Berita WISATA

16
WISATA Berita 04 06 11 12 Flores Flores A Must-Visit Destination in Indonesia Tanjung Puting In Search of New Attractions: Lamandau & Seruyan Toraja Customer Satisfaction Survey and Local Planning Wakatobi Swisscontact WISATA Start in Wakatobi Cover story: Cycling in Flores March 2015

Transcript of Berita WISATA

Page 1: Berita WISATA

1WISATA - Tourism Development for Selected Destinations in Indonesia

WISATABerita

04 06 11 12FloresFlores A Must-Visit Destination in Indonesia

Tanjung PutingIn Search of New Attractions: Lamandau & Seruyan

TorajaCustomer Satisfaction Survey and Local Planning

WakatobiSwisscontact WISATA Start in Wakatobi

Cover story:

Cyclingin Flores

March 2015

Page 2: Berita WISATA

2 WISATA - Tourism Development for Selected Destinations in Indonesia

E I The Advisory Board Meeting (ABM) of WISATA Program is held bi-annually and is organized by the Indonesian Ministry of Tourism and the Swiss State Secretariat for Economic Affairs (SECO). The board comprises members of provincial and district governments from the four target destinations and private sector representatives.

The 2nd ABM was conducted on March 5th 2015 in Makassar that aimed to discuss the program implementation during 2014 and planning for 2015. The ABM was also attended by Mr. Nicolas Guigas of SECO Bern, Mr. Martin Stottele of SECO Jakarta, Mr. Lokot Ahmad Enda and Mr. Frans Teguh who were representatives from the Ministry of Tourism.

In this meeting, the team from the education component presented a scholarship program for talented vocational school (SMK) graduates. It was suggested that the government could include a scholarship scheme in their future program. Another important topic was the branding of Toraja as a new destination in line with the Ministry of Tourism’s strategy to promote each destination.

After the meeting, they visited Toraja. During in Toraja, SECO representatives had the chance to meet local stakeholders from both Toraja Utara and Tana Toraja districts. They also visited some touristic sites including: Bori’ Parinding – home of hundreds of megaliths; Kambira which is known for its tree graves; Kete Kesu – a 400 year old traditional village; Rammang-Rammang in Maros District; and Gunung Nona in Enrekang District.

In the end of the tour, they had a lovely dinner of traditional Toraja dishes and was accompanied by Pa’Gellu, a welcome dance, performed by students of SMK 2 from Eran Batu, which is one of the selected SMKs (vocational schools) supported by WISATA II program. This visit was expected to give SECO a deeper and wider perspective on how the WISATA II Program works in supporting its target destinations.

Rapat Dewan Penasehat program WISATA yang diadakan dua kali dalam setahun ini, diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata Indonesia bersama dengan Sekretariat Negara Bidang Perekonomian (SECO) Swiss. Anggota dewan terdiri dari wakil pemerintah provinsi dan kabupaten dari empat destinasi serta dari pihak swasta.

Rapat tersebut dilaksanakan pada tanggal 5 Maret 2015 di Makasar untuk mendiskusikan pelaksanaan program selama tahun 2014 dan rencana untuk tahun 2015. Rapat dihadiri oleh Nicolas Guigas dari SECO Bern, Martin Stottele dari SECO Jakarta, Lokot Ahmad Enda dan Frans Teguh, yang keduanya merupakan wakil dari Kementerian Pariwisata.

Dalam rapat ini, tim dari komponen pendidikan juga memaparkan program beasiswa untuk lulusan SMK yang berprestasi. Sebagai bentuk dorongan kepada pemerintah agar menerapkan skema beasiswa pada rencana program mereka mendatang. Topik penting lainnya adalah pencitraan untuk destinasi baru, Toraja, yang selaras dengan strategi Kementerian Pariwisata untuk mempromosikan tiap destinasi.

Setelah rapat tersebut, mereka melanjutkan perjalanan mengunjungi Toraja. Selama di Toraja, perwakilan SECO bertemu dengan pemangku kepentingan dari kabupaten Toraja Utara dan Tana Toraja. Mereka juga berkunjung ke beberapa situs wisata, Bori’ Parinding – tempat bagi ratusan batu megalitik, Kambira yang dikenal dengan kuburan pohon, Kete Kesu – desa tradisional berusia 400 tahun, Rammang-Rammang di Kabupaten Maros, dan Gunung Nona di Kabupaten Enrekang. Di akhir kunjungan, mereka makan malam bersama dengan hidangan tradisional Toraja dan diiringi dengan pertunjukan tari selamat datang Pa’Gellu – keduanya dibawakan oleh para siswa SMK 2 Eran Batu, salah satu SMK terpilih yang akan dibantu oleh program WISATA II. Kunjungan ini diharapkan dapat memberikan SECO perspektif mendalam dan lebih luas tentang bagaimana program WISATA bekerja di destinasi yang didukung.

