Bahan Baku Optimal Kecap
-
Upload
rahmah-hayati -
Category
Documents
-
view
219 -
download
0
Transcript of Bahan Baku Optimal Kecap
-
8/16/2019 Bahan Baku Optimal Kecap
1/20
ISSN 1858-1226
JURNALILMU-ILMU PERTANIAN
Volume 4, Nomor 1, Juli 2008
Diterbitkan Oleh :
Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian MagelangJurusan Penyuluhan Pertanian Yogyakarta
-
8/16/2019 Bahan Baku Optimal Kecap
2/20
JURNAL ILMU-ILMU PERTANIANISSN 1858-1226
Terbit Dua Kali Setahun pada Bulan Juli dan Desember, Berisi Artikel Ilmiah Hasil Penelitian dan
Pemikiran di Bidang Pemberdayaan Sosial, Ekonomi dan Teknik Pertanian Terapan
Ketua Penyunting
M. Adlan Larisu
Penyunting Pelaksana
Abdul HamidAnanti Yekti
Miftakhul Arifin
Agus Wartapa
Mitra Bestari
Masyhuri (Universitas Gadjah Mada)Aziz Purwantoro (Universitas Gadjah Mada)
E. W. Tri Nugroho (Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa)Sapto Husodo (Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Magelang)
Zulkarnain (Universitas Jambi)
Staf Tata Usaha
Asnuri
Alamat Penyunting dan Tata Usaha : Redaksi Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian, Sekolah Tinggi PenyuluhanPertanian (STPP) Jurusan Penyuluhan Pertanian Yogyakarta, Jalan Kusumanegara No. 2 Yogyakarta
Kode Pos 55167 Telpon (0274) 373479 Faximi le (0274) 375528 E Mai l : [email protected]
JURNAL ILMU-ILMU PERTANIAN diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Penyuluhan PertanianMagelang Jurusan Penyuluhan Pertanian di Yogyakarta.
Penyunting menerima sumbangan tulisan yang belum pernah diterbitkan dalam penerbitan lain. Naskah diketik atas kertas HVS kuarto spasi ganda sepanjang lebih kurang 20 halaman, dengan formatseperti tercantum pada halaman kulit dalam belakang (pedoman penulisan naskah). Naskah yangmasuk akan dievaluasi dan disunting untuk keseragaman format, istilah dan tata penulisan lainnyatanpa merubah esensi naskah. Penulis yang artikelnya dimuat akan mendapatkan lima eksplar cetaklepas dan satu nomor bukti pemuatan. Artikel yang tidak dimuat tidak akan dikembalikan.
Harga berlangganan termasuk ongkos kirim Rp. 50.000,00 per tahun untuk dua nomor penerbitan.
-
8/16/2019 Bahan Baku Optimal Kecap
3/20
JURNAL
ILMU-ILMU PERTANIANVolume 4, Nomor 1, Juli 2008 ISSN 1858-1226DAFTAR ISI
Promoting Social Capital for Rural Community Development
Subejo
Penentuan Komponen Kualitas dan Bahan Baku Optimal 8 – 19
Produk Kecap Organik Berbasis Off Line Quality Control Bernadetta Budi Setiawati
Kinerja Penyuluh Pertanian Kabupaten Kulon Progo, 20 – 37Gunungkidul, Sleman dan Bantul di Era Otonami Daerah
Istiningsih
Membangun Sistem Keprofesian Penyuluh Pertanian 38 – 46
Sapto Husodo
Studi Patogenitas Metarhizium anisopliae (metch.) Sor 47 – 54Hasil Perbanyakakan Medium Cair Alami terhadap LarvaOryctes rhinoceros
Heriyanto dan Suharno
Revolusi Pemberdayaan Petani/Kelompok Tani 55 – 60
Imawan Eko Handriyanto
Evaluasi Program Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian 61 – 74di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2007
Gunawan Yulianto, Cucuk Redono, Fx. Agus dan Joni Kurniawan
1 – 7
-
8/16/2019 Bahan Baku Optimal Kecap
4/20
8
Di Indonesia, kecap sangat disukai
sehingga kebutuhannya semakin meningkat dari
tahun ke tahun. Anonim (2004) menjelaskan
bahwa perkembangan produksi kecap manis di
Indonesia pada tahun 2001 - 2007 diperkirakan
akan mengalami trend kenaikan sebesar 5,7%
setiap tahunnya dari 124.962,2 ton menjadi
174.272,4 ton. Trend kenaikan ini diambil dari
rata-rata trend kenaikan perkembangan produksi
kecap manis di Indonesia pada tahun 1996
2000.
D i d a l a m p e r k e m b a n g a n s u a t u
perusahaan, baik perusahaan kecil, menengah,
maupun besar, kualitas produk atau jasa
perusahaan ikut menentukan pesat atau
tidaknya perkembangan perusahaan tersebut.
Hal ini disebabkan persoalan kualitas produk
atau jasa yang dihasilkan perusahaan merupakan
cermin perusahaan dimata masyarakat atau
konsumen.
Tingkat penerimaan konsumen sangat
ditentukan oleh atribut yang dibawa produk
tersebut. Persaingan dengan logika pasar yaitu
sesuai dengan permintaan dan penawaran
semakin mempertegas persaingan antar
produk. Produk yang sesuai dengan keinginan
Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian. Volume 4, Nomor 1, Juli 2008
PENENTUAN KOMPONEN KUALITAS DAN BAHAN BAKU OPTIMALPRODUK KECAP ORGANIK BERBASIS OFF LINE QUALITY CONTROL
(Determination on Optimum Quality Componentsand Raw Materials of Organic Soy Sauce
Based on Off Line Quality Control)
Bernadetta Budi Setiawati
ABSTRACT
Organic Soy Sauce quality didn't fit with the producer's quality expectation, whenthe organic soy sauce didn't give uniform characteristics such as taste, color andviscosity. It led to the consumer's unsatisfaction. Efforts for the quality improvement
should be conducted in order to meet the consumer's satisfaction. This research aimed todetermine optimum quality components and raw materials of organic soy sauce which
met consumer's satisfaction based on off-line control. The Taguchi method characterizedby the off-Line Quality Control was applied to improve quality or processes. Taguchiintroduced an integrated design method using Orthogonal Matrix as a supporting tool inexperiments and in analyzing results and using Signal to Noise Ratio (SNR) to determine
Factor Effect and Analysis of Variance as well. Based on consumer's response tests ontaste, color and viscosity, the research's results showed that the optimum qualitycomponent of taste, color and viscosity with a value of the SNR factor effect of 11.51;10.79 and 10.96 and with an average value of consumer's satisfaction level of 4.17 ;3.73 and 4.03 from maximum value of 5.00. These values contributed the determinationof the following components and process such as: black soybean variety originated
from Bambanglipuro Sub-District, moromi processing time of 4 weeks, a total ofmoromi of 320 mLs, spices weight of 6 grams, coconut sugar weight of 700 grams,
water of 465 mLs, coconut sugar of black color and fermentation time of 8 minutes.
