Berita WISATA - swisscontact.org · Garuda Indonesia Airways and Bali Cycling Operator were also...

9
WISATA Berita 04 Flores Earth Day: Clean Up Labuan Bajo 07 Tanjung Puting Lopus, a Strong Spirit to Preserve Nature & Culture 12 Wakatobi Training of Trainers on Project Design Development Cover story: Toraja Discover the Sacred Highlands 2 nd Edition April - June 2015

Transcript of Berita WISATA - swisscontact.org · Garuda Indonesia Airways and Bali Cycling Operator were also...

1WISATA - Tourism Development for Selected Destinations in Indonesia

WISATABerita

04FloresEarth Day:Clean Up Labuan Bajo 07

Tanjung PutingLopus, a Strong Spirit to Preserve Nature & Culture 12

WakatobiTraining of Trainers on Project Design Development

Cover story:

TorajaDiscover the Sacred Highlands

2nd Edition April - June 2015

2 WISATA - Tourism Development for Selected Destinations in Indonesia

E April and May 2015 presented new milestones for Swisscontact WISATA with two stakeholder meetings held in Makassar and Bali.

In collaboration with the Tour Operator Association (ASITA) of Sulawesi Selatan, on 14 April 2015 Swisscontact organized a gathering in Makassar with a topic centered on network strengthening for tourism destination development and dissemination of information on WISATA II Project. During the presentation to the 16 attending tour operators, Swisscontact shared experiences gained during activities carried out under WISATA I in Flores, particularly on strategies related to the function of tour operators. They also supported Toraja branding by determining Toraja tourism logo.

At another event, Flores DMO hosted Flores Stakeholder Meeting in Denpasar, Bali mainly highlighting cycling in Flores, which is an initiative of Flores DMO to promote a more eco-friendly alternative for experiencing Flores. Cycling in Flores, however, does have its challenges: lack of cycling facilities and related information, lack of cycling tour operator and bike rent facilities. Flores DMO distributed six cycling maps as a support for this activity. Garuda Indonesia Airways and Bali Cycling Operator were also present as guest speakers. Bali Cycling Operator, represented by I Wayan Kertayasa, shared expertise and experiences in managing cycling tours in Flores, one of which is the Komodo Audax, while the Indonesian national air carrier offers up to 25kg of baggage space for sports equipment at no charge, which is beneficial for cycling activities in Flores. During the discussion, representatives of travel agents, tour operators, educational institutions, and NGOs underlined the importance of developing human resources, service standards, and promotion to enhance Flores’ competitive edge as a tourist destination.

I Bulan April dan Mei 2015 menjadi tonggak sejarah baru bagi Swisscontact WISATA dengan dilaksanakannya dua pertemuan pemangku kepentingan di Makassar dan Bali.

Bermitra dengan ASITA Sulawesi Selatan, pada tanggal 14 April 2015 di Makassar, Swisscontact menyelenggarakan sebuah pertemuan dengan topik yang berpusat pada penguatan jaringan dalam pengembangan destinasi pariwisata bersamaan dengan sosialisasi Proyek WISATA II. Dalam presentasinya, Swisscontact berbagi pengalaman yang diperoleh dari kegiatan WISATA I di Flores, khususnya mengenai strategi yang berkaitan dengan fungsi operator wisata kepada ke-16 operator wisata yang hadir. Mereka juga mendukung pencitraan Toraja melalui pemilihan logo pariwisata Toraja.

Di panggung lainnya, Flores DMO menjadi tuan rumah untuk pertemuan pemangku kepentingan Flores yang diselenggarakan di Denpasar, Bali dengan sorotan utama pada topik bersepeda di Flores - sebuah inisiatif Flores DMO untuk mempromosikan alternatif menjelajahi Flores dengan cara yang ramah lingkungan. Namun bersepeda di Flores masih memiliki tantangan: kurangnya fasilitas bersepeda, informasi, operator wisata yang menawarkan wisata bersepeda atau sewa sepeda. Flores DMO mendistribusikan enam peta jalur bersepeda sebagai salah satu dukungan untuk kegiatan ini. Garuda Indonesia Airways dan Bali Cycling Operator juga hadir sebagai pembicara tamu. Bali Cycling Operator diwakili oleh I Wayan Kertayasa, yang berbagi keahlian dan pengalamannya dalam mengelola tur bersepeda di Flores dengan salah satunya adalah Komodo Audax. Maskapai penerbangan nasional menawarkan bagasi gratis untuk peralatan olahraga hingga 25kg yang juga bermanfaat mendukung program bersepeda Flores. Dalam diskusi ini, perwakilan dari agen perjalanan, operator wisata, lembaga pendidikan, dan LSM menggarisbawahi pentingnya pengembangan sumber daya manusia, standar pelayanan, dan promosi untuk mengembangkan daya saing Destinasi Flores.

