Bahan Baku Optimal Kecap

download Bahan Baku Optimal Kecap

of 20

Transcript of Bahan Baku Optimal Kecap

  • 8/16/2019 Bahan Baku Optimal Kecap

    1/20

    ISSN 1858-1226

    JURNALILMU-ILMU PERTANIAN

    Volume 4, Nomor 1, Juli 2008

    Diterbitkan Oleh :

    Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian MagelangJurusan Penyuluhan Pertanian Yogyakarta

  • 8/16/2019 Bahan Baku Optimal Kecap

    2/20

    JURNAL ILMU-ILMU PERTANIANISSN 1858-1226

    Terbit Dua Kali Setahun pada Bulan Juli dan Desember, Berisi Artikel Ilmiah Hasil Penelitian dan

    Pemikiran di Bidang Pemberdayaan Sosial, Ekonomi dan Teknik Pertanian Terapan

    Ketua Penyunting

    M. Adlan Larisu

    Penyunting Pelaksana

    Abdul HamidAnanti Yekti

    Miftakhul Arifin

    Agus Wartapa

    Mitra Bestari

    Masyhuri (Universitas Gadjah Mada)Aziz Purwantoro (Universitas Gadjah Mada)

    E. W. Tri Nugroho (Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa)Sapto Husodo (Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Magelang)

    Zulkarnain (Universitas Jambi)

    Staf Tata Usaha

    Asnuri

    Alamat Penyunting dan Tata Usaha : Redaksi Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian, Sekolah Tinggi PenyuluhanPertanian (STPP) Jurusan Penyuluhan Pertanian Yogyakarta, Jalan Kusumanegara No. 2 Yogyakarta

    Kode Pos 55167 Telpon (0274) 373479  Faximi le   (0274) 375528  E  Mai l :   [email protected]

    JURNAL ILMU-ILMU PERTANIAN  diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Penyuluhan PertanianMagelang Jurusan Penyuluhan Pertanian di Yogyakarta.

    Penyunting menerima sumbangan tulisan yang belum pernah diterbitkan dalam penerbitan lain. Naskah diketik atas kertas HVS kuarto spasi ganda sepanjang lebih kurang 20 halaman, dengan formatseperti tercantum pada halaman kulit dalam belakang (pedoman penulisan naskah). Naskah yangmasuk akan dievaluasi dan disunting untuk keseragaman format, istilah dan tata penulisan lainnyatanpa merubah esensi naskah. Penulis yang artikelnya dimuat akan mendapatkan lima eksplar cetaklepas dan satu nomor bukti pemuatan. Artikel yang tidak dimuat tidak akan dikembalikan.

    Harga berlangganan termasuk ongkos kirim Rp. 50.000,00 per tahun untuk dua nomor penerbitan.

  • 8/16/2019 Bahan Baku Optimal Kecap

    3/20

    JURNAL

    ILMU-ILMU PERTANIANVolume 4, Nomor 1, Juli 2008 ISSN 1858-1226DAFTAR ISI

    Promoting Social Capital for Rural Community Development

    Subejo

    Penentuan Komponen Kualitas dan Bahan Baku Optimal 8 – 19

    Produk Kecap Organik Berbasis Off Line Quality Control  Bernadetta Budi Setiawati

    Kinerja Penyuluh Pertanian Kabupaten Kulon Progo, 20 – 37Gunungkidul, Sleman dan Bantul di Era Otonami Daerah 

    Istiningsih

    Membangun Sistem Keprofesian Penyuluh Pertanian 38 – 46 

    Sapto Husodo

    Studi Patogenitas Metarhizium anisopliae (metch.) Sor  47 – 54Hasil Perbanyakakan Medium Cair Alami terhadap LarvaOryctes rhinoceros 

    Heriyanto dan Suharno

    Revolusi Pemberdayaan Petani/Kelompok Tani 55 – 60 

    Imawan Eko Handriyanto

    Evaluasi Program Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian 61 – 74di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2007 

    Gunawan Yulianto, Cucuk Redono, Fx. Agus dan Joni Kurniawan

    1 – 7

  • 8/16/2019 Bahan Baku Optimal Kecap

    4/20

    8

    Di Indonesia, kecap sangat disukai

    sehingga kebutuhannya semakin meningkat dari

    tahun ke tahun. Anonim (2004) menjelaskan

     bahwa perkembangan produksi kecap manis di

    Indonesia pada tahun 2001 - 2007 diperkirakan

    akan mengalami trend kenaikan sebesar 5,7%

    setiap tahunnya dari 124.962,2 ton menjadi

    174.272,4 ton. Trend kenaikan ini diambil dari

    rata-rata trend kenaikan perkembangan produksi

    kecap manis di Indonesia pada tahun 1996

    2000.

    D i d a l a m p e r k e m b a n g a n s u a t u

     perusahaan, baik perusahaan kecil, menengah,

    maupun besar, kualitas produk atau jasa

     perusahaan ikut menentukan pesat atau

    tidaknya perkembangan perusahaan tersebut.

    Hal ini disebabkan persoalan kualitas produk

    atau jasa yang dihasilkan perusahaan merupakan

    cermin perusahaan dimata masyarakat atau

    konsumen.

    Tingkat penerimaan konsumen sangat

    ditentukan oleh atribut yang dibawa produk

    tersebut. Persaingan dengan logika pasar yaitu

    sesuai dengan permintaan dan penawaran

    semakin mempertegas persaingan antar

     produk. Produk yang sesuai dengan keinginan

     Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian. Volume 4, Nomor 1, Juli 2008

    PENENTUAN KOMPONEN KUALITAS DAN BAHAN BAKU OPTIMALPRODUK KECAP ORGANIK BERBASIS OFF LINE QUALITY CONTROL

    (Determination on Optimum Quality Componentsand Raw Materials of Organic Soy Sauce

     Based on Off Line Quality Control)

    Bernadetta Budi Setiawati

     ABSTRACT 

    Organic Soy Sauce quality didn't fit with the producer's quality expectation, whenthe organic soy sauce didn't give uniform characteristics such as taste, color andviscosity. It led to the consumer's unsatisfaction. Efforts for the quality improvement

     should be conducted in order to meet the consumer's satisfaction. This research aimed todetermine optimum quality components and raw materials of organic soy sauce which

    met consumer's satisfaction based on off-line control. The Taguchi method characterizedby the off-Line Quality Control was applied to improve quality or processes. Taguchiintroduced an integrated design method using Orthogonal Matrix as a supporting tool inexperiments and in analyzing results and using Signal to Noise Ratio (SNR) to determine

     Factor Effect and Analysis of Variance as well. Based on consumer's response tests ontaste, color and viscosity, the research's results showed that the optimum qualitycomponent of taste, color and viscosity with a value of the SNR factor effect of 11.51;10.79 and 10.96 and with an average value of consumer's satisfaction level of 4.17 ;3.73 and 4.03 from maximum value of 5.00. These values contributed the determinationof the following components and process such as: black soybean variety originated

     from Bambanglipuro Sub-District, moromi processing time of 4 weeks, a total ofmoromi of 320 mLs, spices weight of 6 grams, coconut sugar weight of 700 grams,

    water of 465 mLs, coconut sugar of black color and fermentation time of 8 minutes.

