blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../2012/06/TUGAS-BESAR-SCM-2-kel-11.docx · Web viewTUGAS BESAR SUPPLY...

31
TUGAS BESAR SUPPLY CHAIN MANAGEMENT “ PT. ANJANI “ Disusun oleh : Alivinda Difa F. Devi Urianty MR KustaniaProbosuci (105100703111001) (105100707111001) (105100701111033) Rachmita P. Sri Amalia M Yulia Dian Ningrum (105100703111003) (105100702111001) (105100701111009)

Transcript of blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../2012/06/TUGAS-BESAR-SCM-2-kel-11.docx · Web viewTUGAS BESAR SUPPLY...

Page 1: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../2012/06/TUGAS-BESAR-SCM-2-kel-11.docx · Web viewTUGAS BESAR SUPPLY CHAIN MANAGEMENT “ PT. ANJANI “ Disusun oleh : Alivinda Difa F. Devi Urianty

TUGAS BESAR

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

“ PT. ANJANI “

Disusun oleh :

Alivinda Difa F. Devi Urianty MR KustaniaProbosuci

(105100703111001) (105100707111001) (105100701111033)

Rachmita P. Sri Amalia M Yulia Dian Ningrum

(105100703111003) (105100702111001) (105100701111009)

Dosen Pengampu : Ika Atsari Dewi

TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2012

Page 2: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../2012/06/TUGAS-BESAR-SCM-2-kel-11.docx · Web viewTUGAS BESAR SUPPLY CHAIN MANAGEMENT “ PT. ANJANI “ Disusun oleh : Alivinda Difa F. Devi Urianty

BAB I

PROFIL PERUSAHAAN

Berdiri pada tahun 2012, PT ANJANI merupakan perusahaan sepatu pesta

wanita pertama di Indonesiayang menjual produknya ke seluruh negara. Setiap

model sepatu Anjani hanya dijual 40 pairs untuk setiap modelnya. Sepatu Anjani

mengeluarkan paling sedikit 10 model baru tiap bulannya. Sepatu Anjani dapat

dibeli langsung pada website anjanishoes.co.id atau store anjani yang berada di

Bandung, Indonesia.

Merek : Anjani

Di produksi oleh : PT. Anjani

Jenis produk : Sepatu pesta wanita

Lokasi : Cibaduyut, Jawa Barat, Indonesia

Segmen Pasar :

Jenis kelamin : Wanita

Usia : 17 – 35 tahun

Pendapatan : > Rp 3.000.000

Pekerjaan : Semua kalangan

Target : Konsumen wanita

Positioning : Market Nichers

Faktor rantai pasok : Responsive

Tipe produk : Inovatif

Filosofi :

Made with passion

Made with purpose

Made in Indonesia

Page 3: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../2012/06/TUGAS-BESAR-SCM-2-kel-11.docx · Web viewTUGAS BESAR SUPPLY CHAIN MANAGEMENT “ PT. ANJANI “ Disusun oleh : Alivinda Difa F. Devi Urianty

BAB II

PLANNING SUPPLY AND DEMAND IN A SUPPLY CHAIN: MANAGING

PREDICTABLE VARIABILITY

2. 1 Predictable Variability

Predictable variability adalah perubahan permintaan yang dapat

diperkirakan.Variabilitas dapat menyebabkan kenaikan biaya dan penurunan

responsivitas dalam rantai pasokan. Perusahaan dapat menangani predictable

variability dengan menggunakan dua pendekatan yaitu managing supply dan

managing demand. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk masing-

masing pendekatan.

Managing supply adalah aktivitas mempertahankan jumlah persediaan

pada tingkat yang dikehendaki. Pada produk barang, pengendalian persediaan

ditekankan pada pengendalian material. Pada produk jasa, pengendalian

diutamakan sedikit pada material dan banyak pada jasa pasokan karena konsumsi

sering kali bersamaan dengan pengadaan jasa sehingga tidak memerlukan

persediaan. Managing supply dapat dilakukan dengan menggunakan kapasitas,

inventory, subkontrak dan backlogs. Managing demand adalah aktivitas

mempertahankan jumlah permintaan pada tingkat yang dikehendaki. Managing

demand dapat dilakukan dengan menggunakan harga diskon jangka pendek dan

promosi.

Dengan mengendalikan supply dan permintaan perusahaan dapat

menangani predictable variability atau permintaan yang dapat diperkirakan.

Permintaan yang dapat diperkirakan jumlahnya maka supply yang harus tersedia

dapat diperkirakan pula. Dengan mengendalikan kapasitas produksi, jumlah yang

diproduksi dapat disesuaikan dengan permintaan yang telah diperkirakan.

Kapasitas dapat direkayasa sedemikian rupa dengan menggunakan beberapa

pendekatan yaitu time flexibility from workforce, use of seasonal workforce, use of

subcontracting, use of dual facilities-dedicated and flexible dan designing product

flexibility into production process. Selain itu supply dapat dikendalikan dengan

mengatur inventory. Dengan mengatur inventory perusahaan dapat mengendalikan

produk yang tersedia untuk memenuhi permitaan yang telah diperkirakan.