Key words : taguchi method, organic soy sauce, taste, color, viscosity
-
8/16/2019 Bahan Baku Optimal Kecap
5/20
Bernadetta Budi Setiawati — Penentuan Komponen Kualitas 9
STPP Magelang Jurusan Penyuluhan Pertanian di Yogyakarta
dan kebutuhan konsumen adalah produk
berkualitas baik dan akan mampu bersaing
sedang yang berkualitas sebaliknya tidak
diterima oleh konsumen. Persaingan dalamdunia industri yang semakin ketat dewasa ini
menuntut setiap perusahaan untuk terus menerus
mempertahankan dan meningkatkan kualitas
produk sesuai dengan st andar kual itas
perusahaan.
Kecap merupakan produk olahan atau
awetan kedelai dengan cara fermentasi,
memiliki tekstur cair (asin) atau tekstur kental
(manis), berwarna coklat kehitam-hitaman serta
mempunyai rasa dan aroma ( flavor ) yang khas.
Bahan baku utama kecap pada umumnya kedelai
hitam, dari beberapa penelitian jenis kedelai
hitam yang umum digunakan dalam pembuatan
kecap adalah kedelai hitam Varietas Merapi . Di
Indonesia, kecap umumnya dibuat dengan
proses fermentasi dan sebagian besar masih
dilakukan dengan cara tradisional yaitu biakan
spontan dengan inokulasi menggunakan biakan
murni Aspergillus oryzae atau Aspergillus sojae.
Kelompok PIA (Pusat Inkubator
Agribisnis) ”PAMOR” yang bergerak dalam
bidang produksi pangan organik, memproduksi
kecap organik dengan merek dagang
”PAMOR”. Kecap organik yang diproduksi
adalah produk kecap yang berbahan baku bahan-
bahan organik, seperti kedelai hitam organik,
gula kelapa organik, garam, rempah-rempah
tanpa bahan pengawet dan bahan pengental yang
diproses dengan cara fermentasi. Proses
fermentasi yang berlangsung selama 2 - 4
minggu, memegang peranan penting dalam
membentuk cita rasa dan aroma yang khas pada
kecap organik. Adanya kandungan protein
terlarut hasil perubahan senyawa makromulekul
menjadi senyawa yang lebih mudah dicerna,diserap dan dimanfaatkan tubuh.
Menurut Langerbein dalam Sutanto
(2002), meningkatnya perhatian dan kepedulian
masyarakat terhadap lingkungan dan kesehatan
telah mendorong permintaan bahan pangan yang
akrab lingkungan dan diklasifikasikan sebagai
alami atau produk organik atau produk ” green”
karena dianggap mempunyai kualitas yang
sangat baik, mengandung residu kimia lebih
rendah daripada pangan yang dihasilkan
pertanian konvensional.
Dengan karakteristik berbahan baku
bahan-bahan organik tersebut, kecap organik
”PAMOR” merupakan suatu produk yang
diharapkan memenuhi kualitas untuk menjawab
kebutuhan masyarakat akan produk alami, bebas
residu kimia sehingga aman bagi kesehatan.
Bahan dan proses yang bersifat organik,
menyebabkan harga jual kecap organik relatif
lebih mahal dibanding kecap biasa dipasaran.
Variasi rasa, kekentalan dan warna produk kecap
organik yang dihasilkan tidak seragam sehingga
menjadi kendala bagi Kelompok PIA
”PAMOR”, maka diperlukan suatu upaya untuk
menghilangkan atau mengurangi variasi produk
kecap organik tersebut di atas sehingga produk
yang dihasilkan lebih seragam. Salah satu cara
mempertahankan dan meningkatkan kualitas
produk adalah dengan memperbaiki proses
produksi, disamping memperbaiki kualitas
bahan baku yang digunakan.
-
8/16/2019 Bahan Baku Optimal Kecap
6/20
10
Salah satu metode perbaikan kualitas
yang bersifat off line quality control adalah
metode Taguchi. Metode Taguchi dikenalkan
dan dikembangkan oleh seorang konsultanmenejemen kualitas yaitu Dr. Genichi Taguchi
di era 1970 an. Metode Taguchi merupakan salah
satu metode perbaikan kualitas atau proses yang
bersifat off line quality control , maksudnya
merupakan metode pengendalian kualitas yang
dilakukan sebelum proses produksi atau
pengendalian kualitas dalam tahap desain
produk atau desain proses.
Metode Taguchi merupakan salah satu
metode perbaikan kualitas yang berdasarkan
desain eksperimen, dan bertujuan untuk mencari
karakteristik kualitas optimal dengan memilih
level faktor kendali yang optimal dan mereduksi
sensitifitas dari faktor-faktor tidak terkendali
maka fungsi objektifitas yaitu produk atau
proses yang tahan terhadap variasi dapat
tercapai. Metode Taguchi berusaha untuk
membuat desain produk yang tahan terhadap
variasi berdasarkan suatu eksperimen pemilihan
faktor-faktor kendali yang optimal dan
mereduksi noise. Metode ini tidak hanya
bekerja pada tahapan eksperimen tetapi juga
menggunakan Signal to Noise Ratio (SNR)
sebagai salah satu metode statistik terintegrasi
dalam mencari produk yang tahan terhadap
variasi.