WISATA Program

Participants of stakeholder meetingMakassar

Makassarand BaliStakeholder Meeting

3WISATA - Tourism Development for Selected Destinations in Indonesia

Contents

Publisher

Apa Kabar

04

08

07 11 12

FloresEarth Day:Clean Up Labuan Bajo

Cover StoryToraja: Discover the Sacred Highlands

14 Vocational & Higher EducationWorkshop on Sister School Model

On every 22nd of April, people of the world pay special attention to planet earth and the environment

Setiap tanggal 22 April, masyarakat memberi perhatian lebih kepada bumi dan lingkungan

In 2015, the local government of Kalimantan Tengah started an initiative to promote

FORKANI, as a forum in Kaledupa, requested Swisscontact WISATA Wakatobi to provide training

Pada tahun 2015, pemerintah daerah Kalimantan Tengah berinisiatif untuk mempromosikan

FORKANI sebagai sebuah forum di Kaledupa meminta Swisscontact WISATA untuk melatih

One of WISATA II programs in Toraja is to support selected vocational schools

Salah satu program WISATA II di destinasi Toraja adalah mendukung sekolah kejuruan

Tanjung PutingLopus, a Strong Spirit to Preserve Nature & Culture

WakatobiTraining of Trainers on Project Design Development

TorajaToraja Signed Joint Operational Plan for Vocational School

E

E EE

I

I II

PublisherSwisscontact WISATAJl. Batur Sari No. 20SB, SanurDenpasar - Bali 80227Indonesia

PhotographySwisscontact WISATADjuna Ivereigh (www.djunapix.com)

Design & LayoutSwisscontact WISATA

PrinterPT Cintya Grafika

*No part of this publication may be copied or reproduced in any form by any means.

WISATA Program funded by SECO is well on its way and we wish to share with you highlights from the last three months. In its 2nd publication, Berita WISATA gives you insight on the participative branding process done in Toraja. A strong and convincing brand is a must for a destination to position itself in the domestic as well as international tourism market. Fresh brand is a good starting place to promote and support the development of Toraja tourism sector.I hope you enjoy reading this edition of Berita WISATA and acquire some insider’s update of our work, as well as ideas for your own programs.

Ruedi NuetziSwisscontact WISATAProgram Manager

Content & Publisher's Note

The project is supported by SECO in cooperation with Ministry of Tourism, implemented by Swisscontact

4 WISATA - Tourism Development for Selected Destinations in Indonesia

On every 22nd of April, people of the world pay special attention to planet earth and the environment on Earth Day. To mark the occasion, people of various age groups and from different institutions gathered at the office of Manggarai Barat Bupati to take part in Labuan Bajo Earth Day Clean Up. Students, government officers, NGOs, private businesses, diving communities and volunteers cleaned up garbage from beaches, streets, and schools.

The idea for this event came from the stakeholders who care about the environment, particularly in Labuan Bajo that is becoming a new tourist destination. School education campaign teams work to raise public awareness by involving the Local Waste Management Organization, a WWF founded organization to explain and demonstrate how to properly separate wastes.

On such a day, people collected waste and separated them according to type. Students received reusable bags as part of a campaign to reduce use of plastic. Pede beach, Binongko beach, and Kampung Ujung were among the target areas. These areas were previously involved in a waste management pilot project organized by a local working group and facilitated by Swisscontact. At the event’s highlight, people gathered at Pede Beach, with approximately 20,000 litters of waste collected. In the upcoming month a similar event will be held aimed at raising public awareness on the importance of environmental management.

Setiap tanggal 22 April, masyarakat memberi perhatian lebih kepada bumi dan lingkungan melalui Hari Bumi. Orang-orang dari berbagai institusi dan umur berkumpul di kantor Bupati Manggarai Barat turut ambil bagian dalam kegiatan Earth Day Clean Up Labuan Bajo. Murid-murid, pejabat pemerintah, lembaga non-pemerintah, pemangku bisnis, dan komunitas selam bersama dengan para relawan membersihkan sampah di pantai, jalanan, dan sekolah.

Ide untuk melaksanakan kegiatan ini datang dari pemangku bisnis yang peduli akan masalah lingkungan, terutama di Labuan Bajo – sebagai destinasi wisata baru. Tim kampanye pendidikan untuk sekolah mencoba untuk meningkatkan kepedulian masyarakat dengan melibatkan Local Waste Management Organization, sebuah organisasi inisiatif WWF yang menjelaskan dan menunjukkan bagaimana cara memilah sampah dengan benar.

Pada hari pelaksanaan, peserta memungut dan mengumpulkan sampah di satu tempat sekaligus memilah sampah sesuai jenisnya. Murid-murid sekolah mendapatkan tas yang dapat digunakan kembali sebagai salah satu bentuk kampanye mengurangi penggunaan plastik. Wilayah sasaran antara lain adalah Pantai Pede, Pantai Binongko, dan Kampung Ujung. Area tersebut sebelumnya sudah terlibat dalam proyek percontohan untuk pengelolaan sampah yang diadakan oleh kelompok lokal dan difasilitasi oleh Swisscontact. Pada puncak acara, peserta berkumpul di Pantai Pende, dengan sekitar 20.000 liter sampah terkumpul melalui kegiatan tersebut. Pada bulan mendatang, akan diadakan acara serupa guna meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pengelolaan lingkungan.

I

E

Earth Day:Clean Up Labuan Bajo

Students were joining clean up Labuan BajoLabuan Bajo, Flores

5WISATA - Tourism Development for Selected Destinations in Indonesia

E I The 4th World Tourism Forum 2015 held in Lucerne, Switzerland, was a great success with 450 participants from more than 65 countries exchanging sustainable ideas, concepts and business models. The Flores DMO, represented by Mr. Andreas Dhena, shared its experience on successful strategies for sustainable tourism development.