Page 4: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../2012/06/TUGAS-BESAR-SCM-2-kel-11.docx · Web viewTUGAS BESAR SUPPLY CHAIN MANAGEMENT “ PT. ANJANI “ Disusun oleh : Alivinda Difa F. Devi Urianty

Sehingga perusahaan tidak banyak mengeluarkan biaya akibat kelebihan atau

kekurangan persediaan.

2.2 Managing Supply

Pada PT. Anjani untuk managing supply dengan cara managing

capacity, pendekatan yang dipilih adalah use of seasonal workforce. PT. Anjani

memproduksi sepatu dalam model dan jumlah yang terbatas yaitu sedikitnya 400

pairs sepatu setiap bulan. Oleh karena itu PT. Anjani menggunakan pendekatan

seasonal workforce untuk mengendalikan kapasitas. PT. Anjani akan

menggunakan pekerja sementara untuk memenuhi produksi. PT. Anjani

memproduksi pada waktu tertentu saja yakni hanya 1 kali produksi pada tiap

bulan. Dengan menggunakan pendekatan ini PT. Anjani dapat memperoleh

keuntungan yang besar dibandingkan harus menggunakan pendekatan time

flexibility from workforce maupun pendekatan lainnya. Managing inventory

menggunakan pendekatan using common components across multiple products.

PT. Anjani menggunakan komponen yang sama untuk beberapa tipe sepatu yang

berbeda. Misalnya untuk insole dan ousole, PT. Anjani menggunakan komponen

yang sama.

2.3 Managing Demand

PT. Anjani mengelola permintaan dengan cara mengadakan promosi. PT.

Anjani memproduksi sepatu pesta wanita dewasa dalam jumlah yang terbatas,

untuk itu harga per pairs sepatu Anjani cukup mahal yaitu di atas Rp 350.000

hingga mencapai angka jutaan rupiah. Oleh karena tingginya harga sepatu Anjani,

maka strategi yang dipilih untuk mengelola permintaan adalah dengan cara

promosi. Sepatu Anjani akan melakukan promosi pada bulan-bulan dimana

permintaan atas sepatu Anjani rendah dan ada juga promosi bagi musim-musim

tertentu seperti pada saat menjelang Hari Raya, Natal dan tahun baru. Bentuk

promosi yang akan ditawarkan bermacam-macam sesuai dengan kondisi PT.

Anjani, kondisi pasar dan sebagainya. Promosi bisa dalam bentuk potongan harga,

promosi melalui media massa, bonus, dan merchandise. Namun dalam melakukan

promosi, PT. Anjani akan memperhatikan efek forward buying, yaitu pelanggan

Page 5: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../2012/06/TUGAS-BESAR-SCM-2-kel-11.docx · Web viewTUGAS BESAR SUPPLY CHAIN MANAGEMENT “ PT. ANJANI “ Disusun oleh : Alivinda Difa F. Devi Urianty

yang seharusnya membeli produk itu pada beberapa bulan ke depan malah

membeli sekarang karena adanya promosi. Salah satu cara PT. Anjani

meminimasi adanya forward buying dengan cara tidak memproduksi model

terbaru dan terbatas pada bulan-bulan promosi.

Page 6: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../2012/06/TUGAS-BESAR-SCM-2-kel-11.docx · Web viewTUGAS BESAR SUPPLY CHAIN MANAGEMENT “ PT. ANJANI “ Disusun oleh : Alivinda Difa F. Devi Urianty

BAB III

MANAGING ECONOMIES OF SCALE IN THE SUPPLY CHAIN: CYCLE

INVENTORY

3.1 Peran Cycle Inventory Bagi PT. Anjani

Sepatu Anjani merupakan produk sepatu pesta inovatif dengan banyak

variasi dan bersifat limited edition yang harganya cenderung tinggi. Ada dua jenis

store yang dimiliki PT. Anjani yaitu Webstore dan Physical Store. Webstore

Anjani menjual produk sepatu Anjani secara online. Pembeli dapat melakukan

pembayaran melalui Bank Mandiri BCA, BNI, dan dapat menggunakan Paypal

bagi pembeli Internasional. Phisycal store Anjani dengan nama Anjani Shoes

Store berada di Dago, Bandung. Customer dapat secara langsung melihat dan

mencoba koleksi sepatu Anjani.

Cycle inventory merupakan jumlah persediaan (inventory) rata-rata sepatu

Anjani yang disimpan pada tahapan supply chain yang disebabkan karena jumlah

pembelian atau produksi yang dilakukan dalam lot lebih besar daripada jumlah

yang dibutuhkan kustomer. Dalam penerapannya, cycle inventory memiliki peran

yang sangat penting bagi PT. Anjani. Cycle inventory berperan dalam penentuan

saldo biaya sepatu Anjani untuk memilih jumlah optimal dari cycle inventory

dalam supply chain. Hal ini berarti cycle inventory dapat digunakan untuk

menentukan kuantitas cycle inventory sepatu Anjani agar lebih rendah. Hal ini

dikarenakan cycle inventory yang rendah adalah lebih baik karena:

Waktu alir rata-rata lebih rendah

Kebutuhan modal kerja lebih rendah

Biaya penyimpanan persediaan lebih rendah

Kemudian, cycle inventory digunakan pula dalam memahami dampak dari

diskon kuantitas pada ukuran lot dan persediaan siklus. Peran cycle inventory

yang lain yaitu dipergunakan dalam perancangan skema diskon untuk rantai

pasokan sepatu Anjani. Kemudian cycle inventory digunakan pula untuk

memahami dampak dari promosi perdagangan terhadap ukuran lot dan persediaan

siklus.

