BiopsiQQ

download BiopsiQQ

of 22

Transcript of BiopsiQQ

  • 8/16/2019 BiopsiQQ

    1/22

  • 8/16/2019 BiopsiQQ

    2/22

    BAB I

    PENDAHLAN

    Biopsi  berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari dua suku kata, yaitu

    bios  yang berarti hidup dan opsis yang berarti melihat, sehingga secara harfiah

     berarti melihat yang hidup. Definisi biopsi yaitu mengangkat sepotong jaringan

    hidup dan diperiksa dibawah mikroskop untuk menegakkan diagnosis

    histopatologis. Peran dari biopsi antara lain sebagai sarana diagnostik yang bisa

    menentukan histologi tumor dan  grading   serta membantu perencanaan terapi

    definitif.1 Biopsi menjadi tahap awal pada pendekatan terapi multimodalitas, tentu

    saja harus dilakukan sesuai dengan prosedur yang benar. Sebaliknya biopsi dapat

    menimbulkan komplikasi pada perawatan pasien, jika tidak dilakukan dengan

     benar.

    Sampai saat ini terdapat beberapa teknik biopsi yang digunakan oleh

    klinisi. Secara umum biopsi terbagi menjadi biopsi tertutup, seperti biopsi aspirasi

     jarum halus  Fine Needle Aspiration Biospy!, biopsi core-needle dan biopsi

    terbuka atau bedah, seperti  biopsi insisi dan biopsi eksisi. "ntuk lesi di kulit dapat

    dipakai teknik  shave biopsy, saucerization biopsy, dan  punch biopsy. Biopsi

    secara endoskopi kolonoskopi, bronkoskopi, sistoskopi! dapat dilakukan pada

    lesi#lesi di mukosa. $esi yang mudah dipalpasi, seperti lesi di kulit, dapat dieksisi

    atau dilakukan punch biopsi. $esi yang lebih dalam dapat dilokalisasi dengan %&

    atau ultrasonografi sebagai panduan untuk biopsi. "ntuk menentukan pilihan

     biopsi yang akan dilakukan tergantung dari ukuran dan lokasi massa dan

     pengalaman patologis.

    1

  • 8/16/2019 BiopsiQQ

    3/22

    BAB II

    TEKNIK BIOPSI

    Setelah menegakkan diagnosis klinis onkologi dan melakukan pemeriksaan

     penunjang berdasarkan indikasi, maka diagnosis klinis tersebut dapat menjadi

    lebih tepat dan diperbaiki. 'tas dasar tersebut diatas maka biopsi dapat dilakukan

     pada lokasi dan substrat yang tepat dan jaringan yang diambil representatif.

    Secara umum terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan didalam

    melakukan suatu biopsi terbuka. (aris insisi pada biopsi harus dibuat sedemikian

    rupa sehingga tidak mempersulit pembuatan garis insisi pada operasi definitif 

    operasi pengangkatan tumor secara tuntas!. )arena garis bekas biopsi harus ikut

    terangkat pada operasi definitif tersebut, sesuai dengan prinsip#prinsip onkologi

     pada pembedahan.

    Didalam melakukan biopsi sebaiknya menghindari daerah#daerah yang

    terinfeksi, karena jaringan yang berasal dari daerah tersebut penuh dengan sel#sel

    radang, sehingga dapat mengganggu pemeriksaan histopatologi. &rauma yang luas

     juga harus dihindari karena dapat meluaskan daerah kontaminasi sel tumor karena

     biopsi, sehingga ketika melakukan operasi definitif daerah bekas biopsi yang

    harus ikut diangkat menjadi makin lebar dan hal ini akan mempersulit penutupan

    luka.

    'nastesi infiltrasi juga akan menyebarkan sel#sel tumor ke jaringan

    sekitarnya, sehingga bila memungkinkan sebaiknya dilakukan dengan anastesi

    regional atau dalam narkose umum.

    Surat pengantar preparat ke laboratorium patologi juga memegang peranan penting didalam membantu ahli patologi menegakkan diagnosis. *sinya harus

     jelas, lengkap, namun singkat, meliputi anamnesis yang berkaitan diagnosis yang

    disangka, keadaan tumor secara klinis, soliter atau multipel, terdapat juga di

    tempat lain, kelenjar getah bening, keadaan durante biopsi, seperti ekstensi tumor,

     perlekatan, konsistensi tumor, substrat, harus lengkap dan jelas, namun singkat.

    2

  • 8/16/2019 BiopsiQQ

    4/22

    Diagnosis banding yang diperkirakan juga harus dicantumkan. *dentitas pasien,

    lokasi tumor dan sampel yang diambil, jenis biopsi juga jangan lupa untuk diisi.

