BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. 1.digilib.iain-jember.ac.id/191/7/BAB IV.pdfBAB IV PENYAJIAN...

33
56 BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. Gambaran Obyek Penelitian Pada bagian ini peneliti akan mendeskripsikan gambaran umum tentang obyek penelitian yaitu MTs Negeri Jember II. 95 1. Profil MTs Negeri Jember II a. Identitas Madrasah : 1) Nama Madrasah : MTs Negeri Jember II 2) No. Statistik Madrasah (NSM) : 121135090002 3) No. Data Madrasah (NDM) : 308827 4) Alamat lengkap : Jl.Merak No.11 Kel. Slawu Kec. Patrang 5) Nomor Telp./Fax : (0331) 482926 6) Email/Website : http://www.mtsnjember2.com 7) Kabupaten/Kota : Jember 8) Provinsi : Jawa Timur b. Pengelolaan Madrasah : 1) Nama Kepala Madrasah : Drs. Asyhar, MPd.I 2) TMT Jabatan Kepala Madrasah/Madrasah : 01 Januari 2013 3) Alamat Kepala Madrasah : Purwosari-Gumukmas 4) Nomor Telp/HP : 081336920184 5) Email/Website : [email protected] 95 Abi sholeh, Dokumentasi MTs Negeri Jember II Tahun 2016.

Transcript of BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. 1.digilib.iain-jember.ac.id/191/7/BAB IV.pdfBAB IV PENYAJIAN...

Page 1: BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. 1.digilib.iain-jember.ac.id/191/7/BAB IV.pdfBAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... multi media, ruang perpustakaan, ruang komputer, ruang musik

56

BAB IV

PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

A. Gambaran Obyek Penelitian

Pada bagian ini peneliti akan mendeskripsikan gambaran umum

tentang obyek penelitian yaitu MTs Negeri Jember II.95

1. Profil MTs Negeri Jember II

a. Identitas Madrasah :

1) Nama Madrasah : MTs Negeri Jember II

2) No. Statistik Madrasah (NSM) : 121135090002

3) No. Data Madrasah (NDM) : 308827

4) Alamat lengkap : Jl.Merak No.11 Kel. Slawu Kec.

Patrang

5) Nomor Telp./Fax : (0331) 482926

6) Email/Website : http://www.mtsnjember2.com

7) Kabupaten/Kota : Jember

8) Provinsi : Jawa Timur

b. Pengelolaan Madrasah :

1) Nama Kepala Madrasah : Drs. Asyhar, MPd.I

2) TMT Jabatan Kepala Madrasah/Madrasah : 01 Januari 2013

3) Alamat Kepala Madrasah : Purwosari-Gumukmas

4) Nomor Telp/HP : 081336920184

5) Email/Website : [email protected]

95

Abi sholeh, Dokumentasi MTs Negeri Jember II Tahun 2016.

Page 2: BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. 1.digilib.iain-jember.ac.id/191/7/BAB IV.pdfBAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... multi media, ruang perpustakaan, ruang komputer, ruang musik

57

c. Data Madrasah :

1) Madrasah berdiri sejak tahun : 1979

2) Berdiri di atas lahan tanah seluas : 9.648 m²

3) Luas bangunan seluruhnya : 7.018 m²

4) Jumlah Pendidik/Tenaga Kependidikan : Pendidik : 42

T. Kependidikan : 13

5) Ijin operasional madrasah : 1979 berlaku s/d sekarang

2. Sejarah Singkat MTs Negeri Jember II

Madrasah Tsanawiyah Negeri Jember II adalah unit pelaksana

teknis dibidang pendidikan dalam lingkungan Kementerian Agama yang

berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Kantor Wilayah

Kementerian Agama cq. Kepala Bidang Pendidikan Agama

Islam.Madrasah ini berdiri berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama

RI Nomor 16 Tahun 1978 tanggal 16 Maret 1978.Dengan terbitnya Surat

Keputusan tersebut maka secara Yuridis Formal madrasah yang

merupakan perubahan dari PGAN Jember ini berjalan efektif dan diakui

keberadaannya sebagai MTs Negeri Jember II.

Dengan modal 359 siswa terbagi dalam 9 kelas dan diasuh oleh 13

guru serta 2 orang karyawan, terus mengembangkan diri. Gedung tempat

belajar masih bersama-sama dengan PGAN Jember berdasarkan Surat

Kepala Bidang Pendidikan Agama Islam Nomor: 61/WTD/1981 tanggal

15 Juli 1981.

Page 3: BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. 1.digilib.iain-jember.ac.id/191/7/BAB IV.pdfBAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... multi media, ruang perpustakaan, ruang komputer, ruang musik

58

Dalam Perjalanan waktu seiring dengan prestasi yang telah dicapai

dan kepercayaan masyarakat meningkat, musibah silih berganti menimpa

MTs Negeri Jember II dengan adanya bencana banjir bandang sehingga

beberapa bangunan ambruk dan hanyut terbawa arus derasnya sungai

Jompo yang sangat mengerikan. Adapun waktu kejadian yaitu pada

tanggal 2 Januari 1991, 1 Januari 2006 dan 19 Maret 2006, sehingga

beberapa bangunan roboh dan hanyut terbawa arus, yaitu 4 ruang belajar,1

ruang tata usaha,1 herbarium,1 gudang dan 2 rumah penjaga sekolah.

Alhamdulillah pada awal tahun 2007 mendapat bantuan dari Pemerintah

Daerah berupa Pembangunan Plengsengan sepanjang sungai di belakang

area MTs Negeri Jember II.

Dengan adanya kejadian tersebut membuat prihatin bagi semua

pihak, namun semuanya itu tidak menjadikan kendurnya kegiatan belajar

mengajar. Pendidikan merupakan kewajiban kita bersama, walaupun untuk

sementara proses belajar mengajar memakai sistem lesehan di ruang aula,

lab IPA dan Musholla. Berkat kesabaran dan keuletan para pendidik

maupun anak didik alhamdulillah setelah kejadian bencana tersebut MTs

Negeri Jember II mendapatkan bantuan berupa proyek dari APBN

sehingga sarana dan prasarana untuk kegiatan belajar mengajar terpenuhi,

diantaranya berupa bangunan fisik yaitu ruang belajar, ruang lab IPA, lab.

multi media, ruang perpustakaan, ruang komputer, ruang musik dan

olahraga. Bahkan pada Tahun Anggaran 2007 mendapatkan pengadaan

tanah lagi yang lokasinya di depan MTs Negeri Jember II dengan luas

Page 4: BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. 1.digilib.iain-jember.ac.id/191/7/BAB IV.pdfBAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... multi media, ruang perpustakaan, ruang komputer, ruang musik

59

1.638 m2 rencana kedepan akan dibangun MA’HAD (Asrama). Tahun

Anggara 2008 mendapatkan proyek rehab 3 ruang kelas dan pembangunan

2 ruang kelas baru.Pembangunan ruang aula tahun 2010 dengan sumber

pendanaan dari komite MTs Negeri Jember II. Tahun Anggaran 2011

mendapatkan proyek rehab 5 ruang kelas.

Demikian juga di bidang akademiknya ada peningkatan baik secara

kuantitas maupun kualitas, semua didukung dengan adanya tenaga

pendidik yang profesional berjumlah 44 orang guru dan 13 karyawan.

Dalam menghadapi wajib belajar sembilan tahun MTs Negeri

Jember II lebih berbenah diri dalam upaya peningkatan kompetensi guru

dan kemampuan tenaga administraasi dalam rangka pelaksanaan

kulikulum 2006/KTSP dan kurikulum 2013, sebagaimana yang

diamanatkan dalam UUD 1945 dan segala perubahannya.

Pada Tahun 2011 MTs Negeri Jember II mengikuti Akreditasi

yang dilaksanakan oleh Badan Akreditasi Nasional Sekolah Madrasah

(BAN-S/M) memperoleh akreditasi dengan peringkat A Nilai 94.

