BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1...

48
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Wilkinson et al. (2000, p.7), ”An accounting information system is a unified structure within an entity, such as business firm, that employs physical resources and other components to transform economic data into accounting information, with the purpose of satisfying the information needs of a variety of users”. Dapat diterjemahkan sebagai berikut: sistem informasi akuntansi adalah sebuah kesatuan struktur yang terdapat dalam sebuah entitas, seperti firma bisnis, yang menggunakan sumber daya fisik dan komponen lain untuk merubah data-data ekonomi menjadi sebuah informasi akuntansi, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi dari berbagai pengguna. Sedangkan menurut Moscove, dkk (2001, p.7),”An accounting information system is the information subsystem within an organization that accumulate information from the entity various subsystems and communicates it to the organization’s information processing subsystems”. Dapat diartikan sebagai berikut: Sistem informasi akuntansi adalah subsistem informasi dalam sebuah organisasi yang mengumpulkan informasi dari berbagai subsistem suatu entitas dan mengkomunikasikannya kepada subsistem pengolah informasi organisasi”. Menurut Romney dan Steinbart (2006, p.6), ”Accounting information system is a system that collects, records, stores, and processes data to produce information for decision makers”. Dapat diartikan sebagai berikut: Sistem informasi akuntansi adalah

Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1...

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00014-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi ... manejemen

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Informasi Akuntansi

2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Wilkinson et al. (2000, p.7), ”An accounting information system is a

unified structure within an entity, such as business firm, that employs physical resources

and other components to transform economic data into accounting information, with the

purpose of satisfying the information needs of a variety of users”. Dapat diterjemahkan

sebagai berikut: sistem informasi akuntansi adalah sebuah kesatuan struktur yang

terdapat dalam sebuah entitas, seperti firma bisnis, yang menggunakan sumber daya fisik

dan komponen lain untuk merubah data-data ekonomi menjadi sebuah informasi

akuntansi, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi dari berbagai pengguna.

Sedangkan menurut Moscove, dkk (2001, p.7),”An accounting information

system is the information subsystem within an organization that accumulate information

from the entity various subsystems and communicates it to the organization’s

information processing subsystems”. Dapat diartikan sebagai berikut: Sistem informasi

akuntansi adalah subsistem informasi dalam sebuah organisasi yang mengumpulkan

informasi dari berbagai subsistem suatu entitas dan mengkomunikasikannya kepada

subsistem pengolah informasi organisasi”.

Menurut Romney dan Steinbart (2006, p.6), ”Accounting information system is a

system that collects, records, stores, and processes data to produce information for

decision makers”. Dapat diartikan sebagai berikut: Sistem informasi akuntansi adalah

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00014-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi ... manejemen

9

sebuah sistem yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan, dan memproses data untuk

menghasilkan informasi bagi pembuat keputusan.

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, maka dapat disimpulkan Sistem

Informasi Akuntansi adalah gabungan dari bermacam-macam sumber daya yang

dirancang untuk mengubah data keuangan menjadi informasi yang dibutuhkan oleh

manejemen dan berguna bagi pembuat keputusan.

2.1.2 Subsistem Sistem Informasi

Menurut Hall (2001), ”Sistem Informasi Akuntansi terdiri atas tiga subsistem

utama antara lain sebagai berikut:

1. Sistem Pemrosesan Transaksi (SPT) / Transaction Processing System (TPS)

merupakan pusat dari seluruh fungsi sistem informasi dengan:

a. Mengkonversi peristiwa ekonomi ke transaksi keuangan.

b. Mencatat transaksi keuangan dalam catatan akuntansi (jurnal dan buku

besar).

c. Mendistribusikan informasi keuangan yang utama ke personel operasi

untuk mendukung kegiatan operasional harian mereka.

2. Sistem Pelaporan Buku Besar / Keuangan (SBB/PK) / General Ledger /

Financial Reporting System (GL/FRS).

Sistem Buku Besar (SBB) dan Sistem Pelapiran Keuangan (SPK) adalah

subsistem yang saling terkait. Namun, karena interdependensi operasional

mereka, keduanya dipandang sebagai suatu sistem tungaal yang integratif –

SBB/SPK. Besarnya input ke Sistem Buku Besar datang dari siklus transaksi.

Rangkuman aktivitas siklus transaksi ini diproses oleh Sistem Buku Besar

untuk memperbarui akun-akun kontrol buku besar.

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00014-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi ... manejemen

10

Sedangkan Sistem Pelaporan Keuangan mengukur dan melaporkan status

sumber daya keuangan dan perubahan dalam sumber daya-sumber daya

tersebut, informasi ini dikomunikasikan terutama bagi pemakai eksternal.

3. Sistem Pelaporan Manajemen (Management Reporting System).

Sistem Pelaporan Manajemen menyediakan informasi keuangan internal

yang diperlukan untuk mengatur sebuah bisnis. Para manajer membutuhkan

informasi yang berbeda untuk berbagai jenis keputusan yang harus

dilakukan. Laporan yang dihasilkan meliputi anggaran, laporan varians,

analisis biaya-volume-laba, dan laporan yang menggunakan data biaya lancar

(bukan yang historis)” (p.12).

2.1.3 Komponen Sistem Informasi Akuntansi

Romney dan Steinbart (2006) menyatakan, ”Sistem Informasi Akuntansi terdiri

dari lima komponen, yaitu:

1. People, yang mengoperasikan sistem dan melakukan berbagai fungsi.

2. Procedures, baik yang manual maupun otomatis termasuk dalam kegiatan

pengumpulan, pemrosesan, dan penyimpanan data tentang kegiatan

organisasi.

3. Data, tentang kegiatan / proses bisnis organisasi.

4. Software, digunakan untuk memproses data organisasi.

5. Information Technology Infrastructure, termasuk didalamnya komputer, dan

peralatan komunikasi jaringan” (p.2).

2.1.4 Siklus Transaksi pada Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Boockholdt (1999), ”Siklus transaksi akuntansi dibagi menjadi empat

bagian, yaitu:

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00014-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi ... manejemen

11

1. Financial Cycle. Consist of those accounting transactions that record the

acquisition of capital from owner and creditor, the use of that capital to

require productive assets, and the reporting to owners and creditors on how

is used. Dapat diartikan sebagai berikut: siklus keuangan terdiri dari

transaksi-transaksi akuntansi yang mencatat akuisisi modal dari pemilik dan

kreditur, yang digunakan untuk memperoleh aset produktif yang dilaporkan

kepada pemilik dan kreditur.

2. Expenditure Cycle. Consist of those transaction incurred to acquire material

and overhead items for the conversion process of the business. Dapat

diartikan sebagai berikut: siklus pengeluaran terdiri dari transaksi yang

terjadi untuk memperoleh bahan baku dan barang overhead yang digunakan

dalam proses konversi.

3. Conversion Cycle. Contains those transaction incurred when input are

converted into salable goods or services. Dapat diartikan sebagai berikut:

siklus konversi terdiri dari transaksi yang terjadi saat input dikonversi

menjadi barang yang dapat dijual berupa barang atau jasa.

4. Revenue Cycle. Includes the accounting transactions that record the

generation of revemue from the output of the conversion process. Dapat

diartikan sebagai berikut: siklus pendapatan termasuk dalam transaksi

akuntansi yang mencatat pengumpulan pendapatan dari output yang

dihasilkan dalam proses konversi. (p.520-523).”

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00014-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi ... manejemen

12

2.2 Sistem Informasi Akuntansi Penggajian dan Pengupahan

2.2.1 Pengertian Gaji dan Upah

Menurut Niswonger, Warren dan Fess yang diterjemahkan oleh Sirait dan

Gunawan (2000, p.446), ”Gaji biasanya digunakan untuk pembayaran atas jasa

manajerial, administratif, dan jasa-jasa yang sama. Tarif gaji biasanya diekspresikan

dalam periode bulanan atau tahunan.

Istilah upah biasanya digunakan untuk pembayaran kepada karyawan lapangan (pekerja

kasar), baik yang terdidik maupun tidak terdidik. Tarif upah biasanya diekspresikan

secara mingguan atau perjam.”

2.2.2 Fungsi yang Terkait

Wilkinson et al. (2000, CD p.110) berpendapat bahwa fungsi-fungsi yang terlibat

dalam Human Resource Management Cycle adalah sebagai berikut:

1. Fungsi Personalia

Bagian ini memiliki tujuan utama untuk perencanaan, pengendalian dan

mengkoordinasi karyawan yang berada dalam sebuah organisasi. Fungsi

personalia ini berada dibawah naungan Wakil Presiden bagian personalia.

Manajer yang melapor padanya adalah manajer yang bertanggung jawab atas

kepegawaian dan perencanaan personalia, keamanan, dan keuntungan (safety

and benefit unit), hubungan industri (industrial relations), perkembangan

pegawai dan administrasi sumber daya manusia (employee development).

