohani

Kristus adalah Semua ...

"Ekklesia" -- Gereja

Presuposisi Teologi

Firman Menjadi Daging (1)

Penulis:

Pdt. Dr. Stephen Tong

Edisi:

072/III/2006

Isi:

Secara lahiriah, Yesus tidak berbeda dengan manusia lainnya. Ia

dilahirkan oleh seorang perempuan, dibesarkan di desa, dan berkata-

kata dalam bahasa manusia. Ia tidak memiliki hal yang begitu hebat

sehingga kita harus memikirkan Dia sedalam-dalamnya. Namun, selain

menjadi batu sandungan bagi banyak orang, kemanusiaan Yesus ini juga

menimbulkan daya tarik dan tanda tanya yang mengagumkan sekaligus

memusingkan banyak orang.

Page 217: Bmf 53 teologi reformed

211 |TEOLOGI REFORMED

Jika kita berbicara dan berpikir tentang Kristus, maka kita harus kembali

pada satu waktu di mana Kristus menuntut manusia memberikan

penilaian tentang diri-Nya. Yesus bertanya kepada murid-murid-Nya,

"Menurut orang-orang, siapakah Aku?" Kalimat ini merupakan kalimat

yang sering kita tanyakan kepada diri kita sendiri. Setiap orang juga pasti

pernah mempunyai pertanyaan seperti itu dalam dirinya. Dalam

pertanyaan "siapakah saya?" terkandung tiga pertanyaan kecil.

SIAPA YANG BERTANYA?

Pertanyaan ini menimbulkan satu kesulitan karena adanya percampuran

subjek dengan objek. Saat kita menanyakan siapakah diri kita, ada

sesuatu yang tidak bisa dianalisa dengan jelas karena yang bertanya

adalah yang ditanya; yang ingin mengetahui adalah yang ingin diketahui;

yang diketahui adalah yang tidak diketahui dan yang ingin mengetahui

sedang menanyakan tentang apa yang sedang diketahuinya. Ini

merupakan suatu pertanyaan yang tidak mungkin dibereskan oleh

manusia itu sendiri. Pada waktu Tuhan Yesus menanyakan hal tersebut,

Ia bukan menanyakan hal itu kepada diri-Nya sendiri, tetapi kepada

pengikut- pengikut-Nya yang sudah sekian lama melihat penyataan

Kristus. Dialah yang memberikan penyataan kepada manusia dan diri-

Nyalah yang dinyatakan. Dialah pewahyu sekaligus inti dari wahyu

tersebut, yang mewahyukan diri-Nya kepada manusia.

Waktu murid-murid-Nya secara mendadak menerima pertanyaan ini,

mau tidak mau mereka harus mempertanggungjawabkan pemikiran

mereka tentang Kristus. Momen seperti ini tidak bisa diciptakan manusia,

tetapi diberikan oleh Tuhan. Sebagai orang Kristen, apakah setelah

mendengar khotbah bertahun-tahun, membaca Kitab Suci, dibaptiskan

dan menjadi orang Kristen sekian lama, kita sudah dapat menjawab

pertanyaan tentang siapakah Kristus? Siapakah Dia?

Murid-murid Yesus mulai memberikan evaluasi tentang Kristus kepada

Dia yang menuntut evaluasi. Dari gudang pikiran mereka, mulailah timbul

Page 218: Bmf 53 teologi reformed

212 |TEOLOGI REFORMED

jawaban-jawaban; mereka mulai memikirkan kembali tentang siapakah

Kristus. Ada yang menjawab bahwa Dia adalah seorang nabi; seorang

nabi yang besar; yang lain menjawab bahwa Dia adalah Yeremia[1]. Yesus

dinilai sebagai Yeremia karena dalam zaman yang sedang dilanda

kesedihan, Ia mempunyai tangisan dan perasaan yang sama dengan

seluruh zaman. Yang lain menjawab bahwa Ia adalah Yohanes Pembaptis

yang bangkit dari kematian. Orang-orang itu menganggap bahwa kuasa

Tuhan yang begitu besar dinyatakan-Nya dengan membangkitkan

Yohanes Pembaptis yang sudah dibunuh oleh Raja Herodes. Dan Yohanes

Pembaptis yang bangkit kembali itu adalah Yesus. Yang lain lagi

menjawab bahwa Yesus adalah nabi yang pernah disebutkan Musa

"barangsiapa yang mendengarkan Dia, akan hidup, tetapi barangsiapa

tidak mendengarkan Dia akan binasa".

Semua penilaian zaman itu diberikan kepada Yesus Kristus dalam waktu

tidak lebih dari tiga setengah tahun. Yesus telah melakukan begitu

banyak hal. Ia menyembuhkan, mengajar, dan membuktikan bahwa

Dialah Allah yang berkuasa yang diutus ke dunia. Lalu pada waktu semua

sudah memberikan penilaian-penilaiannya, Yesus tidak menanggapi apa-

apa, tapi Ia mendorong lagi dengan satu kalimat, "Menurutmu, siapakah

Aku?"[2] Pertanyaan ini penting karena bila kita memiliki pengenalan

pribadi tentang Kristus berdasarkan firman Tuhan, barulah kita

mempunyai kekuatan yang cukup untuk bersaksi bagi Dia. Apakah Kristus

itu sekadar dokter yang paling mujarab? Apakah Kristus itu hakim yang

keras? Mak comblang yang mencarikan jodoh bagi orang-orang muda?

Ahli sulap yang membuat Anda kaya? Apakah Kristus itu sekadar pemuas

emosi yang kita peroleh melalui kebaktian-kebaktian doa dan puji-pujian?

Jika Anda mengetahui jawaban-jawaban yang diberikan oleh orang-orang

Kristen di Indonesia, maka Anda akan mengetahui betapa simpang-

siurnya kekristenan pada zaman ini.

KEPADA SIAPA PERTANYAAN ITU DIAJUKAN?

Page 219: Bmf 53 teologi reformed

213 |TEOLOGI REFORMED

Pernahkah Anda memikirkan dengan baik tentang siapakah Kristus?

Apakah artinya mengikut Kristus? Apakah artinya menjadi orang Kristen?

Bukankah di Indonesia ada lebih banyak orang yang bukan Kristen

daripada orang Kristen? Bukankah ada banyak agama-agama lain di

Indonesia? Mengapa Anda menjadi orang Kristen? Yesus tidak menolak

ataupun menghina jawaban dari dunia akademis tentang siapakah diri-

Nya. Ia tahu apakah Anda memiliki penilaian-penilaian yang bersifat

otoritatif. Tetapi Ia menuntut Anda secara pribadi untuk berakar,

mempunyai iman yang sungguh-sungguh, dan mengenal-Nya dengan

benar. Pada waktu Yesus menantang dengan pertanyaan demikian, maka

seolah- olah semua murid-Nya tidak mempunyai jawaban. Tetapi ada

satu murid yang menjawab dengan tegas, "Engkaulah Mesias, Anak Allah

yang hidup." Kalimat ini keluar dari mulut Petrus. Inilah suatu pengakuan

iman pertama dalam sejarah gereja. Petruslah orang pertama yang

mengaku tentang siapakah Yesus di hadapan orang banyak. Tidaklah

mudah bagi Petrus untuk menyimpulkan dan mengatakan pengertiannya

tentang siapakah Kristus. Ia bukanlah orang yang memiliki latar belakang

pendidikan yang tinggi, juga bukan pengikut dari ahli-ahli Taurat yang

belajar Perjanjian Lama dengan ketat, tapi dia hanyalah seorang nelayan.

Seorang rakyat jelata yang mendengar bahwa seorang nabi telah muncul.

Jadi selain menangkap ikan, Petrus juga mengikuti dan mendengarkan

khotbah-khotbah Yohanes Pembaptis. Rupanya Petrus memperhatikan

bahwa Yohanes Pembaptis membawa berita yang berfokuskan pada

firman Allah, yaitu tentang kedatangan Kristus. Kedatangan Kristus

adalah sumber pengharapan bangsa Israel sehingga mereka berdoa siang

malam memohon kedatangan Mesias.

Konsep bangsa Israel tentang Kristus pada masa itu adalah konsep yang

sudah dibatasi oleh persepsi selektif. Pada waktu Petrus mengikut

Yohanes Pembaptis, ia melihat perbedaan antara Yohanes dengan para

ahli Taurat dan yang lainnya yang juga mengajarkan tentang kedatangan

Kristus yang pertama. Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi juga belajar

Page 220: Bmf 53 teologi reformed

214 |TEOLOGI REFORMED

tentang Kristus yang akan datang. Tetapi pada waktu mengajarkan

tentang Kristus, pengajaran mereka dibatasi oleh persepsi selektif yang

begitu sempit dan subjektif. Mereka tidak mau mengenal Allah melalui

apa yang sudah diberikan Allah. Mereka tidak mau mengenal Kristus

melalui wahyu yang sudah diberikan mengenai Dia. Mereka hanya

memilih bagian-bagian yang cocok dengan apa yang mereka inginkan.

Pada zaman sekarang juga ada begitu banyak orang yang tidak mau

mengenal Kristus yang tersalib, tapi hanya mau Kristus yang

menyembuhkan; mereka tidak mau mengenal Kristus yang menderita

tetapi hanya mau Kristus yang memberikan kekayaan.

Orang Yahudi terdampar dan dibuang oleh Tuhan karena mereka tidak

mencapai fokus Kristologi dari seluruh Kitab Suci. Di dalam Perjanjian

Lama Allah sudah berjanji bahwa Kristus akan datang, lahir di kota

Bethlehem, dijual seharga 30 keping perak, menderita, dipaku di atas

kayu salib, bahkan kedua tangan dan kaki-Nya akan ditusuk tanpa satu

tulang pun dari tubuh-Nya yang akan patah. Semua ditulis dengan begitu

jelas. Lalu pada aspek yang lain Alkitab menulis juga bahwa Kristus akan

menjadi Raja, dan seluruh kuasa akan berada di atas bahu-Nya dan

kuasa-Nya lebih besar daripada siapa pun. Dia akan melenyapkan kuasa

musuh, membangun kembali kerajaan Israel, membalas dendam kepada

mereka yang menginjak-injak kehormatan bani Israel; Kristus yang

menang, yang memberikan keadilan, menegakkan satu sistem dan ordo

politik dan militer yang baru di dalam dunia.

Pada waktu ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi mempelajari

Perjanjian Lama, mereka mempelajarinya dengan satu persepsi selektif[3]

yang sudah menjadi kaku dan keras dalam hati mereka sehingga mereka

menilai nubuat-nubuat mengenai Kristus yang dihina, dipaku dan tidak

memiliki kemuliaan lahiriah sebagai hal-hal yang tidak benar. Mereka

berdoa memohon kedatangan Kristus yang membalas dendam kepada

orang- orang Romawi yang menjajah bangsa Yahudi serta yang akan

mencuci noda sejarah bangsa Israel yang dijajah. Orang-orang Yahudi

Page 221: Bmf 53 teologi reformed

215 |TEOLOGI REFORMED

umumnya memohonkan kedatangan Kristus yang akan membawa bangsa

Yahudi ke dalam zaman keemasan yang dulu pernah mereka capai dalam

masa pemerintahan Daud. Doa-doa mereka dipengaruhi oleh persepsi

selektif atas Kristologi yang sudah dicemarkan oleh keinginan dunia dan

tidak lagi berfokus kepada Kristus dan salib-Nya.

Petrus adalah murid dari Yohanes Pembaptis sebelum ia mengenal Yesus.

Ia tidak tertarik oleh kedatangan Mesias seperti yang diajarkan oleh ahli-

ahli Taurat dengan persepsi selektifnya yang subjektif. Tetapi ia tertarik

dengan pengajaran Kristologi yang benar, yang lengkap, menyeluruh, dan

harmonis.

Pada waktu Adam makan buah pohon pengetahuan yang baik dan yang

jahat, maka Allah membunuh binatang-binatang dan mengajarkan

kepada Adam bahwa tanpa ada pengaliran darah, tidak ada

pengampunan bagi manusia. Yohanes Pembaptis melihat dengan jelas

bahwa Yesus Kristus adalah Domba Allah yang dijanjikan itu, yang

menjadi korban pengganti manusia. Yohanes menyerukan, "Lihatlah anak

Domba Allah yang menghapus dosa dunia!" Jadi semua khotbah yang

muluk-muluk dan yang sudah diseleksi oleh para ahli tidak masuk ke

telinga Petrus; khotbah yang berfokus kepada Kristus yang akan mati

mengganti dosa umat manusia langsung masuk ke dalam hati dan pikiran

Petrus. Itulah sebabnya pada waktu Yesus Kristus menanyakan tentang

siapakah diri-Nya, Petrus langsung menjawab dengan tepat, "Engkaulah

Kristus, Anak Allah yang hidup!" Pengakuan iman yang akurat dan

dinamis yang pertama di dalam sejarah telah diucapkannya.

Hari itu Yesus langsung menjawab Petrus dengan satu kalimat,

"Berbahagialah engkau Simon bin Yunus, karena apa yang kamu katakan

itu bukan berasal dari manusia tetapi dari Bapa-Ku yang ada di surga."

Yesus tidak pernah meremehkan doktrin-doktrin yang benar yang

membuat Anda menyatakan pengakuan iman yang sungguh-sungguh

berasal dari pengenalan yang benar yang merupakan sari dan kristalisasi

Page 222: Bmf 53 teologi reformed

216 |TEOLOGI REFORMED

tentang Dia. Bukan saja tidak meremehkan bahkan Kristus

mengonfirmasikan bahwa hal itu bukan berasal dari manusia, tetapi dari

Allah. Pada saat itu juga Kristus memberikan wahyu selanjutnya yang

kedua yaitu mulai berdirinya gereja.

BERTANYA TENTANG APA?

Sekarang marilah kita memperhatikan beberapa hal berikut ini.

Gereja yang tidak mempunyai pengakuan iman tidak seharusnya berdiri

sebagai gereja. Tidak seharusnya gereja berdiri hanya karena membawa

orang beramai-ramai ikut kebaktian, tetapi tidak tahu apa yang akan

didirikan. Kristus tak pernah mengatakan sebelumnya tentang ekklesia

sampai Petrus mengeluarkan pengakuan iman yang benar itu. Gereja

harus mempunyai pengakuan iman yang berfokus kepada Kristus. Jikalau

gereja tidak mengaku Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, namun

hanya berfokus kepada-Nya sebagai sumber kepercayaan, maka gereja

itu pada suatu hari harus menutup pintunya sendiri. Bukankah pada saat

ini begitu banyak orang mengakui Yesus? Tetapi sebagai apakah Yesus itu

diakui? Sebagai pembagi rotikah? Sebagai pemberi berkatkah? Sumber

anugerahkah? Tabibkah? Atau satu-satunya Juruselamat yang diutus

Allah ke dalam dunia?

Pada waktu Petrus mengatakan, "Engkaulah Mesias, Anak Allah yang

hidup!" kita dapat memahami hal itu dalam pengertian sejarah dan

suprasejarah yang difokuskan menjadi satu. Sepanjang sejarah, Kristus

adalah yang dinanti-nantikan oleh umat manusia sepanjang zaman.

Berarti pada titik kedatangan Kristus, apa yang diharapkan manusia dari

zaman ke zaman sudah konkrit. Titik kedatangan Kristus juga berkait

dengan kekekalan. Kristus yang datang ke dalam sejarah adalah Kristus

yang berada dalam kekekalan yang melampaui sejarah. Pengharapan ini

adalah suatu pengharapan sejati seluruh umat manusia, bukan hanya

pengharapan dari bangsa Israel saja. Kekekalan dan kesementaraan

hanya mempunyai satu titik kontak yaitu inkarnasi. Kita semua berada di

Page 223: Bmf 53 teologi reformed

217 |TEOLOGI REFORMED

dalam dunia yang bersifat sementara sedangkan Allah berada di surga

yang bersifat kekal. Agama-agama lain begitu takut dan gentar kepada

Allah karena mereka mengetahui bahwa yang sementara tidak mungkin

mencapai yang kekal, tetapi yang kekal itu mungkin memberikan

kemurahan kepada manusia. Namun, kemurahan itu belum dipastikan

sehingga mereka hanya dapat berkata, "Mudah-mudahan dapat tempat

yang baik di sisi Tuhan." Hal ini terjadi karena titik kontak itu tidak ada.

Mengakui adanya Allah tidak berarti bahwa manusia pasti menikmati

keberadaan-Nya. Tidak mengakui adanya Allah, tidak berarti bahwa

manusia bisa meniadakan keberadaan-Nya. Mengakui adanya Allah

dengan menikmati keberadaan Allah itu sama sekali

berbeda.Perbedaannya terletak pada adanya titik kontak antara yang

sementara dan yang kekal itu. Dan Kristus berada di titik kontak itu.

Manusia dicipta di tengah-tengah dua wilayah yaitu wilayah yang

kelihatan dan wilayah yang tidak kelihatan. Dalam wilayah yang

kelihatan, manusia harus menerima segala sesuatu yang meneruskan

keberadaannya di dalam alam materi, alam yang lebih rendah dari

manusia itu sendiri. Tuhan Yesus berkata, "Manusia hidup bukan hanya

bersandarkan roti saja, melainkan kepada setiap perkataan yang keluar

dari mulut Allah." Wilayah kedua, adalah wilayah yang tidak bisa dilihat

oleh manusia. Jadi, Allah mencipta dan menempatkan manusia untuk

hidup sekaligus dalam dua dunia yang bersifat berbeda secara kualitas.

Kaum komunis yang hanya mengakui keberadaan dunia materi akhirnya

akan hancur sendiri. Demikian pula orang-orang yang hanya mengakui

dunia spiritual seperti penganut-penganut ajaran mistik, akan hidup

menjadi schizoprenis sehingga terlepas dari kebutuhan dan kesaksian

sebagai wakil Tuhan di dalam dunia materi. Di dalam dunia materi yang

tercampur dengan dunia spiritual ini, mau tidak mau kita harus mengakui

terputusnya hubungan antara manusia dengan dunia yang tidak kelihatan

sebagai akibat dosa. Hal ini tercantum dalam kitab Yes. 59:1,2. Dosa

merupakan pemisah antara kita dan Pencipta dan Sumber hidup kita.

Page 224: Bmf 53 teologi reformed

218 |TEOLOGI REFORMED

Orang bisa menjadi kaya tanpa merasa sejahtera. Orang bisa mempunyai

banyak uang tanpa mempunyai pengharapan. Orang boleh mempunyai

kenikmatan dunia sebanyak mungkin, tapi tidak akan mempunyai

kepuasan hidup sebab manusia sudah terpisah dari Allah. Manusia

berusaha mencari titik kontak antara kesementaraan dan kekekalan, dan

mereka mencarinya di dalam dirinya sendiri, di dalam agama, di dalam

nabi-nabi dan pengajar-pengajar yang akhirnya juga mati dengan

sendirinya. Ketidakmungkinan merajalela sehingga manusia mati dalam

kekecewaan dan keputusasaan tanpa memiliki pengharapan apa pun.

Mereka mati dan tidak tahu mau ke mana. Karena Tuhan mengasihi

manusia, Ia menurunkan satu titik kontak; titik kontak ini bersumber dari

atas ke bawah dan mengakibatkan inkarnasi. Inkarnasi berarti Tuhan

menjadi daging; Tuhan yang tidak kelihatan sekarang bisa dilihat; Allah

menyatakan diri dalam tubuh dan hidup sebagai manusia. Inilah fokus

dari Kristologi.

Melalui iman Petrus sudah mencapai pengertian yang jelas tentang

pertemuan dua dunia, antara yang kekal dan yang sementara. Inilah

kristalisasi iman Kristen yang benar. Kalau kita mempunyai pengenalan

Kristologi seperti ini, kita tidak akan terjerumus seperti orang yang tidak

mengenal Kristus. Kalau orang lain mengenal Kristus hanya sebagai

pengubah moral, sosiolog yang besar, revolusionis dalam politik,

pemimpin agama yang paling jenius, maka semua itu menjadi nihil pada

akhirnya. Petrus berkata, "You are The Christ, The Son of The Living God."

Istilah "are" berarti istilah yang menunjukkan kejadian yang terjadi

sekarang, secara nyata dan jelas. Dengan kedatangan Kristus, kita tidak

perlu lagi kembali kepada satu pengharapan yang hari depannya tidak

diketahui dengan pasti, yang secara abstrak ditunggu-tunggu oleh orang-

orang yang tidak mengenal Yesus Kristus. Kata "The Son of The Living

God", menunjukkan bahwa Yesus berasal dari dunia yang tidak kelihatan,

dunia kekekalan dan sekarang Ia ada dan berwujud dalam dunia yang

Page 225: Bmf 53 teologi reformed

219 |TEOLOGI REFORMED

kelihatan, dunia sejarah. Inilah berkat terbesar di mana manusia boleh

bertemu dengan Tuhan yang begitu prihatin kepada umat manusia.

Sebenarnya, sebelum Petrus mengatakan hal itu, ada perkataan yang

mirip yang keluar dari mulut seorang bernama Simeon kepada Yesus

Kristus, kira-kira tiga puluh tahun sebelumnya. Simeon yang saat itu

menggendong Yesus Kristus yang masih bayi, berkata, "Ya Allah,

lepaskanlah kini hamba-Mu ke dalam damai karena hari ini dengan

mataku sendiri, aku sudah melihat keselamatan yang dari pada-Mu."

Kalimat itu merupakan kalimat yang agung karena sudah diurapi oleh Roh

Kudus dan keluar dari bibir seseorang dengan begitu tepat, "Aku sudah

melihat keselamatan yang dari pada-Mu."

Keberadaan Kristus dalam sejarah merupakan suatu realisasi dari

keselamatan yang dikaruniakan kepada manusia. Maka Tuhan Yesus

berkata, "Di atas batu karang ini Aku akan mendirikan gereja-Ku dan alam

maut tidak akan menguasainya." Apakah artinya istilah batu karang?

Orang-orang Katolik mengatakan bahwa istilah itu dikenakan kepada

Petrus. Pengertian semacam ini tidak benar karena jika demikian, maka

seluruh pemberitaan Kitab Suci harus mengubah arahnya karena seluruh

Kitab Suci tidak pernah menyebut bahwa gereja didirikan di atas Petrus.

Satu ayat pun tidak ada yang menunjang kalimat dari pengakuan iman

Katolik tentang hal ini.

Kitab Suci mengatakan bahwa gereja didirikan di atas nabi dan rasul, dan

bentuk kata yang digunakan adalah bentuk yang jamak, bukan tunggal,

nabi-nabi dan rasul-rasul, bukan hanya di atas Petrus. Istilah nabi-nabi

dan rasul-rasul merupakan istilah yang menerangkan bahwa nabi-nabi

mewakili Perjanjian Lama dan rasul-rasul mewakili Perjanjian Baru.

Firman Tuhan dalam Perjanjian Lama dan dalam Perjanjian Baru itulah

yang menjadi fondasi berdirinya gereja. Tapi inipun belum mencapai

finalnya karena Alkitab mengatakan bahwa gereja didirikan di atas Batu

Karang yang tidak pernah berubah. Siapakah Dia? Dialah Yesus Kristus.

Page 226: Bmf 53 teologi reformed

220 |TEOLOGI REFORMED

Gereja didirikan di atas para nabi dan para rasul. Ini berarti bahwa gereja

yang benar, berdiri di atas kepercayaan pada Perjanjian Lama dan

Perjanjian Baru; dan isi Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru difokuskan

kepada Kristus. Tuhan tidak mengatakan bahwa Petruslah satu-satunya

yang menjadi fondasi didirikannya gereja; tak pernah demikian. Kita

menolak penafsiran demikian, tapi kita menerima kesaksian Kitab Suci

yang mengatakan bahwa Petrus adalah nama baru yang diberikan Tuhan

Yesus kepadanya. Yesus adalah Kristus di dalam sejarah dan Anak Allah

dalam supra- sejarah. Iman menjelajah kedua wilayah, terlepas dari dunia

yang kelihatan. Kita juga menikmati sekaligus dunia yang tidak kelihatan

karena kita berada di dalam Kristus.

Catatan kaki:

Yeremia adalah seorang nabi yang penuh dengan perasaan cinta kasih

kepada orang-orang yang perlu dikasihani dan ia juga penuh dengan

kesedihan dan prihatin. Jadi mereka berpendapat bahwa Yesus adalah

orang penuh dengan prihatin dan penuh dengan belas kasihan. Di dalam

Kitab Suci dicatat ada sepuluh kali Yesus "jatuh hati oleh belas kasihan"

(compassion); Dia sehati dengan mereka yang menangis, dengan mereka

yang membutuhkan, dengan mereka yang sedih.

Saya sangat tertarik dengan pertanyaan ini karena ada begitu banyak

pemuda-pemudi yang belajar Kristologi, belajar tentang Tuhan, tetapi

tidak belajar dari Tuhan sendiri melainkan belajar dari orang-orang lain

tentang Tuhan. Cara mereka menerangkan Tuhan adalah dengan

mengutip pandangan Kristus menurut Karl Barth, Emille Brunner, Rudolf

Bultmann, Jurgen Moltmann, Wolfhart Panennberg, dsb. Tetapi jika

ditanya tentang Kristus berdasarkan pengertian pribadi mereka, ternyata

mereka melarikan diri dari tanggung jawab kepercayaan mereka.

Tukang parkir tidak memperhatikan suara apa pun yang masuk ke

telinganya selain dari bunyi mobil yang baru distarter. Setiap suara yang

masuk ke telinga disaringnya. Tapi hanya suara mobil yang baru distarter

Page 227: Bmf 53 teologi reformed

221 |TEOLOGI REFORMED

yang membuatnya bereaksi untuk menagih uang parkir. Konsep

penyaringan seperti itulah yang kita sebut sebagai persepsi selektif.

Sumber:

Bahan di atas diambil dan diedit dari sumber:

Judul Buku : Siapakah Kristus? Sifat dan Karya Kristus

Judul Artikel : -

Penulis : Pdt. Dr. Stephen Tong

Penerjemah : -

Penerbit : Lembaga Reformed Injili Indonesia, Jakarta, 2002

Halaman : 11 - 21

Siapakah Kristus Yang Naik Ke Surga?

Editorial:

Dear e-Reformed netters,

Meskipun Hari Kenaikan Tuhan Yesus sudah berlalu seminggu y.l. namun

gaung pesan yang muncul dari peristiwa kenaikan tersebut tidak akan

pernah berlalu dari muka bumi ini sebelum kedatangan Tuhan Yesus

kembali yang kedua kalinya. Oleh karena itu mari kita camkan baik-baik

pesan penting yang diberikan Kristus sebelum Ia naik ke surga.

Kiranya artikel dari khotbah Pdt. Stephen Tong ini menolong kita melihat

dengan jelas makna kenaikan Tuhan Yesus Kristus ke surga, karena itulah

yang menjadi misi kita orang-orang Kristen selama masih diijinkan Tuhan

hidup di dunia ini. Selamat menyimak.

Page 228: Bmf 53 teologi reformed

222 |TEOLOGI REFORMED

In Christ,

Yulia

< yulia in-christ.net >

Artikel Terkait

Jika Kristus Tidak Dibangkitkan

Alkitab dan Reformasi

Inti Kekristenan

Memahami Ulang Konteks Berteologi John Calvin dalam

Doktrin Predestinasi (2)

Teologia Reformed dan Relevansinya bagi Gereja Masa Kini

Roh Kudus dan Alkitab

Gereja Beraliran Teologi Reformed

Penulis:

Pdt. Dr. Stephen Tong

Edisi:

074/V/2006

Isi:

Artikel ini disarikan dari khotbah Pdt. Dr. Stephen Tong di GRII Jakarta.

Dalam Mazmur 24:7-10, kita membaca mengenai adanya pintu kekekalan

yang dibuka menyambut seorang pemenang untuk selama-lamanya. Di

Vatikan, di dalam Gereja Basilica of Saint Peter, ada pintu yang hanya

boleh dibuka satu kali dalam 50 tahun. Pada waktu mereka membuka

pintu itu, kadang-kadang mereka membaca ayat ini. Mereka menganggap

Page 229: Bmf 53 teologi reformed

223 |TEOLOGI REFORMED

itu merupakan suatu upacara yang agung sekali. Sebenarnya pintu itu

tidak mempunyai makna yang terlalu berarti bila dibandingkan dengan

ayat- ayat yang tercantum di sini.

"Semua pintu gerbang, terbukalah!" Untuk siapa pintu yang kekal

dibuka? "Untuk raja yang pernah berperang di dalam medan

peperangan." Siapakah raja yang pernah menang perang di medan

peperangan? "Yaitu yang diutus oleh Yehovah, yang menjadi Tuhan di

atas segala sesuatu."

"Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan terangkatlah kamu,

hai pintu-pintu yang berabad-abad, supaya masuk Raja Kemuliaan!"

Siapakah dia itu Raja Kemuliaan? "Tuhan semesta alam, Dialah raja

semesta alam, Dia Raja Kemuliaan."

Tapi Dia pernah datang, pernah dicobai, pernah diberi kesempatan untuk

berjuang dan bertarung dengan kuasa-kuasa kejahatan. Iblis berusaha

meremukkan dan menjatuhkan Dia. Tetapi Dia naik ke surga. Ini

membuktikan bahwa Dialah Raja yang mulia, Raja yang menang, Raja

yang pernah bertempur di dalam medan pertempuran rohani

menggantikan engkau dan saya.

"Hai pintu gerbang, gerbang yang mulia, pintu yang kekal, bukalah!

Angkatlah kepalamu, bukalah pintumu menyambut Yesus Kristus sebagai

yang menang!"

Di dalam Pengakuan Iman Rasuli tertulis, "Dia naik ke surga, duduk di

sebelah kanan Allah Bapa". Bagian ini jangan dimengerti sebagai suatu

lokasi atau semacam pengertian secara tata ruang. Jikalau Yesus betul-

betul berada di sebelah kanan, berarti ada lokasinya. Bukankah ini juga

berarti bahwa Bapa berada di sebelah kiri Yesus? Jikalau Bapa berada di

kiri, lalu Yesus di kanan, yang mana yang lebih besar? Yang kanan atau

yang kiri? Lalu, di manakah Roh Kudus? Bila demikian, hal ini akan

Page 230: Bmf 53 teologi reformed

224 |TEOLOGI REFORMED

mengaburkan arti rohaninya. Padahal pengertian tempat seperti itu

mempunyai arti rohani yang jauh lebih dalam.

Di dalam pemikiran Kitab Suci, tempat kanan mempunyai tiga arti.

Arti pertama, Yesus Kristus adalah orang yang sudah diterima dengan

sukacita oleh Tuhan Allah. Ini adalah delighted decision. Suatu tempat

yang diterima dengan baik, suatu tempat yang diberikan karena yang

memberi begitu senang kepada Dia. Kristus adalah Anak kesayangan

Bapa. "Dengarlah Dia! Dengarlah Anak yang Aku suka ini."

Arti kedua, tempat sebelah kanan berarti tempat pemenang. Setelah

orang yang bertempur dalam medan peperangan pulang, ia diberikan

tempat di sebelah kanan oleh raja. Jenderal yang menang, jenderal yang

begitu penting, duduk di sebelah kanan. Yesus Kristus menjadi pemenang

di dalam medan peperangan. Itu sebabnya Ia duduk di sebelah kanan

Bapa.

Ketiga, tempat kanan berarti tempat penguasa. Tuhan memberikan

kekuatan, kuasa, dan mandat yang melampaui apapun di bumi kepada-

Nya. Itulah kuasa yang diberikan kepada Yesus Kristus.

Puji Tuhan! "Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang! Dan

terangkatlah kamu, hai pintu-pintu yang berabad-abad, supaya masuk

Raja Kemuliaan. Siapakah Dia, Raja Kemuliaan itu?" Itulah Tuhan semesta

alam, Dialah Raja Kemuliaan

Bagian kedua diambil dari Matius 28:18, dst. Yesus Kristus bukan saja

seorang pemenang, tapi Dia naik ke surga. Sewaktu naik ke surga, Dia

memberikan suatu amanat yang paling agung kepada semua orang yang

mengikuti Dia.

Pada zaman reformasi, orang-orang reformasi, khususnya yang berada di

Jenewa, menganggap amanat agung hanya diberikan kepada rasul-rasul

pada waktu itu. Ini merupakan suatu kelemahan besar yang

Page 231: Bmf 53 teologi reformed

225 |TEOLOGI REFORMED

mengakibatkan kira-kira selama dua abad orang-orang reformasi, orang-

orang Lutheran, hanya mengerjakan penggembalaan di Eropa. Mereka

tidak mengutus orang keluar untuk mengabarkan Injil. Karena

kesalahtanggapan itu, akhirnya gereja menjadi lemah dalam penginjilan.

Lambat laun Tuhan membangkitkan orang-orang untuk membawa kita

kembali kepada visi yang benar, bahwa penginjilan itu bukan tugas gereja

mula- mula saja. Penginjilan bukan sudah tidak ada, tetapi ada pada

setiap zaman. Para rasul dan para nabi memang sudah tidak ada. Namun,

fungsi- fungsi kerasulan dan kenabian masih tetap ada. Jadi, yang diutus

mewakili Tuhan untuk berbicara adalah fungsi yang masih berada dalam

segala zaman. Maka kita juga harus menegaskan hal ini. Pengertian

tentang kesadaran semacam ini akan mengubah dan menggugat kembali

tugas kita terhadap dunia ini.

Yesus berkata, "Pergilah ke seluruh dunia dan jadikan segala bangsa

murid-Ku." Ini merupakan suatu penanaman visi, semacam pikiran yang

begitu besar kepada gereja. Bila suatu zaman tidak memiliki visi, maka

zaman itu akan penuh dengan kekacauan. Gereja yang sudah kehilangan

ketajaman dalam melihat visi akan menjadi tidak berdaya, tidak dinamis

lagi. Namun, bila visi itu kembali dipertajam dan menggugah hati

manusia, mau tidak mau gereja akan menjadi militan dan dinamis di

dalam pelayanan.

Begitu banyak orang Kristen yang malas, yang imannya kendur, yang

hidup rohaninya begitu sembarangan dan etikanya begitu tidak

bertanggung jawab karena sudah kehilangan ketajaman dan keinsyafan

tentang visi dan mandat dari Tuhan! Tetapi puji Tuhan! Yesus bukan

memberikan suatu khotbah dan amanat yang agung itu kepada mereka di

tempat sembarangan. Mereka naik ke gunung dan di atas gunung itu

Yesus mengutus mereka.

Pada waktu naik ke atas bukit, berada di tempat yang tinggi, kita akan

melihat suatu dataran yang lebih besar. Kita akan mempunyai

Page 232: Bmf 53 teologi reformed

226 |TEOLOGI REFORMED

pemandangan yang jauh lebih luas dan di situ Tuhan membentuk suatu

pemikiran atau semacam wawasan yang luas bagi orang-orang yang mau

mengabarkan Injil. Barangsiapa yang tidak mempunyai hati yang luas,

yang tidak mempunyai pandangan rohani dengan wawasan yang luas,

tidak mungkin mempunyai penginjilan yang kekuatannya lebih besar

daripada pelayanan yang lain. Di sini kita melihat, gereja harus kembali

mengikuti teladan dan menaati perintah Yesus Kristus.

Kenaikan Kristus ke surga bukan hanya merupakan suatu catatan sejarah,

tetapi juga suatu amanat. Dia pergi dan tugas-Nya dikerjakan oleh engkau

dan saya. Barangsiapa merayakan hari kenaikan Kristus, dia juga harus

mengingat pesan Yesus sebelum Ia pergi.

Pesannya adalah "Pergilah ke seluruh dunia, jadikan segala bangsa murid-

Ku. Apa yang Aku katakan kepadamu ajarkanlah mereka, supaya mereka

menjalankannya dan engkau yang mengabarkan Injil akan Kusertai,

sampai kesudahan, sampai selama-lamanya."

Selanjutnya, kita akan melihat apa yang dikaitkan dengan kenaikan Yesus

ke surga. Dalam Yohanes 16:7-8, tertera suatu perjanjian yang lebih

penting lagi. Jikalau Yesus Kristus, yang sudah memberikan perintah

untuk pergi mengabarkan Injil ke seluruh dunia hanya membiarkan

pengikut-pengikut-Nya dengan keadaan yang begitu sulit, dengan

penganiayaan-penganiayaan yang kejam, yang ganas dan tidak

berperikemanusiaan, bukankah Ia adalah Tuhan yang meletakkan

kewajiban dan pergi melarikan diri? Tetapi bukanlah demikian. Alkitab

mengatakan, "Aku pergi justru berfaedah besar bagimu. Aku pergi untuk

kamu karena jikalau Aku tidak pergi Roh Kudus tidak turun." Di sini Yesus

Kristus mengaitkan kenaikkan-Nya ke surga dengan rencana yang

berkesinambungan di dalam konsistensi pikiran Tuhan Allah yang kekal.

Allah bukanlah Allah yang tidak berprogram. Allah adalah Allah yang

mempunyai program yang tertinggi. Allah adalah Allah yang mempunyai

cara berorganisasi dan mempunyai cara pemikiran dan jadwal yang paling

Page 233: Bmf 53 teologi reformed

227 |TEOLOGI REFORMED

tepat. Itu sebabnya Tuhan berkata, "Jikalau Aku tidak pergi, tidak ada

faedahnya bagimu. Tetapi jikalau Aku pergi, kepergian-Ku akan

mendatangkan keuntungan bagimu, sebab setelah Aku pergi, Roh Kudus

akan dikirim turun dan menyertai serta menjadi penghibur bagimu."

Siapakah Kristus yang naik ke surga? Kristus yang naik ke surga adalah

Kristus, Raja pemenang. Siapakah Kristus yang naik ke surga? Kristus yang

naik ke surga adalah Kristus, yang mengutus kita mengabarkan Injil ke

seluruh dunia. Siapakah Kristus yang naik ke surga? Kristus yang naik ke

surga adalah Kristus, yang bersama dengan Bapa mengutus Roh Kudus

menjadi pendamping bagi gereja.

Jikalau kita melihat abad pertama, kita mengetahui bahwa orang Kristen

bukan saja minoritas. Orang Kristen berada di kalangan bawah.

Kebanyakan yang menjadi orang Kristen adalah budak, nelayan, orang

miskin, orang di pasar, dan sedikit sekali pejabat-pejabat tinggi,

konglomerat, atau orang-orang penting di dalam masyarakat yang

beriman kepada Yesus Kristus. Dari antara 12 murid Yesus, kita melihat

begitu banyak nelayan yang dipanggil. Pengaruh mereka mulai dari grass-

root, mulai dari lapisan yang paling bawah sekali.

Yesus menjadi teman dari pemungut cukai, dari orang-orang berdosa. Ia

menerima orang-orang yang dibuang oleh masyarakat.

Melalui kira-kira 300 tahun, kita melihat pengaruh kekristenan sudah

mengakibatkan Raja Konstantin akhirnya harus berlutut di hadapan Yesus

dan mengakui Dia sebagai Tuhan. Di sini kita melihat di dalam 300 tahun

permulaan itu, gereja mengalami penganiayaan, pengucilan,

pembunuhan, dan penyiksaan. Begitu banyak martir yang mati

mengalirkan darah, mati syahid bagi kepercayaan dan iman kekristenan

yang mereka yakini.

Siapakah yang memberikan kekuatan? Bagaimana mereka bisa bertahan

bila tidak ada penolong yang setiap saat berada dengan mereka, yang

Page 234: Bmf 53 teologi reformed

228 |TEOLOGI REFORMED

mempunyai kuasa ilahi, yang berada di tengah-tengah mereka? Siapakah

Penolong itu? Dialah Roh Kudus.

Maka Yesus berkata, "Aku harus pergi. Aku pergi, maka Dia akan datang.

Aku pergi dan bersama dengan Bapa mengirim Roh Kudus agar turun ke

atas kamu. Roh Kudus turun ke atas kamu, maka kamu akan berkuasa."

Berkuasa atas apa? Berkuasa atas penderitaan, penganiayaan, dan segala

kesulitan sehingga engkau dapat tetap memegang imanmu.

Sebagaimana dalam Perjanjian Lama, umumnya masyarakat saat ini

memahami kuasa Allah melalui pertolongan dan kelancaran hidup serta

pemberian berkat secara materi atau jasmani. Tetapi kuasa yang kita lihat

dalam Perjanjian Baru setelah Kristus naik justru sama sekali terbalik.

Kalau Tuhan berkuasa, kenapa tidak menyembuhkan saya? Kalau Tuhan

berkuasa kenapa tidak menyertai? Kalau Tuhan berkuasa, kenapa situasi

politik dan situasi ekonomi begitu jelek? Kalau Tuhan berkuasa, mengapa

Nero saja bisa menganiaya rasul? Bisa memaku mati Petrus secara

terbalik? Di mana kuasa Tuhan?

Kekristenan justru memahami kuasa dari kerajaan Tuhan secara antitesis.

Di dalam penganiayaan, di dalam kesulitan, di dalam desakan, di dalam

kesempitan, di dalam segala sesuatu: kesulitan, sengsara, penderitaan

politik, ekonomi dan apa pun juga, iman orang Kristen tidak

berkompromi. Orang Kristen tidak menyerah kepada musuh. Itulah kuasa

Roh Kudus.

Saya sangat takut kalau gereja sudah menjadi sangat kaya. Saya sangat

takut kalau hamba Tuhan sudah beroleh segala kelonggaran sehingga

tidak lagi bersandar kepada Tuhan. Padahal melalui kemiskinan dan

kesulitanlah iman kita memiliki kesempatan untuk dilatih agar memiliki

suatu kekayaan rohani. Sebaliknya, saat kita sudah mempunyai segala

sesuatu, kita menjadi sangat miskin di dalam iman.

Page 235: Bmf 53 teologi reformed

229 |TEOLOGI REFORMED

Tuhan berkata, "Aku pergi dan Aku mengirim Roh Kudus. Roh Kudus

mendampingi engkau, saat engkau diutus ke dalam dunia sebagai utusan

Tuhan."

Saya minta maaf jikalau saya harus memakai suatu kalimat, bahwa itulah

pengutusan yang paling kejam dalam sejarah. Jangan heran kalau ada

orang Kristen yang dibunuh. Jangan heran kalau gereja dianiaya. Jangan

heran kalau kadang-kadang kita dibiarkan miskin dan sulit luar biasa.

Jangan mengomel apalagi heran karena itu cara pengutusan dari Tuhan.

"Aku mengutus engkau seperti domba di tengah-tengah kawanan

serigala!" Bukankah itu hal yang paling kejam? Coba Saudara bayangkan,

seekor domba yang dikelilingi oleh kawanan serigala yang begitu kejam.

Serigala yang mempunyai gigi begitu tajam, sifat yang begitu keras,

kelompok yang begitu banyak kawannya. Itulah namanya utusan Tuhan.

"Aku mengutus engkau seperti domba di tengah-tengah serigala."

Itu sebabnya saya minta maaf kalau saya katakan pengutusan Tuhan

adalah pengutusan yang kejam. Tetapi tidak menjadi soal, jikalau domba

itu mengerti bahwa Roh Kudus sedang diutus untuk menyertainya. "Aku

pergi supaya Roh Kudus turun!" Inilah sudut ketiga yang kita lihat dari

kenaikkan Yesus ke surga.

Siapakah Dia yang naik ke surga? Dia Raja yang menang di dalam

pertempuran rohani. Siapakah Dia yang naik ke surga? Dia adalah Tuhan

yang memberikan mandat kepada kita, amanat yang paling agung:

mengabarkan Injil ke seluruh dunia. Siapakah Yesus yang naik ke surga?

Dia adalah yang mengutus Roh Kudus yang menjadi parakletos, menjadi

penghibur, pendamping untuk kita.

Keempat, kita membaca dalam Ibrani 4:14-16. Bagian ini menyatakan

bahwa kita memiliki seorang Imam Besar yang sudah melintasi segala

langit. Yesus naik ke surga bukan berarti menghilang dari bumi ini setelah

kurang lebih 33 tahun berada di dunia. Atau seperti yang dikatakan oleh

doketisme, keberadaan-Nya hanya suatu dokaio saja. Dia hanya

Page 236: Bmf 53 teologi reformed

230 |TEOLOGI REFORMED

dibayang-bayangkan pernah datang ke dunia, lalu hilang. Setelah pergi, Ia

naik ke surga dan melintasi segala langit. Ini merupakan suatu ajaran

yang begitu besar.

Pada hari kenaikan ini, saya merenungkan, terus merenungkan kenaikan

Yesus Kristus. Lalu saya berkata, "Puji Tuhan! Agama lain tak pernah

mempunyai seorang pendiri, tak pernah mempunyai seorang penghulu

agama yang datang dari sana ke sini, dan juga tidak pernah ada yang dari

sini ke sana dengan melintasi segala langit, kecuali Yesus Kristus." Mereka

hanya membayangkan adanya satu allah. Allah, yang belum pernah

datang ke dunia. Allah, yang katanya mencipta, menyelamatkan dan

mengampuni, satu-satunya yang rahmani, rahimi. Tapi allah yang mereka

bayangkan berbeda dengan Yesus Kristus yang adalah Allah yang pernah

meninjau sendiri, datang sendiri, menyelamatkan kita, hidup di tengah-

tengah kita, yang dengan mulut-Nya memakai bahasa manusia untuk

memberikan pengajaran yang terindah di dalam sejarah kepada kita, lalu

pergi setelah menyelesaikan tugas-Nya.

Sewaktu mengenang Kristus, kita mengenang Allah yang pernah datang.

Wujud-Nya begitu konkrit. Hubungan-Nya dengan manusia juga begitu

intim. Dalam bagian Firman ini dikatakan suatu kalimat yang begitu

menyentuh. Kita bukan mempunyai seorang Imam yang tidak mengerti

segala kelemahan kita. Saya percaya di dalam hidup setiap orang,

sedalam-dalamnya ada keluhan kesusahan hidup dalam dunia. Baik orang

kaya maupun orang miskin, orang sukses maupun orang yang penuh

dengan kegagalan, baik engkau yang kelihatan mempunyai materi yang

begitu besar, begitu banyak, atau mereka yang selalu mengejar hanya

untuk menyambung hidup saja.

Setiap orang mempunyai keluhan akan hal yang begitu sulit. Namun,

siapakah yang sungguh-sungguh dapat mengerti setiap orang? Suami

ingin dimengerti oleh isteri. Tapi justru isteri ingin dimengerti oleh suami!

Kekuatan kita untuk mengerti dan kemampuan kita untuk mau mengerti

Page 237: Bmf 53 teologi reformed

231 |TEOLOGI REFORMED

dibandingkan dengan kebutuhan kita untuk dimengerti, selalu tidak

seimbang.

Adakah yang mengerti? Ada! Yesus Kristus mengerti segalanya. Dia

pernah datang. Dia pernah dilahirkan di tempat binatang. Dia pernah

diejek oleh bangsanya sendiri. Dia pernah seorang diri mengalami puasa

40 hari dan dicobai oleh iblis. Dia pernah menanggung berat. Dia pernah

menderita, berkorban emosi, berkorban perasaan. Yesus Kristus mengerti

segala kelemahan kita. Dia mengerti karena Dia sama seperti kita. Dia

merasakan segala pengalaman kita. Sebaliknya sama seperti kita, Ia telah

dicobai tetapi tidak berbuat dosa.

Yesus yang telah naik ke surga menjadi Imam Besar. Imam Besar inilah

yang membawa kesulitan kita kepada Allah yang sulit kita capai. Ia juga

membawa anugerah dari Allah kepada kita, anugerah yang tidak layak

kita terima. Inilah pekerjaan Imam. Imam yang berada di antara yang

hidup dan yang mati. Imam yang berada di antara yang tidak kelihatan

dan yang kelihatan. Imam yang berada di antara Allah dan manusia.

Kristuslah pengantara yang menjalankan tugas imam sekaligus sebagai

korban. Inilah perbedaan imam dalam sejarah orang Yahudi dengan

Imam yang paling besar, Yesus Kristus, bagi gereja-Nya. Imam- imam yang

lain tidak menjadi korban. Mereka mempersembahkan korban, namun

mereka sendiri bukan korban. Hanya Yesus yang bertindak sebagai Imam

Besar sekaligus korban.

Dengan bahasanya, manusia tidak akan sanggup untuk mengungkapkan

keagungan dan kebesaran cinta kasih Tuhan yang adalah Imam Besar

sekaligus korban. Ia mempersembahkan diri dengan roh-Nya yang kekal

dan darah-Nya yang suci yang tak bercacat cela untuk membersihkan dan

menjadikan kita milik-Nya yang dilayakkan untuk berdamai dengan Tuhan

Allah. Inilah Imam kita. Dan inilah bagian keempat yang kita lihat.

Selanjutnya, dalam Ibrani 7:24-25 kita melihat bahwa Yesus Kristus

mempunyai pekerjaan lain setelah naik ke surga. Dalam ayat 26,

Page 238: Bmf 53 teologi reformed

232 |TEOLOGI REFORMED

dikatakan bahwa Yesus Kristus mempunyai tingkatan tertinggi sebagai

pengantara untuk berdoa syafaat bagi setiap kita. Dalam pasal 7 ayat 27-

28, serta pasal 9 ayat 27-28 terlihat bahwa Dialah yang menanggung dosa

kita dan yang menjadi pengantara yang berdoa syafaat bagi setiap orang

yang percaya kepada-Nya.

Siapakah Kristus? Dia pemenang, bukan? Siapakah Kristus? Dia pengutus,

bukan? Siapakah Kristus? Dia yang memberikan Roh Kudus kepada kita.

Siapakah Kristus? Dia yang berdoa bagi kita dengan pengertian karena Ia

sendiri pernah datang ke dalam dunia ini. Tidak hanya itu, Yesus adalah

Tuhan yang kembali ke surga untuk menyiapkan tempat bagi kita.

Dalam Injil Yohanes 14:1-4 Yesus berkata, "Aku pergi untuk menyediakan

tempat bagimu. Jikalau Aku tidak pergi tidak ada yang menyediakan

tempat bagimu dan jikalau Aku sudah menyediakan tempat bagimu Aku

pasti akan datang kembali lagi. Di mana Aku ada di sana pun engkau akan

berada."

Adakah penghiburan yang lebih besar dari ini? Tidak ada. Adakah seorang

Juruselamat seperti Kristus? Tidak ada. Dialah satu-satunya dan Dialah

yang paling sempurna di dalam menyediakan segala sesuatu bagi umat-

Nya. "Di jalan itu Aku pergi. Jalan satu-satunya dan engkau tahu juga."

Pada waktu Filipus bertanya kepada Dia, "Hai Guru, tunjukkan jalan itu

kepada kami," maka Yesus Kristus dengan menggelengkan kepala

bertanya, "Sudah sekian lama engkau mengikut Aku, engkau masih belum

tahu di mana jalan itu? Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: `Akulah

jalan, Akulah kebenaran, dan Akulah hidup.`"

Saya melihat ketiga butir ini sebagai suatu gambaran tentang seluruh

dunia, yaitu di dalam filsafat, kebudayaan agama, dan kebijaksanaan,

yang terkristalisasi di dalam dunia mental manusia.

Page 239: Bmf 53 teologi reformed

233 |TEOLOGI REFORMED

"Akulah jalan, Akulah kebenaran." Mengapa Yesus mengatakan: "Akulah

jalan"? Karena semua agama mencari jalan. Itulah yang dibutuhkan oleh

orang di Timur. "Akulah kebenaran." Mengapa Yesus menyatakan

kebenaran diidentikkan dengan diri-Nya? Karena manusia di Barat yang

mencari filsafat ingin mengetahui kebenaran dan Yesus mengisi

kebutuhan itu. Pada waktu Yesus mengatakan: "Akulah jalan", Ia sedang

menunjukkan kepada orang Timur yang mau mendapatkan jalan di dalam

agama. Ia berkata, "The way is not there. The way you are seeking is not

in religion, but in Me, in My life."

Yesus telah mengajak dunia Timur dan Barat untuk menerima

kesimpulan- Nya, "Akulah hidup yang tidak ada pada agama-agama, tidak

ada pada filsafat-filsafat dan sistem epistemologi dunia." Semua pendiri

agama akhirnya mati di tengah usahanya mencari jalan. Para filsuf juga

akhirnya mati di tengah usahanya mencari kebenaran. Dan Kristus

akhirnya berkata, "Di manakah jalan itu? Akulah jalan itu. Di manakah

kebenaran itu? Akulah kebenaran itu. Dan Akulah hidup."

Inilah satu-satunya solusi. The only solution, the only answer, for seeking

the truth in way thru philosophy, religion, culture, and human wisdom

concluded only in Jesus Christ, the truth revelation of God in human

form. Puji Tuhan! Dialah pernyataan Allah yang berbentuk manusia, yang

telah menyimpulkan segala sesuatu yang sedang digumuli dan dicari

agama maupun filsafat.

Paul Tillich, seorang teolog besar mengatakan, munculnya Yesus di dalam

sejarah harus menghentikan usaha semua agama dalam mencari apa pun

yang paling berharga yang mereka inginkan. The revelation of Christ, the

appearance of Christ in history is to cease off the effort of seeking truth

and way in religions. Puji Tuhan!

"Akulah jalan. Dan jalan itu bukan dari sini ke sana melainkan dari sana ke

sini. Akulah yang menghampiri manusia."

Page 240: Bmf 53 teologi reformed

234 |TEOLOGI REFORMED

Manusia tidak akan pernah dapat menghampiri takhta Allah dengan

usaha dan kekuatannya sendiri. Allah yang suci dan kekal tidak akan

dapat dijangkau oleh manusia yang berdosa dan terbatas. Bagaimana

mungkin sesuatu yang terbatas, yang dicipta, yang bisa rusak dapat

menghampiri Tuhan yang tak terbatas dan kekal? Hal ini hanya mungkin

bila Allah, dari takhta yang tidak terbatas, yang kekal, yang tidak bisa

rusak, rela turun, lalu pergi kembali untuk menjadi jaminan kita.

Kalau agama-agama lain hanyalah one way traffic in human effort, jalan

yang hanya satu arah dari usaha manusia, kekristenan percaya kepada

suatu sistem keselamatan berupa two way traffic which initiative from

God and assured in the term of God. Kita percaya pada sistem dua jalur,

dari sana telah ke sini, yang membawa kita dari sini ke sana, yang dijamin

di dalam segala kekuatan yang kekal di dalam takhta Tuhan. Puji Tuhan!

"Aku pergi untuk menyediakan tempat bagimu. Aku pergi untuk

mempersiapkan segala sesuatu bagimu dan Aku akan datang kembali

untuk menyambut engkau sebagai seorang mempelai lelaki yang akan

menyambut mempelai perempuan." Gereja harus siap sedia. Gereja

harus senantiasa mempersiapkan diri dengan tidak menodai, tidak

mencemari tubuh Kristus. Gereja harus bersiap untuk menjadi mempelai

perempuan Kristus yang akan bersatu di dalam cinta kasih yang paling inti

yang digambarkan dalam hubungan suami isteri.

Ia yang akan datang kembali telah menyediakan tempat bagi kita. Ia

berkata, "Di mana Aku berada, di situ engkau berada."

Bagian terakhir ialah Kisah Para Rasul 1:9-11. "Hai orang Galilea,

mengapa engkau melihat seperti ini? Ingatlah, Yesus yang kau lihat

diangkat ke surga, akan datang dengan cara yang sama, kembali ke dalam

dunia ini."

Seluruh Kitab Suci mempunyai suatu konsistensi, mempunyai suatu

hubungan organis yang begitu erat, sehingga tidak bisa dipisah- pisahkan

Page 241: Bmf 53 teologi reformed

235 |TEOLOGI REFORMED

sembarangan, kecuali oleh mereka yang sengaja atau mereka yang tidak

mengerti. Di dalamnya kita melihat rencana Allah yang sudah terbentuk

begitu sempurna. Yesus Kristus naik ke surga bukan karena Ia melarikan

diri. Ia tidak menyembunyikan diri. Ia pergi dengan tugas. Ia pergi dengan

rencana Allah yang sudah ditetapkan dan itu bukan titik yang terakhir. Itu

merupakan suatu janji bahwa suatu hari kelak Ia akan datang kembali

dengan cara yang sama, kembali ke dalam dunia.

Saya membayangkan orang-orang Galilea seperti Petrus dan Yohanes

yang sudah terbiasa didampingi oleh Yesus, yang bila ada kesulitan

langsung beralih kepada Yesus dan bertanya, "Bagaimanakah Tuhan?

Bagaimanakah cara-Mu menangani kesulitan ini, Guru?" Mereka sudah

terbiasa disertai, ditolong, dan berada bersama dengan Yesus Kristus.

Sekarang, untuk pertama kali dalam hidupnya, mereka sadar bahwa

Yesus tidak selamanya berada di samping mereka. Yesus harus pergi dan

mereka harus menghadapi dunia secara faktual, menghadapi dunia ini

dengan segala sesuatu yang tidak terlalu bersahabat dengan orang

Kristen. "Akan bagaimana perlakuan Herodes terhadap kita? Akan

bagaimana Pilatus terhadap kita? Dan bagaimana prinsip Kaisar dan

politikus-politikus Romawi? Dan jika berganti gubernur yang lain, akan

bagaimana? Kami tidak tahu."

Mereka hanya tahu Yesus pergi. "Lalu, hanya mimpikah 3 1/2 tahun yang

lampau itu? Janji kosongkah itu? Hanya menjadi catatan sejarahkah itu

semua? Ataukah kedatangan-Nya itu suatu kesempatan yang belum

pernah ada dalam sejarah sehingga kami dapat menikmatinya? Kalau

Tuhan sudah pernah turun, kenapa pergi lagi? Kalau Dia sudah menyertai,

kenapa naik lagi? Setelah naik lalu bagaimana?"

Kenaikan Yesus Kristus memaksa mereka untuk memikirkan

pertangungjawaban iman dan respon mereka terhadap kalimat nubuat

yang pernah diucapkan Yesus. Mereka harus memberikan semacam

tantangan kepada setiap orang percaya. Mereka harus

Page 242: Bmf 53 teologi reformed

236 |TEOLOGI REFORMED

mempertanggungjawabkan tentang bagaimana meresponi, mengimani,

dan mengaplikasikan setiap kalimat nubuat yang pernah diucapkan Yesus

saat Ia ada di dunia.

Kadang-kadang saat papa dan mama ada kita tidak menghargai mereka.

Saat Tuhan memanggil mereka pulang, barulah kita sadar dan kalang

kabut. Sekarang kita harus menghadapi kenyataan bagaimana hidup di

dalam dunia ini. Baru kita ditantang untuk berpikir kembali, "Apa yang

pernah papa katakan dulu kalau menghadapi orang yang begini?"

Sekarang kita mulai mengingat-ingat. Sama persis dengan keadaan

sewaktu Yesus naik ke surga.

Waktu naik ke surga Yesus berkata, "Aku akan mengirim Roh Kudus untuk

kembali mengingatkan perkataan-perkataan yang sudah pernah Aku

katakan kepadamu."

Itu sebabnya kita ditantang untuk berespon, bertanggung jawab, dan

berdikari. Gereja ditantang untuk menjadi wakil Tuhan di dunia dengan

memuliakan Tuhan, merefleksikan segala moral kesucian, keadilan, cinta

kasih Allah dari zaman ke zaman. Inilah tugas gereja.

"Hai orang Galilea, untuk apa melihat terus ke awan? Mengapa melihat

terus ke langit? Yesus yang pernah beserta denganmu, yang pernah kau

saksikan pelayanan-Nya, sekarang sudah naik ke surga dan akan datang

kembali."

Setelah membaca enam bagian Kitab Suci yang begitu penting ini, dan

jikalau kita sungguh-sungguh menunggu dan mengharapkan Yesus Kristus

datang kembali, maka ada dua hal penting yang harus kita kerjakan.

Pertama, kita harus mengabarkan Injil kepada sesama. Tidak ada jalan

lain. Ini merupakan keikhlasan orang yang menantikan kedatangan Yesus

Kristus. Jikalau Injil ini dikabarkan ke seluruh dunia, maka hari itu akan

Page 243: Bmf 53 teologi reformed

237 |TEOLOGI REFORMED

tiba. Berarti sebelum Injil dikabarkan kepada segala bangsa, segala suku,

segala sudut, Kristus tidak akan kembali.

Saya betul-betul salut, sedalam-dalamnya dari dalam hati saya, kepada

orang-orang di Wiclyffe Bible Translation Association. Mereka berada di

lembaga Alkitab yang khusus menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa-

bahasa yang terpencil di daerah-daerah yang dilupakan oleh manusia.

Mereka pergi ke tempat yang begitu terpelosok, begitu dalam, begitu

sulit dicapai. Saya salut melihat mereka.

Saya berdoa dan mengajak kita semua supaya menjadikan gereja kita

sebagai gereja yang mau mendukung penginjilan, gereja yang

menghasilkan penginjil, gereja yang mengerti makna Injil, dan gereja yang

mau melibatkan diri ke dalam penginjilan misi seluruh dunia. Bila kita

menunggu kedatangan-Nya dengan hati yang sungguh-sungguh ikhlas

haruslah kita tunjukkan dengan menunjang dan melibatkan diri ke dalam

penginjilan.

"Hai orang-orang Galilea, mengapa melihat seperti ini? Mengapa terus

menengadah ke langit? Memang Yesus sudah naik, tapi tugasmu bukan

memandang Dia, tetapi pergi ke dunia mengabarkan Injil!"

Kedua, orang yang sungguh-sungguh menanti kedatangan Yesus Kristus

adalah orang yang menjaga hidup di dalam kesucian. Hidup di dalam

kesucian berarti kita terus memelihara diri kita supaya pada waktu Ia

datang kembali kita sudah siap, boleh menerima dan diterima oleh-Nya.

Barangsiapa yang menaruh pengharapan seperti ini kepada-Nya, biarlah

ia membersihkan dirinya! Ini adalah perintah dari Yohanes di dalam

1Yohanes 3. Barangsiapa yang menaruh pengharapan kepada kedatangan

Kristus biarlah ia menjaga dirinya, memelihara kesucian dan menunggu di

dalam doa akan kedatangan Yesus Kristus.

Terakhir kita akan melihat ayat terakhir dari seluruh Kitab Suci, yaitu

dalam Wahyu 22:20-21. Ayat terakhir dalam Kitab Suci Perjanjian Lama,

Page 244: Bmf 53 teologi reformed

238 |TEOLOGI REFORMED

diakhiri dengan kutukan. Ayat terakhir dalam Kitab Suci Perjanjian Baru,

diakhiri dengan berkat.

Siapakah Ia, yang dalam ayat 20 berfirman dan memberi kesaksian

tentang semuanya? Jadi, Yesus Kristus berkata, "Ya, Aku datang segera.

Aku akan datang kembali secepat mungkin." "Amin. Datanglah Tuhan

Yesus." Atau terjemahan lain: "Oh Yesus, aku mengharapkan Engkau

datang!" Yesus berkata, "Ya, Aku datang segera." Gereja menjawab,

"Amin. Kami menunggu kedatangan-Mu."

Dengan mengingat kenaikan-Nya ke surga, kita kembali menyadari bahwa

Ialah pemenang, pemberi Roh Kudus, sekaligus pendoa syafaat yang

mengerti kesengsaraan kita. Ia pula yang menyediakan tempat di surga

yang akan datang kembali bagi kita. Kita pun bersedia menanti

kedatangan Tuhan kedua kalinya. Kiranya Tuhan memberkati kita masing-

masing di dalam hidup kita sebagai orang Kristen di dunia.(EL)

Sumber:

Sumber diambil dari:

Judul Buku : Momentum, 40, Triwulan II/1999

Judul Artikel : -

Penulis : Pdt. Dr. Stephen Tong

Penerjemah : -

Penerbit : Lembaga Reformed Injili Indonesia

Halaman : 3 - 13

Perspektif Kristen Tentang Ekonomi (1)

Page 245: Bmf 53 teologi reformed

239 |TEOLOGI REFORMED

Editorial:

Dear e-Reformed netters,

Artikel yang saya kirim ini cukup panjang, karena itu saya akan persingkat

prakatanya dengan menyimpulkan bahwa orang Kristen yang dekat

dengan Tuhan dapat dilihat dari pertanggungjawaban sikapnya terhadap

uang. Nah, selamat membaca, kiranya bisa menjadi bahan perenungan

untuk bulan ini. Nantikan sambungan artikel yang ditulis oleh Paul

Hidayat ini di edisi e-Reformed mendatang.

In Christ,

Yulia

< yulia in-christ.net >

Artikel Terkait

Gereja; Mau Kemana? Konservatif dan Radikal

Firman Menjadi Daging (2)

Christ's Church and Our Calling

Calvin dan Tuduhan Skisma dari Katolik Roma Terhadap

Para Reformator: Sebuah Studi Tentang Kesatuan Gereja

(Bag. 1)

Kematian Kristus

Diselamatkan dalam Pengharapan (1)

Calvin dan Tuduhan Skisma dari Katolik Roma Terhadap

Para Reformator: Sebuah Studi Tentang Kesatuan Gereja

(Bag. 2)

Penulis:

Page 246: Bmf 53 teologi reformed

240 |TEOLOGI REFORMED

Paul Hidayat

Edisi:

075/VI/2006

Isi:

PERSPEKTIF KRISTEN TENTANG EKONOMI (1)

Peristiwa yang belum lama ini menimpa Indonesia dan kawasan Asia

Timur dalam bidang ekonomi dan politik, tepat bila dinilai sebagai

pengukuhan kebenaran firman yang diucapkan Tuhan Yesus dalam

perumpamaan-Nya "dua macam dasar" (Mat. 7:24-27). Perumpamaan

Tuhan Yesus yang diambil dari fakta hidup sehari-hari itu jelas

mengandung "common sense" yang berlaku bukan saja bagi

pembangunan kehidupan spiritual tetapi juga bagi seluruh aspek

kehidupan termasuk pembangunan kehidupan sosial ekonomi-politik.

Bila kehidupan sosial- ekonomi-politik tidak dibangun atas dasar-dasar

yang kokoh yaitu prinsip-prinsip keadilan, kejujuran, kerja keras dan

cerdas, pelaksanaan hukum secara benar, pencerdasan bangsa, sikap

hemat, dlsb., maka hal-hal yang berhasil dibangun betapa pun megahnya

ternyata hanya berdiri di atas dasar-dasar yang rapuh.