Dalam perkembangannya MTs Negeri Jember II membuka

Program:

a. Pada Tahun Pelajaran 2010/2011 membuka Program Full Day School

dengan tambahan pendalaman mata pelajaran UN (Ujian Nasional)

b. Pada Tahun Pelajaran 2010/2011 membuka Program Kelas Unggulan

c. Pada Tahun Pelajaran 2011/2012 membuka Program Kelas Akselerasi

yang ditetapkan berdasarkan surat keputusan kepala kantor wilayah

Page 5: BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. 1.digilib.iain-jember.ac.id/191/7/BAB IV.pdfBAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... multi media, ruang perpustakaan, ruang komputer, ruang musik

60

kementerian agama provinsi jawa timur nomor:

Kw.13.4/1/PP.00.5/1178/SK/2011 tanggal 25 Nopember 2011

d. Pada Tahun Pelajaran 2012/2013 membuka Program Full Day School

dengan pendalaman Materi Bahasa Inggris yang bekerja sama dengan

LBB EFB

e. Pada Tahun Pelajaran 2014/2015 berdasarkan Surat Keputusan Kepala

Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur Nomor 410

Tahun 2015, tentang penetapan Madrasah Tsanawiyah Dan Madrasah

Aliyah Penyelenggara Program Akselerasi Di Jawa Timur, maka MTs

Negeri Jember II masih ditetapkan sebagai penyelenggara program

kelas Akselerasi di Jawa Timur dan SK tersebut diatas sebagai

perpanjangan ijin operasional sebelumnya. Sebagai penyelenggara

program Akselerasi MTs Negeri Jember II menggunakan acuan

kurikulum nasional yang berlaku, program pembelajaran dapat

diselesaikan dalam waktu 2 (dua) tahun bagi siswa yang mampu dan

berlaku secara individual melalui penyajian khusus dari materi esensial

dalam kurikulum yang berlaku.

f. Pada Tahun Pelajaran 2015/2016 berdasarkan Surat Keputusan Direktur

Jenderal Pendidikan Islam Nomor 3274 Tahun 2015 tentang penetapan

Madrasah Penyelenggara sistem kredit semester (SKS) tahun pelajaran

2014/2015, bahwa MTs Negeri Jember II dalam rangka memberikan

pelayanan kepada peserta didik yang memiliki keragaman bakat, minat

Page 6: BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. 1.digilib.iain-jember.ac.id/191/7/BAB IV.pdfBAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... multi media, ruang perpustakaan, ruang komputer, ruang musik

61

dan kecerdasan telah ditetapkan sebagai Madrasah Tsanawiyah

penyelenggara pendidikan dengan sistem kredit semester (SKS)

Dalam rangka pelaksanaan pendidikan dengan sistem kredit

semester (SKS) maka secara teknis mengacu pada surat keputusan

Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 3364 Tahun 2015 tentang

petunjuk teknis penyelenggaraan sistem kredit semester pada Madrasah.

Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam

Nomor: DJ.I/590/2012 tanggal 23 Mei 2012 tentang Penetapan Madrasah

Induk bagi Madrasah Tsanawiyah Satu Atap (MTs-SA) Program Australia

Indonesia Basic Education Program (AIBEP), maka MTs Negeri Jember II

ditunjuk sebagai Induk dari Madrasah Filial (MTs SA Balung Kec. Balung

Kab. Jember).96

3. Visi dan Misi MTs Negeri Jember II

a. Visi

Religious, Profesional, Kompetitif

Indikator :

1) Tercapainya lulusan yang lebih cerdas,jujur,islami dan berdaya

saing tinggi

2) Terpenuhinya lulusan yang mandiri, terampil dan memiliki

kecakapan hidup dalam menghadapi era globalisasi

3) Terwujudnya KTSP di Sekolah/Madrasah

4) Terwujudnya standar proses pembelajaran yang efektif dan efisien

96

Abi sholeh, Dokumentasi MTs Negeri Jember II Tahun 2016.

Page 7: BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. 1.digilib.iain-jember.ac.id/191/7/BAB IV.pdfBAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... multi media, ruang perpustakaan, ruang komputer, ruang musik

62

5) Terwujudnya standar prasarana dan sarana pendidikan yang relevan

dan mutakhir

6) Terwujudnya standar tenaga pendidik dan kependidikan

7) Terwujudnya standar pengelolaan pendidikan

8) Terwujudnya standar penilaian pendidikan

9) Terwujudnya penggalangan biaya pendidikan yang memadai

10) Terwujudnya Manajemen sekolah berbasis kinerja

11) Terselenggaranya sistem penilaian hasil belajar secara efektif,

objektif dan dan sistematis

12) Tercapainya prestasi dalam berbagai bidang

13) Terciptanya budaya dan tata kehidupan islami

14) Terwujudnya lingkungan sekolah/madrasah yang nyaman, aman,

rindang, asri, bersih

15) Terpenuhinya kriteria sebagai Sekolah/Madrasah berstandar

Nasional/Internasional

16) Terciptanya standar pelayanan yang memenuhi standar ISO 9001

dan ISO 14000 versi terakhir.

b. Misi

1) Mewujudkan Dokumen-1/Buku-1 KTSP, K-13, Defrensiasi

2) Mewujudkan silabus semua mata pelajaran dan untuk semua

jenjang/kelas/tingkatan

3) Mewujudkan RPP semua mata pelajaran dan untuk semua

tingkatan

Page 8: BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. 1.digilib.iain-jember.ac.id/191/7/BAB IV.pdfBAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... multi media, ruang perpustakaan, ruang komputer, ruang musik

63

4) Mewujudkan perangkat kurikulum yang lengkap, mutakhir, dan

berwawasan kedepan

5) Melaksanakan pengembangan kurikulum satuan pendidikan

meliputi perangkat pembelajaran silabus, penilaian , rencana

pelaksanaan pembelajaran

6) Melaksanakan pengembangan kurikulum muatan lokal

7) Mewujudkan diversifikasi kurikulum MTs agar relevan dengan

kebutuhan, yaitu kebutuhan peserta didik, keluarga, dan berbagai

sektor pembangunan dan sub-sub sektornya

8) melakukan inovasi pembelajaran yang efektif efesien sesuai

karakteristik mata pelajaran

9) Mewujudkan manajemen sekolah berbasis kinerja yang tangguh

10) Mewujudkan organisasi sekolah yang terus belajar (learning

organization)

11) Melaksanakan pengembangan keorganisasian sekolah meliputi :

a) Struktur organisasi yang dikembangkan sesuai dengan tujuan

b) program

c) Uraian tugas yang lengkap dan jelas

d) Mekanisme kerja yang jelas, sederhana dan praktis

e) Personalia yang berkualitas untuk menunjang pelaksanaan

f) program

12) Mewujudkan sekolah/madrasah inovatif

Page 9: BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. 1.digilib.iain-jember.ac.id/191/7/BAB IV.pdfBAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... multi media, ruang perpustakaan, ruang komputer, ruang musik

64

13) Mewujudkan fasilitas sekolah yang relevan, mutakhir, dan

berwawasan kedepan

14) Mewujudkan pembiayaan pendidikan yang memadai, wajar dan

adil

15) Menciptakan tata budaya dan tata pergaulan yang islami

16) Mewujudkan nilai-nilai agama bagi kenikmatan hidup peserta didik

17) Mewujudkan kemampuan olah raga yang tangguh dan kompetitif

18) Mewujudkan kemampuan seni yang tangguh, kompetitif dan islami

19) Mewujudkan kemampuan KIR yang cerdas dan kompetentitif

20) Mewujudkan keterampilan kejuruan yang marketable dan kompetif

21) Mewujudkan nilai-nilai solidaritas bagi kehidupan

sekolah/madrasah

22) Memenuhi kriteria sebagai Sekolah/Madrasah berstandar

Nasional/Internasional

23) Menciptakan standar pelayanan yang memenuhi standar ISO 9001

dan ISO 14000 versi terakhir.97

97

Abi sholeh, Dokumentasi MTs Negeri Jember II Tahun 2016.