The key issue raised during the event was that “successful development of a sustainable tourism destination not only require attractive ‘things to see’ or ‘things to do,’ but also needs investment by the private sector, government will, human resources skills, as well as public understanding and acceptance.”

Mr. Dhena emphasized the necessity for a tourism development process is accepted by and involved the community. He explained the different forms of community engagement either as goods producer or host for the visitors. He also showed how tourism could revitalize traditional practices in Bena and Wae Rebo. Both were cited as examples on how tourism could support cultural preservation.

The overarching discussion which served as the WTF discussion topics included talent, innovation and sustainable development - creating new business models and action plans that are more attractive to young talents.

The WTF Think Tank will be strengthened as a visionary forum to explore the future for the tourism industry. For Flores DMO, this opens the opportunity to predict future tourism trends and stakeholders.

Forum Pariwisata Dunia (WTF) ke-4 tahun 2015 di Lucerne, Swiss menuai kesuksesan dengan 450 peserta dari 65 negara yang saling bertukar ide, konsep, dan model bisnis yang berkelanjutan. Flores DMO diwakili oleh Bapak Andreas Dhena, berbagi pengalamannya mengenai strategi keberhasilan dalam pengembangan pariwisata yang berkelanjutan.

Isu utama yang diangkat adalah “untuk keberhasilan pengembangan sebuah destinasi pariwisata yang berkelanjutan, tidak hanya membutuhkan potensi daya tarik ‘yang harus dilihat’ atau ‘yang harus dilakukan’ di destinasi, namun juga membutuhkan investasi dari pihak swasta, kesediaan pemerintah, keahlian tenaga kerja, dan pemahaman serta penerimaan dari masyarakat.

Bapak Dhena menegaskan pentingnya pengembangan pariwisata yang menekankan pada penerimaan dan keterlibatan masyarakat. Beliau menjelaskan beberapa bentuk keterlibatan masyarakat, baik sebagai produsen barang maupun sebagai tuan rumah untuk wisatawan secara langsung. Beliau juga menunjukkan bagaimana pariwisata dapat merevitalisasi tradisi di Bena dan Wae Rebo. Keduanya dikutip sebagai contoh-contoh bagaimana pariwisata dapat mendukung pelestarian budaya.

Masalah umum yang menjadi topik diskusi WTF di antaranya adalah potensi, inovasi, dan pengembangan yang berkelanjutan – menciptakan model bisnis baru dan rencana kerja agar menjadi lebih menarik bagi talenta muda.

Wadah pemikir (Think Tank) WTF akan diperkuat sebagai ruang visioner untuk memikirkan lebih lanjut mengenai masa depan industri pariwisata. Bagi Flores DMO, hal ini akan membuka peluang untuk meramalkan tren dan aktor-aktor pariwisata di masa datang.

Flores

Flores DMO at World Tourism Forum 2015

World Tourism Forum 2015Lucerne, Switzerland

6 WISATA - Tourism Development for Selected Destinations in Indonesia

E Since its establishment in 2011 by the Ministry of Tourism, DMO Tanjung Puting has been implementing a variety of activities. These activities mostly comprised of training or capacity building sessions for local (business) stakeholders, but none were focused on strengthening DMO as an organization.

DMO Tanjung Puting is currently at a crossroad. The Ministry of Tourism issued a number of policies in 2015, one of which halted its support to DMO as they do not consider tourism as a sector that has the potential to increase regional revenue.

In response to the situation, DMO acknowledged the need for a special meeting to reorganize its management structure by taking certain necessary measures such as finalizing its constitution, garnering sustainable business operation support, and undertaking a recruitment process. As a start, on 23 April 2015, active members of DMO executive board had a meeting with the Head of Tourism Office of Kotawaringin Barat to secure support and renew a collaboration agreement through a Communication and Tourism Development Forum.

Swisscontact WISATA has planned to support the development of DMO Tanjung Puting. By providing training and capacity building for executive board members, Swisscontact expects that they will have a common understanding and vision-mission to develop Tanjung Puting as a tourist destination. A further meeting will be conducted at the end of May or early June 2015.

I Sejak dibentuk pada tahun 2011 oleh Kementerian Pariwisata, DMO Tanjung Puting, telah menjalankan berbagai kegiatan. Kegiatan yang dilakukan lebih banyak berupa pelatihan dan peningkatan kapasitas pemangku kepentingan (bisnis) lokal, namun belum ada kegiatan yang berfokus pada penguatan DMO sebagai sebuah organisasi.

DMO Tanjung Puting sekarang berada di persimpangan. Terutama setelah Kementerian Pariwisata memberlakukan beberapa kebijakan di tahun 2015, salah satunya menghentikan dukungan untuk DMO dengan menimbang bahwa sektor pariwisata belum dianggap potensial untuk meningkatkan pendapatan daerah.