Page 7: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../2012/06/TUGAS-BESAR-SCM-2-kel-11.docx · Web viewTUGAS BESAR SUPPLY CHAIN MANAGEMENT “ PT. ANJANI “ Disusun oleh : Alivinda Difa F. Devi Urianty

3.2 Biaya-biaya yang Dikeluarkan PT. Anjani dalam Penerapan Cycle

Inventory

Biaya – biaya yang terlibat dalam cycle inventory sepatu Anjani yaitu fixed

ordering cost dan holding cost. Fixed ordering cost (S) merupakan biaya pada

setiap kali pembelian yang tidak tergantung pada jumlah pembelian. Holding cost

(H) adalah biaya penyimpanan inventory pada suatu jangka waktu tertentu,

biasanya dalam jangka waktu 1 tahun. Inventory holding cost terdiri dari Cost of

Capital, Obsolescence (biaya keusangan), Handling cost (biaya penanganan),

Occupancy cost dan Miscellaneous cost. Sedangkan ordering cost terdiri dari

buyer time, transportation costs, receiving cost dan other costs.

Anjani Shoes Store menjual 3 model sepatu pesta Anjani dengan model

Elegant Fairy (EF), Feminine Fairy (FF), dan Cute Fairy (CF). Annual demand

untuk ketiga model tersebut masing-masing EF = 100, FF = 120, dan CF = 150.

Biaya untuk ketiga model tersebut sama yaitu $100. Fix transportation cost

sebesar $800 untuk setiap pengiriman. Terdapat biaya tambahan untuk

penerimaan dan masing-masing storage model sebesar $200, dan ada biaya

holding cost sebesar 20%. Evaluasi lot size yang harus digunakan manajer Anjani

Shoes Store untuk masing-masing model jika pengirimannya independent

(multiple products with lots ordered and delivered independently), maka evaluasi

annual cost untuk kebijakan ini adalah :

Demand (D) per year = EF = 100, FF = 120, dan CF = 150

common order cost (S) = $800

product-specific order cost = $200

holding cost (h)= 0,2

unit cost (C) = $100

EF FF CF

Demand/year 100 120 150

Fixed cost/order $1000 $1000 $1000

Optimal Order Size 100 109,5 122,4

Cycle Inventory 50 55 62

Annual Holding Cost $1000 $1095 $1224

Page 8: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../2012/06/TUGAS-BESAR-SCM-2-kel-11.docx · Web viewTUGAS BESAR SUPPLY CHAIN MANAGEMENT “ PT. ANJANI “ Disusun oleh : Alivinda Difa F. Devi Urianty

Order Frequency 1/year 1,1/year 1,2/year

Annual Ordering Cost $1000 $1095 $1224

Annual Cost $2000 $2190 $2448

Biaya total = $2000 + $2190 + $2448

= $6638

Kemudian manager Anjani Shoes Store ingin meminimumkan biaya total

tahunan dengan pendekatan cycle inventory yaitu memasukkan 3 model sepatu

pada setiap lot yang diorder secara bersama (products ordered and delivered

jointly) dan evaluasi lot size optimal dari masing – masing model. Jika ketiga

model dimasukkan dalam setiap order, maka:

Fix order bersama untuk setiap order adalah:

S* = S + SEF + SFF + SCF

= $800 + $200 + $200 + $200

= $1400 per order

Optimal Order frequency dapat dihitung sebagai berikut :

n* = √ (D xhC)+(D x hC)+(D x hC)2 x S∗¿

¿

= √ (100 x0,2 x100)+(120 x 0,2 x100)+(150 x 0,2 x100)(2 x1400)

= √ 74002800

= 1,63

Jadi, ketika setiap model ada dalam tiap order dan pengiriman, manajer

produk harus menambahkan 1,63 order setiap tahunnya.

Optimal order size:

QEF = D/ n* = 100/1,63 = 61,3

QFF = D/ n* = 120/1,63 = 73,6

QCF = D/ n* = 150/1,63 = 92,0

Page 9: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../2012/06/TUGAS-BESAR-SCM-2-kel-11.docx · Web viewTUGAS BESAR SUPPLY CHAIN MANAGEMENT “ PT. ANJANI “ Disusun oleh : Alivinda Difa F. Devi Urianty

Annual Holding cost:

EF = (Q/2)hC = (61,3/2) 0,2 x 100 = $613,49

FF = (Q/2)hC = (73,6/2) 0,2 x 100 = $736,19

EF = (Q/2)hC = (92,0/2) 0,2 x 100 = $920,24

Annual order cost = 1,63 x $1400 = $2282

EF FF CF

Demand/year 100 120 150

Order Frequency 1,63/year 1,63/year 1,63/year

Optimal Order

Size

61,3 73,6 92,0

Cycle Inventory 30,7 36,8 46,0

Annual Holding

Cost

$613,49 $736,19 $920,24

Biaya total = $613,49+ $736,19+ $920,24 + $2282

= $4551,92

Hasilnya manajer Anjani Shoes Store sukses melakukan penurunan biaya

tahunan dari $6638 ke $4551,92 dengan semua pemesanan secara bersamaan.

