bajra sandhi

20
Jurnal Hospitality Management Volume 3 No.1 Tahun 2012 1 PERANAN BAJRA SANDHI SEBAGAI OBJEK WISATA PADA DENPASAR CITY’S TOUR ITINERARY I Gede Kutiana Anantaya, Dosen Politeknik Negeri Bali, Jurusan Pariwisata Abstract Bajra Sandhi Monument was built in 1987 and inaugurated in 2003 by Megawati Sukarno Putri, Indonesian Republic President. The name of Bajra Sandi is taken from the form of building, it’s a bell of Hindu’s priest which used to complete the mantram when the priest carry out the ceremony. It’s an attractive tourist attraction located in the centre of Denpasar city as a place of historical tourism product of Balinese history. The aim of this research is to find out the role of Bajra Sandhi as tourist attraction in Denpasar City’s Tour Itinerary. The research was conduct by applying descriptive qualitative analysis approach. In this research involve 26 samples, the students of Tour and Tourism, Diploma III, Tourism Department, Bali State Polytechnic. Data were obtained through two type of instruments such as; questionnaire and document. The result of the research were: 0.58 of samples/students said strongly agree that Bajra Sandhi as an interesting historical tourism product, 0.71 of samples/students said strongly agree that Bajra Sandhi as tourism product of character building, which is able to build rhe character of visitors/tourists commonly and Balinese specifically, and 0.64 of samples/students said strongly agree that Bajra Sandhi as suitable choice for a destination point put it on in Denpasar City’s Tour Itinerary. Keyword: Bajra Sandhi, tourism product, historical tourism product, character building, tour itinerary. Pendahuluan Pariwisata adalah sudah menjadi bagian yang sangat penting dalam kehidupan manusia di dunia atau disebut juga pariwisata sudah menjadi bagian kehidupan manusia secara internasional, nasional maupun local. Di sini ditekankan bahwa perjalanan atau aktivitas yang dilakukan oleh manusia keluar dari tempat atau tempat kediaman mereka untuk bersenang-senang atau berlibur selain dari bekerja. Menurut Viviene O’shannessy dkk, (2002:3) “Those activities that take people away from their usual place of residence for pleasure or a holiday, other than for work” Pariwisata secara internasional sebagai sistem yang mencakup tiga daerah (regions) penting seperti: daerah asal wisatawan, daerah transit dan daerah tujuan wisata. Travel & Tourism UNUD, (1988:3) “ Tourism is a sistem envolving the discretionary travel and temporary stay of persons away from their usual place of residence for one or more nights. The elements of of the system are tourist generating region, transit routes, and destination region and tourist industry” Perkembangan pariwisata di Indonesia khususnya Bali secara ekonomi telah terbukti dapat meningkatkan

description

_

Transcript of bajra sandhi

  • Jurnal Hospitality Management Volume 3 No.1 Tahun 2012

    1

    PERANAN BAJRA SANDHI SEBAGAI OBJEK WISATA PADA

    DENPASAR CITYS TOUR ITINERARY

    I Gede Kutiana Anantaya, Dosen Politeknik Negeri Bali, Jurusan Pariwisata

    Abstract

    Bajra Sandhi Monument was built in 1987 and inaugurated in 2003 by Megawati Sukarno Putri, Indonesian Republic President. The name of Bajra Sandi is taken from the form of building, its a bell of Hindus priest which used to complete the mantram when the priest carry out the ceremony. Its an attractive tourist attraction located in the centre of Denpasar city as a place of historical tourism product of Balinese history. The aim of this research is to find out the role of Bajra Sandhi as tourist attraction in Denpasar Citys Tour Itinerary. The research was conduct by applying descriptive qualitative analysis approach. In this research involve 26 samples, the students of Tour and Tourism, Diploma III, Tourism Department, Bali State Polytechnic. Data were obtained through two type of instruments such as; questionnaire and document. The result of the research were: 0.58 of samples/students said strongly agree that Bajra Sandhi as an interesting historical tourism product, 0.71 of samples/students said strongly agree that Bajra Sandhi as tourism product of character building, which is able to build rhe character of visitors/tourists commonly and Balinese specifically, and 0.64 of samples/students said strongly agree that Bajra Sandhi as suitable choice for a destination point put it on in Denpasar Citys Tour Itinerary. Keyword: Bajra Sandhi, tourism product, historical tourism product, character building, tour itinerary.

    Pendahuluan

    Pariwisata adalah sudah menjadi

    bagian yang sangat penting dalam

    kehidupan manusia di dunia atau disebut

    juga pariwisata sudah menjadi bagian

    kehidupan manusia secara internasional,

    nasional maupun local. Di sini ditekankan

    bahwa perjalanan atau aktivitas yang

    dilakukan oleh manusia keluar dari tempat

    atau tempat kediaman mereka untuk

    bersenang-senang atau berlibur selain dari

    bekerja. Menurut Viviene Oshannessy

    dkk, (2002:3) Those activities that take

    people away from their usual place of

    residence for pleasure or a holiday, other

    than for work

    Pariwisata secara internasional

    sebagai sistem yang mencakup tiga daerah

    (regions) penting seperti: daerah asal

    wisatawan, daerah transit dan daerah

    tujuan wisata. Travel & Tourism UNUD,

    (1988:3) Tourism is a sistem envolving

    the discretionary travel and temporary

    stay of persons away from their usual

    place of residence for one or more nights.

    The elements of of the system are tourist

    generating region, transit routes, and

    destination region and tourist industry

    Perkembangan pariwisata di

    Indonesia khususnya Bali secara ekonomi

    telah terbukti dapat meningkatkan

  • Jurnal Hospitality Management Volume 3 No.1 Tahun 2012

    2

    pendapatan masyarakat maupun devisa

    negara, membuka lapangan kerja dan

    memperluas kesempatan berusaha. Secara

    sosial budaya pariwisata dapat

    mengangkat citra Indonesia di tingkat

    internasional sehingga dapat

    meningkatkan rasa persaudaraan dengan

    negara-negara lain di dunia. Hal in adalah

    berkat upaya pembangunan komponen

    pariwisata secara berimbang dan

    berkelanjutan. Salah satu komponen

    pariwisata yaitu obyek atau atraksi wisata

    yang mempumyai peran penting kaitannya

    bagaimana calon wisatawan menetapkan

    pilihannya untuk memilih daerah tujuan

    wisata dalam berwisata adalah karena

    adanya variasi pilihan atraksi/obyek wisata

    yang tersedia. Berbicara tentang atraksi

    atau obyek wisata tentunya ada dua obyek

    wisata secara garis besarnya yaitu obyek

    wisata alam dan budaya atau buatan.