     Key words : taguchi method, organic soy sauce, taste, color, viscosity

  • 8/16/2019 Bahan Baku Optimal Kecap

    5/20

     Bernadetta Budi Setiawati — Penentuan Komponen Kualitas 9

     STPP Magelang Jurusan Penyuluhan Pertanian di Yogyakarta

    dan kebutuhan konsumen adalah produk

     berkualitas baik dan akan mampu bersaing

    sedang yang berkualitas sebaliknya tidak

    diterima oleh konsumen. Persaingan dalamdunia industri yang semakin ketat dewasa ini

    menuntut setiap perusahaan untuk terus menerus

    mempertahankan dan meningkatkan kualitas

     produk sesuai dengan st andar kual itas

     perusahaan.

    Kecap merupakan produk olahan atau

    awetan kedelai dengan cara fermentasi,

    memiliki tekstur cair (asin) atau tekstur kental

    (manis), berwarna coklat kehitam-hitaman serta

    mempunyai rasa dan aroma ( flavor ) yang khas.

    Bahan baku utama kecap pada umumnya kedelai

    hitam, dari beberapa penelitian jenis kedelai

    hitam yang umum digunakan dalam pembuatan

    kecap adalah kedelai hitam Varietas Merapi . Di

    Indonesia, kecap umumnya dibuat dengan

     proses fermentasi dan sebagian besar masih

    dilakukan dengan cara tradisional yaitu biakan

    spontan dengan inokulasi menggunakan biakan

    murni Aspergillus oryzae atau Aspergillus sojae.

    Kelompok PIA (Pusat Inkubator

    Agribisnis) ”PAMOR” yang bergerak dalam

     bidang produksi pangan organik, memproduksi

    kecap organik dengan merek dagang

    ”PAMOR”. Kecap organik yang diproduksi

    adalah produk kecap yang berbahan baku bahan-

     bahan organik, seperti kedelai hitam organik,

    gula kelapa organik, garam, rempah-rempah

    tanpa bahan pengawet dan bahan pengental yang

    diproses dengan cara fermentasi. Proses

    fermentasi yang berlangsung selama 2 - 4

    minggu, memegang peranan penting dalam

    membentuk cita rasa dan aroma yang khas pada

    kecap organik. Adanya kandungan protein

    terlarut hasil perubahan senyawa makromulekul

    menjadi senyawa yang lebih mudah dicerna,diserap dan dimanfaatkan tubuh.

    Menurut Langerbein dalam Sutanto

    (2002), meningkatnya perhatian dan kepedulian

    masyarakat terhadap lingkungan dan kesehatan

    telah mendorong permintaan bahan pangan yang

    akrab lingkungan dan diklasifikasikan sebagai

    alami atau produk organik atau produk ” green”

    karena dianggap mempunyai kualitas yang

    sangat baik, mengandung residu kimia lebih

    rendah daripada pangan yang dihasilkan

     pertanian konvensional.

    Dengan karakteristik berbahan baku

     bahan-bahan organik tersebut, kecap organik

    ”PAMOR” merupakan suatu produk yang

    diharapkan memenuhi kualitas untuk menjawab

    kebutuhan masyarakat akan produk alami, bebas

    residu kimia sehingga aman bagi kesehatan.

    Bahan dan proses yang bersifat organik,

    menyebabkan harga jual kecap organik relatif

    lebih mahal dibanding kecap biasa dipasaran.

    Variasi rasa, kekentalan dan warna produk kecap

    organik yang dihasilkan tidak seragam sehingga

    menjadi kendala bagi Kelompok PIA

    ”PAMOR”, maka diperlukan suatu upaya untuk

    menghilangkan atau mengurangi variasi produk

    kecap organik tersebut di atas sehingga produk

    yang dihasilkan lebih seragam. Salah satu cara

    mempertahankan dan meningkatkan kualitas

     produk adalah dengan memperbaiki proses

     produksi, disamping memperbaiki kualitas

     bahan baku yang digunakan.

  • 8/16/2019 Bahan Baku Optimal Kecap

    6/20

    10

    Salah satu metode perbaikan kualitas

    yang bersifat off line quality control   adalah

    metode Taguchi. Metode Taguchi dikenalkan

    dan dikembangkan oleh seorang konsultanmenejemen kualitas yaitu Dr. Genichi Taguchi

    di era 1970 an. Metode Taguchi merupakan salah

    satu metode perbaikan kualitas atau proses yang

     bersifat off line quality control , maksudnya

    merupakan metode pengendalian kualitas yang

    dilakukan sebelum proses produksi atau

     pengendalian kualitas dalam tahap desain

     produk atau desain proses.

    Metode Taguchi merupakan salah satu

    metode perbaikan kualitas yang berdasarkan

    desain eksperimen, dan bertujuan untuk mencari

    karakteristik kualitas optimal dengan memilih

    level faktor kendali yang optimal dan mereduksi

    sensitifitas dari faktor-faktor tidak terkendali

    maka fungsi objektifitas yaitu produk atau

     proses yang tahan terhadap variasi dapat

    tercapai. Metode Taguchi berusaha untuk

    membuat desain produk yang tahan terhadap

    variasi berdasarkan suatu eksperimen pemilihan

    faktor-faktor kendali yang optimal dan

    mereduksi noise. Metode ini tidak hanya

     bekerja pada tahapan eksperimen tetapi juga

    menggunakan Signal to Noise Ratio  (SNR)

    sebagai salah satu metode statistik terintegrasi

    dalam mencari produk yang tahan terhadap

    variasi.