Atribut kecap organik yang menjadi
pertimbangan konsumen dalam membeli produk
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Cita rasa dan aroma, diperoleh dari proses
pembuatan kecap secara fermentasi kedelai
hitam organik tanpa menggunakan bahan
penyedap.
2. Kekentalan, tingkat kekentalan kecap manis
dihasilkan dari penambahan gula kelapatanpa penambahan bahan pengental.
3. Warna coklat kehitam-hitaman pada kecap
diperoleh dari gula kelapa tanpa
penambahan bahan pewarna.
Metode Taguchi layak diaplikasikan
pada industri pangan, berdasarkan penjelasan
tersebut diatas, khusus pada industri kecap
organik sebagai metode perbaikan kualitas
produk kecap organik ”PAMOR”. Atribut kecap
yang menjadi pertimbangan konsumen dalam
membeli suatu produk kecap adalah cita rasa,
warna cokelat kehitam-hitaman dan memiliki
tingkat kekentalan tertentu.
Dari atribut diatas, cita rasa memegang
peranan penting karena merupakan hasil dari
proses fermentasi disamping warna dan
kekentalan kecap.
Penelitian ini dilakukan dengan
eksperimen untuk meningkatkan kualitas kecap
organik ”PAMOR” menggunakan metode
Taguchi, diawali dengan mencari faktor-faktor
yang dianggap paling dominan yang
mempengaruhi kualitas produk kecap organik
”PAMOR”.
CARA PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dalam 3 tahap.
Tahap pertama dilakukan identifikasi faktor-
faktor yang berpengaruh pada performansi atau
karakteristik kualitas kecap organik dan
memilih faktor-faktor tersebut untuk
Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian. Volume 4, Nomor 1, Juli 2008
-
8/16/2019 Bahan Baku Optimal Kecap
7/20
11
dikategorikan sebagai faktor terkendali atau
faktor tidak terkendali.
Tahap kedua yaitu menentukan nilai-
nilai bagi semua level faktor dengan
memperhatikan batasan-batasan spesifikasi dan
batasan-batasan operasional dilapangan, seperti
tercantum pada Tabel 1.
Penelitian ini menggunakan Metode
Tabel 1. Level dari Faktor yang Berpengaruh terhadap Produk Kecap Organik
Label Faktor Level 1
Level 2
Level 3
A Jenis kedelai Hitam lokasi 1 Hitam lokasi 2 -
B Lama pembuatan moromi 2 minggu 3 minggu 4 minggu
C Jumlah moromi 300 ml 310 ml 320 ml
D Jumlah rempah-rempah 6 g 7 g 8 g E Jumlah gula 350 g 700 g 1100 g
F Jumlah air 300 ml 465 ml 640 ml
G Warna gula Kuning Merah Hitam
H Lama pemasakan 6 menit 7 menit 8 menit
Percobaan ke A B C D E F G H
1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 1 1 2 2 2 2 2 2
3 1 1 3 3 3 3 3 3
4 1 2 1 1 2 2 3 3
5 1 2 2 2 3 3 1 1
6 1 2 3 3 1 1 2 2
7 1 3 1 2 1 3 2 3
8 1 3 2 3 2 1 3 1
9 1 3 3 1 3 2 1 2
10 2 1 1 3 3 2 2 1
11 2 1 2 1 1 3 3 2
12 2 1 3 2 2 1 1 3
13 2 2 1 2 3 1 3 2
14 2 2 2 3 1 2 1 3
15 2 2 3 1 2 3 2 1
16 2 3 1 3 2 3 1 2
17 2 3 2 1 3 1 2 3
18 2 3 3 2 1 2 3 1
Tabel 2. Orthogonal Array L18 Standar
Bernadetta Budi Setiawati — Penentuan Komponen Kualitas
STPP Magelang Jurusan Penyuluhan Pertanian di Yogyakarta
-
8/16/2019 Bahan Baku Optimal Kecap
8/20
12
Taguchi yaitu melibatkan 1 faktor dengan 2 level
dan 7 faktor dengan 3 level, diperoleh suatu
rancangan Matriks Orthogonal Standar
(Taguchi, et al, 2005) yang dituliskan sebagaiL18 (21 x 37) dengan 18 baris dan 8 kolom,
seperti tercantum pada Tabel 2.
Tahap ketiga yaitu pelaksanaan
eksperimen sesuai dengan rancangan
eksperimen berdasarkan Matriks Orthogonalsedang proses pembuatan kecap organik
Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian. Volume 4, Nomor 1, Juli 2008
Gambar 1. Diagram Alir Proses Pembuatan Kecap Organik
-
8/16/2019 Bahan Baku Optimal Kecap
9/20
13
tercantum pada Gambar 1. Setelah eksperimen
dilakukan pengujian organoleptik terhadap
respon rasa, warna, dan kekentalan terhadap
semua hasil eksperimen produk kecap organik.Pengolahan data dengan melakukan perhitungan
Mean (), Signal to Noise Ratio (SNR), Efek
Faktor SNR, ANOVA SNR untuk Respon Rasa,
Warna, dan Kekentalan (Taguchi, et al, 2005).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kecap organik berkualitas tinggi apabila
memiliki karakteristik kualitas cita rasa dan
aroma yang khas, warna coklat kehitam-hitaman
dengan kekentalan tertentu. Secara teoritis
kualitas kecap organik dipengaruhi oleh sifat
dan komposisi bahan baku atau bahan dasar
kecap organik. Namun dalam prakteknya,
kualitas juga dipengaruhi oleh faktor-faktor
yang tidak dapat dihindari seperti human error
dari pekerja, keadaan lingkungan dan lain-lain.
Oleh karena itu perlu adanya pemilihan yang
teliti dan ekonomis terhadap komposisi bahn baku.
