betterlife - tanganpengharapan.org · Sekolah Keterampilan (Life Skill Training) • ... Home) •...

10
Februari 2018 magazine Inspiring Sharing Empowering Changing Life betterlife www.tanganpengharapan.org

Transcript of betterlife - tanganpengharapan.org · Sekolah Keterampilan (Life Skill Training) • ... Home) •...

Februari 2018 magazine

Inspiring Sharing Empowering Changing Life

betterlife

www.tanganpengharapan.org

3betterlifeFebruari 2018

EDIT

ORI

AL

CHIEF EDITORDenny LimEDITORLestariJOURNALISTCentre CoordinatorGRAPHIC DESIGNERTim Media YTPPHOTOGRAPHERCenter Coordinator

Contents

About YTP

Welcome Note 4

2 EDITORIAL5

Children Program 6

Live Training Center 8

News Update 10

Mobile Clinic

Project YTP

Kesaksian Anak

12

16

14

Field Hero 18

PartnerAppreciation

19

Helping People Live a Better Life

OUR VISION“Membangun masa depan yang lebih cerah bagi generasi bangsa Indonesia”

OUR MISSION“Membantu setiap orang menemukan potensi diri mereka dan mengeluarkan mereka

dari kemiskinan dengan memberikan solusi praktis”

OUR PROGRAMMakan untuk Belajar (Feeding and Learning Centre) •

Sekolah Keterampilan (Life Skill Training) •Pelatihan Guru-guru Pedalaman (Training for Teacher) •

Rumah Perlindungan bagi Anak (Children Rescue Home) •Pemberian Modal Usaha Tanpa Bunga (Seed Money) •

• Pendidikan Anak Usia Dini (Early Age Education)• Sponsor Guru Pedalaman (Rural Teacher Sponsorship)• Fasilitas Pendidikan (Educational Support)• Klinik Berjalan (Mobile Clinic)• Sekolah Penjara (Prison School)

YAYASAN TANGAN PENGHARAPANTanda Daftar Yayasan: 014.31.75.1005.12185

NPWP: 02.676-070.2 - 003.000SK Nomor: AHU-2473.AH01.02 Tahun 2008

Dukung kami dengan menjadi volunteer atau melalui doa dan donasi a.n.

Yayasan Tangan Pengharapan

Banking Details:BCA Kelapa Gading 065 30 900 96BNI Kelapa Gading 030 900 96 06

Mandiri Kelapa Gading 125 0011 260924

AN. House of BlessingCommonwealth Bank (Australia Only) 06 2271 - 1011 4849

(+6221) 452 8511(+62) 813 143 333 41

Jl. Banyo Raya B1 / 28, Kelapa GadingJakarta Utara - 14250

@ytp_indonesia

@tangan_pengharapan

Yayasan Tangan Pengharapan

[email protected]

www.tanganpengharapan.org

About Us

2 betterlifeFebruari 2018

4 betterlifeFebruari 2018

WELCOME NOTEDear Partners Tangan Pengharapan yang terkasih

Dear Tangan Pengharapan's beloved partners

Together we make Indonesia

a betterplace!

Many Bl ess ings .

Yoanes& Henny Kristianus

EN Several weeks ago, Tan-gan Pengharapan, through the Teacher Impact Program, con-ducted Rural Teacher Training using "Saya Suka membaca (I Love Reading)" Curriculum to Tangan Pengaharapan’s teachers. This curriculum will be used for teaching children and eradicating illiteracy in rural communities of Indonesia.Still in January, Tangan Penghara-pan regular activity, the National Annual Meeting, was held in Bandung. This time, we carry a theme called: “Upgrade". We invited participants from various remote areas of Indonesia. They are the Program Coordinators

IN Beberapa waktu lalu, Tangan Pengharapan melalui Program Teacher Impact melaksanakan Pelatihan Guru Pedalaman untuk melatih Kurikulum “Saya Suka Membaca” kepada guru-guru Tangan Pengharapan. Kurikulum ini yang nantinya akan digunakan dalam mengajar anak-anak dan mengentaskan buta huruf di masyarakat pedalaman Indonesia.