Unit kepegawaian dan perencanaan personalia berhubungan dengan

perekrutan dan pengujian potensi karyawan, mempekerjakan karyawan yang

terpilih, memastikan promosi yang berkualitas dan prosedur pemecatan serta

menentukan kebutuhan pegawai untuk masa yang akan datang (baik dalam

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00014-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi ... manejemen

13

kriteria skill dan level). Safety and benefit unit bertanggungjawab terhadap

keamanan dan kesehatan pegawai, seperti memastikan iklim kerja yang

mendukung. Industrial relations unit bertanggungjawab untuk berhubungan

dengan serikat buruh dan organisasi buruh lainnya. Employee development

unit bertanggungjawab dalam perencanaan kompensasi (gaji dan upah),

asuransi dan program lain yang relevan, unit ini juga mengatur data pegawai

dan kegiatan kepegawaian lainnya. Dengan demikian, unit administrasi

sumber daya manusia (disebut juga administrasi personalia) memiliki

hubungan yang paling dekat dengan kegiatan penggajian.

2. Fungsi Finansial/Akuntansi

Tujuan dari manajemen finansial dan akuntansi berkaitan secara luas dengan

dana, data, informasi, perencanaan, dan pengendalian atas sumber daya.

Unit-unit organisasi dalam fungsi ini terlibat dalam manajemen jasa

karyawan yaitu:

a. Timekeeping

Fungsi ini bertanggung jawab untuk melakukan pengendalian waktu dan

daftar kehadiran karyawan yang dibayar per jam.

b. Payroll

Fungsi ini bertanggungjawab untuk menyiapkan pembayaran, mengurus

data penggajian dan melengkapi laporan yang diperlukan.

c. Account Payable

Dalam konteks jasa kepegawaian, menyetujui disbursement voucher yang

berhubungan dengan jasa karyawan.

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00014-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi ... manejemen

14

d. Cash Disbursements

Bersama dengan kasir, unit ini menandatangani dan mendistribusikan

paychecks.

e. Cost Distribution

Unit ini mengurus catatan-catatan yang merefleksikan biaya-biaya dari

sebuah produk secara detil.

f. General Ledger

Unit ini mengurus pengendalian terhadap seluruh aset, modal, biaya, dan

pendapatan.

2.2.3 Dokumen Sumber yang Biasa Digunakan

Menurut Wilkinson et al. (2000, CD p.111) dokumen sumber yang biasa

digunakan dalam manajemen jasa kepegawaian adalah:

1. Personnel action form

Formulir ini digunakan untuk memberi informasi kepada pihak-pihak lain

yang terkait dengan kegiatan kepegawaian. Kegiatan ini termasuk keputusan

untuk mempekerjakan karyawan baru, perubahan status, evaluasi kinerja

pekerjaan, dan masih banyak lagi. Formulir ini yang memberi informasi

kepada departemen penggajian mengenai situasi atau perubahan yang

mempengaruhi status pembayaran pegawai. Kategori lain dari tindakan

personalia adalah mengenai pengurangan.

2. Time card

Kartu ini mencatat waktu aktual yang dihabiskan oleh karyawan upahan di

lokasi kerja mereka. Kartu ini berisi nama karyawan dan nomor karyawan,

serta tanggal-tanggal pada periode pembayaran. Setiap kali karyawan masuk

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00014-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi ... manejemen

15

atau pulang, maka ia memasukkan kartu ke dalam time clock. Pada bagian

bawah kartu terdapat tempat untuk tandatangan pengawas. Formulir

kehadiran lain turut memasukkan time sheet untuk digunakan oleh karyawan

yang memiliki gaji tetap

3. Job-time ticket

Berbeda dengan time card, yang berfokus pada kehadiran di lokasi kerja, job

time ticket berfokus pada pekerjaan spesifik atau pesanan pekerjaan. Setiap

kali karyawan upahan, seperti pekerja di bagian produksi, memulai dan

mengakhiri pekerjaan, mereka mencatat waktu yang diperlukan untuk satu

pekerjaan spesifik pada kartu ini. Pencatatan dilakukan dengan memasukkan

kartu tersebut ke alat berupa time clock atau terminal.

4. Paycheck

Bersama dengan voucher stub, merupakan dokumen akhir pada siklus

manajemen sumber daya manusia. Paycheck pada umumnya disiapkan oleh

komputer. Stub menunjukkan semua detil yang diperlukan, termasuk

pembayaran uang lembur berikut dengan pengurangan.

2.3 Sistem Pengendalian Intern

2.3.1 Pengertian Sistem Pengendalian Intern

Menurut pendapat Romney & Steinbart (2006, p.192), ”Internal Control is the

process implemented by the board of directors, management, and those under their

direction to provide reasonable assurance that the control objetives are achieved.”

Dapat diterjemahkan sebagai berikut: pengendalian internal adalah sebuah proses yang

diterapkan oleh dewan direksi, manajemen, dan orang-orang yang berada di bawah

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00014-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi ... manejemen

16

arahan mereka untuk menyediakan dasar-dasar yang relevan bahwa tujuan dari sebuah

pengendalian bisa tercapai.

Menurut Committee of Sponsoring Organizations (COSO), ”Internal Control is

a process effected by an entity’s board of directors, management, and other personnel

designed to provide reasonable assurance regarding the achievement of objectives.”

Dapat diterjemahkan sebagai berikut: pengendalian internal adalah sebuah proses yang

dipengaruhi oleh keseluruhan direksi dalam suatu perusahaan, manajemen, dan pihak

lainnya yang dirancang untuk menyediakan jaminan mengenai pencapaian tujuan

organisasi.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengendalian internal adalah aturan, kebijakan,

prosedur dan sistem informasi yang dirancang untuk mengamankan harta perusahaan,

memastikan data-data dalam perusahaan dapat diandalkan, serta meningkatkan efisiensi

dan efektifitas operasi serta untuk memastikan ketaatan terhadap peraturan dan hukum

yang berlaku.

2.3.2 Tujuan Sistem Pengendalian Intern

Menurut COSO, tujuan sistem pengendalian intern adalah sebagai berikut:

1. Menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya (reliability of financial

reporting)

2. Menghasilkan operasi yang efektif dan efisien (effectiveness and efficiency of

operations)

3. Memenuhi dalil dan peraturan yang ditetapkan (compliance with applicable

laws and regulations).

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00014-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi ... manejemen

17

2.3.3 Komponen Sistem Pengendalian Intern

Menurut COSO (Romney dan Steinbart, 2006, p.196), ada lima komponen dalam

sistem pengendalian intern antara lain sebagai berikut:

1. Control Environment

Inti dari semua bisnis adalah orangnya – sifat masing-masing individu,

termasuk integritas, nilai etika, dan kemampuan – lingkungan dimana mereka

beroperasi. Mereka adalah alat yang mengendalikan organisasi dan

merupakan dasar dari segala sesuatu.

2. Control Activities

Prosedur dan kebijakan pengendalian harus ditetapkan dan dijalankan untuk

membantu meyakinkan bahwa tindakan yang dilakukan oleh pihak

manejemen untuk menanggulangi resiko dan untuk mencapai tujuan

organisasi terlihat efektif.

3. Risk Assessment

Perusahaan harus berhati-hati terhadap resiko yang dihadapi. Perusahaan

harus membentuk suatu tujuan, yang digabungkan dengan penjualan,

produksi, pemasaran, keuangan, dan aktivitas lainnya sehingga perusahaan

dapat beroperasi dengan baik. Perusahaan juga arus menyusun sebuah

mekanisme untuk mengidentifikasi, menganalisis dan mengatur resiko-resiko

yang berhubungan dengan masing-masing bagian.

4. Information and communication

Yang mengelilingi aktivitas pengendalian adalah sistem informasi dan

komunikasi. Mereka memungkinkan orang-orang dari perusahaan menerima

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00014-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi ... manejemen

18

dan saling bertukar informasi yang dibutuhkan utuk memimpin, mengatur,

dan mengontrol operasi yang ada.

5. Monitoring

Keseluruhan proses harus diawasi dan melakukan perubahan bila diperlukan.

Dengan cara ini, sistem dapat bereaksi dengan lebih dinamis, berubah sesuai

dengan kondisi yang ada.

2.3.4 Authorization Control pada Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Wilkinson (2000, p.280), Transaksi yang tidak terotorisasi dapat

mengakibatkan resiko kehilangan aset. Otorisasi oleh seseorang tidak dilibatkan dalam

pemrosesan penyelenggaraan kebijakan manajemen dengan meyakinkan bahwa

transaksi yang masuk ke dalam buku besar sudah valid dan sesuai. General

authorization menyediakan kondisi standar dimana sebuah transaksi disetujui dan

dilaksanakan, misalnya manajemen menetapkan kriteria supaya suatu permintaan kredit

bisa disetujui. Specific authorization berkaitan dengan keadaan tertentu dengan kondisi

dan pihak-pihak terkait yang dilibatkan, misalnya seorang kasir harus meminta otorisasi

tambahan dari pengawasnya untuk cek dengan jumlah tertentu. Dalam proses manual

maupun terkomputerisasi, otorisasi bisa nampak sebagai tandatangan, inisial, atau cap

dalam dokumen transaksi. Bagaimanapun bentuknya otorisasi harus diverifikasi sebelum

proses dilanjutkan. Salah satu bentuk prosedur verifikasi adalah menggunakan

password. Jika seseorang telah menggunakan password yang benar maka ia dianggap

telah memiliki hak untuk melakukan perubahan terhadap suatu data. Instruksi verifikasi

juga bisa dibuat dengan memasukkan langsung ke dalam aplikasi.

