BiopsiQQ
Transcript of BiopsiQQ
-
8/16/2019 BiopsiQQ
1/22
-
8/16/2019 BiopsiQQ
2/22
BAB I
PENDAHLAN
Biopsi berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari dua suku kata, yaitu
bios yang berarti hidup dan opsis yang berarti melihat, sehingga secara harfiah
berarti melihat yang hidup. Definisi biopsi yaitu mengangkat sepotong jaringan
hidup dan diperiksa dibawah mikroskop untuk menegakkan diagnosis
histopatologis. Peran dari biopsi antara lain sebagai sarana diagnostik yang bisa
menentukan histologi tumor dan grading serta membantu perencanaan terapi
definitif.1 Biopsi menjadi tahap awal pada pendekatan terapi multimodalitas, tentu
saja harus dilakukan sesuai dengan prosedur yang benar. Sebaliknya biopsi dapat
menimbulkan komplikasi pada perawatan pasien, jika tidak dilakukan dengan
benar.
Sampai saat ini terdapat beberapa teknik biopsi yang digunakan oleh
klinisi. Secara umum biopsi terbagi menjadi biopsi tertutup, seperti biopsi aspirasi
jarum halus Fine Needle Aspiration Biospy!, biopsi core-needle dan biopsi
terbuka atau bedah, seperti biopsi insisi dan biopsi eksisi. "ntuk lesi di kulit dapat
dipakai teknik shave biopsy, saucerization biopsy, dan punch biopsy. Biopsi
secara endoskopi kolonoskopi, bronkoskopi, sistoskopi! dapat dilakukan pada
lesi#lesi di mukosa. $esi yang mudah dipalpasi, seperti lesi di kulit, dapat dieksisi
atau dilakukan punch biopsi. $esi yang lebih dalam dapat dilokalisasi dengan %&
atau ultrasonografi sebagai panduan untuk biopsi. "ntuk menentukan pilihan
biopsi yang akan dilakukan tergantung dari ukuran dan lokasi massa dan
pengalaman patologis.
1
-
8/16/2019 BiopsiQQ
3/22
BAB II
TEKNIK BIOPSI
Setelah menegakkan diagnosis klinis onkologi dan melakukan pemeriksaan
penunjang berdasarkan indikasi, maka diagnosis klinis tersebut dapat menjadi
lebih tepat dan diperbaiki. 'tas dasar tersebut diatas maka biopsi dapat dilakukan
pada lokasi dan substrat yang tepat dan jaringan yang diambil representatif.
Secara umum terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan didalam
melakukan suatu biopsi terbuka. (aris insisi pada biopsi harus dibuat sedemikian
rupa sehingga tidak mempersulit pembuatan garis insisi pada operasi definitif
operasi pengangkatan tumor secara tuntas!. )arena garis bekas biopsi harus ikut
terangkat pada operasi definitif tersebut, sesuai dengan prinsip#prinsip onkologi
pada pembedahan.
Didalam melakukan biopsi sebaiknya menghindari daerah#daerah yang
terinfeksi, karena jaringan yang berasal dari daerah tersebut penuh dengan sel#sel
radang, sehingga dapat mengganggu pemeriksaan histopatologi. &rauma yang luas
juga harus dihindari karena dapat meluaskan daerah kontaminasi sel tumor karena
biopsi, sehingga ketika melakukan operasi definitif daerah bekas biopsi yang
harus ikut diangkat menjadi makin lebar dan hal ini akan mempersulit penutupan
luka.
'nastesi infiltrasi juga akan menyebarkan sel#sel tumor ke jaringan
sekitarnya, sehingga bila memungkinkan sebaiknya dilakukan dengan anastesi
regional atau dalam narkose umum.
Surat pengantar preparat ke laboratorium patologi juga memegang peranan penting didalam membantu ahli patologi menegakkan diagnosis. *sinya harus
jelas, lengkap, namun singkat, meliputi anamnesis yang berkaitan diagnosis yang
disangka, keadaan tumor secara klinis, soliter atau multipel, terdapat juga di
tempat lain, kelenjar getah bening, keadaan durante biopsi, seperti ekstensi tumor,
perlekatan, konsistensi tumor, substrat, harus lengkap dan jelas, namun singkat.
2
-
8/16/2019 BiopsiQQ
4/22
Diagnosis banding yang diperkirakan juga harus dicantumkan. *dentitas pasien,
lokasi tumor dan sampel yang diambil, jenis biopsi juga jangan lupa untuk diisi.