Kebangkrutan ekonomi dan kejatuhan kepemimpinan politik belum lama

ini adalah akibat dari diabaikannya prasyarat-prasyarat tersebut.

Penjarahan dan perusakan yang belum lama ini terjadi di berbagai kota

kita, betapapun dengan pedih dan marah kita menyikapinya, hanya

mungkin terjadi di dalam kondisi di mana para penguasa dan pengusaha

lebih dulu telah menjarahi kalangan bawah dan membangun

kegemilangan di atas kehancuran banyak pihak. Prinsip yang sama pun

berlaku juga untuk lingkup lebih luas. Lautan api yang melahap ratusan

ribu hektar hutan-hutan di Kalimantan, Sumatera; perikliman dunia yang

beberapa tahun terakhir ini menjadi kacau; malapetaka El Nino yang

Page 247: Bmf 53 teologi reformed

241 |TEOLOGI REFORMED

mungkin sekali akan berkelanjutan dengan datangnya La Nina; semua

kemungkinan besar diakibatkan oleh kebijakan dan perilaku ekonomi-

politik yang memperkosa prinsip-prinsip ekologis. Badai memang

menyukai negeri tempat orang menabur angin.

Tak terduga bahwa ekonomi Asia akan goncang, ekonomi Indonesia akan

runtuh. Sejak tahun 1970-an ketika seluruh dunia mengalami lesu darah

ekonomi, pertumbuhan ekonomi Asia Timur justru deras

mencengangkan. Hong Kong, Taiwan, Singapura, Korea Selatan, disusul

Thailand, Indonesia, Malaysia, menjadi naga-naga ekonomi mengikuti

kiprah Jepang, sang naga ekonomi besar. Sampai dengan kwartal ketiga

tahun 1997, Indonesia mampu mencapai tingkat pertumbuhan antara 6,4

sampai 7% secara berkesinambungan. Selama kurun waktu tersebut, tiap

RAPBN selalu mencerminkan gairah pertumbuhan yang tak habis-habis.

Karena keberhasilan itulah, Indonesia beroleh reputasi internasional.

Indonesia begitu yakin akan segera memasuki "era lepas landas",

berkiprah besar dalam era pasar bebas Asia dan berikutnya dunia.

Keyakinan ini dipompakan setelah berhasil menjadi negara

berswasembada pangan, meningkatkan pendapatan per kapita sampai 18

kali dalam kurun waktu 30 tahun, dari US $ 60 di tahun 1966 menjadi US

$ 1100 di tahun 1996, menyebabkan persentase penduduk yang berada

di bawah garis kemiskinan merosot drastis dari 60% menjadi hanya 11%

dari total penduduk, berkembang dari negara pertanian menjadi negara

industri bahkan tak kepalang tanggung memasuki sektor industri pesawat

dirgantara. Ditambah dengan sediaan cadangan devisa yang dianggap

cukup dan tingkat inflasi di bawah dua digit, para pemimpin beranggapan

bahwa fundamental ekonomi Indonesia sangat baik.

Tetapi bangunan ekonomi megah tersebut ternyata menjulang di atas

dasar-dasar yang rapuh dan menggunakan bahan-bahan konstruksi yang

keropos. Komentar Paul Krugman yang semula dianggap menyakitkan

dan tidak benar namun kemudian ternyata benar bahwa mukjizat

ekonomi Asia hanya mitos belaka, justru seharusnya lebih dipertajam

Page 248: Bmf 53 teologi reformed

242 |TEOLOGI REFORMED

dengan 2pernyataan bahwa yang kita alami sekarang adalah kutuk dari

membangun mukjizat palsu dalam bidang ekonomi (the curse of fake

economic miracle). Tingkah laku yang menyebabkan keruntuhan ekonomi

itu adalah hal-hal yang melanggar prinsip moral dan etika. Kebangunan

ekonomi Asia terutama didorong oleh faktor suntikan modal asing, upah

kerja yang rendah, penggunaan pinjaman asing berbunga rendah bukan

untuk produksi tetapi untuk prestise (mega proyek, property yang sering

dianggap seperti milik sendiri), sementara sistem ekonominya tidak sehat

dan berbiaya tinggi, pelaku manufakturnya tidak andal, teknologinya

kepalang tanggung, mentalitas budayanya bapakisme dan wawasan

hidupnya tentang realita dan waktu bersifat mistis melihat hidup sebagai

roda pedati menghasilkan sikap hidup nrimo.

Ketika imbas gempa moneter di Thailand, bergerak ke Indonesia,

mulailah rentetan keruntuhan ekonomi Indonesia. Nilai rupiah terhadap

dolar terbanting berulang kali, menjadi tidak sampai seperempatnya dari

nilai rupiah pada kwartal ketiga tahun 1997. Harga-harga membubung

tinggi, bank-bank bertumbangan, perusahaan-perusahaan hancur, PHK

melonjak, jumlah pengangguran meningkat menjadi sekitar 20 juta orang,

harga saham anjlok, hutang luar negeri menjadi membengkak

hitungannya dalam rupiah dan tidak terbayar, BBM dinaikkan, harga-

harga melangit. Hal-hal tadi dan masih banyak lagi lainnya menjadi

terowongan gelap yang di dalamnya keruntuhan ekonomi Indonesia

terjun bebas belum lagi menyentuh dasar. Ketika tulisan ini disusun,

empat bulan pertama 1998 inflasi sudah mendekati 45% (diramalkan

akan sekitar 85% tahun 1998) dan tingkat pertumbuhan melorot terus

dari 0%, ke -5% dan belakangan diramalkan lagi akan -20%. Tiba-tiba

bagaikan mimpi buruk di siang bolong, seluruh Indonesia jatuh miskin.

Tingkat pendapatan per kapita anjlok menjadi setara dengan penduduk

Zambia. 2Yang sudah miskin makin jatuh ke bawah, yang sempat

mencicipi kenikmatan hidup kelas menengah harus kembali lagi paling

tidak ke kelas menengah bawah, yang kaya bahkan konglomerat pun

Page 249: Bmf 53 teologi reformed

243 |TEOLOGI REFORMED

jatuh miskin karena andaikan seluruh aset yang dimiliki dijual pun tetap

tidak memadai untuk membayar hutang-hutang luar negeri. Dan karena

banyak negara tetangga lain sedang menelan pil pahit yang sama, ratusan

ribu TKI mulai dipulangkan ke tanah air, membuat masukan devisa

menipis dan masalah bertambah seiring bertambahnya pengangguran.

"Berkat" dari ekspor yang diharapkan, akibat melorotnya nilai rupiah,

ternyata tidak terjadi, sebab harga-harga bahan baku yang harus diimport

tidak mungkin lagi dapat dijangkau. Penyakit ekonomi yang dialami

Indonesia kini sudah menjadi gejala komplikasi penyakit yang parah:

depresiasi rupiah, kenaikan harga-harga, inflasi, kebangkrutan

perusahaan dan perbankan, PHK, tingkat pengangguran bertambah,

kerawanan politik, ketidakpercayaan investor asing, semua ini membuat

perekonomian Indonesia makin terus terpuruk.

Mengapa dengan fundamental ekonomi yang kuat dan sehat itu,

ekonomi Indonesia goncang dan hancur juga? Mengapa naga ini kini

mendadak berubah menjadi cacing belaka? Lalu ramai-ramai orang

membuat berbagai macam analisis. Karena tidak jujur, tidak mawas diri,

kambing-kambing hitam pun dicari. "Soros sampai Sosro" (menggunakan

permainan kata Wimar Witoelar, Kompas, 23 Nov. 1997, hlm. 2) yaitu

para spekulan manca negara dan dalam negeri dituduh sebagai penyebab

semua masalah ekonomi ini. Baru sesudah masalah ekonomi ini berubah

menjadi masalah politik, krisis moneter berubah menjadi krisis

kepercayaan, ramai- ramai; orang meneriakkan pengakuan bahwa

penyebab semuanya adalah dilanggarnya prinsip-prinsip moral. Fondasi

bangunan ekonomi Indonsia itu ternyata bernama korupsi dan kolusi, lalu

bahan-bahan konstruksi yang dipakai untuk mengisi sistem

perekonomian Indonesia adalah nepotisme dan koncoisme. Beramai-

ramai pula orang menyerukan perlunya reformasi di segala bidang.

Semoga saja ramai-ramainya teriakan dan tudingan ini bukan sekadar

latah, gejala lain dari sakit yang entah sudah stadium ke berapa diidap

bangsa kita.

Page 250: Bmf 53 teologi reformed

244 |TEOLOGI REFORMED

Kegagalan Gereja

Seharusnya gereja di Indonesia mengaku jujur bahwa problem ekonomi

di Indonesia ini tidak lepas juga dari andil kegagalan Gereja, teolog dan

umat Kristen di Indonesia dalam menaati kebenaran firman Tuhan.

Gereja gagal memberikan pengajaran yang jelas dan benar tentang

implikasi- implikasi kebenaran Alkitab ke dalam dunia ekonomi, tentang

prinsip- prinsip etika ekonomi dan moral bisnis, baik kepada warganya

maupun menyuarakannya sebagai wawasan dan sikap Kristen tentang

ekonomi kepada dunia luas. Sebaliknya Gereja sendiri malah cenderung

membuat kesalahan fatal memahami berita keselamatan dari Allah dalam

simbol- simbol moneter (Albert Widjaja, "Perspektif Ekonomi-Teologis:

Peran serta Kekristenan dalam Perkembangan Ekonomi di Era Globalisasi

Bagian I," hlm. 8). Kebanyakan gereja yang "maju" adalah gereja-gereja

yang bersemangat mengabarkan injil kemakmuran dan kesehatan,

gereja-gereja yang pandai memanfaatkan teknik, metode dan alat-alat

canggih yang sama seperti dikembangkan dalam teknik-teknik marketing.

Kebanyakan teori tentang kemajuan pertumbuhan gereja menggunakan

ukuran-ukuran kuantitatif dan bukan perilaku pertobatan sampai ke segi-

segi kehidupan ekonomi. Sebaliknya dari menyuarakan pesan kenabian

dan mengemban gaya hidup prihatin yang konsisten dengan firman

Tuhan, gereja sekadar membeo mengikuti berbagai suara dan aspirasi

yang dunia ini canangkan.

Para hamba Tuhan atau teolog pun terbagi ke dalam dua kutub. Yang

rohani sempit tidak paham tentang apa yang sebenarnya terjadi dalam

dunia ekonomi-politik. Lalu mereka menyampaikan pesan-pesan surgawi

yang tidak kontekstual dengan kenyataan dan pergumulan hidup sehari-

hari. Akibatnya, di gereja orang bertingkah rohani, di dunia orang kembali

ke sifat asalnya yang sama dengan orang dunia yang tidak kenal Tuhan:

serakah, takut berbuat benar, licik, menghalalkan segala cara, dll. Yang

duniawi luas tidak lagi memercayai kebenaran-kebenaran rohani seperti

yang dinyatakan firman Allah, meski berupaya tetap punya peran dalam

Page 251: Bmf 53 teologi reformed

245 |TEOLOGI REFORMED

dunia ini. Namun karena prinsip, landasan berpikir, dan sumber wibawa

yang diandalkan tidak beda dengan yang dipahami orang dunia, usaha

mereka menjadi sia-sia. Situasi itu terjadi sebab kebanyakan sekolah-

sekolah teologi tidak mampu mengembangkan pola pendidikan yang

solid berdasarkan komitmen pada kebenaran Alkitab dan yang jernih

menarik implikasi-implikasi teologis kebenaran tersebut ke segala aspek

kehidupan.

Tidak heran bila para warga gereja yang dibesarkan dalam suasana

kehidupan gereja yang notabene sama memberhalakan mamon dan

sama sekularnya dengan dunia ini pun meneruskan itu dalam perilaku

bisnis dan kerja mereka. Tidak banyak Kristen yang memiliki prinsip

berani membayar harga untuk tidak membayar suap demi melicinkan

tender, misalnya. Tidak banyak Kristen yang tidak main tempel penguasa

untuk beroleh kemudahan sehingga benar-benar mencapai kemajuan

bisnis karena cara-cara yang fair dan benar. Bila tiap kali berurusan

dengan aparat pemerintah ketika mengurus KTP, IMB, paspor, pajak,

tilang, dlsb. kita selalu siap dengan salam tempel; bila budaya dusta

(baca: tidak transparan), suap, sogok, korupsi, kolusi, koncoisme sama

biasanya kita lakukan dalam berbagai urusan; bila para pendeta sendiri

mengartikan perannya bukan sebagai panggilan tetapi sebagai karir atau

profesi; bila gereja sendiri pecah karena hal-hal seperti perebutan aset,

penggelapan, ketidakjujuran; tidak heran bila dunia ekonomi kita kini

terpuruk dan dunia politik kita terancam hal yang sama.

Kiranya kealpaan gereja selama ini tidak kita teruskan dalam keterlenaan

seterusnya. Momentum kini, ketika orang menyadari perlunya reformasi

dan pentingnya mentalitas, sikap kerja, etika ekonomi, moral bisnis,

justru harus diisi dengan pertobatan gereja dan pribadi Kristen dari dosa-

dosa ekonomi yang selama ini telah kita buat, baik terhadap Allah

maupun terhadap sesama kita. Kita yang mengaku telah mengalami

kuasa transformasi Allah atas hidup kita seharusnya konsisten

mengajarkan prinsip-prinsip kehidupan ekonomi dan moral bisnis yang

Page 252: Bmf 53 teologi reformed

246 |TEOLOGI REFORMED

Alkitabiah agar boleh terjadi penghayatan dan pewartaan yang memberi

arah yang benar dalam momentum reformasi ini. Inilah kesempatan

untuk gereja menyatakan kebenaran ekonomi Allah (oikonomia tou

Theou = tugas penyelenggaraan kasih karunia Allah, Ef. 3:2) yang meliputi

seluruh kehidupan secara lengkap dan utuh. Tulisan ini ingin menelusuri

ajaran Alkitab tentang isu-isu ekonomi, mempelajari implikasi ekonomis

dari beberapa prinsip teologis Kristen, membandingkannya dengan

berbagai pandangan tentang isu-isu ekonomi yang dianut orang,

meneropong berbagai permasalahan yang relevan dalam bidang ekonomi

dan mencoba menarik petunjuk-petunjuk prinsipil praktis bagi kehidupan

ekonomi kita masa kini.

Alkitab tentang Isu-isu Ekonomi

Di awal upaya menemukan petunjuk dan prinsip ekonomi dalam Alkitab,

kita harus berhadapan dulu dengan berbagai pertanyaan kritis. Ada tiga

keberatan yang sering diajukan orang. Pertama, mungkinkah menarik

prinsip-prinsip universal dan permanen dari Alkitab yang lahir di tengah

kultur yang zaman dan lokasinya berbeda jauh dari dunia dan negara kita

kini? Kedua, tepatkah menarik kesimpulan-kesimpulan tentang prinsip-

prinsip ekonomi dari suatu kitab yang pada hakikatnya adalah kitab

peribadahan? Ketiga, bagaimana mungkin memberlakukan bagian-bagian

Alkitab yang berbicara tentang berbagai isu ekonomi, bila kebanyakan isi

Alkitab itu terdapat dalam Perjanjian Lama yang tidak memisahkan

kehidupan bernegara dari kehidupan beragama (baca: teokrasi), padahal

kita tidak hidup dalam negara yang teokratis. Seiring dengan itu, ada

keberatan terhadap diberlakukannya prinsip- prinsip etis ekonomi dalam

Perjanjian Baru kepada konteks masyarakat luas karena anggapan bahwa

ajaran-ajaran itu hanya bisa diberlakukan di antara umat tebusan Allah

dan tidak di antara orang- orang yang belum ditebus.

Terhadap keberatan pertama dapat kita ingat bahwa memang ada

perbedaan dan kesenjangan budaya/zaman antara dunia Alkitab dan

Page 253: Bmf 53 teologi reformed

247 |TEOLOGI REFORMED

dunia modern masa kini. Namun justru pengambilan prinsip tersebut bisa

terjadi karena mempertimbangkan dan bukan mengabaikan adanya

kesenjangan itu. Dengan demikian keberatan tentang kesenjangan

budaya ini sebenarnya dapat dijawab melalui usaha-usaha penafsiran

Alkitab yang teliti mempertimbangkan perbedaan konteks zaman dan

budaya Alkitab dengan konteks zaman dan budaya kita kini.

Terhadap keberatan kedua, kita akui bahwa Alkitab memang bukan buku

teks ekonomi, juga bukan buku teks ilmu-ilmu lain, bahkan bukan pula

buku teks dogma dan teologi. Dengan mengatakan demikian artinya kita

menyadari bahwa Alkitab tidak berisikan uraian deskriptif, analitis, dan

sistematis tentang hal-hal tadi seperti yang kita temukan dalam buku-

buku sumber pelajaran. Namun mengatakan demikian tidak harus berarti

bahwa kita tidak dapat melakukan abstraksi untuk menemukan pola-pola

wawasan dan petunjuk-petunjuk prinsipil tentang berbagai segi

kehidupan di dunia ini dari dalam isi Alkitab. Bila dari Alkitab kita dapat

menarik prinsip-prinsip dogmatis, seyogianya tentang hal- hal yang

mencakup segi ekonomi kehidupan manusia pun dapat kita simpulkan

dari firman Allah ini sebab Alkitab adalah firman Allah dalam kata-kata

manusia, yaitu kata-kata yang lahir untuk dan dari dalam pergumulan-

pergumulan nyata kehidupan dengan berbagai aspeknya. Seperti halnya

ketika Allah bersabda, Allah tidak saja membentangkan diri-Nya kepada

manusia tetapi juga membentangkan bagaimana adanya dan bagaimana

harusnya manusia, demikianlah isi Alkitab adalah sekaligus prinsip-prinsip

spiritual teologis yang mewujud nyata di dalam segi- segi kehidupan

sosial, ekonomi, budaya, politis, pendidikan, dlsb. Oleh karena kita tidak

hendak mengambil model-model sistem ekonomi secara rinci yang

berasal dari situasi masyarakat nomad dan agraris, melainkan prinsip-

prinsip dasar etika ekonomi dan moral bisnis, tentunya keberatan tadi

tidak tepat.

Keberatan terakhir dapat kita sanggah dengan mengingat bahwa

sebagian besar prinsip-prinsip yang Tuhan nyatakan juga diberlakukan

Page 254: Bmf 53 teologi reformed

248 |TEOLOGI REFORMED

(baca: dikaruniakan) Tuhan atas bangsa-bangsa lain dan orang bukan

Kristen pada umumnya. Hal mana dapat kita lihat dari teguran-teguran

para nabi seperti Yesaya kepada bangsa-bangsa sekitar Israel. Dengan

mengingat bahwa di dalam penyataan dan anugerah umum Allah bekerja

juga di dalam seluruh umat manusia, memberikan nurani, kerinduan

moral, kepekaan etis dan agamawi, serta kekuatan kehendak untuk

memperjuangkan hal-hal yang indah, tertib, dan benar, maka

menyuarakan dan memberlakukan prinsip-prinsip wahyu ke dalam

masyarakat luas adalah tindakan nyata dari keyakinan bahwa Allah

bekerja serasi dalam penyataan umum maupun penyataan khusus.

Dengan demikian keberatan ketiga ini pun pada intinya telah teratasi.

Singkat kata, di balik keberatan-keberatan itu terdapat awal dan akhir

berwawasan yang harus kita tentang sebagai orang beriman yaitu

menyingkirkan Allah dari realitas ekonomi. Justru kebobrokan ekonomi-

politik yang sedang kita derita kini adalah akibat dari orang-orang yang

berpola pikir dan bertingkah laku memberontak menolak Allah dari

percaturan bisnis dan kehidupan ekonomi. Apabila Kristen dan gereja

ingin berkontribusi nyata menyebabkan reformasi ekonomi berarah

benar, maka haruslah kita mulai dari pemikiran alkitabiah.

Apa kata Alkitab tentang isu-isu ekonomi? Kita akan terkejut atas fakta

bahwa Alkitab begitu banyak berbicara tentang isu-isu ekonomi. Dari

kisah yang sedang kita siap untuk masuki, penciptaan, kejatuhan,

perjanjian dengan Nuh, perjanjian dengan Abraham, keluaran dari Mesir,

pemberian Sepuluh Hukum, kitab-kitab hikmat, kitab-kitab para rabi,

ajaran Tuhan Yesus, gaya hidup jemaat mula-mula, ajaran para rasul, kita

temui banyak sekali bahan untuk menyimpulkan prinsip-prinsip ekonomi.

Kisah penciptaan (Kej. 1-2) adalah fondasi di atas mana seluruh realitas

ciptaan berdiri dan di dalam terangnya realitas harus kita pahami. Apa

yang dipaparkan dalam kisah penciptaan, apabila dibandingkan dengan

pandangan dan sikap bangsa-bangsa purba di Timur Tengah, adalah

Page 255: Bmf 53 teologi reformed

249 |TEOLOGI REFORMED

sesuatu yang radikal. Di dalamnya kita menjumpai suatu visi ekonomi

sebagai implikasi dari kebenaran-kebenaran teologis yang Allah

tanamkan dalam umat-Nya. Di tengah pengilahian alam dan benda yang

tidak memungkinkan perlakuan objektif eksploratif terhadap alam serta

tidak menumbuhkan visi ekonomi, umat Tuhan justru diajar untuk

melihat adanya perbedaan ontologis antara Allah dan segenap ciptaan,

juga adanya kesamaan dan ketidaksamaan antara manusia dan alam

serta makhluk-makhluk lainnya. Terhadap Allah yang menciptakan

manusia dan yang menamai manusia, manusia menyapa Allah dengan

"Engkau". Terhadap alam, manusia ditempatkan Allah sebagai wakil-Nya

yang bertanggung jawab untuk mengelola dan memelihara alam demi

kemuliaan Allah dan demi kebaikan manusia dan segenap ciptaan. Di

dalam pemahaman demikian, logis bertumbuh sikap ilmiah sebab

manusia melihat alam sebagai sesuatu yang boleh diusahakan,

ditaklukkan, dan dikelola melalui keahlian, teknologi, institusi untuk

membangun peradaban.

Umat Tuhan diajar untuk menerima alam sebagai hal yang baik adanya

karena demikianlah keadaannya sebagai ciptaan Tuhan, dan karena itu

kita boleh menerima dan memanfaatkan semuanya itu dalam semangat

syukur kepada Allah. Di dalam tindakan Adam memberi nama kepada

binatang-binatang, terlihat sekaligus posisi Adam yang lebih tinggi

daripada binatang dan ciptaan lainnya, tetapi juga sikap Adam yang

menghargai, memelihara dan bukan merusak ciptaan-ciptaan Tuhan itu.

Kisah penciptaan memberi kita prinsip ekonomi bahwa hanya Allah yang

patut disembah dan dilayani oleh segenap hidup manusia, bahwa

manusia diberi makna hidup yang sangat mulia oleh Allah, bahwa

panggilan hidup manusia sebagai gambar Allah yang mulia itu adalah

menjadi hamba Allah, bahwa alam dan segenap potensinya boleh

diterima dan dikelola dengan penuh syukur oleh manusia, dan bahwa

kekayaan alam atau pun kekayaan hasil dari tindak kreatif manusia

mengelola alam itu bukan milik mutlak manusia tetapi Allah, sehingga

Page 256: Bmf 53 teologi reformed

250 |TEOLOGI REFORMED

tidak boleh diberi tempat mutlak di dalam keberadaan manusia. Tidak

ada tempat bagi kehidupan ekonomi yang egosentris, yang serakah, atau

yang kebalikannya yaitu merendahkan benda dalam hidup bertarak, atau

sikap tidak ilmiah yang melumpuhkan kehidupan ekonomi karena

pantang menjamah alam dan materi yang dianggap suci ilahi.

Sayang sekali visi ekonomi yang sedemikian gemilang itu dirusakkan

manusia dalam Kejatuhan kita di dalam Adam dan Hawa ke dalam dosa

(Kej. 3). Manusia menerima aspirasi sesat, yaitu ingin menyamai Allah.

Kisah kejatuhan ini bukan sekadar peristiwa sejarah tetapi pembedahan

radikal dan peringatan untuk seluruh umat manusia. Dosa berarti

menarik diri dari Allah, menjadikan diri "allah" bagi diri sendiri, membuat

norma kita sendiri tentang apa yang baik dan apa yang jahat. Kejatuhan

pada hakikatnya adalah daya yang berbalik membelokkan visi ekonomi

penciptaan. Ekonomi Allah yang kini diganti oleh ekonomi manusia,

berbalik menjadi mukjizat palsu penuh kutuk. Kerja bukan lagi tanggung

jawab yang menyukakan tetapi membuat orang berjerih payah, bumi

yang tadinya menjadi sumber penopang hidup berubah mengeluarkan

onak duri, dan manusia sendiri yang tadinya makhluk ciptaan mulia sejak

itu tinggal debu yang kembali kepada debu saja. Ekonomi manusia itu

hanyalah kerajaan yang meluncur menuju kehancuran dan maut. Namun,

puji Tuhan bahwa anugerah Tuhan menahan dampak kutuk dosa itu.

Meski mengeluarkan onak duri, bumi masih juga mampu menumbuhkan

padi yang memberi manusia beras untuk dimakan. Janji benih

perempuan yang akan meremukkan kepala si penipu menunjukkan

bahwa bumi kini bukan lagi firdaus, namun bukan juga neraka, tetapi

adalah arena peperangan rohani yang akan ditebus dan dimenangkan

oleh Sang Pengemban Janji itu.

Berturut-turut kita melihat akibat-akibat buruk dari ekonomi manusia

(Kej. 4 dan 6). Diawali oleh konflik halus antara Adam dan Hawa, diikuti

oleh pembantaian Habel oleh Kain, pembangunan kota penuh aspirasi

jumawa manusia (Kain menamai kota itu dengan nama putranya) yang

Page 257: Bmf 53 teologi reformed

251 |TEOLOGI REFORMED

berpuncak pada pemberontakan masal manusia melawan Allah via

menara Babel. Ketika Allah menindak manusia dan membuat perjanjian

dengan orang pilihan-Nya yaitu Nuh, tampak beberapa hal. Pertama,

Allah memperbarui perjanjian-Nya akan mempertahankan bumi dengan

berbagai potensi baik yang telah diciptakan-Nya diawal zaman. Kedua,

Allah menegaskan ulang wibawa manusia atas alam. Ketiga, meski

manusia berkuasa atas binatang namun kini ditandai oleh takut manusia

akan binatang buas dan penumpahan darah binatang untuk menopang

hidup manusia. Dari ketiga hal ini jelaslah bahwa providensia Allah adalah

upaya Allah untuk merombak ekonomi manusia agar berbalik arah

kembali ke Ekonomi Allah. Namun providensia adalah sesuatu yang

transisional dan temporal yang menantikan kedatangan transformasi

total di dalam tindakan Allah dalam kepenuhan waktu.

Kitab Keluaran bukan saja sangat hakiki bagi eksistensi umat Allah

Perjanjian Lama tetapi juga sangat fundamental bagi pemahaman kita

agar lebih matang tentang visi ekonomi. Kitab Keluaran mengungkapkan

kesetiaan Allah untuk mengembalikan manusia kepada Ekonomi Allah.

Dosa bukan saja masalah individual tetapi juga masalah institusional.

Allah memihak umat-Nya, melepaskan mereka dari perbudakan kejam

rejim Firaun. Bila sebelumnya Allah meneguhkan kebaikan bumi ini bagi

manusia, dalam Kitab Keluaran Allah memulihkan institusi demi kebaikan

umat-Nya dengan menciptakan suatu umat perjanjian yang dianugerahi

hukum-hukum kemerdekaan. Bagaimana kemerdekaan hidup individu

dan sosial itu harus dihargai dan diisi kini dinyatakan Allah di dalam

Sepuluh Hukum (Kel. 20), di dalam hukum-hukum ibadah di Kitab

Imamat, di dalam aturan-aturan tentang bagaimana umat Allah harus

memperlakukan sesamanya, pekerja-pekerjanya, institusi-institusi hukum

dan peradilannya, tanah, binatang-binatang dan harta miliknya, hari kerja

dan hari istirahatnya, hutang piutang, dlsb. Kita dapat membaca

perhatian Allah yang sedemikian teliti yang mengatur berbagai aspek

kehidupan ekonomi manusia agar umat Allah boleh mencerminkan

Page 258: Bmf 53 teologi reformed

252 |TEOLOGI REFORMED

Ekonomi Allah itu dalam Imamat 25, Ulangan 15, Ulangan 25, dll.

Pelajaran yang dapat kita jadikan prinsip di sini adalah bahwa kemilikan,

kerja, hidup sangat berharga karena berasal dari Allah. Karena itu

manusia yang merdeka adalah manusia yang menghormati Allah,

menghormati kemilikan dirinya dan sesamanya, mengisi hidup

berekonomi dalam suasana syukur dan penuh sikap murah hati. Visi

ekonomi Keluaran bukan visi sosialisme atau kapitalisme, tetapi visi

ekonomi yang kudus sebagai akibat menghargai kepemilikan mutlak

Allah, mensyukuri setiap pemberian Allah dalam sikap penatalayanan,

dan ekonomi yang bergerak maju di dalam keadilan, kebenaran,

kesucian, kebersyukuran, kepedulian, kemurahan hati, kejuangan ibadah,

dan kesemarakan anugerah.

Pada intinya para nabi dan para penulis hikmat juga mengumandangkan

visi Ekonomi Ilahi. Sebelum pembuangan, umat Allah kembali berbalik ke

visi ekonomi yang berporoskan pada pemberontakan melawan Allah.

Kisah Pembuangan adalah kebalikan total dari Kisah Keluaran. Oleh

karena berpaling dari Allah kepada berhala-berhala yang intinya adalah

memperilah alam dan materi, pada giliran berikutnya umat Tuhan

mengalami kemerosotan dalam berbagai aspek hidup. Oleh karena

budak- budak yang telah dimerdekakan Allah menjadi umat itu

memperbudak sesamanya sendiri (lihat Amos), Allah membuang mereka

kembali ke dalam perbudakan. Realisasi dosa manusia itu tampak dalam

tingkah laku dan tindakan ekonomi yang menyimpang. Pengalaman

ekonomi memang bisa menjadi salah satu ukuran apakah umat di dalam

berkat Ekonomi Allah atau kutuk yang dijatuhkan Allah ke atas ekonomi

manusia. Hukuman Allah dicanangkan bukan atas kesukaan menikmati

kekayaan, tetapi atas kehidupan yang bergelimang dosa dan nafsu yang

tidak mencerminkan dengan benar kegemilangan hidup dalam prinsip

dominasi yang benar seperti yang Allah inginkan. Apabila kini segelintir

orang mengartikan kelimpahan materi dan kesehatan sebagai fakta-fakta

berkat Allah, sikap itu sebenarnya ada benarnya. Logikanya adalah,

Page 259: Bmf 53 teologi reformed

253 |TEOLOGI REFORMED

ketaatan kepada kehendak Allah berarti menempatkan diri serasi dengan

Allah sumber segala berkat, kesehatan, kemakmuran, kelimpahan hidup.

Inisiatif Allah memberikan perjanjian dan menganugerahi berkat-berkat

rohani dan jasmani tidak berarti bahwa manusia tinggal pasif saja.

Sebaliknya perjanjian dan anugerah justru membangkitkan umat yang

tahu bersyukur, taat, berkarya nyata. Dengan demikian, kondisi spiritual

terukur objektif di dalam yang material, asalkan tidak kita lepaskan fakta

bahwa visi nabi-nabi ini beranjak dari visi ekonomi Kejadian dan Keluaran.

Bagaimana dengan visi ekonomi Tuhan Yesus? Di satu pihak kita

mengakui fakta bahwa Yesus lahir dalam kandang miskin di suatu

keluarga sederhana. Kita juga mengakui bahwa Yesus banyak berbicara

kritis terhadap para penguasa kaya yang hidupnya dan hidup ekonominya

dalam dosa. Jadi dapat dimengerti bila sebagian orang beranggapan

bahwa Yesus menganjurkan pemahaman ekonomi yang mendekati

paham sosialisme. Kesimpulan ini gegabah karena tidak teliti

mempertimbangkan banyak faktor dari hidup dan ajaran Yesus. Ia

memang dibesarkan dalam sebuah keluarga sederhana. Dibandingkan

dengan inkarnasi-Nya dari keberadaan Ilahi-Nya menjadi manusia,

tepatlah Paulus menyatakan bahwa Ia telah menjadi miskin (2Kor. 8:9).

Yang Paulus maksudkan itu ialah tindakan Yesus menjembatani

sedemikian luasnya bentangan antara Allah dan manusia melalui

inkarnasi dan kematian-Nya. Namun itu tidak berarti bahwa Ia dibesarkan

dalam sebuah keluarga miskin. Yusuf adalah seorang tukang kayu, berarti

tergolong kelas pekerja yang relatif berekonomi cukup baik zaman itu.

Yesus pun tidak menolak disokong oleh beberapa perempuan berharta,

bergaul dengan orang-orang berharta, tidak segan diejek sebagai pelahap

dan peminum (Luk. 7:34,35), memiliki pengikut dari kalangan menengah

dan atas seperti Petrus, Andreas, atau Filipus yang memiliki usaha

penangkapan ikan, Zakheus, Maria dan Marta, dlsb. Tentu saja Yesus

melawan perolehan kekayaan dari usaha memutarbalikkan tujuan ibadah

(Yoh. 2:13-25).

Page 260: Bmf 53 teologi reformed

254 |TEOLOGI REFORMED

Ada kesamaan antara sikap dan ajaran Yesus dengan prinsip-prinsip

ekonomi yang telah kita pelajari sebelum ini. Bila Yesus mengajarkan para

pengikut-Nya untuk tidak kehilangan kesukaan hidup karena harta (Luk.

6:24-25;18:24-25) dan mendorong hidup yang murah hati (Luk. 18:22),

itu disebabkan Yesus menerima ajaran Taurat tentang kepemilikan

mutlak Allah atas harta dan tanggung jawab penatalayanan manusia atas

hartanya. Namun yang radikal ialah Yesus menyatakan bahwa di dalam

diri-Nya, yaitu hidup, ajaran dan karya-karya-Nya seluruh maksud Allah

dan segala kuasa di langit dan di bumi bertumpu dan beroperasi,

mewujudkan Ekonomi Allah dalam penciptaan suatu umat baru. Umat

Perjanjian Baru itu adalah bagian dari Kerajaan Allah, orang- orang yang

menikmati berlakunya pemerintahan Allah yang memerdekakan, yang

membuat mereka menikmati hidup seutuhnya sepenuhnya, mensyukuri

setiap pemberian Allah dalam sikap murah hati, menatalayan, dan karena

itu tidak terikat melainkan merdeka. Di dalam Yesus, Ekonomi Allah

memungkinkan ekonomi manusia tidak menjadi perhambaan materi,

pemberhalaan hartabenda, perbudakan keserakahan, melainkan

merdeka penuh syukur, kesemarakan yang saling menumbuhkan dan

yang menyukakan hati Allah. Itulah kehidupan ekonomi yang berkualitas

penuh harkat sejati karena diporosi oleh Ekonomi Allah.

Suasana koinonia itulah yang kita saksikan dalam kehidupan gereja purba

yang juga menjadi inti pengajaran surat-surat rasuli. Kehidupan gereja

purba bukanlah komunisme ala Kristen melainkan pewujudnyataan visi

Ekonomi Allah di dalam kehidupan umat. Tindakan koinonia di Kisah Para

Rasul 7 dan pengiriman bantuan oleh jemaat-jemaat Makedonia ke

jemaat Yerusalem lebih dari sekadar simpati membagi-bagi sembako

kepada pihak miskin. Tindakan itu adalah tindakan merdeka merayakan

tindakan pembebasan, penebusan, pembenaran, pemulihan,

pendamaian, penyelamatan, pengayaan, pengutuhan yang Allah selaku

Sang Liberator telah aktakan di dalam diri Yesus Kristus, dan yang telah

mengikutsertakan umat kepunyaan-Nya sebagai koliberator (baca rekan

Page 261: Bmf 53 teologi reformed

255 |TEOLOGI REFORMED

sekerja-Nya dalam karya penyelamatan-Nya) bagi sesamanya. Lihat gema

prinsip-prinsip ini dalam nasihat Paulus agar jemaat bekerja (1Tes. 4:10-

11; 2Tes. 3:10), tentang bahaya mencintai uang (2Tim. 3:2), agar orang

kaya menjadi kaya dalam kemurahan hati (1Tim. 6:17-19), dan peringatan

Yakobus terhadap orang-orang yang mengejar kekayaan (Yak. 2:1-7; 4:13-

5:6). Dan ke arah Yerusalem baru yang tanpa cacat cela, oleh oikonomia

tou Theou (Ekonomi Allah atau penyelenggaraan kasih karunia Allah)

itulah kita semua sedang berarak mengikuti Yesus.

Dari menelusuri drama-drama besar Alkitabiah ini dapat kita tarik

kesimpulan awal berikut tentang prinsip-prinsip ekonomi.

Penyataan Allah secara khusus dan penyataan Allah secara umum perlu

dilihat sebagai dua kekuatan harmonis berdampak ekonomi, keduanya

terang terpercaya bagi pola pikir dan pengambilan keputusan ekonomi

manusia.

Allah adalah Pencipta-Pemelihara-Penebus, sumber dan pemilik mutlak

dari segala karunia yang manusia nikmati dalam hidup ini. Hanya Allah

boleh menerima kepercayaan, ketaatan, dan ketergantungan mutlak

manusia.

Manusia diciptakan Allah sebagai wakil Allah, dilimpahi berbagai

kemungkinan dan potensi untuk menikmati kebaikan-kebaikan Allah,

menggunakan wibawa-Nya dengan penuh tanggung jawab,

mengembangkan segenap aspek hidup, ekonomi-sosial-politis dalam

semangat syukur dan menatalayan. Harta benda adalah berkat Allah.

Harta benda baik adanya, patut disyukuri, namun bukan yang terpenting

dalam hidup, tidak tepat dijadikan andalan dan orientasi hidup, bukan

ukuran mutlak tentang kerohanian. Kita hanya pemilik kedua di bawah

kepemilikan mutlak Allah yang menciptakan dan mengadakan semua itu

demi kebaikan kita

Page 262: Bmf 53 teologi reformed

256 |TEOLOGI REFORMED

.

Dosa adalah pemutarbalikkan prinsip-prinsip ekonomi tadi,

mendatangkan berbagai kutuk yang merusak dan menghancurkan.

Wawasan ekonomi yang materialistis, egosentris, kompetitif tak

terkendali, sekuler, tidak mensyukuri dan memuliakan Allah,

menyingkirkan etika dan moral dari ekonomi dan bisnis, adalah akibat

dari kerusakan manusia dalam dosa. Reformasi terhadap kondisi jahat itu

dapat terjadi bila manusia pada umumnya kembali kepada prinsip-prinsip

yang Tuhan telah nyatakan dalam hati nurani dan prinsip keluhuran hidup

dengan pertolongan Allah dan bila manusia Kristen konsisten

memberlakukan prinsip etika Kristennya.

Sepanjang sejarah manusia, dari Perjanjian ke Perjanjian sampai

puncaknya dalam Sang Penggenap Perjanjian, Allah menyelenggarakan

Ekonomi-Nya yang beranugerah, memerdekakan, memanusiawikan. Visi

Ekonomi Allah dalam Perjanjian Lama digenapi dalam Ekonomi hidup-

ajaran-karya penebusan Yesus Kristus. Gereja Tuhan sebagai

pengejawantahan Ekonomi Baru dari Allah itu patut menghayati penuh,

membagi dan memberitakan kebenaran Injil berdampak holistik itu bagi

sesamanya pada segala tempat dan segala zaman.

Sumber:

Sumber diambil dari:

Judul Buku : Hidup dalam Ritme Allah

Judul Artikel : -

Penulis : Paul Hidayat

Penerjemah : -

Penerbit : Persekutuan Pembaca Alkitab, Jakarta 2005

Page 263: Bmf 53 teologi reformed

257 |TEOLOGI REFORMED

Halaman : 107 - 123

Anatomi Kepercayaan Dan Iman: Sebuah Refleksi Teologis Dan Pastoral

(1)

Editorial:

Dear e-Reformed netters,

Masyarakat Kristen saat ini telah dikacaukan dengan berbagai paham

`positif thinking` yang sangat tidak alkitabiah, terutama melalui

pengajaran-pengajaran dari teologia kemakmuran dan sejenisnya.

Pernahkah Anda mendengar kata-kata seperti berikut ini, "jika Anda

beriman, maka Anda akan sembuh" atau "jika Anda beriman maka Anda

kaya". Jika ternyata Anda sudah berdoa dan tidak sembuh atau tidak

kaya, maka itu tandanya Anda tidak beriman. Iman tak ubahnya dengan

rasa percaya diri, karena itu untuk mendapatkan apa yang Anda inginkan

Anda harus beriman lebih keras lagi. Ini adalah pengajaran yang tidak

sesuai dengan Alkitab. Dari praktik-praktik pengajaran yang sesat seperti

ini, tidak heran jika banyak masyarakat Kristen Indonesia yang memiliki

kehidupan, cita-cita, dan pemikiran yang tidak jauh berbeda dengan

orang-orang yang bukan pengikut Kristus. Betapa jauhnya orang mengerti

tentang iman sebagaimana yang Alkitab maksudkan.

Iman bukan sesuatu yang diusahakan, tapi diterima. Iman juga bukan

sesuatu yang menghasilkan keuntungan bagi manusia, tapi ketaatan dan

kemuliaan bagi Allah. Lawan kata dari `iman` bukan `keragu-raguan` atau

`ketidakyakinan`, tapi `ketidaktaatan` atau kesombongan. Bagaimana

menjelaskannya?

Artikel yang saya baca beberapa waktu yang lalu dari Jurnal Teologi

Stulos, yang ditulis oleh Dr. Joseph Tong, telah menggugah saya untuk

mempelajari lebih dalam pengertian tentang iman. Saya sangat terkesan

Page 264: Bmf 53 teologi reformed

258 |TEOLOGI REFORMED

dan melihat iman seakan-akan seperti melihatnya dengan cara pandang

yang baru, lain dari yang biasa saya lakukan. Sangat filosofis, karena itu

Anda harus membacanya perlahan-lahan dan dikunyah satu persatu,

kalau tidak Anda bisa tersedak alias mabok! Tapi percaya saya, `it`s worth

reading`. Ada banyak pokok-pokok pemikiran penting yang perlu

mendapat perhatian, khususnya bagi Anda yang dulunya merasa sudah

mengerti tentang arti iman. Biarlah kita semua semakin diperkaya dengan

kekayaan Firman-Nya, yaitu Firman yang hidup dan menghidupkan.

Selamat menyimak.

In Christ,

Yulia

< yulia(at)in-christ.net >

Artikel Terkait

Christ The Mediator

Penderitaan Sang Juruselamat

Kejutan dari Seorang Skeptis

Memahami Ulang Konteks Berteologi John Calvin dalam

Doktrin Predestinasi (1)

Jika Kristus Tidak Dibangkitkan

Alkitab dan Reformasi

Inti Kekristenan

Penulis:

Joseph Tong, Ph.D.

Edisi:

Page 265: Bmf 53 teologi reformed

259 |TEOLOGI REFORMED

081/I/2007

Isi:

ANATOMI KEPERCAYAAN DAN IMAN: Sebuah Refleksi Teologis Dan

Pastoral (1)

PENDAHULUAN

Pada umumnya, kepercayaan dan iman dimengerti sebagai hal yang

identik. Secara harafiah, "kepercayaan" kurang lebih dianggap bersifat

subjektif dan pribadi, sedangkan "iman" dianggap sebagai sesuatu yang

condong obyektif, yaitu sebagai 'pengakuan kepercayaan di depan

publik.' Namun, dalam konteks studi keagamaan, penggunaan dua kata

dapat dipertukarkan dan menunjuk pada suatu keadaan khusus dalam

diri seseorang, atau pendirian yang dimiliki seseorang, ketika menghadap

suatu Pribadi yang kudus, yang mulia atau yang tak terpahami.

Kepercayaan dan iman diperlakukan secara berbeda hanya ketika aspek-

aspek khusus ingin ditekankan dalam wacana-wacana keagamaan atau

teologis.

Sebenarnya, kata "iman" telah beberapa kali mengalami perubahan

makna sepanjang zaman. Secara keagamaan, iman tentunya adalah

pengetahuan akal dan hati yang mengindikasikan soal dasar dan

menyeluruh dari jiwa dan pikiran manusia sebagai 'suatu keadaan dasar

yang menentukan perilaku dan keberadaan manusia.' Berbeda dengan

kepercayaan, iman bukan semata-mata masalah pribadi, atau hanyalah

keputusan yang bersifat pribadi yang tidak berhubungan dengan yang

lainnya. Sebenarnya, dalam teologi Kristen, baik kepercayaan maupun

iman tidak dapat dianggap hal pribadi atau hasil dari pikiran, emosi atau

keinginan pribadi; sebaliknya kepercayaan dan iman berasal dari Allah

dan wahyu Allah. Itulah sebabnya dikatakan, "Walaupun kepercayaan

adalah hasil dari pikiran, pendirian atau pengalaman religius dari

komitmen pribadi, tetapi kepercayaan bukanlah semata-mata hal

Page 266: Bmf 53 teologi reformed

260 |TEOLOGI REFORMED

pribadi." Iman adalah tanggapan atau pernyataan tanggapan, ketika

seseorang merenungkan Allah serta karya dan penyataan-Nya. Secara

sederhana, sifat positif dari tanggapan seperti itu disebut "iman,"

sedangkan sifat negatifnya disebut "ketidakpercayaan" atau

"kepercayaan jahat atau sesat."

Persoalannya menjadi lebih rumit pembahasannya ketika kita

merenungkan atau menganalisis masalah tersebut secara teologis. Hal ini

dikarenakan oleh kenyataan bahwa kepercayaan dan iman tidak hanya

tentang pendirian, agama dan komitmen seseorang. Iman sebenarnya

adalah jumlah keseluruhan dari pikiran, perilaku dan keberadaan

seseorang, bahkan jaminan dan kepastian eksistensi seseorang. Inilah

sebabnya mengapa penulis kitab Ibrani memberikan pernyataan yang

membingungkan, tetapi meyakinkan itu, bahwa, "Iman adalah dasar dari

segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang

tidak kita lihat!" (Ibrani 11:1)

Makalah ini dimaksudkan untuk membahas di dalam kerangka filosofis,

dengan menyajikan suatu refleksi anatomi yang positif, di dalam wacana

teologis dan disertai kepedulian pastoral, tentang masalah tersebut.

Tujuan utamanya adalah untuk menjelaskan secara terperinci unsur-

unsur iman, hakikat, makna, konsekuensi dan dampak-dampak iman

kepercayaan dalam kehidupan orang-orang yang memilikinya. Penulis

berharap bahwa gereja akan memiliki pengertian yang lebih baik tentang

Kebenaran yang dipercayakan kepada kita dalam konteks pastoral,

sehingga kita dapat memegang teguh iman yang kita miliki dan lebih

berbuah dan setia di dalam gereja, maupun di dalam masyarakat kita.

PENJELASAN MENGENAI UNSUR-UNSUR IMAN

Secara Alkitabiah, Allah adalah satu-satunya sumber iman dan Firman-

Nya adalah dasar iman kita. Tanpa Allah dan Firman Allah, tidak akan

pernah ada iman, dan kita pun tidak membutuhkan iman. Sebagaimana

hubungan antara Allah dan Firman-Nya, demikian pula seharusnya

Page 267: Bmf 53 teologi reformed

261 |TEOLOGI REFORMED

hubungan iman dengan Firman Tuhan. Iman selalu berkembang ketika

Roh Allah bekerja dan manusia menanggapi secara kooperatif. Secara

sederhana, iman tidak dapat datang dari manusia, atau atas inisiatif

manusia, juga tidak dapat dilengkapi oleh manusia. Seperti yang pernah

dikemukakan Paulus, "Iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran

oleh firman Kristus ...." "Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh

Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!"

(Roma 10:17; 11:36). Allah ialah yang pertama memberi kita Firman-Nya,

dan Roh Kudus yang bekerja dalam cara yang khusus untuk membuat kita

berbalik kepada Allah dari berhala-berhala untuk melayani Allah yang

hidup dan yang benar (1Tesalonika 1:9).

Oleh karena itu, secara teologis, iman itu murni pemberian Allah. Adalah

Allah, yang dalam kemurahan-Nya, menyatakan Firman-Nya kepada kita

melalui wahyu, inkarnasi, pengilhaman dan penulisan Alkitab, dan

penyataan, untuk membawa kita mendengar Firman-Nya dan

menanggapi panggilan-Nya kepada pertobatan dan pengampunan dosa.

Namun, dari sudut pandang manusia, iman harus dimengerti sebagai

tanggapan dan perilaku manusia yang sepantasnya serta aktual terhadap

kehadiran Allah melalui penyajian Firman-Nya. Dalam teologi tradisional,

Alkitab menggambarkan iman dalam 3 cara, yaitu, iman intelektual

(noticia), iman perasaan (assensus), dan iman kehendak (fiducia); untuk

mengindikasikan unsur-unsur intelektual, emosional dan kemauan dalam

iman serta pengaruh-pengaruhnya pada keberadaan manusia, secara

berurutan. Semua ini dihasilkan dari pekerjaan Roh Kudus melalui Firman

dari penyajian Firman serta pernyataan-Nya. Firman itu membuka hati

manusia dan memperbarui pikiran mereka agar mereka dapat mengenal

Allah dan wahyu-Nya. Demikianlah, manusia mulai mengetahui

kebodohan, kesia-siaan, kebandelan dan kegelapan dari keberadaannya

yang mula-mula. Di bawah penerangan Allah, pikiran kita mulai

menyadari dan merasakan kesedihan yang mendalam akan kehidupan

kita yang berdosa, kemudian dengan rela dan senang menyetujui teguran

Page 268: Bmf 53 teologi reformed

262 |TEOLOGI REFORMED

dari Roh, selagi hati kita tersayat dan berbalik kepada Allah (lihat Kisah

Para Rasul 2:37). Akhirnya, kita dapat dengan bahagia mempercayakan

diri kepada Allah dan Firman-Nya, dan menerima penghakiman-Nya

tanpa syarat, untuk kemudian menerima anugerah pengampunan-Nya

menuju regenerasi untuk memasuki kerajaan dari Anak-Nya yang terkasih

(Kolose 1:13).

Sebenarnya, baik iman intelektual maupun iman perasaan adalah

keadaan pikiran dalam alam intelektual dan emosional. Secara berurutan

keduanya disebut "pengetahuan intelektual" dan "pengetahuan indrawi.

Keduanya disebut "iman yang sementara," karena keduanya dibatasi oleh

hal-hal fisik dan eksistensial atau pengalaman. Karena fakta bahwa iman

yang sementara berserah kepada bukti-bukti faktual dan fisik, maka iman

sementara itu rentan untuk berubah dan menghilang dalam ruang dan

waktu. Tidak diragukan, iman intelektual dan iman indra memiliki

kepastian faktual; namun keduanya bersifat sementara sehingga tidak

bertahan lama. Inilah tepatnya, alasan mengapa kebanyakan gereja

tradisional menemukan dirinya mengalami kesulitan untuk menerima

gerakan Karismatik dan pekerjaannya di dalam gereja.

Sejauh berbicara mengenai iman, pengetahuan intelektual dan

pengetahuan indera memerlukan keputusan yang berkemauan dan

komitmen untuk menyelesaikan bagiannya. Keduanya membutuhkan

penanaman Firman untuk membangun kepenuhannya untuk dapat

disebut "iman yang sejati."

Dalam teologi, komitmen yang berkemauan disebut "fiducia", atau

'mempercayakan diri' (trust). Dalam konteks ini, keimanan yang

mempercayakan diri adalah suatu bentuk yang sama sekali berbeda dari

iman. Iman yang mempercayakan diri tidak hanya peduli tentang

kemauan, pilihan, keputusan, komitmen dan tindakan semata-mata.

Sebenarnya, iman yang mempercayakan diri untuk dinilai oleh obyek

iman, yang merupakan sasaran iman, bukan oleh iman itu sendiri. Yang

Page 269: Bmf 53 teologi reformed

263 |TEOLOGI REFORMED

dipercaya, dan bukan yang memercayai, yang menentukan kepastiannya,

maknanya dan nilai dari iman yang memercayakan diri itu. Dengan

perkataan lain, dalam iman yang memercayakan diri, fokusnya bukan

hanya kepada keputusan dan tindakan iman yang memercayakan diri itu

saja; melainkan haruslah pada apa yang seseorang percayai dan siapa

yang dia percayai. Dalam doktrin kristiani, orang Kristen mempunyai dua

objek iman yang memercayakan diri itu, yakni: Kebenaran atau Firman

Allah dan Allah sendiri. Yang pertama disebut "iman berpreposisi" atau

"iman doktrinal," sedangkan yang kemudian disebut "iman relasional"

atau "iman yang hidup," yakni isi kebenaran atau isi kehidupan dari iman.

Secara sederhana, itu berarti mengetahui apa yang engkau percayai dan

siapa yang engkau percayai; dan mau mati bagi imanmu, seperti halnya

mau hidup baginya (atau bagi-Nya) pada saat situasi mengharuskannya.

Walaupun orang-orang setia tidak takut mati; tetapi mereka lebih suka

hidup bagi iman mereka. Dilaporkan, ketika Uni Soviet yang dulu

terpecah, banyak pejabat-pejabat tingkat tinggi melakukan bunuh diri.

Alasannya antara lain, adalah: bahwa mereka memiliki iman dalam

komunisme dan percaya bahwa ada sesuatu yang layak untuk ditebus

dengan kematian, tetapi sekarang mereka tidak menemukan sesuatu

yang layak untuk dijalani dalam kehidupan. Sementara kematian memang

memberi kesaksian pada sesuatu yang dipercayai seseorang, tetapi ketika

ia menemukan bahwa hidup tidak menyatakan kebenaran, apa gunanya

lagi hidup baginya? Sejauh berbicara mengenai Kebenaran, ketika

seseorang berkomitmen pada ideologi yang tidak benar, mungkin akan

ada banyak alasan yang layak untuk mati baginya, karena kematian

mengakhiri segala hal secara tidak dapat dikembalikan lagi, tetapi tidak

ada satupun alasan untuk hidup baginya, karena untuk hidup terus

adalah suatu penantian yang tidak ada akhirnya dan sia-sia.

Signifikansi iman Kristen yang sangat menonjol adalah, bahwa iman

Kristen memiliki Kebenaran sebagai presuposisinya; juga memiliki Kristus

yang hidup, Sang Juruselamat, sebagai dasar hidup dan relasi bagi

Page 270: Bmf 53 teologi reformed

264 |TEOLOGI REFORMED

imannya. Dalam konteks seperti itu, iman percaya membuat seorang

percaya tidak hanya rela mati bagi apa yang diyakininya, tetapi juga

membuatnya mampu untuk terus menjalani apa yang diyakininya dalam

kehidupan. Karena Ia hidup, maka kita hidup, dan kita akan melayani-Nya

dengan gembira (Yohanes 14:19, 12:24-26). Karena memiliki iman yang

mempercayakan diri seperti ini, kita dapat berseru seperti Paulus,

"Karena bagiku hidup adalah Kristus ..." dan "... hidupku yang kuhidupi

sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang

telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku." (Filipi 1:21;

Galatia 2:20).

INTISARI IMAN - FIRMAN ALLAH

Analisis filosofis menghasilkan fakta bahwa segala sesuatu yang memiliki

makna kekal atau nilai kekal harus memiliki hubungan langsung dengan

Kebenaran. Manusia tidak dapat hidup tanpa iman. Ini adalah akibat

fakta bahwa Allah telah membebankan kekekalan pada manusia

(Pengkhotbah 3:10). Jiwa yang kekal menjadi pemacu yang tidak ada

akhirnya, mendorong manusia untuk mengejar apa yang kekal dan abadi

-- Kebenaran. Kita semua tahu bahwa manifestasi-manifestasi kebenaran

yang luar biasa di dalam dunia fisik adalah fakta-fakta yang konkrit. Kita

juga pasti tahu bahwa manifestasi-manifestasi kongkrit/pengaktualisasian

kebenaran itu (fakta-fakta) belum tentu Kebenaran itu sendiri. Namun

demikian, kita tetap tidak henti-hentinya mencari fakta-fakta, seolah-olah

kebenaran adalah jumlah keseluruhan dari fakta-fakta. Meskipun ini tidak

jelas, kita tetap rela dan bahkan terus-menerus menderita begitu banyak

untuk pengejaran yang demikian sia-sia. Mengambil dalil kerangka

struktur pengertian dari Kant, pengejaran terus-menerus yang seperti itu

dengan jelas mengindikasikan kita yakin bahwa Kebenaran betul-betul

ada. Kita bahkan rela mendedikasikan diri kita pada pengejarannya yang

tiada akhir dan dengan gembira menyerahkan diri kita di bawahnya.

Page 271: Bmf 53 teologi reformed

265 |TEOLOGI REFORMED

Dalam pandangan kristiani, kebenaran tidak hanya bersandar pada Allah

yang kekal semata; kebenaran juga bersandar pada wahyu yang Allah

telah berikan kepada manusia. Inilah alasan bagi kita untuk mengatakan

bahwa intisari dari iman bukanlah pada fakta-fakta, atau keyakinan

seseorang, ataupun pada kepercayaan diri seseorang atas fakta-fakta

semacam itu, tetapi pada Firman Allah yang diwahyukan. Karena Firman

berasal dari Allah yang kekal, Firman adalah saksi-Nya. Firman itu telah

menjadi daging dalam Kristus dan tinggal di antara kita. Firman itu

dinyatakan dan dipelihara oleh gereja yang telah ditebus Kristus. Untuk

alasan ini, teologi menjadikan Gereja sebagai pelindung iman, sebagai

yang memiliki simpanan iman. Alkitab menyebut gereja sebagai tiang

penopang dan dasar dari Kebenaran. (1Timotius 3:15).

Seseorang yang berada di dalam Gereja tidak akan hanya memiliki iman

terhadap Injil (fides evangelica) untuk menjadi anak Allah; ia akan

terpelihara dengan baik dalam Firman Allah dan bertambah dalam iman

dan berkepenuhannya. Oleh karena itu, iman yang sejati tidak hanya

dimulai oleh Firman, iman yang sejati juga harus ditanam di tanah yang

subur: Gereja. Iman yang sejati perlu dilestarikan dan dipelihara dalam

persekutuan yang penuh kasih dari orang-orang pilihan Allah. Dalam

konteks ini, Roh Kudus akan menyucikan kita dan memurnikan iman kita

dengan Firman-Nya untuk membuat kita berbuah. Inilah tujuan utama

teologi pastoral dan pelayanan.

(Bersambung)

Sumber:

Sumber diambil dari:

Judul Buku : Jurnal Teologi Stulos, Volume 4, Nomor 1, Juni 2005

Judul Artikel : Anatomi Kepercayaan dan Iman: Sebuah

Page 272: Bmf 53 teologi reformed

266 |TEOLOGI REFORMED

Refleksi Teologis dan Pastoral

Penulis : Joseph Tong, Ph.D.

Penerjemah : -

Penerbit : Sekolah Tinggi Teologia Bandung

Halaman : 103-108

Anatomi Kepercayaan Dan Iman: Sebuah Refleksi Teologis Dan Pastoral

(2)

Editorial:

Dear e-Reformed netters,

Artikel berikut ini adalah sambungan dari artikel yang diterbitkan di Edisi

e-Reformed sebelumnya. Jika Anda belum menerima edisi sebelumnya

tersebut, silakan menghubungi saya.

In Christ,

Yulia

< yulia(at)in-christ.net >

Artikel Terkait

Christ The Mediator

Penderitaan Sang Juruselamat

Kejutan dari Seorang Skeptis

Memahami Ulang Konteks Berteologi John Calvin dalam

Doktrin Predestinasi (1)

Page 273: Bmf 53 teologi reformed

267 |TEOLOGI REFORMED

Jika Kristus Tidak Dibangkitkan

Alkitab dan Reformasi

Inti Kekristenan

Penulis:

Joseph Tong, Ph.D.

Edisi:

082/II/2007

Isi:

ANATOMI KEPERCAYAAN DAN IMAN: Sebuah Refleksi Teologis Dan

Pastoral (1)

MAKNA DAN DAMPAK IMAN

Berbicara dari sudut pandang teologis, iman berarti komitmen total dan

memercayakan diri dalam Kebenaran dan memiliki hidup persekutuan

dengan Allah sejati yang Esa -- sebuah perpalingan ontologikal kembali

kepada Sang Pencipta. Perpalingan kembali ini tidak boleh dimengerti

dalam pola pikir struktur pantheistik atau panentheistik, perpalingan

kembali ke asal, seperti dalam praktik-praktik kontemplatif para-religius,

kembali kepada sifat ketuhanan di dalam. Tidak juga boleh dimengerti

sebagai kemampuan mencapai Firman untuk menjadi seperti Tuhan, atau

untuk menjadi Tuhan. Sebaliknya, ini adalah sebuah perpalingan kembali

yang asasi kepada Allah dalam konteks keselamatan kristiani. Pengertian

yang benar akan kekristenan adalah bahwa Kristus adalah Firman yang

menjadi daging supaya kita menjadi manusia, bukan menjadi allah.

Sewaktu kita kembali kepada Allah, kita menjadi anak-anak Allah. Iman

kita di dalam Kristus menghasilkan kepastian dan jaminan di dalam diri

kita dengan cara-cara berikut ini dalam pengertian akan realitas:

Page 274: Bmf 53 teologi reformed

268 |TEOLOGI REFORMED

Kepastian akan Kebaikan dan Kesempurnaan Allah

Masalah kejahatan dalam filsafat hanya dapat dijelaskan dalam konteks

iman kristiani, di mana iman menyediakan pembacaan dan interpretasi

yang benar akan realitas secara keseluruhan. Tanpa iman dan

kepercayaan kepada Firman Allah, tidak akan ada makna bagi keberadaan

apa pun. Iman kita dalam Kristus memberikan jaminan kepada kita akan

kepastian kebaikan, sekaligus meyakinkan bahwa kejahatan adalah kesia-

siaan. Dalam kekristenan, kejahatan tidak memiliki keberadaan yang

nyata. Sebenarnya, kejahatan bukanlah lawan dari kebaikan, tetapi

ketiadaan atau miskinnya kebaikan. Karya dan tindakan dari Allah yang

sempurna selalu baik. Kebaikan seperti itu adalah fondasi dari semua

kebaikan. Oleh karena itu, dalam iman, apa yang kita miliki dan apa yang

kita alami adalah baik sempurna. Kesempurnaan seperti itu menjadi

lengkap dan menjadi subjek pujian dalam keselamatan di dalam Yesus

Kristus bagi anak-anak-Nya yang ditebus.

Adalah benar bahwa kehidupan di dunia ini penuh kesulitan, penderitaan,

dan tragedi. Akan tetapi, bagi orang beriman, hidup itu penuh dengan

anugerah dan hal-hal yang menyenangkan. Sebagaimana terang menjadi

lebih cemerlang dalam kegelapan, kebaikan menjadi lebih manis di

tengah-tengah kepahitan, begitu pula hidup kita lebih bermakna di dalam

kesulitan, kesedihan dan penderitaan. Bagi mereka yang memiliki iman,

segala sesuatu bekerja bersama untuk mendatangkan kebaikan bagi

mereka yang mengasihi Allah, yaitu mereka yang dipanggil oleh Allah

(Roma 8:28). Dalam imanlah kita melihat keindahan ciptaan,

pemeliharaan dan penebusan Allah.

Jaminan akan Makna dan Nilai yang Sejati

Dalam psikologi sosial dan ekonomi, nilai selalu mengikuti harga

sedemikian rupa sehingga nilai dapat diciptakan oleh harga. Makna

kemudian mengikuti. Oleh karena itu, selama seseorang berani untuk

membayar harganya, walaupun mungkin tidak ada pasaran untuk

Page 275: Bmf 53 teologi reformed

269 |TEOLOGI REFORMED

sementara waktu, tetapi bila ia dapat bertahan cukup lama dan berani

untuk melipatgandakannya dengan propaganda dan promosi yang baik,

orang lain pastinya akan menerima nilai dalam harga tersebut, atau harga

yang mereka bayar. Dalam perilaku seperti itu, harga menentukan pasar,

dan lebih lanjut lagi, nilai dibentuk ketika harga dibayar. Manusia bahkan

akan berpikir bahwa makna yang benar sejalan dengan harga. Walaupun

kenyataannya tidak sesederhana itu, akan tetapi, seperti inilah tepatnya

bagaimana struktur nilai dalam pola pikir modern berjalan pada saat ini.

Kebanyakan orang tidak lagi tertarik dalam mencari makna dan nilai.

Inilah penyebab utama dari kerusakan moral pada saat ini: Deskripsi yang

murni dari manusia yang tidak mempunyai iman.

Secara teologis, maknalah yang menentukan nilai. Intisari dari makna

tidak ditemukan dalam pembacaan dan interpretasi kenyataan, tetapi

dalam relasi dan kesatuan antara makna tersebut dengan kebenaran dari

kenyataan secara keseluruhan. Kebenaran adalah dasar dari semua

makna. Sebenarnya, masalah kita bukanlah bahwa kita menyangkal

kenyataan bahwa kebenaran ada, tetapi dalam asumsi kita bahwa

kebenaran perlu dimengerti sebagai sesuatu yang nyata dan bermakna.

Inilah tepatnya alasan kebanyakan orang menganggap pembacaan dan

interpretasi kenyataan sebagai realitas dan kebenaran, meyakini bahwa

tanpa pembacaan dan interpretasi, fakta, realitas dan kebenaran tidak

memiliki makna dan oleh karena itu tidak memiliki nilai.

Asumsi seperti itu menegaskan bahwa kebenaran adalah murni

keberadaan yang pasif. Ini adalah asumsi yang salah. Oleh karena

pembacaan dan interpretasi harus dimulai dengan beberapa pendirian

dan mengasumsikan dasar-dasar tertentu, yang tanpanya tidak mungkin

ada komunikasi. Oleh sebab itu, dapat dicatat bahwa kebenaran tidaklah

pasif. Sebaliknya kebenaran harus aktif. Seseorang yang membaca,

memahami, dan menginterpretasikan, harus mengambil peran sebagai

peran pembantu. Aktor utamanya, dalam hal ini, adalah Kebenaran itu

Page 276: Bmf 53 teologi reformed

270 |TEOLOGI REFORMED

sendiri atau pemberi Kebenaran. Iman hanyalah sebuah agen dalam

proses tersebut.