Menurut Bodnar dan Hopwood (2001, p.195), otorisasi membatasi inisiasi dari

sebuah transaksi atau performa dari sebuah aktivitas kepada individu yang berhak.

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00014-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi ... manejemen

19

Otorisasi mencegah transaksi yang tidak terotorisasi dan aktivitas yang tidak terotorisasi.

Otorisasi yang sesuai dari sebuah transaksi dan aktivitas diperlukan bila manajemen

menginginkan kepastian yang layak dimana control objectives bisa dicapai.

2.3.5 Ancaman dan Prosedur Pengendalian Internal dalam Sistem Informasi

Akuntansi Penggajian dan Pengupahan

Menurut Romney dan Steinbart (2006, p.504-509), ada beberapa ancaman dalam

siklus penggajian dan pengupahan dan prosedur pengendalian untuk meminimalisasi

ancaman-ancaman tersebut.

1. Mempekerjakan karyawan yang tidak sesuai dengan kualifikasi atau

karyawan yang suka mencuri

Mempekerjakan karyawan yang tidak sesuai dengan kualifikasi dapat

meningkatkan biaya produksi dan mempekerjakan karyawan yang suka

mencuri dapat mengakibatkan kehilangan aset. Kedua masalah ini dapat

ditangani dengan menerapkan prosedur wawancara pekerjaan yang tepat.

Kualifikasi untuk tiap lowongan posisi harus diperlihatkan secara eksplisit.

Calon karyawan harus memberikan pernyataan dalam surat lamaran

pekerjaan maupun formulir lamaran pekerjaan yang menyatakan bahwa

informasi yang diberikan memang akurat dan memberikan izin kepada

perusahaan untuk melakukan analisa menyeluruh terhadap latar belakang

pekerjaan maupun pendidikan calon karyawan. Hal ini dilakukan untuk

memverifikasi mengenai pendidikan dan referensi calon karyawan yang

diajukan pada saat melamar pekerjaan.

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00014-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi ... manejemen

20

2. Pelanggaran terhadap hukum ketenagakerjaan

Pemerintah menetapkan ganjaran bagi perusahaan yang melanggar hukum

ketenagakerjaan. Dalam kasus ini prosedur pengendalian terbaik adalah

berhati-hati dalam mendokumentasikan semua tindakan yang berkaitan

dengan periklanan, perekrutan dan mempekerjakan karyawan baru dan

pemberhentian karyawan supaya sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan

oleh pemerintah.

3. Perubahan master file penggajian yang tidak terotorisasi

Perubahan tidak terotorisasi terhadap master file penggajian dapat

mengakibatkan peningkatan biaya jika gaji, upah, komisi atau tarif dasar lain

yang digunakan untuk menghitung kompensasi bagi karyawan dipalsukan.

Masalah ini juga dapat menghasilkan laporan yang tidak akurat mengenai

biaya buruh, yang pada akhirnya dapat mengarah pada keputusan yang salah.

Prosedur pengendalian yang dapat mengatasi masalah ini adalah pemisahan

tugas. Hanya bagian human resources management yang memiliki

wewenang untuk merubah master file penggajian, sedangkan bagian human

resources management tidak terlibat langsung dalam pemrosesan gaji.

Membatasi akses ke sistem penggajian juga sangat penting. Karena di dalam

lingkungan database karena berbagai fungsi yang berbeda sekarang

dilakukan oleh sebuah sistem.

4. Data mengenai waktu kerja yang tidak akurat

Salah satu resiko dalam proses penggajian adalah ketidakakuratan data

kehadiran Ketidakakuratan dalam pencatatan waktu dan data kehadiran

dapat mengakibatkan peningkatan biaya kepegawaian dan laporan biaya

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00014-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi ... manejemen

21

kepegawaian menjadi salah. Terlebih lagi ketidakakuratan dapat

mengakibatkan penurunan moral pegawai menurun atau hasil pembayaran

atas jasa pegawai tidak bisa terlihat. Otomatisasi bisa mengurangi resiko dari

ketidakakuraan tersebut. Badge readers dan barcode scanner dapat

digunakan untuk mengumpulkan data waktu dan kehadiran pegawai dalam

bentuk formulir yang bisa dibaca oleh mesin.

Mengacu pada pendapat Wilkinson (CD, p.126), dalam sistem penggajian

terdapat resiko seperti kesalahan atau kelalaian dalam pencatatan waktu .

Dalam control objectives juga dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari sistem

ini adalah agar semua jasa yang dilakukan oleh pegawai, termasuk jam kerja

pada tugas-tugas tertentu seperti pekerjaan produksi dicatat dengan akurat

dan menurut waktu yang sebenarnya.

Menurut Hall (2001, p.302) salah satu pengendalian dalam penggajian adalah

supervision dan area yang memiliki resiko untuk disalahgunakan adalah

timekeeping. Beberapa karyawan akan “clock in” untuk karyawan lain yang

datang terlambat atau tidak hadir pada hari tersebut. Seorang supervisor

harus mengawasi proses clocking tersebut dan merekonsiliasi kartu waktu

dengan kehadiran aktual.

Dalam Cushing dan Romney (1994, p.963), catatan waktu dan kehadiran

karyawan dikumpulkan secara otomatis dari timeclock atau badge reader.

Catatan job time terkadang dikumpulkan secara otomatis tetapi sering kali

disiapkan secara manual oleh masing-masing karyawan. Dalam beberapa

kasus semua catatan aktivitas karyawan harus ditinjau ulang dan disetujui

oleh supervisor sehingga dapat mendeteksi ketidaksesuaian yang nyata.

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00014-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi ... manejemen

22

5. Pemrosesan gaji yang tidak akurat

Kompleksitas dalam pemrosesan gaji, terutama berkaitan dengan pajak

membuat proses tersebut rentan terhadap kesalahan. Kesalahan dalam

memproses gaji dapat mengakibatkan kekecewaan karyawan terutama bila

gaji dibayar terlambat. Bila terdapat kesalahan pemrosesan gaji yang

berkaitan dengan pajak yang harus dibayar ke pemerintah maka perusahaan

bisa mendapat sanksi dari pemerintah.

6. Pencurian atau penipuan dalam distribusi gaji

Ancaman lain dalam sistem informasi penggajian dan pengupahan adalah

pencurian gaji atau pembuatan slip gaji kepada karyawan fiksi atau karyawan

yang sudah tidak bekerja lagi di perusahaan. Hal dapat berakibat pada

peningkatan biaya dan kehilangan kas perusahaan. Hal ini dapat dicegah

dengan berbagai cara salah satunya adalah pemisahan fungsi antara orang

yang mempersiapkan slip gaji dan orang yang membagikan slip gaji tersebut.

Pegendalian lebih jauh antara lain dengan memiliki departemen audit internal

yang mengobservasi secara periodik, pada saat-saat yang tidak ditentukan.

7. Kehilangan, perubahan atau pengungkapan yang tidak terotorisasi atas data-

data

Database Human Resource Management (HRM)/ penggajian merupakan

sumber daya yang sangat berharga yang harus dilindungi dari kehilangan

maupun kerusakan. Back-up dan prosedur penyelamatan dari bencana

merupakan prosedur pengendalian yang terbaik untuk mengurangi resiko dari

kehilangan data penggajian. Perubahan terhadap data-data penggajian dapat

mengakibatkan inefisiensi dan ketidakadilan dalam pembayaran gaji.

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00014-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi ... manejemen

23

Pengendalian akses secara logikal maupun fisikal menjadi sangat penting

untuk meminimalisasi ancaman ini. Sedangkan pengendalian terbaik untuk

mencegah pengungkapan data yang tidak terotorisasi adalah dengan

menggunakan password dan pengendalian keamanan secara fisikal.

8. Kinerja yang kurang baik

Ancaman lain dalam proses penggajian dan pengupahan adalah kinerja

karyawan yang inefisien dan tidak efektif. Salah satu cara untuk mengatasi

hal ini adalah dengan menyiapkan dan meninjau ulang laporan kinerja

karyawan. Dengan hati-hati memperhatikan produktivitas karyawan untuk

meyakinkan bahwa karyawan tersebut dibayar sesuai dengan pekerjaan yang

telah dikerjakannya dan tidak menyalahgunakan aset perusahaan. Pelatihan

juga merupakan hal yang penting. Hasil survei pada perusahaan manufaktur

menunjukkan hubungan langsung antara waktu yang dihabiskan untuk

pelatihan dan produktivitas secara keseluruhan. Fungsi HRM harus

memeriksa secara teliti untuk investasi semacam ini.