WISATA Program

WISATA II 2nd Advisory Board Meeting and SECO Visit to Toraja

Advisory members of WISATA IIToraja

Page 3: Berita WISATA

3WISATA - Tourism Development for Selected Destinations in Indonesia

Contents

Publisher

Apa Kabar

04

08 14

06 11 12

FloresFlores A Must-Visit Destination in Indonesia

Cover StoryCycling in Flores

Vocational & High EducationCurriculum Evaluation

The world’s largest tourism event, ITB Berlin was held from 4-8 March 2015 in Messe

Pameran pariwisata terbesar dunia, ITB Berlin, berlangsung pada tanggal 4-8 Maret 2015 di Messe

Finding a pristine natural site or traditional Dayak village is a challenge

The Annual Operational Plan (RKT) for 2015-2016

Menemukan sebuah situs alam atau desa tradisional Dayak yang masih asli merupakan tantangan

Rencana Kerja Tahunan (RKT) untuk tahun 2015-2016

Swisscontact WISATA Toraja conducted a customer satisfaction survey (exit survey)

Swisscontact WISATA Toraja melakukan survei kepuasan pelanggan (Exit Survey)

Tanjung PutingIn Search of New Attractions: Lamandau & Seruyan

WakatobiSwisscontact WISATA Start in Wakatobi

TorajaCustomer Satisfaction Survey and Local Planning

E

E

E

E

II

I

I

PublisherSwisscontact WISATAJl. Batur Sari No. 20SB, SanurDenpasar - Bali 80227Indonesia

PhotographySwisscontact WISATA

Design & LayoutSwisscontact WISATA

PrinterPT Cintya Grafika

*No part of this publication may be copied or reproduced in any form by any means.

The second phase of WISATA Program funded by the Swiss State Secretariat for Economic Affairs (SECO) in cooperation with the Indonesian Ministry of Tourism commenced in June 2014 and covers four destinations and three higher education tourism institutes. After much preparation and planning last year, WISATA Program is now implementing activities together with our partners and stakeholders. Berita WISATA intends to regularly inform our partners and other interested readers about our approaches, activities and highlights.

I proudly present to you the first issue of Berita WISATA on the topic of cycling in Flores as a new potential business opportunity. I hope you enjoy the magazine and are inspired to work with us in developing responsible tourism in your area and in Indonesia as a whole.

Ruedi NuetziSwisscontact WISATAProgram Manager

Content & Publisher's Note

The project is supported by SECO in cooperation with Ministry of Tourism, implemented by Swisscontact

Page 4: Berita WISATA

4 WISATA - Tourism Development for Selected Destinations in Indonesia

The world’s largest tourism event, ITB Berlin, was held from 4-8 March 2015 in Messe Berlin, Germany. A total of 11,000 exhibitors from 189 countries participated, including the Flores DMO. As the official representative of Destination Flores, the Flores DMO exhibited as part of the Indonesian Ministry of Tourism booth and featured a Phinisi traditional boat, which won the Best Exhibitor Award for Asian, Australian and the Oceania region.

As a result of the event, there were increased enquiries for sailing around Komodo National Park and a combination of sailing trips starting from Bali to Lombok and then to Flores. As a world-class diving site, preservation of the coral reef and rich marine life around Flores was a focal point of the booth that was well received by the European dive operators.

The Flores DMO also introduced a new potential tourism activity in Flores, namely cycling, as part of its responsible and eco-tourism campaign. The six cycling maps developed by Flores DMO to support this cycling activity covering Labuan Bajo, Ruteng, Bajawa, Moni, Ende, and Maumere were also displayed. The program and publications received positive feedbacks from the European travel agents and tour operators.

The increased number of interested visitors and the number of appointments made with tour operators during the event indicate that Flores is seen as a must visit island destination in Indonesia for the European market.

Pameran pariwisata terbesar dunia, ITB Berlin, berlangsung pada tanggal 4-8 Maret 2015 di Messe Berlin, Jerman dengan total 11.000 peserta dari 189 negara turut berpartisipasi, termasuk Flores DMO. Sebagai perwakilan resmi dari Destinasi Flores, Flores DMO berpartisipasi di bawah stan Kementerian Pariwisata Republik Indonesia yang menampilkan perahu tradisional Pinisi yang berhasil memenangkan Penghargaan Peserta Terbaik untuk wilayah Asia, Australia dan Oceania.

Permintaan berlayar di sekitar Taman Nasional Komodo serta kombinasi perjalanan berlayar dari Bali, Lombok menuju Flores mengalami peningkatan. Sebagai sebuah pusat penyelaman berkelas dunia, pelestarian terumbu karang dan kekayaan kehidupan bahari Flores menjadi masukan dan dorongan dari operator tur asal Eropa.

Flores DMO juga memperkenalkan potensi aktifitas baru: bersepeda di Flores, yang merupakan bagian dari usaha mengkampanyekan pariwisata yang bertanggung jawab dan ramah lingkungan di pulau tersebut. Enam peta bersepeda yang mencakup Labuan Bajo, Ruteng, Bajawa, Moni, Ende dan Maumere telah dikembangkan oleh Flores DMO untuk mendukung aktifitas ini. Hal ini mendapatkan tanggapan positif dari para agen perjalanan dan operator wisata di Eropa.

Meningkatnya jumlah pengunjung dan janji temu dengan operator wisata selama acara menunjukkan permintaan akan Flores di pasar Eropa telah bertumbuh menjadikan pulau ini sebuah destinasi yang wajib dikunjungi di Indonesia.