    Atribut kecap organik yang menjadi

     pertimbangan konsumen dalam membeli produk

    tersebut adalah sebagai berikut :

    1. Cita rasa dan aroma, diperoleh dari proses

     pembuatan kecap secara fermentasi kedelai

    hitam organik tanpa menggunakan bahan

     penyedap.

    2. Kekentalan, tingkat kekentalan kecap manis

    dihasilkan dari penambahan gula kelapatanpa penambahan bahan pengental.

    3. Warna coklat kehitam-hitaman pada kecap

    diperoleh dari gula kelapa tanpa

     penambahan bahan pewarna.

    Metode Taguchi layak diaplikasikan

     pada industri pangan, berdasarkan penjelasan

    tersebut diatas, khusus pada industri kecap

    organik sebagai metode perbaikan kualitas

     produk kecap organik ”PAMOR”. Atribut kecap

    yang menjadi pertimbangan konsumen dalam

    membeli suatu produk kecap adalah cita rasa,

    warna cokelat kehitam-hitaman dan memiliki

    tingkat kekentalan tertentu.

    Dari atribut diatas, cita rasa memegang

     peranan penting karena merupakan hasil dari

     proses fermentasi disamping warna dan

    kekentalan kecap.

    Penelitian ini dilakukan dengan

    eksperimen untuk meningkatkan kualitas kecap

    organik ”PAMOR” menggunakan metode

    Taguchi, diawali dengan mencari faktor-faktor

    yang dianggap paling dominan yang

    mempengaruhi kualitas produk kecap organik

    ”PAMOR”.

    CARA PENELITIAN

    Penelitian ini dilakukan dalam 3 tahap.

    Tahap pertama dilakukan identifikasi faktor-

    faktor yang berpengaruh pada performansi atau

    karakteristik kualitas kecap organik dan

    memilih faktor-faktor tersebut untuk

     Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian. Volume 4, Nomor 1, Juli 2008

  • 8/16/2019 Bahan Baku Optimal Kecap

    7/20

    11

    dikategorikan sebagai faktor terkendali atau

    faktor tidak terkendali.

    Tahap kedua yaitu menentukan nilai-

    nilai bagi semua level faktor dengan

    memperhatikan batasan-batasan spesifikasi dan

     batasan-batasan operasional dilapangan, seperti

    tercantum pada Tabel 1.

    Penelitian ini menggunakan Metode

    Tabel 1. Level dari Faktor yang Berpengaruh terhadap Produk Kecap Organik 

    Label Faktor Level 1 

    Level 2 

    Level 3 

    A Jenis kedelai Hitam lokasi 1   Hitam lokasi 2   -  

    B Lama pembuatan moromi  2 minggu   3 minggu   4 minggu  

    C Jumlah moromi 300 ml   310 ml   320 ml  

    D Jumlah rempah-rempah  6 g   7 g   8 g  E Jumlah gula 350 g   700 g   1100 g  

    F  Jumlah air   300 ml   465 ml   640 ml  

    G  Warna gula  Kuning   Merah   Hitam  

    H  Lama pemasakan  6 menit   7 menit   8 menit  

    Percobaan ke A B C D E F G H

    1 1 1 1 1 1 1 1 1

    2 1 1 2 2 2 2 2 2

    3 1 1 3 3 3 3 3 3

    4 1 2 1 1 2 2 3 3

    5 1 2 2 2 3 3 1 1

    6 1 2 3 3 1 1 2 2

    7 1 3 1 2 1 3 2 3

    8 1 3 2 3 2 1 3 1

    9 1 3 3 1 3 2 1 2

    10 2 1 1 3 3 2 2 1

    11 2 1 2 1 1 3 3 2

    12 2 1 3 2 2 1 1 3

    13 2 2 1 2 3 1 3 2

    14 2 2 2 3 1 2 1 3

    15 2 2 3 1 2 3 2 1

    16 2 3 1 3 2 3 1 2

    17 2 3 2 1 3 1 2 3

    18 2 3 3 2 1 2 3 1

    Tabel 2. Orthogonal Array L18 Standar 

     Bernadetta Budi Setiawati — Penentuan Komponen Kualitas

    STPP Magelang Jurusan Penyuluhan Pertanian di Yogyakarta

  • 8/16/2019 Bahan Baku Optimal Kecap

    8/20

    12

    Taguchi yaitu melibatkan 1 faktor dengan 2 level

    dan 7 faktor dengan 3 level, diperoleh suatu

    rancangan Matriks Orthogonal Standar

    (Taguchi, et al, 2005) yang dituliskan sebagaiL18 (21 x 37) dengan 18 baris dan 8 kolom,

    seperti tercantum pada Tabel 2.

    Tahap ketiga yaitu pelaksanaan

    eksperimen sesuai dengan rancangan

    eksperimen berdasarkan Matriks Orthogonalsedang proses pembuatan kecap organik

     Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian. Volume 4, Nomor 1, Juli 2008

    Gambar 1. Diagram Alir Proses Pembuatan Kecap Organik 

  • 8/16/2019 Bahan Baku Optimal Kecap

    9/20

    13

    tercantum pada Gambar 1. Setelah eksperimen

    dilakukan pengujian organoleptik terhadap

    respon rasa, warna, dan kekentalan terhadap

    semua hasil eksperimen produk kecap organik.Pengolahan data dengan melakukan perhitungan 

     Mean  (), Signal to Noise Ratio  (SNR), Efek

    Faktor SNR, ANOVA SNR untuk Respon Rasa,

    Warna, dan Kekentalan (Taguchi, et al, 2005).

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Kecap organik berkualitas tinggi apabila

    memiliki karakteristik kualitas cita rasa dan

    aroma yang khas, warna coklat kehitam-hitaman

    dengan kekentalan tertentu. Secara teoritis

    kualitas kecap organik dipengaruhi oleh sifat

    dan komposisi bahan baku atau bahan dasar

    kecap organik. Namun dalam prakteknya,

    kualitas juga dipengaruhi oleh faktor-faktor

    yang tidak dapat dihindari seperti human error  

    dari pekerja, keadaan lingkungan dan lain-lain.

    Oleh karena itu perlu adanya pemilihan yang

    teliti dan ekonomis terhadap komposisi bahn baku.