Menurut Cushing dan Romney (1994, p.933), pimpinan bagian personalia

memerlukan informasi kualitatif mengenai beberapa faktor seperti motivasi

karyawan, moral, kemampuan, dan hubungan interpersonal. Selain itu

menurut Cushing dan Romney (1994, p.962), salah satu tujuan pengendalian

dalam siklus penggajian dan pengupahan adalah untuk memastikan bahwa

semua karyawan telah diberi tugas sesuai dengan kemampuan mereka dan

mereka telah melaksanakan tugas dengan efektif dan efisien. Dalam sistem

manual, tujuan ini dipenuhi dengan tanggung jawab dari pengawas. Sistem

terkomputerisasi dapat meningkatkan efisiensi dimana seorang pengawas

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00014-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi ... manejemen

24

dapat melaksanakan tugas ini dengan menyediakan informasi mengenai

kinerja karyawan dengan lebih akurat dan teratur.

2.3.6 Kesempatan untuk Menggunakan Teknologi Informasi

Menurut Hall (2001, p.307), bentuk sistem penggajian dengan elemen-elemen

real-time memberikan banyak keuntungan operasional, termasuk pengurangan jeda

waktu antara terjadinya peristiwa dan pencatatan, penghematan kertas kerja, serta tenaga

klerikal. Bentuk ini juga melibatkan unsur pengendalian. Banyak tugas yang sebelumnya

dilakukan oleh manusia sekarang dilakukan oleh komputer. Sistem berbasis komputer

harus menyediakan data yang memadai untuk verifikasi independen dan untuk tujuan

audit. Pada akhirnya, pengendalian harus dirancang untuk melindungi dari akses yang

tidak terotorisasi pada data dan program komputer

Menurut Romney dan Steinbart (2006, p.498), proses penggajian bisa dibuat

lebih efisien dengan mengumpulkan waktu pegawai dan data kehadiran secara

elektronik daripada menggunakan dokumen kertas. Hal ini bisa mengurangi waktu dan

kesalahan potensial yang berhubungan dengan proses manual. Contohnya, badge

readers bisa digunakan untuk mengumpulkan data waktu kerja untuk pegawai produksi.

Data itu kemudian secara otomatis dapat masuk ke dalam sistem proses penggajian.

Sama juga dengan electronic time clocks bisa mentransmisikan waktu dan data

kehadiran langsung ke dalam program proses penggajian.

2.4 Pajak Penghasilan

2.4.1 Pajak Penghasilan Umum

Undang-undang No. 7 Tahun 1984 tentang Pajak Penghasilan (PPh) berlaku

sejak 1 Januari 1984. Undang-undang ini telah beberapa kali mengalami perubahan dan

terakhir kali diubah dengan Undang-undang No. 17 Tahun 2000.

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00014-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi ... manejemen

25

Undang-undang Pajak Penghasilan (PPh) mengatur pajak atas penghasilan (laba) yang

diterima atau diperoleh orang pribadi maupun badan.

Undang-undang PPh mengatur subjek pajak, objek pajak, serta cara menghitung

dan cara melunasi pajak yang terutang. Undang-undang PPh juga lebih memberikan

fasilitas kemudahan dan keringanan bagi Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban

perpajakan.

Undang-undang PPh menganut asa materiil, artinya penentuan mengenai pajak yang

terutang tidak tergantung kepada surat ketetapan pajak.

2.4.1.1 Objek Pajak

Yang menjadi objek pajak adalah penghasilan. Penghasilan yaitu setiap

tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang

berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi

atau menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan bentuk

apapun.

2.4.1.2 Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)

Besarnya Penghasilan Kena Pajak dari seorang pegawai dihitung

berdasarkan penghasilan netonya dikurangin dengan Penghasilan Tidak Kena

Pajak (PTKP). Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor

137/PMK03/2005 tanggal 30 Desember 2005, pemerintah melakukan

penyesuaian besarnya PTKP yang diberlakukan sejak tahun pajak 2006 menjadi :

1. Rp. 13.200.000,00 (tiga belas juta dua ratus ribu rupiah) untuk diri Wajib

Pajak Orang Pribadi.

2. Rp. 1.200.000,00 (satu juta dua ratus ribu rupiah) tambahan untuk Wajib

Pajak yang kawin.

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00014-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi ... manejemen

26

3. Rp. 13.200.000,00 (tiga belas juta dua ratus ribu rupiah) tambahan untuk

seorang istri yang penghasilannya digabung dengan penghasilan suami.

4. Rp. 1.200.000,00 (satu juta dua ratus ribu rupiah) tambahan untuk setiap

anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus

serta anak angkat yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3

(tiga) orang untuk setiap keluarga.

2.4.1.3 Tarif Pajak

Sesuai dengan pasal 17 UU PPh, tabel 2.1 menyatakan besarnya tarif pajak

penghasilan bagi Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1 Tarif Pajak

Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak

Sampai dengan Rp. 25.000.000,00 5% (lima persen)

Di atas Rp. 25.000.000,00 s.d. Rp. 50.000.000,00 10% (sepuluh persen)

Di atas Rp. 50.000.000,00 s.d. Rp. 100.000.000,00 15% (lima belas persen)

Di atas Rp. 100.000.000,00 s.d. Rp. 200.000.000,00 25% (dua puluh lima persen)

Di atas Rp. 200.000.000,00 35% (tiga puluh lima persen)

2.4.2 Pajak Penghasilan Pasal 21

Ketentuan Pasal 21 Undang-undang Pajak Penghasilan mengatur tentang

pembayaran pajak dalam tahun berjalan melalui pemotongan pajak atas penghasilan

yang diterima atau diperoleh oleh Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri sehubungan

dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan.

2.4.2.1 Wajib Pajak PPh Pasal 21

Penerima penghasilan yang dipotong PPh pasal 21 adalah:

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00014-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi ... manejemen

27

1. Pejabat Negara

2. Pegawai Negeri Sipil

3. Pegawai

4. Pegawai Tetap

5. Pegawai dengan Status Wajib Pajak Luar Negeri

6. Pegawai Lepas

7. Penerima Pensiun

8. Penerima Honorarium

9. Penerima Upah

2.4.2.2 Objek Pajak PPh Pasal 21

Penghasilan yang dikenakan pemotongan PPh pasal 21 adalah:

1. Penghasilan yang diterima atau diperoleh secara teratur berupa gaji, uang

pensiun bulanan, upah, honorarium (termasuk honorarium anggota dewan

komisaris atau anggota dewan pengawas), premi bulanan, uang lembur, uang

sokongan, uang tunggu, uang ganti rugi, tunjangan istri, tunjangan anak,

tunjangan jabatan, tunjangan khusus, tunjangan transport, tunjangan pajak,

tunjangan iuran pensiun, tunjangan pendidikan anak, beasiswa, hadiah, premi

asuransi yang dibayar oleh pemberi kerja, dan penghasilan teratur lainnya

dengan nama apapun.

2. Penghasilan yang diterima atau diperoleh secara tidak teratur berupa jasa

produksi, tantiem, gratifikasi, tunjangan cuti, tunjangan hari raya, tunjangan

tahun baru, bonus, premi tahunan, dan penghasilan sejenis lainnya yang

sifatnya tidak tetap dan biasanya dibayarkan sekali dalam setahun.

3. Upah harian, upah mingguan, upah satuan, dan upah borongan.

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00014-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi ... manejemen

28

4. Uang tebusan pensiun, uang Tabungan Hari Tua atau Tunjangan Hari Tua

(THT), uang pesangon, dan pembayaran lain sejenis.

5. Honorarium, uang saku, hadiah atau penghargaan dengan nama dan dalam

bentuk apapun, komisi, bea siswa, dan pembayaran lain sebagai imbalan

sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan Wajib

Pajak dalam negeri.

6. Gaji, gaji kehormatan, tunjangan-tunjangan lain yang terkait dengan gaji

yang diterima oleh Pejabat Negara dan PNS.

7. Uang pensiun dan tunjangan-tunjangan laun yang sifatnya terkait dengan

uang pensiun yang diterima oleh pensiunan termasuk janda atau duda dan

atau anak-anaknya.

8. Penerimaan dalam bentuk natura dan kenikmatan lainnya dengan nama

apapun yang diberikan oleh bukan Wajib Pajak

2.4.2.3 Pemotong Pajak PPh Pasal 21

1. Pemberi kerja terdiri dari orang pribadi dan badan, termasuk bentuk usaha

tetap, baik merupakan induk maupun cabang, perwakilan atau unit, yang

membayar gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan

nama apapun sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang

dilakukan oleh pegawai atau bukan pegawai. Pemberi kerja yang dimaksud

termasuk juga badan dan organisasi inernasional yang tidak dikecualikan

sebagai Pemotong Pajak berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan.