Untuk menyikapi situasi ini, DMO Tanjung Puting mengakui perlunya sebuah pertemuan khusus guna merestrukturisasi kepengurusan DMO dengan menerapkan langkah-langkah yang diperlukan, seperti finalisasi ADRT dan aturan organisasi, dukungan operasional bisnis yang berkelanjutan, dan proses perekrutan. Sebagai langkah awal, pada 23 April 2015, beberapa anggota dewan eksekutif aktif menemui Kepala Dinas Pariwisata Kotawaringin Barat untuk meminta dukungan dan memperbaharui perjanjian kerja sama dengan Forum Pengembangan Komunikasi dan Pariwisata.

Swisscontact WISATA berencana mendukung pengembangan DMO Tanjung Puting. Dengan memfasilitasi pelatihan dan peningkatan kapasitas bagi para anggota eksekutif dewan, diharapkan mereka dapat memiliki kesamaan persepsi dan visi-misi untuk mengembangkan Tanjung Puting sebagai destinasi wisata. Selanjutnya, akan diadakan pertemuan lanjutan pada awal Juni 2015.

DMO Tanjung Puting: Rebuilding Trust & Awareness Among Stakeholders

Discussion about DMO structureTanjung Puting

7WISATA - Tourism Development for Selected Destinations in Indonesia

E I In 2015, the local government of Kalimantan Tengah started an initiative to promote Lopus village in Delang, Lamandau, for its unique natural characteristics and preserved culture with a goal to increase its popularity and flow of visitors to the village.

The local community made significant strides in this direction by forming “Pokdarwis” (tourism awareness group) to manage tourism in the village. Feedback has been collected from tourism stakeholders, where most expressed positive impressions regarding the visit. Limited resource from local government is, however, one of the impeding factors.

From April 24 to 26 of 2015 Swisscontact Tanjung Puting field office team visited Lopus to collect information on expectations and willingness of the community to support the tourism development. Lack of information on what tourism is appears to be the key issue. The discussion resulted in a recommendation for a capacity building for board members of the working group (Pokja) and identification of potential attraction sites.

A foreseeable future challenge is the need to enhance Lopus’ competitiveness among nearby villages that have similar natural and cultural characteristics. This can serve both as a strength and weakness if the local community is not prepared to manage their tourism activities.

Pada tahun 2015, pemerintah daerah Kalimantan Tengah berinisiatif untuk mempromosikan keunikan alam dan kelestarian budaya yang terdapat di Desa Lopus di Delang, Lamandau. Tujuannya adalah untuk meningkatkan popularitas serta jumlah wisatawan ke Desa Lopus.

Masyarakat setempat di Desa Lopus telah lebih maju dengan terbentuknya “Pokdarwis” (Kelompok Sadar Wisata), yang dibentuk untuk mengelola pariwisata desa. Masukan telah dikumpulkan dari beberapa pemangku kepentingan pariwisata, dimana mayoritas memiliki kesan positif terhadap kunjungan mereka. Keterbatasan sumber daya dari pemerintah daerah menjadi salah satu hambatan.

Untuk menjembatani hal tersebut, tim kantor lapangan Swisscontact Tanjung Puting mengunjungi Desa Lopus pada tanggal 24-26 April 2015 untuk berdiskusi mengenai harapan dan minat masyarakat lokal terhadap pariwisata. Kurangnya informasi mengenai pariwisata menjadi tantangan utama. Kunjungan tersebut menghasilkan rekomendasi untuk meningkatkan kapasitas para anggota Pokdarwis dan mengidentifikasi tempat wisata lainnya yang potensial.

Tantangan di masa mendatang yang terlihat adalah upaya untuk meningkatkan daya saing Lopus, dimana beberapa desa sekitar juga memiliki karakter alam dan budaya yang sama. Hal ini bisa menjadi kekuatan sekaligus kelemahan bila masyarakat lokal tidak siap untuk mengelola pariwisata di daerah mereka dengan baik.

Tanjung Puting

Demo on how to put on life vestTanjung Puting

Lopus, a Strong Spirit to Preserve Nature & Culture

8 WISATA - Tourism Development for Selected Destinations in Indonesia

Toraja Destination officially announced its tourism logo and tagline which represent Tana Toraja and Toraja Utara Districts as one tourism destination following an offline and online logo selection process (via www.visittoraja.com) conducted from 17 – 24 April 2015 among local stakeholders in both districts and Makassar.

Based on 75% of the votes cast by people via offline and online means, the logo is inspired by the philosophy, elements and colours of Toraja: Pa’ulu Karua as a symbol that the Torajans still observe the wisdoms of their ancestors, and Tongkonan

representing the center of life. The tagline - Discover the Sacred Highlands – sends a clear message referring to the great Toraja culture and its geographical identity.

Toraja DMO as a regional umbrella for tourism as well as representative of local stakeholders has initiated the selection of the tourism logo. This activity is a part of the effort to reinvent Toraja brand, which has started since the second semester of 2014. A local working group (Pokja), a unit of Toraja DMO whose task will be managing the whole branding process, has been established.

Aimed at putting Toraja back on the Indonesian tourism map, Toraja DMO encourages the local government, the tourism businesses and associations, community and external stakeholders to use the logo and tagline on marketing and promotional activities, under the direction of the Toraja DMO.