Page 10: BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. 1.digilib.iain-jember.ac.id/191/7/BAB IV.pdfBAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... multi media, ruang perpustakaan, ruang komputer, ruang musik

65

4. Struktur Guru dan Pegawai Sekolah

STRUKTUR ORGANISASI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI JEMBER II

PERIODE: 2014 - 2016100

100

Abi sholeh, Dokumentasi MTs Negeri Jember II Tahun 2016.

Kepala Madrasah

Drs. Asyhar, M.Pd.I

Komite

DR.H.Muhaimin Suhermin,M.Pd

Kepala Tata Usaha

Sumaryono, S.Sos

Waka Humas & Peng. Mutu

Akhmad Makhin, S.Pd

Waka Kurikulum

Arif Setyo Purnomo,S.Pd

Kordinator BK

Laili Suryanah, S.Pd

Waka Kesiswaan

M. Abi Sholeh, S.Pd.I

Waka Sarprasling

Faekotul Jannah, S.Pd

Bid.Pely. Pembelajaran

Nur Wahidah, S.Pd

Bid.Peng. Data & Info

Hosnan, S.Pd

Bid.Sar Gdg & Ling

Gatut Tjahjono, BA

Bid.Sar Pembl.

Agus Suprayitno, S.Pd

Bid. Organisasi

Dewi Ekawati L, S.Pd

Bid. Keagamaan

M.Nur Hafidz,S.Pd.I

Bid. SDM

Quratulaini, S.Pd

Bid. SIM

Junaidi Rahman, S.Pd

Kls. PDCI

Marti, M.Pd

Kls. Full Day

Hosnan, S.Pd

Perpustakaan

Dra.Titik Fauziyah

Lab. IPA

Quratulaini, S.Pd

Lab. Komputer

Junaidi Rahman S.Pd

Guru/Wali Kelas

Peserta Didik/OSIS

Keterangan :

: Garis Instruksi

: Garis Kordinasi

Bendahara

Syarifah S, S.Pd

Konsultan Pendidikan

Bid. Tata Tertib

Drs. TjutjukJusnearto

UKS

Dra.Siti Fatimah

Page 11: BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. 1.digilib.iain-jember.ac.id/191/7/BAB IV.pdfBAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... multi media, ruang perpustakaan, ruang komputer, ruang musik

66

5. Data Guru dan Karyawan MTs Negeri Jember II

Adapun data guru dan karyawan MTs Negeri Jember II yang di

peroleh oleh peneliti sebagai berikut:101

Tabel 4.1

Guru dan Karyawan MTs Negeri Jember II

No NAMA NIP

1 Drs. Asyhar, M.Pd.I 196704241997031003

2 Dra. Nanik Mulyaningsih 195611141979032001

3 Hani'ah Badrun, S.PdI 195604051985032001

4 Dra. Titik Fauziyah 196205161987032003

5 Faekotul Jannah, S.Pd 196503281992032001

6 Dra. Susila 196402131994032004

7 Dra. Nur Indah Rakhmawati 196805311999032001

8 Muhammad Abi Sholeh, S.Pd.I 197810182001121001

9 Quratulaini, S.Pd 197701272005012002

10 Akhmad Makhin, S.Pd 197102142005011004

11 Laili Suryanah, S.Pd 198011202005012003

12 Qosim Mulyadi, S.Pd 197008202005011003

13 Junaidi Rahman, S.Pd 197903242005011002

14 Marti,M.Pd 197803302005012002

15 Dewi Ekawati Lutfia, S.Pd 197011181998032005

16 Ririn Sulistyowati, S.Pd 198101152005012006

17 Nur Wahidah, S.Pd 196607281994032003

18 Iis Suryadewi, S.Pd 197106251999032002

19 Drs. Tjutjuk Jusnearto 196705231994031003

20 Heru Widiyastuti, S.Pd 197505302005012002

21 Elief Fitriana, S.Ag 197709172007102002

22 Iik Sukmasari, S.Pd 197910172007102002

23 Gatut Tjahjono S, BA 195606281985031009

24 Sri Rahayuningsih, S.Pd 196802032009102001

25 Agus Suprayitno, S.Pd 197505252005011003

26 Hosnan, S.Pd 198305212011011002

27 Ria Kupatiyah, S.Pd 198207292011012010

28 Ani Kuntariani, S.Pd 197004072005012004

29 Arif Setyo Purnomo, S.Pd 198104252005011003

30 Nurul Huda, S.Pd.I 197404232005011000

31 Dwi Raharjo, S.Sn 197110202005011005

32 Dra. Siti Fatimah -

33 Menok Nanik Herawati, S.Pd -

101

Abi sholeh, Dokumentasi MTs Negeri Jember II Tahun 2016.

Page 12: BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. 1.digilib.iain-jember.ac.id/191/7/BAB IV.pdfBAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... multi media, ruang perpustakaan, ruang komputer, ruang musik

67

34 Aisyah, S.Pd.I -

35 Lailatus Shofia, S.Pd -

36 Virlli Indah Fitriani, S.Pd -

37 Rossy Alivia R.S, SP, S.Pd -

38 Nur Haniyatun Nasriyah, S.Pd.I -

39 M. Nur Hafid, S.Pd.I -

40 Rifan Hidayat, S.Pd -

41 M.Shafihan Rasyid, S.Pd -

42 Hadi Wijaya, S.Pd -

43 Sumaryono, S.Sos 196308231985031003

44 Syarifah S, S.Pd 195804211983032003

45 Nanang Hadi Purnomo 197709252009011007

46 Sukarto 196005202006041020

47 Abdullah 197004142007011050

48 Nadzim, S.Ag -

49 M.Agus Sriyono, S.Sos -

50 Ashari -

51 Ach. Taufik -

52 Priyono -

53 Mustika Widya Ningrum -

54 Dedi Triyo Hadi P, A.Md -

55 Muhammad Viki -

6. Jumlah Siswa

Jumlah rombongan belajar siswa MTs Negeri Jember II, sebagai

berikut:102

Tabel 4.2

Jumlah Seluruh Peserta Didik

Tahun

Pelajaran

Jml Siswa

Kelas VII

Jml Siswa

Kelas VIII

Jml Siswa

Kelas IX

Jumlah

Siswa

2011/2012 246 236 231 713

2012/2013 239 217 234 690

2013/2014 244 234 208 686

2014/2015 244 250 226 720

2015/2016 210 230 232 672

102

Abi sholeh, Dokumentasi MTs Negeri Jember II Tahun 2016.

Page 13: BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. 1.digilib.iain-jember.ac.id/191/7/BAB IV.pdfBAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... multi media, ruang perpustakaan, ruang komputer, ruang musik

68

B. Penyajian Data dan Analisis

Penyajian data merupakan bagian yang mengungkapkan data yang

dihasilkan dalam penelitian sesuai dengan metode dan prosedur penelitian

yang digunakan dengan sistematis yang disesuaikan dengan rumusan masalah

dan analisa data yang relevan.

Untuk memperoleh data dalam penelitian, maka pengumpulan data

dalam penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara, dan

dokumenter. Setelah proses pengumpulan data selesai kemudian dilanjutkan

analisis data yang dilakukan secara interaktif.

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis

data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan

lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat dinformasikan

kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data,

menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam

pola, memilih mana yang penting dan akan dipelajari, dan membuat

kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Penyajian data beserta analisis data merupakan hasil penelitian yang

peneliti lakukan di MTs Negeri Jember II. Data ini berdasarkan hasil

penelitian observasi, dan hasil wawancara penulis dengan bagian guru

Bimbingan Konseling, siswa, dan orang tua/wali murid tentang sesuatu yang

terdapat dalam fokus penelitian di skripsi.

Page 14: BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. 1.digilib.iain-jember.ac.id/191/7/BAB IV.pdfBAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... multi media, ruang perpustakaan, ruang komputer, ruang musik

69

1. Implementasi pola asuh otoriter orang tua dalam mencegah kenakalan

remaja di Madrasah Tsanawiyah Negeri Jember II Tahun Pelajaran

2016/2017.