Dalam teologi, kita menganggap iman adalah sesuatu yang

dianugerahkan Allah oleh kemurahan-Nya di dalam hati manusia, yang

memampukannya untuk membuat tanggapan yang sepatutnya pada saat

kebenaran dinyatakan. Iman membuka pikiran manusia untuk menerima

wahyu Allah dan berserah kepada Kebenaran, mengenal Kebenaran,

menyatakan makna, menegaskan nilai dan mempertandingkan

keberadaan kita. Secara sederhana, iman yang sejati membawa kita

kepada pengertian yang jelas akan makna, merasakan nilainya, dan

menikmati keberadaan kita. Tanpa iman, makna menghilang, nilai

terlepas, dan keberadaan dipenuhi dengan kecemasan dan tekanan. Ini

menjawab pertanyaan mengapa orang yang tidak beriman selalu hidup

dalam kesia-siaan dan berkeluh tanpa harapan.

Kepastian akan Kenikmatan dari Keberadaan

Dalam penciptaan, keberadaan adalah sebuah keharusan ontological.

Seperti itu, keberadaan menjadi tidak ada rasanya, tidak bermakna,

membuat kita putus asa. Secara filosofis, selain Allah yang membuat

keberadaan-Nya sendiri, segala sesuatu penuh keterbatasan. Oleh karena

itu, jikalau tidak ada iman, tidak ada suatu apa pun dapat dinikmati.

Keberadan tanpa iman menghasilkan ketidakberdayaan dan membawa

keputusasaan, frustasi dan kebosanan. Iman membawa kita untuk

merasakan kenikmatan dari kehidupan. Inilah tepatnya mengapa Paulus

dapat berkata; Aku hidup oleh karena iman di dalam Anak Allah.

Bagi orang Kristen, karena kita percaya dalam Kristus dan mengambil

bagian dalam sifat Allah, kita pastinya mengalami kebesaran dan

kebaikan Allah, dan juga Allah sendiri, dalam keberadaan kita. Augustine

pernah berkata, Allah memberikan segala sesuatu bagi kita untuk

digunakan (uti) sehingga kita dapat menikmati (frui) Allah. Dalam

pengertian seperti itu, walaupun kita harus melalui pencobaan-

Page 277: Bmf 53 teologi reformed

271 |TEOLOGI REFORMED

pencobaan Ayub, kita masih dapat bersukacita dalam penderitaan,

seperti Ayub menyatakan bahwa: "Tuhan yang memberi, Tuhan juga yang

mengambil. Terpujilah nama Tuhan." (Ayub 1:21). Oleh karena itu,

sekalipun Ia membunuhku, aku akan tetap percaya kepada-Nya. Iman

membawa kita untuk merasakan anugerah-Nya dan Diri-Nya sendiri,

membuat kita tidak hanya bersuka dalam kehadiran Allah, tetapi juga

bersuka di dalam Tuhan. (Ibrani 11:6; Roma 5:11).

Puncak Kepercayaan dan Iman dalam Tindakan

Bagi kebanyakan orang, iman adalah suatu alat untuk mencapai atau

menegaskan anugerah Allah. Hal ini benar hanya dalam pandangan

pengertian religius akan iman. Secara teologis, iman bukanlah suatu alat;

melainkan iman adalah suatu keadaan hati dan jiwa sebagai kepercayaan

dan komitmen yang total kepada Allah. Kata "fiducia" dalam teologi

mengandung banyak makna yang dalam. Kadang kala disebut "fiducia

cordis" sebagai hati dan inti dari iman. Dalam bagian penggunaannya

sepanjang sejarah Gereja, kata itu tampaknya kehilangan maksud dan

maknanya seiring berlalunya waktu. Gereja secara bertahap telah

bergeser dari penekanannya pada aspek percaya seperti yang dituntut

oleh objek yang kita percayai, kepada aspek-aspek percaya tertentu dari

seseorang yang percaya. Bergeser dari penekanan teosentris kepada

penekanan antroposentris, dari teologi ke antropologi.

Bagi manusia, perwujudan kepercayaan dan iman adalah tindakan dan

perilaku yang baik, secara umum dikenal sebagai pembenaran di hadapan

manusia dan dipuji oleh orang lain. Karena Allah tidak memerhatikan

penampilan, Allah tidak perlu untuk mendasarkan pembenarannya pada

perbuatan baik manusia. Oleh karena itu, walaupun iman selalu didukung

oleh perbuatan baik, tetapi iman dalam ciri-cirinya sendiri adalah

perbuatan baik dihadapan Allah, bukan di hadapan manusia. Inilah

mengapa iman kadang-kadang disebut tindakan baik semata. (Lihat Lukas

12:8). Iman adalah tindakan kepada Allah dan di hadapan Allah. Inilah

Page 278: Bmf 53 teologi reformed

272 |TEOLOGI REFORMED

mengapa Allah membenarkan manusia karena imannya bukan

perbuatannya. Dengan kata-kata biasa, karena iman adalah percaya

dalam Allah, percaya adalah penyerahan diri yang total kepada Allah,

seperti Paulus menyatakan bahwa kita dapat percaya pada-Nya dan juga

menderita bagi-Nya. (Filipi 1:29).

Sisa makalah ini akan mendedikasikan dirinya pada penjelasan mengenai

iman dalam arti "fiducia", dimana teologi Kristen menjelaskan lebih lanjut

maknanya dalam istilah-istilah "iman yang takut" (apprehensio fiducialis);

"iman inti atau hati yang percaya" (fiducia cordis), dan "kebaikan iman

atau tindakan iman" (actus fidei).

Aspek-aspek yang Takut dari Iman

Apa yang kita maksud dengan iman yang takut adalah hasil dari tindakan

dan pekerjaan yang mulia dari Roh Kudus, membuat manusia mampu

mengamati dan memahami anugerah, karya, dan kehendak sempurna

dari Allah dalam tindakan-Nya. Dengan kata lain, dalam iman yang takut,

pikiran manusia ditangkap oleh Firman Allah. Karenanya, dia akan

sepenuhnya mengerti dalam pengetahuan dan penyerahan kepada Allah

dan Firman-Nya yang dinyatakan, dan dengan rela menerima

penghakiman dan pengampunan-Nya.

Seperti Abraham, dia percaya apa yang telah Allah janjikan, dan Allah

menganggap hal ini sebagai kebajikan-Nya. Inilah dasar dari iman

kristiani, tantangan dan pencobaan yang utama yang dihadapi orang-

orang Kristen saat ini. Pemazmur berkata, apabila dasar-dasar

dihancurkan, apakah yang dapat dibuat oleh orang benar itu? (Mazmur

11:2). Inilah tepatnya dimana penyakit-penyakit Gereja modern dan

teologi modern dihasilkan. Baru-baru ini, banyak usaha didedikasikan

pada diskusi-diskusi dan rekonstruksi teologi kristiani, mengabaikan fakta

bahwa kita telah meragukan dasar iman kita dan mencoba untuk

menggantikan Allah dengan nama-nama yang lain. (Mazmur 16:4). Ini

adalah sebuah tanda yang nyata akan kurangnya iman yang takut. Usaha

Page 279: Bmf 53 teologi reformed

273 |TEOLOGI REFORMED

seperti itu dianggap gagal, karena bibit kerusakan ditanam pada saat itu

bahkan sebelum usaha itu memulai rekonstruksi.

Iman yang sejati memahami kehadiran Allah dan kebesaran Allah, bahkan

sebuah pengertian akan membawa kita pada pengalaman dari Yusuf

muda yang pernah berkata, "Bagaimana bisa aku melakukan dosa yang

begitu besar terhadap Allah! Bahkan ketika tak seorangpun tahu!"

Iman Inti atau Hati yang Percaya

Kata "cordis fiducia" mengandung dua arti: 1) sebagai sebuah indikasi

bahwa tempat iman adalah dalam hati manusia, dan 2) bahwa inti dari

iman adalah ketika hati menyatu dengan iman mengarahkan diri pada

Kebenaran. Hal yang terakhir menunjuk pada fakta bahwa iman

senantiasa melampaui intelektual dan ia berada pada jiwa yakni bagian

utama dari eksistensi manusia. "Cordis fiduca" menentukan religiusitas

manusia dan hubungannya dengan Allah. Hal yang terakhir itu mengacu

pada fakta bahwa jiwa memiliki kemampuan mengasihi, memerhatikan,

dan melekatkan diri pada Allah dan firman-Nya.

Secara harafiah dapat dikatakan bahwa kemampuan mengasihi dan

memberi penghargaan adalah dua hal yang berbeda. Kasih cenderung

lebih nyata sedangkan penghargaan berbentuk konkret. Keduanya adalah

tanda dari sebuah kondisi dari perasaan dan karya yang benar sebagai

suatu ungkapan dari sikapnya terhadap obyek dari keyakinan dan

kasihnya. Iman yang sejati mengungkapkan diri sendiri dalam hati dan

lewat ucapan. Hati dan ucapan berjalan seiring memercayai dan

mengakui bahwa Kristus adalah Tuhan (Rm. 10:9-10). Iman yang sejati

lebih dari sekedar itu, ia tidak akan pernah malu pada injil Yesus Kristus

(Rm. 1:16; Mrk. 8:38-39).

Dalam konteks pastoral, iman mengandung aspek mistik dan keajaiban.

Iman membawa seseorang yang percaya dalam keberadaan tertawan,

sehingga orang itu tidak dapat menahan diri untuk bersaksi di depan

Page 280: Bmf 53 teologi reformed

274 |TEOLOGI REFORMED

umum ataupun menolak dorongan untuk memproklamirkan nama Kristus

dan memuliakan-Nya. Sesungguhnya, orang itu begitu bangga menjadi

miliki Allah.

Dari zaman ke zaman, kita telah menyaksikan bahwa walaupun

memercayai Yesus adalah hal spiritual dan pribadi, namun sejauh

kaitannya dengan iman, sekali orang mengakui imannya pada Kristus (?).

Dia tidak akan ragu untuk memproklamirkannya di depan umum

sekalipun ia harus membayar harga dengan nyawanya sendiri. Bagi orang

lain, seorang yang sudah percaya tidaklah perlu begitu offensif. Beberapa

orang bahkan berpikir bahwa orang percaya meyakini dan berdoa secara

diam-diam sendiri. Namun bagi orang percaya sejati, iman mereka

membara sehingga mereka tidak memiliki pilihan lain selain melakukan

sesuatu. Seperti Maria dari Betania, orang percaya yang sejati akan

menghancurkan kendi minyak narwastu untuk mengurapi kaki Tuhan,

meresikokan dirinya diserang oleh kritik tajam dan kecaman orang lain.

Hal ini merupakan ekspresi dari penghargaan yang terbaik. Iman yang

sejati tidaklah dapat diungkapkan sepenuhnya. Iman sejati dapat

memperlihatkan dorongan yang dashyat, yang mampu memindahkan

gunung dan membelah lautan. Iman sejati seperti api yang

menghanguskan dan seperti air yang tiada henti menetes melubangi batu

kerikil yang tebal. Semua hal ini merupakan penjelasan tentang iman,

keyakinan yang dirasakan oleh hati.

Kebajikan atau Tindakan Iman

Sebagaimana kita diskusikan dalam tulisan ini, iman sejati tidaklah

membutuhkan perbuatan untuk membuktikannya. Iman sejati sebaliknya

merupakan perbuatan itu sendiri di hadapan Allah dan diterima oleh

Allah. Teologi merujuk kebenaran ini sebagai kebajikan iman atau

tindakan iman. Mengikuti Paulus, gereja tradisional menyakini iman,

pengharapan, dan kasih sebagai tiga pilar utama dari keutamaan Kristen.

Kebajikan iman, dipahami secara umum sebagai hal yang paling jelas di

Page 281: Bmf 53 teologi reformed

275 |TEOLOGI REFORMED

antara ketiganya. Sekalipun demikian, secara ontologis, iman

sesungguhnya merupakan sebuah kesadaran diri yang jelas mengenai

kehadiran ilahi yang menuntut sebuah ketertundukan total dan

komitmen pada Allah dan firman-Nya. Penjelasan berikut ini memberikan

gambaran mengenai tindakan iman sebagai kebajikan moral.

IMAN DALAM KOMITMEN

Komitmen merupakan sebuah tindakan sukarela alami dari seorang yang

sudah diyakini oleh Kebenaran. Hal ini membawa kita pada beberapa

pertanyaan teologis, sejauh pembahasan dalam konteks iman dan

komitmen, apakah iman adalah hasil dari kemampuan subyektif manusia,

"habitus fidei", ataukah hasil dari anugerah Allah, yang memampukan

orang itu untuk secara total menyerahkan dirinya di hadapan Allah? Jika

iman adalah inisiatif ilahi, maka apa yang seorang manusia lakukan

hanyalah mempraktikkan hak istimewa yang diberikan oleh Allah saat ia

berkonfrontasi dengan wahyu ilahi. Manusia tidaklah memiliki pilihan lain

selain daripada respons yang sewajarnya kepada panggilan Allah.

Berbicara dalam terang keyakinan Reformed, komitmen iman bukanlah

usaha manusia, sebaliknya, iman adalah anugerah Allah. Dan dengan

demikian, keutamaan iman merupakan pekerjaan Allah itu sendiri. Jelas

tidak ada kontribusi manusia sama sekali. Oleh sebab itu tidak ada alasan

bagi manusia untuk mengakui bahwa iman itu miliknya. Iman itu ada

karena Allah bersedia tinggal di dalam manusia. Sebagaimana pepohonan

dihanyutkan oleh banjir badang, demikianlah manusia disandera oleh

Allah dan oleh kasih-Nya. Oleh sebab itu, komitmen penulis adalah agar

kita dapat tinggal tenang seperti anak yang terlelap, sepenuhnya

menyerahkan diri di atas pangkuan sang ibu. Dan hal ini merupakan

tanda dari iman yang sejati yang membawa ucapan syukur dan pujian

dalam diri kita. Orang yang memiliki iman tidaklah pernah

menyombongkan diri, dia lebih memilih untuk berkomitmen total dan

hanya bersedia berbicara hal yang besar mengenai Kristus yang tersalib

(1Kor. 2:1-5).

Page 282: Bmf 53 teologi reformed

276 |TEOLOGI REFORMED

IMAN DALAM KETERTUNDUKAN DAN KETAATAN

Iman dan ketaatan tidak dapat dipisahkan, keduanya merupakan ekspresi

konkret dari keyakinan terhadap Kristus. Secara teologis, lawan dari iman

bukanlah ketidakpercayaan, ataupun keragu-raguan melainkan

kesombongan dan ketidaktaatan. Kejatuhan dari Adam dan Hawa, dan

seluruh tokoh Alkitab merujuk pada fakta bahwa mereka terlalu sombong

dan tidak taat. Alkitab menyatakan bahwa kesombongan mendahului

kehancuran. Langkah pertama dari iman yang sejati adalah penyangkalan

dan penyerahan diri dalam rangka mengikut Tuhan. Ketaatan dalam iman

melibatkan hal berikut:

Pengetahuan akan Allah

Mengenal kedaulatan dan kemuliaan Allah. Keberadaan kita amat

bergantung pada diri-Nya. Bagaimana kita dapat mempertanyakan Allah

dan meragukan diri-Nya, dan firman-Nya? Pemazmur pernah

mengatakan, "Aku kelu, tidak kubuka mulutku, sebab Engkau sendirilah

yang bertindak" (Mzm. 39:10). Demikian juga kita mendengar pemilik

kebun anggur berkata. "Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku

menurut kehendak hatiku? (Mat. 20:15) Apakah yang dapat kita lakukan

selain berkata "Aku hanya hamba Allah, lakukanlah sebagaimana yang

Engkau kehendaki." Ketika Anak Allah datang ke dunia ini, Dia sengaja

mengosongkan diri dan merendahkan diri. Mengambil rupa seorang

hamba, dan menjadi manusia. Saat menjadi seorang manusia, Ia

merendahkan diri sedemikian rupa dan taat sampai mati bahkan sampai

mati di kayu salib! (Fil. 2:6-8). Dia bahkan tetap taat saat menderita (Ibr.

5:8). Jika kita pernah mengenal Allah, mengapa kita tidak merendahkan

diri dan secara penuh merendahkan diri kepada Tuan kita?

Pengetahuan akan Diri Sendiri

Dalam kenyataannya, kita sering membandingkan diri kita pada yang lain.

Dengan berbuat demikian, kita akan terjebak di dalam kealpaan terhadap

Page 283: Bmf 53 teologi reformed

277 |TEOLOGI REFORMED

diri, posisi dan pendirian kita sendiri. Sesungguhnya, sebagian besar

orang tidaklah puas terhadap hak istimewa yang mereka miliki. Hal ini

merupakan hasil dari kealpaan kita terhadap fakta bahwa kita merupakan

anggota keluarga sorgawi dan dunia (Ef. 3:15). Saat Petrus masih berpikir

banyak mengenai nasib yang akan menimpa Yohanes, Yesus menjawab

apa yang harus kamu lakukan adalah mengikuti Aku (Yoh. 21:22).

Sesungguhnya Allah telah menyediakan bagian dan piala bagi kita; Dia

menjaga harta benda kita agar tetap aman. Sebagaimana Pemazmur

mengungkapkan "Tali pengukur jatuh bagiku di tempat-tempat yang

permai; ya milik pusakaku menyenangkan hatiku." (Mzm. 16:6-8). Oleh

sebab itu, mari kita berdiam dan menenangkan diri dan ketahuilah bahwa

ialah Allah (Mzm. 46:10). Mari kita dengar perkataan-Nya pada Daniel,

"Tetapi engkau, pergilah sampai tiba akhir zaman, dan engkau akan

beristirahat, dan akan bangkit untuk mendapatkan bagianmu pada

kesudahan zaman" (Dan. 12:13). Tunduklah pada rencana dan

pengaturan-Nya. Lakukan hal terbaik untuk tetap menaati-Nya. Karena

Dialah bagian dari warisan dan piala kita (Mzm. 16:5). Jika Anda memiliki

iman, akuilah dan puaslah dengan keadaanmu saat ini -- inilah tanda dari

pengetahuan yang benar mengenai diri sendiri.

Pengetahuan akan Otoritas

Takut akan orang yang memiliki kuasa merupakan sebuah praktik yang

wajar. Oleh sebab itu, otoritas dan kuasa telah menjadi tempat dimana

orang mudah untuk menunjukkan ketaatan. Ketakutan jenis ini

merupakan hasil dari ketidaktahuan akan otoritas yang sebenarnya.

Ketaatan yang sejati menyerahkan diri pada otoritas yang tidak mengenal

ketakutan. Otoritas itu adalah buah dari iman yang sejati. Di dalam

otoritas seperti ini, kasih dimungkinkan untuk bertumbuh.

Kita percaya dan taat pada Kristus bukan karena kita takut pada-Nya

namun karena kita terpaku oleh kedashyatan kasih Allah, dan oleh

karenanya kita mengasihi Allah. Dalam konteks ini, ketaatan dan

Page 284: Bmf 53 teologi reformed

278 |TEOLOGI REFORMED

ketertundukan bukan lagi persoalan intelektual dan pemahaman

sensasional, melainkan sebuah dorongan dari jiwa menuju pemenuhan.

Oleh sebab itu, kita menjadikan hal menyenangkan hati Allah sebagai

tujuan hidup kita (2Kor. 5:9). Sekalipun kita tidak pernah melihat Dia, kita

mengasihi Dia. Dan sekalipun kita tidak melihat Dia saat ini, kita percaya

pada-Nya dan hati kita dipenuhi oleh sukacita yang tidak dapat

diungkapkan, karena kita telah menerima tujuan dari iman kita, yakni

keselamatan dari jiwa ini (1Pet. 1:8-9). Klarifikasi dari pemahaman kita

akan otoritas akan selalu menghasilkan ketaatan batiniah dalam diri kita.

IMAN DAN HAL MENGIKUT YESUS

Apa yang Kristus inginkan dari para pengikut-Nya adalah usaha

menyangkal diri mereka sendiri, memikul salib dan mengikuti-Nya. Orang

yang percaya pada Allah, akan mengikut Allah. Hal ini memerlukan iman.

Yohanes, murid yang dikasihi Kristus menyatakan bahwa orang yang

mengikut Kristus adalah mereka yang menaati firman-Nya, di mana kasih

Allah sungguh sempurna berada dalam diri mereka ... sebab barangsiapa

yang berkata ia hidup di dalam Dia haruslah ia melakukan apa yang Yesus

lakukan (1Yoh. 2:5-6).

Pesan terakhir Kristus kepada para murid-Nya hampir sama dengan

ungkapan di atas, Dia berkata: "sebab Aku telah memberikan suatu

teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah

Kuperbuat kepadamu. Aku berkata kepadamu: sesungguhnya seorang

hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya, ataupun seorang utusan

daripada dia yang mengutusnya. Jikalau kamu tahu semua ini, maka

berbahagialah kamu, jika kamu melakukannya" (Yoh. 13:15-17).

Mengikuti Kristus adalah salah satu karakteristik yang terpenting dari

menjadi seorang Kristen. Jika iman didirikan di atas dasar Firman Allah,

maka hasilnya adalah kasih terhadap Allah dan meneladani hidup Kristus.

Dokumen dan warisan literatur pada masa Abad Pertengahan

mengindikasikan bahwa para orang-orang kudus mewariskan praktik

Page 285: Bmf 53 teologi reformed

279 |TEOLOGI REFORMED

hidup yang meneladani Kristus. Mereka mengikut Tuhan secara konstan

dan konsisten. Dibandingkan dengan hidup kita hari ini, patutlah kita

menjadi malu, karena walaupun kita mengakui telah mengenal Kristus

dan memproklamirkan nama-Nya, namun dalam hal ketertundukan dan

penyerahan diri untuk mengikuti serta meneladani-Nya, kita masih jauh

dari apa yang Tuhan harapkan.

KESIMPULAN

Penyederhanaan iman rupanya merupakan paradoks pada kenyataannya.

Setelah kejatuhan manusia, tidak ada seorangpun memiliki iman. Kita

telah jatuh di dalam perangkap kepercayaan, yakni ketidakpercayaan dan

keraguan terhadap hal-hal yang benar dan dapat dipercaya. Inilah

sebabnya sejarahwan dan filosof, Will Durant pernah berkata: "Agama

datang dan pergi, namun ketakhayulan berlangsung selamanya." Dalam

perjalanan sejarah umat manusia, ketakhayulan tampaknya selalu

mendahului agama yang sejati. Oleh sebab itu cara terbaik untuk

memperlakukan kepalsuan dan ketakhayulan ini bukanlah dengan

kekuasaan, politik, ideologi, teori ataupun uang. Bahkan tidak dengan

agama ataupun kepercayaan agama, melainkan melalui iman yang sejati -

- yakni iman yang berakar dalam Firman Allah dan pemahaman yang

benar mengenai Allah dan wahyu-Nya. Allah pernah berkata pada

Yeremia: "Nabi yang beroleh mimpi, biarlah menceritakan mimpinya itu,

dan nabi yang beroleh firman-Ku, biarlah menceritakan firman-Ku itu

dengan benar! Apakah sangkut-paut jerami dengan gandum? Demikian

Firman Tuhan. Bukankah firman-Ku seperti api, demikianlah firman Tuhan

dan seperti palu yang menghancurkan bukit batu?" (Yer. 23:28-29).

Firman Tuhan adalah satu-satunya perisai yang paling ampuh untuk

berhadapan dengan ketakhayulan dan keyakinan yang palsu. Biarkan kita

membangun diri kita dengan iman yang paling suci dan berdoa di dalam

Roh Kudus. Senantiasa berada di dalam lingkaran kasih Allah sementara

kita menunggu belas kasihan Yesus Kristus yang akan membawa kita

Page 286: Bmf 53 teologi reformed

280 |TEOLOGI REFORMED

kepada hidup yang kekal (Yud. 20). Sebagaimana kita telah mengakhiri

pertandingan yang baik, "aku telah mencapai garis akhir dan aku telah

memelihara iman" (2Tim 4:7-8), oleh sebab itu mari kita senantiasa

percaya dan dengan gembira menaati Dia. Menjadi orang yang taat dan

menjadi manusia beriman yang kelak mendapat pujian dari Allah.

Sumber:

Sumber diambil dari:

Judul Buku : Jurnal Teologi Stulos, Volume 4, Nomor 1, Juni 2005

Judul Artikel : Anatomi Kepercayaan dan Iman: Sebuah Refleksi

Teologis dan Pastoral

Penulis : Joseph Tong, Ph.D.

Penerjemah : -

Penerbit : Sekolah Tinggi Teologia Bandung

Halaman : 103 - 108

Kejutan dari Seorang Skeptis

Editorial:

Dear Reformed Netters,

Artikel yang saya kirimkan ke Anda ini sangat menarik untuk disimak.

Kiranya dapat menjadi perenungan bagi kita menjelang perayaan Paskah

tahun ini. Doa saya, kita semua semakin menghargai pentingnya

kematian Kristus bagi iman keselamatan kita.

Selamat merayakan Hari Paskah 2008.

Page 287: Bmf 53 teologi reformed

281 |TEOLOGI REFORMED

Redaksi, Yulia Oeniyati < yulia(at)in-christ.net >

Artikel Terkait

Spiritualitas Injili: Suatu Tinjauan Ulang

Firman Menjadi Daging (1)

Pemeliharaan Selamanya

Gereja; Mau Kemana? Konservatif dan Radikal

Firman Menjadi Daging (2)

Christ's Church and Our Calling

Calvin dan Tuduhan Skisma dari Katolik Roma Terhadap

Para Reformator: Sebuah Studi Tentang Kesatuan Gereja

(Bag. 1)

Penulis:

Lee Strobel

Edisi:

096/II/2008

Tanggal:

14-2-2008

Isi:

KEJUTAN DARI SEORANG SKEPTIS

Page 288: Bmf 53 teologi reformed

282 |TEOLOGI REFORMED

Karena menganggap diri seorang ateis, maka saya mengawali perjalanan

spiritual saya dengan cara yang tidak biasa.

Saya minta pertolongan Tuhan.

Saya pikir-pikir, apa ruginya? Jika saya ternyata benar dan Tuhan sedang

tidak ada di surga, maka saya hanya akan kehilangan waktu selama tiga

puluh detik. Jika ternyata saya salah dan Tuhan menjawab saya, maka

saya akan mendapat untung besar. Maka, saat sendirian di dalam kamar;

pada 20 Januari 1980, saya panjatkan doa demikian ini:

"Tuhan, aku bahkan tidak percaya Engkau ada di sana, tetapi jika

memang benar Engkau ada, aku ingin menemukan-Mu. Aku benar-benar

ingin mengenal kebenaran-Mu. Maka jika Engkau memang ada, mohon

nyatakan diri-Mu padaku."

Apa yang tidak saya ketahui pada waktu itu yaitu, doa sederhana ini

melontarkan saya selama hampir dua tahun ke dalam petualangan

pencarian yang berakhir dengan sebuah revolusi dalam hidup saya.

Berbekal pelatihan bidang hukum yang pernah saya ikuti, yang memberi

saya pengetahuan mengenai bukti, juga latar belakang jurnalistik, yang

memberi saya keterampilan-keterampilan dalam mengejar-ngejar fakta,

saya pun mulai membaca berbagai macam buku dan mewawancarai

banyak ahli. Saya sangat dipengaruhi oleh Josh McDowell melalui buku-

bukunya. "More Than a Carpenter"[1] dan "Evidence That Demands a

Verdict"[2], telah membuka mata saya pada kemungkinan bahwa

seseorang bisa memiliki iman yang dapat dipertahankan secara

intelektual.

Tentu saja, saya juga membaca Alkitab. Namun, terlebih dahulu saya

sisihkan jauh-jauh pemikiran bahwa Alkitab itu benar-benar adalah

firman, yang adalah ilham dari Tuhan. Sebaliknya, pada saat itu saya

memandang Alkitab dengan sudut pandang yang tak terbantahkan --

Page 289: Bmf 53 teologi reformed

283 |TEOLOGI REFORMED

sebagai suatu kumpulan dokumen masa lampau yang merekam kejadian-

kejadian yang memiliki nilai historis.

Saya juga membaca tulisan-tulisan religius lainnya, termasuk Kitab

Mormon, sebab saya rasa penting untuk memeriksa alternatif keyakinan

rohani yang berbeda. Sebagian besar keyakinan itu mudah dibuyarkan.

Sebagai contoh, Mormonisme dengan cepat runtuh di tengah penelitian

saya setelah saya menemukan beberapa ketidaksesuaian yang tidak

dapat ditolerir antara kesaksian-kesaksian sang pendiri, Joseph Smith,

dengan penemuan-penemuan arkeologi modern. Berbeda dengan

kekristenan, yang semakin saya teliti, semakin membangkitkan

ketertarikan saya.

Saya gambarkan proses ini seolah-olah saya sedang merangkai suatu

"jigsaw" (teka-teki bergambar) raksasa dalam benak saya. Tiap kali

menemukan bukti atau jawaban, itu seperti menemukan letak potongan

jigsaw yang tepat pada posisi yang semestinya. Saya tidak tahu seperti

apa jadinya gambar akhir dari rangkaian jigsaw tersebut -- itu adalah

suatu misteri -- tetapi setiap fakta yang dapat saya ungkap mengarah

pada satu langkah ke depan untuk makin dekat pada solusinya.

JAWABAN BAGI SEORANG ATEIS

Tak lama kemudian, saya menemukan bahwa orang Kristen telah

melakukan suatu kesalahan taktis. Agama-agama lain percaya pada

berbagai dewa atau tuhan yang tak berwujud, tidak kelihatan, dan

pemahaman itu sulit untuk diubah. Tetapi orang Kristen mendasarkan

agama mereka pada hal- hal yang katanya adalah ajaran dan mukjizat

dari sesosok Pribadi yang mereka klaim atau akui sebagai Orang yang

secara historis adalah nyata -- Yesus Kristus -- yang menurut mereka,

adalah Tuhan.

Saya rasa ini merupakan suatu kekeliruan yang besar sebab jika Yesus

benar-benar hidup, Ia pasti meninggalkan bukti-bukti historis. Saya pun

Page 290: Bmf 53 teologi reformed

284 |TEOLOGI REFORMED

berpikir bahwa yang perlu saya lakukan adalah berusaha memastikan

kebenaran historis tentang Yesus dan mungkin saja saya akan

menemukan bahwa Dia adalah Orang yang baik, mungkin sangat

bermoral dan seorang Guru yang sempurna, tetapi yang pasti, sama

sekali tidak menyerupai Tuhan.

Saya memulainya dengan menanyakan pada diri saya sendiri pertanyaan

pertama dari seorang wartawan yang baik: "Ada berapa pasang mata di

sana?" "Mata" adalah istilah lain untuk saksi. Setiap orang tahu betapa

kuatnya kesaksian saksi mata dalam menetapkan kejujuran suatu

peristiwa. Percayalah, saya sudah melihat banyak terdakwa yang digiring

ke penjara oleh saksi mata.

Maka saya ingin mengetahui, "Ada berapa banyak saksi mata yang

menjumpai orang bernama Yesus ini? Berapa banyak yang mendengar-

Nya saat Dia memberikan pengajaran-pengajaran? Berapa banyak yang

melihat- Nya melakukan mukjizat-mukjizat? Berapa banyak yang benar-

benar telah melihat-Nya setelah Dia, yang katanya bangkit dari

kematian?"

Saya terkejut saat menemukan bahwa tidak hanya satu saksi mata yang

ada di sana; melainkan ada banyak, dan Perjanjian Baru dengan jelas

menyebutkan beberapa orang dari mereka. Sebagai contoh, ada Matius,

Petrus, Yohanes, dan Yakobus -- mereka semua adalah saksi mata.

Markus, seorang sejarawan, yang menulis berdasarkan wawancara

langsung dengan Petrus sendiri; Lukas, seorang dokter yang menulis

riwayat hidup Yesus berdasarkan kesaksian para saksi mata; dan juga

Paulus, yang hidupnya berubah 180 derajat setelah dia berkata bahwa

dirinya telah bertemu dengan Kristus yang telah bangkit kembali.

Petrus dengan teguh meyakinkan bahwa dia dengan teliti telah mencatat

informasi yang diperolehnya secara langsung. "Kami tidak mengarang

kisah-kisah yang kami ciptakan dengan cerdik saat kami mengatakan

Page 291: Bmf 53 teologi reformed

285 |TEOLOGI REFORMED

kepada Anda mengenai kuasa dan kedatangan dari Tuhan kita Yesus

Kristus," tulisnya, "tetapi kami adalah saksi mata dari kebesaran- Nya."[3]

Yohanes berkata, dia telah menuliskan tentang hal-hal "yang telah kami

dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami

saksikan, dan yang telah kami raba dengan tangan kami."[4]

KESAKSIAN YANG DAPAT DIPERCAYA

Orang-orang ini tidak hanya menyaksikan secara langsung, tetapi

McDowell dengan jelas menunjukkan, mereka telah berkhotbah tentang

Yesus pada orang-orang yang hidup pada masa dan di daerah yang sama

dengan Yesus sendiri. Hal ini sangat penting sebab jika para murid itu

melebih-lebihkan atau hanya sekadar menulis ulang sejarah, maka para

pendengar, yang terkadang memusuhi mereka, pasti akan mengetahui

kebohongan itu dan menolak mereka. Tetapi sebaliknya, mereka dapat

berbincang-bincang mengenai berbagai hal yang telah diketahui orang

banyak dengan para pendengar tersebut.[5]

Sebagai contoh, tidak lama sesudah Yesus dibunuh, Petrus berkhotbah

pada orang banyak di kota yang sama di mana penyaliban itu

berlangsung. Banyak di antara mereka mungkin melihat Yesus dibunuh.

Petrus memulainya dengan berkata: "Hai orang Israel, dengarlah

perkataan ini: `Yang aku maksudkan, ialah Yesus dari Nazaret, seorang

yang telah ditentukan Allah dan yang dinyatakan kepadamu dengan

kekuatan-kekuatan dan mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda yang

dilakukan oleh Allah dengan perantaraan Dia di tengah-tengah kamu,

seperti yang kamu tahu.`"[6]

Dengan kata lain, "Ayolah, kalian semua -- kamu sudah mengetahui apa

yang Yesus lakukan. Kamu sendiri telah melihat hal-hal ini!" Lalu dia

mengungkapkan bahwa Raja Daud telah mati dan dikuburkan dan

kuburannya masih ada sampai hari ini, "Yesus inilah yang dibangkitkan

Allah, dan tentang hal itu kami adalah saksi."[7]

Page 292: Bmf 53 teologi reformed

286 |TEOLOGI REFORMED

Yang menarik adalah reaksi para pendengar. Mereka tidak berkata, "Kami

tidak tahu apa yang kamu bicarakan!" Sebaliknya, mereka panik dan ingin

tahu apa yang harus mereka lakukan. Pada hari itu juga, sekitar tiga ribu

orang meminta pengampunan dan banyak lainnya juga turut serta --

sepertinya itu karena mereka mengetahui bahwa Petrus telah

mengatakan hal yang sebenarnya.[8]

Saya pun bertanya pada diri sendiri, "Apakah kekristenan dapat tumbuh

berakar dengan cepat karena memang benar tidak dapat dibantah jika

para murid itu berkeliling menyebarkan perkataan yang telah diketahui

oleh para pendengar mereka bahwa hal-hal itu dilebih-lebihkan atau

bahkan palsu?"

Potongan-potongan jigsaw mulai tertata tepat pada tempatnya.

Satu bukti lagi yang ditawarkan orang Kristen pada saya -- namun saya

tidak memercayainya -- yakni para murid Yesus pasti percaya pada apa

yang telah mereka khotbahkan tentang Dia karena sepuluh dari sebelas

orang murid memilih mengalami kematian yang mengerikan daripada

menarik kembali kesaksian mereka bahwa Yesus adalah Anak Allah yang

telah bangkit dari kematian. Beberapa orang lainnya disiksa hingga mati

melalui penyaliban.

Awalnya saya tidak menyadari hal menarik ini. Saya bisa menunjukkan

semua kelemahannya melalui sejarah, yakni ada orang-orang yang rela

mati karena membela keyakinan mereka. Tetapi para murid itu berbeda,

kata McDowell. Orang akan rela mati demi kepercayaan mereka jika telah

yakin dengan kebenaran kepercayaan itu, tetapi orang tidak akan mau

mati untuk kepercayaan jika tahu bahwa kepercayaan itu palsu.

Dengan kata lain, keseluruhan iman Kristen bergantung pada apakah

Yesus Kristus benar-benar bangkit dari kematian.[9] Tidak ada

kebangkitan, berarti tidak ada kekristenan. Para murid berkata bahwa

mereka melihat Yesus setelah Dia dibangkitkan dari kematian. Mereka

Page 293: Bmf 53 teologi reformed

287 |TEOLOGI REFORMED

mengetahui apakah mereka berbohong atau tidak; hal itu tidak mungkin

merupakan halusinasi atau kekeliruan. Dan jika mereka memang

berbohong, akankah mereka dengan sepenuh hati rela mati demi hal

yang mereka ketahui adalah palsu?

Seperti yang diamati oleh McDowell, tidak ada orang yang dengan sadar

dan dengan sepenuh hati rela mati demi suatu kepalsuan.[10]

Fakta tunggal itu sangat memengaruhi saya, terlebih lagi ketika saya

mengetahui apa yang terjadi pada para murid setelah penyaliban. Sejarah

menunjukkan bahwa mereka muncul dan dengan terus terang

menyatakan bahwa Yesus mengatasi dunia kematian. Tiba-tiba, orang-

orang yang dahulunya penakut ini dipenuhi dengan keberanian, bersedia

berkhotbah hingga mati bahwa Yesus adalah Anak Allah.

Apa yang mengubah mereka? Saya tidak mendapatkan penjelasan yang

lebih masuk akal lagi selain bahwa para murid itu telah memeroleh

pengalaman yang mengubah hidup mereka bersama dengan Kristus yang

telah dibangkitkan kembali.

SEORANG SKEPTIS ABAD PERTAMA

Penyelidikan saya terutama sampai pada diri seorang murid bernama

Thomas, sebab dia sama skeptisnya seperti saya. Saya rasa dia pasti

dapat menjadi seorang wartawan terkenal. Thomas berkata dia tidak

akan percaya bahwa Yesus telah kembali hidup kecuali jika dia bisa secara

pribadi memeriksa luka-luka di tangan dan kaki Yesus.

Menurut catatan dalam Perjanjian Baru, Yesus muncul dan memanggil

Thomas untuk memeriksa bukti bagi dirinya agar percaya, dan Thomas

melihat bahwa luka-luka itu benar. Saya terpesona saat mengetahui

bagaimana Thomas menghabiskan sisa hidupnya. Menurut sejarah, dia

mengakhiri hidupnya dengan tetap menyatakan -- hingga ditikam sampai

mati di India -- bahwa Yesus adalah Anak Allah yang telah bangkit kembali

Page 294: Bmf 53 teologi reformed

288 |TEOLOGI REFORMED

dari kematian. Baginya, bukti telah meyakinkan dirinya dengan sangat

jelas.

Selain itu, adalah penting untuk membaca apa yang Thomas katakan

setelah dia menjadi puas oleh bukti bahwa Yesus telah mengalahkan

kematian. Thomas menyatakan: "Tuhanku dan Allahku."[11]

Selanjutnya, Yesus tidak menanggapinya dengan berkata, "Stop! Tunggu

sebentar, Thom. Jangan menyembah aku. Kamu hanya boleh

menyembah Tuhan, dan ingat, aku hanyalah seorang guru besar dan

Manusia yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral." Sebaliknya, Yesus

menerima penyembahan Thomas.

Dengan demikian, tidak perlu lagi mencari kesalahan dari konsepsi

populer bahwa Yesus tidak pernah mengklaim atau mengaku bahwa Dia

adalah Allah. Selama bertahun-tahun, orang-orang yang skeptis atau

tidak percaya telah bercerita kepada saya bahwa Yesus tidak pernah

menganggap diri-Nya lebih dari sekadar manusia biasa dan bahwa Dia

marah di dalam kuburan-Nya jika Dia mengetahui bahwa orang-orang

menyembah diri-Nya. Tetapi ketika saya membaca Alkitab, saya

menemukan bahwa Yesus menyatakan berulang kali -- baik melalui

perkataan maupun perbuatan -- siapa diri-Nya sebenarnya.

Riwayat hidup Kristus yang paling tua menggambarkan bagaimana Dia

ditanyai secara langsung oleh imam besar selama proses pengadilan:

"Apakah Engkau Mesias, Anak dari Yang Terpuji?"[12] Yesus tidak ragu-

ragu. Dua kata pertama yang diucapkan-Nya adalah: "Akulah Dia."[13]

Imam besar tahu apa yang Yesus katakan, karena itu dia dengan marah

menyatakan pada pengadilan, "Kamu sudah mendengar hujatan-Nya

terhadap Allah"[14] Hujat apa? Bahwa Yesus telah mengaku diri-Nya

adalah Allah! Ini, setelah saya pelajari, adalah kejahatan yang membuat-

Nya dihukum mati.

Page 295: Bmf 53 teologi reformed

289 |TEOLOGI REFORMED

Ketika saya menjadi semakin yakin terhadap para saksi mata dalam

Perjanjian Baru, saya tetap teringat pada seorang skeptis lain yang

berbicara kepada saya bertahun-tahun yang lalu. Mereka mengklaim

bahwa Perjanjian Baru tidak bisa dipercayai karena buku itu ditulis

seratus tahun atau bahkan lebih setelah masa kehidupan Yesus. Mereka

berkata bahwa mitos-mitos tentang Yesus telah tumbuh subur selama

masa itu dan telah menyimpangkan kebenarannya tanpa disadari.

Tetapi ketika saya menguji fakta-fakta dengan objektif, saya mendapati

bahwa penemuan-penemuan arkeologis terbaru telah memaksa para ahli

untuk memberikan pernyataan bahwa masa penulisan Perjanjian Baru

lebih awal dari pernyataan sebelumnya.

Dr. William Albright, seorang profesor terkenal dari Universitas John

Hopkins dan mantan Direktur American School of Oriental Research in

Jerusalem, berkata bahwa ia yakin berbagai buku dari Kitab Perjanjian

Baru ditulis dalam masa lima puluh tahun setelah penyaliban dan sangat

mungkin dalam dua puluh atau empat puluh lima tahun sesudah masa

Yesus.[15] Ini berarti usia Perjanjian Baru sama tuanya dengan masa

kehidupan para saksi mata, yang pasti akan memperdebatkan isinya jika

penulisannya dibuat-buat.

Terlebih lagi, para ahli telah mempelajari mengenai waktu yang

diperlukan bagi suatu legenda untuk berkembang pada masa lampau.

Dan kesimpulan mereka yakni: Tidak ada waktu yang cukup, antara

kematian Yesus dan penulisan Perjanjian Baru, bagi suatu legenda untuk

dapat menyimpangkan kebenaran historis.[16]

Bahkan, saya kemudian mempelajari bahwa suatu pengakuan iman dari

gereja mula-mula -- yang menyatakan bahwa Yesus mati untuk dosa-dosa

kita, dan dibangkitkan kembali, serta muncul di hadapan banyak saksi - -

telah ditelusuri ulang hingga tiga sampai delapan tahun setelah kematian

Yesus. Pernyataan iman ini, yang dilaporkan oleh Rasul Paulus dalam 1

Page 296: Bmf 53 teologi reformed

290 |TEOLOGI REFORMED

Korintus 15:3-7, ditulis berdasarkan kesaksian langsung dan merupakan

suatu konfirmasi paling awal mengenai inti dari Injil.[17]

Sepotong demi sepotong, teka-teki jigsaw mental saya pun semakin

menyatu.

KUASA NUBUATAN

Selanjutnya saya mengarah pada nubuatan-nubuatan Alkitab, wilayah di

mana saya biasanya bersikap sangat sinis. Saya telah menulis banyak

artikel selama bertahun-tahun mengenai ramalan-ramalan tentang masa

depan -- salah satu dari kisah-kisah Tahun Baru yang menyibukkan semua

reporter pemula -- dan saya mengetahui betapa sedikitnya ramalan-

ramalan yang benar-benar terjadi. Sebagai contoh, setiap tahun orang-

orang di Chicago tetap percaya bahwa tim Chicago Cubs pasti akan

memenangkan kejuaraan dunia, dan hal itu belum pernah terjadi

sepanjang hidup saya!

Meskipun demikian, semakin banyak saya menganalisa nubuatan-

nubuatan dalam Perjanjian Lama, keyakinan saya menjadi semakin kuat

bahwa nubuat-nubuat tersebut membentuk rangkaian bukti-bukti

historis yang mengagumkan dalam mendukung klaim bahwa Yesus

adalah Mesias dan Anak Allah.

Sebagai contoh, saya membaca Yesaya 53 di Perjanjian Lama dan

menemukan hal yang sangat aneh mengenai gambaran bahwa Yesus

disalibkan -- dan itu ditulis lebih dari tujuh ratus tahun sebelum

penyaliban itu terjadi. Hal itu seperti upaya saya memprediksikan bahwa

Cubs akan berhasil pada tahun tahun 2700-an! Semuanya, ada sekitar

lima lusin nubuat utama mengenai sang Mesias, dan semakin dalam saya

mempelajari nubuat-nubuat itu, makin banyak kesulitan yang saya temui

untuk menjelaskannya.

Page 297: Bmf 53 teologi reformed

291 |TEOLOGI REFORMED

Garis pertahanan pertama saya dalam menolak kekristenan adalah

bahwa Yesus mungkin dengan sengaja telah mengatur riwayat hidup-Nya

agar dapat menggenapi nubuatan-nubuatan tersebut sehingga Ia akan

dikira Mesias yang telah lama ditunggu-tunggu kedatangan-Nya. Sebagai

contoh, da1am Zakharia 9:9 diramalkan bahwa Mesias akan mengendarai

seekor keledai memasuki kota Yerusalem. Mungkin ketika Yesus akan

memasuki kota, Ia mengatakan pada para murid-Nya, "Pergi ambilkan

Aku seekor keledai. Aku ingin mengelabuhi orang-orang di sini hingga

berpikir Aku adalah Mesias karena Aku benar-benar ingin disiksa sampai

mati!"

Tetapi argumentasi itu runtuh ketika saya membaca nubuat-nubuat

tentang peristiwa-peristiwa yang tidak mungkin dapat diatur oleh Yesus,

seperti tempat kelahiran-Nya, yang telah diramalkan oleh nabi Mikha

tujuh ratus tahun sebelum Dia dilahirkan, juga silsilah keluarga-Nya,

bagaimana kejadian kelahiran-Nya, bagaimana Ia dikhianati demi uang

dalam jumlah tertentu, bagaimana Ia dibunuh, bagaimana tulang-tulang-

Nya tetap utuh dan tidak ada yang dipatahkan (berbeda dengan kedua

penjahat yang disalibkan bersama dengan Dia), bagaimana para prajurit

mengundi pakaian-Nya, dan seterusnya.[18]

Garis pertahanan saya yang kedua adalah bahwa Yesus bukan satu-

satunya orang kepada siapa nubuat-nubuat itu ditujukan. Mungkin saja

beberapa orang dalam sejarah cocok dengan ramalan-ramalan tersebut,

tetapi karena Yesus memunyai lebih banyak agen hubungan masyarakat

yang baik, dengan demikian Dia menjadi yang paling diingat oleh setiap

orang.

Tetapi setelah membaca sebuah buku karya Petrus Stoner, seorang

profesor ilmu alam di Westmont College yang telah pensiun, keraguan

tersebut pun tersingkap. Stoner dengan enam ratus siswanya telah

melakukan perhitungan secara matematis bahwa hingga saat ini peluang

kemungkinan bagi setiap orang hanya dapat memenuhi delapan nubuat

Page 298: Bmf 53 teologi reformed

292 |TEOLOGI REFORMED

Perjanjian Lama.[19] Peluang kemungkinan dalam hal ini, yaitu satu

peluang dengan kemampuan sebesar sepuluh per tujuh belas. Itu adalah

sebuah nominal dengan tujuh belas angka nol di belakangnya!

Untuk berusaha memahami jumlah yang sangat besar itu, saya

melakukan beberapa penghitungan. Saya membayangkan seluruh dunia

ditutup oleh ubin lantai berwarna putih berukuran satu setengah inci

persegi -- setiap permukaan tanah di bumi -- dan hanya satu ubin yang

dasarnya berwarna merah.

Selanjutnya seseorang diizinkan untuk mengembara seumur hidup di

tujuh benua. Ia hanya boleh membungkuk sekali untuk mengambil satu

potong ubin. Apakah aneh jika ternyata satu ubin yang diambil itu

dasarnya berwarna merah? Hal yang sama anehnya adalah hanya ada

peluang sebanyak delapan nubuat Perjanjian Lama yang dapat dipenuhi

oleh setiap orang sepanjang sejarah!

Hal itu cukup mengesankan, akan tetapi berikutnya Stoner menganalisa

empat puluh delapan nubuatan. Dia menyimpulkan bahwa hanya akan

ada satu peluang dengan kekuatan sebesar sepuluh per 157 yang akan

terjadi pada diri setiap orang sepanjang sejarah.[20] Itu adalah sebuah

nominal dengan 157 angka nol di belakangnya!

Saya telah melakukan suatu riset dan mempelajari bahwa atom itu begitu

kecilnya hingga diperlukan satu juta atom dibariskan agar sama dengan

lebar dari selembar rambut manusia. Saya juga mewawancarai para

ilmuwan mengenai perkiraan mereka akan jumlah atom yang ada di

seluruh alam semesta.

Dan sementara hasilnya adalah jumlah yang amat sangat besar, saya

simpulkan bahwa keanehan empat puluh delapan nubuat Perjanjian

Lama berpeluang terjadi pada diri individu mana pun adalah sama seperti

seseorang yang memilih secara acak satu atom yang telah ditentukan

Page 299: Bmf 53 teologi reformed

293 |TEOLOGI REFORMED

lebih dahulu di antara semua atom di dalam jutaan triliun triliun triliun

triliun galaksi seukuran galaksi kita!

Yesus berkata Dia datang untuk menggenapi nubuat-nubuat tersebut. Ia

berkata, "Yakni bahwa harus digenapi semua yang tertulis tentang Aku

dalam kitab Taurat Musa dan kitab Nabi-nabi dan kitab Mazmur."[21]

Saya pun mulai percaya bahwa semua nubuat itu digenapi -- hanya dalam

Yesus Kristus.

Saya bertanya kepada diri saya sendiri, jika seseorang menawari saya

suatu bisnis yang memiliki peluang rugi hanya sebesar sepuluh per 157,

berapa banyak uang yang akan saya investasikan? Saya akan menaruh

semua yang saya miliki untuk satu kesempatan -- pasti -- menang seperti

itu! Dan saya pun mulai berpikir, "Dengan adanya semua keanehan

tersebut, sepertinya saya perlu menginvestasikan hidup saya pada

Kristus."

REALITAS DARI KEBANGKITAN

Karena merupakan hal yang sentral bagi kekristenan, saya pun

menghabiskan cukup banyak waktu untuk meneliti bukti historis pada

kebangkitan Yesus. Saya bukan orang skeptis pertama yang

melakukannya. Ada banyak orang yang telah melakukan pengujian

serupa dan kemudian menjadi orang Kristen.

Sebagai contoh, seorang wartawan sekaligus pengacara Inggris bernama

Frank Morison yang ditugaskan untuk menulis buku yang menunjukkan

bahwa kebangkitan adalah suatu mitos. Namun, setelah bersusah payah

mempelajari bukti, dia menjadi seorang Kristen, dan berkata bahwa tidak

ada keraguan bahwa kebangkitan memiliki "suatu dasar historis yang

kuat dan mendalam"[22]. Buku tentang penyelidikan rohani yang

akhirnya dia tulis, memberi saya suatu analisa seorang pengacara yang

kritis mengenai kebangkitan.

Page 300: Bmf 53 teologi reformed

294 |TEOLOGI REFORMED

Sudut pandang hukum lainnya datang dari Simon Greenleaf, seorang

profesor cerdas yang mendapat penghargaan karena membantu Harvard

Law School dalam meraih reputasi unggul bagi sekolah hukum tersebut.

Greenleaf menulis salah satu dari risalah-risalah hukum Amerika terbaik

yang pernah ditulis, dengan topik tentang apa yang mendasari

pembuktian secara hukum.

Bahkan, Mahkamah Agung Amerika Serikat pun mengutip perkataannya.

London Law Journal berkata bahwa Greenleaf mengetahui tentang

hukum pembuktian jauh lebih banyak daripada "semua pengacara yang

memenuhi pengadilan-pengadilan di Eropa".[23]

Greenleaf mengejek kebangkitan sampai seorang siswa menantangnya

untuk membuktikannya sendiri. Secara metodis, dia menerapkan

pengujian- pengujian secara hukum pembuktian dan menjadi yakin

bahwa kebangkitan adalah suatu peristiwa historis yang nyata. Profesor

berdarah Yahudi itu lalu menyerahkan hidupnya bagi Kristus.[24]

Secara ringkas, bukti dari kebangkitan adalah bahwa Yesus mati dibunuh

dengan cara disalib dan ditikam dengan tombak; Ia telah dinyatakan mati

oleh para ahli; Ia dibalut dengan kain kafan berisi tujuh puluh lima pon

rempah-rempah; Ia dibaringkan di dalam sebuah gua makam; sebuah

batu karang yang sangat besar digulingkan menutupi jalan masuk ke

dalam makam itu (menurut satu catatan historis masa lampau, begitu

besarnya batu itu hingga dua puluh orang pun tidak dapat

memindahkannya); dan makam itu dijaga oleh para prajurit berdisiplin

tinggi.

Lalu, tiga hari kemudian makam itu ditemui dalam keadaan kosong, dan

para saksi mata mengaku hingga ajal mereka bahwa Yesus muncul di

tengah-tengah mereka.

Siapa yang memunyai motif untuk mencuri tubuh Yesus? Para murid

tidak akan menyembunyikannya hingga disiksa sampai mati karena

Page 301: Bmf 53 teologi reformed

295 |TEOLOGI REFORMED

berbohong mengenai hal itu. Para pemimpin Yahudi dan Romawi akan

senang dan berpawai mempertontonkan tubuh Yesus menyusuri jalanan

Yerusalem; sebab itu akan langsung mematikan kemashyuran agama

baru yang mulai menanjak itu, yang telah sekian lama ingin mereka

habisi.

Tetapi yang terjadi selanjutnya adalah selama empat puluh hari, Yesus

muncul secara langsung sebanyak dua belas kali pada waktu yang

berbeda-beda di hadapan lebih dari 515 orang -- menemui para skeptis

seperti Thomas dan Yakobus, dan suatu waktu muncul di hadapan

sekelompok orang, pada waktu lainnya menemui seseorang secara

pribadi, suatu saat muncul di dalam rumah, di saat yang lain muncul di

tempat terbuka pada siang hari. Ia berbincang-bincang dengan orang-

orang dan bahkan makan bersama dengan mereka.

Beberapa tahun kemudian, ketika Rasul Paulus menyebutkan bahwa ada

beberapa saksi mata kebangkitan Yesus, dia mencatat bahwa banyak di

antara mereka masih hidup, seolah-olah ia tujukan kepada para skeptis

abad pertama, "Pergi pastikan sendiri pada mereka jika kamu tidak

percaya padaku."[25]

Bahkan, jika Anda mendatangi para saksi menanyai setiap orang yang

benar-benar melihat Yesus yang dibangkitkan kembali, dan jika Anda

melakukan uji silang terhadap tiap-tiap orang selama hanya lima belas

menit, dan jika Anda lakukan hal ini siang dan malam selama 24 jam

tanpa berhenti, Anda akan mendengarkan kesaksian para saksi langsung

selama lebih dari lima hari yang melelahkan.

Dibandingkan dengan pengadilan-pengadilan yang saya liput, ini adalah

banjir bukti. Lebih banyak lagi jigsaw yang terkunci tepat pada

tempatnya.

MENGGALI KEBENARAN

Page 302: Bmf 53 teologi reformed

296 |TEOLOGI REFORMED

Saya mengamati arkeologi dan ternyata bidang ini menegaskan catatan

Alkitab dari waktu ke waktu. Terus terang, masih ada beberapa isu yang

belum terungkap. Namun, seorang ahli arkeologi yang istimewa, Dr.

Nelson Gleuck, berkata: "Dapat dikatakan dengan pasti bahwa tidak ada

penemuan arkeologis yang berlawanan dengan referensi Alkitab. Bahkan,

sejumlah penemuan arkeologis mengkonfirmasikan dengan sangat jelas

atau sangat detail pernyataan-pernyataan historis yang ada dalam

Alkitab."[26]

Saya sangat terpesona oleh kisah seorang arkeolog terbesar sepanjang

sejarah, yakni Sir William Ramsay dari Universitas Oxford, Inggris. Dia

adalah seorang ateis; bahkan, putra dari pasangan ateis. Dia

menghabiskan dua puluh lima tahun untuk melakukan penggalian

arkeologis demi membuktikan kesalahan Kitab Kisah Para Rasul, yang

ditulis oleh Lukas, sejarawan yang juga menulis Injil dengan namanya

{Injil Lukas).

Tetapi bukannya meragukan Kitab Lukas, penemuan-penemuan Ramsay

justru mendukungnya. Akhirnya, ia menyimpulkan bahwa Lukas adalah

salah satu sejarawan paling akurat yang pernah hidup. Dipacu oleh bukti-

bukti arkeologis tersebut, Ramsay menjadi seorang Kristen.[27]

Saya pun berkata, "Baiklah, memang terbukti Perjanjian Baru dapat

dipercaya berdasarkan fakta sejarah. Tetapi apakah ada bukti mengenai

Yesus di luar Alkitab?"

Saya terkagum-kagum saat menemukan bahwa ada sekitar selusin

penulis sejarah kuno non-Kristen yang mengutip catatan sejarah

mengenai kehidupan Yesus, termasuk fakta bahwa Ia melakukan hal-hal

yang ajaib, bahwa Ia dikenal sebagai seorang yang berbudi luhur, bahwa

Ia disebut Mesias, bahwa Ia disalibkan, bahwa langit menjadi gelap saat

Ia terpaku di kayu salib, bahwa para murid-Nya berkata Ia telah bangkit

kembali dari dunia orang mati, dan bahwa mereka menyembah-Nya

sebagai Tuhan.[28]

Page 303: Bmf 53 teologi reformed

297 |TEOLOGI REFORMED

Sebenarnya, ini hanyalah suatu ringkasan singkat dari penyelidikan rohani

saya, sebab saya telah menyelidiki secara mendalam terhadap lebih

banyak detil dibanding dengan yang digambarkan di sini. Dan saya tidak

menyarankan buku ini semata hanya sebagai latihan akademis murni.

Ada banyak ungkapan emosi yang terlibat di dalamnya. Tetapi

nampaknya, ke mana pun saya memandang, keandalan catatan Alkitab

tentang kehidupan, kematian, serta kebangkitan Yesus Kristus tampak

semakin nyata.

MEMECAHKAN TEKA-TEKI

Saya telah memilah-milah bukti selama satu tahun sembilan bulan hingga

sepulang dari gereja pada Minggu, 8 November 1981. Saya sedang

sendirian di dalam kamar tidur, dan saya berkesimpulan bahwa waktunya

telah sampai pada suatu putusan.

Kekristenan belum mutlak terbukti. Jika itu memang terbukti, maka tidak

akan ada ruang bagi iman. Tetapi jika memertimbangkan fakta- fakta

yang ada, saya menarik kesimpulan bahwa bukti historis yang ada dengan

jelas mendukung klaim-klaim tentang Kristus jauh melampaui setiap

keraguan. Bahkan sebenarnya, berdasarkan pada apa yang telah saya

pelajari, perlu lebih banyak iman agar tetap ateis daripada menjadi

seorang Kristen!

Oleh karena itu, setelah saya meletakkan potongan terakhir dari jigsaw

mental saya pada tempatnya, seolah-olah saya berhenti sejenak untuk

melihat potongan gambar dari rangkaian potongan jigsaw yang secara

sistematis telah saya satukan dalam benak saya selama hampir dua

tahun.

Gambar itu adalah potret dari Yesus Kristus, Anak Allah.

Seperti halnya Thomas, seorang skeptis terdahulu, saya pun merespons

hal ini dengan menyatakan: "Tuhanku dan Allahku!"

Page 304: Bmf 53 teologi reformed

298 |TEOLOGI REFORMED

Setelah itu, saya menuju dapur, di mana Leslie sedang berdiri di samping

Alison di depan bak pencucian. Putri kami berusia lima tahun pada saat

itu, dan dengan berjinjit, untuk pertama kalinya ia hampir mampu

menggapai kran dapur.

"Lihat, Ayah, lihat!" serunya. "Aku dapat meraihnya! Aku dapat

meraihnya!"

"Ya Sayang, hebat sekali," kata saya sambil memeluk dirinya. Lalu saya

berkata kepada Leslie, "Kamu tahu, seperti itulah yang kini kurasakan.

Aku telah berusaha meraih seseorang dalam waktu yang lama, dan hari

ini akhirnya aku mampu meraih-Nya."

Dia mengetahui apa yang sedang saya katakan. Dengan berlinangan air

mata, kami berpelukan.

Dan selanjutnya, Leslie dan para sahabatnya berdoa bagi saya hampir

setiap hari sepanjang perjalanan rohani saya. Sering kali, doa-doa Leslie

terfokus pada ayat dari Perjanjian Lama ini:

"Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru dalam batinmu

dan Aku akan menjauhkan dari hatimu hati yang keras dan Kuberikan hati

yang taat."[29]

Puji syukur kepada Tuhan, sebab Dia setia pada janji-Nya itu.

Catatan Kaki:

Josh McDowell, "More Than a Carpenter" (Wheaton, Ill.: Living Books,

1977).

Josh McDowell, "Evidence That Demands a Verdict" (San Bernardino:

Here`s Life, 1979).

2 Pet. 1:16

Page 305: Bmf 53 teologi reformed

299 |TEOLOGI REFORMED

1 Yoh. 1:1

Lihat Josh McDowell, "More Than a Carpenter", 51-53, untuk sebuah

pembahasan akan topik ini.

Kis. 2:22.

Kis. 2:32

Kis. 2:41

1 Kor. 15:14

Poin ini dibahas oleh Josh McDowell dalam bukunya, "More Than

Carpenter", 70-71.

Yoh. 20:28

Mar. 14:61

Lihat Mar. 14:62

Mar. 14:64

Josh McDowell, "Evidence That Demands a Verdict", 62-63.

A. N. Sherwin-White, "Roman Society and Roman Lazy in the New

Testament" (Grand Rapids, Mich.: Baker, 1978), 186-93.

Lihat J. P. Moreland, "Scaling the Secular City" (Grand Rapids, Mich.:

Baker, 1987), 150-51.

Josh McDowell, "Evidence That Demands a Verdict", 166.

Peter W Stoner, "Science Speaks" (Chicago: Moody Press, 1969), 107.

Ibid., 109.

Luk. 24:44

Page 306: Bmf 53 teologi reformed

300 |TEOLOGI REFORMED

Frank Morison, "Who Moved the Stone?" (Grand Rapids, Mich.:

Lamplighter, 1958. Reprint of 1938 edition. London: Faber & Faber, Ltd.),

193.

Irwin H. Linton, "A Lawyer Examines the Bible" (Grand Rapids, Mich.:

Baker, 1943), 36.

Simon Greenleaf, "An Examination of the Testimony of the Four

Evangelists by the Rules of Evidence Administered in the Courts of

Justice" (Qersey City, NJ.: Frederick D. Linn & Co., 1881).

Lihat 1 Kor. 15:6

Henry M. Morris, "The Bible and Modern Science" (Chicago: Moody,

1968), 95.

D. James Kennedy, "Why I Believe" (Dallas: Word, 1980), 33.

Untuk ringkasan bukti dari Yesus di luar Alkitab, lihat Gary R. Habermas,

"The Verdict History: Conclusive Evidence for the Life of Jesus" (Nashville:

Nelson, 1988).

Yeh. 36:26

Diambil dan diedit seperlunya dari:

Judul buku : Inside the Mind of Unchurched Harry and Mary

Judul artikel : Kejutan dari Seorang Skeptis

Penulis : Lee Strobel

Penerjemah : Jonathan Santoso

Penerbit : Majesty Books Publisher, Surabaya 2007

Halaman : 29 -- 42

Page 307: Bmf 53 teologi reformed

301 |TEOLOGI REFORMED

Doktrin Kecukupan Alkitab

Editorial:

Dear e-Reformed Netters,

Jika harus menjawab dengan jujur, saat Anda ditanya: "Apakah Anda suka

dikritik?" sebagian besar dari Anda pasti menjawab "tidak". Sebagian

kecil dari Anda mungkin akan menjawab: "Lihat-lihat dulu apa

kritikannya, kalau kritikan itu tidak menyakitkan dan tidak membuat

telinga saya merah, bolehlah." Jadi, pada dasarnya orang tidak suka

dikritik karena ia takut disakiti atau diusik dari zona nyamannya.

Cuplikan kecil dari buku yang berjudul "Our Sufficiency in Christ", yang

saya kirimkan berikut ini, penuh dengan kritikan, khususnya bagi para

pendeta. Jadi, kalau Anda orang yang tidak suka dikritik, lebih baik jangan

membaca artikel di bawah ini. Karena, kalau Anda membacanya dengan

serius, saya yakin Anda akan gelisah dan mulai mencari kambing hitam,

atau Anda harus mulai berpikir untuk melakukan suatu perubahan yang

mendasar.

Salah satu contohnya adalah kritikan John MacArthur, Jr., si penulis

artikel, terhadap gereja-gereja yang tidak memberikan pengajaran firman

Tuhan dengan kuat, tapi memilih menggunakan cara-cara sekuler untuk

menumbuhkan gerejanya, misalnya -- yang terlintas di benak saya --

gereja mulai mengundang para selebriti; mengubah ibadah dengan

musik-musik masa kini yang lebih memberi hiburan rohani; memberikan

pelayanan untuk memuaskan kenyamanan jemaat; memakai strategi

pemasaran masa kini untuk menarik lebih banyak orang datang ke gereja,

dan lain sebagainya.