Secara garis besar terdapat dua jenis biopsi, yaitu biopsi tertutup dan
terbuka, meliputi+
2.1 Bi'()i a)(ira)i *aru+ halu) (FNAB)
Biopsi aspirasi dengan jarum halus fine needle aspiration-'! meliputi
aspirasi sel#sel dan fragmen jaringan melalui jarum yang telah dipandu ke dalam
suspect tissue. -' mudah, atraumatik, dan relatif aman. "ntuk tumor yang
dalam dapat dilakukan dengan panduan %&. )ekurangan teknik ini antara lain
tidak memberikan informasi mengenai arsitektur jaringan. Sebagai contoh, biopsi
jarum halus pada massa payudara dapat mendiagnosis keganasan, tetapi tidak
dapat mendiferensiasi antara tumor yang in/asif atau tidak in/asif. -' juga
memerlukan sitopatologis yang terlatih untuk interpretasi spesimen. Sensiti/itas
-' ber/ariasi dari 02 sampai 342 dan aspirat positif palsu terlihat kurang dari
12 kasus, dan hasil negati/e palsu terlihat pada 52 sampai 12 kasus tumor
payudara.
-' menggunakan jarum halus 61#64 gauge! tanpa stylet dan syringe
kecil. &idak digunakan anestesi.*dealnya, spesimen dipertahankan di dalam jarum.
*si jarum kemudian disebarkan di atas gelas obyek. (elas obyek kemudian
difiksasi danatau dikeringkan, tergantung dari keinginan patologis.
Ga+ar %. Fine-needle aspiration biopsy (FNAB)
3
-
8/16/2019 BiopsiQQ
5/22
2.2 Large needle aspiration biopsy
&ehnik ini menggunakan jarum 10 gauge dengan stilet dan syringe yang
besar. Dilakukan anestesi lokal dalam jumlah kecil. Pisau no. 11 digunakan untuk
menusuk kulit. 7arum kemudian dimasukkan melalui luka ke dalam massa,
dengan jari telunjuk memegang stylet. &ujuan luka tusuk dan stylet adalah untuk
memfasilitasi insersi yang mudah dan mencegah pengambilan sel dari kulit dan
jaringan sekitarnya. 7arum kemudian digerakkan beberapa millimeter dari tempat
tusukkan, kemudian dilakukan aspirasi. 'spirat kemudian disebarkan di atas gelas
obyek, difiksasi danatau dikeringkan untuk dilakukan pemeriksaan
histopatologis.
4
-
8/16/2019 BiopsiQQ
6/22
Ga+ar #. Large needle aspiration biopsy
2.3 Core needle biopsy
Core biopsy seperti aspirasi jarum halus, relatif aman dan dapat dilakukan
dengan palpasi langsung contoh, massa payudara atau massa jaringan lunak! atau
dapat dipandu dengan pencitraan contoh stereotactic core biopsy of the breast !.
Core biopsy seperti aspirasi jarum halus, memiliki kekurangan sampling error.Core needle biopsy menghasilkan jaringan tipis kurang lebih 181 mm!. "kuran
sampel yang kecil dapat menyulitkan patologis untuk mendiagnosis tumor secara
akurat, atau jaringan mungkin tidak representatif untuk seluruh tumor,
menyebabkan kesulitan dalam gradasi tumor.
Biopsi ini memakai jarum yang dirancang khusus seperti &rue#cut, %ore#
cut, dan lain#lain. Pada sumbu jarum terdapat kait terbalik, setelah sumbu masuk
ke dalam jaringan barulah sarung jarum dimasukkan, lalu sumbu dan sarung
dikeluarkan secara bersamaan, sehingga diperoleh suatu pita kecil jaringan untuk
pemeriksaan patologi, maka disebut juga biopsy potong. )arena tabung jarum
lebih besar, kemungkinan terjadi implantasi tumor sepanjang jalur jarum lebih
besar dibandingkan aspirasi jarum halus.
5
-
8/16/2019 BiopsiQQ
7/22
Ga+ar -. Core needle biopsy
2.4 Shae biopsy
Shave biopsy dilakukan pada lesi kulit yang menonjol seperti B%%
nodular, S%%, atau tumor yang berasal dari folikel. Dilakukan tindakan antiseptik,
lalu dilakukan anestesi lokal di bawah lesi. Dengan menggunakan jari telunjuk
dan ibu jari, kulit diregang agar stabil. $alu, gunakan ujung scalpel no. 14 untuk
membatasi batas lesi. Dengan perut scalpel parallel dengan kulit, lakukan shave
biopsy. (unakan forceps atau ujung jarum untuk mengambil lesi. "ntuk
hemostasis dapat dilakukan kauterisasi elektrik atau kimia. Perawatan post operasi
mudah. $uka harus dicuci satu sampai dua kali sehari dengan sabun ringan dan
dibiarkan lembab dengan mengoleskan petroleum jelly pada balutan sampai
menyembuh.