Masih dalam bulan Januari, kegiatan rutin Pertemuan Nasional Tahunan Yayasan Tangan Pengharapan kembali dilaksanakan di Kota Bandung. Kegiatan yang mengambil tema “Upgrade” ini mendatangkan peserta dari berbagai pelosok Indonesia yang menjadi Koordinator Program sekaligus perwakilan center Tangan Pengharapan di daerah masing-masing. National Annual Meeting berlangsung dari tanggal 14-20 Januari 2018 yang

melatih dan memotivasi serta membakar semangat dari semua peserta untuk melakukan yang lebih baik di tahun 2018.

Di bulan yang sama, Tangan Pengharapan juga menerima donasi berupa Jacket dari Eiger sebanyak 107 buah untuk dibagikan kepada seluruh guru-guru pedalaman yang ada di Tangan Pengharapan. Selain itu Tangan Pengharapan juga menerima donasi 65 unit timbangan dan juga alat ukur tinggi badan dari Sakura

and the representative teachers of Tangan Pengharapan Center. National Annual meeting was held from January 14th to 20th 2018 in order to train, motivate and encourage all participants to do better in 2018.In the same month, Tangan Pengharapan also received 107 pieces of jacket donation from Eiger to be given to all Tangan Pengharapan rural teachers. In addition, Tangan Pengharapan also received donation of 65 units body scale and height mea-suring instrument from Sakura Medical Bandung, which was distributed to all Tangan Peng-harapan Center.

Medical Bandung, yang dibagikan ke seluruh center Tangan Pengharapan.

Terima kasih atas semua dukungan yang diberikan, kiranya Tuhan membalas berlipat kali ganda untuk apa yang telah para partners tabur untuk memperbaiki taraf hidup masyarakat pedalaman dan generasi masa depan Indonesia melalui Tangan Pengharapan.

Tuhan memberkati!

5betterlifeFebruari 2018

IN Kisah cinta merupakan kisah yang sudah lama ada, buktinya ada banyak cerita, lagu bahkan puisi tentang cinta. Ada apa dengan kisah cinta? Cinta adalah emosi dari kasih sayang yang kuat. Cinta adalah ketika kita tahu hal terbaik bagi orang lain dan kita mau dan rela melakukan itu bagi mereka. Cinta merupakan motivasi terbesar dan terkuat yang dimiliki oleh seorang manusia dalam melakukan suatu hal.

Cinta ini juga yang menjadi cikal bakal lahirnya Tangan Pengharapan. Berangkat dari panggilan ibu Henny Kristianus untuk menyelamatkan generasi bangsa, kecintaan pada masyarakat miskin, kecintaan pada anak-anak yang kelaparan, kecintaan pada anak yang tertolak dan kecintaan pada

EN Love story is a long-standing story proven by many stories, songs and even poems about love. What is love? Love is the emotion of strong affection. Love is when we know the best thing for others and have the willingness to do it for others. Love is the greatest and strongest motivator any man can possess in doing something.This same love story gave birth to Tangan Pengharapan. It was all pioneered by Mrs. Henny Kristianus’ calling to save the nation's generation.

orang sakit yang tak mampu berobat. Tangan Pengharapan berusaha memberikan solusi praktis bagi mereka yang miskin, memberikan makanan dan pendidikan bagi anak-anak yang kelaparan, melayani anak-anak yang tertolak karena harus menyandang status ‘napi’, dan

She has a great love for the poor, the starving children, the rejected children and the sick who cannot afford medical treatment. Tangan Pengharapan attempts to provide practical solutions for the poor, food and education for the starving children, learning opportunities for children rejected due to 'prisoner' status, and free medical treatment for the sick. This love story is being written and done. It certainly will be a continued story.

EDITORIAL

LOVE Story

memberikan pengobatan gratis bagi masyarakat yang sakit. Kisah cinta ini sedang ditulis dan dikerjakan, tentu saja menjadi kisah yang akan terus berlanjut.

