BAB I PENDAHULUAN 1.1 Penjelasan Judul...

12
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Penjelasan Judul 1.1.1 Pengertian Energi dan Energi Terbarukan Energi, dalam kehidupan sehari-hari memiliki pengertian berbeda- beda. Energi dapat dikatakan sebagai kemampuan melakukan kerja. Oxford Dictionary, energy is a power derived from the utilization of physical or chemical resources, especially to provide light and heat or to work machine, menerjemahkan energi sebagai suatu kata benda yang memiliki pengertian sebagai suatu kekuatan atau tenaga yang berasal dari pemanfaatan sumber daya fisika maupun kimia di mana tenaga tersebut secara spesifik biasa digunakan untuk menyediakan cahaya dan panas untuk menghidupkan sebuah mesin. Dalam KBBI sendiri energi didefinisikan sebagai daya atau kekuatan yang diperlukan untuk melakukan berbagai proses kegiatan. Energi di dalam sains merupakan suatu sumber yang dapat dikonversikan ke dalam bentuk-bentuk lain (energi dapat berubah wujud). Sebagai contoh energi dari panas matahari dapat dikonversi menjadi energi listrik. Energi sendiri dibagi ke dalam dua kategori yakni energi terbarukan serta energi alam yang terbatas (energi tak terbarukan). Energi terbarukan memiliki pengertian sebagai energi yang berasal dari alam dengan sumber yang tidak pernah habis atau dapat diperbaharui seperti energi dari panas atau radiasi sinar matahari, energi dari angin serta energi hasil olahan limbah seperti kotoran ternak. Energi terbarukan muncul sebagai wujud antisipasi atas langkanya sumber energi tak terbarukan namun dalam pengembangannya energi terbarukan juga belum dapat memenuhi kebutuhan manusia dalam skala besar. 1.1.2 Pengertian Taman Pembelajaran dan Pengembangan Energi Terbarukan Taman pembelajaran dan pengembangan energi terbarukan merupakan penggabungan antara fasilitas pendidikan dengan bangunan

Transcript of BAB I PENDAHULUAN 1.1 Penjelasan Judul...

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Penjelasan Judul

1.1.1 Pengertian Energi dan Energi Terbarukan

Energi, dalam kehidupan sehari-hari memiliki pengertian berbeda-

beda. Energi dapat dikatakan sebagai kemampuan melakukan kerja.

Oxford Dictionary, energy is a power derived from the utilization of

physical or chemical resources, especially to provide light and heat or to

work machine, menerjemahkan energi sebagai suatu kata benda yang

memiliki pengertian sebagai suatu kekuatan atau tenaga yang berasal dari

pemanfaatan sumber daya fisika maupun kimia di mana tenaga tersebut

secara spesifik biasa digunakan untuk menyediakan cahaya dan panas

untuk menghidupkan sebuah mesin. Dalam KBBI sendiri energi

didefinisikan sebagai daya atau kekuatan yang diperlukan untuk

melakukan berbagai proses kegiatan.

Energi di dalam sains merupakan suatu sumber yang dapat

dikonversikan ke dalam bentuk-bentuk lain (energi dapat berubah

wujud). Sebagai contoh energi dari panas matahari dapat dikonversi

menjadi energi listrik. Energi sendiri dibagi ke dalam dua kategori yakni

energi terbarukan serta energi alam yang terbatas (energi tak terbarukan).

Energi terbarukan memiliki pengertian sebagai energi yang berasal dari

alam dengan sumber yang tidak pernah habis atau dapat diperbaharui

seperti energi dari panas atau radiasi sinar matahari, energi dari angin

serta energi hasil olahan limbah seperti kotoran ternak. Energi terbarukan

muncul sebagai wujud antisipasi atas langkanya sumber energi tak

terbarukan namun dalam pengembangannya energi terbarukan juga

belum dapat memenuhi kebutuhan manusia dalam skala besar.