6
-
8/16/2019 BiopsiQQ
8/22
Ga+ar . Shae biopsy
2.! Sa"#eri$ation biopsy
Saucerization biopsy merupakan biopsi cukur yang lebih dalam,
direkomendasikan untuk S%%, ne/i atipik, dan melanoma. Dengan menggunakan
jari telunjuk dan ibu jari, pegang pisau cukur dengan gerakan konka/ sesuai
dengan kedalaman yang diinginkan. 9emostasis dilakukan sama dengan pada
shave biopsy.
2.% &"n#h biopsy
unch biopsy cocok untuk mengambil sampel pada lesi yang datar dan
lebar, dan efektif untuk meraih sampel subkutan, dan mendapatkan informasi
mengenai kedalaman in/asi tumor. Biopsi ini menggunakan anestesi lokal dan
trephine. :perator membuat insisi sirkular sampai tingkat lemak superfisial,
menggunakan trephine yang berputar. &raksi yang dilakukan tegak lurus terhadap
garis kulit yang relaks meminimalisir redundansi saat penutupan. Spesimen
diambil dengan forceps atau jarum. 9emostasis dilakukan dengan jahitan
nonabsorbable yang dapat diangkat ;#15 hari. $uka harus dicuci satu sampai duakali sehari dengan sabun ringan dan dibiarkan lembab dengan mengoleskan
petroleum jelly pada balutan sampai menyembuh.
Ga+ar /. &"n#h biopsy
7
-
8/16/2019 BiopsiQQ
9/22
2.' Bi'()i In)i)i
Biopsi insisi adalah pengambilan sedikit jaringan dari massa tumor yang
lebih besar. Biopsi insisi sering diperlukan untuk diagnosis massa yang lebih besar
yang memerlukan prosedur bedah.
*nstrumen yang diperlukan antara lain scalpel no. 14, forceps 'dson, hak
kulit, gunting, benang jahit, dan kassa. Scalpel dipegang tegak lurus dengan
permukaan kulit. *nsisi fusiform dilakukan pada pertengahan lesi. Spesimen
diambil untuk diperiksa, lalu luka dijahit.
)omplikasi biopsi insisi antara lain adalah infeksi luka, dehisensi, dan
pembentukan jaringan parut, serta hematom. &erdapat beberapa faktor penting
yang harus diperhatikan pada biopsy insisi. "ntuk lesi di ekstremitas, insisi
dilakukan sepanjang aksis panjang ekstremitas. "ntuk lesi di batang tubuh, insisi
dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat terambil bersamaan dengan seluruh
tumor yang akan diangkat. $etak biopsi harus tepat pada tumor, pada titik dimana
lesi dekat dengan kulit, dan tidak boleh ada lipatan yang meninggi atau yang
mengganggu di superfisial terhadap tumor. Sebelum penutupan luka, hemostasis
harus diperhatikan untuk meminimalisir hematoma. Drainase tidak rutin
dikerjakan, tetapi bila diperlukan, maka drain harus ditempatkan melalui atau
dekat dengan insisi biopsy. Bila didiagnosis dengan keganasan, jalur drain harus
tereksisi bersamaan dengan massa tumor.
Ga+ar &. Bi'()i In)i)i
2. Bi'()i Ek)i)i
8
-
8/16/2019 BiopsiQQ
10/22
Biopsi eksisi adalah eksisi seluruh jaringan tumor dengan sedikit atau
tanpa batas jaringan normal disekitarnya. Biopsi eksisi dilakukan untuk kuratif,
dengan mencakup jaringan yang adekuat di sekitar lesi untuk menjamin batas
operasi yang negatif sel tumor. Penandaan batas dengan jahitan atau klip oleh
pembedah atau mewarnai batas spesimen oleh patologis memudahkan penentuan
batas bedah dan menuntun diperlukannya reeksisi bedah bila salah satu atau lebih
batas masih mengandung sel tumor. Biopsi eksisi atau #4 cm atau untuk lesi yang sangat superfisial,
dimana kemungkinan keganasan rendah.