Thank you for all the support given. May God will repay multi-plied times over what our part-ners have sown to improve the living standards of rural people and Indonesian future genera-tions through Tangan Penghara-pan.God bless!

6 betterlifeFebruari 2018

Pelatihan

Training

Guru-Guru

For

PEDALAMAN

RURAL TEACHERS

CHILDREN PROGRAM

IN Salah satu tugas guru adalah mencerdaskan anak-anak bangsa melalui pendidikan. Sebagai salah satu faktor penentu dalam keberhasilan pendidikan bangsa, guru perlu diberikan ide dan motivasi yang baru dalam mengajar untuk mendapatkan hasil yang maksimal, khususnya dalam usaha menuntaskan buta huruf di pedalaman Indonesia.

Tidak dapat dipungkiri, angka buta huruf di pedalaman Indonesia masih tinggi, Tangan Pengharapan dalam Program Teacher Impact bekerja sama dengan Yayasan Tunas Aksara membekali guru guru dengan Kurikulum Saya Suka Membaca dengan harapan dapat mengurangi angka ini. Kurikulum ini memiliki metode berbeda

dan aktivitas menarik untuk membantu anak anak mampu hingga suka membaca.

Pelatihan ini dilaksanakan di Sentul, Bogor pada tanggal 7 sampai dengan 12 Januari 2018 dengan peserta yakni guru–guru Tangan Pengharapan yang berasal dari seluruh wilayah Indonesia. Semoga dengan pelatihan ini guru–guru semakin termotivasi untuk meningkatkan budaya literasi bagi anak–anak di pedalaman Indonesia.

7betterlifeFebruari 2018

EN One of teacher’s responsibilities is to educate the nation’s children. As one of the decisive factors in educational success of the nation, teachers need to be given new ideas and motivations in teaching to get maximum results, especially in an effort to eradicate illiteracy in the rural areas of Indonesia.Undeniably, the illiteracy number in the rural of Indonesia is still considerably high. Tangan Pengharapan Teacher Impact Program collaborating with Tunas Aksara Foundation equipped

the teachers with Saya Suka Membaca curricullum in order to reduce the number of illiteracy. This curriculum has different methods and interesting activities to help children not only to be able to read and write but also to have love for reading.The training was held in Sentul, Bogor from 7 to 12 January 2018. The participants were Tangan Pengharapan’s teachers from all over Indonesia. Hopefully, this training will help teachers to be more motivated in improving literacy culture for children in rural Indonesia.

8 betterlifeFebruari 2018

LIFE TRAINING CENTER

IN Pemberdayaan masyarakat oleh Yayasan Tangan Pengharapan kali ini diadakan di kecamatan Amanatun Utara. Hampir seluruh daerah ini merupakan daerah berbukit yang sering mengalami longsor ketika musim hujan tiba. Masyarakat biasa bertani secara nomaden. Jenis tanaman yang biasa mereka tanam hanya jagung, kacang-kacangan dan ubi. Setelah melakukan pelatihan bersama dengan 17 orang lainnya pada bulan Februari 2017, Pak Nimrod Fay siap mengaplikasikan pengetahuannya di desanya sendiri. “Saya sudah mengikuti banyak pelatihan pertanian sejak saya muda, namun pelatihan ini berbeda dari yang lain karena ilmunya sangat sederhana, mudah dan terjangkau. Pelatihan ini juga membuat saya berpikir untuk menghasilkan sesuatu ketika saya sudah tiba di desa saya”Pria paruh baya ini sangat tertarik dengan penanaman bawang merah yang belum pernah dilihatnya. Dengan bantuan bibit dari Tangan Pengharapan, Pak Nimrod menjadi orang yang pertama kali berhasil menanam