Menurut penulis, dasar gereja adalah Kristus, karena itu gereja harus

berpangkal utama pada pengajaran Kristus, yaitu firman yang menjadi

Page 308: Bmf 53 teologi reformed

302 |TEOLOGI REFORMED

daging, karena itu "mereka yang membangun gereja menurut dasar yang

lain berarti sedang mendirikan sebuah struktur bangunan yang tidak akan

diterima oleh sang Arsitek Agung".

Dan untuk pendeta-pendeta yang lebih suka membaca buku-buku

manajemen sekuler daripada belajar firman Tuhan, John MacArthur, Jr.

berkata, "... jika ia mempelajari buku-buku itu karena ia berpikir ia akan

menemukan rahasia besar yang sangat diperlukan, yang firman Tuhan

tidak ungkapkan tentang bagaimana menyembuhkan jiwa-jiwa yang sakit

atau bagaimana memimpin gereja, maka pengetahuannya tentang

kecukupan Alkitab sangatlah buruk. Jika ia mendasarkan pelayanannya

pada teori-teori sekuler, ia mungkin akan merancang sebuah sistem

penginjilan, konseling, dan kepemimpinan gereja yang tidak alkitabiah."

Nah, jika Anda suka dengan kritikan-kritikan seperti itu, selamat

membacanya.

In Christ,

Yulia Oeniyati

< http://blog.sabda.org >

< http://reformed.sabda.org/ >

< yulia(at)in-christ.net >

Artikel Terkait

Jika Kristus Tidak Dibangkitkan

Alkitab dan Reformasi

Kejutan dari Seorang Skeptis

Memahami Ulang Konteks Berteologi John Calvin dalam

Doktrin Predestinasi (2)

Teologia Reformed dan Relevansinya bagi Gereja Masa Kini

Page 309: Bmf 53 teologi reformed

303 |TEOLOGI REFORMED

Roh Kudus dan Alkitab

Inti Kekristenan

Penulis:

John MacArthur, Jr.

Edisi:

112/VI/2009

Tanggal:

30-06-2009

Isi:

Suatu ketika di sebuah konferensi pendeta, seorang rekan pendeta

bertanya kepada saya, "Apa sebenarnya yang menjadi rahasia kekuatan

dan pertumbuhan gereja yang Anda gembalakan, yaitu Grace Community

Church?"

"Rahasia pertumbuhan gereja adalah memberikan pengajaran firman

Tuhan yang jelas dan kuat kepada jemaat," jawab saya.

Tapi saya sangat terkejut ketika dia membalas, "Jangan main-main! Saya

sudah mencobanya dan tidak berhasil. Katakan pada saya yang

sebenarnya, apa rahasianya?"

Saya cukup mengenal rekan pendeta itu dan saya berani berkata bahwa

jika Anda bertanya kepadanya apakah ia percaya pada doktrin kecukupan

Alkitab (sufficiency of Scripture), maka ia akan menjawab ya. Namun, apa

yang ia akui untuk dipercaya tidak sejalan dengan filosofi pelayanannya.

Ia beranggapan bahwa untuk membangun gereja yang efektif, diperlukan

trik-trik tertentu, sebuah strategi yang berdaya cipta, atau sebuah

metodologi yang lebih "up-to-date". Ia mencoba menambah

Page 310: Bmf 53 teologi reformed

304 |TEOLOGI REFORMED

ketidakcukupan firman Tuhan yang ia bayangkan. Mungkin tanpa

menyadarinya, ia telah menyimpulkan bahwa Alkitab saja tidaklah cukup

untuk menjadi sumber dalam pelayanan, dan ia mencari sesuatu yang

lain untuk menutupi ketidakcukupan itu.

Pemimpin Kristen lain dikutip pernah mengatakan bahwa ia yakin tidak

akan pernah ada kebangunan rohani di Amerika kalau kita tidak memiliki

orang-orang Kristen di Kongres Amerika. Ia akhirnya meninggalkan

kependetaannya dan sekarang bekerja untuk mengusahakan orang-orang

Kristen terpilih menjadi anggota Kongres. Ia beranggapan bahwa ia dapat

mencapai keberhasilan melalui politik lebih daripada yang bisa ia capai

melalui mengajarkan firman Tuhan. Ia mungkin berani mempertaruhkan

hidupnya bagi kebenaran firman, namun karena satu dan lain hal, ia tidak

percaya bahwa mengajarkan firman Tuhan saja kepada jemaat dapat

memberikan pengaruh sebesar melakukan aksi politik.

Dapatkah politik mencapai keberhasilan rohani yang tidak dapat dicapai

oleh Alkitab? Pada zaman Nehemia, adalah firman Tuhan yang

mendorong kebangunan rohani bagi bangsa Israel (Nehemia 8). Apakah

firman Tuhan kini kurang efektif dibanding dulu? Jelas bahwa rekan saya

tadi secara verbal menegaskan otoritas, potensi, dan kecukupan Alkitab.

Tapi pada praktiknya, ia telah menyerah pada pencipta tren yang merasa

bahwa kita membutuhkan sesuatu yang lebih.

Saya lihat tren yang sama semakin banyak memengaruhi gereja, bahkan

yang sudah solid. Pendeta beralih mencari pertolongan pada buku-buku

teori manajemen sekuler. Mereka justru memandang CEO non-Kristen

sebuah perusahaan multinasional sebagai teladan -- seolah-olah model

bisnis sekuler memberikan panduan yang lebih penting untuk

membangun Kerajaan Allah daripada firman Tuhan. Tapi ingat, dunia

bisnis telah dikuasai untuk mencari "image" dan keuntungan, bukan

kebenaran. Sayangnya, gereja sudah menyerap prioritas yang salah itu.

Para pemimpin Kristen sepertinya terobsesi untuk meningkatkan

Page 311: Bmf 53 teologi reformed

305 |TEOLOGI REFORMED

pertumbuhan gereja dengan akal manusia. Sering kali, mereka lebih

familiar dengan teori manajemen yang sekarang ada daripada teologi

alkitabiah. Padahal, firman Tuhan berkata bahwa Tuhanlah yang

menambah jemaat gereja (Kis. 2:47), bukan manusia. Kristus mengatakan

bahwa Ia akan membangun gereja-Nya (Mat. 16:18). Alat yang benar

untuk mengembangkan gereja semuanya bersifat supernatural, karena

gereja itu supernatural. Mengapa kita harus memakai metodologi

manusiawi untuk apa yang Tuhan lakukan bagi pembangunan Gereja-

Nya?

Saya yakin bahwa orang-orang Kristen yang mencari sumber di luar

firman Tuhan untuk strategi pelayanan pasti pada akhirnya, secara tidak

sadar, bertentangan dengan pekerjaan Kristus. Kita tidak perlu mencari

hikmat dunia yang busuk untuk memberikan pencerahan atau jawaban

baru bagi masalah-masalah spiritual. Jawaban yang paling dapat

dipercaya bagi kita ada di Alkitab. Hal itu benar, tidak hanya dalam bidang

konseling saja, namun juga dalam bidang-bidang lain, seperti penginjilan,

pertumbuhan rohani, kepemimpinan gereja, dan bidang- bidang lain yang

harus dipahami oleh orang Kristen untuk dapat melayani secara efektif.

Injil adalah satu-satunya cetak biru/rancangan yang sempurna untuk

semua pelayanan yang sejati. Mereka yang membangun gereja menurut

dasar yang lain berarti sedang mendirikan sebuah struktur bangunan

yang tidak akan diterima oleh sang Arsitek Agung.

Apa Lagi yang Dapat Dikatakan?

Apakah berarti saya membuang segala sumber bantuan di luar Alkitab

sebagai sesuatu yang sama sekali tidak berguna? Apakah tidak ada

pencerahan yang bermanfaat yang bisa didapat dengan melihat

pengamatan para sosiolog dan psikolog? Apakah tidak ada prinsip

bermanfaat dari para ahli manajemen sekuler yang dapat dipelajari oleh

para pemimpin gereja? Apakah tidak ada teknik dari ahli pengamatan

empiris yang dapat pendeta terapkan secara sah bagi pertumbuhan

Page 312: Bmf 53 teologi reformed

306 |TEOLOGI REFORMED

gereja? Apakah tidak ada yang dipelajari di luar Alkitab yang dapat

berguna bagi gereja?

Apakah berguna? Mungkin. Apakah harus? Tidak. Jika semua itu memang

diperlukan, pasti secara prinsip semua itu sudah ada dalam firman Tuhan.

Kalaupun tidak, Tuhan sudah menyediakan cukup untuk apa yang kita

butuhkan, yang tidak terpikirkan. Kecerdikan manusia terkadang

berseberangan dengan Kebenaran. Bahkan jam yang mati pun, bisa benar

dua kali dalam sehari. Namun, performa seperti itu sangat buruk untuk

dibandingkan dengan firman Tuhan. Firman Tuhan benar dalam segala

penyatan-Nya dan cukup bagi setiap kehidupan dan pertumbuhan gereja.

Tentu saja tidak salah jika seorang pendeta membaca buku-buku sekuler

tentang teori hubungan/relasi atau manajemen dan menerapkan saran

bermanfaat yang mungkin ia temukan dari buku-buku tersebut. Namun,

jika ia mempelajari buku-buku itu karena berpikir ia akan menemukan

rahasia besar yang sangat diperlukan, yang firman Tuhan tidak

ungkapkan tentang bagaimana menyembuhkan jiwa-jiwa yang sakit atau

bagaimana memimpin gereja, maka pengetahuannya tentang kecukupan

Alkitab sangatlah buruk. Jika ia mendasarkan pelayanannya pada teori-

teori sekuler, ia mungkin akan merancang sebuah sistem penginjilan,

konseling, dan kepemimpinan gereja yang tidak alkitabiah.

Demikian juga, seorang pendeta mungkin sah-sah saja mempelajari seni

berpidato untuk mengasah keterampilannya dalam berkhotbah; atau

pelayan gereja yang mempelajari teknik bernyanyi agar lebih ekspresif.

Orang-orang percaya dalam pelayanan tentu saja dapat mengambil hal-

hal yang bermanfaat dari cara pembelajaran seperti itu. Namun, setiap

pelayan Tuhan yang berpikir bahwa teknik-teknik itu yang lebih baik dan

dapat menambah kekuatan dari pesan Alkitab, berarti ia memiliki

pemahaman yang tidak cukup akan kecukupan Alkitab.

Saya bertemu dengan seorang pria yang meninggalkan gereja di mana ia

melayani sebagai pemusik dan kemudian terjun dalam bisnis

Page 313: Bmf 53 teologi reformed

307 |TEOLOGI REFORMED

pertunjukan. Ia berkata pada saya, "Saya belajar satu hal: Anda tidak bisa

hanya berdiri di sana dan mewartakan Injil. Anda harus memunyai

"platform". Anda harus mendapatkan respek dari banyak orang. Jika saya

bisa menjadi terkenal dan menggunakan status saya sebagai bintang

untuk mewartakan Injil, bayangkan betapa lebih berkuasanya pesan yang

akan saya sampaikan!"

Tanggapan saya adalah pesan itu tidak dapat lebih berkuasa dari apa

yang sudah ada di dalamnya, dan kekuatan orang yang

mempresentasikan tidak ada hubungannya dengan menjadi selebriti.

Firman Tuhan adalah "kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang

yang percaya" (Rom. 1:16). Apa maksud perkataan orang yang ingin

menjadi selebritis itu? Apakah ia percaya bahwa Injil itu lemah sebelum

kita membubuhinya dengan kredibilitas; apakah kita harus melakukannya

melalui popularitas dan bukan melalui kebajikan; melalui teknik, bukan

melalui kuasa Roh Allah?

Bagaimana gereja mula-mula dapat berfungsi tanpa "keahlian" yang kita

miliki kini? Kenyataannya justru orang-orang Kristen pada waktu itulah

yang mengguncangkan dunia (Kis. 17:6), dan mereka melakukan itu tanpa

kesaksian selebriti, tanpa teknik modern manajemen, tanpa psikoterapi,

tanpa media massa, dan tanpa sebagian besar alat yang dipandang gereja

kontemporer sebagai alat yang penting. Yang mereka miliki adalah firman

Tuhan dan kuasa Roh Kudus, namun mereka tahu bahwa semua itu sudah

cukup.

Bagaimana gereja yang murni, sederhana, dan saleh di negeri Tirai Besi

bisa sangat berkuasa sepanjang abad ini tanpa strategi pemasaran orang

Barat?

Saya khawatir gereja-gereja dan para pemimpin Kristen di dunia Barat

yang berpegang teguh pada kecukupan Alkitab tidak akan banyak lagi. J. I.

Packer melihat tren ini bertahun-tahun yang lalu dan menulis,

Page 314: Bmf 53 teologi reformed

308 |TEOLOGI REFORMED

Pengamat di luar gereja melihat kita berjalan sempoyongan dari satu tipu

muslihat ke tipu mulihat yang lain, dari tantangan satu ke tantangan yang

lain, seperti orang mabuk di tengah kabut, tidak tahu ada di mana dan

jalan mana yang harus dilalui. Khotbah semakin kabur; para pemimpin

kacau balau; hati resah; keraguan semakin kuat; ketidakpastian

melumpuhkan tindakan .... Tidak seperti orang Kristen mula-mula yang

dalam 3 abad memenangkan dunia Romawi; orang-orang Kristen yang

memelopori Reformasi; kebangkitan Puritan dan kebangunan gerakan

Injili; serta gerakan misi besar pada abad terakhir."

Gereja menjadi kurang yakin karena gereja memandang Alkitab dengan

cara yang tidak benar. Banyak orang Kristen jelas-jelas tidak lagi percaya

bahwa Alkitab adalah buku panduan yang cukup untuk hidup dan

kelanjutan gereja.

Apa yang Penulis Ilahi Katakan

Untuk melawan tren itu, kita harus memahami apa yang Tuhan sudah

nyatakan tentang kecukupan mutlak Alkitab dan membiarkan-Nya

menentukan falsafah pelayanan kita. Tidak ada yang dapat menyangkal

posisi Allah sebagai Pemerintah tertinggi dalam hidup dan pelayanan kita.

Paulus menjelaskan kecukupan Alkitab yang lengkap dalam 2 Timotius

3:16, yang menunjukkan empat cara yang sudah Tuhan saksikan, bahwa

firman-Nya benar-benar cukup untuk setiap kebutuhan rohani:

Alkitab Mengajarkan Kebenaran

Yang pertama adalah Alkitab sangat bermanfaat untuk mengajar. Kata

Yunani yang diterjemahkan untuk "mengajar" (didaskalia) terutama

ditujukan lebih ke arah isi pengajaran, bukan proses mengajarnya. Yakni,

firman adalah panduan operasional kebenaran ilahi yang harus

memerintah hidup kita.

Page 315: Bmf 53 teologi reformed

309 |TEOLOGI REFORMED

Setiap orang Kristen memiliki kapasitas spiritual untuk menerima dan

menanggapi Alkitab. Orang non-Kristen tidak memiliki kapasitas yang

cukup untuk menerima kebenaran alkitabiah: "Tetapi manusia duniawi

tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya

adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu

hanya dapat dinilai secara rohani" (1 Kor. 2:14). Sebaliknya, orang Kristen

memiliki "pikiran Kristus" (ay. 6). Roh Kudus memampukannya

memahami firman Tuhan dengan ketajaman, hikmat, dan pemahaman

rohani. Tidak ada orang Kristen yang tidak memiliki kemampuan itu;

masing- masing memiliki Roh Kudus sebagai tempat tinggal Guru

kebenaran (1 Yoh. 2:27).

Dalam praktik, KEKUDUSAN KITA SEPADAN DENGAN PENGETAHUAN DAN

KONSEKUENSI KITA UNTUK TAAT PADA FIRMAN TUHAN. Pemazmur

mengatakan, "Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan

berdosa terhadap Engkau" (Maz. 119:11). Semakin lengkap pengetahuan

kita tentang Alkitab, semakin kita tidak mudah terkena godaan dosa dan

kesalahan. Dalam Hosea 4:6, Tuhan mengatakan, "Umat-Ku binasa

karena tidak mengenal Allah." Karena menolak pengetahuan yang sejati,

mereka tidak mampu hidup sesuai dengan yang Allah kehendaki. Hidup

mereka adalah wujud pengabaian firman Tuhan secara sengaja -- namun

pengabaian dan kepuasan diri memiliki efek destruktif yang sama.

Karena itu, cara terbaik untuk menghindari masalah rohani yang serius

adalah dengan beriman, bersabar, dan mempelajari Alkitab secara

menyeluruh dengan hati yang taat -- "sebab dengan demikian

perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung." (Yos. 1:7-8)

Alkitab Menegur Dosa dan Kesalahan

Alkitab juga bermanfaat untuk menyatakan kesalahan (2 Tim. 3:16).

Alkitab menantang dan menegur perilaku dan pengajaran yang salah.

Menurut Uskup Agung Richard Trench, menyatakan kesalahan adalah

"menegur/menasihati seseorang dengan lengan teracung kepada

Page 316: Bmf 53 teologi reformed

310 |TEOLOGI REFORMED

kebenaran, untuk membawanya -- walaupun tidak selalu kepada

pertobatan, namun setidaknya agar ia menyadari dosa-dosanya". Firman

memengaruhi kita saat kita mempelajarinya dan merasakan kuasa-Nya

yang menyadarkan kita. Juga akan menyadarkan orang lain saat kita

menunjukkan firman itu pada mereka.

Alkitab menjelaskan bahwa ada dua aspek pada teguran: teguran untuk

perilaku berdosa dan teguran untuk pengajaran yang salah. Paulus

meminta Timotius, yang mencoba membersihkan gereja di Efesus,

"Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya,

nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah ..." (2 Tim. 4:2).

Tujuan utama dalam pemikirannya adalah teguran untuk perilaku

berdosa. Timotius harus berkhotbah dan menerapkan firman Allah

sehingga orang-orang akan berpaling dari dosa dan berjalan dalam

kekudusan -- meski akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi

menerima ajaran sehat (ay. 3).

Ibrani 4:12-13 juga menjelaskan mengenai teguran untuk perilaku

berdosa. Ayat 12 menggambarkan firman Tuhan sebagai pedang bermata

dua yang menusuk amat dalam untuk mengungkapkan dan menghakimi

pikiran dan motif yang paling dalam. Ayat 13 mengatakan, "Dan tidak ada

suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala

sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita

harus memberikan pertanggungan jawab." Tuhan masuk dalam hati kita

dengan firman-Nya dan membuka segala isi hati kita.

Bahasa Yunani untuk "telanjang" di ayat itu digunakan untuk seorang

kriminal yang digiring ke pengadilan atau eksekusi. Sering kali, seorang

prajurit akan mengacungkan sebuah belati di bawah dagu sang kriminal

agar kepalanya tetap tegak sehingga semua orang dapat melihat siapa

dia. Mirip dengan pengertian itu, Alkitab mengungkapkan siapa kita

sebenarnya dan memaksa kita menghadapi realitas dosa kita.

Page 317: Bmf 53 teologi reformed

311 |TEOLOGI REFORMED

Mungkin Anda berkali-kali hanyut dalam kepuasan diri rohani dan senang

berada dalam dosa, dan menemukan firman Tuhan menusuk dalam di

hati Anda dengan pengakuan yang tak tertahankan. Itu adalah kuasa

teguran Alkitab, dan itu merupakan anugerah yang berharga.

Cara yang Baik Untuk Memastikan Bahwa Gereja Tidak Menjadi Tempat

Berlindung Para Pendosa Adalah Pendeta Harus Mengkhotbahkan Firman

Tuhan Dengan Penuh Iman Dan Ketepatan. Dengan demikian, orang-

orang Kristen akan mengakui dosa-dosanya, dan orang yang tidak

percaya akan bertobat atau sebaliknya pergi meninggalkan gereja. Sedikit

orang mau memberi diri untuk ditegur oleh firman Tuhan dari minggu ke

minggu kecuali mereka merindukan kekudusan. Yesus mengatakan

bahwa yang berbuat jahat membenci terang dan tidak datang kepada

terang itu, sehingga perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak nampak

(Yoh. 3:20). CARA MEMBUAT ORANG YANG TIDAK PERCAYA DAN PARA

PENDOSA MERASA NYAMAN DI GEREJA ADALAH DENGAN MEMBERINYA

KHOTBAH YANG HALUS, HAMBAR, DAN DANGKAL. Hal itu akan

memimpin mereka kepada kenyamanan palsu. Mereka akan senang

hadir, berpartisipasi, dan memiliki perasaan religius dan diterima. Tapi

hal itu menjadi kepalsuan yang mencelakakan.

Alkitab, yang merupakan standar untuk menguji semua klaim kebenaran,

juga menegur pengajaran yang tidak benar. Rasul Yohanes

mengungkapkan kuasa firman sebagai kebenaran saat dia mengatakan

bahwa orang-orang percaya dapat mengatasi yang jahat karena "mereka

kuat dan firman Allah diam di dalam mereka" (1 Yoh. 2:14). Yang jahat,

Iblis, bekerja melalui agama palsu (2 Kor. 11:14), namun cara itu tidak

mempan untuk mereka yang kuat dalam firman. Itu sebabnya mengapa

agama-agama palsu berusaha untuk menjelek-jelekkan, mengubah, atau

mengganti Alkitab dengan tulisan mereka sendiri. Karena Alkitab

menunjukkan kesalahan mereka, mereka mengubah maknanya untuk

membenarkan diri mereka sendiri. Namun, mereka yang

memutarbalikkan firman akan menjadi binasa (2 Pet. 3:16).

Page 318: Bmf 53 teologi reformed

312 |TEOLOGI REFORMED

Orang Kristen yang memiliki pengertian yang cermat tentang kebenaran

alkitabiah bukanlah seperti bayi yang tidak mampu berpikir dengan

tajam. Mereka seperti anak-anak muda yang kuat, yang dapat dengan

mudah mengenali pengajaran palsu dan tidak menjadi "anak-anak, yang

diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan

palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan" (Ef. 4:14).

Alkitab Mengoreksi Tingkah Laku

Firman juga bermanfaat untuk memperbaiki kelakuan (2 Tim. 3:16).

Firman tidak hanya menyatakan perilaku yang berdosa dan pengajaran

yang salah, namun juga memperbaikinya. Bahasa Yunani dari perbaikan

(epanorthosis) secara literal berarti "meluruskan" atau "mengangkat".

Dengan kata lain, firman mengembalikan kita pada postur kerohanian

yang benar.

Saya yakin Anda juga sering mengalami hal ini, bukan? Firman akan

menusuk hati dan membawa kita kepada pengakuan, namun kemudian

memberikan petunjuk sehingga kita dapat memperbaiki dosa. Firman

tidak membiarkan kita kandas secara rohani. Saat kita mengizinkan

firman untuk dengan segala kekayaannya tinggal dalam hati kita (Kol.

3:16), firman membangun kita (Kis. 20:32) dan mengubah kelemahan kita

menjadi kekuatan.

Ada aspek yang memurnikan dan membersihkan dalam kuasa perbaikan

yang Alkitab miliki. Yesus mengatakan, "Kamu memang sudah bersih

karena firman yang telah Kukatakan kepadamu" (Yoh. 15:3). Tidak ada

metode terapi buatan manusia yang memahami atau program anjuran

para ahli sekuler yang memiliki efek memurnikan dan membersihkan

seperti itu. Namun, setiap orang Kristen sudah mengalaminya. Ini adalah

satu lagi contoh kecukupan sempurna sumber-sumber yang kita miliki

dalam Kristus.

Alkitab Mendidik Orang dalam Kebenaran

Page 319: Bmf 53 teologi reformed

313 |TEOLOGI REFORMED

Mendidik dalam kebenaran (2. Tim. 3:16) adalah proses lain di mana

firman Tuhan mentransformasi pemikiran dan tingkah laku kita.

Bahasa Yunani untuk mendidik (training) adalah "paidion", yang di

tempat lain dalam Alkitab diterjemahkan sebagai "anak" atau "anak-

anak" (contoh, lihat Matius 2:8; 14:21). Jadi, ayat ini menjelaskan bahwa

firman Tuhan mendidik orang-orang percaya seperti orang tua atau guru

mendidik anak. Dari bayi rohani sampai dewasa rohani, Alkitab melatih

dan mendidik orang-orang percaya dalam hidup yang ilahi.

Alkitab adalah nutrisi rohani orang-orang Kristen. Dalam 1 Timotius 4:6,

Paulus memberi instruksi kepada Timotius untuk menjadi "terdidik dalam

soal-soal pokok iman kita dan dalam ajaran sehat". Dalam Matius 4:4,

Yesus mengatakan, "Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap

firman yang keluar dari mulut Allah." Petrus berkata bahwa kita harus

merindukan nutrisi firman Allah sama seperti bayi yang selalu

menginginkan air susu (1 Pet. 2:2).

Yakobus 1:21 mengatakan, "Sebab itu buanglah segala sesuatu yang

kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah

lembut Firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa

menyelamatkan jiwamu." Terimalah firman Tuhan dengan hati yang

murni dan sikap rendah hati, itulah bagian kita. Saat kita melakukannya,

pemikiran, sikap, tindakan, dan kata-kata kita akan secara progresif

diperbaharui dan diubahkan. Firman mendidik kita dalam kebenaran.

Perenungan dan pembelajaran firman Tuhan secara saksama dan teratur

merupakan sesuatu yang sangat penting bagi kesehatan dan kemenangan

rohani kita. Bahkan bagi mereka yang mengerti Alkitab dengan baik harus

terus disegarkan oleh kuasa-Nya dan diingatkan oleh kebenaran- Nya.

Itulah sebabnya mengapa Petrus mengatakan,

"Karena itu aku senantiasa bermaksud mengingatkan kamu akan

semuanya itu, sekalipun kamu telah mengetahuinya dan telah teguh

Page 320: Bmf 53 teologi reformed

314 |TEOLOGI REFORMED

dalam kebenaran yang telah kamu terima. Aku menganggap sebagai

kewajibanku untuk tetap mengingatkan kamu akan semuanya itu selama

aku belum menanggalkan kemah tubuhku ini. Sebab aku tahu, bahwa aku

akan segera menanggalkan kemah tubuhku ini, sebagaimana yang telah

diberitahukan kepadaku oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. Tetapi aku akan

berusaha, supaya juga sesudah kepergianku itu kamu selalu mengingat

semuanya itu." (2 Pet. 1:12-15)

Saat Paulus akan meninggalkan Efesus, dia menuntut para tua-tua di sana

untuk tetap berpegang pada satu-satunya sumber kekuatan dan

kesehatan rohani: "Dan sekarang aku menyerahkan kamu kepada Tuhan

dan kepada Firman kasih karunia-Nya, yang berkuasa membangun kamu

dan menganugerahkan kepada kamu bagian yang ditentukan bagi semua

orang yang telah dikuduskan-Nya." (Kis. 20:32)

Paulus memberikan perspektif yang sama seperti Petrus mengenai

pentingnya diingatkan secara terus-menerus tentang apa yang sudah kita

ketahui: "Akhirnya, saudara-saudaraku, bersukacitalah dalam Tuhan.

Menuliskan hal ini lagi kepadamu tidaklah berat bagiku dan memberi

kepastian kepadamu" (Fil. 3:1). Kita harus secara sistematis menyegarkan

diri kita tidak hanya dengan kebenaran baru, namun juga dengan

kebenaran lama yang telah kita kuasai. Penekanan yang kuat pada firman

Tuhan akan memastikan kita untuk menjadi "diperlengkapi untuk setiap

perbuatan baik" (2 Tim. 3:17). (t/Dian)

Diterjemahkan dari:

Sumber:

Judul

buku : Our Sufficiency in Christ

Judul bab : Bible-Believing Doubters

Page 321: Bmf 53 teologi reformed

315 |TEOLOGI REFORMED

Penulis : John MacArthur, Jr.

Penerbit : Word Publishing, Dallas-London-Vancouver-Melbourne

1991

Halaman : 118 -- 128

Doktrin Sola Scriptura Editorial:

Dear e-Reformed netters,

Kiriman artikel bulan Juli ini diambil dari Majalah Veritas (Vol. 3, Nomor 1

- April 2002). Judul dan isi artikel ini saya yakin sangat menarik dan

penting, yaitu "Doktrin Sola Scriptura", yang ditulis oleh Sdr. Yohanes

Adrie Hartopo. Artikel sebelumnya telah disampaikan dalam Retreat

Pembinaan Doktrinal yang diselenggarakan oleh Seminari Alkitab Asia

Tenggara dalam rangka Hari Reformasi ke-484, di Hotel Kusuma

Agrowisata, Batu, pada 29-31 Oktober 2001.

Selamat membaca.

In Christ,

Yulia

Artikel Terkait

Bagaimana Theolog Reformed Bertheologi pada Masa Kini

(I)

Kemuliaan Bagi Allah

Anatomi Kepercayaan Dan Iman: Sebuah Refleksi Teologis

Dan Pastoral (1)

Page 322: Bmf 53 teologi reformed

316 |TEOLOGI REFORMED

Dilahirkan Untuk Menderita

Bagaimana Theolog Reformed Bertheologi pada Masa Kini

(II)

Bukan Damai, Melainkan Pedang

Anatomi Kepercayaan Dan Iman: Sebuah Refleksi Teologis

Dan Pastoral (2)

Penulis:

Yohanes Adrie Hartopo

Edisi:

031/VII/2002

Isi:

[Catatan : **Angka merah dalam artikel adalah Catatan Kaki yang dapat

ditemukan pada akhir artikel]

PENDAHULUAN

"Unless I am convinced by Sacred Scriptura or by evident reason, I will

not recant. My consience is held captive by the Word of God and to act

against conscience is neither right nor safe."

Kata-kata ini diucapkan oleh Martin Luther pada 18 April 1521 ketika ia

diajukan pada sidang kekaisaran di kota Worms di hadapan kaisar Charles

V yang menjadi penguasa Jerman (dan beberapa bagian Eropa lainnya)

pada saat itu, serta di hadapan para pemimpin gerejawi. Luther dipanggil

ke kota ini dengan tujuan supaya ia menarik kembali perkataan dan

pengajarannya. Ia diminta mengaku salah di depan publik untuk apa yang

ia tuliskan dan ajarkan tentang Injil, keselamatan melalui iman, dan

hakikat gereja. Tetapi ia tidak bersedia melakukannya.**1

Page 323: Bmf 53 teologi reformed

317 |TEOLOGI REFORMED

Mengapa Luther tidak bersedia? Sebab hati nuraninya dikuasai

sepenuhnya oleh firman Tuhan. Ia yakin sepenuhnya bahwa Alkitab

dengan jelas mengajarkan kebenaran tentang manusia, jalan

keselamatan, dan kehidupan Kristen. Ia melihat bahwa kebenaran-

kebenaran yang penting ini sudah dikaburkan dan diselewengkan oleh

gereja-gereja pada saat itu, yang seharusnya justru menjadi pembela

yang setia. Di mata Luther, dasar penyelewengan gereja pada saat itu

adalah pengajaran yang tidak sesuai dengan Alkitab.**2 Ia tidak dapat

tahan lagi melihat kerusakan gereja yang telah melawan Alkitab, yang

juga sudah mencemari aspek-aspek kehidupan gereja lainnya.

Di sinilah kita melihat sikap Reformasi terhadap Alkitab. Prinsip penting

yang ditegakkan dalam gerakan Reformasi adalah Sola Scriptura (hanya

percaya kepada apa yang dikatakan oleh Alkitab yang adalah firman

Tuhan, karena hanya Alkitab yang memiliki otoritas tertinggi). Kita

mengetahui dua ungkapan yang mewakili gerakan Reformasi yaitu Sola

Fide dan Sola Scriptura. Sering dikatakan bahwa Sola Fide adalah prinsip

material dari pengajaran Reformasi, sedangkan Sola Scriptura adalah

prinsip formalnya.**3 Kalau ditelusuri lebih dalam lagi maka jelaslah

bahwa prinsip Sola Scriptura ada di balik semua perdebatan mengenai

pembenaran melalui iman, karena Luther yakin sekali bahwa kebenaran

ini diajarkan di dalam Alkitab.**4

SOLA SCRIPTURA DAN KEWIBAWAAN ALKITAB

Para Reformator tidak pernah berusaha menegakkan doktrin yang baru

atau berminat mendirikan gereja yang lain, yang mereka inginkan ialah

mereformasi gereja,**5 dalam pengertian mereka ingin menghidupkan

kembali kepercayaan-kepercayaan dan praktek-praktek gerejawi yang

murni berdasarkan Alkitab. John R. de Witt mengatakan, "The

Reformation rediscovered and accentuated afresh the authority of the

Bible."**6 Para Reformator memiliki semangat untuk mengembalikan

Page 324: Bmf 53 teologi reformed

318 |TEOLOGI REFORMED

iman orang Kristen dan kekristenan kepada otoritas Alkitab. John Calvin

mengemukakan,

Biarlah hal ini kemudian menjadi suatu aksioma yang pasti: bahwa tidak

ada yang lain yang harus diakui di dalam gereja sebagai firman Allah

kecuali apa yang termuat, pertama dalam Torah dan Kitab Nabi- nabi, dan

kedua dalam tulisan-tulisan para Rasul; dan bahwa tidak ada metode

pengajaran lain di dalam gereja yang berlainan dari apa yang sesuai

dengan ketentuan dan aturan dari firman-Nya.**7

Prinsip Sola Scriptura dengan jelas mendobrak tirani dari suatu hierarki

gerejawi yang sudah "corrupt" karena gereja menempatkan dirinya lebih

tinggi dari firman Tuhan. Padahal, berdasarkan Efesus 2:20 dapat

dikatakan bahwa otoritas Alkitab sudah lebih dulu ada sebelum gereja

berdiri karena gereja didirikan di atas dasar pengajaran para rasul dan

para nabi. Pengajaran para rasul dan nabi adalah pengajaran firman

Tuhan, yang jelas bukan hanya lebih tua tetapi juga lebih tinggi dari

pengajaran gereja. Alkitab mampu memberikan penilaian atas gereja

sekaligus memberikan model bagi gereja yang benar.

Para Reformator memiliki pendapat yang tegas bahwa wewenang gereja

dan para penjabatnya (para Paus, dewan-dewan dan teolog-teolog)

berada di bawah Alkitab. Ini tidak berarti mereka tidak memiliki

wewenang. Namun, sebagaimana diungkapkan Alister McGrath,

wewenang tersebut berasal dari Alkitab dan berada di bawah

Alkitab.**8Kewibawaan mereka dilandaskan pada kesetiaan mereka

pada firman Allah. Selanjutnya McGrath mengatakan, "Bila orang-orang

Katolik menekankan pentingnya kesinambungan historis, para

Reformator dengan bobot yang sama menekankan makna penting dari

kesinambungan ajaran.**9

Jadi, prinsip Sola Scriptura menolak otoritas tradisi gereja yang

disetarakan dengan otoritas Alkitab. Sebuah catatan perlu diberikan di

sini guna menghindari kesalahpahaman yang sudah cukup umum. Banyak

Page 325: Bmf 53 teologi reformed

319 |TEOLOGI REFORMED

orang berpikir bahwa para Reformator percaya kepada otoritas Alkitab

yang tanpa salah, sedangkan gereja Roma Katolik percaya hanya kepada

otoritas gereja dan tradisinya yang tanpa salah. Ini suatu kekeliruan. Pada

masa Reformasi, kedua pihak sama-sama mengakui otoritas

Alkitab.**10 Contohnya, bagi sebagian besar teolog abad pertengahan,

Alkitab merupakan sumber yang mencukupi untuk ajaran

Kristen.**11 Yang menjadi pertanyaan dan perdebatan ialah: "Is the

Bible the only infallible source of special revelation?"**12

Gereja Roma Katolik mengajarkan ada dua sumber wahyu khusus, yaitu

Alkitab dan tradisi. Tradisi di sini dimengerti sebagai satu sumber yang

berbeda, di samping Alkitab. Alkitab tidak berkata apa-apa mengenai

sejumlah pokok masalah atau doktrin, dan Allah telah menetapkan suatu

sumber wahyu kedua untuk melengkapi kekurangan ini. Ini adalah suatu

tradisi yang tidak tertulis. Jikalau ditelusuri lebih mendalam, tradisi yang

diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya di dalam gereja, itu

dianggap berasal dari para rasul. Jadi tradisi yang dimaksud di sini adalah

"a separate, unwritten source handed down by apostolic

succession."**13 Dengan demikian, suatu kepercayaan yang tidak

ditemukan dalam Alkitab, dapat dibenarkan dengan mengacu pada tradisi

yang tidak tertulis tersebut.

Gereja Roma Katolik memberikan otoritas kepada tradisi ini, karena itu

mereka tidak mengizinkan siapapun menafsir Alkitab dengan cara yang

bertentangan dengan tradisi tersebut. Jelas mereka meninggikan tradisi

melebihi Alkitab, bahkan menganggap bahwa Alkitab hanya bisa

ditafsirkan dan diajarkan dengan perantaraan Paus atau konsili gerejawi.

Para Reformator dengan tegas melawan konsep ini. Dalam perdebatan

dengan teolog-teolog Roma Katolik, Luther dengan berani menegaskan

bahwa adalah mungkin bagi Paus dan konsili gerejawi untuk melakukan

kesalahan.

Page 326: Bmf 53 teologi reformed

320 |TEOLOGI REFORMED

Prinsip Sola Scriptura juga tidak dapat dilepaskan dari masalah kanon

Alkitab. Istilah "kanon" (aturan, norma) digunakan untuk merujuk pada

kitab-kitab yang oleh gereja dianggap otentik. Bagi teolog-teolog abad

pertengahan dan gereja Roma Katolik, yang dimaksud dengan Alkitab

ialah karya-karya yang tercakup dalam Vulgata. Di dalamnya terdapat

tambahan kitab-kitab yang sering disebut kitab-kitab Apokrifa, yang tidak

terdapat dalam PL bahasa Ibrani. Para Reformator tidak setuju dengan

adanya tambahan tersebut, dan mereka merasa berwenang untuk

mempersoalkan penilaian ini. Menurut mereka, tulisan-tulisan PL yang

dapat diakui untuk masuk ke dalam kanon Alkitab hanyalah yang asli

terdapat di dalam Alkitab Ibrani.**14 Kitab-kitab Apokrifa memang

merupakan bacaan yang berguna, tetapi tidak bisa digunakan sebagai

dasar ajaran.**15Penegasan Sola Scriptura mengakibatkan mereka

menyingkirkan semua kitab di luar keenam puluh enam kitab dalam

Alkitab. Perbedaan ini tetap ada sampai sekarang.**16

Mengapa para Reformator sangat menjunjung tinggi otoritas Alkitab?

Jawabannya sederhana sekali: karena Alkitab adalah firman Tuhan, maka

Alkitab dengan sendirinya memiliki kewibawaan atau otoritas. Luther

berkata, "The Scriptures, although they also were written by men, are not

of men nor from men, but from God."**17 Sedangkan menurut Calvin,

The Scriptures are the only records in which God has been pleased to

consign his truth to perpetual rememberance, the full authority which

they ought to possess with faithful is not recognized, unless they are

believed to have come from heaven, as directly as if God had been heard

giving utterance to them.**18

Jadi ada konsensus bahwa Alkitab harus diterima seakan-akan Allah

sendirilah yang sedang berbicara.

Otoritas Alkitab berakar dan berdasarkan pada fakta bahwa Alkitab

diberikan melalui inspirasi Allah sendiri (2Tim. 3:16). Inspirasi adalah cara

Page 327: Bmf 53 teologi reformed

321 |TEOLOGI REFORMED

di mana Allah memampukan penulis-penulis manusia dari Alkitab untuk

menulis semua perkataan di bawah pengawasan Allah sendiri.

Kepribadian dan kemanusiawian para penulis Alkitab diakui aktif dalam

proses di mana Roh Allah memimpin mereka dalam proses inspirasi

tersebut. Karena itu apa yang ditulis bukan semata-mata tulisan mereka

sendiri tetapi firman Allah yang sejati. Calvin memberi komentar

mengenai 2Timotius 3:16,

This is the principles that distinguishes our religion from all others, that

we know that God hath spoken to us and are fully convinced that the

prophets did not speak of themselves, but as organs of the Holy Spirit

uttered only that which they had been commissioned from heaven to

declare. All those who wish to profit from the Scriptures must first accept

this as a settled principle, that the Law and the prophets are not

teachings handed on at the pleasure of men, or produced by men's minds

as their source, but are dictated by the Holly Spirit.**19

Bagaimana sebenarnya cara atau metode mengenai inspirasi ilahi ini

tidak dipaparkan secara jelas dalam Alkitab.**20 Butir yang lebih krusial

adalah fakta bahwa "the Scriptures are the direct result of the breathing

out of God."**21 B.B. Warfield memberikan komentar yang sangat baik

mengenai kata Yunani theopneustos:

The Greek term has...nothing to say inspiring or of inspiration: it speaks

only of a "spiring" or "spiration." What it says of Scripture is, not that it is

"breathed into by God" or that it is the product of the Divine

"inbreathing" into its human authors, but that it is breathed out by

God...when Paul declares, then, that "every scripture," or "all scripture" is

the product of the Divine breath, "is God-breathed," he asserts with as

much energy as he could employ that Scripture is the product of a

specifically Divine operation.**22

Page 328: Bmf 53 teologi reformed

322 |TEOLOGI REFORMED

Ini berarti semua yang ditulis para penulis Alkitab itu berasal dari Allah.

Jadi, Alkitab berotoritas adalah karena kenyataan dirinya sebagai

penyataan ilahi yang diberikan melalui inspirasi ilahi.

Pertanyaan penting berkaitan dengan otoritas Alkitab ialah: Berdasarkan

apa kita menerima otoritas Alkitab tersebut? Bagaimana kita tahu dan

yakin bahwa yang kita tegaskan tentang otoritas Alkitab itu benar

adanya? Apakah melalui gereja kita mengerti dan diyakinkan akan

otoritas Alkitab sebagai firman Allah (pandangan gereja Roma Katolik

yang tradisional)? Di dalam sejarah gereja kita melihat ada banyak orang

berusaha memberikan argumen-argumen yang rasional guna mendukung

klaim bahwa Alkitab adalah firman Tuhan. Tetapi kita pun tahu bahwa

sering argumen-argumen itu, meskipun perlu dan penting, tidak

sepenuhnya "convincing."

Di sini kita melihat satu pokok pikiran Calvin yang sangat penting

berkaitan dengan masalah ini. Ia dengan tidak henti-hentinya

menegaskan bahwa dasar satu-satunya yang meyakinkan mengapa kita

percaya otoritas Alkitab adalah kesaksian Roh Kudus sendiri. Kita percaya

bahwa Alkitab adalah firman Allah karena kesaksian Roh Kudus. Ia

mengatakan:

The testimony of the Spirit is more excellent than all reason. For as God

alone is a fit witness of himself in his Word, so also the Word will not find

acceptance in men's hearts before it is sealed by the inward testimony of

the Spirit. The same Spirit, therefore, who has spoken through the

mouths of the prophets must penetrate into our hearts to persuade us

that they faithfully proclaimed what had been divinely commanded.**23

Jadi, otoritas Alkitab tidak tergantung pada bukti-bukti kehebatan dan

kesempurnaannya, tetapi oleh karena iman yang Roh Kudus sudah

kerjakan dalam hidup orang-orang percaya sehingga mereka

mempercayai kebenaran Alkitab dan menaklukkan diri di bawah otoritas

tersebut. James M. Boice mengutarakan bahwa kesaksian Roh Kudus ini

Page 329: Bmf 53 teologi reformed

323 |TEOLOGI REFORMED

adalah "the subjective or internal counterpart of the objective or external

revelation."**24

Apa yang Calvin ajarkan di sini sesuai dengan perkataan Paulus

di 1Korintus 2:13-14. Jadi, jelas sekali bahwa terlepas dari karya Roh

Kudus seseorang tidak akan menerima kebenaran-kebenaran rohani dan

secara khusus tidak akan menerima kebenaran bahwa perkataan-

perkataan Alkitab adalah firman Allah. Calvin juga mengatakan, "But it is

foolish to attempt to prove to infidels that the Scripture is the Word of

God. This it cannot be known to be, except by faith."**25

Keyakinan yang datangnya dari kesaksian Roh Kudus adalah keyakinan

yang muncul ketika kita membaca firman Tuhan dan mendengar suara

Tuhan berbicara melalui perkataan-perkataan Alkitab tersebut serta

menyadari bahwa ini bukanlah kitab biasa. Roh Kudus berbicara di dalam

(in) dan melalui (through) perkataan-perkataan Alkitab dalam

memberikan keyakinan ini.**26 Tepatlah apa yang dikatakan oleh

seorang pastor, "If you have the Bible without the Spirit, you will dry up.

If you have the Spirit without the Bible, you will blow up. But if you have

both the Bible and the Spirit together, you will grow up."

Setelah zaman Reformasi, pandangan ortodoks mengenai Alkitab

mendapat serangan demi serangan. Gereja Roma Katolik bahkan secara

resmi pada tahun 1546 (konsili Trent) menempatkan tradisi gereja

berdampingan dan setara dengan Alkitab sebagai sumber penyataan.

Serangan lain datang dari golongan rasionalis pada abad 18 dan 19.

Alkitab bukanlah "God word to man" tetapi "man's word about God and

man." Alkitab hanya berisi kesaksian atau catatan manusia tentang karya

penyataan dan keselamatan Allah dalam sejarah. Sifat ilahi yang unik dari

Alkitab ditolak, sehingga otoritasnya pun ditolak. Otoritas tertinggi ialah

rasio manusia. Rasio menusia memiliki kebebasan mutlak yang harus

terlepas dari klaim-klaim teologis.**27

Page 330: Bmf 53 teologi reformed

324 |TEOLOGI REFORMED

Bagaimana dengan sikap gereja-gereja Tuhan terhadap Alkitab? Sola

Scriptura adalah doktrin yang menegaskan bahwa Alkitab, dan hanya

Alkitab, yang memiliki kata akhir untuk semua pengajaran dan kehidupan

kita. Seluruh aspek pemikiran dan kehidupan kita harus tunduk pada

firman Allah. Benarkah demikian? David Well, dalam bukunya, No Place

for Truth,**28 memberikan kritik tajam kepada golongan injili yang

sudah jatuh ke dalam berbagai pencobaan zaman modern, sehingga

akhirnya kebenaran Allah sudah tidak lagi mengatur gereja-gereja. Hal-

hal apa sajakah yang menjadi mentalitas zaman ini? Menurut Well ada

beberapa, yakni:

Subjectivism: basing one's life upon human experience rather than upon

objective truth

Psychological therapy as the way to deal with human needs

A preoccupation with "professionalism," especially business management

and marketing techniques as the model for achievement any kind of

common enterprise

Consumerism: the notion that we must always give people what they

want or what they can be induced to buy

Pragmatism: the view that results are the ultimate justification for any

idea or action

Akibatnya, masih menurut Wells, Allah tidak lagi menjadi sesuatu yang

penting dalam hidup manusia. Kebenaran tidak lagi menguasai gereja.

Teologi tidak memberikan daya tarik. Khotbah-khotbah hanya

berpusatkan pada "felt needs." Teori-teori marketing dan manajemen

dalam pertumbuhan gereja menggantikan prinsip-prinsip Alkitab. Hal ini

perlu menjadi pemikiran serius bagi gereja-gereja Tuhan.

Bagaimana sikap para hamba Tuhan terhadap Alkitab? Panggilan hamba

Tuhan ialah panggilan untuk mempelajari dan menguraikan firman Tuhan

Page 331: Bmf 53 teologi reformed

325 |TEOLOGI REFORMED

(bdk. Kis 20:27, dimana Paulus mengajarkan "the whole counsel of God"

selama pelayanannya di Efesus). Menurut de Witt, salah satu ciri khas

teologi Reformed ialah pandangan mengenai berkhotbah (preaching)

yang distingtif. Ia menulis, "It is by preaching that God confronts people

and draws them to himself, conforming them to the pattern of his Son;

indeed, it is by preaching that Jesus addresses himself to the hearts and

consciences of men (Rom. 10:14)."**29 Berdasarkan apa yang

dinyatakan di dalam Alkitab, preaching adalah eksposisi dan aplikasi

firman Tuhan. Tugas ini dipercayakan kepada para hamba Tuhan

(bdk. Kis. 6:1 dst.). John Stott dengan keras berkata, "Sehat tidaknya

keadaan jemaat-jemaat kita lebih banyak tergantung pada mutu

pelayanan pemberitaan firman Tuhan daripada hal-hal lainnya...apa yang

terjadi di bangku jemaat memancarkan apa yang terjadi di

mimbar."**30 Apakah tugas ini sudah kita jalankan dengan penuh

kesungguhan dan keseriusan karena kita memberitakan firman yang

memiliki otoritas dari Allah?

SOLA SCRIPTURA DAN PENAFSIRAN ALKITAB

Elemen baru di dalam pengajaran Sola Scriptura dari para Reformator

sebenarnya bukanlah permasalahan otoritas Alkitab, karena gereja Roma

Katolik juga berpegang pada hal itu. Elemen yang baru berkaitan dengan

masalah penafsiran Alkitab. Bukanlah hal yang berlebihan kalau

dikatakan bahwa Reformasi pada abad 16 tersebut pada dasarnya adalah

suatu revolusi hermeneutik.**31 Gerakan Reformasi menolak penafsiran

otoritatif terhadap Alkitab, khususnya dari gereja Roma Katolik yang

menekankan bahwa Paus atau konsili gerejawilah yang memiliki otoritas

untuk menafsirkan Alkitab. Sampai zaman Reformasi Alkitab masih

dianggap oleh kebanyakan orang sebagai kitab yang "obscure." Orang

awan biasa tidak dapat diharapkan untuk mengertinya, sehingga mereka

tidak didorong untuk membacanya. Bahkan Alkitab tidak tersedia dalam

bahasa yang mereka mengerti. Mereka jelas bergantung sepenuhnya

pada penafsiran gereja yang bersifat otoritatif. Pengajaran Alkitab

Page 332: Bmf 53 teologi reformed

326 |TEOLOGI REFORMED

dikomunikasikan kepada orang-orang Kristen hanya melalui perantaraan

Paul, konsili, atau pastor.

Para Reformator sangat menekankan prinsip "private interpretation,"

yakni hak untuk menafsirkan Alkitab secara pribadi. Dengan demikian

setiap orang Kristen memiliki hak untuk membaca dan menafsirkan

Alkitab untuk dirinya sendiri.**32 Tetapi ini bukan berarti kepada setiap

individu diberikan hak untuk menyelewengkan atau mendistorsi Alkitab.

Ini adalah prinsip yang berasumsi bahwa Allah yang hidup berbicara

kepada umat-Nya secara langsung dan otoritatif melalui Alkitab. Karena

itu orang Kristen harus didorong untuk membaca Alkitab. Alkitab harus

diterjemahkan kedalam bahasa umum. Luther, contohnya, sangat

menekankan hal ini, sehingga ia menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa

Jerman.

Para tokoh Reformator sendiri tampaknya menekankan pengertian

mereka terhadap Alkitab dengan tidak mempedulikan apakah pengajaran

mereka bertentangan dengan keputusan-keputusan konsili atau penafsir-

penafsir gerejawi lainnya. Bagi mereka gereja bukanlah penentu arti

Alkitab, justru Alkitablah yang harus mengoreksi dan menghakimi gereja.

Tetapi pertanyaannya: apakah memang tidak ada peranan pengajaran

(tradisi) gereja sama sekali dalam hal ini? Reformasi sering kali dilihat

mempunyai ciri khas yaitu suatu "massive break" dengan tradisi gereja.

Yang benar adalah, para Reformator menentang otoritas tradisi dan

otoritas gereja, hanya sejauh otoritas tersebut mengungguli otoritas

Alkitab.**33

Para Reformator tidak pernah menolak tradisi eksegetis dan teologis dari

gereja yang didasarkan dan tunduk pada kebenaran Alkitab. Mereka

menghormati tradisi, khususnya yang diajarkan oleh bapa-bapa gereja

(terutama Agustinus). Luther berkata, "The teachings of the Fathers are

useful only to lead us to the Scriptures as they were led, and then we

must hold to the Scriptures alone."**34 Calvin, sebagai contoh, menulis

Page 333: Bmf 53 teologi reformed

327 |TEOLOGI REFORMED

edisi Institutes pertama pada tahun 1536 ketika ia masih berusia dua

puluhan. Buku ini mengalami revisi beberapa kali, dan edisi akhir adalah

tahun 1559. Selama masa dua dekade tersebut ia berkecimpung dan

sibuk memberikan eksposisi Alkitab dan berkhotbah. Dalam hal ini ia

berinteraksi banyak dengan penafsiran penafsir-penafsir sebelumnya. T.

H. L. Parker berkata tentang Calvin:

As his understanding of the Bible broadened and deepened, so the

subject matter of the bible demanded ever new understanding in its

interrelation within itself, in its relations with secular philosophy, in its

interpretation by previous commentators.**35

Maka jelaslah, seperti yang Silva katakan, "the reformation marked a

break with the abuse of tradition but not with the tradition

itself."**36 Kritik yang diberikan adalah terhadap ajaran dan praktek

yang sudah menyeleweng dari, atau bertentangan dengan, Alkitab. Para

Reformator masih mempertahankan ajaran-ajaran gereja yang paling

tradisional (seperti keilahian Kristus, Trinitas, baptisan anak, dan

sebagainya) karena ajaran-ajaran tersebut sesuai dengan Alkitab. Mereka

menghargai tulisan-tulisan bapa-bapa gereja yang adalah pembela-

pembela kebenaran Alkitab.

Hak "private interpretation" haruslah disertai dengan tanggung jawab

untuk memakai dan menafsirkan Alkitab dengan hati-hati dan akurat.

Karena itu dalam hal ini kebutuhan akan penafsir dan guru sangat

diperlukan. Memang Alkitab dapat dibaca dan dimengerti oleh orang-

orang percaya (doktrin the clarity or perspicuity of Scripture), tetapi

masih ada hal-hal tertentu yang masih belum jelas dan sulit bagi banyak

orang yang sudah tentu membutuhkan suatu penyelidikan dan penelitian

akademik. Ketidakjelasan atau kekaburan tersebut lebih banyak

disebabkan oleh ketidaktahuan akan bahasa, tata bahasa, dan budaya

dari penulis Alkitab, daripada dikarenakan isi pengajaran atau subject-

Page 334: Bmf 53 teologi reformed

328 |TEOLOGI REFORMED

matter-nya. Oleh sebab itu, "biblical scholarship" sangat penting dan

diperlukan.

Kontribusi penting dari para Reformator terhadap penafsiran Alkitab ialah

penegasan mereka mengenai "plain meaning" (arti yang alamiah atau

wajar) dari Alkitab. Secara khusus kepedulian mereka adalah

menyelamatkan Alkitab dari penafsiran alegoris yang masih terus ada

saat itu.**37 Luther mengungkapkan, "The Holy Spirit is the plainest

writer and speaker in heaven and earth and therefore His words cannot

have more than one, and that the very simplest sense, which we call the

literal, ordinary, natural sense." Apa yang ditekankan di sini bukanlah

penafsiran harafiah yang kaku. Prinsip ini menegaskan bahwa "the Bible

must be interpreted according to the manner in which it is

written."**39 Arti yang "plain" dari Alkitab adalah arti yang dimaksudkan

oleh penulis manusia, dan hal itu hanya dapat dimengerti melalui analisa

konteks sastra dan sejarah. Jadi jelaslah ada aturan- aturan dalam

penafsiran yang harus diikuti untuk menghindari penafsiran yang

subjektif dan aneh-aneh. Pengaruh dari semangat Renaissance dalam hal

ini tidak bisa dipungkiri. Kita melihat adanya suatu ketertarikan baru

terhadap sifat historis dari tulisan-tulisan kuno, di mana Alkitab termasuk

di dalamnya.**40

Ada yang mengatakan, "It is almost a truism to say that modern historical

study of the Bible could not have come into existence without the

Reformation."**41 Prinsip Reformasi ini terkait erat dengan apa yang

kita sebut metode penafsiran "Grammatical-Historical," yang berfokus

pada "historical setting" dan "grammatical structure" dari bagian-bagian

Alkitab. Dalam hal ini para Reformator berfokus pada sifat manusiawi dari

Alkitab itu sendiri. Ekses negatif dari pendekatan ini adalah pendapat

yang mengatakan bahwa Alkitab harus dimengerti dan ditafsirkan seperti

buku biasa lainnya. Inilah yang membuka jalan untuk pendekatan

"Historical-Critical" yang berkembang pada abad 18-19. Bedanya dengan

pendekatan Reformasi adalah, iman atau komitmen teologi tidak

Page 335: Bmf 53 teologi reformed

329 |TEOLOGI REFORMED

diperbolehkan mempengaruhi penafsiran.**42 Mereka berusaha untuk

netral, tetapi sebenarnya tidak dapat netral karena mereka sudah

berpegang pada "teologi" (iman) mereka sendiri yaitu teologi yang tidak

percaya adanya intervensi Allah dalam dunia ini. Sumbangsih gerakan

Reformasi dalam hal penafsiran Alkitab sangat penting, di mana

prasuposisi iman tidak mungkin dilepaskan dari penafsiran Alkitab.

Pemikiran Reformasi mengenai penafsiran Alkitab juga menolong kita

untuk berhati-hati di dalam merespons segala bentuk pendekatan atau

metode penafsiran posmodernisme, yang secara khusus memberikan

penekanan pada respons dari pembaca masa kini (reader-response

approach). Pendekatan ini beranggapan bahwa tidak ada "meaning" yang

pasti dan benar, yang ada hanyalah "meanings" yang muncul atau

dihasilkan dari pembaca sendiri. Bahaya subjektivisme dan relativisme

sangat terlihat di sini. Memang betul penafsiran Alkitab tidak hanya

berhenti pada interpretasi, tetapi aplikasi. Kendati demikian ini bukan

berarti aplikasi yang tidak terkontrol dan sembarangan di mana seolah-

olah pembacanya yang menentukan arti dan aplikasinya.**43

Gerakan Reformasi juga menetapkan suatu prinsip penting dalam

penafsiran yaitu "Scripture is to interpret itself" (Sacra Scriptura sui

interpres). Kita menafsirkan Alkitab dengan Alkitab. Oleh sebab itu, kita

tidak mempertentangkan satu bagian Alkitab dengan bagian lainnya. Apa

yang tidak jelas di suatu bagian mungkin dapat dijelaskan oleh bagian

lain. Di balik prinsip ini ada sebuah keyakinan bahwa jikalau Alkitab ialah

firman Allah maka ia bersifat koheren dan konsisten pada dirinya sendiri.

Allah tidak mungkin berkontradiksi dengan diri-Nya sendiri. Memang

benar Alkitab dituliskan oleh orang-orang yang berbeda, yang hidup pada

zaman yang berbeda pula. Tetapi kita juga menyadari bahwa Allah adalah

Penulis aslinya, sehingga jelas ada kesatuan dan koherensi. Ini tidak sama

artinya dengan uniformitas (keseragaman). Para penulis manusia

menunjukan tulisan mereka pada situasi yang nyata, tetapi Allah dalam

kedaulatan-Nya menuntun mereka dan situasi mereka, bahkan secara

Page 336: Bmf 53 teologi reformed

330 |TEOLOGI REFORMED

langsung mempengaruhi dan mengajar mereka (bdk. 2Ptr. 1:21),

sehingga kita melihat kesatuan pikiran di balik semua itu. Untuk

mengetahui maksud Allah tidak mungkin kita memperhatikan "bits" dan

"pieces" saja. Kita harus melihat Alkitab secara keseluruhan, sama seperti

ketika kita bermaksud mengetahui maksud penulis manusia, yaitu

dengan membaca hasil akhir karyanya.

Jelaskan bahwa Alkitab menyajikan tujuan ilahi. Concern Alkitab adalah

memberitahukan kepada kita suatu "story," yaitu cerita mengenai karya

penebusan Allah bagi umat-Nya melalui Yesus Kristus. Alkitab menyajikan

kepada kita "Redemptive History." Oleh sebab itu ayat-ayat dalam Alkitab

tidak pernah dapat ditafsirkan lepas dari konteks kesatuan keseluruhan

Alkitab. Setiap bagian Alkitab berkaitan erat dan tidak boleh ditafsirkan di

luar konteks rencana dan aktivitas Allah yang bersifat "redemptive-

historical" dan "covenantal" (relasi antara Allah dan umat-Nya).

PENUTUP

Apakah doktrin Sola Scriptura masih relevan untuk dipertahankan?

Melihat situasi yang kita hadapi saat ini maka penegasan doktrin yang

mendasar ini masih sangat penting. Kita sekarang hidup pada zaman yang

sering kali disebut sebagai zaman pascamodernisme. Apa yang menjadi

mentalitas zaman ini? William Edgar mengemukakan, "at the heart of the

postmodern mentalily is a culture of extreme skepticism... According to

many postmodernists, knowledge is no longer objective-nor even useful-

and ethics is not universal."**44 Inilah dunia yang tidak kompatibel

dengan kebenaran injil, dan di dalam dunia yang seperti ini Tuhan

memanggil kita untuk mempertahankan kebenaran firman-Nya.

Daftar Catatan Kaki

**1. Earle E. Cairns, Christianity Through the Centuries (Edisi ketiga;

GrandRapids: Zondervan, 1996) 284.

Page 337: Bmf 53 teologi reformed

331 |TEOLOGI REFORMED

**2. Stephen Tong, Reformasi & Teologi Reformed (Jakarta: LRII, 1991)

13.

**3. Alister E. McGrath, Sejarah Pemikiran Reformasi (Jakarta: Gunung

Mulia, 1999) 174.

**4. R. C. Sproul, Grace Unknown: The Heart of Reformed Theology

(Grand Rapids: Baker, 1997) 42.

**5. Tony Lane, The Lion Concise Book of Christian Thought (Tring: Lion,

1984) 110-111.

**6. What is the Reformed Faith? (Edinburgh: Banner of Truth, 1981) 5.

**7. McGrath, Sejarah Pemikiran Reformasi 182.

**8. Ibid. 185. McGrath juga mengutip Calvin yang mengatakan, "... kita

berpegang bahwa....bapa-bapa gereja dan dewan-dewan hanya

berwibawa sejauh mereka sesuai dengan aturan dari firman itu, kita

masih memberikan kepada dewan-dewan dan bapa-bapa gereja

kehormatan dan kedudukan seperti yang sesuai untuk mereka miliki di

bawah Kristus" (Sejarah Pemikiran Reformasi 186).

**9. Ibid. 186.

**10. J.M. Boice, Foundations of the Christian Faith (Downers Grove: IVP,

1986) 48.

**11. Alister McGrath, The Intellectual Origins the European Reformation

(Oxford: Oxford University Press, 1987) 140-151.

**12. Sproul, Grace Unknown 42.

**13. J. Van Engen, "Tradition" dalam Evangelical Dictionary of Theology

(ed. Walter Elwell; Grand Rapids: Baker, 1984) 1105.

Page 338: Bmf 53 teologi reformed

332 |TEOLOGI REFORMED

**14. McGrath, Sejarah Pemikiran Reformasi 182-183.

**15. Contohnya, pengajaran Roma Katolik mengenai doa untuk orang

mati didasarkan pada 2Makabe 12:40-46. Bagi para Reformator,

kebiasaan ini tidak mempunyai dasar alkitabiah, karena kitab tersebut

adalah kitab Apokrifa.

**16. Konsili Trent 1546 tetap mendifinisikan kanon sesuai dengan apa

yang ada di dalam Alkitab Vulgata.

**17. "That Doctrines of Men Are to Be Rejected" dalam What Luther

Says: An Anthology (ed. Elwald M. Plass; St. Louis:Concordia, 1959) 1.63.

**18. Institutes of the Cristian Relegion (tr. H. Beveridge; London: James

Clarke, 1953) I.vii.1.

**19. Calvin's New Testament Commentaries (tr. T. A. Small; Grand

Rapids: Eerdmands, 1964) 10.330.

**20. Luther sendiri juga tidak pernah mengembangkan teologi tentang

inspirasi Alkitab.

**21. Boice, Foundations 39.

**22. The Inspiration and Authority of the Bible (ed. Samuel G. Craig

London: Marshall & Scott, 1959) 133.

**23. Institutes I. vii. 4.

**24. Foundation 49.

**25. Institutes I.viii. 13.

**26. Dalam hal inilah kita berbeda dengan pandangan Neo-Ortodoksi

mengenai Alkitab. Kita percaya bahwa tulisan-tulisan dalam Alkitab

adalah perkataan Allah kepada kita, terlepas dari apakah kita

Page 339: Bmf 53 teologi reformed

333 |TEOLOGI REFORMED

membacanya, mengerti, menerimanya atau tidak. Status Alkitab tidak

ditentukan oleh respons manusia. Neo-Ortodoksi menekankan bahwa

Alkitab menjadi firman Allah pada saat ada "encounter." Ketika tidak ada

encounter, maka Alkitab hanyalah kata-kata manusia belaka yang

menuliskannya. Sebenarnya pengertian wahyu sebagai suatu "encounter"

tersebut adalah apa yang kita mengerti sebagai iluminasi. Pada saat

seseorang diyakinkan akan suatu kebenaran tertentu, itu berarti

illuminasi sedang terjadi.

**27. Robert M. Grant dan David Tracy, A Short History of the

Interpretation of the Bible (Edisi kedua; Minneapolis: Fortress, 1984) 100-

109. Tepatlah apa yang dikatakan Boice, "The Catholic Church weakened

the orthodox view of the Bible by exalting human traditions to the

stature of Scripture. Protestans weakened the orthodox view of Scripture

by lowering the Bible to the level of traditions" (Foundations 70)

**28. Atau Whatever Happened to Evangelical Theology? (Grand Rapids:

Eerdmans,1993).

**29. What is the Reformed Faith? 17-18

**30. Alkitab: Buku Untuk Masa Kini (tr. Paul Hidayat; Jakarta: PPA,

1987)60-61.

**31. Moises Silva, Has the Church Misread the Bible? (Grand

Rapids:Zondervan, 1987)77.