E

View of BatutumongaToraja

Follow DMO Flores

Visit Toraja

@VisitToraja

visittoraja

www.visittoraja.com

8 WISATA - Tourism Development for Selected Destinations in Indonesia 9WISATA - Tourism Development for Selected Destinations in Indonesia

I Destinasi Toraja secara resmi mengumumkan logo dan slogan pariwisata yang terpilih yang mewakili Kabupaten Tana Toraja dan Toraja Utara sebagai satu kesatuan destinasi pariwisata, setelah melalui proses pemilihan logo secara offline maupun online (via www.visittoraja.com) yang dilakukan pada tanggal 17-24 April 2015 di kalangan para pemangku kepentingan lokal di kedua kabupaten dan Makassar.

Diseleksi oleh sekitar 75% pemilih, baik melalui pemilihan offline maupun online, logo ini terinspirasi dari filosofi, unsur-unsur

dan warna dari Toraja: Pa’ulu Karua sebagai simbol bahwa Toraja masih membawa ajaran leluhurnya, dan Tongkonan sebagai pusat kehidupan. Slogan - Discover the Sacred Highlands - mengirimkan pesan yang jelas yang mengacu pada kebesaran budaya Toraja dan identitas geografisnya.

Toraja DMO sebagai payung organisasi pariwisata regional serta perwakilan dari pemangku kepentingan lokal memprakarsai pemilihan logo dan slogan tersebut. Kegiatan ini merupakan bagian dari penciptaan kembali citra Toraja, yang berlangsung sejak semester kedua tahun

2014. Sebuah kelompok kerja lokal (Pokja), sebuah unit dari Toraja DMO yang bertugas mengelola proses pencitraan telah dibentuk.

Bertujuan untuk mengantarkan Toraja kembali pada peta pariwisata Indonesia, Toraja DMO mendorong pemerintah daerah, pengusaha pariwisata dan asosiasi, masyarakat dan pemangku kepentingan eksternal untuk menggunakan logo dan slogan dalam kegiatan pemasaran dan promosi destinasi, di bawah panduan dari Toraja DMO.

Cover Story

Selected logo of Toraja

9WISATA - Tourism Development for Selected Destinations in Indonesia

10 WISATA - Tourism Development for Selected Destinations in Indonesia

Community Based Tourism Development in Sesean Suloara’ District

E

I

Swisscontact believes that sustainable tourism will work only if all stakeholders involve in every stage of the development process. With this in mind, Swisscontact facilitated a collaborative engagement between government and the local community of Sesean Suloara’ sub-district in Toraja Utara through a community based tourism (CBT) program. Sesean Matallo dan Suloara village are selected as CBT pilot project that will empower the local community through activities aimed to build its capacity in planning, organizing, and managing the tourism industry.

The government of Toraja Utara has demonstrated its commitment to support tourism by way of a decree established a tourism working group in each village comprising of representatives of the local government, community, religious groups, cultural groups, and youth leaders. As a follow up, on 29-30 April 2015 a planning workshop was held, where all members of the working group jointly established a mid-term operational plan (RKJM) and an annual operational plan. The RKJM will be subsequently facilitated to be included in the village medium-term development plan (RPJMDes), while the 2015 annual plan will be aligned with the Village Income-Spending Plan (APBDes). Sesean Suloara’ sub-district government representative, Mr. Martinus Tangkeallo, S.H., showed his appreciation and support of the CBT program. He expressed his expectation for the local community’s active participation in every tourism development process in order to be able to preserve their culture and local wisdom and work towards prosperity for the people.

Swisscontact meyakini bahwa pariwisata yang berkelanjutan hanya akan terwujud jika semua pemangku kepentingan terlibat dalam setiap proses pembangunan pariwisata. Untuk itu, Swisscontact memfasilitasi kerja sama antara pemerintah dengan masyarakat setempat untuk mengembangkan pariwisata di Kecamatan Sesean Suloara,’ Kabupaten Toraja Utara melalui program Pariwisata Berbasis Masyarakat (CBT). Desa Sesean Matallo dan Desa Suloara’ terpilih menjadi desa percontohan yang akan memberdayakan komunitas lokal dengan meningkatkan kapasitas mereka dalam perencanaan, organisasi dan pengelolaan pengembangan pariwisatanya.

Pemerintah Kabupaten Toraja Utara menunjukkan komitmennya dalam mendukung pengembangan pariwisata dengan mengeluarkan surat keputusan untuk kelompok kerja pariwisata yang dibentuk di kedua desa, yang terdiri dari perwakilan pemerintah desa, tokoh masyarakat, agama, budaya, dan pemuda. Sebagai tindak lanjut, pada tanggal 29-30 April 2015 telah dilaksanakan sebuah lokakarya perencanaan, dimana semua anggota Pokja berhasil menyusun Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) dan Rencana Kerja Tahunan. Selanjutnya, RKJM akan difasilitasi untuk dimasukkan ke dalam konsep RPJMDes (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa). Rencana Tahunan 2015 akan disinergikan dengan kegiatan APBDes. Camat Sesean Suloara,’ Bapak Martinus Tangkeallo, SH menyatakan penghargaan dan dukungannya terhadap program CBT ini. Beliau mengharapkan keterlibatan masyarakat secara aktif dalam setiap proses pengembangan pariwisata, agar mampu melestarikan budaya dan kearifan lokal yang ada serta memberikan kesejahteraan bagi mereka.