Sebelum anestesi dan eksisi, operator menandai batas lesi. )emudian
dilakukan eksisi berbentuk fusiform dengan sudut >o atau lebih sirkular.
Disarankan untuk melakukan jahitan pada posisi jam 16 pada spesimen sebagai
penanda untuk patologis. )omplikasi biopsy eksisi antara lain adalah infeksi luka,
dehisensi, dan pembentukan jaringan parut, serta hematom.
(ambar ;. Biopsi eksisi
Prin)i(0(rin)i( 1an2 haru) di(erha3ikan 'leh '(era3'r (ada (r')edur
i'()i dian3aran1a+
1. 7alur jarum atau jaringan parut harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga
dapat terambil pada prosedur bedah selanjutnya. Penempatan insisi biopsi
sangat penting, dan kesalahan penempatan dapat mempengaruhi perawatan
9
-
8/16/2019 BiopsiQQ
11/22
selanjutnya. Biopsi insisi harus ditandai untuk memudahkan eksisi skar biopsi
bila operasi lanjutan diperlukan. $ebih lanjut, biopsi insisi harus dilakukan
pada area yang akan dibuang, bukannya pada sisi lainnya, yang berisiko
mengkontaminasi lapangan yang lebih luas. *nsisi pada ekstremitas harus
longitudinal agar pengangkatan jaringan dan penutupan yang akan dilakukan
selanjutnya lebih mudah.
6. 9arus diperhatikan untuk mencegah kontaminasi jaringan lain saat biopsi.
'danya hematom besar setelah biopsi dapat menyebab kan penyebaran tumor
dan membuat follo! up pemeriksaan fisik lebih sulit. "ntuk biopsi pada
ekstermitas, penggunaan tourni?uet dapat membantu mengontrol perdarahan.
*nstrument yang digunakan pada prosedur biopsi merupakan sumber
kontaminasi potensial lainnya pada jaringan sekitarnya. &idak biasa dilakukan
pengambilan biopsi dari beberapa lesi tersangka pada satu waktu. )ontak
instrumen yang telah mengenai jaringan tumor dengan jaringan normal harus
dihindari.
>. Drainase tidak rutin dikerjakan, tetapi bila diperlukan, maka drain harus
ditempatkan melalui atau dekat dengan insisi biopsi. Bila didiagnosis dengan
keganasan, jalur drain harus tereksisi bersamaan dengan massa tumor.
5. Sampel jaringan yang adekuat harus diambil untuk memenuhi kebutuhan
patologis. "ntuk mendiagnosis tumor, mikroskop elektron, kultur jaringan,
atau teknik lain diperlukan. 7aringan yang cukup harus diambil untuk
mengantisipasi kesulitan diagnostik tersebut.
4. Penting untuk menandai area tumor tententu untuk menjadi penanda spesimen
oleh patologist. -iksatif tertentu baik untuk digunakan pada jenis dan ukuran
tumor tententu.
@. Penempatan klip radio#opak saat biopsi dan prosedur staging terkadang
penting untuk menandai area tumor dan memandu terapi radiasi pada area ini.
10
-
8/16/2019 BiopsiQQ
12/22
BAB III
METODE DIAGNOSIS PATOLOGI TMOR
Aetode#metode diagnosis patologi tumor adalah sebagai berikut+
3.1 P'3'n2an l'k (ara4in 5 parain-e*bedded tiss"e se#tion6
Aetodenya adalah jaringan sampel didehidrasi kemudian ditanam dalam
parafin padat, lalu dipotong, diwarnai hematosilineosin 9#! diperiksa dibawah
mikroskop untuk dibuat diagnosis.
3.2 P'3'n2an Beku 5 ro$en se#tion+ries#ope6
Selama prosedur potong beku, dokter bedah mengangkat bagian dari
massa jaringan segar, tidak difiksasi. 7aringan ini kemudian diberikan kepada
seorang patologis yang memeriksa jaringan pada mesin cryostat, memotongnya
dengan microtome, dan kemudian mewarnai jaringan dengan berbagai macam
pewarnaan sehingga dapat diperiksa dibawah mikroskop dan didiagnosis.
Prosedur ini biasanya hanya memakan waktu beberapa menit.
11
-
8/16/2019 BiopsiQQ
13/22
Ga+ar 7. Se'ran2 (a3'l'2i) +e+erik)a *arin2an (ada +e)in
8r1')3a3 dan di('3'n2 den2an +i8r'3'+e.