**32. Sproul, Grace Unknown 55.

**33. Silva, Has the Church 95.

**34. Dikutip dari Dan McCartney dan Charles Clayton, Let the Reader

Understand: A Guide to Interpreting and Applying the Bible (Wheathon:

Bridgepoint, 1994) 93.

Page 340: Bmf 53 teologi reformed

334 |TEOLOGI REFORMED

**35. John Calvin: A Biography (Philadelphia: Westminster, 1975) 132.

**36. Silva, Has the Church 96.

**37. Ibid. 77-78.

**38. Works of Martin kLuther (Philadelpia: Holman, 1930) 3.350

**39. Sproul, Grace Unknown 56.

**40. Edgar Krentz, The Historical-Critical Method (Philadelphia: Fortress,

1975) 7-10.

**41. Grant and Tracy, A Short History 92.

**42. Krentz, The Historical 16-30.

**43. Lihat ulasan yang menarik oleh Kevn J. Vanhoozer, Is There A

Meaning in the Text? The Bible the Reader, and the Morality of Literary

Knowledge (Grand Rapids: Zondervan, 1998) khususnya pasal 4 & 7.

**44. Reasons of the Heart: Recovering Christian Persuasion (Grand

Rapids: Baker, 1996) 25.

Sumber:

Sumber diambil dari:

Judul Buku : Majalah Veritas (Vol. 3, Nomor 1 - April 2002)

Judul Artikel : Doktrin Sola Scriptura

Penulis : Yohanes Adrie Hartopo

Penerjemah : -

Penerbit : -

Page 341: Bmf 53 teologi reformed

335 |TEOLOGI REFORMED

Halaman : -

Page 342: Bmf 53 teologi reformed

336 |TEOLOGI REFORMED

Kematian Rohani dan Kehidupan Rohani Editorial:

Dear Reformed Netters,

Howard F. Sugden dalam bukunya yang ditulis bersama-sama dengan

Warren W. Wiersbe dan Paul R. Van Gorder, yang berjudul "Prioritas

Seorang Pendeta" menuliskan:

"Ketika tiba saatnya untuk membicarakan tugas-tugas pelayanan

pendeta, saya menyarankan agar digunakan kata 'gembala' sebagai salah

satu istilah untuk menggambarkan pekerjaan yang harus dikerjakan oleh

seorang hamba Tuhan dalam hubungan dengan jemaatnya (sebab istilah

ini sesuai dengan Kitab Suci). Tetapi ada seseorang yang mengajukan

sanggahan, 'Dewasa ini tidak seorang pun yang mengetahui apa gembala

itu dan apa yang diperbuatnya dalam dunia kita sekarang ini.' Nampaknya

ada pemikiran untuk memperbaharui anggaran dasar sekarang ini dan

jangan kembali kepada jaman gembala dahulu.

Saya hampir tak sabar untuk kembali ke ruang belajar, membuka

konkordansi dan kamus 'Theological Dictionary of the New Testament'

karangan Kittel untuk menyegarkan kembali hati saya dengan kata

'gembala' yang dipakai untuk menyebut Tuhan kita dan hamba-Nya

sepanjang jaman. Saya menemukan bahwa kata 'gembala' atau 'domba'

itu digunakan lebih dari empat puluh kali dalam kitab Perjanjian Baru,

dan Kittel menjelaskan pokok itu sebanyak tujuh belas halaman.

Tapi betul juga teman saya yang membuat sanggahan itu. Siapakah orang

yang hidup pada jaman ini; jaman dimana ada kota-kota besar dan ramai,

jalan-jalan lintas cepat, dengan berbagai transportasi modern serta

banyak tempat rekreasi, yang masih tahu memikirkan tentang 'domba'

dan 'gembala'?"

Page 343: Bmf 53 teologi reformed

337 |TEOLOGI REFORMED

Jika Anda adalah seorang "gembala" (pemimpin jemaat), ketika membaca

kutipan di atas mungkin Anda merasa tersanjung mendapat sebutan

sebagai seorang "gembala" karena Yesus sendiri menyebut diri sebagai

"Gembala" dan tugas yang diemban oleh "gembala" sangatlah dihargai

oleh Tuhan. Menjadi "gembala" merupakan panggilan yang mulia,

melakukan tugas sebagai seorang "gembala" merupakan suatu "hak

istimewa" yang tidak Tuhan berikan kepada setiap orang, tapi hanya

kepada orang-orang tertentu saja.

Tapi jika Anda seorang "domba" (jemaat), maka kutipan di atas membuat

anda merasa tersanjung, karena bagi "domba" memiliki "gembala"

artinya seperti mendapatkan "hak istimewa" untuk dilayani. Maka tidak

heran jika Anda menginginkan seorang "gembala" yang selalu siap sedia

melayani dan melindungi 'domba-domba-Nya, kalau perlu 24 jam. Anda

akan jengkel kalau mendengar "gembala" yang mengeluh atau

mengharapkan pujian dari apa yang dilakukannya, karena sebagai

seorang "gembala" sudah sepantasnya kalau ia menderita dan berkorban

bagi domba-domba- Nya.

Melihat kontras dua pemikiran di atas, saya tertarik untuk mengutipkan

beberapa surat-surat terbuka yang ditulis oleh 'domba-domba" yang

ditujukan kepada "gembala-gembala"nya. Sangat menarik mengetahui

apa yang dipikirkan oleh "domba-domba" tentang "gembala-

gembala"nya. Namun sambil anda membaca kutipan surat-surat tsb.,

saya mengajak anda untuk merenungkan dan menjawab beberapa

pertanyaan di bawah ini:

Jika anda seorang "gembala" jemaat:

Pernahkah anda memahami tugas berat yang harus diemban seorang

"gembala"?

Apa reaksi anda bila anda menerima surat-surat seperti itu?

Page 344: Bmf 53 teologi reformed

338 |TEOLOGI REFORMED

Inginkah anda menerima surat-surat seperti itu dari "domba- domba"

anda?

Dalam hal bagaimana anda pantas menerima pujian-pujian dari "domba-

domba" anda?

Dalam hal bagaimana anda pantas menerima kritikan-kritikan dari

"domba-domba" anda?

Jika anda seorang "domba" jemaat:

Pernahkan anda memahami beratnya tugas seorang "gembala" jemaat?

Pernahkah anda mensyukuri apa yang "gembala" anda lakukan bagi

"domba-domba" jemaatnya?

Bagaimana reaksi "gembala" anda jika anda menulis surat-surat seperti

itu kepadanya?

Pernahkah anda menyatakan penghargaan kepada 'gembala" anda secara

terbuka?

Apa pentingnya bagi "gembala" anda untuk mengetahui apa yang anda

pikirkan tentang dia dan tugasnya?

Selamat merenungkan. Kiranya kiriman saya ini dapat menjadi berkat

bagi ke dua belah pihak; "gembala" dan "domba".

In Christ,

Yulia

Artikel Terkait

Doktrin Sola Scriptura

Sola Fides Justificate

Doktrin Kecukupan Alkitab

Page 345: Bmf 53 teologi reformed

339 |TEOLOGI REFORMED

Presuposisi Teologi

Kristus adalah Semua ...

Kristus, Buah Sulung Kebangkitan

Spiritualitas Injili: Suatu Tinjauan Ulang

Penulis:

R.C. Sproul

Edisi:

033/X/2002

Isi:

Pasal 5 (Bag. 1)

KEMATIAN ROHANI DAN KEHIDUPAN ROHANI: KELAHIRAN BARU DAN

IMAN

Teologi "Reformed" terkenal dengan singkatan TULIP yang dibuat untuk

meringkas apa yang disebut "Five points of Calvinism." TULIP dijabarkan

sebagai berikut:

T

U

L

I

P

:

:

:

:

:

Total Depravity

Unconditional Election

Limited Atonement

Irresistible Grace

Perseverance of the Saints

TULIP ini telah membantu banyak orang untuk mengingat keunikan

teologi "Reformed". Tetapi, TULIP juga telah banyak menimbulkan

kebingungan dan kesalahmengertian. Sebuah singkatan biasanya dibuat

berdasarkan kata-kata yang telah ada dan disusun sedemikian rupa

Page 346: Bmf 53 teologi reformed

340 |TEOLOGI REFORMED

supaya terlihat indah. Tetapi singkatan ini hanya berfungsi sebagai alat

bantu untuk mengingat.

Persoalan pertama tentang TULIP ini adalah dengan huruf pertama. Total

Depravity merupakan istilah yang bisa membawa pada konsep yang

sangat menyesatkan. Konsep dari "Total Depravity" sering disamakan

dengan "Utter Depravity." Dalam teologi "Reformed", "Total Depravity"

berarti bahwa seluruh kemanusiaan kita telah jatuh ke dalam dosa.

Artinya tidak ada satu bagian pun dari diri kita yang tidak terkena

pengaruh dari Kejatuhan itu. Dosa mempengaruhi kehendak kita, hati

kita, pikiran kita, dan tubuh kita. Saya kira apabila Adam tidak pernah

berdosa, ia tidak akan pernah membutuhkan kacamata plus pada waktu

ia mencapai usia setengah baya. Bahkan istilah setengah baya tidak akan

berarti apa-apa bagi Adam. Karena, apabila Adam tidak jatuh ke dalam

dosa, maka Adam tidak akan mengalami kematian. Bila seseorang hidup

untuk selama-lamanya, maka masa setengah baya tentu tidak berlaku

bagi dirinya.

"Total Depravity" juga menekankan fakta bahwa dosa telah mencapai

pusat dari keberadaan kita. Dosa bukan merupakan sesuatu yang

berakibat pada kulitnya saja, atau setitik noda yang mengotori manusia

yang sempurna. Dosa berakibat sangat radikal, oleh karena dosa telah

menyentuh akar kehidupan kita.

"Total Depravity" bukan "Utter Depravity." "Utter Depravity" berarti

bahwa kita semua adalah orang yang berdosa, dimana tidak ada kebaikan

lagi yang dapat dihasilkan dari kita. Kita tahu bahwa bukan begitu yang

terjadi pada diri manusia. Karena, seberapa pun jauhnya kita telah

berbuat dosa, kita masih tetap dapat memikirkan dosa yang lebih buruk

yang dapat kita lakukan. Bahkan Adolf Hitler tidak membunuh ibu

kandungnya sendiri.

Oleh karena "Total Depravity" sering disamakan artinya dengan "Utter

Depravity", maka saya lebih suka memakai istilah "radical corruption"

Page 347: Bmf 53 teologi reformed

341 |TEOLOGI REFORMED

(pencemaran yang radikal) dari manusia, meskipun itu akan

mengacaukan singkatan kita. Pengertian karakter dosa yang radikal

mungkin merupakan konsep yang paling penting untuk kita mengerti jika

kita akan menjelaskan doktrin predestinasi yang Alkitabiah. Sebagaimana

yang telah saya singgung dalam pembahasan kita tentang

ketidakmampuan moral manusia, ini merupakan inti dari seluruh

perdebatan tersebut.

Saya teringat pada waktu mengajar teologi di sebuah Sekolah Teologi.

Kelas itu terdiri dari 25 mahasiswa yang berasal dari berbagai

denominasi. Pada awal kuliah tentang predestinasi, saya bertanya kepada

mereka, berapa orang di antara mereka yang menganggap dirinya

memiliki pandangan predestinasi Calvinis. Hanya satu orang yang

mengangkat tangannya.

Kami mulai dengan pelajaran tentang keberdosaan manusia. Setelah saya

memberikan kuliah selama beberapa hari tentang topik ini, kemudian

saya bertanya lagi, "Berapa banyak di antara kalian yang yakin bahwa apa

yang baru saja kalian pelajari itu merupakan doktrin keberdosaan

manusia yang diajarkan oleh Alkitab?" Semua mahasiswa mengangkat

tangannya. Saya bertanya, "Apakah kalian yakin?" Mereka menegaskan

bahwa mereka sungguh-sungguh yakin. Saya memberi peringatan

selanjutnya, "Hati-hatilah sekarang. Hal ini bisa datang lagi membayangi

kalian dalam kuliah-kuliah yang berikutnya." Tetapi, mereka tetap

menegaskan bahwa mereka yakin.

Pada waktu itu saya menulis tanggal hari itu di sudut papan tulis. Tepat di

samping tanggal itu saya menuliskan angka 25. Saya melingkari catatan

itu dan memohon supaya petugas tidak menghapus tulisan tersebut.

Beberapa minggu kemudian, kami mulai belajar doktrin predestinasi.

Ketika saya tiba pada topik mengenal ketidakmampuan moral manusia,

maka timbul protes keras dari para mahasiswa. Saya kemudian menunjuk

pada sudut papan tulis serta menunjukkan catatan persetujuan mereka.

Page 348: Bmf 53 teologi reformed

342 |TEOLOGI REFORMED

Saya membutuhkan waktu dua minggu untuk meyakinkan mereka bahwa

jika mereka sungguh-sungguh menerima pandangan Alkitab tentang

pencemaran yang terjadi pada umat manusia, maka perdebatan tentang

predestinasi telah selesai.

Secara singkat, saya akan berusaha untuk melakukan hal yang sama

dalam bagian ini. Saya melanjutkan dengan peringatan yang sama.

PANDANGAN ALKITAB TENTANG PENCEMARAN UMAT MANUSIA

Marilah kita mulai pelajaran kita ini tentang tingkat kejatuhan manusia

dengan memperhatikan surat Roma Pasal 3. Di sini Paulus menulis:

"Tidak ada yang benar, seorang pun tidak.

Tidak ada seorang pun yang berakal budi,

tidak ada seorang pun yang mencari Allah.

Semua orang telah menyeleweng,

mereka semua tidak berguna,

tidak ada yang berbuat baik, seorang pun tidak."

(Rm. 3:10-12)

Di sini kita melihat pencemaran umat manusia yang bersifat universal.

Dosa itu berakibat sangat luas dan telah mencapai setiap orang tanpa

terkecuali. Paulus memakai kata-kata yang tegas untuk memperlihatkan

bahwa tidak ada pengecualian di antara manusia yang telah jatuh dalam

dosa. Tidak ada seorang pun yang benar, tidak ada seorang pun yang

berbuat baik.

Pernyataan "tidak ada yang berbuat baik, seorang pun tidak" adalah

menentang asumsi kita yang telah membudaya. Kita bertumbuh menjadi

dewasa serta mengetahui bahwa tidak ada seorang pun yang sempurna.

Pernyataan bahwa kita adalah orang-orang berdosa merupakan

pernyataan yang mudah kita terima, tetapi kita tidak dapat menerima

pernyataan bahwa tak seorang pun diantara kita yang berbuat baik. Tidak

Page 349: Bmf 53 teologi reformed

343 |TEOLOGI REFORMED

ada satu orang pun di antara seribu orang yang mau mengakui bahwa

dosa adalah masalah yang seserius ini.

Tidak ada seorang pun yang berbuat baik? Bagaimana mungkin hal itu

dapat terjadi? Setiap hari kita melihat orang-orang tidak percaya kepada

Allah yang berbuat kebaikan. Kita melihat mereka bersedia untuk

berkorban, bekerja dengan rajin, hati-hati, dan jujur. Dan kita melihat

orang-orang yang tidak percaya itu dengan seksama menaati batas

kecepatan, sedangkan mobil-mobil lain, yang menempelkan slogan-

slogan Kristen, melaju cepat menyusul mereka.

Paulus pasti menggunakan gaya bahasa hiperbola di sini. Ia pasti dengan

sengaja membesar-besarkan dengan maksud menekankan apa yang ia

ingin sampaikan. Tetapi sesungguhnya pasti ada manusia yang berbuat

baik. Tidak, anggapan itu salah! Allah yang benar, melalui Paulus

menyatakan bahwa tidak ada orang yang berbuat baik, seorang pun

tidak.

Kita tersandung di sini, karena kita mempunyai pengertian yang relatif

tentang arti "baik" itu. Sesungguhnya baik itu adalah istilah yang relatif

pula. Sesuatu itu hanya dapat dinilai baik menurut standar tertentu. Kita

memakai istilah itu sebagai perbandingan di antara manusia. Ketika kita

mengatakan bahwa orang itu baik, maksud kita adalah orang itu baik bila

dibandingkan dengan orang-orang lain. Tetapi standar tertinggi untuk

kebaikan, yaitu standar yang akan dipakai untuk menghakimi kita, adalah

Hukum Allah. Hukum itu bukanlah Allah, tetapi hukum itu datang dari

Allah dan merefleksikan karakter Allah yang sempurna. Jika penilaian

terhadap manusia didasarkan pada standar Allah itu, maka tidak ada

seorang pun yang baik.

Menurut kategori Alkitab, kebaikan diukur dari dua segi. Pertama,

kesesuaian lahiriah dengan hukum Allah. Artinya, jika Allah melarang

mencuri, maka adalah baik untuk tidak mencuri. Adalah baik untuk

mengatakan kebenaran. Adalah baik untuk membayar hutang atau

Page 350: Bmf 53 teologi reformed

344 |TEOLOGI REFORMED

rekening kita tepat pada waktunya. Adalah baik untuk menolong orang

lain yang sedang membutuhkan. Perbuatan-perbuatan lahiriah ini

dilakukan setiap hari. Oleh karena itu, pada waktu kita melihat orang

melakukan kebaikan-kebaikan itu, maka dengan cepat kita menyimpulkan

bahwa orang itu sesungguhnya melakukan hal-hal yang baik.

Kedua, cara penilaian yang kedua inilah yang membawa kita pada

kesulitan. Karena, sebelum Allah menyatakan bahwa perbuatan itu

"baik", Ia tidak hanya menilai kesesuaian tindakan luarnya dengan Hukum

Allah, melainkan juga motivasinya. Kita melihat secara lahiriah saja, tetapi

Allah melihat apa yang ada di dalam hati kita. Suatu tindakan dinilai baik

apabila tindakan itu sesuai dengan Hukum Allah secara lahiriah, dan

dilakukan dengan motivasi yang tulus yaitu untuk mengasihi Allah.

Kita ingat Hukum Allah yang terutama, yaitu mengasihi Tuhan Allahmu

dengan segenap hati, dengan segenap kekuatan, dan dengan segenap

akal budi...dan mengasihi sesama manusia seperti mengasihi diri sendiri.

Setiap tindakan yang kita perbuat harus dimulai dari hati yang

sepenuhnya mengasihi Allah.

Dari kerangka berpikir seperti ini, maka mudahlah bagi kita untuk melihat

kenyataan bahwa tidak ada seorang pun yang berbuat baik. Tindakan-

tindakan kita yang terbaik dinodai oleh motivasi yang tidak murni. Tidak

ada seorang pun di antara kita yang pernah mengasihi Allah dengan

segenap hati atau dengan segenap akal budinya. Ada unsur kedagingan

kita yang selalu terlibat dalam semua tindakan kita, sehingga membuat

tindakan kita tidak sempurna.

Jonathan Edwards menyatakan tentang konsep Pencerahan Interes

Pribadi. Pencerahan Interes Pribadi menunjuk pada motivasi yang

mendorong kita untuk melakukan tindakan lahiriah yang benar dan

menahan diri terhadap dorongan-dorongan dari dalam diri kita sendiri

yang mendorong kita untuk melakukan yang jahat. Ada waktu-waktu

tertentu dan tempat-tempat tertentu di mana tindakan kriminal itu tidak

Page 351: Bmf 53 teologi reformed

345 |TEOLOGI REFORMED

menguntungkan. Jika tindakan kriminal itu menanggung resiko hukuman

yang lebih berat dari pada upah yang kita terima, maka kita cenderung

untuk tidak melakukannya. Sebaliknya, kita mungkin melakukan

tindakan-tindakan yang saleh, tetapi hanya untuk mendapatkan

sanjungan dari orang. Kita mungkin melakukan perbuatan-perbuatan

tertentu yang baik, tetapi hanya untuk mendapat pujian dari guru atau

penghargaan dari teman-teman kita.

Seluruh dunia menghargai para artis ketika mereka bersama-sama

memproduksi rekaman sebuah album dengan tujuan khusus, yakni

mengumpulkan dana untuk membantu bencana kelaparan di Etiopia.

Tepukan dan sorakan biasanya tidak merugikan karier seorang artis.

Meskipun ada pernyataan sinis yang mengatakan bahwa etika dan bisnis

tidak berjalan bersama-sama. Sebaliknya, kebanyakan dari kita telah

belajar bahwa etika mengembangkan reputasi kita dalam bisnis.

Saya tidak berpikir sebegitu sinis dengan anggapan bahwa apa yang

dilakukan oleh para artis bagi Etiopia itu hanya sekedar untuk

mendapatkan pujian bagi si artis itu sendiri semata-mata atau sekedar

pertunjukan umum. Pasti ada motivasi yang kuat atas dasar belas kasihan

dan perhatian terhadap orang-orang yang kelaparan. Tetapi, saya tidak

berfikir sebegitu naif bahwa motivasi mereka sama sekali terlepas dari

interes (kepentingan) pribadi. Belas kasihan mereka dapat dikatakan

lebih besar dari pada interes pribadi mereka sendiri, tetapi betapapun

kecilnya, pasti ada unsur interes pribadi yang terkandung di dalamnya.

Hal ini selalu terjadi di dalam diri kita. Jika kita menyangkal akan hal ini,

maka saya curiga bahwa penyangkalan kita tersebut sebagian dimotivasi

oleh interes pribadi kita.

Kita mau menyangkali dugaan ini. Kita merasakan dalam hati kita sendiri

bahwa kadang-kadang kita memiliki perasaan untuk melakukan sesuatu

hanya sekedar untuk memenuhi kewajiban belaka. Kita suka

beranggapan bahwa kita benar-benar tidak mementingkan diri sendiri.

Page 352: Bmf 53 teologi reformed

346 |TEOLOGI REFORMED

Tetapi tidak pernah seorang pun menyanjung kita lebih dari kita

menyanjung diri kita sendiri. Kadang-kadang motivasi kita mungkin lebih

cenderung kepada hal mementingkan orang lain, tetapi motivasi kita

tidak pernah secara sempurna demi kepentingan orang lain.

Allah menuntut kita untuk sempurna. Tidak seorang pun di antara kita

yang dapat melakukan perbuatan sampai pada taraf yang sempurna. Kita

tidak pernah melakukan apa yang Allah perintahkan. Karena itu, tentu

rasul Paulus tidak berlebih-lebihan. Penilaian-Nya adalah akurat. Tidak

ada orang yang berbuat baik, seorang pun tidak. Tuhan Yesus sendiri

menekankan hal ini pada waktu Ia berbicara dengan orang muda yang

kaya. "... Tak seorangpun yang baik selain dari pada Allah saja" (Luk.

18:19).

Pernyataan yang lain dalam surat Roma, yang sama sukarnya dengan

pernyataan ini, bisa lebih mencemaskan kita, khususnya bagi orang

Kristen Injili yang berbicara dan berpikir bertentangan dengan

pernyataan tersebut. Paulus menyatakan, "Tidak ada seorang pun yang

mencari Allah."

Berapa kalikah Anda mendengar orang Kristen berkata, atau Anda sendiri

pernah mengatakannya, "Si anu bukan orang Kristen, tetapi ia sedang

mencari-cari?" Ini merupakan pernyataan yang biasa di dengar di

kalangan orang Kristen. Idenya adalah bahwa ada manusia di dunia ini

yang sedang mencari Allah. Persoalan mereka adalah bahwa mereka

belum mampu untuk menemukan Dia. Ia sedang bermain "sembunyi-

sembunyian". Ia sukar untuk diketemukan.

Di Taman Eden, pada saat dosa masuk ke dalam dunia, siapakah yang

bersembunyi? Yesus datang ke dunia ini untuk mencari dan

menyelamatkan yang tersesat. Bukan Yesus yang bersembunyi. Allah

bukanlah buronan. Kita yang terus melarikan diri. Alkitab menyatakan

bahwa orang fasik melarikan diri padahal tidak ada seorang pun yang

mengejarnya. Seperti apa yang ditandaskan oleh Luther, "Orang yang

Page 353: Bmf 53 teologi reformed

347 |TEOLOGI REFORMED

tidak percaya Allah gemetar pada bunyi kerisik sehelai daun yang tertiup

oleh angin." Ajaran Alkitab yang sama menyatakan bahwa manusia yang

jatuh dalam dosa melarikan diri dari Allah. Tak seorang pun yang mencari

Allah.

Ajaran Alkitab begitu jelas memaparkan bahwa tidak ada seorang pun

yang mencari Allah. Tetapi, mengapa orang Kristen bersikeras untuk

menyatakan bahwa ada orang yang sedang mencari Allah tetapi orang itu

belum menemukan Dia? Thomas Aquinas memberikan sedikit penjelasan

tentang hal ini. Aquinas berkata bahwa kita dibingungkan dengan dua

tindakan manusia yang serupa tapi tak sama. Kita melihat orang-orang

yang berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan pikiran yang damai,

kebebasan dari kesalahan, makna dan tujuan hidup, dan penerimaan

yang penuh kasih. Kita tahu bahwa akhirnya hal-hal ini hanya dapat

ditemukan di dalam Allah. Karena itu kita menyimpulkan bahwa oleh

karena manusia sedang mencari hal-hal ini, maka mereka pasti sedang

mencari Allah.

Manusia tidak mencari Allah. Mereka mencari keuntungan-keuntungan

yang hanya dapat diberikan oleh Allah. Dosa dari manusia yang telah

jatuh ke dalam dosa adalah: Manusia mencari keuntungan-keuntungan

dari Allah dan pada waktu yang sama mereka melarikan diri dari Allah itu

sendiri. Kita pada dasarnya adalah buronan.

Alkitab berulang kali memerintahkan kepada kita untuk mencari Allah.

Perjanjian Lama berseru, "Carilah Tuhan selama Ia berkenan ditemui..."

(Yes. 55:6). Yesus bersabda,"... Carilah, maka kamu akan mendapat;

ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu" (Mat. 7:7). Kesimpulan

yang dapat kita ambil dari teks ini adalah bahwa oleh karena kita

diperintahkan untuk mencari Allah, maka hal itu pasti berarti bahwa,

biarpun kita dalam status telah jatuh ke dalam dosa, tetapi kita tetap

mempunyai kemampuan moral untuk mencari-Nya. Tetapi kepada

siapakah sebenarnya ayat-ayat ini ditujukan? Di dalam Perjanjian Lama,

Page 354: Bmf 53 teologi reformed

348 |TEOLOGI REFORMED

mereka adalah bangsa Israel yang dipanggil untuk mencari Tuhan. Di

dalam Perjanjian Baru, ayat-ayat itu ditujukan kepada orang percaya yang

dipanggil untuk mencari kerajaan Allah.

Kita mungkin pernah mendengar seorang hamba Tuhan mengutip dari

kitab Wahyu: "Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada

orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan

masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan

ia bersama-sama dengan Aku" (Wahyu 3:20). Biasanya hamba Tuhan

mengaplikasikan ayat ini kepada orang yang belum bertobat, dengan

berkata, "Yesus sedang mengetok pintu hatimu. Jika engkau membuka

pintu, maka Ia akan masuk." Padahal sebenarnya Yesus menujukan ayat

ini kepada jemaat-Nya. Ayat ini sebenarnya bukan merupakan seruan

penginjilan.

Jadi, orang yang tidak percaya tidak pernah mencari Allah berdasarkan

kekuatannya sendiri atau inisiatifnya sendiri. Orang yang tidak percaya

tidak akan mencari. Orang yang tidak percaya tidak akan mengetok.

Mencari adalah urusan/kesibukan orang-orang percaya. Edwards

berkata, "Mencari kerajaan Allah adalah urusan/kesibukan utama dalam

kehidupan orang Kristen." Mencari adalah akibat atau hasil dari iman,

bukan penyebab dari iman.

Ketika kita bertobat kepada Kristus, kita memakai kata menemukan

untuk mengekspresikan pertobatan kita. Kita mengatakan bahwa kita

telah menemukan Kristus. Kita mungkin mempunyai sejumlah stiker

dengan tulisan, "SAYA TELAH MENEMUKANNYA" Pernyataan ini benar.

Tetapi dalam arti sebagai berikut: Pada saat kita menemukan Kristus, saat

itu bukan merupakan akhir dari pencarian kita, melainkan awal dari

pencarian kita. Biasanya, pada saat kita mendapatkan apa yang kita cari,

hal itu merupakan tanda berakhirnya pencarian kita. Tetapi, ketika kita

"mendapatkan" Kristus, itu adalah awal dari pencarian kita. Kehidupan

orang Kristen dimulai pada saat pertobatan, dan kehidupan ini tidak

Page 355: Bmf 53 teologi reformed

349 |TEOLOGI REFORMED

berakhir pada saat dimulai. Kehidupan ini bertumbuh, bergerak dari iman

kepada iman, dari anugerah kepada anugerah, dari hidup kepada hidup.

Gerakan pertumbuhan ini digerakkan oleh pencarian akan Allah secara

terus menerus.

Ada satu hal lagi yang perlu kita pelajari secara singkat dari surat Roma

pasal 3. Rasul Paulus tidak hanya menyatakan bahwa tidak ada

seorangpun yang mencari Allah, tetapi ia juga menambahkan bahwa

"mereka semua tidak berguna." Kita harus ingat bahwa di sini Paulus

sedang berbicara mengenai manusia yang telah jatuh ke dalam dosa,

manusia alamiah, manusia yang belum bertobat. Ini adalah gambaran

tentang manusia yang masih berada di dalam kedagingannya.

Apa yang dimaksudkan Paulus dengan "Tidak berguna"? Sebelumnya

Yesus pernah berbicara tentang hamba yang tidak berguna. Berguna

harus dikaitkan dengan nilai yang positif. Orang yang belum bertobat,

berjalan dalam kedagingan, tidak menghasilkan nilai yang kekal. Dalam

kedagingannya ia boleh mendapatkan seluruh dunia ini tetapi kehilangan

hal yang paling berharga dari dirinya sendiri, yaitu jiwanya sendiri. Harta

milik yang paling bernilai yang dapat dimiliki seseorang adalah Kristus. Ia

adalah mutiara yang termahal. Memiliki Yesus Kristus berarti memiliki

keuntungan/manfaat yang terbesar.

Seseorang yang mati secara rohani, maka ia, dengan kedagingannya,

tidak dapat mendapatkan manfaat apa-apa dari Kristus. Ia dilukiskan

sebagai orang yang tidak memiliki rasa takut akan Allah (Roma 3:18).

Orang yang tidak benar, yang tidak berbuat baik, yang tidak pernah

mencari Allah, yang sama sekali tak berguna, dan yang tidak takut akan

Allah, tidak pernah mengarahkan hatinya kepada Kristus.

Page 356: Bmf 53 teologi reformed

350 |TEOLOGI REFORMED

Pasal 5 (Bag. 2)

KEMATIAN ROHANI DAN KEHIDUPAN ROHANI: KELAHIRAN BARU DAN

IMAN

(Oleh : R.C. Sproul)

KEBANGKITAN DARI KEMATIAN ROHANI

Penyembuhan bagi kematian rohani adalah dengan cara penciptaan

kehidupan rohani di dalam jiwa kita oleh Allah Roh Kudus. Ringkasan

pekerjaan ini diberikan kepada kita dalam Surat Efesus:

"Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-

dosamu. Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini,

karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang

sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka. Sebenarnya

dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di

dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran

kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus

dimurkai, sama seperti mereka yang lain. Tetapi Allah yang kaya dengan

rahmat, oleh karena kasih- Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada

kita, telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun

kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita--oleh kasih karunia kamu

diselamatkan-- dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita

juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga, supaya

pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan kasih

karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikan-Nya

terhadap kita dalam Kristus Yesus. Sebab karena kasih karunia kamu

diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian

Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan

diri. Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk

melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau,

supaya kita hidup di dalamnya"(Ef. 2:1-10).

Page 357: Bmf 53 teologi reformed

351 |TEOLOGI REFORMED

Di sini kita menemukan satu perikop tentang predestinasi yang sangat

baik dan jelas. Perhatikanlah bahwa sepanjang perikop tersebut Paulus

sangat menekankan akan kekayaan anugerah Allah. Kita tidak boleh

meremehkan anugerah Allah itu. Perikop ini memproklamasikan

kehidupan yang baru yang diciptakan oleh Roh Kudus di dalam diri kita.

Pekerjaan Roh Kudus ini kadang-kadang disebut "quickening"

(pembangkitan kembali/pekerjaan menghidupkan kembali). Kata ini

hampir tidak pernah kita dengar dalam percakapan sehari-hari. Istilah ini

secara eksklusif dipakai untuk melukiskan suatu peristiwa yang terjadi

pada waktu kehamilan. "Quickening" menunjuk pada perasaan yang

pertama kali dirasakan oleh seorang wanita, yaitu adanya suatu

kehidupan dari bayi yang ada di dalam kandungannya.

"Quickening" (pembangkitan kembali/hal menghidupkan kembali) di

bagian lain dari Alkitab disebut "regeneration" (kelahiran baru). Istilah

"regeneration" itu sendiri berarti "a generating again" (hal

membangkitkan lagi atau hal menyebabkan terjadi/mulai lagi). "To

generate" berarti menyebabkan terjadi/mulai. Contohnya kitab pertama

dalam Alkitab merupakan tentang permulaan-permulaan yang disebut

"Genesis". kata depan re berarti "lagi". Kata regeneration berarti

memulai lagi sesuatu. Jadi yang kita bicarakan di sini adalah permulaan

yang baru suatu kehidupan, yaitu permulaan kehidupan rohani.

Gambaran mengenai kehidupan ini dikontraskan dengan gambaran

mengenai kematian. Manusia yang telah jatuh ke dalam dosa dilukiskan

sebagai manusia yang telah "mati di dalam dosanya". Untuk membuat

manusia yang telah mati di hadapan Allah ini menjadi hidup di hadapan

Allah, maka Allah harus melakukan sesuatu "terhadap" dan "untuk" dia.

Orang yang telah mati tidak dapat menghidupkan dirinya sendiri. Orang

yang telah mati tidak dapat menciptakan kehidupan rohani di dalam

dirinya sendiri. Paulus dengan sangat jelas menyatakan bahwa hanya

Allah yang dapat menghidupkan kembali manusia itu, dan hanya Allah

Page 358: Bmf 53 teologi reformed

352 |TEOLOGI REFORMED

saja yang dapat membangkitkan/menghidupkan kita dari kematian

rohani.

Manusia yang telah jatuh dalam dosa adalah mati di dalam dosa. Ia

dilukiskan di sini sebagai orang yang "pada dasarnya adalah orang yang

dimurkai." Pola kehidupan orang yang telah jatuh ke dalam dosa adalah

"mengikuti jalan dunia ini." Ketaatannya bukanlah kepada Allah,

melainkan kepada penguasaan kerajaan angkasa. Paulus menandaskan

bahwa ini bukan hanya merupakan kondisi dari orang-orang berdosa

yang paling buruk, melainkan kondisi Paulus sendiri dan saudara-

saudaranya yang seiman sebelum bertobat. ("Sebenarnya dahulu kami

semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa

nafsu daging dan menurut kehendak daging dan pikiran kami yang

jahat...").

Kebanyakan, pandangan presdestinasi dari "Non-Reformed" tidak secara

serius memperhatikan fakta bahwa manusia yang telah jatuh dalam dosa

itu adalah mati secara rohani. Kaum Injili yang lain mengakui bahwa

manusia telah jatuh ke dalam dosa dan kejatuhan manusia itu merupakan

hal yang serius. Mereka bahkan mengakui bahwa dosa merupakan

persoalan yang berakibat radikal. Mereka tidak ragu-ragu untuk

mengemukakan bahwa manusia itu tidak hanya sekedar sakit, tetapi sakit

yang bersifat kekal, sakit sampai mati. Tetapi manusia belum mati.

Manusia masih memiliki nafas kehidupan rohani yang kecil yang

tertinggal di dalam tubuhnya. Manusia masih memiliki sedikit kebenaran

dalam hatinya, sedikit kemampuan moral yang tertinggal dalam

kejatuhannya.

Saya pernah mendengar dua ilustrasi dari seorang hamba Tuhan yang

memohon pertobatan dari para pendengarnya. Ilustrasi pertama adalah

sebuah analogi tentang seseorang yang menderita penyakit yang

mematikan. Orang berdosa sama seperti seseorang yang menderita

penyakit yang mematikan. Ia tidak mampu untuk menyembuhkan dirinya

Page 359: Bmf 53 teologi reformed

353 |TEOLOGI REFORMED

sendiri dari penyakit itu. Ia terbaring di atas tempat tidur dengan keadaan

hampir lumpuh total. Ia tidak dapat sembuh jika Allah tidak memberikan

obat yang dapat menyembuhkannya. Orang itu sedemikian buruk

kondisinya sehingga ia tidak mampu mengulurkan tangannya untuk

menerima obat itu. Oleh karena itu, Allah bukan hanya menawarkan obat

itu tetapi Allah harus meletakkan obat itu pada sebuah sendok dan

kemudian menyodorkan pada mulut orang itu. Kalau Allah tidak

melakukan hal itu, maka orang itu pasti meninggal. Tetapi walaupun Allah

telah melakukan 99% dari apa yang harus diperbuat-Nya, orang itu masih

tetap harus melakukan yang 1%lagi. Ia harus membuka mulutnya untuk

memakan obat itu. Ini adalah saatnya bagi kehendak bebas untuk

berperan, di mana keputusan yang diambil oleh orang itu akan

menentukan apakah dia akan ke surga atau ke neraka. Orang yang

membuka mulutnya untuk menerima pemberian obat itu akan

diselamatkan. Sebaliknya, orang yang tetap mengatupkan mulutnya akan

binasa.

Analogi ini hampir saja dengan benar menafsirkan pengajaran Alkitab dan

pengajaran Paulus tentang anugerah kelahiran baru. Tetapi analogi

tersebut tidak sepenuhnya tepat. Alkitab tidak membicarakan orang

berdosa yang menderita sakit yang mematikan. Menurut Paulus, orang

berdosa telah mati. Tidak ada sedikitpun kehidupan rohani yang teringgal

di dalam dirinya. Jikalau orang berdosa mau dijadikan hidup, Allah harus

berbuat lebih banyak dari pada sekedar memberikan obat baginya. Orang

mati tidak akan membuka mulutnya untuk menerima apapun yang

disodorkan. Rahang mereka sudah terkunci dalam kematian itu. Orang

berdosa harus dibangkitkan dari kematiannya itu. Orang berdosa harus

dibangkitkan dari kematian. Orang berdosa harus menjadi ciptaan baru

yang diciptakan oleh Kristus dan dilahirkan kembali oleh Roh Kudus.

Ilustrasi kedua berikut ini merupakan ilustrasi yang juga sangat terkenal

dalam usaha penginjilan. Dalam ilustrasi yang kedua ini, manusia yang

telah jatuh ke dalam dosa digambarkan sebagai seseorang yang sedang

Page 360: Bmf 53 teologi reformed

354 |TEOLOGI REFORMED

tenggelam dan tidak dapat berenang. Orang ini telah timbul tenggelam

cukup lama di dalam air. Jikalau ia terbenam ke dalam air sekali lagi,

maka ia akan mati. Harapan satu-satunya ialah Allah melemparkan alat

penyelamat kepadanya. Allah lalu melemparkan alat penyelamat itu

tepat di sisi jari-jari orang yang akan tenggelam itu. Yang harus dilakukan

orang itu supaya diselamatkan adalah memegang erat penyelamat itu.

Jika ia memegang alat itu, maka Allah akan menariknya ke darat.

Sebaliknya apabila ia menolak alat penyelamat itu, maka ia pasti akan

binasa.

Sekali lagi, dalam ilustrasi ini jelas menunjukkan penekanan yang sama:

ketidakberdayaan manusia tanpa pertolongan Allah. Orang yang

tenggelam itu berada dalam kondisi serius. Ia tidak dapat menyelamatkan

dirinya sendiri. Tetapi, ia masih hidup. Ia masih dapat mengulurkan jari-

jarinya serta memegang erat alat penyelamat itu. Jari-jarinya merupakan

penghubung yang krusial dengan keselamatan dirinya. Nasibnya dalam

kekekalan bergantung kepada apa yang dilakukannya dengan jari-jari

tangannya itu.

Paulus berkata bahwa manusia telah mati. Manusia tidak hanya akan

tenggelam, melainkan ia telah tenggelam di dasar lautan. Oleh karena itu,

tidak ada gunanya melemparkan alat penyelamat kepada seorang yang

sudah tenggelam. Menurut saya, apa yang dimaksudkan oleh Paulus ialah

Allah menyelam ke dalam air serta menarik orang mati itu dari dasar

lautan dan kemudian melakukan tindakan ilahi, yaitu menghembuskan

nafas kepada orang mati itu dan memberikan hidup yang baru

kepadanya.

Adalah penting untuk mengerti bahwa regenerasi itu berhubungan

dengan hidup baru. Regenerasi berarti kelahiran baru atau dilahirkan

kembali. Orang sering kali bingung dalam hal ini. Kelahiran baru yang

disebut dalam Alkitab dikaitkan dengan kehidupan baru yang merupakan

milik kita di dalam Kristus. Sama seperti di dalam ilmu biologi natural

Page 361: Bmf 53 teologi reformed

355 |TEOLOGI REFORMED

bahwa tidak akan ada kehidupan tanpa kelahiran, demikian pula halnya

dalam hal-hal yang supranatural, yaitu tidak akan ada kehidupan baru

tanpa kelahiran baru.

Kelahiran dan kehidupan memang berkaitan erat, tetapi keduanya bukan

hal yang sama. Kelahiran adalah awal dari kehidupan yang baru.

Kelahiran merupakan saat yang menentukan. Kita mengerti hal itu dalam

masalah biologi yang umum. Setiap tahun kita merayakan hari kelahiran

kita. Kita tidak sama dengan ratu dalam cerita Alice in wonderland yang

merayakan semua hari yang bukan hari kelahirannya. Kelahiran adalah

pengalaman satu kali. Hari itu bisa dirayakan tetapi tidak bisa di ulangi. Ini

adalah momen transisi yang menentukan apakah seseorang itu sudah

dilahirkan atau belum.

Demikian pula halnya dengan kelahiran kembali secara rohani. Kelahiran

kembali menghasilkan kehidupan yang baru. Kelahiran kembali itu

merupakan awal dari kehidupan baru tetapi bukan merupakan

keseluruhan dari kehidupan yang baru. Kelahiran baru adalah momen

transisi yang penting dari kematian rohani kepada kehidupan rohani.

Seseorang tidak pernah dilahirkan kembali secara sebagian. Oleh karena

itu, hanya ada satu kemungkinan: orang itu sudah dilahirkan baru atau

belum dilahirkan baru.

Pengajaran Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa regenerasi

merupakan pekerjaan Allah semata-mata. Kita tidak dapat

melahirbarukan diri kita sendiri. Daging tidak dapat menghasilkan roh.

Regenerasi merupakan tindakan penciptaan. Allah yang melakukan

penciptaan itu.

Dalam teologi ada istilah teknis yang dapat membantu kita untuk lebih

mengerti masalah ini, yaitu monergisme, yang berasal dari dua akar kata.

Mono artinya "satu". Monopoli merupakan suatu usaha yang memiliki

pasaran untuk dirinya sendiri. "Monoplane" merupakan pesawat terbang

dengan single-winged (berbaling-baling satu). Erg menunjuk pada satuan

Page 362: Bmf 53 teologi reformed

356 |TEOLOGI REFORMED

usaha. Dari kata itu kita mendapat kata umum yang selalu dipakai yaitu

energi.

Menggabungkan kedua akar kata tersebut, maka kita mendapatkan arti

"one-working" (usaha satu pihak). Ketika kita mengatakan bahwa

regenerasi adalah monergistik, maksud kita adalah bahwa hanya satu

pihak saja yang melakukan pekerjaan itu. Pihak itu adalah Allah Roh

Kudus. Dialah yang melahirbarukan kita. Kita tidak mampu untuk

melakukannya sendiri, atau membantu-Nya untuk melaksanakan tugas

itu.

Seolah-olah kita memperlakukan manusia seperti boneka. Boneka dibuat

dari bahan kayu. Boneka tidak dapat memberikan tanggapan. Boneka itu

lembam, tanpa kehidupan. Boneka itu digerakkan dengan tali-tali dalam

pertunjukan panggung boneka. Tetapi, kita tidak berbicara tentang

boneka. Manusia tidak sama dengan boneka. Kita berbicara tentang

manusia yang merupakan mayat secara rohani. Manusia ini tidak

memiliki hati yang terbuat dari serbuk gergaji, tetapi terbuat dari batu.

Manusia ini tidak digerakkan oleh tali-temali. Secara biologis manusia ini

masih hidup. Manusia ini dapat bergerak dan bertindak. Manusia ini

membuat keputusan-keputusan, tetapi mereka tidak pernah mengambil

keputusan bagi Allah.

Setelah Anda melahirbarukan jiwa manusia, yaitu setelah Allah membuat

kita hidup kembali secara rohani, kita melakukan pemilihan. Kita percaya.

Kita memiliki iman. Kita bersandar kepada Kristus. Perihal kita percaya

kepada Kristus itu tidak diputuskan oleh Allah. Allah tidak memutuskan

hal percaya itu bagi kita. Tetapi, kita sendirilah yang memutuskan untuk

percaya kepada Kristus setelah kita dilahirbarukan oleh Allah. Jadi, iman

itu tidak bersifat monergistic (one-working atau usaha satu pihak) seperti

kelahiran baru.

Sebelumnya, kita telah membahas tentang keadaan yang buruk dari

manusia yang telah jatuh ke dalam dosa dan status dari kehendak

Page 363: Bmf 53 teologi reformed

357 |TEOLOGI REFORMED

manusia itu. Kita menegaskan bahwa walaupun manusia telah jatuh ke

dalam dosa, tetapi ia tetap memiliki kehendak bebas, dalam pengertian

bahwa ia masih dapat melakukan pemilihan/memilih. Masalah manusia

berdosa, yang kita definisikan sebagai ketidakmampuan secara moral,

adalah tidak adanya keinginan untuk memilih Kristus. Manusia itu tidak

mau dan tidak mempunyai inklinasi untuk memilih Kristus. Manusia harus

memiliki keinginan untuk memilih Kristus terlebih dahulu, sebelum ia

dapat memilih Kristus. Oleh karena itu, jika manusia manusia itu tidak

mempunyai keinginan untuk memiliki Kristus, maka ia tidak akan pernah

bersedia menerima Kristus.

Dalam kelahiran baru, Allah mengubah hati kita. Allah memberikan

kepada kita karakter yang baru dan kecenderungan yang baru. Ia

menanamkan keinginan terhadap Kristus di dalam hati kita. Kita tidak

akan pernah percaya kepada Kristus untuk memperoleh keselamatan jika

kita tidak terlebih dahulu memiliki keinginan akan Kristus. Itulah

sebabnya kami mengatakan bahwa regenerasi mengawali atau

mendahului iman. Tanpa kelahiran baru, kita tidak memiliki keinginan

akan Kristus, kita tidak memilki keinginan akan Kristus. Tanpa keinginan

akan Kristus, kita tidak akan pernah memilih Kristus. Karena itu, kita

menyimpulkan bahwa sebelum seseorang akan percaya, dan sebelum

seseorang akan percaya, dan sebelum seseorang dapat percaya, Allah

terlebih dahulu harus mengubah karakter hati orang tersebut.

Tindakan Allah untuk melahirbarukan kita adalah merupakan tindakan

anugerah. Mari kita lihat kembali Efesus 2:4-5.

"Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang

besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita, telah menghidupkan kita..."

Ada sebuah cindera mata pada meja tulis saya yang disulam oleh seorang

wanita di sebuah gereja yang pernah saya layani. Pada cindera mata yang

sederhana itu tertulis satu kata saja yakni "Tetapi". Ketika Paulus

berbicara mengenai keadaan kerohanian manusia yang telah jatuh ke

Page 364: Bmf 53 teologi reformed

358 |TEOLOGI REFORMED

dalam dosa, pembicaraan itu cukup membuat kita putus asa. Akhirnya

sampai kepada kata penting yang membuat kita bisa bernafas lega.

"Tetapi". Tanpa kata "tetapi" ini, maka kita diperhadapkan pada

kebinasaan. Kata "tetapi" ini menunjuk pada esensi dari kabar baik itu.

Paulus berkata, "Tetapi Allah, yang kaya dengan rahmat..." Perhatikan

bahwa ia tidak berkata, "Tetapi manusia, yang kaya dengan rahmat."

Hanya Allah saja yang membuat kita hidup. Kapankah Ia melakukan hal

itu? Paulus tidak membiarkan kita untuk menebak. Ia berkata, "...ketika

kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita." Ini adalah anugerah yang

sangat ajaib, karena diberikan kepada kita ketika kita berada dalam

kematian rohani.

Paulus menyimpulkan bahwa hal itu semata-mata merupakan anugerah

dan bukan hasil usaha manusia. Sebagaimana yang ia nyatakan dalam

kesimpulan berikut, "Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh

iman, itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah." Ayat ini harus

menjadi meterai bagi masalah ini untuk selama-lamanya. Iman yang

menyelamatkan kita merupakan pemberian. Ketika rasul Paulus

mengatakan bahwa itu bukan keluar dari diri kita, ia tidak bermaksud

bahwa iman itu bukan iman kita. Sekali lagi, Allah tidak membuat

kepercayaan itu untuk kita. Iman merupakan iman kita sendiri, tetapi

iman itu tidak berasal dari kita. Iman itu diberikan kepada kita.

Pemberian itu bukan merupakan hasil usaha kita atau diberikan oleh

karena kita layak menerimanya, tetapi merupakan pemberian yang

berdasarkan anugerah semata-mata.

Sepanjang "Reformed" Protestan, ada tiga slogan yang menjadi sangat

terkenal. Slogan itu dinyatakan dalam bahasa latin: Sola fide, Sola gratia,

dan Solo deo gloria. Ketiga slogan ini saling berkaitan erat satu dengan

yang lain. Ketiga slogan itu tidak boleh dipisahkan satu dengan yang lain.

Slogan itu berarti: Hanya dengan iman, Hanya dengan anugerah, dan

Kemuliaan hanya bagi Allah saja.

Page 365: Bmf 53 teologi reformed

359 |TEOLOGI REFORMED

ANUGERAH YANG TIDAK DAPAT DITOLAK (IRRESSISTIBLE GRACE)

Kebanyakan orang Kristen setuju bahwa pekerjaan Allah dalam

regenerasi merupakan anugerah. Titik permasalahan yang telah

membuat kita menjadi kelompok-kelompok adalah persoalan tentang

apakah anugerah ini dapat ditolak atau tidak dapat ditolak. Apakah

mungkin jika seseorang menerima anugerah kelahiran baru tetapi di

dalam diri orang itu tetap tidak timbul iman kepada Kristus?

Kaum Calvinis akan menjawab dengan tegas : "Tidak!" Tetapi bukan

dalam pengertian bahwa anugerah keselamatan Allah itu secara harfiah

tidak bisa ditolak. Sekali lagi kita terbentur pada singkatan TULIP. Kita

telah merubah singkatan TULIP menjadi RULIP dan sekarang kita akan

mengubahnya lagi menjadi RULEP.

Istilah Irresitible grace dapat menyelewengkan arti yang sebenarnya.

Kaum Calvinis percaya bahwa manusia dapat menolak dan benar-benar

menolak anugerah Allah. Pertanyaannya adalah, "Apakah anugerah

regenerasi dapat gagal untuk menyelesaikan tujuannya?" Patut diingat

bahwa manusia yang mati secara rohani adalah masih hidup secara

biologis. Mereka masih memiliki kehendak untuk berpaling dari Allah.

Mereka akan berusaha sekuat tenaga untuk menolak anugerah Allah.

Sejarah Israel merupakan sejarah kekerasan hati manusia dan sejarah

ketegartengkukan manusia yang berulang kali menolak anugerah Allah.

Anugerah Allah dapat ditolak dalam pengertian bahwa kita dapat

menolaknya dan memang pada dasarnya kita menolaknya. Anugerah

Allah tidak dapat ditolak dalam pengertian bahwa anugerah Allah pasti

mencapai tujuannya. Anugerah Allah telah menjadikan kerinduan Allah

menjadi kenyataan. Oleh karena itu, saya lebih suka memakai istilah

effectual grace, atau anugerah yang efektif.

Kita sedang berbicara mengenai anugerah kelahiran baru. Pada waktu

kelahiran baru, Allah menciptakan keinginan terhadap Diri-Nya Sendiri di

Page 366: Bmf 53 teologi reformed

360 |TEOLOGI REFORMED

dalam diri manusia. Dan pada saat keinginan itu ditanamkan dalam diri

kita, kita tetap akan bertindak sebagaimana biasanya, yakni kita

membuat pilihan/memilih berdasarkan motivasi yang terkuat pada waktu

itu. Jadi, apabila Allah memberikan kepada kita keinginan terhadap

Kristus, maka kita akan bertindak berdasarkan keinginan itu. Kita pasti

akan memilih objek dari keinginan yang ada di dalam diri kita itu, yaitu

kita akan memilih Kristus. Pada saat Allah menghidupkan kita secara

rohani, maka kita menjadi hidup secara rohani. Allah tidak sekedar

menciptakan suatu kemungkinan untuk menjadi hidup secara rohani.

Allah sungguh-sungguh menciptakan kehidupan secara rohani di dalam

diri kita. Pada saat Allah berfirman, maka terciptalah segala sesuatu yang

Ia Firmankan.

Kita berbicara mengenai "panggilan internal dari Allah." Panggilan

internal dari Allah memiliki kuasa dan keefektifan yang sama dengan

penggilan-Nya ketika ia menciptakan dunia ini. Allah tidak mengundang

dunia untuk menjadi ada. Dengan mandat Ilahi-Nya Allah berfirman,

"Jadilah terang!" maka jadilah terang itu, dan tidak dapat terjadi sesuatu

yang berbeda dengan apa yang difirmankan oleh Allah. Terang itu harus

mulai bersinar seketika itu juga.

Apakah Lazarus dapat tinggal dalam kuburan pada waktu Yesus

memanggilnya keluar? Yesus berseru, "Lazarus marilah ke luar!" Lazarus

segera keluar dari kuburan itu. Ketika Allah melakukan tindakan

menciptakan, Allah menggunakan kuasa yang hanya dimiliki oleh Allah

sendiri. Hanya Allah yang memiliki kuasa untuk menjadikan sesuatu dari

yang tidak ada, dan menjadikan kehidupan dari kematian.

Sampai pada pernyataan ini, kita menemukan lebih banyak kebingungan

lagi. Saya teringat akan pelajaran pertama yang pernah saya dengar dari

John Gerstner, yaitu berkenaan dengan topik predestinasi. Pada waktu

pelajaran diberikan, Dr. Gerstner diinterupsi oleh seorang murid yang

mengangkat tangannya. Gerstner kemudian memberikan kesempatan

Page 367: Bmf 53 teologi reformed

361 |TEOLOGI REFORMED

kepada murid itu. Murid itu bertanya, "Dr. Gerstner, apakah saya dapat

berasumsi bahwa Bapak adalah seorang Calvinis?" Gerstner menjawab,

"Ya!" dan ia melanjutkan lagi pelajarannya. Beberapa menit kemudian

Gerstner berbalik bertanya kepada muridnya, "Apakah definisimu

tentang seorang Calvinis?"

Murid itu menjawab, "Seorang Calvinis adalah orang yang percaya bahwa

Allah memaksa sejumlah orang untuk memilih Kristus dan menghalangi

yang lain untuk dapat memilih Kristus." Gerstner sangat terkejut. Ia

berkata, "Jikalau itu merupakan definisi seorang Calvinis, maka saya pasti

bukan termasuk seorang Calvinis."

Pengertian yang salah akan anugerah yang tidak dapat ditolak telah

tersebar luas. Pada suatu waktu saya pernah mendengar seorang rektor

dari sebuah Seminari Presbiterian menyatakan, "Saya bukan seorang

Calvinis, karena saya tidak percaya bahwa Allah memaksa sejumlah orang

untuk masuk ke dalam Kerajaan Surga, padahal sebenarnya orang-orang

tersebut menolak mati-matian akan kehendak Allah ini. Dan pada saat

yang sama, Allah mengesampingkan orang-orang yang mati-matian ingin

masuk ke dalam Kerajaan Surga."

Saya menjadi tercengang mendengar perkataan ini. Saya tidak mengira

bahwa seorang rektor seminari Presbiterian dapat memiliki pandangan

yang begitu menyimpang dan mengajarkan teologi itu pada gerejanya. Ia

sedang menunjukkan gambaran dirinya yang sangat menyimpang dari

Calvinisme yang sebenarnya.

Calvinisme tidak pernah mengajarkan bahwa Allah memaksa sejumlah

orang yang mati-matian tidak mau untuk masuk ke dalam Kerajaan Surga,

dan mengesampingkan orang-orang yang sangat ingin masuk ke sana.

Perlu diingat bahwa butir yang paling utama dari doktrin predestinasi

"Reformed" adalah terletak pada pengajaran Alkitab tentang kematian

rohani manusia. Manusia secara natural tidak menginginkan Kristus.

Manusia baru dapat menginginkan Kristus jika Allah menanamkan

Page 368: Bmf 53 teologi reformed

362 |TEOLOGI REFORMED

keinginan terhadap Kristus di dalam hatinya. Pada waktu kerinduan itu

telah ditanamkan di dalam dirinya, maka manusia yang datang pada

Kristus itu tidak akan datang sambil berteriak-teriak oleh karena dipaksa

untuk melakukan sesuatu yang melawan kehendaknya sendiri. Mereka

datang karena mereka ingin datang. Mereka sekarang menginginkan

Kristus. Mereka segera berlari kepada Sang Juru selamat. Anugerah yang

tidak dapat ditolak adalah kelahiran baru yang menghidupkan seseorang

ke dalam kehidupan rohani sedemikian rupa, sehingga dapat melihat sifat

baik Yesus yang tidak dapat mereka tolak. Yesus menjadi Pribadi yang

tidak dapat ditolak oleh orang-orang yang telah dihidupkan keinginannya

pada hal-hal yang berhubungan dengan Allah. Setiap jiwa yang hatinya

berdegup dengan kehidupan di dalam Allah, maka orang itu akan selalu

rindu kepada Kristus yang hidup. Semua yang Bapa berikan kepada

Kristus akan datang kepada Kristus (Yoh. 6:37).

Istilah "Anugerah yang Efektif" dapat menghindarkan kita dari

kebingungan. Anugerah yang Efektif merupakan anugerah yang secara

efektif mewujudkan apa yang Allah inginkan.

Apakah perbedaan pandangan ini dengan pandangan regenerasi dari

"Non-Reformed"? Alternatif lain yang sangat populer adalah pandangan

Prevenient Grace.

PREVENIENT GRACE

Prevenient Grace adalah anugerah yang datang sebelum/mendahului

sesuatu. Secara umum didefinisikan sebagai suatu pekerjaan yang Allah

lakukan bagi setiap orang. Allah memberikan kepada semua orang

anugerah yang cukup sehingga setiap orang dimungkinkan untuk dapat

memberikan tanggapan yang benar kepada Yesus. Dengan kata lain,

anugerah Allah cukup untuk memungkinkan seseorang dapat memilih

Kristus. Orang-orang yang bersedia untuk bekerja sama dengan Allah dan

mau menerima anugerah Allah ini adalah "orang-orang pilihan." Mereka

Page 369: Bmf 53 teologi reformed

363 |TEOLOGI REFORMED

yang menolak untuk bekerja sama dengan anugerah Allah ini adalah

orang-orang yang terhilang."

Keunggulan dari pandangan ini adalah mengakui bahwa kondisi rohani

menusia yang telah jatuh ke dalam dosa adalah sangat parah sehingga

anugerah Allah dibutuhkan untuk menyelamatkannya. Kelemahan

pandangan ini dapat dilihat dari dua segi. Pertama, jikalau prevenient

grace ini hanya sekedar merupakan terobosan secara eksternal bagi

manusia, maka keadaannya sama dengan analogi obat dari tali

penyelamat yang sudah dibahas sebelumnya. Apakah manfaat prevenient

grace jika diberikan dari luar kepada ciptaan yang mati secara rohani?

Pada segi lain, jikalau "prevenient grace" menunjuk pada sesuatu yang

Allah perbuat di dalam hati manusia yang telah jatuh ke dalam dosa,

maka pertanyaan kita adalah: "Mengapa anugerah Allah ini tidak selalu

efektif?" Mengapa ada manusia yang memutuskan untuk bekerja sama

dengan "prevenient grace", dan ada manusia yang tidak mau? Bukankah

setiap orang mendapatkan porsi "prevenient grace" yang sama?

Cobalah memikirkan hal ini, bagaimana kalau saudara sendiri yang

mengalami secara pribadi. Saudara sebagai orang Kristen tentu dapat

melihat orang-orang di sekitar Saudara yang bukan Kristen. Apakah yang

membuat Saudara memilih Kristus? Mengapa Saudara berkata, "ya"

kepada "prevenient grace" sedangkan mereka mengatakan "tidak"?

Apakah karena saudara lebih benar daripada mereka? Apabila demikian,

maka itu berarti Saudara memiliki sesuatu yang dapat dibanggakan.

Apakah kebenaran Saudara itu merupakan hal yang dicapai oleh usaha

Saudara sendiri, atau kebenaran itu merupakan hasil pemberian Allah?

Apabila kebenaran itu merupakan hasil usaha Saudara sendiri, maka pada

dasarnya keselamatan Saudara bergantung kepada kebenaran Saudara

sendiri. Apabila kebenaran itu merupakan pemberian Allah, lalu mengapa

Allah tidak memberikan hal yang sama kepada setiap orang?

Page 370: Bmf 53 teologi reformed

364 |TEOLOGI REFORMED

Mungkin bukan karena Saudara lebih benar dari pada orang lain.

Mungkin karena Saudara lebih pandai dari mereka. Mengapa Saudara

dapat lebih pandai? Apakah karena Saudara belajar lebih banyak (yang

artinya sama dengan Saudara lebih benar dari orang lain)? Atau Saudara

lebih pandai oleh karena Allah mengaruniakan kepandaian kepada

Saudara yang Allah tidak berikan kepada orang lain?

Yang pasti, kebanyakan orang Kristen yang menganut pandangan

"prevenient grace" ini menjadi kecil nyalinya menghadapi jawaban-

jawaban seperti di atas. Mereka melihat kecongkakan terselubung di

dalam jawaban itu. Walaupun biasanya mereka akan menjawab, "Tidak,

saya memilih Kristus karena saya menyadari kebutuhan saya yang sangat

serius akan Dia."

Ungkapan tersebut tentu saja nampaknya lebih rendah hati. Tetapi saya

harus mengajukan pertanyaan lain. Mengapa Saudara dapat menyadari

kebutuhan yang sangat serius akan Kristus sementara sesama Saudara

tidak demikian? Apakah karena Saudara lebih benar dari sesama Saudara,

atau lebih pandai dari mereka?

Pertanyaan utama bagi pendukung pandangan "prevenient grace"

adalah: Mengapa ada orang yang bekerja sama dengan anugerah Allah

dan ada orang yang tidak? Jawaban kita terhadap pertanyaan ini akan

menyatakan kepercayaan atas keselamatan: keselamatan macam apa

yang kita dapatkan.

Pertanyaan berikutnya adalah: "Apakah Alkitab mengajarkan doktrin

"prevenient grace" kepada kita? Apabila "ya", di mana?

Kita menyimpulkan bahwa keselamatan kita adalah dari Tuhan. Dialah

yang melahirbarukan kita. Orang yang telah dilahirbarukan pasti akan

datang kepada Kristus. Jika tidak ada regenerasi maka tak seorang pun

akan pernah datang kepada Kristus. Jika kita mengalami regenerasi, maka

tidak ada seorang pun yang akan pernah menolak Dia. Anugerah

Page 371: Bmf 53 teologi reformed

365 |TEOLOGI REFORMED

keselamatan Allah itu mengefektifkan apa yang akan Allah kehendaki atas

diri seseorang, sehingga apa yang Allah kehendaki itu terlaksana dengan

efektif.

RINGKASAN PASAL LIMA:

Keselamatan kita terjadi berdasarkan inisiatif Allah. Allah Roh Kudus yang

membebaskan manusia dari belenggu dosa. Allah Roh Kudus yang telah

meniupkan nafas kehidupan rohani ke dalam diri kita dan

membangkitkan kita dari kematian rohani.

Kondisi kita sebelum dibangkitkan adalah mati secara rohani. Kematian

secara rohani ini lebih parah dari pada penyakit yang mematikan. Tidak

ada kehidupan rohani sedikitpun di dalam diri kita jika Allah sendiri tidak

menghidupkannya.

Jika tidak ada kelahiran baru, maka tak seorang pun akan datang kepada

Kristus. Semua orang yang telah dilahirkan baru pasti datang kepada

kepada Kristus. Orang yang mati terhadap hal-hal yang berhubungan

dengan Allah akan tetap mati terhadap Allah jika Allah tidak

menghidupkannya kembali. Orang yang dibangkitkan oleh Allah akan

hidup di hadapan Allah. Keselamatan adalah berasal dari Tuhan.

Sumber:

Sumber diambil dari:

(Bag. 1)

Judul Buku

Judul

Artikel

Penulis

Penerbit

Halaman

:

:

:

:

:

Kaum Pilihan Allah

Kematian Rohani dan Kehidupan Rohani: Kelahiran Baru

dan Iman

R.C. Sproul

SAAT Malang, 1998

93-104

Page 372: Bmf 53 teologi reformed

366 |TEOLOGI REFORMED

(Bag. 2)

Judul Buku

Judul

Artikel

Penulis

Penerbit

Halaman

:

:

:

:

:

Kaum Pilihan Allah

Kematian Rohani dan Kehidupan Rohani: Kelahiran Baru

dan Iman

R.C. Sproul

SAAT Malang, 1998

104-119

Presuposisi Teologi Editorial:

Artikel Terkait

Bagaimana Theolog Reformed Bertheologi pada Masa Kini

(I)

Kemuliaan Bagi Allah

Anatomi Kepercayaan Dan Iman: Sebuah Refleksi Teologis

Dan Pastoral (1)

Dilahirkan Untuk Menderita

Bagaimana Theolog Reformed Bertheologi pada Masa Kini

(II)

Bukan Damai, Melainkan Pedang

Anatomi Kepercayaan Dan Iman: Sebuah Refleksi Teologis

Dan Pastoral (2)

Penulis:

Page 373: Bmf 53 teologi reformed

367 |TEOLOGI REFORMED

Sutjipto Subeno

Edisi:

035/I/2003

Isi:

LATAR BELAKANG

Di dalam kita menggumulkan suatu permasalahan yang dilontarkan

seringkali saya mendapat kesan terjadi perdebatan yang serius

dikarenakan bukan di dalam permasalahan itu sendiri, tetapi di dalam

pola berpikir yang melandasi permasalahan. Inilah yang seringkali dikenal

sebagai Problema Presuposisi (atau kemudian dikenal sebagai Pra-asumsi

atau yang oleh Thomas Kuhn disebut sebagai Paradigma). Pada intinya,

setiap argumentasi yang kita keluarkan, di belakangnya pasti ada satu set

pola pikir yang melandasinya, entah ia sadari atau tidak sadari,

terstruktur atau acak-acakan, integratif atau kontradiktif.