Workshop on CBT planningToraja

11WISATA - Tourism Development for Selected Destinations in Indonesia

Toraja Signed Joint Operational Plan for Vocational SchoolE I One of WISATA II programs in Toraja is to support selected vocational schools to develop curriculum, enhance educators’ capacity, improve facilities, and build network with the tourism businesses. Last March, witnessed by representatives from the local Education Office, Swisscontact WISATA signed a Joint Work Plan (RKB) with Wirawisata SMK (Vocational School) of Tana Toraja and SMK Eran Batu 2 of Toraja Utara who are recipients of the assistance program. During the event, the Swisscontact WISATA II program was explained to the public, with the aim to encourage stakeholders to jointly develop tourism vocational schools.

At the event, representatives of IHRA, HPI, Department of Tourism, Department of Education, the local house of representatives, the school foundation and the Toraja DMO were present and gave inputs during discussions on tourism vocational school development in Toraja. PHRI provided support through industrial cooperation and donated equipment that can be used by the students.

As a follow up, mentored schools in Tana Toraja and Toraja Utara signed a Joint Work Plan (RKB) with SMKN 8 Makassar as a model vocational school and host of the signing ceremony. Mr. Drs. A. Hidayat, Head of Secondary Education, as a representative of the Office of Education and Culture of Makassar, opened the event and expressed his appreciation for the program’s contribution to the government in improving the quality of schools and students.

Salah satu program WISATA II di destinasi Toraja adalah mendukung sekolah kejuruan terpilih dalam pengembangan kurikulum, kapasitas tenaga pengajar, peningkatan fasilitas dan menjalin hubungan dengan dunia usaha pariwisata. Pada bulan Maret lalu, disaksikan oleh Dinas Pendidikan setempat, Swisscontact WISATA menandatangani Rencana Kerja Bersama (RKB) dengan SMK Wirawisata dari Kabupaten Tana Toraja dan SMK Eran Batu 2 dari Kabupaten Toraja Utara, yang keduanya berada di dalam program dampingannya. Pada kesempatan tersebut, dilakukan sosialisasi program Swisscontact WISATA II yang bertujuan mengajak para pemangku kepentingan untuk bersama-sama mengembangkan sektor pendidikan sekolah kejuruan pariwisata.

Dalam kegiatan tersebut, perwakilan dari PHRI, HPI, Dinas Pariwisata, Dinas Pendidikan, DPRD setempat, pihak yayasan sekolah dan DMO Toraja hadir dan menyampaikan masukan dalam diskusi yang terkait dengan pengembangan sekolah kejuruan pariwisata di Toraja. PHRI memberi dukungan melalui kerjasama industri dan bantuan beberapa perangkat yang sesuai untuk para siswa.

Sebagai tindak lanjut, penandatanganan RKB program sekolah mitra telah dilaksanakan antara sekolah dampingan di Tana Toraja dan Toraja Utara dengan SMKN 8 Makassar sebagai sekolah kejuruan percontohan dan tuan rumah. Bapak Drs. A. Hidayat selaku Kabid Pendidikan Menengah dari perwakilan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Makassar, membuka acara sekaligus mengapresiasi program ini karena membantu pemerintah dalam memperbaiki mutu sekolah dan siswa.

Toraja

RKB signing between Swisscontact and vocational school partnerToraja

12 WISATA - Tourism Development for Selected Destinations in Indonesia

Training of Trainers on Project Design Developmentin KaledupaE I FORKANI, as a forum in Kaledupa, requested Swisscontact WISATA Wakatobi to provide training to develop strategies and approaches to manage project planning and work plan. This meeting was intended to share knowledge on how to measure the program achievement. 20 participants including representatives from FORKANI and Village Consultative Board attended the training of trainers (ToT) facilitated by Swisscontact WISATA Wakatobi.

On the first day the participants were invited to explore the vision, mission, outputs, and program strategies, including identification of relevant issues. The participants are expected to gain knowledge overtime on how to formulate a work plan using participatory methods and approaches while at the same time understand methods to create a framework for logical thinking and means to evaluate plans. The participants expressed their appreciation to Swisscontact for this pilot training session.

During the occasion, Coordinator of FORKANI stated, “We now feel confident to facilitate the community in developing programs or medium-term village development plans. Additionally, we can also help local non-governmental organizations (NGOs) in the other three islands in Wakatobi in preparing their program plans. We will move forward!”

FORKANI sebagai sebuah forum di Kaledupa meminta Swisscontact WISATA Wakatobi untuk memberikan pelatihan dalam strategi pengembangan dan pendekatan untuk perencanaan proyek dan rencana kerja. Pertemuan ini ditujukan untuk berbagi pengetahuan mengenai bagaimana mengukur pencapaian suatu program. 20 peserta termasuk FORKANI dan perwakilan BPD menghadiri training of trainers (ToT) yang difasilitasi oleh Swisscontact WISATA Wakatobi.

Pada hari pertama, peserta diajak untuk menelusuri visi misi, hasil, strategi program termasuk identifikasi masalah. Para peserta diharapkan nantinya memiliki pengetahuan mengenai bagaimana membuat rencana kerja menggunakan metode dan pendekatan partisipatif sekaligus memahami bagaimana membuat kerangka berpikir logis dan pengukuran rencana. Para peserta menyampaikan apresiasi kepada Swisscontact atas terselenggarannya pelatihan pertama ini.