    Kedua atraksi atau obyek wisata ini sama

    pentingnya, maka hal ini perlu di buat

    yang lebih variatif.

    Salah satu bagian dari atraksi atau

    obyek wisata budaya adalah peninggalan

    sejarah atau kawasan sejarah yang menjadi

    bagian dari keinginan (expectation) dari

    pada wisatawan yang melakukan kegiatan

    wisata.

    Secara internasional produk wisata

    sejarah adalah merupakan bagian penting

    dari pada informasi yang dibutuhkan oleh

    wisatawan yang dalam aktivitas tour

    guiding pengetahuan sejarah disampaikan

    dalam bentuk komentar tur (tour

    commentary). Dan secara nasional sejarah

    dapat berperan sebagai pembentuk

    karakter bangsa.

    Sejarah dapat digunakan sebagai

    tolak ukur seberapa besar kita menghargai

    bangsa sendiri. Pengenalan sejarah melalui

    monument Bajra Sandhi sebagai produk

    wisata sejarah berfungsi untuk

    menyadarkan generasi muda akan adanya

    proses perubahan dan perkembangan

    masyarakat dalam dimensi waktu dan

    untuk membangun perspektif serta

    kesadaran sejarah dalam menemukan,

    memahami, dan menjelaskan jati diri

    bangsa di masa lalu, masa kini, dan masa

    depan di tengah-tengah perubahan dunia

    (http://sasterpadu.tripod.com/sas_store/Sej

    arah.pdf). kesadaran akan sejarah akan

    membantu terbentuknya karakter generasi

    muda yang berkebangsaan. Nilai-nilai

    karakter kebangsaan ini sangat baik untuk

    diregenasikan untuk menjamin masih

    adanya semangat kebangsaan generasi

    muda dan pengetahuan sejarah merupakan

    bagian dari pada produk wisata budaya

    yang menjadi kebutuhan para wisatawan

    yang datang ke daerah tujuan wisata

    (DTW), khususnya Bali.

    Sebenarnya, pengembangan teori

    sejarah dapat diseimbangkan dengan

    visualisasi realitas sejarah. Keseimbangan

    dua aspek, antara teori dan visualisasi

  • Jurnal Hospitality Management Volume 3 No.1 Tahun 2012

    3

    sangat diperlukan dalam mengoptimalkan

    tujuan pendidikan karakter berbasis

    sejarah. Salah satu media visualisasi ilmu

    sejarah adalah monumen. Selain sebagai

    media visualisasi, monumen dapat menjadi

    tempat wisata pendidikan yang dapat

    membuat sejarah lebih menarik untuk

    dipelajari dan diminati, sekaligus adalah

    suatu produk yang harus dipersiapkan

    untuk melengkapi daerah tujuan wisata

    (DTW)

    Di kota Denpasar, Bali, terdapat

    sebuah monumen perjuangan rakyat Bali,

    yaitu monumen Bajra Sandhi. Hal yang

    menarik dari monumen ini adalah berbagai

    diorama perjuangan rakyat yang melingkar

    dan saling bersambung satu sama lain.

    Berbagai diorama ini berpotensi menarik

    para wisatawan, selain dari keindahan

    monumennya. Berbagai diorama ini dapat

    menjadi media yang efektif sebagai

    sumber informasi sejarah atau atraksi

    wisata sejarah sekaligus media visualisasi

    realitas sejarah yang dapat membentuk

    karakter bangsa yang sadar sejarah.

    Apalagi, mengingat masih rendahnya

    karakter generasi muda yang memiliki

    semangat kebangsaan , maka diorama

    dalam monumen dapat menjadi media atau

    obyek yang menarik dan sedikit demi

    sedikit dapat menanamkan karakter

    mencintai bangsa, menghargai perjuangan

    bangsa dan memeliharanya sebagai

    warisan yang sangat berharga dalam

    peranannya sebagai produk wisata sejarah.

    Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas dapat

    dirumuskan masalah sebagai berikut :

    1 Seberapa besar peranan Monumen Bajra Sandhi sebagai produk wisata

    sejarah?

    2 Seberapa besar peranan Monumen

    Bajra Sandhi sebagai produk wisata

    pendidikan karakter bangsa?

    3 Seberapa besar peranan monumen

    Bajra Sandhi ada dalam itinerary

    (jadwal perjalanan) Denpasar City

    Tour

    Tujuan Penulisan

    Tujuan yang ingin dicapai adalah

    sebagai berikut :

    1. Mengetahui seberapa besar peranan monumen Bajra Sandhi sebagai

    produk wisata sejarah

    2. Mengetahui seberapa besar peranan monumen Bajra Sandhi sebagai

    produk wisata pendidikan

    karakter bangsa?

    3. Mengetahui seberapa besar peranan monumen Bajra Sandhi ada dalam

    itinerary (jadwal perjalanan)

    Denpasar City Tour

    Manfaat Penulisan Manfaat Bagi Pemerintah Daerah

    (Pengelola)

    1. Dapat mengoptimalkan peran

    monumen Bajra Sandi sebagai

  • Jurnal Hospitality Management Volume 3 No.1 Tahun 2012

    4

    produk wisata sejarah, wisata

    edukasi dan media visualisasi ilmu

    sejarah.

    2. Dapat mengoptimalkan kesadaran

    sejarah masyarakat khususnya

    generasi muda.

    3. Dapat mengembangkan pengetahuan

    masyarakat terahadap fungsi

    monumen dan pentingnya kesadaran

    sejarah.

    Manfaat Bagi Masyarakat

    (Khususnya generasi muda) :

    1. Dapat lebih menyadari pentingnya

    sumber dan pengetahuan sejarah

    sebagai produk wisata untuk

    memperkaya produk wisata

    budaya.