Penelitian ini dilakukan menggunakan
metode Taguchi untuk mencari rancangan faktor
kendali yang menghasilkan kecap organik
berkualitas tinggi dengan variasi yang rendah,
dengan rancangan faktor kendali yaitu faktor
jenis kedelai, lama pembuatan moromi, jumlah
moromi, jumlah rempah-rempah, jumlah gula,
jumlah air, warna gula, dan lama pemasakan.
Berdasarkan hasil perhitungan untuk
Respon Rasa, dapat diketahui dari Tabel 3. dan
Gambar 2.
Efek Faktor untuk Signal to Noise Ratio
Respon Rasa yang mempunyai nilai paling besar
Faktor Kendali
Level A B C D E F G H
1 10,3360 10,1986 10,6011 11,1900 10,5083 10,6591 10,9520 10,8275
2 10,5612 10,6510 10,9118 10,7108 10,8840 10.9738 10,7181 10,7086 3 11,5144 10,8512 10,9718 10,9718 10,7313 10,6940 10,8281
Tabel 3. Efek Faktor SNR terhadap Respon Rasa
Gambar 2. Main Efek Plot untuk SNR Respon Rasa
9.50
10.00
10.50
11.00
11.50
12.00
1 2 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
A B C D E F G H
Faktor
S N R R
a t i o
Bernadetta Budi Setiawati — Penentuan Komponen Kualitas
STPP Magelang Jurusan Penyuluhan Pertanian di Yogyakarta
-
8/16/2019 Bahan Baku Optimal Kecap
10/20
14
adalah faktor B level 3 = 11,51. Artinya Respon
Rasa ditentukan oleh faktor B level 3 yaitu lama
pembuatan moromi dengan waktu 4 minggu.
Perhitungan ANOVA untuk Respon Rasadapat diketahui bahwa tidak semua faktor
kendali berpengaruh terhadap hasil eksperimen.
Ada 1 faktor yang memiliki pengaruh terhadap
hasil eksperimen sedangkan 7 faktor yang lain
tidak berpengaruh terhadap hasil eksperimen.
Dari nilai F ratio, dapat dilihat bahwa nilai F
ratio faktor A = 18,6450 lebih besar dari nilai F
tabel = 18,51, sedangkan nilai F ratio B, C, D, E,
F, G, dan H lebih kecil dari nilai F tabel = 19,00.
Faktor-faktor yang mempunyai kontribusi pada
Respon Rasa adalah A yaitu jenis kedelai = 32%,
B yaitu lama pembuatan moromi = 47%, dan E
yaitu jumlah gula = 6,4%.
Faktor jenis kedelai, lama pembuatan
moromi, dan jumlah gula berpengaruh terhadap
hasil eksperimen Respon Rasa, karena jenis
kedelai hitam organik varietas Merapi memiliki
kandungan protein kasar 36,45% berkaitan
dengan kualitas Respon Rasa cocok digunakan
sebagai bahan baku pembuatan kecap karena
kandungan proteinnya lebih besar dari 35%
(Suprapti,2005), lama pembuatan moromi atau
fermentasi koji dalam larutan garam dan jumlah
gula kelapa juga berkaitan dengan kualitas
Respon Rasa. Menurut Yokotsuka dalam
Kasmidjo (1990), kedelai dengan kandungan
protein tinggi merupakan bahan dasar yang baik
untuk pembuatan kecap. Pada fermentasi jamur
(koji) maupun fermentasi dalam larutan garam
(moromi) terjadi perubahan-perubahan
biokimiawi oleh aktifitas enzim yang dihasilkan
oleh mikrobia.
Pada fermentasi jamur (koji), mikrobia
yang dominan adalah Aspergillus soyae
menghasilkan enzim protease yang dapatmenghidrolisis komponen-komponen protein
dalam biji kedelai. Konsentrasi garam yang
optimal 17 sampai 19% berpengaruh terhadap
hidrolisis protein dalam moromi dan kecepatan
pembentukan asam laktat dan alkohol. Mikrobia
utama adalah jamur Aspergillus soyae, bakteri-
b a k t e r i a s a m l a k t a t y a n g b e r s i f a t
homofermentatif terutama Pseudomonas
cerevisae atau P.soyae dan yeast yang toleran
terhadap garam tinggi terutama Saccharomyces
rouxii. Menurut Sakaguchi dalam Kasmidjo
(1990), pada konsentrasi garam yang lebih
tinggi 20 - 30% P.soyae tetap tumbuh baik dan
menghasilkan asam laktat tinggi sehingga dapat
menurunkan pH sampai 4,9, bakteri tersebut
berperan dalam pembentukan cita rasa dan
aroma spesifik untuk kecap. Pada kondisi aerob
dalam konsentrasi garam tinggi yeast yaitu
S.rouxii merubah sejumlah glukosa (50%)
menjadi gliserol, merupakan komponen penting
pendukung cita rasa kecap. Menurut Suprapti
(2005), gula kelapa yang ditambahkan
diperlukan dalam pembuatan kecap manis,
berfungsi sebagai pemanis sehingga jumlah gula
kelapa yang ditambahkan dapat berpengaruh
pada Respon Rasa kecap organik.
Berdasarkan hasil perhitungan untuk
Respon Warna, dapat diketahui dari Tabel 4. dan
Gambar 3.
Efek Faktor untuk Signal to Noise Ratio
Respon Warna dapat diketahui yang
Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian. Volume 4, Nomor 1, Juli 2008
-
8/16/2019 Bahan Baku Optimal Kecap
11/20
15
mempunyai nilai besar ada 2 faktor yaitu faktor
C level 3 = 10,79 dan faktor G level 3 = 10,77.
Artinya Respon Warna ditentukan oleh faktor C
level 3 yaitu jumlah moromi sebanyak 320 ml
dan faktor G level 3 yaitu warna gula kelapa
hitam.
Perhitungan ANOVA untuk Respon
Warna dapat diketahui bahwa tidak ada faktor
kendali berpengaruh terhadap hasil eksperimen.
Ada 8 faktor yang tidak berpengaruh terhadap
hasil eksperimen. Dari nilai F ratio, dapat dilihat
bahwa nilai F ratio faktor A lebih kecil dari nilai
F tabel = 18,51 dan F ratio faktor B, C, D, E, F, G,
dan H lebih kecil dari nilai F tabel = 19,00.