Page 10: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../2012/06/TUGAS-BESAR-SCM-2-kel-11.docx · Web viewTUGAS BESAR SUPPLY CHAIN MANAGEMENT “ PT. ANJANI “ Disusun oleh : Alivinda Difa F. Devi Urianty

BAB IV

MANAGING UNCERTAINTY IN THE SUPPLY CHAIN: SAFETY

INVENTORY

4.1 Peran Safety Inventory Dalam Supply Chain Bagi PT. Anjani dan Faktor-

Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Safety Inventory

Sepatu Anjani merupakan produk sepatu pesta inovatif dengan banyak

variasi dan bersifat limited edition yang harganya cenderung tinggi. Ada dua jenis

store yang dimiliki PT. Anjani yaitu Webstore dan Physical Store. Produk PT.

Anjnai yang berupa sepatu pesta ini termasuk pada produk high uncertainty

(ketidakpastian tinggi). Hal tersebut disimpulkan dari ketidakpastian kuantitas

permintaan dan tingginya varietas sepatu pesta yang diinginkan pelanggan.

Safety inventory pada PT. Anjani merupakan persediaan yang dilakukan

oleh PT. Anjani dengan tujuan untuk memenuhi permintaan yang melebihi jumlah

yang diperkirakan dalam suatu periode tertentu. Peran safety inventory bagi PT.

Anjani sangat penting, karena dapat mengatasi tingkat variabilitas permintaan atau

penawaran terutama bagi produk yang memiliki ketidakpastian tinggi, seperti

produk dari PT. Anjani ini. Dengan demikian, dapat mengurangi persediaan

cadangan, sehingga mengurangi waktu tunggu (lead time), mengurangi waktu

aliran material, memperbaiki peramalan, dan akhirnya meningkatkan kesesuian

antara permintaan dan penawaran. Sehingga dengan adanya safety inventory pada

PT. Anjani ini, tingkat efisiensi pada PT. Anjani, ketersediaan produknya, dan

tingkat respon akan semakin tinggi, serta dapat menurunkan biaya persediaan PT.

Anjani. Oleh karena itu, kita perlu menentukan tingkat safety inventory yang tepat

bagi PT. Anjani.

Tingkat yang tepat dari persediaan pengaman ditentukan oleh dua faktor

berikut : 

1. Ketidakpastian pasokan atau permintaan

Tingkat ketidakpastian yang lebih tinggi membutuhkan tingkat

persediaan pengaman yang lebih tinggi pada level ketersediaan produk

yang diinginkan. Sehingga PT. Anjani harus memiliki tingkat persediaan

yang tinggi agar dapat menangani ketersediaan produknya. Ketidakpastian

Page 11: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../2012/06/TUGAS-BESAR-SCM-2-kel-11.docx · Web viewTUGAS BESAR SUPPLY CHAIN MANAGEMENT “ PT. ANJANI “ Disusun oleh : Alivinda Difa F. Devi Urianty

permintaan selama lead time adalah hal yang penting . PT. Anajani juga

harus memperkirakan ketidakpastian permintaan selama lead time, bukan

hanya satu periode.

2. Tingkat ketersediaan produk yang diinginkan

Ketersediaan produk bagi PT. Anjani sangat penting untuk dapat

memenuhi permintaan pelanggan. Hasil stockout terjadi jika ada pesanan

dari pelanggan tiba ketika produk tidak tersedia. Tingkat pemenuhan

produk/fill rate (fr) adalah sebagian permintaan yang dipenuhi dari produk

dalam persediaan. PT. Anjani menyediakan 90 % persen produk sepatu

pesta bagi pelanggan dengan 10 % sisanya kalah dari pesaing yang

berdekatan karena kurangnya persediaan yang tersedia. Dalam hal ini PT.

Anjani mencapai tingkat mengisi produk pada pasar sebesar 90 %. Tingkat

pemenuhan pesanan pada PT. Anjani merupakan sebagian pesanan produk

sepatu pesta yang dipenuhi dari persediaan yang tersedia. Penentuan Cycle

service level (CSL) pada PT. Anjani juga penting karena merupakan

bagian dari siklus replenishment yang berakhir dengan terpenuhinya

semua permintaan pelanggan.

4.2 Continuous Review

Dalam mengambil keputusan berkenaan kapan harus reorder dan berapa

jumlahnya, kita dapat menerapkan Replenishment Policy. PT. Anjani

menggunakan continuous review sebagai kebijakan replenishmentnya. Hal ini

dikarenakan, produk sepatu pesta yang dibuat termasuk produk inovatif yang

memiliki tingkat ketiakpastian tinggi, sehingga diperlukan kebijakan yang bersifat

continuous agar bisa memenuhi ketersediaan produk. Pada continuous

review, persediaan terus dipantau dan pesanan dengan ukuran Q ditempatkan

ketika tingkat  persedaan mencapai titik pemesanan kembali ROP (reorder point).