2. Bendaharawan Pemerintah yang membayarkan gaji, upah, honorarium,

tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama apapun, sebagai imbalan

sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan. Termasuk

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00014-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi ... manejemen

29

bendaharawan pemerintah adalah bendarawan pada Pemerintah Pusat,

Pemerintah Daerah, instansi atau lembaga pemerintah, lembaga-lembaga

negara lainnya, dan Kedutaan Besar Republik Indonesia di luar negeri.

3. Dana pensiun, PT Taspen, PT Jamsostek, badan penyelenggara jaminan

sosial tenaga kerja lainnya, serta badan-badan lain yang membayar uang

pensiun, Tabungan Hari Tua atau Tunjangan Hari Tua (THT).

4. Perusahaan, badan, dan bentuk usaha tetap, yang membayar honorarium atau

pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan kegiatan dan jasa,

termasuk jasa tenaga ahli dengan status Wajib Pajak dalam negeri yang

melakukan pekerjaan bebas dan bertindak untuk dan atas namanya sendiri,

bukan atas nama persekutuannya.

5. Perusahaan, badan, dan bentuk usaha tetap yang membayar honorarium atau

pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan kegiatan dan jasa yang

dilakukan oleh orang pribadi dengan status Wajib Pajak Luar Negeri.

6. Yayasan (termasuk yayasan yang bergerak di bidang kesejahteraan, rumah

sakit, pendidikan, kesenian, olahraga, kebudayaan), lembaga, kepanitiaan,

asosiasi, perkumpulan, dan organisasi dalam bentuk apapun dalam segala

kegiatan sebagai pembayar gaji, upah, honorarium, atau imbalan dengan

nama apapun sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang

dilakukan oleh orang pribadi.

7. Perusahaan, badan, dan bentuk usaha tetap, yang membayarkan honorarium

atau imbalan lain kepada peserta pendidikan, pelatihan, dan pemagangan.

8. Penyelenggara kegiatan (termasuk badan pemerintah, organisasi termasuk

organisasi internasional, perkumpulan, orang pribadi serta lembaga lainnya

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00014-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi ... manejemen

30

yang menyelenggarakan kegiatan) yang membayar honorarium, hadiah atau

penghargaan dalam bentuk apapun kepada Wajib Pajak orang pribadi dalam

negeri berkenaan dengan suatu kegiatan.

2.4.2.4 Biaya Jabatan dan Biaya Pensiun

Biaya Jabatan adalah biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara

penghasilan yang besarnya 5% dari penghasilan bruto, setinggi-tingginya Rp.

1.296.000,00 setahun atau Rp. 108.000,00 sebulan.

Biaya Pensiun adalah biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara uang

pensiun yang besarnya 5% dari penghasilan bruto berupa uang pensiun setingggi-

tingginya Rp. 432.000,00 setahun atau Rp. 36.000,00 sebulan.

2.5 Konsep Analisis dan Perancangan Berorientasi Objek

2.5.1 Pengertian Object Oriented Analysis and Design

Menurut Mathiassen et al. (2000), ”Objek adalah kesatuan dengan identity, state,

dan behaviour (p.4). Menurut Larman (2005), ”Analisis adalah bagian dari suatu objek

yang digunakan untuk menentukan sistem yang dibutuhkan, sedangkan desain adalah

rancangan yang digunakan untuk menjelaskan sistem tersebut. Object oriented analysis

menekankan pada penemuan dan mendeskripsikan objek atau konsep pada problem

domain. Sedangkan object oriented design menekankan pada pendefinisian software

object yang diimplementasikan pada bahasa pemrograman” (p.6). dari definisi diatas

dapat disimpulkan bahwa object oriented analysis and design merupakan kegiatan untuk

menentukan problem domain dan kemudian mencari pemecahan masalah yang logical

yang berbasiskan objek.

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00014-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi ... manejemen

31

2.5.2 Pengertian Object

Menurut pendapat Lau (2001), ”Objek merupakan abstraksi baik untuk hal-hal

konseptual maupun fisik. Objek memiliki keadaan dan identitas yang melekat. Objek

mencapai tingkah laku tertentu melalui suatu kumpulan operasi yang didefinisikan

diawal, yang mana dapat masuk atau merubah keadaannya. (p.1).”

Menurut Mathiassen et al, et al. (2000), ”Objek adalah suatu entitas dengan

identitas, keadaan (tingkatan hidup) dan tingkah laku. Objek merupakan dasar dalam

Object Oriented Analysis and Design (OOA&D). Setiap objek digambarkan secara

berkelompok (kumpulan) karena ada beberapa objek yang memiliki sifat atau fungsi

yang sama yang dikenal dengan istilah class. Sedangkan class adalah suatu deskripsi

atas kumpulan objek yang saling menggunakan struktur, pola tingkah laku, dan atribut

secara bersama-sama (p.4).”

Dapat disimpulkan model yang berorientasi objek terdiri dari sejumlah objek-

objek yang umumnya berkorespondensi dengan objek pada dunia nyata. Contohnya:

sebuah objek dapat berupa nota penjualan, motor, atau telepon. Karakteristik yang

dimiliki objek antara lain:

1. Tiap objek dapat memiliki satu atau lebih informasi individual yang unik.

Inilah yang disebut attribute dimana tiap attribute mempunyai nilai.

Contohnya: sebuah mobil memiliki attribute warna biru, kuning, dan

sebagainya.

2. Objek dapat melakukan suatu operasi yang disebut behavior. Operasi ini

dapat dipicu dari stimulus dari luar maupun dalam objek.

3. Objek dapat dikomposisikan menjadi bagian-bagian terpartisi yang

dinyatakan dengan hubungan consist of atau aggregate.

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00014-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi ... manejemen

32

2.5.3 System Definition

Menurut Mathiassen et al. (2000, p.24), ”System definition is a concise

description of a computerized system expressed in natural language”. Dapat

diterjemahkan sebagai berikut: Definisi sistem adalah suatu gambaran sebuah sistem

terkomputerisasi yang dinyatakan dalam bahasa sehari-hari.

Rich Picture

Menurut Mathiassen et al. (2000, p. 26), ”Rich picture is an informal drawing

that presents the illustrator’s understanding of a situation.” Dapat diartikan sebagai

berikut: Rich picture adalah sebuah gambaran informal yang menunjukkan pemahaman

dari ilustrator mengenai suatu situasi. Rich picture difokuskan pada aspek-aspek penting

dari sebuah sistem, yang ditentukan oleh pengembang dengan mengunjungi perusahaan

untuk melihat bagaimana sistem itu beroperasi, berbicara dengan orang-orang yang

mengerti tentang apa yang sedang terjadi. Gambar 2.1 merupakan salah satu contoh rich

picture.

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00014-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi ... manejemen

33

Pelanggan Kasir

HRD

1. Nama Pelanggan + treatment

Asisten

2. Treatment

Pemotong Rambut

3. Treatment

$

$

4.Struk Pelayanan + Uang Pembayaran Jasa

5.Transaksi + Uang kembalian

$

$

7. PayrollPay to $

7. PayrollPay to $

7. PayrollPay to $

6. Work Time

Gambar 2.1 Contoh Rich Picture

2.5.4 The FACTOR Criterion

Menurut Mathiassen et al. (2000, p.39), kriteria FACTOR terdiri dari enam

elemen:

1. Functionality: Fungsi sistem yang mendukung tugas-tugas application

domain.

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00014-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi ... manejemen

34

2. Application domain: Bagian-bagian dalam sebuah organisasi yang

mengadministrasi, memonitor, atau mengontrol problem domain.

3. Conditions: Kondisi dimana sebuah sistem akan dikembangkan dan

digunakan.

4. Technology: Mencakup teknologi yang digunakan untuk mengembangkan

sistem dan teknologi dimana sistem tersebut akan berjalan.

5. Objects: Objek utama di dalam problem domain.

6. Responsibility: Tanggung jawab keseluruhan dari sebuah sistem dalam

hubungannya dengan konteks sistem.

2.5.5 Problem-domain Analysis

Menurut Mathiassen et al. (2000, p.46), ”Problem-domain analysis adalah

analisa terhadap sistem bisnis dalam dunia nyata yang dapat diatur, dimonitor, dan

dikendalikan oleh sistem. Tujuan dari problem domain analysis adalah untuk

mengidentifikasikan dan membuat model dari problem domain. Tujuan dari aktivitas ini

adalah membangun sebuah model yang dapat digunakan untuk merancang dan

mengimplementasikan sebuah sistem yang bisa memproses, berkomunikasi dan

menyajikan informasi mengenai problem domain. Hasil dari problem domain analysis

adalah membuat class diagram. Gambar 2.2 menunjukkan contoh dari class diagram.

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00014-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi ... manejemen

35

Customer

Appointment

Employee

Apprentice Assistant

Day Schedule

Time Period

WorkFree Other

1

0..*

1

0..*

1 1..*

1

1..*

*

*

1

1

Gambar 2.2 Contoh Class Diagram

Problem domain analysis dibagi menjadi 3 aktivitas, yaitu classes, behavior, dan

structure.”