Faktor-faktor yang mempunyai kontribusi pada
Respon Warna adalah C yaitu jumlah moromi =
25,94%, G yaitu warna gula = 26,10%, dan H
yaitu lama pemasakan 13,70%.
Menurut Yokotsuka dalam Kasmidjo
(1990), warna kecap penting karena erat
hubungannya dengan cita rasa yang dihasilkan.
Warna yang dihasilkan terutama dibentuk
karena reaksi browning antara asam-asam amino
dengan gula reduksi. Jenis gula yang terdapat
dalam moromi diantaranya glukosa, galaktosa,
maltosa, xilosa, arabinosa dan komponen gula
alkohol yaitu gliserol dan manitol. Asam laktat,
asetat, suksinat dan asam fosfat dalam moromi
juga mendukung cita rasa dan warna kecap,
maka jumlah moromi yang digunakan dalam
pembuatan kecap akan berpengaruh terhadap
kualitas respon warna kecap organik, semakin
Faktor Kendali
Level A B C D E F G H
1 10,5150 10,6466 10,3938 10,5672 10,5379 10,4093 10,3417 10,6033 2 10,5853 10,4235 10,4633 10,6075 10,6307 10.5875 10,5393 10,3752
3 10,5805 10,7933 10,4759 10,4819 10,6538 10,7697 10,6721
Tabel 4. Efek Faktor SNR terhadap Respon Warna
10.10
10.20
10.30
10.40
10.50
10.60
10.70
10.80
10.90
1 2 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
A B C D E F G H
Faktor
S N R R
a t i o
Gambar 3. Main Efek Plot untuk SNR Respon Warna
Bernadetta Budi Setiawati — Penentuan Komponen Kualitas
STPP Magelang Jurusan Penyuluhan Pertanian di Yogyakarta
-
8/16/2019 Bahan Baku Optimal Kecap
12/20
16
lama pemasakan reaksi browning akan semakin
lama berlangsung sehingga akan berpengaruh
terhadap kalitas respon warna kecap. Menurut
Suprapti (2005), gula kelapa digunakan sebagai pemanis berfungsi juga sebagai pewarna kecap
secara alami, gula kelapa yang digunakan
berwarna hitam sehingga akan berpengaruh
pada kualitas kecap respon warna yaitu warna
kecap organik coklat kehitam-hitaman.
Berdasarkan hasil perhitungan untuk
Respon Kekentalan, dapat diketahui dari Tabel5. dan Gambar 4.
Efek Faktor untuk Signal to Noise Ratio
yang mempunyai nilai besar ada 2 faktor yaitu
Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian. Volume 4, Nomor 1, Juli 2008
Faktor Kendali
Level A B C D E F G H
1 10,5546 10,5479 10,6705 10,9020 10,4489 10,7097 10,6461 10,5998
2 10,8118 10,7188 10,6221 10,4672 10,9010 10.9611 10,8083 10,5007 3 10,7829 10,7570 10,6804 10,6997 10,5164 10,5951 10,9490
Tabel 5. Efek Faktor SNR terhadap Respon Kekentalan
10.10
10.20
10.30
10.40
10.50
10.60
10.70
10.80
10.90
11.00
1 2 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
A B C D E F G H
Faktor
S N R R
a t i o
Gambar 3. Main Efek Plot untuk SNR Respon Kekentalan
faktor G dan H level 3 = 10,95 Artinya Respon
Kekentalan ditentukan oleh faktor G dan H level
3 yaitu warna gula dan lama pemasakan.
Perhitungan ANOVA untuk Respon
Kekentalan, dapat diketahui bahwa tidak ada
faktor kendali berpengaruh terhadap hasil
eksperimen. Ada 8 faktor yang tidak
berpengaruh terhadap hasil eksperimen. Dari
nilai Fratio, dapat dilihat bahwa nilai Fratio
faktor A lebih kecil dari nilai F tabel = 18,51 dan
Fratio faktor B, C, D, E, F, G, dan H lebih kecil
dari nilai F tabel = 19,00. Faktor-faktor yang
mempunyai kontribusi pada Respon kekentalan
adalah E yaitu jumlah gula = 18,90%, dan H
yaitu lama pemasakan = 20,54%.
Menurut Kasmidjo (1990), penambahan
gula kelapa menyebabkan warna coklat karamel
dan viskositasnya naik. Sifat spesifik kecap
-
8/16/2019 Bahan Baku Optimal Kecap
13/20
17
tradisional antara lain mempunyai tingkat
kekentalan tertentu. Kecap manis yang ditambah
gula kelapa dalam jumlah besar, dapat
menaikkan viskositas kecap. Lama pemasakanatau perebusan campuran filtrat dengan gula
kelapa hingga mendidih kurang lebih 1 jam akan
berpengaruh pada kekentalan kecap organik,
lama pemasakan tergantung pada volume cairan
yang dipanaskan.
Dalam menentukan level faktor kendali
yang secara signifikan dan layak untuk dipilih
sebagai rancangan usulan, bisa dilihat pada tabel
hasil perhitungan masing-masing Efek Faktor
SNR Respon Rasa, Warna, dan Kekentalan.
Tujuan awal penelitian ini adalah mencari
komponen bahan baku optimal pada produk
kecap organik, agar mendapatkan kecap organik
kualitas yang tinggi sesuai dengan keinginan
konsumen. Dari permasalahan tersebut,idealnya makin besar atau tinggi respon rasa,
warna, dan kekentalan maka kualitas produk
kecap organik makin baik. Oleh karena itu
perh i tungan SNR di lakukan dengan
menggunakan karakteristik kualitas membesar
(larger the better ).
Dari hasil perhitungan Efek Faktor SNR
diperoleh nilai Efek Faktor besar seperti
tercantum pada tabel 6 (matriks).