IE

Floresa Must-Visit Destination in

Indonesia

Page 5: Berita WISATA

5WISATA - Tourism Development for Selected Destinations in Indonesia

E I The Indonesian Tour Guide Association (HPI) in Ende and Manggarai Barat along with the Flores DMO, with the support of Swisscontact WISATA, developed and published two Flores tour guide pocket books. Launched in Ende on December 8th 2014, the pocket books serve as a tool to improve the competence of local tour guides and to support newly emerging tour guide associations in developing their capacities in line with set quality standards.

The books comprise basic facts about Flores Island, the nature, people and local culture are were produced in both Indonesian and English language. Tobias Gembira, a member of HPI Ende, underlined the value of the book by stating, “The pocketbook provides brand new information of a very good quality. All tour guides under HPI Ende are very satisfied with the book. The dictionary is especially a great help when speaking with foreign visitors.”

The pocket book was created using a participatory process, starting with a workshop and then assessments which defined the specific needs, contents and layout of the books. Additionally, the association members were actively engaged in the collection of primary and secondary data. This process helped build ownership within the associations, achieve organizational learning, and created a practical product that can serve as a best practice example for other tourism destinations.

Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) di Ende dan Manggarai Barat bersama Flores DMO yang didukung oleh Swisscontact WISATA, menyusun serta mempublikasikan buku saku untuk pemandu wisata lokal di Flores. Buku yang diluncurkan di Ende pada tanggal 8 Desember 2014 tersebut, menjadi sebuah sarana untuk meningkatkan kemampuan pemandu wisata lokal. Selain itu, juga mendukung organisasi himpunan pramuwisata yang tergolong baru dalam hal peningkatan standar kualitas.

Buku saku tersebut berisi kumpulan fakta tentang informasi pulau, alam, masyarakat dan budaya di Flores. Sebagai tambahan, buku ini disajikan dalam dua bahasa, yaitu Indonesia dan Inggris. Tobias Gembira, anggota HPI Ende, menggarisbawahi manfaatnya, “Buku saku ini menyediakan informasi baru yang berkualitas tinggi – semua pemandu wisata di bawah naungan HPI Ende sangat puas dengan terbitnya buku ini. Terutama kamus yang terdapat di dalamnya sangat membantu saat harus berkomunikasi dengan pengunjung asing.”

Buku saku ini disusun melalui proses partisipatif, mulai dari lokakarya hingga peninjauan yang bertujuan untuk menentukan kebutuhan khusus para pemandu tur, isi, serta tampilan buku. Ditambah lagi, anggota himpunan secara aktif berpartisipasi mulai dari saat pengambilan data primer hingga sekunder. Kegiatan ini sungguh membantu dalam menumbuhkan rasa kepemilikan di dalam himpunan, pembelajaran organisasi, serta menjadi produk percontohan yang baik untuk diterapkan pada destinasi lainnya.

Flores

Follow DMO Flores

FloresExploreTheExtraordinary

VisitFlores

florestourism

www.florestourism.com

Pocket Bookfor Local Tour Guides in Flores

Participants of tour guide pocket book workshopEnde

Page 6: Berita WISATA

6 WISATA - Tourism Development for Selected Destinations in Indonesia

E Finding a pristine natural site or traditional Dayak village in Kalimantan is a challenge in an area where most of the rain forest has been turned into palm oil plantations. Apart from its great potential, the roads to get to tourist attractions present many challenges. This is why tourism businesses in Kalimantan are reluctant to explore and promote new tourist destinations. Nonetheless, the natural beauty of the nature and untouched culture in Kalimantan never cease to bewitch adventurers. Swisscontact WISATA team has explored 5 potential sites in Lamandau and Seruyan in Kalimantan Tengah (Kotawaringin Barat) as follows:

Sahai Gantung Waterfall, Seruyan Tengah, Seruyan After a 5-hour drive from Hanau (Kuala Pembuang), visitors can have a splash in the waterfall.

Rumah Betang in Delang, Lamandau The Rumah Betang in Delang is worth visiting to see Kalimantan’s historical long houses.

Abandoned gold mining fields in Pangkut, Kotawaringin Barat Traditional villages around the gold-mining area have potential as a touristic site.

Ayut River, Bintang Mangalih, Belantikan, Lamandau The dense natural vegetation along the Ayut River is a melting pot of forest fauna. Visitors can experience catching scallops and small fish along the riverbanks.

Bull of Kalimantan (Bos Javanicus Lowi) salt licking spot, Belantikan, LamandauThe 2.5-hour trek offers a walk leading to where endangered bulls of Kalimantan lick salt.

I Menemukan sebuah situs alam atau desa tradisional Dayak yang masih asli merupakan tantangan di daerah di mana sebagian besar hutan hujan telah beralih menjadi perkebunan kelapa sawit. Di luar potensinya yang besar, jalanan untuk menuju ke situs menjadi tantangan. Inilah sebabnya mengapa pebisnis pariwisata di Kalimantan enggan untuk mengeksplorasi dan mempromosikan tempat wisata baru. Meskipun demikian, keindahan alam dan budaya tak tersentuh di Kalimantan tidak pernah beristirahat untuk menyihir petualang untuk menjelajahinya. Tim Swisscontact WISATA telah mengeksplorasi 5 lokasi di Lamandau dan Seruyan, Kalimantan Tengah (Kotawaringin Barat).