    Secara garis besar terdapat dua jenis biopsi, yaitu biopsi tertutup dan

    terbuka, meliputi+

    2.1 Bi'()i a)(ira)i *aru+ halu) (FNAB)

    Biopsi aspirasi dengan jarum halus  fine needle aspiration-'! meliputi

    aspirasi sel#sel dan fragmen jaringan melalui jarum yang telah dipandu ke dalam

     suspect tissue. -' mudah, atraumatik, dan relatif aman. "ntuk tumor yang

    dalam dapat dilakukan dengan panduan %&. )ekurangan teknik ini antara lain

    tidak memberikan informasi mengenai arsitektur jaringan. Sebagai contoh, biopsi

     jarum halus pada massa payudara dapat mendiagnosis keganasan, tetapi tidak 

    dapat mendiferensiasi antara tumor yang in/asif atau tidak in/asif. -' juga

    memerlukan sitopatologis yang terlatih untuk interpretasi spesimen. Sensiti/itas

    -' ber/ariasi dari 02 sampai 342 dan aspirat positif palsu terlihat kurang dari

    12 kasus, dan hasil negati/e palsu terlihat pada 52 sampai 12 kasus tumor 

     payudara.

    -' menggunakan jarum halus 61#64 gauge! tanpa stylet dan syringe

    kecil. &idak digunakan anestesi.*dealnya, spesimen dipertahankan di dalam jarum.

    *si jarum kemudian disebarkan di atas gelas obyek. (elas obyek kemudian

    difiksasi danatau dikeringkan, tergantung dari keinginan patologis.

    Ga+ar %. Fine-needle aspiration biopsy (FNAB)

    3

  • 8/16/2019 BiopsiQQ

    5/22

    2.2 Large needle aspiration biopsy

    &ehnik ini menggunakan jarum 10 gauge dengan stilet dan syringe yang

     besar. Dilakukan anestesi lokal dalam jumlah kecil. Pisau no. 11 digunakan untuk 

    menusuk kulit. 7arum kemudian dimasukkan melalui luka ke dalam massa,

    dengan jari telunjuk memegang stylet. &ujuan luka tusuk dan stylet adalah untuk 

    memfasilitasi insersi yang mudah dan mencegah pengambilan sel dari kulit dan

     jaringan sekitarnya. 7arum kemudian digerakkan beberapa millimeter dari tempat

    tusukkan, kemudian dilakukan aspirasi. 'spirat kemudian disebarkan di atas gelas

    obyek, difiksasi danatau dikeringkan untuk dilakukan pemeriksaan

    histopatologis.

    4

  • 8/16/2019 BiopsiQQ

    6/22

    Ga+ar #. Large needle aspiration biopsy

    2.3 Core needle biopsy

    Core biopsy seperti aspirasi jarum halus, relatif aman dan dapat dilakukan

    dengan palpasi langsung contoh, massa payudara atau massa jaringan lunak! atau

    dapat dipandu dengan pencitraan contoh  stereotactic core biopsy of the breast !.

    Core biopsy seperti aspirasi jarum halus, memiliki kekurangan  sampling error.Core needle biopsy menghasilkan jaringan tipis kurang lebih 181 mm!. "kuran

    sampel yang kecil dapat menyulitkan patologis untuk mendiagnosis tumor secara

    akurat, atau jaringan mungkin tidak representatif untuk seluruh tumor,

    menyebabkan kesulitan dalam gradasi tumor.

    Biopsi ini memakai jarum yang dirancang khusus seperti &rue#cut, %ore#

    cut, dan lain#lain. Pada sumbu jarum terdapat kait terbalik, setelah sumbu masuk 

    ke dalam jaringan barulah sarung jarum dimasukkan, lalu sumbu dan sarung

    dikeluarkan secara bersamaan, sehingga diperoleh suatu pita kecil jaringan untuk 

     pemeriksaan patologi, maka disebut juga biopsy potong. )arena tabung jarum

    lebih besar, kemungkinan terjadi implantasi tumor sepanjang jalur jarum lebih

     besar dibandingkan aspirasi jarum halus.

    5

  • 8/16/2019 BiopsiQQ

    7/22

    Ga+ar -. Core needle biopsy

    2.4 Shae biopsy

    Shave biopsy dilakukan pada lesi kulit yang menonjol seperti B%%

    nodular, S%%, atau tumor yang berasal dari folikel. Dilakukan tindakan antiseptik,

    lalu dilakukan anestesi lokal di bawah lesi. Dengan menggunakan jari telunjuk 

    dan ibu jari, kulit diregang agar stabil. $alu, gunakan ujung scalpel no. 14 untuk 

    membatasi batas lesi. Dengan perut scalpel parallel dengan kulit, lakukan  shave

    biopsy. (unakan forceps atau ujung jarum untuk mengambil lesi. "ntuk 

    hemostasis dapat dilakukan kauterisasi elektrik atau kimia. Perawatan post operasi

    mudah. $uka harus dicuci satu sampai dua kali sehari dengan sabun ringan dan

    dibiarkan lembab dengan mengoleskan petroleum jelly pada balutan sampai

    menyembuh.