Dengan menggunkan continuous review, PT. Anjani juga mengitung berapa

berapa besar persediaan pengamannya dan tingkat pelayanannya (CSL).

Page 12: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../2012/06/TUGAS-BESAR-SCM-2-kel-11.docx · Web viewTUGAS BESAR SUPPLY CHAIN MANAGEMENT “ PT. ANJANI “ Disusun oleh : Alivinda Difa F. Devi Urianty

BAB V

DETERMINING THE OPTIMAL LEVEL OF PRODUCT AVAILABILITY

5.1 Dua Faktor Utama Yang Mempengaruhi Tingkat Product Availability

Yang Optimal

1. Biaya kelebihan stok produk

Biaya kerugian untuk setiap unit yang terjual pada akhir musim jual.

Perusahaan hanya memesan dengan perkiraan

Menyeimbangkan persediaan dengan permintaan

Kebijakan perusahaan dalam memonitoring persediaan dan

menentukan persediaan yang harus dijaga

2. Biaya understocking produk

Biaya kerugian karena tidak ada persediaan ditangan dengan

kehilangan pelanggan.

Tidak tersediannya produk dapat mengakibatkan perusahaan

kehilangan pelangggan.

Stock yang habis terjual dan produksi barang yang terbatas merupakan

factor terjadinya biaya understocking produk.

5. 2 Skenario Menanggulangi Overstocking dan Understocking

1. Siklus Optimal tingkat layanan untuk barang-barang musiman dengan

perintah tunggal dalam satu musim

Perusahaan selalu melihat dan menyediakan produk dan layanan

berdasarkan permintaan masa lalu (bulan lalu). Sehingga perushaan

lebih mendapatkan serta memaksimalkan keuntungan yang

diharapkan.

menyediakan pelanggan dengan produk pengganti. Sehingga

pelanggan tidak hilang selamanya.

2. Diinginkan siklus tingkat layanan untuk item terus ditebar.

Ketersediaan produk tingkat tinggi bertujuan untuk meningkatkan

respon dan menarik pelanggan, sehingga meningkatkan pendapatan

Page 13: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../2012/06/TUGAS-BESAR-SCM-2-kel-11.docx · Web viewTUGAS BESAR SUPPLY CHAIN MANAGEMENT “ PT. ANJANI “ Disusun oleh : Alivinda Difa F. Devi Urianty

untuk rantai pasokan. Namun, tingkat ketersediaan produk yang tinggi

memerlukan persediaan besar, yang meningkatkan biaya rantai

pasokan.

PT. Anjani menerapkan poin pertama yaitu siklus optimal tingkat

layanan untuk barang-barang musiman dengan perintah tunggal dalam satu

musim (Optimal cycle service level for seasonal items with a single order

in a season). Skenario ini lebih cocok diterapkan PT. Anjani mengingat

karakteristik produk sepatu pesta limited edition. Sehingga PT. Anjani

selalu melihat dan menyediakan sepatu pesta dengan berbagai model dan

layanan berdasarkan permintaan masa lalu (bulan lalu) namun dengan

inovasi berbeda untuk tiap modelnya.

5.3 Mengurangi Demand Uncertainty

1. Peningkatan peramalan

Perusahaan memahami pelanggan dengan mengkoordinasikan

tindakan dalam meningkatkan peramalan. Dengan melihat dari masa lalu

(bulan lalu).

2. Cepat tanggap

Perusahaan cepat dalam merespon permintaan pasar. Mengikuti

trand, style dan permintaan sesuai keinginan konsumen dalam memesan

produk. Dan selalu memperthatikan kepuasan konsumen dengan

menciptkan produk yang berkualitas.

3. Penundaan

Dalam pengaturan multiproduct, menunda diferensiasi produk

sampai lebih dekat dengan titik penjualan pada konsumen.

4. Disesuaikan sumber

Perusahaan memilih sumber yang mahal agar memasoki bahannya

cepat sehingga perusahaan dapat lebih cepat memproduksikan produk

dengan mengutamakan kepuasan pelayanan dan kualitas produk yang

dihasilkan.

Dalam konteks ini PT. Anjani menerapkan peningkatan permintaan

(Improved forecasting), cepat tanggap (Quick response) dan disesuaikan

Page 14: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../2012/06/TUGAS-BESAR-SCM-2-kel-11.docx · Web viewTUGAS BESAR SUPPLY CHAIN MANAGEMENT “ PT. ANJANI “ Disusun oleh : Alivinda Difa F. Devi Urianty

sumber (Tailored sourcing). Pertama, PT. Anjani memahami permintaan

pelanggan dengan melihat data penjualan dan permintaan produk sepatu

Anjani. Dari sini dapat dilihat permintaan terhadap model-model sepatu

seperti apakah yang disukai konsumen. Kedua, PT. Anjani harus responsive

terhadap permintaan pasar. Mengikuti tren, gaya dan permintaan sesuai

keinginan konsumen dengan sentuhan inovasi dalam pengembangan model

sepatunya. Ketiga, PT. Anjani memilih sourcing yang berkualitas baik untuk

digunakan dalam pembuatan sepatunya dikarenakan target pasar PT. Anjani

yang berkarakter mewah, nyaman, dan terbatas.