PROBLEMATIKA PRESUPOSISI

Jika kita menyadari hal ini, tentulah kita segera sadar bahwa akar

permasalahan perdebatan kita disebabkan karena tidak adanya dasar

pijak yang sama, dan lebih parah lagi, setiap kita (entah sadar atau tidak)

tentunya memegang mati dasar pijak tersebut sebagai kebenaran mutlak

yang tidak boleh salah. Hal ini dapat dimengerti, karena kalau ia sendiri

belum yakin dasar pijaknya sebagai sesuatu yang mutlak benar, tentu ia

tidak akan berargumentasi dengan orang lain. Paling jauh ia hanya berani

bertanya atau memberi pertimbangan, tetapi tidak berargumentasi,

apalagi berdebat. Ketika seseorang sudah berani berdebat, tentulah ia

beranggapan dasar pijaknya mutlak benar.

Namun, masalahnya, apakah pasti benar dasar pijak yang dimutlakkan

tersebut. Di sini terdapat problematika yang serius. Dengan orang bukan

Page 374: Bmf 53 teologi reformed

368 |TEOLOGI REFORMED

Kristen, pergunjingan ini bisa menimbulkan masalah besar, karena

seringkali manusia tidak suka kalau dasar pijaknya mulai dipertanyakan

(tentu dengan alasan tertentu, yang akan saya kemukakan kemudian),

sehingga lebih menimbulkan amarah ketimbang penyelesaian. Tetapi,

bagaimana di kalangan Kekristenan sendiri?

Di tengah Kekristenan, presuposisi ini bukannya tidak menjadi masalah.

Tetapi seringkali di tengah era Post-Modernisme yang serba relatif dan

dekonstruktif, maka manusia cenderung menolak adanya presuposisi ini,

sekalipun penolakan presuposisi sebenarnya merupakan satu presuposisi

juga (bahkan filsafat dasar bagi orang itu sekaligus merupakan

presuposisi bagi pikiran dan hidupnya juga). Jelas perlu disadari dan

diterima bahwa sekalipun sama-sama Kristen, presuposisi setiap orang

Kristen tidaklah sama.

PRESUPOSISI DAN TEOLOGI

Banyak orang Kristen yang beranggapan bahwa presuposisi Kristen

identik dengan teologi yang dipegangnya. Padahal tidaklah demikian.

Presuposisi justru masih berada di belakang teologi (doktrin) yang

dipegangnya. Mengapa seseorang lebih mau menerima teologi A

ketimbang teologi B, disebabkan karena ia sudah mempunyai 'ancang-

ancang' yang baginya lebih 'cocok' dengan teologi A, ketimbang teologi B.

Persoalannya, jarang kita uji, mengapa kita lebih cocok dengan teologi A

ketimbang B, atau lebih tajam lagi, betulkah sikap kita lebih mencocoki

teologi A ketimbang teologi B? Apa dasar pembenaran, sehingga kita bisa

mengatakan bahwa memang menerima dan menyetujui teologi A lebih

bertanggung jawab dan lebih tepat benar ketimbang memegang teologi

B. Dari pengertian ini, jelaslah bahwa presuposisi tidak sama dengan

teologi.

Lebih jauh lagi, hal ini jika dipertajam lagi, menyebabkan seseorang

sekalipun memegang teologi tertentu, kemudian dalam bidang-bidang

Page 375: Bmf 53 teologi reformed

369 |TEOLOGI REFORMED

atau aspek-aspek tertentu bisa tidak menyetujuinya, lalu berpindah ke

tempat lain. Terkadang hal ini membuat konsep dan pengertian

teologinya tidak terintegrasi lagi, alias saling berkontradiksi, karena ia

sudah punya presuposisi yang mau dipasangnya.

Yang lebih membahayakan lagi, jika orang itu kemudian menggunakan

dalih, yang kelihatannya sangat rohani, tetapi justru menggambarkan

egoisme dan ke-'sok tahu'-annya dengan mengatakan bahwa ia tidak

memegang teologi A atau B atau C, tetapi memegang teologi 'Yang

Alkitabiah.' Di balik perkataan ini, ada presuposisi pribadi yang

mengatakan bahwa semua teologi yang sekarang ada adalah teologi yang

tidak atau kurang Alkitabiah, dan hanya teologi yang ia bangunlah yang

alkitabiah. Kembali lagi, presuposisi ini didasarkan pada apa? Jika setiap

orang melakukan ini, maka akan terjadi Anto-isme, Budi-isme, atau John-

isme dan berbagai 'teologi baru' yang semuanya mengaku Alkitabiah,

padahal justru mungkin paling tidak Alkitabiah. Semangat relativisme

seperti ini merupakan bahaya besar di dalam dunia Kekristenan saat ini,

karena setiap orang akhirnya menjadi bingung dan berdebat tanpa ujung

pangkal, karena seluruh presuposisi yang dipegang setiap orang berbeda

tanpa bisa ditelusur dan dibereskan lagi kebenarannya.

MEMBANGUN PRESUPOSISI YANG BENAR

Sentral pembahasan saya ada disini. Dan harus disadari terlebih dahulu,

bahwa pembangunan presuposisi inipun merupakan satu presuposisi,

sehingga jika ingin mengomentarinya, tentu haruslah juga kita mulai dari

sini. Ada beberapa presuposisi dasar yang perlu dipakai untuk

membangun suatu presuposisi utama dalam kita berteologi.

Kebenaran sejati bersumber dari Allah sendiri Manusia bukanlah sumber

kebenaran, karena manusia sendiri masih mencari kebenaran, dan

manusia sendiri sadar bahwa tingkat pengetahuan kebenarannya tidaklah

absolut (banyak kesalahan yang masih kita lakukan di dalam hidup kita).

Karena itu, jika kita mau mencari kebenaran, haruslah kembali kepada

Page 376: Bmf 53 teologi reformed

370 |TEOLOGI REFORMED

Allah sendiri, yang menjadi sumber kebenaran dan dirinya kebenaran.

Secara inkarnasi, maka di sepanjang sejarah, hanya satu 'manusia' saja

yang berhak mengklaim diri sebagai Kebenaran, yaitu Yesus Kristus

sendiri, Anak Allah yang Tunggal (Yoh 14:6).

Allah mewahyukan kebenaran di dalam Alkitab. Allah menyatakan

kebenaran-Nya kepada manusia melalui firman-Nya, yaitu Alkitab.

Dengan kata lain, Alkitab merupakan satu-satunya sarana untuk manusia

bisa kembali mengerti kebenaran yang paling hakiki. Inilah yang

ditekankan dengan proklamasi: Sola Scriptura (Hanya Alkitab Saja).

Dengan demikian, maka seluruh kebenaran harus berpresuposisi pada

Alkitab. Dengan lebih kritis lagi, bahwa setiap kebenaran yang bisa kita

dapat dan mengerti, jika memang benar, maka ia tidak bisa bertentangan

dengan Alkitab.

Alkitab merupakan satu kebenaran yang utuh dari Allah yang satu.

Karena Allah yang sama mewahyukan seluruh bagian Alkitab, maka

seluruh bagian Alkitab tidak bertentangan satu sama lain. Jika terjadi

pertentangan, maka bukan pengertian Alkitab itu sendiri, tetapi kesulitan

pikiran manusialah yang memang mempertentangkannya. Maka kembali

lagi, presuposisi manusia di dalam menghadapi Alkitab adalah presuposisi

keutuhan, bukan dekonstruktif.

DASAR PRESUPOSISI KRISTEN

Dalam acuan ini, Cornelius Van Til (18 -1987), seorang teolog dan filsuf

abad ini telah dengan sedemikian serius menggumulkan permasalahan

ini. Van Til melihat bahwa di dalam berpikir, yang mendasari seluruh

konsep teologis dan praktis kehidupan seseorang, hanya ada dua

presuposisi dasar yang sangat menentukan, yaitu: (1) Kedaulatan Allah

atau (2) Otonomi manusia.

Kedaulatan Allah dengan presuposisi ini, manusia akan mengacu dan

melihat segala sesuatu dari aspek kedaulatan Allah. Allah dipandang

Page 377: Bmf 53 teologi reformed

371 |TEOLOGI REFORMED

sebagai Sumber segala sesuatu, Dasar dan Tujuan segala sesuatu (Rom

11:36). Inilah dasar yang benar bagi seluruh pemikiran manusia, apalagi

orang Kristen. Kita percaya bahwa Allah adalah Pencipta, Penopang dan

Penyempurna seluruh alam semesta, termasuk manusia. Hanya percaya

pada kedaulatan Allah, manusia bisa mendapatkan arah dan patokan

dasar berpikirnya secara benar.

Otonomi Manusia Gejala ini muncul ketika manusia jatuh ke dalam dosa.

Manusia berusaha mencari kebenarannya sendiri di mulai dengan

meragukan kebenaran dan kedaulatan Allah di taman Eden (Kej 3:6 dst.).

Ciri ini merupakan ciri manusia berdosa di sepanjang sejarah zaman.

Ketika manusia mulai berpikir menurut pikirannya sendiri, ada beberapa

hal yang pasti akan terjadi:

Non-proportional thinking.

Manusia jadi tidak lagi bisa berpikir proporsional secara tepat. Karena

titik acuannya tidak tepat, maka Martin Luther memisalkan keadaan

seperti ini bagaikan roda yang as-nya tidak tepat di tengah. Manusia tidak

lagi memiliki acuan yang tepat untuk berpikir, sehingga pemikirannya

pasti tidak mungkin berdiri tegak dalam kebenaran yang asasi.

Inconsistency

Manusia tercemar oleh prinsip dosa, yaitu inkonsistensi. Manusia tidak

dapat lagi konsisten secara murni di dalam cara berpikirnya. Akibatnya,

manusia hidup terus dalam konflik (entah disadari atau tidak disadari).

Dengan kembali kepada presuposisi yang benar, barulah kita bisa

membangun seluruh teologi kita secara benar. Dan berdasarkan teologi

yang benar, pembentukan konsep berpikir kita juga akan menjadi beres.

Tanpa presuposisi yang tepat, maka teologi kita akan diwarnai oleh

presuposisi yang tidak tepat, dan akibatnya hidup kitapun akan bercorak

dosa. Inilah bahaya kesalahan presuposisi yang seringkali tidak disadari

oleh orang Kristen.

Page 378: Bmf 53 teologi reformed

372 |TEOLOGI REFORMED

PENUTUP

Sebagai penutup, saya ingin memberikan satu contoh kongkrit yang

merupakan problematika presuposisi di tengah Kekristenan. Ketika

seseorang berpresuposisi dasar 'otonomi manusia', yang berarti manusia

menegakkan sendiri apa yang ia anggap benar, maka ia terlebih dahulu

sudah menetapkan bahwa dirinya menjadi pusat segala sesuatu (bukan

Allah dan kedaulatan-Nya). Dari sini, pasti ia akan memulai segala

pemikiran yang akan memuaskan kepentingan dirinya. Itu kemudian

tercermin di dalam ia berteologi. Teologi menjadi 'conveyor' (pembawa)

pemuasan kepentingannya itu. Maka, karena ia menganggap bahwa

hidup ini perlu mendapatkan kepuasan dan kenikmatan, perlu ditunjang

dengan pemuasan keinginan duniawi, maka ia akan memperlakukan dan

membentuk teologi yang sesuai dengan itu. Dari sini tercermin beberapa

implikasi, seperti:

Saya senang lho ke gereja anu, karena di situ saya bisa melepas stress

saya, bisa bersukacita, atau

Wah, kalau jadi Kristen ya musti kaya, karena Tuhan ingin kita kaya, nggak

mau kita miskin. (Apa iya..?) atau

Kalau saya disembuhkan dari penyakit saya, atau saya bisa sukses bisnis,

atau saya bisa dapat pacar yang cantik, ya saya mau jadi Kristen, bahkan,

Kristen memberikan keselamatan buat saya, tetapi cukup sampai sekian,

kalau saya disuruh berkorban, ya saya keberatan, karena itu tidak cocok

dengan semangat cinta kasih Kristen (Apa iya...?), atau

Jadi Kristen jangan fanatik-fanatik, nanti rugi, apalagi kita nggak diberi

makan oleh gereja, dll.

Saya rasa daftar di atas ini bisa diperpanjang tanpa batas, sejauh teologi

dibangun berdasarkan Otonomi Manusia. Alkitab meminta kita untuk

bertobat, menanggalkan segala pikiran dosa, menjauhkan diri dari nafsu

Page 379: Bmf 53 teologi reformed

373 |TEOLOGI REFORMED

daging dan keinginan daging yang mematikan dan kembali taat kepada

kedaulatan Allah (Gal 5: 16 dst.).

Persoalannya, apakah di dunia modern ini, semua orang Kristen,

termasuk para hamba Tuhan, menyadari kesalahan-kesalahan seperti ini?

Apakah implikasi yang dihasilkan oleh gereja-gereja Kristen saat ini?

Sudahkah betul-betul menghasilkan orang-orang Kristen yang bergumul

terus semakin mendalam di dalam firman Tuhan, semakin mengerti

kebenaran dan mengaplikasikan kebenaran? Ataukah kita hanya

menghasilkan orang-orang yang ahli berdebat dan menggunakan

argumentasi duniawi untuk menjadi acuan dasar atau presuposisi kita?

Biarlah perenungan ini bisa menjadi berkat bagi kita semua.

Soli Deo Gloria

Sumber:

Sumber diambil dari:

Judul Buku : -

Judul Artikel : -

Penulis : -

Penerjemah : -

Penerbit : website GRII Sby-Andhika, http:/www.griis.org

Halaman : -

Page 380: Bmf 53 teologi reformed

374 |TEOLOGI REFORMED

Spiritualitas Injili: Suatu Tinjauan Ulang Editorial:

Artikel Terkait

Bagaimana Theolog Reformed Bertheologi pada Masa Kini

(II)

Bukan Damai, Melainkan Pedang

Anatomi Kepercayaan Dan Iman: Sebuah Refleksi Teologis

Dan Pastoral (2)

Budaya dan Alkitab (1)

Roh Kudus dan Doa

Penderitaan Sang Juruselamat

Esensi dan Relevansi Teologi Reformasi

Penulis:

Stanley J. Grenz

Edisi:

037/III/2003

Isi:

Lane Dennis mengatakan bahwa ciri khas Kaum Injili adalah

penekanannya pada keselamatan yang dialami secara pribadi-komitmen

kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat saya (pribadi). Kehebatan

gerakan ini adalah mempersatukan pengalaman religius dengan bahasa

teologis yang sama. Pengertian tentang natur Injili ini menunjukkan

perubahan mendasar dari kesadaran Kaum Injili. Perubahan identitas

Page 381: Bmf 53 teologi reformed

375 |TEOLOGI REFORMED

yang berdasar pada pengakuan iman menuju kepada identitas yang

berdasarkan spiritualitas.

William W. Wells menyatakan tiga karekteristik unik Gerakan Injil ini:

orang Kristen Injili mempercayai otoritas Alkitab; menekankan

pengampunan Allah dan hubungan pribadi yang indah dengan Allah

melalui Kristus; dan menekankan perjuangan untuk hidup suci melalui

disiplin rohani. Meskipun Gerakan Neo-Injili tetap berpegang kepada

otoritas Alkitab, namun penekanan sekarang lebih kepada aspek

spiritualitas, yang sebelumnya sering terselubungi oleh dimensi

intelektual atau doktrinal.

Penekanan kepada dimensi spiritualitas sebenarnya sejalan dengan

sejarah Gerakan Injil itu sendiri. Sebelum abad kedua puluh, Puritanisme

dan Pietisme memberikan pengaruh yang signifikan terhadap gerakan

injil ini. Puritanisme membangkitkan suatu bentuk kesalehan hidup

sebagai respon terhadap doktrin pilihan dari Calvinisme. Calvinisme

meletakkan keselamatan manusia dalam konteks pilihan Allah yang

bersifat misteri. Meskipun teologi ini memelihara kedaulatan Allah,

manusia menjadi tidak mempunyai kepastian bahwa dia memiliki status

sebagai orang pilihan atau tidak. Karena itu, tidak ada pengakuan iman

yang sungguh, tidak ada kesetiaan mengikuti sakramen, maupun

serangkaian hidup yang suci, yang dapat menjamin bahwa seseorang

merupakan umat pilihan Allah. Di tengah-tengah ketidakpastian inilah

kaum Puritan menemukan satu tanda umat pilihan: pengalaman rohani

secara pribadi terhadap anugerah keselamatan Allah. Dengan demikian,

kepastian status pilihan menjadi bergantung kepada kemampuan

seseorang menceritakan pengalaman pertobatannya. Lebih lagi,

penekanan kembali kepada hal-hal yang bersifat spiritual ini merupakan

pengaruh dari gerakan Pietis, khususnya keinginan mereka untuk

mereformasi hidup dan bukan mereformasi doktrin.

Page 382: Bmf 53 teologi reformed

376 |TEOLOGI REFORMED

Karena itu, seperti John Wesley katakan, titik temu antara Pietisme dan

Gerakan Injili adalah pada: penggilan hidup baru, buah-buah rohani, dan

suatu hidup yang berbeda dengan kemalasan gereja dan anggota-

anggotanya yang sangat duniawi. Kaum Injili bersifat pietist dalam hal

fokusnya pada dinamika kehadiran Kristus dalam hidup orang percaya.

Hal ini menandai pergeseran dari gerakan sebelumnya yang menekankan

pada aktifitas (doing), kepada hal-hal yang bersifat kontemplasi (being).

Pembahasan lebih lanjut akan difokuskan kepada keunikan spiritualitas

Kaum Injili.

Menuju Pengertian Spiritualitas Injili

Salah satu definisi 'spiritualitas' yang cukup baik diberikan oleh Robert

Webber adalah: "Secara luas, spiritualitas dapat didefinisikan sebagai

hidup yang sesuai dengan hidup Kristus. Hidup yang menyadari bahwa

karya salib Kristus membuat kita menjadi warga negara sorga, dan

sorgalah yang menjadi tujuan hidup kita di dunia. Perjalanan hidup ini

dikerjakan dalam konteks kita sebagai anggota tubuh Kristus. Melalui

ibadah kepada Allah, spiritualitas kita terus- menerus dibentuk. Dan misi

kita di dunia adalah untuk memberitakan visi Kristen melalui perkataan

dan tindakan kita." Karena itu dapat dikatakan bahwa spiritualitas adalah

suatu perjuangan mengejar kesucian di bawah pimpinan Roh Kudus

bersama-sama dengan seluruh orang percaya. Mengejar hidup yang

dihidupi untuk memuliakan Allah, dalam persatuan dengan Kristus dan

hasil dari ketaatan kepada Roh Kudus.

Sesuai dengan ajaran Paulus dalam 1Korintus 2:14-3:3, Kaum Injili sangat

menekankan akan 'pola pikir rohani' yang dikontraskan dengan manusia

duniawi. Dengan menggabungkan salib dan Pentakosta - yaitu

bergantung pada kemenangan Kristus dan kehadiran Roh Kudus - Kaum

Injili menjalani hidup yang disebut oleh Watchman Nee sebagai 'the

normal Christian life', yaitu hidup yang semakin serupa dengan Kristus

yang ditandai dengan ketaatan total kepada kehendak Allah. Dengan

Page 383: Bmf 53 teologi reformed

377 |TEOLOGI REFORMED

demikian Kaum Injili selalu menekankan hidup yang berkemenangan

melalui peperangan melawan kuasa setan, manusia lama, dan dunia. Dan

dengan kuasa Roh Kudus mengalahkan musuh-musuh rohani orang

percaya.

Kita dapat melihat bahwa inti dari spiritualitas Injili adalah suatu usaha

untuk menyeimbangkan dua prinsip yang kelihatan bertentangan, yaitu:

bagian dalam dari manusia (inward) dengan bagian luar (outward), dan

dimensi kesucian personal dengan komunal.

Keseimbangan Antara Inward dan Outward

Spiritualitas Kaum Injili mencoba menyeimbangkan kesucian hati dan

aktifitas pelayanan. Hati orang percaya harus dipenuhi dengan kasih

kepada Yesus Kristus. Komitmen ini lebih dari sekedar pengetahuan

tentang karya Kristus dalam sejarah atau menerima doktrin tentang

Kristus. Tetapi adanya suatu hubungan pribadi yang dekat dengan Yesus

yang bangkit dan hidup. Karena itu, bagian dalam dari manusia (inward)

merupakan fondasi dari spiritualitas. Akibatnya, Kaum Injili lebih tertarik

kepada respon pribadi seseorang kepada Yesus daripada kemampuan

mereka untuk memformulasikan atau menghafalkan pernyataan

doktrinal tentang Yesus.

Kaum Injili juga lebih mementingkan motivasi hati dalam mengikuti

ibadah dan perjamuan kudus daripada sekedar memenuhi kewajiban itu

secara eksternal. Ibadah eksternal tanpa kesadaran internal hanya

merupakan ritual yang mati. Karena itu, Kaum Injili tidak datang ke gereja

demi memenuhi tuntutan ibadah secara eksternal, tetapi karena

dorongah hati untuk memuliakan Allah dan bersekutu bersama umat

percaya. Kita termotivasi dari dalam hati dan bukan dipaksa dari luar

untuk menghadiri ibadah bersama. Sikap seperti ini dinyatakan dengan

suatu pujian dari hati 'I'm so glad I'm a part of the family of God.'

Page 384: Bmf 53 teologi reformed

378 |TEOLOGI REFORMED

Dalam kaitan dengan ini, spiritualitas Injili juga sangat menekankan

pengalaman religius dalam hidup orang percaya. Penekanan ini berasal

dari Gerakan Pietisme yang sangat menekankan teologi lahir baru yang

bersumber pada Injil Yohanes: 'Iman harus menjadi nyata dalam

pengalaman! Iman harus mentransformasi hidup!' Pengalaman lahir baru

merupakan bagian sentral dan titik awal perjalanan hidup orang percaya

bersama Tuhan, yang tidak bisa digantikan oleh apapun. Tetapi kelahiran

baru ini harus diikuti dengan perjalanan spiritual pribadi yang ditandai

dengan pertumbuhan dalam kesucian. Di hadapan Kaum Injili, James

Houston menggambarkan spiritualitas sebagai,

'The outworking...of the grace of God in the soul of man, beginning with

conversion to conclusion in death or Christ's second advent. It is marked

by growth and maturity in a Christlike life.' (Karya anugerah Allah dalam

jiwa manusia, yang dimulai dengan kelahiran baru dan diakhiri dengan

kematian atau kedatangan Kristus ke dua kali. Hal ini ditandai dengan

pertumbuhan dan kedewasaan dalam hidup seperti Kristus.)

Penekanan pada inward, sangat sentral dalam spiritualitas Injili dan akan

membentuk ketegangan kreatif ketika digabungkan dengan bagian luar

(outward) dari hidup Kristen. Spiritualitas memang bersumber pertama-

tama dari dalam hati, tetapi hidup Kristen juga berarti pemuridan. Dan

pemuridan bersifat outward. Faktanya, spiritualitas sejati harus

dinyatakan dalam perbuatan yang kelihatan. Perubahan hati harus

dinyatakan dalam hidup yang nyata. Tetapi perbuatan nyata ini bukan

untuk mendapatkan anugerah Allah, melainkan sebagai wujud dari

kerinduan kita untuk mengikuti jejak kaki Yesus. Natur dari kehidupan

spiritualitas adalah meneladani Yesus (the imitation of Christ). Pemuridan

berarti mengikuti model yang telah dinyatakan dalam hidup Yesus,

karena orang Kristen sejati akan merefleksikan karakter Yesus dalam

hidupnya.

Page 385: Bmf 53 teologi reformed

379 |TEOLOGI REFORMED

Pengertian ini mempengaruhi Kaum Injili dalam memandang sakramen.

Kita menolak pandangan ekstrem dari sakramentalisme maupun

panghapusan sakramen. Di satu sisi, kita menolak memandang sakramen

sebagai suatu alat magis untuk mendapatkan anugerah Allah

(sakramentalisme), tetapi di lain sisi kita juga tidak membuang sakramen.

Kita memandang sakramen (baptisan dan perjamuan kudus) sebagai

suatu ibadah yang sangat penting untuk mengekspresikan secara fisik apa

yang sudah dikerjakan Allah di dalam hati. Sakramen merupakan tanda

yang kasat mata dari anugerah Allah yang tidak kasat mata.

Penekanan Kaum Injili tentang pemuridan sebagai meneladani Kristus

juga mempengaruhi pengertian kita tentang kehidupan gereja. Kita

menekankan mengikuti Kristus sebagai suatu ibadah setiap hari dan

bukan hanya ibadah hari minggu. James Houston menekankan bahwa

kekristenan bukanlah suatu acara khusus, tetapi merupakan gaya hidup

(life style). Sikap seperti ini mengakibatkan motivasi utama untuk

menghadiri ibadah bersama adalah untuk diajar, didorong, dan dikuatkan

untuk memiliki gaya hidup yang berkenan kepada Allah. Poin yang terus-

menerus ditekankan pada ibadah minggu adalah: 'Jika engkau adalah

orang percaya, hidup suci harus menjadi nyata bukan hanya pada hari

Minggu tetapi dari Minggu sampai Sabtu. Apa yang Anda dengar pada

hari Minggu harus diterjemahkan dalam perbuatan sepanjang minggu.

Jika tidak demikian, imanmu hanya merupakan iman hari Minggu.'

Dapat disimpulkan bahwa spiritualitas Injili mencoba menyeimbangkan

dimensi dalam dan dimensi luar dari hidup Kristen. Kita mencoba

menyeimbangkan hati yang hangat oleh kasih kepada Allah dengan hidup

yang mengikuti teladan Yesus. Kita memprioritaskan dimensi dalam

sebagai sumber dari dimensi luar, tetapi kita menganggap dimensi dalam

mati jika tidak menghasilkan ekspresi luar yang seharusnya dalam hidup

pemuridan. Lagu yang sering kita nyanyikan mengekspresikan dengan

baik kedua dimensi ini, 'Trust and obey, for there's no other way, to be

happy in Jesus, but to trust and obey.'

Page 386: Bmf 53 teologi reformed

380 |TEOLOGI REFORMED

Keseimbangan Personal dan Komunal

Kekudusan hidup di antara Kaum Injili biasanya hanya dimengerti secara

individu. 'Membaca Alkitab' berarti membaca secara pribadi; 'berdoa'

berarti berdoa secara pribadi; 'keselamatan' berarti diselamatkan secara

pribadi; 'hidup dalam Kristus' berarti memiliki hubungan pribadi dengan

Kristus. Seperti dikatakan Daniel Stevick: 'Perjalanan Kristen dijalani

sendiri, keselamatan dari Allah ditujukan kepada pribadi. Pertolongan-

Nya selalu dalam konteks pribadi. Perjalanan diisi dengan penyucian

secara pribadi dan tujuannya adalah istana yang dibangun bagi pribadi.'

Dalam pengertian tertentu, karakteristik yang digambarkan ini memang

cukup tepat. Namun, pendekatan Kaum Injili terhadap perjalanan iman

orang percaya secara pribadi tidak pernah dilihat sebagai bagian yang

terisolasi, melainkan selalu dilihat dalam konteks persekutuan orang

percaya. Di sinilah terdapat keseimbangan antara kehidupan personal

dan komunal dari hidup spiritualitas.

Jelas kita mengerti spiritualitas Kristen sebagai sesuatu yang bersifat

individu atau personal. Kelahiran baru dan pertumbuhan iman harus

pertama-tama dialami secara individu. Masing-masing orang percaya

harus bertanggung jawab terhadap spiritualitasnya secara pribadi. Setiap

individu bertanggung jawab untuk hidup suci dan meneladani Kristus.

Penekanan pada tanggung jawab pribadi ini sejalan dengan prinsip

tradisional Protestan tentang keimamatan orang percaya dan terutama

penekanannya mengenai 'kompetensi individu'. Prinsip kompetensi

individu menyatakan bahwa setiap pribadi bertanggung jawab secara

pribadi kepada Allah dan dengan pertolongan Roh Kudus mampu

berespon secara pribadi kepada Allah. Prinsip ini memberikan implikasi

penting bagi spiritualitas. Hal ini berarti bahwa tidak ada seorang pun

yang dapat diperdamaikan dengan Allah oleh orang lain ataupun oleh

gereja. Tidak seorang pun dapat mengklaim dirinya sebagai orang Kristen

berdasarkan iman orangtua, karena melakukan ritual tertentu, lahir

Page 387: Bmf 53 teologi reformed

381 |TEOLOGI REFORMED

dalam negara tertentu. Kaum Injili biasanya mengatakan: 'Allah hanya

mempunyai anak-anak, tetapi tidak mempunyai cucu.' Karena itu para

penginjil selalu menekankan: 'Keputusan untuk menerima Kristus atau

menolak-Nya ada padamu; tidak ada seorang pun yang dapat

menjawabnya bagimu.' Penekanan ini sangat jelas pada lagu yang begitu

terkenal: 'Lemah, lembut, Tuhan Yesus memanggil,. Memanggil saya dan

kau ...pulang, pulang, kau yang berlelah pulang.'

Karena spiritualitas adalah persoalan pribadi, Kaum Injili sangat

menekankan disipllin rohani sebagai sarana untuk pertumbuhan rohani.

Disiplin dalam membaca Alkitab setiap hari dengan apa yang disebut

sebagai 'saat teduh'; bersaksi secara pribadi; dan juga hal yang tidak

kalah pentingnya adalah menghadiri kebaktian secara rutin.

Penekanan pada aspek personal ini juga mempengaruhi strategi dalam

misi Kaum Injili. Dalam abad-abad permulaan kekristenan mulai tersebar

di luar Kerajaan Romawi ke daerah-daerah yang masih belum tersentuh

peradaban. Para misionaris biasanya memfokuskan pemberitaan Injil

kepada para pemimpin suku atau raja, sehingga ketika pemimpin ini

dibaptis, seluruh rakyatnya juga ikut dibaptis. Kaum Injili sangat kuatir

bahwa strategi ini hanya menghasilkan kekristenan yang bersifat pura-

pura, dangkal dan bahkan bisa bersifat sinkretistik. Meskipun tidak

menolak peran penting yang dimiliki para pemimpin, Kaum Injili sangat

menekankan Injil yang diberitakan kepada setiap individu. Karena kita

mengerti bahwa spiritualitas adalah tugas dari setiap pribadi.

Meskipun sangat menekankan dimensi personal bagi spiritualitas orang

Kristen, Kaum Injili juga menyeimbangkannya dengan dimensi komunal

atau korporat. Tidak seorang pun dapat hidup dan bertumbuh dalam

mengikuti Yesus dalam isolasi. Tetapi setiap kita harus bersekutu supaya

dapat bertumbuh secara dewasa. Analogi yang sering digunakan adalah

bara api. Bara api akan saling membakar ketika dikumpulkan bersama.

Tetapi ketika satu bara api dikeluarkan dari kelompoknya, dia akan segera

Page 388: Bmf 53 teologi reformed

382 |TEOLOGI REFORMED

padam dan menjadi dingin. Begitu juga hidup Kristen: orang Kristen yang

menarik diri dari komunitas orang percaya akan sulit untuk bertumbuh

dan cepat menjadi dingin. Tetapi ketika bersekutu bersama, orang Kristen

akan saling mendukung dan dengan demikian akan terus hidup dan

berapi-api bagi Tuhan.

Jadi dalam pandangan Kaum Injili, meskipun setiap orang bertanggung

jawab atas pertumbuhan imannya sendiri, setiap orang juga bergantung

kepada kelompok orang percaya. Setiap orang percaya membutuhkan

dorongan dan nasihat dari saudara-saudara seiman lainnya.

Pandangan ini memberikan pengertian yang penting mengenai gereja.

Jemaat gereja lokal harus merupakan suatu komunitas yang saling

menasihatkan, mendukung dan mengajar satu dengan yang lainnya.

Lebih jauh, setiap anggota dari persekutuan orang percaya harus terlibat

dalam tugas-tugas yang dikerjakan bersama. Kita terpanggil bukan saja

untuk beribadah bersama, tetapi juga untuk masuk menjadi bagian dari

kehidupan keseharian anggota yang lain. Dengan demikian, setiap orang

berpartisipasi dan berperan dalam kehidupan komunitas Kristen. Inilah

esensi dari jemaat lokal dalam pandangan Injili.

Prinsip bahwa setiap orang percaya perlu bersekutu dengan yang lainnya

menghasilkan suatu penekanan klasik Injili terhadap kehadiran dalam

kebaktian. Kita harus hadir dalam kegiatan-kegiatan gerejawi secara

bersama. Tetapi tujuan penekanan ini berbeda dengan gereja-gereja

liturgikal. Kita tidak melihat kehadiran dalam kegiatan gereja sebagai

sarana mendapat anugerah, tetapi dalam perkumpulan orang percaya

inilah pengajaran dan kekuatan dinyatakan.

Pengertian di atas memberikan dampak terhadap apa yang dianggap

paling penting dalam ibadah Minggu. Roma Katolik menekankan

perjamuan kudus dalam ibadah, sedangkan gereja-gereja Injili

memfokuskan ibadah minggu pada pemberitaan Firman Tuhan. Di atas

segalanya, kita datang untuk mendengar kotbah, yang kita pandang

Page 389: Bmf 53 teologi reformed

383 |TEOLOGI REFORMED

sebagai sarana utama manusia bertemu dengan Allah. Kita

mendengarkan kotbah dengan kerinduan untuk mendengar 'Allah sedang

berkata-kata kepada saya secara pribadi.' Sebagai akibatnya, kita

mendapat peringatan, kekuatan, dan bahkan arahan hidup melalui

kehadiran kita dalam ibadah bersama. Kita berkumpul untuk mendengar

Firman (Word), supaya kita bisa tersebar sebagai umat Allah di tengah-

tengah dunia (world).

Tetapi akhir-akhir ini Kaum Injili memiliki pengertian yang lebih dalam lagi

mengenai kepentingan ibadah bersama sebagai elemen yang sentral di

samping kotbah. Salah satu pemimpin dalam hal ini adalah Robert

Webber yang mengatakan:

'Worship is the rehearsal of our relationship to God. It is at that point

through the preaching of the Word and through the administration of the

sacrament, that God makes himself uniquely present in the body of

Christ. Because worship is not entertainment, there must be a restoration

of the incarnational understanding of worship, that is, in worship the

divine meets the human. God speaks to us in his Word. He comes to us in

the sacrament. We respond in faith and go out to act on it!' (Ibadah

adalah gladi bersih dari hubungan kita dengan Allah. Pada titik itulah

melalui pemberitaan Firman dan pelaksanaan sakramen, Allah hadir

secara khusus dalam tubuh Kristus. Karena ibadah bukan merupakan

hiburan, harus ada pengertian baru dari ibadah yang bersifat inkarnasi,

yaitu Allah bertemu dengan manusia dalam ibadah. Allah berbicara

kepada kita melalui Firman. Dia datang kepada kita dalam sakramen. Kita

berespon dengan iman dan keluar untuk hidup sesuai dengan itu!)

Seperti dikatakan Webber, penekanan pada ibadah bersama bukan

berarti meniadakan sentralitas kotbah dalam ibadah minggu. Tetapi hal

ini lebih merupakan suatu usaha untuk kembali mendapat keseimbangan

yang lebih baik lagi demi menjalankan tugas gereja dengan lebih efektif.

Page 390: Bmf 53 teologi reformed

384 |TEOLOGI REFORMED

Di tengah-tengah penekanan Injili untuk 'menemukan pelayanan dalam

gereja', kita mendiskusikan interaksi yang penting antara dimensi

personal dan korporal dari iman Kristen. Kita mendorong setiap individu

untuk 'menemukan pelayanan' dalam konteks gereja lokal. Dan hal ini

jelas berkaitan dengan dimensi korporal dadri spiritualitas Kristen.

Sewaktu kita terlibat pelayanan dalam komunitas Kristen, kita

berpartisipasi dalam tugas mendorong pertumbuhan orang lain dan juga

secara tidak langsung kepada diri kita sendiri. Keterlibatan dalam hidup

orang lain merupakan kesempatan untuk mendorong, menasihati, dan

memenuhi kebutuhan mereka. Tetapi tujuannya lebih dari itu: supaya

mereka yang menerima pelayanan itu bisa bertumbuh dewasaa secara

rohani dan kemudian akhirnya ikut melayani anggota lain dalam tubuh

Kristus.

Pandangan ini berimplikasi pada eklesiologi. Bagi kita, gereja adalah

persekutuan orang percaya, persekutuan murid Kristus, komunitas orang-

orang yang dengan serius bertanggung jawab secara pribadi bagi

spiritualitasnya dan pada saat yang sama terjun dalam pelayana untuk

mendorong pertumbuhan rohani secara korporal. Kaum Injili yang

bertanggung jawab bernyanyi bersama: 'Kami akan berjalan bersama,

kami akan berjalan bergandengan tangan.' Karena jalan spiritualitas

adalah jalan yang mengikat setiap individu bersama- sama.

[Catatan: Tulisan di atas disadur dari buku Stanley J. Grenz; Revisioning

Evangelical Theology; A Fresh Agenda for the 21th Century, Downers

Grove, Illinois; IVP, 1993. Hal. 37-59]

Sumber:

Sumber diambil dari:

Judul Buku : Momentum 44/Triwulan III/2000

Judul Artikel : Spiritualitas Injili: Suatu Tinjauan Ulang

Page 391: Bmf 53 teologi reformed

385 |TEOLOGI REFORMED

Penulis : Stanley J. Grenz

Penerjemah : -

Penerbit : Lembaga Reformed Injili Indonesia

Halaman : 29 - 36

Gereja; Mau Kemana? Konservatif dan Radikal Editorial:

Dear e-Reformed Netters,

Selamat bertemu lagi!

Artikel ini saya kutip dari Majalah Momentum yang terbit tahun 1989

yang lalu. Menurut catatan Redaksi dari mana artikel ini diambil,

dikatakan bahwa meskipun makalah ini ditulis lebih dari 10 tahun yang

lalu (berarti sekarang sudah 24 tahun yang lalu) namun sangat cocok

dengan situasi kekristenan di Indonesia sekarang. Saya juga setuju bahwa

artikel ini masih cocok dengan situasi kekristenan di Indonesia tahun

2003. Oleh karena itu saya tertarik untuk membagikan artikel ini di milis

e-Reformed. Setelah membaca artikel ini marilah kita belajar untuk

mementingkan apa yang penting dan tidak mementingkan apa yang tidak

penting. Esensi lebih penting dari yang bukan esensi. Nah, apakah esensi

dari gereja dan apakah yang tidak esensi dari gereja? Silakan

merenungkan artikel ini.

In Christ,

Yulia

Artikel Terkait

Page 392: Bmf 53 teologi reformed

386 |TEOLOGI REFORMED

Kitab Suci: Perkataan Manusia, Mitos atau Firman Tuhan?

Penebusan Yang Terbatas

Allah Tidak Berubah

Kita Percaya bahwa Kita adalah, dan Selalu akan Menjadi

Pakar dalam Berbuat Dosa

Sola Fides Justificate

Doktrin Kecukupan Alkitab

Doktrin Sola Scriptura

Penulis:

John RW Stott

Edisi:

042/VIII/2003

Isi:

Di dalam gereja kontemporer ada dua ekstrim yang tidak seharusnya ada,

yaitu aliran konservatif dan aliran radikal. Sebaiknya kita memberikan

definisi untuk kedua istilah ini terlebih dahulu. Yang disebut aliran

konservatif ditunjukkan kepada sebagian orang yang bertekad untuk

memelihara hal-hal yang sudah lewat dan meneruskannya, sehingga

menolak perubahan apapun. Sedangkan aliran radikal ditunjukkan

kepada sebagian manusia yang melawan tradisi-tradisi yang sudah

lampau sehingga senantiasa mencari perubahan di dalam kegelisahan.

Pada tahun 1968 saya mengikuti Sidang Raya IV dari Dewan Gereja

Sedunia yang diadakan di Upsala, Swedia sebagai penasehat. Setiba di

sana saya mendapatkan bahwa kami semua secara serentak sudah

Page 393: Bmf 53 teologi reformed

387 |TEOLOGI REFORMED

diklasifikasikan, khususnya di dalam surat kabar pada hari itu. Jika bukan

dihina dan digolongkan sebagai aliran tradisionil yang konservatif, anti

perombakan, pemelihara kondisi sekarang atau aliran tradisionil yang

tidak menginginkan kemajuan, maka akan langsung digolongkan dan

diterima secara hangat ke dalam aliran radikal yang bersifat perubahan

dan revolusionir. Bukankah ini semua merupakan klasifikasi yang tidak

berarti sama sekali? Sebenarnya setiap orang Kristen yang seimbang

harus berjejak di atas kedua wilayah itu sekaligus. Ijinkan saya memberi

penjelasan lebih mendetail mengapa setiap orang Kristen harus sekaligus

menjadi konservatif dan juga radikal, khususnya di dalam pengertian

tertentu.

Setiap orang Kristen seharusnya bersifat konservatif karena seluruh

gereja dipanggil oleh Tuhan untuk memelihara Wahyu-Nya, sehingga

boleh memelihara mandat yang diberikan serta mempertahankan

kebenaran yang satu kali sudah diberikan kepada orang suci. (Yudas 17:

"Ingatlah akan apa yang dahulu telah dikatakan kepada kamu oleh rasul-

rasul Tuhan kita, Yesus Kristus"). Tugas gereja bukan menemukan Injil

yang baru secara terus menerus atau menemukan teologi baru atau

moral baru atau kekristenan yang baru, melainkan menjadi pemelihara

yang setia bagi satu-satunya Injil yang bersifat kekal. Wahyu yang

diberikan Allah sendiri sudah sempurna di dalam AnakNya Yesus Kristus

dan kesaksian- kesaksian rasul-rasulNya terhadap Kristus yang sudah

dicatat di dalam seluruh Kitab Suci. Pewahyuan dari diri Allah tidak boleh

diubah dengan bentuk dan cara apapun - tidak perduli ditambahkan atau

dikurangi- kebenaran dan otoritas Kitab Suci tidak boleh diubah.

Penulis dari buku "Pertumbuhan Dan Persatuan" mengutarakan konsep

ini dengan dinamis: "Tugas gereja yang utama adalah memelihara

keutuhan Injil. Untuk membicarakan kebiasaan mental ini dengan

maksud mengatakan, barang itu memang kuno serta penentang segala

pikiran baru, sama sekali bukan maksud kita. Penggemar hal-hal kuno dan

Page 394: Bmf 53 teologi reformed

388 |TEOLOGI REFORMED

penentang pencerahan merupakan kebiasaan buruk orang Kristen,

sedangkan konservatifisme merupakan kebajikan orang Kristen."

Namun disesalkan ada sebagian orang Kristen yang tidak hanya

membatasi konservatifisme mereka di dalam teologi Alkitabiahnya, tetapi

juga dalam hal-hal lain. Bahkan mereka memiliki kepribadian yang

konservatif, sehingga mereka selalu bersifat konservatif di dalam

pandangannya tentang politik dan sosial, di dalam bentuk hidupnya,

pakaiannya, model rambutnya bahkan mode jenggotnya dan segala

bentuk hidup yang bisa kita bayangkan. Mereka semua sangat kuno

adanya. Bukan saja mereka telah menjerumuskan diri ke dalam lumpur

saja, melainkan lumpur yang sudah membeku sebagai semen. Mereka

membenci segala macam perubahan. Mereka mirip dengan seorang guru

besar yang pernah berbicara di dalam universitas Cambridge pada masa

mahasiswanya: "Perubahan macam apa saja di dalam waktu apa saja

dengan alasan apa saja, semuanya harus disesalkan"! Motto yang paling

digemari adalah "Sebagaimana permulaan dunia ini tetaplah sekarang

dan selama-lamanya seperti itu juga sampai selama-lamanya, Amin!"

Di pihak lain aliran radikal adalah mereka yang bertanya-tanya tentang

agama negara. Mereka menganggap tidak ada tradisi kebiasaan atau

organisasi yang begitu suci sehingga tidak boleh diganggu atau diubah;

juga menganggap tidak ada pribadi manusia yang begitu suci sehingga

tidak boleh dikritik. Sebaliknya mereka bersedia untuk mengadakan

penghakiman dan pengritikan terhadap segala sesuatu yang diwarisi dari

masa lampau. Bukan saja demikian, penghakiman semacam ini

senantiasa memimpinnya menuju perombakan yang tuntas, jika perlu

menuju revolusi (sebagai seorang Kristen mungkin ia tidak memakai

kekuatan yang rusuh).

Dilihat sepintas lalu aliran konservatif berlawanan dengan aliran radikal

sehingga kita tidak mungkin menghindarkan diri dari keekstriman di

dalam masalah ini, tetapi faktanya tidak demikian. Ini semua disebabkan

Page 395: Bmf 53 teologi reformed

389 |TEOLOGI REFORMED

oleh kurangnya pengertian kita bahwa Tuhan kita Yesus Kristus adalah

sekaligus konservatif dan radikal, tetapi di dalam segi- segi yang berbeda.

Sikap Tuhan terhadap Alkitab bersifat konservatif - kitab Suci tidak bisa

digugurkan. Ia berkata, "Aku datang bukan untuk meniadakan hukum

Taurat atau kitab para nabi melainkan untuk menggenapinya."(Matius

5:17). Juga berkata, "Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi

ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat

sebelum semuanya terjadi." (Matius 5:18). Teguran utama Yesus

terhadap pemimpin Yahudi sejamannya adalah mereka tidak

menghormati kitab Suci Perjanjian Lama serta kekurangan ketaatan yang

sejati terhadap otoritas kitab Suci yang kudus.

Tetapi Yesus juga sebenarnya harus disebut sebagai radikalis, Dia

merupakan pengeritik yang tajam terhadap aliran penguasa Yahudi yang

tajam, tanpa ketakutan apapun, bukan hanya karena mereka tidak setia

kepada firman Allah secara sempurna, juga karena mereka terlampau

setia kepada tradisi mereka sendiri. Yesus pernah secara tegas

menghapuskan tradisi yang sudah diturunkan secara berabad-abad demi

supaya firman Allah boleh dilihat kembali dengan jelas serta terpelihara.

Yesus sangat berani di dalam mendobrak segala kebiasaan sosial. Ia

menegaskan pentingnya memperhatikan lapisan masyarakat yang rendah

yang selalu dihina dan diabaikan. Ia berbicara dengan perempuan di

hadapan umum, yang tidak diijinkan dalam jaman itu, Ia mengundang

anak kecil datang kepadaNya, sedangkan di dalam masyarakat orang

Romawi anak-anak buangan selalu terlantar dan sangat kotor sehingga

umumnya manusia menganggap lumrah jika tidak mau diganggu oleh

anak-anak kecil. Ia mengijinkan para pelacur mendekatiNya (umumnya

orang Farisi menghindarkan diri dari perempuan macam ini karena

membencinya), sedangkan Yesus sendiri sungguh-sungguh menjamah

orang berpenyakit kusta yang sebenarnya dilarang untuk dijamah (orang

Farisi umumnya melempar batu kepada mereka supaya memelihara diri

Page 396: Bmf 53 teologi reformed

390 |TEOLOGI REFORMED

dari mereka dalam jarak tertentu) di dalam cara-cara seperti ini dan

sebagainya. Yesus menolak untuk diikat oleh kebiasaan dan adat

manusia, hati nurani dan jiwaNya hanyalah diikat oleh firman Allah.

Sebab itu Yesus merupakan sesuatu kombinasi yang unik dari sifat

konservatif dan radikal. Ia bersifat konservatif terhadap Kitab Suci tetapi

jika diperhatikan secara saksama Ia bersifat radikal terhadap hal-hal lain

yang Ia temukan.

"Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, atau seorang hamba dari

pada tuannya." (Matius 10:24) demikianlah perkataan Kristus yang

pernah diucapkanNya. Maka jika Yesus dapat mengkombinasikan

semangat radikal dan semangat konservatif, kita yang menyebut diri

sebagai pengikutNya juga dapat meneladaniNya. Secara fakta jika kita

hendak setia kepadaNya kita haruslah demikian. Pada masa ini kita

sangat memerlukan lebih banyak orang-orang radikal konservatif

sehingga orang Kristen Injili memperkembangkan daya penelitian yang

lebih bersifat kritis untuk membedakan apakah yang boleh dan harus

diubah serta apa yang tidak perlu dan tidak boleh diubah.

Yang lebih patut kita perhatikan adalah kita perlu lebih jelas di dalam

membedakan Kitab Suci dan kebudayaan. Karena Kitab Suci merupakan

firman Allah yang tidak berubah untuk selama-lamanya. Sedangkan

kebudayaan dibentuk oleh tradisi gereja, kebiasaan dan adat masyarakat

serta daya kreatif manusia. Segala otoritas yang dimiliki kebudayaan

adalah diwarisi oleh masyarakat dan gereja[1]. Sebaliknya kebudayaan

berubah sesuai jaman dan tempat. Lebih dari itu kita orang Kristen

menyatakan kerelaan kita hidup di bawah otoritas firman Allah, maka

seharusnya kita menaklukkan kebudayaan jaman kita di bawah

penghakiman Alkitab yang terus menerus tanpa henti sehingga sama

sekali tidak merasa bosan atau menentang perubahan kebudayaan. Kita

seharusnya berpihak dan berdiri di front mereka yang mengusulkan serta

merombak kebudayaan, sehingga kebudayaan boleh menyatakan dengan

Page 397: Bmf 53 teologi reformed

391 |TEOLOGI REFORMED

sungguh-sungguh kehormatan sifat manusia serta menyenangkan Allah

Pencipta kita.

Pada suatu kunjungan saya ke sekolah teologi Trinitas di Deerfield, Illinois

di Amerika Serikat, mahasiswa sekolah ini memberi kesan yang dalam

bagi saya. Meskipun mereka berasal dari latar belakang yang berbeda,

namun mereka menemukan bersama bahwa di dalam pengabdian

mereka terhadap Kekristenan yang Alkitabiah. Mereka bersatu untuk

melepaskan diri dari agama Kristen Amerika kontemporer serta bertekad

bulat untuk menerapkan Kitab Suci di dalam segala masalah besar hari

ini. Maka mereka bersama-sama membentuk satu persekutuan doa dan

studi yang bersifat gabungan. Organisasi tersebut bertumbuh menjadi

kesatuan Kekristenan rakyat, sedangkan jurnal mereka adalah "Manusia

Amerika yang berlalu". Cover edisi perdananya melukiskan Kristus yang

sedang memakai mahkota duri, tangan yang terbelenggu sedang

menudungi bendera yang bergaris dan berbintang. Ada yang

menganggap gambaran ini bersifat menghujat tetapi saya tidak berpikir

demikian. Lukisan ini merupakan pernyataan jenius yang memperhatikan

kemuliaan Kristus. Jimmy Wallace di dalam tajuk rencananya

mengumumkan: "Serangan terhadap agama yang ada berupa berita yang

menjelekkan kekristenan yang bersifat melepaskan agama dari

kebudayaan. Lembek dan tanpa daya hidup sehingga dengan sendirinya

ditolak oleh generasi kita ini secara gampang... . Kita menemukan bahwa

gereja Amerika sangat diikat oleh nilai kebudayaan kita dan bentuk

kehidupan kita..."

Ikatan terhadap gereja yang bersifat Amerika ini mengakibatkan hal yang

sangat disesalkan yaitu mempersamakan gaya hidup Amerika dengan

gaya hidup Kekristenan. Di dalam tempat-tempat lain di dunia penyataan

kebudayaan kekristenan juga demikian. Di dalam dunia ketiga dan bagi

banyak gereja ini merupakan masalah utama. Kekristenan dicangkokkan

oleh misionari dan Eropa dan Amerika Utara, sedangkan gereja sekarang

Page 398: Bmf 53 teologi reformed

392 |TEOLOGI REFORMED

sedang mencari identitas mereka dengan kebudayaan yang ada. Mereka

menemukan masalah dalam menghadapi dua kebudayaan.

Pertama mengenai kebudayaan setempat atau suku mereka, khususnya

di Afrika, pemimpin Kristen setempat menyadari meskipun banyak

kebiasaan tradisional Afrika - yang berfungsi merefleksikan sumber

kebudayaan mereka yang kafir tetapi bukan saja tidak merugikan iman,

kasih, keadilan, dan hal-hal baik lainnya di dalam kemoralan dan

kerohanian, secara faktual mereka harus menaati kedaulatan Kristus yang

memungkinkan hidup secara kelimpahan.

Kedua adalah mengenai kebudayaan kafir (tidak perduli Eropa atau

Amerika) yaitu masalah setelah Injil dikabarkan di dunia ketiga. Masalah

ini sebagian disebabkan seolah-olah Injil, yang mengakibatkan

kebudayaan kekristenan, merupakan penghinaan terhadap kehormatan

kebudayaan bangsa mereka, sehingga seruan: "Usirlah agama orang

putih!" timbul di sana sini. Padahal seruan ini salah adanya. Karena

agama Kristen bukan milik orang putih atau organisasi yang lain. Yesus

Kristus merupakan Tuhan dari setiap bangsa, negara dan segala usia,

tanpa perbedaan. Tetapi untuk orang Asia, Afrika maupun Amerika Latin

yang menemukan serta memperkembangkan cara untuk mengutarakan

penerapan kebenaran Kristus dan kehidupan kekristenan melalui

kebudayaan yang ada pada mereka merupakan hal yang tepat. R. Peddila

di dalam kongres Penginjilan Sedunia di Lausanne pada tahun 1974 telah

memperdebatkan lagi dengan semangat yang menggebu-gebu tentang

masalah kebudayaan Kekristenan.

Itu sebabnya para pemimpin Kristen dari gereja-gereja Gerakan Baru

bukan hanya memerlukan hikmat untuk membedakan kebudayaan

bangsa dan kebudayaan impor, juga harus dapat membedakan

kebudayaan yang bernilai dan kebudayaan yang tidak bernilai. Mereka

juga harus memiliki keberanian untuk memelihara yang satu dan menolak

yang lain.

Page 399: Bmf 53 teologi reformed

393 |TEOLOGI REFORMED

Kekristenan di Eropa juga harus demikian, sebab sumbernya boleh

ditelusuri sampai 2000 tahun yang lalu. Kekristenan di daerah ini juga

terpendam di bawah kebudayaan Spanyol pada abad-abad tersebut.

Pada saat kita membicarakan gereja Lutheran, Anglican, Presbyterian

atau Brethern kita perlu membedakan secara saksama. Karena setiap

aliran mengandung bentuk, tradisi atau kebudayaan Kekeristenan. Warna

bentuk kebudayaan tradisionil bukan hanya ditemukan di dalam

pengutaraan dotrinal, tetapi juga tidak luput dari liturgi dan musik,

arsitektur dan gaya serta pandangan peranan ulama dan kaum awam,

juga metode penggembalaan dan pemberitaan Injil. Pada faktanya setiap

hal dalam gereja kita adalah demikian dan setiap hal harus ditaklukkan ke

bawah penelitian Alkitab yang bersifat ketat dan kritis.

Maka pada saat kita menolak perubahan tidak peduli di dalam gereja

atau masyarakat, kita perlu instrospeksi sendiri apakah ini sesuai dengan

kitab Suci yang kita pertahankan (bila kebiasaan kita adalah

mempertahankan secara ketat), atau hanya terbatas di dalam tradisi yang

dihargai oleh sebagian tua-tua gereja atau tradisi kebudayaan saja. Ini

tidak berarti semua tradisi harus dibuang hanya karena semua adalah

tradisi. Aliran anti adat tanpa sifat kritis sama bodohnya dengan aliran

konservatif tanpa kekritisan, bahkan kadang-kadang lebih berbahaya.

Yang mau saya tegaskan adalah tidak ada tradisi yang berhak meloloskan

diri dari penelitian ulang dan tidak ada hak istimewa pada tradisi

tertentu.

Di lain pihak pada waktu kita tergesa-gesa di dalam perubahan, kita harus

mengerti dengan jelas Alkitab tidak melawan hal-hal yang ingin kita ubah.

Sebaliknya ada tradisi-tradisi yang tidak Alkitabiah sebenarnya boleh

diteruskan serta memerlukan perubahan untuk membenarkannya.

Jikalau ada yang tidak Alkitabiah dan nyata-nyata melawan prinsip

Alkitab, kita harus berani mendongkel serta menghentikannya sekuat

tenaga. Jika tradisi yang tidak Alkitabiah seolah-olah tidak relevan dengan

Alkitab, minimalnya kita harus mempertimbangkannya dengan kritis.

Page 400: Bmf 53 teologi reformed

394 |TEOLOGI REFORMED

Pada umumnya kita mengetahui dan mengakui sifat otoritas dari pikiran,

kebudayaan yang kita bayangkan, namun kebenaran dan kekekalan

hanya dimiliki Kitab Suci. Kebudayaan telah menjadi sebagian perasaan

keamanan kita. Bila hal-hal ini diancam, kita juga merasakan ancaman itu

sehingga kita selalu menghindari bahaya dan berusaha

mempertahankannya.

Kadang-kadang kita kurang menaruh perhatian terhadap otoritas Alkitab.

Kita memperlakukan Firman Allah sama dengan cara kita memperlakukan

tradisi dan konsep manusia, sehingga gampang melalaikannya. Dengan

ini membuktikan kita masih orang Kristen duniawi, yang secara tuntas

sudah menerima sikap anti otoritas yang dimiliki oleh orang dunia,

sehingga tidak bersedia hidup di bawah otoritas Allah serta otoritas

pemerintahanNya terhadap umatNya.

Orang Kristen jaman ini dipanggil untuk menjalankan tali keseimbangan

ini. Kita tidak menolak segala perubahan, juga tidak mengubahnya secara

total secepat mungkin, lebih dari itu terhadap hal-hal yang diperbolehkan

oleh Alkitab dan yang dapat diubah juga kita serang dengan

serampangan. Setiap orang Kristen yang percaya Allah di dalam sejarah

dan pekerjaan Roh Kudus sepanjang sejarah gereja tidak mungkin merasa

senang untuk mengubah sesuatu hanya disebabkan ingin mengubahnya.

Kadang-kadang yang lama ada juga baiknya, karena telah bertahan dalam

ujian waktu. Kita perlu sikap peka terhadap orang Kristen tua yang

beraliran konservatisme. Mereka tidak mudah membiasakan diri

terhadap perubahan tetapi lebih gampang merugikan dan menghambat

perubahan. Dari pandangan Alkitab kita mengetahui yang kita butuhkan

adalah daya membedakan yang bijaksana. Maka kita harus bisa

menikmati tradisi yang lampau serta berdaya responsif terhadap aliran-

aliran baru. Hanya dengan demikian baru kita dapat mempergunakan

penghakiman dari Kitab Suci yang radikal di dalam segala macam

kebudayaan, serta di bawah pimpinan Tuhan baru mungkin mencapai

perubahan yang lebih baik.

Page 401: Bmf 53 teologi reformed

395 |TEOLOGI REFORMED

Kiranya Tuhan memberikan kebijaksanaan yang sama kepada kita saat ini.

Kiranya Dia juga memberikan keberanian kepada kita sehingga

mempergunakan kebijaksanaan ini bukan hanya untuk urusan gerejani,

tetapi dapat juga diterapkan ke dalam wilayah sosial, etika, dan politik.

Mungkin saya boleh mempergunakan terminologi biologis untuk

mengutarakan maksud saya. Yaitu kita memerlukan kutu sapi Kristen

(orang yang membenci kita) untuk mengganggu dan menusuk kita

sehingga kita melangsungkan perubahan. Pada saat yang sama kita juga

memerlukan anjing penjaga Kristen (pengawal) pada saat kita

menyatakan tanda- tanda mengkompromikan kebenaran Alkitab. Di

dalam keadaan bagaimanapun, pengawal itu dapat menggonggong

dengan suara keras yang bertahan lama. Tidak perduli yang menusuk

orang atau menggonggong orang, kedua macam pribadi ini sulit kita ajak

kerja sama. Mereka pun tidak gampang menemukan minat persamaan

antara mereka sendiri. Namun yang menusuk harus tidak menggigit yang

menggonggong dan yang menggonggong harus tidak menelan yang

menusuk. Mereka harus belajar hidup rukun dalam gereja Kristus serta

mengkonsentrasikan perhatian terhadap umat Tuhan yang begitu

banyak, guna melaksanakan tugas mereka masing-masing. Kita

sebenarnya sangat membutuhkan kedua macam hamba Tuhan ini.

Setelah peringatan tentang bahaya dari perubahan yang terlalu banyak

dan perubahan yang terlalu sedikit, sekarang marilah kita mengambil

kesimpulan, yaitu bahaya yang lebih besar (paling sedikit di dalam aliran

Injili) adalah salah menanggapi unsur kebudayaan sebagai unsur

Alkitabiah sampai akhirnya menjadi terlampau konservatif dan terlampau

terikat oleh tradisi. Sehingga tidak bisa melihat hal-hal gerejawi dan sosial

yang tidak berkenan kepada Tuhan. Konsekuensinya kita menjadi terlalu

kolot di dalam ikatan kondisi sekarang serta menolak pengalaman yang

paling tidak enak yaitu perubahan.

BENTUK DAN KEBEBASAN

Page 402: Bmf 53 teologi reformed

396 |TEOLOGI REFORMED

Dari membicarakan ekstrim konservatif dan radikal mari kita beralih

kepada ekstrim berorganisasi dan tidak berorganisasi. Organisasi sekuler

sedang mengalami perpecahbelahan di sana sini. Secara global manusia

melawan bentuk dan struktur yang kaku serta mengejar kebebasan dan

fleksibilitas. Gereja Kristen telah diakui di seluruh dunia sebagai satu

struktur organisasi yang menonjol dan mantap. Sehingga kita tidak

mungkin luput dari tantangan jaman yang satu ini. Kita harus ingat

tantangan ini berasal dari sudut internal maupun eksternal. Banyak orang

Kristen yang muda sedang menuntut sesuatu agama Kristen tanpa

organisasi untuk menanggalkan beban gereja Kristen yang harus

ditanggungnya. Mari kita menganalisa gerakan ini di dalam 3

pernyataannya yang utama.

Pertama orang sedang mencari gereja yang tidak memiliki bentuk yang

tetap. Kelompok-kelompok Kekristenan seluruh dunia sedang menerobos

tradisi dan mengerjakan segala hal menurut caranya sendiri.

Kedua, orang Kristen sedang mencari macam penyembahan yang tidak

terikat peraturan. Pendeta tidak lagi memimpin setiap upacara melainkan

mendorong jemaat untuk berpartisipasi, organ sudah diganti oleh gitar,

liturgi yang kuno sudah diganti oleh bahasa sehari-hari. Makin banyaknya

kebebasan berarti makin sedikitnya upacara. Makin banyaknya inisiatif

berarti makin sedikit hal-hal yang statis.

Ketiga, melawan denominasionalisme dan suatu hal yang ditekankan

yaitu kebebasan. Rupanya generasi yang baru ini sangat puas dengan

membuang segala sesuatu yang lampau. Bahkan semua ikatan gereja-

gereja lain pada saat ini. Mereka suka menyebut diri sebagai Kristen dan

tidak mau panji denominasi apapun.

Kita tidak perlu ragu bahwa ketiga tuntutan ini mempunyai kekuatan

yang meyakinkan. Mereka memiliki perasaan yang berkobar-kobar dan

mereka berbicara secara dinamis. Kita tidak bisa mengabaikannya atau

menganggapnya sebagai gila, maupun menganggap mereka adalah kaum

Page 403: Bmf 53 teologi reformed

397 |TEOLOGI REFORMED

pemuda yang tidak bertanggung jawab. Karena ini merupakan sesuatu

gejala global yang menuntut kebebasan, fleksibilitas, kemandirian dan

non-organisasi. Orang Kristen generasi tua dan yang agak bersifat

tradisionil perlu mengerti hal ini. Kita harus bisa bersimpati dan sebisa

mungkin berjalan bersama dengan mereka. Kita harus mengakui bersama

bahwa Roh Kudus mungkin dan kadang-kadang sudah dibelenggu di

dalam struktur organisasi kita[2]. Dan terbatas di dalam bentuk yang ada

pada kita.

Namun saya masih ingin sampaikan bahwa kebebasan dan kacau balau

tidak mempunyai arti yang sama, apakah sebabnya kita memerlukan

semacam bentuk dan organisasi tertentu.

Pertama, gereja yang berorganisasi. Orang Kristen berasal dari latar

belakang gereja yang berbeda-beda dan mengasihi serta menghargai

tradisi yang berbeda-beda. Meskipun tidak semuanya, tapi paling tidak

mayoritas menyetujui bahwa pendiri gereja yang asli, yaitu Kristus,

menghendaki gerejaNya mempunyai organisasi yang tampak. Gereja juga

mempunyai aspek yang tidak bisa dilihat, ini merupakan satu fakta. Di

situ hanya ada "orang-orang" yang diketahui sebagai milikNya sendiri.

Tetapi tidak boleh kita memakai alasan bahwa gereja sejati adalah yang

tidak kelihatan untuk menyangkal bahwa Yesus Kristus mengharapkan

umatNya boleh dilihat dan diketahui oleh dunia, Dia sendirilah yang telah

menetapkan sakramen pembaptisan sebagai upacara masuk ke dalam

gereja, dan baptisan merupakan sesuatu yang terbuka dan bisa dilihat.