2. Implementasi pola asuh demokratis orang tua dalam mencegah kenakalan

remaja di Madrasah Tsanawiyah Negeri Jember II Tahun Pelajaran

2016/2017.

3. Implementasi pola asuh laisses faire orang tua dalam mencegah kenakalan

remaja di Madrasah Tsanawiyah Negeri Jember II Tahun Pelajaran

2016/2017.

Pola asuh orang tua merupakan pola interaksi antara orang tua dengan

anak dengan tujuan untuk menjaga, merawat, mendidik serta mengajar anak

dalam rangka memenuhi kewajiban mereka sebagai pendidik utama dalam

sebuah keluarga. Dalam hal ini orang tua berperan penting sebagai pendidik,

pembimbing dan teladan bagi anaknya, sehingga pola asuh orang tua akan

banyak menentukkan sikap- sikap dan tingkah laku anak dimasa yang akan

datang.

Keluarga merupakan tempat dimana anak mendapat pendidikan yang

pertama dan utama dari kedua orang tuanya. Kedua orang tuanya bersama-

sama mengupayakan sebuah kondisi yang kondusif dalam mengasuh anak-

anaknya agar mereka dapat berkembang secara optimal sehingga potensi-

potensi yang dimiliki bisa berkembang secara maksimal. Orang tua tidak

hanya sebagai pendidik dan pembimbing bagi anak- anaknya, namun orang

tua juga sebagai teladan bagi anak- anaknya.

Page 15: BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. 1.digilib.iain-jember.ac.id/191/7/BAB IV.pdfBAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... multi media, ruang perpustakaan, ruang komputer, ruang musik

70

Dari hasil wawancara kepada Ibu Nanik selaku guru bimbingan

konseling sebagai berikut:

“Banyak sekali macam orang tua dalam menerapkan cara mengasuh

anak di MTs Negeri Jember II ini, hal ini juga menghasilkan murid

yang berbagai macam tingkah lakunya dan juga masalah yang mereka

lakukan, karena tidak semua orang tua memiliki latar belakang

pendidikan yang sama. Kasus yang baru- baru terjadi ini adalah salah

satu seorang murid mengajak teman sepermainannya untuk bersama-

sama mencicipi minuman keras yang dioplos dengan es yang dia

bawa dari rumah dan kemudian melakukan hal tersebut di lingkungan

sekolah saat jam istirahat tiba. Saat ditanya kenapa melakukan hal itu,

mereka mengatakan bahwa ingin mencoba hal baru dan juga karena

penasaran bagaimana dengan rasanya. Akan tetapi setelah di hal

tersebut di telusuri lebih lanjut hal itu terjadi karena pergaulan

mereka yang terbilang bebas dan juga faktor orang tua yang tidak

memperhatikan pergaulan anaknya karena mereka sibuk kerja atau

orang tuanya sudah bercerai ”103

Berdasarkan wawancara kepada bapak Misnayar selaku orang tua

siswa dengan hasil sebagai berikut:

“Jika melihat berita- berita yang disiarkan di televisi tentang kasus

yang menimpa anak remaja membuat saya khawatir, karena saya

memiliki anak remaja. Anak sekarang itu kalau di rumah terlalu

dikekang nanti akibatnya bisa macam-macam mbak, anak biasanya

menjadi pembangkang, pemarah dan suka pergi bermain bersama

temannya tanpa mengenal waktu karena dirumah terlalu banyak

diatur. Karena itu berhubung anak saya sudah menginjak usia remaja

saya harus keras dalam mendidiknya terutama dalam menjalakan

kewajiban, seperti sholat 5 waktu itu paling saya tekankan. Tapi kalau

masalah yang lain saya berusaha menciptakan tempat nyaman

untuknya, misalnya ketika dia ingin masuk di sekolah ini saya tanya

kenapa memilih sekolah ini dan juga penjelasan tentang pilihannya”104

Berdasarkan wawancara kepada Ibu Nur yang merupakan ibu dari

salah satu siswi yang berprofesi sebagai PNS dengan hasil sebagai berikut:

“ Kalau saya terlalu membuat banyak aturan di rumah takutnya anak

tidak betah jika harus berlama- lama dirumah, dan juga anak akan

103

Ibu Nanik, Wawancara, 19 Agustus 2016 104

Bapak Misnayar, Wawancara, 07 September 2016.

Page 16: BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. 1.digilib.iain-jember.ac.id/191/7/BAB IV.pdfBAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... multi media, ruang perpustakaan, ruang komputer, ruang musik

71

takut saat ingin cerita dengan saya. Jadi saya dan suami berusaha

untuk lebih mendekatkan diri kepada anak, meskipun kami sama-sama

sibuk bekerja tapi hal tersebut bukan menjadi alasan untuk tidak bisa

menjadi lebih dekat dengan anak. Misalnya masalah pergaulan saya

tidak terlalu memberi kriteria dengan teman seperti apa dia akan

bermain, akan tetapi jika menurut saya jika itu memberi dampak

buruk pada anak saya akan menegurnya.”

Dari beberapa wawancara yang terkait dengan penyebab penerapan

pola asuh yang otoriter, demokratis, maupun laisses faire yang dilakukan

kepada beberapa orang tua kepada anaknya yang telah disebutkan diatas.

Peneliti mengambil kesimpulan bahwasanya para orang tua menerapkan

beberapa pola asuh tersebut berdasarkan faktor yang berasal dari diri sendiri

maupun dari pergaulan anak itu sendiri (luar).

Dengan demikian, akan di deskripsikan secara terinci dan sistematis

hasil dari beberapa data yang diperoleh dari lapangan terkait dengan

implementasi pola asuh otoriter, implementasi pola asuh demokratis, dan

implementasi pola asuh laisses faire di MTs Negeri Jember II, sebagai

berikut.

1. Implementasi Pola Asuh Otoriter Orang Tua Dalam Mencegah

Kenakalan Remaja di Madrasah Tsanawiyah Negeri Jember II Tahun

Pelajaran 2016/2017.

Pola asuh otoriter merupakan pola asuh orang tua di mana orang

tua senang mengawasi anak-anak, orang tua tidak mau mendengar suara

anak- anak, orang tua lebih suka menghukum ketika anak melakukan

kesalahan.

Page 17: BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. 1.digilib.iain-jember.ac.id/191/7/BAB IV.pdfBAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... multi media, ruang perpustakaan, ruang komputer, ruang musik

72

Pola asuh tipe ini merupakan jenis pola asuh yang sangat ketat dan

kaku ketika berinteraksi dengan anaknya. Dalam hal ini, orang tua

cenderung menuntut anak untuk patuh terhadap apa yang diperintah oleh

orang tuanya.

Pola asuh otoriter ini diterapkan oleh mbah Siti terhadap cucunya

yang bernama Maharani yang saat ini duduk di kelas VII di MTs Negeri

Jember II ini. Menurut mbah Siti bahwa rani masih terlalu muda untuk

memutuskan setiap tindakan yang akan dia lakukan untuk anak seusianya.

Saat melakukan peneliti observasi di MTs Negeri Jember II, disini

peneliti melihat tingkah laku yang ditunjukkan oleh rani dengan

diterapkannya pola asuh otoriter yang diterapkan oleh mbah Siti. Saat

peneliti pertama kali menemui rani terlihat sekali bahwa ia tengah

mengalami banyak tekanan, ketika ditanyai tentang bagaimana keadaan

rumahnya ia memilih diam dan mengalihkan pembicaraan. Pada hari

berikutnya, rani mengatakan bahwa ketika ia berada di rumah tidak jarang

ia mendapat omelan jika pulang terlambat atau terkadang mendapatkan

hukuman berupa pukulan jika ia melakukan kesalahan.

Rani mengaku bahwa ia juga tidak berani dalam mengambil

keputusan sendiri, untuk melanjutkan sekolah menengah pertama ini

misalnya ia mengikuti apa yang di pilih oleh om-nya untuk bersekolah di

MTs Negeri Jember II, walaupun sebenarnya ia ingin masuk salah satu

sekolah favorit disana.