Dalam kesempatan tersebut, Koordinator FORKANI menyatakan, “Kami sekarang merasa percaya diri untuk memfasilitasi masyarakat dalam mengembangkan program atau rencana pengembangan desa jangka menengah. Selain itu, kami juga dapat membantu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) lokal di 3 pulau lainnya di Wakatobi dalam menyusun rencana program. Kami akan melanjutkannya!”

Participants of training of trainers project design developmentKaledupa, Wakatobi

13WISATA - Tourism Development for Selected Destinations in Indonesia

Wakatobi Stakeholder Meeting and WorkshopE

I

Swisscontact in partnership with Komunto (Fisherman Community of Tomia) held a workshop attended by all stakeholders in Tomia. The Head of Destination Development and National Park Section III Tomia representing the Tourism Office of Wakatobi, village officials, and two sub-district officers participated in the workshop. Swisscontact team had the opportunity to expose the 2014 Exit Survey, followed by a presentation on destination management. At the meeting, participants also discussed relevant issues such as government support for community based tourism (CBT) development, handicraft products, quality and standard of accommodation and dive operators and guides.

The meeting resulted in a recommendation for the establishment of regulations that govern transport infrastructure between airport and the town, ship routes from and to Tomia and the local government. The goal is to provide easier access for tourists who wish to visit Tomia. The Wakatobi Tourism Office encouraged and facilitated CBT in Kulati and other stakeholders in Wakatobi to join the advanced dive training (Advanced and Rescue Dive Training) in May 2015 and plans to provide diving gears this year.

To further develop handicraft production and distribution links in Tomia, the tourism office will propose a project to be carried out next year aimed to establish two art shops in Tomia (one for each sub-district).

Swisscontact bekerja sama dengan Komunto (Komunitas Nelayan Tomia) mengadakan lokakarya yang dihadiri oleh seluruh pemangku kepentingan di Tomia. Kepala Pengembangan Destinasi Dan Taman Nasional Seksi III Tomia sebagai perwakilan dari Dinas Pariwisata Wakatobi, pejabat desa, dan 2 pejabat kabupaten turut hadir. Tim Swisscontact berkesempatan menyampaikan paparan mengenai Exit Survey 2014, diikuti dengan sebuah presentasi mengenai pengelolaan destinasi. Dalam pertemuan ini, peserta juga mendiskusikan beberapa topik terkait, seperti dukungan pemerintah dalam pengembangan pariwisata berbasis masyarakat (CBT), produk kerajinan, kualitas dan standar untuk akomodasi dan operator serta pemandu selam.

Hasil dari pertemuan ini merekomendasikan penetapan regulasi mengenai infrastruktur transportasi antara bandar udara, rute kapal dari dan ke Pulau Tomia serta pemerintah daerah setempat. Tujuannya adalah menyediakan akses yang lebih mudah bagi wisatawan yang ingin mengunjungi Tomia. Dinas Pariwisata Wakatobi mendorong dan memfasilitasi CBT di Kulati dan pemangku kepentingan lainnya di Wakatobi untuk bergabung dalam pelatihan selam lanjutan (Advanced and Rescue Dive Training) pada Mei 2015 dan merencanakan penyediaan peralatan selam tahun ini.

Untuk menindaklanjuti pengembangan produksi kerajinan dan jalur distribusinya di Tomia, Dinas Pariwisata akan mengajukan sebuah proyek untuk mendirikan 2 toko kerajinan di Tomia untuk tiap kabupaten pada tahun mendatang.

Wakatobi

Workshop and stakeholder meetingTomia, Wakatobi

13WISATA - Tourism Development for Selected Destinations in Indonesia

14 WISATA - Tourism Development for Selected Destinations in Indonesia

STP Bandung held the annual International Tourism and Hospitality Grand Recruitment from 11 to 13 May 2015. The event was attended by 48 multinational companies, mostly hotels, resorts, villa, restaurants and businesses related to the hospitality industry. In his statement the Head of STP Bandung, Drs. Anang Sutono, MM, Par, CHE, said, “One of the goals of this activity is to maintain the quality and quantity of cooperation between STP Bandung and businesses. STP Bandung calls upon employers providing more than 12,000 jobs to build a commitment to show concern to members of society who are economically disadvantaged and those that have special needs. This sensitivity is expected to be manifested in contributions to improve living quality through social responsibility programs of businesses and individuals. This is in line with UNWTO aspirations on Global Code of Ethics for Tourism, including the MDGs. Practical actions should be the basis for this cooperation.”

Swisscontact WISATA facilitated a workshop on the sister school model as part of its commitment to improve the quality of human resources in the tourism industry, specifically at the vocational school level. The workshop was held on 25-26 March 2015 at SMKN 3 in Denpasar, Bali, for selected SMK from Flores, Tanjung Puting, Toraja and Wakatobi. Representatives of SMKN 3 Denpasar, SMK Harapan Denpasar, SMKN 10 Surabaya, and SMKN 8 Makassar attended the two-day training course, which was followed by the signing of an agreement on a mentoring program involving seven tourism vocational schools and a first visitation between mid-May to June 2015.

