BAB III ANALISIS MASALAH A. Tinjauan...
Transcript of BAB III ANALISIS MASALAH A. Tinjauan...
Nanang Ardianto, 2012 Analisis Perawatan Sistem Pengisian Pada Mobil Toyota Kijang Innova 1tr-Fe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III
ANALISIS MASALAH
A. Tinjauan masalah
Umumnya, pengemudi akan menyadari bahwa pada sistem pengisian terjadi
gangguan bila lampu tanda pengisian menyala. Sebagai tambahan, sering
ditemukan sistem pengisian tidak normal pada saat engine tidak dapat di start
karena baterai yang terlalau lemah atau bila cahaya lampu besar berubah.
Dalam segala masalah bias dicurigai bahwa sistem pengisian tidak normal,
harus ditemukan lokasi penyebabnya dan bagian-bagian yang rusak harus
diperbaiki atau diaganti.
Baterai yang lemah sering disebabkan tidak normal pada baterai itu sendiri,
misalnya elektrolit pada sel kurang atau plat-plat nya rusak. Atau dapat juga
disebabkan oleh drive belt yang kurang baik penyetelannya sehingga terjadi slip.
Akan tetapi, masalah juga dapat timbul disebabkan oleh cara penggunaan
kendaraan. Misalnya bila kendaraan digunakan pada jarak dekat. Dalam kasus
seperti ini, arus baterai terlalu sering digunakan untuk memutarkan motor starter
dan pada jarak yang dekat, maka waktu pengisian baterai tidak mampu mengisi
sampai penuh. Hal seperti ini terutama terjadi bila kendaraan digunakan pada
malam hari dimana lampu besar dihidupkan dan menggunakan hampir
kesuluruhan arus yang dibangkitkan oleh alternator dan akibatnya pengisian
pada baterai menjadi berkurang.
Nanang Ardianto, 2012 Analisis Perawatan Sistem Pengisian Pada Mobil Toyota Kijang Innova 1tr-Fe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Bila melakukan analisa permasalahan pada sistem pengisian, perlu sekali
memahami berbagai masalah dan mencocokannya dengan gejala yang
ditemukan. Sehingga diperlukannya pemeriksaan dan pengukuran untuk dapat
menganalisa kondisi pada sistem pengisian.
Penulisan tugas akhir ini, penulis berpikir untuk melakukan pelaksanaannya
dengan mekanis dan perhitungan pada sistem kijang innova 1TR-FE.
B. Pemeriksaan dan pengukuran pada kijang innova 1TR-FE
1. Persiapan alat dan bahan
a. Alat
1) Hands tools
a) Obeng philip
b) Obeng pipih
c) Kunci ring 10 mm
d) Kunci ring 14 mm
e) Kunci ring 12 mm
f) Kunci ring 8 mm
g) Kunci sok 22 mm
h) Kunci sok 12 mm
i) Kunci sok 22 mm
j) Kunci sok 21 mm
Nanang Ardianto, 2012 Analisis Perawatan Sistem Pengisian Pada Mobil Toyota Kijang Innova 1tr-Fe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
k) Kunci sok 12 mm
l) Kunci T 8 mm
m) Palu plastik
2) Service spesialis tools
a) Alternator rear bearing puller
b) Alternator pulley set nut wrench set
c) Kunci momen
d) TOYOTA Electrical Tester
e) Jangka sorong
f) AVO meter
g) Hidrometer
b. Bahan
1) Baterai
2) Alternator
2. Pemeriksaan pada kendaraan
a. Pemeriksaan pada baterai
1) Memeriksa berat jenis spesifik pada tiap sel.
2) Memeriksa banyaknya elektrolit pada setiap sel.
3) Memastikan bahwa terminal baterai tidak longgar atau karat.
4) Memeriksa hubungan fusible link dan sekering
Nanang Ardianto, 2012 Analisis Perawatan Sistem Pengisian Pada Mobil Toyota Kijang Innova 1tr-Fe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Gambar 3. 1 Mengukur berat jenis air baterai
(Toyota,1994:55)
Berat jenis standar 1,25-1,27 pada suhu 200C
Gambar 3. 2 Memeriksa terminal baterai dan fusible link
(Toyota,1994:55)
b. Pemeriksaan pada alternator
1) Memeriksa alternator wiring dan dengarkan suara-suara yang tidak normal
a) Memeriksa bahwa wiring dalam keadaan baik.