Page 18: BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. 1.digilib.iain-jember.ac.id/191/7/BAB IV.pdfBAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... multi media, ruang perpustakaan, ruang komputer, ruang musik

73

Terkait hal tersebut peneliti mewawancarai mbah Siti selaku orang

tua tunggal dari siswi tersebut, beliau mengatakan bahwa:

“Rani itu cucu saya,kami hanya tinggal berdua dalam satu rumah.

sejak kecil rani sudah tinggal bersama saya semenjak kedua orang

tuanya sudah tidak ada. di rumah rani cuman sama saya, nenek itu

sudah tua jadi terkadang suka khawatir kalau rani itu sudah pulang

telat, soalnya cucu saya kan anak perempuan takut terjadi apa-apa

sedangkan saya tidak bisa berbuat apa-apa untuknya. Jadi saya

sering mengomeli rani, soalnya tidak ada lagi yang perhatian sama

rani kecuali saya dan omnya. Untuk masalah pendidikan saya

serahkan ke omnya soalnya omnya yang lebih tahu, sedangkan saya

cuman bisa memperhatikan rani di rumah”105

Menurut beliau bahwa rani masih muda jadi belum bisa

menentukkan apa yang menurutnya baik dan buruk untuk dirinya sendiri.

Beliau menerapkan pola asuh tersebut karena terlalu takut jika sesuatu

yang buruk akan menimpa cucunya nanti, karena beliau sendiri sudah tua.

Pola asuh otoriter juga diterapkan oleh Syaiful, sebagai seorang

pengasuh tunggal dari adiknya Okta yang saat ini juga kelas VII, ia merasa

bertanggung jawab penuh atas kehidupan adiknya. Syaiful mengatakan

bahwa adiknya ini termasuk siswa yang sering membuat keributan di

sekolah dan juga jarang mendapatkan pretasi di sekolahnya karena dia

malas untuk belajar.

Begitu juga yang dilakukan oleh Okta saat dia bersama dengan

teman-teman bermainnya, ia sering berbuat jahil terhadap teman

sesamanya dan terkadang membuat gaduh di dalam kelas saat guru sedang

mengajar.

105

Mbah Siti, Wawancara, 07 September 2016

Page 19: BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. 1.digilib.iain-jember.ac.id/191/7/BAB IV.pdfBAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... multi media, ruang perpustakaan, ruang komputer, ruang musik

74

Syaiful juga mengatakan bahwa “ Pernah sekali saya dipanggil oleh

guru bimbingan konseling di MTs Negeri Jember II karena kasus

minuman keras yang dilakukan oleh adik saya, hal tersebut terjadi karena

seorang kakak kelas memaksanya untuk minum minuman keras dengan

disertai ancaman jika ia tidak mau ikut maka akan dikeroyok saat pulang

sekolah”

Begitu juga yang dituturkan oleh okta, ia mengatakan bahwa:

“Saya dulu pernah di ajak minum- minum sama kakak kelas,

diancam kalau enggak mau ikutan minum nanti pas pulang sekolah

diajak berantem di luar sekolah, akhirnya saya mengiyakan ajakan

itu. terus saya juga pernah mencoba merokok dan ketahuan sama

mas, habis itu saya langsung diomeli dan diancam jika saya

melakukan hal itu lagi maka mas tidak akan mau membiayai biaya

sekolah saya”106

Okta mengaku bahwa dirinya sudah tidak berani berteman dengan

mereka lagi, karena hal itu akan mendapat masalah jika kakaknya

mengetahui hal tersebut.

Berbeda dengan Ayu, dia mengatakan bahwa jika dia ketahuan

melakukan kesalahan kadang tak jarang ayah memberi hukuman selain

omelan beliau terkadang juga memberi hukuman dengan memukul. Pernah

suatu saat ayu mengatakan bahwa dia tidak sengaja melakukan panggilan

dengan lawan jenis dan ayah dengan sigap merampas ponsel miliknya,

kemudian menyerahkan baterai ponselnya saja. Ayu juga mengaku

terkadang dia mencuri waktu untuk sekedar bermain dengan temannya, ia

106

Okta Setiawan, Wawancara, 01 September 2016

Page 20: BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. 1.digilib.iain-jember.ac.id/191/7/BAB IV.pdfBAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... multi media, ruang perpustakaan, ruang komputer, ruang musik

75

mengatakan bahwa kedua orang tuanya sangat membatasinya dalam

bergaul.

Pernyataan tersebut juga disampaikan oleh bapak Imam, selaku

ayah dari Ayu, beliau mengatakan bahwa:

“Orang tua pasti khawatir jika terjadi sesuatu dengan anaknya

soalnya pergaulan saat ini itu sudah mengkhawatirkan mbak, saya

takut kalau ayu salah dalam bergaul jadinya saya mewanti-wanti

ayu dalam masalah pergaulan apalagi sekarang banyak kasus yang

menimpa anak-anak yang semakin membuat saya khawatir. Saya

takut jika hal itu terjadi sama anak saya, jadi saya melakukan hal

tersebut (memberi aturan) bukan karena saya tidak menyayangi

anak saya tetapi saya ingin yang terbaik buat anak saya karena dia

masih muda apalagi anak saya itu perempuan, soalnya pergaulan

anak muda sekarang itu semakin bebas dan usia anak saya itu

masanya anak-anak yang ingin mencoba hal baru ”107

Berpijak dari ketiga orang tua diatas yang menerapkan pola asuh

otoriter. Bahwa anak yang mendapatkan pola asuh otoriter dari kedua

orang tuanya, biasanya anak akan meniru apa yang dia dapat dari kedua

orang tuanya dengan melakukan hal tersebut kepada teman-teman

sepermainannya. Dari orang tua yang melakukan pola asuh ini pada

anaknya mengakibatkan anak berprestasi rendah, anak tidak memiliki

tanggung jawab, anak sukar di atur, lebih senang menganggu temannya

ketika berada di sekolah, anak menjadi pembangkang atau terkadang anak

menjadi seorang pendiam karena takut jika apa yang dilakukannya akan

membuat marah kedua orang tuanya, namun jika di luar jangkauan

pengawasan kedua orang tuanya maka dia akan melakukan tindakan

sebaliknya seperti bersikap pemberani dan berbuat gaduh.

107

Bapak Imam, Wawancara, 31 Agustus 2016

Page 21: BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. 1.digilib.iain-jember.ac.id/191/7/BAB IV.pdfBAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... multi media, ruang perpustakaan, ruang komputer, ruang musik

76

2. Implementasi Pola Asuh Demokratis Orang Tua dalam Mencegah

Kenakalan Remaja di Madrasah Tsanawiyah Negeri Jember II Tahun

Pelajaran 2016/2017.

Pola asuh demokratis merupakan pola asuh yang menghadirkan

lingkungan rumah yang menyenangkan bagi anak dan penuh kasih sayang

serta dukungan bahkan tidak jarang orang tua melibatkan anak dalam

pengambilan keputusan.

Pola asuh demokratis ini diterapkan pada keluarga bapak Misnayar

terhadap putranya yang bernama Galih. Menurut beliau menuturkan bahwa

dalam mengasuh anaknya yang sudah menginjak dewasa tidak jarang

beliau mengajak anak untuk berdiskusi misalnya tentang penerapan

mengaji setelah sholat maghrib yang wajib dilakukan jika tidak anak akan

menerima konsukuensinya berupa teguran atau yang lain. Berbeda lagi

ketika beliau mendapati anaknya Galih sudah mulai menyukai lawan jenis,

atau dikenal dengan istilah pacaran.

Menurut bapak Misnayar, beliau mengatakan bahwa:

“ Kalau masalah mengaji saya dan anak sudah ada peraturan

tersendiri, biasanya sehabis maghrib anak saya wajibkan mengaji

dulu kemudian dilanjutkan dengan belajar. Pernah suatu ketika

saya tahu kalau anak saya mulai menyukai lawan jenis awalnya

kaget pasti, tapi karena penasaran saya langsung tanyakan

kebenaran itu kepadanya dan ia mengiyakan. Menyikapi hal

tersebut saya langsung berinisiatif mendudukan dia dan kemudian

mengajaknya berbicara, saya bertanya alasan mengapa dia

melakukan hal tersebut dia menjawab penasaran karena teman-

temannya sudah mulai berpacaran, sehingga dia melakukan hal itu.