)egunaan potong beku adalah 1! bilamana diagnosis belum dapat
dipastikan sebelum operasi. Saat operasi perlu mengetahui sifat lesi untuk
menentukan teknik terapinya, 6! saat operasi perlu mengetahui secara pasti luas
infiltrasi lesi, untuk menetapkan batas operasi, >! untuk mengetahui apakah suatu
lesi diluar tumor termasuk metastasis tumor 5! untuk memastikan ada tidaknya
rudapaksa, terhadap jaringan normal misalnya terhadap ureter dan lain#lain! atau
memastikan biopsi te lah mendapatkan jaringan tumor.
)arena potongan beku waktunya mendesak, jaringan belum sempat
difiksasi. Desikasi, dan tahapan awal lain. 9ingga pewarnaan sedian kurang baik
dan lain#lain. Aaka ketepatan diagnosis lebih rendah dari potongan blok parafin.
Potongan beku tidak boleh menggantikan diagnosis dari potongan blok parafin.
Biopsi spesimen kecil tidak sesuai dibuat potongan beku. &ulang dan jaringan
kalsifikasi juga tidak sesuai untuk potongan beku karena terlalu keras tidak dapat
dipotong.
3.3 Dia2n')3ik Si3'l'2i
*ni adalah metode mengambil sel dari jaringan tumor, dibuat pulasan
diwarna P'S atau 9#! kemudian diperiksa morfologinya untuk membuat
diagnosis. Aenurut cara pengambilan sampel dapat dibagi menjadi sitologi
eksfoliatif untuk tumor dipermukaan tubuh, rongga tubuh, atau di dalam saluran
12
-
8/16/2019 BiopsiQQ
14/22
yang berhubungan dengan permukaan tubuhC dan sitologi pungsi untuk tumor
padat.
3.4 Teknik Hi)3'ki+ia
*ni adalah metode menggunakan afinitas terhadap berbagai at warna
kimiawi yang berbeda dari berbagai sel dan produknya. Dengan tehnik reaksi
kimiawi dapat diperlihatkan komponen atau produk kimiawi spesifik didalam sel
untuk membantu diagnosis dan klasifikasi terhadap suatu kelainan, tehnik
pewarnaan histokimia terdapat lebih dari 1 macam, yang sering dipakai adalah
1! pewarnaan retikulinC 6! pewarnaan fibrinC>! pewarnaan otot lurikC5!
pewarnaan glikogenC 4! pewarnaan musinC @! pewarnaan lipid ;! pewarnaan
melaninC0! pewarnaan tahan asam, dan lain lain.
3.5 Teknik i+un'hi)3'ki+ia 5IH96
Prinsip *9% adalah reaksi antigen#antibodi, yaitu menggunakan reaksi
antibodi yang sudah diketahui bereaksi dengan antigen target dalam jaringan yang
akan diperiksa. 9ingga terbentuk kompleks antigen#antibodi. Dengan membuat
kompleks itu menampilkan warna, maka dapat dibuktikan keberadaan antigen
target itu. Peranan *9% dalam diagnosis dan terapi tumor adalah sebagai berikut+
a. Diagnosis dan diagnosis banding tumor karena adanya heterogenitas pada
tumor yang sama dan adanya banyak kemiripan pada tumor yang berbeda,
banyak tumor terutama yang berdiferensiasi buruk sulit ditentukan arah
diferensiasinya secara morfologi. Aisalnya tumor jenis sel kecil dapat berupa karsinoma sel kecil, berbagai sarkoma sel kecil. $imfoma maligna,
melanoma maligna, dan lain#lain!. &umor sel peomorfik atau sel spindel
sulit sekali diagnosisnya. Dengan teknik *9%. Diagnosis dan klasifikasi
tumor demikian dapat menjadi lebih jelas, misalnya saluran pencernaan
mempunyai berbagai jenis tumor sel spindel. Dengan antibodi %D11;,
%D>5, S#1, desmin, dapat dibedakan tumor stroma gastrointestinal
13
-
8/16/2019 BiopsiQQ
15/22
(*S&! yang mengekspresikan %D 11;, %D >5, leiomiomaarkoma yang
mngekspresikan desmin, neurilemomaneurilemoma maligna yang
mengekspresikan protein S#1 .
b. Aenentukan lokasi primer kanker metastatik+ tumor metastatik kelenjar
limfe atau bagian lainnya kadangkala hanya mengandalkan morfologi.
