Bab2.Unlocked (1)
-
Upload
maiia-dwinta-sentani -
Category
Documents
-
view
226 -
download
0
Transcript of Bab2.Unlocked (1)
-
8/20/2019 Bab2.Unlocked (1)
1/65
-
8/20/2019 Bab2.Unlocked (1)
2/65
-
8/20/2019 Bab2.Unlocked (1)
3/65
-
8/20/2019 Bab2.Unlocked (1)
4/65
-
8/20/2019 Bab2.Unlocked (1)
5/65
-
8/20/2019 Bab2.Unlocked (1)
6/65
-
8/20/2019 Bab2.Unlocked (1)
7/65
-
8/20/2019 Bab2.Unlocked (1)
8/65
-
8/20/2019 Bab2.Unlocked (1)
9/65
-
8/20/2019 Bab2.Unlocked (1)
10/65
-
8/20/2019 Bab2.Unlocked (1)
11/65
-
8/20/2019 Bab2.Unlocked (1)
12/65
-
8/20/2019 Bab2.Unlocked (1)
13/65
-
8/20/2019 Bab2.Unlocked (1)
14/65
-
8/20/2019 Bab2.Unlocked (1)
15/65
-
8/20/2019 Bab2.Unlocked (1)
16/65
-
8/20/2019 Bab2.Unlocked (1)
17/65
-
8/20/2019 Bab2.Unlocked (1)
18/65
-
8/20/2019 Bab2.Unlocked (1)
19/65
-
8/20/2019 Bab2.Unlocked (1)
20/65
-
8/20/2019 Bab2.Unlocked (1)
21/65
-
8/20/2019 Bab2.Unlocked (1)
22/65
-
8/20/2019 Bab2.Unlocked (1)
23/65
-
8/20/2019 Bab2.Unlocked (1)
24/65
-
8/20/2019 Bab2.Unlocked (1)
25/65
-
8/20/2019 Bab2.Unlocked (1)
26/65
-
8/20/2019 Bab2.Unlocked (1)
27/65
-
8/20/2019 Bab2.Unlocked (1)
28/65
-
8/20/2019 Bab2.Unlocked (1)
29/65
-
8/20/2019 Bab2.Unlocked (1)
30/65
-
8/20/2019 Bab2.Unlocked (1)
31/65
-
8/20/2019 Bab2.Unlocked (1)
32/65
-
8/20/2019 Bab2.Unlocked (1)
33/65
-
8/20/2019 Bab2.Unlocked (1)
34/65
-
8/20/2019 Bab2.Unlocked (1)
35/65
-
8/20/2019 Bab2.Unlocked (1)
36/65
-
8/20/2019 Bab2.Unlocked (1)
37/65
-
8/20/2019 Bab2.Unlocked (1)
38/65
-
8/20/2019 Bab2.Unlocked (1)
39/65
-
8/20/2019 Bab2.Unlocked (1)
40/65
-
8/20/2019 Bab2.Unlocked (1)
41/65
-
8/20/2019 Bab2.Unlocked (1)
42/65
-
8/20/2019 Bab2.Unlocked (1)
43/65
-
8/20/2019 Bab2.Unlocked (1)
44/65
-
8/20/2019 Bab2.Unlocked (1)
45/65
-
8/20/2019 Bab2.Unlocked (1)
46/65
-
8/20/2019 Bab2.Unlocked (1)
47/65
-
8/20/2019 Bab2.Unlocked (1)
48/65
-
8/20/2019 Bab2.Unlocked (1)
49/65
-
8/20/2019 Bab2.Unlocked (1)
50/65
-
8/20/2019 Bab2.Unlocked (1)
51/65
-
8/20/2019 Bab2.Unlocked (1)
52/65
-
8/20/2019 Bab2.Unlocked (1)
53/65
-
8/20/2019 Bab2.Unlocked (1)
54/65
-
8/20/2019 Bab2.Unlocked (1)
55/65
Gambar 2.18
Gambar posisi Hip and quadriceps stretch
Sumber : http//brimaaritejo.files.wordpress.com
5) Alat Bantu
1) Back corsets.