Dengan demikian rancangan usulan
untuk komposisi bahan baku produk kecap
Faktor KendaliLevel
A B C D E F G H
1 - - - 11,1900 - - - -
2 10,8118 - - - 10,9010 10,9611 - -
3 - 11,5144 10,7933 - - - 10,7697 10,9490
Tabel 6. Matriks Nilai Efek Faktor Besar
organik yang disukai konsumen adalah A2, B3,
C3, D1, E2, F2, G3, H3 seperti tercantum pada
tabel 7 (matriks).
Hasil rancangan optimal yang diperoleh
seperti tercantum dalam tabel diatas, digunakan
u n t u k m e m p e r t i m b a n g k a n d a r i 1 8
Label Faktor Keterangan (Level)
A Jenis Kedelai Hitam Bambanglipuro
B Lama pembuatan moromi 4 minggu
C Jumlah moromi 320 ml
D Jumlah rempah-rempah 6 g
E Jumlah gula 700 g
F Jumlah air 465 ml
G Warna gula Hitam H Lama pemasakan 8 menit
Tabel 7. Matriks Komposisi Bahan Baku Kecap yang Disukai Konsumen.
Bernadetta Budi Setiawati — Penentuan Komponen Kualitas
STPP Magelang Jurusan Penyuluhan Pertanian di Yogyakarta
-
8/16/2019 Bahan Baku Optimal Kecap
14/20
18
eksperimen/percobaan yang dilakukan ternyata
eksperimen/percobaan ke 17 dengan faktor dan
level (A2, B3, C2, D1, E3, F2, G2, H3) hampir
mendekati rancangan usulan. Penilaian paneliseksperimen/percobaan ke 17 mempunyai mean
Respon Rasa = 4,13; mean Respon Warna =
3,40; mean Respon Kekentalan = 3,83.
H a s i l a n a l i s i s k e c a p o r g a n i k
eksperimen/percobaan ke 17 di Laboratorium
Pusat Studi Pangan dan Gizi UGM tahun 2007
dicantumkan dalam Tabel 8.Setelah mendapatkan rancangan yang
optimal, eksperimen/percobaan ke 17
mempunyai mean Respon Rasa = 4,13; mean
Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian. Volume 4, Nomor 1, Juli 2008
Macam Analisa
No
Kode
Sampel
Protein
kasar %
Total
padatan
terlarut % Garam % Viskositas
mPa.s Pb
1Kecap
Organik
2,31 24,77 2,88 4250 Negatif
Tabel 8. Hasil Uji Kecap Organik Eksperimen / Percobaan Ke-17
Respon Warna = 3,40; mean Respon Kekentalan
= 3,83; hampir mendekati rancangan usulan.
Hasil penilaian rata-rata tingkat
kesukaan konsumen terhadap kecap organik
usulan U dan 3 kecap pesaingnya (X, Y, Z) dalam
hal rasa, warna, dan kekentalan tercantum pada
Tabel 9 dan Tabel 10.
Hasil Penilaian Rata-rata Tingkat
Kesukaan Konsumen Terhadap Kecap Organik
(U) untuk rasa, warna, kekentalan sebesar 4,17;
3,73; 4,03 dan Kecap Pesaing (X,Y,Z) untuk
rasa, warna, kekentalan masing-masing sebesar
3,10; 3,07; 2,87; 3,67; 3,33; 3,27; 2,87; 3,23.
Dari hasil tersebut diatas terlihat bahwa
X (%) Y (%)
Z (%)
U (%)
Tingkat
Kesukaan R W K R W
K
R
W
K
R
W K
SS 0 0 0 13,6 0 0 0 0 0 28 13,4 33
S 47,3 34,8 32,6 50,9 44 44,9 37,2 49,5 44,4 67,2 57,1 50
B 38,7 52,2 45,3 35,5 54 49 41,9 40,2 51,5 4,8 29,5 17 TS 12,9 13 20,9 0 2 6,12 18,6 10,3 4,04 0 0 0
STS 1,08 0 1,16 0 0 0 2,33 0 0 0 0 0
Tabel 9. Hasil Analisis Deskriptif Penilaian Tingkat Kesukaan Konsumen terhadap Kecap Organik (U)dan Kecap Pesaing (X, Y, Z)
Tabel 10. Hasil Penilaian Rata-rata Tingkat Kesukaan Konsumen terhadap Kecap Organik (U) danKecap Pesaing (X, Y, Z)
X
Y
Z
U
Responden
R
W
K
R
W
K
R
W
K R
W
K
Jumlah
(30)
93
92
86
110
100
98
86
97 99
125
112
121
Rata-rata 3,10 3,07 2,87 3,67 3,33 3,27
2,87
3,23
3,30
4,17
3,73
4,03
-
8/16/2019 Bahan Baku Optimal Kecap
15/20
19
rancangan usulan kecap organik (U) lebih
disukai oleh konsumen daripada kecap pesaing
(X, Y, Z), dengan nilai rata-rata untuk rasa,
warna, dan kekentalan sebesar 4,17; 3,73; 4,03.
KESIMPULAN
Hasil penelitian pada kelompok usaha
kecap organik ” PAMOR”, berdasarkan uji
respon konsumen terhadap kualitas kecap
organik dengan Respon terhadap Rasa, Warna,
dan Kekentalan dapat disimpulkan berdasarkan
perhitungan tingkat Signal to Noise Ratio
(SNR), Efek Faktor SNR, dapat disimpulkan
bahwa : (1). Komponen kualitas rasa, warna,
dan kekentalan optimal dengan nilai Efek Faktor
SNR sebesar 11,51; 10,79 dan 10,96 dan tingkat
kesukaan konsumen rata-rata sebesar 4,17
(95,2%); 3,73 (70.5%) dan 4,03 (80,3%) dari
nilai maksimum 5,00, (2). Rancangan usulan
untuk produk kecap organik yang disukai
konsumen pada level faktor komponen bahan
baku optimal A2, B3, C3, D1, E2, F2, G3, H3
atau Jenis kedelai hitam Kecamatan
Bambanglipuro, lama pembuatan moromi 4
minggu, jumlah moromi 320 ml, jumlah
rempah-rempah 6 g, jumlah gula 700 g, jumlah
air 465 ml, warna gula kelapa hitam, lama
pemasakan 8 menit.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2002. Metode Taguchi dan AnalisisStatistika. Digitized by USU digitall i b r a r y . h t t p : / / l i b r a r y . u s u . a c . i d/modules.php.(diakses 19 Januari 2007).