Dia juga mendirikan sakramen perjamuan suci bagi persekutuan orang

Kristen, yang melaluinya gereja boleh dipersatukan dan dengan ini pun

mengeksklusifkan orang-orang yang bukan anggota. Sehingga boleh

melaksanakan disiplin di dalam anggota-anggota gerejanya. Bukan saja

demikian, Dia juga mengutus gembala-gembala untuk memelihara kaum

dombaNya. Maka tidak perduli di mana pun, jika ada baptisan,

perjamuan suci, pendeta atau istilah-istilah tradisionil, penginjil,

sakramen, maka di sana ada organisasi. Mungkin organisasi ini bersifat

Page 404: Bmf 53 teologi reformed

398 |TEOLOGI REFORMED

lebih sederhana dari denominasi-denominasi historis. Mungkin lebih

fleksibel tetapi tetap ada sesuatu organisasi yang jelas dan tegas. Lebih

dari ini seseorang boleh menyatakan perlawanan yang keras terhadap

nilai pemberitaan firman dan nilai sakramen namun pemberitaan firman

dan sakramen tetap diakui bersama oleh gereja-gereja yang berbeda.

Kedua, penyembahan yang resmi. Secara pribadi saya sama sekali

menyetujui penyembahan kaum muda yang timbul dari dalam hati yang

melimpah dengan sukacita dan ramai-ramai. Meskipun kadang-kadang

saya merasakan kepahitan di dalamnya seperti pengalaman saya satu kali

di suatu tempat. Telinga saya hanya berjarak beberapa inchi dari loud

speaker yang keras sekali.

Kadang-kadang penyembahan kita terlalu formil, terlalu tinggi dan

monoton. Bahkan di dalam kebaktian modern boleh dikatakan sama

sekali sudah kehilangan ibadat sehingga sangat merisaukan. Sebagian

orang Kristen seolah-olah menganggap bukti utama penyertaan Roh

Kudus adalah keramaian dan inspirasi inisiatif. Bukankah ini

mengisyaratkan bahwa kita sudah melupakan bahwa merpati, angin, dan

api sama-sama adalah tanda Roh Kudus? Pada saat Roh Kudus hadir

dengan kuasa-Nya di tengah- tengah umat, kadang-kadang Ia

mendatangkan ketenangan, kesejahteraan, keagungan dan

mengakibatkan perasaan takut kepada Tuhan. Suara kecilNya boleh

didengar. Di dalam ketakutan terhadap Roh, manusia berlutut di hadapan

kuasa Allah yang hidup dan sejati. Menyembah dengan "hanya Tuhan ada

di dalam BaitNya yang suci, manusia seluruh bumi sepatutnya berdiam

diri dan hormat di hadapanNya". Saya tidak bermaksud untuk

mengatakan ibadat dan bentuk pasti bersatu. Karena kebaktian yang

tidak resmipun kadang-kadang bersifat ibadat. Sedang penyembahan

resmi yang memakai upacara yang agung kadang-kadang tidak memiliki

ibadat yang bersifat rohani. Namun di mana terjadi persatuan antara

keagungan lahiriah dan ibadat batiniah, di sana penyembahan yang

dipersembahkan paling memuliakan Allah.

Page 405: Bmf 53 teologi reformed

399 |TEOLOGI REFORMED

Ketiga, prinsip yang berelasi. Mayoritas kita menegaskan gereja lokal

paling sedikit harus memiliki sifat kemerdekaan tertentu. Sedangkan

menurut Kitab Suci gereja lokal adalah penyataan yang nampak di dalam

satu tempat yang bersifat gereja global. Sedangkan gereja lokal bukan

saja adalah gereja global, juga disebut sebagai Bait Allah dan tubuh

Kristus. (Gereja lokal: 1Korintus 3:16; 12:27, gereja global: Efesus 2:19-

22; 4:4, 16). Namun gereja lokal mungkin terlalu menekankan prinsip

otonomi gereja lokal ini sehingga melalaikan orang Kristen dari jaman

lampau dan jaman sekarang. Pada saat terjadinya kondisi semacam ini

gereja lokal akan menjadi terlampau memuaskan diri sehingga menekan

gereja Tuhan baik secara waktu dan ruang.

Maka kita perlu mengingatkan diri tentang kebenaran-kebenaran Alkitab

yang senantiasa mudah dilupakan oleh kaum muda. Apakah anda hanya

tertarik dengan keadaan sekarang, apakah generasi ini khusus

menggemari kalimat Henry Ford yang menganggap sejarah itu hampa

adanya? Kadang-kadang seolah-olah ini benar. Namun Allah macam

apakah yang anda percaya? Allah di dalam Kitab Suci adalah Allah sejati,

Allah Abraham, Ishak, Yakub, Allah Musa dan nabi-nabi, Allah Yesus

Kristus dan rasul-rasulNya, Allah gereja abad permulaan, Dialah yang

melampaui segala abad untuk merealisasikan kehendakNya. Jika Allah

memang adalah Tuhan sejarah, bagaimana kita boleh melalaikan sejarah

atau tidak tertarik kepadanya? Ia adalah juga Allah dari seluruh gereja.

Persatuan gereja berasal dari persatuan sifat ilahi karena hanya ada satu

Bapa, satu keluarga, karena hanya ada satu Tuhan, satu iman, satu

pengharapan, satu baptisan dan hanya karena ada satu Roh Kudus maka

hanya ada satu tubuh (gereja).

Jikalau kita tidak boleh melalaikan masa lampau, maka kita juga tidak

boleh melalaikan masa sekarang. Seluruh masalah yang berelasi dengan

orang Kristen yang lain adalah sangat kompleks dan mudah menimbulkan

perselisihan. Alkitab tidak memberikan jaminan untuk menemukan atau

memelihara persatuan tanpa kebenaran, tetapi Alkitabpun juga tidak

Page 406: Bmf 53 teologi reformed

400 |TEOLOGI REFORMED

memberikan jaminan bahwa kita boleh menemukan kebenaran tanpa

persatuan. Ini benar adanya namun persekutuan di dalam kepercayaan

pengakuan bersama itu pun benar adanya.

Sekali lagi saya menyerukan di dalam masalah ini janganlah kita terus

menempuh cara ekstrim. Di dalam gereja Kristus berorganisasi atau

tanpa organisasi, formil atau tidak formil, suasana khidmat atau inspirasi

inisiatif, independen atau bersekutu, kita harus memberikan tempat

kepada keduanya.

Gereja masa permulaan telah memberikan teladan yang sempurna

kepada kita di dalam masalah ini. Bukankah kita membaca setelah hari

Pentakosta orang Kristen yang baru dipenuhi Roh Kudus berbakti ke

dalam rumah sembahyang dan memecahkan roti di dalam rumah mereka

sendiri. Maka mereka tidak langsung menolak gereja orang Yahudi, tetapi

memperbaikinya berdasarkan Injil yang diterimanya, bahkan mereka

memakai kebaktian di rumah mereka untuk mengisi penyembahan dan

permintaan yang formal di dalam Bait Allah. Apa yang saya lihat di sini

setiap gereja lokal seolah-olah harus menampung baik ibadah yang

formal di dalam gereja dan persekutuan tidak formal di dalam rumah ke

dalam pengaturan programnya. Sedangkan generasi tua dan anggota

gereja tradisionil yang senang kepada penyembahan formal memerlukan

pengalaman kebebasan dalam penyembahan keluarga. Sedangkan

anggota gereja yang muda, yang gemar kepada keramaian dan inspirasi

inisiatif memerlukan pengalaman penyembahan gerejani yang bersifat

khidmat dan formil. Karena kombinasi semacam ini adalah sangat sehat.

Catatan dari Pdt. Dr. Stephen Tong:

Hal ini merupakan refleksi masyarakat Barat di mana gereja mempunyai

peranan penting dalam masyarakat, bukan refleksi masyarakat Timur di

mana gereja merupakan minoritas masyarakat.

Page 407: Bmf 53 teologi reformed

401 |TEOLOGI REFORMED

Sebenarnya Roh Kudus yang membebaskan tidak mungkin dibelenggu

oleh kita. Kalimat ini harus dimengerti sebagai berikut, yaitu: Jika kita

mementingkan organisasi dan struktur kita, kita akan mengikat diri di

dalam keterbatasan kita sendiri sehingga tidak mengalami berkat dan

kuasa Roh Kudus yang melampaui keterbatasan kita, maka kitalah yang

menjadi terbelenggu, bukan Roh Kudus.

Catatan tentang penulis:

Pendeta John Stott adalah pendeta emiritus dari gereja Segala Orang Suci

di London. Seorang teolog Injili yang terkenal di seluruh dunia. Otak

utama dari Lausanne Covenant. Beliau menulis banyak buku termasuk

Keseimbangan Agama Kristen, Seni Berkhotbah Abad XX, Agama Kristen,

Ajaran Khotbah di Bukit dll.

Sumber:

Sumber:

Judul Buku : Momentum 7

Judul Artikel : Gereja; Mau Kemana? Konservatif dan Radikal

Penulis : John RW Stott

Penerjemah : -

Penerbit : Lembaga Reformed Injili Indonesia, 1989

Halaman : 6-11

http://reformed.sabda.org/

Page 408: Bmf 53 teologi reformed

402 |TEOLOGI REFORMED

Allah Tidak Berubah Editorial:

Dear e-Reformed Netters,

Selamat melangkah di tahun baru 2015. Suatu kesempatan yang indah

untuk menikmati awal tahun baru ini bersama dengan Tuhan. Bulan ini

menjadi titik awal dimulainya karya Allah dalam hidup kita sepanjang

tahun 2015. Jika sejak awal Allah telah memelihara kita, untuk seterusnya

kita pun boleh meyakini bahwa Ia akan memelihara, terutama karena

sifat Allah yang terus sama dan akan tetap sama sepanjang masa. Allah

yang telah menjelajah waktu, masa, dan sejarah, dari zaman Perjanjian

Lama sampai Perjanjian Baru, akan terus berkuasa atas segalanya

selamanya.

Artikel ini adalah cuplikan dari buku "Christian are Forever", yang ditulis

oleh John Owen. Dalam artikel pendek ini, penulis memaparkan satu hal

penting, yaitu tentang sifat Allah yang tidak berubah dalam kekekalan

natur-Nya, kebesaran kuasa-Nya, dan hikmat-Nya yang tidak terbatas.

Sebagai umat yang dipilih Allah, sifat Allah ini merupakan anugerah

terbesar di sepanjang sejarah manusia karena dengan sifat Allah ini, kita

dapat menaruh iman bahwa Allah akan menjadi Allah bagi umat pilihan-

Nya sepanjang masa. Kiranya artikel ini menolong kita untuk semakin

beriman kepada Allah dalam menghadapi hari-hari ke depan di tahun

2015 ini.

Tak lupa, segenap Redaksi e-Reformed mengucapkan, "Selamat tahun

baru 2015". Mari kita memulai tahun ini dengan kerinduan yang besar

untuk giat bertumbuh di dalam Kristus dan berbagi hidup. Soli Deo Gloria.

Pemimpin Redaksi e-Reformed,

Ayub < ayub(at)in-christ.net >

< http://reformed.sabda.org >

Page 409: Bmf 53 teologi reformed

403 |TEOLOGI REFORMED

Edisi:

Edisi 160/Januari 2015

Isi:

Allah menampakkan ketidakberubahan kasih-Nya kepada umat-Nya

melalui lima hal yang tidak dapat diubah-Nya, yaitu:

Natur-Nya

Rancangan-Nya

"Covenant"-Nya

Janji-Nya

Sumpah-Nya

Ketekunan orang-orang kudus berlandaskan pada masing-masing poin ini.

Namun, pada artikel ini, kita hanya akan membahas poin pertama, yaitu

sifat ketidakberubahan Allah.

Dalam Maleakhi 3:6, Tuhan berkata, "Bahwasanya Aku, TUHAN, tidak

berubah, ...." Kemudian, sebagai konsekuensinya, Ia melanjutkannya

dengan berkata, "... dan kamu, bani (keturunan) Yakub, tidak akan

lenyap." Siapakah keturunan Yakub yang Allah maksudkan? Mereka tentu

saja bukan seluruh keturunan Yakub secara fisik, melainkan mereka yang

mempunyai iman seperti Yakub. Sebagaimana yang dikatakan Paulus, "...

Sebab tidak semua orang yang berasal dari Israel adalah orang Israel"

(Roma 9:6). Di antara mereka yang membanggakan diri sebagai

keturunan Abraham, terdapat orang-orang yang terancam oleh

penghakiman Allah, dan penghakiman itu akan segera terjadi oleh karena

pola hidup mereka yang jahat (Maleakhi 3:5). Kristus diutus "... untuk

menegakkan suku-suku Yakub dan untuk mengembalikan orang-orang

Israel yang masih terpelihara ...." (Yesaya 49:6). Anak-anak Yakub

Page 410: Bmf 53 teologi reformed

404 |TEOLOGI REFORMED

sejati adalah mereka yang telah dilahirbarukan "... bukan dari darah atau

dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki,

melainkan dari Allah" (Yohanes 1:13). Allah tidak akan pernah

berubah pikiran tentang anugerah panggilan-Nya. Paulus berkata

dalam Roma 11:29, "Sebab Allah tidak menyesali kasih karunia

[anugerah] dan panggilan-Nya."

Keturunan Yakub sejati adalah mereka yang memiliki iman seperti yang

dimiliki Yakub. Mereka inilah Israel baru pilihan Allah. Allah telah

memasuki suatu "covenant" yang baru dengan mereka, untuk

menggantikan "covenant" sebelumnya yang telah diingkari oleh nenek

moyang mereka (Yeremia 31:31-34; Yehezkiel 36:24-28;

Ibrani 8:8-12). Mereka yang menikmati manfaat dari "covenant" yang

baru ini sebenarnya tidak layak mendapatkannya. Bagaimanakah

keadaan rohani orang-orang itu ketika Allah memanggil mereka? Mereka

dalam keadaan mati, diliputi kegelapan, dipenuhi kebodohan, dan

keterpisahan dari Allah. Tidak ada suatu pun alasan pada mereka yang

menyebabkan Allah harus menunjukkan anugerah-Nya kepada mereka.

Pengudusan dan pembenaran hanya berasal dari Allah semata.

Salah satu penghiburan yang terbesar dari Tuhan bagi umat-Nya adalah

bahwa mereka selamanya tidak akan pernah terpisahkan dari-Nya.

Dalam Yesaya 40:27-31, Israel menyatakan ketakutan bahwa

mereka akan terpisah dari Allah. Bagaimanakah Allah menjawab mereka?

Ia bertanya kepada mereka, "Apakah mereka benar-benar telah mengerti

sifat sejati Allah mereka?" Ia mengingatkan mereka akan kekekalan

natur-Nya, kebesaran kuasa-Nya, ketidakberubahan-Nya, dan hikmat-Nya

yang tidak terbatas. Inilah yang Allah kerjakan untuk orang-orang yang

meletakkan pengharapannya pada Tuhan. Ia akan mengaruniakan

kekuatan baru; mereka bagaikan rajawali yang terbang tinggi dengan

kekuatan sayapnya; mereka akan berlari tanpa menjadi lesu, dan mereka

akan berjalan tanpa lelah. Sebagai jawaban atas rasa takut yang dialami

umat-Nya, Allah berkata, "Yakub, hamba-Ku, janganlah takut. Aku telah

Page 411: Bmf 53 teologi reformed

405 |TEOLOGI REFORMED

memilih engkau sejak kekekalan. Engkau merasa dirimu tandus, tidak

berguna, kering, dan layu. Aku akan mengubah semuanya dengan

memberikan Roh-Ku kepadamu. Kau akan mengerti bahwa engkau

adalah milik-Ku dan Aku adalah Tuhan dan Rajamu, Penebusmu, sejak

kekekalan." Sama sekali bukanlah suatu kesombongan jika kita percaya

bahwa Allah bersungguh-sungguh dengan perkataan-Nya, bahwa Ia

menjamin kita dengan kasih-Nya yang abadi bagi kita berdasarkan

ketidakberubahan-Nya.

Kita harus membedakan antara pertolongan Allah bagi suatu bangsa,

seperti bangsa Yahudi, dan tindakan-tindakan anugerah penyelamatan-

Nya bagi masing-masing orang. Allah memperlakukan rakyat bangsa-Nya,

bangsa Yahudi, dengan berkat dan hukuman lahiriah yang membedakan

mereka dari bangsa lainnya. Ketaatan mereka sebagai sebuah bangsa

kepada Allah memengaruhi perlakuan Allah terhadap mereka. Karena itu,

pada suatu waktu, Ia meruntuhkan apa yang telah dibangun-Nya. Pada

waktu lain, Ia mendirikan kembali apa yang telah diruntuhkan-Nya.

Meskipun demikian, perubahan-perubahan yang dilakukan-Nya terhadap

bangsa pilihan-Nya tersebut tetap memenuhi seluruh rancangan-Nya

yang tidak berubah bagi bangsa-Nya.

Kita dapat meyakini hal tersebut karena natur Allah itu tidak berubah, Ia

tidak akan pernah meninggalkan mereka yang telah diterima-Nya secara

cuma-cuma dalam Kristus. Orang-orang yang telah diterima itu tidak

pernah menjadi orang-orang murtad yang tidak bertobat.

Sumber:

Diambil dan disesuaikan dari:

Judul asli buku : Christian Are Forever

Judul buku terjemahan : Jaminan Keselamatan Kristen

Page 412: Bmf 53 teologi reformed

406 |TEOLOGI REFORMED

Judul bab : Allah Tidak Berubah

Penulis : John Owen

Penerjemah : Yvonne Potalangi

Penerbit : Momentum, Surabaya 2005

Halaman : 9 -- 11

Kemuliaan Bagi Allah Editorial:

Dear e-Reformed Netters,

Artikel yang saya kirimkan kepada para pembaca bulan ini, saya ambil

dari Buletin Momentum yang diterbitkan oleh Lembaga Reformed Injili

Indonesia. Saya harap, Anda akan mendapat beberapa 'insight' dari

pembahasan tentang 'Kemuliaan bagi Allah" yang disampaikan oleh Pdt.

Dr. Stephen Tong ini.

Selamat membaca dan merenungkan!

In Christ,

Yulia Oen

Artikel Terkait

Presuposisi Teologi

Firman Menjadi Daging (1)

"Ekklesia" -- Gereja

Page 413: Bmf 53 teologi reformed

407 |TEOLOGI REFORMED

Spiritualitas Injili: Suatu Tinjauan Ulang

Firman Menjadi Daging (2)

Pemeliharaan Selamanya

Gereja; Mau Kemana? Konservatif dan Radikal

Penulis:

Pdt. Dr. Stephen Tong

Edisi:

053/VIII/2004

Isi:

Catatan: Renungan ini ditranskrip dan diedit kembali dari khotbah Pdt.

Dr. Stephen Tong di Mimbar Gereja Reformed Injil Indonesia di Jakarta.

Kitab Roma 11:36 ini dikhotbahkan sebanyak 4 kali. Renungan ini

merupakan khotbah keempat dari 4 seri itu.

"Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi

Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya." (Roma 11:36)

´Glory to God´ menjadi satu istilah, satu pemikiran yang begitu unik di

dalam kekristenan dan tidak ditemui pada agama-agama lain. Agama lain

lebih merasa takut kepada Tuhan, karena ilah mereka memberikan unsur

kontrol kepada kepribadian. Tetapi dalam kekristenan tidaklah demikian.

Dalam Kitab Yesaya 43:7 dikatakan dengan jelas, "Semua orang yang

disebutkan dengan nama-Ku yang Kuciptakan untuk kemuliaan-Ku." We

are created in order to glorify God, we are created for His own glory.

Sebab itu, di dalam diri manusia, kita melihat peta dan teladan Tuhan,

yaitu pancaran kemuliaan Tuhan yang mewakili sang Pencipta.

Page 414: Bmf 53 teologi reformed

408 |TEOLOGI REFORMED

Apakah arti kemuliaan Tuhan itu? Kemuliaan merupakan satu hal yang

abstrak. Jika dilihat dari ´linguistic philosophy´, kemuliaan itu tidak bisa

diuji dan diverifikasikan di dalam laboratorium, sehingga tidak perlu

banyak dibicarakan. Tetapi justru pada waktu tua, Ludwig Wittgenstein

sendiri menarik kembali sedikit pikiran yang ditulis olehnya.

Istilah kemuliaan memang abstrak, tidak konkret, dan tidak berwujud.

Tetapi, kemuliaan merupakan satu hal yang mau tidak mau akan

mempengaruhi hidup kita. Mengapa kita takut nama kita dicemarkan

oleh orang lain? Mengapa kita takut difitnah orang? Mengapa kalau ada

orang yang salah ketika memberi informasi tentang kita, kita marah?

Mengapa kita selalu membela sesuatu yang seharusnya tidak dirugikan,

tetapi sudah dirugikan? Mengapa kita selalu berdebat? Ini semua karena

ada unsur abstrak, unsur yang melampaui kekonkretan jasmaniah yang

memang berada di dalam kebudayaan. Kita membutuhkan nama baik,

membutuhkan kredibilitas, dan membutuhkan kepercayaan dari orang

lain. Semua itu karena apa? Unsur kemuliaan. Meskipun sama-sama

manusia, tetapi ada yang begitu bercahaya karakternya, ada yang begitu

gelap hidupnya, ada yang begitu menyenangkan orang lain, dan ada yang

membuat orang lain begitu benci, ini semua karena ada unsur abstrak

atau tidak konkret yang ikut berperan di dalam dunia ini. Di dalam dunia

bisnis, modal yang paling besar bukan uang yang Anda pinjam dari bank.

Tetapi, modal yang paling besar adalah kepercayaan dan perasaan

tanggung jawab yang membuat masyarakat mempunyai kesan terhadap

diri Anda. Dengan modal seperti ini, meskipun Anda jatuh, mengalami

musibah kebakaran, atau bangkrut sekali pun, tidak akan menjadi

persoalan. Karena modal Anda adalah kredibilitas. Modal kepercayaan

orang lain terhadap diri Anda, lebih kuat daripada modal yang berupa

rupiah atau dollar. Jadi, yang konkret tidak lebih penting dari yang

abstrak dan yang abstrak jauh lebih berperan daripada yang konkret ini.

Itu sebabnya, kemuliaan justru tidak disangkutpautkan dengan materi.

Orang biasa beranggapan kalau mempunyai giwang dengan berlian yang

Page 415: Bmf 53 teologi reformed

409 |TEOLOGI REFORMED

beberapa karat besarnya, atau mempunyai mutiara yang begitu

cemerlang, tentu akan menarik orang, karena itu adalah kekayaan yang

besar. Tetapi tidaklah demikian, kemuliaan tidak terletak pada berlian,

pada perhiasan, atau pada pakaian yang bagus, kemuliaan justru terletak

di dalam unsur abstrak: karakter atau kepribadian seseorang. Itu

sebabnya, kita akan memikirkan tentang kemuliaan.

Kalau kita mengerti tentang kemuliaan, juga secara rohani, barulah kita

merenungkan, mengapa segala kemuliaan harus kembali kepada Tuhan

Allah? Kemuliaan mempunyai substansi yang menjadi pangkalan bagi

penghargaan. Kita menghormati atau menghargai seseorang, justru

karena dibalik orang yang kita hormati itu terdapat suatu substansi

rohaniah yang melampaui nilai jasmani. Dan substansi rohaniah itu

adalah Tuhan sendiri. ´God Himself is the substance and the original

reality of the glory´. Apakah arti kemuliaan? Kemulian berasal dari Tuhan

dan Tuhan sendiri adalah penghargaan yang tertinggi, nilai yang tertinggi,

diri- Nya merupakan sumber segala penghargaan dan kehormatan. Sebab

itu, tatkala manusia diciptakan menurut peta dan teladan Allah. Alkitab

menulis, "Allah memahkotai manusia dengan kemuliaan dan

kehormatan." Manusia adalah manusia, manusia menjadi manusia, dan

manusia berharkat manusia karena manusia mempunyai kehormatan dan

kemuliaan sebagai mahkota. Mahkota ini berasal dari Tuhan. Itu

sebabnya, Tuhan adalah sumber kehormatan, sumber penghargaan, dan

sumber kemuliaan. Yesus Kristus berkata, "Kemuliaan yang Kuterima,

bukan dari manusia, melainkan dari Allah saja."

Pada waktu Yesus Kristus harus mati di atas kayu salib, pada detik- detik

terakhir yang tercatat dalam Injil Yohanes pasal 13 sampai dengan 15, Dia

berbicara banyak tentang ajaran-ajaran yang penting kepada murid-

murid-Nya. Sedangkan dalam Injil Yohanes pasal 17 merupakan satu-

satunya pasal yang mencatat bahwa Anak Allah yang suci itu berbicara

kepada Allah Bapa yang suci. Semua isi doa itu diwahyukan kepada

manusia. Sebenarnya, apa yang dibicarakan antara Allah Anak, Allah

Page 416: Bmf 53 teologi reformed

410 |TEOLOGI REFORMED

Bapa, dan Allah Roh Kudus selalu tidak kita ketahui. Tetapi, Injil Yohanes

pasal 17 merupakan satu-satunya pasal, di mana seluruh pasal, kecuali

kalimat pertama, berisi doa sang Anak kepada Bapa dalam bentuk

literatur manusia, tetapi isinya adalah komunikasi antara Anak dan Bapa.

Dalam pasal itu, kita melihat doa yang luar biasa. Yesus Kristus

mengatakan, "Muliakanlah Aku, sebagaimana Aku di dunia sudah

memuliakan Engkau. Istilah mulia di sini menjadi satu ´mutual

communication´. Tuhan Yesus meminta supaya Bapa memuliakan Dia,

apakah sebabnya? Sebab Dia sudah memuliakan Bapa. Maka, di sini kita

dapat melihat, kemuliaan bersubstansi realita pada diri Bapa. Bapa

menciptakan manusia dan mengutus Yesus ke dalam dunia ciptaan- Nya,

justru untuk menyatakan kemuliaan Bapa itu sendiri. Sebab itu, sesuai

dengan Kitab Yesaya 43:7, eksistensi hidup kita justru untuk memuliakan

Tuhan Allah. Tetapi, hal ini sering tidak kita sadari atau insyafi.

Dalam Injil Yohanes 12:28, Yesus Kristus berkata, "Bapa, muliakanlah

nama-Mu". Maka terdengarlah suara dari surga, "Aku telah memuliakan-

Nya, dan Aku akan memuliakan-Nya lagi." Suara ini didengar oleh begitu

banyak orang pada waktu itu. Tuhan Allah, sumber kemuliaan

menginginkan manusia untuk memuliakan Dia. Barangsiapa memuliakan

Tuhan, Tuhan rela memuliakan Dia pula.

Kemuliaan bersubstansi Tuhan Allah dan kemuliaan itu diwujudkan atau

dinyatakan, sehingga kemuliaan menjadi suatu dasar kebudayaan,

kredibilitas kepribadian, dan keagungan dari pada sejarah dan

pemancaran moral. Kemuliaan itu diwujudkan melalui beberapa tahap:

Allah menyatakan kemuliaan-Nya melalui inkarnasi.

Selain penciptaan, di mana Tuhan menciptakan segala sesuatu untuk

menyatakan kemuliaan-Nya, pernyataan kemuliaan yang paling konkret

di dalam sejarah adalah melalui inkarnasi. Dari Injil Yohanes 1:14,18, kita

melihat: pertama, substansi kemuliaan adalah Allah sendiri. Pernyataan

Page 417: Bmf 53 teologi reformed

411 |TEOLOGI REFORMED

kemuliaan, pertama-tama dapat kita lihat di dalam inkarnasi, yaitu Kristus

menjadi manusia. Allah datang ke dalam dunia manusia, Roh menjadi

daging, yang tidak kelihatan sekarang menjadi kelihatan, dari dunia

mutlak masuk ke dalam dunia relatif, ´from the invisible world, He come

into visible realm, to become man´. Dia menjadi manusia. Di sini

dikatakan, kita sudah melihat kemuliaan Allah di dalam diri Kristus, Anak

Allah yang tunggal yang dikaruniakan kepada manusia. Dalam ayat 18

dikatakan, "Tidak ada orang yang pernah melihat Allah, hanya Kristus,

Anak tunggal Allah, yang berada di dalam pangkuan Allah itu,

menyatakan Tuhan Allah kepada kita." Baca lagi, Kitab Ibrani 1:1-3. Ayat

yang paling jelas, menjelaskan siapakah Kristus di dalam alam semesta;

´the cosmic Christ, not only the historical Christ, not only the Christ in the

church´. Kita melihat Kristus, jauh lebih besar daripada apa yang kita

tahu.

Di University of Iowa, saya memberi judul khotbah saya, ´How big is

Christ?´ Pada waktu mereka mendengar judul itu, mereka kaget,

mengapa judul khotbah ini "Berapa Besarnya Kristus?" Saya berkata

kepada mereka, berapa besar menurut pengertian Anda, akan

mempengaruhi iman dan nilai hidup dalam seumur hidup Anda. Seluruh

hidup Anda akan ditetapkan penilaiannya dengan pengertianmu tentang

berapa besar Kristus, ´Christ is always bigger than you can imagine´,

Kristus selalu lebih besar daripada apa yang bisa kita bayangkan. Kalau

kita mengira Kristus sedemikian besar, Dia lebih besar daripada itu. Di sini

kita melihat, ´the biggest posibility of understanding Christ´. Siapakah

Kristus?

Kristus ditetapkan berhak mewarisi sesuatu.

Kristus ditetapkan menjadi pencipta segala sesuatu.

Kristus ditetapkan menjadi penopang segala sesuatu.

Page 418: Bmf 53 teologi reformed

412 |TEOLOGI REFORMED

Segala sesuatu bersandar kepada Kristus, segala sesuatu diciptakan oleh

Dia, dan segala sesuatu pada akhirnya akan kembali kepada-Nya.

Kitab Ibrani 1:1-3 ini adalah ayat yang supplementary bila dibandingkan

dengan Roma 11:36. "Nya" di sini adalah Tuhan Allah, yang di dalam

Kristus. Maka, saya memberikan judul pada ayat-ayat ini: ´Christ in the

Cosmic Christ´; Kristus adalah Kristus kosmos, Kristus alam semesta,

Pencipta alam semesta, Penopang alam semesta, dan Pewaris alam

semesta. Segala sesuatu adalah dari Dia, segala sesuatu bersandar

kepada Dia, dan segala sesuatu kembali kepada Dia. Puji Tuhan!

Di sini kita dapat melihat bahwa Dia adalah cahaya dari kemuliaan Allah

dan gambar wujud Allah, yaitu ´the visible glory and the visible light of

the invisible God´; Allah berada di dalam cahaya yang tidak kelihatan,

tetapi Kristus adalah cahaya Allah yang dapat kita lihat. Umpama saya

bertanya kepada Saudara, pernahkah Saudara melihat matahari? Saudara

akan menjawab, setiap hari saya melihat matahari, bahkan sejak kecil

saya sudah melihatnya. Saya bertanya lagi, sanggupkah Saudara menatap

matahari? Saudara mulai merasa ragu, apa maksud pertanyaan ini?

mengapa Anda menanyakan hal ini? Saya berkata, Saudara belum pernah

melihat matahari secara langsung. Dari ketiga pertanyaan tadi,

pernahkah melihat matahari? Betulkah Saudara sudah melihatnya?

Saudara belum pernah melihat langsung, tapi Saudara pasti tahu, ada

suatu rahasia dibalik pertanyaan itu. Sebenarnya, kita tidak pernah

melihat matahari, kita hanya melihat cahaya matahari. Yang kita lihat

bukan mataharinya, tapi cahayanya. Kita belum pernah melihat matahari,

kita hanya melihat satu substansi yang bercahaya begitu jelas, waktu kita

melihat, kita tahu itu matahari, padahal yang kita lihat bukan elemen dari

matahari sendiri, namun hanyalah cahaya yang mengeluarkan sinar, yang

bersumber dan beradiasi dari matahari. Itu sebabnya, ´no one can see

God´, tak seorang pun yang bisa melihat Allah, yang kita lihat adalah

cahaya Allah itu sendiri. Ayat tadi mengatakan, "Dia adalah cahaya

Page 419: Bmf 53 teologi reformed

413 |TEOLOGI REFORMED

kemuliaan Allah, dan gambar wujud Allah", itu sebabnya kita masuk ke

bagian lebih yang dalam.

Pada waktu inkarnasi itu sudah terjadi, maka keberadaan Yesus, itu

adalah wujud yang konkret, wakil yang mewakili kemuliaan Allah. Sebab

itu, Yesus Kristus berani mengatakan satu kalimat, yang belum pernah,

tidak mungkin, tidak akan pernah mungkin, tidak ada yang berani atau

boleh diucapkan oleh siapa pun di dalam sejarah. "Kamu melihat Aku,

bukan melihat Aku, melainkan melihat Dia, yang mengutus Aku." Adakah

orang lain yang pernah mengatakan, "Kamu melihat aku, bukan melihat

aku, melainkan melihat presiden Soeharto?" Tidak ada orang yang berani

mengatakan hal itu, karena orang yang mengatakan hal itu bukan

presiden Soeharto. Tetapi, Yesus berani mengatakan kalimat itu. Ini

merupakan satu lompatan yang luar biasa. Dari fenomena agama umum,

orang Yahudi tak mungkin pernah mengerti kalimat itu. Karena mereka

tahu, Allah tidak bisa dilihat. Saat manusia melihat Allah dengan mata

jasmani, saat itu pula manusia mati. Inilah pengertian orang Yahudi. Itu

sebabnya, waktu Yesus mengatakan kalimat itu, mereka mengatakan Dia

kurang ajar dan menghujat Allah. Padahal, Yesus Kristus tidak menghujat

Allah. Tetapi Dia mengatakan satu fakta, karena Dia adalah satu- satunya

cahaya kemuliaan Allah, satu-satunya wujud Dia, Dia adalah satu-satunya

cahaya kemuliaan Allah, satu- satunya wujud substansi Allah, dan satu-

satunya yang bisa menyatakan Allah yang tidak tampak. Kristus adalah

wakil Allah di dalam dunia.

Yesus Kristus berkata lagi, "Kamu percaya kepada-Ku, bukan percaya

kepada-Ku, melainkan percaya kepada Dia yang mengutus Aku." Aku

mewakili Allah. Inilah cahaya kemuliaan. Goethe, seorang Jerman, waktu

dia muda, dia patah hati dan ingin bunuh diri, tetapi tidak jadi. Dia

menuliskan niatnya ketika hendak bunuh diri ke dalam satu buku. Buku

itu dicetak dan dalam 6 bulan, lebih dari 200 orang yang membaca buku

itu bunuh diri. Lalu selama puluhan tahun, dia menyusun sebuah buku

yang berjudul "Force" untuk menyatakan seluruh filsafat hidupnya dan

Page 420: Bmf 53 teologi reformed

414 |TEOLOGI REFORMED

akhirnya harus diakui, ´no one can surpass Jesus´, biar kebudayaan

manusia terus maju, tidak akan mungkin melampaui orang Nazaret itu,

tidak mungkin melampaui moral dan kemuliaan Yesus yang dicatat di

dalam keempat Injil.

Waktu saya membaca kalimat itu, saya sangat tergerak. Goethe, orang

yang besar, yang hidup sezaman dengan Beethoven, Mendelssohn.

Beethoven mati terlebih dulu dan dia masih hidup. Dia memanggil

Mendelssohn ke rumahnya untuk memainkan piano, musik yang

terbesar, yang pernah diciptakan di dalam sejarah. Mendelssohn yang

muda menabuh dari Bach sampai pada Mozart, Haydn, Bethoven I, II, III,

dan IV. Sampai Mendelssohn memainkan Beethoven symphoni V, baru

selesai movement pertama, Goethe mengatakan, "Sudah Mendelssohn,

stop jangan mainkan lagi." Mengapa? Karena waktu kau memainkan

Beethoven V, sejahtera yang saya pupuk dan saya latih melalui meditasi

dan lain-lain sejak saya muda, langsung hilang semuanya. Kamu telah

mengacaukan sejahteraku. Apa artinya? Sejahtera manusia tidak bisa

bertahan, hanya sejahtera yang dari Tuhan yang dapat bertahan. Waktu

dia sudah tua, dia mengira sudah melatih sifat manusianya dan sudah

sukses. Justru saat itulah, dia sama sekali gagal. Pada waktu Kristus akan

dibunuh di atas kayu salib, Dia mengatakan, "Aku memberikan sejahtera-

Ku kepadamu, dan sejahtera yang Kuberikan kepadamu, tidak mungkin

diberikan oleh orang lain." Yesus mati dengan sejahtera, Yesus bangkit

dengan sejahtera, setelah bangkit Dia mengatakan, "peace on you".

Goethe mengetahui, ´no one can surpass Jesus´, tidak ada orang seperti

Yesus, maka dia menuliskan, "Biar pun kebudayaan kebudayaan manusia

terus maju, tak mungkin melampaui kemuliaan yang pernah dipancarkan

Kristus."

Kemuliaan yang bagaimana yang dipancarkan Yesus? Tema ini

membutuhkan penguraian yang lebih panjang lagi. Tetapi secara singkat,

saya berkata kepada Saudara, "Kemuliaan dipancarkan melalui hidup-

Nya, melalui sengsara-Nya." Pada waktu Dia diumpat, difitnah, Dia sangat

Page 421: Bmf 53 teologi reformed

415 |TEOLOGI REFORMED

tenang. Kemuliaan Yesus, kemuliaan Ilahi mutlak dan tidak terbatas.

Perhatikan teladan Yesus yang menyatakan kemuliaan Allah, pernah

dinyatakan sampai puncaknya secara konkret di Alkitab. Injil Matius

17:2 mengatakan, "Wajah-Nya seperti matahari, pakaian-Nya seperti

terang yang besar." Di dalam Alkitab, hal seperti ini pernah terjadi 3 kali:

Pertama kali, waktu Yesus masih hidup di dunia. Kedua, waktu Dia

memanggil Paulus. Lalu ketiga, waktu Dia menyatakan diri kepada

Yohanes, rasul termuda di pulau Patmos. Ketiga-tiganya memberikan

satu kesan bahwa Dia lebih bercahaya dibanding dengan matahari,

sehingga pada waktu siang hari, waktu paling terang, Paulus justru

melihat cahaya yang lebih terang daripada matahari. Bukan saja

demikian, Yohanes melihat, Dia mempunyai mata seperti api yang

menyala-nyala. Yesus Kristus adalah kemuliaan yang diwujudkan di dalam

dunia. Pada waktu Petrus tua, dia melukiskan istilah kemuliaan hanya

satu kali saja, istilah yang luar biasa berbeda dengan semua istilah yang

ada di dalam Kitab Suci. 2Petrus 1:16, dalam terjemahan bahasa

Indonesia "kebesaran- Nya", tetapi dalam bahasa Inggris "His majesty",

dalam bahasa Mandarin, kemuliaan yang sangat serius dan berwibawa.

Kata ´majesty´ dipakai untuk melukiskan keagungan seorang raja. Pada

waktu Petrus menulis ayat ini, dia membandingkannya dengan berita

isapan jempol. Ia berkata, "Karena kami pernah melihat dengan mata

sendiri, satu ´majesty´ atau kemuliaan yang dahsyat dari Tuhan sendiri."

Mengapa Petrus yang menuliskan hal ini? Karena Petrus, Yakobus, dan

Yohanes tiga orang yang pernah melihat Yesus Kristus menyatakan

kemuliaan Allah, melalui perubahan wajah; transfiguration; ´change His

figure´. Bukan saja demikian, kita juga dapat membaca dari Wahyu 1:16-

17, Kristus menyatakan diri dengan begitu mulia.

Apa yang disebut dengan kemuliaan Allah?

Pertama, kemuliaan Allah di dalam diri Kristus melalui inkarnasi. Kedua,

kemuliaan Allah di dalam anugerah penebusan. Ini merupakan kemuliaan

yang paling puncak, yang boleh kita terima di dalam pengalaman kita

Page 422: Bmf 53 teologi reformed

416 |TEOLOGI REFORMED

masing-masing. Kita bukan hanya mengenal Dia, tetapi kita mengalami.

Kita bukan hanya mengetahui Dia, tetapi kita memiliki Dia melalui

anugerah kemuliaan. Baca Efesus 1:6. "Kasih karunia yang mulia atau

anugerah kemuliaan Tuhan. Apakah ini? Ini adalah kemuliaan yang

bersifat paradoks. Anugerah kemuliaan di dalam penebusan itu bersifat

paradoks artinya, justru semua kemuliaan itu tersimpan. Hal ini, dalam

theologia Martin Luther disebut sebagai ´the hiddeness of God´: suatu

ketersembunyian dari Tuhan Allah. Martin Luther menggambarkan dua

macam hal yang kita kenal tentang Kristus, ´the glory of Christ and the

cross of Christ´. Kita harus mengerti mengenai Kristus yang tersalib dan

Kristus yang mulia. Banyak orang hanya mau Kristus yang mulia, tetapi

tidak mau Kristus yang tersalib. Martin Luther mengatakan, "Dua-duanya

penting. Sebagaimana kita menyaksikan bulan, yang menghadapkan kita

pada satu aspek, sedangkan aspek yang lain tidak pernah bisa kita lihat,

kecuali kita melintasinya dengan roket yang melebihi tempat itu, barulah

kita bisa melihat belakangnya." Demikian juga Allah menyatakan kepada

kita, aspek-aspek yang rela Dia wahyukan, tetapi aspek yang tidak

dinyatakan, kita tidak tahu itu. Itu disebut sebagai ´the hiddenness of

God´.

Perhatikan, kemuliaan Allah yang kita lihat adalah Kristus yang menjadi

contoh teladan moral dan hidup yang mewakili Allah di dalam dunia ini

dan yang dahsyat kemuliaan-Nya, yang pernah Dia nyatakan kepada tiga

orang murid-Nya dan Paulus. Tetapi kita mau melihat sifat paradoks dari

aspek yang lain, yaitu kemuliaan yang terembunyi. Ketika raja menutup

pakaian kerajaannya dengan pakaian pengemis, jangan Anda kira bahwa

dia adalah seorang pengemis. Biar pun secara lahiriah, dia seorang yang

miskin, tetapi dia adalah tetap seorang raja yang berhak duduk di atas

tahta. Demikian juga pada waktu kita melihat kemuliaan yang

tersembunyi, itu berarti kemuliaan paradoks. Pada waktu Yesus dipaku di

atas kayu salib, di manakah kemuliaan Allah? Tidak ada. Pada waktu itu,

seluruhnya sudah menjadi tertutup, kebijaksanaan dan kuasa-Nya tidak

Page 423: Bmf 53 teologi reformed

417 |TEOLOGI REFORMED

kelihatan dan segala kemungkinan kemuliaan sudah tertudung, sehingga

orang melihat salib, tempat yang bukan menyatakan kemuliaan,

melainkan tempat yang memalukan. Orang yang dipaku di atas kayu

salib, pakaiannya dilepas, mungkin hanya sisa satu helai kain untuk

menutupi kemaluannya, seluruh tubuh ditelanjangi dan dipamerkan di

atas kayu salib. Itu adalah tempat yang sangat memalukan, tetapi Allah

justru menyatakan bahwa inilah anugerah kemuliaan

(bandingkan 1Korintus 1:25). Pada waktu kita tidak melihat kemuliaan

Allah, tidak melihat pertolongan Allah, pada saat kita melihat hal

demikian di bukit Golgota, justru Tuhan mengatakan, "Open your inner

eyes, look penetrate into all the bondage, and you should understand

more than just superficial fenomena. Then look at the inner side: the

glory of God." Kemuliaan penebusan adalah kemuliaan yang ditudung

anugerah yang tersembunyi, yaitu kemuliaan yang menjadi ujian bagi

iman seluruh umat manusia. Puji Tuhan!

Maafkan saya sekali lagi untuk mengatakan kalimat yang saya ucapkan

dua tahun yang lalu, bahwa di dalam seluruh Kitab Suci, saya percaya

orang yang imannya paling besar, bukan Paulus atau Petrus, melainkan

perampok yang diselamatkan di atas kayu salib. Saya tercengang, apakah

yang menyebabkan dia mempercayai Kristus? Kalau Petrus, Paulus, atau

orang lain percaya Yesus adalah Kristus karena mereka melihat sesuatu

yang agung, bukan ´the hidden side´, tapi ´the expose side´, bukan pada

anugerah yang paradoks, tapi pada anugerah yang dipancarkan, yang

kelihatan. Namun, perampok itu sama sekali tidak melihat apa-apa dalam

diri Yesus Kristus, dia hanya melihat Yesus yang mengalirkan darah,

menerima ketidakadilan, disiksa, menderita, tidak bisa membalas, tidak

bisa berbuat apa- apa, dicemooh, dipaku, dihina, dan dibuang. Tetapi dia

mempunyai iman, yang melampaui fenomena, yang menembus

paradoks, langsung menanamkan imannya di dalam esensi yang melebihi

lahiriah. Kalau Anda bertanya kepada perampok itu, mengapa Anda

percaya kepada Yesus Kristus? Dia akan menjawab, saya tidak melihat

Page 424: Bmf 53 teologi reformed

418 |TEOLOGI REFORMED

kedahsyatan kemuliaan yang dinyatakan, justru saya melihat ke dalam

sumsum, yang berada di balik penderitaan yang besar itu.

Dengan apa kita memuliakan Allah?

Sekarang, kita masuki bagian terakhir, saya akan membahas dengan

ringkas, dengan apa kita memuliakan Allah?

Dengan hidup yang ada, hidup yang diciptakan.

Dengan pengalaman penebusan, kita memuliakan Allah.

Dengan perbuatan dan kesempatan untuk bersaksi (Matius 5:13-16).

Di dalam kesengsaraan dan dengan mulut kita.

Kita perlu menderita bagi Tuhan supaya bisa mendapat kemuliaan. Sebab

itu, waktu kita menderita bagi Tuhan, biarlah kita memakai mulut kita

untuk memuliakan Allah. Pada waktu penganiayaan, kita tetap harus

memuliakan Allah. Puji Tuhan! Ia ada dalam seumur hidup kita, kita harus

memuliakan Allah.

Siapakah orang yang memuliakan Allah? Mungkin Saudara berkata,

orang-orang yang pandai menyanyi atau yang sering berkhotbah. Jika

hanya orang yang berkhotbah dan yang menyanyi, yang memuliakan

Allah, maka hanya segelintir orang Kristen di mimbar saja yang bisa

memuliakan Allah. Setiap orang Kristen dapat memuliakan Allah dengan

kesaksiannya. Masyarakat mengetahui bahwa kita adalah orang Kristen,

kita tidak bisa omong kosong saja, kita harus melakukan semuanya

dengan baik untuk memuliakan nama Tuhan.

Ayat ini mudah kita baca, namun masyarakat akan mempermalukan Allah

Saudara karena hidup Saudara yang sembrono. Saudara harus

memuliakan Allah di dalam usaha Saudara, di dalam keluarga Saudara,

dan di dalam pergaulan Saudara (el).

Page 425: Bmf 53 teologi reformed

419 |TEOLOGI REFORMED

Sumber:

Sumber diambil dari:

Judul Buku : Momentum 28 Desember 1995 -- Buletin

Judul Artikel : Kemulian bagi Allah

Penulis : Pdt. Dr. Stephen Tong

Penerjemah : -

Penerbit : Lembaga Reformed Injili Indonesia, 1995

Halaman : 3 - 11

"Ekklesia" -- Gereja Editorial:

Dear e-Reformed Netters,

Saya terkesan sekali dengan penjelasan John Stott tentang gereja, karena

beliau memaparkannya dengan sangat jelas dan tepat. Separuh dari

artikel ini berbicara tentang pengertian gereja yang diambil dari Alkitab,

bahwa umat Allah yang dipanggil keluar ini adalah untuk menjadi satu

tubuh yang tidak lagi membedakan suku bangsa, tingkatan, ataupun jenis

kelamin. Namun pada kenyataannya, sering kali gereja justru

menciptakan perbedaan-perbedaan baru. Karena itu dengan berani John

Stott tanpa ragu berkata, "menafsirkan gereja dipandang dari segi

pembedaan kasta yang memberikan hak istimewa kepada golongan

pendeta atau struktur yang bersifat hierarki telah menghancurkan

doktrin Perjanjian Baru mengenai gereja."

Page 426: Bmf 53 teologi reformed

420 |TEOLOGI REFORMED

Sebaliknya, jemaat yang mengingkari tanggung jawab untuk melayani,

bersaksi, dan memenangkan jiwa bagi Kristus, tetapi menyerahkan tugas

itu hanya kepada pendeta saja juga salah. John Stott menyimpulkan,

"Allah memanggil pendeta untuk suatu tugas yang penting, namun

kedudukan mereka harus selalu tunduk kepada gereja secara

keseluruhan, sebagai persekutuan yang ditebus oleh Allah sendiri. Kaum

awam hanya akan menemukan tempat mereka yang sesungguhnya jika

kebenaran yang sederhana ini disadari, yakni pendeta berada di tengah-

tengah mereka untuk melayani gereja, bukannya gereja melayani

pendeta."

Memang kebenaran yang dipaparkan oleh John Stott itu cukup keras, dan

mungkin sulit diterima oleh mereka yang sudah terbiasa hidup dalam

gereja yang sangat meninggikan kedudukan pendeta. Akan tetapi marilah

kita menerima kebenaran ini sebagai koreksi Allah atas gereja-Nya supaya

gereja-Nya semakin tunduk pada kehendak-Nya, sang Pemilik gereja.

In Christ,

Yulia

< yulia(at)in-christ.net >

http://reformed.sabda.org

http://fb.sabda.org/reformed

Artikel Terkait

Teologia Reformed dan Relevansinya bagi Gereja Masa Kini

Roh Kudus dan Alkitab

Inti Kekristenan

Karya Roh Kudus dalam Mematikan Dosa

Apakah Tujuan Kematian Kristus?

Page 427: Bmf 53 teologi reformed

421 |TEOLOGI REFORMED

Bimbingan dan Rencana Allah (1)

Gereja Beraliran Teologi Reformed

Penulis:

John Stott

Edisi:

121/V/2010

Tanggal:

26-5-2010

Isi:

"Ekklesia" -- Gereja

(Oleh: John Stott)

Pertanyaan yang harus kita ajukan sebelum kita mulai ialah: Apakah

gereja itu sebenarnya?

Gereja adalah jemaat, suatu perhimpunan orang yang memperlihatkan

eksistensi, solidaritas, yang berbeda dari perhimpunan-perhimpunan lain

untuk satu hal, yakni "panggilan Allah".

Semua itu dimulai dari Abraham, yang dipanggil Allah untuk

meninggalkan negerinya sendiri dan keluarganya. Allah berjanji kepada

Abraham bahwa ia akan diberikan negeri dan kaum keluarganya akan

menjadi suatu bangsa yang besar, dan melaluinya segala bangsa di muka

bumi ini akan diberkati. Berulang kali perjanjian anugerah ini ditegaskan

kepada Abraham, yakni melalui keturunannya semua bangsa di bumi

akan diberkati.[1]Janji ini selanjutnya ditegaskan kepada Ishak, dan

Page 428: Bmf 53 teologi reformed

422 |TEOLOGI REFORMED

kepada Yakub. Tetapi Yakub meninggal di dalam tawanan. Demikian juga

anaknya yang terkenal, Yusuf.

Memang, di akhir kitab Kejadian dijelaskan bahwa sesudah Yusuf

meninggal dunia, mayatnya dibalsam dan "ditaruh dalam peti mati di

Mesir." (Kejadian 50:26) Namun langkah-langkah pertama menuju

penggenapan janji Allah baru terjadi ketika Ia, melalui Musa, dari

keturunan Lewi bin Yakub, menyelamatkan bangsa itu dari perbudakan.

"Ketika Israel masih muda, Kukasihi dia, dan dari Mesir Kupanggil anak-Ku

itu." (Hosea 11:1) Tiga bulan sesudah keluar mereka memasuki padang

gurun Sinai, dan Tuhan memerintahkan Musa untuk mengatakan kepada

bangsa itu:

"Kamu sendiri telah melihat apa yang Kulakukan kepada orang Mesir, dan

bagaimana Aku telah mendukung kamu di atas sayap rajawali dan

membawa kamu kepada-Ku. Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh

mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu

akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa,

sebab Akulah yang empunya seluruh bumi. Kamu akan menjadi bagi-Ku

kerajaan iman dan bangsa yang kudus." (Keluaran 19:4-6)

Maka perjanjian disahkan, hukum diberikan, kemah suci didirikan, dan

ibadah dimulai. Kemudian tanah perjanjian ditaklukkan, dan setelah itu

pemerintahan diteguhkan. Tetapi semuanya itu berakhir dengan

malapetaka. Umat Allah melanggar perjanjian-Nya, menolak hukum-Nya,

dan meremehkan nabi-nabi-Nya, sehingga tidak ada pertolongan bagi

mereka. Penghukuman Allah ditimpakan atas mereka, dan penawanan

kedua (ke Babel) dimulai.

Namun Allah tidak membiarkan umat-Nya. Pada waktunya, sesuai

dengan janji-Nya, Ia akan memberkati mereka. Ia memanggil mereka

keluar dari Babel -- sebagaimana Ia telah memanggil mereka keluar dari

Mesir -- serta mengembalikan mereka ke tanah air mereka sendiri.

Seperti yang dikatakan Allah melalui Yeremia:

Page 429: Bmf 53 teologi reformed

423 |TEOLOGI REFORMED

"Sebab itu, demikianlah firman Tuhan, sesungguhnya waktunya akan

datang, bahwa tidak dikatakan orang lagi: Demi Tuhan yang hidup yang

menuntun orang Israel keluar dari tanah Mesir!, melainkan: Demi Tuhan

yang hidup yang menuntun orang Israel keluar dari tanah utara dan dari

segala negeri kemana Ia telah mencerai-beraikan mereka! Sebab Aku

akan membawa mereka pulang ke tanahyang telah Kuberikan kepada

nenek moyang mereka." (Yeremia 16:14-15)

Tetapi Allah juga telah menjanjikan bahwa melalui umat-Nya Ia akan

memberkati semua bangsa di dunia; dan ini digenapi melalui Kristus.

Sebab panggilan Allah -- mula-mula kepada keluarga Abraham dari Ur dan

dari Haran untuk memasuki tanah Kanaan, kemudian terhadap keturunan

Yakub dari Mesir, dan setelah itu terhadap sisa-sisa suku Yehuda dari

Babel -- semuanya memberikan bayangan akan suatu panggilan yang

lebih baik, penebusan yang lebih besar, dan warisan yang lebih

berlimpah. Melalui kematian dan kebangkitan Kristus, Allah bermaksud

memanggil keluar dari dunia ini suatu umat pilihan bagi diri-Nya sendiri,

menebus mereka dari dosa, dan membuat mereka mewarisi janji-janji

keselamatan-Nya.

Maka gereja adalah umat Allah, "ekklesia"-Nya, yang dipanggil keluar dari

dunia ini untuk menjadi milik-Nya, dan eksis sebagai entitas yang

sungguh-sungguh ada dan terpisah, semata-mata hanya karena

panggilan- Nya. Perjanjian Baru sangat menuntut serta menekankan hal

ini. Allah telah memanggil kita "kepada persekutuan dengan Anak-Nya

Yesus Kristus, Tuhan kita," memanggil kita "menjadi milik Kristus". (1

Korintus 1:9, Roma 1:6) Panggilan ilahi ini adalah suatu "panggilan

kudus". (2 Timotius 1:9, 1 Tesalonika 4:7) Allah memanggil kita untuk

hidup kudus karena Dia adalah Allah yang kudus, dan "supaya hidup [kita]

sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan

itu" (1 Petrus 1:15,16; Efesus 4:1), sehingga dengan kuasa penyucian dari

Roh Kudus kita boleh berubah di dalam karakter dan tingkah laku sesuai

Page 430: Bmf 53 teologi reformed

424 |TEOLOGI REFORMED

dengan status kita, yakni sebagai "orang-orang kudus", yang berbeda,

terpisah; umat yang dikuduskan bagi Allah.[2]

Namun, panggilan itu tidak dimaksudkan agar gereja menarik diri keluar

dari dunia kepada kehidupan pietisme. Sebagaimana yang dikemukakan

oleh Uskup Lesslie Newbigin, "Gereja ... adalah sekelompok musafir yang

sedang dalam perjalanan menuju akhir dari dunia dan waktu." Dan pula,

gereja merupakan khafilah umat Allah. Mereka sedang bergerak --

bergegas menuju akhir dari dunia ini dan memohon agar semua orang

didamaikan dengan Allah, dan bersegera menuju akhir waktu untuk

menjumpai Tuhannya yang akan mengumpulkan semua orang menjadi

satu.

Itulah sebabnya, lebih lanjut Newbigin mengemukakan, "Gereja tidak

mungkin dimengerti secara tepat kecuali di dalam suatu sudut pandang

misioner dan eskatologis sekaligus."[3] Oleh karena itu, penulis- penulis

Perjanjian Baru mengemukakan, Allah yang telah memanggil kita keluar

dari dunia ini telah mengutus kita kembali ke dalam dunia:

"Kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus,

umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-

perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari

kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib." (1 Petrus 2:9)

Dia juga telah memanggil kita sebagaimana Kristus telah menderita

karena perlakuan yang tidak adil di dunia ini, dan melalui penderitaan-

Nya Dia telah memanggil kita "kepada kemuliaan-Nya yang kekal dalam

Kristus." (1 Petrus 2:20,21; 5:10)

Demikianlah gereja, umat Allah, yang dipanggil keluar dari dunia bagi Dia

sendiri, dipanggil untuk suatu misi, dipanggil untuk menderita, dan

dipanggil melalui penderitaan kepada kemuliaan.

Gereja Allah adalah Gereja yang Esa

Page 431: Bmf 53 teologi reformed

425 |TEOLOGI REFORMED

Panggilan terhadap gereja ini juga merupakan panggilan terhadap

seluruh gereja dan setiap anggota dari gereja, tanpa suatu perbedaan

atau pembagian apa pun. Sebelumnya, panggilan Allah hanya ditujukan

kepada Abraham dan keturunannya, yang secara jasmaniah adalah

bangsa Israel, sedangkan bangsa-bangsa non-Yahudi "tidak termasuk

kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan

yang dijanjikan." (Efesus 2:12) Namun sekarang janji kepada Abraham itu

telah menjangkau dan menjadi berkat bagi bangsa-bangsa lain juga.

Maka Paulus menuliskan kepada jemaat di Efesus:

"Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu `jauh`, sudah

menjadi `dekat` oleh darah Kristus. Karena Dialah damai sejahtera kita,

yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan

tembok pemisah, yaitu perseteruan, sebab dengan matinya sebagai

manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan

ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru

di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera, dan

untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah

oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu." (Efesus 2:13-

16)

Kita tidak boleh menghilangkan penjelasan Rasul Paulus mengenai

peniadaan dan penciptaan ini. Allah telah meniadakan (menghapuskan)

aspek dari hukum Taurat itu yang telah membuat Israel menjadi bangsa

yang terpisah, dan Dia menciptakan "seorang manusia baru."

Umat manusia yang baru ini, yakni gereja, merupakan perkumpulan yang

mengagumkan dan meliputi banyak hal. Kristus telah meniadakan lebih

dari sekadar penghalang-penghalang kesukuan dan kebangsaan; Dia telah

menghapuskan juga penghalang-penghalang kelas dan gender: "... tidak

ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang

merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah

satu di dalam Kristus Yesus." (Galatia 3:28) Hari-hari diskriminasi telah

Page 432: Bmf 53 teologi reformed

426 |TEOLOGI REFORMED

berlalu. Umat Kristus yang baru telah diciptakan di dalam gereja tanpa

memedulikan perbedaan suku bangsa, tingkatan, ataupun jenis kelamin.

Ini tidak berarti bahwa persamaan di dalam kekristenan itu sinonim

dengan anarki -- sebab Paulus juga mengimbau para istri agar taat

terhadap suaminya dan budak-budak tunduk terhadap tuannya, tetapi

lebih berarti bahwa segala hak istimewa dan berkat rohani di hadapan

Allah telah dikeluarkan:

"Sebab tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan orang Yunani.

Karena, Allah yang satu itu adalah Tuhan dari semua orang, kaya bagi

semua orang yang berseru kepada-Nya. Sebab, barangsiapa yang berseru

kepada nama Tuhan akan diselamatkan." (Roma 10:12,13)

Sebagai akibatnya, semua orang Kristen yang percaya, baik Yahudi

maupun non-Yahudi, laki-laki atau perempuan, budak atau orang

merdeka, orang Yunani yang terpelajar atau orang barbar yang tidak

beradab adalah "kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-

anggota keluarga Allah", dan juga "ahli-ahli waris dan anggota-anggota

tubuh dan peserta dalam janji yang diberikan dalam Kristus Yesus karena

berita Injil." (Kolose 3:11, Efesus 2:19, 3:6) Di dalam ayat-ayat ini Paulus

memakai empat kata majemuk dari bahasa Yunani yang kemudian

diterjemahkan menjadi "para kawan sewarga" ("sumpolitai"), "para ahli

waris" ("sugkleronoma"), "para anggota" ("sussoma"), dan "para

pengambil bagian" ("summetocha")[4] untuk menegaskan dengan sejelas

mungkin mengenai partisipasi umum yang tidak boleh dibeda-bedakan

dari seluruh umat Allah dalam segala berkat yang terdapat di dalam Injil.

Paulus juga mengajarkan kebenaran yang sama dalam daftar kesatuan

yang dibuatnya:

"Hanya ada satu tubuh dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil

kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu, satu

Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua, Allah

yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua." (Efesus 4:4-6)

Page 433: Bmf 53 teologi reformed

427 |TEOLOGI REFORMED

Tetapi apakah kaitan atau hubungan antara hal ini dengan buku

mengenai kaum awam? Mengapa saya berpikir bahwa penting sekali bagi

kita untuk mempertegas kembali mengenai peniadaan hak istimewa dan

penciptaan satu umat yang baru dengan persamaan hak ini? Masalah

sebenarnya dalam sistem yang membedakan antara pendeta dengan

kaum awam nampaknya hanya sebagai usaha menentang dasar

kesamaan dan kesatuan umat Allah. Hal yang senantiasa dilakukan sistem

ini, yakni memusatkan kekuasaan dan hak istimewa di tangan pendeta,

telah menyembunyikan, bahkan membinasakan hakikat kesatuan umat

Allah.

Kedua pihak yang telah disatukan oleh Kristus dipisahkan menjadi dua

lagi oleh pemikiran sistem ini, yang satu lebih tinggi dan yang lainnya

lebih rendah, yang satu aktif dan yang lainnya pasif, yang satu benar-

benar penting karena sangat diperlukan bagi kehidupan gereja, yang

lainnya tidak terlalu diperlukan sehingga tidak terlalu penting. Saya tidak

ragu-ragu mengatakan bahwa menafsirkan gereja dipandang dari segi

pembedaan kasta yang memberikan hak istimewa kepada golongan

pendeta, atau struktur yang bersifat hierarki, berarti menghancurkan

doktrin Perjanjian Baru mengenai gereja.

Tetapi kita memunyai kebebasan menafsirkan gereja dipandang dari

sudut pandang seorang pendeta, dan mudah sekali bagi orang-orang

yang berpikiran demikian tergelincir ke dalam pola pemikiran di atas.

Untuk memaparkan hal ini, kita akan meninjau kembali beberapa

penggambaran penting berdasarkan Alkitab mengenai gereja. Kita tidak

dapat melakukan pemeriksaan secara lengkap dan mendalam, tetapi

pemeriksaan kita akan cukup untuk membuktikan hal ini: setiap

gambaran Alkitab mengenai gereja memberikan iluminasi mengenai

hubungan antara umat Allah dengan Allah sendiri di dalam Kristus

dan/atau dengan sesamanya. Hanya sedikit perhatian diarahkan kepada

golongan pendeta sebagai pihak ketiga yang berbeda dari yang lainnya.

Dengan kata lain, dalam pemaparan sifat dan tugas gereja, kebanyakan

Page 434: Bmf 53 teologi reformed

428 |TEOLOGI REFORMED

pokok pikiran Perjanjian Baru bukanlah mengenai kedudukan pendeta,

juga bukan tentang hubungan antara pendeta dan kaum awam,

melainkan mengenai keseluruhan umat Allah dalam hubungan mereka

dengan Dia dan antara satu dengan yang lain; umat yang khusus yang

telah dipanggil oleh anugerah-Nya untuk menjadi ahli waris-Nya serta

duta-Nya di dunia.

Kiasan-Kiasan tentang Gereja

Tiga di antara gambaran yang paling indah mengenai gereja dalam

Perjanjian Baru diambil dari Perjanjian Lama. Ketiganya melukiskan umat

Allah sebagai pengantin wanita-Nya, kebun anggur-Nya, dan kawanan

domba-Nya. Semuanya menyoroti hubungan langsung yang telah

diteguhkan Allah dengan umat-Nya dan yang telah mereka nikmati

bersama-Nya.

Allah telah memandang Israel sejak masa mudanya, mempertunangkan

dia dengan diri-Nya sendiri sebagai pengantin perempuan-Nya, untuk

selanjutnya memasuki perjanjian nikah dengan-Nya. (Yehezkiel 16,

Yeremia 2:2, 31:32, Yesaya 62:5) Tetapi kemudian Allah mengeluh

tentang ketidaksetiaan Israel, dan tindakan-tindakan persundalan serta

perzinahannya (Hosea 2).

Allah telah mengambil sebatang pohon anggur dari Mesir dan

menanamnya di Kanaan, sebuah "lereng bukit yang subur." Di sana

pohon itu berakar dan bertumbuh memenuhi negeri itu. Ia mendirikan

sebuah menara jaga di tengah-tengahnya untuk mengawasinya dan

sebuah tempat memeras anggur untuk mempersiapkan panen anggur. Ia

mengharapkan kebun anggur-Nya itu menghasilkan buah anggur yang

baik tetapi yang dihasilkannya ialah buah-buah anggur yang asam. Maka

Allah membiarkan kebun anggur-Nya diinjak-injak dan ditelantarkan.

Allah menantikan Israel berbuah keadilan, tetapi yang dihasilkannya

adalah buah kelaliman; Dia mengharapkan kebenaran, namun yang ada

hanya keonaran (Mazmur 80:9-20, Yesaya 5:1-7).