Saya cuman mengingatkan kalau tersebut belum pantas dilakukan

untuk remaja seusianya”108

108

Bapak Misnayar, Wawancara, 07 September 2016

Page 22: BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. 1.digilib.iain-jember.ac.id/191/7/BAB IV.pdfBAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... multi media, ruang perpustakaan, ruang komputer, ruang musik

77

Hal tersebut juga diakui oleh Galih, ketika peneliti menanyai

tentang hal tersebut. Ia mengatakan :

“Kalau di rumah itu sehabis sholat maghrib di wajibkan ngaji,

setelah itu belajar, kalau saya tidak melakukan hal itu pasti ada

konsekuensinya. Saya lebih betah dirumah ketimbang keluyuran

enggak jelas, soalnya di rumah lebih nyaman karena orang tua saya

memberikan suasana nyaman di dalam rumah terkadang juga bapak

mengajak saya berbincang-bincang selayaknya teman jadi kalau

ada masalah saya sudah tidak canggung lagi untuk bercerita.

Pernah suatu hari tidak sengaja ayah tahu saya punya pacar,

langsung dipanggil dan dimintai penjelasan tentang hal itu (

pacaran), kemudian ayah memberi penjelasan dan pengarahan

tentang apa yang saya lakukan itu”

Bapak Misnayar menjelaskan bahwa berperilaku keras kepada anak

memang perlu akan tetapi keras yang dimaksud oleh beliau adalah keras

yang bersifat membangun sikap anak dengan niatan mendidik. Beliau juga

mengaku lebih mudah mendidik dan membimbing dengan cara tersebut

dibandingkan kekerasan.

Berdasarkan hasil dari observasi, peneliti melihat bahwa Galih

dapat bersosialisasi dengan baik terhadap teman- temannya juga ia

memiliki tanggung jawab penuh atas dirinya, sehingga ia lebih memilih

untuk berdiam di dalam rumah dibandingkan pergi bersama teman-

temannya yang ia rasa kurang memberi manfaat untuknya.

Hal tersebut, juga dilakukan oleh bapak Heru terhadap anaknya

Salsanaila yang juga menerapkan pola asuh demokratis di dalam

lingkungan rumah. Menurutnya tidak perlu mendidik anak melalui

kekerasan karena hal tersebut akan menjadikan anak menjadi pribadi yang

sulit diatur, dengan menyediakan lingkungan rumah yang penuh dengan

Page 23: BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. 1.digilib.iain-jember.ac.id/191/7/BAB IV.pdfBAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... multi media, ruang perpustakaan, ruang komputer, ruang musik

78

kasih sayang anak menjadi pribadi yang baik, hal ini terlihat sebagaimana

yang diungkapkan oleh Misnayar, anak lebih betah jika berada dirumah

dan anak tidak segan untuk berbagi dengan orang tuanya jika mendapatkan

kesusahan atau masalah.

Berbeda dengan Ibu Mila, bahwa dengan anaknya As’ad yang

sudah memasuki usia remaja beliau mengatakan bahwa tidak perlu

bersikap keras terhadap anak, yang diperlukan sebagai orang tua adalah

bersikap mengayomi kepada anak dan juga meminta pendapat kepada anak

dalam pengambilan sebuah keputusan yang menyangkut anak. Namun

bersikap keras juga perlu dilakukan jika anaknya sudah mulai tidak bisa

dinasehati dan diperingatkan.

Hal tersebut juga peneliti lihat dari sikap yang ditunjukkan oleh

anak dimana mereka menjadi anak yang berperangai akhlak yang baik

ketika berinteraksi dengan orang yang lebih tua darinya.

Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa orang tua yang

menerapkan pola asuh demokratis pada anak mengakibatkan anak tumbuh

menjadi pribadi yang mandiri, anak memiliki tanggung jawab terhadap

kehidupannya, anak dapat bersosialisasi dengan baik terhadap keluarga

dan temannya, dan juga anak memiliki akhlak yang baik.

Page 24: BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. 1.digilib.iain-jember.ac.id/191/7/BAB IV.pdfBAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... multi media, ruang perpustakaan, ruang komputer, ruang musik

79

3. Implementasi Pola Asuh Laisses Faire Orang Tua dalam Mencegah

Kenakalan Remaja di Madrasah Tsanawiyah Negeri Jember II Tahun

Pelajaran 2016/2017.

Pola asuh Laisses Faire orang tua merupakan pola asuh dengan

cara orang tua mendidik anak secara bebas, anak dianggap orang dewasa

atau muda, ia diberi kelonggaran seluas-luasnya apa saja yang

dikehendaki. Kontrol orang tua terhadap anak sangat lemah, juga tidak

memberikan bimbingan pada anaknya. Akibatnya anak kurang mendapat

perhatian dari kedua orang tuanya.

Hal ini terjadi biasanya bukan karena faktor ekonomi keluarga

yang rendah, orang tua yang terlalu sibuk dengan pekerjaan akan tetapi

keutuhan sebuah keluarga juga mempengaruhi pola asuh orang tua dalam

masalah ini.

Seperti yang terjadi pada Bagus kurangnya perhatian yang dia

dapatkan dari kedua orang tuanya membuat prestasinya tidak stabil dan

juga pergaulan yang tidak terkontrol, hal tersebut dikarenakan kedua orang

tuanya yang sudah bercerai sejak dia masih kecil dan saat ini ibunya sudah

menikah lagi.

Berikut hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap Bagus,

ia mengatakan bahwa:

“Sejak kecil orang tua saya sudah bercerai, Ibu sekarang menikah

lagi, kalau bapak kandung saya tidak tahu soalnya sudah ditinggal

sejak saya masih kecil. Kalau di rumah saya suka bermain dengan

teman kalo masalah bermain ibu tidak terlalu peduli saya pergi

bermain dengan siapa dan juga jam pulang bermain ibu juga tidak

menentukan, pokoknya asal pulang. Apalagi kalau masalah sholat

Page 25: BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. 1.digilib.iain-jember.ac.id/191/7/BAB IV.pdfBAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... multi media, ruang perpustakaan, ruang komputer, ruang musik

80

mereka tidak pernah memerintah untuk mengerjakan sholat ketika

waktu sholat tiba, jadi ya saya sering meninggalkan sholat karena

alasan lupa atau kadang males melakukannya karena mereka tidak

akan memarahi saya”109

Bagus tinggal bersama ibu, ayah (tiri) dan adiknya, menurut guru

bimbingan konseling beliau mengatakan bahwa bagus termasuk anak yang

lumayan dalam pelajaran akan tetapi karena pengaruh lingkungan

menjadikannya siswa yang tersebut menjadi seorang yang pemalas dan

selalu terlambat datang ke sekolah bahkan tidak jarang mendapat hukuman

karena berpakaian tidak sesuai dengan aturan sekolah.

Berbeda dengan Robi meskipun ia tinggal bersama kedua orang

tuanya, dan dapat dikatakan dalam kategori keluarga utuh akan tetapi tidak

membuat Robi betah berlama- lama di dalam rumah, kedua orang tuanya

sangat sibuk, ibu yang menjaga toko dan ayah yang bekerja seharian

membuatnya bebas melakukan apapun yang disukainya.