1.1.2 Pengertian Taman Pembelajaran dan Pengembangan Energi

Terbarukan

Taman pembelajaran dan pengembangan energi terbarukan

merupakan penggabungan antara fasilitas pendidikan dengan bangunan

2

yang digunakan sebagai pusat pengembangan dan penelitian energi

terbarukan sendiri. Pengertian dari taman pembelajaran yang dimaksud

dalam tulisan sendiri merupakan penggabungan dari pengertian dasar

taman pembelajaran, pusat pendidikan serta ruang pembelajaran. Di

mana pada akhirnya taman pembelajaran memiliki pengertian sebagai

fasilitas pembelajaran non formal yang dikembangkan dan mempelajari

disiplin ilmu tertentu yang dikupas secara lebih mendalam di mana calon

pengguna tidak memiliki batasan usia (umum). Taman pembelajaran

merupakan fasilitas rekreasi berbasis edu-tourism sehingga ilmu yang

disampaikan di dalamnya dikemas dengan cara yang interaktif dan

menarik.

Pusat pengembangan energi terbarukan merupakan bangunan

penelitian khusus bagi pengembangan energi di mana di dalamnya proses

pengolahan energi terjadi. Beberapa fungsi yang terdapat di dalamnya

selain ruang penempatan sumber energi sendiri adalah ruang workshop

perbaikan mesin, ruang kontrol, kantor, serta ruang konversi energi.

1.1.3 Pengertian Arsitektur Bioklimatik

Bioklimatik berasal dari kata bioclimatology yang menurut

Kenneth Yeang, “Bioclimatology is the study of the relationship between

climate and life, particulary the effect of climate on the health of activity

of living things.” Bioklimatik merupakan ilmu yang mempelajari relasi

antara kehidupan dengan iklim sekitar di mana di dalamnya juga

dipelajari efek dari iklim pada kesehatan dan aktivitas sehari-hari.

Pada arsitektur sendiri, arsitektur bioklimatik merupakan sebuah

pendekatan desain yang memperhatikan iklim sekitar dengan tujuan

mencapai sebuah desain yang tidak merusak keadaan alam sekitar namun

berkesinambungan dengan alam. Passive design kemudian menjadi salah

satu elemen yang diperhatikan dalam bioklimatik. Begitu pula dengan

konsep penerapan zero energy building dalam bangunan.

1.2 Latar belakang masalah

1.2.1 Krisis Energi di Indonesia

Energi memegang peran penting dalam kehidupan manusia.

Melalui keberadaan energi serta pengolahannya manusia dapat

3

menjalankan aktivitas sehari-hari dengan lebih mudah. Oleh manusia

sumber energi tersebut diolah dan dikonversikan dalam bentuk energi

lain untuk kemudian dimanfaatkan sebagai sumber listrik, panas, dan lain

sebagainya.

Namun, tidak semua energi yang berada di bumi dapat

dimanfatkan terus menerus beberapa diantaranya seperti energi yang

dihasilkan dari olahan batu bara yang dapat habis bila digunakan terus-

menerus (energi tak terbarukan). Sama seperti yang tertuang dalam

hukum kekekalan energi di mana energi tidak dapat diciptakan dan tidak

dapat dimusnahkan. Bila salah satu sumber energi di muka bumi hilang,

maka energi tersebut tidak dapat diciptakan lagi.

Energi yang paling banyak digunakan untuk aktivitas manusia

adalah energi minyak bumi dan energi listrik. Maraknya pembangunan

dan berkembang pesatnya teknologi saat ini membuat kedua jenis energi

tersebut digunakan secara terus menerus. Pemakaian energi yang berlebih

dapat menyebabkan krisis energi yang saat ini ramai diperbincangkan. Di

Indonesia, cadangan dan produksi dari minyak bumi mengalami

penurunan sebesar 10% setiap tahunnya namun konsumsi minyak bumi

meningkat 6% setiap tahunnya. Energi dari minyak bumi tersebut biasa

dimanfaatkan sebagai bahan bakar kendaraan yang sayangnya tidak dapat

diimbangi di Indonesia dan semakin menipis karena tidak ditemukannya

sumber minyak bumi baru. Di Indonesia, krisis energi tersebut justru

disebabkan oleh salah satu kebijakan pemerintah berupa subsidi Bahan

Bakar Minyak (BBM). Harga BBM yang murah akibat subsidi

menjadikan konsumsi energi tersebut semakin tinggi.