    2. Masyarakat, khususnya generasi

    muda dapat menyadari fungsi

    monumen Bajra Sandhi sebagai

    obyek wisata yang menarik dan

    strategis

    3. Masyarakat, khususnya generasi

    muda dapat meningkatkan

    kesadaran sejarah untuk

    melestarikan dan menjadikan

    atraksi wisata yang menarik

    Landasan Teoritis

    Monumen Bajra Sandhi Monumen Bajra Sandhi dibangun

    pada tahun 1987, akan tetapi baru

    diresmikan pada 14 Juni 2003 oleh

    presiden Megawati Sukarno Putri. Tujuan

    utama dibangunnya monumen ini adalah

    mengekalkan semangat perjuangan dan

    kreasi budaya masyarakat Bali serta

    sebagai upaya mewariskannya kepada

    generasi muda. Nama Bajra Sandhi

    diambil dari bentuk monumen yang

    menyerupai lonceng (genta) yang biasa

    dipakai oleh para pedanda/pendeta

    (penghulu agama di Bali) ketika

    memimpin doa. Sebagaimana lonceng

    yang biasa digunakan untuk menandai

    waktu berdoa, nama ini dipilih untuk

    mengingatkan warga Bali tentang makna

    perjuangan para pendahulunya.

    Monomen Bajra Sandhi berada di

    komplek perkantoran pemerintahan

    Provinsi Bali tepatnya di depan kantor

    Gubernur di daerah Renon, Denpasar,

    Bali. Untuk menuju monumen ini

    wisatawan dapat menggunakan kendaraan

    pribadi maupun menumpang taksi. Dengan

    mengunjungi monumen ini wisatawan

    akan memperoleh gambaran yang cukup

    lengkap tentang perjalanan sejarah

    masyarakat Bali dari masa purba hingga

    modern. Gambaran tersebut tersaji melalui

    33 diorama yang disusun melingkar

    mengikuti kontur ruangan. Setelah

    menikmati kilasan sejarah tersebut,

    pengunjung dapat menaiki tangga untuk

    mencapai puncak monumen yang

    berbentuk lonceng. Dari puncak monumen

    tersebut, wysatawan dapat menyaksikan

    keindahan kota Denpasar dari ketinggian

    sekitar 45 meter. Jika waktunya tepat,

  • Jurnal Hospitality Management Volume 3 No.1 Tahun 2012

    5

    maka wisatawan dapat menikmati

    matahari terbit (sun rise) dan matahari

    terbenam (sunset) dari tempat ini.

    Bangunan utama dari monumen

    Bajar Sandhi ini adalah Utama Mandala

    yang terdiri dari tiga lantai yaitu,

    Utamaning Utama Mandala, lantai 3 yang

    berfungsi sebagai ruang keheningan,

    Madyaning Utama Mandala, lantai 2 yang

    berfungsi sebagai tempat 33 diorama yang

    menggambarkan perjalanan sejarah rakyat

    Bali dari zaman nomaden hingga zaman

    kemerdekaan (1950-1975), sedangkan

    bagian terakhir adalah Nistaning Utama

    Mandala yang merupakan lantai dasar

    Monumen, di bagian ini terdapat berbagai

    ruang seperti: ruang informasi, ruang

    perpustakaan, ruang pameran, ruang

    pertemuan, serta ruang lainnya, sementara

    itu ditengah-tengah ruangan terdapat

    kolam yang diberi nama Puser Tasik.

    Telaga Puser Tasik yang dikelilingi oleh

    delapan tiang kokoh ini, kesuciannya

    sangat terjaga.

    Diaroma Diorama adalah gambaran kejadian

    atau keadaan yang dikejawantahkan

    melalui bentuk tiga dimensi, patung serta

    seluk-beluk lain untuk menyerupai

    kehidupan dan lingkungan aslinya dengan

    skala yang sama atau berbeda. Umumnya

    diorama menggambarkan perjalanan

    manusia, tokoh, kejadian, keadaan,

    kehidupan, juga pemandangan untuk

    tujuan pendidikan, wisata atau hiburan.

    Diorama biasanya dipajang di museum,

    bangunan bersejarah, atau tempat wisata

    agar mampu memberi gambaran yang

    lebih nyata kepada pengunjung mengenai

    suatu obyek atau kejadian (http://pulung-

    online.blogspot.com/2009/11/diorama-

    kehidupan.html). Di Indonesia, diorama

    belum berkembang luas, diorama lebih

    dikenal hanya dilingkup museum dan

    monumen saja sebagai peraga kisah

    sejarah perjalanan bangsa dan kisah

    kehidupan manusia purba. Salah satu

    alasan kurang berkembangnya dunia

    diorama di Indonesia adalah minimnya

    literatur yang ada

    (http://tokobukuplus.com/vmchk/e

    book/hobi-dan-wirausaha/diorama.html) .

    Adapun, diorama di dalam monumen

    merupakan salah satu media visualisasi

    realitas sejarah.

    Produk Wisata Produk wisata adalah merupakan

    bagian yang sangat penting yang harus

    dimiliki oleh daerah tujuan wisata (tourist

    destination region), karena calon

    wisatawan yang ada di negara asal (tourist

    generating region) sebelum memutuskan

    keinginanya untuk mengunjungi daerah

    tujuan wisata (DTW) mereka lebih banyak

    mempertimbangkan dari segi kemenarikan

    atau atraksi wisata yang dimiliki oleh

    daerah tujuan wisata (DTW),. Oleh karena

    itu sebagai daerah tujuan wisata (DTW)

  • Jurnal Hospitality Management Volume 3 No.1 Tahun 2012

    6

    harus mempersiapkan diri untuk

    mempersiapkan produk wisata yang ada

    dengan mengemas sedemikian rupa

    menjadi suatu yang menarik, tetapi tidak

    cukup hanya menarik, disamping menarik

    juga harus dlengkapi oleh fasilitas lainnya

    yang menjadi kebutuhan wisatawan.

    Berbicara tentang produk wisata bahwa

    produk wisata adalah jasa (service) bukan

    barang. Produk wisata sangat variatif, bisa

    sangat simpel dan juga kompleks, hal ini

    sesuai dengan kebutuhan wisatawan.

    Travel & Tourism UNUD, (1988:21)

    Tourism is a service and tourism

    products are non-material, intangible

    things. Thus the customers can not feel,

    tast, touch or sample a package tour in

    advance of any decition to buy it, as she/he

    can with manufactured products. Tourism

    product is an amalgam of attractions,

    facilities and services. It is a

    heterogeneous item. The product to be

    offerd will depend on the choice of markets

    or the type of customers which the tour

    operator and travel agent wish to serve,

    Berbicara tentang produk wisata

    sejarah maka produk wisata sejarah ini ada

    di dalam atau menjadi bagian dari pada

    produk wisata budaya. Wayan Geriya

    (1996:45) mengatakan: Peraturan Daerah

    No. 43 tahun 1974 telah menetapkan, jenis

    kepariwisataan yang dikembangkan di

    daerah Bali adalah Pariwisata Budaya.