“ Untuk sehari-hari saya itu jaga toko, kalau bapaknya sibuk kerja

seharian jadi ya jarang ngontrol keadan anak. Biasanya kalau robi

pulang saya sedang sibuk melayani pelanggan, saat saya masuk ke

dalam rumah dia sudah menghilang (bermain). Saya tidak terlalu

tahu dimana ia bermain, dia hanya mengatakan bahwa ia sedang

bermain dengan A saat tiba dirumah selebihnya saya tidak pernah

bertanya lagi”

Hasil wawancara peneliti mengenai alasan Robi lebih betah jika

berada di luar rumah adalah sebagai berikut, Robi mengatakan:

“Pulang dari sekolah itu biasanya langsun ganti baju kemudian

langsung main, sore pulang ganti baju terus main lagi sampai

malam atau terkadang kalau males tidak pulang jadi menginap di

rumah teman, pagi- pagi pulang terus berangkat sekolah lagi. Kalau

belajar saya tidak pernah dipaksa. Alasan sering keluar dari itu

109

Bagus, Wawancara, 31 Agustus 2016

Page 26: BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. 1.digilib.iain-jember.ac.id/191/7/BAB IV.pdfBAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... multi media, ruang perpustakaan, ruang komputer, ruang musik

81

karena di rumah tidak ada teman, bapak sibuk kerja, kalau ibu jaga

toko dan juga mas sudah menikah jadi tidak ada teman buat

bermain, makanya saya kurang suka jika hanya berdiam di rumah

lebih baik keluar karena disana ketemu banyak teman”110

Hal tersebut sama dengan apa yang dialami oleh Regita, dia tinggal

bersama kedua orang tuanya, akan tetapi kedua orang tuanya tidak terlalu

memberi peraturan sehingga membuatnya bebas bermain di luar rumah.

Regita mengatakan bahwa:

“Kalau dirumah itu biasa saja, tidak terlalu banyak aturan yang

diterapkan di dalam rumah. Jadi terkadang kalau malam hari

kadang-kadang saya sering bermain dengan teman, biasanya sama

teman- teman luar sekolah atau terkadang teman sekolah, mereka

tidak dimarahi kalau saya bermain akan tetapi harus ingat waktu

pulang tapi ya terkadang suka telat pulangnya”111

Hal tersebut juga dikatakan oleh bapak Jumariyanto, beliau

mengatakan bahwa:

“ Saya tidak terlalu mengekang dengan apa yang dia lakukan, kalau

masalah bermain bersama teman- temannya tidak apa-apa asalkan

dia masih mengingat jam bermain yang sudah di tentukan dan juga

masalah pertemanannya saya juga tidak memberi syarat seperti apa

dia harus memilih berteman”

Paparan diatas menjelaskan Orang tua yang menerapakan Pola asuh

Laisses faire dengan memberikan kebebasan penuh kepada anak

menjadikan anak bersikap manja, prestasi belajar anak tidak stabil, anak

menjadi pembangkang dan lebih betah berada di luar rumah hal tersebut

karena orang tua terkesan tidak peduli dengan apa yang terjadi dengan

110

Robi, Wawancara, 01 September 2016 111

Regita, Wawancara, 31 Agustus 2016

Page 27: BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. 1.digilib.iain-jember.ac.id/191/7/BAB IV.pdfBAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... multi media, ruang perpustakaan, ruang komputer, ruang musik

82

anaknya. Akan tetapi pola asuh demikian, bisa saja berbahaya bagi masa

depan anak karena mereka kurang mendapatkan bimbingan dalam

memasuki dunia sosial yang serba dinamis. Hal tersebut juga menjadikan

anak kurang rasa percaya diri, tidak bertanggung jawab terhadap dirinya

dan juga dalam menghadapi sebuah masalah, dan juga anak lebih berani

untuk melakukan hal-hal yang berbau negatif.

C. Pembahasan Temuan

Pembahasan temuan merupakan gagasan peneliti dari ketertarikan

antara temuan dan temuan sebelumnya serta penafsiran dan penjelasan dari

temuan yang diungkapkan dari lapangan. Pembahasan temuan dalam

penelitian ini sebagai berikut:

1. Implementasi Pola Asuh Otoriter Orang Tua dalam Mencegah

Kenakalan Remaja di Madrasah Tsanawiyah Negeri Jember II Tahun

Pelajaran 2016/2017.

Hasil temuan yang diperoleh oleh peneliti dalam implementasi pola

asuh otoriter orang tua dalam mencegah kenakalan remaja di MTs Negeri

Jember II ini adalah berdampak pada sikap anak dimana anak cenderung

menjadi pendiam dan takut untuk berkomunikasi dengan orang tua,

karena mereka beranggapan jika terdapat kesalahan dalam berbicara atau

bertindak akan mendapat hukuman baik berupa kekerasan yang meliputi

pukulan jika sudah melewati batas dan juga segi perkataan berupa

membentak, mengomeli anak. Dan juga peneliti dapat melihat dari sikap

yang ditunjukkan oleh anak dimana anak bersikap sebaliknya jika mereka

Page 28: BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. 1.digilib.iain-jember.ac.id/191/7/BAB IV.pdfBAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... multi media, ruang perpustakaan, ruang komputer, ruang musik

83

berada diluar pengawasan kedua orang tuanya, mereka akan gemar berbuat

gaduh dan bersikap jahil kepada temannya. Hal ini terjadi karena anak

merasa terlalu dikekang jika berada di dalam lingkungan rumah.

Hal tersebut sesuai dengan Prawira dimana ia bahwa mengatakan

bahwa pola asuh otoriter adalah dimana orang tua senang mengawasi

anak-anak, orang tua tidak mau mendengar suara dari anak-anak dan juga

pada umumnya pola asuh ini sangat ketat dan kaku ketika berinteraksi

dengan anaknya.112

Disiplin otoriter dapat berkisar antara pengendalian perilaku anak

yang wajar hingga yang kaku yang tidak dapat memberi kebebasan

bertindak, kecuali yang sesuai dengan standar yang ditentukan. Dalam

keluarga dengan cara mendisiplin otoriter yang lebih wajar, anak tetap

dibatasi dalam tindakan mereka, dan keputusan- keputusan diambil oleh

orang tua. Namun keinginan mereka tidak seluruhnya diabaikan.113

Dengan orang tua menerapkan pola asuh otoriter ini mengakibatkan

tidak sedikit anak menjadi seorang yang pembangkang, dan tidak memiliki

rasa tanggung jawab. Jika dilihat dari segi akademisnya, orang tua yang

menerapkan pola asuh otoriter pada anaknya ini menjadikan anak

mendapatkan prestasi yang rendah, akan tetapi tingkah laku anak akan

sebaliknya jika anak berada di luar jangkauan kedua orang tuanya dengan

anak bersikap brutal seperti berbuat jahil terhadap teman atau berbuat

gaduh dan tidak jarang mulai berani mencoba hal- hal yang negatif.

112

Purwa Atmaja Prawira, Psikologi Pendidikan Dalam Perspektif Baru, (Jogjakarta: Ar-Ruzz

Media, 2012),219. 113

Elizabeth Hurlock, Perkembangan Anak, (Jakarta: Erlangga), 93.

Page 29: BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. 1.digilib.iain-jember.ac.id/191/7/BAB IV.pdfBAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... multi media, ruang perpustakaan, ruang komputer, ruang musik

84

2. Impelementasi Pola Asuh Demokratis Orang Tua dalam Mencegah

Kenakalan Remaja di Madrasah Tsanawiyah Negeri Jember II Tahun

Pelajaran 2016/2017.

Hasil pemaparan diatas menunjukkan dengan orang tua

menerapkan pola asuh demokratis, dimana orang tua disini bersikap tegas

terhadapa anak, komunikatif dan mendidik anak dengan penuh kasih

sayang, adanya bimbingan dari kedua orang tua ketika anak mendapatkan

masalah serta sikap orang tua yang tidak kaku menjadikan anak lebih

nyaman jika berada dalam lingkungan keluarga dibandingkan dengan

bermain bersama temannya. Karena disini orang tua berusaha menciptakan

lingkungan yang menyenangkan bagi anak di dalam rumah, misalnya

dengan penglibatan anak dalam mengambil sebuah keputusan, jadi setiap

keputusan diambil dengan bermusyawarah dengan anak terlebih dahulu,

jika alasan yang diberikan oleh anak dapat diterima maka orang tua akan

memberikan dukungan, namun jika alasan tersebut bertentangan dengan

orang tua maka orang tua disini berperan memberikan bimbingan dan

arahan kepada anak . Hal tersebut menjadikan anak merasa bahwa jika

kehadiran mereka diinginkan di dalam keluarganya.