1.2.2 Upaya Pencarian Sumber Energi Terbarukan

Indonesia merupakan negara yang kaya akan keberagaman

hayatinya. Namun, tidak hanya keanekaragaman hayati saja Indonesia

memiliki banyak sekali potensi-potensi alam yang dapat dikembangkan

menjadi sumber energi alternatif seperti yang terlihat pada tabel hasil

survei potensi energi terbarukan di Indonesia berikut yang sayangnya

belum termanfaatan dengan baik.

4

Tabel 1.1 Potensi Energi Terbarukan di Indonesia

Menghadapi krisis energi tersebut Indonesia yang tergabung

dalam forum G-20, The Group of Twenty (G-20) Finance Ministers and

Central Bank Governors, berkomitmen untuk menyeimbangkan subsidi

Bahan Bakar Minyak (BBM) serta berusaha mencapai efisiensi energi.

Pernyataan tersebut dilontarkan dalam forum G-20 yang diadakan di

Seoul pada tahun 2010 di mana dalam forum tersebut setiap negara

melaporkan besar subsidi BBM yang diberikan dengan tolok ukur

masing-masing negara, sayangnya dalam forum tersebut Indonesia masih

mendapat nilai nol untuk efisiensi energi dalam agenda pembangunan.

Menanggapi hal tersebut pemerintah memutuskan untuk mulai

menghapus subsidi BBM secara perlahan. Hal ini dilakukan bukan hanya

menanggapi belum dilakukannya efisiensi energi di Indonesia namun

juga karena faktanya pemberlakuan subsidi BBM membuat konsumsi

energi minyak bumi meningkat dari tahun ke tahunnya sedangkan sumber

galian baru untuk mendapatkan minyak bumi tidak ditemukan.

Usaha pengkonservasi energi, mencari serta mengembangkan

sumber energi alternatif sebetulnya sudah dilakukan oleh Indonesia sejak

tahun 1976 dengan membentuk Badan Koordinasi Energi Nasional

(BAKOREN) yang setara dengan kementrian untuk melakukan kebijakan

terhadap energi dan melakukan koordinasi dalam pelaksanaannya. Pada

tahun 2003, BAKOREN kemudian membentuk Kebijakan Energi

Nasional (KEN) yang disusun oleh Departemen Energi dan Sumber Daya

Mineral. KEN 2003 tersebut kemudian dijabarkan lebih rinci pada

Peraturan Presiden (Penpres) No. 5 tahun 2006 tentang Blueprint

Pengelolaan Energi Nasional 2005 – 2025, di mana di dalamnya

dijabarkan bahwa pada tahun 2025 diharapkan dapat terjadi pembauran

Sumber: Data ESDM diakses pada 01 Desember 2016 pukul 21:48 WIB

5

antara energi primer (energy mix) yang didominasi oleh sumber energi

non-BBM (70%) dengan rincian sebagai berikut gas bumi (30%),

batubara (33%), bahan bakar nabati (5%), batubara cair (2%), dan lainnya

(termasuk biomassa, surya, angin, mikrohidro, nuklir) (5%). Sehingga

kontribusi BBM yang saat ini sebesar 49,5% (ESDM 2012) diharapkan

dapat berubah menjadi 33% pada tahun 2025.

Di sisi lain, kebijakan sektor energi di Indonesia juga

dipengaruhi oleh isu perubahan iklim. Berkaitan dengan langkah mitigasi

perubahan iklim, Presiden menyatakan komitmen Indonesia untuk

mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 26% dengan

pendanaan domestik dan akan ditingkatkan menjadi 41% dengan bantuan

dana luar negeri dari skenario business as usual (BAU), pada tahun 2020

(ICCSR 2009). Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah

Kaca (RAN-GRK) sudah disusun, di mana secara umum di dalamnya

terdiri dari dua hal yakni mengembangkan dan memingkatkan

pemanfaatan sumber energi baru dan terbarukan, serta meningkatkan

efisiensi energi.

1.2.3 Energi Alternatif Baru dan Perkembangannya di Indonesia

Mengetahui bahwa negaranya kaya akan sumber daya yang

berpotensi untuk dikembangkan menjadi sumber energi alternatif baru

pemerintah kemudian mulai mengembangkan sumber tersebut. Berikut

merupakan salah satu sumber energi terbarukan yang dikembangkan di

Indonesia.