    6

  • 8/16/2019 BiopsiQQ

    8/22

    Ga+ar . Shae biopsy

    2.! Sa"#eri$ation biopsy

    Saucerization biopsy merupakan biopsi cukur yang lebih dalam,

    direkomendasikan untuk S%%, ne/i atipik, dan melanoma. Dengan menggunakan

     jari telunjuk dan ibu jari, pegang pisau cukur dengan gerakan konka/ sesuai

    dengan kedalaman yang diinginkan. 9emostasis dilakukan sama dengan pada

     shave biopsy.

    2.% &"n#h biopsy

     unch biopsy cocok untuk mengambil sampel pada lesi yang datar dan

    lebar, dan efektif untuk meraih sampel subkutan, dan mendapatkan informasi

    mengenai kedalaman in/asi tumor. Biopsi ini menggunakan anestesi lokal dan

    trephine. :perator membuat insisi sirkular sampai tingkat lemak superfisial,

    menggunakan trephine yang berputar. &raksi yang dilakukan tegak lurus terhadap

    garis kulit yang relaks meminimalisir redundansi saat penutupan. Spesimen

    diambil dengan forceps atau jarum. 9emostasis dilakukan dengan jahitan

    nonabsorbable yang dapat diangkat ;#15 hari. $uka harus dicuci satu sampai duakali sehari dengan sabun ringan dan dibiarkan lembab dengan mengoleskan

     petroleum jelly pada balutan sampai menyembuh.

    Ga+ar /. &"n#h biopsy

    7

  • 8/16/2019 BiopsiQQ

    9/22

    2.'   Bi'()i In)i)i

    Biopsi insisi adalah pengambilan sedikit jaringan dari massa tumor yang

    lebih besar. Biopsi insisi sering diperlukan untuk diagnosis massa yang lebih besar 

    yang memerlukan prosedur bedah.

    *nstrumen yang diperlukan antara lain scalpel no. 14, forceps 'dson, hak 

    kulit, gunting, benang jahit, dan kassa. Scalpel dipegang tegak lurus dengan

     permukaan kulit. *nsisi fusiform dilakukan pada pertengahan lesi. Spesimen

    diambil untuk diperiksa, lalu luka dijahit.

    )omplikasi biopsi insisi antara lain adalah infeksi luka, dehisensi, dan

     pembentukan jaringan parut, serta hematom. &erdapat beberapa faktor penting

    yang harus diperhatikan pada biopsy insisi. "ntuk lesi di ekstremitas, insisi

    dilakukan sepanjang aksis panjang ekstremitas. "ntuk lesi di batang tubuh, insisi

    dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat terambil bersamaan dengan seluruh

    tumor yang akan diangkat. $etak biopsi harus tepat pada tumor, pada titik dimana

    lesi dekat dengan kulit, dan tidak boleh ada lipatan yang meninggi atau yang

    mengganggu di superfisial terhadap tumor. Sebelum penutupan luka, hemostasis

    harus diperhatikan untuk meminimalisir hematoma. Drainase tidak rutin

    dikerjakan, tetapi bila diperlukan, maka drain harus ditempatkan melalui atau

    dekat dengan insisi biopsy. Bila didiagnosis dengan keganasan, jalur drain harus

    tereksisi bersamaan dengan massa tumor.

    Ga+ar &. Bi'()i In)i)i

    2.   Bi'()i Ek)i)i

    8

  • 8/16/2019 BiopsiQQ

    10/22

    Biopsi eksisi adalah eksisi seluruh jaringan tumor dengan sedikit atau

    tanpa batas jaringan normal disekitarnya. Biopsi eksisi dilakukan untuk kuratif,

    dengan mencakup jaringan yang adekuat di sekitar lesi untuk menjamin batas

    operasi yang negatif sel tumor. Penandaan batas dengan jahitan atau klip oleh

     pembedah atau mewarnai batas spesimen oleh patologis memudahkan penentuan

     batas bedah dan menuntun diperlukannya reeksisi bedah bila salah satu atau lebih

     batas masih mengandung sel tumor. Biopsi eksisi atau #4 cm atau untuk lesi yang sangat superfisial,

    dimana kemungkinan keganasan rendah.