Hal tersebut sesuai dengan yang dikatakan oleh Ormord yang

mendefinisikan pola asuh demokratis sebagai pola asuh yang

menghadirkan lingkungan rumah yang penuh kasih sayang dan dukungan,

memberikan penjelasan mengapa suatu perilaku dapat atau tidak dapat

Page 30: BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. 1.digilib.iain-jember.ac.id/191/7/BAB IV.pdfBAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... multi media, ruang perpustakaan, ruang komputer, ruang musik

85

diterima, menegakkan aturan- aturan keluarga secara konsisten,

melibatkan anak dalam pengambilan keputusan.114

Dalam pola asuh seperti ini orang tua memberi sedikit kebebasan

kepada anak untuk memilih apa yang dikehendaki dan apa yang diinginkan

yang terbaik bagi dirinya, anak diperhatikan dan didengarkan saat anak

berbicara, dan bila berpendapat orang tua memberi kesempatan untuk

mendengarkan pendapatnya, dilibatkan dalam pembicaraan terutama yang

menyangkut dengan kehidupan anak itu sendiri.115

Dengan orang tua menerapkan pola asuh demokratis pada anak ,

hal ini dapat menjadikan anak tumbuh menjadi pribadi yang mandiri, anak

memiliki rasa tanggung jawab terhadap dirinya dan selain itu anak juga

dapat bersosialisasi dengan baik kepada teman maupun dengan keluarga.

Jika ditinjau dari segi prestasi belajarnya anak- anak menunjukkan prestasi

yang tinggi. Dengan kata lain, anak- anak yang dididik dengan pola asuh

demokratis menjadi lebih berprestasi, anak bertanggung jawab atas

dirinya, percaya diri, mudah bergaul, mampu bekerja sama secara baik

dan anak yang mendapatkan pola asuh ini memiliki perangai akhlak yang

baik.

114

Jeanne Ellis Ormord, Psikologi pendidikan, (Jakarta: Erlangga,2008), 94. 115

Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam,( Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2014),355.

Page 31: BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. 1.digilib.iain-jember.ac.id/191/7/BAB IV.pdfBAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... multi media, ruang perpustakaan, ruang komputer, ruang musik

86

3. Implementasi Pola Asuh Laisses Faire Orang Tua dalam Mencegah

Kenakalan Remaja di Madrasah Tsanawiyah Negeri Jember II Tahun

Pelajaran 2016/2017.

Hasil temuan dengan orang tua menerapkan pola asuh laisses faire

kepada anak, yaitu dengan orang tua memberi kebebasan penuh kepada

anak- anaknya untuk bertindak sesuai apa yang diinginkan oleh anak ,

orang tua mengikuti apa yang dikehendaki oleh anak serta tidak adanya

pengarahan dan bimbingan yang diberikan oleh kedua orang tua

menghasilka anak menjadi pribadi yang manja dan sulit diatur, hal tersebut

juga dapat dilihat dari rendahnya prestasi yang di dapatkan karena anak

beranggapan jika mendapat peringkat rendah tidak akan menjadi sebuah

masalah dan kurangnya komunikasi yang intens antara orang tua dengan

anak mengakibatkan anak lebih nyaman jika berada di luar rumah di

bandingkan dengan rumah anak itu sendiri karena orang tua tidak peduli

dengan hal tersebut.

Sesuai dengan yang dinyatakan oleh Prawira pola asuh laisses faire

merupakan perlakuan orang tua saat berinteraksi dengan memberikan

kelonggaran atau kebebasan penuh kepada anaknya tanpa adanya kontrol

atau pengawasan yang ketat.116

Namun jika dilihat dari segi lain, dengan orang tua menerapkan

pola asuh laisses faire ini dapat menyebabkan anak lebih betah jika berada

diluar rumah dan juga dari segi pergaulan mereka tidak tekontrol karena

116

Purwa Atmaja Prawira, Psikologi Pendidikan Dalam Perspektif Baru, 219.

Page 32: BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. 1.digilib.iain-jember.ac.id/191/7/BAB IV.pdfBAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... multi media, ruang perpustakaan, ruang komputer, ruang musik

87

cenderung lebih memilih berteman dengan seseorang yang dianggapnya

berani dan lebih menantang di bandingkan berteman dengan teman

sebayanya yang dianggap masih terlalu takut untuk mencoba hal baru.

Karena kontrol orang tua yang sangat lemah remaja yang orang

tuanya permisif biasanya tidak cakap secara sosial, mereka menunjukkan

pengendalian diri yang buruk dan tidak bisa menangani kebebasan dengan

baik.117 Akibatnya anak menjadi kurang percaya diri, anak merasa tidak

bahagia, dan prestasi belajarnya rendah, terutama sekali terjadi pada anak

laki- laki.118

Dengan orang tua menerapakan pola asuh Laisses faire menjadikan

anak bersikap manja dan sulit untuk diatur, prestasi belajar anak tidak

stabil, anak menjadi pembangkang dan lebih betah berada di luar rumah

hal tersebut karena orang tua terkesan tidak peduli dengan apa yang terjadi

dengan anaknya. Akan tetapi pola asuh demikian, bisa saja berbahaya bagi

masa depan anak karena mereka kurang mendapatkan bimbingan dalam

memasuki dunia sosial yang serba dinamis. Hal tersebut juga menjadikan

anak kurang rasa percaya diri, tidak bertanggung jawab terhadap dirinya

dan juga dalam menghadapi sebuah masalah, dan juga anak lebih berani

untuk melakukan hal-hal yang berbau negatif.

117

Jhon W Santrock, Child Developments, (Jakarta: Erlangga,1993) 118

Purwa Atmaja Prawira, Psikologi Pendidikan Dalam Perspektif Baru, (Jogjakarta: Ar-Ruzz

Media, 2012),219

Page 33: BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. 1.digilib.iain-jember.ac.id/191/7/BAB IV.pdfBAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... multi media, ruang perpustakaan, ruang komputer, ruang musik

88

Tabel 4.3

Temuan Penelitian

No. Pola Asuh Orang Tua Temuan

1. Bagaimana Implementasi

Pola Asuh Otoriter Orang

Tua Dalam Mencegah

Kenakalan Remaja Di

Madrasah Tsanawiyah

Negeri Jember II Tahun

Pelajaran 2016/ 2017 ?

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan

oleh peneliti, dengan orang tua menerapkan

pola asuh otoriter ini menghasilkan anak yang

pendiam, takut jika berkomunikasi dengan

orang tua, pemberani dan gemar membuat

gaduh jika lepas dari pengawasan orang tua,

dalam hal ini juga anak-anak mulai berani

mencoba hal-hal yang berbau negatif.

2. Bagaimana Implementasi

Pola Asuh Demokratis

Orang Tua Dalam

Mencegah Kenakalan

Remaja Di Madrasah

Tsanawiyah Negeri Jember

II Tahun Pelajaran 2016/

2017?

Berdasarkan hasil penelitian pada pola asuh

demokratis, menghasilkan anak yang memiliki

tanggung jawab atas dirinya sendiri, anak

dapat bersosialisasi dengan baik, juga anak

merasa lebih nyaman jika berada di dalam

lingkungan di rumah karena dengan keluarga

mereka merasa sangat aman, dan anak dengan

pola asuh ini mempunyai peringai akhlak

yang baik.

3. Bagaimana Implementasi

Pola Asuh Laisses Faire

Orang Tua Dalam

Mencegah Kenakalan

Remaja Di Madrasah

Tsanawiyah Negeri Jember

II Tahun Pelajaran 2016/

2017?

Berdasarkan hasil penelitian pola asuh laisses

faire yang dilakukan oleh peneliti, anak

bersikap manja dan sulit diatur, anak bersikap

egois dan tidak memiliki rasa tanggung jawab

terhadap dirinya sendiri maupun masalah yang

diterimanya,juga karena pengawasan yang

kurang anak lebih nyaman jika berada di luar

rumah dan juga anak yang mendapatkan pola

asuh ini lebih berani untuk mencoba hal-hal

yang berbau negatif.