1.2.3.1 Energi Hibrid

Gambar 1.2 Rencana Pengembangan Energi Indonesia

Sumber: Presentasi Bapak Jatmika Adi Suryabrata diakses pada 01 Desember 2016 pukul

21:48 WIB

6

Pada tahun 2010 Indonesia mulai mengembangkan sumber

energi terbarukan baru yakni energi hibrid. Energi hibrid merupakan

kombinasi dua atau lebih sumber energi terbarukan yang diolah atau

dikonversikan menjadi energi yang sama. Di Indonesia, energi hibrid

yang dikembangkan berasal dari energi surya dan energi angin.

Menggunakan panel surya serta kincir angin kedua sumber energi

tersebut ditangkap dan dikonversikan menjadi energi listrik. Pusat

pengembangan energi hibrid terbesar kini berada di Pantai Baru,

Pandansimo, Yogyakarta yang berisikan lebih dari 60 kincir angin

dan sekitar 200 panel surya.

1.2.3.2 Energi Biomassa: Biogas

Biogas memiliki potensi besar untuk dikembangkan

mengingat peternakan merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang

marak dilakukan masyarakat pedesaan. Hampir seluruh petani di

Indonesia memiliki ternak dan berkecimpung dalam dunia

peternakan. Dalam prosesnya, hewan ternak merupakan aset utama

penghasil gas metana yang merupakan bahan baku utama dalam

pembuatan biogas.

Menurut data survei yang diperoleh dari kementrian Energi

dan Sumber Daya Mineral (ESDM), potensi biogas dalam skala

rumah tangga yang berasal dari limbah hewan ternak diperkirakan

mencapai 1 juta unit alat pengolah limbah kotoran ternak menjadi

biogas. Dengan begitu bila pelaksanaan proyek biogas di Indonesia

dapat berjalan dengan baik, maka Indoensia dapat menghemat

sekitar 700 ribu ton elpiji atau setara dengan 900 juta liter minyak

tanah.

Untuk mendapatkan produk akhir berupa biogas diperlukan

pembangunan reaktor atau bangunan pengolah biogas. Namun,

sayangnya pembangunan reaktor tersebut mengalami tantangan

besar baik di Yogyakarta maupun di Indonesia. Di mana masyarakat

sendiri belum menyadari bahwa ada sumber energi alternative baru

seperti biogas. Menurut Maritje Hutape, Direktur Bioenergi,

Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi

(Ditjen EBTKE), dalam Seminar Green Productivity, Biogas: Is The

7

Best Renewable Energi Alternative For Indonesia tantangan yang

harus dihadapi tersebut ialah masih mahalnya investasi awal biogas,

belum adanya kebijakan intensif bagi warga yang ingin

berpartisipasi dalam pembuatan reaktor biogas, serta kurang

nyamannya warga untuk menggunakan hasil olahan kotoran hewan

sebagai sumber energi.

1.2.4 Masyarakat vs Energi Terbarukan

Hingga saat ini, masih banyak masyarakat Indonesia yang belum

mengetahui sumber-sumber energi terbarukan pun program pemerintah

untuk mengadakan baur energi sebagai upaya mencapai efisiensi energi.

Terhambatnya pengetahuan masyarakat mengenai energi terbarukan

sendiri salah satunya disebabkan minimnya sosialisasi baik dari media

maupun kegiatan sosialisasi langsung yang diadakan pemerintah. Di satu

sisi kegiatan seminar sebagai salah satu media sosialisasi ternyata tidak

efektif salah satunya dikarenakan materi yang terlalu berat untuk

disampaikan.

Salah satu cara efektif sosialisasi energi terbarukan yang telah

dilakukan pemerintah adalah melalui pembangunan langsung

pengelolaan energi terbarukan dibeberapa daerah yang sekaligus menjadi

media pembelajaran masyarakat sekitar. Melihat sinyal positif tersebut,

pengembangan taman pembelajaran energi dapat menjadi media

sosialisasi baru. Penyampaian materi secara ringkas dan berbasis rekreasi

dapat memudahkan proses pencernaan informasi pun pengadaan taman

pembelajaran energi tersebut terjadi langsung dipusat pengolahan energi

sehingga masyarakat dapat belajar secara langsung mengenai energi

terbarukan tersebut.