Saya Menjadi

Yang Pertama

Nimrod Fay

9betterlifeFebruari 2018

EN This time, Community Development training by Yayasan Tangan Pengaharapan was held in Amanatun Utara sub-district. Almost all of these areas are hilly areas that often have landslides when the rainy season comes. People normally do farming by planting corn, nuts, and yam.After joining the training along with 17 other people in February 2017, Mr. Nimrod Fay is ready to apply the skills he learned in his village. “I have joined a lot of agricultural trainings since I was young, but this training has so much difference since it is so simple, easy and affordable. This training makes me think to produce something in my own village.” he affirmed.This middle-aged man is very interested in red onion planting which he has never seen. Through Tangan Pengharapan’s help in providing seeds, Mr. Nimrod became the first person who had successfully planted onions by seeds in his village. As a result, these onions bulb is bigger than the onions sold in local market. It has been an inspiration to other residents in this village to start planting

Hopefully this program can also change other people like us who live

in the rural countryNimrod Fay

onion. “Thank you Tangan Pengharapan for helping us to develop our agriculture. Hopefully this program can also change other people like us who live in the rural country,” said Mr. Nimrod while smiling widely.Pelatihan ini membuat saya berpikir

untuk menghasilkan sesuatu

bawang merah menggunakan biji di kampungnya. Hasilnya, umbi bawang ini lebih besar dari bawang yang biasa dijual di pasar. Hal ini menjadi inspirasi bagi warga lain di desa tersebut untuk mulai menanam bawang merah. “Terima kasih Tangan pengharapan karena sudah membantu mengembangkan pertanian kami, semoga program ini juga dapat mengubah masyarakat lain seperti kami yang tinggal di pedalaman,” kata Pak Nimrod sambil tersenyum lebar.

The PioneerI'M

10 betterlifeFebruari 2018

NEWS UPDATE

IN Pada bulan Januari 2018, tepatnya tanggal 14-20 telah dilaksanakan National Annual Meeting Yayasan Tangan Pengharapan, di Kota Bandung. Para peserta yang hadir adalah para koordinator dari seluruh wilayah Indonesia dan perwakilan guru - guru terbaik dari beberapa center Tangan Pengharapan. Kegiatan ini terlaksana selama enam hari dengan rangkaian acara berupa Laporan Program yang sudah dilaksanakan selama tahun 2017, sharing motivasi dan penguatan dari pembicara-

pembicara sesuai dengan tema yang sudah ditentukan.Berbagai jenis kegiatan menarik sudah panitia siapkan untuk menjamu para peserta yang telah berjuang selama tahun 2017 di pedalaman Indonesia.Ditambah dengan kehadiran dari para Board Advisor Yayasan Tangan Pengharapan menjadi salah satu pelengkap sukacita acara National Annual Meeting yang lalu.Rapat rutin yang dilaksanakan setiap tahun

NATIONALANNUALMEETING2018

11betterlifeFebruari 2018

EN In January, Tangan Pengharapan conducted it's National Annual Meeting in Bandung. It was held from 14th – 20th January, 2018 and was attended by coordinators from all over Indonesia as well as representative teachers from several Tangan Pengharapan centers. Conducted for six days, this event carried a series of events such as evaluation of the 2017 Program Implementation Report, Motivational Sharing and

Coaching Sessions by speakers according to the theme scheduled in advance.Various kinds of attractive activities were prepared by the organizing committee to welcome the participants who have struggled through 2017 in rural Indonesia. This event was made perfect by the presence of Tangan Pengharapan' Board of Advisors.Being held annually, this

ini mengambil tema "Upgrade" dalam Bahasa Indonesia berarti Peningkatan. Dengan tema ini, diharapkan para koordiantor dan guru serta staff Tangan Pengharapan semakin meningkat dalam melakukan tugas dan tanggungjawabnya sesuai dengan Visi Yayasan Tangan Pengharapan yaitu Membangun masa depan yang lebih cerah bagi generasi bangsa Indonesia.

regular meeting carried a theme called "UPGRADE” which also means to UPSCALE or RAISE THE BAR. By using this theme, Tangan Pengharapan expects coordinators, teachers and staff to improve their performances and responsibilities in accordance with Tangan Pengharapan’s vision which is to build a better future for Indonesia’s next generation.