    Sebelum anestesi dan eksisi, operator menandai batas lesi. )emudian

    dilakukan eksisi berbentuk fusiform dengan sudut >o  atau lebih sirkular.

    Disarankan untuk melakukan jahitan pada posisi jam 16 pada spesimen sebagai

     penanda untuk patologis. )omplikasi biopsy eksisi antara lain adalah infeksi luka,

    dehisensi, dan pembentukan jaringan parut, serta hematom.

    (ambar ;. Biopsi eksisi

    Prin)i(0(rin)i( 1an2 haru) di(erha3ikan 'leh '(era3'r (ada (r')edur

    i'()i dian3aran1a+

    1. 7alur jarum atau jaringan parut harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga

    dapat terambil pada prosedur bedah selanjutnya. Penempatan insisi biopsi

    sangat penting, dan kesalahan penempatan dapat mempengaruhi perawatan

    9

  • 8/16/2019 BiopsiQQ

    11/22

    selanjutnya. Biopsi insisi harus ditandai untuk memudahkan eksisi skar biopsi

     bila operasi lanjutan diperlukan. $ebih lanjut, biopsi insisi harus dilakukan

     pada area yang akan dibuang, bukannya pada sisi lainnya, yang berisiko

    mengkontaminasi lapangan yang lebih luas. *nsisi pada ekstremitas harus

    longitudinal agar pengangkatan jaringan dan penutupan yang akan dilakukan

    selanjutnya lebih mudah.

    6. 9arus diperhatikan untuk mencegah kontaminasi jaringan lain saat biopsi.

    'danya hematom besar setelah biopsi dapat menyebab kan penyebaran tumor 

    dan membuat  follo! up  pemeriksaan fisik lebih sulit. "ntuk biopsi pada

    ekstermitas, penggunaan tourni?uet dapat membantu mengontrol perdarahan.

    *nstrument yang digunakan pada prosedur biopsi merupakan sumber 

    kontaminasi potensial lainnya pada jaringan sekitarnya. &idak biasa dilakukan

     pengambilan biopsi dari beberapa lesi tersangka pada satu waktu. )ontak 

    instrumen yang telah mengenai jaringan tumor dengan jaringan normal harus

    dihindari.

    >. Drainase tidak rutin dikerjakan, tetapi bila diperlukan, maka drain harus

    ditempatkan melalui atau dekat dengan insisi biopsi. Bila didiagnosis dengan

    keganasan, jalur drain harus tereksisi bersamaan dengan massa tumor.

    5. Sampel jaringan yang adekuat harus diambil untuk memenuhi kebutuhan

     patologis. "ntuk mendiagnosis tumor, mikroskop elektron, kultur jaringan,

    atau teknik lain diperlukan. 7aringan yang cukup harus diambil untuk 

    mengantisipasi kesulitan diagnostik tersebut.

    4. Penting untuk menandai area tumor tententu untuk menjadi penanda spesimen

    oleh patologist. -iksatif tertentu baik untuk digunakan pada jenis dan ukuran

    tumor tententu.

    @. Penempatan klip radio#opak saat biopsi dan prosedur  staging terkadang

     penting untuk menandai area tumor dan memandu terapi radiasi pada area ini.

    10

  • 8/16/2019 BiopsiQQ

    12/22

    BAB III

    METODE DIAGNOSIS PATOLOGI TMOR 

    Aetode#metode diagnosis patologi tumor adalah sebagai berikut+

    3.1 P'3'n2an l'k (ara4in 5 parain-e*bedded tiss"e se#tion6

    Aetodenya adalah jaringan sampel didehidrasi kemudian ditanam dalam

     parafin padat, lalu dipotong, diwarnai hematosilineosin 9#! diperiksa dibawah

    mikroskop untuk dibuat diagnosis.

    3.2  P'3'n2an Beku 5 ro$en se#tion+ries#ope6

    Selama prosedur potong beku, dokter bedah mengangkat bagian dari

    massa jaringan segar, tidak difiksasi. 7aringan ini kemudian diberikan kepada

    seorang patologis yang memeriksa jaringan pada mesin cryostat, memotongnya

    dengan microtome, dan kemudian mewarnai jaringan dengan berbagai macam

     pewarnaan sehingga dapat diperiksa dibawah mikroskop dan didiagnosis.

    Prosedur ini biasanya hanya memakan waktu beberapa menit.

    11

  • 8/16/2019 BiopsiQQ

    13/22

      Ga+ar 7. Se'ran2 (a3'l'2i) +e+erik)a *arin2an (ada +e)in

    8r1')3a3 dan di('3'n2 den2an +i8r'3'+e.