Penggunaan penahan pada punggung sangat membantu untuk mengatasi Low
Back Pain yang dapat membungkus punggung dan perut.
Gambar 2.19
Gambar back corsets
Sumber : http//brimaaritejo.files.wordpress.com
2) Tongkat Jalan
-
8/20/2019 Bab2.Unlocked (1)
56/65
2. Terapi Operatif
Pada dasarnya terapi operatif dikerjakan apabila dengan tindakan konservatif
tidak memberikan hasil yang nyata, atau terhadap kasus fraktur yang langsung
mengakibatkan deficit neurologic. Yang terakhir ini memerlukan tindakan segera
(cito). Defisit neurologic yang dapat diketahui adalah gangguan fungsi otonom dan
paraplegia. Pada kasus HNP, tindakan konservatif perlu dikerjakan apabila terapi
konservatif tidak memberi hasil atau kambuh berulang-ulang, atau telah terjadi deficit
neurologik.
Tipe operasi yang dilakukan oleh dokter bedah tergantung pada tulang
belakang/punggung pasien. Biasanya prosedurnya menyangkut pada
LAMINECTOMY yang mana menghendaki bagian yang diangkat dari vertebral arch
untuk memperoleh kepastian apa penyebab dari LBP pasien. Jika disc menonjol atau
bermasalah, para ahli bedah akan melakukan bagian laminectomy untuk mencari tahu
vertebral kanal, mengidentisir ruptered disc ( disc yang buruk ), dan mengambil atau
memindahkan bagian yang baik dari disc yang bergenerasi, khususnya kepingan atau
potongan yang menindih saraf.
Ahli bedah mungkin mempertimbangkan prosedur kedua yaitu SPINAL
FUSION, jika si pasien merasa membutuhkan keseimbangan di bagian spinenya.
Spinal fusion merupakan operasi dengan menggabungkan vertebral dengan bone
grafts. Kadang graft tersebut dikombinasikan dengan metal plate atau dengan alat
yang lain.
Ada juga sebagian herniated disc ( disc yang menonjol ) yang dapat diobati
dengan teknik PERCUTANEOUS DISCECTOMY, yang mana discnya diperbaiki
menembus atau melewati kulit tanpa membedah dengan menggunakan X-ray sebagai
-
8/20/2019 Bab2.Unlocked (1)
57/65
pemandu. Ada juga cara lain yaitu CHEMONEUCLOLYSIS, cara ini menggunakan
penyuntikan enzim-enzim ke dalam disc. Cara ini sudah jarang digunakan.
B. Penelitian Terkait
1. Pengaruh Posisi Duduk Terhadap Kejadian Nyeri Punggung Bawah Pada Pengemudi
Rosalia Indah Travel-Solo
Industri jasa trasportasi darat dewasa ini semakin berkembang, misalnya saja jasa
tour dan travel. Seiring dengan perkembangan tersebut dijumpai pulahal-hal baru,
khususnya yang berkaitan dengan penyakit akibat kerja. Pada industri jasa tour dan
travel, penyakit yang banyak diderita oleh pengemudi kendaraan, misalnya nyeri
punggung bawah. Nyeri punggung bawah merupakan penyakit akibat kerja yang
terkait dengan faktor ergonomi yaitu posisi kerja, yang jika diikuti oleh faktor
pengetahuan kesehatan kerja yang kurang akan dapat mempercepat munculnya
kejadian nyeri punggung bawah pada pengemudi. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh posisi duduk terhadap kejadian nyeri punggung bawah.
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat cross sectional. Lokasi Penelitian
adalah Rosalia Indah Travel – Solo, Jawa Tengah. Subyek penelitian sebanyak 60
orang pengemudi. Variabel bebes adalah posisi duduk, sedangkan variabel terikat
adalah kejadian nyeri punggung bawah yang diukur dengan menggunakan tes
kesegaran punggung karya Imrie. Analisis data menggunakan uji regresi dengan
program SPS 2000. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan
dari variabel posisi duduk terhadap kejadian nyeri punggung bawah dengan nilai r
parsial = - 0,652 dengan p= 0,000 < 0,005, sehingga dapat disimpulkan bahwa setiap
peningkatan atau penurunan pada variabel posisi duduk akan selalu diikuti oleh
-
8/20/2019 Bab2.Unlocked (1)
58/65
penurunan atau peningkatan variabel nyeri punggung bawah
(arc.ugm.ac.id/files/(1232-H-2004).