    Konsepsi Pariwisata Budaya ini juga

    dipakai sebagai landasan untuk

    mengembangkan kepariwisataan Bali.

    Arah pengembangan dipayungi motto

    Bukan Bali untuk pariwisata melainkan

    pariwisata adalah untumk Bali Produk

    wisata sejarah menurut Travel & Tourism

    UNUD, (1988:22) Cultural resourdes

    (man-made) include: archeological and

    historical site, fesatival and special events,

    handicrafts, etc.Jadi seperti halnya

    benda-benda peninggan sejarah (arkeologi)

    adalah produk wisata yang sangat menarik,

    atau dapat dikatakan sebagian besar

    obyek/atrasi wisata adalah benda-benda

    peninggalan sejarah.

    Pendidikan Karakter Dalam mengembangkan

    pendidikan karakter bangsa, kesadaran

    akan siapa dirinya dan bangsanya adalah

    bagian yang teramat penting. Kesadaran

    tersebut hanya dapat terbangun dengan

    baik melalui sejarah yang memberikan

    pencerahan dan penjelasan mengenai siapa

    dirinya, bangsanya, di masa lalu yang

    menghasilkan dirinya dan bangsanya di

    masa kini. Selain itu, pendidikan harus

    membangun pula kesadaran, pengetahuan,

    wawasan, dan nilai berkenaan dengan

    lingkungan tempat diri dan bangsanya

    hidup (geografi), nilai yang hidup di

    masyarakat (antropologi), sistem sosial

    yang berlaku dan sedang berkembang

    (sosiologi), system ketatanegaraan,

    pemerintahan, dan politik

  • Jurnal Hospitality Management Volume 3 No.1 Tahun 2012

    7

    (ketatanegaraan/politik/kewarganegaraan),

    bahasa Indonesia dengan cara berpikirnya,

    kehidupan perekonomian, ilmu, teknologi,

    dan seni. Artinya, perlu ada upaya

    terobosan kurikulum berupa

    pengembangan nilai-nilai yang menjadi

    dasar bagi pendidikan budaya dan karakter

    bangsa. Dengan terobosan kurikulum yang

    demikian, nilai dan karakter yang

    dikembangkan pada diri akan sangat

    kokoh dan memiliki dampak nyata dalam

    kehidupan diri, masyarakat, bangsa, dan

    bahkan umat manusia. Pendidikan karakter

    bangsa dilakukan melalui pendidikan nilai-

    nilai atau kebajikan yang menjadi nilai

    dasar budaya dan karakter bangsa.

    Kebajikan yang menjadi atribut suatu

    karakter pada dasarnya adalah nilai. Oleh

    karena itu pendidikan budaya dan karakter

    bangsa pada dasarnya adalah

    pengembangan nilai-nilai yang berasal dari

    pandangan hidup atau ideologi bangsa

    Indonesia, agama, budaya, dan nilai-nilai

    yang terumuskan dalam tujuan pendidikan

    nasional. Maka melalui pariwisata atau

    pengembangan atraksi wisata yaitu

    menggali dan melestarikan obyek/atraksi

    wisata sejarah kita dapat mengenalkan

    sejarah untuk lebih diminati oleh para

    wisatawan dan sekali gus dapat

    menumbuhkan dan membangun karakter

    bangsa.

    Tour Itinerary

    Tour itinerary atau jadwal tur adalah

    bagian yang sangat penting dalam

    kaitannya dengan penjualan dan atau

    pembelian produk, karena yang

    dimaksudkan dengan produk wisata

    sebagaimana disebutkan di atas bahwa ia

    adalah jasa. Kemudian seperti apa produk

    wisata itu ditawarkan dan atau dibeli oleh

    wisatawan, kita bisa tahu dari tour

    itinerary yang ada di dalamnya. Jadi tour

    itinerary itu bisa memiliki cakupan yang

    sangat luas atau terbatas. Ada dua hal

    penting yang terkandung dalam tour

    itinerary yaitu waktu atau time schedule

    dan uraian aktivitas atau activities and

    objects description.

    Seperti disebutkan dalam ARRTS Pty

    Ltd (2004: 9) A tour itinerary is a detail

    plan of what customers will see during a

    tour, which has been plan prior to the

    tour. A tour itinerary is a list of the tours

    time-to-time or day-to-day activities,

    which includes time, location, and

    sometimes contact phone number.

    Jadi dalam perencanaan atau

    penyusunan tour itinerary ini tentunya

    adanya keterkaitan yang sangat antara time

    schedule dan activities and objects

    description. Karena kesesuaian dua hal ini

    membuat produk ini menarik dan akan

    diminati oleh wisatawan. Sebagaimana

    Denpasar City Tour biasanya didalamnya

    akan ada aktivitas kunjungan pasar

    tradisional (misalnya: Pasar Kumbasari,

  • Jurnal Hospitality Management Volume 3 No.1 Tahun 2012

    8

    Kereneng), Museum (Bali Museum),

    Werdi Budatya Art Centre, Monumen

    Bajra Sandhi, Serangan, hutan mangrove

    dan sebagainya. Pemilihan Obyek wisata

    ini akan disesuaikan dengan lamanya tur.

    Seberapa besar tour itinerary ini diminati

    oleh wisatawan tentunya sangat tergantung

    dari isinya yaitu obyek/atraksi wisata yang

    ditawarkan atau yang ada didalamnya.

    Sebagaimana kita tahu bahwa

    obyek/atraksi wisata sejarah adalah sangat

    diminati oleh para wisatawan untuk

    dikunjungi. Kita bisa tahu sebagian besar

    tur di Bali bahwa aktivitasnya lebih

    banyak mengunjungi obyek/atraksi wisata

    sejarah. Sebagaimana dikatakan oleh Rata

    (1991: 5-6) peninggalan arkeologi di Bali

    sejk dimulainya pariwisata di Bali pada

    permulaan abad ke 20 sudah menjadi

    target kepariwisataan Bali. Banyak

    peninggalan-peninggalan pra-sejarah yang

    ada di museum dan di pura-pura yang

    diyakini yang diyakini sebagai benda-

    benda skral dan disucikan menjadi tujuan

    kunjungan wisatawan dalam program tur.

    Metodelogi Penelitian

    Tempat dan Waktu Penelitian

    Penelitian dilakukan di monument

    Bajra Sandhi Renon, Denpasar, Bali.