Page 15: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../2012/06/TUGAS-BESAR-SCM-2-kel-11.docx · Web viewTUGAS BESAR SUPPLY CHAIN MANAGEMENT “ PT. ANJANI “ Disusun oleh : Alivinda Difa F. Devi Urianty

BAB VI

TRANSPORTATION IN THE SUPPLY CHAIN

Transportasi mengacu pada pergerakan produk dari satu lokasi ke lokasi

lain dalam rantai pasok untuk memindahkan produk dari pabrik ke tangan

pelanggan. Transportasi ini penting dalam sebuah rantai pasok karena jarang

adanya produk yang diproduksi dan dikonsumsi pada lokasi yang sama. Moda

transportasi merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan alat angkut

yang digunakan untuk perpindahan produk dari satu tempat ke tempat lain. Untuk

memenuhi pesanan konsumen yang berbeda lokasi dengan lokasi pabrik,

perusahaan menggunakan moda darat yang berupa Truckload (TL). Hal ini

dikarenakan operasi truckload memiliki biaya tetap yang relative rendah, selain

itu, dalam pengirimannya memakan waktu yang lebih cepat sehingga konsumen

tidak perlu menunggu lama saat pengiriman barang.

Tipe jaringan transpoprtasi yang kami gunakan adalah all shipments via

central distribution center. Dimana jaringan ini merupakan modifikasi dari

jaringan pengiriman langsung, yang penyerahan barangnya kepada pelanggan

melalui pusat distribusi sentral. Dengan kata lain, barang pertama dari pemasok

dikonsolidasi di pusat distribusi sentral atau gudang dan kemudian dikirim ke

pelanggan secara individual. Tipe jaringan seperti ini kami pilih karena telah kita

ketahui sebelumnya bahwa terdapat sistem penggudangan barang pada perusahaan

ini sebelum barang sampai ditangan pelanggan. Dengan begitu, barang akan

dikirimkan kepada pelanggan setelah barang permintaan pelanggan telah tersedia

di gudang. Namun, ketika permintaan pelanggan telah tersedia pada

Page 16: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../2012/06/TUGAS-BESAR-SCM-2-kel-11.docx · Web viewTUGAS BESAR SUPPLY CHAIN MANAGEMENT “ PT. ANJANI “ Disusun oleh : Alivinda Difa F. Devi Urianty

BAB VII

SOURCING DECISIONS IN A SUPPLY CHAIN

PT. Anjani merupakan perusahaan sepatu pesta wanita pertama di

Indonesia yang menjual produknya ke seluruh negara. Setiap model sepatu Anjani

hanya dijual 40 pairs untuk setiap modelnya. Sepatu Anjani mengeluarkan paling

sedikit 10 model baru tiap bulannya. Pengambilan keputusan yang berkaitan

dengan pengadaan faktor produksi, seperti bahan baku, komponen, teknologi,

serta jasa yang diperlukan untuk proses produksinya. Berdasarkan sumber

pasokan, secara tradisional terdapat dua alternatif dalam masalah pengambilan

keputusan tersebut, yaitu membuat sendiri (in house) atau membeli (out source)

barang atau jasa yang diperlukan tersebut. PT. Anjani dalam proses bisnis yang

diperlukan untuk membeli barang dan jasa pada fungsi rantai pasokan, keputusan

yang dipilih adalah in-house.

PT. Anjani membutuhkan beberapa supplier untuk menyediakan bahan

bagi sepatu Anjani. Supplier tersebut antara lain Carton Box Manufacture, Fabric

Manufacture, Assesories Manufacture, Glue Manufacture, Outsole Manufacture,

Insole Manufacture dan Leather Producer. Ketika menskor dan menakasir

supplier untuk bahan pembuatan sepatu pesta wanita ini, ada faktor lain daripada

kuota harga yang harus dipertimbangkan yaitu:

1. Pemenuhan lead time

Untuk criteria kerjasama antara PT.Anjani dengan supplier, supplier

harus bisa memenuhi lead time yang sudah ditentukan oleh PT.Anjani.

Dalam waktu yang diperlukan untuk memenuhi order, termasuk spesifikasi

teknis dari bahan yang dipesan dan waktu yang diperlukan untuk mengirim

bahan-bahan untuk sepatu pesta wanita.

2. Performa on-time

Selain itu dalam memilih supplier juga harus mempertimbangkan

ketepatan waktu yang sudah ditentukan dari lead time yang sudah disepakati.

Sehingga proses produksi pembuatan sepatu pesta wanita dapat berjalan tepat

waktu.

Page 17: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../2012/06/TUGAS-BESAR-SCM-2-kel-11.docx · Web viewTUGAS BESAR SUPPLY CHAIN MANAGEMENT “ PT. ANJANI “ Disusun oleh : Alivinda Difa F. Devi Urianty

3. Fleksibilitas pasokan

Dalam memilih supplier, mempertimbangkan kemampuan supplier

untuk merespon setiap perubahan pasokan yang terjadi secara cepat.