12 betterlifeFebruari 2018

Kurang

Lack ofof

Kurang

Lack

IN Pada tahun 2017, Tangan Pengharapan telah mengadakan program pengobatan gratis kepada 5000 lebih pasien di Timor Tengah Utara dan Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur. Tim Mobile Clinic Yayasan Tangan Pengharapan kembali mengadakan kegiatan Pengobatan Gratis pada bulan Januari 2018, di salah satu desa di kecamatan Biboki Anleu Kabupaten Timor Tengah Utara. Terdapat 123 pasien yang datang dengan berbagai jenis penyakit. Banyak pasien anak - anak yang terserang batuk, pilek, demam dan

Fasilitas

Facility

Kesehatan

Health Service

13betterlifeFebruari 2018

EN In 2017, Tangan Pengharapan held free medical services to more than 5000 underprivileged patients in South Timor Tengah and North Timor Tengah, East Nusa Tenggara. Tangan Pengharapan Mobile Clininc Team held another free medical service on January 2018, in one village called Biboki Anleu district, North Timor Tengah regency.There are 123 patients who came with various types of disease. Many pediatric patients suffered from cough, colds, and fever due to erratic weather. Other diseases which were also found was itchy skin due to lack of hygiene within

panas tinggi akibat cuaca yang tidak menentu. Penyakit lain yang juga banyak ditemukan yaitu gatal pada kulit karena kurangnya kebersihan di lingkungan rumah tempat tinggal mereka. Kebanyakan orang dewasa terkena sakit pinggang dan tulang terasa nyeri karena mata pencaharian mereka tiap harinya adalah berkebun. Banyak warga yang tidak sempat hadir karena harus bekerja di kebun, memanfaatkan air hujan untuk bercocok tanam. Wilayah kecamatan ini mempunyai sebuah Puskesmas namun tidak mempunyai

tenaga medis yang memadai. Mereka terbiasa pergi ke Bidan Desa untuk berobat, yang seharusnya hanya khusus menangani ibu melahirkan saja. Bila mereka mau berobat ke dokter mereka harus pergi ke Rumah Sakit Umum Daerah di Kefamenanu yang jaraknya 50 km dari desa tersebut, akibatnya ada beberapa pasien yang tidak tertolong.

their homes. Most adults were exposed to lumbago and felt bone pain because their everyday livelihood is gardening. Many residents were unable to attend because they have to work in the garden, make use of rain farming.This sub-district provides a Puskesmas (Community Health Center) but does not have adequate numbers of health workers. They get used to see midwives for medical treatment who deal specifically with giving birth mothers. When they want to see a doctor they have to go to the regional general hospital

in Kefamenanu city which is located 50 km away from the village. Consequently, there are some patients who are not helped.

14 betterlifeFebruari 2018

KESAKSIAN ANAK

IN Yusak Djafari mengalami sebuah kelainan bernama Polidaktili, yakni kelainan fisik bawaan yang ditandai dengan memiliki jari tangan atau jari kaki tambahan, terlihat dari jari jempol Yusak yang memiliki sebuah jari cabang dari jempolnya. Kondisi fisik ini melahirkan sebuah panggilan bagi Yusak sebagai ‘si Cabang’ panggilan ini diberikan sendiri oleh anggota keluarganya. Teman-teman bermain Yusak juga memanggilnya demikian. Tanpa disadari ini panggilan ini sudah menjadi kebiasaan bagi warga di sekitar Desa Kai Atas, tempat kelahiran Yusak.

not 'The Branch'

Namakubukan

My Name is

15betterlifeFebruari 2018

EN Yusak Djafari has a physical disorder called Polydactyly. It is a congenital physical abnormalities characterized by having an additional finger or toe. Yusak has a branched thumb. His physical appearance emerged a nickname ‘The Branch’. This nickname was given by his own family members. He was treated the same way by his playmates. Unwittingly, this nickname spread over Kai Atas Village, Yusak’s birthplace. At the age of 4, Yusak started his early childhood education registered by his mother. Yusak got into PAUD Tangan Pengharapan in Kai Atas Village. He used to be called as ‘the Branch’ in his neighborhood and school. He was

demoralized and developed low self-esteem until one day his teacher reprimanded all the students and them to call Yusak by his own name. Yusak’s parents were also urged to do the same. Yusak, presently studying in grade K 1, is faced with challenges when writing caused by his physical disorder. Yet, he continues to study diligently. “Sir, does the plane have any driver?” he asked. “Yes, son. We call him a pilot”, answered his teacher. “Yeah, I want to be a pilot, so we can travel to Tobelo.” This is the innocent dream of Yusak who is now no longer called by his nickname 'The Branch'.