    Penelitian diawali dengan melakukan

    observasi langsung di obyek penelitian,

    pengumpulan daftar pustaka melalui buku-

    buku dan jejaring sosial internet.

    Kemudian selanjutnya dilakukan

    penyebaran angket dilakukan pada tanggal

    29 Juli 2012 kepada sembilan belas (19)

    mahasiswa semester IV B, Program Studi

    Usaha Perjalanan Wisata (UPW), Jurusan

    Pariwisata Politeknik Negeri Bali.

    Jenis Data Adapun jenis data yang dibutuhkan

    untuk menjawab permasalahan yang

    diajukan adalah sebagai berikut:

    1. Data Kuantitatif, yaitu data yang

    berupa angka-angka yang

    didapatkan dari angket yang

    disebarkan kepada responden,

    mahasiswa semester IV B, Program

    Studi Usaha Perjalanan Wisata

    (UPW), Jurusan Pariwisata

    Politeknik Negeri Bali.

    2. Data Kualitatif, yaitu data yang

    berupa keterangan/informasi atau

    uraian-uraian yang diambil dari

    hasil observasi, buku-buku, internet

    dan sumber-sumber lainnya

    Objek Pengkajian

    Objek yang dikaji dalam penelitian

    ini adalah diorama yang terdapat di

    monumen Bajra Sandhi. Hal ini

    dikarenakan objek pengkajian dari

    penelitian ini disesuakan dengan tujuan

    penulisan yakni untuk mendeskripsikan

    mengenai potensi diorama pada monumen

    Bajra Sandhi sebagai produk wisata

    sejarah, pendidikan karakter bagi

    wisatawan yang mengunjunginya

    khususnya wisatawan nusantara dan

  • Jurnal Hospitality Management Volume 3 No.1 Tahun 2012

    9

    monument Bajra Sandhi cocok ada dalam

    tour itinerary (jadwal perjalnan)

    Denpasar City Tour.

    Kerangka Penelitian

    M E D I A V I Su A L

    Produk wisata sejarah

    Visualisasi realitas sejarah

    Diorama

    Dapat dikembangkan melalui

    bentuk

    Monumen Bajra Sandhi

    Terdapat pada

    Denpasar,Bali

  • Jurnal Hospitality Management Volume 3 No.1 Tahun 2012

    10

    Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam

    penelitian ini adalah :

    1. Metode Observasi, yaitu metode

    yang digunakan untuk melihat

    langsung keberadaan objek atau

    Bajra Sandhi.

    2. Metode studi pustaka, yakni

    metode yang digunakan dengan

    mengkaji data data yang

    didapatkan dari buku buku,

    internet dan literatur lainnya.

    3. Metode kuisioner, yakni metode

    yang digunakan dengan

    membagikan angket kepada para

    mahasiswa Program Studi Usaha

    Perjalanan Wisata (UPW) Jurusan

    Pariwisata Politeknik Negeri Bali

    sebagai sampel.

    Metode Analisa Data Setelah data terkumpul

    selanjutnya dilakukan kegiatan

    menganalisa data. Data yang diperoleh

    dianalisa dengan menggunakan metode

    analisa diskriptif kualitatif. Analisa

    deskriptif kualitatif maksudnya

    menjelaskan dan menjabarkan data yang

    didapatkan melalui kepustakaan,

    observasi dan angket penelitian yang

    disebarkan kepada responden dengan

    cara manual dari beberapa variable yang

    ada dalam penelitian ini. Kemudian hasil

    dari pada analisa deskriptif kualitatif ini

    dapat menjelaskan peranan masing-

    masing variable dalam bentuk

    persentase.

    Pembahasan

    Peranan Monumen Bajra Sandhi

    Sebagai Produk Wisata Sejarah Produk pariwisata adalah jasa

    bukan barang, atau disebut juga bahwa

    produk wisata itu non-material. Oleh

    sebab itu produk wisata tidak bisa

    diraba, dirasakan sebagaimana makanan,

    tidak bisa disentuh sebagaimana barang,

    dan tidak bisa dicoba sebagaimana

    sample barang produksi pabrik. Produk

    wisata ini dapat ditawarkan sangat

    variatif sesuai dengan kebutuhan klien

    atau wisatawan. Juga produk wisata

    bukan satu hal yang dalam bentuk

    tunggal tapi merupakan campuran dari

    berbagai atraksi, fasilitas dan pelayanan

    lainnya. Jadi produk wisata itu bisa

    sangat simpel atau sangat kompleks,

    misalnya produk wisata bisa hanya

    pelayanan mengunjungi satu obyek saja,

    atau kalau ia kompleks akan terdiri dari

    beragam pelayanan misalnya pelayanan

    transportasi, hotel, makan dan minum,

    kunjungan obyek wisata, nonton

    pertunjukan dan sebagainya.

  • Jurnal Hospitality Management Volume 3 No.1 Tahun 2012

    11

    Dalam komponen pariwisata

    sangat jelas sekali dapat diketahui bahwa

    produk wisata itu dapat dikelompokkan

    menjadi tiga kelompok besar seperti

    atraksi wisata, industri pariwisata dan

    pasilitas pendukung. Begitu banyaknya

    atrasi wisata, dan dari semua atraksi

    wisata yang ada dapat dikelompokkan

    menjuadi dua kelompok besar yaitu;

    oyek.atraksi wisata alam (natural

    resources) dan obyek/atraksi wisata

    budaya (cultural resources). Salah satu

    obyek/atraksi wisata budaya adalah

    obyek/atraksi wisata sejarah

    Monumen Bajra Sandhi sebagai

    obyek/atraksi wisata sejarah dapat

    diketahui sebagai berikut di bawah ini.