    )egunaan potong beku adalah 1! bilamana diagnosis belum dapat

    dipastikan sebelum operasi. Saat operasi perlu mengetahui sifat lesi untuk 

    menentukan teknik terapinya, 6! saat operasi perlu mengetahui secara pasti luas

    infiltrasi lesi, untuk menetapkan batas operasi, >! untuk mengetahui apakah suatu

    lesi diluar tumor termasuk metastasis tumor 5! untuk memastikan ada tidaknya

    rudapaksa, terhadap jaringan normal misalnya terhadap ureter dan lain#lain! atau

    memastikan biopsi te lah mendapatkan jaringan tumor.

    )arena potongan beku waktunya mendesak, jaringan belum sempat

    difiksasi. Desikasi, dan tahapan awal lain. 9ingga pewarnaan sedian kurang baik 

    dan lain#lain. Aaka ketepatan diagnosis lebih rendah dari potongan blok parafin.

    Potongan beku tidak boleh menggantikan diagnosis dari potongan blok parafin.

    Biopsi spesimen kecil tidak sesuai dibuat potongan beku. &ulang dan jaringan

    kalsifikasi juga tidak sesuai untuk potongan beku karena terlalu keras tidak dapat

    dipotong.

    3.3  Dia2n')3ik Si3'l'2i

    *ni adalah metode mengambil sel dari jaringan tumor, dibuat pulasan

    diwarna P'S atau 9#! kemudian diperiksa morfologinya untuk membuat

    diagnosis. Aenurut cara pengambilan sampel dapat dibagi menjadi sitologi

    eksfoliatif untuk tumor dipermukaan tubuh, rongga tubuh, atau di dalam saluran

    12

  • 8/16/2019 BiopsiQQ

    14/22

    yang berhubungan dengan permukaan tubuhC dan sitologi pungsi untuk tumor 

     padat.

    3.4  Teknik Hi)3'ki+ia

    *ni adalah metode menggunakan afinitas terhadap berbagai at warna

    kimiawi yang berbeda dari berbagai sel dan produknya. Dengan tehnik reaksi

    kimiawi dapat diperlihatkan komponen atau produk kimiawi spesifik didalam sel

    untuk membantu diagnosis dan klasifikasi terhadap suatu kelainan, tehnik 

     pewarnaan histokimia terdapat lebih dari 1 macam, yang sering dipakai adalah

    1! pewarnaan retikulinC 6! pewarnaan fibrinC>! pewarnaan otot lurikC5!

     pewarnaan glikogenC 4! pewarnaan musinC @! pewarnaan lipid ;! pewarnaan

    melaninC0! pewarnaan tahan asam, dan lain lain.

    3.5  Teknik i+un'hi)3'ki+ia 5IH96

    Prinsip *9% adalah reaksi antigen#antibodi, yaitu menggunakan reaksi

    antibodi yang sudah diketahui bereaksi dengan antigen target dalam jaringan yang

    akan diperiksa. 9ingga terbentuk kompleks antigen#antibodi. Dengan membuat

    kompleks itu menampilkan warna, maka dapat dibuktikan keberadaan antigen

    target itu. Peranan *9% dalam diagnosis dan terapi tumor adalah sebagai berikut+

    a. Diagnosis dan diagnosis banding tumor karena adanya heterogenitas pada

    tumor yang sama dan adanya banyak kemiripan pada tumor yang berbeda,

     banyak tumor terutama yang berdiferensiasi buruk sulit ditentukan arah

    diferensiasinya secara morfologi. Aisalnya tumor jenis sel kecil dapat berupa karsinoma sel kecil, berbagai sarkoma sel kecil. $imfoma maligna,

    melanoma maligna, dan lain#lain!. &umor sel peomorfik atau sel spindel

    sulit sekali diagnosisnya. Dengan teknik *9%. Diagnosis dan klasifikasi

    tumor demikian dapat menjadi lebih jelas, misalnya saluran pencernaan

    mempunyai berbagai jenis tumor sel spindel. Dengan antibodi %D11;,

    %D>5, S#1, desmin, dapat dibedakan tumor stroma gastrointestinal

    13

  • 8/16/2019 BiopsiQQ

    15/22

    (*S&! yang mengekspresikan %D 11;, %D >5, leiomiomaarkoma yang

    mngekspresikan desmin, neurilemomaneurilemoma maligna yang

    mengekspresikan protein S#1 .

     b. Aenentukan lokasi primer kanker metastatik+ tumor metastatik kelenjar 

    limfe atau bagian lainnya kadangkala hanya mengandalkan morfologi.