1.2.5 Sistem dan Sarana Pengenalan Energi Terbarukan Saat Ini

Hingga saat ini sarana pengenalan energi terbarukan masih

minim ditemukan di Indonesia. Minimnya sarana tersebut menjadi

kendala bagi proses pengenalan masyarakat terhadap energi terbarukan.

Mengetahui kendala tersebut, pemerintah kemudian mulai

mengembangkan sarana pembelajaran berbasis rekreasi seperti

pengembangan Learning Center yang dicanangkan di Bali maupun

8

pengadaan pengolahan energi terbarukan seperti pembuatan digester

biogas di desa-desa.

1.2.6 Sistem dan Sarana Pengenalan Energi Terbarukan Masa Depan

Mendukung kedua program unggulan sosialisasi yang diadakan

pemerintah, kawasan Taman Pembelajaran Energi Terbarukan yang

dilengkapi dengan fasilitas pengembangan energi terbarukan dapat

menjadi sebuah tipologi baru dari taman pembelajaran. Di mana di

dalamnya tidak hanya pengunjung namun warga juga dapat dilatih secara

mandiri untuk mengoprasikan mesin pengolah sumber energi terbarukan.

1.2.7 Pantai Baru, Pandansimo, Bantul

Pantai Baru merupakan kawasan pantai pertama di Indonesia

yang menjadi tempat pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid

(PLTH) terpusat. Saat ini Pantai Baru, dibuka sebagai kawasan wisata

pada tahun 2010, merupakan objek wisata baru di daerah Bantul. Selain

PLTH, kawasan Pantai Baru juga memiliki taman pembelajaran biogas.

Sayangnya, keadaan kedua taman pembelajaran (baik hibrid maupun

biogas) sepi pengunjung serta minim fasilitas padahal memiliki potensi

besar untuk dikembangkan menjadi kawasan wisata pembelajaran energi

terbarukan pertama di Indonesia.

1.3 Permasalahan

1.3.1 Permasalahan Umum

Makro: Bagaimana bangunan dapat berinteraksi dan membantu

warga Yogyakarta dan sekitarnya untuk mengenal Energi Terbarukan

(Hibrid dan Biogas)?

Messo: Bagaimana kehadiran sistem dalam bangunan dapat

mempermudah masyarakat mengenal dan menggunakan teknologi

Energi Terbarukan?

Mikro: Bagaimana bangunan dapat menjadi media pembelajaran

menarik yang dapat mempercepat proses pemahaman pengunjung

dari berbagai usia terhadap materi?

1.3.2 Permasalahan Khusus

Makro: Bagaimana sistem di dalam bangunan dapat mendukung

upaya penghematan energi yang dilakukan pemerintah?

9

Messo: Bagaimana sinergi Taman Pembelajaran Energi Terbarukan

sehingga tidak merusak iklim mikro kawasan? (saling memberi

keuntungan)

Mikro: Bagaimana sinergi antar elemen pembentuk bangunan dapat

mendukung tercapainya penghematan energi maksimal dan

kenyamanan pengguna?

1.4 Tujuan dan Sasaran Penulisan

1.4.1 Tujuan

Tujuan perancangan Taman Pembelajaran Energi Terbarukan adalah

memberikan percontohan media sosialisasi dan pembelajaran baru untuk

mengenalkan sumber energi terbarukan serta pentingnya efisiensi energi.

Di sisi lain, diharapkan perancangan Taman Pembelajan Energi

Terbarukan dapat memberikan manfaat langsung bagi masyarakat pesisir

Pantai Pandansimo salah satunya dari segi ekonomi melalui penghematan

penggunaan energi.

1.4.2 Sasaran

Taman Pembelajaran Energi Terbarukan diharapkan dapat memberi

manfaat bagi seluruh lapisan masyarakat pun memberi dampak positif

bagi alam binaan.

1.5 Lingkup Penulisan

Penulisan Taman Pembelajaran Energi Terbarukan di Pantai Baru,

Pandansimo mengedepankan fungsi bangunan sebagai taman pembelajaran

dengan pendekatan arsitektur bioklimatik. Di mana gagasan tertulis mengenai

arsitektur bioklimatik di dalamnya menjadi landasan perancangan ruang baik

dalam skala kawasan maupun bangunan.