2. Hubungan Posisi Kerja Duduk Dan Masa Kerja Dengan Keluhan Low Back Pain Pada
Pekerja Pemecah BAtu Granit Tradisional Di Kelurahan Tg. Batu Kota Kbupaten
Karimun Tahun 2008
Yunus , Muhamad (2008)
Low Back Pain (LBP) atau nyeri punggung bawah merupakan salah satu
gangguan muskuloskeletal yang disebabkan oleh aktivitas tubuh yang kurang baik.
Low Back Pain adalah salah satu keluhan yang dirasakan oleh sebagian besar pekerja,
biasanya mulai dirasakan pada usia 25 tahun, dan meningkat pada usia 50 tahun.
Bekerja dengan posisi duduk yang tidak ergonomis dan dalam waktu yang lama dapat
meningkatkan risiko keluhan LBP. Penelitian bertujuan untuk melihat hubungan
posisi kerja duduk dan masa kerja dengan keluhan LBP pada pekerja pemecah batu
granit tradisional di Kelurahan Tg Batu Kota Kabupaten Karimun. Penelitian ini
menggunakan metode survey dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian
adalah 60 pekerja yang diambil dengan teknik purpose sampling. Instrumen penelitian
yang digunakan adalah kuesioner, cek list, kamera digital dan anthropometer.
Berdasarkan uji statistik dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara posisi kerja
duduk dengan keluhan Low Back Pain nilai p=0,00 (p=0,05), dan ada hubungan masa
kerja dengan keluhan Low Back Pain nilai p=0,012(p
-
8/20/2019 Bab2.Unlocked (1)
59/65
Nyeri Pinggang adalah rasa nyeri yang terjadi di daerah punggung bagian bawah
dan dapat menjalar ke kaki terutama bagian belakang dan samping luar. Faktor-faktor
yang berhubungan dengan nyeri pinggang antara lain: Posisi duduk saat bekerja,
umur, jenis kelamin, masa kerja dan waktu istirahat. Dalam melakukan pekerjaan,
pekerja konveksi duduk dikursi tanpa sandaran, hal ini berisiko besar terjadinya nyeri
pinggang. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan nyeri pinggang pada
pekerja tersebut. Penelitian ini termasuk explanatory, dengan menggunakan metode
cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pekerja konveksi di Desa
Rowosari Kecamatan Ulujami Pemalang yang berjumlah 83 orang. Tehnik
pengambilan sampel dengan metode simple random sampling sehingga diperoleh
sampel sebesar 45. Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan sekunder.
Analisis data dilakukan secara univariat berupa penjelasan deskriptif dan bivariat
dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel bebas dengan variabel terikat. Dari
karakteristik responden diketahui bahwa mayoritas pekerja (57,8%) berjenis kelamin
perempuan dengan umur terbanyak > 20 tahun (57,8%) serta memiliki masa kerja > 5
tahun (66,7%). Sedangkan dari hasil penelitian dengan menggunakan uji Chi square
didapatkan bahwa ada hubungan antara posisi duduk saat bekerja dengan nyeri
pinggang (p
-
8/20/2019 Bab2.Unlocked (1)
60/65
Oleh :Sudaryanto, S.ST.Ft dan Jasmah Djabar, S.ST.Ft
Nyeri punggung bawah bukanlah merupakan suatu penyakit melainkan gejala
dari sekelompok penyakit yang terdapat pada punggung bawah yakni Th12-L1 sampai
lumbosacral joint, bahkan sampai hip joint. Nyeri punggung bawah dapat disebabkan
oleh berbagai gangguan, dalam hal ini disebabkan oleh gangguan pada facet joint dan
muskular yang umumnya menyebabkan keterbatasan gerak dan spasme otot erector
spine.
Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen yang bertujuan untuk
mengetahui pengaruh MWD dan Muscle Energy Technique terhadap peningkatan
fleksibilitas lumbal pada penderita nyeri punggung bawah. Penelitian ini dilaksanakan
di Poli Fisioterapi RSUD. Lasinrang Pinrang, dengan responden adalah penderita
nyeri punggung bawah yang berjumlah 15 orang sesuai dengan kriteria inklusi yang
ditetapkan oleh peneliti.
Berdasarkan distribusi usia, hasil penelitian menunjukkan bahwa paling banyak
responden yang berusia 51 – 57 tahun yaitu sebanyak 5 orang (33,3%) sedangkan
responden yang berusia 30 – 36 tahun memiliki jumlah terkecil yaitu 1 orang (6,7%).
Berdasarkan distribusi jenis kelamin, hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih
banyak responden perempuan yaitu 8 orang (53,3%) daripada responden laki-laki
yaitu 7 orang (46,7%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian MWD dan
Muscle Energy Technique dapat menghasilkan peningkatan ROM fleksi lumbal
dengan rata-rata peningkatan sebesar 3,28. Sedangkan hasil Uji Wilcoxon diperoleh
nilai p = 0,001 < 0,05 yang berarti bahwa pemberian MWD dan Muscle Energy
Technique dapat menghasilkan peningkatan ROM fleksi lumbal pada penderita nyeri
punggung bawah.
-
8/20/2019 Bab2.Unlocked (1)
61/65
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pemberian MWD dan Muscle
Energy Technique dapat menghasilkan peningkatan ROM fleksi lumbal pada
penderita nyeri punggung bawah sehingga disarankan untuk memilih Muscle Energy
Technique sebagai modalitas utama pada kondisi nyeri punggung bawah akibat
gangguan pada facet joint dan muskular. http://ikafisioterapimks.org
5. Low Back Pain Pada perawat RSUD Dr. Soetomo dan Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhinya Tahun 2008
Nawawinetu
Disain penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Untuk mengetahui hubungan
antar variabel digunakan uji chi square. Populasi adalah seluruh tenaga keperawatan ,
meliputi perawat, bidan dan pekarya kesehatan yang berjumlah 257 orang. Sampel
sejumlah 101 orang diambil secara accidental. Variabel penelitian ini meliputi usia,
jenis kelamin, lama masa kerja, lama jam kerja sehari, jenis pekerjaan, pekerjaan lain
yang dilakukan, status gizi dan keluhan LBP.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia responden sebagian besar berada pada
kisaran >45-50 tahun, jenis kelamin sebagian besar perempuan (69,3%), jenis
pekerjaan sebagian besar perawat (63,4%). Hanya sebagian kecil responden yang
melakukan pekerjaan lain (14%) selain perawat dan hanya 7% yang bekerja sebagai
perawat di tempat lain. Lama masa kerja sebagian besar responden > 16-24 tahun
(30,7%) dengan lama jam kerja sehari terbanyak 7 jam sehari (50,5%). Status Gizi
responden sebagian besar normal (50,5%). Sebagian besar responden (44,6%) tidak
biasa berolahraga dengan frekuensi terbanyak > 1-2 kali seminggu (35,6%). Olah raga
yang dilakukan sebagian besar adalah olah raga yang mencegah LBP diantaranya
senam (43,6%) dengan lama melakukan olah raga terbanyak adalah >45 menit
-
8/20/2019 Bab2.Unlocked (1)
62/65
(44,3%). Status Gizi responden sebagian besar normal (50,5%). Hanya 45,5%
responden yang menderita LBP dibanding yang tidak (54,5%). Hubungan antar
variabel seluruhnya tidak bermakna (p>0,05) , namun ada kecenderungan semakin tua
usia responden semakin sering menderita LBP. Responden yang berolah raga
cenderung lebih jarang menderita LBP. Semakin gemuk , semakin sering menderita
LBP.