    Penelitian ini dilakukan menggunakan

    metode Taguchi untuk mencari rancangan faktor

    kendali yang menghasilkan kecap organik

     berkualitas tinggi dengan variasi yang rendah,

    dengan rancangan faktor kendali yaitu faktor

     jenis kedelai, lama pembuatan moromi, jumlah

    moromi, jumlah rempah-rempah, jumlah gula,

     jumlah air, warna gula, dan lama pemasakan.

    Berdasarkan hasil perhitungan untuk

    Respon Rasa, dapat diketahui dari Tabel 3. dan

    Gambar 2.

    Efek Faktor untuk Signal to Noise Ratio

    Respon Rasa yang mempunyai nilai paling besar

    Faktor Kendali  

    Level A B C D  E   F   G   H  

    1 10,3360 10,1986 10,6011 11,1900  10,5083   10,6591  10,9520  10,8275  

    2 10,5612 10,6510 10,9118 10,7108  10,8840   10.9738  10,7181  10,7086  3   11,5144 10,8512 10,9718  10,9718   10,7313  10,6940  10,8281  

    Tabel 3. Efek Faktor SNR terhadap Respon Rasa

    Gambar 2. Main Efek Plot untuk SNR Respon Rasa

    9.50

    10.00

    10.50

    11.00

    11.50

    12.00

    1 2 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

     A B C D E F G H

    Faktor 

       S   N   R    R

      a   t   i  o

     Bernadetta Budi Setiawati — Penentuan Komponen Kualitas

    STPP Magelang Jurusan Penyuluhan Pertanian di Yogyakarta

  • 8/16/2019 Bahan Baku Optimal Kecap

    10/20

    14

    adalah faktor B level 3 = 11,51. Artinya Respon

    Rasa ditentukan oleh faktor B level 3 yaitu lama

     pembuatan moromi dengan waktu 4 minggu.

    Perhitungan ANOVA untuk Respon Rasadapat diketahui bahwa tidak semua faktor

    kendali berpengaruh terhadap hasil eksperimen.

    Ada 1 faktor yang memiliki pengaruh terhadap

    hasil eksperimen sedangkan 7 faktor yang lain

    tidak berpengaruh terhadap hasil eksperimen.

    Dari nilai F ratio, dapat dilihat bahwa nilai F

    ratio faktor A = 18,6450 lebih besar dari nilai F

    tabel = 18,51, sedangkan nilai F ratio B, C, D, E,

    F, G, dan H lebih kecil dari nilai F tabel = 19,00.

    Faktor-faktor yang mempunyai kontribusi pada

    Respon Rasa adalah A yaitu jenis kedelai = 32%,

    B yaitu lama pembuatan moromi = 47%, dan E

    yaitu jumlah gula = 6,4%.

    Faktor jenis kedelai, lama pembuatan

    moromi, dan jumlah gula berpengaruh terhadap

    hasil eksperimen Respon Rasa, karena jenis

    kedelai hitam organik varietas Merapi memiliki

    kandungan protein kasar 36,45% berkaitan

    dengan kualitas Respon Rasa cocok digunakan

    sebagai bahan baku pembuatan kecap karena

    kandungan proteinnya lebih besar dari 35%

    (Suprapti,2005), lama pembuatan moromi atau

    fermentasi koji dalam larutan garam dan jumlah

    gula kelapa juga berkaitan dengan kualitas

    Respon Rasa. Menurut Yokotsuka dalam

    Kasmidjo (1990), kedelai dengan kandungan

     protein tinggi merupakan bahan dasar yang baik

    untuk pembuatan kecap. Pada fermentasi jamur

    (koji) maupun fermentasi dalam larutan garam

    (moromi) terjadi perubahan-perubahan

     biokimiawi oleh aktifitas enzim yang dihasilkan

    oleh mikrobia.

    Pada fermentasi jamur (koji), mikrobia

    yang dominan adalah  Aspergillus soyae 

    menghasilkan enzim protease yang dapatmenghidrolisis komponen-komponen protein

    dalam biji kedelai. Konsentrasi garam yang

    optimal 17 sampai 19% berpengaruh terhadap

    hidrolisis protein dalam moromi dan kecepatan

     pembentukan asam laktat dan alkohol. Mikrobia

    utama adalah jamur Aspergillus soyae, bakteri-

     b a k t e r i a s a m l a k t a t y a n g b e r s i f a t

    homofermentatif terutama  Pseudomonas

    cerevisae  atau  P.soyae  dan  yeast   yang toleran

    terhadap garam tinggi terutama Saccharomyces

    rouxii. Menurut Sakaguchi dalam Kasmidjo

    (1990), pada konsentrasi garam yang lebih

    tinggi 20 - 30% P.soyae tetap tumbuh baik dan

    menghasilkan asam laktat tinggi sehingga dapat

    menurunkan pH sampai 4,9, bakteri tersebut

     berperan dalam pembentukan cita rasa dan

    aroma spesifik untuk kecap. Pada kondisi aerob

    dalam konsentrasi garam tinggi yeast yaitu 

    S.rouxii  merubah sejumlah glukosa (50%)

    menjadi gliserol, merupakan komponen penting

     pendukung cita rasa kecap. Menurut Suprapti

    (2005), gula kelapa yang ditambahkan

    diperlukan dalam pembuatan kecap manis,

     berfungsi sebagai pemanis sehingga jumlah gula

    kelapa yang ditambahkan dapat berpengaruh

     pada Respon Rasa kecap organik.

    Berdasarkan hasil perhitungan untuk

    Respon Warna, dapat diketahui dari Tabel 4. dan

    Gambar 3.

    Efek Faktor untuk Signal to Noise Ratio 

    Respon Warna dapat diketahui yang

     Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian. Volume 4, Nomor 1, Juli 2008

  • 8/16/2019 Bahan Baku Optimal Kecap

    11/20

    15

    mempunyai nilai besar ada 2 faktor yaitu faktor

    C level 3 = 10,79 dan faktor G level 3 = 10,77.

    Artinya Respon Warna ditentukan oleh faktor C

    level 3 yaitu jumlah moromi sebanyak 320 ml

    dan faktor G level 3 yaitu warna gula kelapa

    hitam.

    Perhitungan ANOVA untuk Respon

    Warna dapat diketahui bahwa tidak ada faktor

    kendali berpengaruh terhadap hasil eksperimen.

    Ada 8 faktor yang tidak berpengaruh terhadap

    hasil eksperimen. Dari nilai F ratio, dapat dilihat

     bahwa nilai F ratio faktor A lebih kecil dari nilai

    F tabel = 18,51 dan F ratio faktor B, C, D, E, F, G,

    dan H lebih kecil dari nilai F tabel = 19,00.