Air Terjun Sahai Gantung, Seruyan Tengah, SeruyanDibutuhkan perjalanan selama 5 jam dari Hanau (Kuala Pembuang) untuk mencapai air terjun.

Rumah Betang di Kudangan, Delang, LamandauRumah Betang di Delang sangat menarik untuk dikunjungi untuk melihat warisan rumah panjang Kalimantan.

Area Bekas Tambang Emas di Pangkut, Kotawaringin BaratDesa-desa tradisional di sekitar pertambangan emas berpotensi untuk menjadi tempat wisata.

Sungai Ayut, Bintang Mangalih, Belantikan, LamandauHutan alam di sepanjang Sungai Ayut merupakan tempat berkumpulnya fauna hutan. Pengunjung dapat belajar menangkap kerang dan ikan kecil di pinggir sungai.

Tempat menjilat garam Banteng Kalimantan, Belantikan, LamandauTreking selama 2,5 jam menawarkan perjalanan yang membawa ke tempat di mana banteng Kalimantan berkumpul menjilat garam.

In Search of New Attractions: Lamandau & Seruyan

Cruising on Ayut RiverLamandau, Tanjung Puting

Page 7: Berita WISATA

7WISATA - Tourism Development for Selected Destinations in Indonesia

E I The palm oil plantations and traditional mining activities along the riverbank have had a significant impact on the rapid growth of water hyacinths which clog the flow of the Sekonyer River. This issue has become a subject of discussion among relevant stakeholders in Kalimantan. Although, water hyacinths are useful for reducing pollutants in the water, the extent of growth has to be reduced to prevent the water hyacinths from silting-up the river and to provide clear access for river transportation.

The Communication and Tourism Development Forum (FKPP) of Kotawaringin Barat along with stakeholders from tourism businesses and associations, government, NGOs, and local communities, worked together to organize a clean-up event on the Sekonyer riverbank from 30 January to 1 February 2015. This event was attended by around 50 participants. In addition to the clean-up, the event also aimed to strengthen the relationship between tourism stakeholders and the local community. According to Swisscontact WISATA Team, who participated in this event, it was a great opportunity to build good relationships with the stakeholders for future cooperation.

Similar events were conducted two years ago and ideally should be held bi-annually. They could be used to raise collective awareness among stakeholders regarding the environment around Tanjung Puting National Park (TPNP). The TPNP Office and the International Orangutan Foundation would also benefit from support to undertake similar activities.

Perkebunan sawit dan kegiatan penambangan tradisional di pinggir sungai membawa dampak pada pesatnya pertumbuhan enceng gondok yang dapat mengganggu aliran sungai Sekonyer. Isu ini sudah lama menjadi topik perbincangan bagi para pemangku kepentingan. Meskipun enceng gondok berguna untuk mengurangi polutan dalam air, tetapi jumlahnya mesti dikurangi untuk mencegah pendangkalan dasar sungai sekaligus membuka akses transportasi sungai.

Forum Komunikasi dan Pengembangan Pariwisata (FKPP), Kotawaringin Barat bersama pelaku usaha/asosiasi pariwisata, pemerintah, LSM, dan komunitas lokal bekerjasama secara berdampingan untuk mengadakan kegiatan pembersihan sungai Sekonyer (30 Januari – 1 Februari 2015). Acara ini dihadiri oleh sekitar 50 peserta. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk menjalin komunikasi antara pelaku usaha pariwisata dan komunitas lokal serta antar pelaku usaha pariwisata sendiri. Bagi tim Swisscontact WISATA yang turut serta berpartisipasi dalam kegiatan tersebut, acara ini menjadi kesempatan yang baik untuk berdiskusi secara langsung dengan pemangku kepentingan dan membangun hubungan yang baik untuk kerjasama di masa depan.

Kegiatan serupa pernah dilaksanakan dua tahun lalu dan seharusnya secara ideal diadakan dua kali dalam setahun. Ini merupakan bentuk kesadaran bersama antar pemangku kepentingan perihal lingkungan Taman Nasional Tanjung Puting. Selain itu, Balai Taman Nasional Tanjung Puting dan International Orangutan Foundation juga memerlukan dukungan untuk kegiatan sosial semacam ini.

Tanjung Puting

Strengthening Relationship through

Sekonyer River Clean-up Day

Sekonyer River clean-upTanjung Puting

Page 8: Berita WISATA

8 WISATA - Tourism Development for Selected Destinations in Indonesia

E Flores Island is a hidden gem for cyclists because of its amazing cycling experiences - pedaling through idyllic villages, passing rice fields, lakes and forests to more extreme and adventurous down-hill trips.

A Swiss cycling enthusiast, Mr. Oskar Ruch, spent six months in Flores in 2014 assessing the potential for cycling as a sustainable mode of transport as well as a new holiday activity. He has explored all eight districts and pedaled more than 3,000 kilometers both on and off-road.

His assessment indicates Flores has great potential for bike touring. Although there is often changing road conditions, hot and humid weather, and a topography that can be quite demanding, Flores is a cycling paradise waiting to be discovered by fit and sporty travelers. With wonderful views, cycling along Flores’ off-the-beaten trails is never boring. A chat with friendly locals along the way will only enrich the experience.