Berdasarkan hasil penelitian di atas , disarankan agar manajemen RSUD Dr.Soetomo
mulai memperhatikan masalah LBP pada perawat dan merencanakan upaya
pencegahannya melalui promosi kesehatan tentang pentingnya olah raga, status gizi
normal dan cara mengangkat dan mengangkut yang benar dalam mencegah LBP.
(www.adln.lib.unair )
6. Analisis faktor risiko kejadian low back pain pada operator tambang sebuah
perusahaan tambang nickel di sulawesi selatan Tahun 2007-2008
Kristiawan Basuki Rahmat
(LBP) adalah sindroma klinik yang ditandai dengan gejala utama nyeri atau
perasaan tidak enak di daerah tulang punggung bagian bawah. LBP umum menjadi
persoalan kesehatan kerja karena menyumbang cukup banyak absentisme dan
kompensasi yang harus dibayar perusahaan kepada karyawan. LBP banyak terjadi
pada karyawan yang melakukan kegiatan fisik dan menggunakan kendaraan. Industri
tambang merupakan salah satu industri yang banyak melibatkan kegiatan manusia
dengan alat-alat kerja berupa kendaraan. PT.INXX sebagai salah satu industri
tambang nickel di Propinsi Sulawesi Selatan mempunyai 700 orang operator tambang
dan dari data kunjungan Rumah Sakit Perusahaan bulan Maret 2007 – Maret 2008
didapatkan jumlah 212 orang didiagnosis LBP (ICD 10 = M54.5). Untuk itu
-
8/20/2019 Bab2.Unlocked (1)
63/65
dilakukan penelitian ini dengan tujuan mengetahui hubungan faktor-faktor risiko
terhadap kejadian LBP pada karyawan tambang operator alat berat Jenis penelitian ini
adalah ini adalah observasional analitik dengan menggunakan pendekatan case-
control terhadap 65 orang responden kasus (LBP) dan 65 orang responden kontrol
(non LBP). Responden dipilih secara acak dari operator tambang, dengan batasan
minimal telah bekerja 5 tahun dan jenis kelamin laki-laki. Data diambil dari data
sekunder berupa rekam medis di RS dan dari wawancara menggunakan kuesioner.
Analisis data menggunakan analisis univariat, uji Chi Square untuk mengetahui
hubungan antara variabel bebas yaitu : umur, jenis kendaraan, olah raga, stres kerja,
kegemukan dan rokok dengan variabel terikat : LBP. Khusus untuk faktor risiko stres
kerja menggunakan pendekatan cross sectional. Untuk mengetahui faktor risiko yang
paling berpengaruh digunakan uji regresi logistik. Variabel yang terbukti secara
bermakna berhubungan dengan kejadian LBP adalah jenis kendaraan (nilai p = 0.020,
α = 0.005, OR= 2.94, confidence interval 95%,) olah raga (p=0 ..02 9, α = 0.005, OR=
2.94, CI 95%,) dan stres kerja (p=0.0001, α = 0.005, OR= 4.71, CI 95%,). Variabel
yang tidak terbukti berhubungan adalah umur, kegemukan, dan merokok. Hasil
analisis multivariat dengan logistik regresi menunjukkan faktor jenis kendaraan
adalah faktor paling dominan pengaruhnya terhadap kejadian LBP.
(http//eprints.undip.ac.id/20039/1/kristiawan_basuki_rahmad)
-
8/20/2019 Bab2.Unlocked (1)
64/65
Kejadian Low back
pain
C. Kerangka Teori
Faktor resiko secara
fisiologi:
- Umur
- Jenis kelamin
- Obesitas
- HNP
- Scoliosis
- spondilitis
- Osteoporosis
- Spinal sternosis
-
Faktor resiko dari
lingkungan :
- Pekerjaan
- Aktivitas Fisik - Olahraga
- Vibrasi yang Lama
-
8/20/2019 Bab2.Unlocked (1)
65/65
Bagan 2.1
Kerangka Teori
Faktor resiko dari
psikologis:
- Stress
- Depresi