    Berikut akan dipaparkan 33 diorama

    yang terdapat pada madyaning utama

    mandala Monumen Bajra Sandhi

    a. Diorama 1 : Bali pada masa

    berburu dan mengumpulkan

    makanan (3000 SM)

    b. Diorama 2 : Bali pada masa

    perundagian (2000 SM)

    c. Diorama 3 : Stupika dan Prasasti

    Sukawana (778 M)

    d. Diorama 4 Rsi Markandeya (abad

    ke-8 M)

    e. Diorama 5 Rsi Kesari Warmadewa

    (914 M)

    f. Diorama 6 Gunapriyadharmapatni

    dan suaminya Dharmadayana

    Warmadewa (989-1011)

    g. Diorama 7 Konsep Kahyangan

    Tiga dari Empu Kuturan (abad ke-

    11 M)

    h. Diorama 8 Kehidupan Banjar

    (abad ke-11 M)

    i. Diorama 9 Sistem Subak (abad ke-

    11 M)

    j. Diorama 10 Sri Astasura Ratna

    Bumi Banten (Tahun 1338 M)

    k. Diorama 11 Penobatan Sri Kresna

    Kepakisan (1347-1350)

    l. Diorama 12 Pembangunan Pura

    Dasar Gelgel (abad ke-14)

    m. Diorama 13 Dalem Waturenggong

    (1460-1550 M)

    n. Diorama 14 Dang Hyang Nirartha

    (1489 M)

    o. Diorama 15 Masa kejayaan

    kerajaan-krajaan di Bali (abad ke-

    17 sampai 19)

    p. Diorama 16 Patih Jelantik merobek

    surat Gubernur Jendral (1846)

    q. Diorama 17 Perang Jagaraga

    (1848-1849)

    r. Diorama 18 Patih Kusamba (1849)

  • Jurnal Hospitality Management Volume 3 No.1 Tahun 2012

    12

    s. Diorama 19 Perlawanan Rakyat

    Banjar (1868)

    t. Diorama 20 Puputan Badung

    (1906)

    Lingkaran Dalam: 21 sampai 33

    Diorama. Diorama-Diorama tersebut

    menggambarkan:

    a. Diorama 21 Persiapan Sagung

    Wah melawan Belanda (1906)

    b. Diorama 22 Puputan Klungkung

    (1908)

    c. Diorama 23 Bangkitnya organisasi

    pemuda (1923-1928)

    d. Diorama 24 Bali dibawah Fasisme

    Jepang (1942-1945)

    e. Diorama 25 Menyebarluaskan

    berita proklamasi (1945)

    f. Diorama 26 Pusat komando

    pemuda Republik Indonesia

    (September 1945)

    g. Diorama 27 Peristiwa Bendera di

    Pelabuhan Buleleng (27 Oktober

    1945)

    h. Diorama 28 Pertempuran Laut di

    Selat Bali (1946)

    i. Diorama 29 Serangan terhadap

    Tangsi NICA (1946)

    j. Diorama 30 Pembentukan Dewan

    Perjuangan Rakyat Indonesia

    Sunda Kecil (1946)

    k. Diorama 31 Pertempuran Tanah

    Aron (1946)

    l. Diorama 32 Pertempuran Marga

    (1946)

    m. Diorama 33 Bali dalam mengisi

    kemerdekaan (1957)

    Kemudian melalui penyebaran

    angket kepada sembilan belas (19)

    mahasiswa semester IV B, Program

    Studi Usaha Perjalanan Wisata (UPW),

    Jurusan Pariwisata Politeknik Negeri

    Bali sebagai sampel maka didapatkan

    hasil sebagai berikut:

    1. Monumen Bajra Sandi

    menyuguhkan diorama sejarah

    Bali secara lengkap yaitu: 8

    mahasiswa/0,42 menyatakan

    setuju dan 11 mahasiswa/0,58

    menyatakan sangat setuju.

    2. Monumen Bajra Sandi

    menyuguhkan diorama sejarah

    Bali secara beruntun dan

    teratur yaitu: 8 mahasiswa/0,42

    menyatakan setuju dan 11

    mahasiswa/0,58 menyatakan

    sangat setuju.

    3. Ukuran gambar/lukisan

    diorama yang disuguhkan

    cukup besar dan menarik serta

    mudah dilihat yaitu: 7

  • Jurnal Hospitality Management Volume 3 No.1 Tahun 2012

    13

    mahasiswa/0,37 menyatakan

    setuju dan 12 mahasiswa/0,63

    menyatakan sangat setuju.

    4. Informasi gambar/lukisan

    diorama dibuat dalam

    ukuran/karakter huruf yang

    cukup besar dan sangat

    gampang di baca yaitu: 1

    mahasiswa/0,05 menyatakan

    tidak tahu, 7 mahasiswa/0,37

    menyatakan setuju dan 11

    mahasiswa/0,58 menyatakan

    sangat setuju.

    Jadi dari pernyataan responden

    tersebut di atas dapat diketahui 0,02

    menyatakan tidak tahu, 0,39 menyatakan

    setuju dan 0,58 menyatakan sangat

    setuju bahwa peranan Monumen Bajra

    Sandhi sebagai produk wisata sejarah

    Peranan Monumen Bajra Sandhi

    Sebagai Produk Wisata Pendidikan

    Karakter Bangsa Salah satu langkah pembentukan

    karakter bangsa adalah membangun

    generasi yang sadar sejarah, yaitu

    melalui pembelajaran sejarah atau

    pengenalan sejarah. Proses pembelajaran

    sejarah secara formal yang

    dikembangkan saat ini terlalu

    menekankan pada penguasaan materi,

    berpusat pada kebesaran masa lalu

    bangsa serta menekankan pada

    pengukuran ranah kognitif siswa melalui

    tes, tapi seringkali tidak sanggup untuk

    menerjemahkan kedalam realitas sosial

    (pembelajaran-sejarah-berbasis-realitas-

    sosial kontemporer - untuk-

    meningkatkan-minat-belajar-siswa.htm).

    Sebenarnya, diperlukan penyeimbang

    dari teori-teori sejarah yang diturunkan

    oleh pendidik yaitu pemahaman terhadap

    pembelajaran sejarah yang berbasis

    realitas sosial kontemporer bagi

    pembelajar maupun pengajar. Media

    pembentukan karakter sadar sejarah

    berbasis realitas ini adalah visualisasi

    realitas sejarah. Lingkungan ( alam,

    sosial, senibudaya, teknik, industri,

    ekonomi), peninggalan-peninggalan

    sejarah, saksi hidup peristiwa sejarah

    adalah bagian dari visualisasi realitas

    sejarah. Berikut adalah klasifikasi media

    visualisasi realitas sejarah yang dapat

    dilakukan melalui aktivitas kunjungan

    atau berwisata.

    Melalui kunjungan Monumen

    Bajra Sandhi ini adalah salah satu bagian

    yang termasuk dalam media

    pembelajaran sejarah melalui visualisasi.