    Faktor-faktor yang mempunyai kontribusi pada

    Respon Warna adalah C yaitu jumlah moromi =

    25,94%, G yaitu warna gula = 26,10%, dan H

    yaitu lama pemasakan 13,70%.

    Menurut Yokotsuka dalam Kasmidjo

    (1990), warna kecap penting karena erat

    hubungannya dengan cita rasa yang dihasilkan.

    Warna yang dihasilkan terutama dibentuk

    karena reaksi browning  antara asam-asam amino

    dengan gula reduksi. Jenis gula yang terdapat

    dalam moromi diantaranya glukosa, galaktosa,

    maltosa, xilosa, arabinosa dan komponen gula

    alkohol yaitu gliserol dan manitol. Asam laktat,

    asetat, suksinat dan asam fosfat dalam moromi

     juga mendukung cita rasa dan warna kecap,

    maka jumlah moromi yang digunakan dalam

     pembuatan kecap akan berpengaruh terhadap

    kualitas respon warna kecap organik, semakin

    Faktor Kendali 

    Level A B C D  E   F   G   H  

    1 10,5150 10,6466 10,3938 10,5672  10,5379   10,4093  10,3417  10,6033  2 10,5853 10,4235 10,4633 10,6075  10,6307   10.5875  10,5393  10,3752  

    3   10,5805 10,7933 10,4759  10,4819   10,6538  10,7697  10,6721  

    Tabel 4. Efek Faktor SNR terhadap Respon Warna

    10.10

    10.20

    10.30

    10.40

    10.50

    10.60

    10.70

    10.80

    10.90

    1 2 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

     A B C D E F G H

    Faktor 

       S   N   R    R

      a   t   i  o

    Gambar 3. Main Efek Plot untuk SNR Respon Warna

     Bernadetta Budi Setiawati — Penentuan Komponen Kualitas

    STPP Magelang Jurusan Penyuluhan Pertanian di Yogyakarta

  • 8/16/2019 Bahan Baku Optimal Kecap

    12/20

    16 

    lama pemasakan reaksi browning  akan semakin

    lama berlangsung sehingga akan berpengaruh

    terhadap kalitas respon warna kecap. Menurut

    Suprapti (2005), gula kelapa digunakan sebagai pemanis berfungsi juga sebagai pewarna kecap

    secara alami, gula kelapa yang digunakan

     berwarna hitam sehingga akan berpengaruh

     pada kualitas kecap respon warna yaitu warna

    kecap organik coklat kehitam-hitaman.

    Berdasarkan hasil perhitungan untuk

    Respon Kekentalan, dapat diketahui dari Tabel5. dan Gambar 4.

    Efek Faktor untuk Signal to Noise Ratio 

    yang mempunyai nilai besar ada 2 faktor yaitu

     Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian. Volume 4, Nomor 1, Juli 2008

    Faktor Kendali 

    Level  A   B   C   D   E   F   G  H  

    1  10,5546   10,5479  10,6705  10,9020  10,4489  10,7097  10,6461  10,5998  

    2  10,8118   10,7188  10,6221  10,4672  10,9010  10.9611  10,8083  10,5007  3  10,7829  10,7570  10,6804  10,6997  10,5164  10,5951  10,9490  

    Tabel 5. Efek Faktor SNR terhadap Respon Kekentalan

    10.10

    10.20

    10.30

    10.40

    10.50

    10.60

    10.70

    10.80

    10.90

    11.00

    1 2 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

     A B C D E F G H

    Faktor 

       S   N   R    R

      a   t   i  o

    Gambar 3. Main Efek Plot untuk SNR Respon Kekentalan

    faktor G dan H level 3 = 10,95 Artinya Respon

    Kekentalan ditentukan oleh faktor G dan H level

    3 yaitu warna gula dan lama pemasakan.

    Perhitungan ANOVA untuk Respon

    Kekentalan, dapat diketahui bahwa tidak ada

    faktor kendali berpengaruh terhadap hasil

    eksperimen. Ada 8 faktor yang tidak

     berpengaruh terhadap hasil eksperimen. Dari

    nilai Fratio, dapat dilihat bahwa nilai Fratio

    faktor A lebih kecil dari nilai F tabel = 18,51 dan

    Fratio faktor B, C, D, E, F, G, dan H lebih kecil

    dari nilai F tabel = 19,00. Faktor-faktor yang

    mempunyai kontribusi pada Respon kekentalan

    adalah E yaitu jumlah gula = 18,90%, dan H

    yaitu lama pemasakan = 20,54%.

    Menurut Kasmidjo (1990), penambahan

    gula kelapa menyebabkan warna coklat karamel

    dan viskositasnya naik. Sifat spesifik kecap

  • 8/16/2019 Bahan Baku Optimal Kecap

    13/20

    17 

    tradisional antara lain mempunyai tingkat

    kekentalan tertentu. Kecap manis yang ditambah

    gula kelapa dalam jumlah besar, dapat

    menaikkan viskositas kecap. Lama pemasakanatau perebusan campuran filtrat dengan gula

    kelapa hingga mendidih kurang lebih 1 jam akan

     berpengaruh pada kekentalan kecap organik,

    lama pemasakan tergantung pada volume cairan

    yang dipanaskan.

     Dalam menentukan level faktor kendali

    yang secara signifikan dan layak untuk dipilih

    sebagai rancangan usulan, bisa dilihat pada tabel

    hasil perhitungan masing-masing Efek Faktor

    SNR Respon Rasa, Warna, dan Kekentalan.

    Tujuan awal penelitian ini adalah mencari

    komponen bahan baku optimal pada produk

    kecap organik, agar mendapatkan kecap organik

    kualitas yang tinggi sesuai dengan keinginan

    konsumen. Dari permasalahan tersebut,idealnya makin besar atau tinggi respon rasa,

    warna, dan kekentalan maka kualitas produk

    kecap organik makin baik. Oleh karena itu

     perh i tungan SNR di lakukan dengan

    menggunakan karakteristik kualitas membesar

    (larger the better ).

    Dari hasil perhitungan Efek Faktor SNR

    diperoleh nilai Efek Faktor besar seperti

    tercantum pada tabel 6 (matriks).