Currently Flores Cycling Tours is the only Flores operator offering a cycling package. To create awareness about cycling in Flores, WISATA, together with Flores DMO, developed six cycling maps comprising four cycling routes for different types of bikers. The maps are also designed to motivate local businesses and tour operators to invest in cycling tours. It is hoped that more will be offered through promotion programs and the publication of a cycling guide book.

I Pulau Flores merupakan permata tersembunyi bagi penggemar bersepeda karena menawarkan pengalaman bersepeda yang mengagumkan: mengayuh melintasi desa-desa yang indah, melewati sawah, danau dan hutan hingga perjalanan petualangan yang lebih ekstrim dengan menuruni bukit.

Penggemar bersepeda asal Swiss, Mr. Oskar Ruch, menghabiskan enam bulan di Flores pada tahun 2014 untuk meninjau potensi bersepeda sebagai sarana transportasi berkelanjutan serta sebagai kegiatan wisata baru. Ia telah menjelajahi kedelapan kabupaten dan mengayuh lebih dari 3.000 kilometer pada atau di luar jalur.

Flores memiliki potensi besar untuk tur bersepeda. Meskipun kondisi jalan sering berubah, cuaca yang panas dan lembab serta topografinya dapat membuat Flores sangat sulit ditempuh, Flores adalah surga bersepeda yang menanti untuk diungkap oleh wisatawan yang fit dan atletis. Dengan panorama yang indah, bersepeda di sepanjang jalur Flores yang jarang dilalui tidak akan pernah membosankan. Selain itu, mengobrol dengan penduduk lokal yang ramah selama perjalanan akan memperkaya pengalaman.

Saat ini Flores Cycling Tours merupakan satu-satunya operator tur di Flores yang menawarkan paket bersepeda. Untuk menciptakan kesadaran mengenai bersepeda di Flores, WISATA bersama Flores DMO menyusun enam peta bersepeda dimana masing-masing peta tersebut memiliki empat rute berbeda untuk berbagai tipe penggemar bersepeda. Peta juga dirancang untuk memotivasi pebisnis dan operator tur lokal agar berinvestasi dalam tur bersepeda. Dalam waktu dekat diharapkan lebih banyak lagi, menawarkannya melalui program promosi serta penerbitan buku panduan wisata bersepeda.

Page 9: Berita WISATA

9WISATA - Tourism Development for Selected Destinations in Indonesia

Cycling in Flores

Cover Story

Cycling on hanging bridge in WolotopoFlores

Page 10: Berita WISATA

10 WISATA - Tourism Development for Selected Destinations in Indonesia

Sesean Suloara’ Potentials for Community Based Tourism

E

I

Swisscontact WISATA in Toraja along with Toraja DMO and work units (SKPD) held a meeting facilitated by BAPPEDA Toraja to discuss the potential for developing community-based tourism (CBT). The discussion aimed at mapping previous and potential interventions and to review potential synergies for activities between Swisscontact and the local government.

After a follow-up meeting with tourism stakeholders in the BAPPEDA Toraja Utara office, Swisscontact conducted a survey in Sesean Suloara’. Although the roads to reach Sesean Suloara’ are easy enough, there are still some roads which are potholed. Sesean Suloara’ is a fantastic place where rows of traditional houses and rice barns, along with views of rice fields and hills, greet every visitor. The community cultivates Arabica coffee which is Toraja’s top local product. Other interesting tourism attractions include hanging graves, natural panoramas, and megaliths. Additionally, the topography could support the development of agro-tourism, trekking and hiking as well as cultural preservation.

The survey and discussions with the local community indicates that with support, commitment and motivation from community leaders Sesean Suloara’ has potential for community-based tourism which could improve the quality of life of the community.

Swisscontact WISATA Toraja bersama Toraja DMO dan SKPD mengadakan pertemuan yang difasilitasi oleh BAPPEDA Toraja Utara untuk membahas potensi pengembangan pariwisata berbasis masyarakat. Diskusi ini bertujuan untuk memetakan intervensi yang pernah dan akan dilakukan serta mensinergikan kegiatan antara Swisscontact dengan pemerintah setempat.

Setelah melakukan pertemuan lanjutan dengan pemangku kepentingan bidang pariwisata di kantor BAPPEDA Toraja Utara, Swisscontact melakukan survey ke kecamatan Sesean Suloara’. Meski jalan menuju Sesean Suloara’ cukup mudah, di beberapa tempat masih dijumpai jalanan berlubang. Deretan rumah adat Tongkonan dan lumbung padi ditambah dengan pemandangan hamparan sawah serta bukit akan menyapa setiap pengunjung yang datang. Sebagian besar masyarakat menanam kopi Arabica yang menjadi produk lokal andalan Toraja. Terdapat beberapa atraksi wisata lainnya: kuburan gantung, pemandangan alam, serta kubur batu. Selain itu, topografi wilayah mendukung untuk pengembangan agrowisata, treking dan kegiatan mendaki serta budaya setempat yang kuat.

Hasil survei dan pertemuan dengan masyarakat setempat menunjukkan bahwa Sesean Suloara’ memiliki potensi untuk menjadi lokasi pariwisata berbasis masyarakat dengan dukungan, komitmen, dan motivasi tokoh masyarakat untuk memperbaiki kualitas hidup warganya.