    Apalagi, di dalam monumen tersebut

    terdapat diorama, maka akan menambah

    variasi media pendidikan karakter

  • Jurnal Hospitality Management Volume 3 No.1 Tahun 2012

    14

    tersebut. Selain sebagai bentuk

    penghormatan kepada para pahlawan

    Bali, Monumen Bajra Sandhi yang

    memiliki arsitektur yang unik dan

    artistik ini pun menjadi sebuah daya

    tarik wisata tersendiri di kawasan pusat

    kota Denpasar. Nama Bajra Sandhi

    sendiri diambil dari bentuk bangunan

    yang mirip dengan bajra atau genta yang

    selalu digunakan para pendeta Siwa saat

    upacara keagamaan.

    Pokok pembahasan visualisasi

    realitas sejarah dalam penelitian ini

    adalah melalui diorama dalam

    monumen. Objek kajian diorama yang

    digunakan adalah diorama pada

    Monumen Bajra Sandhi. Di dalam

    Monumen Bajra Sandhi terdapat 33

    diorama yang diurutkan secara

    melingkar. Sehingga, apabila kita

    mengikuti diorama tersebut secara

    terurut, maka akan ditemukan rangkaian

    kisah secara berurutan sejak masa

    prasejarah, sejarah, dan masa

    kemerdekaan Indonesia.

    Melalui diorama-diorama sebagai

    media wisata pendidikan karakter

    berbasis visualisasi realitas sejarah,

    semangat kebangsaan dapat

    diregenerasikan kepada generasi

    selanjutnya. Hal inilah yang sebenarnya

    menjadi hal paling penting dalam

    pembangunan karakter bangsa.

    Walaupun generasi sekarang telah

    memiliki karakter yang baik dalam hal

    kebangsaan, hal ini tidak akan ada

    artinya apabila tidak diregenerasikan

    lebih lanjut.

    Kemudian melalui penyebaran

    angket kepada sembilan belas (19)

    mahasiswa semester IV B, Program

    Studi Usaha Perjalanan Wisata (UPW),

    Jurusan Pariwisata Politeknik Negeri

    Bali sebagai sampel maka didapatkan

    hasil sebagai berikut:

    1. Melalui diorama ini kami

    mengenal sejarah Bali yaitu: 6

    mahasiswa/0,32 menyatakan

    setuju dan 13 mahasiswa/0,68

    menyatakan sangat setuju.

    2. Melalui diorama ini kami merasa

    bangga terhadap perjuangan para

    pahlawan / pejuang masyarakat

    Bali sebagai pahlawan Bali dan

    nasional yaitu: 6 mahasiswa/0,32

    menyatakan setuju dan 13

    mahasiswa/0,68 menyatakan

    sangat setuju.

    3. Melalui diorama ini kami dapat

    lebih mencitai sejarah Bali

    khususnya dan nasional secara

    umum yaitu: 1 orang/0,06,

  • Jurnal Hospitality Management Volume 3 No.1 Tahun 2012

    15

    menyatakan tidak tahu, 5

    mahasiswa/0,26 menyatakan

    setuju dan 13 mahasiswa/0,68

    menyatakan sangat setuju.

    4. Melalui diorama ini kami dapat

    lebih terinspirasi sebagai

    generasi muda untuk ikut

    mengisi pembangunan Bali dan

    nasional yaitu: 1 orang/0,06,

    menyatakan tidak tahu, 3

    mahasiswa/0,16 menyatakan

    setuju dan 15 mahasiswa / 0,79

    menyatakan sangat setuju.

    Jadi dari pernyataan responden tersebut

    di atas dapat diketahui 0,03 menyatakan

    tidak tahu, 0,27 menyatakan setuju dan

    0,71 menyatakan sangat setuju bahwa

    peranan Monumen Bajra Sandhi sebagai

    produk wisata pendidikan karakter

    bangsa

    Monumen Bajra Sandhi Cocok ada Dalam tour itinerary (jadwal

    perjalanan) Denpasar City Tour

    Jadwal perjalanan (tour itinerary)

    punya peranan penting dalam

    menentukan keberhasilan atau kepuasan

    wisatawan dalam tur. Oleh sebab itu

    pengaturan atau pemilihan obyek wisata

    dalam tur ini memerlukan pertimbangan-

    pertimbangan penting. Adapun

    pertimbangan-pertimbangan itu meliputi

    pertimbangan waktu, rute perjalanan,

    pemilihan obyek wisata dan sebagainya.

    Seperti disebutkan dalam ARRTS

    Pty Ltd (2004: 9) A tour itinerary is a

    detail plan of what customers will see

    during a tour, which has been plan prior

    to the tour. A tour itinerary is a list of

    the tours time-to-time or day-to-day

    activities, which includes time, location,

    and sometimes contact phone number.

    Artinya waktu diatur sedemikian

    rupa, kapan tur dimulai dari mana dan

    kapan berakhir, hal ini lebih dikenal

    dengan sebutan halp day tour dan full

    day tour. Dengan rute perjalanan yang

    diupayakan tidak akan menjemukan atau

    sedapat mungkin dibuat melingkar atau

    tidak kembali atau melalui tempat yang

    sama. Kemudian pemilihan obyek

    atraksi wisatanya yang bervariasi yang

    dapat memberikan pengetahuan baru

    yang variatif.

    Berikut melalui kuisioner didapatkan

    data mengenai kemenarikan Monumen

    Badra Sandi dipilih dan dimasukkannya

    sebagai obyek wisata dalam Denpasar

    City Tour. Kemudian melalui penyebaran angket kepada sembilan belas (19) mahasiswa semester IV B, Program Studi Usaha Perjalanan

  • Jurnal Hospitality Management Volume 3 No.1 Tahun 2012

    16

    Wisata (UPW), Jurusan Pariwisata Politeknik Negeri Bali sebagai sampel maka didapatkan hasil sebagai berikut: 1. Monumen Bajra Sandi terletak di

    pusat kota madya Denpasar

    menjadi pilihan atraksi utama

    untuk tur dalam kota (Denpasar)

    yaitu: 2 mahasiswa/0,12

    menyatakan tidak tahu, 5

    mahasiswa/0,26 menyatakan

    setuju dan 12 mahasiswa/0,63

    menyatakan sangat setuju.

    2. Monumen Bajra Sandi terletak

    sangat strategis di pusat

    perkantoran pemerintah Provinsi

    Bali sebagai highlight kota

    madya Denpasar yaitu: 1

    mahasiswa0,06 menyatakan tidak

    tahu, 5 mahasiswa/0,26

    menyatakan setuju dan 13

    mahasiswa/0,68 menyatakan

    sangat setuju.