    Dengan demikian rancangan usulan

    untuk komposisi bahan baku produk kecap

    Faktor KendaliLevel

    A B C D E F  G   H  

    1 - - - 11,1900 - -  -   -  

    2 10,8118 - - - 10,9010 10,9611  -   -  

    3 - 11,5144 10,7933 - - -  10,7697   10,9490  

    Tabel 6. Matriks Nilai Efek Faktor Besar 

    organik yang disukai konsumen adalah A2, B3,

    C3, D1, E2, F2, G3, H3 seperti tercantum pada

    tabel 7 (matriks).

    Hasil rancangan optimal yang diperoleh

    seperti tercantum dalam tabel diatas, digunakan

    u n t u k m e m p e r t i m b a n g k a n d a r i 1 8

    Label Faktor  Keterangan (Level)  

    A Jenis Kedelai  Hitam Bambanglipuro  

    B Lama pembuatan moromi  4 minggu  

    C Jumlah moromi  320 ml  

    D Jumlah rempah-rempah  6 g  

    E Jumlah gula  700 g  

    F Jumlah air    465 ml  

    G Warna gula  Hitam  H Lama pemasakan  8 menit  

    Tabel 7. Matriks Komposisi Bahan Baku Kecap yang Disukai Konsumen.

     Bernadetta Budi Setiawati — Penentuan Komponen Kualitas

    STPP Magelang Jurusan Penyuluhan Pertanian di Yogyakarta

  • 8/16/2019 Bahan Baku Optimal Kecap

    14/20

    18

    eksperimen/percobaan yang dilakukan ternyata

    eksperimen/percobaan ke 17 dengan faktor dan

    level (A2, B3, C2, D1, E3, F2, G2, H3) hampir

    mendekati rancangan usulan. Penilaian paneliseksperimen/percobaan ke 17 mempunyai mean 

    Respon Rasa = 4,13; mean Respon Warna =

    3,40; mean Respon Kekentalan = 3,83.

    H a s i l a n a l i s i s k e c a p o r g a n i k

    eksperimen/percobaan ke 17 di Laboratorium

    Pusat Studi Pangan dan Gizi UGM tahun 2007

    dicantumkan dalam Tabel 8.Setelah mendapatkan rancangan yang

    optimal, eksperimen/percobaan ke 17

    mempunyai mean Respon Rasa = 4,13; mean

     Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian. Volume 4, Nomor 1, Juli 2008

    Macam Analisa  

     No

    Kode

    Sampel

     

    Protein

    kasar % 

    Total

     padatan

    terlarut %   Garam %  Viskositas  

    mPa.s   Pb  

    1Kecap

    Organik 

     

    2,31  24,77   2,88   4250    Negatif   

    Tabel 8. Hasil Uji Kecap Organik Eksperimen / Percobaan Ke-17

    Respon Warna = 3,40; mean Respon Kekentalan

    = 3,83; hampir mendekati rancangan usulan.

      Hasil penilaian rata-rata tingkat

    kesukaan konsumen terhadap kecap organik

    usulan U dan 3 kecap pesaingnya (X, Y, Z) dalam

    hal rasa, warna, dan kekentalan tercantum pada

    Tabel 9 dan Tabel 10.

    Hasil Penilaian Rata-rata Tingkat

    Kesukaan Konsumen Terhadap Kecap Organik

    (U) untuk rasa, warna, kekentalan sebesar 4,17;

    3,73; 4,03 dan Kecap Pesaing (X,Y,Z) untuk

    rasa, warna, kekentalan masing-masing sebesar

    3,10; 3,07; 2,87; 3,67; 3,33; 3,27; 2,87; 3,23.

    Dari hasil tersebut diatas terlihat bahwa

    X (%) Y (%) 

    Z (%) 

    U (%) 

    Tingkat

    Kesukaan R W K R W 

    K  

    R  

    K  

    R  

    W K 

     

    SS 0 0 0 13,6  0  0   0   0   0   28  13,4  33  

    S 47,3 34,8 32,6 50,9  44  44,9   37,2   49,5  44,4  67,2  57,1  50  

    B 38,7 52,2 45,3 35,5  54  49   41,9   40,2  51,5  4,8  29,5  17  TS 12,9 13 20,9 0 2  6,12   18,6   10,3  4,04   0   0   0  

    STS 1,08 0 1,16 0 0  0   2,33   0   0   0   0   0  

    Tabel 9. Hasil Analisis Deskriptif Penilaian Tingkat Kesukaan Konsumen terhadap Kecap Organik (U)dan Kecap Pesaing (X, Y, Z)

    Tabel 10. Hasil Penilaian Rata-rata Tingkat Kesukaan Konsumen terhadap Kecap Organik (U) danKecap Pesaing (X, Y, Z)

    X

     Y

     Z

     U

     

    Responden

     

    R  

    K  

    R  

    K  

    R  

    K  R 

     W

     K 

     

    Jumlah 

    (30) 

    93 

    92 

    86 

    110 

    100 

    98 

    86 

    97 99

     125

     112

     121

     

    Rata-rata 3,10 3,07 2,87 3,67 3,33 3,27

     2,87

     3,23

     3,30

     4,17

     3,73

     4,03

     

  • 8/16/2019 Bahan Baku Optimal Kecap

    15/20

    19

    rancangan usulan kecap organik (U) lebih

    disukai oleh konsumen daripada kecap pesaing

    (X, Y, Z), dengan nilai rata-rata untuk rasa,

    warna, dan kekentalan sebesar 4,17; 3,73; 4,03.

    KESIMPULAN

    Hasil penelitian pada kelompok usaha

    kecap organik ” PAMOR”, berdasarkan uji

    respon konsumen terhadap kualitas kecap

    organik dengan Respon terhadap Rasa, Warna,

    dan Kekentalan dapat disimpulkan berdasarkan

     perhitungan tingkat Signal to Noise Ratio 

    (SNR), Efek Faktor SNR, dapat disimpulkan

     bahwa : (1). Komponen kualitas rasa, warna,

    dan kekentalan optimal dengan nilai Efek Faktor

    SNR sebesar 11,51; 10,79 dan 10,96 dan tingkat

    kesukaan konsumen rata-rata sebesar 4,17

    (95,2%); 3,73 (70.5%) dan 4,03 (80,3%) dari

    nilai maksimum 5,00, (2). Rancangan usulan

    untuk produk kecap organik yang disukai

    konsumen pada level faktor komponen bahan

     baku optimal A2, B3, C3, D1, E2, F2, G3, H3

    atau Jenis kedelai hitam Kecamatan

    Bambanglipuro, lama pembuatan moromi 4

    minggu, jumlah moromi 320 ml, jumlah

    rempah-rempah 6 g, jumlah gula 700 g, jumlah

    air 465 ml, warna gula kelapa hitam, lama

     pemasakan 8 menit.