Nanang Ardianto, 2012 Analisis Perawatan Sistem Pengisian Pada Mobil Toyota Kijang Innova 1tr-Fe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
b) Memeriksa bahwa suara-suara tidak normal pada alternator tidak ada
selama engine berputar.
Gambar 3. 3 Memeriksa wiring
(Toyota,1994:56)
2) Memeriksa sirkuit lampu charge
a) Menghidupkan engine dan matikan.
b) Mematikan semua aksesoris.
c) Memutar kunci kontak ON dan memeriksa bahwa lampu charge menyala.
d) Menghidupkan engine dan pastikan bahwa lampu charge padam.
3) Memeriksa sirkuit pengisian tanpa beban
a) Memasang amper meter dengan memasang masing-masing kabel pada
positif baterai negatif baterai dan kabel amper meter pada terminal B
alternator.
b) Pada kecepatan 2000 rpm mengukur arus dan tegangan masuk tampa
beban.
Nanang Ardianto, 2012 Analisis Perawatan Sistem Pengisian Pada Mobil Toyota Kijang Innova 1tr-Fe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Gambar 3. 4 Penunjuk pada volt dan ampere meter
(Toyota,1994:57)
c) Pada kecepatan 2000 rpm mengukur arus masuk dengan beban lampu
besar high beam.
d) Pada kecepatan 2000 rpm mengukur arus masuk dengan beban
maksimum.
c. Pemeriksaan pada drive belt
1) Memeriksa belt secara visual kemungkinan perekat karet dibagian atas dan
dibawah terlepas, terlepasnya inti dari samping belt, intinya retak rib terlepas
dari karet perekatnya, rib retak atau cacat, rib robek atau aus. Bila perlu ganti
belt.
Gambar 3. 5 Drive belt yang rusak
(Toyota,1994:55)
Nanang Ardianto, 2012 Analisis Perawatan Sistem Pengisian Pada Mobil Toyota Kijang Innova 1tr-Fe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2) Memeriksa defleksi belt dengan menekan belt pada titik yang ditunjukan pada
gambar dengan tekanan 10 kg.
Gambar 3. 6 Titik pemeriksan drive belt
(Toyota,1994:55)
Defleksi Drive belt:
Belt baru : 5-7 mm
Belt lama : 7-8 mm
3. Overhaul alternator
a. Pembongkaran alternator pada engine
1) Melepas konektor udara intake dan saringan udara assembly.
2) Melepas drive belt.
3) Melepaskan cap terminal.
4) Melepas mur, baut dan kabel generator.
5) Melepas hubungan konektor generator.
6) Melepas 2 baut dan generator.
Nanang Ardianto, 2012 Analisis Perawatan Sistem Pengisian Pada Mobil Toyota Kijang Innova 1tr-Fe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Gambar 3. 7 Melepas baut generator
(Toyota,2008)
b. Pembongkaran komponen alternator
1) Memasang SST 1-A dan B ke generator rotor shaft.
2) Memegang SST 1-A dengan kunci momen, dan kencangkan SST 1-B
searah jarum jam ke momen 39 Nm{ 398 kgfcm , 29 ft.lbf }.
Gambar 3. 8 Memasang SST
(Toyota,2008)
3) Jepit SST 2 dalam ragum.
4) Masukkan SST 1-A dan B, dan mur puli ke dalam SST 2.
Nanang Ardianto, 2012 Analisis Perawatan Sistem Pengisian Pada Mobil Toyota Kijang Innova 1tr-Fe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Gambar 3. 9 Memasang SST
(Toyota,2008)
5) Untuk mengendorkan mur puli generator, putar SST 1-A ke arah seperti
ditunjukkan dalam gambar.
Gambar 3. 10 Mengendorkan mur
(Toyota,2008)
6) Melepas generator dari SST 2.
7) Memutarkan SST 1-B dalam arah seperti ditunjukkan dalam gambar, dan
melepas SST 1-A dan B.
Nanang Ardianto, 2012 Analisis Perawatan Sistem Pengisian Pada Mobil Toyota Kijang Innova 1tr-Fe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Gambar 3. 11 Melepas SST
(Toyota,2008)
8) Melepas mur puli dan puli
9) Melepas 3 mur dan cover ujung belakang.
Gambar 3. 12 Melepas 3 mur cover
(Toyota,2008)
10) Melepas insulator terminal.