-------.2004. Hasil Survey (Nielsen,A.C).Trend Industri Kecap Manis di Indonesia.
--------.2006. Design of ExperimentsTaguchi approach. Http://www.nutek-us.com. (diakses 10 September 2006).
Gasperz,V. 1997. Manajemen Kualitas :
Penerapan Konsep-Konsep Kualitas Dalam Manajemen Bisnis Total .PT.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Kartika,B., Hastuti,P. dan Supartono,W. 1988. Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan. PAU Pangan dan Gizi UGM.Yogyakarta.
Kasmidjo, R. B. 1990. Tempe Mikrobiologi Dan B i o k i m i a P e n g o l a h a n S e r t a Pemanfaatannya. PAU Pangan dan GiziUGM. Yogyakarta.
Siagian, D. dan Sugiarto. 2002. MetodeStatistika Untuk Bisnis dan Ekonomi. PTGramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Sigit, S. 2003. Pengantar Metodologi Penelitian Sosial Bisnis Manajemen.Penerbit Fakultas Ekonomi UniversitasSarjanawiyata Tamansiswa. Yogyakarta.
Steinkraus, K.H. 2004. Industrialization of Indigenous Fermented Foods. MarcellDekker, Inc. New York.
Suprapti, M.L. 2005. Kecap Tradisional.Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Sutanto, R. 2002. Pertanian Organik MenujuPertanian Alternatif Berkelanjutan.Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Taguchi,G., Chowdhury,S., and Wu, Y. 2005.Taguchi's Quality Engineering
Handbook . John Wiley & Sons, Inc. ASIConsulting Group, LLC Livonia.
Michigan.Wright, S. and Mc.Crea, D. 2000. Handbook of Organic Food Processingand Production. 2 nd edition. BlackwellScience Ltd, Oxford.
Bernadetta Budi Setiawati — Penentuan Komponen Kualitas
STPP Magelang Jurusan Penyuluhan Pertanian di Yogyakarta
-
8/16/2019 Bahan Baku Optimal Kecap
16/20
INDEKS PENGARANGILMU-ILMU PERTANIAN 2008
BPenentuan Komponen Kualitas dan Bahan Baku OptimalProduk Kecap Organik Berbasis Off Line Quality Control
Bernadetta Budi Setiawati
Aspek Hukum Konservasi Sumber Daya Alam Hayati melaluiPengembangan Ekowisata (ecotourism)
(Studi di Desa Wisata Ketingan, Desa Tirtoadi, Mlati, Sleman, DIY)Budi Handojo
GEvaluasi Program Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertaniandi Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2007
Gunawan Yulianto, Cucuk Redono, Fx. Agus dan Joni Kurniawan
HPengaruh Pemanasan dan Pengeringan Daging Buah Kelapa
terhadap Asam Lemak Bebas pada Pembuatan Tepung KelapaHadi Santoso
Studi Patogenitas Metarhizium anisopliae (metch.) Sor
Hasil Perbanyakakan Medium Cair Alami terhadap Larva Oryctes rhinocerosHeriyanto dan Suharno
IRevolusi Pemberdayaan Petani/Kelompok Tani
Imawan Eko Handriyanto
Kinerja Penyuluh Pertanian Kabupaten Kulon Progo,Gunungkidul, Sleman dan Bantul di Era Otonami Daerah
Istiningsih
MStudi Penelusuran Tugas dan Kinerja Alumni STPP Magelang
Jurusan Penyuluhan Pertanian YogyakartaMiftakhul Arifin, Ina Fitria Ismarlin, Nani Tri Iswardayati, Abdul Hamid
PDampak Pengelolaan Hutan Rakyat terhadap Kondisi Ekonomi Rumah Tangga Petani
(Di Desa Soronalan, Kecamatan Sawangan,Kabupaten Magelang)
Pantja Siwi VR Ingesti
-
8/16/2019 Bahan Baku Optimal Kecap
17/20
R Penyebaran Teknologi Konservasi Lahan Kering melalui Pemuka Pendapat
di Kabupaten Bantul Propinsi Daerah Istimewa YogyakartaR. Kunto Adi
Pembangunan Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertaniandi Kabupaten Gunungkidul Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Ropingi dan Yanwar Sudartono
SMembangun Sistem Keprofesian Penyuluh Pertanian
Sapto Husodo
Analisis Pemasaran Susu Sapi Perah di Kabupaten BoyolaliSetyowati
Promoting Social Capital for Rural Community DevelopmentSubejo
Urgensi Pembangunan Pedesaan dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan NasionalSunarru Samsi Hariadi
-
8/16/2019 Bahan Baku Optimal Kecap
18/20
INDEKS KOMULATIFILMU-ILMU PERTANIAN 2008
Promoting Social Capital for Rural Community Development 1 – 7
Subejo
Penentuan Komponen Kualitas dan Bahan Baku Optimal 8 – 19Produk Kecap Organik Berbasis Off Line Quality Control
Bernadetta Budi Setiawati
Kinerja Penyuluh Pertanian Kabupaten Kulon Progo, 20 – 37Gunungkidul, Sleman dan Bantul di Era Otonami Daerah
Istiningsih
Membangun Sistem Keprofesian Penyuluh Pertanian 38 – 46
Sapto Husodo
Studi Patogenitas Metarhizium anisopliae (metch.) Sor 47 – 54Hasil Perbanyakakan Medium Cair Alami terhadap LarvaOryctes rhinoceros
Heriyanto dan Suharno
Revolusi Pemberdayaan Petani/Kelompok Tani 55 – 60
Imawan Eko Handriyanto
Evaluasi Program Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian 61 – 74di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2007
Gunawan Yulianto, Cucuk Redono, Fx. Agus dan Joni Kurniawan
Urgensi Pembangunan Pedesaan dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan 75 – 86Nasional
Sunarru Samsi Hariadi
Pembangunan Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditias Pertanian 87 – 98di Kabupaten Gunungkidul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Ropingi dan Yanwar Sudartono
Penyebaran Teknologi Konservasi Lahan Kering melalui Pemuka Pendapat 99 – 108di Kabupaten Bantul Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
R. Kunto Adi
Dampak Pengelolaan Hutan Rakyat terhadap Kondisi Ekonomi 109 – 119Rumah Tangga Petani(Di Desa Soronalan, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang)
Pantja Siwi VR Ingesti
-
8/16/2019 Bahan Baku Optimal Kecap
19/20
Aspek Hukum Konservasi Sumber Daya Alam Hayati melalui 120 – 127Pengembangan Ekowisata (ecotourism) (Studi di Desa Wisata Ketingan,Desa Tirtoadi, Mlati, Sleman, DIY)
Budi Handojo
Studi Penelusuran Tugas dan Kinerja Alumni STPP Magelang 128 – 137Jurusan Penyuluhan Pertanian Yogyakarta
Miftakhul Arifin, Ina Fitria Ismarlin, Nani Tri Iswardayati, Abdul Hamid
Analisis Pemasaran Susu Sapi Perah di Kabupaten Boyolali 138 – 153
Setyowati
Pengaruh Pemanasan dan Pengeringan Daging Buah Kelapa 154 – 160terhadap Asam Lemak Bebas pada Pembuatan Tepung Kelapa
Hadi Santoso
-
8/16/2019 Bahan Baku Optimal Kecap
20/20
Naskah dalam Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian
ditulis dalam Bahasa Indonesia atau BahasaInggris, dengan gaya bahasa efektif dan akademis.