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonim. 2002.  Metode Taguchi dan AnalisisStatistika.  Digitized by USU digitall i b r a r y . h t t p : / / l i b r a r y . u s u . a c . i d/modules.php.(diakses 19 Januari 2007).

    -------.2004. Hasil Survey (Nielsen,A.C).Trend Industri Kecap Manis di Indonesia.

    --------.2006.  Design of ExperimentsTaguchi approach. Http://www.nutek-us.com. (diakses 10 September 2006).

    Gasperz,V. 1997.  Manajemen Kualitas :

     Penerapan Konsep-Konsep Kualitas Dalam Manajemen Bisnis Total .PT.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

    Kartika,B., Hastuti,P. dan Supartono,W. 1988. Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan. PAU Pangan dan Gizi UGM.Yogyakarta.

    Kasmidjo, R. B. 1990. Tempe Mikrobiologi Dan B i o k i m i a P e n g o l a h a n S e r t a Pemanfaatannya. PAU Pangan dan GiziUGM. Yogyakarta.

    Siagian, D. dan Sugiarto. 2002.  MetodeStatistika Untuk Bisnis dan Ekonomi. PTGramedia Pustaka Utama. Jakarta.

    Sigit, S. 2003.  Pengantar Metodologi Penelitian Sosial Bisnis Manajemen.Penerbit Fakultas Ekonomi UniversitasSarjanawiyata Tamansiswa. Yogyakarta.

    Steinkraus, K.H. 2004.  Industrialization of Indigenous Fermented Foods. MarcellDekker, Inc. New York.

    Suprapti, M.L. 2005.  Kecap Tradisional.Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

    Sutanto, R. 2002. Pertanian Organik MenujuPertanian Alternatif Berkelanjutan.Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

    Taguchi,G., Chowdhury,S., and Wu, Y. 2005.Taguchi's Quality Engineering

     Handbook . John Wiley & Sons, Inc. ASIConsulting Group, LLC Livonia.

      Michigan.Wright, S. and Mc.Crea, D. 2000. Handbook of Organic Food Processingand Production. 2 nd edition. BlackwellScience Ltd, Oxford.

     Bernadetta Budi Setiawati — Penentuan Komponen Kualitas

    STPP Magelang Jurusan Penyuluhan Pertanian di Yogyakarta

  • 8/16/2019 Bahan Baku Optimal Kecap

    16/20

    INDEKS PENGARANGILMU-ILMU PERTANIAN 2008

    BPenentuan Komponen Kualitas dan Bahan Baku OptimalProduk Kecap Organik Berbasis Off Line Quality Control  

    Bernadetta Budi Setiawati

    Aspek Hukum Konservasi Sumber Daya Alam Hayati melaluiPengembangan Ekowisata (ecotourism)

    (Studi di Desa Wisata Ketingan, Desa Tirtoadi, Mlati, Sleman, DIY)Budi Handojo

    GEvaluasi Program Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertaniandi Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2007

    Gunawan Yulianto, Cucuk Redono, Fx. Agus dan Joni Kurniawan

    HPengaruh Pemanasan dan Pengeringan Daging Buah Kelapa

    terhadap Asam Lemak Bebas pada Pembuatan Tepung KelapaHadi Santoso

    Studi Patogenitas Metarhizium anisopliae (metch.) Sor 

    Hasil Perbanyakakan Medium Cair Alami terhadap Larva Oryctes rhinocerosHeriyanto dan Suharno

    IRevolusi Pemberdayaan Petani/Kelompok Tani

    Imawan Eko Handriyanto

    Kinerja Penyuluh Pertanian Kabupaten Kulon Progo,Gunungkidul, Sleman dan Bantul di Era Otonami Daerah

    Istiningsih

    MStudi Penelusuran Tugas dan Kinerja Alumni STPP Magelang

    Jurusan Penyuluhan Pertanian YogyakartaMiftakhul Arifin, Ina Fitria Ismarlin, Nani Tri Iswardayati, Abdul Hamid

    PDampak Pengelolaan Hutan Rakyat terhadap Kondisi Ekonomi Rumah Tangga Petani

    (Di Desa Soronalan, Kecamatan Sawangan,Kabupaten Magelang)

    Pantja Siwi VR Ingesti

  • 8/16/2019 Bahan Baku Optimal Kecap

    17/20

    R Penyebaran Teknologi Konservasi Lahan Kering melalui Pemuka Pendapat

    di Kabupaten Bantul Propinsi Daerah Istimewa YogyakartaR. Kunto Adi

    Pembangunan Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertaniandi Kabupaten Gunungkidul Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

    Ropingi dan Yanwar Sudartono

    SMembangun Sistem Keprofesian Penyuluh Pertanian

    Sapto Husodo

    Analisis Pemasaran Susu Sapi Perah di Kabupaten BoyolaliSetyowati

    Promoting Social Capital for Rural Community DevelopmentSubejo

    Urgensi Pembangunan Pedesaan dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan NasionalSunarru Samsi Hariadi

  • 8/16/2019 Bahan Baku Optimal Kecap

    18/20

    INDEKS KOMULATIFILMU-ILMU PERTANIAN 2008

    Promoting Social Capital for Rural Community Development 1 – 7

    Subejo

    Penentuan Komponen Kualitas dan Bahan Baku Optimal 8 – 19Produk Kecap Organik Berbasis Off Line Quality Control  

    Bernadetta Budi Setiawati

    Kinerja Penyuluh Pertanian Kabupaten Kulon Progo, 20 – 37Gunungkidul, Sleman dan Bantul di Era Otonami Daerah 

    Istiningsih

    Membangun Sistem Keprofesian Penyuluh Pertanian 38 – 46 

    Sapto Husodo

    Studi Patogenitas Metarhizium anisopliae (metch.) Sor  47 – 54Hasil Perbanyakakan Medium Cair Alami terhadap LarvaOryctes rhinoceros 

    Heriyanto dan Suharno

    Revolusi Pemberdayaan Petani/Kelompok Tani 55 – 60 

    Imawan Eko Handriyanto

    Evaluasi Program Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian 61 – 74di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2007 