    3. Monumen Bajra Sandi memiliki

    fasilitas lengkap seperti: toilet,

    tempat peristirahatan, menara

    tempat melihat pemandangan

    kota madya Denpasar dan juga

    sun rise dan sun set yaitu: 6

    mahasiswa/0,32 menyatakan

    setuju dan 13 mahasiswa/0,68

    menyatakan sangat setuju.

    4. Banyak fasilitas lain ada disekitar

    Monumen Bajra Sandi untuk

    memenuhi kebutuhan wisatawan

    seperti: bank, kantor pos,

    restoran, hotel dan sebagainya

    yaitu: 8 mahasiswa/0,42

    menyatakan setuju dan 11

    mahasiswa/0,58 menyatakan

    sangat setuju.

    Jadi dari pernyataan responden tersebut

    di atas dapat diketahui 0,05 menyatakan

    tidak tahu, 0,32 menyatakan setuju dan

    0,64 menyatakan sangat setuju bahwa

    Monumen Bajra Sandi cocok ada dalam

    tour itinerary (jadwal perjalanan)

    Denpasar City Tour

    Simpulan dan Saran

    Simpulan Dari pembahasan diatas dapat

    disimpulkan sebagai berikut :

    1. Peranan Monumen Bajra Sandhi

    sebagai produk wisata sejarah

    dapat diketahui melalui

    pernyataan responden yaitu: 0,02

    menyatakan tidak tahu, 0,39

    menyatakan setuju dan 0,58

    menyatakan sangat setuju.

    2. Peranan Monumen Bajra Sandhi

    sebagai produk wisata

  • Jurnal Hospitality Management Volume 3 No.1 Tahun 2012

    17

    pendidikan karakter bangsa dapat

    diketahui melalui pernyataan

    responden yaitu: 0,03

    menyatakan tidak tahu, 0,27

    menyatakan setuju dan 0,71

    menyatakan sangat setuju bahwa

    3. Monumen Bajra Sandi cocok ada

    dalam jadwal perjalanan (tour

    itinerary) Denpasar City Tour

    dapat diketahui melalui

    pernyataan responden yaitu: 0,05

    menyatakan tidak tahu, 0,32

    menyatakan setuju dan 0,64

    menyatakan sangat setuju.

    Jadi dari hasil penelitian tersebut di

    atas yaitu dari tiga variable seperti:

    peranan Monumen Bajra Sandhi sebagai

    produk wisata sejarah, peranan

    Monumen Bajra Sandhi sebagai

    produk wisata pendidikan karakter

    bangsa, dan Monumen

    Bajra Sandi cocok ada dalam tour

    itinerary (jadwal perjalanan) Denpasar

    City Tour yang dipergunakan untuk

    mengungkapkan peranan Monumen

    Bajra Sandhi sebagai atraksi wisata

    dalam Denpasar City Tour, maka dapat

    dikatakan Monumen Bajra Sandhi

    adalah sangat menarik, cocok, dan

    strategis dimasukkan dalam tour

    itinerary (jadwal perjalanan) Denpasar

    City Tour.

    Saran Saran terhadap monumen Bajra

    Sandhi sebagai atraksi wisata dalam

    Denpasar City Tour dapat penulis

    kumpulkan melalui pertanyaan lansung

    kepada responden bahwa untuk

    membuat monument Bajra Sandhi lebih

    menarik atau lengkap apabila monument

    ini ditambahkan dengan fasilitas untuk

    pemutaran film di salah satu ruang yang

    masih ada atau belum dimanfaatkan

    secara maksimal.

  • Jurnal Hospitality Management Volume 3 No.1 Tahun 2012

    18

    DAFTAR PUSTAKA Adelaide Institute of TAFE, 2004, Work

    As A Guide, Adelaide Institute of

    TAFE.

    Adelaide Institute of TAFE, 2004,

    Coordinate and Operate A Tour,

    Adelaide Institute of TAFE.

    Adelaide Institute of TAFE, 2004, Lead

    A Tour Group, Adelaide Institute

    of TAFE.

    Adelaide Institute of TAFE, 2004,

    Prepare and Present Tour

    Commentaries and activities,

    Adelaide Institute of TAFE.

    Ayatrohaedi, 1985 (google.com).

    Berdasarkan Nilai-Nilai Budaya

    untuk Membentuk Daya Saing

    dan Karakter Bangsa, Jakarta,

    2010.

    Geriya, I Wayan, 1996, Pariwisata dan

    Dinamika Kebudayaan Lokal,

    Nasional dan Global, Denpasar,

    PT. Upada Sastra.

    Kartodidjo, Sartono, 1994 Kebudayaan

    Pembangunan dalam Perspektif

    Sejarah, Yogyakarta, ,.

    Yogyakarta Gajah Mada

    University Press.

    Kementrian pendidikan nasional

    ,Penguatan Metodologi

    Pembelajaran.

    Nasution, S, 1995 Sosiologi

    Pendidikan, Jakarta. Bumi

    Aksara.

    Niluh Suratni, 2008. Bajra

    Sandhi,Denpasar,

    2005. Ensiklopedia Anak

    Nasional.Bekasi:PT. Delta

    Pamungkas.

    2009.pembelajaran-sejarah-berbasis-

    realitas-sosial-kontemporer-

    untuk-meningkatkan-minat-

    belajar-siswa.htm

    OShannessy, Vivienne dkk, 2002, The

    Road to Tourism Skill for the

    New Professional, Pearson

    Education Australia Pty Ltd.

    Puspitaningrum, Ni Putu Putri, dkk.

    2011. Potensi Diorama Pada

    Madyaning Utama Mandala

    Bajra Sandhi Sebagai

    Pendidikan Karakter Berbasis

    Realitas Sejarah Dalam Upaya

    Meregenerasi Semangat

    Kebangsaan Generasi Muda,

    Lomba Karya Tulis Ilmiah

    Himpunan Mahasiswa Jurusan

    Sejarah Universitas Negeri

    Malang.

    Travel & Tourism UNUD, 1988,

    Tourism 1, Bandung,

  • Jurnal Hospitality Management Volume 3 No.1 Tahun 2012

    19

    Commerce Publications Unit

    PEDC.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Diorama

    http://sasterpadu.tripod.com/sas_store/Se

    jarah.pdf

    http://sejarahunj.blogspot.com/

    http://wisatadanbudaya.blogspot.com/20

    10/03/museum-dan-pendidikan.html

    http://www.pawongan.com/id/bali-tour-

    destination/cultural-historical/

  • Jurnal Hospitality Management Volume 3 No.1 Tahun 2012

    88