Caption missingToraja

View from BatutumongaToraja

Page 11: Berita WISATA

11WISATA - Tourism Development for Selected Destinations in Indonesia

Customer Satisfaction Survey and Local PlanningE

I

Swisscontact WISATA Toraja conducted a customer satisfaction survey (exit survey) to assess the quality of Toraja tourism among foreign tourists visiting the area between June and August 2014. The results were presented to stakeholders who attended a focus group discussion on Toraja branding in January 2015. The survey reflected the tourists’ level of satisfaction regarding the quality of tour guides, hygiene/sanitation, and access to information about Toraja.

BAPPEDA Tana Toraja facilitated another round of discussions focused on these issues among the work units (SKPD), Toraja DMO, and Toraja cultural experts to find solutions to the issues raised and amalgamated these into an action plan with the stakeholders. This was done to ensure all parties were involved in the improvement measures for Toraja tourism. Activities included in the action plan were training for tour guides, product diversification, improving waste management systems and providing easy access to tourism site information.

The exit survey is expected to provide valuable input to local government in formulating policy and allocating budget. Mr. Yunus Sirante, Head of BAPPEDA Tana Toraja, expressed his appreciation for the survey conducted by Swisscontact and hoped that the survey could be a regular joint activity.

Swisscontact WISATA Toraja melakukan survei kepuasan pelanggan (Exit Survey) kepada wisatawan mancanegara yang telah berkunjung ke Toraja pada bulan Juni hingga Agustus 2014 untuk mengukur kualitas pariwisata Toraja. Hasil survei kemudian dipresentasikan di hadapan pemangku kepentingan yang hadir dalam diskusi kelompok terarah (FGD) mengenai pencitraan Toraja pada bulan Januari 2015. Hasil survei mencerminkan kepuasan maupun ketidakpuasan wisatawan mengenai pariwisata Toraja terhadap isu-isu yang berkaitan dengan kualitas pemandu wisata, kebersihan dan kemudahan akses informasi mengenai Toraja.

BAPPEDA Tana Toraja memfasilitasi kembali satu sesi diskusi yang berfokus pada isu-isu tersebut di hadapan SKPD, Toraja DMO dan budayawan Toraja untuk bersama-sama menemukan solusi dan mengembangkannya menjadi rencana kegiatan bersama dengan para pemangku kepentingan. Hal ini untuk memastikan bahwa semua pihak terlibat dalam perbaikan pariwisata Toraja. Beberapa kegiatan yang dimasukkan ke dalam rencana kegiatan adalah pelatihan untuk pemandu wisata, diversifikasi produk, perbaikan sistem tata kelola sampah dan kemudahan akses informasi obyek wisata.

Exit Survey diharapkan dapat menjadi masukan berharga dalam menyusun kebijakan dan pengalokasian anggaran pemerintah daerah setempat. Yunus Sirante selaku Kepala BAPPEDA Tana Toraja menyampaikan apresiasinya terhadap survei yang dilakukan Swisscontact dan berharap kedepannya hal ini bisa dilakukan bersama secara rutin.

Toraja

Discussion with Bappeda Tana Toraja on result of Customer Satisfaction Survey and Local Planning

Toraja

Page 12: Berita WISATA

12 WISATA - Tourism Development for Selected Destinations in Indonesia

Swisscontact WISATA Start in WakatobiE I The Annual Operational Plan (RKT) for 2015-2016 at the district level between the local government and Swisscontact WISATA was initiated through a document signing by the Mayor of Wakatobi District and the Program Manager of WISATA on December 24, 2014. This was followed by a signing at the provincial level on 5 February 2015 at the Clarion Hotel in Kendari. The Swiss Honorary Consul for Eastern Indonesia, the Provincial Government of Southeast Sulawesi, the Mayor of Wakatobi, the Program Manager of Swisscontact WISATA and the team, the Swisscontact SCPP team, the Kolaka and Kolaka Timur District Government, the Head of BAPPEDA and the Government Tourism Office of Wakatobi all witnessed the event.

Swisscontact WISATA introduced its program and activities for Southeast Sulawesi during the event, which doubled as the official kick-off meeting for the project. The WISATA Program Manager presented a general overview of WISATA’s program in Indonesia, which was followed by the presentation of the Progress Report for 2014 by the Wakatobi Field Office Manager. The Wakatobi Program Intervention for 2015-2016 was then delivered by the Deputy Program Manager. Since Wakatobi is regionally and nationally designated as a tourism destination, the government of Wakatobi and Southeast Sulawesi gave positive feedbacks and showed appreciation to the Swisscontact WISATA Program for the work they have done in their beloved district.

Rencana Kerja Tahunan (RKT) pada tingkat kabupaten untuk tahun 2015-2016 antara pemerintah daerah dan Swisscontact WISATA diawali dengan penandatanganan oleh Bupati Kabupaten Wakatobi dan Manajer Program WISATA pada tanggal 24 Desember 2014. Disusul oleh penandatanganan pada tingkat provinsi pada tanggal 5 Februari 2015 di Hotel Clarion, Kendari. Konsul Kehormatan Swiss untuk Indonesia Timur, pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara, Bupati Wakatobi, Manajer Program Swisscontact WISATA beserta tim, tim dari Swisscontact SCPP, Pemerintah Kabupaten Kolaka dan Kolaka Timur, Kepala BAPPEDA dan Dinas Pariwisata Wakatobi menyaksikan acara penandatanganan tersebut.