Sehingga diperlukan kemampuan supplier memproses produk bahan baku

sepatu pesta wanita yang berbeda dengan fasilitas yang sama yaitu mencakup

jumlah, model, bahan dan harga.

4. Frekuensi pengiriman/minimum lot size

Untuk meminimumkan biaya yang dikeluarkan, jadi PT. Anjani

menekan biaya dengan memaksimalkan ukuran bahan yang dipesan dengan

biaya yang minimum. Sehingga mempertimbangkan kemampuan supplier

dalam menentukan ukuran bahan yang harus dipesan (lot size).

5. Kualitas pasokan

Untuk menghasilkan mutu sepatu pesta wanita yang bagus, maka bahan

yang digunakan untuk membuat sepatu ini juga harus berkualitas. Sehingga

supplier yang dipilih untuk memasok bahan yang berkualitas. Jadi

dipertimbangkan dulu mutu bahan dari tingkat baik buruknya kualitas bahan

yang ditawarkan.

6. Biaya transportasi inbound

Agar menekan biaya yang dikeluarkan, maka biaya transportasi

pengiriman barang juga harus ditekan. Dalam hal ini PT.Anjani juga harus

mempertimbangkan biaya transportasi yang diminta dari supplier. Karena

biaya transportasi inbound akan berpengaruh ke biaya pengeluaran dan akan

mempengaruhi harga sepatu pesta wanita, sehingga dipilih dari biaya

transportasi inbound yang murah.

7. Pricing term

Dalam mempertimbangkan supplier untuk bekerja sama juga

mempertimbangkan perbedaan harga atau jangkauan harga antara supplier

satu dengan yang lainnya dengan untuk menekan biaya produksi sepatu

anjani.

8. Kapabilitas koordinasi informasi

Selain itu juga dalam mempertimbangkan kemampuan supplier dalam

menyeimbangkan pengintegrasian tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan

Page 18: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../2012/06/TUGAS-BESAR-SCM-2-kel-11.docx · Web viewTUGAS BESAR SUPPLY CHAIN MANAGEMENT “ PT. ANJANI “ Disusun oleh : Alivinda Difa F. Devi Urianty

penyampaian informasi yang ditujukan. Sehingga tidak terjadi

miskomunikasi antara PT.Anjani dengan pihak supplier

9. Kapabilitas kalaborasi desain

Dalam kemampuan penggabungan desain untuk sepatu anjani ini juga

dipertimbangkan. Karena perlunya kreativitas dari supplier juga dalam

mendesain bahan untuk membuat sepatu anjani agar lebih bagus dan menarik.

Sehingga PT.Anjani tinggal melanjutkan mendesain dari bahan yang sudah

tersedia.

10. Tingkat bunga dan pajak

Selain itu juga tingkat bunga, pajak, dan tugas dipertimbangkan dalam

menentukan supplier. Jika tingkat bunga dan pajak tinggi ini akan

bepengaruh pada biaya yang harus dikeluarkan PT.Anjani. Sehingga akan

berdampak ke harga seaptu anjani. Maka dalam memilih supplier ini, lebih

dipertimbangkan supplier yang menawarkan bunga dan pajak yang rendah.

11. Kelangsungan hidup supplier

Untuk hubungan kerja sama antara supplier dengan PT.Anjani, dalam

memilih supplier juga harus mempertimbangkan kelangsungan hidupdari

supplier tersebut. Kemampuan supplier untuk bertahan di persaingan global

dan kemampuan untuk bersaing. Sehingga dipertimbangkan kemampuan

tersebut,untuk bisa bekerja sama dalam persaingan global.

Page 19: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../2012/06/TUGAS-BESAR-SCM-2-kel-11.docx · Web viewTUGAS BESAR SUPPLY CHAIN MANAGEMENT “ PT. ANJANI “ Disusun oleh : Alivinda Difa F. Devi Urianty

BAB VIII

COORDINATION IN THE SUPPLY CHAIN

8.1 Supply Chain Coordination, Bullwhip Effect, Dan Dampaknya Terhadap

Supply Chain Performance

Rantai pasok memerlukan koordinasi untuk semua tindakan-tindakan yang

akan dilakukan untuk meniingkatkan keuntungan dan meperhitungkan dampak

yang akan terjadi. Kurangnya koordinasi yang baik akan mengurangi total

keuntungan. Ini dikarenakan setiap pihak pada rantai pasok memiliki tujuan

sendiri-sendiri yaitu memaksimalkan keuntungan sendiri.

Kurangnya koordinasi pada tiap pihak dalam rantai pasok akan

menimbulkan dampak yang biasa disebut bullwhip efek. Bullwhip efek

merupakan permintaan yang meningkat dari konsumen ke pengecer, pengecer ke

agen, agen ke produsen, produsen ke pemasok kerena kurangnya koordinasi

infomasi pada setiap pihak. Meskipun konsumsi pada produk akhirnya adalah

stabil, pesanan untuk bahan baku yang sangat bervariasi dan meningkatnya biaya

sehingga sulit bagi pasokan untuk memenuhi permintaan.