    Gunawan Yulianto, Cucuk Redono, Fx. Agus dan Joni Kurniawan

    Urgensi Pembangunan Pedesaan dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan 75 – 86Nasional

    Sunarru Samsi Hariadi

    Pembangunan Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditias Pertanian 87 – 98di Kabupaten Gunungkidul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

    Ropingi dan Yanwar Sudartono

    Penyebaran Teknologi Konservasi Lahan Kering melalui Pemuka Pendapat 99 – 108di Kabupaten Bantul Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 

    R. Kunto Adi

    Dampak Pengelolaan Hutan Rakyat terhadap Kondisi Ekonomi 109 – 119Rumah Tangga Petani(Di Desa Soronalan, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang) 

    Pantja Siwi VR Ingesti

  • 8/16/2019 Bahan Baku Optimal Kecap

    19/20

    Aspek Hukum Konservasi Sumber Daya Alam Hayati melalui 120 – 127Pengembangan Ekowisata (ecotourism) (Studi di Desa Wisata Ketingan,Desa Tirtoadi, Mlati, Sleman, DIY) 

    Budi Handojo

    Studi Penelusuran Tugas dan Kinerja Alumni STPP Magelang 128 – 137Jurusan Penyuluhan Pertanian Yogyakarta 

    Miftakhul Arifin, Ina Fitria Ismarlin, Nani Tri Iswardayati, Abdul Hamid

    Analisis Pemasaran Susu Sapi Perah di Kabupaten Boyolali 138 – 153 

    Setyowati

    Pengaruh Pemanasan dan Pengeringan Daging Buah Kelapa 154 – 160terhadap Asam Lemak Bebas pada Pembuatan Tepung Kelapa 

    Hadi Santoso

  • 8/16/2019 Bahan Baku Optimal Kecap

    20/20

     Naskah dalam Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian

    ditulis dalam Bahasa Indonesia atau BahasaInggris, dengan gaya bahasa efektif dan akademis.

     Naskah dapat berupa hasil penelitian ataustudi pustaka yang diketik komputer (MS –Wordatau yang kompatibel dengan MS-Word)meggunakan spasi ganda, tulisan disertai intisari(abstract ). Panjang tulisan berkisar antara 16sampai dengan 20 halaman kuarto (A4).

     Naskah hasil penelitian mengikuti susunansebagai berikut; halaman judul, nama penulis,alamat penulis, intisari, kata kunci, pendahuluan,

     bahan dan metode, hasil dan pembahasan,kesimpulan dan saran, daftar pustaka. Naskahkonseptual tersusun atas halaman judul,

     pendahuluan, isi tulisan, penutup, daftar pustaka.

    Grafik dan gambar garis dapat gambardengan tinta cina atau menggunakan programgrafik (komputer), grafik dan gambar diutamakantidak berwarna (hitam putih). Judul gambardiletakkan di bawah gambar, diberi nomor urutsesuai dengan letaknya dan dicetak tebal. Masing-masing gambar diberi keterangan singkat dengan

    nomor urut yang diletakkan di luar bidang gambar.Gambar dan grafik diletakkan di dalam naskah.

    Gambar fhotografis diutamakan tidak berwarna (hitam putih) dan dicetak di atas kertasmengkilap, jelas dan tidak kabur. Nama lain(binomial), kata asing, latin dan bukan kata dalamBahasa Indonesia dicetak miring.

    Judul harus singkat dan jelas menunjukkanidentitas subyek, indikasi tujuan studi dan memuatkata-kata kunci. Jumlah kata seyogyanya berkisar

    antara 6 - 12 buah, dituliskan dalam BahasaIndonesia dan Bahasa Inggris. Nama atau nama-nama penulis ditulis tanpa gelar.

     Abstarct (intisari), harus dapat memberiinformasi mengenai seluruh isi karangan, ditulisdengan singkat, padat dan jelas dan tidak melebihi250 kata, ditulis dalam Bahasa Inggris (untuknaskah dalam Bahasa Indonesia) dan BahasaIndonesia (untuk naskah dalam Bahasa Inggris),intisari disertai key words (kata kunci).

    Pendahuluan, berisi latar belakang,

    masalah dan tinjauan teori secara ringkas.

    Metode penelitian, berisi penjelasan

    mengenai bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian (kalau ada), waktu, tempat danrancangan percobaan (teknik analisis).

    Hasil dan pembahasan, disajikan secararingkas (dapat dibantu dengan tabel, grafik ataufhoto-fhoto). Pembahasan merupakan tinjauanterhadap hasil penelitian secara singkat tetapi jelasdan merujuk pada literatur terkait.

    Kesimpulan dan saran, berisi hasil nyataataupun keputusan dari penelitian yang dilakukandan saran tindakan lanjut untuk bahan

     pengembangan penelitian berikutnya.

    Daftar pustaka, memuat semua pustakayang digunakan dalam penulisan karangan. Daftar

     pustaka ditulis dalam urutan abjad secarakronologis (urut tahun).

    Penulisan pustaka untuk buku denganurutan; nama pokok (keluarga) dan inisial

     pengarang, tahun terbit, judul, jilid, edisi, nama penerbit dan tempat terbit. Setiap bagian diakhiridengan tanda titik.

    Penulisan pustaka untuk karangan dalam buku, majalah, surat kabar, proseding atau terbitanlain bukan buku, ditulis dengan urutan; nama

     pokok dan inisial pengarang, tahun terbit, judulkarangan, inisial dan nama editor, judul buku,halaman pertama dan akhir karangan, nama

     penerbit dan tempat terbit.

    Redaksi mempunyai hak untuk mengubahdan memperbaiki ejaan, tata tulis dan bahasa yangdimuat tanpa mengubah esensi.

     Naskah yang telah ditulis dan sesuaidengan pedoman penulisan jurnal ilmu-ilmu pertanian diterima paling lambat satu bulansebelum bulan penerbitan, dalam bentuk hard

     printing  (cetak printer) dan soft printing  ( file).

     Naskah dikirimkan kepada M. AdlanLarisu, Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian(STPP) Jurusan Penyuluhan PertanianYogyakarta, Jalan Kusumanegara Nomor 2Yogyakarta Kode Pos 55167 Telpon (0274)

    373479  Faximile  (0274) 375528.  E  Mail: 

     [email protected]

    PEDOMAN PENULISAN NASKAHDALAM JURNAL ILMU-ILMU PERTANIAN