Swisscontact WISATA memperkenalkan program dan kegiatannya di Sulawesi Tenggara dalam acara tersebut yang juga menjadi pertemuan resmi awal proyek. Manajer Program WISATA menjabarkan gambaran umum mengenai Program WISATA di Indonesia, diikuti dengan penyajian Laporan Perkembangan 2014 oleh Manajer Kantor Lapangan Wakatobi dan Intervensi Program 2015 - 2016 di Wakatobi oleh Wakil Manajer Program. Mengingat Wakatobi secara regional dan nasional ditunjuk sebagai destinasi pariwisata, Pemerintah Kabupaten Wakatobi dan Provinsi Sulawesi Tenggara memberikan umpan balik yang positif serta apresiasi terhadap Program Swisscontact WISATA di kabupaten mereka tercinta.

RKT signing at the provincial levelKendari

Page 13: Berita WISATA

13WISATA - Tourism Development for Selected Destinations in Indonesia

Snorkeling Training in Kulati, Wakatobi

E I Swisscontact WISATA Wakatobi initiated a four-day snorkeling training at Hu’untete Beach, Kulati. Four women and six men from CBT Kulati were selected as trainees by the village authority and Poassa Nuhada, a local CBT group.

Kulati Village on Tomia Island has amazing underwater attractions that are ideal for developing into snorkeling and diving destinations. The village already has 10 sets of snorkeling gear that were provided by a previous project, but unfortunately insufficient capacity building was provided to the local community in how to use the gear. As a result, snorkeling training was provided to primarily improve the skills of the trainees and prepare them sufficiently to become snorkeling and skin-diving guides.

Ms. Elisnawaty, a Platinum Instructor of Scuba School International (SSI) as well as a certified Dive Control Specialist Instructor (DCSI) delivered the training which was focused on practical skills required to be a snorkeling guide, including rescue and first aid.

At the end of training, Resort Diving certificates were awarded to the trainees at the Secretariat Office of Poassa Nuhada. Resort Diving, which is also commonly referred to as Supervised Diving, introduces the participants to scuba diving under the strict supervision and guidance of a diving instructor. This is a first step before the trainees can continue to the next level, which is Open Water Diving training.

Swisscontact WISATA Wakatobi mengadakan pelatihan snorkeling selama empat hari di Pantai Hu’untete, Kulati. Empat perempuan dan enam laki-laki dari Pariwisata Berbasis Masyarakat (PBM) Kulati terpilih sebagai peserta melalui seleksi yang dilakukan oleh otoritas desa dan Poassa Nuhada, kelompok PBM lokal.

Desa Kulati di Pulau Tomia memiliki dunia bawah laut yang menakjubkan yang dapat dikembangkan sebagai destinasi selam dangkal maupun dalam. Desa ini memiliki 10 peralatan snorkeling yang disediakan oleh proyek lain sebelumnya, yang sayangnya tidak disertai dengan peningkatan kapasitas bagi masyarakat setempat. Oleh karena itu, pelatihan ini terutama ditujukan untuk mempersiapkan dan meningkatkan keterampilan peserta pelatihan dalam memandu snorkeling dan skin diving (snorkeling dengan menahan napas).

Pelatihan disampaikan oleh Ibu Elisnawaty, Instruktur Platinum Sekolah Scuba Internasional (SSI) yang juga merupakan Instruktur Spesialis Pengendalian Menyelam (DCSI) bersertifikat. Beliau membekali peserta dengan beberapa keterampilan praktis untuk menjadi pemandu snorkeling yang lebih baik, termasuk penyelamatan dan pertolongan pertama.

Pada akhir pelatihan, sertifikat Resort Diving diserahkan kepada masing-masing peserta di Kantor Sekretariat Poassa Nuhada. Resort Diving, sering juga disebut Supervised Diving, memperkenalkan peserta pada scuba diving di bawah pengawasan ketat dan bimbingan instruktur menyelam. Ini merupakan langkah awal sebelum peserta dapat melanjutkan ke tingkat berikutnya seperti misalnya pelatihan Open Water Diving.

Wakatobi

The snorkeling training activity by Ms. Elisnawaty Kulati, Wakatobi

Page 14: Berita WISATA

14 WISATA - Tourism Development for Selected Destinations in Indonesia

Curriculum development is one of Swisscontact WISATA’s commitments for its collaboration with selected Higher Education Institutions (HEIs) under the Ministry of Tourism including STP Bandung, STP Nusa Dua Bali, and Akpar Makassar. Since November 2014, Swisscontact, with the support of Professor Alastair Morrison in a consulting role, has successfully conducted 6-day curriculum evaluation workshops to discuss:

1. Conducting a benchmark of each study program related to destination management

2. The design and planning of learning programs which can be globally recognised and meet the broad range of basic tourism destination management needs

3. The graduates’ profile and competencies, as well as learning outcomes

4. The type and number of study courses that appropriate forgraduates’ profile

5. Developing syllabus for core classes on destination management

6. Determining the teaching materials for core classes on destination management

Through these curriculum evaluation workshops, the HEIs are more confident in generating curricula that is appropriate for the needs of the tourism industry with regard to destination management. As a follow-up to this curriculum evaluation initiative, Swisscontact will facilitate training in the 10 core subjects for destination management, as well as developing the course modules.