Dibawah mikroskop suara cahaya sulit ditentukan lokasi primernya . *9%
dapat membantu menentukan asal sebagian tumor tersebut, misalnya
tiroglobulin &(!, antigen spesifik prostat PS'!, alfafetoprotein '-P!
fosfatase alkali plasenta P$'P! dan lain#lain. Aemastikan matastasis dari
karsinoma tiroid, karsinoma prostat, hepatoma atau tumor sel germinal.
'ntigen spesifik jaringan seperti ini masih sedikit jumlahnya.
c. Diagnosis dan klasifikasi limfoma maligna+ kecuali limfoma hodgkin dan
limfoma folikular yang bentuknya sangat tipikal, dalam hal diagnosis dan
klasifikasi limfoma maligna terutama limfoma non hodgkin nyaris tidak
dapat meninggalkan *9%. Aetode klasifikasi paling umum dewasa ini
adalah metode klasifikasi menurut E9: tahun 6. Berdasarkan
klasifikasi $ukes yang megklasifikasikan tumor jaringan hematolimfoid
berdasarkan gabungan perubahan morfologi, manifestasi imunitas,
kelainan genetik, manifestasi klinis dan prognosis. Diantaranya, limfoma
non hodgkin dapat diklasifikasikan menjadi limfoma pra#sel B dan sel &.
$imfoma sel B matur. $imfoma sel & matur dan sel ). Dan limfoma
histiositik dan sel dendritik yang lebih jarang ditemukan. $imfoma
hodgkin diklasifikasikan menjadi dua golongan besar, yaitu tipe
predominan limfosit nodular dan tipe klasik termasuk tipe
nodulosklerosis, tipe sel campuran, tipe predominan limfosit, tipe deplesilimfosit!. Sudah tersedia 1 lebih jenis antibodi seri %D dan antibodi lain
yang tepat yang dapat dipakai untuk diagnosis dan klasifikasi limfoma.
d. Aemperkirakan tabiat biologis tumor dan memberikan dasar bagi
penentuan terapi secara klinis+ misalnya pemeriksaan terhadap ekskresi
berbagai onkogen, gen resisten obat multiple ADF! dan gen reseptor
hormon.
14
-
8/16/2019 BiopsiQQ
16/22
3.6 Dia2n')i) +ikr')k'(ik elek3r'n
Aikroskop elektron dapat dipakai untuk diagnosis dan diagnosis banding,
misalnya 1! untuk membedakan antara karsinoma dan sarkoma yang sulit
dibedakan dengan mikrokop cahaya. 6! untuk membedakan jaringan asal dari
tumor sel spindel, tumor sel bulat kecil, tumor sel pleomorfik, yang secara
morfologik sulit ditentukan >! untuk membedakan antara mesetelioma dan
adenokarsinoma 5! untuk diagnosis dan menbedakan berbagai jenis tumor
neuroendokrin 4! memastikan asal tumor metastasis @! membantu klasifikasi
limfoma.
3.7 Au3'()i
Dalam patologi tumor, autopsi memiliki makna penting untuk memahami
perkembangan, metastasis dan sebab kematian, diagnosis dan diagnosis banding,
ada diagnosis banding tumor yang sangat sulit, misalnya sebagian melanoma
organ dalam, hanya dengan autopsi yang teliti dapat dipastikan apakah sifatnya
primer.
Pe+a8aan 2a+aran +akr')k'(i)
Dengan penglihatan mata telanjang diperhatikan jaringan tumor tersebut.
Bagaimana bentuk dan morfologi tumor, warna, adanya nekrotik, adanya
perdarahan. Secara makroskopik juga dapat ditentukan ada tidaknya tumor,
adanya pertumbuhan yang infiltratif, konsistensinya, apakan jaringan tumor
rapuh atau tidak, dan ukuran tumor.
Pe+a8aan 2a+aran +ikr')k'(i)
Perbedaan mikroskopis khas antara tumor jinak dan ganas dapat dilihat
pada tabel berikut+
Tael %. Peredaan 3u+'r *inak dan 2ana) )e8ara +ikr')k'(i)
Ga+aran +'r4'l'2i "inak Gana)
15
-
8/16/2019 BiopsiQQ
17/22
"arin2an &ersusun &idak tersusun
Ar)i3ek3ur Airip jaringan asal )urang atau sama sekali
tidak mirip dengan
jaringan asalPeruahan )ekunder 7arang atau tidak ada ekrosis, perdarahan
Sel Berdiferensiasi baik Berdiferensiasi buruk
kuran, en3uk Seragam Pleomorfik
In3i Serupa dengan normal 'tipik
kuran, en3uk Feguler *reguler
Kr'+a3in &ersebar merata
Nukle'lu) &idak jelas Aenonjol, banyak
Mi3')i) Sedikit Banyak, ireguler
Dengan mikroskop elektron, sel#sel tumor jinak memiliki sitoplasma yang
berkembang baik dan mengandung organel#organel yang biasa ditemukan pada
jaringan normal yang sesuai. &umor ganas terdiri dari sel#sel yang hanya sedikit
mirip dengan sel normal inti sel#sel ini pleomorfik dan ber/ariasi dalam ukuran,
bentuk, dan distribusi kromatinnya. Sitoplasma sel tumor maligna biasanya
mengandung lebih sedikit organel dari sitoplasma sel normal.