Page 435: Bmf 53 teologi reformed

429 |TEOLOGI REFORMED

Allah adalah Gembala Israel. Dia menggiring Yusuf bagaikan kawanan

domba. Sebagaimana Dia telah membebaskan mereka dari perbudakan

di Mesir, "mengangkat dan menggendong mereka selama zaman dahulu

kala", demikian juga sesudah penawanan di Babel Dia akan menghimpun

domba- domba-Nya dalam tangan-Nya, anak-anak domba dipangku-Nya

dan induk- induk domba dituntun-Nya dengan hati-hati (Mazmur 80:2,

Yesaya 63:9, 40:11).

Setiap gambaran di atas menekankan tindakan langsung dari kehendak

Allah terhadap umat-Nya sebagai satu bangsa, pemerintahan yang

berasal dari-Nya; Ia berinisiatif menyelamatkan mereka. Allah memilih

Israel sebagai pengantin wanita-Nya, Ia menanam dan merawat kebun

anggur-Nya, dan Ia menggembalakan kawanan domba-Nya. Dan ketika

Yesus dengan berani menerapkan kembali kiasan atau gambaran-

gambaran ini untuk diri-Nya, Dia bahkan lebih kuat menekankan

hubungan pribadi yang dimaksudkan oleh masing-masing kiasan itu.

Yesus adalah mempelai laki-laki, dan karena Ia hadir bersama-sama para

tamu maka mereka tidak pantas untuk berpuasa (Markus 2:18-20).

Paulus mengembangkan kiasan ini lebih rinci dengan penjelasan

mengenai kasih dan pengurbanan Kristus bagi gereja. Kepemimpinan-Nya

atas gereja serta tujuan akhir dari gereja ialah supaya gereja ditempatkan

di hadapan-Nya "dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang

serupa." (Efesus 5:27; 5:22-33) Pada akhir kitab Wahyu pertama-tama

kita membaca bahwa "hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan

pengantin-Nya telah siap sedia" dan "kota yang kudus, Yerusalem yang

baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin

perempuan yang berdandan untuk suaminya."(Wahyu 19:7, 21:2)

Yesus mengambil gambaran mengenai kebun anggur di dalam

perumpamaan- Nya mengenai penggarap-penggarap kebun yang jahat

(Markus 12:1-12), namun Dia juga melanjutkan hal itu, sebab Dia

menegaskan bahwa Dia sendirilah pokok anggur yang benar, carang-

Page 436: Bmf 53 teologi reformed

430 |TEOLOGI REFORMED

carangnya bergantung kepada-Nya untuk dapat berbuah baik dengan

tetap tinggal di dalam Dia dan juga dengan dibersihkan oleh tukang-

tukang kebun (Yohanes 15:1-8).

Yesus menyebut diri-Nya sendiri "Gembala Yang Baik" yang mencari serta

menyelamatkan domba yang hilang -- sekalipun hanya seekor domba-Nya

yang hilang, yang mempertaruhkan nyawa-Nya demi domba-domba-Nya,

dan yang memimpin mereka ke padang rumput yang segar serta

melindungi mereka dari ancaman serigala (Lukas 15:3-7, Yohanes 10).

Empat kiasan lainnya mengenai gereja yang terdapat di dalam Alkitab

intinya juga mengiluminasikan hubungan yang telah diteguhkan Allah

dengan umat-Nya, sekalipun semuanya itu juga menuntut pengertian

lebih lanjut.

Pertama, umat Allah adalah suatu kerajaan, tempat Allah menjalankan

peraturan-peraturan-Nya; "wilayah kekuasaan-Nya" (Mazmur 114:2).

Pemerintahan teokrasi Israel yang sesungguhnya, yang telah ditolak

ketika bangsa itu menuntut seorang raja seperti yang dimiliki oleh

bangsa-bangsa kafir, telah dipulihkan dan dirohanikan melalui Kristus.

Dalam menyelamatkan kita, Allah "telah melepaskan kita dari kuasa

kegelapan dan memindahkan kita ke dalam kerajaan Anak-Nya yang

kekasih" (Kolose 1:13) dan Kristus menjalankan pemerintahan-Nya di

antara umat-Nya melalui Roh-Nya, "sebab Kerajaan Allah bukanlah soal

makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera, dan

sukacita oleh Roh Kudus." (Roma 14:17)

Selanjutnya, umat Allah adalah rumah tangga atau keluarga-Nya. Apa

yang samar-samar terbayang di dalam Perjanjian Lama, yaitu ketika Israel

disebut anak Allah (Hosea 11:1), secara lengkap dipaparkan di dalam

Perjanjian Baru. Di dalam Kristus, Allah melahirkan kita kembali,

menjadikan kita sebagai anak-anak-Nya, mengadopsi kita ke dalam

keluarga-Nya, serta mengirim Roh-Nya ke dalam hati kita sehingga kita

boleh memanggil Dia "Abba, Bapa."[5] Banyak hal dalam kehidupan

Page 437: Bmf 53 teologi reformed

431 |TEOLOGI REFORMED

Kristen ditentukan -- seperti yang diajarkan Yesus -- oleh hubungan yang

intim dan terbuka seperti gambaran Allah dengan anak ini. Kita tidak

perlu lagi merasa khawatir memikirkan segala kebutuhan hidup kita

sehari-hari, karena Bapa surgawi kita mengetahui segala yang kita

perlukan. Kita cukup menyesuaikan diri dengan-Nya, dengan kerajaan-

Nya dan kebenaran-Nya, menyerahkan diri kita dan kehidupan kita

sehari- hari kepada-Nya, memercayai Dia yang memelihara kita, serta

percaya bahwa segala yang kita perlukan akan Ia berikan (Matius 6:7-13,

25-34, 7:7-11).

Ketiga, umat Allah adalah suatu bangunan "yang tidak dibuat oleh tangan

manusia", suatu bangunan yang dirancang oleh Allah sendiri, bait Allah

rohani yang dibangun kembali, dengan Yesus sebagai satu- satunya dasar

-- seperti yang dipersaksikan oleh para rasul dan para nabi -- dan Roh

Kudus di tempat mahasuci (1 Korintus 3:11, 16, Efesus 2:20-22).

Keempat, umat Allah adalah tubuh Kristus, gambaran yang paling

menonjol di dalam surat-surat Paulus dan satu-satunya yang tidak

memunyai padanan dengan Perjanjian Lama, dengan Kristus sebagai

Kepala yang mengatur dan memberi makan seluruh tubuh-Nya dan Roh

Kudus sebagai nafas yang memberi inspirasi kepada [gereja] (Efesus

4:4,15,16, Kolose 2:19).

Tetapi masing-masing dari keempat gambaran ini lebih dari sekadar

memberikan iluminasi mengenai hubungan antara Allah dengan umat-

Nya. Masing-masing menggambarkan juga hubungan-hubungan timbal

balik serta tugas dan tanggung jawab yang dimiliki umat Allah. Kita adalah

kawan sewarga dari kerajaan Allah, saudara-saudara di dalam keluarga,

batu- batu hidup untuk pembangunan rumah yang rohani, dan lebih dari

semuanya itu, anggota-anggota tubuh Kristus, yang bukan hanya

menerima hidup dan perintah dari Kepala, tetapi kita sendiri berperan

aktif dan saling bergantung satu dengan yang lainnya, dan oleh

Page 438: Bmf 53 teologi reformed

432 |TEOLOGI REFORMED

karenanya kita tidak boleh saling merendahkan atau iri terhadap yang

lain (1 Korintus 12:14-26).

Banyak Kiasan -- Satu Berita

Semua kekayaan kiasan ini menunjukkan maksud yang sama. Dalam

setiap gambaran itu penekanannya adalah pada inisiatif Allah yang sangat

ramah. Dia sebagai Suami, [Pemilik Kebun], Gembala, Raja, Bapa,

Pembuat Bangunan, dan [Kepala]. Umat-Nya sebagai sekelompok orang

yang ditebus, baik sebagai pengantin-Nya, kawanan domba-Nya,

keluarga-Nya, tubuh-Nya, dan lain-lain. Hubungan satu dengan yang lain

sebagai carang-carang pada Pokok Anggur yang sama, domba-domba

dalam kawanan yang sama, anak-anak di dalam keluarga yang sama,

anggota-anggota tubuh yang sama. Tidak ada satu pun kiasan, baik yang

menunjang maupun yang menentang, membicarakan mengenai pendeta.

[Subjek tentang pendeta] sama sekali bukan yang dimaksud oleh Alkitab

mengenai gereja.

Tepat sekali Paulus menyamakan dirinya dengan sahabat mempelai laki-

laki pada pesta perkawinan, seperti yang juga diungkapkan Yohanes

Pembaptis sebelumnya (2 Korintus 11:2, Yohanes 3:29). Dia juga

membicarakan mengenai pelayanan mengajar yang dilakukannya

bersama Apolos di Korintus dengan gambaran orang yang menanam dan

menyiram benih di ladang Tuhan dan orang yang meletakkan dasar serta

membangun rumah Tuhan (1 Korintus 3:5-15). Sama halnya, pelayan-

pelayan gereja juga digambarkan sebagai gembala-gembala pengawas

yang dipercayakan memelihara kawanan domba[6] sebagai hulubalang-

hulubalang kerajaan, sebagai pelayan-pelayan rumah tangga, dan sering

kali juga digambarkan sebagai pengasuh-pengasuh di dalam keluarga[7].

Di samping itu juga, meskipun setiap orang Kristen di gereja sebagai

anggota tubuh Kristus memunyai peranannya masing-masing, namun

beberapa organ nampak memunyai peranan yang lebih penting daripada

yang lainnya, misalnya, kepala lebih penting dari kaki dan mata lebih

Page 439: Bmf 53 teologi reformed

433 |TEOLOGI REFORMED

penting dari tangan (1 Korintus 12:21), meskipun masing-masing saling

membutuhkan dan tidak dapat melepaskan diri.

Meskipun demikian, setiap uraian menunjukkan suatu tambahan pada

kiasan itu. Kiasan atau gambaran itu sendiri sudah lengkap tanpa

tambahan-tambahan tersebut, dan lebih jelas lagi dikatakan, tidak

bergantung pada hal-hal tambahan itu. Semuanya memunyai bagian

masing- masing untuk dilakukan, tetapi hanya sebagai bagian yang

bersifat tambahan, dan boleh ditambahkan, bagian yang dapat

digantikan. Seorang sahabat pengantin laki-laki memang memunyai

peranan yang sangat penting pada pesta perkawinan, tetapi tanpa dia

pun pengantin pria dan wanita dapat tetap melangsungkan pernikahan

mereka. Pelayan-pelayan dan perawat-perawat sangat berperan penting

dalam suatu rumah tangga, tetapi seorang ayah tidak akan membiarkan

anak-anaknya mati hanya karena tidak ada mereka. Tidak. Kebenaran-

kebenaran yang paling penting yang digarisbawahi oleh kiasan-kiasan

mengenai gereja ini ialah sikap Allah yang ramah terhadap umat-Nya dan

tugas-tugas mereka yang bertanggung jawab terhadap Dia dan terhadap

yang lainnya.

Kesatuan hakiki gereja, yang dimulai di dalam panggilan Allah dan

digambarkan di dalam kiasan-kiasan Alkitab, memimpin kita sampai pada

kesimpulan ini: Segala tanggung jawab yang dipercayakan Allah kepada

gereja-Nya telah dipercayakan-Nya kepada seluruh Gereja-Nya. Siapakah

mereka yang dimaksudkan? "Kamu yang dahulu bukan umat Allah,"

Petrus menulis, "tetapi sekarang telah menjadi umat-Nya." Dan dia

menjelaskan lebih lanjut, umat Allah adalah imamat kudus, [yang

diciptakan] untuk mempersembahkan kepada-Nya persembahan-

persembahan yang rohani dan yang berkenan kepada-Nya berupa puji-

pujian dan doa, dan juga suatu umat yang misioner, [yang diciptakan]

untuk memberitahukan kepada orang-orang lain perbuatan-perbuatan

yang besar dari Allah mereka, Allah yang telah memanggil mereka kepada

terang-Nya yang ajaib dan yang telah menaruh belas kasihan atas mereka

Page 440: Bmf 53 teologi reformed

434 |TEOLOGI REFORMED

(1 Petrus 2:5,9,10). Singkatnya, umat Allah memiliki tujuan untuk menjadi

persekutuan orang-orang yang beribadah kepada Dia serta menyaksikan

kemuliaan dan kebesaran-Nya. Dan kedua tugas ini menjadi tanggung

jawab segenap gereja sebagai Gereja-Nya. Pendeta tidak dapat

memonopolinya, demikian juga kaum awam atau jemaat tidak boleh

melarikan diri dari tanggung jawab ini. Baik pendeta maupun anggota

jemaat tidak dapat melimpahkan tanggung jawab ini kepada orang lain;

tidak mungkin ibadah dan kesaksian diwakili oleh orang lain.

Mempertahankan hal ini adalah suatu koreksi yang sehat terhadap sistem

yang terlalu melebih-lebihkan pendeta, yang sudah terlalu sering dan

cukup lama menempatkan kaum awam dan menyingkirkan mereka ke

posisi yang lebih rendah dan nonaktif. Hal ini tentu saja juga

mengaburkan gambaran mengenai gereja. Sudah barang tentu, Allah

memanggil pendeta untuk suatu tugas yang penting, namun kedudukan

mereka harus selalu tunduk kepada gereja secara keseluruhan, sebagai

persekutuan yang ditebus oleh Allah sendiri. Kaum awam hanya akan

menemukan tempat mereka yang sesungguhnya jika kebenaran yang

sederhana ini disadari, yakni pendeta berada di tengah-tengah mereka

untuk melayani gereja, bukannya gereja melayani pendeta. Agar benar-

benar mengerti kebenaran ini, kita harus menemukan kembali ajaran

Alkitab mengenai gereja sebagai umat Allah, dan khususnya kebenaran-

kebenaran ini -- yakni bahwa dalam hal kedudukan dan hak umat Allah

oleh panggilan-Nya dipersatukan dan tidak dapat dibedakan, dan bahwa

mempersembahkan ibadah serta bersaksi kepada dunia merupakan hak

yang tidak dapat dicabut serta tugas dari jemaat yang satu ini, yakni

keseluruhan gereja, pendeta bersama-sama kaum awam.

Catatan Kaki:

[1] Misalnya, Kejadian 22:17,18.

[2] Misalnya, Roma 1:7, 1 Korintus 1:2, lihat juga Kisah Para Rasul 15:14,

Titus 2:14.

Page 441: Bmf 53 teologi reformed

435 |TEOLOGI REFORMED

[3] Lesslie Newbigin, The Household of God, hal. 31,25 -- "eskhatologis,"

berasal dari kata "eskhatos" (akhir) atau "eskhaton" (selesai), merujuk

kepada akhir zaman dan hal-hal yang terakhir, penyempurnaan yang

terjadi di luar sejarah.

[4] Tidak ada padanan bahasa Indonesia yang tepat untuk kata-kata

gabungan tersebut. Buku "Satu Umat" menerjemahkan "fellow citizens" -

kawan sewarga; "fellow heirs" - ahli-ahli waris; "fellow members" -

anggota-anggota; dan "fellow partakers", peserta-peserta.

[5] Misalnya, 1 Yohanes 2:29-3:3, 3:9,10, Roma 8:14-17, Galatia 4:4-7.

[6] Misalnya, Kisah Para Rasul 20:28, 1 Petrus 5:1-4.

[7] Misalnya, Kisah Para Rasul 20:25, 1 Korintus 4:1, 1 Tesalonika 2:7.

Sumber:

Diambil dan disunting dari:

Judul asli artikel : Perkumpulan Kristen (Ekklesia)

Judul buku : Satu Umat

Judul asli buku : One People

Penulis : John Stott

Penerjemah : Lena Suryana Himtoro

Penerbit : SAAT, Malang 1992

Halaman : 8--22 dan 140--141

Page 442: Bmf 53 teologi reformed

436 |TEOLOGI REFORMED

Inti Kekristenan Editorial:

Dear e-Reformed Netters,

Mungkin kita pernah mendengar komentar seperti ini: "Katanya dia

sudah menjadi orang Kristen, tapi hidupnya kok masih amburadul, tidak

mencerminkan karakter Kristus?"

Menjadi Kristen bukan sekadar mengalami adanya perubahan tingkah

laku dan kondisi. Menjadi Kristen berarti kita memiliki status yang baru,

yaitu menjadi orang yang tidak lagi ada dalam penghukuman (berdosa)

dan menjadi orang yang "dibenarkan" (tidak berdosa) karena kita

sekarang ada di "DALAM KRISTUS". Status manusia baru kita adalah di

"DALAM KRISTUS". Jangan lagi mencoba memerbaiki manusia lama kita

karena hal ini hanya akan mengubah yang di luar saja (tingkah laku), tapi

dalamnya masih busuk. Menjadi manusia baru di "DALAM KRISTUS"lah

yang akan menjadikan hidup kekristenan kita nyata mencerminkan

karakter Kristus karena perubahan itu terjadi dari dalam hati dan

terpancar ke luar (tercermin dalam tingkah laku).

Banyak orang Kristen yang belum menyadari arti berada di "DALAM

KRISTUS" yang sesungguhnya. Artikel yang saya cuplik dari buku tulisan

Ray dan Anne Ortlund ini, semoga menolong kita untuk benar-benar

hidup sebagaimana layaknya manusia "DALAM KRISTUS" yang Tuhan

kehendaki. Selamat merenungkan.

In Christ, Yulia < yulia(at)in-christ.net >

Artikel Terkait

Kita Percaya bahwa Kita adalah, dan Selalu akan Menjadi

Pakar dalam Berbuat Dosa

Bimbingan dan Rencana Allah (2)

Page 443: Bmf 53 teologi reformed

437 |TEOLOGI REFORMED

Penebusan Yang Terbatas

Allah Tidak Berubah

Doktrin Sola Scriptura

Kitab Suci: Perkataan Manusia, Mitos atau Firman Tuhan?

Doktrin Kecukupan Alkitab

Penulis:

Ray dan Anne Ortlund

Edisi:

099/V/2008

Tanggal:

16-05-2008

Isi:

Di dalam Kristus, tentukan posisimu Di mana Dia berada,

di situlah Anda berada. Di dalam Kristus, tentukan

siapakah Anda Seperti apa Dia, seperti itulah dirimu. Di

dalam Kristus, tentukan bagianmu Apa yang Dia punya,

bagikanlah. Di dalam Kristus, tentukan langkahmu Apa

yang Dia lakukan, lakukanlah.

INTI KEKRISTENAN

Ray menjadi anggota klub atletik di kampung halaman kami, daerah

Pantai Newport. Klub itu memiliki satu keistimewaan. Anda tidak akan

bisa masuk kecuali Anda menjadi anggotanya. Pemilik klub itu adalah

Page 444: Bmf 53 teologi reformed

438 |TEOLOGI REFORMED

teman kami yang bernama John, seorang Kristen yang merasa sangat

terbantu oleh pelayanan Ray ketika ia menjadi pembicara di siaran radio

"Haven of Rest". Itulah sebabnya ia begitu baik memberikan fasilitas

keanggotaan gratis bagi Ray di klubnya.

Ray diperlakukan sama seperti anggota-anggota lain yang telah

membayar. Ia masuk ke klub dan tak seorang pun yang mengusirnya. Ia

mengangkat barbel, berlari di lintasan, menggunakan "jacuzzi", dan

mandi di sana. Ia benar-benar menjadi anggota klub itu.

Di mata penjaga klub olahraga itu, ada orang yang boleh masuk dan

menggunakan fasilitas, dan ada orang yang tidak boleh. Jadi ada dua

kategori, yang menjadi anggota dan yang tidak. Ini bukan masalah apakah

klub itu menyukai beberapa orang lebih dari yang lain atau mengagumi

seseorang lebih dari yang lain -- ini adalah masalah siapa yang adalah

anggota dan siapa yang bukan anggota.

Di mata Tuhan, ada juga orang-orang "yang anggota" dan "yang bukan

anggota". Dan bukan masalah bila Tuhan mengasihi yang satu lebih dari

yang lain -- Tuhan mengasihi semua orang. Tetapi untuk berada "di dalam

Kristus", ada harga yang harus dibayar; penyelamatan oleh Kristus,

melalui kematian dan kebangkitan-Nya. Dengan harga yang telah dibayar

lunas oleh diri-Nya sendiri, Dia memberikan keanggotaan gratis sehingga

mereka dapat menjadi anggota.

Betapa sangat disayangkan apabila Ray tidak pernah mencoba

keanggotaan gratisnya. Hal itu juga akan sangat menyakitkan bagi John

yang sudah berbaik hati memberikan keanggotaan gratis itu kepada Ray.

Tetapi, jauh lebih buruk bila orang-orang percaya yang telah memiliki

keanggotaan di dalam Kristus, yang karena keinginan mereka sendiri, tak

pernah berjalan masuk dan menikmati semua hak-hak istimewa dan

fasilitas yang Tuhan tawarkan bagi siapa saja yang berada di dalam- Nya.

Page 445: Bmf 53 teologi reformed

439 |TEOLOGI REFORMED

Salah satu alasan mengapa orang tidak menjadi anggota keluarga Allah

adalah karena mereka belum mengenal Yesus. Mereka tidak punya

gambaran akan keuntungan dan bagaimana masuk ke dalam

keanggotaan kerajaan Allah. Strong, dalam bukunya "Systematic

Theology" (Teologia Sistematika), mengatakan bahwa doktrin untuk

hidup di dalam Kristus adalah inti dari seluruh ajaran kekristenan, tapi

juga merupakan hal yang paling sering diabaikan.

Perhatikan bahwa inti kekristenan bukanlah pengetahuan, juga bukan

kesetiaan pada gereja, bukan pula etika Kristen. INTI KEKRISTENAN

ADALAH HIDUP DI DALAM KRISTUS.

Mari kita merenungkan hal ini lebih dari sekadar pengetahuan sejarah

tentang Kristus. Merenungkannya lebih dari sekadar tentang menerima

kematian-Nya di atas kayu salib untuk menebus dosa-dosa kita, yang

oleh-Nya nama kita boleh berada dalam daftar keanggotaan Tuhan.

"Dua kata `dalam Kristus` ini sangat menjelaskan siapa diri kita jika

dibandingkan dengan kata yang lain dan tidak ada deskripsi lain tentang

kita yang jauh lebih menakjubkan daripada `dalam Kristus` atau pun

implikasi lain selain `dalam Kristus`."

Dengan keinginan dan pengalaman sehari-hari, mulailah untuk hidup,

bergerak, dan menempatkan diri Anda "di dalam Dia". Seperti yang

Huegel katakan, "Serahkanlah hidupmu menjadi ... milik yang Empunya

hidup." (Huegel 1980:7)

DIRI ANDA YANG BARU

"Suatu kejadian aneh sering terjadi dalam salah satu perjalanan ke luar

angkasa," tulis San Diego Union (19 Mei 1979). "Setelah itu, beberapa

astronot terus membicarakannya." Frank Borman mengatakan bahwa

kejadian itu adalah "tujuan akhir dalam pengalaman rohani saya". Rusty

Schweickart berkata, "Saya tidak lagi menjadi orang yang sama." James

Page 446: Bmf 53 teologi reformed

440 |TEOLOGI REFORMED

Irwin menimpali, "Saya ingin memberitahu orang banyak tentang ...

pesan dari Tuhan Yesus."

Beberapa dari kita dapat pergi ke bulan, tetapi kita perlu mundur,

menganggap seolah-olah kita berada di luar diri kita dan mendapatkan

pandangan kekekalan tentang diri kita sendiri sebagai orang Kristen.

Demikian juga kita perlu menjauhkan diri dari kesibukan kita sehari- hari

dan melihat hidup kita secara keseluruhan dan mengetahui apa

sebenarnya arti hidup di dalam Kristus.

Ketika Rasul Paulus menulis suratnya, dia sering menggunakan kata

"dalam Kristus", yang membuat Anda berpikir bahwa pencetak masa itu

pastilah sering sekali mencetak kata "dalam". Dari sembilan surat-

suratnya kepada berbagai jemaat, enam di antaranya menyebutkan

jemaat yang hidup "dalam Kristus". Tak peduli apakah mereka jemaat di

Korintus yang lemah dan memikirkan hal-hal duniawi atau jemaat di Filipi

yang kuat dan dewasa imannya -- apa pun kondisi iman mereka, Paulus

mengatakan bahwa mereka berada di dalam Kristus. Tidak peduli betapa

baiknya Anda, jika Anda adalah orang percaya ..., Anda harus ada di

"dalam Dia".

Tahukah Anda betapa pentingnya posisi Anda sebenarnya di dalam

Kristus? Sadarkah Anda betapa radikalnya pribadi Anda yang telah

diperbarui sebagai hasil hidup dalam Kristus? "Jadi, siapa yang ada `di

dalam Kristus`, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu,

sesungguhnya yang baru sudah datang." (2 Korintus 5:17).

"Keberadaan Anda di dalam Dia telah mengubah diri Anda dan telah

mengubah segala sesuatu yang berhubungan dengan Anda."

"Yang lama telah berlalu". Pikirkanlah pernyataan ini. Di mata Allah - -

dan lebih dari yang Anda bayangkan -- karakter lama yang ingin Anda

ubah adalah cerita lama; tujuan lama Anda yang tidak berharga telah

Page 447: Bmf 53 teologi reformed

441 |TEOLOGI REFORMED

pergi; kecerobohan dan keegoisan Anda telah dibuang; sekarang dan

selamanya Anda berada di DALAM KRISTUS.

"Yang baru sudah datang". Cobalah untuk menganalisa menurut

kacamata Allah yang Anda miliki tentang hidupmu yang diperbarui,

kebaikan yang baru, kendali yang baru, hikmat baru, belas kasihan yang

baru, pandangan iman baru yang dibentuk dan diproses untuk jadi

sempurna -- semuanya dapat terjadi karena Anda ada di DALAM KRISTUS.

SEBUAH PERSPEKTIF BARU

Dalam Yohanes 14 dan 15, Yesus sendiri yang menumbuhkan ide

pentingnya agar Anda berada di dalam Dia. Paulus kemudian juga

menekankan indahnya hidup di dalam Dia dan betapa banyak hal indah

yang bisa kita rasakan di dalam Dia.

Kita menikah hanya "di dalam Tuhan". Anak-anak harus

mematuhi orang tuanya "di dalam Tuhan". Sukacita,

kesengsaraan, kemenangan, dan penderitaan semuanya

"di dalam Tuhan". Penghiburan kita ada "di dalam Yesus

Kristus". Teman sekerja kita "di dalam Yesus Kristus".

Jerih payah kita tidak akan sia-sia "di dalam Kristus".

Baptisan kita "di dalam nama Kristus Yesus". "Aku

bersukacita di dalam Tuhan," kata Paulus. Salam "Damai

sejahtera di dalam Tuhan Yesus Kristus". Ungkapan

"Saudaraku yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus".

Ungkapan "... yang aku kasihi di dalam Tuhan Yesus

Kristus". Ungkapan "Semua yang baik di dalam Tuhan

Yesus Kristus". Ungkapan "diberkatilah mereka yang mati

di dalam Tuhan Yesus Kristus".

"Karena orang percaya berakar di dalam Dia," tulis The Daily Walk,

"dibangun di dalam Dia, mati bersama-Nya, bangkit bersama Dia, hidup

dengan Dia, tersembunyi dalam-Nya, dan dilengkapi oleh Dia, jadi sangat

Page 448: Bmf 53 teologi reformed

442 |TEOLOGI REFORMED

tidak mungkin bila orang percaya hidup tanpa Dia. Dilingkupi oleh kasih

sayang Tuhan, dengan damai sejahtera-Nya yang memimpin hidup dan

hati, mereka diperlengkapi untuk membuat Kristus semakin nyata dalam

hidup sehari-hari." [Daily Walk, 30 November 1986]

Beradalah "di dalam Dia" ketika membangun relasi dengan seseorang.

(Berdoalah: "Tuhan, Kau telah memberikan ______ (sebutkan namanya)

ke dalam hidupku. Tolonglah agar aku dapat senantiasa memberkatinya

dalam setiap pertemuanku dengannya? Berikan cara agar aku dapat

bertumbuh dan membantu dia untuk bertumbuh bersama.")

Beradalah "di dalam Dia" agar Anda menjadi bijak. (Berdoalah: "Tuhan,

tolong aku untuk menerima kekudusan-Mu yang membakar habis

karakterku yang buruk dan menguatkan aku untuk melakukan perbuatan-

perbuatan baik yang menyenangkan Engkau.")

Beradalah "di dalam Dia" agar Anda nyaman. (Berdoalah: "Tuhan, aku

mengamini bahwa kesusahan dalam hidupku semuanya atas kehendak-

Mu. Tetapi, tolonglah agar jangan sampai aku berkeluh kesah seperti

orang yang tidak punya pengharapan. Terpujilah nama-Mu yang disebut

orang sebagai Pemberi rasa aman!")

Beradalah "di dalam Dia" agar Anda dipimpin, diselamatkan,

disembuhkan, dan ditolong. (Berdoalah: "Tuhan, sekarang dan dalam

setiap peristiwa yang terjadi dalam hidupku hari ini, biarlah setiap hal

yang aku lakukan menjadi doa dan membawaku semakin mendekat

pada-Mu.")

Tinggallah di dalam Dia -- karena segala sesuatu dijadikan baik dan indah

bagimu.

Teruslah mengaku, "Tuhan, Kaulah tempat perlindunganku."

POSISI ANDA DI DALAM KRISTUS

Page 449: Bmf 53 teologi reformed

443 |TEOLOGI REFORMED

Dalam salah satu perjalanan ke Israel, kami berdua sempat menghabiskan

beberapa waktu di Swiss. Menghabiskan satu malam di sebuah hotel di

Swiss adalah pengalaman yang paling tak terlupakan. Saat itu musim

dingin di daerah pegunungan Alpen dan kami menghangatkan perut kami

dengan makan malam yang lezat sambil duduk di dekat perapian dan

kemudian beranjak tidur. Keesokan paginya, kami bangun dan menikmati

sarapan yang mengenyangkan sebelum berenang di kolam renang hotel

yang sangat mewah. Airnya hangat. Dua dari empat dinding di kolam

renang ruang tertutup tersebut terbuat dari kaca dengan sedikit salju

yang menempel di bagian luar dinding kaca itu. Di kejauhan tampak

pemandangan lereng gunung yang indah dan orang-orang yang bermain

ski menuruni gunung dan melintas beberapa meter saja dari dinding kaca

kami. Kami melihat semuanya itu -- Pegunungan Alpen, salju, dan para

pemain ski -- menyatu dengan hangatnya air kolam renang.

Sama seperti semua kenyamanan yang ada di hotel Swiss tersebut --

posisi kita sangat menentukan -- apakah kita berada "di luar" atau "di

dalam". Berada "di dalam Kristus" membuat semua perbedaan dalam

kehidupan kekristenan Anda. Semua titik keseimbangan Anda sebagai

seorang Kristen, pemahaman Anda mengenai sebuah hubungan, takdir,

fungsi-fungsi diri, semuanya berasal dari pengertian "di mana Anda

berada". Ketika Anda mengerti "di mana posisi Anda", apa artinya berada

di dalam Kristus, Anda akan memahami bagaimana Anda diperlengkapi

dan apa yang akan Anda lakukan sebagai hasilnya.

Paulus sebenarnya tidak pernah mendefinisikan istilah "di dalam Kristus";

kita pun tidak perlu melakukannya. Dia hanya "menggunakannya" secara

terus-menerus sampai Anda melihat pengaruhnya yang besar. Itu bukan

semata masalah yang klise, tetapi salah satu hal yang mendukung banyak

aspek kehidupan kekristenan.

APA MAKSUDNYA BERADA DI DALAM KRISTUS?

Page 450: Bmf 53 teologi reformed

444 |TEOLOGI REFORMED

"ARTINYA KEDEKATAN YANG AMAT SANGAT DENGAN TUHAN." Ketika

Anda berada di dalam Kristus, Anda menjadi bagian dari-Nya, Anda

terhubung dengan Dia. Tidak ada situasi yang lebih dekat daripada ketika

Anda sudah berada di dalam Dia.

Paulus tahu bahwa dalam penjara di Roma, dalam kapal yang diserang

badai, di aula pengadilan Kaisar -- di mana pun dia, semuanya baik- baik

saja. Mengapa? Karena "di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada"

(Kisah Para Rasul 17:28). Lebih lanjut, Tennyson mengatakan demikian:

Berbicaralah kepada-Nya, sebab Ia mendengar, Agar

rohmu dan Roh-Nya dapat bertemu. Dia lebih dekat dari

napasmu, Dia lebih terjangkau dari tangan dan kakimu.

Jika saat ini Anda merasa jauh dari Allah, kita bukanlah subjek atau yang

"merasakan". Jangan pernah melandaskan apa yang Anda percayai pada

apa yang Anda alami, tetapi landaskanlah kepada kebenaran firman

Allah. Entah Anda merasakan atau tidak, ALLAH DEKAT KEPADA ANDA

DAN ANDA DEKAT KEPADA ALLAH -- amat sangat dekat.

Jika kedekatan itu menggetarkan jiwa Anda, berarti Allah

berada sangat dekat dengan Anda.

Jika kedekatan itu tidak menggetarkan Anda, Allah pun

tetap dekat kepada Anda.

Sementara Anda belajar untuk berjalan dengan iman dan bukan dengan

apa yang tampak, kedamaian dan kenyamanan akan mulai menyebar di

jiwa Anda. Anda akan tahu, seperti Paulus, DI MANA PUN ANDA BERADA,

SEGALANYA akan berjalan baik -- karena Anda dekat, sangat dekat

kepada-Nya. Anda berada DI DALAM DIA.

"BERADA `DI DALAM KRISTUS`, SEMUA KEBUTUHAN ANDA AKAN

TERPENUHI." "Allahku akan memenuhi semua kebutuhanmu," dikatakan

di Filipi 4:19, "... di dalam Kristus Yesus." Jadi tidak ada situasi-situasi yang

Page 451: Bmf 53 teologi reformed

445 |TEOLOGI REFORMED

percuma ketika situasi-situasi itu "tidak memenuhi kebutuhan Anda".

Anda dilahirkan untuk hidup dalam ketenteraman dengan beberapa

kekurangan karena di baliknya, kebutuhan Anda yang terdalam dipenuhi -

- di dalam Kristus. Anda mungkin berganti pekerjaan atau berpindah kota

-- tetapi itu terjadi bukan karena kebutuhan Anda yang tidak terpenuhi.

Bahkan, arena Colosseum dengan singanya yang harus dihadapi -- karena

ANDA TAHU DI MANA ANDA BERADA, dan Anda digambar serupa dengan

Sumber Anda.

"DI DALAM KRISTUS", ADA PERLINDUNGAN. Kami mengenal seorang ibu

dan dua anak perempuannya yang alergi terhadap banyak zat di dunia ini

sehingga mereka harus hidup dalam sebuah rumah khusus di hutan yang

dibangun dan dilengkapi hanya untuk mereka dalam waktu yang lama.

Kita pernah membaca tentang anak-anak yang dilahirkan tanpa sistem

pertahanan tubuh sehingga mereka hidup dalam balon plastik untuk

menghindari kuman.

Berada di dalam Kristus, dalam arti rohani, berarti perlindungan yang

Anda perlukan untuk menghadapi segala yang jahat dan berbahaya di

dunia ini.

"Apa?" kata Anda. "Jadi aku tidak akan pernah mengalami kecelakaan

mobil? Aku tidak akan kehilangan orang yang aku kasihi? Aku tidak akan

pernah mendengar berita buruk?"

Hidup di dalam Kristus dimulai "dengan membedakan". Itu berarti

melibatkan kehidupan yang berlawanan. Ini dimulai dari tingkah laku.

Dan semuanya itu tidak ada hubungannya dengan keadaan lingkungan

Anda, tetapi "bagaimana Anda menanggapi" lingkungan Anda. Itulah

arena kehidupan yang sesungguhnya.

Pemazmur mengatakan:

Page 452: Bmf 53 teologi reformed

446 |TEOLOGI REFORMED

"[Orang yang berjalan di dalam Tuhan] tidak akan goyah

untuk selamanya ... Ia tidak takut kepada kabar celaka;

hatinya tetap, penuh kepercayaan kepada Tuhan. Hatinya

teguh, ia tidak takut." (Mazmur 112:6-8)

Tuhan memagari orang yang benar -- seperti yang dilakukan-Nya kepada

Ayub (Ayub 1:10). Pagar itu adalah "tinggal di dalam Kristus". Dengan

demikian, Dia tahu bahwa tidak ada satu hal pun yang dapat

menyentuhnya karena Bapa yang baik dan penuh kasih telah

merancangkan rencana terbaik untuknya. Allah berkata kepadanya,

"Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah

hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu,

menyertai engkau, ke mana pun engkau pergi." (Yosua 1:9). Ketika Anda

mulai memahami bahwa ada perisai tak tampak yang melindungi Anda

tanpa henti ketika Anda tinggal di dalam Kristus, maka hidup Anda akan

mengalami banyak perubahan.

Kami memunyai teman, seorang pemilik toko buku Kristen dan istrinya,

yang baru saja melewati tahun yang berat. Tanpa diketahui, seorang

pembeli yang ceroboh membuat mereka berhutang 100.000 dolar

Amerika. Dalam pertemuan dengan para penjual buku, istrinya jatuh

sakit. Selama berbulan-bulan, dia menderita bronkitis dan sekarang

menderita pula penyakit ruam syaraf. Dia menulis kepada kami, "Selain

dari masalah- masalah ini, hidupku tampak baik-baik saja!"

Sepanjang kami mengenal mereka, pasangan ini telah menunjukkan

kedamaian tinggal di dalam Tuhan. Mereka tidak berlari dari masalah dan

menghadapinya dengan iman.

Dalam menghadapi masalah, Alkitab mengajarkan: "Janganlah heran,"

kata Petrus. "Anggaplah sebagai suatu kebahagiaan," ajar Yakobus. Dan

banyak lagi yang mengatakan, "Jangan takut, jangan takut, dan jangan

takut." "Tinggallah di dalam Tuhan." "Percayalah kepada Tuhan."

Page 453: Bmf 53 teologi reformed

447 |TEOLOGI REFORMED

Ketika Anda menyadari bahwa ada perisai yang tak terlihat yang terus

melindungi Anda, Anda akan tetap tinggal di dalam Kristus dengan

sukacita dan damai sejahtera di hati.

HIDUP ANDA DI DALAM KRISTUS

Seperti apa hidup Anda jika Anda tinggal di dalam Kristus?

KETIKA SITUASI YANG BURUK MENGANCAM, Anda tidak akan takut --

Anda akan berdoa,

"Jagalah aku, ya Allah, sebab pada-Mu aku berlindung."

(Mazmur 16:1)

KETIKA ANDA BERGUMUL DENGAN PERASAAN BERSALAH, Anda akan

mengingat janji-janji-Nya: "Semua orang yang berlindung pada-Nya tidak

akan menanggung hukuman." (Mazmur 34:22). "Demikianlah sekarang

tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus."

(Roma 8:1).

Firman di atas benar adanya bagi teman kami, Mark, yang bergumul

dengan banyak rasa ketidakamanan. Dia dibesarkan di panti asuhan,

tanpa mengetahui dari mana asalnya atau pun siapakah dia, yang dia

tahu adalah dia ada di dunia ini begitu saja. Bahkan, ketika di panti

asuhan, dia direndahkan dan akhirnya melarikan diri. Tapi tanpa

mengenal siapa dirinya, tanpa uang, tanpa pengalaman apa-apa, Mark

menjadi orang yang berhasil, kaya, dan punya banyak pengalaman.

Di dalam dirinya, kecenderungan manusiawinya adalah merendahkan

dirinya, rasa kuatir membuatnya bekerja terlalu keras dan berpikir bahwa

segala sesuatu tidak akan pernah cukup baginya. Tanpa Kristus, Mark

mungkin sudah bunuh diri. Tetapi, Mark terus-menerus datang dan

bertanya pada Yesus; pengalaman berdoa bersama Mark sungguh

merupakan pengalaman yang luar biasa. Posisinya "di dalam Kristus"

Page 454: Bmf 53 teologi reformed

448 |TEOLOGI REFORMED

telah melepaskan ketegangan, menimbulkan sukacita, dan memberinya

kekuatan penuh kepadanya untuk melaju.

"DALAM SETIAP KESULITAN", Anda dapat bersandar kepada-Nya.

"Demikianlah TUHAN adalah tempat perlindungan bagi

orang yang terinjak, tempat perlindungan pada waktu

kesesakan." (Mazmur 9:9)

Kami berlaku sangat emosional beberapa waktu lalu. Tanpa meluangkan

waktu untuk berdoa, kami menjadi penanggung hutang seorang teman

kami, yang sebenarnya tidak diizinkan menurut kitab Amsal. Kemudian,

teman kami bangkrut dan perusahaan yang meminjaminya mengambil

semua tabungan kami.

Sampai beberapa tahun lamanya, kami pikir akan kehilangan rumah

akibat menanggung hutang teman kami tersebut. Kami harus mengakui,

"Tuhan, kami berdosa. Kami yang meminta, maka kami juga harus berani

kehilangan." Tetapi, kami sungguh mengandalkan Tuhan sebagai tempat

perlindungan. Kami menyerahkan masalah ini ke dalam tangan-Nya.

(Mungkin inilah yang membantu kami karena pelayanan membuat kami

terlalu sibuk untuk benar-benar memikirkannya.)

"KETIKA SESEORANG BERLAKU JAHAT PADA ANDA", Anda akan semakin

dalam tinggal di dalam Kristus.

"Ya TUHAN, Allahku, pada-Mu aku berlindung;

selamatkanlah aku dari semua orang yang mengejar aku

dan lepaskanlah aku." (Mazmur 7:1)

Pada tahun ketiga dari dua puluh tahun pelayanan kami sebagai gembala

di Lake Avenue Congregational Church, tiga orang wanita menyatakan

bahwa kami mendukung komunis. Mereka menulis surat kepada tiga ribu

anggota kami -- termasuk kepada para misionaris yang sedang bertugas

di ladang misi karena mereka kuatir tentang pendeta baru mereka yang

Page 455: Bmf 53 teologi reformed

449 |TEOLOGI REFORMED

"liberal". Mereka mendatangi setiap rumah jemaat dengan sebuah petisi

agar kami meninggalkan gereja kami; mereka bahkan membawa kami ke

badan pengurus gereja.

Melalui tahun yang sulit itu, tidak sekali pun kami mencoba

memertahankan diri kami (1 Petrus 2:21-23; Yesaya 53:7). Melihat

kembali kejadian itu, kami tahu betapa Allah tidak hanya melepaskan

kami dari kesulitan, tetapi Dia juga menggunakan hal ini untuk semakin

menyatukan kami dengan jemaat kami.

Ya, ketika reputasi Anda sedang terancam, maka perlindungan Anda

datangnya dari Kristus.

"Jagalah kiranya jiwaku dan lepaskanlah aku; janganlah

aku mendapat malu, sebab aku berlindung pada-Mu."

(Mazmur 25:20)

"DALAM BAHAYA, ANDA AKAN DAPAT BERSUKACITA"

"Tetapi aku mau menyanyikan kekuatan-Mu, pada waktu

pagi aku mau bersorak-sorai karena kasih setia-Mu;

Engkau telah menjadi kota bentengku, tempat pelarianku

pada kesesakanku." (Mazmur 59:16)

Pendek kata, "DI DALAM KRISTUS, ANDA TIDAK AKAN MENGALAMI

KEBINGUNGAN":

"Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota

bentengku, aku tidak akan goyah. Pada Allah ada

keselamatanku dan kemuliaanku." (Mazmur 62:6,7)

Di dalam Tuhan, Anda akan mengetahui dari manakah sukacita Anda

berasal.

Page 456: Bmf 53 teologi reformed

450 |TEOLOGI REFORMED

"Tetapi semua orang yang berlindung pada-Mu akan

bersuka cita, mereka akan bersorak-sorai selama-

lamanya." (Mazmur 5:11)

Perjanjian Lama menyebut-Nya sebagai tempat perlindungan, gunung

batu, dan kekuatan; kata-kata ini memenuhi pikiran pemazmur. Kami

menghitung ada 61 kali di mana kata-kata ini mendeskripsikan Tuhan --

sebagai pendukung Mazmur lain yang mengatakan, "Banyak kesakitan

diderita orang fasik, tetapi orang percaya kepada TUHAN dikelilingi-Nya

dengan kasih setia." (Mazmur 32:10); "Engkau menyembunyikan mereka

dalam naungan wajah-Mu" (Mazmur 31:20); "Engkaulah tempat

perteduhan kami turun-temurun." (Mazmur 90:1); "Orang yang duduk

dalam lindungan ... dan bermalam dalam naungan ...." (Mazmur 91:1); "...

pada-Mulah aku berteduh!" (Mazmur 143:9).

Perjanjian Baru menyebut secara spesifik nama Pelindung teguh ini

sebagai Yesus. Haleluya! Bahkan dengan spesifik disebut sebagai Kristus,

nama Pemilik kebangkitan dan kuasa.

Dalam kemuliaan menurut Injil Perjanjian Baru, saya dan Anda ada "DI

DALAM YESUS KRISTUS".

Anda berada di dalam-Nya sama seperti seorang bayi dalam kandungan --

bahkan lebih nyaman.

Anda berada di dalam-Nya sama seperti ulat dalam kepompong yang

akan menjadi kupu-kupu -- tapi lebih indah daripada itu.

Anda berada di dalam-Nya sama seperti penyelam dalam pakaian

selamnya -- bahkan lebih aman daripada itu.

Anda berada di dalam-Nya sama seperti burung di udara atau ikan di

dalam air -- tetapi tempat Anda jauh lebih baik.

Page 457: Bmf 53 teologi reformed

451 |TEOLOGI REFORMED

Berada di dalam Kristus berarti Anda ditempatkan Allah di lingkungan

yang baru -- seperti yang dikatakan James Stewart, "Dipindahkan ke

dalam tanah yang baru dan iklim yang baru, di mana baik tanah maupun

iklim itu, keduanya adalah Kristus." (Stewart: 157)

Atau dapat kami katakan bahwa berada di dalam Kristus berarti hidup

Anda dan hidup-Nya yang penuh kemuliaan benar-benar menjadi satu.

"Kamu di dalam Aku dan Aku di dalam kamu." (Yohanes 14:20). Dia dan

Anda berada "di dalam" satu sama lain -- bergabung, tidak dapat

dipisahkan, dan dilihat sebagai suatu kesatuan dengan Allah.

Jika pelajaran "berada di dalam Kristus" merupakan hal yang baru bagi

Anda, pengetahuan akan hal itu akan meluaskan pikiran Anda untuk

menangkap lebih lagi tentang karya "penyelamatan yang besar", dan

pelaksanaan dari pengenalan hidup di dalam Kristus akan mewarnai

seluruh kehidupan Anda. Kebenaran yang satu ini sangat penting dan

menjadi dasar kekristenan. Anda membangun hidup Anda di atasnya.

Ketika Anda belajar, Anda akan lebih memahami betapa luar biasa

indahnya Tuhan Yesus itu. Siapa yang pernah mendengar ungkapan

"berada dalam Abraham Lincoln" atau "berada dalam Shakespeare"?

Ketika Anda melihat bahwa diri Anda berada "di dalam Kristus", Anda

akan melihat Dia jauh di atas siapa pun yang paling berpengaruh dalam

sejarah.

Ketika Martin Luther menulis tentang berada "di dalam Kristus", dia

berkata, "Kita merasa seperti anak-anak yang belajar untuk berbicara.

Kita hanya dapat berbicara terpatah-patah atau pun hanya beberapa kata

ketika kita berbicara mengenai hidup dalam Kristus."

Allah mengangkat seorang pendosa miskin, oleh kasih karunia-Nya,

menyelamatkan dia, dan menempatkannya di dalam Kristus. Akan

menghabiskan seluruh hidup kita untuk mengetahui apa artinya tindakan

Tuhan tersebut. Tetapi, kami tahu hal itu berarti Anda dengan

Page 458: Bmf 53 teologi reformed

452 |TEOLOGI REFORMED

kesungguhan hati dapat mengatakan, "YA TUHAN! KAULAH TEMPAT

PERLINDUNGANKU."

SEMAKIN MENGENAL KRISTUS

"Dua kata `dalam Kristus` mungkin merupakan kata yang paling tepat

untuk mendefinisikan Anda sebagai seorang Kristen dibanding kata yang

lain. Keberadaan Anda di dalam Dia telah mengubah Anda selamanya --

Anda sekarang tak terpisahkan dari Kristus, dilindungi dengan sangat oleh

Dia, dan memeroleh hidup kekal melalui Dia. Coba pikirkan lagi beberapa

hak dan keistimewaan yang Anda dapatkan di dalam Kristus, dan apa

artinya hal tersebut bagi Anda hari ini."

REFLEKSI PRIBADI

Baca 1 Petrus 1:3-9

Sekalipun Petrus tidak menggunakan istilah "di dalam Kristus", dia

menjelaskan bagaimana kita bisa berada "di dalam Kristus" pada ayat 3.

Bagaimana dia mendeskripsikannya?

Keuntungan apa yang kita dapatkan dengan menjadi seorang Kristen

menurut ayat 4? Jelaskan keuntungan itu?

Siapa yang dilindungi oleh perisai kuasa Allah (ayat 5)? Bagaimana

caranya?

Baca ayat 6-7. Bagaimana orang percaya dapat "selamat" atau bertahan

terhadap berbagai kesengsaraan? Apa tujuan pencobaan- pencobaan itu?

Keuntungan yang disebutkan di ayat 3-7 berkaitan dengan masa depan

kita. Keuntungan apa yang ada bagi mereka yang di dalam Kristus

sekarang (ayat 8-9)? Apakah Anda mengalaminya? Jika ya, mengapa, dan

jika tidak, mengapa?

Baca Efesus 2:11-22

Page 459: Bmf 53 teologi reformed

453 |TEOLOGI REFORMED

Menurut ayat 12, lima hal apa yang terjadi bila seseorang berada di luar

Kristus? Mana dari hal-hal tersebut yang paling menyusahkan Anda jika

Anda belum menjadi Kristen?

Keuntungan apa yang dirasakan jemaat di Efesus karena pengenalan

mereka yang baru akan Kristus? Mana yang sesuai dengan Anda?

Menurut Anda, mengapa Paulus mengingatkan jemaat Efesus tentang

kehidupan mereka yang tanpa Allah? Apakah kehidupan iman Anda akan

tertolong jika mengingat hidup Anda dulu sebelum menjadi seorang

Kristen? Bagaimana hal itu menolong Anda?

Jika Anda harus memilih satu keistimewaan menjadi seorang Kristen yang

paling menguatkan Anda dari perikop ini, keistimewaan yang manakah

itu? Mengapa?

Cobalah beberapa saat menjadi seorang penulis lagu. Lalu, coba tuliskan

sebuah bait tentang rasa syukur Anda kepada Tuhan atas keistimewaan

yang Dia berikan kepada kita di dalam Kristus seperti yang dideskripsikan

di dalam perikop ini.

Jika Anda menggunakan pedoman belajar ini dalam kelompok, mintalah

setidaknya beberapa anggota untuk membaca bait yang telah mereka

tulis. (t/Anggit)

Referensi:

Huegel, F.J.. 1980. Bone of His Bone. Michigan: Zondervan Publishing

House. Stewart, James. A Man in Christ. New York: Harper and Row.

Diterjemahkan dan disesuaikan dari:

Judul buku : Confident in Christ

Judul asli artikel : The Essence of Christianity

Page 460: Bmf 53 teologi reformed

454 |TEOLOGI REFORMED

Penulis : Ray dan Anne Ortlund

Penerbit : Multnomah, Portland 1989

Halaman : 17 -- 30

Page 461: Bmf 53 teologi reformed

455 |TEOLOGI REFORMED

Karya Roh Kudus dalam Mematikan Dosa Editorial:

Dear e-Reformed Netters,

Kejatuhan manusia ke dalam dosa telah mengakibatkan ketidakmampuan

manusia mengambil bagian dalam kekudusan Allah dan tidak lagi hidup

seturut kehendak-Nya. Kehidupan manusia berdosa telah dibelenggu

oleh kuasa dosa sehingga manusia selalu memiliki kecenderungan untuk

berbuat dosa. Namun, kita patut bersyukur, sebagai orang percaya, kita

tidak lagi hidup diperbudak oleh dosa. Roh Kudus yang telah memanggil

kita serta melahirbarukan, mempertobatkan, menganugerahkan iman,

membenarkan, dan menguduskan, telah memimpin kita untuk

mematikan dosa dan menghasilkan buah-buah ilahi. Tanpa Roh Kudus,

orang percaya tidak mungkin dapat menjalani kehidupan Kristen yang

sesungguhnya. Sebaliknya, melalui pimpinan-Nya, hidup kita akan selalu

diisi dengan kebenaran firman-Nya sehingga gaya dan sikap hidup kita

pun akan berubah.

Namun, kita melihat kenyataan yang sangat menyedihkan, yaitu

sekalipun memiliki Roh Kudus, orang Kristen masih hidup jatuh bangun di

dalam dosa. Seakan-akan, manusia hanya menjadi permainan Setan

karena tidak memiliki kuasa untuk mengalahkannya. Mengapa hal ini

terjadi? Bukankah Alkitab mengatakan bahwa orang-orang Kristen "lebih

dari seorang pemenang"? Bagaimana dengan janji Allah untuk

mengirimkan Roh Kudus-Nya untuk menjadi Penolong bagi manusia?

Bagaimana cara kerja Roh Kudus untuk menolong orang Kristen

mematikan kuasa dosa yang bercokol di dalam hidupnya?

Artikel yang ditulis oleh John Owen di bawah ini kiranya dapat menjawab

pertanyaan di atas. Selamat menyimak dan mari mempelajari cara Roh

Kudus mematikan dosa-dosa kita.

Staf Redaksi e-Reformed, Ryan < http://reformed.sabda.org >

Page 462: Bmf 53 teologi reformed

456 |TEOLOGI REFORMED

Edisi:

Edisi 156/September 2014

Isi:

Dalam bab ini, perhatian kita terfokus pada perihal kebergantungan

orang percaya pada karya Roh Kudus dalam melaksanakan kewajiban

mereka untuk mematikan dosa. Kebenaran hakiki yang ingin ditekankan

dalam bab ini bisa dirangkum sebagai berikut:

Hanya Roh Kudus yang sanggup melaksanakan pekerjaan ini. Segala cara

dan sarana untuk mematikan dosa tidak akan menghasilkan apa pun

tanpa pertolongan-Nya. Roh Kudus bekerja di dalam diri orang percaya

sesuai dengan kehendak hati-Nya untuk mengarahkan dan memberi

kuasa kepada dia dalam pekerjaan ini.

Rangkuman ini bisa diperluas menjadi dua bagian

besar:

a. Sia-sia saja mencari penawar untuk mematikan

dosa.

Banyak penawar yang pernah dianjurkan, beberapa di antaranya

merupakan penawar terkenal, tetapi semuanya tidak menyembuhkan.

Bagian yang paling religius dari Katolik Roma justru menyangkut cara dan

sarana yang keliru untuk mematikan dosa: mengenakan kain kabung,

nazar, ordo-ordo keagamaan, puasa, sakramen pertobatan, dan lain-lain.

Semua ini dianggap bisa mematikan dosa, tetapi sebenarnya tidak.

Sayangnya, pemikiran-pemikiran tentang mematikan dosa seperti itu

tidak terbatas pada Gereja Katolik Roma saja. Ada orang-orang yang

menyebut diri mereka Protestan, yang seharusnya lebih tahu dan

memiliki keuntungan berupa pemahaman yang lebih jelas tentang Injil,

tetapi tindakan mereka tidak lebih baik daripada umat Katolik Roma.

Mereka ini mengabdikan diri untuk memelihara hukum Allah; tetapi

Page 463: Bmf 53 teologi reformed

457 |TEOLOGI REFORMED

pengabdian mereka sama sekali tidak berkaitan dengan Kristus atau Roh-

Nya sehingga hanya akan melahirkan kesombongan. Cara dan sarana

yang dianggap bisa mematikan dosa menunjukkan sangat kurangnya

pengenalan akan kuasa Allah dan misteri Injil.

Ada dua alasan utama mengapa upaya-upaya kaum

Katolik Roma dan orang-orang yang menyebut diri

Protestan ini gagal untuk benar-benar mematikan

dosa:

1. Banyak cara dan sarana yang mereka tekankan

untuk mematikan dosa memang tidak pernah

dimaksudkan Allah untuk tujuan ini.

Tidak ada cara dan sarana dalam agama sejati yang bisa mencapai

sasaran tertentu kecuali Allah sendiri telah menetapkannya untuk tujuan

tersebut. Mengenai kain kabung, nazar, sakramen pertobatan, dan hal-

hal lain semacam itu, Allah bertanya, "... siapakah yang menuntut itu dari

padamu ...?" (Yesaya 1:12), dan berkata, "Percuma mereka beribadah

kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah

manusia." (Markus 7:7)

2. Mereka gagal menggunakan dengan tepat sarana-

sarana yang telah Allah tunjuk, misalnya berdoa,

berpuasa, berjaga-jaga, bersaat teduh, dan lain-

lain.

Semua sarana ini berguna sebagaimana mestinya dalam pekerjaan ini

hanya ketika digunakan dengan iman dan ketaatan kepada Roh. Ketika

manusia berharap untuk berhasil membunuh dosa hanya dengan

kebajikan doa atau puasa yang begitu banyak, mereka gagal

menggunakan sarana yang Allah tunjuk dengan cara yang benar.

Sebagaimana yang Paulus katakan tentang sejumlah orang, dalam

konteks yang agak berbeda, bahwa mereka "... walaupun selalu ingin

diajar, namun tidak pernah dapat mengenal kebenaran." (2 Timotius

Page 464: Bmf 53 teologi reformed

458 |TEOLOGI REFORMED

3:7) Demikian pula, orang-orang semacam itu selalu berusaha

mematikan dosa, tetapi tidak pernah benar-benar melakukannya.

Dengan kata lain, mereka memiliki berbagai sarana untuk membunuh

manusia lahiriah yang berkaitan dengan kehidupan lahiriah, tetapi tak

satu pun dari sarana itu dapat mematikan keinginan jahat yang merusak

kehidupan rohani.

Inilah kesalahan umum yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak

mengenal Injil. Inilah penyebab banyaknya takhayul dan agama yang

dibentuk berdasarkan pikiran manusia, yang telah datang ke dalam dunia.

Betapa parahnya kerusakan yang telah manusia perbuat terhadap dirinya

sendiri, betapa hebatnya penderitaan yang harus mereka alami karena

beranggapan bahwa mereka bisa membasmi dosa dengan menyerang

tubuh lahiriah dan bukannya menyerang manusia batiniah atau naturnya

yang rusak! Mencambuki diri atau jenis-jenis penyiksaan badani lainnya

(yang sayangnya, merupakan praktik yang tetap gigih dilakukan sejumlah

orang beragama), sama sekali tidak mematikan dosa.

Suatu bentuk yang lebih halus dan populer dari kesalahan ini, yang juga

sama sekali tidak mematikan dosa, adalah seseorang yang disiksa dengan

rasa bersalah atas suatu dosa yang telah mengalahkan dirinya. Dia

langsung berjanji kepada Allah dan dirinya sendiri bahwa dia tidak akan

melakukannya lagi. Dia mengawasi dirinya sendiri, dia berdoa sejenak,

sampai dorongan kepada dosa yang salah itu kembali mencengkeramnya.

Jika kita memerhatikan natur yang sebenarnya dari pekerjaan yang harus

dilakukan dalam mematikan dosa, jelaslah bahwa tidak ada satu pun

upaya dari manusia sendiri yang bisa mencapainya. Ini membawa kita

menuju ke bagian selanjutnya:

b. Mematikan dosa adalah karya Roh Kudus. Ada dua

alasan mengapa kita mengatakan seperti itu:

1. Allah telah berjanji dalam firman-Nya untuk

memberikan Roh Kudus melakukan pekerjaan ini.

Page 465: Bmf 53 teologi reformed

459 |TEOLOGI REFORMED

Secara umum, membuang hati yang keras (yaitu, hati yang

memberontak, bebal, dan tidak mau percaya) merupakan pekerjaan

mematikan dosa yang sedang kita bahas ini. Kepada orang percaya

dijanjikan bahwa pekerjaan ini akan dilakukan oleh Roh: "... Aku akan

menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras .... Roh-Ku akan Kuberikan

diam di dalam batinmu ...." (Yehezkiel 36:26-27)

2. Semua pekerjaan mematikan dosa datang sebagai

karunia dari Kristus, dan segala karunia Kristus

datang kepada kita melalui Roh Kristus.

Tanpa Kristus, kita tidak dapat berbuat apa-apa (Yohanes 15:5).

Kristus mengaruniakan kepada kita usaha mematikan dosa kita. Dia

ditinggikan dan dijadikan Raja dan Juru Selamat untuk memberikan

pertobatan kepada kita (Kisah Para Rasul 5:31) dan usaha

mematikan dosa yang kita lakukan bukanlah bagian yang kecil dari

pertobatan tersebut. Bagaimanakah Kristus melakukannya? Sesudah

menerima Roh Kudus yang dijanjikan, Dia mencurahkan-Nya untuk tujuan

ini (Kisah Para Rasul 2:33).

Kesimpulan

Untuk menyimpulkan, mari kita pikirkan dua

pertanyaan penting berikut ini:

a. Bagaimanakah Roh mematikan dosa? Umumnya,

Roh Kudus menyelesaikan pekerjaan ini melalui tiga

cara:

1. Roh Kudus menyebabkan hati kita berlimpah

dengan anugerah dan menghasilkan buah yang

melawan natur berdosa, baik pada akar maupun

carangnya.

Dalam Galatia 5:19-23, Paulus mempertentangkan "perbuatan

[buah] daging [natur yang berdosa]" dengan "buah Roh". Jika buah Roh

Page 466: Bmf 53 teologi reformed

460 |TEOLOGI REFORMED

berkembang dalam diri seseorang, natur berdosa tidak dapat

berkembang pada waktu yang bersamaan. Mengapa demikian? Paulus

menjawab, "Keduanya [yakni natur berdosa dan buah Roh]

bertentangan" (Galatia 5:17), maka keduanya tidak akan bisa bersama

di dalam diri satu orang pada tingkat apa pun. Pembaruan yang

dikerjakan oleh Roh Kudus ini, sebagaimana diserukan dalam Titus 3:5,

merupakan salah satu cara utama untuk mematikan dosa. Roh

menyebabkan kita berjuang dan penuh dengan anugerah yang melawan

dan menghancurkan pekerjaan natur yang berdosa dan sisa-sisa dari dosa

yang masih ada itu.

2. Roh Kudus memiliki pengaruh yang dramatis

terhadap akar dan kebiasaan dosa: melemahkan,

menghancurkan, dan menyingkirkannya.

Karena alasan inilah, Dia disebut Roh yang mengadili dan Roh yang

membakar (Yesaya 4:5). Dia benar-benar menghancurkan dan

menghanguskan keinginan kita untuk berbuat dosa. Dia memulai dengan

membuang hati yang keras dengan suatu kuasa yang dahsyat. Dia

melanjutkan sebagai api yang membakar habis akar keinginan yang jahat.

3. Roh Kudus membawa salib Kristus masuk ke

dalam hati orang berdosa melalui iman, dan

memberi kita persekutuan dengan Kristus di dalam

kematian dan penderitaan-Nya.

b. Jika ini merupakan karya Roh Kudus semata-

mata, mengapa ini menjadi kewajiban yang

diamanatkan untuk dilakukan oleh orang percaya?

Sedikitnya, ada dua jawaban untuk pertanyaan ini:

1. Sebagaimana karya Roh Kudus dalam

mengaruniakan anugerah dan berbagai pekerjaan

baik, mematikan dosa bukanlah karya yang

dilakukan Roh Kudus secara eksklusif.

Page 467: Bmf 53 teologi reformed

461 |TEOLOGI REFORMED

Roh Kudus adalah pemberi setiap anugerah dan pekerjaan yang baik,

tetapi orang percayalah yang melakukan anugerah ini dan yang

mengerjakan perbuatan-perbuatan baik secara nyata. Roh Kudus

"mengerjakan di dalam [kita] baik kemauan maupun pekerjaan menurut

kerelaan-Nya" (Filipi 2:13). "Segala sesuatu yang kami kerjakan,

Engkaulah yang melakukannya bagi kami." (Yesaya 26:12) Baca

juga 2 Tesalonika 1:11;Kolose 2:12; Roma 8:12-13;

Zakaria 12:10.

2. Roh Kudus tidak mematikan dosa di dalam diri

orang percaya tanpa ketaatan dan kerja sama dari

orang percaya tersebut.

Dia bekerja di dalam kita dan pada kita sesuai dengan natur manusia. Dia

tetap memelihara kebebasan dan ketaatan bebas kita. Dia bekerja di

dalam kita dan bersama kita, bukan melawan kita atau tanpa kita.

Pertolongan-Nya berupa dorongan untuk melakukan pekerjaan itu dan

bukannya alasan untuk mengabaikannya. Hal yang sedang kami tekankan

di sini adalah bahwa pekerjaan ini tidak bisa dilakukan tanpa pertolongan

yang penuh kuasa dari Roh Kudus. Tragisnya, ada orang-orang yang asing

terhadap Roh Allah, dan mereka benar-benar berusaha mematikan dosa

di dalam kehidupan mereka, tetapi gagal. Mereka berperang tanpa

kemenangan, bertempur tanpa pengharapan mendapatkan kedamaian,

dan tetap menjadi budak sepanjang hidup mereka.

Sumber:

Diambil dan disunting dari:

Judul buku : Mematikan Dosa: Suatu Pengajaran Alkitabiah Praktis

Judul asli

buku

: What Every Christian Needs to Know: About Temptation

and Putting Sin to Death

Page 468: Bmf 53 teologi reformed

462 |TEOLOGI REFORMED

Judul bab : Karya Roh Kudus dalam mematikan dosa

Penulis : John Owen

Penerjemah : Ina Elia Gani

Penerbit : Momentum, Surabaya 2013

Halaman : 21 -- 28

http://reformed.sabda.org/