Pengembangan kurikulum merupakan salah satu komitmen Swisscontact WISATA untuk bekerjasama dengan Institusi Pendidikan Tinggi di bawah Kementerian Pariwisata, yaitu: STP Bandung, STP Nusa Dua Bali, dan Akpar Makassar. Sejak November 2014, Swisscontact, dengan bantuan Profesor Alastair Morrison sebagai konsultan, telah berhasil menyelenggarakan lokakarya evaluasi kurikulum selama 6 hari untuk:

1. Melakukan kegiatan pembandingan untuk setiap program studi yang berkaitan dengan manajemen destinasi, dengan menggunakan institusi pendidikan luar negeri yang memiliki program yang sama sebagai tolak ukur

2. Merancang dan merencanakan seluruh program studi yang telah diakui secara global dan memenuhi berbagai macam kebutuhan dasar manajemen destinasi

3. Menentukan profil dan kompetensi dari lulusan serta hasil pembelajarannya

4. Menentukan jenis dan jumlah mata kuliah sesuai dengan profil lulusan

5. Mengembangkan silabus untuk mata kuliah inti mengenai manajemen destinasi

6. Menentukan bahan ajar untuk mata kuliah inti mengenai manajemen destinasi

Melalui kegiatan lokakarya evaluasi kurikulum ini, Institusi Pendidikan Tinggi menjadi semakin yakin dalam menghasilkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan industri pariwisata di bidang tata kelola destinasi. Sebagai kelanjutan dari inisiatif evaluasi kurikulum ini, Swisscontact akan memfasilitasi pelatihan untuk 10 mata kuliah inti mengenai manajemen destinasi beserta dengan pengembangan modulnya.

Curriculum Evaluationfor Destination Management Program

E I

Vocational & High Education

The participants of curriculum evaluation workshopBali

Page 15: Berita WISATA

15WISATA - Tourism Development for Selected Destinations in Indonesia

To equip higher education tourism graduates with practical work experience in Destination Management subjects, Swisscontact WISATA provided an opportunity for students of STP Bandung and AKPAR Makassar to participate in an internship program in the Flores DMO and Swisscontact WISATA Toraja office from August 2014 to January 2015.

“I’m so lucky to have had the opportunity to gain experience by working at Flores DMO. There are many things that I’ve learned during my internship which I didn’t get through my formal education in school. I also learned more about the important role of DMO in developing integrated tourism in Indonesia.”

Shebrian Rarendza ManafStudent of Diploma IV Management Destination at STP Bandung

“I was honored to do the internship with a professional team where everyone treated me like I am part of the team and supported me to develop myself. I’ve learned a lot about marketing, CBT, building partnerships with stakeholders, assessment of tourist attractions, managing tourism destination, and much more. It was a remarkable chance to work in Swisscontact WISATA Toraja. Hopefully there will be more opportunities for students to do an internship like this so Makassar will have better quality human resources in tourism.”

Olvien Tini Sampelino Student of Diploma IV Tourism Management (Affiliation Program with STP Nusa Dua Bali) at AKPAR Makassar

Untuk membekali lulusan perguruan tinggi pariwisata dengan pengalaman kerja praktik pada mata kuliah Tata Kelola Destinasi, Swisscontact WISATA memberikan kesempatan kepada mahasiswa dari STP Bandung dan AKPAR Makassar untuk melaksanakan program magang di Flores DMO dan Swisscontact WISATA Toraja dari Agustus 2014 hingga Januari 2015.

“Saya merasa beruntung mendapat kesempatan untuk menambah pengalaman dengan bekerja di Flores DMO. Banyak pengalaman yang saya dapatkan selama masa magang, yang tidak saya dapatkan di dalam pendidikan formal. Saya juga belajar lebih banyak mengenai peran DMO dalam mengembangkan sebuah pariwisata terpadu di Indonesia.”

Shebrian Rarendza ManafMahasiswa Diploma IV Manajemen Destinasi STP Bandung

“Saya merasa bersyukur untuk mendapatkan kesempatan magang dengan tim yang profesional, dimana semua orang memperlakukan saya seperti bagian dari tim inti, dan membantu saya untuk mengembangkan diri. Saya belajar banyak mengenai pemasaran, pariwisata berbasis masyarakat, membangun kemitraan dengan para pemangku kepentingan, penilaian di tempat-tempat wisata, mengelola destinasi pariwisata, dan banyak lagi. Pengalaman magang di Swisscontact WISATA Toraja ini merupakan kesempatan yang sangat berharga bagi saya. Semoga akan lebih banyak kesempatan bagi mahasiswa Akpar Makassar untuk dapat mengikuti kegiatan magang seperti ini sehingga Makassar mampu menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas di bidang pariwisata.”

Olvien Tini Sampelino Mahasiswi Diploma IV Manajemen Kepariwisataan Akpar Makassar (Program Afiliasi dengan STP Nusa Dua Bali)

Testimony from Interns of STP Bandung & AKPAR MakassarE

I

Success Story

Certificate of accomplishment handed over by Flores DMOBali

Page 16: Berita WISATA

16 WISATA - Tourism Development for Selected Destinations in Indonesia

Beautiful pattern carving on rice barn in TorajaToraja