Derajat diferensiasi tumor ganas dapat dinilai secara histologis, dan tumor
dapat ditentukan derajatnya tingkatan, grade! menjadi diferensiasi baik derajat
*!, berdiferensiasi sedang derajat **!, atau berdiferensiasi buruk derajat ***!
misalnya adenokarsinoma berdiferensiasi baik mempunyai kelenjar yang
berbentuk teratur. Pada adenokarsinoma yang berdiferensi sedang kelenjar kurang
begitu teratur dan pada tumor yang berdiferensiasi buruk derajat ***!.
16
-
8/16/2019 BiopsiQQ
18/22
BAB I!
S,AN KANKER
Staging kanker berdasarkan ukuran lesi primer, luas penyebarannya ke
nodus limfatikus regional, dan adanya atau tidak adanya metastasis. Penilaian ini
biasanya berdasarkan pemeriksan klinis dan radiografis computed tomography
dan magnetic resonance imaging! dan pada beberapa kasus melalui eksplorasi
bedah. Dua metode staging yang sekarang digunakan adalah sistem &A ",
tumor primerC N, keterlibatan nodus limfatikus regionalC #, metastasis! dan sistem
'7% 'merican 7oint %ommittee!. Pada sistem &A, &1, &6, &>, dan &5
menggambarkan peningkatan ukuran lesi primerC , 1, 6, dan >
mengindikasikan keterlibatan nodusC dan A dan A1 merefleksikan adanya atau
tidakadanya metastasis jauh. Pada metode '7%, kanker dibagi menjadi stages
hingga *G, memasukkan ukuran lesi primer dan adanya penyebaran nodus dan
metastasis jauh. 7ika dibandingkan dengan grading, staging terbukti memilikinilai klinis yang lebih besar.
Staging kanker merupakan sistem yang digunakan untuk menggambarkan
penyebaran anatomik pada proses keganasan pada pasien. Sistem ini berhubungan
dengan faktor prognostik, seperti ukuran tumor, lokasi, ekstensi, gradasi, dan
diseminasi pada )(B regional, atau tempat jauh. Staging yang akurat penting
untuk menentukan regimen terapi yang tepat untuk pasien.
17
-
8/16/2019 BiopsiQQ
19/22
Sistem staging penting untuk perbandingan pada institusi berbeda di
seluruh dunia. Sistem staging yang diusulkan oleh American $oint Committee on
Cancer '7%%! dan %nion &nternationale Contre Cancer &nternational %nion
Against Cancer, "*%%! merupakan sistem yang banyak digunakan. )eduanya
mengadaptasi sistem &A yang menentukan ekstensi anatomik kanker
berdasarkan > komponen berikut+ tumor primer &!, ada atau tidaknya metastasis
)(B regional !, dan adanya atau tidaknya metastasis jauh A!.
Sistem &A diaplikasikan hanya untuk kasus yang secara mikroskopik
ganas. Staging &A standar klinis dan patologis! dilakukan pada saat diagnosis
awal. Staging klinis c&A atau &A! berdasarkan informasi sampai terapi
definitif pertama. Staging patologis p&A! mencakup informasi klinis dan
informasi dari pemeriksaan patologi pada tumor primer dan )(B yang direseksi.
)lasifikasi lain adalah re-treatment r&A!, dan autopsy a&A!.
%lark dan Breslow mendefinisikan kedalaman in/asi melanoma primer+
%lark le/el * + melanoma insitu, terbatas pada epidermis atau dermalepidermal
junction
%lark le/el ** + melanoma mengin/asi papilla dermis
%lark le/el *** + melanoma mengisi papilla dermis
%lark le/el *G + melanoma mengin/asi retikula dermis
%lark le/el G + melanoma mengin/asi lemak subkutan
Breslow &6 + ketebalan lesi 1#6 mm
Breslow &> + ketebalan lesi 6#5 mm
Breslow &5 + ketebalan lesi H 5 mm
)lasifikasi Dukes untuk tumor kolorektal+
Dukes ' + tumor terbatas pada, tetapi tidak menembus dinding usus
Dukes B + penetrasi ke dinding usus
Dukes % + penyebaran ke )(B lokal regional
Dukes D + metastasis jauh
18
-
8/16/2019 BiopsiQQ
20/22
BAB !