YUSAK YUSAKSi 'Cabang'Di usia sekitar 4 tahun, tiba saatnya Yusak masuk pendidikan anak usia dini yang didaftarkan sendiri oleh ibunya. Yusak terdaftar di PAUD Tangan Pengharapan kelas Jarak Jauh di Desa Kai Atas. Karena biasa dipanggil ‘si Cabang’ oleh teman-temannya di lingkungan rumah maupun sekolah, Yusak memiliki kepercayaan diri yang rendah. Guru mereka kemudian mengingatkan untuk memanggil Yusak dengan nama sebenarnya, hal ini juga disampaikan kepada orangtua Yusak.Yusak yang duduk di TK-A tetap tekun belajar ditengah kesulitan menulis karena

kelainan fisik yang dialaminya. “Pak, pesawat punya sopir ga?” “iya nak, namaya adalah pilot” “yeey, saya mau jadi pilot, biar kita bisa pergi ke Tobelo.” Impian polos inilah yang dimiliki oleh seorang Yusak, yang sekarang sudah tidak dipanggil lagi sebagai ‘si Cabang’.

EN A rural education portrait was not just about illiteracy problem in reading, writing and counting but school buildings and some other school facilities are also common problems in rural areas. Bamboo school walls, mother of pearl (gewang) leaves roof and earthen floor are pretty common sights found in the rural of indonesia particularly in Timor Island .One of the schools having this improper conditions is Reformasi Plus Gerandy Junior and Senior High schools in Oeleon Village, South Timor Tengah, NTT. They have obsolete iron sheeting with walls made from bamboo pieces and dirt floors mixed of sharp rocks gravel. In total, there are

16 betterlifeFebruari 2018 17 betterlife

Februari 2018

IN Potret pendidikan pedalaman tidak hanya tentang keterbelakangan dalam kemampuan baca, tulis dan hitung. Keterbelakangan ini juga didapati pada bangunan sekolah dan beberapa fasilitas sekolah yang lain. Dinding sekolah dari potongan bambu, atap dari daun gewang dan lantai tanah atau batu sudah menjadi pemandangan yang biasa ditemukan di pedalaman Indonesia khususnya Tanah Timor.

PROJECT YTP

Salah satu sekolah dengan kondisi yang tidak layak tersebut adalah SMP dan SMA Reformasi Plus Gerandy di Desa Oeleon, kabupaten Timor Tengah Selatan, NTT. Sekolah ini beratapkan seng yang sudah usang dengan dinding dari potongan bambu dan lantai tanah bercampur bebatuan tajam sebesar kerikil. Total siswa yang belajar di sekolah ada ini ada 300 siswa, namun harus rela berbagi jam belajar karena kurangnya fasilitas ruangan kelas dan meja kursi belajar. Tidak hanya itu, semua fasilitas sekolah ini terlihat sudah usang.

Re n o v a s i S e k o l a h d i

S c h o o l Re n o v a t i o n i n

Oeleon

Oeleon300 students who study in this school. Therefore, they have to share the learning hours due to lack of classroom facilities, desks and also chairs. To make things worse, all school facilities also looks obsolete.Seeing this condition, Tangan Pengharapan helped this private school for the renovation. Ren-ovation has already begun since December 2017 and it is still in the completion process. Tangan Pengharapan hopes the children can learn more comfortably and more passionately with their new school buildings. Thank you for the help from our donors and sponsors.