Nanang Ardianto, 2012 Analisis Perawatan Sistem Pengisian Pada Mobil Toyota Kijang Innova 1tr-Fe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Gambar 3. 13 Melepas insulator terminal
(Toyota,2008)
11) Melepas 2 sekrup dan brush holder.
Gambar 3. 14 Melepas sekrup brush
(Toyota,2008)
12) Melepas empat baut.
13) Menggunakan SST, melepas generator coil assembly.
Nanang Ardianto, 2012 Analisis Perawatan Sistem Pengisian Pada Mobil Toyota Kijang Innova 1tr-Fe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Gambar 3. 15 Melepas generator coil
(Toyota,2008)
14) Melepas washer dari rotor generator.
15) Melepas drive end frame space collar.
16) Melepas rotor dari drive end frame.
17) Memeriksa bahwa bearing tidak kasar atau aus, dan bahwa bearing
tersebut berputar dengan halus. Jika dipelukan, ganti bearing drive end
frame.
Gambar 3. 16 Memeriksa bearing drive end frame
(Toyota,2008)
18) Melepas 4 sekrup dan bearing retaine
Nanang Ardianto, 2012 Analisis Perawatan Sistem Pengisian Pada Mobil Toyota Kijang Innova 1tr-Fe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Gambar 3. 17 Melepas empat sekrup dan bearing retaine
(Toyota,2008)
19) Gunakan SST dan palu, ketuk bearing sampai keluar.
Gambar 3. 18 Melepas bearing
(Toyota,2008)
4. Pemeriksaan
1) Gunakan jangka sorong, mengukur panjang brush.
Nanang Ardianto, 2012 Analisis Perawatan Sistem Pengisian Pada Mobil Toyota Kijang Innova 1tr-Fe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Gambar 3. 19 Mengukur panjang brush
(Toyota,2008)
Panjang standar: 10.5 mm (0.417 in.)
Panjang minimum: 4.5 mm (0.177 in.)
2) Jika panjang kurang dari minimum, ganti brush holder assembly.
3) Memeriksa bahwa bearing tidak kasar atau aus, dan bahwa bearing
tersebut berputar dengan halus.
Gambar 3. 20 Memeriksa bearing
(Toyota,2008)
4) Jika perlu, ganti rotor assembly.
5) Memeriksa tahanan.
Nanang Ardianto, 2012 Analisis Perawatan Sistem Pengisian Pada Mobil Toyota Kijang Innova 1tr-Fe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
6) Mengukur tahanan antara slip ring.
Gambar 3. 21 Mengukur tahanan antara slip ring
(Toyota,2008)
Tahanan standar: 1.85 sampai 2.25 Ω pada 20°C (68°F)
7) Bila hasilnya tidak sesuai dengan spesifikasi, ganti rotor assembly.
8) Mengukur tahanan antara slip ring dan rotor core.
Gambar 3. 22 Mengukur tahanan antara slip ring dan rotor core
(Toyota,2008)
Tahanan standar: 10 kΩ atau lebih tinggi
Bila hasilnya tidak sesuai dengan spesifikasi, ganti rotor assembly.
9) Memeriksa setiap slip ring.
10) Memeriksa apakah slip ring tidak kasar atau tergores.
Nanang Ardianto, 2012 Analisis Perawatan Sistem Pengisian Pada Mobil Toyota Kijang Innova 1tr-Fe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
11) Jika kasar atau tergores, ganti rotor assembly.
12) Gunakan jangka sorong, mengukur diameter slip ring.
Gambar 3. 23 Mengukur diameter slip ring
(Toyota,2008)
Diameter standar: 14.2 sampai 14.4 mm (0.559 sampai 0.567 in.)
Diameter minimum:14.0 mm (0.551 in.)
Bila diameternya kurang dari minimum, ganti rotor assembly.
13) Memeriksa sirkuit yang terbuka pada stator dengan menggunakan
ohmmeter dengan pemeriksaan hubungan antara kawat kumparan.