KESIMPLAN
Biopsi yaitu mengangkat sepotong jaringan hidup dan diperiksa dibawah
mikroskop untuk menegakkan diagnosis histopatologis. Peran dari biopsi antara
lain sebagai sarana diagnostik yang bisa menentukan histologi tumor dan grading
serta membantu perencanaan terapi definitif.
Didalam melakukan sebuah biopsi maka harus tetap berpegang pada
prinsip#prinsip onkologi pada pembedahan, serta memerlukan keterampilan dokter
bedah didalam melakukan biopsi terbuka secara bedah. Selain itu perlu adanya
kesesuaian antara diagnosis klinis onkologi dan hasil dari pemeriksaan
histopatologi jaringan yang telah dibiopsi oleh dokter bedah, apabila terdapat
keraguan atau ketidaksesuaian antara diagnosis klinis onkologi dan diagnosis
secara histopatologi maka harus diteliti kembali apakah yang salah diagnosis
klinis atau diagnosis histopatologinya. Diskusi dengan ahli patologi diperlukanuntuk membicarakan tentang kekurangan data klinis, sampel jaringan atau salah
dalam pengambilan sampel tidak representatif!.
Pendapat kedua dapat dimintakan , baik mengenai dignosis klinis maupun
diagnosis histopatologi. Biopsi dan pemeriksaan histopatologi memegang peranan
penting didalam mendiagnosis suatu tumor, baik jinak maupun ganas, dan pada
nantinya dapat menentukan rencana terapi dan prognosis pasien.
19
-
8/16/2019 BiopsiQQ
21/22
DAFTAR PSTAKA
1. $ukito PC Soemitro A.PC $okarjana $. Penuntun Diagnostik dan &indakan
&erapi &umor (anas. 7akarta+ Sagung Seto. 61.
6. $ibutti S), Salt $B, &epper 7. Colon cancer , in De Gita G.&. 7r. 9ellman
S, Fosenberg '.'.+ Cancer principles and practice of oncology, /ol 1. 0th
ed, Philladelphia. $ippincott Fa/en Publisher. 60
>. Fosenberg'S. rinciples of surgical oncology, in De Gita G.&. 7r. 9ellman
S, Fosenberg '.'.+ Cancer principles and practice of oncology, /ol 1. 0th
ed, Philladelphia. $ippincott Fa/en Publisher. 60
5. Sidransky D. Cancer of the head and nec' , in De Gita G.&. 7r. 9ellman S,
Fosenberg '.'.+ Cancer principles and practice of oncology, /ol 1. 0th ed,
Philladelphia. $ippincott Fa/en Publisher. 60
4. %onen SD, (rushko &', :lopade :*. Cancer of the breast . in De Gita
G.&. 7r. 9ellman S, Fosenberg '.'.+ Cancer principles and practice of
oncology, /ol 1. 0th ed, Philladelphia. $ippincott Fa/en Publisher. 60@. &homas GD, 'asi SI, Eilson $D, $efell D7. Cancer of the s'in, in De
Gita G.&. 7r. 9ellman S, Fosenberg '.'.+ Cancer principles and practice
of oncology, /ol 1. 0th ed, Philladelphia. $ippincott Fa/en Publisher. 60
;. -isher D, )wong $, %hin $. #elanoma, in De Gita G.&. 7r. 9ellman S,
Fosenberg '.'.+ Cancer principles and practice of oncology, /ol 1. 0th ed,
Philladelphia. $ippincott Fa/en Publisher. 60
20
-
8/16/2019 BiopsiQQ
22/22
0. %hang ', Sondak G). Clinical evaluation and treatment of soft tissue
tumors, in Eeiss S(, )oldbum $*+ nzinger and (eisss Soft tissue
tumors, 5th edition, St $ouis. Aosby, 61
3. Ddesen E, 7aparies E. :nkologi )linis, disi 6. 7akarta, -)#"*. 601. ouri ), Patel '', Gejjabhinanta G. Biopsy techniues, in ouri )+ Skin
cancer. ew York, Ac (raw 9ill.
21