1.6 Metode Penulisan

1.6.1 Metode Pengumpulan Data

Data literatur

Pengumpulan data dilakukan dengan mencari literatur yang

terkait dengan fungsi bangunan, lokasi, maupun pendekatan yang

10

diambil. Literatur berasal dari berbagai sumber baik buku, artikel,

jurnal, dsb.

Observasi dan data lapangan

Pengumpulan data juga dilakukan melalui survei langsung pada

tapak serta pencarian data melalui pengumpulan foto, wawancara

dengan warga sekitar, pengambilan data melalui instansi terkait

untuk mendapat gambaran tentang kondisi eksisting.

Analisa data

Kedua hasil pengumpulan data kemudian diolah dan dianalisis

untuk membantu proses perancangan kawasan dan bangunan.

Sintesis

Hasil dari analisa yang dilakukan kemudian diolah menjadi solusi

dari permasalahan yang ada, maupun poin-poin penting dalam

perancangan.

1.6.2 Metode Penyelesaian Masalah

Penyelesaian masalah didapatkan setelah proses olah data (analisa)

dilakukan. Hasil dari proses olah data merupakan poin—poin yang

digunakan dalam merancang konsep dari Taman Pembelajaran Energi

Terbarukan.

1.7 Sistematika Penulisan

Bab 1 Pendahuluan

Di dalamnya menjelaskan pengertian singkat, latar belakang, rumusan masalah,

tujuan dan sasaran, lingkup penulisan, sistematika penulisan, keaslian karya

serta kerangka berpikir.

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Di dalamnya menjelaskan hasil studi literratur mengenai fungsi bangunan

terkait, pengguna, zonasi, kebutuhan ruang dan standar-standar perancangan.

Bab 3 Tinjauan Bangunan dan Tapak Eksisting

Di dalamnya menjelaskan mengenai keadaan tapak eksisting, fasilitas yang ada

pada tapak, iklim, serta perolehan energi dari sumber energi terbarukan yang

ada pada tapak.

Bab 4 Tinjauan Khusus: Arsitektur Bioklimatik

11

Di dalamnya menjelaskan hasil studi literatur yang berhubungan dengan

arsitektur bioklimatik baik dari konsep, batasan pembahasan, hingga strategi

perancangan menggunakan metode passive cooling dan penggunaan energi

terbarukan.

Bab 5 Konsep Perancangan

Di dalamnya menjelaskan gambaran konsep perancangan Taman Pembelajaran

Energi Terbarukan terkait bentuk, tata ruang luar maupun dalam, program,

sirkulasi, sistem pada bangunan yang semua terkait dengan arsitektur

bioklimatik.

1.8 Keaslian Penulis

Penulisan Pra-Tugas Akhir dengan Judul “Taman Pembelajaran Energi Berbasis

Arsitektur Bioklimatik di Pantai Baru, Pandansimo” belum pernah ditulis

sebelumny. Maka, dalam penulisannya penulis mengacu pada beberapa contoh

desain taman yang berkaitan dengan objek tulisan penulis, diantaranya adalah:

No Nama Pengarang,

Tahun

Judul Lokus Fokus

1 Sony Indrawan,

2010

Techno Park di Surakarta Surakarta Urban Park/ Public

Space

2 Caecilia Alvanti

Ariesshanti, 2009

Taman Edukasi di Solo Solo Integrasi antara ruang

luar dan ruang dalam

3 Dyah Ratna

Tiaralaksmi, 2008

Taman Kereta Api Yogyakarta Sarana rekreasi edukatif

untuk anak-anak

4 Angela Rinta

Puspandari, 2013

Redesain Balai IPAL Konunal

Terpusat Sewon, Bantul

Yogyakarta Sebagai fasilitas edukasi

dan rekreasi

5 Eka Pradhistya

Pasidhanta, 2016

Subak Learning Center Bali Dengan Pendelakatan

Landscape as

Architecture

12

1.9 Kerangka Berpikir

Gambar 1.3 Kerangka Berpikir

Sumber: Analisa Penulis