2.5.5.1 Classes

Mathiassen et al. (2000, p.53) menyatakan bahwa, ”Class is a description of

collection of objects sharing structure, behavioural pattern, and attribute”. Class adalah

sebuah gambaran dari kumpulan objek yang memiliki structure, behavioral pattern, dan

attribute yang sama.

Pemilihan class bertujuan untuk mendefinisikan dan membatasi problem-

domain, sedangkan pemilihan event bertujuan untuk membedakan tiap class dalam

problem-domain. Menurut Mathiassen et al. (2000, p.51), ”Event merupakan kejadian

secara terus menerus yang melibatkan satu atau lebih dari suatu object.”

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00014-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi ... manejemen

36

Kegiatan class akan menghasilkan suatu event table. Dimensi horizontal dari

event table menggambarkan class yang akan dipilih, sementara dimensi vertikal

menggambarkan event-event yang terpilih, tanda cek digunakan untuk mengindikasikan

objek-objek dari class yang berhubungan dalam event tertentu seperti yang tercantum

pada tabel 2.2.

Tabel 2.2 Contoh Event Table

Class

Events Customer Asssistant Apprentice Appointment Plan

Reserved v v v v

Cancelled v v v

Treated v v

Employed v v

Resigned v v

Graduated v

Agreed v v v

2.5.5.2 Structure

Menurut Mathiassen et al. (2000, p.336), “Structure adalah hubungan antara

class dengan object pada problem domain secara keseluruhan.” Structure bertujuan

untuk menggambarkan hubungan terstruktur antara classes dan object dalam problem

domain. Hasil dari kegiatan structure adalah membuat class diagram. Class diagram

menggambarkan kumpulan dari classes dan hubungan yang terstruktur.

Menurut Mathiassen et al. (2000, p.72-75), tipe dari object oriented structure

terdiri dari dua bagian, yaitu:

1. Class structured, mengekspresikan hubungan konseptual yang statis antar

class. Class structured dibagi menjadi dua, yaitu:

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00014-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi ... manejemen

37

a. Generalization, adalah suatu kelas umum (super class) yang

menggambarkan keadaan atau sifat yang sama ke dalam kelompok class

yang lebih khusus (subclass). Generalization diformulasikan sebagai

hubungan “is a”. Generalization menggambarkan inheritance yang

berarti sub class akan memiliki attribute dan operation yang sama

dengan superclass.

b. Cluster adalah kumpulan kelas yang saling berhubungan yang dapat

membantu memperoleh dan menyediakan ringkasan problem-domain.

Cluster digambarkan dengan notasi file folder yang melingkari class yang

saling berhubungan di dalamnya.

2. Object structures

Object structure menggambarkan hubungan yang dinamis dan konkret antara

objek-objek dalam problem domain. Hubungan ini berubah secara dinamis

tanpa mempengaruhi perubahan pada class description. Object structures

terdiri dari dua bagian, yaitu:

a. Aggregation, adalah suatu object superior (the “whole”) yang terdiri dari

bagian-bagian dari object tersebut (the part). Aggregation structure

mendefinisikan hubungan antara dua buah objek atau lebih. Aggregation

diformulasikan sebagai hubungan “has a”.

b. Association, adalah suatu hubungan yang berarti antara objek, namun

hubungan ini berbeda dari aggregation. Hubungan ini bukan merupakan

hubungan yang sangat kuat seperti aggregation, karena objek yang satu

tetap ada walaupun objek yang lain tidak ada.

Perbedaan antara association dan aggregation adalah sebagai berikut:

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00014-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi ... manejemen

38

a. Hubungan antar class pada aggregation mempunyai hubungan yang kuat,

sedangkan association tidak.

b. Aggregation structure melukiskan hubungan yang defensive dan

fundamental, sedangkan association structure melukiskan hubungan yang

tidak tetap.

2.5.5.3 Behavior

Menurut pendapat Mathiassen et al. (2000, p.89), kegiatan behavior bertujuan

untuk memodelkan perilaku dinamis dalam problem-domain sepanjang waktu. Tugas

utama dari kegiatan ini adalah menggambarkan pola perilaku (behavioral pattern) dan

attribut dari setiap kelas. Hasil dari kegiatan ini adalah statechart diagram seperti yang

terlihat pada gambar 2.3.

Open

account opened (date)

amount deposited (date, amount)

amount withdrawn (date, amount)

Gambar 2.3 Contoh Statechart Diagram

Perilaku dari suatu objek ditentukan oleh urutan-urutan event (event trace) yang

harus dilewati oleh objek tertentu sepanjang waktu. Contoh: kelas customer harus

melalui event trace sepanjang hidupnya yaitu: account opened – amount deposited –

amount withdrawn – amount deposited – account closed.

Menurut Mathiassen et al. (2000, p.93 ), ada tiga jenis notasi untuk behavioral

pattern, yaitu:

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00014-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi ... manejemen

39

1. Sequence : sekumpulan event muncul satu per satu

2. Selection : terjadi pemilihan satu event dari sekumpulan event yang muncul

3. Iteration : sebuah event muncul sebanyak nol atau beberapa kali.

2.5.6 Application Domain Analysis

Mengacu pada pendapat Mathiassen et al (2000, p.115), ”Application domain

adalah suatu organisasi yang mengatur, memonitor, atau mengendalikan problem-

domain. Application domain analysis berfokus pada bagaimana target sistem digunakan

dengan menentukan syarat-syarat untuk function dan interface sebuah sistem.”

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada application domain dapat dilihat pada

gambar 2.4 dan tabel 2.3 dibawah ini.

Gambar 2.4 Aktivitas dalam Application Domain

Usage

Functions

Interfaces

Requirement

System definition

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00014-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi ... manejemen

40

Kegiatan Isi Konsep Usage Bagaimana sistem berinteraksi

dengan orang dalam konteks? Use case dan actor

Functions Bagaimana kemampuan sistem dalam memproses informasi?

Function

Interface Apa syarat interface (antarmuka) dari sistem?

Interface, user interface, dan system interface

Tabel 2.3 Aktivitas dalam Application Domain

2.5.6.1 Usage

Menurut pendapat Mathiassen et al. (2000, p.119 ), tujuan dari kegiatan usage

adalah untuk menentukan bagaimana aktor berinteraksi dengan sebuah sistem. Interaksi

antara actor dengan sistem dinyatakan dalam use case. Mathiassen et al. (2000, p.119)

menyatakan bahwa,”Use case adalah sebuah pola untuk interaksi antara actor dan sistem

dalam application domain”, sedangkan ”Actor adalah abstraksi dari seorang user atau

sistem lain yang berinteraksi dengan target system.”

Untuk mengidentifikasikan actor adalah dengan menentukan bagian dan tugas

dari bagian apa saja yang berhubungan atau terlibat langsung dengan konteks sistem

yang dituju. Masing-masing actor memiliki peranan yang berbeda-beda. Aktor dapat

digambarkan dalam actor spesification yang memiliki tiga bagian, yaitu tujuan,

karakteristik, dan contoh. Tujuan menunjukkan peranan dari actor dalam sistem target,

sedangkan karakteristik menggambarkan aspek-aspek yang penting dari actor.

Use case dapat dikatakan sebagai gambaran suatu interaksi antara sistem dengan

actor. Untuk menggambarkan suatu use case, kita dapat menggunakan sequence

diagram, use case spesification atau keduanya. Use case spesification terdiri dari tiga

bagian, yaitu use case, objects, dan function. Use case menjalankan urutan dari sistem

yang berjalan, objects menunjukkan objek-objek apa saja yang berhubungan dengan

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00014-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi ... manejemen

41

aktivitas use case tersebut, dan function akan dijelaskan setelah usage. Contoh dari use

case dapat dilihat pada gambar 2.5 berikut ini.

Sistem Penjualan Barang danPemesanan Bahan Baku

PT. XYZ

Login Karyawan

Pendaftaran Pelanggan

Staff_Penjualan

Staff_Keuangan

Staff_Pembelian

Penjualan Barang

Pembayaran Barang

Pengecekan BarangGudang Produksi

Pembelian BahanBaku

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*

Pengecekan BarangGudang Penjualan

*

*

Gambar 2.5 Contoh Use Case Diagram

Sequence Diagram

Sequence diagram membantu seorang analis mengidentifikasikan rincian dari

kegiatan yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsi dari sebuah use case. Tidak ada

suatu sequence diagram yang benar untuk use case tertentu, melainkan ada sejumlah

kemungkinan sequence diagram yang masing-masing diagram tersebut dapat lebih atau

kurang memenuhi kebutuhan dan dari use case. Sequence diagram menunjukkan urutan

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00014-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi ... manejemen

42

dari suatu kegiatan, event atau fungsi pada suatu use case. Gambar 2.6 berikut ini adalah

contoh sequence diagram.