    Dibawah mikroskop suara cahaya sulit ditentukan lokasi primernya . *9%

    dapat membantu menentukan asal sebagian tumor tersebut, misalnya

    tiroglobulin &(!, antigen spesifik prostat PS'!, alfafetoprotein '-P!

    fosfatase alkali plasenta P$'P! dan lain#lain. Aemastikan matastasis dari

    karsinoma tiroid, karsinoma prostat, hepatoma atau tumor sel germinal.

    'ntigen spesifik jaringan seperti ini masih sedikit jumlahnya.

    c. Diagnosis dan klasifikasi limfoma maligna+ kecuali limfoma hodgkin dan

    limfoma folikular yang bentuknya sangat tipikal, dalam hal diagnosis dan

    klasifikasi limfoma maligna terutama limfoma non hodgkin nyaris tidak 

    dapat meninggalkan *9%. Aetode klasifikasi paling umum dewasa ini

    adalah metode klasifikasi menurut E9: tahun 6. Berdasarkan

    klasifikasi $ukes yang megklasifikasikan tumor jaringan hematolimfoid

     berdasarkan gabungan perubahan morfologi, manifestasi imunitas,

    kelainan genetik, manifestasi klinis dan prognosis. Diantaranya, limfoma

    non hodgkin dapat diklasifikasikan menjadi limfoma pra#sel B dan sel &.

    $imfoma sel B matur. $imfoma sel & matur dan sel ). Dan limfoma

    histiositik dan sel dendritik yang lebih jarang ditemukan. $imfoma

    hodgkin diklasifikasikan menjadi dua golongan besar, yaitu tipe

     predominan limfosit nodular dan tipe klasik termasuk tipe

    nodulosklerosis, tipe sel campuran, tipe predominan limfosit, tipe deplesilimfosit!. Sudah tersedia 1 lebih jenis antibodi seri %D dan antibodi lain

    yang tepat yang dapat dipakai untuk diagnosis dan klasifikasi limfoma.

    d. Aemperkirakan tabiat biologis tumor dan memberikan dasar bagi

     penentuan terapi secara klinis+ misalnya pemeriksaan terhadap ekskresi

     berbagai onkogen, gen resisten obat multiple ADF! dan gen reseptor 

    hormon.

    14

  • 8/16/2019 BiopsiQQ

    16/22

    3.6  Dia2n')i) +ikr')k'(ik elek3r'n

    Aikroskop elektron dapat dipakai untuk diagnosis dan diagnosis banding,

    misalnya 1! untuk membedakan antara karsinoma dan sarkoma yang sulit

    dibedakan dengan mikrokop cahaya. 6! untuk membedakan jaringan asal dari

    tumor sel spindel, tumor sel bulat kecil, tumor sel pleomorfik, yang secara

    morfologik sulit ditentukan >! untuk membedakan antara mesetelioma dan

    adenokarsinoma 5! untuk diagnosis dan menbedakan berbagai jenis tumor 

    neuroendokrin 4! memastikan asal tumor metastasis @! membantu klasifikasi

    limfoma.

    3.7  Au3'()i

    Dalam patologi tumor, autopsi memiliki makna penting untuk memahami

     perkembangan, metastasis dan sebab kematian, diagnosis dan diagnosis banding,

    ada diagnosis banding tumor yang sangat sulit, misalnya sebagian melanoma

    organ dalam, hanya dengan autopsi yang teliti dapat dipastikan apakah sifatnya

     primer.

    Pe+a8aan 2a+aran +akr')k'(i)

    Dengan penglihatan mata telanjang diperhatikan jaringan tumor tersebut.

    Bagaimana bentuk dan morfologi tumor, warna, adanya nekrotik, adanya

     perdarahan. Secara makroskopik juga dapat ditentukan ada tidaknya tumor,

    adanya pertumbuhan yang infiltratif, konsistensinya, apakan jaringan tumor 

    rapuh atau tidak, dan ukuran tumor.

    Pe+a8aan 2a+aran +ikr')k'(i)

    Perbedaan mikroskopis khas antara tumor jinak dan ganas dapat dilihat

     pada tabel berikut+

    Tael %. Peredaan 3u+'r *inak dan 2ana) )e8ara +ikr')k'(i)

    Ga+aran +'r4'l'2i "inak Gana)