8.1.1 Efek pada Kinerja dari Kurangnya Koordinasi

Kurangnya koordinasi menyebabkan penyimpangan informasi dalam

rantai pasok. Dampak dari kurangnya koordianasi dalam rantai pasok

berpengaruh terhadap :

Manufacturing cost : kurangnya koordinasi meningkatkan biaya

manufacture dalam rantai pasok.

Inventory cost : kurangnya koordinasi meningkatkan biaya persediaan

dalam rantai pasok. Untuk mengatasi variabilitas permintaan, perusahaan

harus menyimpan persediaan yang lebih besar dari yang diperlukan dalam

rantai pasok. Hal ini berakibat pada meningkatnya inventory cost.

Replenishment lead time : kurangnya koordinasi meningkatkan lead time.

Peningkatan variabilitas sebagai sebuah hasil dari bullwhip effect yang

membuat penjadwalan pada perusahaan dan pemasok pabrik, jauh lebih

tinggi untuk dibandingkan tingkat permintaannya.

Page 20: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../2012/06/TUGAS-BESAR-SCM-2-kel-11.docx · Web viewTUGAS BESAR SUPPLY CHAIN MANAGEMENT “ PT. ANJANI “ Disusun oleh : Alivinda Difa F. Devi Urianty

Transportation cost : kurangnya koordinasi meningkatkan biaya

transportasi dalam rantai pasok. Bullwhip menyebabkan kebutuhan

transportasi berfluktuasi secara signifikan dari waktu ke waktu. Hal ini

menimbulkan biaya transportasi yang meningkat karena kelebihan

kapasitas transportasi perlu diperhatikan untuk menutupi periode

permintaan tinggi.

Labor cost for shipping and receiving (biaya tenaga kerja untuk

pengiriman dan penerimaan) : kurangnya koordinasi meningkatkan biaya

tenaga kerja hubungannya dengan pengiriman dan penerimaan dalam

rantai pasok. Berbagai tahap memiliki pilihan yaitu antara kelebihan

kapasitas pekerja atau berbagai macam kapasitas pekerja dalam

menanggapi fluktuasi pesanan.

Level of product availability (tingkat ketersediaan produk) : kurangnya

koordinasi menyebabkan kerugian pada ketersediaan produk dan hasil

dalam stockouts lebih dalam rantai pasok. Fluktuasi besar dalam pesanan

membuat lebih sulit bagi perusahaam untuk menyediakan semua pesanan

distributor dan pengecer tepat waktu. Hal ini meningkatkan kemungkinan

bahwa pengecer akan kehabisan stok, sehingga kehilangan penjualan pada

rantai pasok.

Relationship across the supply chain (hubungan dalam seluruh rantai

pasok) : kurangnya koordinasi memiliki dampak negatif terhadap kinerja

pada setiap tahap dan dengan demikian menyebabkan kerugian hubungan

dalam rantai pasok. Terdapat kecenderungan untuk menyalahkan tahap

lain dari rantai pasok karena setiap tahap dirasa sebisa mungkin telah

melakukan yang terbaik.

8.2 Tujuh Langkah Untuk Mencapai Coordination Dalam Praktik Suatu

Perusahaan

1. Kuantitas bullwhip effect

Manajer harus memulai untuk membandingkan variabilitas pesanan yang

diterima dari customer dengan variabilitas pesanan dengan suplier.

2. Mendapatkan komitmen manajemen puncak untuk koordinasi

Page 21: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../2012/06/TUGAS-BESAR-SCM-2-kel-11.docx · Web viewTUGAS BESAR SUPPLY CHAIN MANAGEMENT “ PT. ANJANI “ Disusun oleh : Alivinda Difa F. Devi Urianty

Aspek yang terpenting dalam SCM, koordinasi akan berhasil hanya

dengan komitmen manajemen puncak.

3. Menyediakan sumber daya untuk koordinasi

Koordinasi tidak dapat tercapai tanpa adanya sumberdaya yang terlibat.

Salah satu solusi untuk mengatasi masalah koordinasi adalah sumberdaya

diambil dari perusahaan yang berbeda dalam rantai pasok.

4. Fokus pada komunikasi dengan tahap lainnya

Komunikasi yang baik dengan tahap lain dalam rantai pasok akan

menciptakan situasi yang baik pula, sehingga penyimpangan informasi

dapat dihindari.

5. Cobalah untuk mencapai koordinasi dalam jaringan rantai pasokan

Tidak cukup hanya beberapa tahapan dalam rantai pasok saja yang

berkoordinasi. Namun diperlukan koordinasi secara keseluruhan tahapan

rantai pasok.

6. Gunakan teknologi untuk meningkatkan konektivitas dalam rantai pasokan

Penggunaan internet dan beragam software yang berbeda dapat digunakan

untuk meningkatkan kemampuan berkoordinasi.

7. Berbagi manfaat koordinasi secara adil

Menjamin tiap tahapan rantai pasok mengetahui semua informasi termasuk

keuntungan (profit) dan dibagi secara adil dan merata.