STP Bandung menyelenggarakan International Tourism and Hospitality Grand Recruitment pada tanggal 11-13 Mei 2015. Acara tahunan ini dihadiri oleh 48 perusahaan multinasional yang didominasi oleh hotel, resort, vila, restoran, dan bisnis terkait industri pariwisata. Mengutip pernyataan dari Kepala Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung, Drs. Anang Sutono, MM, Par, CHE, “Salah satu tujuan kegiatan ini adalah terjalinnya kualitas dan kuantitas kerja sama antara STP Bandung dan pengusaha. STP Bandung mengajak pengusaha yang memiliki lebih dari 12.000 lowongan pekerjaan untuk membangun komitmen agar peduli pada masyarakat yang kurang mampu baik dari segi ekonomi maupun kaum yang berkebutuhan khusus. Kepedulian tersebut diharapkan dapat membantu peningkatan kualitas hidup melalui program tanggung jawab sosial dari perusahaan maupun personal. Hal ini senada dengan cita-cita UNWTO dalam Kode Etik Pariwisata Global, termasuk MDGs. Upaya implementatif harus menjadi dasar kerja sama tersebut.”

Swisscontact WISATA memfasilitasi lokakarya untuk Sister School Model sebagai bagian dari komitmennya dalam mening-katkan kualitas sumber daya manusia dalam industri pariwisata, terutama pada tingkat SMK. Acara tersebut diselenggarakan pada tanggal 25-26 Maret 2015 di SMKN 3 Denpasar-Bali un-tuk SMK terpilih di Flores, Tanjung Puting, Toraja and Wakatobi. Perwakilan dari SMKN 3 Denpasar, SMK Harapan Denpasar, SMKN 10 Surabaya dan SMKN 8 Makassar menghadiri dua hari lokakarya yang dilanjutkan dengan penandatanganan perjanjian kerja sama pendampingan di tujuh SMK.

International Tourism and Hospitality Grand Recruitment

Workshop on Sister School Model

E

E

I

I

Vocational & Higher Education

Nominee of scholarship programSMK Swakarsa Ruteng, Flores

15WISATA - Tourism Development for Selected Destinations in Indonesia

Last April 2015, 18 BSc tourism students from NHTV Breda University of Applied Sciences and Wageningen University teamed up with students from SMKN1 Labuan Bajo to analyze tourism development in and around Labuan Bajo. The students looked for opportunities to strengthen community involvement in destination development and improve solid waste management. For two weeks the students explored the area and interviewed people involved in the tourism industry. They concluded their research with a stakeholder meeting hosted by SMKN1 to discuss initial ideas and shared experiences with tourism stakeholders.

At the meeting the stakeholders identified an important challenge - how to balance tourism growth with responsible destination management. Current development trends puts emphasis on land conservation and clean water resources. If tourism is to have a role in maintaining present and future living quality, stakeholder collaboration will have to be able to maintain the immediate benefits of tourism on the economy.

The Tourism BSc program is an international academic bachelor program jointly offered by the NHTV Breda University of Applied Sciences and Wageningen University in the Netherlands. In the course of its 3 years study program, students learn about academic research by exploring the potentials of tourism to contribute to the quality of life.

April 2015 lalu, 18 mahasiswa jurusan pariwisata dari Universitas NHTV Breda of Applied Sciences dan Universitas Wageningen bekerja sama dengan murid-murid SMKN 1 Labuan Bajo untuk menganalisa perkembangan pariwisata di Labuan Bajo. Dalam kegiatannya, para mahasiswa mencari peluang untuk dapat memperkuat keterlibatan masyarakat dalam pengembangan destinasi sekaligus mengembangkan manajemen pengelolaan sampah yang kuat. Selama dua minggu mereka mengeksplorasi area dan melakukan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait dalam pariwisata. Riset ini diakhiri dengan dilaksanakannya sebuah pertemuan di SMKN 1 dengan para pemangku kepentingan guna membahas ide awal dan berbagi pengetahuan antar pihak terkait. Dalam pertemuan tersebut, para pemangku kepentingan mengidentifikasi tantangan utama - bagaimana cara menyeimbangkan pertumbuhan pariwisata dengan pengelolaan destinasi yang bertanggung jawab. Pengembangan dewasa ini menekankan kepada hal seperti daerah yang dilindungi dan sumber air bersih. Apabila pariwisata berperan dalam menjaga kualitas hidup-baik sekarang atau di masa datang, kerja sama antar pemangku kepentingan harus dapat memelihara manfaat ekonomi yang langsung dari sektor pariwisata.

Program Sarjana Pariwisata merupakan program bersama sarjana akademik internasional dari Universitas NHTV Breda of Applied Sciences dan Universitas Wageningen di Belanda. Dalam 3 tahun, mahasiswa internasional akan belajar mengenai penelitian akademis dengan mengeksplorasi potensi pariwisata dalam kontribusinya pada kualitas hidup.

International Student Research Project in Labuan Bajo

E

I

Success Story

Students of NHTV Breda University, Wageningen University, and SMKN 1Labuan Bajo, Flores

16 WISATA - Tourism Development for Selected Destinations in Indonesia

OrangutanTanjung Puting National Park