    15

  • 8/16/2019 BiopsiQQ

    17/22

    "arin2an &ersusun &idak tersusun

    Ar)i3ek3ur Airip jaringan asal )urang atau sama sekali

    tidak mirip dengan

     jaringan asalPeruahan )ekunder 7arang atau tidak ada ekrosis, perdarahan

    Sel Berdiferensiasi baik Berdiferensiasi buruk 

    kuran, en3uk  Seragam Pleomorfik  

    In3i Serupa dengan normal 'tipik  

    kuran, en3uk  Feguler *reguler  

    Kr'+a3in &ersebar merata

    Nukle'lu) &idak jelas Aenonjol, banyak  

    Mi3')i) Sedikit Banyak, ireguler  

    Dengan mikroskop elektron, sel#sel tumor jinak memiliki sitoplasma yang

     berkembang baik dan mengandung organel#organel yang biasa ditemukan pada

     jaringan normal yang sesuai. &umor ganas terdiri dari sel#sel yang hanya sedikit

    mirip dengan sel normal inti sel#sel ini pleomorfik dan ber/ariasi dalam ukuran,

     bentuk, dan distribusi kromatinnya. Sitoplasma sel tumor maligna biasanya

    mengandung lebih sedikit organel dari sitoplasma sel normal.

    Derajat diferensiasi tumor ganas dapat dinilai secara histologis, dan tumor 

    dapat ditentukan derajatnya tingkatan,  grade! menjadi diferensiasi baik derajat

    *!, berdiferensiasi sedang derajat **!, atau berdiferensiasi buruk derajat ***!

    misalnya adenokarsinoma berdiferensiasi baik mempunyai kelenjar yang

     berbentuk teratur. Pada adenokarsinoma yang berdiferensi sedang kelenjar kurang

     begitu teratur dan pada tumor yang berdiferensiasi buruk derajat ***!.

    16

  • 8/16/2019 BiopsiQQ

    18/22

    BAB I!

     S,AN KANKER 

    Staging   kanker berdasarkan ukuran lesi primer, luas penyebarannya ke

    nodus limfatikus regional, dan adanya atau tidak adanya metastasis. Penilaian ini

     biasanya berdasarkan pemeriksan klinis dan radiografis computed tomography

    dan magnetic resonance imaging! dan pada beberapa kasus melalui eksplorasi

     bedah. Dua metode staging yang sekarang digunakan adalah sistem &A ",

    tumor primerC N, keterlibatan nodus limfatikus regionalC #, metastasis! dan sistem

    '7% 'merican 7oint %ommittee!. Pada sistem &A, &1, &6, &>, dan &5

    menggambarkan peningkatan ukuran lesi primerC , 1, 6, dan >

    mengindikasikan keterlibatan nodusC dan A dan A1 merefleksikan adanya atau

    tidakadanya metastasis jauh. Pada metode '7%, kanker dibagi menjadi stages

    hingga *G, memasukkan ukuran lesi primer dan adanya penyebaran nodus dan

    metastasis jauh. 7ika dibandingkan dengan  grading, staging terbukti memilikinilai klinis yang lebih besar.

    Staging kanker merupakan sistem yang digunakan untuk menggambarkan

     penyebaran anatomik pada proses keganasan pada pasien. Sistem ini berhubungan

    dengan faktor prognostik, seperti ukuran tumor, lokasi, ekstensi, gradasi, dan

    diseminasi pada )(B regional, atau tempat jauh. Staging yang akurat penting

    untuk menentukan regimen terapi yang tepat untuk pasien.

    17

  • 8/16/2019 BiopsiQQ

    19/22

    Sistem  staging  penting untuk perbandingan pada institusi berbeda di

    seluruh dunia. Sistem staging yang diusulkan oleh American $oint Committee on

    Cancer '7%%! dan %nion &nternationale Contre Cancer  &nternational %nion

     Against Cancer, "*%%! merupakan sistem yang banyak digunakan. )eduanya

    mengadaptasi sistem &A yang menentukan ekstensi anatomik kanker 

     berdasarkan > komponen berikut+ tumor primer &!, ada atau tidaknya metastasis

    )(B regional !, dan adanya atau tidaknya metastasis jauh A!.

    Sistem &A diaplikasikan hanya untuk kasus yang secara mikroskopik 

    ganas. Staging &A standar klinis dan patologis! dilakukan pada saat diagnosis

    awal. Staging klinis c&A atau &A! berdasarkan informasi sampai terapi

    definitif pertama. Staging  patologis p&A! mencakup informasi klinis dan

    informasi dari pemeriksaan patologi pada tumor primer dan )(B yang direseksi.

    )lasifikasi lain adalah re-treatment r&A!, dan autopsy a&A!.

    %lark dan Breslow mendefinisikan kedalaman in/asi melanoma primer+

    %lark le/el * + melanoma insitu, terbatas pada epidermis atau dermalepidermal

     junction

    %lark le/el ** + melanoma mengin/asi papilla dermis

    %lark le/el *** + melanoma mengisi papilla dermis

    %lark le/el *G + melanoma mengin/asi retikula dermis

    %lark le/el G + melanoma mengin/asi lemak subkutan

    Breslow &6 + ketebalan lesi 1#6 mm

    Breslow &> + ketebalan lesi 6#5 mm

    Breslow &5 + ketebalan lesi H 5 mm

    )lasifikasi Dukes untuk tumor kolorektal+

    Dukes ' + tumor terbatas pada, tetapi tidak menembus dinding usus

    Dukes B + penetrasi ke dinding usus

    Dukes % + penyebaran ke )(B lokal regional

    Dukes D + metastasis jauh

    18

  • 8/16/2019 BiopsiQQ

    20/22

    BAB !