Nanang Ardianto, 2012 Analisis Perawatan Sistem Pengisian Pada Mobil Toyota Kijang Innova 1tr-Fe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Gambar 3. 24 Pemeriksaan hubungan antar kumparan
(Toyota,1994:67)
Bila tidak ada hubungan ganti
14) Dengan menggunakan ohmmeter, memeriksa bahwa antara kawat
kumparan dengan stator core tidak ada hubungan
Gambar 3. 25 Pemeriksaan hubungan antara kumparan dengan stator core
(Toyota,1994:67)
Bila ada hubungan ganti
Nanang Ardianto, 2012 Analisis Perawatan Sistem Pengisian Pada Mobil Toyota Kijang Innova 1tr-Fe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
15) Memeriksa rectifire positif dengan menggunakan ohmmeter, hubungkan
salah satu test probe pada tiap terminal retifier dan yang lainnya dengan
terminal posotif
16) Memeriksa rectifier negatif dengan ohmmeter, hubungkan salah satu test
probe pada tiap terminal rectifier dan yang lainnya ke terminal negatif
5. Perakitan
a. Pemasangan komponen alternator
1) Gunakan SST dan penekan, tekan ke dalam bearing baru.
Gambar 3. 26 Memasang bearing
(Toyota,2008)
2) Luruskan claw dari bearing retainer dengan alur dalam drive end frame.
3) Memasang bearing retainer dengan 4 sekrup.
Momen: 2.3 N*m{ 23 kgf*cm , 20 in.*lbf }
Nanang Ardianto, 2012 Analisis Perawatan Sistem Pengisian Pada Mobil Toyota Kijang Innova 1tr-Fe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Gambar 3. 27 Memasang beraing retainer
(Toyota,2008)
4) Memasang rotor generator ke drive end frame.
5) Memasang generator drive end frame space collar ke rotor generator.
6) Memasang washer ke rotor generator.
7) Gunakan kunci soket dalam 21 mm dan press, tekan ke dalam secara
perlahan koil generator assembly.
Gambar 3. 28 Memasang washer ke rotor generator
(Toyota,2008)
8) Memasang koil generator assembly dengan 4 baut penembus.
Nanang Ardianto, 2012 Analisis Perawatan Sistem Pengisian Pada Mobil Toyota Kijang Innova 1tr-Fe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Momen: 5.8 N*m{ 59 kgf*cm , 51 in.*lbf }
Gambar 3. 29 Memasang empat baut penembus
(Toyota,2008)
9) Sambil mendorong 2 brush ke dalam brush holder, sisipkan pin φ1.0 mm
(0.039 in.) ke dalam lubang brush holder.
Gambar 3. 30 Memasang pin dan brush
(Toyota,2008)
10) Memasang brush holder dengan 2 mur.
Momen: 1.8 N*m{ 18 kgf*cm , 16 in.*lbf }
11) Tarik ke luar pin dari brush holder.
Nanang Ardianto, 2012 Analisis Perawatan Sistem Pengisian Pada Mobil Toyota Kijang Innova 1tr-Fe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Gambar 3. 31 Memasang brush holder
(Toyota,2008)
12) Memasang insulator terminal.
Gambar 3. 32 Memasang insulator terminal
(Toyota,2008)
13) Memasang end cover dengan 3 mur.
Momen: 4.6 N*m{ 47 kgf*cm , 41 in.*lbf }
Nanang Ardianto, 2012 Analisis Perawatan Sistem Pengisian Pada Mobil Toyota Kijang Innova 1tr-Fe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Gambar 3. 33 Memasang end cover
(Toyota,2008)
14) Memasang puli ke rotor shaft dengan mengencangkan mur puli generator
dengan tangan.
15) Memasang SST 1-A dan B ke rotor shaft.
16) Pegang SST 1-A dengan kunci momen, dan kencangkan SST 1-B searah
jarum jam ke momen spesifikasi.
Momen: 39 N*m{ 398 kgf*cm , 29 ft.*lbf }
Gambar 3. 34 Memasang SST
(Toyota,2008: )
17) Jepit SST 2 dalam ragum.
Nanang Ardianto, 2012 Analisis Perawatan Sistem Pengisian Pada Mobil Toyota Kijang Innova 1tr-Fe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
18) Masukkan SST 1-A dan B, dan mur puli ke dalam SST 2.
Gambar 3. 35 Memasang mur dan puli
(Toyota,2008: )
19) Kencangkan mur puli dengan memutar SST 1-A ke arah seperti
ditunjukkan dalam gambar.
Momen: 110.5 N*m{ 1127 kgf*cm , 81 ft.*lbf }
Gambar 3. 36 Mengencangkan mur dan puli
(Toyota,2008)
20) Melepas generator dari SST 2.
21) Putar SST 1-B dalam arah seperti ditunjukkan dalam gambar, dan
melepas SST 1-A dan B.