Naskah dapat berupa hasil penelitian ataustudi pustaka yang diketik komputer (MS –Wordatau yang kompatibel dengan MS-Word)meggunakan spasi ganda, tulisan disertai intisari(abstract ). Panjang tulisan berkisar antara 16sampai dengan 20 halaman kuarto (A4).
Naskah hasil penelitian mengikuti susunansebagai berikut; halaman judul, nama penulis,alamat penulis, intisari, kata kunci, pendahuluan,
bahan dan metode, hasil dan pembahasan,kesimpulan dan saran, daftar pustaka. Naskahkonseptual tersusun atas halaman judul,
pendahuluan, isi tulisan, penutup, daftar pustaka.
Grafik dan gambar garis dapat gambardengan tinta cina atau menggunakan programgrafik (komputer), grafik dan gambar diutamakantidak berwarna (hitam putih). Judul gambardiletakkan di bawah gambar, diberi nomor urutsesuai dengan letaknya dan dicetak tebal. Masing-masing gambar diberi keterangan singkat dengan
nomor urut yang diletakkan di luar bidang gambar.Gambar dan grafik diletakkan di dalam naskah.
Gambar fhotografis diutamakan tidak berwarna (hitam putih) dan dicetak di atas kertasmengkilap, jelas dan tidak kabur. Nama lain(binomial), kata asing, latin dan bukan kata dalamBahasa Indonesia dicetak miring.
Judul harus singkat dan jelas menunjukkanidentitas subyek, indikasi tujuan studi dan memuatkata-kata kunci. Jumlah kata seyogyanya berkisar
antara 6 - 12 buah, dituliskan dalam BahasaIndonesia dan Bahasa Inggris. Nama atau nama-nama penulis ditulis tanpa gelar.
Abstarct (intisari), harus dapat memberiinformasi mengenai seluruh isi karangan, ditulisdengan singkat, padat dan jelas dan tidak melebihi250 kata, ditulis dalam Bahasa Inggris (untuknaskah dalam Bahasa Indonesia) dan BahasaIndonesia (untuk naskah dalam Bahasa Inggris),intisari disertai key words (kata kunci).
Pendahuluan, berisi latar belakang,
masalah dan tinjauan teori secara ringkas.
Metode penelitian, berisi penjelasan
mengenai bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian (kalau ada), waktu, tempat danrancangan percobaan (teknik analisis).
Hasil dan pembahasan, disajikan secararingkas (dapat dibantu dengan tabel, grafik ataufhoto-fhoto). Pembahasan merupakan tinjauanterhadap hasil penelitian secara singkat tetapi jelasdan merujuk pada literatur terkait.
Kesimpulan dan saran, berisi hasil nyataataupun keputusan dari penelitian yang dilakukandan saran tindakan lanjut untuk bahan
pengembangan penelitian berikutnya.
Daftar pustaka, memuat semua pustakayang digunakan dalam penulisan karangan. Daftar
pustaka ditulis dalam urutan abjad secarakronologis (urut tahun).
Penulisan pustaka untuk buku denganurutan; nama pokok (keluarga) dan inisial
pengarang, tahun terbit, judul, jilid, edisi, nama penerbit dan tempat terbit. Setiap bagian diakhiridengan tanda titik.
Penulisan pustaka untuk karangan dalam buku, majalah, surat kabar, proseding atau terbitanlain bukan buku, ditulis dengan urutan; nama
pokok dan inisial pengarang, tahun terbit, judulkarangan, inisial dan nama editor, judul buku,halaman pertama dan akhir karangan, nama
penerbit dan tempat terbit.
Redaksi mempunyai hak untuk mengubahdan memperbaiki ejaan, tata tulis dan bahasa yangdimuat tanpa mengubah esensi.
Naskah yang telah ditulis dan sesuaidengan pedoman penulisan jurnal ilmu-ilmu pertanian diterima paling lambat satu bulansebelum bulan penerbitan, dalam bentuk hard
printing (cetak printer) dan soft printing ( file).
Naskah dikirimkan kepada M. AdlanLarisu, Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian(STPP) Jurusan Penyuluhan PertanianYogyakarta, Jalan Kusumanegara Nomor 2Yogyakarta Kode Pos 55167 Telpon (0274)
373479 Faximile (0274) 375528. E Mail:
PEDOMAN PENULISAN NASKAHDALAM JURNAL ILMU-ILMU PERTANIAN