Staff_Penjualan

Faktur Pemesanan

1.memasukkanKodePelanggan()

2.getDataPelanggan()

Pelanggan Barang

5.memasukkanKodeBarang()

4.DataPelanggan()

6.getDataBarang()

8.DataBarang()

9.mencetakFakturPemesanan()

10.()

3.checking()

7.checking()

Gambar 2.6 Contoh Sequence Diagram

2.5.6.2 Function

Mengacu pada Mathiassen et al. (2000), kegiatan function memfokuskan pada

bagaimana cara sebuah sistem dapat membantu actor dalam melaksanakan pekerjaan

mereka. Mengacu pada pendapat Mathiassen et al. (2000, p.138), ”Function is a facility

for making a model useful for actor. Function memfokuskan pada apa yang bisa

dilakukan sistem untuk membantu actor dalam pekerjaan mereka”

Function memiliki empat tipe, yaitu:

1. Update. Function ini dapat menjadi aktif disebabkan oleh event dari problem-

domain, dan menghasilkan perubahan dalam state dari model tersebut.

Page 36: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00014-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi ... manejemen

43

2. Signal. Function ini menjadi aktif disebabkan oleh perubahan keadaan atau

state dari model dan dapat menghasilkan reaksi pada konteks. Reaksi ini

dapat berupa tampilan untuk actor dalam application domain, atau intervensi

langsung dalam problem domain.

3. Read. Function ini menjadi aktif disebabkan oleh kebutuhan informasi dalam

pekerjaan actor dan mengakibatkan sistem menampilkan bagian yang

berhubungan dengan informasi dalam model.

4. Compute. Function ini menjadi aktif disebabkan oleh kebutuhan informasi

dalam pekerjaan actor dan berisi perhitungan yang melibatkan informasi

yang disediakan oleh actor atau model.

Hasil dari kegiatan function adalah daftar dari function ( function list) yang

lengkap, yang merinci function yang kompleks. Function list dibuat berdasarkan use

case description. Kompleksitas function list dimulai dari yang simple sampai dengan

yang very complex. Untuk mengidentifikasikan function adalah melihat deskripsi

problem domain yang dinyatakan dalam class dan event yang dapat menyebabkan

munculnya function read dan update, dan melihat deskripsi application domain yang

dinyatakan use case yang dapat menimbulkan segala macam tipe function.

2.5.6.3 User Interface

Interface digunakan oleh aktor untuk berinteraksi dengan sistem. Mathiassen et

al. (2000, p.151) berpendapat, ”Interface is a facilities that make a system’s model and

functions available to actor”. Dapat diartikan sebagai berikut: interface adalah suatu

fasilitas untuk membuat suatu sistem model dan fungsi-fungsi tersedia bagi aktor.

Menurut Mathiassen et al. (2000, p.152), interface dibagi menjadi dua tipe, yaitu:

1. User interface, adalah interface untuk pengguna

Page 37: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00014-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi ... manejemen

44

2. System interface adalah interface yang digunakan oleh sistem lain untuk

berinteraksi dengan sistem yang dibangun.

Suatu user interface harus dapat menangani berbagai macam user atau pengguna

yang memiliki kemampuan dan kapabilitas yang berbeda. User interface sangat sulit

untuk dikembangkan apabila tidak menerima umpan balik berupa ide atau masukan yang

berarti dari pengguna. Suatu system interface tidak hanya dapat digunakan untuk sistem

administrasi tetapi dapat digunakan pada sistem-sistem lainnya. System interface lebih

banyak digunakan pada monitoring system dan control systems.

Ada empat jenis dialog yang penting dalam menentukan interface pengguna,

yaitu:

1. Menu – selection. Suatu jenis dialog yang terdiri dari daftar pilihan-pilihan

yang dapat atau mungkin dilakukan dalam user interface.

2. Form filling. Merupakan pola klasik yang digunakan untuk entri data.

3. Command language. Merupakan suatu jenis dialog yang memungkinkan

pengguna memasukkan dan memulai format perintah sendiri.

4. Direct manipulation. User memilih objek dan melaksanakan function atas

objek dan melihat hasil interaksi mereka tersebut.

Kegiatan dari interface didasarkan atas hasil dari kegiatan-kegiatan sebelumnya

yang dilakukan, problem domain, function, dan use case. Hasil dari kegiatan ini adalah

sebuah deskripsi dari elemen-elemen user interface maupun system interface yang

lengkap. Interface element harus juga dilengkapi dengan suatu navigation diagram yang

menyediakan sebuah ringkasan dari elemen-elemen user interface dan perubahan antara

elemen-elemen tersebut. Gambar 2.7 berikut ini adalah contoh user interface.

Page 38: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00014-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi ... manejemen

45

Gambar 2.7 Contoh User Interface

2.5.7 Architecture Design

Mengacu pada Mathiassen et al. (2000) keberhasilan suatu sistem ditentukan dari

kekuatan desain arsitekturalnya. Arsitektur membentuk sistem yang sesuai dengan

sistem tersebut dengan memenuhi kriteria desain tertentu. Arsitektur berfungsi sebagai

kerangka dalam pengembangan selanjutnya. Suatu arsitektur yang tidak jelas akan

menghasilkan pekerjaan yang sia-sia.

Architecture design adalah merancang arsitektur secara garis besar yang terdiri

dari komponen dan proses. Kegiatan architecture design bertujuan untuk membangun

sistem yang terkomputerisasi. Arsitektur membentuk sistem sesuai dengan fungsi sistem

tersebut dan bisa memenuhi kriteria desain tertentu.

Mengacu pada pendapat Mathiassen et al. (2000, p.175), di dalam desain

arsitektur, terdapat tiga prinsip dasar, yaitu define and prioritize criteria, badge criteria

and technical platform, and evaluate design early. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan

didalam desain arsitektur dapat dilihat pada tabel 2.4 dibawah ini:

Page 39: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00014-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi ... manejemen

46

Tabel 2.4 Kegiatan dalam Architecture Design

Kegiatan Isi Kondisi Kriteria Kondisi dan criteria untuk perancangan

Komponen Bagaimana sistem dibentuk menjadi

komponen-komponen

Arsitektur komponen

Proses Bagaimana proses sistem dikoordinasikan

dan didistribusikan

Arsitektur proses

2.5.7.1 Criteria

Mathiassen et al. (2000) menyatakan, tujuan dari sebuah criteria adalah untuk

mempersiapkan prioritas dari sebuah perancangan. Konsep utama pada aktivitas criteria,

yaitu:

a. Criteria : menentukan property yang diinginkan dari sebuah arsitektur.

b. Condition : hal-hal yang bersifat teknis, organisasional, kelebihan dan

keterbatasan manusia yang terlibat dalam tugas.

Criteria adalah suatu sifat istimewa dari sebuah arsitektur. Aktivitas ini memiliki

tujuan untuk membuat desain. Desain yang baik tidak hanya dinilai dari sifatnya, tetapi

apabila terdapat kekurangan dapat menjadi tidak berguna dalam prakteknya. Secara

umum, desain yang bagus adalah desain yang berguna, fleksibel, dan mudah dimengerti.

Hasil dari kegiatan criteria adalah collection prioritized criteria.

Karakteristik dalam membuat desain yang baik adalah sebagai berikut:

1. Desain yang baik tidak mempunyai kelemahan

Prinsip ini memperlihatkan tujuan utama atau yang paling mendasar dari

object criteria design. Prinsip ini menimbulkan penekanan pada evaluasi

kualitas berdasarkan tinjauan ulang dan eksperimen dan membantu dalam

Page 40: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00014-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi ... manejemen

47

menentukan prioritas dari kriteria. Ada beberapa kriteria umum yang

digunakan dalam kegiatan desain yang berorientasi objek, yang ditunjukkan

pada tabel 2.5 dibawah ini.

Tabel 2.5 Criteria

Criterion Measure of Usable Kemampuan sistem untuk menyesuaikan diri dengan

konteks, organisasi yang berhubungan dengan

pekerjaan dan teknis

Secure Ukuran keamanan sistem dalam menghadapi akses

yang tidak terotorisasi terhadap data dan fasilitas

Efficient Eksploitasi ekonomis terhadap fasilitas platform teknis

Correct Pemenuhan dari kebutuhan

Reliable Pemenuhan ketepatan yang dibutuhkan dalam

melaksanakan fungsi

Maintainable Biaya untuk menemukan dan memperbaiki kerusakan

Testable Biaya untuk memastikan bahwa sistem yang dibentuk

dapat melaksanakan fungsi yang diinginkan

Flexible Biaya untuk mengubah sistem yang dibentuk

Comprehensible Usaha yang diperlukan untuk mendapatkan pemahaman

terhadap sistem

Reusable Kemungkinan untuk menggunakan bagian sistem pada

sistem lain yang berhubungan

Portable Biaya untuk memindahkan sistem ke platform teknis

yang berbeda

Interoperable Biaya untuk menggabungkan sistem ke sistem yang

lain

Page 41: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00014-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi ... manejemen

48

2. Desain yang baik menyeimbangkan beberapa criteria

Tidak semua kriteria memiliki prioritas. Beberapa kriteria dapat

menunjukkan objektivitas secara keseluruhan, sehingga dapat mewakili

kriteria lainnya.