Nanang Ardianto, 2012 Analisis Perawatan Sistem Pengisian Pada Mobil Toyota Kijang Innova 1tr-Fe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Gambar 3. 37 Melepas SST
(Toyota,2008)
22) Putar puli, dan memeriksa apakah puli bergerak dengan lembut.
b. Pemasangan alternator pada engine
1) Memasang generator dengan 2 baut.
Momen: 43 N*m{ 438 kgf*cm , 32 ft.*lbf }
2) Memasang kabel generator dengan baut dan mur.
Momen: 9.8 N*m{ 100 kgf*cm , 7 ft.*lbf }
3) Tempelkan cap terminalnya.
4) Hubungkan konektor.
Gambar 3. 38 Memasangkan kembali generator
Nanang Ardianto, 2012 Analisis Perawatan Sistem Pengisian Pada Mobil Toyota Kijang Innova 1tr-Fe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
(Toyota,2008)
5) Memasang drive belt.
6) Memasang konektor udara intake dan saringan udara assembly.
C. Temuan hasil pemeriksaan dan penilainnya
1. Hasil pemeriksaan pada baterai
Pengujian Hasil Pengujian
Kode pengenal baterai 55D26L
Pemeriksaan tegangan pada baterai 11.5 V
Pemeriksaan elektrolit pada baterai pada
suhu 200C
Sel 1 = 1.205
Sel 2 = 1.205
Sel 3 = 1.205
Sel 4 = 1.205
Sel 5 = 1.205
Sel 6 = 1.210
Pemeriksaan terminal baterai
Tidak ada kotoran, tidak berjamur, dan
tidak berkarat
Pemeriksaan casing baterai Tidak ada keretakan
Tabel 3. 1 hasil pemeriksaan pada kendaraan
Nanang Ardianto, 2012 Analisis Perawatan Sistem Pengisian Pada Mobil Toyota Kijang Innova 1tr-Fe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Hasil pemeriksaan pada alternator
Pengujian Hasil Pengujian
Pemeriksaan hubungan antara rotor dengan masa Tidak ada hubungan
Memeriksa slip ring tidak rusak atau retak Tidak ada kerusakan
Mengukur diameter bearing 32 mm
Memeriksa hubungan antara hubungan stator Ada hubungan
Memeriksa hubungan antara kawat kumparan dengan stator
core
Tidak ada hubungan
Mengukur panjang brush yang terpasang 8,5 mm
Memeriksa rectifier darikebocoran Tidak ada kebocoran
Tabel 3. 2 hasil pemeriksaan pada alternator
3. Hasil Pengukuran arus pada sistem pengisian
Pengujian Besararus (A)
Pengisian tanpa beban 9
Pengsian dengan beban lampu kepala 40
Pengisian dengan beban total 70
Tabel 3. 3 Hasil pengukuran arus
Nanang Ardianto, 2012 Analisis Perawatan Sistem Pengisian Pada Mobil Toyota Kijang Innova 1tr-Fe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
D. Pembahasan hasil pengujian
1. Pembahasan pada baterai
Pengujian Hasil Pengujian
Kode pengenal baterai
55 = kemampuan kapasitas baterai
adalah 36 Ah.
D = Lebar tinggi baterai antara 12-20cm
23 = Panjang baterai 23cm.
L = posisi terminal positif berada pada
sebelah kiri baterai.
Tegangan pada baterai Perlu di charge
Elektrolit pada baterai pada suhu 200C Perlu di charge
Terminal baterai Masih bagus
Casing baterai Masih bagus
Tabel 3. 4 Kondisi baterai
2. Pembahasan pada alternator
Dari data hasil pemeriksaan dan pengukuran dapar diketahui:
Pengujian Hasil Pengujian
Hubungan antara rotor dengan masa Masih bagus
Slip ring Masih bagus
Bearing Harus diganti
Nanang Ardianto, 2012 Analisis Perawatan Sistem Pengisian Pada Mobil Toyota Kijang Innova 1tr-Fe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Hubungan antara hubungan stator Masih bagus
Hubungan antara kawat kumparan dengan stator core Masih bagus
Mengukur panjang brush yang terpasang Semua Masih bagus
Rectifire Masih bagus
Tabel 3. 5 kondisi alternator
3. Pembahasan arus pada sistem pengisian
Pengujian Kondisi
Pengisian tampa beban Normal
Pengsian dengan beban lampu kepala Normal
Pengisian dengan beban total Normal
Tabel 3. 6 Kondisi arus pada pengisian