    KESIMPLAN

    Biopsi yaitu mengangkat sepotong jaringan hidup dan diperiksa dibawah

    mikroskop untuk menegakkan diagnosis histopatologis. Peran dari biopsi antara

    lain sebagai sarana diagnostik yang bisa menentukan histologi tumor dan grading 

    serta membantu perencanaan terapi definitif.

    Didalam melakukan sebuah biopsi maka harus tetap berpegang pada

     prinsip#prinsip onkologi pada pembedahan, serta memerlukan keterampilan dokter 

     bedah didalam melakukan biopsi terbuka secara bedah. Selain itu perlu adanya

    kesesuaian antara diagnosis klinis onkologi dan hasil dari pemeriksaan

    histopatologi jaringan yang telah dibiopsi oleh dokter bedah, apabila terdapat

    keraguan atau ketidaksesuaian antara diagnosis klinis onkologi dan diagnosis

    secara histopatologi maka harus diteliti kembali apakah yang salah diagnosis

    klinis atau diagnosis histopatologinya. Diskusi dengan ahli patologi diperlukanuntuk membicarakan tentang kekurangan data klinis, sampel jaringan atau salah

    dalam pengambilan sampel tidak representatif!.

    Pendapat kedua dapat dimintakan , baik mengenai dignosis klinis maupun

    diagnosis histopatologi. Biopsi dan pemeriksaan histopatologi memegang peranan

     penting didalam mendiagnosis suatu tumor, baik jinak maupun ganas, dan pada

    nantinya dapat menentukan rencana terapi dan prognosis pasien.

    19

  • 8/16/2019 BiopsiQQ

    21/22

    DAFTAR PSTAKA

    1. $ukito PC Soemitro A.PC $okarjana $. Penuntun Diagnostik dan &indakan

    &erapi &umor (anas. 7akarta+ Sagung Seto. 61.

    6. $ibutti S), Salt $B, &epper 7. Colon cancer , in De Gita G.&. 7r. 9ellman

    S, Fosenberg '.'.+ Cancer principles and practice of oncology, /ol 1. 0th

    ed, Philladelphia. $ippincott Fa/en Publisher. 60

    >. Fosenberg'S. rinciples of surgical oncology, in De Gita G.&. 7r. 9ellman

    S, Fosenberg '.'.+ Cancer principles and practice of oncology, /ol 1. 0th

    ed, Philladelphia. $ippincott Fa/en Publisher. 60

    5. Sidransky D. Cancer of the head and nec' , in De Gita G.&. 7r. 9ellman S,

    Fosenberg '.'.+ Cancer principles and practice of oncology, /ol 1. 0th ed,

    Philladelphia. $ippincott Fa/en Publisher. 60

    4. %onen SD, (rushko &', :lopade :*. Cancer of the breast .  in De Gita

    G.&. 7r. 9ellman S, Fosenberg '.'.+ Cancer principles and practice of 

    oncology, /ol 1. 0th ed, Philladelphia. $ippincott Fa/en Publisher. 60@. &homas GD, 'asi SI, Eilson $D, $efell D7. Cancer of the s'in, in De

    Gita G.&. 7r. 9ellman S, Fosenberg '.'.+ Cancer principles and practice

    of oncology, /ol 1. 0th ed, Philladelphia. $ippincott Fa/en Publisher. 60

    ;. -isher D, )wong $, %hin $.  #elanoma, in De Gita G.&. 7r. 9ellman S,

    Fosenberg '.'.+ Cancer principles and practice of oncology, /ol 1. 0th ed,

    Philladelphia. $ippincott Fa/en Publisher. 60

    20

  • 8/16/2019 BiopsiQQ

    22/22

    0. %hang ', Sondak G). Clinical evaluation and treatment of soft tissue

    tumors, in  Eeiss S(, )oldbum $*+ nzinger and (eisss Soft tissue

    tumors, 5th edition, St $ouis. Aosby, 61

    3. Ddesen E, 7aparies E. :nkologi )linis, disi 6. 7akarta, -)#"*. 601. ouri ), Patel '', Gejjabhinanta G. Biopsy techniues, in ouri )+ Skin

    cancer. ew York, Ac (raw 9ill.

    21