3. Desain yang baik adalah desain yang usable, flexible, dan comprehensible

Kriteria-kriteria diatas ini bersifat universal dan dapat digunakan pada hampir

setiap proyek pengembangan sistem, bagaimanapun mengorganisasikannya,

menunjukkan tiga kriteria ideal pada proyek pengembangan sistem.

Usable menspesifikasikan kualitas pada sistem yang tergantung bagaimana

cara kerjanya. Flexible memiliki arti bahwa sebuah arsitektur sistem bisa

mengakomodasi perubahan organisasional dan kondisi teknikal.

Comprehensibility memiliki arti bahwa seiring dengan meningkatnya

kompleksitas sistem terkomputerisasi, model dan deskripsi harus mudah

dimengerti.

Mengacu pada pendapat Mathiassen et al (2000), sebuah desain yang baik

memerlukan pertimbangan mengenai kondisi dari setiap proyek yang dapat

mempengaruhi kegiatan desain, antara lain:

a. Technical, yang terdiri dari pertimbangan penggunaan hardware, software,

dan sistem lain yang telah dimiliki dan dikembangkan; pengaruh

kemungkinan penggabungan pola-pola umum dan komponen yang telah ada

terhadap arsitektur dan kemungkinan pembelian komponen standar.

b. Conceptual, yang terdiri dari pertimbangan perjanjian kontrak, rencana untuk

pengembangan lanjutan, dan pembagian pekerjaan antara pengembang.

Page 42: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00014-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi ... manejemen

49

c. Human, yang terdiri dari pertimbangan keahlian dan pengalaman orang yang

terlibat dalam kegiatan pengembangan dengan sistem yang serupa dan

dengan platform teknis yang akan didesain

2.5.7.2 Component Architecture

Component architecture adalah struktur sistem yang terdiri dari komponen yang

saling berhubungan. Component architecture membuat sistem lebih mudah dimengerti,

menyederhanakan desain dan mencerminkan kestabilan sistem. Komponen merupakan

kumpulan bagian-bagian program yang membentuk suatu kesatuan dan memiliki fungsi

yang jelas.

Tujuan dari membuat aktivitas ini adalah untuk membuat struktur sistem yang

fleksibel dan mudah dimengerti. Menurut pendapat Mathiassen et al. (2000, p.191),

suatu arsitektur komponen yang baik menunjukkan beberapa prinsip, yaitu mengurangi

kompleksitas dengan membagi menjadi beberapa tugas, menggambarkan stabilitas dari

konteks sistem, dan memungkinkan suatu komponen dapat digunakan pada bagian lain.

Beberapa pola yang dapat digunakan untuk merancang Component architecture adalah

sebagai berikut:

1. Layered architecture pattern. Bentuk yang paling umum dalam software,

yaitu terdiri dari beberapa komponen yang dibentuk menjadi beberapa

lapisan-lapisan yang mirip dengan prinsip OSI Layer pada model jaringan,

dimana lapisan yang berada di atas tergantung pada lapisan yang berada

dibawahnya, begitu pula sebaliknya. Arsitektur ini sangat berguna untuk

memecah sistem menjadi komponen-komponen.

2. Generic architecture pattern. Pattern ini dapat digunakan untuk menguraikan

sistem dasar yang terdiri dari interface, function, dan model component.

Page 43: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00014-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi ... manejemen

50

Model component berada di layer paling bawah dan kemudian dilanjutkan

oleh function layer dan yang paling atas adalah interface layer.

3. Client server architecture pattern. Pattern ini dibangun untuk mengatasi

sistem yang tersebar di beberapa proses. Arsitektur ini terdiri dari sebuah

server dan beberapa client. Server memiliki kumpulan operation yang dapat

digunakan oleh client. Client menggunakan server secara independen.

Bentuk distribusi dari bagian sistem harus diputuskan antara client dan

server. Identifikasi komponen, di dalam perancangan sistem atau subsistem,

pada umumnya dimulai dengan layer architecture yang menggunakan

interface, function, dan model component.

Tabel 2.6 berikut ini adalah menggambarkan beberapa jenis distribusi dalam

arsitektur client-server dimana U adalah User interface, F adalah function, dan M adalah

model.

Tabel 2.6 Jenis Arsitektur Client-Server

Client Server Architecture

U U+F+M Distributed presentation

U F+M Local presentation

U+F F+M Distributed functionality

U+F M Centralized data

U+F+M M Distributed data

Hasil dari suatu component architecture adalah component diagram (gambar 2.8)

yang menunjukkan hubungan antara komponen (dalam hal ini adalah server dan

beberapa client).

Page 44: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00014-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi ... manejemen

51

Gambar 2.8 Contoh Component Diagram

2.5.7.3 Process Architecture

Page 45: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00014-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi ... manejemen

52

Process architecture adalah struktur eksekusi sistem yang terdiri atau tersusun

dari proses yang saling bergantungan. Tujuan dari aktivitas ini adalah mendefinisikan

struktur sistem.

Menurut Mathiassen et al. (2000, p.209), ada empat konsep yang harus diketahui,

diantaranya sebagai berikut:

1. Process architecture adalah struktur eksekusi sistem yang tersusun dari

proses yang saling bergantungan.

2. Processor adalah sebuah peralatan yang dapat mengeksekusi sebuah

program.

3. Program component adalah modul fisik dari kode program.

4. Active object adalah sebuah objek yang telah ditugaskan oleh sebuah proses.

Pada process architecture, sumber daya yang digunakan secara bersama

perlu diidentifikasi untuk mencari bottleneck.

Menurut Mathiassen et al. (2000, p.220), sumber daya yang pada umumnya

digunakan secara bersama adalah sebagai berikut:

1. Processor. Penggunaan processor secara bersamaan terjadi apabila dua atau

lebih proses yang dieksekusi secara bersamaan pada satu processor.

2. Program component. Program component digunakan secara bersamaan

apabila dua atau lebih proses yang secara bersamaan memanggil operasi pada

komponen.

3. External device. External device digunakan secara bersamaan pada saat

terjadi pemrosesan dua atau lebih pada suatu peralatan. Contoh: penggunaan

printer yang terhubung melalui jaringan.

Page 46: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00014-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi ... manejemen

53

Bottleneck memiliki arti yaitu kemacetan yang terjadi pada proses. Seperti

yang telah disebutkan diatas bahwa untuk mencari bottleneck, maka perlu

memperhatikan penggunaan processor, external device, tempat penyimpanan

data atau juga sistem koneksi. Hasil dari process architecture gambar 2.9

yaitu membuat deployment diagram.

Gambar 2.9 Contoh Deployment Diagram

Page 47: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00014-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi ... manejemen

54

2.5.8 Component Design

Component design merupakan tahap terakhir dalam perancangan berorientasi

objek yang terdiri dari tiga kegiatan yaitu:

1. Model component yaitu bagaimana model digambarkan sebagai class dalam

sebuah sistem. Hasil dari model component adalah revised class diagram.

2. Function component yaitu mengenai bagaimana function diimplementasikan.

Hasil dari function component adalah class placement dan operation

specification.

3. Connecting component menggambarkan bagaimana komponen saling

dihubungkan.

2.6 Kaitan Analisis dan Perancangan dengan Orientasi Objek

Menurut pendapat Larman (2005, p.6), untuk merancang suatu aplikasi piranti

lunak, pda tahap awal diperlukan deskripsi dari permasalahan dan spesifikasi aplikasi

yang dibutuhkan. Apa saja persoalan yang ada dan apa yang harus dilakukan oleh

sistem.

Analisis menekankan pada proses investigasi atas permasalahan yang dihadapi

tanpa memikirkan definisi solusinya terlebih dahulu. Jadi, dalam tahap analisis,

dikumpulkan informasi mengenai permasalahan, spesifikasi sistem berjalan, serta

spesifikasi sistem yang diinginkan.

Perancangan menekankan pada solusi logika dan bagaimana memenuhi

spesifikasi yang dibutuhkan serta konstrain yang ada. Inti dari analisis dan perancangan

berorientasi objek adalah untuk menekankan pertimbangan atas problem domain beserta

solusinya dari sudut pandang objek (benda, konsep, ataupun entitas).

Page 48: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00014-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi ... manejemen

55

Tahap analisis berorientasi objek, lebih ditekankan untuk mencari dan

mendefinisikan objek atau konsep yang ada dalam domain atau wilayah lingkup

permasalahan. Dalam tahap perancangan berbasiskan objek, penekanan terletak pada

bagaimana mendefinisikan objek-objek logika dalam aplikasi (software object) yang

akan diimplementasikan ke dalam bahasa pemrograman berorientasi objek. Software

object tersebut juga memiliki attribute dan method. Bagian perancangan atau desain

dilanjutkan dengan tahapan construction atau OO programming, yakni

mengimplementasikan perancangan komponen ke dalam bahasa pemrograman.