Melihat kondisi ini, Tangan Pengharapan membantu sekolah swasta ini untuk renovasi. Renovasi sudah dimulai sejak Desember 2017 dan saat ini masih dalam proses penyelesaian. Tangan Pengharapan berharap anak anak dapat belajar dengan lebih nyaman dan lebih semangat dengan bangunan sekolah mereka yang baru. Terima kasih untuk setiap bantuan yang telah diberikan oleh para donatur.

18 betterlifeFebruari 2018

FIELD HERO

IN Menjadi seorang guru pedalaman merupakan pengalaman pertama bagi Carmelita Tima. Dia mengajar 400 anak-anak di FLC Tangan Pengharapan setiap minggunya. Bagi gadis bertanah kelahiran Kupang ini, menjadi guru adalah sebuah kebanggan dan kehormatan. Dia sangat yakin bahwa dia dapat mengubah dunia melalui anak-anak ini. Sudah hampir satu tahun sejak Carmel menginjakkan kaki di tanah Halmahera Utara, kabupaten Maluku Utara. Keadaan cuaca yang tidak bersahabat ditambah akses jalan rusak menjadi sebuah tantangan, namun rasa lelah seakan hilang ketika sudah disambut oleh salam dan celotehan anak-anak didiknya. Mereka biasa bercerita tentang kegiatan sehari-hari mereka dan itu memberi kesempatan bagi Carmel untuk memuji atau mengoreksi tindakan mereka. Ketika jam makan

EN Being a rural teacher is a new experience for Carmelita Tima. She has to teach approx-imately 400 children in Tangan Pengaharapan’s FLC every week. Born as a Kupang girl, being a teacher is a pride and honor for her. She believes that she can change the world through these children.It’s been almost a year since Carmel stepped foot in North Halmahera, North Maluku region. Unfavorable weather

Yakini

BELIEVE

Inilah Yang Saya

THIS ISWHAT I

conditions plus unpaved roads, access has become a challenge. Yet, the fatigue vanished when she was welcomed by the greet-ing and babbling of the students. They normally share their daily activities and it gives Carmel a chance to compliment or cor-rect their actions. Before meal time, the children are trained to queue in order to get food. At first, it was difficult for children to stay in line, but now queuing has become part of their dai-ly habit. Carmel believes that

character building is an important aspect in the learning process. Carmel is determined to be a role model for her children in the four village she serves. (Soame-tek, Bailengit, Kai Atas, and Kai Bawah). Carmel strongly believes that children are more likely to do something when they have a role model to emulate. She also believes that they will become better future generations for this nation.

tiba, anak-anak dibiasakan untuk berbaris antri mengambil makanan. Awalnya sulit

sekali bagi anak-anak untuk tetap berada di barisan, namun kini antri sudah menjadi bagian dari kebiasaan mereka. Bagi Carmel, pembentukan karakter mereka merupakan hal utama proses belajar.Carmel bertekad menjadi teladan bagi anak-anak di Soametek, Bailengit,

Kai Atas, dan Kai Bawah, di empat desa yang dilayaninya. Carmel sangat percaya bahwa anak-anak akan lebih mudah melaksanakan sesuatu ketika diberi teladan dan Carmel juga yakin anak-anak ini akan menjadi generasi penerus yang lebih baik untuk bangsa ini.

Thanks for the help and support :

LOGO YANG DICANTUMKAN ADALAH LOGO PARTNERS YANG MENGADOPSI SALAH SATU CENTER TANGAN PENGHARAPAN

IN Tangan Pengharapan menerima donasi berupa 65 unit timbangan badan dan 65 unit alat ukur tinggi badan untuk diberikan kepada seluruh center Tangan Pengharapan . Terima kasih juga atas pemberian akomodasi dan tempat acara selama acara National Annual Meeting 2018 di kota Bandung.

EN Tangan Pengharapan received 65 units of body weighing scales and height measuring instruments as donations from our partner. These are to be given to all Tangan Pengarapan Feeding and Learning Centres. We’d like to thank our partner for providing accommodation and main hall during Tangan Pengaharapan’s National Annual Meeting 2018 in Bandung.